plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · vii abstrak cicilia ari susanti,...

191
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Cicilia Ari Susanti NIM : 081424009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lekhanh

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA

PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Cicilia Ari Susanti

NIM : 081424009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan

itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan

(Annemarie S.)

Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan

sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang

pertama (Norman Vincent Peale)

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka

menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk

menunggu inspirasi (Ernest Newman)

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan

mau belajar dari kegagalan (Gen Collin Powel)

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku di setiap langkahku

Bapak, Ibu, Adik-adik dan keluarga besarku tercinta

Sahabat dan teman-tenanku semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

vii

ABSTRAK

Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran denganMetode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi LuhurYogyakarta”.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswamengenai materi pengukuran dengan metode pembelajaran Jigsaw II. Untukmenentukan ada tidaknya peningkatan mengenai konsep Pengukuran, penelitimembandingkan pemahaman awal siswa sebelum dan sesudah mengikutipembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw II.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Subyekpenelitian ini adalah siswa-siswi kelas X2 SMA Pangudi Luhur yang berjumlah33 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pretesdan postes. Peneliti ini melakukan lima tahap kegiatan dalam pembelajaran yaitu(1) pretes, (2)pemahaman materi dalam kelompok heterogen, (3) diskusikelompok ahli, (4) siswa saling mengajar temannya di dalam kelompok heterogen,(5) postes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadipeningkatan pemahaman mengenai materi Pengukuran. Hal ini ditunjukkan darihasil uji t melalui SPSS yang signifikan dimana ρ = .000 < α=0,5 menunjukkanjika postes lebih baik dari pretes yaitu ada peningkatan. Dari hasil perhitungan ujit didapatkan trel = -9,966 dengan df = 32, tcrit (two tailed test) = 2,042 denganlevel signifikan = 0,05, hasil memperlihatkan bahwa ІtrelІ > tcrit sehingga hasil inisignifikan, artinya 2 kondisi dari kelompok ini berbeda di mana ada peningkatanhasil belajar siswa.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

viii

ABSTRACT

Susanti, Cicilia Ari. The Rise of Students’ Concept Understanding on Subject: Measurement with Jigsaw II Learning Method of Tenth Graders ofPangudi Luhur Yogyakarta Senior High School.

Physics Education, Mathematics and Natural Science Department, TeacherTraining and Education Faculty, Sanata Dharma University (2012).

This research is intended to find out the rise of students’ conceptunderstanding about Measurement with Jigsaw II learning method. In order todetermine the presence or absence of an increase in the measurement concept, theresearchers compared the students’ initial understanding before and afterparticipating in learning with jigsaw II learning method.

This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High SchoolYogyakarta. The subjects of this research was students of class X2 of PangudiLuhur Senior High School which totaling 33 people. This research had been heldduring August in 2012.

The instrument used in this research is are written test that pretest andposttest. Researchers conducted a five-step learning activities : (1) pretest, (2)understanding of concept in heterogeneous groups, (3) expert group discussions,(4) student teach each other friends in the heterogeneous groups, (5) posttest.

Research results show that there is an increase overall understanding of theconcept measurements. It is shown from the result of the t test with SPSSsignificant where ρ = .000 <α = 0.5 indicates if the posttest better than pretest thatthere is an increase. From the calculation of obtained t test trel = -9.966 with df =32, compared with tcrit (two tailed test) = 2.042 with a significance level = 0.05,the results show that ІtrelІ> tcrit so the result is significant, it means two conditionsof different groups where there is an increase in student learning outcomes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

ix

KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Rahim atas

limpahan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan

Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta”.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran

dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan sabar, mengarahkan, membagi ilmu dan pengalaman,

atas semua saran, kritik dan keramahannya, semua itu sangat berarti selama

proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi M.Si dan Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si

selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan kritik dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

x

3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing,

mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup, dan berbagi kreatifitas

kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

4. Seluruh staf sekretariat JPMIPA, mbak Heni, pak Sugeng, dan mas Arif yang

telah membantu memperlancar studi penulis, atas keramahan dan

kesabarannya selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

5. Seluruh staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah

menyediakan fasilitasnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Drs. Br Herman Yoseph, FIC selaku kepala sekolah SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.

7. Bapak Ign. Suroto selaku guru bidang studi fisika kelas X yang telah banyak

membantu selama penelitian.

8. Bapak Yb. Sunardi dan Ibu Sri tercinta, orang tua yang telah memberikan

kesempatan, kepercayaan, fasilitas, dan setia menantiku. Terima kasih atas

kesabaran dan pengorbanannya.

9. Buat adik-adikku Tika dan Dian, serta seluruh keluarga besarku, terima kasih

atas doa, cinta, kasih sayang serta dukungannya.

10. Petrus Mundana yang selalu inside me. Thanks for your love in my tears and

laugh.

11. Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku Sinta, Helen, Novi, terimakasih

untuk kebersamaan kita selama kuliah, persahabatan yang indah dari kalian

dan atas saran, kritik serta dukungannya selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xi

12. Sahabat-sahabatku Linda, Ratih, Monica, Sisca, Siska, dan Dian, terimakasih

atas dukungan kalian selama ini, persahabatan yang indah dari kalian.

13. Untuk teman-teman KKN Jambu tercinta ( Ani, Tito, Lusi, Lana, Baskoro,

Sepsi, dan Nofa, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

14. Teman-temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2008 dan dari semua

angkatan, terima kasih atas kebersamaan, kerja sama, kegembiraan, suka

duka, penerimaan dan kesediaan diri untuk bersama saling berbagi ilmu.

15. Teman –teman kost “FM”, khususnya mbak rosa, mbak tina, prima, susan

yang selalu memotivasi saya untuk cepat menyelesaikan skripsi, terima kasih

atas kebersamaan dan canda tawanya selama ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi

perkembangan dan pembelajaran di sekolah.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................4

C. Tujuan Penelitian...................................................................................4

D. Manfaat Penelitian.................................................................................4

E. Hipotesis Tindakan................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakekat Fisika.......................................................................................6

1. Fisika sebagai Produk.......................................................................6

2. Fisika sebagai Sikap .........................................................................9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xiii

3. Fisika sebagai Proses......................................................................10

B. Pembelajaran Aktif..............................................................................14

C. Pembelajaran Kooperatif.....................................................................16

D. Metode Jigsaw II .................................................................................20

E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode..............................................22

F. Materi Pembelajaran ...........................................................................24

1. Pengukuran .....................................................................................24

a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya......................................24

1) Mistar..................................................................................24

2) Jangka Sorong.....................................................................25

3) Mikrometer Sekrup.............................................................28

b. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya ........................................31

c. Angka Penting .........................................................................32

1) Notasi Ilmiah ......................................................................32

2) Aturan Angka Penting ........................................................33

3) Berhitung dengan Angka Penting.......................................34

a) Pembulatan ...................................................................34

b) Penjumlahan dan pengurangan .....................................34

c) Perkalian dan Pembagian..............................................35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian....................................................................................37

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................38

C. Subyek Penelitian................................................................................38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xiv

D. Treatment ............................................................................................38

E. Instrumen Penelitian............................................................................38

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................39

G. Teknik Analisis Data...........................................................................39

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif...................................................39

2. Teknik Analisis Data Kualitatif.....................................................41

H. Desain Penelitian.................................................................................43

BAB IV DATA DAN ANALISIS

A. Data .....................................................................................................45

B. Perhitungan Statistik Uji t ...................................................................46

C. Analisis Variasi Jawaban Siswa..........................................................53

D. Pembahasan.........................................................................................87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..........................................................................................97

B. Saran....................................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................100

LAMPIRAN..................................................................................................................103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh penggunaan notasi ilmiah..........................................................32

Tabel 3.1 Analisis Skor per Soal............................................................................42

Tabel 3.2 Analisis Variasi Jawaban pretest dan posttest ......................................43

Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest .....................................................................46

Tabel 4.2 Analisis Data Pretest dan Posttest ........................................................47

Tabel 4.3 Hasil analisis uji t melalui SPSS............................................................48

Tabel 4.4 Analisis Ketuntasan Butir Soal Pretes ...................................................50

Tabel 4.5 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................52

Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Butir Soal Postes ..................................................53

Tabel 4.7 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................55

Tabel 4.8 Analisis Variasi jawaban Siswa ............................................................56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mistar .................................................................................................24

Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya ................................................25

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya.........................................28

Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup.............................................30

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.......................................................................44

Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa ...........................................52

Gambar 4.2 Diagram tingkat pemahaman akhir siswa ..........................................55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Permohonan Penelitian.................................................108

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................109

Lampiran 3 Rencana Perencanaan Pembelajaran ............................................110

Lampiran 4 Pembagian Kelompok Heterogen dan Homogen.........................118

Lampiran 5 Indikator dan Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes.............................120

Lampiran 6 Lembar Kerja Kelompok Mistar ..................................................122

Lampiran 7 Lembar Kerja Kelompok Jangka Sorong.....................................124

Lampiran 8 Lembar Kerja Kelompok Mikrometer Sekrup .............................126

Lampiran 9 Lembar Kerja Kelompok Stopwatch............................................128

Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok Angka Penting.....................................130

Lampiran 11 Soal Pretes....................................................................................132

Lampiran 12 Soal Postes ...................................................................................135

Lampiran 13 Materi ...........................................................................................142

Lampiran 14 Hasil Pretes ..................................................................................158

Lampiran 15 Hasil Postes ..................................................................................164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan pengalaman praktek mengajar dalam rangka mata

kuliah Program Pengajaran Lapangan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta,

terlihat bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami

materi pengukuran. Beberapa siswa sering mengeluh karena bingung

tentang alat ukur dan penggunaannya. Beberapa siswa terkadang bingung

menyelesaikan soal pengukuran yang menggunakan ketidakpastian..

Salah satu faktor penyebabnya adalah metode pembelajaran yang

kurang membuat siswa terpacu untuk mengungkapkannya. Berdasarkan

pengalaman di sekolah ini, guru sudah mengkombinasikan metode

pembelajaran di mana ceramah dibantu dengan media powerpoint. Tetapi

hal ini belum memacu siswa untuk lebih berinteraktif. Karena kelas X

pada saat pembelajaran materi ini masih berstatus siswa baru yang sedang

beradaptasi, terkadang siswa-siswa ini masih sungkan untuk dengan jujur

mengungkapkan kesulitannya kepada guru dan mereka cenderung lebih

bisa terbuka terhadap temannya.

Dalam metode ceramah, siswa cenderung mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar terpusat pada

guru sehingga oleh para ahli disebut sebagai paradigma mengajar yang

menunjuk pada kegiatan seseorang yang aktif menyampaikan informasi

kepada seseorang atau sekelompok orang dalam waktu tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

2

(Marpaung, 2003, dalam Anastasia Yunita, 2007: 1, dalam Fitri Wulansih,

2009: 1). Terkadang metode ceramah dapat menimbulkan kebosanan bagi

siswa. Rasa bosan dapat mengkibatkan konsentrasi siswa berkurang

sehingga akan berdampak terhadap pemahaman materi siswa.

Metode pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan dalam

pembelajaran fisika di kelas. Salah satu metode pembelajaran tersebut

adalah metode pembelajaran kooperatif learning yang memiliki berbagai

macam teknik. Salah satu teknik dari metode ini adalah jigsaw II yang

merupakan pengembangan dari teknik Jigsaw I. Metode jigsaw II akan

membantu siswa untuk meningkatkan pemahamannya bersama dengan

teman-temannya. Metode ini bisa memacu siswa berinteraksi bersama

teman-temannya terutama dalam proses diskusi. Siswa-siswa ini juga

diajarkan untuk bertanggungjawab membantu temannya dalam memahami

suatu materi.

Metode jigsaw II merupakan metode pembelajaran yang

dilaksanakan oleh para siswa dalam tim yang heterogen kemampuannya.

Materi yang dipersiapkan dalam bentuk narasi tertulis. Siswa bekerjasama

saling membantu mempelajari dan memahami materi, kemudian

berdiskusi (Slavin, 2005: 236-237). Mengingat materi pengukuran,

besaran dan satuan tidak hanya pemahaman konsep belaka tetapi juga

pemecahan masalah, maka dalam diskusi kelompok diberikan

permasalahan yang harus dipecahkan bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

3

Model problem solving membantu siswa dalam mengatasi salah

pengertian dan membantu siswa dalam memecahkan persoalan. Siswa

dapat mengungkapkan gagasan mereka dalam memecahkan persoalan

tersebut (Suparno, 2007: 98). Dalam hal ini, metode problem solving juga

digunakan untuk fasilitator pelengkap pembelajaran. Dengan latar

belakang inilah peneliti ingin mencoba meningkatkan kemampuan

pemahaman siswa dengan metode Jigsaw II.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman awal siswa mengenai pengukuran?

2. Bagaimana pemahaman siswa setelah menggunakan metode

pembelajaran jigsaw II?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa mengenai pengukuran

dengan metode jigsaw II?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw II dapat meningkatkan

pemahaman siswa kelas X SMA tentang konsep pengukuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

4

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian menambah wawasan metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam

pembelajaran siswa.

2. Secara praktis:

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

informasi dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas yang

telah dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka

meningkatkan prestasi belajar siswa dan kualitas sumber daya

manusia yang ada di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat

menjadi salah satu sumber bacaan bermanfaat bagi rekan guru

sebagai contoh penelitian yang bisa dilanjutkan sebagai penelitian

tindakan kelas terutama bagi yang ingin melakukan PTK atau yang

belum berani memulainya, sedangkan bagi yang sudah pernah atau

sudah biasa dapat menjadikan laporan ini sebagai pembanding.

b. Bagi Guru

Bagi rekan-rekan guru bisa menjadi salah satu referensi

metode mengajar mereka untuk dapat dikembangkan juga untuk

mata pelajaran mereka yang lain dan di kelas lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

5

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga

dalam menerapkan variasi metode pembelajaran dengan salah satu

teknik metode cooperative learning yaitu Jigsaw II dalam

pembelajaran Fisika. Pengalaman ini dapat menjadi salah satu

alternatif mengajar. Diharapkan dengan metode ini juga bisa

digunakan untuk materi pokok yang sesuai.

E. Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa

tentang materi pengukuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Fisika

Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam

atau dikenal dengan sains. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan

pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil

pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan

bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah (Materi Fisika dalam

http://dasar-teori.blogspot.com/2012/01/hakekat-fisika.html).

Fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam, maka hakikat

fisika adalah sama dengan hakikat ilmu pengetahuan alam yaitu sebagai

produk (a body of knowledge), proses (a way of investigating), dan sikap

(a way of thinking) (Rudy Fisika dalam http://fisika-dan-

pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produk-proses-dan

sikap.html).

Hakekat fisika dalam penelitian ini adalah fisika sebagai produk.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara

manusia dengan alam lingkungan. Interaksi itu memberikan pembelajaran

kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang semakin

menambah pengetahuan dan kemampuan serta berubah perilakunya.

Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan

penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan

dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

7

kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”.

Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang

sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai

fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat

berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.

a. Fakta

Fakta adalah kejadian atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala

peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep,

prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya dapat juga dinyatakan

bahwa keberadaan konsep, prinsip, hukum, teori dan model adalah

untuk menjelaskan dan memahami fakta.

b. Konsep

Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, obyek, fenomena dan

fakta. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin (collette dan chiappetta:

1994 dalam http://fisika–dan-pembelajaran.

blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–produk–proses–dan–sikap.html)

konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi,

atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu

misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Menurut

Herron dan kawan-kawan (collette dan chiappetta: 1994 dalam

http://fisika–dan-pembelajaran. blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–

produk–proses–dan–sikap.html), konsep fisika dapat dibedakan atas

konsep yang baik contoh maupun atribut dapat diamati, konsep yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

8

contohnya dapat diamati tetapi atributnya tidak dapat diamati, dan

konsep yang baik contoh maupun atributnya tidak dapat diamati.

c. Prinsip dan Hukum

Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena

dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta-

fakta dan konsep-konsep. Perlu dipahami bahwa hukum dan prinsip

fisika tidaklah mengatur kejadian alam(fakta), melainkan kejadian

alam (fakta) yang dijelasakan keberadaannya oleh prinsip dan atau

hukum.

d. Rumus

Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip,

hukum, dan teori. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan

secara matematis.

e. Teori

Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak

dapat langsung diamati. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi

hukum atau fakta. Teori bersifat tentative sampai terbukti tidak benar

dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip collette dan chiappetta:

1994 (dalam http://fisika–dan-pembelajaran.

blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–produk–proses–dan–sikap.html)

menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu

teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut,

karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

9

hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita

dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya

satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda

dengan fakta, konsep maupun hukum”.

f. Model

Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak

dapat dilihat. Model sangat berguna untuk membantu memahami

suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu

teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami

teori atom.

B. Pembelajaran Aktif

Menurut Bruner (Indriana, 2011: 199), pembelajaran adalah sebuah

proses sosial dan aktif, yang dengannya para siswa mampu mengonstruksi

ide-ide atau konsep-konsep baru berdasarkan pada pengetahuan mutakhir

mereka. Mayoritas pengajaran yang kini dilaksanakan menggunakan

pembelajaran yang konvensional di mana guru mentransfer

pengetahuannya kepada siswa dimana pusatnya terfokus pada guru bukan

siswa (Indriana, 2011: 85-103).

Unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah

(Suparno, 2007: 2):

1. Siswa yang belajar

2. Guru yang mengajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

10

3. Bahan pelajaran

4. Hubungan antara guru dan siswa

Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif

belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu

dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Dari pihak

guru diharapkan menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan

siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan

siswa, dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap siswa.

Komunikasi guru dan siswa sangat penting sehingga mereka dapat saling

membantu (Suparno, 2007: 2).

Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian

informasi kepada siswa (Melvin L. Silberman, 2002: dalam Sholeh, 2011:

48). Sebab, pada dasarnya belajar membutuhkan keterlibatan mental,

sekaligus tindakan. Pada saat aktif belajar, siswa melakukan sebagian

besar pekerjaan belajar. Siswa mempelajari gagasan-gagasan,

memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Dan

inilah sebenarnya yang menjadi dasar dari pembelajaran aktif (Sholeh,

2011: 48).

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan para siswa berperan secara aktif dalam proses

pembelajaran itu sendiri, baik dalam interaksi antarsiswa maupun antara

siswa dan pengajar. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu metode

pembelajaran yang sangat efektif untuk bisa memberikan suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

11

pembelajaran interaktif, menarik, dan menyenangkan, sehingga para siswa

mampu menyerap ilmu dan pengetahuan baru, serta menggunakannya

untuk kepentingan diri sendiri maupun lingkungannya. Suatu pembelajaran

aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat mata pelajaran yang

diberikan (Sholeh, 2011: 48-49).

Menurut Bonwell (1995: dalam Sholeh, 2011: 49-50),

pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi

oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran

analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi juga

mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan

dengan materi pembelajaran.

4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa, dan

melakukan evaluasi.

5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Pembelajar aktif adalah seseorang yang kecenderungan alamiahnya

selalu tertuju pada eksperimentasi aktif. Dalam pembelajaran aktif ini,

pemrosesan aktif mencakup pembahasan, penjelasan, atau pengujian

dengan suatu cara tertentu (Indriana, 2011: 160).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

12

C. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang dilakukan adalah cooperative learning.

Cooperative Learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran di

mana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan,

mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno,

2007: 134).

Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia

pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya

digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas-

tugas atau laporan kelompok tertentu. Namun demikian, penelitian selama

dua puluh tahun terakhir ini telah mengidentifikasikan metode pembelajran

kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan

untuk mengajarkan berbagai macam pelajaran (Slavin, 2005: 4).

Ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif

semacam ini adalah apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka

akan mendorong anggota timnya untuk lebih baik dan akan membantu

mereka melakukannya. Seringkali, para siswa menjelaskan gagasan-

gagasan yang sulit satu sama lain dengan menerjemahkan bahasa yang

dipergunakan guru ke dalam bahasa anak-anak (Slavin, 2005: 9) sehingga

para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu

dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

13

Peran guru dalam Cooperative Learning (Suparno, 2007:136) yaitu

antara lain:

1. Sebagai fasilitator dalam pembentukan kelompok

2. Mengajari konsep dasar dan keterampilan kerja sama

3. Memonitoring kelompok berjalan atau tidak, sehingga guru dapat

membantu kelompok yang tidak berjalan lancar

4. Intervensi, membantu bila diperlukan; terlebih yang macet

5. Mengevaluasi kelompok dan siswa-siswa.

Fokus utama dari belajar bersama yaitu kemajuan bidang akademik

dan afektif melalui kerja sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

(Kindsvatter dkk, hal.308; dalam Suparno, 2007: 134-135) dalam belajar

bersama supaya tujuan tercapai yaitu:

1. Perlu adanya saling ketergantungan antar siswa secara positif yang

artinya masing-masing siswa ada kesanggupan untuk saling

membantu, saling member dan saling menerima.

2. Perlu dikembangkan interaksi interpersonal antar siswa dan

keterampilan berkelompok.

3. Masing-masing siswa perlu dibantu untuk tetap bertanggung jawab

pada penguasaan tugas mereka.

4. Perlu dikembangkan keterampilan sosial siswa.

5. Kelompok diyakinkan bahwa dapat berhasil dan dikembangkan kerja

sama yang efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

14

Tujuan belajar bersama (Kindsvatter dkk: 308; dalam Suparno,

2007: 135) ini antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama.

2. Alternatif belajar untuk membantu siswa yang lemah untuk maju.

3. Meningkatkan keakraban, hubungan dan kerjasama antar siswa.

4. Membantu siswa dalam membangun pengetahuan lewat kerja sama

dan belajar bersama dengan teman.

Yang dikerjakan oleh guru:

1. Dalam persiapan : menjabarkan kurikulum dalam langkah-langkah

yang dapat dicapai dengan belajar bersama

2. Membentuk kelompok.

3. Menjelaskan tugas kelompok secara jelas.

4. Monitoring kerja sama efektif atau tidak, membantu, feedback.

5. Evaluasi hasil siswa.

Peran siswa dalam pembelajaran cooperative learning yaitu:

1. Siswa berperan sebagai murid dan guru sekaligus karena menerima

dari yang lain dan member kepada yang lain. Pada saat mereka

menyumbangkan pikiran kepada yang lain, maka mereka seperti guru.

Pada saat mereka dijelaskan oleh yang lain, mereka berperan seperti

siswa.

2. Siswa dalam kelompok dapat memberikan informasi, memberitahu

kepada teman, memberikan masukan, menerima masukan dari teman,

mengkoreksi gagasan teman, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

15

3. Siswa dapat merasakan bagaimana mereka sungguh saling

mengembangkan dengan saling member dan menerima. Maka peran

saling member dan menerima ini perlu dikembangkan.

Dari beberapa metode pembelajaran cooperative learning, metode

yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Jigsaw II.

Dalam metode jigsaw II, peneliti menggunakan tim-tim kecil yang

heterogen dan tim-tim kecil homogen sebagai tim ahli di dalam kelas di

mana setiap anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu

membahas di tim ahli dan selanjutnya masing-masing menjelaskan atau

mengajarkan kepada kelompok heterogennya. Setelah itu, mereka dites

secara individual.

D. Metode Jigsaw II

Metode jigsaw merupakan metode pembelajaran di mana setiap

anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu masing-

masing menjelaskan atau mengajarkan kepada kelompoknya. Setelah itu di

tes secara individual.(Goor & Schween, 1993, dalam Kindsvatter dkk: hal

301: dalam Suparno, 2007: 137).

Metode jigsaw II merupakan pengembangan dari jigsaw I. Jigsaw

II dapat digunakan jika materi yang akan diperlajari adalah narasi tertulis.

Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa

diberi tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

16

ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus

perhatian masing-masing anggota saat mereka membaca. Setelah semua

anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim berbeda yang mempunyai

fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk

mendiskusikan topik mereka sekitar 30 menit. Para ahli tersebut kemudian

kembali ke tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya

tentang topik mereka. Yang terakhir adalah para siswa menerima penilaian

yang mencakup seluruh topik (Slavin, 2005: 237).

Kunci metode jigsaw ini adalah interdependensi yaitu tiap siswa

bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi

yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian

(Slavin, 2005: 237).

Berikut langkah-langkah yang dilakukan pendidik dalam strategi

pembelajaran jigsaw II:

1. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa tim (tergantung jumlah sub

bab yang akan dibahas, idealnya 4-5 orang setiap kelompok).

2. Setiap siswa dalam tim diberikan bagian materi dan tugas yang

berbeda. Setiap anggota tim fokus pada sub bab yang berbeda-beda.

3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari sub bab yang

sama, bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab

yang mereka bahas.

4. Setelah selesai berdiskusi dengan tim ahli, tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

17

tentang sub bab yang mereka kuasai. Sementara, setiap anggota

lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

5. Guru memberi evaluasi.

6. Rekognisi tim.

Berikut beberapa kelemahan dan keunggulan dari metode

pembelajaran jigsaw II yaitu:

1. Keunggulan

a. Tidak memakan waktu lama dibandingkan dalam pengajaran biasa

di dalam kelas.

b. Memberikan siswa informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.

c. Siswa-siswa akan terbantu oleh rekannya karena siswa lebih

terbuka bertanya pada temannya.

d. Kerjasama yang terjalin baik antar anggota kelompok

e. Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir

kritis (dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/

2010/04/model-pembelajaran-kooperatif-teknik.html)

f. Setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya.

g. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau

gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.

h. Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa

harga diri dan hubungan interpersonal yang positif.

i. Dapat berlatih berkomunikasi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

18

2. Kelemahan

Kelemahan metode jigsaw II menurut Roy Killen, 1966 (dalam

http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/2010/04/model-

pembelajaran-kooperatif-teknik.html) diantaranya adalah:

a. Dalam memahami suatu konsep, siswa mendiskusikan bersama

dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal

mutlak diperlukan agar jangan sampai terjadi salah konsep

(Misconception).

b. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan

materi pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus

mampu memainkan perannya dalam memfasilitasi kegiatan belajar.

c. Pendidik sebaiknya sudah mengenali tipe-tipe siswa.

d. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh

waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model

pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

e. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (> 40 siswa) sangat sulit.

E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode

Sekarang ini, konsep pendidikan yang lebih mengedepankan

konsep kaku, menegangkan, tidak menyenangkan, bahkan disertai dengan

sikap otoritas dari pendidik kepada siswa, sudah tidak efektif lagi jika

dilihat dari hasil yang dicapai. Sebab, siswa yang dididik dengan strategi

dan metode yang demikian justru akan menjadi generasi yang penuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

19

ketegangan, mudah stress, dan tidak mampu memecahkan masalah dalam

kehidupannya.

Sudah banyak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak

bisa mengendalikan sisi emosionalitas mereka, sehingga kehilangan

kesempatan untuk hidup lebih bahagia dan menyenangkan. Maka dari itu,

unsure kebahagiaan dalam proses pembelajaran menjadi hal yang penting

(Sholeh, 2011: 26). Proses belajar mengajar harus mampu menciptakan

interaksi yang baik antara guru dan para siswanya. Dengan begitu, mereka

akan merasa dihargai dan dilibatkan, sehingga timbul perasaan senang saat

pelajaran berlangsung (Sholeh, 2011: 29).

Sebaiknya pendidik jangan terlalu memaksa para siswa untuk

mengikuti kemauan atau buah pikiran orang lain. Perlakuan demikian

dapat membuat mereka ibarat kaset yang harus merekam suara-suara,

tanpa menghiraukan apakah kaset itu masih peka atau tidak. Akibat yang

lebih parah akan tampak pada perilaku intelektual mereka yang tidak lagi

memiliki keberanian untuk mengeluarkan ide-ide pribadi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Thomas(1972: dalam Sholeh,

2011: 51) menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar, siswa cenderung

akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengat pelajaran yang diberikan

secara pasif. Hal ini tentu saja akan semakin membuat pelajaran terus

dilanjutkan, tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya.

Dalam kaitan ini, menurut Silberman (dalam Sholeh, 2011: 51),

cara belajar dengan mendengarkan akan membuat siswa mudah lupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

20

Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat

siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan

dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat

siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar,

melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

F. Materi Pembelajaran

1. Pengukuran

a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya

1) Mistar

Gambar 2.1 Mistar

Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar

yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan

garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan

adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala

terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala

terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah

½ x 1 mm = 0,5 mm

20

Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat

siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan

dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat

siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar,

melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

F. Materi Pembelajaran

1. Pengukuran

a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya

1) Mistar

Gambar 2.1 Mistar

Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar

yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan

garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan

adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala

terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala

terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah

½ x 1 mm = 0,5 mm

20

Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat

siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan

dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat

siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar,

melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

F. Materi Pembelajaran

1. Pengukuran

a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya

1) Mistar

Gambar 2.1 Mistar

Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar

yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan

garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan

adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala

terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala

terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah

½ x 1 mm = 0,5 mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

21

2) Jangka Sorong

Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai

berikut:

a) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar

suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan

rahang geser.

b) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam

dari suatu benda.

c) Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu

benda.

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak

ketika pengukuran seperti rahang.

21

2) Jangka Sorong

Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai

berikut:

a) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar

suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan

rahang geser.

b) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam

dari suatu benda.

c) Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu

benda.

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak

ketika pengukuran seperti rahang.

21

2) Jangka Sorong

Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai

berikut:

a) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar

suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan

rahang geser.

b) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam

dari suatu benda.

c) Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu

benda.

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak

ketika pengukuran seperti rahang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

22

Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk

diameter batang besi.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum

jam.

Geser rahang kanan.

Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua

rahang bawah jangka sorong.

Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak

bergeser.

Baca skala utama dan skala noniusnya.

b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum

jam.

Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang

akan diukur.

Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci

searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

23

c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum

jam.

Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip

menyentuh dasar benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak

bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

Jangka sorong umumnya digunakan untuk mengukur

diameter dalam dan luar benda. Misalnya diameter cincin,

kelereng. Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap

dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala:

skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya

1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda

satu skala utama dan satu skala nonius:

0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm

Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga

ketelitian dari jangka sorong:

½ x 0,1 mm = 0,05 mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

24

3) Mikrometer sekrup

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu

sebagai berikut:

a) Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan

panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan

pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu

pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk

meminimalkan transfer panas dari tangan ketika

pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama,

rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

b) Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan

diantara landasan dan batang ulir).

24

3) Mikrometer sekrup

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu

sebagai berikut:

a) Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan

panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan

pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu

pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk

meminimalkan transfer panas dari tangan ketika

pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama,

rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

b) Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan

diantara landasan dan batang ulir).

24

3) Mikrometer sekrup

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu

sebagai berikut:

a) Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan

panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan

pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu

pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk

meminimalkan transfer panas dari tangan ketika

pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama,

rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

b) Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan

diantara landasan dan batang ulir).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

25

c) Batang ulir (spindle)

Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju

landasan.

d) Pengunci (lock)

Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika

mengukur benda.

e) Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama.

f) Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius.

g) Roda gigi (rachet knob)

Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi

benda yang akan diukur tepat berada di antara spindle dan

anvil.

Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada

selubung dalam dan skala nonius tertera pada selubung luar.

Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser

dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena

selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung

luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh

0,5 mm/50 = 0,01 mm. Sehingga, skala terkecil mikrometer

sekrup adalah 0,01 mm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

26

Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala

terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:

Cara menggunakan mikrometer sekrup:

a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka

celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang

akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob

b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.

c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet

knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat,

cukup sampai benda tidak jatuh saja.

d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.

e) baca skalanya.

Trik membacanya:

Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup

a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter.

Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0)

menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan

26

Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala

terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:

Cara menggunakan mikrometer sekrup:

a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka

celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang

akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob

b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.

c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet

knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat,

cukup sampai benda tidak jatuh saja.

d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.

e) baca skalanya.

Trik membacanya:

Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup

a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter.

Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0)

menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan

26

Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala

terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:

Cara menggunakan mikrometer sekrup:

a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka

celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang

akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob

b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.

c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet

knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat,

cukup sampai benda tidak jatuh saja.

d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.

e) baca skalanya.

Trik membacanya:

Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup

a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter.

Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0)

menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

27

yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya

(0,5 mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).

b) Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh

gambar di atas adalah 2,5 mm.

c) Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada

selongsong setara dengan 0,01 mm. Pada selongsong ada

angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh selongsong

setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas

terbaca 11 x 0,01 mm = 0,11 cm.

d) Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11

mm = 2,61 mm

e) Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan

kelipatan 0,5 atau 1 mm. Sering terjadi salah baca karena

kurang teliti melihat skala pada selubung.

b. Alat ukur waktu dan ketelitiannya

Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan fisika

adalah stopwatch. Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores

panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak ini dibagi 20

skala. Dengan demikian, skala terkecilnya adalah 2/20 sekon = 0,1

sekon. Ketelitian stopwatch ini adalah:12 = 12 0,1 = 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

28

c. Angka Penting

1) Notasi ilmiah

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran

partikel yang kecil sampai ukuran yang sangat besar. Dalam

penulisannya memerlukan tempat yang panjang dan sering

salah karena tidak teliti. Untuk mengatasinya, dapat

menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.

Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal

dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a

menyatakan angka penting yang nilainya 1<a<10 dan n

menyatakan orde (pangkat).

Contoh penggunaan notasi ilmiah:

Tabel 2.1

Contoh penggunaan notasi ilmiah

No.Tampilan Angka

Biasa (Umum) Notasi Ilmiah

1.

2.

3.

4.

56.000.000.000 m

Rp 1.700.000.000.000,00

0,0000000670 m

0,00000000000000000910905 kg

5,6 x 1010 m

Rp 1,7 x 1012

6,7 x 10-8 m

9,10905 x 10-18 kg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

29

Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah:

a) Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke

kiri (depan) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri

(depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser

koma, karena menggeser koma ke kiri orde bernilai positif.

b) Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke

kanan (belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di

kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser

koma, karena ke kanan orde bernilai negatif.

Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah:

a) Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil

pengukuran

b) Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur

c) Memudahkan dalam perhitungan

d) Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat)

e) Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.

2) Aturan angka penting

a) Semua angka bukan nol adalah angka penting

Contoh: 256,56 => terdapat lima angka penting

b) Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah

angka penting

Contoh : 78,00087 => terdapat tujuh angka penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

30

c) Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk

angka penting, kecuali ada penjelasan khusus, misalnya,

berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap

penting.

Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting

d) Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka

bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun

sebelah kanan koma decimal, bukan angka penting.

Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting

3) Berhitung dengan angka penting

a) Pembulatan

Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5

dibulatkan ke bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke

atas jika angka sebelumnya angka gasal dan dibulatkan ke

bawah jika angka sebelumnya angka genap.

Contoh:

2,89 mm => 3 mm

65,675 mm => 65,68 mm

b) Penjumlahan dan Pengurangan

Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya

boleh mengandung satu angka taksiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

31

Contoh:

252,8 +2,37 = 255,17,

karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka

taksiran, maka hasil penjumlahan tersebut dituliskan

255,2.

570 – 362 = 208,

dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.

c) Perkalian dan Pembagian

Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan

memerhatikan aturan angka penting akan menghasilkan

bilangan dengan angka penting yang sama banyaknya

dengan bilangan yang mempunyai angka penting paling

sedikit.

Contoh:

2,37 => mempunyai 3 angka penting

1,4 => mempunyai 2 angka penting

3,318 => angka 3 adalah angka taksiran

Angka penting yang paling sedikit dalam operasi

perkalian adalah 2 sehingga hasil operasi perkaliannya

adalah 3,3.

Hasil operasi perkalian dan pembagian sebuah bilangan

yang mempunyai angka penting tertentu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

32

bilangan yang hanya mempunyai angka pasti akan

menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting

sama dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi.

Contoh:

5,10 => mempunyai 3 angka penting

5 => angka pasti

25,50 = 25,5 => tiga angka penting

Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan

yang mempunyai angka penting tertentu akan

menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting

yang sama dengan banyak angka penting yang

diakarkan atau dipangkatkan.

Contoh:

(1) s = √0,16 => (dua angka penting)

s = 0,40 => (dua angka penting)

(2) V = (0,50)3 => (dua angka penting)

V = 0,125 => (tiga angka penting)

V = 0,12 => (dua angka penting)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

33

G. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian

Dalam penelitian ini, teori digunakan sebagai dasar untuk:

1. Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika

dengan metode Jigsaw II pada pokok bahasan Pengukuran.

2. Membuat instrument penelitian untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa melalui pembelajaran fisika dengan metode

Jigsaw II.

3. Menganalisis data yang diperoleh kemudian memperoleh bukti

apakah model pembelajaran fisika dengan metode jigsaw II dapat

meningkatkan pemahaman siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen karena

menggunakan kelompok eksperimen di mana pada awalnya kelompok ini

diuji keadaan awalnya untuk mengetahui pemahaman awalnya. Selanjutnya

kelompok ini diberikan treatment yaitu pembelajaran menggunakan metode

jigsaw II untuk materi yang sudah ditentukan. Setelah memberikan treatment,

kelompok diuji kembali pengetahuannya untuk melihat hubungan sebab dan

akibat yang timbul dan sebagai pengujian hipotesis.

Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data hasil penelitian akan

diolah dengan metode statistik yaitu dengan analisis Uji T- Dependent. Uji ini

untuk melihat seberapa signifikan hasil belajar siswa ketika pretest dan

posttest.

Penelitian ini juga bersifat kualitatif karena menggunakan sumber

tertulis siswa yaitu jawaban ujian siswa untuk dianalisis. Peneliti sudah

menyiapkan jawaban-jawaban dari setiap soal sebagai standar

pengkategorian pemahaman siswa. Selanjutnya variasi jawaban siswa akan

dibandingkan dengan kategori peneliti. Jawaban-jawaban yang disediakan

dikategorikan dalam 3 kategori yaitu tidak paham, kurang paham, dan paham.

Data pretest digunakan untuk melihat pemahaman awal siswa. Posttest

digunakan untuk melihat pemahaman akhir siswa dan peneliti bisa melihat

perkembangan pemahaman siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

35

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tanggal, bulan penelitian: Agustus – September 2012

Tempat penelitian : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah 30 siswa SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta kelas X.

D. Treatment

Dalam penelitian ini, treatment yang akan diberikan yaitu siswa

diberikan pengajaran dengan metode jigsaw II. Siswa dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok heterogen. Setiap siswa per kelompok akan

diberikan modul yang berbeda untuk dipelajari. Selanjutnya, siswa berkumpul

bersama teman-teman yang membahas modul yang sama. Kemompok

homogen tersebut kemudian diberikan masalah yang harus diselesaikan

bersama di dalam diskusi kelompok. Guru berperan sebagai fasilitator.

E. Instrumen Penelitian

Instrumentasi yang digunakan untuk pengambilan data yaitu:

1. soal essay untuk Pretes ( Lampiran 7 ).

2. soal essay untuk Postes ( Lampiran 8).

Instrument yang digunakan untuk pembelajaran yaitu:

1. Indikator dan Kisi-kisi (Lampiran 5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

36

2. RPP (Lampiran 3)

3. LKS (Lampiran 6)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan tes pemahaman konsep. Tes ini diberikan sebelum memulai

pemberian materi dan sesudah materi serta treatment sudah diberikan.

Pengumpulan data dengan memberikan soal pretest kepada siswa. Skor

pretest sebagai skor awal siswa dan jawaban pretest siswa sebagai

pemahaman awal. Selanjutnya, peneliti memberikan treatment dengan

metode jigsaw II. Setelah pemberian treatment, diadakan posttest sebagai tes

akhir. Skor posttest siswa sebagai skor akhir siswa dan jawaban soal siswa

sebagai pemahaman akhir siswa. Model tes pemahaman konsep yang

digunakan berupa soal esai.

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang terkumpul yaitu nilai pretest dan posttest

akan dianalisa menggunakan analisis statistik korelatif. Tujuan analisis

ini untuk mengetahui pengaruh metode jigsaw II terhadap tingkat

pemahaman siswa.

Dalam penelitian setiap kelompok akan dites sebanyak dua kali,

yaitu pretest dan posttest. Oleh sebab itu, digunakan uji T untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

37

kelompok dependen. Uji T ini digunakan untuk mengetes dua kelompok

yang dependent atau satu kelompok yang di test dua kali, yaitu pada

pretest dan posttest. Kelompok dependent adalah kelompok yang saling

bergantung, berkaitan, atau bahkan sama.

Cara perhitungannya:

= −(∑ − (∑ ) )( − 1)Keterangan :

D: perbedaan antara score tiap subyek = Xrata-rata pretest – Xrata-rata posttes

N: jumlah pasang score (jumlah pasangan)

Df: N-1

Dari data pretest dan posttest, dilakukan analisis nilai per soal.

Peneliti telah menyiapkan kategori-kategori tingkat pemahaman siswa

dari skor total jawaban siswa. Lalu skor total tiap siswa dikategorikan

sesuai kategori yang telah dipersiapkan. Analisis per soal ditunjukkan

seperti dalam tabel di bawah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

38

Tabel 3.1

Analisis Skor per Soal

No.Nama

siswa

Nomor Soal dan Poin Total

poinkategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. aaa Paham

/kurang

paham /

tidak

paham

2

dst

Setelah terdapat data-data pretest dan posttest yang sudah

dikelompokkan sesuai kategori dan dipersentasekan, dilakukan

pembandingan data pretest dan posttest tersebut untuk melihat tingkat

keberhasilan treatment yang sudah diberikan dan tingkat pemahaman

siswa ada atau tidak.

Rentang nilai untuk masing-masing kategori yaitu:

Tidak Paham : 0 – 35

Kurang Paham : 36 – 71

Paham : 72 – 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

39

Cara membuat persentase per kategori:

% = ℎ ℎ 100 %2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa, maka

dilakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal pretest oleh siswa

terhadap setiap soal yang diberikan. Sebelumnya, peneliti telah

menyiapkan jawaban-jawaban soal sebagai standar untuk menganalisis

jawaban siswa. Selanjutnya, jawaban-jawaban siswa tersebut

dikelompokkan menjadi satu dan dibandingkan dengan standar jawaban

dari peneliti. Demikian pun pada data posttest jawaban siswa diberi

perlakuan yang sama dengan perlakuan data pretest.

Tabel 3.2

Analisis Variasi Jawaban Pretest dan Posttest

No.

soal

Standar

Jawaban

PreTest

Jawaban PreTest

Siswa

Standar

Jawaban

Posttest

Jawaban Posttest

Siswa

1.

2.

dst

Variasi jawaban siswa selanjutnya dianalisis dengan berpedoman

pada indikator dan kisi-kisi soal arti untuk melihat tujuan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

40

ini per materi dan indikator yang akan dicapai. Analisis ini dilakukan

untuk data pretest dan posttest. Selanjutnya hasil analisis pretest dan

posttest dibandingkan untuk melihat dimana tingkat pemahaman siswa

berubah meningkat atau sama saja.

H. Desain Penelitian

Diagram alir untuk desain penelitian ini yaitu:

Gambar 3.1 diagram alir penelitian

Desain penelitian ini terdiri dari kelompok yang dipilih dengan cara

membagi jumlah siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Kelompok

diberikan treatment dengan metode jigsaw II. Sebelum diberikan treatment,

kelompok diberikan pretest. Skor awal siswa digunakan sebagai variabel

pertama. Jawaban siswa dari setiap soal dikelompokkan dalam kategori-

kategori yang ada dan dipersentasekan dari setiap kategori. Pretest bertujuan

untuk mengetahui apakah sejauh mana tingkat pemahaman awal siswa.

Pretest

Analisisjawaban

Treatment denganmetode jigsaw II

Posttest

Analisisjawaban

Uji T-dependent

Analisis tingkatpemahaman siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

41

Setelah diadakan pretest, maka kelompok siswa akan diberikan

treatment pengajaran dengan metode jigsaw II. Tujuan metode ini untuk

membantu siswa agar bisa lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan bisa

membantu siswa dalam memahami materi. Treatment ini juga bertujuan

memacu siswa untuk mau berusaha aktif dalam pembelajaran.

Treatment selesai dilaksanakan maka diadakan posttest sebagai tes

akhir pemahaman siswa. Skor posttest digunakan sebagai variabel kedua

dalam analisis kuantitatif. Jawaban siswa di setiap soal dianalisis dengan

mengkategorikan ke dalam kategori yang sudah ditentukan dan

dipersentasekan dari setiap kategori. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat pemahaman akhir siswa setelah diberikan treatment.

Skor pretest dan skor posttest selanjutnya di analisa dengan

menggunakan uji T-dependen untuk mengetahui signifikan atau tidak agar

diketahui tingkat keberhasilan metode ini. Untuk analisis kualitatif,

persentase kategori untuk soal pretest dan posttest dibandingkan apakah

meningkat atau tidak agar tingkat pemahaman siswa diketahui meningkat atau

tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

42

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. DATA

Tabel 4.1

Hasil Pretest dan Posttest

Subyek Pretest PosttestA 14,25 20,25B 23 37C 9 26,75D 17,5 24,75E 15,75 47,25F 18,5 39,5G 22,75 34H 15 20,5I 15 50,75J 5,25 12,5K 15,5 30,25L 23 34M 18,5 50,25N 9,75 21,75O 19,5 40,5P 15,75 38,75Q 5,25 3,25R 17 42,75S 9,5 20,75T 15 17U 7,5 18V 11,25 20,75W 18,75 35,5X 15 37,75Y 10,5 35,5Z 4 8

AA 3,5 25,5BB 12,75 35,5CC 10,25 30DD 11 30,25EE 9,5 30,5FF 9,5 15,75GG 22,5 52,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

43

B. PERHITUNGAN STATISTIK UJI T

Tabel 4.2

Analisis Data Pretest dan Posttest

Subyek Pretest Posttest D D2

A 14,25 20,25 -6 36B 23 37 -14 196C 9 26,75 -17,75 315,0625D 17,5 24,75 -7,25 52,5625E 15,75 47,25 -31,5 992,25F 18,5 39,5 -21 441G 22,75 34 -11,25 126,5625H 15 20,5 -5,5 30,25I 15 50,75 -35,75 1278,0625J 5,25 12,5 -7,25 52,5625K 15,5 30,25 -14,75 217,5625L 23 34 -11 121M 18,5 50,25 -31,75 1008,0625N 9,75 21,75 -12 144O 19,5 40,5 -21 441P 15,75 38,75 -23 529Q 5,25 3,25 2 4R 17 42,75 -25,75 663,0625S 9,5 20,75 -11,25 126,5625T 15 17 -2 4U 7,5 18 -10,5 110,25V 11,25 20,75 -9,5 90,25W 18,75 35,5 -16,75 280,5625X 15 37,75 -22,75 517,5625Y 10,5 35,5 -25 625Z 4 8 -4 16

AA 3,5 25,5 -22 484BB 12,75 35,5 -22,75 517,5625CC 10,25 30 -19,75 390,0625DD 11 30,25 -19,25 370,5625EE 9,5 30,5 -21 441FF 9,5 15,75 -6,25 39,0625GG 22,5 52,75 -30,25 915,0625

Jumlah 450,75 988,25 -537,5 11575,5rata-rata 13,65909091 29,9469697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

44

Xrata-rata pretest =, = 13,66

Xrata-rata posttest =, = 29,95= −(∑ (∑ ) )( )= 13,66 − 29,95

( , ( , ) )= −16,29( , , )= −16,29√2,6712= −16,291,634= −9,969

Tabel 4.3

Hasil Analisis Uji T melalui SPSS

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 13.6591 33 5.55611 .96719

posttest 29.9470 33 12.28849 2.13915

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 33 .686 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

45

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-

tailed)MeanStd.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

pretest - posttest-1.62879E1 9.38877 1.63437 -19.61699 -12.95877 -9.966 32 .000

trel = -9,966

df = 32

tcrit (two tailed test) = 2,042 dengan level signifikan = 0,05

ІtrelІ> tcrit sehingga hasil ini signifikan artinya 2 kondisi dari kelompok ini

berbeda di mana ada peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari Xrata-rata

posttest> Xrata-rata pretest.

ρ = .000 < α=0,5 sehingga dari hasil uji T menunjukkan jika posttest lebih

baik dari pretest yaitu ada peningkatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

46

Tabel 4.4Analisis Ketuntasan Butir Soal PreTes

nomor soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

No.Nama

Lengkap/skormaksimal

8 12 8 3 6 8 10 2 6 4 4 6 4 4 8 6 nilai Keterangan

1 A 3 0 0 0 0,25 0 0 0 0,5 0 2 0 0 2,5 5 0 14,25 tidak paham2 B 2 7 2,25 3 0,25 0 2 0 2 0 1 0 0 2,5 0 0 23 tidak paham3 C 1,25 0 0 1 0 0 0 0 0,25 0 1,5 0 0 2,5 1,5 0 9 tidak paham4 D 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3,5 0 2,5 3,5 2 17,5 tidak paham5 E 1,75 0 1 0,5 0 0 0 0 0 0 1,5 2,5 0 2,5 3 2 15,75 tidak paham6 F 2 0 2 1 0 0 0 1 0,25 0 1,25 2,5 0 2,5 4 1 18,5 tidak paham7 G 3,25 8 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 2,5 4 1 22,75 tidak paham8 H 2,25 0 2 1 0 0 0 0 0,25 0 1,5 2 0 0 4 1 15 tidak paham9 I 3 0,5 0 1 0,75 2 0 0,25 1,5 0,25 0 4,5 0 0 0 0,25 15 tidak paham

10 J 1 0 1 0,5 0,5 0 0 0 0,25 0 1 0 0 0 0 0 5,25 tidak paham11 K 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 2,5 3 2 15,5 tidak paham12 L 1,5 6 1 1 0,5 0 0 0 0,25 0 1 2 0 1,75 4 3 23 tidak paham13 M 2 0 0 0 0,25 0 0 0 1,5 0 1 5,5 0,25 1 4 2 18,5 tidak paham14 N 1 0 0 0 0 0 0 1 0,25 0 0 2,5 0 4 0 0 9,75 tidak paham15 O 2 0 2 1 0 0 0 1 0 0 1,5 2,5 0 2,5 4 2 19,5 tidak paham16 P 2 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0,75 2,5 0 2,5 3 0 15,75 tidak paham17 Q 3,5 0,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5,25 tidak paham18 R 2,75 7 0,25 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 17 tidak paham19 S 1 0 1 1 0,25 0 0 0,25 2 0 0 0 0,25 2,5 0,25 0 9,5 tidak paham20 T 2 0 1 1 0 0 0 0,5 0,25 0 1,5 2,75 0 0 3 2 15 tidak paham21 U 2,5 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7,5 tidak paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

47

22 V 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0,75 2,5 0 0 3 1 11,25 tidak paham23 W 2 0 1 2 0 0 0 0,75 0 0 1 2 0 2,5 4 2,5 18,75 tidak paham24 X 3 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 15 tidak paham25 Y 2,5 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 10,5 tidak paham26 Z 1,75 0,75 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 tidak paham27 AA 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,5 tidak paham28 BB 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,5 0,75 0 2,5 4 0 12,75 tidak paham29 CC 2 2 0 1 0 0 0 0 0,25 0 1,5 0 0 2,5 0 0 10,25 tidak paham30 DD 2,5 0,25 3 1 0,5 0 0 0 0,75 1 1 0 0 0 0 0 11 tidak paham31 EE 2,5 0 2 0,25 0 0 3,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,5 tidak paham32 FF 1,75 0 0,5 1 0,75 0 0 0,25 0,5 0 0 0 0,25 2,5 1 0 9,5 tidak paham33 GG 3,5 4 1 2 0 0 0 0,5 0 0 0 2,75 0,25 2,5 3 2 22,5 tidak paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

48

Tabel 4.5

Persentase tingkat pemahaman awal:

kategori Jumlah Siswa PersentaseTidak paham 33 100 %

Kurang paham 0 0 %paham 0 0 %

Pada kondisi awal, seluruh siswa dalam satu kelas berada dalam kondisi tidak memahami materi yang akan di ajarkan. Tingkatpemahaman siswa ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa

05

101520253035

Tidakpaham

Kurangpaham

paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

49

Tabel 4.6Analisis Ketuntasan Butir Soal PosTes

nomor soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

No.Nama

Lengkap/skormaksimal

8 12 8 3 12 8 8 2 6 4 2 6 4 4 8 4 Nilai Keterangan

1 A 2,75 0 0 3 5,5 0 4 1 0 0 0 3 0 0 0 0 20,25 tidak paham2 B 5,25 4 6 2 4,25 0 1 0 2 0 1,5 6 0 4 0 0 37 kurang paham3 C 4 0 0 0 0 0 8 0 1,25 0 0 3,5 4 4 1 0 26,75 tidak paham4 D 0 0 2 1,5 2 0 2,5 1 1 0 0,5 5 2 4 1,75 0,5 24,75 tidak paham5 E 2,25 8 8 3 1,5 0 8 0,25 1,75 3 0 5,5 0 4 1 0 47,25 kurang paham6 F 2 2 6 2 0,25 0 5 2 1,25 4 0,5 2 1,5 4 4 2 39,5 kurang paham7 G 5 10 5 3 2,5 0 0 0 0 0 0 2,5 0 4 1 0 34 tidak paham8 H 3,25 0 6 0,8 0 0 7 0 0 0 0,5 0 0 0 2 0 20,5 tidak paham9 I 8 4 8 2 3,75 0 0 0 2,5 0 0,5 6 4 4 4 3 50,75 kurang paham

10 J 1,25 1 4 1,5 1,75 0 0 0 0,25 0 0,25 0 1 0,5 0 0 12,5 tidak paham11 K 3,75 4 6 3 6 3 1 0,25 0,25 0 2 0 0 0 0 0 30,25 tidak paham12 L 5,25 3 4 1 3 0 0 0 0 0 0,5 6 0,25 4 4 2 34 tidak paham13 M 5 10 8 3 4,75 6 2,5 0 2 0 0 4 0 4 0 0 50,25 kurang paham14 N 3,5 0 2,5 2,5 0 0 0 0 0,25 0 0,5 2,5 0 2,5 5 1,5 21,75 tidak paham15 O 1,5 8 8 2 0 0 8 2 0 0 0 0 0 4 4 2 40,5 kurang paham16 P 1,25 6 6 3 1,5 0 8 2 0 0 0 0 0 4 4 2 38,75 kurang paham17 Q 2,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,25 tidak paham18 R 5 2 5,5 3 2,5 0 2,5 1 0,75 0 0,5 6 2 4 4 3 42,75 kurang paham19 S 2 0 7 1 2,25 0 5 0,25 0 0 0 1,5 0,5 0,25 0 0 20,75 tidak paham20 T 4 0 4 1 5 0 0 0 0,5 0 0,5 0 0 0 1 0 17 tidak paham21 U 3,75 0 2 3 1 0 0 0 0,25 0 0 1 2 3 1 0 18 tidak paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

50

22 V 1,75 2 6 3 0 0 0 0,25 0 0 2,5 0 2,5 0,5 1 0 20,5 tidak paham23 W 5 0 6 3 0 0 8 0 0 0 0 2,5 0 4 4 2 35,5 kurang paham24 X 5,25 8 6 1,5 3,25 0 0 0 2,25 0 0,5 5 0 4 0 1 37,75 kurang paham25 Y 4,75 4 7 1,5 1,25 0 0 0 0 0 0,5 3,5 4 4 3 1 35,5 kurang paham26 Z 1 0,5 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0 1,5 0 8 tidak paham27 AA 3,75 6 6 0,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 25,5 tidak paham28 BB 5 0 6 3 0 0 8 1 1 0 0 2,5 0 4 2 2 35,5 kurang paham29 CC 4,75 0 4,75 2 0 0 3,5 0 0 0 0,5 2,5 0 4 5 2 30 tidak paham30 DD 5 4,5 7,5 3 2,75 0 0 0 0 0 0 2,5 0 4 0 0 30,25 tidak paham31 EE 3 0 0,25 1 4,5 0 8 0,5 0,75 0 0 3,5 4 4 0 0 30,5 tidak paham32 FF 2 2 8 1,5 0 0 0 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0 15,75 tidak paham33 GG 4,75 6 6 3 2,75 0 8 0,25 1,5 1 2 5,5 1 4 4,5 1,5 52,75 kurang paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

51

Tabel 4.7

Persentase tingkat pemahaman akhir:

kategori Jumlah Siswa PersentaseTidak paham 20 60,61 %Kurang paham 13 39,4 %paham 0 0 %

Setelah diberikan treatmen terjadi peningkatan untuk tingkat pemahaman siswa yaitu 39,4 % dari jumlah siswa berhasil naikpemahamannya dari tidak paham menjadi kurang paham. Jumlah siswa dengan pemahaman tidak paham berkurang menjadi 60,61 %.Tingkat pemahaman siswa ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:

Gambar 4.2 diagram tingkat pemahaman akhir siswa

Tidakpaham; 20

Kurangpaham; 13

paham; 00

5

10

15

20

25

Tidak paham Kurang paham paham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

52

C. Analisis Variasi Jawaban Siswa

Tabel 4.8

Analisis Variasi Jawaban Siswa

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

1. a. Hasil pembacaan pengukuran

menggunakan penggaris:

1) Mistar 1 = 2,5 cm

2) Mistar 2 = 11 cm

b. Ketidakpastian masing-masing mistar

1) Mistar 1

Skala terkecil = 1 cm/10 grs = 0,1 cm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,1 cm

= 0,05 cm

2) Mistar 2

Skala terkecil = 1 cm/2 grs = 0,5cm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,5 cm

= 0,25 cm

a.mistar 1

2,5 cm

mistar 2

10 cm

11 cm

12 cm

b.Ketidakpastian

mistar 1

0,05 mm

0,2 mm

0,2 cm

0,5 cm

2 cm

1. a. Hasil pembacaan pengukuran

menggunakan penggaris:

1) Mistar 1 = 5,6 cm

2) Mistar 2 = 8 cm

b. Ketidakpastian masing-masing mistar

1) Mistar 1

Skala terkecil = 1 cm/10 grs = 0,1 cm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,1 cm

= 0,05 cm

2) Mistar 2

Skala terkecil = 10 cm/10 grs = 1cm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 1 cm

= 0,5 cm

a.mistar 1

5,6 cm

5,5 cm

5,7 cm

27,3 cm

6,5 cm

mistar 2

7,9 cm

8 cm

0,2 cm

7,75 cm

7,04 cm

8,5 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

53

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

c. Laporan hasil pengukuran

1) Mistar 1 => (2,5 ± 0,05) cm

2) Mistar 2 => (11 ±0,25) cm

2,5 cm

2,55 cm

4 cm

11 cm

12 cm

(2,6 ± 2,5) cm

(2,5 cm + 1mm) = 2,6 cm

(0,35 ± 0,25)

(2,5 ± 11) cm

Mistar 2

0

0,5 cm

9 cm

11 cm

4,4 cm

12 cm

11 cm – 1mm = 10,9 cm

c. laporan hasil pengukuran

c. Laporan hasil pengukuran

1) Mistar 1 => (5,6 ± 0,05) cm

2) Mistar 2 => (8 ±0,5) cm

b.Ketidakpastian

mistar 1

0,05 cm

1/10

0,01 cm

Skala terkecil= 1 mm

Ketidakpastian = ½ x 1

mm = 0,5 mm

0,01 mm

(7,75 ± 0,25)

3,9 cm

Mistar 2

0,5 cm

10/10 = 1 cm

0,1 cm

0,5 mm

½ x 0,1 mm = 0,05 mm

Skala terkecil = 1cm

Ketidakpastian = ½ x 1 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

54

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

mistar 1

2,5 cm

5,05 cm

13,5 cm

(11-2,5) = 8,5 cm

(2,6 ± 2,5) cm

(2,5 ± 0,5) cm

(2,5 ± 2,5) cm

(2,5 cm ± 0,05 mm)

(2,5 ± 2) cm

(2,5cm ± 1 mm)

Mistar 2

11 cm

11 ± 1 mm

(11 ± 0,25) cm

11± 12

4 cm

12 cm

= 0,5 cm

0,01 mm

3,5 cm

c. laporan hasil pengukuran

mistar 1

(5,6 ± 0,05) cm

(5,6 ± 0,01) cm

(5,5 ± 0,05) cm

27,3 cm

Mistar 2

(7,9 ±0,5)cm

(7,9 ±0,01)cm

(7,9 ±0,1)cm

(8,0 ± 0,5) cm

0,2 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

55

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

2. Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar

a. (7,5 ±0,25) cm

Ketidakpastian = 0,25 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,25 cm

= 0,5 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 7,5

cm dilukiskan menggunakan mistar yang

skala terkecilnya 0,5 cm

b. (5,8 ± 0,05) cm

Ketidakpastian = 0,05 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,05 cm

= 0,1 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,8

cm dilukiskan menggunakan mistar yang

skala terkecilnya 0,1 cm

c. (4,4 ± 0,1) cm

Melukiskan hasil pengukuran

dengan mistar

a. (7,5 ± 0,25) cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,5 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,5 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,5 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,75 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm

Siswa tidak melukiskan

tetapi menjumlahkan hasil

pengukuran yaitu 7,5 cm +

0,25 cm = 7,75 cm

Siswa melukiskan benda

2. Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar

a. (7,5 ±0,25) cm

Ketidakpastian = 0,25 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,25 cm

= 0,5 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 7,5

cm dilukiskan menggunakan mistar yang

skala terkecilnya 0,5 cm

b. (5,8 ± 0,05) cm

Ketidakpastian = 0,05 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,05 cm

= 0,1 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,8

cm dilukiskan menggunakan mistar yang

skala terkecilnya 0,1 cm

c. (4,4 ± 0,1) cm

Melukiskan hasil pengukuran

dengan mistar

a. (7,5 ± 0,25) cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,1 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,1 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,5 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,1 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,1 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,2 cm

tetapi dengan mistar yang

skala terkecilnya 0,2 cm

Siswa melukiskan benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

56

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

Ketidakpastian = 0,1 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,1 cm

= 0,2 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 4,4

cm dilukiskan menggunakan mistar yang

skala terkecilnya 0,2 cm

dengan panjang 7,5 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,25 cm

b. ( 5,8 ± 0,05) cm

Siswa dengan benar

melukiskan benda

sepanjang 5,8 cm dan

dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05

cm.

Siswa tidak melukiskan

tetapi menjumlahkan hasil

pengukuran yaitu 5,8 cm +

0,05 cm = 5,85 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 5,8 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,5 cm

Siswa melukiskan benda

Ketidakpastian = 0,1 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,1 cm

= 0,2 cm

Hasil pengukuran benda sepanjang 4,4

cm dilukiskan menggunakan mistar yang

skala terkecilnya 0,2 cm

dengan panjang 7,5 cm

dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,25 cm

Skala terkecil = 2x

ketidakpastian = 2 x 0,25

cm = 0,5 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 7,5 cm

tetapi dengan mistar yang

skala terkecil 1 cm

b. ( 5,8 ± 0,05) cm

Siswa dengan benar

melukiskan benda

sepanjang 5,8 cm dan

dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 5,8 cm

tetapi dengan mistar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

57

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

dengan panjang 5,8 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,25 cm

c. (4,4 ± 0,1) cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,5 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm

Siswa tidak melukiskan

tetapi menjumlahkan hasil

pengukuran yaitu 4,4 cm +

0,1 cm = 4,5 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,25 cm

Skala terkecil = 2x

ketidakpastian = 2 x 0,05

cm = 0,1 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 5,8 cm

tetapi dengan mistar yang

skala terkecil 1 cm.

c. (4,4 ± 0,1) cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,25 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

58

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

ketidakpastiannya 0,5 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,25 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,5 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,1 cm

Skala terkecil = 2x

ketidakpastian = 2 x 0,1

cm = 0,2 cm

Siswa melukiskan benda

dengan panjang 4,4 cm

tetapi dengan mistar yang

skala terkecilnya 0,5 cm

3. a. Rahang dalam

Fungsinya mengukur diameter dalam

suatu benda

b. Rahang luar

Fungsinya mengukur diameter luar suatu

benda

a. rahang tetap dan rahang

geser

fungsinya untuk menjepit

benda

mengukur ketebalan kertas

mengukur diameter cincin

3. a. Rahang dalam

Fungsinya mengukur diameter dalam

suatu benda

b. Rahang luar

Fungsinya mengukur diameter luar suatu

benda

a. Rahang bawah

Untuk mengukur diameter

luar benda

b. Rahang atas

Untuk mengukur diameter

dalam benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

59

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

c. Depth probe

Fungsinya mengukur kedalaman suatu

benda

d. Pengunci

Menahan bagian-bagian yang bergerak

ketika pengukuran seperti rahang.

b. skala utama dan skala

nonius

fungsinya untuk mengukur

benda

c. penjapit logam

untuk menjapit benda yang

diukur

d. pengukur diameter

untuk mengukur diameter

e. jangka sorong

fungsinya mengukur berat

jenis

f. rahang tetap

untuk mengukur diameter

luar

g. rahang geser

untuk mengukur diameter

luas

untuk mengukur diameter

dalam

c. Depth probe

Fungsinya mengukur kedalaman suatu

benda

d. Pengunci

Menahan bagian-bagian yang bergerak

ketika pengukuran seperti rahang.

c. Pengunci

Untuk mengunci agar

skala utamanya tidak geser

Untuk menahan bagian-

bagian yang bergerak pada

saat pengukuran

Untuk menahan benda

yang akan digeser supaya

tidak bergerak

Untuk mengunci jangka

sorong agar rangka tidak

bergerak-gerak

d. Rahang luar

Mengukur diameter luar

benda

Mengukur diameter dalam

benda

Mengukur diagram luar

e. Rahang dalam

Untuk mengukur diameter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

60

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

dalam benda

Untuk mengukur diameter

luar benda

Mengukur diagram dalam

f. Penjepit

Untuk menjepit benda

agar tidak lepas

g. Rahang tetap

Untuk menjepit benda

yang mau diukur

h. Rahang geser

Untuk menggeser benda

yang akan diukur

i. Roda gigi

Tempat pegangan

j. Selubung

Tempat skala nonius

k. Skala utama

Skala `yang digunakan

untuk mengukur benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

61

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

sebenarnya

l. Skala nonius

Untuk menghitung

ketidakpastian benda

Skala yang digunakan

untuk mengukur benda

menurut skala nonius

m. Rangka luar

Mengukur berat logam

n. Rangka dalam

Mengukur kedalaman

air/benda

o. Depth probe

Mengukur kedalaman

benda

Untuk menggeser rangka

agar menjepit benda

dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

62

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

4. a. mengukur diameter luar suatu benda

b. mengukur diameter dalam suatu benda

c. mengukur kedalaman suatu benda

a. Mengukur panjang

b. Mengukur panjang mistar

c. Mengukur diameter

d. Mengukur diameter luar

e. Mengukur diameter dalam

f. Mengukur diameter cincin

g. Mengukur diameter

kelereng

h. Mengukur tebal

i. Mengukur dalam benda

j. Mengukur benda-benda

seperti kelereng, tabung,

pralon, cincin, logam, benda

yang berat

k. Menentukan skala

l. Menentukan berat

m. mengukur panjang/diameter

benda kecil dengan

ketelitian 0,1 mm

4. a. mengukur diameter luar suatu benda

b. mengukur diameter dalam suatu benda

c. mengukur kedalaman suatu benda

a. mengukur diameter luar

suatu benda

b. mengukur diameter dalam

suatu benda misalnya

pralon

c. mengukur ketebalan cincin

d. mengukur kedalaman

suatu benda, seperti air

e. mengukur diameter benda

seperti cincin/kelereng,

pipa, kaleng

f. mengukur kedalaman

benda seperti kelereng,

botol, gelas

g. mengukur diameter luas

cincin

h. mengukur batang besi,

logam

i. mengukur tinggi benda

j. mengukur panjang benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

63

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

k. menghitung kepastian

suatu mistar

l. mengukur berat benda

5. a. hasil pembacaan hasil pengukuran

dengan jangka sorong

skala utama = 3,1 cm = 31 mm

skala nonius = 9 x 0,1 mm = 0,9 mm

hasil pembacaan = skala utama + skala

nonius

= 31 mm + 0,9 mm

= 31,9 mm

b. ketidakpastian jangka sorong

Skala terkecil = 1 mm/10 grs = 0,1

mm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,1 mm

= 0,05 mm

c. laporan hasil pengukuran

(31,9 ± 0,05) mm

a. hasil pembacaan

3,9 cm

4,1 cm

4,9 cm

6,9 cm

14

b. Ketidakpastian

(6,7±6,9) cm

0,1 cm

15

c. Laporan hasil pengukuran

Tidak ada satupun siswa

menjawab

5. a. hasil pembacaan hasil pengukuran

dengan jangka sorong

1) Jangka sorong 1

skala utama = 8,1 cm = 81 mm

skala nonius = 2 x 0,1 mm = 0,2 mm

hasil pembacaan = skala utama + skala

nonius

= 81 mm + 0,2 mm

= 81,2 mm

2) Jangka sorong II

Skala utama = 34 mm

Skala nonius = 10 x 0,05 mm = 0,5

mm

Hasil pembacaan = skala utama +

skala nonius

= 34 mm + 0,5 mm

= 34,5 mm

hasil pembacaan hasil

pengukuran dengan jangka

sorong

1) Jangka sorong 1

skala utama = 8,1 cm

skala nonius = 2 x 0,1

mm = 0,2 mm

skala utama = 8,1 cm

skala nonius = 2 x 0,1

mm = 0,2 mm

8,1 + 0,1 = 8,2 mm

skala utama = 8,1 cm

skala nonius = 2 + 0,1

mm = 2,1 cm

8,1 cm

0,02 cm

0,1 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

64

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

b. ketidakpastian jangka sorong

1) jangka sorong I

Skala terkecil = 1 mm/10 grs = 0,1 mm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,1 mm

= 0,05 mm

2) jangka sorong II

Skala terkecil = 1 mm/20 grs = 0,05

mm

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,05 mm

= 0,025 mm

c. laporan hasil pengukuran

1) jangka sorong I => (81,2 ± 0,05) mm

2) jangka sorongII => (34,5 ± 0,025) mm

81,2 mm

8,12 cm

2) Jangka sorong II

30,4 mm

0,5 mm

30,5 mm

344,5

34 mm

34 cm

34,005 cm

34 mm + 0.5 mm = 34,5

mm

skala utama = 34 mm

skala nonius = 5 x 0,1

mm = 0,5 mm

34 + 0,5 = 34,5 mm

ketidakpastian jangka sorong

1) jangka sorong 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

65

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

½ x 1 mm = 0, 5mm

½ x 1mm = 0.05 mm

½ x 1 = 0,5= 0,5/10 =

0,05

0,01 cm

0,2 cm

0,1 mm

2) jangka sorong II

½ x 1mm = 0.005 mm

½ x 0,1 mm = 0,05

mm

0,1 cm

laporan hasil pengukuran

1) jangka sorong 1

(81±0,5)

(81±0,2) cm

(8,1 ± 0,01) cm

(8,1 ± 0,05) cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

66

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

(8,2 ± 0,05)

(0,83 ± 0,05) mm

(81,5 ± 0,005)

(81,2 ± 0,05) mm

(81,2 ± 0,1) mm

(8,12 ± 0,05) cm

1/20 = 0,05

2) jangka sorong II

(30,5 ± 0,01) mm

(30,4 ± 0,05)mm

(34,5 ± 0,05) mm

(34,5 ± 0,005) mm

(34,005 ± 0,05) mm

(34 ± 0,1) cm

6. Melukiskan hasil pengukuran dengan

menggunakan jangka sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

Ketidakpastian = 0,025 mm

Melukiskan hasil pengukuran

dengan menggunakan jangka

sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

6. Melukiskan hasil pengukuran dengan

menggunakan jangka sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

Ketidakpastian = 0,025 mm

Melukiskan hasil pengukuran

dengan menggunakan jangka

sorong

a. (46,4 ± 0,025) mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

67

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,025 mm

= 0,05 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala

terkecil

= 1mm/0,05 mm

= 20 garis

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4

mm dilukiskan menggunakan jangka

sorong dengan skala terkecil 0,05 mm.

skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm

dan garis pada skala nonius yang

membentuk garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-8.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Ketidakpastian = 0,005 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,005 cm

= 0,01 cm

Hasil pengukuran benda

sepanjang 46,4 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong skala utama

menunjukkan posisi 4,1 cm

dan garis pada skala nonius

yang membentuk garis lurus

dengan skala utama adalah

garis ke-10.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Hasil pengukuran benda

sepanjang 5,7 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong skala utama

menunjukkan posisi 4,1 cm

dan garis pada skala nonius

yang membentuk garis lurus

dengan skala utama adalah

garis ke-7.

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,025 mm

= 0,05 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala

terkecil

= 1mm/0,05 mm

= 20 garis

Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4

mm dilukiskan menggunakan jangka

sorong dengan skala terkecil 0,05 mm.

skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm

dan garis pada skala nonius yang

membentuk garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-8.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Ketidakpastian = 0,005 cm

Skala terkecil = 2 x ketidakpastian

= 2 x 0,005 cm

= 0,01 cm

Hasil pengukuran benda

sepanjang 46,4 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong dengan

ketidakpastian 0,025

mm, skala utama

menunjukkan posisi 4,6

cm dan garis pada skala

nonius yang membentuk

garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-8.

Hasil pengukuran benda

sepanjang 46,4 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong dengan

ketidakpastian 0,25 mm,

skala utama

menunjukkan posisi 4,9

cm dan garis pada skala

nonius yang membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

68

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

= 0,1 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala

terkecil

= 1mm/0,1 mm

= 10 garis

Hasil pengukuran benda sepanjang

5,7cm dilukiskan menggunakan jangka

sorong dengan skala terkecil 0,1 mm.

skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm

dan garis pada skala nonius yang

membentuk garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-0.

= 0,1 mm

Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala

terkecil

= 1mm/0,1 mm

= 10 garis

Hasil pengukuran benda sepanjang

5,7cm dilukiskan menggunakan jangka

sorong dengan skala terkecil 0,1 mm.

skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm

dan garis pada skala nonius yang

membentuk garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-0.

garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-4

Hasil pengukuran benda

sepanjang 46,4 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong dengan

skala terkecil 0,2 mm,

skala utama

menunjukkan posisi 4,6

cm dan garis pada skala

nonius yang membentuk

garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-8.

b. (5,7 ± 0,005) cm

Hasil pengukuran benda

sepanjang 5,7 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong dengan

ketidakpastian 0,025 mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

69

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

dimana skala utama

menunjukkan posisi 5,7

cm dan garis pada skala

nonius yang membentuk

garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-

14.

Hasil pengukuran benda

sepanjang 5,7 mm

dilukiskan menggunakan

jangka sorong dengan

ketidakpastian 0,5 mm,

skala utama

menunjukkan posisi 5,7

cm dan garis pada skala

nonius yang membentuk

garis lurus dengan skala

utama adalah garis ke-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

70

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

7. Bagian-bagian micrometer sekrup:

a. Rangka (frame)

Fungsinya meminimalkan pemuaian dan

pengerutan yang bisa mengganggu

pengukuran

b. Landasan (anvil)

Fungsinya untuk menahan benda

c. Batang ulir (spindle)

Silinder yang dapat digerakkan menuju

landasan

d. Pengunci (lock)

Menahan spindle agar tidak bergerak

e. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama

f. Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius

g. Roda gigi (rachet knob)

Memajukan dan memundurkan spindle

Dalam soal ini, siswa diminta untuk

Bagian-bagian micrometer

sekrup:

a. Rahang tetap

b. Rahang geser

c. Skala utama

d. Skala nonius

e. Selubung

f. Selubung luar

g. Roda gigi

7. Bagian-bagian micrometer sekrup:

a. Rangka (frame)

Fungsinya meminimalkan pemuaian dan

pengerutan yang bisa mengganggu

pengukuran

b. Landasan (anvil)

Fungsinya untuk menahan benda

c. Batang ulir (spindle)

Silinder yang dapat digerakkan menuju

landasan

d. Pengunci (lock)

Menahan spindle agar tidak bergerak

e. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama

f. Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius

g. Roda gigi (rachet knob)

Memajukan dan memundurkan spindle

Dalam soal ini, siswa diminta untuk

a. Skala utama

Mengukur dalam bentuk

mm

Untuk mengetahui ukuran

utama benda yang diukur

b. Skala nonius

Mengukur dalam bentuk

0,1 mm

c. Pengunci

Supaya benda yang diukur

tidak bergerak

Agar ukuran tidak

bergeser-geser

Menahan spindle agar

tidak bergerak

d. Rangka

Meminimalkan pemuaian

e. Batang ulir

Silinder yang dapat

digerakkan ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

71

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

menyebutkan bagian-bagian micrometer

sekrup dan menjelaskan 3 diantaranya.

menyebutkan 4 bagian micrometer sekrup

dan menjelaskan fungsinya.

landasan

f. Selongsong

Tempat terteranya skala

nonius

g. Landasan

Penahan ketika benda

diletakkan

h. Selubung

Tempat terteranya skala

utama

8. Kegunaan micrometer sekrup:

a. Mengukur ketebalan suatu benda

b. Mengukur diameter benda-benda kecil

Kegunaan micrometer sekrup:

a. Untuk menghitung panjang

b. Mengukur dengan ketelitian

0,005 cm

c. Mengukur diameter pada

sekrup

d. Menghitung berat suatu

massa

e. Mengukur tebal suatu kertas

atau diameter kawat tipis

8. Fungsi micrometer sekrup:

a. Mengukur ketebalan suatu benda

b. Mengukur diameter benda-benda kecil

Kegunaan micrometer sekrup:

a. Untuk mengukur tebal tipis

kertas, kawat

b. Mengukur diameter suatu

benda

c. Mengukur panjang benda

d. Menemukan ukuran benda

e. Mengukur kedalaman

suatu benda

f. Mengukur benda seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

72

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

dengan akurat

f. Mengukur

diameter/ketebalan kawat

g. Mengukur ketebalan suatu

benda dengan tingkat

ketelitian 0,01 mm

h. Mengukur diameter kelereng

gelas

9. a. pembacaan skala utama = 8,5 mm

pembacaan skala nonius = (12 x 0,01

mm) = 0,12 mm

hasil pembacaan pengukuran=

8,5mm+0,12mm

= 8,62 mm

b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,01 mm

= 0,005 mm

c. laporan hasil pengukuran = (8,62 ±

0,005) mm

a. hasil pembacaan

8,8 mm

8

8,62 mm

8,12 mm

18 mm

5

4 mm

10,3 cm + 5,4 cm =15,7

cm

8,5 mm + 0,013 mm =

8,513 mm

9. a. pembacaan skala utama = 3 mm

pembacaan skala nonius = (6 x 0,01 mm)

= 0,06 mm

hasil pembacaan pengukuran = 3 mm +

0,06mm

= 3,06 mm

b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,01 mm

= 0,005 mm

c. laporan hasil pengukuran = (3,06 ±

0,005) mm

a. hasil pembacaan

3,6 mm

3 cm

2,56 mm

3 mm

3,06 mm

6 cm

5,3

21,56 mm

30mm + 6. 0,01 = 30,06

mm

skala utama = 2,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

73

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

8,5 mm ± 1,2 mm = 9,7

mm

21 mm

b. Ketidakpastian

(15,6±15,8) cm

0,001 cm

0,5 mm

0,1

c. Laporan hasil pengukuran

15,7 cm dan (15,6±15,8)

cm

(0,8513 ± 0,001) cm

skala nonius = 6 x 0,1

mm = 0,6 mm

2,5 + 0,6 = 3,1 mm

b. Ketidakpastian

½ x 0,01 = 0,005 mm

½ x 1 = 0,5 = 0,5/50=

0,001

½ x 0,1 = 0,05 mm

0,005 x 6 = 0,003

1 cm

c. Laporan hasil pengukuran

(30,06±0,005) mm

(3,06±0,005) cm

(3,6±0,001) cm

(3,1 ± 0,05) cm

( 3 ± 0,001) mm

(2,56 ± 0,005) mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

74

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

10. Melukiskan hasil pengukuran dengan

menggunakan micrometer sekrup

a. (5,45 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45

mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil

0,001 mm. skala utama menunjukkan

posisi 5 mm dan garis pada skala nonius

yang membentuk garis lurus dengan

sumbu utama adalah garis ke-45

b. (13,67 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67

mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil

0,001 mm. skala utama menunjukkan

posisi 13,5 mm dan garis pada skala

nonius yang membentuk garis lurus

dengan sumbu utama adalah garis ke-17.

Melukiskan hasil pengukuran:

a. (5,45 ± 0,005) mm

Skala utama menunjukkan

pada posisi 9 mm dan garis

pada skala nonius yang

membentuk garis lurus

dengan sumbu utama

adalah garis ke-13

b. (13,67 ± 0,005) mm

Kosong

10. Melukiskan hasil pengukuran dengan

menggunakan micrometer sekrup

a. (5,45 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45

mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil

0,001 mm. skala utama menunjukkan

posisi 5 mm dan garis pada skala nonius

yang membentuk garis lurus dengan

sumbu utama adalah garis ke-45

b. (13,67 ± 0,005) mm

Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67

mm dilukiskan menggunakan

micrometer sekrup dengan skala terkecil

0,001 mm. skala utama menunjukkan

posisi 13,5 mm dan garis pada skala

nonius yang membentuk garis lurus

dengan sumbu utama adalah garis ke-17.

Melukiskan hasil pengukuran:

a. (5,45 ± 0,005) mm

Skala utama

menunjukkan pada

posisi 5 mm dan garis

pada skala nonius yang

membentuk garis lurus

dengan sumbu utama

adalah tidak ada

Skala utama

menunjukkan pada

posisi 5 mm dan garis

pada skala nonius yang

membentuk garis lurus

dengan sumbu utama

adalah garis ke-45

b. (13,67 ± 0,005) mm

Skala utama

menunjukkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

75

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

posisi 13 mm dan garis

pada skala nonius yang

membentuk garis lurus

dengan sumbu utama

adalah garis tidak ada

Skala utama

menunjukkan pada

posisi 13 mm dan garis

pada skala nonius yang

membentuk garis lurus

dengan sumbu utama

adalah garis ke-67

Skala utama

menunjukkan pada

posisi 13,5 mm dan garis

pada skala nonius yang

membentuk garis lurus

dengan sumbu utama

adalah garis ke-17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

76

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

11. a. Hasil pembacaan pengukuran waktu

menggunakan stopwatch

jarum menunjuk dengan posisi di tengah-

tengah antara nilai 14 dan 15 sehingga

skala yang terbaca adalah 14,5 s

b. Jarak antara 2 garis tebal adalah 10 sekon

dan di antara dua garis tebal tersebut

terdapat 10 garis tipis, sehingga

Skala terkecil = 10 s/ 10 = 1 s

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 1 s

= 0,5 s

c. Laporan hasil pengukuran

(14,5 ± 0,5) s

a. Hasil pembacaan

14,5 s

15 s

14 s

15 ± 1 s

b. Ketidakpastian

14,5 s

0,5 s

15 s

1 s

0,15 s

c. Laporan hasil pengukuran

14,5 / 15 s

18,5 s

15 s

14 s

11. a. skala terkecil = 5 s/25 garis = 0,2 sekon

b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil

= ½ x 0,2 s

= 0,1 s

Skala terkecil

5/25 = 1/5 detik

0,1 s

10 detik/ 10 grs = 1 detik

Ketidakpastian

½ x 1/5 = 1/10

½ x 0,1 = 0,05 s

½ x 1 s = 0.5 s

12. Mengubah ke notasi ilmiah:

a. 357 s = 3,57 x 102 s

b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104 kg

c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010 m

Mengubah ke notasi ilmiah:

a. 357

357 s

3,57 x 102

12. Mengubah ke notasi ilmiah:

a. 357 s = 3,57 x 102 s

b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104 kg

c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010 m

Mengubah ke notasi ilmiah:

a. 357

3,57 x 102 s

3,57 + 103 s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

77

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

d. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg

e. 0,00350 m = 3,50 x 10-3 m

f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8 s

b. 67750,6 kg

677506 x 10-1 kg

67,7506 x 103

677506 x 10-1

67751

67750,6 kilogram

6,77506 x 104

c. 86.000.000.000 m

86 x 109

8,6 x 1010

8,6 x 109

86 milyar meter

d. 0,008 kg

1/125

8 x 10-5

8 x 10-3

0,8 x 10-2

e. 0,00350 m

7/200

350 x 10-5

d. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg

e. 0,00350 m = 3,50 x 10-3 m

f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8 s

35,7 x 10

b. 67750,6 kg

6,77506 x 104 kg

6775,06

c. 86.000.000.000 m

86 x 109

86 x 1010

8,6 x 1010

86000000000 x 105

d. 0,008 kg

8 x 10-3

0,8 x 10-2

0,8 x 10-1

e. 0,00350 m

350 x 10-3

350 x 10-5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

78

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

35 x 10-4

350 x 10-3

3,5 x 10-3

f. 0,000000095 s

95 x 10-9

95 x 10-8

9,5 x 10-8

-3,5 x 10-3

3,50 x 103

f. 0,000000095 s

95 x 10-8

9,5 x 10-8

9,5 x 10-9

95 x 10-7

13. Aturan angka penting

a. Semua angka bukan nol adalah angka

penting

b. Angka nol yang terletak di antara angka

bukan nol adalah angka penting

c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan

nol termasuk angka penting, kecuali ada

penjelasan khusus misalnya berupa garis

di bawah angka terakhir yang masih

dianggap penting

a. Angka nol dibelakang koma

dihilangkan

b. 1693

13. Aturan angka penting

a. Semua angka bukan nol adalah angka

penting

b. Angka nol yang terletak di antara angka

bukan nol adalah angka penting

c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan

nol termasuk angka penting, kecuali ada

penjelasan khusus misalnya berupa garis

di bawah angka terakhir yang masih

dianggap penting

a. Angka nol dibelakang

koma disebut angka

penting

b. Angka 0 di kiri dan kanan

koma bukan temasuk

angka penting

c. Semua angka kecuali 0

merupakan angka penting

d. Jika 0 di sebelah kanan itu

merupakan angka penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

79

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

d. Semua angka nol yang hanya terletak di

sebelah kiri angka bukan nol, baik di

sebelah kanan atau kiri koma decimal,

bukan angka penting

d. Semua angka nol yang hanya terletak di

sebelah kiri angka bukan nol, baik di

sebelah kanan atau kiri koma decimal,

bukan angka penting

e. Jika 0 di tengah maka

merupakan angka penting

f. Angka nol terletak

diantara angka bukan nol

adalah angka penting

g. Angka nol di sebelah

kanan angka bukan nol

adalah angka penting

kecuali ada penjelasan

khusus berupa garis di

bawah angka terakhir

h. Semua angka nol yang

hanya terletak di sebelah

kiri amgka bukan nol

i. 1 2 3 4 5 dan seterusnya

adalah angka penting

sedangkan 0 bukan angka

penting.

j. Jika dikanan 0 adalah

angka penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

80

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

k. Jika 0 di kanan angka

bukan nol adalah angka

penting

l. Pembulatan, angka

tafsiran, perkalian,

pengurangan,

penjumlahan

m. Penjumlahan jika pas 5

lihat sebelah jika genap ke

bawah, jika ganjil ke atas

n. Harus satu angka sebelum

koma

14. a. 4 angka penting

b. 5 angka penting

c. 2 angka penting

d. 2 angka penting

a. Jumlah angka penting soal a

2 ap

4 ap

b. Jumlah angka penting soal b

1 ap

2 ap

3 ap

4 ap

14 a. 4 angka penting

b. 5 angka penting

c. 2 angka penting

d. 2 angka penting

a. Jumlah angka penting soal

a

4 ap

32,4

b. Jumlah angka penting soal

b

5 ap

8006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

81

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

5 ap

c. Jumlah angka penting soal c

1 ap

2 ap

3 ap

6 ap

d. Jumlah angka penting soal d

1 ap

2 ap

6 ap

7 ap

c. Jumlah angka penting soal

c

2 ap

5 ap

6 ap

d. Jumlah angka penting soal

d

2 ap

6 ap

7 ap

15. a. Penjumlahan 273,219gr + 15,5gr +

8,43gr

Aturan penjumlahan adalah hasil

penjumlahan hanya boleh mengandung 1

angka tafsiran.

Hasil penjumlahan 297,149 gram,

dibulatkan menjadi 297,2 gr

b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr + 5,950 x 103

gram

a. Penjumlahan 273,219gr +

15,5gr + 8,43gr

297,149 gr

297,159

1490

298,140

b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr +

5,950 x 103 gram

27400 + 5950 = 33350 gr

15. a. Penjumlahan 273,22 + 15,543 + 8,32

Aturan penjumlahan adalah hasil

penjumlahan hanya boleh mengandung 1

angka tafsiran.

Hasil penjumlahan 297,083 gram,

dibulatkan menjadi 297,1 gr

b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr + 1,535 x 103

gram

Sebelum dijumlahkan, dilakukan

a. Penjumlahan 273,22 +

15,543 + 8,32

297

297,07

286,97

273,22 => 5 AP

15,453 => 5 AP

8,32 => 3 AP

Hasil = 297.083

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

82

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

Sebelum dijumlahkan, dilakukan

penyamaan pangkat sehingga menjadi:

27,4 x 103 gr + 5,950 x 103

Hasil penjumlahannya 33,350 x 103

hasil penjumlahan dibulatkan menjadi

33,4 x 103 gram

c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m

Hasil pengurangannya dalah 56,49

sesuai aturan penjumlahan dan

pengurangan, maka dibulatkan menjadi

56,5 m

d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m

Sebelum dikurangkan maka dilakukan

penyamaan penulisan bilangan menjadi

540 m - 265 m

Hasil pengurangannya 275 m

23350

8690

8690000

8,690 x 107 gr

8,6 x 104

56760

c. Pengurangan 468,49 m

dengan 412 m

56,49 m

929

468,4521

d. Pengurangan 5,4 x 102 m

dengan 265 m

540 – 265 = 275 m

175 m

5135

260,4 x 102 m

2,85 x 102

245

penyamaan pangkat sehingga menjadi:

27,9 x 103 gr + 1,535 x 103

Hasil penjumlahannya 29,435 x 103

hasil penjumlahan dibulatkan menjadi

29,4 x 103 gram

c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m

Hasil pengurangannya dalah 56,49

sesuai aturan penjumlahan dan

pengurangan, maka dibulatkan menjadi

56,5 m

d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m

Sebelum dikurangkan maka dilakukan

penyamaan penulisan bilangan menjadi

540 m - 265 m

Hasil pengurangannya 275 m

Dibulatkan menjadi

297,08

b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr

+ 1,535 x 103 gram

2,94 x 104

2,9435 x 104

4,325 x 107

29435

432500

29400

27900 => 5 AP

1535 => 4 AP

Hasil = 29435 => 5AP

c. Pengurangan 468,49 m

dengan 412 m

56,49

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

83

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

55,69

876,49

468,088

468,09

46,437

468,49 => 5 AP

412 => 3 Ap

Hasil = 56,49 => 4 AP

d. Pengurangan 5,4 x 102 m

dengan 265 m

275

2,75 x 102

285

540 => 3 AP

256 => 3AP

Hasil = 284 => 3 AP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

84

No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest

Siswa

No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest

Siswa

16. Perkalian dan pembagian, aturannya hasil

perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai

jumlah angka penting paling sedikit dalam

soal

a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm

0,6283 => 4 AP

2,2 => 2 AP

Hasil perkalian = 1,38226 cm2 => 6 AP

Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP

b. Pembagian 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3

4,554 x 105 => 4 AP

3,0 x 102 => 2 AP

Hasil pembagian = 1,518 x 103 kg/m3

Dibulatkan menjadi 1,5 x 103 kg/m3

a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2

cm

1,38226 cm2

13822,6000

2,8283 cm

b. Pembagian 4,554 x 105 kg :

3,0 x 102 m3

15030 kg/m3

15180

1518 kg/m3

45554

16. Perkalian dan pembagian, aturannya hasil

perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai

jumlah angka penting paling sedikit dalam

soal

a. Perkalian 0,65 cm x 2,2 cm

0,65 => 2 AP

2,2 => 2 AP

Hasil perkalian = 1,430 cm2 => 4 AP

Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP

b. Pembagian 1,68 x 105 kg : 3,0 x 102 m3

Penulisan boleh diubah menjadi

16,8 x 103 => 3 AP

3,0 x 102 => 2 AP

Hasil pembagian = 5,6 x 101 kg/m3

a. Perkalian 0,65 cm x 2,2

cm

1,430

1,43

1,4

1,330

1,430 dibulatkan

menjadi 1,4

b. Pembagian 1,68 x 105 kg :

3,0 x 102 m3

504

560

56

5,6 x 101

5,6 x 102

168/3 m3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

85

D. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur, Yogyakarta pada

tanggal 4 Agustus 2012 – 14 Agustus 2012.Dalam penelitian ini, materi

pembelajaran yang digunakan peneliti adalah pengukuran dan angka penting.

Subyek penelitian adalah siswa kelas X dengan jumlah 33 siswa terdiri dari

11 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Peneliti menggunakan metode

pembelajaran kooperatif learning Jigsaw II.Dalam melaksanakan penelitian

ini, guru tidak terlibat di dalam kelas sehingga kondisi kelas adalah murni

tanpa intervensi dari guru.

Subyek penelitian ini pada awalnya diberikan tes pemahaman awal

(pre-tes) untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan

dipelajari. Selanjutnya treatmen metode jigsaw II mulai diberikan. Diawali

dengan membentuk kelompok heterogen yaitu dengan cara membagi jumlah

siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Selanjutnya, peneliti membagikan

handout materi di mana setiap anggota kelompok mempelajari topik yang

berbeda.Di dalam kelompok heterogen ini, siswa-siswi mempelajari dan

memahami materi secara individual.

Jumlah siswa di dalam kelas ini ganjil dimana jumlah anggota beberapa

kelompok lengkap dan beberapa kelompok kekurangan satu peserta. Saat

pembagian handout, peneliti meminta kelompok yang kekurangan untuk

membagi tugas tentang siapa yang akan merangkap mengisi kekosongan

pembelajaran salah satu materi tersebut. Kelompok-kelompok tersebut

menyanggupi permintaan dari peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

86

Selanjutnya siswa yang membahas topik yang sama berkumpul menjadi

satu dalam kelompok homogen. Di dalam kelompok homogen, siswa

berdiskusi tentang topik yang dipelajari.Mereka saling berbagi dan berdiskusi

untuk lebih memahami materi tersebut.Sebagai pemacu, peneliti membagikan

lembar kerja kelompok yang harus diselesaikan bersama-sama oleh kelompok

ini.

Peneliti berperan sebagai fasilitator, bertugas untuk mengamati,

mendampingi, dan membimbing setiap kelompok supaya tidak terjadi salah

konsep.Saat memantau setiap kelompok terlihat bahwa ketika pembagian

kelompok tidak berdasarkan kemampuan terjadi beberapa hal di dalam

kelompok antara lain yaitu terjadinya silang pendapat (diskusi aktif), namun

beberapa kelompok itu berdiskusi pasif dengan alasan sudah mengerti, tidak

ada yang ditanyakan lagi, malas berdiskusi dengan kelompok tersebut, dan

karena lembar kerja kelompok sudah dikerjakan.Dengan keadaan seperti ini,

terdapat beberapa siswa, ketika peneliti sampai di kelompoknya, ada satu atau

dua siswa yang aktif bertanya (memberikan respon sangat baik) baik untuk

membantu dirinya sendiri dan ada yang berbagi dengan teman satu

kelompoknya.

Setelah berdiskusi dalam kelompok homogen dan menyelesaikan

lembar kerja, siswa kembali ke dalam kelompok heterogennya.Di dalam

kelompok heterogen ini, siswa diberi tanggungjawab untuk mengajar teman

satu kelompoknya tentang topic yang dipelajari masing-masing.Di dalam

proses ini, terlihat kelompok-kelompok yang kekurangan ini sedikit terbebani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

87

untuk mempelajari materi, di mana yang bertugas merangkap mempelajari

terlihat tidak bisa maksimal mempelajarinya. Setelah kegiatan ini berakhir,

maka peneliti melaksanakan tes pemahaman akhir (posttest) untuk

mengetahui pemahaman siswa setelah diberikan treatmen metode

pembelajaran jigsaw II.

Soal pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti kepada siswa

hampir sama. Beberapa pertanyaan memang sama, beberapa soal lainnya

mirip hanya beda di angka dan pertanyaan yang diajukan. Tetapi indikator

yang menjadi acuan tetap sama.Hasil pretest dan posttest seperti data pada

tabel 4.1.Dari uji T dependent di peroleh hasil yang signifikan.Dari

perhitungan nilai, hasil pretest menunjukkan bahwa 100% siswa tidak paham

materi ini. Setelah diberikan treatment, pada hasil posttest menunjukkan

peningkatan yaitu 60,61 % siswa dengan kategori tidak paham dan 39,4 %

siswa meningkat ke kategori kurang paham. Terjadi peningkatan meskipun

belum ada peningkatan kategori pemahaman ke level paham. Rentang nilai

untuk masing-masing tingkat pemahaman yaitu:

0 – 35 = tidak paham

36 – 71 = kurang paham

72 – 100 = paham

Dari perbandingan variasi jawaban siswa dapat dilihat bermacam-

macam variasi jawaban siswa dari standar jawaban yang benar.Dari soal

keseluruhan dapat dibahas dari topik dan indikator tujuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

88

Topik pertama yaitu alat ukur mistar dengan indikator siswa mampu

membaca hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya dan siswa mampu

melukiskan hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang berbeda.Pada saat

pretest banyak siswa dengan benar membaca hasil pengukuran.Meskipun ada

beberapa perbedaan jawaban, hal ini dikarenakan hanya salah membaca

pengukuran. Misalnya saja untuk mistar pertama panjangnya dengan tepat

semua menjawab 2,5 cm, untuk mistar kedua jawaban yang benar 11 cm

tetapi ada yang menjawab 10 cm dan 12 cm, hal ini dikarenakan melihat skala

kurang tepat.

Pada saat pretest, hampir semua siswa tidak mengerti tentang skala

terkecil dan nilai ketidakpastian sehingga jawaban mereka salah.Begitupun

pada hasil posttest, jika terjadi perbedaan jawaban pada saat membaca hasil

pengukuran dikarenakan sudut memandangnya kurang tepat.Pada hasil

posttest, sudah ada peningkatan beberapa menjawab dengan tepat. Contohnya

mistar pertama skala terkecil = 1mm, ketidakpastiannya = ½ dari nilai skala

terkecilnya = 0,5 mm. Dari hasil pembacaan, beberapa menjawab dengan

tepat yaitu (5,6 ± 0,05) cm.

Dalam melukiskan hasil pengukuran mistar, pada hasil pretest

kebanyakan siswa melukiskan dengan mistar yang skala terkecilnya 1 mm

padahal di dalam soal terdapat hasil pengukuran dengan mistar yang

ketidakpastiannya berbeda-beda dan banyak juga yang mengosongkan

jawabannya. Misalnya saja siswa melukiskan benda dengan panjang 7,5 cm

tetapi dengan mistar yang ketidakpastiannya 0,05 cm padahal diminta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

89

melukiskan hasil pengukuran 7,5 cm dengan mistar yang skala terkecilya 0,5

cm.

Pada hasil posttest sudah ada beberapa yang melukiskan dengan benar

meskipun kebanyakan melukiskan hasil pengukuran dengan benar tapi

dengan mistar yang ketidakpastiannya sama. Misalnya siswa dengan benar

melukiskan benda sepanjang 5,8 cm dan dengan mistar yang

ketidakpastiannya 0,05 cm tetapi ketika diminta melukiskan hasil pengukuran

(4,4±0,1) cm, siswa melukiskan hasil pengukuran 4,4 cm tetapi dengan mistar

0,05 cm.

Topik kedua yaitu jangka sorong.Indikator dari materi ini adalah siswa

mampu menyebutkan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya ,

menyebutkan fungsi dari jangka sorong, menyelesaikan soal pembacaan skala

jangka sorong dari suatu gambar beserta ketidakpastiannya, dan

menggambarkan hasil pengukuran dengan jangka sorong yang berbeda

ketidakpastiannya.

Dari hasil pretest, siswa beberapa bisa menyebutkan bagian-bagian

jangka sorong meskipun nama dan fungsi bagian tersebut kurang tepat.

Misalnya rahang tetap untuk mengukur diameter luar (jika dilihat dari

fungsinya, nama bagian ini adalah rahang luar).Dari hasil posttest, siswa

kebanyakan sudah benar dalam menyebutkan bagian-bagian jangka sorong

dan fungsinya.Misalnya rahang dalam untuk mengukur diameter dalam suatu

benda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

90

Untuk kegunaan jangka sorong itu sendiri, pada saat pretestsiswa

banyak yang menjawab kurang tepat misalnya untuk mengukur benda-benda

seperti kelereng, tabung, cincin, dsb.Tetapi setidaknya siswa sudah mengenal

atau mendengar tentang jangka sorong.Dari hasil posttest, siswa sudah

berhasil menyebutkan kegunaan jangka sorong dengan benar walaupun ada

yang menyebutkan beserta contoh bendanya.Misalnya mengukur diameter

dalam pralon.

Pada hasil pembacaan skala, penentuan nilai ketidakpastian dan

pelaporan hasil pengukuran terlihat dengan sangat jelas dari hasil

pretestbahwa siswa tidak mengerti di mana siswa membaca skalanya seperti

membaca hasil pengukuran pada mistar. Misalnya pada gambar skala utama

menunjukkan posisi 3,1 cm dan skala nonius garis ke-9 yang lurus dengan

skala utama yang artinya 0,9 mm sehingga hasil pembacaan seharusnya 3,19

cm, tetapi kebanyakan siswa menjawab 3,9 cm.

Dari hasil posttest, beberapa siswa sudah bisa membaca hasil

pengukuran dengan tepat di skala utama maupun skala nonius.Untuk nilai

ketidakpastian masih banyak yang keliru dengan menggunakan nilai skala

terkecil adalah skala terkecil pada skala utama dan tidak memperhatikan skala

nonius. Misalnya skala terkecil = 1mm sehingga nilai ketidakpastiannya= ½ x

1 mm = 0,5 mm padahal seharusnya nilai skala terkecil = 1 mm/10 goresan =

0,1 mm sehingga nilai ketidakpastiannya = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm.

Dalam melukiskan hasil pengukuran pada saat pretest hampir semua

siswa mengosongkan jawabannya karena tidak mengerti.Misalnya hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

91

pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka

sorong skala utama menunjukkan posisi 4,1 cm dan garis pada skala nonius

yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-10.Dari hasil

posttest, terdapat siswa yang melukiskan hasil pengukuran dengan benar, ada

juga yang melukiskan jangka sorong yang benar tetapi salah peletakan posisi

angka pada skala utama dan skala nonius. Misalnya hasil pengukuran benda

sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan

ketidakpastian 0,25 mm, skala utama menunjukkan posisi 4,9 cm dan garis

pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah

garis ke-4.

Topik ketiga yaitu mikrometer sekrup.Pada materi ini indikator yang

ingin dicapai yaitu siswa mampu menyebutkan bagian-bagian dari

mikrometer sekrup, menyebutkan fungsi dari mikrometer sekrup,

menyelesaikan soal pembacaan skala mikrometer sekrup dari suatu gambar

beserta ketidakpastiannya, dan menggambarkan hasil pengukuran dengan

mikrometer sekrup.

Pada hasil pretest, dalam menyebutkan bagian-bagian mikrometer

sekrup banyak yang benar tapi walaupun tidak bersama fungsinya misalnya

selubung, roda gigi, rahang tetap, dan rahang geser.Pada hasil posttest, siswa

sudah bisa menyebutkan bagian-bagian mikrometer sekrup beserta fungsinya.

Misalnya pengunci berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak, rangka

berfungsi untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

92

Pada hasil pretest, dalam menyebutkan kegunaan mikrometer sekrup,

kebanyakan siswa menjawab sama seperti kegunaan jangka sorong misalnya

mengukur kedalaman benda.Pada hasil posttest, masih banyak yang keliru

dengan jangka sorong dan hanya sedikit yang mendekati benar.Misalnya

mengukur panjang, mengukur tebal tipis kertas atau kawat, dsb.

Pembacaan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada data

pretest, beberapa siswa menjawab dengan benar meskipun tidak tahu jawaban

itu menebak atau memang mengerti karena tidak ada caranya. Misalnya

beberapa menjawab hasil pengukuran 8,62 mm. Untuk nilai ketidakpastian,

kebanyakan siswa menjawab dengan nilai skala terkecilnya yaitu 0,001

cm..Pada data posttest, masih banyak yang salah dan mengosongkan jawaban,

misalnya 21,56 mm, 3,1 mm. Nilai ketidakpastian sudah ada yang menjawab

benar seperti ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm..

Tetapi untuk melaporkan hasil pengukuran sudah benar yaitu (hasil

pembacaan skala utama ± hasil pembacaan skala nonius) meskipun nilai skala

utama dan skala noniusnya belum benar.

Dalam melukiskan hasil pengukuran pada saarpretest hanya satu siswa

yang menjawab dan jawabannya kurang tepat, sisanya mengosongkan lembar

jawab. Contoh jawaban hasil pengukuran (5,45 ± 0,005) mm dilukiskan

dengan Skala utama menunjukkan pada posisi 9 mm dan garis pada skala

nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-13.

Dari data posttest, beberapa siswa mampu melukiskan hasil pengukuran

dengan benar yaitu hasil pengukuran (13,67± 0,005) mm dilukiskan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

93

mikrometer sekrup berjumlah 50 garis pada skala noniusnya, skala utama

menunjukkan pada posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang

membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17.

Topik keempat yaitu alat ukur waktu yang dalam hal ini adalah

stopwatch dimana indikator materi ini adalah menyelesaikan soal pembacaan

skala stopwatch dari suatu gambar beserta ketidakpastiannya. Pada data

pretest dalam membaca hasil pengukuran, banyak siswa yang menjawab

benar dan mendekati seperti 14s, 14,5 s dan 15 s. Untuk nilai ketidakpastian

terlihat siswa-siswa tidak mengerti sehingga nilai ketidakpastian dan

pelaporan hasil pengukuran dijawab dengan nilai pembacaan skala hasil

pengukuran yaitu ketidakpastian 14,5 s dan hasil pelaporannya 14,5 s.Pada

data posttest, banyak siswa berhasil menentukan nilai skala terkecil yaitu 10

s/ 10 garis skala = 1 s dan nilai ketidakpastian = ½ x skala terkecil = 0,5 s.

Topik kelima yaitu angka penting.Indikator materi ini adalah siswa

mampu menyelesaikan soal pengkonversian hasil-hasil pengukuran dalam

notasi ilmiah, menyebutkan aturan-aturan angka penting, menyelesaikan

persoalan penentuan banyak angka penting dalam suatu nilai, menyelesaikan

persoalan penjumlahan dan pengurangan dalam angka penting, dan

menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian dalam angka penting.

Angka penting diawali dengan mengkonversi suatu nilai ke dalam

bentuk notasi ilmiah. Dari data pretest sebagian besar siswa tidak mengerti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

94

tentang notasi ilmiah sehingga jawabannya ada yang hanya menulis ulang

soal dan ada yang menggunakan kata-kata, contohnya 67750,6 kg dan 86

milyar meter. Pada data posttest, banyak yang sudah benar mengkonversi

suatu nilai ke bentuk notasi ilmiah, misalnya 357 s = 3,57 x 102 s.

Untuk aturan angka penting, dari hasil pretest siswa tidak ada yang

menjawab benar dan hanya 2 siswa yang berusaha menjawab meskipun

salah.Contoh jawaban yaitu angka nol dibelakang koma dihilangkan.Dari

hasil posttest, hampir semua siswa menjawab dengan benar meskipun kadang

tidak lengkap 4 aturan.Misalnya semua angka kecuali nol merupakan angka

penting.

Dalam menentukan jumlah angka penting dalam suatu nilai, pada saat

pretest kebanyakan siswa menjawab jumlah angka penting = jumlah angka

dalam nilai tersebut. Misalnya 0,00076 = 6 angka penting.Dari hasil posttest,

sebagian besar siswa sudah dengan benar menentukan jumlah angka penting

dalam soal.misalnya 0,00076 kg = 2 Angka penting.

Pada hasil pretest, untuk penjumlahan dan pengurangan kebanyakan

siswa dengan benar menjumlahkan tetapi tidak membulatkan menurut aturan

angka penting mengenai penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian. Contohnya, 273,219 + 15,5 + 8,43 = 297, 149 (seharusnya

dibulatkan menjadi 297,2 gr).Pada hasil posttest, pada penjumlahan dan

pengurangan sudah ada sedikit perbaikan hanya saja pada saat pembulatan,

haslinya dibulatkan sesuai jumlah angka penting padahal seharusnya

dibulatkan dengan aturan hanya boleh memiliki satu angka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

95

tafsiran.Contohnya 273,22 + 15,543 + 8,32 = 297,083 dibulatkan menjadi

297.Pada bagian perkalian dan pembagian sudah ada beberapa siswa benar

dengan menggunakan aturan angka penting untuk perkalian dan pembagian.

Dalam penelitian ini, didapatkan peningkatan yang kecil. Hal ini

dimungkinkan karena beberapa hal:

1. Secara teknis penelitian ini mengalami beberapa kendala yaitu:

a. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan ( 6 JP). Dalam

penelitian ini, pretest berlangsung selama 45 menit, diskusi heterogen

dan homogen 4 JP, posttest 45 menit. Dari awal penelitian sampai

akhir penelitian, kelas ini murni tanpa intervensi dari guru pengajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengalokasikan waktu penelitian

dalam 8 JP. Tetapi karena satu dan lain hal, penelitian ini terlaksana

dalam waktu 6 JP.

b. Saat pembagian kelompok, peneliti membagi dengan cara pembagian

jumlah perempuan dan laki-laki di dalam setiap kelompok sama.

Tetapi beberapa siswa ada yang tidak cocok dalam kelompok

sehingga terkadang dalam diskusi terjadi keributan ( saling

mengejek).

c. Suasana kelas kurang kondusif karena untuk mendapatkan situasi

yang sesuai membutuhkan waktu agak lama, ketika diberi penjelasan,

beberapa siswa tidak memperhatikan dan terkesan menyepelekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

96

d. Karena materi paling awal, maka ketika pembagian kelompok tidak

merata secara tingkat kemampuan dan menyebabkan kurang

lancarnya ketika mengajar di dalam kelompok.

e. Jumlah siswa yang tidak sama rata ketika dibagi ke dalam kelompok.

2. Dari segi metodenya dimungkinkan karena beberapa hal yaitu:

a. Metode ini kemungkinan kurang cocok untuk materi yang tujuannya

penguasaan kemampuan seperti dalam penelitian ini yang

mengharuskan siswa bisa mengukur, membaca pengukuran,

berhitung dengan aaturan angka penting karena sebenarnya metode

ini paling sesuai untuk subyek-subyek seperti pelajaran ilmu sosial,

literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-

bidang lainnya yang tujuannya lebih pada pemahaman konsep

dibandingkan penguasaan kemampuan (Slavin, 2005: 237).

b. Metode ini menyarankan agar sebaiknya pendidik sudah mengenali

tipe-tipe siswa. Dalam penelitian ini, peneliti belum mengenali tipe-

tipe siswa sehingga terdapat beberapa kendala ketika pelaksanaan.

c. Pengendalian awal sebenarnya membutuhkan waktu yang agak lama

untuk menyesuaikan siswa sehingga pelaksanaan bisa berjalan

maksimal. Tetapi, peneliti dengan penyesuaian yang sangat singkat

langsung melakukan pembelajaran ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas X SMA

Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis skor per soal terlihat pemahaman awal siswa adalah

100% tidak paham. Dari segi nilai terlihat dari seluruh siswa ketika

pretest mendapatkan nilai yang kurang dari 35 dimana termasuk dalam

kategori tidak paham. Dari jawaban-jawaban siswa, banyak jawaban

yang salah dan banyak soal yang tidak terjawab.

2. Dari hasil analisis skor per soal terlihat pemahaman siswa setelah

mendapat treatment metode pembelajaran Jigsaw II adalah 60,61 %

siswa tidak paham dan 39,39 % siswa kurang paham. Dari segi nilai

terlihat dari seluruh siswa ketika posttest mengalami kenaikan terlihat

pada tabel 4.1. Dalam menjawab soal, hanya tinggal beberapa siswa

yang masih ada mengosongkan lembar jawaban dari beberapa soal.

tetapi sebagian besar siswa sudah menjawab semua soal. Jawaban-

jawaban siswa beberapa benar, beberapa kurang tepat dan sebagian

kecil siswa yang menjawab salah.

3. Dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw II, mampu

meningkatkan hasil belajar siswa dan tingkat pemahaman siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

98

Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari uji T dependen di mana

hasilnya signifikan. Pemahaman siswa yang mulanya 100% tidak

paham mengalami peningkatan yaitu 39,39 % siswa meningkat tingkat

pemahamannya dari tidak paham menjadi kurang paham. Untuk siswa

yang tidak paham menurun dari 100 % menjadi 60,61 %.

B. Saran

Berdasarkan hasil serta pengalaman peneliti selama penelitian,

maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian-penelitian

selanjutnya dengan metode Jigsaw II ini agar lebih baik antara lain:

1. Bagi Guru Bidang Studi Fisika

Guru dapat menggunakan metode ini sebagai variasi, selain bisa

hemat waktu, metode ini bisa memacu kreativitas dan keinginan siswa

dalam belajar. Penerapan model pembelajaran ini bermanfaat untuk

dapat melibatkan siswa secara aktif dengan tujuan mampu mencapai

hasil belajar siswa yang maksimal

2. Bagi Calon Peneliti dengan Metode yang sama

Calon peneliti diharapkan dapat melengkapi kekurangan yang ada

dalam penelitian ini meliputi:

a. Diharapkan calon peneliti tidak hanya menggunakan satu kelas

saja, tetapi minimal ada dua kelas dengan tingkat kemampuan

yang sama sebagai kelas perbandingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

99

b. Diharapkan mengikuti jam yang direncanakan sehingga hasil bisa

maksimal

c. Calon peneliti dapat menggabungkan dengan metode lain untuk

lebih membantu memaksimalkan metode ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

100

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Cucun, dan Etsa I. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika

untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.

Fisika, Rudy. 2010. Fisika sebagai Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah, dalam

http://fisika-dan-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produk-

proses-dan-sikap.html, diakses pada 2 April 2012.

Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press.

Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta:

Diva Press.

Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk Kelas X. Klaten: Intan Pariwara.

Materi Fisika. 2012. Hakekat Fisika, dalam http://dasar-teori.blogspot.com/2012/

01/hakekat-fisika.html, diakses pada 1 April 2012.

Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.

Ray Ardi. 2011. Membaca Mikrometer Sekrup (Fisika kelas VII) dalam

http://ray1312.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjo

urnal%2Fitem, diakses pada 25 Mei 2012.

Setyawan, Agung. 2011. Materi Fisika kelas 7 Semester 1 dalam http://www.file-

edu.com/2011/05/engukuran-panjang-massa-dan-waktu.html, diakses pada

18 Mei 2012.

Shofyan, Muhammad. 2010. Hakikat Pembelajaran Fisika dalam web Forum UPI

http://forum.upi.edu/index.php/topic,15689.msg49762.html?PHPSESSID=8

18iqf5pfap8gronphg5u4khc7#msg49762, diakses pada 1 April 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

101

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Sunartombs. 2009. Pengertian dan Penerapan Metode Jigsaw dalam

http://sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-

metode-jigsaw/, diakses pada 3 April 2012.

Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika.

Yogyakarta: USD.

-------------------. 2007. Diktat Praktikum SPSS untuk Statistik. Yogyakarta: USD.

-------------------. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivis &

Menyenangkan. Yogyakarta: USD.

--------------------. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD.

Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajarannya. Makalah Jurusan Pendidikan Fisika,

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Pendidikan Indonesia diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/

FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-SUTRISNO/Pelatihan/

LS/FISIKA_DAN_PEMBELAJARANNYA pada 2 April 2012.

Wulansih, Fitri. 2009, Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP

Stella Duce II Yogyakarta pada Pokok Bahasan Zat dan Wujudnya melalui

Pembelajaran dengan Metode Kooperatif tipe Jigsaw II. Skripsi Program

Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Yohanes, Putri, dan Tri L. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw.

Makalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

102

blogspot.com/2010/04/model-pembelajaran-kooperatif-teknik.html, diakses

pada 3 April 2012.

Yuwita, Kristina. 2008. Keefektifan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw II

yang Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Sekolah Inklusi di

Kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Skripsi Program Studi Pendidikan

Matematika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

106

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

Sekolah : SMA …

Kelas/Semeter : X/2

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Pengukuran

Jumlah Pertemuan : 4 pertemuan

A. Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)

C. Indikator

1. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa

jenis alat ukur

2. Membaca dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan micrometer

sekrup

3. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan

ketelitian dan ketepatan

4. Menjelaskan ketidakpastian pada pengukuran. Baik pada pengukuran

tunggal dan pengukuran berulang

5. Mengkonversi angka penting ke dalam notasi ilmiah

6. Menggunakan aturan angka penting dalam operasi perhitungan

7. Mendefinisikan angka penting berdasarkan hasil pengukuran Mengenal macam-

macam alat ukur listrik

8. Mampu menjelaskan beberapa istilah dalam pengukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

107

9. Mendeskripsikan ketidakpastian mutlak dan relatif

10. Menjelaskan hubungan angka penting dengan ketepatan dan ketidakpastian

pengukuran

D. Tujuan Pembelajaran

1. Diberikan pretest untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

2. Diberikan modul materi, siswa mampu memahami materi

3. Diskusi kelompok materi yang sama, siswa mampu menggali pengetahuan

bersama teman-teman satu kelompok

4. Siswa bersama teman satu kelompok mempu menyelesaikan persoalan yang

diberikan

5. Siswa menjadi pengajar untuk kelompok heterogen, siswa berbagi ilmu

dengan temannya

6. Diberikan posttest, siswa sudah memahami materi dan mampu mengerjakan

soal secara mandiri

E. Materi Pembelajaran

Pengukuran

1. Alat ukur panjang dan ketidakpastiannya

a. Mistar

b. Jangka sorong

c. Micrometer sekrup

2. Alat ukur waktu dan ketidakpastiannya

a. stopwatch

3. Angka penting

F. Alokasi Waktu: 6 x 45 menit.

G. Metode Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

108

Metode pembelajaran : jigsaw II

H. Langkah-langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Alokasi Waktu Metode

Pertemuan Pertama (1 x 45 menit)

1. Pendahuluan

Apersepsi:

menanyakan tentang tugas yang

diberikan oleh guru sebelumnya

Perkenalan diri sebagai peneliti

penjelasan rencana kegiatan

yaitu tes PreTest

3 menit

Ceramah aktif

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan soal pretest

ke setiap siswa

b. Guru memberikan penjelasan

seputar soal pretest

c. Siswa mengerjakan soal pretest

40 menit

3. Penutup

a. Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan pretest mereka

masing-masing

b. Guru memberitahukan bahwa

pertemuan berikutnya akan

membahas materi-materi

pengukuran

2 menit ceramah

Pertemuan Kedua ( 2x 45 menit)

1 Pendahuluan 5 menit Ceramah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

109

Pengadaptasian kelas dan

persiapan media

Apersepsi :

membahas pretest pada

pertemuan sebelumnya jika

siswa masih ingin bertanya

menanyakan kepada siswa

apakah sudah mempelajari

sendiri materi ini di rumah

motivasi:

memberikan pertanyaan tentang

materi hari ini

Penjelasan rencana pembelajaran

hari ini

2 Kegiatan inti

a. Mereview pertemuan sebelumnya

b. pembagian kelompok heterogen

c. Setiap kelompok diberikan 5

modul berbeda, setiap anggota

kelompok mendapatkan modul

yang berbeda-beda.

d. Siswa memahami modul secara

personal

e. Guru menginstruksikan siswa-

siswa yang mempelajari materi

yang sama untuk berkumpul

membentuk kelompok belajar.

f. Di setiap kelompok, siswa saling

40 menit

40 menit

Jigsaw II:

Kelompok

belajar

heterogen

Jigsaw II:

kelompok

belajar

homogen dan

problem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

110

berbagi dan berdiskusi.

g. Guru membagikan persoalan di

setiap kelompok sesuai dengan

materi yang dipelajari untuk

membantu pemahaman materi

h. Guru berkeliling memantau dan

menjadi fasilitator

i. Guru memeriksa di setiap

kelompok hasil diskusi kelompok

solving

3 Penutup.

a. Guru meminta siswa untuk

menggandakan hasil diskusi

mereka untuk kegiatan pertemuan

selanjutnya

b. Guru mengakhiri pertemuan

5 menit Ceramah

Pertemuan ketiga (1 x 45 menit)

1. Pendahuluan

Pengadaptasian kelas dan siswa

Apersepsi :

membahas salah satu

permasalahan yang ada di

pertemuan sebelumnya

motivasi:

guru memberikan suatu

permasalahan dan siswa yg

menjawab

Penjelasan rencana pembelajaran hari

ini

5 menit Ceramah aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

111

2. Kegiatan Inti

a. siswa berkumpul kembali

dengan kelompok heterogen.

b. Guru memberikan penjelasan

singkat sebelum diskusi

c. Siswa saling mangajar teman

satu kelompoknya secara

bergantian sesuai materi yang

dipahami setiap anggota

kelompok

d. Guru berkeliling memantau

diskusi siswa sembari

menanggapi pertanyaan yang

diajukan setiap kelompok.

35 menit diskusi

3. Penutup

a. Guru menjelaskan kegiatan

pertemuan selanjutnya

b. Guru mengakhiri pertemuan

c. Mengucapkan salam

5 menit

Pertemuan keempat ( 2x 45 menit)

1. Pendahuluan

Pengadaptasian kelas dan

persiapan media

Apersepsi :

membahas salah satu

permasalahan yang ada di

pertemuan sebelumnya

motivasi:

5 menit Ceramah aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

112

memberikan kesempatan siswa

untuk memberi pertanyaan

tentang materi

Penjelasan rencana pembelajaran

hari ini

2. Kegiatan Inti

a. melanjutkan kembali diskusi di

kelompok heterogen

b. guru memberi kesempatan untuk

siswa bertanya hal yang belum

dipahami

c. guru mengadakan posttest

mengenai materi pengukuran

30 menit

45 menit

Jigsaw II:

Diskusi

kelompok

heterogen

3. Penutup

a. Guru mengakhiri pertemuan

b. Mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

1. Lembar Kerja Siswa

2. Lembar Penilaian

Ranah yang dinilai : Kognitif

Jenis penilaian : tes tertulis

Bentuk instrumen : soal essay untuk pretest dan posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

113

J. Sumber Belajar

1. Buku Fisika SMA kelas X karangan Purwoko Fendi penerbit Yudhistira

2. Buku Mandiri Fisika SMA kelas X karangan Marten Kanginan penerbit

Erlangga

3. Internet

4. Buku-buku Fisika Kelas X yang relevan

Yogyakarta,Agustus 2012

Cicilia Ari Susanti

Mengetahui

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Drs. Severinus Domi, M.Si. Drs. Ign. Suroto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

114

Lampiran 4

DaftarKelompokHeterogen

a. Kelompok 1

1. AdhikaKarunia Putra

2. Daniel Kurniawan

3. Kornelius Prima

4. Maria Nadya

5. Agnes Krismastuti

b. Kelompok 2

1. Aditya Forest

2. Angelica Yunita

3. Luis Ruben

4. MegynovellaKartika

c. Kelompok 3

1. Albertus Rage Kusuma

2. Cicilia Dian

3. HelariusAnanto

4. MalvinVedo

5. Octaprilya

d. Kelompok 4

1. AlbertusVlara

2. Clara Oktavania

3. HeribertusSeptian

4. RomiVidiastama

5. VeronikaSekar

e. Kelompok 5

1. Andreas Bagus

2. Hana Monika

3. HiswaraJati

4. SetiawanSaputra

5. Yohanes Bernard

f. Kelompok 6

1. Ari Wibowo

2. Immanuel Adi

3. Irene Stefani

4. TarsisiusAji

g. Kelompok 7

1. Aristarkhus

2. Johannes Paulus

3. Lucia Tita

4. YohanesBagas

5. Yusuf Hermawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

115

DaftarKelompokAhli

1. KelompokMistar

a. AdhikaKarunia Putra

b. MalvinVedo

c. Clara Oktavania

d. HiswaraJati

e. Immanuel Adi

f. Aristarkhus

2. KelompokJangkaSorong

a. Kornelius Prima

b. MegynovellaKartika

c. Octaprilya

d. HeribertusSeptian

e. Yohanes Bernard

f. TarsisiusAji

g. Johannes Paulus

3. KelompokMikrometerSekr

up

a. AlbertusVlara

b. Irene Stefani

c. Lucia Tita

d. Andreas Bagus

e. Albertus Rage Kusuma

f. Aditya Forest

g. Maria Nadya

4. Kelompok Stopwatch

a. Angelica Yunita

b. Ari Wibowo

c. Cicilia Dian

d. Agnes Krismastuti

e. Yusuf Hermawan

f. SetiawanSaputra

g. RomiVidiastama

5. KelompokAngkaPenting

a. HelariusAnanto

b. YohanesBagas

c. Luis Ruben

d. Hana Monika

e. Daniel Kurniawan

f. VeronikaSekar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

116

Lampiran 5

INDIKATOR DAN KISI-KISI

Konsep IndikatorNomor

soal

1. mistar

Menyelesaikan soal pembacaan skala mistar dari suatu gambar beserta

ketidakpastiannya

Menggambarkan hasil pengukuran dengan mistar yang berbeda ketidakpastiannya

1

2

2. Jangka Sorong

Menyebutkan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya

Menyebutkan fungsi dari jangka sorong

Menyelesaikan soal pembacaan skala jangka sorong dari suatu gambar beserta

ketidakpastiannya

Menggambarkan hasil pengukuran dengan jangka sorong yang berbeda

ketidakpastiannya

3

4

5

6

3. Mikrometer Sekrup Menyebutkan bagian-bagian dari micrometer sekrup dan fungsinya 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

117

Menyebutkan fungsi dari micrometer sekrup

Menyelesaikan soal pembacaan skala micrometer sekrup dari suatu gambar beserta

ketidakpastiannya

Menggambarkan hasil pengukuran dengan micrometer sekrup

8

9

10

4. Alat ukur waktu

(stopwatch)

Menyelesaikan soal pembacaan skala stopwatch dari suatu gambar beserta

ketidakpastiannya

11

5. Angka penting

Menyelesaikan soal pengkonversian hasil-hasil pengukuran dalam notasi ilmiah

Menyebutkan aturan-aturan angka penting

Menyelesaikan persoalan penentuan banyak angka penting

Menyelesaikan persoalan penjumlahan dan pengurangan dalam angka penting

Menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian dalam angka penting

12

13

14

15

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

118

Lampiran 6

LEMBAR KERJA KELOMPOK MISTAR

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

Satuan pengukuran di atas adalah cm. tentukan:

a. Berapa hasil pengukuran yang terbaca dari masing-masing benda?

1) 1,55 cm

2) 8 cm

b. Berapa skala terkecil masing-masing mistar?

1) Skala terkecil = 1cm/ 10 garis = 0,1 cm

2) Skala terkecil = 10 cm / 10 garis = 1 cm

c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar?

1) Ketidakpastian = ½ x 0,1 cm = 0,05 cm

2) Ketidakpastian = ½ x 1 cm = 0,5 cm

d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing gambar!

1) (1,55 ± 0,05) cm

2) (8 ± 0,5) cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

119

2. Lukiskan mistar dengan ketidakpastian:

a. 0,25 cm

b. 0,1 cm

c. 0,5 cm

3. Lukiskah hasil pengukuran di bawah ini dengan mistar:

a. (5,5 ± 0,25) cm

b. (3,4 ± 0,1) cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

120

Lampiran 7

LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

skala mm

tentukan:

a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

120

Lampiran 7

LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

skala mm

tentukan:

a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

120

Lampiran 7

LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

skala mm

tentukan:

a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

121

d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing jangka sorong!

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

2. Lukiskan hasil pengukuran di bawah ini dengan jangka sorong:

a. (25,7 ± 0,05) mm

b. (15,2 ± 0,025)mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

122

Lampiran 8

LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan:

a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

122

Lampiran 8

LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan:

a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

122

Lampiran 8

LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan:

a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

123

d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing micrometer sekrup!

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

2. Lukiskan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan menggunakan

micrometer sekrup:

a. (3,7 ± 0,01) mm

b. (4,25 ± 0,01)mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

124

Lampiran 9

LEMBAR KERJA KELOMPOK STOPWATCH

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

tentukan:

a. Berapa skala terkecil masing-masing stopwatch?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

b. Hasil pembacaan pada masing-masing stopwatch?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing stopwatch?

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

125

d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing stopwatch!

___________________________________________________________

___________________________________________________________

___________________________________________________________

2. Lukiskan hasil pengukuran di bawah ini dengan stopwatch:

a. (10 ± 2,5) s

b. (10,5 ± 0,5) s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

126

Lampiran 10

LEMBAR KERJA KELOMPOK

1. Selesaikan konversi angka-angka di bawah ini ke dalam bentuk notasi ilmiah!

No. Angka Notasi Ilmiah

1. 0,000000024

2. 5,08 x 10-3

3. 150000

4. 4989100002. Sebutkan banyaknya angka penting pada bilangan-bilangan hasil pengukuran

di bawah ini!

a. 3,80002 => ____ angka penting

b. 15,258 => ____ angka penting

c. 4,8000 => ____ angka penting

3. Bulatkanlah bilangan-bilangan berikut ke dalam dua decimal sesuai aturan

angka penting!

a. 7,893 => ____________

b. 25,7351 => ____________

c. 0,7648 => ____________

d. 8,087 => ____________

4. Hitunglah dengan berpedoman pada aturan angka penting!

a. 143,56 gram + 22,5 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

127

b. 187,89 gram – 25,2 gram

c. 0,346 m x 3 m

d. 56,43 cm : 2,43 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

128

Lampiran 11

Soal Pretest

1. Perhatikan gambar berikut!

a. Berapa pengukuran yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!

2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!

a. (7,5 ± 0,25) cm

b. (5,8 ± 0,05) cm

c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm

3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!

4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!

5. perhatikan gambar berikut!

a. Berapa skala yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian alat ini?

128

Lampiran 11

Soal Pretest

1. Perhatikan gambar berikut!

a. Berapa pengukuran yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!

2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!

a. (7,5 ± 0,25) cm

b. (5,8 ± 0,05) cm

c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm

3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!

4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!

5. perhatikan gambar berikut!

a. Berapa skala yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian alat ini?

128

Lampiran 11

Soal Pretest

1. Perhatikan gambar berikut!

a. Berapa pengukuran yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!

2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!

a. (7,5 ± 0,25) cm

b. (5,8 ± 0,05) cm

c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm

3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!

4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!

5. perhatikan gambar berikut!

a. Berapa skala yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian alat ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

129

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!

6. Gambarkan hasil pengukuran benda dibawah ini dengan alat ukur jangka

sorong!

a. (46,4 ± 0,025) mm b. (5,7 ± 0,005) cm

7. Sebutkan bagian-bagian dari micrometer sekrup! Jelaskan 3 di antaranya!

8. Sebutkan kegunaan micrometer sekrup!

9. Perhatikan gambar berikut!

a. Berapa skala yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian alat ini?

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!

10. Gambarkan hasil pengukuran dibawah ini dengan alat ukur micrometer

sekrup!

a. (5, 45 ± 0,01) mm b. (13,67 ± 0,01) mm

11. Perhatikan gambar berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

130

a. Berapa skala yang terbaca?

b. Berapa ketidakpastian alat ini?

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!

12. tuliskan hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah!

a. 357 s =

b. 67.750,6 kg =

c. 86.000.000.000 m =

d. 0,008 kg =

e. 0,00350 m =

f. 0,000000095 s =

13. Sebutkan aturan-aturan angka penting yang perlu diingat!

14. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil pengukuran berikut ini!

a. 32,45 kg

b. 8,0006 kg

c. 0,00076 kg

d. 0,000030 m

15. Dengan aturan angka penting, lakukanlah:

a. Penjumlahan 273,219 gr ; 15,5 gr ; dan 8,43 gr

b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr dan 5,950 x 103 g

c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m

d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

131

16. Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut:

a. 0,6283 cm x 2,2 cm

b. 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

132

Lampiran 12Soal Posttest

1. Perhatikan gambar berikut!a. Berapa pengukuran yang terbaca?

______________________________________________________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________________________________

b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

c. Laporkan hasil pengukuran masing-masing mistar di atas besertaketidakpastiannya!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!a. (7,5 ± 0,25) cm

b. (5,8 ± 0,05) cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

133

c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm

3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

5. perhatikan gambar berikut!

133

c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm

3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

5. perhatikan gambar berikut!

133

c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm

3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

5. perhatikan gambar berikut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

134

a. Berapa hasil pengukuran masing-masing jangka sorong?__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

b. Berapa ketidakpastian alat ini?_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

6. Gambarkan hasil pengukuran benda dibawah ini dengan alat ukur jangkasorong!a. (46,4 ± 0,025) mm

b. (5,7 ± 0,005) cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

135

7. Sebutkan 4 bagian dari micrometer sekrup beserta fungsinya!________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

8. Sebutkan 2 kegunaan micrometer sekrup!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

9. Perhatikan gambar berikut!

a. Berapa skala yang terbaca pada alat tersebut?____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

b. Berapa ketidakpastian alat ini?_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

136

10. Gambarkan hasil pengukuran dibawah ini dengan alat ukur micrometersekrup!a. (5, 45 ± 0,005) mm

b. (13,67 ± 0,005) mm

11. Perhatikan gambar berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

137

a. Berapa skala terkecil alat ini?_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

b. Berapa ketidakpastian alat ini?_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

12. tuliskan hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah!a. 357 s = ________________________________________b. 67.750,6 kg = ________________________________________c. 86.000.000.000 m = ________________________________________d. 0,008 kg = ________________________________________e. 0,00350 m = ________________________________________f. 0,000000095 s = ________________________________________

13. Sebutkan 4 aturan angka penting yang perlu diingat!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

14. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil pengukuran berikut ini!a. 32,45 kg = ______________________________________________b. 8,0006 kg = ______________________________________________c. 0,00076 kg = ______________________________________________d. 0,000030 m = ______________________________________________

15. Dengan aturan angka penting, lakukanlah:a. Penjumlahan 273,22 gr ; 15,543 gr ; dan 8,32 gr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

138

b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr dan 1,535 x 103 g

c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m

d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m

16. Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut:a. 0,65 cm x 2,2 cm

b. 1,68 x 104 : 3,0 x 102 m3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

139

Lampiran 13

MISTAR (PENGGARIS)

Gambar 1. Mistar

Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar yang panjang

skalanya 30 cm dengan goresan garis-garis hitamnya seperti di atas. Jika

diperhatikan pada goresan garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores

berdekatan adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala terkecil

mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya sehingga

ketelitian mistar adalah

½ x 1 mm = 0,5 mm

Tetapi tidak semua mistar memiliki ketelitian yang sama sehingga untuk

mengetahui ketelitian mistar yang perlu diperhatikan adalah jarak antara dua

goresan garis yang berdekatan. Nilai dua goresan garis hitam tersebut adalah skala

terkecil mistar. Selanjutnya, ketelitian mistar yaitu:12Contoh pembacaan mistar:

panjang pensil yang diukur = 1,45 cm

skala terkecil mistar ini (jarak antara dua garis terdekat) =1 mm

ketidakpastian mistar:12 = 12 1 = 0,5 = 0,05Pelaporan hasil pengukuran = panjang terukur ± ketidakpastian mistar

= (1,45 ± 0,05) cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

140

JANGKA SORONG

Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:

a) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam

terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.

b) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.

c) Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti

rahang.

140

JANGKA SORONG

Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:

a) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam

terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.

b) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.

c) Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti

rahang.

140

JANGKA SORONG

Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:

a) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam

terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.

b) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.

c) Depth probe

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti

rahang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

141

Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Geser rahang kanan.

Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka

sorong.

Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Baca skala utama dan skala noniusnya.

b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.

Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar

rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

141

Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Geser rahang kanan.

Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka

sorong.

Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Baca skala utama dan skala noniusnya.

b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.

Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar

rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

141

Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Geser rahang kanan.

Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka

sorong.

Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Baca skala utama dan skala noniusnya.

b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.

Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar

rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

142

c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka

sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama

panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala

utama dan satu skala nonius:

0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm

Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka

sorong:

½ x 0,1 mm = 0,05 mm

Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbeda-

beda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius.

Mencari skala terkecil yaitu:

142

c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka

sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama

panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala

utama dan satu skala nonius:

0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm

Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka

sorong:

½ x 0,1 mm = 0,05 mm

Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbeda-

beda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius.

Mencari skala terkecil yaitu:

142

c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.

Cara pengukuran:

Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.

Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.

Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka

sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama

panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala

utama dan satu skala nonius:

0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm

Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka

sorong:

½ x 0,1 mm = 0,05 mm

Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbeda-

beda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius.

Mencari skala terkecil yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

143

Mencari ketidakpastian jangka sorong:

Contoh pembacaan jangka sorong:

A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm

B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm

Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8

Sehingga pembacaan skala nonius:

Nilai ketidakpastian:

Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm

143

Mencari ketidakpastian jangka sorong:

Contoh pembacaan jangka sorong:

A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm

B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm

Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8

Sehingga pembacaan skala nonius:

Nilai ketidakpastian:

Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm

143

Mencari ketidakpastian jangka sorong:

Contoh pembacaan jangka sorong:

A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm

B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm

Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8

Sehingga pembacaan skala nonius:

Nilai ketidakpastian:

Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

144

MIKROMETER SEKRUP

Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut:

1. Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat

dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa

mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan

transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang

rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

2. Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan

batang ulir).

3. Batang ulir (spindle)

Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.

4. Pengunci (lock)

Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

5. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama.

144

MIKROMETER SEKRUP

Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut:

1. Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat

dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa

mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan

transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang

rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

2. Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan

batang ulir).

3. Batang ulir (spindle)

Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.

4. Pengunci (lock)

Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

5. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama.

144

MIKROMETER SEKRUP

Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut:

1. Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat

dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa

mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan

transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang

rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

2. Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan

batang ulir).

3. Batang ulir (spindle)

Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.

4. Pengunci (lock)

Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

5. Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

145

6. Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius.

7. Roda gigi (rachet knob)

Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan

diukur tepat berada di antara spindle dan anvil.

Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada selubung dalam dan skala

nonius tertera pada selubung luar. Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka

rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung

luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju

atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Sehingga, skala terkecil

mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.

Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi,

ketidakpastian mikrometer sekrup adalah:12 0,01 = 0,005Cara menggunakan mikrometer sekrup:

1. Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan

anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet

Knob

2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.

3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar

bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.

4. Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.

5. baca skalanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

146

Trik membacanya:

Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup

a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala:

yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm

dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5

mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).

b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas

adalah 2,5 mm.

c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan

0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh

selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11

x 0,01 mm = 0,11 cm.

d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm

Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm.

Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.

Contoh pembacaan micrometer sekrup:

146

Trik membacanya:

Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup

a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala:

yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm

dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5

mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).

b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas

adalah 2,5 mm.

c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan

0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh

selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11

x 0,01 mm = 0,11 cm.

d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm

Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm.

Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.

Contoh pembacaan micrometer sekrup:

146

Trik membacanya:

Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup

a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala:

yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm

dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5

mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).

b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas

adalah 2,5 mm.

c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan

0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh

selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11

x 0,01 mm = 0,11 cm.

d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm

Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm.

Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.

Contoh pembacaan micrometer sekrup:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

147

Pembacaan skala utama = 1,5 mm

Pembacaan skala nonius = 30 x 0,01 mm = 0,3 mm

Hasil pengukuran = (1,5 + 0,3)mm ± 0,01 mm

= (1,8 ± 0,01) mm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

148

Alat ukur waktu dan ketelitiannya

Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan fisika adalah stopwatch.

Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores panjang yang ada angkanya adalah

1 sekon. Jarak ini dibagi 10 skala. Dengan demikian, skala terkecilnya adalah 1/10

sekon = 0,1 sekon. Ketelitian stopwatch ini adalah:12 = 12 0,1 = 0,05Setiap stopwatch memiliki ketelitian yang berbeda sehingga untuk mengukur

ketelitiannya yang perlu diperhatikan adalah jarak antara dua gores garis hitam

panjang yang tertulis angkanya, selanjutnya diperhatikan ada berapa gores halus

diantara dua goresan hitam terdekat tersebut. Skala terkecilnya adalah jarak dua

gores hitam panjang (… sekon)/ jumlah gores halus diantara dua gores hitam

panjang. Ketelitian stopwatch ini adalah:12 ℎ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

149

Contoh pembacaan stopwatch:

Gambar di atas adalah stopwatch 100 detik.

pembacaan stopwatch = 87,5 s

Skala terkecil = 10 detik/10 garis = 1 detik

Ketidakpastian = = 1 = 0,5Hasil pengukuran = (87,5 ± 0,5) s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

150

Angka Penting

1. Notasi ilmiah

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang kecil

sampai ukuran yang sangat besar. Dalam penulisannya memerlukan tempat

yang panjang dan sering salah karena tidak teliti. Untuk mengatasinya, dapat

menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.

Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal dengan notasi

ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a menyatakan angka penting

yang nilainya 1<a<10 dan n menyatakan orde (pangkat).

Contoh penggunaan notasi ilmiah:

No.Tampilan Angka

Biasa (Umum) Notasi Ilmiah

1.

2.

3.

4.

56.000.000.000 m

Rp 1.700.000.000.000,00

0,0000000670 m

0,00000000000000000910905 kg

5,6 x 1010 m

Rp 1,7 x 1012

6,7 x 10-8 m

9,10905 x 10-18 kg

Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah:

Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke kiri (depan)

sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde

menyatakan berapa kali menggeser koma, karena menggeser koma ke

kiri orde bernilai positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

151

Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke kanan

(belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma.

Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena ke kanan orde

bernilai negatif.

Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah:

Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil pengukuran

Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur

Memudahkan dalam perhitungan

Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat)

Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.

2. Aturan angka penting

Semua angka bukan nol adalah angka penting

Contoh: 256,56 => terdapat lima angka penting

Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting

Contoh : 78,00087 => terdapat tujuh angka penting

Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting,

kecuali ada penjelasan khusus, misalnya, berupa garis di bawah angka

terakhir yang masih dianggap penting.

Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

152

Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol,

baik yang terletak di sebelah kiri maupun sebelah kanan koma decimal,

bukan angka penting.

Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting

3. Berhitung dengan angka penting

Pembulatan

Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5 dibulatkan ke

bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke atas jika sebelumnya angka

gasal dan dibulatkan ke bawah jika sebelumnya angka genap.

Contoh:

2,89 mm => 3 mm

65,675 mm => 65,68 mm

Penjumlahan dan Pengurangan

Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya boleh

mengandung satu angka taksiran. Banyaknya angka penting pada hasil

penjumlahan dan pengurangan ditentukan oleh bilangan dengan angka

yang paling sedikit di belakang koma.

Contoh:

252,8 +2,37 = 255,17,

karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka taksiran, maka hasil

penjumlahan tersebut dituliskan 255,2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

153

570 – 362 = 208,

dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.

Perkalian dan Pembagian

Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan memerhatikan

aturan angka penting akan menghasilkan bilangan dengan angka penting

yang sama banyaknya dengan bilangan yang mempunyai angka penting

paling sedikit.

Contoh:

2,37 => mempunyai 3 angka penting

1,4 => mempunyai 2 angka penting

3,318 => angka 3 adalah angka taksiran

Angka penting yang paling sedikit dalam operasi perkalian adalah 2

sehingga hasil operasi perkaliannya adalah 3,3.

Hasil operasi perkalian dan pembagian sebuah bilangan yang mempunyai

angka penting tertentu dengan bilangan yang hanya mempunyai angka

pasti akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting sama

dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi.

Contoh:

5,10 => mempunyai 3 angka penting

5 => angka pasti

25,50 = 25,5 => tiga angka penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

154

Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan yang mempunyai

angka penting tertentu akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka

penting yang sama dengan banyak angka penting yang diakarkan atau

dipangkatkan.

Contoh:

(1) s = √0,16 => (dua angka penting)

s = 0,40 => (dua angka penting)

(2) V = (0,50)3 => (dua angka penting)

V = 0,125 => (tiga angka penting)

V = 0,12 => (dua angka penting)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · vii ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI