plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · smk bopkri i yogyakarta fransiska...

238
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: Fransiska Rahardini NIM: 051334011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: nguyenxuyen

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Fransiska Rahardini

NIM: 051334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Fransiska Rahardini

NIM: 051334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

iv

PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan kasihku kepada:

Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Bapa Yosef, atas

rancanganNya yang begitu indah dan kekuatanNya yang

memampukanku untuk menyelesaikan kuliahku ini Terima kasih untuk segala cinta, perhatian, doa, dan

dukungan dari orang-orang terdekat di hatiku: untuk

Bapak Yulianus Suhardi dan Ibu Theresia Ngadirah serta

sahabat-sahabatku

Satu hal yang membuatku terharu,

Ketika aku hampir putus asa,

Kalian ulurkan kasih yang menguatkan,

Ketika aku merasa kecewa,

Kalian berikan kehangatan, membangkitkan,

Ketika aku berbuat kesalahan,

dengan tulus ikhlas kalian memaafkan,

Ketika aku meraih kesuksesan,

Kepada kalian pertama kali kupersembahkan penghargaan,

Terima kasih atas segala kasih sayang dan semangat yang

kalian berikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

v

MOTTO

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil

Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki

(Gandhi)

Jalani hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah

dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu

Keep your heart open to dreams. For as long as there’s a

dream,

there is hope, and as long as there is hope, there is joy in living

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

viii

ABSTRAK PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta

Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma

2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan pengelolaan kartu aktiva tetap melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 22 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus menggunakan waktu 3 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) kuesioner motivasi belajar, (5) instrumen refleksi oleh guru mitra, dan (6) instrumen refleksi oleh siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi khususnya materi pengelolaan kartu aktiva tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF JIGSAW IN ACCOUNTING SUBJECT TO

INCREASE STUDENT’S LEARNING MOTIVATION A Case Study: The 11th Grade Students of The Accounting Department

of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta

Fransiska Rahardini Sanata Dharma University

2011

This research aims to find out how to know the progress of student’s motivation in learning Accounting with the topic of discussion is fixed assets management through the implementation of cooperative learning method of Jigsaw. It is a Classroom Action Research (CAR). The research subjects are 22 students of the 11th grade students of Accounting Department of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta in 2010/2011 academic year.

The classroom action research was conducted in two cycles, which every cycle lasted in three hour lesson. The primary components of the research consisted of (1) instruments for teacher observation, (2) instruments for student observation, (3) instruments for classroom observation, (4) learning motivation questionnaire, (5) instruments of reflection of teacher’s partner and, (6) instruments for reflection from students towards the cooperative learning method of Jigsaw. Based on the analysis the result can be concluded that the result of calculating the average value of student’s learning motivation in pre research is 58,25; in the first cycle is 60,86; and in the second cycle is 67,45. The implementation of cooperative learning method of Jigsaw in Accounting subject especially in the topic of discussion can increase the learning motivation of students of the 11th grade of Accounting Department of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN

METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini

tidaklah mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerja sama, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus

selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran

dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, serta memberikan kritik

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xi

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran proses kuliah selama ini;

8. Ibu Dra. Indri Pamiyarti selaku Kepala Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

9. Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan

kelas ini;

10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta,

khususnya untuk kelas XI Jurusan Akuntansi yang telah membantu kelancaran

pelaksanaan penelitian;

11. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Yulianus Suhardi dan Ibu

Theresia Ngadirah terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, nasehat,

pengorbanan, serta dukungan baik moril, materiil, maupun spiritual yang telah

diberikan selama ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xii

12. Keluarga besar Asrama Syantikara khususnya kepada Suster Benedicte CB

terima kasih atas segala kasih sayang dan didikannya selama penulis tinggal di

asrama;

13. Teman-temanku di Asrama Syantikara: U6, UBB, Kopel 11, dan Sint Pieter

(Mbak Santi, Mbak Mika, Mbak Maria, Mbak Frima, Mbak Lani, Mbak Sinta,

Kak Gusti, Kak Siska, Berta, Cindy, Clara, Lisa, Windy, Neng, Elis, Endah,

Dida, Lin, Rini, Veni, Zha Zha, Sari, Tina, Renti, Nita, Melly, Tia, Bella,

Galih, dan Reni) terima kasih atas kebersamaannya selama ini sehingga telah

membuat kehidupan di asrama menjadi terasa indah;

14. Semua teman-teman PAK 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu, terima kasih untuk kebersamaan selama di kampus Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta;

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi;

16. Akhirnya buat kota Yogyakarta, terima kasih atas berbagai kenangan indah

dan kenangan pahit yang penulis dapatkan dan tidak akan pernah penulis

lupakan dalam hidup ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Batasan Masalah ............................................................................. 4

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIK ................................................................... 7

A. Metode Pembelajaran Cooperative Learning .................................. 7

B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ............... 11

C. Motivasi Belajar .............................................................................. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xv

D. Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 16

E. Kerangka Berpikir ........................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 22

D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 23

E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 27

F. Analisis Data ................................................................................... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 32

A. Sejarah SMK BOPKRI I Yogyakarta ............................................. 32

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK BOPKRI I Yogyakarta ..................... 33

C. Sistem Pendidikan SMK BOPKRI I Yogyakarta ............................ 35

D. Kurikulum SMK BOPKRI I Yogyakarta ........................................ 36

E. Organisasi Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta .......................... 39

F. Sumber Daya Manusia SMK BOPKRI I Yogyakarta .................... 51

G. Siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta ................................................ 51

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK BOPKRI I

Yogyakarta ...................................................................................... 52

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMK BOPKRI I

Yogyakarta ...................................................................................... 53

J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah SMK

BOPKRI I Yogyakarta .................................................................... 55

K. Hubungan SMK BOPKRI I Yogyakarta dengan

Instansi Lain .................................................................................... 56

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMK BOPKRI I

Yogyakarta ...................................................................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xvi

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .................................. 60

A. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 60

1. Observasi Pendahuluan ............................................................. 60

a. Observasi Guru ..................................................................... 61

b. Observasi Siswa .................................................................... 65

c. Observasi Kelas ..................................................................... 68

2. Siklus Pertama .......................................................................... 74

a. Perencanaan ........................................................................... 74

b. Tindakan ................................................................................ 77

c. Observasi .............................................................................. 81

d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 88

e. Refleksi ................................................................................. 90

3. Siklus Kedua ............................................................................ 95

a. Perencanaan .......................................................................... 95

b. Tindakan ............................................................................... 98

c. Observasi .............................................................................. 102

d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 108

e. Refleksi ................................................................................. 110

B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .............. 115

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN .................... 119

A. Kesimpulan ..................................................................................... 119

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 120

C. Saran ............................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 122

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ................................................................... 29

Tabel 5.1 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ....................................... 63

Tabel 5.2 Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ....................................... 66

Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian .................... 67

Tabel 5.4 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ...................................... 70

Tabel 5.5 Aktivitas Guru pada Siklus I .............................................................. 81

Tabel 5.6 Kegiatan Siswa pada Siklus I ............................................................. 85

Tabel 5.7 Kondisi Kelas pada Siklus I ............................................................... 87

Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I .............................. 88

Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I ....................... 90

Tabel 5.10 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I .................................. 92

Tabel 5.11 Aktivitas Guru pada Siklus II ............................................................ 102

Tabel 5.12 Kegiatan Siswa pada Siklus II ............................................................ 106

Tabel 5.13 Kondisi Kelas pada Siklus II .............................................................. 107

Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 109

Tabel 5.15 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II ..................... 111

Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II .................................. 113

Tabel 5.17 Indikator Keberhasilan Tingkat Motivasi Belajar Siswa

pada Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 125

Lampiran 2 Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran ..... 157

Lampiran 3 Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran .... 158

Lampiran 4 Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Proses

Pembelajaran .................................................................................. 159

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses

Pembelajaran ................................................................................... 160

Lampiran 6 Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa ......................................... 162

Lampiran 7 Instrumen Pengamatan Kelas ......................................................... 163

Lampiran 8 Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Pembelajaran ...................... 164

Lampiran 9 Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Pembelajaran ........................ 166

Lampiran 10 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat

Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 168

Lampiran 11 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran

dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ........................... 170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan proses komunikasi

antara guru dan siswa. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan

pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat

berjalan dengan lancar bahkan terkadang menimbulkan kebingungan bagi siswa,

salah pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar, berhasilnya proses

belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk kepentingan

siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar mengajar itu adalah

untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap

mental/nilai-nilai.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, dan menyenangkan akan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan

kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara formal

di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara

terencana baik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, keterampilan maupun

sikap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

2

Menurut Ali (1987:13), aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada

pada diri siswa. Namun demikian bukanlah peran guru menjadi tersisihkan,

melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi

bertindak sebagai director dan facilitator of learning (pengaruh dan pemberi

fasilitas untuk terjadinya proses belajar). Para siswa bisa juga saling mengajar

dengan sesama siswa lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa

dalam batas-batas tertentu pembelajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif

daripada pembelajaran oleh guru. Metode pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam tugas-

tugas yang terstruktur disebut metode pembelajaran kooperatif (cooperative

learning). Dalam metode ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Kondisi pembelajaran di SMK BOPKRI I Yogyakarta pada umumnya

menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru,

walaupun para siswa diberi kesempatan untuk bertanya tetapi mereka tidak

memanfaatkan kesempatan tersebut. Kemungkinan para siswa merasa bosan

mendengarkan ceramah sehingga sebagian siswa tidak tertarik, dan tidak

termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Sikap siswa tersebut tampak

pada saat guru mengajar, mereka merasa jenuh dan mengantuk sehingga mereka

merasa enggan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja

akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa

Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar, salah satunya adalah metode pembelajaran dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

3

menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Sejak tahun 2004 telah

diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah

menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivistik dalam kegiatan

pembelajarannya. Esensi dari konstruksi adalah ide bahwa siswa harus

menemukan dan mengtransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi

lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan

dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan

menerima pengetahuan.

Tugas guru adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan : (1)

menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi

kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3)

menyadarkan bagi siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar

(Sagala, 2005:88). Tetapi dalam praktiknya, pendidikan kita masih didominasi

oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus

dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,

kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar, sehingga

kegiatan belajar mengajar lebih memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau

konsep-konsep dari guru kepada peserta didik.

Hal inilah yang mendasari pentingnya seorang guru memiliki kemampuan

dan ketepatan dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswanya. Salah satu metode pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

4

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dapat diterapkan oleh guru

adalah cooperative learning tipe jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dalam metode ini, para

siswa tidak hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompok tetapi juga

berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Dengan kondisi pembelajaran

seperti ini diharapkan para siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran.

Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dan menyelidiki dampaknya terhadap motivasi belajar siswa.

Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Penerapan Metode

Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran

Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki bagaimana penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi

belajar siswa pada proses pembelajaran akuntansi khususnya dalam materi

pengelolaan kartu aktiva tetap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk lebih meningkatkan

pembelajaran di kelasnya dan akan semakin terbiasa melakukan penelitian

tindakan kelas khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna,

berharga, dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia

pendidikan dan memperoleh pengetahuan dalam menganalisis suatu masalah

kemudian pada akhirnya dapat mengambil suatu kesimpulan yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

6

3. Bagi SMK BOPKRI I Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan

dalam mata pelajaran akuntansi di SMK BOPKRI I Yogyakarta dalam upaya

peningkatan kualitas pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Metode Pembelajaran Cooperative Learning

1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Lie (2002:12), sistem pengajaran yang memberi kesempatan

kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-

tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong

atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Menurut Kagan (1994:8), cooperative learning merupakan suatu

model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang

diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan

pada pertukaran informasi terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat

sosial dan masing-masing pelajar bertanggung jawab atas pembelajaran yang

mereka jalani. Sementara menurut Nurhadi (2004:112), cooperative learning

adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa

semakin aktif dalam mempelajari dan memperoleh berbagai konsep atau teori,

pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam

pembelajaran yang menggunakan metode cooperative learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

8

pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara bersama-sama.

Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik

digunakan untuk tujuan belajar baik yang sifatnya kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai

suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota

kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang

lain dengan cara bekerja sama.

2. Unsur-Unsur Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2002), ada lima unsur yang

harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Kerja sama dan usaha setiap anggota turut mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.

b. Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas

dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

c. Tatap muka Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Sinergi ini tidak bisa didapatkan begitu saja dalam sekejap, tetapi hal ini merupakan suatu proses kelompok yang cukup panjang. Para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

9

anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.

d. Komunikasi antar anggota Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

3. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Slavin dan Stahl (Solihatin dan Raharjo, 2007:10-12), langkah-

langkah dalam pembelajaran cooperative learning dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang diharapkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok-kelompok kecil. Artinya bahwa materi dan tugas-tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu dijelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung

b. Langkah kedua adalah merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini dalam menyampaikan materi, guru tidak lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

10

menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam kelompok kecil, guru mulai memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.

c. Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi, sikap, dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun merupakan aspek penting yang diperlukan dalam tahap ini.

d. Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah dipresentasikannya. Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri terhadap proses pembelajaran dengan tujuan untuk melihat dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau pun sikap atau perilaku menyimpang yang dilakukan selama proses pembelajaran.

4. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (Catur Rismiati dan Susento, 2007:228), ada lima tipe

pembelajaran kooperatif diantaranya:

a. Student Teams Achievement Division (STAD) Dalam tipe ini, siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar

kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah semua kelompok sudah selesai mengerjakan soal, guru memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kemudian guru mengadakan kuis.

b. Teams Games Tournament (TGT) Tipe ini hampir sama dengan STAD. Yang membedakannya adalah

dalam tipe TGT ini tidak ada kuis, tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan permainan akademik seperti cepat tepat. Skor team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

11

c. Learning Together Dalam tipe ini guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah itu siswa

dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual yang mana kuis tersebut akan dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

d. Group Investigation Dalam metode ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap

kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas. Diharapkan untuk menerima tanggung jawab besar untuk menentukan apa yang dipelajari, mengorganisasikan kelompok mereka sendiri tentang bagaimana cara menguasai materi, dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikannya kepada seluruh siswa di kelas.

e. Jigsaw Dalam tipe ini, tiap kelompok terdiri dari lima atau enam orang. Setiap

anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain, kemudian guru mengadakan kuis.

B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw

Metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dikembangkan dan

diuji oleh Elliot Aronson et all (Anita Lie, 2002:69). Menggunakan jigsaw, siswa-

siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggotakan lima sampai

enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks,

dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya.

Sebagai contoh, bila materi tekstualnya adalah tentang cooperative learning,

seorang siswa di tim akan bertanggung jawab untuk mempelajari STAD, seorang

untuk Jigsaw, seorang untuk Group Investigation dan satu atau dua orang lainnya

akan menjadi ahli (expert) untuk dasar penelitian dan sejarah cooperative

learning. Para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

12

yang sama (kadang-kadang disebut expert group atau kelompok ahli) bertemu

untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik tersebut. Setelah itu

siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari

dalam expert group kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing.

Setelah pertemuan dan diskusi tim asal, siswa mengerjakan kuis secara individual

tentang berbagai materi belajar.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam bahasa latin, motivasi berasal dari kata motivum yang

menunjukkan bahwa ada alasan tentang mengapa sesuatu itu bertindak.

Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar

(Wuryani, 1986:143). Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu

energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu

yang mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi

belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh siswa tercapai. Dikatakan “ keseluruhan”, karena biasanya

ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

13

Menurut W. S. Winkel (1989:92), motivasi belajar adalah keseluruhan

daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan

belajar.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

memahami dan mengembangkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya

mampu membangkitkan kebutuhan siswanya untuk berprestasi.

2. Tipe-Tipe Motivasi

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor

pendorong yang berasal dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku

terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Individu

bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku

yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Individu yang melakukan

kegiatannya didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah

untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno,

1989:10-11).

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Winkel, 1984:27). Motivasi

ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

14

di dalam diri siswa untuk belajar, dikatakan demikian karena tujuan utama

individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak

di luar aktivitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989:14).

3. Peranan Motivasi Belajar

Menurut Uno (2002:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi

dalam belajar dan pembelajaran antara lain :

a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak

yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya

dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,

jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati

manfaatnya bagi anak.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini, tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

15

4. Teknik-Teknik Motivasi

Menurut Uno (2007:34), ada beberapa teknik motivasi yang dapat

dilakukan dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan penghargaan secara verbal

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan

c. Menimbulkan rasa ingin tahu

d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar

g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang telah dipahami.

h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya.

i. Menggunakan simulasi dan permainan

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya

di depan umum.

k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

dalam kegiatan belajar.

l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

16

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian PTK

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

Action Research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:3), ada tiga kata yang membentuk

pengertian tersebut yaitu:

1. Penelitian

Penelitian ini berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini berbentuk

rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas

Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi

mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama

dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan

istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

17

Pendapat lain dikemukan oleh Susento (2007:1), bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan bentuk khusus dari penelitian tindakan.

Kekhususannya terletak pada: (1) situasi sosial yang dimaksud adalah situasi

kelas, dan (2) tindakan atau praktik yang dimaksud adalah pembelajaran

dalam kelas tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep

penelitian tindakan kelas ditujukan untuk memperbaiki suatu proses

pembelajaran untuk dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, sesuai

dengan kurikulum yang ada saat ini.

Website PPPG tertulis Bandung (Susento, 2007:1) menyajikan dua

karakteristik dari penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Permasalahan yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu

berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi

guru. Oleh karena itu, PTK dapat dilaksanakan jika guru sejak awal

memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan hasil

pembelajaran yang ia hadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu, guru

menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara

profesional

2. PTK diindikasikan oleh adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk

memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas. Oleh karena itu, ciri khas

PTK terletak pada adanya tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki

proses pembelajaran yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

18

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan

suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakan-tindakan secara

terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama dalam rangka

peningkatan kualitas proses pembelajaran.

2. Manfaat PTK

Menurut website PPPG tertulis Bandung (Susento, 2007), manfaat PTK antara

lain sebagai berikut:

a. Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah,

mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada tingkat kelas, PTK

akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat secara empirik dan bukan sekedar pemahaman secara teoritik.

c. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional tidak akan merasa enggan melakukan berbagai

perubahan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik pembelajarannya di kelas sehingga guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.

3. Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK

Dalam tahap PTK dilakukan kegiatan-kegiatan yang membentuk siklus. Tiap-

tiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Susento, 2007:5):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

19

a. Perencanaan tindakan Menyusun rencana tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis

tindakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci, segala keperluan untuk melaksanakan tindakan, dan berbagai kendala yang mungkin timbul beserta cara mengatasinya.

b. Pelaksanaan tindakan Melaksanakan semua rencana tindakan dalam proses pembelajaran di kelas.

c. Observasi tindakan Mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi bertujuan untuk

mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, guru bisa dibantu oleh pengamat luar (teman sejawat atau orang yang berkompeten).

d. Refleksi terhadap tindakan Memproses data yang diperoleh dari observasi tindakan. Data yang diperoleh ditafsirkan, dianalisis dan disimpulkan. Refleksi dapat dilakukan guru dengan bantuan pengamat atau orang lain yang berkompeten. Berdasarkan hasil refleksi kemudian dilakukan evaluasi terhadap tindakan, yaitu untuk menilai sejauh mana tindakan telah dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK selesai. Jika tindakan belum dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK masih dilanjutkan ke siklus kegiatan yang baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

20

Gambar 2.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan Tindakan

(Aksi)

Observasi Perencanaan Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

(Aksi)

Observasi Perencanaan Ulang

Refleksi

SIKLUS I

SIKLUS II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

21

E. Kerangka Berpikir

Rendahnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran akuntansi

disebabkan karena kebiasaan belajar bersama dalam kelompok (diskusi

kelompok) belum terbentuk. Terbukti masih dijumpai dalam kelas terdapat

beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh, tidur-tiduran, bermain handphone,

ataupun asyik membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran

pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dapat terjadi

karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan

karena selama ini guru hanya memakai metode ceramah dan latihan soal saja.

Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan tipe yang paling

sederhana dari tipe-tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Dengan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw diharapkan sebagai upaya dalam peningkatan motivasi

belajar siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw siswa diajak untuk belajar dalam kelompok-kelompok

(kelompok asal dan kelompok ahli) yang memungkinkan mereka dapat saling

berdiskusi dan masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk menguasai

salah satu bagian materi belajar dan kemudian mengajarkan bagian itu kepada

anggota-anggota lain dalam kelompoknya sehingga diharapkan nantinya akan

dapat merangsang siswa untuk tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran

dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang bersifat mandiri yang dilakukan oleh peneliti dalam

lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan

masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan

kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK BOPKRI I Yogyakarta, Jl. Cik Ditiro

No. 37 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2010

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI

I Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

23

2. Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah peningkatan motivasi belajar siswa melalui

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran

akuntansi.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang akan dijabarkan sebagai

berikut:

1. Kegiatan Pra Penelitian

a. Observasi pada guru

Observasi terhadap guru meliputi kegiatan pra pembelajaran (melakukan

apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai), kegiatan

inti (penguasaan materi pelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar),

pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian

proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan kegiatan penutup

(melakukan refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut setelah pembelajaran).

b. Observasi pada siswa

Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau

berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran.

Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat

pembelajaran. Observasi terhadap siswa meliputi kegiatan pra

pembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

24

(siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan

pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa

mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok).

c. Observasi pada kelas

Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-

praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi

demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam

menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas.

Observasi anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik

kelas, tata letaknya, dan suasana pembelajaran dalam kelas (kerja sama

dan hubungan antar siswa).

2. Siklus Pertama

Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan yang berupa

penyiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi:

1). Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi

siswa secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 orang

siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras atau etnik.

Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah rencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

25

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa.

2). Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi:

a) Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa

kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran.

b) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas

c) Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses

belajar terkait dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

d) Instrumen observasi terhadap kelas

e) Instrumen refleksi oleh guru mitra

f) Instrumen refleksi oleh siswa

b. Tindakan

Pada tahap ini penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai

dengan rencana tindakan yang telah dibuat pada saat perencanaan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membagi siswa dalam kelompok

Siswa dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari

4-5 orang yang anggotanya dilihat dari prestasi akademik, jenis

kelamin, ras atau etnik. Dalam 1 kelompok, masing-masing siswa

diberi nama orang pertama, orang kedua sampai orang kelima.

Kemudian orang pertama dari masing-masing kelompok berkumpul

dan membentuk kelompok yang diberi nama “Kelompok para ahli I”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

26

Hal yang sama juga dilakukan oleh orang kedua sampai orang kelima.

Selanjutnya guru membagikan materi kepada masing-masing

kelompok para ahli. Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi

bersama teman kelompoknya.

2) Pembahasan

Guru bersama siswa melakukan pembahasan materi dengan metode

tanya jawab.

3) Kuis

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi, maka

guru mengadakan kuis/ulangan seputar materi yang diberikan.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak

pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: pengamatan terhadap guru,

pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap kelas serta pengamatan

atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan dan dalam hal ini motivasi

belajar siswa dapat dilihat dengan melihat kemauan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran (kuesioner). Pengamatan juga dilakukan

menggunakan perekaman dengan video camcorder.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil

observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua

macam refleksi yang dilakukan yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

27

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk

mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan

pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya

(penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu

disempurnakan).

2) Refleksi pada akhir siklus pertama digunakan untuk mengetahui

apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan

tindakan telah tercapai.

3. Siklus Kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama

dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada

siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

Demikian juga halnya dengan siklus ketiga, hasil refleksi siklus pertama dan

kedua akan disempurnakan dalam siklus ketiga.

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen Pra Penelitian

a. Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas (catatan anekdotal,

lampiran 2).

b. Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar di kelas ( catatan anekdotal, lampiran 3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

28

c. Instrumen observasi terhadap kelas (catatan anekdotal, lampiran 4).

2. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa

persiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan

instrumen:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam RPP ini guru menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan

dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang

harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan

yang direncanakan.

2) Grouping

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini,

siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.

b. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw yang telah direncanakan. Instrumen yang diperlukan meliputi:

instrumen untuk mengobservasi guru (lampiran 5), instrumen untuk

mengobservasi perilaku siswa (lampiran 6), instrumen untuk

mengobservasi kelas (lampiran 7) dan instrumen motivasi belajar siswa

menggunakan kuesioner sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw (lampiran 8 & lampiran 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

29

Tabel 3.1 Operasional Variabel Motivasi Belajar

Nomor butir Variabel Indikator Positif Negatif

Motivasi belajar 1. adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. adanya penghargaan dalam belajar

5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6. adanya lingkungan belajar yang kondusif

1, 7, 10 2, 12, 13 3, 6 15, 16, 17 5, 20 9, 18

4, 8, 11 14 19

Untuk mengukur motivasi belajar ini menggunakan skala Likert dengan

empat alternatif jawaban yang diberi tanda checklist (√) pada lembar yang

telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah sangat setuju

(SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2,

dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.

c. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan

belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian,

dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Komponen-komponen refleksi

dapat digambarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

30

Analisis pemaknaan penjelasan penyimpulan tindak lanjut.

Instrumen yang digunakan adalah lembar refleksi guru dan lembar refleksi

siswa (lampiran 10 & lampiran 11).

F. Analisis Data

Untuk menganalis data diperlukan suatu cara atau metode analisis data

hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan

mudah dipahami. Dalam penelitian ini, digunakan analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang

diamati. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan informasi tentang:

a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru, kegiatan siswa, dan

kondisi kelas pada saat proses pembelajaran.

b. Kegiatan siklus pertama yang meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan

atau kegiatan dilakukan, hasil observasi, refleksi dari kegiatan

pembelajaran yang berlangsung, dan tingkat keberhasilan dari penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif yaitu membandingkan antara setiap indikator motivasi

belajar siswa pada pra penelitian, siklus I, dan siklus II dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui kriteria motivasi belajar.

Analisis komparatif ini digunakan untuk mengetahui perubahan setiap kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

31

motivasi belajar siswa pada pra penelitian, siklus I, dan siklus II. Hasil setiap

perubahan pada kriteria motivasi belajar dianalisis untuk mengungkapkan ada

atau tidaknya perubahan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Teknik analisis komparatif ini menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

1. Pada tanggal 19 Januari 1967 SMEA BOPKRI Yogyakarta didirikan oleh

Pengurus Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Semula menempati gedung di Jl.

Jenderal Sudirman No. 57 Yogyakarta, sekarang untuk SMPS BOPKRI

Yogyakarta.

2. Pada tahun 1968 pindah di Jl. Jendral Sudirman No. 24 Yogyakarta (sekarang

untuk SD BOPKRI Gondolayu).

3. Pada tahun 1974 mendapat status Berbantuan

4. Pada tanggal 1 Maret 1974 SMEA BOPKRI Yogyakarta pindah tempat di

Jalan Wardani No. 2 Kotabaru Yogyakarta.

5. Pada tanggal 28 Desember 1977 mendapat status Bersubsidi

6. Pada tahun 1986 status atau jenjang akreditasinya Disamakan, berdasarkan

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tertanggal 6

Januari 1986 Nomor : 01/C/Kep/I.86.

7. Mulai bulan Juli 1997 pindah di Jl. Cik Di Tiro No.37 Yogyakarta. Namanya

diganti menjadi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta.

8. Pada tahun 1991 akreditasi yang kedua statusnya tetap sama yaitu Disamakan

9. Pada 1998 akreditasi yang ketiga statusnya tetap sama yaitu Disamakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

33

10. Pada tahun 2005 akreditasi untuk program keahlian Akuntansi dengan

peringkat akreditasi A.

11. Pada tahun 2006 akreditasi untuk program keahlian Administrasi Perkantoran

dengan peringkat akreditasi A.

12. Pada tahun 2009 membuka program keahlian Multi Media

13. Pada tahun 2009 akreditasi untuk program keahlian Akuntansi dengan

peringkat akreditasi A.

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

1. Visi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Menjadi SMK unggul yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil, mandiri,

berani berkompetisi, dan berdasarkan kasih.

2. Misi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

a. Melaksanakan proses belajar mengajar secara optimal dalam iklim yang

kondusif berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

b. Mengembangkan etos kerja yang produktif dan efisien

c. Mengembangkan sekolah dengan instansi lain

d. Mengembangkan sarana dan prasarana sekolah

3. Tujuan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

a. Tujuan Umum

1) Mengembangkan sistem pembelajaran dan keterampilan kerja praktik.

2) Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

34

3) Meningkatkan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja

4) Memberikan bekal sikap mental, perilaku luhur, dan kepribadian yang

kuat.

5) Menumbuhkan semangat bersaing dan berkompetisi

6) Meningkatkan hubungan yang baik dengan DU/DI dan instansi lain

7) Memperbaiki ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan yang

memadai.

8) Mengadakan media, alat praktik, dan buku sumber yang lengkap

b. Tujuan Program Keahlian Akuntansi

Menyiapkan peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang kompeten dalam:

1) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa

2) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang

3) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan

c. Tujuan Program Keahlian Administrasi Perkantoran

1) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik

lisan maupun tertulis kepada relasi dengan memperhatikan norma dan

lingkungan masyarakat.

2) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi

untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.

3) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan,

melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas menjadi

tanggung jawabnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

35

4) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola

surat/dokumen sesuai dengan standar operasi dan prosedur untuk

mendukung tugas pokok lembaga.

5) Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga

diperoleh manfaat bagi masing-masing pihak.

6) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola administrasi

keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan.

C. Sistem Pendidikan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Tujuan pendidikan dan tingkat satuan pendidikan di SMK BOPKRI 1

Yogyakarta mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu:

Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Konsekuensi dari tujuan tersebut sekolah harus memberikan bekal

keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga

kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha/Industri/Kerja

(DU/DI/DK), maka SMK BOPKRI 1 Yogyakarta melaksanakan Pendidikan

Sistem Ganda (PSG), yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dua tempat yaitu di

sekolah dan di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Bentuk

penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara

sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

36

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di Dunia

Usaha/Industri/Kerja.

Perlu diketahui bahwa mulai tahun pelajaran 1996/1997 SMK BOPKRI 1

Yogyakarta (saat itu bernama SMEA BOPKRI 1) telah melaksanakan Praktik

Industri bagi siswa sesuai yang digariskan dalam Kurikulum 1994, walaupun

kurikulum terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan, yaitu

kurikulum 1999, kurikulum 2004, dan saat ini menggunakan kurikulum edisi

2006, siswa-siswi SMK BOPKRI 1 tetap melaksanakan Praktik Industri.

Sekolah menjadwalkan Praktik Industri setiap tahunnya pada bulan April

sampai dengan bulan Juli tahun yang bersangkutan dengan total waktu 4 bulan,

kecuali apabila DU/DI/DK yang menghendaki jadwal tersendiri. Sedangkan siswa

yang mengikuti Praktik Industri adalah siswa kelas XI program keahlian

Administrasi Perkantoran dan Akuntansi.

D. Kurikulum SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan untuk

memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina pengembangan

program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap dan terampil sesuai

dengan tuntutan kurikulum.

SMK BOPKRI 1 Yogyakarta saat ini sudah menggunakan Kurikulum

2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

37

(KTSP). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 (KBK) dan

merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dikembangkan di

masing-masing satuan pendidikan dan komite sekolah, yang berisi: Tujuan Satuan

Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

Kalender Pendidikan, dan Silabus. KTSP ini sudah mulai diterapkan pada tahun

pelajaran 2006/2007 mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Berikut hal-hal yang

berkaitan dengan KTSP:

1. Struktur Program sesuai dengan Standar Isi, yang meliputi:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

f. Muatan lokal

g. Pengembangan diri (diarahkan ke bimbingan karier dan pengembangan

kreativitas).

2. Standar ketuntasan belajar

a. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu

kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ketuntasan ideal

untuk masing-masing indikator 75 %.

b. SMK BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan kentutasan belajar minimal

untuk kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif 6,00 dan untuk

kelompok mata pelajaran produktif 7,00.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

38

3. Standar kelulusan

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika,

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

c. Lulus ujian sekolah

d. Lulus ujian nasional dengan kriteria:

1) Nilai ujian nasional untuk 3 mata pelajaran minimum 4,25

2) Nilai ujian produktif minimum 7,00

3) Rata-rata ketiga nilai tersebut ditambah nilai ujian produktif minimum

5,50.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

39

E. Organisasi Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Ket: Garis komando

Garis konsultasi

Pengurus Yayasan BOPKRI Yogyakarta

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Koordinator BP/BK - BKK

Wakil Kep.Sek Urusan - Kurikulum - Humas/Hubin

Guru/Wali Kelas

Wakil Kep.Sek Urusan - Kesiswaan - Sarana Prasarana

Ketua Prog. Keahlian

Akuntansi

Guru/Wali Kelas

Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Ketua Prog. Keahlian

Admin.Perkantoran

Kepala Tata Usaha

Ketua Program Keahlian

Multimedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

40

Tugas Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1 yang sekarang dibantu oleh Wakil Kepala

Sekolah, mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh kegiatan

pendidikan di sekolah ini dengan perincian sebagai berikut:

a Program tahunan, semesteran berdasarkan kalender pendidikan

b Jadwal pelajaran pertahunan, persemesteran termasuk penetapan jenis

mata pelajaran/diklat/kompetensi/bidang pengembangan/bidang

studi/bidang pengajaran/keterampilan dan pembagian tugas guru.

c Program RPP berdasarkan buku kurikulum

d Pelaksanaan jadwal RPP menurut alokasi waktu yang telah ditentukan

berdasarkan kalender pendidikan.

e Pelaksanaan ulangan/tes/hasil evaluasi belajar untuk kenaikan dan UN

f Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma penjurusan

g Penyusunan norma penilaian

h Penetapan kenaikan kelas

i Laporan kemajuan hasil belajar murid/siswa

j Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar

1. Mengatur administrasi kantor

2. Mengatur administrasi murid/siswa

3. Mengatur administrasi pegawai

4. Mengatur administrasi perlengkapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

41

5. Mengatur administrasi keuangan

6. Mengatur administrasi perpustakaan

7. Mengatur pembinaan murid/kesiswaan

8. Mengatur hubungan dengan masyarakat

Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal

diperlukan adanya jadwal kerja kepala sekolah yang meliputi kegiatan-

kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.

2. Guru

Tugas Guru SMK BOKPRI 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Guru mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pengajaran

di sekolah berdasarkan kurikulum yang berlaku. Di samping tugas pokok

tersebut, guru membantu kepala sekolah dalam melaksanakan dan

mengatur:

1) Administrasi murid/siswa

2) Administrasi kepegawaian

3) Administrasi perlengkapan

4) Administrasi keuangan

5) Administrasi perpustakaan

6) Administrasi perkantoran

7) Administrasi pembinaan kesiswaan, termasuk program BP

8) Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat

Tugas tambahan tersebut terutama diberikan kepada guru yang di

sekolahnya belum tersedia tenaga khusus Tata Usaha sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

42

b. Bagi guru pada sekolah menengah kejuruan, di samping tugas

melaksanakan tugas pokok pendidikan dan pengajaran mereka mendapat

tugas tambahan membantu kepala sekolah dalam hal mengatur:

1) Program pengajaran

2) Pembinaan kesiswaan termasuk program BP

3) Pengelolaan kelas

4) Pengelolaan perpustakaan

5) Kegiatan jurusan/instalasi

6) Pengelolaan laboratorium/ruang praktik

c. Guru mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang

program-program pengajaran melakukan kegiatan:

1) Penyusunan jadwal kegiatan sekolah

2) Penyusunan pembagian tugas guru

3) Penyusunan jadwal pelajaran

4) Penyusunan jadwal evaluasi belajar

5) Penyusunan laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala

d. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang

kesiswaan melakukan kegiatan:

1) Penyusunan program pembinaan kesiswaan OSIS

2) Pelaksanaan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan

siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata-tertib

sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

43

3) Pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS

4) Pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi

5) Penyusunan pembinaan siswa secara berkala dan insidental

6) Pemilihan calon penerima beasiswa bagi siswa yang berbakat

e. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai

wali kelas, melakukan kegiatan:

1) Penyusunan laporan keadaan kelas pada akhir tahun ajaran

2) Pembuatan statistik bulanan siswa

3) Penyusunan jadwal pelajaran kelas

4) Pencatatan jumlah kehadiran siswa mingguan dan bulanan

5) Pencatatan penerimaan uang SPP

6) Pengisian daftar nilai siswa

7) Pendataan alamat siswa

8) Pembuatan catatan khusus tentang siswa

9) Pencatatan mutasi siswa

f. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang

bimbingan dan penyuluhan, melakukan kegiatan:

1) Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan

yang meliputi: waktu kegiatan, metode bimbingan dan penyuluhan,

peralatan dan biaya, teknik pengolahan data hasil bimbingan dan

penyuluhan serta petugas bimbingan dan penyuluhan.

2) Koordinasi dengan wali kelas, guna penanggung jawab bidang

pembinaan kesiswaan dan orang tua/wali murid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

44

3) Penyusunan dan pelaksanaan program kerja sama dengan instansi lain

yang relevan baik pemerintah maupun swasta.

4) Evaluasi pelaksanaan BP

5) Penyusunan statistik hasil evaluasi BP

6) Penyusunan dan pemberian saran dan pertimbangan pemilihan jurusan

bagi siswa.

g. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang

perpustakaan sekolah melakukan kegiatan :

1) Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka

2) Pengurusan pelayanan perpustakaan

3) Perencanaan pengembangan perpustakaan

4) Pemeliharaan dan perbaikan buku/bahan pustaka

5) Penyusunan laporan bulanan

h. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai

ketua jurusan/kepala instalasi melakukan kegiatan :

1) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan jurusan

2) Koordinasi penggunaan laboratorium/tempat praktik

3) Peningkatan prestasi dalam jurusan yang bersangkutan

4) Observasi dan evaluasi kemajuan dan kemampuan siswa dalam

jurusan yang bersangkutan.

5) Penyusunan laporan perkembangan jurusan/instalasi

i. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah untuk

mengajar praktik melakukan kegiatan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

45

1) Praktik di laboratorium/di tempat praktik

2) Pengembangan praktik di laboratorium/tempat praktik

3) Pemeliharaan alat praktik laboratorium/praktik kejuruan

4) Perencanaan kegiatan praktik

5) Penyiapan bahan/alat untuk pelajaran praktik sesuai dengan

jurusannya.

6) Pengkoordinasian kegiatan praktik

7) Perencanaan kebutuhan bahan/alat praktik

8) Pengawasan pelaksanaan praktik

9) Koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat/dunia usaha dalam

rangka praktik siswa.

10) Penyusunan laporan kemajuan praktik siswa

j. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang

hubungan melakukan kegiatan:

1) Pengaturan dan penyelenggaraan hubungan sekolah dengan orang

tua/wali siswa.

2) Pembinaan hubungan antar sekolah dengan BP3

3) Pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah,

dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.

4) Pemberian informasi tentang keadaan sekolah kepada masyarakat

lingkungannya.

5) Pertemuan konsultasi dengan dunia usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

46

6) Penyusunan laporan pengembangan hubungan antar sekolah dengan

masyarakat.

3. Pegawai/Karyawan

Karyawan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta sebanyak 8 orang terdiri dari 3 orang

karyawan tetap yayasan dan 5 orang karyawan tidak tetap.

a. Kepala Tata Usaha bertugas:

1) Membantu kepala sekolah dalam bidang administrasi

2) Mengatur/mengawasi tugas masing-masing karyawan serta melakukan

pembinaan secara kontinu.

3) Tata laksana data kepegawaian, entry data kesiswaan, data mutasi

siswa dan data kuesioner.

4) Pelaksanaan urusan administrasi kesiswaan termasuk administrasi

kegiatan siswa, mutasi siswa dan hal lain yang berkaitan dengan

kesiswaan.

5) Membuat konsep dan mengetik surat atau pekerjaan lain yang perlu

diketik.

6) Membuat daftar gaji/honorarium, laporan bulanan/triwulanan dan

DSO.

7) Membuat daftar nilai siswa, daftar peserta UN, presensi siswa, raport,

legger dan kelengkapannya termasuk perangkat tata tertib

sekolah.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

47

b. Petugas Tata Usaha I bertugas:

1) Membantu bendahara komite sekolah/operasional keuangan sekolah.

2) Menerima pembayaran SPP dan keuangan lain yang ditetapkan

sekolah serta membuat laporan secara rutin.

3) Mengerjakan data kartu pembayaran SPP dan membuat rekapitulasi

penerimaan uang.

4) Mengerjakan data buku raport, agendaris dan arsip beasiswa, data

prestasi dan alumnus serta kegiatan kesiswaan.

5) Mencatat data logistik barang habis pakai dan mencatat inventaris

barang-barang kerumahtanggaan.

6) Mengerjakan rekap presensi guru dan karyawan

7) Mengerjakan pembayaran dan potongan-potongan gaji/honorarium

8) Mengerjakan tugas lain yang diberikan pimpinan

c. Petugas Tata Usaha II bertugas:

1) Mengerjakan buku tugas induk siswa termasuk entry data siswa,

kemajuan kelas, presensi siswa, klapper, raport, legger dan daftar nilai

siswa.

2) Melaksanakan administrasi umum, agenda surat masuk dan surat

keluar.

3) Mengerjakan pembukuan keuangan sekolah dan membuat laporan

keuangan ke yayasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

48

4) Pengelolaan dan penyimpanan raport, buku induk siswa, klaper, kartu

buku, presensi siswa, daftar nilai.

5) Pelayanan surat-surat keterangan, legalisir dan layanan umum

6) Mempersiapkan perlengkapan presensi guru dan karyawan serta

membantu penggandaan dan edaran-edaran.

7) Menerima telepon dan menerima tamu untuk kepala sekolah

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan

d Petugas tata Usaha III bertugas:

1) Operator komputer, mesin tulis/tik dan melaksanakan pengerjaan dan

pengetikan surat dan lain-lain.

2) Mencatat inventarisasi barang/peralatan sekolah termasuk laporannya.

3) Penomoran barang inventaris sesuai kode barang inventaris, mengatur

penyimpanan dan perawatannya.

4) Mengelola perpustakaan sekolah dalam hal urusan sirkulasi buku dan

pengembaliannya, pelayanan kepada siswa, kartu peminjam,

katalogisasi agendaris dan arsiparis perpustakaan serta entry data.

5) Memelihara dan menjaga kebersihan, perawatan serta penataan

buku/ruang perpustakaan.

6) Membantu pembina perpustakaan dalam perencanaan kebutuhan

buku.

7) Menerima telepon dan menerima tamu untuk kepala sekolah

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

49

e Petugas kebersihan I bertugas:

1) Membersihkan ruang kelas timur, lantai atas dan lantai bawah, dan

tempat parkir.

2) Membersihkan ruang perpustakaan dengan terasnya, teras bagian barat

dan ruang piket.

3) Satpam/petugas keamanan, setelah pekerjaan utama selesai

4) Menjaga keamanan dan ketertiban sekolah yang menyangkut

lingkungan, baik orang maupun barang yang berada dalam lingkungan

sekolah serta membuka/menutup pintu gerbang utama sesuai

kebutuhan.

5) Mengontrol pengamanan dan keamanan lingkungan, kendaraan warga

sekolah termasuk kerapian parkir.

6) Menyiapkan pengeras suara untuk upacara dan untuk kepentingan lain

sesuai kebutuhan.

7) Membantu menjaga sekolah dalam tugas jaga malam

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan

f Petugas kebersihan II bertugas :

1) Membersihkan tiga ruang kelas barat, ruang praktik mengetik, ruang

praktik komputer dan ruang kajur.

2) Melayani kegiatan praktik komputer dan praktik mengetik

3) Mengantar surat-surat ke instansi lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

50

4) Menjaga pintu gerbang, membantu penjaga sekolah dalam hal

kebersihan dan keamanan lingkungan serta pemeliharaan keamanan.

5) Menjaga dan merapikan parkir kendaraan serta menjaga keamanannya.

6) Menyiapkan pengeras suara untuk upacara dan kepentingan lain sesuai

kebutuhan.

7) Menjaga kebersihan lingkungan, penataan dan pemeliharaan tanaman

serta melaksanakan tugas serabutan sesuai kebutuhan.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan

g. Petugas kebersihan III bertugas:

1) Membersihkan ruang kantor kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang

koperasi, ruang guru, ruang wakil kepala sekolah, ruang UKS dan

ruang OSIS.

2) Membersihkan halaman sekolah, kamar mandi/WC guru dan siswa.

3) Menerima telepon dan menerima tamu untuk kepala sekolah

4) Membantu menjaga koperasi sekolah

5) Membuat minuman untuk guru/karyawan dan mengedarkannya

6) Menyiapkan dan mengedarkan daftar presensi guru

7) Menjaga kebersihan lingkungan dan memelihara tanaman

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

51

h. Satpam bertugas:

1) Sebagai penjaga sekolah termasuk jaga malam

2) Membuka dan menutup ruangan sekolah dan pintu gerbang sekolah

F. Sumber Daya Manusia SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Sumber daya manusia yang ada meliputi: kepala sekolah, para guru, dan

karyawan yang bekerja untuk SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Jumlah sumber daya

yang ada sebanyak 41 orang, terdiri dari guru dan karyawan dengan rinciannya

sebagai berikut :

1. Guru tetap PNS dipekerjakan sebanyak 12 orang

2. Guru yayasan sebanyak 1 orang

3. Guru tidak tetap sebanyak 20 orang

4. Karyawan/Pegawai tetap sebanyak 3 orang

5. Karyawan/Pegawai tidak tetap sebanyak 5 orang

G. Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Rekapitulasi data siswa meliputi jumlah siswa tiap kelas berdasarkan jenis

kelamin pada setiap program keahlian tahun ajaran 2010/2011 di SMK BOPKRI

1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

52

Jumlah Siswa Kelas X Kelas XI Kelas XII

No Program Keahlian

L P L P L P

Jumlah

1 Akuntansi 5 11 7 15 - 22 60 2 Administrasi

Perkantoran 3 24 4 17 3 21 72

3 Multi Media 11 13 18 10 - - 52 Total 19 48 29 42 3 43 184

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

SMK BOPKRI 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang letaknya

strategis karena berada di tengah-tengah kota sehingga mudah dijangkau oleh

siswa, guru maupun karyawan. Tanah dan gedung yang ditempati SMK BOPKRI

1 Yogyakarta adalah milik Yayasan BOPKRI Yogyakarta, dengan luas tanah

seluruhnya 1200 m2 terdiri dari luas bangunan gedung 671m2 dan luas halaman

untuk upacara dan olahraga 449 m2. Bangunan yang ada di komplek sekolah

BOPKRI di Jalan Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta merupakan bangunan/gedung

yang permanen terdiri bangunan berlantai satu dan sebagian gedung berlantai dua.

Ruang kelas seluruhnya ada 6 ruang. Ukuran ruang kelas tidak terlalu besar

sehingga kurang nyaman untuk belajar dan sirkulasi udara kurang begitu baik,

meskipun begitu fasilitas di dalam kelas sudah cukup lengkap. Selain ruang kelas

dan ruang guru masih terdapat ruang-ruang yang lain yaitu:

1. Ruang Kepala Sekolah

2. Ruang Wakil Kepala Sekolah

3. Ruang Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

53

4. Ruang Ketua Jurusan

5. Ruang BP

6. Ruang TU

7. Ruang OSIS

8. Ruang UKS

9. Perpustakaan

10. Kantin sekolah

11. Laboratorium komputer

12. Laboratorium multimedia

13. Kamar mandi (toilet) siswa

14. Kamar mandi (toilet) guru

15. Gudang

16. Dapur

Lingkungan sekolah sendiri sudah cukup bersih, hal ini juga berkat adanya

karyawan yang selalu setia membersihkan sekolah, dengan menyapu dan

mengepel lantai setiap hari. Hanya saja tanaman di luar kelas masih terlihat

kurang rapi sehingga masih diperlukan perawatan. Halaman sekolah cukup besar

sehingga dapat menyediakan tempat parkir untuk siswa, guru, dan karyawan yang

membawa kendaraan bermotor.

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Fasilitas belajar yang ada di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

54

1. Papan tulis

Papan tulis yang tersedia cukup memadai untuk digunakan dalam proses

belajar-mengajar dan terletak di tengah-tengah dinding depan kelas.

2. Meja dan kursi belajar

Kondisi meja dan kursi belajar siswa sudah cukup lama, meskipun begitu

tetap masih bisa digunakan untuk belajar. Di beberapa kelas masih terlihat

kelebihan meja dan kursi yang tidak digunakan. Tetapi kesadaran para siswa

dalam menjaga fasilitas ini kurang baik terlihat banyak meja-meja yang

bercorat-coret hal-hal yang tidak sepantasnya dan digunakan untuk

menyimpan barang-barang yang tidak berguna.

3. Sumber belajar

Sumber belajar yang ada di sekolah ini meliputi:

a. Kurikulum yang mengikuti perkembangan zaman, perpustakaan, buku

paket, dan buku-buku lain yang relevan.

b. Laboratorium

Terdapat 2 laboratorium, yaitu laboratorium komputer dan laboratorium

untuk multimedia.

c. Jaringan internet

Lewat jaringan internet yang dapat diakses secara gratis, para siswa dapat

mencari sumber belajar berupa artikel atau jurnal ilmiah lewat sarana

tersebut. Jaringan yang dimiliki cukup cepat dan mudah dalam

pengaksesannya sehingga dapat lebih membantu siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

55

4. Media penunjang

Di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta terdapat media penunjang kegiatan

pembelajaran antara lain

a) Komputer sebanyak 40 buah

b) Mesin ketik manual sebanyak 73 buah

c) Mesin kalkulator sebanyak 40 buah

d) OHP sebanyak 2 buah

e) Mesin stensil sebanyak 2 buah

f) Laptop sebanyak 2 buah

g) LCD sebanyak 1 buah

h) Radio/tape recorder sebanyak 1 buah

i) Televisi sebanyak 1 buah

j) Parabola sebanyak 1 buah

J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah

Komite Sekolah yang dulunya dikenal dengan Majelis Sekolah

beranggotakan masyarakat yang peduli akan peningkatan mutu pendidikan

kejuruan, terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, pengalaman, dan usia

merupakan wadah untuk merumuskan seluruh kebijakan pelaksanaan PSG pada

SMK, maka tanggung jawabnya antara lain :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelaksanaan PSG, mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan

evaluasi/penilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

56

2. Menampung dan merumuskan standar kompetensi, keterampilan yang akan

ditetapkan menjadi kemampuan tamatan SMK secara bersama-sama.

3. Menyelenggarakan pelaksanaan pembuatan akad kerjasama antara pihak

dunia usaha/industri dengan SMK.

4. Menyelenggarakan pelaksanaan lomba Keterampilan Siswa (LKS, gebyar

SMK, Uji Kompetensi, Uji Profesi (kalau sudah mungkin) untuk para siswa

SMK).

5. Mencarikan peluang untuk mendapatkan sumber dana selain dari yang telah

ada, antara lain mengupayakan pemasaran barang hasil unit produksi dan lain-

lain.

K. Hubungan antara SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dengan Instansi Lain

SMK BOPKRI 1 Yogyakarta menjalin hubungan dengan beberapa instansi

lain untuk kepentingan kegiatan kependidikan. Instansi yang menjalin hubungan

dengan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta sampai saat ini adalah sebagai berikut:

1. Universitas Sanata Dharma (USD)

Hubungan antara SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dengan USD terjalin dengan

mahasiswa USD untuk melaksanakan Program Pelaksanaan Lapangan (PPL).

Dalam hal ini, sekolah menyediakan fasilitas yang diperlukan mahasiswa PPL

seperti siswa, guru pamong, pembimbing observasi, media untuk

pembelajaran, dan lain-lain. Sedangkan pihak USD, dalam hal ini

mahasiswa PPL membantu kelancaran kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

57

belajar-mengajar, seperti membantu piket, mengajar, menyelesaikan tugas-

tugas administrasi, dan lain-lain.

2. Bappeda Sleman, KPPD Sleman, Koperasi Bethesda, KPN Sejahtera,

Dinas P. Kota Yogyakarta, Kantor Pos Yogyakarta, Pemerintah Provinsi

DIY.

Hubungan antara SMK BOPKRI I dengan DI/DU (Bappeda Sleman, KPPD

Sleman, Koperasi Bethesda, KPN Sejahtera, Dinas P. Kota Yogyakarta,

Kantor Pos Yogyakarta, Pemerintah Propinsi DIY) terjalin dengan adanya

program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Praktik Industri (PI). Kegiatan

peserta PSG dan PI di institusi pasangan merupakan kegiatan bekerja

langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya untuk menguasai kompetensi

keahlian yang benar dan terstandar, memasukkan sikap dan etos kerja positif

sesuai dengan persyaratan tenaga kerja profesional di bidangnya.

Program pelatihan di DI/DU berisi standar kompetensi yang harus dikuasai

peserta, jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh peserta, jadwal

pekerjaan peserta, rencana pembimbingan, penilaian proses dan hasil kerja

peserta. Siswa melaksanakan kegiatan praktik DI/DU yang menjadi dasar

kejuruan dalam melaksanakan praktik keahlian produktif. Pelaksanaannya

dalam bentuk ”on the job training” yang berbentuk kegiatan yang

mengerjakan kegiatan produksi dan jasa sesungguhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

58

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan

SMK adalah satuan pendidikan yang mempunyai tugas berat karena

mempunyai peran ganda dalam melaksanakan proses pendidikan, begitu juga

dengan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Peran ganda tersebut adalah:

1. Menyiapkan hasil lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidangnya,

handal, terampil, berkualitas, dan mampu bersaing di dunia kerja.

2. Memberi bekal keilmuan para lulusan untuk dapat dan mampu meneruskan

belajar ke perguruan tinggi.

Proses belajar mengajar yang baik, tertib, lancar merupakan kunci utama dalam

pencapaian tujuan pendidikan sehingga perlu dievaluasi secara terus-menerus.

Ujian akhir kelas XII merupakan salah satu alat ukur nasional untuk menentukan

keberhasilan proses pembelajaran sekolah. Nilai Ujian Nasional yang tinggi

menggambarkan semakin baiknya kualitas pendidikan di sekolah dan sebaliknya

nilai Ujian Nasional yang rendah dapat diindikasikan kurang berhasilnya proses

pendidikan di sekolah.

Untuk meningkatkan kualitas lulusan, SMK BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki

beberapa program antara lain:

1. Mengadakan les untuk mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional

yang bekerjasama dengan PRIMAGAMA.

2. Mengadakan tambahan jam pelajaran untuk mata pelajaran yang diujikan pada

Ujian Nasional pada semester genap.

3. Mengadakan uji coba Ujian Nasional dari:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

59

a Sekolah

b Yayasan BOPKRI

c Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

d Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

4. Melaksanakan program kemitraan dengan 2 guru mitra 1 guru Bahasa Inggris

dari SMKN 1 Yogyakarta dan 1 guru Matematika dari SMKN 7 Yogyakarta.

5. Melaksanakan program Sister School dengan SMKN 7 Yogyakarta

6. Mengadakan pembekalan mental dan spiritual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

60

BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta ini

dilakukan dalam dua siklus atau dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada

hari Kamis, 23 September 2010, dan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 21

Oktober 2010. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu

mengadakan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan diskusi dengan guru

mitra yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di

kelas XI Jurusan Akuntansi tersebut. Untuk observasi pendahuluan dan

pelaksanaan masing-masing siklus membutuhkan waktu 3 x 45 menit atau 3 jam

pelajaran. Berikut adalah uraian hasil observasi pendahuluan dan penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada masing-masing siklus:

1. Observasi Pendahuluan

Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Agustus

2010 pada jam ke tujuh sampai jam ke sembilan (pukul 11.30 WIB – 13.15

WIB). Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

sebagai guru bidang studi akuntansi. Jumlah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi

pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa

berjenis kelamin perempuan dan 7 siswa berjenis kelamin laki-laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

61

Pada saat observasi pendahuluan ini ada 2 siswa yang absen sehingga hanya

ada 20 siswa yang hadir pada saat jam pelajaran akuntansi ini berlangsung.

Adapun materi yang dipelajari pada saat observasi pendahuluan ini adalah

aktiva tetap, dengan standar kompetensi kemampuan mengelola kartu aktiva

tetap dan kompetensi dasar kemampuan menyiapkan pengelolaan kartu aktiva

tetap, mengidentifikasi data, serta mengidentifikasi penyusutan dan akumulasi

penyusutan aktiva tetap. Dalam observasi pendahuluan ini, ada tiga hal yang

diobservasi yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil

observasi pendahuluan:

a. Observasi guru (observing teacher)

Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam

catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 2a, halaman

172). Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengucapkan salam kepada siswanya, dan memeriksa

kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Guru justru tidak

menyampaikan tujuan dari pembelajaran padahal apabila guru

menyampaikan tujuan pembelajaran setidaknya akan menimbulkan

motivasi yang positif dari siswanya. Guru juga melakukan pengulangan

materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan tujuan untuk

mengingatkan kembali ke siswa dan mendorong siswa untuk terpacu

dalam mempelajari materi yang baru. Selama menjelaskan materi, guru

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

62

beberapa pertanyaan kepada siswanya. Guru juga memberikan soal-soal

latihan untuk dikerjakan oleh siswanya. Selama pembelajaran guru

menggunakan media white board sebagai sarana pembelajaran. Selama

kegiatan ini guru juga berusaha membantu dan membimbing siswa jika

siswanya mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihannya,

sehingga tidak jarang guru berkeliling kelas untuk mengecek hasil

pekerjaan siswanya. Setelah siswa mengerjakan soal latihan kemudian

guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal latihan tadi untuk

dibahas bersama-sama. Selama proses pembahasan soal latihan, guru

terkadang memberi pertanyaan ke siswa untuk merangsang pengetahuan

mereka, tetapi dalam kenyataannya hanya ada beberapa siswa saja yang

mau menjawab. Guru dirasakan masih kurang bisa memotivasi siswanya

selama proses pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang justru

terlihat bosan, asyik mengobrol dengan temannya, dan ada beberapa

siswa yang tidur di kelas. Guru akan menegur siswa yang membuat

kegaduhan di kelas. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru mengucapkan

salam penutup. Guru tidak memberikan kesimpulan materi pelajaran

kepada siswanya. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat

dalam tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

63

Tabel 5.1 Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran

No Deskriptor Ya Tidak Catatan1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran, dan media √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dan rencana kegiatannya √

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18

Guru menghasilkan pesan yang menarik √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

64

19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi

guru-siswa dan siswa-siswa √

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan

kompetensi

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan

Catatan: lihat lampiran 5a halaman 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

65

b. Observasi siswa (observing student)

Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan

anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 3a, halaman 174).

Sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan

diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa memberitahukan kepada

guru siapa saja yang tidak masuk pada hari itu. Kemudian siswa tampak

cukup agak antusias pada awal pembelajaran dimana siswa

mempersiapkan materi pelajaran dan perlengkapan lain yang diperlukan

termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa yang tidak

membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Selanjutnya guru

pun mulai menjelaskan materi. Di awal pembelajaran hampir semua

perhatian siswa tertuju pada guru. Ketika di tengah-tengah pembelajaran

saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan ternyata ada

beberapa siswa yang justru bersikap acuh tak acuh. Banyak siswa yang

asyik dengan kegiatannya sendiri, mereka justru ‘ngobrol’ dengan teman-

temannya di luar materi pelajaran dan ada juga yang justru asyik tidur-

tiduran di kelas. Keadaan seperti itu menunjukkan bahwa di antara siswa

tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini

disebabkan siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti rutinitas

pembelajaran dimana mereka selama ini di kelas hanya mendengarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

66

penjelasan dari guru dan mereka diminta untuk mengerjakan soal-soal

latihan saja. Dari rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.2 Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

√ Pada saat awal pembelajaran saja

3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan

tugas/latihan soal dengan baik √

6 Siswa mendapat teguran dari guru

7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Siswa menjawab pertanyaan guru

10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal

Catatan: lihat lampiran 6a halaman 181

Selain observasi secara langsung terhadap siswa, untuk

mengetahui tingkat motivasi belajar siswa maka digunakan kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

67

sebagai alat pengumpul data sehingga diketahui data awal karakteristik

siswa. Berikut adalah hasil analisis motivasi belajar pada pra penelitian:

Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian

No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 – 24 Sangat Tinggi 6 30 % 18 – 20 Tinggi 11 55 % 16 -17 Cukup 3 15 % 14 – 15 Kurang 0 0 %

1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil

6 – 13 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 20 100 %

10 – 12 Sangat Tinggi 3 15 % 9 Tinggi 5 25 % 8 Cukup 4 20 % 7 Kurang 7 35 %

2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3 – 6 Sangat Kurang 1 5 % Jumlah 20 100 %

7 – 8 Sangat Tinggi 2 10 % 6 Tinggi 8 40 % 5 Cukup 9 45 % 4 Kurang 1 5 %

3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan

2 – 4 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 20 100 %

14 – 16 Sangat Tinggi 0 0 % 12 – 13 Tinggi 10 50 %

11 Cukup 5 25 % 10 Kurang 4 20 %

4 Adanya penghargaan dalam belajar

4 – 9 Sangat Kurang 1 5 % Jumlah 20 100 %

7 – 8 Sangat Tinggi 8 40 % 6 Tinggi 1 5 % 5 Cukup 9 45 % 4 Kurang 2 10 %

5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

2 – 3 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 20 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

68

10 -12 Sangat Tinggi 0 0 % 9 Tinggi 7 35 % 8 Cukup 6 30 % 7 Kurang 4 20 %

6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif

3 – 6 Sangat Kurang 3 15 % Jumlah 20 100 %

Catatan: lihat lampiran 8a halaman 183

Dari tabel 5.3 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa

selama proses pembelajaran. Pada pra penelitian ini jumlah siswa yang

hadir adalah 20 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator

adanya hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 19,55.

Pada indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh

nilai mean sebesar 8,10. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita

masa depan diperoleh nilai mean sebesar 5,55. Kemudian untuk indikator

adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 11,20.

Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

diperoleh nilai mean sebesar 5,85. Untuk indikator adanya lingkungan

belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 7,85. Berdasarkan hasil

analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar

siswa pada pra penelitian = 58,25.

c. Observasi kelas (observing classroom)

Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white

board, 1 papan absensi siswa, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, serta ada 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

69

meja dan kursi untuk para siswanya. Kelas juga memiliki ventilasi yang

memadai, pencahayaan yang cukup, dan lingkungan yang cukup bersih

sehingga dapat mendukung proses pembelajaran. Saat itu jumlah siswa

yang hadir ada 20 siswa dan 2 siswa lainnya absen. Suasana kelas di awal

pembelajaran terasa cukup kondusif dimana hampir seluruh siswa tampak

antusias mengikuti pembelajaran. Tetapi pada saat guru meminta siswa

untuk mengerjakan soal-soal latihan justru ada beberapa siswa yang

bersikap tidak peduli sehingga hal ini membuat suasana kelas menjadi

agak gaduh karena di antara siswa ada yang asyik mengobrol dengan

teman-temannya di luar materi pelajaran. Setelah soal-soal latihan selesai

dikerjakan, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut di white

board. Dalam hal ini tidak ada kegiatan yang menarik dalam pembelajaran

yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar. Guru pun

cukup bijaksana dalam memberi teguran bila siswa bersikap melampaui

batas. Di akhir pembelajaran guru tidak memberi kesimpulan, tetapi hanya

mengucapkan salam saja. Suasana serta aktivitas kelas selama proses

pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan

kelas (lampiran 4a halaman 176). Dari rangkaian keadaan kelas tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

70

Tabel 5.4 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas

mendukung proses pembelajaran √ White board,

meja kursi, almari

2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran

√ Hanya pada awal pembelajaran

3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal

4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas

5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam

belajar √

7 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan

8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan

Catatan: lihat lampiran 7a halaman 182

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, perilaku siswa, dan

suasana kelas berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil

observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung, guru

menggunakan metode ceramah dan diskusi.Metode ceramah merupakan suatu

metode dimana guru mentransfer materi pembelajaran kepada siswa secara

lisan. Selain dipandang mudah untuk diterapkan, metode ceramah juga

digunakan untuk menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan metode tanya

jawab digunakan untuk merangsang pengetahuan siswa, dan biasanya metode

ini digunakan pada saat menjelaskan latihan soal. Kedua metode tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

71

memang sudah baik apabila diterapkan dalam proses pembelajaran, akan

tetapi penggunaan metode tersebut yang secara rutin dan tidak adanya

kegiatan yang menarik dalam pembelajaran tentunya akan menimbulkan

kebosanan pada diri siswa. Selain itu, pemberian soal-soal latihan secara terus

menerus dalam satu jam pelajaran juga dapat menimbulkan kebosanan pada

diri siswa. Tampak ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan

justru ada beberapa siswa yang masih bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara

dengan teman-temannya di luar materi pelajaran. Kurangnya penghargaan

oleh guru yang diberikan kepada siswa menyebabkan tidak adanya semangat

dan hasrat untuk berkompetisi antar siswa dan kurangnya pengawasan

menyebabkan ada beberapa siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa

permasalahan dalam pembelajaran salah satunya yaitu kurangnya motivasi

belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini tampak pada

kurangnya hasrat dan keinginan berhasil pada diri siswa, siswa kurang

memiliki sikap terhadap harapan dan cita-cita masa depan, tidak adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, dan kondisi lingkungan yang kurang

kondusif untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap

metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi dan

rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga akan menghambat proses

pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, alternatif pemecahannya yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

72

perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan

menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan

menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga proses

pembelajaran lebih sesuai dengan materi dan kondisi kelas. Ada berbagai

model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing

model memiliki langkah-langkah yang bervariasi.

Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra

bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif selain metode

ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Dalam metode ini tugas guru sebagai fasilitator terutama ketika diskusi

berjalan, sehingga guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Guru tidak

perlu berceramah panjang seperti pada pembelajaran sebelumnya. Siswa

diharapkan tidak merasa bosan mendengarkan ceramah dari guru karena

dalam metode jigsaw ini, siswa bekerja sama dengan siswa yang lain di dalam

kelompok. Kegiatan diskusi ini berbeda dengan diskusi yang biasanya. Jika

diskusi pada umumnya, siswa hanya membahas suatu masalah di dalam

kelompok kemudian mencatat hasil diskusi dan jika perlu ada presentasi.

Sekilas siswa memang terlibat aktif dalam diskusi, namun jika dilihat lebih

mendalam kemungkinan hanya ada beberapa siswa yang aktif dan

bersungguh-sungguh berdiskusi sedangkan siswa yang lain justru sibuk

sendiri dan bahkan bergantung pada jawaban temannya. Berbeda dengan

diskusi pada umumnya, dalam metode jigsaw ini siswa berdiskusi dalam dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

73

kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli). Semula siswa bergabung

dengan kelompok asal dimana di dalamnya terdiri dari beberapa siswa yang

mempunyai pertanyaan/permasalahan yang berbeda-beda. Selanjutnya siswa

kemudian bergabung dengan kelompok ahli dimana terdiri dari beberapa

siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Di dalam kelompok ahli, siswa

mendiskusikan masalah yang didapatkannya. Dengan menerapkan metode

jigsaw ini siswa lebih bebas dalam mengungkapkan pendapat, pertanyaan, dan

kesulitan mereka. Dalam diskusi di metode jigsaw ini, selain berdiskusi siswa

juga berkewajiban untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada siswa yang lain

di dalam kelompok asal sehingga siswa mempunyai tanggung jawab untuk

menjelaskan materi yang didapatnya kepada siswa yang lain dengan sebaik-

baiknya. Dengan demikian secara tidak langsung siswa harus terdorong untuk

dapat memahami materi yang didapatkannya. Tugas guru adalah sebagai

fasilitator bagi siswa jika siswa menemui kesulitan baik ketika berdiskusi

dalam kelompok maupun ketika presentasi. Dengan menerapkan metode

jigsaw ini tidak menutup kemungkinan akan timbul pertanyaan serta

perdebatan yang dikarenakan perbedaan pendapat antara siswa yang satu

dengan siswa yang lainnya sehingga diharapkan suasana kelas akan menjadi

lebih hidup dan bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

74

2. Siklus Pertama

Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 September

2010 pada jam ketujuh sampai dengan jam kesembilan. Jumlah waktu yang

digunakan untuk pembelajaran adalah 3 x 45 jam pelajaran (dari pukul 12.00

WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB). Materi pembelajaran pada siklus

pertama ini adalah aktiva tetap, dengan standar kompetensi kemampuan

mengelola kartu aktiva tetap, dan kompetensi dasar kemampuan membukukan

mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap serta sub pokok bahasan adalah

penghentian aktiva tetap. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra

yaitu Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd. Peserta pembelajaran adalah siswa

kelas XI Jurusan Akuntansi semester gasal pada tahun pelajaran 2010-2011.

Jumlah siswa pada kelas XI Jurusan Akuntansi adalah 22 siswa. Adapun

metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe jigsaw. Berikut

ini dideskripsikan penerapan metode jigsaw pada siklus yang pertama:

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan

pada siklus pertama ini adalah sebagai berikut:

1). Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran

mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP), materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

75

presentasi (handout), dan kartu soal. Berikut ini disajikan uraian

masing- masing perangkat pembelajaran:

(a). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti dan guru mitra bekerja sama membuat RPP. RPP ini

dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,

skenario pembelajaran, dan evaluasi yang semuanya telah dibuat

secara rinci dan sistematis (lampiran 1a halaman 125).

(b). Materi Presentasi

Peneliti dan guru mitra bekerja sama membuat hand out dengan

pokok bahasan penghentian aktiva tetap. Hand out akan dibagikan

kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup materi

tentang penghentian aktiva tetap yang akan digunakan pada saat

pembelajaran (lampiran 1c halaman 151).

(c). Kartu Soal

Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat kartu soal yang

memuat daftar soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa di

dalam kelompok ahli, kemudian dijelaskan dalam kelompok asal

untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas (lampiran 1a

halaman 135).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

76

2). Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif yang terdiri

dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang dilakukan

adalah menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.

Pemetaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Pada tahap ini

peneliti dan guru membentuk empat kelompok asal dan lima kelompok

ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C, dan D.

Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa mengurutkan huruf A

sampai dengan huruf D dari tempat duduk masing-masing. Kemudian

oleh guru mitra masing-masing siswa dalam kelompok asal tadi diberi

kartu soal yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, dan biru.

Dengan demikian siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna

merah maka akan menjadi anggota kelompok ahli merah, kemudian

siswa yang mendapat kartu soal berwarna kuning akan menjadi

anggota kelompok ahli kuning, begitu seterusnya sehingga diperoleh

lima kelompok ahli (kelompok ahli merah, kuning, hijau, ungu, dan

biru).

3). Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data yang

meliputi:

a). Instrumen (kuesioner) untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

Kuesioner akan dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

77

pembelajaran (lampiran 8 halaman 164 dan lampiran 9 halaman

166).

b). Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran (lampiran 5 halaman 160).

c). Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran (lampiran 6 halaman 162).

d). Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (lampiran 7 halaman

163).

e). Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses

pembelajaran (lampiran 10 halaman 168).

f). Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses

pembelajaran (lampiran 11 halaman 170).

b. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra mengimplementasikan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan.

Langkah-langkah pada tahap tindakan ini adalah sebagai berikut:

1). Penyampaian prosedur pelaksanaan

Sebelum materi pelajaran mengenai penghentian aktiva tetap

diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut bertujuan untuk

mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada

hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

78

materi penghentian aktiva tetap dan suasana kelas pun cukup kondusif.

Pada awal pembelajaran guru terlebih dahulu menyampaikan prosedur

pelaksanaan pembelajaran. Namun guru tidak secara terbuka

menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw ini. Kemudian guru membagi siswa ke dalam sejumlah

kelompok (kelompok asal), dan di dalam kelompok asal masing-

masing siswa akan mendapatkan kartu soal berwarna yang berbeda-

beda dimana di dalam kartu soal yang berwarna itu nantinya akan

menjadi penentu untuk bergabung dalam kelompok ahli. Setelah

bergabung dalam kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk

bergabung dengan siswa yang lain yang memiliki kartu soal yang

berwarna sama yang selanjutnya akan disebut sebagai kelompok ahli.

Kemudian di dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi

membahas soal latihan yang diberikan. Selanjutnya siswa akan

kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi kepada siswa

yang lain di dalam kelompoknya. Selama guru menyampaikan

prosedur pelaksanaan, suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini

disebabkan siswa masih bingung dan kurang jelas dengan prosedur

pelaksanaan pembelajarannya.

2). Pembagian siswa ke dalam kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada dua macam kelompok

yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

79

sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal perencanaan

pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat

kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Pada tahap ini

guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota-

anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana kurang

kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh yang mungkin

dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya atau

bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian

guru mempersilakan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan

kelompok ahli, suasana semakin kurang kondusif dikarenakan siswa

masih bingung mencari kelompok ahlinya.

3). Diskusi

Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru

meminta siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal latihan

dalam kartu soal yang telah didapatkannya. Di sini masing-masing

kelompok ahli mendapatkan soal latihan yang berbeda-beda. Untuk

kelompok ahli berwarna kuning mendapatkan soal tentang pertukaran

aktiva tetap yang tidak sejenis, kelompok ahli berwarna ungu

mendapatkan soal tentang penjualan aktiva tetap yang menimbulkan

laba, kelompok ahli berwarna merah mendapatkan soal tentang

penjualan aktiva tetap yang menimbulkan rugi, kelompok ahli

berwarna biru mendapatkan soal tentang pertukaran aktiva tetap yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

80

sejenis, dan untuk kelompok ahli berwarna hijau mendapatkan soal

tentang penghentian pemakaian aktiva tetap. Selama berdiskusi di

dalam kelompok ahli suasana kelas terkendali. Sesekali ada juga

beberapa siswa yang membuat kegaduhan kecil dan berbicara di luar

materi diskusi. Selama diskusi ini, aktivitas guru adalah mendampingi,

memotivasi, dan memantau siswa. Jika ada siswa yang mengalami

kesulitan, guru membantu siswa memecahkan kesulitan tersebut.

Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke

kelompok asal untuk kemudian menyampaikan hasil diskusinya

bersama kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Dengan

demikian masing-masing siswa akan menerima dan memberikan

informasi kepada siswa yang lain.

4). Pembahasan

Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa

membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam

forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli. Kemudian guru

menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil jawaban

dari diskusinya tadi. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk

mempresentasikan jawabannya, kemudian guru juga memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban

temannya atau menyatakan pendapat yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

81

5). Kuis

Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran hari

itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan.

Guru membagi soal kepada para siswa kemudian siswa diminta untuk

mengerjakannya. Kuis berlangsung tertib dan siswa pun mengerjakan

soal sendiri-sendiri.

c. Observasi

Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1). Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama

proses pembelajaran pada siklus pertama ini disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Deskriptor Ya Tidak Catatan1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran, dan media √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi

yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

82

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18 Guru menghasilkan pesan yang menarik

19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

83

23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai

dengan kompetensi √

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan

Catatan: lihat lampiran 5b halaman 193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

84

Pada tabel 5.5 menunjukkan aktivitas guru selama proses

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam siklus pertama ini

menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas,

media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan

awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan

melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang

alur pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw tetapi hanya sekilas saja. Selama proses pembelajaran

berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara runtut,

terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran

berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga

dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respon positif

terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih

antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran

berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan benar.

Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui

lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Dalam siklus

yang pertama ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, mulai dari presentasi materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

85

pelajaran, pembentukan kelompok, dan memotivasi siswa agar terlibat

dalam kegiatan pembelajaran.

2). Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.6 Kegiatan Siswa Pada Siklus I

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

√ Siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan

soal dengan baik √

6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari

diri siswa √

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari

guru baik verbal maupun non verbal

Catatan: lihat lampiran 6b halaman 196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

86

Pada tabel 5.6 menunjukkan kegiatan siswa pada siklus

yang pertama ini. Sebelum pembelajaran dimulai siswa menyiapkan

alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Siswa

mendengarkan penjelasan dari guru tentang tugas dan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw. Pada awal penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw ini, siswa mengalami kebingungan terhadap alur metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena pada awal pelaksanaan

pembelajaran, guru hanya sekilas saja menjelaskan prosedur

pembelajaran sehingga terjadi kesalahpahaman di antara siswa dan hal

ini mengakibatkan suasana kelas menjadi agak gaduh. Tetapi keadaan

tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi arahan dan

waktu kepada siswa untuk memahami jalannya pembelajaran ini.

Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa agak sedikit ribut

karena membahas soal-soal latihan yang dibahas dalam kelompok.

Pada kegiatan akhir para siswa melakukan evaluasi pembelajaran dan

melakukan refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

87

3). Pengamatan terhadap kelas

Pengamatan terhadap kelas dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan. Adapun kondisi kelas dalam proses

pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.7 Kondisi Kelas Pada Siklus I

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas

mendukung proses pembelajaran

√ White board, meja kursi, almari

2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran

√ Hanya pada awal pembelajaran

3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal

4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas

5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam

belajar √

7 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan

8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan

Catatan: lihat lampiran 7b halaman 197

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup

kondusif dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung

proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Dari tabel itu

menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

88

d. Tingkat motivasi belajar siswa

Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak

yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu

bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya

hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan

analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus I berdasarkan data

kuesioner

Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I

No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase

21 - 24 Sangat Tinggi 5 23 % 18 - 20 Tinggi 12 55 % 16 -17 Cukup 4 18 % 14 – 15 Kurang 1 4 %

1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil

6 - 13 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

10 – 12 Sangat Tinggi 11 50 % 9 Tinggi 6 27 % 8 Cukup 3 14 % 7 Kurang 2 9 %

2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3 - 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

7 – 8 Sangat Tinggi 10 45 % 6 Tinggi 9 41 % 5 Cukup 3 14 % 4 Kurang 0 0 %

3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan

2 - 4 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

14 - 16 Sangat Tinggi 1 4 % 12 – 13 Tinggi 14 64 %

11 Cukup 1 4 % 10 Kurang 4 18 %

4 Adanya penghargaan dalam belajar

4 - 9 Sangat Kurang 2 10 % Jumlah 22 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

89

7 - 8 Sangat Tinggi 4 18 % 6 Tinggi 13 59 % 5 Cukup 5 23 % 4 Kurang 0 0 %

5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

2 - 3 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

10 -12 Sangat Tinggi 6 27 % 9 Tinggi 11 50 % 8 Cukup 3 14 % 7 Kurang 2 9 %

6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif

3 – 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

Catatan: lihat lampiran 8b halaman 198

Dari tabel 5.8 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa

selama proses pembelajaran. Pada siklus I ini jumlah siswa yang hadir

adalah 22 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya

hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 18,63. Pada

indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai

mean sebesar 9,59. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita masa

depan diperoleh nilai mean sebesar 6,45. Kemudian untuk indikator

adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 11,36.

Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

diperoleh nilai mean sebesar 5,95. Untuk indikator adanya lingkungan

belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 8,95. Berdasarkan hasil

analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar

siswa pada siklus I = 60,86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

90

e. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan

penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi belajar siswa.

Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan

berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi

dilakukan pada guru mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan

hasil refleksi siklus pertama:

1). Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran

dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I

No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen

pembelajaran a. Materi Ajar b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis/Tes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan

a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik

2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun

Dalam kelompok masing-masing siswa dapat bekerja sama dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

91

3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Proses kegiatan belajar mengajar berjalan lebih teratur dan baik, serta dapat membangun dan memotivasi siswa untuk rajin belajar

4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

Belum pahamnya siswa tentang prosedur pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini sehingga terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa

5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan

Ya

Catatan lihat lampiran 9b halaman 199

Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat

pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat

dilihat dalam tabel bahwa dari 9 komponen pembelajaran sebanyak

66,67 % komponen terkategorikan baik dan 33,33 % termasuk ke

dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini. Hal ini terlihat dengan cara

siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan

atau melamun sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti

proses belajar mengajar. Namun demikian, belum pahamnya siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

92

tentang prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini menjadi

hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus yang

pertama ini.

2). Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Tabel 5.10 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran

dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I

Skala Penilaian % No Aspek yang Diamati Sangat Senang

Senang Tidak Senang

Sangat Tidak Senang

1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini a. Topik Akuntansi

yang Dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa

(LKS) d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan

Kooperatif yang Dilatihkan

23 %

18 % 10 %

32 % 18 % 23 %

77 %

82 % 90 %

68 % 82 % 77 %

0 %

0 % 0 %

0 % 0 % 0 %

0 %

0 % 0 %

0 % 0 % 0 %

Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat

untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah anda ikuti

100 % 0 %

Ya Tidak 3 Selama kerja dalam

kelompok siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

93

a. Mendengarkan orang lain

b. Mengajukan pertanyaan

c. Mengorganisasikan ide-ide saya

d. Mengorganisasikan kelompok

e. Mengacaukan kegiatan

f. Melamun

100 %

82 %

68 %

95 %

14 %

9 %

0 %

18 %

32 %

5 %

86 %

91 % Komentar 4 Keuntungan yang saya

peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

• Lebih mudah memahami materi pelajaran

• Kegiatan belajar mengajar tidak membosankan

Komentar 5 Hambatan yang saya

temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

• Kelas menjadi ramai • Kurang dapat memahami soal latihan

Catatan lihat lampiran 10b halaman 200

Dari tabel 5.10 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat

dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berkaitan dengan

perangkat pembelajaran, sebanyak 77 % siswa mengaku senang

terhadap topik akuntansi yang dipelajari, sebanyak 82 % mengaku

senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 90 % mengaku

senang terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat, sebanyak 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

94

% mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses

pembelajaran, sebanyak 82 % siswa mengaku senang pada penampilan

guru, dan sebanyak 77 % siswa mengaku senang terhadap

keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Seluruh siswa (100 %)

mengaku berminat untuk mengikuti penerapan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk

kegiatan siswa dalam kelompok, sebanyak 100 % siswa mengaku

mendengarkan orang lain, sebanyak 82 % siswa mengajukan

pertanyaan, sebanyak 68 % siswa mengorganisasikan ide-ide dalam

kelompok, sebanyak 95 % siswa mengorganisasikan kelompok,

sebanyak 86 % siswa tidak mengacaukan kegiatan, dan sebanyak 91 %

siswa tidak melamun ketika mengikuti proses pembelajaran.

Keuntungan yang diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw menurut para siswa adalah lebih mudah dalam mempelajari

materi pelajaran dan pembelajaran pun tidak terasa membosankan.

Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai

dan sulit untuk memahami soal latihan.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa

hal yang harus diperbaiki pada siklus pertama ini yaitu perlunya

penjelasan yang lebih rinci dari guru tentang prosedur pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini sehingga diharapkan para siswa

tidak lagi mengalami kebingungan dalam hal pembentukan kelompok asal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

95

dan kelompok ahli. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mitra,

maka peneliti dan guru mitra berusaha untuk lebih dapat menjelaskan

kepada siswa mengenai prosedur pembelajaran termasuk maksud dari

pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli sehingga tidak terjadi lagi

kesalahpahaman dengan para siswa pada siklus kedua nantinya.

3. Siklus Kedua

Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2010

pada jam ketujuh sampai dengan jam kesembilan. Jumlah waktu yang

digunakan untuk pembelajaran adalah 3 x 45 menit (dari pukul 12.00 WIB

sampai dengan pukul 14.15 WIB). Materi pembelajaran pada siklus kedua ini

adalah pencatatan aktiva tidak berwujud dengan standar kompetensi

kemampuan mengelola kartu aktiva tetap dan kompetensi dasar kemampuan

melakukan inventarisasi fisik aktiva tetap secara periodik Jumlah siswa yang

hadir sebanyak 22 siswa. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua:

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan

pada siklus kedua ini adalah sebagai berikut:

1). Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

96

mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan kartu soal,

sedangkan untuk materi pembelajaran menggunakan dari buku paket

saja.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,

skenario pembelajaran, dan evaluasi yang semuanya telah dibuat

secara rinci dan sistematis (lampiran 1b halaman 140).

b. Kartu Soal

Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat kartu soal yang

meliputi daftar pertanyaan yang harus dikerjakan siswa di dalam

kelompok ahli, kemudian dijelaskan dalam kelompok asal untuk

kemudian dipresentasikan di depan kelas (lampiran 1b halaman

148).

2). Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif yang

terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang

dilakukan adalah menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.

Pemetaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Pada tahap ini

peneliti dan guru membentuk empat kelompok asal dan lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

97

kelompok ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C,

dan D. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa mengurutkan huruf

A sampai dengan huruf D dari tempat duduk masing-masing.

Kemudian oleh guru mitra masing-masing siswa dalam kelompok asal

tadi diberi kartu soal yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, dan

biru. Dengan demikian siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna

merah maka akan menjadi anggota kelompok ahli merah, kemudian

siswa yang mendapat kartu soal berwarna kuning akan menjadi

anggota kelompok ahli kuning, begitu seterusnya sehingga diperoleh

lima kelompok ahli (kelompok ahli merah, kuning, hijau, ungu, dan

biru).

3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data yang

meliputi:

a) Instrumen (kuesioner) untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

Kuesioner akan dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran (lampiran 8 halaman 164 dan lampiran 9 halaman

166).

b). Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran (lampiran 5 halaman 160).

c). Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran (lampiran 6 halaman 162).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

98

d). Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (lampiran 7 halaman

163).

e). Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses

pembelajaran (lampiran 10 halaman 168).

f). Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses

pembelajaran (lampiran 11 halaman 170).

b. Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti dan guru mitra mengimplementasikan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan.

Langkah-langkah dalam tahap tindakan ini adalah sebagai berikut:

1). Penyampaian prosedur pelaksanaan

Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan prosedur

pembelajaran. Namun disini guru berusaha untuk secara lebih terbuka

menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Kemudian guru membagi siswa ke dalam sejumlah kelompok

(kelompok asal), dan di dalam kelompok asal masing-masing siswa

akan mendapatkan kartu soal berwarna yang berbeda-beda dimana di

dalam kartu soal yang berwarna itu nantinya akan menjadi penentu

untuk bergabung dalam kelompok ahli. Setelah bergabung dalam

kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk bergabung dengan

siswa yang lain yang memiliki kartu soal yang berwarna sama yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

99

selanjutnya akan disebut sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam

kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi membahas soal latihan

yang diberikan. Selanjutnya siswa akan kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan hasil diskusi kepada siswa yang lain di dalam

kelompoknya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan,

suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini disebabkan siswa masih

bingung dan kurang jelas dengan prosedur pelaksanaan

pembelajarannya.

2). Pembagian siswa ke dalam kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada dua macam kelompok

yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal

sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal perencanaan

pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat

kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Pada tahap ini

guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota-

anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana kurang

kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh yang mungkin

dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya atau

bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian

guru mempersilakan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan

kelompok ahli, suasana semakin kurang kondusif dikarenakan siswa

masih bingung mencari kelompok ahlinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

100

3). Diskusi

Setelah siswa berkumpul dalam kelompok ahli, selanjutnya guru

meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan dalam kartu soal yang

didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok ahli mendapatkan

pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli berwarna ungu

mendapatkan pertanyaan tentang merek dagang, kelompok ahli

berwarna biru mendapatkan pertanyaan tentang franchise, kelompok

ahli berwarna kuning mendapatkan pertanyaan tentang goodwill,

kelompok ahli berwarna hijau mendapatkan pertanyaan tentang hak

paten, dan untuk kelompok ahli berwarna merah mendapatkan

pertanyaan tentang hak cipta. Selama berdiskusi di dalam kelompok

ahli suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai dan hal

ini dikarenakan selama berdiskusi dalam kelompok setiap siswa saling

bertukar pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat

kegaduhan kecil dan ada beberapa diantaranya justru ada yang

berbicara di luar materi diskusi, dan hal ini dikarenakan ada kelompok

yang telah selesai terlebih dahulu berdiskusi dibandingkan dengan

kelompok lain. Selama kegiatan berdiskusi ini, guru selalu

mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. Jika ada siswa yang

mengalami kesulitan, guru pun berusaha membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi diskusi. Setelah

berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

101

kelompok asal untuk mengutarakan hasil diskusinya bersama

kelompok ahli kepada anggota kelompok asal Dengan demikian

masing-masing siswa akan menerima dan memberikan informasi.

Jalannya diskusi baik dalam kelompok asal dan kelompok ahli pada

siklus yang kedua ini lebih cepat bila dibandingkan dengan siklus yang

pertama, karena siswa sudah terbiasa dengan metode jigsaw.

4). Pembahasan

Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan

siswa membahas semua pertanyaan yang telah didiskusikan oleh siswa

di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu

kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap

kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya,

kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain

untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi

dari tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil

diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias

mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi

dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan

jawaban.

5). Penyimpulan

Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban mereka,

selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

102

dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam penyimpulan ini, guru

mengutarakan inti-inti dari materi yang telah dibahas dalam diskusi.

Guru juga mengutarakan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa

untuk menguji pemahaman mereka.

c. Observasi

Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1). Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama

proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus II

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan

ruang, alat pembelajaran, dan media

2 Guru memeriksa kesiapan siswa

3 Guru melakukan kegiatan apersepsi

4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

103

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18 Guru menghasilkan pesan yang menarik

19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa

23 Guru memfasilitasi terjadinya √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

104

interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis

28 Guru menumbuhkan sikap produktif

29 Guru melakukan penilaian awal

30 Guru memantau kemajuan belajar

31 Guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan

Catatan: lihat lampiran 5c halaman 207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

105

Pada tabel 5.11 menunjukkan aktivitas guru selama proses

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam siklus yang kedua ini

menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas,

media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan

awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan

melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang

alur pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan lancar sehingga para siswa pun tidak lagi mengalami

kebingungan dalam mengikuti proses pembelajaran. Selama proses

pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara

runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan

menunjukkan respon positif terhadap partisipasi siswa sehingga siswa

menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses

pembelajaran berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik

dan benar. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan

refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses

pembelajaran. Dalam siklus yang kedua ini guru mampu

mengorganisasikan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mulai

dari presentasi materi pelajaran, pembentukan kelompok, dan

memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

106

2). Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.12 Kegiatan Siswa Pada Siklus II

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting

5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik

6 Siswa mendapat teguran dari guru

7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Siswa menjawab pertanyaan guru

10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal

√ .

Catatan: lihat lampiran 6c halaman 210

Dari tabel 5.12 menunjukkan kegiatan siswa pada siklus yang

kedua menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara runtut dan baik. Sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

107

pembelajaran dimulai, siswa menyiapkan alat tulis yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Para siswa pun mendengarkan

penjelasan dari guru tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran

dengan seksama karena mengingat pada siklus yang pertama sempat

terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa maka disini guru

mengajak siswanya untuk lebih memperhatikan penjelasannya. Siswa

pun mempraktikkan prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini

dengan baik. Secara keseluruhan siswa justru terlihat antusias dan aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran ini.

3). Pengamatan terhadap kelas

Pengamatan terhadap kelas dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan. Adapun kondisi kelas dalam proses

pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.13 Kondisi Kelas Pada Siklus II

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran

2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran

√ Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan serius

3 Siswa membuat keributan/kegaduhan

√ .

4 Siswa mengerjakan latihan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

108

5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan

6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal

√ Pada saat siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru

7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran

8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran

√ Sumber belajar tidak ada di kelas tetapi ada di perpustakaan

Catatan: lihat lampiran 7c halaman 211

Dari tabel 5.13 menunjukkan kondisi kelas selama proses

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang

ada di dalam kelas dapat mendukung proses pembelajaran Meskipun

ada beberapa siswa yang membuat keributan, namun kondisi kelas

masih dapat terjaga dan masih cukup kondusif untuk melaksanakan

proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw ini.

d. Tingkat motivasi belajar siswa

Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak

yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu

bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya

hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

109

analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan data

kuesioner:

Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II

No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 - 24 Sangat Tinggi 12 54 % 18 - 20 Tinggi 7 32 % 16 -17 Cukup 3 14 % 14 – 15 Kurang 0 0 %

1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil

6 - 13 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

10 – 12 Sangat Tinggi 17 77 % 9 Tinggi 3 14 % 8 Cukup 2 9 % 7 Kurang 0 0 %

2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3 - 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

7 – 8 Sangat Tinggi 12 54 % 6 Tinggi 7 32 % 5 Cukup 3 14 % 4 Kurang 0 0 %

3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan

2 - 4 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

14 - 16 Sangat Tinggi 10 45 % 12 – 13 Tinggi 7 32 %

11 Cukup 3 14 % 10 Kurang 2 9 %

4 Adanya penghargaan dalam belajar

4 - 9 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

7 - 8 Sangat Tinggi 14 64 % 6 Tinggi 8 36 % 5 Cukup 0 0 % 4 Kurang 0 0 %

5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

2 - 3 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

110

10 -12 Sangat Tinggi 15 68 % 9 Tinggi 3 14 % 8 Cukup 3 14 % 7 Kurang 1 4 %

6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif

3 – 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %

Catatan: lihat lampiran 8c halaman 212

Dari tabel 5.14 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa

selama proses pembelajaran. Pada siklus II ini jumlah siswa yang hadir

adalah 22 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya

hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 20,09. Pada

indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai

mean sebesar 10,81. Kemudian untuk indikator adanya harapan dan cita-

cita masa depan diperoleh nilai mean sebesar 6,72. Untuk indikator

adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 12,90.

Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

diperoleh nilai mean sebesar 7,00. Untuk indikator adanya lingkungan

belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 9,77. Berdasarkan hasil

analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar

siswa pada siklus II = 67,45.

e. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan

hasil observasi terhadap tingkat motivasi belajar siswa. Refleksi yang

dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

111

sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan pada guru

mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi pada siklus

kedua:

1). Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Tabel 5.15 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran

dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II

No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen

pembelajaran a. Materi Ajar b Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis/Tes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan

a. Baik b. Cukup c. Baik d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik

2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun

Untuk siklus kedua ini para siswa lebih bisa bekerja sama dengan baik dibandingkan dengan siklus yang pertama

3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Proses kegiatan belajar mengajar pada siklus yang kedua ini membuat siswa untuk semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

112

terlibat aktif dalam proses pembelajaran

4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

Keseriusan siswa dalam berdiskusi masih kurang

5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan

Ya

Catatan lihat lampiran 9c halaman 213

Tabel 5.15 menunjukkan kesan guru mitra terhadap

perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan

perangkat pembelajaran yang diterapkan. Dari tabel dapat dilihat

bahwa dari 9 komponen pembelajaran sebanyak 77,78 % komponen

terkategorikan baik dan 22,22 % komponen terkategorikan cukup baik.

Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

ini. Hambatan yang masih dihadapi pada siklus kedua ini adalah

berkaitan dengan masalah siswa yang terkadang saja masih ada yang

tidak mau serius dalam mengikuti pembelajaran. Namun secara

keseluruhan guru memberikan tanggapan positif terhadap jalannya

proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada siklus yang kedua ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

113

2). Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran

koperatif tipe jigsaw

Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II

Skala Penilaian % No Aspek yang Diamati Sangat Senang

Senang Tidak Senang

Sangat Tidak Senang

1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini a. Topik Akuntansi

yang Dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa

(LKS) d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan

Kooperatif yang Dilatihkan

18 %

27 % 14 %

0 % 9 % 14 %

82 %

73 % 86 %

91 % 91 % 86 %

0 %

0 % 0 %

9 % 0 % 0%

0 %

0 % 0 %

0 % 0 % 0%

Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat

untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah anda ikuti

100% 0%

Ya Tidak 3 Selama kerja dalam

kelompok siswa a. Mendengarkan orang

lain b. Mengajukan

pertanyaan c. Mengorganisasikan

ide-ide saya

100 %

86 %

86 %

0 %

14 %

14 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

114

d. Mengorganisasikan kelompok

e. Mengacaukan kegiatan

f. Melamun

95 %

9 %

0 %

5 %

91 %

100 % Komentar 4 Keuntungan yang saya

peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

• Lebih mudah memahami materi pelajaran

• Lebih bersemangat untuk belajar akuntansi

Komentar 5 Hambatan yang saya

temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

• Kelas menjadi ramai

Catatan lihat lampiran 10c halaman 214

Tabel 5.16 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat

dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berkaitan dengan

perangkat pembelajaran, sebanyak 82 % siswa mengaku senang

terhadap topik akuntansi yang dipelajari, sebanyak 73 % mengaku

senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 86 % mengaku

senang terhadap lembar kerja siswa (LKS) yang dibuat, sebanyak 91

% mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses

pembelajaran, 91 % siswa mengaku senang pada penampilan guru, dan

sebanyak 86 % siswa mengaku senang terhadap keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

115

kooperatif yang dilatihkan. Seluruh siswa (100 %) mengaku berminat

untuk mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam

kelompok, sebanyak 100 % siswa mengaku mendengarkan orang lain,

sebanyak 86 % siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 86 % siswa

mengorganisasikan ide-ide dalam kelompok, sebanyak 95 % siswa

mengorganisasikan kelompok, sebanyak 91 % siswa tidak

mengacaukan kegiatan, dan sebanyak 100 % siswa tidak melamun

ketika proses pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dari

penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut para siswa

adalah lebih mudah dalam mempelajari materi dan membuat siswa

menjadi lebih bersemangat untuk belajar. Sedangkan hambatan yang

dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai. Pada siklus II ini

menunjukkan bahwa keseluruhan komponen pembelajaran sudah baik

dan proses pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Terlihat bahwa

motivasi belajar siswa sudah meningkat dibandingkan dengan pada

saat pra penelitian dan pada siklus I.

B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah

laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

116

melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu,

motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak

yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Indikator-indikator sebagai

penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya hasrat dan

keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya

harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya

kegiatan yang menarik untuk belajar, dan adanya lingkungan belajar yang

kondusif. Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi

belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus I,

dan siklus II. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dalam penelitian

tindakan kelas ini menggunakan instrumen kuesioner. Berikut ini dipaparkan

analisis perbandingan tingkat motivasi belajar siswa mulai pra penelitian, siklus I,

dan siklus II

Tabel 5.17

Indikator Keberhasilan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II

Indikator Keberhasilan No Indikator Skala Kategori Pra Penelitian Siklus I Siklus II

21 – 24 Sangat Tinggi 30 % 23 % 54 % 18 – 20 Tinggi 55 % 55 % 32 % 16 – 17 Cukup 15 % 18 % 14 % 14 – 15 Kurang 0 % 4 % 0 %

1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil

6 - 13 Sangat Kurang 0 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

117

10 – 12 Sangat Tinggi 15 % 50 % 77 % 9 Tinggi 25 % 27 % 14 % 8 Cukup 20 % 14 % 9 % 7 Kurang 35 % 9 % 0 %

2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3 - 6 Sangat Kurang 5 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

7 – 8 Sangat Tinggi 10 % 45 % 54 % 6 Tinggi 40 % 41 % 32 % 5 Cukup 45 % 14 % 14 % 4 Kurang 5 % 0 % 0 %

3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan

2 – 4 Sangat Kurang 0 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

14 – 16 Sangat Tinggi 0 % 4 % 45 % 12 – 13 Tinggi 50 % 64 % 32 %

11 Cukup 25 % 4 % 14 % 10 Kurang 20 % 18 % 9 %

4 Adanya penghargaan dalam belajar

4 - 9 Sangat Kurang 5 % 10 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

7 – 8 Sangat Tinggi 40 % 18 % 64 % 6 Tinggi 5 % 59 % 36 % 5 Cukup 45 % 23 % 0 % 4 Kurang 10 % 0 % 0 %

5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

2 - 3 Sangat Kurang 0 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

10 – 12 Sangat Tinggi 0 % 27 % 68 % 9 Tinggi 35 % 50 % 14 % 8 Cukup 30 % 14 % 14 % 7 Kurang 20 % 9 % 4 %

6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif

3 - 6 Sangat Kurang 15 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

Tabel 5.17 menunjukkan hasil komparasi tingkat motivasi belajar siswa

sebelum penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (pra penelitian) dan pada

masing-masing siklus. Untuk indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil pada

saat pra penelitian diperoleh nilai mean sebesar 19,55; pada saat siklus I diperoleh

nilai mean s ebesar 18,63 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

118

sebesar 20,09. Untuk indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

pada saat pra penelitian diperoleh nilai mean sebesar 8,10; pada saat siklus I

diperoleh nilai mean sebesar 9,59 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean

sebesar 10,81. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan pada saat

pra penelitian diperoleh nilai mean sebesar 5,55; pada saat siklus I diperoleh nilai

mean sebesar 6,45 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean sebesar 6,72.

Untuk indikator adanya penghargaan dalam belajar pada saat pra penelitian

diperoleh nilai mean sebesar 11,20; pada saat siklus I diperoleh nilai mean sebesar

11,36 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean sebesar 12,90. Untuk indikator

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar pada saat pra penelitian diperoleh

nilai mean sebesar 5,85; pada saat siklus I diperoleh nilai mean sebesar 5,95 dan

pada saat siklus II diperoleh nilai mean sebesar 7,00. Untuk indikator adanya

lingkungan belajar yang kondusif pada saat pra penelitian diperoleh nilai mean

sebesar 7,85; pada saat siklus I diperoleh nilai mean sebesar 8,95 dan pada saat

siklus II diperoleh nilai mean sebesar 9,77. Berdasarkan hasil analisis tersebut

diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra

penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

119

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut: Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan

bahwa dalam hal adanya hasrat dan keinginan berhasil mengalami peningkatan

(pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 19,55; siklus I dengan

perolehan nilai mean sebesar 18,63; dan siklus II dengan perolehan nilai mean

sebesar 20,09). Dalam hal adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 8,10;

siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 9,59; dan siklus II dengan perolehan

niali mean sebesar 10,81). Dalam hal adanya harapan dan cita-cita masa depan

mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 5,55;

siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 6,45; dan siklus II dengan perolehan

nilai mean sebesar 6,72). Dalam hal adanya penghargaan dalam belajar

mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar

11,20; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 11,36; dan siklus II dengan

perolehan nilai mean sebesar 12,90). Dalam hal adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai

mean sebesar 5,85; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 5,95; dan siklus

II dengan perolehan nilai mean sebesar 7,00. Dalam hal adanya lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

120

belajar yang kondusif juga mengalami peningkatan (pra penelitian dengan

perolehan nilai mean sebesar 7,85; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar

8,95; dan siklus II dengan perolehan nilai mean sebesar 9,77). Berdasarkan hasil

analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa

pada pra penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45. Hal

ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada mata pelajaran akuntansi khususnya dalam materi pengelolaan kartu aktiva

tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Akuntansi

SMK BOPKRI I Yogyakarta.

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Kurangnya komunikasi yang efektif antara antara guru mitra dan siswa yang

mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan

khususnya pada saat pembentukan kelompok (kelompok asal dan kelompok

ahli) sehingga sempat terjadi kesalahpahaman diantara guru dan siswa.

2. Peneliti telah berusaha untuk mengingatkan para siswa untuk mengisi

kuesioner secara mandiri berdasarkan keadaan yang mereka alami. Namun

demikian ada beberapa siswa dalam mengisi kuesioner justru bekerja sama

dengan teman-temannya. Hal demikian akan berdampak pada pengukuran

motivasi belajar siswa dalam penelitian ini. Gambaran motivasi belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

121

3. tidak tercerminkan secara utuh sebagaimana menjadi hasil atau dampak

diterapkannya penelitian tindakan kelas ini.

C. Saran

Adapun saran bagi SMK BOPKRI I Yogyakarta khususnya dan bagi peneliti yang

akan melakukan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya komunikasi yang intensif antara peneliti, guru mitra, dan para

siswa dalam mempersiapkan komponen pembelajaran serta skenario

pembelajaran untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini.

2. Pentingnya penjelasan yang sistematis dari guru kepada siswa di awal

perkenalan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang merupakan

metode baru bagi siswa. Dalam hal ini guru perlu menjelaskan lebih detail

tentang arti, maksud dan tujuan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,

memaparkan prosedur mulai dari pembentukan kelompok asal dan kelompok

ahli, diskusi materi dalam kelompok, presentasi kelompok, serta penyimpulan

dan pengadaan kuis. Hal ini dilakukan agar siswa tidak mengalami

kebingungan pada saat metode pembelajaran diterapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

122

DAFTAR PUSTAKA

Ali H. Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kagan, S. 1994. Cooperative Learning (10th ed). Sanjuan Capistrano, CA : Kagan Cooperative Learning.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT Grasindo. Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Sagala, H. S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory Research, and Practice (2nd. Ed.

Boston: Allyn dan Bacon. Solihatin, Etin. dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning : Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara. Susento. 2007, “Konsep Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah disajikan dalam

Seminar Pendidikan. Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 16 Mei 2007

Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S.1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Wiriatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

125

Lampiran 1a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMK BOPKRI I Yogyakarta Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi Kemampuan mengelola kartu aktiva tetap B. Kompetensi Dasar Kemampuan membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap C. Indikator Siswa mampu membukukan jumlah penambahan dan penghentian aktiva tetap D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu membukukan jumlah penambahan aktiva tetap 2. Siswa mampu membukukan jumlah penghentian aktiva tetap

E. Materi Pembelajaran Penghentian Aktiva Tetap Pemakaian aktiva tetap bisa diakhiri karena hal-hal berikut

1. Dihentikan dari pemakaian (aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi) 2. Dijual (aktiva tetap dijual kepada pihak lain) 3. Ditukarkan (aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain) 1) Dihentikan dari pemakaian

Dengan dihentikannya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan a. Jika sudah habis umur ekonomisnya Contoh Soal

CV Bintang menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 3.200.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 3.200.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Jurnal untuk mencatat penghentian mesin tersebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

126

Akumulasi penyusutan mesin Rp 3.200.000,00 Mesin Rp 3.200.000,00

b. Jika belum habis umur ekonomisnya Contoh Soal

PT Bulan menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 18.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 14.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin tersebut adalah Akumulasi penyusutan mesin Rp 14.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 4.000.000,00 Mesin Rp 18.000.000,00

2) Dijual Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba rugi

a. Jika timbul laba Contoh Soal

Pada tanggal 1 Juli 2006 PT Mutiara menjual sebuah mobil dengan harga Rp 16.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 60.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2006 telah didepresiasi sebesar Rp 41.000.000,00. Biaya depresiasi selama enam bulan untuk tahun 2006 sejumlah Rp 8.000.000,00 Perhitungan laba atau rugi penjualan sebagai berikut Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) ( Rp49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp16.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 5.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil sebagai berikut Kas Rp 16.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 5.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

127

b. Jika timbul rugi Contoh Soal

Dengan menggunakan contoh di atas, dimisalkan PT Mutiara menjual mobil tersebut dengan harga Rp 9.000.000,00. Dalam hal ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut

Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) (Rp 49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil ( Rp 9.000.000,00) Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan mobil dan kerugiannya sebagai berikut Kas Rp 9.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00

3) Ditukar dengan aktiva tetap yang baru Jika terjadi pertukaran maka aturan umum yang harus diikuti adalah

1. Harga perolehan aktiva (baru) yang diterima adalah harga pasar aktiva (lama) yang diserahkan ditambah kas yang dibayar

2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai buku aktiva yang diserahkan

Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran

a. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui

b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis maka laba atau rugi atas pertukaran diakui

A. Pertukaran antara aktiva yang sejenis 1) Jika timbul laba Contoh Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

128

CV Pelangi menukarkan peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan baru. Nilai buku peralatan lama adalah Rp 12.000.000,00 (jika diketahui harga perolehannya Rp 40.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 28.000.000), sedangkan harga pasarnya Rp 19.000.000,00 dan kas yang harus dibayarkan Rp 31.000.000,00. Harga peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) adalah Rp 50.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 50.000.000,00

Laba pertukaran dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00)

Laba pertukaran Rp 7.000.000,00 Laba pertukaran tersebut di atas, kemudian dikurangkan terhadap harga perolehan aktiva baru, sehingga dapat ditentukan harga perolehan aktiva baru (setelah dikurangi laba pertukaran) yang akan dicatat dalam pembukuan

Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba perolehan) Rp 50.000.000,00 Dikurangi laba pertukaran (Rp 7.000.000,00)

Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba perolehan) Rp 43.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

Peralatan angkutan (baru) Rp 43.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

129

Jurnal di atas tidak meniadakan laba yang diperoleh tetapi sekedar menunda atau menangguhkannya.

2) Jika timbul rugi Contoh Soal

Dimisalkan harga pasar peralatan lama dalam contoh di atas sebesar Rp 10.000.000,00. Dalam hal ini harga perolehan peralatan baru akan menjadi Rp 41.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 10.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan angkutan baru Rp 41.000.000,00

Dalam transaksi ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 10.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 2.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut Peralatan angkutan (baru) Rp 41.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00

B. Pertukaran antara aktiva yang tidak sejenis 1) Jika timbul laba Contoh Soal

CV Langit memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan yang lama ditambah kas sebesar Rp 31.000.000,00 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan gedung pabrik. Pada saat ini nilai buku peralatan angkutan yang lama adalah Rp 12.000.000,00 (harga perolehan Rp 40.000.000,00 dikurangi denagn akumulasi depresiasi Rp 28.000.000,00). Harga pasar peralatan angkutan lama yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

130

ditukarkan adalah Rp 19.000.000,00. Dengan demikian harga perolehan tanah adalah Rp 50.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut

Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp 50.000.000,00

Laba dalam pertukaran ini adalah Rp 7.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut

Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Laba pertukaran Rp 7.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut

Tanah Rp 50.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00 Laba pertukaran aktiva tetap Rp 7.000.000,00

2) Jika timbul rugi Apabila harga pasar peralatan angkutan lama hanya Rp 3.000.000,00, maka harga perolehan tanah akan menjadi Rp 34.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp34.000.000,00 Oleh karena itu dalam pertukaran ini terjadi kerugian sebesar Rp 9.000.000,00 yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

131

Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 9.000.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut

Tanah Rp 34.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 9.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00

F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw G. Strategi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Media

Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi dan

mempersiapkan tugas yang akan dibagikan kepada siswa

2. Guru memberikan gambaran pada siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran dan membagikan hand out kepada masing-masing siswa

3. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok asal (kelompok A, B, C, dan D) secara heterogen

4. Guru meminta siswa untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan selama pembelajaran

Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus

pembelajaran 2. Guru menjelaskan prosedur

pelaksanaan siswa bekerja sama dalam kelompok belajar

3. Guru membagikan kartu soal

10 menit 100 menit

Daftar kelompok siswa Kartu soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

132

berwarna kepada masing-masing siswa dalam kelompok asal yang sudah terbentuk tadi dengan permasalahan yang berbeda-beda

4. Guru membentuk 5 kelompok ahli dengan cara mengumpulkan siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna sama dengan permasalahan yang sama untuk bergabung lagi dalam satu kelompok

5. Masing-masing kelompok ahli membahas dan berdiskusi tentang materi yang dibagikan oleh guru

6. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya dalam kelompok ahli tadi

7. Guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya

8. Guru membimbing kerja sama siswa dan mengamati kegiatan kelompok serta menanyakan kesulitan yang ditemui siswa. Guru menghimbau agar setiap siswa dapat bekerja sama dan mengemukakan pendapat dalam kelompok

Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik

kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

2. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan

3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan pendapat bagi

25 menit

Lembar refleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

133

kelompoknya 4. Guru dan siswa melakukan refleksi

terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup

H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran

a. Somantri, Hendi. 2006. Memahami Akuntansi SMK Seri B Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Bandung: Armico.

b. Jusup, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: STIE YKPN.

c. Hand out 2. Media Pembelajaran

a. White board b. Kartu soal

I. Evaluasi

1. Hasil : lembar jawab soal latihan 2. Proses :

• partisipasi siswa dalam kelompok • keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan • keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Yogyakarta, 23 September 2010 Mengetahui,

Guru Mitra Observer Ertyn Tyas Prabandari S.Pd Fransiska Rahardini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

134

SOAL EVALUASI

1. Penghentian pemakaian aktiva tetap jika belum habis umur ekonomisnya Soal

CV Pelita menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp27.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 17.000.000,00. Dari data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin!

Jawaban Akumulasi penyusutan mesin Rp 17.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 10.000.000,00 Mesin Rp 27.000.000,00 2. Penjualan aktiva tetap yang menimbulkan laba Soal Pada tanggal 1 Desember 2004 CV Abadi menjual sebuah mobil dengan harga Rp

32.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 53.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2004 telah didepresiasi sebesar Rp 27.000.000,00. Biaya depresiasi selama sebelas bulan untuk tahun 2004 sejumlah Rp 3.000.000,00. Dari data tersebut a. Hitunglah laba penjualan mobil b.Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

Jawaban a. Harga perolehan mobil Rp 53.000.000,00 Kurangi: akumulasi depresiasi (Rp 27.000.000,00 + Rp 3.000.000,00) (Rp 30.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 23.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp 32.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 9.000.000,00 b. Jurnal Kas Rp 32.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 30.000.000,00 Mobil Rp 53.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 9.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

135

KARTU SOAL Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning • Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Soal PT Permata memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan yang lama ditambah kas sebesar Rp 28.000.000,00 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan gedung pabrik. Pada saat ini nilai buku peralatan angkutan yang lama adalah Rp 18.000.000,00 (harga perolehan Rp 45.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 27.000.000,00). Harga pasar peralatan angkutan lama yang akan ditukarkan adalah Rp 12.000.000,00. Dari data tersebut a. Hitunglah harga perolehan tanah b. Hitunglah rugi pertukaran c. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu • Penjualan aktiva tetap Soal

Pada tanggal 1 Oktober 2009 CV Murni menjual sebuah mobil dengan harga Rp 42.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 70.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2009 telah didepresiasi sebesar Rp 34.000.000,00. Biaya depresiasi selama sembilan bulan untuk tahun 2009 sejumlah Rp 2.000.000,00. Dari data tersebut a. Hitunglah laba penjualan mobil b. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

Kartu Soal Kelompok Ahli Merah • Penjualan aktiva tetap Soal

Pada tanggal 1 Oktober 2009 CV Murni menjual sebuah mobil dengan harga Rp 12.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 70.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2009 telah didepresiasi sebesar Rp 34.000.000,00. Biaya depresiasi selama sembilan bulan untuk tahun 2009 sejumlah Rp 2.000.000,00. Dari data tersebut a Hitunglah rugi penjualan mobil b. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

136

Kartu Soal Kelompok Ahli Biru • Pertukaran aktiva tetap yang sejenis Soal

PT Samudera menukarkan peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan baru. Nilai buku peralatan lama adalah Rp 10.000.000,00 (jika diketahui harga perolehannya Rp 20.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 10.000.000), sedangkan harga pasarnya Rp 25.000.000,00 dan kas yang harus dibayarkan Rp 15.000.000,00. Dari data tersebut hitunglah a. Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) b. Laba pertukaran c. Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba pertukaran) d. Jurnal atas transaksi tersebut

Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau • Penghentian pemakaian aktiva tetap a. Jika belum habis umur ekonomisnya Soal

CV Pelita menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp45.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 40.000.000,00. Dari data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin!

b. Jika sudah habis umur ekonomisnya Soal

PT Warna Warni menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 6.000.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 6.000.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Dari data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat penghentian mesin!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

137

JAWABAN KARTU SOAL

Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning a. Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 12.000.000,00

Kas yang dibayarkan Rp 28.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp 40.000.000,00

b. Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 12..000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 45.000.000,00 – Rp 27.000.000,00) (Rp 18.000.000,00) Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 6.000.000,00

c. Jurnal Tanah Rp 40.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 27.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 6.000.000,00 Kas Rp 28.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 45.000.000,00

Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu a. Harga perolehan mobil Rp 70.000.000,00 Kurangi: akumulasi depresiasi (Rp 34.000.000,00 + Rp 2.000.000,00) (Rp 36.000.000,00)

Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 34.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp 42.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 8.000.000,00

b. Jurnal Kas Rp 42.000.000,00

Akumulasi depresiasi mobil Rp 36.000.000,00 Mobil Rp 70.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 8.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

138

Kartu Soal Kelompok Ahli Merah a. Harga perolehan mobil Rp 70.000.000,00 Kurangi: akumulasi depresiasi (Rp 34.000.000,00 + Rp 2.000.000,00) (Rp 36.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 34.000.000,00 Hasil penjualan mobil (Rp 12.000.000,00) Rugi penjualan mobil Rp 22.000.000,00 b. Jurnal Kas Rp 12.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 36.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 22.000.000,00 Mobil Rp 70.000.000,00

Kartu Soal Kelompok Ahli Biru a. Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 25.000.000,00

Kas yang dibayarkan Rp 15.000.000,00 Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 40.000.000,00

b. Harga pasar peralatan lama Rp 25.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 20.000.000,00 – Rp 10.000.000,00) (Rp 10.000.000,00)

Laba pertukaran Rp 15.000.000,00

c. Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 40.000.000,00 Dikurangi laba pertukaran (Rp 15.000.000,00) Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba pertukaran) Rp 25.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

139

d. Jurnal Peralatan angkutan (baru) Rp 25.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 10.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 20.000.000,00 Kas Rp 15.000.000,00

Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau

a. Jurnal jika belum habis umur ekonomisnya Akumulasi penyusutan mesin Rp 40.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 5.000.000,00 Mesin Rp 45.000.000,00

b. Jurnal jika sudah habis umur ekonomisnya Akumulasi penyusutan mesin Rp 6.000.000,00 Mesin Rp 6.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

140

Lampiran 1b

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMK BOPKRI I Yogyakarta Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas/Semester : XI/I Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Kemampuan mengelola kartu aktiva tetap

B. Kompetensi Dasar Kemampuan melakukan inventarisasi fisik aktiva tetap secara periodik

C. Indikator Siswa mampu membuat berita acara inventarisasi fisik aktiva tetap

D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu membuat berita acara inventarisasi fisik aktiva tetap

E. Materi Pembelajaran Pencatatan Aktiva Tidak Berwujud 1. Pengertian dan Jenis-Jenis Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tidak berwujud (Intangible Assets) adalah aktiva yang wujud fisiknya tidak dapat ditangkap dengan panca indera (abstrak). Pada umumnya aktiva tidak berwujud berupa hak atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam usaha memperoleh penghasilan. Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud digolongkan sebagai berikut: a. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh Undang-

Undang, peraturan/persetujuan atau oleh sifat aktiva itu sendiri Termasuk ke dalam golongan aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh peraturan perundang-undangan antara lain hak paten, hak cipta, dan franchise 1) Hak Paten

Hak paten adalah suatu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan hal yang baru, untuk melakukan pembuatan, penjualan atau pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu. Masa penggunaan hak paten dibatasi selama 17 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

141

dan setelah habis masa penggunaannya, dapat saja diperbaharui atau jika bisa diperpanjang. Hak paten dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain Harga perolehan hak paten yang diperoleh dengan cara mengadakan riset dan penelitian yang dilakukan sendiri oleh perusahaan, adalah semua pengeluaran untuk biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh dan mempertahankannya dari tuntutan pihak lain (jika ada). Biaya-biaya yang bersangkutan antara lain biaya riset, penelitian, biaya pendaftaran, dan biaya pengacara. Dalam hal hak paten diperoleh melalui pembelian dari pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga belinya

2) Hak Cipta (Copy Rights) Hak cipta (copy rights) adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pengarang, pencipta lagu/musik atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya. Masa penggunaan hak cipta dibatasi selama 28 tahun dan dimungkinkan untuk perpanjangan selama 28 tahun lagi. Hak cipta dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain Harga perolehan hak cipta adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti biaya peninjauan, biaya pengerjaan, biaya perizinan, biaya pendaftaran, dan sebagainya. Dalam hal hak cipta diperoleh melalui pembelian dari pihak lain, harga perolehan hak cipta adalah sebesar harga belinya

3) Hak Monopoli (Franchise) Hak monopoli (franchise) adalah hak-hak istimewa yang diberikan pemerintah kepada suatu pihak untuk menggunakan fasilitas milik negara bagi penyediaan jasa-jasa kepentingan umum, misalnya untuk penimbunan sampah dan transportasi umum. Hak monopoli dapat juga diberikan kepada suatu perusahaan untuk menggunakan fungsi bisnis tertentu, misalnya penjualan produk tertentu dalam suatu daerah geografis tertentu. Hak monopoli diberikan dalam batas waktu tertentu Harga perolehan hak monopoli adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya. Hak monopoli yang dibeli dari pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga belinya. Dalam hal suatu persetujuan hak monopoli menyebutkan juga pembayaran-pembayaran secara periodik. Pembayaran-pembayaran tersebut dicatat sebagai biaya periodik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

142

b. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas Termasuk ke dalam golongan aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas antara lain merek dagang dan goodwill 1) Merek Dagang (Trademarks)

Penggunaan merek dagang (Trademarks) merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menggantungkan produknya kepada permintaan konsumen. Bagi konsumen, merek dagang memberikan ciri dan jaminan kualitas yang membedakan dari produk dagang lainnya. Oleh karena itu bagi perusahaan, merek dagang memberikan manfaat ekonomi dalam usaha memperoleh penghasilan sehingga cukup beralasan jika merek dagang diakui sebagai aktiva Untuk mendapat jaminan atau perlindungan hukum, merek dagang dapat didaftarkan ke Departemen Kehakiman melalui Direktorat Paten. Suatu merek dagang akan digunakan sepanjang dianggap mempunyai pengaruh yang menguntungkan dalam usaha memperoleh penghasilan. Oleh karena itu tidak ada batas waktu untuk menggunakan suatu merek dagang. Suatu merek dagang dapat dipindahkan kepada pihak lain dengan tidak mengganggu keberadaan perusahaan yang bersangkutan Harga perolehan merek dagang yang dibuat sendiri oleh perusahaan adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan pendaftarannya. Sementara merek dagang yang diperoleh melalui pembelian dari pihak lain, harga perolehan adalah sebesar harga belinya

2) Goodwill Goodwill merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul karena adanya kelebihan dalam beberapa faktor, seperti nama yang terkenal, staf dan personalia yang berkemampuan tinggi atau lokasi perusahaan yang menguntungkan. Kelebihan-kelebihan tersebut dapat mengakibatkan kemampuan perusahaan melebihi kemampuan normal. Oleh karena itu akuntansi memandang goodwill sebagai suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas normal, dalam artian di atas kemampuan aktiva yang digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan Nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan sulit diukur, oleh karena itu goodwill yang diperkenankan dicatat dalam pembukuan adalah goodwill yang timbul sehubungan dengan pembelian suatu perusahaaan oleh perusahaan lain, penggabungan badan usaha dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

143

bentuk merger, reorganisasi suatu perusahaan dan penggantian sekutu (partner) dalam badan usaha persekutuan Salah satu cara untuk menentukan harga perolehan goodwill adalah dengan menghitung harga pasar kekayaan bersih perusahaan yang dibeli, yaitu selisih antara harga pasar semua aktiva dengan semua kewajiban. Jika jumlah yang dibayarkan dalam pembelian lebih besar daripada harga pasar kekayaan bersih perusahaan yang dibeli, kelebihannya dicatat sebagai harga perolehan goodwill Contoh Perusahaan A membeli perusahaan B dengan harga Rp 80.000.000,00. Data neraca perusahaan B saat transaksi pembelian menunjukkan total aktiva Rp 75.000.000,00 dan total kewajiban Rp 10.000.000,00. Berdasarkan penilaian, harga pasar wajar semua aktiva perusahaan B berjumlah Rp 65.000.000,00 Harga perolehan goodwill berdasarkan data di atas dihitung sebagai berikut: Harga beli perusahaan B ……………………………Rp 80.000.000,00 Harga pasar kekayaan bersih perusahaan B: Rp 65.000.000,00 – Rp 10.000.000,00 ……………. Rp 55.000.000,00 Harga perolehan goodwill ………………………… Rp 25.000.000,00

2. Pencatatan Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud Pada dasarnya masa penggunaan semua jenis aktiva tidak berwujud akan habis, apakah karena dibatasi oleh Undang-Undang, ketentuan dalam penggunaan dalam persetujuan atau karena pengaruh faktor ekonomi seperti perubahan permintaan, persaingan, dan sebagainya. Sehingga pada akhirnya aktiva tidak berwujud tidak memberikan manfaat ekonomi lagi bagi perusahaan. Oleh karena itu harga perolehan aktiva tidak berwujud yang dicatat dalam pembukuan harus diamortisasi, dalam artian dialokasikan kepada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya Pencatatan dan metode amortisasi aktiva tidak berwujud pada umumnya adalah sebagai berikut: a. Metode amortisasi, biasanya digunakan metode garis lurus dengan

tidak memperhitungkan adanya nilai residu b. Beban amortisasi untuk tiap periode, dicatat debet pada akun beban

amortisasi dan dikreditkan langsung pada akun aktiva tidak berwujud yang bersangkutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

144

Contoh Suatu hak paten yang dimiliki dengan harga perolehan Rp 50.000.000,00 ditaksir akan memberikan manfaat ekonomi selama 10 tahun. Jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tiap akhir periode sebagai berikut: Des 31 Beban amortisasi paten ………Rp 5.000.000,00 Paten ……………………………………Rp 5.000.000,00

3. Penyajian Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud dalam Neraca Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyajian aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dalam neraca adalah sebagai berikut: a. Tiap jenis aktiva tetap seperti tanah/hak atas tanah, bangunan dan lain

sebagainya, harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci pada catatan atas laporan keuangan

b. Aktiva tetap dinyatakan sebesar harga perolehannya, dan akumulasi penyusutan dinyatakan sebagai pengurang harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan

c. Masing-masing jenis aktiva tidak berwujud harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah

d. Aktiva tidak berwujud dalam neraca dinyatakan sebesar nilai manfaat yang tersisa

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, aktiva tidak berwujud dalam neraca tidak perlu dinyatakan seharga perolehannya, tetapi dinyatakan sebesar nilai manfaat yang tersisa. Apabila taksiran nilai manfaat yang tersisa ternyata lebih rendah daripada harga bukunya, selisih yang timbul dicatat sebagai rugi penurunan nilai aktiva tidak berwujud

F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

G. Strategi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Media

Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi dan

mempersiapkan tugas yang akan dibagikan kepada siswa

2. Guru memberikan gambaran pada siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran

3. Guru membagi siswa ke dalam 4

10 menit

Daftar kelompok siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

145

kelompok asal (kelompok A, B, C, dan D) secara heterogen

4. Guru meminta siswa untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan selama pembelajaran

Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus

pembelajaran 2. Guru menjelaskan prosedur

pelaksanaan siswa bekerja sama dalam kelompok belajar

3 Guru membagikan kartu soal berwarna kepada masing-masing siswa dalam kelompok asal yang sudah terbentuk tadi dengan permasalahan yang berbeda-beda

4 Guru membentuk 5 kelompok ahli dengan cara mengumpulkan siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna sama dengan permasalahan yang sama untuk bergabung lagi dalam satu kelompok

5. Masing-masing kelompok ahli membahas dan berdiskusi tentang materi yang dibagikan oleh guru

6. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya dalam kelompok ahli tadi

7. Guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya

8. Guru membimbing kerja sama siswa dan mengamati kegiatan kelompok serta menanyakan kesulitan yang ditemui siswa. Guru menghimbau agar setiap siswa dapat bekerja sama dan mengemukakan pendapat dalam

100 menit

Kartu soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

146

kelompok Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik

kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

2. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan

3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan pendapat bagi kelompoknya

4. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup

25 menit

Lembar refleksi

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran Somantri, Hendi. 2006. Memahami Akuntansi SMK Seri B Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Bandung: Armico.

2. Media Pembelajaran a. White board b. Kartu soal

Yogyakarta, 21 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mitra Observer Ertyn Tyas Prabandari S.Pd Fransiska Rahardini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

147

SOAL EVALUASI 1. Sebutkan 2 contoh aktiva yang tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak

terbatas ! Jawab: 1) Merek dagang 2) Goodwill

2. Apakah yang dimaksud dengan hak cipta? Jawab: Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pengarang, pencipta lagu/musik, atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya

3. Apa yang dimaksud dengan aktiva tidak berwujud ? Jawab: Aktiva tak berwujud adalah aktiva yang wujud fisiknya tidak dapat ditangkap dengan panca indera (abstrak)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

148

KARTU SOAL Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu

Merek Dagang Soal 1. Apa arti penting merek dagang bagi perusahaan dan bagi konsumen ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan merek dagang ?

Kartu Soal Kelompok Ahli Biru

Franchise (Hak Monopoli) Soal 1. Apa yang dimaksud dengan franchise ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan hak monopoli ?

Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning

Goodwill Soal 1. Apa yang dimaksud dengan goodwill ? 2. Perusahaan X membeli perusahaan Y dengan harga Rp 40.000.000,00. Data

neraca perusahaan Y saat transaksi pembelian menunjukkan total aktiva Rp 135.000.000,00 dan total kewajiban Rp 50.000.000,00. Berdasarkan penilaian, harga pasar wajar semua aktiva perusahaan Y berjumlah Rp 85.000.000,00. Dari data tersebut hitunglah harga perolehan goodwill !

Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau

Hak Paten Soal 1. Apa yang dimaksud dengan hak paten ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan hak paten ?

Kartu Soal Kelompok Ahli Merah

Hak Cipta (Copy Rights) Soal 1. Apa yang dimaksud dengan hak cipta ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan hak cipta ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

149

JAWABAN KARTU SOAL Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu

Merek Dagang Jawaban 1. Arti penting merek dagang bagi konsumen yaitu dapat memberikan ciri dan

jaminan kualitas yang membedakan dari produk dagang lainnya, dan bagi perusahaan yaitu dapat memberikan manfaat ekonomi dalam usaha memperoleh penghasilan

2. Yang dimaksud dengan harga perolehan merek dagang adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan pendaftarannya

Kartu Soal Kelompok Ahli Biru

Franchise Jawaban 1. Yang dimaksud dengan franchise adalah hak-hak istimewa yang diberikan

pemerintah kepada suatu pihak untuk menggunakan fasilitas milik negara bagi penyediaan jasa-jasa kepentingan umum

2. Yang dimaksud dengan harga perolehan hak monopoli adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut

Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning

Goodwill Jawaban 1. Yang dimaksud dengan goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki oleh suatu

perusahaaan yang timbul karena adanya kelebihan dalam beberapa faktor 2. Harga perolehan goodwill

Harga beli perusahaan Y …………………………………. Rp 40.000.000,00 Harga pasar kekayaan bersih perusahaan Y: Rp 85.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 ……………………Rp 35.000.000,00

Harga perolehan goodwill Rp 5.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

150

Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau Hak Paten Jawaban 1. Yang dimaksud dengan hak paten adalah suatu hak yang diberikan oleh

pemerintah kepada pihak yang menemukan hal yang baru untuk melakukan pembuatan, penjualan, atau pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu

2. Yang dimaksud dengan harga perolehan hak paten adalah semua pengeluaran untuk biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh dan mempertahankannya dari tuntutan pihak lain (jika ada)

Kartu Soal Kelompok Ahli Merah

Hak Cipta (Copy Rights) Jawaban 1. Yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah

kepada pengarang, pencipta lagu/musik atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya

2. Yang dimaksud dengan harga perolehan hak cipta adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

151

Lampiran 1c

Materi Pembelajaran

Penghentian Aktiva Tetap

Pemakaian aktiva tetap bisa diakhiri karena hal-hal berikut 9. Dihentikan dari pemakaian (aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi) 10. Dijual (aktiva tetap dijual kepada pihak lain) 11. Ditukarkan (aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain) 1). Dihentikan dari pemakaian

Dengan dihentikannya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan

a. Jika sudah habis umur ekonomisnya

Contoh Soal CV Bintang menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 3.200.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 3.200.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Jurnal untuk mencatat penghentian mesin tersebut adalah Akumulasi penyusutan mesin Rp 3.200.000,00 Mesin Rp 3.200.000,00 b. Jika belum habis umur ekonomisnya

Contoh Soal PT Bulan menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 18.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 14.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin tersebut adalah Akumulasi penyusutan mesin Rp 14.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 4.000.000,00 Mesin Rp 18.000.000,00

2), Dijual Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba rugi

a. Jika timbul laba Contoh Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

152

Pada tanggal 1 Juli 2006 PT Mutiara menjual sebuah mobil dengan harga Rp 16.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 60.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2006 telah didepresiasi sebesar Rp 41.000.000,00. Biaya depresiasi selama enam bulan untuk tahun 2006 sejumlah Rp 8.000.000,00 Perhitungan laba atau rugi penjualan sebagai berikut Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) ( Rp49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp 16.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 5.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil sebagai berikut Kas Rp 16.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 5.000.000,00 b. Jika timbul rugi

Contoh Soal Dengan menggunakan contoh di atas, dimisalkan PT Mutiara menjual mobil tersebut dengan harga Rp 9.000.000,00. Dalam hal ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut

Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) (Rp 49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil ( Rp 9.000.000,00) Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan mobil dan kerugiannya sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

153

Kas Rp 9.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00

3). Ditukar dengan aktiva tetap yang baru Jika terjadi pertukaran maka aturan umum yang harus diikuti adalah

1. Harga perolehan aktiva (baru) yang diterima adalah harga pasar aktiva (lama) yang diserahkan ditambah kas yang dibayar

2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai buku aktiva yang diserahkan

Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran

a. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui

b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis maka laba atau rugi atas pertukaran diakui

A. Pertukaran antara aktiva yang sejenis

1) Jika timbul laba Contoh Soal

CV Pelangi menukarkan peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan baru. Nilai buku peralatan lama adalah Rp 12.000.000,00 (jika diketahui harga perolehannya Rp 40.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 28.000.000), sedangkan harga pasarnya Rp 19.000.000,00 dan kas yang harus dibayarkan Rp 31.000.000,00. Harga peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) adalah Rp 50.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 50.000.000,00

Laba pertukaran dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00)

Laba pertukaran Rp 7.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

154

Laba pertukaran tersebut di atas, kemudian dikurangkan terhadap harga perolehan aktiva baru, sehingga dapat ditentukan harga perolehan aktiva baru (setelah dikurangi laba pertukaran) yang akan dicatat dalam pembukuan

Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba perolehan) Rp 50.000.000,00 Dikurangi laba pertukaran ( Rp 7.000.000,00)

Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba perolehan) Rp 43.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

Peralatan angkutan (baru) Rp 43.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00

Jurnal di atas tidak meniadakan laba yang diperoleh tetapi sekedar menunda atau menangguhkannya.

2) Jika timbul rugi

Contoh Soal Dimisalkan harga pasar peralatan lama dalam contoh di atas sebesar Rp 10.000.000,00. Dalam hal ini harga perolehan peralatan baru akan menjadi Rp 41.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 10.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan angkutan baru Rp 41.000.000,00

Dalam transaksi ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 10.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 2.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

155

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut Peralatan angkutan (baru) Rp 41.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00

B. Pertukaran antara aktiva yang tidak sejenis 1) Jika timbul laba Contoh Soal CV Langit memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan yang lama

ditambah kas sebesar Rp 31.000.000,00 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan gedung pabrik. Pada saat ini nilai buku peralatan angkutan yang lama adalah Rp 12.000.000,00 (harga perolehan Rp 40.000.000,00 dikurangi denagn akumulasi depresiasi Rp 28.000.000,00). Harga pasar peralatan angkutan lama yang akan ditukarkan adalah Rp 19.000.000,00. Dengan demikian harga perolehan tanah adalah Rp 50.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut

Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp 50.000.000,00

Laba dalam pertukaran ini adalah Rp 7.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut

Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Laba pertukaran Rp 7.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut

Tanah Rp 50.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00 Laba pertukaran aktiva tetap Rp 7.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

156

2) Jika timbul rugi Apabila harga pasar peralatan angkutan lama hanya Rp 3.000.000,00, maka harga perolehan tanah akan menjadi Rp 34.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp34.000.000,00

Oleh karena itu dalam pertukaran ini terjadi kerugian sebesar Rp 9.000.000,00 yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 9.000.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut

Tanah Rp 34.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 9.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

157

Lampiran 2

Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/ Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Guru Mata Pelajaran :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

158

Lampiran 3

Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Guru Mata Pelajaran :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

159

Lampiran 4

Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Guru Mata Pelajaran :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

160

Lampiran 5

Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Observer :

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran, dan media

2 Guru memeriksa kesiapan siswa 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai dan rencana kegiatannya

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

161

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18 Guru menghasilkan pesan yang menarik 19 Guru menggunakan media secara efektif dan

efisien

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-

siswa dan siswa-siswa

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis 28 Guru menumbuhkan sikap produktif 29 Guru melakukan penilaian awal 30 Guru memantau kemajuan belajar 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan

kompetensi

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

162

Lampiran 6

Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa

Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Observer :

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan

pembelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan soal

dengan baik

6 Siswa mendapat teguran dari guru 7 Ada persaingan yang sehat dari diri

siswa

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Siswa menjawab pertanyaan guru 10 Siswa mendapat penghargaan dari

guru baik verbal maupun non verbal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

163

Lampiran 7

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama Pengamat : Tanggal dan Waktu Observasi : Orang/Peristiwa yang diobservasi : Kelas : Tujuan Observasi :

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung

proses pembelajaran

2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran

3 Siswa membuat kegaduhan 4 Siswa mengerjakan soal latihan di

depan kelas

5 Kelas terorganisir dengan baik 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar 7 Siswa bertanya kepada guru jika

mengalami kesulitan

8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

164

Lampiran 8 (sebelum)

Kuesioner Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban No Pernyataan SS S TS STS

1 Ada kesadaran diri untuk belajar 2 Ada rasa senang dalam belajar 3 Saya belajar giat setiap hari untuk meningkatkan

prestasi

4 Saya puas dengan nilai yang saya dapat selama ini dan tidak mendorong saya mendapat nilai yang lebih baik

5 Ada ketertarikan untuk mempelajari materi pelajaran 6 Saya belajar ketika besok ada ujian 7 Saya malu bila nilai saya jelek 8 Saya tidak merasa tersaingi bila teman saya mendapat

nilai yang lebih baik dari saya

9 Saya mendiskusikan tugas yang sukar dengan guru dan teman saya

10 Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh 11 Saya langsung meminta bantuan teman untuk

mengerjakan tugas tanpa saya berusaha lebih dahulu untuk mengerjakan sendiri

12 Saya selalu mengikuti pelajaran dan tidak pernah membolos

13 Belajar adalah kebutuhan tiap siswa 14 Ada keinginan untuk mendapatkan hadiah sebagai

ganjaran dari usaha belajar

15 Hadiah bukan satu-satunya motivasi dalam belajar 16 Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang

tua sehingga giat belajar

17 Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari guru dan teman-teman sehingga giat belajar

18 Saya selalu mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung pelajaran sebelum pelajaran dimulai

19 Saya senang bila ada jam pelajaran yang kosong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

165

20 Ada keinginan mendapat rasa aman bila mengikuti

dan menguasai pelajaran

Yogyakarta, ………………..2010 Observer (…..................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

166

Lampiran 9 (setelah)

Kuesioner Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban No Pernyataan

SS S TS STS 1 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan

tipe Jigsaw, saya merasa semakin memiliki kesadaran diri untuk belajar

2 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa semakin senang dalam belajar

3 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa semakin belajar giat setiap hari untuk meningkatkan prestasi

4 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa semakin puas dengan nilai yang saya dapat selama ini dan tidak mendorong saya mendapat nilai yang lebih baik

5 Setelah pembelajaran koopertaif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada ketertarikan untuk mempelajari materi pelajaran

6 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya semakin belajar ketika besok ada ujian

7 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa malu bila nilai saya jelek

8 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya tidak merasa tersaingi bila teman saya mendapat nilai yang lebih baik dari saya

9 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya mendiskusikan tugas yang sukar dengan guru

10 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh

11 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya langsung meminta bantuan teman untuk mengerjakan tugas tanpa saya berusaha lebih dahulu untuk mengerjakan sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

167

12 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya selalu mengikuti pelajaran dan tidak pernah membolos

13 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, menurut saya belajar adalah kebutuhan tiap siswa

14 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapatkan hadiah sebagai ganjaran dari usaha belajar

15 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, menurut saya hadiah bukan satu-satunya motivasi dalam belajar

16 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua

17 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapat simpati dari guru

18 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya selalu mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung sebelum pelajaran dimulai

19 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa senang bila ada jam pelajaran yang kosong

20 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapat rasa aman bila mengikuti dan menguasai pelajaran

Yogyakarta,……………….2010 Observer (…………………………..)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

168

Lampiran 10

Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Nama : Hari/Tanggal : Siklus : No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran

j. Materi Ajar k. Lembar Kerja Siswa (LKS) l. Soal Kuis/Tes Bab m. Contoh RPP n. Kunci Soal o. Tes Hasil Belajar p. Suasana Kelas q. Cara Kerja Siswa r. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan

2 Selama kerja dalam kelompok siswa g. Mendengarkan orang lain h. Mengajukan pertanyaan i. Mengorganisasikan ide-idenya j. Mengorganisasikan kelompok k. Mengacaukan kegiatan l. Melamun

3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

169

5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

170

Lampiran 11

Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Nomor Urut/Nama : Nomor Urut Anggota Kelompok : Pokok Bahasan : Hari/Tanggal : Kelas :

Skala Penilaian % No Aspek yang Diamati Sangat Senang

Senang Tidak Senang

Sangat Tidak Senang

1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini g. Topik Akuntansi yang Dipelajari h. Materi Ajar i. Lembar Kerja Siswa (LKS) j. Suasana Kelas k. Penampilan Guru l. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan

Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah anda ikuti

Ya Tidak 3 Selama kerja dalam kelompok siswa

g. Mendengarkan orang lain h. Mengajukan pertanyaan i. Mengorganisasikan ide-ide saya j. Mengorganisasikan kelompok k. Mengacaukan kegiatan l. Melamun

Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam

pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

171

Komentar 5 Hambatan yang saya temui selama mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

OBSERVASI PENDAHULUAN

(PRA PENELITIAN)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

172

Lampiran 2a

Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan

mengucapkan salam kepada siswanya, dan memeriksa kesiapan siswa untuk

mengikuti pelajaran. Guru justru tidak menyampaikan tujuan dari pembelajaran

padahal apabila guru menyampaikan tujuan pembelajaran setidaknya akan

menimbulkan motivasi yang positif dari siswanya. Guru juga melakukan

pengulangan materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan tujuan untuk

mengingatkan kembali ke siswa dan mendorong siswa untuk terpacu dalam

mempelajari materi yang baru. Selama menjelaskan materi, guru menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan beberapa pertanyaan

kepada siswanya. Guru juga memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh

siswanya. Selama pembelajaran guru hanya menggunakan media white board sebagai

sarana pembelajaran. Selama kegiatan ini guru juga berusaha membantu dan

membimbing siswa jika siswanya mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

173

latihannya, sehingga tidak jarang guru berkeliling kelas untuk mengecek hasil

pekerjaan siswanya. Setelah siswa mengerjakan soal latihan kemudian guru

menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal latihan tadi untuk dibahas

bersama-sama. Selama proses pembahasan soal latihan, guru terkadang memberi

pertanyaan ke siswa untuk merangsang pengetahuan mereka, tetapi dalam

kenyataannya hanya ada beberapa siswa saja yang mau menjawab. Guru dirasakan

masih kurang bisa memotivasi siswanya selama proses pembelajaran sehingga ada

beberapa siswa yang justru terlihat bosan, asyik mengobrol dengan temannya, dan

ada beberapa siswa yang tidur di kelas. Guru akan menegur siswa yang membuat

kegaduhan di kelas. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru mengucapkan salam

penutup. Guru tidak memberikan kesimpulan materi pelajaran kepada siswanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

174

Lampiran 3a

Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri

untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa memberitahukan kepada guru siapa saja

yang tidak masuk pada hari itu. Kemudian siswa tampak cukup agak antusias pada

awal pembelajaran dimana siswa mempersiapkan materi pelajaran dan perlengkapan

lain yang diperlukan termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa

yang tidak membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Selanjutnya guru

pun mulai menjelaskan materi. Di awal pembelajaran hampir semua perhatian siswa

tertuju pada guru. Ketika di tengah-tengah pembelajaran saat guru meminta siswa

untuk mengerjakan soal latihan ternyata ada beberapa siswa yang justru bersikap acuh

tak acuh. Banyak siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri, mereka justru

‘ngobrol’ dengan teman-temannya di luar materi pelajaran dan ada juga yang justru

asyik tidur-tiduran di kelas. Keadaan seperti itu menunjukkan bahwa di antara siswa

tidak memiliki motivasi untuk mengikuti p roses pembelajaran. Hal ini disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

175

siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti rutinitas pembelajaran dimana mereka

selama ini di kelas hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mereka diminta

untuk mengerjakan soal-soal latihan saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

176

Lampiran 4a

Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white board, 1 papan

absensi siswa, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, serta ada 24 meja dan kursi untuk para

siswanya. Kelas juga memiliki ventilasi yang memadai, pencahayaan yang cukup,

dan lingkungan yang cukup bersih sehingga dapat mendukung proses pembelajaran.

Saat itu jumlah siswa yang hadir ada 20 siswa dan 2 siswa lainnya absen. Suasana

kelas di awal pembelajaran terasa cukup kondusif dimana hampir seluruh siswa

tampak antusias mengikuti pembelajaran. Tetapi pada saat guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal-soal latihan justru ada beberapa siswa yang bersikap tidak peduli

sehingga hal ini membuat suasana kelas menjadi agak gaduh karena di antara siswa

ada yang asyik mengobrol dengan teman-temannya di luar materi pelajaran. Setelah

soal-soal latihan selesai dikerjakan, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal

tersebut di white board. Dalam hal ini tidak ada kegiatan yang menarik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

177

pembelajaran yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar. Guru pun

cukup bijaksana dalam memberi teguran bila siswa bersikap melampaui batas. Di

akhir pembelajaran guru tidak memberi kesimpulan, tetapi hanya mengucapkan salam

saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

178

Lampiran 5a

Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran, dan media √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dan rencana kegiatannya √

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

179

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif

dan efisien √

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi

guru-siswa dan siswa-siswa √

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan

kompetensi

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

180

tugas sebagai bagian remidi 39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau

tugas sebagai bagian pengayaan √

Yogyakarta, 26 Agustus 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

181

Lampiran 6a

Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Pada saat awal pembelajaran saja

3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan soal

dengan baik √

6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri

siswa √

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari

guru baik verbal maupun non verbal √

Yogyakarta, 26 Agustus 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

182

Lampiran 7a

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama Pengamat : Fransiska Rahardini Tanggal dan Waktu Observasi : 26 Agustus 2010, pukul 12.00 – 14.15 WIB Orang/Peristiwa yang Diobservasi : Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Kelas : XI Akuntansi Tujuan Observasi : Observasi Penelitian

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung

proses pembelajaran √ White board, meja

kursi, almari 2 Kondisi kelas mendukung proses

pembelajaran √ Hanya pada awal

pembelajaran 3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat

mengerjakan latihan soal

4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas

5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 7 Siswa bertanya kepada guru jika

mengalami kesulitan √

8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan

Yogyakarta, 26 Agustus 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

184

Analisis Tiap Indikator Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan

Penilaian Acuan Patokan (PAP II)

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Terdiri dari 6 pernyataan

Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 24

Skor terendah yang mungkin tercapai = 6

Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

1) 6 + 81 % (24 - 6) = 21 (sangat tinggi)

2) 6 + 66 % (24 – 6) = 18 (tinggi)

3) 6 + 56 % (24 – 6) = 16 (cukup)

4) 6 + 46 % (24 – 6) = 14 (kurang)

5) Di bawah 14 = (sangat kurang)

Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 21 – 24 Sangat Tinggi 18 – 20 Tinggi 16 – 17 Cukup 14 - 15 Kurang

< 14 Sangat Kurang

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Terdiri dari 3 pernyataan

Skor tertinggi yang mungkin tercapai =12

Skor terendah yang mungkin tercapai = 3

Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

1) 3 + 81 % (12 – 3) = 10 (sangat tinggi)

2) 3 + 66 % (12 – 3) = 9 (tinggi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

185

3) 3 + 56 % (12 – 3) = 8 (cukup)

4) 3 + 46 % (12 – 3) = 7 (kurang)

5) Di bawah 7 = (sangat kurang)

Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 10 – 12 Sangat Tinggi

9 Tinggi 8 Cukup 7 Kurang

< 7 Sangat Kurang

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Terdiri dari 2 pernyataan

Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 8

Skor terendah yang mungkin tercapai = 2

Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

1) 2 + 81 % (8 – 2) = 7 (sangat tinggi)

2) 2 + 66 % (8 – 2) = 6 (tinggi)

3) 2 + 56 % (8 – 2) = 5 (cukup)

4) 2 + 46 % (8 – 2) = 4 (kurang)

5) Di bawah 4 = (sangat kurang)

Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 7 - 8 Sangat Tinggi

6 Tinggi 5 Cukup 4 Kurang

< 4 Sangat Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

186

4. Adanya penghargaan dalam belajar

Terdiri dari 4 pernyataan

Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 16

Skor terendah yang mungkin tercapai = 4

Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

1) 4 + 81 % (16 – 4) = 14 (sangat tinggi)

2) 4 + 66 % (16 – 4) = 12 (tinggi)

3) 4 + 56 % (16 - 4) = 11 (cukup)

4) 4 + 46 % (16 – 4 ) = 10 (kurang)

5) Di bawah 10 = (sangat kurang)

Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 14 - 16 Sangat Tinggi 12 - 13 Tinggi

11 Cukup 10 Kurang

< 10 Sangat Kurang

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Terdiri dari 2 pernyataan

Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 8

Skor terendah yang mungkin tercapai = 2

Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

1) 2 + 81 % (8 – 2) = 7 (sangat tinggi)

2) 2 + 66 % (8 – 2) = 6 (tinggi)

3) 2 + 56 % (8 – 2) = 5 (cukup)

4) 2 + 46 % (8 – 2) = 4 (kurang)

5) Di bawah 4 = (sangat kurang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

187

Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 7 - 8 Sangat Tinggi

6 Tinggi 5 Cukup 4 Kurang

< 4 Sangat Kurang

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Terdiri dari 3 pernyataan

Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 12

Skor terendah yang mungkin tercapai = 3

Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

1) 3 + 81 % (12 – 3) = 10 (sangat tinggi)

2) 3 + 66 % (12 – 3) = 9 (tinggi)

3) 3 + 56 % (12 – 3) = 8 (cukup)

4) 3 + 46 % (12 – 3) = 7 (kurang)

5) Di bawah 7 = (sangat kurang)

Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 10 - 12 Sangat Tinggi

9 Tinggi 8 Cukup 7 Kurang

< 7 Sangat Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

SIKLUS I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

188

Lampiran 2b

Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Proses pembelajaran dimulai dimana guru menyapa siswanya kemudian guru

memeriksa kesiapan siswa dan mengabsen siswa. Pada awal pembelajaran, guru

kembali mengulang materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya

guru pun menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu

yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan dilanjutkan

dengan pembagian handout kepada siswanya. setelah itu guru membagi siswa ke

dalam dua kelompok yaitu kelompok asal dan kemudian membentuk kelompok ahli.

Setelah kelompok asal terbentuk, guru meminta siswa untuk bergabung lagi dengan

kelompok ahli. Saat berlangsungnya diskusi, guru selalu mendampingi siswa di

dalam masing-masing kelompok. Guru pun memberikan motivasi kepada siswa agar

siswa dalam kelompok dapat saling berdiskusi/bertukar pendapat satu sama lain

dengan baik. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta kelompok ahli untuk

bergabung kembali dengan kelompok asal. Guru mendampingi kembali para siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

189

ketika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

Kemudian guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Ketika presentasi berlangsung guru aktif dalam menanggapi pembahasan

siswanya. Setelah presentasi selesai guru bersama siswa menarik kesimpulan atas

materi yang baru saja dipelajari. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan

kuis kepada siswanya dan membagikan lembar refleksi dan dilanjutkan dengan

mengucapkan salam penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

190

Lampiran 3b

Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai terlebih dahulu para siswa

mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan seperti buku dan alat tulis. Setelah

siswanya siap, guru kemudian memulai pembelajaran dan para siswa pun menyimak

penjelasan dari guru terkait prosedur pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

Ketika pembagian kelompok asal dan pembagian kelompok ahli ada beberapa siswa

yang ribut sendiri karena reaksi mereka terhadap kelompok yang diperolehnya. Siswa

menerima materi pelajaran yang dibagikan guru, kemudian mendiskusikannya dalam

kelompok. Ketika berdiskusi ada beberapa siswa yang justru asyik mengobrol dengan

temannya. Ketika siswa berdiskusi dalam kelompok ada juga siswa yang bertanya

langsung kepada guru yang dikarenakan mereka belum bisa memahami materi

pelajaran dengan jelas. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, para siswa

kemudian kembali ke kelompok asalnya untuk kemudian menjelaskan kembali materi

pelajaran yang baru saja didiskusikan dalam kelompok ahli. Setelah berdiskusi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

191

kelompok asal, lalu guru menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan pembahasan materi yang diperolehnya. Selama jalannya presentasi

para siswa tampak antusias mendengar dan menanggapi pembahasan dari masing-

masing kelompok. Ada beberapa siswa yang ketika presentasi di depan kelas merasa

canggung, tetapi hal itu akhirnya hal itu bisa diatasi. Setelah presentasi kelompok

selesai kemudian siswa menyimak penjelasan dari guru terkait dengan materi yang

mereka pelajari ini. Selanjutnya di akhir kegiatan pembelajaran, para siswa mendapat

soal evaluasi dari guru untuk dikerjakan masing-masing dan mereka juga mengisi

lembar refleksi atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini kemudian guru pun

menutup pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

192

Lampiran 4b

Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Pada dasarnya suasana kelas sudah cukup mendukung kegiatan pembelajaran.

Fasilitas yang tersedia pun juga sudah cukup lengkap dengan adanya white board,

meja dan kursi untuk guru, meja dan kursi untuk para siswa, lemari, dan buku-buku

penunjang belajar. Kondisi kelas pada saat pelaksanaan siklus pertama ini cukup

mendukung kegiatan pembelajaran. Seluruh siswa hadir dalam pelaksanaan

pembelajaran siklus pertama ini. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. para

siswa tampak antusias untuk mendengarkan penjelasan, akan tetapi masih ada

beberapa siswa yang membuat kegaduhan di kelas terutama saat pembentukan

kelompok yang diakibatkan atas reaksi mereka untuk berkumpul dan bekerja sama

dengan teman-temannya dalam satu kelompok itu. Pada saat presentasi pun ada

beberapa siswa yang tidak serius mendengarkan presentasi temannya sehingga tak

jarang guru pun berusaha untuk menenangkan situasi dan kondisi kelas. Meskipun

demikian secara keseluruhan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

193

Lampiran 5b

Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran, dan media √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai dan rencana kegiatannya √

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut

12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

194

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif dan

efisien √

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-

siswa dan siswa-siswa √

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan

kompetensi √

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

195

39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan

Yogyakarta, 23 September 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

196

Lampiran 6b

Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa

Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

√ Siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan

tugas/latihan soal dengan baik √

6 Siswa mendapat teguran dari guru

7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Siswa menjawab pertanyaan guru

10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal

Yogyakarta, 23 September 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

197

Lampiran 7b

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama Pengamat : Fransiska Rahardini Tanggal dan Waktu Observasi : 23 September 2010, pukul 12.00 – 14.15 WIB Orang/Peristiwa yang Diobservasi : Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Kelas : XI Akuntansi Tujuan Observasi : Penelitian

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung

proses pembelajaran √ White board, meja

kursi, almari 2 Kondisi kelas mendukung proses

pembelajaran √ Hanya pada awal

pembelajaran 3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat

mengerjakan latihan soal

4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas

5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 7 Siswa bertanya kepada guru jika

mengalami kesulitan √

8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan

Yogyakarta, 23 September 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

199

Lampiran 9b

Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat

Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen

pembelajaran s. Materi Ajar t. Lembar Kerja Siswa (LKS) u. Soal Kuis/Tes Bab v. Contoh RPP w. Kunci Soal x. Tes Hasil Belajar y. Suasana Kelas z. Cara Kerja Siswa aa. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan

a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik

2 Selama kerja dalam kelompok siswa m. Mendengarkan orang lain n. Mengajukan pertanyaan o. Mengorganisasikan ide-idenya p. Mengorganisasikan kelompok q. Mengacaukan kegiatan r. Melamun

Dalam kelompok masing-masing siswa dapat bekerja sama dengan baik

3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Proses kegiatan belajar mengajar berjalan lebih teratur dan baik, serta dapat membangun dan memotivasi siswa untuk rajin belajar

4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

Keterbatasan ruang kelas

5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan

Ya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

SIKLUS II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

201

Lampiran 2c

Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan kemudian

memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan pada proses pembelajaran hari itu.

Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran tentang pencatatan aktiva tidak

berwujud. Sebelum presentasi materi pembelajaran dimulai guru meminta siswa

untuk membaca materi pelajaran yang ada di buku paket agar siswa lebih mudah

dalam memahami pembelajaran. Setelah selesai menyampaikan materi dan siswa

dirasa sudah cukup mengerti materi pelajaran tersebut, maka guru pun membagi

siswa ke dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Setelah kelompok asal terbentuk,

guru meminta siswa untuk bergabung lagi dengan kelompok ahli. Pada saat diskusi,

guru selalu mendampingi siswa untuk membantu menjelaskan materi pelajaran jika

ada siswa yang dirasa belum bisa memahami materi pelajaran itu. Setelah diskusi

dalam kelompok ahli selesai, guru pun meminta siswa untuk kembali dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

202

kelompok asal. Kemudian guru menginstruksikan siswa yang ada dalam kelompok

asal untuk saling mendiskusikan lagi tentang suatu hal yang diperoleh setelah

berdiskusi dalam kelompok ahli tadi. Guru kembali mendampingi siswa ketika ada

siswa yang mengalami kesulitan dalam berdiskusi. Setelah itu guru meminta siswa

dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Lalu usai presentasi, guru

bersama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran hari ini.

Setelah pembelajaran berakhir, guru menyampaikan salam sebagai penutup pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

203

Lampiran 3c

Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Sebelum proses pembelajaran dimulai terlebih dahulu siswa mempersiapkan

segala peralatan yang dibutuhkan untuk pelajaran. Setelah siswa terlihat siap

menerima pelajaran, guru kemudian memulai pelajaran. Ketika guru menyampaikan

materi pembelajaran sebagian siswa serius mendengarkan. Guru menyampaikan

materi pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat tertentu,

guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk beberapa siswa.

Apabila siswa tidak bisa menjawab maka pertanyaan itu akan dilemparkan kepada

siswa lain atau kepada siswa siapa saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah materi pembelajaran disampaikan, guru kemudian membagi siswa ke dalam

kelompok asal dan kelompok ahli. Terlihat bahwa siswa kemudian langsung

bergabung dengan kelompoknya, meskipun pada saat pembentukan kelompok ini

terjadi keributan kecil. Ketika berdiskusi dalam kelompok ahli ada siswa yang masih

merasa kesulitan dalam memahami materi. Dalam diskusi kelompok ahli ini siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

204

tampak bersemangat untuk belajar saling memahami materi pelajaran. Setelah diskusi

dalam kelompok ahli selesai, kemudian siswa bergabung kembali dalam kelompok

asal. Pada saat berdiskusi dalam kelompok asal sempat terjadi perdebatan

dikarenakan siswa dalam kelompok memiliki pendapat yang berbeda-beda. Setelah

selesai berdiskusi, satu per satu kelompok kemudian mempresentasikan hasil

diskusinya. Para siswa pun tampak antusias mendengar dan menanggapi pembahasan

dari masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok presentasi, siswa kemudian

menyimak penjelasan dari guru terkait dengan materi yang mereka pelajari ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

205

Lampiran 4c

Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi

Kelas : XI Akuntansi

Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd

Kondisi kelas pada dasarnya sudah mendukung proses pembelajaran Begitu

juga dengan fasilitas yang tersedia. Karena kelas dilengkapi dengan peralatan-

peralatan yang menunjang proses pembelajaran diantaranya white board, meja dan

kursi guru, meja dan kursi siswa, almari, dan juga buku-buku pelajaran yang

digunakan sebagai bahan ajar. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah tentang

kebersihan dan kerapian kelas sehingga hal ini mengganggu kenyamanan dalam

proses pembelajaran. Suasana kelas pada siklus kedua ini cukup mendukung proses

pembelajaran. Seluruh siswa hadir pada saat jam pelajaran ini. Siswa tampak antusias

dalam mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. Ketika guru menjelaskan materi

sebagian besar siswa berusaha untuk mendengarkan, akan tetapi terkadang ada

kegaduhan yang terjadi di kelas terutama pada saat pembentukan kelompok, saat

diskusi dalam kelompok dan ketika presentasi kelompok berlangsung karena masih

ada beberapa siswa yang tidak serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

206

menghadapi hal ini tidak jarang guru berusaha untuk menenangkan situasi dan

kondisi kelas. Meskipun demikian, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

207

Lampiran 5c

Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses

Pembelajaran

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran, dan media √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai dan rencana kegiatannya √

5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 12 Guru melaksanakan pembelajaran yang

terkoordinasi √

13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

208

15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif dan

efisien √

20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-

siswa dan siswa-siswa √

24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan

kompetensi √

32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar

34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

209

39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan

Yogyakarta, 21 Oktober 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

210

Lampiran 6c

Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan

pembelajaran √

4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa √ 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran √ 9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari guru

baik verbal maupun non verbal √ .

Yogyakarta, 21 Oktober 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

211

Lampiran 7c

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama Pengamat : Fransiska Rahardini Tanggal dan Waktu Observasi : 21 Oktober 2010, 12.00 – 14.15 WIB Orang/Peristiwa yang diobservasi : Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas : XI Akuntansi Tujuan Observasi : Penelitian

No Deskriptor Ya Tidak Catatan

1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran

2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran

√ Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan serius

3 Siswa membuat keributan/kegaduhan √ .

4 Siswa mengerjakan latihan soal √

5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan

6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal

√ Pada saat siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru

7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran

8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran

√ Sumber belajar tidak ada di kelas tetapi ada di perpustakaan

Yogyakarta, 21 Oktober 2010

Observer

(Fransiska Rahardini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

213

Lampiran 9c

Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat

Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran

a. Materi Ajar b Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis/Tes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa j. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan

a. Baik b. Cukup c. Baik d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik

2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun

Untuk siklus kedua ini para siswa lebih bisa bekerja sama dengan baik dibandingkan dengan siklus yang pertama

3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Proses kegiatan belajar mengajar pada siklus yang kedua ini membuat siswa untuk semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran

4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan

Keseriusan siswa dalam berdiskusi masih kurang

5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan

Ya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI