plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · pengembangan perangk at pembelajaran meng...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGAKOMODASI TEORI VAN HIELE MATERI BANGUN
RUANG SISI DATAR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA SISWA KELAS VIII B SMP PANGUDI LUHUR 1
KALIBAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Yustina Friska Happy Wulandari
NIM: 111414021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapak Ibuku tercinta
Kakakku Mbak Heny dan Mas Nendy
Adikku Herdy (alm)
Sahabat sejatiku tercinta Welly
Sahabat dan teman-teman terkasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku
(Filipi, 4:13)
Jadilah diri anda sendiri, siapa lagi yang bisa lebih baik ketimbang diri
anda sendiri?
(Frank Giblin)
Di tengah kesulitan selalu ada kesempatan.
(Albert Einstein)
Bukan karena hari ini indah maka kita bahagia, tapi karena kita
bahagia maka hari-hari kita menjadi indah, bukan karena tidak ada
rintangan maka kita optimis, tapi karena kita optimis maka
rintangan itu tidak berasa, bukan karena hal itu mudah maka kita
yakin kita bisa, tapi karena kita yakin kita bisa maka hal itu pun
menjadi mudah.
(Merry Riana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Yustina Friska Happy Wulandari. 2015. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Mengakomodasi Teori Van Hiele Materi Bangun Ruang Sisi
Datar dengan Pendekatan Saintifik pada Siswa Kelas VIII SMP B Pangudi
Luhur 1 Kalibawang. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan mengakomodasi teori Van Hiele
menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian ini dilatarbelakangi pada kebutuhan
guru berupa perangkat pembelajaran yang menekankan pemahaman siswa dalam
pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
proses pengembangan produk perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi
datar yang mengakomodasi teori Van Hiele dengan pendekatan saintifik pada
siswa kelas VIII SMP.
Peneliti memodifikasi langkah-langkah pengembangan yang dikemukakan
oleh Sugiyono. Langkah-langkah tersebut yaitu potensi dan masalah;
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,
dan revisi produk. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan penilaian.
Perangkat pembelajaran divalidasi dan diujicobakan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah
mengakomodasi teori Van Hiele dan pendekatan saintifik. Hasil validasi
menunjukkan skor 3,29 dengan kategori sangat tinggi, sedangkan hasil respon
siswa menunjukan skor 3,39 yang menunjukan kategori sangat baik. Tahap
berpikir siswa sebelum dan sesudah uji coba produk apabila ditulis dalam
persentase siswa yang tahap berpikirnya tetap pada tahap visualisasi sebesar 7,7%.
Siswa yang tahap berpikirnya tetap pada tahap analisis sebesar 15,4%. Siswa yang
tahap berpikir semula berada pada tahap visualisasi kemudian menjadi pada tahap
analisis sebesar 42,3%, serta siswa yang tahap berpikir semula pada tahap analisis
kemudian menjadi pada tahap abstraksi sebesar 34,6%. Dengan kata lain siswa
yang tetap pada tahap berpikir Van Hiele sebesar 23,1% dan siswa yang tahap
berpikir Van Hiele menjadi lebih baik ada 76,9%.
Kata Kunci: bangun ruang sisi datar, pendekatan saintifik, penelitian
pengembangan, perangkat pembelajaran, teori Van Hiele
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Yustina Friska Happy Wulandari. 2015. The Development of Learning
Instruments Accomodate Van Hiele Theory in Three Dimension Geometry
material using Scientific Approach in Class VIII B Pangudi Luhur 1
Kalibawang Junior High School. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education
Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma
University.
This is a research and development (R&D) study which develops learning
instruments. This study accomodates Van Hiele theory using scientific approach.
This study is motivated on the needs of teachers and students in the form of
learning instruments which emphasizes on students’ comprehension in learning
geometry. The purpose of this study is to describe the learning instruments
development process for three dimension geometry material using Van Hiele
theory which use scientific approach in class VIII Junior High School.
Researcher modify development steps proposed by Sugiyono. Those steps
are the potential and problems, data collection, product design, design validation,
design revisions, product trials, and product revision. Learning instruments
developed in this study are syllabus, lesson plans, worksheets, teaching materials,
and assessment.
Learning instruments are validated and tested. The results showed that the
learning instruments developed have shown Van Hiele theory and scientific
approach. Validation results showed a score of 3.29 with a very high category,
while the results of student responses indicate a score of 3.39 which shows the
very good category. Students comprehension before and after testing the product,
if written in the percentage, students who the stage of thinking remain at
visualization stage by 7.7%. Students who the stage of thinking remain at analysis
stage by 15.4%. Students who initially at the visualization stage then became at
phase of the analysis stage by 42.3%, as well as students who initially thought at
the analysis stage then became at phase of the abstraction stage by 34.6%. In other
words, students who still at the Van Hiele thinking stage by 23.1% and students
who better than Van Hiele thinking stages by 76.9%.
Keywords: learning instruments, polyhedron, research and development,
scientific approach, Van Hiele theory
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kesempatan, karunia dan berkat yang dilimpahkan kepada peneliti dalam
penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Mengakomodasi Teori Van Hiele Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan
Pendekatan Saintifik pada Siswa Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang” dari awal hingga akhir. Sungguh anugrah yang luar biasa bagi
penulis dan semua ini tak lepas dari bantuan beberapa pihak baik materi,
dukungan, masukan, dan doa. Oleh karena itu peneliti dengan tulus
berterimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Ibu Chatarina Enny Murwaningtyas, M.Si. Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika.
4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan dengan baik dari awal penulisan
skripsi hingga selesai.
5. Bapak Drs. A. Sardjana M.Pd., Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., dan Ibu
Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen ahli yang telah menjadi
validator perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
6. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. dan Ibu Cyrenia Novella
Krisnamuti, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah berkenan menguji dan
memberi saran bagi skripsi ini.
7. Kedua orang tua, Damianus Sutarjo dan Yosepha Ngatirah yang tak henti-
hentinya memberikan doa, dukungan dan semangat bagi penulis.
8. Kakakku Lusia Firsty Heny Wulandari dan Albertus Agung Nendy Hadmadi
serta adikku Albertus Herdy Wijaya (alm) yang selalu memberikan dukungan
dan semangat bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Batasan Istilah .................................................................................... 5
D. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
G. Spesifikasi Produk .............................................................................. 8
BAB II Landasan Teori ...................................................................................... 16
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 16
1. Hakekat Matematika ............................................................... 16
2. Proses Belajar Matematika .................................................... 17
3. Teori Van Hiele ...................................................................... 21
4. Pendekatan Saintifik .............................................................. 26
5. Bangun Ruang Sisi Datar ....................................................... 29
6. Perangkat Pembelajaran ......................................................... 38
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 41
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 45
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 45
B. Setting Penelitian ........................................................................... 46
1. Subjek Penelitian .................................................................... 46
2. Objek Penelitian ...................................................................... 46
3. Tempat Penelitian ................................................................... 47
4. Waktu Penelitian ..................................................................... 47
C. Desain dan Prosedur Penelitian ..................................................... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 52
1. Wawancara ............................................................................. 52
2. Observasi ................................................................................ 52
3. Penyebaran Angket ................................................................. 53
4. Dokumentasi ........................................................................... 53
5. Soal Tes Geometri ................................................................. 54
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 54
1. Pedoman Wawancara .............................................................. 55
2. Lembar Observasi ................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Angket ..................................................................................... 57
4. Alat perekam gambar dan suara ............................................. 60
5. Soal tes geometri ..................................................................... 60
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 61
1. Analisis Data Kuantitatif ........................................................ 62
2. Analisis Data Kualitatif .......................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN
PENELITIAN ..................................................................................................... 64
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 64
1. Potensi dan Masalah ............................................................... 64
2. Pengumpulan Data .................................................................. 66
3. Desain Produk ......................................................................... 67
4. Validasi Desain ....................................................................... 70
5. Revisi Desain .......................................................................... 71
6. Uji Coba Produk ..................................................................... 72
7. Revisi Produk .......................................................................... 92
B. Pembahasan ................................................................................... 93
1. Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan ....................... 93
2. Proses Pembuatan Perangkat Pembelajaran ........................... 96
3. Kualitas Perangkat Pembelajaran ......................................... 100
4. Refleksi Uji Coba Produk ..................................................... 100
5. Tahap Berpikir Siswa pada TeoriVan Hiele Setelah Uji Coba
Produk
.............................................................................................. 101
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 110
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 112
A. Kesimpulan .................................................................................. 112
B. Saran ............................................................................................ 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 115
LAMPIRAN ...................................................................................................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pendekatan Saintifik .......................................................................... 27
Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Wawancara............................................................. 55
Tabel 3.2. Kisi-kisi Lembar Observasi ............................................................... 56
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Uji Keterbacaan ...................................................... 58
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Uji Respon Siswa ................................................... 58
Tabel 3.5. Kisi-kisi Angket Validasi Perangkat Pembelajaran ........................... 59
Tabel 3.6. Kisi-kisi soal tes geometri prisma dan limas ..................................... 61
Tabel 3.7. Kriteria Penilaian Produk Pengembangan ......................................... 62
Tabel 4.1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ............................................. 72
Tabel 4.2. Perbaikan revisi desain setelah validasi ............................................. 72
Tabel 4.3. Tabel perbaikan revisi produk setelah uji coba .................................. 92
Tabel 4.4. Aktivitas siswa pada pembelajaran kubus dan balok ....................... 102
Tabel 4.5. Tahap berpikir siswa berdasarkan ulangan harian kubus................. 104
Tabel 4.6. Aktivitas siswa pada pembelajaran prisma dan limas ...................... 106
Tabel 4.7. Tahap berpikir siswa pada tes prisma dan limas .............................. 108
Tabel 4.8. Tahap berpikir siswa sebelum dan sesudah uji coba produk ........... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kubus ABCD.EFGH ...................................................................... 30
Gambar 2.2. Balok ABCD.EFGH ....................................................................... 32
Gambar 2.3. Prisma segitiga ABC.EFG ............................................................. 35
Gambar 2.4. Limas segiempat T.ABCD ............................................................. 36
Gambar 2.5. Kerangka Berpikir .......................................................................... 44
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ........................................ 47
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi ......... 50
Gambar 4.1. Contoh benda berbentuk prisma dan limas .................................... 74
Gambar 4.2. Siswa bermain jaring-jaring limas ................................................. 77
Gambar 4.3. Guru menjelaskan kelompok menggunakan alat peraga prisma .... 80
Gambar 4.4. Jawaban tiap kelompok yang telah ditempel.................................. 83
Gambar 4.5. Siswa mengumpulkan jawaban dari kelompok lain ....................... 83
Gambar 4.6. Perwakilan kelompok menulis jawaban hasil diskusinya .............. 85
Gambar 4.7. Guru membantu siswa menganalisis dengan menggunakan alat
peraga prisma ...................................................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Olah Data Observasi ........................................................... 117
Lampiran 2. Hasil Olah Data Wawancara......................................................... 119
Lampiran 3. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ........................................ 121
Lampiran 4. Hasil Uji Keterbacaan Siswa ........................................................ 126
Lampiran 5. Hasil Uji Respon Siswa ................................................................ 127
Lampiran 6. Hasil Validasi Tes Geometri Prisma dan Limas ........................... 128
Lampiran 7. Silabus .......................................................................................... 130
Lampiran 8. RPP ............................................................................................... 137
Lampiran 9. Penilaian ....................................................................................... 148
Lampiran 10. Bahan Ajar .................................................................................. 161
Lampiran 11. LKS ............................................................................................. 169
Lampiran 12. Hasil Wawancara ........................................................................ 174
Lampiran 13. Hasil Observasi ........................................................................... 177
Lampiran 14. Hasil Observasi Uji Coba Produk ............................................... 180
Lampiran 15. Analisis Tahap Berpikir Siswa Sebelum Uji Coba Produk ........ 183
Lampiran 16. Analisis Tahap Berpikir Siswa Setelah Uji Coba Produk .......... 187
Lampiran 17. Transkrip Uji Coba Produk ........................................................ 195
Lampiran 18. Penilaian ..................................................................................... 212
Lampiran 19. Foto Penelitian ................................................................................ 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 20. Biodata Penulis ........................................................................... 223
Lampiran 21. Hasil Jawaban Siswa .................................................................. 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika diakui oleh banyak orang, sebagai suatu mata pelajaran
yang sulit dipahami oleh siswa. Pertama-tama, sebabnya ialah karena
obyeknya abstrak dan hanya ada dalam pikiran manusia, tidak terdapat dalam
dunia nyata yang dapat diamati oleh panca indera (Marpaung : 1998). Siswa
sulit untuk membuat hal yang abstrak ini menjadi hal yang mudah dipahami.
Matematika sering menjadi mata pelajaran yang dihindari oleh para siswa.
Padahal kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari matematika. Matematika
berkaitan dengan berbagai aspek dalam kehidupan manusia dan ada di sekitar
kehidupan sehari-hari yang oleh para siswa kurang disadari. Matematika
dianggap kurang berguna bagi kehidupan nyata. Hal ini menjadi suatu
tantangan tersendiri bagi tenaga pengajar, yaitu guru pengampu mata pelajaran
matematika untuk dapat membuat materi matematika dapat tersampaikan
dengan baik dan dipahami oleh para siswa.
Geometri sebagai cabang matematika sering digunakan dalam
membantu siswa memahami cabang lain dalam matematika. Konsep-konsep
dalam matematika, meskipun tampak abstrak, banyak yang dapat ditunjukkan
atau diterangkan dengan representasi geometris (Suwarsono : 1982). Ide-ide
dari konsep juga sudah dikenal oleh siswa sebelum masuk sekolah melalui
hal-hal yang ada di kehidupan sekitarnya. Geometri telah diajarkan mulai dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di dalam pendidikan formal di
sekolah. Menurut Suwarsono (1990), geometri perlu diajarkan kepada siswa di
sekolah karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Geometri mempunyai kegunaan-kegunaan praktis yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai kegiatan profesi, dan dalam
berbagai ilmu yang lain termasuk cabang-cabang yang lain dari ilmu
matematika.
2. Geometri mempunyai potensi untuk melatih daya tanggap keruangan
(spatial ability) pada siswa, suatu kemampuan yang sangat diperlukan agar
siswa memiliki pemahaman yang memadai mengenai lingkungan tempat
mereka hidup.
3. Geometri mempunyai potensi untuk melatih kemampuan menalar secara
logis pada diri siswa dan memberikan penyadaran mengenai keterbatasan
pengamatan dan daya tanggap keruangan pada manusia.
4. Geometri mempunyai potensi untuk memberikan pemahaman kepada
siswa mengenai keterkaitan antara matematika dengan alam nyata.
5. Geometri mempunyai potensi untuk memberikan pemahaman kepada
siswa mengenai struktur (susunan) ilmu matematika yang formal
aksiomatis.
Dalam praktis hidupnya, geometri menjadi salah satu bidang dalam
matematika yang dianggap sulit oleh para siswa. Banyak faktor penyebab
yang menjadi akar dari permasalahan ini. Biasanya pembelajaran di kelas
berlangsung dengan ceramah, memberikan contoh-contoh soal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberikan latihan soal sehingga kurang mempertimbangkan beberapa aspek
penting seperti kemampuan siswa, kontent/materi ajar, metode dan hubungan
antara faktor-faktor ini. Hal tersebut juga dipengaruhi pula oleh diterapkannya
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Pada sekolah menengah pertama kelas VIII, terdapat materi yang
membahas materi geometri yaitu bangun ruang sisi datar. Dari hasil
wawancara awal dengan guru yang dilakukan oleh peneliti di SMP Pangudi
Luhur 1 Kalibawang sebagai tempat untuk melakukan penelitian, ditemukan
beberapa permasalahan yang sering dialami dalam proses pembelajaran yang
dialami guru yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dan mengenai pembelajaran geometri. Permasalahan
tersebut terkait dengan kesulitan guru dalam mengajar materi geometri serta
kurangnya pemahaman siswa pada materi geomeri.
Menurut Suwarsono (2001) ada beberapa hal tertentu yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam
geometri, di antaranya teori Van Hiele tentang tahap-tahap perkembangan
kemampuan geometris pada siswa. Teori Van Hiele mampu mengatasi
permasalah-permasalah tersebut. Penelitian mengenai teori Van Hiele pernah
dilakukan oleh Maria Anggarani pada tahun 2010 dengan topik meningkatkan
tingkat dan kualitas berpikir siswa pada pokok bahasan bangun datar dengan
penggunaan teori Van Hiele, dimana ada peningkatan setelah menggunakan
pembelajaran menurut teori Van Hiele. Selain itu juga penelitian yang
dilakukan oleh Rindi Winda Pranita mengenai pengembangan perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pembelajaran dengan teori Van Hiele pada materi prisma. Produk perangkat
pembelajaran yang dihasilkan memperoleh skor 3,53 dengan kategori sangat
baik. Dua penelitian tersebut diharapkan mampu menjadi dasar peneliti dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar
yang mengakomodasi fase pembelajaran dari teori Van Hiele.
Berdasarkan penelitian yang relevan dan melihat beberapa
permasalahan yang ditemukan maka peneliti tertarik untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran materi geometri bangun ruang sisi datar ditinjau dari
teori Van Hiele. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda juga menjadi poin
penting dalam pemahaman materi geometri. Kemudian teori Van Hiele dipilih
karena teori ini adalah teori mengenai tahapan pemahaman siswa dalam
geometri. SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang masih menerapkan kurikulum
2013 jadi pendekatan saintifik digunakan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran ini. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dapat
memenuhi kebutuhan siswa dalam kaitannya dengan fase pembelajaran Van
Hiele yang digunakan.
Oleh karena itu peneliti mengadakan sebuah penelitian yang diberi
judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengakomodasi Teori Van
Hiele Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Saintifik pada
Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran yang mengakomodasi
teori Van Hiele dalam materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan
saintifik pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang?
2. Bagaimana kualitas dari perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi
datar yang pengembangannya mengakomodasi teori Van Hiele dengan
pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang?
C. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam memahami hasil
penelitian ini maka perlu diberikan batasan istilah.
1. Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tingkat berpikir siswa dalam
mempelajari geometri, dimana siswa tidak dapat naik ke tingkat yang lebih
tinggi tanpa melewati tingkat yang lebih rendah. Teori ini memuat lima
tingkat berpikir siswa dalam geometri yang utama secara berurutan yaitu :
tahap 1 (visualisasi), tahap 2 (analisis), tahap 3 (abstraksi), tahap 4
(deduksi formal), tahap 5 (rigor atau keakuratan).
2. Fase pembelajaran Van Hiele adalah fase dalam pembelajaran untuk
meningkatkan suatu tahap berpikir ke tahap berpikir yang lebih tinggi
yang melibatkan 5 fase, yaitu : informasi (information), orientasi terpadu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free
orientation), dan integrasi (integration).
3. Pendekatan Saintifik adalah adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan
melalui metode ilmiah untuk mendorong siswa lebih mampu melalui
tahapan mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
4. Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang
membatasi bangun tersebut berbentuk bidang datar. Bangun ruang sisi
datar yang dipelajari siswa kelas VIII SMP meliputi kubus, balok, prisma,
dan limas.
5. Perangkat pembelajaran adalah perangkat untuk mencapai suatu tujuan
yang digunakan untuk proses pembelajaran, meliputi silabus, RPP,
penilaian, bahan ajar, dan LKS.
D. Pembatasan Masalah
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa geometri merupakan materi
yang dianggap sulit oleh para siswa, khususnya bagi siswa menengah pertama.
Materi yang diajarkan pada kelas VIII di semester genap ini adalah bangun
ruang sisi datar yang meliputi kubus, balok, prisma, dan limas.
Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dari guru dan siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
Perangkat pembelajaran akan dikembangkan dengan mengakomodasi teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Van Hiele pada materi prisma dan limas dengan pendekatan saintifik.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, penilaian,
bahan ajar, dan LKS.
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan yang di atas maka dapat tujuan penelitian
ini adalah :
1. Mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran
mengakomodasi teori Van Hiele dalam materi bangun ruang sisi datar
pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
2. Mengetahui kualitas dari perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi
datar yang pengembangannya mengakomodasi teori Van Hiele dengan
pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang berdasarkan criteria penilaian pengembangan produk yang
dibagi menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik, dan
tidak baik.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, maka hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat :
1. Bagi guru dan peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru dan
peneliti sebagai calon guru untuk mengembangkan perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dari siswa dan proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat memahami bangun ruang sisi datar
sesuai dengan teori Van Hiele dengan pendekatan saintifik serta berada
pada tahap berpikir geometri yang lebih tinggi.
3. Bagi sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran berupa produk perangkat pembelajaran pada
materi bangun ruang sisi datar.
b. Mendapat masukan tentang penelitian yang dapat memajukan
sekolah.
4. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dan
pendorong motivasi untuk meneliti dan mengembangkan pada masalah
yang lain atau mata pelajaran yang lain atau melanjutkan penelitian
pengembangan ini.
G. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa perangkat
pembelajaran berupa silbus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, dan penilaian. Berikut adalah
penjelasan mengenai spesifikasi produk yang peneliti kembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Silabus
Silabus yang dikembangkan dibuat dengan mengakomodasi teori
Van Hiele dengan pendekatan saintifik. Silabus tersebut juga dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan silabus yaitu ilmiah, relevan,
sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh. Silabus ini terdiri dari: kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, dan sumber belajar. Perbedaan silabus ini adalah dalam kegiatan
pembelajaran yang mengakomodasi fase pembelajaran Van Hiele dengan
pendekatan saintifik. Di bawah ini merupakan format silabus yang peneliti
susun.
SILABUS MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE
Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
Kompetensi Inti :
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Indikator
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. RPP
RPP yang dikembangkan mememiliki komponen-kompenen yang
terdiri dari: identitas; kompetensi inti; kompetensi dasar dan indikator;
tujuan; materi pokok; pendekatan dan metode pembelajaran; media, alat,
dan sumber belajar; kegiatan belajar; dan penilaian. Perbedaan RPP yang
dikembangkan peneliti dengan RPP lainnya adalah pada langkah-langkah
pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP ini
menggunakan fase pembelajaran Van Hiele dengan pendekatan saintifik.
Format RPP dalam kurikulum 2013 digunakan dalam pengembangan
RPP ini. Indikator yang akan dicapai sesuai dengan kompetensi dasarnya.
Indikator dan tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek
pengetahuan, aspek sikap: sikap spiritual dan sikap sosial, serta ketrampilan.
Pada langkah-langkah pembelajarannya peneliti menggunakan fase
pembelajaran Van Hiele yang meliputi (1) fase informasi, (2) fase orientasi
terpadu, (3) fase eksplisitasi, (4) fase orientasi bebas, (5) fase integrasi. Pada
setiap fase pembelajaran Van Hiele akan nampak kegiatan saintifiknya.
Misalkan pada fase informasi dalam kegiatannya akan tampak kegiatan
mengamati. Lebih jelasnya, di bawah ini merupakan format RPP yang
disusun peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
RENCANA PELAKSANAAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester :
Pembelajaran ke :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
1. 1.2 1.2.1
2.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
F. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
Fase pembelajaran Van Hiele (kegiatan
pada pendekatan saintifik)
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
H. Penilaian
Yogyakarta, ............
Guru Kelas Peneliti
(................ ) (................. )
Mengetahui,
Kepala Sekolah
(..................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. LKS
LKS yang dikembangkan mencakup pemodelan dengan
menggunakan fase pembelajaran Van Hiele sebagai panduan kegiatan-
kegiatan siswa dalam pembelajaran matematika. Komponen yang ada dalam
LKS terdiri dari: identitas; indikator hasil belajar; petunjuk LKS; dan
kegiatan siswa. LKS ini mendukung pelaksanaan fase pembelajaran Van
Hiele. Berikut merupakan format LKS yang dibuat peneliti.
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Satuan Pendidikan :
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester :
Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
I. Indikator Hasil Belajar
II. Petunjuk
III. Kegiatan Belajar
Kegiatan 1
Alat dan bahan:
Petunjuk:
Kegiatan 2
Alat dan bahan:
Petunjuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan dibuat berdasarkan indikator dan
tujuan yang ingin dicapai, konsep-konsep, fakta, dan prosedur. Bahan ajar
yang dikembangkan juga disertai gambar-gambar yang mendukung materi
terkait. Bahan ajar yang digunakan berdasarkan tahap berpikir Van Hiele
pada siswa mengenai geometri. Berikut merupakan format bahan ajar yang
dibuat peneliti.
5. Penilaian
Penilaian yang dikembangkan mengacu pada indikator dan tujuan
pembelajaran untuk mengetahui proses dan hasil belajar yang terdiri dari
aspek pengetahuan, sikap: spiritual dan sosial serta keterampilan. Pada
penilaian pengetahuan peneliti menggunakan tes yang mengukur tahap
berpikir menurut Van Hiele. Penilaian sikap dan ketrampilan menggunakan
karakteristik penilaian pada kurikulum 2013 yang sesuai dengan indikator
BAHAN AJAR
Kelas/Semester :
Pembelajaran :
Materi Pembelajaran
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Sikap spiritual
No Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1
2.
No Nama Siswa Kriteria Total
Skor
1.
2.
pembelajarannya. Berikut ini merupakan format penilaian yang disusun
peneliti.
b. Sikap sosial
No Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1
2.
No Nama
Siswa
Kriteria Total
Skor
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Pengetahuan
No. Bentuk Tugas Penilaian Skor Level
berpikir Van
Hiele
1.
2.
Total skor
d. Keterampilan
No Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1
2.
No Nama
Siswa
Kriteria Total
Skor
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai kajian pustaka yang memuat teori-teori yang
mendasari penelitian ini, kerangka berpikir dalam penelitian ini terkait dengan
kajian pustaka, dan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan ini.
A. Kajian Pustaka
Pada sub bab ini peneliti membahas hakekat matematika, proses
belajar matematika, teori Van Hiele, pendekatan saintifik, tinjauan materi, dan
perangkat pembelajaran.
1. Hakekat Matematika
James dan James (dalam Ruseffendi, 1993: 27), mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain yang terbagi ke
dalam beberapa bidang, antara lain aljabar, analisis, dan geometri. Johnson
dan Rising (1972) yang dikutip oleh Ruseffendi (1993: 27) mengatakan bahwa
matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang
logik dan pengetahuan struktur yang terorganisasikan, sifat-sifat atau teori-
teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang
didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat atau teori-teori yang telah
dibuktikan kebenarannya.
Menurut Ruseffendi (1993: 150) dan Herman Hudoyo (1980:10), suatu
sistem deduktif dimulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan yang disebut
unsur-unsur primitif karena unsur-unsur yang tidak didefinisikan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
eksistensinya diakui ada, tetapi susah untuk dapat dinyatakan dengan suatu
kalimat yang tepat, ke unsur-unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat kemudian disusun dalil-dalil, di mana dalil itu (setelah dibuktikan
kebenarannya) berlaku secara umum. Komponen-komponen ini membentuk
suatu sistem yang saling berhubungan dan terorganisasikan dengan baik.
Pembuktian yang digunakan adalah pembuktian deduktif. Karena itu
matematika sering disebut ilmu deduktif.
Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan
hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis dan berkenaan
dengan konsep-konsep abstrak (Herman Hudoyo, 1980 : 11). Dalam
matematika obyek dasar yang dipelajari adalah abstrak, obyek-obyek itu
merupakan obyek pikiran. Obyek dasar itu meliputi fakta, konsep, operasi atau
relasi, dan prinsip (Soedjadi, 1999:13-15). Dari obyek dasar ini dapat disusun
suatu pola dan struktur matematika.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan
dengan ide-ide abstrak yang meliputi fakta, konsep, operasi atau relasi, dan
prinsip yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif.
2. Proses belajar matematika
Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah, 1995:
91). Winkel (1989: 36), mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
lingkungan yang menghasilakan perubahan-perubahan dalam pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif dan berbekas.
Dengan belajar diharapkan seseorang mengalami perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil, tidak paham menjadi paham.
Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena kematangan. Menurut Herman
Hudoyo (1988: 1) belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang
dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi
dalam diri seseorang karena pengalaman.
Proses belajar matematika dapat dimaksudkan sebagai interaksi antar
siswa dengan topik-topik matematika, sehingga interaksi itu menyebabkan
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, terutama tingkah laku
yang terjadi dalam diri siswa dalam penguasaan matematika. Penguasaan
matematika dapat diperoleh dengan siswa aktif melibatkan diri dengan segala
pemikiran, perhatiannya tercurah pada materi yang sedang dipelajari,
mendengarkan penjelasan guru, berusaha memahami konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan berlatih soal-soal. Apabila terjadinya proses belajar itu baik, dapat
diharapkan hasil atau prestasi belajar siswa akan baik pula. Dengan demikian
terjalin interaksi aktif antara subyek dengan lingkungannya.
Konsep-konsep dalam matematika itu tersusun secara hierarkis mulai
dari yang mendasar atau mudah sampai yang paling sukar. Konsep-konsep
matematika yang lebih tinggi tidak mungkin dipelajari bila prasyarat yang
mendahului konsep-konsep itu belum dipelajari. Karena kehierarkisan
matematika itu, maka belajar matematika harus berurutan. Belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
terputus-putus akan mengganggu proses pemahaman. Proses belajar
matematika kaan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara
kontinu.
Jean Piaget mengemukakan teori belajar yang mencakup
perkembangan intelektual seseorang. Trianto (2010: 70-71) mengemukakan
bahwa menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat periode
perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu periode sensorimotor,
pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Kecepatan
perkembangan tiap individu melalui urutan tiap periode ini berbeda dan tidak
ada individu yang melompati salah satu dari periode tersebut. Herman Hudoyo
(1988: 45-46) mengungkapkan periode perkembangan menurut Jean Piaget
sebagai berikut.
a. Sensorimotor (0-2 tahun)
Karakteristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi
langsung dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak melihat dan
meraba obyek.
b. Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada periode ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan kepada
keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada keputusan yang logis
melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika.
c. Operasi konkrit (7-11 tahun)
Pada periode ini anak dalam berpikirnya sudah dikatakan menjadi
operasional. Periode ini disebut juga operasi konkrit. Operasi konkrit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hanya menunjukkan kenyataan adanya hubungan dengan pengalaman
empirik-konkrit yang lampau dan masih mendapat kesulitan dalam
mengambil kesimpulan yang logik dari pengalaman-pengalaman khusus.
d. Operasi formal (11 tahun ke atas)
Periode ini merupakan tahap terakhir dari keempat periode perkembangan
menurut Piaget. Periode operasi formal ini disebut juga operasi hipotetik-
deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan kognitif
seseorang. Anak pada periode ini sudah dapat memberikan alasan dengan
menggunakan gagasan dalam cara berpikirnya. Anak mampu
menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks
daripada anak di periode operasi konkrit.
Proses belajar matematika tidak dapat terputus atau melewati tahapan
berikutnya, karena matematika adalah suatu yang hirarkis, maka belajar
matematika harus berurutan. Periode perkembangan kognitif menurut Jean
Piaget juga menunjukkan kehierarkisan. Periode perkembangan tidak dapat
melalui periode selanjutnya. Peneliti berangkat dari teori ini berdasarkan teori
perkembangan intelektual menurut Piaget dalam belajar matematika pada
materi bangun ruang sisi datar yaitu pada usia 11 tahun ke atas siswa sudah
berada pada operasi formal. Oleh karena itu teori Van Hiele adalah teori yang
tepat dalam geometri sesuai tahapan berpikir siswa pada kelas VIII SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Teori Van Hiele
Teori Van Hiele merupakan salah satu teori psikologi pembelajaran
dengan aliran psikologi kognitif yang menguraikan tahap-tahap perkembangan
mental anak dalam geometri.
Van Hiele mengemukakan bahwa ada tiga unsur utama dalam
pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode
pembelajaran jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan
berpikir anak pada tingkatan yang lebih tinggi.Bila ketiga tersebut tercapai
maka akan membantu proses perkembangan berpikir peserta didik.
Van de Walle (2008: 35) menyatakan bahwa ada lima alasan geometri
sangat penting untuk dipelajari. Pertama, geometri membantu seseorang
memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya, geometri dapat dijumpai
dalam sistem tata surya, formasi geologi, kristal, tumbuhan dan tanaman,
binatang sampai pada karya seni arsitektur dan hasil kerja mesin. Kedua,
eksplorasi geometrik dapat membantu mengembangkan ketrampilan
pemecahan masalah. Ketiga geometri memainkan peranan utama dalam
bidang matematika lainnya. Keempat, geometri digunakan oleh banyak orang
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kelima, geometri penuh dengan
tantangan dan menarik.
Ada 5 tahap berpikir geometri menurut Van Hiele. Lima tahapan
tersebut mulai dari tahap 0 hingga tahap 4 yang tingkatannya sesuai dengan
tahapan berpikir siswa secara berurtutan (Nur’aeni, 2008: 127-128). Walle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(2008, 151-154) menjabarkan tahapan dalam teori Van Hiele yaitu visualisasi,
analisis, deduksi informal, deduksi, dan akurasi.yaitu sebagai berikut :
1. Tahap 0 Pengenalan (visualisasi)
Pada tahap ini siswa mulai mengenali gambar-gambar geometri melalui
pengamatan saja. Siswa memandang bangun geometri sebagai suatu
keseluruhan. Siswa mampu mengenal nama-nama bangun namun belum
dapat mengetahui sifat dari masing-masing bangun maupun ciri-ciri dari
setiap bangun (Walle 2008, 151-152). Contoh kegiatan siswa pada tahap
ini siswa sudah mengerti limas itu seperti pyramid namun belum
mengetahui sifat-sifatnya. Siswa menggunakan prorotipe-prototipe visual
untuk mengidentifikasi bangun.
2. Tahap 1 Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mampu mengenali sifat-sifat dari setiap bangun
geometri, tetapi siswa belum mampu melihat hubungan antara bangun
yang satu dengan yang lain (Walle 2008, 152-153). Tahap ini sering
disebut juga tahap deskriptif. Pada tahap ini siswa sudah mengenal sifat
yang dimiliki. Contoh kegiatan siswa pada tahap ini siswa dapat
mendeskripsian suatu bentuk geometri secara eksplisi dengan
menggunakan sifat bendanya.
3. Tahap 2 Pengurutan (Deduksi Informal)
Pada tahap ini kemampuan siswa terhadap kemampuan pemahaman
geometri sudah lebih meningkat lagi (Walle 2008, 153-154). Siswa sudah
mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang dikenal dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berpikir deduktif, siswa juga sudah mampu mengurutkan. Namun
kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Tahap pengurutan ini
ada juga yang menyebut tahap abstraksi. Contoh kegiatan siswa pada tahap
ini siswa dapat mengetahui apa hubungan antara balok dan prisma dan
menggunakan definisi saat menjelaskan hubungan antara balok dan
prisma.
4. Tahap 3 Deduksi
Pada tahap ini siswa sudah mampu mengambil kesimpulan secara
deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menuju
hal yang bersifat khusus (Walle 2008, 153-154). Siswa telah mengerti
betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
disamping unsur-unsur yang didefinisikan. Contoh kegiatan siswa pada
tahap ini siswa sudah mengetahui dalil atau teorema mengenai bangun
ruang sisi datar.
5. Tahap Akurasi/Rigor
Pada tahap ini siswa sudah mampu memahami aspek-aspek formal dari
deduksi, seperti pembentukan dan pembandingan sistem matematika
(Walle 2008, 153-154). Contoh kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa
sudah mulai mampu menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-
prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap akurasi ini
merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks. Oleh karena
itu tidak mengherankan jika tidak semua anak, meskipun sudah duduk di
bangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai pada tahap ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Van Hiele menyebutkan ada beberapa fase pembelajaran dalam
geometri. Kemajuan dari satu tingkatan berpikir menuju tingkatan berpikir
selanjutnya tergantung pada pengalaman belajar masing-masing siswa,
namun pengalaman belajar ini dapat pula menghambat kemajuan tingkat
berpikir siswa jika ia menerima tahapan yang salah atau tidak semestinya.
Nur’aeni (2008: 129) menjabarkan tahapan model pembelajaran Van Hele
sebagai berikut :
a. Informasi
Pada tahap ini guru mengidentifikasi segala hal yang sudah ataupun yang
belum diketahui oleh siswa (Nur’aeni, 2008: 129). Guru melibatkan
siswa-siswa dalam kegiatan tentang topik yang akan dipelajari untuk
mengetahui pengetahuan dan bagaimana mereka menafsirkan bahasa yang
terkandung dalam topik itu serta menjelaskan mengapa mereka
mempelajari topik tersebut.
b. Orientasi Terpadu
Siswa mulai mempelajari objek-objek pembelajaran dan tugas-
tugas yang distrukturkan secara cermat dan teliti (Nur’aeni, 2008: 129).
Siswa-siswa menerka topik secara aktif melalui yang telah disusun dengan
teliti oleh guru untuk mengenali objek-objek dari mana ide-ide geometri
diabstrakkan.
c. Eksplisitasi
Siswa mulai menggambarkan objek-objek (ide geometri,
hubungan, pola dan sebagainya) yang telah ia pelajari (Nur’aeni, 2008:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
129). Siswa-siswa menyatakan apa yang telah dipelajari (seperti ciri-ciri
bentuk geometri) dengan menggunakan bahasa sendiri, kemudian guru
memperkenalkan istilah geometri yang berkaitan dan menggalakkan siswa
menggunakan dalam perkataan dan penulisan geometri.
d. Orientasi Bebas
Pada tahap ini siswa diarahkan untuk memecahkan masalah dengan
caranya sendiri (Nur’aeni, 2008: 129). Siswa mengaplikasikan apa yang
telah dipelajari untuk menerapkan tugas kompleks yang memerlukan
pelbagai strategi penyelesaian.
e. Integrasi
Siswa-siswa meringkas apa yang telah dipelajari dengan
menggunakan istilah geometri yang berkaitan untuk membentuk gambaran
menyeluruh tentang objek tersebut. Pada tahap ini siswa telah memperoleh
pemikiran baru bagi topik yang dipelajari dan mereka dapat mengulangi
fase-fase pembelajaran itu di tahap pemikiran berikutnya.
Berdasarkan paparan di atas, teori Van Hiele adalah suatu teori tentang
tingkat berpikir siswa dalam mempelajari geometri, dimana siswa tidak dapat
naik ke tingkat yang lebih tinggi tanpa melewati tingkat yang lebih rendah.
Teori ini memuat lima tingkat berpikir siswa dalam geometri yang utama
secara berurutan yaitu : tahap 1 (visualisasi), tahap 2 (analisis), tahap 3
(abstraksi), tahap 4 (deduksi formal), tahap 5 (rigor atau keakuratan). Untuk
meningkatkan suatu tahap berpikir ke tahap berpikir yang lebih tinggi Van
Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5 fase (langkah), yaitu ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
informasi (information), orientasi terpadu (directed orientation), penjelasan
(explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration).
4. Pendekatan Saintifik
Kurniasih (2014: 29) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
proses ilmiah, sehingga pembelajaran kurikulum 2013 SMP mengamanatkan
pendekatan saintifik atau ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, dan mengomunikasikan konsep yang telah
ditemukan. Tujuannya untuk membuat peserta didik menyadari bahwa
pengetahuan dapat berasal dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung
pada guru. Oleh karena itu, guru sebaiknya dapat menciptakan kondisi
pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber melalui pengamatan mandiri. Menurut Sudarwan (dalam
Majid, 2012: 194), pendekatan saintifik memiliki ciri-ciri yang menonjol,
yaitu pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang
suatu kebenaran. Menurut Abdul Majid (2014: 2-3) pendekatan saintifik
adalah pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran dengan
pendekatan saintifik mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa ada
beberapa karakteristik pendekatan saintifik, yaitu (1) berpusat pada peserta
didik, (2) melibatkan ketrampilan proses sains, (3) melibatkan proses-proses
pengetahuan yang baik dalam mengarahkan perkembangan intelek peserta
didik, khususnya ketrampilan berpikir tingkat tinggi, dan (4) dapat
mengembangkan karakter peserta didik.
Majid (2012: 193) menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan menerapkan suatu proses ilmiah. Dalam pendekatan
yang menggunakan proses ilmiah, para ilmuwan lebih mengutamajan
penalaran induktif daripada penalaran deduktif. Penalaran deduktif lebih
melihat fenomena yang umum terjadi yang kemudian dapat ditarik kesimpulan
yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif melihat fenomena yang tidak
umum yang kemudian ditarik kesimpulan secara menyeluruh. Menurut
Kurniasih (2014: 53-56), pendekatan saintifik sebagai proses pembelajaran
disusun agar peserta didik dapat secara aktif memahami konsep dan prinsip
melalui beberapa langkah yang akan dijelaskan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1 Pendekatan saintifik Langkah
Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
Kegiatan Belajar Kompetensi yang
Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar,
menyimak, melihat, (tanpa
atau dengan alat)
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang
apa yang diamati (mulai dari
pertanyaan faktual sampai ke
Mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepan jang
hayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pertanyaan yang bersifat
hipotesis)
Mengumpulkan
informasi/eksperimen
Melakukan eksperimen
membaca sumber lain selain
buku teks, mengamati
objek/kejadian, aktivitas,
wawancara dengan
narasumber
Mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat
Mengasosiasikan/me-
ngolah informasi
a. Mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil
kegiatan
mengumpulkan/eksperim
en maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan
informasi
b. Pengolahan informasi
yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman
sampai kepada
pengolahan informasi
yang bersifat mencari
solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikr induktif
serta deduktif dalam
menyimpulkan
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau
media lainnya
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan sintifik dalam
pembelajaran pada penerapan kurikulum 2013 adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pengetahuan melalui metode ilmiah untuk mendorong siswa lebih mampu melalui
tahapan mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
5. Tinjauan Materi : Bangun Ruang Sisi Datar
Polihedron adalah benda padat yang dibatasi oleh bidang-bidang yang
saling berpotongan (Jacobs, 1974: 586). Sedangkan Coxeter (1961: 148)
mengatakan, polihedron (seperti contoh polihedron sisi-n di mana n adalah
bilangan bulat) dapat digambarkan sebagai daerah yang dibatasi oleh bidang
yang tertutup oleh jumlah garis berhingga, garis interior sepenuhnya berada
pada satu sisi dari setiap garis. Dudeja & Madhavi (2014: 166)
mengemukakan bangun ruang terbentuk dari bangun datar seperti segitiga,
persegi, persegi panjang, poligon, lingkaran, dan sebagainya. Rangkaian
bangun datar tersebut menempati ruang dalam tiga dimensi yaitu panjang,
lebar dan tinggi. Sedangkan Marsigit (2009: 176) mengemukakan bangun
ruang merupakan bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa
sisi dan disebut juga dengan bangun tiga dimensi. Bangun ruang sisi datar
adalah bangun ruang yang hanya memiliki sisi datar saja (Dudeja & Madhavi,
2014: 167). Sehingga dari uraian itu dapat disimpulkan, bangun ruang sisi
datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang membatasi bangun tersebut
berbentuk bidang datar.
1. Kubus
Menurut Slavin & Crisoniso (2005: 173), kubus adalah prisma
segiempat beraturan yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Marsigit (2009: 207) kubus adalah prism segi empat beraturan yang semua
sisi tegak dan alasnya berbentuk persegi. Sukino (2008: 46) menyatakan
kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang
bentuk dan ukurannya sama. Berdasarkan uraian tersebut kubus adalah
bangun ruang yang dibentuk oleh enam persegi yang sama dan sebangun.
Kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut. Berikut adalah gambar
dari kubus ABCD.EFGH.
Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH
Unsur-unsur kubus ABCD.EFGH adalah sebagai berikut:
1) Sisi
Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Kubus
memiliki 6 buah sisi yang berbentuk persegi sama besar. Gambar 2.1
menunjukkan sisi- sisi kubus yaitu bidang ABCD,BCGF, CGHD,
ADHE, ABFE, dan EFGH.
2) Rusuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus.
Rusuk pada kubus terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus.
Kubus mempunyai 12 buah rusuk seperti pada gambar 2.1 yaitu AB,
BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Titik Sudut
Titik sudut kubus adalah perpotongan antaara dua buah rusuk.
Pada gambar 2.1 kubus memiliki 8 titik sudut yaitu sudut A, sudut B,
sudut C, sudut D, sudut E, sudut F, sudut G, dan sudut H.
4) Diagonal Bidang
Diagonal bidang kubus adalah ruas garis yang menghubungkan
dua buah titik sudut yang saling berhadapan didalam satu sisi kubus.
Pada gambar 2.1 Kubus mempunyai 12 buah diagonal bidang, yaitu
AF, EB, DG, CH, BG, FC, AH, ED, EG, FH, AC, dan BD.
5) Diagonal Ruang
Diagonal ruang kubus adalah ruas garis yang menghubungkan
dua buah titik sudut yang saling berhadapan di dalam suatu ruang
kubus. Kubus mempunyai 4 buah diagonal ruang yaitu AG, BH, EC,
dan FD pada gambar 2.1
6) Bidang Diagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua rusuk
sejajar di dalam bangun ruang, Salah satu contoh bidang diagonal
dalam kubus pada gambar 2.1 adalah bidang BGHF yang terbentuk
dari dua rusuk sejajar, yaitu BF dan DH serta dua diagonal bidang
yaitu BD dan FH.
Luas Permukaan Kubus
Lp kubus = 6 r2 ; dengan r merupakan panjang rusuk kubus
Volume Kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Vkubus = = r3
2. Balok
Menurut Slavin & Crisoniso (2005: 168), balok adalah bangun
ruang yang alasnya berbentuk persegi panjang dan tingginya sejajar
dengan alas. Balok adalah sebuah prisma segiempat beraturan yang bidang
alasnya berbentuk persegi panjang (Marsigit, 2009: 192). Sedangkan
menurut Dudeja & Madhavi (2014: 168) balok adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang yang masing-
masing pasangnya sama dan sebangun. Berdasarkan uraian tersebut balok
adalah prisma yang memiliki alas persegi panang. Balok memiliki 6 sisi,
12 rusuk, dan 8 titik sudut
Gambar 2.2 Balok ABCD.EFGH
Berdasarkan gambar balok ABCD.EFGH di atas, maka unsur-unsur
balok adalah sebagai berikut.
1) Sisi
Sisi balok adalah bidang yang membatasi balok. Sisi balok
berjumlah 6 buah yang berbentuk perpanjangan sama besar, yang
ABCD, BCGF, CGHD, ADHE, ADFE, dan EFGH pada gambar balok
2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2) Rusuk
Rusuk balok adalah garis potong antara dua sisi bidang balok.
Rusuk balok ada 12 buah, yaitu AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH,
EF, FG, GH, dan HE pada gambar balok 2.2.
3) Titik sudut
Titik sudut balok adalah titik perpotongan antara dua buah
rusuk pada balok. Pada gambar 2.2 titik sudut balok berjumlah 8 buah,
yaitu sudut A, sudut B, sudut C, sudut D, sudut E, sudut F, sudut G,
dan sudut H..
4) Diagonal bidang
Diagonal bidang balok adalah ruas garis yang menghubungkan
dua buah titik sudut yang saling berhadapan di dalam satu sisi balok.
Balok mempunyai 12 buah diagonal bidang, yaitu AF, EB, DG, CH,
BG, FC, AH, ED, EG, FH, AC, dan BD pada gambar 2.2
5) Diagonal ruang
Diagonal ruang balok adalah ruas garis yang menghubungkan
dua buah titik sudut yang saling berhadapan di dalam suatu ruang
balok. Balok mempunyai 4 buah diagonal ruang yaitu, AG, BH, EC,
dan FD pada gambar 2.2
6) Bidang dagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua rusuk
sejajajar di dalam bangun ruang. Salah satu bidang diagonal dalam
balok pada gambar 2.2 adalah bidang BDHF yang terbentuk dari dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
rusuk sejajar yaitu BF dan DH serta dua diagonal bidang yaitu BD dan
FH.
Luas Permukaan Balok
Lp balok= 2((p l) + (p t)
Volume Balok
Vbalok =
3. Prisma
Herman Hudoyo (2008: 110) mengatakan prisma adalah bangun
ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar. Dua bidang itu dinamakan
bidang alas dan bidang atas. Menurut Slavin & Crisoniso (2005: 173), dua
bidang yang saling sejajar satu sama lain disebut bidang alas dan bidang
atas prisma. Bidang alas dan bidang atas pada prisma kongruen satu sama
lain. Menurut Marsigit (2009: 176) prisma adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh dua bidang sejajar yang saling kongruen dan beberapa bidang
lain yang memotong kedua bidang tersebut menurut garis-garis yang
sejajar. Dudeja & Madhavi (2014: 169) mengemukakan, prisma adalah
bangun ruang yang sisi alas dan sisi atasnya merupakan segi banyak, yang
dihubungkan dengan sisi tegak dengan sisi tegak. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
dua bidang sejajar dan kongruen yaitu bidang alas dan atas, serta bidang
lain yang memotong kedua bidang tersebut menurut garis-garis yang
sejajar
Sifat-sifat prisma adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Bentuk alas dan tutup prisma kongruen.
2. Sisi-sisi tegak prisma berbetuk persegi panjang.
3. Prisma memiliki rusuk tegak.
4. Ukuran diagonal bidang pada sisi yang sama, besarnya sama.
Salah satu contoh prisma adalah prisma segitiga ABC.DEF pada gambar di
bawah ini.
Gambar 2.3 Prisma segitiga ABC.DEF
Bagian-bagian prisma segitiga ABC.DEF pada gambar 2.3 tersebut yaitu :
1. Sisi prisma segitiga berjumlah 5 buah yaitu, ABC, DEF, ABED,BECF,
dan ACFD.
2. Rusuk prisma segitiga berjumlah 9 buah yaitu AB, BE, AC, AD, BE,
CF, DE, EF, dan DF.
3. Titik sudut prisma berjumlah 6 buah yaitu sudut A, sudut B, sudut C,
sudut D, sudut E, dan sudut F.
4. Diagonal bidangnya adalah AE, DB, BF, EF, AF, dan DC.
5. Contoh bidang diagonalnya adalah BDF.
Luas Permukaan Prisma
Lp prisma = luas alas + luas total sisi tegak
Volume Prisma
Vprisma = inggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Limas
Menurut Slavin & Crisoniso (2005: 173), limas adalah bangun
ruang sisi datar yang memiliki satu bidang segi-n dan bidang lainnya
berbentuk segitiga yang bertemu di satu titik. Dudeja & Madhavi (2014:
170) mengemukakan, limas adalah bangun ruang yang dibentuk dengan
menghubungkan titik-titik sudut dari alasnya dengan suatu titik yang
terletak di luar akas tersebut. Sedangkan menurut Marsigit (2009: 198)
limas adalah sebuah bangun yang dibatasi oleh sebuah daerah segi banyak
dan daerah segitiga. Menurut Sukino (2006: 340) limas merupakan bangun
datar yang selimutnya terdiri atas bangun datar segitiga dengan satu titik
persekutuan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa limas
adalah bangun ruang yang memiliki satu bidang sebagai alas, sedangkan
bidang lainnya berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik puncak.
Penamaan limas sesuai dengan bentuk alas limas sebagai berikut :
1. Semua sisi limas berbentuk segitiga dan bertemu di satu titik puncak.
2. Diagonal alas limas panjangnya sama.
Salah satu contoh limas adalah limas segiempat T.ABCDF pada
gambar berikut.
Gambar 2.4 Limas segiempat T.ABCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berdasarkan limas segiempat T.ABCD pada gambar 2.4, bagian-bagian
limas segiempat antara lain sebagai
1. Sisi limas segiempat berjumlah 5 buah, yaitu ABCD, TAB, TBC, TCD,
dan TAD.
2. Rusuk limas segiempat berjumlah 8 buah yaitu TA, TB, TC, TD, TD,
AB, BC, BD, dan AD.
3. Titik sudut limas segiempat berjumlah 5 buah yaitu, sudut T, sudut A,
sudut B, sudut C, sudut D.
4. Digonal bidang limas segiempat adalah AC dan BD.
5. Bidang diagonal limas segiempat adalah TAC dan TBD
Luas Permukaan Limas
Lp limas =( 2 luas alas) + (luas bidang tegak)
Volume Limas
Vlimas =
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bangun ruang
sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang membatasi bagian
dalam atau luar berbentuk bidang datar. Bangun ruang sisi datar yang
dipelajari siswa kelas VIII SMP meliputi kubus, balok, prisma, dan limas.
Materi yang akan dikembangkan dalam perangkat pembelajaran ini adalah
prisma dan limas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
6. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau saran yang
digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Serangkaian perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan seorang guru
dalam menghadapi pembelajaran di kelas (Suhadi dalam Andi, 2008: 1).
Menurut Trianto (2010: 201) perangkat pembelajaran adalah perangkat
yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan.
Trianto (2010: 96) mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran adalah
perangkat yang digunakan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, dan penilaian. Berdasarkan pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah perangkat
yang digunakan untuk proses pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, bahan
ajar, dan penilaian. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan adalah
sebagai berikut.
a. Silabus
Menurut Trianto (2010: 201) silabus adalah rencana pembelajaran
sederhana pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus tersebut
digunakan untuk memudahkan pembuatan RPP. Sejalan dengan Trianto,
Hosnan (2014: 99) berpendapat bahwa silabus merupakan acuan dalam
menyusun kerangka pembelajaran untuk setiap mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jadi, menurut pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
silabus adalah acuan dalam membuat kerangka pembelajaran untuk sertiap
mata pelajaran atau tema tertentu.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan (Trianto, 2010: 214).
Skenario kegiatan tersebut dibuat sesuai tujuan pembelajaran yang mengacu
pada indikator. Rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki komponen-
komponen penting yaitu standar inti, standar kompetensi, indikator, tujuan,
materi pokok, langkah-langkah pembelajaran, sumber pembelajaran, alat
dan bahan, dan penilaian. Hosnan (2014: 99) berpendapat bahwa RPP
adalah rencana kegiatan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau lebih.
RPP tersebut merupakan turunan dari silabus sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
RPP adalah pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
untuk satu kali pertemuan atau lebih.
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS adalah panduan siswa yang berfungsi membantu siswa dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran (Trianto, 2010: 222). Hidayat
(2013: 8) mengungkapkan bahwa LKS merupakan perangkat pembelajaran
sebagai sarana pendukung pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan di
dalam LKS perlu disesuaikan dengan perkembangan siswa sehingga siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mudah memahami isi dari LKS tersebut. Oleh karena itu kegiatan dalam
LKS perlu dilaksanakan oleh siswa untuk meningkatkan pemahaman dalam
membentuk kompetensi yang ingin dicapai.
d. Bahan Ajar
Trianto (2010: 227) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah buku
untuk memandu siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi,
konsep-konsep, ataupun informasi-informasi yang berisi masalah kehidupan
sehari-hari. Hidayat (2013:62) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah
segala hal yang ditawarkan kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulan
bahwa bahan ajar merupakan segala hal yang ditawarkan kepada siswa
dalam bentuk materi, konsep, ataupun informasi yang berisi masalah
kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Penilaian
Akbar (2010: 88) berpendapat penilaian merupakan proses memberi
nilai berdasarkan hasil pengukuran dengan kualitas nilai tertentu. Guru
dapat membuat rubrik dan kunci jawaban dengan pedoman penskoran dalam
memberikan penilaian kepada proses dan hasil belajar siswa. Trianto (2010:
252) mengungkapkan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan
hasil belajar siswa. Ada beberapa aspek dalam penilaian yaitu aspek
spiritual, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan-kegiatan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dapat dilakukan secara sistematis sehingga menjadi informasi yang
berkmakna dalam mengambil keputusan. Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas maka penilaian merupakan proses memberi nilai untuk mengukur
seberapa jauh aspek spiritual, sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan untuk
mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dalam penelitian ini meliputi silabus, RPP, LKS, bahan ajar,
dan penilaian.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang
mengakomodasi teori Van Hiele merupakan hal yang relatif baru, sehingga
sumber penelitian yang relevan yang diperoleh masih sedikit. Berikut ini
penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan perangkat
pembelajaran dan teori Van Hiele.
Pertama, penelitian pengembangan berupa skripsi (skripsi: tidak
diterbitkan) yang berjudul “Pengembangkan Perangkatan Pembelajaran Materi
Prisma Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V SD” yang
dilakukan oleh Rindi Winda Pranita (2015). Penelitian ini menghasilkan
produk perangkat pembelajaran yang memiliki skor rerata 3,53 dengan
kategori sangat baik.
Kedua, penelitian mengenai teori Van Hiele berupa skripsi (skripsi:
tidak diterbitkan) yang berjudul “Penggunaan Teori Pembelajaran Van Hiele
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Untuk Meningkatkan Tingkat Dan Kualitas Berpikir Siswa Kelas V SD
Negeri Timbulharjo pada Pokok Bahasan Bangun Datar” yang dilakukan oleh
Maria Anggarani (2010). Penelitian ini menghasilkan peningkatan berpikir
siswa setelah pembelajarannya menggunakan teori Van Hiele.
Kedua penelitian tersebut mendasari peneliti untuk mengembangkan
sebuah perangkat pembelajaran yang mengakomodasi teori Van Hiele pada
materi prisma dan limas untuk siswa kelas VIII SMP. Relevansi dari
penelitian tersebut adalah pada penelitian pertama telah digunakan teori Van
Hiele untuk meningkatkan kualitas berpikir siswa pada kelas V SD. Hasilnya
pun menunjukkan kualitas berpikir siswa meningkat berdasarkan tahap
berpikir geometri menurut Van Hiele. Oleh karena itu peneliti ingin
menggunakan teori Van Hiele pada materi geometri di kelas menengah
pertama yaitu di kelas VIII SMP. Pada penelitian kedua teori Van Hiele
digunakan sebagai dasar pengembangan perangkat pembelajaran pada materi
prisma di kelas V SD. Perangkat yang dihasilkan juga pada kategori sangat
baik. Peneliti mengakomodasi teori Van Hiele dalam materi prisma dan limas
namun pada siswa SMP. Berdasarkan dua penelitian tersebut peneliti
mengembangkan perangkat mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas
VIII SMP materi prisma dan limas. Kemudian peneliti menggunakan
pendekatan saintifik dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang
mengakomodasi teori Van Hiele ini. Pendekatan saintifik digunakan terkait
implementasinya dalam kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika dewasa ini menerapkan pendekatan saintifik
dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013. Pendekatan saintifik
adalah pembelajaran yang menerapkan lima hal yaitu, mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasi.
Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tingkat berpikir siswa
dalam mempelajari geometri, dimana siswa tidak dapat naik ke tingkat yang
lebih tinggi tanpa melewati tingkat yang lebih rendah. Teori ini memuat lima
tingkat berpikir siswa dalam geometri yang utama secara berurutan yaitu :
tahap 1 (visualisasi), tahap 2 (analisis), tahap 3 (abstraksi), tahap 4 (deduksi
formal), tahap 5 (rigor atau keakuratan). Untuk meningkatkan suatu tahap
berpikir ke tahap berpikir yang lebih tinggi Van Hiele mengajukan
pembelajaran yang melibatkan 5 fase (langkah), yaitu ; informasi
(information), orientasi terpadu (directed orientation), penjelasan
(explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration).
Kasus yang paling sering ditemui siswa dapat mengenal suatu bangun
ruang tetapi tidak dapat menjelaskan sifat-sifatnya. Atau siswa tidak
memahami bahwa balok adalah prisma. Teori Van Hiele merupakan salah
satu model pembelajaran yang menjelaskan tentang proses berpikir siswa
dalam pembelajaran geometri.
Peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat
mengakomodasi teori Van Hiele tersebut untuk pokok bahasan bangun ruang
sisi datar dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bagi siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Materi yang dikembangkan dalam
perangkat pembelajaran adalah materi prisma dan limas. Hal ini dikarenakan
peneliti akan menggunakan pembelajaran kubus dan balok sebelumnya
menjadi kondisi untuk melihat tahap berpikir Van Hiele dari siswa untuk
dibandingkan setelah pembelajaran dengan perangkat yang telah
dikembangkan.
Pengembangan perangkat pembelajaran ini disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan guru. Pengembangan perangkat pembelajaran ini akan
menggunakan model pengembangan Sugiyono, namun telah dilakukan
modifikasi karena adanya keterbatasan waktu dari peneliti. langkah
pengembangan yang dilakukan antara lain (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)
implementasi pada sampel terbatas, dan (7) revisi produk.
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir
Teori Van Hiele Hakekat Matematika
Proses Belajar Matematika
Bangun ruang sisi datar
(prisma dan limas)
Pendekatan Saintifik
Perangkat
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang meliputi
jenis penelitan yaitu penelitian dan pengembangan, setting penelitian,
prosedur dan desain penelitian yang menggunakan penelitian dan
pengembangan Sugiyono, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan, dan teknik analisis data
yaitu teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
A. Jenis Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat mengakomodasi tahapan
pemikiran geometri Van Hiele pada materi bangun ruang sisi datar dengan
pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
Oleh karena itu peneliti menggunakan metode “Penelitian dan pengembangan
atau Research and Development”.
Sugiyono (2011: 297) mengemukakan bahwa R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji keefektifan
produk tertentu. Pada penelitian R&D digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan untuk menghasilkan dan menguji keefektifan, sehingga
penelitian tersebut dapat berfungsi di masyarakat. Menurut Sukmadinata
(2007: 164) Penelitian dan pengembangan atau R&D adalah suatu proses atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian R&D banyak dipergunakan pada banyak bidang termasuk bidang
pendidikan. Pada bidang pendidikan, penelitian ini tidak sebatas membuat
perangkat keras seperti pada bidang-bidang lain, namun dapat juga membuat
perangkat-perangkat lunak seperti silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan penilaian
(Sugiyono, 2011: 297).
Sukmadinata (2007: 164) mengemukakan, pada bidang pendidikan, proses
R&D diawali dengan adanya kebutuhan seperti permasalahan-permasalahan
yang membutuhkan solusi dengan menggunakan produk tertentu. Produk yang
dapat dikembangkan dapat berupa perangkat pembelajaran.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian berisi tentang tempat bagian yaitu tempat, waktu, subjek,
dan objek penelitian.
1. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang. Kelas VIII adalah kelas yang terdiri dari 28 siswa yang
memiliki tingkat kecerdasan yang relatif heterogen.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
peneliti. Perangkat pembelajaran di ujicobakan untuk meyakinkan bahwa
perangkat pembelajaran tersebut telah layak untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat dilaksanakannya uji coba produk.
Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang pada tahun
ajaran 2015/2016 semester II.
4. Waktu Penelitian
Peneliti menyelesaikan penelitian ini selama empat bulan. Penelitian
dimulai dari observasi dan wawancara hingga diakhiri ujian skripsi pada
bulan Juli 2015. Jadwal uji coba produk dilaksanakan pada bulan Mei
2015.
C. Desain dan Prosedur Pengembangan
Motede yang digunakan dalam penelitian adalah R&D. Ada beberapa
langkah-langkah dalam melakukan penelitian pengembangan yaitu sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono (2011: 298)
Potensi dan
Masalah
Pengumpu-
lan Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji coba
Produk
Uji coba
pemakaian
Revisi
Produk
Revisi
Produk Produksi Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Potensi dan Masalah
Masalah merupakan penyimpangan yang tidak sesuai dengan harapan. Hal
tersebut dapat ditemukan melalui observasi dan wawancara. Masalah yang
ditemukan diatasi melalui R&D sehingga dapat ditemukan suatu
penanganan yang efektif. Oleh karena itu, potensi dan masalah perlu
ditunjukan dengan data-data empirik yang masih up to date.
2. Pengumpulan Data
Setelah menemukan masalah, selanjutnya peneliti perlu melakukan
pengumpulan data sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang
diharapkan mampu mengatasi masalah yang ditemukan.
3. Desain Produk
Desain Produk merupakan alat yang diharapkan mampu menangani
masalah. Desain produk dalam bidang pendidikan dapat berupa kurikulum,
metode pembelajaran, buku ajar, media, perangkat pembelajaran, dan lain-
lain.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai
rancangan produk secara rasional. Dalam hal ini, validasi produk dilakukan
dengan cara meminta beberapa ahli untuk melakukan penilaian terhadap
produk baru yang dirancang tersebut.
5. Revisi Desain
Revisi desain bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
telah divalidasi oleh ahli. Revisi desain dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk tahap awal dilakukan pada kelompok terbatas. Pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat lebih efektif dan
efisien.
7. Revisi Produk
Pada uji coba produk, ada kemungkinan ditemukannya kelemahan atau
kekurangan dari produk tersebut. Oleh karena itu dilakukan revisi produk
untuk menutupi kekurangan-kekurangan tersebut.
8. Uji Coba Pemakaian
Desain produk yang telah direvisi kemudian akan diuji coba ke lapangan.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan terakhir kalinya jika uji coba di lapangan masih
terdapat kekurangan.
10. Produk Masal
Pembuatan produk masal akan dilakukan jika produk yang telah
diujicobakan sudah efektif dan layak untuk diproduksi masal.
Berdasarkan prosedur yang dikemukakan Sugiyono di atas, peneliti
menggunakan prosedur tersebut untuk membuat pengembangan perangkat
pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dibuat dengan
mengakomodasi teori Van Hiele dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Namun, penelitian tersebut dimodifikasi sampai pada tahap revisi produk. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. R&D
merupakan penelitian multi year yang berarti dibutuhkan waktu sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
tahunan, padahal materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan hanya terdapat
pada semester genap tahun berikutnya. Selain itu penelitian ini juga dapat
dilanjutkan oleh peneliti berikutnya. Prosedur pengembangan yang dilakukan
juga telah mengalami modifikasi dengan menambahkan uji keterbacaan dan
melakukan implementasi pada sampel terbatas untuk meyakinkan bahwa
perangkat bisa digunakan di sekolah dan nantinya dapat digunakan sebagai uji
coba produk.
Prosedur yang telah dimodifikasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi
1. Potensi dan Masalah
Peneliti menemukan potensi dan masalah dengan cara melakukan
wawancara dan observasi. Observasi dilakukan di kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang, sedangkan wawancara dilakukan kepada guru
matematika di kelas tersebut untuk menemukan dan memperjelas masalah
yang muncul dalam pembelajaran.
Potensi dan
Masalah
Revisi
Produk
Uji Coba
Produk
Desain Produk Validasi
Desain
Revisi
Desain
Pengumpulan
Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Pengumpulan Data
Setelah menemukan masalah, peneliti mencari berbagai sumber dan
menghubungkannya dengan masalah yang ditemukan. Informasi yang telah
didapat tersebut dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang telah
ditemukan. Hal ini bertujuan sebagai bahan untuk perencanaan desain
produk.
3. Desain Produk
Desain produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah silabus, RPP, LKS,
bahan ajar, dan penilaian pada materi bangun ruang sisi datar. Perangkat
pembelajaran tersebut dikembangkan dengan mengakomodasi teori Van
Hiele dengan menggunakan pendekatan saintifik.
4. Validasi desain
Desain produk yang telah dikembangkan, kemudian di validasi untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada. Validasi tersebut dilakukan
oleh ahli yang sudah berpengalaman. Dalam penelitian ini, desain yang telah
dikembangkan divalidasi oleh 1 guru dan 2 dosen yang sesuai dengan
bidangnya.
5. Revisi Desain
Setelah divalidasi oleh ahli, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki
produk yang diketahui kekurangannya. Selanjutnya peneliti melaksanakan
uji keterbacaan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai isi
LKS, bahan ajar, dan penilaian yang telah divalidasi. Selanjutnya peneliti
merevisi kembali produk yang telah diujikan dalam uji keterbacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6. Uji coba produk
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Uji
coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah
layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
7. Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba produk, peneliti kembali melakukan revisi.
Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan terhadap uji coba produk
di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang apabila masih terdapat
kekurangan dalam perangkat pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu, wawancara,
observasi, penyebaran angket, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data
kebutuhan siswa. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2011: 231)
wawancara didefinisikan sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan kepada guru
matematika kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses
pembelajaran di kelas. Sugiyono (2011: 145) mengungkapkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
observasi digunakan jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, atau gejala alam. Observasi dapat dibantu dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil dari observasi kemudian peneliti
simpulkan dan memperoleh hasil berupa informasi kebutuhan siswa.
3. Penyebaran Angket
Penyebaran angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada
responden (Sugiyono, 2011: 142). Peneliti melakukan penyebaran angket
untuk melakukan validasi uji keterbacaan dan respon siswa. Uji
keterbacaan tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana siswa dapat
memahami isi bahan ajar, LKS, dan penilaian. Sedangkan respon siswa
bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah melakukan uji coba
produk.
Peneliti juga memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian dengan cara meminta bantuan ahli (judment experts) untuk
mengisi angket validasi. Dalam validasi ini, para ahli kemudian akan
memberi saran atas kekurangan-kekurangan yang ada dalam perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian (Sugiyono, 2011:352).
Kekurangan-kekurangan tersebut kemudian direvisi oleh peneliti.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2011: 240). Dokumen dapat berbentuk catatan atau gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dokumen dalam penelitian ini berupa foto-foto dan rekaman ketika
melakukan uji coba produk.
5. Soal tes geometri
Soal tes geometri materi prisma dan limas ini digunakan untuk
mengukur tahap berpikir siswa menurut Van Hiele. Peneliti melihat
bagaimana tahap berpikir siswa sebelum dan setelah uji coba produk.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,
pedoman wawancara, dan angket.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil analisis
implementasi produk berdasarkan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan pengembangan produk yang
mengakomodasi tahapan pemahaman geometri Van Hiele. Sedangkan data
kuantitatif diperoleh dari hasil validasi para ahli, uji respon siswa, dan
hasil uji keterbacaan.
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk menilai produk yang
dikembangkan adalah lembar wawancara, lembar observasi, dan kuisioner.
Lembar observasi juga digunakan selama implementasi dengan maksud
untuk mengetahui sejauh mana perangkat yang dikembangkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mengakomodasi pendekatan saintifik, khususnya tahapan pemahaman
geometri Van Hiele. Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan
kepada responden dalam hal ini para ahli untuk memvalidasi perangkat
yang telah dikembangkan.
Angket digunakan untuk uji keterbacaan siswa terhadap perangkat
yang telah dikembangkan dan untuk mengetahui respon siswa setelah
produk diimplementasikan secara terbatas. Data kuantitatif diperoleh
berdasarkan angka-angka pada kuisioner validasi para ahli dan angket dari
keterbacaan serta respon siswa. Data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil
wawancara dan lembar pengamatan selama pembelajaran berlangsung.
1) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman wawancara
ketika melakukan wawancara dengan guru kelas. Pedoman wawancara
berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada
narasumber untuk melihat potensi dan masalah. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan terkait proses-proses pembelajaran, teori Van Hiele dan
pendekatan saintifik. Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh
ahli dengan kategori baik.Di bawah ini merupakan kisi-kisi wawancara
yang digunakan :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara
No Indikator No Item
1. Metode pembelajaran 1
2. Penggunaan media dalam pembelajaran 2
3. Pembelajaran di kelas 3
4. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran 4,5,6,7,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5. Teori Van Hiele dalam pembelajaran 9,10,11
6. Pengembangan perangkat pembelajaran 12
2) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai panduan melihat potensi
dan masalah di dalam kelas melalui proses pembelajaran di kelas.
Tujuannya adalah untuk melihat potensi dan masalah secara umum
serta keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Selain
itu, lembar observasi digunakan peneliti ketika dilakukan uji coba
produk. Tujuannya adalah untuk mengamati proses pembelajaran pada
fase pembelajaran Van Hiele dan pendekatan saintifik. Lembar
observasi tersebut telah divalidasi oleh ahli dengan kategori baik. Di
bawah ini merupakan kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
No. Aspek yang diamati
I PRA PEMBELAJARAN
1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2 Guru memeriksa kesiapan siswa
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Kegiatan apersepsi
2 Penyampaian kompetensi yang akan tercapai dan rencana kegiatannya
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran
2 Penyampaian materi sesuai dengan hierarki belajar
3 Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1 Pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
2 Pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
3 Pembelajaran secara runtut
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
6 Pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
7 Pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
8 Peneraan pendekatan saintifik pada pembelajaran :
a. Kegiatan mengamati tampak dalam pembelajaran
b. Kegiatan menanya tampak dalam pembelajaran
c. Kegiatan mengumpulkan informasi tampak dalam pembelajaran
d. Kegiatan mengasosiasi tampak dalam pembelajaran
e. Kegiatan mengkomunikasikan tampak dalam pembelajaran
C Teori Van Hiele (Fase Pembelajaran Van Hiele)
1 Fase informasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran
2 Fase orientasi terpadu terlihat dalam kegiatan pembelajaran
3 Fase eksplitasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran
4 Fase orientasi bebas terlihat dalam kegiatan pembelajaran
5 Fase integrasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran
D Pemanfaatan media pembelajaran/suber belajar
1 Guru menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media
2 Media yang digunakan menghasilkan pesan yang menarik
3 Penggunaan media secara efektif dan efisien
4 Siswa terlibat dalam penggunaan media
E Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1 Tumbuhnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2 Guru merespon positif partisipasi siswa
3 Terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4 Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa
5 Guru menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif
6 Tumbuhnya keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
F Penilaian proses dan hasil belajar
1 Guru memantau kemajuan belajar
2 Pemberian tugas sesuai dengan kompetensi
G Penggunaan bahasa
1 Penggunaan bahasa lisan secara jelas dan lancer
2 Penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar
3 Penyampaian pesan dengan gaya yang sesuai
III PENUTUP
1 Refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas
3) Angket
Angket yang digunakan adalah angket uji keterbacaan, angket
respon siswa, dan lembar validasi perangkat pembelajaran. Uji
keterbacaan bertujuaan untuk melihat sejauh mana siswa dpat
memahami isi bahan ajar, LKS, dan penilaian. Sedangkan respon siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bertujuan untuk melihat sejauh mana respon siswa setelah peneliti
melakukan uji coba produk. Angket uji keterbacaan dan respon ini telah
divalidasi oleh 1 dosen dan berada pada kategori sangat baik.
Lembar validasi yang digunakan adalah lembar validasi
perangkat pembelajaran. Lembar tersebut digunakan oleh 2 dosen dan 1
guru matematika SMP untuk memvalidasi perangkat yang telah
dikembangkan. Jika perangkat pembelajaran telah dikatakan valid dan
telah direvisi, maka peneliti siap untuk mengujicobakannya di kelas.
Berikut ini merupakan kisi-kisi angket uji keterbacaan, respon siswa,
dan validasi produk.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Uji Keterbacaan
No Indikator No Soal
1 Pemahaman bahasa. 3,4
2 Pemahaman kata-kata. 1,2
3 Pemahaman soal. 5,6
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Indikator Aspek No
Item
1 Tanggapan
siswa terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
Saya senang mengikuti pembelajaran pada
hari ini.
1
Saya dapat memahami materi yang
dipelajari.
2
Saya merasa pembelajaran pada hari ini
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
3
Saya merasa guru dapat menjelaskan materi
dengan baik.
4
Alokasi waktu yang diberikan dalam
pembelajaran cukup.
5
Media yang digunakan dapat membantu
memahami materi.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Validasi Produk
NO KOMPONEN PENILAIAN SILABUS
1. Kelengkapan unsur-unsur silabus.
2. Kesesuaian antara KI, KD dan indikator.
3. Kualitas perumusan pengalaman belajar.
4. Kualitas perilaku yang dituntun dalam indikator mencerminkan keutuhan
perkembangan pribadi siswa.
5. Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan.
6. Ketepatan dalam memilih media.
7. Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator
8. Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.
NO KOMPONEN PENILAIAN RPP
1. Kelengkapan unsur-unsur RPP
2. Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator.
3. Isi rumusan tujuan meliputi keutuhan perkembangan pribadi siswa.
4. Ketepatan pemilihan pendekatan/model pembelajaran
5. Ketepatan dalam memilih metode atau teknik pembelajaran
6. Kemenarikan, variasi, dan ketepatan teknik yang digunakan dalam
pembelajaran.
7. Rumusan kegiatan pendekatan mencerminkan
pendekatan/model/metode/teknik pembelajaran yang dipilih.
8. Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan fase pembelajaran Van
Hiele
9. Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan pendekatan saintifik
10. Rumusan kegiatan pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan/ bermakna.
11. Tingkat variasi dalam kegiatan pembelajaran.
12. Pengorganisasian materi sistematis, logis, dan psikologis.
13. Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran yang proposional.
14. Kelengkapan rumusan kegiatan akhir pelajaran.
15. Tingkat kesesuaian indikator, tujuan dan item penilaian.
16. Penggunaan ragam teknik penilaian (bersifat otentik).
17. Kualitas kisi-kisi penilaian.
18. Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan.
19. Ketepatan pemilihan media pembelajaran.
20. Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.
NO KOMPONEN PENILAIAN LKS
1. Kelengkapan unsur-unsur LKS
2. Rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa.
3. Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana,sehingga
mudah dipahami oleh siswa.
4. Urutan kegiatan pembelajaran LKS yang runtut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
5. Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator/
tujuan pembelajaran.
6. Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa
7. Tampilan LKS yang menarik.
NO KOMPONEN PENILAIAN BAHAN AJAR
1. Materi sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Materi pelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
3. Susunan materi pelajaran sistematis, logis, dan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
4. Menuliskan sumber bahan yang dikutip dengan penulisan baku.
NO KOMPONEN PENILAIAN ‘PENILAIAN PEMBELAJARAN’
1. Penilaian sesuai dengan indikator pembelajaran.
2. Penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Penilaian mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
4. Penggunaan bahasa Indonesia baku.
4) Alat perekam suara dan gambar
Alat perekam gambar dan suara ini berupa kamera untuk mengambil
foto selama uji coba produk dan merekam suara. Data-data ini nanti
akan ditranskripsikan sebagai data hasil pembelajaran uji coba produk
yang dihasilkan.
5) Soal tes geometri
Tes geometri ini adalah modifikasi dari penilaian aspek pengetahuan
pada perangkat penilaian. Tes geometri ini digunakan untuk
mengetahui tahap berpikir siswa sesuai tahap berpikir geometri Van
Hiele. Tes geometri ini mengenai materi prisma dan limas. Berikut
adalah kisi-kisi dari tes geometri prisma limas yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 3.6 Kisi-kisi soal tes geometri prisma dan limas
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari wawancara, observasi, ataupun bahan-bahan lain. Analisis
data yang digunakan oleh peneliti berupa kualitatif dan kuantitatif. Berikut
Tahap berpikir Indikator No
Soal
Tahap
pengenalan
(visualisasi)
a. Menggunakan sifat-sifat yang tidak eksak
dalam membandingkan gambar dan untuk
mengidentifikasi, mengkarakteristikkan dan
menyortir bentuk bangun ruang
b. Menggunakan prorotipe-prototipe visual
untuk mengidentifikasi bangun
(misalnya:”bangun ini merupakan limas
karena mirip dengan piramida”).
c. Ketidakmampuan untuk menggunakan sifat-
sifat tersebut seperlunya untuk mengetahui
suatu bentuk, misalnya menerka bentuk
geometri dengan menggunakan sedikit
petunjuk.
1
2
3,4
Tahap analisis a. Pendeskripsian suatu bentuk geometri secara
eksplisi dengan menggunakan sifat
bendanya.
b. Penolakan definisi bentuk geometri yang
ada pada buku pelajaran, lebih suka
pengkarakteristikan pribadi.
c. Siswa mampu menyelesaikan soal mengenai
prisma
d. Siswa mampu menyelesaikan soal mengenai
limas
5
5
8
9
Tahap
abstraksi
a. Siswa dapat mengetahui apa hubungan
antara balok dan prisma dan menggunakan
definisi saat menjelaskan hubungan antara
balok dan prisma
6,7
Tahap deduksi
formal
a. Siswa dapat menyelesaikan soal mengenai
penerapan bangun ruang dalam kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan definisi
dan konsep yang telah dimiliki.
b. Pemahaman akan peran dari komponen di
dalam suatu ceramah matematika, seperti
aksioma, definisi, dalil, dan bukti.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
adalah penjelasan mengenai analisis data kualitatif dan kuantitif dalam
penelitian ini:
1. Analisis data kualitatif
Data penelitian kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
Hasil wawancara tersebut dideskripsikan secara kualitatif berdasarkan
pedoman wawancara yang telah dibuat. Sedangkan hasil observasi
dideskripsikan sesuai dengan indikator-indikator pengamatan.
2. Analisis data kuantitatif
Data penelitian kuantitiaf diperoleh dari hasil validasi ahli. Hasil
validasi perangkat pembelajaran yang telah dibuat peneliti kemudian
dihitung skor rata-ratanya dan dibandingkan dengan tabel kriteria penilaian
untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang dibuat perlu divalidasi
atau tidak. Peneliti menggunakan skala empat karena pertimbangan apabila
menggunakan skala lima cenderung akan membuat responden memilih
jawaban ketiga yaitu ragu-ragu atau sedang (Mardapi, 2008: 121). Di bawah
ini merupakan kriterian penilaian produk pengembangan menurut
Widoyoko (2012: 144).
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Interval tingkat
pencapaian Kategori
3, 25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50 < M ≤ 3,25 Baik
1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik
0,00 < M ≤ 1,75 Tidak Baik
Keterangan:
M = Rata-rata skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hasil data kuantitatif kemudian diubah menjadi data kualitatif berdasarkan
kategori pada skala penilaian yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2),
dan tidak baik (1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN
KETERBATASAN PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan mulai dari
potensi masalah, pengumpulan data, desain produk, revisi desain, uji coba produk,
dan revisi produk, kemudian pembahasan yang membahas mengenai hasil
penelitian, kualitas produk yang dihasilkan, refleksi uji coba produk, dan tahap
berpikir Van Hiele pada siswa setelah uji coba produk, serta mengenai
keterbatasan dalam penelitian ini.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berisi mengenai potensi dan masalah; pengumpulan
data; desain produk; validasi desain, revisi desain; uji coba produk; dan revisi
produk.
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah merupakan proses mencari informasi
mengenai kebutuhan siswa. Informasi tersebut didapatkan melalui
observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi, peneliti
menemukan masalah yaitu pembelajaran masih cenderung berpusat pada
guru, guru masih belum sepenuhnya menerapkan kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik, siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi bangun ruang sisi datar, siswa masih pasif saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pembelajaran (hanya siswa tertentu yang aktif yaitu siswa yang memiliki
prestasi tinggi di kelas).
Sedangkan potensi yang dimiliki siswa adalah, siswa sebenarnya
merupakan siswa yang memiliki kecenderungan untuk menjadi siswa yang
aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pembelajaran. Hal
ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi, siswa terlihat lebih antusias
jika pembelajaran tidak hanya ceramah dari guru. Siswa juga banyak
mengajukan pertanyaan kepada guru, walaupun masih banyak pertanyaan
yang diajukan di luar konteks pelajaran namun hal ini dapat menjadi
potensi bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan hasil wawancara menunjukan bahwa guru mengalami
kesulitan dalam mengajarkan mata pelajaran matematika materi bangun
ruang sisi datar, sebagian siswa kesulitan dalam memahami materi bangun
ruang sisi datar, serta kesulitan dalam penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Guru juga membutuhkan perangkat pembelajaran
yang tepat untuk mengajarkan materi bangun ruang sisi datar.
Sebelum wawancara, guru belum mengerti tentang teori Van Hiele
namun guru tersebut langsung mencari tahu dan meminta referensi dari
peneliti terkait teori Van Hiele tersebut. Sehingga guru tersebut langsung
mempersiapkan diri terkait dengan apa saja yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Guru juga memiliki kesediaan untuk mengajarkan perangkat
pembelajaran yang akan dibuat oleh peneliti. Untuk mengatasi permasalah
tersebut, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran materi bangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
ruang sisi datar (prisma dan limas) yang mengakomodasi teori Van Hiele
dengan menggunakan pendekatan saintifik.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara guru, observasi
pembelajaran di kelas, penyebaran angket, dan dokumentasi.
Wawancara ini dilakukan terhadap guru. Wawancara dilakukan
untuk analisis kebutuhan dari guru serta melihat pembelajaran yang telah
dilaksanakan dari segi guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang, pembelajaran cenderung
berpusat pada guru. Guru jarang menggunakan media untuk membantu
siswa dalam proses belajar. Guru belum menerapkan fase pembelajaran
Van Hiele secara runtut. Guru berkata bahwa ia belum mengenal apa itu
teori Van Hiele. Mata pelajaran yang dinilai sulit diajarkan bagi guru
adalah matematika khususnya materi bangun ruang sisi datar. Penerapan
kurikulum 2013 juga dinilai belum sepenuhnya terlaksana. Pembelajaran
cenderung masih seperti kurikulum terdahulu yaitu kurikulum 2006/KTSP
namun hanya berbalut dengan kurikulum 2013. Pendekatan saintifik
terkadang masih mengalami kendala saat diaplikasikan.
Peneliti melakukan observasi di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur
1 Kalibawang yang berjumlah 28 orang. Observasi dilakukan oleh peneliti
saat pembelajaran memasuki materi kubus dan balok. Observasi ini
dilakukan untuk analisis kebutuhan serta melihat bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di kelas
tersebut, pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan
saintifik dan cenderung bersifat konvensional. Guru kurang
memperhatikan tingkat pemahaman siswa yang berbeda. Ketika guru
menjelaskan, ada siswa yang memperhatikan dan aktif, beberapa siswa
menjadi pendengar, dan beberapa siswa lainnya tidak memperhatikan. Jika
ada siswa tertentu yang telah memahami penjelasan guru maka guru akan
melanjutkan ke pembahasan selanjutnya walaupun masih banyak siswa
yang kurang mengerti. Memang siswa tertentu itu lebih cepat dalam
memahami materi.
Penyebaran angket dilakukan ketika uji keterbacaan kepada siswa
sebelum produk diujicobakan dan ketika uji respon siswa setelah uji coba
produk. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan alat perekam
gambar dan suara untuk mendapatkan rekaman dan gambar saat uji coba
produk.
3. Desain Produk
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran dengan mengakomodasi teori Van Hiele dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar.
Dalam pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti mendesain
perangkat pembelajaran dengan mengakomodasi fase pembelajaran Van
Hiele dalam pembelajaran dengan mengacu pada pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Desain perangkat pembelajaran yang dibuat yaitu silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), bahan
ajar, dan Penilaian. Berikut ini merupakan paparan dari perangkat
pembelajaran tersebut.
a. Silabus
Silabus dibuat dengan menggunakan fase pembelajaran Van
Hiele dan pendekatan saintifik untuk materi bangun ruang sisi datar.
Pada uji coba produk peneliti menggunakan pembelajaran prisma dan
limas untuk dikembangkan menjadi RPP.
Peneliti membuat silabus mengembangkan kompetensi dasar ke
dalam indikator-indikator terhadap sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Silabus memiliki kegiatan
pembelajaran inti dan juga penilaian-penilaian secara inti. Kegiatan
dalam pembelajaran matematika dibuat dengan memadukan antara fase
pembelajaran Van Hiele dengan menggunakan pendekatan saintifik.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk 3 kali
pertemuan. Materi yang dikembangkan dalam RPP ini adalah prisma
dan limas. Peneliti juga mengembangkan indikator-indikator
pembelajaran pada aspek spiritual, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Langkah-langkah kegiatan dalam RPP tersebut
difokuskan dengan menggunakan fase pembelajaran Van Hiele dan
memadukannya dengan pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) disusun sebagai panduan siswa
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. LKS tersebut berisi mengenai
indikator hasil belajar siswa, petunjuk LKS, kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa. LKS ini akan dikerjakan secara berkelompok
oleh siswa.
d. Bahan Ajar
Bahan ajar berisi tentang materi-materi mengenai bangun ruang
sisi datar : prisma, dan limas. Bahan ajar tersebut digunakan untuk
mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bahan ajar dibuat sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran; memuat fakta, dan konsep; serta sesuai tingkat
perkembangan siswa. Bahan ajar yang dibuat juga disertai gambar-
gambar yang mendukung isi materi.
e. Penilaian
Di dalam RPP terdapat rubrik penilaian yang terdiri dari penilaian
sikap yaitu sikap spriritual dan sikap sosial, pengetahuan serta
keterampilan yang dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran. Penilaian
spiritual diperoleh ketika peneliti melakukan uji coba produk. Peneliti
menggunakan rubrik penilaian untuk melihat sikap spiritual siswa.
Sikap spiritual yang dinilai secara umum adalah adanya sikap
menyadari dan bersyukur atas anugrah Tuhan terkait materi bangun
ruang sisi datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Penilaian sikap dilakukan pada saat melakukan uji coba produk.
Peneliti menggunakan rubrik penilaian untuk melihat rasa ingin tahu,
dan bertanggung jawab siswa selama proses pembelajaran serta
keefektifan siswa dalam diskusi ketika pembelajaran berlangsung.
Penilaian pengetahuan diperoleh berdasarkan hasil pekerjaan siswa
pada soal evaluasi. Soal evaluasi yang dibuat oleh peneliti bertujuan
untuk tahap berpikir siswa pada prisma dan limas setelah proses
pembelajaran dengan teori Van Hiele berlangsung. Penilaian
pengetahuan berpedoman pada tabel penilaian aspek pengetahuan yang
berisi kunci jawaban, dan juga pedoman penskoran.
Penilaian keterampilan siswa dilakukan pada saat melakukan uji
coba produk. Peneliti menggunakan rubrik penilaian keterampilan
untuk menilai keterampilan siswa dari berbagai tugas yang diberikan.
Rubrik yang digunakan memiliki aspek-aspek yang ingin dinilai pada
siswa, dan pedoman penskoran.
4. Validasi Desain
Desain perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan perlu
diujicobakan. Sebelum diujicobakan, desain tersebut perlu divalidasi oleh
ahli/expert terlebih dahulu.
Validasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan mencerminkan isi
yang dikehendaki. Validasi tersebut dilakukan oleh ahli yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
berpengalaman. Dalam penelitian ini, validasi dilakukan oleh 2 dosen dan 1
guru. Hasil validasi menunjukan skor rata-rata 3,29. Artinya perangkat yang
telah dikembangkan termasuk kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
Pembelajaran Dosen 1 Dosen 2 Guru
Rata-
rata
Skor
Kriteria
1 Silabus 3,13 3,25 3,88 3,42 Sangat baik
2 RPP 3,05 3,05 3,81 3,33 Sangat baik
3 LKS 3,00 3,00 3,86 3,29 Sangat baik
4 Bahan ajar 3,17 2,6 3,8 3,19 Baik
5 Penilaian 3,00 3,00 3,75 3,25 Sangat baik
Rata-rata Total 3,29 Sangat baik
5. Revisi Desain
Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi berada dalam kategori
sangat baik, namun pada tahap ini peneliti tetap memperbaiki beberapa hal-
hal dari perangkat pembelajaran berdasarkan petunjuk dari ahli. Peneliti
memperbaiki pada bagian silabus, LKS dan bahan ajar. Berikut adalah
perbaikan yang telah dilakukan peneliti terhadap desain yang telah
divalidasi.
Tabel 4.2 Tabel perbaikan revisi desain setelah validasi
Perangkat
Pembelajaran
Sebelum Sesudah
Silabus Penggunaan bullet untuk
beberapa penomoran dari
komponen silabus.
Bullet diganti dengan penomoran
pada komponen-komponen
silabus.
RPP Peneliti masih
menggunakan bullet pada
idikatornya. Ada indicator
yang kurang tepat dengan
kompetensi dasarnya.
Peneliti memperbaiki pemberian
nomor pada indikator sesuai
dengan kompetensi dasarnya dan
memperbaiki indicator agar sesuai
dengan kompetensi dasarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Bahan Ajar Perbaikan kalimat yang
digunakan dalam bahan
ajar kurang sederhana dan
masih kurang sistematis
penyusunannya. Materi
juga kurang dilengkapi
Kalimat dibuat sederhana agar
mudah diapahami. Materi
diperbaiki dengan mencari sumber
yang lebih relevan.
LKS Perbaikan pada penulisan
dan tanda baca. Tampilan
LKS juga masih terlalu
ramai (tulisan susah
dibaca).
Penulisan dan tanda baca yang
masih salah diperbaiki oleh
peneliti. Kemudian watermark
atau gambar yang membuat LKS
terlalu ramai dikurangi.
Setelah perangkat pembelajaran direvisi oleh peneliti, peneliti
melaksanakan uji keterbacaan kepada 28 siswa di kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa dengan cara, siswa diminta untuk mengisi angket uji
keterbacaan mengenai isi LKS, bahan ajar, dan penilaian. Hasil uji
keterbacaan menunjukan skor 3,27. Nilai tersebut termasuk dalam kategori
sangat baik. Berdasarkan data tersebut, perangkat pembelajaran yang
dikembangkan peneliti sudah layak untuk diujicobakan.
6. Uji Coba Produk
Setelah dilakukan revisi, produk yang telah dikembangkan sudah
siap untuk digunakan dalam uji coba produk. Produk tersebut digunakan
di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Uji coba produk
dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pada uji coba produk, siswa juga
mengisi angket respon siswa. Hasil respon siswa tersebut menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
skor 3,39 yang tergolong kategorisangat baik. Berikut merupakan paparan
pelaksanaan uji coba produk yang telah dilaksanakan.
Implementasi Fase Pembelajaran Van Hiele :
1. Fase Informasi
Fase informasi dalam tahapan pembelajaran Van Hiele
ditunjukkan dari kegiatan guru memberikan informasi kepada siswa
mengenai prisma dan limas.
a. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 : Prisma
Guru memberikan informasi berupa video mengenai prisma
yang ada dalam kehidupan nyata, namun dalam pelaksanaannya
karena adanya kerusakan sistem maka guru hanya menggunakan
benda-benda yang ada di kehidupan nyata yang berupa limas. Pada
hari itu guru menggunakan makanan ringan yang memiliki
kemasan berbentuk prisma seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Contoh benda berbentuk prisma dan limas
Guru memberikan informasi berupa animasi untuk
menemukan volume dan luas permukaan prisma. Fase informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ini terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran (no 7-13) pada
pertemuan 1 yang membahas mengenai unsur-unsur prisma
Keterangan:
Guru : G SS : Semua Siswa S : Siswa
Sn : Siswa ke-n Kn : Kelompok ke-n
BS : Beberapa Siswa
7. [Guru mengeluarkan beberapa contoh makanan yang memiliki
kemasan berbentuk prisma serta model dari prisma]
8. S2 : “Wah cokelat silverqueen.. pak itu buat kita pak?”
9. G : “Nah berikut ini contoh benda-benda di sekitar kita yang
berbentuk prisma. Sebenarnya bapak memiliki sebuah video
berisi contoh prisma dan limas dalam kehidupan di sekitar kita
tapi itu sound dan speakernya malah bermasalah. Kita
menggunakan benda-benda ini saja. Siapa lagi yang tau bentuk
prisma apa saja?”
10. S3 : “Rumah pak, atapnya”
11. S4 : “Tenda pak”
12. S5 : “Itu pak bungkus Hello Panda sama chungky bar yang
dipegang bapak. Itu ada isinya pak?” [Sambil menunjuk contoh
yang dibawa guru]
13. G : “Iya benar kalian menyebutkan beberapa contoh prisma di
kehidupan nyata. Tenda, atap rumah, dan kemasan dari
beberapa makanan ini. Setelah ini kita akan belajar unsur-unsur
dari prisma seperti kita telah belajar unsur-unsur pada balok
dan kubus”
Transkrip uji coba pada pertemuan pertama
mengindikasikan ada kegiatan saintifik, yaitu siswa mengamati
contoh yang dibawa oleh guru mengenai prisma.Kemudian siswa
mengamati benda-benda di sekitar dan mulai dapat menyebutkan
contoh dari prisma.
Fase informasi juga terlihat pada transkrip uji coba
pembelajaran (no 63-65) pada pertemuan 2 yang membahas
mengenai volume prisma :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
63. G : “Lihat ada balok ABCD.EFGH ini, nah akan dipotong
menjadi dua bagian melalui diagonal GE” [Guru menampilkan
animasi tentang cara mencari volume limas]
64. BS : “Wah apik e, lucu bisa gitu” [Siswa kebanyakan
memperhatikan animasinya]
65. G : “Baloknya kan udah dipotong. Kita sekarang punya dua
prisma, prisma segitiga. Bapak pengen salah satu prisma
dibuang saja. Nah tinggal tersisa 1 prisma yaitu prisma
ABC.EFG” [Guru sembari memainkan animasi dalam slide]
Transkrip uji coba produk no 63-65 tersebut menunjukkan
adanya kegiatan saintifik yang pertama yaitu mengamati. Siswa
mengamati animasi yang diberikan oleh guru dalam slide
powerpoint. Animasi yang diberikan berkaitan dengan menemukan
volume prisma. Siswa mengamati informasi yang berupa animasi
sebuah balok yang dibagi menjadi dua melalui salah satu diagonal
bidangnya.
b. Pertemuan 3 : Limas
Guru memberikan informasi berupa jaring-jaring limas,
yaitu limas segitiga, limas segiempat, dan limas segilima dalam
menjelaskan unsur limas. Selain itu untuk guru juga memberikan
animasi untuk menemukan volume dan luas permukaan limas.
Fase informasi juga terlihat pada transkrip uji coba
pembelajaran (no 19-35) pada pertemuan 3 yang membahas
mengenai unsur-unsur limas :
19. G : “Tolong bantu bapak membagi ini”
20. [S13 maju untuk membantu guru membagikan jaring-jaring
limas]
21. S15 : “Apa ini e?”
22. S16 : “Weh lucu..lucu..”
23. S17 : “Ada bintangnya lho. Punyaku bintang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
24. [SS penasaran dan sibuk memainkan jaring-jaring limas yang
telah dibagi]
25. G : “Setiap kelompok mendapatkan 3 jaring-jaring ya”
26. SS : “Iya pak”
27. G : “Nah jaring-jaring itu bentuknya limas apa? Ada yang tau?”
28. S18 : “Aku pak, ini limas semua”
29. G : “Iya memang ketiganya berbentuk limas. Tapi limas segi
apa gitu”
30. BS : “Huuuu…”
31. G : “Tenang.. tenang..”
32. S19 : “Ada limas segitiga kan pak”
33. S20 : “Aku juga tau, limas segiempat juga to pak”
34. BS : “Yang bintang berarti limas segilima ya”
Gambar 4.2 Siswa bermain jaring-jaring limas
Transkrip uji coba pembelajaran di atas memperlihatkan
pula kegiatan mengamati dari siswa. Kegiatan mengamati adalah
kegiatan pada pendekatan saintifik yang pertama. Siswa
mengamati jaring-jaring limas yang diberikan oleh guru untuk
dibagikan setiap kelompok. Jaring-jaring limas tersebut adalah
jaring-jaring limas segitiga, jaring-jaring limas segiempat, dan
jaring-jaring limas segilima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Fase informasi juga terlihat pada transkrip uji coba
pembelajaran pada pertemuan ketiga yang membahas mengenai
volume limas :
88. [Guru menyiapkan slide mengenai volume limas]
89. G : “Semuanya perhatikan depan dulu ya. Ada kubus
ACD.EFGH ya ini. Nah kita gambar semua diagonal ruangnya.
Jadi ada AG , BH , CE dan DF kita buat garis dengan warna
lain. Apa yang terjadi?” [Guru sambil menampilkan animasi
kubus yang dibuat diagonal ruangnya di slide]
90. [Siswa-siswa memperhatikan dengan serius animasi yang
diberikan guru mengenai volume limas]
91. BS : “Eh ada bentuk limas-limasnya”
92. G : “Ya, ada limas yang terbentuk kan. Berapa limas yang
terbentuk?”
Transkrip uji coba pembelajaran di atas memperlihatkan
pula kegiatan mengamati dari siswa, yaitu siswa mengamati
animasi dari slide powepoint mengenai volume limas. Animasi
tersebut menunjukkan cara untuk menemukan volume limas, yaitu
dengan menggunakan balok yang dibagi menjadi dua bagian yang
sama besar melalui diagonal sisinya. Siswa akan mengamati untuk
mendapatkan informasi yang harus mereka dapatkan untuk
mengerjakan hal yang selanjutnya. Animasi ini yang memberikan
informasi bagi siswa untuk memahami materi ini.
2. Fase orientasi terpadu
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pada orientasi terpadu ini guru membagi dalam beberapa
kelompok untuk mengerjakan LKS nantinya, setiap kelompok
diberikan 1 prisma segi-n. Kemudian siswa akan mengerjakan
tugas dalam kelompok. Tugas tersebut merupakan tugas mengenai
unsur-unsur prisma. Satu kelompok terdiri dari dari 4 anggota jadi
total ada 7 kelompok yang dibentuk secara acak oleh guru.
Kelompok 1 dan 2 mendapatkan prisma segitiga, kelompok 3 dan 4
mendapatkan prisma segiempat, kelompok 5 dan 6 mendapatkan
prisma segi lima dan kelompok 7 mendapatkan prisma segienam.
Tugas ini untuk mengerjakan unsur-unsur prisma.bHal ini juga
terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran (no 17-29) pada
pertemuan 1 :
17. G : “Iya, benar. Unsur-unsur pada prisma yang akan kita
pelajari meliputi rusuk, sisi, titik sudut. Sekarang akan belajar
dan berdiskusi dalam kelompok. Ayo kita bentuk dulu
kelompoknya. Ada 7 kelompok, 1 kelompok beranggotakan 4
orang”
18. BS : “Pilih sendiri aja ya kelompoknya pak”
19. G : “Kelompoknya akan bapak tentukan”
20. BS : “Yahh pak.. kok nggak pilih sendiri aja to pak”
21. G : “Nanti kalau pilih sendiri kalian kecenderungannya akan
memilih teman yang kalian anggap dekat dan yang itu-itu saja.
Kalau kelompok secara acak kalian bisa belajar bekerja sama
dengan teman yang lainnya dan bisa dekat dengan teman yang
lain juga”
22. BS : “Ya udah pak manut..”
23. [Guru membentuk kelompok dengan menghitung siswa yang
duduknya berdekatan untuk menjadi satu kelompok]
24. Guru : “Sekarang bapak akan membagikan LKS untuk kalian
kerjakan ya. Masing-masing kelompok akan menggambar
prisma segi-n yang bapak berikan. Untuk kelompok 1 dan 2
mendapatkan prisma segitiga, kelompok 3 dan 4 mendapatkan
prisma segiempat, untuk kelompok 5 dan 6 mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
prisma segilima dan kelompok 7 mendapatkan prisma
segienam”
25. K7 : “Wah kok kita nggak ada temen kelompok yang sama
pak”
26. G : “Tidak apa-apa malah kalian hebat bisa satu-satunya
kelompok yang mengerjakan tentang prisma segienam”
27. K7 : “Oke deh pak kalo gitu, kita buktikan kalo kita bisa”
28. G : “Ayo silahkan berkumpul dengan kelompoknya dan mulai
mengerjakan. Kalian juga bisa melihat gambarnya pada buku
paket kalian. Nanti kalau ada yang kurang jelas bisa ditanyakan
ke bapak ya”
29. [Siswa mulai mengerjakan LKS dalam kelompoknya]
Gambar 4.3 Guru menjelaskan kelompok menggunakan
alat peraga prisma
Selama mengerjakan LKS siswa banyak mengajukan pertanyaan
pada guru yang menunjukkan kegiatan menanya pada pendekatan
saintifik. Hal tersebut terlihat dalam transkrip berikut :
38. K3 : “Iya pak kita kan mau gambar prisma segiempat. Nah kita
bingung pak gambar prisma segiempat tu gimana. Berarti
kayak balok gitu juga dong pak?”
39. G : “Kenapa kamu bisa memberi pernyataan seperti itu?”
[Guru memancing siswa]
Pada materi volume dan luas permukaan prisma fase orientasi
terpadu juga terlihat pada transkrip uji coba produk berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
66. G : “Kalau kita mau cari volume prisma ABC.EFG itu dari
balok ABCD.EFGH berarti gimana?”
67. S10 : “Gimana dong caranya pak?”
68. S11 : “oh, aku tau, dibagi ya pak?”
69. S12 : “Dikurangi kan pak?”
70. S13 : “Ditambah to yo” [Siswa memberikan jawaban yang
berbeda-beda]
Siswa yang diminta guru untuk mencari dan menemukan rumus
volume prisma berusaha untuk mencari jawabannya yang benar.
Guru tetap membimbing siswa untuk dapat menemukan jawaban
yang benar. Siswa juga banyak bertanya kepada guru mengenai
jawaban yang kurang jelas bagi mereka.
b. Pertemuan 3 : Limas
Pada orientasi terpadu ini guru membagi dalam beberapa
kelompok untuk mengerjakan LKS nantinya, setiap kelompok
diberikan 1 limas segi-n. Kelompok 1 dan kelompok 2 mencari
unsur-unsur dari limas segitiga, kelompok 3 dan 4 mencari unsur-
unsur limas segiempat, kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7
mencari unsur-unsur limas segienam. LKS disediakan untuk
mencari unsur-unsur limas tersebut.
16. [Guru membentuk 7 kelompok dengan jumlah anggota 4
masing-masing kelompok]
17. G : “Sekarang kumpul sama kelompoknya dulu. Udah dapat
kelompok semua kan?”
18. [SS berkumpul dengan kelompoknya]
Dan juga pada trasnkrip uji coba pembelajaran (no 37-43) pada
pertemuan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
37. S21 : “Ini kita ngerjain tiga-tiganya pak?”
38. G : “Untuk menghemat waktu kita bagi kayak kemarin itu aja.
Kelompok 1 dan kelompok 2 mengerjakan limas segitiga”
39. K1 : “Yang ini berarti pak?”
40. G : “Iya yang itu. Kelompok 3 dan kelompok 4 mengerjakan
limas segiempat dan kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7
mengerjakan limas segilima”
41. BS : “Siap pak”
42. G : “Dikerjakan manut perintahnya ya. Bapak beri waktu 15
menit cukup kan”
43. BS : “Wah bentar e. Ayo ayo cepet dikerjain”
Selama siswa mengerjakan LKS bersama kelompoknya,
guru berkeliling untuk melihat siswa-siswanya mengerjakan
dengan baik. Siswa selama mengerjakan banyak mengajukan
pertanyaan yang masih belum mereka mengerti dari informasi
berupa jaring-jaring limas. Maka siswa melakukan pula kegiatan
menanya dalam fase pembelajaran orientasi terpadu ini.
Selain itu, guru juga membimbing siswa untuk menemukan
sendiri rumus untuk menghitung volume dan luas permukaan dari
limas. Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran
(no 16-20) pada pertemuan 3 :
137. G : “Kalau mencari luas permukaan itu berarti kita mencari
luas seluruh permukaan yang ada di limas ini. Berarti kalau di
limas ini gimana? Sambil diingat-ingat coba di balok dan kubus
kemarin”
138. [SS terlihat berpikir dan beberapa melihat di buku
catatannya]
139. S20 :”Cari luasnya dong pak? Tapi kan beda-beda”
140. S28 : “Berarti nyari luas alas sama segitiga-segitiganya itu
ya pak, bener gitu nggak to?”
141. G : “Benar jawaban teman kalian ini. Kita akan mencari
luas dari sisi-sisi yang membatasi limas ini”
142. S20 : “Terus gimana pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Siswa berusaha mencari tahu bagaimana cara untuk
menemukan rumus luas permukaan limas. Siswa menunjukkan
kegiatan menanya seperti pada pendekatan saintifik untuk tugas
yang diberikan guru untuk mencari luas permukaan limas.
3. Fase eksplisitasi
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil dari
pekerjaan bersama teman kelompoknya. Siswa menempelkan
jawaban yang telah mereka kerjakan yaitu mengenai unsur prisma
di papan tulis. Walaupun ada siswa yang mengeluh mengapa
jawaban mereka harus ditempel di papan tulis dan nanti akan
dilihat oleh teman kelompok lain namun guru memotivasi siswa
untuk percaya diri dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.
Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran
(no 64-68) pada pertemuan 1 :
64. G : “Ayo setiap kelompok silahkan bergantian maju untuk
menempelkan hasil pekerjaannya”
65. Sn : “ Bentar pak”
66. G : “Kelompok yang sudah bisa mulai menempel kertas hasil
pekerjaannya di depan”
67. [Kelompok 1 mulai maju ke depan untuk menempel hasil
pekerjaannya]
69. [Kemudian disusul oleh kelompok 2 hingga kelompok 7 untuk
menempel hasil pekerjaan di depan] G : “Sekarang masing-
masing dari kelompok maju ke depan untuk mengumpulkan
data dari hasil pekerjaan kelompok lain dengan melengkapi
tabel yang sudah bapak buat di papan tulis”
70. G : “Kelompok 1 ayo maju bawa buku catatannya. Lalu disusul
kelompok 2 nanti urut sampai kelompok 7”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
71. [Setiap kelompok maju untuk mencatat jawaban dari kelompok
lain]
Gambar 4.4 Jawaban tiap kelompok yang telah ditempel
Gambar 4.5 Siswa mengumpulkan jawaban dari kelompok lain
Setelah jawaban dari tiap kelompok ditempel, guru menyuruh
siswa untuk mencatat hasil pekerjaan dari kelompok lain. Pada
kelompok 1 yang mengerjakan prisma segitiga, maka kelompok itu
melengkapi jawaban untuk prisma segiempat, prisma segilima, dan
prisma segienam dari kelompok lain. Pada saat inilah siswa
melakukan kegiatan mengumpulkan informasi dalam pendekatan
saintifik. Begitu pula pada materi volume dan luas permukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
prisma, fase eksplisitasi terlihat pada transkrip uji coba produk
berikut :
65. G : “Kalau ada 1 benda utuh dibagi 2 lalu kita mau mencari
volume salah satunya berarti di?”
66. SS : “Dibagi pak”
67. G : “Ya, jadi volume balok ini dibagi 2. Kemudian kalau kita
ingin mencari volume prisma ini berarti
volume balok
ABCD.EFGH. Paham sampai sini?”
68. BS : “Paham pak”
69. G : “Volume balok apa?”
70. SS : “panjang x lebar x tinggi”
71. G : “Bagus. Nah (panjang x lebar) x tinggi ini kalau bagian
panjang x lebar menjadi luasnya apa?”
72. BS : “Persegi panjang pak”
73. S14 : “Oh, luasnya persegi panjang ABCD ya”
Guru meminta siswa untuk bisa menjelaskan cara
menemukan rumus menghitung volume prisma. Siswa berupaya
menjelaskan bagaimana cara untuk memperoleh rumus volume
prisma dengan bantuan dari guru, siswa berupaya memperoleh
informasi dari pancingan yang diberikan guru untuk mampu
menjelaskan cara meenemukan rumus volume prisma.
b. Pertemuan 3 : Limas
Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil diskusi
mereka mengenai unsur limas. Pada materi menemukan rumus
menghitung volume dan luas permukaan limas, guru meminta para
siswa untuk menganalisis dengan menggunakan unsur dari limas
yang telah mereka ketahui untuk menemukan rumus tersebut. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tersebut dapat terlihat dalam transkrip uji coba pembelajaran (no
63-68) pada pertemuan ketiga berikut :
63. [Guru membuat tabel di papan tulis untuk dilengkapi]
64. G : “Oke semuanya waktunya udah habis sekarang dari
kelompok 1 dan kelompok 2 siapkan wakil untuk menulis di
depan. Kelompok 3 dan kelompok 4 siapkan 1 wakil juga.
Begitu juga kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7”
65. [Perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk menuliskan
hasil pekerjaannya ke dalam tabel]
66. [Kelompok 1 menuliskan titik sudut = 4, rusuk = 6, sisi = 4,
pada limas segitiga]
67. [Kelompok 3 menuliskan titik sudut = 5, rusuk = 8, sisi = 5,
pada limas segiempat]
68. [Kelompok 5 menuliskan titik sudut = 6, rusuk = 10, sisi = 6,
pada limas segilima] G : “Sekarang bapak tanya ke kelompok
2, sudah setuju dengan jawaban kelompok 1?”
69. K2 : “Udah pak”
70. G : “Kelompok 4, apakah jawaban temen kalian kelompok 3
sudah benar?”
71. K4 : “Sip pak, udah”
72. G : “Kelompok 6 dan kelompok 7 gimana dengan jawaban
yang kelompok 5 tuliskan?”
73. K6, K7 : “Idem pak, sama”
Gambar 4.6 Perwakilan kelompok menulis jawaban hasil
diskusinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Berikut adalah transkrip uji coba produk (no 137-150) yang
menunjukkan fase ekspisitasi pada pertemuan ketiga saat
mempelajari luas permukaan limas.
141. G : “Benar jawaban teman kalian ini. Kita akan mencari
luas dari sisi-sisi yang membatasi limas ini”
142. S20 : “Terus gimana pak?”
143. G : “Coba direnungkan dan diresapi lalu yang ada ide boleh
dikemukakan”
144. S11 : “Luas segitiga samping-sampingnya itu kan
x a x t,
dihitung dulu deh”
Pada kegiatan siswa di fase eksplisitasi ini, tampak pula
bahwa siswa sedang mengumpulkan informasi. Siswa
mengumpulkan informasi yang bisa didapatkan dari aktivitas
belajar yang telah dilakukan sebelumnya untuk memasuki tahap
ini. Siswa mengumpulkan informasi dari unsur limas untuk bisa
melanjutkan mempelajari dan menjelaskan bagaimana luas
permukaan limas bisa ditemukan.
4. Fase orientasi bebas
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Pada fase orientasi bebas ini terlihat dari kegiatan ketika
guru memberikan tabel mengenai unsur prisma untuk dilengkapi
oleh siswa dengan jawaban yang tepat dengan mengumpulkan
jawaban dari kelompok lain mengenai prisma segi-n.
Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan 1 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
72. G : “Sekarang semuanya perhatikan yang sudah tercatat di
buku kalian kita akan mengecek dan menganalisis jawaban-
jawaban itu benar atau tidak. Mulai dari prisma segitiga, siapa
yang mau ke depan untuk membuktikan jawaban dari temenmu
kalau titik sudutnya 6?”]
Kemudian ada siswa yang maju untuk menganalisis jawaban itu :
77. [Siswa maju dan memegang model prisma segitiga]
78. G : “Coba tunjukkan ke teman-temanmu benar tidak kalau titik
sudut prisma segitiga ada 6?”
79. S8 : “Benar pak”
80. S9 : “Huuu bener po? Sok tau itu pak”
81. S8 : “Weh bener yo.. ki tak itungke. Ni satu, dua, tiga, empat,
lima, enam”
82. [Siswa yang maju menghitung titik pojok prisma segitiga
dengan menggunakan model prisma segitiga]
83. G : “Yak, makasih ya Eva. Siapa yang setuju dengan Eva?”
84. [Beberapa siswa mengangkat tangannya menyatakan
persetujuan]
Berdasarkan transkrip uji coba fase orientasi bebas di atas, terlihat
bahwa siswa juga melakukan kegiatan pada pendekatan saintifik
yang keempat yaitu mengasosiasi atau menganalisis. Siswa yang
telah mengumpulkan informasi dari kegiatan sebelumnya
kemudian menganalisis informasi tersebut untuk menentukan
apakah hal tersebut merupakan jawaban yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.7 Guru membantu siswa menganalisis dengan
menggunakan alat peraga prisma
b. Pertemuan 3 : Limas
Pada fase orientasi bebas ini nampak pada kegiatan guru menyuruh
siswa untuk melengkapi tabel unsur-unsur limas. Hasil diskusi
yang telah dilakukan telah didapat unsur-unsur dari limas segitiga,
limas segiempat, dan limas segilima. Kemudian guru menyuruh
siswa untuk melengkapi jawaban unsur limas segitiga hingga limas
segi-n.
75. G : “Kalau misalnya bapak tanya berapa titik sudut, rusuk, dan
sisi pada limas segi-n gimana?”
76. [BS mencoba menjawab serentak]
77. G : “Angkat tangannya yang mau menjawab, jangan bareng-
bareng gitu”
78. S24 : “kalau titik sudutnya ditambah satu, kalau rusuknya dikali
dua”
79. S25 : “sisinya n+1 pak”
80. G : “yak bagus, berarti kalau sisi juga n+1, kalau rusuk nx2,
titik sudut n+1. Bagus kalian bisa menemukannya. Berarti
berapa titik sudut limas segi-26?”
81. BS : “26”
82. G : “Nah yang kalian temukan ini bisa dilihat dalam bentuk
tabel dan rumus untuk unsur limas. Silahkan dilengkapi
jawabannya dari limas segi-3 sampai limas segi-n ini”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Siswa menganalisis jawaban yang benar dari kelompok
lain, karena siswa yang lain sudah merasakan jawaban dari
kelompok lain merupakan jawaban yang benar maka guru
melanjutkan untuk menganalisis bagaimana unsur-unsur untuk
limas segi-n. Guru memancing siswa untuk menganalisis dari data
yang telah siswa kumpulkan pada diskusi sebelumnya. Hal tersebut
menunjukkan kegiatan pada pendekatan saintifik yaitu kegiatan
mengasosiasi.
Setelah mempelajari unsur-unsur limas, guru melanjutkan
pembelajaran mengenai volume dan luas permukaan limas. Fase
orientasi bebas pada materi volume dan luas permukaan limas di
pertemuan ketiga ini terlihat pada transkrip uji coba produk (no
109-122) berikut.
145. G : “Bagus. Lebih jelasnya bisa dilihat di rumus yang ada
di slide. Luas alas ditambah dengan luas sisi tegak. Nah karena
sisi tegak di limas kan berbeda jumlahnya tergantung limas
segi apa. Padahal segitiga di sisi tegaknya tu sama semua. Jadi
gimana?”
146. S12 : “Saya, saya, luas segitiganya ditambah-tambahin”
147. S8 : “Luas sisi tegaknya dikali berapa jumlah segitiganya
pak”
148. G : “Ya, lalu bagaimana dengan alasnya?”
149. S10 : “terus alasnya dihitung luasnya juga terus tinggal
ditambahin yang tadi”
150. G : “Nah itu dia. Jadi rumus luas permukaannya luas alas
ditambah n x luas sisi tegak atau luas segitiga tegak” [Guru
menampilkan slide tentang luas permukaan limas]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pada materi volume dan luas permukaan limas, siswa juga
tampak melakukan kegiatan menganalisis. Namun sekarang siswa
menganalisis secara bersama-sama dibimbing dengan bantuan
guru. Guru memberikan umpan pancingan kepada siswa untuk
menganalisis bagaimana cara menemukan luas permukaan limas.
Setelah memperoleh rumus menghitung volume dan luas
permukaan prisma dan limas maka guru melanjutkan dengan
beberapa contoh soal dan latihan soal kepada siswa untuk melatih
siswa mengerjakan berbagai variasi soal.
5. Fase integrasi
a. Pertemuan 1 dan 2 : Prisma
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
mengenai apa saja yang diperoleh mengenai unsur prisma, serta
rumus untuk menghitung volume dan luas permukaan prisma.
Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan 1 :
98. G : “Yak anak-anak waktunya telah habis kita lanjutkan
pelajaran ini minggu depan. Tadi kita belajar tentang unsur-
unsur?”
99. SS : “Unsur-unsur prisma pak”
Hal ini juga terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan 2. Setelah para siswa menganalisis hasil dari kelompok
lain mengenai unsur-unsur prisma segi-n tersebut, maka siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
diajak untuk merangkum dan menyimpulkan hasil apa yang
diperoleh mengenai unsur prisma.
b. Pertemuan 3 : Limas
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai apa
saja yang diperoleh mengenai unsur limas, serta rumus untuk
menghitung volume dan luas permukaan limas.
Hal ini terlihat pada transkrip uji coba pembelajaran pada
pertemuan ketiga :
113. G : “Baik anak-anak, bel telah berbunyi. Kita sudah belajar
tentang luas dan volume dari apa tadi?”
114. SS : “Prisma pak”
115. G : “Oke. Ingat rumus luas permukaannya?”
116. BS : “Luas alas ditambah jumlah sisi tegaknya”
117. G : “Bagus. Itu karena membaca besok tidak boleh baca
buku ya. Kalau volumenya?”
118. BS : “Gampang pak. Luas alas dikali tinggi”
119. G : “Sip, nanti di rumah latihan-latihan soal yang banyak ya
supaya lebih mahir. Oke? Selamat siang”
120. SS : “Terima kasih bapak”
Sebelum menutup pembelajaran guru merangkum apa saja yang
telah dipelajari pada pembelajaran hari tersebut dan memancing
siswa untuk mengkomunikasikan apa saja yang telah mereka
peroleh.
152. G : “Jadi hari ini kita sudah belajar unsur limas, volume
limas, dan luas permukaan limas. Bagaimana volume limas?”
153. SS : “
x luas alas x tinggi pak”
154. G : “Bagus. Kalau luas permukaaannya?”
155. SS : “Luas alas + Luas semua sisi tegaknya pak”
156. G : “Good. Sekarang kita akhiri pelajaran pada hari ini.
Nanti latihan soal-soal lagi ya di rumah. Selamat siang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
157. SS : “Terimakasih bapak”
Sebelum mengakhiri pembelajaran pada hari tersebut, guru
menutupnya dengan mengajak siswa berefleksi mengenai apa yang
telah dipelajari tadi. Guru memancing siswa untuk merangkum apa
saja yang telah dipelajari. Siswa dalam hal ini melakukan kegiatan
mengkomunikasikan. Hal yang telah diperoleh dari pembelajaran
tadi mereka komunikasikan melalui sebuah rangkuman
pembelajaran.
7. Revisi Produk
Pada uji coba produk, ditemukan kelemahan atau kekurangan dari
produk perangkat pembelajaran yang dibuat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan revisi. Revisi produk terletak pada tanda baca yang masih kurang
tepat dalam LKS, bahan ajar dan penilaian.
Tabel 4.3 Tabel perbaikan revisi produk setelah uji coba
Perangkat
Pembelajaran
Sebelum Sesudah
Bahan Ajar Gambar prisma dan limas
segi-n kurang lengkap,
hanya beberapa saja yang
diberikan.
Melengkapi gambar dari prisma
dan limas segitiga, segiempat, dan
segilima.
LKS Perbaikan pada penulisan
dan tanda baca.
Tanda baca yang kurang tepat
diperbaiki.
Penilaian Kalimat yang kurang
efektif dan baku.
Kalimat diperbaiki agar menjadi
kalimat efektif dan kalimat baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. Pembahasan
1. Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan
Produk yang telah selesai diujicobakan dan direvisi telah menjadi
bentuk prototype. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai prototype
perangkat pembelajaran dan prosesnya.
a. Silabus
Silabus telah dibuat menggunakan dengan mengacu pada model
pembelajaran Van Hiele. Silabus ini dibuat untuk 1 kompetensi inti yaitu
pada materi bangun ruang sisi datar. Komponen dari silabus ini adalah
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran,
penilaian, dan sumber belajar. Kegiatan yang tercakup dalam silabus
merupakan kegiatan yang memuat tahapan fase pembelajaran Van Hiele
dan juga pendekatan saintifik. Indikator dan penilaian pada silabus tersebut
memuat aspek spiritual, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dibuat berdasarkan kompensi dasarnya dan dari indikator ini yang akan
dieumuskan penilaiannya. Untuk lebih jelasnya peneliti melampirkan
silabus yang digunakan pada penelitian ini yaitu pada lampiran 7 (halaman
130).
Silabus yang dikembangkan ini juga telah divalidasi oleh para
ahli/expert yaitu 2 dosen dan 1 guru. Hasil dari validasi silabus ini dapat
dilihat pada lampiran 3 (halaman 121). Hasil dari validasi silabus ini
menunjukkan skor 3,42 dengan kategori sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu pada silabus
yang telah dibuat sebelumnya. Materi yang dibuat pada RPP adalah prisma
dan limas. RPP tersebut memiliki indikator-indikator pembelajaran pada
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Langkah-
langkah pembelajaran dalam RPP menunjukkan fase pembelajaran Van
Hiele yang dilaksanakan dengan pendekatan saintifik. Untuk lebih
jelasnya mengenai RPP ini secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran
8 (halaman 137). RPP yang telah dihasilkan dari penelitian ini telah
divalidasi oleh ahli. Skor dari validasi tersebut adalah 3,3 menunjukkan
kategori sangat baik. Hasil dari validasi tersebut terlampir pada lampiran 3
(halaman 121).
Pada uji coba produk peneliti menggunakan lembar observasi
untuk melihat keterlaksanaan tahapan pembelajaran sesuai dengan produk.
Pelaksanaan RPP ini sudah cukup baik hal ini dapat dilihat pada hasil
observasi pada lampiran 14 (halaman 180). Fase pembelajaran Van Hiele
telah nampak pada pembelajaran begitu pula dengan pendekatan saintifik
di dalamnya. Selain itu peneliti juga membuat transkrip uji coba produk
yang berisi kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Transkrip uji
coba produk ini ada pada lampiran 17 (halaman 195).
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Kegiatan dalam Lembar Kegiatan siswa (LKS) dibuat berdasarkan
tujuan pembelajaran. LKS dibuat menarik dan mendukung proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
pembelajaran. Kegiatan pada LKS ini menuntun siswa untuk belajar sesuai
fase pembelajaran Van Hiele dalam pembelajaran terutama pada fase
orientasi terpadu. Pada lampiran 11 (halaman 169) terlampir LKS yang
digunakan dalam pembelajaran. LKS yang digunakan ini juga telah
divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli, hasil dari validasi menunjukkan
kategori sangat baik dengan skor 3,29 (lampiran 3, halaman 121).
d. Bahan Ajar
Bahan ajar berisi materi-materi pembelajaran bangun ruang sisi
datar. Bahan ajar menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah
dipahami, dan dibuat menarik juga disertai gambar-gambar yang
mendukung isi materi. Bahan ajar dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran,
memuat fakta, dan konsep. Bahan ajar ini mendukung materi yang
diajarkan sesuai dengan tahap berpikir menurut Van Hiele. bahan ajar yang
telah diujicobakan telah divalidasi oleh para ahli dan memperoleh skor 3,19
dengan kategori baik (lampiran 3, halaman 121). Bahan ajar yang
dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat lebih lengkapnya pada
lampiran 10 (halaman 161).
e. Penilaian
Penilaian dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran. Penilaian
digunakan untuk menilai aspek spiritual, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan siswa. Penilaian dilakukan ketika peneliti melakukan uji
coba produk. Peneliti menggunakan rubrik penilaian untuk setiap aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
siswa. Penilaian juga telah divalidasi oleh para ahli dan mendapatkan skor
3,25 dengan kategori sangat baik (lampiran 3, halaman 121).
Pada aspek pengetahuan peneliti menggunakan tes geometri untuk
melihat tahap berpikir siswa. Soal ini dibuat peneliti bersama guru
pengampu matematika di kelas VIII B. Soal yang dibuat telah
merepresentasikan tahap berpikir siswa berdasarkan teori Van Hiele. Tes
geometri prisma limas ini telah divalidasi oleh ahli yaitu 1 dosen dan 1
guru. Hasil dari validasi tes geometri ini termasuk kategori sangat baik dan
memperoleh skor 3,5 (lampiran 6, halaman 128). Hasil dari analisis
jawaban siswa dapat dilihat pada lampiran 16, halaman 187).
Aspek sikap dan ketrampilan menggunakan format penilaian pada
kurikulum 2013. Ada kriteria untuk penilaian sikap spiritual, sikap sosial
maupun ketrampilan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada perangkat
pembelajaran yang telah terlampir (lampiran 9, halaman 148).
2. Proses Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Peneliti menggunakan langkah-langkah Sugiyono dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran. Langkah-langkah
pengembangan tersebut dimodifikasi peneliti sehingga menjadi tujuh
langkah.
1) Potensi dan masalah
Pada langkah ini peneliti menggunakan teknik observasi dan
wawancara untuk menemukan masalah yang ada di kelas VIII B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Observasi dilakukan di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang, sedangkan wawancara dilakukan untuk mendukung hasil
observasi. Setelah menemukan potensi dan masalah yang ada di SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang berdasarkan observasi dan wawancara
yang telah dilaksanakan, peneliti dapat mulai membuat rancangan
perangkat pembelajaran. Instrumen yang digunakan yaitu berupa
pedoman wawancara dan pedoman observasi juga telah divalidasi oleh
ahli dan berada pada kategori sangat baik sehingga instrumen tersebut
dapat digunakan (lampiran 1, halaman 117).
Hasil dari wawancara dengan guru secara keseluruhan adalah
guru memerlukan sebuah perangkat pembelajaran yang mengacu pada
pemahaman siswa pada geometri namun tetap menggunakan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran (lampiran 12, halaman 174).
Hasil observasi pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa fase
pembelajaran Van Hiele belum nampak pada pembelajaran,
pendekatan saintifik belum nampak secara keseluruhan (lampiran 13,
halaman 177).
2) Pengumpulan data
Selanjutnya peneliti mencari berbagai informasi atau sumber
yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Berdasarkan
potensi dan masalah yang ada, peneliti mengembangkan perangkat
pembelajaran yang mengakomodasi teori Van Hiele dengan
pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar. Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara,
observasi pada analisis kebutuhan, observasi pada uji coba produk,
angket uji respon siswa dan uji keterbacaan siswa, dan dokumentasi
yang berupa foto hasil penelitian dan transkrip uji coba produk.
3) Desain produk
Setelah peneliti menemukan informasi yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan guru dan siswa, peneliti membuat desain
perangkat pembelajaran yaitu silabus (lampiran 7, halaman 130), RPP
(lampiran 8, halaman 137), LKS(lampiran 9, halaman 148), bahan
ajar(lampiran 10, halaman 161), dan Penilaian (lampiran 11, halaman
169).
4) Validasi desain
Desain produk yang dibuat peneliti kemudian divalidasi oleh
ahli yaitu 2 dosen dan 1 guru. Peneliti memberikan lembar validasi
kepada para ahli. Hal yang dinilai antara lain apakah perangkat
pembelajaran tersebut sudah mengakomodasi teori Van Hiele ddengan
pendekatan saintifik. Selain itu apakah perangkat tersebut telah layak
untuk digunakan. Hasil validasi kemudian diserahkan kepada peneliti.
Hasil validasi menunjukkan kategori sangat baik dengan skor 3,29
(lampiran 3, halaman 121).
5) Revisi desain
Selanjutnya peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan
pada desain yang telah divalidasi. Perbaikan tersebut dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
berdasarkan saran-saran dari ahli. Setelah direvisi peneliti melakukan
uji keterbacaan untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat
memahami perangkatkan yang telah dibuat. Kemudian peneliti
merevisi kembali berdasarkan masukan-masukan ketika melakukan uji
keterbacaan. Hasil dari ji keterbacaan yang dilakukan di kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang mendapatkan skor 3,27 dengan
kategori sangat baik (lampiran 4, halaman 126).
6) Uji Coba Produk
Setelah direvisi, desain tersebut diujicobakan untuk
meyakinkan bahwa perangkat pembelajaran yang dibuat layak
digunakan dalam pembelajaran di kelas. Uji coba produk dilakukan
pada 28 siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Guru
pengampu matematika kelas VIII B yang mengajar dengan
menggunakan perangkat pembelajaran ini. Fase pembelajaran Van
Hiele dan pendekatan saintifik telah terlihat dalam pembelajaran yang
dilakukan. Hal tersebut terlihat dari observasi yang dilakukan pada uji
coba produk (lampiran 14, halaman 180). Pada uji coba produk ini
juga dilakukan dokumentasi dan ditranskripsikan pada sebuah
transkrip pembelajaran (lampiran 17, halaman 195) dan foto-foto
penelitian.
7) Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba produk, peneliti masih perlu
melakukan perbaikan-perbaikan pada produk yang telah diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi tersebut menjadi bentuk
prototype.
3. Kualitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran telah diimplementasikan dan divalidasi.
Perangkat tersebut telah layak digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Hasil validasi perangkat tersebut adalah 3,29 dengan kategori sangat baik
(lampiran 3, halaman 121).Uji keterbacaan siswa yang dilakukan setelah
revisi produk juga menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu dengan skor
3,27. Begitu juga dengan hasil respon siswa dengan skor 3,39 yang
menunjukan kategori sangat baik.
4. Refleksi Uji Coba Produk
Produk yang diujicobakan adalah produk yang mengakomodasi
teori Van Hiele yang nampak pada kegiatan pembelajarannya yang
menggunakan fase pembelajaran Van Hiele. Fase pembelajaran Van Hiele
ini digunakan untuk tahapan berpikir geometri siswa yang lebih baik.
Perangkat pembelajaran ini juga mewadahi fase pembelajaran Van Hiele
dengan tetap memunculkan kegiatan saintifik di dalam kegiatan
pembelajarannya.
Fase pembelajaran Van Hiele telah terlihat dalam pembelajaran,
begitu pula dengan pendekatan saintifik. Keterlaksanaannya dalam
pembelajaran sebesar 95%. Hal tersebut terlihat dari observasi selama uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
coba produk, dari 42 indikator dalam pedoman observasi telah dipenuhi 40
indikatornya dalam pembelajaran (lampiran 14, halaman 180). Transkrip
uji coba produk yang telah terlampir juga menjelaskan pelaksanaan
pembelajaran secara keseluruhan. Walaupun ada beberapa hal yang belum
sesuai dengan ekspetasi pada produk dengan pelaksanaan.
Sebelum pembelajaran dilakukan dengan perangkat pembelajaran
ini siswa cenderung memiliki tahap berpikir geometri yang belum terlalu
tinggi. Hal ini terlihat pada pembelajaran kubus dan balok yang belum
menggunakan perangkat pembelajaran ini siswa masih berada pada tahap
visualisasi dan analisis. Setelah pembelajaran ini dilakukan sebagian siswa
sudah menunjukkan kecenderungan ke arah tahap berpikir yang lebih
tinggi yaitu tahap analisis dan ada anak tertentu yang telah sampai ke tahap
abstraksi. Siswa juga lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan
merespon pembelajaran dengan baik.
5. Tahap Berpikir siswa pada teori Van Hiele setelah uji coba produk
Setelah perangkat pembelajaran dikembangkan dengan
mengakomodasi teori Van Hiele dengan pendekatan saintifik, peneliti
menganalisis bagaimana tahap berpikir pada siswa kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang berdasarkan teori Van Hiele. Selain melihat
dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti melakukan diskusi
dengan guru untuk menanyakan pada saat pembelajaran kubus dan balok
yang belum menggunakan teori Van Hiele, beberapa siswa cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
berada pada tahap berpikir visualisasi dan beberapa siswa berada pada
tahap analisis. Guru menilai tahap berpikir siswa berdasarkan teori Van
Hiele masih tergolong cukup rendah. Peneliti melakukan penguatan dari
pandangan guru dengan melihat hasil ulangan harian kubus dan balok dari
siswa. Hasilnya memang menunjukkan bahwa hampir sebagian besar
siswa masih berada tahap berpikir Van Hiele yang rendah.
Aktivitas-aktivitas belajar siswa yang tampak berdasarkan teori
Van Hiele pada pembelajaran kubus dan balok berputar pada aktivitas
pada tahap visualisasi dan analisis. Hal tersebut terlihat pada saat peneliti
melakukan observasi di kelas VIII B. Pada pembelajaran prisma dan limas
yang pembelajarannya telah dikembangkan dengan menerapkan fase
pembelajaran Van Hiele dengan menggunakan pendekatan saintifik, siswa
menunjukkan peningkatan tahap berpikir Van Hiele. Hampir sebagian
siswa berada pada tahap berpikir analisis dan ada beberapa siswa yang
telah memasuki tahap abstraksi.
Tabel 4.4. Aktivitas siswa pada pembelajaran kubus dan balok
Aktivitas tahap berpikir
Van Hiele
Aktivitas pada pembelajaran kubus dan balok
Tahap 0 (Visualisasi) a. Siswa mendeksripsikan bangun-bangun
geometri dan mengkonstruk secara verbal
menggunakan bahasa baku atau tidak baku,
misalnya “kubus seperti pintu atau kotak.”
b. Siswa dapat menggambar kubus dan
balokdengan benar
c. Siswa mengidentifikasi kubus dan balok
melalui penampakan visualnya
d. Siswa menyebutkan contoh dari kubus dan
balok dan melihat cirri dari bangun tersebut
berdasarkan contohnya
e. Siswa mengidentifikasi kubus dan balok dalam
suatu gambar sederhana, melibatkan obyek-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
obyek fisik lain di dalam kelas, rumah, foto,
atau tempat lainnya
Tahap 1 (analisis) a. Siswa menggunakan model-model pada tahap
0, terutama pada model-model yang dapat
digunakan untuk mengeksplorasi berbagai sifat
kubus dan balok
b. Siswa mulai lebih menfokuskan pada sifat-sifat
kubus dan balok daripada sekedar identifikasi
c. Siswa mengklasifikasi kubus dan balok
berdasar unsur dan sifat-sifatnya berdasarkan
nama bangun tersebut
d. Siswa menggunakan pemecahan masalah yang
melibatkan sifat-sifat kubus dan balok
e. Siswa membandingkan bangun-bangun
berdasarkan karakteristik sifat-sifatnya.
f. Siswa mengidentifikasi dan menggambar
bangun yang diberikan secara verbal atau
diberikan sifat-sifatnya secara tertulis.
Selain dari hasil observasi peneliti juga melakukan penguatan
dengan menganalisis hasil ulangan harian siswa mengenai kubus. Nilai
dari hasil ulangan tersebut memang tidak terlalu tinggi dan terlihat bahwa
siswa memnag belum menguasai konsep dengan baik karena jawaban
yang diberikan masih banyak salah.
Peneliti juga melakukan diskusi dengan guru mengenai tahap
berpikir siswa pada pembelajaran kubus dan balok. Guru mengatakan
bahwa siswa cencderung rata-rata berada pada tahap berpikir visualisasi,
siswa tertentu ada yang sudah berada pada tahap analisis. Rata-rata hasil
ulangan harian kubus adalah 40,38. Hasil ini menunjukkan hasil yang
tidak cukup tinggi. Berikut merupakan tabel analisis hasil ulangan harian
kubus dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 4.5. Tahap berpikir siswa berdasarkan ulangan harian kubus
No Nama siswa Soal
no 1
Soal
no 2
Soal
no 3
Soal
no 4
Tahap
berpikir
1 Siswa ke-1 1 1 0,5 0 Analisis
2 Siswa ke-2 0 1 0 0 Visualisasi
3 Siswa ke-3 0 1 0 0 Visualisasi
4 Siswa ke-4 0 1 0 1 Analisis
5 Siswa ke-5 0 1 0 0 Visualisasi
6 Siswa ke-6 - - - - -
7 Siswa ke-7 0 1 1 0 Analisis
8 Siswa ke-8 0 1 0 1 Analisis
9 Siswa ke-9 0 1 0 0 Visualisasi
10 Siswa ke-10 0 1 0 0 Visualisasi
11 Siswa ke-11 0 0,5 0 0 Visualisasi
12 Siswa ke-12 1 0 0 1 Analisis
13 Siswa ke-13 1 0 0 0 Visualisasi
14 Siswa ke-14 1 0 0 1 Analisis
15 Siswa ke-15 0 1 1 1 Analisis
16 Siswa ke-16 1 1 0 0,5 Analisis
17 Siswa ke-17 0,5 0 0 0 Visualisasi
18 Siswa ke-18 1 1 0 1 Analisis
19 Siswa ke-19 1 1 0 0,5 Analisis
20 Siswa ke-20 0 0,5 0 0 Visualisasi
21 Siswa ke-21 0,5 0 0 0 Visualisasi
22 Siswa ke-22 0 1 0 1 Analisis
23 Siswa ke-23 0 0,5 0 0 Visualisasi
24 Siswa ke-24 1 1 0 1 Analisis
25 Siswa ke-25 0,5 0 0 0 Visualisasi
26 Siswa ke-26 0 1 0 1 Analisis
27 Siswa ke-27 0 1 0 0 Visualisasi
28 Siswa ke-28 - - - - -
Pada pembelajaran kubus dan siswa yang masih berada pada tahap
visualisasi adalah 16 siswa dan 10 orang berada pada tahap analisis. Siswa
yang mengikuti ulangan hanya berjumlah 26 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Hal ini yang semakin menguatkan peneliti untuk mengetahui tahap
berpikir siswa ketika pembelajaran kubus dan balok yang belum
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan ini
sebagian besar siswa masih berada pada tahap visualisasi dan beberapa
sudah berada pada tahap analisis.
Jika pembelajaran langsung dimulai pada tahap 2 dapat
dimungkinkan terjadi mismatch. Mismatch adalah ketidaksesuaian antara
pengalaman belajar dengan tahap berpikir siswa. Siswa yang berada pada
suatu tahap berpikir, diberi pengalaman belajar sesuai tahap berpikir di
atasnya. Mismatch dapat mengakibatkan belajar hafalan atau belajar
temporer, sehingga berakibat konsep yang diperoleh siswa akan mudah
dilupakan. Hal ini yang masih dijumpai pada pembelajaran kubus dan
balok. Pembelajaran kubus dan balok belum menerapkan teori Van Hiele
sehingga pembelajaran cenderung melompati tahap berpikir siswa. Siswa
lebih menggunakan hapalan dalam materi kubus dan balok.
Pada materi prisma dan limas siswa menunjukkan adanya
kemajuan. Hal ini dikuatkan peneliti dengan melihat hasil pekerjaan siswa
terkait soal prisma dan limas serta aktivitas siswa selama pembelajaran
yang disajikan dalam tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel 4.6. Aktivitas siswa pada pembelajaran prisma dan limas
Aktivitas tahap berpikir
Van Hiele
Aktivitas pada pembelajaran kubus dan balok
Tahap 0 (Visualisasi) a. Siswa mendeksripsikan bangun-bangun geometri
dan mengkonstruk secara verbal menggunakan
bahasa baku atau tidak baku, misalnya “piramida
itu limas, atap rumah itu prisma.”.
b. Siswa dapat menggambar prisma dan limas
dengan benar
c. Siswa mengidentifikasi prisma dan limas melalui
penampakan visualnya
d. Siswa menyebutkan contoh dari prisma dan
limas dan melihat cirri dari bangun tersebut
berdasarkan contohnya
e. Siswa mengidentifikasi prisma dan limas dalam
suatu gambar sederhana, melibatkan obyek-
obyek fisik lain di dalam kelas, rumah, foto, atau
tempat lainnya
Tahap 1 (analisis) a. Siswa menggunakan model-model pada tahap 0,
terutama pada model-model yang dapat
digunakan untuk mengeksplorasi berbagai sifat
prisma dan limas
b. Siswa mulai lebih menfokuskan pada sifat-sifat
prisma dan limas daripada sekedar identifikasi
c. Siswa mengklasifikasi prisma dan limas berdasar
unsur dan sifat-sifatnya berdasarkan nama
bangun tersebut
d. Siswa menggunakan pemecahan masalah yang
melibatkan sifat-sifat prisma dan limas
e. Siswa membandingkan bangun-bangun
berdasarkan karakteristik sifat-sifatnya.
f. Siswa mengidentifikasi dan menggambar bangun
yang diberikan secara verbal atau diberikan sifat-
sifatnya secara tertulis.
Tahap 2 (abstraksi) a. Siswa melanjutkan pengklasifikasian model
dengan fokus pada pendefinisian sifat. Membuat
daftar sifat dan mendiskusikan sifat yang perlu
dan cukup untuk kondisi suatu bangun atau
konsep,
b. Siswa menggunakan bahasa yang bersifat
deduktif informal, misalnya: semua, suatu, dan
jika-maka serta mengamati validitas konvers
suatu relasi.
Selain dengan melihat aktivitas pembelajaran di kelas untuk
mengkategorikan aktivitas pada tahap berpikir menurut Van Hiele, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
juga melakukan suatu tes geometri untuk melihat bagaimana tahap
berpikir dari 28 siswa di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
setelah pembelajaran prisma limas ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Berikut hasil dari tes yang telah dikerjakan oleh siswa.
Tabel 4.8.Tahap berpikir siswa pada tes prisma dan limas
No Nama siswa Soal Visualisasi Soal Analisis
Soal
Abstraksi
Deduksi
formal Tahap
berpikir 1 2 3 4 5 8 9 6 7 10
1 Siswa ke-1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 Abstraksi
2 Siswa ke-2 1 1 1 0,5 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
3 Siswa ke-3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 Analisis
4 Siswa ke-4 1 1 0,5 1 1 1 0,5 0,5 0 0 Abstraksi
5 Siswa ke-5 1 1 1 0,5 0 0 0 0 0 0 Visualisasi
6 Siswa ke-6 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 Visualisasi
7 Siswa ke-7 0,5 1 1 1 0 0,5 1 1 0 0 Abstraksi
8 Siswa ke-8 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 Analisis
9 Siswa ke-9 1 1 1 1 1 0,5 0,5 0 0 0 Analisis
10 Siswa ke-10 0,5 1 1 0,5 1 0 0 0 0 0 Analisis
11 Siswa ke-11 1 1 0,5 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
12 Siswa ke-12 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
13
Siswa ke-13
1 1
0,5
0,5 1 0 0 0 0 0 Analisis
14 Siswa ke-14 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0 0 0 0 Analisis
15 Siswa ke-15 1 1 0,5 1 0,5 1 0 1 0 0 Abstraksi
16 Siswa ke-16 1 1 1 1 1 1 1 0,5 1 0 Abstraksi
17 Siswa ke-17 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
18 Siswa ke-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Abstraksi
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
19 Siswa ke-19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 Abstraksi
20 Siswa ke-20 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 Analisis
21 Siswa ke-21 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 Analisis
22 Siswa ke-22 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 Abstraksi
23 Siswa ke-23 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 Analisis
24 Siswa ke-24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 Abstraksi
25 Siswa ke-25 1 1 0,5 1 1 0 0 0 0 0 Visualisasi
26 Siswa ke-26 1 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 Abstraksi
27 Siswa ke-27 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
28 Siswa ke-28 - - - - - - - - - - -
Keterangan :
1 apabila siswa dapat menjawab dengan benar ; 0,5 apabila siswa menjawab mendekati jawaban benar ; 0 apabila siswa menjawab dengan
jawaban yang salah
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Berdasarkan hasil tes geometri materi prisma dan limas seperti pada tabel di atas,
terlihat bahwa 3 siswa masih berada pada tahap berpikir visualisasi, 16 orang
telah berada pada tahap analisis, dan 9 siswa telah menunjukkan peningkatan ke
tahap abstraksi. Namun pada tahap berpikir deduksi formal belum ada siswa yang
dapat memberikan jawaban yang benar pada soal untuk menuliskan hubungan
antara bangun ruang sisi datar yang telah diajarkan. Tes tersebut diikuti oleh 27
siswa karena 1 siswa tidak hadir mengikuti tes. ada 10 soal yang diberikan. Hasil
ini menunjukkan adanya peningkatan dari tahap berpikir siswa kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang setelah uji coba pembelajaran prisma dan limas.
Berikut merupakan tabel perbandingan tahap berpikir siswa sebelum dan setelah
uji coba produk.
Tabel 4.9 Tahap berpikir siswa sebelum dan sesudah uji coba produk
No. Siswa ke-n Sebelum Sesudah
1. Siswa ke-1 Analisis Abstraksi
2. Siswa ke-2 Visualisasi Analisis
3. Siswa ke-3 Visualisasi Analisis
4. Siswa ke-4 Analisis Abstraksi
5. Siswa ke-5 Visualisasi Visualisasi
6. Siswa ke-6 - (Visualisasi)
7. Siswa ke-7 Analisis Analisis
8. Siswa ke-8 Analisis Analisis
9. Siswa ke-9 Visualisasi Analisis
10. Siswa ke-10 Visualisasi Analisis
11. Siswa ke-11 Visualisasi Analisis
12. Siswa ke-12 Analisis Analisis
13. Siswa ke-13 Visualisasi Analisis
14. Siswa ke-14 Analisis Analisis
15. Siswa ke-15 Analisis Abstraksi
16. Siswa ke-16 Analisis Abstraksi
17. Siswa ke-17 Visualisasi Analisis
18. Siswa ke-18 Analisis Abstraksi
19. Siswa ke-19 Analisis Abstraksi
20. Siswa ke-20 Visualisasi Analisis
21. Siswa ke-21 Visualisasi Analisis
22. Siswa ke-22 Analisis Abstraksi
23. Siswa ke-23 Visualisasi Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
24. Siswa ke-24 Analisis Abstraksi
25. Siswa ke-25 Visualisasi Visualisasi
26. Siswa ke-26 Analisis Abstraksi
27. Siswa ke-27 Visualisasi Analisis
28. Siswa ke-28 - -
Tahap berpikir siswa sebelum dan sesudah uji coba produk apabila
ditulis dalam prosentase siswa yang level berpikirnya tetap pada level
visualisasi sebesar 7,7%. Siswa yang tahap berpikirnya tetap pada level
analisis sebesar 15,4%. Siswa yang tahap berpikir semula berada pada level
visualisasi kemudian menjadi pada level analisis sebesar 42,3%, serta siswa
yang tahap berpikir semula pada level analisis kemudian menjadi pada level
abstraksi sebesar 34,6%. Dengan kata lain, siswa yang tahap berpikir antara
sebelum dan sesudah melaksanakan uji coba produk sebesar 23,1% dan siswa
yang tahap berpikirnya menjadi lebih baik sebesar 76,9%.
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan keterbatasan penelitian
yaitu:
1. Uji coba produk yang terburu-buru untuk selesai dalam tiga pertemuan
karena waktu untuk UKK (Ujian Kenaikan Kelas) semakin dekat padahal
masih ada bab lain yang belum dipelajari (materi di luar bab bangun ruang
sisi datar).
2. Pelaksanaan uji coba pembelajaran ada beberapa hal yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan. Misalnya, ada kegiatan dalam fase informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
yang kurang sesuai dengan rencana sebelumnya, menggunakan video yang
tidak jadi karena adanya kesalahan sound.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan membahas mengenai A) Kesimpulan, B) Keterbatasan, dan C) Saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan
perangkat pembelajaran yang mengakomodasi teori Van Hiele dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan yaitu terdiri dari: (1) silabus yang dibuat mencakup materi
bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, limas). Pada silabus tersebut
mencakup beberapa aspek yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan. (2) RPP yang dibuat untuk diujicobakan adalah materi
prisma dan limas. Pada RPP diterapkan fase pembelajaran Van Hiele
dengan pendekatan saintifik di dalam langkah-langkah pembelajarannya.
(3) LKS dibuat menarik disesuaikan dengan fase pembelajaran Van Hiele.
Siswa diminta bekerja secara berkelompok untuk menyelesaikannya. (4)
Bahan ajar dibuat menarik, dan menggunakan bahasa sederhana agar
mudah dipahami siswa. Bahan ajar dibuat sesuai tahap berpikir Van Hiele
pada materi prisma dan limas (5) Penilaian dibuat berdasarkan tujuan
pembelajaran. Penilaian digunakan untuk menilai sikap spiritual, sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Penilaian pada aspek
pengetahuan menggunakan tes geometri prisma dan limas.
.Peneliti menggunakan langkah-langkah Sugiyono dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran. Peneliti memodifikasi sampai pada tahap revisi
produk sehingga langkah-langkah yang digunakan adalah potensi dan
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain,
uji coba produk, dan revisi produk.
2. Berdasarkan pengembangan perangkat pembelajaran yang telah
dilakukan, kualitas dari produk yang dihasilkan mendapatkan nilai 3,29
dengan kategori sangat baik. Sedangkan uji respon siswa mendapatkan
nilai 3,39 dengan kategori sangat tinggi. Tahap berpikir siswa sebelum
dan sesudah uji coba produk apabila ditulis dalam persentase siswa yang
tahap berpikirnya tetap pada tahap visualisasi sebesar 7,7%. Siswa yang
tahap berpikirnya tetap pada tahap analisis sebesar 15,4%. Siswa yang
tahap berpikir semula berada pada tahap visualisasi kemudian menjadi
pada tahap analisis sebesar 42,3%, serta siswa yang tahap berpikir semula
pada tahap analisis kemudian menjadi pada tahap abstraksi sebesar
34,6%. Dengan kata lain, siswa yang tahap berpikir antara sebelum dan
sesudah melaksanakan uji coba produk sebesar 23,1% dan siswa yang
tahap berpikirnya menjadi lebih baik sebesar 76,9%..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti memberi saran kepada guru dan
peneliti selanjutnya yaitu:
1. Guru
a. Pengelolaan waktu
Guru sebaiknya memfokuskan pada kebutuhan siswa terutama
dalam materi geometri mengacu pada teori Van Hiele serta
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Guru sebaiknya mengatur waktu agar semua materi dapat
dipelajari dengan alokasi waktu yang cukup.
2. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangkan perangkat
pembelajaran yang dibuat sampai pada tahap revisi produk. Peneliti
selanjutnya dapat melanjutkan sampai pada tahap produk masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Chaerul Rochman. (2014). Pendekatan Ilmiah dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Akbar & Sriwijaya. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Malang
: Cipta Media
Andi Rusdi. 2008. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik
Matematika Statistika Kelas IX.
http://anrusmath.wordpress.com/2015/02/15/pengembangan-2/. (diakses
2 Februari 2015 pukul 16.09)
Anggraini, Maria. 2010. Penggunaan Teori Pembelajaran Van Hiele untuk
Meningkatkan Tingkat dan Kualitas Berpikir Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Timbulharjo pada Pokok Bahasan Bangun Datar. Skripsi Strata
Satu. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Anna Yunidan Astuti dan Nur Aksin. 2013. MATEMATIKA untuk SMP/MTS.
Klaten: Intan Pariwara
Coxeter, H. SM. 1961. Introduction to Geometry. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Dudeja, Ved & V. Madhavi. 2014. Jelajah Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta :
Yudhistira
Eko Putro Widoyoko. 2012. Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Herman Hudoyo. 1980. Teori Belajar Untuk Pengajaran Matematika. Jakarta :
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) Depdikbud.
Herman Hudoyo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departeme
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Hidayat Sholeh, Dr, Prof. 2013. Pengembangan Kuriulum Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor : Ghalia Indonesia
Imas Kurniasih dan Berlin Sani. (2014). Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013: Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Surabaya:
Kata Pena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Imas Kurniasih dan Berlin Sani. (2014). Panduan Membuat Bahan Ajar (Buku
Teks Pelajaran) sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Jacobs, Harold R. 1974. Geometry. USA : W. H. Freeman and Company
Marpaung, Y. 1998. Peranan Media dalam Pembelajaran Matematika. Makalah
disampaikan dalam Seminar Media Pembelajaran Matematika di
Program Studi Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta : Yudhistira
Muhhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Nur’aeni, E. 2008. Teori Van Hiele dan Komunikasi Matematika (Apa, Mengapa
dan Bagaimana). Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPI
KampusTasikmalaya
Rindi Winda Pranita. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi
Strata Satu. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Ruseffendi, E.T. 1993. Pendidikan Matematika 3 Modul 1-5. Jakarta : Universitas
Terbuka
Slavin, Steve & Ginny Crisonino. 2005. Geometry, A Self-Teaching Guide. USA :
John Wiley & Sons, Inc.
Soedjadi, R. dkk. 1991. Penelitian Kualitatif (Pengertian dan Dasar Teori,
Metode, Desain dan Contoh) Makalah. PPs IKIP Surabaya.
Soedjadi. 1999. Kiat Pendidikan Matematika Indonesia. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdikbud.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukino & Wilson Simangunsong. 2006. Matematika Untuk SMP Kelas VIII
Semester 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.
Suwarsono, St., Dr. 1982. Penggunaan Metode Analisis Faktor sebagai Suatu
Pendekatan untuk Memahami Sebab Kognitif Kesulitan Belajar Anak
dalam Matematika. Pidato Dies pada Peringatan Dies Natalis XXVII
IKIP Sanata Dharma : IKIP Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Suwarsono, St., Dr. 1990. Potensi Geometri dalam Pengajaran Matematika.
Widya Dharma Edisi Oktober 1990, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Suwarsono, St., Dr 1992. Pengantar Pengajaran Geometri di Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah, dan Program D2-PGSD, disampaikan dalam
Penataran Calon Dosen Program D2-PGSD IKIP Sanata Dharma tahun
1992. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma
Suwarsono, St., Dr. 2001. Pengembangan Kemampuan Siswa dalam Geometri.
Widya Dharma, Edisi Oktober 2001, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implikasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara
Van De Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah.
Jakarta : Erlangga.
Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT.
Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 1
Hasil validasi pedoman wawancara
No.
Pertanyaan Skor
4 3 2 1
1 Metode apa yang Bapak gunakan dalam mengajar
matematika, khususnya dalam materi geometri?
0 1 0 0
2 Apakah selama mengajar materi geometri Bapak
menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam
mengajar?
0 1 0 0
3 Bagaimana suasana kelas ketika pembelajaran
matematika berlangsung?
0 1 0 0
4 Sejauh mana pemahaman Bapak mengenai
pendekatan saintifik dalam pembelajaran
matematika?
0 1 0 0
5 Sejauh mana pemahaman Bapak mengenai
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
matematika?
0 1 0 0
6 Apakah Bapak sudah selalu menerapkan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran matematika (khususnya
dalam materi geometri)?
0 1 0 0
7 Apa kendala dalam melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik (dalam materi
geometri)?
0 1 0 0
8 Kesulitan apa yang Bapak alami saat membuat
perangkat pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik?
1 0 0 0
9 Apakah yang Bapak ketahui mengenai teori Van
Hiele dalam pembelajaran geometri bagi siswa SMP?
0 1 0 0
10 Apakah menurut Bapak teori Van Hiele penting
untuk digunakan dalam pembelajaran matematika
(materi geometri)?
0 1 0 0
11 Menurut Bapak, apa kendala dalam menerapkan
pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele?
0 1 0 0
12 Apakah saran dari Bapak dalam penyusunan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan
mengakomodasi teori Van Hiele menggunakan
pendekatan saintifik dalam materi bangun ruang sisi
datar?
1 0 0 0
Jumlah skor 2 10 0 0
Skala x jumlah skor 8 30 0 0
Skor total 38
Rerata 3,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 2
Hasil validasi pedoman observasi
No. Aspek yang diamati Skor
4 3 2 1
I PRA PEMBELAJARAN
1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan
media
1 0 0 0
2 Guru memeriksa kesiapan siswa 0 1 0 0
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Kegiatan apersepsi 0 1 0 0
2 Penyampaian kompetensi yang akan tercapai dan rencana
kegiatannya
0 1 0 0
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Guru menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 0 0 0
2 Penyampaian materi sesuai dengan hierarki belajar 1 0 0 0
3 Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan 0 1 0 0
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1 Pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 0 1 0 0
2 Pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa
0 1 0 0
3 Pembelajaran secara runtut 0 1 0 0
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 0 1 0 0
5 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 0 1 0 0
6 Pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif
0 1 0 0
7 Pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan 0 1 0 0
8 Peneraan pendekatan saintifik pada pembelajaran : 0 1 0 0
a. Kegiatan mengamati tampak dalam pembelajaran 0 1 0 0
b. Kegiatan menanya tampak dalam pembelajaran 0 1 0 0
c. Kegiatan mengumpulkan informasi tampak dalam
pembelajaran
0 1 0 0
d. Kegiatan mengasosiasi tampak dalam pembelajaran 0 1 0 0
e. Kegiatan mengkomunikasikan tampak dalam
pembelajaran
0 1 0 0
C Teori Van Hiele (Fase Pembelajaran Van Hiele)
1 Fase informasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran 0 1 0 0
2 Fase orientasi terpadu terlihat dalam kegiatan pembelajaran 0 1 0 0
3 Fase eksplitasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran 0 1 0 0
4 Fase orientasi bebas terlihat dalam kegiatan pembelajaran 0 1 0 0
5 Fase integrasi terlihat dalam kegiatan pembelajaran 0 1 0 0
D Pemanfaatan media pembelajaran/suber belajar
1 Guru menunjukan ketrampilan dalam penggunaan media 0 1 0 0
2 Media yang digunakan menghasilkan pesan yang menarik 0 1 0 0
3 Penggunaan media secara efektif dan efisien 0 1 0 0
4 Siswa terlibat dalam penggunaan media 0 1 0 0
E Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1 Tumbuhnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 0 1 0 0
2 Guru merespon positif partisipasi siswa 0 1 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
3 Terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 0 1 0 0
4 Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa 0 1 0 0
5 Guru menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif 0 1 0 0
6 Tumbuhnya keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 0 1 0 0
F Penilaian proses dan hasil belajar
1 Guru memantau kemajuan belajar 0 1 0 0
2 Pemberian tugas sesuai dengan kompetensi 0 1 0 0
G Penggunaan bahasa
1 Penggunaan bahasa lisan secara jelas dan lancer 0 1 0 0
2 Penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar 0 1 0 0
3 Penyampaian pesan dengan gaya yang sesuai 0 1 0 0
III PENUTUP
1 Refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 0 1 0 0
2 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas 0 1 0 0
Jumlah skor 3 39 0 0
Skala x jumlah skor 12 117 0 0
Skor total 129
Rerata 3,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 3
HASIL VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN
A. SILABUS
No Komponen Penilaian Skor
4 3 2 1
1 Kelengkapan unsur-unsur silabus. 3 0 0 0
2 Kesesuaian antara KI, KD dan
indikator. 2 1 0 0
3 Kualitas perumusan
kegiatanpembelajaran. 1 2 0 0
4 Kualitas perilaku yang dituntun
dalam indikator mencerminkan
keutuhan perkembangan pribadi
siswa.
0 3 0
0
5 Tingkat kecukupan sumber belajar
yang digunakan. 0 2 1 0
6 Ketepatan dalam memilih media. 2 1 0 0
7 Kesesuaian teknik penilaian yang
digunakan dengan indikator 2 1 0 0
8 Penggunaan bahasa Indonesia dan
tata tulis baku. 1 2 0 0
Jumlah 11 12 1 0
Jumlah x skala penilaian 44 36 2 0
Jumlah total 82
Rerata 3.42
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No Komponen Penilaian Skor
4 3 2 1
1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 2 1 0 0
2 Kesesuaian rumusan tujuan
pembelajaran dengan indikator. 1 1 1
0
3
Pemenuhan syarat-syarat dalam
perumusan dengan tujuan
pembelajaran. 1 2 0 0
4 Isi rumusan tujuan meliputi keutuhan
perkembangan pribadi siswa. 0 3 0 0
5 Ketepatan pemilihan
pendekatan/model pembelajaran 1 2 0 0
6 Ketepatan dalam memilih metode
atau teknik pembelajaran 1 2 0 0
7 Kemenarikan, variasi, dan ketepatan
teknik yang digunakan dalam 1 2 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
pembelajaran.
8
Rumusan kegiatan pendekatan
mencerminkan
pendekatan/model/metode/teknik
pembelajaran yang dipilih. 1 2 0 0
9
Rumusan kegiatan pembelajaran
mencerminkan fasepembelajaran
Van Hiele 1 2 0 0
10 Rumusan kegiatan pembelajaran
mencerminkan pendekatan saintifik 2 1 0 0
11
Rumusan kegiatan pembelajaran
berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan/
bermakna. 0 3 0 0
12 Pengorganisasian materi sistematis,
logis, dan psikologis. 0 3 0 0
13
Pengaturan alokasi waktu tiap
kegiatan pembelajaran yang
proposional. 1 2 0 0
14 Kelengkapan rumusan kegiatan akhir
pelajaran. 2 1 0 0
15 Tingkat kesesuaian indikator, tujuan
dan item penilaian. 1 2 0 0
16
Penggunaan ragam teknik penilaian
(bersifat otentik).
1 2 0 0
17 Kualitas kisi-kisi penilaian. 2 1 0 0
18 Tingkat kecukupan sumber belajar
yang digunakan. 1 2 0 0
19 Ketepatan pemilihan media
pembelajaran. 2 1 0 0
20 Penggunaan bahasa Indonesia dan
tata tulis baku. 0 3 0 0
Jumlah 21 38 1 0
Jumlah x skala penilaian 84 114 2 0
Jumlah total 200
Rerata 3.3
C. LEMBAR KEGIATAN SISWA
No Komponen Penilaian Skor
4 3 2 1
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS 1 2 0 0
2
Rumusan petunjuk LKS sederhana
sehingga mudah dipahami siswa. 1 2 0 0
3 Rumusan kegiatan pembelajaran 1 2 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
dalam LKS singkat,
sederhana,sehingga mudah dipahami
oleh siswa.
4
Urutan kegiatan pembelajaran LKS
yang runtut. 1 2 0 0
5
Kegiatan pembelajaran dalam LKS
memungkinkan tercapainya
indikator/ tujuan pembelajaran. 1 2 0 0
6
Bahasa yang digunakan pada LKS
sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa 0 3 0 0
7 Tampilan LKS yang menarik. 1 2 0 0
Jumlah 6 15 0 0
Jumlah x skala penilaian 24 45 0 0
Jumlah total 69
Rerata 3.29
D. BAHAN AJAR
No Komponen Penilaian Skor
4 3 2 1
1
Materi sesuai dengan indikator dan
tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. 2 1 0 0
2
Materi pelajaran memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur. 1 2 1 0
3
Susunan materi pelajaran sistematis,
logis, dan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. 1 2 0 0
4
Penggunaan bahasa Indonesia yang
baku dan sederhana 1 1 1 0
5
Menuliskan sumber bahan yang
dikutip dengan penulisan baku. 0 3 0 0
Jumlah 5 9 2 0
Jumlah x skala penilaian 20 27 4 0
Jumlah total 51
Rerata 3.19
E. PENILAIAN
No Komponen Penilaian Skor
4 3 2 1
1.
Penilaian sesuai dengan indikator
pembelajaran. 1 2 0 0
2.
Penilaian sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. 1 2 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
3.
Penilaian mencakup aspek spiritual,
sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. 1 2 0 0
4.
Penggunaan bahasa Indonesia yang
baku. 0 3 0
0
Jumlah 3 9 0 0
Jumlah x skala penilaian 12 27 0 0
Jumlah total 39
Rerata 3.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 4
Hasil Olah Data Angket Uji Keterbacaan
No Aspek Skor
4 3 2 1
1 Saya sering menemukan kata-kata baru. 7 18 2 1
2 Saya mengerti kata-kata yang digunakan. 7 21 0 0
3 Saya memahami bahasa yang digunakan. 10 17 1 0
4 Saya bingung dengan bahasa yang digunakan. 12 16 0 0
5 Saya kesulitan memahami soal yang diberikan. 6 20 2 0
6 Saya merasa soal yang diberikan jelas 10 18 0 0
Jumlah 52 110 5 1
Jumlah x skala penilaian 208 330 10 1
Jumlah total 549
Rerata 3.27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 5
Hasil Olah Data Angket Uji respon siswa
No Aspek Skor
4 3 2 1
1
Saya senang mengikuti pembelajaran pada hari
ini. 14 12 2 0
2 Saya dapat memahami materi yang dipelajari. 5 19 4 0
3
Saya merasa pembelajaran pada hari ini
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. 12 16 0 0
4
Saya merasa guru dapat menjelaskan materi
dengan baik. 13 15 0 0
5
Alokasi waktu yang diberikan dalam
pembelajaran cukup. 9 16 3 0
6
Media yang digunakan dapat membantu
memahami materi. 12 16 0 0
Jumlah 65 94 9 0
Jumlah x skala penilaian 260 282 27 0
Jumlah total 569
Rerata 3.39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 6
Hasil Validasi soal tes geometri prisma dan limas
Tahap Berpikir
Van Hiele
Indikator No
soa
l
Skor
4 3 2 1
Visualisasi Menggunakan sifat-sifat yang tidak eksak dalam membandingkan gambar dan untuk
mengidentifikasi, mengkarakteristikkan dan menyortir bentuk bangun ruang
1 2 0 0 0
Menggunakan prorotipe-prototipe visual untuk mengidentifikasi bangun (misalnya:”bangun
ini merupakan limas karena mirip dengan piramida”).
2 2 0 0 0
Ketidakmampuan untuk menggunakan sifat-sifat tersebut seperlunya untuk mengetahui suatu
bentuk, misalnya menerka bentuk geometri dengan menggunakan sedikit petunjuk.
3 1 1 0 0
4 1 1 0 0
Analisis Pendeskripsian suatu bentuk geometri secara eksplisi dengan menggunakan sifat
bendanya.
Penolakan definisi bentuk geometri yang ada pada buku pelajaran, lebih suka
pengkarakteristikan pribadi.
5 1 1 0 0
Siswa mampu menyelesaikan soal mengenai prisma 8 1 1 0 0
Siswa mampu menyelesaikan soal mengenai limas 9 1 1 0 0
Abstraksi Siswa dapat mengetahui apa hubungan antara balok dan prisma dan menggunakan definisi
saat menjelaskan hubungan antara balok dan prisma
6 1 1 0 0
7 1 1 0 0
Deduksi formal Siswa dapat menyelesaikan soal mengenai penerapan bangun ruang dalam kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan definisi dan konsep yang telah dimiliki.
Pemahaman akan peran dari komponen di dalam suatu ceramah matematika, seperti
aksioma, definisi, dalil, dan bukti.
10 1 1 0 0
Jumlah 12 12 0 0
Jumlah x skala total 48 36 0 0
Jumlah total 84
Rerata 3,5
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 7
SILABUS BANGUN RUANG SISI DATAR
Satuan Pendidikan : SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
Kelas : VIII (delapan)
Mata pelajaran : Matematika
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
1.1. Mengha
rgai dan
mengha
yati
ajaran
agama
yang
dianutn
ya
Bangun Ruang
Sisi Datar
(kubus, balok,
prisma, dan
limas)
Pembelajaran KI 1 dan KI 2
dilakukan secara tidak
langsung (terintegrasi) dalam
pembelajaran KI 3 dan KI 4
1. Merasa bersyukur
terhadap karunia
Tuhan atas
kesempatan
mempelajari
kegunaan
matematika
dalam kehidupan
sehari-hari
melalui bangun
ruang sisi datar
2. Mempertebal
keyakinan
terhadap
kebesaran Tuhan
setelah melihat
konsep bangun
ruang sisi datar
yang ada di alam
sekitar.
Penilaian KD 1.1.
dilakukan melalui
observasi terhadap
aktifitas siswa
selama pembelajaran
berlangsung.
4 JP 1. Buku teks
matematika
Kelas VIII
Kemdikbud
Kurikulum
2013 (buku
guru dan
buku siswa)
2. Alat peraga,
benda di
lingkungan
sekitar yang
berupa kubus,
balok,
prisma, limas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
2.1 Menunju
kkan
sikap
logis,
kritis,
analitik,
konsiste
n dan
teliti,
bertangg
ung
jawab,
responsif
, dan
tidak
mudah
menyera
h dalam
memeca
hkan
masalah
Bangun Ruang
Sisi Datar
(kubus, balok,
prisma, dan
limas)
1. Menunjukkan
sikap
bertanggungjawa
b dalam
menyelesaikan
tugas baik tugas
kelompok
maupun tugas
mandiri dari guru
2. Menunjukkan
keefektifan dalam
diskusi yang baik
saat pembelajaran
Penilaian KD 2.1.
dilakukan melalui
observasi terhadap
aktifitas siswa
selama pembelajaran
berlangsung.
6 JP 1. Buku teks
matematika
Kelas VIII
Kemdikbud
Kurikulum
2013 (buku
guru dan
buku siswa)
2. Buku
Pengayaan
yang
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
3. Alat peraga,
benda di
lingkungan
sekitar yang
berupa kubus,
balok,
prisma, limas
2.2 Memilik
i rasa
ingin
tahu,
percaya
diri, dan
ketertari
kan pada
matemat
Bangun Ruang
Sisi Datar
(kubus, balok,
prisma, dan
limas)
1. Menunjukkan
sikap ingin tahu
yang ditandai
dengan bertanya
kepada siswa lain
dan atau guru
Penilaian KD 2.2.
dilakukan melalui
observasi terhadap
aktifitas siswa
selama pembelajaran
berlangsung.
6 JP 1. Buku teks
matematika
Kelas VIII
Kemdikbud
Kurikulum
2013 (buku
guru dan
buku siswa)
2. Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
ika serta
memiliki
rasa
percaya
pada
daya dan
kegunaa
n
matemat
ika, yang
terbentu
k
melalui
pengala
man
belajar.
Pengayaan
yang
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
3. Alat peraga,
benda di
lingkungan
sekitar yang
berupa kubus,
balok,
prisma, limas
3.9. Menentu
kan luas
permuka
an dan
volume
kubus,
balok,
prisma,
dan
limas
Bangun Ruang
Sisi Datar
(kubus, balok,
prisma, dan
limas)
Fase Pembelajaran Van Hiele :
1. Informasi
Guru melibatkan siswa-siswa
dalam kegiatan tentang topik
yang akan dipelajari yaitu
mengenai bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prisma,
limas) untuk mengetahui
pengetahuan dan bagaimana
mereka menafsirkan bahasa
yang terkandung dalam topik
itu dengan mengamati masalah
(pendekatan saintifik : (1)
mengamati) dari informasi
2. Mengidentifikasi
unsur-unsur
kubus, balok,
prisma dan limas
3. Menentukan luas
permukaan
kubus, balok,
prisma, dan limas
4. Menentukan
volume kubus,
balok, prisma,
dan limas
5. Menyelesaikan
masalah yang
a) Pengetahuan
Penugasan
1) Tugas
terstruktur :
mengerjakan latihan
soal-soal yang
berkaitan dengan
bangun ruang sisi
datar (kubus, balok,
prisma, dan limas)
2) Tugas
mandiri
tidak
terstruktur:
15 JP 1. Buku teks
matematika
Kelas VIII
Kemdikbud
Kurikulum
2013 (buku
guru dan
buku siswa)
2. Buku
Pengayaan
yang
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
yang disajikan oleh guru
mengenai contoh-contoh
benda konkrit bangun ruang
sisi datar (kubus, balok,
prisma, limas) dari kehidupan
sehari-hari Guru juga
menjelaskan mengapa mereka
mempelajari topik tersebut.
2. Orientasi terpadu
Siswa-siswa menerka topik
secara aktif melalui membuat
dan mengajukan pertanyaan
(pendekatan saintifik : (2)
menanya) mengenai bangun
ruang sisi datar (kubus, balok,
prisma, limas) dalam masalah
nyata mengenai bangun ruang
sisi datar tersebut.
3. Eksplitasi
Siswa-siswa menyatakan apa
yang telah dipelajari (seperti
ciri dan unsur bangun ruang
sisi datar) dengan
menggunakan bahasa sendiri
(pendekatan saintifik : (3)
mengumpulkan
informasi/eksperimen)
kemudian menentukan unsur -
unsur yang terdapat pada
berkaitan dengan
luas per mukaan
kubus, balok,
prisma, dan limas
6. Membuat model
dari masalah
nyata dalam
kehidupan sehari-
hari mengenai
kubus, balok,
prisma, dan limas
7. Menentukan
jawab serta
menganalisis
jawabannya dari
permasalahan
nyata dalam
konsep bangun
ruang sisi datar.
mencari informasi
seputar bangun
ruang sisi datar
(kubus, balok,
prisma, dan limas)
dan penggunaannya
dalam kehidupan
sehari-hari
3) Tes tertulis:
Tes geometri
mengenai bangun
ruang sisi datar.
b) Sikap Observasi
Mengamati
ketelitian dan
rasa ingin tahu
dalam
mengerjakan
tugas, menyimak
penjelasan, atau
presentasi
peserta didik
mengenai
bangun ruang
sisi datar
c) Keterampilan
3. Alat peraga,
benda di
lingkungan
sekitar yang
berupa kubus,
balok,
prisma, limas
4. Alat peraga
bangun ruang
sisi datar
(kubus,
balok,
prisma,
limas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
bangun prisma dan limas serta
menemukan rumus untuk
menghitung luas permukaan
dan volume pada bangun
ruang tersebut (siswa
mengerjakan LKS)
4. Orientasi bebas
Siswa menganalisis dan
membuat kategori dari unsur-
unsur yang terdapat pada
bangun ruang sisi datar (kubus,
balok, prisma, limas)
(pendekatan saintifik : (4)
mengasosikan/mengolah
informasi) kemudian
mengaplikasikannya untuk
mengerjakan berbagai soal
yang terkait dengan masalah
bangun ruang sisi datar yang
memerlukan strategi
penyelesaian (siswa
mengerjakan LKS).
5. Integrasi
Siswa menyampaikan
pengertian bangun ruang
sisi datar yang telah
diberikan dan meringkas
apa yang telah dipelajari
(pendekatan saintifik : (5)
Ketrampilan
siswa dalam
menggambar
bangun ruang
sisi datar dengan
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
mengomunikasikan)
dengan menggunakan
istilah geometri yang
berkaitan dari prisma dan
limas untuk membentuk
gambaran menyeluruh
tentang objek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
Kelas/Semester : VIII / genap
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan limas)
Waktu : 7 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 :
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 :
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajarai di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
B. Kompetensi Dasar
No Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi
1. 1.1 Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang
dianutnya
1.1.1 Menyadari adanya kegunaan
bangun ruang sisi datar setelah
melihat konsep bangun ruang sisi
datar yang ada di alam sekitar.
1.1.2 Merasa bersyukur terhadap
karunia Tuhan atas kesempatan
mempelajari kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari melalui
bangun ruang sisi datar
2. 2.1 Menunjukkan sikap
logis, kritis, analitik,
konsisten, dan teliti,
bertanggung jawab,
responsif, dan tidak
mudah menyerah
dalam memecahkan
masalah;
2.1.1 Menunjukkan sikap
bertanggungjawab dalam
menyelesaikan tugas kelompok dari
guru saat pembelajaran berlangsung
2.1.2 Menunjukkan keefektifan dalam
diskusi yang baik saat pembelajaran
3. 2.2 Memiliki rasa ingin
tahu, percaya diri, dan
ketertarikan
matematika serta
memiliki rasa percaya
pada daya dan
kegunaan matematika,
yang terbentuk melalui
pengalaman belajar
2.2.1 Menunjukkan sikap ingin tahu yang
ditandai dengan bertanya kepada siswa
lain dan atau guru
4. 3.9 Menentukan luas
permukaan dan
volume kubus, balok,
prisma, dan limas
3.9.1 Mengidentifikasi unsur-unsur
prisma dan limas
3.9.2 Menggambar prisma dan limas
3.9.3 Menentukan luas permukaan
prisma dan limas
3.9.4 Menentukan volume prisma dan
limas
3.9.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas per mukaan
prisma dan limas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan individu dan kelompok, siswa
dapat :
Pengetahuan :
1. Siswa dapat mengidentifikasi konsep bangun ruang sisi datar yang meliputi
kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri dari bangun ruang sisi datar yang ada yaitu
kubus, balok, prisma, dan limas.
Sikap :
a. Sikap spiritual
1. Siswa dapat menyadari adanya kegunaan bangun ruang sisi datar dan
mempertebal keyakinan terhadap kebesaran Tuhan setelah melihat konsep
bangun ruang sisi datar yang ada di alam sekitar.
b. Sikap sosial
1. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam pembelajaran matematika.
2. Siswa memiliki rasa tanggung jawab saat mengerjakan tugas mandiri
maupun tugas kelompok.
3. Siswa dapat menunjukkan keefektifitasan dalam diskusi saat pembelajaran
berlangsung.
Keterampilan :
1. Siswa dapat menggambar bangun ruang sisi datar (prisma dan limas) dengan
benar.
D. Materi Matematika
Bahan Ajar (terlampir)
Materi ajar yang dipelajari siswa selama pertemuan pelaksanaan
pembelajaran yang menggunakan RPP ini adalah :
1. Unsur-unsur dari bangun ruang sisi datar (prisma dan limas)
2. Luas permukaan bangun ruang sisi datar (prisma dan limas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3. Volume bangun ruang sisi datar (prisma dan limas)
E. Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : pendekatan Ilmiah atau pendekatan saintifik
(scientific).
2. Metode Pembelajaran : diskusi, presentasi, demonstrasi.
3. Strategi Pembelajaran : tatap muka, terstruktur dan mandiri.
4. Model Pembelajaran : fase pembelajaran Van HieleKegiatan
F. Pembelajaran : Prisma dan limas (3 pertemuan)
a. Pertemuan 1 (Unsur-unsur prisma) :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa dengan salam dilanjut
doa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menciptakan suasana yang kondusif
bagi siswa untuk siap memulai
pembelajaran.
4. Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
5. Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
6. Guru menginformasikan pembelajaran yang
akan ditempuh
7. Guru menyampaikan pokok bahasan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan hari
ini yaitu mengenai bangun ruang sisi datar.
8. Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai kegunaan dan manfaat
mempelajari bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari.
10 menit
Inti Fase pembelajaran Van Hiele
1. Informasi
Guru melibatkan siswa-siswa dalam
kegiatan tentang topik yang akan dipelajari
yaitu mengenai prisma untuk mengetahui
pengetahuan dan bagaimana mereka
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
menafsirkan bahasa yang terkandung dalam
topik itu dengan mengamati (pendekatan
saintifik : (1) mengamati) informasi yang
disajikan oleh guru mengenai contoh-
contoh benda konkrit dari prisma di dalam
kehidupan sehari-hari. Guru juga
menjelaskan mengapa mereka mempelajari
topik tersebut.
2. Orientasi terpadu
Siswa-siswa menerka topik secara aktif
melalui pengerjaan LKS yang diberikan
oleh guru dan mengajukan pertanyaan
(pendekatan saintifik : (2) menanya)
mengenai prisma yang berhubungan dengan
tugas yang ada dalam LKS yang harus
diselesaikan dalam kelompok.
3. Eksplitasi
Siswa-siswa menyatakan apa yang telah
dipelajari (seperti ciri-ciri bentuk prisma
dan limas) dengan menggunakan bahasa
sendiri (pendekatan saintifik : (3)
mengumpulkan informasi/eksperimen)
kemudian menentukan unsur -unsur yang
terdapat pada prisma. Guru meminta siswa
untuk menempelkan jawaban dari masing-
masing kelompok di depan kelas untuk
dipresentasikan.
4. Orientasi bebas
Siswa menganalisis dan membuat kategori
dari unsur-unsur yang terdapat pada prisma
dan limas (pendekatan saintifik : (4)
mengasosikan/mengolah informasi). Guru
meminta siswa untuk maju dan
menganalisis jawaban dari kelompok lain
dan membuktikan kebenarannya.
5. Integrasi
Siswa menyampaikan pengertian prisma
dan meringkas yang telah dipelajari selama
pembelajaran (pendekatan saintifik : (5)
mengomunikasikan) dengan menggunakan
istilah geometri yang berkaitan dari prisma
dan limas untuk membentuk gambaran
menyeluruh tentang objek tersebut.
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa melakukan 10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
refleksi atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
2. Guru memberikan siswa soal untuk latihan
di rumah.
3. Guru menutup pembelajaran dengan doa.
b. Pertemuan 2 :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa dengan salam dilanjut
doa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menciptakan suasana yang kondusif
bagi siswa untuk siap memulai
pembelajaran.
4. Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
5. Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
6. Guru menginformasikan pembelajaran yang
akan ditempuh
7. Guru menyampaikan pokok bahasan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan hari
ini yaitu mengenai bangun ruang sisi datar.
8. Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai kegunaan dan manfaat
mempelajari bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari.
10 menit
Inti Fase pembelajaran Van Hiele
1. Informasi
Guru melibatkan siswa-siswa dalam
kegiatan tentang topik yang akan dipelajari
yaitu mengenai volume dan luas permukaan
prisma untuk mengetahui pengetahuan dan
bagaimana mereka menafsirkan bahasa
yang terkandung dalam topik itu dengan
mengamati masalah (pendekatan saintifik :
(1) mengamati) dari informasi yang
disajikan oleh guru yang berupa animasi
dari prisma. Guru juga menjelaskan
mengapa mereka mempelajari topik
tersebut.
2. Orientasi terpadu
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Siswa-siswa menerka topik secara aktif
melalui panduan yang diberikan oleh guru
untuk menemukan volume dan luas
permukaan prisma serta mengajukan
pertanyaan (pendekatan saintifik : (2)
menanya) mengenai bangun ruang sisi datar
topik tersebut.
3. Eksplitasi
Siswa-siswa menyatakan apa yang telah
dipelajari sebelumnya mengenai unsur
prisma dengan menggunakan bahasa sendiri
(pendekatan saintifik : (3) mengumpulkan
informasi/eksperimen) untuk digunakan
menentukan unsur -unsur yang terdapat pada
bangun prisma serta dapat menemukan
rumus untuk menghitung luas permukaan
dan volume pada bangun ruang tersebut.
4. Orientasi bebas
Siswa menganalisis cara untuk mencari
volume dan luas permukaan prisma yang
telah diperoleh dengan bimbingan guru
(pendekatan saintifik : (4)
mengasosikan/mengolah informasi)
kemudian mengaplikasikannya untuk
mengerjakan berbagai soal yang terkait
dengan masalah prisma yang memerlukan
strategi penyelesaian.
5. Integrasi
Siswa menyampaikan dan meringkas apa
yang telah dipelajari (pendekatan saintifik :
(5) mengomunikasikan) mengenai volume
dan luas permukaan prisma dengan
menggunakan istilah geometri yang
berkaitan dari prisma untuk membentuk
gambaran menyeluruh tentang objek
tersebut.
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa melakukan
refleksi atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
2. Guru memberikan siswa soal untuk latihan
di rumah.
3. Guru menutup pembelajaran dengan doa.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
c. Pertemuan 3 :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa dengan salam dilanjut
doa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menciptakan suasana yang kondusif
bagi siswa untuk siap memulai
pembelajaran.
4. Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
5. Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
6. Guru menginformasikan pembelajaran yang
akan ditempuh
7. Guru menyampaikan pokok bahasan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan hari
ini yaitu mengenai bangun ruang sisi datar.
8. Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai kegunaan dan manfaat
mempelajari bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari.
10 menit
Inti Fase pembelajaran Van Hiele
1. Informasi
Guru melibatkan siswa-siswa dalam
kegiatan tentang topik yang akan dipelajari
yaitu mengenai prisma dan limas untuk
mengetahui pengetahuan dan bagaimana
mereka menafsirkan bahasa yang
terkandung dalam topik itu dengan
mengamati masalah (pendekatan saintifik :
(1) mengamati) dari informasi yang
disajikan oleh guru mengenai contoh-
contoh benda konkrit bangun limas dari
kehidupan sehari-hari. [Untuk volume dan
luas permukaan guru menunjukkan animasi
dari limas]. Guru juga menjelaskan
mengapa mereka mempelajari topik
tersebut.
2. Orientasi terpadu
Siswa-siswa menerka topik secara aktif
melalui pengerjaan LKS yang diberikan
oleh guru dan mengajukan pertanyaan
(pendekatan saintifik : (2) menanya)
mengenai limas. [pada materi volume dan
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
luas permukaan limas guru meminta siswa
untuk menemukan bagaimana rumusnya].
3. Eksplitasi
Siswa-siswa menyatakan apa yang telah
dipelajari (seperti ciri-ciri bentuk prisma
dan limas) dengan menggunakan bahasa
sendiri (pendekatan saintifik : (3)
mengumpulkan informasi/eksperimen)
kemudian menentukan unsur-unsur yang
terdapat pada bangun limas untuk mencari
rumus untuk menghitung luas permukaan
dan volume pada limas.
4. Orientasi bebas
Siswa menganalisis dan membuat kategori
dari unsur-unsur yang terdapat pada limas
(pendekatan saintifik : (4)
mengasosikan/mengolah informasi) siswa
menganalisis rumus dengan dibimbing guru
volume dan luas permukaan limas lalu
mengerjakan berbagai soal yang terkait
dengan masalah prisma dan limas yang
memerlukan strategi penyelesaian.
5. Integrasi
Siswa menyampaikan pengertian bangun
limas dan meringkas apa yang telah
dipelajari (pendekatan saintifik : (5)
mengomunikasikan) dengan menggunakan
istilah geometri yang berkaitan darilimas
untuk membentuk gambaran menyeluruh
tentang objek tersebut.
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa melakukan
refleksi atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
2. Guru memberikan siswa soal untuk latihan
di rumah.
3. Guru menutup pembelajaran dengan doa.
10 menit
F. Alat/Media Pembelajaran
a. Perangkat komputer dan LCD
b. Papan tulis
c. Bahan tayang gambar, animasi) bangun ruang sisi datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
d. Alat peraga bangun ruang
e. Video bangun ruang sisi datar
G. Sumber Pembelajaran
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. (Buku
Guru) Buku Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 319-344.
b. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. (Buku
Siswa) Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 89-124.
c. Van De Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah.
Jakarta : Erlangga.
d. Nur’aeni, E. 2008. Teori Van Hiele dan Komunikasi Matematika (Apa,
Mengapa dan Bagaimana). Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPI
Kampus Tasikmalaya
e. Deduja, Ved & V. Madhavi. 2014. Jelajah Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta
: Yudhistira
f. Lembar Kerja Siswa / LKS (terlampir)
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : tes tertulis (uraian), pengamatan
2. Bentuk Instrumen (terlampir) : Soal dan kunci jawaban dan rubrik penilaian
3. Prosedur Penilaian :
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
1. Sikap spiritual
a. Menyadari adanya kegunaan
bangun ruang sisi datar setelah
melihat konsep bangun ruang
sisi datar yang ada di alam
sekitar.
b. Bersyukur terhadap karunia
Tuhan atas kesempatan
mempelajari kegunaan
matematika dalam kehidupan
sehari-hari melalui bangun
ruang sisi datar
Pengamatan Selama
pembelajaran
dan saat
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Sikap sosial
a. Ingin tahu dalam mengikuti
pembelajaran
b. Tanggung jawab dalam
kegiatan kelompok saat
pembelajaran.
c. Keefektifan saat melakukan
diskusi.
2. Pengetahuan
a. Unsur-unsur kubus, balok,
prisma, limas
b. Luas permukaan kubus,
balok, prisma, limas
c. Volume kubus, balok, prisma,
limas
Tes tertulis
Hasil dari tes
tertulis
3.
Keterampilan
a. Terampil dalam menggambar
prisma dan limas.
Pengamatan
Saat
menyelesaikan
soal-soal
latihan (baik
individu
maupun
kelompok) dan
saat diskusi
Yogyakarta, ..........................
Guru Matematika Kelas VIII Peneliti
Guru
Ttd Guru Kelas Ttd Peneliti
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Ttd Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 9
LAMPIRAN
PENILAIAN
Instrumen Penilaian Hasil belajar
A. Penilaian Pengetahuan
Kunci Jawaban dan pedoman penskoran untuk tes tertulis
Soal tes geometri prisma dan limas
1. Perhatikan gambar bangun ruang yang ada di bawah ini :
Kelompokkan termasuk bangun ruang yang mana (prisma atau limas) beserta
alasannya.
2. Sebutkan masing-masing paling sedikit satu contoh benda nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang berbentuk :
a) Prisma
b) Limas
3. Gambarlah :
a. Variasi atau macam prisma yang anda ketahui
b. Variasi atau macam limas yang anda ketahui
4. Pada soal ini anda diminta untuk menebak teka-teki yang diberikan
F E
D
C
A
B
G
H
a.
b. d.
c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Aku adalah sebuah bangun ruang sisi datar. Aku mempunyai tinggi, serta
alas dan tutup yang sama. Alasku bersisi lima. Siapakah aku, coba
gambarkan.
Aku adalah sebuah bangun ruang sisi datar. Aku mempunyai satu titik
puncak. Alasku memiliki 4 sisi tegak berbentuk segitiga yang sama.
Alasku memiliki 4 sisi yang panjangnya sama. Siapakah aku, coba
gambarkan.
5. Jelaskan pengertian dari :
a. Prisma
b. Limas
6. Balok termasuk prisma. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut, jika iya
berikan alasannya.
7. Kubus dan balok termasuk prisma. Setujukah anda dengan pernyataan
tersebut, jika iya berikan alasannya
8. Limas T.ABCD dengan alas persegi dengan sisi 10 cm. Tinggi segitiga pada
sisi tegak (TE) 13 cm. TA = TB = TC = TD. Hitunglah :
a. tinggi limas
b. Volume limas
c. Luas permukaan limas tersebut
9. Prisma dengan alas segitiga siku-siku dengan sisi siku-siku 3cm dan 4 cm.
tinggi prisma 6 cm. Hitung Volume dan luasnya?
10. Definisikan bagaimana hubungan antar bangun ruang sisi datar beserta alasan
yang tepat (buatlah dalam bentuk diagram hubungan antara kubus, balok,
prisma, limas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Jawaban
No. Jawaban Skor
1. Bangun a dan d termasuk limas karena mempunyai 1 alas
dan titik puncak sebagai titik persekutuan dari sisi tegaknya.
Bangun b dan c termasuk prisma karena mempunyai
sepasang alas yang kongruen dan sejajar, serta rusuk-rusuk
tegak yang saling sejajar
1
2. Contoh prisma : bungkus makanan/coklat, rumah, dll
Contoh limas : tenda, atap rumah, dll
1
3.
a. Prisma :
b. Limas :
(a) limas segitiga, limas segiempat, limas segilima
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
4. a. Prisma segilima
b. Limas segiempat
1
5. Prisma : bangun ruang yang mempunyai sepasang sisi
kongruen dan sejajar, serta rusuk-rusuk tegak yang saling
sejajar
Limas : bangun ruang sisi datar yang selimutnya terdiri atas
bangun datar segitiga dengan satu titik persekutuan yang
disebut puncak limas.
1
6. Ya, balok merupakan prisma. Karena balok adalah prisma
segiempat.
1
7. Ya, kubus juga merupakan prisma. Kubus adalah balok yang
mempunyai panjang, lebar, dan tinggi yang sama panjang.
1
8. Diketahui :
TE : 13 cm, AB = BC = CD = AC = 10 cm
Ditanya :
a. Tinggi limas
b. Volume limas
c. Luas permukaan limas
Jawab :
Luas 1 segitiga tegak =
x a x t =
x 10 x 13 = 65 cm
2
a. Tinggi limas (TO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
TO = √
= √
= √
= √
= 12 cm
b. Volume limas
V =
x luas alas x tinggi =
x 100 x 12 = 400 cm
3
c. Luas permukaan limas
= luas alas + luas total sisi tegak
= 100 + (4 x 65)
= 100 + 260
= 360 cm2
1
9. Diketahui :
Prisma segitiga dengan alas segitiga siku-siku, sisi
penyikunya 3 cm dan 4 cm, tinggi prisma 6 cm
Ditanya :
a. Volume prisma
b. Luas permukaan prisma
Jawab :
a. Volume prisma
Luas alas prisma =
x a x t =
x 3 x 4 = 6 cm
2
V = luas alas x tinggi = 6 x 6 = 36 cm2
b. Luas permukaan prisma
x = √
= √
= √
= 5 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Luas permukaan prisma
= luas alas + jumlah luas sisi prisma
= 6 + (4 x 6) + (5 x 6) + (3 x 6)
= 6 + 24 + 30 + 18
= 78 cm2
1
10.
1
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:
∑
∑
Balok
Prisma Limas
Bangun ruang sisi datar
Kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
B. Pengamatan Sikap
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / genap
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016
Waktu Pengamatan :
Kompetensi Dasar :
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar
2.2 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten, dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
1. Sikap spiritual
a) Teknik Penilaian : Observasi
b) Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c) Kisi-kisi :
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
1. Menyadari adanya kegunaan bangun ruang
sisi datar setelah melihat konsep bangun
ruang sisi datar yang ada di alam sekitar.
1
2. Bersyukur atas kebesaran Tuhan dengan
adanya konsep bangun ruang sisi datar di
alam semesta
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Instrumen Sikap Spiritual
No Nama
Menyadari adanya
kegunaan bangun
ruang sisi datar
setelah melihat konsep
bangun ruang sisi
datar yang ada di
alam sekitar.
Bersyukur atas
kebesaran Tuhan
dengan adanya
konsep bangun ruang
sisi datar
SB B KB SB B KB
1
2
3
28
SB = sangat baik, B = baik, KB = kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
2. Sikap sosial
Sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu
dan tanggung jawab dalam kelompok, dan efektifitas dalam diskusi.
Indikator perkembangan sikap RASA INGIN TAHU
a. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk mencoba atau bertanya
atau acuh tak acuh (tidak mau tahu) dalam proses pembelajaran
b. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba atau bertanya
dalam proses pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten
c. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha untuk mencoba atau bertanya
dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator perkembangan sikap TANGGUNGJAWAB (dalam kelompok)
a. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
melaksanakan tugas kelompok
b. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam
melaksanakan tugas-tugas kelompok tetapi belum ajeg/konsisten
c. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator perkembangan EFEKTIVITAS DISKUSI (dalam kelompok)
a. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
melaksanakan tugas kelompok
b. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil sebagian dalam
melaksanakan tugas-tugas kelompok tetapi tetap ajeg/konsisten dalam
mendengarkan orang lain, bekerja sama, dan sigap dalam bekerja
c. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsistendalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
berpendapat, mendengarkan orang lain, mendebat dengan sopan, bekerja
sama, dan sigap dalam bekerja
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama
Rasa ingin
tahu
Diskusi yg
Efektif
Tanggung
Jawab
SB B KB SB B KB SB B KB
1
2
3
28
SB = sangat baik B = baik KB = kurang baik
Lembar penilaian antar teman dalam kerja kelompok (optional)
Nilailah setiap anggota dalam kelompokmu! Berilah nilai 10 bila sangat baik,
sebaliknya berilah nilai 0 bila sangat buruk. Selanjutnya jumlahkan hasil
penilaianmu untuk memperoleh nilai masing-masing anggota dalam kelompokmu.
Keterangan : Hal yang dinilai
No Hal yang dinilai
1 Mendengarkan pendapat teman lainnya
2 Mengajukan usul, atau memberikan pendapat
3 Menyelesaikan tugas dengan baik
4 Membantu teman lain yang membutuhkan
5 Selalu fokus saat menyelesaikan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Keterangan Nilai
Selalu = 4
Sering = 3
Jarang = 2
Tidak Pernah = 1
Kriteria
A = Total Skor 12-16
B = Total Skor 8-12
C = Total Skor4-8
D = Total Skor 4
No. Nama Siswa No.
Presensi
Hal yang dinilai
1 2 3 4 5 Jumlah
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
C. Penilaian Ketrampilan
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / genap
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016
Waktu Pengamatan :
Kompetensi dasar :
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan
limas
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan
masalah yang relevan yang berkaitan dengan sistem persamaan dan
pertidaksamaan linear.
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menggambar bangun prisma
dan limas.
2. Terampil jika dapat membuat gambar prisma dan limas.
3. Sangat terampil jika dapat menggambar prisma dan limas serta memberi
nama pada bangun tersebut.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No.
Nama Siswa
Keterampilan
Menggambar bangun
prisma dan limas
KT T ST
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
5
6
7
8
Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 10
BAHAN AJAR
1. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar (
bidang alas dan bidang atas) dan oleh bidang lain yang saling berpotongan menurut
rusuk-rusuk sejajar.
Sifat-sifat prisma secara umum adalah sebagai berikut :
1. Bentuk alas dan tutup prisma kongruen.
2. Sisi-sisi tegak prisma berbetuk persegi panjang.
3. Prisma memiliki rusuk tegak.
4. Ukuran diagonal bidang pada sisi yang sama, besarnya sama.
Contoh gambar prisma adalah sebagai berikut :
Unsur-unsur prisma :
a. Prisma segitiga
1. Mempunyai 6 titik sudut
2. Mempunyai 9 rusuk
3. Mempunyai 5 sisi
b. Prisma segiempat
1. Mempunyai 8 titik sudut
2. Mempunyai 12 rusuk
3. Mempunyai 6 sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
c. Prisma segilima
1. Mempunyai 10 titik sudut
2. Mempunyai 15 rusuk
3. Mempunyai 7 sisi
Pada limas segi-n :
1. Banyaknya titik sudut = 2 x n
2. Banyak rusuk = 3 x n
3. Banyak sisi = 2 + n
Luas permukaan prisma
Untuk menghitung luas permukaan prisma dapat dilakukan dengan merebahkan sisi
prisma maka hasilnya merupakan jaring-jaring prisma, luas jaring-jaring prisma
inilah yang merupakan luas permukaan prisma. Untuk menghitung luas permukaan
prisma sangat tergantung dari bentuk alasnya.
Luas Permukaan Prisma =
Volume prisma
2 volume prisma = volume balok
2 volume prisma = panjang x lebar x tinggi
Volume prisma = ½ x panjang x lebar x tinggi
Volume prisma = (1/2 x luas alas balok) x tinggi
Volume Prisma =
Contoh soal :
Hitunglah volume prisma segilima jika luas alasnya 50cm2 dan tingginya 15cm!
Jawab :
Diket : Luas alas = 50 cm2
Tinggi = 15 cm
Ditanyakan : Volume prisma
Hitungan :
Lp = luas alas + luas total sisi tegak
V = inggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Volume prisma = luas alas x tinggi
= 50 cm2 x 15 cm
= 750 cm
3
Jadi, volume prisma segilima adalah 750 cm3
Jaring-jaring prisma :
Jaring-jaring prisma segitiga
Jaring-jaring prisma segilima
2. Limas
Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang selimutnya terdiri atas bangun datar
segitiga dengan satu titik persekutuan yang disebut puncak limas. Penamaan limas
sesuai dengan bentuk alas limas sebagai berikut :
1. Semua sisi limas berbentuk segitiga dan bertemu di satu titik puncak.
2. Diagonal alas limas panjangnya sama.
Berikut adalah contoh dari gambar limas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Unsur-unsur yang dimiliki limas yaitu :
T Pada gambar disamping menunjukkan limas segiempat
yang memiliki :
5 titik sudut = A, B, C, D, dan T
D C 5 bidang sisi = 1 sisi alas (ABCD)
4 sisi tegak (TAB,TBC,TCD,TAD)
A B 4 rusuk alas = (AB, BC, CD, DA)
4 rusuk tegak = (AT, BT, CT, DT)
Pada gambar disamping menunjukkan limas segilima
T yang mempunyai :
6 titik sudut = A, B, C, D, E, dan T
E 6 bidang sisi = alas (ABCDE)
tegak (TAB,TBC,TCD,TDE,TAE)
A D 5 rusuk alas = AB, BC, CD, DE, EA
5 rusuk tegak = AT, BT, CT, DT, ET
B C
Pada gambar disamping menunjukkan limas segienam
T yang mempunyai :
7 titik sudut = A, B, C, D, E, F, dan T
7 bidang sisi = alas (ABCDEF)
F E tegak (TAB,TBC,TCD,TDE,TEF,
TAF)
A D 6 rusuk alas = (AB, BC, CD, DE, EF, AF)
B C 6 rusuk tegak = (AT, BT, CT, DT, ET, FT)
Pada limas segi-n :
1. Banyaknya titik sudut = 1 x n
2. Banyak rusuk = 2 x n
3. Banyak sisi = 1 + n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Luas permukaan limas
Untuk menghitung luas permukaan limas dapat dilakukan dengan merebahkan sisi
limas maka hasilnya merupakan jaring-jaring limas, luas jaring-jaring limas inilah yang
merupakan luas permukaan limas. Untuk menghitung luas permukaan limas sangat
tergantung dari bentuk alasnya.
Luas permukaan limas =
Volume limas
Volume limas dapat diperoleh dari suatu kubus. Gambar di samping
menunjukan sebuah kubus yang panjang rusuknya s. Empat diagonal bidangnya saling
berpotongan di titik T.
Kubus ABCD.EFGH terbagi menjadi enam limas yang kongruen, yaitu
T.ABCD, T.BCGF, T.EFGH, T.ADHE, T.CDHG, T.ABFE. Salah satu limasnya
ditunjukkan pada gambar di samping.
o Semua limas tersebut mempunyai titik pusat T
o Alasnya adalah semua bidang sisi kubus
o Tinggi limas sama dengan setengah panjang rusuk kubus
(t = ½ x rkubus)
Bila volume masing-masing limas adalah V, maka jumlah volume enam limas sama
dengan volume kubus.
Volume enam limas = Volume kubus
6 V = s × s × s
= (s × s) × ½ s × 2 s × s = L, ½ × s = t
= L × t × 2
6V = 2 L t
Lp =( 2 luas alas) + (luas bidang tegak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
V = ⁄ Lt
= ⅓ Lt
= ⅓ × Luas alas × tinggi.
Jadi, volume limas = ⅓ × luas alas × tinggi
Contoh soal :
1. Sebuah limas segiempat dengan alas persegi dengan ukuran 15 cm x 15 cm memiliki tinggi
20 cm. berapakah luas permukaan dari limas tersebut?
Diket : r = 15 cm T
t = 20 cm
Dihit : Luas limas?
20
D C
15
A 15 B
Penyelesaian :
Luas alas = sisi x sisi Luas limas = jumlah luas sisi tegak x luas sisi
= 15 x 15 = (4 x 150 cm2) + 225 cm
2
= 225 cm2
= 600 cm2
+ 225 cm2
= 825 cm2
Luas segitiga = ½ x alas x tinggi Jadi luas sisi limas = 825 cm2
Jaring-jaring limas
Jaring-jaring limas segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Jaring-jaring limas segiempat
Jaring-jaring limas segilima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. (Buku Guru) Buku
Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Hal 319-344.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. (BukuSiswa)
Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Hal 89-124.
Astuti, Anna Yunidan Nur Aksin. 2013. MATEMATIKA untuk SMP/MTS. Klaten: Intan
Pariwara
Zakaria, T. 1986. Ilmu Ukur Ruang. Jakarta : Pintu Besar Selatan
Wikipedia. 2013. Kubus (Online).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kubus . diakses pada : 15 Maret 2015/16:50:24
Wikipedia. 2014. Balok (Online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Balok . diakses pada : 15 Maret 2015/17:12:45
Wikipedia. 2014. Prisma (Online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Prisma_%28geometri%29. diakses pada : 15 Maret
2015/17: 52:09
Wikipedia. 2014. Limas. (Online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Limas . diaksespada 15 Maret 2015/18:07:32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / II (Genap)
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan Limas)
Baca petunjuk yang diberikan untuk mengerjakan LKS ini dengan baik dan
cermat.
Petunjuk diskusi :
1. Duduklah sesuai dengan kelompokmu!
2. Isilah nama anggota kelompok pada kolom dibawah ini!
3. Baca dan pahami LKS yang dibagikan!
4. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang!
5. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
LEMBAR KERJA
SISWA (LKS)
Selamat
Mengerjakan Fighting!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Tujuan :
Siswa dapat menggambar prisma dan menamai sudut-sudutnya
Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma
Siswa dapat menggambar limas dan menamai sudut-sudutnya
Siswa dapat menyebutkan unaur-unsur limas.
Waktu: 1 x 45 Menit
Alat dan Bahan:
Gambar prisma, limas, dan lembar kerja
Petunjuk:
Kerjakan LKS ini secara berkelompok
Kelompok :
Anggota kelompok :
1. ...............................................................
2. ...............................................................
3. ...............................................................
4. ...............................................................
5. ..............................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan 1 :
1. Gambarlah bangun prisma yang telah diberikan guru untuk masing-masing
kelompok dan beri nama prisma tersebut.
2. Bangun tersebut bernama…………..
3. Bangun tersebut mempunyai ………. Sisi, yaitu ……….
4. Bangun tersebut mempunyai……….. rusuk, yaitu……
5. Bangun tersebut mempunyai………. titik sudut, yaitu ……….…
6. Bangun tersebut mempunyai ……… diagonal bidang (atau diagonal sisi) yaitu ………..
Gambar di sini ya...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan 2 :
1. Gambarlah bangun limas yang telah diberikan guru untuk masing-masing kelompok
dan beri nama limas tersebut
2. Bangun tersebut bernama…………..
3. Bangun tersebut mempunyai ………. Sisi, yaitu ……….
4. Bangun tersebut mempunyai……….. rusuk, yaitu……
5. Bangun tersebut mempunyai………. titik sudut, yaitu ……….…
Gambar di sini ya...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan 3 : SIAPA CEPAT DIA DAPAT
Dalam kegiatan 3 ini guru akan menayangkan soal di slide, dan siswa yang telah dibentuk dalam
kelompok akan berebut untuk menjawab soal dengan tepat. Setiap kelompok yang dapat
menjawab soal dengan benar akan mendapatkan poin. Akan dicari kelompok mana yang
menang dengan menjawab banyak soal benar dan memperoleh poin tertinggi.
1. Diketahui prisma dengan alas segitiga samasisi yang panjang sisinya 8 cm dan tinggi
prisma 20 cm. Volume prisma tersebut adalah ….
a. 320√2 cm3
b. 160√3 cm3
c. 320√3 cm3 (kunci )
d. 160√2 cm3
2. Alas sebuah limas berbentuk persegi, panjang sisi alas cm, tinggi limas 15 cm maka
volume limas adalah...
a. 540 cm3
b. 1080 cm3
c. 720 cm3
d. 1440 cm3
( kunci )
3. Prisma tegak ABCD.EFGH beralaskan persegi panjang dengan AB=18 cm dan BC=10 cm. Bila
AE=30 cm dan luas seluruh permukaan prisma adalah....
a. 1680 cm³
b. 2040 cm³ ( kunci )
c. 1060 cm³
d. 1400 cm³
4. Diketahui limas T. ABCD dengan ukuran sisi alas AB = 24 cm, BC = 18 cm dan panjang rusuk
tegaknya 25 cm. Tinggi limas T. ABCD adalah….
a. 20 cm ( kunci )
b. 25 cm
c. 30 cm
d. 35 cm
5. Sebuah permen coklat yang berbentuk limas dengan alas persegi, panjang sisi alasnya 10
cm serta tinggi limas 12 cm, akan dibungkus dengan kertas. Maka luas kertas yang
diperlukan untuk membungkus adalah …
a. 100 cm²
b. 130 cm²
c. 120 cm2
d. 260 cm² ( kunci )
T
A B
D C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 12
WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN
Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
Hari / tanggal :
No.
Pertanyaan Jawaban
1 Metode apa yang Bapak
gunakan dalam mengajar
matematika, khususnya dalam
materi geometri?
Discovery Learning. Saya membiarkan
siswa menemukan sendiri.
2 Apakah selama mengajar
materi geometri Bapak
menggunakan alat peraga
sebagai alat bantu dalam
mengajar?
Biasanya menggunakan buku paket
sebagai panduan saja. Kadang
menggunakan power point.
3 Bagaimana suasana kelas
ketika pembelajaran
matematika berlangsung?
Ada siswa yang aktif dan tidak, ada
beberapa yang antusias mengikuti
pembelajaran
4 Sejauh mana pemahaman
Bapak mengenai pendekatan
saintifik dalam pembelajaran
matematika?
Pembelajaran yang mendorong siswa
lebih mampu dalam
mengobservasimengamati,
bertanyamenanya,
mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi / bernalarmenalar, dan
mengomunikasikan
5 Sejauh mana pemahaman
Bapak mengenai penerapan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran matematika?
Dalam menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran matematika, langkah awal
yang dilakukan oleh guru yaitu
memikirkan apakah materi yang akan
disampaikan kepada siswa cocok
dengan model pembelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran matematika atau
tidak. Jika seandainya cocok, maka
dapat diterapkan langkah-langkah
model pembelajaran berbasis masalah
dengan pendekatan saintifik
6 Apakah Bapak sudah selalu Sudah diusahakan. Walaupun belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
menerapkan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran
matematika (khususnya dalam
materi geometri)?
sepenuhnya bisa berjalan sesuai
harapan.
7 Apa kendala dalam
melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
(dalam materi geometri)?
Kebiasaan dengan kurikulum yang
terdahulu dan ketidaksiapan dari siswa
juga.
8 Kesulitan apa yang Bapak
alami saat membuat perangkat
pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan
saintifik?
Dalam Perencanaan hambatan yang
dialami : (1) hambatan dalam
penyusunan RPP 2013, (2)
pengembangan RPP, (3) kesulitan
dalam menyiapkan media
pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, hambatan yang dialami
guru yaitu: (1) sulitnya menarik minat
siswa untuk bertanya, (2) kurangnya
waktu, (3) rumitnya persiapan, (4) guru
kurang mampu mengelola kelas, (5)
siswa banyak yang terlambat
mengumpulkan tugas. Dalam kegiatan
penilaian hambatannya yaitu (1) guru
masih kesulitan dalam melakukan
penilaian kepada siswa secara
bersamaan, (2) guru masih bingung
membuat instrument penilaian
9 Apakah yang Bapak ketahui
mengenai teori Van Hiele
dalam pembelajaran geometri
bagi siswa SMP?
Setelah saya membaca beberapa
referensi, penerapan teori van Hiele
memberikan dampak yang positif
dalam pembelajaran geometri. Ada 5
tahapan dalam belajar geometri yaitu :
tahap pengenalan, tahap analisis, tahap
pengurutan, tahap deduksi, dan tahap
akurasi
10 Apakah menurut Bapak teori
Van Hiele penting untuk
digunakan dalam pembelajaran
matematika (materi geometri)?
Penting karena mempunyai kelebihan :
membantu siswa untuk lebih
memahami geometri dengan belajar
melalui pengalaman, siswa tidak
dituntut untuk mengetahui terlebih
dahulu materi geometri yang akan
diajarkan sehingga siswa akan
menemukan pengetahuannya sendiri
melalui proses belajar yang mereka
lakukan, selain itu kecepatan
pemahaman dari tahap awal ke tahap
selanjutnya lebih tergantung pada isi
dan metode pembelajaran yang
digunakan guru daripada usia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
kematangan berfikir siswa.
11 Menurut Bapak, apa kendala
dalam menerapkan
pembelajaran geometri dengan
teori Van Hiele?
Pengajaran teori Van Hiele ini harus
dilakukan secara bertahap karena jika
tidak, kemungkinan siswa untuk dapat
memahami geometri dengan baik tidak
akan tercapai. Hal ini karena dalam
tahapan-tahapan teori Van Hiele ini
bekerja secara berkesinambungan atau
berkaitan antara satu tahapan dengan
tahapan selanjutnya. Teori ini juga
menuntut guru untuk kreatif dalam
mengemas pengajaran yang dapat
menyesuaikan dengan tingkat berpikir
siswa, serta guru harus mampu
menentukan strategi yang tepat dalam
pelaksanaannya.
12 Apakah saran dari Bapak
dalam penyusunan perangkat
pembelajaran yang
dikembangkan dengan
mengakomodasi teori Van
Hiele menggunakan
pendekatan saintifik dalam
materi bangun ruang sisi datar?
Perangkat pembelajaran yang
menerapkan fase pembelajaran Van
Hiele agar bisa berdampak positif bagi
tingkat pemahaman siswa terhadap
geometri. Selain itu pendekatan
saintifik tetap tampak dalam
pembelajaran. Jadi seolah bisa
menggabungkan keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 13
OBSERVASI PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
Hari / tanggal :
A. Observasi Analisis kebutuhan (Sebelum uji coba)
No. Aspek yang diamati Ya/Tidak Keterangan
Ya Tidak
I PRA PEMBELAJARAN Guru melakukan pra
pembelajaran dengan cukup
baik. Guru memeriksa
kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran.
Namun karena belum
menggunakan media jadi guru
belum memeriksa kesiapan
ruang dan media pembelajaran
1 Guru memeriksa kesiapan
ruang, alat pembelajaran, dan
media
√
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN Guru melakukan apersepsi
dengan cukup baik, hanya saja
belum menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai
kepada siswa.
1 Kegiatan apersepsi √
2 Penyampaian kompetensi yang
akan tercapai dan rencana
kegiatannya
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan guru terhadap
materi baik. Guru juga telah
menyampaikan materi sesuai
hierarki belajar dan
mengaitkan materi yang
diajarkan dengan kehidupan
nyata sehari-hari.
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Guru menunjukan penguasaan
materi pembelajaran
√
2 Penyampaian materi sesuai
dengan hierarki belajar √
3 Guru mengkaitkan materi
dengan realitas kehidupan √
B Pendekatan/strategi pembelajaran Secara keseluruhan
pendekatan/strategi yang
digunakan guru sudah baik.
Namun guru kurang
memberikan pembelajaran
sesuai kebutuhan semua siswa,
bagi siswa tertentu yang cepat
daya tangkapnya saja.
Pendekatan saintifik juga
belum terlalu nampak.
1 Pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai √
2 Pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa
√
3 Pembelajaran secara runtut √
4 Guru melaksanakan
pembelajaran yang
terkoordinasi
√
5 Guru melaksanakan
pembelajaran yang bersifat √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
kontekstual
6 Pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
√
7 Pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah dialokasikan √
8 Peneraan pendekatan saintifik
pada pembelajaran :
a. Kegiatan mengamati
tampak dalam pembelajaran
√
b. Kegiatan menanya tampak
dalam pembelajaran √
c. Kegiatan mengumpulkan
informasi tampak dalam
pembelajaran
√
d. Kegiatan mengasosiasi
tampak dalam pembelajaran
√
e. Kegiatan
mengkomunikasikan
tampak dalam pembelajaran
√
C Teori Van Hiele (Fase Pembelajaran Van
Hiele)
Fase pembelajaran Van Hiele
belum nampak pada
pembelajaran. 1 Fase informasi terlihat dalam
kegiatan pembelajaran
√
2 Fase orientasi terpadu terlihat
dalam kegiatan pembelajaran
√
3 Fase eksplitasi terlihat dalam
kegiatan pembelajaran
√
4 Fase orientasi bebas terlihat
dalam kegiatan pembelajaran
√
5 Fase integrasi terlihat dalam
kegiatan pembelajaran
√
D Pemanfaatan media
pembelajaran/suber belajar
Guru belum menggunakan
media pembelajaran. Siswa
kadang bosan dengan
pembelajaran yang masih
ceramah.
1 Guru menunjukan ketrampilan
dalam penggunaan media
√
2 Media yang digunakan
menghasilkan pesan yang
menarik
√
3 Penggunaan media secara
efektif dan efisien
√
4 Siswa terlibat dalam
penggunaan media
√
E Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
Guru sudah menumbuhkan
agar siswa berpatisipasi aktif
dalam pembelajaran namun
kurang merespon partisipasi 1 Tumbuhnya partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
2 Guru merespon positif
partisipasi siswa
√ aktif dari siswa.
3 Terjadinya interaksi guru-siswa
dan siswa-siswa
√
4 Guru menunjukan sikap terbuka
terhadap respons siswa
√
5 Guru menunjukan hubungan
antarpribadi yang kondusif
√
6 Tumbuhnya keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar
√
F Penilaian proses dan hasil belajar Guru kurang memantau
kemajuan belajar siswa. 1 Guru memantau kemajuan
belajar √
2 Pemberian tugas sesuai dengan
kompetensi √
G Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan guru
sudah baik. 1 Penggunaan bahasa lisan secara
jelas dan lancar √
2 Penggunaan bahasa tulis yang
baik dan benar √
3 Penyampaian pesan dengan
gaya yang sesuai √
III PENUTUP Pembelajaran tidak diakhiri
dengan menggunakan refleksi. 1 Refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
2 Guru memberikan arahan,
kegiatan, atau tugas √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 14
OBSERVASI PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
Hari / tanggal :
B. Observasi uji coba produk
No. Aspek yang diamati Ya/Tidak Keterangan
Ya Tidak
I PRA PEMBELAJARAN Guru melakukan pra
pembelajaran dengan baik.
Guru memeriksa kesiapan
siswa untuk mengikuti
pembelajaran dan juga
kesiapan ruangan serta media
yang akan digunakan.
1 Guru memeriksa kesiapan
ruang, alat pembelajaran, dan
media
√
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN Kegiatan apersepsi dilakukan
guru dengan sangat baik.
Kompetensi yang akan dicapai
dan rencana kegiatan
pembelajaran disampaikan
kepada siswa.
1 Kegiatan apersepsi
√
2 Penyampaian kompetensi yang
akan tercapai dan rencana
kegiatannya
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan guru terhadap
materi baik. Guru juga telah
menyampaikan materi sesuai
hierarki belajar dan
mengaitkan materi yang
diajarkan dengan kehidupan
nyata sehari-hari.
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Guru menunjukan penguasaan
materi pembelajaran
√
2 Penyampaian materi sesuai
dengan hierarki belajar √
3 Guru mengkaitkan materi
dengan realitas kehidupan √
B Pendekatan/strategi pembelajaran Secara keseluruhan
pendekatan/strategi yang
digunakan guru sudah baik.
Pendekatan saintifik sudah
tampak terlihat dalam
pembelajaran.
1 Pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai √
2 Pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa
√
3 Pembelajaran secara runtut √
4 Guru melaksanakan
pembelajaran yang
terkoordinasi
√
5 Guru melaksanakan
pembelajaran yang bersifat
kontekstual
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
6 Pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
√
7 Pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah dialokasikan √
8 Peneraan pendekatan saintifik
pada pembelajaran :
a. Kegiatan mengamati
tampak dalam pembelajaran √
b. Kegiatan menanya tampak
dalam pembelajaran √
c. Kegiatan mengumpulkan
informasi tampak dalam
pembelajaran
√
d. Kegiatan mengasosiasi
tampak dalam pembelajaran √
e. Kegiatan
mengkomunikasikan
tampak dalam pembelajaran
√
C Teori Van Hiele (Fase Pembelajaran Van
Hiele)
Fase pembelajaran Van Hiele
terlihat pada pembelajaran.
1 Fase informasi terlihat dalam
kegiatan pembelajaran √
2 Fase orientasi terpadu terlihat
dalam kegiatan pembelajaran √
3 Fase eksplitasi terlihat dalam
kegiatan pembelajaran √
4 Fase orientasi bebas terlihat
dalam kegiatan pembelajaran √
5 Fase integrasi terlihat dalam
kegiatan pembelajaran √
D Pemanfaatan media pembelajaran/suber
belajar
Pembelajaran sudah
menggunakan media
pembelajaran. Siswa juga
menjadi lebih antusias
mengikuti pembelajaran.
1 Guru menunjukan ketrampilan
dalam penggunaan media √
2 Media yang digunakan
menghasilkan pesan yang
menarik
√
3 Penggunaan media secara
efektif dan efisien √
4 Siswa terlibat dalam
penggunaan media √
E Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
Guru sudah menumbuhkan
agar siswa berpatisipasi aktif
dalam pembelajaran namun
kurang merespon partisipasi
aktif dari siswa.
1 Tumbuhnya partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran √
2 Guru merespon positif √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
partisipasi siswa
3 Terjadinya interaksi guru-siswa
dan siswa-siswa √
4 Guru menunjukan sikap terbuka
terhadap respons siswa √
5 Guru menunjukan hubungan
antarpribadi yang kondusif
√
6 Tumbuhnya keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar √
F Penilaian proses dan hasil belajar Siswa telah diberikan tugas
yang sesuai dengan
kompetensi. 1 Guru memantau kemajuan
belajar √
2 Pemberian tugas sesuai dengan
kompetensi √
G Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa di kelas
selama pembelajaran sudah
jelas bagi siswa. Guru juga
sudah menyampaikan pesan
yang sesuai.
1 Penggunaan bahasa lisan secara
jelas dan lancar √
2 Penggunaan bahasa tulis yang
baik dan benar √
3 Penyampaian pesan dengan
gaya yang sesuai √
III PENUTUP Guru membimbing siswa
untuk merefleksikan
pembelajaran dan memberikan
tugas dan arahan untuk
kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
1 Refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa √
2 Guru memberikan arahan,
kegiatan, atau tugas √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 15
ANALISIS ULANGAN HARIAN SISWA MATERI KUBUS
1) Hasil analisis ulangan harian siswa pada tahap berpikir visualisasi
No soal Jawaban siswa Analisis jawaban siswa
1. Siswa dapat mengingat unsur
kubus yaitu diagonal ruang
kubus dan hubungannya dengan
rusuk kubus, yaitu diagonal
ruang = r√ .
2. Siswa bisa mengerjakan soal
dengan mengingat sifat kubus
walaupun guru mengecoh
dengan kata kubus tersebut
memiliki tinggi 20 cm, namun
siswa dapat memahami bahwa
tinggi kubus adalah rusuk kubus
yang memiliki ukuran yang
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
3. Siswa kesulitan untuk
menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan volume kubus
yang ukurannya telah
diperbesar.
4. Siswa kesulitan untuk
menghitung volume kubus
apabila diketahui luas
permukaannya. Siswa belum
mampu menyelesaikan soal
mengenai luas permukaan dan
volume kubus.
Siswa ini hanya menjawab dengan benar soal nomor 1, dan 2. Sehingga
siswa tersebut masih berada pada tahap berpikir visualisasi.
2) Hasil analisis ulangan harian siswa pada tahap berpikir analisis
No soal Jawaban siswa Analisis jawaban siswa
1.
Siswa dapat mengingat unsur
kubus yaitu diagonal ruang
kubus dan hubungannya dengan
rusuk kubus, yaitu diagonal
ruang = r√ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
2. Siswa dapat mengerjakan soal
dengan mengingat sifat kubus
walaupun guru mengecoh
dengan kata kubus tersebut
memiliki tinggi 20 cm, namun
siswa dapat memahami bahwa
tinggi kubus adalah rusuk kubus
yang memiliki ukuran yang
sama.
3. Siswa mengetahui cara untuk
menghitung volume kubus
namun siswa kesulitan dalam
mengerjakan soal yang
ukurannya telah diperbesar dari
ukuran semula.
4. Siswa dapat mengerjakan
dengan baik soal untuk mencari
volume kubus apabila diketahui
luas permukaannya. Siswa
terlebih dahulu mencari rusuk
dari kubus tersebut kemudian
menghitung luas permukaanya
dengan rumus yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
diajarkan yaitu 6 x r2
Siswa ini hanya menjawab dengan benar soal nomor 1, 2, dan 4. Sehingga
siswa tersebut masih berada pada tahap berpikir analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 16
ANALISIS TES GEOMETRI MATERI PRISMA DAN LIMAS
1) Hasil analisis tes geometri untuk siswa yang berada pada tahap berpikir
visualisasi
No soal Jawaban siswa Analisis jawaban siswa
1. Siswa menyebutkan gambar
mana yang termasuk prisma
(b,c) dan gambar yang
termasuk limas (a,d)
2. Siswa dapat menyebutkan
contoh-contoh dari prisma dan
limas dal am kehidupan
sehari-hari dengan baik dan
menyebutkannya lebih dari
satu contoh
3.
Siswa dapat menggambar
variasi prisma yaitu prisma
segitiga dan prisma segiempat,
serta limas segiempat
walaupun hanya berupa sketsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
4. Siswa dapat menebak dengan
benar soal “siapakah aku” pada
soal yang kedua saja yaitu
limas segiempat. Jawaban soal
yang pertama adalah prisma
segilima dan jawaban yang
kedua adalah limas segiempat.
5.
Siswa belum dapat
menjelaskan pengertian dari
prisma dan limas dengan baik
6. Siswa menyetujui pernyataan
balok adalah prisma namun
alasannya salah.
7. Siswa menyetujui pernyataan
kubus dan balok adalah prisma
namun alasannya salah
8. Siswa belum dapat
menyelesaikan soal
menghitung tinggi limas,
volume limas, dan luas
permukaan limas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
diberikan.
9. Siswa belum dapat
menyelesaikan soal
menghitung volume dan luas
permukaan dari prisma dengan
baik.
10.
Siswa belum bisa menjawab
soal ini dengan baik.
Siswa ini hanya menjawab dengan benar soal nomor 1, 2, 3, dan 4.
Sehingga siswa tersebut masih berada pada tahap berpikir visualisasi.
2) Hasil analisis tes geometri untuk siswa yang berada pada tahap berpikir
analisis
No soal Jawaban siswa Analisis jawaban siswa
1.
Siswa menyebutkan gambar
mana yang termasuk prisma
(b,c) dan gambar yang
termasuk limas (a,d)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
2. Siswa dapat menyebutkan
contoh-contoh dari prisma
dan limas dalam kehidupan
sehari-hari dengan baik dan
menyebutkannya lebih dari
satu contoh
3.
Siswa dapat menggambar
variasi prisma yaitu prisma
segitiga dan limas segiempat
walaupun hanya berupa
sketsa
4. Siswa dapat menebak dengan
benar soal “siapakah aku”
disertai dengan gambarnya.
Jawaban soal yang pertama
adalah prisma segilima dan
jawaban yang kedua adalah
limas segiempat.
5.
Siswa dapat menjelaskan
pengertian dari prisma dan
limas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
6.
Siswa menyetujui pernyataan
balok adalah prisma dan
menyebutkan alasannya
walaupun alasannya kurang
tepat.
7. Siswa menyetujui pernyataan
kubus dan balok adalah
prisma dan namun alasannya
tidak tepat
8. Siswa dapat menyelesaikan
soal menghitung tinggi limas,
volume limas, dan luas
permukaan limas yang
diberikan.
9. Siswa belum dapat
menyelesaikan soal
menghitung volume dan luas
permukaan dari prisma
dengan baik.
10.
Siswa belum bisa menjawab
soal ini dengan baik.
Siswa ini hanya menjawab dengan benar soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8 dan 9.
Sehingga siswa tersebut masih berada pada tahap berpikir analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
3) Hasil analisis tes geometri untuk siswa yang berada pada tahap berpikir
abstraksi
No. Jawaban siswa Analisis jawaban siswa
1. Siswa menyebutkan gambar mana
yang termasuk prisma (b,c) dan
gambar yang termasuk limas (a,d)
dan siswa juga sudah
menyebutkan alasannya.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-
contoh dari prisma dan limas
dalam kehidupan sehari-hari
dengan baik dan menyebutkannya
lebih dari satu contoh
3. Siswa dapat menggambar variasi
prisma yaitu prisma segitiga,
prisma segiempat, dan prisma
segilima. Siswa juga dapat
menggambar variasi dari limas
yaitu limas segitiga, limas
segiempat, dan limas segilima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
4. Siswa dapat menebak dengan
benar soal “siapakah aku” disertai
dengan gambarnya. Jawaban soal
yang pertama adalah prisma
segilima dan jawaban yang kedua
adalah limas segiempat.
5. Siswa dapat menjelaskan
pengertian dari prisma dan limas
dengan bahasanya sendiri.
6. Siswa menyetujui pernyataan
balok adalah prisma dan
menyebutkan alasannya dengan
benar.
7.
Siswa menyetujui pernyataan
kubus dan balok adalah prisma
dan menyebutkan alasannya yang
didasari jawaban no 6.
8. Siswa dapat menyelesaikan soal
menghitung tinggi limas, volume
limas, dan luas permukaan limas
yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
9.
Siswa dapat menyelesaikan soal
menghitung volume dan luas
permukaan dari prisma dengan
baik.
10.
Siswa belum bisa menjawab soal
ini dengan baik.
Siswa ini hanya menjawab dengan benar soal nomor 1 hingga 9, hanya nomor 10
yang belum bisa dijawab. Sehingga siswa tersebut telah berada pada tahap
berpikir abstraksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 17
TRANSKRIP UJI COBA PRODUK
Pertemuan Pertama 15 Mei 2015
Keterangan:
Guru : G SS : Semua Siswa S : Siswa
BS : Beberapa Siswa Sn : Siswa ke-n
Kn : Kelompok ke-n
1. [SS memasuki kelas satu per satu dengan menyalami tangan guru dengan
tertib]
2. G : “Ayo duduk yang rapi, kita ambil sikap doa yang baik, jangan berisik”
3. [SS dan guru berdoa bersama]
4. S1 : “Beri salam”
5. SS : “Selamat pagi bapak”
6. G : “Iya selamat pagi semuanya. Hari ini kita akan melanjutkan materi kita
selanjutnya ya. Kemarin kita sudah belajar mengenai kubus dan balok. Nah
sekarang kita akan melanjutkan pembelajaran mengenai prisma dan limas.
Pada pertemuan kali ini kita akan belajar mengenai prisma terlebih dahulu”
7. [Guru mengeluarkan beberapa contoh makanan yang memiliki kemasan
berbentuk prisma serta model dari prisma]
8. S2 : “Wah cokelat silverqueen.. pak itu buat kita pak?”
9. G : “Nah berikut ini contoh benda-benda di sekitar kita yang berbentuk
prisma. Sebenarnya bapak memiliki sebuah video berisi contoh prisma dan
limas dalam kehidupan di sekitar kita tapi itu sound dan speakernya malah
bermasalah. Kita menggunakan benda-benda ini saja. Siapa lagi yang tau
bentuk prisma apa saja?”
10. S3 : “Rumah pak, atapnya”
11. S4 : “Tenda pak”
12. S5 : “Itu pak bungkus Hello Panda sama chungky bar yang dipegang bapak.
Itu ada isinya pak?” [Sambil menunjuk contoh yang dibawa guru]
13. G : “Iya benar kalian menyebutkan beberapa contoh prisma di kehidupan
nyata. Tenda, atap rumah, dan kemasan dari beberapa makanan ini. Setelah ini
kita akan belajar unsur-unsur dari prisma seperti kita telah belajar unsur-unsur
pada balok dan kubus”
14. S6 : “Unsur-unsur tu maksudnya apa pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
15. BS : “Huuu.. kamu piye to nggak belajar ya”
16. S7 : “kayak rusuk, sisi, diagonal sisi gitu kan pak”
17. G : “Iya, benar. Unsur-unsur pada prisma yang akan kita pelajari meliputi
rusuk, sisi, titik sudut. Sekarang akan belajar dan berdiskusi dalam kelompok.
Ayo kita bentuk dulu kelompoknya. Ada 7 kelompok, 1 kelompok
beranggotakan 4 orang”
18. BS : “Pilih sendiri aja ya kelompoknya pak”
19. G : “Kelompoknya akan bapak tentukan”
20. BS : “Yahh pak.. kok nggak pilih sendiri aja to pak”
21. G : “Nanti kalau pilih sendiri kalian kecenderungannya akan memilih teman
yang kalian anggap dekat dan yang itu-itu saja. Kalau kelompok secara acak
kalian bisa belajar bekerja sama dengan teman yang lainnya dan bisa dekat
dengan teman yang lain juga”
22. BS : “Ya udah pak manut..”
23. [Guru membentuk kelompok dengan menghitung siswa yang duduknya
berdekatan untuk menjadi satu kelompok]
24. Guru : “Sekarang bapak akan membagikan LKS untuk kalian kerjakan ya.
Masing-masing kelompok akan menggambar prisma segi-n yang bapak
berikan. Untuk kelompok 1 dan 2 mendapatkan prisma segitiga, kelompok 3
dan 4 mendapatkan prisma segiempat, untuk kelompok 5 dan 6 mendapatkan
prisma segilima dan kelompok 7 mendapatkan prisma segienam”
25. K7 : “Wah kok kita nggak ada temen kelompok yang sama pak”
26. G : “Tidak apa-apa malah kalian hebat bisa satu-satunya kelompok yang
mengerjakan tentang prisma segienam”
27. K7 : “Oke deh pak kalo gitu, kita buktikan kalo kita bisa”
28. G : “Ayo silahkan berkumpul dengan kelompoknya dan mulai mengerjakan.
Kalian juga bisa melihat gambarnya pada buku paket kalian. Nanti kalau ada
yang kurang jelas bisa ditanyakan ke bapak ya”
29. [Siswa mulai mengerjakan LKS dalam kelompoknya]
30. G : “Ini kalian bisa menggunakan media dari prisma yang ada. Tadi tu
sebenarnya bapak sudah menyiapkan sebuah video tentang prisma dan limas.
tapi itu malah sound systemnya error”
31. SS : “Waa.. padahal bisa nonton ya pak”
32. G : “Sebagai gantinya kan kita sudah bisa bersenang-senang sambil belajar
dengan mengerjakan LKS ini. Ya sudah ayo sambil dikerjakan jangan terlalu
banyak ngobrolnya”
33. K1 : “Pak ini yang prisma segitiga dihitung semua to sisinya? Bener ada 5
pak?
34. G : “Iya dihitung semua, coba kalian hitung dan diskusikan lagi udah benar
atau belum”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
35. [Setiap kelompok sibuk mengerjakan LKSnya. Guru berkeliling
memperhatikan siswa-siswa]
36. K3 : “Pak, kita bingung..”
37. G : “Apa yang kalian bingungkan? Kalian mendapatkan prisma segiempat
kan?”
38. K3 : “Iya pak kita kan mau gambar prisma segiempat. Nah kita bingung pak
gambar prisma segiempat tu gimana. Berarti kayak balok gitu juga dong pak?”
39. G : “Kenapa kamu bisa memberi pernyataan seperti itu?” [Guru memancing
siswa]
40. K3 : “kan balok atas sama bawahnya sama kayak prisma juga kan gitu”
41. G : “Iya, benar, balok dan kubus itu termasuk dalam prisma yang memiliki ciri
khusus. Kelompok 4 kalian juga mengerjakan prisma segiempat, berarti kalau
kubus bagaimana? Apakah juga merupakan prisma?
42. K4 : “Iya pak. Kalau kubus berarti prisma segi empat yang rusuk-rusuknya
sama semua kan pak”
43. [Siswa kembali mengerjakan LKS]
44. [Setiap kelompok rata-rata sedang menggambar prisma]
45. G : “Agar gambarnya lebih jelas dan bagus kalian boleh menggunakan spidol
atau pulpen warna”
46. S8 : “Warna-warni dong nanti pak”
47. [Siswa menjadi cukup ribut]
48. G : “Sttt.. sudah. Sekarang fokus mengerjakan lagi. Waktunya hanya 30 menit
lho”
49. K6 : “Pak ini ngasih namanya gimana?”
50. [Guru mendatangi kelompok 6]
51. G : “Kasih namanya tergantung dari gambar yang kalian buat”
52. K5 : “Pak bagian yang bangun ini bernama… ini gimana pak?”
53. [Guru mendatangi kelompok 5]
54. G : “Itu tergantung kalian memberi nama di gambarnya. Mau ABCD atau
PQRS”
55. [K5 masih terlihat bingung]
56. G : “Misalnya punya kalian prisma segilima berarti memberi namanya prisma
ABCDE.FGHIJ”
57. K5 : Oh gitu. Iya pak mudeng”
58. [Guru melanjutkan berkeliling melihat pekerjaan kelompok lain]
59. K7 : “Pak kalau diagonal bidang tu gimana? Apa bedanya dengan bidang
diagonal?
60. G : “Kalau diagonal bidang itu diagonal yang ada di bidang-bidang yang
membatasi prismanya ini, kalau bidang diagonal bidang yang terbentuk dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
dua rusuk sejajajar di dalam prismanya itu. Diingat lagi waktu kubus balok
itu”
61. K7 : “Makasih pak”
62. G : “Dah waktunya habis. Semuanya udah pada selesai?”
63. [SS kembali mengerjakan]
64. BS : “Sek..sek bentar pak dikit lagi”
65. [Setiap kelompok berusaha menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai]
66. G : “Ayo setiap kelompok silahkan bergantian maju untuk menempelkan hasil
pekerjaannya”
67. Sn : “ Bentar pak”
68. G : “Kelompok yang sudah bisa mulai menempel kertas hasil pekerjaannya di
depan”
69. [Kelompok 1 mulai maju ke depan untuk menempel hasil pekerjaannya]
70. [Kemudian disusul oleh kelompok 2 hingga kelompok 7 untuk menempel hasil
pekerjaan di depan]
71. G : “Sekarang masing-masing dari kelompok maju ke depan untuk
mengumpulkan data dari hasil pekerjaan kelompok lain dengan melengkapi
tabel yang sudah bapak buat di papan tulis”
72. G : “Kelompok 1 ayo maju bawa buku catatannya. Lalu disusul kelompok 2
nanti urut sampai kelompok 7”
73. [Setiap kelompok maju untuk mengamati dan mencatat jawaban dari
kelompok lain]
74. G : “Sekarang semuanya perhatikan yang sudah tercatat di buku kalian kita
akan mengecek dan menganalisis jawaban-jawaban itu benar atau tidak. Mulai
dari prisma segitiga, siapa yang mau ke depan untuk membuktikan jawaban
dari temenmu kalau titik sudutnya 6?”
75. BS : “Aku.. aku pak”
76. G : “ Angkat tangannya yang mau maju”
77. S8 : “Eva pak..”
78. G : “Ya udah ayo Eva maju”
79. [Siswa maju dan memegang model prisma segitiga]
80. G : “Coba tunjukkan ke teman-temanmu benar tidak kalau titik sudut prisma
segitiga ada 6?”
81. S8 : “Benar pak”
82. S9 : “Huuu bener po? Sok tau itu pak”
83. S8 : “Weh bener yo.. ki tak itungke. Ni satu, dua, tiga, empat, lima, enam”
84. [Siswa yang maju menghitung titik pojok prisma segitiga dengan
menggunakan model prisma segitiga]
85. G : “Yak, makasih ya Eva. Siapa yang setuju dengan Eva?”
86. [Beberapa siswa mengangkat tangannya menyatakan persetujuan]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
87. [S8 kembali ke tempat duduk]
88. G : “Sekarang untuk rusuknya. Apa bener ada 9?”
89. [Ada siswa yang menjawab iya, ada siswa yang memberikan jawaban lain]
90. G : “Kalau mau jawab ke depan berarti harus angkat tangan, jangan menjawab
keroyokan begitu”
91. S8 : “Eva pak..”
92. G : “Jangan Eva lagi, coba yang lain”
93. S10 : “Saya pak”
94. G : “Baik ayo maju”
95. [S10 maju dan menunjukkan kepada teman-temannya tentang ada berapa
rusuk prisma segitiga]
96. S10 : “Nih, rusuknya ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,
sembilan” [S10 menghitung jumlah rusuk dengan menggunakan model limas
segitiga]
97. G : “Gimana yang lain setuju tidak?”
98. SS : “Setujuu”
99. [Bel tanda pelajaran telah usai]
100. G : “Yak anak-anak waktunya telah habis kita lanjutkan pelajaran ini
minggu depan. Tadi kita belajar tentang unsur-unsur?”
101. SS : “Unsur-unsur prisma pak”
102. G : “ Baiklah. Silahkan melanjutkan pelajaran selanjutnya”
103. S11 : “Beri salam”
104. SS : “Terimakasih Bapak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Pertemuan Kedua 19 Mei 2015
Keterangan:
Guru : G SS : Semua Siswa S : Siswa
BS : Beberapa Siswa Sn : Siswa ke-n
Kn : Kelompok ke-n
1. [Siswa memasuki ruang kelas dan menyalami guru dengan tertib]
2. S12 : “Beri salam”
3. SS : “Selamat siang Bapak”
4. G : “Baik selamat siang. Ayo siapkan buku-bukunya untuk pelajaran
matematika”
5. [SS sibuk menyiapkan buku dan peralatan untuk mengikuti pelajaran]
6. G : “Masih ingat dengan pelajaran minggu lalu kan yang kita mengerjakan
LKS tentang prisma?”
7. SS : “Masih pak”
8. G : “Minggu lalu kita masih sampai pada menulis hasil diskusi masing-masing
kelompok ke tabel ya. Ini tabel yang kita lengkapi kemarin”
9. [Guru menampilkan tabel mengenai unsur-unsur prisma yang telah
dikerjakan oleh para siswa minggu lalu ke dalam slide power point]
10. G : “Nah ini yang telah kita peroleh dari diskusi kita minggu lalu. Coba kita
perhatikan unsur-unsur yang ada pada prisma-prisma ini. Pertama titik
sudutnya dulu. Titik sudut prisma segitiga ada berapa?”
11. SS : “Ada 6pak”
12. G : “Kalau prisma segiempat titik sudutnya ada berapa?
13. SS : “Ada 8 pak”
14. G : “Kalau prisma segilima titik sudutnya?
15. SS : “Ada 10 pak”
16. G : “Nah coba kalian perhatikan kalau prisma segitiga titik sudutnya ada 6,
prisma segiempat ada 8, prisma segilima ada 10, berarti kalau segienam?”
17. [SS masih kebingungan mencari jawabannya]
18. G : “Atau gimana cara mencari banyak titik sudut prisma segi-25?”
19. S13 : “Lihat gambarnya pak”
20. G : “Apa memungkinkan kita mau menggambar prisma segi-50 atau segi-75
misalnya?”
21. S14 : “Waton le njawab, kowe wae kui..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
22. G : “Nah coba kalian perhatikan pola yang muncul dari banyaknya titik sudut
pada prisma segitiga, prisma segiempat, dan prisma segilima itu. Kalau prisma
segitiga ada 6, kalau segiempat ada 8, segilima 10, segienam 12”
23. [SS memperhatikan dan berusaha menemukan]
24. G : “Coba cari titik sudut prisma segi-75”
25. S16 : “Saya tau pak”
26. G : “Ya, ayo coba maju ke depan”
27. S16 : “Dikali dua kan pak” [Siswa menuliskan jawabannya 75 x 2 = 150]
28. BS : “Oh iya.. bener itu jawabannya”
29. G : “Apa benar jawabannya 150?”
30. S17 : “Bener pak, soalnya 2 x 3 kan 6, terus 2 x 4 kan 8, 2 x 5 kan 10, terus 2 x
6 kan 12. Berarti bener kan”
31. G : “Ya, jawabannya benar. Berarti kalau untuk prisma segi-n bisa ditulis 2 x
n. Ya nggak?” [Guru menuliskan 3 x n di bawah jawaban S17]
32. BS : “Iyaa pak”
33. G : “Oke, sekarang lanjut ke rusuk. Siapa yang tahu banyak rusuk prisma segi-
75?”
34. [BS mengangkat tangan, guru memilih 1 siswa yang pertama mengangkat
tangannya]
35. S18 : “Nah kalo sekarang dikali 3 kan pak” [Siswa menuliskan jawaban 75 x 3
= 225]
36. G : “Baik, jawabannya benar. Berarti kalau banyak rusuk prisma segi-n?”
37. SS : “3 x n pak” [Guru menuliskan 3 x n di bawah jawaban S18]
38. G : “Bagus. Sekarang sisinya. Siapa yang mau maju untuk limas segi-75?”
39. S20 : “Saya coba pak”
40. G : “Oke, silahkan maju ke depan dan menuliskan jawabannya”
41. [S20 menuliskan jawabannya 75 + 2 = 77]
42. S20 : “Kayaknya ditambah 2 sih pak”
43. G : “Bagaimana menurut yang lain, benar tidak?”
44. BS : “Bener kayaknya pak”
45. G : “Kok kayaknya. Jawabannya benar ya. Untuk prisma segi-n berarti n+2.
Nah sekarang untuk bidang sisinya, ayo siapa”
46. BS : “Wah rodo angel iki..”
47. G : “Ayo coba dicari dulu. Kalau prisma segitiga bidang sisinya ada 6, kalau
prisma segiempat ada 12, kalau prisma segilima ada 20, berarti kalau prisma
segi-75 ada?” [Guru berusaha memberi petunjuk pada siswa]
48. S21 : “Saya coba maju deh pak. Tapi nggak tau jawabannya juga sih pak, kalau
salah gimana”
49. G : “Tidak apa-apa kalau salah, kan dicoba dulu”
50. S21 : “Ini dikali dirinya dikurangi satu” [S21 menulis jawaban 75 x 74 = 5550]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
51. [BS mendiskusikan dengan temannya]
52. G : “Ya benar jawabannya. Berarti kalau untuk prisma segi-n diagonal
sisinya?”
53. SS : “Bingung pak”
54. G : “Kalau bapak tulis gini gimana?” [Guru menuliskan n(n-1)]
55. S21 : “Ah iya pak, gitu maksud saya, hehehe”
56. BS : “Huuuu...”
57. G : “Baik sekarang sudah paham mengenai unsur-unsur dari prisma kan.
Boleh dicatat dulu”
58. [Guru menyiapkan slide power point mengenai materi selanjutnya volume dan
luas permukaan prisma]
59. G : “Sudah?”
60. BS : “Udah pak”
61. G : “Yuk semuanya perhatikan ke depan dulu. Kita masuk ke volume prisma”
62. [SS memperhatikan ke depan dan berhenti melakukan hal lain]
63. G : “Lihat ada balok ABCD.EFGH ini, nah akan dipotong menjadi dua bagian
melalui diagonal GE” [Guru menampilkan animasi tentang cara mencari
volume limas]
64. BS : “Wah apik e, lucu bisa gitu” [Siswa kebanyakan memperhatikan
animasinya]
65. G : “Baloknya kan udah dipotong. Kita sekarang punya dua prisma, prisma
segitiga. Bapak pengen salah satu prisma dibuang saja. Nah tinggal tersisa 1
prisma yaitu prisma ABC.EFG” [Guru sembari memainkan animasi dalam
slide]
66. G : “Kalau kita mau cari volume prisma ABC.EFG itu dari balok
ABCD.EFGH berarti gimana?”
67. S10 : “Gimana dong caranya pak?”
68. S11 : “oh, aku tau, dibagi ya pak?”
69. S12 : “Dikurangi kan pak?”
70. S13 : “Ditambah to yo” [Siswa memberikan jawaban yang berbeda-beda]
71. G : “Kalau ada 1 benda utuh dibagi 2 lalu kita mau mencari volume salah
satunya berarti di?”
72. SS : “Dibagi pak”
73. G : “Ya, jadi volume balok ini dibagi 2. Kemudian kalau kita ingin mencari
volume prisma ini berarti
volume balok ABCD.EFGH. Paham sampai sini?”
74. BS : “Paham pak”
75. G : “Volume balok apa?”
76. SS : “panjang x lebar x tinggi”
77. G : “Bagus. Nah (panjang x lebar) x tinggi ini kalau bagian panjang x lebar
menjadi luasnya apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
78. BS : “Persegi panjang pak”
79. S14 : “Oh, luasnya persegi panjang ABCD ya”
80. G : “Benar. Kemudian tingginya kita ambil BF. Lalu perhatikan segitiga ABC
itu segitiga apa?”
81. S15 : “Siku-siku pak”
82. G : “Ya segitiga siku-siku. Panjang dan lebar dari persegi panjang ABCD tadi
apanya segitiga siku-siku ABC?”
83. [Siswa terlihat berpikir sejenak]
84. S16 : “Alas dan tingginya bukan sih”
85. G : “Good. Alas dan tinggi segitiga ABC. Yang lain paham?”
86. BS : “Paham pak paham”
87. G : “Nah,
x alas x tinggi itu rumus apa?”
88. SS : “luas segitiga”
89. G : “Bagus. Berarti volume prisma ABC.EFG adalah luas segitiga ABC dikali
BF”
90. BS : “Oh ya, ya pak mudeng mudeng”
91. G : “Luas segitiga ABC itu apanya prisma?”
92. SS : “Alas pak”
93. G : “Kalau BF?”
94. SS : “Tinggi”
95. G : “Jadi kesimpulannya apa rumus volume prisma?”
96. SS : “Luas alas x tingggi pak”
97. G : “Good. Catat dulu ya rumusnya”
98. [Siswa telah selesai mencatat dan siap belajar materi selanjutnya]
99. G : “Sudah siap untuk materi selanjutnya?”
100. SS : “Siap pak”
101. G : “Sekarang kalian perhatikan model prisma yang ada di depan ini. Ada
prisma segitiga, prisma segiempat, dan prisma segienam. Tadi kita sudah
belajar unsur-unsurnya kan. Untuk prisma segitiga, berapa sisi yang dia
punya?”
102. S17 : “5 pak”
103. G : “Benar, 5. Nah 5 itu terdiri dari alas dan atap dan di samping-
sampingnya ini berbentuk apa?”
104. BS : “Persegi panjang”
105. G : “Iya persegi panjang. Alas dan tutupnya ini sama tidak?”
106. SS : “Sama pak”
107. G : “Ya, bagus. Sekarang kita beralih ke prisma segiempat. Ada berapa
sisi?”
108. S19 : “6 pak. Alas, tutup, dan 4 persegi panjang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
109. G : “Bagus sekali. Nah sekarang kita akan menghitung luas permukaanya.
Ini bapak akan menampilkan jaring-jaring dari prisma” [ Guru menampilkan
slide yang berisi gambar jaring-jaring prisma]
110. G : “Nah ini jaring-jaringnya. Seperti yang sudah bapak jelaskan tadi sisi-
sisi yang ada pada tiap prisma. Sekarang kita akan mencari luas permukaan
prisma. Berarti sisi-sisi ini kita apakan?”
111. [Para siswa masih ragu untuk menjawab]
112. G : “Kayak kubus kemarin luas permukaannya gimana?”
113. BS : “6 x s2”
114. G : “Ya. s2
itu kan dari luas persegi tiap sisi yang membatasi persegi itu.
Dikali 6 karena ada 6 persegi yang membentuk kubus. Masih ingat?”
115. BS : “Masih pak” ; BS : “Lupa pak”
116. G : “Diingat-ingat dan dipelajari lagi ya. Nah pada prisma ini kita juga
akan mencari luas seluruh permukaannya. Berarti pertama kita cari luas
apanya dulu?”
117. S9 : “Luas sisi-sisi prismanya itu pak”
118. G : “Ya benar. Setelah tahu luas masing-masing sisinya berarti akan kita
apakah?”
119. BS : “Ditambah”
120. G : “Dijumlah, ya benar. Semuanya paham, sudah mulai ada gambaran?”
[Sebagian siswa menganggukan kepala tanda mengerti]
121. G : “Di prisma tadi kan alas dan tutupnya kalian katakan sama kan, berarti
kita hitung salah satunya lalu kita kalikan 2 boleh tidak?”
122. [Para siswa terlihat mencerna kalimat guru terlebih dahulu]
123. SS : “Boleh pak”
124. G : “Oke sekarang sisi tegaknya yang berbentuk persegi panjang ini. Kalau
di prisma segitiga kan ada 3, di prisma segiempat ada 4, di prisma segi-10 ada
berapa?”
125. BS : “Ada 10”
126. G : “Berarti pada tiap prisma berbeda ya, tergantung prisma segi berapa.
Kalau prisma segi-n berarti ada n buah kan? Paham sampai di sini?”
127. SS : “Paham pak”
128. G : “Lanjut ya, jadi untuk luas permukaan prisma bisa kita tuliskan seperti
ini. 2 x luas alas + n x Luas sisi tegak”
129. SS : “Ooo, gitu to”
130. BS : “Catat dulu pak rumusnya sebelum lupa”
131. G : “Ya bapak beri waktu mencatat dan memahaminya lagi”
132. [Siswa mencatat dan guru mempersiapkan untuk contoh soal dan beberapa
latihan soal]
133. [SS memperhatikan contoh soal dan mengerjakan beberapa soal latihan]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
134. G : “Baik anak-anak, bel telah berbunyi. Kita sudah belajar tentang luas
dan volume dari apa tadi?”
135. SS : “Prisma pak”
136. G : “Oke. Ingat rumus luas permukaannya?”
137. BS : “Luas alas ditambah jumlah sisi tegaknya”
138. G : “Bagus. Itu karena membaca besok tidak boleh baca buku ya. Kalau
volumenya?”
139. BS : “Gampang pak. Luas alas dikali tinggi”
140. G : “Sip, nanti di rumah latihan-latihan soal yang banyak ya supaya lebih
mahir. Oke? Selamat siang”
141. SS : “Terima kasih bapak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Pertemuan Ketiga 22 Mei 2015
Keterangan:
Guru : G SS : Semua Siswa S : Siswa
BS : Beberapa Siswa Sn : Siswa ke-n
Kn : Kelompok ke-n
1. [Siswa berbaris di depan kelas terlebih dahulu dan memasuki kelas dengan
menyalami gurunya dengan tertib]
2. G : “Mari kita ambil sikap doa”
3. [Guru, siswa dan semua staff sekolah berdoa bersama, dipandu dengan
pemimpin doa di speaker]
4. S12 : “Beri salam”
5. SS : “Selamat pagi Bapak”
6. G : “Baik selamat pagi semuanya. Bagaimana kabar kalian hari ini?”
7. SS : “Baik pak”
8. G : “Sudah siap belajar matematika pagi ini? Kalau sudah ayo siapkan semua
hal yang berhubungan dengan pelajaran hari ini”
9. [SS menyiapkan buku, alat tulis dan perlengkapan untuk pelajaran hari ini]
10. [Guru menyiapkan LCD dan perlengkapan lainnya untuk mengajar]
11. G : “Sudah siap semuanya?”
12. SS : “Udah pak”
13. G : “Nah kalau sudah hari ini kita akan membentuk kelompok lagi ya.
Kelompoknya bapak yang membentuk”
14. BS : “Yaaah bapak.. kok dipilihin lagi”
15. G : “Depan belakang jadi 1 kelompok. Nah yang di belakang berdua
bergabung dengan sebelahnya untuk jadi 1 kelompok. 1 kelompok isinya 4
orang lagi”
16. [Guru membentuk 7 kelompok dengan jumlah anggota 4 masing-masing
kelompok]
17. G : “Sekarang kumpul sama kelompoknya dulu. Udah dapat kelompok semua
kan?”
18. [SS berkumpul dengan kelompoknya]
19. G : “Tolong bantu bapak membagi ini”
20. [S13 maju untuk membantu guru membagikan jaring-jaring limas]
21. S15 : “Apa ini e?”
22. S16 : “Weh lucu..lucu..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
23. S17 : “Ada bintangnya lho. Punyaku bintang”
24. [SS penasaran dan sibuk memainkan jaring-jaring limas yang telah dibagi]
25. G : “Setiap kelompok mendapatkan 3 jaring-jaring ya”
26. SS : “Iya pak”
27. G : “Nah jaring-jaring itu bentuknya limas apa? Ada yang tau?”
28. S18 : “Aku pak, ini limas semua”
29. G : “Iya memang ketiganya berbentuk limas. Tapi limas segi apa gitu”
30. BS : “Huuuu…”
31. G : “Tenang.. tenang..”
32. S19 : “Ada limas segitiga kan pak”
33. S20 : “Aku juga tau, limas segiempat juga to pak”
34. BS : “Yang bintang berarti limas segilima ya”
35. G : “Iya benar jawaban kalian. Nah ini LKSnya tolong dibagi”
36. [Setiap kelompok dibagi 1 LKS untuk dikerjakan]
37. S21 : “Ini kita ngerjain tiga-tiganya pak?”
38. G : “Untuk menghemat waktu kita bagi kayak kemarin itu aja. Kelompok 1
dan kelompok 2 mengerjakan limas segitiga”
39. K1 : “Yang ini berarti pak?”
40. G : “Iya yang itu. Kelompok 3 dan kelompok 4 mengerjakan limas segiempat
dan kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok 7 mengerjakan limas segilima”
41. BS : “Siap pak”
42. G : “Dikerjakan manut perintahnya ya. Bapak beri waktu 15 menit cukup kan”
43. BS : “Wah bentar e. Ayo ayo cepet dikerjain”
44. [SS bekerja dalam kelompoknya]
45. [BS malah bermain dengan jaring-jaring limas dan tidak ikut mengerjakan]
46. G : “Ayo semua ikut terlibat mengerjakan ya”
47. [Guru berkeliling mengamati siswa mengerjakan LKS]
48. S22 : “Pak titik puncak tu apa?”
49. G : “Titik puncak tu pertemuan titik-titik sudut yang ada di atas itu”
50. S23 : “Ini yang tengah-tengahnya alas tu yang namanya T ya pak?”
51. G : “Kalau T itu biasanya untuk memberi nama titik puncak”
52. S23 : “Kalau yang tengah-tengahnya alas?”
53. G : “Itu bisa kamu kasih nama O atau huruf apa aja sesuka kamu”
54. [Hampir semua kelompok sedang mengerjakan soal no 1 yaitu menggambar
limas]
55. G : “Waktu mengerjakannya 10 menit lagi ya”
56. SS : “Waahhh… kok tinggal bentar lagi”
57. K7 : “Pak ini titik sudutnya berarti yang di atas juga termasuk kan pak?”
58. G : “Kalo menurut kalian termasuk nggak?”
59. K7 : “Karena dia titik juga berarti termasuk sih harusnya pak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
60. G : “Iya benar”
61. K7 : “Makasih pak”
62. [Setiap kelompok menyelesaikan LKSnya masing-masing di sisa waktu yang
tersisa]
63. [Guru membuat tabel di papan tulis untuk dilengkapi]
64. G : “Oke semuanya waktunya udah habis sekarang dari kelompok 1 dan
kelompok 2 siapkan wakil untuk menulis di depan. Kelompok 3 dan kelompok
4 siapkan 1 wakil juga. Begitu juga kelompok 5, kelompok 6, dan kelompok
7”
65. [Perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk menuliskan hasil
pekerjaannya ke dalam tabel]
66. [Kelompok 1 menuliskan titik sudut = 4, rusuk = 6, sisi = 4, pada limas
segitiga]
67. [Kelompok 3 menuliskan titik sudut = 5, rusuk = 8, sisi = 5, pada limas
segiempat]
68. [Kelompok 5 menuliskan titik sudut = 6, rusuk = 10, sisi = 6, pada limas
segilima]
69. G : “Sekarang bapak tanya ke kelompok 2, sudah setuju dengan jawaban
kelompok 1?”
70. K2 : “Udah pak”
71. G : “Kelompok 4, apakah jawaban temen kalian kelompok 3 sudah benar?”
72. K4 : “Sip pak, udah”
73. G : “Kelompok 6 dan kelompok 7 gimana dengan jawaban yang kelompok 5
tuliskan?”
74. K6, K7 : “Idem pak, sama”
75. G : “Kalau misalnya bapak tanya berapa titik sudut, rusuk, dan sisi pada limas
segi-n gimana?”
76. [BS mencoba menjawab serentak]
77. G : “Angkat tangannya yang mau menjawab, jangan bareng-bareng gitu”
78. S24 : “kalau titik sudutnya ditambah satu, kalau rusuknya dikali dua”
79. S25 : “sisinya n+1 pak”
80. G : “yak bagus, berarti kalau sisi juga n+1, kalau rusuk nx2, titik sudut n+1.
Bagus kalian bisa menemukannya. Berarti berapa titik sudut limas segi-26?”
81. BS : “26”
82. G : “Nah yang kalian temukan ini bisa dilihat dalam bentuk tabel dan rumus
untuk unsur limas. Silahkan boleh dicatat dulu”
83. [Guru menampilkan slide powerpoint tentang unsur limas segi-3 hingga segi-n
dan rumus untuk menghitung unsur limas]
84. [SS mencatat mengenai hal yang telah dipelajari]
85. G : “Sudah?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
86. BS : “Belum pak, dikit lagi”
87. G : “Yang sudah siapkan judul untuk materi selanjutnya yaitu mengenai
volume limas”
88. [Guru menyiapkan slide mengenai volume limas]
89. G : “Semuanya perhatikan depan dulu ya. Ada kubus ACD.EFGH ya ini. Nah
kita gambar semua diagonal ruangnya. Jadi ada AG , BH , CE dan DF kita
buat garis dengan warna lain. Apa yang terjadi?” [Guru sambil menampilkan
animasi kubus yang dibuat diagonal ruangnya di slide]
90. [Siswa-siswa memperhatikan dengan serius animasi yang diberikan guru
mengenai volume limas]
91. BS : “Eh ada bentuk limas-limasnya”
92. G : “Ya, ada limas yang terbentuk kan. Berapa limas yang terbentuk?”
93. BS : “4 pak”
94. G : “Yakin 4?”
95. BS : “6 ding pak. Kan ada depan sama belakang juga”
96. G : “Ternyata setelah diperhatikan dengan teliti ada 6 limas segiempat yang
terbentuk kan. Nah misalkan titik perpotongan diagonal-diagonal ruang itu
kita beri nama P. P itu sebagai apanya limas?”
97. SS : “Puncaknya pak”
98. G : “Bagus. Di kubus ABCD.EFGH ini panjang rusuknya 8 cm. Berarti tinggi
limas setengah panjang rusuk kubus, ya nggak?”
99. BS : “Kok bisa gitu pak?”
100. S24 : “Setengahnya rusuk kubus ya pak?”
101. G : “Coba dicermati dengan seksama sambil diingat kubus bagaimana
kemarin”
102. BS : “Oh, ya ya.. mudeng pak”
103. G : “Yang lain sudah paham kan?”
104. [Siswa lain menganggukkan kepala]
105. G : “Kita sekarang mencari volume limas P.ABCD. Tadi kan panjang
rusuk kubusnya berapa?”
106. SS : “8 cm”
107. G : “Berarti volume kubus berapa”
108. SS : “83.. 512 pak”
109. G : “Jadi volume limas P.ABCD, volume kubus dibagi berapa?”
110. SS : “Dibagi 6”
111. G : “Kenapa”
112. BS : “Karena ada 6 limas yang sama”
113. G : “Ya. Berapa 512 dibagi 6?”
114. BS : “85, 33 pak” [Siswa segera menjawab setelah menghitung]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
115. G : “Sekarang kalau kita urai begini hasilnya sama ternyata (8 cm x 8 cm x
8 cm) : 6 = (8 cm x 8 cm x 4 cm) 2 : 6 = 8 cm x 8 cm x 4 cm x
= 85,33 cm
3”
116. [BS ada yang mencatat]
117. G : “Nanti saja mencatatnya sekarang kita perhatikan dan berdiskusi
bersama dulu”
118. G : “Dari bagian yang ini 8 cm x 8 cm x 4 cm x
, kita lihat, 8 x 8 adalah
luas persegi ABCD, 4 cm adalah tinggi limas, lalu dikali
. Jadi bisa
bagaimana volume limas?”
119. S8 : “Luas alas x tinggi limas terus dikali
120. G : “Iya tepat. Begitulah cara menghitung volume limas”
121. SS : “Ooo.. catet dulu pak”
122. G : “Ok setelah dicatat kita masuk ke contoh soal dan latihan ya”
123. [Guru menyiapkan slide mengenai luas permukaan limas]
124. G : “Tadi tiap kelompok sudah punya jaring-jaring limas kan. Sekarang
coba dilihat dan diperhatikan lagi, sisi-sisi dari limas tersebut. Ada apa aja?”
125. S26 : “Ada alas sama puncaknya pak”
126. G : “Ya bagus. Selain itu apa ada sisi-sisi yang sama?”
127. [SS memperhatikan jaring-jaring limas yang dimiliki]
128. BS : “Ya ada pak”
129. G : “Berbentuk apa?”
130. SS : “Segitiga”
131. G : “Ya benar. Bentuknya adalah segitiga. Kita menyebutnya sisi tegak ya.
Jadi kalau limas segitiga ada berapa sisi tegaknya?” [Menunjukkan gambar
limas segitiga]
132. SB : “Ada 3 segitiganya pak”
133. G : “Kalau limas segiempat?”
134. S27 : “4 pak”
135. G : “Kalau limas segilima?”
136. SS : “5”
137. G : “Kalau mencari luas permukaan itu berarti kita mencari luas seluruh
permukaan yang ada di limas ini. Berarti kalau di limas ini gimana? Sambil
diingat-ingat coba di balok dan kubus kemarin”
138. [SS terlihat berpikir dan beberapa melihat di buku catatannya]
139. S20 :”Cari luasnya dong pak? Tapi kan beda-beda”
140. S28 : “Berarti nyari luas alas sama segitiga-segitiganya itu ya pak, bener
gitu nggak to?”
141. G : “Benar jawaban teman kalian ini. Kita akan mencari luas dari sisi-sisi
yang membatasi limas ini”
142. S20 : “Terus gimana pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
143. G : “Coba direnungkan dan diresapi lalu yang ada ide boleh dikemukakan”
144. S11 : “Luas segitiga samping-sampingnya itu kan
x a x t, dihitung dulu
deh”
145. G : “Bagus. Lebih jelasnya bisa dilihat di rumus yang ada di slide. Luas
alas ditambah dengan luas sisi tegak. Nah karena sisi tegak di limas kan
berbeda jumlahnya tergantung limas segi apa. Padahal segitiga di sisi
tegaknya tu sama semua. Jadi gimana?”
146. S12 : “Saya, saya, luas segitiganya ditambah-tambahin”
147. S8 : “Luas sisi tegaknya dikali berapa jumlah segitiganya pak”
148. G : “Ya, lalu bagaimana dengan alasnya?”
149. S10 : “terus alasnya dihitung luasnya juga terus tinggal ditambahin yang
tadi”
150. G : “Nah itu dia. Jadi rumus luas permukaannya luas alas ditambah n x
luas sisi tegak atau luas segitiga tegak” [Guru menampilkan slide tentang luas
permukaan limas]
151. G : “Dicatat dulu sekarang. Kalau ada yang kurang mengerti ditanyakan
ya”
152. [Guru mengajak siswa memasuki contoh soal dan latihan beberapa soal]
153. G : “Jadi hari ini kita sudah belajar unsur limas, volume limas, dan luas
permukaan limas. Bagaimana volume limas?”
154. SS : “
x luas alas x tinggi pak”
155. G : “Bagus. Kalau luas permukaaannya?”
156. SS : “Luas alas + Luas semua sisi tegaknya pak”
157. G : “Good. Sekarang kita akhiri pelajaran pada hari ini. Nanti latihan soal-
soal lagi ya di rumah. Selamat siang”
158. SS : “Terimakasih bapak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Lampiran 18
DAFTAR NILAI
1. PENGETAHUAN
Tahap berpikir siswa berdasarkan ulangan harian kubus
No Nama siswa Soal
no 1
Soal
no 2
Soal
no 3
Soal
no 4
Tahap
berpikir
1 Siswa ke-1 1 1 0,5 0 Analisis
2 Siswa ke-2 0 1 0 0 Visualisasi
3 Siswa ke-3 0 1 0 0 Visualisasi
4 Siswa ke-4 0 1 0 1 Analisis
5 Siswa ke-5 0 1 0 0 Visualisasi
6 Siswa ke-6 - - - - -
7 Siswa ke-7 0 1 1 0 Analisis
8 Siswa ke-8 0 1 0 1 Analisis
9 Siswa ke-9 0 1 0 0 Visualisasi
10 Siswa ke-10 0 1 0 0 Visualisasi
11 Siswa ke-11 0 0,5 0 0 Visualisasi
12 Siswa ke-12 1 0 0 1 Analisis
13 Siswa ke-13 1 0 0 0 Visualisasi
14 Siswa ke-14 1 0 0 1 Analisis
15 Siswa ke-15 0 1 1 1 Analisis
16 Siswa ke-16 1 1 0 0,5 Analisis
17 Siswa ke-17 0,5 0 0 0 Visualisasi
18 Siswa ke-18 1 1 0 1 Analisis
19 Siswa ke-19 1 1 0 0,5 Analisis
20 Siswa ke-20 0 0,5 0 0 Visualisasi
21 Siswa ke-21 0,5 0 0 0 Visualisasi
22 Siswa ke-22 0 1 0 1 Analisis
23 Siswa ke-23 0 0,5 0 0 Visualisasi
24 Siswa ke-24 1 1 0 1 Analisis
25 Siswa ke-25 0,5 0 0 0 Visualisasi
26 Siswa ke-26 0 1 0 1 Analisis
27 Siswa ke-27 0 1 0 0 Visualisasi
28 Siswa ke-28 - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Berikut hasil dari tes yang telah dikerjakan oleh siswa.
Tabel 4.8.Tahap berpikir siswa pada tes prisma dan limas
No Nama siswa Soal Visualisasi Soal Analisis
Soal
Abstraksi
Deduksi
formal Tahap
berpikir 1 2 3 4 5 8 9 6 7 10
1 Siswa ke-1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 Abstraksi
2 Siswa ke-2 1 1 1 0,5 1 0,5 0 0 0 0 Analisis
3 Siswa ke-3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 Analisis
4 Siswa ke-4 1 1 0,5 1 1 1 0,5 0,5 0 0 Abstraksi
5 Siswa ke-5 1 1 1 0,5 0 0 0 0 0 0 Visualisasi
6 Siswa ke-6 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 Visualisasi
7 Siswa ke-7 0,5 1 1 1 0 0,5 1 1 0 0 Abstraksi
8 Siswa ke-8 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 0 Analisis
9 Siswa ke-9 1 1 1 1 1 0,5 0,5 0 0 0 Analisis
10 Siswa ke-10 0,5 1 1 0,5 1 0 0 0 0 0 Analisis
11 Siswa ke-11 1 1 0,5 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
12 Siswa ke-12 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
13
Siswa ke-13
1 1
0,5
0,5 1 0 0 0 0 0 Analisis
14 Siswa ke-14 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0 0 0 0 Analisis
15 Siswa ke-15 1 1 0,5 1 0,5 1 1 1 0 0 Abstraksi
16 Siswa ke-16 1 1 1 1 1 1 1 0,5 1 0 Abstraksi
17 Siswa ke-17 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 Analisis
18 Siswa ke-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Abstraksi
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
19 Siswa ke-19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 Abstraksi
20 Siswa ke-20 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 Analisis
21 Siswa ke-21 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 Analisis
22 Siswa ke-22 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 Abstraksi
23 Siswa ke-23 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 Analisis
24 Siswa ke-24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 Abstraksi
25 Siswa ke-25 1 1 0,5 1 1 0 0 0 0 0 Visualisasi
26 Siswa ke-26 1 1 1 1 1 1 1 0,5 0 0 Abstraksi
27 Siswa ke-27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 Analisis
28 Siswa ke-28 - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
2. SIKAP
a. Sikap Spiritual
No
Siswa ke-n
Mempertebal keyakinan
terhadap kebesaran
Tuhan setelah melihat
konsep bangun ruang sisi
datar yang ada di alam
sekitar.
Menyadari adanya
kegunaan bangun ruang
sisi datar
Bersyukur atas
kebesaran Tuhan dengan
adanya konsep bangun
ruang sisi datar
Total
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Siswa ke-1 B A A
2. Siswa ke-2 B A A
3. Siswa ke-3 B A A
4. Siswa ke-4 A A A
5. Siswa ke-5 B A A
6. Siswa ke-6 B A A
7. Siswa ke-7 A A A
8. Siswa ke-8 B A A
9. Siswa ke-9 B B A
10. Siswa ke-10 B B A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
11. Siswa ke-11 B B A
12. Siswa ke-12 A B A
13. Siswa ke-13 B A A
14. Siswa ke-14 A A A
15. Siswa ke-15 A A A
16. Siswa ke-16 A A A
17. Siswa ke-17 B B A
18. Siswa ke-18 A A A
19. Siswa ke-19 B A A
20. Siswa ke-20 B A A
21. Siswa ke-21 B A A
22. Siswa ke-22 B A A
23. Siswa ke-23 B A A
24. Siswa ke-24 A A A
25. Siswa ke-25 B A A
26. Siswa ke-26 A B A
27. Siswa ke-27 A B A
28. Siswa ke-28 - - - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
b. Sikap Sosial
No
Presen
si
Siswa ke-n
Rasa ingin tahu Diskusi yg Efektif Tanggung Jawab
SB B KB SB B KB SB B KB
1. Siswa ke-1 A B A
2. Siswa ke-2 B B B
3. Siswa ke-3 A B B
4. Siswa ke-4 A A A
5. Siswa ke-5 A B B
6. Siswa ke-6 B B A
7. Siswa ke-7 A B B
8. Siswa ke-8 B B B
9. Siswa ke-9 B B B
10. Siswa ke-10 A B B
11. Siswa ke-11 B B B
12. Siswa ke-12 B B A
13. Siswa ke-13 B B A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
14. Siswa ke-14 A B B
15. Siswa ke-15 A A A
16. Siswa ke-16 A A A
17. Siswa ke-17 A B B
18. Siswa ke-18 A A A
19. Siswa ke-19 B B B
20. Siswa ke-20 A B B
21. Siswa ke-21 B B B
22. Siswa ke-22 A B B
23. Siswa ke-23 A B B
24. Siswa ke-24 B A A
25. Siswa ke-25 A B B
26. Siswa ke-26 A B B
27. Siswa ke-27 B B B
28. Siswa ke-28 - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
3. KETRAMPILAN
No
Presensi Siswa ke-n
Menggambar
bangun prisma
dan limas
ST T KT
1. Siswa ke-1 B
2. Siswa ke-2 B
3. Siswa ke-3 B
4. Siswa ke-4 A B
5. Siswa ke-5 B
6. Siswa ke-6 B
7. Siswa ke-7 B
8. Siswa ke-8 B
9. Siswa ke-9 B
10. Siswa ke-10 B
11. Siswa ke-11 B
12. Siswa ke-12 B
13. Siswa ke-13 B
14. Siswa ke-14 B
15. Siswa ke-15 B
16. Siswa ke-16 B
17. Siswa ke-17 B
18. Siswa ke-18 A
19. Siswa ke-19 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
20. Siswa ke-20 B
21. Siswa ke-21 B
22. Siswa ke-22 B
23. Siswa ke-23 B
24. Siswa ke-24 A
25. Siswa ke-25 B
26. Siswa ke-26 B
27. Siswa ke-27 B
28. Siswa ke-28 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lampiran 19
Gambar Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Lampiran 20
BIODATA PENULIS
Yustina Friska Happy Wulandari, lahir di Kulon Progo
pada tanggal 26 Agustus 1993. Penulis mengenyam pendidikan di
SD Pangudi Luhur 1 Boro pada tahun 1999 hingga tahun 2005.
Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Pada tahun 2008, penulis
melanjutkan ke SMA Stella Duce 1 Yogyakarta sampai pada
tahun 2011.
Pada tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Tugas akhir yang di tempuh adalah skripsi yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengakomodasi Teori Van Hiele Materi Bangun
Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Saintifik pada Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI