plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80...

158
PENGARUH PERBANDINGAN SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 DALAM FORMULASI SEDIAAN MIKROEMULSI ASKORBIL PALMITAT DAN ALFA TOKOFEROL UNTUK ANTIAGING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Elizabeth Sita Permata Sari Sucipto Putri NIM : 108114165 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dinhkhanh

Post on 13-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

PENGARUH PERBANDINGAN SURFAKTAN TWEEN 80 DAN

KOSURFAKTAN PEG 400 DALAM FORMULASI SEDIAAN

MIKROEMULSI ASKORBIL PALMITAT DAN ALFA

TOKOFEROL UNTUK ANTIAGING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Elizabeth Sita Permata Sari Sucipto Putri

NIM : 108114165

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

i

PENGARUH PERBANDINGAN SURFAKTAN TWEEN 80 DAN

KOSURFAKTAN PEG 400 DALAM FORMULASI SEDIAAN

MIKROEMULSI ASKORBIL PALMITAT DAN ALFA

TOKOFEROL UNTUK ANTIAGING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Elizabeth Sita Permata Sari Sucipto Putri

NIM : 108114165

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Jangan mencari apa yang kamu takutkan melainkan carilah harapan dan impianmu. Jangan

berpikir tentang frustasimu, tetapi tentang potensi yang belum kamu kembangkan.

Perhatikan dirimu bukan pada apa yang telah kamu coba dan ternyata gagal, tetapi pada

segala sesuatu yang masih mungkin bagimu untuk melalukannya.

~ Paus Yohanes XXIII ~

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah

firman Tuhan.

~ Yesaya 55:8 ~

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus,

Bapak dan Ibu tercinta,

Kedua Kakakku, Tia dan Vera

Kedua Keponakanku tersayang, Nathan dan Nolan

Sahabat-sahabatku,

dan Almamaterku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Perbandingan Surfaktan Tween 80 dan Kosurfaktan PEG 400 dalam

Formulasi Sediaan Mikroemulsi Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol untuk

Antiaging” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses perkuliahan, penelitian, penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan doa, dukungan, semangat, saran

dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Orang tua atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, kebersamaan, kesabaran,

inspirasi, motivasi, saran, dan kritik yang diberikan kepada penulis.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan waktu, bimbingan, diskusi, kritik, dan saran kepada

penulis mulai dari proposal, penelitian, penyusunan hingga penyelesaian

skripsi ini.

4. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt., selaku dosen penguji atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta

memberikan pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

viii

5. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya

meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta memberikan

pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis.

6. Segenap Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

mengajar dan membimbing Penulis selama perkuliahan.

7. Fransisca Kristi Astuti, dan Agrifina Akardias Mahalalita sebagai teman satu

tim penelitian atas kerja sama, bantuan, dan kebersamaan selama proses

skripsi ini.

8. Hendrika Putra Hastama atas perhatian, semangat, dukungan, saran dan kritik

yang diberikan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku : Astuti Malyawati Susesanto, Marcelina Widani Amanda

Rompas, Rosalia Suryaningtyas, Eva Cristiana, Ayu Listiana, Rizki

Nugrahanto dan Candra Widiantoro atas semangat, dukungan, dan doa yang

diberikan kepada penulis.

10. Puspita Sari, Cindy Tiara Sari, Nita Rahayu dan teman-teman seperjuangan

atas kebersamaan dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama proses

skripsi ini.

11. Pak Musrifin, Pak Suparlan, Mas Agung, Mas Kunto, Pak Wagiran, Mas

Ottok, Bapak-bapak satpam dan seluruh laboran serta karyawan lain di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu

penulis selama penelitian.

12. Teman-teman FST 2010 atas kebersamaannya baik selama proses perkuliahan

maupun praktikum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

ix

13. Semua pihak yang telah banyak membantu selama proses skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di

bidang farmasi.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

INTISARI ......................................................................................................... xix

ABSTRACT ....................................................................................................... xx

BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Perumusan masalah ................................................................................ 4

C. Keaslian penelitian.................................................................................. 4

D. Manfaat penelitian .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. 7

A. Penuaan .................................................................................................. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xi

B. Antioksidan ............................................................................................ 11

1. Definisi Antioksidan ......................................................................... 11

2. Askorbil Palmitat Sebagai Antioksidan ............................................ 12

3. Alfa Tokoferol Sebagai Antioksidan ................................................ 14

4. Interaksi Askorbil palmitat dan Alfa tokoferol sebagai Antioksidan 15

C. Mikroemulsi ............................................................................................ 16

1. Definisi Mikroemulsi ........................................................................ 16

2. Teori Pembentukan Mikroemulsi ..................................................... 17

3. Komponen Penyusun Mikroemulsi ................................................... 19

4. Kontrol Kualitas Mikroemulsi .......................................................... 21

D. Uji DPPH ................................................................................................ 24

E. Uji Iritasi ................................................................................................. 26

F. Pemerian Bahan ...................................................................................... 27

1. Askorbil Palmitat ............................................................................... 27

2. Dl- alfa Tokoferol ............................................................................. 28

3. Minyak Zaitun ................................................................................... 28

4. Tween 80 ........................................................................................... 29

5. PEG 400 ............................................................................................ 30

6. Aquadest ............................................................................................ 30

G. Landasan Teori ....................................................................................... 31

H. Hipotesis ................................................................................................. 32

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 33

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xii

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................... 33

1. Variabel penelitian ............................................................................. 33

2. Definisi operasional ........................................................................... 34

C. Bahan Penelitian ..................................................................................... 35

D. Alat Penelitian ........................................................................................ 35

E. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 35

1. Formula Acuan Mikroemulsi ............................................................ 35

2. Percobaan Pendahuluan .................................................................... 36

3. Percobaan Utama .............................................................................. 39

4. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Hasil Percobaan Utama .. 41

5. Uji Stabilitas Fisik ............................................................................. 44

6. Uji Aktivitas Antioksidan .................................................................. 45

7. Uji Iritasi ............................................................................................ 50

F. Analisis Hasil .......................................................................................... 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 52

A. Percobaan Pendahuluan Basis Mikroemulsi ........................................... 52

B. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Hasil Percobaan Utama ...... 54

1. Pemeriksaan Organoleptis dan pH .................................................... 55

2. Pemeriksaan Tipe Mikroemulsi ......................................................... 57

3. Pengukuran Indeks Bias ..................................................................... 58

4. Pengukuran Bobot Jenis ..................................................................... 59

5. Pengukuran Persen Transmitansi ...................................................... 60

6. Pengukuran Viskositas ...................................................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xiii

7. Pengukuran Ukuran Droplet ............................................................. 62

C. Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi ..................................................... 63

1. Stabilitas Organoleptis Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw .. 64

2. Stabilitas pH Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw.................. 65

3. Stabilitas Transmitansi Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw.. 66

4. Stabilitas Viskositas sediaan mikroemulsi setelah freeze thaw ......... 66

5. Stabilitas Ukuran Droplet Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw 67

D. Aktivitas Antioksidan Sediaan Mikroemulsi .......................................... 68

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ..................................... 68

2. Penentuan Operating Time (OT) ...................................................... 69

3. Aktivitas Antioksidan Sediaan Mikroemulsi .................................... 71

E. Uji Iritasi Sediaan Mikroemulsi ............................................................ 74

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 76

A. Kesimpulan ............................................................................................. 76

B. Saran ....................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77

LAMPIRAN ..................................................................................................... 82

BIOGRAFI ...................................................................................................... 137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tingkat kekuatan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH .. 26

Tabel II. Hubungan iritation score dengan kategori iritasi ....................... 27

Tabel III. Formula acuan mikroemulsi ....................................................... 36

Tabel IV. Formula orientasi basis mikroemulsi .......................................... 36

Tabel V. Formula sediaan mikroemulsi ..................................................... 40

Tabel VI. Hasil uji pendahuluan ................................................................. 52

Tabel VII. Hasil pengamatan setelah uji heating and cooling .................... 53

Tabel VIII. Hasil pengamatan organoleptis dan pH sediaan mikroemulsi .... 55

Tabel IX. Hasil pengamatan indeks bias sediaan mikroemulsi ................... 58

Tabel X. Hasil pengukuran ukuran droplet mikroemulsi formula A pada

siklus ke-0 ................................................................................... 63

Tabel XI. Hasil pengukuran ukuran droplet mikroemulsi formula A pada

siklus ke-0 dan siklus ke-3 .......................................................... 68

Tabel XII. Hasil uji aktivitas antioksidan ..................................................... 72

Tabel XIII. Hasil uji iritasi sampel mikroemulsi ........................................... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tipe sistem dispersi mikroemulsi ............................................... 16

Gambar 2. Struktur DPPH radikal (1), struktur DPPH non radikal ............. 25

Gambar 3. Struktur Ascorbyl Palmitate ........................................................ 27

Gambar 4. Struktur Alpha Tocopherol ......................................................... 28

Gambar 5. Struktur Polysorbate 80 (tween 80) ............................................ 29

Gambar 6. Struktur PEG 400 ........................................................................ 30

Gambar 7. Hasil uji viskositas uji pendahuluan ........................................... 54

Gambar 8. a) Mikroemulsi yang dilarutkan dalam aquadest, (b) Mikroemulsi

yang dilarutkan dalam minyak zaitun ......................................... 57

Gambar 9. Hasil uji bobot jenis sediaan mikroemulsi .................................. 59

Gambar 10. Hasil uji persen transmitansi sediaan mikroemulsi ..................... 60

Gambar 11. Hasil uji viskositas sediaan mikroemulsi .................................... 61

Gambar 12. Grafik distribusi ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A 63

Gambar 13. Penampilan fisik seluruh formula sediaan mikroemulsi sesudah

dan sebelum uji sentrifugasi ....................................................... 64

Gambar 14. Profil kurva pH sediaan mikroemulsi tiap siklus freeze thaw .... 65

Gambar 15. Profil kurva persen transmitansi sediaan mikroemulsi tiap siklus

freeze thaw .................................................................................. 66

Gambar 16. Profil kurva viskositas sediaan mikroemulsi tiap siklus freeze

thaw ............................................................................................. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xvi

Gambar 17. Grafik distribusi ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A

pada siklus ke-3 ......................................................................... 68

Gambar 18. Profil kurva operating time askorbil palmitat, alfa tokoferol

serta campuran Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol ............... 70

Gambar 19. Profil kurva operating time formula A, formula B, formula C,

formula D, dan formula E ........................................................... 71

Gambar 20. Profil kurva operating time basis A, basis B, basis C, basis D,

dan basis E .................................................................................. 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat analisis Askorbil Palmitat dari CV.Privat Equipment 83

Lampiran 2. Sertifikat analisis Alfa Tokoferol dari CV. Cipta Anugerah .... 84

Lampiran 3. Sertifikat analisis Minyak zaitun dari CV. Sofa Mediteranian . 85

Lampiran 4. Sertifikat analisis Tween 80 dari PT. Brataco Chemika ........... 86

Lampiran 5. Sertifikat analisis PEG 400 dari PT. Brataco Chemika ............ 87

Lampiran 6. Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Mikroemulsi ............. 88

Lampiran 7. Dokumentasi Pengamatan Organoleptis Sediaan Mikroemulsi 89

Lampiran 8. Data Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi ...... 90

Lampiran 9. Hasil Pengamatan Ukuran Droplet Formula A ........................ 92

Lampiran 10. Analisis Statistika Sifat Fisik Mikroemulsi Menggunakan

Program R. 3.0.1 ....................................................................... 94

Lampiran 11. Analisis Statistika Stabilitas Fisik Mikroemulsi Menggunakan

Program R. 3.0.1 ....................................................................... 97

Lampiran 12. Perhitungan Irritation Score (IS).............................................. 102

Lampiran 13. Pengamatan Uji Iritasi Mikroemulsi Menggunakan Metode

HET-CAM ................................................................................ 103

Lampiran 14. Pengujian Aktivitas Antioksidan standar Askorbil palmitat .... 104

Lampiran 15. Pengujian Aktivitas Antioksidan standar Alfa tokoferol .......... 107

Lampiran 16. Pengujian Aktivitas Antioksidan Campuran Askorbil palmitat

dan Alfa tokoferol .................................................................... 109

Lampiran 17. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula A ...... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xviii

Lampiran 18. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula B ...... 114

Lampiran 19. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula C ...... 117

Lampiran 20. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula D ...... 120

Lampiran 21. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula E ...... 122

Lampiran 22. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula A ............. 125

Lampiran 23. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula B ............. 127

Lampiran 24. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula C ............. 130

Lampiran 25. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula D ............. 132

Lampiran 26. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula E.............. 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xix

INTISARI

Sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi dipengaruhi oleh surfaktan dan

kosurfaktan sebagai penyusunnya serta komposisi keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perbandingan komposisi surfaktan dan kosurfaktan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol, serta daya antioksidan dan potensi iritasinya.

Pada penelitian ini dibuat lima formula tengan perbandingan antara tween 80 : PEG 400 yaitu : 2:1, 3:1, 4:1, 5:1, dan 6:1. Seluruh formula diuji sifat fisik meliputi organoleptis, tipe mikroemulsi, bobot jenis, indeks bias, pH, transmitansi, viskositas, dan ukuran droplet. Stabilitas fisik diuji dengan metode sentrifugasi dan freeze thaw, mengamati perubahan organoleptis, pH, transmitansi, viskositas, dan ukuran droplet sebelum dan sesudah freeze thaw. Data dianalisis secara statistik menggunakan menggunakan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dengan software R3.0.1.. Sediaan diuji HET-CAM untuk mengamati potensi iritasi, sementara aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan tween 80 dan PEG 400 berpengaruh signifikan pada viskositas dan pH, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap organoleptis, bobot jenis, transmitansi, dan indeks bias sediaan mikroemulsi yang dihasilkan. Seluruh formula menghasilkan mikroemulsi yang stabil dan tidak mengiritasi. Sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol memiliki kemampuan antioksidan yang sangat kuat. Kata kunci : mikroemulsi, askorbil palmitat, alfa tokoferol, surfaktan,

kosurfaktan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

xx

ABSTRACT

Physical properties and physical stability of microemulsion can be

affected by the surfactant and the cosurfactant constituent and composition of both of them. This study aimed to investigate the effect of surfactant and cosurfactant ratio on the physical properties and physical stability of the microemulsion ascorbyl palmitate and alpha tocopherol. It also aimed to observe the antioxidants activity and irritation risk of the microemulsion.

In this study a comparison was made of five formulas between tween 80: PEG 400, the comparison are : 2: 1, 3: 1, 4: 1, 5: 1 and 6: 1. All formula were tested in terms of physical properties including organoleptic observation, microemulsion type, specific gravity, refractive index, pH, transmittance, viscosity, and droplet size. Physical stability was tested by using centrifugation and freeze thaw method, observing the changes in organoleptic parameter, pH, transmittance, viscosity, and droplet size before and after freeze thaw treatment. Data were statistically analyzed by one-way ANOVA with 95% level of confidence using the software of R3.0.1.. Irritation potential was tested by using HET-CAM method, while antioxidant activity by DPPH method.

The results showed that the increase of the ratio of tween 80 and PEG 400 increased the viscosity and pH, but gave no significant effect on the organoleptic, specific gravity, transmittance, and the refractive index of the resulting microemulsion preparation. All formulas produce stable microemulsion without any irritation risk. Moreover the microemulsion of ascorbyl palmitate and alpha tocopherol showed very strong antioxidant activity.

Key words : microemulsion, ascorbyl palmitate, alpha tocopherol, surfactant,

cosurfactant

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penuaan atau aging merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan

dialami oleh setiap makhluk hidup dengan kecepatan yang berbeda, dikarenakan

oleh faktor fisiologis tiap individu yang berbeda. Namun, hal ini dapat dipicu oleh

hal-hal yang berasal dari luar yang dapat menyebabkan penuaan berjalan lebih

cepat, salah satunya radikal bebas. Untuk melawan radikal bebas ini diperlukan

suatu senyawa yang memiliki daya antioksidan, seperti askorbil palmitat and alfa

tokoferol.

Vitamin E atau alfa tokoferol merupakan salah satu antioksidan utama

yang bekerja dengan memecah rantai radikal bebas di dalam membran sehingga

mengakibatkan inaktivasi radikal peroksil di sekitar membran dan dengan

demikian menghambat peroksidasi lipid. Vitamin E memiliki fungsi lain, yaitu

fotoproteksi dan melembabkan kulit (Baumann, 2009). Askorbil palmitat

memiliki aktivitas sama seperti asam askorbat yaitu merupakan antioksidan kuat

karena dapat menyumbangkan atom hidrogen dan sebagai scavenger ROS dan

RNS, efektif melawan ion radikal superoksida, dan hidrogen peroksida (Padayatty

et al., 2003). Selain itu, juga berfungsi sebagai ko-faktor biosintesis kolagen

sehingga dapat mengembalikan elastisitas kulit dan menyamarkan keriput. Kedua

vitamin tersebut memiliki kerja yang saling mendukung dalam melawan radikal

bebas. Namun menurut Bisset (2006), formulasi kedua vitamin dalam sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

2

topikal memiliki masalah kestabilan dan penetrasinya menembus barier kulit,

serta kelarutannya yang sedikit berbeda.

Sediaan yang sesuai untuk memformulasikan keduanya ialah sediaan

emulsi. Namun, emulsi memiliki beberapa kelemahan diantaranya kurang mampu

untuk menghantarkan zat aktif masuk kedalam lapisan kulit karena ukuran

dropletnya yang cukup besar, hal ini kurang efektif bila digunakan untuk sediaan

kosmetik yang ditujukan untuk anti penuaan dini serta sifatnya yang tidak stabil

secara termodinamika. Perkembangan ilmu pengetahuan telah didapat suatu

bentuk sediaan yang merupakan pengembangan dari bentuk emulsi itu sendiri

yaitu mikroemulsi.

Mikroemulsi memiliki sistem isotropik yang stabil secara

termodinamika, yang terdiri dari dua fase cairan air dan minyak membentuk fase

tunggal. Mikroemulsi memiliki kelebihan diantaranya adalah dapat meningkatkan

kelarutan suatu senyawa karena dapat berperan sebagai super solven, stabil secara

termodinamika, jernih dan dapat meningkatkan penetrasi suatu senyawa.

Mikroemulsi dapat mencapai kestabilannya dengan bantuan surfaktan dan

kosurfaktan. Surfaktan dalam mikroemulsi berperan dalam menurunkan tegangan

antar muka hingga sangat rendah dan membuat energi bebas permukaan

mendekati nol. Namun, dalam kebanyakan formulasi mikroemulsi, surfaktan saja

belum mampu untuk membentuk suatu sistem mikroemulsi sehingga perlu

ditambahkan suatu kosurfaktan. Kosurfaktan berperan membantu kerja surfaktan

dalam mengurangi tegangan permukaan dan meningkatkan entropi dari sistem

yang mengarah ke stabilitas termodinamika (Pathan et al., 2012). Surfaktan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

3

kosurfaktan yang sering dipakai adalah tween, span, PEG, propilen glikol, dan

alkohol rantai pendek.

Surfaktan dan kosurfaktan yang dipilih dalam penelitian ini adalah tween

80 dan PEG 400. Tween 80 merupakan surfaktan yang paling sering digunakan,

selain itu, tween 80 juga memiliki nilai toksisitas yang lebih rendah dari surfaktan

lain serta tidak bersifat iritatif terhadap kulit. Selain itu, tween 80 memiliki

kandungan asam oleat sama seperti minyak zaitun yang mengandung lebih dari

50% asam oleat, persamaan kandungan asam oleat ini membuat tween 80 dapat

membentuk sistem mikroemulsi (Mahdi et al., 2011). PEG 400 dipilih sebagai

kosurfakan karena senyawa ini mampu mengurangi teganggan permukaan,

meningkatkan entropi sistem serta dapat meningkatkan kelarutan zat yang sukar

larut dalam air. Kedua bahan tersebut sering digabungkan untuk membentuk suatu

sediaan mikroemulsi yang baik dan stabil.

Mikroemulsi sangatlah kompleks dengan sistem mikrostruktur yang

dapat berubah bila terjadi sedikit penyimpangan dari formulasi yang sesuai untuk

pembentukan mikroemulsi dapat menyebabkan perubahan yang drastis dari

karakteristik fisiknya (Pathan et al., 2012). Proporsi antara surfaktan, kosurfaktan,

minyak dan air dalam sediaan mikroemulsi sangat menentukan terbentuknya

mikroemulsi yang stabil. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk

mengetahui pengaruh komposisi tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai

kosurfaktan terutama terhadap formulasi sediaan mikroemulsi untuk

menghasilkan sediaan mikroemulsi yang baik dan stabil. Penelitian pengaruh

surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

4

mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol untuk antiaging diharapkan

dapat diketahui pengaruh dari perbandingan surfaktan (tween 80) dan kosurfaktan

(PEG 400) dalam menghasilkan sediaan mikroemulsi yang memenuhi syarat sifat

fisik dan stabilitas fisik dalam kondisi ekstrim penyimpanan yang baik.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan

dalam penelitian sebagai berikut :

1) Apakah perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai

kosurfaktan berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan mikroemulsi askorbil

palmitat dan alfa tokoferol serta bagaimanakah pengaruhnya ?

2) Apakah perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai

kosurfaktan berpengaruh terhadap stabilitas fisik sediaan mikroemulsi

askorbil palmitat dan alfa tokoferol dalam kondisi ekstrim penyimpanan

serta bagaimanakah pengaruhnya ?

3) Apakah sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol memiliki

aktivitas antioksidan ?

4) Apakah sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol memiliki

potensi mengiritasi ?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka dari beberapa sumber yang dilakukan

oleh peneliti, penelitian mengenai “pengaruh perbandingan surfaktan tween

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

5

80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil

palmitat dan alfa tokoferol untuk angiaging “ belum pernah dilakukan.

Penelitian terkait mengenai vitamin C dan vitamin E yang

diformulasikan sebagai sediaan mikroemulsi yang pernah dilakukan dengan :

Temperature-Sensitive Microemulsion Gel: An Effective Topical Delivery

System for Simultaneous Delivery of Vitamins C and E (Rozman et al., 2008),

serta Simultaneous absorption of vitamins C and E from topical

microemulsions using reconstructed human epidermis as a skin model

(Rozman et al., 2009).

Penelitian terkait formulasi sediaan mikroemulsi dengan minyak

zaitun, tween 80 dan PEG 400 yang pernah dilakukan adalah Design and

Characterization of Self Emulsifying Drug Delivery System of Repaglinide

(Kundarapu et al, 2013), serta Formulation Development & Characterization

of Microemulsion Drug delivery systems Containing Antiulcer drug (Jha et al,

2010).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap

ilmu pengetahuan terutama mengenai pengaruh perbandingan tween 80

sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai kosurfaktan terhadap formulasi

dan evaluasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol

untuk anti aging.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

6

2. Manfaat praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sediaan mikroemulsi anti

aging dengan zat aktif askorbil palmitat dan alfa tokoferol yang memiliki

sifat fisik dan stabilitas yang baik serta memiliki kemampuan antioksidan

dan tidak bersifat iritatif yang bermanfaat bagi masyarakat.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan

PEG 400 sebagai kosurfaktan terhadap sifat fisik sediaan mikroemulsi

askorbil palmitat dan alfa tokoferol.

2. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan

PEG 400 sebagai kosurfaktan terhadap stabilitas fisik sediaan mikroemulsi

askorbil palmitat dan alfa tokoferol dalam kondisi ekstrim penyimpanan.

3. Untuk mengetahui kemampuan antioksidan dalam bentuk IC50 dari sediaan

mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol.

4. Untuk mengetahui sifat iritatif sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa

tokoferol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Penuaan (Aging)

Penuaan adalah suatu proses menjadi tua, yang merupakan proses

fisiologis yang pasti akan terjadi pada semua makhluk hidup dengan kecepatan

yang berbeda, dan terjadi setelah masa pertumbuhan berhenti. Pada orang tertentu

penuaan terjadi sesuai dengan usianya sedangkan pada orang lain datangnya lebih

cepat, keadaan ini disebut penuaan dini (premature aging) (Jusuf, 2005).

Cunnningham (2003) menjabarkan proses penuaan pada kulit terjadi

dengan dua macam proses yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu :

a. Proses intrinsik (true aging, chronological aging)

Proses ini merupakan proses fisiologis yang berjalan alami seiring

dengan pertambahan usia seseorang yang disebabkan dan dipicu oleh

faktor-faktor dari dalam tubuh, seperti faktor genetik dan hormonal.

b. Proses ekstrinsik (entrinsic aging)

Merupakan proses penuaan yang berjalan lebih cepat dan

menjadikannya tidak sesuai dengan usia yang dipengaruhi oleh faktor dari

luar tubuh, seperti sinar matahari, kelembaban udara dan radikal bebas.

Proses serta mekanisme pasti terjadinya penuaan belum diketahui hingga

saat ini. Namun, para ahli mengemukakan beberapa teori yang dapat menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

8

proses penuaan. Banyak teori penuaan yang berkembang seperti teori kerusakan

DNA, teori endokrin, teori telomer, dan teori radikal bebas.

a. Teori Kerusakan DNA

Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan merupakan akibat

akumulasi kesalahan pada replikasi DNA, sehingga mengakibatkan kematian

sel (Jusuf, 2005). Mitokondrial DNA (mtDNA) yang berperan dalam

mekanisme perbaikan DNA yang rusak banyak mengalami mutasi sehingga

mekanisme perbaikan DNA yang rusak menjadi berkurang. Paparan kronis

dari UVA dapat menyebabkan delesi pada mtDNA pada fibroblast dermis

yang merupakan salah satu penyebab photoaging (Murina et al., 2012).

b. Teori Telomer

Telomer membentuk ujung kromosom dan melindungi kromosom

serta membentuk cap dari protein. Pemendekan telomer pada setiap siklus

pembelahan sel menstimulasi respon perbaikan DNA dan menyebabkan

apoptosis. Radiasi UV meningkatkan gangguan telomer yang mengakibatkan

telomer tidak dapat mengalami pemendekan sehingga proses perbaikan DNA

dan apoptosis pada sel yang rusak terganggu seperti yang terjadi pada sel

kanker (Makrantonaki et al., 2010). Namun, Murina et al., (2012)

menyatakan bahwa hilangnya kemampuan telomer bukan faktor dominan

dalam penuaan kulit.

c. Teori Endokrin

Teori ini mengatakan bahwa bertambahnya usia menyebabkan

perubahan keseimbangan sistem hormonal atau penurunan produksi hormon-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

9

hormon tertentu yang bertugas untuk meregenerasi sel-sel, seperti hormon

pertumbuhan, hormon estrogen serta hormon progesteron (Jusuf, 2005).

d. Teori Radikal Bebas

Teori ini merupakan teori yang paling banyak diterima sebagai

penyebab penuaan dini, karena akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam

sel. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron yang

tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri sendiri. Bahan

radikal bebas dalam tubuh paling banyak berasal dari oksigen yang disebut

sebagai senyawa oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS). Sebagian

diantaranya berbentuk radikal seperti radikal hidroksil (●OH), radikal

peroksil (●OOH), dan ion superoksida (O2-●). Sebagian yang lain bukan

radikal, seperti singlet oksigen (1O2), hidrogen peroksida (H2O2) dan ion

hipoklorit (ClO-) (Clarkson et al., 2000).

Radikal bebas memiliki sifat reaktifitas tinggi dan dapat merubah

molekul menjadi suatu radikal, sehingga menyebabkan kerusakan sel,

gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel. Radikal bebas ini akan merusak

enzim superoksida-dismutase (SOD) yang berfungsi mempertahankan fungsi

sel sehingga fungsi sel menurun dan menjadi rusak (Cunnningham, 2003).

tekanan oksidatif (oxidative stress) merupakan suatu keadaan dimana tingkat

oksigen reaktif yang toksik melebihi pertahanan antioksidan endogen.

Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan bereaksi

dengan lemak, protein, asam nukleat dan transduksi sinyal. Lipid merupakan

biomolekul yang paling rentan diserang oleh radikal bebas karena kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

10

poly unsaturated fatty acid (PUFA) (Birben et al., 2012). Proses peroksidasi

lipid dapat menghasilkan produk yang bersifat toksik, seperti 4-HNE (4-

hidroksi -2- nonenal) yang mampu menyerang dan merubah molekul biologis

penting seperti protein dan basa DNA yang dapat mengakibatkan berbagai

gangguan dan penyakit (Nikki, 2010).

Teori radikal bebas pada penuaan menunjukkan bahwa ROS

mengaktifkan sejumlah phosphorylase-mediated kinases, yang

mengakibatkan aktivasi jalur transduksi sinyal di seluruh epidermis. Jalur

transduksi sinyal ini salah satunya adalah mitogen-activated protein kinases,

seperti p38; c-jun N-terminal kinase; dan extracellular signal-regulated

kinases, yang mengakibatkan pengaktifan kompleks activator protein 1 (AP-

1) nuklear transkripsi, yang merupakan heterodimer yang terdiri dari protein

c-jun dan c-fos. AP 1 bertanggung jawab dalam aktivasi gen

metalloproteinase matriks (MMP) (Murina et al., 2012).

Matriks metalloproteinase (MMP) adalah suatu zinc-dependent

endopeptidase yang terlibat dalam proses penyembuhan luka, turn over

matriks ekstraseluler, angiogenesis, dan kanker. Sejumlah MMP mampu

menimbulkan degradasi kolagen tipe I dan III, antara lain MMP-1, MMP-8,

MMP13, MMP-14, MMP-15, dan MMP-16. Namun, pada kulit hanya MMP-

1 yang paling banyak dipicu pembentukannya oleh pajanan sinar UV dan

yang paling bertanggung jawab terhadap pemecahan kolagen akibat paparan

sinar matahari. Kolagenase ini memicu kejadian proteolitik yang

menyebabkan degradasi kolagen dan pergantian matriks ekstraseluler secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

11

keseluruhan. Matriks metalloproteinase dapat dengan segera timbul hanya

dengan dosis minimal sinar UV. Ada suatu hubungan dosis dan respon yang

ditimbulkan antara paparan UV dan induksi MMP (Murina et al., 2012).

Sinar ultra violet juga mengaktifkan nuclear factor kappa B (NF -

kB), yaitu faktor transkripsi yang mempengaruhi ekspresi berbagai protein

serta memperburuk degradasi matriks kulit dengan cara meningkatkan kadar

MMP-1 dan MMP-9. Degradasi matriks diperburuk dengan masuknya MMP-

8 (kolagenase) dari sumber neutrofil ke dalam kulit yang terpapar sinar UV

setelah infiltrasi neutrofil (Brennan, 2003).

Selain itu, radiasi sinar UV juga menganggu ekspresi gen dari

prokolagen jenis I dan III dalam dermal fibroblas dengan 2 mekanisme.

Pertama, radiasi UV menginduksi AP-1, sehingga menghambat transforming

growth factor β (TGF-β), suatu sitokin profibrotik yang meningkatkan

transkripsi gen-gen kolagen. Mekanisme kedua adalah membuat reseptor

TGF-β tidak dapat menanggapi TGF-β dengan demikian menghasilkan lebih

sedikit prokollagen tipe I (Murina et al., 2012).

B. Antioksidan

1. Definisi antioksidan

Antioksidan adalah zat yang dapat menetralkan radikal bebas dengan

mendonorkan elektron, dengan demikian dapat memperlambat atau bahkan

menghambat oksidasi dan melindungi tubuh dari beragam penyakit serta

penuaan dini (Nikki, 2010). Antioksidan dapat digolongkan menjadi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

12

kelompok, yaitu antioksidan enzimatik dan non-enzimatik. Antioksidan

enzimatik berperan untuk pertahanan tubuh terhadap radikal bebas dengan

menstabilkan atau deaktifasi radikal bebas, contoh dari antioksidan enzimatik

adalah superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase, glutation

reduktase, dan thioredoxin. Antioksidan non-enzimatik yang merupakan

scavangers ROS dan RNS, contoh dari antioksidan non enzimatik adalah

glutathione, vitamin A, C dan E (Birben et al., 2012).

Menurut Noori (2012), berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan

dalam tubuh dikelompokkan menjadi 3 yakni:

1. Antioksidan primer, antioksidan ini bekerja untuk mencegah

pembentukan senyawa radikal baru, sebelum radikal bebas ini sempat

bereaksi. Contohnya: enzim SOD

2. Antioksidan sekunder, antioksidan ini bekerja menangkap senyawa serta

mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh: vitamin E, vitamin C,

betakaroten.

3. Antioksidan tersier, antioksidan ini berkerja memperbaiki kerusakan sel-

sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contoh: enzim metionin

sulfoksidan reduktase untuk memperbaiki DNA pada inti sel.

2. Askorbil palmitat sebagai antioksidan

Aktivitas antioksidan dari askorbil palmitat merupakan aktivitas dari

asam askorbat itu sendiri, karena askorbil palmitat akan dimetabolisme tubuh

dan mengalami hidrolisis sehingga akan kembali menjadi bentuk semula yaitu

asam askorbat dan asam linoleat (United States Department of Agriculture,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

13

2012). Asam askorbat memiliki fungsi sebagai kofaktor enzim klasik

(hydroxylating enzymes), agen protektif (sebagai hidroksilase pada biosintesis

kolagen), dan sebagai radikal askorbil dalam reaksi dengan metal ion transisi

(Padayatty et al., 2003). Asam askorbat juga sebagai kofaktor untuk aktivitas

enzimatik hidroksilase prolyl, sebuah enzim yang menghidrolisis residu prolyl

di prokolagen, elastin, dan protein lain sebelum pembentukan triple helix,

yang diperlukan untuk sintesis kolagen (Baumann, 2009).

Asam askorbat mampu bereaksi dengan radikal bebas, mengalami

oksidasi dengan kehilangan satu elektronnya. Oksidasi yang pertama

menghasilkan radikal bebas askorbil dan kemudian membentuk asam dehidro-

L-askorbid. Hidrolisis asam dehidroaskorbat menghasilkan asam 2,3-diketo-L-

glukonat dimana akan mengalami dekarboksilasi menjadi CO2. Asam

askorbat dapat bereaksi dengan zat toksik, ROS anion superoksida (O2-) dan

radikal hidroksil (OH-). Reaksi inilah yang merupakan dasar dari sebagian

besar fungsi biologis esensial asam askorbat (Thiele et al., 2007). Radikal

askorbil dapat diregenerasi dengan beberapa jalur enzimatik dan NADPH

sebagai sumber energi. Tetapi, di dalam tubuh manusia, reduksinya hanya

terjadi secara parsial, sehingga asam askorbat yang terlah teroksidasi tidak

seluruhnya kembali (Padayatti, 2003).

Asam askorbat dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan

DNA, dengan cara : (1) Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein

(LDL), akan beraksi dengan oksigen sehingga menjadi lipid peroksida. Reaksi

berikutnya akan menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

14

proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga

tidak terjadi interaksi antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya

pembentukan lipid hidroperoksida. (2) Untuk protein, asam askorbat

mencegah reaksi oksigen dan asam amino pembentuk peptida, atau reaksi

oksigen dan peptida pembentuk protein. (3) Untuk DNA, asam askorbat akan

mencegah reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada

DNA yang akhirnya menyebabkan mutasi (Padayatti, 2003).

3. Alfa tokoferol sebagai antioksidan

Vitamin E terdiri dari 2 jenis yaitu tokoferol dan tokotrineol.

Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), λ

(zeta) yang memiliki aktivitas bervariasi. Tokoferol yang memiliki aktifitas

terbesar adalah tokoferol alfa. Secara kimia, vitamin E (tokoferol) merupakan

turunan chromanol. Rantai hidrokarbon pada tokoferol berfungsi untuk

orientasi tokoferol di tempat aksinya, sedangkan bagian chromanol

memberikan sifat antioksidan dari tokoferol (Kretz et al., 2001).

Alfa tokoferol memiliki fungsi utama adalah sebagai antioksidan

alami pemecah rantai radikal bebas dan mencegah peroksidasi membran asam

lemak tak jenuh (PUFAs), karena alfa tokoferol dapat bersaing dengan radikal

peroksil lebih cepat dibanding PUFAs. Alfa tokoferol banyak digunakan untuk

mengatasi kulit kering, serta sebagai produk tabir surya (Baumann, 2009).

Riset membuktikan bahwa alfa tokoferol memberikan perlawanan terhadap

kekeringan pada kulit dengan menjadi pelembab natural pada kulit, namun

belum diketahui mekanisme secara pasti. Para ahli memperkirakan mekanisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

15

melembabkan dari vitamin E adalah dengan meningkatkan hidrasi pada kulit

atau sebagai humektan serta dengan membentuk barier lipid (Alencastre et al.,

2006).

Vitamin E dalam menjalankan fungsinya sebagai antioksidan

berubah bentuk menjadi suatu bentuk radikal semistabil, radikal tocopheroxyl.

Tidak seperti radikal bebas yang dibentuk dari PUFAs, radikal tocopheroxyl

relatif tidak reaktif sehingga dapat menghentikan proses penyebarluasan

perusakan oleh peroksidasi lipid (Fennema et al., 2004). Tocopheroxyl radikal

dapat mengalami beberapa kemungkinan reaksi, diantaranya : (1) radikal

tocopheroxyl dapat diubah kembali menjadi tokoferol melalui reaksi redoks

yang diperantarai oleh antioksidan lain seperti asam askorbat dan ubiquinon.

(2) Bereaksi dengan yang radikal tocopheroxyl lain untuk membentuk produk

non-reaktif seperti tokoferol dimer, (3) mengalami oksidasi lebih lanjut untuk

membentuk tocopherylquinone yang dapat tereduksi menjadi α-

tocopherylhydroquinone, yang dapat terkonjugasi dengan asam glukoronat

disekresikan dalam empedu, dan kemudian diekskresikan dalam feses

(eliminasi vitamin E), dan (4) bertindak sebagai prooksidan dan mengoksidasi

lipid lainnya (Rigel et al., 2004)

4. Interaksi askorbil palmitat dan alfa tokoferol sebagai antioksidan

Interaksi antar antioksidan bersifat sinergis dan mempunyai efek

saling memberi dimana satu antioksidan melindungi yang lain melawan

destruksi oksidatif. Askorbil palmitat mempunyai peran meregenerasi efek

proteksi antioksidan alfa tokoferol pada area sel yang hidrofobik dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

16

mendonorkan atom hidrogen pada radikal tocopheroxyl yang akan membentuk

kembali bentuk aktif alfa tokoferol setelah berinteraksi dengan radikal bebas

(Fennema et al., 2004)

C. Mikroemulsi

1. Definisi Mikroemulsi

Mikroemulsi adalah sistem dispersi minyak dan air yang secara

termodinamika stabil, transparan atau jernih yang distabilkan oleh lapisan

antarmuka dari molekul surfaktan (Pathan et al., 2012). Mikroemulsi terdiri dari

empat komponen yaitu minyak, air, surfaktan dan kosurfaktan. Terdapat tiga tipe

sistem dispersi yang dibentuk oleh mikroemulsi yaitu tipe minyak dalam air (M/A

atau O/W), tipe air dalam minyak (A/M atau W/O) dan tipe bikontinu. Tipe sistem

dispersi mikroemulsi tersebut terbentuk dipengaruhi oleh komposisi dari

komponen mikroemulsi itu sendiri (Lawrence et al., 2000). Mikroemulsi memiliki

banyak kelebihan bila dibandingkan dengan emulsi, antara lain stabil secara

termodinamika (stabil dalam jangka waktu yang lama), jernih dan transparan,

dapat disterilkan secara filtrasi, biaya pembuatan murah, mempunyai kelarutan

yang tinggi serta dapat berpenetrasi dengan baik (Pathan et al., 2012).

Gambar 1. Tipe sistem dispersi mikroemulsi (Wankhade et al.,2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

17

Menurut Muzaffar et al. (2013) pembentukan mikroemulsi harus

memperhatikan tiga kondisi penting, yaitu :

a. Pemilihan surfaktan adalah hal yang sangat penting dalam mencapai tegangan

antar muka yang sangat rendah antara minyak dan air yang merupakan syarat

utama untuk menghasilkan mikroemulsi.

b. Konsentrasi surfaktan harus cukup tinggi untuk menyediakan jumlah molekul

surfaktan yang diperlukan untuk menstabilkan tetesan mikro yang akan

diproduksi oleh sistem mikroemulsi.

c. Sistem antarmuka harus cukup fleksibel untuk pembentukan mikroemulsi

2. Teori Pembentukan Mikroemulsi

Menurut Singh et al. (2014) terdapat tiga teori pembentukan

mikroemulsi, antara lain:

a. Teori bauran lapisan (Mixed film)

Teori ini menyatakan bahwa pembentukan mikroemulsi dapat

terjadi dengan penurunan tegangan lapisan antar muka hingga sangat

rendah (mendekati nol atau negatif). Pembentukan partikel mikroemulsi

yang spontan berhubungan dengan pembentukan suatu lapisan yang

kompleks pada antar muka minyak-air oleh surfaktan dan kosurfaktan. Hal

ini menyebabkan penurunan tegangan antar permukaan minyak-air hingga

nilai yang sangat rendah.

b. Teori kelarutan (solubilisasi)

Kelompok Shinoda dan Friberg menganggap mikroemulsi

merupakan larutan monofase yang stabil secara termodinamika yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

18

terbentuk dari misel speris, air dan minyak. Karena surfaktan memiliki

kecenderungan untuk berkelompok membentuk misel dan konsentrasi

yang ditambahkan saat terbentuk kelompok misel yang disebut Criticall

Micell Concentration (CMC). Sifat terpenting misel adalah

kemampuannya untuk menaikkan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar

larut atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. Proses ini disebut

solubilisasi yang terbentuk antara molekul zat yang larut berasosiasi

dengan misel dari surfaktan membentuk larutan yang jernih dan stabil

secara termodinamika.

c. Teori termodinamika

Pembentukan Mikroemulsi bergantung kepada kemampuan

surfaktan dalam menurunkan tegangan antar muka antara tetesan minyak

dan perubahan entropi dari sistem. Teori termodinamika ini dapat dilihat

dari persamaan berikut :

∆�� = � ∆� − � ∆�

Dimana, Gf adalah energi bebas pada pembentukan mikroemulsi, γ adalah

tegangan permukaan antarmuka minyak-air, ΔA adalah perubahan luas

antarmuka pada mikroemulsifikasi, ΔS adalah perubahan entropi dari

sistem yang efektif dalam dispersi, dan T adalah temperatur.

Pada makroemulsi energi antarmuka lebih besar dari entropi

sistem dan proses pembentukannya tidak spontan, dibutuhkan energi

dalam pembentukannya yang didapat dari mixer dengan kecepatan tinggi.

Pada pembentukan sistem mikroemulsi, dispersi droplet pada fase kontinu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

19

meningkatkan entropi sistem dan menghasilkan nilai negatif pada energi

bebas permukaan.

3. Komponen Penyusun Mikroemulsi

a. Fase Minyak

Komponen minyak berpengaruh pada kemampuannya untuk

menembus wilayah ekor dari surfaktan. Kriteria utama untuk pemilihan

minyak adalah bahwa obat harus memiliki kelarutan yang tinggi di dalamnya

(Pathan et al., 2012).

b. Surfaktan

Surfaktan memiliki struktur bagian kepala bersifat hidrofilik dan

bagian ekor bersifat hidrofobik, menyebabkan surfaktan cenderung berada

pada antarmuka antara fase yang berbeda derajat polaritas dan membentuk

ikatan hidrogen dengan minyak dan air. Peran surfaktan dalam formulasi

mikroemulsi adalah untuk menurunkan tegangan antar muka yang akhirnya

akan memfasilitasi proses dispersi selama persiapan mikroemulsi.

Pembentukan suatu mikroemulsi dibutuhkan surfaktan dalam jumlah banyak

untuk dapat membentuk suatu mikroemulsi yang stabil, yaitu lebih dari 40%

dari total formula (Pathan et al., 2012).

Terdapat empat jenis surfaktan berdasarkan ionisasi dalam larutan

air yaitu anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik (Nielloud et al, 2000).

1) Surfaktan Anionik

Surfaktan ini membawa muatan negatif pada bagian hidrofilik.

Secara luas, surfaktan ini banyak digunakan karena harganya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

20

murah. Namun, surfaktan ini dapat menyebabkan iritasi dan toksik

sehingga hanya digunakan untuk sediaan luar. Surfaktan ini hanya

menghasilkan emulsi A/M. Contoh surfaktan ionik yaitu: Sodium lauril

sulfat; Triethanolamine; Sodium dioctylsulphosuccinate; dan sebagainya.

2) Surfaktan Kationik

Surfaktan ini mengandung muatan positif pada bagian hidrofilik.

Gugus terpenting pada surfaktan ini terdiri atas senyawa ammonium

kuartener. Surfaktan ini bersifat toksik sehingga cenderung digunakan

untuk formula krim antiseptik. Surfaktan kationik tidak dapat bercampur

dengan surfaktan anionik dan anion polivalen, serta tidak stabil pada pH

tinggi. Contoh surfaktan kationik yaitu: Cetrimide; Cetrimonium

bromida; Benzalkonium chlorida; dan Cetylpyridinium chlorida.

3) Surfaktan Amfoterik

Surfaktan ini memiliki dua sifat pada bagian hidrofiliknya,

tergantung pH sistem. Surfaktan ini bersifat kationik jika pH rendah dan

bersifat anionik jika pH tinggi. Contoh surfaktan amfoterik yaitu:

Lecithin.

4) Surfaktan Nonionik

Surfaktan nonionik tidak memiliki muatan pada bagian

hidrofiliknya. Surfaktan nonionik mempunyai kemampuan melarutkan

senyawa yang kurang larut dan memiliki toksisitas rendah. Contoh

surfaktan nonionik yaitu: Glikol dan gliserol ester; Sorbitan ester;

Polisorbat; PEG; dan Poloxalkol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

21

c. Kosurfaktan

Dalam kebanyakan kasus, surfaktan sendiri belum dapat

menurunkan tegangan antarmuka air-minyak hingga sangat rendah untuk

menghasilkan sebuah mikroemulsi. Dibutuhkan penambahan korsurfaktan

yang dapat berupa senyawa dengan molekul ampifiilik rantai pendek (seperti

etanol) ataupun surfaktan kedua (seperti polietilen glikol) untuk membuat

tegangan antarmuka mendekati nol. Kosurfaktan meningkatkan fluiditas

rantai hidrokarbon surfaktan primer, membantu untuk mengurangi tegangan

permukaan, yang meningkatkan entropi dari sistem yang mengarah ke

stabilitas termodinamika (Pathan et al., 2012). Secara luas molekul yang

dapat berfungsi sebagai kosurfaktan meliputi surfaktan nonionik, alkohol,

asam alkanoat, alkanediol dan alkil amina, etanol, butanol (Lawrence et al.,

2000).

4. Kontrol kualitas mikroemulsi

a. Karakteristik mikroemulsi

Menurut Muzaffar et al. (2013) terdapat beberapa uji untuk

mengetahui karakteristik mikroemulsi, antara lain:

1) Organoleptis : uji ini dilakukan untuk melihat fisik mikroemulsi secara

visual. Dalam uji ini yang diamati adalah warna, bau, pemisahan fase

dan kejernihan mikroemulsi.

2) Tipe mikroemulsi dapat diketahui dengan melakukan uji pengenceran

menggunakan fase minyak dan air yang digunakan, serta dapat

dilakukan dengan cara pewarnaan fase.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

22

3) Ukuran droplet : pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah

ukuran droplet dari sediaan sudah memenuhi ukuran droplet

mikroemulsi sesuai dengan pustaka yang ada, yaitu kurang dari 100 nm.

4) Pengukuran pH : pengukuran pH dilakukan untuk melihat perubahan

pH saat awal dan akhir uji stabilitas. Pengujian ini juga dilakukan untuk

melihat apakah pH sediaan sesuai untuk kulit. Suatu sediaan topikal

harus didesain agar memiliki pH yang mirip dengan pH kulit yaitu 4,5 –

6,5, apabila melebihi batas tersebut sediaan dapat membuat kulit kering,

bila kurang dari rentang tersebut akan menimbulkan iritasi pada kulit.

5) Persen transmitansi : pengukuran persen transmitansi dilakukan untuk

mengukur kejernihan suatu mikroemulsi. Pengujian dilakukan dengan

spektrofotometer UV-Vis.

6) Indeks bias merupakan suatu nilai yang menunjukkan sifat isotropik

suatu cairan. Pengujiannya menggunakan refraktometer dan

dibandingkan dengan indeks bias aquadest (1,333).

7) Viskositas adalah suatu sifat dari fluida untuk mengalir serta dapat

untuk mengetahui jenis misel yang terbentuk. Makin kental suatu

cairan, makin besar kekuatan yang diperlukan untuk digunakan supaya

cairan tersebut mengalir dengan laju tertentu.

8) Potensial zeta berguna untuk menilai flokulasi yang terjadi karena

adanya muatan listrik pada partikel yang mempengaruhi laju flokulasi.

Nilai potensial zeta yang baik adalah netral, yang mengindikasikan

bahwa tetesan mikro emulsi tidak memiliki muatan yang membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

23

sistem tersebut stabil. Potensial zeta ditentukan dengan menggunakan

Zetasizer.

9) Bobot jenis berguna untuk mengetahui kerapatan partikel atau droplet

pada suatu sediaan mikroemulsi.

b. Stabilitas termodinamik

Uji stablitas adalah proses yang memakan waktu relatif lama,

sehingga uji stabilitas dipercepat lebih banyak dilakukan. Uji stabilitas

dipercepat pada mikroemulsi dapat dilakukan dengan uji sentrifugasi dan uji

freeze thaw seperti yang diungkapkan oleh Dawaba et al.(2010).

1) Uji sentrifugasi

Metode sentrifugasi digunakan untuk menginduksi dan

mempercepat ketidakstabilan yang disebabkan oleh gaya gravitasi.

kondisi penyimpanan normal dapat diprediksi dengan cepat dengan

mengamati pemisahan fase dispersi ketika mikroemulsi dikenakan

sentrifugasi. Uji sentrifugasi dilakukan dengan kecepatan 5000 rpm

selama 15 menit (Darole, et al., 2008).

2) Uji Heating-cooling

Uji Heating-cooling menginduksi stres dalam sistem

mikroemulsi dengan kondisi ekstrim suhu tinggi penyimpanan. Uji ini

dilakukan untuk mengamati perubahan dalam stabilitas seperti

pemisahan fase, inversi, agregasi, creaming dan cracking dari sampel

mikroemulsi. Mikroemulsi disimpan pada 4°C selama 24 jam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

24

diikuti oleh 24 jam pada 40°C, siklus diulang tiga kali dan perubahan

yang terjadi dicatat.

3) Uji Freeze Thraw

Uji freeze thaw menginduksi stres dalam sistem mikroemulsi

dengan kondisi ekstrim suhu penyimpanan rendah. Uji ini dilakukan

untuk mengamati perubahan dalam stabilitas seperti pemisahan fase,

inversi, agregasi, creaming dan cracking dari sampel mikroemulsi.

Mikroemulsi disimpan pada -20°C selama 24 jam dan diikuti oleh 24

jam pada 25°C, siklus diulang tiga kali dan perubahan yang terjadi

dicatat.

D. Uji DPPH

Metode DPPH merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam

mengevaluasi aktivitas antioksidan suatu senyawa. Metode ini mudah, cepat,

akurat dan murah untuk pengujian aktivitas antioksidan suatu senyawa. Metode

DPPH menggunakan 2,2difenil-1-pikrilhidrazil sebagai sumber radikal bebas,

yang dapat mendonorkan atom hidrogen (Marinova et al., 2011).

DPPH merupakan radikal bebas nitrogen organik yang memiliki sifat

sangat stabil, bereaksi dengan senyawa yang dapat menyumbangkan hidrogen

atom dan memiliki penyerapan maksimum UV-Vis pada 515 - 517nm. Metode ini

didasarkan pada penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan melalui reaksi

reduksi, dan dekolorisasi dari larutan DPPH dalam metanol atau etanol (Ndhlala

et al., 2010). Ketika larutan DPPH dicampur dengan suatu zat yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

25

menyumbangkan atom hidrogen, maka akan membuat warna violet pada larutan

DPPH berkurang atau hilang. Perubahan ini dapat diukur secara stoikiometri

sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang ditangkap oleh molekul

DPPH akibat adanya zat antioksidan dengan menggunakan spektrofotometer UV-

Vis (Molyneux, 2004).

Spektrofotometer UV-Vis memiliki prinsip kerja penyerapan radiasi

elektromagnetik pada panjang geombang UV-Vis oleh suatu molekul yang yang

dapat menyebabkan eksitasi elektron dalam orbital molekul tersebut dari tingkat

energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Syarat senyawa yang dapat diukur

menggunakan spektrofotometer UV-Vis adalah mempunyai gugus kromofor dan

auksokrom dan memiliki serapan pada panjang gelombang UV-Vis

(Sastroamidjojo, 2001).

Gambar 2. Struktur DPPH radikal (1), struktur DPPH non radikal (Molyneux, 2004)

Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu senyawa untuk

menghambat reaksi oksidasi yang dapat dinyatakan dengan persen penghambatan.

Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah harga

konsentrasi efisien atau efficient concentration (EC50) atau Inhibition

Concentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat

menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat

antioksidan yang memberikan %penghambatan 50%. Zat yang mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

26

aktivitas antioksidan tinggi, akan mempunyai harga EC50 atau IC50 yang rendah

(Molyneux, 2004).

Tabel I. Tingkat kekuatan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (Arianyo, 2006).

Nilai IC50 Aktivitas antioksidan < 50 µg/mL Sangat Kuat

50-100 µg/mL Kuat 101-150µg/mL Sedang > 150 µg/mL Lemah

E. Uji Iritasi

Iritasi kulit adalah proses peradangan pada kulit yang tidak dimediasi

oleh sistem imun dan bersifat reversibel. Pada iritasi akan terjadi perubahan kulit

yang dapat berupa eritema dan endema, dan disertai keluahan seperti gatal dan

rasa kulit seperti terbakar. Produk yang dapat mengiritasi kulit salah satunya

adalah kosmetik, dikarenakan kandungan bahan didalamnya. Uji iritasi menjadi

penting untuk menghindari terjadinya kemungkinan iritasi dari penggunaan

produk tersebut. Uji iritasi yang biasa digunakan menggunakan binatang sebagai

hewan uji, namun banyak pihak yang mengkritik dan menolaknya sehingga perlu

digunakan uji iritasi selain menggunakan hewan uji (Robinson et al., 2001).

Metode Hen’s Egg Test-Chroallontoic (HET-CAM) merupakan salah

satu uji iritasi alternatif yang mulai banyak digunakan sebagai penganti uji iritasi

dengan menggunakan binatang sebagai hewan uji. Uji HET-CAM biasa

digunakan dalam uji iritasi pada mata, namun uji ini dapat juga digunakan untuk

iritasi pada kulit pada beberapa kasus seperti penggunaan surfaktan pada kosmetik

(Bernardi et al., 2011). Kelebihan dari uji ini adalah mudah, dan dapat

menggurangi waktu dan biaya dibanding iritasi lain (Cazedey et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

27

CAM merupakan jaringan yang terdiri dari arteri, vena dan kapiler darah.

CAM akan memberikan respon berupa perdarahan, lisis atau koagulasi bila

terpapar bahan yang bersifat iritatif (Cazedey, et al., 2009).

Iritation Score dihitung menggunakan persamaan :

IS = ����������� ����������

���� x 5 + �

��������� �����

���� x7 + �

��������� ���������

���� x9� (1)

(Cazedey, et al., 2009).

Keterangan :

Waktu perdarahan : waktu pertama kali terjadi perdarahan (detik)

Waktu lisis : waktu pertama kali terjadi lisis pembuluh darah (detik)

Waktu koagulasi : waktu pertama kali terjadi koagulasi protein (detik)

Tabel II. Hubungan Iritation Score dengan kategori iritasi (Cazedey et al., 2009).

Iritation Score kategori

0 – 0,9 tidak mengiritasi 1 – 4,9 iritasi lemah

5 – 8,9 atau 5 – 9,9 iritasi sedang

9 -21 atau 10 - 21 iritasi kuat

F. Pemerian Bahan

1. Askorbil Palmitat

Gambar 3. Struktur Ascorbyl Palmitate (Rowe et al., 2009)

Pemerian askorbil palmitat adalah sebagai berikut rumus molekul :

C22H38O7, askorbil palmitat praktis tidak berbau, merupakan serbuk berwarna

putih hingga kuning. Kelarutan dalam aseton 1 dalam 15 bagian, dalam etanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

28

1 dalam 8 bagian, dalam minyak zaitun 1 dalam 3300 bagain (Rowe et al.,

2009). Sangat sukar larut dalam air (≤ 1.8 g/L at 20oC) (Aquilina et al., 2013).

Asam askorbat sangat tidak stabil dan kurang diserap ke dalam kulit, askorbil

palmitat merupakan turunan dari asam askorbat dengan sifat lebih lipofilik,

lebih stabil serta lebih mudah diserap kulit karena memiliki bagian yang

hidrofil di satu sisi dan lipofil di sisi lain (Baumann, 2009).

2. Dl-alfa Tokoferol

Gambar 4. Struktur Alpha tocopherol (Rowe et al., 2009)

Pemerian alfa tokoferol adalah sebagai berikut rumus molekul :

C29H50O2, bobot molekul 430,72, alfa tokoferol merupakan larutan berminyak

berwarna kuning jernih, kental. Alfa tokoferol larut dalam etanol 95%,

miscible dengan aseton, kloroform, eter, dan minyak natural. Praktis tidak

larut dalam air. Alfa tokoferol dapat digunakan dalam formulasi sediaan oral

maupun topikal (Rowe et al., 2009).

3. Minyak Zaitun (Olea europaea)

Minyak zaitun adalah minyak yang diambil dari buah pohon Olea

europaea. Kandungan asam lemak dalam minyak zaitun berupa asam oleat 56-

85%, asam palmitat 7,5-20%, asam linoleat 3,5-20%, asam palmitooleat

<3,6%, asam starat 0,5-5%, asam lemak jenuh dengan panjang rantai kurang

dari C16 <0,1% (Stuchlik et al., 2001). Minyak zaitun mengandung beberapa

senyawa antioksidan utamanya polifenol hydroxytyrosol dan oleuropein, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

29

vitamin A dan E sehingga dapat menstabilkan sediaan dan minyak zaitun

sendiri terhadap oksidasi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya

(Waterman et al, 2007).

Minyak zaitun mengandung sejumlah besar asam oleat yang

merupakan asam lemak kuat yang dapat meningkatkan penetrasi. Asam oleat

juga berpengaruh terhadap proses metabolisme dalam kulit, meningkatkan

aktivitas vitamin A dan E dan memulihkan sifat perlindungan dari stratum

korneum serta memulihkan kondisi kulit yang kering. Minyak zaitun banyak

digunakan sebagai shampo dan kondisioner untuk rambut, produk pembersih,

serta krim dan lotion dalam bidang kosmetik (Alvarez et al., 2000).

4. Tween 80

Gambar 5. Struktur Polysorbate 80 (tween 80) (Mahdi et al., 2011)

Polysorbate merupakan surfaktan non-ionik hidrofilik yang

mengandung 20 unit oksietilena dan digunakan sebagai emulsifying agent pada

emulsi tipe minyak dalam air. Nama kimia untuk tween 80 adalah

polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate dengan rumus kimia C64H124O26,

berbentuk cairan berminyak berwarna kuning. Tween 80 memiliki toksisitas

rendah sehingga dapat digunakan untuk penggunaan oral dan parenteral.

Tween 80 berbentuk cairan berwarna kuning dengan bau khas lemah. Tween

80 memiliki bobot jenis 1,08 g/cm3 dan nilai HLB 15. Tween 80 larut dalam

etanol dan air. Selain itu, tidak larut dalam minyak mineral dan minyak nabati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

30

Dalam farmasetik tween 80 digunakan sebagai agen pengemulsi, solubilisator,

pembasah, dan agen pensuspensi atau pendispersi (Rowe et al., 2009).

5. PEG 400

Gambar 6. Struktur PEG 400 (Rowe et al., 2009)

Polietilenglikol 400 adalah polietilenglikol H(O-CH2-CH2)n OH

dimana harga n antara 8,2 dan 9,1. Pemerian : cairan kental jernih, tidak

berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas lemah, agak higroskopik.

Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam aseton P, dalam

glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatik, praktis tidak larut dalam eter P

dan dalam hidrokarbon alifatik. Bobot molekul rata-rata : 380-420,

kandungan lembab : sangat higroskopis (sifat higroskopis turun dengan

meningkatnya bobot molekul), titik beku 4-80C (Raymond, 2006).

PEG merupakan salah satu jenis bahan pembawa yang sering

digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi untuk meningkatkan

pelarutan obat yang sukar larut. Bahan ini merupakan salah satu jenis polimer

yang dapat membentuk komplek polimer pada molekul organik apabila

ditambahkan dalam formulasi untuk meningkatkan kecepatan pelarutan yang

dapat membentuk kompleks dengan berbagai obat (Sinko, 2006).

6. Aquadest

Menurut Farmakope Indonesia III, aquadest yaitu cairan jernih, tidak

berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Nama lain aquadest adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

31

air suling. Aquadest dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Fungsi

aquadest sebagai pelarut. Rumus kimia dari aquadest adalah H2O dengan berat

molekul 18,02 (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979).

G. Landasan Teori

Askorbil palmitat dapat berfungsi sebagai antioksidan, kofaktor dalam

sintesis kolagen, dan bersifat fotoprotektif. Askorbil palmitat merupakan asam

askorbat dengan penambahan ester yang menjadikannya lebih stabil terhadap

oksidasi dan lebih mudah terabsorbsi. Alfa tokoferol dapat berperan sebagai

antioksidan yang bekerja dengan memecah rantai pada radikal bebas dan

melembabkan kulit. Kedua vitamin dapat bekerja secara sinergis menangkap

radikal bebas sebagai antioksidan.

Mikroemulsi merupakan sediaan yang sesuai untuk memformulasikan

askorbil palmitat dan alfa tokoferol dalam suatu sediaan topikal, karena dalam

sediaan ini dapat dicampurkan antara fase air dan fase minyak, menjadi satu fase

yang stabil secara termodinamika. Mikroemulsi memiliki bebeberapa kelebihan

dibandingkan dengan emulsi, antara lain stabil secara termodinamika, dapat

meningkatkan kelarutan dan penetrasi suatu senyawa karena ukurannya yang

sangat kecil. Sistem mikroemulsi terdiri dari fase air, fase minyak, surfaktan dan

kosurfaktan. Surfaktan berperan untuk menurunkan teggangan permukaan,

sedangkan kosurfaktan berfungsi untuk membantu kerja surfaktan agar dapat

membentuk sediaan mikroemulsi dengan menurunkan teganggan permukaan

hingga nol atau mendekati nol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

32

Dalam sistem mikroemulsi jumlah surfaktan dan kosurfaktan sangat

berperan dalam pembentukan sediaan mikroemulsi yang memiliki sifat fisik dan

stabilitas yang baik, sehingga jumlahnya harus cukup tinggi untuk memfasilitasi

terbentuknya sistem mikroemulsi yaitu lebih dari 40% dalam sistem mikroemulsi

tersebut. Tween 80 merupakan surfaktan non ionik sehingga cenderung akan

membentuk mikroemulsi M/A. Tween 80 dan PEG 400 bersifat tidak toksik dan

tidak iritatif sehingga aman digunakan sebagai sediaan topikal.

H. Hipotesis

1. Peningkatan perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400

sebagai kosurfaktan akan mempengaruhi sifat fisik sediaan mikroemulsi

askorbil palmitat dan alfa tokoferol.

2. Semakin tinggi perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400

sebagai kosurfaktan maka stabilitas fisik sediaan mikroemulsi askorbil

palmitat dan alfa tokoferol akan semakin baik.

3. Sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol memiliki

kemampuan antioksidan kuat.

4. Sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol tidak memiliki

potensi iritasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi

perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai

kosurfaktan.

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat

fisik dan stabilitas sediaan mikroemulsi, serta sifat iritatif (irritation

score) dan kemuampuan antioksidan sediaan mikroemulsi askorbil

palmitat dan alfa tokoferol (IC50).

c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada

penelitian ini adalah lama dan kecepatan pengadukan pada saat

pembuatan mikroemulsi serta suhu dan lama penyimpanan.

d. Variabel pengacau tidak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali

pada penelitian ini adalah kualitas bahan yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

34

2. Definisi operasional

a. Sediaan mikroemulsi adalah suatu sediaan mikroemulsi dengan

kandungan zat aktif askorbil palmitat dan dl-alfa-tokoferol yang dibuat

sesuai dengan formula yang tertera dalam penelitian ini.

b. Sifat fisik merupakan parameter yang digunakan untuk melihat kualitas

sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol yang meliputi

organoleptis, tipe mikroemulsi, pH, ukuran droplet, viskositas, indeks

bias, bobot jenis, dan persen transmitansi.

c. Stabilitas fisik adalah parameter yang digunakan utuk mengetahui tingkat

kestabilan sediaan mikroemulsi dengan melihat perubahan pH, ukuran

droplet, viskositas dan persen transmitansi yang diamati setelah sediaan

melewati setiap siklus dalam uji freeze thaw.

d. Surfactan Mix (Smix) adalah campuran tween 80 sebagai surfaktan dan

PEG 400 sebagai kosurfaktan dengan rasio perbandingan sesuai dengan

formula yang tertera dalam penelitian ini.

e. Inhibition Concentration 50 (IC50) adalah nilai konsentrasi larutan uji

yang menghasilkan penangkapan radikal DPPH hingga 50%. IC50

diperoleh dari persamaan regresi linear yang menyatakan hubungan

antara konsentrasi larutan uji (sumbu x) dengan persen penangkapan

radikal atau %IC (sumbu y).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

35

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah askorbil palmitat (CV. Privat Equipment

Pharmacy), dl-alfa-tokoferol (CV. Cipta anugrah), minyak zaitun (CV. Sofa

Mediteranean), Tween 80 (PT. Brataco Chemika), PEG 400 (PT. Brataco

Chemika), aquadestilata (PT. Brataco Chemika), Etanol p.a. (Merck Milipore),

(DPPH) (Laboratorium Chemix Pratama).

D. Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan adalah alat – alat gelas (Pyrex), botol kaca,

cawan porselen, mortir dan stemper, timbangan analitik (OHAUS), magnetic

stirrer, pH meter (Hanna Instrument HI 9042 C), Piknometer, Hot plate

(Heidolph), Hand refractometer (Atago), Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu

1600), Viscotester Brookfield LVDV-II+P, Particle Size Analyzer Delta Nano C

Beckman Coulter, Sentrifugator (Benchtop Centrifuge PLC-05), Freezer

(Toshiba), Lemari Pendingin (Sanken Logic Cool), Oven (Memmert)

(Laboratorium Teknologi Semisolid-liquid).

E. Tata Cara Penelitian

1. Formula Acuan Mikroemulsi

Formula acuan yang digunakan dalam pembuatan mikroemulsi

askorbil palmitat dan dl-alfa-tokoferol dapat dilihat pada tabel III. Formula

dimodifikasi pada fase minyak, serta surfaktan dan kosurfaktan. Fase minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

36

yang digunakan adalah minyak zaitun, dengan surfaktan tween 80 dan

kosurfaktan PEG 400.

Tabel III. Formula acuan mikroemulsi (Rozman et al., 2008) Bahan Komposisi

Tween 40 14,79 Imwitor 308 14,79

Isopropyl myristate 24,65 Purified water 44,37

Vitamin E 1,00 Vitamin C 0,40

2. Percobaan Pendahuluan

a. Formula Orientasi Basis Mikroemulsi

Formula orientasi basis mikroemulsi yang digunakan dapat dilihat

pada tabel IV.

Tabel IV. Formula Orientasi Basis Mikroemulsi Rasio Smix : 1:1

Sampel Berat

minyak (g)

Berat Smix (g)

Berat air (g)

Berat total (g)

% minyak

% Smix % air

1 1 9 1 11 9,1 81,8 9,1 2 1 9 2,5 12,5 8 72 20,0 3 1 9 4,5 14,5 6,9 62,1 31,0 4 1 9 7 17 5,9 52,9 41,2 5 1 9 10 20 5,0 45,0 50,0 6 1 9 15 25 4,0 36,0 60,0 7 1 9 25 35 2,9 25,7 71,4 8 1 9 40 50 1,8 16,4 80,0 9 1 9 100 110 0,9 8,2 90,9

Rasio Smix : 2:1

Sampel Berat

minyak (g)

Berat Smix (g)

Berat air (g)

Berat total (g)

% minyak

% Smix % air

1 1 9 1 11 9,1 81,8 9,1 2 1 9 2,5 12,5 8 72 20,0 3 1 9 4,5 14,5 6,9 62,1 31,0 4 1 9 7 17 5,9 52,9 41,2 5 1 9 10 20 5,0 45,0 50,0 6 1 9 15 25 4,0 36,0 60,0 7 1 9 25 35 2,9 25,7 71,4 8 1 9 40 50 1,8 16,4 80,0 9 1 9 100 110 0,9 8,2 90,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

37

Rasio Smix : 3:1

Sampel Berat

minyak (g)

Berat Smix (g)

Berat air (g)

Berat total (g)

% minyak

% Smix % air

1 1 9 1 11 9,1 81,8 9,1 2 1 9 2,5 12,5 8 72 20,0 3 1 9 4,5 14,5 6,9 62,1 31,0 4 1 9 7 17 5,9 52,9 41,2 5 1 9 10 20 5,0 45,0 50,0 6 1 9 15 25 4,0 36,0 60,0 7 1 9 25 35 2,9 25,7 71,4 8 1 9 40 50 1,8 16,4 80,0 9 1 9 100 110 0,9 8,2 90,9

Rasio Smix : 4:1

Sampel Berat

minyak (g)

Berat Smix (g)

Berat air (g)

Berat total (g)

% minyak

% Smix % air

1 1 9 1 11 9,1 81,8 9,1 2 1 9 2,5 12,5 8 72 20,0 3 1 9 4,5 14,5 6,9 62,1 31,0 4 1 9 7 17 5,9 52,9 41,2 5 1 9 10 20 5,0 45,0 50,0 6 1 9 15 25 4,0 36,0 60,0 7 1 9 25 35 2,9 25,7 71,4 8 1 9 40 50 1,8 16,4 80,0 9 1 9 100 110 0,9 8,2 90,9

Rasio Smix : 5:1

Sampel Berat

minyak (g)

Berat Smix (g)

Berat air (g)

Berat total (g)

% minyak

% Smix % air

1 1 9 1 11 9,1 81,8 9,1 2 1 9 2,5 12,5 8 72 20,0 3 1 9 4,5 14,5 6,9 62,1 31,0 4 1 9 7 17 5,9 52,9 41,2 5 1 9 10 20 5,0 45,0 50,0 6 1 9 15 25 4,0 36,0 60,0 7 1 9 25 35 2,9 25,7 71,4 8 1 9 40 50 1,8 16,4 80,0 9 1 9 100 110 0,9 8,2 90,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

38

Rasio Smix : 6:1

Sampel Berat

minyak (g)

Berat Smix (g)

Berat air (g)

Berat total (g)

% minyak

% Smix % air

1 1 9 1 11 9,1 81,8 9,1 2 1 9 2,5 12,5 8 72 20,0 3 1 9 4,5 14,5 6,9 62,1 31,0 4 1 9 7 17 5,9 52,9 41,2 5 1 9 10 20 5,0 45,0 50,0 6 1 9 15 25 4,0 36,0 60,0 7 1 9 25 35 2,9 25,7 71,4 8 1 9 40 50 1,8 16,4 80,0 9 1 9 100 110 0,9 8,2 90,9

b. Pembuatan Basis Mikroemulsi

Minyak zaitun dan Smix pada setiap rasio perbandingan ditimbang

secara terpisah, dicampur dan diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan

kecepatan 500 rpm hingga tercampur homogen. Campuran minyak-Smix

tiap rasio perlahan-lahan dititrasi dengan aquadest dengan peningkatan

jumlah aquadest antar formula bervariasi 9% sampai 11%. Penambahan

aquadest dilakukan dengan kecepatan pengadukan konstan, dan campuran

akhir diaduk dengan kecepatan pengadukan konstan selama 15 menit pada

suhu kamar.

c. Evaluasi Basis Mikroemulsi pada Percobaan Pendahuluan

1) Uji Organoleptis

Uji Organoleptis dilakukan dengan mengamati karekteristik

fisik dari sediaan yang terbentuk. Sediaan dikategorikan sebagai

mikroemulsi apabila memiliki karakteristik transparan dan dapat

mengalir dengan baik. Sediaan dikategorikan sebagai gel apabila

memiliki karakteristik berkabut atau keruh dan tidak dapat mengalir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

39

pada sudut 90O. Sediaan dikategorikan sebagai emulsi apabila

memiliki karakteristik berkabut atau keruh serta dapat mengalir

dengan baik.

2) Heating-Cooling Cycle

Mikroemulsi masing-masing formula disimpan pada suhu -

4oC selama 24 jam, dan suhu 40o C selama 24 jam yang merupakan

satu siklus. Uji ini dilakukan dalam 3 siklus. Diamati perubahan fisik

sediaan mikroemulsi secara organoleptis setiap siklusnya.

3) Uji sentrifugasi

Mikroemulsi masing-masing formula di sentrifugasi dengan

kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Setelah selesai, diamati

perubahan yang terjadi pada sediaan mikroemulsi.

4) Pengukuran Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan

Viscotester Rion RT-04. Mikroemulsi yang akan diuji dimasukkan ke

dalam cup viscotester hingga hampir memenuhi wadah. Rotor yang

sudah terpasang pada alat dibenamkan ke dalam sediaan sampai batas

tertentu, viscotester dihidupkan, rotor akan berputar, jarum penunjuk

skala akan bergerak dan menunjukkan besaran nilai viskositas.

3. Percobaan Utama

a. Formula Mikroemulsi

Formula mikroemulsi hasil percobaan pendahuluan yang digunakan

dapat dilihat pada tabel V.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

40

Tabel V. Formula Mikroemulsi (100 g)

Formula rasio Smix

Bahan (g) Tween

80 PEG 400

Minyak zaitun

alfa tokoferol

askorbil palmitat

Aquadest

A 2 : 1 54,53 27,37 9,1 1,00 0,40 9,1 B 3 : 1 61,35 20,45 9,1 1,00 0,40 9,1 C 4 : 1 65,44 16,36 9,1 1,00 0,40 9,1 D 5 : 1 68,17 13,63 9,1 1,00 0,40 9,1 E 6 : 1 70,11 11,69 9,1 1,00 0,40 9,1

b. Pembuatan mikroemulsi

Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan semua bahan

ditimbang sesuai dengan formula yang telah dimodifikasi. Surfaktan

(tween 80) dan kosurfaktan (PEG 400) dimasukkan dalam beaker glass,

kedua bahan dicampur untuk memberikan campuran surfaktan dengan

diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 5 menit hingga homogen

dengan kecepatan 500 rpm. Minyak zaitun ditambahkan dengan terus

diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 5 menit hingga homogen

dengan kecepatan pengadukan yang sama. alfa-tokoferol yang telah

ditimbang dimasukkan dalam campuran dengan terus diaduk

menggunakan magnetic stirrer selama 5 menit hingga homogen dengan

kecepatann pengadukan yang sama. Aquadest ditambahkan sedikit demi

sedikit ke dalam campuran hingga semua aquadest ditambahkan,

pengadukan dilakukan terus menerus menggunakan magnetic stirrer

selama 5 menit hingga homogen dengan kecepan pengadukan yang sama.

Askorbil palmitat dimasukkan dalam campuran, pengadukan dilakukan

terus menerus menggunakan magnetic stirrer selama 15 menit hingga

homogen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

41

4. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Hasil Percobaan Utama

a. Uji Organoleptis

Uji Organoleptis terhadap sediaan mikroemulsi yang telah

terbentuk dilakukan dengan pengamatan terhadap bau, bentuk (kejernihan),

warna, dan terjadinya pemisahan fase dari sediaan mikroemulsi pada 48 jam

setelah pembuatan.

b. Uji Pengenceran

Penetuan tipe mikroemulsi dilakukan dengan uji pengenceran

dengan melarutkan sediaan mikroemulsi dengan aquadest. Sebanyak 0,1 g

mikroemulsi dilarutkan dalam 10 mL aquadest atau dengan perbandingan

(1:100). Bila mikroemulsi yang dilarutkan dengan aquadest dapat larut dan

tidak rusak atau membentuk emulsi maka tipe mikroemulsi adalah minyak

dalam air (M/A). Apabila mikroemulsi yang dilarutkan dengan aquadest

membentuk emulsi maka tipe mikroemulsi adalah minyak dalam air (M/A).

Sediaan mikroemulsi juga dilarutkan dalam minyak zaitun dengan

perbandingan yang sama. Apabila sediaan mikroemulsi larut pada pelarutan

dengan aquadest dan minyak zaitun maka sediaan mikroemulsi memiliki

tipe bikontinu.

c. Pengukuran pH

Pengukuran pH sediaan mikroemulsi menggunakan pH meter.

Pengukuran pH sediaan mikroemulsi diawali dengan melakukan kalibrasi

pada pH meter menggunakan buffer standar pH 4 dan pH 7. Kalibrasi pada

pH meter dilakukan dengan cara tombol ON pada pH meter ditekan hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

42

menyala, kemudian kedua elekroda pada pH meter yang sebelumnya dibilas

dengan aquadest dimasukkan dalam buffer standar pH 4. Tombol CAL

ditekan untuk memulai kalibrasi. Apabila nilai pH yang tertera pada layar

sudah sesuai dengan pH buffer standar maka tombol CON ditekan hingga

muncul perintah selanjutnya untuk memasukkan buffer standar yang kedua.

Kedua elektroda dikeluarkan dan dibilas dengan aquadest, kemudian

dimasukkan pada buffer standar pH 7. Tombol CON ditekan lagi apabila

nilai pH yang tertera dilayar sudah sesuai dengan nilai pH buffer standar.

Setelah pengkalibrasian pH meter selesai, selanjutnya kedua elektrode

dikeluarkan dan dibilas dengan aquadest. Pengukuran pH sediaan dilakukan

dengan cara elekroda pada pH meter dibilas dengan aquadest kemudian

dimasukkan dalam sampel mikroemulsi.

d. Pengukuran Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan Viscotester

Brookfield. Mikroemulsi yang akan diuji dimasukkan ke dalam beaker glass

250 mL dan dipasang pada portable viscotester. Viskotester diatur

kecepatannnya 12 rpm serta jumlah putaran 6 kali putaran, dengan lama tiap

putaran 30 detik. Rotor dibenamkan ke dalam sediaan hingga sampai batas

tertentu, lalu viscotester dihidupkan, rotor akan berputar, jarum penunjuk

skala akan bergerak dan menunjukkan besaran nilai viskositas.

e. Pengukuran Distribusi Ukuran Droplet

Pengukuran distribusi ukuran droplet dilakukan dengan

menggunakan alat Particle size analyzer dengan prinsip dynamic light

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

43

scattering. Pengukuran distribusi ukuran droplet mikroemulsi dilakukan

dengan penyiapan alat dengan cara berturut-turut mengklik pilihan aligment

(untuk mengatur sinar laser agar dalam posisi lurus), measuring offsets

(untuk menyiapkan dan mengatur detektor), meansurig background (untuk

menyiapkan dan mengatur background), meansuring loading (untuk

pengukuran sampel). Alat siap digunakan, sampel mikroemulsi dimasukkan

pada wadah sampel, dan dimasukkan ke dalam alat hingga layar monitor

menunjukkan keterangan OK atau High yang menandakan bahwa sampel

siap untuk diukur.

f. Pengukuran Bobot Jenis

Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan menggunakan

piknometer. Pada suhu ruang, piknometer bersih dan kering ditimbang (A

g). Piknometer diisi dengan aquadest, suhu piknometer diturunkan hingga

23oC dan dinaikkan kembali menjadi 25oC, selanjutnya piknometer berisi

aquadest ditimbang (A1 g). Aquadest keluarkan dari piknometer dan

dikeringkan. Mikroemulsi diisikan ke dalam piknometer, suhu piknometer

diturunkan hingga 23oC dan dinaikkan kembali menjadi 25oC, selanjutnya

piknometer berisi mikroemulsi ditimbang (A2 g). Bobot jenis mikroemulsi

dihitung dengan persamaan berikut:

Bobot jenis = ����

���� (2) (Wihelmina, 2007).

g. Pengukuran Persen Transmitansi

Pengukuran persen transmitansi dilakukan dengan menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis. Mikroemulsi masing-masing formula ditimbang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

44

sebanyak 1,0 gram, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam beaker

glass, selanjutnya dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan

aquadest hingga tanda batas. Persen Transmitansi larutan sampel diukur

menggunakan Spekrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 650 nm

dengan menggunakan aquadest sebagai blangko.

h. Pengukuran Indeks Bias

Indeks bias mikroemulsi diukur menggunakan Hand Refractometer

ATAGO. Kedua prisma dibuka dan lensa pada Hand Refractomneter

dibersihkan menggunakan etanol dan tissue lensa hingga bersih. Sebanyak

2-3 tetes mikroemulsi masing-masing formula dimasukkan dalam lensa

hand refractometer. Kemudian lensa ditutup dengan penutup lensa, dan

kaca cahaya diatur dengan memutar dasar prisma sehingga penglihatan

sebelah atas terang dan sebelah bawah gelap. indeks bias mikroemulsi

diamati dengan mengarahkan hand refraktometer ke arah sumber cahaya

sehingga dapat terlihat batas terang dan gelap. Indeks bias mikroemulsi

diamati menggunakan skala pembacaan 2.

5. Uji Stabilitas Fisik

Uji stabilitas termidinamik mikroemulsi dilakukan dengan uji

sentrifugasi dan uji freeze thaw :

a. Uji sentrifugasi

Mikroemulsi masing-masing formula di sentrifugasi dengan

kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Setelah selesai, diamati perubahan

yang terjadi pada sediaan mikroemulsi. Bila mikroemulsi tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

45

pemisahan fase maka sediaan mikroemulsi dinyatakan lolos dan dapat

dilanjutkan dengan uji freeze thaw.

b. Uji Freeze thaw

Mikroemulsi masing-masing formula disimpan pada suhu -21o C

selama 24 jam, dan suhu 25o C selama 24 jam yang merupakan satu siklus.

Uji freeze thaw ini dilakukan dalam 3 siklus. Diamati perubahan fisik

sediaan mikroemulsi secara organoleptis setiap siklusnya derta dilihat nilai

persen transmitansi, pH, ukuran droplet dan viskositasnya.

6. Uji Aktivitas Antioksidan

a. Pembuatan larutan uji dan larutan DPPH

1) Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM

Sebanyak 15,8 gram DPPH ditimbang dan dilarutkan dengan

etanol p.a. dalam beaker glass, dimasukkan dalam labu takar 100 mL,

ditambahkan etanol p.a. hingga tanda batas.

2) Penyiapan Larutan Uji Askorbil Palmitat

Sebanyak 1 mg askorbil palmitat ditimbang dan dilarutkan

dengan pelarut etanol p.a. dalam beaker glass, dimasukkan dalam labu

ukur 50 mL dan di tambahkan etanol p.a. hingga tanda batas, sehingga

diperoleh konsentrasi baku askorbil palmitat 20 µg/mL. 5 mL diambil

dari larutan stok dimasukkan dalam labu 10 mL lalu ditambahkan

etanol sampai tanda batas, sehingga menghasilkan konsentrasi 10

µg/mL. Sebanyak 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 mL larutan baku askorbil

palmitat diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

46

ditambahkan etanol p.a. sampai tanda batas, sehingga diperoleh

konsentrasi larutan uji sebesar 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 µg/mL.

3) Penyiapan Larutan Uji Alfa Tokoferol

Sebanyak 1 mg alfa tokoferol ditimbang dan dilarutkan dengan

pelarut etanol p.a. dalam beaker glass, dimasukkan dalam labu ukur 25

mL dan di tambahkan etanol p.a. hingga tanda batas, sehingga diperoleh

konsentrasi alfa tokoferol 1000 µg/mL. Sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan

1,0 mL larutan baku alfa tokoferol diambil dan dimasukkan ke dalam

labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan etanol p.a. sampai tanda

batas, sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar 20, 40, 60, 80,

dan 100 µg/mL.

4) Penyiapan Larutan Uji Campuran Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol

Sebanyak 4 mg askorbil palmitat dan 0,01 mg alfa tokoferol

ditimbang dan dilarutkan dengan pelarut etanol p.a. dalam beaker glass,

keduanya dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan di tambahkan

etanol p.a. hingga tanda batas, sehingga diperoleh konsentrasi campuran

vitamin 0,14 mg/mL. Sebanyak 2,5 mL larutan induk campuran vitamin

diambil dan dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan

etanol p.a. hingga tanda batas hingga diperoleh konsentrasi baku

campuran vitamin 0,014 mg/mL. Diambil sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 dan 6

mL dari larutan baku vitamin ke dalam labu takar 10 mL, kemudian

ditambahkan etanol p.a. sampai tanda batas, sehingga diperoleh

konsentrasi larutan uji sebesar 1,4; 2,8; 4,2; 5,6; 7,0 dan 8,4 µg/mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

47

5) Penyiapan Larutan Uji Sampel Mikroemulsi

Sebanyak 100 mg sampel mikroemulsi masing-masing formula

ditimbang dan dilarutkan dengan pelarut etanol p.a. dalam beaker glass,

dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan pelarut etanol

p.a. hingga tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi askorbil palmitat

dan alfa tokoferol 56 µg/mL. Pada formula A sebanyak 5, 6, 7, 8, dan 9

mL larutan baku sampel mikroemulsi formula A diambil dan

dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, ditambahkan etanol p.a.

sampai tanda batas, sehingga konsentrasi larutan uji sebesar 28; 33,6;

39,2; 45; dan 50 µg/mL. Pada formula B, C dan D sebanyak 3, 4, 5, 6,

dan 7 mL larutan baku sampel mikroemulsi masing-masing formula B,

C, D dan E diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL,

ditambahkan etanol p.a. sampai tanda batas, sehingga konsentrasi

larutan uji sebesar 16,8; 22,4; 28; 33,6; dan 39,2 µg/mL.

6) Penyiapan Larutan Uji Basis Mikroemulsi

Sebanyak 100 mg basis mikroemulsi masing-masing formula

ditimbang dan dilarutkan dengan pelarut etanol p.a. dalam beaker glass,

dimasukkan dalam labu ukur 25 mL sehingga diperoleh konsentrasi

basis 0,4 mg/mL. Pada formula A sebanyak 5, 6, 7, 8, dan 9 mL larutan

baku basis mikroemulsi formula A diambil dan dimasukkan ke dalam

labu takar 10 mL, ditambahkan etanol p.a. sampai tanda batas, sehingga

konsentrasi larutan uji basis sebesar 0,2; 0,24; 0,28; 0,32; dan 0,36

mg/mL. Pada formula B, C, D dan E sebanyak 3, 4, 5, 6, dan 7 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

48

larutan baku basis mikroemulsi masing-masing formula B, C, D dan E

diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, ditambahkan

etanol p.a. sampai tanda batas, sehingga konsentrasi larutan uji sebesar

0,12; 0,16; 0,2; 0,24; dan 0,28 mg/mL.

b. Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

1) Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Pada tiga labu ukur 10 mL, dimasukkan masing-masing 0,5;

1,0; dan 1,5 mL larutan DPPH, kemudian ditambahkan etanol p.a.

hingga tanda batas, diperoleh konsentrasi DPPH 7,9; 15,8; dan 23,7

µg/mL. Larutan divorteks selama 30 detik, lalu dilakukan scanning

panjang gelombang maksimum pada panjang gelombang 400-600 nm

menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

2) Penetuan Operating Time (OT)

Penentuan operating time dilakukan dengan cara pada labu

takar 10 mL dimasukkan 1,0 mL larutan DPPH 0,4 mM dan 1,0 mL

konsentrasi tengah dari seri konsentrasi masing-masing larutan uji

(askorbil palmitat murni, alfa tokoferol murni, campuran askorbil

palmitat dan alfa tokoferol murni, sampel mikroemulsi formula A; B;

C; D dan E serta basis mikroemulsi formula A; B; C; D dan E). Etanol

p.a. ditambahkan hingga tanda batas dan divorteks selama 30 detik.

Larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum

yang telah didapat dengan interval waktu 5 menit selama 1 jam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

49

c. Uji aktivitas antioksidan

1) Pengukuran absorbansi larutan DPPH (kontrol)

Sebanyak 1,0 mL larutan DPPH 0,4 mM dimasukkan dalam

labu takar 10 mL ditambahkan etanol p.a. hingga tanda batas. Larutan

dibaca absorbansinya pasa saat OT dan panjang gelombang maksimum.

2) Pengukuran absorbansi larutan uji, sampel mikroemulsi dan basis

mikroemulsi

Sebanyak 1,0 mL DPPH 0,4 mM dan 1,0 mL masing-masing

seri konsentrasi larutan uji. Campuran selanjutnya divorteks selama 30

detik dan dibiarkan selama OT. Larutan ini selanjutnya diukur

absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah

diperoleh. Pengukuran absorbansi dilakukan pada askorbil palmitat

murni, alfa tokoferol murni, campuran askorbil palmitat dan alfa

tokoferol murni, sampel mikroemulsi serta basis mikroemulsi.

3) Pembuatan Kurva regresi linier

Nilai absorbansi larutan uji dan blangko yang telah didapat

digunakan untuk mendapatkan nilai %IC menggunakan persamaan 3.

% IC =(�������� ���������������� ������)

�������� ������� x 100% (3)

(Rohman et al, 2005)

Kurva regresi dibuat antara konsentrasi larutan uji (sumbu x)

dan %IC (sumbu y) untuk masing masing larutan uji. Konsentrasi

larutan uji untuk askorbil palmitat murni, alfa tokoferol murni,

campuran askorbil palmitat dan alfa tokoferol murni, sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

50

mikroemulsi formula A; B; C; D dan E serta basis mikroemulsi formula

A; B; C; D dan E sama seperti seri konsentrasi pada pembuatan masing-

masing larutan uji. Besarnya daya antioksidan (IC50) ditentukan dengan

menggunakan persamaan regresi linier yang telah didapatkan.

7. Uji Iritasi

a. Pembuatan Kontrol Positif (NaOH 0,1 N)

Sebanyak 0,4 gram NaOH padat ditimbang dan dilarukan dengan

aquadest, dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan ditambah aquadest

hingga tanda batas.

b. Pembuatan Kontrol Negatif (0,9% NaCl)

Sebanyak 0,9 gram NaCl padat ditimbang dan dilarukan dengan

aquadest, dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan ditambah aquadest

hingga tanda batas.

c. Uji HET-CAM

Uji iritasi dilakukan dengan metode Hen’s Egg Test Choriallantoic

Membrane (HET-CAM). Digunakan telur ayam berusia 10 hari. Cangkang

telur dikupas dengan hati-hati pada bagian kantung udara. Membran luar

dibilas dengan NaCl 0,9% sehingga terlihat bagian dalam membran telur

dan membran luar dilepaskan dengan hati-hati. Membran dalam dipejankan

dengan 0,3 mL NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif. Kemudian 0,3 mL

NaOH dipejankan sebagai kontrol positif. Mikroemulsi masing-masing

formula diambil 0,3 mg dan dipejankan sebagai perlakuan. Diamati selama

5 menit (300 detik), dengan melihat apakah terjadi perdarahan (hemorage),

lisis, atau koagulasi pada CAM. CAM dikatakan mengalami hemorrage

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

51

apabila terjadi pendarahan pada CAM, CAM mengalami lisis apabila

terdapat pembuluh darah yang pecah pada CAM, dan koagulasi apabila

terjadi koagulasi protein pada CAM. Nilai iritasi atau Irritation Score

dihitung menggunakan persamaan 1.

F. Analisis Hasil

Data hasil pengamatan sifat fisik sediaan mikroemulsi yang diperoleh

pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji analisis varian (ANOVA) satu arah

dengan menggunakan program R 3.0.1.. Sebelumnya data diuji normalitasnya

menggunakan uji Shapiro-Wilk. Bila menunjukkan data yang normal, pengujian

dilanjutkan dengan uji Levene untuk mengetahui kehomogenan data. Bila data

homogen, dilanjutkan dengan uji ANOVA. Apabila dari uji tersebut menghasilkan

suatu perbedaan, uji dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk melihat data

manakah yang berbeda. Namun, apabila data menunjukan hasil yang negatif pada

uji Shapiro-Wilk, uji yang dilakukan adalah uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan

dengan uji wilcoxon.

Data hasil stabilitas fisik yang berupa data pH, viskositas, persen

transmitasi dan ukuran droplet pada tiap siklus pada uji freeze thaw dianalisis

menggunakan uji T berpasangan dengan program R 3.0.1.. Sebelumnya data diuji

normalitasnya menggunakan uji Shapiro-Wilk. Bila menunjukkan data yang

normal, pengujian dilanjutkan dengan uji variansi untuk mengetahui variansi data.

Bila data memiliki variansi yang sama, dilanjutkan dengan uji T berpasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Percobaan Pendahuluan Basis Mikroemulsi

Dalam pembuatan mikroemulsi ini dilakukan percobaan pendahuluan

yang bertujuan untuk mengetahui komposisi bahan terbaik yang menghasilkan

mikroemulsi yang jernih, homogen dan stabil. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat

pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil uji pendahuluan

Sampel rasio Smix

1:1 2:1 3:1 4:1 5:1 6:1 1 Emulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi 2 Gel mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi 3 Gel Gel mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi 4 Gel Gel Gel Gel Gel Gel 5 Emulsi Emulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi 6 Emulsi Emulsi Emulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi 7 Emulsi Emulsi Emulsi mikroemulsi mikroemulsi mikroemulsi 8 Emulsi Emulsi Emulsi Emulsi mikroemulsi mikroemulsi 9 Emulsi Emulsi Emulsi Emulsi Emulsi Emulsi

Keterangan : Sampel 1 : mikroemulsi yang mengandung 10% aquadest, Sampel 2 : mikroemulsi yang mengandung 20% aquadest, Sampel 3 : mikroemulsi yang mengandung 30% aquadest, Sampel 4 : mikroemulsi yang mengandung 40% aquadest, Sampel 5 : mikroemulsi yang mengandung 50% aquadest, Sampel 6 : mikroemulsi yang mengandung 60% aquadest, Sampel 7 : mikroemulsi yang mengandung 70% aquadest, Sampel 8 : mikroemulsi yang mengandung 80% aquadest, Sampel 9 : mikroemulsi yang mengandung 90% aquadest.

Berdasarkan hasil dari uji pendahuluan terdapat 3 macam sediaan yang

terbentuk, yaitu mikroemulsi, emulsi dan gel. Mikroemulsi terbentuk karena

tengangan antarmuka dikurangi ke tingkat yang sangat rendah dan membuat

energi bebas permukaan sangat rendah yang membuat meningkatnya stabilitas

termodinamik (Pathan et al., 2012). Emulsi terbentuk karena rasio smix belum

mampu menggurangi tenggangan antarmuka hingga nilai yang sangat rendah dan

energi bebas permukaan masih diatas 0 (nol) (Pathan et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

53

Pembentukan gel bisa disebabkan oleh ikatan hidrogen antara gugus

hidroksil dari air dengan gugus oxyethylene dari tween 80, yang mengakibatkan

pembentukan jaringan-jaringan gel yang sangat lengket dan kental. Jaringan

ikatan hidrogen ini secara bertahap pecah bila diencerkan dengan air (Mahdi et

al., 2011).

Seluruh sampel yang menghasilkan mikroemulsi yang jernih atau

transparan pada tiap rasio smix kemudian diuji stabilitasnya dengan uji

sentrifugasi dan uji heating and cooling selama 3 siklus. Tujuan uji ini adalah

untuk melihat sampel mana yang stabil pada tiap formula. Pada uji sentrifugasi

seluruh sampel dalam tiap perbandingan tidak mengalami pemisahan fase. Hasil

pengamatan setelah uji heating and cooling dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Hasil pengamatan setelah uji heating and cooling

Sampel Rasio Smix

2:1 3:1 4:1 5:1 6:1 1 Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 2 Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 3 - Stabil Stabil Stabil Stabil 4 - - - - - 5 - Tidak Stabil Tidak Stabil Tidak Stabil Tidak Stabil 6 - - Tidak Stabil Tidak Stabil Tidak Stabil 7 - - Tidak Stabil Tidak Stabil Tidak Stabil 8 - - - Tidak Stabil Tidak Stabil

Keterangan : sediaan mikroemulsi dikatakan stabil bila tidak terjadi perubahan warna dan pemisahan fase, sediaan mikroemulsi dikatakan tidak stabil apabila terjadi pemisahan fase dan perubahan warna, (-) : sampel pada formula tersebut tidak diuji heating and cooling karena tidak membentuk sediaan mikroemulsi.

Pada uji heating and cooling ini terdapat formula yang tidak stabil yang

ditunjukkan dengan terjadinya pemisahan fase. Hal ini dapat terjadi karena adanya

perubahan suhu yang drastis membuat droplet-droplet fase minyak memisah atau

lepas dari ikatan dengan misel dan droplet-droplet tersebut menyatu menjadi

emulsi dan kemudian dapat memisah menjadi lapisan minyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

54

Untuk menentukan formula yang digunakan pada percobaan utama

dilakukan uji sifat fisik yaitu viskositas, untuk mengetahui viskositas dari sampel

mana yang paling mendekati viskositas mikroemulsi pada teori, yaitu yang

memiliki viskositas terendah. Hasil uji viskositas uji pendahuluan ini dapat dilihat

pada gambar 7.

Gambar 7. Hasil uji viskositas uji pendahuluan

Hasil viskositas ini menunjukkan bahwa sampel 1 untuk seluruh

perbandingan Smix menghasilkan viskositas terendah, dan sampel 3 yang

menghasilkan viskositas tertinggi. Viskositas tiap sampel ini berbeda signifikan (p

< 0,05), sehingga untuk uji selanjutnya dipilih sampel 1 dengan viskositas

terendah. Hal ini berdasarkan teori yang menyatakan bahwa mikroemulsi

memiliki viskositas yang rendah. Selanjutnya Smix 2:1, 3:1, 4:1, 5:1, dan 6:1

disebut formula A, B, C, D, dan E.

B. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Hasil Percobaan Utama

Sediaan yang berkualitas adalah sediaaan yang memenuhi kriteria sifat

fisik dan dapat mempertahankan sifat fisiknya selama penyimpanan. Evaluasi sifat

0100020003000400050006000700080009000

smix 2:1 smix 3:1 smix 4:1 smix 5:1 smix 6:1

Vis

kosi

tas

(cP

s)

Rasio Smix

Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

55

fisik pada siklus ke-0 ini dilakukan untuk membandingkan keadaan mikroemulsi

sebelum dan sesudah uji stabilitas. Sifat fisik mikroemulsi yang diuji meliputi

organoleptis, tipe mikroemulsi, bobot jenis, indeks bias, pH, persen transmitansi,

viskositas, serta ukuran droplet.

1. Pemeriksaan Organoleptis dan pH

Pemeriksaan penampilan sediaan mikroemulsi memiliki peran

penting terhadap estetika dan penerimaan dari konsumen, selain itu dapat

diamati secara langsung adanya ketidakstabilan dari mikroemulsi seperti

pemisahan fase, perubahan warna serta bau.

Suatu sediaan topikal harus memiliki pH yang hampir sama dengan

kulit, yaitu 4,5 - 6,5. Hal ini dimaksudkan agar sediaan yang diaplikasikan

pada kulit bertersebut tidak mengiritasi.

Hasil pengamatan organoleptis dan pH dari mikroemulsi dapat

dilihat pada Tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil pengamatan Organoleptis dan pH Sediaan Mikroemulsi Kriteria Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning

Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

Pemisahan fase Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Bau Khas Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

pH 5,33±0,01 5,41±0,026 5,51±0,036 5,63±0,025 5,73±0,015

Pada siklus ke-0 seluruh formula menghasilkan sediaan

mikroemulsi yang jernih, berwarna kuning muda, homogen secara fisik,

berbau khas dan tidak mengalami pemisahan fase. Hal ini menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

56

bahwa semua perbandingan tween 80 dan PEG 400 mampu menghasilkan

mikroemulsi yang jernih, homogen dan tanpa pemisahan fase.

Sediaan mikroemulsi yang dihasilkan memiliki karakteristik jernih

atau transparan karena ukuran droplet yang dihasilkan jauh lebih kecil dari

panjang gelombang cahaya tampak (Laksmi et al., 2013). Ukuran droplet

yang kecil pada mikroemulsi disebabkan surfaktan dan kosurfaktan yang

digunakan. Surfaktan dan kosurfaktan ini melapisi droplet-droplet dalam

sediaan sehingga teganggan antarmuka menjadi sangat rendah sehingga

energi bebas permukaan menjadi 0 (nol) bahkan negatif, serta gaya tarik

menarik antar droplet yang sejenis menjadi rendah sehingga halangan

stearik menjadi besar. Energi bebas permukaan yang bernilai 0 atau negatif

dan halangan stearik antar droplet yang tinggi akan menyebabkan ukuran

droplet menjadi semakin kecil hingga berukuran nanometer (Mahdi et al.,

2011).

Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa kelima formula

memiliki pH pada rentang 4,5 – 6,5, sehingga dapat dikatakan bahwa kelima

formula sediaan mikroemulsi memiliki pH yang hampir sama dengan pH

kulit, sehingga meniminalkan resiko iritasi dari penggunaan sediaan

mikroemulsi.

Perbedaan perbandingan tween 80 dan PEG 400 ini mempengaruhi

pH sediaan mikroemulsi, dari data pada tabel VIII dapat dilihat bahwa

semakin tinggi perbandingan tween 80 dan PEG 400 menghasilkan pH

sediaan yang semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pH sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

57

mikroemulsi ini dipengaruhi oleh perbandingan surfaktan tween 80 dan

kosurfaktan PEG 400. Hal ini didukung dengan data analisis statistik pH

sediaan mikroemulsi pada masing-masing formula yang menunjukkan

perbedaan signifikan (p < 0,05) untuk tiap formula.

2. Pemeriksaan Tipe Mikroemulsi

Pemeriksaan tipe mikroemulsi dilakukan untuk mengetahui tipe

mikroemulsi yang terbentuk tipe minyak dalam air (M/A), tipe air dalam

minyak (A/M) atau bikuntinu. Pemeriksaan tipe mikroemulsi dilakukan

dengan metode pengenceran, mikroemulsi diencerkan dengan dengan

aquadest dan fase minyak yang digunakan dengan perbandingan masing-

masing 1:100, apabila mikroemulsi larut dalam aquadest dan fase minyak

maka mikroemulsi memiliki tipe bikontinu.

(a) (b)

Gambar 8. (a) Mikroemulsi yang dilarutkan dalam aquadest, (b) Mikroemulsi yang dilarutkan dalam minyak zaitun

Hasil yang didapat dari pengenceran ini menunjukkan bahwa

kelima formula larut sempurna dalam aquadest dan minyak zaitun serta

tidak membentuk emulsi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelima

formula mikroemulsi memiliki tipe bikontinu.

Mikroemulsi yang dihasilkan memiliki tipe bikontinu, hal ini

didukung oleh pernyataan Talegaonkar (2008) yang menyebutkan bila

jumlah surfaktan dan kosurfaktan yang digunakan jauh lebih besar dari fase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

58

lain serta jumlah fase air dan fase minyak yang digunakan sama banyak

dalam suatu formula maka mikroemulsi akan cenderung membentuk sistem

bikontinu. Hal ini sesuai dengan formula yang digunakan dalam penelitian

ini, dimana Smix yang digunakan dalam formula ini mencapai 81,8 %,

sedangkan fase air dan fase minyak masing-masing hanya 9,1% dari

keseluruhan formula. Selain itu, karena surfaktan dan kosurfaktan yang

digunakan adalah surfaktan nonionik yang sensitif terhadap suhu dan

cenderung akan membentuk tipe mikroemulsi bikontinu bila pembuatannya

dilakukan pada suhu ruangan.

3. Pengukuran Indeks Bias

Pengukuran indeks bias dilakukan dengan menggunakan hand

refractometer. Pengukuran indeks bias ini bertujuan untuk melihat sifat

isotropik dari sediaan mikroemulsi, dengan dibandingkan dengan indeks

bias air (1,333) (Pathan, et al., 2012).

Tabel IX. Hasil pengamatan Indeks bias Sediaan Mikroemulsi Formula A B C D E

Indeks Bias (�� ± SD)

1,466 ± 0,00

1,466 ± 0,00577

1,466 ± 0,00577

1,466 ± 0,00

1,466 ± 0,00577

Hasil pengamatan menunjukan bahwa semua formula mikroemulsi

memiliki nilai indeks bias 1,446. Hasil ini menunjukkan bahwa kelima

formula mikroemulsi menghasilkan sediaan mikroemulsi yang jernih dan

transparan karena indeks bias yang dihasilkan tidak lebih dari 1,476 (Gina et

al., 2012). Hasil uji indeks bias ini lebih tinggi dibanding dengan nilai

indeks bias aquadest (1,333). Hasil tersebut menandakan bahwa indeks bias

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

59

sediaan mikroemulsi ini tidak dipengaruhi oleh perbandingan surfaktan

tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

4. Pengukuran Bobot jenis

Bobot jenis merupakan perbandingan massa suatu zat terhadap

massa air dengan volume yang sama pada suhu 4oC atau pada suhu lain

yang ditetapkan (Sinko, 2006). Bobot jenis mikroemulsi diukur

menggunakan piknometer, dengan dibandingkan dengan bobot jenis air.

Gambar 9. Hasil uji bobot jenis sediaan mikroemulsi

Hasil bobot jenis yang didapat menunjukkan hasil bahwa bobot

jenis kelima formula yang tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan

bobot jenis air yang memiliki bobot jenis 0,993 g/mL, hal ini menunjukkan

bahwa sediaan mikroemulsi dari seluruh formula dapat mengalir dengan

baik dan mudah dituang.

Namun, bila dibandingkan dengan bobot jenis tween 80 (1,080

g/mL), seluruh formula mikroemulsi memiliki nilai bobot jenis yang hampir

sama. Hal ini terjadi karena komposisi tween 80 yang sangat besar yaitu

51,53 % hingga 70,11 % dalam seluruh formula mikroemulsi.

1,065

1,07

1,075

1,08

1,085

A B C D EBob

ot

Jen

is (

g/m

L)

Formula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

60

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan tween

sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai kosurfaktan nilai bobot jenis

sediaan makin kecil. Namun, perbedaan tersebut tidak berbeda bermakna

menurut statistik (p > 0,05) untuk tiap formula. Hal ini menunjukkan bahwa

bobot jenis sediaan mikroemulsi tidak dipengaruhi oleh perbandingan

surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

5. Pengukuran Persen Transmitansi

Persen transmitansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis

dengan aquadest sebagai blangko. Persen transmitansi dapat digunakan

untuk menunjukkan tingkat kejernihan dari sediaan mikroemulsi, apabila

suatu sediaan mikroemulsi memiliki nilai persen transmitansi mendekati

100% maka dapat disimpulkan bahwa sediaan mikroemulsi tersebut jernih

secara optis (Pathan et al., 2012).

Gambar 10. Hasil uji persen transmitansi sediaan mikroemulsi

Dari hasil percobaan didapat hasil persen transmitansi yang tinggi

yang berkisar antara 97 – 99%, hasil ini menunjukkan bahwa kelima

formula mikroemulsi memiliki karakteristik transparan dan jernih karena

memiliki nilai persen transmitansi yang mendekati 100%.

9696,5

9797,5

9898,5

9999,5

A B C D E

Tran

smit

ansi

(%

)

Formula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

61

Perbedaan persen transmitansi dari kelima formula tidak signifikan

menurut statistik (p >0,05). Hal ini menunjukkan bahwa persen transmitansi

sediaan mikroemulsi ini tidak dipengaruhi oleh perbandingan surfaktan

tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

6. Pengukuran Viskositas

Viskositas dari mikroemulsi diukur menggunakan viskotester

brookfield. Viskositas berfungsi untuk melihat sifat alir dari suatu sediaan,

yang merupakan suatu parameter penting dalam meneliti sifat fisik dan

kestabilan suatu sediaan (Sharma, 2012).

Gambar 11. Hasil uji viskositas sediaan mikroemulsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas mikroemulsi yang

dihasilkan cukup besar, berbeda dengan mikroemulsi tipe M/A maupun

A/M yang memilki viskositas yang rendah. Hal ini karena surfaktan yang

digunakan cukup tinggi, dimana surfaktan tween 80 memiliki viskositas

yang agak kental. Selain itu, diduga karena sistem mikroemulsi tipe

bikontinu yang dihasilkan memiliki sistem kubik yang memiliki viskositas

tinggi dibandingkan dengan mikroemulsi tipe A/M atau M/A yang memiliki

0

100

200

300

400

500

A B C D E

visk

osi

tas

(c.P

s)

Formula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

62

misel berbentuk speris yang cenderung memiliki viskositas yang rendah

(Texter, 2001).

Peningkatan perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG

400 sebagai kosurfaktan menghasilkan viskositas mikroemulsi yang

semakin tinggi seperti terlihat pada Gambar 11. Peningkatan ini menurut

data analisis statistik viskositas sediaan mikroemulsi pada masing-masing

formula menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) untuk tiap formula.

Hal ini menunjukkan bahwa viskositas sediaan mikroemulsi ini dipengaruhi

oleh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

7. Pengukuran Ukuran Droplet

Pengukuran ukuran droplet sampel mikroemulsi menggunakan

partikel size analysis dengan prinsip dynamic ligt scatering. Pengukuran

ukuran droplet, distribusi ukuran droplet dan indeks polidispersi merupakan

parameter penting untuk mengetahui sifat dan kestabilan serta

bioavailabilitas emulsi dan mikroemulsi (Sharma, 2012). Ukuran droplet

dari mikroemulsi menurut Pathan et al., (2012) adalah 10nm – 100nm.

Pengukuran dilakukan hanya terhadap formula A sebelum dan

sesudah uji freeze thaw, dengan asumsi bahwa keempat formula lainnya

memiliki ukuran droplet yang lebih kecil atau kurang lebih sama dengan

formula A ini, hal imi karena perbandingan tween sebagai surfaktan dan

PEG 400 sebagai kosurfaktan yang digunakan paling kecil. Hasil

pengukuran ukuran droplet mikroemulsi formula A pada siklus ke-0 dapat

dilihat pada Tabel X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

63

Tabel X. Hasil pengukuran ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A pada siklus ke-0

Ukuran droplet Indeks polidispersi

28,13±5,216 0,561±0,041

Gambar 12. Grafik distribusi ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata ukuran droplet

pada formula A adalah 28,13 nm. Ukuran droplet ini masuk dalam rentang

ukuran droplet mikroemulsi yaitu antara 10-100 nm. Indeks polidispersi

yang dihasilkan menunjukkan nilai kurang dari 1,0; hal ini menunjukkan

bahwa ukuran droplet pada mikroemulsi formula A memiliki karakteristik

monodispersi (Waman, 2014). Namun, pada Gambar 12 terlihat bahwa

ukuran droplet tidak terdistribusi nornal, dan condong ke arah kiri. Hal ini

menunjukkan bahwa ukuran droplet terpusat pada ukuran yang kecil.

C. Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi dalam kondisi ekstrim

penyimpanan

Stabilitas fisik sediaan mikroemulsi diuji menggunakan metode uji

sentrifugasi dan uji freeze thaw selama 3 siklus. Sifat fisik sediaan mikroemulsi

diuji setiap siklusnya untuk melihat perubahan yang terjadi. Sifat fisik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

64

diamati dalam uji stabilitas fisik ini meliputi organoleptis, pH, persen

transmitansi, viskositas, serta ukuran droplet.

1. Stabilitas Organoleptis Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw

Pemeriksaan penampilan sediaan mikroemulsi setelah uji sentrifugasi

dan pada tiap siklus selama uji freeze thaw bertujuan untuk melihat adanya

perubahan penampilan karena pengaruh perubahan suhu yang drastis selama

uji freeze thaw dan tekanan yang tinggi pada uji sentrifugasi.

Hasil pengamatan organoleptis dari mikroemulsi pada saat sebelum

dan sesudah uji sentrifugasi dapat dilihat pada Gambar 13.

Sebelum uji sentrifugasi Setelah uji sentrifugasi

Gambar 13. Penampilan fisik seluruh formula sediaan mikroemulsi sesudah dan sebelum uji sentrifugasi

Hasil pengamatan organoleptis pada saat sebelum dan sesudah uji

sentrifugasi menunjukkan bahwa kelima formula tidak menunjukkan

perubahan warna dan bau, serta tidak terjadi pemisahan fase ataupun

pembentukan kabut. Hasil ini menunjukan bahwa seluruh perbandingan

surfaktan dan kosurfaktan yang digunakan sudah dapat memberikan sediaan

mikroemulsi yang stabil.

Hasil pengamatan organoleptis pada tiap siklusnya menunjukkan

bahwa kelima formula stabil setelah memalui setiap siklus dalam uji freeze

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

65

thaw. Penampilan fisik sediaan tidak menunjukkan perubahan warna dan bau,

serta tidak terjadi pemisahan fase ataupun pembentukan kabut. Hasil ini

menunjukan bahwa seluruh perbandingan surfaktan dan kosurfaktan yang

digunakan sudah dapat memberikan sediaan mikroemulsi yang stabil.

2. Stabilitas pH Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw

Uji stabilitas pH bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan

suhu yang drastis terhadap pH sediaan mikroemulsi selama uji freeze thaw. Hal

ini karena pH merupakan salah satu faktor penentu sifat iritatif dari sediaan,

karena apabila pH sediaan tidak sesuai dengan kulit dapat mengakibatkan

iritasi saat mengaplikasian sediaan. Profil Kurva pH sampel mikroemulsi

seluruh formula tiap siklus dapat dilihat dalam pada Gambar 14.

Gambar 14. Profil Kurva pH mikroemulsi tiap siklus Freeze Thaw

pH sediaan mikroemulsi untuk tiap formula mengalami sedikit

perubahan dalam tiap siklus pada uji freeze thaw. Namun, perubahan tersebut

tidak signifikan secara statistik (p > 0,05) untuk kelima formula serta

perubahannya masih dalam rentang pH kulit. Hasil ini menunjukkan bahwa

kelima perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dapat

menghasilkan sediaan mikroemulsi yang memiliki pH stabil dan tidak

mempengaruhi stabilitas sediaan mikroemulsi.

5

5,2

5,4

5,6

5,8

0 1 2 3

pH

Siklus Ke-

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

66

3. Stabilitas Persen Transmitansi Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw

Uji stabilitas persen transmitansi bertujuan untuk melihat kestabilan

sediaan mikroemulsi pada tiap siklus pada uji freeze thaw. Pada uji freeze thaw

ini karena perbedaan suhu yang drastis dapat membuat sediaan mikroemulsi

menunjukkan ketidakstabilan dengan terbentuknya kristal atau kabut tipis yang

tidak selalu teramati oleh mata. Hal tersebut dapat diketahui dengan nilai

persen transmitansi yang menenunjukkan penurunan hingga dibawah 90%.

Gambar 15. Profil Kurva persen transmitansi mikroemulsi tiap siklus Freeze Thaw

Profil kurva persen transmitansi sampel mikroemulsi seluruh

formula tiap siklus dapat dilihat dalam pada Gambar 15. Persen transmitansi

sediaan mikroemulsi untuk tiap formula mengalami sedikit perubahan dalam

tiap siklus pada uji freeze thaw. Namun, perubahan tersebut tidak signifikan

secara statistik (p > 0,05) untuk kelima formula. Hasil ini menunjukkan bahwa

kelima formula memiliki persen transmitansi yang stabil serta tetap jernih dan

transparan karena nilai persen transmitansi untuk kelima formula masih >90%.

4. Stabilitas Viskositas Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw

Pengaruh freeze thaw terhadap viskositas penting diamati karena

viskositas sediaan dapat mempengaruhi kemudahan pengaplikasian sediaan

serta berhubungan dengan dosis atau jumlah zat aktif yang terkandung

96

97

98

99

100

0 1 2 3

T (

%)

Siklus Ke-

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

67

didalamnya. Grafik Viskositas sampel mikroemulsi seluruh formula tiap siklus

dapat dilihat dalam pada Gambar 16.

Gambar 16. Profil Kurva Viskositas mikroemulsi tiap siklus Freeze Thaw

Pada grafik viskositas dapat dilihat bahwa viskositas kelima formula

mengalami kenaikan. Pengukuran viskositas yang dilakukan pada siklus ke-0

dan siklus ke-3 dalam uji freeze thaw ini menunjukkan perubahan yang

signifikan secara statistik (p < 0,05). Pada hasil ini meskipun nilai viskositas

kelima formula mengalami peningkatan yang signifikan, namun hal ini tidak

menunjukkan bahwa sediaan mikroemulsi yang dihasilkan tidak stabil. Hal ini

karena peningkatan viskositas sediaan mikroemusi menunjukkan kestabilan

mikroemulsi, dimana dengan meningkatnya viskositas akan mencegah droplet

droplet untuk mengendap atau memisah (Jufri et. al., 2004).

5. Stabilitas Ukuran Droplet Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw

Ukuran droplet penting untuk diteliti kestabilannya, karena

ketidakstabilan sistem emulsi mula-mula terjadi peristiwa pengabungan droplet

droplet. Grafik distribusi ukuran droplet sampel mikroemulsi dapat dilihat

dalam pada Gambar 17. Pengukuran ukuran droplet yang dilakukan sebelum

dan setelah uji freeze thaw menunjukkan peningkatan terlihat pada Tabel XI.

0

100

200

300

400

500

600

0 3

Vis

kos

itas

(c.

Ps)

Siklus ke-

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

68

Namun, perubahan ukuran droplet sediaan tidak signifikan secara statistik (p >

0,05) serta nilai ukuran droplet masih dalam rentang ukuran droplet sediaan

mikroemulsi.

Gambar 17. Grafik distribusi ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A pada

siklus ke-3

Tabel XI. Hasil pengukuran ukuran droplet mikroemulsi formula A pada siklus ke-0 dan siklus ke-3

Ukuran droplet (nm) Indeks polidispersi

Siklus ke-0 Siklus ke-3 Siklus ke-0 Siklus ke-3

28,13±5,216 29,33±3,092 0,561±0,041 0,656±0,152

D. Aktivitas Antioksidan Sediaan Mikroemulsi

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dimaksudkan untuk

memperoleh daerah serapan maksimum dari DPPH. Hal ini dilakukan agar

sedikit perubahan konsentrasi saat pengambilan tidak akan menyebabkan

perubahan absorbansi yang besar sehingga akan didapatkan kepekaan analisis

yang maksimum.

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada 3

konsentrasi DPPH 7,9; 15,8; dan 23,7 µg/mL. Hal ini bertujuan agar data

yang diperoleh dapat merepresentasikan panjang gelombang maksimum yang

sama walaupun berbeda konsentrasi. Pengukuran dilakukan dengan

melakukan scanning panjang gelombang pada 400-600 nm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

69

Hasil pengukuran panjang gelombang menunjukkan bahwa seluruh

sampel uji memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 517 nm.

Hal ini sesuai dengan teori, menurut Ndhlala et al. (2010) bahwa DPPH

memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 515 - 517 nm.

2. Penentuan Operating Time (OT)

Penentuan operating time bertujuan untuk menentukan rentang

waktu saat larutan uji mereduksi radikal DPPH dengan sempurna sehingga

diperoleh absorbansi yang stabil. Penentuan operating time perlu dilakukan

agar dapat diketahui waktu pengukuran yang tepat dari suatu senyawa,

dimana reaksi terjadi secara optimal. Pengukuran dilakukan pada saat

operating time dimaksudkan untuk meminimalkan kesalahan dalam hal

pengukuran.

Penentuan operating time dilakukan dengan mereaksikan DPPH

dengan masing-masing larutan uji, dan diamati absorbansinya setiap 5 menit

selama 1 jam. Penentuan operating time didasarkan pada waktu saat

absorbansi larutan uji dan reagen DPPH mulai stabil atau menghasilkan

selisih absorbansi yang kecil. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang

maksimum yang didapatkan, yaitu 517 nm.

Operating time askorbil palmitat yang diperoleh adalah antara 25

sampai 35 menit, karena pada menit tersebut dua hingga tiga replikasi

menghasilkan nilai absorbansi yang stabil. Operating time untuk alfa

tokoferol adalah 45 sampai 60 menit. Baku pembanding campuran operating

time yang didapat adalah antara 10 hingga 30 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

70

Operating time formula A yang diperoleh dari percobaan adalah

antara 35 sampai 60 menit, karena pada menit tersebut dua hingga tiga

replikasi menghasilkan nilai absorbansi yang stabil, untuk formula B

operating time yang didapat adalah antara 30 hingga 45 menit. Pada formula

C ketiga replikasi tidak menghasilkan operating time yang sama, sehingga

diambil operating time yang berada pada 2 replikasi, yaitu mulai dari menit

ke-20 sampai menit ke-35. Operating time formula D adalah antara 25 sampai

30 menit, dan operating time untuk formula E adalah 15 sampai 35 menit.

Operating time basis formula A yang diperoleh dari percobaan

adalah antara 20 hingga 35 menit. Pada basis formula B operating time yang

didapat adalah antara 30 hingga 55 menit. Pada basis formula C operating

time yang didapat adalah antara menit ke-25 sampai menit ke-40. Operating

time basis formula D adalah antara 35 sampai 50 menit, dan operating time

untuk formula E adalah 25 sampai 40 menit.

Gambar 18. Profil Kurva Operating Time Askorbil Palmitat, Alfa Tokoferol serta

Campuran Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 20 40 60 80

Ab

sorb

an

si

Menit ke-

Askorbil Palmitat

Alfa Tokoferol

Campuran Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

71

Gambar 19. Profil Kurva Operating Time formula A, formula B, formula C, formula D,

dan formula E

Gambar 20. Profil Kurva Operating Time basis A, basis B, basis C, basis D, dan basis E

3. Aktivitas Antioksidan Sediaan Mikroemulsi

Metode DPPH dipilih untuk mengetahui aktivitas antioksidan karena

metode ini mudah, cepat serta sensitif. DPPH digunakan untuk aktivitas

perendaman aktivitas radikal bebas. Pengamatan pada uji ini dengan melihat

perubahan intensitas warna DPPH. DPPH akan tereduksi oleh proses donasi

hidrogen atau elektron, warnanya akan berubah dari violet menjadi kuning.

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 10 20 30 40 50 60 70

Ab

sorb

an

si

Menit ke-

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

0,52

0,53

0,54

0,55

0,56

0,57

0,58

0,59

0 10 20 30 40 50 60 70

Ab

sorb

an

si

Menit ke-

Basis A

Basis B

Basis C

Basis D

Basis E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

72

Aktivitas antioksidan dengan metode ini diukur menggunakan

parameter IC50 yaitu konsentrasi senyawa uji yang dibutuhkan untuk

mengurangi radikal DPPH sebesar 50%. Semakin tinggi nilai IC50 maka

aktivitas antioksidannya semakin rendah. Nilai IC50 diperoleh dari regresi

linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan uji dengan

persen penangkapan radikal. Penentuan konsentrasi untuk masing-masing

larutan uji dilakukan dengan percobaan pendahuluan atau uji orientasi untuk

menentukan konsentrasi larutan uji yang dapat memberikan persen

penghambatan antioksidan mencapai 50%.

Hasil pengukuran aktivitas antioksidan sampel mikroemulsi dapat

dilihat pada Tabel XII. Persamaan regresi linier untuk askorbil palmitat dapat

dilihat pada Lampiran 14, persamaan regresi untuk alfa tokoferol pada

Lampiran 15, dan persamaan regresi untuk campuran vitamin askorbil

palmitat dan alfa tokoferol dapat dilihat pada lampiran 16. Persamaan regresi

linier untuk formula A, B, C, D, dan E berturut-turut dapat dilihat pada

Lampiran 17, 18, 19, 20, dan 21.

Tabel XII. Hasil uji aktivitas antioksidan Larutan Uji �� (mg/mL)± SD Keterangan (Arianto, 2006)

Askorbil Palmitat 2,344 ± 0,003 Sangat Kuat

Alfa tokoferol 79,81 ± 0,361 Kuat

askorbil palmitat dan

alfa tokoferol 7,105 ± 0,0164 Sangat Kuat

Formula A 29,584 ± 0,227 Sangat Kuat

Formula B 29,513 ± 0,061 Sangat Kuat

Formula C 30,731 ± 0,144 Sangat Kuat

Formula D 31,174 ± 0,268 Sangat Kuat

Formula E 32,445 ± 0,341 Sangat Kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

73

Hasil aktivitas antioksidan tersebut menunjukkan bahwa campuran

askorbil palmitat dan alfa tokoferol membuat aktivitas antioksidan menurun

dibanding askorbil palmitat murni dan naik dibanding alfa tokoferol murni,

sehingga dapat dikatakan aktivitas antioksidan oleh campuran askorbil

palmitat dan alfa tokoferol berada di tengah aktivitas antioksidan dari masing-

masing vitamin dalam bentuk murni.

Berdasarkan data dapat dilihat bahwa aktivitas antioksidan dari

sampel mikroemulsi dari seluruh formula lebih rendah dibandingkan dengan

aktivitas antioksidan dari baku pembanding campuran askorbil palmitat dan

alfa tokoferol. Hal ini terjadi karena askorbil palmitat dan alfa tokoferol yang

ada dalam formula mikroemulsi terikat dengan makromolekul seperti

surfaktan dan kosurfaktan yang dalam formula jumlahnya besar, meskipun

begitu aktivitas antioksidan sampel seluruh formula masih dalam kategori

sangat kuat menurut Arianto (2006). Data tersebut juga menunjukkan bahwa

semakin tinggi perbandingan Smix nilai IC50 semakin tinggi yang berarti

aktivitas antioksidan semakin turun. Penurunan aktivitas antioksidan ini

signifikan secara statistik (p < 0,05), dan hasil uji Tukey HSD formula A dan

B tidak berbeda signifikan secara statistik.

Pada pengukuran basis tidak dapat diketahui nilai IC50, hal ini karena

semua konsentrasi tidak menghasilkan persen penghambatan mencapai 50%

dan hanya berkisar dari 0-10%. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengukuran

aktivitas antioksidan pada sampel mikroemulsi tidak ada penambahan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

74

aktivitas antioksidan dari basis, sehingga murni aktivitas antioksidan dari

askorbil palmitat dan alfa tokoferol.

E. Uji Iritasi Sediaan Mikroemulsi

Uji iritasi dilakukan dengan metode Hen’s Egg Test Choriallantoic

Membrane (HET-CAM). Uji iritasi ini dipilih untuk mengantikan uji Draize yang

menggunakan kelinci sebagai hewan uji, dimana diketahui bahwa sekarang sudah

tidak diperbolehkan untuk penggunaan hewan uji untuk pengujian sediaan

kosmetik. Dalam uji ini diamati waktu terjadinya reaksi perdarahan (hemorrhage),

lisis (lysis), dan koagulasi (coagulation) pada Choriallantoic Membrane (CAM)

akibat dari pemaparan sampel uji.

Dalam uji iritasi ini digunakan NaOH 0,1 N sebagai kontrol positif dan

NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif terhadap uji iritasi HET-CAM terhadap sampel

mikroemulsi. Hasil uji iritasi pada mikroemulsi dapat dilihat pada Tabel XIII.

Tabel XIII. Hasil uji iritasi sampel mikroemulsi

Perlakuan Irritation Score Keterangan

Kontrol positif 9,267 ± 0,57 Iritasi kuat Kontrol negatif 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Formula A 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula B 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula C 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula D 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula E 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Hasil uji iritasi dengan metode HET – CAM menunjukkan bahwa

permaparan NaOH terhadap CAM mengakibatkan iritasi kuat berdasarkan

klisifikasi Irritation Score oleh Cazedey (2009). Hasil pengamatan pada CAM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

75

menunjukkan bahwa CAM yang menerima paparan NaOH terjadi perdarahan dan

lisis pada CAM, dan tidak terjadi koagulasi.

Hasil uji iritasi terhadap NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif menunjukkan

tidak terjadi perubahan pada CAM, sehingga dapat disimpulkan bahwa kontrol

negatif ini tidak mengiritasi. Hasil uji iritasi terhadap kelima formula mikroemulsi

juga menunjukkan tidak terjadi perubahan pada CAM, sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh formula sampel mikroemulsi ini tidak mengiritasi.

Hasil yang ada menunjukkan bahwa peningkatan perbandingan surfaktan tween

80 dan PEG 400 tidak berpengaruh terhadap sifat iritatif dari sediaan mikroemulsi

yang dihasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Peningkatan perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai

kosurfaktan menyebabkan peningkatan viskositas dan pH. Namun, tidak

menyebabkan perubahan organoleptis, indeks bias, bobot jenis dan

transmitansi.

2. Peningkatan perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai

kosurfaktan tidak mempengaruhi stabilitas fisik sediaan mikroemulsi dalam

kondisi ekstrim penyimpanan.

3. Sediaan mikroemulsi memiliki aktivitas sangat kuat dalam meredam aktivitas

radikal bebas. Nilai IC50 formula A, B, C, D, dan E berturut-turut 29,584

µg/mL ± 0,227; 29,513 µg/mL ± 0,061; 30,731 µg/mL ± 0,144; 31,174 µg/mL

± 0,268; 32,445 µg/mL ± 0,341.

4. Sediaan mikroemulsi tidak memiliki potensi mengiritasi.

B. Saran

1. Sebaiknya uji ukuran droplet untuk seluruh formula agar dapat dipastikan efek

dari perbandingan surfaktan dan kosurfaktan terhadap ukuran droplet.

2. Dilakukan uji penetrasi untuk melihat pengaruh perbandingan surfaktan dan

kosurfaktan terhadap kemampuan penetrasi sediaan mikroemulsi menembus

membran kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

77

DAFTAR PUSTAKA

Alencastre, J. B., Bentley, M. V. L. B., Garcia, F. S., Moragas, M., Viladot, J. L., and Marchetti, J. M., 2006, A study of the characteristics and in vitro permeation properties of CMC/chitosan microparticles as a skin delivery system for vitamin E, RBCF, 42(1), 69-76.

Alvarez, A. M. R. and Rodríguez, M. L. G., 2000, Lipids in pharmaceutical and

cosmetic preparations, Grasas y Aceites, 51(1), 74-96. Ariyanto, 2006, Uji Aktivitas Antioksidan, Penentuan Kandungan Fenolik dan

Fraksi Air Ekstrak Metanolik Pegagan (Centella asiatica L. Urban), Skripsi, 68, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Aquilina, G., Bach, A., Bampidis, V., Bastos, M.D.L., Flachowsky, G., Gasa-

Gasó, J., et al., 2013, Scientific Opinion on the safety and efficacy of vitamin C (ascorbic acid, sodium ascorbate, calcium ascorbate, ascorbyl palmitate, sodium calcium ascorbyl phosphate and sodium ascorbyl phosphate) as a feed additive for all animal species based on a dossier submitted by DSM Nutritional Products Ltd, EFSA Journal, 11(2), 19.

Baumann, L. (Ed), 2009, Cosmetic Dermatology : Principles and Practice,

second edition, Mc Graw Hill Medical, New York, pp. 293-299. Bernardi, D. S., Pereira, T. A., Maciel, N. R., Bortoloto, J., Viera, G. S., Oliveira,

G. C., et al., 2011, Formation and stability of oil-in-water nanoemulsions containing rice bran oil: in vitro and in vivo assessments, J Nanobiotechnology, 9(1), 44.

Birben E., Sahiner, U. M., Sackesen, C., Erzurum S., and Kalayci, O., 2012,

Review article : Oxidative Stress and Antioxidant Defense, WAO Journal, 5:9–19.

Bissett, D. L., 2006, Anti-aging Skin Care Formulations, in Draelos Z. D., and

Thaman, L. A. (Eds.), 2006, Formulation on skin care product, 2nd edition, Taylor & Francis Group, New York, pp. 174- 176.

Cazedey, E., Calvalho, F., Fiorentino, F., Gremiao, M., and Salgado, H., 2009,

Corrositex, BCOP dan HET-CAM as alternative methods to animal experimentation, Braz J Med Biol Res, 34 (2), 1-23.

Clarkson, P. M., and Thompson, H. S., 2000, Antioxidants: what role do they play

in physical activity and health?, Am J Clin Nutr, 72, 637–646.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

78

Cunningham, W. 2003, Aging and photo-aging, in: Baran R, Maibach HI, (eds). Textbook of Cosmetic Dermatology, 2nd edition, Martin dunitz, London, pp. 455-467.

Dawaba, H. M., Abd-Allah, F. I., and Ahmed M. S., 2010, Development of

AMicroemulsion-based Formulation to Improve The Availability of Poorly Water-soluble Drug, Drug Discov. Ther., 4 (4), 257-266.

Darole, P. S., Hegde, D. D., Nair, H. A., 2008, Formulation and Evaluation of

Microemulsion Based Delivery System for Amphotericin B, AAPS PharmSciTech, 9(1), 123-124.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979, Farmakope

Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI, p. 79. Fennema, O. R., Hui, Y. H., Karel, M., Walstra, P., and Whitaker, J. R., (Eds),

2004, Vitamin E : Food Science and Thechnology, Marcel Dekker, Inc., New York, pp : 2-5, 89-127.

Gina, E. S., Sherif, A.E.K., and Fathy, A.A.I., 2012, Microemulsion versis

Niosome for the Transdermal Delivery of Repaglinide, Asian J. Pharm. Hea. Sci., 2 (4), 526-534.

Jusuf, N. K., 2005, Kulit menua, Majalah Kedokteran Nusantara, Medan, 3(2), pp

:1-2. Jufri, M., Djajadisastra, J., dan Maya, L., 2009, Pembuatan Mikroemulsi dari

Minyak Buah Merah, Majalah ilmu kefarmasian, 4(1), 18-27. Kretz, A., and Moser, U., 2001, Vitamins, in Barel, A. O., Paye, M., and

Maibach, H. I. (Eds.), 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 463-470.

Kundarapu, S., Srinivas, M., Srilalitha, G., and Sharma, J.V.C., 2014, Design and

Characterization of Self Emulsifying Drug Delivery System of Repaglinide, Int. J. Pharm. Sci. Rev. Res., 25(1), 41-46.

Lakshmi, J., Kumar, B. A., and Gupta, S., 2013, Review Article : Investigation of

Microemulsion as a Potential Carrier for Advanced Transdermal Delivery: An Overview, Int. J. Pharm. Sci. Rev. Res., 20(2), 51-59.

Lawrence ,M. and Rees, G. D., 2000, Reviews : Microemulsion-based media as

Novel Drug Delivery Systems, Adv. Drug Deliv. Rev., 45(1), 89-121.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

79

Mahdi, E. S., Sakeena, M. H. F., Abdulkarim, M. F., Abdullah, G. Z., Sattar, M. A., and Noor, A. M., 2011, Effect Of Surfactant And Surfactant Blends On Pseudoternary Phase Diagram Behavior Of Newly Synthesized Palm Kernel Oil, Drug Des. Devel. Ther., 11 (5), 311-323.

Makrantonaki, E., and Zouboulis, C. C., 2010, Pathomechanisms of

Endogenously Aged Skin, in : Farrage, M. A., Miller, K. W., Maibach, H. I., 2010, Textbook of Aging Skin, Springer, Verlag Berlin Heidelberg, pp: 346-360.

Marinova, G., and Batchvarov, V., 2011, Evaluation of The Methods of

Determination of The Free Radical Scavenging Activity by DPPH, BJAS, 17(1), 11-24.

Molyneux, P., 2004, The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) for estimating antioxidant activity, Songklanakarin J. Sci. Technol., 26 (2), 211-219.

Murina, A.T., Kerisit, K. G., and Boh, E. E., 2012, Mechanism of Skin Aging,

Cosmet Dermatol., 25, 399-402. Muzzafar, F., Singh, U.,K., and Chauhan, L., 2013, Review On Microemulsion

As Futuristic Drug Delivery, Int J Pharm Pharm Sci, 5 (3), 39-53. Ndhlala, A. R., Moyo, M., and Staden, J. V., 2010, Review : Natural

Antioxidants: Fascinating or Mythical Biomolecules?, Molecules, 15, 6905-6930.

Nielloud, F. and Marti, G., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions,

Marcel Dekker Inc, New York, pp : 1-13. Nikki, E., 2010, Review Article : Assessment of Antioxidant Capacity in vitro and

in vivo, FRBM, 49 : 503-515. Noori, S., 2012, An Overview of Oxidative Stress and Antioxidant Defensive

System, Open Access Scientific Report, 1 (8), 1-9. Padayatty, S J., Katz, A., Wang, Y., Eck, P., Kwon, O., Le, J.H., et al., 2003,

Vitamin C as an antioxidant: evaluation of its role in disease prevention, J Am Col Nutr, 2, 18-35.

Pathan, M., Zikriya, A, and Quazi, A., 2012, Microemulsion: As Excellent Drug

Delivery System, IJPRS, 1(3), 199-210.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

80

Robinson, M. K., Osborne, R., and Perkins, M. A., 2001, In Vitro Tests for Skin Irritation, in Barel, A. O., Paye, M., and Maibach, H. I. (Eds.), 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 95-97.

Rohman, A., dan Riyanto, S., 2005, Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun

Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) secara In Vitro, Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3), 136-140.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical

Excipients, 6th edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, Washington, DC, pp.110-113, 441-445, 549-553, 596-598, 675-681, 754-755.

Rozman, Zvonar, Falson, and Gasperlin, 2008, Temperature-Sensitive

Microemulsion Gel: An Effective Topical Delivery System for Simultaneous Delivery of Vitamins C and E, AAPS PharmSciTech, 10 (1), 1-8.

Sorg, O., Antille, C., and Saurat, J.H., , 2004, Retinoids, Other Topical Vitamins,

and Antioxidants, in Rigel, D.S., Weiss, R.A, Lim, H.W., and Dover, J.S., (Eds), 2004, Photoaging, Marcel Dekker, Inc., New York, pp : 89-105.

Sastroamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta, pp. 1-39.

Sharma, B., Sharma, A., Arora, S., Gupta, S., and Bichnol, M., 2012,

Formulation, Optimization and Evaluation of Atorvastatin Calcium Loaded Microemulsion, J Pharm Drug Deliv Res., 1(3), 1-7.

Singh, P.K., Iqubal, M.K., Shukla, V.K., and Shuaib, M., 2014, Microemulsions:

Current Trends in Novel Drug Delivery Systems, RJPBCS, 1(1):39-51. Sinko, J.S., (Eds), 2006, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences : Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical Sciences, Lippincott William and Wilkins, USA, p. 5.

Stuchlík, M., and Žák, S., 2001, Lipid Based Vehicle For Oral Drug Delivery,

Biomed. Paper, 145(2), 17-26. Talegokar, S., Azeem, A., Ahmad, F., Khar, R.K., Patham, S. A., and Khan, Z. I.,

2008, Microemulsions: A Novel Approach to Enhanced Drug Delivery, Recent Pat. Drug Deliv. Formul., 2, 238-157.

Texter, J., (Ed.), 2001, Reactions And Synthesis In Surfactant Systems, Marcel

Dekker, New York, p. 527.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

81

Thiele, J. J., 2007, Review : Vitamin E in human skin: Organ-specific physiology and considerations for its use in dermatology, MOL ASPECTS MED., 28 (1), 646–667.

Traber, M.G., 2006, Vitamin E Bioavailability, Biokinetics, and Metabolism, in

Draelos Z.D., and Thaman, L.A. (Eds.), Cosmetics sience and technology, 2nd edition, Taylor & Francis Group, New York, pp. 113- 115.

United States Department of Agriculture, 2012, Technical Evaluation Report :

Ascorbyl Palmitate, http://www.ams.usda.gov/AMSv1.0/getfile?dDoc-Name=STELPRDC5099594, diakses tanggal 21 Oktober 2014.

Wankhade, R.P., Pundir, A.R., and Bhalerao, S.S., 2013, Microemulsion as

Novel Cosmeceutical Drug Delivery System, IJPI’s Journal of Pharmaceutics and Cosmetology, 2 (9), 78-92.

Waman, N., Ajjage, R., Kendre, P.N., Kasture, S.B., and Katsure, V., 2014,

Improved Release Oral Drug Delivery of Metaxalone, Int J Pharm, 4(1), 417-424.

Waterman, E., and Lockwood, B., Active Components and Clinical Applications

of Olive Oil, ALTERN MED REV, 12(4), 331-339. Wihelmina, C.E., 2007, Pembuatan dan Penentuan Nilai SPF Nanoemulsi Tabir

Surya Menggunkan Minyak kencur (kaempferia galangal L.) Sebagai Fase Minyak, Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

82

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

83

Lampiran 1. Sertifikat analisis Askorbil palmitat dari CV. Privat Equitment

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

84

Lampiran 2. Sertifikat analisis Alfa tokoperol dari CV. Cipta Anugerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

85

Lampiran 3. Sertifikat analisis Minyak zaitun dari CV. Sofa Meditetranian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

86

Lampiran 4. Sertifikat analisis Tween 80 dari PT. Brataco Chemika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

87

Lampiran 5. Sertifikat analisis PEG 400 dari PT. Brataco Chemika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

88

Lampiran 6. Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Mikroemulsi

Formula Pengamatan Siklus ke-

0 1 2 3

A

Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Pemisahan

fase Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

B

Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Pemisahan

fase Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

C

Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Pemisahan

fase Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

D

Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Pemisahan

fase Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

E

Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Pemisahan

fase Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Tidak

Memisah Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

89

Lampiran 7. Dokumentasi Pengamatan Organoleptis Sediaan Mikroemulsi

1. Pengamatan Setelah 48 jam (siklus ke-0)

Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

2. Pengamatan Setelah Freeze Thaw Siklus Ke -1

Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

3. Pengamatan Setelah Freeze Thaw Siklus Ke – 2

Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

4. Pengamatan Setelah Freeze Thaw Siklus Ke – 3

Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

90

Lampiran 8. Data Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi

1. Bobot Jenis

Formula Bobot Jenis (g/mL)

� �± SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

A 1,078 1,079 1,073 1,077 ± 0,0032 B 1,077 1,078 1,076 1,077 ± 0,001 C 1,078 1,074 1,075 1,076 ± 0,0021 D 1,076 1,075 1,073 1,075 ± 0,0015 E 1,075 1,076 1,072 1,074 ± 0,0021

2. Indeks Bias

Formula Indeks Bias

�� ± SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

A 1,466 1,466 1,466 1,466 ± 0,00 B 1,466 1,466 1,467 1,466 ± 0,00577 C 1,467 1,466 1,466 1,466 ± 0,00577 D 1,466 1,466 1,466 1,466 ± 0,00 E 1,466 1,466 1,467 1,466 ± 0,00577

3. Pengamatan pH

Formula Rep. Siklus ke-

0 1 2 3

A 1 5,32 5,34 5,33 5,32 2 5,34 5,33 5,30 5,35 3 5,33 5,31 5,35 5,34

�� ± SD 5,33±0,01 5,33±0,015 5,33±0,025 5,34 ±0,015

B

1 5,40 5,41 5,44 5,41 2 5,44 5,46 5,41 5,44 3 5,39 5,47 5,43 5,45

�� ± SD 5,41±0,026 5,45±0,032 5,43±0,015 5,44±0,026

C

1 5,50 5,52 5,55 5,55 2 5,48 5,53 5,50 5,57 3 5,55 5,55 5,53 5,56

�� ± SD 5,51±0,036 5,53±0,015 5,53±0,025 5,56±0,01

D

1 5,60 5,62 5,63 5,62 2 5,63 5,65 5,65 5,61 3 5,65 5,63 5,66 5,63

�� ± SD 5,63±0,025 5,63±0,015 5,65±0,015 5,62 ±0,01

E 1 5,74 5,72 5,73 5,75 2 5,71 5,73 5,72 5,76 3 5,73 5,75 5,75 5,73

�� ± SD 5,73±0,015 5,73±0,015 5,73±0,015 5,75±0,015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

91

4. Transmitasi (%)

Formula Replikasi Siklus ke-

0 1 2 3

A 1 98,7 98,7 98,8 98,8 2 98,8 98,9 98,7 98,7 3 98,5 98,5 98,9 99,0

�� ± SD 98,67± 0,15 98,7± 0,2 98,8± 0,1 98,83±0,15

B

1 99,1 99,2 99,4 99.3 2 98,9 99,0 99,0 99,4 3 99,2 99,1 99,1 99,5

�� ± SD 99,07±0,15 99,1± 0,1 99,17±0,21 99,4± 0,1

C

1 98,3 99,4 98,9 98,9 2 98,7 99,1 99,0 98,8 3 98,6 98,9 98,6 98,7

�� ± SD 98,53±0,21 99,13±0,25 98,83±0,21 98,8± 0,1

D

1 98,3 98,9 99,0 98,9 2 98,5 98,8 98,9 98,7 3 98,4 98,6 98,5 98,8

�� ± SD 98,4± 0,1 98,77±0,15 98,8± 0,26 98,8± 0,1

E 1 98,0 98,1 97,7 97,6 2 97,7 98,0 97,9 97,7 3 97,3 97,7 97,6 97,5

�� ± SD 97,67± 0,35 97,93±0,21 97,73±0,15 97,6±0,1

5. Viskositas (C.ps)

Formula Replikasi Siklus ke-

0 3

A 1 347,4 391,4 2 346,9 389,9 3 346,4 390,9

�� ± SD 346,9±0,5 390,73±0,76

B

1 391,9 400,4 2 390,4 400,9 3 390,9 398,4

�� ± SD 391,07±0,76 399,9±1,32

C

1 401,9 438,9 2 400,4 430,2 3 403,4 431,4

�� ± SD 401,9±1,5 433,5±4,71

D

1 432,4 465,4 2 427,9 464,9 3 430,9 464,4

�� ± SD 430,4±2,29 464,9±0,5

E 1 462,9 494,9 2 461,4 494, 4 3 460,9 493,9

�� ± SD 461,73±1,04 494,4±0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

92

6. Ukuran partikel

Formula Repetisi Ukuran partikel (nm) Indeks polidispersi

Siklus ke-0 Siklus ke-3 Siklus ke-0 Siklus ke-3

A

1 22,4 30,2 0,564 0,690 2 29,4 25,9 0,518 0,788

3 32,6 31,9 0,600 0,490

�� ± SD 28,13±5,216 29,33±3,092 0,561±0,041 0,656±0,152

Lampiran 9. Hasil Pengamatan Ukuran Droplet Formula A

1. Sebelum Freeze Thaw

A. Repetisi 1

B. Repetisi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

93

C. Repetisi 3

2. Setelah Freeze Thaw

A. Repetisi 1

B. Repetisi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

94

C. Repetisi 3

Lampiran 10. Analisis Statistika Sifat Fisik Mikroemulsi Menggunakan

Program R. 3.0.1

Contoh uji statistik sifat fisik

1. Pengamatan pH

A. Uji normalitas (Shapiro-Wilk Test)

Formula A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

95

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

Keterangan : seluruh formula memiliki nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data tiap siklus terdistribusi normal

B. Uji variansi data (Levene’s test)

Keterangan : nilai p value > 0,05 menunjukkan bahwa data memiliki kesamaan variansi

C. Uji ANOVA

Keterangan : nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data berbeda bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

96

D. Uji Tukey HSD

Keterangan : nilai p value < 0,05 menunjukkan bahwa semua data berbeda

secara bermakna

Data Uji Statistik Bobot Jenis, pH, Pertsen Transmitansi dan Viskositas

1. Uji Normalitas Data (Shapiro – Wilk Test)

Formula p value

Bobot Jenis pH Persen transmitansi Viskositas A 0,2983 1,0 0,6369 1,0 B 1,0 0,3631 0,6369 0,6369 C 0,4633 0,5367 0,4633 1,0 D 0,6369 0,7804 1,0 0,6369 E 0,4633 0,6369 0,8428 0,4633

Keterangan : p < 0,05 (data terdistribusi nornal); p > 0,05 (data tidak terdistribusi nornal)

2. Uji Variansi Data (Levene’s Test)

Sifat Fisik p value Keterangan Bobot Jenis 0,883 Data Homogen

pH 0,776 Data Homogen Persen transmitansi 0,6183 Data Homogen

Viskositas 0,5416 Data Homogen Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda

bermakna)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

97

3. Uji ANOVA

Sifat Fisik p value Keterangan Bobot Jenis 0,483 Data Tidak Berbeda Bermakna

pH 1,44e-08 *** Data Berbeda Bermakna Persen transmitansi 0,0613 Data Tidak Berbeda Bermakna

Viskositas 2,57e-15 *** Data Berbeda Bermakna Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda

bermakna) .

4. Uji Tukey HSD

Kelompok Komparasi p value

pH Viskositas Formula A vs Formula B 0,0161478 0,00e+00 Formula A vs Formula C 0,0000302 0,00e+00 Formula A vs Formula D 0,0000003 0,00e+00 Formula A vs Formula E 0,0000000 0,00e+00 Formula B vs Formula C 0,0036472 1,67e-05 Formula B vs Formula D 0,0000056 0,00e+00 Formula B vs Formula E 0,0000002 0,00e+00 Formula C vs Formula D 0,0011534 0,00e+00 Formula C vs Formula E 0,0000056 0,00e+00 Formula D vs Formula E 0,0036472 0,00e+00

Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda bermakna)

Lampiran 11. Analisis Statistika Stabilitas Fisik Mikroemulsi Menggunakan

Program R. 3.0.1

Contoh uji statistik sifat fisik

1. Persen Transmitansi

Formula A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

98

A. Uji Normalitas

Siklus 0

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Keterangan :Formula A memiliki nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data tiap siklus terdistribusi normal

B. Uji T berpasangan

Siklus 0 dan siklus 1

Siklus 0 dan siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

99

Siklus 0 dan siklus 3

Siklus 1 dan siklus 2

Siklus 1 dan siklus 3

Siklus 2 dan siklus 3

Keterangan : Data perbandingan tiap siklus pada Formula A menghasilkan p value > 0,05 menunjukkan bahwa data persen transmitansi tiap siklusnya tidak berbeda bermakna secara statistik.

Data Uji Statistik stabilitas fisik persen transmitansi, pH, dan Viskositas

1. Stabilitas Uji Persen Transmitansi

a. Uji Normalitas Data (Shapiro – Wilk Test)

Siklus ke-

p value Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

0 0,6369 0,6369 0,4633 1,0 0,8428 1 1,0 1,0 0,7804 0,6369 0,4633 2 1,0 0,4633 0,4633 0,3631 0,6369 3 0,6369 1,0 1,0 1,0 1,0

Keterangan : p < 0,05 (data terdistribusi nornal); p > 0,05 (data tidak terdistribusi nornal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

100

b. Uji t berpasangan

Kelompok Komparasi p value

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

Siklus ke-0 vs Siklus ke-1 0,4226 0,6667 0,1399 0,09274 0,09418 Siklus ke-0 vs Siklus ke-2 0,4557 0,4778 0,2254 0,1472 0,7538 Siklus ke-0 vs Siklus ke-3 0,444 0,06341 0,2507 0,07418 0,7418 Siklus ke-1 vs Siklus ke-2 0,622 0,4226 0,1217 0,6667 0,1835 Siklus ke-1 vs Siklus ke-3 0,5784 0,09547 0,06341 0,7418 0,06341 Siklus ke-2 vs Siklus ke-3 0,4226 0,2965 0,7418 1,0 0,05719

Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda bermakna)

2. Stabilitas Uji pH

a. Uji Normalitas Data (Shapiro – Wilk Test)

Siklus ke-

p value Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

0 1,0 0,3631 0,5367 0,7804 0,6369 1 0,6369 0,2983 0,6369 0,6369 0,6369 2 0,7804 0,6369 0,7804 0,6369 0,6369 3 0,6369 0,4633 1,0 1,0 0,6369

Keterangan : p < 0,05 (data terdistribusi nornal); p > 0,05 (data tidak terdistribusi nornal)

b. Uji t berpasangan

Kelompok Komparasi p value

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

Siklus ke-0 vs Siklus ke-1 0,8075 0,2354 0,2495 0,6667 0,6667 Siklus ke-0 vs Siklus ke-2 0,874 0,5492 0,4975 0,07418 0,5286 Siklus ke-0 vs Siklus ke-3 0,1835 0,3356 0,1628 0,6667 0,3206 Siklus ke-1 vs Siklus ke-2 1,0 0,5101 0,7538 0,2697 1,0 Siklus ke-1 vs Siklus ke-3 0,5799 0,1835 0,09418 0,4226 0,5076 Siklus ke-2 vs Siklus ke-3 0,6667 0,7538 0,2419 0,09418 0,5286

Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda bermakna)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

101

3. Stabilitas Uji Viskositas

a. Uji Normalitas Data (Shapiro – Wilk Test)

Siklus ke-

p value Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

0 1,0 0,6369 1,0 0,6369 0,4633 3 0,6369 0,3631 0,2437 1,0 1,0

Keterangan : p < 0,05 (data terdistribusi nornal); p > 0,05 (data tidak terdistribusi nornal)

b. Uji t berpasangan

Kelompok Komparasi

p value Formula A Formula B Formula C Formula D Formula E

Siklus ke-0 vs Siklus ke-3

0,0001012 0,009821 0,007486 0,001328 0,0001041

Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda bermakna)

4. Stabilitas Uji Ukuran Droplet

a. Uji Normalitas Data (Shapiro – Wilk Test)

Siklus ke- p value

Formula A 0 0,5954 3 0,5318

Keterangan : p < 0,05 (data terdistribusi nornal); p > 0,05 (data tidak terdistribusi nornal)

b. Uji t berpasangan

Kelompok Komparasi p value

Formula A Siklus ke-0 vs Siklus ke-3 0,577

Keterangan : p < 0,05 (data berbeda bermakna); p > 0,05 (data tidak berbeda bermakna)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

102

Lampiran 12. Perhitungan Irritation Score (IS)

Irritation Score (IS) diukur dengan menggunakan persamaan 2.

�� = �301 − �������� ����

300 � 5� + �

301 − ����� ����

300 � 7� + �

301 − ����������� ����

300 � 9�

Contoh perhitungan Irritation Score :

1. Kontrol positif

A. Replikasi 1

�� = �301 − 11

300 � 5� + �

301 − 72

300 � 7� + �

301 − 301

300 � 9�

�� = 4,83 + 5,43 + 0,0 = 10,26

B. Replikasi 2

�� = �301 − 17

300 � 5� + �

301 − 99

300 � 7� + �

301 − 301

300 � 9�

�� = 4,73 + 4,71 + 0,0 = 9,11

C. Replikasi 3

�� = �301 − 5

300 � 5� + �

301 − 13

300 � 7� + �

301 − 301

300 � 9�

�� = 4,93 + 6,72 + 0,0 = 11,65

Perlakuan Irritation Score Keterangan

Kontrol positif 10,34 ± 1,272 Iritasi kuat Kontrol negatif 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Formula A 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula B 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula C 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula D 0 ± 0 Tidak mengiritasi Formula E 0 ± 0 Tidak mengiritasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

103

Lampiran 13. Pengamatan Uji Iritasi Mikroemulsi Menggunakan Metode

HET-CAM

Nama Sebelum uji Setelah uji

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Formula E

Kontrol negatif

Kontrol

Positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

104

Lampiran 14. Pengujian Aktivitas Antioksidan Standar Askorbil Palmitat

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang

Contoh perhitungan : C1 x V1 = C2 x V2 158 µg/mL x 0,5 mL = C2 x 10 mL

C2 = 7,9 µg/mL Jumlah yang diambil (mL) Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Askorbil Palmitat

Konsentrasi Stok Askorbil Palmitat = �,��� �

�� ��=

� ��

�� ��= 20 μ�/��

D. Konsentrasi pengenceran larutan stok

C1 x V1 = C2 x V2

20 µg/mL x 5,0 mL = C2 x 10 mL C2 = 10 µg/mL

E. Konsentrasi seri larutan stok vitamin C Palmitat

Contoh perhitungan : C1 x V1 = C2 x V2 10 µg/mL x 0,5 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,5 µg/mL Jumlah yang diambil (mL) Konsentrasi Seri (µg/mL)

0,5 0,5 1,0 1,0 1,5 1,5 2,0 2,0 2,5 2,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

105

F. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

1,5 µg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,369 0,354 0,341 0,355 ± 0,014

10 0,373 0,350 0,339 0,354 ± 0,017 15 0,372 0,349 0,337 0,353 ± 0,018 20 0,372 0,348 0,336 0,352 ± 0,018 25 0,373 0,347 0,336 0,352 ± 0,019 30 0,372 0,347 0,336 0,352 ± 0,018 35 0,372 0,347 0,336 0,352 ± 0,018 40 0,372 0,346 0,335 0,351 ± 0,019 45 0,372 0,346 0,335 0,351 ± 0,019 50 0,372 0,345 0,334 0,350 ± 0,019 55 0,372 0,345 0,333 0,350 ± 0,02 60 0,371 0,344 0,333 0,349 ± 0,019

OT hasil optimasi 25 - 35 menit

G. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

517,0 nm ; 0,431

517,0 nm ; 1,017

517,0 nm ; 0,720

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

106

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan askorbil palmitat

Replikasi Absorbansi

0, 5 µg/mL

1,0 µg/mL

1,5 µg/mL

2,0 µg/mL

2,5 µg/mL

1 0,533 0,462 0,406 0,335 0,257 2 0,533 0,462 0,405 0,335 0,257 3 0,532 0,461 0,409 0,336 0,256

�� ± SD 0,533 ±

0,000577 0,462 ±

0,000577 0,406 ±

0,002082 0,335 ±

0,000577 0,257 ±

0,000577 Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,568

I. Perhitungan %IC seri konsentrasi menggunakan persamaan 3.

Contoh perhitungan = ���������� ������������������ ������

���������� ������� � 100%

=�,�����,���

�,��� � 100% = 6,16%

Seri konsentrasi (µg/mL)

IC(%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 0, 5 6,16 6,16 6,34 6,22 ± 0,103 1,0 18,69 18,69 18,84 18,74 ± 0,009 1,5 28,52 28,7 27,99 28,40 ± 0,369 2,0 41,02 41,02 40,85 40,96 ± 0,098 2,5 54,75 54,75 54,93 54,81 ± 0,104

J. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 23,902x – 6,025 0,9986 2,344 2,344 µg/mL ±

0,003 2 y = 23,902x – 5,989 0,9987 2,342 3 y = 23,838x – 5,967 0,9976 2,348

K. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan askorbil palmitat

y = 23,902x -6,025R = 0,9987

0

20

40

60

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

IC (

%)

konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

107

Lampiran 15. Pengujian Aktivitas Antioksidan standar Alfa Tokoferol

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Alfa Tokoferol

Konsentrasi Stok alfa tokoferol = �,��� �

�� ��=

�� ��

�� ��= 1000 µ�/��

D. Konsentrasi seri larutan stok alfa tokoferol Jumlah yang diambil (mL) Konsentrasi Seri (µg/mL)

0,2 20 0,4 40 0,6 60 0,8 80 1,0 100

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

60 µg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,506 0,473 0,451 0,477 ± 0,028 10 0,477 0,470 0,448 0,465 ± 0,015 15 0,458 0,468 0,445 0,457 ± 0,011 20 0,458 0,465 0,442 0,455 ± 0,012 25 0,450 0,462 0,439 0,450 ± 0,011 30 0,447 0,460 0,434 0,447 ± 0,013 35 0,440 0,458 0,431 0,443 ± 0,014 40 0,438 0,455 0,429 0,441 ± 0,013 45 0,436 0,453 0,428 0,439 ± 0,013 50 0,434 0,453 0,427 0,438 ± 0,013 55 0,433 0,453 0,426 0,437 ± 0,014 60 0,432 0,453 0,426 0,437 ± 0,014

OT hasil optimasi 35 - 60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

108

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Data absorbansi seri konsentrasi larutan alfa tokoferol

Replikasi Absorbansi

20 µg/mL

40 µg/mL

60 µg/mL

80 µg/mL

100 µg/mL

1 0,627 0,524 0,464 0,327 0,270 2 0,627 0,524 0,463 0,327 0,270 3 0,627 0,523 0,463 0,327 0,270

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,704

H. Perhitungan %IC seri konsentrasi alfa tokoferol menggunakan persamaan 3. Seri konsentrasi

(µg/mL) IC (%)

�� ± SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

20 10,94 10,94 10,94 10,94 ± 0,00 40 25,57 25,57 25,71 25,62± 0,081 60 34,09 34,23 34,23 28,40 ± 0,081 80 53,55 53,55 53,55 53,55 ± 0,00

100 61,65 61,65 61,65 61,65 ± 0,00

517,0 nm ; 0,431

517,0 nm ; 1,017

517,0 nm ; 0,720

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

109

I. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 647x – 1,66 0,9925 79,85 79,81 µg/mL ±

0,361 2 y = 647x – 1,632 0,9928 79,80 3 y = 646,3x – 1,562 0,9926 79,78

J. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan standar vitamin E

Lampiran 16. Pengujian Aktivitas Antioksidan Campuran Askorbil Palmitat

dan alfa tokoferol

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Askorbil Palmitat dan alfa tokoferol

Konsentrasi Stok = �,���� �

�� ��=

�,� ��

�� ��= 140 μ�/��

D. Konsentrasi pengenceran larutan stok

C1 x V1 = C2 x V2

140 µg/mL x 2,5 mL = C2 x 25 mL C2 = 14 µg/mL

y = 647x -1,632R = 0,9928

0

20

40

60

80

0 20 40 60 80 100 120

IC (

%)

konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

110

E. Konsentrasi seri larutan stok Vitamin C Palmitat dan Vitamin E Jumlah yang diambil (mL) Konsentrasi Seri (µg/mL)

1,0 1,4

2,0 2,8

3,0 4,2

4,0 5,6

5,0 7,0

6,0 8,4

F. Data Operating Time (OT)

Waktu (menit)

5,6 µg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,372 0,361 0,353 0,362 ± 0,009

10 0,372 0,359 0,351 0,361 ± 0,011

15 0,371 0,359 0,350 0,360 ± 0,010

20 0,371 0,359 0,349 0,360 ± 0,011

25 0,371 0,359 0,348 0,359 ± 0,011

30 0,371 0,358 0,347 0,359 ± 0,012

35 0,371 0,356 0,345 0,357 ± 0,013

40 0,371 0,356 0,340 0,356 ± 0,015

45 0,371 0,355 0,338 0,355 ± 0,016

50 0,370 0,354 0,335 0,353 ± 0,017

55 0,370 0,354 0,334 0,353 ± 0,018

60 0,370 0,353 0,332 0,352 ± 0,019

OT hasil optimasi 10 - 30 menit

G. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

517,0 nm ; 0,307

517,0 nm ; 0,613

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

111

3. 1,5 mL

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Askorbil Palmitat dan alfa tokoferol

Replikasi Absorbansi

1,4 µg/mL

2,8 µg/mL

4,2 µg/mL

5,6 µg/mL

7,0 µg/mL

8,4 µg/mL

1 0,531 0,512 0,437 0,390 0,312 0,226 2 0,534 0,512 0,438 0,390 0,312 0,225 3 0,540 0,512 0,438 0,389 0,312 0,224

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,606

I. Perhitungan %IC seri konsentrasi memakai persamaan 3. Seri konsentrasi

(µg/mL) IC (%)

�� ± SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

1,4 12,38 11,88 10,89 11,72 ± 0,758 2,8 15,51 15,51 15,51 15,51± 0,00 4,2 27,89 27,72 27,72 27,78 ± 0,098 5,6 35,64 35,64 35,81 35,7 ± 0,098 7,0 48,51 48,51 48,51 48,51 ± 0,00 8,4 62,71 62,87 63,04 62,87 ± 0,165

J. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 7,314x – 0,2067 0,987 7,119 7,105 µg/mL ± 0,0164

2 y = 7,385x – 2,499 0,988 7,109 3 y = 7,506x – 3,204 0,990 7,087

K. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan vitamin C dan E

y = 7,507x -3,204R = 0,990

0

20

40

60

80

0 2 4 6 8 10

IC (

%)

konsentrasi (µg/mL)

517,0 nm ; 0,859

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

112

Lampiran 17. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula A

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Formula A

Konsentrasi stok Mikroemulsi Formula A= �,� �

�� ��=

�,� �

�� ��= 56 μ�/��

(1 gram mikroemulsi mengandung 14 mg askorbil palmitat- alfa tokoferol)

D. Konsentrasi seri larutan stok Mikroemulsi Formula A Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

5,0 28 6,0 33,6 7,0 39,2 8,0 44,8 9,0 50,4

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,0392 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,351 0,448 0,333 0,377 ± 0,062

10 0,338 0,444 0,331 0,371 ± 0,063 15 0,332 0,443 0,327 0,367 ± 0,066 20 0,326 0,441 0,325 0,364 ± 0,067 25 0,322 0,399 0,323 0,348 ± 0,044 30 0,319 0,399 0,322 0,347 ± 0,045 35 0,316 0,399 0,321 0,345 ± 0,047 40 0,314 0,399 0,319 0,344 ± 0,048 45 0,312 0,397 0,319 0,343 ± 0,047 50 0,310 0,396 0,319 0,342 ± 0,047 55 0,308 0,395 0,319 0,341 ± 0,047 60 0,306 0,394 0,319 0,340 ± 0,048

OT Mikroemulsi Formula A hasil Optimasi : 35 menit – 60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

113

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Mikroemulsi Formula A

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan sampel mikroemulsi formula A

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Formula A

Replikasi Absorbansi

28 µg/mL

33,6 µg/mL

39,2 µg/mL

44,8 µg/mL

50,4 µg/mL

1 0,440 0,378 0,300 0,238 0,201 2 0,448 0,367 0,311 0,246 0,211 3 0,450 0,370 0,321 0,250 0,218

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,839

517,0 nm ; 0,453

517,0 nm ; 1,177

517,0 nm ; 0,828

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

114

I. Perhitungan %IC seri konsentrasi Mikroemulsi Formula A menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (µg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 28 47,56 46,6 46,36 46,84 ± 0,635

33,6 54,95 56,26 55,90 55,7 ± 0,677 39,2 64,24 62,93 61,74 62,97 ± 1,25 44,8 71,63 70,7 70,2 70,84 ± 0,726 50,4 76,04 74,85 74,02 74,97 ± 1,015

J. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 1,315x + 11,336 0,994 29,402 29,584 µg/mL ±

0,227 2 y = 1,267x + 12,61 0,992 29,511 3 y = 1,243x + 12,91 0,992 29,839

K. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan mikroemulsi formula A

Lampiran 18. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula B

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

y = 1,315x + 11,336R = 0,994

0

20

40

60

80

100

0 10 20 30 40 50 60

IC (

%)

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

115

C. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Formula B

Konsentrasi stok Mikroemulsi Formula B= �,� �

�� ��=

�,� �

�� ��= 0,056 ��/��

(1 gram mikroemulsi mengandung 14 mg askorbil palmitat - alfa tokoferol)

D. Konsentrasi seri larutan stok Mikroemulsi Formula B

Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

3,0 16,8 4,0 22,4 5,0 28 6,0 33,6 7,0 39,2

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,0392 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,543 0,471 0,510 0,508 ± 0,036 10 0,541 0,469 0,507 0,506 ± 0,036 15 0,539 0,467 0,505 0,504 ± 0,036 20 0,538 0,466 0,504 0,503 ± 0,036 25 0,536 0,465 0,502 0,501 ± 0,035 30 0,535 0,465 0,501 0,500 ± 0,035 35 0,534 0,465 0,501 0,500 ± 0,034 40 0,534 0,465 0,501 0,500 ± 0,034 45 0,534 0,464 0,501 0,500 ± 0,035 50 0,533 0,464 0,501 0,499 ± 0,034 55 0,531 0,463 0,499 0,498 ± 0,034 60 0,530 0,462 0,497 0,496 ± 0,034

OT Mikroemulsi Formula B hasil Optimasi : 30- 45 menit

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

517,0 nm ; 0,453

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

116

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Mikroemulsi Formula B

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan sampel mikroemulsi formula B

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Formula B

Replikasi Absorbansi

16,8 µg/mL

22,4 µg/mL

28 µg/mL

33,6 µg/mL

39,2 µg/mL

1 0,605 0,540 0,466 0,356 0,244 2 0,616 0,548 0,454 0,340 0,254 3 0,618 0,554 0,443 0,347 0,259

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,836

I. Perhitungan %IC seri konsentrasi Mikroemulsi Formula B menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (µg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 16,8 27,63 26,32 26,08 26,68 ± 0,834 22,4 35,41 34,45 33,73 34,53 ± 0,843 28 44,26 45,69 47,01 45,65 ± 1,375

33,6 57,42 59,33 58,49 58,41 ± 0,962 39,2 70,81 69,62 69,02 69,82 ± 0,911

517,0 nm ; 1,177

517,0 nm ; 0,828

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

117

J. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 1,935x - 7,079 0,9943 29,50 29,513 µg/mL ±

0,061 2 y = 1,991x – 8,658 0,9969 29,46 3 y = 1,976x –8,454 0,9974 29,58

K. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan mikroemulsi formula B

Lampiran 19. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula C

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Formula C

Konsentrasi stok Mikroemulsi Formula C= �,� �

�� ��=

�,� �

�� ��= 56 μ�/��

(1 gram mikroemulsi mengandung 14 mg askorbil palmitat-alfa tokoferol)

D. Konsentrasi seri larutan stok Mikroemulsi Formula C Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

3,0 16,8 4,0 22,4 5,0 28 6,0 33,6 7,0 39,2

y = 1,976x - 8,454R = 0,9970

20406080

0 10 20 30 40 50

IC (

%)

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

118

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,0168 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,315 0,403 0,333 0,350 ± 0,046 10 0,317 0,400 0,332 0,350 ± 0,044 15 0,316 0,398 0,332 0,349 ± 0,043 20 0,315 0,397 0,332 0,348 ± 0,043 25 0,314 0,397 0,331 0,347 ± 0,044 30 0,314 0,397 0,329 0,347 ± 0,044 35 0,314 0,397 0,329 0,347 ± 0,044 40 0,312 0,397 0,328 0,346 ± 0,045 45 0,311 0,396 0,327 0,345 ± 0,045 50 0,310 0,396 0,327 0,344 ± 0,045 5 0,309 0,395 0,325 0,343 ± 0,046 60 0,308 0,394 0,324 0,342 ± 0,046

OT Mikroemulsi Formula C hasil Optimasi replikasi: 20- 35 menit

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Mikroemulsi Formula C

517,0 nm ; 0,358

517,0 nm ; 0,505

517,0 nm ; 0,761

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

119

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan sampel mikroemulsi formula C

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Formula C

Replikasi Seri konsentrasi

16,8 µg/mL

22,4 µg/mL

28 µg/mL 33,6 µg/mL

39,2 µg/mL

1 0,401 0,368 0,308 0,266 0,212 2 0,411 0,374 0,303 0,272 0,210 3 0,409 0,378 0,315 0,270 0,204

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,578

I. Perhitungan %IC seri konsentrasi Formula C menggunakan persamaan 3. Seri Konsentrasi

(µg/mL) IC (%)

�� ± SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

16,8 30,62 28,89 29,24 29,58 ± 0,915 22,4 36,33 35,29 34,6 35,41 ± 0,871 28 46,71 47,58 45,5 46,6 ± 1,045

33,6 53,98 52,94 53,29 53,40 ± 0,529 39,2 63,32 63,67 64,71 63,9 ± 0,723

J. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 1,483x + 4,667 0,997 30,568 30,731 µg/mL ±

0,144 2 y = 1,557x + 2,069 0,994 30,784 3 y = 1,600x + 0,653 0,994 30,841

K. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan mikroemulsi formula C

y = 1,483x + 4,667R = 0,997

0

20

40

60

80

0 10 20 30 40 50

IC (

%)

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

120

Lampiran 20. Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula D

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang

Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Formula D

Konsentrasi stok Mikroemulsi Formula D= �,� �

�� ��=

�,� �

�� ��= 56 μ�/��

(1 gram mikroemulsi mengandung 14 mg askorbil palmitat – alfa tokoferol)

D. Konsentrasi seri larutan stok Mikroemulsi Formula D Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

3,0 16,8

4,0 22,4

5,0 28

6,0 33,6

7,0 39,2

E. Data Operating Time (OT)

Waktu (menit)

0,028 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,469 0,478 0,455 0,467 ± 0,012

10 0,467 0,476 0,455 0,466 ± 0,010

15 0,464 0,475 0,453 0,464 ± 0,011

20 0,462 0,475 0,452 0,463 ± 0,011

25 0,460 0,475 0,452 0,462 ± 0,012

30 0,459 0,475 0,452 0,462 ± 0,012

35 0,458 0,473 0,452 0,461 ± 0,011

40 0,457 0,473 0,451 0,460 ± 0,011

45 0,456 0,472 0,451 0,460 ± 0,010

50 0,454 0,471 0,450 0,458 ± 0,011

55 0,453 0,470 0,449 0,457 ± 0,011

60 0,452 0,470 0,449 0,457 ± 0,011

OT Mikroemulsi Formula D hasil Optimasi: 20- 35 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

121

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Mikroemulsi Formula D

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan sampel mikroemulsi formula D

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Formula D

Replikasi Absorbansi

16,8 µg/mL

22,4 µg/mL

28 µg/mL

33,6 µg/mL

39,2 µg/mL

1 0,598 0,536 0,450 0,377 0,320 2 0,600 0,530 0,447 0,389 0,316 3 0,611 0,539 0,455 0,386 0,325

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,836

517,0 nm ; 0,453

517,0 nm ; 1,177

517,0 nm ; 0,828

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

122

I. Perhitungan %IC seri konsentrasi Formula D menggunakan persamaan 3. Seri Konsentrasi

(µg/mL) IC (%)

�� ± SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

16,8 28,47 28,23 26,91 27,87 ± 0,84 22,4 35,88 36,6 35,53 36,0 ± 0,546 28 46,17 46,53 45,57 54,07 ± 0,744

33,6 54,9 53,47 53,83 54,07 ± 0,744 39,2 61,72 62,2 61,12 61,68 ± 0,541

J. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50 Replikasi Persamaan regresi r IC50 (µg/mL) �� ± SD

1 y = 1,527x + 2,668 0,9979 30,997 31,174 µg/mL ±

0,268 2 y = 1,514x + 3,001 0,9989 31,043 3 y = 1,549x + 1,232 0,9985 31,483

K. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan mikroemulsi formula D

Lampiran 21. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula E

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 158 μ�/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

0,5 7,9 1,0 15,8 1,5 23,7

C. Konsentrasi Stok Mikroemulsi Formula E

Konsentrasi stok Mikroemulsi Formula E= �,� �

�� ��=

�,� �

�� ��= 56 μ�/��

(1 gram mikroemulsi mengandung 14 mg askorbil palmitat – alfa tokoferol)

y = 1,514x + 3,001R = 0,99890

20

40

60

80

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

IC(%

)

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

123

D. Konsentrasi seri larutan stok Mikroemulsi Formula E Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (µg/mL)

3,0 16,8

4,0 22,4

5,0 28

6,0 33,6

7,0 39,2

Data Operating Time (OT)

Waktu (menit)

0,0168 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,472 0,435 0,451 0,453 ± 0,019 10 0,468 0,433 0,449 0,450 ± 0,017 15 0,466 0,432 0,447 0,448 ± 0,017 20 0,463 0,432 0,446 0,447 ± 0,015 25 0,463 0,432 0,445 0,447 ± 0,016 30 0,463 0,430 0,444 0,446 ± 0,017 35 0,463 0,429 0,443 0,445 ± 0,017 40 0,461 0,428 0,442 0,444 ± 0,017 45 0,458 0,428 0,440 0,442 ± 0,015 50 0,457 0,427 0,439 0,441 ± 0,015 55 0,456 0,426 0,437 0,440 ± 0,015 60 0,455 0,426 0,335 0,439 ± 0,015

OT Mikroemulsi Formula E hasil Optimasi: 15 - 35 menit

E. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

517,0 nm ; 0,453

517,0 nm ; 0,828

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

124

3. 1,5 mL

F. Hasil Scanning Larutan Stok Mikroemulsi Formula E

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan sampel mikroemulsi formula E

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

G. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Mikroemulsi Formula E

Replikasi Seri konsentrasi

16,8 µg/mL

22,4 µg/mL

28 µg/mL

33,6 µg/mL

39,2 µg/mL

1 0,633 0,555 0,499 0,392 0,322

2 0,624 0,564 0,495 0,394 0,329

3 0,630 0,554 0,485 0,388 0,315

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,833

H. Perhitungan %IC seri konsentrasi Formula E dengan persamaan 3.

Seri konsentrasi (µg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 16,8 24,01 25,09 24,36 24,4867 ± 0,551 22,4 33,37 32,29 33,49 33,05 ± 0,661 28 40,1 40,58 41,78 40,82 ± 0,865

33,6 52,94 52,70 53,42 53,02 ± 0,367 39,2 61,34 60,50 62,18 61,34 ± 0,84

I. Persamaan regresi %IC untuk mendapatkan IC50

Y = bx + a, dimana y merupakan nilai IC50

Replikasi Persamaan regresi r IC50

(µg/mL) �� ± SD

1 y = 1,683x – 4,763 0,9961 32,539 32,445 µg/mL

± 0,341 2 y = 1,618x – 2,956 0,9965 32,729 3 y = 1,707x – 4,739 0,9987 32,067

517,0 nm ; 1,177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

125

J. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan mikroemulsi formula E

Lampiran 22. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula A

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 0,158 ��/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

0,5 0,0079 1,0 0,0158 1,5 0,0237

C. Konsentrasi Stok Basis Formula A

Konsentrasi stok basis formula A= �,� �

�� ��=

��� ��

�� ��= 0,4

��

��

D. Konsentrasi Seri Larutan Stok Basis Formula A Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

5,0 0,2 6,0 0,24 7,0 0,28 8,0 0,32 9,0 0,36

y = 1,707x - 4,739R = 0,9987

0

20

40

60

80

0 10 20 30 40 50

IC (

%)

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

126

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,28 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,578 0,566 0,575 0,573 ± 0,006

10 0,578 0,564 0,573 0,572 ± 0,007 15 0,577 0,563 0,570 0,570 ± 0,007 20 0,576 0,561 0,569 0,569 ± 0,007 25 0,575 0,560 0,569 0,568 ± 0,007 30 0,574 0,560 0,569 0,568 ± 0,007 35 0,574 0,558 0,569 0,567 ± 0,008 40 0,574 0,558 0,568 0,567 ± 0,008 45 0,580 0,557 0,568 0,568 ± 0,011 50 0,578 0,556 0,567 0,567 ± 0,011 55 0,578 0,555 0,566 0,566 ± 0,011 60 0,577 0,555 0,565 0,566 ± 0,011

OT Basis Mikroemulsi Formula A hasil Optimasi : 20 - 35 menit

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

517,0 nm ; 0,353

517,0 nm ; 0,772

517,0 nm ; 0,610

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

127

G. Hasil Scanning Larutan Stok Basis Mikroemulsi Formula A

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan basis mikroemulsi formula A

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi Formula A

Replikasi Absorbansi

0,2 mg/mL

0,24 mg/mL

0,28 mg/mL

0,32 mg/mL

0,36 mg/mL

1 0,554 0,524 0,528 0,508 0,508 2 0,564 0,514 0,532 0,518 0,504 3 0,569 0,520 0,535 0,510 0,500

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,564

I. Perhitungan %IC pada seri konsentrasi Basis Mikroemulsi Formula A menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (mg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 0,2 1,77 0 -0,887 0,294 ± 1,353

0,24 7,09 8,87 7,80 7,92 ± 0,896 0,28 6,38 5,67 5,14 5,73 ± 0,622 0,32 9,93 8,16 9,57 9,22 ± 0,935 0,36 9,93 10,64 11,35 10,64 ± 1,004

Lampiran 23. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula B

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 0,158 ��/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

0,5 0,0079 1,0 0,0158 1,5 0,0237

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

128

C. Konsentrasi Stok Basis Formula B

Konsentrasi stok basis formula B= �,� �

�� ��=

��� ��

�� ��= 0,4

��

��

D. Konsentrasi Seri Larutan Stok Basis Formula B Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

3,0 0,12 4,0 0,16 5,0 0,2 6,0 0,24 7,0 0,28

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,28 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,574 0,571 0,575 0,573 ± 0,002

10 0,573 0,569 0,573 0,572 ± 0,002 15 0,573 0,566 0,570 0,570 ± 0,003 20 0,572 0,565 0,569 0,569 ± 0,003 25 0,571 0,560 0,567 0,566 ± 0,006 30 0,570 0,560 0,567 0,566 ± 0,005 35 0,569 0,560 0,566 0,565 ± 0,005 40 0,569 0,560 0,566 0,565 ± 0,005 45 0,568 0,559 0,566 0,564 ± 0,005 50 0,568 0,559 0,566 0,564 ± 0,005 55 0,567 0,558 0,566 0,564 ± 0,005 60 0,567 0,557 0,565 0,563 ± 0,005

OT Basis Mikroemulsi Formula B hasil Optimasi : 30-55 menit

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

517,0 nm ; 0,353

517,0 nm ; 0,610

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

129

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Basis Mikroemulsi Formula B

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan basis mikroemulsi formula B

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi Formula B

Replikasi Absorbansi

0,12 mg/mL

0,16 mg/mL

0,2 mg/mL

0,24 mg/mL

0,28 mg/mL

1 0,545 0,549 0,541 0,540 0,538 2 0,549 0,547 0,544 0,547 0,536 3 0,550 0,547 0,540 0,548 0,539

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,565

I. Perhitungan %IC pada seri konsentrasi Basis Mikroemulsi Formula B menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (mg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 0,12 3,54 2,831 2,655 3,009 ± 0,468 0,16 2,831 3,186 3,186 3,068 ± 0,205 0,2 2,4 3,717 4,425 3,514 ± 1,028

0,24 4,425 3,186 3,009 3,54 ± 0,771 0,28 4,779 5,133 4,602 4,838 ± 0,270

517,0 nm ; 0,772

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

130

Lampiran 24. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula C

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 0,158 ��/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

0,5 0,0079 1,0 0,0158 1,5 0,0237

C. Konsentrasi Stok Basis Formula C

Konsentrasi stok basis formula C= �,� �

�� ��=

��� ��

�� ��= 0,4

��

��

D. Konsentrasi Seri Larutan Stok Basis Formula C Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

3,0 0,12 4,0 0,16 5,0 0,2 6,0 0,24 7,0 0,28

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,28 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,548 0,546 0,535 0,543 ± 0,007 10 0,548 0,544 0,533 0,542 ± 0,008 15 0,546 0,543 0,530 0,540 ± 0,008 20 0,546 0,541 0,529 0,539 ± 0,009 25 0,545 0,540 0,529 0,538 ± 0,008 30 0,544 0,540 0,529 0,538 ± 0,008 35 0,544 0,540 0,529 0,538 ± 0,008 40 0,544 0,540 0,528 0,537 ± 0,008 45 0,544 0,540 0,528 0,537 ± 0,008 50 0,543 0,539 0,527 0,536 ± 0,008 55 0,543 0,538 0,526 0,535 ± 0,009 60 0,543 0,538 0,525 0,535 ± 0,009

OT Basis Mikroemulsi Formula C hasil Optimasi : 25 - 40 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

131

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Basis Mikroemulsi Formula C

Hasil scanning menunjukkan bahwa larutan basis mikroemulsi formula C

tidak memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi Formula C

Replikasi Absorbansi

0,12 mg/mL

0,16 mg/mL

0,2 mg/mL

0,24 mg/mL

0,28 mg/mL

1 0,543 0,540 0,541 0,534 0,531

2 0,540 0,544 0,538 0,533 0,533

3 0,544 0,544 0,539 0,530 0,530

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,560

517,0 nm ; 0,353

517,0 nm ; 0,772

517,0 nm ; 0,610

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

132

I. Perhitungan %IC pada seri konsentrasi Basis Mikroemulsi Formula C menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (mg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 0,12 3,036 3,571 2,857 3,155 ± 0,371 0,16 3,571 2,857 2,857 3,095 ± 0,412 0,2 3,393 3,929 3,75 3,691 ± 0,273

0,24 4,643 4,821 5,357 4,940 ± 0,372 0,28 5,179 4,821 5,357 5,119 ± 0,273

Lampiran 25. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula D

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 0,158 ��/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

0,5 0,0079 1,0 0,0158 1,5 0,0237

C. Konsentrasi Stok Basis Formula D

Konsentrasi stok basis formula D= �,� �

�� ��=

��� ��

�� ��= 0,4

��

��

D. Konsentrasi Seri Larutan Stok Basis Formula D Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi (mg/mL)

3,0 0,12 4,0 0,16 5,0 0,2 6,0 0,24 7,0 0,28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

133

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,28 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,558 0,556 0,545 0,553 ± 0,007 10 0,557 0,554 0,543 0,552 ± 0,007 15 0,555 0,553 0,540 0,549 ± 0,008 20 0,550 0,551 0,539 0,547 ± 0,007 25 0,548 0,550 0,539 0,546 ± 0,006 30 0,547 0,559 0,539 0,548 ± 0,010 35 0,546 0,548 0,539 0,544 ± 0,005 40 0,545 0,548 0,539 0,544 ± 0,005 45 0,545 0,548 0,539 0,544 ± 0,005 50 0,545 0,548 0,537 0,543 ± 0,006 55 0,544 0,548 0,536 0,543 ± 0,006 60 0,543 0,547 0,535 0,543 ± 0,006

OT Basis Mikroemulsi Formula D hasil Optimasi : 35 - 50 menit

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

G. Hasil Scanning Larutan Stok Basis Mikroemulsi Formula D

Hasil scanning menunjukkan larutan basis mikroemulsi formula D tidak

memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

517,0 nm ; 0,351

517,0 nm ; 0,701

517,0 nm ; 0,558

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

134

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi Formula D

Replikasi Absorbansi

0,12 mg/mL

0,16 mg/mL

0,2 mg/mL

0,24 mg/mL

0,28 mg/mL

1 0,531 0,524 0,515 0,516 0,513 2 0,534 0,526 0,514 0,515 0,514 3 0,533 0,523 0,517 0,510 0,510

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,545

I. Perhitungan %IC pada seri konsentrasi Basis Mikroemulsi Formula D menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (mg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 0,12 2,569 2,018 2,202 2,263 ± 0,28 0,16 3,853 3,486 4,037 3,792 ± 0,28 0,2 5,505 5,688 5,138 5,444 ± 0.28

0,24 5,321 5.505 6,422 5,749 ± 0,59 0,28 5,872 5,688 6,422 5,994 ± 0,382

Lampiran 26. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula E

A. Konsentrasi Larutan DPPH

����������� ���� =0,0158 �

100 ��=

15,8 ��

100 ��= 0,158 ��/��

B. Konsentrasi seri DPPH untuk penentuan panjang gelombang

Jumlah yang diambil (mL)

Seri Konsentrasi (mg/mL)

0,5 0,0079 1,0 0,0158 1,5 0,0237

C. Konsentrasi Stok Basis Formula E

Konsentrasi stok basis formula E= �,� �

�� ��=

��� ��

�� ��= 0,4

��

��

D. Konsentrasi Seri Larutan Stok Basis Formula E

Jumlah yang diambil (mL) Seri Konsentrasi

(mg/mL)

3,0 0,12 4,0 0,16 5,0 0,2 6,0 0,24 7,0 0,28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

135

E. Data Operating Time (OT) Waktu (menit)

0,28 mg/mL �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 5 0,554 0,546 0,555 0,552 ± 0,005 10 0,553 0,544 0,553 0,550 ± 0,005 15 0,552 0,543 0,550 0,548 ± 0,005 20 0,552 0,541 0,549 0,547 ± 0,006 25 0,551 0,540 0,547 0,546 ± 0,006 30 0,550 0,540 0,547 0,546 ± 0,005 35 0,550 0,540 0,546 0,545 ± 0,005 40 0,550 0,540 0,545 0,545 ± 0,005 45 0,549 0,539 0,544 0,544 ± 0,005 50 0,549 0,538 0,543 0,543 ± 0,005 55 0,548 0,537 0,542 0,542 ± 0,005 60 0,547 0,535 0,540 0,541 ± 0,006

OT Basis Mikroemulsi Formula E hasil Optimasi : 25 - 40 menit

F. Hasil Scanning panjang gelombang

1. 0,5 mL

2. 1,0 mL

3. 1,5 mL

517,0 nm ; 0,351

517,0 nm ; 0,701

517,0 nm ; 0,558

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

136

G. Hasil Scanning Larutan Stok Basis Mikroemulsi Formula E

Hasil scanning menunjukkan larutan basis mikroemulsi formula E tidak

memberikan serapan pada panjang gelombang 517 nm.

H. Data absorbansi seri konsentrasi larutan Basis Mikroemulsi Formula E

Replikasi Absorbansi

0,12 mg/mL

0,16 mg/mL

0,2 mg/mL

0,24 mg/mL

0,28 mg/mL

1 0,535 0,533 0,535 0,536 0,535

2 0,533 0,535 0,534 0,533 0,533

3 0,531 0,533 0,535 0,532 0,532

Absorbansi kontrol (DPPH) = 0,546

I. Perhitungan %IC pada seri konsentrasi Basis Mikroemulsi Formula E menggunakan persamaan 3.

Seri konsentrasi (mg/mL)

IC (%) �� ± SD

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 0,12 2,015 2,381 2,747 2,381 ± 0,366 0,16 2,381 2,015 2,381 2,259 ± 0,211 0,2 2,015 2,198 2,015 2,076 ± 0,106 0,24 1,831 2,381 2,564 2,259 ± 0,381 0,28 2,015 2,381 2,564 2,32 ± 0,279

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh perbandingan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan peg 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan

137

BIOGRAFI PENULIS

Elizabeth Sita Permata Sari Sucipto Putri, dilahirkan pada

tanggal 29 November 1992 di Batang, Jawa Tengah. Putri

dari pasangan Agustinus Sucipto dan Veronika Nunik Tutik

Hartini, dan memiliki dua saudara kandung bernama Valleria

Tiara Ciptaningtyas Surya Putri dan Verania Puspitaningtyas

Cipta Putri. Penulis telah menempuh pendidikan di SD

Negeri Keteleng 1, Batang pada tahun 1998 sampai dengan

tahun 2004, SMP Negeri 1 Blado, Batang pada tahun 2004 sampai dengan 2007,

SMA Negeri 4 Yogyakarta pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, dan

kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun

2010 sampai dengan tahun 2014. Selama menempuh pendidikan di Fakultas

Farmasi penulis pernah mengikuti kepanitiaan Pekan suci pada tahun 2011

sebagai sie dekorasi, Paingan Festifal pada tahun 2012 sebagai sie P3K, Pagelaran

Tari “Dewi Sri” pada tahun 2013 sebagai sie p3K. Penulis mengikuti kegiaan

keorganisasian berperan sebagai koordinator seksi operasional pada UKM KSR

Unit VI Universitas Sanata Dharma periode 2011/2012. Penulis mengikuti

Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat yang lolos

didanai DIKTI pada tahun 2013 dengan judul “Sehari Bersama ODHA (Orang

Dengan HIV/Aids)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI