plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · i identifikasi dominasi vegetasi jenis...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KUADRAN DI SEPANJANG JALUR
PENDAKIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDONG
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
IDENTIFIKASI DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KUADRAN DI SEPANJANG JALUR
PENDAKIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDONG
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
IDENTIFIKASI DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KUADRAN DI SEPANJANG JALUR
PENDAKIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDONG
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IDENTIFIKASI DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KUADRAN DI SEPANJANG JALUR
PENDAKIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDONG
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
IDENTIFIKASI DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KUADRAN DI SEPANJANG JALUR
PENDAKIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDONG
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
IDENTIFIKASI DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KUADRAN DI SEPANJANG JALUR
PENDAKIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDONG
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
Orang tuaku : Ibu Yustina Sriyani dan saudara-saudaraku tercinta :
B. Bambang Biantoro, L. Anton Sujarwo, dan Andri Atmoko.
Sahabat-sahabat, kerabat, dan teman-temanku.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Identifikasi Dominasi Vegetasi Jenis Tegakan dengan MenggunakanMetode Kuadran di Sepanjang Jalur Pendakian Hutan Lereng Gunung
Andong Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Yulius Fery ArdiantoUniversitas Sanata Dharma
2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan dominasi
vegetasi jenis tegakan serta mengetahui pola zonasi vegetasi jenis tegakanberdasarkan ketinggian tempat di hutan lereng gunung Andong KabupatenMagelang, Jawa Tengah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sampel dalampenelitian ini diambil di sepanjang jalur pendakian Desa Sawit dengan populasimencakup jenis-jenis vegetasi tegakan pada tingkatan semai, pancang, tiang danpohon. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei – Juni 2014. Datadikumpulkan dengan mendata jenis-jenis vegetasi masing-masing plotpengamatan. Proses anilisa data dilakukan dengan prosedur : (i) metode garisberpetak, (ii) penghitungan jumlah, (iii) nilai kerapatan, (iv) nilai kerapatan relatif,(v) pola zonasi, dan(vi) penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini terdiri dari komposisi vegetasi tegakan di KawasanHutan Lereng Gunung Andong khususnya di sepanjang jalur pendakian DesaSawit terdiri dari 12 jenis tegakan yaitu diataranya : Schima wallichii, Pinusmerkusi Jungh & De Vr, Cinnamomum verum, Albazia falcataria, Calliandracalothyrsus, Casuarina junghuhniana, Acacia occured, Leucaena leucocephala(Lam) de Wit, Coffea robust), Hibiscus tiliaceus, Artocarpus heterophyllus, danPersea americana P.Mill. Pola dominasi dan zonasi vegetasi yang terbentukadalah sebagai berikut : zona pertama di ketinggian 1342 mdpl – 1367 mdplmerupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan Casuarina junghuhniana. Zona keduadi ketinggian 1367 mdpl - 1382 mdpl merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhanSchima wallichii. Zona ketiga di ketinggian 1382 mdpl – 1422 mdpl merupakanwilayah tumbuh bagi tumbuhan Calliandra calothyrsus. Zona terakhir diketinggian 1422 mdpl – 1668 mdpl merupakan zona tumbuh bagi tumbuhan Pinusmerkusii Jungh & De Vr.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan kawasan hutanlereng gunung Andong memiliki keanekaragaman dominasi vegetasi tegakan padasetiap ketinggian sehingga membentuk suatu pola zonasi vegetasi tegakan yangdapat diamati secara jelas keberadaanya.
Kata kunci :Kuadran, Dominasi, Pola Zonasi, dan Vegetasi Tegakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
IDENTIFICATION THE DOMINANCE OF VEGETATION TYPES OFTREES USING QUADRANT METHOD ALONG HIKING PATH IN THEFOREST SLOPES OF ANDONG, MAGELANG DISTRICT, CENTRAL
JAVA
Yulius Fery ArdiantoSanata Dharma University
2014
This research aims to know the composition and the dominance ofvegetation types of trees and to know the zoning pattern of the vegetation types oftrees based on the height of the place in the forest slopes of Andong mount,Magelang, and Central Java.
This kind of this research is descriptive quantitative research. The sampleof this research is taken along the hiking path of Sawit village with the populationcovers the kind of trees vegetation at tiers seedling, stake, pole, and tree. Takingthe data is done on May-June 2014. The data is submitted with recorded the kindof vegetation in each observation plot. Analysis process is done with procedure :(i)line method terraced, (ii)the calculation of the number, (iii)the value of thedensity, (iv)zoning pattern, and (v)the inference.
This kind of this research consist of vegetation types of trees in the forestslopes of Andong especially along the path climbing of Sawit village that isconsisting of 12 kinds of trees which is : Schima wallichii, Pinus merkusi Jungh &De Vr, Cinnamomum verum, Albazia falcataria, Calliandra calothyrsus,Casuarina junghuhniana, Acacia occured, Leucaena leucocephala (Lam) de Wit,Coffea robusta, Hibiscus tiliaceus, Artocarpus heterophyllus, dan Perseaamericana P.Mill. The domination pattern and zoning pattern which were formedas follows : first zone in 1342 mdpl-1367 mdpl which was the growing area forCasuarina junghuhniana. The second zone in 1367 mdpl - 1382 mdpl was thegrowing area for Schima wallicii. The third zone in 1382 mdpl-1422 mdpl was thegrowing area for Calliandra calothyrsus. The last zone in 1422 mdpl-1668 mdplwhich was growing area for Pinus merkusii Jungh & De Vr.
Based on the result of that reseacrh, in can be said that the forest slopes ofAndong mount have diversity domination of vegetation types of trees for eachheight so formed a zoning pattern of vegetation types of trees that can be observedthe existence clearly
Key word : Quadrant, Dominance, Zoning Pattern, and Vegetation Types ofTrees
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................ vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 4
C. Batasan Masalah............................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 6
1. Vegetasi.......................................................................... 6
a. Pengertian Vegetasi.................................................. 6
b. Komponen Vegetasi ................................................. 7
c. Analisis Vegetasi...................................................... 10
d. Faktor yang Mempengaruhi Dominasi .................... 15
2. Tegakan .......................................................................... 30
a. Pengertian Tegakan.................................................. 30
b. Klasifikasi Tegakan.................................................. 30
3. Dominasi Vegetasi ......................................................... 30
a. Pengertian Dominasi ................................................ 30
b. Penentuan Dominasi................................................. 31
4. Zonasi Vegetasi .............................................................. 32
a. Pengertian Zonasi..................................................... 32
b. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Zonasi ....................................................................... 32
5. Hutan Lereng Gunung Andong...................................... 34
a. Lokasi Gunung Andong ........................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Hutan Lereng Gunung Andong................................ 34
c. Penelitian yang Pernah Dilakukan ........................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................... 36
A. Jenis Penelitian............................................................... 36
B. Sampel dan Populasi ...................................................... 36
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 37
D. Desain Penelitian............................................................ 37
E. Teknik Pengumpulan Data............................................. 37
F. Instrumen Penelitian....................................................... 40
G. Cara Analisis Data.......................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................ 44
A. Komposisi Vegetasi Tegakan Gunung Andong............. 44
B. Dominasi Vegetasi Tegakan Setiap Ketinggian............. 56
C. Pola Zonasi Vegetasi Berdasarkan Ketinggian .............. 81
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM
PEMBELAJARAN .............................................................. 84
BAB VI PENUTUP............................................................................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Kesimpulan .................................................................... 86
B. Saran............................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 89
LAMPIRAN............................................................................................ 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah dan Jenis-jenis Vegetasi Tegakan
Setiap Kuadran ........................................................................................ 40
Tabel 3.2 Kerapatan Jenis Vegetasi Tegakan Setiap Kuadran................ 41
Tabel 3.3 Data Jenis Vegetasi ................................................................. 42
Tabel 4.1 Jenis Tegakan Tiap Plot .......................................................... 46
Tabel 4.2 Komposisi Vegetasi Jenis Tegakan di Hutan lereng
Gunung Andong...................................................................................... 49
Tabel 4.3 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 1 ....................................................................... 57
Tabel 4.4 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 2 ....................................................................... 58
Tabel 4.5 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 3 ....................................................................... 59
Tabel 4.6 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 4 ....................................................................... 60
Tabel 4.7 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 5 ....................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.8 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 6 ....................................................................... 62
Tabel 4.9 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 7 ....................................................................... 63
Tabel 4.10 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 8 ....................................................................... 63
Tabel 4.11 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 9 ....................................................................... 64
Tabel 4.12 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 10 ..................................................................... 65
Tabel 4.13 Data Dominasi Jenis Tegakan Tiap Kuadran Dalam
Setiap Ketinggian Dilihat dari Jumlah dan Persentase
Kerapatan Relatifnya................................................................................... 68
Tabel 4.14 Data Dominasi Jenis Tegakan Dalam Setiap Ketinggian
Berdasarkan Jumlah dan Nilai Presentase Kerapatan Relatifnya ........... 69
Tabel 4.15 Data Dominasi Vegetasi Tegakan Dalam Setiap
Ketinggian Berdasarkan Tingkat Pertumbuhannya ................................ 71
Tabel 4.16 Persentase Dominasi Vegetasi Tegakan Dalam
Setiap Ketinggian Berdasarkan Tingkat Pertumbuhannya ..................... 72
Tabel 4.17 Data Dominasi Vegetasi Tegakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tingkat Pertumbuhannya ........................................................................ 73
Tabel 4.18 Data Hasil Pengukuran Iklim Tiap Plot ................................ 77
Tabel 4.19 Pola Zonasi Vegetasi Jenis Tegakan Di Sepanjang
Jalur Pendakian Dusun Sawit.................................................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis Tegakan Tingkat Semai.............................................. 7
Gambar 2.2 Jenis Tegakan Tingkat Pancang .......................................... 8
Gambar 2.3 Jenis Tegakan Tingkat Tiang .............................................. 9
Gambar 2.4 Jenis Tegakan Tingkat Pohon ............................................. 9
Gambar 2.5 Teknik Sampling Kuadrat ................................................... 12
Gambar 2.6 Metode Jalur........................................................................ 12
Gambar 2.7 Metode Garis Berpetak........................................................ 13
Gambar 2.8 Dillenia sp. .......................................................................... 17
Gambar 2.9 Melicope sp. ........................................................................ 17
Gambar 2.10 Contoh Tumbuhan Xeromorf (Artiplex Portulacoides) .... 18
Gambar 2.11 Contoh Tumbuhan Mesofita (Anggrek: Vanda tricolor) .. 19
Gambar 2.12 Jalur Pendakian Dusun Sawit Gunung Andong ................ 35
Gambar 3.1 Penerapan Pembuatan Petak pada Setiap Zonasi ................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Jenis Tegakan Tiap Petak Dari Hasil
Pengamatan di Lapangan. ....................................................................... 92
Lampiran 2. Data Foto Hasil Pengamatan Tiap Petak .................... 102
Lampiran 3. Silabus......................................................................... 116
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................... 122
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian .................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara yang sebagian wilayahnya berupa
hutan. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No.
41 tahun 1999).
Hutan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terdapat berbagai
komponen dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Hutan
merupakan gudang plasma nuftah dari berbagai jenis tumbuhan (flora) dan
hewan (fauna) yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat, semakin
meningkat pula lahan hutan yang dieksploitasi untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan hidup. Keadaan ini semakin diperburuk dengan adanya konversi
lahan hutan secara besar-besaran untuk lahan pemukiman, pertanian dan
perindustrian (eksternalitas). Eksternalitas merupakan kegiatan perekonomian
yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang dapat merusak lingkungan
(Indrawan, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Observasi mengenai jenis-jenis vegetasi hutan menjadi kegiatan utama
lembaga-lembaga konservasi dalam menanggulangi masalah eksploitasi hutan.
Namun, informasi atau data ilmiah yang didapat sebagian besar tidak
memberikan dampak yang cukup berarti, karena sebagian besar keputusan yang
diambil mencerminkan bahwa kepentingan lain masih mendapat prioritas.
Keputusan untuk melestarikan lingkungan dapat dicapai apabila nilai dan pilihan
para pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya masyarakat yang
hidupnya mengandalkan hutan setempat dapat diperhitungkan (Sccot, 1998
dalam Douglas, 2004 ).
Hasil audit lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang
dimuat dalam kabar3.com pada 19 Januari 2014 menunjukkan bahwa setiap
tahunnya sekitar 167 ribu hektar hutan beralih fungsi untuk kepentingan
pertambangan dan perkebunan. Seperti halnya yang terjadi di sebagian kecil
kawasan hutan lereng gunung Andong. Kawasan hutan lereng gunung Andong
semakin berkurang karena akibat dari kebakaran dan penebangan pohon. Selain
itu pada bagian kaki gunung, lahan hutan semakin bekurang karena adanya
konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan.
Gunung Andong merupakan sebuah gunung bertipe perisai yang selama
ini belum pernah mempunyai aktifitas vulkanik. Letak gunung Andong
berdampingan dengan gunung Telomoyo. Ketinggian gunung Andong ± 1736
mdpl. Secara administratif gunung Andong terletak di kecamatan Ngablak,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kawasan hutan lereng gunung Andong termasuk dalam tipe hutan
pegunungan tropika. Hutan ini memiliki komposisi jenis vegetasi yang cukup
beragam, namun selama ini belum banyak menarik minat para peneliti untuk
melakukan studinya di hutan lereng gunung Andong. Sehingga data-data ilmiah
yang dimiliki hutan lereng gunung Andong masih dirasa kurang dan perlu
dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk menghasilkan data ilmiah yang
lebih lengkap.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode garis
berpetak. Metode ini dianggap mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi vegetasi dan dominasi vegetasi suatu kawasan yang
diukur karena dalam penggunaannya dapat melompati satu atau lebih petak-
petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak
tertentu yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat komposisi
dan dominasi vegetasi jenis tegakan pada setiap zonasi serta memperoleh data
ilmiah mengenai pola zonasi vegetasi di hutan lereng gunung Andong. Sehingga
diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk melengkapi data ilmiah
hutan lereng gunung Andong dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
setiap kegiatan konservasi lingkungan khususnya di hutan lereng gunung
Andong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana komposisi dan dominasi vegetasi tegakan yang terdapat di
setiap zonasi hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang?
2. Bagaimana pola zonasi vegetasi jenis tegakan berdasarkan ketinggian
tempat yang terdapat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten
Magelang?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini mempunyai batasan – batasan masalah antara lain :
1. Jenis vegetasi yang diidentifikasi berada dalam kawasan hutan lereng
gunung Andong tahun 2014.
2. Pengambilan sampel dilakukan di sepanjang jalur pendakian Desa Sawit
hutan lereng gunung Andong.
3. Pengambilan sampel dilakukan pada range ketinggian 1342 mdpl – 1736
mdpl.
4. Vegetasi yang diidentifikasi tergolong dalam jenis tegakan dengan tetap
memperhatikan jenis tegakan pada tingkat semai, tiang, pancang dan
pohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komposisi dan dominasi vegetasi jenis tegakan yang
terdapat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui pola zonasi vegetasi jenis tegakan berdasarkan
ketinggian tempat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
1. Memberikan informasi berupa data ilmiah mengenai komposisi vegetasi
tegakan setiap zonasi dan pola zonasi vegetasi jenis tegakan berdasarkan
ketinggian tempat yang terdapat di hutan lereng gunung Andong
Kabupaten Magelang pada tahun 2014.
2. Sebagai sumber informasi tentang dominasi jenis tegakan yang terdapat
di hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3. Memberikan bahan informasi bagi Instansi atau Dinas yang terkait
khususnya Dinas Kehutanan sebagai bahan acuan untuk melakukan
kegiatan konservasi lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Vegetasi
a. Pengertian Vegetasi
Vegetasi merupakan semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam
suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut
ruang dan waktu. Tumbuhan penutup bumi merupakan suatu vegetasi
yang komponen spesies penyusunnya berbeda-beda berdasarkan
perbedaan ruang dan waktu. Tipe-tipe vegetasi dapat dilihat berdasarkan
bentuk pertumbuhan (growth life) atau life form dari tumbuhan dominan,
terbesar atau dari tumbuhan yang paling melimpah (Sriwidoretno, 2010).
Vegetasi merupakan komponen pembentuk alam hutan yang
mampu mengendalikan iklim melalui pengendalian fluktuasi atau
perubahan unsur-unsur iklim yang ada di sekitarnya, misalnya
temperatur, kelembaban, angin, dan curah hujan (Indriyanto, 2006).
Komunitas tumbuhan adalah satuan unit yang membentuk vegetasi
berupa suatu organisasi kompleks dalam komposisi-komposisi floristik
tertentu dan merupakan hasil interaksi populasi spesies dalam waktu
yang lama (Mueller-Dombois and Ellenberg, 1974).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Komponen Vegetasi
Masing-masing vegetasi memiliki komponen spesies penyusun
yang berbeda-beda. Namun secara umum, berdasarkan perawakannya
(diameter batang dan tinggi tumbuhan) Marpaung (2009) menyebutkan
bahwa penyusun vegetasi adalah sebagai berikut :
a) Semai
Yang dimaksud dengan semai adalah anakan pohon yang
merupakan regenerasi awal dari pohon dengan ukuran
ketinggian kurang dari 1.5 m.
Gambar 2.1 Jenis Tegakan Tingkat Semai
7
b. Komponen Vegetasi
Masing-masing vegetasi memiliki komponen spesies penyusun
yang berbeda-beda. Namun secara umum, berdasarkan perawakannya
(diameter batang dan tinggi tumbuhan) Marpaung (2009) menyebutkan
bahwa penyusun vegetasi adalah sebagai berikut :
a) Semai
Yang dimaksud dengan semai adalah anakan pohon yang
merupakan regenerasi awal dari pohon dengan ukuran
ketinggian kurang dari 1.5 m.
Gambar 2.1 Jenis Tegakan Tingkat Semai
7
b. Komponen Vegetasi
Masing-masing vegetasi memiliki komponen spesies penyusun
yang berbeda-beda. Namun secara umum, berdasarkan perawakannya
(diameter batang dan tinggi tumbuhan) Marpaung (2009) menyebutkan
bahwa penyusun vegetasi adalah sebagai berikut :
a) Semai
Yang dimaksud dengan semai adalah anakan pohon yang
merupakan regenerasi awal dari pohon dengan ukuran
ketinggian kurang dari 1.5 m.
Gambar 2.1 Jenis Tegakan Tingkat Semai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b) Pancang
Pancang adalah regenerasi pohon dengan ukuran yang lebih
tinggi dari 1.5 m dan memilki diameter batang kurang dari 10
cm.
Gambar 2.2 Jenis Tegakan Tingkat Pancang
c) Tiang
Tiang merupakan pohon muda dengan ukuran diameter batang
10 cm sampai dengan 20 cm.
8
b) Pancang
Pancang adalah regenerasi pohon dengan ukuran yang lebih
tinggi dari 1.5 m dan memilki diameter batang kurang dari 10
cm.
Gambar 2.2 Jenis Tegakan Tingkat Pancang
c) Tiang
Tiang merupakan pohon muda dengan ukuran diameter batang
10 cm sampai dengan 20 cm.
8
b) Pancang
Pancang adalah regenerasi pohon dengan ukuran yang lebih
tinggi dari 1.5 m dan memilki diameter batang kurang dari 10
cm.
Gambar 2.2 Jenis Tegakan Tingkat Pancang
c) Tiang
Tiang merupakan pohon muda dengan ukuran diameter batang
10 cm sampai dengan 20 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2.3 Jenis Tegakan Tingkat Tiang
d) Pohon
Semua tumbuhan berkayu dengan diameter lebih dari 20 cm
dan mempunyai batang atau tangkai utama.
Gambar 2.4 Jenis Tegakan Tingkat Pohon
9
Gambar 2.3 Jenis Tegakan Tingkat Tiang
d) Pohon
Semua tumbuhan berkayu dengan diameter lebih dari 20 cm
dan mempunyai batang atau tangkai utama.
Gambar 2.4 Jenis Tegakan Tingkat Pohon
9
Gambar 2.3 Jenis Tegakan Tingkat Tiang
d) Pohon
Semua tumbuhan berkayu dengan diameter lebih dari 20 cm
dan mempunyai batang atau tangkai utama.
Gambar 2.4 Jenis Tegakan Tingkat Pohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Komponen vegetasi yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini
adalah vegetasi jenis tegakan dalam tingkat pertumbuhan meliputi tingkat
semai, pancang, tiang dan tingkat pohon
c. Analisis Vegetasi
Menurut Kershaw (1973), secara garis besar struktur vegetasi
dibatasi oleh tiga komponen; yaitu kelimpahan tiap jenis tumbuhan yang
ada, susunan jenis tumbuhan secara horizontal (sebaran individu), dan
susunan jenis tumbuhan secara vertikal (stratifikasi vegetasi).
Kelimpahan (abundance) tumbuhan yang ada dapat dinyatakan secara
kuantitafif dengan nilai kerapatan (density) atau berat kering bahan atau
bagian tumbuhan yang dihasilkan per satuan luas.
Komposisi suatu vegetasi dapat diketahui dengan cara melakukan
suatu analisa vegetasi. Analisa vegetasi adalah cara untuk mempelajari
susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi. Untuk suatu
kondisi hutan yang luas, maka teknik analisa vegetasi yang tepat adalah
dengan menggunakan metode sampling melalui penempatan beberapa
petak yang dapat mewakili habitat tersebut. Dalam penggunaan metode
sampling terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, jumlah
petak, cara peletakan petak dan teknik-teknik analisa vegetasi
(Marpaung, 2009).
Metode garis berpetak pada umumnya digunakan jika hanya jenis
vegetasi tegakan saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah
dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi dan dominasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pohon. Menurut Afandy (2010), terdapat beberapa metode petak yang
dapat digunakan, diantaranya sebagai berikut :
a) Teknik sampling kuadrat
Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey
vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas
tumbuhan. Petak yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa
berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal akan
memberikan data informasi yang baik apabila komunitas
vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Peletakan petak
tunggal dapat dilakukan secara random yang dianggap
mewakili komposisi komunitas vegetasi. Petak ganda
merupakan pengambilan data informasi vegetasi dengan
menggunakan banyak petak yang letaknya tersebar merata.
Peletakan petak biasanya diletakan secara sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2.5 Teknik Sampling Kuadrat
b) Metode jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan
keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah, topografi dan
elevasi. Jalur-jalur pengambilan sampel dibuat memotong garis
topografi, misalnya tegak lurus garis pantai, memotong sungai,
menaik atau menurun gunung.
Gambar 2.6 Metode Jalur
12
Gambar 2.5 Teknik Sampling Kuadrat
b) Metode jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan
keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah, topografi dan
elevasi. Jalur-jalur pengambilan sampel dibuat memotong garis
topografi, misalnya tegak lurus garis pantai, memotong sungai,
menaik atau menurun gunung.
Gambar 2.6 Metode Jalur
12
Gambar 2.5 Teknik Sampling Kuadrat
b) Metode jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan
keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah, topografi dan
elevasi. Jalur-jalur pengambilan sampel dibuat memotong garis
topografi, misalnya tegak lurus garis pantai, memotong sungai,
menaik atau menurun gunung.
Gambar 2.6 Metode Jalur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c) Metode garis berpetak
Metode ini dianggap sebagai metode hasil modifikasi dari
metode petak ganda dan jalur, yaitu dengan melompati satu
atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis
rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama.
Metode garis berpetak pada umumnya dilakukan jika hanya
vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian.
Metode ini dianggap mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi vegetasi dan dominasi vegetasi suatu
kawasan yang diukur.
Gambar 2.7 Metode Garis Berpetak
Menurut Afandy (2010), terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam pengambilan data menggunakan metode
kuadran antara lain sebagai berikut :
Pembuatan petak awal dengan ukuran 2 m x 2 m dimana
petak ini di letakan secara sengaja (purposive) pada zona
yang menurut peneliti mewakili seluruh jenis yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(luas ukuran petak awal tergantung pada peneliti, yang
penting adalah konsistensinya petak selanjutnya dibuat
berukuran dua kali luas petak awal. Setelah plot awal
terbentuk, selanjutnya dilakukan identifikasi semua jenis
yang ada mulai dari tingkat semai, pancang, tiang dan
pohon.
Selanjutnya dibuat petak dengan ukuran dua kali lebih
besar dari ukuran petak awal. Kemudian dilakukan
identifikasi jenis tegakan yang ada, kemudian dilakukan
pembandingan jumlah spesies dengan petak pertama untuk
mendapatkan jumlah penambahan spesies.
Pembuatan petak selanjutnya dilakukan hingga
penambahan individu mencapai ≤ 10 % dengan tujuan
agar sampel yang ambil menjadi stabil. Petak ketiga dibuat
jika pada petak kedua terdapat penambahan spesies baru ≥
10 %. Sebaliknya jika pada petak kedua hanya terdapat
penambahan spesies baru ≤ 10 %, maka tidak perlu
dilakukan pembuatan petak ketiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dominasi vegetasi
Terbentuknya dominasi vegetasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan yang kemudian akan membentuk pola penyebaran tiap jenis
vegetasi dan selanjutnya secara dominan akan menguasai masing-masing
habitat zonasinya. Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu,
kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap
kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar
matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk peroses penyerbukan. Faktor
iklim yang berbeda - beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Tanaman di daerah tropis,
banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena
bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda
dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya
tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, disana banyak
diteui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang
beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang
dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon kaktus dapat tumbuh
subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya (Dito, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kondisi lingkungan hutan di gunung seperti iklim akan
dipengaruhi dengan adanya perbedaan ketinggian tempat. Perbedaan
ketinggian tempat tersebut akan menimbulkan adanya perbedaan
intensitas cahaya matahari yang masuk pada setiap tempat dan
selanjutnya menimbulkan munculnya perbedaan suhu, kelembaban
udara, dan curah hujan antara tempat yang satu dengan yang lainnya
(Forester, 2012). Menurut Hendra (2011) dalam Grace (2013), unsur-
unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, penyinaran, angin, dan
kelembaban.
a) Suhu
Suhu mempunyai arti penting, karena suhu menentukan
kecepatan reaksi-reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan.
perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya
tergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perubahan
suhu yang disebabkan karena perbedaan ketinggian tempat jauh
lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan suhu karena
perbedaan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, maka
suhu akan semakin rendah. setiap ketinggian 100 mdpl, suhu
berubah sekitar 0,5 C – 1 C. Tumbuhan dan hewan sangat
bergantung pada suhu. Masing-masing jenis tumbuhan
memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Terdapat
tumbuhan yang menyukai habitat panas dan terdapat juga
tumbuhan yang menyukai habitat dingin. Contohnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penelitian di Hutan Lindung Gunung Klabat Sulawesi Utara
(Geonal, 2010). Penelitianya dilakukan dengan membuat 40
titik plot dengan jarak masing-masing plot sebesar 100 mdpl.
Hasilnya, memang tidak setiap ketinggian 100 mdpl mengalami
perubahan dominasi vegetasi. Namun terdapat 2 titik plot yang
berjarak 100 mdpl memiliki komposisi dominasi vegetasi yang
berbeda, yaitu pada ketinggian 1.121 mdpl didominasi oleh
tumbuhan Dillenia cellebica,
Gambar 2.8 Dillenia sp.
sedangkan pada plot berikutnya yaitu pada ketinggian 1.228
mdpl didominasi oleh tumbuhan Melicope sp.
Gambar 2.9 Melicope sp.
17
penelitian di Hutan Lindung Gunung Klabat Sulawesi Utara
(Geonal, 2010). Penelitianya dilakukan dengan membuat 40
titik plot dengan jarak masing-masing plot sebesar 100 mdpl.
Hasilnya, memang tidak setiap ketinggian 100 mdpl mengalami
perubahan dominasi vegetasi. Namun terdapat 2 titik plot yang
berjarak 100 mdpl memiliki komposisi dominasi vegetasi yang
berbeda, yaitu pada ketinggian 1.121 mdpl didominasi oleh
tumbuhan Dillenia cellebica,
Gambar 2.8 Dillenia sp.
sedangkan pada plot berikutnya yaitu pada ketinggian 1.228
mdpl didominasi oleh tumbuhan Melicope sp.
Gambar 2.9 Melicope sp.
17
penelitian di Hutan Lindung Gunung Klabat Sulawesi Utara
(Geonal, 2010). Penelitianya dilakukan dengan membuat 40
titik plot dengan jarak masing-masing plot sebesar 100 mdpl.
Hasilnya, memang tidak setiap ketinggian 100 mdpl mengalami
perubahan dominasi vegetasi. Namun terdapat 2 titik plot yang
berjarak 100 mdpl memiliki komposisi dominasi vegetasi yang
berbeda, yaitu pada ketinggian 1.121 mdpl didominasi oleh
tumbuhan Dillenia cellebica,
Gambar 2.8 Dillenia sp.
sedangkan pada plot berikutnya yaitu pada ketinggian 1.228
mdpl didominasi oleh tumbuhan Melicope sp.
Gambar 2.9 Melicope sp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
– C pada setiap ketinggian 100 mdpl,
komposisi vegetasi dapat berubah seiring dengan kemampuan
adaptasi yang dimiliki masing-masing tumbuhan.
b) Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
perkembangan dan metabolisme. Ketersediaan air dipermukaan
bumi menentukan adanya variasi jenis vegetasi. Semakin
sedikit air, maka akan semakin banyak tumbuhan berjenis
xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat air),
Gambar 2.10 Contoh Tumbuhan Xeromorf (Artiplex
Portulacoides)
18
– C pada setiap ketinggian 100 mdpl,
komposisi vegetasi dapat berubah seiring dengan kemampuan
adaptasi yang dimiliki masing-masing tumbuhan.
b) Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
perkembangan dan metabolisme. Ketersediaan air dipermukaan
bumi menentukan adanya variasi jenis vegetasi. Semakin
sedikit air, maka akan semakin banyak tumbuhan berjenis
xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat air),
Gambar 2.10 Contoh Tumbuhan Xeromorf (Artiplex
Portulacoides)
18
– C pada setiap ketinggian 100 mdpl,
komposisi vegetasi dapat berubah seiring dengan kemampuan
adaptasi yang dimiliki masing-masing tumbuhan.
b) Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
perkembangan dan metabolisme. Ketersediaan air dipermukaan
bumi menentukan adanya variasi jenis vegetasi. Semakin
sedikit air, maka akan semakin banyak tumbuhan berjenis
xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat air),
Gambar 2.10 Contoh Tumbuhan Xeromorf (Artiplex
Portulacoides)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sedangkan untuk daerah yang mempunyai kecukupan air
akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita (tumbuhan yang
membutuhkan kecukupan air).
Gambar 2.11 Contoh Tumbuhan Mesofita (Anggrek :
Vanda tricolor)
Air yang terdapat di permukaan bumi berasal dari hujan.
Sebaran curah hujan di setiap tempat berbeda-beda. Hujan
sepanjang tahun hanya terdapat di beberapa bagian tempat
tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, maka curah hujan
semakin berkurang.
c) Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan
beberapa proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat
ditentukan oleh lamanya penyinaran, kemiringan cahaya
matahari yang jatuh ke permukaan bumi, keadaan awan,
dan keadaan permukaan bumi itu sendiri. Perbedaan
penyinaran antara tempat yang satu dengan lainnya
19
sedangkan untuk daerah yang mempunyai kecukupan air
akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita (tumbuhan yang
membutuhkan kecukupan air).
Gambar 2.11 Contoh Tumbuhan Mesofita (Anggrek :
Vanda tricolor)
Air yang terdapat di permukaan bumi berasal dari hujan.
Sebaran curah hujan di setiap tempat berbeda-beda. Hujan
sepanjang tahun hanya terdapat di beberapa bagian tempat
tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, maka curah hujan
semakin berkurang.
c) Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan
beberapa proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat
ditentukan oleh lamanya penyinaran, kemiringan cahaya
matahari yang jatuh ke permukaan bumi, keadaan awan,
dan keadaan permukaan bumi itu sendiri. Perbedaan
penyinaran antara tempat yang satu dengan lainnya
19
sedangkan untuk daerah yang mempunyai kecukupan air
akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita (tumbuhan yang
membutuhkan kecukupan air).
Gambar 2.11 Contoh Tumbuhan Mesofita (Anggrek :
Vanda tricolor)
Air yang terdapat di permukaan bumi berasal dari hujan.
Sebaran curah hujan di setiap tempat berbeda-beda. Hujan
sepanjang tahun hanya terdapat di beberapa bagian tempat
tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, maka curah hujan
semakin berkurang.
c) Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan
beberapa proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat
ditentukan oleh lamanya penyinaran, kemiringan cahaya
matahari yang jatuh ke permukaan bumi, keadaan awan,
dan keadaan permukaan bumi itu sendiri. Perbedaan
penyinaran antara tempat yang satu dengan lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berpengaruh terhadap suhu. Peneriman cahaya matahari
sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut
tempat, disebabkan oleh adanya perbedaan letak lintang dan
keadaan atmosfer seperti awan. Menurut waktu, perbedaan
radiasi terjadi dalam sehari maupun musiman. Semakin
lama suatu tempat disinari matahari, maka tempat tersebut
akan semakin panas, contohnya di daerah tropis.
Sebaliknya, jika suatu tempat sedikit disinari matahari,
maka tempat tersebut akan memiliki pemanasan yang lebih
rendah. Tumbuhan memiliki adaptasi tertentu terhadap
kedinginan dan kekeringan.
d) Angin
Angin mempunyai pengaruh langsung terhadap
vegetasi, terutama dalam menumbangkan pohon-pohon atau
dengan mematahkan dahan-dahan ataupun bagian lainya.
Angin mempunyai pengaruh yang sama terhadap tanah,
biasanya bersifat mengeringkan, atau membawa udara yang
lebih basah yang menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan
menyebabkan turunnya hujan. Udara mempercepat tumbuhan
kehilangan air dengan membawa udara yang belum jenuh
dengan air sehingga bersentuhan dengan daun-daun dan tunas-
tunas yang masih muda. Secara mekanik angin juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menyebabkan terjadinya erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui
partikel-partikel yang dibawanya. Dari segi fisiologis, angin
dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dengan mengganti
udara yang basah dengan udara yang kering, dan akibatnya
meningkatkan transpirasi. Angin juga membantu dalam proses
penyerbukan tanaman. Anemogami adalah penyerbukan
dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil;
tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya
berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau
berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu;
tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas daun; serbuk
sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah
diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan,
serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik besar,
berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul
keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari.
Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan dan pohon
deciduous (tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada
musim atau iklim tertentu). Selain itu, angin juga membantu
dalam proses penyebaran biji dan spora. Pergerakan angin
membantu dalam proses pemindahan benih atau biji sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menyebabkan biji-bijian dan spora tersebar ke mana-mana yang
kemudian tumbuh di berbagai tempat.
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin
merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji.
Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan
memiliki bentuk buah samara, menjadi salah satu suku pohon
yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra.
Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah
keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek
(Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang
memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya
yang halus dan mudah diterbangkan angin.
Penyebaran tumbuhan oleh angin adalah penyebaran
yang memanfaatkan hembusan angin yang membawa biji atau
buah dari tanaman itu jauh dari induknya yaitu ketempat yang
lain dan tumbuh dan berkembang di sana. Tumbuhan yang
penyebarannya dibantu oleh angin disebut dengan anemokori.
Tumbuhan yang penyebarannya dibantu oleh angin memiliki
ciri-ciri:
Biji berbulu atau berambut, contoh: alang-alang (Imperata
cylindrica), kapuk/kapas (Ceiba petanra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Biji terpencar, apabila tangkainya tergoyang oleh angin
maka biji akan keluar lewat lubang atau celah pada biji.
Mekanisme ini disebut pendupaan. Contoh: opium (Papaver
sp.)
Biji kecil dan ringan, contoh: angrek (famili Orchidaceae)
Buah bersayap, contoh: meranti, tengkawang (famili
Dipterocarpaceae)
Buah berambut, contoh: Anemones sp.
e) Kelembaban
Kelembaban udara berbeda-beda karena temperature di
permukaan bumi berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh letak
lintang, ketinggian tempat, dan waktu (pagi, siang, dan
malam). Semakin ke utara atau ke selatan khatulistiwa,
kelembaban udara semakin menurun. Kelembaban udara
merupakan faktor dari curah hujan dan suhu yang menentukan
ada tidaknya suatu jenis tumbuhan dalam habitat tertentu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap jenis vegetasi akan
mendominasi habitatnya apabila mendapatkan lingkungan
yang mendukung pertumbuhannya.
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang
diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam
tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas
dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh terhadap daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi
tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-
90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0%-9%). Hal -
hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat
hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis
hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur
(Dito, 2009).
Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta
tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang
memakannya, sehingga menjadi salah satu penyebab
timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak
(patchiness) pada ekosistem terestrial (Campbell et all, 2004).
Menurut Suhandaeka (2012) berdasarkan perbedaan
suhunya tanah dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tanah yang terbentuk pada daerah bersuhu rendah akan
cenderung memiliki biomassa yang rendah. Akibatnya
tanaman yang tumbuh umumnya berbatang kecil dan
memiliki pertumbuhan yang lambat.
Tanah yang terbentuk pada daerah bersuhu tinggi juga akan
cenderung memiliki biomassa yang rendah, namun tanah
yang terbentuk memiliki kemampuan dapat dengan cepat
melakukan proses mineralisai kimiawi terhadap sisa-sisa
tanaman.Tanah yang terbentuk pada daerah bersuhu sedang
cenderung memiliki biomassa yang berlimpah, sehingga
semua jenis tanaman dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Interaksi antara faktor-faktor pembentukan tanah
akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda.
Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah,
beberapa ahli mengklasifikasikannya dengan klasifikasi
yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Jenis-jenis tanah itu adalah sebagai berikut:
Tanah Humus
Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari
lapukan daun dan batang pohon. Humus biasanya
dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah ,
berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat
kehitaman. Secara kimia humus didefinisikan sebagai
suatu kompleks organik makromolekuler yang
mengandung banyak kandungan fenol, asam
karboksilat, dan alifatik hidroksida. Beberapa tumbuhan
dapat hidup pada humus yang tebal seperti tumbuhan
Neottia (anggrek) dan jamur yang merupakan tumbuhan
sebagai indikator yang menunjukkan adanya humus di
dalam tanah.
Tanah Organosol/ Tanah Gambut
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari
akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah
membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya
tinggi. Banyak terdapat di rawa Sumatra, rawa
Kalimantan, dan rawa Papua. Tanah ini tidak cocok
untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat
keasamannya tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tanah Liat/ Lempung
Lempung atau tanah liat mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini,
silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang
paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung
terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas
bumi. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering
dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
mendominasinya. Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida
aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1
memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis
golongan oksida silikon dan satu lapis oksida
aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki
sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan
membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa
jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau
“pecah-pecah” bila kering. Imperata cylindrical
(ilalang) merupakan salah satu tanaman yang dapat
tumbuh di tanah berlempung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tanah Aluvial
Tanah aluvial biasaya terdapat di sepanjang aliran
sungai. Tanah aluvial berasal dari material halus yang
diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah
yang masih muda karena belum mengalami
perkembangan.
Tanah Berpasir
Tanah yang kurang baik bagi pertanian. Terbentuk dari
pelapukan batuan beku serta sedimen yang memiliki
butir kasar dan berkerikil. Tanah berpasir ini cirinya
butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air
namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan.
Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan sebagai
campuran semen dalam pemasangan batu bata.
Beberapa tumbuhan seperti: Casuarina equisetifolia
(Cemara), Cilliganum polygonoides (tanaman semak),
dan Panicum (tanaman rumput-rumputan) tumbuh di
tanah pasir.
Tanah Vulkanik/ Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang
memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah
lereng gunung api. Tanah vulkanik ini sangat mudah
menyerap air dan banyak mengandung unsur hara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra
bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim
basah yang curah hujannya lebih dari 300mm/tahun dan
berada di dataran tinggi yang berkisar antara 300-1.000
meter. Bahan utama pembentuk tanah jenis ini berasal
dari bebatuan gunung berapi yang mengalami proses
pelapukan.
Tanah Grumosol
Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung,
tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan
curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Polytrichum
(lumut) merupakan tumbuhan sebagai indikator yang
menunjukkan adanya tanah kapur.
Sebagian besar tanah yang terdapat di hutan lereng gunung Andong
adalah tanah berpasir dan berbatu dengan ciri-ciri memiliki komponen butiran
pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi
oleh tumbuh-tumbuhan. Beberapa tumbuhan seperti: Casuarina equisetifolia
(Cemara), Cilliganum polygonoides (tanaman semak), dan Panicum (tanaman
rumput-rumputan) tumbuh di tanah pasir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Tegakan
a. Pengertian Tegakan
Tegakan merupakan suatu kelompok pohon-pohon atau suatu
tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah tertentu yang cukup
seragam dalam susunan spesies dan susunan umurnya, sehingga dapat
dibedakan dengan tumbuhan lain yang berada disekitarnya (Hidayat,
2013).
b. Klasifikasi Tegakan
Menurut Wiwinda (2011), suatu tumbuhan dapat diklasifikasikan
ke dalam jenis tegakan (pohon) jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Tumbuhan tersebut harus vaskuler, artinya memiliki jaringan
pengangkut seperti xilem dan floem.
b) Tumbuhan tersebut harus perennial, artinya dapat hidup beberapa
tahun.
c) Tumbuhan tersebut harus mengalami penebalan sekunder, artinya
tumbuhan tersebut memiliki batang yang dapat bertambah besar yang
disebabkan karena adanya aktivitas xilem dan floem.
3. Dominasi Vegetasi
a. Pengertian Dominasi
Dominasi merupakan penguasaan dari satu jenis terhadap jenis lain
(ruang, cahaya, dll), sehingga dominasi dapat dinyatakan dalam banyaknya
individu (abudance) dan kerapatan (density) (Rianty, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Penentuan Dominasi Vegetasi
Dominasi vegetasi ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah
individu dan nilai kerapatan masing-masing jenis. Kerapatan dapat
diartikan sebagai banyaknya (abudance) yang merupakan jumlah individu
dari satu jenis pohon dan tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau
dihitung. Secara kualitatif dibedakan menjadi jarang terdapat, kadang-
kadang terdapat, sering terdapat dan banyak sekali terdapat (Ishernat
Soerianegara dan Andry indrawan, 1982 dalam Edwar, 2012). Jumlah
individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan (Odum,
1975, dalam Edwar, 2012) yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah
individu, atau biosmassa populasi persatuan areal atau volume, misal 200
pohon per Ha. Sebagai contoh, berikut ini merupakan pembagian kriteria
kerapatan hutan mangrove berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : 201 Tahun 2004. Kriteria baku tersebut dibagi
menjadi banyak sekali terdapat (sangat padat) apabila terdapat > 1.500
pohon per hektar, kadang-kadang terdapat (sedang) apabila terdapat 1.000
- 1.500 pohon per hektar, jarang terdapat apabila terdapat < 1.000 pohon
per hektar. Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies
dengan satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran
mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi pengamatan. Kerapatan
bukan hanya bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi juga
bervariasi di dalam suatu kurun waktu. Perubahan-perubahan ini dapat
disebabkan oleh empat faktor yang saling mempengaruhi. Kelahiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(natality), imigrasi (imigration) akan meningkatkan kerapatan, sedangkan
kematian (mortality) dan emigrasi (emigration) akan menurunkan
kerapatan (Desmukh, 1997).
4. Zonasi Vegetasi
a. Pengertian Zonasi
Zonasi dalam ilmu vegetasi adalah pembentukan zona atau wilayah
tumbuh berbagai jenis tumbuhan tertentu di suatu kawasan. Setiap daerah
atau lokasi suatu kawasan memiliki pola zonasi yang berbeda-beda
(Forester, 2012).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Zonasi Vegetasi
Terbentuknya zonasi merupakan hasil dari adanya dominasi
vegetasi pada setiap ketinggian tempat yang kemudian jika dibandingkan
antara tempat yang satu dengan yang lainnya akan terlihat adanya
perbedaan dominasi vegetasi dan membentuk suatu pola zonasi. Seperti
yang telah disebutkan, dominasi vegetasi dapat disebabkan karena
beberapa faktor seperti perbedaan ketinggian tempat yang dapat
mempengaruhi kondisi iklim misalnya: suhu, kelembaban udara, dan curah
hujan. Ketiga komponen tersebut sangat mempengaruhi keadaan vegetasi
yang ada. Setiap jenis vegetasi akan mendominasi habitatnya apabila
mendapatkan lingkungan yang mendukung pertumbuhannya. Artinya
tumbuhan yang dapat berdaptasilah yang mampu mendominasi. Masing-
masing zona ketinggian tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
baik dari segi floristik maupun komposisi vegetasinya. Selain ketinggian
tempat, munculnya zonasi vegetasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya hasil kompetisi antar tumbuhan, morfologi tumbuhan, dan
pola penyebaran masing-masing tumbuhan (Forester, 2012). Vegetasi
merupakan salah satu komponen biotik yang menempati suatu habitat
seperti hutan yang merupakan kumpulan komponen biotik sebagai
keseluruhan komunitas tumbuhan. Struktur dan komposisi vegetasi suatu
wilayah banyak dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling
berinteraksi sehingga vegetasi yang tumbuh di wilayah tersebut
merupakan pencerminan hasil interaksi antar komponen ekosistem.
Kompetisi antar tumbuhan merupakan salah satu bentuk interaksi antar
individu yang muncul akibat adanya kesamaan kebutuhan akan sumber
daya yang terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan hidup
(survival), pertumbuhan, dan reproduksi tumbuhan penyaing. Oleh sebab
itulah tumbuhan yang mampu beradaptasi akan dapat tumbuh
mendominasi. Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk
hidup terutama tumbuhan adalah mengenai ketinggian tempat dan bentuk
wilayah. Adanya penurunan suhu dalam suatu wilayah karena akibat
perbedaan ketinggian dapat mempengaruhi persebaran jenis tumbuhan,
sebab tumbuhan juga memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu
lingkungan disekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya
perbedaan jenis tumbuhan antara tempat yang satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Perbedaan komposisi vegetasi inilah yang pada akhirnya akan membentuk
suatu pola zonasi vegetasi.
5. Hutan Lereng Gunung Andong
a. Lokasi Gunung Andong
Gunung Andong merupakan gunung dan terletak di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah dan berada diperbatasan wilayah Salatiga,
Semarang. Gunung Andong adalah salah satu gunung yang melingkari
wilayah Magelang berdampingan dengan gunung Telomoyo.
b. Karakteristik Hutan Lereng Gunung Andong
Hutan lereng gunung Andong ini memiliki ketinggian ± 1736 mdpl
dan secara internasional memiliki nama Mount Andong. Gunung
berbentuk perisai ini sering dijadikan salah satu tujuan utama para pendaki
gunung baik pendaki gunung dari wilayah Semarang dan Magelang
maupun pendaki gunung dari luar daerah. Salah satu jalur pendakian yang
sering digunakan adalah jalur pendakian Dusun Sawit. Gambar jalur
pendakian dapat dilihat pada gambar 2.8. Jalur pendakian Dusun Sawit
memiliki panjang jarak sebesar ± 1400 m.
c. Penelitian yang Pernah Dilakukan
Selain sebagai tempat tujuan utama pendakian gunung, gunung
Andong juga telah menjadi tempat bagi para peneliti dalam upaya
mengidentifikasi keberadaan keanekaragaman hayati yang terdapat di
gunung Andong. Menurut hasil wawancara dengan pihak pengelola
gunung Andong, terdapat berberapa penelitian yang telah dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
gunung Andong. Penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh
mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Yogyakarta dan Universitas
Negeri Semarang dengan penelitian berupa identifikasi jenis-jenis anggrek
dan identifikasi jenis-jenis tanaman paku.
Gambar 2.12 Jalur Pendakian Dusun Sawit Gunung Andong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuatitatif dengan
menerapkan metode penyajian data deskriptif. Metode penyajian data secara
deskriptif adalah suatu bentuk metode penelitian yang menyajikan data dalam
bentuk deskripsi atau memberi gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi komposisi dan dominasi vegetasi
adalah observasi lapangan yang dilakukan dengan metode garis berpetak yang
selanjutnya dilakukan analisis zonasi untuk melihat pola zonasi yang terbentuk
di kawasan hutan lereng gunung Andong.
B. Sampel dan Populasi
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Sampel dalam
penelitian ini diambil di sepanjang jalur pendakian Desa Sawit. Populasi
merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasi
yang digunakan mencakup jenis-jenis vegetasi tegakan pada tingkatan semai,
pancang, tiang dan pohon di kawasan hutan lereng gunung Andong Kabupaten
Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung kurang lebih selama 2 (dua) bulan yaitu pada
bulan Mei dan Juni 2014, yang berlokasi di kawasan hutan
lereng Gunung Andong yang terletak di Grabag dan Tlogorjo Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.
D. Desain Penelitian
Variabel yang diamati terdiri dari variabel utama dan variabel
pendukung. Variabel utama terdiri atas: struktur tegakan (fase pertumbuhan),
komposisi dari jenis penyusun tegakan dan dominasi jenis tegakan setiap
ketinggian. Sedangkan variabel pendukung terdiri atas keadaan umum lokasi
penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.
Pengumpulam data primer meliputi: nama ilmiah, diameter batang (acuan
penggolongan tingkatan setiap jenis tegakan), jumlah setiap jenis tegakan dan
kerapatan setiap jenis tegakan. Sedangkan data sekunder terdiri atas keadaan
umum lokasi penelitian, meliputi : batas wilayah, jenis tanah, iklim dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data pada
penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Pembuatan petak awal dengan ukuran 2 m x 2 m dimana petak ini di
letakan secara sengaja (purposive) pada zona yang menurut peneliti
mewakili seluruh jenis yang ada (luas ukuran petak awal tergantung pada
peneliti, yang penting adalah konsistensinya petak selanjutnya dibuat
berukuran dua kali luas petak awal. Setelah plot awal terbentuk,
selanjutnya dilakukan identifikasi semua jenis yang ada mulai dari
tingkat semai, pancang, tiang dan pohon.
2. Selanjutnya dibuat petak dengan ukuran dua kali lebih besar dari ukuran
petak awal. Kemudian dilakukan identifikasi jenis tegakan yang ada,
kemudian dilakukan pembandingan jumlah spesies dengan petak pertama
untuk mendapatkan jumlah penambahan spesies.
3. Pembuatan petak selanjutnya dilakukan hingga penambahan individu ≤
10 % dengan tujuan agar sampel yang ambil menjadi stabil. Petak ketiga
dibuat jika pada petak kedua terdapat penambahan spesies baru ≥ 10 %.
Sebaliknya jika pada petak kedua terdapat penambahan spesies baru ≤ 10
%, maka tidak perlu dilakukan pembuatan petak ketiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 3.1 Penerapan Pembuatan Petak pada Setiap Zonasi
4. Selain dilakukan pendataan jenis vegetasi pada setiap petak pengamatan,
perlu dilakukan dokumentasi untuk melihat perbedaan komposisi
vegetasi jenis tegakan pada setiap ketinggian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
F. Instrumen Penelitian
Tabel 3.1 Jumlah dan Jenis-jenis Vegetasi Tegakan Setiap Petak
Altitude :
Koordinat :
Petak :
NoNama Jumlah Jumlah
totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.2 Kerapatan Jenis Vegetasi Tegakan Setiap Petak
Altitude :
Koordinat :
Petak :
NoNama
Jumlah KerapatanKerapatan
relatifLokal Ilmiah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.3 Data Jenis Vegetasi
No Data Deskripsi
A. Data Umum
1 No Koleksi
2 Nama Kolektor
3 Tanggal Koleksi
B. Data Flora
1 Nama Ilmiah
2 Nama Lokal
3 Nama Perdagangan
4 Lokasi
5 Habitat Altitude :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
G. Cara Analisis Data
Data – data tersebut selanjutnya akan diolah atau dianalisis secara
tabulasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Parameter
kuantitatif yang digunakan untuk menghitung dominasi jenis tegakan untuk
setiap zonasi adalah :
1. Jumlah setiap jenis tegakan2. Kerapatan setiap jenis tegakan =3. Kerapatan relatif = × 100 %
Suatu jenis tegakan dikatakan mendominasi apabila dalam setiap satuan
ruang (sampel yang diambil) memilki jumlah individu yang paling banyak dan
memiliki persentase kerapatan relatif yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jenis tegakan yang lainnya.
Deskripsi pola zonasi vegetasi setiap ketinggian dilakukan dengan
menganalisis setiap zonasi dimana berdasarkan hasil analisa akan ditentukan
menjadi beberapa zona. Seperti zona 1, 2, dan seterusnya dengan memberikan
deskripsi pada masing-masing zona serta memberikan pembatasan wilayah
berdasarkan dominasi komposisi jenis tegakan pada setiap ketinggian yang telah
diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini secara umum akan memaparkan mengenai komposisi dan
dominasi vegetasi jenis tegakan serta mendeskripsikan pola zonasi vegetasi jenis
tegakan berdasarkan ketinggian tempat yang terdapat di hutan lereng Gunung
Andong Kabupaten Magelang.
A. Komposisi Vegetasi Jenis Tegakan Di Hutan Lereng Gunung Andong
Tegakan merupakan suatu kelompok pohon-pohon atau suatu tumbuhan
yang terdapat dalam suatu wilayah tertentu yang cukup seragam dalam susunan
spesies dan susunan umurnya, sehingga dapat dibedakan dengan tumbuhan lain
yang berada disekitarnya (Hidayat, 2013).
Peneliti telah melakukan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei
sampai dengan bulan Juni 2014. Pada bulan pertama peneliti melakukan observasi
untuk menentukan tempat pengambilan sampel yang dapat mewakili keberadaan
jenis tegakan yang terdapat di Gunung Andong. Penentuan plot pengamatan
dilakukan dengan melihat perubahan struktur vegetasi tegakan pada masing-
masing ketinggian tempat. Dalam hal ini peneliti menggunakan alat pengukur
ketinggian tempat yaitu altimeter yang digunakan untuk mengidentifikasi
ketinggian tempat dari plot yang ingin diamati keberadaan vegetasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menentukan bahwa pengambilan
sampel dibagi menjadi 10 plot dengan masing-masing plot memiliki perbedaan
ketinggian sebesar 40 mdpl. Jarak pada masing-masing plot ditentukan
berdasarkan hasil observasi dengan melihat perubahan struktur vegetasi pada
masing-masing tempat. Sehingga dihasilkan suatu jarak ketinggian yang dianggap
ideal yaitu masing-masing plot memiliki perbedaan ketinggian sebesar 40 mdpl.
Namun terdapat pengecualian, jarak ketinggian antara plot 1dan 2 serta plot 2 dan
3 tidak mencapai 40 mdpl. Dari plot 1 sampai plot 2 hanya memiliki perbedaan
ketinggian sebesar 25 mdpl dan dari plot 2 sampai plot 3 hanya memiliki
perbedaan ketinggian sebesar 15 mdpl. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
berdasarkan hasil observasi dengan melihat perubahan struktur vegetasi yang ada,
peneliti melihat bahwa pada plot 1, 2, dan 3 walaupun hanya berjarak 25 mdpl dan
15 mdpl namun sudah terjadi perbuhaan struktur vegetasi. Selain itu, penentuan
plot-plot pada jalur rintis/pendakian tidak sepenuhnya dilakukan secara beraturan
kanan dan kiri. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada beberapa titik tempat
pengamatan ditemukan tempat yang memang sulit dijangkau dan hanya
memungkinan dapat menentukan plot pada satu tempat saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berikut ini adalah hasil jenis tegakan yang ditemukan dalam setiap plot :
Tabel 4.1 Jenis Tegakan Tiap Plot
Plot ke-Jenis yang Ditemukan
Nama Lokal Nama Ilmiah
1
Puspa Schima wallichii
Cemara Gunung Casuarina junghuhniana
Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit
Kopi Coffea robusta
2
Puspa Schima wallichii
Manis jangan Cinnamomum verum
Sogo/akasia Acacia occurred
Cemara Casuarina junghuhniana
Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit
Kaliandra Calliandra calothyrsus
3
Kaliandra Calliandra calothyrsus
Waru Hibiscus tiliaceus
Puspa Schima wallichii
Manis jangan Cinnamomum verum
4Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
Albasia Albazia falcataria
5 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
6Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
Sogo/akasia Acacia occurred
7 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
8 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
9Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
Puspa Schima wallichii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
10 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr
Dari 10 plot yang diidentifikasi, peneliti telah berhasil memperoleh data
sebanyak 10 jenis tegakan dan telah berhasil diidentifikasi sampai pada tingkat
spesies. Selain itu di sepanjang lajur pendakian peneliti juga menemukan 2 jenis
tegakan namun tegakan tersebut tidak ditemukan di dalam plot yang telah
ditentukan. Data 12 jenis tegakan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.
Semua jenis tegakan yang ditemukan telah berhasil diidentifikasi hingga
pada tingkat spesies. Dari semua jenis tegakan yang terdata, terdapat 11 jenis
tegakan yang tergolong ke dalam divisio dan kelas yang sama yaitu, divisio
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) dan kelas Magnoliopsida (berkeping
dua/dikotil). Jenis tegakan yang tergolong dalam divisio Magnoliophyta dan kelas
Magnoliopsida diantaranya adalah Schima wallichii, Cinnamomum verum,
Albazia falcataria, Calliandra calothyrsus, Casuarina junghuhniana, Acacia
occured, Leucaena leucocephala (Lam) de Wit, Coffea robusta, Hibiscus
tiliaceus, Artocarpus heterophyllus, dan Persea americana P.Mill. Sedangkan
sisanya, 1 jenis tegakan yaitu Pinus merkusii Jungh & De Vr tergolong ke dalam
divisio Coniferophyta (pembawa kerucut) dan kelas Pinopsida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dilihat pada tingkat ordo dan famili, jenis tegakan yang terdata cukup
beragam. Terdapat 4 jenis tegakan yang tergolong ke dalam ordo Fabales dan
famili Fabaceae (polong-polongan), 2 jenis tegakan yang tergolong dalam ordo
Laurales dan famili Lauraceae, serta 6 jenis tegakan lainnnya yang masing-masing
tergolong dalam ordo dan famili yang berbeda-beda. 4 jenis tegakan yang
tergolong ke dalam ordo Fabales dan famili Fabaceae yaitu, Albazia falcataria,
Calliandra calothyrsus, Acacia occured, dan Leucaena leucocephala (Lam) de
Wit. 2 jenis tegakan yang tergolong ordo Laurales dan famili Lauraceae adalah
Cinnamomum verum dan Persea americana P.Mill. Sedangkan 6 jenis tegakan
yang masing-masing tergolong dalam ordo dan famili yang berbeda-beda
diantaranya, Schima wallichii yang tergolong dalam ordo Ericales dan famili
Theaceae, Pinus merkusii Jungh & De Vr tergolong dalam ordo Pinales dan
family Pinaceae, Casuarina junghuhniana tergolong dalam ordo Casuarinales dan
famili Casuarinaceae, Coffea robusta tergolong dalam ordo Gentianaceae dan
famili Rubiaceae, Hibiscus tiliaceus tergolong dalam ordo Malvales dan famili
Malvaceae, serta Artocarpus heterophyllus tergolong dalam ordo Urticales dan
famili Moraceae.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.2 Komposisi Vegetasi Jenis Tegakan Di Hutan Lereng Gunung Andong
No
Nama TanamanPlot
Lokal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Puspa √ √ √ - - - - - √ -
2 Pinus Merkusi - - - √ √ √ √ √ √ √
3 Manis Jangan - √ √ - - - - - - -
4 Albasia/Sengon - - - √ - - - - - -
5 Petir/Kaliandra - √ √ - - - - - - -
6 Cemara √ √ - - - - - - - -
7 Akasia/Sogo - √ - - - √ - - - -
8 Petai Cina √ √ - - - - - - - -
9 Kopi √ - - - - - - - - -
10 Waru - - √ - - - - - - -
Selain dari 10 jenis tegakan di atas, peneliti juga menemukan 2 jenis tegakan yang tidak ditemukan di dalam plot. Jenis tegakan tersebut
diantaranya adalah Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan alpukat (Persea americana P.Mill)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5050
Berikut ini adalah taksonomi dari 12 vegetasi jenis tegakan yang berhasil
diidentifikasi mulai dari tingkat kingdom atau regnum sampai pada tingkat
spesies:
1. Puspa
2. Pinus Merkusi
Nama Lokal : Puspa
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Schima
Spesies : Schima wallichii
Nama Lokal : Pinus
Kingdom : Plantae
Divisio : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusi Jungh &
De Vr
50
5050
Berikut ini adalah taksonomi dari 12 vegetasi jenis tegakan yang berhasil
diidentifikasi mulai dari tingkat kingdom atau regnum sampai pada tingkat
spesies:
1. Puspa
2. Pinus Merkusi
Nama Lokal : Puspa
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Schima
Spesies : Schima wallichii
Nama Lokal : Pinus
Kingdom : Plantae
Divisio : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusi Jungh &
De Vr
50
5050
Berikut ini adalah taksonomi dari 12 vegetasi jenis tegakan yang berhasil
diidentifikasi mulai dari tingkat kingdom atau regnum sampai pada tingkat
spesies:
1. Puspa
2. Pinus Merkusi
Nama Lokal : Puspa
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Schima
Spesies : Schima wallichii
Nama Lokal : Pinus
Kingdom : Plantae
Divisio : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusi Jungh &
De Vr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5151
3. Manis Jangan
4. Sengon/Albasia
Nama Lokal : Manis Jangan
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum verum
Nama Lokal : Sengon/Albasia
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Albazia
Spesies : Albazia falcataria
51
5151
3. Manis Jangan
4. Sengon/Albasia
Nama Lokal : Manis Jangan
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum verum
Nama Lokal : Sengon/Albasia
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Albazia
Spesies : Albazia falcataria
51
5151
3. Manis Jangan
4. Sengon/Albasia
Nama Lokal : Manis Jangan
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum verum
Nama Lokal : Sengon/Albasia
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Albazia
Spesies : Albazia falcataria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
5252
5. Petir
6. Cemara Gunung
Nama Lokal : Petir
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra calothyrsus
Nama Lokal : Cemara
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina
junghuhniana
52
5252
5. Petir
6. Cemara Gunung
Nama Lokal : Petir
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra calothyrsus
Nama Lokal : Cemara
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina
junghuhniana
52
5252
5. Petir
6. Cemara Gunung
Nama Lokal : Petir
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra calothyrsus
Nama Lokal : Cemara
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina
junghuhniana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
5353
7. Akasia/Sogo
8. Petai Cina
Nama Lokal : Akasia/sogo
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Acacia
Spesies : Acacia occured
Nama Lokal : Petai cina
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala
(Lam) de Wit
53
5353
7. Akasia/Sogo
8. Petai Cina
Nama Lokal : Akasia/sogo
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Acacia
Spesies : Acacia occured
Nama Lokal : Petai cina
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala
(Lam) de Wit
53
5353
7. Akasia/Sogo
8. Petai Cina
Nama Lokal : Akasia/sogo
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Acacia
Spesies : Acacia occured
Nama Lokal : Petai cina
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala
(Lam) de Wit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5454
9. Kopi
10. Waru
Nama Lokal : Kopi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta
Nama Lokal : Waru
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
54
5454
9. Kopi
10. Waru
Nama Lokal : Kopi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta
Nama Lokal : Waru
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
54
5454
9. Kopi
10. Waru
Nama Lokal : Kopi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta
Nama Lokal : Waru
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5555
11. Nangka
12. Alpukat
Nama Lokal : Nangka
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus
heterophyllus
Nama Lokal : Alpukat
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
P.Mill
55
5555
11. Nangka
12. Alpukat
Nama Lokal : Nangka
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus
heterophyllus
Nama Lokal : Alpukat
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
P.Mill
55
5555
11. Nangka
12. Alpukat
Nama Lokal : Nangka
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus
heterophyllus
Nama Lokal : Alpukat
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
P.Mill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5656
B. Dominasi Vegetasi Jenis Tegakan Setiap Ketinggian Tempat Di Hutan
Lereng Gunung Andong
Data mengenai dominasi vegetasi jenis tegakan pada setiap ketinggian
diperoleh dengan cara menghitung jumlah masing-masing jenis tegakan pada
sampel yang diambil di setiap ketinggian tempat yang sebelumnya telah
ditentukan berdasarkan hasil observasi. Setelah melakukan observasi dengan
melihat keadaan vegetasi secara keseluruhan, peneliti menentukan panjang
interval ketinggian tempat antar plot satu dengan yang lainnya adalah sebesar 40
mdpl. Selain itu dari hasil observasi, peneliti juga memutuskan untuk
menghentikan pengambilan sampel pada ketinggian 1668 mdpl, dikarenakan batas
vegetasi tegakan terletak pada titik ketinggian 1668 mdpl. Sehingga pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan pada range ketinggian 1342 mdpl – 1668
mdpl.
Dominasi merupakan penguasaan dari satu jenis terhadap jenis lain, jadi
analisa dominasi vegetasi dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah dan
kerapatan masing-masing jenis vegetasi tegakan pada setiap plot. Suatu jenis
tegakan dikatakan mendominasi apabila memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan jenis tegakan lainnya. Selain itu jika dilihat dari nilai
kerapatan dan presentase kerapatan relatifnya, suatu jenis tegakan dikatakan
mendominasi apabila memiliki nilai kerapatan dan persentase relatif yang lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai kerapatan dan persentase kerapatan relatif
jenis tegakan lainnya. Hasil penghitungan jumlah, nilai kerapatan, dan persentase
kerapatan relatif tiap jenis tegakan tiap plot dapat dilihat pada tabel 4.3 – 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5757
Tabel 4.3 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 1
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1342 mdpl
1 (2 m x 2 m)
Puspa Schima wallichii 3 0.75 25%Cemara Casuarina junghuhniana 7 1.75 58.33%Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit 2 0.5 16.67%
Jumlah 12 3 100%
2 (4 m x 4 m)
Puspa Schima wallichii 3 0.375 20%Cemara Casuarina junghuhniana 9 1.125 60.00%Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit 2 0.25 13.33%
Kopi Coffea robusta 1 0.125 6.67%Jumlah 15 1.875 100%
Penambahan jenis tegakan baru antar petak : Kopi (1) : 6.67%Penambahan jenis tegakan baru antar petak kurang dari 10 %, sehingga pengambilan sampel petak 3tidak dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5858
Tabel 4.4 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 2
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1367mdpl
1 (2 m x 2 m)
Puspa Schima wallichii 14 3.5 82.35%Manis jangan Cinnamomum verum 1 0.25 5.88%Sogo/akasia Acacia occured 1 0.25 5.88%Cemara Casuarina junghuhniana 1 0.25 5.88%
Jumlah 17 4.25 100%
2 (4 m x 4 m)
Puspa Schima wallichii 16 2 69.56%Manis jangan Cinnamomum verum 1 0.125 4.35%Sogo/akasia Acacia occured 2 0.25 8.70%Cemara Casuarina junghuhniana 1 0.125 4.35%Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de
Wit1 0.125 4.35%
Kaliandra Calliandra calothyrsus 2 0.25 8.70%
Jumlah 23 2.875 100.01%Penambahan jenis tegakan baru antar petak : Petai cina (1) : 4.35 % dan Kaliandra (2) : 8.7 %Penambahan jenis tegakan baru masing-masing jenis antar petak kurang dari 10 %, sehinggapengambilan sampel petak 3 tidak dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5959
Tabel 4.5 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 3
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1382mdpl
1 (2 m x 2 m)
Kaliandra Calliandra calothyrsus 35 8.75 92.11%Waru Hibiscus tiliaceus 1 0.25 2.63%Puspa Schima wallichii 1 0.25 2.63%Manis jangan Cinnamomum verum 1 0.25 2.63%
Jumlah 38 9.5 100%
2 (4 m x 4 m)
Kaliandra Calliandra calothyrsus 106 13.25 93.81%Waru Hibiscus tiliaceus 1 0.125 0.88%Puspa Schima wallichii 5 0.625 4.42%Manis jangan Cinnamomum verum 1 0.125 0.88%
Jumlah 113 14.125 100%Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak, sehingga pengambilan sampel petak 3 tidakdilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6060
Tabel 4.6 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 4
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1422 mdpl
1 (2 m x 2 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.75 100.00%
Jumlah 3 0.75 100.00%
2 (4 m x 4 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 4 0.5 80.00%Albasia Albazia falcataria 1 0.125 20.00%
Jumlah 5 0.625 100.00%
Penambahan jenis tegakan baru antar petak : Albasia (1) : 20 %Penambahan jenis tegakan baru antar petak lebih dari 10 %, perlu dilakukan pengambilan sampel dipetak 3
3 (8 m x 8 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 5 0.3125 83.33%Albasia Albazia falcataria 1 0.0625 16.67%
Jumlah 6 0.375 100.00%
Tidak ada pembahan jenis tegakan baru antar petak, sehingga pengambilan sampel petak 4 tidakdilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6161
Tabel 4.7 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 5
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1462 mdpl
1 (2 m x 2 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.75 100.00%
Jumlah 3 0.75 100.00%
2 (4 m x 4 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 4 0.5 100.00%
Jumlah 4 0.5 100.00%
Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak , sehingga pengambilan sampel petak 3 tidakdilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6262
Tabel 4.8 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 6
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1502 mdpl
1 (2 m x 2 m)
Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 1 0.25 50.00%Sogo/akasia Acacia occured 1 0.25 50.00%
Jumlah 2 0.5 100.00%
2 (4 m x 4 m)
Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 2 0.25 66.67%Sogo/akasia Acacia occured 1 0.125 33.33%
Jumlah 3 0.375 100.00%
Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak.
3 (8 m x 8 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.1875 75.00%Sogo/akasia Acacia occured 1 0.0625 25.00%
Jumlah 4 0.25 100.00%Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar , sehingga pengambilan sampel petak 4 tidakdilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6363
Tabel 4.9 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 7
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1542 mdpl
1 (2 m x 2 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 2 0.5 100.00%
Jumlah 2 0.5 100.00%
2 (4 m x 4 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.375 100.00%
Jumlah 3 0.375 100.00%Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak, sehingga pengambilan sampel petak 3 tidak
dilakukan.
Tabel 4.10 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 8
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1582 mdpl
1 (2 m x 2 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.75 100.00%
Jumlah 3 0.75 100.00%
2 ( 4 m x 4 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 4 0.5 100.00%
Jumlah 4 0.5 100.00%Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak , sehingga pengambilan sampel petak 3 tidak
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6464
Tabel 4.11 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 9
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1622 mdpl
1 (2 m x 2 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 2 0.5 100.00%
Jumlah 2 0.5 100.00%
2 (4 m x 4 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.375 75.00%Puspa Schima wallichii 1 0.125 25.00%
Jumlah 4 0.5 100.00%
Penambahan jenis tegakan baru antar petak: Puspa (1) : 25 %Penambahan jenis tegakan baru lebih dari 10 %, perlu dilakukan pengambilan sampel di petak 3
3 (8 m x 8 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 5 0.3125 83.33%Puspa Schima wallichii 1 0.0625 16.67%
Jumlah 6 0.375 100.00%Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak , sehingga pengambilan sampel petak 4 tidakdilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6565
Tabel 4.12 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif Tiap Jenis Tegakan Plot 10
Altitude PetakNama
Jumlah KerapatanKerapatan
RelatifLokal Ilmiah
1668 mdpl
1 (2 m x 2 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 0.75 100.00%
Jumlah 3 0.75 100.00%
2 (4 m x 4 m)Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 4 0.5 100.00%
Jumlah 4 0.5 100.00%Tidak ada penambahan jenis tegakan baru antar petak , sehingga pengambilan sampel petak 3 tidak
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
6666
Berdasarkan hasil penghitungan jumlah, nilai kerapatan, dan persentase
kerapatan relatif tiap jenis tegakan dalam masing-masing plot, diperoleh data
bahwa kerapatan relatif setiap vegetasi dalam setiap plot berbeda-beda. Terlihat
dari data yang telah dihitung bahwa :
1. Pada plot pertama urutan kerapatan vegetasi mulai dari tertinggi sampai
terendah adalah Casuarina junghuhniana sebesar 60%, Schima wallichii
sebesar 20%, Leucaena leucocephala (Lam) de Wit sebesar 13.33%, dan
Coffea robusta sebesar 6.67%.
2. Pada plot kedua urutan kerapatan vegetasi mulai dari yang tertinggi sampai
yang terendah adalah Schima wallichii sebesar 69.56%, kemudian diikuti
Calliandra calothyrsus dan Acacia occured dengan nilai kerapatan yang
sama yaitu sebesar 8.70%, dan selanjutnya diikuti Leucaena leucocephala
(Lam) de Wit, Casuarina junghuhniana, serta Cinnamomum verum
dengan nilai kerapatan yang sama yaitu sebesar 4.35%.
3. Pada plot ketiga urutan kerapatan vegetasi mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah adalah Calliandra calothyrsus sebesar 93.81%,
Schima wallichii sebesar 4.42%, dan yang terakhir Hibiscus tiliaceus dan
Cinnamomum verum dengan nilai kerapatan yang sama yaitu sebesar
0.88%.
4. Pada plot keempat urutan kerapatan vegetasi mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah adalah Pinus merkusi Jungh & De Vr sebesar
83.33% dan yang terakhir Albazia falcataria sebesar 16.67%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
6767
5. Pada plot kelima hanya ditemukan satu jenis tegakan yaitu Pinus merkusi
Jungh & De Vr sehingga memiliki nilai kerapatan vegetasi sebesar 100%.
6. Pada plot keenam urutan kerapatan vegetasi mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah adalah Pinus merkusi Jungh & De Vr sebesar 75%
dan kemudian yang terakhir Acacia occured dengan nilai kerapatan
vegetasi sebesar 25%.
7. Pada plot ketujuh hanya ditemukan satu jenis tegakan yaitu Pinus merkusi
Jungh & De Vr sehingga memiliki nilai kerapatan vegetasi sebesar 100%.
8. Pada plot kedelapan hanya ditemukan satu jenis tegakan yaitu Pinus
merkusi Jungh & De Vr sehingga memiliki nilai kerapatan vegetasi sebesar
100%.
9. Pada plot kesembilan urutan kerapatan vegetasi mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah adalah Pinus merkusi Jungh & De Vr sebesar
83.33% dan yang terakhir Schima wallichii sebesar 16.67%.
10. Pada plot kesepuluh hanya ditemukan satu jenis tegakan yaitu Pinus
merkusi Jungh & De Vr, sehingga memiliki nilai kerapan vegetasi sebesar
100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6868
Selanjutnya berdasarkan hasil penghitungan, peneliti memperoleh data
mengenai dominasi jenis tegakan pada setiap ketinggian tempat yang dilihat dari
jumlah dan persentase kerapatan relatifnya, seperti pada tabel 4.13 :
Tabel 4.13 Data Dominasi Jenis Tegakan Tiap Petak Dalam Setiap
Ketinggian Dilihat dari Jumlah dan Persentase Kerapatan Relatifnya
Plotke-
Altitude PetakJenis Tegakan yang
MendominasiJumlah Kerapatan
KerapatanRelatif
11342mdpl
1 Cemara Gunung 7 1.75 58.33%2 Cemara Gunung 9 1.125 60.00%
21367mdpl
1 Puspa 14 3.5 82.35%2 Puspa 16 2 69.56%
31382mdpl
1 Kaliandra 35 8.75 92.11%2 Kaliandra 106 13.25 93.81%
41422mdpl
1 Pinus Merkusi 3 0.75 100.00%2 Pinus Merkusi 4 0.5 80.00%3 Pinus Merkusi 5 0.3125 83.33%
51462mdpl
1 Pinus Merkusi 3 0.75 100.00%2 Pinus Merkusi 4 0.5 100.00%
61502mdpl
1Pinus Merkusi dan
Sogo/Akasia1 0.25 50.00%
2 Pinus Merkusi 2 0.25 66.67%3 Pinus Merkusi 3 0.1875 75.00%
71542mdpl
1 Pinus Merkusi 2 0.5 100.00%2 Pinus Merkusi 3 0.375 100.00%
81582mdpl
1 Pinus Merkusi 3 0.75 100.00%2 Pinus Merkusi 4 0.5 100.00%
91622mdpl
1 Pinus Merkusi 2 0.5 100.00%2 Pinus Merkusi 3 0.375 75.00%3 Pinus Merkusi 5 0.3125 83.33%
101668mdpl
1 Pinus Merkusi 3 0.75 100.00%2 Pinus Merkusi 4 0.5 100.00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
6969
Tabel 4.14 Data Dominasi Jenis Tegakan Dalam Setiap Ketinggian
Berdasarkan Jumlah dan Nilai Presentase Kerapatan Relatifnya
No. Altitude Jenis Tegakan Yang Mendominasi
1 1342 mdpl Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana)
2 1367 mdpl Puspa (Schima wallichii)
3 1382 mdpl Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
4 1422 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
5 1462 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
6 1502 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
7 1542 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
8 1582 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
9 1622 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
10 1668 mdpl Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr)
Terbentuknya dominasi vegetasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan yang kemudian akan mempengaruhi pola penyebaran tiap jenis
vegetasi dan selanjutnya secara dominan akan menguasai masing-masing habitat
zonasinya. Setiap jenis vegetasi dapat mendominasi lingkungan habitatnya apabila
lingkungan tempat hidupnya sesuai dengan lingkungan hidup yang dibutuhkan.
Dengan kata lain, setiap jenis vegetasi membutuhkan iklim yang cocok agar
mampu tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
7070
Jika dilihat dari data yang diperoleh, pada setiap ketinggian hutan lereng
gunung Andong memiliki komposisi dominasi vegetasi yang berbeda-beda. Pada
ketinggian 1342 mdpl didominasi oleh tumbuhan Cemara, ketinggian 1367 mdpl
didominasi oleh tumbuhan Puspa, ketinggian 1382 mdpl didominasi oleh
tumbuhan Petir/Kaliandra, dan pada ketinggian 1422 mdpl - 1668 mdpl
didominasi oleh tumbuhan Pinus Merkusi.
Selain itu, jika dilihat berdasarkan tingkat pertumbuhannya, vegetasi
tegakan dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu : tegakan tingkat semai,
pancang, tiang, dan pohon. Dasar teori tersebutlah yang kemudian menjadi alasan
peneliti untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap data dominasi vegetasi
tegakan yang telah diperoleh sebelumnya. Tujuannya adalah agar data dominasi
vegetasi tegakan yang diperoleh tidak hanya terhenti pada jenisnya saja,
melainkan dapat juga mengetahui pada tingkat pertumbuhan yang mana jenis
vegetasi tegakan tersebut mendominasi. Berikut ini adalah hasil analisis data
mengenai dominasi vegetasi tegakan jika dilihat berdasarkan tingkat
pertumbuhannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7171
Tabel 4.15 Data Dominasi Vegetasi Tegakan Dalam Setiap Ketinggian Berdasarkan Tingkat Pertumbuhannya
No. AltitudeJenis Tegakan Yang
Mendominasi
Tingkat Pertumbuhan Vegetasi
TegakanJumlah
Jumlah
Keseluruhan
Tumbuhan
dalam PlotSemai Pancang Tiang Pohon
1 1342 mdpl Casuarina junghuhniana 7 1 - 1 9 15
2 1367 mdpl Schima wallichii 10 5 - 1 16 23
3 1382 mdpl Calliandra calothyrsus 92 14 - - 106 113
4 1422 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 2 3 - 5 6
5 1462 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 3 - 1 4 4
6 1502 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 1 2 - 3 4
7 1542 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - - 3 - 3 3
8 1582 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 3 1 - 4 4
9 1622 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 5 - - 5 6
10 1668 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 1 - - 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7272
Tabel 4.16 Persentase Dominasi Vegetasi Tegakan Dalam Setiap Ketinggian Berdasarkan Tingkat
Pertumbuhannya
No. AltitudeJenis Tegakan Yang
Mendominasi
Tingkat Pertumbuhan Vegetasi TegakanJumlah
Semai Pancang Tiang Pohon
1 1342 mdpl Casuarina junghuhniana 46.67% 6.67% - 6.67% 60%
2 1367 mdpl Schima wallichii 43.49% 21.74% - 4.35% 69.57%
3 1382 mdpl Calliandra calothyrsus 81.42% 12.39% - - 93.81%
4 1422 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 33.33% 50% - 83.33%
5 1462 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 75% - 25% 100%
6 1502 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 25% 50% - 75%
7 1542 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - - 100% - 100%
8 1582 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 75% 25% - 100%
9 1622 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr - 83.33% - - 83.33%
10 1668 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr 75% 25% - - 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7373
Tabel 4.17 Data Dominasi Vegetasi Tegakan dan Tingkat Pertumbuhannya
No. AltitudeJenis Tegakan Yang
Mendominasi
Tingkat Pertumbuhan Vegetasi
TegakanPersentase
1 1342 mdpl Casuarina junghuhniana Semai 46.67%
2 1367 mdpl Schima wallichii Semai 43.49%
3 1382 mdpl Calliandra calothyrsus Semai 81.42%
4 1422 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Tiang 50 %
5 1462 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Pancang 75 %
6 1502 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Tiang 50%
7 1542 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Tiang 100%
8 1582 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Pancang 75%
9 1622 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Pancang 83.33%
10 1668 mdpl Pinus merkusii Jungh & De Vr Semai 75 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
7474
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh data sebagai berikut :
1. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 1, sebanyak 60%
didominasi oleh tumbuhan Casuarina junghuhniana : 46.67% tingkat
semai, 6.67% tingkat pancang, dan 6.67% tingkat pohon. Dapat
disimpulkan bahwa pada plot 1 didominasi oleh tumbuhan Casuarina
junghuhniana pada tingkat pertumbuhan semai.
2. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 2, sebanyak 69.57%
didominasi oleh tumbuhan Schima wallichii : 43.49% tingkat semai,
21.74% tingkat pancang, dan 4.35% tingkat pohon. Dapat disimpulkan
bahwa pada plot 2 didominasi oleh tumbuhan Schima wallichii pada
tingkat pertumbuhan semai.
3. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 3, sebanyak 93.81%
didominasi oleh tumbuhan Calliandra calothyrsus : 81.42% tingkat semai
dan 12.39% tingkat pancang. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 3
didominasi oleh tumbuhan Calliandra calothyrsus pada tingkat
pertumbuhan semai.
4. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 4, sebanyak 83.33%
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr : 33.33% tingkat
pancang dan 50% tingkat tiang. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 4
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat
pertumbuhan tiang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
7575
5. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 5, sebanyak 100%
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr : 75% tingkat
pancang dan 25% tingkat pohon. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 5
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat
pertumbuhan pancang.
6. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 6, sebanyak 75%
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr : 25% tingkat
pancang dan 50% tingkat tiang. dapat disimpulkan bahwa pada plot 6
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat
pertumbuhan tiang.
7. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 7, sebanyak 100%
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr dan seluruhnya
pada tingkat pertimbuhan tiang. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 7
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat
pertumbuhan tiang.
8. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 8, sebanyak 100%
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr : 75% tingkat
pancang dan 25% tingkat tiang. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 8
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat
pertumbuhan pancang.
9. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 9, sebanyak 83.33%
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr Pinus merkusi
Jungh & De Vr dan keseluruhan dari 83.33% tersebut adalah tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
7676
pancang. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 9 didominasi oleh tumbuhan
Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat pertumbuhan pancang.
10. Dari keseluruhan jumlah tegakan yang terdapat di plot 10, sebanyak 100 %
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr : 75% tingkat
semai dan 25% tingkat pancang. Dapat disimpulkan bahwa pada plot 10
didominasi oleh tumbuhan Pinus merkusi Jungh & De Vr pada tingkat
pertumbuhan semai.
Jika dilihat secara keseluruhan, masing-masing plot memiliki perbedaan
komponen penyusun dominasi vegetasi. Baik dilihat dari komposisi jenis
tumbuhannya maupun tingkat pertumbuhan vegetasi yang mendominasi.
Keseluruhan perbedaan yang muncul diakibatkan karena adanya perbedaan
ketinggian tempat dan iklim pada masing-masing plot. Masing-masing plot
memilki karakteristik iklim yang khas bagi tumbuhan tertentu. Hal inilah yang
menyebabkan adanya variasi dominasi vegetasi pada masing-masing plot.
Selanjutnya peneliti melakukan proses identifikasi untuk mengetahui
penyebab terjadinya perubahan komposisi dominasi vegetasi pada setiap
ketinggian dengan cara mengukur iklim pada setiap plot dan melihat karakteristik
masing-masing tumbuhan. Berikut ini adalah data hasil pengukuran iklim pada
setiap plot :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
7777
Tabel 4.18 Data Hasil Pengukuran Iklim Tiap Plot
No
.Altitude
pH
Tanah
Suhu
Tanah
Suhu
Udara
Kelembaban
Udara
Kadar
Air
1 1342 mdpl 7 22 28 45 % 1.1
2 1367 mdpl 7 21 24 60 % 1.6
3 1382 mdpl 7 21 25 61 % 1.8
4 1422 mdpl 7 23 27 62 % 2
5 1462 mdpl 7 23 31 44 % 1.9
6 1502 mdpl 7 23 26 54 % 1.1
7 1542 mdpl 7 21 27 52 % 2
8 1582 mdpl 7 20 29 61 % 1.5
9 1622 mdpl 7 25 23 72 % 1.2
10 1668 mdpl 7 24 23 72 % 1.5
Kondisi tanah secara umum adalah berpasir dan berbatu
Pengambilan data iklim pada masing-masing plot dilakukan pada hari
yang sama namun dalam waktu atau jam yang berbeda, hal inilah yang kemudian
menyebabkan terjadinya sedikit kerancuan pada pengukuran data suhu udara pada
masing-masing ketinggian tempat. Data yang seharusnya yang didapat ialah
semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin rendah suhu udaranya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
7878
Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh data mengenai iklim pada
masing-masing plot. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa masing-masing
plot memiliki karakteristik iklim yang berbeda-beda. Selanjutnya data tersebut
akan dibandingkan dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing
tumbuhan.
Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana) merupakan salah satu spesies
perintis dari lahan gundul seperti lereng berbatu. Ciri-ciri cemara gunung
diantaranya adalah dapat tumbuh dengan cepat dengan tinggi antara 15 m – 25 m,
memiliki diameter batang yang dapat mencapai 65 cm, mampu tumbuh pada
berbagai jenis tanah seperti, tanah vulkanik, tanah berpasir, dan juga dapat
tumbuh pada rentan pH pada skala 2.8–8, dan suhu lingkungan berkisar antara13 - 28 Selain itu, tumbuhan ini dapat tumbuh dengan alami di daerah lereng
gunung yang memiliki ketinggian mulai dari 550 mdpl dampai 3100 mdpl.
Setelah dilakukan pengukuran iklim pada plot 1 dan kemudian
membandingkannya dengan krakteristik habitat yang dimiliki Cemara Gunung.
Keadaan lingkungan pada plot 1 ini merupakan lingkungan dengan iklim yang
ideal bagi Cemara Gunung. Hal inilah yang menyebabkan Cemara Gunung
mampu tumbuh dan mendominasi pada plot 1.
Puspa (Schima wallichiii) merupakan tumbuhan dengan ukuran sedang
sampai besar. Ciri-ciri tumbuhan puspa diantaranya adalah tinggi pohonnya
mencapai 40 m, diameter batang mencapai 80 cm, dapat tumbuh pada lingkungan
yang memiliki suhu mencapai 37 , dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,
iklim, dan habitat. Tumbuhan puspa cenderung tidak memilih-milih kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
7979
tekstur dan kesuburan tanah. Meskipun pada umumnya lebih menyukai daerah
dengan kondisi tanah berdrainase baik. Selain itu, puspa juga dapat tumbuh pada
daerah yang memiliki ketinggian mencapai 3900 mdpl. Keadaan lingkungan pada
plot 2 juga merupakan lingkungan dengan iklim yang ideal bagi tumbuhan Puspa.
Hal inilah yang menyebabkan Puspa mampu tumbuh dan mendominasi pada plot
2.
Petir/Kaliandra (Calliandra calothyrsus) merupakan tumbuhan
leguminosa berupa pohon kecil yang termasuk keluarga Leguminosae. Ciri-ciri
tumbuhan Kaliandra adalah memiliki tinggi mencapai 12 m dengan diameter
batang mencapai 20 cm. tumbuhan Kaliandra dapat tumbuh pada daerah dengan
ketinggian mencapai 1700 mdpl, akan tetapi dapat tumbuh dengan subur pada
daerah dengan ketinggian 250 mdpl sampai 800 mdpl. Tumbuhan ini memerlukan
lingkungan bertemperature 22 - 28 , dapat tumbuh dengan toleransi
temperature lingkungan maksimal mencapai 30 , dan minimum antara 18 -22 . Tumbuhan Kaliandra dapat tumbuh dengan cepat dan rapat pada lahan
terbuka dan miskin unsur hara, dan sering dijadikan sebagai pesaing tumbuhan
gulma. Meskipun pada plot 3 merupakan daerah dengan ketinggian 1382 mdpl
yang bukan merupakan ketinggian yang ideal bagi tumbuhan Kaliandra agar dapat
tumbuh dengan subur, daerah dengan ketinggian 1382 mdpl masih menjadi
toleransi bagi tumbuhan Kaliandra untuk dapat tetap tumbuh dengan baik. Selain
itu jika dilihat dari faktor lain seperti suhu ligkungan, pH, dan kelembaban udara,
keadaan iklim pada plot 3 merupakan lingkungan dengan iklim yang ideal bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
8080
tumbuhan Kaliandra, sehingga pada plot 3 ini tumbuhan kaliandra dapat tumbuh
dan mendominasi.
Pinus merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr) merupakan satu-satunya
jenis pinus yang dapat tumbuh di Indonesia. Ciri-ciri tumbuhan Pinus merkusi
adalah memiliki tinggi mencapai 40 m, dengan diameter batang mencapai 100 cm,
dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tanah berpasir, dan tanah berbatu.
tumbuhan ini dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 200 mdpl – 2000
mdpl, namun dapat tumbuh dengan optimal pada daerah dengan ketinggian 400
mdpl – 1500 mdpl. Sesuai dengan data yang diperoleh di gunung Andong,
tumbuhan Pinus merkusi tumbuh dan mendominasi pada plot 4 – 5 dengan
ketinggian 1422 mdpl – 1668 mdpl.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terjadinya perubahan dominasi
vegetasi pada setiap ketinggian tempat di hutan lereng gunung Andong
merupakan akibat dari adanya perbedaan iklim pada setiap ketinggian tempat.
Selain itu jika dilihat secara keseluruhan, tumbuhan yang ada di sepanjang jalur
pendakian dusun Sawit merupakan tumbuhan komersil. Hal inilah yang kemudian
memunculkan anggapan bahwa kemungkinan besar jenis tumbuhan yang ada
merupakan hasil dari tumbuhan yang telah ditanam sebelumnya. Munculnya
perbedaan komposisi dominasi vegetasi pada masing-masing tempat dapat
disebabkan karena adanya faktor seperti, penentuan jenis tumbuhan yang ingin
ditanam kemungkinan telah disesuaikan karakteristik iklim pada masing-masing
tempat. Sehingga pada akhirnya masing-masing tempat dengan karakteristik iklim
yang berbeda akan memiliki komposisi vegetasi yang berbeda pula. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
8181
semakin memperkuat bahwa terjadinya dominasi pada masing-masing tempat
merupakan akibat dari adanya perbedaan iklim pada masing-masing tempat.
Tumbuhan yang dapat beradaptasilah yang mampu mendominasi.
C. Pola Zonasi Vegetasi Jenis Tegakan Berdasarkan Ketinggian Tempat
yang Terdapat Di Hutan Lereng Gunung Andong Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah
Zonasi merupakan pembentukan zona atau wilayah tumbuh berbagai jenis
tumbuhan tertentu di suatu kawasan yang dapat disebabkan karena adanya
perbedaan iklim antara tempat yang satu dengan yang lainya seperti perbedaan
suhu, kelembaban udara, curah hujan, dan intensitas cahaya. Pembentukan zona
atau wilayah tumbuh dalam suatu kawasan dapat dideskripsikan dari munculnya
perbedaan jenis vegetasi yang mondominasi dalam setiap wilayah. Berdasarkan
hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai dominasi
vegetasi tegakan dalam setiap ketinggian tempat. Data dominasi vegetasi jenis
tegakan tersebut selanjutnya digunakan untuk melihat pola zonasi vegetasi yang
terdapat di sepanjang jalur pendakian Dusun Sawit. Data mengenai zonasi
vegetasi yang ada di sepanjang jalur pendakian Dusun Sawit dapat dilihat pada
tabel 4.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
8282
Tabel 4.19 Pola Zonasi Vegetasi Jenis Tegakan Di Sepanjang Jalur
Pendakian Dusun Sawit
Zona Altitude Zona Tumbuh bagi Tumbuhan
1 1342 mdpl – 1367 mdpl Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana)
2 1367 mdpl - 1382 mdpl Puspa (Schima wallichii)
3 1382 mdpl – 1422 mdpl Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
4 1422 mdpl – 1668 mdplPinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De
Vr)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
8383
Berdasarkan hasil analisis data, pola zonasi vegetasi di gunung Andong
atau khususnya di sepanjang jalur pendakian Dusun Sawit terbagi menjadi 4
bagian. Zona pertama di ketinggian 1342 mdpl – 1367 mdpl merupakan wilayah
tumbuh bagi tumbuhan Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana). Zona kedua
di ketinggian 1367 mdpl – 1382 mdpl merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan
Puspa (Schima wallichii). Zona ketiga di ketinggian 1382 mdpl – 1422 mdpl
merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus.
Zona terakhir di ketinggian 1422 mdpl – 1668 mdpl merupakan zona tumbuh bagi
tumbuhan Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Hasil penelitian dapat diaplikasikan sebagai bahan dalam pembelajaran
Biologi SMA terutama dalam materi Ekologi : Ekosistem, Aliran Energi,
Siklus/Daur Biogeokimia, dan Interaksi Dalam Ekosistem. Berbagai aspek dalam
penelitian ini dapat dijadikan bahan belajar kelas X semester II. Penyajian materi
terkait dengan aspek yang ada dalam penelitian guna meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman siswa mengenai “Komponen Penyusun Ekosistem dan Dominasi
Jenis Tumbuhan Dalam Suatu Ekosistem” dilakukan dengan cara menyusun sub
materi khusus pada Kompetensi Inti 3. Memahami dan menerapkan dan
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat
untuk memecahkan masalah.
Tujuan kegiatan pembelajaran dengan pemberian materi khusus yaitu
siswa diharapkan memperoleh materi pembelajaran yang bersifat kontekstual
melalui penggunaan metode analisis dan pengamatan pada Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan
semua interaksi yang berlangsung di dalamnya dan pada Kompetensi Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan
jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan
hasilnya dalam berbagai bentuk media.
Pemahaman materi Komponen Penyususn Ekosistem dan Dominasi Jenis
Tumbuhan Dalam Suatu Ekosistem terkait dengan penelitian diterapkan dengan
model pengajaran Think Pair Share. Model pembelajaran Think Pair Share
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Pendekatan dengan cara Think Pair Share akan memudahkan guru
dalam mengajak siswa untuk lebih memahami materi, karena metode ini dapat
memberi siswa lebih banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu.
Guru dapat menuntun siswa untuk berkelompok dan mandiri dalam mengetahui
materi-materi pembelajaran. Dengan melakukan pengamatan, siswa dapat dengan
mudah mengetahui komponen penyusun ekosistem dan dominasi jenis tumbuhan
dalam suatu ekosistem. (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir pada
lampiran 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAB VI
PENUTUP
Bab ini merupakan paparan mengenai kesimpulan dan saran kaitannya
dengan hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang diperoleh, dapat ditarik
kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan, yaitu sebagai
berikut :
1. Kawasan Hutan Lereng Gunung Andong khususnya di sepanjang jalur
pendakian Desa Sawit dibentuk oleh 12 jenis tegakan yaitu diataranya :
Puspa (Schima wallichii), Pinus (Pinus merkusi Jungh & De Vr), Manis
Jangan (Cinnamomum verum), Sengon/Albasia (Albazia falcataria), Petir
(Calliandra calothyrsus), Cemara (Casuarina junghuhniana),
Akasia/Sogo (Acacia occured), Petai cina (Leucaena leucocephala (Lam)
de Wit), Kopi (Coffea robusta), Waru (Hibiscus tiliaceus), Nangka
(Artocarpus heterophyllus), dan Alpukat (Persea Americana P.Mill). Jenis
tumbuhan yang mendominasi pada ketinggian 1342 mDpl adalah Cemara
pada tingkat pertumbuhan semai, ketinggian 1367 mDpl didominasi oleh
Puspa pada tingkat pertumbuhan semai, ketinggian 1382 mDpl didominasi
oleh Petir/Kaliandra pada tingkat pertumbuhan semai, dan pada ketinggian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
1422 mDpl - 1668 mDpl didominasi oleh tumbuhan Pinus Merkusi pada
tingkat pertumbuhan semai, pancang, dan tiang.
2. Keanekaragaman dominasi vegetasi tegakan pada setiap ketinggian yang
terdapat di kawasan Hutan Lereng Gunung Andong membentuk suatu pola
zonasi vegetasi tegakan. Zona pertama di ketinggian 1342 mdpl – 1367
mdpl merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan Cemara Gunung
(Casuarina junghuhniana). Zona kedua di ketinggian 1367 mdpl – 1382
mdpl merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan Puspa (Schima
wallichii). Zona ketiga di ketinggian 1382 mdpl – 1422 mdpl merupakan
wilayah tumbuh bagi tumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus. Zona
terakhir di ketinggian 1422 mdpl – 1668 mdpl merupakan zona tumbuh
bagi tumbuhan Pinus Merkusi (Pinus merkusii Jungh & De Vr).
B. Saran
Metode petak atau kuadran pada umumnya dilakukan jika hanya
vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini
dianggap mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi
vegetasi dan dominasi vegetasi suatu kawasan yang diukur. Namun
penggunaan metode ini juga memiliki kelemahan jika digunakan untuk
mengidentifikasi komposisi vegetasi suatu kawasan yang akan diukur.
Metode petak atau kuadran merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam mengidentifikasi komposisi jenis vegetasi dengan cara pengambilan
sampel pada beberapa titik pengamatan. Artinya jika suatu saat terdapat suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
jenis tumbuhan yang terletak di luar kuadran pengamatan maka kemungkinan
besar jenis tumbuhan tersebut akan terabaikan atau tidak akan teridentifikasi
oleh peneliti. Selain itu, jika peneliti ingin mengetahui komposisi vegetasi di
gunung Andong secara keseluruhan sebaiknya pengambilan sampel tidak
hanya pada satu jalur pendakian saja, melainkan sampel harus diambil pada
minimal 5 jalur pendakian yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan agar
sampel yang diambil dapat mewakili keseluruhan jenis vegetasi yang terdapat
di gunung Andong. Sehingga dalam hal ini penulis menyarankan, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan informasi lengkap
mengenai komposisi jenis vegetasi tegakan secara keseluruhan yang terdapat
di Hutan Lereng Gunung Andong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Afandy, N.N. 2010. Sistem Analisis Metode Kuadrat dan Metode Kuarter.
Terkait http://nanang14045.student.umm.ac.id/sistem-analisis-metode-
kuadrat-dan-metode-kuarter. diakses pada tanggal 4 Maret 2014
Campbell, N.A., et all. 2004. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Desmukh, I. 1986. Ecology and Tropical Biology. Diterjemahkan oleh
Kartawinata, Kusuma ; Danimihardja, Sarkat. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Dito, S. 2009. Faktor Penyebab Persebaran Flora dan Fauna. Terkait
http://Ditosarlito.blogspot.com/2009/08/faktor-penyebab-persebarab-
flora.html diakses pada tanggal 8 Agustus 2014
Forester, L. 2012. Zonasi Vegetasi Berdasarkan Ketinggian Tempat. Terkait
http://forester2008.blogspot.com/2012/05/zonasi-vegetasi-berdasarkan-
ketinggian-tempat.html?m=1. diakses pada tanggal 4 Maret 2014
Geonal, B.A.P. Potoh. 2010. Analisis Vegetasi Tingkat Pohon di Hutan Lindung
Gunung Klabat Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara. Terkait
http://geonalpotoh.blogspot.com/2010/12/analisis-vegetasi-tingkat-pohon-
di.html diakses pada tanggal 8 Agustus 2014
Hidayat, R. 2013. Pengertian Jenis Tegakan Pohon. Terkait http://forester-
untad.blogspot.com/2013/05/pengertian-jenis-tegakan-pohon.html?m=1.
diakses pada tanggal 4 Maret 2014
Hardadi, E.E. 2012. Metode Sampling Komunitas. Terkait
http://3gggue.blogspot.com/2012/05/metode-sampling-komunitas.html
diakses pada tanggal 9 Agustus 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Indrawan, M. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Kershaw, K.A. (1973). Quantitative and Dynamic Plant Ecology 2nd ed. New
York: American Elveiser Publ.Co.
Lathyris, R. 2010. Laporan Analisis Vegetasi. terkait
http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/,
diakses pada tanggal 4 maret 2014
Marpaung, B. 2009. Apa dan Bagaimana Mempelajari Analisa Vegetasi. Terkait
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana-
mempelajari-analisa-vegetasi. diakses pada tanggal 4 Maret 2014
Mueller- Dombois, D., & H. Ellenberg. (1974). Aims and Methods of Vegetation
Ecology. New York: John Wiley & Sons.
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan. Sekertariat Negara. Jakarta
Sheil, D. 2004. Mengeksplorasi Keanekaragaman Hayati Lingkungan dan
Pandangan Masyarakat Lokal Mengenai Berbagai Lanskap Hutan. Jakarta
: Center for International Foresty Research.
Sriwidoretno. 2010. Ekologi Tumbuhan. Terkait
http://sriwidoretno.staff.fkip.uns.ac.id/ekologi-tumbuhan/. diakses tanggal
4 Maret 2014
Suhandaeka. 2012. Pengaruh Iklim Terhadap Pembentukan Tanah. Terkait
http://suhandaeka.blogspot.com/2012/03/pengaruh-iklim-terhadap-
pembentukan-tanah.html diakses pada tanggal 9 Agustus 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Wiwinda. 2011. Berbagai Jenis Tanaman. Terkait
http://indepotter.blogspot.com/2011/09/berbagai-jenis-tanaman.html?m=1.
diakses pada tanggal 4 Maret 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 1. Data Jenis Tegakan Tiap Plot Dari Hasil Pengamatan di Lapangan
Altitude : 1342 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Puspa Schima wallichii 1 2 - - 3
2 Cemara Casuarina junghuhniana 5 1 - 1 7
3 Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit 1 1 - - 2
Jumlah 7 4 - 1 12
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Puspa Schima wallichii 1 2 - - 3
2 Cemara Casuarina junghuhniana 7 1 - 1 9
3 Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit 1 1 - - 2
4 Kopi Coffea robusta - 1 - - 1
Jumlah 9 5 - 1 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Altitude : 1367 mdpl
Petak :1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Puspa Schima wallichii 9 4 - 1 14
2 Manis jangan Cinnamomum verum - 1 - - 1
3 Sogo/akasia Acacia occured - 1 - - 1
4 Cemara Casuarina junghuhniana - 1 - - 1
Jumlah 9 7 - 1 17
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Puspa Schima wallichii 10 5 - 1 16
2 Manis jangan Cinnamomum verum - 1 - - 1
3 Sogo/akasia Acacia occured - 2 - - 2
4 Cemara Casuarina junghuhniana - 1 - - 1
5 Petai cina Leucaena leucocephala (Lam) de Wit 1 - - - 1
6 Kaliandra Calliandra calothyrsus - 2 - - 2
Jumlah 11 5 - 1 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Altitude : 1382 mdpl
Petak :1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Kaliandra Calliandra calothyrsus 29 6 - - 35
2 Waru Hibiscus tiliaceus - 1 - - 1
3 Puspa Schima wallichii 1 - - - 1
4 Manis jangan Cinnamomum verum 1 - - - 1
Jumlah 31 7 - - 38
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Kaliandra Calliandra calothyrsus 92 14 - - 106
2 Waru Hibiscus tiliaceus 1 - - - 1
3 Puspa Schima wallichii 5 - - - 5
4 Manis jangan Cinnamomum verum 1 - - - 1
Jumlah 99 14 - - 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Altitude : 1422 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 2 1 - 3
Jumlah - 2 1 - 3
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 2 2 - 4
2 Albasia Albazia falcataria 1 - - - 1
Jumlah 1 2 2 - 5
Petak : 3 (8 m x 8 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 2 3 - 5
2 Albasia Albazia falcataria 1 - - - 1
Jumlah 1 2 3 - 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Altitude : 1462 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 3 - - 3
Jumlah - 3 - - 3
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 3 - 1 4
Jumlah - 3 - 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Altitude : 1502 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - - 1 - 1
2 Sogo/akasia Acacia occured 1 - - - 1
Jumlah 1 - 1 - 2
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - - 2 - 2
2 Sogo/akasia Acacia occured - 1 - - 1
Jumlah - 1 2 - 3
Petak : 3 (8 m x 8 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 1 2 - 3
2 Sogo/akasia Acacia occured - 1 - - 1
Jumlah - 1 2 - 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Altitude : 1542 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - - 2 - 2
Jumlah - - 2 - 2
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - - 3 - 3
Jumlah - - 3 - 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Altitude : 1582 mdpl
Petak 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 2 1 - 3
Jumlah - 2 1 - 3
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 3 1 - 4
Jumlah - 3 1 - 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Altitude : 1622 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 2 - - 2
Jumlah - 2 - - 2
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 3 - - 3
2 Puspa Schima wallichii 1 - - - 1
Jumlah 1 3 - - 4
Petak : 3 (8 m x 8 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr - 5 - - 5
2 Puspa Schima wallichii 1 - - - 1
Jumlah 1 5 - - 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Altitude : 1668 mdpl
Petak : 1 (2 m x 2 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 - - - 3
Jumlah 3 - - - 3
Petak : 2 (4 m x 4 m)
NoNama Jumlah
Jumlah totalLokal Ilmiah Semai Pancang Tiang Pohon
1 Pinus Merkusi Pinus merkusii Jungh & De Vr 3 1 - - 4
Jumlah 3 1 - - 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2. Data Foto Hasil Pengamatan Tiap Petak
Altitude : 1342 mdpl
Petak 1
Petak 2
102
Lampiran 2. Data Foto Hasil Pengamatan Tiap Petak
Altitude : 1342 mdpl
Petak 1
Petak 2
102
Lampiran 2. Data Foto Hasil Pengamatan Tiap Petak
Altitude : 1342 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Altitude : 1367 mdpl
Petak 1
Petak 2
103
Altitude : 1367 mdpl
Petak 1
Petak 2
103
Altitude : 1367 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Altitude : 1382 mdpl
Petak 1
Petak 2
104
Altitude : 1382 mdpl
Petak 1
Petak 2
104
Altitude : 1382 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Altitude : 1422 mdpl
Petak 1
Petak 2
105
Altitude : 1422 mdpl
Petak 1
Petak 2
105
Altitude : 1422 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Petak 3
106
Petak 3
106
Petak 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Altitude : 1462 mdpl
Petak 1
Petak 2
107
Altitude : 1462 mdpl
Petak 1
Petak 2
107
Altitude : 1462 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Petak 3
108
Petak 3
108
Petak 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Altitude : 1502 mdpl
Petak 1
Petak 2
109
Altitude : 1502 mdpl
Petak 1
Petak 2
109
Altitude : 1502 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Petak 3
110
Petak 3
110
Petak 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Altitude : 1542 mdpl
Petak 1
Petak 2
111
Altitude : 1542 mdpl
Petak 1
Petak 2
111
Altitude : 1542 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Altitude : 1582 mdpl
Petak 1
Petak 2
112
Altitude : 1582 mdpl
Petak 1
Petak 2
112
Altitude : 1582 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Altitude : 1622 mdpl
Petak 1
Petak 2
113
Altitude : 1622 mdpl
Petak 1
Petak 2
113
Altitude : 1622 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Petak 3
114
Petak 3
114
Petak 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Altitude : 1668 mdpl
Petak 1
Petak 2
115
Altitude : 1668 mdpl
Petak 1
Petak 2
115
Altitude : 1668 mdpl
Petak 1
Petak 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 3. Silabus
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/ Pelajaran : X
Semester : Genap
Kompetensi Inti :
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai) santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraktif secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagi cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) dengan
mengembangkan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuwan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
9. Ekologi: ekosistem, aliran energi, siklus/daur biogeokimia, dan interaksi dalam ekosistem
1.1 Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman hayati,
ekosistem dan
lingkungan hidup.
Ekologi
•Komponen
ekosistem
•Aliran energi
Mengamati
Mengamati ekosistem dan
komponen yang menyusunnya
Mengamati video terbentuknya
hujan dari proses penguapan.
Tugas
Melakukan
penanaman
pohon di
lingkungan
sekitar sekolah
4
minggu
x 4 JP
Alam sekitar
Gambar/mo
del
ekosistem
Charta daur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
1.2 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan mengamati
bioproses
1.3 Peka dan peduli terhadap
permasalahan
lingkungan hidup,
menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data
dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi
•Daur
biogeokimia.
•Interaksi dalam
ekosistem
Menanya
Apa saja komponen ekosistem
dan bagaimana hubungan antar
komponen?
Bagaimana terjadi aliran energi di
alam?
Siklus apa yang berlangsung di
alam untuk menjaga
keseimbangan?
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
ekosistem di lingkungan
Membuat
poster tentang
pelestarian
lingkungan
(Penghijauan,
penghematan
energy, air,
pengelolaan
sampah, dll)
Observasi
-
Portofolio
-
Tes
Pemahaman
biogeokimia
Alat-alat
yang sesuai
dengan
kegiatan
yang
dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
dan eksperimen, berani
dan santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
2.2Peduli terhadap
sekitarnya dan mengidentifikasi
komponen-komponen yang
menyusun ekosistem
Menganalisi hubungan antara
komponen biotik dan abiotik serta
hubungan antara biotik dan biotik
dalam ekosisten tersebut dan
mengaitkannya dengan
ketidakseimbangan lingkungan
Mendiskusikan kemungkinan
yang dilakukan berkaitan dengan
pemulihan ketidak seimbangan
lingkungan
Mengamati adanya interaksi
dalam ekosistem dan aliran
energy
Mendiskusikan daur biogeokimia
menggunakan baga/chaerta
tentang
berbagai
istilah baru
dalam
ekosistem
Pemahaman
tentang
komponen
ekosistem,
interaksi,
aliran energi,
dan siklus
biogeokimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
3.9Menganalisis
informasi/data dari
berbagai sumber tentang
ekosistem dan semua
interaksi yang
berlangsung didalamnya.
4.9Mendesain bagan tentang
interaksi antar komponen
Mendiskusikan
ketidakseimbangan lingkungan
dan memprediksi kemungkinan
proses yang tidak seimbang
Mengasosiasikan
Mendiskusikan data berbagai
komponen ekosistem dan
mengaitkannya dengan
keseimbangan ekosistem yang
ada
Mendiskusikan dan
menyimpulkan bahwa di alam
terjadi keseimbangan antara
komponen dan proses
biogeokimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
ekosistem dan jejaring
makanan yang
berlangsung dalam
ekosistem dan
menyajikan hasilnya
dalam berbagai bentuk
media.
Menyimpulkan bahwa di alam
jika terjadi ketidak seimbangan
komponen ekosistem harus
dilakukan upaya rehabilitasi agar
keseimbangan proses bisa
berlangsung
Mengkomunikasikan
Menjelaskan secara lisan
komponen ekosistem, proses
biogeokimia, ketidak seimbangan
ekosistem dan aliran energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/semester : X / 2
Materi Pokok : Ekologi: ekosistem, aliran energi, siklus/daur
biogeokimia, dan interaksi dalam ekosistem
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.3 Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati,
ekosistem dan
lingkungan hidup.
1.3.1 Kreatif dalam mencari alternatif
upaya-upaya pelestarian
lingkungan.
1.3.2 Menyikapi keberagaman sebagai
bentuk sikap menghargai sesama
2. 2.1 Berperilaku ilmiah:
teliti, tekun, jujur
terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam
observasi dan
eksperimen, berani dan
santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium
2.1.1 Jujur, teliti, dan disiplin dalam
melaporkan hasil pengamatan
2.1.2 Bekerjasama dalam melakukan
pengamatan dan percobaan baik
di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
2.1.3 Aktif, santun, dan bertanggung
jawab dalam berargumentasi dan
mengajukan pertanyaan di setiap
kegiatan dikusi
2.1.4 Kritis terhadap fenomena
ketidakseimbangan lingkungan
dan memprediksi kemungkinan
proses yang tidak seimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
maupun di luar
kelas/laboratorium
3. 3.2 Menganalisis
informasi/data dari
berbagai sumber
tentang ekosistem dan
semua interaksi yang
berlangsung
didalamnya.
3.2.1 Menjelaskan pengertian ekologi
3.2.2 Menyebutkan perbedaan
penggunaan istilah habitat, nisia,
populasi, komunitas, faktor
biotik, dan faktor abiotik
3.2.3 Menjelaskan perbedaan individu,
populasi, dan komunitas dalam
suatu lingkungan
3.2.4 Menjelaskan berbagai interaksi
yang terjadi di dalam suatu
ekosistem
3.2.5 Menjelaskan dan
menghubungkan pengertian
rantai makanan, jaring-jaring
makanan, piramida ekologi,
siklus materi, dan daur energi
4. 4.9 Mendesain bagan
tentang interaksi antar
komponen ekosistem
dan jejaring makanan
yang berlangsung dalam
ekosistem dan
menyajikan hasilnya
dalam berbagai bentuk
media.
4.9.1 Menggambarkan bagan/skema
daur biogeokimia
4.9.2 Mempresentasikan macam-
macam kegiatan manusia yang
mempengaruhi kelestarian
lingkungan
4.9.3 Mempresentasikan upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk
melestarikan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
B. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan 1 : setelah melakukan kegiatan pembelajaran, pengamatan dan
diskusi kelompok, diharapkan siswa dapat :
Memahami pengertian ekologi
Menyebutkan perbedaan penggunaan istilah habitat, nisia,
populasi, komunitas, faktor biotik, dan faktor abiotik
Menjelaskan perbedaan individu, populasi, dan komunitas dalam
suatu lingkungan
Menghitung kepadatan populasi di sualu lingkungan
Menggambarkan penyebaran populasi dan menghitung dominasi
tumbuhan di suatu lingkungan
Menjelaskan berbagai interaksi yang terjadi di dalam suatu
ekosistem
Menjelaskan dan menghubungkan pengertian rantai makanan,
jaring-jaring makanan, piramida ekologi, siklus materi, dan daur
energi
Menunjukan sikap jujur, teliti, dan disiplin dalam membuat dan
mengumpulkan laporan hasil pengamatan
Menunjukan sikap aktif bekerjasama dalam kelompok, santun dan
tanggung jawab dalam berargumentasi atau mengajukan pendapat
2. Pertemuan 2 : setelah melakukan kegiatan presentasi dan tanya jawab,
diharapkan siswa dapat :
Menggambarkan bagan/skema daur biogeokimia
Menyajikan data mengenai macam-macam kegiatan manusia yang
mempengaruhi kelestarian lingkungan dan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk melestarikan lingkungan
Menunjukan sikap kritis terhadap fenomena ketidakseimbangan
lingkungan dan memprediksi kemungkinan proses yang tidak
seimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Menunjukan sikap aktif bekerjasama dalam kelompok, santun dan
tanggung jawab dalam berargumentasi atau mengajukan pendapat
C. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan 1 :
Pengertian ekologi sebagai ilmu
Ekosistem dan komponen penyusunnya
Pengelompokan komponen biotik berdasarkan fungsinya
Tingkat organisasi komponen biotik dalam ekosistem
Berbagai interaksi dalam ekosistem
Rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi
Aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem
2. Pertemuan 2 :
Daur biogeokimia
Macam-macam kegiatan manusia yang mempengaruhi kelestarian
lingkungan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
melestarikan lingkungan
D. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran Think Pair
Share.
E. Sumber Belajar
Buku paket biologi kelas X
Handout
F. Media Pembelajaran
1. Media
Laptop
LCD projector
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Power point ekologi
2. Alat dan bahan
Lembar Kerja Siswa
Gambar/model ekosistem
Charta daur biogeokimia
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1:
Pendahuluan: 10 menit
Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa dan mengecek
kehadiran siswa.
Guru memberi apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa
mengenai konsep ekologi
Guru menampilkan sebuah gambar tentang ekosistem
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti: 65 menit
Diskusi mengenai konsep ekologi dan penyusun ekosistem
Siswa bersama guru mendiskusikan mengenai ekologi dan
komponen penyusun ekosistem (menanya)
Guru membagi siswa dalam kelompok.
Guru membagikan lembar kerja siswa
Masing - masing kelompok melakukan pengamatan terhadap suatu
ekosistem melalui penggunaan metode kuadran (mengamati)
Siswa dalam kelompok mencoba mengidentifikasi masing-masing
komponen dalam suatu ekosistem yang diamati (mengumpulkan
data)
Siswa bersama guru mendiskusikan komponen penyusun
ekosistem berdasarkan hasil pengamatan (mengkomunikasikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Siswa bersama guru mendiskusikan interaksi yang terjadi di dalam
suatu ekosistem berdasarkan hasil pengamatan
(mengkomunikasikan)
Guru memberikan post test
Siswa melakukan studi pustaka, membaca dari sumber yang
relevan, serta melihat kondisi lingkungan sekitar untuk
menemukan tentang daur biogeokimia, macam-macam kegiatan
manusia yang mempengaruhi kelestarian lingkungan dan upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan
(mengasosiasikan)
Kegiatan penutup : 15 menit
Guru memberikan penegasan tentang pengertian ekologi,
penyusun ekosistem, dan interaksi yang terjadi di dalam suatu
ekosistem
Siswa mengumpulkan lembar jawaban LKS.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Guru memberikan tugas pekerjaan rumah.
Guru memberitahu materi berikutnya.
2. Pertemuan 2
Pendahuluan: 10 menit
Guru membuka kegiatan belajar dengan doa dan mengecek
kehadiran siswa
Mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai pelajaran yang
disampaikan pada pertemuan sebelumnya
Guru menanyakan kesiapan presentasi setiap kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kegiatan inti : 65 menit
Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mengenai bagan/skema daur biogeokimia, macam-macam
kegiatan manusia yang mempengaruhi kelestarian lingkungan dan
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan,
serta poster tentang kelestarian lingkungan (mengkomunikasikan)
Siswa bersama guru mendiskusikan materi mengenai daur
biogeokimia (mengasosiasikan)
Kegiatan Penutup : 15 menit
Melakukan klarifikasi terhadap hasil presentasi tiap kelompok.
Menyimpulkan hasil belajar
H. Penilaian
1. Jenis / Teknik Penilaian
- Tes tertulis
- Lembar Penilaian Sikap
- Lembar penilaian diskusi
- Lembar penilaian kerja
- Lembar penilaian hasil laporan
2. Penilaian Produk
- Instrument penilain sikap sosial
- Instrument penilaian keterampilan percobaan
- Instrument penilaian diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1.1 Sikap Sosial
No Nama siswa Aspek yang dinilai Total1 2 3 4 5 6
123456789Keterangan :
1. Disiplin2. Kerjasama3. Kejujuran4. Aktif5. Tanggung jawab6. Kritis
RUBRIK PENILAIAN SIKAP SOSIAL
SKOR
INDIKATOR
1 jika peserta didik tidak konsisten memperlihatkan perilaku yang terteradalam indikator
2 jika peserta didik belum konsisten memperlihatkan perilaku yang terteradalam indikator, tetapi belum konsisten
3 jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang terteradalam indikator
4 jika peserta didik sudah konsisten memperlihatkan perilaku yang terteradalam indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
FORMAT PENILAIAN
Nilai :
Jumlah Skor X 100% =
24
1.2 Diskusi
No Nama siswa Aspek yang dinilai Total1 2 3 4 5
12345678910
Keterangan: Rentang nilai: 1-41. Disiplin2. Kerjasama3. Aktif4. Ingin tahu5. Santun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
RUBRIK PENILAIAN DISKUSI
KRITERIA SKOR INDIKATOR
Disiplin 4 Sangat disiplin
3 Displin
2 Kurang disiplin
1 Tidak disiplin
Kerja sama 4 Sangat bekerja sama
3 Bekerja sama
2 Kurang bekerja sama
1 Tidak bekerja sama
Aktif 4 Sangat aktif
3 Aktif
2 Kurang aktif
1 Tidak aktif
Ingin tahu 4 Sangat ingin tahu
3 Ingin tahu
2 Kurang Ingin tahu
1 Tidak ingin tahu
Santun 4 Sangat santun
3 Santun
2 Kurang santun
1 Tidak santun
Total skor: jumlah skor tiap aspek yang dinilaiSkor maksimal: 20Batas ketuntasan ditetapkan 75%= 75% x 20 = 15 < 14 : belum tuntas 15-20 : tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
1.3 Keterampilan Presentasi
No Nama siswa Aspek yang dinilai Total1 2 3 4
1234567891011121314151617181920
Keterangan:
1. Materi presentasi : 60 poin2. Peran dalam presentasi : 20 poin3. Ketepatan waktu : 10 poin4. Keaktifan : 10 poin
1.4 Kriteria Penilaian Laporan
1. Sistematika laporan : 10 poin2. Isi laporan : 90 poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
1.5 Soal post test
No Butir Soal Jawaban Poin
1 Jelaskan apa yangdimaksud denganindividu danpopulasi? Berikanmasing-masingcontohnya!
Individu adalah makhluk hidup tunggal.Contohnya sebuah tanaman atau seekorhewan dalam suatu spesies tertentu.
Populasi adalah sekumpulan individu darispesies yang sama dalam suatu waktu dandaerah tertentu. Contohnya populasi pohonrambutan di taman sekolah
30
2 Jelaskan perbedaanantara komunitasdan ekosistem!
Komunitas adalah kumpulan dari berbagaipopulasi yang saling berinteraksi pada suatudaerah tertentu, tanpa adanya interaksi faktorabiotik.
Ekosistem adalah kumpulan dari berbagaikomunitas beserta lingkungan abiotiknyadan mempunyai cirri khas tersendiri.
30
3 Jelaskan faktor-faktor apa saja yangdapatmempengaruhikepadatan populasi!
1. Natalitas merupakan kelahiran sejumlahindividu, menyebabkan bertambahnyajumlah populasi
2. Mortalitas merupakan kematiansejumlah individu yang menyebabkanberkurangnya jumlah populasi
3. Migrasi merupakan proses perpindahansuatu individu. Imigrasi menyebabkanbertambahnya jumlah populasi danemigrasi menyebabkan berkurangnyapopulasi.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Rubrik Penilaian Soal Post Test
4 Sebutkan tipe-tipeatau polapenyebaran individudalam populasi yangmungkin dapatterjadi dalam suatuinteraksi!
Penyebaran teratur atau seragam
Penyebaran secara acak atau random
Penyebaran berkelompok
10
No Butir Soal Rubrik Penilaian Poin
1 Jelaskan apa yangdimaksud denganindividu danpopulasi? Berikanmasing-masingcontohnya!
Mampu menjelaskan konsepmengenai individu (10)
Mampu menjelaskan konsepmengenai populasi (10)
Menyebutkan contoh dari individu (5) Menyebutkan contoh dari populasi (5)
30
2 Jelaskan perbedaanantara komunitasdan ekosistem!
Mampu menjelaskan konsepmengenai komunitas (15)
Mampu menjelaskan konsepmengenai ekosistem (15)
30
3 Jelaskan faktor-faktor apa saja yangdapatmempengaruhikepadatan populasi!
Mampu menyebutkan faktor-faktoryang mempengaruhi kepadatanpopulasi : Natalitas (3) Mortalitas (3) Migrasi (3)
Mampu menjelaskan masing-masingfaktor yang mempengaruhi kepadatanpopulasi : Menjelaskan konsep mengenai
natalitas (7) Menjelaskan konsep mengenai
mortalitas (7) Menjelaskan konsep mengenai
migrasi (7)
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
4 Sebutkan tipe-tipeatau polapenyebaranindividu dalampopulasi yangmungkin dapatterjadi dalam suatuinteraksi!
Mampu menyebutkan masing-masingtipe penyebaran individu: Teratur atau seragam (3) Acak atau random (3) Berkelompok (3)
Jika semua jawaban benar, poinditambah 1 menjadi 10 poin
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LEMBAR KERJA SISWA 1
ORGANISASI KEHIDUPAN DALAM EKOSISTEM
A. TUJUAN
Siswa mampu :
1. Membedakan individu, populasi, dan komunitas dalam suatu
lingkungan
2. Menghitung kepadatan populasi
3. Menggambarkan distribusi penyebaran populasi
4. Menghitung dominasi suatu tumbuhan
B. DASAR TEORI
Ekosistem merupakan kumpulan dari berbagai macam populasi yang
berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Baik interaksi dengan komponen
biotiknya maupun dengan komponen abiotiknya. Di dalam ekosistem,
organisasi kehidupan berlangsung dengan sangat kompleks. Antar populasi
terdapat suatu hubungan simbiosis, siklus energi, dan materi. Siklus energi
terjadi melalui suatu peristiwa makan dan dimakan yang kemudian
membentuk suatu rantai makanan. Bahkan terdapat siklus energi yang lebih
luas dan rumit seperti dalam suatu jaring-jaring makanan. Di dalam
ekosistem, hubungan antar organisme biotiknya tidak dapat terlepas dari
faktor abiotiknya.
C. ALAT DAN BAHAN :
1. Patok
2. Tali rafia
3. Meteran
4. Halaman kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
D. LANGKAH KERJA :
1. Buatlah sebuah kuadran 1m X 1m sebagai obyek pengamatan dengan
bantuan patok dan tali rafia.
2. Amati setiap jenis tumbuhan yang ada di dalam kuadran tersebut (jika
tidak tahu nama jenis tumbuhan silahkan diberi kode huruf dan digambar
atau difoto)
3. Setelah melakukan pengamatan, kemudian jawablah pertanyaan di bawah
ini :
a. Berdasarkan hasil pengamatan, manakah yang disebut individu,
populasi, dan komunitas? Apakah perbedaan dari individu,
populasi, dan komunitas?
b. Bagaimanakah gambaran kepadatan populasi (jumlah individu
setiap populasi) pada kuadran yang kalian amati?
c. Jenis tumbuhan apa yang paling dominan?
d. Jika terdapat variasi umur, gambarkan bagaimana variasi
umur/tingkat pertumbuhan yang terjadi pada setiap populasi?
e. Bagaimanakah gambaran dari distribusi penyebaran untuk setiap
populasi yang kalian amati?
f. Berdasarkan hasil pengamatan, jenis tumbuhan apa yang
mendominasi? Jelaskan mengapa dapat terbentuk suatu
dominasi?(cara penghitungan dominasi dapat dilihat pada
handout)
4. Apa yang dapat kalian simpulkan dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
E. HASIL PENGAMATAN
Lokasi pengamatan: ............................................
No Jenis TumbuhanAspek Pengamatan
Jumlah Variasi Umur
1
2
3
4
5
F. KESIMPULAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
MATERI TERKAIT KEGIATAN PRAKTIKUM I
ORGANISASI KEHIDUPAN DALAM EKOSISTEM
Interaksi antar sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dan tak
hidup di suatu tempat melahir suatu kondisi yang disebut ekosistem. Cabang
biologi yang secara khusus mempelajari interaksi tersebut dimnamakan ekologi.
Para ahli ekologi biasanya mempelajari makhluk hidup melalui enam
jenjang(tingkat) kehidupan yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
1. Individu yang merupakan makhluk hidup tunggal
2. Populasi yang merupakan sekumpulan individu dari spesies yang sama
dalam suatu kurun waktu dan daerah tertentu
3. Komunitas yang merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang salaing
berinteraksi pada suatu daerah tertentu, tanpa adanya interaksi dari dari
faktor abiotik
4. Ekosistem yang merupakan suatu sistem yang terdiri atas komunitas
beserta lingkungan abiotiknya dan mempunyai ciri khas tersendiri
5. Bioma yang merupakan kumpulan dari berbagai ekosistem yang terdapat
dalam wilayah geografis yang sama dengan iklim dan kondisi yang sama
6. Biosfer yang merupakan tempat hidup semua makhluk hidup di bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Ekosistem tersusun atas 2 komponen utama, yaitu lingkungan abiotik dan
lingkungan biotik.
1. Lingkungan Abiotik (lingkungan fisik)
a. Air
b. Udara
c. Suhu
d. Cahaya
e. Tanah
f. Garam-garam mineral
2. Lingkungan Biotik (lingkungan hayati)
Lingkungan biotik meliputi hewan (termasuk manusia), tumbuhan, dan
mikrob. Mereka antara lain berfungsi sebagai produsen, konsumen,
dan decomposer.
a. Produsen yang merupakan makhluk hidup penghasil senyawa
organik yang kebanyakan terdiri atas tumbuh-tumbuhan hijau.
Melalui proses fotosintesis makhluk hidup tersebut menyerap dan
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
b. Konsumen yang merupakan kelompok makhluk hidup yang tidak
dapat mensintesa makanan sendiri. Kebutuhan akan zat
makanannya secara langsung atau tidak langsung bergantung pada
tumbuhan hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
c. Dekomposer yang merupakan kelompok mikrob yang bertugas
menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang
selanjutnya dikembalikan lagi ke ekosistem sehingga dapat
digunakan kembali oleh produsen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi adalah sebagai
berikut :
1. Natalitas merupakan kelahiran sejumlah individu, menyebabkan
bertambahnya jumlah populasi
2. Mortalitas merupakan kematian sejumlah individu yang
menyebabkan berkurangnya jumlah populasi
3. Migrasi merupakan proses perpindahan suatu individu. Imigrasi
menyebabkan bertambahnya jumlah populasi dan emigrasi
menyebabkan berkurangnya populasi.
Berbagai interaksi antar individu dalam populasi terjadi sehingga
membentuk suatu pola penyebaran. Tipe-tipe pola penyebaran individu yang
dapat terjadi dalam suatu interaksi adalah sebagai berikut :
1. Penyebaran teratur atau seragam : penyebaran ini terjadi apabila ada
persaingan yang keras sehingga timbul kompetisi yang mendorong
pembagian ruang hidup yang sama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
2. Penyebaran acak atau random : dimana individu-individu menyebar dalam
beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya. penyebaran ini
jarang terjadi, karena hanya terjadi pada lingkungan yang homogeny.
3. Penyebaran berkelompok : dimana individu-individu selalu ada dalam
kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri atau memisah. Pola ini
umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor
lingkungan yang sama.
Adanya persaingan antar individu akan membentuk berbagai tipe pola
penyebaran dan juga akan mengakibatkan suatu jenis individu yang kuat dapat
mendominasi wilayah tersebut. Dominasi merupakan penguasaan dari satu jenis
individu terhadap jenis lain (ruang, cahaya, dll). Dominasi vegetasi ditentukan
berdasarkan banyaknya jumlah individu dan nilai kerapatan masing-masing jenis.
Dengan rumus penghitungan dominasi sebagai berikut :
1. Jumlah setiap jenis tegakan2. Kerapatan setiap jenis tegakan = ( )3. Kerapan relatif = × 100 %
Suatu jenis tumbuhan dikatakan mendominasi apabila dalam setiap satuan
ruang (sampel yang diambil) memilki jumlah individu yang paling banyak dan
memiliki perentase kerapatan relatif yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jenis tumbuhan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI