plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileintrinsik cerpen berjudul...

191
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN BAHASA SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah Disusun oleh: Agustina Puji Lestari 061224054 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lecong

Post on 30-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR

INTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA

SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN

SISWA KELAS XII JURUSAN BAHASA SMA BRUDERAN

PURWOREJO TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Agustina Puji Lestari 061224054

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR

INTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA

SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN

SISWA KELAS XII JURUSAN BAHASA SMA BRUDERAN

PURWOREJO TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Agustina Puji Lestari 061224054

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

ii 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

iii 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

iv 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

MOTO

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia

sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan

Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia (Yak. 1: 12)

Allah itu perlindungan dan kekuatan kita, pertolongan-Nya terbukti dalam

kesesakan kita (Mz. 46: 1)

Serahkanlah segala kekhuatiranmu kepada-Nya sebab ia yang memelihara

kamu (1 Petrus 5: 7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

vi 

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini, aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas segala kasih,

kemurahan, dan karunianya yang tak ternilai.

Kedua orang tuaku, Bapak Ign. Sarjan dan Ibu MM. Mariah, atas

segala doa, semangat, bimbingan, dan kasih sayang yang selalu

engkau berikan padaku.

Mas Ferry Agung Prabowo, yang selalu mendoakan, mendampingi,

membantu, membimbing, dan memberiku semangat.

Kakakku dan adik-adikku yang selalu mendoakan dan memberiku

semangat.

Kedua nenekku yang selalu menasehati dan mendoakanku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

vii 

 

ABSTRAK

Puji Lestari, Agustina. 2010. Perbedaan Kemampuan Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara Siswa Kelas XII Jurusan IPA dan Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Program Sarjana (S-1). Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini memiliki tiga tujuan. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XI jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Ketiga, mendeskripsikan perbedaan kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XII jurusan IPA dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh jumlah populasi, yaitu siswa kelas XII jurusan IPA berjumlah 21 siswa dan siswa jurusan Bahasa berjumlah 22 siswa sehingga keseluruhan sampelnya 43 siswa. Dalam penelitian ini karena terdapat 7 siswa yang tidak hadir maka populasi berkurang menjadi 36 siswa. Data siswa dari jurusan IPA berjumlah 19 dan data siswa dari jurusan Bahasa berjumlah 17. Teknik analisis data yang dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata siswa (mean), menghitung simpangan baku, mengkonfirmasikan kedalam skala seratus, dan melakukan uji-t. Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Uji-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf cukup. Kedua, kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf sedang. Ketiga, kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011 lebih tinggi jurusan IPA dibandingkan jurusan Bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

viii 

 

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia, SMA Bruderan, Purworejo dan peneliti lain. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, diharapkan setelah melihat hasil penelitian ini dapat menyusun materi pembelajaran menganalisis unsur-unsur cerpen dengan lebih baik, terutama bagi siswa kelas XII. Selain itu, guru juga perlu memberikan motivasi bagi siswa untuk mengekspresikan diri dalam bersastra, misalnya mengadakan lomba menulis cerpen, mengadakan diskusi tentang sastra dengan mengundang sastrawan, dsb. Sedangkan bagi peneliti lain, diharapkan memberikan referensi untuk mengembangkan penelitian sejenis tentang kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik baik unsur-unsur intrinsik drama, novel, dsb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

ix 

 

ABSTRACT

Puji Lestari, Agustina. 2010. Differences of Ability to Analyze Intrinsic Elements of Short Story Entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni between the Twelfth Science Study Program Grade and the Students of the Twelfth Language Study Program Grade Bruderan Purworejo Senior High School in the Academic Year 2010/2011. Thesis. Undergraduate (S-1) Program. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.

The research has three objectives. The first, to describe the student’s ability to analyze short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni of the twelfth Science Study Program grade, Bruderan Senior High School in the academic year 2010/2011. The second, to describe the student’s ability to analyze short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni of the twelfth Language Study Program grade, Bruderan Senior High School in the academic year 2010/2011. The third, to describe the differences of ability to analyze short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni between the students of the students of the twelfth Science Study Program grade and the students of the twelfth Language Study Program grade, Bruderan Purworejo Senior High School in the academic year 2010/2011.

The research is a quantitative descriptive research. The sample of this research is taken from all of the entire population, they are the students of the twelfth Science Study Program grade totaling 21 students and the students majoring the twelfth Language Study Program grade totaling 22 students so that the overall sample of the population totaling 43 students. In this research 7 students were absent therefore the population is reduced and totaling 36 students. Data from the students of the twelfth Science Study Program grade totaling 19 students and data from the students of the twelfth Language Study Program grade totaling 17 students.

The data analysis technique by calculating the average value of the students (mean), calculating the standard deviation, confirming the data into a hundred scale, and perform t-test. Average value is used to know the students’ skill in analyzing the intrinsic elements of short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni between the students of the twelfth Science Study Program grade and the students of the twelfth Language Study Program grade, Bruderan Purworejo Senior High School in the academic year 2010/2011. T-test conducted to determine the differences of ability to analyze short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni between the students of the twelfth Science Study Program grade and the students of the twelfth Language Study Program grade, Bruderan Purworejo Senior High School in the academic year 2010/2011.

The result of this research shows that the first, the ability of the students of the twelfth Science Study Program grade, Bruderan Purworejo Senior High School in the academic year 2010/2011 is in the sufficient degree in analyzing the intrinsic elements of short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni. The

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

second, the ability of the students of the twelfth Language Study Program grade, Bruderan Purworejo Senior High School in the academic year 2010/2011 is in the medium degree in analyzing the intrinsic elements of short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni. The third, the ability in analyzing the intrinsic elements of short story entitled “Katuranggan” by Slamet Nurzaeni between the students of the twelfth Science Study Program grade and the students of the twelfth Language Study Program grade, Bruderan Purworejo Senior High School in the Academic Year 2010/2011, the class of Science Study Program is higher than the class of Language Study Program.

Based on these results of the research, the researcher advises the Indonesian language and literature teacher of Bruderan Purworejo Senior High School and other researchers. For the Indonesian language and literature teachers, are expected to develop the teaching materials of analyzing the elements of short story better after seeing the result of the research, especially for the students of the twelfth grade. In addition, teachers also need to motivate the students to express themselves in the compose literature, for example, held a short story writing competition, held discussions on literature by inviting the author, etc. whereas for other researchers are expected to provide more references for developing the similar research about the ability to analyze the intrinsic elements of literature arts like drama, novel, etc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xi 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xii 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan rahmatnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Perbedaan

Kemampuan Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara Siswa Kelas XII Jurusan IPA dan

Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran

2010/2011. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, mengucapakan

terimakasih kepada:

1. Dr. B. Widharyanto, M. Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan hingga terselesainya skripsi ini.

2. Drs. G. Sukadi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

semangat, bimbingan, dan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M. Pd selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

4. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xiii 

 

5. Bapak dan Ibu dosen Prodi PBSID yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama berproses dan belajar sebagai mahasiswa

di Prodi PBSID.

6. F.X Sudadi, selaku karyawan secretariat Prodi PBSID yang telah

membantu penulis dalam hal administrasi selama penyelesaian skripsi

ini.

7. Drs. Waluyo, Y. B selaku kepala sekolah SMA Bruderan Purworejo

yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

8. Eka Prasetya, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia SMA Bruderan

Purworejo yang telah memberikan arahan selama penelitian

berlangsung.

9. Siswa-siswi SMA Bruderan Purworejo yang telah bersedia membantu

dan bekerja sama selama penelitian berlangsung.

10. Kedua orang tuaku, Bapak Ign. Sarjan dan Ibu M. M. Mariah, atas

segala doa, semangat, nasehat, bimbingan, dan kasih sayang yang

selalu engkau berikan padaku.

11. Mas Ferry Agung Prabowo, yang selalu mendoakan, mendampingi,

membantu, membimbing, dan memberiku semangat.

12. Kakakku Elia Listanti dan Ridu Simatupang yang selalu mendoakan

dan memberi semangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xiv 

 

13. Adik-adikku Agus Wiji Yanto, Dwi Retno Asih, Yuli Anita Sari, dan

Emillya Retnaningtyas yang selalu mendengarkan keluh kesahku dan

memberiku semangat.

14. Kedua nenekku Mbah Mursini dan Mbah Ana Tukinah yang selalu

menasehati dan mendoakan.

15. Louis Edo Kriskelana yang telah membantu dalam menerjemahkan

bahasa Inggris abstrak skripsi.

16. Ester Luluk Kristiningrum yang telah membantu dalam menganalisis

kesalahan ejaan.

17. Lina Setyaningsih, Hedwigis Risa Verawati, dan teman-teman PBSID

angkatan 2006 yang telah memberiku motivasi dalam pengerjaan

skripsiku ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 Februari 2011

Penulis

Agustina Puji Lestari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xv 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………...…...ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………..iii

HALAMAN KEASLIAN KARYA……………………………………………..iv

HALAMAN MOTO………………………………………………………….......v

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...vi

ABSTRAK……………………………………………………………………....vii

ABSTRACT……………………………………………………………………...iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………xi

KATA PENGANTAR……………………………………………………….....xii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….……xv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..…..xviii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………6

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….7

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………...7

1.5 Variabel dan Batasan Masalah

1.5.1 Variabel Penelitian………………………………………………...8

1.5.2 Batasan Istilah……………………………………………………..9

1.6 Sistematika Penyajian…………………………………………………….10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xvi 

 

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan………………………………………………….11

2.2 Kerangka Teori…………………………………………………………..14

1. Kata Menganalisis…………………………………………………….14

2. Pengertian Cerpen……………………………………………………..15

3. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen………………………………………...17

a. Tokoh dan Penokohan……………………………………………..17

b. Alur………………………………………………………………...20

c. Latar………………...……………………………………………...26

d. Latar………………………………………………………………..28

e. Sudut pandang……………………………………………………..32

f. Gaya Bahasa……………………………………………………….34

2.3 Pembelajaran Sastra di SMA…………………………………………….35

2.4 Jurusan di SMA………………………………………………………….40

2.5 Hipotesis Penelitian……………………………………………………...44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………...45

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian…………………………………………………....45

2. Sampel Penelitian……………………………………………………..46

3.3 Instrumen Penelitian……………………………………………………..47

3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….47

3.5 Teknik Analisis Data…………………………………………………….48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xvii 

 

4.1 Deskripsi Data…………………………………………………………....66

4.2 Analisis Data………………………………………………………….….67

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian………………………………………......83

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………….....86

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan hasil penelitian……………………………………………...91

5.2 Implikasi Hasil Penelitian………………………………………………..92

5.3 Saran-Saran………………………………………………………………94

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………......96

LAMPIRAN………………………………………………………………….....98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian……………………………………………………….....99

2. Cerpen “Katuranggan”………………………………………………….......100

3. Sinopsis Cerpen “Katuranggan”……………………………………………107

4. Instrumen Penelitian………………………………………………………..110

5. Kunci Jawaban Penelitian…………………………………………………..116

6. Tabel Nila-Nilai Kritis t…………………………………………………….122

7. Contoh Pekerjaan Siswa…………………………………………………….123

8. Surat Keterangan Penelitian…………………………………………….......156

9. Daftar Nilai Siswa…………………………………………………………..157

10. Perhitungan Uji-t dengan SPSS…………………………………………….159

11. Analisis Butir Soal………………………………………………………….162

12. Biodata Penulis……………………………………………………………..170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xix 

 

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1.1 SK dan KD Kelas X …………………………………………………....... 3

1.1.2 SK dan KD Kelas XII …………………………………………………….3

2.3.1 Struktur Kurikulum Program IPA ……………………………………… 40

2.3.2 Struktur Kurikulum Program Bahasa …………………………………... 42

3.3.1 Kisi-Kisi Soal …………………………………………………………... 47

3.5.1 Aspek Penilaian Hasil Analisis Siswa ………………………………. ….49

3.5.2 Kriteria Penilaian Hasil Analisis Siswa ………………………………... 51

3.5.3 Perhitungan Nilai Rata-Rata Siswa………………………………………61

3.5.4 Persiapan Perhitungan Simpangan Baku dari Penyimpangan Tiap Skor

Siswa Kelas XII Jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo……………….………………………………………..……....62

3.5.5 Pedoman Konversi Angka Seratus……………………………….……....63

3.5.6 Pedoman Patokan dengan Perhitungan Presentase Skala Seratus..............63

4.1.1 Populasi, Sampel, Jumlah Siswa yang Mengikuti dan tidak Mengikuti

Tes………………………………………………………………..………67

4.2.1.1 Perhitungan Nilai Rata-Rata Siswa Jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo…………………….…………………………………….69

4.2.1.2 Persiapan Perhitungan Simpangan Baku dari Penyimpangan Tiap

Skor Siswa Kelas XII Jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo…………………………………......................................70

4.2.1.3 Pedoman Konversi Angka Seratus untuk Nilai Hasil Tes Siswa Kelas

XII Jurusan IPA….………………………………………………...72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

xx 

 

4.2.1.4 Pedoman Patokan dengan Perhitungan Presentase Skala Seratus

untuk nilai Hasil Tes Siswa Kelas XII Jurusan

IPA....................................................................................................73

4.2.2.1 Perhitungan Nilai Rata-Rata Siswa Jurusan Bahasa SMA Bruderan

Purworejo ……………………….…………………………………75

4.2.2.2 Persiapan Perhitungan Simpangan Baku dari Penyimpangan Tiap

Skor Siswa Kelas XII Jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo…………………………………………………………..76

4.2.2.3 Pedoman Konversi Angka Seratus untuk Nilai Hasil Tes Siswa Kelas

XII Jurusan Bahasa………………………………………………...78

4.2.2.4 Pedoman Konversi Angka Seratus untuk Nilai Hasil Tes Siswa Kelas

XII Jurusan Bahasa...……………………………...........................79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, variabel dan masalah penelitian, serta

sistematika penyajian.

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil seni kreatif masyarakat sehingga sastra

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Melalui karya sastra

seseorang/pengarang dapat mengungkapkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan,

pendapat-pendapat, kesan-kesan dan keprihatinan-keprihatinannya baik yang

terjadi atas dirinya, orang lain ataupun lingkungan disekitarnya. Sastra selain

merupakan luapan pikiran dan perasaan pengarangnya juga memiliki fungsi bagi

pembacanya. Fungsi tersebut yaitu menghibur dan bermanfaat, menghibur karena

sastra dalam penyajiannya menggunakan bahasa indah, menarik dan mengandung

makna kehidupan (percintaan, kebahagian, kesedihan, kekecewaan, kemarahan,

kematian, dll). Karya sastra bermanfaat karena sastra menyampaikan pesan

tentang kebenaran, tentang segala sesuatu yang baik dan yang buruk.

Menurut ragamnya, karya sastra dibagi atas prosa, puisi, dan drama. Istilah

prosa dapat mengarah pada pengertian yang luas yaitu menyangkut berbagai karya

yang ditulis dalam bentuk prosa, karya sastra maupun non sastra (Nurgiyantoro,

melalui Hariyanto dalam Gatra, 2003: 105)). Prosa dibagi menjadi dua, yaitu

prosa lama dan prosa baru. Prosa lama kemudian dibagi menjadi tiga, yaitu (a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

prosa asli (dongeng, hikayat, epos, parabel, cerita lucu, cerita didaktik, cerita

pelipur lara, dll) (b) prosa pengaruh Hindu, dan (c) prosa pengaruh Islam,

sedangkan prosa baru dibagi menjadi tujuh, yaitu kisah, roman/novel, biografi,

esai, kritik, dan cerita pendek (Zaidan Hendy, 1988:21). Cerpen merupakan cerita

fiksi bentuk prosa yang singkat, padat, yang unsur ceritanya terpusat pada suatu

peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan

keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal. Cerpen memiliki ciri-ciri yang

berbeda dengan novel karena cerpen memiliki bentuk yang singkat dan padat,

ceritanya berpusat pada suatu peristiwa/konflik pokok, jumlah pelaku terbatas,

dan keseluruhan cerita memberikan satu kesan tunggal tetapi walaupun memiliki

ciri-ciri yang berbeda novel dan cerpen tetap memiliki kesamaan yaitu sama-sama

merupakan cerita fiksi yang berbentuk rekaan (Jabrohim, 1994: 165).

Unsur-unsur dalam cerita fiksi (cerpen) bersifat fungsional yaitu

diciptakan pengarang untuk maksud secara keseluruhan dan maknanya ditentukan

oleh keseluruhan cerita itu (Waluyo, 1994:136). Pembaca dalam menangkap

makna dari keseluruhan cerita tersebut memerlukan suatu pemahaman yang

mendalam, apabila pembaca tidak memiliki pemahaman yang baik tentang karya

sastra ia tidak akan mampu mengambil makna yang terkandung dalam

keseluruhan cerita. Maka untuk meningkatkan pemahaman tersebut diperlukan

suatu sarana untuk membantu menganalisis karya sastra dalam hal ini cerpen.

Salah satu sarana itu adalah strukturalisme yang membicarakan karya sastra dari

segi unsur-unsur intrinsik atau unsur-unsur yang membangun dari karya sastra itu

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

Dalam model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang

disusun oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) untuk mata pelajaran

bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA)

pembelajaran menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dipelajari di kelas X

semester 1 dan kelas XII semester 1, baik di jurusan Bahasa, jurusan IPS, maupun

jurusan IPA . Berikut standar kompetensi dan kompensi dasarnya.

Tabel 1.1.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pembelajaran Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Kelas X,

Semester 1

Standar kompetensi Kompetensi dasar

Membaca

7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen

7.2. Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-sehari

Tabel 1.1.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pembelajaran Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Kelas XII,

Semester 1

Standar kompetensi Kompetensi dasar

Membaca

7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen

7.2. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen

Melihat standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

esensi dengan hakikat belajar sastra bahwa belajar sastra adalah belajar

menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya (Depdiknas, 2003: 3).

Namun dalam prakteknya, pembelajaran sastra di sekolah khususnya di SMA

masih kurang diminati siswa, terutama yang bukan jurusan Bahasa. Hal ini

disebabkan oleh anggapan siswa bahwa belajar sastra kurang penting. Selain itu,

dipengaruhi juga oleh alokasi jumlah jam pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia yang berbeda ditiap jurusannya. Berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, untuk jurusan Bahasa alokasi waktu pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu sembilan (9) jam pertemuan per minggu

sedangkan untuk jurusan lain hanya empat (4) jam pertemuan per minggu. Hal ini

tentu saja menyebabkan siswa selain jurusan Bahasa kurang mengenal lebih

dalam tentang sastra.

Hal-hal di ataslah yang mendorong peneliti memilih topik kemampuan

menganalisis cerpen. Secara spesifik peneliti hendak meneliti perbedaan

kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni antara siswa XII jurusan IPA dengan jurusan Bahasa SMA

Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk

menemukan perbedaan kemampuan antara siswa kelas XII jurusan IPA dan siswa

kelas XII jurusan Bahasa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni. Hal ini dimaksudkan agar

ditemukan kemampuan antara dua kelompok siswa yang berbeda jurusan, yang

nantinya diharapkan dapat membantu guru bahasa Indonesia di sekolah dalam

menyusun materi pembelajaran menganalisis cerpen bagi kelas XII dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

memanfaatkan bahan sastra cerpen yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa

ditiap programnya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih SMA Bruderan Purworejo sebagai

obyek penelitian karena berdasarkan fakta yang ada, hanya beberapa SMA saja

yang memiliki jurusan Bahasa di sekolah, salah satunya SMA Bruderan.

Selanjutnya, alasan peneliti memilih cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

Nurzaeni sebagai cerpen yang harus dianalisis siswa dengan beberapa alasan

berikut. Menurut Lazar melalui Nugraha (2002; 156) pemilihan karya sastra

sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah hendaknya memenuhi dua syarat

berikut, yaitu (1) kesesuaian konteks bahan dengan latar belakang sosial-budaya

siswa dan (2) kesesuaian tingkat kesulitan bahan dengan tingkat pengetahuan dan

pemahaman siswa.

Kesesuaian konteks bahan dengan latar belakang sosial-budaya siswa,

memiliki maksud bahwa bahan sastra yang dipilih dekat dengan latar belakang

kehidupan siswa. Bahan yang dekat dengan kehidupan siswa akan memudahkan

siswa dalam memahami isi bahan sastra tersebut. Cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni, menurut peneliti sangat dekat dengan kehidupan siswa,

khususnya siswa SMA Bruderan, Purworejo, karena berdasarkan latar tempat dan

suasana pengisahan cerita dilukiskan dalam kehidupan sosial budaya Jawa yang

notabenenya sama dengan sosial budaya siswa sebagai subyek penelitian.

Kesesuaian tingkat kesulitan bahan dengan tingkat pengetahuan dan

pemahaman siswa, memiliki maksud bahwa bahan sastra yang dipilih hendaknya

tidak terlalu sukar untuk dipahami siswa. Dalam hal ini dengan tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

pemahaman dan pengetahuannya, siswa dapat menangkap maksud dari isi cerita.

Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menilai bahwa cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni tidak terlalu sulit untuk dipahami siswa

karena bahasa yang digunakan dalam cerpen menggunakan bahasa Indonesia yang

mudah dimengerti dan menunjukkan latar belakang sosial yang tidak jauh berbeda

dengan sosial budaya siswa, yaitu budaya Jawa. Berdasarkan uraian di atas peniliti

mengambil judul penelitian ini yaitu Perbedaan Kemampuan Menganalisis

Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Katuranggan” Karya Slamet Nurzaeni

antara Siswa Kelas XII Jurusan IPA dan Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa SMA

Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka umusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Seberapa besar kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo tahun ajaran 2010/2011?

2. Seberapa besar kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XII jurusan Bahasa Bruderan Purworejo

tahun ajaran 2010/2011?

3. Seberapa besar perbedaan tingkat kemampuan menganalisis cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan Bahasa

dengan jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XI jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo

tahun ajaran 2010/2011.

2. Mendeskripsikan kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni siswa kelas XI jurusan Bahasa SMA Bruderan

Purworejo tahun ajaran 2010/2011.

3. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan menganalisis cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni Siswa kelas XI jurusan IPA dan

jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini

dapat memberi gambaran tentang kemampuan menganalisis cerpen siswanya

serta dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas belajar Bahasa

Indonesia.

2. Bagi Siswa kelas XII jurusan Bahasa dan jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo, hasil penelitian ini dapat memberi gambaran kemampuan mereka

dalam menganalisis cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberi gambaran tentang perbedaan

kemampuan menganalisis cerpen antara Siswa kelas XII jurusan IPA dengan

jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo Tahun 2010/2011.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan untuk penelitian selanjutnya sehingga hasilnya akan lebih baik.

1.5 Variabel Penelitian dan Batasan Istilah

1.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah permasalahan pokok atau obyek yang akan diteliti (Arikunto

1987:93). Berikut rumusan variabel dari penelitian ini:

a. Variabel bebas

Menurut Soewandi (2008: 18), variabel bebas merupakan variabel yang

memiliki hubungan dan mempengaruhi variabel terikat. Jadi dalam penelitian

ini, variabel bebasnya adalah jurusan IPA dan jurusan Bahasa SMA Bruderan

Purworejo.

b. Variabel terikat

Menurut Soewandi (2008: 18), variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya

adalah perbedaan kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

 

1.5.2 Batasan Istilah

Untuk menghindari adanya salah pengertian, maka perlu adanya penjelasan

terhadap beberpa istilah yang terdapat pada penelitian ini. Pengertian-pengertian

yang perlu mendapat penjelasan adalah sebagai berikut:

a. Cerpen

Menurut Sudjiman (1984: 15), cerpen adalah kisahan pendek (kurang dari

10.000 kata) yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan.

b. Intrinsik

Menurut Sudjiman (1984: 35), instrinsik diartikan sebagai unsure dari dalam,

batiniah; merupakan sifat atau bagian dasar.

c. Katuranggan

Menurut Purwadi (2004: 189), istilah Katuranggan diartikan sebagai tanda-

tanda, lambang, ciri-ciri.

d. Perbedaan

Menurut Depdiknas (2007: 855), perbedaan diartikan sebagai perihal yang

berbeda; perihal yang membuat berbeda.

e. Kemampuan

Menurut Depdiknas (2007: 537), kemampuan diartikan sebagai kesanggupan;

kecakapan; kekuatan.

f. Menganalisis

Menurut Depdiknas (2007: 43), “menganalisis” berasal dari kata “analisis”

yang berarti penyelidikan terhadap terhadap suatu peristiwa, karangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

10 

 

perbuatan dan sebagainya untuk mengetahui keadaan sebenarnya, (sebab

musabab, duduk perkara, dan dsb).

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini disusun dalam sistematika sebagai berikut: bab I diawali

dengan pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, rumusan variabel, batasan istilah, dan sistematika

penyajian. Bab II dibahas landasan teori, yang terdiri atas penelitian terdahulu

yang relevan, kerangka teori, pembelajaran sastra di SMA, jurusan di SMA, dan

hipotesis penelitian. Bab III membahas tentang metodologi penelitian, yang terdiri

atas jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV membahas tentang hasil

penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi data, analisis data, pengujian

hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Terakhir bab IV membahas

kesimpulan yang berisi kesimpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, dan

saran-saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

11 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang landasan teori

terdiri dari tiga bagian, yaitu penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori,

pembelajaran sastra di SMA, jurusan di SMA dan hipotesis penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang ini masih relevan. Penelitian itu

adalah penelitian yang dilakukan oleh Nugraeni (2008), Nursantosa (2009) dan

Yuwitisari (2003). Berikut ini akan diuraikan mengenai topik yang diangkat untuk

penelitian, tujuan penelitian, populasi penelitian, metode pengumpulan data, dan

hasil yang didapat.

Pertama, skripsi berjudul “Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa dalam Menganalisis

Teks Drama “Arloji” Karya P. Hariyanto” yang bertujuan untuk mendeskripsikan

tingkat kemampuan Menganalisis Teks Drama “Arloji” Karya P. Hariyanto Siswa

Kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Populasi

penelitian ini adalah siswa kelas XI Stella Duce 2 Yogyakarta Jurusan IPA, IPS,

dan Bahasa yang berjumlah 113 siswa. Seluruh populasi digunakan sebagai

subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tes esai dan hasil dari

11 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

12 

 

penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam menganalisis teks drama “

Arloji” karya P. Hariyanto untuk jurusan IPA berkategori baik, jurusan IPS

berkategori cukup, dan jurusan Bahasa berkategori baik.

Kedua, skripsi berjudul “Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI Program

IPA dan Program IPS SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Tahun Ajaran

2008/2009 dalam Mengapresiasi Aspek Isi Film Cerita Pendek “Selembar Kertas

di Persimpangan” Produksi Anak Wayang Indonesia Tahun 2002” yang bertujuan

untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa Kelas XI Program IPA dan Program

IPS SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dalam Mengapresiasi Aspek Isi Film

Cerita Pendek dan mengetahui seberapa tinggi perbedaan kemampuan antara

kedua program tersebut. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang terdiri atas 83 siswa program IPA

dan 58 siswa program IPS. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 50

siswa program IPA dan 50 siswa program IPS. Instrumen yang digunakan adalah

tes esai dan tes obyektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan dalam mengapresiasi aspek isi film cerita pendek “Selembar Kertas

di Persimpangan” untuk jurusan IPA berkategori cukup, dan jurusan IPS

berkategori sedang sehingga diketahui adanya perbedaan kemampuan antara

siswa program IPA dan program IPS.

Ketiga, skripsi dengan judul “Kemampuan Siswa Kelas I SMU Stella Duce

2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2002/2003 dalam Mengapresiasi Dua Cerpen Karya

Seno Gumira Ajidarma dan Kepekaan Siswa Kelas I SMU Stella Duce 2

Yogyakarta Tahun Ajaran 2002/2003 dalam Mengapresiasi Dua Cerpen Karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

13 

 

Seno Gumira Ajidarma” yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

kelas I SMU Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2002/2003 dalam

mengapresiasi dua cerpen Karya Seno Gumira Ajidarma dan kepekaan siswa

kelas I SMU Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2002/2003 dalam

mengapresiasi dua cerpen karya Seno Gumira Ajidarma terhadap situasi sosial

yang terjadi dalam masyarakat. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan tes

bentuk obyektif dengan empat alternatif jawaban. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kemampuan siswa kelas I SMU Stella Duce 2 Yogyakarta dalam

mengapresiasi cerpen masuk dalam kategori cukup, sedangkan kepekaan siswa

terhadap situasi sosial yang terjadi dalam masyarakat juga termasuk dalam

kategori cukup.

Relevansi penelitian dengan penelitian terdahulu adalah pertama, sama-

sama bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal menganalisis karya

sastra. Kedua, sama-sama ingin menemukan perbedaan kemampuan antar dua

kelompok siswa yang berbeda program dalam menganalisis karya sastra. Dari

penelitian terdahulu tersebut peneliti mendapat inspirasi untuk melakukan

penelitian yang sama dibidang sastra yaitu dengan mengukur kemampuan

menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen namun dengan obyek yang berbeda

yaitu siswa kelas XII jurusan Bahasa dan jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo

dan berusaha membandingkan kemampuan antara siswa jurusan Bahasa dan

jurusan IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

14 

 

2.2 Kerangka Teori

Pembahasan tentang kerangka teori diuraikan atas tiga bagian, yaitu kata

menganalisis, pengertian cerpen, dan unsur-unsur instrinsik cerpen.

2.2.1 Kata Menganalisis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “menganalisis” berasal

dari kata “analisis” yang berarti penyelidikan terhadap terhadap suatu peristiwa,

karangan, perbuatan dan sebagainya untuk mengetahui keadaan sebenarnya,

(sebab musabab, duduk perkara, dsb) sedangkan dalam taksonomi Bloom

“menganalisis” termasuk kedalam kegiatan belajar ranah kognitif. Menurut Bloom

melalui Nurgiyantoro (2001: 24), dalam penilaian ranah kognitif terdiri atas enam

tingkatan yang disusun dari tingkatan yang lebih sederhana ke yang lebih

kompleks, dari aspek kognitif yang hanya menuntut aktivitas intelektual

sederhana ke yang menuntut aktivitas intelektual tingkat tinggi. Keenam tingkatan

yang dimaksud adalah tingkat ingatan (C1), tingkat pemahaman (C2), tingkat

penerapan (C3), tingkat analisis (C4), tingkat sintesis (C5), dan yang paling tinggi

tingkat evaluasi (C6). Hasil belajar kognitif ini dapat diukur dengan

mempergunakan berbagai bentuk tes obyektif ataupun esai, secara lisan ataupun

tertulis yang pelaksanaannya dapat dilakukan dalam proses pengajaran (tes

formatif) atau pada akhir pengajaran (tes sumatif).

Dari keenam tingkatan ranah kognitif di atas, kegiatan menganalisis

termasuk ke dalam tingkatan kognitif keempat, yaitu tingkat analisis. Menurut

Nurgiyantoro (2001: 335-336) pada tingkat analisis, khususnya analisis kesastraan

siswa disamping dituntut untuk benar-benar membaca karya sastra juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

15 

 

diharapkan mampu melakukan analisis yang disertai sikap kritis agar dapat

memahami secara lebih baik karya sastra yang bersangkutan. Sehingga dalam

tingkat analisis, kata-kata kerja operasional (action verb) yang dapat digunakan

untuk menyarankan aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa, diantaranya:

memerinci, mendiagramkan, membedakan, mengidentifikasi, mengilustrasikan,

menyimpulkan, menghubungkan, menunjukkan, memilih, memisahkan, dan

membagi.

2.2.2 Pengertian Cerpen

Menurut Edgar Allan Poe melalui Nurgiyantoro (1995: 10), cerpen adalah

sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara

setengah sampai dua jam. Suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk

membaca sebuah novel. Sedangkan menurut Sumardjo dan Saini (1986: 37),

cerpen merupakan cerita yang berbentuk prosa fiksi yang relatif pendek, tidak

sepanjang novel, panjangnya hanya tiga sampai empat halaman, dapat selesai

dibaca dalam waktu setengah sampai dua jam, namun mengandung makna yang

dalam, bersifat rekaan, dan bersifat naratif atau penceritaan. Karena bentuknya

yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada

detil-detil khusus yang kurang penting, yang lenih bersifat memperpanjang cerita.

Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara lebih

banyak, jadi secara implisit dari sekedar apa yang diceritakan.

Sumardjo dan Saini (1986: 36-37), menyebutkan tiga ciri yang mendasar

dalam sebuah cerita pendek, yaitu (1) berbentuk cerita pendek, (2) bersifat rekaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

16 

 

dan (3) bersifat naratif atau cerita rekaan. Hal yang membedakan antara cerpen

dengan cerita fiksi yang lain menurut Nurgiyantoro (1995: 12-16) adalah

penampilan intensitas unsur intrinsik. Dalam hal penokohan, tokoh-tokoh dalam

cerpen lebih terbatas, baik yang menyangkut jumlah maupun data-data jati diri

tokoh, khususnya yang berkaitan dengan perwatakan sehingga pembaca harus

merekonstruksi sendiri gambaran yang lebih lengkap tentang tokoh itu. Dalam hal

latar, cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus tentang keadaan latar, misalnya

yang menyangkut keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan

pelukisan secara garis besar saja, asal telah mampu memberikan suasana tertentu

yang dimaksudkan. Dalam hal plot, plot cerpen pada umumnya tunggal, hanya

terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai peristiwa berakhir. Urutan

peristiwa dapat dimulai dari mana saja, misalnya dari konflik yang telah

meningkat, tidak harus bermula pada tahap pengenalan tokoh atau latar. Dalam

hal tema, karena ceritanya pendek, cerpen hanya berisi satu tema. Hal itu

berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Dalam

hal kepaduan, cerpen yang baik haruslah memenuhi kriteria kepaduan, unity

artinya, segala sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema

utama. Penampilan berbagai peristiwa yang saling menyusul yang berbentuk plot,

walau tidak bersifat kronologis namun harus tetap berkaitan secara logika.

Jadi secara umum pengertian cerpen dapat disimpulkan sebagai cerita fiksi

yang relatif pendek, hanya ada satu peristiwa, dan hanya menimbulkan satu efek

bagi pembacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

17 

 

2.2.3 Usur-unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik adalah unsur utama pembangun cerpen. Unsur inilah yang

menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Unsur intrinsik tersebut

meliputi: tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, sudut pandang, serta gaya bahasa

yang digunakan pengarang. Dalam kegiatan menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen seorang pembaca untuk dapat memahami karya sastra secara lebih

mendalam haruslah secara urut dipahami terlebih dahulu tokoh dan penokohan

(perwatakan), alur peristiwa, dan latar sebelum ia menafsirkan suatu tema. Hal ini

disebabkan tema pada umumnya tidak dikemukakan secara eksplisit, tema

bersembunyi dibalik cerita sehingga penafsirannya haruslah dilakukan

berdasarkan fakta-fakta yang ada yang secara keseluruhan membangun cerita itu

(Nurgiyantoro, 2007: 85). Berikut uraian satu per satu secara urut unsur-unsur

intrinsik cerpen.

a. Tokoh dan Penokohan

Tokoh menurut Wiyatmi (2006: 30) adalah para pelaku yang terdapat

dalam sebuah fiksi. Tokoh menurut Sudjiman (1988: 16) merupakan individu

rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam

cerita. Sedangkan, tokoh menurut Abram melalui Nurgiyantoro (1995: 165)

adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti

yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

18 

 

Sedangkan, penokohan menurut Abram adalah sikap, ketertarikan, keinginan,

emosi, dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut.

Tokoh jika dilihat dari perannya dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama

dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memegang peran pimpinan

(Sudjiman, 1992: 61), atau tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam karya

sastra cerita pendek yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 1995: 176). Tokoh ini

selalu muncul di dalam setiap cerita. Sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh

bawahan adalah tokoh yang pemunculannya dalam keseluruhan cerita lebih

sedikit, ia hadir apabila ada kaitannya dengan tokoh utama baik secara langsung

maupun tidak langsung (Nurgiyantoro, 1995: 177).

Tokoh deilihat dari fungsi penampilannya, dapat dibedakan ke dalam

tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Altenbernd dan Lewis melalui

Nurgiyantoro, (1995: 178-179) mengatakan tokoh protagonis adalah tokoh yang

kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero. Hero yakni

tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma dan nilai-nilai yang ideal

bagi kita, sedangkan tokoh antagonis menurutnya adalah tokoh yang

menyebabkan timbulnya konflik.

Tokoh berdasarkan perwatakannya, cerita dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu simple (flat character) yang biasanya disebut dengan tokoh sederhana, dan

complex (round character) yang biasa disebut dengan istilah tokoh bulat. Tokoh

sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualiotas pribadi tertentu, satu

sifat ataupun satu watak. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan

diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

19 

 

dirinya. Ia dapat memiliki watak dan tigkah laku yang bermacam-macam,

sehingga sulit dideskripsikan secara tepat (Forster melalui Nurgiyantoro, 1995:

181-184).

Tokoh berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan, dapat

dibedakan menjadi tokoh statis (tokoh berkembang) atau satatic character dan

tokoh berkembang atau developing character. Tokoh statis adalah tokoh cerita

yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan

sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sedangkan tokoh

berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan

perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan

(Altenbernd dan Lewis via Nurgiyantoro, (1995: 188).

Tokoh berdasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap

sekelompok manusia dari kehidupan nyata, dapat dibedakan menjadi tokoh tipikal

dan tokoh netral. Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit itampilkan

keadaan individualitasnya, dan hanya lebih ditinjolkan kualitas pekerjaan atau

kebangsaannya, sedangkan tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi

demi cerita itu sendiri. Ia hadir semata-mata hanya demi cerita, dan bahkan

sebenarnya dialah yang empunya cerita, pelaku cerita dan yang diceritakan

(Altenbernd dan Lewis via Nurgiyantoro, (1995: 190-191). Walaupun tokoh dapat

dilihat dari berbagai segi, ia haruslah seorang tokoh yang hidup secara wajar,

sewajar kehidupan manusia yang memiliki pikiran dan perasaan. Hal itu

disebabkan tokoh menempati posisi yang strategis sebagi pembawa dan

penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

20 

 

kepada pembaca. Karena pentingnya, maka tokoh perlu digambarkan ciri-ciri

lahirnya serta sikap batinnya, agar pembaca juga mengenal watak tokoh.

Penyajian dan watak tokoh inilah yang disebut dengan penokohan. Ada beberapa

metode penokohan, yaitu: 1) metode langsung atau analitis, yaitu pengarang

langsung mengisahkan sifat-sifat tokoh, hasrat, pikiran, dan perasaannya; 2)

metode tak langsung atau dramatik. Watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari

pikiran, cakapan dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang, bahkan juga

tampilan fisik, serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh; 3) metode

kontekstual, yaitu watak tokoh dapat disimpulkan dari bahasa yang digunakan

pengarang mengacu pada sang tokoh (Sudjiman, 1992: 23).

b. Alur

1) Pengertian Alur atau Plot

Alur atau plot merupakan unsur yang penting, bahkan tak sedikit orang

yang menganggapnya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur yang lain.

Hal itu cukup beralasan sebab kejelasan plot, kejelasan tentang kaitan

antarperistiwa yang dikisahkan secara linear, akan mempermudah pemahaman

kita terhadap cerita yang ditampilkan pengarang. Menurut Luxemburg melalui

Wiyatmi (2006: 49), alur merupakan deretan peristiwa dalam hubungan logik dan

kronolik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau yang dialami oleh para

pelaku. Sedangkan menurut Sumardjo (1984: 55) alur didefinisikan sebagai dasar

atau alasan yang menyebabkan terjadinya perkembangan peristiwa dalam sebuah

cerita. Nurgiyantoro (1995: 113) memiliki berbagai pengertian tentang plot yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

21 

 

dikemukan oleh para tokoh. Berikut ini beberapa pengertian alur atau plot dari

beberapa tokoh yang dikutip Nurgiyantoro:

Stanton (1965: 14) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi

urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,

peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Kenny (1996: 14) mengemukakan plot sebagai peristiwa-pristiwa yang ditampilkan

dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-

pristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Jauh sebelumnya, seperti ditunjukkan

di atas, Forster juga telah mengemukakan hal yang senada. Plot, menurut Forster

(1970 (1927): 93) adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan

pada adanya hubungan kausalitas.

2) Tahapan Plot

Plot sebuah cerita tentulah mengandung unsur urutan waktu, baik

dikemukan secara eksplisit maupun implisit. Menurut Nurgiyantoro (1995: 142-

146), secara teoritis plot dapat diurutkan kedalam tahap-tahap tertentu secara

kronologis. Tahap-tahap tersebut sebagai berikut.

a) Tahap Awal.

Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan.

Tahap perkenalan umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan

dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Tahap ini

misalnya, berupa penunjukkan latar, pengenalan tokoh, deskripsi fisik tokoh, dll.

Fungsi pokok tahap awal adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan

seperlunya khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

22 

 

b) Tahap Tengah

Tahap tengah cerita juga disebut tahap pertikaian, menampilkan

pertentangan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya,

menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Bagian tengah cerita

merupakan bagian terpanjang, terpenting, dan merupakan klimaks dari karya fiksi

yang bersangkutan. Pada bagian inilah inti cerita disajikan oleh pengarang.

c) Tahap Akhir

Tahap akhir sebuah cerita atau disebut tahap peleraian, menampilkan

adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Bagian ini berisi bagaimana kesudahan

cerita atau menyaran pada hal bagaimanakah akhir sebuah cerita. Nurgiyantoro

(1995: 148), juga mengemukakan bahwa penyelesaian sebuah cerita dapat

dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu penyelesaian tertutup dan

penyelesaian terbuka. Penyelesaian yang bersifat tertutup jika keadaan akhir

sebuah karya fiksi yang memang sudah selesai, cerita sudah habis sesuai dengan

tuntutan logika cerita yang dikembangkan. Sedangkan penyelesaian yang bersifat

terbuka jika menunjuk pada keadaan akhir cerita yang sebenarnya masih belum

berakhir. Berdasarkan tuntutan dan logika cerita, cerita masih potensial untuk

dilanjutkan, konflik belum sepenuhnya diselesaikan. Tokoh-tokoh belum

semuanya ditentukan nasibnya sesuai peran yang diembannya.

Pentahapan plot yang lain juga dikemukan oleh Tasrif melalui

Nurgiyantoro (1995: 149-150). Tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Tahap Situation: Tahap Penyituasian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

23 

 

Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh

cerita. Tahap ini juga merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi

awal, dll.

(2) Tahap Generating Circumstances: Tahap pemunculan Konflik.

Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu

sendiri akan berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.

(3) Tahap Rising Action: Tahap Peningkatan Konflik

Pada tahap ini konflik yang telah muncul pada tahap sebelumnya semakin

berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik

yang menjadi inti cerita bersifat semakin mencekam dan menegangkan.

(4) Tahap Climax: Tahap Klimaks

Merupakan tahap dimana konflik atau pertentangan yang terjadi, yang

diakui dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas

puncak.

(5) Tahap Denouement: Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian.

Ketegangan-ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik lain diberi jalan keluar, dan

cerita diakhiri.

1) Pembedaan Plot atau Alur

Menurut Nurgiyantoro (1995: 153-163), plot dapat dikategorikan ke dalam

beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut-sudut tinjauan. Pembedaan plot

tersebut diantaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

24 

 

a) Berdasarkan Kriteria Urutan waktu

Urutan waktu, dalam hal ini berkaitan dengan logika cerita. Dengan

mendasari pada logika cerita pembaca akan dapat menentukan peristiwa mana

yang terjadi lebih dahulu dan mana yang terjadi berikutnya, terlepas dari

penempatannya yang mungkin berada di awal, tengah, atau pada akhir teks. Dari

sinilah secara teoritis plot dibagi ke dalam dua kategiri plot kronologis (plot lurus,

maju, progresif) dan plot tak kronologis (plot sorot balik, mundur, flash-back,

disebut juga regresif).

Dikatakan plot lurus, jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat

kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa

kemudian atau berikutnya. Plot sorot balik atau flash back merupakan plot yang

urutan kejadiannya dikisahkan secar tidak kronologis, cerita tidak dimulai dari

awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru

kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Dalam sebuah karya tidak semuanya

secara mutlak berplot lurus atau sebaliknya berplot sorot balik. Secara garis besar

suatu karya mungkin progeresif tetapi didalamnya betapapun kadar kejadiannya,

sering terdapat adegan sorot balik. Plot yang semacam ini biasanya disebut

dengan plot campuran.

b) Berdasarkan Kritera Jumlah

Kriteria jumlah dimakudkan sebagai banyaknya plot cerita yang terdapat

dalam sebuah karya fiksi. Pembedaan plot berdasarkan kriteria jumlah dibagi

menjadi dua, yaitu plot tunggal dan plotsub-subplot. Plot tunggal jika dalam

pengembangan sebuah cerita hanya menampilkan seorang tokoh protagonis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

25 

 

sebagai hero. Cerita pada umumnya hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh

tersebut, lengkap dengan permasalahan dan konflik yang dialaminya sedangkan

disebut plot sub-subplot, jika dalam sebuah karya fiksi memiliki lebih dari satu

alur cerita yang dikisahkan, atau terdapat lebih dari seorang tokoh yang

dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya.

c). Berdasarkan Kriteria Kepadatan

Kriteria kepadatan dimaksudkan sebagai padat tidaknya pengembangan

dan perkembangan cerita pada sebuah karya fiksi. Berdasarkan kriteria kepadatan

plot dapat dibedakan menjadi plot padat dan plot longgar. Plot padat terjadi jika

cerita disajikan secara cepat, hubungan antarperistiwa juga terjalin secara erat, dan

pembaca seolah-olah selalu dipaksa untuk terus menerus mengikutinya. Dalam

plot ini, antara peristiwa yang satu dengan yang lain tak dapat dipisahkan atau

dihilangkan salah satunya. Cerita yang berplot longgar terjadi jika, pergantian

peristiwa demi peristiwa penting berlangsung lambat dan hubungan antar

peristiwa tidak erat. Artinya, antara peristiwa penting yang satu dengan yang lain

diselai oleh berbagai peristiwa tambahan.

d). Berdasarkan Kriteria Isi

Kriteria isi dimaksudkan sebagai sesuatu, masalah, kecenderungan

masalah, yang diungkapkan dalam cerita. Friedman via Nurgiyantoro (1995: 162-

163) membedakan plot ke dalam tiga golongan, yaitu plot peruntungan, plot

tokohan, dan plot pemikiran.

Plot Peruntungan. Plot peruntungan berhubungan dengan cerita yang

mengungkap nasib, peruntungan, yang menimpa tokoh utama cerita yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

26 

 

bersangkutan. Friedman membagi plot peruntungan menjadi: 1) plot gerak, 2) plot

sedih, 3) plot tragis, 4) plot penghukuman, 5) plot sentimential, dan 6) plot

kekaguman.

Plot Tokohan. Plot tokohan lebih menyoroti keadaan tokoh daripada

kejadian-kejadian yang ada atau berurusan dengan pemplotan. Friedman membagi

plot tokohan menjadi: 1) plot pendewasaan, 2) plot pembentukan, 3) plot

pengujian, dan 4) plot kemunduran.

Plot Pemikiran. Plot pemikiran mengungkapkan sesuatu yang menjadi

bahan pemikiran, keinginan, perasaan, berbagai macam obsesi, dan hal-hal lain

yang menjadi masalah hidup dalam kehidupan manusia. Friedman membagi plot

pemikiran menjadi: 1) plot pendidikan, 2) plot pembukaan rahasia, 3) plot afektif,

dan 4) plot kekecewaan.

c. Latar

Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan lingkungan terjadinya

peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara kongkret dan

jelas. Latar merupakan tempat dan masa terjadinya peristiwa (Sumardjo, 1984:

58). Menurut Sudjiman (1988: 44), latar merupakan segala keterangan, petunjuk,

pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa

dalam suatu karya sastra. Abram via Nurgiyantoro (1995: 216), juga

mendefinisikan latar sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan, sedangkan Stonton via Nurgiyantoro (1995: 216)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

27 

 

mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita)

sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca

secara faktual jika membaca cerita fiksi.

Berkaitan dengan latar, berkaitan dengan latar fisik, latar spiritual, latar

sosial, latar netral, dan latar tipikal. Latar fisik adalah segala keterangan atau

keadaan mengenai lokasi atau tempat tertentu (nama kota, desa, jalan, hotel,

kamar) dan berkenaan dengan waktu (abad, tahun, tanggal, pagi, siang, saat bulan

purnama, ketika hujan deras). Latar spiritual adalah segala keterangan atau

keadaan mengenai tata cara, adat istiadat, kepercayaan, nilai-nilai yang

melingkupi kehadiranya bersama dengan latar fisik, berusaha memperkuat

kehadiran latar fisik tersebut. Latar sosial (keterangan atau keadaan yang

berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial (kebiasaan hidup, tradisi,

kepercayaan) termasuk didalam pengertian latar spiritual. Latar netral adalah latar

yang tidak memiliki sifat khas yang menonjol. Latar semacam ini cenderung

bersifat umum yang dapat berlaku pada suatu waktu dan tempat dimana saja,

sedangkan latar tipikal adalah latar yang menonjolkan sifat khas. Latar jenis ini

cenderung bersifat khusus, berlaku pada suatu waktu dan tempat dimana saja

(Hariyanto, 2000:42).

Berbeda dengan pendapat Nurgiyantoro (1995: 227-233), ia membedakan

latar kedalam tiga unsur pokok, yautu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan bisa berupa nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

28 

 

tertentu, inisial tertentu, atau lokasi tertentu tanpa nama jelas yang dapat dijumpai

dalam dunia nyata, misalnya Magelang, Yogyakarata, dll.

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” itu

biasanya dihubungkan dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan persepsi

pembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba

masuk kedalam suasana cerita. Pembaca berusaha memahami dan menikmati,

cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahuinya yang berasal dari luar cerita

yang bersangkutan.

Latar sosial berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di

suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan masyarakat

mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks, dapat berupa;

kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir,

bersikap, dll.

d. Tema

Tema adalah gagasan dasar yang menopang sebuah karya sastra dan yang

terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan menyangkut persamaan-

persamaan dan perbedaan-perbedaan (Hartoko dan Rahmanto, 1988: 142).

Sumardjo dan Saini (1986: 56), mengatakan bahwa tema adalah ide sebuah cerita.

Sudjiman (1988: 39) mengatakan hal yang sama bahwa tema merupakan gagasan

yang mendasari sebuah cerita. Harymawan melalui Wiyatmi (2006: 49) juga

mendefinisikan tema sebagai landasan idiil dalam menentukan arah cerita,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

29 

 

sedangkan menurut Stanton dan Kenny melalui Nurgiyantoro (1995: 67), tema

didefinisikan sebagai makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema menjadi

dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian

cerita itu. Tema sebagai makna pokok karya fiksi tidak disembunyikan karena

justru hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah cerita.

Tema dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yang berbeda

tergantung dari segi mana hal itu dilakukan. Menurut Nurgiyantoro (1995: 77-84)

pengkategorian tema dapat digolongkan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu

penggolongan dikhatomis yang bersifat tradisional dan nontradisional,

penggolongan dilihat dari tingkat pengalaman jiwa menurut Shipley, dan

penggolongan dari tingkat keutamaannya. Berikut ini uraian mengenai macam-

macam tema menurut Nurgiyantoro:

1) Tema tradisional dan Nontradisional

Tema tradisional dimaksudkan sebagai tema yang menunjuk pada tema

yan hanya itu-itu saja atau telah lama digunakan dan dapat ditemukan dalam

berbagai cerita, termasuk cerita lama. Tema yang dapat dipandang bersifat

tradisional misalnya, berbunyi: a) kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan,

b) tindak kejahatan walau ditutup-tutupi akan terbongkar juga, c) tindak

kebenaran atau kejahatan masing-masing akan memetik hasilnya, d) kawan sejati

pasti kawan dikala duka, dll. Nurgiyantoro (1995: 78) berpendapat bahwa:

Pada umumnya tema-tema tradional merupakan tema yang digemari orang

dengan status sosial apa pun, dimanapun, dan kapanpun. Hal ini disebabkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

30 

 

dasarnya setiap orang cinta akan kebenaran dan membenci sesuatu yang

sebaliknya, (bahkan mungkin) termasuk orang yang sebenarnya tak baik

sekalipun. Hal ini terlihat misalnya, pada cerita pewayangan, Mahabarata dan

Ramayana, yang amat digemari orang sejak zaman dahulu.

Selain hal-hal yang bersifat tradisional, tema sebuah karya sastra mungkin

mengangkat sesuatu yang tidak lazim atau sesuatu yang bersifat nontradisional.

Karena sifatnya yang nontradisional, tema ini mungkin tidak sesuai dengan

harapan pembaca, bersifat melawan arus, mengejutkan, mengecewakan, bahkan

mengesalkan. Berhadapan dengan cerita fiksi, pada umumnya orang

mengharapkan yang baik, yang jujur atau tokoh protagonis, akhirnya mengalami

kemenangan atau kejayaan. Sebaliknya, dalam tema ini justru tokoh baik yang

dikalahkan tokoh jahat, pembaca mungkin akan menggugat cerita tersebut

padahal, dalam realitas kehidupan hal tersebut banyak terjadi.

2) Tingkatan Tema Menurut Shipley

Menurut Shipley via Nurgiyantoro (1995: 80-82) tema dibedakan kedalam

lima tingkatan. Kelima tingkatan tema yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Pertama, tema tingkat fisik, manusia sebagai molekul, man as molecul.

Tema karya sastra pada tingkat ini lebih banyak menyarankan atau ditunjukkan

pada banyaknya aktifitas fisik daripada kejiwaan. Ia lebih menekankan pada

mobilitas fisik daripada kejiwaan tokoh cerita yang bersangkutan.

Kedua, tema tingkat organik, manusia sebagai protoplasma, man as

protoplasm. Tema karya sastra tingkat ini lebih banyak menyangkut dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

31 

 

mempersoalkan masalah seksualitas, suatu aktifitas yang hanya dilakukan oleh

makhluk hidup. Berbagai persoalan seksualitas manusia mendapat penekanan

dalam sastra dengan tema ini, khususnya kehidupan seksual yang menyimpang,

misalnya berupa penyelewengan dan pengkhianatan suami-istri.

Ketiga, tema sosial, manusia sebagai makhluk sosial, man as socious.

Kehidupan masyarakat, yang merupakan tempat aksi-interaksinya manusia

dengan sesama dan dengan lingkungan alam, mengandung banyak permasalahan,

dan lain-lain yang menjadi objek pencarian tema.

Keempat, tema tingkat egoik, manusia sebagai individu, man as

individualism. Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, manusia pun

mempunyai banyak permasalahan dan konflik, antara lain berupa masalah

egoistis, martabat, harga diri, atau sifat dan sikap tertentu manusia lainnya, yang

umumnya lebih bersifat batin dan dirasakan oleh yang bersangkutan.

Kelima, tema tingkat divine, manusia sebagai makhluk tingkat tinggi, yang

belum tentu setiap manusia mengalami atau mencapainya. Masalah yang

menonjol dalam tingkat ini adalah masalah hubungan manusia dengan pencipta,

masalah regiositas, atau berbagai masalah yang bersifat filosofis lainnya seperti

pandangan hidup, visi, dan keyakinan.

3) Tema Utama dan Tema Tambahan

Tema atau makna cerita dalam sebuah karya fiksi, dapat lebih dari satu

interpretasi. Hal inilah yang menyebabkan tidak mudahnya untuk menentukan

tema pokok (tema mayor) dan tema tambahan (tema minor) yang terkandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

32 

 

dalam sebuah cerita. Tema pokok atau tema utama merupakan makna pokok

cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Makna pokok cerita

tersirat dalam sebagian besar cerita bukan makna yang hanya terdapat dalam

bagian-bagian tertentu cerita saja. Makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian

tertentu cerita dapat diindentifikasi sebagai makna bagian, makna tambahan.

Makna-makna tambahan inilah yang dapat disebut sebagai tema-tema tambahan,

atau tema minor.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view memasalahkan siapa yang bercerita

(Wiyatmi, 2006: 40). Sudut pandang biasa disebut dengan bagaimana cara

pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah karya fiksinya. Abram dalam

Nurgiyantoro (1995: 248), mendefinisikan sudut pandang sebagai cara dan atau

pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,

tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah

karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi,

teknik siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan

gagasan dan ceritanya. Definisi yang hampir sama juga disampaikan Booth dalam

Nurgiyantoro (19995: 249), ia mendefinisikan sudut pandang sebagai teknik yang

dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna

artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca.

Menurut Nurgiyantoro (19995: 256-264), berdasarkan pembedaan yang

umum dilakukan orang, sudut pandang dibedakan menjadi tiga, yaitu sudut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

33 

 

pandang persona ketiga “dia” third-person atau, sudut pandang persona pertama

“aku” atau first-person dan sudut pandang campuran. Dalam sudut pandang

persona ketiga, pengarang menyebutkan sang tokoh dengan menyebut nama, atau

kata ganti; ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap

atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi digunakan kata ganti. Hal ini akan

mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang dibicarakan dan

tokoh mana yang bertindak. Sudat pandang persona ketiga “dia” dapat dibedakan

menjadi dua golongan berdasarkan tingkat kebebebasan dan keterikatan

pengarang terhadap bahan ceritanya. Dua golongan tersebut adalah “dia”

mahatahu dan “dia” terbatas. Bersifat mahatahu jika pengarang, narator, dapat

bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh “dia”, ia

bebas bergerak dari “dia” yang satu ke “dia” yang lain, sedangkan bersifat terbatas

jika pengarang memiliki keterbatasan “pengertian” terhadap tokoh “dia” yang

diceritakan.

Dalam sudut pandang persona pertama, pengarang atau narrator adalah

seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah,

mengisahkan dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang diketahui,

didengar, dilihat, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada

pembaca. Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan kedalam dua golongan

berdasarkan peran dan kedudukan si “aku” dalam cerita. “aku” mungkin

menduduki tokoh utama, jadi tokoh utama protagonis, mungkin hanya menduduki

tokoh tambahan, jadi tokoh tambahan protagonis, atau berlaku sebagai saksi,

sedangkan sudut pandang berikutnya yaitu sudut pandang campuran merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

34 

 

sudut pandang dimana pengarang dalam pengisahan tokoh dengan menggunakan

sudut pangang persona ketiga “dia” dan sudut pandang persona pertama “aku”

secara bergantian.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang

merupakan cara seorang pengarang dalam menggambarkan tokoh-tokohnya agar

pembaca mengenali, mengerti, dan memahami setiap tindakan yang dilakukan

oleh tokoh yang diceritakannya.

f. Gaya Bahasa

Gaya (gaya bahasa) adalah cara pengungkapan seorang yang khas bagi

seorang pengarang (Wiyatmi, 2006: 42). Cara bagaimana pengarang memilih

tema, persoalan dan menceritakannya di dalam sebuah cerpen. Dengan kata lain,

gaya adalah pribadi pengarang itu sendiri (Sumardjo dan Saini, 1995: 92),

sedangkan Abram dalam Nurgiyantoro (1995: 276) gaya bahasa disamakan

dengan style yang merupakan cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau

bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.

Gaya bahasa ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pilihan kata, struktur

kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi, dll.

Gaya bahasa pada hakikatnya adalah pemilihan ungkapan kebahasaan

yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan. Teknik itu sendiri

dilain pihak merupakan suatu bentuk pilihan, dan pilihan itu dapat dilihat pada

bentuk ungkapan bahasa seperti yang dipergunakan dalam sebuah karya

(Nurgiyantoro 1995: 277). Pilihan kebahasaan yang dipergunakan oleh pengarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

35 

 

dalam karya sastra, biasanya sangat dipengaruhi oleh kepribadian pengarang itu

sendiri (Rahmanto, 1988: 74).

Gaya bahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apakah bahasa yang

digunakan pengarang mudah dipahami, kata-kata tidak berbelit-belit, mudah

dimengerti oleh pembaca atau justru sebaliknya.

2.3 Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran sastra khususnya yang membahas tentang unsur-unsur

instrinsik cerpen dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

sebenarnya sudah diajarkan pada kelas X semester 1 namun diperdalam lagi

dikelas XII semester 2. Adapun tujuan dari pembelajaran sastra di SMA menurut

Nurgiantoro (2001: 321) adalah untuk mewujudkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi sastra secara lebih memadai. Sedangkan Rahmanto (1988: 15)

mengatakan, jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka

pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan

masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat.

Hal ini disebabkan karena sastra memiliki relevansi dengan masalah di dunia

nyata, sehingga agar tujuan pembelajaran sastra ini dapat tercapai dengan baik,

Rahmanto (1988: 26-31) menyarankan beberapa prinsip penting yang harus

dipenuhi dalam pengajaran sastra. Prinsip penting tersebut, adalah bahan

pengajaran yang disajikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan

siswanya pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Oleh karena itu, pemilihan

bahan ajar sastra yang akan diajarkan kepada siswa harus memperhatikan aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

36 

 

bahasa, aspek psikologi, dan aspek latar belakang budaya. Berikut akan disajikan

singkat ketiga aspek tersebut.

1. Bahasa

Penguasaan suatu bahasa tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap

yang sangat jelas pada setiap individu, sedangkan perkembangan karya sastra

melalui tahap-tahap yang meliputi banyak aspek kebahasaan, misalnya cara

penulisan yang digunakan pengarang, ciri-ciri karya itu pada waktu penulisan

karya, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Oleh karena itu,

agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu mengembangkan

ketrampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai

dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya.

2. Psikologi

Perkembangan psikologis mulai dari anak-anak hingga dewasa tentu

melewati tahap-tahap tertentu yang cukup jelas untuk dipelajari. Dalam memilih

bahan pengajaran sastra, tahap-tahap psikologis ini hendaknya diperhatikan

karena tahap-tahap ini sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan

anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan psikologis juga sangat

berpengaruh pada daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja

sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang

dihadapi.

3. Latar Belakang Budaya

Sastra berkaitan erat dengan semua aspek kehidupan manusia dan alam

dengan keseluruhannya. Maka dalam pemilihan bahan pengajaran, guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

37 

 

hendaknya mengutamakan karya sastra yang latar ceritanya dikenal oleh para

siswa. Dengan demikian siswa akan tertarik pada karya sastra dengan latar

belakang kehidupan mereka, apalagi bila karya sastra tersebut menghadirkan

tokoh yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan

orang-orang di sekitar mereka.

Nurgiantoro (2001: 321), juga memiliki pendapat yang hampir sama dengan

Rahmanto, bahwa pemilihan bahan pengajaran, dan juga bahan yang akan

diteskan, harus menopang tercapainya tujuan untuk membimbing dan

meningkatkan kemampuan mengapresiasi sastra siswa. Secara garis besar bahan

pengajaran sastra dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu golongan bahan

apresiasi tak langsung dan golongan apresiasi langsung. Bahan pengajaran sastra

tak langsung berfungsi untuk menunjang berhasilnya pengajaran apresiasi sastra

yang bersifat langsung. Bahan apresiasi yang tak langsung menyaran pada bahan

pengajaran yang bersifat teoritis dan sejarah, tepatnya teori sastra dan sejarah

sastra, atau pengetahuan tentang sastra. Sedangkan pengajaran apresiasi langsung

menyaran pada pengertian bahwa siswa langsung dihadapkan pada berbagai jenis

karya sastra. Siswa secara kritis dibimbing untuk memahami, emngenali berbagai

unsur yang semuanya tercakup dalam wadah apresiasi. Untuk melakukan hal

tersebut siswa diperlukan bekal teoritis, dengan bekal teoritis siswa akan mampu

menimba berbagai pengalaman kehidupan karya sastra, sendiri dan langsung, tak

terbatas pada lingkup dan waktu di sekolah.

Setelah memberikan bahan sastra yang sesuai, maka guru hendaknya juga

memberikan tugas-tugas yang mampu menuntut aktivitas mental serta sikap kritis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

38 

 

siswa dalam membaca dan menganalisis karya sastra. Setelah itu, guru hendaknya

juga memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa tersebut. Penilaian ini

berfungsi untuk mengungkapkan kemampuan apresiasi sastra siswa dan

menunjang tercapainya tujuan pengajaran apresiasi sastra. Nurgiyantoro (2001:

326-339) mengemukakan bahwa ada empat ranah penting yang harus dilakukan

dalam penilaian hasil belajar. Keempat ranah penting tersebut, diantaranya:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan dan proses berpikir, dan

dibedakan dalam tingkatan yang paling sederhana, tingkat ingatan, sampai tingkat

yang paling kompleks. Hasil belajar kognitif dapat diukur dengan menggunakan

berbagai tes objektif maupun esai, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan masalah sikap, pandangan dan nilai-

nilai yang diyakini seseorang. Bagaimana sikap dan pandangan seseorang

terhadap karya sastra tampak dari tingkah lakunya “memperlakukan” sesuatu yang

bersangkutan. Hasil belajar afektif dapat diukur dengan wawancara, pengamatan

terhadap tingkah laku yang mencerminkan sikap siswa terhadap sastra, atau

dengan memberikan tugas-tugas tertulis.

3. Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotorik berhubungan dengan aktivitas otot, fisik, atau

gerakan-gerakan anggota badan. Hasil belajar psikomotorik adalah ketrampilan

gerak tertentu yang diperoleh setelah peristiwa belajar.

4. Tingkat Tes Kesastraaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

39 

 

Tes kesastraan yang dimaksudkan adalah menunjuk pada tingkatan tes

kognitif yang terdiri dari enam tingkatan yaitu dari yang paling sederhana ke

tingkat yang paling tinggi. Adapun keenam tingkatan tes kognitif tersebut sebagai

berikut:

a. Tes kesastraan tingkat ingatan, yaitu menuntut siswa untuk mengungkapkan

kembali kemampuan ingatannya yang berhubungan dengan fakta, konsep,

pengertian, definisi, atau penamaan suatu hal.

b. Tes kesastraan tingkat pemahaman, yaitu siswa dituntut untuk mampu

memahami, membedakan dan menjelaskan fakta, hubungan antarkonsep, dan

hal lain yang sifatnya lebih dari sekedar mengingat.

c. Tes kesastraan tingkat penerapan, yaitu tes yang menghendaki siswa mampu

menerapkan pengetahuan teoritisnya kedalam kegiatan praktis yang kongkret.

Misalnya: mengubah cerita bentuk naratif ke dalam bentuk dialog.

d. Tes kesastraan tingkat analisis, yaitu menuntut siswa untuk benar-benar

membaca karya sastra tertentu dan menganalisis isi cerita yang disertai dengan

sikap kritis. Misalnya: siswa bisa mengidentifikasi, membedakan, menyeleksi,

dan memilih unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra.

e. Tes kesastraan tingkat sintesis. Tes ini merupakan kelanjutan dari tes tingkat

analisis, dimana siswa dituntut untuk mampu mengatagorikan,

menghubungkan, mengkombinasikan, menjelaskan, dan meramalkan hal-hal

yang berhubungkan dengan karya sastra dan antarkarya sastra.

f. Tes kesastraan tingkat penilaian atau evaluasi. Siswa diharapkan mampu

melakukan penilaian terhadap berbagai masalah kesastraan, baik karya sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

40 

 

dengan berbagai unsurnya, maupun kehidupan sastra secara keseluruhan. Tes

berpikir tingkat evaluasi antara lain berupa: kemampuan menilai suatu hal,

misalnya mengenai masalah ketepatan pilihan kata, ungkapan, dan kalimat

yang berhubungan dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik.

2.3 Jurusan di SMA

Berdasarkan struktur kurikulum SMA tahun 2006, program penjurusan

dilakukan di kelas XI dan XII yang terdiri atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA,

jurusan IPS, dan jurusan Bahasa. Khusus untuk jurusan IPA dan Bahasa kelas

XII, beban tiap mata pelajarannya sebagai berikut:

2.3.1 Jurusan IPA

Pada jurusan IPA, siswa dituntut untuk lebih menguasai bidang eksakta.

Bidang eksakta mencakup beberapa mata pelajaran, yaitu Fisika, Kimia, Biologi,

dan Matematika. Paket jurusan IPA memuat sejumlah mata pelajaran pokok serta

alokasi waktu. Hal ini akan diuraikan secara rinci berikut ini.

Tabel 2.4.1.1

Struktur Kurikulum SMA Kelas XII Jurusan IPA

No. Mata Pelajaran Alokasi Waktu

Semester 1 Semester 2

1 Pendidikan Agama 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4

4 Bahasa Inggris 4 4

5 Matematika 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

41 

 

6 Fisika 4 4

7 Kimia 4 4

8 Biologi 4 4

9 Sejarah 1 1

10 Seni Budaya 2 2

11

Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan 2 2

12

Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2

13 Keterampilan / Bahasa Asing 2 2

B Muatan Lokal 2 2

C Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Pada tabel di atas, tampak bahwa:

a. Waktu pelajaran Bahasa Indonesia empat (4) jam pertemuan per

minggu.

b. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

2.3.2 Jurusan Bahasa

Pada jurusan Bahasa, siswa dituntut untuk menguasai bidang

kebahasaan, seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sastra Indonesia, Bahasa

Inggris, dan Bahasa Asing lainnya. Struktur jurusan Bahasa memuat jumlah mata

pelajaran pokok serta alokasi waktu yang disajikan pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

42 

 

Tabel 2.4.2.1

Struktur Kurikulum SMA Kelas XII Jurusan Bahasa

No. Mata Pelajaran Alokasi Waktu

Semester 1 Semester 2

1 Pendidikan Agama 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3 Bahasa Indonesia 5 5

4 Bahasa Inggris 5 5

5 Matematika 3 3

6 Sastra Indonesia 4 4

7 Bahasa Asing 4 4

8 Antropologi 2 2

9 Sejarah 2 2

10 Seni Budaya 2 2

11

Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan 2 2

12

Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2

13 Keterampilan 2 2

B Muatan Lokal 2 2

C Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Pada tabel di atas, tampak bahwa:

a. Waktu pelajaran Bahasa Indonesia lima (5) jam pertemuan per

minggu.

b. Waktu pelajaran Sastra Indonesia empat (4) jam pertemuan per

minggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

43 

 

c. Total pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sembilan (9) jam

pertemuan per minggu.

d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

Dari kedua tabel di atas tampak bahwa, pada jurusan IPA hanya terdapat

pelajaran Bahasa Indonesia dan tidak terdapat pelajaran Sastra Indonesia, yang

alokasi waktunya hanya empat (4) jam pertemuan per minggunya namun untuk

pelajaran Sastra Indonesia biasanya digabungkan dengan pelajaran Bahasa

Indonesia. Sedangkan pada jurusan Bahasa, pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra

Indonesia jika digabungkan total alokasi waktunya yaitu sembilan (9) jam

pertemuan per minggu dan satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 45

menit.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, sampai

terbukti melalui data terkumpul (Arikunto, 1973: 62). Berdasarkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, alokasi waktu pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia pada program Bahasa lebih banyak dibanding program IPA,

yakni program Bahasa sembilan (9) jam pertemuan per minggu sedangkan untuk

program IPA hanya empat (4) jam pertemuan per minggu. Berdasarkan alokasi

waktu pembelajaran tersebut, peneliti memiliki hipotesis:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

44 

 

Hipotesis I:

Kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf cukup.

Hipotesis II:

Kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo

tahun ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf baik.

Hipotesis III:

Kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA

dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran

2010/2011 lebih tinggi jurusan Bahasa dibandingkan jurusan IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

45 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam bab ini akan dibicarakan tentang jenis penelitian, populasi dan

sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa tinggi

kemampuan menganalisis cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni

Siswa kelas XII jurusan Bahasa dan jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu gejala

menurut apa adanya saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1989: 309). Penelitian

kuantitatif sendiri menurut Soewandi (2008: 7), merupakan penelitian yang

kerangka teorinya sudah ada dan akan dipergunakan sebagai dasar untuk

menentukan atau mengintrepetasikan data.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan IPA dan

siswa kelas XII jurusan Bahasa, SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran

2010/2011. Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1989:

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

46 

 

102). Populasi dibatasi sebagai sekelompok objek atau individu atau peristiwa

yang menjadi perhatian peneliti yang akan dikenai generalisasi penelitian (Gay via

Soewandi, 2008).

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh jumlah populasi, yaitu

siswa kelas XII jurusan IPA berjumlah 21 siswa dan siswa jurusan Bahasa

berjumlah 22 siswa sehingga keseluruhan sampelnya 43 siswa. Hal ini sesuai

dengan pendapat Soewandi, (2008: 4) bahwa jika dalam penelitian subjek kurang

dari 100 orang, maka populasi tersebut diambil sebagai sampel penelitian. Sampel

sendiri merupakan sebagian dari populasi yang dapat dipakai untuk

menyimpulkan, menggeneralisasikan subjek, asal pengambilan itu benar-benar

mewakili populasi (Soewandi, 2008: 4).

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai dengan

petunjuk perintah untuk mengerjakan tes analisis unsur-unsur instrinsik cerpen.

Menurut Arikunto (2002: 129), instrumen penelitian merupakan alat tes yang

digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat yang

dapat digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa angket, wawancara, tes

objektif, tes esai, dsb. Adapun butir-butir soal yang digunakan untuk tes

mengukur kemampuan menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen diambil dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

47 

 

cerita pendek yang berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni. Berikut kisi-

kisi soal tes menganalisisnya.

Tabel 3.3.1

Kisi-Kisi Soal Tes

No. Analisis Butir-Butir Analisis

1 Tokoh dan Penokohan

a. Dilihat dari segi peranan (tingkat pentingnya tokoh)

b. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh c. Berdasarkan pengembangan wataknya. d. Berdasarkan kemungkinan pencerminan

manusia dalam kehidupan nyata. 2 Alur a. Unsur-unsur alur (a) tahap penyituasian

(pengenalan), (b) pemunculan konflik (c) tahap peningkatan konflik, (d) tahap klimaks (e) tahap penyelesaian?

b. Ditinjau dari segi penyusunan peristiwa. c. Ditinjau dari segi akhir cerita. d. Ditinjau dari segi kuantitasnya. e. Ditinjau dari segi kualitasnya.

3 Latar a. Latar fisik (berkenaan dengan tempat dan waktu peristiwa)

b. Latar sosial (kebiasaan hidup, tradisi, kepercayaan).

4 Tema a. Tema tradisonal dan nontradisonal. b. Tema utama dalam cerpen?

5 Sudut Pandang Penggunaan sudut pandang yang digunakan oleh pengarang

6 Gaya Bahasa a. Dari segi penggunaan bahasa. b. Dari segi judul dan ketepatannya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan skor tentang kemampuan

dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen didapat dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

48 

 

teknik tes. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes esai. Semua

butir tes diambil dari cerita pendek “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan soal-soal tes kepada siswa, yang berupa perintah untuk

mengerjakan butir-butir soal yang diberikan.

2. Peneliti mengumpulkan hasil kerja siswa berupa data-data mentah yang belum

diolah.

3.5 Teknik Analisis Data

Data merupakan hasil pencatatan peneliti tentang objek. Hail pencatatan itu

merupakan fakta dan data yang digunakan sebagai bahan informasi (Arikunto,

1991:91). Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil

pengukuran menjadi data yang lebih halus, sehingga memberikan arah untuk

mengkaji lebih lanjut (Sudjana, 1989: 128).

Data yang berupa hasil menganalisis cerpen dikoreksi berdasarkan bobot

skor yang telah ditentukan. Penilaian meliputi ketepatan tujuh aspek. Adapun

bobot penilaiannya sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

49 

 

Tabel 3.5.1

Apek Penilaian Hasil Analisis Siswa

No. Aspek Penilaian Rentang Skor

Bobot Skor

Skor Maksimal

A. Tokoh dan Penokohan

1. Tokoh utama dan tokoh tambahan.

2. Tokoh protagonis dan antagonis

3. Tokoh statis dan tokoh berkembang

4. Tokoh tipikal dan tokoh netral

0 – 4

0 – 4

0 – 4

0 – 4

1

16

B. Alur

3.4.1 Tahapan alur

3.4.2 Alur ditinjau dari segi penyusunan peristiwa (alur kronologis atau flash back).

3.4.3 Alur ditinjau dari segi akhir cerita (alur terbuka atau alur tertutup)

3.4.4 Alur ditinjau dari segi kuantitasnya (alur tunggal atau jamak).

3.4.5 Alur ditinjau dari segi kualitasnya (alur rapat atau tunggal).

0 – 4

0 – 4

0 – 4

0 – 4

0 – 4

2

40

C. Latar

1. Latar fisik

2. Latar sosial

0 – 4

0 – 4

1

8

D. Tema

1. Pembedaan tema berdasarkan ketradisian tema (tema tradisional

0 – 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

50 

 

atau nontradisional)

2. Tema utama

0 - 4

1 8

E. Sudut Pandang

1. Sudut pandang yang dipakai pengarang

0 – 4

1

4

F. Gaya Bahasa

1. Dari segi penggunaan bahasa.

2. Dari segi pemilihan judul dan ketepatannya

0 – 4

0 – 4

1

8

Jumlah 84

Berdasarkan aspek penilaian di atas, keseluruhan penilaian diberikan skor

maksimal 100, yang diperoleh dari perhitungan:

84 (skor capaian siswa) x 100 = 100

84 (skor maksimal betul semua)

Berikut ini uraian secara rinci kriteria penilaian berdasarkan ketujuh

aspek hasil analisis siswa pada cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

Nurzaeni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

51 

 

Tabel 3.5.2 Kriteria Penilaian Hasil Analisis Siswa

No. Kriteria Penilaian Rentang Skor

A. Tokoh dan Penokohan

1. Tokoh utama dan tokoh tambahan

a. Siswa mampu analisis tokoh utama dan tokoh

tambahan beserta bukti penjelasan yang tepat,

diberi skor 4.

b. Siswa mampu menganalisis tokoh utama dan

tokoh tambahan namun salah satu bukti

penjelasannya kurang tepat, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menganalisis tokoh utama dan

tokoh tambahan namun semua bukti

penjelasannya salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menganalisis tokoh utama

atau tokoh tambahan saja tanpa bukti penjelasan

yang tepat, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menganalisis tokoh utama

dan tokoh tambahan beserta bukti

penjelasannya, diberi skor 0.

2. Tokoh protagonis dan antagonis

a. Siswa mampu menganalisis tokoh protagonis

dan tokoh antagonis beserta bukti penjelasan

yang tepat, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menganalisis tokoh protagonis

4

3

2

1

0

4

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

52 

 

dan tokoh antagonis namun salah satu bukti

penjelasannya kurang tepat, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menganalisis tokoh protagonis

dan tokoh antagonis namun semua bukti

penjelasannya salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menganalisis tokoh

protagonis atau tokoh antagonis saja tanpa bukti

penjelasan yang tepat, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menganalisis tokoh

protagonis dan tokoh antagonis beserta bukti

penjelasannya, diberi skor 0.

3. Tokoh statis dan tokoh berkembang

a. Siswa mampu analisis tokoh statis dan tokoh

berkembang beserta bukti penjelasan yang tepat,

diberi skor 4.

b. Siswa mampu menganalisis tokoh statis dan

tokoh berkembang namun salah satu bukti

penjelasannya kurang tepat, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menganalisis tokoh statis dan

tokoh berkembang namun semua bukti

penjelasannya salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menganalisis tokoh statis

atau tokoh berkembang saja tanpa bukti

penjelasan yang tepat, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menganalisis tokoh statis

dan tokoh berkembang beserta bukti

2

1

0

4

3

2

1

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

53 

 

penjelasannya, diberi skor 0.

4. Tokoh tipikal dan tokoh netral

a. Siswa mampu menganalisis tokoh tipikal dan

tokoh netral beserta bukti penjelasan yang tepat,

diberi skor 4.

b. Siswa mampu menganalisis tokoh tipikal dan

tokoh netral namun salah satu bukti

penjelasannya kurang tepat, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menganalisis tokoh tipikal dan

tokoh netral namun semua bukti penjelasannya

salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menganalisis tokoh tipikal

atau tokoh netral saja tanpa bukti penjelasan

yang tepat, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menganalisis tokoh tipikal

dan tokoh netral beserta bukti penjelasannya,

diberi skor 0.

4

3

2

1

0

B. Alur

1. Tahapan alur

a. Siswa mampu menjelaskan lima (5) tahapan

alur, dari mulai tahap penyituasian, tahap

pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik,

tahap klimaks, dan tahap penyelesaian dengan

tepat, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menjelaskan empat (4) tahapan

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

54 

 

alur dengan tepat, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menjelaskan minimal dua (2)

tahapan alur dengan tepat, diberi skor 2.

d. Siswa mampu menjelaskan satu (1) tahapan alur

dengan tepat, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menyebutkan tahapan alur

beserta penjelasannya, diberi skor 0.

2. Alur ditinjau dari segi penyusunan peristiwa (alur

kronologis atau flash back).

a. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

penyusunan peristiwa beserta penjelasan atau

bukti yang benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

penyusunan peristiwa beserta penjelasan atau

bukti yang mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

penyusunan peristiwa namun penjelasan atau

bukti salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan jenis alur dari

segi penyusunan peristiwa tanpa memberikan

penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan jenis alur dari

segi penyusunan peristiwa, diberi skor 0.

3. Alur ditinjau dari segi akhir cerita (alur terbuka

atau tertutup).

3

2

1

0

4

3

2

1

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

55 

 

a. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

akhir cerita beserta penjelasan atau bukti yang

benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

akhir cerita beserta penjelasan atau bukti yang

mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

akhir cerita namun penjelasan atau bukti salah,

diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan jenis alur dari

segi akhir cerita tanpa memberikan penjelasan,

diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan jenis alur dari

segi akhir cerita, diberi skor 0.

4. Alur ditinjau dari segi kuantitasnya (alur tunggal

atau jamak).

a. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

kuantitas beserta penjelasan atau bukti yang

benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

kuantitas beserta penjelasan atau bukti yang

mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

kuantitas namun penjelasan atau bukti salah,

diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan jenis alur dari

4

3

2

1

0

4

3

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

56 

 

segi kuantitas cerita tanpa memberikan

penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan jenis alur dari

segi kuantitas, diberi skor 0.

5. Alur ditinjau dari segi kualitasnya (alur rapat atau

tunggal).

a. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

kualitas beserta penjelasan atau bukti yang

benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

kualitas beserta penjelasan atau bukti yang

mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menentukan jenis alur dari segi

kualitas namun penjelasan atau bukti salah,

diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan jenis alur dari

segi kualitas tanpa memberikan penjelasan,

diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan jenis alur dari

segi kualitas, diberi skor 0.

1

0

4

3

2

1

0

C. Latar

1. Latar fisik

a. Siswa mampu menyebutkan latar fisik dalam

cerpen beserta penjelasan atau bukti yang benar,

diberi skor 4.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

57 

 

b. Siswa mampu menyebutkan latar fisik dalam

cerpen beserta penjelasan atau bukti yang

mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menyebutkan latar fisik dalam

cerpennamun penjelasan atau bukti salah, diberi

skor 2.

d. Siswa hanya mampu menyebutkan latar fisik

dalam cerpen tanpa memberikan penjelasan,

diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menyebutkan latar fisik

dalam cerpen, diberi skor 0.

2. Latar sosial

a. Siswa mampu menyebutkan latar sosial dalam

cerpen beserta penjelasan atau bukti yang benar,

diberi skor 4.

b. Siswa mampu menyebutkan latar sosial dalam

cerpen beserta penjelasan atau bukti yang

mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menyebutkan latar sosial dalam

cerpennamun penjelasan atau bukti salah, diberi

skor 2.

d. Siswa hanya mampu menyebutkan latar sosial

dalam cerpen tanpa memberikan penjelasan,

diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menyebutkan latar sosial

dalam cerpen, diberi skor 0.

3

2

1

0

4

3

2

1

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

58 

 

D. Tema

1. Pembedaan tema berdasarkan ketradisian tema

(tema tradisional atau nontradisional)

a. Siswa mampu menentukan tema berdasarkan

ketradisian tema beserta penjelasan atau bukti

yang benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan tema berdasarkan

tema ketradisian tema beserta penjelasan atau

bukti yang mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menentukan tema berdasarkan

tema ketradisian tema namun penjelasan atau

bukti salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan tema

berdasarkan tema ketradisian tema tanpa

memberikan penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan tema

berdasarkan tema ketradisian tema, diberi skor

0.

2. Tema utama

a. Siswa mampu menentukan tema utama beserta

penjelasan atau bukti yang benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan tema utama beserta

penjelasan atau bukti yang mendekati benar,

diberi skor 3.

4

3

2

1

0

4

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

59 

 

c. Siswa mampu menentukan tema utama namun

penjelasan atau bukti salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan tema utama

tanpa memberikan penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan tema utama,

diberi skor 0.

2

1

0

E. Sudut Pandang

1. Sudut pandang yang dipakai pengarang

a. Siswa mampu menentukan sudut pandang yang

dipakai pengarang dalam cerpen beserta

penjelasan atau bukti yang benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menentukan sudut pandang yang

dipakai pengarang dalam cerpen beserta

penjelasan atau bukti yang mendekati benar,

diberi skor 3.

c. Siswa mampu menentukan sudut pandang yang

dipakai pengarang dalam cerpen namun

penjelasan atau bukti salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menentukan sudut pandang

yang dipakai pengarang dalam cerpen tanpa

memberikan penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menentukan sudut pandang

yang dipakai pengarang dalam cerpen, diberi

skor 0.

4

3

2

1

0

F. Gaya Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

60 

 

1. Dari segi penggunaan bahasa.

a. Siswa mampu menganalisis segi penggunaan

bahasa pengarang beserta penjelasan atau bukti

yang benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menganalisis segi penggunaan

bahasa pengarang beserta penjelasan atau bukti

yang mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menganalisis segi penggunaan

bahasa pengarang namun penjelasan atau bukti

salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menganalisis segi

penggunaan bahasa pengarang tanpa

memberikan penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menganalisis segi

penggunaan bahasa pengarang, diberi skor 0.

2. Dari segi pemilihan judul dan ketepatannya

a. Siswa mampu menganalisis segi pemilihan judul

dan ketepatannya beserta penjelasan atau bukti

yang benar, diberi skor 4.

b. Siswa mampu menganalisis segi pemilihan judul

dan ketepatannya beserta penjelasan atau bukti

yang mendekati benar, diberi skor 3.

c. Siswa mampu menganalisis segi pemilihan judul

dan ketepatannya namun penjelasan atau bukti

salah, diberi skor 2.

d. Siswa hanya mampu menganalisis segi

4

3

2

1

0

4

3

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

61 

 

pemilihan judul dan ketepatannya tanpa

memberikan penjelasan, diberi skor 1.

e. Siswa tidak mampu menganalisis segi pemilihan

judul dan ketepatannya, diberi skor 0.

1

0

Langkah berikutnya adalah mengubah skor mentah menjadi nilai jadi. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan antara siswa jurusan

IPA dan Bahasa dalam menganalisis cerita pendek dan perbedaan tingkat

kemampuan menganalisis cerita pendek antara siswa jurusan IPA dan Bahasa.

Adapun langkah-langkah untuk mengubah skor mentah menjadi nilai jadi

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menghitung nilai rata-rata siswa (mean) beserta simpangan baku dari

penyimpangan skor individual siswa untuk masing-masing jurusan (kelas XII

jurusan IPA dan jurusan Bahasa).

Tabel 3.5.3

Perhitungan Nilai Rata-Rata Siswa

Subjek (N)

Skor (X) Mean ( X )

Rumus untuk mencari mean adalah

( X )=NX∑

Keterangan:

( X ) : Mean (rata-rata)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

62 

 

∑ X : Jumlah nilai yang dimiliki sampel

N : Jumlah sampel (Nurgiyantoro, 2001: 361)

Tabel 3.5.4

Persiapan Perhitungan Simpangan Baku dari Penyimpangan Tiap Skor

Siswa Kelas XII Jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo

No Skor (X)

x

(X - X ) 2x

N= ∑ 2x =

Berdasarkan data di atas kemudian dicari simpangan baku dengan

menggunakan rumus:

S=)1(

2

−∑N

X

Keterangan:

S = Simpangan baku/standar devisiasi

x = (x kecil) besarnya penyimpangan individual.

N = Jumlah subjek

b. Setelah nilai rata-rata dan simpangan baku dihitung, peneliti mengkorversikan

nilai tersebut ke dalam pedoman koversi angka skala seratus dan pedoman

konversi angka skala seratus. Fungsi kedua pedoman untuk mencerminkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

63 

 

prestasi siswa sekaligus mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran yang sudah diajarkan (Nurgiantoro, 2001: 398). Berikut ini tabel

pedoman konversi angka ke dalam persentase skala seratus.

Tabel 3.5.5

Pedoman Konversi Angka ke dalam Skala Seratus

Skala Sigma Skala Angka Skala 1-100

+2,25 x +2,25S 100 +1,75 x +1,75S 90 +1,25 x +1,25S 80 +0,75 x +0,75S 70 +0,25 x +0,25S 60 -0,25 x -0,25S 50 -0,75 x -0,75S 40 -1,25 x -1,25S 30 -1,75 x -1,75S 20 -2,25 x -2,25S 10

Tabel 3.5.6

Pedoman Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala Seratus

Interval Persentase Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Seratus

Keterangan

96%-100% 100 Sempurna

86%-95% 90 Baik Sekali 76%-85% 80 Baik 66%-75% 70 Cukup 56%-65% 60 Sedang 46%-55% 50 Hampir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

64 

 

Sedang 36%-45% 40 Kurang 26%-35% 30 Kurang Sekali 16%-25% 20 Buruk

0%-15% 10 Buruk Sekali

c. Terakhir adalah menentukan perbedaan tingkat pemahaman antara siswa

jurusan Bahasa dan IPA dalam memahami cerita pendek. Untuk menentukan

ada tidaknya perbedaan dari kelompok yang dibandingkan, dicari taksiran

varian dengan rumus:

( )221

21

222

−+

+= ∑ ∑

nnXX

S

Keterangan:

21X∑ = Jumlah skor kuadrat kelompok satu

22X∑ = Jumlah skor kuadrat kelimpok dua

Kemudian ada tidaknya perbedaan ditentukan dengan rumus uji-t,

sebagai berikut:

t =

2

2

1

2

21

nS

nS

XX

+

keterangan:

t = Koefisien yang dicari

=1n Jumlah sampel kelompok satu

=2n Jumlah sampel kelompok dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

65 

 

=1X Nilai rata-rata kelompok satu

=2X Nilai rata-rata kelompok dua

=2S Taksiran varian (Nurgiyantoro, 2001: 109)

Jika harga t- obsrvasi diketahui selanjutnya dikonsultasikan dengan t- tabel

dengan taraf signifikan tertentu. Dalam penelitian pendidikan, taraf signifikan

yang digunakan biasanya 1% dan 5%. Dalam penelitian ini, taraf signifikan yang

digunakan adalah 5%. Peneliti harus menerima kesimpulan penelitian, walaupun

dari populasi ada 5% yang meleset dan tidak sesuai dengan kesimpulan. Dengan

demikian, harga t- obsrvasi dapat ditafsirkan, apakah ada perbedaan atau tidak dari

kelompok yang dibandingkan itu. Apabila harga t- obsrvasi lebih kecil dari harga t-

tabel , ( )10 tt < , maka tidak ada perbedaan antara dua hal yang dibandingkan

tersebut. Sebaliknya, apabila harga t- obsrvasi lebih besar atau sama dengan t-

( )10 tt > , maka antara dua hal yang dibandingkan tersebut mempunyai perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

66 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini akan dibahas tentang deskripsi data, analisis data,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

4.1 Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data

kuantitatif yang dimaksud berupa skor yang diperoleh dari hasil tes menganalisis

unsur-unsur instrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni. Tes

diikuti oleh siswa kelas XII jurusan Bahasa dan siswa kelas XII jurusan IPA,

SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011. Tes dilaksanakan pada tanggal

2 dan 12 November 2010.

Data yang berupa skor yang diperoleh dari hasil tes menganalisis unsur-

unsur instrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni, diperoleh

dari seluruh jumlah populasi yaitu kelas XII jurusan Bahasa berjumlah 22 siswa

dan jurusan IPA berjumlah 21 siswa sehingga keseluruhan sampelnya 43 siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Soewandi, 2008: 4) bahwa jika dalam penelitian

subjek kurang dari 100 orang, maka populasi tersebut diambil sebagai sampel

penelitian. Dalam penelitian ini karena terdapat 7 siswa yang tidak hadir maka

populasi berkurang menjadi 36 siswa. Data siswa dari jurusan Bahasa berjumlah

17 dan data siswa dari jurusan IPA berjumlah 19.

66 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

67 

 

Tabel 4.1.1

Populasi, Sampel, Jumlah Siswa yang Mengikuti dan Tidak

Mengikuti Tes

Dari data penelitian untuk jurusan Bahasa diperoleh skor tertinggi 81dan

skor terendah 30, sedangkan untuk jurusan IPA diperoleh skor tertinggi 92 dan

skor terendah 61.

4.2 Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mengetahui

kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa dan jurusan IPA dalam menganalisis

unsur-unsur instrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni dan

perbedaan kemampuan antar kedua jurusan tersebut. Berikut ini dipaparkan hasil

penelitian kemampuan menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni oleh siswa kelas XII jurusan Bahasa dan

jurusan IPA, SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011.

KELAS JUMLAH SISWA

(POPULASI)

JUMLAH SISWA YANG

MENGIKUTI TES

JUMLAH SISWA YANG TIDAK

MENGIKUTI TES

SAMPEL

XII IPA 21 19 2 19 XII

BAHASA 22 17 5 17

∑ 43 36 7 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

68 

 

4.2.1 Kemampuan Siswa Kelas XII Jurusan IPA

Skor yang diperoleh seorang siswa (skor mentah) biasanya mempunyai

penyimpangan atau perbedaan dengan nilai rata-rata yang dicapai seluruh siswa

(Nurgiyantoro, 2006: 367). Besarnya penyimpangan baku itu diperoleh dengan

jalan: skor mentah dikurangi nilai rata-rata atau jika ditulis dengan rumus:

XXx −=

Keterangan :

x = (x kecil) besarnya penyimpangan individual.

=X (X besar) skor mentah.

=X (X bar) nilai rata-rata.

Sebelum diperoleh penyimpangan individual maka perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rata-rata siswa. Rumus untuk menghitung nilai rata-rata siswa adalah

sebagai berikut:

( X )=NX∑

Keterangan:

( X ) = Mean (rata-rata)

∑ X = Jumlah nilai yang dimiliki sampel

N = Jumlah sampel

Berikut disajikan data skor-skor siswa kelas XII jurusan IPA beserta

perhitungan mean atau nilai rata-rata siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

69 

 

Tabel 4.2.1.1

Perhitungan Nilai Rata-Rata Siswa Jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo

Subjek (N)

Skor (X) Mean ( X )

1 92 ( X )=NX∑

( X )=19

1348

( X )= 70,95

2 88

3 78

4 76

5 75

6 73

7 71

8 71

9 71

10 70

11 70

12 69

13 69

14 68

15 63

16 61

17 61

18 61

19 61

N= 19 ∑X = 1348 =X 70,95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

70 

 

Jadi nilai rata-rata dari siswa kelas XII IPA, yaitu 70,95, untuk mencari

simpangan baku data-data di atas disajikan lagi ke dalam tabel berikut.

Tabel 4.2.1.2

Persiapan Perhitungan Simpangan Baku dari Penyimpangan Tiap Skor

Siswa Kelas XII Jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo

No Skor (X)

x

(X - X ) 2x

1 92 21.053 443.213

2 88 17.053 290.792

3 78 7.053 49.740

4 76 5.053 25.529

5 75 4.053 16.424

6 73 2.053 4.213

7 71 0.053 0.003

8 71 0.053 0.003

9 71 0.053 0.003

10 70 -0.947 0.898

11 70 -0.947 0.898

12 69 -1.947 3.792

13 69 -1.947 3.792

14 68 -2.947 8.687

15 63 -7.947 63.161

16 61 -9.947 98.950

17 61 -9.947 98.950

18 61 -9.947 98.950

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

71 

 

19 61 -9.947 98.950

N=19 ∑ 2x = 1306.95

Berdasarkan data di atas maka dapat dicari simpangan bakunya dengan

menggunakan rumus:

S=)1(

2

−∑N

X

Keterangan:

S = Simpangan baku/standar devisiasi

x = (x kecil) besarnya penyimpangan individual.

N = Jumlah subjek

Perhitungannya:

S=)1(

2

−∑N

X

S=)119(

1306.95−

S= 8,52

Jadi simpangan bakunya adalah 8,52. Setelah nilai rata-rata dan simpangan

baku diperoleh, kemudian nilai dikorversikan ke dalam pedoman koversi angka

skala seratus dan pedoman patokan presentase skala seratus. Fungsi kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

72 

 

pedoman adalah untuk mencerminkan prestasi siswa sekaligus mencerminkan

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang sudah diajarkan (Nurgiantoro,

2001: 398). Berikut ini tabel pedoman konversi angka ke dalam persentase skala

seratus.

Tabel 4.2.1.3

Pedoman Konversi Angka ke dalam Skala Seratus untuk Nilai Hasil Tes

Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Katuranggan”

Siswa Kelas XII Jurusan IPA

Skala Sigma Skala Angka

Skala Seratus

+2,25 70,95 + (2,25 x 8,52)= 90,12 100

+1,75 70,95 + (1,75 x 8,52)= 85,86 90

+1,25 70,95 + (1,25 x 8,52)= 81,50 80

+0,75 70,95 + (0,75 x 8,52)= 77,34 70

+0,25 70,95 + (0,25 x 8,52)= 73,08 60

-0,25 70,95 – (0,25 x 8,52)= 68,82 50

-0,75 70,95 - (0,75 x 8,52)= 64,56 40

-1,25 70,95 - (1,25 x 8,55)= 60,30 30

-1,75 70,95 - (1,75 x 8,52)= 56,04 20

-2,25 70,95 - (2,25 x 8,52)= 51,78 10

Untuk menentukan taraf kemampuan siswa kelas XII IPA dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

Nurzaeni hasil perhitungan konversi nilai siswa dalam tabel 4.2.1.3 akan

ditransformasikan dalam perhitungan pedoman patokan perhitungan skala seratus

dalam tabel 4.2.1.4 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

73 

 

Tabel 4.2.1.4

Pedoman Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala Seratus untuk

Nilai Hasil Tes Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul

“Katuranggan” Siswa Kelas XII Jurusan IPA

No Rentangan

Skor

Interval Presentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan

Skala Seratus

Keterangan

1 90,12-100 96%-100% 100 Sempurna

2 85,86-90,11 86%-95% 90 Baik Sekali

3 81,60-85,85 76%-85% 80 Baik

4 77,34-81,59 66%-75% 70 Cukup

5 73,08-77,33 56%-65% 60 Sedang

6 68,82-73,07 46%-55% 50 Hampir

Sedang

7 64,56-68,81 36%-45% 40 Kurang

8 60,30-64,55 26%-35% 30 Kurang

Sekali

9 56,04-60,29 16%-25% 20 Buruk

10 52,78-56,03 0%-15% 10 Buruk Sekali

Berdasarkan tabel 4.1.1.4 di atas, kemampuan siswa kelas XII IPA dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

Nurzaeni dapat dideskripsikan sebagai berikut. Siswa dikategorikan memiliki

kemampuan sempurna jika memiliki skor ≥ 90,12, kategori baik sekali jika

memiliki skor 85,86-90,11, kategori baik jika memiliki skor 81,60-85,85, kategori

cukup jika memiliki skor 77,34-81,59, kategori sedang jika memiliki skor 73,08-

77,33, kategori hampir sedang jika memiliki skor 68,82-73,07, kategori kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

74 

 

jika memiliki skor 64,56-68,81, kategori kurang sekali jika memiliki skor 60,30-

64,55, kategori buruk jika memiliki skor 56,04-60,29, dan kategori buruk sekali

jika memiliki skor 52,78-56,03.

4.2.2 Kemampuan Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa

Skor-skor mentah yang diperoleh dari siswa-siswa jurusan Bahasa

kemudian dicari jumlah nilai rata-rata dan simpangan bakunya. Berikut langkah

perhitungannya.

Skor yang diperoleh setiap siswa (disebut skor mentah) biasanya

mempunyai penyimpangan atau perbedaan dengan nilai rata-rata yang dicapai

seluruh siswa (Nurgiyantoro, 2006: 367). Besarnya penyimpangan baku itu

diperoleh dengan jalan: skor mentah dikurangi nilai rata-rata atau jika ditulis

dengan rumus:

XXx −=

Keterangan :

x =(x kecil) besarnya penyimpangan individual.

=X (X besar) skor mentah.

=X (X bar) nilai rata-rata.

Sebelum diperoleh penyimpangan individual maka perlu dihitung terlebih

dahulu nilai rata-rata siswa. Rumus untuk menghitung nilai rata-rata siswa adalah

sebagai berikut:

( X )=NX∑

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

75 

 

Keterangan:

( X ) = Mean (rata-rata)

∑ X = Jumlah nilai yang dimiliki sampel

N = Jumlah sampel

Berikut disajikan data skor-skor siswa kelas XII jurusan Bahasa beserta

perhitungan mean atau nilai rata-rata siswa.

Tabel 4.2.2.1 Perhitungan Nilai Rata-Rata Siswa Jurusan Bahasa SMA Bruderan

Purworejo Subjek

(N) Skor (X) Mean ( X )

1 81 ( X )=NX∑

( X )=17

1043

( X )= 61,35

2 71

3 71

4 71

5 70

6 70

7 69

8 68

9 67

10 65

11 61

12 61

13 56

14 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

76 

 

15 44

16 41

17 30

N= 17 ∑X = 1043 =X 61,35

Jadi nilai rata-rata dari siswa kelas XII jurusan Bahasa, yaitu 61,35,

untuk mencari simpangan baku data-data di atas disajikan lagi ke dalam tabel

berikut.

Tabel 4.2.2.2

Persiapan Perhitungan Simpangan Baku dari Penyimpangan Tiap Skor

Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo

No Skor (X)

x

(X - X ) 2x

1 81 19.647 386.007

2 71 9.647 93.066

3 71 9.647 93.066

4 71 9.647 93.066

5 70 8.647 74.772

6 70 8.647 74.772

7 69 7.647 58.478

8 68 6.647 44.183

9 67 5.647 31.889

10 65 3.647 13.301

11 61 -0.353 0.125

12 61 -0.353 0.125

13 56 -5.353 28.654

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

77 

 

Berdasarkan data di atas maka dapat dicari simpangan bakunya dengan

menggunakan rumus:

S=)1(

2

−∑N

X

Keterangan:

S = Simpangan baku/standar devisiasi

x = (x kecil) besarnya penyimpangan individual.

N = Jumlah subjek

Perhitungannya:

S=)1(

2

−∑N

X

S=)117(

2895,88−

S= 13,45

14 47 -14.353 206.007

15 44 -17.353 301.125

16 41 -20.353 414.242

17 30 -31.353 983.007

N= 17 ∑ 2x = 2895,88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

78 

 

Jadi simpangan bakunya adalah 13,45. Setelah nilai rata-rata dan

simpangan baku diperoleh, kemudian nilai dikorversikan ke dalam pedoman

koversi angka skala seratus dan pedoman patokan presentase skala seratus. Fungsi

kedua pedoman adalah untuk mencerminkan prestasi siswa sekaligus

mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang sudah diajarkan

(Nurgiantoro, 2001: 398). Berikut ini tabel pedoman konversi angka ke dalam

persentase skala seratus.

Tabel 4.2.2.3

Pedoman Konversi Angka ke dalam Skala Seratus untuk Nilai Hasil Tes

Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Katuranggan”

Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa

Skala Sigma Skala Angka

Skala Seratus

+2,25 61,35 + (2,25 x 13,45)= 91,61 100

+1,75 61,35 + (1,75 x 13,45)= 84,88 90

+1,25 61,35 + (1,25 x 13,45)= 78,16 80

+0,75 61,35 + (0,75 x 13,45)= 71,43 70

+0,25 61,35 + (0,25 x 13,45)= 64,71 60

-0,25 61,35 – (0,25 x 13,45)= 57,99 50

-0,75 61,35 - (0,75 x 13,45)= 51,27 40

-1,25 61,35 - (1,25 x 13,45)= 44,54 30

-1,75 61,35 - (1,75 x 13,45)= 37,82 20

-2,25 61,35 - (2,25 x 13,45)= 31,09 10

Untuk menentukan taraf kemampuan siswa kelas XII Bahasa dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

79 

 

Nurzaeni hasil perhitungan konversi nilai siswa dalam tabel 4.2.2.3 akan

ditransformasikan dalam perhitungan pedoman patokan perhitungan skala seratus

dalam tabel 4.2.2.4 berikut.

Tabel 4.2.2.4

Pedoman Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala Seratus untuk

Nilai Hasil Tes Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul

“Katuranggan” Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa

No Rentangan

Skor

Interval Presentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan

Skala Seratus

Keterangan

1 91,61-100 96%-100% 100 Sempurna

2 84,88-90,65 86%-95% 90 Baik Sekali

3 78,16-84,87 76%-85% 80 Baik

4 71,43-78,15 66%-75% 70 Cukup

5 64,71-71,42 56%-65% 60 Sedang

6 57,99-64,70 46%-55% 50 Hampir

Sedang

7 51,27-57,98 36%-45% 40 Kurang

8 44,54-51,26 26%-35% 30 Kurang

Sekali

9 37,82-44,53 16%-25% 20 Buruk

10 31,09-37,81 0%-15% 10 Buruk Sekali

Berdasarkan tabel 4.1.1.4 di atas, kemampuan siswa kelas XII Bahasa

dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya

Slamet Nurzaeni dapat dideskripsikan sebagai berikut. Siswa dikategorikan

memiliki kemampuan sempurna jika memiliki skor ≥ 91,61, kategori baik sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

80 

 

jika memiliki skor 84,88-90,65, kategori baik jika memiliki skor 78,16-84,87,

kategori cukup jika memiliki skor 71,43-78,15, kategori sedang jika memiliki skor

64,71-71,42, kategori hampir sedang jika memiliki skor 57,99-64,70, kategori

kurang jika memiliki skor 51,27-57,98, kategori kurang sekali jika memiliki skor

44,54-51,26, kategori buruk jika memiliki skor 37,82-44,53, dan kategori buruk

sekali jika memiliki skor 31,09-37,81.

4.2.3 Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XII Jurusan IPA dan Siswa Kelas

XII Jurusan Bahasa SMA Bruderan dalam Menganalisis Unsur-Unsur

Intrinsik Cerpen

Untuk menentukan ada tidaknya perbedaan dari jurusan Bahasa dan

jurusan IPA, dicari terlebih dahulu taksiran varian dengan rumus:

( )221

21

222

−+

+= ∑ ∑

nnXX

S

Keterangan:

21X∑ = Jumlah skor kuadrat kelompok satu

22X∑ = Jumlah skor kuadrat kelimpok dua

Perhitungannya:

( )221

21

222

−+

+= ∑ ∑

nnXX

S

( )2171988,289594,13062

−++

=S

( )3482,42022 =S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

81 

 

61,1232 =S

Kemudian ada tidaknya perbedaan ditentukan dengan rumus uji-t, sebagai

berikut:

t =

2

2

1

2

21

nS

nS

XX

+

keterangan:

t = Koefisien yang dicari

=1n Jumlah sampel kelompok satu

=2n Jumlah sampel kelompok dua

=1X Nilai rata-rata kelompok satu

=2X Nilai rata-rata kelompok dua

=2S Taksiran varian (Nurgiyantoro, 2001: 109)

Perhitungannya:

t =

2

2

1

2

21

nS

nS

XX

+

t=

1761,123

1961,123

35,6195,70

+

t= 27,75,6

6,9+

t= 77,136,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

82 

 

t= 71,36,9

t= 2,58

Koefisien t = 2,58 yang diperoleh dari perhitungan uji-t di atas adalah

nilai t-observasi. Nilai t-observasi dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan

derajat kebebasan (DB) yang belum diketahui pada taraf signifikansi 5%. Rumus

untuk mengetahui derajat kebebasan (DB) digunakan rumus sebagai berikut.

DB= 1n + 2n - 2

DB= 19+17-2

DB= 34

Dari perhitungan di atas diperoleh hasil DB 34, namun karena nilai t-

tabel dengan DB dan pada taraf signifikansi yang dimaksud tidak tertera dalam

tabel nilai-nilai kritis t (Nurgiyantoro, 2001: 445) maka perlu dilakukan

intrapolasi (perluasan). Berikut langkah-langkah intrapolasi yang dimaksud.

Derajat kebebasan 34 terletak antara DB 30 dan DB 40. Nilai t-tabel

dengan DB 30 (pada taraf signifikansi 5%) adalah 2,042. Nilai t-tabel dengan DB

40 (pada taraf signifikansi 5%) adalah 2,021. Jarak antara DB 30 dan DB 40

adalah 10 (40 - 30). Jarak antara DB 30 dan DB 34 adalah 4 (34 - 30). Selisih nilai

t-tabel pada DB 30 dengan DB 40 adalah 2,042 – 2,021= 0,021. Jadi nilai setiap

satu taraf signifikansi adalah 0,021: 30= 0,0007. Dengan demikian nilai t-tabel

dengan DB 34 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,042 – (4 x 0,0007) = 2,0212.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

83 

 

Nilai t-observasi yang diperoleh dari perhitungan uji-t adalah 2,58

sedangkan nilai t-tabel dengan DB 34 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,0212.

Dengan demikian nilai t-observasi ≥ t-tabel. Berdasarkan hasil ini disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan kemampuan antara siswa kelas XII IPA dan siswa kelas

XII Bahasa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni.

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data tentu akan

sampai pada pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui

apakah hipotesis yang telah dirumuskan (dalam bab II Landasan Teori) diterima

atau ditolak (Arikunto, 1989: 68). Hipotesis diterima jika hasil analisis data sama

dengan hipotesis, sedangkan hipotesis ditolak jika hasil analisis tidak sama

dengan hipotesis. Dalam penelitian ini dirumuskan tiga hipotesis penelitian.

Berikut pengujian hipotesis berdasarkan analisis data.

4.3.1 Pengujian Hipotesis I

Hipotesis I:

Kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf cukup

Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas XII

Jurusan IPA dalam tes menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

84 

 

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni adalah 70,95. Nilai ini bila

ditransformasikan dalam presentase kemampuan menganalisis unsur-unsur

intrinsik dalam skala seratus (tabel 4.2.1.4) berada dalam interval tingkat

penguasaan 66%-75%. Hasil ini membuktikan bahwa kemampuan siswa kelas

XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011 dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

Nurzaeni berada dalam taraf cukup. Dengan demikian hipotesis I diterima.

4.3.2 Pengujian Hipotesis II

Hipotesis II:

Kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo

tahun ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf baik

Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas XII

jurusan Bahasa dalam tes menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni adalah 61,35. Nilai ini bila

ditransformasikan dalam presentase kemampuan menganalisis unsur-unsur

intrinsik dalam skala seratus (tabel 4.3.2.4) berada dalam interval tingkat

penguasaan 56%-65%. Hasil ini membuktikan bahwa kemampuan siswa kelas

XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011 dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet

Nurzaeni berada dalam taraf sedang. Dengan demikian hipotesis II ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

85 

 

4.3.3 Pengujian Hipotesis III

Hipotesis III:

Kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA

dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran

2010/2011 lebih tinggi jurusan Bahasa dibandingkan jurusan IPA.

Berdasarkan hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

siswa kelas XII jurusan IPA dalam tes menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni adalah 70,95, sedangkan nilai

rata-rata siswa kelas XII jurusan Bahasa adalah 61,35. Jika kedua nilai rata-rata

tersebut ditransformasikan dalam presentase kemampuan menganalisis unsur-

unsur intrinsik dalam skala seratus (tabel 4.2.1.3 dan tabel 4.3.1.3) kelas XII

jurusan IPA berada dalam interval tingkat penguasaan 66%-75%, sedangkan kelas

XII jurusan Bahasa berada dalam interval tingkat penguasaan 56%-65%. Hasil ini

membuktikan bahwa kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan

Purworejo tahun ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf cukup,

sedangkan kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa berada dalam taraf

sedang. Berdasarkan nilai-nilai rata-rata dan analisis tingkat penguasaan di atas

dapat disimpulkan bahwa kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

86 

 

IPA dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran

2010/2011 lebih tinggi jurusan IPA dibandingkan jurusan Bahasa. Dengan

demikian hipotesis III ditolak.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian tiga hipotesis di atas, disimpulkan tiga hasil

penelitian sebagai berikut. Pertama, kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA

SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-

unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada

dalam taraf cukup. Hasil ini sesuai dengan hipotesis peneliti, bahwa kemampuan

siswa kelas XII jurusan IPA dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf cukup. Kedua,

kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf sedang. Hasil ini tidak

sesuai dengan hipotesis peneliti yang diharapkan kemampuan siswa kelas XII

jurusan IPA dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf baik. Ketiga,

kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul “Katuranggan”

karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA dan siswa kelas XII

jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran 2010/2011 lebih tinggi

jurusan IPA dibandingkan jurusan Bahasa. Hasil ini juga tidak sesuai dengan

hipotesis peneliti yang diharapkan kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

87 

 

cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII

jurusan IPA dan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 lebih tinggi jurusan Bahasa dibandingkan jurusan IPA.

Selain ketiga hasil penelitian di atas, dari penelitian ini diketahui pula

bahwa kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo Tahun

Ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni lebih merata daripada kemampuan siswa

kelas XII jurusan Bahasa. Hal ini diketahui dari perbandingan nilai simpangan

baku skor-skor kedua kelompok siswa ini. Dalam hal ini dari hasil tes diketahui

bahwa simpangan baku skor-skor siswa kelas XII jurusan IPA adalah 8,52 dan

simpangan baku untuk skor-skor siswa kelas XII jurusan Bahasa adalah 13,45.

Karena nilai simpangan baku untuk skor-skor siswa kelas XII jurusan IPA lebih

kecil dibanding simpangan baku untuk skor-skor siswa kelas XII jurusan Bahasa,

maka skor-skor siswa untuk kelas XII jurusan IPA lebih homogen dibanding skor-

skor siswa kelas XII jurusan Bahasa. Karena skor-skor siswa kelas XII jurusan

IPA lebih homogen dibanding skor-skor siswa kelas XII Bahasa, maka

kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA lebih merata daripada kemampuan siswa

kelas XII jurusan Bahasa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni. Menurut peneliti kemampuan

siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik dipengaruhi oleh faktor-faktor

berikut ini.

Pertama, sikap siswa dalam melaksanakan tes. Sikap siswa yang

cenderung serius dalam proses pengerjaan soal tes, tentu saja akan memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

88 

 

hasil yang lebih baik dibanding siswa yang kurang serius mengerjakan soal.

Dalam hal ini siswa kelas XII jurusan IPA cenderung lebih serius dalam

pengerjaan soal dibanding kelas XII jurusan Bahasa, sehingga pada hasil tes

menunjuk kelas XII jurusan IPA mendapatkan hasil tes yang lebih baik dibanding

kelas XII jurusan Bahasa. Sikap siswa kelas XII jurusan IPA lebih serius

dibanding siswa kelas XII jurusan Bahasa dalam pengerjaan soal tes penelitian

tercermin dalam hal (1) suasana tes, (2) jawaban siswa dalam tes.

Berkaitan dengan suasana tes, peneliti menilai siswa kelas XII jurusan

IPA dalam pengerjaan tes secara umum lebih tenang dibanding kelas XII jurusan

Bahasa yang kebanyakan berbicara sendiri dan tidur-tiduran pada saat tes

berlangsung.

Berkaitan dengan jawaban siswa dalam tes, peneliti juga menilai siswa

kelas XII jurusan IPA terhadap soal tes, umumnya lebih terinci, terurai,

menyertakan penjelasan yang cukup berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan

sedangkan jawaban siswa kelas XII jurusan Bahasa secara umum lebih singkat

dan pendek-pendek, terkesan enggan memberikan jawaban yang lebih mendalam.

Menurut peneliti lepas dari jawaban siswa itu benar atau salah, jika jawaban diberi

penjelasan yang lebih dalam atau maksimal tentu saja akan menghasilkan jawaban

yang lebih baik.

Berkaitan dengan sikap siswa dalam menjalankan tes, menurut peneliti

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi sikap siswa dalam menjalankan tes, yaitu

(1) pandangan siswa terhadap penting tidaknya penelitian ini, (2) karakter siswa,

dan (3) faktor nonteknis yang tidak sengaja mempengaruhi penelitian ini. Faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

89 

 

pertama, pandangan siswa tentang penting tidaknya penelitian ini, dapat

dijelaskan sebagai berikut. Seperti diketahui bersama (siswa, guru, peneliti)

bahwa penelitian ini tidak mempengaruhi nilai pada pelajaran Bahasa Indonesia di

rapor. Siswa yang menganggap “penting” penelitian ini akan cenderung

mengerjakan soal tes secara lebih serius. Sebaliknya siswa yang menganggap

“tidak penting” penelitian ini cenderung akan mengerjakan secara tidak serius.

Mereka yang melaksanakan tes secara serius meskipun tidak dilatarbelakangi

berpengaruh terhadap nilai pelajaran Bahasa Indonesia pada rapor mereka, dapat

disebabkan oleh berbagai macam alasan. Misalnya: minat siswa secara pribadi

terhadap sastra khususnya cerpen, tentu saja akan meningkatkan motivasi siswa

dalam pengerjaan soal. Selain itu itikad baik atau ketulusan hati siswa untuk

membantu peneliti dalam penelitian ini dapat berpengaruh juga bagi sikap siswa

dalam mengerjakan soal.

Faktor kedua yang mempengaruhi sikap siswa dalam menjalankan tes

adalah karakter siswa. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bahwa siswa

kelas XII jurusan IPA lebih tenang dan lebih aktif dibanding siswa kelas XII

jurusan Bahasa. Hal ini tercermin pada saat tes berlangsung siswa-siswa jurusan

IPA lebih aktif bertanya jika ada kosakata atau kata-kata baru yang belum mereka

ketahui, berbeda dengan siswa-siswa jurusan Bahasa yang ramai namun relatif

pasif (tidak ada pertanyaan selama tes berlangsung) entah tahu atau memang tidak

mau tahu.

Faktor ketiga yang turut mempengaruhi siswa dalam menjalankan tes

adalah faktor nonteknis. Faktor nonteknis adalah faktor diluar perencanaan, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

90 

 

sebelumnya diperkirakan tidak akan mempengaruhi tes namun pada saat tes

berlangsung ternyata mengganggu pelaksanaan tes. Faktor-faktor ini misalnya:

apakah pada saat tes berlangsung siswa sedang dalam keadaan sakit atau

mengalami masalah pribadi sehingga membuat siswa kurang bersemangat dalam

menjalankan tes. Selain itu, dipengaruhi juga oleh lingkungan, apakah lingkungan

cukup mendukung pelaksanaan tes atau tidak. Dalam hal ini untuk pelaksaan tes

penelitian kelas XII jurusan Bahasa dilaksanakan pada tanggal 12 November 2010

yang notabene dilaksanakan pasca letusan Gunung Merapi yang menyebabkan

lingkungan sekolah tertutup oleh abu vulkanik sehingga menyebabkan lingkungan

menjadi kurang kondusif.

Selain pengaruh sikap siswa dalam menjalankan tes, tingkat kemampuan

siswa dalam menganalisis unsur-unsur inrinsik cerpen juga dipengaruhi oleh

tingkat intelektual siswa. Siswa yang tergolong “cerdas” tentu akan lebih cepat

memahami “unsur-unsur intriksik cerpen” yang diberikan peneliti dibanding siswa

yang “kurang cerdas”. Siswa yang tergolong “cerdas” secara alamiah akan lebih

cepat memahami sesuatu tanpa banyak belajar atau bahkan tanpa belajar

dibanding siswa yang “kurang cerdas” yang mungkin akan membutuhkan waktu

agak panjang untuk memahami sesuatu dalam hal ini memahami unsur-unsur

intrinsik cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

91 

 

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan dibicarakan tentang kesimpulan hasil penelitian,

implikasi hasil penelitian, dan saran-saran.

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian

Dari penelitian tentang Perbedaan Kemampuan Menganalisis Unsur-Unsur

Intrinsik Cerpen Berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara Siswa

Kelas XII Jurusan IPA dengan jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 dapat ditarik tiga kesimpulan. Berikut tiga kesimpulan dari

penelitian ini.

1. Kemampuan siswa kelas XII jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf cukup. Hal ini

sesuai dengan hasil analisis nilai rata-rata siswa sebesar 70,95 yang jika

ditransformasikan dalam presentase kemampuan menganalisis unsur-unsur

intrinsik dalam skala seratus (tabel 4.2.1.3) berada dalam interval tingkat

penguasaan 66%-75% yang berarti kemampuannya berada dalam taraf cukup.

2. Kemampuan siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun

ajaran 2010/2011 dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni berada dalam taraf sedang. Hal ini

sesuai dengan hasil analisis nilai rata-rata siswa sebesar 60,35 yang jika

91 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

92 

 

ditransformasikan dalam presentase kemampuan menganalisis unsur-unsur

intrinsik dalam skala seratus (tabel 4.3.1.3) berada dalam interval tingkat

penguasaan 56%-65% yang berarti kemampuannya berada dalam taraf sedang.

3. Kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara siswa kelas XII jurusan IPA dan

siswa kelas XII jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun ajaran

2010/2011 lebih tinggi jurusan IPA dibandingkan jurusan Bahasa. Hal ini

didasarkan pada nilai rata-rata siswa kelas XII jurusan IPA lebih tinggi

daripada nilai rata-rata siswa kelas XII jurusan Bahasa, yaitu 70,95 untuk nilai

rata-rata jurusan IPA dan 60,35 untuk nilai rata-rata jurusan Bahasa. Selain

didasarkan pada jumlah nilai rata-rata kedua jurusan, juga didasarkan pada

perhitungan uji-t yang diperoleh hasil nilai t-observasi sebesar 2,58 dan nilai

t-tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,02.

5.2 Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen tidak hanya dipengaruhi faktor jumlah

atau lamanya jam belajar (baik di sekolah maupun di rumah) namun kemampuan

siswa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti diuraikan dalam sub bab 4.4

: “Pembahasan Hasil Penelitian”. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut.

Pertama, kemampuan siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

dipengaruhi akan penguasaan siswa terhadap materi sastra cerpen yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

93 

 

diberikan oleh guru sebelumnya atau diterima dari sumber-sumber lain. Siswa

yang lebih menguasai sastra cerpen akan lebih baik dalam menganalisis unsur-

unsur intrinsik cerpen dibanding dengan siswa yang kurang menguasai sastra

cerpen. Dengan kata lain, penguasaan siswa akan materi sastra cerpen mendorong

siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen secara lebih optimal.

Kedua, kemampuan siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen juga

dipengaruhi oleh sikap siswa dalam melaksanakan kegiatan menganalisis unsur-

unsur intrinsik cerpen. Dalam hal ini, siswa yang melaksanakan kegiatan

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen secara lebih serius tentu akan

menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen, dibanding siswa yang kurang serius. Dengan kata lain keseriusan siswa

dalam melaksanakan kegiatan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen,

mendorong siswa menunjukkan kemampuan optimalnya dalam menganalisis

unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut.

Ketiga, kemampuan siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

dapat dipengaruhi pula oleh sikap siswa dalam menjalankan kegiatan

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap siswa dalam menjalankan tes, diantaranya (1) pandangan siswa terhadap

penting tidaknya penelitian ini, (2) karakter siswa, dan (3) faktor nonteknis yang

tidak sengaja mempengaruhi penelitian ini. Faktor pertama, pandangan siswa

tentang penting tidaknya penelitian, siswa yang menganggap “penting” penelitian

ini akan cenderung mengerjakan soal tes secara lebih serius dan optimal,

demikian pula sebaliknya. Faktor kedua adalah karakter siswa. Siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

94 

 

memiliki karakter aktif cenderung lebih memahami materi menganalisis unsur-

unsur intrinsik cerpen dibanding siswa yang relatif pasif. Faktor ketiga yang turut

mempengaruhi adalah faktor nonteknis. Faktor-faktor ini diantaranya: apakah

pada saat tes berlangsung siswa sedang dalam keadaan sakit atau mengalami

masalah psikologis, selain itu dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Keadaan

fisik dan psikologis siswa serta faktor lingkungan yang mendukung mendorong

siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam kegiatan menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen sehingga hasil lebih optimal.

Keempat, kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur inrinsik

cerpen juga dipengaruhi oleh tingkat intelektual siswa. Siswa yang tergolong

“cerdas” tentu akan lebih cepat memahami “unsur-unsur intriksik cerpen” yang

diberikan peneliti dibanding siswa yang “kurang cerdas”. Dengan kata lain,

tingkat kecerdasan siswa mempengaruhi kemampuan siswa dalam melaksanakan

kegiatan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen secara lebih optimal.

5.3 Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, peneliti

memberikan saran kepada guru Bahasa Indonesia SMA Bruderan Purworejo dan

peneliti lain. Saran-sarannya sebagai berikut.

1. Guru Bahasa Indonesia SMA Bruderan, Purworejo

Setelah melihat hasil penelitian ini, diharapkan guru dapat menyusun

materi pembelajaran menganalisis unsur-unsur cerpen dengan lebih baik, terutama

bagi siswa kelas XII. Dalam hal ini, guru dapat memilih karya sastra cerpen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

95 

 

menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan

kemampuan siswa ditiap programnya. Selain itu, guru juga perlu memberikan

motivasi bagi siswa untuk mengekspresikan diri dalam bersastra, misalnya

mengadakan lomba menulis cerpen, mengadakan diskusi tentang sastra dengan

mengundang sastrawan, dsb. Melalui cara ini siswa akan lebih tertantang untuk

memahami lebih dalam tentang sastra khususnya cerpen.

2. Peneliti lain

Peneliti ini dibatasi pada menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dan

dilakukan di sekolah untuk jurusan IPA dan jurusan Bahasa. Peneliti lain dapat

mengembangkan lebih baik lagi. Misalnya: membandingkan kemampuan

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen antara siswa jurusan IPA, Bahasa, dan

IPS, dapat juga melakukan penelitian sejenis tentang menganalisis unsur-unsur

intrinsik sastra namun tidak hanya cerpen tetapi bisa juga novel, drama, puisi, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

96 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina

Aksara. _________________. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Bina Aksara. _________________. 1973. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Bina Aksara. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.

_________. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPFE. _________________. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. _________________. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. Nugraeni, Rosalia Yusti. 2008. Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas XI SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa dalam Menganalisis Teks Drama “Arloji” Karya P. Hariyanto. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Nugraha, Setya Tri. 2002. “Pembelajaran Sastra di SMA Berdasarkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi” Gatra. Hlm 153-159. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Nurzaeni, Slamet. 1993. “Katurangan” Pelajaran Mengarang, Cerpen Pilihan

Kompas. Hlm 33-40. Jakarta: Kompas. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan

Dasar-Menengah. 2006. Jakarta: BSNP. Purwadi. 2004. Kamus Jawa Indonesia Populer. Yogyakarta: Media Abadi.

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

97 

 

Rahmanto. B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. ___________. 1998. Metode Pengajaran Sastra. Saduran Bebas dari Buku “The

Teaching Of Literatur”, H.L.B. Moody. Yogyakarta: Kanisius. Soewandi, Slamet. 2008. Modul: Mata Kuliah Dasar-Dasar Penelitian.

Yogyakarta: PBSID Universitas Sanata Dharma. Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya ______________. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya ______________. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia. Sudjana, Nana dan Ibrahim M.A. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru. Sumarjo, Jakob dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Sumarjo, Jakob. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret

University Press. Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Yuwitisari, Hestiana. ER. 2003. Kemampuan Siswa Kelas I SMU Stella Duce 2

Yogyakarta Tahun Ajaran 2002/2003 dalam Mengapresiasi Dua Cerpen Karya Seno Gumira Ajidarma dan Kepekaan Siswa Kelas I SMU Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2002/2003 dalam Mengapresiasi Dua Cerpen Karya Seno Gumira Ajidarma. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

98 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

99 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

100 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

101 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

102 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

103 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

104 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

105 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

106 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

107 

 

SINOPSIS CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET

NURZAINI

Cerita dalam cerpen “Katuranggan” karya Slamet Nurzaini diawali dengan

hilangnya Kencling di sudut Pasar Rebo. Kecling merupakan seekor burung

perkutut yang dinyatakan sebagai pemenang konkurs dan telah ditawar lima juta

oleh seorang peminat burung. Dengan hilangnya Kecling seluruh isi Pasar Rebo

menjadi semakin ramai, ditengah keramaian tersebut pemilik burung perkutut itu

pun mengumumkan kepada seluruh penghuni pasar bahwa siapa saja yang bisa

menemukan Kecling diharapkan untuk mengembalikan kepadanya dan akan

diberikan imbalan dua juta. Dengan pengumunan tersebut banyak orang yang

antusias untuk mencari dan menangkap Kencling tak terkecuali Marto Manuk

seorang pedagang dan pemikat burung.

Keesokan harinya ketika ia akan melangkah keluar dengan sepedanya

untuk mencari burung tiba-tiba ia pun ingat akan kejadian kemarin. Ia kemudian

mengedarkan matanya dan menajamkan telingganya ke berbagai arah, siapa tahu

diantara kicau burung pagi itu ada suara si Kecling yang menjadi buron. Karena

berdasarkan pengalaman dan firasatnya sebagai pemikat burung ia tahu, bahwa

burung piaraan yang terlepas dua tiga hari akan menjadi tutut dan turun ke tanah

karena lapar tidak bisa mencari makan sendiri. Ditengah pencariannya tiba-tiba

saja adiknya yang bernama Dirsan telah ada dibelakangnya dengan membawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

108 

 

kantung gandum yang berisi seekor burung perkutut. Dirsan kemudian

menceritakan bahwa ia baru saja menemukan burung tersebut.

Seketika saja darah Marto Manuk tersirap, ia melotot dan mengamati

burung di tangan adiknya itu. Ia yakin bahwa burung itu adalah Kencling yang

menjadi buron. Terdorong oleh jiwa bisnisnya muncullah seribu akal untuk

menguasai burung itu. Karena ia tahu bahwa adiknya tidak tahu menahu soal

burung. Marto Manuk kemudian menipu adiknya bahwa burung perkutut itu

burung biasanya dan ia mau membelinya dengan harga tiga puluh ribu. Namun

ternyata Dirsan tidak mau menerima uang itu dan bermaksud untuk

memeliharanya saja karena merasa jatuh hati pada burung itu. Mendengar ucapan

adiknya Marto Manuk menjadi marah, lalu ia pergi menemui temannya Wagiyo di

pasar untuk meminta sarannya. Wagiyo pun menyarankan agar mereka

mendatangi rumah Dirsan dengan mengatakan bahwa burung itu berkaturanggan

rajapati atau membawa malapetaka. Dengan cara mereka tersebut ternyata

membuat istri Dirsan percaya.

Keesokan harinya sebelum ke pasar, marto manuk telah siap untuk segera

ke rumah Dirsan melihat hasil karyanya. Ketika ia melangkah ke luar rumah,

Santayib menemuinya dan mengabarkan bahwa Dirsan telah meninggal dunia.

Marto Manuk langsung teriak dan tak percaya. Santayib kemudian menjelaskan

setelah diperingatkan oleh Wagiyo bahwa burung itu berkaturanggan rajapati, istri

Dirsan si Pinah bersikeras agar menjual burung itu. Tapi Dirsan tidak

memperbolehkannya. Karena terbawa oleh ketakutannya akhirnya pada malam

harinya Pinah melepas burung itu. Tapi ternyata keesokan harinya burung itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

109 

 

justru bertengger di pucuk bambu dekat pohon kelapa. Dengan kemarahannya,

Dirsan memanjat pohon kelapa itu untuk mendapatkan burung itu kembali. Dan

karena begitu inginnya mendapatkan burung itu membuat ia terpeleset dan jatuh.

Diakhir cerita Marto Manuk membayangkan kelima keponakannya yang

merengek, iparnya yang meraung-rauh dan menjadi janda. Ia sadar bahwa itu

semua akibat dari keserakahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

110 

 

Nama : ……………………………….

No/Kelas : ……………………………….

INSTRUMENT PENELITIAN

Petunjuk mengerjakan soal:

a. Tulislah nama, nomor urut, dan kelas pada tempat yang telah disediakan!

b. Waktu mengerjakan soal adalah 90 menit!

c. Bacalah dengan cermat cerpen berjudul “Katuranggan” karya Slamet Nuzaeni

kemudian analisislah unsur-unsur instrinsik cerpen tersebut !

d. Pergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

e. Jagalah kebersihan soal!

f. Kerjakan sendiri dan dilarang bekerja sama dengan teman!

Selamat mengerjakan!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

A. Tokoh dan Penokohan

1. Dilihat dari segi peranan (pentingnya tokoh), sebutkan nama tokoh utama

dan tokoh tambahan! Berikan bukti atau penjelasannya mengapa dapat

disebut sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan! (skor 4)

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

111 

 

2. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, sebutkan nama tokoh protagonis dan

antagonis! Berikan bukti atau penjelasannya masing-masing tokoh! (skor 4)

3. Berdasarkan pengembangan wataknya (berkembang tidaknya watak tokoh),

sebutkan nama tokoh statis dan tokoh berkembang! Berikan bukti atau

penjelasannya masing-masing tokoh! (skor 4)

4. Berdasarkan kemungkinan pencerminan manusia dalam kehidupan nyata,

sebutkan nama tokoh tipikal (tokoh yang hanya sedikit ditampilkan dalam

cerita) dan tokoh netral (si pelaku cerita) ! Berikan bukti atau penjelasannya

masing-masing tokoh! (skor 4)

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

112 

 

B. Alur

f. Berdasarkan adegan-adegan dalam cerpen berjudul “Katuranggan” karya

Slamet Nuzaeni adegan manakah yang termasuk dalam unsur-unsur alur

(a) tahap penyituasian (pengenalan), (b) pemunculan konflik (c) tahap

peningkatan konflik, (d) tahap klimaks (e) tahap penyelesaian? (skor 4)

g. Dari segi penyusunan peristiwa, cerpen termasuk dalam alur kronologis

atau flash back? Berikan bukti atau penjelasannya! (skor 4)

h. Ditinjau dari segi akhir cerita, cerpen termasuk beralur terbuka atau

tertutup? Berikan bukti atau penjelasannya! (skor 4)

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

113 

 

i. Ditinjau dari segi kuantitasnya (jumlah), cerpen termasuk beralur tunggal

atau jamak? Berikan bukti atau penjelasannya! (skor 4)

j. Ditinjau dari segi kualitasnya (kepadatan), cerpen termasuk beralur rapat

atau longgar? Berikan bukti atau penjelasannya! (skor 4)

C. Latar

c. Jelaskan latar fisik (berkenaan dengan tempat dan waktu peristiwa) dalam

cerpen! (skor 4)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

114 

 

d. Jelaskan latar sosial (kebiasaan hidup, tradisi, kepercayaan) dalam cerpen!

(skor 4)

D. Tema

c. Berdasarkan ketradisian tema, cerpen termasuk dalam tema tradisional

atau nontradisonal? Berikan bukti atau penjelasannya! (skor 4)

d. Apa tema utama dalam cerpen berjudul “Katuranggan”? Jelaskan! (skor 4)

E. Sudut Pandang

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

115 

 

Apakah sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen berjudul

“Katuranggan”? Jelaskan! (skor 4)

F. Gaya Bahasa

1. Bagaimana gaya bahasa yang digunakan penulis cerpen mudah dipahami

atau tidak (dilihat dari pilihan kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa

figuratif, penggunaan kohesi dan lain-lain)? Jelaskan! (skor 4)

2. Bagaimana pemilihan judulnya? Apakah sesuai dengan isi cerita dalam

cerpen? Jelaskan! (skor 4)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

116 

 

KUNCI JAWABAN PENELITIAN

A. Tokoh dan Penokohan

1. Tokoh utama: Marto manuk, karena merupakan tokoh pemegang peran

penting didalam cerita, selalu muncul sepanjang cerita, dan menjadi tokoh

yang diutamakan dalam cerita.

Tokoh tambahan: Dirsan, Wagiyo, laki-laki gagah setengah gemuk

(pemilik burung perkutut), seorang bertopi vilt, Santayib, Pinah, Wak

Kasim, karena semua tokoh tersebut, pemunculannya dalam cerita lebih

sedikit, mereka hadir dalam cerita hanya apabila ada kaitannya dengan

tokoh utama baik langsung maupun tidak langsung.

2. Protagonis:

a. Dirsan: lugu, tetap pada pendirian, sopan, tidak mudah terpengaruh,

pintar.

b. Laki-laki gagah setengah gemuk: tetap pada pendirian, pemurah.

c. Seorang bertopi vilt: agak cerewet, penakut

d. Santayib: jujur

Tokoh di atas disebut sebagai tokoh protagonis karena tokoh dapat

digolongkan sebagai tokoh baik dalam cerita

Antagonis:

a. Marto Manuk: licik, serakah, mata duitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

117 

 

b. Wagiyo: licik, mata duitan.

c. Pinah: penakut, mudah dipengaruhi.

Tokoh di atas disebut sebagai tokoh antagonis karena tokoh

merupakan penyebabkan timbulnya permasalahan atau konflik dalam

cerita.

3. Tokoh statis: Dirsan, Wagiyo, laki-laki gagah setengah gemuk (pemilik

burung perkutut), seorang bertopi vilt, Santayib, Pinah, Wak Kasim,

karena tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sejalan

perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan.

Tokoh berkembang: Marto manuk, karena perubahan perwatakan sejalan

dengan perkembangan peristiwa dan konflik yang dialaminya, dalam hal

ini ia menyesali atas segala perbuatannya.

4. Tokoh tipikal: Dirsan, Wagiyo, laki-laki gagah setengah gemuk (pemilik

burung perkutut), seorang bertopi vilt, Santayib, Pinah, Wak Kasim,

karena hanya sedikit ditampilkan individualitasnya atau hanya sebagai

pelengkap dalam cerita.

Tokoh netral: Marto Manuk, karena ia merupakan pelaku utama cerita,

dialah yang mempunyai cerita atau yang diceritakan dalam cerita.

B. Alur

1. Tahapan alur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

118 

 

a. Tahap penyituasian: pada saat penceritaan hilangnya Kencling burung

perkutut pemenang konkurs di sudut Pasar rebo yang menghebohkan

seluruh penghuni pasar hingga sang pemilik burung memberikan tawaran

kepada siapa saja yang menemukannya akan diberikan imbalan dua juta

rupiah.

b. Tahap pemunculan konflik: pada saat Marto Manuk mulai mencari

burung perkutut yang hilang, tiba-tiba ia ditemui Dirsan adiknya yang

secara tidak sengaja menemukan Kecling burung yang tengah ia cari

sehingga muncul keingganan Marto Manuk untuk memiliki burung itu.

c. Tahap peningkatan konflik: pada saat Marto Manuk merayu Dirsan

untuk membeli burung itu tapi Dirsan tidak bersedia menjualnya karena

ingin dipelihara.

d. Tahap klimaks: pada saat Marto Manuk dan Wagiyo ingin menipu

Dirsan bahwa burung yang ditemukannya membawa katuranggan rajapati

yang kemudian berujung pada kematian Dirsan.

e. Tahap penyelesaian: pada saat marto manuk menyesali semua

perbuatannya diakhir cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

119 

 

2. Berdasarkan segi penyusunan peristiwa, cerpen termasuk beralur maju atau

kronologis, karena dikisahkan secara kronologis dari awal hingga akhir

peristiwa atau dari peristiwa pertama diikuti oleh peristiwa kemudian atau

berikutnya.

3. Berdasarkan segi akhir cerita, cerpen termasuk beralur terbuka, karena

pelukisan pada akhir cerita masih belum jelas bagaimana nasib sang burung

perkutut, berdasarkan logika cerita, cerita juga masih potensial untuk

dilanjutkan (konflik belum sepenuhnya selesai)

4. Berdasarkan segi kuantitasnya, cerpen termasuk beralur tunggal, karena

hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh saja lengkah dengan konflik atau

permasalahan yang ada.

5. Berdasarkan segi kualitasnya, cerpen termasuk beralur rapat, karena

hubungan antar peristiwanya sangat erat jika salah satu peristiwanya

dihilangkan jalan ceritanya akan mnejadi tidak jelas atau kabur.

C. Latar

1. Latar tempat dan waktu (latar fisik):

a. Sudut Pasar Rebo (siang hari)

b. Serambi rumah Marto Manuk (pagi hari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

120 

 

c. Di bawah pohon sawo halaman rumah Marto Manuk (pagi hari)

d. Lincak emperan rumah Marto Manuk (pagi hari)

e. Pasar Rebo (siang hari)

f. Di rumah Marto Manuk (jam tujuh pagi sebelum berangkat ke pasar)

g. Rumah Dirsan (siang hari)

2. Latar sosial: masyarakat yang dikisahkan dalam cerita masih sangat

mempercayai Tahyul terutama yang berkaitan dengan katuranggan burung

yang membawa rajapati, masyarakat masih ada yang belum berfikir logis

sehingga mudah ditipu orang lain.

D. Tema

1. Berdasarkan ketradisian tema, cerpen termasuk bertema tradisonal, karena

sesuai dengan cerita-cerita lama “Suatu kejahatan atau keserakahan pada

akhirnya pasti akan berakibat buruk” selain itu cerita dalam cerpen ini

juga menekankan pada kepercayaan-kepercayaan masyarakat Jawa yang

percaya pada tahyul.

2. Tema utama: “Keserakahan pada akhirnya akan menimbulkan malapeta”

karena hal inilah yang menjadi makna pokok cerita atau gagasan dasar

umum karya tersebut.

E. Sudut pandang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

121 

 

Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang persona

ketiga “dia” atau orang ketiga, karena pengarang serba tahu dan

menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, dan nama orang.

F. Gaya bahasa

1. Bahasa yang digunakan pengarang dilihat dari pilihan kata, struktur

kalimat, penggunaan kohesi mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.

2. Pengarang dalam pemilihan judulnya sesuai dengan isi cerita karena yang

melandasi cerita adalah masalah katuranggan burung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

122 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

123 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

124 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

125 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

126 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

127 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

128 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

129 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

130 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

131 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

132 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

133 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

134 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

135 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

136 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

137 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

138 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

139 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

140 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

141 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

142 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

143 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

144 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

145 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

146 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

147 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

148 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

149 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

150 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

151 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

152 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

153 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

154 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

155 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

156 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

157 

 

DAFTAR NILAI SISWA DARI TINGGI HINGGA RENDAH TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 SMA BRUDERAN PURWOREJO

KELAS : XII IPA

WALI KELAS : B. Sutasmadi, S.Pd

No. No.

Absen

Nama Nilai

1 14 Rimah Fitrang Mawardani 92

2 5 Dominikus Bagas Hardiprasetya 88

3 11 Maria Nerimurjianti 78

4 13 Resti Cahyaningrum 76

5 12 Novi Irianti 75

6 16 Susana 73

7 7 Gregorius Prahaswara Dewanta 71

8 9 Isabella Diza Febriana 71

9 10 Kevin Purnama Pradana 71

10 3 Deny Lauwis 70

11 21 Yulius Yonathan Yuwono Atmoko 70

12 2 Chandra Novita Nawastri Cicilia 69

13 8 Indah Novianti 69

14 17 Tjandrayana Setiawan 68

15 20 Widyastuti 63

16 6 Dyah Ayu Ratna Juwita 61

17 15 Salvador Daly 61

18 19 Vanny Anggraeni Puspitasari 61

19 1 Aloysius Tri Wahyuda 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

158 

 

DAFTAR NILAI SISWA DARI TINGGI HINGGA RENDAH TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 SMA BRUDERAN PURWOREJO

KELAS : XII Bahasa

WALI KELAS : B. Lusiana Widanarti, S.Pd

No. No. Absen Nama Nilai

1 22 Vera Anggun Anastasia 81

2 10 Firma Indrajati 71

3 13 Hogi Stephano Kuswintoro 71

4 3 Arif Herdianto 71

5 8 Eva Yunita Prasetyaningrum 70

6 11 Fransiscus Parningotan Hindom 70

7 17 Pedro Dwi Kris Ramos 69

8 5 Christo Septian 68

9 14 Ika Novita Sari 67

10 2 Andi Purnomo 65

11 1 Ajeng Yuan Rindiani 61

12 12 Galang Sasongko Aji 61

13 20 Sundari 56

14 6 Dewi Indri Astuti 47

15 7 Erwin Foster Laempasa 44

16 15 Isny Gita Sasmita 40

17 19 Rina Estiningsih 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

159 

 

Independent Samples Test

3.885 .057 2.585 34 .014 9.594 3.712 2.051 17.138

2.522 26.511 .018 9.594 3.804 1.783 17.406

Equal variances assum

Equal variances not as

Nilai KemampuanSiswa

F Sig.

vene's Test for Equalof Variances

t df ig. (2-tailedMean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

% Confidence Intervof the Difference

t-test for Equality of Means

Group Statistics

19 70.95 8.521 1.955

17 61.35 13.453 3.263

Kelas1 IPA (Audio Visual)

2 Bahasa (Visual)

Nilai KemampuanSiswa

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

T-Test

Desk IPA

Frequencies

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

160 

 

Statistics

Nilai Kemampuan Siswa (IPA)19

0

70.95

70.00

61

8.521

72.608

61

92

1348

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Minimum

Maximum

Sum

Nilai Kemampuan Siswa (IPA)

4 21.1 21.1 21.1

1 5.3 5.3 26.3

1 5.3 5.3 31.6

2 10.5 10.5 42.1

2 10.5 10.5 52.6

3 15.8 15.8 68.4

1 5.3 5.3 73.7

1 5.3 5.3 78.9

1 5.3 5.3 84.2

1 5.3 5.3 89.5

1 5.3 5.3 94.7

1 5.3 5.3 100.0

19 100.0 100.0

61

63

68

69

70

71

73

75

76

78

88

92

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Desk Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

161 

 

Frequencies

Statistics

Nilai Kemampuan Siswa (Bahasa)17

0

61.35

67.00

71

13.453

180.993

30

81

1043

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Minimum

Maximum

Sum

Nilai Kemampuan Siswa (Bahasa)

1 5.9 5.9 5.9

1 5.9 5.9 11.8

1 5.9 5.9 17.6

1 5.9 5.9 23.5

1 5.9 5.9 29.4

2 11.8 11.8 41.2

1 5.9 5.9 47.1

1 5.9 5.9 52.9

1 5.9 5.9 58.8

1 5.9 5.9 64.7

2 11.8 11.8 76.5

3 17.6 17.6 94.1

1 5.9 5.9 100.0

17 100.0 100.0

30

41

44

47

56

61

65

67

68

69

70

71

81

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

162 

 

Analisis Butir Soal Esai Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah Untuk

Persiapan Perhitungan Indeks Tingkat Kesulitan dan Daya Beda

Kelas XII IPA SMA Bruderan Purworejo dalam Tes Menganalisi Unsur-

unsur Intrinsik Cerpen berjudul “Katuranggan” Karya Slamet Nurzaeni

Catatan:

*Nomor butir soal 5-8 skor maks 8, untuk butir soal yang lain skor maks 4.

Nomor Butir Soal ( Kelompok Tinggi)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4 4 3 4 8 8 8 8 6 4 4 4 4 0 4 4 2 4 3 3 4 8 8 8 4 8 4 4 4 0 4 3 4 3 4 4 1 3 8 8 8 0 8 4 4 4 4 4 2 0 4 4 3 2 4 8 8 3 0 8 4 4 4 4 2 3 0 5 4 4 4 4 8 8 8 0 0 4 4 4 4 4 3 0

20 18 13 19 40 40 35 12 30 20 20 20 16 14 15 8

Nomor Butir Soal ( Kelompok Rendah)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 4 3 0 4 6 8 8 0 0 1 3 4 0 4 4 4 2 4 3 4 3 6 8 0 4 4 4 2 3 4 0 3 0 3 4 3 0 2 0 8 4 4 6 4 2 4 0 4 2 4 4 4 3 3 4 8 8 0 0 4 4 4 4 1 4 2 0 5 4 4 0 2 8 6 0 8 0 4 4 4 0 0 3 4

20 16 7 15 28 38 12 16 14 17 15 19 5 12 14 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

163 

 

Rumus Untuk Menghitung Indeks Tingkat Kesulitan Dan Indeks Daya Beda

(Nurgiyantoro, 2001: 147).

( )( )min

min11

22

SkorSkorNSkorNSS

IFmaks

h

−××−+

= ( )min

11

SkorSkorNSS

IDmaks

h

−−

=

Keterangan:

=IF Indeks Tingkat Kesulitan

=ID indeks daya beda

=hS Jumlah skor betul kelompok tinggi

=1S jumlah skor betul kelompok rendah

=maksSkor skor maksimal suatu butir soal

=minSkor skor minimal suatu butir soal

=N jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah (27,5%)

a) Butir soal nomor 1

( )( )0452

05220201

−××

××−+=IF ( )045

20201

−−

=ID

( )40

0401 −=IF 0

2001 ==ID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

164 

 

11 =IF

b) Butir soal nomor 2

( )( )0452

05216182

−××

××−+=IF ( )045

16182

−−

=ID

( ) 85,040

0342 =−

=IF 1,02022 ==ID

c) Butir soal nomor 3

( )( )0452

0527133

−××

××−+=IF ( )045

7133

−−

=ID

25,040

0203 =−

=IF 3,02063 ==ID

Dengan perhitungan yang sama diperoleh hasil: 85,04 =IF ; 85,05 =IF ;

97,06 =IF ; 58,07 =IF ; 35,08 =IF ; 55,09 =IF ; 92,010 =IF ; 87,011 =IF ;

97,012 =IF ; 52,013 =IF ; 65,014 =IF ; 72,015 =IF ; dan 5,016 =IF

Dengan perhitungan yang sam pula diperoleh hasil: 2,04 =ID ; 3,05 =ID ;

05,06 =ID ; 57,07 =ID ; 1,08 −=ID ; 4,09 =ID ; 15,010 =ID ; 25,011 =ID ;

05,012 =ID ; 55,013 =ID ; 1,014 =ID ; 05,015 =ID ; dan 2,016 −=ID

Kesimpulan:

a) Tingkat Kesulitan Butir Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

165 

 

Menurut Oller melalui Nurgiyantoro (2001: 138), dikemukakan bahwa suatu

butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara

0,15 sampai dengan 0,85. Indeks 0,0 berarti butir soal yang bersangkutan

sangat sulit, sebaliknya indeks 1,0 berarti butir soal yang bersangkutan sangat

mudah karena semua siswa dapat menjawab dengan betul. Dengan

menggunakan kriteria kelayakan tersebut, maka butir soal yang kurang layak

terdapat pada nomor 1, 6, 10, dan 11 karena indeks tingkat kesulitannya lebih

dari 0,85, yaitu berada pada angka 1, 0,97, 0,92, dan 0,87.

b) Daya Pembeda Butir Soal

Menurut melalui Nurgiyantoro (2001: 141), dikemukakan bahwa butir soal

yang baik indeks daya pembeda paling tidak harus mencapai 0,25 atau bahkan

0,35. Butir soal yang indek daya pembedanya kurang dari 0,25 dianggap

kurang layak karena tidak mampu membedakan antara siswa kelompok tinggi

dan kelompok rendah. Dengan menggunakan kriteria kelayakan tersebut, maka

butir soal yang kurang layak terdapat pada nomor 1, 2, 4, 6, 8, 12, 14, 15, dan

16 karena indeks daya bedanya terlalu kecil, yaitu 0, 0,1, 0,2 ,0,05, -0,1, 0,05,

0,1, 0,05 dan -0,2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

166 

 

Analisis Butir Soal Esai Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah Untuk

Persiapan Perhitungan Indeks Tingkat Kesulitan dan Daya Beda

Kelas XII Bahasa SMA Bruderan Purworejo dalam Tes Menganalisi Unsur-

unsur Intrinsik Cerpen berjudul “Katuranggan” Karya Slamet Nurzaeni

Catatan:

*Nomor butir soal 5-8 skor maks 8, untuk butir soal yang lain skor maks 4.

Nomer Butir Soal ( Kelompok Tinggi)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4 0 4 4 8 8 4 8 0 4 4 4 4 4 4 4 2 4 0 3 4 8 8 6 6 0 4 4 4 0 0 4 4 3 4 4 2 3 8 8 8 0 4 0 3 4 0 4 4 4 4 4 0 4 2 8 8 0 4 8 8 8 4 4 2 4 0 5 4 3 3 4 4 8 4 0 8 4 4 4 0 4 2 3

20 7 16 17 36 40 22 18 20 20 23 20 8 14 18 15

Nomer Butir Soal (Kelompok Rendah)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4 0 1 2 4 8 4 0 0 4 4 4 0 4 4 4 2 4 0 0 3 2 0 8 4 4 0 4 4 0 0 4 0 3 3 0 4 3 2 0 0 4 4 4 1 2 0 3 2 3 4 3 0 0 3 4 8 0 0 0 4 2 0 2 4 0 4

5 1 4 1 1 0 0 6 0 0 2 2 4 0 0 2 2 15 4 6 12 12 16 18 8 8 14 13 14 2 11 12 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

167 

 

1. Butir soal nomor 1

( )( )0452

05215201

−××

××−+=IF ( )045

15201

−−

=ID

( )40

0351 −=IF 25,0

2051 ==ID

87,01 =IF

2. Butir soal nomor 2

( )( )0452

052472

−××

××−+=IF ( )045

472

−−

=ID

( ) 27,040

0112 =−

=IF 15,02032 ==ID

3. Butir soal nomor 3

( )( )0452

0526163

−××

××−+=IF ( )045

6163

−−

=ID

55,040

0223 =−

=IF 5,020103 ==ID

Dengan perhitungan yang sama diperoleh hasil: 72,04 =IF ; 6,05 =IF ;

7,06 =IF ; 47,07 =IF ; 3,08 =IF ; 35,09 =IF ; 85,010 =IF ; 9,011 =IF ;

85,012 =IF ; 25,013 =IF ; 62,014 =IF ; 75,015 =IF ; dan 7,016 =IF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

168 

 

Dengan perhitungan yang sam pula diperoleh hasil: 25,04 =ID ; 6,05 =ID ;

6,06 =ID ; 05,07 =ID ; 2,08 =ID ; 3,09 =ID ; 3,010 =ID ; 5,011 =ID ;

3,012 =ID ; 3,013 =ID ; 15,014 =ID ; 3,015 =ID ; dan 1,016 =ID

Kesimpulan:

a) Tingkat Kesulitan Butir Soal

Menurut Oller melalui Nurgiyantoro (2001: 138), dikemukakan bahwa suatu

butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara

0,15 sampai dengan 0,85. Indeks 0,0 berarti butir soal yang bersangkutan

sangat sulit, sebaliknya indeks 1,0 berarti butir soal yang bersangkutan sangat

mudah karena semua siswa dapat menjawab dengan betul. Dengan

menggunakan kriteria kelayakan tersebut, maka butir soal yang kurang layak

hanya nomor 1 dan 11 karena indeks tingkat kesulitannya lebih dari 0,85 yaitu

berada pada angka 0,87 dan 0,9.

b) Daya Pembeda Butir Soal

Menurut melalui Nurgiyantoro (2001: 141), dikemukakan bahwa butir soal

yang baik indeks daya pembeda paling tidak harus mencapai 0,25 atau bahkan

0,35. Butir soal yang indek daya pembedanya kurang dari 0,25 dianggap

kurang layak karena tidak mampu membedakan antara siswa kelompok tinggi

dan kelompok rendah. Dengan menggunakan kriteria kelayakan tersebut, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

169 

 

butir soal yang kurang layak hanya nomor 2 karena indeks daya bedanya

kurang dari 0,25 yaitu berada pada angka 0,15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileINTRINSIK CERPEN BERJUDUL “KATURANGGAN” KARYA SLAMET NURZAENI ANTARA SISWA KELAS XII JURUSAN IPA DAN SISWA KELAS XII JURUSAN

170 

 

BIODATA PENULIS

Agustina Puji Lestari dilahirkan di Purworejo 10

Oktober 1988. Anak kedua dari dua bersaudara ini

memulai pendidikan formalnya di SD N Purbowono

pada tahun 1994. Setelah tamat SD pada tahun 2000

kemudian melajutkan pendidikannya di SMP N 24

Purworejo dan tamat pada tahun 2003. Kemudian, ia

melanjutkan pendidikannya di SMA Bruderan Purworejo dan lulus pada tahun

2006. Pada tahun 2006 tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Mengakhiri masa studinya dengan menulis skripsi berjudul “Perbedaan

Kemampuan Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul

“Katuranggan” karya Slamet Nurzaeni antara Siswa Kelas XII Jurusan Bahasa

dan Siswa Kelas XII Jurusan IPA SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran

2010/2011”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI