plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - … · 13. induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47...

139
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN Artocarpus altilis (Park.) Fosberg PADA TIKUS TERINDUKSI STREPTOZOTOSIN SKRIPSI Dianjurkan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Inggrid Roswita Tokan NIM : 108114035 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vocong

Post on 27-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg PADA TIKUS TERINDUKSI STREPTOZOTOSIN

SKRIPSI

Dianjurkan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Inggrid Roswita Tokan

NIM : 108114035

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“The person who the person who says something is impossible

should interrupt the person doing it”

- Chinese Proverb -

Kupersembahkan buat:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjaga dan memberi jalan keluar dari semua

masalah yang dialami selama pengerjaan skripsi,

Bapak, Mama, dan keluargaku,

Teman-temanku, serta

Almamater tercinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg pada Tikus Terinduksi Streptozotosin” ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak

lepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis hendak mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Kedua orangtua Bapak Hendrikus Baro Sili dan Ibu Maria Magdalena

Rawa Borot yang selalu memberi dukungan dan mandanai pengerjaan

skripsi.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Ipang Djurnarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama

pada skripsi ini atas kesabaran, bantuan, bimbingan, serta motivasi dan

masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping pada skripsi ini atas kesabaran, bantuan, bimbingan, serta

motivasi dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

viii

5. Ibu Phebe Hendra, M. Si., Apt., Ph.D. selaku Dosen Penguji skripsi yang

telah banyak memberi perhatian, masukan dan saran kepada penulis.

6. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi yang

telah banyak memberi perhatian, masukan dan saran kepada penulis.

7. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt, selaku Kepala Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan semua

fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian skripsi ini.

8. Pak Suparjiman, Pak Heru, Pak Kayatno, Pak Wagiran, Pak Parlan, Pak

Kunto, Pak Musrifin dan Mas Bimo selaku Laboran Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah banyak memberikan bantuan selama proses

pelaksanaan penelitian.

9. Pak Sugiyono dan Pak Lilik selaku staff Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Gadjah Mada yang telah banyak memberikan bantuan selama

proses pelaksanaan penelitian.

10. Rekan-rekan tim Sukun Chatarina Serafina I. W., Therezita Sahita L., dan

Anggun Amalia M. atas segala kerjasama, bantuan dan dukungan dalam

pengerjaan skripsi.

11. Kakak Ester Boi D., Maria Agustina T., Vinsensius A. T., dan Theresia

Helena T. yang selalu memberi dukungan pengerjaan skripsi.

12. Sahabat-sahabatku Maria Theresia G., Vera Juniarta, Theresia A., Puspita

Sari D., Mega Wiro S., Priscilla D. V. V., Adrienne Roma A., dan Pande

Putu K. W. atas motivasi, doa, kebersamaan dan persahabatannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xx

INTISARI ......................................................................................................... xxii

ABSTRACT ........................................................................................................ xxiii

BAB I. PENGANTAR ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. Permasalahan ........................................................................................ 5

2. Keaslian penelitian ................................................................................ 5

3. Manfaat penelitian ................................................................................ 6

a. Manfaat teoritis .............................................................................. 6

b. Manfaat praktis .............................................................................. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xi

B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1. Tujuan umum ........................................................................................ 6

2. Tujuan khusus ....................................................................................... 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 8

A. Tanaman Artocarpus altilis (Park.) Fosberg .............................................. 8

1. Habitat dan morfologi ........................................................................... 8

2. Klasifikasi ............................................................................................. 9

3. Penyebaran ............................................................................................ 9

4. Kandungan kimia .................................................................................. 10

5. Nama daerah ......................................................................................... 10

6. Manfaat ................................................................................................. 11

B. Ekstraksi .................................................................................................... 12

C. Pankreas ..................................................................................................... 13

1. Bagian eksokrin pankreas ..................................................................... 14

2. Bagian endokrin pankreas ..................................................................... 15

D. Diabetes Melitus ........................................................................................ 16

1. Definisi .................................................................................................. 16

2. Epidemiologi ......................................................................................... 17

3. Manifestasi klinis .................................................................................. 18

4. Klasifikasi ............................................................................................. 19

5. Patogenesis ............................................................................................ 19

6. Diagnosis .............................................................................................. 23

E. Diabetes pada Tikus ................................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xii

F. Insulin ........................................................................................................ 25

1. Fungsi insulin ........................................................................................ 25

2. Sintesis insulin ...................................................................................... 25

3. Regulasi sekresi insulin ........................................................................ 26

G. Streptozotosin ............................................................................................ 27

H. Glibenklamid ............................................................................................. 30

I. Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah .................................................. 31

J. Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin .......................................................... 33

K. Landasan Teori .......................................................................................... 34

L. Hipotesis .................................................................................................... 36

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 37

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 37

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 37

1. Variabel penelitian ................................................................................ 37

2. Definisi operasional .............................................................................. 38

C. Bahan Penelitian ........................................................................................ 40

1. Bahan utama ......................................................................................... 40

2. Bahan kimia .......................................................................................... 40

D. Alat dan Instrumen Penelitian .................................................................. 42

E. Tata Cara Penelitian ................................................................................... 43

1. Determinasi tanaman Artocarpus altilis (Park.) Fosberg ..................... 43

2. Pengumpulan bahan .............................................................................. 43

3. Pembuatan simplisia ............................................................................. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xiii

4. Pembuatan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg ...... 44

5. Dosis ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg pada

penelitian .............................................................................................. 44

6. Penetapan kadar air serbuk daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg .... 45

7. Pembuatan suspensi CMC Na 0,5% ..................................................... 45

8. Pembuatan dapar Na Sitrat 50 mM pH 4,5 ........................................... 45

9. Penetapan dosis streptozotosin ............................................................. 46

10. Penetapan keseragaman bobot tablet glibenklamid ............................ 46

11. Pembuatan suspensi glibenklamid 5 mg% (b/v) ................................. 47

12. Penentuan dosis glibenklamid ............................................................. 47

13. Induksi hiperglikemia pada tikus ........................................................ 47

14. Pengukuran kadar glukosa darah .......... ............................................... 48

15. Desain dan perlakuan penelitian ......................................................... 48

16. Pengumpulan sampel ........................................................................... 50

17. Pembuatan slide ................................................................................... 50

F. Tata Cara Analisis Hasil ............................................................................ 54

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 56

A. Hasil Determinasi Tanaman ....................................................................... 56

B. Penetapan Kadar Air Serbuk Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg ..... 57

C. Penetapan Bobot Tetap Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg ...................................................................................................... 58

D. Penentuan dosis pankreotoksik streptozotosin .......................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xiv

E. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg ...................................................................................................... 60

1. Kadar glukosa darah ............................................................................. 60

2. Berat badan ........................................................................................... 70

F. Gambaran Histologis Pankraes Tikus ........................................................ 75

1. Kelompok basal ..................................................................................... 76

2. Kelompok kontrol negatif ..................................................................... 77

3. Kelompok kontrol positif ...................................................................... 78

4. Kelompok perlakuan STZ + glibenklamid ............................................ 80

5. Kelompok perlakuan STZ + EEAA ...................................................... 81

G. Rangkuman Pembahasan ........................................................................... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 87

1. Kesimpulan ................................................................................................ 87

2. Saran .......................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 88

LAMPIRAN ...................................................................................................... 94

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Daftar negara dengan estimasi kasus diabetes tahun 2000 dan

2030 .......................................................................................... 18

Tabel II. Klasifikasi diabetes melitus ...................................................... 19

Tabel III. Kriteria kadar glukosa darah pada pasien normal, pradiabetes

dan diabetes melitus .................................................................. 24

Tabel IV. Keseragaman bobot tablet ........................................................ 47

Tabel V. Volume bahan untuk pengukuran kadar glukosa ..................... 48

Tabel VI. Prosedur pewarnaan Harris Hematoxyline-Eosin ..................... 53

Tabel VII. Rata-rata nilai LDDK0-14

kadar glukosa darah tikus pada

perlakuan kelompok basal, kontrol negatif dan kontrol

positif......................................................................................... 62

Tabel VIII. Hasil uji Bonferroni nilai LDDK0-14

kadar glukosa darah

tikus pada perlakuan kelompok basal, kontrol negatif dan

kontrol positif ........................................................................... 63

Tabel IX. Rata-rata kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0, 4, 7, dan

14 ......................................................................................... .... 67

Tabel X. Hasil uji post hoc Bonferroni LDDK0-14

kadar glukosa darah

pada tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan STZ + perlakuan

EEAA......................................................................................... 69

Tabel XI. Rata-rata berat badan tikus pada hari ke-0, 4, 7, dan 14 ........... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xvi

Tabel XII. Hasil uji post hoc Bonferroni LDDK0-14

berat badan pada

tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA .. 72

Tabel XIII. Presentase kerusakan sel Iset Langerhans pankreas tikus

dengan pengecatan Hematoksilin dan Eosin ............................ 75

Tabel XIV. Keseragaman bobot tablet glibenklamid .................................. 103

Tabel XV. Bobot pengeringan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg .........................................................................

104

Tabel XVI. Hasil rendemen ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg ..................................................................................... 104

Tabel XVII. Hasil penetapan kadar air serbuk daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg ......................................................................... 105

Tabel XVIII. Data pengukuran kadar glukosa darah tikus pada kelompok

basal, kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan STZ +

glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA .............................. 106

Tabel XIX. Nilai LDDK0-14

kadar glukosa darah (hari.mg/dl) pada

kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan

STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA ................... 107

Tabel XX. Data penimbangan berat badan tikus pada kelompok basal,

kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan STZ + glibenklamid

dan perlakuan STZ + EEAA ..................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xvii

Tabel XXI. Nilai LDDK 0-14

berat badan tikus (hari.mg/dl) pada

kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan

STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA ................... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Interpretasi spektrum flavonoid 7, 3’, 4’ trihidroksi flavonol ....... 10

Gambar 2. Bagian abdominal atas dengan lambung, penampang melintang

colon dan sebagian besar bagian hati yang dipotong untuk

menunjukkan lokasi dan hubungannya dengan pankreas .............. 13

Gambar 3. Penampang histologis organ pankreas ........................................... 14

Gambar 4. Gambaran sel-sel asini (bagian eksokrin pankreas) ....................... 15

Gmabar 5. Sel Islet Langerhans pankreas (A) Sel β pankreas berfungsi

menghasilkan insulin (B) Sel α pankreas berfungsi menghasilkan

glukagon (C) Sel δ pankreas berfungsi menghasilkan

somatostatin (D) Sel PP berfungsi untuk menghasilkan hormon

polipeptida pankreas ...................................................................... 16

Gambar 6. Regulasi sekresi insulin dari sel β pankreas ................................... 26

Gambar 7. Struktur streptozotosin ................................................................... 27

Gambar 8. Mekanisme STZ menginduksi rusaknya sel β pankreas ................ 28

Gambar 9. Struktur glibenklamid .................................................................... 30

Gambar 10. Skema uji antihiperglikemik .......................................................... 55

Gambar 11. Kurva hubungan antara waktu (hari) dengan rata-rata kadar

glukosa darah tikus (mg/dl) ........................................................... 68

Gambar 12. Histogram perbandingan rata-rata LDDK0-14

kadar glukosa darah

pada pada tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA........ 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xix

Gambar 13. Kurva hubungan antara waktu (hari) dengan rata-rata berat badan

tikus (mg/dl) ................................................................................... 72

Gambar 14. Histogram perbandingan rata-rata LDDK0-14

berat badan pada

pada tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA ........ 73

Gambar 15. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok basal dengan

perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet Langerhans tidak

ada perubahan patologi spesifik ..................................................... 76

Gambar 16. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok kontrol negatif

dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet Langerhans

tidak ada perubahan patologi spesifik ............................................ 77

Gambar 17. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok kontrol positif

dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet Langerhans

yang mengalami nekrosis ............................................................... 79

Gambar 18. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok perlakuan STZ

+ glibenklamid dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel

Islet Langerhans yang mengalami nekrosis ................................... 80

Gambar 19. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok perlakuan STZ

+ EEAA dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet

Langerhans yang mengalami nekrosis ........................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat determinasi daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg .... 95

Lampiran 2. Surat pengesahan medical and health research ethics

committe (MHREC) ............................................................... 96

Lampiran 3. Hasil pembacaan preparat histopatologi organ pankreas

tikus dengan pengecatan Hematoksilin dan Eosin ................. 97

Lampiran 4. Leaflet GOD-PAP .................................................................. 98

Lampiran 5. Foto ........................................................................................ 100

Lampiran 6. Keseragaman bobot tablet glibenklamid ................................ 103

Lampiran 7. Bobot pengeringan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg ....................................................................... 104

Lampiran 8. Perhitungan rendemen serbuk daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg ....................................................................... 104

Lampiran 9. Penetapan kadar air seruk daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg ................................................................................... 105

Lampiran 10. Data pengukuran kadar glukosa darah tikus .......................... 106

Lampiran 11. Hasil perhitungan nilai luas daerah di bawah kurva kadar

glukosa darah tikus pada hari ke-0, 4, 7 dan 14 ..................... 107

Lampiran 12. Analisis statistik nilai LDDK 0-14

kadar glukosa darah

tikus......................................................................................... 108

Lampiran 13. Data pengukuran kadar glukosa darah tikus .......................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xxi

Lampiran 14. Hasil perhitungan nilai luas daerah di bawah kurva berat

badan tikus pada hari ke-0, 4, 7 dan 14 .................................. 112

Lampiran 15. Analisis statistik nilai LDDK 0-14

berat badan tikus ............... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xxii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperglikemik ekstrak

etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg pada tikus terinduksi

streptozotosin.

Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental murni dengan rancangan

acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus jantan galur

Wistar, umur 6-8 minggu, berat 120-160 g, dan terbagi dalam 5 kelompok sama

banyak. Kelompok I merupakan kelompok basal. Kelompok II diberi CMC Na

dosis 50 mg/kgBB secara oral. Kelompok III, IV, dan V diinduksi STZ dosis 40

mg/kgBB secara intraperitonial dan kelompok IV dan V dilanjutkan dengan

pemberian glibenklamid 0,45 mg/kgBB dan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg dosis 50 mg/kgBB secara oral. Pada hari 0, 4, 7 dan 14 ditimbang

berat badan dan diukur kadar glukosa darah, hari ke-14 tikus dibedah untuk

diamati kerusakan pankreasnya. Data kadar glukosa darah dan berat badan

dihitung nilai LDDK0-14

dan dianalis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat distribusi normalitas data normalitas data dilanjutkan dengan ANOVA

dan uji post hoc Bonferroni dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat

perbedaan antar kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg dosis 50 mg/kgBB tidak memiliki efek antihiperglikemik

berdasarkan pengukuran kadar glukosa darah dan gambaran histologis pankreas

tikus terinduksi streptozotosin.

Kata kunci : Artocarpus altilis (Park.) Fosberg, antihiperglikemia, streptozotosin,

ekstrak etanol, kadar glukosa darah, gambaran histologis pankreas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

xxiii

ABSTRACT

This aim of study research were to prove antihyperglycemic effect of

ethanol extract of leaves of Artocarpus altilis (Park.) Fosberg in rats induced-

streptozotosin.

This research was purely experimental research with randomized

complete direct sampling design. This research use 25 male Wistar rats, age group

between 6-8 weeks and weight around 120-160 g and was divided into 5 groups as

many. Group I was the basal group. Group II was givenCMC Na dose 50

mg/kgBW orally. Group III, IV, and V induced STZ 40 mg/kgBW

intraperitoneally and the group IV and V were followed by administration of

glibenclamide 0,45 mg/kgBW and ethanol extract of Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg leaves 50 mg/kgBW orally. At day 0, 4, 7 and 14 body weight were

weighed and blood glucose levels of rats were measured. At day 14th

, the rats

were dissected and pancreas were taken to observe the damage. Blood glucose

levels and body weight were calculated using LDDK0-14

value and analyzed using

Kolmogorov-Smirnov test to look at the distribution of normality the data and

resumed using ANOVA and post hoc Bonferroni test standard of 95% to look at

the differences between group.

The results showed administration of ethanol extract of leaves of

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dose of 50 mg/kgBW didn’t have

antihyperglycemic effect based on the measurement of fasting blood glucose

levels and histologisc structure of the pancreas in rat induced-STZ.

Keywords: Artocarpus altilis (Park.) Fosberg, antihyperglycemic, streptozotosin,

ethanol extracts, blood glucose levels, histologisc pancreas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Diabetes melitus sering dikenal penyakit gula darah atau kencing manis

merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dimana kadar

glukosa di dalam darah tinggi (Porth and Matfin, 2009; Soegondo, 2005). Kadar

glukosa tinggi atau hiperglikemia yang diakibatkan oleh defisiensi fungsional

kerja insulin. Hal ini disebabkan karena sekresi insulin oleh sel β pankreas

menurun, resistensi insulin, atau peningkatan hormon counter regulatory yang

melawan efek insulin (McPhee and William, 2010). Akibat dari terjadinya

defisiensi insulin adalah penyerapan glukosa dalam sel terhambat sehingga kadar

glukosa dalam darah meningkat (Indrowati dan Joko, 2008).

Diabetes melitus menyebabkan tingginya angka mortalitas. Diperkirakan

terdapat sekitar 180 juta orang dengan diabetes di seluruh dunia dan akan

meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. Peningkatan prevalensi

penderita diabetes terbanyak yaitu, di negara India, China dan Amerika Serikat.

Di Indonesia pada tahun 2000 prevalensinya mencapai 8,6 persen dari total

penduduk dan menduduki peringkat ke-4 di dunia dan diperkirakan meningkat

pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang (Wild, Roglic, Green, Sicree, and King,

2004).

Diabetes melitus diakibatkan karena gaya hidup yang tidak sehat, infeksi

virus, pemberian senyawa diabetogenik, atau secara genetik (wolfram sindrome).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

2

Dalam penelitian ini, digunakan streptozotosin yang merupakan senyawa

diabetogenik untuk menginduksi penyakit DM pada hewan uji. Mekanisme kerja

dari streptozotosin yaitu, alkilasi DNA, pelepasan nitrit oksida (NO) dan radikal

hidroksil (OH) yang memicu nekrosis sel β pankreas. Hal ini menyebabkan

penurunan sekresi insulin oleh sel β pankreas akibatnya terjadi poliuria,

polidispia, polifagi dan penurunan berat badan (Nugroho, 2006; Kim, Seock, Bu,

Hae, Hong, and Sae, 2006). Dalam penelitian ini, dosis streptozotosin yang

digunakan sebesar 40 mg/kgBB untuk menginduksi diabetes pada tikus.

Penggunaan dosis ini disesuaikan dengan penelitian Astuti, Mulyani, Laksmindra,

dan Sismindari (2001) menyatakan pada tikus Sprague Dawley dengan pemberian

STZ dosis tunggal sebesar 40 mg/kgBB memberikan respon yang stabil dan

penurunan insulin yang lebih cepat dibandingkan dengan dosis 60 mg/kgBB.

Saat ini penggunaan tanaman obat dalam pengobatan, banyak diminati

masyarakat. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti lebih mendalam mengenai

penggunaan tanaman obat tradisional. Penggunaan tanaman obat tradisional

diharapkan dapat mengoptimalkan pengobatan dan memungkinkan penderita

diabetes mempunyai pilihan pelengkap dalam pengobatan untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita.

Salah satu tanaman obat tradisional yang biasa digunakan berdasarkan

pengalaman empiris oleh masyarakat adalah Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

(tanaman sukun). Artocarpus altilis (Park.) Fosberg termasuk famili Moraceae,

mengandung beberapa senyawa kimia seperti saponin, polifenol, asam

hidrosianat, asetilkolin, tanin, riboflavin, fenol, dan flavonoid seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

3

artondonesianin dan kuersetin (Ramadhani, 2006). Menurut Coskun, Mehmet,

Ahmet, and Sukru (2004) kuersetin dapat menurunkan radikal bebas dan

melindungi sel Islet Langerhans akibat induksi streptozotosin. Dalam penelitian

Kurniawan (2013) diperoleh isolat 7, 3′, 4′ trihidroksi flavonol dari daun

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg yang memiliki efek menurunkan kadar glukosa

darah secara in vitro. Selain itu, Le, Ly, Son, and Trung (2013) juga mengisolasi

β-sitosterol-3-O-β-D-glucopyranoside dari daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

yang memiliki kemampuan antidiabetes.

Dalam penelitian yang dilakukan Gustina (2012) menyatakan ekstrak

etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dapat menghambat enzim α-

glukosidase sehingga berpotensi sebagai antidiabetik. Penelitian Ramadhani

(2009) menggunakan etanol 70% dan hasilnya tidak begitu sempurna dalam

melarutkan zat aktif. Sesuai dengan penelitian tersebut, maka digunakan pelarut

etanol 96% memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi dibandingkan etanol 70%

sehingga diharapkan dapat melarutkan zat aktif dalam daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg dengan sempurna.

Dalam penelitian ini menggunakan hewan uji tikus jantan galur Wistar

yang memiliki kemampuan fisiologis sama dengan manusia dan dipilih tikus

jantan karena tikus betina memiliki sensitifitas rendah terhadap streptozotosin

(Kolb, 1987). Senyawa antihiperglikemia berupa ekstrak etanol daun Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg dengan dosis 50 mg/kgBB yang diberikan secara per oral

sekali sehari selama 10 hari. Berdasarkan penelitian Chandrika, Wedage,

Wickramasinghe, and Fernando (2006) dengan dosis 50 mg/kgBB dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

4

memberikan efek antihiperglikemia pada tikus dengan pemberian ekstrak air

panas daun Artocarpus heterophyllus. Tanaman Artocarpus heterophyllus yang

mempunyai genus yang sama Artocarpus altilis (Park.) Fosberg (famili

Moraceae).

Selain itu, dalam penelitian ini digunakan juga glibenklamid sebagai

pembanding ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dengan dosis

50 mg/kgBB dengan dosis 0,45 mg/kgBB. Hal ini didasarkan penelitian

Rajasekaran, Karuran, and Sorimuthu (2005) yang menyatakan bahwa

glibenklamid biasa digunakan sebagai obat standar pada tikus dengan model

diabetes terinduksi streptozotosin. Dosis sebesar 0,45 mg/kgBB merupakan dosis

konversi dari dosis glibenklamid umumnya pada manusia dengan dosis 5 mg.

Efek antihiperglikemik yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar

glukosa darah tikus dan berat badan yang menggambarkan karakteristik diabetes

melitus. Selanjutnya diamati gambaran histologis pankreas tikus untuk melihat

ada tidaknya nekrosis sehingga dapat disimpulkan tingkat keparahan pada sel Islet

Langerhans pankreas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu dibuktikan

secara ilmiah mengenai efek antihiperglikemik dari ekstrak etanol daun

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg pada tikus terinduksi streptozotosin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

5

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. Apakah pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

dosis 50 mg/kgBB memiliki efek antihiperglikemik berdasarkan pengukuran

kadar glukosa darah pada tikus terinduksi streptozotosin?

b. Apakah pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

dosis 50 mg/kgBB memiliki efek antihiperglikemik berdasarkan gambaran

histologis pankreas pada tikus terinduksi streptozotosin?

2. Keaslian penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan Kurniawan (2013) menyatakan hasil

isolasi kandungan flavonoid dalam daun sukun (Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg) berupa isolat 7, 3′, 4′ trihidroksi flavonol dapat menurunkan kadar

glukosa darah secara in vitro. Selain itu, Le, et al., (2013) juga mengisolasi β-

sitosterol-3-O-β-D-glucopyranoside yang memiliki kemampuan antidiabetes.

Menurut Coskun, et al., (2004) kuersetin dapat menurunkan radikal bebas dan

melindungi sel Islet Langerhans akibat induksi streptozotosin. Penelitian

Ramadhani (2009) menyatakan daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

mengandung senyawa flavonoid yang bersifat larut dalam alkohol. Penelitian

Gustina (2012) menyatakan bahwa ekstrak etanol dan etil asetat daun sukun dapat

menghambat enzim α-glukosidase lebih besar dibandingkan dengan kontrol

kuersetin, sehingga berpotensi sebagai antidiabetes. Menurut Nublah (2011)

dengan pembebanan glukosa monohidrat dosis tunggal sebelum diberikan fraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

6

air dan fraksi etil asetat daun sukun dapat menurunkan kadar glukosa darah

meskipun belum sebanding dengan glibenklamid.

Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang efek antihiperglikemik

ekstrak etanol daun sukun yang diinduksi streptozotosin pada tikus jantan Wistar

belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan pengembangan

bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang kefarmasian tentang manfaat ekstrak

etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dalam pengobatan hiperglikemia

dan dampaknya terhadap pankreas.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,

informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya pada

penderita diabetes mengenai penggunaan daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

dalam pengobatan hiperglikemia.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk membuktikan adanya

efek antihiperglikemik ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

dosis 50 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

7

2. Tujuan khusus

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk

a. Mengetahui efek antihiperglikemik ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg dosis 50 mg/kgBB berdasarkan pengukuran kadar glukosa

darah pada tikus terinduksi streptozotosin.

b. Mengetahui efek antihiperglikemik ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg dosis 50 mg/kgBB berdasarkan gambaran histologis pankreas

pada tikus terinduksi streptozotosin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

1. Habitat dan morfologi

Tanaman Artocarpus altilis (Park.) Fosberg (sukun) memiliki habitus

pohon yang tingginya dapat mencapai 30 meter, namun rata-rata tingginya hanya

12-15 meter. Jenis sukun dapat tumbuh baik sepanjang tahun (evergreen) di

daerah tropis basah dan beriklim penghujan. Tanaman sukun memiliki batang

yang besar, bergetah dan bercabang banyak. Daun tanaman sukun kaku, tebal dan

tunggal yang bentuknya oval sampai lonjong, ukurannya bervariasi. Satu pohon

sukun memiliki ukuran daun dengan panjang 20-60 cm, lebar 20-40 cm dan

panjang tangkai daun 3-7 cm. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagian

pangkalnya membulat, tepi daun berlekuk menyirip kadang-kadang siripnya

bercabang. Permukaan daun bagian atas licin, warnanya hijau mengkilap sedang

bagian bawahnya kasar, berbulu dan berwarna kusam. Posisi daun menyebar

menghadap ke atas dengan jarak antar daun bervariasi antara 2-10 cm. Bunga-

bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah) tetapi

berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting.

Bunga jantan berbentuk tongkat panjang berwarna kuning, dan bunga betina

berbentuk bulat betangkai pendek. Buah sukun terbentuk dari keseluruhan jambak

bunga. Buahnya berbentuk bulat dan sedikit bujur. Biji sukun berbentuk ginjal,

berwarna hitam dengan panjang 3-5 cm. Tanaman sukun memiliki akar tunggang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

9

yang dalam dan akar samping yang dangkal (Pitojo, 1992).

2. Klasifikasi

Kedudukan tanaman sukun dalam klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (Triwiyatno, 2003).

3. Penyebaran

Dalam buku History of Indian Archipelago, disebutkan bahwa orang

Jepang menemukan tanaman sukun di kepulauan Ambon, kemudian menyebar

luas di Pulau Jawa dan Malaysia bagian barat. Beberapa ahli yang lain

berpendapat bahwa tanaman sukun diduga berasal dari Amerika Latin dan

kepulauan Pasifik. Dari daerah asalnya, tanaman sukun masuk ke Indonesia

melalui orang-orang Spanyol dan Portugis yang datang ke Indonesia pada abad

XV. Di Indonesia, tanaman sukun banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten

Cilacap yang merupakan pusat produksi bibit sukun di Indonesia (Triwiyatno,

2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

10

4. Kandungan kimia

Daun sukun mengandung beberapa senyawa kimia seperti saponin,

polifenol, asam hidrosianat, asetilkolin, tanin, riboflavin, fenol, dan flavonoid

seperti kuersetin dan androindonesianin (Ramdhani, 2009). Selain itu, daun sukun

juga mengandung β-sitosterol, trigliserida, squalen, polifenol, lutein dan asam

lemak (Ragasa, Vincent, Jea, Dong, Kimberly, and Chien, 2014). Penelitian yang

dilakukan Kurniawan (2013) mengisolasi kandungan flavonoid dalam daun sukun

(Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) secara spektrofotometer visibel dan

menghasilkan isolat 7, 3′, 4′ trihidroksi flavonol (Gambar 1).

Gambar 1. Interpretasi spektrum flavonoid 7, 3′, 4′ trihidroksi flavonol

(Kurniawan, 2013)

Le, Ly, Son, and Trung (2013) mengisolasi β-sitosterol-3-O-β-D-

glucopyranoside dari ekstrak etil asetat daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

yang memiliki kemampuan menghambat enzim α-glukosidase dan baik digunakan

dalam pengobatan diabetes.

5. Nama daerah

Tanaman sukun merupakan salah satu jenis yang sangat dikenal di

Indonesia dan negara lainnya. Jenis ini memiliki banyak nama lokal tergantung

daerah persebarannya. Beberapa sebutan lokal antara lain, hatopul (Batak), sokon

(Madura), karara (Bima dan Flores), baka (Bugis), suune (Ambon), kamandi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

11

(Irian). Di beberapa negara seperti Malaysia dikenal sebagai kulur/kuro, dan di

Inggris dikenal sebagai bread fruit (Suprapti, 2002). Di Filipina dikenal sebagai

rimas, Papua New Guinea dikenal sebagai kapiak, Thailand dikenal sebagai sa-ke,

khanun-sampalor dan di Vietnam dikenal sebagai sake (Deivanai, and Subhash,

2010).

6. Manfaat

Daun sukun berpotensi sebagai antialergi dan anti tumor (Syah, dkk.,

2006). Daun sukun juga memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko kanker,

mencegah penyakit jantung, antioksidan, antiinflamasi, antivirus dan dapat

mencegah dan mengobati depresi tulang (Le, et al., 2013). Penelitian Kurniawan

(2013) menyatakan hasil isolat flavonoid 7, 3′, 4′ trihidroksi flavonol dapat

menurunkan kadar glukosa. Menurut Coskun, et al., (2004) kuersetin dapat

menurunkan radikal bebas dan melindungi sel Islet Langerhans. Daun sukun

memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal bebas (Suryanto dan Frenly, 2009).

Menurut Ramadhani (2009) terkait pengujian daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg melaporkan daun sukun efektif mengobati penyakit seperti liver,

hepatitis, pembesaran limpa, jantung, ginjal dan kencing manis dan juga bisa

untuk penyembuhan kulit yang bengkak atau gatal-gatal. Selain itu, daun sukun

juga efektif mengobati tekanan darah tinggi (Mitchell dan Ahmad, 2006). Ekstrak

etanol dan etil asetat daun sukun berpotensi sebagai antidiabetes (Gustina, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

12

B. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyari

simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.

Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Penyari simplisia dilakukan

dengan cara maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian

dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi

(Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010). Ekstraksi

adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah

dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstrak

mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut

seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2000).

Maserasi dilakukan dengan memasukkan 10 bagian simplisia dengan

derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan

penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindungi dari cahaya sambil sering diaduk.

Setelah itu, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100

bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat tertutup dan sejuk

serta terlindungi dari cahaya selama 2 hari kemudian disaring. Maserat yang

diperoleh diuapkan pada tekanan rendah dan suhu yang tidak lebih dari 50oC

hingga konsistensi yang dikehendaki (Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia, 2010).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000) cairan

pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

13

memisahkan senyawa aktif dan berkhasiat, dari bahan dengan senyawa kandungan

lainnya. Cairan pelarut yang dipilih harus dapat melarutkan hampir semua

metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama yang harus dipertimbangkan

dalam pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan proses

dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan.

C. Pankreas

Gambar 2. Bagian abdominal atas dengan lambung, penampang melintang

colon dan sebagian besar bagian hati yang dipotong untuk

menunjukkan lokasi dan hubungannya dengan pankreas (Sobotta and Hammersen, 1985)

Pankreas adalah organ retroperitoneum melintang yang terbentang di

antara lengkung “C” duodenum dan terletak di belakang lambung dengan berat

sekitar 100 g (Johnson, 1994) (Gambar 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

14

Gambar 3. Penampang histologis organ pankreas

(Sobotta and Hammersen, 2007)

Kelenjar ini merupakan kelenjar ganda yang terdiri atas bagian eksokrin

dan endokrin. Secara embriologis, baik komponen eksokrin maupun komponen

endokrin berasal dari endoderm. Bagian eksokrin pankreas membentuk 80%

sampai 85% pankreas yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Bagian

endokrin pankreas membentuk 1% sampai 2% pankreas yang terdiri dari sekitar 1

juta kelompok sel Islet (pulau) Langerhans. Sel-sel Islet ini yang mensekresikan

insulin, glukagon, dan somatostatin (Kumar, Abbas, dan Fausto, 2010) (Gambar

3).

1. Bagian eksokrin pankreas

Unit fungsional utama dari bagian eksokrin pankreas adalah asinus. Tiap

asinus terdiri atas banyak sel epitel piramidal yang bergabung satu sama lain

melalui kompleks tautan yang dikelilingi oleh membran basalis. Sel asini

pankreas (Gambar 4), merupakan lebih dari 80% pankreas dan berbentuk bulat.

Sel-sel ini khusus mensekresi protein yang digunakan dalam proses pencernaan

(Johnson, 1994).

Islet Langerhanss

(bagian endokrin)

Asinus pankreas

(bagian eksokrin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

15

Gambar 4. Gambaran sel-sel asini (bagian eksokrin pankreas)

(Mills, 2007)

2. Bagian endokrin pankreas

Bagian endokrin disebut juga Islet Langerhans yang terdiri atas

kelompok sel yang terpulas lebih pucat dari sel asinus di sekitarnya (bagian

eksokrin). Sel Islet Langerhans memiliki ukuran yang lebih kecil daripada sel

asinus. Bentuknya kelihatan bulat dan dinding selnya tidak mudah dilihat. Di

antara sel-sel itu terdapat pembuluh kapiler darah (Wonodirekso, 2003) (Gambar

5). Islet Langerhans terdapat beberapa sel yaitu, sel β pankreas berfungsi

menghasilkan insulin. Granula intrasel yang mengandung insulin berisi suatu

matriks kristalina dengan profil rektangular dikelilingi oleh suatu halo. Sel α

mengeluarkan glukagon, memicu hiperglikemia melalui efek glikogenolitiknya

pada sel hati. Granula sel α berbentuk bulat dengan membran yang rapat dan

bagian tengah yang padat. Sel δ mengandung somatostatin, yang menekan

pelepaan insulin dan glukagon; sel ini memiliki granula besar, pucat terbungkus

membran (Kumar, dkk., 2010). PP merupakan peptida rantai lurus yang berperan

dalam regulasi glukosa melalui insulin hepatik (Mills, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

16

Gambar 5. Sel Islet Langerhans pankreas (A) Sel β pankreas berfungsi

menghasilkan insulin (B) Sel α pankreas berfungsi menghasilkan

glukagon (C) Sel δ pankreas berfungsi menghasilkan

somatostatin (D) Sel PP berfungsi untuk menghasilkan hormon

polipeptida pankreas (Mills, 2007)

Penyakit yang paling signifikan pada pankreas endokrin adalah diabetes

melitus dan tumor endokrin pankreas, sedangkan penyakit pada pankreas eksokrin

mencakup fibrosis kistik, anomali kongenital, pankreatitis akut dan kronik, dan

neoplasma (Kumar, dkk., 2010).

D. Diabetes Melitus

1. Definisi

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau

mengalihkan” (siphon). Melitus dari bahasa Latin yang bermakna manis atau

madu. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan gambaran umum hiperglikemia (Kumar, dkk., 2010). Diabetes melitus

A B

C D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

17

adalah penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara

absolut atau relatif dari kerja dan sekresi insulin (Anonim a, 2010). Selain itu,

diabetes melitus juga terjadi karena adanya peningkatan hormon counter

regulatory yang melawan efek insulin (McPhee and William, 2010). Kekurangan

insulin atau defisiensi insulin mengakibatkan penyerapan glukosa dari peredaran

darah ke dalam sel terhambat sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat

(Indrowati dan Joko, 2008).

2. Epidemiologi

Peningkatan jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 disebabkan karena

adanya peningkatan pertumbuhan penduduk, peningkatan jumlah usia tua,

urbanisasi, peningkatan prevalensi obesitas dan jumlah penduduk yang jarang

berolaraga. Secara keseluruhan, prevalensi penderita diabetes lebih tinggi pada

laki-laki berusia di atas 60 tahun dibandingkan pada perempuan. Di negara

berkembang mayoritas penderita diabetes berada pada rentang usia 45-64 tahun

sebaliknya, sebagian besar penderita diabetes di negara maju berada pada usia di

atas 64 tahun. Diperkirakan pada tahun 2030 penderita diabetes di atas usia 64

tahun di negara-negara berkembang berjumlah di atas 82 juta penderita dan di

negara maju berjumlah di atas 48 juta penderita (Wild, et al., 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

18

Tabel I. Daftar negara dengan estimasi kasus diabetes tahun

2000 dan 2030

(Wild, et al., 2004)

Berdasarkan usia diperkirakan terjadinya peningkatan jumlah penderita

diabetes pada tahun 2000 dan 2030. Dari tabel I di atas dapat dilihat, terdapat tiga

negara yang memiliki peningkatan prevalensi terbanyak yaitu, India, China dan

Amerika Serikat. Indonesia menempati peringkat ke-4 dengan penderita diabetes

pada tahun 2000 sekitar 8,4 juta penderita yang diperkirakan mengalami

peningkatan pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta penderita (Wild, et al., 2004).

3. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis diabetes berkaitan dengan konsekuensi metabolik

defisiensi insulin. Pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak mampu

mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang mengakibatkan terjadi

hiperglikemia. Apabila hiperglikemia melebihi ambang ginjal untuk reabsorpsi

glukosa, maka akan terjadi glukosuria (McPhee and William, 2010).

Glukosuria ini mengakibatkan diuresis osmotik yang secara klinis

bermanifestasi sebagai poliuria dan memicu dehidrasi yang dapat merangsang

rasa haus sehingga mengakibatkan polidipsia. Glukosuria juga menyebabkan

penurunan aktivitas pusat kenyang di hipotalamus sehingga terjadi polifagi. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

19

ini mengakibatkan penurunan berat badan dan hilangnya kalori melalui urin, rasa

lelah dan somnolen (Porth and Matfin, 2009; McPhee and William, 2010).

4. Klasifikasi

Klasifikasi etiologi diabetes melitus berdasarkan American Diabetes

Association (2010) dapat dilihat pada tabel II di bawah ini:

Tabel II. Klasifikasi diabetes melitus

Tipe Keterangan

Diabetes tipe 1 Diabetes yang tergantung dengan insulin. Hal ini

dikarenakan adanya kerusakan sel-sel β pankreas

sehingga terjadi defisiensi insulin secara tetap.

Diabetes tipe 2 Biasanya diawali dengan resistensi insulin karena

defisiensi insulin relatif sampai terjadi gangguan

sekresi insulin beserta resistensi insulin.

Diabetes tipe lain 1. Defek genetik fungsi insulin

2. Defek genetik kerja insulin

3. Karena obat

4. Infeksi

5. Sebab imunologi yang jarang: antibodi insulin

6. Resistensi insulin

7. Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM

(Klinefelter, sindrom Turner)

Diabetes gestasional Karena dampak kehamilan

5. Patogenesis

a. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah suatu penyakit autoimun, dan kerusakan sel-sel

Islet Langerhans. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh limfosit T yang bereaksi

terhadap antigen-antigen sel β yang belum diketahui. Seperti halnya penyakit

autoimun lainnya, kerentangan genetik dan faktor lingkungan berperan penting

dalam patogenesisnya (Kumar, dkk., 2010). Penderita DM tipe 1 sangat

memerlukan "insulin untuk bertahan hidup" dalam mencegah perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

20

ketoasidosis, koma dan kematian. Selain itu, penderita DM tipe 1 biasanya

ditandai dengan kehadiran anti-GAD, sel Islet atau antibodi insulin yang

mengidentifikasi proses autoimun yang menyebabkan destruksi sel β (Anonim a,

2010).

Kelainan fisiologis pertama yang terdeteksi pada seseorang yang rentang

secara genetik adalah hilangnya fase pertama dalam sekresi insulin yang

dirangsang oleh glukosa. Sebelum hilangnya fase pertama, autoantibodi sel Islet

Langerhans yang terdeteksi dalam serum (autoantibodi yang biasanya dikenal

termasuk insulin, glutamat dekarboksilase, tirosin protein fosfatase IA-2 [ICA-

512], dan seng transporter 8 [SLC30A8]) akan memicu stimulus proses autoimun

yang belum diketahui dan sebagian besar akan mendukung paparan virus

(enterovirus, dll). Pada pemeriksaan histologis pankreas hewan uji model diabetes

tipe 1 menunjukkan sel T dalam jumlah yang dominasi di dalam sel CD8+

(insulitis). Akibatnya terjadinya penghancuran sel-sel dimediasi, menghasilkan

TNF-, IFN-, dan IL-1, yang dapat menyebabkan kematian sel. Penghancuran sel

terjadi selama berbulan-bulan sampai tahun dan ketika lebih dari 80% dari sel-sel

yang rusak, akan terjadi hiperglikemia dan baru dapat didiagnosis secara klinis

bahwa penderita mengalami diabetes tipe 1 (Brunton , Chabner and Bjorn, 2010).

b. Diabetes tipe 2

Meskipun diabetes tipe 2 memiliki predisposisi genetik yang jauh lebih

kuat, defek molekular spesifik atau defek yang menyebabkan diabetes tipe 2

sebagian besar masih belum diketahui, sebagian karena sifat penyakit yang

heterogen serta kemungkinan kausa poligenik (McPhee and William, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

21

Dalam penelitian Trisnawati dan Soedijono (2013) menyatakan bahwa

peningkatan risiko diabetes pada usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada

usia tersebut mulai terjadi peningkatan intolenransi glukosa. Selain itu, pada

individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel

otot. Adapun dua defek metabolik yang menandai diabetes tipe 2 adalah

berkurangnya kemampuan jaringan perifer merespon terhadap insulin (resistensi

insulin) dan disfungsi sel β yang bermanifestasi sebagai kurang adekuatnya

sekresi insulin dalam menghadapi resistensi insulin dan hiperglikemia (Kumar,

dkk., 2010).

Patogenesis diabetes tipe 2 menurut Brunton et al. (2010) dapat dilihat

dari:

1) Gangguan fungsi sel

Pada penderita diabetes tipe 2, sensitivitas sel terhadap glukosa

terganggu dan ada juga yang mengalami hilangnya respon terhadap rangsangan.

Hal ini menyebabkan, sekresi insulin terhambat sehingga glukosa darah

meningkat setelah makan dan terjadinya kegagalan menahan lepasnya glukosa

hepatik selama puasa. Selain itu, penderita diabetes tipe 2 juga mengalami

pengurangan massa sel. Pengurangan progresif dari massa sel dan fungsi sel

mengakibatkan kebanyakan pasien yang membutuhkan terapi terus meningkat

untuk mempertahankan kontrol glukosa darahnya. Peningkatan kadar insulin

puasa terjadi disebabkan karena peningkatan jumlah proinsulin. Proinsulin

memiliki efek yang lemah untuk menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan

dengan insulin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

22

2) Resistensi insulin

Sensitivitas insulin merupakan parameter kuantitatif yang diukur sebagai

jumlah glukosa yang dibersihkan dari darah dalam merespon dosis insulin.

Kegagalan jumlah insulin dalam mendapatkan respon yang diharapkan disebut

sebagai resistensi insulin. Sensitivitas insulin dipengaruhi oleh banyak faktor

termasuk usia, berat badan, tingkat aktivitas fisik, penyakit dan obat-obatan.

3) Tidak ada regulasi metabolisme glukosa hepatik

Pada penderita diabetes tipe 2, glukosa hepatik yang keluar dalam

keadaan puasa sangat berlebihan sehingga tidak cukup ditekan setelah makan.

Akibatnya profil glikemik pasien diabetes menjadi abnormal sehingga terjadi

peningkatan kadar glukosa dalam keadaan setelah diabsorpsi dan penekanan

peningkatan kadar glukosa setelah makan.

c. Diabetes gestational

Diabetes gestational terjadi pada wanita hamil, dapat kambuh pada

kehamilan berikutnya dan cenderung sembuh setelah melahirkan. Diabetes

gestasional biasanya terjadi pada trimester kedua kehamilan, yang dipicu oleh

peningkatan kadar hormon-hormon seperti somatomamotropin khorion,

progesteron, kortisol, dan prolaktin yang memiliki efek counter regulatory anti-

insulin (McPhee and William, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

23

6. Diagnosis

Kriteria untuk mendiagnosis penderita diabetes menurut American

Diabetes Association (2010) dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Nilai HbA1C ≥ 6,5%.

Nilai HbA1C digunakan sebagai penanda adanya glikemia kronis, yang

mencerminkan rata-rata kadar glukosa darah selama periode 2-3 bulan. Pengujian

ini digunakan untuk mengontrol pengobatan yang diberikan pada penderita

diabetes. Sebaiknya pengujian ini dilakukan di laboratorium menggunakan

metode NGSP bersertifikat dan standar uji DCCT.

b. Glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (≥ 7,0 mmol/l).

Pengujian kadar glukosa darah puasa dilakukan setelah minimal 8 jam

penderita tidak menerima asupan kalori.

c. Kadar plasma glukosa 2 jam selama TTGO ≥ 200 mg/dl (≥ 11,1 mmol/l).

Menurut World Health Organization pengukuran beban glukosa yang

terkandung dalam darah setelah 2 jam makan setara dengan 75 g glukosa anhidrat

dilarutkan dalam air.

d. Untuk pasien dengan gejala klasik hiperglikemia, kadar plasma glukosa ≥ 200

mg/dl (≥ 11,1 mmol/l).

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis diabetes

melitus antara lain pemeriksaan urin untuk mendeteksi adanya glukosuria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

24

Tabel III. Kriteria kadar glukosa darah pada pasien normal, pradiabetes

dan diabetes melitus

Kelompok Glukosa darah puasa Glukosa darah postprandial

(mg/dl) (mmol/l) (mg/dl) (mmol/l)

Normal < 100 < 5,6 < 140 < 7,8

Pradiabetes 100-125 5,6-6,9 140-199 7,8-11,1

Diabetes melitus ≥ 126 ≥ 7,0 ≥ 200 ≥ 11,1

(Dipiro, Robert, Gary, Gary, Barbara, and Michael, 2008)

E. Diabetes pada Tikus

Untuk hewan uji khususnya tikus, kadar glukosa darah puasa normal

adalah 50-135 mg/dl (Wolfensohn and Maggie, 2003). Secara umum, kadar

glukosa darah sesaat kelompok yang diinduksi STZ harusnya > 200 mg/dl,

sedangkan untuk kadar gkulosa darah puasa harusnya > 150 mg/dl (glukosa dari

18 mg/dl = 1mM). Hal yang paling penting adalah harus ada perbedaan yang

signifikan antara kelompok yang diinduksi STZ dan kelompok kontrol (Wu and

Youming, 2008).

Dosis yang digunakan untuk menginduksi DM tipe 1 secara intravena

adalah sebesar 40-60 mg/kg, sedangkan dosis intraperitoneal adalah lebih dari 40

mg/kg BB. STZ juga dapat diberikan secara berulang, untuk menginduksi DM

tipe 1 yang diperantarai aktivasi sistem imun. Untuk menginduksi DM tipe 2, STZ

diberikan intravena atau intraperitoneal dengan dosis 100 mg/kg BB pada tikus

berumur 2 hari kelahiran, atau 8-10 minggu. Dosis tersebut dapat menyebabkan

terjadinya gangguan respon terhadap glukosa dan sensitivitas sel β terhadap

glukosa (Szkudelski, 2001). Dosis yang digunakan untuk menginduksi DM tipe 1

pada tikus berkisar dari 40-70 mg/kgBB (dosis tunggal) dengan jalur pemberian

secara intraperitonial. Model tikus diabetes ini biasanya digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

25

mempelajari patogenesis dari DM tipe 1, dan mengevaluasi senyawa antidiabetes

(Wu and Youming, 2008). Dalam penelitian Astuti, dkk. (2001) menyatakan

pada tikus Sprague dawley dengan pemberian STZ dosis tunggal sebesar 40

mg/kgBB memberikan respon yang stabil dan penurunan insulin yang lebih cepat

dibandingkan dengan dosis 60 mg/kgBB. Senyawa diabetogenik yang sering

digunakan selain STZ yaitu alloxan, vacor, dithizone dan 8-hidroksikuinolon.

F. Insulin

1. Fungsi insulin

Insulin adalah hormon anabolik utama tubuh dan memiliki efek

menstimulasi transpor glukosa, meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel,

menstimulasi sintesis protein, menghambat pemecahan cadangan lemak, protein,

dan glukosa dan menghambat glukoneogenesis, sintesis glukosa baru oleh hati.

Insulin dilepaskan pada tingkat/kadar basal oleh sel-sel β pulau Langerhans.

Stimulasi utama untuk pelepasan insulin di atas kadar basal adalah peningkatan

glukosa darah (Corwin, 2009).

2. Sintesis insulin

Insulin disintesis sebagai prekursor berantai tunggal yang rantai A dan B

dihubungkan oleh peptida C. Produk awal insulin adalah preproinsulin yang

digabungkan dan dipenetrasi ke dalam retikulum endoplasma kasar sel β,

kemudian dipecah menjadi proinsulin. Proinsulin kemudian diangkut ke aparatus

Golgi, dibungkus di dalam granula yang diikat membaran. Granula ini bergerak

ke dinding sel oleh suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

26

berfusi dengan membran sel ini. Insulin dikeluarkan ke daerah luar dengan

eksositosis. Kemudian insulin melintasi membran basalis sel β dan kapiler

berdekatan serta endotel fenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah (Ganong,

1995).

3. Regulasi sekresi insulin

Glukosa merupakan stimulus utama sekresi insulin. Glukosa memasuki

sel β melalui transpor terfasilitasi, yang diperantarai oleh GLUT2. Kemudian

glukosa difosforilasi oleh glukokinase. Metabolisme glukosa yang diawali dengan

glukokinase, dan menghasilkan perubahan dalam perbandingan ATP/ADP. Hal ini

mengakibatkan, penghambatan saluran K+ sensitif-ATP dan depolarisasi sel β.

Aktivitas konpensasi saluran Ca2+

bergantung pada tegangan dan menghasilkan

influks Ca2+

ke dalam sel β. Ca2+

mengaktivasi fosfolipase A2 dan fosfolipase C,

yang menghasilkan pembentukan asam arikidonat, inositol polifosfat dan

diasilgliserol. Inositol-1,4,5-trifosfat memobilisasi Ca2+

dari kompartemen mirip-

retikulum endoplasma, yang selanjutnya meningkatkan konsentrasi kation

sitosolik. Ca2+

intraseluler bekerja sebagai perangsang sekresi insulin (Gambar 6).

Gambar 6. Regulasi sekresi insulin dari sel β pankreas

(Brunton et al., 2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

27

Insulin dilepaskan pada tingkat/kadar basal oleh sel-sel β pulau

Langerhans. Stimulasi utama untuk pelepasan insulin di atas kadar basal adalah

peningkatan glukosa darah. Kadar glukosa darah puasa dalam keadaan normal

adalah 80-90 mg/100 mL darah. Apabila glukosa darah meningkat lebih dari

100mg/100 mL darah, maka sekresi insulin dari pankreas dengan cepat meningkat

cepat dan kemudian ke tingkat basal dalam 2-3 jam (Corwin, 2009).

G. Streptozotosin

Gambar 7. Struktur streptozotosin

(Konrad, Irina, Joseph, Kan and Jeffrey, 2001)

Streptozotosin atau streptozosin atau izostazin atau zanosar (STZ) adalah

sintesis dari derivat nitrosoureido glukopiranosa yang diisolasi dari frementasi

Streptomyces achromogenes yang merupakan suatu antibiotik anti tumor dan

senyawa kimia yang berkaitan dengan nitrosureas untuk kemoterapi kanker.

Setiap vial streptozotosin bubuk mengandung 1 g bahan aktif streptozotosin

dengan nama kimia 2-Deoxy-2[(methylnitrosoamino)-carbonyl] amino]-D-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

28

glucopyranose (Gambar 7). Streptozotosin berbentuk bubuk, berwarna kuning

pucat digunakan untuk menginduksi baik DM tipe 1 maupun tipe 2 pada hewan

uji (Etuk, 2010). STZ disimpan pada suhu -20oC untuk menghidari terjadinya

kekeringan. Sebelum menimbang STZ, ditutup dengan alumunium foil sehingga

terlindung dari cahaya (STZ sensitif terhadap cahaya). STZ tidak stabil dalam

larutan dengan pH terlalu asam. Larutan STZ disiapkan dalam kondisi segar dan

diinjeksikan 5 menit setelah dicampur karena STZ dapat terdekomposisi dalam

buffer sitrat 15 sampai 20 menit setelah pencampuan (Wu and Youming, 2008).

Gambar 8. Mekanisme STZ menginduksi rusaknya sel β pankreas

(Szkudelski, 2001)

STZ merupakan analog dari glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel

β pankreas melalui transporter glukosa GLUT2. Aktivitas alkilasi STZ

dihubungkan dengan bagian nitrosoureidonya. Nitrosoureido bersifat lipofilik dan

diserap jaringan melalui membran plasma dengan proses yang cepat. STZ akan

terakumulasi dalam sel β pankreas melalui transporter glukosa GLUT2 dan

berikatan dengan C-2 dari D-glukosa. Hal ini menyebabkan terjadinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

29

perpindahan gugus metil dari STZ ke molekul DNA sehingga terjadi alkilasi DNA

(Lenzen, 2008). STZ juga secara selektif akan menghambat aktivitas enzim O-

G1cNAase yang bersama-sama dengan O-G1cNAc tranferase bertanggung jawab

dalam terhadap perpindahan O-G1cNAc dari protein. Akibatnya terjadinya O-

glikosilasi protein intraseluler yang mengakibatkan terjadinya kerusakan DNA

(Pathak, Helge, Vladimir, and Daan, 2008). Kerusakan DNA akibat STZ dapat

mengaktivasi poly (ADP-ribose) polymerase (PARP) yang kemudian

mengakibatkan penekanan nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+) seluler,

penurunan jumlah adenosine triphospate (ATP) dan akhirnya terjadi nekrosis sel

β pankreas (Lenzen, 2008) (Gambar 8).

Selain itu, STZ merupakan pendonor nitrit oksida (NO) yang mempunyai

kontribusi terhadap kerusakan sel melalui peningkatan aktivitas guanilil siklase

dan pembentukan cyclic guanosine monophospate (cGMP). NO dihasilkan

sewaktu STZ mengalami metabolisme dalam sel (Ramesh and Pugalendi, 2006).

STZ juga menghasilkan radikal hidroksi (OH) yang berperan penting dalam

kerusakan sel β pankreas. OH yang dihasilkan STZ menyebabkan terjadinya

pembentukan anion superoksida dalam mitokondria dan peningkatan aktivitas

xantin oksidase. Dalam hal ini, STZ menghambat siklus Krebs dan menurunkan

konsumsi oksigen mitokondria. Penurunan produksi ATP mitokondria

mengakibatkan pengurangan secara drastis neukleotida sel β pankreas dan

menyebabkan nekrosis sel (Lenzen, 2008).

Degredasi sel yang terjadi setelah pemberian STZ akan nampak dalam 2-

4 hari akibat adanya pembengkakan pada pankreas dapat dilihat dari terjadinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

30

peningkatan kadar glukosa darah setelah 3 hari pemberian STZ sebagai parameter

diabetes melitus. Efek metabolik dari streptozotosin menyebabkan terjadinya

hiperglikemia, sedangkan keton dan plasma free fatty acid tidak mengalami

peningkatan. Streptozotosin menyebabkan destruksi sel β dan tidak menimbulkan

toksisitas ekstrapankreatik. Namun jika dibandingkan dengan aloxan,

streptozotosin lebih efektif dalam induksi diabetes pada hewan percobaan (Etuk,

2010).

H. Glibenklamid

Gambar 9. Struktur glibenklamid

(Parameswararao, Satynarayana, Naga, and Ramana, 2012)

Glibenklamid (Gambar 9), merupakan golongan sulfoniurea generasi

kedua. Mekanisme kerja glibenklamid, yaitu dengan merangsang sekresi hormon

insulin dari granul sel-sel β Langerhans pankreas. Interaksinya dengan ATP-

sensitive K channel pada membran sel-sel β menyebabkan terjadinya depolarisasi

membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Terbukanya kanal Ca, maka

ion Ca2+

akan masuk ke dalam sel β kemudian merangsang granula yang berisi

insulin untuk mengsekresikan insulin. Pada penggunaan jangka panjang atau dosis

yang besar dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia (Suherman, 2007).

Glibenklamid secara umum digunakan untuk pasien penderita diabetes tipe 2

(Anonim a, 2010). Glibenklamid biasanya digunakan sebagai obat standar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

31

membandingkan sifat antidiabetes dari berbagai senyawa pada tikus yang

merupakan model diabetes terinduksi streptozotosin (Rajasekaran, Karuran, and

Sorimuthu, 2005).

Glibenklamid memiliki potensi 200 kali lebih kuat dari tolbutamid.

Untuk mencapai kadar optimal di plasma, glibenklamid akan lebih efektif bila

diminum 30 menit sebelum makan. Glibenklamid cepat diserap dalam saluran

pencernaan, memiliki waktu paruh sekitar 4 jam. Glibenklamid di dalam plasma,

akan terikat pada protein plasma, terutama albumin sekitar 90-99%. Meskipun

waktu paruh glibenklamid pendek, namun efek hipoglikemiknya berlangsung

selama 12-24 jam, sehingga cukup diberikan satu kali dalam sehari. Sekitar 50%

dari dosis disekresikan dalam urin dan 50% melalui empedu ke tinja. Dosis awal

untuk penderita DM tipe 2 adalah 2,5-5 mg setiap hari, disesuaikan setiap 7 hari

dengan penambahan sebesar 2,5 atau 5 mg sehari sampai 15 mg per hari

(Suherman, 2007).

I. Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah

Metode penetuan glukosa darah dapat ditentukan dengan beberapa cara,

yaitu:

a. Metode kondensasi dengan gugus amina

Prinsip dari metode ini adalah terjadinya kondensasi aldosa dengan orto

toluidin dalam suasana asam dan menghasilkan larutan berwarna hijau setelah

dipanaskan. Penetapan kadar glukosa kemudian ditentukan dengan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

32

spektofotometri sesuai dengan intensitas warna yang terjadi (Widowati,

Dzulkarnain, dan Sa’roni, 1997).

b. Metode oksidasi-reduksi

Prinsip metode ini adalah dengan reaksi oksidasi reduksi menggunakan

suatu oksidan ferrisianida. Oksidan diredusi menjadi ferrosianida oleh glukosa

dalam suasana basa dengan adanya pemanasan. Kelebihan garam ferri dititrasi

secara iodometri (Widowati, dkk., 1997).

c. Metode pemisahan glukosa

Prinsip metode ini adalah glukosa dipisahkan dalam keadaan panas

dengan antron atau timol dalam suasana asam. Pemisahan glukosa menggunakan

kromatografi tetapi metode ini jarang dilakukan (Widowati, dkk., 1997).

d. Metode enzimatik

Metode enzimatik yang paling sering dilakukan adalah metode glukosa

oksidase (GOD) dan heksokinase. Metode GOD memiliki akurasi dan presisi

yang baik (karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama), tetapi reaksi kedua

rawan interferen (tidak spesifik). Interferen yang bisa mengganggu antara lain

bilirubin, asam urat dan asam askorbat (Nabyl, 2012).

Penetapan kadar glukosa darah tikus menggunakan metode enzimatik

menggunakan pereaksi GOD-PAP “DiaSys®”. Kadar glukosa darah tikus diukur

dengan menggunakan mikrovitalab pada panjang gelombang 500 nm dan

operating time selama 20 menit pada suhu 20-25 oC. Penetapan kadar glukosa

tikus dilakukan dengan mereaksikan serum tikus dengan reagen GOD-PAP

sehingga menghasilkan senyawa berwarna merah. Pada pinsipnya glukosa okidase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

33

(GOD) akan mengkatalis oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen

peroksida. Hidorgen peroksida akan bereaksi dengan 4-amino-antipirin dan fenol

yang dikatalis oleh enzim peroksidase membentuk senyawa kuinonimin berwarna

merah muda . Pembentukan senyawa berwarna merah muda ini membutuhkan

waktu 20 menit, dimana dengan waktu 20 menit reaksi antara glukosa yang

terdapat dalam serum tikus dengan enzim yang terdapat dalam reagen dapat

berlangsung secara optimal (Anonim b, 2012).

Reaksi yang terjadi dapat dilihat dibawah ini:

Glukosa + O2 + 2 H2O GOD

asam glukonat + H2O2

2 H2O2 + 2,4-dikloro phenol + 4-aminoantipirin POD

quinonimine + 4H2O

(Anonim b, 2012)

J. Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin

Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (HE) adalah jenis pewarnaan rutin

yang paling umum dipakai. Prosedur ini digunakan dalam proses pembuatan

preparat histopatologi dari berbagai spesies hewan sakit atau mati dan

memerlukan pemeriksaan hispatologi untuk peneguhan diagnosis hewan yang

bersangkutan (Muntiha, 2001). Pewarnaan ini digunakan untuk mewarnai

jaringan. Prinsip dari pewarnaan ini adalah inti yang bersifat asam akan menarik

zat/larutan yang bersifat basa sehingga berwarna biru. Sitoplasma bersifat basa

akan menarik zat/larutan yang bersifat asam sehingga berwarna merah (Mulyatno,

2002). Menurut Mulyatno (2002) pada pewarnaan HE ada beberapa tahapan,

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

34

1. Deparafinisasi, bertujuan untuk menghilangkan/melarutkan parafin yang

terdapat pada jaringan dengan menggunakan xylol.

2. Rehidrasi, bertujuan untuk memasukkan air ke dalam jaringan. Air akan

mengisi rongga-rongga jaringan yang kosong dengan menggunakan alkohol

absolut, alkohol 90% dan alkohol 80%.

3. Pewarnaan I, bertujuan untuk memberi warna pada inti dan sitoplasma pada

jaringan dengan menggunakan hematoxylin.

4. Differensiasi, bertujuan untuk mengurangi warna biru pada inti dan

menghilangkan warna biru pada sitplasma dengan menggunakan HCl 0,6%.

5. Blueing, bertujuan untuk memperjelas warna biru pada inti sel dengan

menggunakan lithium carbonat 0,5%.

6. Pewarnaan II, bertujuan untuk memberi warna merah pada sitoplasma sel

dengan menggunakan eosin.

7. Dehidrasi, bertujuan untuk menghilangkan air dari jaringan dengan

menggunakan alkohol 80%, alkohol 90% dan alkohol absolut.

8. Mounting, bertujuan untuk mengawetkan jaringan yang telah diwarnai

dengan menggunakan entelan/canada balsem. Jaringan yang telah diwarnai,

akan awet lebih dari 5 tahun.

K. Landasan Teori

Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya

hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang

dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan sekresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

35

insulin (Anonim a, 2010). Kekurangan insulin atau defisiensi insulin

mengakibatkan penyerapan glukosa dari peredaran darah ke dalam sel terhambat

sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat (Indrowati dan Joko, 2008).

Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg mengandung flavonoid 7, 3′, 4′

trihidroksi flavonol dapat menurunkan kadar glukosa (Kurniawan, 2013). Selain

itu, Le, et al., (2013) juga mengisolasi β-sitosterol-3-O-β-D-glucopyranoside yang

memiliki kemampuan antidiabetes. Menurut Coskun, Mehmet, Ahmet, and Sukru

(2004) kuersetin dapat menurunkan radikal bebas dan melindungi sel Islet

Langerhans akibat induksi streptozotosin. Dalam penelitian Gustina (2012)

menyatakan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis memliki efek antidiabetik.

Menurut Chandrika, et al., 2006) dengan dosis 50 mg/kgBB dapat memberikan

efek antihiperglikemia pada tikus dengan pemberian ekstrak air panas daun

Artocarpus heterophyllus. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dilakukan

penelitian pankreokuratif dengan model antihiperglikemik dari daun Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg dosis 50 mg/kgBB, dan senyawa model streptozotosin.

STZ merupakan analog dari glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel

β pankreas melalui transporter glukosa GLUT2. Mekanisme toksisitas sel β

pankreas melalui aktivitas alkilasi DNA (Szkudelski, 2001) dan mendonorkan

nitrit oksida (NO) dan radikal hidroksi (OH) yang menghambat siklus Krebs dan

menurunkan konsumsi oksigen mitokondria sehingga menyebabkan nekrosis sel β

pankreas (Ramesh and Pugalendi, 2006; Lenzen, 2008). Degredasi sel yang

terjadi setelah pemberian STZ akan nampak dalam 2-4 hari akibat adanya

pembengkakan pada pankreas dapat dilihat dari terjadinya peningkatan kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

36

glukosa darah setelah 3 hari pemberian STZ sebagai parameter diabetes melitus

(Etuk, 2010). Penelitian ini termasuk penelitian akut dengan waktu pengamatan

selama 14 hari dan pengambilan cuplikan darah pada hari ke-0, 4, 7 dan 14.

Senyawa flavonoid dapat bersifat sebagai antidiabetes karena flavonoid

mampu berperan sebagai senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas dan

dapat mencegah kerusakan sel β pankreas yang memproduksi insulin (Schroeter,

Clinton, Jeremy, Robert, Enrique, and Catherine, 2002). Efek antihiperglikemik

adalah efek dari suatu senyawa dalam menyembuhkan dan mencegah lebih lanjut

hiperglikemia akibat kerusakan dari sel β pankreas yang sudah terpapar radikal

bebas dalam jangka waktu tertentu.

L. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dosis 50

mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus terinduksi

streptozotosin

2. Pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dosis 50

mg/kgBB dapat mempengaruhi gambaran histologis pankreas pada tikus

terinduksi streptozotosin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Hayati Imono dan Farmakologi-

Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel penelitian

a. Variabel utama

1) Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan

hewan uji (dosis glibenklamid dan ekstrak etanol daun Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg.)

2) Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah

kadar glukosa darah yang diolah menjadi kurva kemudian dihitung

nilai LDDK0-14

dan gambaran histologis pankreas tikus.

b. Variabel pengacau

1) Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dan glibenklamid secara per oral,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

38

Wistar dengan berat badan 120-160 g dan umur 1,5-2 bulan, jalur

pemberian streptozotosin secara intraperitonial, ekstrak etanol daun

jumlah asupan makanan sebesar 40 g/hari dan jumlah asupan minum

sebesar 120 mL/hari dengan waktu pengambilan cuplikan darah pada

hari ke-0, 4, 7 dan 14.

2) Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali

dalam penelitian ini adalah keadaan patologis dari hewan uji yang

digunakan dan stabilitas streptozotosin.

2. Definisi operasional

a. Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg adalah daun segar berwarna hijau,

tidak berlubang dan tidak terlalu tua dan muda (diambil daun yang berada

tidak dipangkal dan diujung batang) yang diperoleh pada bulan November

2013 dari Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul, DIY

b. Ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg adalah sediaan

pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia daun

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg menggunakan metode ekstraksi. Metode

ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%.

Proses maserasi dilakukan selama 5 hari dan remaserasi dilakukan selama

2 hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

39

c. Kadar glukosa darah tikus

Kadar glukosa darah tikus adalah banyaknya glukosa di dalam darah tikus

setelah dipuasakan selama 12 jam. Pengukuran kadar glukosa darah tikus

menggunakan metode enzimatik GOD-PAP. Dimana tikus dikatakan

hiperglikemia apabila kadar glukosa darah lebih dari 200 mg/dl setelah 72

jam diinduksi streptozotosin.

d. Nilai LDDK0-14

glukosa darah

Nilai LDDK0-14

glukosa darah adalah nilai yang menggambarkan jumlah

kadar glukosa darah dalam darah setelah tikus dipuasakan 12 jam

kemudian diukur kadar glukosa darahnya. Nilai LDDK0-14

dihitung pada

rentang waktu hari ke-0, 4, 7 dan 14 yang dihitung dengan menggunakan

metode trapezoid. Peningkatan nilai LDDK0-14

menunjukkan efek

hiperglikemia.

e. Gambaran histologis pankreas

Gambaran histologis pankreas adalah gambaran keadaan dari struktur

jaringan organ pankreas secara detail dengan menggunakan mikroskop.

Gambaran histologis pankreas akan mengalami perubahan apabila

terinduksi streptozotosin. Tikus dibedah pada hari ke-14 kemudian diamati

gambaran histologis pankreas tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

40

C. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan utama

a. Hewan uji

Hewan uji yang digunakan, yaitu tikus jantan Wistar, dengan umur 6-8

minggu, berat badan 120-160 g yang diperoleh dari Laboratorium Hayati

Imono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Bahan uji

Bahan uji yang digunakan adalah daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

yang diperoleh dari Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul, DIY.

2. Bahan kimia

a. Senyawa penginduksi (kontrol positif) berupa streptozotosin (STZ) merk

Nacalai dari BIOZATIC yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi

FMIPA Unversitas Islam Indonesia Yogyakarta.

b. Senyawa untuk perlakuan obat berupa tablet glibenkamid yang diperoleh

dari Apotek Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Etanol 96% sebagai pelarut dalam ekstraksi daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg yang diperoleh dari CV. General Labora, Yogyakarta.

d. Pereaksi untuk pengukuran glukosa darah yang digunakan adalah enzim

Glucose GOD FS* (DiaSys, Jerman).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

41

Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP adalah sebagai berikut:

Reagen

Phosphat buffer pH 7,5 250 mmol/l

Phenol - 5 mmol/l

4-aminoantipyrine - 0,5 mmol/l

Glukosa oksidase (GOD) ≥ 10 kU/l

Phenol Amino Antipirin Peroksidase (PAP) ≤ 1 kU/l

Glukosa standar 100 mg/dl (5,5 mmol/dl)

e. Aquadest sebagai pelarut CMC Na 0,5% diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

f. Na sitrat dan asam sitrat sebagai pelarut streptozotosin diperoleh dari

Laboratorium Kimia Organik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

g. Na CMC 0,5% sebagai pelarut glibenklamid dan ekstrak etanol Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan

Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

h. Eter sebagai pembius hewan uji sebelum di nekropsi yang diperoleh dari

Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

i. Formalin 10% sebagai pengawet organ pankreas yang diperoleh dari

Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

j. Alkohol absolut, alkohol 80%, alkohol 95%, alkohol 96% yang digunakan

dalam pembuatan slide dan pewarnaan diperoleh dari Laboratorium

Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

42

k. Xylol, parafin cair yang digunakan dalam pembuatan slide dan pewarnaan

diperoleh dari Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

l. DPX, entelan, dan canada balsam (bahan mounting) yang digunakan dalam

pembuatan slide diperoleh dari Laboratorium Patologi Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

m. Larutan Harris-Hematoxyline, eosin dan acid alkohol yang digunakan

dalam pewarnaan slide diperoleh dari Laboratorium Patologi Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

D. Alat dan Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mesin penyerbuk (Retsch), oven (Memmert), ayakan dengan nomor mesh 40,

timbangan analitik (OHAUSS), maserator, waterbath, hot plate, evaporator

(BUCHI), aluminium foil, moisture balance (HG53 Hologen Moisture Analyzer),

seperangkat alat gelas berupa Erlenmeyer, beaker gelas, gelas ukur, labu ukur,

cawan porselin, pengaduk (Pyrex Iwaki Glass), spuit injeksi, spuit injeksi oral,

alat sentrifugasi (Centurion Scientific), mikropipet, blue tip, yellow tip, tabung

efendorf, mikrovitalab (Microlab 200 Merck), micro haematocrit tubes, vortex

(Genie Wilten), beaker glass, labu ukur, timbangan tikus (OHAUSS), mortir dan

stamper, stopwatch, tabung reaksi, pisau skalpel No 22-24, tissue processor,

embedding cassete, balok kayu (ukuran 3x3 cm), kapas basah, mikrotom,

waterbath, kuas kecil, gelas obyek, gelas penutup, staining jar, corong gelas, lap,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

43

stop watch, kotak preparat dan mikroskop, gelas ukur, magnetic stirer, kertas

saring, alumunium foil, akuades dalam botol semprot, styrofoam, jarum, mikrotip,

label, keranjang preparat dan refrigerator.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman sukun

Determinasi daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) mengikuti

Bihrmann’s Caudiciforms and Taxonomy, serta dilakukan di Laboratorium

Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan

Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg diperoleh pada bulan November

2013 dengan waktu panen ketika taman sukun dalam keadaan berbunga di Desa

Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul, DIY. Daun yang diambil adalah daun

segar berwarna hijau, tidak berlubang dan tidak terlalu tua dan muda (diambil

daun yang berada tidak dipangkal dan diujung batang).

3. Pembuatan simplisia

Pembuatan simplisia daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg yang telah

dikumpulkan, dicuci dengan air mengalir, kemudian ditiriskan pada sinar

matahari, untuk meniadakan air pada daun. Selanjutnya, daun dikeringkan

kembali menggunakan oven pada suhu 50 oC selama 24 jam dan diserbuk

menggunakan mesin penyerbuk di LPPT Universitas Gadjah Mada. Kemudian

serbuk diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh 40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

44

4. Pembuatan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Pembuatan ekstrak etanol daun sukun dilakukan dengan cara menyari

simplisia daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dengan derajat kehalusan 40

mesh. Serbuk seberat 100 g dengan tiap erlenmeyer 10 g serbuk kering daun

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg direndam dengan 75 mL pelarut etanol 96%

selama 5 hari terlindung dari cahaya dan dilakukan pengadukan setiap hari selama

1 menit. Dilanjutkan dengan remaserasi dengan 25 mL pelarut etanol 96% selama

2 hari terlindung dari cahaya dan dilakukan pengadukan setiap hari selama 1

menit. Setelah dimaserasi dan remaserasi, hasilnya disaring dengan kertas saring.

Hasil saringan kemudian dievaporasi dengan evaporator pada suhu 60 oC hingga

tidak ada lagi tetesan pada rotary evaporator. Hasilnya kemudian dipindahkan ke

cawan porselin yang telah ditimbang sebelumnya, dengan maksud untuk

mempermudah perhitungan rendemen ekstrak kental yang akan diperoleh.

Selanjutnya, ekstrak kental di dalam cawan porselin diuapkan di waterbath

dengan suhu 50 oC kemudian dimasukkan dalam oven untuk diuapkan dengan

suhu 50 oC. Dilakukan penimbangan setiap jamnya agar mendapatkan ekstrak

etanol daun sukun dengan bobot ekstrak yang tetap. Kemudian ekstrak disimpan

dalam desikator sampai ekstrak siap untuk digunakan.

5. Dosis ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg pada

penelitian

Dosis ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg digunakan

adalah 50 mg/kgBB. Dosis ini mampu memberikan efek antihiperglikemik pada

tikus dengan pemberian ekstrak air panas daun Artocarpus heterophyllus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

45

mempunyai famili yang sama Artocarpus altilis (Park.) Fosberg (famili

Moraceae) (Chandrika, dkk., 2006).

6. Penetapan kadar air serbuk daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan cara susui

pengeringan. Sebanyak ± 5,0 g serbuk daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

ditimbang dan kemudian serbuk tersebut dimasukkan ke dalam alat moisture

balance pada suhu 105 oC selama 15 menit dan kemudian dilakukan perhitungan

kadar air berdasarkan selisih bobot sebelum dimasukkan ke dalam alat moisture

balance (sebelum pemanasan) dengan sesudah dimasukkan ke dalam alat

moisture balance (sesudah pemanasan) selisih tersebut merupakan kadar air

serbuk yang diteliti. Penetapan kadar air dilakukan dengan 3 kali replikasi.

7. Pembuatan suspensi natrium-carboxy methyl cellulosa (CMC Na) 0,5%

Serbuk CMC Na ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian dilarutkan dengan

akuades yang telah dipanaskan sebelumnya. Diaduk sambil dipanaskan di atas hot

plate hingga semua serbuk larut, kemudian di add 100 mL dengan akuades.

8. Pembuatan dapar Na Sitrat 50 mM pH 4,5

Na sitrat ditimbang sejumlah 14,705 g, kemudian ditambahkan akuades

hingga 1 liter. Ditimbang juga asam sitrat 10,507 g, ditambahkan akuades ad 1

liter. Dilakukan proses titrasi Na sitrat dengan menggunakan asam sitrat hingga

diperoleh pH 4,5 yang diukur dengan menggunakan pH-meter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

46

a. Asam Sitrat

50 mM = 0,05 molar

Molar =

0,05 molar = / 1 liter (Mr asam sitrat = 210,14)

Asam sitrat = 10,507 g dalam 1 liter

b. Na Sitrat

50 mM = 0,05 molar

Molar =

0,05 molar = / 1 liter (Mr Na sitrat = 294,1)

Na sitrat = 14,705 g dalam 1 liter

9. Penetapan dosis streptozotosin

Dosis STZ yang digunakan adalah dalam penelitian ini sebesar 40

mg/kgBB. Dosis ini mampu meningkatkan kadar glukosa darah tikus Sparague

Dawley jantan berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Astuti, dkk. (2001).

10. Penetapan keseragaman bobot tablet glibenklamid

Penetapan keseragaman bobot tablet diawali dengan penimbangan 20

tablet glibenklamid satu per satu kemudian dihitung bobot rata-ratanya.

Penetapan keseragaman bobot ini, mengacu pada Farmakope Indonesia III

(1979). Adapun syarat keseragaman bobot tablet, yaitu “tidak boleh lebih dari

dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya

lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak ada satu tablet yang

bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang tertera pada

kolom B. Nilai penyimpangan bobot rata-rata dapat dilihat pada tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

47

Tabel IV. Tabel Keseragaman Bobot Tablet

Bobot rata – rata Penyimpangan bobot rata – rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15 30

26 mg sampai dengan 150 mg 10 20

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 15

Lebih dari 300 mg 5 10

(Depkes RI, 1979)

11. Pembuatan suspensi glibenklamid 5 mg% (b/v)

Pembuatan suspensi glibenklamid diawali dengan menggerus 20 tablet

glibenklamid lalu dihomogenkan, kemudian ditimbang seksama serbuk tablet

glibenklamid yang setara dengan 5 mg glibenklamid lalu dimasukkan dalam labu

ukur 100 mL. Selanjutnya dilakukan penambahan CMC Na 0,5% hingga tanda

lalu dihomogenkan.

12. Penentuan dosis glibenklamid

Dosis glibenklamid pada manusia adalah 5 mg dengan berat badan 70 kg.

Dosis ini dikonversikan ke tikus 200 g dengan faktor konversinya 0,018.

5 mg glibenklamid x 0,018 = 0,09 mg/200gBB tikus

= 0,45 mg/kgBB tikus

13. Induksi hiperglikemia pada tikus

Tikus dikatakan diabetes jika kadar glukosa darah ≥ 200 mg/dL. Pada

hari ke-0, kadar glukosa darah diukur dengan metode GOD-PAP, kemudian tikus

kelompok kontrol positif, kontrol perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan

STZ + EEAA, pada hari ke-1 diinduksi dengan STZ dosis 40 mg/kgBB (single

dose) yang sebelumnya telah dilarutkan dengan buffer Na sitrat pH 4,5 dan

diinjeksi secara intraperitonial. Hari ke-4, 7, dan 14 kadar glukosa darah diukur

dengan menggunakan metode GOD-PAP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

48

14. Pengukuran kadar glukosa darah

a. Pembuatan serum. Darah tikus diambil melalui plexus retroorbitalis pada

mata dan ditampung dalam tabung efendrof, kemudian disentrifugasi

dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit dan diambil serumnya.

b. Pengukuran kadar glukosa. Alat yang digunakan dalam menganalisis kadar

glukosa darah adalah mikrovitalab. Kadar glukosa diukur pada panjang

gelombang 500 nm, suhu 20-25 oC. Kadar glukosa dinyatakan dalam

mg/dl. Pengukuran kadar glukosa serum dilakukan di Laboratorium

Anatomi Fisiologi Manusia-Biokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Analisis dilakukan dengan mencampurkan bahan

seperti pada tabel V., kemudian divortex dan didiamkan selama operating

time 20 menit dan dibaca serapannya.

Tabel V. Volume bahan untuk pengukuran kadar glukosa

Bahan

Volume (µL)

Aquabidest Larutan baku

glukosa Supernatan

Pereksi

GOD-PAP

Blanko 10 - - 1000

Standart - 10 - 1000

Sampel - - 10 1000

(Anonim b, 2012)

15. Desain dan perlakuan penelitian

Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan 20 ekor tikus jantan

Wistar yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan.

a. Kelompok I (basal)

Hari ke-0, 4, 7 dan 14 tikus diukur kadar glukosa darah dan berat

badannya. Tikus tidak diberi perlakukan apapun dan tetap di beri pakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

49

dan minuman seperti biasa setiap harinya sampai hari ke-13, kemudian

hari ke-14, tikus diukur kembali kadar glukosa darah dan berat badan.

b. Kelompok II (kontrol negatif)

Hari ke-0 tikus diukur kadar glukosa darah dan berat badan, kemudian hari

ke-1 diberi CMC Na dengan dosis 50 mg/kgBB secara per oral. Tikus

tidak diinduksi streptozotosin, kemudian hari ke-4, 7 dan 14 diukur

kembali kadar glukosa darah dan berat badan.

c. Kelompok III (kontrol positif)

Hari ke-0 tikus diukur kadar glukosa darah dan berat badan, kemudian hari

ke-1 diinduksi STZ 40 mg/kgBB secara intraperitonial. Tikus tidak diberi

terapi, kemudian hari ke-4, 7 dan 14 diukur kembali kadar glukosa darah

dan berat badan.

d. Kelompok IV (perlakuan STZ + glibenklamid)

Hari ke-0, tikus diukur kadar glukosa darah dan berat badan, kemudian

hari ke-1 diinduksi STZ 40 mg/kgBB secara intraperitonial. Hari ke-4,

tikus diukur kembali kadar glukosa darah dan berat badan, kemudian hari

ke-5 diberi glibenklamid 0,45 mg/g BB secara per oral hingga hari ke-13

dan pada hari ke-7 dan 14, tikus juga diukur kadar glukosa darah dan berat

badan.

e. Kelompok V (perlakuan STZ + ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg)

Hari ke-0, tikus diukur kadar glukosa darah dan berat badan, kemudian

hari ke-1 diinduksi STZ 40 mg/kgBB intraperitonial. Hari ke-4 diukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

50

kembali kadar glukosa darah dan hari ke-5 mulai diberikan EEAA 50

mg/kgBB per oral. Setelah diberi perlakuan hingga hari ke-13, tikus diukur

kembali kadar glukosa darah dan berat badannya pada hari ke-7 dan14.

16. Pengumpulan sampel

Tikus yang akan digunakan untuk penelitian, dipuasakan terlebih dahulu

dan ditimbang berat badannya sebelum diukur kadar glukosa darah. Pengambilan

darah dilakukan melalui plexus retroorbitalis pada mata, diambil darahnya dan

diukur menggunakan mikrovitalab dengan metode enzimatik GOD-PAP (hari ke-

0, 4, 7 dan 14). Pada hari ke-14, setelah ditimbang berat badan dan diukur kadar

glukosa darah, tikus di bedah dan diambil pankreasnya untuk di amati gambaran

histologis pankreas tikus.

17. Pembuatan slide

a. Trimming adalah tahapan pemotongan tipis jaringan setebal kurang lebih 4

mm dengan orientasi sesuai dengan organ yang akan dipotong. Pisau yang

digunakan untuk trimming adalah pisau skalpel No 22-24. Jumlah potongan

jaringan yang dapat dimuat dalam embedding cassete berkisar antara 1-5

buah disesuaikan dengan ukuran organ.

b. Dehidrasi

Dehidrasi jaringan yang dilakukan setelah trimming menggunakan tissue

processor dan cairan dehidran. Cairan dehidran ini kemudian dibersihkan dari

dalam jaringan dengan menggunakan reagen pembersih. Reagen pembersih

ini akan diganti dengan parafin dengan cara penetrasi ke dalam jaringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

51

(impregnasi). Parafin yang digunakan mempunyai titik cair 56-58 oC. Cairan

dalam tissue processor sebaiknya diganti tiap seminggu sekali.

Pengaturan waktu dehidrasi adalah sebagai berikut:

Proses Cairan Waktu

Dehidrasi Alkohol 80% 2 jam

Alkohol 95% 2 jam

Alkohol 95% 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Clearing Xylol 1 jam

Xylol 1 jam

Impregnasi Parafin 2 jam

Parafin 2 jam

c. Embedding

Setelah melakukan dehidrasi, maka jaringan yang berada dalam embedding

cassette dipindahkan ke dalam base mold, kemudian diisi parafin cair. Setelah

itu, diletakkan pada balok kayu ukuran 3x3 cm. Jaringan yang diletakkan

pada balok kayu disebut blok.

d. Cutting

Proses cutting menggunakan mikrotom. Pisau yang tajam akan menghasilkan

hitologis yang baik, yang secara mikroskopis ditandai dengan tidak adanya

artefak berupa goresan vertikal maupun horisontal.

1) Orientasi blok pada mikrotom

Blok diletakkan sejajar memanjang dengan pisau, untuk jaringan yang

keras harus diletakkan dibagian atas. Disediakan cukup ruangan antara

jaringan dengan tepi blok untuk memudahkan pemisahan jaringan. Perlu

diperhatikan ketajaman pisau sehingga diperoleh hasil pemotongan yang

rata dan tidak berkerut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

52

2) Soaking dan / Icing

Jaringan dilembabkan dengan menempelkan kapas basah pada permukaan

blok dan digunakan air es untuk menjaga suhu blok dan pisau tetap sama.

3) Mengambangkan lembaran potongan jaringan

Lembaran potongan jaringan diapungkan dengan meletakkan salah satu

ujung potongan di atas permukaan air dalam waterbath. Untuk

menghilangkan kerutan jaringan dapat dilakukan dengan menekan salah

satu sisi dan potongan jaringan dengan menggunakan ujung jari dan sisi

lain ditarik dengan menggunakan kuas kecil.

4) Pemisahan rangkaian lembaran jaringan

Menggunakan pemisah jaringan yang dipanaskan.

5) Pengambilan ribbon dengan slide

Diambil lembaran jaringan dengan memasukkan slide bersih secara

diagonal ke dalam waterbath (gerakan menyendok) dan spesimen jaringan

diletakkan tepat di tengah slide. Perlu diperhatikan agar tidak terdapat

gelembung udara di bawah jaringan.

e. Staining / Pewarnaan

Untuk pemeriksaan, dipergunakan teknik pewarnaan HE. Adapun prosedur

pewarnaan Harris Hematoxyline-Eosin dapat dilihat pada tabel VI sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

53

Tabel VI. Prosedur pewarnaan Harris Hematoxyline-Eosin

No Cairan Waktu

1 Xylol (I) 5 menit

2 Xylol (II) 5 menit

3 Xylol (III) 5 menit

4 Alkohol absolut (I) 5 menit

5 Alkohol absolut (II) 5 menit

6 Aquadest 1 menit

7 Harris-Hematoxyline 20 menit

8 Aquadest 1 menit

9 Acid alkohol 2-3 celupan

10 Aquadest 1 menit

11 Aquadest 15 menit

12 Eosin 2 menit

13 Alkohol 96% (I) 3 menit

14 Alkohol 96% (II) 3 menit

*15 Alkohol absolut (I) 3 menit

16 Alkohol absolut (II) 3 menit

17 Xylol (IV) 5 menit

18 Xylol (V) 5 menit

f. Mounting

Setelah jaringan pada slide diwarnai, dilakukan mounting dengan cara

meneteskan bahan mounting (DPX, Entelan, Canada balsam) sesuai

kebutuhan dan ditutup dengan gelas penutup.

g. Pembacaan slide dengan mikroskop

Slide diperiksa di bawah mikroskop sinar. Semua lesi pada pankreas dicatat

dan selanjutnya diinterpretasikan. Berdasarkan hasil pembacaan gambaran

histologis pankreas dapat tingkat keparahan dibagi menjadi 3, yaitu:

+ = tingkat keparahan ringan

++ = tingkat keparahan sedang

+++ = tingkat keparahan berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

54

F. Tata Cara Analisis Hasil

Nilai rata-rata kadar glukosa darah dan berat badan dibuat kurva dengan

mem-plot-kan nilai kadar glukosa darah lawan waktu ke-0 sampai hari ke-14, dan

kemudian dihitung nilai LDDK0-14

dengan metode trapezoid. Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

(Ritschel, 1986)

Keterangan:

t = waktu (hari)

C = konsentrasi zat dalam darah (mg/dl)

LDDK t0-tn

= luas daerah di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai ke-n (mg.hari/dl)

Selanjutnya data nilai LDDK0-14

yang diperoleh, diuji distribusi

normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dilanjutkan dengan

analisis perbedaan masing-masing kelompok menggunakan Anova One Way dan

dilanjutkan dengan post hoc Bonferroni dengan tingkat kepercayaan 95%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

55

Gambar 10. Skema uji antihiperglikemik

Hari ke-0

Tikus 20 ekor diambil darahnya melalui vena mata, kemudian diukur KGD

dengan metode GOD-PAP dan ditimbang berat badanya

Hari ke-1

Kontrol Basal

4 ekor tikus

tanpa perlakuan

Kontrol Negatif

4 ekor tikus diberikan

CMC Na 50 mg/kgBB

p.o (CMC Na diberikan

dari hari ke-1 sampai

ke-13)

1 ekor tikus (kontrol

positif, perlakuan

glibenklamid dan

perlakuan EEAA)

diinduksi STZ 40

mg/kgBB i.p

Hari ke-4

Tikus 20 ekor diambil darahnya melalui vena mata, kemudian diukur KGD

dengan metode GOD-PAP dan ditimbang berat badanya

Hari ke-5 sampai ke-13

Kontrol

Basal

4 ekor

tikus

tanpa

perlakuan

Kontrol Negatif

4 ekor tikus

diberikan CMC Na

50 mg/kgBB 1 x

sehari (CMC Na

diberikan dari hari

ke-1 sampai ke-13)

Kontrol

Positif

4 ekor tikus

diberikan

STZ 40

mg/kgBB i.p

hari ke-1

Perlakuan

STZ +

glibenklamid

4 ekor tikus

diberikan

glibenklamid

0,45 mg/kgBB

p.o 1 x sehari

Perlakuan

STZ +

EEAA

4 ekor tikus

diberi EEAA

50 mg/kgBB

p.o. 1 x

sehari

Hari ke-7 dan ke-14

Tikus 20 ekor diambil darahnya melalui vena mata, kemudian diukur KGD

dengan metode GOD-PAP dan ditimbang berat badanya

Hari ke-14

Tikus 20 ekor diambil darahnya, diukur KGD dan ditimbang berat badanya.

Kemudian di nekropsi untuk diambil pankreasnya dan diamati gambaran

histologisnya

Dilakukan perhitungan hasil dan analisis statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperglikemik dari

ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg terhadap tikus jantan Wistar

terinduksi streptozotosin (STZ). Pada penelitian ini, digunakan indikator

kuantitatif berupa kadar glukosa darah dan berat badan yang dapat

menggambarkan gangguan hiperglikemia yang dialami tikus dan dibuktikan

dengan kerusakan sel β pankreasnya dilihat dari ada tidaknya nekrosis pada

gambaran histologis pankreas tikus.

A. Hasil Determinasi Tanaman

Pada penelitian ini, dilakukan determinasi tanaman yang akan digunakan

dalam penelitian yakni Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dengan tujuan untuk

memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg. Tanaman Artocarpus altilis (Park.) Fosberg yang digunakan

dipeoleh dari Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, DIY pada bulan

November 2013. Setelah diperoleh tanaman yang akan digunakan, dilanjutkan

dengan melakukan determinasi tanaman mengikuti Bihrmann’s Caudiciforms and

Taxonomy, dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta. Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi meliputi bagian

buah, bunga, batang, dan daun dan kemudian bagian-bagian tersebut dicocokan

dengan buku acuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

57

Determinasi dilakukan hingga tingkat spesies dan hasil yang didapatkan,

membuktikan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar tanaman Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg (Lampiran. 1)

B. Penetapan Kadar Air Serbuk Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Tujuan dari penetapan kadar air serbuk daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg ini adalah untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sebuk

sehingga dapat memastikan bahwa serbuk daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

yang digunakan dalam penelitian memenuhi persyaratan serbuk yang baik dimana

kandungan air kurang dari 10% (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan RI, 1995). Metode yang digunakan dalam penetapan kadar air dalam

serbuk daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg adalah metode gravimetri dengan

menggunakan moisture balance dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Metode gravimetri yang digunakan dilakukan dengan cara memanaskan

serbuk ± 5 g di dalam moisture balance pada suhu 105 oC selama 15 menit dengan

replikasi sebanyak 3 kali. Setelah itu, dilakukan perhitungan terhadap kadar air

yang diperoleh. Dalam pengerjaan digunakan suhu 105 oC (di atas titik didih air)

bertujuan untuk menguapkan air yang terkandung dalam serbuk dan selama waktu

15 menit yang dianggap bahwa kadar air dalam serbuk daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg telah memenuhi persyaratan parameter standarisasi simplisia.

Hasil perhitungan didapatkan bahwa rata-rata kadar air dalam serbuk daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

58

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg adalah sebesar 7,15% berarti serbuk dikatakan

memenuhi persyaratan serbuk yang baik.

C. Penetapan Bobot Tetap Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg

Ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg (EEAA) diperoleh

dari 10 g serbuk simplisia yang disari menggunakan metode maserasi selama 5

hari dan remaserasi selama 2 hari dengan penyari etanol 96% (75:25). Digunakan

pelarut etanol 96% dikarenakan, etanol merupakan pelarut yang bersifat polar dan

dalam penelitian Ramadhani (2009) menyatakan senyawa flavonoid yang terdapat

dalam daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg bersifat larut dalam alkohol. Dalam

penelitian tersebut, menggunakan etanol 70% dan disarankan untuk penelitian

selanjutnya menggunakan etanol dengan kadar alkohol yang lebih dari 70%.

Berdasarkan acuan tersebut, maka digunakan etanol dengan kadar alkoholnya

lebih tinggi, yaitu etanol 96%.

Setelah dimaserasi, hasil maserasi disaring dengan menggunakan pompa

vakum untuk mempercepat proses penyaringan. Hasil maserasi yang dihasilkan

berwarna hijau tua kemudian dievaporasi menggunakan vacum rotary evaporator.

Proses evaporasi dilakukan pada suhu 60 oC di bawah titik didih etanol (78,4

oC),

sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak karena suhu tinggi.

Setelah proses evaporasi, ekstrak yang dihasilkan dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang sudah diketahui beratnya. Kemudian, dilakukan proses pengeringan

yang dilakukan di dalam oven dengan suhu 50 oC untuk menguapkan sisa pelarut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

59

etanol yang mungkin masih tersisa dalam ekstrak. Dari penelitian ini, didapatkan

ekstrak sebesar 2,30 g ekstrak, dengan persen rendemen yang diperoleh sebesar

20,78% (b/b).

D. Penentuan Dosis Pankreotoksik Streptozotosin

Penelitian ini menggunakan streptozotosin sebagai senyawa

pankreotoksik. STZ merupakan antibiotik yang menyebabkan kerusakan pada sel

β pankreas, akibatnya terjadi defisiensi insulin dan hiperglikemia pada hewan uji

seperti tikus. Penentuan dosis ini bertujuan untuk mengetahui dosis streptozotosin

yang dapat menyebabkan kerusakan pankreas pada tikus ditunjukkan dengan

peningkatan kadar glukosa darah lebih dari 200 mg/dl pada jam ke 72 setelah

penyuntikkan. Hal ini didasarkan pada penelitian Ragbetli and Ebubekir (2010)

yang menyatakan bahwa tikus setelah diinduksi STZ 72 jam mulai menimbulkan

gejala diabetes dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari 200 mg/kgBB.

Dosis yang digunakan untuk menginduksi DM tipe 1 secara

intraperitoneal adalah lebih dari 40 mg/kg BB. STZ juga dapat diberikan secara

berulang, untuk menginduksi DM tipe 1 yang diperantarai aktivasi sistem imun.

(Szkudelski, 2001). Menurut Wu and Youming (2008) menyatakan bahwa dosis

yang digunakan untuk menginduksi DM tipe 1 pada tikus berkisar dari 40-70

mg/kgBB (dosis tunggal) dengan jalur pemberian secara intraperitonial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Astuti, dkk. (2001) yang menyatakan

bahwa dengan dosis 40 mg/kgBB dapat meningkatkan kadar glukosa darah tikus

Sprague Dawley jantan secara bertahap. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

60

digunakan dosis streptozotosin sebesar 40 mg/kgBB. Penginduksian STZ ini

dilakukan pada hari ke-1 yang sehari sebelum penyuntikan diambil kadar glukosa

darahnya untuk melihat kadar glukosa darah sebelum diinduksi STZ, dan pada

hari ke-3 setelah penyuntikan diambil lagi darahnya untuk melihat peningkatan

kadar glukosa darah yang terjadi akibat induksi STZ.

Stabilitas obat dinyatakan dengan adanya pencantuman nomor bets dan

tanggal kadaluwarsa (Syahputri, 2006). Streptozotosin yang digunakan dalam

penelitian ini tidak diketahui secara pasti nomor bets dan tanggal kadaluarsa,

sehingga stabilitas streptozotosin tidak dapat diketahui secara pasti. Hal ini

dimungkinkan berdampak pada efek dari steptozotosin yang diinduksikan,

sehingga diperlukan pengendalian stabilitas streptozotosin.

E. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg Dosis 50 mg/kgBB pada Tikus Terinduksi Streptozotosin

Peningkatan kadar glukosa darah tikus dan penurunan berat badan

merupakan salah satu manifestasi klinis dari diabetes melitus. Diabetes melitus

biasanya ditandai dengan adanya hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa

darah.

1. Kadar glukosa darah

a. Kelompok basal (tanpa perlakuan)

Kelompok basal digunakan sebagai acuan dalam membandingkan

perubahan kadar glukosa darah tikus dengan kelompok yang diberi perlakuan.

Tikus kelompok basal tidak diberi zat atau bahan kimia yang berasal dari luar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

61

Tikus hanya diberi makan dan minuman dengan takaran yang telah ditentukan

untuk setiap tikus dalam sehari. Setiap tikus diberi makan 40 mg pakan/hari dan

minum 120 mL/hari. Setiap harinya makanan dan minuman tikus diganti dan

diberi porsi yang sama setiap harinya.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kadar glukosa darah tikus

kelompok basal berkisar antara 68-123 mg/dl. Secara klinis, menurut Wolfensohn

and Maggie (2003) kadar glukosa darah tikus normal berkisar pada range 50-135

mg/dl. Hal ini berarti, tikus kelompok basal memilki kadar glukosa darah normal

sehingga dapat dijadikan acuan perbandingkan dengan tikus kelompok perlakuan

lainnya.

b. Kelompok kontrol negatif (diberikan CMC Na 0,5% dosis 50 mg/kgBB pada

hari ke-1 sampai hari ke-13)

Kelompok kontrol negatif digunakan untuk memastikan bahwa

perubahan kadar glukosa darah tikus pada tikus kelompok perlakuan (STZ +

glibenklamid dan STZ + EEAA) tidak dipengaruhi oleh pemberian pelarut CMC

Na 0,5%. Dosis CMC Na 0,5% yang digunakan sebesar 50 mg/kgBB yang

disesuaikan dengan dosis ekstrak yang diberikan. Kelompok kontrol negatif,

kadar glukosa darah tikus berkisar antara 77-145 mg/dl. Kelompok kontrol negatif

pada perlakuan tikus ke-2 hari ke-4 kadar glukosa darah tikus 145 mg/dl.

Berdasarkan range kadar glukosa darah tikus dinyatakan diabetes, tetapi pada hari

ke-7 kadar glukosa darah tikus ke-2 mengalami penurunan menjadi 76 mg/dl. Hal

ini mungkin disebabkan karena kondisi patologi tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

62

c. Kelompok kontrol positif (diinduksi STZ dosis 40 mg/kgBB pada hari ke-1)

Kelompok kontrol positif digunakan sebagai kontrol pankreotoksik.

Kelompok kontol positif diinduksi streptozotosin dengan dosis 40 mg/kgBB.

Menurut penelitian Ragbetli and Ebubekir (2010) tikus diinduksi STZ 72 jam

setelah induksi mulai menimbulkan gejala diabetes dengan peningkatan kadar

glukosa darah. Berdasarkan penelitian tersebut, maka pada hari ke-1 diinduksi

STZ dan hari ke-3 hari setelah penyuntikan diukur kadar glukosa darah tikus

ternyata mengalami peningkatan. Hal ini berarti peningkatan kadar glukosa darah

tikus pada hari ke-3 setelah penyuntikan sesuai dengan teori dan tikus dikatakan

mengalami gejala diabetes yaitu hiperglikemia.

Kadar glukosa darah yang diperoleh dihitung nilai LDDK0-14

. Rata-rata

nilai LDDK0-14

kadar glukosa darah untuk kelompok basal, kontrol negatif, dan

kontrol positif dapat dilihat pada tabel VII berikut.

Tabel VII. Rata-rata nilai LDDK0-14

kadar glukosa

darah pada tikus kelompok basal, kontrol

negatif dan kontrol positif

Kelompok Jumlah (N) Nilai LDDK

0 – 14

(mg.hari/dl)

Basal 4 1301,38 ± 26,67

Kontrol Negatif 4 1375,25 ± 95,11

Kontrol Positif 4 2449,38 ± 116,73

Dari rata-rata nilai LDDK0-14

kadar glukosa darah tikus kemudian

dianalisis dengan One Way Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05).

Hasil ini menunjukkan diantara kelompok basal, kontrol negatif dan kontrol

positif terdapat perbedaan. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan bermakna

antara kelompok (signifikansi < 0,05) maka dilanjutkan dengan uji post hoc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

63

Bonferroni. Hasil analisis secara statistik dengan uji post hoc Bonferroni dapat

dilihat pada tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil uji Bonferroni nilai LDDK 0-14

kadar

glukosa darah tikus kelompok basal, kontrol

negatif dan kontrol positif

Kelompok Basal CMC Na

0,5%

STZ 40

mg/kgBB

Basal BTB BB

CMC Na 0,5% BTB BB

STZ 40 mg/kgBB BB BB

Keterangan:

BB : berbeda bermakna (p , 0,05)

BTB : berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Dari data yang disajikan pada tabel VII terlihat bahwa nilai rata-rata

LDDK0-14

pada kelompok kontrol positif berbeda bermakna dengan kelompok

basal dan kontrol negatif. Berdasarkan tabel VII dapat disimpulkan bahwa dengan

pemberian STZ dapat mepengaruhi kadar glukosa darah tikus jika dibandingkan

dengan kelompok basal dan kontrol negatif. Selain itu, jika dilihat nilai rata-rata

LDDK0-14

kadar glukosa darah tikus pada kelompok basal dan kontrol negatif

berbeda tidak bermakna, sehingga disimpulkan dengan pemberian CMC Na dosis

50 mg/kgBB tidak mempengaruhi kadar glukosa darah tikus.

Dalam penelitian ini, pada hari ke-4 kadar glukosa darah tikus kelompok

kontrol positf mengalami peningkatan. Berdasarkan kriteria inklusi dalam

penelitian ini, apabila pada hari ke 4 tikus mengalami peningkatan kadar glukosa

darah lebih dari 200 mg/dl maka dapat diberi perlakuan selanjutnya. Pada hari ke-

4 dengan dosis 40 mg/kgBB streptozotosin yang diinduksikan dapat menyebabkan

sel β luka sehingga menyebabkan regulasi glukosa darah terganggu dan produksi

insulin menurun yang berakibat pada peningkatan kadar glukosa darah tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

64

Pada hari ke 7 dan 14 kadar glukosa darah tikus kelompok kontrol positif

mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan karena kerusakan sel β

pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin tidak rusak secara

permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang mengandung sel β perkusor

mengalami regenerasi. Penelitian Guz, Irem and Gladys (2001) menyatakan

bahwa sel-sel β pankreas dewasa mengandung prekursor yang diidentifikasikan

sebagai sel GLUT-2+ dan sel coexpressing PDX-1/SOM. Kedua sel ini

memperlihatkan ciri-ciri mengandung insulin matang dan dapat mengatur

sirkulasi kadar glukosa darah dalam kisaran fisiologis normal. Setelah dilakukan

pengecetan antibodi anti insulin untuk melihat lebih spesifik kandungan insulin

dalam sel-sel β pankreas, diperoleh hasil bahwa sel-sel β pankreas dewasa yang

mengandung prekursor ini dapat kembali ke morfologi normal sel Islet kurang

dari 1 minggu setelah diinduksi streptozotosin.

Dapat disimpulkan bahwa induksi STZ 40 mg/kgBB menyebabkan sel-

sel β pankreas mengalami luka sehingga produksi insulin terganggu. Hal ini dapat

dilihat pada hari ke-4 terjadi kenaikan kadar glukosa darah tikus. Akan tetapi

dengan adanya prekursor berupa sel GLUT-2+ dan sel coexpressing PDX-1/SOM

memicu terjadinya regenerasi sel-sel β pankreas sehingga insulin dapat diproduksi

kembali dan terjadi penurunan kadar glukosa darah tikus pada hari ke-7 dan 14.

d. Kelompok perlakuan STZ + glibenklamid (diinduksi STZ 40 mg/kgBB pada

hari-1 dan glibenklamid 0,45 mg/kgBB pada hari ke-5 sampai hari ke-13)

Kelompok perlakuan STZ + glibenklamid digunakan untuk

membandingan efek dari glibenklamid yang sudah pasti secara klinis dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

65

menurunkankan kadar glukosa darah dengan ekstrak etanol daun Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg yang belum memiliki data klinis tentang efek penurunan

kadar glukosa darah. Sebelum diberi glibenklamid, tikus diinduksi streptozotosin

40 mg/kgBB pada hari ke-1 dan pada hari ke-4 apabila kadar glukosa darah tikus

lebih dari 200 mg/dl yang berarti tikus telah dinyatakan mengalami gejala

diabetes, yaitu hiperglikemia maka dilanjutkan dengan pemberian glibenklamid.

Glibenklamid digunakan sebagai agen dalam terapi tikus yang sudah

dinyatakan diabetes setelah induksi streptozotosin. Dosis glibenklamid yang

digunakan sebesar 0,45 mg/kgBB yang merupakan dosis hasil konversi dari dosis

penggunaan glibenklamid umumnya pada manusia dengan dosis 5 mg.

Glibenklamid secara umum digunakan untuk pasien penderita diabetes tipe 2

(Anonim a, 2010). Adapun mekanisme kerja glibenklamid, yaitu dengan

merangsang sekresi hormon insulin dari granul sel-sel β Langerhans pankreas

(Suherman, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian dengan model diabetes

tipe 1 berdasarkan dosis STZ yang diinduksikan, tetapi dalam perlakuannya

digunakan glibenklamid yang merupakan obat yang digunakan oleh penderita

diabetes melitus tipe 2. Hal ini dikarenakan, berdasarkan penelitian Rajasekaran,

Karuran, and Sorimuthu (2005) menyatakan bahwa glibenklamid biasanya

digunakan sebagai obat standar dalam membandingkan sifat antidiabetes dari

berbagai senyawa pada tikus yang merupakan model diabetes terinduksi

streptozotosin. Dalam penelitian tersebut, digunakan dosis tunggal STZ sebesar

55 mg/kgBB yang merupakan dosis untuk menginduksi DM tipe 1 pada tikus.

Hasilnya kontrol glibenklamid 600 µg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

66

darah pada tikus terinduksi STZ. Berdasarkan penelitian tersebut, maka digunakan

glibenklamid sebagai senyawa pembanding yang memiliki sifat antidiabetes.

Pada kelompok perlakuan STZ + glibenklamid sama halnya dengan

kelompok kontrol positif terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada hari ke-4

setelah induksi streptozotosin dan pada hari ke-7 dan 14 setelah diberi perlakuan

glibenklamid mengalami penurunan. Berdasarkan hasil uji statistik ANOVA yang

telah dilakukan kelompok perlakuan STZ + glibenklamid berbeda tidak bermakna

dengan kelompok kontrol positif. Hal ini berarti pemberian glibenklamid tidak

mempengaruhi perubahan kadar glukosa darah tikus, dan secara klinis kadar

glukosa darah tikus kelompok perlakuan perlakuan STZ + glibenklamid pada hari

ke-7 dan 14 masih diatas 200 mg/dl sehingga disimpulkan glibenklamid tidak

memiliki efek antihiperglikemik.

e. Kelompok perlakuan STZ + EEAA (diinduksi STZ 40 mg/kgBB pada hari ke-

1 dan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg 50 mg/kgBB pada

hari ke-5 sampai hari ke-13)

Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg (EEAA) merupakan kelompok yang digunakan untuk membuktikan efek

antihiperglikemia dari daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg. Dosis EEAA yang

digunakan sebesar 50 mg/kgBB. Menurut penelitian Chandrika, et al., (2006)

menyatakan dengan dosis 50 mg/kgBB pada tikus mampu memberikan efek

antihiperglikemik dengan pemberian ekstrak air panas daun Artocarpus

heterophyllus yang mempunyai famili yang sama Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg (famili Moraceae). Adanya kesamaan famili bahkan genus pada kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

67

tanaman diharapkan dengan dosis 50 mg/kgBB dapat memberikan efek

antihiperglikemik yang sama. Akan tetapi, menurut penelitian Nublah (2011)

menyatakan bahwa fraksi air dan fraksi etil asetat daun sukun dengan dosis 150

mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang sebelumnya

dibebankan glukosa monohidrat. Berdasarkan penelitian tersebut maka, perlu

dilakukan variansi dosis sehingga diperoleh dosis yang mampu memberikan efek

antihiperglikemik dan disarankan untuk membuat variansi dosis diatas 50

mg/kgBB.

Dalam penelitian ini, diamati perubahan kadar glukosa darah tikus

setelah diberi perlakuan. Setelah didapat kadar glukosa darah tikus yang diukur

menggunakan metode enzimatik GOD-PAP. Adapun rata-rata kadar glukosa

darah tikus pada hari ke-0, 4, 7, dan 14 dapat dilihat pada tabel IX dibawah ini.

Tabel IX. Rata-rata kadar glukosa darah tikus (mg/dl) pada hari ke-0, 4, 7,

dan 14

Kelompok Waktu (hari)

0 4 7 14

Basal 90,75 ± 19,52 106 ± 12,94 79,25 ± 8,66 100,75 ±

1,71

Kontrol negatif 101,25 ± 11,41 123,25 ± 14,59 79,5 ± 3,70 98,25 ±

9,88

Kontrol positif 110 ± 16,35 246,75 ± 21,88 165 ± 6,00 154,5 ±

16,58

Perlakuan STZ

+ glibenklamid 92 ± 10,98 286,25 ± 32,43 248 ± 14,28

230,5 ±

17,90

Perlakuan STZ

+ EEAA 118,25 ± 13,60 390,5 ± 147,08 278 ± 77,82

259,5 ±

88,52

Data rata-rata kadar glukosa darah tikus diatas, kemudian dibuat kurva

hubungan antara waktu dengan rata-rata kadar glukosa darah tikus untuk setiap

kelompok yang dapat dilihat pada gambar 11. Data kadar glukosa darah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

68

kurva di atas (Gambar 11) menunjukkan kadar glukosa darah yang sangat tinggi

pada kelompok perlakuan EEAA dibandingkan kelompok lainnya. Menurut

American Cancer Society (2012) menyatakan bahwa streptozotosin dapat

berinteraksi dengan vitamin, suplplemen dan produk herbal. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan tingginya kadar glukosa darah pada tikus perlakuan EEAA

yang diinduksi streptozotosin dan diberi ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg dimungkinkan karena adanya interaksi antara ekstrak etanol daun

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dengan streptozotosin.

Gambar 11. Kurva hubungan antara waktu (hari) dengan rata-rata

kadar glukosa darah tikus (KGD) (mg/dl)

Setelah dibuat kurva waktu vs rata-rata kadar glukosa darah tikus

kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai luas daerah di bawah kurva

(LDDK) pada hari ke 0, 4, 7 dan 14. Selanjutnya dianalisis dengan uji

Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normalitas data. Dari uji

Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,407 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

69

secara statistik dinyatakan data terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) di atas 0,05. Uji statistik dilajutkan dengan One Way Anova dan diperoleh

nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan

bermakna antara kelompok (signifikansi < 0,05) maka dilanjutkan dengan uji post

hoc Bonferroni dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel X.

Tabel X. Hasil uji post hoc Bonferroni LDDK0-14

kadar glukosa darah

pada tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA

Kelompok Basal Kontrol

negatif

Kontrol

positif

Perlakuan STZ +

glibenklamid

Perlakuan

STZ + EEAA

Basal BTB BTB BB BB

Kontrol negatif BTB BTB BB BB

Kontrol positif BTB BTB BTB BB

Perlakuan STZ

+ glibenklamid BB BB BTB BTB

Perlakuan STZ

+ EEAA BB BB BB BTB

Keterangan:

BB : berbeda bermakna (p , 0,05)

BTB : berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Gambar 12. Histogram perbandingan rata-rata LDDK

0-14 kadar glukosa

darah pada tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol

positif, perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ +

EEAA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

70

Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan diantara kelima kelompok.

Dari tabel X hasil uji post hoc Bonferroni dan grafik pada gambar 12 di atas,

dapat dilihat pada data kelompok basal, kontrol negatif dan kontrol positif berbeda

bermakna dengan kelompok perlakuan STZ + EEAA sehingga dapat disimpulkan

kelompok basal, kelompok kontrol negatif dan kontrol positif tidak

mempengaruhi perubahan kadar glukosa darah tikus dan pemeberian EEAA pada

kelompok perlakuan STZ + EEAA dapat mempengaruhi perubahan kadar glukosa

darah tikus. Perubahan kadar glukosa darah tikus dimungkinkan karena adanya

interaksi antara ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dengan

streptozotosin. Untuk perlakuan STZ + glibenklamid jika dibandingkan dengan

kelompok basal dan negatif terlihat adanya perbedaan yang bermakna. Hal ini

dapat disimpulkan adanya pengaruh induksi streptozotosin dan pemberian

glibenklamid tidak mempengaruhi perubahan kadar glukosa darah tikus. Secara

klinis, kadar glukosa darah tikus kelompok perlakuan pada hari ke-7 dan 14 masih

diatas 200 mg/dl sehingga disimpulkan ekstrak etanol daun sukun dan

glibenklamid tidak memiliki efek antihiperglikemik.

2. Berat badan

Perubahan berat badan tikus dalam penelitian ini digunakan sebagai data

penunjang dan parameter untuk menggambarkan kondisi diabetes melitus pada

tikus. Tikus diabetes akan terjadi defisiensi insulin yang menyebabkan glukosa

tidak bisa masuk ke dalam sel. Akibatnya kebutuhan energi untuk tubuh diperoleh

dari hasil liposis. Lemak diberbagai jaringan dimobilisasi dan didegradasi melalui

proses beta oksidasi untuk menghasilkan energi. Kehilangan lemak menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

71

berat badan menurun (Szkudelski, 2001). Hal yang sama juga dapat dilihat pada

penelitian Puspati, Made dan Anak (2013) membuktikan bahwa peningkatan

kadar glukosa darah tikus menyebabkan penurunan berat badan pada tikus jantan

Wistar dengan kondisi diabetes melitus akibat induksi aloksan.

Pada penelitian ini, tikus ditimbang berat badannya sebelum diambil

darahnya, yaitu pada hari ke 0, 4, 7 dan 14. Data rata-rata berat badan tikus dapat

dilihat pada tabel XI dibawah ini.

Tabel XI. Rata-rata berat badan tikus pada hari ke-0, 4, 7, dan 14

Kelompok Waktu (hari)

0 4 7 14

Basal 140,43 ± 4,73 148,53 ±

11,45

149,45 ±

11,73 145,21 ± 12

Kontrol negatif 138,99 ± 7,12 136,85 ± 6,57 135,06 ± 5,36 126,04 ±

12,43

Kontrol positif 136,14 ± 4,08 159,45 ± 7,86 162,64 ±

13,04

197,31 ±

13,74

Perlakuan STZ

+ glibenklamid 124,70 ± 4,64 167,70 ± 7,67 174,65 ± 9,73

197,83 ±

18,84

Perlakuan STZ

+ EEAA

131,66 ±

13,62 130,08 ± 2,98 149,79 ± 7,43

177,30 ±

16,73

Adapun hubungan antara waktu dengan rata-rata berat badan tikus

disajikan dalam bentuk kurva pada gambar 13. Data berat badan tikus kemudian

dihitung nilai LDDK pada hari ke 0, 4, 7 dan 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

72

Gambar 13. Kurva hubungan antara waktu (hari) dengan rata-rata

berat badan tikus (mg/dl)

Selanjutnya, dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat

distribusi normalitas data. Dari uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,983 yang secara statistik dinyatakan data terdistribusi

normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05.

Tabel XII. Hasil uji post hoc Bonferroni LDDK0-14

berat badan pada tikus

kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan STZ +

glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA

Kelompok Basal Kontrol

negatif

Kontrol

positif

Perlakuan STZ

+ glibenklamid

Perlakuan

STZ + EEAA

Basal BTB BTB BTB BTB

Kontrol negatif BTB BB BB BTB

Kontrol positif BTB BB BTB BB

Perlakuan STZ

+ glibenklamid BTB BB BTB BB

Perlakuan STZ

+ EEAA BTB BTB BB BB

Keterangan:

BB : berbeda bermakna (p , 0,05)

BTB : berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

73

Gambar 14. Histogram perbandingan rata-rata LDDK

0-14 berat badan pada

tikus kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan

STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA

Uji statistik dilajutkan dengan One Way Anova dan diperoleh nilai

signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan diantara

kelima kelompok. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan bermakna antara

kelompok (signifikansi < 0,05) maka dilanjutkan dengan uji post hoc Bonferroni

dengan tingkat kepercayaan 95% yang dapat dilihat pada tabel XII. Dari kurva

dan tabel hasil uji post hoc Bonferroni dan grafik pada gambar 14 di atas, dapat

dilihat pada data kelompok basal tidak terdapat perbedaan bermakna dengan

keempat kelompok lainnya. Hal ini berarti pemberian STZ pada kelompok kontrol

positif dan perlakuan tidak dapat memperngaruhi perubahan berat badan tikus.

Jika dilihat pada kelompok perlakuan STZ + glibenklamid terdapat perbedaan

bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan perlakuan STZ + EEAA. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa pemberian STZ + glibenklamid 0,45 mg/kgBB dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

74

memperngaruhi perubahan berat badan tikus. Pada kelompok perlakuan STZ +

EEAA terdapat perbedaan bermakna dengan kontrol positif dan perlakuan STZ +

glibenklamid. Hal ini disimpulkan bahwa kontrol positif yang diinduksi STZ dosis

40 mg/kgBB dan kelompok perlakuan glibenklamid yang diinduksi streptozotosin

dilanjutkan dengan pemberian glibenklamid dapat memperngaruhi perubahan

berat badan tikus.

Secara klinis, dapat dilihat pada kelompok kontrol positif, perlakuan STZ

+ glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA mengalami peningkatan berat badan

jika dibandingkan dengan kelompok basal dan kelompok kontrol negatif. Hal ini

dapat disimpulkan pemberian streptozotosin tidak dapat menurunkan berat badan

tikus. Menurut Kim, et al. (2006) yang menyatakan bahwa kehilangan berat badan

merupakan salah satu karakteristik diabetes melitus yang diinduksi streptozotosin.

Berdasarkan teori, dengan pemberian streptozotosin dapat menurunkan berat

badan tikus. Akan tetapi, pada penelitian ini dengan pemberian streptozotosin

tidak dapat menurunkan berat badan tikus. Hal ini mungkin disebabkan karena

pengaruh stabilitas streptozotosin dosis 40 mg/kgBB yang diinduksikan pada tikus

sehingga, tidak merusak secara permanen sel-sel β pankreas. Sel-sel β pankreas

dewasa yang mengandung sel β perkusor akan mengalami regenerasi. Hal ini,

mengakibatkan glukosa dapat masuk kedalam sel sehingga dapat mencukupi

kebutuhan energi dalam tubuh dan glukosa dapat disimpan dengan baik dalam

otot dan hati sehingga berat badan tikus berangsur-angsur meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

75

F. Gambaran Histologis Pankreas

Gambaran histologis pankreas pada penelitian ini dilihat melalui preparat

yang dibuat dengan pewarnaan Hemotoxylen-Eosin. Tujuan melihat gambaran

histologis pankreas tikus adalah untuk melihat perubahan struktural pada organ

pankreas khususnya bagian endokrin pankreas (Islet Langerhans) baik pada

kelompok basal, kontrol maupun pada kelompok perlakuan. Hasil yang

didapatkan dari pembacaan preparat diketahui bahwa adanya perubahan

struktural berupa nekrosis dengan tingkat keparahan ringan pada sel Islet

Langerhans pada kelompok kontrol positif dan perlakuan, dapat dilihat pada tabel

XIII dibawah ini.

Tabel XIII. Persentase kerusakan sel Islet Langerhans pankreas tikus

dengan pengecatan Hematoksilin dan Eosin

Kelompok Hasil Persentase

kerusakan (%)

Basal

Tidak ada perubahan patologi

0 Vakuolisasi sebagian sel Islet

Langerhans (tidak ada nekrosis)

Tidak ada perubahan patologi

Kontrol negatif

Tidak ada perubahan patologi

0 Tidak ada perubahan patologi

Tidak ada perubahan patologi

Kontrol positif

Nekrosis sel Islet Langerhans (+)

66,67 Tidak ada perubahan patologi

Nekrosis sel Islet Langerhans (+)

Perlakuan STZ

+ glibenklamid

Nekrosis sel Islet Langerhans (+)

33,33 Tidak ada perubahan patologi

Tidak ada perubahan patologi

Perlakuan STZ

+ EEAA

Nekrosis sel Islet Langerhans (+)

66,67 Nekrosis sel Islet Langerhans (+)

Tidak ada perubahan patologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

76

1. Kelompok basal

Perlakuan kelompok basal menggunakan 4 ekor tikus yang tidak diberi

perlakuan. Pada hari ke-14 setelah penimbangan berat badan dan pengukuran

kadar glukosa darah, tikus dinekropsi dan diambil pankreas untuk selanjutnya

dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus untuk melihat gambaran

histologis pankreas dilakukan secara acak. Dari hasil pemeriksaan diketahui

bahwa tikus kelompok basal tidak mengalami kerusakan sel Islet Langerhans

secara struktural. Sel Islet Langerhans memiliki susunan sel yang teratur, seragam

dan ukuran sitoplasma yang terlihat proposional terhadap inti serta tidak ada

perubahan patologi spesifik. Selain itu, kondisi sel Islet Langerhans dalam

keadaan relatif baik yang ditandai dengan gambaran histologis yang terlihat relatif

rapat (Gambar 15).

Gambar 15. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok basal dengan

perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet Langerhans tidak

ada perubahan patologi spesifik

Hal ini berarti tikus kelompok basal yang tidak diberi perlakuan dan

hanya diberi makanan dan minuman setiap harinya tidak mengalami kerusakan sel

Islet Langerhans secara struktural dilihat dari persentase kerusakan sel Islet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

77

Langerhans sebesar 0% dan secara biokimiawi dapat dilihat dari kadar glukosa

darah tikus yang masuk dalam range kadar glukosa darah normal.

2. Kelompok kontrol negatif

Perlakuan kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 0,5% dosis 50

mg/kgBB secara oral pada ke-4 ekor tikus. Pada hari ke-14 setelah penimbangan

berat badan dan pengukuran kadar glukosa darah, tikus dinekropsi dan diambil

pankreas untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus

untuk melihat gambaran histologis pankreas dilakukan secara acak. Dari hasil

pemeriksaan diketahui bahwa tikus kelompok kontrol negatif tidak mengalami

kerusakan sel Islet Langerhans pankreas secara struktural. Sama halnya dengan

kelompok basal, sel Islet Langerhans pada kelompok kontrol negatif memiliki

susunan sel yang teratur, seragam dan ukuran sitoplasma yang terlihat proposional

terhadap inti serta tidak ada perubahan patologi spesifik. Selain itu, kondisi sel

Islet Langerhans dalam keadaan relatif baik yang ditandai dengan gambaran

histologis yang terlihat relatif rapat (Gambar 16).

Gambar 16. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok kontrol

negatif dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet

Langerhans tidak ada perubahan patologi spesifik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

78

Hal ini berarti tikus kelompok kontrol negatif yang diberi CMC Na 0,5%

selama 13 hari tidak menyebabkan terjadinya perubahan patologi sel Islet

Langerhans secara struktural dilihat dari persentase kerusakan sel Islet Langerhans

sebesar 0% dan secara biokimiawi dapat dilihat dari kadar glukosa darah tikus

kelompok kontrol negatif yang tidak memiliki perbedaan bermakna dengan

kelompok basal.

3. Kelompok kontrol positif

Setelah diinduksi streptozotosin dosis 40 mg/kgBB secara per

intraperitonial pada ke-4 ekor tikus. Pada hari ke-14 setelah penimbangan berat

badan dan pengukuran kadar glukosa darah, tikus dinekropsi dan diambil

pankreas untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus

untuk melihat gambaran histologis pankreas dilakukan secara acak.

Dalam penelitian Rahma, Aulanni’am, and Chanif (2014) menyatakan

bahwa ruang-ruang kosong pada sel Islet Langerhans disebabkan karena adanya

nekrosis sel β pankreas. Perubahan-perubahan pada sel-sel yang ditimbulkan oleh

zat-zat yang mempunyai efek sitotoksik yakni pengecilan pulau-pulau pankreas,

pengurangan jumlah sel β dan degranulasi, vakuolisasi daripada sel-sel tersebut.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa tikus kelompok kontrol positif

mengalami kerusakan sel Islet Langerhans pankreas secara struktural. Hal ini

dapat dilihat dari nekrosis sel Islet Langerhans yang tingkat keparahannya ringan.

Kondisi sel Islet Langerhans yang mengalami nekrosis ditandai dengan adanya

ruang-ruang kosong pada jaringan (Gambar 17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

79

Gambar 17. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok kontrol

positif dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel Islet

Langerhans yang mengalami nekrosis

Hal ini berarti tikus kelompok kontrol positif yang diberi STZ dosis 40

mg/kgBB menyebabkan terjadinya perubahan patologi sel Islet Langerhans secara

struktural dengan adanya nekrosis sel Islet Langerhans. Penelitian Rahma,

Aulanni’am, and Chanif (2014) menyatakan bahwa nekrosis sel Islet Langerhans

khususnya sel β pankreas menyebabkan penurunan sekresi insulin ke dalam

pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah tikus. Jika

dilihat dari presentase kerusakan sel Islet Langerhans sebesar 66,67% dapat

disimpulkan dengan dosis STZ sebesar 40 mg/kgBB yang menyebabkan

terjadinya nekrosis sel Islet Langerhans. Akan tetapi, secara biokimiawi dapat

dilihat dari kadar glukosa darah tikus mengalami penurunan pada hari ke-7 dan

14. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa nekrosis yang terjadi tidak mempengaruhi

peningkatan kadar glukosa darah tikus. Hal ini mungkin terjadi karena nekrosis

sel Islet Langerhans yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin memiliki

tingkat keparahan ringan, dimana banyaknya nekrosis pada sel Islet tidak

sebanding dengan sel-sel Islet Langerhans yang mengalami regenerasi sehingga

terjadi penurunan kadar glukosa darah tikus pada hari ke-7 dan 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

80

4. Kelompok perlakuan STZ + glibenklamid

Tikus kelompok perlakuan glibenklamid diinduksi streptozotosin dosis

40 mg/kgBB secara intraperitonial pada hari ke-1, dan pada hari ke-5 diberi

glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB secara peroral sampai hari ke-13. Pada hari ke-

14 setelah penimbangan berat badan dan pengukuran kadar glukosa darah, tikus

dinekropsi dan diambil pankreas untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan

histologis. Pemilihan tikus untuk melihat gambaran histologis pankreas dilakukan

secara acak.

Gambar 18. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok perlakuan

STZ + glibenklamid dengan perbesaran 400x, ( )

menunjukkan sel Islet Langerhans yang mengalami nekrosis

Menurut Youl, Bardy, Magous, Cros, Sejalon, Virsolvy, Richard,

Quignard, Gross, Petit, Bataille and Oiry (2010) menyatakan bahwa pemberian

glibenklamid dapat melindungi sel β pankreas dari kerusakan oksidatif yang

disebabkan karena radikal bebas. Pemberian glibenklamid dapat memicu

peningkatan fosforilasi ER1/2 di dalam mitokondria. Dari hasil pemeriksaan

diketahui bahwa tikus kelompok perlakuan STZ + glibenklamid mengalami

kerusakan sel Islet Langerhans pankreas secara struktural. Hal ini dapat dilihat

dari nekrosis sel Islet Langerhans dengan tingkat keparahan ringan. Nekrosis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

81

terjadi di sel Islet Langerhans dapat dilihat dari adanya ruang-ruang kosong pada

jaringan (Gambar 18).

Hal ini berarti tikus kelompok perlakuan glibenklamid yang diberi

streptozotosin dan glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB menyebabkan terjadinya

perubahan patologi sel Islet Langerhans secara struktural. Jika dilihat dari

presentase kerusakan sel Islet Langerhans sebesar 33,33% dapat disimpulkan

dengan induksi STZ dengan dosis 40 mg/kgBB yang dilajutkan dengan pemberian

glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB menyebabkan terjadinya nekrosis sel Islet

Langerhans, tetapi persentase kerusakan sel Islet Langerhansnya lebih rendah

dibandingkan dengan kelompok kontrol positif sebesar 66,67%. Dari gambaran

histologis pankreas ini, dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian glibenklamid

dapat menurunkan resiko terjadinya nekrosis sel Islet Langerhans pada tikus

terinduksi streptozotosin. Akan tetapi, secara biokimiawi dapat dilihat dari kadar

glukosa darah tikus masih diatas 200 mg/kgBB. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

kelompok perlakuan STZ + glibenklamid tidak memiliki efek antihiperglikemik.

5. Kelompok perlakuan STZ + EEAA

Tikus kelompok perlakuan EEAA diinduksi streptozotosin dosis 40

mg/kgBB secara per intraperitonial pada hari ke-1, dan pada hari ke-5 diberi

ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dosis 50 mg/kgBB secara

peroral sampai hari ke-13. Pada hari ke-14 setelah penimbangan berat badan dan

pengukuran kadar glukosa darah, tikus dinekropsi dan diambil pankreas untuk

selanjutnya dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus untuk melihat

gambaran histologis pankreas dilakukan secara acak. Menurut Coskun, et al.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

82

(2004) menyatakan bahwa bahan yang mengandung antioksidan dan menurunkan

radikal bebas seperti kuersetin terbukti dapat melindungi sel Islet Langerhans dari

efek STZ. Pemberian suatu antioksidan berupa alkaloid dan flavonoid dapat

merangsang pengeluaran insulin dari sel β pankreas sehingga dapat mengatur

penurunan glukosa darah dan meningkatkan perbaikan distribusi sel β pankreas

penghasil insulin melalui pewarnaan hematoksilin dan eosin.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa tikus kelompok perlakuan STZ

+ EEAA terjadi kerusakan sel Islet Langerhans pankreas secara struktural. Hal ini

dapat dilihat dari nekrosis sel Islet Langerhans yang tingkat keparahan ringan.

Nekrosis yang terjadi di sel Islet Langerhans dapat dilihat dari adanya ruang-

ruang kosong pada jaringan (Gambar 19).

Gambar 19. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok perlakuan

STZ + EEAA dengan perbesaran 400x, ( ) menunjukkan sel

Islet Langerhans yang mengalami nekrosis

Hal ini berarti tikus kelompok kontrol perlakuan EEAA yang diberi

streptozotosin dan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dosis 50

mg/kgBB menyebabkan terjadinya perubahan patologi sel Islet Langerhans secara

struktural dengan adanya nekrosis sel Islet Langerhans dengan tingkat keparahan

ringan. Jika dilihat dari presentase kerusakan sel Islet Langerhans sebesar 66,67%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

83

dapat disimpulkan dengan induksi STZ dengan dosis 40 mg/kgBB yang dilajutkan

dengan pemberian EEAA dosis 50 mg/kgBB menyebabkan terjadinya nekrosis sel

Islet Langerhans dengan persentase yang sama dengan kelompok kontrol positif

yang hanya diinduksi STZ dosis 40 mg/kgBB. Dari gambaran histologis pankreas

ini, dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian EEAA tidak dapat menurunkan

resiko terjadinya nekrosis sel Islet Langerhans pada tikus terinduksi streptozotosin

dan belum sebanding dengan pemberian glibenklamid. Akan tetapi, secara

biokimiawi dapat dilihat dari kadar glukosa darah tikus masih diatas 200

mg/kgBB. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelompok perlakuan STZ + EEAA

tidak memiliki efek antihiperglikemik.

G. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek antihiperglikemik ekstrak

etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg terhadap tikus jantan Wistar yang

terinduksi streptozotosin. Dosis streptozotosin yang digunakan sebesar 40

mg/kgBB, dosis ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg yang

digunakan sebesar 50 mg/kgBB dan dosis glibenklamid yang digunakan sebesar

0,45 mg/kgBB. Indikator yang menunjukkan terjadinya ada/tidaknya efek

antihiperglikemia adalah kadar glukosa darah, gambaran histologis pankreas tikus

dan berat badan sebagai data pendukung. Waktu penimbangan berat badan dan

pengukuran kadar glukosa darah tikus adalah pada hari ke-0, 4, 7 dan 14. Pada

hari ke-1 tikus kontrol positif dan perlakuan diinduksi streptozotosin, dan hari ke-

5 sampai hari ke-13 tikus kelompok kontrol negatif diberi CMC Na, tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

84

kelompok perlakuan obat diberi glibenklamid dan tikus kelompok perlakuan

ekstrak diberi ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg setelah

induksi streptozotosin, sedangkan untuk kelompok basal tikus tidak diberi

perlakuan. Setelah itu, tikus kelima kelompok dibedah pada hari ke-14 dan

diambil pankreasnya untuk diamati gambaran histologis pankreas.

Penelitian yang dilakukan Indranila (2013) menyatakan dengan

pemberian STZ 40 mg/kgBB dapat menigkatkan kadar glukosa darah tikus diatas

200 mg/kgBB sampai 8 minggu setelah penyuntikan streptozotosin. Akan tetapi

dalam penelitian ini, tikus kelompok kontrol positif mengalami peningkatan kadar

glukosa darah pada hari ke-4 dan, pada hari ke-7 dan 14 mengalami penurunan

kadar glukosa darah. Hal ini dimungkinkan akibat dari stabilitas streptozotosin

yang tidak diketahui secara pasti. Selain itu juga dikarenakan, akibat naiknya

kadar glukosa darah pada hari ke-4 menyebabkan sel-sel β pankreas luka sehingga

dapat memicu regenerasi sel-sel β pankreas dewasa karena adanya prokursur sel

GLUT-2+ dan sel coexpressing PDX-1/SOM. Lamanya mekanisme perbaikan

oleh sel-sel β pankreas dewasa dalam waktu kurang dari 1 minggu sehingga pada

hari ke-7 dan 14 kadar glukosa darah tikus mengalami penurunan.

Dilihat dari kelompok basal dan kontrol negatif memiliki kadar glukosa

darah yang normal dan gambaran histologi yang tidak terdapat perubahan patologi

dan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Dapat disimpulkan

bahwa pemberian streptozotosin dapat mempengaruhi kadar glukosa darah tikus

dan menyebabkan nekrosis ringan pada sel Islet Langerhans pankreas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

85

Hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian streptozotosin dengan

dosis 40 mg/kgBB menurunkan kadar glukosa darah tikus pada hari ke-7 dan 14

sama halnya dengan kelompok perlakuan yang diberikan glibenklamid dan

ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg setelah penginduksian

streptozotosin. Akan tetapi, secara klinis kadar glukosa darah tikus kelompok

perlakuan pada hari ke-7 dan 14 masih diatas 200 mg/dl.

Dilihat dari berat badan tikus menyatakan bahwa tikus tidak mengalami

diabetes. Hal ini dikarenakan setelah penginduksian STZ yang seharusnya tikus

mengalami penurunan berat badan akan tetapi, tikus yang diinduksi STZ

mengalami peningkatan berat badan. Selain itu, tikus kelompok basal tidak

memiliki perbedaan bermakna dengan keempat kelompok lainnya. Hal ini berarti

pemberian CMC Na 50 mg/kgBB pada kelompok kontrol negatif dan induksi STZ

pada kelompok kontrol positif dan perlakuan dapat memperngaruhi perubahan

berat badan tikus.

Jika dilihat dari gambaran histologis pankreas kelompok kontrol positif

yang mengalami persentase nekrosis sebesar 66,67% dengan tingkat keparahan

ringan sama halnya dengan perlakuan STZ + EEAA dan perlakuan STZ +

glibenklamid mengalami presentase nekrosis sebesar 33,33% lebih rendah

dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan pemberian EEAA sehingga

dapat disimpulkan tidak memiliki efek antihiperglikemik walaupun tidak

sebanding dengan pemberian glibenklamid. Gambaran histologis yang digunakan

sebagai data kualitatif, dimana dilihat ada tidaknya nekrosis pada sel-sel Islet

Langerhans dengan menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Selain itu, jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

86

dilihat dari gambaran histologis pankreas terdapat kemiripan persentase kerusakan

antara kelompok kontrol positif yang diinduksi streptozotosin dengan kelompok

perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

setelah penginduksian streptozotosin. Berdasarkan nilai kadar glukosa darah tikus

dan gambaran histologis pankreas dimungkinkan terjadi regenerasi β pankreas

dewasa dan adanya ketidakstabilan dari streptozotosin, sehingga pemberian

glibenklamid dan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg tidak

dapat memberikan efek antihiperglikemia pada tikus terinduksi streptozotosin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan uji statistik yang dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dosis 50

mg/kgBB tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus terinduksi

streptozotosin

2. Pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dosis 50

mg/kgBB tidak memiliki efek antihiperglikemik berdasarkan gambaran

histologis pankreas pada tikus terinduksi streptozotosin dilihat dari adanya

nekrosis sel Islet Langerhans.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang:

1. Pengendalian stabilitas senyawa diabetogenik streptozotosin sebagai variabel

pengacau tak terkendali dalam penelitian.

2. Pengaruh variansi dosis pemberian ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg terhadap kadar glukosa darah tikus jantan Wistar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

88

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society, 2012, Streptozotocin,

http://www.cancer.org/treatment/treatmentsandsideeffects/guidetocancer

drugs/streptozocin, diakses tanggal 1 November, 2014.

American Diabetes Association, 2010, Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus, Diabetes Care, 35 (1), 291-299.

Anonim a, 2010, Prevention of Blindness from Diabetes Mellitus, Report of WHO

consultation in Geneva, Switzerland, p. 6.

Anonim b, 2012, Glucose GOD FS, DiaSys, Jerman, pp. 1-2.

Astuti, P., Mulyani S., Laksmindra F dan Sismindari S., 2001, Level Insulin of

Diabetic Rat Model by Streptozotocin-induced, Laporan Penelitian,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, 5 (1),

Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, hh. 6, 8.

Brunton, L.L., Chabner, B.A. and Bjorn C.K., 2010, Goodman and Gilman's the

Pharmacological Basis of Therapeutics, 12th

edition, The McGraw-Hill

Companies Incorporated, United States, pp. 1678-1680.

Chandrika,U. G., Wedage,W.S., Wickramasinghe,S. M. D. N

and Fernando,W.

S., 2006, Hypoglycaemic Action of The Flavonoid Fraction of

Artocarpus Heterophyllus Leaf, African Journal of Traditional

Complementary and Alternative Medicines, 3 (2), 42-50.

Corwin, E.J., 2009, Patofisiologi: Buku Saku, ed. 3, EGC, Jakarta, hh. 619-620,

630.

Coskun, O., Mehmet, K., Ahmet, K., and Sukru, O., 2005, Quercetin, a Flavonoid

Antioxidant, Prevents and Protects Streptozotocin-Induced Oxidative

Stress and β-Cell Damage in Rat Pancreas, Pharmacological Research,

51, 117-123.

Deivanai, S. and Subhash, J. B., 2010, Breadfruit (Artocarpus altilis Fosb.) – An

Underutilized and Neglected Fruit Plant Species, Middle-East Journal of

Scientific Research, 6 (5), 418-428.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III,

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, h. 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

89

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan, Jakarta, hh. 5, 7-12.

Dipiro, J.T., Robert, L.T., Gary, C.Y., Gary, R.M., Barbara, G.W., and Michael,

L.P., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th

ed.,

Macgraw Hill Companies Incorporated, New York, p. 1209.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995,

Material Medika Indonesia, jilid VI, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, h. 25.

Etuk, E. U., 2010, Animals Models for Studying Diabetes Mellitus, Agriculture

and Biology Journal of North America, 1 (2), 130-134.

Ganong, W.F, 1995, Review of Medical Physiology. Dalam Jonatan, O., (Ed.),

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, hh. 315-317.

Gustina, N.M.R.A., 2012, Aktivitas Ekstrak, Fraksi Pelarut, dan Senyawa

Flavonoid Daun Sukun (Artocarpus altilis) terhadap Enzim α-

Glukosidase sebagai Antidiabetes, Tesis, 7-12, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Guz, Y., Irem, N. and Gladys T., 2001, Regeneration of Pancreatic β Cells from

Intra-Islet Precursor Cells in an Experimental Model of Diabetes,

Endocrinology, 142 (11), 4956-4968.

Indranila, K.S., 2013, Aspek Biomolekuler Apoptosis, Caspase-3 & RAK pada

Pemberian Morinda Citrifolia L (Mengkudu) Tikus Sprague Dawley

Diabetes Nefropati yang diinduksi Streptocotocin (STZ), Medica

Hospitalia, 1 (3), 150-158.

Indrowati, M. dan Joko A., 2008, Aktivitas Antidiabetik Ekstrak Daun Kluwih

(Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada Glikogen Hepar Tikus Putih

Rattus Norvegicus, Laporan Penelitian, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Johnson, K.E., 1994, Histology and Cell Biology, Lippincott Williams and

Wilkins, New York, pp. 310-315.

Kim, J.D., Seock M.K., Bu, I.S., Hae, Y.C., Hong, S.C. and Sae, K.K., 2006,

Anti-diabetic Activity of SMK001, a Poly Herbal Formula in

Streptozotocin Induced Diabetic Rats, Biological and Pharmaceutical

Bulletin, 5 (7), 479-481.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

90

Kolb, H., 1987, Mouse Models of Insulin Dependent Diabetes: Low-Dose

Streptozocin-induced Diabetes and Nonobese Diabetic (NOD) Mice,

Diabetes Metabolism Reviews, 3 (3), 754.

Konrad, R.J., Irina, M., Joseph, F.T., Kan, L., and Jeffre, E.K., 2001, The

Potential Mechanism of the Diabetogenic Action of Streptozotocin:

Inhibition of Pancreatic β-cell O-GlcNAc-selective N-acetyl-β-D-

glucosaminidas, Biochemical Journal, 356, 31-41.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., 2010, Robbins and Cotran Dasar Patologis

Penyakit, ed. 7, EGC, Jakarta, hh. 961-963, 1213-1220.

Kurniawan, A.N.R, 2013, Pengaruh Ekstrak Etanol dan Isolat Flavonoid Daun

Sukun (Artocarpus Altilis (Park.) Fosberg) terhadap Aktivitas Penurunan

Kadar Glukosa secara In Vitro, Skripsi, 2-8, Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Yayasan Farmasi, Semarang.

Le, Y.T.T.H., Ly, T.L., Son, L.H., and Trung, V.P., 2013, Evaluating the Alpha-

Glucosidase Inhibiton of the Artocarpus altilis Fosberg Leaves, Tesis, 6,

The School of Biotechnology, Vietnam.

Lenzen, S., 2008, The Mechanisms of Alloxan and Streptozotocin-Induced

Diabetes, Diabetologia, 51, 216–226.

McPhee, S. and William.F., 2010, Pathophysiology of Disease: An Introduction to

Clinical Medicine, 5th

ed., The McGraw-Hill Companies Incorporated,

New York, pp. 893-915.

Mills, S. E., 2007, Hispatology for Pathologists, 3rd

ed., Lippincott Williams and

Wilkins, USA, pp. 724, 738-739.

Mitchell, S. A., Ahmad, M., 2006, A Review of Medicinal Plant Research at the

University of the West Indies, Jamaica, 1948–2001, West Indian Med J,

55 (4), 252, 262.

Mulyatno, K. G., 2002, Pewarnaan Hematoxilin Eosin, Institute of Tropical

Disease Universitas Airlangga, Surabaya, hh. 35-43.

Muntiha, M., 2001, Teknik Pembuatan Preparat Hispatologi dari Jaringan Hewan

dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (HE), Temu Teknis

Fungsional Non Peneliti, Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

Nabyl, R.A.,2012, Panduan Hidup Sehat: Mencegah dan Mengobati Diabetes

Melitus, edisi revisi, Aulia Publishing, Jakarta, h. 81.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

91

Nublah, 2011, Identifikasi Golongan Senyawa Penurun Kadar Glukosa Darah

Tikus Putih (Rattus Norvegicus Berkenhout) Hiperglikemia pada Daun

Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.), Tesis, 78-82, Universitas

Gadjah Mada, Yogayakarta.

Nugroho, A.D., 2006, Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi dan

Mekanisme Aksi Diabetogenik, Review, 7 (4), 378-379.

Parameswararo, K., Satynarayana, M.V., Naga, T.R, and Ramana, G.V., 2012,

Novel Spectrophotometric Methods for the Assay of Glibenclamide in

Pure and Dosage Forms, Scholars Research Library, 4 (6), 2449.

Pathak, S., Helge, C.D., Vladimir, S.B., and Daan, M.F.V.A., 2008, Chemical

Dissection of the Link between Streptozotocin, O-GlcNAc, and

Pancreatic Cell Death, Chemistry and Biology Article, Scotland, 15, 799-

807.

Pitojo, S., 1992, Budi Daya Sukun, Kanisius, Yogyakarta, hh. 11-21.

Porth, C.M. and Matfin G., 2009, Pathophysiology: Concepts of Altered Health

States, Lippincott Williams and Wilkins, USA, pp. 301-309.

Puspati, N.K.S., Made, S.A., dan Anak, A.G.O.D., 2013, Penambahan Bobot

Badan Tikus Diabetes Melitus dengan Pemberian Ekstrak Etanol Buah

Naga Daging Putih, Indonesia Medicus Veterinus, 2 (2), 225-234.

Ragasa, C.Y., Vincent, A.N., Jea, H.P., Dong, W.K., Kimberly, C., and Chien,

C.S., 2014, Chemical Constituents of Artocarpus altilis and Artocarpus

odoratissimus, Research Journal of Pharmaceutical, Biological and

Chemical Sciences, 5 (4), 1081-1087.

Ragbetli, C., and Ebubekir C., 2010, Effect of Streptozotocin on Biochemical

Parameters in Rats, Asian Jounal of Chemistry, 22, 2375-2378.

Rahma, K., Aulanni’am, and Chanif, M., 2014, Pengaruh Pengobatan Herbal

Spray Berbasis Bioaktif dari Spirulina (Spirulina Sp.) terhadap Profil

Protein Luka dan Histologis Pankreas Tikus (Rattus Norvegicus)

Terpapar Multiple Low Dose Streptozotosin, Kimia Student Journal, 1

(1), 71-77.

Rajasekaran, S., Karuran, s., Sorimuthu, S., 2005, Antioxidant effect of Aloe vera

gel extract in streptozotocin-induced diabetes in rats, Pharmacological

Reports, 57, 90-96.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

92

Ramadhani, A.N., 2006, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun

(Artocarpus altilis) terhadap Larva Artemia Salina Leach dengan

Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST), Karya Tulis Ilmiah, Fakultas

Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Ramesh, B., and Pugalendi K. V., 2006, Antihyperglycemic Effect of

Umbelliferone in Streptozotocin-Diabetic Rats, Journal of Medicinal

Food, 22 (3), 563-565.

Ritschel, W. A., 1986, Handbook of Basic Pharmacokinetics, 3rd

ed., Drug

Intelligence Publications Incorporated, Hamilton, pp. 269-291.

Schroeter, H., Clinton B., Jeremy P.E.S, Robert J.W., Enrique C., Catherine R.E.,

2002, MAPK Signaling in Neurodegeneration: Influences of Flavonoid

and of Nitric Oxide, Jurnal of Neurobiology of Aging, 23, 861-880

Sobotta and Hammersen, 1985, Histology: Color Atlas of Microscopic Anatomy.

Dalam Andrianto, P., (Ed.), Histologis: Atlas Berwarna Anatomi

Mikroskopik, EGC, Jakarta, hh. 144, 727.

Soegondo S., 2005, Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini, Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, h. 6.

Suherman, S.K., 2007, Farmakologi dan Terapi, edisi 5, Gaya Baru, Jakarta, h.

494.

Suprapti, M.L., 2002, Tepung Sukun, Kanisius, Yogyakarta, hh. 9-10.

Suryanto, E., dan Frenly, W., 2009, Aktivitas Penangkap Radikal Bebas dari

Ekstrak Fenolik Daun Sukun (Artocarpus altilis F.), Laporan Penelitian,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam

Ratulangi, Manado

Syah, Y. M., Achmad, S.A., Bakhriar, E., Hakim, E. H., Juliawaty, L. D., dan

Latip, J., 2006, Dua Flavonoid Tergeranilasi dari Daun Sukun

(Artocarpus altilis), Laporan Penelitian, Institut Teknologi Bandung,

Bandung.

Syahputri, M.V., 2006, Pemastian Mutu Obat: Kompendium Pedoman dan

Bahan-bahan Terkait, vol. 1, Penerbit EGC, Jakarta, h. 46.

Szkudelski, T., 2001, The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in β

Cells of the Rat Pancreas, Physiological Research, 50, 536-546.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

93

Trisnawati, S. K., dan Soedijono, S., 2013, Faktor Risiko Kejadian Diabetes

Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat

Tahun 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (1), 6-7.

Triwiyatno, E.K., 2003, Bibit Sukun Cilacap, Kanisius, Yogyakarta, hh. 10-11.

Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., and King, H., 2004, Global Prevalence

of Diabetes Estimates for the Year 2000 and Projections for 2030,

Diabetes Care, 27 (5), 1047-1053.

Widowati, L., Dzulkarnain, B., dan Sa’roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes

Melitus, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta, hh. 116, 53-54.

Wolfenshon S., and Maggie, L., 2003, Handbook of Labratory Animal

Management and Welfar. 3rd

ed., Blackwell Publishing. USA, p. 246.

Wonodirekso, S., 2003, Penuntun Praktikum Histologis, Dian Rakyat, Jakarta, h.

110.

Wu, K.K., and Youming, H., 2008, Streptozotocin-Induced Diabetic Models in

Mice and Rats, Current Protocols in Pharmacology, 5 (47), 7-13.

Youl, E., Bardy, G., Magous, R., Cros, G., Sejalon, F., Virsolvy, A.,Ricahard, S.,

Quignard, J.F., Gross, R., Petit, P., Bataille, D., and Oiry, C., 2010,

Quercetin PotentiatesInsulin Secretion and Protects INS-1 Pancreatic β-

Cells Against Oxidative Damage Via the ERK1/2 Pathway, British

Journal of Pharmacology, 161, 799-814.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

94

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

95

Lampiran 1. Determinasi daun sukun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

96

Lampiran 2. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Committee (MHREC)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

97

Lampiran 3. Hasil pembacaan preparat hispatologi organ pankreas tikus

dengan pengecatan Hematoksilin dan Eosin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

98

Lampiran 4. Leaflet GOD-PAP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

100

Lampiran 5. Foto

Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Serbuk daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Suspensi ekstrak etanol Artocarpus altilis (Park.) Fosberg Dalam CMC Na 0,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

101

Proses evaporasi dengan menggunakan evaporator

Ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

Hewan uji (tikus putih jantan galur Wistar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

102

Pembunuhan tikus dengan eter Pembedahan tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

103

Lampiran 6. Keseragaman bobot tablet glibenklamid

Tabel XIV. Keseragaman bobot tablet glibenklamid

Tablet ke- Berat (g) Tablet ke- Berat (g)

1 0,2015 11 0,2041

2 0,2014 12 0,2058

3 0,2133 13 0,2032

4 0,2027 14 0,1980

5 0,1930 15 0,2075

6 0,2010 16 0,2012

7 0,2019 17 0,2078

8 0,1985 18 0,1964

9 0,2018 19 0,1996

10 0,2142 20 0,2018

Rata-rata 0,2027

SD 0,0051

Keseragaman bobot tablet

Berat rata-rata tablet glibenklamid= 202,7 mg. Menurut Depkes RI (1979),

tablet dengan bobot 151 mg-300 mg memiliki rata-rata penyimpangan tablet pada

kolom A = 7,5 % dan kolom B = 15 %.

Kolom A: 7,5% x 202,7 mg = 15,20 mg ± 202,7 mg. Berdasarkan

pertimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range

187,5 - 217,9 mg. Kolom B: 15% x 202,7 mg = 30,40 mg ± 202,7 mg.

Berdasarkan penimbangan dua puluh tablet, tidak ada tablet yang menyimpang

dari range 172,3 mg – 233,1 mg. Hal ini berarti bahwa semua tablet memenuhi

keseragaman bobot tablet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

104

Lampiran 7. Bobot pengeringan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg

Tabel XV. Bobot pengeringan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg

Cawan Berat cawan

kosong (g)

Jam ke-

0 1 2 3 4 5 6

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00

2 33,09 38,92 38,18 36,56 35,78 35,56 35,56 35,56

4 63,29 66,84 66,64 65,97 65,46 65,46 65,33 65,33

7 66,86 72,88 72,11 71.87 70,66 69,56 69,20 69,20

Lampiran 8. Perhitungan rendemen ekstrak etanol daun Artocarpus altilis

(Park.) Fosberg

Tabel XVI. Hasil rendemen ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg

Penimbangan Cawan 1

(g)

Cawan 2

(g)

Cawan 4

(g)

Cawan 7

(g)

Cawan 8

(g)

Berat cawan kosong 33,09 63,29 64,92 66,86 50,74

Berat cawan + ekstrak 35,56 65,33 67,15 69,20 53,18

Berat rendemen 2,47 2,04 2,23 2,34 2,44

Rata-rata rendemen = g30.25

44,234,223,204,247,2

% rendemen ekstrak kental = )%(78,20%100100

78,20b

bx

Serbuk yang digunakan dalam pembuatan ekstrak kental sebanyak 100 g serbuk

daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg, dengan setiap erlenmeyer direndam 10 g

serbuk dalam 100 mL pelarut etanol 96% dan didapat 9 cawan ekstrak kental.

Rata-rata rendemen setiap 10 g serbuk kering adalah sebesar 2,25 g ekstrak kental.

Pada pembuatan 100 g serbuk kering daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

menghasilkan 20,78 g ekstrak kental dengan % rendemen 20,78 %.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

105

Lampiran 9. Penetapan kadar air seruk daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg

Metode yang digunakan dalam penetapan kadar air dalam serbuk daun

Artocarpus altilis (Park.) Fosberg adalah metode gravimetri dengan menggunakan

moisture balance pada suhu 105 oC selama 15 menit dengan replikasi sebanyak 3

kali.

Tabel XVII. Hasil penetapan kadar air serbuk daun Artocarpus altilis (Park.)

Fosberg

Bobot Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Sebelum pemanasan 5,012 g 5,018 g 5,002 g

Setelah pemanasan 4,641 g 4,672 g 4,644 g

Kadar air 7,40 % 6,89 % 7,16 %

Rata-rata kadar air 7,15 %

Kadar air =

Bobot sampel sebelum pemanasan – bobot sampel setelah pemanasan

Bobot sampel sebelum pemanasan

Replikasi I = %40,7%100012,5

641,4012,5

x

Replikasi II = %89,6%100018,5

672,4018,5

x

Replikasi III = %16,7%100002,5

644,4002,5

x

x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

106

Lampiran 10. Data pengukuran kadar glukosa darah tikus

Tabel XVIII. Data pengukuran kadar glukosa darah tikus pada

kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ +

EEAA

Kelompok Waktu

(hari)

Perlakuan Rata-rata

I II III IV

Basal

0 110 105 76 72 90,75

4 102 107 92 123 106

7 79 68 89 81 79,25

14 100 103 101 99 100,75

Kontrol

negatif

0 110 110 86 99 101,25

4 118 145 114 116 123,25

7 84 76 81 77 79,5

14 104 109 88 92 98,25

Kontrol

positif

0 90 115 129 106 110

4 268 263 231 225 246,75

7 156 168 168 168 165

14 159 176 143 140 154,5

Perlakuan

STZ +

glibenklamid

0 82 102 101 83 92

4 265 334 267 279 286,25

7 233 267 243 249 248

14 204 243 236 239 230,5

Perlakuan

STZ +

EEAA

0 131 122 141 99 123,25

4 273 560 467 262 390,5

7 242 389 270 211 278

14 233 391 206 208 259,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

107

Lampiran 11. Hasil perhitungan nilai luas daerah di bawah kurva kadar

glukosa darah pada hari ke-0, 4, 7 dan 14

Tabel XIX. Nilai LDDK 0-14

kadar glukosa darah tikus (hari.mg/dl)

pada kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ +

EEAA

Kelompok Interval

waktu

Perlakuan

I II III IV Total

Basal

0 – 4 424 424 336 390 1574

4 – 7 271,5 262,5 271,5 306 1111,5

7 – 14 626,5 598,5 665 630 2520

LDDK 0-14

1322 1285 1272,5 1326 5205,5

rata-rata LDDK 0 -14

± SD : 1301,38 ± 26,67

Kontrol

negatif

0 – 4 456 510 400 430 1796

4 – 7 303 331,5 292,5 289,5 1216,5

7 – 14 658 647,5 591,5 591,5 2488,5

LDDK 0-14

1417 1489 1284 1311 5501

rata-rata LDDK 0 -14

± SD : 1375,25 ± 95,11

Kontrol

positif

0 – 4 716 756 720 662 2854

4 – 7 636 646,5 598,5 589,5 2470,5

7 – 14 1102,5 1204 1088,5 1078 4473

LDDK 0-14

2454,5 2606,5 2407 2329,5 9797,5

rata-rata LDDK 0-14

± SD : 2449,38 ± 116,73

Perlakuan

STZ +

glibenklamid

0 - 4 694 872 736 724 3026

4 - 7 747 901,5 765 792 3205,5

7 - 14 1529,5 1785 1676,5 1708 6699

LDDK 0-14

2970,5 3558,5 3177,5 3224 12930,5

rata-rata LDDK 0-14

± SD : 3232,63 ± 243,60

Perlakuan

STZ +

EEAA

0 – 4 808 1364 1216 722 4110

4 – 7 772,5 1423,5 1105,5 709,5 4011

7 – 14 1662,5 2730 1666 1466,5 7525

LDDK 0-14

3243 5517,5 3987,5 2898 15646

rata-rata LDDK 0-14

± SD : 3911,50 ± 1163,20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

108

Lampiran 12. Analisis statistik nilai LDDK 0-14

kadar glukosa darah tikus

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LDDK_KGD

N 20

Normal Parametersa Mean 2454.025

Std. Deviation 1151.6253

Most Extreme

Differences

Absolute .199

Positive .199

Negative -.152

Kolmogorov-Smirnov Z .890

Asymp. Sig. (2-tailed) .407

a. Test distribution is Normal.

Interpretasi data:

Jumlah sample 20 sample data

Diketahui nilai probabilits (Asymp. Sig (2-tailed) 0,407.

Pengambilan kesimpulan:

Jika nilai probabilitas atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi

normal. Pada analisis tampak bahwa p = 0,407 yang berarti p > 0,05

maka disimpulkan sampel terdistribusi normal. Maka analisis

dilanjutkan dengan analisis Anova one way.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

109

One way Anova

Descriptives

LDDK_KGD

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minim

um

Maxim

um

Lower

Bound Upper Bound

Kelompok Basal 4 1.301E3 26.6689 13.3344 1258.939 1343.811 1272.5 1326.0

Kelompok Kontrol Negatif 4 1.375E3 95.1083 47.5541 1223.912 1526.588 1284.0 1489.0

Kelompok Kontrol Positif 4 2.449E3 116.7336 58.3668 2263.626 2635.124 2329.5 2606.5

Kelompok Perlakuan STZ +

Glibenklamid 4 3.233E3 243.5961 121.7981 2845.009 3620.241 2970.5 3558.5

Kelompok Perlakuan STZ +

EEAA 4 3.912E3 1163.1977 581.5988 2060.593 5762.407 2898.0 5517.5

Total 20 2.454E3 1151.6253 257.5112 1915.048 2993.002 1272.5 5517.5

Test of Homogeneity of Variances

LDDK_KGD

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.297 4 15 .007

ANOVA

LDDK_KGD

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.089E7 4 5222830.481 18.188 .000

Within Groups 4307254.312 15 287150.288

Total 2.520E7 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

110

Multiple Comparisons

LDDK_KGD

Bonferroni

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok Basal Kelompok Kontrol Negatif -73.8750 378.9131 1.000 -1318.998 1171.248

Kelompok Kontrol Positif -1148.0000 378.9131 .084 -2393.123 97.123

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -1931.2500

* 378.9131

.001 -3176.373 -686.127

Kelompok Perlakuan EEAA -2610.1250* 378.9131 .000 -3855.248 -1365.002

Kelompok Kontrol

Negatif

Kelompok Basal 73.8750 378.9131 1.000 -1171.248 1318.998

Kelompok Kontrol Positif -1074.1250 378.9131 .125 -2319.248 170.998

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -1857.3750

* 378.9131

.002 -3102.498 -612.252

Kelompok Perlakuan EEAA -2536.2500* 378.9131 .000 -3781.373 -1291.127

Kelompok Kontrol

Positif

Kelompok Basal 1148.0000 378.9131 .084 -97.123 2393.123

Kelompok Kontrol Negatif 1074.1250 378.9131 .125 -170.998 2319.248

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -783.2500 378.9131 .564 -2028.373 461.873

Kelompok Perlakuan EEAA -1462.1250* 378.9131 .015 -2707.248 -217.002

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid

Kelompok Basal 1931.2500* 378.9131 .001 686.127 3176.373

Kelompok Kontrol Negatif 1857.3750* 378.9131 .002 612.252 3102.498

Kelompok Kontrol Positif 783.2500 378.9131 .564 -461.873 2028.373

Kelompok Perlakuan EEAA -678.8750 378.9131 .934 -1923.998 566.248

Kelompok Perlakuan

EEAA

Kelompok Basal 2610.1250* 378.9131 .000 1365.002 3855.248

Kelompok Kontrol Negatif 2536.2500* 378.9131 .000 1291.127 3781.373

Kelompok Kontrol Positif 1462.1250* 378.9131 .015 217.002 2707.248

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid 678.8750 378.9131 .934 -566.248 1923.998

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

111

Lampiran 13. Data penimbangan berat badan tikus

Tabel XX. Data penimbangan berat badan tikus pada kelompok

basal, kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan STZ +

glibenklamid dan perlakuan STZ + EEAA

Kelompok Waktu

(hari)

Perlakuan

I II III IV

Basal

0 135,14 137,77 143,89 144,9

4 133,16 146,9 159,24 154,83

7 133,96 146,9 157,15 159,8

14 129,19 142,84 155,02 153,77

Kontrol negatif

0 142,64 140,02 128,69 144,6

4 143,08 140,67 135,4 128,24

7 141,76 134,6 128,64 135,22

14 138,4 126,16 109,01 130,57

Kontrol positif

0 137,91 138,17 130,02 138,45

4 155,31 159,04 152,85 170,61

7 172,32 172,8 160,37 145,08

14 202,3 207,42 177 202,51

Perlakuan STZ+

glibenklamid

0 126,57 130,33 121,68 120,21

4 168,75 178,1 162,81 161,13

7 177,91 183,24 160,67 176,76

14 194,97 220,51 174,77 201,07

Perlakuan STZ +

EEAA

0 120,6 124,22 151,11 130,71

4 127,68 127,38 133,13 132,14

7 155,13 154,68 139,16 150,18

14 188,29 177,84 153,48 189,59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

112

Lampiran 14. Hasil perhitungan nilai luas daerah di bawah kurva berat

badan tikus pada hari ke-0, 4, 7 dan 14

Tabel XXI. Nilai LDDK 0-14

berat badan tikus (hari.mg/dl) pada

kelompok basal, kontrol negatif, kontrol positif,

perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan STZ +

EEAA

Kelompok Interval

waktu

Perlakuan

I II III IV Total

Basal

0 – 4 536,6 569,34 606,26 599,46 2311,66

4 – 7 400,68 440,7 474,58 471,94 1787,9

7 – 14 921,02 1014,09 1092,59 1097,49 4125,19

LDDK 0-14

1858,3 2024,13 2173,43 2168,89 8224,75

rata-rata LDDK 0 -14

± SD : 2056,19 ± 149,04

Kontrol

negatif

0 – 4 571,44 561,38 528,18 545,68 2206,68

4 – 7 427,26 412,9 396,06 395,19 1631,41

7 - 14 980,56 912,66 831,77 930,26 3655,25

LDDK 0-14

1979,26 1886,94 1756,01 1871,13 7493,34

rata-rata LDDK 0 -14

± SD : 1873,34 ± 91,61

Kontrol

positif

0 - 4 586,44 594,42 565,74 618,12 2364,72

4 - 7 491,44 497,76 469,83 473,53 1932,56

7 - 14 1311,17 1330,77 1180,79 1216,56 5039,29

LDDK 0-14

2389,05 2422,95 2216,36 2308,21 9336,57

rata-rata LDDK 0-14

± SD : 2334,14 ± 92,10

Perlakuan

STZ +

glibenklamid

0 - 4 590,64 616,86 568,98 562,68 2339,16

4 - 7 519,99 542,01 485,22 506,83 2054,05

7 - 14 1305,08 1413,12 1174,04 1322,4 5214,64

LDDK 0-14

2415,71 2571,99 2228,24 2391,91 9607,85

rata-rata LDDK 0-14

± SD : 2401,96 ± 140,69

Perlakuan

STZ + EEAA

0 – 4 496,56 503,2 568,48 525,7 2093,94

4 - 7 424,21 423,09 408,43 423,48 1679,21

7 - 14 711,97 1163,82 1024,24 1189,19 4089,22

LDDK 0-14

1632,74 2090,11 2001,15 2138,37 7862,37

rata-rata LDDK 0-14

± SD : 1965,59 ± 229,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

113

Lampiran 15. Analisis statistik nilai LDDK 0-14

berat badan tikus

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LDDK_B

B

N 20

Normal Parametersa Mean 2.1262E3

Std. Deviation 2.50235E2

Most Extreme

Differences

Absolute .103

Positive .081

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .462

Asymp. Sig. (2-tailed) .983

a. Test distribution is Normal.

Interpretasi data:

Jumlah sample 20 sample data

Diketahui nilai probabilits (Asymp. Sig (2-tailed) 0,983.

Pengambilan kesimpulan:

Jika nilai probabilitas atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi

normal. Pada analisis tampak bahwa p = 0,983 yang berarti p > 0,05

maka disimpulkan sampel terdistribusi normal. Maka analisis

dilanjutkan dengan analisis Anova one way.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

114

Descriptives

LDDK_BB

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok Basal 4 2.0562E3 149.03557 74.51778 1819.0387 2293.3363 1858.30 2173.43

Kelompok Kontrol

Negatif 4 1.8733E3 91.60644 45.80322 1727.5687 2019.1013 1756.01 1979.26

Kelompok Kontrol

Positif 4 2.3341E3 92.09925 46.04963 2187.5920 2480.6930 2216.36 2422.95

Kelompok Perlakuan

STZ + Glibenklamid 4 2.4020E3 140.68748 70.34374 2178.0973 2625.8277 2228.24 2571.99

Kelompok Perlakuan

STZ + EEAA 4 1.9656E3 229.06462 1.14532E2 1601.0996 2330.0854 1632.74 2138.37

Total 20 2.1262E3 250.23532 55.95432 2009.1303 2243.3577 1632.74 2571.99

Test of Homogeneity of Variances

LDDK_BB

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.049 4 15 .415

ANOVA

LDDK_BB

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 855689.030 4 213922.257 9.606 .000

Within Groups 334047.539 15 22269.836

Total 1189736.569 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

115

Multiple Comparisons

LDDK_BB

Bonferroni

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok Basal Kelompok Kontrol Negatif 182.85250 1.05522E2 1.000 -163.8973 529.6023

Kelompok Kontrol Positif -277.95500 1.05522E2 .188 -624.7048 68.7948

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -345.77500 1.05522E2 .051 -692.5248 .9748

Kelompok Perlakuan EEAA 90.59500 1.05522E2 1.000 -256.1548 437.3448

Kelompok Kontrol

Negatif

Kelompok Basal -182.85250 1.05522E2 1.000 -529.6023 163.8973

Kelompok Kontrol Positif -460.80750* 1.05522E2 .006 -807.5573 -114.0577

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -528.62750

* 1.05522E2

.002 -875.3773 -181.8777

Kelompok Perlakuan EEAA -92.25750 1.05522E2 1.000 -439.0073 254.4923

Kelompok Kontrol

Positif

Kelompok Basal 277.95500 1.05522E2 .188 -68.7948 624.7048

Kelompok Kontrol Negatif 460.80750* 1.05522E2 .006 114.0577 807.5573

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -67.82000 1.05522E2 1.000 -414.5698 278.9298

Kelompok Perlakuan EEAA 368.55000* 1.05522E2 .033 21.8002 715.2998

Kelompok

Perlakuan

Glibenklamid

Kelompok Basal 345.77500 1.05522E2 .051 -.9748 692.5248

Kelompok Kontrol Negatif 528.62750* 1.05522E2 .002 181.8777 875.3773

Kelompok Kontrol Positif 67.82000 1.05522E2 1.000 -278.9298 414.5698

Kelompok Perlakuan EEAA 436.37000* 1.05522E2 .009 89.6202 783.1198

Kelompok

Perlakuan EEAA

Kelompok Basal -90.59500 1.05522E2 1.000 -437.3448 256.1548

Kelompok Kontrol Negatif 92.25750 1.05522E2 1.000 -254.4923 439.0073

Kelompok Kontrol Positif -368.55000* 1.05522E2 .033 -715.2998 -21.8002

Kelompok Perlakuan

Glibenklamid -436.37000

* 1.05522E2

.009 -783.1198 -89.6202

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - … · 13. Induksi hiperglikemia pada tikus ..... 47 14.Pengukuran kadar glukosa darah ... Leaflet GOD-PAP

116

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi dengan judul “Efek Antihiperglikemik

Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg

pada Tikus Terinduksi Streptozotosin” dengan nama

lengkap Inggrid Roswita Tokan, merupakan putri kedua

dari pasangan Hendrikus Baro Sili dan Maria Magdalena

Rawa Borot. Penulis dilahirkan di Kupang, pada tanggal 3

September 1992. Pendidikan formal yang telah ditempuh

penulis, yaitu TK Sta. Familia-Sikumana Kupang (1996-

1998), tingkat Sekolah Dasar di SDK St. Yoseph-Naikoten

Kupang (1998-2004), tingkat Sekolah Menengah Pertama

di SMP Negeri 1 Kupang (2004-2007), tingkat Sekolah

Menengah Atas di SMAK Syuradikara-Ende NTT (2007-2010). Pada tahun 2010,

penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Semasa menempuh Pendidikan Sarjana, penulis aktif dalam

kegiatan kepenitiaan seperti Panitia Donor Darah 2011 sebagai seksi pubdekdok,

kegiatan Desa Mitra 2012 sebagai volunter, Kampanye Informasi Obat 2012

sebagai volunter. Penulis juga aktif dalam kegiatan keorganisasi di Komunitas

Sant’ Egidio Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI