placenta previa totalis

5
REFLEKSI KASUS OBSGYN PLACENTA PREVIA TOTALIS Nama / NIM : Dina Dwi Rahmawati / 20080310154 Tempat Stase : RSUD Panembahan Senopati 1. Pengalaman Pasien dari IGD dengan keterangan G2P1A0 mengeluh keluar darah dari saluran kelamin warna merah segar sejak 1 jam yang lalu, kenceng-kenceng (+) belum teratur, lendir darah (+), nyeri perut (+). Pasien pernah mengalami 2 kali perdarahan sebelumnya, tetapi volum darah tidak sebanyak sekarang. Pasien mengaku hamil 9 bulan lebih. Riwayat ANC 10 kali di bidan dan dokter. Riwayat DM (-), asma (-), hipertensi (-), jantung (-), HPMT : 8-5-2012, HPL : 12-2-2013, UK : 37+5 minggu. KU : baik, CM, anemis TD : 120/80 mmHg, HR : 86 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 36.5 °C TB : 155 cm, BB : 43 kg Riwayat Obstetrik I. Laki-laki, UK 25 minggu, 1200 gr, spontan, meninggal II. Hamil ini Pemeriksaan Luar Leopold : janin tunggal, memanjang, preskep, puki, DJJ (+), TFU : 32 cm Pemeriksaan Dalam

Upload: dina

Post on 14-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

obsgyn

TRANSCRIPT

Page 1: Placenta Previa Totalis

REFLEKSI KASUS OBSGYN

PLACENTA PREVIA TOTALIS

Nama / NIM : Dina Dwi Rahmawati / 20080310154

Tempat Stase : RSUD Panembahan Senopati

1. Pengalaman

Pasien dari IGD dengan keterangan G2P1A0 mengeluh keluar darah dari

saluran kelamin warna merah segar sejak 1 jam yang lalu, kenceng-kenceng (+) belum

teratur, lendir darah (+), nyeri perut (+). Pasien pernah mengalami 2 kali perdarahan

sebelumnya, tetapi volum darah tidak sebanyak sekarang. Pasien mengaku hamil 9

bulan lebih. Riwayat ANC 10 kali di bidan dan dokter. Riwayat DM (-), asma (-),

hipertensi (-), jantung (-), HPMT : 8-5-2012, HPL : 12-2-2013, UK : 37+5 minggu.

KU : baik, CM, anemis

TD : 120/80 mmHg, HR : 86 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 36.5 °C

TB : 155 cm, BB : 43 kg

Riwayat Obstetrik

I. Laki-laki, UK 25 minggu, 1200 gr, spontan, meninggal

II. Hamil ini

Pemeriksaan Luar

Leopold : janin tunggal, memanjang, preskep, puki, DJJ (+), TFU : 32 cm

Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang

Hasil USG menunjukkan tampak plasenta total menutupi OUE

Diagnosis

Plasenta previa totalis pada sekundigravida, hamil aterm, dalam persalinan

Terapi

Observasi HIS dan DJJ

Rencana SC emergency

2. Masalah yang Dikaji

a. Patofisiologi plasenta previa totalis?

b. Terapi plasenta previa totalis?

Page 2: Placenta Previa Totalis

3. Analisa Kritis

a. Patofisiologi

Pada usia kehamilan lanjut, umumnya trimester ketiga, dan mungkin

lebih awal, karena terbentuknya segmen bawah rahim, plasenta mengalami

pelepasan. Sebagaimana diketahui bahwa tapak plasenta terbentuk dari

jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang tumbuh menjadi

bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah

rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak mengalami

laserasi akibat pelepasan desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula

pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka (dilatation) ada

bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi terjadi

perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal, yaitu dari ruang intervillus

plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim

tersebut, perdarahan pada plasenta previa pasti akan terjadi (unavoidable

bleeding). Perdarahan di tempat itu relatif dipermudah dan diperbanyak

karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan

kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal, berakibat

pembuluh darah di tempat itu tidak akan tertutup sempurna.

Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan, kecuali jika ada

laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta, perdarahan berlangsung

lebih banyak dan lama. Karena pembentukan segmen bawah rahim tersebut

berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang

kejadian perdarahan. Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa sebab

lain (causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri

(painless). Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum

perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah

rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri

internum. Sebalikya, pada plasenta previa partialis atau marginalis

perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan.

b. Terapi

Terapi Ekspektatif (Mempertahankan Kehamilan)

Sedapat mungkin kehamilan dipertahankan sampai usia 36 minggu.

Pada usia 24-34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak dan

keadaan ibu serta janin baik, kehamilan dipertahankan dengan pemberian :

Page 3: Placenta Previa Totalis

1. Betamethasone 2x12 mg i.m selang 24 jam

2. Tokolitik untuk mencegah kontraksi uterus

3. Antibiotika

Terapi Aktif (Mengakhiri Kehamilan)

Langsung melakukan Sectio Caesar pada kasus :

1. Perdarahan banyak dan atau

2. Keadaan umum ibu dan atau janin buruk

Pemeriksaan Double Setup (pemeriksaan vaginal toucher di kamar

operasi yang sudah dipersiapkan untuk melakukan tindakan SC dan

penanganan masalah perinatal, dilakukan pada kasus :

1. Kehamilan >36 minggu dan

2. Perdarahan minimal atau cenderung berhenti dan

3. Keadaan umum ibu dan janin baik

Pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan inspekulo, pemeriksaan

vaginal toucher selanjutnya dilakukan dengan cara seperti biasa. Bila hasil

VT teraba adanya plasenta, maka diputuskan untuk melakukan SC. Bila

hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya plasenta pada ostium uteri,

lakukan amniotomi dan observasi kemajuan persalinan.

Oksitosin drip pada kasus implantasi plasenta di segmen bawah

rahim adalah tindakan berbahaya oleh karena bagian tersebut merupakan

bagian dengan jumlah miometrium minimal dan pada plasenta previa

sangat rapuh sehingga mudah berdarah.

Pemilihan teknik operasi pada SC sangat penting. SC dengan

menembus plasenta pada SBR depan akan menyebabkan janin banyak

kehilangan darah bila plasenta berada pada SBR belakang, SC sejenis

transperitoneal profunda dapat dilakukan tanpa kesuliatn. Bila perlu dapat

dilakukan insisi uterus ecara vertikal (SC klasik). Tempat implantasi

plasenta kadang perlu dijahit untuk menghentikan perdarahan.

Bantul, 3 Februari 2013

Koass, Pembimbing,

Dina Rahmawati DR. dr. H.M.A. Ashari., Sp.OG (K)