pkn

3
1. Kasus dugaan korupsi proyek Hambalang mencuat setelah mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin mengatakan bahwa PT Adhi Karya yang merupakan kontraktor proyek Hambalang, menyetor uang untuk kongres Partai Demokrat tahun 2010 lalu. Padahal, menurut Nazaruddin, proyek pembangunan stadion tersebut diketahui menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1,52 triliun. Kemudian, Nazaruddin menyebutkan bahwa dana Rp 50 miliar yang digelontorkan saat kongres Demokrat pada Januari 2010 berasal dari proyek Hambalang. Selain itu, mantan politikus Partai Demokrat ini juga mengatakan bahwa uang dari proyek Hambalang juga mengalir ke kantong Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan sejumlah politikus partai demokrat. 2. KPK mulai menyelidiki kasus Hambalang sejak Agustus 2011. Setidaknya ada dua peristiwa yang terindikasi korupsi dalam proyek Hambalang yang ditaksir KPKmencapai Rp 2,5 triliun. Pertama, pada proses penerbitan sertifikat tanah Hambalang di Jawa Barat. Kedua, pengadaan proyek Hambalang yang dilakukan secara multi years. Untuk mengembangkan penyelidikan kasus ini KPK telah memeriksa sekitar 70 orang. Antara lain eks Kepala BPN Joyo Winoto, anggota Komisi II DPR Ignatius Mulyono, Sekretaris Departemen Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat Munadi Herlambang, Menpora Andi Mallarangeng, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. 3. berupa sejumlah dokumen yang mengindikasikan keterlibatan

Upload: 0988riout

Post on 17-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pkn

1. Kasus dugaan korupsi proyek Hambalang mencuat setelah mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin mengatakan bahwa PT Adhi Karya yang merupakan kontraktor proyek Hambalang, menyetor uang untuk kongres Partai Demokrat tahun 2010 lalu.

Padahal, menurut Nazaruddin, proyek pembangunan stadion tersebut diketahui menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1,52 triliun.

Kemudian, Nazaruddin menyebutkan bahwa dana Rp 50 miliar yang digelontorkan saat kongres Demokrat pada Januari 2010 berasal dari proyek Hambalang.

Selain itu, mantan politikus Partai Demokrat ini juga mengatakan bahwa uang dari proyek Hambalang juga mengalir ke kantong Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan sejumlah politikus partai demokrat.

2. KPK mulai menyelidiki kasus Hambalang sejak Agustus 2011. Setidaknya ada dua peristiwa yang terindikasi korupsi dalam proyek Hambalang yang ditaksir KPKmencapai Rp 2,5 triliun. Pertama, pada proses penerbitan sertifikat tanah Hambalang di Jawa Barat. Kedua, pengadaan proyek Hambalang yang dilakukan secara multi years.

Untuk mengembangkan penyelidikan kasus ini KPK telah memeriksa sekitar 70 orang. Antara lain eks Kepala BPN Joyo Winoto, anggota Komisi II DPR Ignatius Mulyono, Sekretaris Departemen Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat Munadi Herlambang, Menpora Andi Mallarangeng, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

3. berupa sejumlah dokumen yang mengindikasikan keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam proyek Hambalang. Seperti, dokumen yang menyatakan bahwa Anas pernah menjadi rekan bisnisnya saat berkantor di PT Anugrah Nusantara di Casablanca, Jakarta Selatan.Dokumen lainnya mengenai bukti transaksi proyek Hambalang yang digunakan untuk kepentingan Anas agar menang dalam kongres Partai Demokrat tahun 2010 lalu. "Itu tadi semuanya diserahkan ke penyidik

Page 2: pkn

KPK," kata Nazaruddin seusai diperiksa KPK, Kamis (7/2) malam.

Dokumen terkait pemenangan Anas ini tak hanya terkait saat berlangsungnya kongres di Bandung. Melainkan jauh sebelum kongres itu dilakukan. Tepatnya saat Anas baru akan mencalonkan diri dan beriklan di sejumlah media, hingga pembayaran Event Organizer (EO). "Semuanya itu sudah ada bukti dikasihkan ke penyidik," kata Nazaruddin.

Ia menerangkan, pemberian bukti-bukti ini merupakan salah satu saran dari rekan-rekannya di Partai Demokrat agar Nazar jujur dalam memberikan keterangan kasus ini. "Saya jujur,” tukasnya.Dia lalu memaparkan, sewaktu APBNP 2010,ada anggaran Rp1,2 triliun yang dikelola Fraksi Demokrat. Uang semuanya diterima oleh Angelina Sondakh.“Uang itu dipakai untuk bayar Hotel Sultan, bayar keperluan mas Anas iklan di TV waktu mau nyalon ketua umum," katanya.

Soal mobil Harrier yang diterima Anas, Nazaruddin juga telah menjelaskan ke penyidik. Bahkan, bukti BPKB mobil yang didapat dari proyek Hambalang itu telah diserahkan ke KPK. "BPKB-nya sudah diklarifikasi ke penydiik. Memang benar nama Pak Anas, jadi memang uangnya dari proyek Hambalang," ujarnya.Dari sejumlah bukti-bukti dan keterangan yang disampaikannya, Nazaruddin menilai Anas sudah patut ditetapkan sebagai tersangka. Namun, menurut Nazaruddin, yang terjadi malah ada keistimewaan untuk Anas dalam kasus ini.Bahkan, Nazaruddin juga memberikan saran agar Anas mundur dari jabatan ketua umum. Tapi ia tak sebut nama yang pantas menggantikan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demo