pkn

32
Tugas PKN NAMA KELOMPOK : -NURMA DITA SARI (1113500095) -NURUL HARYATI (1113500072) -Retno wulandari (1113500007) BK KELAS 1A

Upload: nurulharyati

Post on 17-Aug-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tugas PKN

NAMA KELOMPOK : -NURMA DITA SARI (1113500095) -NURUL HARYATI (1113500072)

-Retno wulandari (1113500007)

BK KELAS 1A

BAB I PENDAHULUAN

• Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi negara Pancasila. Dengan kata lain dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu.

Landasan Pendidikan PancasilaA. Landasan Historis

Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.

B. Landasan KulturalBangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai –nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo serta para pendiri negara lainnya.

C. Landasan YuridisLandasan Yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidian tinggi

tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa material Pancasila merupakan sumber hukum pendidikan nasional.

D. Landasan FilosofisBangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa

yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologis demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.

2.Tujuan Pendidikan Pancasila

• Dalam UU No.20 TAHUN 2003 tentang sistem pendidikan Naional dan juga termuat dalam SK Dirjen Dikti. No43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa tujuan materi pancasila dalam rambu-rambu pendidikan kepribadian mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atasberbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan.

• Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang berorientasi pada kompetisi mahasiswa pada bidang profesi masing-maing.

• Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang berperilaku

• 1.Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab dengan hati nuraninya

• 2.Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara2 pemecahannya

• 3.Mengenali perubahan2 dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tari, serta…

4.Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai2 budaya bangsa untuk menggalang persatuan indonesia.

C. Pembahasan Pancasila Secara IlmiahPembahasan pancasila termasuk filsafat

pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat2 ilmiah sebagai dikemukaan oleh J.R. Poedjowijatno dalam bukunya ‘Tahu dan pengetahuan’ yang merinci syarat2 ilmiah sebagai berikut:

• 1.Berobjek• 2.Bermetode• 3.Bersistem• 4.Bersifat Universal• 1.Berobjek• Pembahasan pancasila secara ilmiah herus

memiliki objek, yang didalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu ‘Objek Forma’ dan Objek Materia.

• - ‘Objek Forma’ pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan pancasila, atau dari sudut pandang apa pancasila itu dibahas

• -‘Objek Materi’ pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian pancasilabaik yang bersifat empiris maupun non empiris.

• Pancasila adalah merupakan hasil budaya bangsa indonesia, bangsa indonesia sebagai kausa materialis pancasila atau aal mula nilai2 pancasila.

• 2.Bermetode :Teori causa / sebab akibat• setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki medote

yaitu seperangkat cara/ istem pendekatan dalam rangka pembahasan pancasila untuk mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif. Salah satu metode dalam pembahasan pancasila adalah metode ‘Analitico syntetik’ yaitu suatuperpaduan metode analisis dan sistematis.

3.Bersistem :Runtut tidak boleh dibolak-balikSuatu pengetahuan ilmiah harus

merupakan suatu yang bulat dan utuh. Bagian2 dari ilmiah itu harus merupakan suatu kesatuan antara bagian2 itu saling berhubungan.Pancasila itu sendiri dalam dirinya adalah merupakan suatu kesatuan dan keutuhan ‘majemuk tunggal’ yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi ila2 pancasila itu adalah merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.

3.Bersistem :Runtut tidak boleh dibolak-balikSuatu pengetahuan ilmiah harus

merupakan suatu yang bulat dan utuh. Bagian2 dari ilmiah itu harus merupakan suatu kesatuan antara bagian2 itu saling berhubungan.Pancasila itu sendiri dalam dirinya adalah merupakan suatu kesatuan dan keutuhan ‘majemuk tunggal’ yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi ila2 pancasila itu adalah merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.

Tingkatan pengetahuan ilmiahUntuk mengetahui lingkup kajian pancasila

serta kompetensi pengetahuan dalam membahas pancasila secara ilmiah, maka perlu diketahui tingkatan pengetahuan ilmiah sebagaimana pada pengkajian pengetahuan2 lainnya.Tingkatan pengetahuan ilmiah tersebut, sangat ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah sebagai berikut ini: Pengetahuan Deskriptif - Suatu pertanyaan ‘Bagaimana’ Pengetahuan Kausal - suatu pertanyaan ‘mengapa’ Pengetahuan normatif - suatu pertanyaan ‘ke mana’ Pengetahuan essensial - suatu pertanyaan ‘apa’

1.Pengetahuan DeskriptifDengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah

‘bagaimana’, maka akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskriptif. Pengetahuan macam ini adalah suatu jenis pengetahuan yang memberikan suatu keterangan, penjelasan secara objektif, tanpa adanya unsur subjektivitas.

Pancasila itu sendiri sebagai hasil budaya bangsa indonesia. Kajian pancasila secara deskriptif ini antara lain berkaitan dengan kajian sejarah perumusan pancasila, nilai2 pancasila serta kajian tentang kedudukan dan fungsi pancasila

2.Pengetahuan KausalDalam suatu ilmu pengetahuan upaya untuk

memberikan suatu jawaban dari pertanyaan ilmiah ‘mengapa’, maka akan diperoleh suatu jenis pengetahuan ‘kausal’, yaitu suatu pengetahaun yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat.

Proses kwalitas terjadinya pancasila yang meliputi empat kausa yaitu: kausa materialis, kausa formalis, kausa effisien, dan kausa finalis. Selain itu juga berkaitan dengan pancasila sebagai sumber nilai, yaitu pancasila sebagai sumber segala norma dalam negara, sehingga konsekuensinya dalam segala realisasi dan penjabarannnya senantiasa berkaitan dengan hukum kausalitas.

3.Pengetahuan NormatifTingkatan ‘normatif’ adalah sebagai hasil

dari pertanyaan ilmiah ‘kemana’. Pengetahuan normatif senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran, parameter, serta norma2.

Dengan kajain normatif ini maka kita dapat membedakan secara normatif realisasi/pengalaman pancasila yang seharusnya dilakukan/ ‘das sollen’ dari pancasila, dan realisasi pancasila dalam kenyataan faktualnya/ ‘das sein’ dari pancasila yang senantiasa berkaitan dengan dinamika kehidupan serta perkembangan zaman

4.Penetahuan essensialDalam ilmu pengetahuan upaya untuk

memberikan suatu jawaban/ pertanyaan ilmiah ‘apa’, maka akan deperoleh suatu tingkatan pengetahuan yang ‘essensial’, pengetahuan

essensial adalah tingkatan pengetahuan untuk menjawab suatu pertanyaan yang terdalam yaitu suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu,

dan hal ini dikaji dalam bidang ilmu filsafat.

Lingkup Pembahasan Pancasila Yuridis KenegaraanPancasila dibahas dari sudut pandang moral/

etika maka lingkup pembahasannya meliputi ‘etika pancasila’ dibahas dari sudut ekonomi kita dapatkan bidang ‘ekonomi pancasila’, dari sudut pandang nilai ‘aksiologi pancasila’, dari sudut pandang pers ‘pres pancasila’, dan sudut pandang ‘epistemologi pancasila’ , estemologi pancasila dari sudut pandang filsafat.

Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam pembahasan pancasila yuridi kenegaraan adalah meliputi tingkatan pengetahuan deskriptif, kausal, dan normatif.

D. Beberapa Pengertian PancasilaKedudukan dan fungsi pancasila bilamana kita

kaji secara ilmia memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebahgai ideologi bangsa dan negara sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya berbagai macam terminologi yang harus kita deskripsikan secara objektif.

Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusan maupun peristilahnya maka pengertian pancasila meliputi lingkup pengertian sebagai berikut:

Pengertian pancasila secara etimologis Pengertian pancasila secara historis Pengertian pancasila secara terminologis

1. Pengertian pancasila secara etimologis

Menurut Muhammad Yamin (1960: 437), dalam bahasa sankerta “pancasila“ memiliki dua macam arti yaitu :

• “Panca“ artinya lima• “Syila“ dengan vokal i pendek artinya batu

sendi,asal, atau dasar• “Syiila“ dengan vokal i yang panjang artinya 5

aturan tingkah laku yang penting

Perkataan pancasila berawal terdapat dalam kepustakaan Budha di India. Dalam ajarannya

terdapat ajaran moral salah satunya yaitu Pancasyiila. Ajaran Pancasyiila menurut Budha

adalah lima aturan (larangan) yang harus ditaati oleh para penganut biasa atau awam.

Kelima Larangan tersebut yaitu :

• Panatipada veramani sikhapadamartinya “jangan mencabut nyawa makhluk hidup “ atau dilarang membunuh.

• Dinna dana veramani shikapadam samadiyaniartinya “janganlah mengambil barang yang tidak diberikan “ atau dilarang mencuri .

• Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyaniartinya “janganlah berhubungan kelamin “ atau dilarang berzina.

• Musawada veramani sikapadam samadiyaniartinya “janganlah berkata palsu “ atau dilarang berdusta

• Sura meraya masjja pamada tikana veramaniartinya “janganlah meminum minuman keras “(Zainal Abidin, 1958: 316)

2. Pengertian pancasila secara historis

Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Ir. Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia . Kemudian Ir. Soekarno memberikan nama “pancasila“ yang artinya lima dasar atau lima prinsip sebagai satu dasar negara.

Adapun secara terminologi historis proses perumusan pancasila yaitu :

a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945 ) Dasarnya Ketuhanan,

• Ketuhanan yang maha esa• Kebangsaan persatuan Indonesia• Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

• Keadilan Sosial bagi seluruh Indonesia

b. Ir. Soekarno (1 Juni 1945) Dasarnya Pancasila,rumusannya yaitu :

Nasionalismeatau Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Perikemanusiaan

Mufakat atau Demokrasi Kesejahteraan Sosial

Piagam jakarta (22 Juni 1945),rumusannya :• Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan

syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya• Kemanusiaan yang adil dan beradab• persatuan Indonesia• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Pengertian pancasila secara terminologis

Dalam sidang tanggal 18 agustus 1945 telah mengesahlan UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu pembukaaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi tentang 37 pasal.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri 4 alinea tersebut tercantum rumusan pancasila sebagai brikut :

• Ketuhanan yang maha esa• kemanusiaan yang adil dan beradap• Persatuan indonesia• Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Dalam proklamasi Indonesia terdapat rumusan-rumusan pancasila sebagai berikut

:a. Dalam konstitusi RIS rumusan pancasila antara lain :• Ketuhanan yang maha esa• Peri kemanusiaan • Kebangsaan• Keadilan sosial

b. Dalam UUD sementara 1950Rumusan pancasila yang tercantum dalam UUD sementara ini sama dengan rumusan Konstitusi RIS.

c. Rumusan pancasila dikalangan Masyarakatrumusannya yaitu :

• Ketuhanan yang maha esa• Peri kemanusiaan• Kebangsaan • Kedaulatan Rakyat• Keadilan Sosial

SEKIAN DAN TERIMAH KASIH