pkn

Upload: saleh-sukiman

Post on 18-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PKN kelas VIII

TRANSCRIPT

UPAYA PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BAHASA INDONESIA UNTUK ANAK-ANAK KELAS I DI SD NEGERI KENTINGAN NO 79 JEBRES TAHUN AJARAN 2007/ 2008

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENGGUNAKAN MODEL KONSIDERASI PADA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 5 BLORA10

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENGGUNAKAN MODEL KONSIDERASI PADA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 5 BLORA BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur tersebut diharapkan dapat terwujud dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik, baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, PKn juga dimaksudkan membekali peserta didik dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara, agar mereka menjadi warga yang dapat dihandalkan oleh bangsa dan negara.

Bidang studi PKn materinya meliputi nilai-nilai moral dan norma yang mecakup kehidupan kebangsaan, ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan serta perilaku yang diharapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penentuan konteks pada materi yang digunakan dalam proses pengembangan nilai moral dalam interaksi belajar mengajar didasarkan atas pertimbangan kebermanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-sehari, kedekatan dengan lingkungan peserta didik, harapan masyarakat, bangsa dan negara untuk masa mendatang. Disamping itu, dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru bebas memilih strategi yang tepat dan dapat menggunakan metode serta media yang bermacam-macam sesuai dengan konteks materi yang diajarkan.Dilihat dari sisi materi, pemilihan strategi pembelajaran, menentukan metode dan media yang tepat untuk setiap PBM, bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan ketelitian, sikap kritis, dan pelibatan lingkungan untuk memperkaya nuasa pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi pada saat pembelajaran berlangsung.Berdasarkan pengamatan di lapangan, sampai saat ini pembelajaran PKn belum menunjukkan upaya maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Keadaan ini terlihat dari pembelajaran yang masih dominan menggunakan metode ceramah, tidak melibatkan lingkungan sebagai sumber belajar, tidak memanfaatkan berbagai strategi, tidak memanfaatkan pendekatan dan model-model pembelajaran pendidikan nilai-moral yang ada. Mengingat tujuan dari pembelajaran PKn adalah meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pacasila dan budaya bangsa sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab, maka idealnya pembelajaran yang diterapkan harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran yang kondusif akan mampu mencapai tujuan pengajaran dan membantu perkembangan peserta didik dalam internalisasi nilai-nilai secara optimal. Supaya pembelajaran itu kondusif, maka diperlukan pemanfaatan pendekatan, strategi, metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan memadai dalam pengelolaan pembelajaran PKn.Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk membantu guru dalam meningkatkan daya serap pendidikan nilai-nilai Pancasila dan budaya bangsa pada proses pembelajaran PKn di dalam kelas. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu dengan cara menerapkan model pendidikan nilai Konsiderasi pada kegiatan pembelajaran PKn.

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan di atas maka dapat disampaikan permasalahan-permasalahan yang akan dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, antara lain :Bagaimanakah strategi pembelajaran PKN di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora dengan menggunakan model konsiderasi?Bagaimanakah upaya guru dalam mengimplementasikan pendekatan contextual teaching and learning menggunakan model pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKN di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora ?

Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang akan dikaji tersebut di atas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini ditujukan untuk :Mendeskripsikan peningkatkan strategi pembelajaran PKN di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora dengan menggunakan model konsiderasiMendeskripsikan upaya guru dalam mengimplementasikan pendekatan contextual teaching and learning menggunakan model pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKN di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora

Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis yang diharapkan muncul adalah adanya implementasi teoritis dari buku dan referensi lain pada penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini. Sedangkan manfaat praktis yang ingin diperoleh adalah bahwa siswa kelas VIIIA SMP Negeri 5 Blora mengetahui strategi pembelajaran melalui pendekatan CTL dan konsiderasi dalam setiap proses pembelajarannya.

Sedangkan Penelitian Tindakan Kelas ini juga diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.Manfaat Bagi Siswa :

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang berlebih kepada siswa mengenai pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui model konsiderasiManfaat Bagi Guru

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sangat berguna bagi guru untuk mengetahui strategi pembelajaran lain, khususnya CTL dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Manfaat Bagi Sekolah

Setidaknya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mampu meningkatkan variasi pembelajaran yang diberlakukan di SMP Negeri 5 Blora

BAB IIKAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Tinjauan Pustaka1. Definisi PKNPKN atau Civic Education adalah program pembelajaran yang secara programatik - prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering) anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan yuridis konstitusional bangsa dan negara.Berdasarkan landasan konstitusional di atas, maka Visi PKN adalah lahirnya manusia dan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia religius, cerdas, demokratis dan lawful ness, damai - tenteram - sejahtera, moderen dan berkeribadian Indonesia.

Misi yang diembannya adalah program pendidikan; yang membelajarkan dan melatih anak didik secara demokratis - humanistic - fungsional. Sedangkan tujuan dilaksanakan pembelajaran PKN yaitu secara Programatik memuat bahan ajar yang utuh berupa bekal pengetahuan untuk memahami politik & hukum yang ada dalam kehidupan bermasyarakat - berbangsa dan bernegara yang demokratis sistim perwakilan - konstitusional. Secara Prosedural target sasaran pembelajarannya ialah penyampaian bahan ajar pilihan - fungsional kearah membina, mengembangkan dan membentuk potensi diri anak didik secara utuh serta kehidupan siswa & lingkungannya (fisik - non fisik) sebagaimana diharapkan/ keharusannya (6 sumber normative di Indonesia) serta pelatihan pelakonan pemberdayaan hal tersebut dalam dunia nyata Pembelajaran PKN Terdapat tiga bagian pokok kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan oleh pengajar yaitu pendahuluan, proses, dan penutup (Henson, 1996 : 25). Bagian pendahuluan merupakan kegiatan persiapan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Ellies (1998 : 98) menegaskan bahwa pada bagian ini para guru harus memperhatikan kemampuan awal siswa. Kemampuan awal (Entry Level Assessment/ELA) siswa terhadap konsep dasar mata pelajaran digunakan sebagai landasan bagi guru untuk merancang kegiatan pembelajaran.

Pada bagian proses pembelajaran, guru harus melaksanakan hasil rancangan pembelajaran (kemampuan awal) siswa (Depdikbud, 1983). Harapan ini sejalan dengan pendapat Wellton dan Mallan (1997 : 25) yang menegaskan bahwa proses pembelajaran harus didasarkan pada rancangan pembelajaran, sehingga memberikan kebermaknaan bagi siswa dan guru. Untuk mencapai harapan ini, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru adalah gambaran kemampuan awal mahasiswa. Pada bagian lain, Joesmani (1988 :48), Jarolimek (1996:97), dan John (1997:25) menegaskan bahwa proses belajar mengajar yang tidak didasarkan pada gambaran awal kemampuan dasar siswa akan mengakibatkan mereka (siswa) tidak memahami dengan benar untuk apa sesungguhnya mereka mempelajari mata kuliah tersebut.Penutup merupakan bagian akhir dari kegiatan pembelajaran. Artinya, bagian ini merupakan indikator untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan rancangan pembelajaran yang disusun berdasarkan kemampuan awal siswa. Bagian ini sekaligus sebagai sarana bagi siswa dan guru untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah terlaksana. Bagi siswa, hasil belajar merupakan indikator tingkat keberhasilannya setelah mengikuti proses pembelajaran. Melalui indikator prestasi belajar, siswa dapat mengetahui sejauhmana daya serap (kemampuan akhir) mereka setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru, hasil belajar merupakan indikator ketepatan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran.Pembelajaran PKn Model KonsiderasiModel konsiderasi adalah salah satu model pembelajaran pendidikan nilai moral yang dapat diterapkan pada pembelajaran PKn. Model konsiderasi sangat tepat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai kemanusian yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai keadilan, persamaan hak dan rasa solidaritas. Pada penggunaan model ini, metode mengajar yang digunakan tidak hanya satu metode saja, melainkan beberapa metode yang dapat mengaktifkan peserta didik secara maksimal. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik dan terjadinya internalisasi nilai-moral yang diharapkan akan lebih mungkin dapat terwujud sesuai dengan hakekat serta tuntutan pembelajaran PKn berdasarkan kurikulum.

Penggunaan model Konsiderasi akan memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam mengelola proses pembelajaran, karena respon peserta didik yang penuh kreasi dan bervariasi. Selanjutnya guru akan melakukan inovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang pada gilirannya berdasarkan perolehan pengalaman-pengalaman akan membentuk guru PKn yang profesional. Tujuan ditetapkannya model Kosiderasi pada pengajaran PKn adalah agar peserta didik menaruh kepedulian atau toleransi terhadap orang lain, memberi pengalaman yang membebaskan diri dari sifat egois. Karena pada hakikatnya kebutuhan dasar manusia adalah bergaul secara harmonis dengan sesama manusia sebagai makhluk sosial. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru harus menjadi contoh nyata konsiderasi di kelas, memperlakukan setiap peserta didik dengan rasa hormat dan penghargaan serta menjauhi sikap otoriter. Kelas dilaksanakan secara demokrasi dan mengurangi atau meniadakan konflik, persaingan yang tidak sehat di antara peserta didik. Model konsiderasi sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, penghargaan terhadap orang lain, dan mendidik peserta didik memiliki sikap demokrasi di negara yang sangat majemuk seperti IndonesiaFokus model konsiderasi adalah untuk membantu mengembangkan kapasitas peserta didik dalam memberikan konsiderasi, bertoleransi, memahami dan menghargai apa yang diucapkan atau dirasakan orang lain betapa pun berbedanya dengan pandangan diri sendiri. Model ini sangat tepat untuk mengajarkan pada peserta didik bagaimana bertindak dan bersikap dewasa dalam lingkungan masyarakat yang demokratis dan pluralistik.Penelitian yang RelefanPenelitian yang dilakukan oleh Puspa Djuwita di SMP N 2 Purwodadi, yang menunjukkan bahwa unjuk kerja guru dalam pembelajaran PKn masih sangat kurang memadai untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pengajaran nilai-moral. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan diskusi dengan guru-guru PKn yang sedang mengikuti pendidikan penyetaraan D.3 dan S1 di FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, diperoleh informasi bahwa mereka merasakan adanya masalah dalam pengelolaan pembelajaran PKn di kelasnya. Pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung, peserta didik lebih banyak pasif, sedangkan guru belum memiliki kemampuan mengelola pembelajaran yang memanfaatkan pendekatan, strategi, dan model pengajaran pendidikan nilai.

Kerangka PemikiranPada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/ atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang relevan maupun pelaku-pelaku PTK lain disamping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual.

Hipotesis TindakanHipotesis merupakan dugaan sementara dari hasil penelitian, sehingga peneliti dalam hal ini memberikan prediksi terhadap kesimpulan yang akan diperolehnya setelah penelitian tersebut selesai. Adapun hipotesis penelitian maupun tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :

Setelah diterapkannya strategi pembelajaran PKN di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora dengan menggunakan model konsiderasi, konsiderasi siswa makin meningkatMakin meningkatnya upaya guru dalam mengimplementasikan pendekatan contextual teaching and learning menggunakan model pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKN di kelas VIIIA SMP Negeri 5 Blora

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Setting Penelitian Setting penelitian merupakan tempat dimana penelitian tersebut dilaksanakan. Adapun tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 5 Blora dan dikhususkan pada kelas VIIA. Setting juga mengacu waktu penelitian.

SMP Negeri 5 Blora Kabupaten Blora telah menetapkan visi dan misi guna menetapkan arah kebijakan sekolah di masa yang akan datang untuk tampil lebih baik. Visi SMP Negeri 5 Blora adalah Unggul dalam Mutu, Santun dalam Perilaku. Sedangkan misi SMP Negeri 5 Blora antara lain :Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.Menumbuhkan semangat keunggulan cecara intensif kepada seluruh warga sekolah dan mengembangkan potensi siswa secara optimal.Mengembangkan lingkungan sekolah yang nyaman untuk aktivitas belajar.Menumbuhkan aktualisasi terhadap ajaran agama yang dianut, juga etika moral sehingga menjadi sumber kearifan dan kesantunan dalam bertindak.Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stekeholder.

Setiap institusi pendidikan selalu mempunyai beberapa cita-cita dalam bidang akademik dan non-akademik yang ingin dicapai. Pencapaian cita-cita tersebut tentu saja tidak mudah dan harus diiringi dengan kesadaran bersama dalam memperolehnya. Sedangkan guna mencapai cita-cita tersebut terdapat tantangan, hambatan, dan juga hambatan. Beberapa tantangan yang dihadapi di SMP Negeri 5 Blora dalam mencapai cita-cita tersebut di atas adalah mewujudkan kualitas prestasi dalam bidang Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Penjaskes, Muatan Lokal (Bahasa Jawa, Tata Boga, Tata Buku/Jasa). Jalur utama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah melalui pendidikan. Sumber Daya Manusia merupakan motor utama penggerak pembangunan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh mutu pendidikan yang ada. Persaingan yang tinggi di pasar global menuntut kompetensi yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di masa depan dunia kerja akan sarat dengan pengetahuan dan informasi. Kompetensi insani dalam bentuk SDM yang berkualitas merupakan suatu hal yang paten.Sumber Daya Manusia (SDM) di sekolah meliputi guru dan karyawan sekolah. Guru dan karyawan saat ini di SMP Negeri 5 Blora seluruhnya berjumlah 62 orang. Terdiri dari 37 orang guru, 10 orang pegawai tata usaha, 6 orang petugas perpustakaan, 5 orang petugas laboratorium bahasa, dan 4 orang petugas laboratorium IPA. Waktu belajar dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.50 diharapkan tingkat prestasi siswa dan guru dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk tetap hidup dan unggul dalam percaturan masyarakat internasional, dunia pendidikan di Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi 4 kompetensi yaitu : (1) Kompetensi akademik (2) Kompetensi professional. (3) Kompetensi sikap dan Nilai. (4) Kompetensi untuk menghadapi perubahan. Keunggulan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas kepakaran yang ada, yaitu SDM yang berkemampuan lanjut, mampu melakukan penelitihan yang mendasar, baik dalam rangka pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) maupun dalam rangka pemecahan masalah pembangunan.

Subjek PenelitianSubjek penelitian merupakan kajian utama dalam penelitian ini. Penelitian ini lebih bersifat kualitatif sehingga keberadaan subjek dirasa sangat penting. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora tahun pelajaran 2006/ 2007.

Sumber DataYang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2007: 157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Sumber data dalam penelitian etnografi adalah nara sumber (informan), peristiwa (aktivitas), tempat (lokasi), benda atau rekaman, dokumen dan arsip (Sutopo, 2002:50).

Sumber data dalam penelitian ini meliputi nara sumber dan dokumen. Nara sumber adalah sumber data berupa manusia (Sutopo, 2002:50). Nara sumber dalam penelitian ini adalah empat informan kunci pada SMP Negeri 5 Blora yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan siswa kelas VIIA. Teknik dan Alat Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan test dan non test. Teknik test dilaksanakan dengan menggunakan soal yang berhubungan dengan pengertian tataran PKn, serta penulisan perkata dalam PKn, sesuai dengan ucapan. Teknik non-test dilakukan dengan pengamatan/ observasi kegiatan debat, dan melakukan wawancara pada saat forum pembahasan, maupun pembuatan jurnal.

Observasi dilakukan untuk mengetahui partisipasi, keaktifan siswa, minat maupun motivasi siswa selama proses pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa tentang penerapan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Blora. Sedangkan jurnal dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh ketertarikan siswa maupun hambatan-hambatan yang dialami siswa selama mengikuti proses pembelajaran.Sesuai dengan bentuk penelitian di atas, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yang meliputi :

Wawancara mendalam (in-depth interviewing)

Metode ini digunakan untuk mewawancarai :Kepala Sekolah, untuk mendapatkan informasi mengenai sejarah dan latar belakang sekolah yang dipimpinnya, visi dan misi, kurikulum yang digunakan, kerja sama sekolah dengan komite, kompetensi guru-gurunya, hambatan-hambatan dalam melaksanakan manajemennya sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal. Wakil kepala sekolah, untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik pendidikan guru, untuk mendapatkan informasi mengenai kompetensi dan kinerja guru-guru serta prestasi yang diraih oleh sekolah.Guru, untuk mengetahui sejauhmana pengembangan kompetensinya, keterlibatan dalam merencanakan dan melaksanakan visi, misi sekolah, kurikulum yang digunakan, perencanaan pembelajaran, kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengajaran serta hal-hal yang dilakukan sekolah sebagai peningkatan mutu dan profesionalisme guruSiswa, untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang telah dimiliki gurunya diterapkan dalam pembelajaran, untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai sekolah, dan kesiapan guru-gurunya dalam menjalankan kurikulum sekolah.

Observasi

Teknik observasi sering diartikan sebagai suatu kegiatan aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2002 : 133). Teknik observasi (pengamatan) ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang perilaku personel sekolah terutama kapala sekolah dan guru-guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002 : 206). Metode ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya yang terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik fisik sekolah unggul SMP Negeri 5 Blora.

Validasi DataValidasi data yang mencerminkan hasil belajar/ prestasi belajar siswa di analisis dari perolehan nilai pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Perolehan siklus tersebut kemudian dibandingkan untuk menentukan seberapa jauh peningkatan yang dicapai setelah pembelajaran PKn, menggunakan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi.

Sedangkan validasi data untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan siswa pada pembelajaran PKn dengan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi. Data yang dianalisis adalah data hasil observasi, wawancara serta jurnal. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui Triangulasi data, yaitu dari siswa pengamat (kepala sekolah, dan guru sebagai peneliti).

Analisis DataAnalisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator kinerja (Sugiyono,2007:93). Untuk mengatahui peningkatkan prestasi belajar data diperoleh dari observasi dan menilik daftar nilai. Jadi analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif.

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan jurnal dianalisis menggunakan kualitatif untuk mengetahui tanggapan siswa dan perubahan tingkah laku siswa setelah menggunakan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi dalam pembelajaran PKn. Sedangkan guna kepentingan analisis data dalam masalah ini penulis menggunakan logika deduksi, dengan membandingkan teori yang melatar belakangi permasalahan. Tahap-tahap dalam analisis data menurut Sutopo, (2002:88) adalah memberi nomor halaman, membuat daftar katagori koding, merancang penomoran unit-unitnya, dan membuat salinannya. Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002:91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi data juga dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.Penyajian data

Sementara itu, penyajian data merupakan bagian dari analisis dengan maksud agar data atau informasi yang telah terkumpul dapat tersusun dalam bentuk yang padu. Dalam penelitian ini data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks dan gambar. Penyajian data tersebut diupayakan sesistematis mungkin agar mudah difahami interaksi antar bagian dalam konteks yang utuh dan tidak terlepas satu sama lain. Dengan bentuk yang padu akan lebih memungkinkan bagi peneliti untuk menarik kesimpulan.

Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama dan sesudah penelitian. Penarikan kesimpulan tersebut berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan antar fenomena. Jika belum diketemukan atau belum jelas hubungan yang terjadi antar fenomena, maka peneliti akan kembali ke lapangan mengadakan klarifikasi melalui verifikasi data.

Indikator KinerjaPada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.

Prosedur Penelitian1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini difokuskan pada bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sekaligus kesiapan para guru dan siswa dalam mengimplementasikan pola pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui model konsiderasi.

2. Implementasi TindakanRencana pelaksanaan penelitian yang telah disusun sebelumnya kemudian harus dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 5 Blora. Dengan demikian maka perlu dilakukan pembahasan ulang mengenai strategi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. 3. Observasi dan ImplementasiTahap observasi ini juga perlu dilakukan karena adanya data-data yang pendukung penelitian yang tidak ditemukan pada saat proses pengumpulan data, antara lain adalah tingkat kepatuhan siswa terhadap tatap tertib yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 5 Blora. Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam penelitian tindakan kelas ini.4. Analisis dan RefleksiKegiatan yang berhubungan dengan penetapan tata tertib sekolah dan strategi pemantapannya perlu dipahami oleh semua warga sekolah, baik yang hanya sekedar pelaksanaan maupun pihak yang diberi tanggungjawab untuk memberikan pengawasan terhadap keterlakansanaan tata tertib tersebut.

Perencanaan Pelaksanakan Tindakan I

Siklus IPersiapan

Aksi

Evaluasi/ Refleksi

Pelaksanaan Tindakan IIPersiapanPerencanaan

Siklus II

Aksi

Evaluasi/ Refleksi

Pelaksanaan Tindakan IIIPerencanaan

PersiapanSiklus III

Aksi

Evaluasi/Refleksi Rekomendasi

Laporan

Model penelitian dengan menggunakan jenis PTK ini terdiri dari tiga siklus, yang masing-masing siklus terbagi dalam empat bagian yaitu 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Kemudian dari proses secara keseluruhan tersebut dibuatlah suatu evaluasi hasil pembelajaran dan kesimpulan yang dikemas dalam satu laporan.

ASPEK

SIKLUS ISIKLUS IISIKLUS IIIRENCANA

Menyusun cara pembelajaran sesuai metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasiMenyiapkan tema pembelajaranMenyiapkan lembar evaluasiMenyusun rencana perbaikanMemadukan hasil refleksi daur I dan rencana daur II, agar terjadi peningkatanMenyiapkan lembar observasi, dan evaluasiMenyusun rencana perbaikanMemadukan hasil refleksi daur I& II agar daur III terjadi peningkatanMenyiapkan lembar observasi, dan evaluasi

TINDAKAN

Menjelaskan KBM secara umumDilakukan secara berkelompokMelaksanakan tugas sesuai dengan perintah guru

Menjelaskan KBM dan hasil evaluasi daur IDilakukan berkelompokMenjalankan tugas sesuai dengan pembagian kelompok

Menjelaskan KBM dan hasil informasi pada daur IITetap dilakukan dalam kelompokMenjawab soal-soalDiskusi antar kelompokMenarik kesimpulan

OBSERVASI

Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasiMemantau antar siswaMengamati pemahaman masing-masing siswaMengamati perilaku siswa baik individu dan kelompokMemantau siswaMengamati keaktifan dan pemahaman masing-masing siswaMengamati perilaku siswaMemantau keaktifan siswaMengamati kreativitas dan pemahaman masing-masing siswa saat melakukan sesi tanya jawab

REFLEKSI

Mencatat hasil observasiMengevaluasi hasil observasiMenganalisis hasil observasiMemperbaiki kelemahan untuk daur ulang barikutnyaMencatat hasil observasiMengevaluasi hasil observasiMenganalisis hasil observasiMemperbaiki kelemahan untuk daur ulang berikutnyaMencatat hasil observasiMengevaluasi hasil pembelajaran menggunakan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi secara keseluruhanMenganalisis hasil pembelajaran secara keseluruhan Menyusun laporan terhadap peningkatan pembelajaran pada mata pelajaran PKn

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi AwalPenelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tentang perbandingan yang dilakukan guru dalam setiap siklus pembelajaran PKn dengan menggunakan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi. Pada kondisi awal penelitian ini menjumpai adanya permasalahan dalam pembelajaran PKn yang dilakukan siswa kelas VIIA di SMP Negeri 5 Blora.

Hal lain ditemukan dalam kondisi awal, dimana siswa belum dapat peningkatan pembelajaran PKn, hanya stagnan saja tanpa ada peningkatan yang signifikan. Peningkatan hanya terjadi pada siswa yang memang memiliki kecerdasan diatas siswa lainnya. Dari keterangan Kepala Sekolah dapat menyatakan bahwa kondisi siswa SMP Negeri 5 Blora belum dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran PKn, ini terlihat pada nilai dan jurnal siswa.Demikian juga dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya di SMP Negeri 5 Blora oleh guru bidang studi PKn yang selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, baik metode penyampaian, pengajaran maupun penilaian evaluasi. Demikian dengan memakai metode membaca, juga mengakibatkan kemampuan siswa kurang baik dalam mendalami materi yang disampaikan guru. Dengan membaca siswa hanya mendapatkan ilmu mengenai PKn sebatas terdapat di buku pegangan mereka, sehingga pengetahuan yang didapat sangat terbatas sekali. Demikian juga dengan metode lainnya yang selama ini masih digunakan oleh guru di SMP Negeri 5 Blora belum dapat membuat perubahan pada diri siswa dalam penguasaan mata pelajaran PKn, baik penguasaan materi maupun pengaplikasian di waktu proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal demikian menjadi sebuah renungan bagi guru SMP Negeri 5 Blora, agar lebih memperhatikan metode yang akan digunakan setiap mengajar mata pelajaran PKn. Demikian juga dengan pendapat yang disampaikan oleh guru SMP Negeri 5 Blora yang mengatakan bahwa banyak siswa yang hanya menguasai ilmu pengetahuan dari buku pegangan semata dikarenakan guru masih menggunakan metode konvensional yang monoton.

Pelajaran PKn bukan mata pelajaran yang perlu dipahami semata, namun pelajaran ini lebih ditekankan pada aspek pengaplikasian di dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.Lingkungan sekolahan merupakan tempat yang efektif untuk menanamkan sejak dini PKn kepada anak didiknya, seperti halnya dengan SMP Negeri 5 Blora yang telah berusaha untuk menanamkan PKn kepada anak didiknya malalui pelajaran PKn walaupun dalam pelaksanaanya belum maksimal. Melihat kondisi tersebut di atas, perlu adanya pemikiran yang mendalam agar kondisi tersebut dapat teratasi, dengan cara mengidentifikasikan permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran. Setelah melihat permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran PKn , perlu mengambil langkah dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat serta Kepala Sekolah untuk memecahkan permasalahan tersebut. Akhirnya dapat ditemukan sebuah gagasan baru untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan metode pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi, dimana metode tersebut merupakan cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang memfokuskan pada aspek kontekstual dan pembelajaran pada siswa. Penelitian diadakan di dalam kelas dengan menggunakan beberapa siklus dalam mencapai peningkatan setiap kenaikan prestasi akademik.4.1. Daftar analisis ulangan harian mata pelajaran PKn kelas VIIANo.NamaNilai1ACHSANUL FIKRI ROMADLONI712AGUSTINA MAHARANI793ALI MUSTAFFA604APRILIA DIANA ARDYANI655ARINTA FEBRIANA PURNAMASARI636AUR HORHA627DENDY AFFANDY648DENY DWI SETIONO669DEVIANA AMBARWATI6610DEWI ARDIANA4111DIAN ANDRIYANI6912DWI HARISAT AGUNG ARIYANTO7013EKO SETIAWAN4214ERVIN DWI HARTANTO7115FAJAR TRI AGUS NURYANTO7516FENDI DARMANTO7417GALIH ALFIANTO5418HARIYANTO6519INDRA KARTA SASMITA8020INNEKE AGUSTINA KUSHERAWATI9221INTAN AYU PERMATASARI7922INTAN KURNIA SARI7523JULI HENDRI PRASETYO6524M. DENI SATRIA6225MOCHAMMAD ACHIRUL ANAS7926MUHAMMAD FARIH PERDANA7327RIKA YULIA RAHMAWATI7328RINI WIDYAWATI5029RIRIS MANGESTI5030SIGIT PRASETYO6531SITI MASQUROH5132SITI WULANDARI6733SRI REJEKI7734SRIYANTO6535SUPRIYONO6636THOMAS RANGGAS AJI SAPUTRA9637YAYUK6838YAYUK LISCAHYONINGSIH7039ZUMROTUN40

Dari daftar nilai diatas dibuat prosentase sebagai berikut:4.2. Hasil tes pra siklusNoKategoriIntervalXff()%Ket1234Amat baikBaikCukupKurang90-10071-8060-70599075654021217818090011053207,1935,9344,1112,77 2505/39 = 64,23 Jumlah

392505100 (cukup)

Deskripsi Siklus IDalam Siklus ini dilakukan beberapa tahapan dari mulai perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam menentukan siklus I ini dilakukan beberapa usaha, baik berdiskusi dengan teman guru lain maupun dengan kepala sekolah. Karena dengan meminta masukan dari beberapa teman sejawat dan Kepala Sekolah akan mendapatkan informasi yang jelas mengenai tahap-tahapan yang harus dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran PKn di SMP Negeri 5 Blora.

Siklus I merupakan langkah awal yang sangat menentukan siklus berikutnya, karena dalam siklus ini terdapat usaha pembenahan dalam proses interaksi pembelajaran Pkn di SMP Negeri 5 Blora, adapun langkah-langkah yang merupakan tahapan proses pembenahan, antara lain;Tindakan Perencanaan

Dalam tahapan ini, dilakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan semua tindakan pembelajaran PKn di dalam kelas. Sebelum melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, terlebih dahulu mempersiapkan beberapa hal yang menunjang seperti menyusun RPP, menyiapkan semua bahan ajar yang terkait dengan materi, menyiapkan blangko evaluasi, dan rencana kegiatan di akhir pelajaran.Sebelum melakukan proses pembelajaran, tahap yang harus dilakukan seorang guru adalah melakukan persiapan-persiapan yang terkait dengan materi yang akan disampaikan di dalam kelas. Pelaksanaan Tindakan

Setelah melakukan persiapan-persiapan yaitu pelaksanaan konsep yang telah disusun tadi, dalam proses pembelajaran terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan tindakan dikelas. Dalam proses penyampaian materi PKn melakukan beberapa tahapan, baik menjelaskan KBM secara umum dan memberikan contoh kasus pada siswa untuk bisa diselesaikan dan ditanggapi oleh siswa.Observasi

Setelah diadakan pengamatan di lapangan, guru terlihat lebih aktif dalam menyampaikan materi sehingga meningkatkan pula keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn. Siswa yang terbagi dalam beberapa kelompok dapat dengan mudah berdiskusi dengan rekannya dalam menghadapi kasus yang dihadapi. Dalam menghadapi kasus secara berkelompok siswa banyak mengemukakan pendapatnya untuk bisa diterima di dalam kelompoknya, karena masing-masing individu akan berbeda tanggapannya terhadap kasus yang ada berdasarkan pemahaman konsiderasi siswa itu sendiri.Refleksi

Guna mengetahui keberhasilan dari siklus I bisa dilihat dari kesiapan guru sebelum mengajar baik persiapan fisik, psikis maupun metodologis. Selain itu penguasaan kelas oleh guru dan juga pembagian kelompok yang tepat maka akan membuat siswa lebih aktif dari kondisi sebelumnya pada pembelajaran PKn dan mempengaruhi pemahaman konsiderasi dan tanggapan siswa terhadap kasus yang dihadapinya sehingga dalam penilaian hasil pengerjaan soal yang dipecahkan bersama-sama dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

4.3. Hasil tes siklus INoKategoriIntervalXff()%Ket1234Amat baikBaikCukupKurang90-10071-8060-70599075654081212772090078028028,7435,9331,1411,18 2680/39 = 68,72 Jumlah

392680100 (Cukup)

Deskripsi Siklus IITindakan Perencanaan

Setelah dilakukan evaluasi pada siklus I maka dapat diketahui hasil dari kreatifitas guru itu sendiri dan seberapa jauh peningkatan konsiderasi siswa terhadap lingkungan berdasarkan kasus yang dihadapinya. Akan tetapi penerapan metode terhadap siswa tidak berhenti sampai disitu. Namun guna lebih memaksimalkan hasil, dibuatlah siklus lanjutan. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II diawali dengan menyusun rencana perbaikan yang nantinya akan diimplementasikan dalam pelaksanaan. Dengan memadukan hasil refleksi daur I dan rencana daur II, diharapkan terjadi peningkatan lagi dalam kualitas dan minat siswa pada pemahaman mata pelajaran PKn juga peningkatan kualitas guru. Selanjutnya menyiapkan lembar observasi dan evaluasi sebagai wujud analisis dalam mengetahui perkembangan siswa.Pelaksanaan Tindakan

Sebelum dimulai pelaksanaan tindakan, guru menjelaskan KBM dan hasil evaluasi siklus I. Kemudian menginjak pada susunan materi, siswa diberikan pemahaman bahwa toleransi dalam kehidupan bermasyarakat itu penting sekali. Karena sebagai makhluk sosial maka manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus hidup bermasyarakat yang mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi dan dijalankan.Setelah itu siswa diberikan kisi-kisi materi soal, yang dilanjutkan dengan komunikasi antara guru dengan siswa diantaranya siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atas materi-materi yang kurang dipahami. Seperti halnya di siklus I, pada siklus II pun diadakan tes dengan menggunakan kumpulan soal-soal terdahulu yang relefan. Kemudian dilanjutkan dengan koreksi dan pembahasan soal bersama-sama.Observasi

Hasil pengamatan menunjukkan, siswa sudah mempunyai minat untuk belajar mata pelajaran Pkn yang ditandai dengan keaktifan mereka mengajukan pertanyaan kepada gurunya dan dijawab dengan benar oleh guru karena sebelumnya guru telah mempersiapkan materi dengan baik. Walaupun belum mempunyai gagasan yang banyak akan tetapi paling tidak rasa malas dan bosan yang dimiliki siswa sudah mulai menghilang dan berganti percaya diri yang meningkat. Strategi pembelajaran dengan metode konsiderasi ini juga memberi dampak yang semakin meningkat, hal ini dikarenakan siswa digembleng untuk lebih aktif berkomunikasi antar siswa dalam konteks kelompok kecil yang telah dibentuk dan diberi pengertian tentang pentingnya hidup bermasyarakat dalam bertoleransi, bertindak dan bersikap dewasa, sebagaimana guru juga lebih aktif untuk menyampaikan pelajaran pada siswanya.Refleksi

Setelah dilakukan penelitian ini terlihat konsiderasi, toleransi siswa terhadap masyarakat berdasarkan kasus yang dikenakannya lebih meningkat. Siswa lebih tertarik untuk mempelajari mata pelajaran PKn daripada sebelum guru menggunakan metode konsiderasi. Dari segi penilaian statistik juga terjadi peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari tabel statistik nilai di bawah ini :4.4. Hasil tes siklus IINoKategoriIntervalXff()%Ket1234Amat baikBaikCukupKurang81-10071-8060-70599075654012159310801125 58512043,1144,9123,354,79 2910/39 = 74,62 Jumlah

392910100 (Baik)

Deskripsi Siklus IIITindakan PerencanaanSeperti pada perencanaan siklus I dan siklus II, langkah awal yang mesti di lakukan adalah menyusun rencana perbaikan, kemudian bersama memadukan antara hasil refleksi daur I dan II untuk meningkatkan siklus III. Selanjutnya menyiapkan lembar observasi dan evaluasi dari siklus III.Pelaksanaan Tindakan

Melihat peningkatan yang terjadi antara siklus I dan siklus II, pelaksanaan tindakan pada siklus III ini diharapkan lebih terjadi peningkatan konsiderasi siswa dalam kelompoknya maupun dengan kelompok lainnya atau dalam masyarakat. Siswa dituntut untuk mengeksplorasi potensi yang ada pada diri siswa, dengan aturan main yang sudah ditetapkan sesuai dengan pemahaman yang mereka dapat dari penjelasan guru. Selanjutnya didalam kelompok itu siswa disuruh untuk kembali menyelesaikan kasus sehingga dapat diketahui sejauh mana siswa menyerap mata pelajaran PKn itu sendiri. Dari sederet tindakan, kemudian ditarik sebuah kesimpulan tentang hasil dari pembelajaran ini yang berlangsung di SMP Negeri 5 Blora. Kalau pada siklus II siswa aktif memberikan pertanyaan kepada pendidiknya (guru). Di siklus III ini, siswa berdebat dalam arti positif, siswa mampu mengeluarkan buah pikiran yang berasal dari diskusi kelompok. Hal ini sangat menarik untuk dilakukan pengamatan, bahwa siswa terlihat ada kompetisi alamiah, yang muncul dengan sendirinya dan dapat diketahui pula seberapa jauh metode konsiderai ini memoengaruhi sikap dan pembawaan siswa dalam menghadapi kasus yang ada dalam masyarakat.Observasi

Hasil pengamatan menunjukkan pelaksanakan sistem pembelajaran ini ini lebih efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas pada mata pelajaran PKn sebelumnya. Secara keseluruhan, konsiderasi dan toleransi siswa pun mengalami peningkatan yang sangat drastis. Hal ini terlihat, dengan kesimpulan akhir ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai keberanian, percaya diri dan dorongan untuk menerapkan konsiderasi toleransi dan sikap kedewasaan dalam memecahkan kasus-kasus dalam mata pelajaran PKn maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu tidak lepas dari penyampaian awal dan penjelasan guru di depan kelas dengan persiapan yang matang dan pembelajaran kelompok.Refleksi

Perubahan siswa di tiap siklusnya ini sangat menarik untuk dikaji, dimana siswa terbawa oleh arus pembelajaran yang aktif tanpa harus ada rasa takut untuk mengeluarkan pemahamannya masing-masing. Melalui metode konsiderasi ini terlihat memberikan dampak yang positif bagi siswa. Karena siswa merasa lebih diaktifkan oleh peran guru dan menikmati setiap tahapnya. Bagi guru sendiri juga meningkatkan kualitas peran guru dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya yang dapat dijadikan renungan dan introspeksi guna lebih meningkatkan pembelajaran yang smart bagi siswa.

4.5. Hasil tes siklus IIINoKategoriIntervalXff()%Ket1234Amat baikBaikCukupKurang81-10071-8060-70599075654020154018001125 260071,8644,9110,380 3185/39 = 81,67 Jumlah

393185100 (Amat baik)

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar SiklusSebelum diterapkan pembelajaran denganpendekatan CTL terhadap siswa SMP Negeri 5 Blora, keaktifan siswa terhadap mata pelajaran PKn cukup rendah dikarenakan minat yang rendah dan peran guru yang kurang aktif, hal ini dapat dilihat dari daftar nilai pada mata pelajaran PKn. Namun dari segi realitanya, siswa lebih aktif jika guru juga aktif dalam menyampaikan materinya.

Pada siklus I menggambarkan bahwa keaktifan guru dan siswa sudah mulai meningkat. Walaupun peningkatannya belum relevan atau hasil yang memuaskan, namun paling tidak siswa sudah mampu untuk mamahami dari penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dan memecahkan kasus yang diberikan oleh guru. Hal ini memberikan input kepada siswa, dalam upaya memacu siswa untuk lebih bertoleransi dan berkonsiderasi dalam kehidupan bermasyarakat yang majemuk dan pluralistik. Adanya proses adaptasi siswa juga memberikan dampak, kenapa perkembangannya tidak terlalu signifikan.Minat sebenarnya hadir dari dalam diri seseorang. Pada siklus II, sistem dengan pendekatan CTL ditingkatkan kepada guru dan siswa untuk lebih meningkatkan rasa toleransi, konsiderasi dan sikap kedewasaan dalam menghadapi kasus pada saat pembelajaran mata pelajaran PKn maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Pemberian materi yang disampaikan oleh guru diteruskan dengan memberikan contoh kasus. Contoh kasus yang diberikan oleh guru dipecahkan bersama-sama dengan rekan sekelompoknya. Dari situlah siswa diuji lebih mendalam pemahamannya pada mata pelajaran PKn sesuai dengan penjelasan dan penyampaian materi dari guru. Hal ini juga menunjukkan apakah pemyampaian guru sudah benar sesuai seperti yang diinginkan.Pada siklus III, siswa diberikan materi untuk mengeksplorasi kemampuannya atas pemahaman terhadap mata pelajaran PKn. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mendalamkan pemahaman siswa dalam meningkatkan toleransi, menanamkan nilai kemanusian yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai keadilan, persamaan hak dan rasa solidaritas siswa pada mata pelajaran PKn dan dalam kehidupan bermasyarakat. Dan pada siklus III ini dapat dilihat bahwa siswa kebanyakan sudah mampu untuk menguasai materi dengan strategi yang direncanakan dan diterapkan. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran guru atas bimbingannya karena persiapan materi dan fisik yang matang, pelaksanaan strategi yang sungguh-sungguh, pengamatan hasil sistem pembelajaran yang teliti dan refleksi yang tepat. Sehingga sasaran/ tujuan meningkatkan perkembangan siswa untuk meningkatkan minat terhadap mata pelajaran PKn dan menerapkan konsiderasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa di SMP Negeri 5 Blora maupun dengan masyarakat dapat tercapai sesuai dengan harapan.Kesimpulan dan Hasil PengamatanMendeskripsikan peningkatan strategi pembelajaran PKn di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora dengan menggunakan model konsiderasiDengan penerapan pendekatan konsiderasi yang ada di SMP Negeri 5 Blora telah berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran PKn oleh siswa terutama pada kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora. Siswa juga lebih mudah untuk memahami apa yang dijelaskan oleh guru karena metode ini lebih mencondongkan siswa untuk lebih aktif dalam menerapkan atau memecahkan kasus yang diberikan karena pada intinya PKn adalah mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan berbegara dan bermasyarakat yang demokratis dan pluralistik.

Mendeskripsikan upaya guru dalam mengimplementasikan pendekatan contextual teaching and learning menggunakan model pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora Metode pendekatan contextual teaching and learning yang diterapkan dengan pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora merupakan wujud nyata dari kreatifitas guru untuk memvariasikan gaya penyampaian pelajaran agar tidak tercipta kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran PKn khususnya maupun pelajaran lainnya pada umumnya. Dengan pembelajaran yang diterapkan ini, guru terlihat lebih serius dan aktif dalam mengupayakan pembelajaranini untuk meningkatkan pemahaman siswa dan agar siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

BAB VPENUTUP

SimpulanBerdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 5 Blora dapat disimpulkan sebagai berikut:

Mendeskripsikan peningkatan strategi pembelajaran PKn di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora dengan menggunakan model konsiderasiStrategi pembelajaran yang telah diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran PKn di kelas VIIA telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari siklus ke siklus. Pada siklus awal yaitu siklus I, hanya ada beberapa siswa yang mampu mengaplikasikan pemahamannya terhadap penjelasan gurunya namun setelah ada siklus lanjutan yaitu siklus II dan siklus III peningkatan pemahaman siswa lebih meningkat tajam karena siswa diberikan kasus untuk dapat memecahkannya. Dari kasus-kasus yang ada dari siklus I, siklus II sampai siklus III gaya pemecahan siswa berubah meningkat baik seiring meningkatnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran PKn. Siswa telah mampu untuk meningkatkan rasa toleransi, menanamkan nilai kemanusian yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai keadilan, persamaan hak dan rasa solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian dan tanggapan terhadap kasus yang dihadapi oleh siswa seiring meningkatnya pembelajaran PKn dengan pendekatan metode konsiderasi.

Mendeskripsikan upaya guru dalam mengimplementasikan pendekatan contextual teaching and learning menggunakan model pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Negeri 5 BloraPerolehan nilai PKn yang rendah atau dikatakan cukup pada pra siklus, menjadikan guru untuk lebih mengupayakan peningkatan pembelajaran terhadap mata pelajaran PKn. Dengan penerapan metode ini dalam mengimplementasikan pendekatan contextual teaching and learning menggunakan model pembelajaran konsiderasi pada mata pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Negeri 5 Blora, guru lebih aktif dan semangat karena dengan keaktifan guru maka siswa juga akan semakin aktif sehingga berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PKn. Selain keaktifan yang dimiliki oleh guru, guru juga memberikan kasus yang nantinya harus dipecahkan oleh para siswa.

Implikasi/RekomendasiPenerapan pendekatan CTL menggunakan model konsiderasi diterapkan di SMP Negeri 5 Blora telah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan pemahaman dan konsiderasi siswa. Karena dengan metode ini siswa lebih dicondongkan untuk berkonsiderasi, bertoleransi, dan bersikap lebih dewasa dalam menghadapi masalah atau kasus yang ada dalam ke h idupan bermasyarakat. Karena dengan pemecahan kasus secara kelompok siswa lebih mudah untuk memecahkannya karena dalam kelompok akan tertuang ide, gagasan, pertanyaan atau hanya sekedar komentar. Hal ini tidak lepas dari peran guru yang telah berhasil membangkitkan keaktifan siswa untuk berkomunikasi dengan elemen kelas yang ada. Dengan meningkatnya keaktifan siswa maka minat siswa terhadap mata pelajaran PKn yang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dalam sekolah maka akan semakin meningkat yang berujung pada peningkatan prestasi, kualitas dan nilai mata pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Blora.

SaranDari proses penelitian ini peneliti ingin berbagi pengalaman kepada guru khususnya dan pemerhati pendidikan pada umumnya. Saran yang diberikan adalah dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru, bisa berfikir kreatif dan tidak monoton dalam mengajar, serta menyadari dan memahami bahwa siswa adalah makhluk individu yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sehingga guru, dalam pengajarannya harus lebih variatif dan lebih mengembangkan kreativitas siswa untuk menarik minat dari siswa untuk memahami pelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. Dan guru diharapkan lebih banyak memberikan soal atau kasus untuk nantinya bisa dipecahkan bersama-sama dalam sebuah kelompok agar makin meningkat komunikasi antara siswa dan guru juga sesama siswa juga bisa diketahui seberapa jauh siswa memahami materi yang ada dan bagaimana aplikasinya dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 2003. Panduan Sosialisasi Pembelajaran PAKEM. Pati : Depdikbud.

Depdikbud. 2003. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. 1995. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di SMP. Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. 1994. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. 1996. Pengelolaan Sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Depdikbud.

___________. 2003. UURI Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang : Duta Nusindo.

Gordon Dryden dan Jeannette Vos. 2001. Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). Bandung : Kaifa.

Madyo Ekosusilo dan Bambang Triyanto. 1990. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ujung Pandang : Effhar & Dahara Prize.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1988).Noeng Muhajir, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Dirjen Dikti Depdikbud P2TA BP3GSD UP3SD Unit Kendali Mutu Sekolah Dasar, 1996).Soedarto. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Semarang : Depdikbud.

Sanjaya, Wina, Dr.MPd. (2008) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group-JakartaSuharsini Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.