pkn

7
 NAMA: KHOERUNNISA KELAS :XII IPS 1  SISTEM PEMERINTAHAN OMAN Sistem pemerintahan : Monarki (Kesultanan). Konstitusi : Hukum Dasar Negara (Basic Statute of t he State), ditetapkan tanggal 6 November 1996 mengatur sistem pemerintahan dan hak-hak sipil warga negar a. Sistem hukum : Menggunakan Hukum Islam (Syariah) dan juga Common law Inggris khususnya untuk mengatur masalah sosial dan perdagangan. Partai politik Tidak ada. Kepala Negara/Pemerintahan: Sultan merangkap Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri*, dan Menteri Keuangan. Sultan Qaboos bin Said Al-S aid berkuasa sejak tanggal 23 Juli 1970. [Penulisan resmi: His Majesty S ultan Qaboos bin Said Al-Said] [*Pelaksanaan tugas didelegasikan kepada Menteri Urusan Luar Negeri] Mekanisme suksesi Sultan: Menurut ketentuan dalam Basic Statue of the S tate, kekuasaan kesultanan diwariskan kepada garis keturunan laki-laki dari Sayyid Turki bin Said bin Sultan. Pemilihan sultan baru dilakukan dalam pertemuan Dewan Keluarga Kesultanan (Ruling Family Council) dalam waktu tiga hari setelah kosongnya posisi sultan. Bila kesepakatan gagal tercapai, maka Dewan Pertahanan (Defence Council) akan membacakan surat wasiat yang ditulis oleh Sultan mengenai pilihan penggantinya. Badan Eksekutif: Dewan Menteri adalah badan eksekutif tertinggi yang diangkat oleh Sultan: Menteri Urusan Luar Negeri: Yousuf bin Alawi bin Abdullah (Minister Responsible for Foreign Affairs). Badan Legislatif: Sejak 27 Desember 1997 diterapkan sistem parlemen dua kamar (bicameral), yaitu Majelis Oman (Majlis Oman/Council of Oman): § Majelis Negara (Majlis Ad-Dawla/State Council) merupakan majelis tinggi terdiri 59 anggota yang diangkat oleh Sultan dengan masa bakti empat tahun dan hanya dapat sekali diperpanjang (masa bakti ke-3 tahun 2003 - 2007). Tugas utamanya menyampaikan masukan atas masalah-masalah yang diajukan oleh Sultan at au Dewan Menteri. [Terbentuk tahun 1997]. Ketua: Dr. Yahya bin Mahfoudh Al-Mantheri. § Majelis Permusyawaratan (Majlis Ash-Shura/Consultative Council) merupakan maje lis rendah dengan 83 anggota yang dipilih melalui pemilu dengan masa bakti empat tahun (masa bakti ke-5 tahun, 2004 2008). [Terbentuk tahun 1991 menggantikan State Consultative Council/Majlis Al-Istishari Lil-Dawla yang terbentuk tahun 1981]. Ketua: Sheikh Ahmed bin Mohammed Al Isa’ee.  Ada 11 wanita yang duduk di parlemen (9 or ang di Majelis Negara dan 2 orang di Majelis Permusyawaratan). Secara umum keduanya berfungsi memberikan saran, namun juga memiliki beberapa kewenangan untuk membahas rancangan UU.

Upload: yuyun-yulianti

Post on 16-Jul-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 1/7

 

NAMA: KHOERUNNISA

KELAS :XII IPS 1

  SISTEM PEMERINTAHAN OMAN 

Sistem pemerintahan : Monarki (Kesultanan).

Konstitusi : Hukum Dasar Negara (Basic Statute of the State), ditetapkan tanggal 6

November 1996 mengatur sistem pemerintahan dan hak-hak sipil warga negara.

Sistem hukum : Menggunakan Hukum Islam (Syariah) dan juga Common law Inggris

khususnya untuk mengatur masalah sosial dan perdagangan.

Partai politik Tidak ada.

Kepala Negara/Pemerintahan: Sultan merangkap Perdana Menteri, Menteri Pertahanan,

Menteri Luar Negeri*, dan Menteri Keuangan. Sultan Qaboos bin Said Al-Said berkuasa

sejak tanggal 23 Juli 1970. [Penulisan resmi: His Majesty Sultan Qaboos bin Said Al-Said]

[*Pelaksanaan tugas didelegasikan kepada Menteri Urusan Luar Negeri]

Mekanisme suksesi Sultan:

Menurut ketentuan dalam Basic Statue of the State, kekuasaan kesultanan diwariskan

kepada garis keturunan laki-laki dari Sayyid Turki bin Said bin Sultan. Pemilihan sultan

baru dilakukan dalam pertemuan Dewan Keluarga Kesultanan (Ruling Family Council)

dalam waktu tiga hari setelah kosongnya posisi sultan. Bila kesepakatan gagal tercapai,

maka Dewan Pertahanan (Defence Council) akan membacakan surat wasiat yang ditulis

oleh Sultan mengenai pilihan penggantinya.

Badan Eksekutif:

Dewan Menteri adalah badan eksekutif tertinggi yang diangkat oleh Sultan:

Menteri Urusan Luar Negeri: Yousuf bin Alawi bin Abdullah (Minister Responsible for

Foreign Affairs).

Badan Legislatif:

Sejak 27 Desember 1997 diterapkan sistem parlemen dua kamar (bicameral), yaitu

Majelis Oman (Majlis Oman/Council of Oman):

§ Majelis Negara (Majlis Ad-Dawla/State Council) merupakan majelis tinggi terdiri 59

anggota yang diangkat oleh Sultan dengan masa bakti empat tahun dan hanya dapat

sekali diperpanjang (masa bakti ke-3 tahun 2003 - 2007). Tugas utamanya

menyampaikan masukan atas masalah-masalah yang diajukan oleh Sultan atau Dewan

Menteri. [Terbentuk tahun 1997]. Ketua: Dr. Yahya bin Mahfoudh Al-Mantheri.

§ Majelis Permusyawaratan (Majlis Ash-Shura/Consultative Council) merupakan majelis

rendah dengan 83 anggota yang dipilih melalui pemilu dengan masa bakti empat tahun

(masa bakti ke-5 tahun, 2004 – 2008). [Terbentuk tahun 1991 menggantikan State

Consultative Council/Majlis Al-Istishari Lil-Dawla yang terbentuk tahun 1981]. Ketua:

Sheikh Ahmed bin Mohammed Al Isa’ee. 

Ada 11 wanita yang duduk di parlemen (9 orang di Majelis Negara dan 2 orang di Majelis

Permusyawaratan). Secara umum keduanya berfungsi memberikan saran, namun juga

memiliki beberapa kewenangan untuk membahas rancangan UU.

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 2/7

 

Politik : Oman adalah negara sistem monarkis. Tidak ada UUD dan parlemen, dilarang

segala macam kegiatan partai politik. Sultan mengumumkan hukum dan dekrit serta

mengizinkan penandatanganan perjanjian serta persetujuan internasional. Lembaga

administrasi negara Oman dipimpin oleh Qabus Bin Said, dan terdiri dari Sekretariat

Kabinet, berbagai komite khusus, pemerintah ibukota dan komite musyawarat negara.

Pada November tahun 1996, Qabus Bin Said mengumumkan Undang-Undang Pokok

Negara.

Badan Yudikatif:

Sistem peradilan berada di bawah Kementerian Kehakiman. Supreme Judicial Council

yang dipimpin oleh Sultan Qaboos bertanggung jawab dalam pembuatan kebijakan

umum di bidang hukum.

Sistem peradilan: Berdasarkan Judicial Authority Law tahun 1999, sistem peradilan

menjadi terpadu terdiri 3 tingkatan:

a. Pengadilan tingkat pertama (Court of First Instance), berada di 40 distrik (wilayats).

Kewenangannya menangani perkara perdata, pidana, dan perdagangan.

b. Pengadilan tingkat banding (Appeal Court), berada di 6 kota (Muscat, Sohar, Nizwa,

Salalah, Ibra, dan Ibri).

c. Mahkamah Agung (Supreme Court), berada di Muscat.

d. Selain itu terdapat pula dua badan peradilan independen:

e. Peradilan Administrasi (Administrative Court), terbentuk April 2001, kewenangannya

menangani perkara dimana salah satu pihaknya badan pemerintah.

f. Pengadilan Keamanan Negara (State Security Court), terbentuk Februari 2003,

kewenangannya menangani permasalahan terkait keamanan nasional.

Pemilu:

Pemilu anggota Majelis Permusyawaratan setiap 4 tahun (terakhir 4 Oktober 2003,

berikutnya 27 Oktober 2007). Syarat pemilih: WN Oman berusia minimal 21 tahun

(termasuk wanita). Setiap distrik yang berpenduduk lebih dari 30 ribu memiliki wakil 2

orang, sedangkan yang kurang dari 30 ribu hanya memiliki 1 orang wakil.

Pemerintahan daerah:

Terdiri dari atas 9 wilayah administratif:

· 4 kegubernuran (Muhafatzat): Muscat, Musandam, Dhofar, dan Al-Buraimi; dipimpin

oleh seorang Gubernur yang diangkat oleh Sultan Qaboos setingkat Menteri Negara.

(Terbagi atas 16 distrik)

· 5 propinsi (Mintaqat): Al-Batinah, Al-Dhahirah, Ad-Dakhiliyah, Al-Sharqiya, Al-Wusta.

(Terbagi atas 38 distrik)

Sembilan wilayah di atas dibagi lagi menjadi 54 distrik (Wilayats) dipimpin oleh seorang

Wali yang diangkat oleh Menteri Dalam Negeri.

Kegubernuran (Jumlah Wilayat)[Jumlah penduduk]*

Kota penting lainnya

1.

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 3/7

 

Muscat [632.073 jiwa]

2.

Musandam (4) [28.378 jiwa]

Khasab, Bukha (Terpisah dari Oman oleh wilayah UAE; dekat Selat Hormuz)

3.

Dhofar (9) [215.960 jiwa]

Salalah (Paling selatan, berbatasan dgn Yaman)

4.

Al-Buraimi (3)

(Sejak Okt. 2006 terpisah dari Al-Dhahirah)

Propinsi [Jumlah penduduk]

Kota penting lainnya

5.

Al-Batinah (12) [653.505 jiwa]

Al-Rustaq (bekas ibukota), Sohar (Propinsi paling padat penduduknya)

6

Al-Dhahirah (3) [207.015 jiwa]

Ibri, Dhank, Yanqul (Berbatasan dgn gurun Empty Quarter)

7.

Al-Dakhiliyah (8) [267.140 jiwa]

Nizwa, Bahla, Manah, Adam, Izki

8.

Al-Sharqiya (11) [313.761 jiwa]

Sur, Ibra

9.

Al-Wusta (4) [22.983 jiwa]

Haima, Al-Duqm (bersebelahan dgn Dhofar)

* = Sensus penduduk 2003

Pertahanan dan keamanan Terbagi atas:

a. Royal Oman Armed Forces terdiri atas: AD (RAO), AU (RAFO), dan AL (RNO).

b. Royal Guard of Oman (RGO) merupakan pasukan elit yang bertugas melindungi

Sultan, istana, dan tamu negara.

c. Royal Oman Police.

Sultan Qaboos merupakan Panglima Tinggi Angkatan Bersenjata Oman. Defence Council

dipimpin oleh Sultan dengan anggota: Menteri Kantor Kesultanan, Inspektur Jenderal

Polisi dan Bea Cukai, Panglima ketiga angkatan dan Royal Guard, serta Kepala Keamanan

Internal.

Keanggotaan organisasi internasional:

Liga Arab (1971); PBB (1971); OKI (1972, pendiri); GNB (1973); GCC (1981, pendiri);

Indian Ocean Rim Association (1997, pendiri); WTO (2000).

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 4/7

 

 

F. SUSUNAN KABINET KESULTANAN OMAN

[Terhitung sejak tanggal 14 Mei 2001]

Sultan Qaboos bin Said,

Sultan merangkap Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, dan

Menteri Keuangan.

Anggota Kabinet:

1.Pangeran Sayyid Tsuweini bin Syihab Al-Said, [Perubahan tanggal 8 Februari 2004]

Menteri Utusan Khusus Sultan Qaboos. (Personal Representative of His Majesty the

Sultan)

2.Pangeran Sayyid Fahad bin Mahmood Al-Said,

Wakil PM Urusan Dewan Kabinet. (Deputy Prime Minister for the Council Ministers)

3.Pangeran Sayyid Haitham bin Tariq Al-Said,

Menteri Kebudayaan dan Peninggalan Nasional. (Minister of National Heritage and

Culture)

4.Sayyid Ali bin Hamoud Al-Busaidi,

Menteri Dewan Istana Kesultanan. (Minister of Diwan of Royal Court)

5.Jenderal Ali bin Majid Al-Ma’mari, 

Menteri Kantor Istana. (Minister of Royal Office)

6.Sayyid Badar bin Saud bin Hareb Al-Busaidi,

Menteri Urusan Pertahanan. (Minister Responsible for Defence)

7.Sayyid Saud bin Ibrahim Al-Busaidi,

Menteri Dalam Negeri. (Minister of Interior)

8.Yousuf bin Alawi bin Abdullah,

Menteri Urusan Luar Negeri. (Minister Responsible for Foreign Affairs)

9.Sheikh Mohammed bin Abdullah bin Zaher Al-Hinai,

Menteri Kehakiman. (Minister of Justice)

10.Ahmed bin Abdul Nabi Macky,

Menteri Ekonomi Nasional & Wakil Ketua Keuangan dan Dewan Sumber Daya Energi.

(Minister of National Economy & Deputy Chairman of Financial Affairs and Energy

Resources Council)

11.Dr. Rawya bint Saud bin Ahmed Al-Busaidiyah, [Menteri wanita, sejak tanggal 8

Maret 2004]

Menteri Pendidikan Tinggi. (Minister of Higher Education)

12.Hamed bin Mohammed Al-Rashdi,

Menteri Penerangan. (Minister of Information)

13.Sayyid Al-Mutassim bin Hamoud Al-Busaidi,

Menteri Negara dan Gubernur Muscat. (Minister of State and Governor of Muscat)

14.Dr. Khamis bin Mubarak bin Issa Al-Alawi, [Perubahan tanggal 9 September 2007]

Menteri Transportasi dan Komunikasi. (Minister of Transportation & Communication).

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 5/7

 

15.Sheikh Saif bin Mohammed bin Saif Al-Shabibi, [Pemisahan kementerian tanggal 9

September 2007]

Menteri Perumahan. (Minister of Housing)

16.Sheikh Abdullah bin Salim bin Amer Al-Rowas, [Pemisahan kementerian tanggal 9

September 2007]

Menteri Kewilayahan Kotapraja dan Sumber-Sumber Air. (Minister of Regional

Municipalities & Water Resources)

17.Sayyid Hamood bin Faisal bin Said Al-Busaidi, [Pemisahan kementerian tgl 9

September 2007]

Menteri Urusan Lingkungan Hidup dan Iklim. (Minister for Environment & Climate

Affairs)

18.Sheikh Mohammed bin Marhoon bin Ali Al-Ma’amari, [Perubahan tanggal 9

September 2007]

Menteri Negara dan Gubernur Dhofar. (Minister of State and Governor of Dhofar)

19.Dr. Ali bin Mohammed bin Moosa,

Menteri Kesehatan. (Minister of Health).

20.Dr. Sharifah bint Khalfan Al-Yahaya, [Menteri wanita, sejak 20 Oktober 2004]

Menteri Peningkatan Sosial. (Minister of Social Development)

21.Maqbool bin Ali bin Sultan,

Menteri Perdagangan dan Industri. (Minister of Commerce and Industry)

22.Mohammed bin Ali bin Nasser Al-Alawi, [Perubahan tanggal 8 Februari 2004]

Menteri Urusan Undang-Undang. (Minister of Legal Affairs)

23.Yahya bin Saud Al-Sulaimi,

Menteri Pendidikan. (Minister of Education)

24.Sheikh Mohammed bin Abdullah bin Isa Al-Harthi, [Perubahan tanggal 9 September

2007]

Menteri Pelayanan Sipil. (Minister of Civil Service)

25.Sheikh Abdullah bin Mohammed bin Abdullah Al-Salmi,

Menteri Waqaf dan Urusan Agama. (Minister of Awqaf & Religious Affairs)

26.Sheikh Salim bin Hilal bin Ali Al-Khalili, [Pemisahan kementerian tanggal 9 September

2007]

Menteri Pertanian. (Minsiter of Agriculture)

27.Sheikh Mohammed bin Ali Al-Qatabi, [Pemisahan kementerian tanggal 9 September

2007]

Menteri Perikanan. (Minsiter of Fisheries)

28.Dr. Muhammad bin Hamad bin Saif Al-Rumhi,

Menteri Perminyakan dan Gas. (Minister of Oil and Gas)

29.Juma bin Ali bin Juma,

Menteri Tenaga Kerja. (Minister of Manpower)

30.Rajiha bint Abdul Amir bin Ali, [Menteri wanita, sejak tanggal 9 Juni 2004]

Menteri Pariwisata. (Minister of Tourism) [Kementerian baru dibentuk tanggal 9 Juni

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 6/7

 

2004].

31.Ali bin Masoud Al-Sunaidi,

Menteri Olah Raga. (Minister of Sport) [Kementerian baru dibentuk tahun 2004]

32.Sayyid Khalid bin Hilal bin Saud bin Harib Al-Busaidi, [Perubahan tanggal 9 September

2007]

Sekretaris Jenderal Dewan Menteri. (Secretary General of the Council of Ministers)

  HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN OMAN 

Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Kesultanan Oman telah terjalin

sejak tahun 1978. Pada awalnya, Perwakilan Diplomatik RI untuk Kesultanan Oman

dirangkap oleh Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Iran yang berkedudukan di Teheran.

Kemudian, pada tahun 1983 Perwakilan Diplomatik RI untuk Kesultanan Oman dialihkan

kepada KBRI untuk Kerajaan Arab Saudi yang pada waktu itu masih berkedudukan di

Jeddah. Dubes RI, H. Achmad Tirtosudiro menyerahkan untuk pertama kali Surat

Kepercayaan kepada Sultan Qaboos pada tanggal 30 November 1983. Setelah KBRIJeddah pindah ke Riyadh pada tahun 1985, maka KBRI untuk Kerajaan Arab Saudi yang

berkedudukan di Riyadh juga diakreditasikan untuk Kesultanan Oman. Sedangkan

Perwakilan Diplomatik RI di Jeddah berubah menjadi Konsulat Jenderal RI Jedah.

Di lain pihak, Perwakilan Diplomatik Kesultanan Oman untuk Republik Indonesia semula

dirangkap dari Kedutaan Besar Kesultanan Oman untuk Pakistan yang berkedudukan di

Islamabad. Kemudian sejak tahun 1995 tugas rangkapan tersebut dialihkan ke Kedutaan

Besarnya di Malaysia, namun ada seorang staf diplomatik dari Oman yang ditempatkan

di Kedutaan Besar Qatar di Jakarta.

Hubungan dan kerjasama antara Indonesia dan Kesultanan Oman selama ini berjalan

dengan baik. Selain secara bilateral, kedua negara juga mengembangkan kerjasama di

berbagai forum internasional, seperti: PBB, badan-badan PBB, GNB, OKI, IOR-ARC, dan

lain-lain. Kedua negara juga banyak memiliki persamaan pandangan dalam berbagai

masalah regional dan internasional.

`Pada tanggal 17 – 18 Juni 2000 Presiden RI Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan

kenegaraan ke Kesultanan Oman.

Dalam upaya meningkatkan hubungan bilateral, pejabat tinggi dari dua negara saling

melakukan kunjungan. Beberapa pejabat tinggi Indonesia yang pernah berkunjung ke

Oman antara lain: kunjungan Menteri Luar Negeri RI Ali Alatas tanggal 20 - 21 April

1997; kunjungan Menteri Kehakiman dan HAM, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, bulan

21-22 Januari 2002 ke Muscat; kunjungan Menko Kesra RI Alwi Shihab ke Muscat

tanggal 24 Mei 2005 dan lainnya.

Sementara itu, pejabat-pejabat tinggi dari Kesultanan Oman juga banyak melakukan

kunjungan ke Indonesia, antara lain: kunjungan Menteri Urusan Luar Negeri Yousuf bin

Alawi bin Abdullah ke Jakarta tanggal 1 – 6 September 1992; kunjungan Mohammed Bin

Ali Nasir Al-Alawi, Minister Of Legal Affairs Kesultanan Oman ke Jakarta tanggal 20-25

Juni 2001; kunjungan Syid Asad bin Tariq Al-Said (Wakil Pribadi Baginda Sultan) yang

5/14/2018 PKN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkn5571ff9f49795991699db2c8 7/7

 

disertai anggota delegasi pejabat tinggi Oman ke Jakarta tanggal 22-24 April 2005.

Hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral RI- Oman juga terus meningkat dari

tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada statistik perkembangan nilai perdagangan

bilateral RI - Oman tahun 2002 - 2007 sebagai berikut:

Tahun 2002 : US$ 21.308.200,-

Tahun 2003 : US$ 19.259.100,-

Tahun 2004 : US$ 21.563.900,-

Tahun 2005 : US$ 29.559.800,-

Tahun 2006 : US$ 57.924.200,-

Tahun 2007 (Jan- Agt) : US$ 67.335.400,-

Untuk lebih meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara dan sekaligus untuk

lebih memperkenalkan hasil budaya kerajinan Indonesia kepada masyarakat Oman,,

beberapa pengusaha kerajinan Indonesia telah hadir berpartisipasi pada acara tahunan