pkmp-11-utu-burhan nuddin -pendampingan anak korban konflik pasca mou ri-gam

Upload: azyrs-arenga-pinnata

Post on 14-Jul-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

USULAN PROPOSAL PKM

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENDAMPINGAN ANAK KORBAN KONFLIK PASCA PERDAMAIAN MoU RI-GAM (STUDI KASUS DESA DRIEN CALEU KAWAY XVI ACEH BARAT) BIDANG KEGIATAN : PKM-P Diusulkan oleh : Ketua Kelompok Anggota : Burhan nuddin/06C10104279/ 2006 : Helmi Aliza/08C20210047/2008 : Armanysah/07C2-2200006/2007 : Muliyadi/08C20210021/2008

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2010

i

PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : Pendampingan Anak Korban Konflik Pasca MoU RIGAM (Studi Kasus Anak-anak Desa Drien Cale Kecamatan Kaway XVI Aceh Barat) : PKM-P : Humaniora : : Burhan nuddin : 06C10104279 : Kesehatan Masyarakat : Teuku Umar

2. Bidang kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. b. c. d. e. f. Nama Lengkap Nim Jurusan Universitas

Alamat Rumah dan Telp : Jl. Syah Kuala No. 77 Kuta Padang kec. Johan Pahlawan Alamat email : [email protected] : 4 orang

5. Anggota Pelaksana Kegiatan 6. Dosen Pendamping

a. Nama lengakap dan gelar : Wintah, S.Pd b. NIP :

c. Alamat Rumah dan Telp : Peunaga Rayeuk Meurebo Aceh Barat 081327038632 7. Biaya kegiatan Total a. Nilai b. Sumber Lain 8. Jangka waktu Pelaksanaan : Rp 6.980.000,- (Enam Juta Sembilan ratus delapan Puluh Ribu Rupiah) : Rp : 5 bulan

Meulaboh, 12 Oktober 2010 Menyetujui, Ketua Jurusan Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan ii

Kegiatan mahasiswa

(Hasrah Junaidi) NIP. Wakil Rektor I II

(Burhan Nuddin) NIM 06C10104279 Dosen Pendamping (Wintah, S.Pd)

(Ir. Abdul Malik Ali, M.Si) NIP 131 817 593

A. PENDAMPINGAN ANAK KORBAN KONFLIK PASCA PERDAMAIAN MoU RI-GAM (STUDI KASUS DESA DRIEN CALEU KAWAY XVI ACEH BARAT) B. LATAR BELAKANG Masyarakat Desa Drien Caleu merupakan korban konflik yang berkepanjangan sebelum gempa dan tsunami mendera mereka. Sejak tahun 90-an banyak masyarakat Drien Caleu yang tidak tahu menahu menjadi sasaran penindasan antara GAM dan TNI. Konflik ini telah menimbulkan trauma dan penderitaan yang berkepanjangan. Terutama trauma yang di derita anak-anak. Sebagian besar penduduk Drien Caleu masih ketinggalan baik faktor pendidikan maupun teknologi. Selama konflik banyak sekali masyarakat yang menjadi sasaran korban baik dari GAM maupun TNI. Ratusan masyarakat yang tidak berdosa meninggal yang tidak tahu sebab musababnya. Ratusan anak-anak yatim menjadi telantar tidak ada yang peduli dengan mereka. Sementara pemerintah belum mampu menyelesaikan permasalahan yang berkecamuk di tengah-tengah masyarakat. Sejak konflik yang berkepanjangan kehidupan di masyarakat drien Caleu tidak pernah mengalami perubahan yang lebih baik. Yang ada hanya kebodohohan dan keterbelakangan. Pada tanggal 29 juni 2010, Universitas Teuku Umar Meulaboh lewat program Kuliah Kerja Nyata mulai mencoba mendampingi masyarakat korban konflik di Desa Drien Caleu. iii

Desa Drien Caleu tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan baik sektor pendidikan, infrastruktur maupun sektor yang lain. Lima Tahun pasca penandatanganan MoU RI-GAM, perkembangan Pendidikan Anak-anak Drien Caleu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat cenderung stagnan. Kondisi desa belum tertata dengan baik. Penduduk masih hidup miskin. Karena bentangan tanah yang cukup luas tidak tergarap secara baik. Kondisi ini cukup menyulitkan mereka untuk kembali hidup sebagai petani. Mereka lebih suka hidup sebagai buruh dari pada petani. Hal ini karena untuk bercocok tanam membutuhkan modal yang cukup besar. Sehingga banyak tanah yang terlantar. Sebelum tsunami, masyarakat Drien Caleu merupakan sebuah perkampungan yang di landa dengan konflik yang tidak pernah berakhir. Desa Drien caleu merupakan desa yang yang sudah kehilangan sosial budayanya. Posko KKN Universitas Teuku Umar Meulaboh di kembangkan dengan program yang terintegrasi. Sampai dengan empat puluh hari fokus pada pemberdayaan dan pendampingan pendidikan anak korban konflik yang berada di sekolah-sekolah pedesaan. Banyak anggapan orang bahwa anak-anak ini sangat liar dan susah di atur bahkan guru sekolah pun sudah angkat tangan. (Belakangan, dari informasi

yang diberikan banyak pihak di banyak tempat, kami tahu bahwa Drien yang Caleu merupakan Konon, anggota wilayah mereka GAM dilarang.

sempat menjadi tempat di mana beberapa bersembunyi dan digerebek. Sikap defensif yang perlihatkan ke kami, bisa jadi, bermula dari stigma yang ditempelkan ke diri dan kampung mereka.

iv

Suasana malam hari dihabiskan kumpul-kumpul dan merenung sendirian.

Jalan berbatu

Hutan tempat bermain

Jarak Sekolah yang begitu jauh ditempuh dengan jalan kaki. Sepulang sekolah waktu dihabiskan bermain dipinggiran hutan.

C. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah proses terapi pada psikologi anak korban konflik yang masih sekolah 2. Mengapakah anak-anak korban konflik selalu liar dan susah diatur?

D. TUJUAN

v

1. Untuk mengetahui proses terapi pada psikologi anak korban konflik yang masih sekolah 2. Untuk mengetahui sebab-sebab anak-anak korban konflik selalu liar dan susah diatur?

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Hasil yang diharapkan pada mahasiswa KKN ini menjadi pembelajaran bahwa belajar dimasyarakat adalah penting dalam proses belajar. 2. Bagi anak-anak korban konflik Aceh bisa kembali ke psikologi yang normal dan bisa kembali bergaul dengan anak-anak yang lain. 3. Bagi Guru sekolah SD pedesaaan menjadi pembelajaran dalam menyikapi psikologi anak normal dan anak yang tertekan jiwanya.

F. KEGUNAAN 1. Sebagai masukkan bagi pemerintah dalam pengembangan rehabilitasi anak korban konflik di Aceh . 2. Sebagai wacana penelitian lebih lanjut dalam pendampingan terapi pada psikologi anak saat terjadi konflik, pasca konflik dan isu sara lainnya. G. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Adanya perhatian dan perubahan sikap pada anak korban konflik di Desa Drien Cale. 2. Psikologis anak menjadi lebih baik dan anak yang menjadi korban konflik tidak terkotakkotak lagi dengan anak lainnya. H. TINJAUAN PUSTAKA Sering anak menjadi nakal dan agresif, atau menjadi agresif karena lingkungan sekitarnya yang menjadikan ia diolok-olok (bullying). Sering bullying tidak diceritakan kepada orang tua, dan tahu-tahu anak berlaku destruktif - menjadi nakal atau depresif vi

mengisolasikan diri. Ada juga anak yang sampai bunuh diri. Dibidang pendidikan sekolah, terjadinya penyimpangan moral anak tidak hanya menjadi tanggungjawab pendidikan agama, tetapi juga merupakan tanggungjawab seluruh pengajar baik di sekolah maupun di keluarga. Jika pendidikan moral hanya dibebankan kepada guru agama, maka moralitas yang akan tumbuh hanya sebatas hafalan terhadap doktrin-doktrin agama. Dalam UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak jelas tertulis Pada BAB III ayat 4 bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup,tumbuh, berkembang da berpartisifasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusian serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, juga pada pasal 13 juga di jelaskan bahwa kita bertangung jawab terhadap perlindungan anak dari perlakuan diskriminasi,eksploitasi social ,penelataran ketidakadilan dan perlakuan yang salah.hal ini meyakin kita bahwa kita memiliki tugas dan fungsi bagaimana memberlakukan anak dari perlakuan-perlakuan yang tidak wajar. Dalam laporan LBH yang tertuang dalam buku yang berjudul suara korban yang terabaikan jelas memuat bahwa banyak korban-korban konflik yang masih belum mendapatkan rehabilitasi secara sempurna,meskipun beberapa lembaga yang di bentuk oleh Negara sudah bekerja untuk melakukan rekonsiliasi dan rekonstruksi kembali kehidupan para korban konflik khusus nya pada anak-anak yang kadang sering terlupakan,namun belum memberikan hasil yang maksimal. Pada dasar nya ada beberapa bahaya Psikologis dalam diri anak dimana yang terpeting adalah isi pembacaraan yang bersifat tidak social, gagal belajar, penyesuaian social karena kurang nya bimbingan.(Elizabeth B.hurlock) Nauroh Bin Muhammad Said ( 2001) menjelaskan bahwa memamfaatkan situasisituasi yang di alami oleh anak dalam hidup mereka guna mengaitkan mereka dengan jalanjalan dan saran-saran kebajikan serta mengingatkan mereka dari jalan jalan kejahatan dan perangkap-perangkap setan merupakan perkara penting dalam keahlian yang untuk menguasainya perlu di lakukan latihan.situasi-situasi yang di alami anak tidak lebih dari dua hal, mungkin baik sehingga mereka dimotivasi untuk melakukan nya atau mungkin buruk sehingga mereka di ingatkan untuk menjauhi nya.adapula sesuatu secara nyata terlihat buruk ,tapi harus di hadapi dengan sabar ,seperti musibah atau dengan taubat seperti maksiat. demikianlah peran seorang pendidik di sini mengambil sikaf yang tepat dalam menghadapi berbagai warna kehidupan yang terjadi berulang-ulang dalam kehidupan anak-anak . vii

Paul Suparno, dkk, (2002) mengemukakan ada empat model penyampaian pembelajaran moral, yaitu ; 1) model sebagai mata pelajaran sendiri, 2) model terintegrasi dalam semua bidang studi, 3) model di luar pelajaran, 4) model gabungan. Masing-masing model mempunyai kelebihan dan kelemahan. Bila Pembelajaran moral menggunakan model terintegrasi dalam semua bidang studi, maka semua guru adalah pengajar moral tanpa kecuali. Kelebihan model ini adalah, semua guru ikut bertanggungjawab, dan model pembelajaran tidak selalu bersifat informatifkognitif melainkan bersifat terapan pada semua bidang studi. Pembelajran moral yang dilakukan dengan menggunakan model gabungan antara model terintegrasi dengan model di luar pengajaran, memerlukan kerjasama yang baik antara guru sebagai tim mengajar dengan pihak-pihak luar yang terkait. Melihat kondisi banyaknya penyimpangan moral dikalangan anak-anak dan remaja saat ini, menjadikan tugas yang diemban oleh para guru/pendidik dan perancang dibidang pendidikan moral sangat rumit. Adopsi system pendidikan dari luar yang kurang menyentuh budaya lokal sering kali mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan system pendidikan yang ada sering menjadi kritik dan kecaman karena seluruh daya guna system pendidikan tersebut diragukan. Banyak anak-anak yang berontak terhadap metode-metode dan system pendidikan yang ada. Bahaya yang dapat timbul dari keadaaan tersebut tidak hanya bentrokkan-bentrokkan, konflik, dan malapetaka, melainkan justru bahaya yang lebih fundamental yaitu lenyapnya sifat-sifat perikemanusiaan. Reigeluth (1983) sebagai seorang ilmuwan pembelajaran, bahkan secara tegas menempatkan karakteristik siswa sebagai satu variable yang paling berpengaruh dalam strategi pengelolaan pembelajaran. Menurut Kohlberg (1977) penelaran atau pemikiran moral merupakan factor penentu yang melahirkan perilaku moral. Oleh karena itu untuk menentukan, untuk menemukannya perilaku moral yang sebenarnya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Ilmuwan pembelajaran dan para guru juga menghadapi hal yang serupa dalam mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran moral. Ia harus menempatkan variablevariabel kondisional ini, khususnya variable karakteristik siswa, sebagai titik awal dalam dalam mempreskripksikan strategi pembelajaran moral. Bila tidak maka teori-teori dan viii

prinsip-prinsi pembelajaran yang dikembangkan sama sekali tidak akan ada gunanya bagi pelaksana pembelajaran (Degeng, 1991). Untuk mengembangkan pendidikan moral bagi anak-anak, diperlukan modifikasi unsure-unsur moral dengan factor-faktor budaya di mana anak tinggal. Program pembelajaran moral seharusnya disesuaikan dengan karakteristik anak tersebut, kaitannya dengan keempat unsur diatas, yaitu penalaran moral, perasaaan, dan perilaku moral, serta kepercayaan eksistensial/iman. Klasifikasi variable-variabel pembelajaran seperti dijelaskan oleh Reigeluth dan Degeng dapat dijadikan pedoman para guru dan perancang pembelajaran dalam memformulasikan langkah-langkah desain pembelajaran moral. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Analisis Tujuan dan karakteristik materi pembelajaran Moral 2. Analisis Sumber belajar (Kendala) 3. Analisis karakteristik Siswa 4. Menetapkan Tujuan Belajar dan isi pembelajaran moral 5. Menetapkan strategi pengorganisasian dan Isi Pembelajaran Moral 6. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran moral 7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran moral 8. Mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran moral Kedelapan langkah ini apabila didiagramkan akan terlihat sebagai berikut

Analisis Tujuan dan karakteristik isi pembjrn moral Analisis sumber belajar moral Menetapkan tujuan belajar dan isi Analisis karakteristik anak

Penetapan Strategi pembelajaran moral

Penetapan strategi pengorganisasian pembelajaran moral Pengukuran hasil Pembelajaran moral

Penetapan Strategi pengelolaan pembelajaran moral ix

Anak-anak tergantung pada lingkungan hidupnya. Kadang anak-anak korban konflik menggantungkan perasaan mereka tentang diri sendiri kepada orang lain. mereka memerlukan orang lain untuk mengukuhkan harga diri mereka dan bisa menjadi sangat sedih jika mereka tidak mendapatkan penegasan yang mereka perlukan untuk merasa dirinya sendiri baik. Kebanyakkan anak merupakan makhluk lamban (seperti halnya kebanyakkan orang dewasa). anak-anak tidak menyukai ketidak nyamanan. Seperti halnya konflik yang mendera secara terusmenerus ini mempengaruhi psikologis anak menjadi tidak nyaman dalam hidupnya. Mendorong anak harus dilakukan kepada anak. Mendorong menuju perubahan positif merupakan hak, tanggungjawab dan kewajiban moral mutlak. Anak-anak korban konflik biasanya berbeda dengan psikologis anak kebanyakkan. Anak korban konflik lebih suka merenung dan kadang menunjukkan sikap yang hiperaktif. Anak-anak seperti ini sangat senang apabila di dorong dengan hal-hal yang positif. Kadang mereka suka dengan dongeng atau cerita. Sebuah cerita mempengaruhi perkembangan anak pada segi-segi tertentu. Anak korban konflik akan sangat ketakutan ketika di suruh bercerita kejadiaan masa lalu. Bahkan anak korban konflik ketika disuruh menggambar pasti gambar yang menceritakan tentang peperangan. I. METODE PELAKSANAAN Penelitian menggunakan pendekatan emosional antara anak dan pendamping/peneliti. Dalam rangka mengolah pengalaman anak adalah untuk mencari generalisasi model baru. Model baru inilah yang kemudian akan diterapkan oleh anak-anak korban konflik lainnya. Model seperti ini akan menempatkan anak korban konflik sebagai subyek, Peran Peneliti dititik beratkan pada upaya menggali pengalaman anak, memotivasi keterlibatan anak, serta memberi referensi terhadap masalah yang sedang dihadapi. Secara skematik proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :Mengungkap Pengalaman Implementasi konsep baru

x

Mengolah Pengalaman

Model baru pembelajar anGeneralisasi pengalaman

J. JADWAL KEGIATAN

N o 1 2 3 4 5 6 7 8 Aktivitas Survei Lapangan Dan Pendataan anak Koran Konflik Pemetaan Wilayah pemantauan Penyusunan Angket Penyebaran Angket Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Wawancara dan Pendampingan Anak Korban Konflik Olah Data hasil Penelitian Laporan Dan Dokumentasi

Bulan I

Tahun 2010 / 2011 Bulan Bulan Bulan II III IV

Bulan V

xi

K. RANCANGAN BIAYA

No. A 1 2 3 4 5 6 B 1 2 3 C 1

Kegiatan Biaya Penelitian Observasi awal Survei Lapangan dan pendataan anak Pemetaan Wilayah Pemantauan Biaya Penyusunan Angket (1 paket) Penggandaan angket (1 paket) Olah Data Hasil Penelitian (1 paket) Laporan dan Documentasi Operasional Pengadaan Sarana Documentasi Pengadaan ATK (1 paket) Transportasi dan Live in dilapangan 5 orang @ 50.000 Official Support Honor kontak person Desa 2 orang @50.000 Total Biaya

Vol.

Biaya

Total

1Paket 1 paket 1Paket 1paket 1paket 1paket

400.000 500.000 280.000 150.000 1000.000 650.000

400.000 500.000 280.000 150.000 1.000.000 650.000 320.000 180.000 2.500.000 1.000.000 6.980.000

1 Paket 320.000 1 180.000 10 10 250.000 100.000

xii

L. DAFTAR PUSTAKA C. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budaya, Rineka Cipta, Jakarta 2004 Kumpulan Artikel Anak, Sekolah Alternatif Untuk Anak, Kompas, Jakarta 2002 Jim Taylor, Memberi Dorongan Positif Pada Anak , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005 Yahya Wardoyo, mendidik anak bermental juara, sketsa Inti Media, Jakarta 2007 Nauroh Binti Muhammad Said, sukses mendidik buah hati sejak diniSolo 2003 Kiswanto,Ketertindasan anak memperoleh pendidikan murah Serambi Indonesia,2 Mei 2007 Wintah tempat bermain anak semakin mahal Solopos, 23 Juli 2006 Wintah Anak dalam Bayang-bayang Serambi Indonesia, 23 Juli 2008 Elizabeth B.Hurlock. Devolopmental Psycoloy McGraw-Hill,Icn,1980 LBH Banda Aceh, Suara Korban Yang terabaikan Banda Aceh,2008 Departemen Sosial RI,UU Perlindungan anak Nomor 23 Tahun 2002 ,Jakarta 2003

xiii

LAMPIRAN

BIODATA KETUA TIM PKM-P I. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Mobile Mahasiswa Fakultas Jurusan NIM : Burhan Nuddin : Gelung, 15 Mei 1987 : Jln Syah Kuala no. 77 Kuta Padang Meulaboh Kab.Aceh Barat : 0852 2719 7912 : Universitas Teuku Umar : Kesehatan Masyarakat : Kesehatan Masyarakat : 06C10104279 ( Burhan Nuddin)

BIODATA ANGGOTA TIM PKM-P II. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Mobile Mahasiswa Fakultas Jurusan NIM : Helmi Aliza : Meulaboh 09 Agustus 1983 : Jln Makorem-Alpen ADB II, Kec. Meureubo, Kab. Aceh Barat. : 0813 7718 3073 : Universitas Teuku Umar : FISIP : Sosiologi : 08C20210047 ( Helmi Alizar )

xiv

III. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Mahasiswa Fakultas Jurusan NIM Semester

: Armansyah Putra : Medan 30 Agustus 1978. : Komp. Islamic, BlangBrandang, Kec. Johan Pahlawan, Kab. Aceh Barat. : Universitas Teuku Umar : FISIP : Komunikasi. : 07C2-2200006 : VII. (ganjil) ( Armansyah Putra)

IV. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Mobile Mahasiswa Fakultas Jurusan NIM

: Muliyadi : Cot Darat 15 April 1980 : Jl. Geureute, Lr. Paro, Nomor 354C, Kuta Padang, Meulaboh : 0812 6975 8762 : Universitas Teuku Umar : FISIP : Sosiologi : 08C20210021 ( Muliyadi )

xv

BIODATA DOSEN PENDAMPING TIM PKM-K Nama Lengkap Ketua Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir NIDN Golongan Perguruan Tinggi Alamat Rumah : Wintah, S.Pd : Perempuan : Pekalongan , 17 Desember 1982 :: : Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh : Jl. Cut Mutia Kec.Johan Pahlawan Kab.Aceh Barat Telp. 081327038632 PENGALAMAN PENDIDIKANNO. PERGURUAN KOTA/NEGARA BIDANG STUDI TAHUN LULUS 2005 TINGGI 1. 1.Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Surakarta/Indonesia Pendidikan Biologi

PENGALAMAN PENELITIANNO. JUDUL PENELITIAN TIM PENELITI SUMBER BIAYA TAHUN 2007 - 2008 LAIN 1. Potret Pendidikan Aceh Barat Al faizin, Pasca Tsunami

S.Pdi, Yayasan PAPAN

Zulyadi Miska, S.Pd LGSP 2008

2. Monitoring Pelayanan Publik Al faizin, S.Pdi di Aceh Barat

xvi

xvii