jangan katakan, “selamat tinggal kesepakatan damai ri-gam di helsinki”

24
Jangan Katakan, Jangan Katakan, “Selamat Tinggal “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”. di Helsinki”. Refleksi Menyambut 1 Tahun MoU Refleksi Menyambut 1 Tahun MoU Helsinki dan 16 Hari Pasca Helsinki dan 16 Hari Pasca Pengesahan RUU Pemerintahan Aceh Pengesahan RUU Pemerintahan Aceh Disampaikan Dalam Diskusi Terbuka Disampaikan Dalam Diskusi Terbuka Di Aula Fekon Unsyiah, 27 Juli 2006 Di Aula Fekon Unsyiah, 27 Juli 2006

Upload: briar

Post on 31-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”. Refleksi Menyambut 1 Tahun MoU Helsinki dan 16 Hari Pasca Pengesahan RUU Pemerintahan Aceh. Disampaikan Dalam Diskusi Terbuka Di Aula Fekon Unsyiah, 27 Juli 2006. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Jangan Katakan,Jangan Katakan,“Selamat Tinggal “Selamat Tinggal

Kesepakatan Damai RI-GAM Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”.di Helsinki”.

Jangan Katakan,Jangan Katakan,“Selamat Tinggal “Selamat Tinggal

Kesepakatan Damai RI-GAM Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”.di Helsinki”.

Refleksi Menyambut 1 Tahun MoU Refleksi Menyambut 1 Tahun MoU Helsinki dan 16 Hari Pasca Helsinki dan 16 Hari Pasca

Pengesahan RUU Pemerintahan AcehPengesahan RUU Pemerintahan Aceh

Disampaikan Dalam Diskusi TerbukaDisampaikan Dalam Diskusi TerbukaDi Aula Fekon Unsyiah, 27 Juli 2006Di Aula Fekon Unsyiah, 27 Juli 2006

Page 2: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

“Pemerintah RI dan GAM Tidak Akan Mengambil Tindakan Yang Tidak Konsisten Dengan Rumusan atau Semangat Nota Kesepahaman ini”

• Inilah kalimat kunci dalam MoU Helsinki yang patut diperhatikan oleh kedua belah pihak untuk menyatakan sikap politik yang jelas dalam upaya mendukung perdamaian abadi di Aceh

Page 3: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Beberapa Hal Yang Masih Mengganjal,

antara lain :1. Pembebasan Tahanan Politik

(Butir 3.1.1 dan 3.1.2);2. Reintegrasi (butir 3.2);3. Keterwakilan GAM di BRR (butir

1.3.9);4. RUU Pemerintahan Aceh (butir 1);

Page 4: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

RUU PA dan Masa Depan Perdamaian di Aceh

• RUU Pemerintahan Aceh yang telah disahkan DPR-RI pada 11 Juli lalu di Jakarta, semestinya bukanlah sekedar produk hukum, melainkan terkait erat dengan komitmen RI-GAM untuk menyelesaikan konflik Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua (resolusi konflik).(Lihat Alinea Pertama Muqaddimah MoU Helsinki)

Page 5: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Substansi RUU PA Tidak Sesuai MoU Helsinki dan

Mundur dari Beberapa UU• Jika dianalisis lebih dalam, beberapa

substansi dan point penting dalam RUU Pemerintahan Aceh yang telah disahkan dalam Sidang Paripurna DPR-RI tersebut banyak bertentangan dengan MoU Helsinki, termasuk ada beberapa point (pasal, ayat, huruf) yang saling bertentangan (inkonsistensi), bahkan ada yang mundur dari substansi UU 18/2001, UU 32/2004 dan UU 26/2000

Page 6: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

1.MoU HELSINKI2.ATURAN LAIN :

a.UUD AMANDEMENTb.UU 18/2001 OTSUS ACEHc.UU 32/2004 PEMDAd.UU 26/2000 PENGADILAN HAMe.DLL

TEKSUU PA KONTEKS

ACHEH

1. ASPIRASI RAKYAT ACHEH2. SOSIAL3. POLITIK4. EKONOMI5. SEJARAH6. BUDAYA7. DLL

RELEVANSI(KESESUAIAN/KECOCOKAN)

COMPARASI(PERBANDINGAN)

KONTEKS INTERNASIONAL

KONTEKS INDONESIA

COMPARASI(PERBANDINGAN)

PANDUAN RINGKAS MEMBACA KRITIS RUU PEMERINTAHAN ACEH TERHADAP MoU HELSINKI

Page 7: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

1. Konsiderans (Menimbang)

Tidak dicantumkannya MoU Helsinki sebagai landasan politis dan filosofis dalam

rangka mewujudkan perdamaian abadi dan

penyelesaian konflik Aceh.

Page 8: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

2. Pasal 4 :Kawasan Khusus

Pemerintah (Pusat) masih mengintervensi

kewenangan Pemerintah Aceh dalam pembentukan kawasan khusus di Aceh Bertentangan dengan MoU Helsinki butir 1.1.2 huruf a

Page 9: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

3. Pasal 7 Ayat (2) : Pemerintah (Pusat) Memiliki

Kewenangan Lain Selain 6 Hal

Pemerintah (Pusat) , Selain memiliki 6 kewenangannya, yaitu :urusan politik luar

negeri, pertahanan (luar), keamanan (nasional), yustisi, moneter, fiskal nasional, dan urusan tertentu dalam bidang agama, juga

menambah kewenangan urusan pemerintahan yang bersifat nasionalBertentangan dengan

MoU Helsinki butir 1.1.2 huruf a

Page 10: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

4. Pasal 8 Ayat (1) :Rencana persetujuan internasional

yang berkaitan langsung dengan Pemerintahan Aceh yang dibuat

oleh Pemerintah dilakukan dengan konsultasi dan

pertimbangan DPRA Bertentangan dengan MoU Helsinki butir 1.1.2. huruf b

Page 11: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

5. Pasal 8 Ayat (2) :Rencana pembentukan perundang-

undangan Dewan Perwakilan Rakyat yang berkaitan langsung

dengan Pemerintahan Aceh dilakukan dengan konsultasi dan pertimbangan DPRA Bertentangan dengan MoU Helsinki butir 1.1.2. huruf c

Page 12: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

6. Pasal 8 Ayat (3) :Kebijakan administratif yang berkaitanlangsung dengan Pemerintahan Aceh yang akan dibuat oleh Pemerintah Dilakukan dengan konsultasi dan pertimbangan GubernurBertentangan dengan MoU Helsinki

butir 1.1.2. huruf c

Page 13: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

7. Pasal 11 : Pemerintah (Pusat) Mengintervensi

Kewenangan Pemerintah Aceh dalam Urusan

Pemerintahan

Pemerintah menetapkan norma, standar, dan prosedur serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh, kabupaten, dan kota.

Page 14: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

8. Lembaga Wali Nanggroe• Lembaga Wali Nanggroe hanya

sebagai lembaga kepemimpinan adat Dapat menimbulkan tumpang tindih fungsi dan kewenangan dengan Majelis Adat Aceh (MAA) Padahal MoU Helsinki tidak membatasi fungsi dan kewenangan Lembaga Wali Nanggroe hanya untuk urusan adat

Page 15: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

9. Istilah Daerah Aceh • Masih banyak dijumpai istilah

“Daerah Aceh” dalam pasal dan ayat menyangkut pengaturan kewenangan Pemerintah Aceh. Sebetulnya yang dipakai istilah “Aceh” saja Mereduksi penamaan Pemerintah Aceh

Page 16: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

10. Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi

• Minyak dan Gas Bumi dikelola bersama Pemerintah (Pusat) dan Pemerintah Aceh;

• Aturan Pelaksana dengan Peraturan Pemerintah

Ini mereduksi kewenangan Pemerintah Aceh

Page 17: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

11. TNI dan Pertahanan Luar

• Secara jelas fungsi TNI (organik) di Aceh sesuai MoU Helsinki hanya untuk urusan pertahanan luar (eksternal defence), namun dalam RUU PA tidak demikian;

• Semua kejahatan sipil yang dilakukan oleh aparat militer di Aceh akan diadili pada pengadilan sipil (butir 1.4.5) , namun dalam RUU PA tidak demikian.

Page 18: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

12. Hak Asasi Manusia (HAM)• Dalam RUU PA tidak dicantumkan

kewajiban negara dalam melindungi penegakan HAM;

• Dalam RUU PA : Pengadilan HAM di Aceh hanya untuk memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara pelanggaran HAM yang terjadi sesudah RUU PA diundangkan Tidak berlaku azas retroaktif Lebih mundur dari UU 26/2000 tentang Pengadilan HAM yang berlaku di Indonesia

Page 19: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

13. Pasal 249 : Fungsi Pembinaan dan Pengawasan

Pemerintah Pusat

• Pemerintah (Pusat) masih mengintervensi kewenangan Pemerintah Aceh melalui mekanisme pembinaan dan pengawasan

Page 20: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

14. Status Qanun• Status Qanun dalam mengatur

kewenangan Aceh tidak mutlak, hampir semuannya disertai kata-kata “berpedoman pada peraturan perundang –undangan” dan dapat dibatalkan oleh Pemerintah. Lebih mundur dari ketentuan dalam UU 18/2001

Page 21: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Mekanisme Penyempurnaan RUU Pemerintahan Aceh

1) Mekanisme Hukum Uji Materil (Judicial Review) Mahkamah Konstitusi = Hanya untuk substansi yang bertentangan dengan Konstitusi RI (UUD) ;

2) Mekanime Politik Complain ke AMM dan CMI Untuk substansi dan point-point yang bertentangan dengan MoU Helsinki yang dapat menggunakan mekanisme ini hanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM);

Page 22: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Respon Para Pihak :1. GAM menolak substansi RUU PA yang

tidak sesuai MOU Helsinki, diiringi dengan menyampaikan nota protes ke AMM dan CMI . Hal ini dimungkinkan karena ada mekanisme dispute dalam MoU Helsinki;

2. Ada Elemen Masyarakat Aceh yang memprotes pengesahan RUU PA yang tidak sesuai aspirasi rakyat Aceh dan MOU Helsinki, diringi dengan statemen penolakan , aksi-aksi massa dan mekanisme judicial review;

Page 23: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Kekhawatiran :Jika menimbulkan polemik dan gejolak sosial (kondisi yang tidak kondusif) akibat ketidakpuasan terhadap pengesahan RUU PA dan Implementasi MoU Helsinki , maka dapat berdampak pada beberapa hal :1. Terganggunya implementasi UU PA , terutama agenda

pemilihan kepala daerah (pilkada);2. Terhambatnya proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh

, terutama terganggunya arus barang dan jasa;3. Terhambatnya proses reintegrasi, baik karena problem

kinerja Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRA) maupun karena kondisi objektif yang melingkupinya (seperti dinamika ekonomi, sosial, politik dan budaya). Apalagi jika masyarakat Aceh semakin “terbelah” dalam menyikapi pengesahan RUU PA

Page 24: Jangan Katakan, “Selamat Tinggal Kesepakatan Damai RI-GAM di Helsinki”

Teurimong Teurimong GeunasehGeunasehTeurimong Teurimong GeunasehGeunaseh

Tiada Rekonstruksi Tanpa Tiada Rekonstruksi Tanpa Perdamaian,Perdamaian,

Tiada Perdamaian Tanpa Tiada Perdamaian Tanpa RekonstruksiRekonstruksi