gam bara nperilaku bikers sebagai first...
TRANSCRIPT
GAMBARANPERILAKUBIKERS SEBAGAI FIRST
RESPONDERKECELAKAAN PADA
KOMUNITAS MOTOR“KRACKER”
DIKOTASURAKARTA
SKRIPSI
“UntukMemenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh:
SYAHRUL MU’ALIM
S11041
PRODISTUDIS-1KEPERAWATAN
STIKES KUSUMAHUSADA
SURAKARTA
2015
GAMBARANPERILAKUBIKERS SEBAGAI FIRST
RESPONDERKECELAKAANPADA
KOMUNITAS MOTOR“KRACKER”
DISURAKARTA
SKRIPSI
“UntukMemenuhiPersyaratanMencapaiGelarSarjanaKeperawatan”
Oleh:
SYAHRUL MUALIM
S11041
PROGRAMSTUDIS-1KEPERAWATAN
STIKES KUSUMAHUSADA
SURAKARTA
2014
i
Pembimbing Pendamping,
PembimbingutamaP
0ftembimbing Pendamping,
AnitaIstiningtyas,S. Kep., Ns., M. Kep Galih SetiaAdi, S. Kep., Ns., M. Kep
NIK. 201087055 NIK. 201188089
Penguji,
Atiek Murhayati, S. Kep., Ns.,M. Kep
NIK. 200680021
Surakarta, 29 Agustus2015
Ketua Program StudiS-1 Keperawatan,
Wahyu RimaAgustin,S. Kep., M. Kep.
NIK. 201279102
idideell!IDpan
pengujipa
Yang bertandatangan dibawah inimenyatakan babwa laporan Skripsi
66KRACKER" KECELAKAAN PADADKIOSMUURNAITKAASRMTOATOR
yahrul ualim
atk.1111 gelarSarjanaKeperawatan dinyatakantelahmalllallllbi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Yangbertandatangan dibawah inimenyatakanbahwalaporan Skripsi
Keperawatanyangberjudul :
GAMBARANPERILKAeKperUawBatIanKEyRanSg bSeErjuBdAulG:AIFIRST RESPONDER
KGEACMEBLAA.RKANAAPENRIPLAAKDUABKIOKEMRUSSNEIBTAAGSAIMflORTSTORRRE“SKPORNADCEKRER”
DIKOTASURAKARTA
Oleh:
Syah0r1ulhM:u’alim
S1110140141
TelaTheldahipdeir,otaehrlaabnlkmaknJmdddtaangtaganlgg15al1
gu5stAusg2u0s1t5usda2n015dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk mendapatkangelarSarjanaKeperawatan
Yangbertandatangan dibawah ini:
Nama : SyahrulMu’alim
NIM : S.11041
Dengan inisayamenyatakan bahwa:
1.Skripsi ini adalah aslidan belumpernah diajukanuntuk
mendapatkangelaakademik (sarjana), baikdi STIKesKusuma
HusadaSurakartamaupun di perguruan tinggi lain.
2.Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian sayasendiri, tan
bantuan pihak lain, kecualiarahan Tim Pembimbingdan masukan Tim
Penguji.
3. DalamUsRkrTipPsiEiRnNitYidAaTkAAteNrdapat karya atau pendapatyangtelah ditulis atau
dipublikasikan oranglain, kecualisecaratertulis denganjelas dicantumkan
tangandsei bbaavgaahiainci:uan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarangdan
Mu'alidmicantumkandalam daftar pustaka.
4.Pernyataan inisayabuatsesungguhnyadan apabiladi kemudian hari terda
ul
1
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, makasayabersed
amenyamtakeannerbiamhwaas:anksi akademik berupapencabutangelaryangtelah diperoleh
karenakaryaini, sertasanksi lainnyasesuai dengan normayangberlaku di dalahaslidanbelumpernahdiajukanuntukmendapatkangelar
arjana),pbearikgudriuSaTnIKti.ensgKguisiunmi.aHusadaSurakartamaupundi
nggilain.
dalahmurnigagasan,rumusan,danpenelitiansayasendiri,tanpa
klain,kecualiarahanTimPembirnbingdanmasukanTim
Surakarta, 12 Agustus2
siini tidakterdapatkaryaataupendapatyangtelahditulisatau Yangmembuat pernyat
n oranglain,kecualisecaratertulisdenganjelasdicantumkan
ndalamnaskahdengandisebutkannamapengarangdan
dalamdaftarpustaka.
nisayabuatsesungguhnyadanapabiladikemudianbariterdapat
KATAPENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “GAMBARAN
PERILAKU BIKERS SEBAGAI FIRST RESPONDER KECELAKAAN
PADAKOMUNITASMOTOR“KRACKER”DISURAKARTA”,sebagai
salah satu persyaratan untuk memperolehgelar kesarjanaan inidengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini,
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
memperbaikidanmenyempurnakanpenulisanskripsiselanjutnya.Ucapanrasa
terimakasih yangtidak terhinggakepada semuapihak yangtelah membantu
penulisdalampenyelesaianpenyusunanskripsiini,sehinggadalamkesempatan
inipenulisinginmengucapkanterimakasihyangsebesar-besarnyakepadayang
terhormat:
1. Dra.AgnesSriHarti,M.Si,selakuKetuaSTIKesKusumaHusadaSurakarta,
yangtelah memberikan izin penelitian kepadapenulis.
2. Wahyu RimaAgustin, S.Kep., Ns., M. Kep, selaku Ketua Prodi S-1
Keperawatan.
iv
3. Anitaistiningtyas,S.Kep.,Ns.,M.Kep,selakupembimbingutamayang
dengan sabar telah membinbingdan memberikan dukungan dan motivasi
sehinggaskripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. GalihSetiaAdi,S.Kep.,Ns.,M.Kep,selakupembimbingpendampingyang
juga telah memberikan bimbingan dan arahan Peneliti dengan penuh
kesabaran, sehinggaskripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
memberikan segenap ilmu dan pengalamannya kepada peneliti, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsiini.
6. Komunitas Motor Kracker di Surakarta yang telah memberikan izin
terlaksananyapenelitian ini.
7. Para Anggota Bikers Kracker Surakarta, Kracker Romawi dan Kracker
Surabaya yangtelah membantu penelitidan bersedia menjadi informanuntuk
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti sehingga
terselesaikannyapenelitian inidengan baik.
8. OrangTuasayatercintaBapakMarwan,IbuSumarsih,terimakasihatas
do’adandukunganyangsenantiasaengkauberikanuntukkeberhasilanku,
sertasegalakesabaranmudalammendidikdanmembesarkankuselamaini,
akusadartugasitusangatlahberatbagimu,tapidengansegalarasakasih
sayangdan kesabaranmu, engkau mengantarkanku padakelulusan ini.
9. SeluruhkeluargabesarsayaNenekMarsumdanNenekSriatunrusdi,Kakak
saya tercinta Putri imawanti hidayah, dan Kiki famalla sari yang telah
v
mendoakan serta memberi semangat pada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat Didik, Anisa, Nandung, Danu, Gregorius, Muji, Ambar,
Umi,danTriyadisertatemanseperjuanganyangtelahbanyakmemberikan
bantuan, dorongandan semangatkepadaku.
11. Teman-teman Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Angkatan 2011yangtelah berjuangmenempuh skripsi bersamaku.
12. Semua pihak, yang tanpa mengurangi rasa terima kasih tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhirkatapenulisberharapsemogadengando’a,motivasi, nasehat,dan
dukunganyangtelahdiberikankepadapenulis,dapatbermanfaat bagipenulis
untuk menjadi orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya karya
ilmiahini,dapatmemberikanmanfaatkepadapenuliskhususnya,danpembaca
padaumumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta,12 Agustus2015
Penulis
(Syahrul Mu’Alim)
vi
DAFTARISI
Halaman
HALAMANJUDUL...................................................................................
HALAMANPERSETUJUAN ....................................................................
SURAT PERNYATAAN.............................................................................
KATAPENGANTAR..................................................................................
DAFTARISI.................................................................................................
DAFTARTABEL ........................................................................................
DAFTARGAMBAR....................................................................................
DAFTARLAMPIRAN................................................................................
Abtrak..........................................................................................................
Abstrack.......................................................................................................
i
ii
iii
iv
vii
ix
x
xi
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
LatarBelakang........................................................................
Rumusan Masalah.................................................................
Tujuan Penelitian...................................................................
Manfaat Penelitian.................................................................
1
5
6
6
BAB II TINJAUANPUSTAKA
2.1 Kecelakaan.............................................................................. 8
16
17
19
23
30
30
31
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Komunitas Motor ...................................................................
First Responder......................................................................
Perilaku ..................................................................................
Pertolongan Pertama PadaKecelakaan.................................
KerangkaTeori.......................................................................
KerangkaKonsep..................................................................
Keaslian Penelitian................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Jenis dan rancangan Penelitian...............................................
Populasi dan Sampel..............................................................
Tempat dan Waktu Penelitian................................................
Variabel, DefinisiOperasional dan Skala Pengukuran.........
Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data........................
Teknik Pengelolaan danAnalisaData...................................
AnalisaData..........................................................................
Etika Penelitian.......................................................................
32
32
34
34
35
38
39
40
vii
BAB IV HASILPENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden........................................................
4.2 AnalisisUnivariat..................................................................
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden........................................................
5.2 AnalisaUnivariat...................................................................
PENUTUP
6.1 Kesimpulan.............................................................................
6.2 Saran......................................................................................
42
43
BAB V
45
48
BAB VI
53
53
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTARTABEL
NomorTabel Judul Tabel Halaman
2.1 Keaslian Penelitian 31
3.1 Variabel DefinisiOperasional &Skala 34
Pengukuran
4.1 Distribusi Frekuensi UsiaResponden Di 42
komunitas Krackers Surakarta
4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di 43
Komunitas Kracker Surakarta
4.3 DistribusiFrekuensi Jenis Kelamin Responden 43
Di Komunitas Kracker Surakarta
4.4 Gambaran perilaku bikerssebagaifirst 43
responder kecelakaan padakomunitas motor
Kracker di kota Surakarta
ix
DAFTARGAMBAR
NomorGambar Judul Gambar Halaman
2.1 Perdarahan di Kepala 26
2.2 Pendarahan diatas mata 26
2.3 Pendarahan padapipi 27
2.4 Sylvester 27
2.5 Schafer 28
2.6 Holger dan Nielsen 28
2.7 KerangkaTeori 30
2.8 KerangkaKonsep 30
x
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran 1 : F.01 UsulanTopik Penelitian
Lampiran 2 : F.02 Pengajuan Persutujuan Judul
Lampiran 3 : F.04 PengajuanIzin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 :Surat JawabanIzin StudiPendahuluan
Lampiran 5 :Lembar Konsultasi
Lampiran 6 :Lembar Opponent
Lampiran 7 :Lembar Audien
Lampiran 8 : Uji Validitas &Reabilitas
Lampiran 9 : Jadwal Penelitian
Lampiran 10 :Lembar Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 11 :Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 12 : HasilAnalisisSPSS
Lampiran 13 : Dokumentasi
xi
PROGRAM STUDIS-1KEPERAWATAN
STIKESKUSUMAHUSADA SURAKARTA
2015
Syahrul Mu’alim
“GambaranPerilakuBikers SebagaiFirstResponder Kecelakaan pada
Komunitas Motor“Kracker” DiKota Surakarta”
Abstrak
Komunitassepedamotormerupakanperkumpulansekelompokorangyang memilikihobbyyangsamadalammengendaraisepedamotoruntukberpergian
atautouring.FirstresponderadalahPenolongyangpertamakalitibadilokasi
kejadian, yang memiliki kemampuan darurat,yangterlatih untuktingkat
mengetahui gambaran perilakubikers
pertolongan pertama padakecelakaan.
medis dalam penanganan kasus gawat paling dasar. Penelitian ini bertujuan
sebagai first responder saat melakukan
Jenispenelitiankuantitatifdenganrancangandeskriptifanalitik.penelitian inimenggunakantotalsampling.Jumlah sampel sebanyak 32anggota.Kriteria
Inklusi: kooperatif, aktif touring, punya pengalaman menolong korban
kecelakaan. Penelitian ini dilakukan di Komunitas Motor “KRACKER”
Surakarta.
KarakteritikrespondenanggotaKrackerSurakartamenunjuukanbahwa
sebagian besar responden berada pada usia 16-25 tahun, anggota Kracker
sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, dan sebagian besar
responden berpendidikan SMA. Gambaranperilaku bikers dalam first responder
menunjukkanbahwa sebagianbesar75%respondenberperilakubaikterhadap
anggotakomunitas motor “KRACKER” Surakarta padakorban kecelakaan.
Bagianggotakomunitas“KRACKER”Surakarta agardapatmemahami
tentang perilakufirs responderterhadap kecelakaanlalu lintas danselalu
mementingkan safetyriddingsaat berkendara.
KataKunci:Perilaku, Bikers,FirstResponder,KomunitasMotor
DaftarPustaka :29 (2006-2014)
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Komunitassepedamotormerupakanperkumpulansekelompokorang
yangmemilikihobbyyangsamadalammengendaraisepedamotoruntuk
berpergianatautouring(Rudianto,2011).Komunitasmotoradalahsebuah
kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,
umumnya memiliki ketertarikan yang sama serta memiliki kesamaan
tentang hobby dengan motor. Komunitas berasal dari bahasa Latin
communitas yang berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari
communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”
(Wahyudi,2011).Komunitassepedamotormerupakanwadahbagipara
bikers atau tempat untuk menuangkan ide-ide mereka dalam komunitas
dimanamerekamenjadianggota,kemudiandiaplikasikandalamkehidupan
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial (Mas’udi, 2014).
Bikers atau penggemar touring memiliki karakteristik seperti
komunitas yang identikdenganmotor,kelompokorangyanghobitouring,
danadventurer.Komunitasbikersmenjaditempatinteraksidanberdiskusi
tentangmotorsertamembentuksuatukomunitasuntukmelakukantouring
bersama (Nimpuno, 2014).
Kedisiplinan yangkurangdalamberlalulintasdapatmenyebabkan
kecelakaandalamberlalulintassebabkedisiplinandalamberlalulintasyang
1
2
kurangseringditandaidengansikapyangtidakpatuhdengantatatertib
rambulalulintasatauseringmeneroboslampulalulintasakibatnyaakan
terjaditabrakanantarapengendarandarisatuarahdenganpengendarayang
darilainarah(Prayudi,2013).Kecelakaanlalulintasmerupakansalahsatu
penyebabkematianterbesardidunia.SecaraglobalmenurutWHO(2007)
sekitar1,3jutaorangmeninggalsetiaptahunnyadikarenakankecelakaan
lalulintasdanjumlahinikemungkinanakanterusbertambahmenjadi1,9
jutapadatahun2020.DataWHOtentangkecelakaantersebut90%nya
terjadi di negara-negara berkembang termasuk indonesia (Departemen
Perhubungan,2012).ProyeksiyangdilakukanWHOantaratahun2000dan
2020 menunjukan, kematian akibat kecelakaan lalulintas meningkat di
negara-negarapendapatan rendah seperti Timor-Timor, Laos dan negara
berkembangsepertiIndonesia,Vietnam.Tanpaadanyatindakanyangnyata
tahun2020kecelakaanlalulintasakanmenjadipenyebabkematiannomor3
di dunia(Itha, 2008).
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia
(WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit
jantung koroner dan tuberculosis (TBC). Data WHO tahun 2011
menyebutkan,sebanyak67persenkorbankecelakaanlalulintasberadapada
usiaproduktif yaitu22–50tahun.Terdapat sekitar400.000korbandi
bawahusia25tahunyangmeninggaldijalanraya,denganrata-rataangka
kematian1.000anak-anakdanremajasetiapharinya.Bahkan,kecelakaan
lalulintasmenjadipenyebabutamakematiananak-anakdidunia,dengan
3
rentangusia10-24tahun(BIN,2013).Angkakecelakaanlalulintasyang
terjadisepanjang2014diKotaSolo,JawaTengah,cukuptinggi.Tercatat
sebanyak423kecelakaanterjadisejakJanuarihinggaOktober.Darijumlah
tersebut 60 korban diantaranya meninggal dunia. Sementara kalangan
pelajar masih mendominasi sebagai korban(Kastlantas, 2014).
Pertolongan pertama sangat penting, terutama pada keadaan yang
membahayakanjiwaseseorang.Pemberianpertolonganpertamasebaiknya
dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti kursus atau cara-cara
pertolonganpertama.Akantetapisetiaporangberusahauntukmemberikan
pertolongan pertama pada korban kecelakaan yang terancam
keselamatannyadengantenangdanberhati-hati(Yunisa,2010).Padakasus
yang menimpa komunitas motor kracker region Surakarta, dalam
memberikan pertolongan masih kurang maksimal sehingga korban
kecelakaan yang menimpa anggota bikers semakin meningkat setiap
tahunnya.
First responder adalah penolong yang pertama kali tiba di lokasi
kejadian,yangmemilikikemampuanmedisdalampenanganankasusgawat
darurat, yang terlatih untuk tingkat paling dasar. Keadaan para korban
kecelakaandapatmenjadisemakinburukdanbahkanberujungkematian
jikatidakditanganisecaracepat(Sunyoto,2010).Perilakusafetyriding
merupakanupayauntukmengurangiangkakecelakaanlalulintasdancidera
akibat kecelakaan lalu lintas. Perilaku bikers dalam penanganan saat
kecelakaanhanyameminggirkankorbandanmenungguanggotanyakumpul
4
dan dirundingkan jika parah dibawa ke klinik atau RS terdekat jadi
penanganan pertama pada kecelakaannya belum sepenuhnya dilakukan.
Penyebabkecelakaanpadabikersdipengeruhiolehhumanerror,kelelahan
pengendara,kurangnyakewaspadaan,dankondisimotor(Rudianto,2011).
Kecelakaanlalulintasmerupakanmasalahglobalseiringdenganterjadinya
pergeseranpolapenyakitdaripenyakitmenularkepenyakittidakmenular.
BerdasarkanlaporanWHO(2004),saatinikecelakaantransportasijalandi
duniatelahmencapai1.5jutakorbanmeninggaldan35jutakorbanluka-
luka/cacatakibatkecelakaanlalulintaspertahun.Sebanyak85%korban
meninggal akibat kecelakaan terjadi di negara-negara berkembang
(Russeng, 2011).
Penanganan yang di maksud di sini adalah bantuan pertolongan
pertamapadakecelakaan(P3K).Langkahterbaikuntuksituasiiniadalah
waspada dan melakukan upaya konkrit untuk mengatasinya. Hubungan
penolongpertama(firstresponder)dalamkomunitasmotorkrackersangat
dibutuhkan dalam melakukan pertolonganpertamadalammenangani korban
kecelakaan (Rudi, 2007).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada Kracker region Surakarta
supermoto didapatkan kasus kecelakaan setiap tahunnya mengalami
peningkatan,padatahun2013didapatkanangkakejadiankecelakaan15,
pada tahun 2014 angka kejadian 75 dengan angka kematian 1, yang
menimpabikersKrackerRegionsurabaya.Anggotakrackersmerupakan
sebagian besar memiliki perilaku baik dalam first responder dalam
5
penanganan kecelakaan. Peneliti melakukan studi pendahuluan kepada
sebagiandarianggotakracker,yangmenunjukanadanyaperilakukurang
dalam first responder misalmya saat terjadi kecelakaan, anggota
mengatakansaatterjadikecelakaanyangterjadikiranyatidakbegituparah
merekatidaklangsungseketikaatauberesponmenolongkorbanmelainkan
mendokumentasikan dengan cara memfoto korban terlebih dahulu baru
kemudian menolongnya. Kracker Region Surakarta Supermoto belum
sepenuhnyamemahamiakanpertolonganpertamapadakecelakaan(P3K)
danhanyatahupenanganannyalewatsharingantartemandimediasosial
tapi belumsepenuhnyamengerti.
Berdasarkan fenomena yang didapatkan peneliti pada komunitas
motorkrackeregionSurakartapenelititertarikuntukmelakukanpenelitian
tentang “ Gambaran perilaku bikers sebagai first responder terhadap
pertolongan pertama padakecelakaan di kracker region Surakarta”.
1.2 RumusanMasalah
Pertolongan pertama pada kecelakaan atau yang di singkat P3K
adalah pertolongan sementara yang di berikan kepada seseorang yang
menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan dari
dokter(MashoeddanDjoned,2012).Kecelakaanpadabikerssaattouring
masih sering terjadi bahkan sampai menimbulkan kematian. Bila tidak
dilakukanpertolonganpertamapadakecelakaanmakaakanmemperparah
lukaatauciderayangdideritakorban.Rumusanmasalahdaripenelitianini
6
adalahsejauhmanagambaranperilakubikersterhadappertolonganpertama
pada kecelakaan. Perilaku responden dalam fist responder sebagian
memilikiperilakuyangkurangdalammenanganikecelakaandijalanraya
padakomunitas Kracker.
1.3 TujuanPenelitian
1.3.1Tujuanumum
Mengetahui gambaran perilaku bikers sebagai first responder saat
melakukan pertolongan pertama padakecelakaan.
1.3.2Tujuankhusus
Tujuan khusus dalam penelitian iniadalah untuk:
1.3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik demografi responden.
1.3.2.2 Menganalisisperilaku bikerssebagaifirstresponder pada
korban kecelakaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 ManfaatbagiBikers
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
tentang bagaimana melakukan penanganan korban kecelakaan
bermotor padakomunitasmotor maupun pengendaramotor lain.
1.4.2 Manfaatbagiinstitusi
Hasilpenelitian inidiharapkan dapatmenambah kepustakaantentang
gambaran perilaku bikers terhadap pertolongan pertama pada
Kecelakaan(P3K).
7
1.4.3 Manfaatbagipenelitilain
Penelitianinidapatdigunakansebagaireferensiilmiah penelitian
selanjutnya.
1.4.4 Manfaatbagipeneliti
Manfaat penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang
bagaimanan penangananpertolongan pertama padakecelakaan
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Kecelakaan
2.1.1 Pengertian kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab
kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Masalah ini perlu
mendapat perhatian untuk mengantisipasi jatuhnya korban
meninggal duniapadakecelakaan lalu lintas (Afidah, 2011).
Kecelakaanlalulintasdidefinisikansebagaikejadiandimana
sebuahkendaraanbermotorberkecelakaandenganbendalaindan
menyebabkankerusakan,sertaberisikodapatmengakibatkanluka-
luka atau kematian manusia (Andi, 2010).
kecelakaanlalulintasberdasarkanketentuanyangditetapkan
dalampasal93PeraturanPemerintahNomor43tahun1993ayat1
adalah: “Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan
tidakdisengajamelibatkankendaraandenganatautanpapemakai
jalan lainnyamengakibatkankorban manusia ataukerugianharta
benda”.
Korbankecelakaanlalulintassebagaimanadimaksuddalam
ayat (1)disebutkan dalam Pasal 93 ayat(2), antaralain;
a. Korban mati
b. Korban luka berat
8
9
c. Korban luka ringan
Penjelasandariayat(1)disebutkandalamPasal93ayat(2),
korbanmati(Fatality),sebagaimanadimaksuddalamayat(2)adalah
korbanyangpastimatisebagaiakibatkecelakaanlalulintasdalam
jangkawaktupalinglama30harisetelahkecelakaantersebut.(ayat
3)Korbanlukaberat(SeriousInjury),sebagaimanadimaksuddalam
ayat(2)adalahkorbanyangkarenaluka-lukanyamenderitacacat
tetapatauharusdirawatdalamjangkawaktu30harisejakterjadi
kecelakaan.(ayat4).Korbanlukaringan(LightInjury),sebagaimana
dimaksuddalamayat(2)adalahkorbanyangtidakmasukdalam
pengertiandiatas,(ayat3)dan(ayat4). Secaratekniskecelakaanlalu
lintas didefinisikan sebagai sutau kejadian yang disebabkan oleh
banyak faktor yang tidak sengaja terjadi (Random Multy Factor
Event).Dalampengertiansecarasederhana,bahwasuatukecelakaan
lalau lintas terjadi apabila semua faktor keadaan tersebut secara
bersamaanpadasatutitikwaktutertentubertepatanterjadi.Halini
berartimemangsulitmeramalkansecarapastidimanadankapan
suatu kecelakaan akan terjadi. Sebagai pengelola jalan tol di
IndonesiaPTJasaMargamemilikidefinisiyangberbedatentang
korban kecelakaan,yaitu:
1. Lukaringanadalahkeadaaankorbanmengalamiluka-lukayang
tidak membahayakanjiwa dan atau tidak memerlukan
10
pertolonganatauperawatanlebihlanjutdirumahsakit,terdiri
dari:
a. Lukakecildengan pendarahan sedikit dan penderita sadar.
b. Lukabakar dengan luas kurangdari 15%.
c. Keseleo dari anggota badanyangringan tanpakomplikasi.
d. Penderita-penderitadiatassemuanyadalamkeadaansadar
tidak pingsan atau muntah-muntah.
2. Luka berat adalah korbanmengalami luka-luka yang dapat
membahayakan jiwanya dan memerlukan pertolongan atau
perawatan lebih lanjutdengan segeradirumah sakit, terdiri dari:
a. Luka yang menyebabkan keadaan penderita menurun,
biasanyalukayangmengenai kepala atau batangkepala.
b. Lukabakaryangluasnyameliputi 25 % dengan lukabaru.
c. Patahtulanganggotabadandengankomplikasidisertairasa
nyeriyanghebat dan pendarahan hebat.
d. Pendarahan hebat kurang lebih 500 cc.
e. Benturan/luka yang mengenai badan penderita yang
menyebabkankerusakanalat-alatdalam,misal;dada,perut,
usus, kandung kemih, ginjal, hati, tulang belakang, dan
batangkepala.
Meninggaladalah keadaandimanapenderitaterdapattanda-
tanda kematian secara fisik. Korban meninggal adalah korban
11
kecelakaan yang meninggal di lokasi kejadian atau meninggal
selamaperjalanan kerumah sakit.
Klasifikasi kecelakaan lalu lintas pada dasarnya dibuat
berdasarkantingkatkeparahankorban,dengandemikiankecelakaan
lalulintasdibagidalam4macamkriteriasebagaiberikut(Rachman,
2010).
1. Kecelakaanfatal
Kecelakaan fatal adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
denganatautanpapemakaijalanlainnya,sampaimengakibatkan
korban meninggal dunia.
2. Kecelakaan berat
Kecelakaan berat adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
denganatautanpapemakaijalanlainnya,mengakibatkankorban
mengalami lukaberat.
3. Kecelakaanringan
Kecelakaanringanadalahsuatuperistiwadijalanyangtidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
denganatautanpapemakaijalanlainnya,mengakibatkankorban
mengalami lukaringan.
4. Kecelakaan dengankerugian hartabenda
12
Kecelakaandengankerugianhartabendaadalahsuatuperistiwa
di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja
melibatkankendaraandenganatautanpapemakaijalanlainnya,
mengakibatkan kerugianhartabenda.
2.1.2 Faktor-faktoryang mempengaruhi kecelakaan
Kecelakaanlalulintasdapatdisebabkanolehbanyakfaktor,
baikfaktorinternalmaupunfaktoreksternalpenggunakendaraan
bermotor.Faktorinternalmeliputifaktormanusia,sedangkanfaktor
eksternal adalah faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor cuaca.
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor
kendaraandanyangterakhiradalahfaktorjalan.Selainituterdapat
faktor cuaca yang juga dapat menyebabkan terjadinya suatu
kecelakaan(Andi,2010).Adapunpenjelasandaribeberapafaktor
penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut adalah sebagai berikut.
1. Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan
dalam kecelakaan lalu lintas. Hampir semua kejadian
kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu
lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar,
ketidaktahuanterhadapartiaturanyangberlakuataupuntidak
melihatketentuanyangdiberlakukanataupulapura-puratidak
13
tahu. Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering
sekali lalai, bahkan ceroboh dalam mengendarai kendaraan,
tidak sedikit angkakecelakaan lalu lintas diakibatkankarena
membawakendaraandalamkeadaanmabuk,mengantuk,dan
mudah terpancing oleh ulahpengguna jalan lainnya yang
mungkin dapat memancing gairah untuk kebut-kebutan di jalan.
Faktormanusiayangdicatatolehkepolisian,meliputijenis
kelaminkorban,usiakorban,profesikorban,danperankorban
dalamberkendara.haliniyangdimaksuddenganperankorban
dalamberkendaraadalahposisikorbansaatterjadikecelakaan,
apakahtermasuksebagaipengemudi,penumpang,pejalankaki,
penyeberangjalan,danlain-lain.Jeniskecelakaanyangdialami
olehkorban jugamerupakan salahsatu faktor manusia yang
diduga mampu mempengaruhi tingkat keparahan korban
kecelakaan lalu lintas. Beberapa jenis kecelakaan yang
kemungkinan terjadi adalah sebagai berikut.
a. Kecelakaan belakang
Kecelakaan belakangadalahjenis kecelakaan antaradua
kendaraanyang tengahmelajusatuarah sehinggasalahsatu
kendaraan menabrak bagian belakangkendaraan lainnya.
b. Kecelakaan depan
Kecelakaan depan adalah jenis kecelakaan antara dua
kendaraanyangtengahberlawananarahsehinggabagian
14
depan kendaran yang satu menabrak bagian depan
kendaraan lainnya.
c. Kecelakaan samping
Kecelakaan samping adalah jenis kecelakaan antara dua
kendaraan yang tengah melaju dimana bagian samping
kendaraanyangsatu menabrak bagianyanglain.
d. Hilangkendali
Hilang kendali adalah kecelakaan yang terjadi saat
pengemuditidak dapat menguasai kendaraannya.
e. Lain-lain
Kecelakaan yang bukan termasuk dalam kecelakaan
belakang, kecelakaan depan, kecelakaan samping, dan hilang
kendali.
2. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban
pecah,remtidakberfungsisebagaimanaseharusnya,kelelahan
logamyangmengakibatkanbagiankendaraanpatah,peralatan
yangsudahaustidakdiganti,danberbagaipenyebablainnya.
Keseluruhanfaktorkendaraansangatterkaitdenganteknologi
yang digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap
kendaraan.
3. Faktor Jalan
15
Jalan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor38Tahun2004adalahprasaranatransportasidaratyang
meliputisegalabagianjalan,termasukbangunanpelengkapdan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawahpermukaantanahdan/atauair,sertadiataspermukaan
air, kecualijalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Untukkeperluanpengaturanpenggunaandanpemenuhan
kebutuhanangkutan,jalandibagidalambeberapakelas yang
didasarkanpadakebutuhantransportasi,pemilihanmodasecara
tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik
masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan
bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta
konstruksijalan.Pengelompokkanjalanmenurutmuatansumbu
yang disebut juga kelas jalan adalah berdasarkan Undang-
UndangRepublikIndonesiaNo14Tahun1992tentangLalu
Lintas danAngkutan jalan.
4. Faktor Cuaca
Selain itu terdapat faktor lain yang menyebabkan
kecelakaan, yaitu faktor cuaca. Hujan juga mempengaruhi
kinerjakendaraansepertijarakpengeremanmenjadilebihjauh,
jalanmenjadilebihlicin,jarakpandangjugaterpengaruhkarena
penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau
16
lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih
pendek.Asapdankabutjugabisamengganggujarakpandang,
terutamadi daerah pegunungan.
2.2 KomunitasMotor
Menurut pandangan Soekanto, (2006) dalam kehidupan masyarakat
dalampengertiankomunitasterdapatikatansolidaritasantarindividu,yang
biasanyaditentukanolehkesamaan–kesamaanyangmencakupkesamaan
dalamhalperasaan,adatistiadat,bahasa,norma–normasosial,dancara–
carahidupbersamapadaumumnyayangdinamakancummunity sentiment/
perasaan komunitas. Adapun unsur– unsur perasaan komunitas antaralain :
a. Seperasaan
Unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk
mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam
kelompoktersebut,sehinggakesemuanyadapatmenyebutkandirinya
sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami”dan sebagainya.
b. Sepenanggungan
Setiap induvidu sadar akan peranannya dalam kelompok dan
keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya; dalam
kelompokdijalankan,sehinggadiamempunyaikedudukanyangpasti
dalam darah dagingnyasendiri
c. Salingmemerlukan
17
induvidu yang tergabung dalam masyarakat setempat, merasa
dirinyatergantungpada“komuniti”-nyayangmeliputikebutuahan
fisik maupun kebutuhan– kebutuhan psikologis.
Komunitasmotoradalahsebuahkelompoksosialdaribeberapa
organismeyangberbagilingkungan,umumnyamemilikiketertarikan
yang sama serta memiliki kesamaan tentang hobby dengan motor.
Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti
“kesamaan”,kemudiandapatditurunkandaricommunisyang berarti
“sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak” (Wahyudi, 2011).
Komunitassepedamotormerupakanwadahbagiparabikersatau
tempat untuk menuangkan ide-ide mereka dalam komunitas dimana
mereka menjadi anggota, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial ( Mas,udi, 2014).
2.3 First responder
First responder adalah Penolong yang pertama kali tiba di lokasi
kejadian,yangmemilikikemampuanmedisdalampenanganankasusgawat
darurat, yang terlatih untuk tingkat paling dasar. Jika tidak ada sistem
perawatantraumapra-rumahsakityangada,yangpertamadanpalingdasar
tingkatdarisistemdapatdibentukdenganmengajarkananggotamasyarakat
yang tertarik dasar pertolongan pertama. Responden pertama dapat
diajarkanuntukmengenalikeadaandarurat,panggilanuntukmembantudan
memberikan pengobatan sampai tenaga kesehatan yang terlatih secara
18
formaltibauntukmemberikanperawatantambahan.Dimungkinkanuntuk
mengidentifikasisangattermotivasiataubaikditempatkanpekerja,seperti
pegawainegeri,sopirtaksi,atautokohmasyarakat,danmelatihmereka
untukmemberikantingkatyanglebihkomprehensifperawatanprarumah
sakit. Selain pembelajaran rentang yang lebih luas dari keterampilan
pertolongan pertama,kelompok ini dapat diajarkan prinsip-prinsip dasar
penyelamatanaman dan transport. (Granberg, 2011).
Pelatihan penolong pertama kedaruratan (Depkes, 2006) (First
ResponderEmergencyTraining)mengacupadadasar-dasarfilosofisebagai
berikut :
1. Pelatihansebagaisuatuprosesmengubahpolapikir(mindset),bahwa
penanganan masalah kesehatan perlu keterlibatan berbagai unsur,
termasuk masyarakat.
2. Pelatihansebagaiprosespemberdayaandanpembelajaran,berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan peserta latih, karenanya perlu
menggunakan pendekatan belajar orang dewasa, serta merupakan
metode pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya suasana
belajaryangkondusif dan partisipasif.
3. Peran pelatih lebih diarahkan menfasilitasi sehingga tercapai tujuan
belajar secara efektif.Baik pemahaman maupun ketrampilanyang harus
dimiliki oleh seorang “First Responder” dalam menanggulangi
kedaruratan sehari-hari.
19
2.4 Perilaku
1. Pengertian
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatutindakanyangdapatdiamatidanmempunyaifrekuensispesifik,
durasidantujuanbaik disadarimaupuntidak. Perilakumerupakan
kumpulan berbagai faktoryangsaling berinteraksi.Sering tidak disadari
bahwainteraksitersebutamatkomplekssehinggakadang-kadangkita
tidak sempat memikirkan penyebab seseorng menerapkan perilaku
tertentu.Karenaituamatpentinguntukdapatmenelaahalasandibalik
perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
(wawan dan dewi, 2011).
ProsedurpembentukanperilakumenurutSkiner(2011) adalah
sebagai berikut:
a. Melakukanidentifikasitentanghal-hal yangmerupakanpenguat
ataureinforcerberupahadiah-hadiahataurewardsbegiperilaku
yang akan dibentuk.
b. Melakukananalisisuntukmengidentifikasikomponen-komponen
kecilyangmembentuk perilakuyangdikehendaki.
c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai
tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah
untuk masing-masingkomponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakanurutan
komponenyangtelah tersusun itu.
20
Perilakukesehatan padadasarnyaadalahsuaturesponsseseorang
(organisame) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, mekanan serta lingkungan.
Dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup :
a. Perilakuseseorangterhadapsakitdanpenyakityaitubagaimana
manusia berespons, baik secara pasif mengetahui, bersikap dan
mempersepsipenyakitataurasasakityangadapadadirinyadandi
luardirinya,maupunaktif(tindakan)yangdilakukansehubungan
denganpenyakitatausakittersebut.Perilakuterhadapsakitdan
penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat tingkat
penyebab penyakit,yaitu:
• Perilaku sehubungan dengan peningkatan dalam
pemeliharaan kesehatan ( health promotion behavior ).
Misalnya makan makanan yang bergisi, olahraga, dan
sebagainya.
• Perilakupencegahanpenyakit(healthpreeventionbehaviour
) adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit,
misalnya tidur menggunakan selambu untuk mencegah
gigitan nyamukmalaria,imunisasi,dansebagainya.Termasuk
perilaku untuk tidak menularkan penyakitkepadaoranglain.
• Perilakusehubungandenganpencarianpengobatan(health
seeking behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau
mencaripengobatan,misalnyausaha-usahamengobatisendiri
21
penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
kesehatan modern maupun kefasilitas kesehatan tradisional.
•Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health
rehabilation behaviour) yaitu perilaku yang berhubungan
dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh
dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi
anjuran-anjuran dokter dalam rangkapemulihan kesehatanya.
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons
seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem
pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini
menyangkutresponterhadapfasilitaspelayanan,carapelayanan,
petugas kesehatan dan obat obatanya, yang terwujud dalam
pengetahuanpersepsi,sikapdanpenggunaanfasilitas,petugasdan
obat-obatan.
c. Perilakuterhadapmakanan.(nutritionbehaviour)yaknirespon
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital dalam
kehidupan.Perilakuinimeliputipengetahuan,persepsi,sikapdan
praktekkitaterhadapmakanansertaunsur-unsuryangterkandung
di dalamnya ( zat gizi ) pengelolaan makanan, dan sebagainya
sehubungan kebutuhan tubuh kita.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (envirumantal health
behavior)adalahresponsseseorangterhadaplingkungansebagai
determinankesehatanmanusia.Lingkupperilakuiniseluaslingkup
22
kesehatan lingkungan itu sendiri. Perilaku ini antara lain
mencakup:
• Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di
dalamnya komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih
untuk kepentingan kesehatan.
• Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor yang
menyangkut segi-segi higiene, pemeliharaan tekhnik, dan
penggunaanya.
• Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat
maupun limbah cair. Termasuk didalamnya sistem
pembuangan sampah dan air limbah yang sehat. Serta
dampak pembuangan limbahyangtidak baik.
• Perilaku sehubungan dengan rumah sehat yang meliputi
ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
Saparinah Sadli dalam Wawan &Dewi, (2011) membagi individu
dengan lingkungan sosialyangsalingmempengaruhi sebagai berikut:
a. Perilakukesehatanindividu;sikapdankebiasaanindividuyang
erat kaitannyadengan lingkungan.
b. Lingkungan umum; kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang
kesehatan, undang-undangkesehatan,program-program kesehatan,
dan sebagainya.
2. Faktor perilakuyengberhubungan dengan kesehatan
23
Perilakuyangmempengaruhikesehatandapatdigolongkandalam
duakategori,yaitu:
a. Perilakuyangterwujud secarasengaja dan sadar,
b. Perilakuyangterwujud secaratidak sengaja atau tidak sadar.
Ada perilaku-perilaku yang disengaja atau tidak disengaja
membawa manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok
kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja
berdampak merugigan kesehatan (Wawan & Dewi, 2011).
2.5 PertolonganPertama pada Kecelakaan
1. Pengertian
Pertolonganpertamapadakecelakaanatauyangdisingkat(P3K)
adalahpertolongansementarayangdiberikankepadaseseorangyang
menderitasakitataukecelakaansebelummendapatkanpertolongandari
dokter(MashoeddanDjonetdalamAdi,2012).Pertolonganpertama
pada kecelakaan adalah pertolongan yang segera diberikan keada
korbankecelakaansebelummendapatkanpertolongandokter(Aipdan
Muhadi, 2012). Menurut Adi (2012) Pertolongan pertama pada
kecelakaanadalahsuatubentukpertolongansementaraterhadapkorban
yang dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum mendapatkan
pertolongan dari dokter agar korban tidak menjadilebih parah.
2. Prinsip Pertolongan Pertama PadaKecelakaan
24
Pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan mempunyai
prinsisp-prinsip yang harus dipatuhi baik oleh penolong maupun
korban.Haliniperluditegaskanagartidakmenyalahiperlakuanyang
semestinya diberikan kepada korban kecelakaan (Yuniasa, 2010).
Adapunprinsippertolonganpertamapadakecelakaanadalah:(Adi,
2012).
a. Memberikan perasaan tenangkepadakorban kecelakaan
b. Mencegahatau mengurangi rasatakut dangelisah korban
kecelakaan
c. Mengurangi bahayayang lebih besar.
d. Tidak merasabisauntuk memberikan pertolonganpadakorban
kecelakaan
e. Mempunyai pengetahuantentangpertolongan pertama pada
kecelakaan
f. Mampu melihat situasi dan kondisi korban
g. Bekerjadengan tenang
Berdasarkan beberapaprinsip di atas makajelaslah tugas dari
penolongsangat penting untuk membantu korbankecelakaan.
3. CaraPemberian Pertolongan Pertama PadaKecelakaan
PertolonganpertamapadakecelakaanatauPPPKdapatmenolong
jiwaseseorang,jikapertolonganitudilakukansebagaimanamestinya.
Pertolongandilakukandengantidakbenarakanmembahayakankorban.
Pertolongan Pada Shock Keadaan shock tergantung dari beratnya
25
kecelakaan.Orangyangmengalamikecelakaandanterjadishockakan
berkurangkesadarannyasampaihilangkesadaran,bahkanbisasampai
meninggaldunia.Usahapencegahandanperbaikanshockadalah:(Adi,
2012).
a. Korban diletakkan terlantangdengan kepala lebihrandah dari pada
kaki
b. Badan korban dihangatkan
c. Beri minum hangat (jikamasih sadar), jangdiberiminumanyang
mengandungalkohol
d. Jika korban luka padaperut jangan diberi minum
e. Apabilakorban pingsan letakkan amoniak di bawah hidung
f. Mengilangkan perasaan sakitpadakorban
g. Memindahkan korban ketempatyanglebih amamdengan hati-hati
agar tidak membahayakan korban.
4. Pertolongan PadaPendarahan
Pertolonganpertamapadakorbanyangmengalamipendarahanharus
tepat, sehinggaperlu memperhatikan letak pandarahanyangterjadi.
a. Pendarahan diKepala
Gambar2.1 Perdarahan di Kepala
26
Apabilaterjadipendarahandikepalamakapenolongperlu
menekanarteriyangmanyilangpadatulang.Tempatyangharus
ditekanadalahantaralukadenganjantung.Gambardiatasadalah
titiktempatmenekanarteriapabilaterjadipendarahandikepala.
Dibawahiniadalahcarapenekananapabilaterjadipandarahan.
(adi,2012)
b. Pendarahan diatas mata
Gambar2.2 Pendarahandi atas mata
Pendarahan diatas mata tekan di depan telinga.
c. Pendarahan padapipi
Gambar2.3 Perdarahan padaPipi
Pendarahanpadapipitekanpadalekukrahang bawahPendarahan
diLeher.
5. Pertolongan PadaHentiNafas
Hentinafasadalahsuatukecelakaandimanakorbanharussegera
diberi pertolongan, karenakorban dapat mati dalam hitungan detik.
27
Menurutadi(2012)adabeberapajenispertolonganpadahentinafas
adalah sebagai berikut:
a. Sylvester
Pemberian pertolongan dengan cara ini yaitu korban
diletakkanterlentangdenganmukadimiringkan.Penolongberlutut
dengansatukakidiataskepaladanmemegangdiatassikukorban.
Kemudiankedualengankorbandiangkatdanditurunkankembali
sampai menyentuh lantai. Seperti padagambar dibawah ini.
Gambar2.4 Sylvester
b. Schafer
Pemberian pertolongan dengan cara ini yaitu korban
diletakkantelungkupdenganmukadimiringkan.Penolongberlutut
melangkahipantatkorban,angkatpantatkorbandandorongbadan
kedepan.
Gambar2.5 Shcafer
28
c. Holger dan Nielsen
Pemberian pertolongan dengan caraini yaitu korban
diletakkantelungkupdenganmukaadadiatastangan.Penolong
berdiridenganlututdudukditumit,letakkantangandipunggung
korbandanmenekanpungungkurbanagarudaradalamparu-paru
keluar. Setelah itu segera lengan korban diangkat agar terjadi
penarikan nafas.
Gambar2.6 Holger dan Nielsen
6. Pertolongan Pertama PadaPatah Tulang
Pertolonganpadapatahtulangtidakbolehsembarangan,karena
bisamemperparahkeadaan.Korbanjangansekali-dipindahkan,kecuali
memangdarurat.Tulangyangpatahjanganditarikataudikembalikan
keposisisemula,cukupdiberikanbidaiatauspalek.Panjangbidaiharus
melebihikeduasendi,ringandankuat.Pengikatanbidaipadaujung
bukan padatempat terjadinyapatah tulang.(Adi,2012)
7. Petolongan PertamaPadaKorban Pingsan
PertolonganpertamapadaKorbanpingsantidaklahterlalususah,
tetapi biasanya penolong yang panik akan memberikan pertolongan
yangkurangtepat.Padapingsankorbansebaiknyadibawaketempat
yang teduh, dikendorkan semua yang mengikat tubuh, diberi
29
rangsanganbaupadahidung,dansetelahsadardiberikanairminim
secukupnya. (Adi,2012)
8. Pertolongan Pertama PadaLuka
Lukadapatdijadikansebagaitempatmasuknyapenyakit,sehingga
perlu suatu penanganan. Pertolongan pada luka adalah dengan
membersihkan luka dengan alkohol agar tidak terjadi infeksi dan
dibalutdengankasasterilagartidakadakumanyangmasukmelalui
permukaanluka.Penelitianiniadalahpenelitiandeskriptifyaitusuatu
penelitianyangsemata-matamelukiskankeadaanobyekatauperistiwa
(Adi, 2012).
30
2.6 Kerangka Teori
Gambar2.7 KerangkaTeori (Adi, 2012)
2.7 Kerangka Konsep
Gambar2.8 KerangkaKonsep
Komunitas
Motor
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
Perilaku
Kecelakaa
n pada
komunitas
First
Respoder
Perilaku
Pertolongan pertama korban
kecelakaan:
1. Pertolongan pada
perdarahan
2. Pertolongan pada henti
nafas
3. Pertolongan pada patah
tulang 4. Pertolongan pada koran
pingsan 5. Pertolongan padaluka
31
2.8 Keaslian penelitian
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode yang
Digunakan
HasilPenelitian
Laylia Nur Afidahdan
Dra. Destri
Susilaningr
um, M.Si.
(2011).
Polatingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas dengan menggunaka
n regresi
logistik
multinomial
(studikasus:
kecelakaan
lalu lintasdi
surabaya)
Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi logistik multinomial.
Hasil pemodelandenganmenggunakan regresilogistikmultinomialdiperoleh dua faktor yang mempengaruhi keparahan korban kecelakaan lalu lintas secara serentak, yaitu jenis kecelakaan dan peran korban dalam kecelakaan.Berdasarkan modelyang
dihasilkan, memilikiketepatan
klasifikasi hanyasebesar47,7%.
Ketepatan klasifikasiyang kecil
kemungkinan disebabkan karena
kurangnya variabel prediktor yang
dapat mewakili untuk memodelkan
polakeparahankorbankecelakaan lalu
lintas diSurabaya atau modelyang
digunakan kurangsesuai.
BAB III
METODEPENELITIAN
3.1 Jenis danRancanganPenelitian
Jenispenelitianyangdigunakandalampenelitianini`yaitupenelitian
kuantitatifdenganrancangandeskriptifanalitikuntukmengetahuigambaran
perilaku bikerssebagaifirstresponderpertolongan pertama padakecelakaan
di Komunitas Motor “KRACKER” Surakarta.
Penelitiandeskriptifbertujuanuntukmendeskripsikan(memaparkan)
peristiwa-peristiwapentingyangterjadipadamasakini.Deskripsiperistiwa
dilakukansecarasistematisdanlebihmenekankanpadadatafaktualdari
padapenyimpulan.Fenomenadisajikansecaraapaadanyatanpamanipulasi
danpenelititidakmencobamenganalisisbagaimanadanmengapa fenomena
tersebutbisaterjadi,olehkarenaitupenelitianjenisinitidakmemerlukan
adanyasuatu hipotesis (Nursalam, 2014).
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota Komunitas
Motor “KRACKER” Surakartasebanyak 32 anggota.
32
33
3.2.2 Sampel
Sampelterdiridaribagianpopulasiterjangkauyangdapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sedangkansamplingadalahprosesmenyeleksiporsidaripopulasi
yangdapat mewakili populasiyang ada(Nursalam,2008).
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan Total
Samplingdisebutjugajudgementsampling.Adalahsuatutekhnik
penetapansampeldengancaramemilihsampeldiantarapopulasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah
penelitian),sehinggasampeltersebutdapatmewakilikarakteristik
populasiyangtelahdikenalsebelumnya(Nursalam,2008).Jumlah
sampelyangdi gunakandalam penelitian inisebanyak 32anggota.
KriteriaInklusi :
1. kooperatif
2. Aktif touring
3. Punyapengalaman menolongkorban kecelakaan
KriteriaEkslusi :
Bikersyangbekerjadi luar kotasaat pembagian kuesioner
34
3.3 Tempat danWaktu Penelitian
3.3.1 Tempat
Penelitian ini dilakukan di Komunitas Motor “KRACKER”
Surakarta.
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitianinidilaksanakanpada10Juli2015sampaidengan24
Juli 2015.
3.4 Variabel, DefinisiOperasional, dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1 Variabel,definisioperasional dan skalapengukuran.
Nama
Variabel DataOprasional Indikator AlatUkur Skala
Perilaku
Bikers
sebagai
First
Responde
r
Perilakubikers
adalahtindakan
yangdilakukan
oleh dengan
maksudtertentu
Dari 15pertanyaanyang
denganjawaban 0: tidak
dilakukandan 1:
Dilakukan.
Dengankategori :
1. Baik(11-15)
2. Cukup(5-10)
3. Kurang(<4)
Kuesioner Ordinal
Umur Umur seseorang
terhitungsaat
dilahirkansampai
1.
2.
3.
16-25tahun
26-35tahun
36-45tahun
Kuesioner Interval
dewasa
1.
2.
Jenis
kelamin
Perbedaankelamin
antara laki-lakidan
Laki-laki
Perempuan
Kuesioner Nominal
perempuan
Tingkatpendidikan 1. Pendidika
n
TidakSekolah
SD
SMP
SMA
PerguruanTinggi
Kuesioner Ordinal
2.
3.
4.
5.
terakhir
35
3.5 AlatPenelitian danCara PengumpulanData
1. Alat Penelitian
Alatpenelitian yangdigunakanpadapeneltianini yaitudengan
menggunakankuesioner.Kuesioneradalahsejumlahpertanyaantertulis
yangdigunakanuntukmemperolehinformasidarirespondendalamarti
laporan tentang hal-hal yang dia ketahui. Kuesioner yang digunakan
adalahkuesionertertutupdimanasudahdisediakanjawabannyasehingga
responden tinggal memilih (Arikunto, 2010).
Kuesioner pada penelitian ini menggunakan kuesioner perilaku
bikers dengan penilaian jika menjawab benar maka nilai nya 1
(dilakukan) sedangkan nilai 0 (tidak dilakukan).
2. CaraPengumpulan Data
Pengumpulandatadilakukanolehpenelitidengancaramengajukan
suratstudipendahuluankebagianSTIKESKusumaHusadaSurakarta.
SetelahitupenelitimelakukanstudipendahuluandiKomunitasMotor
“Kracker”Surakarta.Sebelumyapenelitimemperkenalkandiri terlebih
dahulu, kemudian peneliti memberi tahu maksud dan tujuan
pengumpulan data, serta memberikan informed consent. Tehnik
pengumpulandatapadapenelitianinidenganmemberikankuesionerdan
memberikanbeberapapertanyaan,yangharusdijawabolehresponden.
Selama pengisian kuesioner responden didampingi oleh peneliti,
sehingga jika ada butir pertanyaan yang tidak jelas bisa ditanyakan
langsung kepada peneliti. Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti
36
memeriksa kembali untuk setiap jawaban pertanyaan agar tidak
ketinggalan dan sesuai petunjuk pengisian.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap pertama, penelitimelakukan kontrak waktu dan memberikan
lembar persetujuan (informed consent) dengan semua anggota
Komunitas Motor “Kracker”Surakarta.
b. Tahap kedua, penelitimelakukan pengambilan data dengancara
diberi kuesioner perilakubikerssebagaifirstresponderkecelakaan
dengan 20 pertanyaan.
c. Tahap ketiga, penelitiperilakubikers sebagaifirstresponder
kecelakaan
d. Tahap keempat, penelitimembuat laporan hasilpenelitian.
4. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabilamampu mengukur apa yang
seharusnyahendak diukur
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas
dengan rumusproduct moment,yaitu:
37
N.ΣXY−ΣX.ΣY rxy =
√{NΣX2−(ΣX)2}{NΣY2−(ΣY)2}
Keterangan :
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi productmoment
x : Skor pertanyaan
y :Skor total
: Skor pertanyaan dikalikan skor total xy
Ujivaliditaspadakuesionergambaranperilakubikerssebagaifirst
responder kecelakaan pada komunitas motor kracker di kota Madiun
berjumlah 32 responden. Dari 15 item pernyataan dinyatakan valid
karenanilaithitung>ttabeldengantarafsignifikan5%(0,361).Yang
dinyatakantidakvalidthitung<ttabeldengantarafsignifikan5%(
0,361)yaitu item 6,7,10,11,17.
5. Uji Reliabilitas
Reliabilitasmenunjukkanpadasuatupengertianbahwainstrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karenainstrumentersebutsudahbaik.Instrumenyangbaiktidakakan
bersifattendensius,mengarahkanrespondenmemilihjawaban-jawaban
tertentu.Apabiladatanyamemangbenarsesuaidengankenyataannya.
makaberapakalipun diambil tetap akan sama hasilnya(Arikunto 2006).
38
Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan
Alpha Chronbach dengan bantuanprogram komputerSPSS. Rumus
Alpha Chronbachadalahsebagai berikut:
Σσb2 k
r11= [ ][1− ] σ2t k−1
Keterangan
:= ReliabilitasInstrument r11
k =Banyaknyabutir pertanyaan atau banyaknyasoal
Σσb2=Jumlah varian butir
σ2t =Varians total
Hasilujiinstrumendikatakanreabilitasjikanilaialphacronbach
's> rkriteria(0,60) (Ghozali, 2005).
Berdasarkanhasilujireliabilitasyangtelahdilakukanpada15
item kuesioner didapatkan nilai alpha cronbach 0,922. Dari 15
pertanyaantersebutdinyatakanreliabelkarenanilaialphacroncbach
>0,60yangberarti kuesionertersebut layak digunakan.
3.6 TekhnikPengelolaan danAnlisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Peneliti melakukan beberapa tahap dalam pengolahan data meliputi
pengecekan data (editing), pemberian kode data (coding) dan
pemprosesan data (entering). (Lapau, 2012).
39
a. Pengecekan data (editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yangdiperolehataudikumpulkan.Editingdapatdilakukanpada
tahap pengumpulan dataatau setelah data terkumpul.
b. Pemberian kodedata(coding)
Codingyaitukegiatanpemberiankodenumerik(angka)terhadap
datayangterdiriatasbeberapakatagori.Pemberiankodeinisangat
penting bila pengelolahan dan analisis data menggunakan
komputer.Biasanyadalampemberiankodedibuatjugadaftarkode
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kodedari suatu variable.
c. Pemprosesan data(entering)
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,
kemudianmembuatdistribusifrekuensisederhanaataubisajuga
dengan membuat tabel kontigensi.
3.7 Analisa Data
Analisis data menggunakan analisis univariat adalah analisis yang
menggambarkan karakteristik setiap variable (Sugiyono 2013). Setelah
dilakukan pengumpulan data kemudian data dianalisa menggunakan
stastistik deskriptif untuk di sajikan dalam bentuk proposal presentase
dengan cara memasukan seluruh data kemudian di olah secara statistik
40
deskriptifuntukmelaporkanhasildalambentukdistribusidalammasing-
masingvariabel(Notoatmodjo,2012)Variabelperilakubikers,pertolongan
pertama padakecelakaan, umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
3.8 Etika Penelitian
Menurut (Hidayat, 2007)etikapenelitian dalam penelitian iniantaralain :
1. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antarapeneliti dengan responden
peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent
tersebutdiberikansenelumpenelitiandilakukandenganmemberikan
lembarpersetujuanuntukmenjadiresponden.Tujuaninformedconsent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta
mengetahuidampaknya. Subjekbersedia,makamerekaharusmenanda
tangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
penelitiharus menghormatihak pasien.
2. Anonymity (tanpanama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukurdanhanyamenuliskankodepadalembarpengumpulandataatau
hasilpenelitianyangakan disajikan.
41
3. Confidentiality(kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaanhasilpenelitian,baikinformasimaupunmasalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannyaolehpeneliti,hanyakelompokdatatertentuyangakan
dilaporkan padahasilriset.
BAB IV
HASILPENELITIAN
Padababiniakandiuraikanhasilpenelitiantentanggambaranperilakubikers
sebagai first responder pada komunitas motor kracker di kota Surakarta.
Berdasarkandatayangdiambilselama15haripenelitianyaitupadatanggal10
Juli2015sampai24 Juli2015dengan32respondenyang telahmemenuhikriteria.
Dari kegiatan penelitian,didapatkan hasilsebagaiberikut :
4.1 Karakteristik responden
RespondendalampenelitianiniadalahkrackerkotaSurakartayangtelah
sesuaidengankriteriapenelitidanmemilikikarakteristikyangberagam.
Sesuai dengan hasil penelitian, diperoleh data karakteristik responden
sebagai berikut:
4.1.1 Usiaresponden
Tabel 4.1 DistribusiFrekuensi UsiaResponden Dikomunitas Krackers
Surakarta
NO Usia Responden Frekuensi Persentase (%)
1
2
16-25
26-35
24
6
75
18,8 3 36-45 2 6,2
Total 32 100
Padatabel4.1dapatdiketahuibahwasebagianbesarresponden
beradapadausia 16-25 tahun.
42
43
4.1.2 Pendidikan responden
Tabel 4.2 DistribusiFrekuensi Pendidikan Respondendi Komunitas
Kracker Surakarta
No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1
2
SMP
SMA
4
18
12,6
56,2 3 PerguruanTinggi 1031,2
Total 32 100
Padatabel4.2dapatdiketahuibahwasebagianbesarresponden
berpendidikan SMA.
4.1.3 Jenis Kelamin
Tabel 4.3 DistribusiFrekuensi Jenis Kelamin Responden Di Komunitas
Kracker Surakarta
No Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Laki-Laki 29 90,7
2 Perempuan3 9,3
Total 32 100
Padatabel4.3dapatdiketahuibahwasebagianbesarresponden
berjenis kelaminlaki-laki.
4.2 AnalisisUnivariat
4.2.1 Gambaran perilaku bikers sebagaifirstresponderkecelakaan pada
komunitas motor Kracker di kota Surakarta
Tabel 4.4 Gambaran perilaku bikerssebagaifirstresponderkecelakaan
padakomunitas motor Kracker di kota Surakarta
No Perilaku first
responder
Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
24
6
2
75
18,7
6,2
100 Total 32
44
Padatabel4.4dapatdiketahuibahwasebagianbesarresponden
berperilaku baik terhadap anggota Komunitas Motor “KRACKER”
SurakartasebagaiFirstrespondermelakukanpertolonganpertamapada
korban kecelakaan.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 KarakteristikResponden
5.1.1 Jenis Kelamin Responden
BerdasarkanhasilpenelitianyangdilakukandikomunitasKracker
supermotokotasurakartayangberjumlah32respondendidapatkanhasil
padatabel4.3dapatdiketahuibahwasebagianbesarrespondenberjenis
kelaminlaki-lakiyaitusebanyak29responden(90,7%).sedangkanuntuk
perempuanterdapat3responden(9,3%).KomunitasKrackersupermoto
kebanyakanberjenislaki-lakikarenahobiberkendaramotoryangberjenis
treltapimenggunakanbanaspalataubanonroadinidigemarikarena
posturmotoryangtinggidanbisaonoffroadberbagaimedandijalan
bahkan di hutan. Sedangkan wanita yang menggemari basic motor
supermoto ini dikarenakan ingin tampil beda dan menguji adrenalin
mengendarai supermoto.
Penelitian dari Fitria, dkk, (2014) menunjukkan bahwa jenis
kelaminhasilpenelitianmenunjuukkanlebihbanyaklaki–lakidaripada
perempuan dikarenakan hobi menggengendarai sepeda motor. Individu
pengguna jalan raya, cenderung lebih banyak pria dari pada wanita
sehinggabanyakyangmenggunakankendaraanmotoratauberkelompok
denganmotorcenderunglebihbanyakterjadipadalaki-laki(Sanrianika,
2008).
45
46
PenelitiandariRina,(2008)menunjukkanbahwakominitasmotor
kebanyakanlaki–lakibahwaanggotakomunitasmotormenyukaihobi
(touring) bukan karena hanya sekedar ingin bersenang-senang tetapi
anggota memiliki tujuan atau keinginan untuk menjadi sesuatu yang
berguna. Touring merupakan satu bentuk kegiatan club melakukan
perjalanandengan mengendaraisepedamotorketempattujuantertentu
untuk menyalurkan kegemaran berkendarasepedamotor.
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Berdasarkanhasilpenelitianyangtelahdilakukantelahdidapatkan
hasilpadatabel4.2bahwaterdapat4orang(12,6%)memilikitingkat
pendidikan SMP untuk 18 orang (56,2%) memiliki tingkat pendidikan
SMA dan 10 orang (31,2%) memiliki tingkat pendidikan perguruan
Tinggi.
Pendidikanberartibimbinganyangdiberikanseseorangterhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapaikeselamatandankebahagiaanya(Wawan&Dewi,2011).Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.PadapenelitianinisebagianbesarmemilikipendidikanSMA
yang mengikutikomunitasmotor,pendidikanSMAmerupakanpendidikan
menengah akan tetapi, pendidikan menengah dalam komunitas ini
mendapat bimbingan darisenioryangmempunyaipendidikanyangtinggi.
47
Tingkatpendidikansangatlahberpengaruhterhadapinformasiyang
diberikan untuk taat berlalu lintas, dapat menghindari terjadinya
kecelakaanlalulintas.Tingkatpendidikansangatlahberpengaruhterhadap
program peningkatan pengetahuan secara langsung dan tidak langsung
terhadapperilaku.Respondenpadaumumnyayangberpendidikanlebih
rendahmempunyaicirilebihsulitdiajakkerjasamadankurangterbuka
dalam pembaharuan (Raditya, 2013).
Muhammad (2013) membuktikan bahwa anggota motor yang
memilikipengetahuancukupnamunberperilakusafetyriddingbaikkarena
sudahmemilikikesadarandanpemahamananggotatentangpentingnya
berkendarayangaman.PenelitianyangdilakukanolehAplillikadanErika
(2008) membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilakusafetyriddingpadasiswaSMABudiMulyaTangerangdengan
nilai p=0,001.
5.1.3 UsiaResponden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di dapatkan
hasilpadatabel4.1bahwaanggotakomunitaskrackersupermotokota
surakartausia16-25tahunsebanyak24orang(75%),untukusia26-35
sebanyak 6 orang (18,8%), dan usia 36-45 ada 2 orang (6,2%). Usia
seseorang akan mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang
terhadapinformasiyangdiberikan.Semakinbertambahusiamakadaya
tangkap dan pola pikir seseorang semakin berkembang (Notoatmodjo,
2010).Usiadapatmempengaruhiseseorangdalamberkedarayangaman
48
karenarespondenyangberusialebihtualebihmatangdanterampildalam
berperilaku dibandingkan dengan usialebih muda(Raditya, 2013)
Seorangremajatertarikdengankelompoksebayayangmempunyai
minatdanhobiyangsamasehinggabanyakmelakukankegiatanbersama
dalammengisiwaktuluangnyaSalahsatubentukkelompokdikalangan
remajaadalahklubmotor.Berkembangnyaklubmotorataukomunitas
bikers di Kota Medan merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari
perkembangan sosial masyarakatyangsemakin heterogen(Royan, 2013).
PenelitiandariAna&Ismaini(2008)menunjukkanusiasangatlah
pentingdalammengemudikankendaraanbermotordikarenakan memiliki
SIMyangwajibdimilikipengendaramotordijalanrayasebagaisyarat
mengemudikan motor dari kepolisian.
5.2 Analisa Univariat
5.2.1 Gambaran perilaku bikers sebagaifirstresponderkecelakaan pada
komunitas motor Kracker di kota Surakarta
Berdasarkanhasilunivariatmenunjukkandapatdiketahuibahwa
sebagian besar perilaku baik 75 % responden, responden yang
perilakucukup18,7%reponden,sedangkanperilakukurang6,2%
responden terhadap anggota Komunitas Motor “KRACKER”
Surakarta sebagai first responder melakukan pertolongan pertama
padakorban kecelakaan.
49
Anggota motor Kracker merapakan anggota yang sudah
memiliki pengalaman saat berkendara. Anggota Kracker memiliki
perilaku yang baik dalam berkendara motor. Anggota Krakcker
dibekali dengan pemahaman yang baik, sehingga dapat
mempengaruhi faktor perilaku anggota Kracker dalam berkendara
motor. Faktor lain dalam memperngaruhi perilaku baik anggota
Kracker dalam pertolongan pertama antaralain pendidikan, dengan
tingkatpendidikanyangbaikakanmempengaruhiseseorangdalam
melakukan tindakan yang efektik. Pemahaman yang baik pada
anggota Kracker dapat dilihat dari sebagian minoritas memiliki
pendidikansarjanadansudahmalangmelintang dianggotaklubmotor
lainnya.
Pendidikan anggota Krackers sebagian besar memiliki
pendidikan SMA, akan tetapi pendidikan SMA sudah dibekali
pemahamanberkendarayangbaiksebelumgabungdengananggota
Kracker.AnggotamotorKrackeradayangalumnianggotaPalang
MerahRemaja(PMR)disekolahSMA,sehinggaanggotaKracker
dapat menggunakan peralatan P3K dan dapat diaplikasikan
dikomunitasmotor.AnggotaKrackeryangmasihdudukdiSMAjuga
mengikuti ektrakulikuler PMR sehingga ilmu dari PMR dapat
diaplikasikan puladiduniakomunitasyaitu komunitas motor.
Perilakudalampenelitianinimenunjukanbahwasebagianbesar
anggotakomunitasmotormemilikiperilakubaikyangartinyaanggota
50
sangat mengerti akan bagaimana anggota komunitas motor harus
dapat melakukan pertolongan yang umum terhadap anggota yang
mengalami kecelakaan saat berkendara sepeda montor. Anggota
komunitasmotormampumenjagaparaanggotanyauntukselalusafety
riddingsaat berkendaradi jalan umum.
Perilaku manusia merupakan suatu kejadian yang kompleks
yangberupagerakandandapatdiamatidariluar(Kluytmans,2006).
Karekteristikperilakuindividudapatdipengaruhiolehbeberapafaktor
seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling
berinteraksisatusamalainyang kemudianberinteraksidenganfaktor-
faktor lingkungan dalam penentuan perilaku. Pola perilaku yang
kompleks dapat diperoleh dari proses belajar dengan meniru dan
belajarmelaluipengertian.Manusiadapatbelajarberperilakutertentu
dalamsuatulingkunganuntukdapatbertahan.Penyesuaianperilaku
dirisendiridanpenyesuaiandarilingkunganinimenunjukkanbahwa
manusiamampuberadaptasidalamberbagailingkungan barudantahu
bagaimanaharus bertindak (Kluytmans, 2006).
Safety riding merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan dampak akibat
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah
global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular. Berdasarkan laporan
WHO(2004),saatinikecelakaantransportasijalandiduniatelah
51
mencapai 1.5 juta korban meninggal dan 35 juta korban luka-
luka/cacat akibat kecelakaan lalu lintas pertahun. Sebanyak 85%
korban meninggal akibat kecelakaan terjadidi negara-negara
berkembang ( Russeng, 2011).
Penelitian dari Muhammad, Rismayanti, Dian (2012)
menunjukkan bahwa tentang tingkat pengetahuan dengan perilaku
safety riding merupakan salahsatu aspek penting dalam perilaku
adalah pengetahuan. Pengetahuan yang cukup diharapkan menjadi
cerminanperilakuyangbaikbegitupunsebaliknya.Namun,terkadang
tingkat pengetahuan sesorang tidak sejalan dengan perilaku
disebabkanolehfaktorlainsepertifaktorlingkungan. Berdasarkan
hasilpenelitianditemukanbahwajumlahrespondenyangmemiliki
pengetahuan cukup lebih tinggi yakni 107 orang (61,1%)
dibandingkan siswayang berpengetahuan kurang.
Penelitian dari Khoirul, Fadhilah, (2012) bahwa pertolongan
pertama merupakan sebuah perlakuan pada korban kecelakaan
sebelumditanganiolehpetugasmedisdengantujuanmenghindarkan
korban dari ciderayanglebih parah. Korban kecelakaanpalingbanyak
adalah korban kecelakaan lalu lintas, namun hanya segelintir
pengguna jalan raya saja yang mengerti bagaimana memberikan
pertolongan pertama. Kebanyakan orang tidak mengerti cara
melakukan pertolongan pertama karena kurangnya kesadaran dan
pengetahuan pertolonganpertamayangsulitdimengerti.
52
Anggota komunitas motor diwajibkan bisa melakukan
pertolongan pertama saat anggota sedang mengalami kecelakaan
denganmaksimalmungkinantaranyamenggunakanP3Kdenganbaik,
untuk menimalkan resikoyanglebih lanjut.
53
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Karakteritik respondenanggota Kracker Surakartamenunjuukan bahwa
sebagian besar respondenberadapadausia 16-25 tahun, berjenis
kelaminlaki-laki, dan berpendidikan SMA,
2. Sebagiam beasar respondenbikerssurakartamenunjukkan perilakuyang
baik dalam pertolongan pertama sebesar 75%responden
6.2 Saran
1. Bikers
DiharapakanparaanggotaBikersselalumeningkatkankedisiplinan
safetyriddingdalamtouring,danselalumembawaperalatanP3Kkarena
pentingya P3Kdalamkomunitasmotor.Anggotabikersdiharapkan dapat
menggunakanP3Kdenganbaik,agardapatmenanganianggota yang
mengalami kecelakaan.
2. Perawat komunitas
Pelayanankeperawatankomunitasmeningkatkandrajatkesehatan
yang tinggi bagi masyarakat banyak. Sehingga dapat melakukan
pelayanan yang maksimal dalam masyarakat. Terutama melakukan
pelayananpreventifdanpromosi kesehatan.
54
3. Penelitiselanjutnya
Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan
kegawatdaruratandenganperilikufirsresponderterhadapkecelakaan.
PenelitianinidapatdikembangdenganmenambahvariableyaituDriver
Behaviour Questionaire terhadap sikap anggota komunitas motor.
DAFTARPUSTAKA
Ade, yunisa. 2010. Pertolongan pertama pada kecelakaan, victoryinti cipata,
jakarta
Adi,BanuSetyo.2012.PemahamanGuruTentangPertolonganPertamaPada
Kecelakaan.Yogyakarta.PPSD FIPUNY
Andi. (2010). Empat Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu lintas. (Online).
(http://ditlantaspoldariau.com/pro/index.php?option=com_content&view
=article&id=178:empat-faktor-yang-mempengaruhi-kecelakaan-
lalulintas&catid =37:infomasyarakat &Itemid=64). Diakses Jumat, 3
Desember2010 pukul 13:14.
Afidah, L. (2011). Pada Tingkat keparahan korban kecelakaan lalulintas menggunakan regresi logistik multinominal ( studi kasus :kecelakaan
lalulintas di surabaya) instituttekhnologi sepuluh november.
Ana&Ismmaini.(2008).AnalisisPolaTingkahLakuPengendaraSepedaMotor
Di kota SurabayaDenganDriver Behaviour Quationnaire (DBQ)
Badan Intelegen Negara
Pembunuh
(BIN). (2013).Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi
Terbesar Ketiga.
http://www.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/2013/ kecelakaan-lalu-
lintas-menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga#sthash.UQhVB38x.dpuf.
Diakses padatanggal 13Januari 2015 pukul 21.25 WIB
DephubRI.(2012).72persenkecelakaanjalanrayamelibatkansepedamotor. Juni 21, 2012. http://www.dephub.go.id/read/berita/direktorat-jenderal-
perhubungan-darat/13119
DepkesRI.(2004).Setiaphari30orangmeninggalduniaakibatkecelakaanlalu lintas, Jakarta
Fitria, lucky, mulyadi, (2014).Hubungan Karakteristik RemajaDengan Kejadian
KecelakaanLalulintas PadaKomunitas Motor Sulut KingCommunity
(SKC) Manado
Hidayat, A. AzizAlimul.(2007).MetodePenelitian Keperawatan dan Teknik
AnalisisData.Jakarta: SalembaMedika.
Lapau,Buchari.(2012).MetodePenelitianKesehatan.Jakarta:PustakaObor
Indonesia.
Mas’udi, Firman. (2014). Identitas “Komunitas Sepeda Motor” Suatu Kajian SubkulturdiMakassar.Skripsi.Makassar.FakultasIlmuSosialDanIlmu
Politik.Universitas Hasanuddin
Muhammad. (2013). Perilaku Safety Riding Pada Siswa SMA Di Kabupaten Pangkep Safety Riding Behavior On Senior High School Students In
PangkepDistrict
Nimpuno,Radityo.(2014).DesainSaranaPenyimpananBarangMultifungsiPada KendaraanMotorUntukKebutuhanTouring.Skripsi.FakulstasSeniRupa dan
Desain.Bandung.ITB
Notoatmodjo.(2010).PengantarPendidikanKesehatandanPerilakuKesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.Jakarta: SalembaMedika.
Nursalam.(2014).MetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.Jakarta:Salemba
Medika Persada, Jakarta
Prayudi, Royan. (2013). Peran Klub Motor Dalam Pembentukan Perilaku
Berkendara Yang Aman (Safety Riding).Skripsi.Sumatra Utara.
Universitas SumatraUtara.
Raditya Wibowo, (2013). Hubungan Antara Umur, Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Terhadap Praktik Safety Riding Awarenes Pada
Pengendara Ojek SepedaMotor.
Rachman,R.R.(2010).EvaluasiAccidentCostMahasiswaUniversitasAirlangga Surabaya.TugasAkhirtidakditerbitkan.Surabaya:InstitutTeknologi
Sepuluh Nopember.
Riwidikdo, Handoko. (2012).Statistik Kesehatan, Yogyakarta:NuhaMedika.
Rudi.(2007).EfektivitasDariProsesPerancanganBukuPanduanMengenali Dan Mengatasi Kondisi Lalu Lintas Di Jalan Raya. http://digilib.its.ac.id.
Diakses padatanggal 24bulan Novembertahun 2012.
Rudianto. (2011). Perilaku Sosial Komunitas Motor (Studi Deskriptif Pada Komunitas Motor Piranha kota Binjai Sumatera Utara). Skripsi.
Universitas SumateraUtara.
Soekanto, Soerjono. (2006). SosiologiSuatu Pengantar, PT. RajaGrafindo
Sugiyono.(2011). MetodePenelitianKuantitatif,Kualitatif, dan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto. (2010). Presentasi Case Study, Simulasi. Maret 29, 2012.
http://fkm.unsri.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=
44:presentasicase-study-simulasi&catid=8:informasi
Wahyudi,Bayu.(2011).IkondanSimbolYangdigunakanolehkomunitasmotor
di Kota Padang.Skripsi.Fakultas Sastra.Universitas Andalas.
Wawan,A&DewiM.(2011).Teori&PengukuranPengetahuan,Sikap,Dan
Perilaku Manusia.NuhaMedika. Yogyakarta.
WHO. (2011). Mortality, road traffic deaths. Maret 29, 2012.
http://apps.who.int/ghodata/?vid=5120
WHO.(2002).Theinjurychartbook;Agraphicaloverviewoftheglobalburden
of injuries, Departement ofInjuries and Violence Prevention
NoncommunicableDiseasesandMentalHealthClusterWorldHealth
Organization, WHO,Geneva.