pkmkc_pembangunan extensive green roof technology sebagai media tanam sansevieria untuk bukti...
DESCRIPTION
PKM didanai dikti 2012,.Green Roof Technolody solusi pemanasan global Indonesia,.TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMBANGUNAN EKSTENSIVE GREEN ROOF TECHNOLOGY
SEBAGAI MEDIA TANAM SANSEVIERIA (EGRT+S) UNTUK BUKTI
KELAYAKAN IMPLEMENTASI
DI INDONESIA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-KC
Diusulkan oleh:
Rifki Luthfidyanto (100341404608 / Angkatan 2010)
Galih Agung Saputra (100521402178/ Angkatan 2010)
Moch. Wisnu Arif Sektiono (100322400944/ Angkatan 2010)
Bayu Putra Suhartono (110341421549/ Angkatan 2011)
Riski Alfarizy (120341141984/ Angkatan 2012)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2012
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN USUL................................................................... ii
KATA DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
ABSTRAK.......................................................................................................... v
JUDUL............................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................. 1
PERUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
TUJUAN............................................................................................................ 3
LUARAN YANG DIHARAPKAN................................................................... 3
KEGUNAAN...................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 4
1. Ekstensive Green roof Technology (EGRT).............................................. 4
2. Ekstensive Green roof Technology sebagai Media Tanam Sansevieria
(EGRT+S)................................................................................................... 5
3. Tanaman Sansevieria yang Digunakan....................................................... 6
METODE PELAKSANAAN
1. Design EGRT dari Christoper G.Wark dan Wendy W. Wark (2003)
sehingga menginspirasi rancangan lapisan EGRT+S yang akan
diimplementasikan dengan bahan yang dapat dijumpai di Indonesia........ 7
2. Pengujian Hasil Kontruksi EGRT+S............................................................ 9
3. Rencana implementasi prototipe dilakukan pada rumah konvensional
pribadi/penulis............................................................................................ 9
JADWAL KAGIATAN.................................................................................... 10
RANCNGAN BIAYA........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
LAMPIRAN....................................................................................................... 13
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lahan diatas atap yang tidak termanfaatkan padahal pada area ini dapat
dimanfaatkan untuk pengembalian RTH yang telah terpakai dengan
menggunakan EGRT+S............... ....................................... 2
Gambar 2. Contoh kemudahan penerapan EGRT secara bersama yang dapat
dijadikan inspirasi calon pemilik rumah dengan atap EGRT+S di
Indonesia............................................................................................. 3
Gambar 3. Perbandingan rata-rata suhu dipermukaan atap padaConventional roof
dan Green roof ………………………........................................ 5
Gambar 4. Rancangan Struktur EGRT Christoper G.Wark dan Wendy W. Wark
(2003) yang kemudian dapat menginspirasi penulis memodifikasi agar
sesuai diimplementasikan di Indonesia............... 6
Gambar 5.Tipe Sansevieria yang sesuai ditanam pada EGRT+S. Sansevieria
cylindrica ‘aethiopica’, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata
‘hanii’ ………………….................................................................... 8
Gambar 6. Rencana implementasi prototipe menggunakan Auto Cad yang
dilakukan pada rumah konvensional pribadi/penulis.......................... 9
Gambar 7. Berdasarkan hasil rancangan struktur green roof teknologi yang telah
dibuat, dalam skala 1m2 maka dapat dihitung hasil pengujiannya dengan
timbangan Gancu.Syarat beban total container 1m2 tidak boleh melebihi
beban tahan Baja Ringan...................................................... 9
Gambar 8. Skema implementasi EGRT+S pada atap rumah yang kontruksi
sebelumnya tidak dirancang konvensional........................................ 10
iv
1
A. JUDUL
” Pembangunan Ekstensive Green Roof Technology sebagai Media Tanam
Sansevieria (EGRT+S) untuk Bukti Kelayakan Implementasi di Indonesia.”
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan perumahan dan perkantoran menyebabkan lahan hijau
kehilangan fungsinya dikota besar sebagai penyerap unsur polutan yang ada
dan berbahaya.. Pembangunan ruang terbuka hijau merupakan salah satu solusi
untuk menciptakan dan melestarikan lingkungan. Namun, ketika melakukan
penghijauan terdapat kesulitan yaitu lahan hunian di daerah padat penduduk
semakin sempit dan harga tanah juga relatif mahal.
Setiap elemen dari masyarakat di Indonesia perlu mendukung adanya
solusi pemanasan global. Namun mereka belum tergerak melakukannya, tidak
menutup kemungkinan karena belum mengetahui green roof dari segi manfaat
dan kesesuai dengan atap rumah konvensional yang sebenarnya tidak
dirancang untuk green roof. Untuk memberikan mainset betapa pentingnya
green roof maka perlu diciptakan prototipe dengan alat dan bahan yang mudah
didapat di Indonesia.
Pada kota besar dan daerah lainnya di Indonesia terdapat Ruang
Terbuka Hijau yang beralih fungsi menjadi lahan bangunan sarana dan
prasarana berupa perumahan penduduk, pabrik, dll. Tetapi dari pembangunan
itu tidak ada pengembalian RTH kembali, jika ada pengembalian RTH
lahannya yang dipakai masih belum maksimal. Terdapat cara mengembalikan
RTH secara maksimal, jika dilihat dari atas dapat terlihat banyak lahan kosong
di atas atap rumah (Gambar 1) yang implikasinya dinamakan Extensif karena
sedikit dipakai aktivitas manusia.
2
Gambar 1. Lahan diatas atap yang tidak termanfaatkan padahal pada area ini dapat dimanfaatkan
untuk pengembalian RTH yang telah terpakai dengan menggunakan EGRT+S.
EGRT+S dapat diterapkan dengan pemasangan yang mudah (Gambar 2)
tapi di Indonesia mempunyai 2 kendala pokok. Pertama sosialisasi EGRT yang
kurang maksimal, kedua pemilik rumah menginginkan biaya pemasangan yang
minim. Hal tersebut tidak menjadi kendala jika telah terdapat bukti kelayakan
implementasi. Maka dari hal tersebut kami ingin membuktikan bahwa prototipe
yang akan dibuat sebagai bukti kelayakan sehingga dapat disosialisasikan ke
masyarakat, pemerintah, developer, dan lembaga lingkungan hidup di Indonesia.
Gambar 2. Contoh kemudahan penerapan EGRT secara bersama yang dapat dijadikan inspirasi
calon pemilik rumah dengan atap EGRT+S di Indonesia (Mecalester, 2012).
Pada implementasi juga perlu dipertimbangkan vegetasi yang dipakai. Hal
tersebut sama dengan rekomendasi Jennings (2002). Sehingga diperlukan vegetasi
yang efektif untuk menyerap unsur polutan yang ada dan berbahaya dengan daya
serap tinggi di udara. Tanaman hias yang dipilih sesuai penerapan pada EGRT
adalah Sansevieria, sehingga disebut sebagai Extensive Green Roof Technology
sebagai media tanam Sansevieria (EGRT+S).
Kami pernah mengajukan PKM-GT ke dikti yang berjudul “Pemanfaatan
Extensive Green Roof Technology (EGRT) sebagai Media Tanam Sansevieria
dalam Upaya Mengurangi Efek Pemanasan Global”. Hal tersebut merupakan awal
dari kami mensosialisasikan ke Dikti agar dapat diketahui masyarakat tentang ide
3
yang kreatif ini. Kemudian sebagai wujud kepedulian kami untuk masyarakat
maka kami berjuang merealisasikannya dalam wujud nyata melalui PKM-KC.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara merancang dan menguji EGRT+S sehingga dapat
dikenalkan di Indonesia?
2. Bagaimana implementasi EGRT+S pada rumah yang sebelunya
merupakan atap konvensional yang tidak dirancang khusus untuk
pembangunan tersebut?
D. TUJUAN
1. Merancang dan menguji EGRT sebagai media tanam Sansevieria
sehingga dapat dikenalkan di Indonesia;
2. Dapat mengimplementasikan pada rumah yang sebelunya merupakan atap
konvensional yangtidak dirancang khusus untuk pembangunan tersebut.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Prototipe EGRT sebagai media tanam Sansevieria yang di gunakan
langsung pada atap rumah yang sebelumnya merupakan atap konvensional
tidak dirancang khusus untuk kegiatan tersebut;
2. Menghasilkan artikel “Pembangunan Extensive Green Roof Technology
sebagai Media Tanam Sansevieria (EGRT+S) dalam Upaya Mengurangi
Pemanasan Global di Indonesia.”;
3. Draft Paten Ekstensive Green roof Technology sebagai Media Tanam
Sansevieria (EGRT+S).
F. KEGUNAAN
1. Manfaat Sosial
Prototipe EGRT+S berguna untuk menyadarkan dan menginspirasi
masyarakat mengenai kemudahan implementasi dan pentingnya dilakukan
dengan sangat segera agar terjadi mitigasi pemanasan global;
2. Manfaat lingkungan
4
a. Mereduksi Urban Heat Island Effect sehingga dapat mengendalikan
dan menciptakan iklim mikro yang sejuk (Lane, 2009);
b. Mengembalikan fungsi dari lahan hijau yang telah dipakai untuk
difungsikan kembali sebagai penyerap emisi CO2 yang berlebihan agar
hubungan timbal balik makhluk hidup dan lingkungannya berjalan
dengan baik.
3. Manfaat ekonomi
a. Meminimalisasi biaya pemeliharaan dan renovasi atap, karena atap
gedung menjadi lebih tahan lama sehingga biaya perawatannya bisa
lebih ditekan;
b. EGRT membantu optimalisasi area kosong untuk membuka lahan
hijau tanpa membeli tanah kembali.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Ekstensive Green roof Technology (EGRT)
Konsep ini lebih sesuai diterapkan di Indonesia dengan
mempertimbangkan dari segi ekonomi yang lebih terjangkau, estetika
tropis, dan lahan yang berpotensi pada atap rumah. Pengertian EGRT
merupakan metode penanaman vegetasi pada atap rumah sebagai solusi
kreatif dari keterbatasan lahan yang ada di daerah padat penduduk.
Metode penanaman vegetasi di atap rumah lebih efektif daripada
menggunakan lahan di tanah atau pot karena dapat mencakup area yang
lebih luas dengan memfungsikan lahan atap yang sebelumnya tidak
terpakai. Metode tersebut mempunyai tujuan utama untuk mengembalikan
fungsi dari lahan hijau sebagai pengendali berbagai macam zat ada di
udara.
EGRT mempunyai fungsi sebagai media tanam dari suatu vegetasi
dan tidak diperuntukkan untuk kegiatan manusia (Gambar 1). EGRT
membutuhkan biaya perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah)
yang dangkal, dan tanaman yang biasanya digunakan adalah tanaman hias
ringan. Menurut Townsed (2007:4) EGRT mempunyai skala bangunan
5
yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah
yang tidak terlalu luas seperti atap rumah.
Gambar 3. Perbandingan rata-rata suhu dipermukaan atap pada Conventional roof dan
Green roof (sumber: Sonne, 2006).
Menurut Sonne (2006)Atap dengan Green Roof mempunyai suhu
permukaan atap yang lebih rendah dan stabil dengan rentangan
maksimum 33oC dan minimum 22oC (Gambar 3) sehingga menciptakan
iklim mikro diatas atap yang sejuk. Jika setiap rumah di kota yang
bersuhu yang lebih panas dari yang dirasakan pada beberapa tahun
terakhir, maka Green Roof dapat dijadikan solusi untuk menurunkan
panas pada udara sekitar rumah.
2. Ekstensive Green roof Technology sebagai Media Tanam Sansevieria
(EGRT+S)
Meskipun teknologi pengembangan EGRT sudah berkembang di
mancanegara dapat dilihat pada design EGRT dari Christoper G.Wark
dan Wendy W. Wark (2003) (Gambar 4). di Indonesia dapat diterapkan
teknologi sederhana dan relatif murah untuk dibangun yang merupakan
pembeda dari yang lain, dalam hal ini vegetasinya digunakan tanaman
khusus berupa Sansevieria. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Jennings,
et al (2002) bahwa jika ingin membuat green roof maka tanamannya
harus tepat. Kemudian tanaman yang menjadi prioritas adalah
Sansevieria, yang kemudian dimodifikasi untuk tipe atap dengan
kemiringan 20o (Secara tidak langsung, atap miring banyak digunakan di
Indonesia).
Conventional roof
Green roof
6
Gambar 4. Rancangan Struktur EGRT Christoper G.Wark dan Wendy W. Wark (2003) yang
kemudian dapat menginspirasi penulis memodifikasi agar sesuai diimplementasikan di Indonesia.
3. Tanaman Sansevieria yang Digunakan
Klasifikasi Sansevieria yang direkomendasikan pada Gambar 3.
Tabel 1. Klasifikasi Sansevieria yang digunakan (Sumber: Embundaun, 2008)
Sansevieria mempunyai banyak keunggulan yang dapat diterapkan
pada Extensive Green Roof Technology daripada tumbuhan lain.
Sansevieria mempunyai keistimewaan yang sangat resisten terhadap
polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas
dan ruangan yang penuh asap rokok (Kompas, 22 April 2009). Oleh
karena itu, Sansevieria bermanfaat bagi kebersihan udara di lingkungan
sekitar tempat hidupnya.
7
Berikut ini merupakan penjelasan faktor internal dan eksternal tentang
keunggulan Sansevieria pada penerapan Extensive Green Roof
Technology:
a. Faktor Internal (faktor yang dipengaruhi oleh karakteristik tubuh
Sansevieria yang dapat dijadikan keunggulan untuk diterapkan pada
Extensive Green Roof Technology)
Daging daun yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan
succulent) membuat Sansevieria tahan terhadap kekeringan.
Sansevieria mempunyai akar berbentuk serabut. Sehingga tidak
terlalu menembus ke bawah yang berakibat rusaknya lapisan atap.
Terdapat rhizoma Rhizoma juga berperan dalam
perkembangbiakan vegetatif, dapat berkembangbiak sendiri
dengan mudah dan cepat.
b. Faktor eksternal (faktor yang dipengaruhi oleh kesesuaian
lingkungan tumbuh Sansevieria yang dapat dijadikan keunggulan
untuk diterapkan pada Extensive Green Roof Technology)
Sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrim.
(Embundaun, 2008);
Habitat aslinya hidup di curah hujan rendah. Dalam hal ini
pemberian air pada Sansevieria yang ditanam pada atap bangunan
intensitas tidak terlalu tinggi;
Tipe Sansevieria full sun yang akan diterapkan pada Extensive
Green Roof Technology merupakan pilihan yang tepat, karena
dapat menerima cahaya Matahari dengan penuh (Gambar 5) pada
atas atap rumah. Sansevieria cylindrica Sansevieria liberica, dan
Sansevieria trifaciata.
8
(a) (b) (c)
Gambar 5. Tipe Sansevieria yang sesuai ditanam pada EGRT+S. Sansevieria
cylindrica ‘aethiopica’(Sumber: Saraswati, 2006), Sansevieria liberica (Sumber:
Saraswati, 2006), Sansevieria trifaciata‘hanii’ (Sumber: Dokumen Pribadi, 2012).
H. METODE PELAKSANAAN
1. Lapisan EGRT+S yang akan diimplementasikan (Gambar 6) dengan bahan
yang dapat dijumpai di Indonesia:
a. Lapisan 1. Steel roof deck dari baja ringan untuk menopang seluruh
berat benda dan bahan diatasnya;
b. Lapisan 2. Papan insulasi dari multiplek (triplek kwalitas tinggi) untuk
membagi beban ke baja ringan;
c. Lapisan 3. Water membran dari fiber untuk penghalang kedua air dan
mencegah air tidak menembus papan insulasi;
d. Lapisan 4. Protective layer dari dari terpal/kain mota yang tebal untuk
penghalang pertama air dan melindungi water membrane;
e. Lapisan 5. Drain layer dari keset/pengesat kaki dari karet untuk
mengalirkan kelebihan air ke pipa pembuangan;
f. Lapisan 6. Filter layer dari kassa mikro untuk menyaring air dengan
partikel tanah;
g. Lapisan 7. Part container dari papan dibentuk box terbuka atas untuk
membagi beban keseluruhan tanah per m2 ke tepi;
h. Lapisan 8. Planting media dari pasir uruk pilihan untuk tanaman untuk
media pertumbahan dan perkembangan vegetasi.;
i. Lapisan 9. Sekat Pot dari plastik untuk membagi tiap beban tanaman
dan tanah dan agar tanaman dapat tumbuh rapi;
j. Lapisan 10. Polybag. Dari plastik untuk mewadahi tanah dan tanaman;
k. Lapisan 11. Vegetasi dari 3 Sansevieria yang direkomendasikan karena
sesuai dari faktor internal dan eksternalnya;
9
l. Lapisan 12. Vegetasi penutup dari rumput untuk mencengkram tanah
agar tidak longsor.
Gambar 6. Rencana implementasi prototipe kontruksi atap dengan EGRT+S
menggunakan Auto Cad yang dilakukan pada rumah dengan atap konvensional
yang sebelumnya dirancang tanpa beban tambahan.
2. Pengujian Hasil Kontruksi EGRT+S
Massa total kontainer 1m2 yang berisi 9 tanaman Sansevieria,pasir tanaman, rumput dan sekat pot.
Kekuatan beban yang dapat ditahan Baja Ringan ditentukan oleh pabrik.
10
Gambar 7. Berdasarkan hasil rancangan struktur EGRT+S yang telah dibuat, dalam skala
1m2 maka dapat dihitung hasil pengujiannya dengan timbangan Gancu.Syarat beban total
container 1m2 tidak boleh melebihi beban tahan Baja Ringan.
3. Rencana implementasi prototipe dilakukan pada rumah konvensional
pribadi/penulis (Gambar 8). Tahap implementasi EGRT+S pada rumah yang
kontruksi sebelumnya tidak dirancang konvensional, sebagai berikut
Gambar 8. Skema implementasi EGRT+S pada atap rumah yang kontruksi
sebelumnya tidak dirancang konvensional.
11
I. JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATANBULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1
Persiapan Pembelian Alat dan
bahan EGRT+S Perancangan detail
kontruksi dan merekrut ahli.
Pelaksanaan Konsultasi dengan ahli. Membuatan rangka atap
dengan baja ringan. Memasang papan
insulasi, water membrane, protective layer.
Memasang drain layer dan filter layer.
Memasang planting media, sekat pot, polybag, sansevieria dan rumput (Cynodon L.C var. Tiftgreen) dalam kontainer
Aklimatisasi Memasang planting
media, sekat pot, polybag, sansevieria dan rumput (Cynodon L.C var. Tiftgreen) dalam kontainer.
3 Evaluasi Kerja
4 Menguji dan meningkatkan kelayakan prototipe
5 Analisa dan Pembahasan
6 Pembuatan laporan akhir dan draft paten
7 Publikasi
2
12
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
J. RANCANGAN BIAYA
Tabel 3. Rancangan Biaya
No Peralatan Volume Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp)1 Kunci Skrop 4 buah 10.000 40.0002 Obeng 3 buah 15.000 45.0003 Skrop 2 buah 40.000 80.0004 Linggis 1 buah 20.250 20.2505 Tangga Besi 1 buah 250.000 250.0006 Bak Air 3 buah 25.000 75.0007 Slang Air 10 meter 5.000 50.0008 Tang Jepit 2 buah 30.000 60.0009 Palu 2 buah 35.000 70.00010 Pompa Air 1 buah 350.000 350.00011 Tandon 1000L 1 buah 875.000 875.000
Jumlah 1.915.250
No Bahan Volume Harga Satuan Harga Total1 Papan Insulasi 8 lembar 110.000 880.0002 Water Membrane 15.75 m² 130.000 2.047.5003 Protektif Layer 15.75 m² 15.000 236.2504 Drainase Layer 15.75 m² 40.000 630.0005 Filter Layer 15.75 m² 16.000 252.0006 Part Kontaner 15.75 m² 35.000 551.2507 Media Tanam 3.15 m³ 60.000 189.0008 Sekat Pot 15.75 m² 25.000 393.0009 Rumput Tiftgreen 15.75 m² 6.000 94.50010 Sanseviera 142 buah 15.000 2.130.00011 Rangka Baja Ringan 15.75 m² 175.000 2.756.25012 Angker Besi 20 buah 5.000 100.00013 Skrup 100 buah 1.000 100.00014 Paku Skrup 2 dus 15.000 30.00015 Pupuk 40 kg 3.000 120.00016 Kerikil 0.28 m³ 125.000 35.00017 Pipa PVC 2m 2 batang 20.000 40.000
Jumlah 10.584.750Jumlah Total Biaya 12.500.000
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Embundaun. 2008. Mengenal Sansevieria.
http://embundaun.wordpress.com/category/tanaman-hias/sansevieria/
Jennings, G. 2003. A North Carolina Field Study to Evaluate Green roof Runoff
Quantity. Runoff Quality and Plant Growth. Las Vegas: ASAE Annual
International Meeting.
Kompas. 22 April, 2009. Ragam Manfaat Si Lidah Mertua.
http://property.kompas.com/index.php/read/2009/04/22/21391077/Ragam.
Manfaat.Si.Lidah.Mertua/
Lane, Fern et al. 2009. Green Roof Manual. Nova Scotia Green Roof Manual.
Kanada: Ecology Action Centre.
Macalester, 2012. Macalester College’s First Green Roof.
http://[email protected]/
Saraswati, Desi. 2006. Mudah dan Praktis Merawat Sansevieria. Depok: Penebar
Swadaya.
Sonne, Jeffrey. 2006. Evaluating Green Roof Energy Performance. American
Society of Heating,Refrigerating and Air-Conditioning Engineers. 48(8):
59-61.
Townsend. 2007. Aplikasi Semen dalam Pembangunan Roof Garden.
http://www.sementigaroda.com/files/TAMAN%20ATAP.pdf /
Wark, Christoper W., Wark, Wendy. 2003. Green Roof Specifications. The
Construction Specifier. 56(8):120-126
15
16
2. Biodata Dosen Pendamping
Identitas
Pengalaman Bidang Penalaran