fraksi aktif ekstrak dau sansevieria trifasciata prain ... · terima kasih atas bantuan dan...

24
i FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain SEBAGAI PEGHAMBAT PERTUMBUHA SEL LESTARI HeLa URLAILA DEPARTEME KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 2011

Upload: phungdiep

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

i

FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU� Sansevieria

trifasciata Prain SEBAGAI PE�GHAMBAT

PERTUMBUHA� SEL LESTARI HeLa

�URLAILA

DEPARTEME� KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DA� ILMU PE�GETAHUA� ALAM

I�STITUT PERTA�IA� BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

ii

ABSTRAK

NURLAILA. Fraksi Aktif Ekstrak Daun Sansevieria trifasciata Prain Sebagai

Penghambat Pertumbuhan Sel Lestari HeLa. Dibimbing oleh DONDIN SAJUTHI

dan IRMA HERAWATI SUPARTO.

Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) merupakan tanaman hias yang

juga bermanfaat sebagai antibakteri dan antioksidan. Penelitian tentang tumbuhan

ini sebagai antikanker belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian

ini adalah mengisolasi senyawa bioaktif dari daun lidah mertua yang dapat

menghambat pertumbuhan sel lestari HeLa secara in vitro. Teknik ekstraksi yang

digunakan ialah maserasi dalam metanol 96% lalu maserat dipekatkan

menggunakan penguap putar. Ekstrak kasar yang diperoleh kemudian difraksinasi

menggunakan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel dan fase gerak

kloroform-etil asetat secara bergradien. Uji fitokimia dan uji penghambatan

pertumbuhan sel lestari HeLa dengan metode MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-

difeniltetrazolium bromida) dilakukan terhadap ekstrak kasar dan hasil fraksinasi

pada konsentrasi 200-10000 ppm. Hasil uji fitokimia ekstrak kasar positif

menunjukkan flavonoid, alkaloid, dan steroid, akan tetapi ekstrak kasar tersebut

tidak dapat menghambat pertumbuhan sel. Dari hasil fraksinasi kromatografi

diperoleh 10 fraksi dan hanya 1 fraksi teraktif dengan nilai inhibisinya sebesar

87,52% pada konsentrasi 10000 ppm. Golongan senyawa yang terdapat dalam

fraksi tersebut ialah flavonoid dan alkaloid.

ABSTRACT

NURLAILA. Active Fraction in Extract of Sansevieria trifasciata Prain Leaves as

Proliferation Inhibitor of HeLa Cell Line. Supervised by of DONDIN SAJUTHI

and IRMA HERAWATI SUPARTO.

Sansevieria trifasciata Prain is an ornamental plant which is also useful as a

source of antibacterial and antioxidant agent. Studies of S. trifasciata Prain as

anticancer have not been reported. Therefore, the objective of this study is to

isolate bioactive compounds of S. trifasciata Prain leaves that shows in vitro

proliferation inhibition of HeLa cell lines. The sample was macerated in 96%

methanol and concentrated using a rotary evaporator. The crude extract was

fractionated using chromatography column with silica gel as the stationary phase

and gradient chloroform-ethyl acetate as the mobile phase. Qualitative

phytochemical and inhibition activity using MTT assay (3- (4,5-dimethylthiazol-

2-yl)-diphenyltetrazolium-2,5-bromide) were performed on the crude extract and

its fractions at concentrations between 200 and 1000 ppm. The crude extract

contained flavonoids, alkaloids, and steroids, but the crude extract could not

inhibit proliferation of HeLa cell lines. The chromatography resulted 10 fractions,

however, there was only one fraction with the highest proliferation inhibition was

87.52% at concentration of 10000 ppm that. This fraction contained flavonoids

and alkaloids.

Page 3: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

iii

FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU� Sansevieria

trifasciata Prain SEBAGAI PE�GHAMBAT

PERTUMBUHA� SEL LESTARI HeLa

�URLAILA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEME� KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DA� ILMU PE�GETAHUA� ALAM

I�STITUT PERTA�IA� BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

iv

Judul : Fraksi Aktif Ekstrak Daun Sansevieria trifasciata Prain Sebagai

Penghambat Pertumbuhan Sel Lestari HeLa

Nama : Nurlaila

NIM : G44060817

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST, PhD

NIP 19541027 197603 1 001 Dr. dr. Irma H. Suparto, MS

NIP 19581123 198603 2 002

Mengetahui

Ketua Departemen,

Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, MS

NIP 19501227 197603 2002

Tanggal Lulus :

Page 5: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

v

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya,

sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini yang dilaksanakan sejak

bulan Februari hingga Oktober 2010 di Laboratorium Kimia Anorganik

Departemen Kimia dan Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (IPB).

Judul karya ilmiah ini adalah “ Fraksi Aktif Daun Sanseviria trifasciata Prain

Sebagai Penghambat Pertumbuhan Sel Lestari HeLa”

Selama penelitian sampai penulisan karya ilmiah ini, penulis mendapatkan

banyak bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST, PhD.

dan Dr. dr. Irma H. Suparto, MS. selaku pembimbing penelitian ini. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua, keluarga, seluruh staf

laboratorium Kimia Anorganik dan Pusat Studi Satwa Primata IPB khususnya kak

Willy Praira, serta teman-teman seperjuangan angkatan 43 (Gita, Rania, Agnes,

Chandra, Atha, Irma, Nisa, Shaq, Indri, Erica, dan Nonop) yang selalu

memberikan dorongan dan doa. Terima kasih atas bantuan dan semangat yang

diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari Allah SWT.

Semoga laporan ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2011

�urlaila

Page 6: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 26 Mei 1988 dari pasangan Abubakar

Kahar dan Zahra Azis. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2006 penulis lulus dari SMAN 1 Sentani dan pada tahun yang sama

lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis masuk Program Studi Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. Bulan Juli sampai dengan Agustus 2009,

penulis berkesempatan melaksanakan kegiatan praktik lapangan di Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Cimanggu.

Page 7: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Sansevieria trifasciata Prain .................................................................. 1

Kanker .................................................................................................... 2

Antikanker .............................................................................................. 2

Ekstraksi dan Fraksinasi Senyawa Metabolit Sekunder ........................ 3

MTT (3-(4,5-Dimetiltiazol-2-yl)-2,5-difeniltetrazolium bromida) ........ 3

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat ..................................................................................... 4

Lingkup Kerja ...................................................................................... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air .............................................................................................. 5

Ekstraksi ............................................................................................... 6

Uji Fitokimia ........................................................................................ 6

Uji Penghambatan Proliferasi Sel Lestari HeLa oleh Ekstrak Kasar ... 6

Fraksinasi ............................................................................................. 7

Uji Penghambatan Proliferasi Sel Lestari HeLa oleh Fraksi Daun ...... 8

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ............................................................................................. 8

Saran ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

LAMPIRAN ..................................................................................................... 12

Page 8: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Uji fitokimia ekstrak kasar daun S. trifasciata Prain .................................... 6

2 Rendemen fraksi hasil pemisahan dengan kromatografi kolom ................... 7

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 S. trifasciata Prain ......................................................................................... 2

2 Eksperimen dasar dari kromatografi kolom .................................................. 3

3 Kromatografi lapis tipis (KLT) ..................................................................... 3

4 Reduksi MTT menjadi formazan .................................................................. 3

5 Profil KLT eluen terbaik. .............................................................................. 7

6 Inhibisi proliferasi sel lestari HeLa dari fraksi 2 pada berbagai konsentrasi 8

DAFTAR LAMPIRA�

Halaman

1 Diagram alir penelitian ................................................................................. 12

2 Rendemen fraksi daun S. trifasciata Prain .................................................... 13

3 Pola KLT hasil fraksinasi ekstrak S. trifasciata Prain .................................. 14

4 Hasil ui penghambatan fraksi daun S. trifasciata Prain ............................... 15

5 Hasil ui fitokimia fraksi daun S. trifasciata Prain ........................................ 16

Page 9: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

1

PE�DAHULUA�

Kanker atau tumor ganas merupakan

penyakit paling mematikan di dunia setelah

jantung koroner. Lebih dari 10 juta orang

didiagnosa mengidap penyakit kanker tiap

tahunnya, bahkan penyakit ini menyebabkan

kematian hingga 12% per tahun dari populasi

dunia (WHO 2004). Salah satu kanker yang

banyak meyebabkan kematian di seluruh

dunia, yaitu kanker serviks (mulut rahim).

Kanker ini merupakan kanker nomor dua

yang paling sering menyerang wanita di

seluruh dunia. Tiap tahunnya sekitar

seperempat juta wanita meninggal karena

penyakit ini (Simajuntak 2008)

Teknik pengobatan kanker yang saat ini

berkembang di antaranya adalah radioterapi,

kemoterapi, immunoterapi, gen terapi, dan

pembedahan. Meskipun saat ini pengobatan

tersebut merupakan pengobatan utama kanker,

tetapi terapi ini membutuhkan biaya yang

sangat mahal dan timbul efek samping dalam

pengobatan, seperti mual, pusing, diare,

penurunan sel darah putih, terjadinya

malnutrisi, dan kebotakan. Hal ini

menyebabkan banyak penderita kanker

cenderung mencari alternatif pengobatan lain,

yaitu dengan penggunaan tanaman obat.

Penggunaan tanaman obat untuk kanker

meningkat karena murah dan dianggap efek

sampingnya rendah. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pengkajian potensi antikanker dari

tanaman-tanaman yang diketahui berpotensi

dalam mengobati kanker. Salah satu tanaman

obat yang memiliki potensi antikanker, yaitu

tanaman lidah mertua.

Lidah mertua (Sansevieria sp) merupakan

jenis tanaman yang telah lama dikenal oleh

banyak orang dan mulai dibudidayakan

sebagai tanaman hias mulai abad ke-19. Selain

bermanfaat sebagai tanaman hias, lidah

mertua juga dapat digunakan sebagai bahan

baku tekstil dengan cara diambil seratnya,

yang banyak digunakan di Cina dan New

Zealand (Purwanto 2006). Di Afrika, getah

dari tanaman tersebut dapat digunakan sebagai

antiracun ular dan serangga.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk

menggali potensi tanaman ini. Menurut

Afolayan et al. (2008). S. hyacinthoides

mengandung senyawa fenol, proantosianidin,

dan flavonoid yang berpotensi terhadap

antibakteri dan antioksidan. Adanya zat-zat

alami pada daun lidah metua yang bekerja

sebagai antioksidan, diharapkan dapat

menaggulangi perkembangan sel kanker.

Daun S. ehrenbergii mengandung saponin

yang dapat menghambat pertumbuhan sel

kanker (Pettit et al. 2005). Meskipun lidah

mertua berpotensi untuk dijadikan sebagai

antikanker, tetapi pemanfaatannya masih

sangat terbatas sebagai tanaman hias dan

belum terdapat penelitian terhadap S.

trifasciata Prain sebagai antikanker.

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi

senyawa bioaktif dari daun S. trifasciata Prain

yang dapat menghambat pertumbuhan sel

lestari HeLa secara in vitro. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi

bahwa fraksi aktif dari ekstrak metanol daun

S. trifasciata Prain dapat menghambat

aktivitas pertumbuhan sel lestari HeLa.

TI�JAUA� PUSTAKA

S. trifasciata Prain

Century plant, lucky plant, mother-in-law’s

tongue (lidah mertua) atau snake plant

(tanaman ular) merupakan nama lain dari

tanaman Sansevieria. Tanaman ini sangat

dikenal sebagai obat tradisional yang secara

empiris digunakan untuk mengobati berbagai

penyakit. S. trifasciata Prain termasuk dalam

divisi Mognoliophyta, kelas Liliopsida, ordo

Liliales, famili Agavaceae, genus Sansevieria,

dan spesies S. trifasciata Prain.

Daerah tropis kering dan mempunyai iklim

gurun yang panas atau pegunungan yang

curah hujannya rendah merupakan habitat asli

Sansevieria, sehingga Sansevieria termasuk

golongan tanaman daerah kering (zerophytic)

(Purwanto 2006). Akan tetapi di negara yang

memiliki empat musim pun tanaman ini dapat

bertahan hidup, sehingga banyak mengalami

penyimpangan bentuk, corak, dan warna.

Secara morfologinya Sansevieria berakar

serabut, batang berada di dalam tanah,

pendek, dan beruas. Batang inilah yang

kadang disebut sebagai rhizome atau rimpang.

Daunnya berbentuk pipih, bagian ujungnya

meruncing, lebar 4-9 cm dan panjang 15-150

cm dengan warna hijau bernoda putih atau

kuning dengan tekstur rata dan halus

(Gambar 1). Lingga (2005) menyatakan

bahwa mahkota bunga jantan dan betina

Sansevieria berwarna putih kekuningan.

Bunganya bertipe malai dan menurut

Purwanto (2006) bunga Sansevieria termasuk

bunga uniseksual.

Berdasarkan penelitian, Sansevieria

mengandung banyak senyawa metabolit

sekunder. Bagian tanaman Sansevieria yang

berpotensi sebagai obat adalah bagian daun

dan rimpangnya. Kandungan kimia daun dan

Page 10: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

2

rimpang S. trifasciata yang telah dilaporkan

adalah vitamin C, tanin, glukogalin, asam

galat, asam elegat, korilagin, terchebin,

chebulagic acid, chebulinic acid, 3,6-

digaloilglukosa, mucid acid, phylembic acid,

dan emblikol (Hariana 2007). Selain itu,

dalam uji fitokimia yang dilakukan oleh

Yoshihiro et al. tanaman ini mengandung

karbohidrat, saponin, glikosida (1996), dan

steroid (1997).

Gambar 1 Sansevieria trifasciata Prain

Kanker

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan

ciri-ciri kegagalan mekanisme pengatur

multiplikasi dan fungsi homeostatis lain pada

organisme multiseluler. Sel-sel kanker akan

terus membelah diri, terlepas dari

pengendalian pertumbuhan dan tidak menuruti

hukum-hukum pembiakan. Sel kanker akan

terus berkembang tumbuh menyusup ke

jaringan sekitarnya (invasif), lalu membuat

anak sebar (metastasis) ke tempat yang lebih

jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh

getah bening. Sel kanker tersebut akan timbul

menjadi kanker baru di tempat lain sampai

akhirnya menyebabkan kematian penderitanya

(Nafrialdi & Gan 2000).

Ada beberapa jenis kanker seperti

karsinoma, sarkoma, leukemia, dan limfoma.

Karsinoma, yaitu kanker yang tumbuh dari sel

epitel. Sarkoma, yaitu kanker yang tumbuh

dari jaringan penunjang tubuh. Leukemia,

yaitu kanker yang tumbuh pada jaringan yang

menghasilkan darah. Limfoma, yaitu kanker

yang tumbuh pada daerah limfa. Penyebab

kanker belum diketahui dengan pasti, akan

tetapi ada bahan-bahan yang diduga dapat

menjadi penyebab kanker, yaitu senyawa

kimia, faktor fisika, virus, dan hormon. Buah

dan sayur, terutama yang banyak mengandung

serat, dapat menurunkan resiko kanker

terutama pada saluran pencernaan (Greenwald

1991).

Antikanker

Antikanker adalah agen yang memiliki

sifat sitostatik (dapat menghambat

pertumbuhan sel kanker) dan atau sitosidal

(dapat mematikan sel kanker). Beberapa

metabolit sekunder memiliki aktivitas sebagai

agen antikanker. Oleh karena itu, akhir-akhir

ini banyak dikembangkan penelitian untuk

mencari senyawa metabolit sekunder yang

memiliki bioaktivitas sebagai senyawa

antikanker yang kemudian akan

dikembangkan dalam kemometri untuk

pengobatan kanker (Boik 1996).

Untuk pemeriksaan suatu senyawa agen

antikanker dari tanaman obat, National Cancer

Institute (NCI) Amerika Serikat pada tahun

1980, menentukan prosedur penapisan, yaitu

preparasi, pra penapisan, penapisan,

pemantauan, dan uji klinik. Preparasi yang

dilakukan berupa pengumpulan tanaman dan

ekstraksi. Uji pra penapisan dilakukan dengan

uji in vitro atau in vivo secara sederhana untuk

mengidentifikasi ekstrak yang berpotensi

antikanker. Ekstrak yang aktif kemudian

ditapis melawan sel yang lebih banyak secara

in vivo. Ekstrak yang berhasil ditapis akan

dilakukan tahap pemantauan, yaitu

difraksinasi untuk memperoleh senyawa aktif

yang murni. Senyawa yang murni ini

kemudian diuji secara in vivo. Senyawa yang

berhasil menunjukkan aktivitas antikanker

lalu dilakukan uji klinik. (Hartati & Hanafi

2001).

Metode yang digunakan dalam

pengembangan dan penemuan obat antikanker

dari bahan bioaktif tanaman dapat dilakukan

secara in vivo dan in vitro. Penelitian ini

menggunakan uji in vitro, yaitu dengan

melihat kemampuan ekstrak atau fraksi dalam

menghambat pertumbuhan sel lestari HeLa.

Sel lestari HeLa merupakan sel berlapis satu

yang diturunkan dari sel kanker serviks yang

diambil dari seorang wanita bernama

Henrietta Lacks. Sel ini bersifat immortal dan

dapat membelah hingga jumlah yang tak

terbatas selama kondisi kebutuhan sel

terpenuhi. Sekarang, sel HeLa dapat tumbuh

dalam berbagai media kultur sel, tetapi semua

sel HeLa diturunkan dari keturunan yang

sama (Goodwin & DiMaio 2000).

Page 11: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

3

Ekstraksi dan Fraksinasi Senyawa

Metabolit Sekunder dari Tumbuhan

Ekstraksi senyawa aktif dari tanaman obat

adalah suatu proses yang secara selektif

mengambil zat terlarut yang terkandung dalam

suatu campuran dengan bantuan pelarut.

Metode ekstraksi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu metode maserasi dengan

menggunakan metanol sebagai larutan

pengekstrak (Pittaya et al. 2003). Metode

ekstraksi maserasi digunakan untuk

mengekstrak suatu komponen kimia yang

tidak tahan panas, kekurangan dari metode ini,

yaitu diperlukan waktu yang lama dan banyak

menggunakan larutan pengekstrak. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

pelarut adalah selektivitas, kepolaran, sifat

racun, dan kemudahan untuk diuapkan.

Fraksinasi adalah proses pemisahan

komponen dalam suatu ekstrak menjadi

kelompok-kelompok senyawa yang memiliki

kemiripan karakteristik secara kimia

(Houghton & Raman 1998). Kromatografi

kolom merupakan teknik analisis, dalam

penentuan jumlah komponen dalam suatu

campuran senyawa, dan juga untuk pemisahan

dan pemurnian komponen senyawa tertentu

dari campurannya. Dalam pemisahan

kromatografi kolom ini, suatu pelarut

pengelusi dialirkan secara kontinu melalui

kolom dan komponen demi komponen dari

campuran yang pada akhirnya keluar dari

kolom dapat dikumpulkan dan difraksinasi

(Rouessac & Rouessac 1994).

Gambar 2 Eksperimen dasar kromatografi

kolom (a) bahan yang dibutuhkan

(C, kolom; SP, fase stasioner; MP,

fase mobil; dan S, sampel); (b)

sampel dimasukkan; (c) proses

elusi dimulai; (d) hasil separasi

diperoleh; (Rouessac & Rouessac

1994).

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan

jenis kromatografi partisi menggunakan

sebuah lapis tipis silika atau alumina yang

seragam pada sebuah lempeng gelas atau

logam yang keras. Fase diam untuk

kromatografi lapis tipis seringkali juga

mengandung substansi yang dapat berpendar

dalam sinar ultra violet. Fase gerak

merupakan pelarut atau campuran pelarut

yang sesuai (Furniss et al. 1989). Teknik

kromatografi lapis tipis pergerakan zat relatif

terhadap garis depan pelarut dalam sistem

kromatografi tertentu dapat didefinisikan

sebagai nilai Rf adalah perbandingan jarak

tempuh zat dengan jarak tempuh garis depan

pelarut.

(a) (b)

Gambar 3 Kromatografi lapis tipis, (a)

chamber, tempat pengembangan

pelat KLT; (b) plat KLT dalam

penentuan Rf (Furniss et al.

1989).

MTT (3-(4,5-Dimetiltiazol-2-yl)-2,5-

difeniltetrazolium bromida)

Senyawa MTT, merupakan suatu garam

monotetrazolium yang digunakan untuk

menilai poliferasi sel dengan cara menghitung

jumlah sel.

Gambar 4 Reduksi MTT ( 3- (4,5

dimetiltiazol- 2 - yl ) -2,5-

difeniltetrazolium) bromida

menjadi formazan

Page 12: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

4

MTT akan mengalami reaksi reduksi oleh

enzim mitokondrial reduktase yang terdapat

dalam mitokondria sel hidup yang bersifat

aktif, sehingga menghasilkan biru-formazan

(Gambar 4). Kadar dari fornazan ditetapkan

secara spektrofotometrik dengan panjang

gelombang 595 nm. Intensitas warna biru

yang terbentuk berbanding lurus dengan

jumlah sel yang aktif melakukan metabolisme

(Wang et al. 2009).

BAHA� DA� METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah S. trifasciata Prain yang

diperoleh dari kebun percobaan kampus

Lodaya IPB, sel lestari HeLa, DMEM

(Dulbeco’s Minimum Essential Medium),

penisilin sterptomisin, PBS (phosphate bovine

serum), glass wool, dan silika gel G60F254.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah lempeng KLT analitik G60F254,

kolom kromatografi, sumuran (96 well plate),

sentrifuse Flexpin merk Tomy dengan tipe

LC.200, mikroskop (Nikon), hemositometer,

inkubator, spektrofotometer microplate,

lampu UV, dan alat-alat gelas.

Lingkup Kerja

Persiapan Sampel Sampel yang digunakan adalah daun S.

trifasciata Prain. Daun tersebut dicuci,

dipotong-potong, lalu dikeringkan dalam oven

selama 3×24 jam pada suhu 50°C. Diagram

alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penentuan Kadar Air (AOAC 2006) Cawan porselin dikeringkan pada suhu

105ºC selama 30 menit lalu didinginkan

dalam eksikator dan ditimbang. Sebanyak 1 g

daun ditimbang dan dimasukkan ke dalam

cawan yang telah diketahui bobotnya,

kemudian dipanaskan di dalam oven bersuhu

105ºC selama 24 jam. Cawan didinginkan di

dalam eksikator selama 30 menit dan

bobotnya ditimbang. Pemanasan dan

penimbangan diulang sampai didapat bobot

tetap. Kadar air dihitung dengan rumus

Kadar air (%) = × 100%

dengan

a adalah bobot sampel (g)

b adalah bobot sampel setelah dikeringkan (g)

Ekstraksi Sebanyak 20 g sampel daun direndam

dengan menggunakan 200 ml metanol 96%.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan alat

pengocok pada suhu kamar selama 3×24 jam

dan dilakukan penyaringan. Selanjutnya

ekstrak metanol dipekatkan dengan

menggunakan rotavapor pada suhu 40°C

sehingga diperoleh ekstrak kasar yang bebas

pelarut.

Rendemen ekstrak (%) = × 100%

dengan

a adalah bobot ekstrak (g)

b adalah bobot sampel kering (g)

ka adalah kadar air

Uji Fitokimia (Harborne 1987) Saponin, Tanin. Sebanyak 0,1 g ekstrak

dilarutkan dengan 10 ml akuadestilata

kemudian didihkan selama 5 menit. Campuran

disaring dan filtrat dibagi ke dalam dua tabung

reaksi. Bagian pertama, uji saponin, filtrat

didiamkan sampai agak dingin dan kemudian

dikocok kuat sampai timbul busa. Bila busa

stabil dalam 10 menit, maka filtrat positif

mengandung saponin. Bagian kedua, uji tanin,

filtrat ditambahkan FeCl3 1%, bila dihasilkan

warna hijau, biru, atau hitam maka filtrat

positif mengandung tanin.

Steroid/ Triterpenoid. Sebanyak 0,1 g

ekstrak dilarutkan dengan 25 ml etanol panas

(50ºC), kemudian disaring ke dalam pinggan

porselen dan diuapkan sampai kering. Residu

dilarutkan dalam eter dan dipindahkan ke

dalam tabung reaksi lalu ditambahkan

Lieberman-Burchard (3 tetes anhidrida asam

asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat). Terbentuknya

warna merah atau ungu menunjukkan adanya

kandungan triterpenoid, sedangkan jika

terbentuk warna hijau atau biru menunjukan

adanya steroid.

Alkaloid. Sebanyak 0,1 g ekstrak

dilarutkan dalam 10 ml kloroform lalu

ditambahkan beberapa tetes kloroform-amonia

0,05 N lalu disaring. Filtrat yang diperoleh

ditambahkan 10 tetes H2SO4 2 M, kemudian

dikocok sehingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan

asam yang tidak berwarna dipindahkan ke

dalam tabung reaksi lain, lalu diteteskan pada

lempeng tetes dan ditambahkan pereaksi

Dragendorf, Mayer, dan Wagner. Uji positif

jika berturut-turut didapat endapan berwarna

jingga, putih, dan coklat.

Page 13: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

5

Flavonoid. Sebanyak 0,1 g ekstrak

ditambahkan 10 ml air panas lalu dipanaskan

selama 5 menit dan disaring. Sebanyak 5 ml

filtrat ditambahkan 0,05 g serbuk Mg dan 1 ml

HCl pekat dan 1 ml amil alohol kemudian

dikocok. Adanya flavonoid ditunjukkan

dengan terbentuknya warna merah/

jingga/kuning pada lapisan amil alkohol.

Pemilihan Eluen Terbaik Pelat KLT yang digunakan adalah pelat

alumunium jenis silika gel G60F254. Ekstrak

pekat teraktif dari sampel ditotolkan pada

pelat KLT. Setelah kering langsung dielusi

dalam ruang elusi yang telah dijenuhkan oleh

uap eluen pengembang. Eluen yang

digunakan, yaitu kloroform:etil aseatat (9:1,

6:1, 3:1, 2:1, 1:1, 1:9, 1:6, 1:3, 1:2). Noda

hasil elusi diamati di bawah lampu UV pada

panjang gelombang 254 dan 366 nm.

Fraksinasi Ekstrak metanol sampel daun dilarutkan

dalam kloroform dan kemudian dipisahkan

komponen-komponennya menggunakan

kromatografi kolom. Kromatografi ini

menggunakan elusi dengan eluen

kloroform:etil asetat yang semakin meningkat

kepolarannya (10:0, 9:1, 6:1, 3:1, 2:1, 1:1, 1:9,

1:6, 1:3, 1:2, dan 0:10). Sebanyak 5 ml eluat

ditampung dalam tiap tabung reaksi yang

telah diberi nomor, kemudian diuji dengan

KLT. Eluat yang memiliki Rf dan pola KLT

yang sama digabungkan sebagai satu fraksi

kemudian diuji kembali aktivitas

antikankernya untuk mendapatkan fraksi yang

paling aktif.

Kultur Sel Lestari Sel lestari yang telah tumbuh menjadi

monolayer (berlapis satu) diremajakan

kembali dengan membuang medianya.

Selanjutnya ditambahkan PBS 5 ml untuk

membersihkan botol kultur dari sisa media.

Sebanyak 2,5 ml tripsin ditambahkan ke

dalam botol kultur, lalu diinkubasi pada 37ºC

selama 5 menit. Sel yang telah lepas

ditambahkan DMEM 5 ml lalu dimasukkan ke

dalam tabung sentrifus 15 ml, kemudian

disentrifus selama 5 menit, 700 g, dan

supernatan dibuang. Sebanyak 3 ml DMEM

ditambahkan pada tabung sentrifus tersebut

lalu 50 µl larutan diambil dan ditambahkan

dengan 50 µl tripan biru. Viabilitas sel

dihitung dengan hemositometer. Sel yang

hidup tidak berwarna, sedangkan sel yang

mati akan berwarna biru.

Uji Penghambatan Pertumbuhan

Sel Lestari HeLa Sel ditumbuhkan menggunakan pelat

biakan 96 sumur sebanyak 100 µl/sumur

dengan jumlah 3×105 sel/sumur diinkubasi

pada 37ºC selama 24 jam. Media kultur yang

mengandung sampel dibuang, setelah itu

ditambahkan sampel uji sebanyak 100

µl/sumur dengan tiga kali pengulangan.

Sampel yang diujikan, yaitu ekstrak S.

trifasciata Prain dengan konsentrasi 200, 400,

600, 800, 1000, 1500, 2000 ppm dan fraksi

hasi kolom dengan konsentrasi 2500, 5000,

7500, dan 10000 ppm. Lalu diinkubasi

kembali pada 37ºC selama 48 jam, setelah itu

tambahkan reagen MTT sebanyak 10

µl/sumur dan inkubasi kembali pada suhu

37ºC selama 4 jam hingga terbentuk formazan

berwarna biru ungu pada sel hidup.

Ditambahkan HCl isopropanol 0,1 N

sebanyak 100 µl/sumur kemudian digojog

selama 10 menit dan dibaca serapannya

dengan menggunakan spektrofotometer pada

panjang gelombang 595 nm. Hasil uji berupa

serapan kemudian dikonversikan dalam

bentuk persen penghambatan dengan rumus:

%penghambatan:

serapan kontrol-serapan sampel x 100%

serapan kontrol

HASIL DA� PEMBAHASA�

Kadar Air

Sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah daun S. trifasciata Prain. Penentuan

kadar air dilakukan untuk mengetahui

kandungan air yang terkandung di dalam

sampel tersebut. Selain itu, juga dengan

mengetahui kadar air suatu sampel dapat

diperkirakan jumlah sampel yang dibutuhkan

jika ingin mengekstrak sampel langsung

dalam keadaan basah. Kadar air yang

diperoleh dari daun segar sebesar 90,60%,

sedangkan dari daun kering kadar airnya,

yaitu 7,40% .

Berdasarkan nilai kadar air yang diperoleh

berarti dalam 100 g sampel terdapat

kandungan 7 g air. Hasil ini menunjukkan

daun S. trifasciata Prain dapat disimpan dalam

jangka waktu relatif lama. Kadar air yang baik

adalah kurang dari 10%, karena pada tingkat

kadar air tersebut waktu simpan sampel akan

relatif lebih lama dan terhindar dari

pencemaran yang disebabkan oleh mikroba

(Winarno 1992). Kadar air pada sampel tidak

selalu sama karena dipengaruhi oleh

Page 14: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

6

kelembaban, perlakuan terhadap sampel, dan

besarnya penguapan. Kandungan air

dihilangkan dengan pemanasan pada suhu

105ºC. Menurut Harjadi (1993), air yang

terikat secara fisik dapat dihilangkan dengan

pemanasan pada suhu 100-105ºC.

Ekstraksi

Metode ekstraksi yang digunakan adalah

maserasi. Ekstraksi dilakukan menggunakan

pelarut metanol 96% dengan nisbah antara

sampel dan pelarutnya adalah sebesar 1:10.

Ekstrak yang diperoleh selanjutnya

dipekatkan dengan menggunakan rotavapor

pada suhu 40ºC. Rendemen ekstrak kasar

dengan pelarut metanol 96% sebesar 15,50%.

Metode maserasi meskipun memerlukan

waktu yang lama dan membutuhkan banyak

pelarut. Keuntungan teknik ini, yaitu sampel

yang diekstrak dapat langsung dikerjakan

dalam jumlah banyak dan dapat menjaga agar

kandungan senyawa dalam sampel yang tidak

tahan panas tidak rusak (Harborne 1987).

Metanol 96% digunakan karena tidak hanya

senyawa polar yang dapat terekstrak tetapi

senyawa non polar juga dapat terekstrak.

Semakin besar nisbah pelarut dibandingkan

sampel maka kemampuan melarutkan sampel

juga akan semakin lebih besar dan efektif.

Uji Fitokimia

Uji fitokimia merupakan uji yang

dilakukan untuk mengetahui kandungan

senyawa metabolit sekunder yang terdapat di

dalam sampel. Hasil uji fitokimia dari ekstrak

kasar daun S. trifasciata Prain (Tabel 1),

menunjukkan positif terhadap golongan

alkaloid, flavonoid, dan steroid.

Tabel 1 Uji fitokimia ekstrak kasar daun S.

trifasciata Prain

Senyawa Hail Uji

Alkaloid +

Flavonoid +

Saponin -

Tanin -

Triterpenoid -

Steroid +

Keterangan: (-): tidak terdeteksi; (+): terdeteksi

Hasil dari uji steroid yang dilakukan sesuai

dengan hasil uji fitokimia yang telah

dilaporkan oleh Yoshihiro et al. (1997) yang

menyatakan bahwa ekstrak daun S. trifasciata

positif adanya steroid. Perbedaan pada uji

fitokimia terdapat pada uji flavonoid dan

alkaloid. Uji flavonoid dan alkaloid yang

dilaporkan sebelumnya memberikan hasil

negatif, sedangkan uji fitokimia yang

dilakukan pada penelitian ini menunjukkan

hasil yang positif. Hal ini dapat disebabkan

karena perbedaan pelarut yang digunakan,

perbedaan habitat tanama, dan jumlah unsur

hara yang terkandung dalam tanah (Ersam

2001).

Uji Penghambatan Proliferasi Sel

Lestari HeLa oleh Ekstrak Kasar

Uji aktivitas antikanker ekstrak kasar

daun S. trifasciata Prain terhadap sel lestari

HeLa dilakukan pada konsentrasi 200, 400,

600, 800, 1000, 1500, dan 2000 ppm.

Konsentrasi yang digunakan dipilih

berdasarkan uji antikanker yang telah

dilakukan sebelumnya oleh Pettit et al. (2005)

dengan menggunakan S. ehrenbergii, yaitu

berkisar antara 250 hingga 1000 ppm. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini menggunakan

konsentrasi di bawah dan di atas 1000 ppm.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai %

penghambatan yang diperoleh ekstrak kasar

daun S. trifasciata Prain dengan konsentrasi

200 sampai dengan 2000 ppm, yaitu 0%.

Penambahan MTT pada sumur uji

menghasilkan warna biru tua yang

menunjukkan terdapatnya aktivitas sel yang

masih hidup. Sel yang hidup memilki enzim

mitokondrial reduktase yang dapat mereduksi

MTT menjadi kristal formazan berwarna biru,

sehingga apabila diukur serapannya pada

panjang gelombang 595 nm maka akan

menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Nilai

absorbansi sebanding dengan jumlah sel yang

hidup. Semakin tinggi nilai absorbansi berarti

semakin banyak juga jumlah sel lestari HeLa

yang hidup. Jadi dapat dikatakan bahwa

ekstrak kasar daun S. trifasciata Prain tidak

menghambat pertumbuhan sel lestari HeLa.

Ketiadaan hambatan proliferasi sel lestari

HeLa pada ekstrak kasar metanol tidak berarti

bahwa daun S. trifasciata Prain tidak

mempunyai potensi untuk menghambat

pertumbuhan sel lestari HeLa. Menurut

Restasari et al. (2005) dapat dilakukan

pemurnian untuk mengetahui lebih lanjut

potensi yang dimilki sampel uji. Pada

penelitian ini, dilakukan fraksinasi agar dapat

terlihat pengaruh pemisahan metabolit

sekunder yang dimiliki ekstrak daun S.

Page 15: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

7

trifasciata Prain terhadap potensinya dalam

penghambat proliferasi sel lestari HeLa.

Fraksinasi

Untuk meningkatkan kemurnian senyawa

yang terekstrak oleh metanol, maka sebanyak

2,5010 g ekstrak etil asetat difraksinasi pada

kolom. Fase diam yang digunakan adalah

silika gel dan fase geraknya adalah kloroform

dan etil asetat (eluen terbaik) secara gradien

kepolaran. Hal ini bertujuan agar dengan

peningkatan polaritas sistem eluen, semua

komponen akan terbawa lebih cepat (Harvey

2000). Elusi diawali dengan pelarut

kloroform, kemudian diikuti kloroform:etil

asetat dengan perbandingan 9:1, 6:1, 3:1, 2:1,

1:1, 1:9, 1:6, 1:3, 1:2, dan diakhiri dengan

pelarut etil asetat. Hasil pengoloman

dimonitor dengan kromatografi lapis tipis

(KLT) dengan fase gerak eluen terbaik

kloroform:etil asetat (1:6). Pemisahan dengan

KLT dan kolom didasarkan pada interaksi

antara fase gerak, fase diam, dan analat.

Gambar 5 Profil KLT eluen terbaik

kloroform:etil asetat (1:6).

Pergerakan suatu senyawa pada bidang

adsorban tergantung pada kepolaran antara

eluen dengan senyawa tersebut. Fraksinasi ini

menggunakan adsorban silika gel. Sifat dari

silika gel adalah polar sehingga silika gel akan

mengikat senyawa yang bersifat polar juga.

Hubungannya dengan eluen, yaitu senyawa

yang polar akan cepat bergerak jika

menggunakan pelarut yang polar begitu juga

sebaliknya (Harvey 2000). Senyawa yang

kurang polar akan keluar terlebih dahulu dari

kolom dengan eluen kloroform dan

dilanjutkan dengan senyawa semi polar

dengan campuran kloroform:etil asetat dan

terakhir senyawa polar dengan eluen etil

asetat.

Spot yang terbentuk dapat dideteksi

dengan sinar UV pada panjang gelombang

254 nm dan 366 nm. Pada panjang gelombang

ini, adanya senyawa yang berfloresens jika

disinari dengan sinar ultra lembayung

sehingga spot akan terlihat. Eluen dalam

tabung reaksi yang memiliki pola dan Rf yang

sama dijadikan satu fraksi. Oleh karena itu,

hasil fraksinasi ekstrak metanol daun S.

trifasciata Prain diperoleh 10 fraksi

(Lampiran 3). Setiap fraksi dikeringkan lalu

bobotnya ditimbang dan dihitung

rendemennya. Fraksi 5 memiliki rendemen

yang paling besar, yaitu 2,32%, sedangkan

fraksi 8 memilki rendemen yang paling

rendah, yaitu 0,59% (Tabel 2).

Tabel 2 Rendemen fraksi hasil pemisahan

dengan kromatografi kolom

Fraksi Rendemen (%) eluen

1 2,16 KLO

2 1,82 KLO:EA (9:1)

3 1,30 KLO:EA (6:1)

4 1,41 KLO:EA (3:1)

5 2,32 KLO:EA (2:1)

6 1,71 KLO:EA (1:1)

7 0,80 KLO:EA (1:9)

8 0,59 KLO:EA (1:6)

9 1,46 KLO:EA (1:3)

10 2,36 KLO:EA (1:2)

Keterangan: KLO: Kloroform; EA: Etil Asetat

Uji Penghambatan Proliferasi Sel

Lestari HeLa oleh Fraksi Daun

Pengujian aktivitas antikanker dilakukan

terhadap 10 fraksi hasil fraksinasi dengan

konsentrasi yang digunakan, yaitu 2500, 5000,

7500, dan 10000 ppm. Konsentrasi yang

digunakan dipilih di atas 2500 ppm karena

pada uji ekstrak kasar, konsentrasi di bawah

2500 ppm tidak memberikan hasil yang positif

terhadap daya hambat pertumbuhan sel HeLa

sehingga diharapkan dengan bertambahnya

konsentrasi akan memberikan hasil yang

positif.

Berdasarkan hasil pengukuran

spektrofotometer microplate, nilai absorban

fraksi yang terbaca cukup rendah. Hal ini

dikarenakan warna fraksi ketika ditambahkan

MTT, yaitu membentuk warna kuning.

Terbentuknya warna kuning menandakan

bahwa tidak terdapatnya aktivitas sel yang

hidup. Ketika sel mati maka tidak terdapatnya

enzim mitokondrial reduktase yang akan

mereduksi MTT menjadi kristal formazan

sehingga warna biru tidak akan terbentuk.

Page 16: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

8

Metode MTT digunakan karena relatif cepat,

sensitif, akurat, dapat digunakan untuk

mengukur sampel dalam jumlah banyakr dan

hasilnya bisa untuk memprediksi sifat

sitotoksik suatu bahan (Freshney 2005).

Metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu

tidak dapat menggambarkan morfologi sel,

sehingga apabila terdapat kelainan morfologi

akan tetap dihitung sebagai sel hidup,

walaupun perubahan morfologi dari suatu sel

dapat dikategorikan sebagai akibat dari

toksisitas suatu bahan (Doyle & Griffiths

2000).

Hasil pengujian aktivitas antikanker

(Lampiran 4) menunjukkan bahwa fraksi 1

sampai dengan fraksi 10 memiliki aktivitas

dalam penghambatan antikanker. Fraksi yang

merupakan fraksi teraktif adalah fraksi 2

karena memiliki nilai penghambatan yang

paling besar, yaitu sebesar 87,52% pada

konsentrasi 10000

ppm, dan dengan

konsentrasi terendah pun fraksi 2 masih dapat

menghambat pertumbuhan sel lestari HeLa,

yaitu dengan persen penghambatannya

sebesar 37,09% (Gambar 6). Hasil uji

fitokimia yang dilakukan pada fraksi 2

memberikan hasil bahwa fraksi 2 mengandung

senyawa flavonoid dan alkaloid dengan eluen

untuk fraksinasi, yaitu kloroform: etil asetat

(9:1).

Gabungan dari senyawa alkaloid dan

flavonoid dalam satu fraksi memberikan hasil

penghambatan yang cukup baik bila

dibandingkan dengan keberadaan alkaloid

sendiri. Hal ini dapat dilihat pada nilai %

penghambatan yang diperoleh fraksi 1 yang

mengandung steroid dan alkaloid, fraksi 3

sampai dengan 9 yang hanya memilki

kandungan senyawa alkaloid saja. Nilai %

penghambatan yang diperoleh fraksi-fraksi

tersebut tidak melebihi nilai % penghambatan

fraksi 2 dan fraksi 10 (Lampiran 4) yang

mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid.

Keberadaan senyawa alkaloid dan flavonoid

yang dimiliki oleh fraksi daun S. trifasciata

Prain diduga memiliki sifat yang sinergis

apabila kedua senyawa tersebut berada dalam

fraksi yang sama.

Hasil pengujian terhadap fraksi

menunjukkan perbedaan dengan hasil uji

ekstrak kasar. Hasil uji ekstrak kasar tidak

menunjukkam adanya penghambatan terhadap

sel lestari HeLa, sedangkan setelah fraksinasi

hasil uji memberikan aktivitas penghambatan.

Hal ini dapat dilihat dari persen

penghambatan yang diperoleh. Perbedaan ini

dapat disebabkan karena adanya perbedaan

konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi

maksimum ekstrak kasar adalah 2000 ppm

sedangkan konsentrasi maksimum fraksi

adalah 10000 ppm. Penambahan jumlah

konsentrasi akan menambahkan jumlah

senyawa sehingga dihasilkan penambahan

daya hambat.

Efek farmakologi dari senyawa golongan

alkaloid terhadap kanker telah dilaporkan,

yaitu alkaloid vinkristin dan vinblastin dari

tanaman Vinca yang menghentikan

pembelahan sel pada tahap metaphase

sehingga sel kanker dapat dihambat

pertumbuhannya (Noogrady 1992).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ada,

senyawa flavonoid diketahui mampu

menginduksi terjadinya apoptosis melalui

beberapa mekanisme antara lain

penghambatan aktivitas DNA topoisomerase

I/II, modulasi signaling pathways, penurunan

ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-XL, peningkatan

ekspresi gen Bax dan Bak serta aktivitas

endonuklease (Ren et al. 2003).

Gambar 6 Inhibisi proliferasi sel lestari

HeLa dari fraksi 2 pada

berbagai konsentrasi

SIMPULA� DA� SARA�

Simpulan

Ekstrak kasar metanol daun S. trifasciata

Prain tidak dapat mnghambat pertumbuhan sel

lestari HeLa. Hasil fraksinasi kromatografi

kolom diperoleh 10 fraksi, fraksi teraktifnya

memberikan daya hambat proliferasi terbesar,

yaitu 87,52% pada konsentrasi 1000 ppm.

Identifikasi senyawa teraktif positif terhadap

flavonoid dan alkaloid.

Page 17: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

9

Saran

Perlu dilakukan pemisahan lebih lanjut

pada fraksi 2 untuk mendapatkan senyawa

lebih murni yang bersifat aktif. Selain itu

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mekanisme penghambatan

pertumbuhan sel kanker serta pengujian

sitotoksik terhadap sel normal.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC]Association of Official Analytical

Chemists. 2006. Official Methods of

Analysis of AOAC International. 5th

Revision. Volume 2. Cunnif P, editor.

Maryland: AOAC International.

Afolayan AJ, Jimoh FO, Aliero AA.

2008. Antioxidant and antibacterial

properties of Sansevieria hyacinthoides.

IJPAS 2(3):103-10.

Boik J. 1996. Cancer and �atural Medicine:

A Textbook of Basic Science and Clinical

Research. New York: Oregon Medical Pr.

Doyle A, Griffiths B. 2000. Cell and tissue

culture for medical research. New York:

John Wiley and Sons Inc.

Ersam T. 2001. Senyawa kimia makromolekul

beberapa tumbuhan Artocarpus hutan

tropika Sumatra Barat [disertasi].

Bandung: Departemen Kimia FMIPA ITB,

Institut Teknologi Bandung.

Freshney RI. 2005. Cultur of animal cell: A

manual of basic techniques 5th

ed.

London:John Wiley and Sons Inc.

Furniss BS. et al. 1989. Vogel’s Textbook of

Practical Organic Chemistry 4th. New

York: John Wiley & Sons, Ltd.

Greenwald P. 1991. The Future of Nutrition

Research in Cancer Prevention. Di dalam:

Laidlaw SA, Swendseid ME, editor.

Vitamins and Cancer Prevention.

Philadelphia: Wiley-Liss. hlm. 111–127.

Goodwi EC, DiMaio D. 2000. Repression of

human papillomavirus oncogenes in Hela

cervical carcinoma cells causes the orderly

reactivation of dormant tumor suppressor

pathways. Biochemistry 97(23).

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia:

Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Padmawinata, I Sudiro,

penerjemah. Bandung: Institut Teknologi

Bandung. Terjemahan dari: Phytochemical

Method.

Hariana A. 2007. Tumbuhan Obat dan

Khasiat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.

Jakarta: Gramedia.

Hartati S, Hanafi M. 2001. Reduksi

esterifikasi dan uji aktifitas biologinya. Di

dalam: Kimia dalam Industri dan

Lingkungan. Jakarta:Pusat Penelitian

Kimia Tanggerang. hlm:854-4778.

Harvey D. 2000. Modern Analytical

Chemistry. New York: The McGraw-Hill

Companies, Inc.

Houghton J, Raman. 1998. Laboratory

handbook for the Fractionation of �atural

Ekstract. London: Chapman & Hall.

Lingga L. 2005. Panduan Budi Daya

Sansevieria. Depok: Agromedia Pustaka.

Nafrialdi, Gan S. 2000. Antikanker. Di dalam:

Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. hlm.

686–701.

Noogrady T. 1992. Kimia Medisinal. Rasyid

R, Musadad A, penerjemah; Niksolihin

SM, editor. Bandung ITB Pr. Terjemahan

dari: Medicinal Chemistry.

Pittaya T et al. 2007. Sulfur-containing

compounds from Clinacanthus siamensis

[Abstrak]. Pharm Soc Jpn 51:1423–1425.

Pettit GR et al. 2005. Antineoplastic agents.

534. from the African Sansevieria

ehrenbergii. J �at Prod 68(5):729-33.

Purwanto A. 2006. Sansevieria Flora Cantik

Penyerap Racun. Yogyakarta: Kanisius.

Rouessac F, Rouessac A. 1994. Chemical

Analysis Modren Instrumentation Methods

and Techniques 2nd. USA: John Wiley &

Sons, Ltd.

Ren W, Qiao Z, Wang H, Zhu L, Zhang L.

2003. Flavonoids: Promising anticancer

Page 18: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

10

agents. Medicinal Research Reviews

23(4):519-534.

Restasari A et al. 2005. Isolasi dan identifikasi

fraksi teraktif daun ketapang [skripsi].

Semarang: Departemen Kimia FMIPA

UNDIP, Universitas Diponegoro.

Simanjuntak L. 2008. Kanker serviks.

[terhubung berkala]. http://www. chem-is-

try. org/ artikel_kimia/ berita/ antikanker

dan kanker serviks/. [ 26 Jan 2010].

Wang Y, Hong C, Zhou C, Xu D, Qu H,

Cheng Y. 2009. Screening antitumor

compounds psoralen amd isopsoralen from

psorala corylifolia L. Seeds Departmnent

of Chinese Medicine Science and

Engineering, Collage of Pharmaceutical

Science, Zhejiang Univercsity, Hang zhou.

China.

WHO. 2004. Cancer . [terhubung berkala].

http://www.who.int/cancer/. [25 Jan 2010].

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yoshihiro M, Tomoshiro I, Minpei K,

Yutaka S. 1996. Steroidal saponin

from Sansevieria trifasciata.

Phytochemistry 43(6):1325–1331.

Yoshihiro M, Tomoshiro I, Minpei K,

Yutaka S. 1997. Pregnane glycosides

from Sansevieria trifasciata.

Phytochemistry 44(6):107–111.

Page 19: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

12

LAMPIRA�

Page 20: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

12

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

- Uji fitokimia

- Uji antikanker

(200, 400, 600, 800,

1000, 1500, 2000 ppm)

Ekstrak metanol

Maserasi metanol

(3x24 jam)

Pemisahan

dengan KLT

F-1 F-2 F-3 F-4 F-5 F-n

Uji antikanker

(10000,7500,500,2500 ppm)

Fraksi aktif

Daun

S. trifasciata Prain

Uji fitokimia

Golongan senyawa

fraksi aktif

Fraksinasi dengan

Kromatografi Kolom

Page 21: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

13

Lampiran 2 Rendemen fraksi daun S. trifasciata Prain

Ulangan Bobot fraksi (g) Bobot sampel ekstrak (g) Rendemen (%)

1 0,0501 25,010 2,16

2 0,0421 25,010 1,82

3 0,0302 25,010 1,30

4 0,0326 25,010 1,41

5 0,0538 25,010 2,32

6 0,0396 25,010 1,71

7 0,0186 25,010 0,80

8 0,0138 25,010 0,59

9 0,0338 25,010 1,46

10 0,0548 25,010 2,36

Contoh perhitungan :

2,16%

%1002,5010gram x 0.074)-(1

gram0501,0

%100)ekstrak (Bobot x air)kadar -(1

fraksiBobot Rendemen

=

×=

×=

Page 22: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

14

Lampiran 3 Pola KLT hasil fraksinasi ekstrak S. trifasciat dengan eluen

kloroform:etil asetat (1:6)

Page 23: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

15

Lampiran 4 Hasil uji penghambatan fraksi daun S. trifasciata Prain pada sel

lestari HeLa

Fraksi Konsentrasi

(ppm) Serapan I Serapan II

%

penghambatan Rerata

I 2500 0,2910 0,5920 0,4415 0

5000 0,1260 0,2680 0,1970 52,7

7500 0,1360 0,1930 0,1645 60,5

10000 0,2630 0,0810 0,1720 58,7

II 2500 0,2340 0,2900 0,2620 37,09

5000 0,0810 0,1160 0,0985 76,35

7500 0,0690 0,1080 0,0885 78,75

10000 0,0580 0,0460 0,0520 87,52

III 2500 0,2930 0,2820 0,2875 30.97

5000 0,2380 0,2100 0,2240 46,23

7500 0,1950 0,2160 0,2055 50,66

10000 0,1760 0,2280 0,2020 51,5

IV 2500 0,2700 0,3050 0,2875 30,97

5000 0,1390 0,1870 0,1630 60,86

7500 0,1360 0,2220 0,1790 57,02

10000 0,1630 0,1430 0,1530 63,27

V 2500 12,610 0,8210 10,410 0

5000 0,1600 0,1990 0,1795 56,9

7500 0,1720 0,2860 0,2290 45,02

10000 0,2080 0,1640 0,1860 55,34

VI 2500 0,1870 0,2450 0,2160 48,14

5000 0,2030 0,1910 0,1970 52,7

7500 0,2530 0,2020 0,2275 45,38

10000 0,2110 0,2520 0,2315 44,42

VII 2500 0,2130 0,2550 0,2340 43,82

5000 0,1970 0,2160 0,2065 50,42

7500 0,2150 0,2260 0,2205 47,06

10000 0,3070 0,2300 0,2685 35,53

VIII 2500 0,2090 0,2320 0,2205 47,06

5000 0,2430 0,2780 0,2605 37,45

7500 0,2780 0,2400 0,2590 37,82

10000 0,2710 0,2790 0,2750 33,97

IX 2500 0,8280 0,7540 0,7910 0

5000 0,1640 0,1500 0,1570 62,3

7500 0,1670 0,1530 0,1600 61,58

10000 0,1940 0,1560 0,1750 57,98

X 2500 0,2360 0,2350 0,2355 43,46

5000 0,1560 0,1410 0,1485 64,35

7500 0,1440 0,1400 0,1420 65,91

10000 0,1370 0,1500 0,1435 65,55

Kontrol Sel

0,4100

0,4230

0,4165

Page 24: FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAU Sansevieria trifasciata Prain ... · Terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari ... Teknik pengobatan kanker

16

Contoh perhitungan :

%penghambatan = serapan kontrol-serapan sampel x 100%

serapan kontrol

= 0,4165-0,1720 x 100%

0,4165

=58,70%

Lampiran 5 Hasil uji fitokimia fraksi daun S. trifasciata Prain

Fraksi Uji Fitokimia

FV* SP* TN* ST* TR* AL*

1 - - - + - +

2 + - - - - +

3 - - - - - +

4 - - - - - +

5 - - - - - +

6 - - - - - +

7 - - - - - +

8 - - - - - +

9 - - - - - +

10 + - - - - + Keterangan: (-): tidak terdeteksi; (+): terdeteksi FV: Flavonoid; SP: Saponin; TN: Tanin; ST:

Steroid ; TR: Triterpenoid; Al: Alkaloid.