pkd 1

13
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG ANGGREK 2 RSUP DR.SARDJITO Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun oleh : DIAN AMBAR KUSUMA 10/298857/KU/13821

Upload: dian-ambar-kusuma

Post on 13-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PKD 1

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASIDI RUANG ANGGREK 2 RSUP DR.SARDJITO

Tugas MandiriStase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh :

DIAN AMBAR KUSUMA10/298857/KU/13821

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015

I. KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASIA. DEFINISIOksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsioanl, mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen. 1. Sistem respirasi/pernafasanSistem pernafasan terdiri atas organ pertukaran gas, yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri dari dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, sistem abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan antara 12-15x/menit.Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru, dan difusi. a. Ventilasi Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Proses ventilasi ini melibatkan beberapa organ tubuh yang sangat penting dalam pernapasan. Organ tersebut adalah hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleura lebih negatif (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli. Efektivitas mekanisme ventilasi paru-paru dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: - konsentrasi oksigen atmosfer- kondisi jalan napas- kemampuan compliance dan recoil paru- pengaturan pernapasan

b. Perfusi paru Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik. c. Difusi Oksigen yang terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dalam darah.Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen1. Lingkungan2. Latihan3. Emosi4. Gaya Hidup5. Status Kesehatan

Perubahan fungsi pernafasan:1. HiperventilasiHiperventilasi juga berarti peningkatan ventilasi paru, tetapi ini lebih ditujukan sebagai akibat metabolisme yang berlebihan. Hiperventilasi dapat timbul pada penderita dengan insufisiensi jantung dan pada penyakit bronkhopulmonal seperti kor pulmonal dan PPOM2. HipoventilasiHipoventilasi merupakan suatu penurunan frekuensi ventilasi. Penurunan ini berkaitan dengan metabolisme atau kecepatan metabolisme yang sedang berlangsung. Hipoventilasi dapat menyebabkan peningkatan PCO2.3. HipoksiaHipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia, dan hipoksia histotoksik.

B. NILAI-NILAI NORMALNilai normal respiratory rate dewasa: 12-18x/menitKapasitas dan volume pulmonaryPengukuranRata-rata laki-laki dewasa (mL)Deskripsi

Volume respirasi

Volume tidal ( TV)

500

Jumlah udara yang dihirup dalam keadaan istirahat/biasa

Volume inspirasi cadangan ( IRV)3000Jumlah udara yang masih bisa dihirup setelah penarikan nafas tidal

Volume ekspirasi cadangan1100Jumlah udara yang masih bisa dikeluarkan setelah pengeluaran nafas tidal

Residual Volume (RV)1200Jumlah udara yang tersisa dalam paru-paru setelah pengeluaran ( ekshalasi) kuat

Kapasitas RespirasiKapasitas paru-paru total (TLC)

6000

Jumlah maksimum udara yang ada dalam paru-paru setelah inspirasi maksimalTLC = TV + IRV + ERV + RV

Kapasitas Vital (VC)4800Jumlah maksimum udara yang dapat dikeluarkan setelah inspirasi maksimalVC = TV + IRV + ERV

Kapasitas Inspirasi(IC)3600Jumlah maksimum udara yang bisa dihirup setelah ekspirasi normalIC = TV + IRV

Kapasitas Residu Fungsional ( FRC)2400Volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi volume tidal normalFRC = ERV + RV

Catatan : Untuk wanita lebih rendah 20-25 %

C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI1. Riwayat keperawatana. Masalah pernafasan yang pernah dialami pernah mengalami perubahan pola pernafasan pernah mengalami batuk dengan sputum pernah mengalami nyeri dada aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atasb. Riwayat penyakit pernafasan apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain? bagaimana frekuensi setiap kejadian?c. Riwayat kardiovaskuler pernah mengalami penyakit jantung atau peredaran darahd. Gaya hidup merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok2. Pemeriksaan fisika. Mata konjungtiva pucat (karena anemia) konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) konjungtiva terdapat petechia (karena emboli lemak atau endokarditis)b. Kulit sianosis perifer sianosis secara umum penurunan turgor edema edema periorbitalc. Jari dan kuku sianosis clubbing fingerd. Mulut dan bibir membran mukosa sianosis bernafas dengan mengerutkan mulute. Hidung pernafasan dengan cuping hidungf. Vena leher adanya distensi atau bendungang. dada Retraksi otot bantu pernafasan Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/ rongga pernafasan) Suara nafas normal Suara nafas tidak normal Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

h. Pola pernafasan pernafasan normal pernafasan cepat pernafasan lambat3. Pemeriksaan penunjanga. Tes untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung EKG Exercise stress testb. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah Echocardiography Kateterisasi jantung Angiografic. Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi tes fungsi paru-paru dengan spirometri tes astrup oksimetri pemeriksaan darah lengkapd. Melihat struktur sistem pernafasan X-ray thoraks Bronkhoskopi CT scan paru e. Menentukan sel abnormal/ infeksi sistem pernafasan kultur apus tenggorok sitologi spesimen sputum (BTA)

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1. Bersihan jalan nafas tidak efektif2. Ketidakefektifan pola napas3. Gangguan pertukaran gas III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN1. Bersihan jalan nafas tidak efektif NOC: Respiratory status: airway patencyIndikator: pasien tidak mengalami demam pasien tidak cemas pasien tidak tersedak RR dalam batas normal Pola nafas dalam batas normal Pasien dapat membersihkan sputum dari saluran nafas Pasien terbebas dari bunyi nafas tambahanNIC: Airway management Aktivitas: Buka jalan nafas memakai head thin chin lift atau jaw thrust Posisikan pasien pada posisi ventilasi maksimal Lakukan fisioterapi dada Bersihkan sekret dengan mendorong batuk atau suction Instruksikan untuk batuk efektif Berikan humidifikasi udara atau oksigen Atur makanan yang masuk untuk mengoptimalkan balance cairan2. Ketidakefektifan pola napas NOC: Respiratory status: ventilation Indikator: RR dalam batas normal Pola nafas dalam batas normal Pasien dapat inspirasi dalam Ekspansi dada simeris Tidak memakai otot aksesoris pernafasan Tidak ada dispneu NIC: Respiratory monitoring Aktivitas: monitor kecepatan, pola, kedalaman, dan usaha respirasi monitor suara nafas tambahan Monitor pola nafas Palpasi kesimetrisan paru Monitor pertambahan kelelahan, kecemasan

3. Gangguan pertukaran gasNOC: Respiratory status: gas exchange Indikator: Pasien tidak mengalami dispneu Pasien mudah bernafas Status mental dalam batas normal Tidak ada kelelahan Tidak ada sianosisNIC: Oxygen theraphy Aktivitas: Bersihkan mulut, hidung, dari sekresi Berikan oksigen Monitor aliran oksigen Monitor kegelisahan pasien berhubungan dengan kebutuhan oksigen

IV. DAFTAR PUSTAKAAsmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika. JakartaMuttaqin, Arief. 2008. Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba Medika. JakartaSparks & Taylors. 2011. Nursing Diagnosis Reference Manual. Philadelphia. LippincottTarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta