pjb

26
Oleh : Kelompok G Praktek profesi keperawatan ANAK stikES mercubaktijaya padang 2013 ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA BY. Y DI HCU IRNA KEBIDANAN-ANAK RSUP DR M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Upload: silmiaizzati9614

Post on 11-Dec-2014

110 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PJB

 

Oleh : Kelompok G

Praktek profesi keperawatan ANAKstikES mercubaktijaya padang 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA BY. Y DI HCU

IRNA KEBIDANAN-ANAK RSUP DR M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Page 2: PJB

LATAR BELAKANG Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit

jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap, kelainan pembentukan jantung trjadi pada awal kehamilan (Rahayoe, 2006).

Dengan adanya berbagai manifestasi dan komplikasi yang terjadi pada anak dengan PJB, dan dari survey yang dilakukan kelompok kasus anak dengan PJB 3 bulan terakhir sekitar 15 kasus di RSUP DR M. Djamil Padang. kami kelompok G praktek Profesi Keperawatan Anak STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang tertarik untuk membahas tentang PJB ini. Diharapkan asuhan keperawatan dapat dipahami dan menambah angka harapan hidup anak dengan PJB meningkat.

Page 3: PJB

KONSEP DASAR PENYAKIT

Penyakit jantung bawaan (PJB)adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap, kelainan pembentukan jantung trjadi pada awal kehamilan (Rahayoe, 2006)

Kelainan jantung congenital atau bawaan adalah kelainan jantung atau malformasi yang muncul saat kelahiran,selain itu kelainan jantung congenital merupakan kelainan anatomi jantung yang dibawa sejak dalam kandungan sampai dengan lahir kebanyakan kelainan jantung congenital meliputi malformasi struktur didalam jantung maupun pembuluh darah besar ,baik yang meninggalkan maupun yang bermuara pada jantung (Nelson, 2000).

Page 4: PJB

ETIOLOGI

a. Eksogeninfeksi rubella atau penyakit virus

lain,obat-obat yang diminum ibu (misalnya thalidomide), radiasi dan sebagainya yang dialami ibu pada kehamilan muda dapat merupakan faktor terjadinya jantung congenital. b. Endogen

faktor genetik/kromoson memegang peranan kecil dalam terjadinya kelainan jantung congenital.

Page 5: PJB

patofisiologi

Menurut Onteseno, Teddy (2007) perubahan system sirkulasi pada saat lahir terjadai pada tangisan pertama. Ketika itulah terjadi proses masuknya oksigen yang pertama kali kedalam paru. peristiwa ini membuka alveoli, pengembangan paru serta penurunan tahanan ekstra vaskuler paru dan peningkatan tahanan oksigen sehingga terjadi vasodilatasi disertai penurunan tahanan dan penipisan dinding arteri pulmonalis.

Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan ventrikel kanan serta peningkatan saturasi oksigen sistemik. perubahan selanjutnya, terjadi peningkatan aliran darah keparu secara progresif, sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan di atrium kanan.

Page 6: PJB

Kondisi ini mengakibatkan penutupan foramen ovale juga peningkatan tekanan ventrikel kiri disertai penngkatan tekanan serta penebalan system arteri sistemik dan perubahan sintesis serta metabolisme bahan vaso aktif, prostaglandin mengakibatkan kontraksi awal dan penutupan funsional dari duktus arteriosus yang mengakibatkan berlanjut pada penurunan arteri pulmonalis. Pada neonatus aterm normal, konstraksi awal dari duktus arteriosus terjadi pada 10-15 jam pertama kehidupan, lalu terjadai penutupan duktus arteriosus secara fungsional setelah 72 jam post natal.

Kemudian disusul proses thrombosis, proliferasi intimal dan fibrosis setelah 3-4 minggu post natal yang akhirnya terjadi penutupan secara anatomis. pada neonatus premature, mekanisme penutupan duktus arteriosus ini terjadi lebih lambat,bahkan bisa sampai usia 4-12 bulan.

Page 7: PJB

Tanda dan Gejala

a. Terjadi sianosis ,ditandai kebiruan pada kulit,kuku ,jari, lidah.

b. Napas cepat c. Sulit makan dan menyusud. Berat badan rendahe. Infeksi pernapsan berulangf. Toleransi gerak badan yang rendahg. Sianosish. Takipneai. Frekuensi jantung abnormal ,takikardi/bradikardiaj. Bising jantung

Page 8: PJB

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

a. Gambaran ECG yang menunjukan adanya hipertropi ventrikel kiri,kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.

b. Diagnosa ditegakkan dengan cartography,

c. Cardiac iso enzim (CPK & CKMB) meningkat

d. Roentgen thorax untuk melihat atau evaluasi adanya cardiomegali dan infiltrate paru

e. Echocardiografi

Page 9: PJB

PENATALAKSANAAN Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi

percampuran darah. Pada saat prosedur, suatu kateter balon dimasukan ketika kateterisasi jantung, untuk memperbesar kelainan septum intra arterial. Pada cara Blalock Halen dibuat suatu kelainan septum atrium. Pada Edward vena pulmonale kanan. Cara Mustard digunakan untuk koreksi yang permanent. Septum dihilangkan dibuatkan sambungan sehingga darah yang teroksigenisasi dari vena pulmonale kembali ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah tidak teroksigenisasi kembali dari vena cava ke arteri pulmonale untuk keperluan sirkulasi paru-paru. Kemudian akibat kelaianan ini telah berkurang secara nyata dengan adanya koreksi dan paliatif. Dengan operasi memungkinkan pasien TAB dapat bertahan hidup.

Page 10: PJB

PENGKAJIAN PADA BAYII. IDENTITAS  Nama anak : An. H (By. Y)Tempat/Tgl Lhr : Lubuk Alung, 31-10-2012Umur :1 bulan 25 hariJenis Kelamin : laki-lakiPendididkan : -Anak ke- : I (satu)BB/TB : 3 kg/48 cmAlamat : Lubuk Alung

Nama Ibu : Ny. YUmur : 23 TahunPekerjaan : IRTPendidikan : SMAAlamat : Lubuk Alung Dx medis : PJB (penyakit Jantung Bawaan)No. RM : 0810218Tgl. Masuk RS : 13-12 2012

LAPORAN KASUS

Page 11: PJB

IV. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu klien mengatakan hamilnya cukup bulan, periksa kehamilan ke Bidan, teratur, ibu mengatakan ini adalah anak pertamanya, tidak ada kelainan saat kehamilan, tekanan darah tinggi (-), proteinuria (-), udem (-) dan terjatuh waktu kehamilan.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Klien sesak sejak usia 1 minggu, tidak berbunyi menciut, sesak terutama saat menagis, ketika sesak anak tanpak membiru, sesak semakin bertambah sejak 10 hr yll, saat ini anak diberikan ASI dan susu formula dengan frekuensi ± 6-8x jum;ah 30-40 cc tiap pemberian ketika menyusu anak sering tenpak membiru, lalu menyusu dilanjutkan kembali, demam tidak ada, batuk pilek tidak ada, mual muntah, BAK jumlah sedikit warna lebih pekat 4 jam yll, BAB warna dan konsistensi biasa.

Saat dilakukan pengkajian tanggal 17 Desember 2012 jam 10.00 wib tanpak klien sedang tidur ditempat tidur, sianotik, retraksi dinding dada, terpasang oksigen 2 l/i binasal, kuku sianosis, kulit terba hangat.

Page 12: PJB

Jenis

imunisasiUsia pemberian I Usia pemberian II Usia pemberian III

BCG *    

HEPATITIS      

DPT      

POLIO      

CAMPAK      

c. Riwayat kesehatan keluarga Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti

ini sebelumnya.

V. RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGANKlien tinggal dirumah dan lingkungan yang

cukup bersih

VIII. IMUNISASI

Page 13: PJB

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARIa. Pola pemenuhan nutrisiSehat: klien mau menyusu/ ASISakit : klien tidak mau atau kurang mau untuk menyusu dengan ibunya, sekarang klien pemenuhan nutrisi dengan NGT

b. Pola kebersihan diriKlien dimandikan 1x sehari dibantu oleh perawat

c. Pola eliminasiBAB 1 x sehari dipampers, BAB dipampers

d.Kebiasaan lainTidak ada kebisaan lain pada klien.

Page 14: PJB

X. PEMERIKSAAN FISIKUmur : 1 bulan 25 hari senin jam 09.00 WIBa. keadaan umum klien ku sedang, kesadaran penuh.

b. TB BB: BB: 2,4 kg grPanjang Bayi: 48 cmSuhu: 36,6 0cLingkar dada : 35 cmLingkar perut : 20 cm

c. kepalaBentuk kepala Bulat lonjong Ubun-ubun Ada, tidak cekung

Page 15: PJB

d. mataSimetris ki dan ka, pupil 2/2, reflek cahaya +/+Tidak ada kotorann, perdarahan (-)e. telingaBiasanya Simetris ki = ka, lubang telinga ada, cerumen (-).f. hidungPernafasan cuping hidung (+), lubang hidung ada simetris ki = ka, kotoran tidak ada, terpasang oksigen binasal g. mulutSianosis, simetris atas dan bawah h. leherTidak ada pembesaran kelenjer tyroid j. jantungI : tanpak pergerakan disebelah dextra P: iktus teraba IRC 5 midclavicula dextra (sukar dinilai)P: pekakA: irama teratur, mur2 (-) s1 ada, s2 ada, s3 dan s4 (tidak ada). Denyut jantung : 132 x/i

Page 16: PJB

k. paru-paruI: retraksi dinding dada (+)P: fremitus ki=kaP: tidak dilakukanA: vesikulerPernafasan 46 x/i l. perutI: tidak buncit, jejas tidak adaP: supelP: tympaniA: bu ada Lingkar perut 20 cm m. punggungSeimetris, tidak ditemukan kelainan n. ektremitaskekuatan otot menjadi berkurang, klien kurang aktif, terpasang IVFD KA EN IB di ektremitas atas sinistra. o. genetaliaLaki-laki tidak ada kelainan, anus : ada, moro, menghisap, menggengga

Page 17: PJB

p. kulitWarna: Pucat, sianosisPergerakan :Kurang aktifq. pemeriksaan neurologisTendon, rooting, babinski, kaget, berkedip, menangis, moro, menghisap, menggenggam.   XII. PEMERIKSAAN TUMBANGDDSTSTATUS NUTRIS

Page 18: PJB

XIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG17-12-2012Laboratorium Hb: 13,1 (12-14)Leukosit : 8,8 103/cm3Trombosit : 145 10^3/mm3 (150-400)HT : 30 % (37,00-43,00)pH : 7,28 (7,35-7,45)PO2 : 72 (75-100)PCO2 : 52 (35-45)HCO3: 24,4 (22-26)BE : -2,3 (-2- 2,5).  Radiologi :Echo:Dextra cardiaVSD 6-9 mm, ASD (-) 

Page 19: PJB

PEMBAHASAN1.PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan oleh kelompok berdasarkan format pengkajian anak, Pengelompokkan berdasarkan subjecktif dan objekytif, dimana pengkajian subjectif kepada keluarga pasien, seperti ibu, ayah, dan nenek klien. Sedangkan objectif didapatkan dari observasi, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, hasil pemeriksaan penunjang klien.

Dibawah ini kelompok uraikan data yang diperoleh dengan teori dan kasus yang ada serta analisa kelompok:

Penyebab PJB menurut teori adalah Eksogen :infeksi rubella atau penyakit virus lain,obat-obat yang diminum ibu (misalnya thalidomide), radiasi dan sebagainya yang dialami ibu pada kehamilan muda dapat merupakan faktor terjadinya jantung congenital dan Endogen : faktor genetik/kromoson memegang peranan kecil dalam terjadinya kelainan jantung congenital

Page 20: PJB

Menurut analisa kelompok, bahwa secara teoritis etiologi PJB akan berkaitan dengan riwayat kesehatan dahulu klien, tapi dalam kasus ini belum tanpak akan hal yang berkaitan secara teoritis maupun kasus yang ditemukan, namun dalam (Rahayoe, 2006) Penyebab PJBseringkali tidak bisa diterangkan, meskipun beberapa faktor dianggapberpotensi sebagai penyebab.

Page 21: PJB

Diagnosa kasus/ yang didapatkan sesuai kasus:

a. Penurunan Curah jantung b.d kelainan kongenital, peningkatan kerja ventrikular

Menurut analisa kelompok menegakkan diagnosa keperawatan penrunuan curah jantung karena adanya anomaly kongenital seperti dextra cardia, VSD 6-9 mm, klien sianosis, kerja jantung akan terganggu, darah yang bersih bercampur dengan darah yang kotor atau banyak kandungan CO2, sehingga mencapai sistemik pun akan sulit dan berkurangnya kebutuhan sel untuk metabolisme sistemik pun akan terganggu, tidak sampainya suplai oksigen ke perifer, tubuh berkompensasi, jantung akan terus berupaya untuk memompa untuk kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tachicardia, takipnea.

b. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan kapasitas pembawa oksigen

Menurut analisa kelompok menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan gejala klinis yang dialami klien, seperti takipnea, dipsnea, retraksi dinding dada, frekuensi pernafasan, disebabkan oleh kurangnya suplai O2 kejaringan.

c. Risiko gangguan pertumbuhan b.d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient, kelainan kongenital

Menurut analisa kelompok menegakkan diagnosa keperawatan Risiko gangguan pertumbuhan, karena ketidakadekuatan oksigen dan nutrient untuk kebutuhan tubuh, dan kelainan kongenital.

Page 22: PJB

INTERVENSI KEPERAWATANNursing intervention clasification dan aktivitas keperawatan dapat dilakukan sesuai dengan kasus. IMPLEMENTASI KEPERAWATANImplemetasi atau pelaksanaan dari intervensi dapat dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat sebelumnya. a. Penurunan Curah jantung b.d kelainan kongenital, peningkatan tekanan atrium, peningkatan kerja ventrikular. - Mengkaji dan dokumentasikan tanda-tanda vital, adanya sianosis, status pernafasan dan status mental. - Memantau adanya kelebihan cairan - Mengkaji aktivitas toleransi klien, dengan memperhatiakn awal nafas

pendek, nyeri, palpitasi atau pusing.b. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan kapasitas pembawa- memantau adanya pucat dan sianosis- memantau kecepatan irama, kedalaman dan usaha respirasi- memPerhatiakan peregerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supravikular dan intrakostalc. Risiko gangguan pertumbuhan b.d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient, kelainan kongenital. - Mengkaji pengetahuan penerima asuhan, sumber-sumber, sistem pendukung, pantau interaksi dan komunikasi orang tua- Mengkaji keadekuatan asupan nutrisi- memantau kecendrungan penurunan dan peningkatan BB

Page 23: PJB

1. EVALUASI KEPERAWATANEvaluasi merupakan akhir proses dari asuhan

keperawatan, dengan pendekatan SOAP, menurut analisa kelompok belum ada yang tercapai atau masalah yang teratasi dari kasus tentang PJB ini. Dikarenakan berbagai hal dan keterbatasan kelompok. Perlu kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Namun dengan mempertahankan intervensi yang dilakukan akan dapat memenuhi kebutuhan klien terutama kebutuhan oksigen dan nutrisi klien. Kelompok berkesimpulan pada dasarnya semua tujuan yang direncanakan diharapkan akan memperoleh hasil dengan baik.  

Page 24: PJB

PENUTUP 

1.Kesimpulan

- Dari makalah tersebut dapat kelompok ambil kesimpulan, Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu ,pembentukan jantung sudah lengkap,kelainan pembentukan jantung trjadi pada awal kehamilan (rahayoe,2006). Komplikasi yang dialami para bayi juga berakibat fatal yang dapat menyebabkan angka morbidibitas dan mortalitas meningkat, maka diperlukan adanya perawatan khusus bagi bayi penderita kelainan jantung. - Asuhan keperawatan teoritis digunakan sebagai panduan untuk membuat asuhan keperawatan atau laporan kasus sesuai dengan format pengkajian

- Laporan kasus dibuat untuk bisa membandingkan bagaimana konsep penyakit dengan kasus dilapangan dengan dilakukannya pengkajian, menetapkan diagnosis keperawatan, perencaan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah klien, pelaksanaan yaitu melakukan apa yang telah direncanakan dan mengevaluasi perencanaan yang telah dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan nursing outcome clasification yang diharapkan.

Page 25: PJB

2. Saran- Diharapkan masiswa dapat memahami konsep dasar penyakit tentang PJB- Masiswa dapat membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi dilapangan dan membuat asuhan keperawatan dengan pengkajian anak atau bayi khususnya praltek khusus keperawatan anak.Perlunya penyuluhan khusus kepada masyarakat tentang penyakit ini juga dirasa cukup penting, agar kasus yang terjadi dapat ditanggulangi. Kepada ibu hamil yang diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif guna pemaksimalan imunitas anak agar terhindar dari penyakit pada anak-anak dan balita, juga pencegahannya dengan menjaga janin pada masa kehamilan dan tidak mengkonsumsi rokok, alkohol maupun bahan makanan yang kiranya berdampak pada jantung ibu dan janin yang akan dilahirkannya nanti.

Page 26: PJB

THANK’S….YA…….