piska nizaria laporan ko curucumin

Upload: nizaria-piska

Post on 08-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    1/10

    KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (CURCUMA LONGA L)

    LAPORAN

    OLEH

    NAMA : PISKA NIZARIA

    NIM : 10409015

    ASISTEN : CUTI ARTINI (10507048)

    MELINA ANDHARI (10507051)

    TANGGAL PERCOBAAN: 7 OKTOBER 2010

    TANGGAL PENGUMPULAN: 21 OKTOBER 2010

    LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

    PROGRAM STUDI KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2010

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    2/10

    PERCOBAAN-04

    KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (CURCUMA LONGA L)

    I. Tujuan

    1. Menentukan komponen penyusun senyawa kurkuminoid dengan cara

    kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis

    2. Menentukan Rf senyawa kurkumin dengan cara kromatografi lapis tipis

    3. Menentukan nilai rendemen hasil ekstrak kurkumin

    II. Teori Dasar

    Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk

    bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaanmigrasi dan distribusi senyawa yang terjadi dalam 2 fasa berbeda.

    Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903.

    Kromatografi Lapis Tipis adalah kromatografi yang menggunakan

    lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis

    alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis

    pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan

    dengan kromatografi. Dalam kromatografi lapis tipis, fase diam adalah

    lapisan tipis jel silika atau alumina pada sebuah lempengan gelas,

    logam atau plastik. Kolom kromatografi berkerja berdasarkan skala

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    3/10

    yang lebih besar menggunakan material terpadatkan pada sebuah

    kolom gelas vertikal

    Kromatografi Kolom menunjukkan bagaimana prinsip yang sama

    yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis yang dapat diterapkan

    pada skala besar untuk pemisahan campuran dalam kromatografi

    kolom. Kolom kromatografi seringkali digunakan untuk memurnikan

    senyawa di laboratorium.

    III. Cara Kerja

    Pertama yang dilakukan adalah ekstraksi, 25 gram rimpang kunyit kering

    dilarutkan dalam diklorometana 50 ml, lalu direfluks 1 jam, kemudiandisaring denga sarinagn vakum,lalu dipekatkan dengan cara destilasi pada

    suhu 50oC. kedalam residu ditambahkan 20 ml n-heksana dan aduk merata

    dan disaring dengan penyaring vakum. Ekstrak yang didapat akan diuji

    secara TLC menggunakan eluen 97:3.

    Pada saat menunggu refluks 1 jam, disiapkan kolom kromatografi dengan

    cara 15 gram silica gel dicampur denagn CH2CL2 : MeOH = 99: 1 hingga 15

    20 cm, pada saat inidigunakan kapas untuk mengganjal kolom agar tidak

    terdapat udara.

    Setelah ekstrak didapat dan kolom sudah siap, lalu 0,3 gram ekstrak

    dilarutkan menggunakan sedikit CH2CL2 : MeOH = 99: 1, lalu dimasukan ke

    kolom, diamati ada 3 degradasi warna yang terjadi.

    Pada uji KLT,0,1 gram ekstrak dilarutkankan dengan sedikit mungkin

    CH2CL2 : MeOH = 99: 1, lalu campuran ditotolkan pada batas awal KLT

    dengan pipa kapiler, setelah noda kering dilakukan elusi dengan eluen

    CH2CL2 : MeOH 97: 3, diamati jarak tempuh nya.

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    4/10

    IV. Data Pengamatan

    Suhu tetes pertama distilasi adalah 39o C

    Berat awal serbuk kunyit adalah = 25 gram

    Berat akhir ekstrak kunyit adalah =0,6

    Larutan rimpang yang sudah di refluks berwarna kuning pekat.

    Saat melakukan kromatografi kolom, terdapat 3 degradasi warna sebagai

    berikut:

    Pada saat diberi eluen CH2CL2 : MeOH = 99: 1

    Jarak noda ke noda = 2,8

    Jarak garis ke garis = 4

    Pada saat diberi eluen CH2CL2 : MeOH 97: 3

    Jarak noda ke noda = 3,4

    Jarak garis ke garis = 3,9

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    5/10

    V. Pengolahan Data

    Menentukan nilai RF =

    Setelah deberi eluen CH2CL2 : MeOH = 99: 1

    Rf =

    = 0,7

    Setelah diberi eluen CH2CL2 : MeOH 97: 3

    Rf =

    = 0,87

    Menentukan nilai Rendemen =

    X100%

    X 100% =2,4%

    VI. Pembahasan

    Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk

    bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaan

    migrasi dan distribusi senyawa yang terjadi dalam 2 fasa berbeda yaitu

    fasa diam dan fasa gerak.Fase diam mungkin berupa padat atau cair yang terikat pada bahan padat ata

    u gel.Fase gerak dapat berupa gas atau cair yang mengalir atau berpindah

    dalam arah tertentu .

    Kurkumin adalah komponen utama senyawa kurkuminoid hasil

    metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tanaman jenis kunyit

    dan temulawak (suku Zingiberaceae). Senyawa kurkuminoid lainnya

    adalah bisdemetoksi kurkumin dan demetoksi kurkumin.

    KURKUMIN:

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    6/10

    Untuk mengisolasi kurkumin dari kunyit, serbuk kunyitdilarutkan dalam diklorometana. Sebagai pelarut, digunakan diklorometana

    yang merupakan pelarut non polar karena senyawa yang ada dalam kunyit

    merupakan senyawa organik yang cenderung bersifat non polar. Interaksi

    antar molekul non polar ini akan melarutkan senyawa yang ada dalam

    kunyit termasuk kurkumin pada pelarutnya. Campuran kunyitdiklorometana

    selanjutnya direfluks selama satu jam. Proses ini bertujuan untuk

    mengekstrak kurkumin yang ada pada kunyit. Pada saat refluks, suhu

    larutan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena proses ini berjalan relatif

    lambat. Jika suhu terlalu tinggi, ekstraksi tidak berjalan dengan sempurna

    sehingga tidak semua kurkumin pada kunyit dapat diekstrak.

    Setelah proses refluks selesai, campuran disaring dengan penyaringan vakum

    dan larutan berwarna kuning hasil penyaringan selanjutnya dipekatkan dengan

    melalukan distilasi pada penangas air pada 50 C. Distilasi ini bertujuan untuk

    menguapkan pelarut (diklorometana) sehingga diperoleh residu kuning kemerahan.

    Kemudian, residu kuning kemerahan hasil distilasi ditambahkan dengan

    nheksana yang bertujuan untuk menjenuhkan campuran sehingga residu

    memadat dan kemudian disaring dengan penyaringan vakum.

    Padatan yang diperoleh adalah padatan kurkuminoid

    yang selanjutnya dilakukan analisis dengan kromatografi kolom.

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    7/10

    Kolom disiapkan dengan silika gel sebagai fasa diam dan CH 2Cl : MeOH =

    99 : 1 sebagai fasa gerak.

    Proses pembuatan kolom harus dilakukan dengan benar dan hatihati. Terjadi

    beberapa kali cracking atau kerusakan kolom. Hal ini terjadi karena eluen

    yangdigunakan menguap dan membentuk gelembung pada kolom. Pembalutan

    kapas yang telah diberi aseton dapat menghilangkan gelembung udara.

    Aseton yang menguap dengan menyerap panas dari tabung (endoterm),

    menyebabkan kolom akan kehilangan energi dan mengalami penurunan

    suhu dan gelembung udara naik ke permukaan. Karena digunakan silika gel yang

    sangat polar, maka komponen yang bersifat lebih

    polar atau cenderung polar akan berinteraksi dengan kuat, akibatnya akan

    tertahan lebih lama pada fasa diam. Setelah dilakukan elusi, pada kolom terbentuk

    tiga fraksi senyawa yang ditandai dengan warna yang berbeda. Dari atas ke

    bawah berturutturut adalah warna coklat kemerahan, oranye, dan kuning.

    Komponen yang berwarna coklat kemerahan adalah demetoksi kurkumin.

    Komponen oranye adalah bisdemetoksi kurkumin, dan komponen kuning adalah

    kurkumin. Ditinjau dari segi kepolaran molekul, urutan dari yang paling polar

    ke yang kurang polar adalah demetoksi kurkumin, kurkumin, dan bisdemetoksi

    kurkumin. Akan tetapi, pada kolom, kurkumin menempati fraksi yang paling

    bawah, yang memiliki afinitas dengan silika gel paling kecil.

    Hal ini terjadi karena adanya ikatan hidrogen antar molekul kurkumin sehingga

    mengurangi kekuatan untuk berinteraksi dan membentuk ikatan dengan silika gel.

    Selain menggunakan kromatografi kolom, padatan yang dihasilkan

    dianalisis juga dengan kromatografi lapis tipis dengan eluen CH 2Cl 2 :

    MeOH = 97 : 3 dan CH2CL2 : MeOH = 99: 1. Setelah proses selesai,

    seharusnya hasil yang diperoleh menunjukkan adanya tiga komponen

    utama pada padatan tersebut yang ditunjukkan dengan adanya tiga noda

    dengan jarak tempuh yang berbeda.Karena fasa diam yang digunakan

    adalah silika yang merupakan senyawa polar, maka komponen yang

    memiliki kepolaran paling besar akan tertahan di fasa diam pertama kali,

    yaitu demetoksi kurkumin. Yang kedua tertahan adalah bisdemetoksi kurku

    min, dan yang terakhir dengan jarak tempuh terjauh adalah kurkumin.

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    8/10

    Seperti pada kromatografi kolom, hal ini terjadi karena adanya ikatan

    hidrogen antar molekul kurkumin yang mengurangi afinitas terhadap

    fasa diam. Tetapi pada percobaan kali ini terjadi kesalahan, praktikan tidak

    mencatat jarak tempuh senyawa lain, jadi hanya ada satu data yaitu hanya

    jarak tempuh senyawa kurkumin saja.

    Kurkumin dapat ditemukan pada dua bentuk tautomer, yaitu bentuk keto dan

    bentuk enol. Struktur keto lebih stabil atau lebih banyak ditemukan

    pada fasa padat, sedangkan struktur enol lebih dominan pada fasa cair

    atau larutan.

    VII. Kesimpulan

    1. Senyawa penyusun kurkuminoid adalah kurkumin, bisdemetoksi

    kurkumin dan demetoksi kurkumin.2. RF Setelah deberi eluen CH2CL2 : MeOH = 99: 1, adalah 0,7

    RF Setelah diberi eluen CH2CL2 : MeOH 97: 3, adalah 0,87

    3. Nilai Rendemen adalah 2,4 %

    VIII. Daftar Pustaka

    Brady, Russel, Hollum.2000. Chemistry.New York: John Wiley & Sons.

    Halaman 485

    http://kmistri.info/2007/10/dragendorff-reagen. diakses tanggal 10 Oktober

    2010

    http://kmistri.info/2007/10/ekstraksi-titrasi. diakses pada tanggal 17 Oktober

    2010

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    9/10

    LAMPIRAN

    MSDS

    Metanol

    Formulasi kimia CH3OH

    Massa molar 32.04 g/mol

    Titik leleh -98 C

    Massa molar 32.04 g/mol

    Densitas 0.792 g/cm3 (20 C)

    Titik didih 64.5 C (1013 hPa)

    Tekanan uap 128 hPa (20 C)

    Penyerapan air 1000 g/kg

    y Aseton

    Formulasi kimia CH3 CO CH3

    Massa molar 58,08 g/mol

    Titik leleh -94,9 C

    Titik didih 56,53 C (1013 hPa)

    Mudah terbakar

    y Kloroform

    Formulasi kimia CHCl3

    Massa molar 119,38 g/mol

    Titik leleh -63,5 C

    Massa molar 32.04 g/mol

    Densitas 1,492 g/cm3 (20 C)

    Titik didih 61,2C (1013 hPa)

    Bersifat sangat polar

    y Etil Aseton

    Massa molar 88,12 g/mol

    Titik leleh -83,6 C

    Titik didih 77,1 C (1013 hPa)

    Tekanan uap 128 hPa (20 C)

    Tidak beracun

    Tidak berwarna

    y Ligronin (n- heksana)

    Formulasi kimia CH3OH

    Massa molar 86,8 g/mol

    Titik leleh -95 C

    Densitas 0.6959 g/cm3 (20 C)

    Titik didih 69 C (1013 hPa)

    Bersifat non polar dan mudah

    terbakar

    y Asam Asetat

    Massa molar 60,05 g/mol

    Titik leleh 16,5 C

    Densitas 0.792 g/cm3 (20 C)Titik didih 118,1 C (1013 hPa)

    Pelarut polar

    Korosi terhadap banyak logam

  • 8/7/2019 Piska Nizaria LAPORAN KO Curucumin

    10/10

    .