pingsan

8
Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa. 1. Reaksi saraf vagus Pingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus. Overstimulasi saraf vagus memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan. Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik, dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus. 2. Perubahan tekanan darah Perubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah. Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes . Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan. 3. Anemia Anemia (kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya,menstruasi berlebihan ). 4. Dehidrasi

Upload: dentadio-gonanda

Post on 19-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pingsan

TRANSCRIPT

Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.1. Reaksi saraf vagusPingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus. Overstimulasi saraf vagusmemperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan. Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik, dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus.2. Perubahan tekanan darahPerubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah. Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, sepertidiabetes. Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan.3. AnemiaAnemia(kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya,menstruasi berlebihan).4. DehidrasiKekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) juga dapat menyebabkan pingsan. Dehidrasi dapat disebabkan oleh muntah, diare, demam, berkeringat, luka bakar atau kurang minum. Beberapa penyakit seperti diabetes juga dapat menyebabkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus sehingga berefek ganda.5. SyokSyok adalah kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang kemudian dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Syok adalah keadaan darurat berbahaya yang biasanya berasal dari perdarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah. Korban syok biasanya terlihat bingung, sebelum kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin buruk.

6. ObatObat-obatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan tekanan darah tinggi dapat terlalu banyak menurunkan tekanan darah sehingga menyebabkan pingsan. Alkohol, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan pingsan. Berbicaralah dengan dokter jika Anda berpikir pingsan Anda mungkin berhubungan dengan obat yang Anda pakai.7. HipoglikemiKekurangan gula darah (hipoglikemi) dapat membuat Anda pingsan. Hipoglikemi tidak hanya disebabkan oleh diabetes, tetapi juga karena Anda tidak makan untuk waktu yang lama.Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.

1. AdrenalinHormon ini diproduksi kelenjar adrenal. Hormon ini muncul setelah otak memberi pesan kalau sedang stres. Adrenalin berperan terhadap reaksi yang langsung dirasakan saat stres. Hormon itu biasanya memberi respons ingin bertengkar atau melarikan diri.Direktur Penelitian di Mayo Clinic, Amid Stood,M.D., memberi contoh hormon adrenalin, jika seseorang pindah jalur mobil. Atau, tiba-tiba datang mobil balap dengan kecepatan tinggi. Si pengemudi bakal merasa jantungnya berdebar-debar. Otot-otot tegang, napas cepat, dan mungkin berkeringat. Itulah adrenalin.Seiring dengan meningkatnya denyut jantung, adrenalin juga memberi gelombang energi, yang mungkin dibutuhkan untuk melarikan diri dari situasi berbahaya, serta memfokuskan perhatian.2. NorepinefrinHormon ini mirip adrenalin yang dilepaskan dari kelenjar adrenal dan otak. Norepinefrin berperan meningkatkan gairah. "Ketika Anda stres, Anda menjadi lebih sadar, terjaga, dan fokus," kata Amid Sood. Perbedaan Norepinefrin dan Adrenalin tipis. "Anda umumnya hanya lebih responsif," tambahnya.Kondisi itu membantu mengalihkan aliran darah dari daerah yang tidak begitu penting seperti kulit, menuju daerah penting saat itu, seperti otot, sehingga Anda bisa melarikan diri saat adegan menegangkan. Sood juga mengibaratkan kedua hormon itu seperti sistem cadangan. "Katakanlah kelenjar adrenal Anda tak bekerja dengan baik, saya masih ingin sesuatu untuk menyelamatkan saya dari bencana akut," ujarnya.

3. KortisolKortisol adalah hormon steroid yang dikenal sebagai hormon stres. Kortisol diproduksi kelenjar adrenal. Menurut Sood, seseorang butuh waktu sedikit lebih lama untuk merasakan efek kortisol saat stres. Ini karena pelepasan hormon kortisol butuh proses yang banyak dan melibatkan dua hormon kecil tambahan.Pertama, bagian dari otak yang disebut amigdala harus mengakui ancaman. Ia kemudian mengirim pesan ke bagian otak, hipotalamus yang melepaskan hormon corticotropin-releasing (CRH). CRH kemudian memberitahu kelenjar hipofisis untuk melepas hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang memberitahu kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol.Dalam kondisi bertahan, sejumlah kortisol optimal bisa menyelamatkan nyawa. Ini membantu menjaga keseimbangan cairan dan tekanan darah, sambil mengatur beberapa fungsi tubuh yang tidak penting, seperti dorongan reproduksi, imunitas, pencernaan, dan pertumbuhan. Namun, jika Anda bimbang dengan masalah, tubuh terus melepaskan kortisol dan jika jumlahnya tinggi bisa jadi hal serius.Pasalnya, kebanyakan kortisol bisa menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan tekanan darah dan gula, menurunkan libido, menimbulkan jerawat, obesitas, dan banyak lagi. "Ketika stres, terutama jika itu cenderung tidak berulang atau tidak berdampak besar nantinya, Anda harus melepaskannya dan melanjutkan hidup," imbuhnya.Memang, hormon estrogen dan testosteron juga memengaruhi ketika seseorang menghadapi stres, seperti neurotransmitter dopamin dan serotonin. Namun reaksi ingin bertengkar atau melarikan diri kebanyakan karena tiga hormon di atas.

Perbedaan gender pada regulasi tekanan darah. Hormon ovarium seperti estrogen dan progesteron adalah pengatur tekanan darah serta sistem pengaturan air yang penting antara perempuan dan laki-laki terutama pada perempuan, sehingga paparan hormon dan sensitivitas terhadap paparan tersebut berkontribusi pada regulasi tekanan darah. Studi ini rumit karena hormon tersebut berfluktuasi selama siklus menstruasi yang dapat mempersulit pengambilan keputusan terkait perbedaan gender (Wenner & Stachenfeld, 2012). Regulasi tekanan arteriantargender berbeda secara fundamental yang dapat dipengaruhi oleh hormon reproduksi perempuan terhadap fungsi kardiovaskuler. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hubungan interindividu antara total peripheral resistance (TPR), cardiac output, dan muscle sympathetic nerve activity (MSNA) terhadap tekanan arteri pada laki-laki, yang tidak terjadi pada perempuan (Hart dkk, 2009).Studi lain menggunakan teknik pengawasan tekanan darah pada pasien rawat jalan selama 24 jam menunjukkan bahwa tekanan darah pasien laki-laki lebih tinggi 8 dibandingkan pasien perempuan pada usia yang sama. Akan tetapi, setelah menopause tekanan darah perempuan meningkat pada level yang lebih tinggi daripada laki-laki. Komponen yang terlibat pada lebih tingginya tekanan darah perempuan postmenopausal tidak hanya oleh berkurangnya jumlah estrogen (Reckelhoff, 2001).