pilppd_provsu_2011

150
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 1 - DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan Hal 1 A. Dasar Hukum Hal 1 B. Gambaran Umum Daerah Hal 4 BAB II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Hal 16 A. Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara Hal 16 B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Hal 16 C. Prioritas Daerah Hal 21 BAB III Urusan Desentralisasi Hal 24 A. Ringkasan Urusan Desentralisasi Hal 24 B. Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan Hal 25 C. Prioritas Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan Hal 80 BAB IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Hal 107 A. Tugas Pembantuan Yang Diterima Hal 108 B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan Hal 119 BAB V Tugas Umum Pemerintahan Hal 121 A. Kerjasama Antar Daerah Hal 122 B. Kerjasama Luar Negeri Hal 125 C. Pembinaan Batas Wilayah Hal 136 D. Pencagahan dan Penanggulangan Bencana Hal 140 E. Pengelolaan Kawasan Khusus Hal 144 F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum Hal 146 BAB VI Penutup Hal 148

Upload: anggiopple

Post on 23-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

Page 1: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 1 -

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan Hal 1

A. Dasar Hukum Hal 1

B. Gambaran Umum Daerah Hal 4

BAB II Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD)

Hal 16

A. Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara Hal 16

B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Hal 16

C. Prioritas Daerah Hal 21

BAB III Urusan Desentralisasi Hal 24

A. Ringkasan Urusan Desentralisasi Hal 24

B. Prioritas Urusan Wajib Yang

Dilaksanakan

Hal 25

C. Prioritas Urusan Pilihan Yang

Dilaksanakan

Hal 80

BAB IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Hal 107

A. Tugas Pembantuan Yang Diterima Hal 108

B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan Hal 119

BAB V Tugas Umum Pemerintahan Hal 121

A. Kerjasama Antar Daerah Hal 122

B. Kerjasama Luar Negeri Hal 125

C. Pembinaan Batas Wilayah Hal 136

D. Pencagahan dan Penanggulangan

Bencana

Hal 140

E. Pengelolaan Kawasan Khusus Hal 144

F. Penyelenggaraan Ketentraman dan

Ketertiban Umum

Hal 146

BAB VI Penutup Hal 148

Page 2: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 2 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan

Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1103);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 3: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 3 -

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123 Tambahan

Lembaran Negara 5043);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Propinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1103);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Page 4: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 4 -

12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi

Sumatera Utara;

13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara;

14. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera

Utara;

15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan dan Lembaga Tekhnis

Daerah;

16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2009

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain

Provinsi Sumatera Utara;

17. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2010

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2011;

18. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2011

tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Nomor 4 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2011;

19. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 65 Tahun 2011 tentang

Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Page 5: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 5 -

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi Geografis Daerah

Provinsi Sumatera Utara yang berada di bagian Barat

Indonesia, terletak pada garis 1˚ - 4˚ Lintang Utara dan 98˚ - 100˚

Bujur Timur. Di sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat

Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat,

dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas wilayah Provinsi Sumatera Utara mencapai 181.680,68

km², meliputi lautan seluas 110.000 km² atau sekitar 60,5 persen dan

daratan yang mencapai 71.680,68 km² atau sekitar 39,5 persen.

Sebagian besar wilayah daratan berada di Pulau Sumatera dan

sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu, serta beberapa

pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur Pulau

Sumatera.

Secara administrasi, pada tahun 2011 Provinsi Sumatera Utara

memiliki 33 kabupaten/kota yang terdiri dari 25 kabupaten, 8 kota,

421 kecamatan, dan 5.828 desa/kelurahan. Bila dikelompokkan

menurut wilayah geografis, Sumatera Utara terbagi atas 3 (tiga)

kawasan yaitu kawasan Pantai Barat seluas 26.189,07 km², kawasan

Dataran Tinggi seluas 20.569,62 km², dan kawasan Pantai Timur

seluas 24.921,99 km².

Kawasan pantai barat seluas 26.189,07 km² meliputi

9 (sembilan) kabupaten dan 3 (tiga) kota yaitu Kabupaten Nias,

Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing

Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas,

Page 6: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 6 -

Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah,

Kabupaten Nias Selatan, Kota Padangsidimpuan, Kota Sibolga dan

Kota Gunung Sitoli.

Kawasan dataran tinggi seluas 20.569,62 km² meliputi

8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota yaitu Kabupaten Tapanuli

Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten

Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten

Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir dan Kota Pematangsiantar.

Kawasan pantai timur seluas 24.921,99 km² meliputi

8 (delapan) kabupaten dan 4 (empat) kota yaitu Kabupaten Labuhan

Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu

Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Deli

Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota

Tanjungbalai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan dan Kota Binjai.

2. Gambaran Umum Demografis

Sumatera Utara merupakan provinsi keempat yang terbesar

jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Tengah,

dan Jawa Timur. Angka proyeksi tahun 2011 berdasarkan hasil sensus

penduduk 2010, mencatat jumlah penduduk Sumatera Utara

13.103.596 jiwa dengan penduduk laki-laki adalah 6.544.092 jiwa

(49,94 persen) dan penduduk perempuan sebanyak 6.559.504 jiwa

(50,06 persen). Sebagian besar penduduk berada di kawasan Pantai

Timur yang mencapai 8.138.846 jiwa (62,11 persen), kawasan

dataran tinggi sebanyak 2.480.606 jiwa (18,93 persen), dan kawasan

pantai barat sebanyak 2.484.144 jiwa (18,96 persen). Laju

pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu

sepuluh tahun terakhir, 2000 – 2010, mencapai 1,22 persen

pertahun.

Page 7: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 7 -

Sebaran penduduk terbesar berada di Kota Medan yang

mencapai 2.117.224 jiwa (16,16) persen dari total penduduk

Sumatera Utara, disusul oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang yang

mencapai 1.807.173 jiwa (13,79) persen, penduduk Kabupaten

Langkat sebanyak 976.582 jiwa (7,45) persen, penduduk Kabupaten

Simalungun sebanyak 825.366 jiwa (6,30) persen, penduduk

Kabupaten Asahan sebanyak 674.521 jiwa (5,15) persen dan

penduduk Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 599.941 jiwa (4,58)

persen. Sebaran penduduk terendah berada di Kabupaten Pakpak

Bharat 40.884 jiwa (0,31) persen, Kabupaten Nias Barat 82.572 jiwa

(0,63) persen, Kota Sibolga 85.271 jiwa (0,65) persen, Kabupaten

Samosir 120.772 jiwa (0,92) persen, Kota Gunungsitoli 127.382 jiwa

(0,97) persen, dan Kabupaten Nias Utara 128.434 jiwa (0,98) persen.

Sedangkan sebaran penduduk yang berada di 21 (dua puluh satu)

kabupaten/kota lainnya masing-masing dibawah 4 persen.

Dengan luas wilayah daratan yang mencapai 71.680,68 km²,

kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 2011 mencapai 183

jiwa per km², dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota

Medan sebesar 7.987 jiwa per km², disusul oleh Kota Sibolga sebesar

7.917 jiwa per km², Kota Tebing Tinggi sebesar 3.814 jiwa per km²,

Kota Pematangsiantar sebesar 2.962 jiwa per km², Kota Binjai sebesar

2.753 jiwa per km², Kota Tanjungbalai sebesar 2.534 jiwa per km²,

dan Kota Padangsidimpuan sebesar 1.686 jiwa per km².

Kepadatan penduduk terendah berada di Kabupaten Pakpak

Bharat 34 jiwa per km², Kabupaten Samosir 50 jiwa per km²,

Kabupaten Padang Lawas Utara 58 jiwa per km², Kabupaten Padang

Lawas 58 jiwa per km², Kabupaten Tapanuli Selatan 61 jiwa per km²,

Kabupaten Mandailing Natal 62 jiwa per km², Kabupaten Toba

Page 8: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 8 -

Samosir 74 jiwa per km², Kabupaten Tapanuli Utara 75 jiwa per km²,

Kabupaten Humbang Hasundutan 75 jiwa per km², Kabupaten Nias

Utara 86 jiwa per km², Kabupaten Labuhan Batu Selatan 90 jiwa per

km², dan Kabupaten Labuhan Batu Utara 94 jiwa per km².

3. Kondisi Ekonomi

Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi unggulan yang cukup

besar di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Pada sub sektor pertanian beberapa potensi komoditi unggulan

antara lain sayur-sayuran (kentang dan kubis) dan buah-buahan

(jeruk, pisang, salak dan nenas). Pada sub sektor perkebunan

memiliki potensi komoditi unggulan antara lain kelapa sawit, karet,

kopi dan kakao. Sub sektor peternakan dan perikanan juga sangat

potensial untuk dikembangkan karena permintaan ternak dan ikan

masih cukup tinggi dimana sampai saat ini kita masih mengalami

kekurangan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan lokal

sedangkan permintaan ikan dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan.

Provinsi Sumatera Utara juga memiliki potensi di sektor

pariwisata yang dibagi atas 3 kawasan antara lain kawasan Timur

Sumatera Utara meliputi Langkat dan Serdang Bedagai dengan

objek wisata orang utan di Bohorok – Langkat (Taman Nasional

Gunung Leuser), Pantai Cermin dan Pulau Berhala sebagai objek

wisata bahari; kawasan bagian tengah Sumatera Utara meliputi

Danau Toba sekitarnya dengan objek wisata alam, budaya dan

rohani dan kawasan Barat Sumatera Utara meliputi Pulau Nias dan

sekitarnya dengan objek wisata bahari (surfing), peninggalan

sejarah (megalitik) dan budaya (Loncat Batu).

Page 9: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 9 -

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi

Sumatera Utara berjumlah 197.999 orang dengan komposisi jalur

pintu masuk, Bandara Polonia 170.354 orang, Pelabuhan Belawan

17.272 orang dan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan 10.373

orang.

Potensi panas bumi (geothermal) di Provinsi Sumatera Utara

terdapat di 16 lokasi yang tersebar di beberapa kabupaten dengan

total potensi sumber energi panas bumi sebesar ± 3.000 MW.

Potensi panas bumi Sarulla di Kabupaten Tapanuli Utara dengan

potensi 330 MW, saat ini pembangunan tahap I (tiga tahap).

Sedangkan potensi tenaga air (Hydro Power) dengan skala besar

terdapat di 66 lokasi; skala mini terdapat di 77 lokasi dan skala

mikro terdapat di 68 lokasi.

Potensi pertambangan di Provinsi Sumatera Utara meliputi

batubara dengan deposit 23,45 juta ton terdapat di Kabupaten

Langkat, Labuhan Batu dan Nias; Geothermal dengan deposit 1.380

MW terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal,

Tapanuli Tengah, Karo dan Tapanuli Utara; Bauksit dengan deposit

27,6 juta ton terdapat di Kabupaten Labuhan Batu; Andesit dengan

deposit 58,2juta ton terdapat di Kabupaten Deli Serdang; Batu

Gamping dengan deposit 1.678 juta ton terdapat di Kabupaten

Langkat, Karo, Deli Serdang, Simalungun, Tapanuli Utara, Nias dan

Humbang Hasundutan; Bentonit dengan deposit 80,8 juta ton

terdapat di Kabupaten Langkat dan Tapanuli Selatan; Dolamite

dengan deposit 11,5 juta ton terdapat di Kabupaten Karo; Feldspar

dengan deposit 117 juta ton terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara,

Simalungun dan Langkat; Granit dengan deposit 951,3 juta ton

terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan

Page 10: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 10 -

Labuhan Batu; Marmer dengan deposit 32,5 juta ton terdapat di

Kabupaten Mandailing Natal, Karo dan Dairi; Trust dengan deposit

32,9 juta ton terdapat di Kabupaten Simalungun, Karo dan Langkat;

Emas dalam proses eksplorasi pendahuluan terdapat di Kabupaten

Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Deli Serdang, Dairi dan

Humbang Hasundutan dan Seng dalam proses eksplorasi umum

terdapat di Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Tapanuli

Selatan dan Dairi.

Secara makro kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara

yang diukur berdasarkan atas perubahan nilai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Tahun 2000, pada

5 tahun terakhir, 2006-2010, menunjukkan keadaan yang

menggembirakan dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai

lebih dari 6 persen per tahun. Bila dibandingkan dengan nasional,

pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara juga melebihi pencapaian

pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada tahun 2010, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang,

Langkat dan Kabupaten Batu Bara merupakan kabupaten/kota yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nilai PDRB

atas dasar harga berlaku Sumatera Utara masing-masing sebesar

30,22 persen, 14,44 persen, 6,23 persen, dan 6,02 persen,

sedangkan kabupaten/kota lainnya juga memberikan kontribusi

tetapi dalam jumlah persentase yang relatif kecil. Kabupaten

Asahan sebesar 4,33 persen, Kabupaten Simalungun sebesar 3,76

persen, Kabupaten Serdang Bedagai 3,52 persen, Kabupaten

Labuhan Batu 2,76 persen, Kabupaten Labuhan Batu Utara 2,60

persen, Kabupaten Karo 2,42 persen, Kabupaten Labuhan Batu

Selatan 2,28 persen, Kota Binjai 1,79 persen, Kota Pematangsiantar

Page 11: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 11 -

1,51 persen, Kabupaten Mandailing Natal 1,39 persen, Kabupaten

Tapanuli Utara 1,38 persen, Kabupaten Dairi 1,37 persen,

Kabupaten Toba Samosir 1,26 persen, Kota Tanjungbalai 1,15

persen, Kabupaten Tapanuli Selatan 1,14 persen, dan Kabupaten

Humbang Hasundutan 0,90 persen, Kota Tebing Tinggi 0,83 persen,

Kabupaten Tapanuli Tengah 0,83 persen, Kabupaten Nias Selatan

0,81 persen, Kota Padangsidimpuan 0,76 persen, Kota Gunung Sitoli

0,73 persen, Kabupaten Padang Lawas Utara 0,63 persen,

Kabupaten Samosir 0,61 persen, Kabupaten Padang Lawas 0,58

persen, Kota Sibolga 0,56 persen, Kabupaten Nias 0,41 persen,

Kabupaten Nias Utara 0,41 persen, Kabupaten Nias Barat 0,21

persen, dan Kabupaten Pakpak Bharat 0,12 persen.

Pengembangan kawasan agromarinepolitan wilayah pesisir,

pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dengan luas laut Sumatera

Utara 110.000 km2, panjang pantai 1.300 km (Pantai Timur 545 km

dan Pantai barat 375 km serta Pulau Nias 380 km), jumlah pulau

sebanyak 419 buah (bernama 237 buah dan tidak bernama 182

buah) memiliki potensi sumber daya perairan yang sangat besar,

baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Hal ini seiring

dengan bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga

akan meningkatkan permintaan terhadap hasil kelautan dan

perikanan, ditambah dengan menurunnya kemampuan produksi

perikanan tangkap dunia.

Produksi perikanan di Sumatera Utara tahun 2010 mengalami

peningkatan dibanding tahun 2009. Untuk budidaya tambak

produksi tahun 2009 sebesar 25.523,60 ton meningkat 28,45 persen

menjadi 32.784,60 ton pada tahun 2010. Budidaya air laut produksi

tahun 2009 sebesar 671,00 meningkat 184,26 persen menjadi

Page 12: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 12 -

1.907,40 ton pada tahun 2010. Budidaya air tawar produksi tahun

2009 sebesar 33.395,00 ton meningkat 152,29 persen menjadi

84.250,90 ton pada tahun 2010. Perairan umum produksi pada

tahun 2009 sebesar 20.195,20 ton menurun 13,37 persen menjadi

17.494,10 ton pada tahun 2010 dan penangkapan laut produksi

tahun 2009 sebesar 361.471,40 meningkat 0,47 persen menjadi

363.158,30 ton pada tahun 2010.

Produksi ikan Sumatera Utara saat ini tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi lokal tetapi juga telah dipasarkan

keluar provinsi (Sumatera Barat, Pekan Baru dan lain-lain) dan

sebagian telah diekspor seperti ikan tuna, kerapu, tenggiri, kakap,

udang dan lain-lain.

Potensi kepariwisataan bahari, banyak memiliki pantai yang

indah seperti pantai Lagundri, Sorake, Pulau Pandan dan lain-lain

yang amat diminati oleh wisatawan mancanegara untuk

berselancar, diving dan lain-lain.

b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB

Kinerja perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2011

bila dibandingkan dengan tahun 2010, yang digambarkan oleh

PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan

sebesar 6,58 persen. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan

positif pada semua sektor ekonomi. Sektor keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan merupakan sektor yang berhasil mencapai

pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 13,61 persen dibanding

dengan sektor perekonomian lainnya. Disusul oleh sektor

pengangkutan dan komunikasi 8,96 persen, sektor bangunan 8,54

persen, sektor jasa-jasa 8,30 persen, sektor perdagangan, hotel,

Page 13: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 13 -

dan restoran 8,12 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih

8,02 persen. Sedangkan 3 (tiga) sektor perekonomian lainnya

hanya berhasil tumbuh dibawah 7 persen.

Pada tahun 2011 PDRB Sumatera Utara atas dasar harga

berlaku mencapai Rp. 314,16 triliun, sedangkan berdasar atas

dasar harga konstan 2000 tercapai sebesar Rp. 126,45 triliun. Atas

dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai

tambah bruto yang terbesar pada tahun 2011 adalah sektor

industri pengolahan sebesar Rp. 70,67 triliun, disusul oleh sektor

pertanian sebesar Rp. 70,64 triliun, sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar Rp. 60,03 triliun, sektor jasa-jasa sebesar

Rp. 34,62 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar

Rp. 28,83 triliun, sektor keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan sebesar Rp. 21,89 triliun, dan sektor bangunan

sebesar Rp. 20,17 triliun. Sektor ekonomi lainnya yaitu sektor

pertambangan dan penggalian menghasilkan nilai tambah bruto

sebesar Rp. 4,34 triliun, dan sektor listrik, gas, dan air bersih

sebesar Rp. 2,97 triliun.

Pada tahun 2011, sektor industri pengolahan masih

mendominasi struktur PDRB Sumatera Utara sebesar 22,50

persen, diikuti oleh sektor pertanian yaitu 22,48 persen, sektor

perdagangan, hotel, dan restoran 19,11 persen, sektor jasa-jasa

11,02 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,18 persen,

sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 6,97 persen,

sektor bangunan 6,42 persen, sektor pertambangan dan

penggalian 1,38 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih 0,94

persen.

Page 14: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 14 -

Pada tahun 2011, komponen impor barang dan jasa bila

dibandingkan dengan tahun 2010, merupakan komponen

penggunaan yang mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 16,71

persen, atau dari Rp. 48,85 triliun pada tahun 2010 menjadi

Rp. 57,01 triliun pada tahun 2011. Disusul oleh komponen ekspor

barang dan jasa meningkat 15,19 persen atau dari Rp. 57,19 triliun

pada tahun 2010 menjadi Rp. 65,87 triliun pada tahun 2011.

Komponen perubahan stok meningkat 13,77 persen atau dari

Rp. 700,66 miliar tahun 2010 menjadi Rp. 797,11 miliar tahun

2011. Komponen pembentukan modal tetap bruto naik 7,80

persen atau dari Rp. 23,41 triliun tahun 2010 menjadi Rp. 25,24

triliun tahun 2011. Komponen konsumsi rumah tangga naik 6,26

persen atau dari Rp. 74,12 triliun tahun 2010 menjadi Rp. 78,76

triliun tahun 2011. Komponen konsumsi pemerintah naik 6,17

persen atau dari Rp. 11,50 triliun tahun 2010 menjadi Rp. 12,22

triliun tahun 2011. Komponen konsumsi nirlaba naik 2,23 persen

atau dari Rp. 562,15 miliar tahun 2010 menjadi Rp. 574,69 miliar

tahun 2011.

Atas dasar harga berlaku, komponen konsumsi rumah

tangga naik dari Rp. 166,56 triliun pada tahun 2010 menjadi

Rp. 186,03 triliun pada tahun 2011, atau naik 11,69 persen.

Komponen konsumsi nirlaba atas dasar harga berlaku juga naik

dari Rp. 1,10 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp. 1,13 triliun pada

tahun 2011, atau naik 2,61 persen.

Komponen konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku

meningkat dari Rp. 29,29 triliun pada tahun 2010 menjadi

Rp. 32,46 triliun pada tahun 2011, atau meningkat 10,84 persen.

Page 15: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 15 -

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga

berlaku mengalami peningkatan dari Rp. 57,01 triliun pada tahun

2010 menjadi Rp. 64,58 triliun pada tahun 2011, atau naik 13,26

persen.

Nilai ekspor barang dan jasa atas dasar harga berlaku naik

dari Rp. 108,50 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp. 136,71 triliun

pada tahun 2011, atau naik 26,00 persen.

Nilai impor barang dan jasa Sumatera Utara atas dasar

harga berlaku meningkat dari Rp. 87,80 triliun pada tahun 2010

menjadi Rp. 107,55 triliun pada tahun 2011, atau naik 22,49

persen.

Komponen konsumsi rumah tangga pada tahun 2011 masih

mendominasi pembentukan nilai PDRB atas dasar harga berlaku

Sumatera Utara dengan 59,22 persen. Disusul oleh komponen

pembentukan modal tetap bruto 20,56 persen, komponen

konsumsi pemerintah 10,33 persen, komponen ekspor barang dan

jasa netto 9,29 persen (ekspor barang dan jasa 43,52 persen dan

impor barang dan jasa 34,23 persen), konsumsi nirlaba 0,36

persen dan perubahan stok 0,25 persen.

Terhadap besarnya sumbangan masing-masing sektor

perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara pada tahun 2011 sebesar 6,58 persen, sektor

perdagangan, hotel dan restoran memberi sumbangan sebesar

1,50 persen, disusul sektor pertanian sebesar 1,27 persen, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,01 persen,

sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,88 persen, sektor

jasa-jasa sebesar 0,84 persen, sektor bangunan sebesar 0,58

Page 16: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 16 -

persen, sektor industri pengolahan sebesar 0,37 persen, sektor

pertambangan dan penggalian 0,08 persen, dan sektor listrik, gas

dan air bersih 0,06 persen.

Tabel 1.1 Perkembangan Inflasi 4 Kota

Di Provinsi Sumatera Utara Dan Nasional Tahun 2008-2011 (Persen)

Kota Tahun

2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5)

Medan 10,63 2,69 7,65 3,54 Pematangsiantar 10,16 2,72 9,68 4,25 Padangsidimpuan 12,36 1,59 11,83 4,66 Sibolga 12,34 1,87 7,42 3,71 Sumatera Utara 10,72 2,61 8,00 3,67 Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 Sumber :BPS Provsu

Tabel 1.2 Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara

Tahun 2008-2011

Tahun

Ekspor Impor Neraca Perdagangan

Luar Negeri (Ribu US$) Berat Bersih (Ton)

Nilai FoB (Ribu US$)

Berat Bersih (Ton)

Nilai CiF (Ribu US$)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

2008 8 520 892 9 261 976 5 880 760 3 696 064 5 565 912

2009 8 058 927 6 460 118 5 236 554 2 724 234 3 735 884

2010 7 992 103 9 147 778 6 171 734 3 576 248 5 571 530

2011 8 160 168 11 883 242 6 718 257 4 953 462 6 929 780

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Page 17: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 17 -

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

A. VISI DAN MISI PROVINSI SUMATERA UTARA

1. Visi Visi Pembangunan Sumatera Utara Tahun 2009–2013 adalah:

”SUMATERA UTARA YANG MAJU DAN SEJAHTERA

DALAM HARMONI KEBERAGAMAN”

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi Sumatera Utara dilaksanakan misi sebagai berikut: a. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun

dan damai dalam kesetaraan.

b. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan

sejahtera dan berwawasan lingkungan.

c. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam

keberagaman.

d. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif dan

peduli terhadap proses pembangunan.

B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH

1. Strategi Pembangunan Daerah

Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam

mengimplementasikan program sesuai dengan visi misi Kepala

Daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan

pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi. Namun demikian

Page 18: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 18 -

sebagai daerah yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) perencanaan strategis yang disusun dalam

dokumen RPJM Daerah Provinsi Sumatera Utara berpedoman pada

perencanaan strategis nasional.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang

serta berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian misi

pembangunan daerah Sumatera Utara, maka strategi dasar di atas

dijabarkan ke dalam Strategi Pembangunan Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2009-2013 sebagai berikut :

a. Strategi pembinaan hubungan antar kelompok masyarakat dan

peningkatan rasa persatuan bangsa dalam NKRI yang didukung

iklim kehidupan beragama yang kondusif dilaksanakan melalui 5

(lima) kebijakan yaitu :

Pertama, kebijakan peningkatan pengawasan kinerja aparat

penegak hukum dan penataan lembaga hukum.

Kedua, kebijakan penguatan lembaga-lembaga sosial, organisasi

kemasyarakatan maupun keagamaan.

Ketiga, kebijakan peningkatan kesejahteraan dan penerapan

produk secara hukum yang adil dan berwibawa.

Keempat, kebijakan peningkatan kualitas kehidupan beragama.

Kelima, kebijakan perlindungan dan dukungan terhadap kegiatan

keagamaan dan lembaga keagamaan.

b. Strategi pembangunan kedua yaitu strategi peningkatan kapasitas

kelembagaan pemerintah daerah secara berkesinambungan

dilaksanakan melalui 3 (tiga) kebijakan yaitu :

Pertama, kebijakan penataan kelembagaan dan peningkatan

kualitas kinerja pemerintahan daerah;

Kedua, kebijakan pembinaan hubungan antar lembaga daerah;

Page 19: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 19 -

Ketiga, pembinaan sumber daya aparatur menjadi profesional,

cepat tanggap dan penuh dedikasi.

c. Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan

dan peningkatan daya tarik iklim investasi daerah melalui

pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan hasil

pembangunan, dilaksanakan melalui 3 (tiga) kebijakan yaitu :

Pertama, kebijakan pengembangan pertanian rakyat, perikanan,

perkebunan, peternakan dan usaha mikro kecil dan menengah

yang berdaya saing;

Kedua, kebijakan peningkatan promosi sektor-sektor unggulan

daerah;

Ketiga, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi

daerah.

d. Strategi peningkatan sinergi pembangunan sarana dan prasarana

daerah berbasis kerjasama daerah.

Kebijakan yang akan dilaksanakan yaitu peningkatan sarana dan

prasarana dalam mendukung jalannya proses pembangunan yang

terdiri atas urusan pekerjaan umum bidang jalan dan jembatan,

dan sumber daya air, penataan ruang, peningkatan pembangunan

perumahan dan pemukiman dan urusan perhubungan serta

ketersediaan energi.

e. Strategi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (strategy basic

need) dilaksanakan melalui 4 (empat) kebijakan yaitu :

Pertama, kebijakan penanggulangan kemiskinan;

Kedua, kebijakan peningkatan derajat kesehatan dan pelayanan

sosial;

Page 20: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 20 -

Ketiga, kebijakan peningkatan dan pemerataan akses pendidikan

yang berkualitas;

Keempat, kebijakan pemberdayaan sumber daya manusia demi

kelangsungan masa depan masyarakat yang cerah.

2. Arah Kebijakan Daerah

a. Agenda mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

Untuk melaksanakan agenda mewujudkan kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat, disusun sasaran dan prioritas pokok

pembangunan Sumatera Utara sebagai berikut :

1) Peningkatan derajat kesejahteraan sosial masyarakat yang

diarahkan pada kebijakan kualitas, perlindungan dan

penanggulangan masalah sosial.

2) Peningkatan derajat pendidikan masyarakat dengan kebijakan

yang diarahkan pada peningkatan akses masyarakat terhadap

pelayanan pendidikan.

3) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diarahkan

pada kebijakan peningkatan pemerataan dan akses seluruh

masyarakat/ penduduk terhadap pelayanan kesehatan dasar.

4) Bidang pertanian, agenda pembangunan akan diarahkan pada

fokus terjaminnya ketersediaan bahan pangan.

5) Bidang perikanan dan kelautan, agenda pembangunan akan

diarahkan pada pengelolaan terpadu sumber daya perikanan

dan kelautan.

6) Bidang industri dan perdagangan, koperasi dan usaha kecil

menengah (UKM).

7) Peningkatan potensi wisata diarahkan pada kebijakan yang

mendukung upaya pengelolaan potensi wisata dan

pembangunan wisata secara optimal dan berkelanjutan.

Page 21: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 21 -

8) Peningkatan pemanfaatan hutan tanpa mengesampingkan

faktor keselamatan lingkungan dan kelestarian hutan tersebut.

b. Agenda menciptakan tata pemerintahan yang baik (Good

Governance)

Berkaitan dengan agenda menciptakan tata pemerintahan

yang baik dan efektif dimana terdapat aparatur pemerintahan

yang mampu menghadapi perubahan dan adaptif dengan

perubahan itu sendiri, aparatur yang mempunyai komitmen yang

tinggi, mempunyai kompetensi dan akuntabel berdasarkan

prinsip-prinsip good governance yang dibuktikan melalui

kepribadian yang tangguh serta karakter yang tahan uji.

c. Agenda memfasilitasi infrastruktur sosial dan ekonomi

Sasaran utama dari agenda ini adalah tersedianya

prasarana dan sarana sosial ekonomi sebagai penunjang

pembangunan.

d. Agenda menciptakan kehidupan masyarakat yang harmoni dalam

keberagaman

Sasaran pokok yang ingin dicapai adalah terciptanya rasa

aman, nyaman, tenteram dan situasi serta kondisi kehidupan

keagamaan yang kondusif.

e. Agenda mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif

dan peduli

Untuk mewujudkan agenda ini disusun sasaran dan

prioritas pokok pembangunan Sumatera Utara sebagai berikut :

Page 22: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 22 -

1) Pemberdayaan masyarakat yang mendorong terlaksananya

pembangunan sosial.

2) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses

pembangunan dimana dalam hal ini perlu dikembangkan pola

partisipasi yang melibatkan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan, menentukan kebutuhan, menentukan

tujuan dari prioritas, dalam rangka mengeksploitasikan sumber-

sumber potensial dalam pembangunan.

C. PRIORITAS DAERAH Sebagai lanjutan dari RPJMD ke-1 maka RPJMD ke-2 difokuskan

pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Sumatera Utara baik

pada tingkat aparatur pemerintahan maupun anggota masyarakat

terutama pada sektor produksi, dan distribusi/pemasaran khususnya

pada pelaku usaha kecil, menengah/koperasi dan usaha mikro termasuk

pembinaan pedagang kaki lima sehingga berkembang menjadi

pengusaha kecil formal dengan tetap memelihara dan menunjang

pertumbuhan sektor-sekor lain yang telah dicapai pada pembangunan

RPJMD ke-1.

Kesejahteraan masyarakat yang komponennya adalah tingkat

pendidikan, pendapatan perkapita, tenaga kerja (employment),

kesehatan dan lain-lain dicerminkan dalam Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). Untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia

Sumatera Utara maka strategi yang perlu dikembangkan dalam tahapan

ini ialah peningkatan pendapatan per kapita, yang sekaligus penurunan

angka kemiskinan dan pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas (melalui percepatan investasi), pengembangan

lembaga jaminan sosial, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat

Page 23: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 23 -

yang didukung oleh pemantapan pelaksanaan pendidikan formal, mulai

dari pendidikan anak usia dini, wajib belajar 12 tahun, peningkatan

derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, peningkatan kesetaraan

gender, perlindungan anak, penurunan kesenjangan antar daerah, antar

kelompok masyarakat dan antar individu, pengendalian pertumbuhan

penduduk.

Pembangunan pendidikan sebagai salah satu pilar peningkatan

kualitas sumber daya manusia diarahkan tidak pada sebatas

peningkatan indeks pembangunan manusia Sumatera Utara tetapi juga

kepada peningkatan kemandirian bekerja, pembudayaan pemanfaatan

teknologi informasi dan telekomunikasi, serta pematangan psikis dalam

lingkungan kerja.

Pembangunan sumber daya manusia yang menjadi fokus

pembangunan dalam RPJPD ke-2 hendaknya tidak diukur dari jumlah

lulusan pendidikan formal baik pada tingkat sekolah dasar, sekolah

lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas dan lulusan

perguruan tinggi semata. Tetapi perlu dilihat dari meningkatnya

produktivitas dalam penggalian dan pengolahan sumber daya alam,

meningkatnya kualitas lingkungan hidup, meningkatnya derajat

penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh masyarakat, semakin

membaiknya interaksi sosial di masyarakat, serta terpeliharanya sumber

daya alam secara berkelanjutan baik yang dapat diperbaharui maupun

yang tidak dapat diperbaharui.

Sarana/fasilitas sekolah seperti kecukupan guru yang berkualitas,

bangunan sekolah, laboratorium, kelengkapan administrasi pendidikan

dan lain-lain perlu dipenuhi secara bertahap sehingga mendekati

kebutuhan minimal baik jumlah dan kualitasnya, untuk menciptakan

Page 24: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 24 -

lulusan yang berkualitas. Dalam tahapan ini, angka indeks pembangunan

manusia Sumatera Utara akan berhasil ditingkatkan menjadi >75 dengan

kisaran 30 persen berada pada IPM > 80, sebanyak 65 persen berada

pada IPM 66-80 dan sebanyak 5 persen berada pada kisaran IPM 55-66.

Beberapa kebijakan penting lain yang perlu menjadi prioritas

pembangunan dalam tahap ini ialah pengembangan infrastruktur

ekonomi pusat-pusat pertumbuhan wilayah (kawasan pantai timur,

kawasan dataran tinggi, kawasan pantai barat, kawasan pantai dan

kawasan unggulan lainnya) yang meliputi jaringan jalan (jalan lingkar

luar danau toba, jalan rawa saring, jalan menyusur pantai timur),

penyelesaian pembangunan Bandara Kuala Namu, pengembangan

pelabuhan laut, pengembangan perkeretaapian, sumber daya air bersih,

pemanfaatan potensi sumber tenaga listrik secara maksimal, dan

pembangunan gedung pemerintah. Juga perlu ditumbuhkan nilai-nilai

baru yang positif dan produktif dalam peningkatan produktivitas

masyarakat khususnya tenaga kerja pada usia produktif baik melalui

pendidikan, maupun pelatihan dan permagangan dengan metode yang

kontemporer (non-tradisional).

Pengadaan perumahan dan perbaikan lingkungan permukiman

dalam tata ruang wilayah yang serasi dan asri akan semakin ditingkatkan

sehingga kebutuhan rumah yang sehat semakin terpenuhi tidak hanya di

lingkungan perkotaan tetapi juga di perdesaan.

Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian perlu

peningkatan pertumbuhan produksi, luas areal perkebunan,

peningkatan populasi ternak serta peningkatan ekspor di bidang

pertanian.

Page 25: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 25 -

BAB III

URUSAN DESENTRALISASI

A. RINGKASAN URUSAN DESENTRALISASI

Dalam melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan,

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara senantiasa melakukan koordinasi

dan sinkronisasi baik dengan pemerintah kabupaten/kota maupun

pemerintah pusat melalui musyawarah perencanaan pembangunan

yang dilaksanakan pada triwulan I. Hal ini untuk menjaga siklus

perencanaan sehingga pelaksanaan berbagai program yang telah

ditetapkan oleh masing-masing kementerian lembaga untuk setiap

urusan wajib dan pilihan bisa dilaksanakan secara konsisten, sesuai

dengan keunggulan daerah, kepentingan masyarakat, maupun,

pencapaian target-target standar pelayanan minimum. Selain hal

tersebut di atas, proses pembangunan selama tahun 2011 tentunya

juga dipengaruhi oleh kemampuan sumberdaya yang dimiliki untuk

mewujudkan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada

dasarnya melakukan pengkayaan ide dan inovasi melalui Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara yang secara

garis besar berisi kerangka ekonomi daerah dan arah kebijakan,

prioritas program dan kebijakan sekaligus penganggaran

penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2011. Realisasi

pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah merupakan

implementasi urusan desentralisasi yang dilaksanakan Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara selama Tahun 2011.

Page 26: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 26 -

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

1. Urusan Wajib Pendidikan

Untuk sektor pendidikan telah dilakukan dengan menyusun

perencanaan program dengan melibatkan Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota berdasarkan kebijakan, program dan kegiatan pada

pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan

daya saing, peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan

publik.

Hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sasaran program

kegiatan tahun 2011 dibidang pendidikan yaitu :

a. Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi

Murni (APM) :

Pada tahun 2010 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) sebesar 31,10 persen menjadi 31,50 persen

Tahun 2011. Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar/Sederajat

pada tahun 2010 dicapai 110,54 persen menjadi 111,40 persen

pada tahun 2011. Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah

Pertama/Sederajat pada tahun 2010 dicapai 99,25 persen

menjadi 101,19 persen pada tahun 2011.Angka Partisipasi Kasar

Sekolah Menengah Atas/Sederajat pada tahun 2010 dicapai

82,46 persen menjadi 83,76 persen pada tahun 2011. Pada tahun

2010 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar tahun 2010

dicapai 92,43 persen menjadi 92,66 persen Tahun 2011. Angka

Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

tahun 2010 dicapai 77,46 persen menjadi 93,26 persen Tahun

2011. Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah

Menengah Atas tahun 2010 dicapai 65,80 persen menjadi 66,04

persen Tahun 2011.

Page 27: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 27 -

Kenaikan Angka Partispasi Kasar (APK) ini menggambarkan

bahwa semakin banyaknya anak-anak bersekolah. Hal ini karena

adanya pembinaan kesiswaan dengan pemberian beasiswa

miskin, pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

penambahan alat peraga dan media pembelajaran.

b. Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak pada tahun

2010 sebanyak 85.268 orang, menjadi 136.143 orang pada tahun

2011.

c. Perkembangan Angka Putus Sekolah antara lain:

Angka putus sekolah SD pada tahun 2010 sebanyak 26.594 orang

menjadi 4.321 orang pada tahun 2011. Angka putus sekolah SMP

pada tahun 2010 sebanyak 4.452 orang, menjadi 3.555 orang

pada tahun 2011. Angka putus sekolah SMA pada tahun 2010

sebanyak 10.064 orang, menjadi 7.025 orang pada tahun 2011.

d. Perkembangan angka kelulusan yakni:

Jumlah peserta didik SD pada tahun 2010 adalah sebanyak

264.971 orang, menjadi 275.428 orang pada tahun 2011. Angka

kelulusan SMP/MTs pada tahun 2010 adalah sebanyak 242.250

orang dan menjadi 244.124 orang pada tahun 2011. Angka

kelulusan SMA pada tahun 2010 adalah sebanyak 121.700 orang

dan menjadi 116.707 orang pada tahun 2011.

e. Perkembangan angka melanjutkan sekolah yakni:

Angka melanjutkan SD/MI pada tahun 2010 adalah sebanyak

261.588 orang, menjadi 205.289 orang pada tahun 2011. Angka

melanjutkan SMP/MTs pada tahun 2010 adalah sebanyak

264.971 orang, menjadi 275.428 orang pada tahun 2011.

Page 28: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 28 -

f. Perkembangan angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

pada tahun 2010 adalah sebanyak 244.250 orang, menjadi

244.124 orang pada tahun 2011.

g. Jumlah guru yang berijazah kualifikasi dan komptensi S1/D4 pada

tahun 2010 sebanyak 15.166 orang.

h. Pencapaian program wajib belajar 12 tahun 2010 dan tahun

2011 masih dalam tahap sosialisasi dan rintisan ke kabupaten/

kota.

i. Pelaksanaan pendidikan Standar Internasional pada tahun 2011

sejumlah 114 orang dilaksanakan di SMK BI yang baru dibuka

pada tahun ajaran 2011/2012.

j. Angka melek huruf 15 tahun keatas pada tahun 2010 adalah

97,30 persen, dan menjadi 97,50 persen pada tahun 2011.

k. Penyandang Ketunaan adalah sebagai berikut:

Jumlah siswa penyandang ketunaan yang bersekolah tingkat

SD/MI tahun 2010 adalah 2.846 orang menjadi 3.015 orang pada

tahun 2011. Jumlah siswa penyandang ketunaan yang bersekolah

tingkat SMP/MTs tahun 2010 adalah 482 orang menjadi

211 orang pada tahun 2011. Jumlah siswa penyandang ketunaan

yang bersekolah tingkat SMA/SMK/MA tahun 2010 adalah

54 orang menjadi 131 orang pada tahun 2011.

l. Angka lama masa sekolah pada tahun 2010 adalah 8,60 tahun

menjadi 8,65 tahun pada tahun 2011.

Page 29: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 29 -

2. Urusan Wajib Kesehatan

Saat ini derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dari

waktu ke waktu, dilihat dari beberapa indikator capaian kinerja

bidang kesehatan antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

AKB di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami

penurunan. Berdasarkan Angka BPS, AKB mampu diturunkan dari

39,4 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2001 menjadi 25,6

per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008. Tahun 2010,

berdasarkan hasil survey AKI di Provinsi Sumatera Utara AKB

diperhitungkan 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan berdasarkan

trend penurunan yang terjadi kurun waktu 2001-2010, maka

diperkirakan AKB Sumatera Utara menjadi 22 per 1.000 kelahiran

hidup pada tahun 2011.

2. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) menurun, dengan mempergunakan

angka hasil survey AKI dan AKB Provinsi Sumatera Utara, AKI

tahun 2010 adalah 268/100.000 kelahiran hidup.

3. Umur Harapan Hidup (UHH)

UHH penduduk di Provinsi Sumatera Utara mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan laporan BPS, UHH

penduduk Sumatera Utara meningkat dari 67,3 tahun pada

tahun 2004 menjadi 69,5 tahun pada tahun 2010 (Sensus

Penduduk 2010). Dengan memperhitung trend kecenderungan

peningkatan UHH kurun waktu 2004-2010, maka diperkirakan

UHH Sumatera Utara mencapai 69,65 tahun pada tahun 2011.

Page 30: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 30 -

4. Prevalensi Gizi Kurang dan Gizi Buruk

Prevalensi balita dengan gizi kurang dan buruk mengalami

penurunan dari 24,6persen pada tahun 2005 menjadi 21,4persen

pada tahun 2010. Melihat trend penurunan kurun waktu lima

tahun tersebut maka diperhitungkan prevalensi gizi kurang dan

buruk pada balita di Sumatera Utara mampu diturunkan menjadi

20,9persen pada tahun 2011.

5. Ketersedian Sarana Kesehatan

Pada tahun 2011 telah tersedia 533 unit puskesmas, dengan

rincian 155 unit puskesmas rawat inap dan 378 unit puskesmas

non perawatan; puskesmas pembantu sebanyak 1.819 unit dan

391 unit puskesmas keliling yang tersebar di seluruh

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, dengan demikian

setiap 100.000 penduduk Provinsi Sumatera Utara, rata-rata

dilayani oleh 4 puskesmas atau satu puskesmas melayani 24.680

jiwa penduduk dan satu puskesmas pembantu telah melayani 3-

4 desa. Provinsi Sumatera Utara memiliki 172 unit Rumah Sakit (RS);

dengan rincian, 43 unit RS Pemerintah, 14 BUMN dan 115 RS

Swasta. Provinsi Sumatera Utara telah mampu mencapai standar

nasional dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan.

6. Ketersediaan Tenaga Medis

Jumlah tenaga medis yang bekerja di sarana pelayanan

kesehatan pemerintah mengalami peningkatan dari tahun 2010

ke tahun 2011 yaitu antara lain:

a. Jumlah tenaga dokter spesialis meningkat dari 660 orang

menjadi 855 orang.

b. Jumlah tenaga dokter umum meningkat dari 2.370 orang

menjadi 2.405 orang.

Page 31: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 31 -

c. Jumlah tenaga dokter gigi meningkat dari 679 orang menjadi

746 orang.

d. Jumlah tenaga perawat meningkat dari 10.080 orang menjadi

11.876 orang, dan

e. Jumlah tenaga bidan meningkat dari 9.400 orang menjadi

10.051 orang.

7. Ketersediaan Obat dan Vaksin

Persentase ketersediaan obat dan vaksin mengalami

peningkatan setiap tahunnya yaitu dari 85 persen pada tahun

2010 meningkat menjadi 88 persen pada tahun 2011.

8. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin

Melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) sebanyak 4.124.247 jiwa atau sekitar 33 persen

penduduk Sumatera Utara telah terjamin pelayanan

kesehatannya; dan masyarakat yang tercover di dalam

Jamkesmas tersebut, seluruhnya 100 persen mendapatkan

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di rumah sakit. Bagi

mereka yang tidak tercover di dalam Jamkesmas dan tergolong

tidak mampu serta memerlukan pelayanan rujukan ditanggung

melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah

(Jamkesda) Provinsi Sumatera Utara.

9. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24 jam

Seluruh desa/kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa

(KLB) dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam oleh tim

surveilans Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara.

Page 32: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 32 -

10. Cakupan Desa Siaga Aktif

Jumlah desa siaga di Provinsi Sumatera Utara yaitu 4.390 desa

dan yang aktif yaitu meningkat dari 5 persen pada tahun 2010

menjadi 15persen pada tahun 2011.

11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin

Masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan

rujukan ke RSU Pemerintah baik ke RSU kelas B dan A seluruhnya

(100persen) mendapatkan pelayanan kesehatan.

3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

Terkait dengan pelaksanaan penerapan pembahasan

standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup dapat

disampaikan bahwa indikator penataan lingkungan adalah jumlah

keputusan yang mempertimbangkan kepentingan konservasi dan

pengendalian dampak lingkungan serta sesuai dengan prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan yang telah diambil. Salah satu

bentuk penataan lingkungan hidup yang dilakukan adalah dengan

mengukur kinerja pelayanan minimal yang telah dilaksanakan,

berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun

2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi menjelaskan bahwa jenis

pelayanan dasar bidang lingkungan hidup daerah provinsi di

prioritaskan pada :

a. Pelayanan informasi status mutu air dengan capaian pelayanan

sebesar 100 persen dari target capaian pada tahun 2010 sebesar

70 persen dan tahun 2011 sebesar 70 persen.

Page 33: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 33 -

b. Pelayanan informasi status mutu udara ambien dengan capaian

100 persen dari target capaian pada tahun 2010 sebesar 12,12

persen dan tahun 2011 sebesar 24,24 persen.

c. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup dengan

capaian 80 persen dari target capaian pada tahun 2011 sebesar

95 persen.

4. Urusan Wajib Pekerjaan Umum

Panjang jalan nasional di Provinsi Sumatera Utara 2.249,644

km, yang terdiri dari jalan lintas timur sepanjang 571,751 km, jalan

lintas tengah 510,209 km, lintas barat 381,864 km dan lintas

diagonal 472,866 km. Tahun 2011 kondisi jalan nasional dengan

kategori baik 1.354,675 km (60,217 persen), kondisi sedang 444,012

km (19,737 persen), kondisi rusak ringan 246,323 km (10,949

persen) dan kondisi rusak berat 204,632 km (9,096 persen).

Panjang jalan Provinsi sepanjang 2.752,41 Km, secara terus

menerus Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan upaya

peningkatan kondisi jalan melalui perbaikan-perbaikan dengan

peningkatan sebagai berikut : Tahun 2011,kondisi jalan dalam

keadaan baik 44,10 persen, kondisi jalan dalam keadaan sedang

31,32 persen, kondisi jalan dalam keadaan rusak ringan,13,42

persen dan kondisi jalan dalam keadaan rusak berat 11,16 persen

sementara pada tahun 2010, kondisi jalan dalam keadaan baik

40,84 persen, kondisi jalan dalam keadaan sedang 37,99 persen,

kondisi jalan dalam keadaan rusak 9,53 persen dan kondisi jalan

dalam keadaan rusak berat 11,64 persen (sumber Dinas Bina

Marga,2011).

Page 34: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 34 -

5. Urusan Wajib Penataan Ruang

Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum sesuai

dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Nomor 14/PRT/M/2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang. Pada saat ini sebagian besar sudah dilaksanakan

karena terkait dengan proses perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan tata ruang.

Hasil-hasil yang dicapai dalam urusan wajib penataan ruang

selama tahun anggaran 2011 sebagai berikut :

a. Penyusunan dan identifikasi pemanfaatan ruang sebanyak

5 kegiatan.

b. Pengembangan sistem informasi penataan ruang sebanyak

1 kegiatan.

c. Penyusunan road map kawasan strategis nasional danau toba.

6. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

Ketepatan waktu dalam menyusun dokumen perencanaan

pembangunan Provinsi Sumatera Utara melalui pelaksanaan

Musrenbang Tahun 2010 dan Musrenbang Tahun 2011, demikian

juga penyusunan RKPD Tahun 2010 dan RKPD Tahun 2011 telah

berjalan sesuai dengan jadwal sebagaimana yang telah ditetapkan

pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah.

a. Musrenbang Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 30 Maret -

1 April 2010.

b. Musrenbang Tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 4-6 April

2011.

Page 35: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 35 -

c. RKPD Tahun 2010 ditetapkan melalui Peraturan Gubernur

Sumatera Utara Nomor 21 Tahun 2009.

d. RKPD Tahun 2011 ditetapkan melalui Peraturan Gubernur

Sumatera Utara Nomor 42 Tahun 2010.

RKPD merupakan dokumen resmi rencana pembangunan

daerah untuk jangka waktu satu tahun. RKPD mengoperasionalkan

perencanaan strategik lima tahunan (RPJMD) dan

menghubungkannya ke segi penganggaran. RKPD mempunyai

fungsi penting dalam sistem perencanaan pembangunan daerah

untuk menterjemahkan perencanan strategis jangka menengah

(RPJMD dan Renstra SKPD) kedalam rencana, program dan

penganggaran tahunan. RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010

dan Tahun 2011 telah disusun berdasarkan sasaran prioritas

pembangunan, program dan kegiatan prioritas yang terdapat pada

RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013, dengan

beberapa penyesuaian terhadap isue strategis nasional dan

masukan dari kabupaten/kota serta stakeholders yang diusulkan

melalui mekanisme Musrenbang RKPD Provinsi.

Perencanaan pembangunan tahunan daerah Provinsi

Sumatera yang termuat dalam dokumen RKPD Tahun 2010 dan

Tahun 2011 telah sesuai dengan perencanaan pembangunan

nasional karena dalam proses penyusunannya telah dilakukan

sinkronisasi dengan 11 prioritas nasional sesuai dengan Instruksi

Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksana

Prioritas Pembangunan Tahun 2010.

Page 36: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 36 -

7. Urusan Wajib Perumahan

Penerapan SPM Tahun 2010 dan Tahun 2011 baru dalam

tahapan sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun rumah

yang layak huni sesuai dengan standar kesehatan dan kualitas

lingkungan, sedangkan rencana pembangunan rumah layak huni

baru akan dilaksanakan pada tahun 2012.

Hasil – hasil yang dicapai selama pelaksanaan kegiatan pada

tahun anggaran 2011 sebagai berikut :

a. Rencana tindak PSD kawasan tradisional, kumuh, bersejarah dan

ruang terbuka hijau di 5 lokasi di kabupaten/kota.

b. Pembinaan dan sosialisasi pembangunan perumahan/

pemukiman di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 10 kegiatan

dihadiri 600 orang.

c. Penyusunan standar harga dan desain prasarana dan sarana

perumahan/permukiman.

d. Penyusunan rencana pembangunan lingkungan perumahan dan

permukiman.

8. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2005 telah

merencanakan kawasan olahraga yang lahannya memungkinkan

dari PTPN II, dan telah dimohonkan pembebasan lahan di Desa Lau

Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah

memohon kembali kepada Kementerian BUMN untuk

Pembangunan Kawasan Olahraga yang berkoordinasi dengan

Page 37: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 37 -

PTPN II, setelah melalui proses peninjauan maka ditetapkan 3 (tiga)

lahan yang memungkinkan yaitu : Desa Lau Dendang (± 95 Ha), Desa

Sena (± 650 Ha) dan Desa Sei Bekala (± 450 Ha) di Kabupaten Deli

Serdang.

Oleh karena itu Gubernur Sumatera Utara telah menyurati

Menteri BUMN melalui surat nomor : 426/5751/2010 tanggal

30 Juni 2010 tentang Pelepasan Areal Eks HGU PTPN II maupun HGU

PTPN II untuk Pembangunan Prasarana Olahraga Provinsi Sumatera

Utara, namun surat ini juga belum mendapat jawaban yang pasti

dari Menteri BUMN RI maupun pihak PTPN II.

Untuk menunjukkan kuatnya keinginan dan kesungguhan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam membangun prasarana

olahraga, maka pihak Legislatif melalui Komisi E DPRD Sumatera

Utara telah melakukan kunjungan kerja ke Kementerian BUMN RI

dan Ketua DPR RI di Jakarta untuk membicarakan tentang

pelepasan aset eks HGU PTPN II yang terletak di Desa Sena

Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

Menindaklanjuti kunjungan kerja DPRD Sumatera Utara

tersebut, maka Gubernur Sumatera Utara kembali menyurati

Menteri BUMN RI dengan surat Nomor : 426.1908 tanggal 28

Februari 2011 perihal pelepasan areal eks HGU PTPN II untuk

Pembangunan Prasarana Olahraga Provinsi Sumatera Utara, namun

juga belum mendapat kepastian dari Menteri BUMN RI, untuk itu

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara tetap akan

berjuang untuk merealisasikannya.

Page 38: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 38 -

Prestasi keolahragaan yang dicapai atlet dari Provinsi

Sumatera Utara baik event Nasinal maupun Internasional tahun

2010-2011 adalah :

Perolehan Medali POPNAS :

1. Gulat meraih 1 (satu) perak dan 2 (dua) perunggu;

2. Angkat besi meraih 1 perak dan 1 perunggu;

3. Pencak silat meraih 1(satu) emas dan 1(satu) perunggu;

4. Judo kelas 60 kg meraih 1(satu) perunggu;

5. Senam meraih 2 (dua) perak dan 2 (dua) perunggu;

6. Sepak bola meraih 1 (satu) emas;

7. Bola volly meraih 1 (satu) perak;

8. Taekwondo meraih 1 (satu) emas;

9. Renang meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;

10. Atletik meraih 1 (satu) perak dan 1 (satu) perunggu.

Perolehan Medali POPWIL :

1. Pencak silat meraih 1 (satu) emas, 2 (dua) perak dan 5 (lima)

perunggu;

2. Sepak bola meraih 1 (satu) perak;

3. Bola volly meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;

4. Bola basket meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;

5. Tenis Meja meraih 2 (dua) emas;

6. Bulu tangkis meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;

7. Tenis Lapangan meraih 2 (dua) perunggu;

8. Sepak takraw meraih 1 (satu) perunggu;

Perolehan Medali SEA GAMES :

1. Karate meraih 5 (lima) emas dan 1 (satu) perak;

2. Taekwondo meraih 1 (satu) emas;

3. Anggar meraih 2 (dua) perak;

Page 39: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 39 -

4. Renang meraih 2 (dua) emas dan 1 (satu) perak;

5. Wushu meraih 2 (dua) emas dan 2 (dua) perak;

Perolehan Medali ASEAN PARAGAMES :

1. Atletik meraih 2 (dua) emas,6 (enam) perak dan 1 (satu)

perunggu;

2. Angkat besi meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak.

9. Urusan Wajib Penanaman Modal Kerangka strategi pengembangan investasi di Provinsi

Sumatera Utara dilaksanakan secara bertahap yang saat ini telah

disusun peta investasi di Sumatera Utara yang merupakan

gambaran strategi pengembangan investasi di Sumatera Utara.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009

tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman

Modal dan Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2009 tentang

Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal maka

urusan penanaman modal asing menjadi kewenangan Pemerintah,

sepenuhnya dilaksanakan oleh BKPM. Sementara urusan

penanaman modal dalam negeri (PMDN) telah diserahkan ke

daerah provinsi maupun kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya. Provinsi Sumatera Utara telah menerbitkan

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 55 tahun 2010 tentang

Tata Cara dan Jenis Perizinan serta Non Perizinan Penanaman

Modal dan telah dibentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di

bidang Penanaman Modal yang dilaksanakan oleh Badan

Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara.

Page 40: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 40 -

Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini Badan Penanaman

Modal dan Promosi telah melakukan promosi berdasarkan :

a. Undangan dari KBRI.

b. Undangan Misi Investasi dari BKPM RI.

c. Misi Investasi berdasarkan program/kegiatan yang telah

direncanakan BPMP Provinsi Sumatera Utara.

Jumlah realisasi investor/ perusahaan/ proyek (PMA) yang

menanamkan modal di Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 65*

perusahaan sementara pada tahun 2010 sebanyak 84 perusahaan.

Akumulasi nilai investasi yang berasal dari PMA pada tahun 2011

sebesar US $ 658.446,72** sedangkan pada tahun 2010 sebesar US

$ 321.829.19**. Jumlah investor/perusahaan/proyek (PMDN) yang

menanamkan modal di Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 58*

perusahaan sedangkan tahun 2010 sebanyak 43 perusahaan. Tahun

2011 akumulasi nilai investasi PMDN di Sumatera Utara sebesar

Rp.2.004.055,78** dan tahun 2010 sebesar Rp.1.703.056,37**.

Lapangan usaha yang paling diminati pada tahun 2011 dibidang

industri makanan dan jasa,pada tahun 2010 dibidang agro industri

dan jasa perdagangan. (Sumber : Badan Penanaman Modal dan

Promosi Provsu, 2011, *Angka Sementara, **dalam ribu).

10. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan

kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia

termasuk Sumatera Utara. UMKM terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian dalam masa krisis, serta menjadi

dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Oleh

karena itu pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan

Page 41: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 41 -

menengah (UMKM) merupakan upaya strategis untuk

meningkatkan pembangunan ekonomi yang bertumpu pada

kekuatan masyarakat sebagai pelaku utamanya.

Perkembangan keragaan koperasi di Sumatera Utara: jumlah

koperasi aktif pada tahun 2011 sebanyak 6.395 unit,tahun 2010

sebanyak 6.222 unit. Tahun 2011 jumlah koperasi tidak aktif

sebanyak 4.484 unit, tahun 2010 sebanyak 4.400 unit. Jumlah

anggota koperasi pada tahun 2011 sebanyak 1.976.709 orang,

tahun 2010 anggota koperasi berjumlah 2.084.080 orang. Tahun

2011 RAT koperasi sebanyak 3.979 unit, tahun 2010 jumlahnya

3.070 unit. Jumlah manajer koperasi tahun 2011 sebanyak 1.348

orang, tahun 2010 jumlahnya sebanyak 1.283 orang. Jumlah

karyawan koperasi tahun 2011 sebanyak 10.249 orang, tahun 2010

berjumlah sekitar 10.051 orang. Jumlah modal sendiri tahun 2011

sebesar Rp.1.565.971.797,- tahun 2010 sebesar Rp. 1.470.695.805,-.

Tahun 2011 jumlah modal luar sebesar Rp.1.217.760.703,- dan

tahun 2010 jumlahnya sebesar Rp. 1.168.418.335,-. Jumlah volume

usaha tahun 2011 sebesar 3.636.480.633,- tahun 2010 berjumlah

3.509.931.551,-. Jumlah SHU tahun 2011 sebesar Rp.302.034.958,-

dan tahun 2010 sebesar Rp. 266.586.770,- (Sumber : Dinas Koperasi

dan UKM Provsu, 2011).

Perkembangan jumlah koperasi di Sumatera Utara untuk

periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan sebesar 2,41 persen

dengan peningkatan jumlah koperasi aktif sebesar 2,78 persen.

Koperasi yang melaksanakan RAT juga meningkat sebesar 6,71

persen seiring dengan pertumbuhan koperasi. Jumlah serapan

tenaga kerja di bidang koperasi (manajer dan karyawan) periode

2010 – 2011 juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,32

persen. Namun jumlah anggota koperasi menunjukkan penurunan

Page 42: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 42 -

5,15 persen. Penurunan ini disebabkan adanya kebijakan koperasi

melakukan rasionalisasi keanggotaannya secara riil.

Modal koperasi yang terdiri dari modal sendiri dan modal

luar juga mengalami peningkatan, modal sendiri meningkat sebesar

6,48 persen dan modal luar meningkat sebesar 4,22 persen.

Hal ini memperlihatkan bahwa koperasi telah mampu

menggunakan modal sendiri lebih besar dibanding dengan modal

dari luar, yang berarti bahwa koperasi telah dapat melayani

anggotanya dengan kemampuannya sendiri. Peningkatan modal

luar ini sebahagian berasal dari stimulan dana bergulir yang

difasilitasi oleh pemerintah. Stimulan ini terbukti mampu

meningkatkan partisipasi anggota dalam permodalan koperasi.

Sementara itu transaksi usaha koperasi pada periode 2010 – 2011

menunjukkan peningkatan nilai volume usaha sebesar 3,61 persen.

Proporsi jumlah usaha mikro dalam struktur dunia usaha di

Sumatera Utara sampai tahun 2011 masih menjadi yang terbesar

yaitu sebesar 57,22 persen. Besarnya porsi usaha mikro ini

merupakan pertanda positif jika dilihat bahwa keberadaannya

merupakan persemaian usaha baru dan pengembangan

kewirausahaan pada masyarakat di berbagai lapisan. Banyak UMKM

yang masih bisa tumbuh atas upaya dan inisiatif sendiri, meskipun

mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses sumber daya.

Kegiatan usaha skala mikro dan kecil ini juga difasilitasi oleh

koperasi yang terus berkembang.

Namun dibalik peningkatan kuantitas koperasi dan UMKM

tersebut, masih banyak masalah dan tantangan yang dihadapi.

Jumlah koperasi yang cukup besar, masih didominasi oleh koperasi

Page 43: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 43 -

dengan kualitas kelembagaan, usaha dan anggota yang masih

rendah terutama dalam penerapan prinsip-prinsip koperasi. UKM

juga masih didominasi oleh usaha skala mikro yang terbatas

sehingga secara umum UMKM belum memiliki produktivitas dan

daya saing yang tinggi. Tantangan eksternal juga semakin besar,

yang diwarnai dengan keterbukaan pasar yang meningkatkan

intensitas persaingan diantara pelaku usaha.

11. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil

Pada dasarnya Sistem Administrasi Kependudukan

merupakan sub sistem dari Sistem Administrasi Negara yang

mempunyai peranan penting dalam pemerintahan, pembangunan

dan pelayanan kependudukan yang diarahkan pada pemenuhan hak

azasi setiap orang, peningkatan kesadaran penduduk dan

kewajibannya, dukungan terhadap perencanaan pembangunan

kependudukan secara nasional, regional dan lokal.

Sistem Administrasi Kependudukan terdiri dari 3 sub sistem

yaitu pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan

informasi kependudukan. Sejalan dengan arah penyelenggaraan

administrasi kependudukan, maka pendaftaran penduduk perlu

ditata sebaik-baiknya agar memberi manfaat dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam rangka tertib administrasi pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil dilakukan penataan penerbitan dokumen

kependudukan secara terpadu, terarah dan terkoordinasi.

Page 44: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 44 -

12. Urusan Wajib Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun

2010 sebanyak 6.617.377 orang, pada tahun 2011 menjadi

6.314.239 orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2010

sebanyak 5.864.247 orang, pada tahun 2011 menjadi 5.912.114

orang. Jumlah angkatan kerja kategori bekerja 6.125.571 orang

tahun 2010, mencari kerja 5.612.746 orang pada tahun 2010

dan kategori tidak berkerja (pengangguran terbuka) 491.806

orang tahun 2010, sedang pada tahun 2011 angkatan kerja

6.413.952 orang, kategori mencari kerja 5.953.336 orang pada

tahun 2011 dan kategori tidak bekerja (penganggur terbuka)

460.616 orang pada tahun 2011.

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis

pelayanan dasar skala provinsi bidang pelayanan pelatihan kerja

indikator besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan

berbasis kompetensi dengan nilai 75persen batas waktu pencapaian

tahun 2016 capaian kinerja tahun 2010 sebanyak 800 orang,tahun

2011 tidak ada. Indikator besaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis masyarakat dengan nilai 60persen batas waktu

pencapaian tahun 2016, capaian kinerja tahun 2011 sebanyak 700

orang,tahun 2010 sebanyak 400 orang. Indikator besaran tenaga

kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan nilainya

60persen, batas waktu pencapaian tahun 2016 capaian kinerja

tahun 2011 tidak ada,tahun 2010 sebanyak 100 orang.

Jenis pelayanan dasar skala provinsi bidang pelayanan

penempatan tenaga kerja indikator standar pelayanan minimalnya

besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan nilainya 70

persen batas waktu pencapaian sampai dengan tahun 2016, capaian

Page 45: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 45 -

kinerja tahun 2011 sebanyak 10.663 orang tahun 2010 sebanyak

17.360 orang. Jenis pelayanan dasar skala provinsi bidang

pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial indikator

besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama(PB)

nilai 50 persen batas waktu pencapaian tahun 2016 capaian

kinerjanya tahun 2011 sebanyak 40 kasus,tahun 2010 sebanyak 50

kasus.

Jenis pelayanan dasar skala provinsi bidang pelayanan

kepesertaan Jamsostek indikator besaran pekerja/buruh yang

menjadi peserta program Jamsostek nilai 50persen batas waktu

pencapaian sampai dengan tahun 2016,capaian kinerja tahun 2011

sebesar 612 orang tahun 2010 capaian kinerja sebesar 408 orang.

Jenis pelayanan skala provinsi bidang pelayanan pengawasan

ketenagakerjaan indikator besaran pemeriksaan perusahaan nilai

45persen batas waktu pencapaian 2016 capaian kinerja tahun 2011

sebanyak 850 nota pemeriksaan dan 680 nota pemeriksaan tahun

2010. Indikator besaran pengujian peralatan di perusahaan nilai

50persen batas waktu pencapaian tahun 2016 capaian kinerja

tahun 2011 sebanyak 51 pengujian dan tahun 2010 sebanyak

34 pengujian (Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011).

13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Upaya mencapai konsumsi kalori yang sesuai WKPG (Widya

Karya Pangan dan Gizi) Nasional yaitu 2000 kkal/kap/hari,

dilaksanakan upaya kampanye kepada masyarakat luas untuk

mengkonsumsi gizi seimbang yang bukan saja mengutamakan nasi

atau sumber karbohidrat, tetapi juga meningkatkan konsumsi sayur,

buah – buahan, protein hewani, kacang – kacangan dan lain – lain

Page 46: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 46 -

sehingga diperoleh asupan konsumsi sebesar 2000 kkal/kap/hari

yang berasal dari keragaman bahan pangan sekaligus mengandung

gizi yang seimbang. Dalam rangka penurunan konsumsi beras

Sumatera Utara mengangkat kembali kearifan lokal “Manggadong“

yakni pola makan menikmati umbi – umbian sebelum

mengkonsumsi nasi dengan tetap memperhatikan asupan gizi,

protein hewani, nabati, dan lain-lain. Upaya ini mengangkat budaya

lokal di Sumatera Utara sekaligus terintegrasi dengan promosi

penganekaragaman pangan yang beragam,bergizi, berimbang dan

aman.

Kondisi ketahanan pangan yang semakin baik ditunjukkan

oleh beberapa indikator/pencapaian kinerja urusan ketahanan

pangan yang dicapai sebagai berikut :

a. Produksi beras mengalami peningkatan dari 2.264.014 ton tahun

2010 meningkat menjadi 2.446.627 ton pada tahun 2011, begitu

juga produksi kedelai, ubi kayu, minyak goreng dan daging sapi.

b. Dari hasil perimbangan swasembada beras tahun 2010 Provinsi

Sumatera Utara memperoleh angka Skor Swasembada Beras

(SSB) 110,54 persen yang berarti bahwa produksi beras Sumatera

Utara dapat memenuhi kebutuhan beras penduduk.

Ketersediaan beras sebesar 169,13 kg/kapita/tahun (khusus

berasal dari produksi lokal) bila dibandingkan dengan kebutuhan

beras untuk konsumsi dan penggunaan non pangan yaitu sebesar

153 kg/kapita/tahun, menunjukkan Sumatera Utara dapat

memenuhi kebutuhan beras penduduknya dengan asumsi tidak

ada perdagangan/pengiriman keluar daerah. Upaya Sumatera

Utara terus mempromosikan pengurangan konsumsi beras

sebesar 1,5 persen per tahun dengan menggalakkan diversifikasi

Page 47: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 47 -

pangan dan penggalian potensi pangan lokal serta penggalian

kearifan lokal “Manggadong” akan dapat berdampak menambah

cadangan pangan beras. Konsumsi beras penduduk Sumatera

Utara Tahun 2009 sebesar 139,50 Kg/kap/tahun dan tahun 2010

menjadi 136,85 Kg/Kap/Tahun.

c. Kerawanan pangan merupakan kondisi ketidakmampuan

masyarakat memenuhi kebutuhan pangan yang disebabkan

keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif dan kekurangan

pendapatan. Penanganan kerawanan pangan dilaksanakan

dengan pendekatan penanganan daerah rawan pangan, yaitu

daerah yang memiliki lebih dari 30 persen penduduk miskin.

Upaya koordinasi, pemantauan dan analisis setiap bulannya

melalui rapat pokja dilaksanakan untuk mengetahui situasi

pangan dan gizi secara dini di wilayah kabupaten/kota yang

selanjutnya digunakan untuk intervensi serta pengambilan

langkah, tindakan dan kebijakan ketahanan pangan. Penguatan

Modal Usaha Kelompok (PMUK) pada daerah rawan pangan yang

bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat di daerah rawan

pangan/miskin melalui Program Aksi Gema Pangan (Gema

Pangan di 148 desa/kelurahan di 33 kabupaten/kota pada tahun

2010), diharapkan berperan menstimulasi berkembangnya

kegiatan ekonomi masyarakat daerah rawan pangan. Sejalan

dengan upaya ini juga dilaksanakan pemberian bantuan bahan

pangan melalui kegiatan penanggulangan daerah rawan pangan

transien yaitu sasaran lokasi pasca bencana seperti musibah

banjir, tanah longsor, kebakaran, gempa bumi dan bencana alam

lainnya.

Page 48: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 48 -

d. Produksi gabah kering giling di Sumatera Utara tahun 2010

sebesar 3.582.302 ton setara dengan 2.264.014 ton beras. Untuk

tahun 2011, produksi gabah kering giling sebesar 3.871.246 ton

atau setara dengan 2.446.627 ton beras, keadaan ini

menunjukkan adanya peningkatan produksi beras sebesar 8,07

persen.

e. Perkembangan harga pangan beras selama tahun 2011

menunjukkan trend kenaikan sebesar 2,21 persen. Kenaikan

harga ini masih dibawah toleransi kenaikan 20 persen (pedoman

inflasi BPS). Upaya menurunkan dan mengendalikan harga

dilakukan dengan mendorong Bulog mendistribusikan cadangan

pangan beras ke konsumen pada saat yang tepat sehingga

masyarakat dapat mengakses pangan dengan mudah. Sejalan

dengan upaya tersebut di tingkat petani di daerah sentra

produksi dilaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi

Pangan Masyarakat (P-LDPM) dan LUEP untuk menjaga stabilitas

harga di tingkat petani.

Dalam rangka penguatan cadangan pangan di daerah, sejak

tahun 2009 – 2011 telah dilaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM), pembangunan fisik

lumbung, pembangunan lantai jemur yang dikelola oleh Gapoktan

yang tersebar di desa-desa dan kecamatan. Khususnya untuk

cadangan pangan pemerintah provinsi pada tahun 2012

diprogramkan cadangan pangan provinsi yang akan menjadi stok

pangan untuk disalurkan ke masyarakat dalam menghadapi

musibah bencana alam, adanya keluarga miskin dan kurang gizi

serta untuk menjadi stabilitas harga ketika terjadi gejolak harga di

pasar. Untuk cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota akan

Page 49: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 49 -

didorong untuk mengalokasikannya melalui dana APBD kabupaten/

kota.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka

meningkatkan produksi bahan pangan pokok strategis yang berbasis

sumberdaya yang ada diselenggarakan dengan melaksanakan

integrasi sektor terkait untuk memperkuat produksi pangan dengan

menumbuhkan ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan. Kegiatan

integrasi pertanian difokuskan mulai dari penyediaan/kecukupan

irigasi, penyediaan pupuk, saprodi dan alsintan serta pembimbingan

petani melalui sekolah lapang dan upaya menjaga stabilitas pangan.

Peningkatan produksi pangan pokok strategis tidak terbatas pada

beras tetapi juga dikembangkan umbi – umbian untuk kecukupan

sumber karbohidrat selain meningkatkan ketersediaan protein

hewani, ikan, dan sebagainya. Khusus untuk program gema pangan

dilakukan integrasi berbagai sektor yang ditujukan untuk

peningkatan akses dan kualitas konsumsi pangan disamping juga

untuk meningkatkan produksi pangan.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan

mempertimbangkan terbitnya regulasi yang berpihak pada proteksi

produksi pangan lokal sehingga pada gilirannya dapat menurunkan

volume import dan pemasukan bahan pangan untuk memenuhi

pangan masyarakat. Dalam hal mengembangkan keberpihakan

masyarakat untuk lebih mengutamakan konsumsi pangan berbasis

sumber daya lokal telah dikeluarkan Peraturan Gubernur Sumatera

Utara Nomor 41 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Sumber Daya Lokal di Provinsi Sumatera Utara.

Page 50: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 50 -

Pengembangan teknologi pangan melalui rekayasa atau

inovasi terhadap teknologi kearifan lokal di bidang pangan telah

kami selenggarakan dengan mengembangkan teknologi pengolahan

ubi kayu menjadi tepung mocaf sehingga ubi kayu sebagai sumber

daya pangan lokal dapat lebih diminati oleh masyarakat dan

sekaligus menjadi substitusi tepung terigu.

14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pembangunan bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Kesejahteraan Perlindungan Anak, diarahkan untuk upaya-upaya :

a. Pengembangan kelompok-kelompok masyarakat yang sadar

gender dan peduli terhadap hak-hak anak.

b. Peningkatan kondisi dan posisi perempuan dibidang pendidikan,

kesehatan, ekonomi, dan pekerjaan.

c. Penyelenggaraan perlindungan hak-hak anak dan kesempatan

partisipasi anak.

d. Penegakan supremasi hukum untuk perlindungan hak-hak

perempuan dan anak.

e. Penumbuhan dan pembinaan terhadap lembaga/organisasi

sosial peduli perempuan dan anak.

f. Pengembangan dan peningkatan kerjasama nasional dan

regional di bidang kesetaraan dan keadilan gender dan

perlindungan anak.

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis

pelayanan dasar skala provinsi bidang penanganan pengaduan/

laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak indikator

cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan

penanganan pengaduan oleh petugas terlatih didalam unit

Page 51: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 51 -

pelayanan terpadu nilai 100 persen batas waktu capaian tahun

2014 capaian kinerja tahun 2010 adalah : 1. PKPA sebanyak 29

korban, 2. Pusaka Indonesia sebanyak 9 korban, 3. Biro PPAKB

Setdaprovsu sebanyak 22 korban, 4. KKSP sebanyak 3 korban,

5. Persada sebanyak 35 korban dan 6. Poldasu (ditreskrimum)

sebanyak 85 korban. Tahun 2011 capaian kinerjanya : 1. PKPA

sebanyak 47 korban, 2. Pusaka Indonesia sebanyak 21 korban,

3. Biro PPAKB Setdaprovsu sebanyak 27 korban, 4. KKSP tidak ada

korban, 5. KPAID sebanyak 144 korban dan 6. Poldasu

(ditreskrimum) sebanyak 85 korban (Sumber : Biro Pemberdayaan

Perempuan, Anak dan KB, 2011).

15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis

pelayanan dasar skala provinsi bidang komunikasi informasi dan

edukasi keluarga berencana dan keluarga sejahtera (KIE dan KS)

indikator cakupan pasangan usia subur yang istrinya dibawah usia

20 tahun 3,5 persen nilai 100 batas capaian sampai tahun 2014

capaian kinerja tahun 2010 sebanyak 60.316 pasangan usia subur

dan tahun 2011 sebanyak 67.969 pasangan. Standar pelayanan

minimal indikator cakupan sasaran pasangan usia subur menjadi

peserta KB aktif sebesar 65 persen nilai 100 batas waktu

pencapaian sampai tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010

sebanyak 1.580.513 pasangan tahun 2011 sebanyak 1.503.664

pasangan. Standar pelayanan minimal indikator cakupan pasangan

usia subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Inmet need) sebesar

5 persen nilai 100 batas waktu pencapataian sampai tahun 2014

capaian kinerja sebanyak 803.649 pasangan tahun 2011 dan tahun

2010 sebanyak 782.654 pasangan. Standar pelayanan minimal

Page 52: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 52 -

indikator cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

sebanyak 70 persen nilai 100 batas waktu pencapaian tahun 2014

capaian kinerja sebesar 71.230 pasangan tahun 2011 dan 782.654

pasangan tahun 2010.

Standar pelayanan minimal indikator cakupan PUS peserta

KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) yang ber-KB sebanyak 87persen nilai 100 batas waktu

pencapaian 2014 capaian kinerja tahun 2010 tidak ada dan tahun

2011 jumlah keluarga UPPKS berstatus PUS = 30.149 keluarga,

jumlah keluarga UPPKS status PUS yang ber-KB = 27.216 keluarga,

maka jumlah capaian kinerjanya 27.216/30.149 = 90,27persen.

Standar pelayanan minimal indikator ratio petugas lapangan

keluarga berencana (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua)

desa/kelurahan nilai 100 batas waktu pencapaian tahun 2014

capaian kinerja tahun 2010 PLKB sebanyak 310 dan PKB sebanyak

340 tahun 2011 PLKB sebanyak 474 dan PKB sebanyak 340. Standar

pelayanan minimal indikator ratio pembantu pembina keluarga

berencana (PPKB) 1(satu) petugas di setiap desa/kelurahan nilai 100

batas waktu pencapaian tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010

sebanyak 5583 petugas tahun 2011 sebanyak 5784 petugas.

Standar pelayanan minimal bidang penyediaan alat dan obat

kontrasepsi indikator cakupan penyediaan alat dan obat

kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat sebanyak

30persen setiap tahun nilai 100 batas waktu pencapaian tahun

2014 capaian kinerja tahun 2010 IUD = 19.897 buah, Pil = 2.210.390

butir, kondom = 118.936 buah, suntik = 765.088 buah dan susuk =

6.829 buah, tahun 2011 IUD = 17.458 buah, pil = 1.716.065 butir,

kondom = 183.474 buah, suntik = 572.064 buah dan susuk = 24.909

Page 53: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 53 -

buah. Standar pelayanan minimal bidang cakupan penyediaan

informasi data mikro keluarga disetiap desa/kelurahan 100persen

setiap tahun nilai 100 batas waktu pencapaian tahun 2014 capaian

kinerja tahun 2010 KK = 3082.185 dan tahun 2011 KK = 3.138.637

(sumber : Biro PP, Anak dan KB Setdaprovsu, 2011)

16. Urusan Wajib Perhubungan

a. Jumlah Angkutan Darat dan Pergerakan Penumpang

Jumlah angkutan darat di Sumatera Utara sejumlah 9.285 unit

yang terdiri dari AKDP MPU sebanyak 5.799 unit dan AKDP Bus

sebanyak 3.486 unit. Sementara jumlah pergerakan penumpang

antar kabupaten/kota di Sumatera Utara Tahun 2011 sebanyak

2.483.324 penumpang. Dari data diatas jumlah capaian kinerja

adalah 136.48 persen.

b. Jumlah Penegakan Hukum Terhadap Angkutan Barang

Pada kegiatan penimbangan kendaraan bermotor di 13 UPPKB

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ada beberapa jenis

tindakan yang dilakukan sesuai dengan jenis pelanggaran yang di

temukan. Seperti penerapan denda/retribusi kelebihan muatan

172.511 kasus. Penurunan muatan BA Pengadilan 1.836 kasus

dan preventif 592 kasus, pengembalian truk ke pangkalan 249

kasus.

c. Penertiban Terhadap Kendaraan Pada Tahun 2011

Pada periode bulan Oktober sampai dengan Nopember, Dinas

Perhubungan telah melakukan operasi dengan lokasi Silangit,

Jalan lintasan Sipirok/PAL XI, Jalan Medan - Pematangsiantar D.

Malangir, Jalinsum Medan – Perbaungan – Tebing Tinggi,

Page 54: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 54 -

Jalinsum KM 50 Kisaran, Jalinsum Aek Kanopan – R. Prapat –

Cikampak, Jalinsum Langkat P. Brandan, serta Jalinsum Medan –

Berastagi dengan jumlah 191 kasus dengan perincian

pelanggaran plat hitam 137 kasus.

17. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

Dalam rangka publikasi berbagai program dan kegiatan serta

pencapaian kinerja tahun 2010 dan 2011 dilakukan 18 kali dialog

interaktif, melalui media massa cetak maupun elektronik, dengan

harapan masyarakat akan mengetahui apa yang telah dikerjakan

dan prestasi yang dicapai selama kepemimpinan Gubernur

Sumatera Utara. Lebih jauh dari itu diharapkan umpan balik untuk

dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan pelaksanaan

tugas di masa yang akan datang, serta mengakomodasi saran

pendapat maupun dinamika yang berkembang dalam masyarakat.

Keberhasilan yang dicapai Provinsi Sumatera Utara tahun

2011 antara lain: 1. USO Award adalah penghargaan yang diterima

untuk proposal terbaik I di Indonesia dengan judul ”KLINIK P/M-

PLIK”, 2. Tersosialisasinya Kinerja Tiga Tahun Pemerintahan Gubsu

& Wagubsu kepada Masyarakat, 3. Adanya Standar Operating

Procedure Perizinan di bidang Pos dan Telekomunikasi, dan

4. Terbangunnya jaringan layanan Intranet (VPN-IP) di 45 SKPD

(Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Provsu,2011).

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis

pelayanan dasar skala provinsi bidang pelaksanaan diseminasi

informasi nasional indikator media massa seperti majalah, radio dan

televisi nilai 12 kali/tahun batas waktu pencapaian tahun 2014

Page 55: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 55 -

capaian kinerja tahun 2010 terwujudnya/ terlaksananya kepastian

legal yang menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan oleh masyarakat, tahun 2011 hasil

capaian kinerjanya terwujudnya/terlaksananya kepastian legal yang

menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan oleh masyarakat. Standar pelayanan minimal indikator

media massa seperti majalah,radio dan televisi nilai setiap hari

batas waktu pencapaian tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010 dan

2011 adalah ketersediaan website milik pemerintah daerah :

a. Pemprovsu telah memiliki website, b. Konten website:

1) mengenai visi, misi pemprovsu, 2) gambaran umum mengenai

keadaan Sumatera Utara, 3) informasi mengenai kegiatan Gubernur

Sumatera Utara, 4) informasi mengenai SKPD Pemprovsu.

Indikator standar pelayanan minimal media tradisional

seperti pertunjukan rakyat nilai 6 kali/pertahun batas waktu

pencapaian tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010 dan 2011

terinsformasinya program-program pemerintah di kabupaten/kota

melalui media tradisional. Indikator standar pelayanan minimal

media interpersonal seperti sarasehan,ceramah/diskusi dan lokarya

nilai 3 kali/pertahun batas waktu pencapaian tahun 2014

pencapaian kinerja tahun 2010 dan 2011 terlaksanya diskusi panel/

sarasehan dalam rangka hari-hari besar bersejarah dan kenegaraan.

Standar pelayanan minimal indikator media luar ruang seperti

media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk dan baliho nilai

kecamatan batas waktu pencapaian tahun 2014 pencapaian kinerja

tahun 2010 dan 2011 terlaksananya/terwujudnya penyampaian

pesan-pesan dan program-program pemerintah atas kinerja

pemerintah kepada masyarakat melalui media outdoor atau media

bulletin pemerintah atau brosur-brosur lainnya.

Page 56: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 56 -

Jenis pelayanan skala provinsi bidang pengembangan dan

pemberdayaan kelompok informasi masyarakat indikator standar

pelayanan minimal cakupan pengembangan dan pemberdayaan

kelompok informasi masyarakat di tingkat kecamatan nilai 50persen

batas waktu penyampaian tahun 2014 pencapaian kinerja tahun

2010 dan 2011 terwujudnya pelaksanaan/pembinaan melalui

program kerja pemerintah daerah yang sampai melalui Kelompok

Informasi Masyarakat.

18. Urusan Wajib Pertanahan

Salah satu unsur pertanahan yang wajib dilaksanakan

Daerah Otonom adalah bidang pertanahan sebagaimana dijabarkan

dalam Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan

di Bidang Pertanahan, Kapasitas Pemerintah Provinsi dalam

Penyelesaian Sengketa Pertanahan hanya bersifat mediasi.

Dalam konsep otonomi daerah, kewenangan daerah

kabupaten/kota berlaku juga pada kawasan-kawasan khusus yang

memiliki potensi sumber daya alam/buatan. Dengan demikian

daerah kabupaten/kota sangat berkepentingan terhadap

perkembangan kawasan-kawasan khusus yang terdapat di

daerahnya, karena akan memberikan manfaat bagi daerahnya

sendiri. Untuk memfasilitasi pemerintah daerah mewujudkan

pengembangan kawasan-kawasan khusus tersebut.

Pemerintah Provinsi sebagai perpanjangan tugas Pemerintah

Pusat di daerah berkewajiban membina dan memfasilitasi kawasan-

kawasan khusus tersebut.

Page 57: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 57 -

19. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Sumatera Utara merupakan daerah yang sangat strategis

untuk perkembangan ekonomi. Hal ini dikarenakan daerah ini

memiliki akses yang sangat mudah untuk berhubungan ke pusat

pemerintahan di Jakarta maupun dengan negara – negara tetangga

seperti Malaysia dan Singapura, hal ini dikarenakan selain jalur

transportasi darat dan laut kita juga dapat mempergunakan jalur

tranportasi udara tanpa harus singgah di daerah lain terlebih

dahulu. Provinsi Sumatera Utara juga memiliki masyarakat yang

heterogen baik dari etnis, adat dan budaya, bahkan perbedaan

keyakinan, namun dengan tetap berpegang teguh terhadap

Pancasila sebagai Dasar Negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai

Lambang Negara maka syukur alhamdulillah daerah ini masih tetap

bersatu dalam semangat gotong royong dan saling menghargai

antara satu dengan yang lain.

Namun demikian dengan perubahan sifat dan karakter

masyarakat pada era globalisasi ini tidak menutup kemungkinan

nilai-nilai luhur dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika akan

terkikis secara perlahan, hal ini bisa kita lihat dari perilaku dan gaya

hidup masyarakat yang cenderung memilih sesuatu yang instan/

cepat tanpa menunggu sebuah proses demikian halnya sifat-sifat

individualistis, sukuisme (merasa sukunya paling benar), fanatisme

keagamaan yang berlebihan sampai kepada separatisme yang

semuanya tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan Bhineka Tunggal

Ika.

Untuk itu, peran dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

sangat strategis dalam mewujudkan dan menjaga situasi dan

kondisi yang kondusif sehingga daerah Sumatera Utara ini dapat

Page 58: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 58 -

menjadi contoh daerah-daerah lain, terlebih-lebih pada tahun

depan tepatnya bulan Maret 2013 kita akan melaksanakan pesta

demokrasi dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara.

Berkenaan hal tersebut Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

telah dan akan melaksanakan beberapa program dan kegiatan

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat

Sumatera Utara ini, yakni :

a. Pembinaan Ideologi, Kesatuan Bangsa dan Kewaspadaan

Nasional

b. Pembinaan Politik Dalam Negeri

c. Perlindungan Masyarakat

d. Pengembangan Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban

Masyarakat

e. Pelayanan Administrsi Internal dan Eksternal

Disamping itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga

mempunyai tugas dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah yang bersifat sepesifik dibidang Administrasi Umum,

Pembinaan Ideologi dan Kewaspadaan Bangsa, Kewaspadan

Nasional, Pembinaan Politik Dalam Negeri dan Perlindungan

Masyarakat serta Tugas Pembantuan.

Capaian kinerja program utama pada Badan Kesbang, Politik

dan Linmas Provinsi Sumatera Utara antara lain yaitu :

a. Program Penguatan Kelembagaan Komunikasi dan Informasi dan

Hubungan Antar Lembaga.

Pada program ini telah dilakukan kegiatan antara lain

diadakannya Forum Komunikasi Pertemuan antara Aparat

Pemerintah dengan Pimpinan Organisasi Partai Politik dan Tokoh

Page 59: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 59 -

Masyarakat, Pimpinan Pemerintah dengan Pimpinan Organisasi

Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat serta antara

Pemerintah dengan Anggota Parlemen Provinsi dan Kab/Kota.

Dengan adanya forum seperti ini maka telah terjalin hubungan

harmonis antara Pemerintah Provinsi dengan kalangan

masyarakat secara umum. Selain itu kegiatan yang tidak kalah

pentingnya adalah adanya kegiatan Sosialisasi Undang-Undang

Politik kepada Organisasi Kemasyarakatan sehingga pengetahuan

dan kesadaran masyarakat mengenai kehidupan berpolitik

semakin meningkat.

b. Program Pengembangan dan Pemeliharaan Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat.

Terdapat berbagai kegiatan yang sangat penting yang mewarnai

kondusifitas keamanan dan ketertiban ditengah masyarakat.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adanya pertemuan Unsur

MUSPIDA Plus yang selalu mengambil kebijakan untuk

terciptanya suasana aman dan tertib ditengah masyarakat

disamping itu adanya kegiatan Pembinaan Sosial Politik dan

Keamanan dan Ormas serta LSM. Dengan adanya pembinaan ini

diharapkan terciptanya kehidupan suasana politik aman dan

tenteram. Hasil yang diperoleh dari berbagai kegiatan dari

program ini telah dirasakan adanya suasana yang aman tenteram

dan tertib ditengah masyarakat.

c. Program Perlindungan Masyarakat/Penanggulangan Bencana.

Dalam program ini kegiatan utama dilaksanakan adalah

penyiapan sumber daya manusia yang terkait langsung dengan

tugas-tugas kelinmasan antara lain menyangkut kesiapan dalam

menanggulangi bencana, peningkatan peran serta Satuan Linmas

dalam membantu memelihara keamanan dan ketertiban

Page 60: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 60 -

masyarakat, mendukung keamanan Pemilu, Pilpres dan Pilkada

serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Penyiapan sumber

daya ini melalui pelatihan secara berjenjang dari kabupaten/kota

s/d provinsi dengan melibatkan lembaga-lembaga teknis yang

terkait.

d. Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan

Nasional.

Sasaran utama dalam program ini adalah melakukan upaya

pemantapan kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan

pengertian bahwa semangat persatuan dan kesatuan adalah

merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar demi tetap

tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dicapai

melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan

pemahaman Ideologi Pancasila, melalui orientasi pembauran

bangsa serta melalui forum komunikasi antar aparat pembina

kesbang, orientasi kewaspadaan dini terhadap bahaya latent dan

lain-lain. Hasil dari adanya program ini yaitu terciptanya suasana

kondusif dan harmonis ditengah-tengah kehidupan

bermasyarakat, baik dalam kegiatan pemerintahan maupun

kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.

20. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Urusan otonomi daerah meliputi bidang otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Persandian yang

menjalankan fungsi administrasi, fasilitasi, koordinasi, pembinaan

terhadap penyelenggaraan otonomi daerah di provinsi maupun

kabupaten/kota.

Page 61: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 61 -

Kinerja yang dicapai tahun 2011 khususnya dibidang

otonomi daerah dan kerjasama dilaporkan sebagai berikut :

1) Telah dilaksanakan koordinasi dan proses Penggantian Antar

Waktu (PAW) anggota DPRD: a. DPRD Provinsi dari Partai

Demokrat, b. DPRD Kabupaten/Kota (Kota Binjai dari PDIP, Kab.

Langkat dari Partai Golongan Karya, Kab. Padang Lawas Utara

dari Partai PPRN dan Partai Pelopor, Kota Tebing Tinggi dari

Partai Golkar dan Partai PKPI, Kota Pematangsiantar dari PDIP,

Kabupaten Batubara dari Partai PDK, Kabupaten Karo dari

Partai PKPB, Kabupaten Nias Selatan dari Partai PDP dan

Kabupaten Asahan dari Partai Damai Sejahtera).

2) Telah dilaksanakannya upacara peringatan Hari Otonomi

Daerah XV pada tanggal 24 April 2011, sekaligus diberikan

Penghargaan kepada 10 kabupaten/kota yang berprestasi

dalam evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah

(EKPPD) yaitu: Kota Tanjung Balai, Kab. Serdang Bedagai, Kab.

Tapanuli Utara, Kota Medan, Kab. Dari, Kab. Deli Serdang, Kab.

Langkat, Kota Binjai, Kab. Samosir dan Kota Tebing Tinggi.

3) Tersusunnya buku Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah TA.2010.

4) Telah dilaksanakan fasilitasi penerbitan Surat Keputusan

Pensiun Pejabat Negara (Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/

Wakil Walikota) yang telah berakhir masa jabatannya sebanyak

20 (dua puluh) orang Pejabat Negara.

5) Telah mengikuti beberapa Rapat Asosiasi Pemerintahan

Provinsi antara lain Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, DKI

Jakarta, Kalimantan Timur dan Provinsi Jawa Tengah. Telah

dilaksanakan studi banding pemerintahan ke Negara Jerman.

Page 62: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 62 -

6) Telah dilaksanakan sosialisasi Penguatan Fungsi Sekretariat

DPRD bagi kabupaten/kota yang dihadiri oleh Pimpinan DPRD,

Sekretaris DPRD, dan Anggota Sekretaris DPRD dari 33

kabupaten/ kota yang dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 9

Desember 2011.

7) Telah difasilitasi bimbingan teknis penyusunan/pengisian

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) pada

tanggal 6 s/d 7 Desember 2011 di Medan dihadiri oleh 33

kabupaten/kota dan SKPD Provinsi.

8) Telah dilaksanakan fasilitasi pelantikan Kepala Daerah yang

telah melaksanakan PILKADA selama tahun 2011 terhadap 11

(sebelas) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

9) Telah diselesaikannya Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Utara akhir

tahun anggaran 2010 dan telah disampaikan kepada DPRD

Provsu tanggal 18 Maret 2011 dengan surat Nomor

081.04/2797.

10) Telah diselesaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (LPPD) TA. 2010 dan telah disampaikan kepada

Presiden RI melalui Menteri Dalam Negeri dengan surat No.

120/6516 tanggal 14 Juni 2011.

11) Memfasilitasi pelaksanaan The 3rd Inacraft Lifestyle 2011

sebagai wahana mempromosikan hasil kerajinan dan kesenian

Indonesia kepada WNI dan masyarakat Malaysia yang tinggal di

Kuala Lumpur pada tanggal 18 s/d 23 November 2011

bertempat di Hall 5 Convention Centre Malaysia Kuala lumpur.

12) Mensosialisasikan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada para kabag/

kabid yang menangani Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di

provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Utara.

Page 63: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 63 -

13) Memfasilitasi pembuatan MoU antara Pemerintah Daerah

Provinsi Sumatera Utara dengan Pihak Ketiga.

14) Konsultasi-konsultasi Kerjasama Luar Negeri (Pembukaan

kembali konsulat Singapura di Medan, Sumatera Utara,

Peningkatan Hubungan Indonesian-Malaysia- Thailand Growth

Triangle (IMT-GT), 8th China International Small and Medium

Enterprises Fair (CISMEF) 20-25 September 2011 di

Ghuangzhou China.

15) Mensosialisasikan Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Penyertaan Modal Pemprovsu pada PT. Bank Sumut kepada

Kasi Akuntansi Penerimaan dan Kasi Pemungutan pada Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten/Kota.

16) Melakukan Peningkatan Jaringan Kerja Pembinaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) ke Provinsi Jawa Barat dengan berlakunya

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, dengan tujuan meningkatkan

pengetahuan dan wawasan aparatur Biro Otda dan Kerjasama

Setdaprovsu dalam pengoptimalan kerja sebagai aparatur

pembinaan otonomi daerah bidang pemerintahan, pendapatan

daerah dan kerjasama.

17) Terlaksananya Sosialisasi Permendagri Nomor 23 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah

Otonom Baru terhadap Kabupaten Induk dan Daerah Otonom

Baru di Sumatera Utara, sehingga tercapai sinkronisasi

pelaporan evaluasi perkembangan daerah otonom baru.

Sebanyak 60 orang pejabat dari kabupaten/kota, bertujuan

untuk menyamakan persepsi aparatur pemerintah kabupaten/

kota dan provinsi dalam pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

perkembangan daerah otonom baru sesuai Formulir Model-K.

Page 64: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 64 -

18) Fasilitasi Penerapan Kajian Akademis Aspirasi Draft Kerjasama.

19) Fasilitasi/ Koordinasi Kerjasama dengan Asosiasi.

Dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama antara

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Songkhla

Thailand, Pemprovsu bekerjasama dengan Asosiasi Provinsi

Bersaudara Sumatera Utara mengirimkan 3 (tiga) orang Petani

dari kabupaten Langkat, Deli serdang dan Karo untuk mengikuti

Pelatihan Bagi Petani Holtikultura di Universitas Teknologi

Radjamanggala, Provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand dari

tanggal 18 juli s/d 2 Agustus 2011.

20) Fasilitasi Kerjasama Kawasan Danau Toba.

Memfasilitasi rapat dengan kabupaten/kota se kawasan danau

toba dan SKPD terkait dalam hal kerjasama peningkatan

pengelolaan ekosistem kawasan danau toba untuk menjalin

kerjasama pengelolaan danau dengan pengelola danau

Boudensee yang berada di wilayah 3 (tiga) negara yaitu Swiss,

Jerman dan Austria, karena adanya kesamaan lingkungan

Danau Boudensee dengan Danau toba yaitu sama-sama berada

di wilayah beberapa kabupaten/kota bagi Danau Toba dan

beberapa wilayah negara bagi Danau Boudensee. Hal ini sangat

perlu dilaksanakan karena Danau Toba merupakan kawasan

strategis nasional berdasarkan kepentingan pertumbuhan

ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.

(Sumber : Biro Otda & Ks Setdaprovsu, 2011)

Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai amanat

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menghendaki transparansi,

akuntabel dan bebas KKN dalam rangka mempercepat tujuan

otonomi daerah yaitu kesejahteraan masyarakat.

Page 65: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 65 -

Kesungguhan pemerintah mulai dari level tingkat

pemerintahan terendah hingga tingkat pemerintah pusat akan

memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah untuk mendukung program dan kegiatan pemerintah

dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Jumlah organisasi perangkat daerah yang sesuai dengan PP

Nomor 41 Tahun 2007 di tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota

tahun 2010 dan 2011 dengan penetapan Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara :

1. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008, tentang Organisasi dan

Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provsu:

Lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD terdiri dari:

- Asisten : 4

- Biro : 11

- Staf Ahli : 5

- Sekretariat DPRD : 1

2. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri

dari 20 Dinas;

3. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008, tentang Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara

terdiri dari 14 Lembaga Teknis;

4. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008, tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumatera Utara

terdiri dari 6 Lembaga Lain yaitu:

- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (sesuai Undang-

undang Nomor 24 Tahun 2007);

- Sekretariat Korpri (sesuai Permendagri Nomor 17 Tahun

2009);

Page 66: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 66 -

- Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) sesuai

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006;

- Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (sesuai Permendagri

Nomor 24 Tahun 2006);

- Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (sesuai

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008);

- Badan Narkotika Nasional Provinsi yang semula adalah

perangkat daerah,namun dengan berlakunya Undang-

undang Nomor 35 tahun 2009, sudah beralih ke instansi

vertikal.

Evaluasi penataan organisasi/perangkat daerah kabupaten/

kota terhadap SKPD dilingkungan pemerintah kabupaten/kota se

Sumatera Utara masih berjalan sebagaimana yang diharapkan dan

belum dapat ditemukan benturan-benturan/ permasalahan, karena

sedang dilakukan penataan yang mempedomani peraturan

perundang-undangan yang berlaku sehingga kecil kemungkinan

akan dilakukan evaluasi terhadap SKPD dilingkungan pemerintah

kabupaten/kota se Sumatera Utara, apabila akan dilakukan

perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

kelembagaan organisasi perangkat daerah.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dilingkungan

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Utara,

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan pembinaan,

pengarahan dan penyusunan Standar Penyelenggaraan Pelayanan

Publik serta mendorong SKPD yang menyelenggarakan pelayanan

senantiasa meningkatkan kualitasnya. Upaya-upaya yang dilakukan

dalam meningkatkan pelayanan publik tersebut berhasil ditandai

dengan mendapat :

Page 67: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 67 -

1) Penghargaan Tingkat Nasional ”Citra Pelayanan Prima” yang

diserahkan langsung oleh Presiden RI di Istana Negara Jakarta

kepada SKPD : RSU Swadana Tarutung, Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Tebing Tinggi, Puskesmas Pariwisata

Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai, Dinas Pendapatan Provinsi

Sumatera Utara, Kantor Arsip dan Dokumentasi, Perpustakaan

Kabupaten Asahan, Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Terpadu Kabupaten Samosir, Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kabupaten Batubara dan Badan Perpustakaan, Arsip Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

2) Penghargaan Tingkat Provinsi Sumatera Utara ”Citra Pelayanan

Prima” diserahkan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara di

Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara kepada SKPD:

Kantor Pelayanan Perizinan Kota Tanjung Balai, Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nias Selatan, Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Humbang

Hasundutan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Tapanuli Selatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Karo dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Nias Barat.

Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah

melaksanakan penilaian terhadap kinerja Bupati dan Walikota se

Sumatera Utara di bidang kebijakan-kebijakan peningkatan kualitas

pelayanan publik. Hasil penilaian yang terbaik telah diusulkan ke

Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi RI sebagai calon unggulan peraih penghargaan

”Citra Bakti Abdi Negara (CIBAN) dari Provinsi Sumatera Utara

untuk dinilai oleh Tim Penilai Tingkat Nasional.

Page 68: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 68 -

Penghargaan CIBAN akan diserahkan oleh Presiden Republik

Indonesia di Istana Negara. Adapun Bupati/Walikota yang

ditetapkan sebagai peraih penghargaan CIBAN tersebut adalah:

Bupati Deli Serdang, Pakpak Bharat, Dairi dan Batubara, dan sampai

saat ini hasilnya masih dalam proses penilaian oleh Tim Pusat yang

direncanakan akan diumumkan/diinformasikan ke tiap-tiap daerah

pemenang dan dijadwalkan pengumuman pemenangnya di awal

Februari 2012.

LAKIP Gubernur Sumatera Utara Tahun 2009 berdasarkan

Surat Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi RI Nomor

B/158/M.PAN-RB/1/2011 tanggal 18 Januari 2011 Hal Hasil Evaluasi

Atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berada pada

peringkat 16 (enam belas) dari 27 (dua puluh tujuh) Pemerintah

Provinsi di Indonesia, dengan nilai 44,34 (empat puluh empat koma

tiga puluh empat) peringkat C.

Tersusunnya dan telah disampaikan LAKIP Gubernur

Sumatera Utara Tahun 2010 serta Dokumen Penetapan Kinerja

Tahun 2011 ke Presiden RI melalui Kantor Kementerian Negara PAN

dan Reformasi Birokrasi RI di Jakarta dan Kantor Kementerian

Dalam Negeri di Jakarta dan berdasarkan Surat Menteri PAN dan

Reformasi Birokrasi RI Nomor B/524/M.PAN-RB/02/2012 tanggal 14

Pebruari 2012 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah mendapat peningkatan dengan nilai 50,11 (lima

puluh koma sebelas) dengan predikat C.

Untuk mendukung terlaksananya kewenangan daerah

secara optimal, dibutuhkan barang inventaris milik daerah yang

cukup dan memadai sebagai sarana dan prasarana juga

pelaksanaan perawatan gedung kantor, gudang dan pesanggrahan.

Page 69: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 69 -

Disamping itu dalam penertiban administrasi barang sangat

diperlukan inventaris barang daerah yang baik dan tertib untuk

mendukung pelaksanaan tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD).

Dalam konteks pemerintahan yang kompetitif, pemberian

otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang

Nomor 32 tahun 2004 secara tersirat juga dimaksudkan agar

masing-masing Pemerintah Daerah secara otonom mampu

mempersiapkan diri memasuki era pemerintahan yang kompetitif.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tersedianya aparat

pemerintah yang profesional dan berkualitas, karena subyek yang

berkompetisi adalah manusia dan obyek yang dikompetisikan

adalah buah karya cipta manusia itu sendiri. Untuk itu diperlukan

perhatian dari semua pihak dalam upaya peningkatan kualitas dan

profesionalisme SDM Aparatur Pemerintah. Upaya peningkatan

kualitas SDM Aparatur Pemerintah dilaksanakan melalui pendidikan

dan pelatihan sebagai salah satu pencapaian target visi/misi

Gubernur Sumatera Utara yaitu agar rakyat tidak bodoh.

Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sampai dengan akhir

Desember 2011 telah melakukan pemeriksaan terhadap 76 objek

pemeriksaan (76 set LHP) sedangkan 5 objek pemeriksaan lainnya

yaitu 2 perusahaan daerah, 2 Asisten Setdaprovsu dan Badan

Kesbang dan Linmas tidak dilakukan pemeriksaan karena APF

lainnya melakukan pemeriksaan pada jadwal yang sama.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindak lanjut atas saran/

rekomendasi temuan hasil pemeriksaan sampai Desember 2011,

dari 364 saran/rekomendasi temuan hasil pemeriksaan, 26 saran

Page 70: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 70 -

dalam kategori ’Selesai’ (7,14 persen), dalam proses 35 saran (9,2

persen) sedangkan 303 saran (83,24) kategori ’Belum’ ada tindak

lanjutnya.

Sampai dengan akhir Desember 2010 telah melakukan

pemeriksaan terhadap 24 objek pemeriksaan. Berdasarkan hasil

pelaksanaan tindak lanjut atas saran/rekomendasi temuan hasil

pemeriksaan sampai Desember 2010, dari 783 saran/rekomendasi

temuan hasil pemeriksaan, 411 saran dalam kategori ”Selesai”

(9 persen), Dalam Proses 186 saran (19 persen) sedangkan 186

saran kategori ”Belum” ada tindaklanjutnya.

Opini BPK RI terhadap laporan keuangan Pemprovsu untuk

Tahun Anggaran 2010 WDP, dan untuk tahun anggaran 2011 opini

BPK RI juga Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Jumlah PNS Pemprov Sumatera Utara pada tahun 2011

sebanyak 12.256 orang berdasarkan :

A. Golongan/ Ruang :

1) Golongan I /Ruang sebanyak 295 PNS yang terdiri dari I/a

sebanyak 54 PNS, I/b sebanyak 39 PNS, I/c sebanyak 148

PNS, I/d sebanyak 54 PNS;

2) Golongan II/ Ruang sebanyak 3648 PNS yang terdiri dari II/a

sebanyak 1589 PNS, II/b sebanyak 696 PNS, II/c sebanyak

718 PNS, dan II/d sebanyak 645 PNS;

3) Golongan III/ Ruang sebanyak 7475 PNS yang terdiri dari

III/a sebanyak 1752 PNS, III/b sebanyak 2963 PNS, III/c

sebanyak 1151 PNS dan III/d sebanyak 1609 PNS;

4) Golongan IV/ Ruang sebanyak 838 PNS yang terdiri dari IV/a

sebanyak 477 PNS, IV/b sebanyak 289 PNS, IV/c sebanyak 43

PNS, IV/d sebanyak 27 PNS dan IV/e sebanyak 2 PNS.

Page 71: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 71 -

B. Pendidikan :

1) SD sebanyak 241 PNS;

2) SMP sebanyak 411 PNS;

3) SMA sebanyak 6022 PNS;

4) D3 sebanyak 1012 PNS;

5) S1 sebanyak 3971 PNS;

6) S2 sebanyak 590 PNS;

7) S3 sebanyak 9 PNS.

C. Jenis Kelamin sebanyak 12.256 PNS terdiri dari:

1) Pria sebanyak 7.832 PNS;

2) Wanita sebanyak 4.424 PNS.

D. Jabatan Struktural dan Fungsional sebanyak 12.256 PNS terdiri

dari:

1) Struktural sebanyak 1363 PNS;

2) Fungsional sebanyak 1118 PNS;

3) Staf sebanyak 9775 PNS.

Penyelesaian proses pensiun PNS tahun 2011 sebanyak

528 PNS, dan pada tahun 2010 sebanyak 548 PNS. Penyelesaian

permasalahan kepegawaian (pelanggaran disiplin) tahun 2011

sebanyak 4 PNS dan tahun 2010 sebanyak 6 PNS. Jumlah mutasi

kepegawaian dalam pangkat tahun 2011 sebanyak 8555 PNS dan

tahun 2010 sebanyak 1872 PNS. Jumlah mutasi kepegawaian dalam

jabatan tahun 2011 sebanyak 201 jabatan dan tahun 2010 sebanyak

493 jabatan.

Mengacu pada keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

34 Tahun 2001 tentang Pengamanan Berita Rahasia Melalui Proses

Persandian dan Telekomunikasi, Persandian adalah kegiatan

Page 72: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 72 -

dibidang pengamanan berita rahasia yang dilaksanakan dengan

menetapkan konsep dan teori sesuai dari ilmu kripto beserta ilmu

pendukung lainnya secara sistematis, metodologis dan konsisten

serta terikat pada profesi sandi.

Tujuan Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah :

a. Mengembangkan kelembagaan penyuluhan yang kredibel.

b. Memberdayakan petani, nelayan dan keluarganya serta

masyarakat agar produktif dan mandiri melalui pendidikan

petani, perikanan dan kehutanan non formal.

c. Memberdayakan kelembagaan petani dan pelaku usaha tani

lainnya, perikanan dan kehutanan agar menjadi kelembagaan

ekonomi yang tangguh dan memiliki posisi tawar yang tinggi.

d. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

penyuluhan.

e. Mengembangkan SDM Penyuluhan (Penyuluh Pertanian, Petani

dan Pelaku Usaha Pertanian Penyuluh perikanan dan Penyuluh

Kehutanan) yang kompeten, kreatif, inovatif dan memiliki

integritas moral yang tinggi.

f. Menumbuhkan jejaring kerjasama antara pemerintah, swasta

dan masyarakat di bidang penyuluhan.

Dalam meningkatkan kinerja penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Bakorluh P2K

Provinsi Sumatera Utara melaksakan berbagai kegiatan pelatihan

penyuluh. Keberhasilan yang dicapai dalam TA 2011 dalam

peningkatan kapasitas tenaga penyuluh sebagai berikut :

Page 73: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 73 -

a. Membawa Penyuluh Pertanian dan Kehutanan Teladan, baik

Penyuluh PNS maupun Sawadaya dalam Pemilihan Teladan

Nasional tahun 2011.

b. Membawa Petani, Masyarakat Peduli Hutan dan Gabungan

Kelompok Tani Teladan dalam Pemilihan Teladan Nasional

tahun 2011.

Kebijakan pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan

perijinan terpadu di Provinsi Sumatera Utara pada hakekatnya

merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perijinan

untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat secara

berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui pembenahan sistem

pelayanan perijinaan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan

strategis maupun kebijakan nasional.

Kinerja Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dituntut untuk lebih baik dari hari ke hari, yang

diukur melalui pemberian pelayanan dasar dan penciptaan iklim

investasi yang kondusif. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mengelola jenis

perijinan sebagai berikut : bidang perkebunan sebanyak 7 (tujuh)

ijin, bidang kelautan dan perikanan sebanyak 1 (satu) ijin, bidang

kehutanan sebanyak 4 (empat) ijin, bidang Lingkungan Hidup

sebanyak 2 (dua) ijin, bidang perindustrian dan perdagangan

sebanyak 3 (tiga) ijin, bidang kesehatan sebanyak 4 (empat) ijin,

bidang bina marga sebanyak 4 (empat) ijin, bidang perhubungan

sebanyak 6 (enam) ijin terdiri dari 2 (dua) ijin darat dan 4 (empat)

ijin laut, bidang komunikasi dan informatika sebanyak 4 (empat)

ijin, bidang peternakan dan kesehatan hewan sebanyak 6 (enam)

ijin, bidang pertambangan dan energi sebanyak 9 (sembilan) ijin,

Page 74: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 74 -

bidang pengelolaan sumber daya air sebanyak 5 (lima) ijin dan

bidang penelitian dan pengembangan sebanyak 1 (satu) ijin.

Jumlah perijinan yang diterbitkan tahun 2010-2011 sebanyak

25 (dua puluh lima) ijin terdiri dari 21 (dua puluh satu) ijin

perpanjangan dan 4 (empat) ijin baru.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka

mengurangi resiko bencana telah melakukan upaya antisipasi

menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di Sumatera Utara

antara lain :

a. Penyebaran informasi daerah-daerah rawan berpotensi terjadi

bencana kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai informasi/

peringatan dini bagi daerah untuk pengambilan langkah-langkah

antisipasi dan kesiapsiagaan kemungkinan terjadinya bencana.

b. Melakukan kegiatan monitoring dan identifikasi pada wilayah

yang diperkirakan memiliki potensi rawan bencana di

kabupaten/kota, khususnya daerah-daerah yang dianggap rawan

terjadi bencana banjir dan tanah longsor (berdasar informasi

BMKG) dan ancaman gunung meletus (berdasar informasi

PVMBG) dalam rangka kesiapsiagaan.

c. Melakukan koordinasi dengan instansi / SKPD terkait dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

d. Peningkatan kapasitas aparatur dan SDM masyarakat tentang

kebencanaan dan upaya penyelamatan melalui sosialisasi,

bimbingan teknis/pelatihan dan simulasi.

e. Menyiapkan pendataan potensi satuan relawan bencana untuk

disertifikasikan menjadi relawan bencana.

f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka

mitigasi, kesiapsiagaan dan SAR antara lain dengan Badan

Page 75: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 75 -

Geologi/ Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I

Medan dan Kantor SAR I Medan.

g. Pembuatan Peta Rawan Bencana tingkat kabupaten/kota di

Tapanuli Tengah dan Kabupaten Mandailing Natal, yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Tata Ruang Wilayah

Kabupaten, Rencana Kontijensi dan Jalur Evakuasi dalam rangka

pengurangan Resiko Bencana.

21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Terdapat 4 (empat) progam dengan kegiatannya yang

dilakukan untuk pelaksanaan urusan wajib pemberdayaan

masyarakat dan desa sebagai berikut :

1) Program peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan 24

(dua puluh empat) kegiatan didalamnya;

2) Program pengembangan ekonomi lokal dengan 3 (tiga) kegiatan;

3) Program PNPM Pola PPK melalui kerjasama antar desa dengan 2

(dua) kegiatan;

4) Program pengembangan desa tertinggal dengan 5 (lima)

kegiatan.

22. Urusan Wajib Sosial

Dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial dilakukan

dengan berbagai program dalam kegiatan untuk sasaran capaian

diantaranya menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS). Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial terdiri

dari 23 jenis PMKS.

Page 76: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 76 -

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendorong agar

berbagai Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam

masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan bidang

kesejahteraan sosial, sehingga berbagai macam PMKS yang ada di

masyarakat dapat dilayani sehingga mereka dapat hidup mandiri di

tengah-tengah masyarakat.

Jumlah PMKS tersebut telah dapat dilayani melalui sistem

pelayanan dalam panti sosial dan sistem pelayanan luar panti sosial,

namun dengan keterbatasan dana, SDM dan sarana prasarana yang

ada jumlah PMKS yang ditangani masih belum sebanding dengan

populasi PMKS tersebut.

Keberhasilan yang dicapai dapat dilihat dari program-

program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesejahteraan

dan Sosial Provsu terutama dalam menangani PMKS melalui sistem

panti maupun sistem non panti, diantaranya terentaskannya

beberapa PMKS melalui kegiatan penanganan PMKS tersebut

seperti dalam penanganan tanggap darurat korban bencana

penanganan bantuan rehabilitasi terhadap penyandang cacat,

pembudidayaan komunitas adat terpencil dan penanganan PMKS

lainnya.

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial pada

tahun 2010 sebanyak 2.459.646 orang dan tahun 2011 sebanyak

2.373.491 orang dari beberapa jenis masalah kesejahteraan sosial

antara lain balita terlantar, anak terlantar, anak jalanan,

penyandang cacat, gelandangan, tuna susila, pengemis, korban

penyalahgunaan napza, korban bencana sosial atau pengungsi dan

sebagainya.

Page 77: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 77 -

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal pelaksanaan

program/kegiatan bidang sosial jenis pelayanan dasar skala provinsi

pemberian bantuan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan

sosial skala provinsi indikator persentase (persen) PMKS skala

provinsi yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan

kebutuhan dasar nilai 80persen batas waktu pencapaian 5 tahun

pencapaian kinerja tahun 2010 sebesar 3.394 orang 180 KK dan

tahun 2011 pencapaian kinerja sebesar 14.050 orang 400 KK, jenis

pelayanan dasar skala provinsi penyelenggaraan pelayanan dan

rehabilitasi sosial dalam panti sosial skala propinsi indikator

persentase (persen) panti sosial skala provinsi yang melaksanakan

standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial nilai 60persen

batas waktu pencapaian 5 tahun dengan pencapaian kinerja tahun

2010 dan 2011 sebesar 17.870 orang.

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis

pelayanan dasar skala provinsi dengan penyediaan sarana dan

prasarana panti sosial nilai 80 persen batas waktu pencapaian 5

tahun, dengan pencapaian kinerja tahun 2010 dan 2011 sebanyak

13 UPT. Jenis pelayanan dasar skala provinsi penyediaan sarana

prasarana pelayanan luar panti seperti organisasi sosial/yayasan/

LMS yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan

sosial nilai 60 persen, dengan. Jenis pelayanan dasar skala provinsi

penanggulangan korban bencana nilai 80 persen batas waktu

pencapaian 5 tahun dan pencapaian kinerja tahun 2010 sebanyak

40 orang tahun 2011 sebanyak 20 KK.

Page 78: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 78 -

23. Urusan Wajib Kebudayaan

Mewujudkan Sumatera Utara yang Berbudaya, Religius

Dalam Keberagaman, bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi

Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman maka

arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada

kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan

intern dan antar umat yang saling menghormati dalam rangka

menciptakan suasana yang aman dan damai serta menyelesaikan

dan mencegah konflik antar umat beragama serta meningkatkan

kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan

masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk

agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agama dan

kepercayaannya.

Disamping itu juga melindungi hasil-hasil kebudayaan

daerah yang bersumber dari warisan leluhur baik benda-benda

bersejarah (Cagar Budaya) serta Seni Budaya, yang diharapkan

mampu memberikan perlindungan hukum serta Hak Cipta dan Hak

Kekayaan Intelektual guna mendukung pembangunan nasional.

Perkembangan masyarakat yang sangat pesat sebagai akibat

dari globalisasi dan pesatnya kemajuan tekhnologi komunikasi dan

informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan prilaku. Dalam

suasana dinamis tersebut pengembangan kebudayaan diharapkan

dapat memberikan arah bagi perwujudan jati diri bangsa dengan

berlandaskan pada budaya lokal, yang berlandaskan pada budaya

luhur bangsa maka berbagai macam konflik baik horizontal maupun

vertikal dapat dihindari sehingga terbina masyarakat madani yang

aman dan sejahtera.

Page 79: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 79 -

Capaian kinerja urusan kebudayaan sebagai berikut :

a. Telah berhasil dibentuk Konservasi Bangunan Bersejarah di

Sumatera Utara.

b. Telah berhasil meraih Rekor Muri 1000 penari Tor-tor

Naposobulung yang dilaksanakan pada Event SUMUT GEMPAR

2010 di Lapangan Merdeka Medan dalam rangka Hari Pariwisata

Dunia 2010, dan Tahun 2011 kembali mendapat Rekor Muri

dengan 1.118 penari Piso Surit pada kegiatan SUMUT GEMPAR

2011.

c. Pada umumnya masyarakat telah menyadari tentang benda-

benda budaya sebagai salah satu objek wisata yang potensial,

sehingga mereka dapat memelihara dan melestarikannya.

d. Demikian juga grup-grup kesenian yang ada di daerah

kabupaten/kota sudah mulai bergairah dan melakukan pagelaran

pertunjukan atraksi kesenian/budaya.

e. Dalam rangka HUT RI Tahun 2010 Tim Kesenian Sumatera Utara

mendapat piagam penghargaan terbaik pada Parade Tari

Nusantara 2010 di Taman Mini Indonesia Jakarta.

24. Urusan Wajib Statistik

Urusan wajib di bidang statistik masih dilaksanakan pada

bagian di Satuan Kerja Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk

mendukung terlaksananya pembangunan sesuai dengan potensi

daerah dan ketersediaan sumber daya manusia yang handal,

sehingga kondisi ini menuntut adanya kesiapan daerah dalam

menyajikan ketersediaan data statistik.

Page 80: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 80 -

25. Urusan Wajib Arsip

Pengelolaan Arsip adalah proses pengendalian arsip secara

efisien, efektif dan sistematis. Pengelolaan Arsip yang telah

dilaksanakan pada tahun 2011 adalah pengelolaan arsip dinamis

aktif dan statis.

Hal-hal lain yang mencerminkan perbaikan kinerja yaitu

melaksanakan fungsi penataan, pengelolaan arsip dilingkungannya

atau membentuk satu unit kearsipan di setiap SKPD, sehingga

membantu terciptanya pelestarian arsip statis dilingkungan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

26. Urusan Wajib Perpustakaan

Dalam rangka mewujudkan komitmen Gubernur Sumatera

Utara khususnya untuk pencapaian rakyat tidak bodoh dan punya

masa depan dinilai melalui berbagai indikator yakni pertambahan

koleksi buku di perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 95.783

eksplembar tahun 2011 sebanyak 326.610 eksemplar. Indikator

peningkatan pengunjung ke perpustakaan daerah tahun 2010

sebanyak 589.553 orang dan tahun 2011 sebanyak 593.834 orang.

Indikator peningkatan minat baca terhadap koleksi buku di

perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 120.446 orang tahun

2011 sebanyak 130.679 orang. Indikator peningkatan koleksi judul

buku di perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 11.485 judul

tahun 2011 sebanyak 7.229 judul. Indikator ketersediaan e-book di

perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 450 keping tahun 2011

sebanyak 500 keping (Sumber : Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Provsu,2011 ).

Page 81: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 81 -

Dalam upaya pelaksanaan tugas yang mencerminkan

perbaikan kinerja maka dilakukan berbagai kegiatan baik didukung

anggaran maupun membangun partisipasi para stakeholder seperti :

Lomba Minat Baca, Gelar Buku Budaya dan Teknologi, Bedah Buku

dan Peluncuran Buku, serta Gerakan Pengumpulan Satu Juta Buku,

dan Kampanye Minat Baca. Disamping itu, telah dilakukan

perbaikan dan penambahan sarana/prasarana perpustakaan

termasuk kemudahan yang diberikan kepada para pemustaka

seperti pendaftaran online, peminjaman buku dan pemanfaatan

internet secara gratis, dan penguatan kapasitas sumber daya

manusia/pustakawan.

C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

1. Urusan Kelautan dan Perikanan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara sebagian besar berada

di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias,

Pulau-Pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat

maupun bagian timur Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara

memiliki panjang pantai 545 km di wilayah Pantai Timur dan 375 km

di wilayah Pantai Barat, serta 380 km di Pulau-Pulau Nias.

Untuk memenuhi kebutuhan ikan di Sumatera Utara baik

untuk konsumsi maupun perdagangan dalam negeri dan luar negeri

produksi perikanan diperoleh dari hasil budidaya dan tangkap di

laut maupun di perairan umum.

Page 82: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 82 -

Jumlah produksi perikanan Provinsi Sumatera Utara Tahun

2011 sebagai berikut: a. perikanan penangkapan di laut sebanyak

379.769,7*ton, b. produksi penangkapan di PUD sebanyak

28.978,5* ton, c.jenis produksi perikanan budidaya laut sebanyak

3.569,66* ton,d. produksi budidaya air payau sebanyak 33.437,80*

ton, e.produksi perikanan budidaya air kolam sebanyak 36.328,13*

ton, produksi perikanan budidaya sawah sebanyak 4.838* ton, f.

produksi perikanan budidaya jaring apung sebanyak 42.157,1* ton,

g. produksi perikanan budidaya keramba sebanyak 858,5* ton

(*data sementara, sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan

Provsu,2011).

2. Urusan Pertanian

Pembangunan pertanian ditujukan dalam rangka

peningkatan kesejahteraan petani. Indikator yang dapat digunakan

untuk mengembangkan kesejahteraan petani, antara lain :

pendapatan, tingkat upah dan daya beli yang di ukur dengan Nilai

Tukar Petani (NTP), serta terbukanya akses bagi setiap pelaku usaha

pertanian terhadap sumber daya produktif pertanian (modal,

informasi, teknologi, lahan dan air).Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun

2010 adalah 102,36 dan Tahun 2011 adalah 103,44. Nilai Tukar

Petani Pangan pada tahun 2010 adalah 98,47 dan tahun 2011

adalah 99,67. Nilai Tukar Petani Hortikultura pada tahun 2010

adalah 115,03 dan tahun 2011 adalah 113,29 (Sumber : Data BPS

Provsu s/d Triwulan III Tahun 2011).

Rumah Tangga Pertanian di Sumatera Utara berdasarkan

Sensus Pertanian Tahun 2003 sebanyak 1.262.421 rumah tangga

dan anggota rumah tangga pertanian dari rumah tangga pertanian

Page 83: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 83 -

sebanyak 5.747.429 jiwa yang terdiri dari 2.923.376 laki-laki (50,86

persen) dan 2.824.053 perempuan (49,14 persen) sehingga rata-

rata setiap rumah tangga pertanian mempunyai 4,55 anggota

rumah tangga.

Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk

meningkatkan ketahanan pangan, dengan memacu peningkatan

produksi dan produktivitas tanaman pangan terutama produksi

komoditi utama tanaman pangan, seperti padi, jagung dan kedelai.

Berkaitan dengan hal tersebut salah satu teknologi yang telah

terbukti mampu meningkatkan produktifitas dan mutu produk

adalah penggunaan varietas unggul bermutu secara kosisten.

Didalam suatu usaha kegiatan Program Ketahanan Pangan, bantuan

benih/bibit, sarana produksi pertanian dan penguatan kelembagaan

perbenihan adalah penggunaan benih bermutu dari varietas unggul

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan. Potensi hasil

suatu varietas akan tercapai apabila mutu benihnya baik, oleh

karena itu ketersediaan benih bermutu varietas unggul memegang

peranan penting dalam pembangunan pertanian.

Upaya penyediaan benih bermutu dimulai dari penyediaan

varietas unggul baru yang ditindak lanjuti dengan proses produksi

benih melalui sertifikasi benih dan pengujian laboratorium. Benih

yang dihasilkan oleh produsen/penangkar benih melalui sertifikasi

dan pengujian laboratorium dalam peredarannya perlu diawasi,

sehingga petani sebagai konsumen benih memperoleh benih yang

bersertifikat dan terjamin mutunya.

Page 84: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 84 -

Pada Tahun 2011 menurut ARAM III produksi padi di Provinsi

Sumatera Utara sebanyak 3.610.941 ton, dibandingkan tahun 2010

terjadi peningkatan produksi sebesar 0,80 persen sementara luas

panen juga mengalami peningkatan sebesar 0,33persen, pada

produksi Palawija (Jagung, Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi

Kayu, Ubi Jalar) juga terjadi peningkatan produksi sebesar 0,03

persen. (Sumber : Dinas Pertanian Provsu,2011)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah

satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. Perhitungan

PDRB Sumatera Utara disesuaikan dengan perkembangan situasi

dimana dasar perhitungan harga konstan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik s/d Triwulan III 2011,

Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara dari sektor pertanian

pada tahun 2011 sebesar 22,58, sedangkan pada tahun 2010

pertumbuhan sektor pertanian ini sebesar 22,92.

Lahan sawah berpengairan merupakan lahan paling

potensial dalam konteks pembangunan Sub Sektor Tanaman

Pangan, khusus kaitannya dengan upaya peningkatan produksi

pangan terutama dalam rangka pelestarian swasembada beras dan

percepatan produksi jagung serta kedelai di Provinsi Sumatera

Utara.

Pada tahun 2009, potensi lahan sawah berpengairan di

Provinsi Sumatera Utara seluas 292.088 Ha, pada tahun 2010

potensinya mulai naik menjadi 294.705 Ha yang berarti bertambah

seluas 2.617 Ha. Pada lahan sawah tidak berpengairan luasnya dari

tahun 2009 sampai dengan 2010 mengalami penurunan sebesar

0,07 persen atau 134 Ha (Sumber : Dinas Pertanian Provsu,2011).

Page 85: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 85 -

Secara umum teknologi untuk peternakan sudah banyak

dihasilkan oleh balai-balai penelitian, balai pengkajian teknologi

pertanian, perguruan tinggi dan lembaga lainnya namun

penerapannya belum luas di masyarakat. Teknologi yang tersedia

seperti teknologi peningkatan produktivitas (Inseminasi Buatan dan

Embrio Transfer), pengolahan pakan yang mudah dan murah seperti

pemakaian limbah pertanian, pemakaian bio-organisme dan

teknologi pencegahan dan pengobatan penyakit ternak (vaksin).

a. Kebutuhan daging

berdasarkan jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara

diperkirakan kebutuhan daging lebih kurang 137.000 ton/tahun dan

saat ini untuk memenuhi kebutuhan didatangkan dari Provinsi lain

dan import.

Untuk ternak unggas Sumatera Utara telah memenuhi pasar

domestik, sedangkan permintaan luar negeri untuk ternak babi

belum terpenuhi.

b. Nilai Ekonomi Ternak Mempunyai Prospek yang Baik

Produksi peternakan memiliki nilai elastisitas permintaan terhadap

perubahan pendapatan yang besar sehingga dengan pendapatan

meningkat dan tingkat kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik

menyebabkan permintaan terhadap produk peternakan meningkat.

Perkembangan populasi ternak tahun 2011 mengalami

peningkatan populasi hampir pada semua komoditas ternak, antara

lain komoditas ayam pedaging naik sebesar 4 persen tahun

201140.951.308 ekor sedangkan tahun 2010 sebanyak 39.376.258

ekor. Komoditas ayam buras pada tahun 2011 naik sekitar

3,99persen sebanyak 12.137.591 ekor sedangkan tahun 2010

Page 86: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 86 -

sebanyak 11.671.883 ekor. Komoditas ayam petelur pada tahun

2011 naik sekitar 3,99 persen sebanyak 9.192.456 ekor sedangkan

tahun 2010 sebanyak 8.839.750 ekor. Komoditas itik pada tahun

2011 naik sekitar 4 persen sebanyak 2.672.451 ekor sedangkan

tahun 2010 sebanyak 2.569.664 ekor. Komoditas kambing pada

tahun 2011 naik 4 persen sebanyak 744.535 ekor sedangkan tahun

2010 sebanyak 774.316 ekor. Komoditas babi tahun 2011 naik 4

persen sebanyak 772.377 ekor sedangkan tahun 2010 sebanyak

742.67 ekor. Komoditas sapi potong naik 4 persen pada tahun 2011

sebanyak 480.941 ekor dari 462.443 ekor pada tahun 2010.

Komoditas domba naik 4persen pada tahun 2011 sebanyak 330.488

ekor dari 317.777 ekor pada tahun 2010. Komoditas puyuh naik

5persen pada tahun 2011 sebanyak 187.776 ekor sedangkan tahun

2010 sebanyak 178.834 ekor. Komoditas kerbau pada tahun 2011

naik 3,99 persen sebanyak 167.472 ekor sedangkan tahun 2010

sebanyak 161.046 ekor. Komoditas itik manila naik 3 persen pada

tahun 2011 sebanyak 55.709 ekor sementara pada tahun 2010

sebanyak 54.086 ekor (Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provsu,2011).

Peningkatan populasi ternak tersebut menunjukan bahwa

program pengembangan ternak yang dilakukan baik pemerintah

pusat, provinsi dan kabupaten/kota sudah mulai menunjukan hasil.

Disamping itu peningkatan harga/nilai jual ternak juga

menyebabkan meningkatnya animo masyarakat untuk beternak

terutama ternak komersial seperti sapi, domba, kambing, babi dan

lain-lain. Sehingga turut mendukung pertumbuhan populasi ternak

tersebut.

Page 87: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 87 -

Perkembangan produksi daging, telur dan susu tahun 2011

mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2010.

Peningkatan produksi terjadi seiring dengan pertambahan populasi

ternak sebagai akibat dari pertumbuhan usaha peternakan baik

peternakan rakyat maupun swasta.

Disamping tingkat kepercayaan dalam mengkonsumsi

daging, telur dan susu yang juga dipengaruhi oleh meningkatnya

tingkat pendapatan dari masyarakat sehingga daya beli juga

meningkat dengan sendirinya meningkatkan tingkat konsumsi

masyarat.

Menurut hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

(WKNPG) tahun 1998 konsumsi daging, telur, dan susu masing-

masing adalah 10,3; 6,5; dan 7,2 kg/kapita/tahun

Pada tingkat konsumsi tampak bahwa konsumsi daging, telur

dan susu di Sumatera Utara mengalami peningkatan namun bila

dibandingkan dengan Standar Nasional Widya Karya Nasional

Pangan Gizi (WKNPG) tingkat konsumsi daging dan susu masih

dibawah standar, akan tetapi konsumsi telur telah mampu

melampaui standar nasional, hal ini disebabkan produksi telur di

Sumatera Utara yang sudah melebihi kebutuhan dan bahkan sudah

mengirimnya keluar provinsi. Peningkatan tingkat konsumsi daging,

telur dan susu ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat

semakin meningkat.

Beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga laju

perkembangan pembangunan peternakan belum seperti yang

diharapkan, namun upaya yang dilakukan antara lain :

Page 88: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 88 -

a. Memfasilitasi agar pihak perkebunan dengan peternak dapat

bekerja sama dan saling menguntungkan dengan harapan

peternak dapat memanfaatkan rumput yang ada di areal

perkebunan sebagai pakan ternak, melaksanakan kajian limbah

perkebunan dan pengolahannya agar dapat digunakan sebagai

substitusi rumput dalam keadaan rumput kurang tersedia.

b. Dalam hal mencegah peredaran daging ilegal antara lain :

1) Meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap

peredaran HBAH dan BAH asal luar negeri.

2) Meningkatkan sosialisasi dan penjelasan kepada masyarakat

tentang bahayanya BAH dan HBAH ilegal.

3) Upaya penegakan hukum bagi pelanggar.

c. Dalam hal mengatasi wabah Avian Influenza (AI) dilakukan :

1) Secara terus menerus Pemberantasan penyakit Avian

Influenza (AI) dengan mengalokasikan vaksin AI, Antigen AI,

Desinfektan dan peralatannya.

2) Peningkatan sumber daya manusia

3) Publik awareness/peningkatan kesadaran masyarakat.

4) Pengendalian lalu lintas ternak

5) Monitoring dan evaluasi penyakit.

6) Menghindari kemungkinan terjadinya mutasi virus.

d. Dalam rangka peningkatan modal usaha yang dilakukan antara

lain :

1) Memfasilitasi peternak dengan lembaga keuangan dan

pemberian modal.

2) Memberikan penguatan modal langsung kepada masyarakat

peternak.

Page 89: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 89 -

e. Dalam mencegah terjadinya pencurian ternak penanggulangan

yang dilaksanakan adalah menghimbau para peternak agar

mendirikan kandang kelompok dan meningkatkan siskamling

terutama dikawasan peternakan. Namun upaya ini masih kurang

efektif sehingga diharapkan bantuan dari pihak keamanan.

Ketersediaan Obat/Vaksin Hewan

a. Rabies

Rabies adalah penyakit ensephalitis yang bersifat akut, progresif,

belum ada obatnya yang disebabkan oleh virus rabies. Rabies

dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas namun

berdasar sejarah, rabies pada manusia selalu dihubungkan

dengan anjing karena lebih dari 90 persen infeksi pada manusia

disebabkan oleh gigitan anjing.

Pada Tahun 2010 Pemerintah menyediakan 60.000 dosis yang

bersumber dari dana APBD dan APBN. Penataan manajemen

pembebasan rabies meliputi perencanaan yang matang,

pengorganisasian yang mantap, penggerakan yang tepat waktu

dan sasaran serta pengawasan yang ketat. Pada tahun 2011

pemerintah meningkatkan ketersediaan vaksin rabies mencapai

100 ribu dosis.

b. Hog Cholera (HC)

Kasus Hog Cholera (HC) secara endemis masih dijumpai pada

lokasi-lokasi padat populasi babi yang program vaksinasi Hog

Cholera belum berjalan dengan baik yaitu di Kabupaten Toba

Samosir, Tapanuli Utara, Nias, Samosir dan Kabupaten lain yang

populasi babi relatif cukup tinggi. Seiring meningkatnya populasi

ternak dan untuk megantisipasi wabah ini pemerintah

meningkatkan ketersediaan vaksin HC pada tahun 2011 sebanyak

44 ribu dosis lebih.

Page 90: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 90 -

Pelaksanaan vaksinasi dan pemeriksaan titer anti body dilakukan

secara rutin untuk mengetahui gambaran dan kekebalan

penyakit pada ternak babi. Pada tahun 2010 pemerintah

menyediakan vaksin HC sebanyak 26 ribu dosis.

c. Septichaemia Epizootica (SE) / Ngorok

Kasus SE selalu dijumpai pada ternak kerbau terutama pada

musim peralihan dari penghujan ke kemarau. Untuk

mengantisipasinya pada tahun 2010 pemerintah mengalokasikan

vaksin SE sebanyak 80 ribu dosis. Dengan meningkatnya populasi

ternak dan untuk mengantisipasi wabah ini terjadi kembali pada

tahun 2011 pemerintah meningkatkan ketersediaan vaksin

sebanyak 98 ribu dosis lebih.

Dalam rangka memberhasilkan pengembangan sistem dan

usaha agribisnis, pembangunan perkebunan diarahkan kepada

pendekatan kawasan yang berbasis komoditi. Pembangunan

perkebunan melalui pendekatan kawasan merupakan upaya

memadukan dan mengintegrasikan (sinergis) kegiatan on farm dan

off farm dengan menghadirkan koperasi, industri, assosiasi,

perusahaan perkebunan besar, perguruan tinggi dan pusat

penelitian sebagai sumber IPTEK.

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah perkebunan di

Indonesia sampai tahun 2010 luas perkebunan tercatat

1.996.402,84 hektar atau 27,79 persen dari luas Sumatera Utara.

Perkebunan di Sumatera Utara diusahakan oleh Perkebunan Rakyat

1.093.995,59 Ha (54.80persen), PTPN 424.098,98 Ha (21.24persen),

Perkebunan Besar Swasta Negara (PBSN) 322.155,47 Ha

(16.14persen) dan Perkebunan Besar Swasta Asing (PBSA)

Page 91: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 91 -

156.195.80 Ha (7.82persen) dengan komoditi perkebunan utama

kelapa sawit, karet, kopi, kakao dan kelapa.

Dilihat dari tingkat produksi, Perkebunan Rakyat yang luas

areal mencapai 54,80 persen dari total luas dapat memberikan

kontribusi produksi sebesar ± 40,47 persen dari total produksi

perkebunan (Sumber: Dinas Perkebunan Provsu, 2011).

Tabel 3.129 Komoditi Perkebunan di Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2010-2011

No Komoditi Tahun

2010 2011*

1 Karet 444,254.27 510.270,85

2 Kelapa Sawit 14,697,800.69 15.726.087,14

3,233,516.15 3.422.482,96

535,700.70 227.333,86

3 Kopi Arabika 46,655.75 48.223,53

Robusta 9,102.41 8.474,20

4 Kelapa 98,229.86 88.163,62

5 Kakao 66,467.17 65.258,53

6 Cengkeh 309.19 357,48

7 Kemenyan 4,878.42 4.623,10

8 Kulit Manis 3,779.74 3.977,19

9 Nilam 566.02 435,87

10 Kemiri 12,625.30 19.632,29

11 Tembakau 5,690.61 4.232,36

12 Tebu 43,873.36 42.727,73

13 Pala 17.38 16,30

14 Lada 88.61 89,62

15 Kapuk 106.93 84,59

Page 92: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 92 -

No Komoditi Tahun

2010 2011*

16 Gambir 1,886.00 1.861,17

17 The 14,591.68 15.116,34

18 Aren 3,132.54 3.987,95

19 Pinang 3,093.98 3.208,55

20 Vanili 55.80 29,96

21 Jarak 7.87 46,65

22 Kapulaga 11.65 17,99

23 Jambu Mete - -

24 Sereh Wangi - -

Jumlah 4,528,641.39 4.470.652,69

Jumlah (dengan TBS) 16.546.923,00

Target RPJMD 16.466.618,83

Realisasi Terhadap RPJMD 100,49

Sumber : Dinas Perkebunan Provsu (* Angka sementara)

3. Urusan Kehutanan

Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-

II/2005 tanggal 16 Februari Tahun 2005 tentang Penunjukan

Kawasan Hutan, Provinsi Sumatera Utara memiliki hutan seluas

3.742.120 ha, yang terdiri dari :

a. Hutan Konservasi seluas 477.070 ha.

b. Hutan Lindung seluas 1.297.330 ha.

c. Hutan Produksi Terbatas seluas 879.270 ha.

d. Hutan Produksi 1.035.690 ha.

e. Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi seluas 52.760 ha.

Page 93: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 93 -

Dari data yang ada tersebut diatas terdapat luas lahan kritis

seluas 434.767,24 ha berdasarkan hasil penafsiran citra landsat.

Program pemerintah saat ini adalah melakukan restorasi ekosistem

terutama terhadap lahan-lahan kritis dengan cara memulihkan

kondisi lahan tersebut dengan melakukan penanaman pohon dan

konservasi tanah melaui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Total

luas lahan yang telah direhabilitasi pada tahun 2010 di Provinsi

Sumatera Utara adalah 181.395,60 hektar yang terdiri dari

rehabilitasi di dalam kawasan hutan seluas 4.342 hektar dan

rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan seluas 177.053,60 hektar.

Selain itu juga dilaksanakan pembuatan dam pengendali sebanyak

12 unit, pembuatan gully plug sebanyak 27 unit dan pembutan

sumur resapan sebanyak 15 unit. Dengan adanya kegiatan restorasi

ekosistem ini diharapkan setiap tahunnya luas lahan kritis akan

semakin berkurang dan bahkan memberikan dampak yang positif

terhadap perubahan iklim.

Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan Provinsi

Sumatera Utara telah melakukan kegiatan reboisasi yang

merupakan upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan

hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang atau semak

belukar untuk mengembalikan fungsi hutan. Dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir ini di Provinsi Sumatera Utara telah melakukan

kegiatan reboisasi dalam kawasan hutan seluas 27.035,75 hektar

yang dilaksanakan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

Selain itu juga turut berperan sertanya pihak swasta untuk turut

serta mengelola hutan secara lestari dan berkisambungan berupa

pengembangan Hutan Tanaman Industri pada areal-areal yang

kurang produktif (bekas perambahan, alang-alang, semak belukar,

Page 94: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 94 -

lahan kosong) yang berada dalam kawasan hutan sehingga menjadi

produktif.

Berbagai Program pemerintah pusat dalam hal ini

Kementrian Kehutanan RI dalam meningkatkan fungsi kawasan

hutan agar menjadi lebih produktif dilaksanakan dengan sepenuh

hati oleh Provinsi Sumatera Utara, antara lain melalui Pekan

Penghijauan, Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), Gerakan

Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, Aksi/Gerakan Penanaman

Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon, Hari Menanam

Pohon Indonesia (tanggal 28 November) dan Bulan Menanam

Pohon Nasional (bulan Desember), penanaman dalam rangka

Gerakan Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree), penanaman

1 milyar pohon (One Billion Indonesia Trees for The World-OBIT),

Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) serta dalam rangka mengisi

Tahun Kehutanan Internasional 2011. Dalam rangka Gerakan

Penanaman Satu Milyar Pohon (OBIT) Tahun 2010, masyarakat

Provinsi Sumatera Utara telah menanam dan memelihara pohon

sebanyak 40.000.000 batang bibit, dari target Provinsi Sumatera

Utara sebanyak 37.000.000 batang bibit. Untuk mendukung

Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011, dengan target

penanaman dan pemeliharaan 50.000.000 bibit pohon,

dilaksanakan Kampanye Indonesia Menanam, dengan

menggelorakan semangat menanam dan memelihara pohon secara

terus menerus sepanjang tahun. Penyediaan bibit pohon untuk

masyarakat dalam tahun 2011 (APBD TA 2011) sebanyak 650.000

batang.

Page 95: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 95 -

Pada pertengahan tahun 2011 sebanyak 42 juta pohon juga

ditanam di area seluas 380.134 ha, terutama pada lahan kritis di

sekitar DTA Danau Toba yang pelaksanaannya dilakukan oleh TNI

berupa Program Toba Go Green yang langsung dipimpin oleh

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan.

Sampai dengan saat ini jumlah bibit yang ditanam disekitar DTA

Danau Toba sebanyak 396.552 batang yang pelaksanaannya

dilakukan oleh Kodim yang ada di Kabupaten sekitar DTA Danau

Toba. Pada puncak acara Hari Menanam Pohon Indonesia pada

tanggal 28 November 2011 telah dilakukan wawancara jarak jauh

antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Plt. Gubernur

Sumatera Utara dan Pangdam I Bukit Barisan serta para

Bupati/Walikota dan tamu undangan lainnya.

Tidak terlepas dari kegiatan rehabilitasi dan reboisasi,

kegiatan penghijauan adalah merupakan salah satu upaya

merehabilitasi lahan kritis di luar kawasan hutan melalui kegiatan

tanam-menanam dan bangunan konservasi tanah agar dapat

berfungsi sebagai unsur produksi dan sebagai media pengatur tata

air yang baik serta upaya mempertahankan dan meningkatkan daya

guna lahan sesuai dengan peruntukannya. Pelaksanaan kegiatan

penghijauan itu sendiri terdiri dari :

a. Pembangunan Hutan/Kebun Rakyat yang selama kurun waktu

tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, total luas

pembangunan/penanaman hutan rakyat/kebun rakyat adalah

8.547,86 hektar yang tersebar pada beberapa Kabupaten/kota di

Provinsi Sumatera Utara.

b. Pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) sampai dengan tahun

2010, jumlah Kebun Bibit Desa yang telah dibangun di Provinsi

Sumatera Utara adalah 19 unit dan 1.425.000 batang yang

Page 96: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 96 -

tersebar pada Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

Tapanuli Tengah, Mandailing Natal dan Samosir.

c. Pembangunan UP-UPSA / UP-UPM yaitu suatu unit percontohan

(10 ha) yang memadukan pola usaha tani produktif dengan

teknik konservasi tanah sehingga secara teknis mampu

mengurangi erosi dan sedimentasi.

d. Pembangunan Dam Pengendali/Dam Penahan.

e. Pembangunan Gully Plug.

f. Pembangunan Sumur Resapan yang selama periode 5 tahun

terakhir sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 telah

dilaksanakan sebanyak 159 unit dan pada tahun 2010 tercapai

sebanyak 15 unit.

g. Rehabilitasi Teras.

Provinsi Sumatera Utara saat ini memiliki wilayah pesisir

yang berada pada pantai timur dan pantai barat yang mana pada

pantai timur lebih dominan terdapat vegetasi hutan bakaunya

dibanding pantai barat. Luas total hutan bakau di Provinsi Sumatera

Utara adalah 364.698,75 hektar yang tersebar pada beberapa

kabupaten/kota yang berada pada Pantai Timur dan Pantai Barat.

Pada tahun 2010 kerusakan hutan bakau sudah mencapai 21.000 ha

sebagai akibat perubahan fungsi yang dikonversi untuk berbagai

peruntukan. Mengingat hutan bakau sangat penting untuk

perlindungan pantai, penahan endapan lumpur dan fungsi

keseimbangan lingkungan dan ekosistem dan keanekaragaman

hayati maka perlu kiranya untuk masa yang akan datang lebih

difokuskan restorasi/pembangunan hutan diwilayah pesisir/dataran

rendah sehingga terjadi keseimbangan ekosistem baik yang ada

pada dataran rendah maupun dataran tinggi.

Page 97: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 97 -

Masyarakat yang ada disekitar kawasan hutan sampai saat

ini masih sangat rendah tingkat kesejahteraan dan taraf hidupnya

sehingga perlu upaya untuk memberikan manfaat langsung atas

keberadaan hutan tanpa melakukan perubahan fungsi ekologisnya.

Selama periode 5 tahun terakhir sejak tahun 2006 sampai dengan

tahun 2010, kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan di Provinsi

Sumatera Utara terdiri dari pengembangan/pembangunan hutan

rakyat dan pembangunan areal model hutan rakyat. Realisasi

pembuatan/pengembangan pembangunan pengelolaan hutan

rakyat selama kurun waktu 5 tahun terakhir seluas 7.106,00 ha dari

target seluas 9.506,00 ha. Pembangunan areal model hutan rakyat

yang telah direalisasikan selama kurun waktu 5 tahun terakhir

terdiri dari 16 unit dengan luas 550 ha. Dengan adanya pengelolaan

hutan rakyat ini yang didukung oleh pemerintah maka

kesejahteraan masyarakat hutan semakin meningkat dan konflik

terhadap kawasan hutan semakin minim. Selain pengelolaan hutan

rakyat bentuk pengelolaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sekitar hutan adalah melalui Hutan Kemasyarakatan

(Hkm). Sampai dengan tahun 2010 di Provinsi Sumatera Utara, luas

penanaman pada hutan kemasyarakatan adalah 275 ha yang terdiri

dari 75 ha di Kabupaten Tapanuli Utara dan seluas 200 ha di

Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan adanya pembangunan hutan

kemasyarakatan ini diharapkan hutan negara dapat dikelola oleh

masyarakat sekitar kawasan hutan tanpa mengganggu fungsi

pokoknya.

Sumberdaya hutan yang secara langsung dapat

dimanfaatkan dari kawasan hutan adalah Produksi Hasil Hutan

berupa kayu dan bukan kayu. Produksi hasil hutan yang berasal dari

hutan alam secara terus menerus setiap tahunnya mengalami

Page 98: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 98 -

penurunan produksi. Hal ini disebabkan karena semakin rendahnya

produktifitas kayu yang ada dihutan alam dan disamping itu juga

adanya moratorium jeda tebang pada hutan alam untuk

mengurangi dampak pemanasan global (Global warming).

Sebagai alternatif hasil hutan berupa kayu untuk kebutuhan

industri dan kebutuhan masyarakat saat ini berasal dari Hutan

Tanaman Industri dengan kelas perusahaan kayu pertukangan dan

hutan rakyat. Produksi hasil hutan yang utama dihasilkan dari hutan

adalah kayu bulat. Produksi kayu bulat ini dihasilkan dari hutan

alam melalui kegiatan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan

(HPH/IUPHHK), kegiatan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) dalam rangka

pembukaan wilayah hutan, pembangunan hutan tanaman (HTI)

serta kegiatan hutan rakyat. Pada Tahun 2010, total produksi kayu

di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 2.012.527,2 m3, yang terdiri

dari 223.254,31 m3 (11,09 persen) Kayu Bulat; sebanyak 182.085,79

m3 (9,05 persen) Kayu Bulat Sedang; dan sebanyak 1.607.186 m3

(79,86persen) Kayu Bulat Kecil. Berdasarkan sumber produksi,

diketahui bahwa produksi dari IUPHHK-HA sebanyak 14.791,81 m3

(0,73persen), IUPHHK-HT sebanyak 1.274.062 m3 (63,31persen),

Penyiapan Lahan dalam rangka pembangunan hutan tanaman

sebanyak 514.483,79 m3 (25,56persen), Ijin Pemanfaatan Kayu

sebanyak 70.120 m3 (3,48persen) dan Hutan Hak/Milik Masyarakat

sebanyak 139.069,92 m3 (6,91persen). Sedangkan untuk jenis kayu

olahan yang diproduksi di Provinsi Sumatera Utara sampai dengan

tahun 2010 terdiri dari jenis plywood, sawn wood (kayu gergajian),

moulding, pulp, meubel, veneer dan produk lainnya (yang

merupakan turunan kayu lapis atau jenis produk lidi) dengan total

volume produksi sebesar 629.628,6122 m3. Kayu gergajian yang

diolah langsung dari kayu bulat wajib didukung dengan dokumen

Page 99: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 99 -

yang sah. Tahun 2010 produksi kayu gergajian yang tercatat adalah

sebesar 264.955,8622 m3. Produksi kayu lapis tahun 2010 adalah

sebesar 37.334,4271 m3.

Selain kayu manfaat langsung yang diperoleh dari dalam

kawasan hutan adalah hasil hutan bukan kayu yang saat ini menjadi

fokus utama pemerintah pusat dalam memanfaatkan potensi

kawasan hutan yang belum dikembangkan secara maksimal. Hasil

hutan bukan kayu yang diproduksi di Provinsi Sumatera Utara

sampai dengan tahun 2010 terdiri dari getah pinus, getah karet dan

rotan. Adapun produksi hasil hutan bukan kayu pada tahun 2010

adalah 15.106.120 kg (getah pinus, getah karet dll) dan 185.015

batang rotan.

Berdasarkan sumber produksinya, getah pinus dihasilkan

dari Kabupaten Karo, Simalungun, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara

dan Kabupaten Mandailing Natal dimana Kabupaten Karo

merupakan daerah penghasil getah pinus terbesar pada tahun

2010. Getah karet merupakan hasil hutan bukan kayu yang

diproduksi dari IUPHHK Hutan Tanaman yang terletak pada

Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara dan Labuhanbatu

Selatan dengan volume produksi terbesar berasal dari Kabupaten

Labuhanbatu Selatan. Produksi rotan pada tahun 2010 hanya

terdapat pada Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba

Samosir dan Samosir dengan produksi terbesar berasal dari

Kabupaten Tapanuli Selatan. Selain hasil hutan bukan kayu (HHBK)

di atas, pada tahun 2010 di Provinsi Sumatera Utara juga terdapat

produksi hasil hutan olahan bukan kayu yaitu berupa gondorukem

sebanyak 49,80 ton dan arang sebanyak 1.564,89 ton.

Page 100: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 100 -

4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Ketersediaan Energi Listrik Tahun 2010 dan 2011

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berupaya

mencari solusi konkrit terhadap permasalahan pasokan energi

listrik di Sumatera Utara untuk memenuhi permintaan yang

semakin bertambah. Pada tahun 2010, dengan beroperasinya

PLTU Labuhan Angin (2 x 115 MW) maka kekurangan energi

listrik di Sumatera Utara semakin dapat diatasi. Daya mampu

pembangkit pada tahun 2010 mencapai ± 1.500 MW, dengan

beban puncak mencapai ± 1.352 MW,ini berarti keadaan

pasokan energi listrik sudah mulai dapat teratasi walaupun

belum aman, karena selisih antara daya mampu dengan beban

puncak masih belum mencapai batas aman yaitu sekitar

30 persen diatas beban puncak. Ini berarti apabila terjadi

kerusakan atau pemeliharaan pembangkit maka akan terjadi

kekurangan energi listrik.

Pada tahun 2011 terjadi peningkatan ketersediaan energi

listrik dimana daya mampu pembangkit mencapai ± 1.666 MW,

sedangkan beban puncak mencapai ± 1.450 MW. Hal ini

dimungkinkan karena pada tahun 2011 terjadi penambahan

pasok energi dengan telah beroperasinya pembangkit PLTA

Asahan I dan pembangkit-pembangkit lainnya.

b. Pembangunan Kelistrikan Pedesaan

Program pembangunan listrik pedesaan terus

dilakukan,baik melalui sumber dana APBD maupun APBN. Rasio

elektrifikasi di Sumatera Utara pada tahun 2009 mencapai 77

persen dan pada tahun 2010 telah mencapai 78,84 persen.

Page 101: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 101 -

Pembangunan listrik pedesaan, hingga saat ini jumlah

desa berlistrik sebanyak 4.874 desa atau sekitar 84,85 persen

dari jumlah desa yang ada di Sumatera Utara atau dengan

demikian masih terdapat ± 870 desa lagi yang belum berlistrik.

Pada desa-desa yang tidak terjangkau listrik PLN/desa

terpencil dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan

Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH). Pada tahun 2010

melalui dana APBD Provinsi Sumatera Utara dibangun PLTS

sebanyak 250 unit untuk memenuhi kebutuhan listrik 3 (tiga)

desa terpencil, dan melalui dana APBN dibangun 1 unit PLTMH

untuk memenuhi kebutuhan listrik 1 (satu) desa. Untuk kedepan

akan diupayakan pembangunan kelistrikan yang lebih banyak lagi

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa yang belum

mendapat pasokan listrik.

c. Penanganan Permasalahan Izin Usaha Pertambangan

Saat ini di Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) kontrak karya

pertambangan yaitu : atas nama PT. Dairi Prima Mineral (bahan

galian Timah Hitam dan Seng) yang berlokasi di Kabupaten Dairi,

Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Aceh Singkil;

PT.Agincourt Resources (bahan galian Emas dan mineral

pengikutnya) yang berlokasi di Kabupaten Tapanuli Selatan,

Mandailing Natal, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara; serta

PT. Sorik Mas Mining, di Kabupaten Mandailing Natal (bahan

galian Emas dan mineral pengikutnya).Saat ini kegiatan lapangan

PT. Dairi Prima Mineral dan PT. Agincourt Resources tahap

konstruksi, sedang PT. Sorik Mas Mining dalam tahap Eksplorasi.

Page 102: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 102 -

Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan usaha

pertambangan di Sumatera Utara adalah belum dapat

diterbitkannya izin usaha pertambangan yang baru. hal ini

disebabkan belum ditetapkannya wilayah pertambangan dan

wilayah usaha pertambangan sebagai dasar penerbitan izin

usaha pertambangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu

Bara dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang

Wilayah Pertambangan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara.

Untuk menangani permasalahan tersebut, Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi dengan Pemerintah

Daerah Kabupaten wilayah kontrak karya berada hingga saat ini

terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut ke

pemerintah pusat. Disamping itu juga pemerintah Provinsi

Sumatera Utara melakukan kunjungan langsung ke lokasi wilayah

kontrak karya tersebut.

Demikian juga yang berkenaan dengan belum

ditetapkannya wilayah pertambangan dan wilayah usaha

pertambangan sebagai dasar penerbitan izin usaha

pertambangan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se Sumatera Utara

terus berupaya dengan telah menyampaikan/mengirimkan

rancangan wilayah pertambangan di Sumatera Utara ke

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk ditetapkan

menjadi wilayah pertambangan.

Page 103: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 103 -

Solusi yang diharapkan dalam penyelesaian permasalahan

tersebut diatas adalah agar Pemerintah Pusat dapat segera :

1) Menerbitkan izin pinjam pakai kawasan hutan (dari Menteri

Kehutanan RI) sehingga PT. Dairi Prima Mineral dapat

melaksanakan kegiatan konstruksi untuk persiapan produksi.

2) Menyelesaikan masalah tumpang tindih wilayah

pertambangan kontrak PT. Sorik Mas Mining dengan wilayah

Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) di Kabupaten

Mandailing Natal.

3) Menertibkan penambangan liar di lokasi wilayah kontrak

karya PT. Sorik Mas Mining.

4) Segera menetapkan wilayah pertambangan dan wilayah usaha

pertambangan sebagai dasar penerbitan izin usaha

pertambangan.

d. Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat di Daerah Sulit Air

Pembangunan bidang pertambangan dan energi

diarahkan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di

daerah sulit air. Melalui APBD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2010 dibangun 1 unit sumur bor air bersih di satu desa

Kabupaten Tapanuli Utara yang dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat desa tersebut. Tahun 2011 juga melalui sumber dana

APBD dibangun 2 unit sumur bor masing-masing di Kabupaten

Simalungun dan di Kabupaten Asahan.

Page 104: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 104 -

5. Urusan Pariwisata

Sektor pariwisata dalam beberapa dekade adalah

merupakan sektor andalan yang telah menunjukan pertumbuhan

dan perkembangan yang pesat, yang sangat memberikan dampak

langsung kepada masyarakat dan pelaku usaha pariwisata. Namun

akhir-akhir ini sektor ini mudah terpengaruh oleh faktor internal

dan eksternal yang sebagian tidak bisa kita kendalikan, terutama

issue-issue yang berkaitan dengan keamanan dan adanya publikasi

oleh mass media Internasional. Dengan sendirinya sikap Pariwisata

Internasional berubah pula terhadap performance Pariwisata

Indonesia.

Terjadi pula perubahan pasar yang elastis dan sulit diprediksi

serta secara akurat oleh pelaku-pelaku dalam dunia pariwisata.

Hal ini juga dialami oleh negara-negara lain yang telah

mengembangkan kepariwisataannya lebih maju, namun mereka

lebih cepat mengantisipasi permasalahan yang timbul karena

didukung oleh faktor sosial budaya maupun sosial politik yang lebih

kondusif.

Sesuai dengan komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara yang menyatakan pembangunan pariwisata merupakan skala

prioritas pembangunan setelah pertanian dan industri, hal ini

didukung karena Sumatera Utara memiliki obyek-obyek wisata yang

potensial, baik wisata alam maupun budaya yang sudah dapat

diinventarisir ± 200 obyek wisata dengan tujuan wisata Medan,

Brastagi, Danau Toba, Nias, Bukit Lawang dan Tangkahan di Langkat,

wisata Iman di Tapanuli Utara dan Dairi serta Kabupaten/Kota

lainnya.

Page 105: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 105 -

Disamping itu dari sisi pemasaran, perlu diikuti dengan

antisipasi dan penyesuaian terhadap perkembangan yang sangat

dinamis, khususnya terkait dengan perubahan pola-pola perjalanan,

motivasi, dan pilihan produk serta fasilitas pelayanan dalam bisnis/

industri pariwisata. Kemampuan menciptakan daya saing melalui

penganekaragaman paket-paket wisata, yang berarti banyak pilihan

merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian peningkatan

kepariwisataan Sumatera Utara kedepan.

Capaian kinerja urusan pariwisata sebagai berikut :

a. Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera

Utara dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 posisi November

sebanyak 172.194 wisatawan mancanegara, sedangkan pada

tahun 2011 posisi November sebanyak 197.999 wisatawan

mancanegara atau mengalami peningkatan sebesar 15 persen.

b. Membawa Duta Wisata Sumatera Utara Tingkat Nasional pada

Pemilihan Duta Wisata Indonesia 2010 di Kendari Sulawesi

Tenggara memperoleh juara favorit, dan untuk Tahun 2011 pada

Tingkat Nasional di Palu Mendapat Juara I.

c. Hubungan silaturahmi dan kebersamaan antara masyarakat

Sumatera Utara dengan para pejabat Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara, baik eksekutif, yudikatif dan legislatif serta

stakeholder pariwisata terjadi melalui kegiatan Malam Refleksi

melepaskan Tahun 2010 menyambut tahun 2011 yang

dilaksanakan tgl 30 Desember 2010 di Taman Budaya Medan,

dan untuk Tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 29 Desember

2011.

d. Telah tersusunnya buku inventori kota-kota tua untuk 11

kabupaten/kota di Sumatera Utara.

e. Telah terjalinnya kerjasama Kota Kembar Danau Toba – Bali.

Page 106: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 106 -

f. Terbentuknya Tim Pokja Destination Managemen Organisation

(DMO) tingkat Provinsi.

6. Urusan Perindustrian

Industri pengolahan non migas di Sumatera Utara telah

menunjukkan kinerja yang meningkat, dengan hadirnya Kawasan

Industri Sei Mangke, yang bergerak di bidang pengelolaan produk

turunan kelapa sawit, dan diharapkan menjadi pionir Industri

Nasional. Dengan adanya klaster industri ini diprediksi akan tumbuh

industri-industri pendukung lainnya baik skala menengah dan

industri kecil. Untuk itu perlu adanya pembinaan dan perhatian

terhadap peningkatan teknologi dan skill dari SDM agar komoditi

unggulan Sumatera Utara dapat berdaya saing baik tingkat nasional

maupun pasar ekspor.

a. Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB tahun 2010 :

Rp. 6.603,48 Milyar, tahun 2011 sebesar : Rp. 6.821,73 Milyar

b. Pertumbuhan industri besar pada tahun 2010 : 3,67 persen (yoy),

sedangkan tahun 2011 sebesar : 2,13 persen (yoy)

c. Pertumbuhan industri kecil dan rumah tangga sebesar : 6,36

persen (yoy), sedangkan tahun 2011 sebesar : 2,50 persen (yoy)

7. Urusan Perdagangan

Perdagangan merupakan salah satu sektor penting dalam

perkembangan ekonomi Sumatera Utara. Komoditi Expor Unggulan

daerah Sumatera Utara terdiri dari Industri Kelapa Sawit (CPO),

karet/barang dari karet, kakao dan coklat, kopi, hasil laut, barang-

barang aluminium dan industri kecil menengah (kerajinan dan seni,

serta industri rumah tangga).

Page 107: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 107 -

a. Volume ekspor Sumatera Utara Tahun 2010 : 7.992.103 ton

Volume ekspor Sumatera Utara Tahun 2011 : 8.160.168 ton

b. Nilai ekspor Sumatera Utara tahun 2010 : 9.147.778.000 USD

Nilai ekspor Sumatera Utara tahun 2011 : 11.883.242.000

USD

c. Volume impor Sumatera Utara Tahun 2010 : 6.171.734 ton

Volume impor Sumatera Utara Tahun 2011 : 6.718.257 ton

d. Nilai impor Sumatera Utara tahun 2010 : 3.576.248.000 USD

Nilai impor Sumatera Utara tahun 2011 : 4.953.462.000 USD

e. Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara tahun 2010 :

5.571.530.000 USD

Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara tahun 2011 :

6.929.780.000 USD

8. Urusan Transmigrasi

Pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di

bidang ketransmigrasian dilaporkan sebagai berikut:

1) UPT yang masih dibina pada tahun 2010 sampai dengan 2011

adalah UPT Muara Upu sebanyak 100 KK Kecamatan Muara

Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.

2) Transmigrasi lokal dan Swakarsa yang dibina sampai saat ini

tidak ada.

Page 108: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 108 -

BAB IV

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah telah mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan

memperhatikan keserasian hubungan antar tingkat pemerintahan yang

saling berhubungan (inter koneksi) serta saling tergantung

(interdependensi) dan saling mendukung dalam satu kesatuan sistem

pemerintahan. Sifat yang saling ketergantungan memberikan konsekwensi

bahwa ada bagian urusan pemerintahan yang dapat dilaksanakan secara

otonom oleh pemerintah daerah dan ada bagian urusan yang dilaksanakan

harus dengan bantuan pemerintah daerah atau desa dalam

pelaksanaannya.

Tugas pembantuan pada dasarnya merupakan keikutsertaan daerah

atau desa termasuk masyarakatnya atas penugasan atau kuasa dari

pemerintah atau pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan

pemerintahan dibidang tertentu. Secara normatif tugas pembantuan di

definisikan sebagai penugasan dari pemerintah kepada daerah /desa dari

pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota kepada desa untuk

melaksanakan tugas tertentu, dengan kewajiban si pemberi tugas

memberikan petunjuk teknis serta pendanaannya terhadap instansi yang

diberikan tugas. Dengan demikian hakekat tugas pembantuan adalah untuk

menjalankan urusan pemerintahan pada saat implementasi kondisi instansi

pemberi tugas pembantuan mempunyai keterbatasan dimana perangkat

instansi pemberi tugas tidak ada di daerah atau di desa, sehingga instansi

pemberi tugas meminta bantuan kepada daerah atau desa untuk

melaksanakannya.

Page 109: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 109 -

Pada tahun anggaran 2011, pemberian tugas pembantuan dari

Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun yang

diberikan kepada daerah sebagai berikut :

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA

Untuk Tahun Anggaran 2011, tugas pembantuan yang diterima

dari Pemerintah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi

Sumatera Utara, yaitu :

1. Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan menerima tugas pembantuan

dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,

dengan program :

a. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya, dengan

kegiatan : pengembangan sistem pembenihan ikan,

pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan

ikan dan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya ditjen perikanan budidaya.

b. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap

dengan kegiatan pengelolaan sumber daya ikan (SDI).

Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 2.376.483.000,-dan realisasi anggaran

sebesarRp. 2.129.554.860,-.

Page 110: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 110 -

2. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menerima tugas

pembantuan dari Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian

Pertanian dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan program

dan kegiatan antara lain :

a. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan

Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal,

dengan kegiatan : peningkatan produksi ternak dengan

pendayagunaan sumber daya lokal, peningkatan produksi pakan

ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal, pengendalian

dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan

penyakit zoonosis, peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan

bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal, penjaminan

pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan

persyaratan produk hewan non pangan.

b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian, dengan kegiatan :

pengembangan pemasaran domestik dan pengembangan

pengolahan hasil pertanian.

Sumber anggaran adalah APBN dengan jumlah anggaran

sebesarRp. 38.378.343.000,- dengan realisasi anggaran sebesar

Rp.14.091.845.608,-.

Page 111: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 111 -

3. Dinas Pertanian Dinas Pertanian menerima tugas pembantuan dari

Direktorat Jenderal Pemasaran Hasil Pertanian dan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, untuk melaksanakan program kegiatan

yang diterima antara lain :

a. Program optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik,

dengan kegiatan pengembangan pasar tani.

b. Program unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan, dengan

kegiatan pengembangan usaha dan kemitraan penggilingan padi

kecil.

c. Program unit usaha pengolahan hasil hortikultura, dengan

kegiatan pengembangan usaha dan kemitraan grading packing

sayuran.

d. Program laporan kegiatan dan pembinaan, dengan kegiatan

administrasi.

e. Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman

pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada

berkelanjutan, dengan kegiatan pengelolaan sistem penyediaan

benih tanaman pangan.

Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 3.350.000.000 dan realisasi anggaran sebesar

Rp. 3.335.562.900,-.

Page 112: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 112 -

4. Dinas Perkebunan Dinas Perkebunan menerima tugas pembantuan

dariDirektorat Jenderal Perkebunan,untuk melaksanakan program

kegiatan yang diterima antara lain :

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan, dengan kegiatan :

1) Perluasan tanaman kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan,

100Ha.

2) Pemberdayaan petani.

3) Sinkronisasi, koordinasi pelaksanaan.

4) Rekruitmen petugas pendamping.

5) Pembinaan dan pengawalan kegiatan.

6) Pengembangan sistem data base kakao.

7) Peremajaan tanaman kakao, 800 Ha.

8) Intensifikasi kakao 1700 Ha.

9) Pembangunan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Samosir,

2 Ha.

10) Pemeliharaan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Humbang

Hasundutan, 2 Ha.

11) Pemeliharaan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Pakpak

Bharat, 2 Ha.

12) Pemeliharaan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Dairi,

2 Ha.

13) Pengawalan kegiatan perluasan tanaman kopi di Kabupaten

Humbang Hasundutan.

14) Pengawalan kegiatan tanaman rempah dan penyegar lainnya.

15) Perluasan tebu di Kabupaten Langkat.

16) Pembangunan kebun bibit datar di Kabupaten Langkat.

Page 113: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 113 -

17) Perbaikan budidaya tanaman nilam di Kabupaten Langkat, 10 Ha.

18) Pembangunan penangkar benih nilam di Kabupaten Langkat,

2 Ha.

19) Pembekalan penerapan Good Agriculture Practicies (GAP) nilam/

Standar Pelaksanaan Operasional (SPO) budidaya nilam di

Kabupaten Langkat.

20) Pelatihan pemahaman program pengembangan tebu.

21) Pelatihan teknis budidaya tebu.

22) Pelatihan peningkatan kapabilitas kelembagaan petani.

23) Pelatihan administrasi kewenangan lembaga petani.

24) Operasional Tenaga Kerja Pendamping (TKP) tebu.

25) Operasional Pembantu Lapangan Tenaga Kerja Pendamping (PLP-

TKP) tebu.

26) Peningkatan kegiatan perlombaan dan penghargaan

perkebunan, dan lain-lain.

27) Pengawalan kegiatan tanaman semusim lainnya.

28) Pengawalan pendampingan dan administrasi tanaman tebu.

29) Pembinaan dan pengawalan kegiatan budidaya nilam.

30) Peremajaan tanaman kelapa di Kabupaten Serdang Bedagai,

200 Ha.

31) Peningkatan keterampilan petani di Kabupaten Langkat.

32) Pengawalan kegiatan revitalisasi perkebunan di Kabupaten Nias.

33) Pengawalan kegiatan revitalisasi perkebunan di Kabupaten Nias

Selatan.

34) Sinkronisasi dan koordinasi kegiatan revitalisasi perkebunan.

35) Operasional petugas pendamping (TKP/PLP-TKP) revitalisasi

perkebunan.

36) Integrasi tanaman kelapa sawit dan ternak (sapi) di Kabupaten

Langkat.

Page 114: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 114 -

37) Pengawalan kegiatan penyuluhan integrasi kelapa sawit-ternak

sapi.

38) Pengawalan dalam rangka pengembangan integrasi kelapa sawit

- ternak di Kabupaten Langkat.

39) Pengawalan kegiatan pengembangan tanaman kelapa terpadu.

40) Penanganan peningkatan pasca panen tanaman kopi.

41) Fasilitasi penanggulangan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP)

dan bencana alam.

42) Pertemuan koordinasi penanggulangan GUP.

43) Pengendalian hama penggerek batang kopi 50 Ha di Kabupaten

Humbang Hasundutan.

44) Fasilitasi pemantauan kebakaran, dampak perubahan iklim dan

bencana alam di Kabupaten Batubara.

45) Sosialisasi Penggunaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan peraturan

perundang-undangan di Kabupaten Labuhan Batu.

46) Pertemuan koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak

perubahan iklim.

47) Fasilitasi pemantauan kebakaran, dampak perubahan iklim dan

bencana alam.

48) Pengawalan, pembinaan dan pendampingan kegiatan

perlindungan perkebunan.

49) Honor pengelola satuan kerja Tugas Pembantuan (TP).

50) Insentif mantriks statistik perkebunan.

51) Pengawalan Penggerak Membangun Desa (PMD).

52) Fasilitasi rintisan Rencana Defeniti Kebutuhan Kelompok (RDKK)

pupuk bersubsidi di Labuhan Batu.

53) Fasilitasi rintisan Rencana Defeniti Kebutuhan Kelompok (RDKK)

pupuk bersubsidi di Kabupaten Langkat.

54) Pencarian data penyediaan dan penggunaan saprodi di wilayah

sentra perkebunan untuk kegiatan pengawalan saprodi.

Page 115: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 115 -

55) Pengadaan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) di Kabupaten

Langkat.

56) Bantuan penyediaan benih untuk pameran, penghijauan, dll.

57) Penataan varietas tebu.

58) Penyusunan kuisioner untuk kegiatan pengawalan saprodi

perbenihan.

59) Pertemuan/sosialisasi/koordinasi dalam rangka pengawalan

kegiatan saprodi perbenihan.

Sumber anggaran berasal dari APBN sebesar

Rp.23.027.173.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 11.330.299.940,-.

5. Dinas Bina Marga

Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara diberi tugas

pembantuan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian

Pekerjaan Umum Republik Indonesia, untuk melaksanakan program

kegiatan berupa: Program Penyelenggaraan Jalan, dengan kegiatan

Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional.

Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran

sebesar Rp.62.409.841.000,- dan realisasi sebesar

Rp. 57.778.769.976,-.

6. Badan Lingkungan Hidup

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara menerima

tugas pembantuan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Republik Indonesia, untuk melaksanakan program kegiatan berupa :

Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup,

dengan kegiatan Peningkatan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan

Hidup.

Page 116: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 116 -

Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah

anggaran sebesarRp. 500.000.000,-dan realisasi anggaran sebesar

Rp. 499.739.000,-.

7. Dinas Kesejahteraan dan Sosial Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

diberi tugas pembantuan oleh Kementerian Sosial Republik

Indonesia, untuk melaksanakan program dan kegiatan antara lain :

a. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, dengan kegiatan:

bantuan bahan bangunan rumah (BRR) dan bantuan lauk pauk.

b. Program Pemberdayaan Komunikasi Adat Terpencil, dengan

kegiatan: pemberian jaminan hidup bagi warga KAT, pemberian

peralatan kerja bagi warga KAT,pemberian bibit bagi warga

KAT,pembangunan rumah pada warga KAT dan pemberian BRR.

c. Program Pemberdayaan Sosial, dengan kegiatan pelestarian

kepahlawanan keperintisan dan kesetiakawanan sosial.

d. Program Lembaga Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Orang

dengan Kecacatan yang tidak Dikembangkan/Dibantu, dengan

kegiatan Rehabilitasi Loka Bina Karya (LBK) Terang.

Sumber anggaran berasal dari APBN sebesar

Rp. 4.950.694.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 4.204.791.400,-.

8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan PariwisataProvinsi Sumatera Utara

diberi tugas pembantuan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif Republik Indonesia,untuk melaksanakan program kegiatan

yang telah diberikan berupa :

Page 117: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 117 -

a. Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan Permuseuman,

dengan kegiatan pengembangan pengelolaan peninggalan

kepurbakalaan.

b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan kegiatan

pengembangan daya tarik pariwisata.

c. Program Pengembangan Pemasaran, dengan kegiatan :

peningkatan promosi pariwisata dalam negeri, peningkatan

promosi pariwisata luar negeri dan peningkatan publikasi

pariwisata.

Sumber anggaran berasal dari APBN sebesar

Rp. 17.770.492.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 9.996.136.900,-.

9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera

Utara menerima tugas pembantuan dari Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Republik Indonesia,untuk melaksanakan program

kegiatan yang diterima berupa :

a. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan

Produktivitas (BPPD) Provinsi Sumatera Utara, dengan kegiatan

Pelatihan Kewirausahaan Pembinaan Latihan dan Produktivitas

(Binalattas).

b. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan

Produktivitas (BLK Pematang Siantar), dengan kegiatan

Pengembangan Standarisasi Kompetensi Kerja dan Program

Pelatihan Binalattas.

Page 118: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 118 -

c. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi (PPKT) Provinsi

Sumatera Utara, dengan kegiatan :

1) Penyediaan Lahan.

2) Pengembangan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan

Transmigrasi.

3) Dukungan Teknis dan Manajemen Ditjen P2Trans.

d. Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi

(P2MKT) Provinsi Sumatera Utara, dengan kegiatan :

1) Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi.

2) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Masyarakat

di Kawasan Transmigrasi.

Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 3.806.583.000,- dengan realisasi sebesar

Rp. 3.347.094.200,-.

10. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pengelolaan Sumber Daya AirProvinsi Sumatera Utara

menerima tugas pembantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum

Republik Indonesia, untuk melaksanakan program dan kegiatan

berupa :

Program Pengelolaan Sumber Daya Air, dengan kegiatan :

1) Administrasi Kegiatan.

2) Survey dan Investigasi.

3) Operasi dan Pemeliharaan Rutin.

4) Rehabilitasi.

5) Fisik Penunjang Lainnya.

Page 119: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 119 -

Sumber anggaran adalah dana APBN dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 15.949.540,- dengan realisasi sebesar

Rp. 14.101.641,-.

11. Badan Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

menerima tugas pembantuan dari Badan Ketahanan Pangan Pusat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, untuk melaksanakan

program dan kegiatan berupa :

Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat, dengan kegiatan Pengembangan Ketersediaan dan

Penanganan Rawan Pangan.

Sumber anggaran adalah dana APBN dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 963.000.000,- dengan realisasi sebesar

Rp. 939.110.570,-.

Page 120: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 120 -

B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN

Untuk Tahun Anggaran 2011, tugas pembantuan yang diberikan

dari Pemerintah Provinsi, yaitu :

1. Badan Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

memberikan tugas pembantuan kepada :

1) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Serdang Bedagai.

2) Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Deli Serdang.

3) Badan Ketahanan Pangan Kota Medan.

4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten

Nias.

5) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Mandailing Natal.

6) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Pematang

Siantar.

7) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Daerah

Kota Padangsidimpuan.

8) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Toba Samosir.

9) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Samosir.

10) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Asahan.

11) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Dairi.

12) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Dairi.

13) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Page 121: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 121 -

14) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan

dan Ketahanan Pangan Kabupaten Simalungun.

15) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Labuhanbatu.

16) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Tapanuli Utara.

17) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Tapanuli Selatan.

18) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias Selatan.

19) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Batu Bara.

20) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan

dan Ketahanan Pangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

21) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan

dan Ketahanan Pangan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

22) Kantor Ketahanan Pangan Kota Tebing Tinggi.

23) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota

Binjai.

24) Dinas Pertanian Kabupaten Langkat.

untuk melaksanakan program dan kegiatan berupa :

Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat, dengan kegiatan :

1) Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan.

2) Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan

Peningkatan Keamanan Pangan Segar.

3) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan

Pangan.

Sumber anggaran adalah dana APBN dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 15.337.800.000,- dengan realisasi sebesar

Rp. 14.515.985.979,-.

Page 122: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 122 -

BAB V

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Efektifitas penyelenggaraan pemerintahan tidak hanya ditentukan

oleh implementasi otonomi daerah dan tugas pembantuan, melainkan

masih ada sisi lain yang harus diperhatikan, yang dapat meminimalisir

ketimpangan pembangunan maupun menghilangkan egoisme sektoral.

Tugas-tugas dimaksud dalam terminologi di sebut sebagai tugas umum

pemerintahan yang meliputi :

1. Kerjasama Antar Daerah.

2. Kerjasama Luar Negeri.

3. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah.

4. Pembinaan Batas Wilayah.

5. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana.

6. Pengelolaan Kawasan Khusus.

7. Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum.

Melalui penyelenggaraan tugas umum pemerintahan diharapkan

keterbatasan, ketimpangan maupun permasalahan yang ada di satu daerah

jika dikelola dengan prinsip penyelenggaraan tugas umum pemerintahan

akan menjadi kekuatan regional dengan memetakan potensi-potensi

unggulan sehingga terbentuk kekuatan ekonomi regional. Dengan kata lain

antara satu daerah dengan daerah lain tidak bersaing dalam satu potensi

unggulan tetapi harus bisa saling mengisi untuk menguatkan daya saing.

Adapun tugas umum pemerintahan yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

Page 123: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 123 -

A. KERJASAMA ANTAR DAERAH

1. Kebijakan dan Kegiatan

Pada dasarnya esensi kebijakan kerjasama daerah adalah

untuk meningkatkan kerjasama pembangunan antar daerah dengan

tujuan untuk mensinerjikan potensi sumber daya alam unggulan

antar daerah, mensinerjikan potensi dan peluang ekonomi antar

daerah, mensinerjikan potensi sumber daya manusia dan sumber

daya non alami lainnya. Tujuan kerjasama pembangunan antar

daerah juga untuk mensinerjikan hasil penelitian dan

pengembangan, optimalisasi pemeliharaaan dan pemanfaatan

potensi antar daerah, dan juga ditujukan untuk mencari alternatif

solusi yang dapat dipakai untuk pemecahan berbagai masalah antar

daerah yang dianggap penting.Sebagaimana halnya dengan

kelaziman pembuatan dan implementasi kebijakan publik lainnya,

kebijakan kerjasama daerah di Provinsi Sumatera Utara harus

mempunyai dasar dan kekuatan hukum yang tetap, sehingga tidak

dianggap kebijakan yang menyimpang dari prinsip administrasi dan

hukum tata negara yang berlaku di Indonesia.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah terdapat satu bab tersendiri dengan empat

Pasal yaitu Pasal 195, Pasal 196, Pasal 197 dan Pasal 198 yang

mengatur tentang kerja sama dan penyelesaian perselisihan kerja

sama. Pada Pasal 195 diatur tentang kerja sama daerah dengan

pihak lain yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat.

Page 124: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 124 -

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Daerah

berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan

peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

penyediaan pelayanan publik, suatu daerah dapat mengembangkan

kegiatan kerjasama dengan daerah lainnya atau bekerjasama

dengan pihak ketiga berdasarkan pertimbangan efisiensi dan

efektifitas dalam kegiatan pelayanan publik. Pertimbangan

berikutnya adalah rencana kegiatan kerjasama yang dilakukan harus

mampu menciptakan suatu sinerji dan prinsip saling

menguntungkan (mutual beneficiary) bagi pihak yang bekerja sama.

Disamping itu pelaksanaan urusan pemerintahan yang

mengakibatkan dampak lintas daerah dan demi pertimbangan

efisiensi pembiayaan kegiatan, daerah wajib mengelolanya secara

bersama-sama dengan daerah sekitarnya.

Agar pelayanan publik berjalan optimal, maka apabila

daerah tidak melaksanakan kerjasama antar daerah dalam

pengelolaan pelayanan publik yang berdampak lintas daerah, maka

pengelolaan pelayanan publik tersebut dapat dilaksanakan oleh

Pemerintah. Dengan demikian kerjasama antar daerah juga

merupakan manifestasi terdapatnya hubungan antara Pemerintah

dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintahan Daerah yang

meliputi hubungan kewenangan, keuangan, pelayanan umum dan

pemanfaatan sumber- sumber daya alam dan sumber daya lainnya

yang saling terkait, saling ketergantungan antara yang satu dengan

Page 125: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 125 -

yang lain dan bersinerji menjadi satu sistem pemerintahan dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mengurangi kesenjangan antar sektor, antar

Kabupaten dan antar Kota dan Desa, Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara telah melakukan berbagai kebijakan secara menyeluruh dan

terpadu termasuk meningkatkan alokasi dana langsung ke daerah,

disamping itu untuk melanjutkan dan meningkatkan upaya

penanggulangan kemiskinan serta menggerakkan kembali kegiatan

ekonomi di berbagai daerah secara merata.

Kerjasama antar daerah di Provinsi Sumatera Utara

semaksimal mungkin diupayakan untuk dilaksanakan secara

konsisten dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerjasama berikut:

a. Transparan.

b. Akuntable.

c. Partisipatif.

d. Saling menguntungkan dan memajukan.

e. Kerjasama dibangun untuk kepentingan umum.

f. Keterkaitan yang dijalin atas dasar saling membutuhkan.

g. Keberadaan kerjasama saling memperkuat pihak-pihak yang

terlibat.

h. Kepastian hukum.

i. Tertib penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Proses kerjasama daerah di Provinsi Sumatera Utara

dilaksanakan melalui tahapan-tahapan berikut ini :

a. Pertemuan awal beberapa kepala daerah.

b. Studi kelayakan.

c. Negosiasi substansi yang akan dikerjasamakan.

Page 126: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 126 -

d. Penandatanganan keputusan bersama / MoU / perjanjian

kerjasama.

e. Penyusunan master plan/action plan.

f. Pembentukan forum/badan kerjasama.

g. Operasionalisasi.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Kerjasama yang terkait antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

dengan kabupaten/kota yaitu :

a. Terlaksananya kerjasama Pembangunan Perkotaan MEBIDANG,

(Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan

Pemerintah Kota Medan, Pemerintah Kota Binjai dan Pemerintah

Kabupaten Deli Serdang)

b. Terlaksananya kerjasama antar kabupaten sekawasan Danau

Toba dan Provinsi Sumatera Utara dalam pembangunan jalan

lingkar terluar (Outer Ring Road) Danau Toba

c. Terlaksananya kerjasama antar kabupaten dan provinsi Sumatera

Utara dalam pembangunan jalan raya Tanjung Morawa

Saribudolok – Tongging (RAWASARING).

d. Kerjasama antar kabupaten/kota se kawasan agropolitan dataran

tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara dan kerjasama antar

kabupaten/kota se-kawasan agromarinepolitan Provinsi

Sumatera Utara.

B. KERJASAMA LUAR NEGERI

Hubungan antar bangsa di era modern saat ini tidak lagi

dihalangi oleh jarak antar wilayah bahkan hampir tidak mengenal batas

antar negara (borderless), seperti contohnya di kawasan Masyarakat

Ekonomi Eropa (MEE). Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang

Page 127: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 127 -

telekomunikasi dan sistem informasi, hubungan antar negara dapat

berlangsung dengan cepat melalui penggunaan teknologi. Bahkan

dapat dilakukan pertukaran informasi dan dokumen antar negara

melalui fax atau dalam bentuk digital melalui internet (email) yang

dapat diterima di negara lain dalam waktu hanya beberapa menit. Kita

bisa berhubungan dengan siapa saja dengan orang dari seluruh dunia,

tanpa lagi mengenal perbedaan waktu antar negara. Sehingga jarak

antar negara tidak menjadi penghambat dalam melakukan hubungan.

Perubahan yang sangat cepat dalam hubungan internasional

menuntut kesiapan bangsa Indonesia dan masyarakat di Sumatera

Utara jika ingin masuk dalam pergaulan antar bangsa di dunia.

Teknologi sebagai media untuk mempermudah melakukan hubungan

komunikasi.

Mengenai kendala geografis dengan jauhnya jarak yang harus

ditempuh untuk pemasaran produk dari Sumatera Utara, tentu saja

harus disesuaikan dengan menjual produk tidak dalam bentuk segar

(row material), tetapi harus dalam bentuk olahan. Untuk pemasaran

produk pertanian yang diminati seperti buah-buahan, markisa atau

jeruk dipasarkan dalam bentuk juice dalam kemasan, atau diolah

menjadi selai yang lebih tahan lama dalam proses pengiriman.

Demikian juga produk perikanan, berupa udang beku dengan kemasan

yang memungkinkan untuk menempuh perjalanan jauh. Persoalan

yang penting dalam pemasaran produk makanan adalah karena MEE

memiliki persyaratan yang sangat ketat menyangkut mutu produk

makanan yang harus memenuhi standar eropa, termasuk persyaratan

lingkungan (ecolabelling), misalnya mereka tidak mau menerima CPO

yang berasal dari kebun yang dibangun dari hasil penebangan hutan.

Demikian juga dengan produk udang yang berpengaruh terhadap

Page 128: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 128 -

kerusakan biota terumbu karang. Hal yang demikian ini sangat perlu

kita perhatikan untuk bisa bersaing memasuki pasar Eropa.

1. Hubungan Kerjasama Ekonomi Sub Regional Segitiga

Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT)

a. Kebijakan dan Kegiatan

Pembentukan Kerjasama Segitiga Pertumbuhan

Indonesia-Malaysia -Thailand atau Indonesia Malaysia Thailand

Growth Triangle (IMT-GT) merupakan tindak lanjut dan

pengembangan kerja sama di antara pengusaha-pengusaha

swasta dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang telah

mempunyai hubungan historis karena posisi wilayahnya yang

berdekatan. Kerjasama IMT-GT sendiri sudah bermula sejak

tahun 1991 dan diresmikan dalam pertemuan di Langkawi pada

bulan Juli 1993.

Pada awal terbentuknya hanya terdiri dari 12

Provinsi/Negara Bagian yakni 4 Provinsi Indonesia, 3 Negara

Bagian Malaysia dan 5 Provinsi Thailand, saat ini telah menjadi

hampir tiga kali lipat yakni terdiri dari 32 Provinsi/Negara bagian

yaitu 10 Provinsi Indonesia yang meliputi seluruh Provinsi yang

ada di Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau mulai dari Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,

Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung dan Riau

Kepulauan; 8 Negara Bagian Malaysia yakni Kedah, Kelantan,

Malaka, Negeri Sembilan, Penang, Perak, Perlis dan Selangor,

dan 14 Provinsi di Thailand Selatan, yakni : Nakhon Si

Thammarat, Narathiwat, Pattani, Phattalung, Satun, Songkhla,

Trang, Yaala, Chumphon, Ranong, Surat Thani, Phang Nga dan

Phuket. Hal ini menunjukkan bahwa forum ini telah diakui dapat

Page 129: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 129 -

memberikan manfaat untuk meningkatkan pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat didalamnya.

Dari serangkaian kerjasama yang telah dilaksanakan,

beberapa kesepakatan telah melahirkan proyek kerjasama

antara 3 (tiga) negara anggota IMT-GT. Hal-hal yang telah dicapai

dan dirasakan manfaatnya antara lain :

a) Kebijakan Penghapusan Biaya Fiskal

Penghapusan fiskal yang diberlakukan bagi penduduk yang

bepergian ke daerah-daerah yang tergabung di dalam forum

IMT-GT telah memacu kerjasama antar pengusaha di ketiga

kawasan negara-negara anggota IMT-GT.

Dengan pembebasan 'ExitTax' oleh Indonesia, terjadi

mobilitas penduduk intra-regional terutama para pedagang,

wisatawan, dan pelajar sangat berkembang, dan lebih banyak

orang Indonesia mendapatkan pekerjaan di industri Malaysia.

b) Transportasi udara.

Ketika IMT-GT pertama dicanangkan hanya ada 3

penerbangan dalam seminggu antara Penang dan Medan.

Saat ini telah ada 6 penerbangan setiap hari. Sepuluh tahun

yang lalu hanya ada 1 penerbangan yang melayani subregion

akan tetapi dewasa ini ada 6 maskapai penerbangan yang

beroperasi ke berbagai tujuan di dalam wilayah IMT-GT

dengan puluhan kali jadwal penerbangan.

c) Peningkatan investasi di berbagai lapangan usaha.

IMT-GT telah menciptakan beberapa investasi dalam negeri

terkait dengan IMT-GT region yang telah menambah sarana

fisik, human, lingkungan sosial dan infrastruktur pemerintah.

Page 130: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 130 -

Beberapa hasil yang telah dapat dilihat manfaatnya baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat di

Provinsi Sumatera Utara dan daerah lain di Kawasan IMT-GT

antara lain :

- Peningkatan signifikan dalam jumlah hotel di Medan, Hat

Yai dan Sadao, kota ini sehingga tujuan utama untuk

wisatawan intra-regional dan wisatawan;

- Peningkatan operator udara sub-regional yang melayani

Penang, Kuala Lumpur, Malaka, Langkawi, Ipoh, Pekanbaru,

Batam, Medan, Aceh, dan Songhkla. JBC dibawah fasilitasi,

Firefly telah memulai operasi ke Sumatera sejak Oktober

2008 yang menerbangi rute Penang-Banda Aceh, Penang-

Medan dan Sabang-Pekanbaru;

- Bagian dari jembatan Trans – Malaysia – Thailand juga

telah dirancang, dengan kerja sama antara Petronas dan

Petrolium Authority of Indonesia membangun pipa gas dari

Kedah (Langkawi) untuk Soghkla;

- Juga telah dilakukan kerjasama dalam bidang

telekomunikasi berupa pemasangan kabel serat optik

bawah laut antara Semenanjung Malaysia dan Sumatera

dengan kerjasama erat antara Indosat (Indonesia) dan

Telkom Malaysia Bhd;

- Telah dibangun juga The IMT-GT Plaza, yang menampilkan

produk-produk lokal Indonesia di Trang- Thailand, dan

beberapa lokasi lain di sekitar IMT-GT seperti Bukit Kayu

Hitam, Port Dickson, Port Klang, Penang dan Selangor di

Malaysia, Dumai, Pekanbaru, Batam, Medan dan

Tanjungbalai di Indonesia, Hat Yai dan Krabi di Thailand;

Page 131: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 131 -

- Selain itu terdapat 15 perusahaan kecil tradisional (UMKM)

dari penghasil makanan dan minuman produk Malaysia

yang telah siap melakukan kerjasama perdagangan dengan

pengusaha dari Indonesia.

d) Transportasi Air

Kerjasama pelayaran telah melaksanakan pengoperasian

Kapal penumpang “Roro” antara Penang – Belawan.

Kerjasama ini memberi kesempatan yang luas untuk

kelancaran arus lalu lintas manusia dan barang melalui rute

Belawan (Sumatera)-Penang (Malaysia), Dumai (Indonesia)-

Melaka (Malaysia) dan sedang diprogramkan rute Penang–

Lhokseumawe (Aceh).

e) Peningkatan Sumber Daya Manusia Penduduk di negara anggota IMT- GT memperoleh manfaat

dari investasi dibidang Sumber Daya Manusia telah dilatih

diberbagai bidang, seperti perawat, konstruksi, pertanian, jasa

profesional dan bidang lainnya.

f) IMT-GT merupakan pasar potensial.

Meningkatnya pendapatan masyarakat menunjukkan

besarnya potensi kerjasama IMT-GT. Hal ini hanya akan dapat

berfungsi bila relasi yang kuat antara sektor swasta maupun

pemerintah dapat memfokuskan untuk menggerakkan

ekonomi lokal. Keadaan ini juga dapat dikatakan bahwa IMT-

GT secara perlahan masuk kedalam kesatuan “Straits of

Malacca Economic Cooperation Entity” (Badan Ekonomi

Melaka).

Page 132: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 132 -

b. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah membentuk

Sekretariat Bersama IMT-GT guna mensinergikan pelaksanaan

program dan kegiatan antara lain:

1) Keikutsertaan negara Malaysia dan Thailand dalam event

Pekan Raya Sumatera Utara yang dilaksanakan pada tanggal

12 Maret s/d 15 April 2011 di Arena Pekan Raya Sumatera

Utara. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang sudah

termasuk kedalam kalender tahunan dalam rangka

pelaksanaan Visit IMT-GT Year.

2) Rapat persiapan penyelenggaraan Senior Official Meeting

(SOM) di Jakarta, dilaksanakan oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal Pusat, dihadiri oleh Sekretariat Nasional

IMT-GT, pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan

pengurus Sekretariat Bersama IMT-GT Sumatera Utara pada

tanggal 24 Mei 2011.

3) Pertemuan The 2nd Special IMT-GT JBC Exco Meeting di

Penang, tanggal 22 – 23 November 2011.

4) Pertemuan The 31st IMT GT Joint Buisness Council Meeting

pada tanggal 5 Desember di Hotel JW Marriot Medan.

Pertemuan dilaksanakan sebagai rangkaian Pertemuan SOM

dan CMGF IMT-GT yang dilaksanakan di Hotel JW Marriot

dari tanggal 5 s.d 7 Desember 2011 diikuti oleh IMT-GT JBC

Indonesia, IMT-GT JBC Malaysia dan IMT-GT JBC Thailand.

Tujuan Pertemuan The 31st IMT GT Joint Buisness Council

Meeting ini adalah :

a) Implementasi beberapa proyek kerjasama Indonesia,

Malaysia dan Thailand Privatesector dan Publicsector.

Page 133: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 133 -

b) Bekerjasama dan berinisiatif terhadap pengembangan

wilayah terutama di wilayah subregion IMT-GT.

c) Mendukung pemerintah dalam mempercepat

pelaksanaan program pembangunan ekonomi di

kawasan subregion IMT-GT.

d) Memberikan usulan dan mempercepat pembangunan

ekonomi di wilayah/kawasan IMT-GT subregional.

Hasil yang diperoleh dari Pertemuan The 31st IMT GT Joint

Buisness Council Meeting ini adalah :

a) Dihasilkannya kesepakatan kerjasama antara

privatesector dengan publicsector dalam hal ini berupa

proyek usulan JBC Indonesia, Malaysia, Thailand.

b) Mengoptimalkan kerjasama di beberapa proyek yang

sudah dicapai dan proyek yang akan dicapai.

5) Mengikuti Pertemuan di Batam pada tanggal 11 – 14

Desember 2011

Pertemuan difasilitasi oleh Kementerian Kebudayaan dan

Pariwisata, yang bertujuan untuk mensinergikan kegiatan,

pola dan cara perjalanan wisata (Travel Pattern) di kawasan

IMT-GT.

Travel Pattern IMT-GT Indonesia meliputi Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau,

Jambi, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung dan Kepulauan

Riau merupakan daerah yang perlu dibenahi, sehingga

perjalanan wisata khususnya di 10 Provinsi IMT-GT ini lebih

menarik.

6) Senior Official Meeting (SOM) IMT-GT ke-18 dan Chief

Minister’s and Governors’ Forum (CMGF) ke 8 tanggal 5 – 7

Desember 2011.

Page 134: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 134 -

Provinsi Sumatera Utara selaku tuan rumah pelaksanaan

SOM IMT-GT ke-18 dan CMGF ke 8 yang dilaksanakan di

Hotel JW Mariot Medan, diikuti oleh ketiga negara.

2. Asosiasi Provinsi Bersaudara (Sister Province Association) Sumatera

Utara

Asosiasi Provinsi Bersaudara (APB) dibentuk untuk

meningkatkan kerjasama luar negeri Provinsi Sumatera Utara

dengan beberapa provinsi di negara lain diluar forum kerjasama

IMT-GT yang sudah ada sebelumnya dengan tujuan untuk

mendapatkan manfaat dari pelaksanaan kerjasama anggota yang

tergabung dalam Sister Province (provinsi bersaudara).

Kebijakan pembentukan Provinsi Bersaudara diawali pada

tahun 2000 dengan dilaksanakannya kerjasama antara Provinsi

Sumatera Utara dengan Provinsi Songkhla di Thailand. Kebijakan

yang ditempuh oleh Gubernur Sumatera Utara T. Rizal Nurdin (alm)

bersama Gubernur Songkhla Banyat Jansena menandatangani

Letter of Intent (LoI) pada 3 Maret 2000, yang kemudian

ditindaklanjut dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara

Nomor 193/085 – K/2002 tanggal 26 Maret 2002 yang membentuk

lembaga asosiasi pemerintah provinsi di Sumatera Utara sebagai

lembaga yang mengelola kerjasama Provinsi Bersaudara khususnya

dalam bidang managemen provinsi dan pertukaran tenaga ahli,

promosi, aktivitas bisnis, perdagangan dan pariwisata,

kebubadayaan dan seni, kepemudaan dan olah raga.

Page 135: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 135 -

Kebijakan pembentukan Provinsi Bersaudara juga dilakukan

dengan Provinsi Bekes Megye (dahulu Bekes County) di Republik

Hongaria diawali pada 23 Oktober 2008 dengan penandatanganan

Letter of Intent (LoI) antara Gubernur Sumatera Utara Syamsul

Arifin, SE dengan Senior Executive Counsellor Bekes Megye Mr. Imre

Toth yang dilanjutkan dengan penandatanganan MoU pada tanggal

6 Januari 2010 di Medan oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul

Arifin, SE dengan Presiden Bekes County Republik Hongaria Laszlo

Domokos.

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

1) Asosiasi Provinsi Bersaudara Sumatera Utara telah memfasilitasi

kerjasama antara Shanghai Fisheries University dengan

Pemerintah Kabupaten Langkat, Deli Serdang dan Serdang

Bedagai untuk pengembangan kerjasama di sektor perikanan,

mewujudkan pembentukan hubungan bersaudara antara

Shanwei dengan Serdang Bedagai dan beberapa kegiatan

lainnya.

2) Mengirim 3 (tiga) orang petani dari Kabupaten Deli Serdang,

Langkat dan Karo untuk mengikuti pelatihan khusus tanaman

Holtikultura di Provinsi Songkhla Thailand dari tanggal 1 Juli –

3 Agustus 2011. Pada kegiatan ini petani memperoleh pelatihan

tentang cara bercocok tanam, jenis pupuk yang dipergunakan,

pemeliharaan, pemanenan sampai pengemasan yang menarik

sehingga kita mampu bersaing di pasar internasional.

3) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan rapat

interkem tanggal 26 Oktober 2011 yang dilaksanakan di Pusat

Administrasi Kerjasama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri

RI yang dihadiri oleh Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian

Page 136: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 136 -

Sekretariat Negara RI, DPRD Provinsi Sumatera Utara dan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Ketua Asosiasi

Provinsi Bersaudara Sumatera Utara, membahas tentang

implementasi pelaksanaan kerjasama antara Provinsi Sumatera

Utara dengan Provinsi Bekes Megye Republik Hungaria dalam

hal alih teknologi budidaya pengelolaan ikan air tawar.

2. Kegiatan Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) Provinsi Sumatera

Utara

Kebijakan untuk melaksanakan koordinasi Komunitas

Intelijen dalam rangka kegiatan operasional khusus kegiatan Sat

Intel Provinsi Sumatera Utara untuk mewujudkan platform

Sumatera Utara yang berjaya, pelestarian nilai-nilai luhur kehidupan

masyarakat dan operasional khusus pengamanan Sumatera Utara

dilakukan melalui kegiatan :

a. Kegiatan komunitas intelijen daerah (KOMINDA) Provinsi

Sumatera Utara.

b. Rapat koordinasi daerah komunitas intelijen daerah

(KOMINDA) provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Utara.

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan:

a. Terlaksananya kegiatan komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA)

guna situasi dan kondisi yang kondusif.

b. Terdeteksinya perkembangan sosial politik keamanan di

kabupaten/kota se Sumatera Utara.

Page 137: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 137 -

C. PEMBINAAN BATAS WILAYAH

Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai Undang-Undang No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak secara otomatis

mengelimir tugas dan peran Pemerintahan Pusat. Otonomi Daerah

bukan berarti kewenangan tanpa batas, karena itu sebagai perwujudan

Undang-Undang Dasar 1945, eksistensi Negara Kesatuan Republik

Indonesia harus tetap dijaga dan dipertahankan, cita-cita reformasi

harus terus dimantapkan tanpa harus mengorbankan persatuan dan

kesatuan nasional. Dalam konteks ini, urgensi pembinaan wilayah perlu

dimantapkan mengingat kesadaran suatu bangsa yang dijabarkan dalam

fungsi-fungsi pemerintahan sebagai pemersatu keutuhan Negara, oleh

karena itu aspek pembinaan wilayah perlu di legalisasi sebagai dasar

tugas-tugas Pemerintahan Umum.

Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 terdiri dari 33 Kabupaten/

Kota, 421 Kecamatan, 5.828 Desa/Kelurahan, dengan jumlah penduduk

13.103.596 jiwa tersebar di 419 pulau, dengan luas daratan

71.680,68 km2.

Pembinaan wilayah para prinsipnya bertujuan untuk

mendayagunakan segala potensi yang dimiliki meliputi: politik, ekonomi,

sosial budaya, kependudukan, hankam serta religiusitas untuk

didayagunakan dan dikelola secara terpadu guna mewujudkan tujuan

nasional yaitu kesejahteraan masyarakat.

Pembinaan wilayah di Provinsi Sumatera Utara dilakukan

mengacu pada struktur ketatanegaraan, yaitu Pemerintah wajib

mengontrol daerah sebagai sub sistem dari Pemerintahan NKRI. Dimensi

pembinaan wilayah dapat dilihat dalam arti mengintegrasi berbagai nilai

sosial, menciptakan stabilitas dinamika politik, ekonomi, terwujudnya

Page 138: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 138 -

ketentraman dan ketertiban serta membangun insan manusia dalam

kerangka satu bangsa.

1. Kebijakan dan Kegiatan

Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan 3 (tiga) Provinsi

yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Riau dan Provinsi

Sumatera Barat. Dalam pengelolaan dan penentuan batas antar

Provinsi telah dibentuk Tim yang ditugasi mengumpulkan

mengevaluasi dan melakukan pembinaan, monitoring dan

memfasilitasi pengesahan batas kabupaten/kota dan provinsi sesuai

Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/KPTSA/2011

tanggal 15 Maret 2011.

Kebijakan dan kegiatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dalam pembinaan batas wilayah baik batas antar

Negara, batas antar Provinsi dan batas antar Daerah adalah sebagai

berikut :

a. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan batas lintas kabupaten

dan kota serta provinsi.

b. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait untuk

menyamakan persepsi bila ada perbedaan pendapat batas antar

daerah maupun antar provinsi.

c. Menyelaraskan kebijakan daerah dengan ketentuan yang

menyangkut perbatasan.

d. Menyelesaikan permasalahan yang timbul pada daerah

perbatasan lintas kabupaten/kota sesegera mungkin.

e. Mencari terobosan baru.

f. Sosialisasi dan bimbingan teknis Peraturan Pemerintah Nomor 112

tahun 2006 tentang Nama Rupa Bumi.

Page 139: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 139 -

g. Fasilitasi penataan batas kabupaten/kota di Sumatera Utara

penataan batas wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi

Sumatera Barat dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

h. Penataan batas wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi

Riau.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan adalah :

1) Batas Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Sumatera Barat

sepanjang 236 km telah selesai dilaksanakan meliputi pelacakan,

pengukuran dan pemasangan pilar batas, saat ini sedang proses

pembuatan pita batas untuk pengusulan ke Kementerian Dalam

Negeri RI.

2) Batas Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Nangroe Aceh

Darussalam sepanjang 373 km Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara telah melaksanakan pelacakan, pengukuran dan

pemasangan pilar sebanyak 95 patok. Sedangkan untuk batas

Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo dengan Kecamatan Babul

Makmur Kabupaten Aceh Tengah masih dalam tahap negosiasi.

3) Batas Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Riau sepanjang 460

km telah dilaksanakan berupa pelacakan, pengukuran dan

pemasangan pilar khusus untuk patok 153 di Aek Sindur

Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan dengan

Kabupaten Rokan Hulu masih memerlukan pembahasan lebih

lanjut. Untuk patok 49 s/d 58 yang berada di Kecamatan Hutaraja

Tinggi Kabupaten Padang Lawas yang berbatasan dengan

Kecamatan Rokan Hilir perlu direkomendasikan kembali.

4) Batas daerah Kabupaten Serdang Bedagai, telah difasilitasi rapat

koordinasi antar Pemerintah daerah di Jakarta.

Page 140: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 140 -

5) Batas daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Kota Sibolga

telah disepakati pembuatan peta oleh kedua Pemerintah Daerah.

6) Batas daerah Kabupaten Asahan dengan Kota Tanjung Balai sudah

difasilitasi namun belum terdapat kesepakatan.

7) Batas daerah Kabupaten Deli Serdang dengan Kota Medan, telah

difasilitasi rapat di Jakarta oleh Kedua Pemerintah Daerah.

8) Batas daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dengan

Kabupaten Samosir sudah tercapai kesepakatan.

9) Batas daerah Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Labuhan Batu

telah difasilitasi.

10) Batas daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Kabupaten

Tapanuli Tengah telah difasilitasi.

11) Batas daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Kabupaten

Padang Lawas Utara telah difasilitasi.

Penetapan batas antar daerah yang selama ini kurang

mendapat perhatian secara maksimal ternyata memunculkan banyak

permasalahan baru terutama di wilayah yang memiliki sumber daya

alam potensial. Penataan batas wilayah baik antar provinsi maupun

antar kabupaten/kota merupakan hal yang penting terutama dalam

kaitannya dengan pemekaran daerah yang memberikan kejelasan

batas-batas kewenangan dalam mewujudkan pelaksanaan program

pembangunan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah yang berbatasan.

Dalam penyelesaian masalah perbatasan antar provinsi,

kabupaten maupun kota, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan

adalah :

1) Penyusunan program secara integral dan komprehensif, dalam hal

ini melibatkan berbagai pihak dalam masalah kependudukan, lalu

lintas, kesehatan, keamanan dan konservasi sumber daya alam.

Page 141: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 141 -

2) Penataan batas daerah secara terpadu guna mewujudkan garis

batas antar daerah secara pasti.

3) Percepatan pertumbuhan perekonomian perbatasan berbasis

kerakyatan.

D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

1. Bencana yang terjadi dan penanggulangannya

Jenis bencana yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2011 antara lain bencana akibat faktor alam seperti geologi

(gempa bumi, letusan gunung merapi) dan hydrometeorology (banjir,

tanah longsor, kebakaran serta angin puting beliung).

Penanggulangan bencana adalah suatu siklus kegiatan pra-

bencana, saat bencana dan pasca bencana yang melibatkan berbagai

sektor terkait.

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan Pemerintah dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana yaitu melalui sosialisasi

pencegahan dan kesiapsiagaan, pemantauan dan analisis daerah

bencana, fasilitasi koordinasi tanggap darurat saat terjadi bencana

serta fasilitasi usul kabupaten/kota dalam kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi pasca bencana.

Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan bencana yang

terjadi antara lain :

a. Melakukan kaji cepat tentang cakupan lokasi dan dampak

bencana.

b. Melakukan pendampingan bersama Pemerintah Daerah

kabupaten/kota yang terkena bencana.

Page 142: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 142 -

c. Melakukan koordinasi kepada instansi terkait dalam rangka

percepatan terhadap evakuasi korban bencana.

d. Memfasilitasi kebutuhan korban bencana baik kebutuhan dasar

mapun logistik dari instansi terkait.

2. Status Bencana

Penentuan status keadaan darurat bencana untuk tingkat Nasional

ditetapkan oleh Presiden, tingkat Provinsi oleh Gubernur, dan tingkat

kabupaten/kota oleh Bupati/Walikota. Status bencana yang terjadi di

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 adalah bersifat lokal

(kabupaten/kota).

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Sumber Anggaran yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Tahun Anggaran 2011 dalam APBD Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara sebesar Rp. 18.018.059.250,-.

4. Antisipasi daerah dalam menghadapi kemungkinan bencana

Daerah Sumatera Utara merupakan wilayah yang memiliki potensi

rawan kebencanaan yang cukup tinggi, secara Nasional mendapat

peringkat II sebagai daerah rawan bencana yang memiliki catatan dan

frekuensi kejadian bencana, (sumber : Data Informasi Bencana Alam

(DIBA), Pusat Data Informasi, Badan Nasional Penanggulangan

Bencana 2010).

Dalam rangka mengurangi resiko bencana dan melindungi

masyarakat terhadap peristiwa bencana sebagai upaya mitigasi

kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

Sumatera Utara telah melakukan upaya antisipasi antara lain :

Page 143: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 143 -

a. Penyebaran informasi daerah-daerah berpotensi bencana kepada

Pemerintah kabupaten/kota sebagai informasi/peringatan dini

bagi daerah untuk pengambilan langkah-langkah antisipasi dan

kesiapsiagaan kemungkinan terjadinya bencana.

b. Melakukan kegiatan monitoring dan identifikasi pada wilayah yang

diperkirakan memiliki potensi rawan bencana di kabupaten/kota,

khususnya daerah-daerah yang dianggap rawan terjadi bencana

banjir dan tanah longsor {berdasar informasi Badan Metrologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG)} dan ancaman Gunung meletus

{berdasar informasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi

(PVMBG)} dalam rangka kesiapsiagaan.

c. Melakukan koordinasi dengan instansi/SKPD terkait dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

d. Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Sumber Daya Manusia

tentang kebencanaan dan upaya penyelamatan melalui sosialisasi,

bimbingan teknis/pelatihan dan simulasi.

e. Menyiapkan pendataan potensi satuan relawan bencana untuk

disertifikasikan menjadi relawan bencana.

f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka

mitigasi, kesiapsiagaan dan Search And Rescue (SAR) antara lain

dengan Badan Geologi / PVMBG, BMKG Wilayah I Medan dan

Kantor SAR I Medan.

g. Pembuatan Peta Rawan Bencana Tingkat kabupaten/kota di

Tapanuli Tengah dan Kabupaten Mandailing Natal, yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Tata Ruang Wilayah

Kabupaten, Rencana Kontijensi dan Jalur Evakuasi dalam rangka

pengurangan Resiko Bencana.

Page 144: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 144 -

5. Potensi Bencana

Provinsi Sumatera Utara secara geografis terbagi atas wilayah pantai

barat, wilayah kepulauan, wilayah dataran tinggi dan wilayah pantai

timur. Secara geologi, wilayah pantai barat Sumatera berada pada

batas pertemuan antara dua lempeng aktif yaitu Lempeng Eurasia

dan Lempeng Indo-Australia yang sama-sama bergerak dan

berintegrasi secara konvergen. Hal ini diperkirakan merupakan

penyebab terjadinya perlipatan dan patahan pada kulit bumi,

pengangkatan daerah dataran menjadi pegunungan (seperti

pembentukan punggungan bukit barisan yang memanjang di

Sumatera) dan pembentukan Gunung Api seperti Gunung Sinabung,

Sibayak, Pusuk Buhit, Sibual-buali, Sorik Merapi yang merupakan

bagian dari proses internal dalam bumi, sedangkan proses eksternal

berupa hujan, angin, serta fenomena iklim lainnya cenderung

melakukan ’perusakan’ morfologi melalui proses pelapukan batuan,

erosi dan abrasi, dan sebagainya. Dampak dari interaksi lempeng

tersebut mengkondisikan sumber-sumber gempa pada tiga kawasan,

yaitu pada jalur subduksi Megathrust, Jalur sesar aktif Sumatera

(segmen renun, toru dan angkola) dan pada jalur busur belakang

Sumatera di pantai timur. Hal tersebut diperkirakan menjadi pemicu

utama terjadinya gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan

gerakan tanah longsor.

Secara topografi, Provinsi Sumatera Utara mempunyai bentang alam

yang bervariasi, dengan topografi landai sampai dengan perbukitan

bergelombang sedang-kuat. Keadaan seperti ini mengkondisikan

keadaan daerah rawan dan berpotensi terhadap terjadinya resiko

tanah longsor pada topografi curam, resiko banjir pada topografi

landai, baik yang berasal dari hulu sungai maupun banjir yang berasal

dari pantai akibat pasang tinggi.

Page 145: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 145 -

Gambaran di atas dapat diinterpretasi sebagai potensi kebencanaan

yang akan mengancam dan akan terjadi di wilayah kabupaten/kota

tersebar di Sumatera Utara yang antara lain :

a. Wilayah berpotensi Gempa Bumi : Kabupaten Karo, Mandaling

Natal, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Toba Samosir, Humbang

Hasundutan, Pakpak Bharat, Dairi, Nias, Nias Selatan, Nias Barat,

Kota Gunung Sitoli, Nias Utara, Langkat, Serdang Bedagai, Deli

Serdang dan Kota Medan.

b. Wilayah berpotensi Tsunami : Kabupaten Mandailing Natal,

Tapanuli Selatan, Kepulauan Nias, Tapanuli Tengah, Deli Serdang,

Serdang Bedagai dan Kota Medan.

c. Wilayah berpotensi banjir dan banjir bandang : Kabupaten

Langkat, Batubara, Labuhan Batu, Tapanuli Tengah, Karo, Nias

Selatan, Deli Serdang, Samosir, Sibolga, Tapanuli Selatan, Tapanuli

Utara, Mandailing Natal dan Kota Medan.

d. Wilayah berpotensi gunung meletus : Kabupaten Karo (Gunung

Sinabung kategori Type A), Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

(Gunung Sorik Merapi) dan Toba Samosir (Gunung Pusik Buhit).

e. Wilayah berpotensi angin puting beliung : Kabupaten Serdang

Bedagai, Deli Serdang, Langkat dan Mandailing Natal.

f. Wilayah berpotensi wabah penyakit (Rabies, Malaria, Cikung

Ngunya dan Flu burung) : Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli

Tengah, Deli Serdang, Karo dan daerah Kepulauan Nias.

E. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS

Jenis Kawasan Khusus yang Menjadi Kewenangan Daerah

Persiapan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat mengenai

pendirian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah dengan membentuk

Page 146: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 146 -

Tim Penyiapan Kawasan Ekonomi Khusus Sumatera Utara

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur nomor 500/814K tertanggal

14 Juni 2007 yang bertugas untuk membuat studi sebagai persiapan

pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Sumatera Utara. Tujuan

studi ini mencakup penentuan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus,

pembuatan studi kelayakan (feasibilitystudy), termasuk penyusunan

konsep manajemen pengelolaan kawasan tersebut.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mengirimkan beberapa

nama kabupaten dan kota kepada pemerintah pusat untuk diusulkan

menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sumatera Utara.

Berdasarkan pengajuan tersebut, maka Tim melakukan kunjungan ke

daerah-daerah tersebut untuk melihat kesiapan daerah, kesiapan

aturan dan peraturan yang mendukung berdirinya KEK di daerahnya

masing-masing.

Daerah yang dikunjungi adalah Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang,

Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kota Tanjung Balai

dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Selain melakukan kunjungan dan melihat kesiapan daerah sebagai

kawasan ekonomi khusus, pada saat melakukan kunjungan, tim juga

melakukan pertemuan dengan pejabat yang berwenang dengan

tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan,

termasuk studi kelayakan apa saja yang telah dilakukan daerah dan

aktifitas lainnya yang mendukung terciptanya kawasan ekonomi

khusus di daerah tersebut.

Setelah memperoleh berbagai masukan dari hasil pembicaraan

dengan pejabat yang berwenang, informasi lapangan dan hasil

pengamatan, maka tim menyusun berbagai kriteria yang akan

Page 147: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 147 -

dijadikan acuan dalam memberikan penilaian terhadap kesiapan

daerah untuk menjadi kawasan ekonomi khusus. Kriteria-kriteria

yang digunakan oleh tim berasal dari berbagai dokumentasi yang

diperoleh tim, baik dari tim kawasan ekonomi khusus pusat dan

informasi-informasi tertulis lainnya. Hasil evaluasi tim didapatkan

dengan cara menghitung bobot berdasarkan pembobotan per kriteria

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil evaluasi, maka urutan yang diperoleh berdasarkan

urutan nilai yang diperoleh setiap daerah adalah sebagai berikut:

Kota Medan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Deli Serdang,

Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai dan Kabupaten

Batubara.

Seiring dengan penetapan Kawasan Industri Sei mangke (KISM)

sebagai salah satu Pusat Koridor Ekonomi Industri, maka menjelang

ahkir tahun 2011 melalui Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2009,

Kawasan Industri Sei Mangke (KISM) di Kabupaten Simalungun akan

ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) industri.

F. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

1. Gangguan Yang Terjadi Tahun 2011 jumlah unjuk rasa di Kantor Gubsu sebanyak 97 kali yang

dilakukan elemen masyarakat. Organisasi Masyarakat (Ormas),

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Gangguan yang terjadi antara

lain :

a. Gangguan yang berbasis Sara : Tidak ada

b. Gangguan yang berbasis anarkisme : 1 kali

1) Dilakukan oleh LSM, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) pada tanggal 25 Mei 2011.

Page 148: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 148 -

2) Mengamankan koordinator ormas dan LSM ke Polresta Medan

untuk dimintai keterangan dan membubarkan peserta Aksi

unjuk rasa.

c. Gangguan Separatisme : Tidak ada.

2. Sumber dan Jumlah Anggaran

Untuk menangani ketenteraman dan ketertiban yang dilaksanakan

oleh Satuan Polisi Pamong Praja dialokasikan anggaran pada APBD

TA. 2011 Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 1.849.677.758,-. Untuk

menangani ketenteraman dan ketertiban yang dilaksanakan oleh

Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Sumatera Utara dialokasikan

anggaran pada TA. 2011 sebesar Rp. 44.451.995.073,-.

3. Penanggulangan :

a. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas dengan Satuan Polisi

Pamong Praja kabupaten/kota, Instansi terkait dan aparat

keamanan lainnya.

b. Mengupayakan peningkatan SDM anggota Satuan Polisi Pamong

Praja se Provinsi Sumatera Utara melalui pendidikan dan

pelatihan.

c. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendukung

Satuan Polisi Pamong Praja.

d. Mengupayakan peningkatan pendanaan kegiatan/program Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja.

4. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan :

Unjuk rasa di Kantor Gubsu cenderung kondusif, aman dan terkendali

bersama instansi terkait antara lain : Polisi Daerah Sumatera Utara,

Satuan Brimob Polisi Daerah Sumatera Utara, Polresta Medan dan

Polisi Sektor Medan Baru.

Page 149: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 149 -

BAB VI

PENUTUP

Pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun Anggaran 2011

menunjukkan peningkatan kinerja diberbagai sektor seperti peningkatan

kinerja urusan pendidikan yang dilihat dari Angka Partisipasi Murni,

Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar dan Menengah, demikian halnya

dengan derajat kesehatan masyarakat mengalami peningkatan yang dapat

dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sumatera Utara setiap

tahun mengalami penurunan, demikian dengan Angka Kematian Ibu pasca

melahirkan mengalami penurunan. Hal ini merupakan refleksi peningkatan

asupan gizi, indikator lain yang menunjukkan penurunan adalah Prevalensi

Gizi Kurang dan Gizi Buruk demikian juga dengan Usia Harapan Hidup

penduduk di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya.

Pemenuhan kebutuhan dibidang pangan, diupayakan untuk

menjaga agar rakyat tidak lapar, dan pada tahun 2011 produksi pertanian

tanaman pangan khususnya beras telah mampu mencapai swasembada,

hal ini tidak terlepas dari faktor faktor pendukung seperti peningkatan

pengelolaan sumberdaya air, penyediaan sarana produksi pertanian.

Untuk mendukung peningkatan daya saing daerah guna

memaksimalkan peningkatan nilai produktivitas setiap sektor unggulan,

pemerintah provinsi Sumatera Utara berupaya meningkatkan perbaikan

kondisi jalan dari tahun ketahun sehingga arus barang dan jasa bisa

dimobilisasi secara efektif dan efisien.

Sangat disadari bahwa tidak semua sektor mampu diwujudkan

dalam kondisi yang meningkat dan memuaskan, masih ada beberapa

subsektor lain yang perlu menjadi perhatian walaupun secara akumulasi

masih menunjukkan perbaikan antara lain : jumlah perusahaan/investor

Page 150: pilppd_provsu_2011

ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 150 -

yang menanamkan modalnya relatif menurun namun akumulasi modal

investasi masih tetap meningkat dari tahun sebelumnya, demikian juga

dengan jumlah anggota koperasi mengalami penurunan karena adanya

kebijakan merasionalisasikan jumlah keanggotaan namun secara makro

kinerja koperasi seperti, penggunaan modal sendiri dan modal luar masih

tetap meningkat.

Akhirnya sangat disadari bahwa semua elemen yang dilaporkan

dalam buku ini masih jauh dari nilai kesempurnaan, untuk itu Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara berharap kiranya tanggapan atau saran dari

masyarakat atas Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Provinsi Sumatera Utara ini guna penyempurnaan di masa yang akan

datang.

Kritik, saran, pendapat dan tanggapan dapat disampaikan secara

tertulis melalui surat kepada Gubernur Sumatera Utara dengan alamat

Kantor Gubernur Sumatera Utara Jl. P. Diponegoro No. 31 Medan atau

e-mail [email protected].

Demikian Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah ini disampaikan semoga di masa yang akan datang cita-cita untuk

memajukan Sumatera Utara dapat terwujud.

Sekian dan terima kasih.

PLT. GUBERNUR SUMATERA UTARA

GATOT PUJO NUGROHO, ST