pilppd_provsu_2011
DESCRIPTION
,TRANSCRIPT
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 1 -
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan Hal 1
A. Dasar Hukum Hal 1
B. Gambaran Umum Daerah Hal 4
BAB II Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)
Hal 16
A. Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara Hal 16
B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Hal 16
C. Prioritas Daerah Hal 21
BAB III Urusan Desentralisasi Hal 24
A. Ringkasan Urusan Desentralisasi Hal 24
B. Prioritas Urusan Wajib Yang
Dilaksanakan
Hal 25
C. Prioritas Urusan Pilihan Yang
Dilaksanakan
Hal 80
BAB IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Hal 107
A. Tugas Pembantuan Yang Diterima Hal 108
B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan Hal 119
BAB V Tugas Umum Pemerintahan Hal 121
A. Kerjasama Antar Daerah Hal 122
B. Kerjasama Luar Negeri Hal 125
C. Pembinaan Batas Wilayah Hal 136
D. Pencagahan dan Penanggulangan
Bencana
Hal 140
E. Pengelolaan Kawasan Khusus Hal 144
F. Penyelenggaraan Ketentraman dan
Ketertiban Umum
Hal 146
BAB VI Penutup Hal 148
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 2 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan
Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1103);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 3 -
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123 Tambahan
Lembaran Negara 5043);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Propinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1103);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 4 -
12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi
Sumatera Utara;
13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara;
14. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera
Utara;
15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan dan Lembaga Tekhnis
Daerah;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2009
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain
Provinsi Sumatera Utara;
17. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2010
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera
Utara Tahun Anggaran 2011;
18. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2011
tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 4 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2011;
19. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 65 Tahun 2011 tentang
Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 5 -
B. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Kondisi Geografis Daerah
Provinsi Sumatera Utara yang berada di bagian Barat
Indonesia, terletak pada garis 1˚ - 4˚ Lintang Utara dan 98˚ - 100˚
Bujur Timur. Di sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat
Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat,
dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Luas wilayah Provinsi Sumatera Utara mencapai 181.680,68
km², meliputi lautan seluas 110.000 km² atau sekitar 60,5 persen dan
daratan yang mencapai 71.680,68 km² atau sekitar 39,5 persen.
Sebagian besar wilayah daratan berada di Pulau Sumatera dan
sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu, serta beberapa
pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur Pulau
Sumatera.
Secara administrasi, pada tahun 2011 Provinsi Sumatera Utara
memiliki 33 kabupaten/kota yang terdiri dari 25 kabupaten, 8 kota,
421 kecamatan, dan 5.828 desa/kelurahan. Bila dikelompokkan
menurut wilayah geografis, Sumatera Utara terbagi atas 3 (tiga)
kawasan yaitu kawasan Pantai Barat seluas 26.189,07 km², kawasan
Dataran Tinggi seluas 20.569,62 km², dan kawasan Pantai Timur
seluas 24.921,99 km².
Kawasan pantai barat seluas 26.189,07 km² meliputi
9 (sembilan) kabupaten dan 3 (tiga) kota yaitu Kabupaten Nias,
Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing
Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas,
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 6 -
Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Kabupaten Nias Selatan, Kota Padangsidimpuan, Kota Sibolga dan
Kota Gunung Sitoli.
Kawasan dataran tinggi seluas 20.569,62 km² meliputi
8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota yaitu Kabupaten Tapanuli
Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten
Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten
Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir dan Kota Pematangsiantar.
Kawasan pantai timur seluas 24.921,99 km² meliputi
8 (delapan) kabupaten dan 4 (empat) kota yaitu Kabupaten Labuhan
Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu
Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Deli
Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota
Tanjungbalai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan dan Kota Binjai.
2. Gambaran Umum Demografis
Sumatera Utara merupakan provinsi keempat yang terbesar
jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Angka proyeksi tahun 2011 berdasarkan hasil sensus
penduduk 2010, mencatat jumlah penduduk Sumatera Utara
13.103.596 jiwa dengan penduduk laki-laki adalah 6.544.092 jiwa
(49,94 persen) dan penduduk perempuan sebanyak 6.559.504 jiwa
(50,06 persen). Sebagian besar penduduk berada di kawasan Pantai
Timur yang mencapai 8.138.846 jiwa (62,11 persen), kawasan
dataran tinggi sebanyak 2.480.606 jiwa (18,93 persen), dan kawasan
pantai barat sebanyak 2.484.144 jiwa (18,96 persen). Laju
pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu
sepuluh tahun terakhir, 2000 – 2010, mencapai 1,22 persen
pertahun.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 7 -
Sebaran penduduk terbesar berada di Kota Medan yang
mencapai 2.117.224 jiwa (16,16) persen dari total penduduk
Sumatera Utara, disusul oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang yang
mencapai 1.807.173 jiwa (13,79) persen, penduduk Kabupaten
Langkat sebanyak 976.582 jiwa (7,45) persen, penduduk Kabupaten
Simalungun sebanyak 825.366 jiwa (6,30) persen, penduduk
Kabupaten Asahan sebanyak 674.521 jiwa (5,15) persen dan
penduduk Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 599.941 jiwa (4,58)
persen. Sebaran penduduk terendah berada di Kabupaten Pakpak
Bharat 40.884 jiwa (0,31) persen, Kabupaten Nias Barat 82.572 jiwa
(0,63) persen, Kota Sibolga 85.271 jiwa (0,65) persen, Kabupaten
Samosir 120.772 jiwa (0,92) persen, Kota Gunungsitoli 127.382 jiwa
(0,97) persen, dan Kabupaten Nias Utara 128.434 jiwa (0,98) persen.
Sedangkan sebaran penduduk yang berada di 21 (dua puluh satu)
kabupaten/kota lainnya masing-masing dibawah 4 persen.
Dengan luas wilayah daratan yang mencapai 71.680,68 km²,
kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 2011 mencapai 183
jiwa per km², dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota
Medan sebesar 7.987 jiwa per km², disusul oleh Kota Sibolga sebesar
7.917 jiwa per km², Kota Tebing Tinggi sebesar 3.814 jiwa per km²,
Kota Pematangsiantar sebesar 2.962 jiwa per km², Kota Binjai sebesar
2.753 jiwa per km², Kota Tanjungbalai sebesar 2.534 jiwa per km²,
dan Kota Padangsidimpuan sebesar 1.686 jiwa per km².
Kepadatan penduduk terendah berada di Kabupaten Pakpak
Bharat 34 jiwa per km², Kabupaten Samosir 50 jiwa per km²,
Kabupaten Padang Lawas Utara 58 jiwa per km², Kabupaten Padang
Lawas 58 jiwa per km², Kabupaten Tapanuli Selatan 61 jiwa per km²,
Kabupaten Mandailing Natal 62 jiwa per km², Kabupaten Toba
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 8 -
Samosir 74 jiwa per km², Kabupaten Tapanuli Utara 75 jiwa per km²,
Kabupaten Humbang Hasundutan 75 jiwa per km², Kabupaten Nias
Utara 86 jiwa per km², Kabupaten Labuhan Batu Selatan 90 jiwa per
km², dan Kabupaten Labuhan Batu Utara 94 jiwa per km².
3. Kondisi Ekonomi
Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi unggulan yang cukup
besar di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Pada sub sektor pertanian beberapa potensi komoditi unggulan
antara lain sayur-sayuran (kentang dan kubis) dan buah-buahan
(jeruk, pisang, salak dan nenas). Pada sub sektor perkebunan
memiliki potensi komoditi unggulan antara lain kelapa sawit, karet,
kopi dan kakao. Sub sektor peternakan dan perikanan juga sangat
potensial untuk dikembangkan karena permintaan ternak dan ikan
masih cukup tinggi dimana sampai saat ini kita masih mengalami
kekurangan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan lokal
sedangkan permintaan ikan dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan.
Provinsi Sumatera Utara juga memiliki potensi di sektor
pariwisata yang dibagi atas 3 kawasan antara lain kawasan Timur
Sumatera Utara meliputi Langkat dan Serdang Bedagai dengan
objek wisata orang utan di Bohorok – Langkat (Taman Nasional
Gunung Leuser), Pantai Cermin dan Pulau Berhala sebagai objek
wisata bahari; kawasan bagian tengah Sumatera Utara meliputi
Danau Toba sekitarnya dengan objek wisata alam, budaya dan
rohani dan kawasan Barat Sumatera Utara meliputi Pulau Nias dan
sekitarnya dengan objek wisata bahari (surfing), peninggalan
sejarah (megalitik) dan budaya (Loncat Batu).
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 9 -
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi
Sumatera Utara berjumlah 197.999 orang dengan komposisi jalur
pintu masuk, Bandara Polonia 170.354 orang, Pelabuhan Belawan
17.272 orang dan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan 10.373
orang.
Potensi panas bumi (geothermal) di Provinsi Sumatera Utara
terdapat di 16 lokasi yang tersebar di beberapa kabupaten dengan
total potensi sumber energi panas bumi sebesar ± 3.000 MW.
Potensi panas bumi Sarulla di Kabupaten Tapanuli Utara dengan
potensi 330 MW, saat ini pembangunan tahap I (tiga tahap).
Sedangkan potensi tenaga air (Hydro Power) dengan skala besar
terdapat di 66 lokasi; skala mini terdapat di 77 lokasi dan skala
mikro terdapat di 68 lokasi.
Potensi pertambangan di Provinsi Sumatera Utara meliputi
batubara dengan deposit 23,45 juta ton terdapat di Kabupaten
Langkat, Labuhan Batu dan Nias; Geothermal dengan deposit 1.380
MW terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal,
Tapanuli Tengah, Karo dan Tapanuli Utara; Bauksit dengan deposit
27,6 juta ton terdapat di Kabupaten Labuhan Batu; Andesit dengan
deposit 58,2juta ton terdapat di Kabupaten Deli Serdang; Batu
Gamping dengan deposit 1.678 juta ton terdapat di Kabupaten
Langkat, Karo, Deli Serdang, Simalungun, Tapanuli Utara, Nias dan
Humbang Hasundutan; Bentonit dengan deposit 80,8 juta ton
terdapat di Kabupaten Langkat dan Tapanuli Selatan; Dolamite
dengan deposit 11,5 juta ton terdapat di Kabupaten Karo; Feldspar
dengan deposit 117 juta ton terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara,
Simalungun dan Langkat; Granit dengan deposit 951,3 juta ton
terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 10 -
Labuhan Batu; Marmer dengan deposit 32,5 juta ton terdapat di
Kabupaten Mandailing Natal, Karo dan Dairi; Trust dengan deposit
32,9 juta ton terdapat di Kabupaten Simalungun, Karo dan Langkat;
Emas dalam proses eksplorasi pendahuluan terdapat di Kabupaten
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Deli Serdang, Dairi dan
Humbang Hasundutan dan Seng dalam proses eksplorasi umum
terdapat di Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Tapanuli
Selatan dan Dairi.
Secara makro kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara
yang diukur berdasarkan atas perubahan nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Tahun 2000, pada
5 tahun terakhir, 2006-2010, menunjukkan keadaan yang
menggembirakan dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai
lebih dari 6 persen per tahun. Bila dibandingkan dengan nasional,
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara juga melebihi pencapaian
pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada tahun 2010, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang,
Langkat dan Kabupaten Batu Bara merupakan kabupaten/kota yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nilai PDRB
atas dasar harga berlaku Sumatera Utara masing-masing sebesar
30,22 persen, 14,44 persen, 6,23 persen, dan 6,02 persen,
sedangkan kabupaten/kota lainnya juga memberikan kontribusi
tetapi dalam jumlah persentase yang relatif kecil. Kabupaten
Asahan sebesar 4,33 persen, Kabupaten Simalungun sebesar 3,76
persen, Kabupaten Serdang Bedagai 3,52 persen, Kabupaten
Labuhan Batu 2,76 persen, Kabupaten Labuhan Batu Utara 2,60
persen, Kabupaten Karo 2,42 persen, Kabupaten Labuhan Batu
Selatan 2,28 persen, Kota Binjai 1,79 persen, Kota Pematangsiantar
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 11 -
1,51 persen, Kabupaten Mandailing Natal 1,39 persen, Kabupaten
Tapanuli Utara 1,38 persen, Kabupaten Dairi 1,37 persen,
Kabupaten Toba Samosir 1,26 persen, Kota Tanjungbalai 1,15
persen, Kabupaten Tapanuli Selatan 1,14 persen, dan Kabupaten
Humbang Hasundutan 0,90 persen, Kota Tebing Tinggi 0,83 persen,
Kabupaten Tapanuli Tengah 0,83 persen, Kabupaten Nias Selatan
0,81 persen, Kota Padangsidimpuan 0,76 persen, Kota Gunung Sitoli
0,73 persen, Kabupaten Padang Lawas Utara 0,63 persen,
Kabupaten Samosir 0,61 persen, Kabupaten Padang Lawas 0,58
persen, Kota Sibolga 0,56 persen, Kabupaten Nias 0,41 persen,
Kabupaten Nias Utara 0,41 persen, Kabupaten Nias Barat 0,21
persen, dan Kabupaten Pakpak Bharat 0,12 persen.
Pengembangan kawasan agromarinepolitan wilayah pesisir,
pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dengan luas laut Sumatera
Utara 110.000 km2, panjang pantai 1.300 km (Pantai Timur 545 km
dan Pantai barat 375 km serta Pulau Nias 380 km), jumlah pulau
sebanyak 419 buah (bernama 237 buah dan tidak bernama 182
buah) memiliki potensi sumber daya perairan yang sangat besar,
baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Hal ini seiring
dengan bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga
akan meningkatkan permintaan terhadap hasil kelautan dan
perikanan, ditambah dengan menurunnya kemampuan produksi
perikanan tangkap dunia.
Produksi perikanan di Sumatera Utara tahun 2010 mengalami
peningkatan dibanding tahun 2009. Untuk budidaya tambak
produksi tahun 2009 sebesar 25.523,60 ton meningkat 28,45 persen
menjadi 32.784,60 ton pada tahun 2010. Budidaya air laut produksi
tahun 2009 sebesar 671,00 meningkat 184,26 persen menjadi
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 12 -
1.907,40 ton pada tahun 2010. Budidaya air tawar produksi tahun
2009 sebesar 33.395,00 ton meningkat 152,29 persen menjadi
84.250,90 ton pada tahun 2010. Perairan umum produksi pada
tahun 2009 sebesar 20.195,20 ton menurun 13,37 persen menjadi
17.494,10 ton pada tahun 2010 dan penangkapan laut produksi
tahun 2009 sebesar 361.471,40 meningkat 0,47 persen menjadi
363.158,30 ton pada tahun 2010.
Produksi ikan Sumatera Utara saat ini tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi lokal tetapi juga telah dipasarkan
keluar provinsi (Sumatera Barat, Pekan Baru dan lain-lain) dan
sebagian telah diekspor seperti ikan tuna, kerapu, tenggiri, kakap,
udang dan lain-lain.
Potensi kepariwisataan bahari, banyak memiliki pantai yang
indah seperti pantai Lagundri, Sorake, Pulau Pandan dan lain-lain
yang amat diminati oleh wisatawan mancanegara untuk
berselancar, diving dan lain-lain.
b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB
Kinerja perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2011
bila dibandingkan dengan tahun 2010, yang digambarkan oleh
PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan
sebesar 6,58 persen. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan
positif pada semua sektor ekonomi. Sektor keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan merupakan sektor yang berhasil mencapai
pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 13,61 persen dibanding
dengan sektor perekonomian lainnya. Disusul oleh sektor
pengangkutan dan komunikasi 8,96 persen, sektor bangunan 8,54
persen, sektor jasa-jasa 8,30 persen, sektor perdagangan, hotel,
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 13 -
dan restoran 8,12 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih
8,02 persen. Sedangkan 3 (tiga) sektor perekonomian lainnya
hanya berhasil tumbuh dibawah 7 persen.
Pada tahun 2011 PDRB Sumatera Utara atas dasar harga
berlaku mencapai Rp. 314,16 triliun, sedangkan berdasar atas
dasar harga konstan 2000 tercapai sebesar Rp. 126,45 triliun. Atas
dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai
tambah bruto yang terbesar pada tahun 2011 adalah sektor
industri pengolahan sebesar Rp. 70,67 triliun, disusul oleh sektor
pertanian sebesar Rp. 70,64 triliun, sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar Rp. 60,03 triliun, sektor jasa-jasa sebesar
Rp. 34,62 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
Rp. 28,83 triliun, sektor keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan sebesar Rp. 21,89 triliun, dan sektor bangunan
sebesar Rp. 20,17 triliun. Sektor ekonomi lainnya yaitu sektor
pertambangan dan penggalian menghasilkan nilai tambah bruto
sebesar Rp. 4,34 triliun, dan sektor listrik, gas, dan air bersih
sebesar Rp. 2,97 triliun.
Pada tahun 2011, sektor industri pengolahan masih
mendominasi struktur PDRB Sumatera Utara sebesar 22,50
persen, diikuti oleh sektor pertanian yaitu 22,48 persen, sektor
perdagangan, hotel, dan restoran 19,11 persen, sektor jasa-jasa
11,02 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,18 persen,
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 6,97 persen,
sektor bangunan 6,42 persen, sektor pertambangan dan
penggalian 1,38 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih 0,94
persen.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 14 -
Pada tahun 2011, komponen impor barang dan jasa bila
dibandingkan dengan tahun 2010, merupakan komponen
penggunaan yang mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 16,71
persen, atau dari Rp. 48,85 triliun pada tahun 2010 menjadi
Rp. 57,01 triliun pada tahun 2011. Disusul oleh komponen ekspor
barang dan jasa meningkat 15,19 persen atau dari Rp. 57,19 triliun
pada tahun 2010 menjadi Rp. 65,87 triliun pada tahun 2011.
Komponen perubahan stok meningkat 13,77 persen atau dari
Rp. 700,66 miliar tahun 2010 menjadi Rp. 797,11 miliar tahun
2011. Komponen pembentukan modal tetap bruto naik 7,80
persen atau dari Rp. 23,41 triliun tahun 2010 menjadi Rp. 25,24
triliun tahun 2011. Komponen konsumsi rumah tangga naik 6,26
persen atau dari Rp. 74,12 triliun tahun 2010 menjadi Rp. 78,76
triliun tahun 2011. Komponen konsumsi pemerintah naik 6,17
persen atau dari Rp. 11,50 triliun tahun 2010 menjadi Rp. 12,22
triliun tahun 2011. Komponen konsumsi nirlaba naik 2,23 persen
atau dari Rp. 562,15 miliar tahun 2010 menjadi Rp. 574,69 miliar
tahun 2011.
Atas dasar harga berlaku, komponen konsumsi rumah
tangga naik dari Rp. 166,56 triliun pada tahun 2010 menjadi
Rp. 186,03 triliun pada tahun 2011, atau naik 11,69 persen.
Komponen konsumsi nirlaba atas dasar harga berlaku juga naik
dari Rp. 1,10 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp. 1,13 triliun pada
tahun 2011, atau naik 2,61 persen.
Komponen konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku
meningkat dari Rp. 29,29 triliun pada tahun 2010 menjadi
Rp. 32,46 triliun pada tahun 2011, atau meningkat 10,84 persen.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 15 -
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga
berlaku mengalami peningkatan dari Rp. 57,01 triliun pada tahun
2010 menjadi Rp. 64,58 triliun pada tahun 2011, atau naik 13,26
persen.
Nilai ekspor barang dan jasa atas dasar harga berlaku naik
dari Rp. 108,50 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp. 136,71 triliun
pada tahun 2011, atau naik 26,00 persen.
Nilai impor barang dan jasa Sumatera Utara atas dasar
harga berlaku meningkat dari Rp. 87,80 triliun pada tahun 2010
menjadi Rp. 107,55 triliun pada tahun 2011, atau naik 22,49
persen.
Komponen konsumsi rumah tangga pada tahun 2011 masih
mendominasi pembentukan nilai PDRB atas dasar harga berlaku
Sumatera Utara dengan 59,22 persen. Disusul oleh komponen
pembentukan modal tetap bruto 20,56 persen, komponen
konsumsi pemerintah 10,33 persen, komponen ekspor barang dan
jasa netto 9,29 persen (ekspor barang dan jasa 43,52 persen dan
impor barang dan jasa 34,23 persen), konsumsi nirlaba 0,36
persen dan perubahan stok 0,25 persen.
Terhadap besarnya sumbangan masing-masing sektor
perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara pada tahun 2011 sebesar 6,58 persen, sektor
perdagangan, hotel dan restoran memberi sumbangan sebesar
1,50 persen, disusul sektor pertanian sebesar 1,27 persen, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,01 persen,
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,88 persen, sektor
jasa-jasa sebesar 0,84 persen, sektor bangunan sebesar 0,58
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 16 -
persen, sektor industri pengolahan sebesar 0,37 persen, sektor
pertambangan dan penggalian 0,08 persen, dan sektor listrik, gas
dan air bersih 0,06 persen.
Tabel 1.1 Perkembangan Inflasi 4 Kota
Di Provinsi Sumatera Utara Dan Nasional Tahun 2008-2011 (Persen)
Kota Tahun
2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5)
Medan 10,63 2,69 7,65 3,54 Pematangsiantar 10,16 2,72 9,68 4,25 Padangsidimpuan 12,36 1,59 11,83 4,66 Sibolga 12,34 1,87 7,42 3,71 Sumatera Utara 10,72 2,61 8,00 3,67 Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 Sumber :BPS Provsu
Tabel 1.2 Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara
Tahun 2008-2011
Tahun
Ekspor Impor Neraca Perdagangan
Luar Negeri (Ribu US$) Berat Bersih (Ton)
Nilai FoB (Ribu US$)
Berat Bersih (Ton)
Nilai CiF (Ribu US$)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2008 8 520 892 9 261 976 5 880 760 3 696 064 5 565 912
2009 8 058 927 6 460 118 5 236 554 2 724 234 3 735 884
2010 7 992 103 9 147 778 6 171 734 3 576 248 5 571 530
2011 8 160 168 11 883 242 6 718 257 4 953 462 6 929 780
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 17 -
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
A. VISI DAN MISI PROVINSI SUMATERA UTARA
1. Visi Visi Pembangunan Sumatera Utara Tahun 2009–2013 adalah:
”SUMATERA UTARA YANG MAJU DAN SEJAHTERA
DALAM HARMONI KEBERAGAMAN”
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi Sumatera Utara dilaksanakan misi sebagai berikut: a. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun
dan damai dalam kesetaraan.
b. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan
sejahtera dan berwawasan lingkungan.
c. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam
keberagaman.
d. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif dan
peduli terhadap proses pembangunan.
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH
1. Strategi Pembangunan Daerah
Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam
mengimplementasikan program sesuai dengan visi misi Kepala
Daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan
pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi. Namun demikian
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 18 -
sebagai daerah yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) perencanaan strategis yang disusun dalam
dokumen RPJM Daerah Provinsi Sumatera Utara berpedoman pada
perencanaan strategis nasional.
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang
serta berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian misi
pembangunan daerah Sumatera Utara, maka strategi dasar di atas
dijabarkan ke dalam Strategi Pembangunan Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2009-2013 sebagai berikut :
a. Strategi pembinaan hubungan antar kelompok masyarakat dan
peningkatan rasa persatuan bangsa dalam NKRI yang didukung
iklim kehidupan beragama yang kondusif dilaksanakan melalui 5
(lima) kebijakan yaitu :
Pertama, kebijakan peningkatan pengawasan kinerja aparat
penegak hukum dan penataan lembaga hukum.
Kedua, kebijakan penguatan lembaga-lembaga sosial, organisasi
kemasyarakatan maupun keagamaan.
Ketiga, kebijakan peningkatan kesejahteraan dan penerapan
produk secara hukum yang adil dan berwibawa.
Keempat, kebijakan peningkatan kualitas kehidupan beragama.
Kelima, kebijakan perlindungan dan dukungan terhadap kegiatan
keagamaan dan lembaga keagamaan.
b. Strategi pembangunan kedua yaitu strategi peningkatan kapasitas
kelembagaan pemerintah daerah secara berkesinambungan
dilaksanakan melalui 3 (tiga) kebijakan yaitu :
Pertama, kebijakan penataan kelembagaan dan peningkatan
kualitas kinerja pemerintahan daerah;
Kedua, kebijakan pembinaan hubungan antar lembaga daerah;
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 19 -
Ketiga, pembinaan sumber daya aparatur menjadi profesional,
cepat tanggap dan penuh dedikasi.
c. Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan
dan peningkatan daya tarik iklim investasi daerah melalui
pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan hasil
pembangunan, dilaksanakan melalui 3 (tiga) kebijakan yaitu :
Pertama, kebijakan pengembangan pertanian rakyat, perikanan,
perkebunan, peternakan dan usaha mikro kecil dan menengah
yang berdaya saing;
Kedua, kebijakan peningkatan promosi sektor-sektor unggulan
daerah;
Ketiga, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi
daerah.
d. Strategi peningkatan sinergi pembangunan sarana dan prasarana
daerah berbasis kerjasama daerah.
Kebijakan yang akan dilaksanakan yaitu peningkatan sarana dan
prasarana dalam mendukung jalannya proses pembangunan yang
terdiri atas urusan pekerjaan umum bidang jalan dan jembatan,
dan sumber daya air, penataan ruang, peningkatan pembangunan
perumahan dan pemukiman dan urusan perhubungan serta
ketersediaan energi.
e. Strategi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (strategy basic
need) dilaksanakan melalui 4 (empat) kebijakan yaitu :
Pertama, kebijakan penanggulangan kemiskinan;
Kedua, kebijakan peningkatan derajat kesehatan dan pelayanan
sosial;
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 20 -
Ketiga, kebijakan peningkatan dan pemerataan akses pendidikan
yang berkualitas;
Keempat, kebijakan pemberdayaan sumber daya manusia demi
kelangsungan masa depan masyarakat yang cerah.
2. Arah Kebijakan Daerah
a. Agenda mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
Untuk melaksanakan agenda mewujudkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat, disusun sasaran dan prioritas pokok
pembangunan Sumatera Utara sebagai berikut :
1) Peningkatan derajat kesejahteraan sosial masyarakat yang
diarahkan pada kebijakan kualitas, perlindungan dan
penanggulangan masalah sosial.
2) Peningkatan derajat pendidikan masyarakat dengan kebijakan
yang diarahkan pada peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan pendidikan.
3) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diarahkan
pada kebijakan peningkatan pemerataan dan akses seluruh
masyarakat/ penduduk terhadap pelayanan kesehatan dasar.
4) Bidang pertanian, agenda pembangunan akan diarahkan pada
fokus terjaminnya ketersediaan bahan pangan.
5) Bidang perikanan dan kelautan, agenda pembangunan akan
diarahkan pada pengelolaan terpadu sumber daya perikanan
dan kelautan.
6) Bidang industri dan perdagangan, koperasi dan usaha kecil
menengah (UKM).
7) Peningkatan potensi wisata diarahkan pada kebijakan yang
mendukung upaya pengelolaan potensi wisata dan
pembangunan wisata secara optimal dan berkelanjutan.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 21 -
8) Peningkatan pemanfaatan hutan tanpa mengesampingkan
faktor keselamatan lingkungan dan kelestarian hutan tersebut.
b. Agenda menciptakan tata pemerintahan yang baik (Good
Governance)
Berkaitan dengan agenda menciptakan tata pemerintahan
yang baik dan efektif dimana terdapat aparatur pemerintahan
yang mampu menghadapi perubahan dan adaptif dengan
perubahan itu sendiri, aparatur yang mempunyai komitmen yang
tinggi, mempunyai kompetensi dan akuntabel berdasarkan
prinsip-prinsip good governance yang dibuktikan melalui
kepribadian yang tangguh serta karakter yang tahan uji.
c. Agenda memfasilitasi infrastruktur sosial dan ekonomi
Sasaran utama dari agenda ini adalah tersedianya
prasarana dan sarana sosial ekonomi sebagai penunjang
pembangunan.
d. Agenda menciptakan kehidupan masyarakat yang harmoni dalam
keberagaman
Sasaran pokok yang ingin dicapai adalah terciptanya rasa
aman, nyaman, tenteram dan situasi serta kondisi kehidupan
keagamaan yang kondusif.
e. Agenda mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif
dan peduli
Untuk mewujudkan agenda ini disusun sasaran dan
prioritas pokok pembangunan Sumatera Utara sebagai berikut :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 22 -
1) Pemberdayaan masyarakat yang mendorong terlaksananya
pembangunan sosial.
2) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan dimana dalam hal ini perlu dikembangkan pola
partisipasi yang melibatkan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan, menentukan kebutuhan, menentukan
tujuan dari prioritas, dalam rangka mengeksploitasikan sumber-
sumber potensial dalam pembangunan.
C. PRIORITAS DAERAH Sebagai lanjutan dari RPJMD ke-1 maka RPJMD ke-2 difokuskan
pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Sumatera Utara baik
pada tingkat aparatur pemerintahan maupun anggota masyarakat
terutama pada sektor produksi, dan distribusi/pemasaran khususnya
pada pelaku usaha kecil, menengah/koperasi dan usaha mikro termasuk
pembinaan pedagang kaki lima sehingga berkembang menjadi
pengusaha kecil formal dengan tetap memelihara dan menunjang
pertumbuhan sektor-sekor lain yang telah dicapai pada pembangunan
RPJMD ke-1.
Kesejahteraan masyarakat yang komponennya adalah tingkat
pendidikan, pendapatan perkapita, tenaga kerja (employment),
kesehatan dan lain-lain dicerminkan dalam Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia
Sumatera Utara maka strategi yang perlu dikembangkan dalam tahapan
ini ialah peningkatan pendapatan per kapita, yang sekaligus penurunan
angka kemiskinan dan pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas (melalui percepatan investasi), pengembangan
lembaga jaminan sosial, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 23 -
yang didukung oleh pemantapan pelaksanaan pendidikan formal, mulai
dari pendidikan anak usia dini, wajib belajar 12 tahun, peningkatan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, peningkatan kesetaraan
gender, perlindungan anak, penurunan kesenjangan antar daerah, antar
kelompok masyarakat dan antar individu, pengendalian pertumbuhan
penduduk.
Pembangunan pendidikan sebagai salah satu pilar peningkatan
kualitas sumber daya manusia diarahkan tidak pada sebatas
peningkatan indeks pembangunan manusia Sumatera Utara tetapi juga
kepada peningkatan kemandirian bekerja, pembudayaan pemanfaatan
teknologi informasi dan telekomunikasi, serta pematangan psikis dalam
lingkungan kerja.
Pembangunan sumber daya manusia yang menjadi fokus
pembangunan dalam RPJPD ke-2 hendaknya tidak diukur dari jumlah
lulusan pendidikan formal baik pada tingkat sekolah dasar, sekolah
lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas dan lulusan
perguruan tinggi semata. Tetapi perlu dilihat dari meningkatnya
produktivitas dalam penggalian dan pengolahan sumber daya alam,
meningkatnya kualitas lingkungan hidup, meningkatnya derajat
penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh masyarakat, semakin
membaiknya interaksi sosial di masyarakat, serta terpeliharanya sumber
daya alam secara berkelanjutan baik yang dapat diperbaharui maupun
yang tidak dapat diperbaharui.
Sarana/fasilitas sekolah seperti kecukupan guru yang berkualitas,
bangunan sekolah, laboratorium, kelengkapan administrasi pendidikan
dan lain-lain perlu dipenuhi secara bertahap sehingga mendekati
kebutuhan minimal baik jumlah dan kualitasnya, untuk menciptakan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 24 -
lulusan yang berkualitas. Dalam tahapan ini, angka indeks pembangunan
manusia Sumatera Utara akan berhasil ditingkatkan menjadi >75 dengan
kisaran 30 persen berada pada IPM > 80, sebanyak 65 persen berada
pada IPM 66-80 dan sebanyak 5 persen berada pada kisaran IPM 55-66.
Beberapa kebijakan penting lain yang perlu menjadi prioritas
pembangunan dalam tahap ini ialah pengembangan infrastruktur
ekonomi pusat-pusat pertumbuhan wilayah (kawasan pantai timur,
kawasan dataran tinggi, kawasan pantai barat, kawasan pantai dan
kawasan unggulan lainnya) yang meliputi jaringan jalan (jalan lingkar
luar danau toba, jalan rawa saring, jalan menyusur pantai timur),
penyelesaian pembangunan Bandara Kuala Namu, pengembangan
pelabuhan laut, pengembangan perkeretaapian, sumber daya air bersih,
pemanfaatan potensi sumber tenaga listrik secara maksimal, dan
pembangunan gedung pemerintah. Juga perlu ditumbuhkan nilai-nilai
baru yang positif dan produktif dalam peningkatan produktivitas
masyarakat khususnya tenaga kerja pada usia produktif baik melalui
pendidikan, maupun pelatihan dan permagangan dengan metode yang
kontemporer (non-tradisional).
Pengadaan perumahan dan perbaikan lingkungan permukiman
dalam tata ruang wilayah yang serasi dan asri akan semakin ditingkatkan
sehingga kebutuhan rumah yang sehat semakin terpenuhi tidak hanya di
lingkungan perkotaan tetapi juga di perdesaan.
Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian perlu
peningkatan pertumbuhan produksi, luas areal perkebunan,
peningkatan populasi ternak serta peningkatan ekspor di bidang
pertanian.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 25 -
BAB III
URUSAN DESENTRALISASI
A. RINGKASAN URUSAN DESENTRALISASI
Dalam melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara senantiasa melakukan koordinasi
dan sinkronisasi baik dengan pemerintah kabupaten/kota maupun
pemerintah pusat melalui musyawarah perencanaan pembangunan
yang dilaksanakan pada triwulan I. Hal ini untuk menjaga siklus
perencanaan sehingga pelaksanaan berbagai program yang telah
ditetapkan oleh masing-masing kementerian lembaga untuk setiap
urusan wajib dan pilihan bisa dilaksanakan secara konsisten, sesuai
dengan keunggulan daerah, kepentingan masyarakat, maupun,
pencapaian target-target standar pelayanan minimum. Selain hal
tersebut di atas, proses pembangunan selama tahun 2011 tentunya
juga dipengaruhi oleh kemampuan sumberdaya yang dimiliki untuk
mewujudkan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada
dasarnya melakukan pengkayaan ide dan inovasi melalui Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara yang secara
garis besar berisi kerangka ekonomi daerah dan arah kebijakan,
prioritas program dan kebijakan sekaligus penganggaran
penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2011. Realisasi
pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah merupakan
implementasi urusan desentralisasi yang dilaksanakan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara selama Tahun 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 26 -
B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN
1. Urusan Wajib Pendidikan
Untuk sektor pendidikan telah dilakukan dengan menyusun
perencanaan program dengan melibatkan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota berdasarkan kebijakan, program dan kegiatan pada
pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan
daya saing, peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan
publik.
Hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sasaran program
kegiatan tahun 2011 dibidang pendidikan yaitu :
a. Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM) :
Pada tahun 2010 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) sebesar 31,10 persen menjadi 31,50 persen
Tahun 2011. Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar/Sederajat
pada tahun 2010 dicapai 110,54 persen menjadi 111,40 persen
pada tahun 2011. Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah
Pertama/Sederajat pada tahun 2010 dicapai 99,25 persen
menjadi 101,19 persen pada tahun 2011.Angka Partisipasi Kasar
Sekolah Menengah Atas/Sederajat pada tahun 2010 dicapai
82,46 persen menjadi 83,76 persen pada tahun 2011. Pada tahun
2010 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar tahun 2010
dicapai 92,43 persen menjadi 92,66 persen Tahun 2011. Angka
Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
tahun 2010 dicapai 77,46 persen menjadi 93,26 persen Tahun
2011. Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah
Menengah Atas tahun 2010 dicapai 65,80 persen menjadi 66,04
persen Tahun 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 27 -
Kenaikan Angka Partispasi Kasar (APK) ini menggambarkan
bahwa semakin banyaknya anak-anak bersekolah. Hal ini karena
adanya pembinaan kesiswaan dengan pemberian beasiswa
miskin, pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
penambahan alat peraga dan media pembelajaran.
b. Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak pada tahun
2010 sebanyak 85.268 orang, menjadi 136.143 orang pada tahun
2011.
c. Perkembangan Angka Putus Sekolah antara lain:
Angka putus sekolah SD pada tahun 2010 sebanyak 26.594 orang
menjadi 4.321 orang pada tahun 2011. Angka putus sekolah SMP
pada tahun 2010 sebanyak 4.452 orang, menjadi 3.555 orang
pada tahun 2011. Angka putus sekolah SMA pada tahun 2010
sebanyak 10.064 orang, menjadi 7.025 orang pada tahun 2011.
d. Perkembangan angka kelulusan yakni:
Jumlah peserta didik SD pada tahun 2010 adalah sebanyak
264.971 orang, menjadi 275.428 orang pada tahun 2011. Angka
kelulusan SMP/MTs pada tahun 2010 adalah sebanyak 242.250
orang dan menjadi 244.124 orang pada tahun 2011. Angka
kelulusan SMA pada tahun 2010 adalah sebanyak 121.700 orang
dan menjadi 116.707 orang pada tahun 2011.
e. Perkembangan angka melanjutkan sekolah yakni:
Angka melanjutkan SD/MI pada tahun 2010 adalah sebanyak
261.588 orang, menjadi 205.289 orang pada tahun 2011. Angka
melanjutkan SMP/MTs pada tahun 2010 adalah sebanyak
264.971 orang, menjadi 275.428 orang pada tahun 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 28 -
f. Perkembangan angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
pada tahun 2010 adalah sebanyak 244.250 orang, menjadi
244.124 orang pada tahun 2011.
g. Jumlah guru yang berijazah kualifikasi dan komptensi S1/D4 pada
tahun 2010 sebanyak 15.166 orang.
h. Pencapaian program wajib belajar 12 tahun 2010 dan tahun
2011 masih dalam tahap sosialisasi dan rintisan ke kabupaten/
kota.
i. Pelaksanaan pendidikan Standar Internasional pada tahun 2011
sejumlah 114 orang dilaksanakan di SMK BI yang baru dibuka
pada tahun ajaran 2011/2012.
j. Angka melek huruf 15 tahun keatas pada tahun 2010 adalah
97,30 persen, dan menjadi 97,50 persen pada tahun 2011.
k. Penyandang Ketunaan adalah sebagai berikut:
Jumlah siswa penyandang ketunaan yang bersekolah tingkat
SD/MI tahun 2010 adalah 2.846 orang menjadi 3.015 orang pada
tahun 2011. Jumlah siswa penyandang ketunaan yang bersekolah
tingkat SMP/MTs tahun 2010 adalah 482 orang menjadi
211 orang pada tahun 2011. Jumlah siswa penyandang ketunaan
yang bersekolah tingkat SMA/SMK/MA tahun 2010 adalah
54 orang menjadi 131 orang pada tahun 2011.
l. Angka lama masa sekolah pada tahun 2010 adalah 8,60 tahun
menjadi 8,65 tahun pada tahun 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 29 -
2. Urusan Wajib Kesehatan
Saat ini derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dari
waktu ke waktu, dilihat dari beberapa indikator capaian kinerja
bidang kesehatan antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
AKB di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami
penurunan. Berdasarkan Angka BPS, AKB mampu diturunkan dari
39,4 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2001 menjadi 25,6
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008. Tahun 2010,
berdasarkan hasil survey AKI di Provinsi Sumatera Utara AKB
diperhitungkan 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan berdasarkan
trend penurunan yang terjadi kurun waktu 2001-2010, maka
diperkirakan AKB Sumatera Utara menjadi 22 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2011.
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) menurun, dengan mempergunakan
angka hasil survey AKI dan AKB Provinsi Sumatera Utara, AKI
tahun 2010 adalah 268/100.000 kelahiran hidup.
3. Umur Harapan Hidup (UHH)
UHH penduduk di Provinsi Sumatera Utara mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan laporan BPS, UHH
penduduk Sumatera Utara meningkat dari 67,3 tahun pada
tahun 2004 menjadi 69,5 tahun pada tahun 2010 (Sensus
Penduduk 2010). Dengan memperhitung trend kecenderungan
peningkatan UHH kurun waktu 2004-2010, maka diperkirakan
UHH Sumatera Utara mencapai 69,65 tahun pada tahun 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 30 -
4. Prevalensi Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Prevalensi balita dengan gizi kurang dan buruk mengalami
penurunan dari 24,6persen pada tahun 2005 menjadi 21,4persen
pada tahun 2010. Melihat trend penurunan kurun waktu lima
tahun tersebut maka diperhitungkan prevalensi gizi kurang dan
buruk pada balita di Sumatera Utara mampu diturunkan menjadi
20,9persen pada tahun 2011.
5. Ketersedian Sarana Kesehatan
Pada tahun 2011 telah tersedia 533 unit puskesmas, dengan
rincian 155 unit puskesmas rawat inap dan 378 unit puskesmas
non perawatan; puskesmas pembantu sebanyak 1.819 unit dan
391 unit puskesmas keliling yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, dengan demikian
setiap 100.000 penduduk Provinsi Sumatera Utara, rata-rata
dilayani oleh 4 puskesmas atau satu puskesmas melayani 24.680
jiwa penduduk dan satu puskesmas pembantu telah melayani 3-
4 desa. Provinsi Sumatera Utara memiliki 172 unit Rumah Sakit (RS);
dengan rincian, 43 unit RS Pemerintah, 14 BUMN dan 115 RS
Swasta. Provinsi Sumatera Utara telah mampu mencapai standar
nasional dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan.
6. Ketersediaan Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis yang bekerja di sarana pelayanan
kesehatan pemerintah mengalami peningkatan dari tahun 2010
ke tahun 2011 yaitu antara lain:
a. Jumlah tenaga dokter spesialis meningkat dari 660 orang
menjadi 855 orang.
b. Jumlah tenaga dokter umum meningkat dari 2.370 orang
menjadi 2.405 orang.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 31 -
c. Jumlah tenaga dokter gigi meningkat dari 679 orang menjadi
746 orang.
d. Jumlah tenaga perawat meningkat dari 10.080 orang menjadi
11.876 orang, dan
e. Jumlah tenaga bidan meningkat dari 9.400 orang menjadi
10.051 orang.
7. Ketersediaan Obat dan Vaksin
Persentase ketersediaan obat dan vaksin mengalami
peningkatan setiap tahunnya yaitu dari 85 persen pada tahun
2010 meningkat menjadi 88 persen pada tahun 2011.
8. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
Melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) sebanyak 4.124.247 jiwa atau sekitar 33 persen
penduduk Sumatera Utara telah terjamin pelayanan
kesehatannya; dan masyarakat yang tercover di dalam
Jamkesmas tersebut, seluruhnya 100 persen mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di rumah sakit. Bagi
mereka yang tidak tercover di dalam Jamkesmas dan tergolong
tidak mampu serta memerlukan pelayanan rujukan ditanggung
melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) Provinsi Sumatera Utara.
9. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Seluruh desa/kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa
(KLB) dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam oleh tim
surveilans Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 32 -
10. Cakupan Desa Siaga Aktif
Jumlah desa siaga di Provinsi Sumatera Utara yaitu 4.390 desa
dan yang aktif yaitu meningkat dari 5 persen pada tahun 2010
menjadi 15persen pada tahun 2011.
11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin
Masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan
rujukan ke RSU Pemerintah baik ke RSU kelas B dan A seluruhnya
(100persen) mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Terkait dengan pelaksanaan penerapan pembahasan
standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup dapat
disampaikan bahwa indikator penataan lingkungan adalah jumlah
keputusan yang mempertimbangkan kepentingan konservasi dan
pengendalian dampak lingkungan serta sesuai dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan yang telah diambil. Salah satu
bentuk penataan lingkungan hidup yang dilakukan adalah dengan
mengukur kinerja pelayanan minimal yang telah dilaksanakan,
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun
2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi menjelaskan bahwa jenis
pelayanan dasar bidang lingkungan hidup daerah provinsi di
prioritaskan pada :
a. Pelayanan informasi status mutu air dengan capaian pelayanan
sebesar 100 persen dari target capaian pada tahun 2010 sebesar
70 persen dan tahun 2011 sebesar 70 persen.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 33 -
b. Pelayanan informasi status mutu udara ambien dengan capaian
100 persen dari target capaian pada tahun 2010 sebesar 12,12
persen dan tahun 2011 sebesar 24,24 persen.
c. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup dengan
capaian 80 persen dari target capaian pada tahun 2011 sebesar
95 persen.
4. Urusan Wajib Pekerjaan Umum
Panjang jalan nasional di Provinsi Sumatera Utara 2.249,644
km, yang terdiri dari jalan lintas timur sepanjang 571,751 km, jalan
lintas tengah 510,209 km, lintas barat 381,864 km dan lintas
diagonal 472,866 km. Tahun 2011 kondisi jalan nasional dengan
kategori baik 1.354,675 km (60,217 persen), kondisi sedang 444,012
km (19,737 persen), kondisi rusak ringan 246,323 km (10,949
persen) dan kondisi rusak berat 204,632 km (9,096 persen).
Panjang jalan Provinsi sepanjang 2.752,41 Km, secara terus
menerus Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan upaya
peningkatan kondisi jalan melalui perbaikan-perbaikan dengan
peningkatan sebagai berikut : Tahun 2011,kondisi jalan dalam
keadaan baik 44,10 persen, kondisi jalan dalam keadaan sedang
31,32 persen, kondisi jalan dalam keadaan rusak ringan,13,42
persen dan kondisi jalan dalam keadaan rusak berat 11,16 persen
sementara pada tahun 2010, kondisi jalan dalam keadaan baik
40,84 persen, kondisi jalan dalam keadaan sedang 37,99 persen,
kondisi jalan dalam keadaan rusak 9,53 persen dan kondisi jalan
dalam keadaan rusak berat 11,64 persen (sumber Dinas Bina
Marga,2011).
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 34 -
5. Urusan Wajib Penataan Ruang
Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum sesuai
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Nomor 14/PRT/M/2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang. Pada saat ini sebagian besar sudah dilaksanakan
karena terkait dengan proses perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan tata ruang.
Hasil-hasil yang dicapai dalam urusan wajib penataan ruang
selama tahun anggaran 2011 sebagai berikut :
a. Penyusunan dan identifikasi pemanfaatan ruang sebanyak
5 kegiatan.
b. Pengembangan sistem informasi penataan ruang sebanyak
1 kegiatan.
c. Penyusunan road map kawasan strategis nasional danau toba.
6. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan
Ketepatan waktu dalam menyusun dokumen perencanaan
pembangunan Provinsi Sumatera Utara melalui pelaksanaan
Musrenbang Tahun 2010 dan Musrenbang Tahun 2011, demikian
juga penyusunan RKPD Tahun 2010 dan RKPD Tahun 2011 telah
berjalan sesuai dengan jadwal sebagaimana yang telah ditetapkan
pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
a. Musrenbang Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 30 Maret -
1 April 2010.
b. Musrenbang Tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 4-6 April
2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 35 -
c. RKPD Tahun 2010 ditetapkan melalui Peraturan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 21 Tahun 2009.
d. RKPD Tahun 2011 ditetapkan melalui Peraturan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 42 Tahun 2010.
RKPD merupakan dokumen resmi rencana pembangunan
daerah untuk jangka waktu satu tahun. RKPD mengoperasionalkan
perencanaan strategik lima tahunan (RPJMD) dan
menghubungkannya ke segi penganggaran. RKPD mempunyai
fungsi penting dalam sistem perencanaan pembangunan daerah
untuk menterjemahkan perencanan strategis jangka menengah
(RPJMD dan Renstra SKPD) kedalam rencana, program dan
penganggaran tahunan. RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010
dan Tahun 2011 telah disusun berdasarkan sasaran prioritas
pembangunan, program dan kegiatan prioritas yang terdapat pada
RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013, dengan
beberapa penyesuaian terhadap isue strategis nasional dan
masukan dari kabupaten/kota serta stakeholders yang diusulkan
melalui mekanisme Musrenbang RKPD Provinsi.
Perencanaan pembangunan tahunan daerah Provinsi
Sumatera yang termuat dalam dokumen RKPD Tahun 2010 dan
Tahun 2011 telah sesuai dengan perencanaan pembangunan
nasional karena dalam proses penyusunannya telah dilakukan
sinkronisasi dengan 11 prioritas nasional sesuai dengan Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksana
Prioritas Pembangunan Tahun 2010.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 36 -
7. Urusan Wajib Perumahan
Penerapan SPM Tahun 2010 dan Tahun 2011 baru dalam
tahapan sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun rumah
yang layak huni sesuai dengan standar kesehatan dan kualitas
lingkungan, sedangkan rencana pembangunan rumah layak huni
baru akan dilaksanakan pada tahun 2012.
Hasil – hasil yang dicapai selama pelaksanaan kegiatan pada
tahun anggaran 2011 sebagai berikut :
a. Rencana tindak PSD kawasan tradisional, kumuh, bersejarah dan
ruang terbuka hijau di 5 lokasi di kabupaten/kota.
b. Pembinaan dan sosialisasi pembangunan perumahan/
pemukiman di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 10 kegiatan
dihadiri 600 orang.
c. Penyusunan standar harga dan desain prasarana dan sarana
perumahan/permukiman.
d. Penyusunan rencana pembangunan lingkungan perumahan dan
permukiman.
8. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2005 telah
merencanakan kawasan olahraga yang lahannya memungkinkan
dari PTPN II, dan telah dimohonkan pembebasan lahan di Desa Lau
Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah
memohon kembali kepada Kementerian BUMN untuk
Pembangunan Kawasan Olahraga yang berkoordinasi dengan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 37 -
PTPN II, setelah melalui proses peninjauan maka ditetapkan 3 (tiga)
lahan yang memungkinkan yaitu : Desa Lau Dendang (± 95 Ha), Desa
Sena (± 650 Ha) dan Desa Sei Bekala (± 450 Ha) di Kabupaten Deli
Serdang.
Oleh karena itu Gubernur Sumatera Utara telah menyurati
Menteri BUMN melalui surat nomor : 426/5751/2010 tanggal
30 Juni 2010 tentang Pelepasan Areal Eks HGU PTPN II maupun HGU
PTPN II untuk Pembangunan Prasarana Olahraga Provinsi Sumatera
Utara, namun surat ini juga belum mendapat jawaban yang pasti
dari Menteri BUMN RI maupun pihak PTPN II.
Untuk menunjukkan kuatnya keinginan dan kesungguhan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam membangun prasarana
olahraga, maka pihak Legislatif melalui Komisi E DPRD Sumatera
Utara telah melakukan kunjungan kerja ke Kementerian BUMN RI
dan Ketua DPR RI di Jakarta untuk membicarakan tentang
pelepasan aset eks HGU PTPN II yang terletak di Desa Sena
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
Menindaklanjuti kunjungan kerja DPRD Sumatera Utara
tersebut, maka Gubernur Sumatera Utara kembali menyurati
Menteri BUMN RI dengan surat Nomor : 426.1908 tanggal 28
Februari 2011 perihal pelepasan areal eks HGU PTPN II untuk
Pembangunan Prasarana Olahraga Provinsi Sumatera Utara, namun
juga belum mendapat kepastian dari Menteri BUMN RI, untuk itu
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara tetap akan
berjuang untuk merealisasikannya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 38 -
Prestasi keolahragaan yang dicapai atlet dari Provinsi
Sumatera Utara baik event Nasinal maupun Internasional tahun
2010-2011 adalah :
Perolehan Medali POPNAS :
1. Gulat meraih 1 (satu) perak dan 2 (dua) perunggu;
2. Angkat besi meraih 1 perak dan 1 perunggu;
3. Pencak silat meraih 1(satu) emas dan 1(satu) perunggu;
4. Judo kelas 60 kg meraih 1(satu) perunggu;
5. Senam meraih 2 (dua) perak dan 2 (dua) perunggu;
6. Sepak bola meraih 1 (satu) emas;
7. Bola volly meraih 1 (satu) perak;
8. Taekwondo meraih 1 (satu) emas;
9. Renang meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;
10. Atletik meraih 1 (satu) perak dan 1 (satu) perunggu.
Perolehan Medali POPWIL :
1. Pencak silat meraih 1 (satu) emas, 2 (dua) perak dan 5 (lima)
perunggu;
2. Sepak bola meraih 1 (satu) perak;
3. Bola volly meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;
4. Bola basket meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;
5. Tenis Meja meraih 2 (dua) emas;
6. Bulu tangkis meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak;
7. Tenis Lapangan meraih 2 (dua) perunggu;
8. Sepak takraw meraih 1 (satu) perunggu;
Perolehan Medali SEA GAMES :
1. Karate meraih 5 (lima) emas dan 1 (satu) perak;
2. Taekwondo meraih 1 (satu) emas;
3. Anggar meraih 2 (dua) perak;
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 39 -
4. Renang meraih 2 (dua) emas dan 1 (satu) perak;
5. Wushu meraih 2 (dua) emas dan 2 (dua) perak;
Perolehan Medali ASEAN PARAGAMES :
1. Atletik meraih 2 (dua) emas,6 (enam) perak dan 1 (satu)
perunggu;
2. Angkat besi meraih 1 (satu) emas dan 1 (satu) perak.
9. Urusan Wajib Penanaman Modal Kerangka strategi pengembangan investasi di Provinsi
Sumatera Utara dilaksanakan secara bertahap yang saat ini telah
disusun peta investasi di Sumatera Utara yang merupakan
gambaran strategi pengembangan investasi di Sumatera Utara.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009
tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman
Modal dan Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal maka
urusan penanaman modal asing menjadi kewenangan Pemerintah,
sepenuhnya dilaksanakan oleh BKPM. Sementara urusan
penanaman modal dalam negeri (PMDN) telah diserahkan ke
daerah provinsi maupun kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya. Provinsi Sumatera Utara telah menerbitkan
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 55 tahun 2010 tentang
Tata Cara dan Jenis Perizinan serta Non Perizinan Penanaman
Modal dan telah dibentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di
bidang Penanaman Modal yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 40 -
Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini Badan Penanaman
Modal dan Promosi telah melakukan promosi berdasarkan :
a. Undangan dari KBRI.
b. Undangan Misi Investasi dari BKPM RI.
c. Misi Investasi berdasarkan program/kegiatan yang telah
direncanakan BPMP Provinsi Sumatera Utara.
Jumlah realisasi investor/ perusahaan/ proyek (PMA) yang
menanamkan modal di Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 65*
perusahaan sementara pada tahun 2010 sebanyak 84 perusahaan.
Akumulasi nilai investasi yang berasal dari PMA pada tahun 2011
sebesar US $ 658.446,72** sedangkan pada tahun 2010 sebesar US
$ 321.829.19**. Jumlah investor/perusahaan/proyek (PMDN) yang
menanamkan modal di Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 58*
perusahaan sedangkan tahun 2010 sebanyak 43 perusahaan. Tahun
2011 akumulasi nilai investasi PMDN di Sumatera Utara sebesar
Rp.2.004.055,78** dan tahun 2010 sebesar Rp.1.703.056,37**.
Lapangan usaha yang paling diminati pada tahun 2011 dibidang
industri makanan dan jasa,pada tahun 2010 dibidang agro industri
dan jasa perdagangan. (Sumber : Badan Penanaman Modal dan
Promosi Provsu, 2011, *Angka Sementara, **dalam ribu).
10. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan
kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia
termasuk Sumatera Utara. UMKM terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian dalam masa krisis, serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Oleh
karena itu pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 41 -
menengah (UMKM) merupakan upaya strategis untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi yang bertumpu pada
kekuatan masyarakat sebagai pelaku utamanya.
Perkembangan keragaan koperasi di Sumatera Utara: jumlah
koperasi aktif pada tahun 2011 sebanyak 6.395 unit,tahun 2010
sebanyak 6.222 unit. Tahun 2011 jumlah koperasi tidak aktif
sebanyak 4.484 unit, tahun 2010 sebanyak 4.400 unit. Jumlah
anggota koperasi pada tahun 2011 sebanyak 1.976.709 orang,
tahun 2010 anggota koperasi berjumlah 2.084.080 orang. Tahun
2011 RAT koperasi sebanyak 3.979 unit, tahun 2010 jumlahnya
3.070 unit. Jumlah manajer koperasi tahun 2011 sebanyak 1.348
orang, tahun 2010 jumlahnya sebanyak 1.283 orang. Jumlah
karyawan koperasi tahun 2011 sebanyak 10.249 orang, tahun 2010
berjumlah sekitar 10.051 orang. Jumlah modal sendiri tahun 2011
sebesar Rp.1.565.971.797,- tahun 2010 sebesar Rp. 1.470.695.805,-.
Tahun 2011 jumlah modal luar sebesar Rp.1.217.760.703,- dan
tahun 2010 jumlahnya sebesar Rp. 1.168.418.335,-. Jumlah volume
usaha tahun 2011 sebesar 3.636.480.633,- tahun 2010 berjumlah
3.509.931.551,-. Jumlah SHU tahun 2011 sebesar Rp.302.034.958,-
dan tahun 2010 sebesar Rp. 266.586.770,- (Sumber : Dinas Koperasi
dan UKM Provsu, 2011).
Perkembangan jumlah koperasi di Sumatera Utara untuk
periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan sebesar 2,41 persen
dengan peningkatan jumlah koperasi aktif sebesar 2,78 persen.
Koperasi yang melaksanakan RAT juga meningkat sebesar 6,71
persen seiring dengan pertumbuhan koperasi. Jumlah serapan
tenaga kerja di bidang koperasi (manajer dan karyawan) periode
2010 – 2011 juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,32
persen. Namun jumlah anggota koperasi menunjukkan penurunan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 42 -
5,15 persen. Penurunan ini disebabkan adanya kebijakan koperasi
melakukan rasionalisasi keanggotaannya secara riil.
Modal koperasi yang terdiri dari modal sendiri dan modal
luar juga mengalami peningkatan, modal sendiri meningkat sebesar
6,48 persen dan modal luar meningkat sebesar 4,22 persen.
Hal ini memperlihatkan bahwa koperasi telah mampu
menggunakan modal sendiri lebih besar dibanding dengan modal
dari luar, yang berarti bahwa koperasi telah dapat melayani
anggotanya dengan kemampuannya sendiri. Peningkatan modal
luar ini sebahagian berasal dari stimulan dana bergulir yang
difasilitasi oleh pemerintah. Stimulan ini terbukti mampu
meningkatkan partisipasi anggota dalam permodalan koperasi.
Sementara itu transaksi usaha koperasi pada periode 2010 – 2011
menunjukkan peningkatan nilai volume usaha sebesar 3,61 persen.
Proporsi jumlah usaha mikro dalam struktur dunia usaha di
Sumatera Utara sampai tahun 2011 masih menjadi yang terbesar
yaitu sebesar 57,22 persen. Besarnya porsi usaha mikro ini
merupakan pertanda positif jika dilihat bahwa keberadaannya
merupakan persemaian usaha baru dan pengembangan
kewirausahaan pada masyarakat di berbagai lapisan. Banyak UMKM
yang masih bisa tumbuh atas upaya dan inisiatif sendiri, meskipun
mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses sumber daya.
Kegiatan usaha skala mikro dan kecil ini juga difasilitasi oleh
koperasi yang terus berkembang.
Namun dibalik peningkatan kuantitas koperasi dan UMKM
tersebut, masih banyak masalah dan tantangan yang dihadapi.
Jumlah koperasi yang cukup besar, masih didominasi oleh koperasi
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 43 -
dengan kualitas kelembagaan, usaha dan anggota yang masih
rendah terutama dalam penerapan prinsip-prinsip koperasi. UKM
juga masih didominasi oleh usaha skala mikro yang terbatas
sehingga secara umum UMKM belum memiliki produktivitas dan
daya saing yang tinggi. Tantangan eksternal juga semakin besar,
yang diwarnai dengan keterbukaan pasar yang meningkatkan
intensitas persaingan diantara pelaku usaha.
11. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil
Pada dasarnya Sistem Administrasi Kependudukan
merupakan sub sistem dari Sistem Administrasi Negara yang
mempunyai peranan penting dalam pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan kependudukan yang diarahkan pada pemenuhan hak
azasi setiap orang, peningkatan kesadaran penduduk dan
kewajibannya, dukungan terhadap perencanaan pembangunan
kependudukan secara nasional, regional dan lokal.
Sistem Administrasi Kependudukan terdiri dari 3 sub sistem
yaitu pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan
informasi kependudukan. Sejalan dengan arah penyelenggaraan
administrasi kependudukan, maka pendaftaran penduduk perlu
ditata sebaik-baiknya agar memberi manfaat dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam rangka tertib administrasi pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil dilakukan penataan penerbitan dokumen
kependudukan secara terpadu, terarah dan terkoordinasi.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 44 -
12. Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun
2010 sebanyak 6.617.377 orang, pada tahun 2011 menjadi
6.314.239 orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2010
sebanyak 5.864.247 orang, pada tahun 2011 menjadi 5.912.114
orang. Jumlah angkatan kerja kategori bekerja 6.125.571 orang
tahun 2010, mencari kerja 5.612.746 orang pada tahun 2010
dan kategori tidak berkerja (pengangguran terbuka) 491.806
orang tahun 2010, sedang pada tahun 2011 angkatan kerja
6.413.952 orang, kategori mencari kerja 5.953.336 orang pada
tahun 2011 dan kategori tidak bekerja (penganggur terbuka)
460.616 orang pada tahun 2011.
Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis
pelayanan dasar skala provinsi bidang pelayanan pelatihan kerja
indikator besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi dengan nilai 75persen batas waktu pencapaian
tahun 2016 capaian kinerja tahun 2010 sebanyak 800 orang,tahun
2011 tidak ada. Indikator besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis masyarakat dengan nilai 60persen batas waktu
pencapaian tahun 2016, capaian kinerja tahun 2011 sebanyak 700
orang,tahun 2010 sebanyak 400 orang. Indikator besaran tenaga
kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan nilainya
60persen, batas waktu pencapaian tahun 2016 capaian kinerja
tahun 2011 tidak ada,tahun 2010 sebanyak 100 orang.
Jenis pelayanan dasar skala provinsi bidang pelayanan
penempatan tenaga kerja indikator standar pelayanan minimalnya
besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan nilainya 70
persen batas waktu pencapaian sampai dengan tahun 2016, capaian
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 45 -
kinerja tahun 2011 sebanyak 10.663 orang tahun 2010 sebanyak
17.360 orang. Jenis pelayanan dasar skala provinsi bidang
pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial indikator
besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama(PB)
nilai 50 persen batas waktu pencapaian tahun 2016 capaian
kinerjanya tahun 2011 sebanyak 40 kasus,tahun 2010 sebanyak 50
kasus.
Jenis pelayanan dasar skala provinsi bidang pelayanan
kepesertaan Jamsostek indikator besaran pekerja/buruh yang
menjadi peserta program Jamsostek nilai 50persen batas waktu
pencapaian sampai dengan tahun 2016,capaian kinerja tahun 2011
sebesar 612 orang tahun 2010 capaian kinerja sebesar 408 orang.
Jenis pelayanan skala provinsi bidang pelayanan pengawasan
ketenagakerjaan indikator besaran pemeriksaan perusahaan nilai
45persen batas waktu pencapaian 2016 capaian kinerja tahun 2011
sebanyak 850 nota pemeriksaan dan 680 nota pemeriksaan tahun
2010. Indikator besaran pengujian peralatan di perusahaan nilai
50persen batas waktu pencapaian tahun 2016 capaian kinerja
tahun 2011 sebanyak 51 pengujian dan tahun 2010 sebanyak
34 pengujian (Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011).
13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
Upaya mencapai konsumsi kalori yang sesuai WKPG (Widya
Karya Pangan dan Gizi) Nasional yaitu 2000 kkal/kap/hari,
dilaksanakan upaya kampanye kepada masyarakat luas untuk
mengkonsumsi gizi seimbang yang bukan saja mengutamakan nasi
atau sumber karbohidrat, tetapi juga meningkatkan konsumsi sayur,
buah – buahan, protein hewani, kacang – kacangan dan lain – lain
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 46 -
sehingga diperoleh asupan konsumsi sebesar 2000 kkal/kap/hari
yang berasal dari keragaman bahan pangan sekaligus mengandung
gizi yang seimbang. Dalam rangka penurunan konsumsi beras
Sumatera Utara mengangkat kembali kearifan lokal “Manggadong“
yakni pola makan menikmati umbi – umbian sebelum
mengkonsumsi nasi dengan tetap memperhatikan asupan gizi,
protein hewani, nabati, dan lain-lain. Upaya ini mengangkat budaya
lokal di Sumatera Utara sekaligus terintegrasi dengan promosi
penganekaragaman pangan yang beragam,bergizi, berimbang dan
aman.
Kondisi ketahanan pangan yang semakin baik ditunjukkan
oleh beberapa indikator/pencapaian kinerja urusan ketahanan
pangan yang dicapai sebagai berikut :
a. Produksi beras mengalami peningkatan dari 2.264.014 ton tahun
2010 meningkat menjadi 2.446.627 ton pada tahun 2011, begitu
juga produksi kedelai, ubi kayu, minyak goreng dan daging sapi.
b. Dari hasil perimbangan swasembada beras tahun 2010 Provinsi
Sumatera Utara memperoleh angka Skor Swasembada Beras
(SSB) 110,54 persen yang berarti bahwa produksi beras Sumatera
Utara dapat memenuhi kebutuhan beras penduduk.
Ketersediaan beras sebesar 169,13 kg/kapita/tahun (khusus
berasal dari produksi lokal) bila dibandingkan dengan kebutuhan
beras untuk konsumsi dan penggunaan non pangan yaitu sebesar
153 kg/kapita/tahun, menunjukkan Sumatera Utara dapat
memenuhi kebutuhan beras penduduknya dengan asumsi tidak
ada perdagangan/pengiriman keluar daerah. Upaya Sumatera
Utara terus mempromosikan pengurangan konsumsi beras
sebesar 1,5 persen per tahun dengan menggalakkan diversifikasi
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 47 -
pangan dan penggalian potensi pangan lokal serta penggalian
kearifan lokal “Manggadong” akan dapat berdampak menambah
cadangan pangan beras. Konsumsi beras penduduk Sumatera
Utara Tahun 2009 sebesar 139,50 Kg/kap/tahun dan tahun 2010
menjadi 136,85 Kg/Kap/Tahun.
c. Kerawanan pangan merupakan kondisi ketidakmampuan
masyarakat memenuhi kebutuhan pangan yang disebabkan
keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif dan kekurangan
pendapatan. Penanganan kerawanan pangan dilaksanakan
dengan pendekatan penanganan daerah rawan pangan, yaitu
daerah yang memiliki lebih dari 30 persen penduduk miskin.
Upaya koordinasi, pemantauan dan analisis setiap bulannya
melalui rapat pokja dilaksanakan untuk mengetahui situasi
pangan dan gizi secara dini di wilayah kabupaten/kota yang
selanjutnya digunakan untuk intervensi serta pengambilan
langkah, tindakan dan kebijakan ketahanan pangan. Penguatan
Modal Usaha Kelompok (PMUK) pada daerah rawan pangan yang
bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat di daerah rawan
pangan/miskin melalui Program Aksi Gema Pangan (Gema
Pangan di 148 desa/kelurahan di 33 kabupaten/kota pada tahun
2010), diharapkan berperan menstimulasi berkembangnya
kegiatan ekonomi masyarakat daerah rawan pangan. Sejalan
dengan upaya ini juga dilaksanakan pemberian bantuan bahan
pangan melalui kegiatan penanggulangan daerah rawan pangan
transien yaitu sasaran lokasi pasca bencana seperti musibah
banjir, tanah longsor, kebakaran, gempa bumi dan bencana alam
lainnya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 48 -
d. Produksi gabah kering giling di Sumatera Utara tahun 2010
sebesar 3.582.302 ton setara dengan 2.264.014 ton beras. Untuk
tahun 2011, produksi gabah kering giling sebesar 3.871.246 ton
atau setara dengan 2.446.627 ton beras, keadaan ini
menunjukkan adanya peningkatan produksi beras sebesar 8,07
persen.
e. Perkembangan harga pangan beras selama tahun 2011
menunjukkan trend kenaikan sebesar 2,21 persen. Kenaikan
harga ini masih dibawah toleransi kenaikan 20 persen (pedoman
inflasi BPS). Upaya menurunkan dan mengendalikan harga
dilakukan dengan mendorong Bulog mendistribusikan cadangan
pangan beras ke konsumen pada saat yang tepat sehingga
masyarakat dapat mengakses pangan dengan mudah. Sejalan
dengan upaya tersebut di tingkat petani di daerah sentra
produksi dilaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat (P-LDPM) dan LUEP untuk menjaga stabilitas
harga di tingkat petani.
Dalam rangka penguatan cadangan pangan di daerah, sejak
tahun 2009 – 2011 telah dilaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM), pembangunan fisik
lumbung, pembangunan lantai jemur yang dikelola oleh Gapoktan
yang tersebar di desa-desa dan kecamatan. Khususnya untuk
cadangan pangan pemerintah provinsi pada tahun 2012
diprogramkan cadangan pangan provinsi yang akan menjadi stok
pangan untuk disalurkan ke masyarakat dalam menghadapi
musibah bencana alam, adanya keluarga miskin dan kurang gizi
serta untuk menjadi stabilitas harga ketika terjadi gejolak harga di
pasar. Untuk cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota akan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 49 -
didorong untuk mengalokasikannya melalui dana APBD kabupaten/
kota.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka
meningkatkan produksi bahan pangan pokok strategis yang berbasis
sumberdaya yang ada diselenggarakan dengan melaksanakan
integrasi sektor terkait untuk memperkuat produksi pangan dengan
menumbuhkan ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan. Kegiatan
integrasi pertanian difokuskan mulai dari penyediaan/kecukupan
irigasi, penyediaan pupuk, saprodi dan alsintan serta pembimbingan
petani melalui sekolah lapang dan upaya menjaga stabilitas pangan.
Peningkatan produksi pangan pokok strategis tidak terbatas pada
beras tetapi juga dikembangkan umbi – umbian untuk kecukupan
sumber karbohidrat selain meningkatkan ketersediaan protein
hewani, ikan, dan sebagainya. Khusus untuk program gema pangan
dilakukan integrasi berbagai sektor yang ditujukan untuk
peningkatan akses dan kualitas konsumsi pangan disamping juga
untuk meningkatkan produksi pangan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan
mempertimbangkan terbitnya regulasi yang berpihak pada proteksi
produksi pangan lokal sehingga pada gilirannya dapat menurunkan
volume import dan pemasukan bahan pangan untuk memenuhi
pangan masyarakat. Dalam hal mengembangkan keberpihakan
masyarakat untuk lebih mengutamakan konsumsi pangan berbasis
sumber daya lokal telah dikeluarkan Peraturan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 41 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal di Provinsi Sumatera Utara.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 50 -
Pengembangan teknologi pangan melalui rekayasa atau
inovasi terhadap teknologi kearifan lokal di bidang pangan telah
kami selenggarakan dengan mengembangkan teknologi pengolahan
ubi kayu menjadi tepung mocaf sehingga ubi kayu sebagai sumber
daya pangan lokal dapat lebih diminati oleh masyarakat dan
sekaligus menjadi substitusi tepung terigu.
14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pembangunan bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Kesejahteraan Perlindungan Anak, diarahkan untuk upaya-upaya :
a. Pengembangan kelompok-kelompok masyarakat yang sadar
gender dan peduli terhadap hak-hak anak.
b. Peningkatan kondisi dan posisi perempuan dibidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan pekerjaan.
c. Penyelenggaraan perlindungan hak-hak anak dan kesempatan
partisipasi anak.
d. Penegakan supremasi hukum untuk perlindungan hak-hak
perempuan dan anak.
e. Penumbuhan dan pembinaan terhadap lembaga/organisasi
sosial peduli perempuan dan anak.
f. Pengembangan dan peningkatan kerjasama nasional dan
regional di bidang kesetaraan dan keadilan gender dan
perlindungan anak.
Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis
pelayanan dasar skala provinsi bidang penanganan pengaduan/
laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak indikator
cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan
penanganan pengaduan oleh petugas terlatih didalam unit
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 51 -
pelayanan terpadu nilai 100 persen batas waktu capaian tahun
2014 capaian kinerja tahun 2010 adalah : 1. PKPA sebanyak 29
korban, 2. Pusaka Indonesia sebanyak 9 korban, 3. Biro PPAKB
Setdaprovsu sebanyak 22 korban, 4. KKSP sebanyak 3 korban,
5. Persada sebanyak 35 korban dan 6. Poldasu (ditreskrimum)
sebanyak 85 korban. Tahun 2011 capaian kinerjanya : 1. PKPA
sebanyak 47 korban, 2. Pusaka Indonesia sebanyak 21 korban,
3. Biro PPAKB Setdaprovsu sebanyak 27 korban, 4. KKSP tidak ada
korban, 5. KPAID sebanyak 144 korban dan 6. Poldasu
(ditreskrimum) sebanyak 85 korban (Sumber : Biro Pemberdayaan
Perempuan, Anak dan KB, 2011).
15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis
pelayanan dasar skala provinsi bidang komunikasi informasi dan
edukasi keluarga berencana dan keluarga sejahtera (KIE dan KS)
indikator cakupan pasangan usia subur yang istrinya dibawah usia
20 tahun 3,5 persen nilai 100 batas capaian sampai tahun 2014
capaian kinerja tahun 2010 sebanyak 60.316 pasangan usia subur
dan tahun 2011 sebanyak 67.969 pasangan. Standar pelayanan
minimal indikator cakupan sasaran pasangan usia subur menjadi
peserta KB aktif sebesar 65 persen nilai 100 batas waktu
pencapaian sampai tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010
sebanyak 1.580.513 pasangan tahun 2011 sebanyak 1.503.664
pasangan. Standar pelayanan minimal indikator cakupan pasangan
usia subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Inmet need) sebesar
5 persen nilai 100 batas waktu pencapataian sampai tahun 2014
capaian kinerja sebanyak 803.649 pasangan tahun 2011 dan tahun
2010 sebanyak 782.654 pasangan. Standar pelayanan minimal
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 52 -
indikator cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
sebanyak 70 persen nilai 100 batas waktu pencapaian tahun 2014
capaian kinerja sebesar 71.230 pasangan tahun 2011 dan 782.654
pasangan tahun 2010.
Standar pelayanan minimal indikator cakupan PUS peserta
KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) yang ber-KB sebanyak 87persen nilai 100 batas waktu
pencapaian 2014 capaian kinerja tahun 2010 tidak ada dan tahun
2011 jumlah keluarga UPPKS berstatus PUS = 30.149 keluarga,
jumlah keluarga UPPKS status PUS yang ber-KB = 27.216 keluarga,
maka jumlah capaian kinerjanya 27.216/30.149 = 90,27persen.
Standar pelayanan minimal indikator ratio petugas lapangan
keluarga berencana (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua)
desa/kelurahan nilai 100 batas waktu pencapaian tahun 2014
capaian kinerja tahun 2010 PLKB sebanyak 310 dan PKB sebanyak
340 tahun 2011 PLKB sebanyak 474 dan PKB sebanyak 340. Standar
pelayanan minimal indikator ratio pembantu pembina keluarga
berencana (PPKB) 1(satu) petugas di setiap desa/kelurahan nilai 100
batas waktu pencapaian tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010
sebanyak 5583 petugas tahun 2011 sebanyak 5784 petugas.
Standar pelayanan minimal bidang penyediaan alat dan obat
kontrasepsi indikator cakupan penyediaan alat dan obat
kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat sebanyak
30persen setiap tahun nilai 100 batas waktu pencapaian tahun
2014 capaian kinerja tahun 2010 IUD = 19.897 buah, Pil = 2.210.390
butir, kondom = 118.936 buah, suntik = 765.088 buah dan susuk =
6.829 buah, tahun 2011 IUD = 17.458 buah, pil = 1.716.065 butir,
kondom = 183.474 buah, suntik = 572.064 buah dan susuk = 24.909
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 53 -
buah. Standar pelayanan minimal bidang cakupan penyediaan
informasi data mikro keluarga disetiap desa/kelurahan 100persen
setiap tahun nilai 100 batas waktu pencapaian tahun 2014 capaian
kinerja tahun 2010 KK = 3082.185 dan tahun 2011 KK = 3.138.637
(sumber : Biro PP, Anak dan KB Setdaprovsu, 2011)
16. Urusan Wajib Perhubungan
a. Jumlah Angkutan Darat dan Pergerakan Penumpang
Jumlah angkutan darat di Sumatera Utara sejumlah 9.285 unit
yang terdiri dari AKDP MPU sebanyak 5.799 unit dan AKDP Bus
sebanyak 3.486 unit. Sementara jumlah pergerakan penumpang
antar kabupaten/kota di Sumatera Utara Tahun 2011 sebanyak
2.483.324 penumpang. Dari data diatas jumlah capaian kinerja
adalah 136.48 persen.
b. Jumlah Penegakan Hukum Terhadap Angkutan Barang
Pada kegiatan penimbangan kendaraan bermotor di 13 UPPKB
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ada beberapa jenis
tindakan yang dilakukan sesuai dengan jenis pelanggaran yang di
temukan. Seperti penerapan denda/retribusi kelebihan muatan
172.511 kasus. Penurunan muatan BA Pengadilan 1.836 kasus
dan preventif 592 kasus, pengembalian truk ke pangkalan 249
kasus.
c. Penertiban Terhadap Kendaraan Pada Tahun 2011
Pada periode bulan Oktober sampai dengan Nopember, Dinas
Perhubungan telah melakukan operasi dengan lokasi Silangit,
Jalan lintasan Sipirok/PAL XI, Jalan Medan - Pematangsiantar D.
Malangir, Jalinsum Medan – Perbaungan – Tebing Tinggi,
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 54 -
Jalinsum KM 50 Kisaran, Jalinsum Aek Kanopan – R. Prapat –
Cikampak, Jalinsum Langkat P. Brandan, serta Jalinsum Medan –
Berastagi dengan jumlah 191 kasus dengan perincian
pelanggaran plat hitam 137 kasus.
17. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika
Dalam rangka publikasi berbagai program dan kegiatan serta
pencapaian kinerja tahun 2010 dan 2011 dilakukan 18 kali dialog
interaktif, melalui media massa cetak maupun elektronik, dengan
harapan masyarakat akan mengetahui apa yang telah dikerjakan
dan prestasi yang dicapai selama kepemimpinan Gubernur
Sumatera Utara. Lebih jauh dari itu diharapkan umpan balik untuk
dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan pelaksanaan
tugas di masa yang akan datang, serta mengakomodasi saran
pendapat maupun dinamika yang berkembang dalam masyarakat.
Keberhasilan yang dicapai Provinsi Sumatera Utara tahun
2011 antara lain: 1. USO Award adalah penghargaan yang diterima
untuk proposal terbaik I di Indonesia dengan judul ”KLINIK P/M-
PLIK”, 2. Tersosialisasinya Kinerja Tiga Tahun Pemerintahan Gubsu
& Wagubsu kepada Masyarakat, 3. Adanya Standar Operating
Procedure Perizinan di bidang Pos dan Telekomunikasi, dan
4. Terbangunnya jaringan layanan Intranet (VPN-IP) di 45 SKPD
(Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Provsu,2011).
Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis
pelayanan dasar skala provinsi bidang pelaksanaan diseminasi
informasi nasional indikator media massa seperti majalah, radio dan
televisi nilai 12 kali/tahun batas waktu pencapaian tahun 2014
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 55 -
capaian kinerja tahun 2010 terwujudnya/ terlaksananya kepastian
legal yang menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan oleh masyarakat, tahun 2011 hasil
capaian kinerjanya terwujudnya/terlaksananya kepastian legal yang
menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan oleh masyarakat. Standar pelayanan minimal indikator
media massa seperti majalah,radio dan televisi nilai setiap hari
batas waktu pencapaian tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010 dan
2011 adalah ketersediaan website milik pemerintah daerah :
a. Pemprovsu telah memiliki website, b. Konten website:
1) mengenai visi, misi pemprovsu, 2) gambaran umum mengenai
keadaan Sumatera Utara, 3) informasi mengenai kegiatan Gubernur
Sumatera Utara, 4) informasi mengenai SKPD Pemprovsu.
Indikator standar pelayanan minimal media tradisional
seperti pertunjukan rakyat nilai 6 kali/pertahun batas waktu
pencapaian tahun 2014 capaian kinerja tahun 2010 dan 2011
terinsformasinya program-program pemerintah di kabupaten/kota
melalui media tradisional. Indikator standar pelayanan minimal
media interpersonal seperti sarasehan,ceramah/diskusi dan lokarya
nilai 3 kali/pertahun batas waktu pencapaian tahun 2014
pencapaian kinerja tahun 2010 dan 2011 terlaksanya diskusi panel/
sarasehan dalam rangka hari-hari besar bersejarah dan kenegaraan.
Standar pelayanan minimal indikator media luar ruang seperti
media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk dan baliho nilai
kecamatan batas waktu pencapaian tahun 2014 pencapaian kinerja
tahun 2010 dan 2011 terlaksananya/terwujudnya penyampaian
pesan-pesan dan program-program pemerintah atas kinerja
pemerintah kepada masyarakat melalui media outdoor atau media
bulletin pemerintah atau brosur-brosur lainnya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 56 -
Jenis pelayanan skala provinsi bidang pengembangan dan
pemberdayaan kelompok informasi masyarakat indikator standar
pelayanan minimal cakupan pengembangan dan pemberdayaan
kelompok informasi masyarakat di tingkat kecamatan nilai 50persen
batas waktu penyampaian tahun 2014 pencapaian kinerja tahun
2010 dan 2011 terwujudnya pelaksanaan/pembinaan melalui
program kerja pemerintah daerah yang sampai melalui Kelompok
Informasi Masyarakat.
18. Urusan Wajib Pertanahan
Salah satu unsur pertanahan yang wajib dilaksanakan
Daerah Otonom adalah bidang pertanahan sebagaimana dijabarkan
dalam Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
di Bidang Pertanahan, Kapasitas Pemerintah Provinsi dalam
Penyelesaian Sengketa Pertanahan hanya bersifat mediasi.
Dalam konsep otonomi daerah, kewenangan daerah
kabupaten/kota berlaku juga pada kawasan-kawasan khusus yang
memiliki potensi sumber daya alam/buatan. Dengan demikian
daerah kabupaten/kota sangat berkepentingan terhadap
perkembangan kawasan-kawasan khusus yang terdapat di
daerahnya, karena akan memberikan manfaat bagi daerahnya
sendiri. Untuk memfasilitasi pemerintah daerah mewujudkan
pengembangan kawasan-kawasan khusus tersebut.
Pemerintah Provinsi sebagai perpanjangan tugas Pemerintah
Pusat di daerah berkewajiban membina dan memfasilitasi kawasan-
kawasan khusus tersebut.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 57 -
19. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Sumatera Utara merupakan daerah yang sangat strategis
untuk perkembangan ekonomi. Hal ini dikarenakan daerah ini
memiliki akses yang sangat mudah untuk berhubungan ke pusat
pemerintahan di Jakarta maupun dengan negara – negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura, hal ini dikarenakan selain jalur
transportasi darat dan laut kita juga dapat mempergunakan jalur
tranportasi udara tanpa harus singgah di daerah lain terlebih
dahulu. Provinsi Sumatera Utara juga memiliki masyarakat yang
heterogen baik dari etnis, adat dan budaya, bahkan perbedaan
keyakinan, namun dengan tetap berpegang teguh terhadap
Pancasila sebagai Dasar Negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai
Lambang Negara maka syukur alhamdulillah daerah ini masih tetap
bersatu dalam semangat gotong royong dan saling menghargai
antara satu dengan yang lain.
Namun demikian dengan perubahan sifat dan karakter
masyarakat pada era globalisasi ini tidak menutup kemungkinan
nilai-nilai luhur dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika akan
terkikis secara perlahan, hal ini bisa kita lihat dari perilaku dan gaya
hidup masyarakat yang cenderung memilih sesuatu yang instan/
cepat tanpa menunggu sebuah proses demikian halnya sifat-sifat
individualistis, sukuisme (merasa sukunya paling benar), fanatisme
keagamaan yang berlebihan sampai kepada separatisme yang
semuanya tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika.
Untuk itu, peran dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
sangat strategis dalam mewujudkan dan menjaga situasi dan
kondisi yang kondusif sehingga daerah Sumatera Utara ini dapat
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 58 -
menjadi contoh daerah-daerah lain, terlebih-lebih pada tahun
depan tepatnya bulan Maret 2013 kita akan melaksanakan pesta
demokrasi dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Sumatera Utara.
Berkenaan hal tersebut Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
telah dan akan melaksanakan beberapa program dan kegiatan
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
Sumatera Utara ini, yakni :
a. Pembinaan Ideologi, Kesatuan Bangsa dan Kewaspadaan
Nasional
b. Pembinaan Politik Dalam Negeri
c. Perlindungan Masyarakat
d. Pengembangan Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat
e. Pelayanan Administrsi Internal dan Eksternal
Disamping itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga
mempunyai tugas dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat sepesifik dibidang Administrasi Umum,
Pembinaan Ideologi dan Kewaspadaan Bangsa, Kewaspadan
Nasional, Pembinaan Politik Dalam Negeri dan Perlindungan
Masyarakat serta Tugas Pembantuan.
Capaian kinerja program utama pada Badan Kesbang, Politik
dan Linmas Provinsi Sumatera Utara antara lain yaitu :
a. Program Penguatan Kelembagaan Komunikasi dan Informasi dan
Hubungan Antar Lembaga.
Pada program ini telah dilakukan kegiatan antara lain
diadakannya Forum Komunikasi Pertemuan antara Aparat
Pemerintah dengan Pimpinan Organisasi Partai Politik dan Tokoh
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 59 -
Masyarakat, Pimpinan Pemerintah dengan Pimpinan Organisasi
Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat serta antara
Pemerintah dengan Anggota Parlemen Provinsi dan Kab/Kota.
Dengan adanya forum seperti ini maka telah terjalin hubungan
harmonis antara Pemerintah Provinsi dengan kalangan
masyarakat secara umum. Selain itu kegiatan yang tidak kalah
pentingnya adalah adanya kegiatan Sosialisasi Undang-Undang
Politik kepada Organisasi Kemasyarakatan sehingga pengetahuan
dan kesadaran masyarakat mengenai kehidupan berpolitik
semakin meningkat.
b. Program Pengembangan dan Pemeliharaan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat.
Terdapat berbagai kegiatan yang sangat penting yang mewarnai
kondusifitas keamanan dan ketertiban ditengah masyarakat.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adanya pertemuan Unsur
MUSPIDA Plus yang selalu mengambil kebijakan untuk
terciptanya suasana aman dan tertib ditengah masyarakat
disamping itu adanya kegiatan Pembinaan Sosial Politik dan
Keamanan dan Ormas serta LSM. Dengan adanya pembinaan ini
diharapkan terciptanya kehidupan suasana politik aman dan
tenteram. Hasil yang diperoleh dari berbagai kegiatan dari
program ini telah dirasakan adanya suasana yang aman tenteram
dan tertib ditengah masyarakat.
c. Program Perlindungan Masyarakat/Penanggulangan Bencana.
Dalam program ini kegiatan utama dilaksanakan adalah
penyiapan sumber daya manusia yang terkait langsung dengan
tugas-tugas kelinmasan antara lain menyangkut kesiapan dalam
menanggulangi bencana, peningkatan peran serta Satuan Linmas
dalam membantu memelihara keamanan dan ketertiban
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 60 -
masyarakat, mendukung keamanan Pemilu, Pilpres dan Pilkada
serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Penyiapan sumber
daya ini melalui pelatihan secara berjenjang dari kabupaten/kota
s/d provinsi dengan melibatkan lembaga-lembaga teknis yang
terkait.
d. Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan
Nasional.
Sasaran utama dalam program ini adalah melakukan upaya
pemantapan kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan
pengertian bahwa semangat persatuan dan kesatuan adalah
merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar demi tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dicapai
melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
pemahaman Ideologi Pancasila, melalui orientasi pembauran
bangsa serta melalui forum komunikasi antar aparat pembina
kesbang, orientasi kewaspadaan dini terhadap bahaya latent dan
lain-lain. Hasil dari adanya program ini yaitu terciptanya suasana
kondusif dan harmonis ditengah-tengah kehidupan
bermasyarakat, baik dalam kegiatan pemerintahan maupun
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.
20. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Urusan otonomi daerah meliputi bidang otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat
daerah, kepegawaian dan persandian. Persandian yang
menjalankan fungsi administrasi, fasilitasi, koordinasi, pembinaan
terhadap penyelenggaraan otonomi daerah di provinsi maupun
kabupaten/kota.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 61 -
Kinerja yang dicapai tahun 2011 khususnya dibidang
otonomi daerah dan kerjasama dilaporkan sebagai berikut :
1) Telah dilaksanakan koordinasi dan proses Penggantian Antar
Waktu (PAW) anggota DPRD: a. DPRD Provinsi dari Partai
Demokrat, b. DPRD Kabupaten/Kota (Kota Binjai dari PDIP, Kab.
Langkat dari Partai Golongan Karya, Kab. Padang Lawas Utara
dari Partai PPRN dan Partai Pelopor, Kota Tebing Tinggi dari
Partai Golkar dan Partai PKPI, Kota Pematangsiantar dari PDIP,
Kabupaten Batubara dari Partai PDK, Kabupaten Karo dari
Partai PKPB, Kabupaten Nias Selatan dari Partai PDP dan
Kabupaten Asahan dari Partai Damai Sejahtera).
2) Telah dilaksanakannya upacara peringatan Hari Otonomi
Daerah XV pada tanggal 24 April 2011, sekaligus diberikan
Penghargaan kepada 10 kabupaten/kota yang berprestasi
dalam evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
(EKPPD) yaitu: Kota Tanjung Balai, Kab. Serdang Bedagai, Kab.
Tapanuli Utara, Kota Medan, Kab. Dari, Kab. Deli Serdang, Kab.
Langkat, Kota Binjai, Kab. Samosir dan Kota Tebing Tinggi.
3) Tersusunnya buku Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah TA.2010.
4) Telah dilaksanakan fasilitasi penerbitan Surat Keputusan
Pensiun Pejabat Negara (Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/
Wakil Walikota) yang telah berakhir masa jabatannya sebanyak
20 (dua puluh) orang Pejabat Negara.
5) Telah mengikuti beberapa Rapat Asosiasi Pemerintahan
Provinsi antara lain Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, DKI
Jakarta, Kalimantan Timur dan Provinsi Jawa Tengah. Telah
dilaksanakan studi banding pemerintahan ke Negara Jerman.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 62 -
6) Telah dilaksanakan sosialisasi Penguatan Fungsi Sekretariat
DPRD bagi kabupaten/kota yang dihadiri oleh Pimpinan DPRD,
Sekretaris DPRD, dan Anggota Sekretaris DPRD dari 33
kabupaten/ kota yang dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 9
Desember 2011.
7) Telah difasilitasi bimbingan teknis penyusunan/pengisian
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) pada
tanggal 6 s/d 7 Desember 2011 di Medan dihadiri oleh 33
kabupaten/kota dan SKPD Provinsi.
8) Telah dilaksanakan fasilitasi pelantikan Kepala Daerah yang
telah melaksanakan PILKADA selama tahun 2011 terhadap 11
(sebelas) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
9) Telah diselesaikannya Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Utara akhir
tahun anggaran 2010 dan telah disampaikan kepada DPRD
Provsu tanggal 18 Maret 2011 dengan surat Nomor
081.04/2797.
10) Telah diselesaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) TA. 2010 dan telah disampaikan kepada
Presiden RI melalui Menteri Dalam Negeri dengan surat No.
120/6516 tanggal 14 Juni 2011.
11) Memfasilitasi pelaksanaan The 3rd Inacraft Lifestyle 2011
sebagai wahana mempromosikan hasil kerajinan dan kesenian
Indonesia kepada WNI dan masyarakat Malaysia yang tinggal di
Kuala Lumpur pada tanggal 18 s/d 23 November 2011
bertempat di Hall 5 Convention Centre Malaysia Kuala lumpur.
12) Mensosialisasikan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada para kabag/
kabid yang menangani Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di
provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Utara.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 63 -
13) Memfasilitasi pembuatan MoU antara Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Utara dengan Pihak Ketiga.
14) Konsultasi-konsultasi Kerjasama Luar Negeri (Pembukaan
kembali konsulat Singapura di Medan, Sumatera Utara,
Peningkatan Hubungan Indonesian-Malaysia- Thailand Growth
Triangle (IMT-GT), 8th China International Small and Medium
Enterprises Fair (CISMEF) 20-25 September 2011 di
Ghuangzhou China.
15) Mensosialisasikan Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Penyertaan Modal Pemprovsu pada PT. Bank Sumut kepada
Kasi Akuntansi Penerimaan dan Kasi Pemungutan pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten/Kota.
16) Melakukan Peningkatan Jaringan Kerja Pembinaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) ke Provinsi Jawa Barat dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan wawasan aparatur Biro Otda dan Kerjasama
Setdaprovsu dalam pengoptimalan kerja sebagai aparatur
pembinaan otonomi daerah bidang pemerintahan, pendapatan
daerah dan kerjasama.
17) Terlaksananya Sosialisasi Permendagri Nomor 23 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah
Otonom Baru terhadap Kabupaten Induk dan Daerah Otonom
Baru di Sumatera Utara, sehingga tercapai sinkronisasi
pelaporan evaluasi perkembangan daerah otonom baru.
Sebanyak 60 orang pejabat dari kabupaten/kota, bertujuan
untuk menyamakan persepsi aparatur pemerintah kabupaten/
kota dan provinsi dalam pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
perkembangan daerah otonom baru sesuai Formulir Model-K.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 64 -
18) Fasilitasi Penerapan Kajian Akademis Aspirasi Draft Kerjasama.
19) Fasilitasi/ Koordinasi Kerjasama dengan Asosiasi.
Dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama antara
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Songkhla
Thailand, Pemprovsu bekerjasama dengan Asosiasi Provinsi
Bersaudara Sumatera Utara mengirimkan 3 (tiga) orang Petani
dari kabupaten Langkat, Deli serdang dan Karo untuk mengikuti
Pelatihan Bagi Petani Holtikultura di Universitas Teknologi
Radjamanggala, Provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand dari
tanggal 18 juli s/d 2 Agustus 2011.
20) Fasilitasi Kerjasama Kawasan Danau Toba.
Memfasilitasi rapat dengan kabupaten/kota se kawasan danau
toba dan SKPD terkait dalam hal kerjasama peningkatan
pengelolaan ekosistem kawasan danau toba untuk menjalin
kerjasama pengelolaan danau dengan pengelola danau
Boudensee yang berada di wilayah 3 (tiga) negara yaitu Swiss,
Jerman dan Austria, karena adanya kesamaan lingkungan
Danau Boudensee dengan Danau toba yaitu sama-sama berada
di wilayah beberapa kabupaten/kota bagi Danau Toba dan
beberapa wilayah negara bagi Danau Boudensee. Hal ini sangat
perlu dilaksanakan karena Danau Toba merupakan kawasan
strategis nasional berdasarkan kepentingan pertumbuhan
ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.
(Sumber : Biro Otda & Ks Setdaprovsu, 2011)
Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai amanat
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menghendaki transparansi,
akuntabel dan bebas KKN dalam rangka mempercepat tujuan
otonomi daerah yaitu kesejahteraan masyarakat.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 65 -
Kesungguhan pemerintah mulai dari level tingkat
pemerintahan terendah hingga tingkat pemerintah pusat akan
memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah untuk mendukung program dan kegiatan pemerintah
dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Jumlah organisasi perangkat daerah yang sesuai dengan PP
Nomor 41 Tahun 2007 di tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota
tahun 2010 dan 2011 dengan penetapan Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara :
1. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provsu:
Lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD terdiri dari:
- Asisten : 4
- Biro : 11
- Staf Ahli : 5
- Sekretariat DPRD : 1
2. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri
dari 20 Dinas;
3. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara
terdiri dari 14 Lembaga Teknis;
4. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008, tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumatera Utara
terdiri dari 6 Lembaga Lain yaitu:
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (sesuai Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2007);
- Sekretariat Korpri (sesuai Permendagri Nomor 17 Tahun
2009);
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 66 -
- Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) sesuai
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006;
- Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (sesuai Permendagri
Nomor 24 Tahun 2006);
- Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008);
- Badan Narkotika Nasional Provinsi yang semula adalah
perangkat daerah,namun dengan berlakunya Undang-
undang Nomor 35 tahun 2009, sudah beralih ke instansi
vertikal.
Evaluasi penataan organisasi/perangkat daerah kabupaten/
kota terhadap SKPD dilingkungan pemerintah kabupaten/kota se
Sumatera Utara masih berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
belum dapat ditemukan benturan-benturan/ permasalahan, karena
sedang dilakukan penataan yang mempedomani peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehingga kecil kemungkinan
akan dilakukan evaluasi terhadap SKPD dilingkungan pemerintah
kabupaten/kota se Sumatera Utara, apabila akan dilakukan
perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
kelembagaan organisasi perangkat daerah.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dilingkungan
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Utara,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan pembinaan,
pengarahan dan penyusunan Standar Penyelenggaraan Pelayanan
Publik serta mendorong SKPD yang menyelenggarakan pelayanan
senantiasa meningkatkan kualitasnya. Upaya-upaya yang dilakukan
dalam meningkatkan pelayanan publik tersebut berhasil ditandai
dengan mendapat :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 67 -
1) Penghargaan Tingkat Nasional ”Citra Pelayanan Prima” yang
diserahkan langsung oleh Presiden RI di Istana Negara Jakarta
kepada SKPD : RSU Swadana Tarutung, Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Tebing Tinggi, Puskesmas Pariwisata
Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai, Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara, Kantor Arsip dan Dokumentasi, Perpustakaan
Kabupaten Asahan, Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Terpadu Kabupaten Samosir, Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Batubara dan Badan Perpustakaan, Arsip Daerah
Provinsi Sumatera Utara.
2) Penghargaan Tingkat Provinsi Sumatera Utara ”Citra Pelayanan
Prima” diserahkan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara di
Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara kepada SKPD:
Kantor Pelayanan Perizinan Kota Tanjung Balai, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nias Selatan, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Humbang
Hasundutan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Tapanuli Selatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Karo dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Nias Barat.
Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah
melaksanakan penilaian terhadap kinerja Bupati dan Walikota se
Sumatera Utara di bidang kebijakan-kebijakan peningkatan kualitas
pelayanan publik. Hasil penilaian yang terbaik telah diusulkan ke
Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI sebagai calon unggulan peraih penghargaan
”Citra Bakti Abdi Negara (CIBAN) dari Provinsi Sumatera Utara
untuk dinilai oleh Tim Penilai Tingkat Nasional.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 68 -
Penghargaan CIBAN akan diserahkan oleh Presiden Republik
Indonesia di Istana Negara. Adapun Bupati/Walikota yang
ditetapkan sebagai peraih penghargaan CIBAN tersebut adalah:
Bupati Deli Serdang, Pakpak Bharat, Dairi dan Batubara, dan sampai
saat ini hasilnya masih dalam proses penilaian oleh Tim Pusat yang
direncanakan akan diumumkan/diinformasikan ke tiap-tiap daerah
pemenang dan dijadwalkan pengumuman pemenangnya di awal
Februari 2012.
LAKIP Gubernur Sumatera Utara Tahun 2009 berdasarkan
Surat Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi RI Nomor
B/158/M.PAN-RB/1/2011 tanggal 18 Januari 2011 Hal Hasil Evaluasi
Atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berada pada
peringkat 16 (enam belas) dari 27 (dua puluh tujuh) Pemerintah
Provinsi di Indonesia, dengan nilai 44,34 (empat puluh empat koma
tiga puluh empat) peringkat C.
Tersusunnya dan telah disampaikan LAKIP Gubernur
Sumatera Utara Tahun 2010 serta Dokumen Penetapan Kinerja
Tahun 2011 ke Presiden RI melalui Kantor Kementerian Negara PAN
dan Reformasi Birokrasi RI di Jakarta dan Kantor Kementerian
Dalam Negeri di Jakarta dan berdasarkan Surat Menteri PAN dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor B/524/M.PAN-RB/02/2012 tanggal 14
Pebruari 2012 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah mendapat peningkatan dengan nilai 50,11 (lima
puluh koma sebelas) dengan predikat C.
Untuk mendukung terlaksananya kewenangan daerah
secara optimal, dibutuhkan barang inventaris milik daerah yang
cukup dan memadai sebagai sarana dan prasarana juga
pelaksanaan perawatan gedung kantor, gudang dan pesanggrahan.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 69 -
Disamping itu dalam penertiban administrasi barang sangat
diperlukan inventaris barang daerah yang baik dan tertib untuk
mendukung pelaksanaan tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD).
Dalam konteks pemerintahan yang kompetitif, pemberian
otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 secara tersirat juga dimaksudkan agar
masing-masing Pemerintah Daerah secara otonom mampu
mempersiapkan diri memasuki era pemerintahan yang kompetitif.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tersedianya aparat
pemerintah yang profesional dan berkualitas, karena subyek yang
berkompetisi adalah manusia dan obyek yang dikompetisikan
adalah buah karya cipta manusia itu sendiri. Untuk itu diperlukan
perhatian dari semua pihak dalam upaya peningkatan kualitas dan
profesionalisme SDM Aparatur Pemerintah. Upaya peningkatan
kualitas SDM Aparatur Pemerintah dilaksanakan melalui pendidikan
dan pelatihan sebagai salah satu pencapaian target visi/misi
Gubernur Sumatera Utara yaitu agar rakyat tidak bodoh.
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sampai dengan akhir
Desember 2011 telah melakukan pemeriksaan terhadap 76 objek
pemeriksaan (76 set LHP) sedangkan 5 objek pemeriksaan lainnya
yaitu 2 perusahaan daerah, 2 Asisten Setdaprovsu dan Badan
Kesbang dan Linmas tidak dilakukan pemeriksaan karena APF
lainnya melakukan pemeriksaan pada jadwal yang sama.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindak lanjut atas saran/
rekomendasi temuan hasil pemeriksaan sampai Desember 2011,
dari 364 saran/rekomendasi temuan hasil pemeriksaan, 26 saran
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 70 -
dalam kategori ’Selesai’ (7,14 persen), dalam proses 35 saran (9,2
persen) sedangkan 303 saran (83,24) kategori ’Belum’ ada tindak
lanjutnya.
Sampai dengan akhir Desember 2010 telah melakukan
pemeriksaan terhadap 24 objek pemeriksaan. Berdasarkan hasil
pelaksanaan tindak lanjut atas saran/rekomendasi temuan hasil
pemeriksaan sampai Desember 2010, dari 783 saran/rekomendasi
temuan hasil pemeriksaan, 411 saran dalam kategori ”Selesai”
(9 persen), Dalam Proses 186 saran (19 persen) sedangkan 186
saran kategori ”Belum” ada tindaklanjutnya.
Opini BPK RI terhadap laporan keuangan Pemprovsu untuk
Tahun Anggaran 2010 WDP, dan untuk tahun anggaran 2011 opini
BPK RI juga Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Jumlah PNS Pemprov Sumatera Utara pada tahun 2011
sebanyak 12.256 orang berdasarkan :
A. Golongan/ Ruang :
1) Golongan I /Ruang sebanyak 295 PNS yang terdiri dari I/a
sebanyak 54 PNS, I/b sebanyak 39 PNS, I/c sebanyak 148
PNS, I/d sebanyak 54 PNS;
2) Golongan II/ Ruang sebanyak 3648 PNS yang terdiri dari II/a
sebanyak 1589 PNS, II/b sebanyak 696 PNS, II/c sebanyak
718 PNS, dan II/d sebanyak 645 PNS;
3) Golongan III/ Ruang sebanyak 7475 PNS yang terdiri dari
III/a sebanyak 1752 PNS, III/b sebanyak 2963 PNS, III/c
sebanyak 1151 PNS dan III/d sebanyak 1609 PNS;
4) Golongan IV/ Ruang sebanyak 838 PNS yang terdiri dari IV/a
sebanyak 477 PNS, IV/b sebanyak 289 PNS, IV/c sebanyak 43
PNS, IV/d sebanyak 27 PNS dan IV/e sebanyak 2 PNS.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 71 -
B. Pendidikan :
1) SD sebanyak 241 PNS;
2) SMP sebanyak 411 PNS;
3) SMA sebanyak 6022 PNS;
4) D3 sebanyak 1012 PNS;
5) S1 sebanyak 3971 PNS;
6) S2 sebanyak 590 PNS;
7) S3 sebanyak 9 PNS.
C. Jenis Kelamin sebanyak 12.256 PNS terdiri dari:
1) Pria sebanyak 7.832 PNS;
2) Wanita sebanyak 4.424 PNS.
D. Jabatan Struktural dan Fungsional sebanyak 12.256 PNS terdiri
dari:
1) Struktural sebanyak 1363 PNS;
2) Fungsional sebanyak 1118 PNS;
3) Staf sebanyak 9775 PNS.
Penyelesaian proses pensiun PNS tahun 2011 sebanyak
528 PNS, dan pada tahun 2010 sebanyak 548 PNS. Penyelesaian
permasalahan kepegawaian (pelanggaran disiplin) tahun 2011
sebanyak 4 PNS dan tahun 2010 sebanyak 6 PNS. Jumlah mutasi
kepegawaian dalam pangkat tahun 2011 sebanyak 8555 PNS dan
tahun 2010 sebanyak 1872 PNS. Jumlah mutasi kepegawaian dalam
jabatan tahun 2011 sebanyak 201 jabatan dan tahun 2010 sebanyak
493 jabatan.
Mengacu pada keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
34 Tahun 2001 tentang Pengamanan Berita Rahasia Melalui Proses
Persandian dan Telekomunikasi, Persandian adalah kegiatan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 72 -
dibidang pengamanan berita rahasia yang dilaksanakan dengan
menetapkan konsep dan teori sesuai dari ilmu kripto beserta ilmu
pendukung lainnya secara sistematis, metodologis dan konsisten
serta terikat pada profesi sandi.
Tujuan Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah :
a. Mengembangkan kelembagaan penyuluhan yang kredibel.
b. Memberdayakan petani, nelayan dan keluarganya serta
masyarakat agar produktif dan mandiri melalui pendidikan
petani, perikanan dan kehutanan non formal.
c. Memberdayakan kelembagaan petani dan pelaku usaha tani
lainnya, perikanan dan kehutanan agar menjadi kelembagaan
ekonomi yang tangguh dan memiliki posisi tawar yang tinggi.
d. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
penyuluhan.
e. Mengembangkan SDM Penyuluhan (Penyuluh Pertanian, Petani
dan Pelaku Usaha Pertanian Penyuluh perikanan dan Penyuluh
Kehutanan) yang kompeten, kreatif, inovatif dan memiliki
integritas moral yang tinggi.
f. Menumbuhkan jejaring kerjasama antara pemerintah, swasta
dan masyarakat di bidang penyuluhan.
Dalam meningkatkan kinerja penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Bakorluh P2K
Provinsi Sumatera Utara melaksakan berbagai kegiatan pelatihan
penyuluh. Keberhasilan yang dicapai dalam TA 2011 dalam
peningkatan kapasitas tenaga penyuluh sebagai berikut :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 73 -
a. Membawa Penyuluh Pertanian dan Kehutanan Teladan, baik
Penyuluh PNS maupun Sawadaya dalam Pemilihan Teladan
Nasional tahun 2011.
b. Membawa Petani, Masyarakat Peduli Hutan dan Gabungan
Kelompok Tani Teladan dalam Pemilihan Teladan Nasional
tahun 2011.
Kebijakan pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan
perijinan terpadu di Provinsi Sumatera Utara pada hakekatnya
merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perijinan
untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat secara
berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui pembenahan sistem
pelayanan perijinaan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan
strategis maupun kebijakan nasional.
Kinerja Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dituntut untuk lebih baik dari hari ke hari, yang
diukur melalui pemberian pelayanan dasar dan penciptaan iklim
investasi yang kondusif. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mengelola jenis
perijinan sebagai berikut : bidang perkebunan sebanyak 7 (tujuh)
ijin, bidang kelautan dan perikanan sebanyak 1 (satu) ijin, bidang
kehutanan sebanyak 4 (empat) ijin, bidang Lingkungan Hidup
sebanyak 2 (dua) ijin, bidang perindustrian dan perdagangan
sebanyak 3 (tiga) ijin, bidang kesehatan sebanyak 4 (empat) ijin,
bidang bina marga sebanyak 4 (empat) ijin, bidang perhubungan
sebanyak 6 (enam) ijin terdiri dari 2 (dua) ijin darat dan 4 (empat)
ijin laut, bidang komunikasi dan informatika sebanyak 4 (empat)
ijin, bidang peternakan dan kesehatan hewan sebanyak 6 (enam)
ijin, bidang pertambangan dan energi sebanyak 9 (sembilan) ijin,
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 74 -
bidang pengelolaan sumber daya air sebanyak 5 (lima) ijin dan
bidang penelitian dan pengembangan sebanyak 1 (satu) ijin.
Jumlah perijinan yang diterbitkan tahun 2010-2011 sebanyak
25 (dua puluh lima) ijin terdiri dari 21 (dua puluh satu) ijin
perpanjangan dan 4 (empat) ijin baru.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka
mengurangi resiko bencana telah melakukan upaya antisipasi
menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di Sumatera Utara
antara lain :
a. Penyebaran informasi daerah-daerah rawan berpotensi terjadi
bencana kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai informasi/
peringatan dini bagi daerah untuk pengambilan langkah-langkah
antisipasi dan kesiapsiagaan kemungkinan terjadinya bencana.
b. Melakukan kegiatan monitoring dan identifikasi pada wilayah
yang diperkirakan memiliki potensi rawan bencana di
kabupaten/kota, khususnya daerah-daerah yang dianggap rawan
terjadi bencana banjir dan tanah longsor (berdasar informasi
BMKG) dan ancaman gunung meletus (berdasar informasi
PVMBG) dalam rangka kesiapsiagaan.
c. Melakukan koordinasi dengan instansi / SKPD terkait dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
d. Peningkatan kapasitas aparatur dan SDM masyarakat tentang
kebencanaan dan upaya penyelamatan melalui sosialisasi,
bimbingan teknis/pelatihan dan simulasi.
e. Menyiapkan pendataan potensi satuan relawan bencana untuk
disertifikasikan menjadi relawan bencana.
f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka
mitigasi, kesiapsiagaan dan SAR antara lain dengan Badan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 75 -
Geologi/ Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I
Medan dan Kantor SAR I Medan.
g. Pembuatan Peta Rawan Bencana tingkat kabupaten/kota di
Tapanuli Tengah dan Kabupaten Mandailing Natal, yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, Rencana Kontijensi dan Jalur Evakuasi dalam rangka
pengurangan Resiko Bencana.
21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Terdapat 4 (empat) progam dengan kegiatannya yang
dilakukan untuk pelaksanaan urusan wajib pemberdayaan
masyarakat dan desa sebagai berikut :
1) Program peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan 24
(dua puluh empat) kegiatan didalamnya;
2) Program pengembangan ekonomi lokal dengan 3 (tiga) kegiatan;
3) Program PNPM Pola PPK melalui kerjasama antar desa dengan 2
(dua) kegiatan;
4) Program pengembangan desa tertinggal dengan 5 (lima)
kegiatan.
22. Urusan Wajib Sosial
Dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial dilakukan
dengan berbagai program dalam kegiatan untuk sasaran capaian
diantaranya menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS). Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial terdiri
dari 23 jenis PMKS.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 76 -
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendorong agar
berbagai Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam
masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan bidang
kesejahteraan sosial, sehingga berbagai macam PMKS yang ada di
masyarakat dapat dilayani sehingga mereka dapat hidup mandiri di
tengah-tengah masyarakat.
Jumlah PMKS tersebut telah dapat dilayani melalui sistem
pelayanan dalam panti sosial dan sistem pelayanan luar panti sosial,
namun dengan keterbatasan dana, SDM dan sarana prasarana yang
ada jumlah PMKS yang ditangani masih belum sebanding dengan
populasi PMKS tersebut.
Keberhasilan yang dicapai dapat dilihat dari program-
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesejahteraan
dan Sosial Provsu terutama dalam menangani PMKS melalui sistem
panti maupun sistem non panti, diantaranya terentaskannya
beberapa PMKS melalui kegiatan penanganan PMKS tersebut
seperti dalam penanganan tanggap darurat korban bencana
penanganan bantuan rehabilitasi terhadap penyandang cacat,
pembudidayaan komunitas adat terpencil dan penanganan PMKS
lainnya.
Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial pada
tahun 2010 sebanyak 2.459.646 orang dan tahun 2011 sebanyak
2.373.491 orang dari beberapa jenis masalah kesejahteraan sosial
antara lain balita terlantar, anak terlantar, anak jalanan,
penyandang cacat, gelandangan, tuna susila, pengemis, korban
penyalahgunaan napza, korban bencana sosial atau pengungsi dan
sebagainya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 77 -
Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal pelaksanaan
program/kegiatan bidang sosial jenis pelayanan dasar skala provinsi
pemberian bantuan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial skala provinsi indikator persentase (persen) PMKS skala
provinsi yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar nilai 80persen batas waktu pencapaian 5 tahun
pencapaian kinerja tahun 2010 sebesar 3.394 orang 180 KK dan
tahun 2011 pencapaian kinerja sebesar 14.050 orang 400 KK, jenis
pelayanan dasar skala provinsi penyelenggaraan pelayanan dan
rehabilitasi sosial dalam panti sosial skala propinsi indikator
persentase (persen) panti sosial skala provinsi yang melaksanakan
standar operasional pelayanan kesejahteraan sosial nilai 60persen
batas waktu pencapaian 5 tahun dengan pencapaian kinerja tahun
2010 dan 2011 sebesar 17.870 orang.
Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal jenis
pelayanan dasar skala provinsi dengan penyediaan sarana dan
prasarana panti sosial nilai 80 persen batas waktu pencapaian 5
tahun, dengan pencapaian kinerja tahun 2010 dan 2011 sebanyak
13 UPT. Jenis pelayanan dasar skala provinsi penyediaan sarana
prasarana pelayanan luar panti seperti organisasi sosial/yayasan/
LMS yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan
sosial nilai 60 persen, dengan. Jenis pelayanan dasar skala provinsi
penanggulangan korban bencana nilai 80 persen batas waktu
pencapaian 5 tahun dan pencapaian kinerja tahun 2010 sebanyak
40 orang tahun 2011 sebanyak 20 KK.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 78 -
23. Urusan Wajib Kebudayaan
Mewujudkan Sumatera Utara yang Berbudaya, Religius
Dalam Keberagaman, bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi
Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman maka
arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada
kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan
intern dan antar umat yang saling menghormati dalam rangka
menciptakan suasana yang aman dan damai serta menyelesaikan
dan mencegah konflik antar umat beragama serta meningkatkan
kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan
masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agama dan
kepercayaannya.
Disamping itu juga melindungi hasil-hasil kebudayaan
daerah yang bersumber dari warisan leluhur baik benda-benda
bersejarah (Cagar Budaya) serta Seni Budaya, yang diharapkan
mampu memberikan perlindungan hukum serta Hak Cipta dan Hak
Kekayaan Intelektual guna mendukung pembangunan nasional.
Perkembangan masyarakat yang sangat pesat sebagai akibat
dari globalisasi dan pesatnya kemajuan tekhnologi komunikasi dan
informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan prilaku. Dalam
suasana dinamis tersebut pengembangan kebudayaan diharapkan
dapat memberikan arah bagi perwujudan jati diri bangsa dengan
berlandaskan pada budaya lokal, yang berlandaskan pada budaya
luhur bangsa maka berbagai macam konflik baik horizontal maupun
vertikal dapat dihindari sehingga terbina masyarakat madani yang
aman dan sejahtera.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 79 -
Capaian kinerja urusan kebudayaan sebagai berikut :
a. Telah berhasil dibentuk Konservasi Bangunan Bersejarah di
Sumatera Utara.
b. Telah berhasil meraih Rekor Muri 1000 penari Tor-tor
Naposobulung yang dilaksanakan pada Event SUMUT GEMPAR
2010 di Lapangan Merdeka Medan dalam rangka Hari Pariwisata
Dunia 2010, dan Tahun 2011 kembali mendapat Rekor Muri
dengan 1.118 penari Piso Surit pada kegiatan SUMUT GEMPAR
2011.
c. Pada umumnya masyarakat telah menyadari tentang benda-
benda budaya sebagai salah satu objek wisata yang potensial,
sehingga mereka dapat memelihara dan melestarikannya.
d. Demikian juga grup-grup kesenian yang ada di daerah
kabupaten/kota sudah mulai bergairah dan melakukan pagelaran
pertunjukan atraksi kesenian/budaya.
e. Dalam rangka HUT RI Tahun 2010 Tim Kesenian Sumatera Utara
mendapat piagam penghargaan terbaik pada Parade Tari
Nusantara 2010 di Taman Mini Indonesia Jakarta.
24. Urusan Wajib Statistik
Urusan wajib di bidang statistik masih dilaksanakan pada
bagian di Satuan Kerja Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk
mendukung terlaksananya pembangunan sesuai dengan potensi
daerah dan ketersediaan sumber daya manusia yang handal,
sehingga kondisi ini menuntut adanya kesiapan daerah dalam
menyajikan ketersediaan data statistik.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 80 -
25. Urusan Wajib Arsip
Pengelolaan Arsip adalah proses pengendalian arsip secara
efisien, efektif dan sistematis. Pengelolaan Arsip yang telah
dilaksanakan pada tahun 2011 adalah pengelolaan arsip dinamis
aktif dan statis.
Hal-hal lain yang mencerminkan perbaikan kinerja yaitu
melaksanakan fungsi penataan, pengelolaan arsip dilingkungannya
atau membentuk satu unit kearsipan di setiap SKPD, sehingga
membantu terciptanya pelestarian arsip statis dilingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
26. Urusan Wajib Perpustakaan
Dalam rangka mewujudkan komitmen Gubernur Sumatera
Utara khususnya untuk pencapaian rakyat tidak bodoh dan punya
masa depan dinilai melalui berbagai indikator yakni pertambahan
koleksi buku di perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 95.783
eksplembar tahun 2011 sebanyak 326.610 eksemplar. Indikator
peningkatan pengunjung ke perpustakaan daerah tahun 2010
sebanyak 589.553 orang dan tahun 2011 sebanyak 593.834 orang.
Indikator peningkatan minat baca terhadap koleksi buku di
perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 120.446 orang tahun
2011 sebanyak 130.679 orang. Indikator peningkatan koleksi judul
buku di perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 11.485 judul
tahun 2011 sebanyak 7.229 judul. Indikator ketersediaan e-book di
perpustakaan daerah tahun 2010 sebanyak 450 keping tahun 2011
sebanyak 500 keping (Sumber : Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provsu,2011 ).
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 81 -
Dalam upaya pelaksanaan tugas yang mencerminkan
perbaikan kinerja maka dilakukan berbagai kegiatan baik didukung
anggaran maupun membangun partisipasi para stakeholder seperti :
Lomba Minat Baca, Gelar Buku Budaya dan Teknologi, Bedah Buku
dan Peluncuran Buku, serta Gerakan Pengumpulan Satu Juta Buku,
dan Kampanye Minat Baca. Disamping itu, telah dilakukan
perbaikan dan penambahan sarana/prasarana perpustakaan
termasuk kemudahan yang diberikan kepada para pemustaka
seperti pendaftaran online, peminjaman buku dan pemanfaatan
internet secara gratis, dan penguatan kapasitas sumber daya
manusia/pustakawan.
C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN
1. Urusan Kelautan dan Perikanan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara sebagian besar berada
di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias,
Pulau-Pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat
maupun bagian timur Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara
memiliki panjang pantai 545 km di wilayah Pantai Timur dan 375 km
di wilayah Pantai Barat, serta 380 km di Pulau-Pulau Nias.
Untuk memenuhi kebutuhan ikan di Sumatera Utara baik
untuk konsumsi maupun perdagangan dalam negeri dan luar negeri
produksi perikanan diperoleh dari hasil budidaya dan tangkap di
laut maupun di perairan umum.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 82 -
Jumlah produksi perikanan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2011 sebagai berikut: a. perikanan penangkapan di laut sebanyak
379.769,7*ton, b. produksi penangkapan di PUD sebanyak
28.978,5* ton, c.jenis produksi perikanan budidaya laut sebanyak
3.569,66* ton,d. produksi budidaya air payau sebanyak 33.437,80*
ton, e.produksi perikanan budidaya air kolam sebanyak 36.328,13*
ton, produksi perikanan budidaya sawah sebanyak 4.838* ton, f.
produksi perikanan budidaya jaring apung sebanyak 42.157,1* ton,
g. produksi perikanan budidaya keramba sebanyak 858,5* ton
(*data sementara, sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan
Provsu,2011).
2. Urusan Pertanian
Pembangunan pertanian ditujukan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan petani. Indikator yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kesejahteraan petani, antara lain :
pendapatan, tingkat upah dan daya beli yang di ukur dengan Nilai
Tukar Petani (NTP), serta terbukanya akses bagi setiap pelaku usaha
pertanian terhadap sumber daya produktif pertanian (modal,
informasi, teknologi, lahan dan air).Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun
2010 adalah 102,36 dan Tahun 2011 adalah 103,44. Nilai Tukar
Petani Pangan pada tahun 2010 adalah 98,47 dan tahun 2011
adalah 99,67. Nilai Tukar Petani Hortikultura pada tahun 2010
adalah 115,03 dan tahun 2011 adalah 113,29 (Sumber : Data BPS
Provsu s/d Triwulan III Tahun 2011).
Rumah Tangga Pertanian di Sumatera Utara berdasarkan
Sensus Pertanian Tahun 2003 sebanyak 1.262.421 rumah tangga
dan anggota rumah tangga pertanian dari rumah tangga pertanian
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 83 -
sebanyak 5.747.429 jiwa yang terdiri dari 2.923.376 laki-laki (50,86
persen) dan 2.824.053 perempuan (49,14 persen) sehingga rata-
rata setiap rumah tangga pertanian mempunyai 4,55 anggota
rumah tangga.
Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk
meningkatkan ketahanan pangan, dengan memacu peningkatan
produksi dan produktivitas tanaman pangan terutama produksi
komoditi utama tanaman pangan, seperti padi, jagung dan kedelai.
Berkaitan dengan hal tersebut salah satu teknologi yang telah
terbukti mampu meningkatkan produktifitas dan mutu produk
adalah penggunaan varietas unggul bermutu secara kosisten.
Didalam suatu usaha kegiatan Program Ketahanan Pangan, bantuan
benih/bibit, sarana produksi pertanian dan penguatan kelembagaan
perbenihan adalah penggunaan benih bermutu dari varietas unggul
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan. Potensi hasil
suatu varietas akan tercapai apabila mutu benihnya baik, oleh
karena itu ketersediaan benih bermutu varietas unggul memegang
peranan penting dalam pembangunan pertanian.
Upaya penyediaan benih bermutu dimulai dari penyediaan
varietas unggul baru yang ditindak lanjuti dengan proses produksi
benih melalui sertifikasi benih dan pengujian laboratorium. Benih
yang dihasilkan oleh produsen/penangkar benih melalui sertifikasi
dan pengujian laboratorium dalam peredarannya perlu diawasi,
sehingga petani sebagai konsumen benih memperoleh benih yang
bersertifikat dan terjamin mutunya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 84 -
Pada Tahun 2011 menurut ARAM III produksi padi di Provinsi
Sumatera Utara sebanyak 3.610.941 ton, dibandingkan tahun 2010
terjadi peningkatan produksi sebesar 0,80 persen sementara luas
panen juga mengalami peningkatan sebesar 0,33persen, pada
produksi Palawija (Jagung, Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi
Kayu, Ubi Jalar) juga terjadi peningkatan produksi sebesar 0,03
persen. (Sumber : Dinas Pertanian Provsu,2011)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah
satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. Perhitungan
PDRB Sumatera Utara disesuaikan dengan perkembangan situasi
dimana dasar perhitungan harga konstan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik s/d Triwulan III 2011,
Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara dari sektor pertanian
pada tahun 2011 sebesar 22,58, sedangkan pada tahun 2010
pertumbuhan sektor pertanian ini sebesar 22,92.
Lahan sawah berpengairan merupakan lahan paling
potensial dalam konteks pembangunan Sub Sektor Tanaman
Pangan, khusus kaitannya dengan upaya peningkatan produksi
pangan terutama dalam rangka pelestarian swasembada beras dan
percepatan produksi jagung serta kedelai di Provinsi Sumatera
Utara.
Pada tahun 2009, potensi lahan sawah berpengairan di
Provinsi Sumatera Utara seluas 292.088 Ha, pada tahun 2010
potensinya mulai naik menjadi 294.705 Ha yang berarti bertambah
seluas 2.617 Ha. Pada lahan sawah tidak berpengairan luasnya dari
tahun 2009 sampai dengan 2010 mengalami penurunan sebesar
0,07 persen atau 134 Ha (Sumber : Dinas Pertanian Provsu,2011).
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 85 -
Secara umum teknologi untuk peternakan sudah banyak
dihasilkan oleh balai-balai penelitian, balai pengkajian teknologi
pertanian, perguruan tinggi dan lembaga lainnya namun
penerapannya belum luas di masyarakat. Teknologi yang tersedia
seperti teknologi peningkatan produktivitas (Inseminasi Buatan dan
Embrio Transfer), pengolahan pakan yang mudah dan murah seperti
pemakaian limbah pertanian, pemakaian bio-organisme dan
teknologi pencegahan dan pengobatan penyakit ternak (vaksin).
a. Kebutuhan daging
berdasarkan jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara
diperkirakan kebutuhan daging lebih kurang 137.000 ton/tahun dan
saat ini untuk memenuhi kebutuhan didatangkan dari Provinsi lain
dan import.
Untuk ternak unggas Sumatera Utara telah memenuhi pasar
domestik, sedangkan permintaan luar negeri untuk ternak babi
belum terpenuhi.
b. Nilai Ekonomi Ternak Mempunyai Prospek yang Baik
Produksi peternakan memiliki nilai elastisitas permintaan terhadap
perubahan pendapatan yang besar sehingga dengan pendapatan
meningkat dan tingkat kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik
menyebabkan permintaan terhadap produk peternakan meningkat.
Perkembangan populasi ternak tahun 2011 mengalami
peningkatan populasi hampir pada semua komoditas ternak, antara
lain komoditas ayam pedaging naik sebesar 4 persen tahun
201140.951.308 ekor sedangkan tahun 2010 sebanyak 39.376.258
ekor. Komoditas ayam buras pada tahun 2011 naik sekitar
3,99persen sebanyak 12.137.591 ekor sedangkan tahun 2010
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 86 -
sebanyak 11.671.883 ekor. Komoditas ayam petelur pada tahun
2011 naik sekitar 3,99 persen sebanyak 9.192.456 ekor sedangkan
tahun 2010 sebanyak 8.839.750 ekor. Komoditas itik pada tahun
2011 naik sekitar 4 persen sebanyak 2.672.451 ekor sedangkan
tahun 2010 sebanyak 2.569.664 ekor. Komoditas kambing pada
tahun 2011 naik 4 persen sebanyak 744.535 ekor sedangkan tahun
2010 sebanyak 774.316 ekor. Komoditas babi tahun 2011 naik 4
persen sebanyak 772.377 ekor sedangkan tahun 2010 sebanyak
742.67 ekor. Komoditas sapi potong naik 4 persen pada tahun 2011
sebanyak 480.941 ekor dari 462.443 ekor pada tahun 2010.
Komoditas domba naik 4persen pada tahun 2011 sebanyak 330.488
ekor dari 317.777 ekor pada tahun 2010. Komoditas puyuh naik
5persen pada tahun 2011 sebanyak 187.776 ekor sedangkan tahun
2010 sebanyak 178.834 ekor. Komoditas kerbau pada tahun 2011
naik 3,99 persen sebanyak 167.472 ekor sedangkan tahun 2010
sebanyak 161.046 ekor. Komoditas itik manila naik 3 persen pada
tahun 2011 sebanyak 55.709 ekor sementara pada tahun 2010
sebanyak 54.086 ekor (Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provsu,2011).
Peningkatan populasi ternak tersebut menunjukan bahwa
program pengembangan ternak yang dilakukan baik pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota sudah mulai menunjukan hasil.
Disamping itu peningkatan harga/nilai jual ternak juga
menyebabkan meningkatnya animo masyarakat untuk beternak
terutama ternak komersial seperti sapi, domba, kambing, babi dan
lain-lain. Sehingga turut mendukung pertumbuhan populasi ternak
tersebut.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 87 -
Perkembangan produksi daging, telur dan susu tahun 2011
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2010.
Peningkatan produksi terjadi seiring dengan pertambahan populasi
ternak sebagai akibat dari pertumbuhan usaha peternakan baik
peternakan rakyat maupun swasta.
Disamping tingkat kepercayaan dalam mengkonsumsi
daging, telur dan susu yang juga dipengaruhi oleh meningkatnya
tingkat pendapatan dari masyarakat sehingga daya beli juga
meningkat dengan sendirinya meningkatkan tingkat konsumsi
masyarat.
Menurut hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
(WKNPG) tahun 1998 konsumsi daging, telur, dan susu masing-
masing adalah 10,3; 6,5; dan 7,2 kg/kapita/tahun
Pada tingkat konsumsi tampak bahwa konsumsi daging, telur
dan susu di Sumatera Utara mengalami peningkatan namun bila
dibandingkan dengan Standar Nasional Widya Karya Nasional
Pangan Gizi (WKNPG) tingkat konsumsi daging dan susu masih
dibawah standar, akan tetapi konsumsi telur telah mampu
melampaui standar nasional, hal ini disebabkan produksi telur di
Sumatera Utara yang sudah melebihi kebutuhan dan bahkan sudah
mengirimnya keluar provinsi. Peningkatan tingkat konsumsi daging,
telur dan susu ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat
semakin meningkat.
Beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga laju
perkembangan pembangunan peternakan belum seperti yang
diharapkan, namun upaya yang dilakukan antara lain :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 88 -
a. Memfasilitasi agar pihak perkebunan dengan peternak dapat
bekerja sama dan saling menguntungkan dengan harapan
peternak dapat memanfaatkan rumput yang ada di areal
perkebunan sebagai pakan ternak, melaksanakan kajian limbah
perkebunan dan pengolahannya agar dapat digunakan sebagai
substitusi rumput dalam keadaan rumput kurang tersedia.
b. Dalam hal mencegah peredaran daging ilegal antara lain :
1) Meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap
peredaran HBAH dan BAH asal luar negeri.
2) Meningkatkan sosialisasi dan penjelasan kepada masyarakat
tentang bahayanya BAH dan HBAH ilegal.
3) Upaya penegakan hukum bagi pelanggar.
c. Dalam hal mengatasi wabah Avian Influenza (AI) dilakukan :
1) Secara terus menerus Pemberantasan penyakit Avian
Influenza (AI) dengan mengalokasikan vaksin AI, Antigen AI,
Desinfektan dan peralatannya.
2) Peningkatan sumber daya manusia
3) Publik awareness/peningkatan kesadaran masyarakat.
4) Pengendalian lalu lintas ternak
5) Monitoring dan evaluasi penyakit.
6) Menghindari kemungkinan terjadinya mutasi virus.
d. Dalam rangka peningkatan modal usaha yang dilakukan antara
lain :
1) Memfasilitasi peternak dengan lembaga keuangan dan
pemberian modal.
2) Memberikan penguatan modal langsung kepada masyarakat
peternak.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 89 -
e. Dalam mencegah terjadinya pencurian ternak penanggulangan
yang dilaksanakan adalah menghimbau para peternak agar
mendirikan kandang kelompok dan meningkatkan siskamling
terutama dikawasan peternakan. Namun upaya ini masih kurang
efektif sehingga diharapkan bantuan dari pihak keamanan.
Ketersediaan Obat/Vaksin Hewan
a. Rabies
Rabies adalah penyakit ensephalitis yang bersifat akut, progresif,
belum ada obatnya yang disebabkan oleh virus rabies. Rabies
dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas namun
berdasar sejarah, rabies pada manusia selalu dihubungkan
dengan anjing karena lebih dari 90 persen infeksi pada manusia
disebabkan oleh gigitan anjing.
Pada Tahun 2010 Pemerintah menyediakan 60.000 dosis yang
bersumber dari dana APBD dan APBN. Penataan manajemen
pembebasan rabies meliputi perencanaan yang matang,
pengorganisasian yang mantap, penggerakan yang tepat waktu
dan sasaran serta pengawasan yang ketat. Pada tahun 2011
pemerintah meningkatkan ketersediaan vaksin rabies mencapai
100 ribu dosis.
b. Hog Cholera (HC)
Kasus Hog Cholera (HC) secara endemis masih dijumpai pada
lokasi-lokasi padat populasi babi yang program vaksinasi Hog
Cholera belum berjalan dengan baik yaitu di Kabupaten Toba
Samosir, Tapanuli Utara, Nias, Samosir dan Kabupaten lain yang
populasi babi relatif cukup tinggi. Seiring meningkatnya populasi
ternak dan untuk megantisipasi wabah ini pemerintah
meningkatkan ketersediaan vaksin HC pada tahun 2011 sebanyak
44 ribu dosis lebih.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 90 -
Pelaksanaan vaksinasi dan pemeriksaan titer anti body dilakukan
secara rutin untuk mengetahui gambaran dan kekebalan
penyakit pada ternak babi. Pada tahun 2010 pemerintah
menyediakan vaksin HC sebanyak 26 ribu dosis.
c. Septichaemia Epizootica (SE) / Ngorok
Kasus SE selalu dijumpai pada ternak kerbau terutama pada
musim peralihan dari penghujan ke kemarau. Untuk
mengantisipasinya pada tahun 2010 pemerintah mengalokasikan
vaksin SE sebanyak 80 ribu dosis. Dengan meningkatnya populasi
ternak dan untuk mengantisipasi wabah ini terjadi kembali pada
tahun 2011 pemerintah meningkatkan ketersediaan vaksin
sebanyak 98 ribu dosis lebih.
Dalam rangka memberhasilkan pengembangan sistem dan
usaha agribisnis, pembangunan perkebunan diarahkan kepada
pendekatan kawasan yang berbasis komoditi. Pembangunan
perkebunan melalui pendekatan kawasan merupakan upaya
memadukan dan mengintegrasikan (sinergis) kegiatan on farm dan
off farm dengan menghadirkan koperasi, industri, assosiasi,
perusahaan perkebunan besar, perguruan tinggi dan pusat
penelitian sebagai sumber IPTEK.
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah perkebunan di
Indonesia sampai tahun 2010 luas perkebunan tercatat
1.996.402,84 hektar atau 27,79 persen dari luas Sumatera Utara.
Perkebunan di Sumatera Utara diusahakan oleh Perkebunan Rakyat
1.093.995,59 Ha (54.80persen), PTPN 424.098,98 Ha (21.24persen),
Perkebunan Besar Swasta Negara (PBSN) 322.155,47 Ha
(16.14persen) dan Perkebunan Besar Swasta Asing (PBSA)
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 91 -
156.195.80 Ha (7.82persen) dengan komoditi perkebunan utama
kelapa sawit, karet, kopi, kakao dan kelapa.
Dilihat dari tingkat produksi, Perkebunan Rakyat yang luas
areal mencapai 54,80 persen dari total luas dapat memberikan
kontribusi produksi sebesar ± 40,47 persen dari total produksi
perkebunan (Sumber: Dinas Perkebunan Provsu, 2011).
Tabel 3.129 Komoditi Perkebunan di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2010-2011
No Komoditi Tahun
2010 2011*
1 Karet 444,254.27 510.270,85
2 Kelapa Sawit 14,697,800.69 15.726.087,14
3,233,516.15 3.422.482,96
535,700.70 227.333,86
3 Kopi Arabika 46,655.75 48.223,53
Robusta 9,102.41 8.474,20
4 Kelapa 98,229.86 88.163,62
5 Kakao 66,467.17 65.258,53
6 Cengkeh 309.19 357,48
7 Kemenyan 4,878.42 4.623,10
8 Kulit Manis 3,779.74 3.977,19
9 Nilam 566.02 435,87
10 Kemiri 12,625.30 19.632,29
11 Tembakau 5,690.61 4.232,36
12 Tebu 43,873.36 42.727,73
13 Pala 17.38 16,30
14 Lada 88.61 89,62
15 Kapuk 106.93 84,59
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 92 -
No Komoditi Tahun
2010 2011*
16 Gambir 1,886.00 1.861,17
17 The 14,591.68 15.116,34
18 Aren 3,132.54 3.987,95
19 Pinang 3,093.98 3.208,55
20 Vanili 55.80 29,96
21 Jarak 7.87 46,65
22 Kapulaga 11.65 17,99
23 Jambu Mete - -
24 Sereh Wangi - -
Jumlah 4,528,641.39 4.470.652,69
Jumlah (dengan TBS) 16.546.923,00
Target RPJMD 16.466.618,83
Realisasi Terhadap RPJMD 100,49
Sumber : Dinas Perkebunan Provsu (* Angka sementara)
3. Urusan Kehutanan
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-
II/2005 tanggal 16 Februari Tahun 2005 tentang Penunjukan
Kawasan Hutan, Provinsi Sumatera Utara memiliki hutan seluas
3.742.120 ha, yang terdiri dari :
a. Hutan Konservasi seluas 477.070 ha.
b. Hutan Lindung seluas 1.297.330 ha.
c. Hutan Produksi Terbatas seluas 879.270 ha.
d. Hutan Produksi 1.035.690 ha.
e. Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi seluas 52.760 ha.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 93 -
Dari data yang ada tersebut diatas terdapat luas lahan kritis
seluas 434.767,24 ha berdasarkan hasil penafsiran citra landsat.
Program pemerintah saat ini adalah melakukan restorasi ekosistem
terutama terhadap lahan-lahan kritis dengan cara memulihkan
kondisi lahan tersebut dengan melakukan penanaman pohon dan
konservasi tanah melaui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Total
luas lahan yang telah direhabilitasi pada tahun 2010 di Provinsi
Sumatera Utara adalah 181.395,60 hektar yang terdiri dari
rehabilitasi di dalam kawasan hutan seluas 4.342 hektar dan
rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan seluas 177.053,60 hektar.
Selain itu juga dilaksanakan pembuatan dam pengendali sebanyak
12 unit, pembuatan gully plug sebanyak 27 unit dan pembutan
sumur resapan sebanyak 15 unit. Dengan adanya kegiatan restorasi
ekosistem ini diharapkan setiap tahunnya luas lahan kritis akan
semakin berkurang dan bahkan memberikan dampak yang positif
terhadap perubahan iklim.
Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan Provinsi
Sumatera Utara telah melakukan kegiatan reboisasi yang
merupakan upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan
hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang atau semak
belukar untuk mengembalikan fungsi hutan. Dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir ini di Provinsi Sumatera Utara telah melakukan
kegiatan reboisasi dalam kawasan hutan seluas 27.035,75 hektar
yang dilaksanakan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
Selain itu juga turut berperan sertanya pihak swasta untuk turut
serta mengelola hutan secara lestari dan berkisambungan berupa
pengembangan Hutan Tanaman Industri pada areal-areal yang
kurang produktif (bekas perambahan, alang-alang, semak belukar,
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 94 -
lahan kosong) yang berada dalam kawasan hutan sehingga menjadi
produktif.
Berbagai Program pemerintah pusat dalam hal ini
Kementrian Kehutanan RI dalam meningkatkan fungsi kawasan
hutan agar menjadi lebih produktif dilaksanakan dengan sepenuh
hati oleh Provinsi Sumatera Utara, antara lain melalui Pekan
Penghijauan, Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), Gerakan
Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, Aksi/Gerakan Penanaman
Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon, Hari Menanam
Pohon Indonesia (tanggal 28 November) dan Bulan Menanam
Pohon Nasional (bulan Desember), penanaman dalam rangka
Gerakan Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree), penanaman
1 milyar pohon (One Billion Indonesia Trees for The World-OBIT),
Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) serta dalam rangka mengisi
Tahun Kehutanan Internasional 2011. Dalam rangka Gerakan
Penanaman Satu Milyar Pohon (OBIT) Tahun 2010, masyarakat
Provinsi Sumatera Utara telah menanam dan memelihara pohon
sebanyak 40.000.000 batang bibit, dari target Provinsi Sumatera
Utara sebanyak 37.000.000 batang bibit. Untuk mendukung
Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011, dengan target
penanaman dan pemeliharaan 50.000.000 bibit pohon,
dilaksanakan Kampanye Indonesia Menanam, dengan
menggelorakan semangat menanam dan memelihara pohon secara
terus menerus sepanjang tahun. Penyediaan bibit pohon untuk
masyarakat dalam tahun 2011 (APBD TA 2011) sebanyak 650.000
batang.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 95 -
Pada pertengahan tahun 2011 sebanyak 42 juta pohon juga
ditanam di area seluas 380.134 ha, terutama pada lahan kritis di
sekitar DTA Danau Toba yang pelaksanaannya dilakukan oleh TNI
berupa Program Toba Go Green yang langsung dipimpin oleh
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan.
Sampai dengan saat ini jumlah bibit yang ditanam disekitar DTA
Danau Toba sebanyak 396.552 batang yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Kodim yang ada di Kabupaten sekitar DTA Danau
Toba. Pada puncak acara Hari Menanam Pohon Indonesia pada
tanggal 28 November 2011 telah dilakukan wawancara jarak jauh
antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Plt. Gubernur
Sumatera Utara dan Pangdam I Bukit Barisan serta para
Bupati/Walikota dan tamu undangan lainnya.
Tidak terlepas dari kegiatan rehabilitasi dan reboisasi,
kegiatan penghijauan adalah merupakan salah satu upaya
merehabilitasi lahan kritis di luar kawasan hutan melalui kegiatan
tanam-menanam dan bangunan konservasi tanah agar dapat
berfungsi sebagai unsur produksi dan sebagai media pengatur tata
air yang baik serta upaya mempertahankan dan meningkatkan daya
guna lahan sesuai dengan peruntukannya. Pelaksanaan kegiatan
penghijauan itu sendiri terdiri dari :
a. Pembangunan Hutan/Kebun Rakyat yang selama kurun waktu
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, total luas
pembangunan/penanaman hutan rakyat/kebun rakyat adalah
8.547,86 hektar yang tersebar pada beberapa Kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara.
b. Pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) sampai dengan tahun
2010, jumlah Kebun Bibit Desa yang telah dibangun di Provinsi
Sumatera Utara adalah 19 unit dan 1.425.000 batang yang
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 96 -
tersebar pada Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,
Tapanuli Tengah, Mandailing Natal dan Samosir.
c. Pembangunan UP-UPSA / UP-UPM yaitu suatu unit percontohan
(10 ha) yang memadukan pola usaha tani produktif dengan
teknik konservasi tanah sehingga secara teknis mampu
mengurangi erosi dan sedimentasi.
d. Pembangunan Dam Pengendali/Dam Penahan.
e. Pembangunan Gully Plug.
f. Pembangunan Sumur Resapan yang selama periode 5 tahun
terakhir sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 telah
dilaksanakan sebanyak 159 unit dan pada tahun 2010 tercapai
sebanyak 15 unit.
g. Rehabilitasi Teras.
Provinsi Sumatera Utara saat ini memiliki wilayah pesisir
yang berada pada pantai timur dan pantai barat yang mana pada
pantai timur lebih dominan terdapat vegetasi hutan bakaunya
dibanding pantai barat. Luas total hutan bakau di Provinsi Sumatera
Utara adalah 364.698,75 hektar yang tersebar pada beberapa
kabupaten/kota yang berada pada Pantai Timur dan Pantai Barat.
Pada tahun 2010 kerusakan hutan bakau sudah mencapai 21.000 ha
sebagai akibat perubahan fungsi yang dikonversi untuk berbagai
peruntukan. Mengingat hutan bakau sangat penting untuk
perlindungan pantai, penahan endapan lumpur dan fungsi
keseimbangan lingkungan dan ekosistem dan keanekaragaman
hayati maka perlu kiranya untuk masa yang akan datang lebih
difokuskan restorasi/pembangunan hutan diwilayah pesisir/dataran
rendah sehingga terjadi keseimbangan ekosistem baik yang ada
pada dataran rendah maupun dataran tinggi.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 97 -
Masyarakat yang ada disekitar kawasan hutan sampai saat
ini masih sangat rendah tingkat kesejahteraan dan taraf hidupnya
sehingga perlu upaya untuk memberikan manfaat langsung atas
keberadaan hutan tanpa melakukan perubahan fungsi ekologisnya.
Selama periode 5 tahun terakhir sejak tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010, kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan di Provinsi
Sumatera Utara terdiri dari pengembangan/pembangunan hutan
rakyat dan pembangunan areal model hutan rakyat. Realisasi
pembuatan/pengembangan pembangunan pengelolaan hutan
rakyat selama kurun waktu 5 tahun terakhir seluas 7.106,00 ha dari
target seluas 9.506,00 ha. Pembangunan areal model hutan rakyat
yang telah direalisasikan selama kurun waktu 5 tahun terakhir
terdiri dari 16 unit dengan luas 550 ha. Dengan adanya pengelolaan
hutan rakyat ini yang didukung oleh pemerintah maka
kesejahteraan masyarakat hutan semakin meningkat dan konflik
terhadap kawasan hutan semakin minim. Selain pengelolaan hutan
rakyat bentuk pengelolaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan adalah melalui Hutan Kemasyarakatan
(Hkm). Sampai dengan tahun 2010 di Provinsi Sumatera Utara, luas
penanaman pada hutan kemasyarakatan adalah 275 ha yang terdiri
dari 75 ha di Kabupaten Tapanuli Utara dan seluas 200 ha di
Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan adanya pembangunan hutan
kemasyarakatan ini diharapkan hutan negara dapat dikelola oleh
masyarakat sekitar kawasan hutan tanpa mengganggu fungsi
pokoknya.
Sumberdaya hutan yang secara langsung dapat
dimanfaatkan dari kawasan hutan adalah Produksi Hasil Hutan
berupa kayu dan bukan kayu. Produksi hasil hutan yang berasal dari
hutan alam secara terus menerus setiap tahunnya mengalami
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 98 -
penurunan produksi. Hal ini disebabkan karena semakin rendahnya
produktifitas kayu yang ada dihutan alam dan disamping itu juga
adanya moratorium jeda tebang pada hutan alam untuk
mengurangi dampak pemanasan global (Global warming).
Sebagai alternatif hasil hutan berupa kayu untuk kebutuhan
industri dan kebutuhan masyarakat saat ini berasal dari Hutan
Tanaman Industri dengan kelas perusahaan kayu pertukangan dan
hutan rakyat. Produksi hasil hutan yang utama dihasilkan dari hutan
adalah kayu bulat. Produksi kayu bulat ini dihasilkan dari hutan
alam melalui kegiatan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan
(HPH/IUPHHK), kegiatan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) dalam rangka
pembukaan wilayah hutan, pembangunan hutan tanaman (HTI)
serta kegiatan hutan rakyat. Pada Tahun 2010, total produksi kayu
di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 2.012.527,2 m3, yang terdiri
dari 223.254,31 m3 (11,09 persen) Kayu Bulat; sebanyak 182.085,79
m3 (9,05 persen) Kayu Bulat Sedang; dan sebanyak 1.607.186 m3
(79,86persen) Kayu Bulat Kecil. Berdasarkan sumber produksi,
diketahui bahwa produksi dari IUPHHK-HA sebanyak 14.791,81 m3
(0,73persen), IUPHHK-HT sebanyak 1.274.062 m3 (63,31persen),
Penyiapan Lahan dalam rangka pembangunan hutan tanaman
sebanyak 514.483,79 m3 (25,56persen), Ijin Pemanfaatan Kayu
sebanyak 70.120 m3 (3,48persen) dan Hutan Hak/Milik Masyarakat
sebanyak 139.069,92 m3 (6,91persen). Sedangkan untuk jenis kayu
olahan yang diproduksi di Provinsi Sumatera Utara sampai dengan
tahun 2010 terdiri dari jenis plywood, sawn wood (kayu gergajian),
moulding, pulp, meubel, veneer dan produk lainnya (yang
merupakan turunan kayu lapis atau jenis produk lidi) dengan total
volume produksi sebesar 629.628,6122 m3. Kayu gergajian yang
diolah langsung dari kayu bulat wajib didukung dengan dokumen
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 99 -
yang sah. Tahun 2010 produksi kayu gergajian yang tercatat adalah
sebesar 264.955,8622 m3. Produksi kayu lapis tahun 2010 adalah
sebesar 37.334,4271 m3.
Selain kayu manfaat langsung yang diperoleh dari dalam
kawasan hutan adalah hasil hutan bukan kayu yang saat ini menjadi
fokus utama pemerintah pusat dalam memanfaatkan potensi
kawasan hutan yang belum dikembangkan secara maksimal. Hasil
hutan bukan kayu yang diproduksi di Provinsi Sumatera Utara
sampai dengan tahun 2010 terdiri dari getah pinus, getah karet dan
rotan. Adapun produksi hasil hutan bukan kayu pada tahun 2010
adalah 15.106.120 kg (getah pinus, getah karet dll) dan 185.015
batang rotan.
Berdasarkan sumber produksinya, getah pinus dihasilkan
dari Kabupaten Karo, Simalungun, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara
dan Kabupaten Mandailing Natal dimana Kabupaten Karo
merupakan daerah penghasil getah pinus terbesar pada tahun
2010. Getah karet merupakan hasil hutan bukan kayu yang
diproduksi dari IUPHHK Hutan Tanaman yang terletak pada
Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara dan Labuhanbatu
Selatan dengan volume produksi terbesar berasal dari Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Produksi rotan pada tahun 2010 hanya
terdapat pada Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba
Samosir dan Samosir dengan produksi terbesar berasal dari
Kabupaten Tapanuli Selatan. Selain hasil hutan bukan kayu (HHBK)
di atas, pada tahun 2010 di Provinsi Sumatera Utara juga terdapat
produksi hasil hutan olahan bukan kayu yaitu berupa gondorukem
sebanyak 49,80 ton dan arang sebanyak 1.564,89 ton.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 100 -
4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
a. Ketersediaan Energi Listrik Tahun 2010 dan 2011
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berupaya
mencari solusi konkrit terhadap permasalahan pasokan energi
listrik di Sumatera Utara untuk memenuhi permintaan yang
semakin bertambah. Pada tahun 2010, dengan beroperasinya
PLTU Labuhan Angin (2 x 115 MW) maka kekurangan energi
listrik di Sumatera Utara semakin dapat diatasi. Daya mampu
pembangkit pada tahun 2010 mencapai ± 1.500 MW, dengan
beban puncak mencapai ± 1.352 MW,ini berarti keadaan
pasokan energi listrik sudah mulai dapat teratasi walaupun
belum aman, karena selisih antara daya mampu dengan beban
puncak masih belum mencapai batas aman yaitu sekitar
30 persen diatas beban puncak. Ini berarti apabila terjadi
kerusakan atau pemeliharaan pembangkit maka akan terjadi
kekurangan energi listrik.
Pada tahun 2011 terjadi peningkatan ketersediaan energi
listrik dimana daya mampu pembangkit mencapai ± 1.666 MW,
sedangkan beban puncak mencapai ± 1.450 MW. Hal ini
dimungkinkan karena pada tahun 2011 terjadi penambahan
pasok energi dengan telah beroperasinya pembangkit PLTA
Asahan I dan pembangkit-pembangkit lainnya.
b. Pembangunan Kelistrikan Pedesaan
Program pembangunan listrik pedesaan terus
dilakukan,baik melalui sumber dana APBD maupun APBN. Rasio
elektrifikasi di Sumatera Utara pada tahun 2009 mencapai 77
persen dan pada tahun 2010 telah mencapai 78,84 persen.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 101 -
Pembangunan listrik pedesaan, hingga saat ini jumlah
desa berlistrik sebanyak 4.874 desa atau sekitar 84,85 persen
dari jumlah desa yang ada di Sumatera Utara atau dengan
demikian masih terdapat ± 870 desa lagi yang belum berlistrik.
Pada desa-desa yang tidak terjangkau listrik PLN/desa
terpencil dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan
Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH). Pada tahun 2010
melalui dana APBD Provinsi Sumatera Utara dibangun PLTS
sebanyak 250 unit untuk memenuhi kebutuhan listrik 3 (tiga)
desa terpencil, dan melalui dana APBN dibangun 1 unit PLTMH
untuk memenuhi kebutuhan listrik 1 (satu) desa. Untuk kedepan
akan diupayakan pembangunan kelistrikan yang lebih banyak lagi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa yang belum
mendapat pasokan listrik.
c. Penanganan Permasalahan Izin Usaha Pertambangan
Saat ini di Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) kontrak karya
pertambangan yaitu : atas nama PT. Dairi Prima Mineral (bahan
galian Timah Hitam dan Seng) yang berlokasi di Kabupaten Dairi,
Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Aceh Singkil;
PT.Agincourt Resources (bahan galian Emas dan mineral
pengikutnya) yang berlokasi di Kabupaten Tapanuli Selatan,
Mandailing Natal, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara; serta
PT. Sorik Mas Mining, di Kabupaten Mandailing Natal (bahan
galian Emas dan mineral pengikutnya).Saat ini kegiatan lapangan
PT. Dairi Prima Mineral dan PT. Agincourt Resources tahap
konstruksi, sedang PT. Sorik Mas Mining dalam tahap Eksplorasi.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 102 -
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan usaha
pertambangan di Sumatera Utara adalah belum dapat
diterbitkannya izin usaha pertambangan yang baru. hal ini
disebabkan belum ditetapkannya wilayah pertambangan dan
wilayah usaha pertambangan sebagai dasar penerbitan izin
usaha pertambangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Wilayah Pertambangan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batu Bara.
Untuk menangani permasalahan tersebut, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten wilayah kontrak karya berada hingga saat ini
terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut ke
pemerintah pusat. Disamping itu juga pemerintah Provinsi
Sumatera Utara melakukan kunjungan langsung ke lokasi wilayah
kontrak karya tersebut.
Demikian juga yang berkenaan dengan belum
ditetapkannya wilayah pertambangan dan wilayah usaha
pertambangan sebagai dasar penerbitan izin usaha
pertambangan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se Sumatera Utara
terus berupaya dengan telah menyampaikan/mengirimkan
rancangan wilayah pertambangan di Sumatera Utara ke
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk ditetapkan
menjadi wilayah pertambangan.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 103 -
Solusi yang diharapkan dalam penyelesaian permasalahan
tersebut diatas adalah agar Pemerintah Pusat dapat segera :
1) Menerbitkan izin pinjam pakai kawasan hutan (dari Menteri
Kehutanan RI) sehingga PT. Dairi Prima Mineral dapat
melaksanakan kegiatan konstruksi untuk persiapan produksi.
2) Menyelesaikan masalah tumpang tindih wilayah
pertambangan kontrak PT. Sorik Mas Mining dengan wilayah
Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) di Kabupaten
Mandailing Natal.
3) Menertibkan penambangan liar di lokasi wilayah kontrak
karya PT. Sorik Mas Mining.
4) Segera menetapkan wilayah pertambangan dan wilayah usaha
pertambangan sebagai dasar penerbitan izin usaha
pertambangan.
d. Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat di Daerah Sulit Air
Pembangunan bidang pertambangan dan energi
diarahkan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di
daerah sulit air. Melalui APBD Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2010 dibangun 1 unit sumur bor air bersih di satu desa
Kabupaten Tapanuli Utara yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat desa tersebut. Tahun 2011 juga melalui sumber dana
APBD dibangun 2 unit sumur bor masing-masing di Kabupaten
Simalungun dan di Kabupaten Asahan.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 104 -
5. Urusan Pariwisata
Sektor pariwisata dalam beberapa dekade adalah
merupakan sektor andalan yang telah menunjukan pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat, yang sangat memberikan dampak
langsung kepada masyarakat dan pelaku usaha pariwisata. Namun
akhir-akhir ini sektor ini mudah terpengaruh oleh faktor internal
dan eksternal yang sebagian tidak bisa kita kendalikan, terutama
issue-issue yang berkaitan dengan keamanan dan adanya publikasi
oleh mass media Internasional. Dengan sendirinya sikap Pariwisata
Internasional berubah pula terhadap performance Pariwisata
Indonesia.
Terjadi pula perubahan pasar yang elastis dan sulit diprediksi
serta secara akurat oleh pelaku-pelaku dalam dunia pariwisata.
Hal ini juga dialami oleh negara-negara lain yang telah
mengembangkan kepariwisataannya lebih maju, namun mereka
lebih cepat mengantisipasi permasalahan yang timbul karena
didukung oleh faktor sosial budaya maupun sosial politik yang lebih
kondusif.
Sesuai dengan komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara yang menyatakan pembangunan pariwisata merupakan skala
prioritas pembangunan setelah pertanian dan industri, hal ini
didukung karena Sumatera Utara memiliki obyek-obyek wisata yang
potensial, baik wisata alam maupun budaya yang sudah dapat
diinventarisir ± 200 obyek wisata dengan tujuan wisata Medan,
Brastagi, Danau Toba, Nias, Bukit Lawang dan Tangkahan di Langkat,
wisata Iman di Tapanuli Utara dan Dairi serta Kabupaten/Kota
lainnya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 105 -
Disamping itu dari sisi pemasaran, perlu diikuti dengan
antisipasi dan penyesuaian terhadap perkembangan yang sangat
dinamis, khususnya terkait dengan perubahan pola-pola perjalanan,
motivasi, dan pilihan produk serta fasilitas pelayanan dalam bisnis/
industri pariwisata. Kemampuan menciptakan daya saing melalui
penganekaragaman paket-paket wisata, yang berarti banyak pilihan
merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian peningkatan
kepariwisataan Sumatera Utara kedepan.
Capaian kinerja urusan pariwisata sebagai berikut :
a. Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera
Utara dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 posisi November
sebanyak 172.194 wisatawan mancanegara, sedangkan pada
tahun 2011 posisi November sebanyak 197.999 wisatawan
mancanegara atau mengalami peningkatan sebesar 15 persen.
b. Membawa Duta Wisata Sumatera Utara Tingkat Nasional pada
Pemilihan Duta Wisata Indonesia 2010 di Kendari Sulawesi
Tenggara memperoleh juara favorit, dan untuk Tahun 2011 pada
Tingkat Nasional di Palu Mendapat Juara I.
c. Hubungan silaturahmi dan kebersamaan antara masyarakat
Sumatera Utara dengan para pejabat Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara, baik eksekutif, yudikatif dan legislatif serta
stakeholder pariwisata terjadi melalui kegiatan Malam Refleksi
melepaskan Tahun 2010 menyambut tahun 2011 yang
dilaksanakan tgl 30 Desember 2010 di Taman Budaya Medan,
dan untuk Tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 29 Desember
2011.
d. Telah tersusunnya buku inventori kota-kota tua untuk 11
kabupaten/kota di Sumatera Utara.
e. Telah terjalinnya kerjasama Kota Kembar Danau Toba – Bali.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 106 -
f. Terbentuknya Tim Pokja Destination Managemen Organisation
(DMO) tingkat Provinsi.
6. Urusan Perindustrian
Industri pengolahan non migas di Sumatera Utara telah
menunjukkan kinerja yang meningkat, dengan hadirnya Kawasan
Industri Sei Mangke, yang bergerak di bidang pengelolaan produk
turunan kelapa sawit, dan diharapkan menjadi pionir Industri
Nasional. Dengan adanya klaster industri ini diprediksi akan tumbuh
industri-industri pendukung lainnya baik skala menengah dan
industri kecil. Untuk itu perlu adanya pembinaan dan perhatian
terhadap peningkatan teknologi dan skill dari SDM agar komoditi
unggulan Sumatera Utara dapat berdaya saing baik tingkat nasional
maupun pasar ekspor.
a. Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB tahun 2010 :
Rp. 6.603,48 Milyar, tahun 2011 sebesar : Rp. 6.821,73 Milyar
b. Pertumbuhan industri besar pada tahun 2010 : 3,67 persen (yoy),
sedangkan tahun 2011 sebesar : 2,13 persen (yoy)
c. Pertumbuhan industri kecil dan rumah tangga sebesar : 6,36
persen (yoy), sedangkan tahun 2011 sebesar : 2,50 persen (yoy)
7. Urusan Perdagangan
Perdagangan merupakan salah satu sektor penting dalam
perkembangan ekonomi Sumatera Utara. Komoditi Expor Unggulan
daerah Sumatera Utara terdiri dari Industri Kelapa Sawit (CPO),
karet/barang dari karet, kakao dan coklat, kopi, hasil laut, barang-
barang aluminium dan industri kecil menengah (kerajinan dan seni,
serta industri rumah tangga).
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 107 -
a. Volume ekspor Sumatera Utara Tahun 2010 : 7.992.103 ton
Volume ekspor Sumatera Utara Tahun 2011 : 8.160.168 ton
b. Nilai ekspor Sumatera Utara tahun 2010 : 9.147.778.000 USD
Nilai ekspor Sumatera Utara tahun 2011 : 11.883.242.000
USD
c. Volume impor Sumatera Utara Tahun 2010 : 6.171.734 ton
Volume impor Sumatera Utara Tahun 2011 : 6.718.257 ton
d. Nilai impor Sumatera Utara tahun 2010 : 3.576.248.000 USD
Nilai impor Sumatera Utara tahun 2011 : 4.953.462.000 USD
e. Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara tahun 2010 :
5.571.530.000 USD
Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara tahun 2011 :
6.929.780.000 USD
8. Urusan Transmigrasi
Pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di
bidang ketransmigrasian dilaporkan sebagai berikut:
1) UPT yang masih dibina pada tahun 2010 sampai dengan 2011
adalah UPT Muara Upu sebanyak 100 KK Kecamatan Muara
Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.
2) Transmigrasi lokal dan Swakarsa yang dibina sampai saat ini
tidak ada.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 108 -
BAB IV
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah telah mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan
memperhatikan keserasian hubungan antar tingkat pemerintahan yang
saling berhubungan (inter koneksi) serta saling tergantung
(interdependensi) dan saling mendukung dalam satu kesatuan sistem
pemerintahan. Sifat yang saling ketergantungan memberikan konsekwensi
bahwa ada bagian urusan pemerintahan yang dapat dilaksanakan secara
otonom oleh pemerintah daerah dan ada bagian urusan yang dilaksanakan
harus dengan bantuan pemerintah daerah atau desa dalam
pelaksanaannya.
Tugas pembantuan pada dasarnya merupakan keikutsertaan daerah
atau desa termasuk masyarakatnya atas penugasan atau kuasa dari
pemerintah atau pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan
pemerintahan dibidang tertentu. Secara normatif tugas pembantuan di
definisikan sebagai penugasan dari pemerintah kepada daerah /desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu, dengan kewajiban si pemberi tugas
memberikan petunjuk teknis serta pendanaannya terhadap instansi yang
diberikan tugas. Dengan demikian hakekat tugas pembantuan adalah untuk
menjalankan urusan pemerintahan pada saat implementasi kondisi instansi
pemberi tugas pembantuan mempunyai keterbatasan dimana perangkat
instansi pemberi tugas tidak ada di daerah atau di desa, sehingga instansi
pemberi tugas meminta bantuan kepada daerah atau desa untuk
melaksanakannya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 109 -
Pada tahun anggaran 2011, pemberian tugas pembantuan dari
Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun yang
diberikan kepada daerah sebagai berikut :
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA
Untuk Tahun Anggaran 2011, tugas pembantuan yang diterima
dari Pemerintah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Sumatera Utara, yaitu :
1. Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan menerima tugas pembantuan
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,
dengan program :
a. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya, dengan
kegiatan : pengembangan sistem pembenihan ikan,
pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan
ikan dan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya ditjen perikanan budidaya.
b. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
dengan kegiatan pengelolaan sumber daya ikan (SDI).
Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah
anggaran sebesar Rp. 2.376.483.000,-dan realisasi anggaran
sebesarRp. 2.129.554.860,-.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 110 -
2. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menerima tugas
pembantuan dari Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian
Pertanian dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan program
dan kegiatan antara lain :
a. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan
Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal,
dengan kegiatan : peningkatan produksi ternak dengan
pendayagunaan sumber daya lokal, peningkatan produksi pakan
ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal, pengendalian
dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan
penyakit zoonosis, peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan
bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal, penjaminan
pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan
persyaratan produk hewan non pangan.
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian, dengan kegiatan :
pengembangan pemasaran domestik dan pengembangan
pengolahan hasil pertanian.
Sumber anggaran adalah APBN dengan jumlah anggaran
sebesarRp. 38.378.343.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.14.091.845.608,-.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 111 -
3. Dinas Pertanian Dinas Pertanian menerima tugas pembantuan dari
Direktorat Jenderal Pemasaran Hasil Pertanian dan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, untuk melaksanakan program kegiatan
yang diterima antara lain :
a. Program optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik,
dengan kegiatan pengembangan pasar tani.
b. Program unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan, dengan
kegiatan pengembangan usaha dan kemitraan penggilingan padi
kecil.
c. Program unit usaha pengolahan hasil hortikultura, dengan
kegiatan pengembangan usaha dan kemitraan grading packing
sayuran.
d. Program laporan kegiatan dan pembinaan, dengan kegiatan
administrasi.
e. Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada
berkelanjutan, dengan kegiatan pengelolaan sistem penyediaan
benih tanaman pangan.
Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah
anggaran sebesar Rp. 3.350.000.000 dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 3.335.562.900,-.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 112 -
4. Dinas Perkebunan Dinas Perkebunan menerima tugas pembantuan
dariDirektorat Jenderal Perkebunan,untuk melaksanakan program
kegiatan yang diterima antara lain :
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan, dengan kegiatan :
1) Perluasan tanaman kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan,
100Ha.
2) Pemberdayaan petani.
3) Sinkronisasi, koordinasi pelaksanaan.
4) Rekruitmen petugas pendamping.
5) Pembinaan dan pengawalan kegiatan.
6) Pengembangan sistem data base kakao.
7) Peremajaan tanaman kakao, 800 Ha.
8) Intensifikasi kakao 1700 Ha.
9) Pembangunan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Samosir,
2 Ha.
10) Pemeliharaan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2 Ha.
11) Pemeliharaan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Pakpak
Bharat, 2 Ha.
12) Pemeliharaan kebun induk tanaman kopi di Kabupaten Dairi,
2 Ha.
13) Pengawalan kegiatan perluasan tanaman kopi di Kabupaten
Humbang Hasundutan.
14) Pengawalan kegiatan tanaman rempah dan penyegar lainnya.
15) Perluasan tebu di Kabupaten Langkat.
16) Pembangunan kebun bibit datar di Kabupaten Langkat.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 113 -
17) Perbaikan budidaya tanaman nilam di Kabupaten Langkat, 10 Ha.
18) Pembangunan penangkar benih nilam di Kabupaten Langkat,
2 Ha.
19) Pembekalan penerapan Good Agriculture Practicies (GAP) nilam/
Standar Pelaksanaan Operasional (SPO) budidaya nilam di
Kabupaten Langkat.
20) Pelatihan pemahaman program pengembangan tebu.
21) Pelatihan teknis budidaya tebu.
22) Pelatihan peningkatan kapabilitas kelembagaan petani.
23) Pelatihan administrasi kewenangan lembaga petani.
24) Operasional Tenaga Kerja Pendamping (TKP) tebu.
25) Operasional Pembantu Lapangan Tenaga Kerja Pendamping (PLP-
TKP) tebu.
26) Peningkatan kegiatan perlombaan dan penghargaan
perkebunan, dan lain-lain.
27) Pengawalan kegiatan tanaman semusim lainnya.
28) Pengawalan pendampingan dan administrasi tanaman tebu.
29) Pembinaan dan pengawalan kegiatan budidaya nilam.
30) Peremajaan tanaman kelapa di Kabupaten Serdang Bedagai,
200 Ha.
31) Peningkatan keterampilan petani di Kabupaten Langkat.
32) Pengawalan kegiatan revitalisasi perkebunan di Kabupaten Nias.
33) Pengawalan kegiatan revitalisasi perkebunan di Kabupaten Nias
Selatan.
34) Sinkronisasi dan koordinasi kegiatan revitalisasi perkebunan.
35) Operasional petugas pendamping (TKP/PLP-TKP) revitalisasi
perkebunan.
36) Integrasi tanaman kelapa sawit dan ternak (sapi) di Kabupaten
Langkat.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 114 -
37) Pengawalan kegiatan penyuluhan integrasi kelapa sawit-ternak
sapi.
38) Pengawalan dalam rangka pengembangan integrasi kelapa sawit
- ternak di Kabupaten Langkat.
39) Pengawalan kegiatan pengembangan tanaman kelapa terpadu.
40) Penanganan peningkatan pasca panen tanaman kopi.
41) Fasilitasi penanggulangan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP)
dan bencana alam.
42) Pertemuan koordinasi penanggulangan GUP.
43) Pengendalian hama penggerek batang kopi 50 Ha di Kabupaten
Humbang Hasundutan.
44) Fasilitasi pemantauan kebakaran, dampak perubahan iklim dan
bencana alam di Kabupaten Batubara.
45) Sosialisasi Penggunaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan peraturan
perundang-undangan di Kabupaten Labuhan Batu.
46) Pertemuan koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak
perubahan iklim.
47) Fasilitasi pemantauan kebakaran, dampak perubahan iklim dan
bencana alam.
48) Pengawalan, pembinaan dan pendampingan kegiatan
perlindungan perkebunan.
49) Honor pengelola satuan kerja Tugas Pembantuan (TP).
50) Insentif mantriks statistik perkebunan.
51) Pengawalan Penggerak Membangun Desa (PMD).
52) Fasilitasi rintisan Rencana Defeniti Kebutuhan Kelompok (RDKK)
pupuk bersubsidi di Labuhan Batu.
53) Fasilitasi rintisan Rencana Defeniti Kebutuhan Kelompok (RDKK)
pupuk bersubsidi di Kabupaten Langkat.
54) Pencarian data penyediaan dan penggunaan saprodi di wilayah
sentra perkebunan untuk kegiatan pengawalan saprodi.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 115 -
55) Pengadaan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) di Kabupaten
Langkat.
56) Bantuan penyediaan benih untuk pameran, penghijauan, dll.
57) Penataan varietas tebu.
58) Penyusunan kuisioner untuk kegiatan pengawalan saprodi
perbenihan.
59) Pertemuan/sosialisasi/koordinasi dalam rangka pengawalan
kegiatan saprodi perbenihan.
Sumber anggaran berasal dari APBN sebesar
Rp.23.027.173.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 11.330.299.940,-.
5. Dinas Bina Marga
Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara diberi tugas
pembantuan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian
Pekerjaan Umum Republik Indonesia, untuk melaksanakan program
kegiatan berupa: Program Penyelenggaraan Jalan, dengan kegiatan
Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional.
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran
sebesar Rp.62.409.841.000,- dan realisasi sebesar
Rp. 57.778.769.976,-.
6. Badan Lingkungan Hidup
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara menerima
tugas pembantuan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia, untuk melaksanakan program kegiatan berupa :
Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup,
dengan kegiatan Peningkatan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan
Hidup.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 116 -
Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah
anggaran sebesarRp. 500.000.000,-dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 499.739.000,-.
7. Dinas Kesejahteraan dan Sosial Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
diberi tugas pembantuan oleh Kementerian Sosial Republik
Indonesia, untuk melaksanakan program dan kegiatan antara lain :
a. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, dengan kegiatan:
bantuan bahan bangunan rumah (BRR) dan bantuan lauk pauk.
b. Program Pemberdayaan Komunikasi Adat Terpencil, dengan
kegiatan: pemberian jaminan hidup bagi warga KAT, pemberian
peralatan kerja bagi warga KAT,pemberian bibit bagi warga
KAT,pembangunan rumah pada warga KAT dan pemberian BRR.
c. Program Pemberdayaan Sosial, dengan kegiatan pelestarian
kepahlawanan keperintisan dan kesetiakawanan sosial.
d. Program Lembaga Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Orang
dengan Kecacatan yang tidak Dikembangkan/Dibantu, dengan
kegiatan Rehabilitasi Loka Bina Karya (LBK) Terang.
Sumber anggaran berasal dari APBN sebesar
Rp. 4.950.694.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 4.204.791.400,-.
8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan PariwisataProvinsi Sumatera Utara
diberi tugas pembantuan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Republik Indonesia,untuk melaksanakan program kegiatan
yang telah diberikan berupa :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 117 -
a. Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan Permuseuman,
dengan kegiatan pengembangan pengelolaan peninggalan
kepurbakalaan.
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan kegiatan
pengembangan daya tarik pariwisata.
c. Program Pengembangan Pemasaran, dengan kegiatan :
peningkatan promosi pariwisata dalam negeri, peningkatan
promosi pariwisata luar negeri dan peningkatan publikasi
pariwisata.
Sumber anggaran berasal dari APBN sebesar
Rp. 17.770.492.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 9.996.136.900,-.
9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera
Utara menerima tugas pembantuan dari Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia,untuk melaksanakan program
kegiatan yang diterima berupa :
a. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan
Produktivitas (BPPD) Provinsi Sumatera Utara, dengan kegiatan
Pelatihan Kewirausahaan Pembinaan Latihan dan Produktivitas
(Binalattas).
b. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan
Produktivitas (BLK Pematang Siantar), dengan kegiatan
Pengembangan Standarisasi Kompetensi Kerja dan Program
Pelatihan Binalattas.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 118 -
c. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi (PPKT) Provinsi
Sumatera Utara, dengan kegiatan :
1) Penyediaan Lahan.
2) Pengembangan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
Transmigrasi.
3) Dukungan Teknis dan Manajemen Ditjen P2Trans.
d. Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
(P2MKT) Provinsi Sumatera Utara, dengan kegiatan :
1) Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi.
2) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Masyarakat
di Kawasan Transmigrasi.
Sumber anggaran berasal dari APBN dengan jumlah
anggaran sebesar Rp. 3.806.583.000,- dengan realisasi sebesar
Rp. 3.347.094.200,-.
10. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pengelolaan Sumber Daya AirProvinsi Sumatera Utara
menerima tugas pembantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia, untuk melaksanakan program dan kegiatan
berupa :
Program Pengelolaan Sumber Daya Air, dengan kegiatan :
1) Administrasi Kegiatan.
2) Survey dan Investigasi.
3) Operasi dan Pemeliharaan Rutin.
4) Rehabilitasi.
5) Fisik Penunjang Lainnya.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 119 -
Sumber anggaran adalah dana APBN dengan jumlah
anggaran sebesar Rp. 15.949.540,- dengan realisasi sebesar
Rp. 14.101.641,-.
11. Badan Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara
menerima tugas pembantuan dari Badan Ketahanan Pangan Pusat
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, untuk melaksanakan
program dan kegiatan berupa :
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, dengan kegiatan Pengembangan Ketersediaan dan
Penanganan Rawan Pangan.
Sumber anggaran adalah dana APBN dengan jumlah
anggaran sebesar Rp. 963.000.000,- dengan realisasi sebesar
Rp. 939.110.570,-.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 120 -
B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN
Untuk Tahun Anggaran 2011, tugas pembantuan yang diberikan
dari Pemerintah Provinsi, yaitu :
1. Badan Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara
memberikan tugas pembantuan kepada :
1) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Serdang Bedagai.
2) Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Deli Serdang.
3) Badan Ketahanan Pangan Kota Medan.
4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten
Nias.
5) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Mandailing Natal.
6) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Pematang
Siantar.
7) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Daerah
Kota Padangsidimpuan.
8) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Toba Samosir.
9) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten Samosir.
10) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Asahan.
11) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Dairi.
12) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Dairi.
13) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Tengah.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 121 -
14) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Simalungun.
15) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Labuhanbatu.
16) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Tapanuli Utara.
17) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Tapanuli Selatan.
18) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias Selatan.
19) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Batu Bara.
20) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
21) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Labuhanbatu Utara.
22) Kantor Ketahanan Pangan Kota Tebing Tinggi.
23) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota
Binjai.
24) Dinas Pertanian Kabupaten Langkat.
untuk melaksanakan program dan kegiatan berupa :
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, dengan kegiatan :
1) Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan.
2) Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar.
3) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan
Pangan.
Sumber anggaran adalah dana APBN dengan jumlah
anggaran sebesar Rp. 15.337.800.000,- dengan realisasi sebesar
Rp. 14.515.985.979,-.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 122 -
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
Efektifitas penyelenggaraan pemerintahan tidak hanya ditentukan
oleh implementasi otonomi daerah dan tugas pembantuan, melainkan
masih ada sisi lain yang harus diperhatikan, yang dapat meminimalisir
ketimpangan pembangunan maupun menghilangkan egoisme sektoral.
Tugas-tugas dimaksud dalam terminologi di sebut sebagai tugas umum
pemerintahan yang meliputi :
1. Kerjasama Antar Daerah.
2. Kerjasama Luar Negeri.
3. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah.
4. Pembinaan Batas Wilayah.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana.
6. Pengelolaan Kawasan Khusus.
7. Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum.
Melalui penyelenggaraan tugas umum pemerintahan diharapkan
keterbatasan, ketimpangan maupun permasalahan yang ada di satu daerah
jika dikelola dengan prinsip penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
akan menjadi kekuatan regional dengan memetakan potensi-potensi
unggulan sehingga terbentuk kekuatan ekonomi regional. Dengan kata lain
antara satu daerah dengan daerah lain tidak bersaing dalam satu potensi
unggulan tetapi harus bisa saling mengisi untuk menguatkan daya saing.
Adapun tugas umum pemerintahan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 123 -
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH
1. Kebijakan dan Kegiatan
Pada dasarnya esensi kebijakan kerjasama daerah adalah
untuk meningkatkan kerjasama pembangunan antar daerah dengan
tujuan untuk mensinerjikan potensi sumber daya alam unggulan
antar daerah, mensinerjikan potensi dan peluang ekonomi antar
daerah, mensinerjikan potensi sumber daya manusia dan sumber
daya non alami lainnya. Tujuan kerjasama pembangunan antar
daerah juga untuk mensinerjikan hasil penelitian dan
pengembangan, optimalisasi pemeliharaaan dan pemanfaatan
potensi antar daerah, dan juga ditujukan untuk mencari alternatif
solusi yang dapat dipakai untuk pemecahan berbagai masalah antar
daerah yang dianggap penting.Sebagaimana halnya dengan
kelaziman pembuatan dan implementasi kebijakan publik lainnya,
kebijakan kerjasama daerah di Provinsi Sumatera Utara harus
mempunyai dasar dan kekuatan hukum yang tetap, sehingga tidak
dianggap kebijakan yang menyimpang dari prinsip administrasi dan
hukum tata negara yang berlaku di Indonesia.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah terdapat satu bab tersendiri dengan empat
Pasal yaitu Pasal 195, Pasal 196, Pasal 197 dan Pasal 198 yang
mengatur tentang kerja sama dan penyelesaian perselisihan kerja
sama. Pada Pasal 195 diatur tentang kerja sama daerah dengan
pihak lain yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 124 -
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Daerah
berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
penyediaan pelayanan publik, suatu daerah dapat mengembangkan
kegiatan kerjasama dengan daerah lainnya atau bekerjasama
dengan pihak ketiga berdasarkan pertimbangan efisiensi dan
efektifitas dalam kegiatan pelayanan publik. Pertimbangan
berikutnya adalah rencana kegiatan kerjasama yang dilakukan harus
mampu menciptakan suatu sinerji dan prinsip saling
menguntungkan (mutual beneficiary) bagi pihak yang bekerja sama.
Disamping itu pelaksanaan urusan pemerintahan yang
mengakibatkan dampak lintas daerah dan demi pertimbangan
efisiensi pembiayaan kegiatan, daerah wajib mengelolanya secara
bersama-sama dengan daerah sekitarnya.
Agar pelayanan publik berjalan optimal, maka apabila
daerah tidak melaksanakan kerjasama antar daerah dalam
pengelolaan pelayanan publik yang berdampak lintas daerah, maka
pengelolaan pelayanan publik tersebut dapat dilaksanakan oleh
Pemerintah. Dengan demikian kerjasama antar daerah juga
merupakan manifestasi terdapatnya hubungan antara Pemerintah
dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintahan Daerah yang
meliputi hubungan kewenangan, keuangan, pelayanan umum dan
pemanfaatan sumber- sumber daya alam dan sumber daya lainnya
yang saling terkait, saling ketergantungan antara yang satu dengan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 125 -
yang lain dan bersinerji menjadi satu sistem pemerintahan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mengurangi kesenjangan antar sektor, antar
Kabupaten dan antar Kota dan Desa, Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara telah melakukan berbagai kebijakan secara menyeluruh dan
terpadu termasuk meningkatkan alokasi dana langsung ke daerah,
disamping itu untuk melanjutkan dan meningkatkan upaya
penanggulangan kemiskinan serta menggerakkan kembali kegiatan
ekonomi di berbagai daerah secara merata.
Kerjasama antar daerah di Provinsi Sumatera Utara
semaksimal mungkin diupayakan untuk dilaksanakan secara
konsisten dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerjasama berikut:
a. Transparan.
b. Akuntable.
c. Partisipatif.
d. Saling menguntungkan dan memajukan.
e. Kerjasama dibangun untuk kepentingan umum.
f. Keterkaitan yang dijalin atas dasar saling membutuhkan.
g. Keberadaan kerjasama saling memperkuat pihak-pihak yang
terlibat.
h. Kepastian hukum.
i. Tertib penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Proses kerjasama daerah di Provinsi Sumatera Utara
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan berikut ini :
a. Pertemuan awal beberapa kepala daerah.
b. Studi kelayakan.
c. Negosiasi substansi yang akan dikerjasamakan.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 126 -
d. Penandatanganan keputusan bersama / MoU / perjanjian
kerjasama.
e. Penyusunan master plan/action plan.
f. Pembentukan forum/badan kerjasama.
g. Operasionalisasi.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Kerjasama yang terkait antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
dengan kabupaten/kota yaitu :
a. Terlaksananya kerjasama Pembangunan Perkotaan MEBIDANG,
(Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan
Pemerintah Kota Medan, Pemerintah Kota Binjai dan Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang)
b. Terlaksananya kerjasama antar kabupaten sekawasan Danau
Toba dan Provinsi Sumatera Utara dalam pembangunan jalan
lingkar terluar (Outer Ring Road) Danau Toba
c. Terlaksananya kerjasama antar kabupaten dan provinsi Sumatera
Utara dalam pembangunan jalan raya Tanjung Morawa
Saribudolok – Tongging (RAWASARING).
d. Kerjasama antar kabupaten/kota se kawasan agropolitan dataran
tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara dan kerjasama antar
kabupaten/kota se-kawasan agromarinepolitan Provinsi
Sumatera Utara.
B. KERJASAMA LUAR NEGERI
Hubungan antar bangsa di era modern saat ini tidak lagi
dihalangi oleh jarak antar wilayah bahkan hampir tidak mengenal batas
antar negara (borderless), seperti contohnya di kawasan Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE). Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 127 -
telekomunikasi dan sistem informasi, hubungan antar negara dapat
berlangsung dengan cepat melalui penggunaan teknologi. Bahkan
dapat dilakukan pertukaran informasi dan dokumen antar negara
melalui fax atau dalam bentuk digital melalui internet (email) yang
dapat diterima di negara lain dalam waktu hanya beberapa menit. Kita
bisa berhubungan dengan siapa saja dengan orang dari seluruh dunia,
tanpa lagi mengenal perbedaan waktu antar negara. Sehingga jarak
antar negara tidak menjadi penghambat dalam melakukan hubungan.
Perubahan yang sangat cepat dalam hubungan internasional
menuntut kesiapan bangsa Indonesia dan masyarakat di Sumatera
Utara jika ingin masuk dalam pergaulan antar bangsa di dunia.
Teknologi sebagai media untuk mempermudah melakukan hubungan
komunikasi.
Mengenai kendala geografis dengan jauhnya jarak yang harus
ditempuh untuk pemasaran produk dari Sumatera Utara, tentu saja
harus disesuaikan dengan menjual produk tidak dalam bentuk segar
(row material), tetapi harus dalam bentuk olahan. Untuk pemasaran
produk pertanian yang diminati seperti buah-buahan, markisa atau
jeruk dipasarkan dalam bentuk juice dalam kemasan, atau diolah
menjadi selai yang lebih tahan lama dalam proses pengiriman.
Demikian juga produk perikanan, berupa udang beku dengan kemasan
yang memungkinkan untuk menempuh perjalanan jauh. Persoalan
yang penting dalam pemasaran produk makanan adalah karena MEE
memiliki persyaratan yang sangat ketat menyangkut mutu produk
makanan yang harus memenuhi standar eropa, termasuk persyaratan
lingkungan (ecolabelling), misalnya mereka tidak mau menerima CPO
yang berasal dari kebun yang dibangun dari hasil penebangan hutan.
Demikian juga dengan produk udang yang berpengaruh terhadap
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 128 -
kerusakan biota terumbu karang. Hal yang demikian ini sangat perlu
kita perhatikan untuk bisa bersaing memasuki pasar Eropa.
1. Hubungan Kerjasama Ekonomi Sub Regional Segitiga
Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT)
a. Kebijakan dan Kegiatan
Pembentukan Kerjasama Segitiga Pertumbuhan
Indonesia-Malaysia -Thailand atau Indonesia Malaysia Thailand
Growth Triangle (IMT-GT) merupakan tindak lanjut dan
pengembangan kerja sama di antara pengusaha-pengusaha
swasta dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang telah
mempunyai hubungan historis karena posisi wilayahnya yang
berdekatan. Kerjasama IMT-GT sendiri sudah bermula sejak
tahun 1991 dan diresmikan dalam pertemuan di Langkawi pada
bulan Juli 1993.
Pada awal terbentuknya hanya terdiri dari 12
Provinsi/Negara Bagian yakni 4 Provinsi Indonesia, 3 Negara
Bagian Malaysia dan 5 Provinsi Thailand, saat ini telah menjadi
hampir tiga kali lipat yakni terdiri dari 32 Provinsi/Negara bagian
yaitu 10 Provinsi Indonesia yang meliputi seluruh Provinsi yang
ada di Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau mulai dari Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung dan Riau
Kepulauan; 8 Negara Bagian Malaysia yakni Kedah, Kelantan,
Malaka, Negeri Sembilan, Penang, Perak, Perlis dan Selangor,
dan 14 Provinsi di Thailand Selatan, yakni : Nakhon Si
Thammarat, Narathiwat, Pattani, Phattalung, Satun, Songkhla,
Trang, Yaala, Chumphon, Ranong, Surat Thani, Phang Nga dan
Phuket. Hal ini menunjukkan bahwa forum ini telah diakui dapat
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 129 -
memberikan manfaat untuk meningkatkan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat didalamnya.
Dari serangkaian kerjasama yang telah dilaksanakan,
beberapa kesepakatan telah melahirkan proyek kerjasama
antara 3 (tiga) negara anggota IMT-GT. Hal-hal yang telah dicapai
dan dirasakan manfaatnya antara lain :
a) Kebijakan Penghapusan Biaya Fiskal
Penghapusan fiskal yang diberlakukan bagi penduduk yang
bepergian ke daerah-daerah yang tergabung di dalam forum
IMT-GT telah memacu kerjasama antar pengusaha di ketiga
kawasan negara-negara anggota IMT-GT.
Dengan pembebasan 'ExitTax' oleh Indonesia, terjadi
mobilitas penduduk intra-regional terutama para pedagang,
wisatawan, dan pelajar sangat berkembang, dan lebih banyak
orang Indonesia mendapatkan pekerjaan di industri Malaysia.
b) Transportasi udara.
Ketika IMT-GT pertama dicanangkan hanya ada 3
penerbangan dalam seminggu antara Penang dan Medan.
Saat ini telah ada 6 penerbangan setiap hari. Sepuluh tahun
yang lalu hanya ada 1 penerbangan yang melayani subregion
akan tetapi dewasa ini ada 6 maskapai penerbangan yang
beroperasi ke berbagai tujuan di dalam wilayah IMT-GT
dengan puluhan kali jadwal penerbangan.
c) Peningkatan investasi di berbagai lapangan usaha.
IMT-GT telah menciptakan beberapa investasi dalam negeri
terkait dengan IMT-GT region yang telah menambah sarana
fisik, human, lingkungan sosial dan infrastruktur pemerintah.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 130 -
Beberapa hasil yang telah dapat dilihat manfaatnya baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat di
Provinsi Sumatera Utara dan daerah lain di Kawasan IMT-GT
antara lain :
- Peningkatan signifikan dalam jumlah hotel di Medan, Hat
Yai dan Sadao, kota ini sehingga tujuan utama untuk
wisatawan intra-regional dan wisatawan;
- Peningkatan operator udara sub-regional yang melayani
Penang, Kuala Lumpur, Malaka, Langkawi, Ipoh, Pekanbaru,
Batam, Medan, Aceh, dan Songhkla. JBC dibawah fasilitasi,
Firefly telah memulai operasi ke Sumatera sejak Oktober
2008 yang menerbangi rute Penang-Banda Aceh, Penang-
Medan dan Sabang-Pekanbaru;
- Bagian dari jembatan Trans – Malaysia – Thailand juga
telah dirancang, dengan kerja sama antara Petronas dan
Petrolium Authority of Indonesia membangun pipa gas dari
Kedah (Langkawi) untuk Soghkla;
- Juga telah dilakukan kerjasama dalam bidang
telekomunikasi berupa pemasangan kabel serat optik
bawah laut antara Semenanjung Malaysia dan Sumatera
dengan kerjasama erat antara Indosat (Indonesia) dan
Telkom Malaysia Bhd;
- Telah dibangun juga The IMT-GT Plaza, yang menampilkan
produk-produk lokal Indonesia di Trang- Thailand, dan
beberapa lokasi lain di sekitar IMT-GT seperti Bukit Kayu
Hitam, Port Dickson, Port Klang, Penang dan Selangor di
Malaysia, Dumai, Pekanbaru, Batam, Medan dan
Tanjungbalai di Indonesia, Hat Yai dan Krabi di Thailand;
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 131 -
- Selain itu terdapat 15 perusahaan kecil tradisional (UMKM)
dari penghasil makanan dan minuman produk Malaysia
yang telah siap melakukan kerjasama perdagangan dengan
pengusaha dari Indonesia.
d) Transportasi Air
Kerjasama pelayaran telah melaksanakan pengoperasian
Kapal penumpang “Roro” antara Penang – Belawan.
Kerjasama ini memberi kesempatan yang luas untuk
kelancaran arus lalu lintas manusia dan barang melalui rute
Belawan (Sumatera)-Penang (Malaysia), Dumai (Indonesia)-
Melaka (Malaysia) dan sedang diprogramkan rute Penang–
Lhokseumawe (Aceh).
e) Peningkatan Sumber Daya Manusia Penduduk di negara anggota IMT- GT memperoleh manfaat
dari investasi dibidang Sumber Daya Manusia telah dilatih
diberbagai bidang, seperti perawat, konstruksi, pertanian, jasa
profesional dan bidang lainnya.
f) IMT-GT merupakan pasar potensial.
Meningkatnya pendapatan masyarakat menunjukkan
besarnya potensi kerjasama IMT-GT. Hal ini hanya akan dapat
berfungsi bila relasi yang kuat antara sektor swasta maupun
pemerintah dapat memfokuskan untuk menggerakkan
ekonomi lokal. Keadaan ini juga dapat dikatakan bahwa IMT-
GT secara perlahan masuk kedalam kesatuan “Straits of
Malacca Economic Cooperation Entity” (Badan Ekonomi
Melaka).
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 132 -
b. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah membentuk
Sekretariat Bersama IMT-GT guna mensinergikan pelaksanaan
program dan kegiatan antara lain:
1) Keikutsertaan negara Malaysia dan Thailand dalam event
Pekan Raya Sumatera Utara yang dilaksanakan pada tanggal
12 Maret s/d 15 April 2011 di Arena Pekan Raya Sumatera
Utara. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang sudah
termasuk kedalam kalender tahunan dalam rangka
pelaksanaan Visit IMT-GT Year.
2) Rapat persiapan penyelenggaraan Senior Official Meeting
(SOM) di Jakarta, dilaksanakan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal Pusat, dihadiri oleh Sekretariat Nasional
IMT-GT, pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan
pengurus Sekretariat Bersama IMT-GT Sumatera Utara pada
tanggal 24 Mei 2011.
3) Pertemuan The 2nd Special IMT-GT JBC Exco Meeting di
Penang, tanggal 22 – 23 November 2011.
4) Pertemuan The 31st IMT GT Joint Buisness Council Meeting
pada tanggal 5 Desember di Hotel JW Marriot Medan.
Pertemuan dilaksanakan sebagai rangkaian Pertemuan SOM
dan CMGF IMT-GT yang dilaksanakan di Hotel JW Marriot
dari tanggal 5 s.d 7 Desember 2011 diikuti oleh IMT-GT JBC
Indonesia, IMT-GT JBC Malaysia dan IMT-GT JBC Thailand.
Tujuan Pertemuan The 31st IMT GT Joint Buisness Council
Meeting ini adalah :
a) Implementasi beberapa proyek kerjasama Indonesia,
Malaysia dan Thailand Privatesector dan Publicsector.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 133 -
b) Bekerjasama dan berinisiatif terhadap pengembangan
wilayah terutama di wilayah subregion IMT-GT.
c) Mendukung pemerintah dalam mempercepat
pelaksanaan program pembangunan ekonomi di
kawasan subregion IMT-GT.
d) Memberikan usulan dan mempercepat pembangunan
ekonomi di wilayah/kawasan IMT-GT subregional.
Hasil yang diperoleh dari Pertemuan The 31st IMT GT Joint
Buisness Council Meeting ini adalah :
a) Dihasilkannya kesepakatan kerjasama antara
privatesector dengan publicsector dalam hal ini berupa
proyek usulan JBC Indonesia, Malaysia, Thailand.
b) Mengoptimalkan kerjasama di beberapa proyek yang
sudah dicapai dan proyek yang akan dicapai.
5) Mengikuti Pertemuan di Batam pada tanggal 11 – 14
Desember 2011
Pertemuan difasilitasi oleh Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata, yang bertujuan untuk mensinergikan kegiatan,
pola dan cara perjalanan wisata (Travel Pattern) di kawasan
IMT-GT.
Travel Pattern IMT-GT Indonesia meliputi Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau,
Jambi, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung dan Kepulauan
Riau merupakan daerah yang perlu dibenahi, sehingga
perjalanan wisata khususnya di 10 Provinsi IMT-GT ini lebih
menarik.
6) Senior Official Meeting (SOM) IMT-GT ke-18 dan Chief
Minister’s and Governors’ Forum (CMGF) ke 8 tanggal 5 – 7
Desember 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 134 -
Provinsi Sumatera Utara selaku tuan rumah pelaksanaan
SOM IMT-GT ke-18 dan CMGF ke 8 yang dilaksanakan di
Hotel JW Mariot Medan, diikuti oleh ketiga negara.
2. Asosiasi Provinsi Bersaudara (Sister Province Association) Sumatera
Utara
Asosiasi Provinsi Bersaudara (APB) dibentuk untuk
meningkatkan kerjasama luar negeri Provinsi Sumatera Utara
dengan beberapa provinsi di negara lain diluar forum kerjasama
IMT-GT yang sudah ada sebelumnya dengan tujuan untuk
mendapatkan manfaat dari pelaksanaan kerjasama anggota yang
tergabung dalam Sister Province (provinsi bersaudara).
Kebijakan pembentukan Provinsi Bersaudara diawali pada
tahun 2000 dengan dilaksanakannya kerjasama antara Provinsi
Sumatera Utara dengan Provinsi Songkhla di Thailand. Kebijakan
yang ditempuh oleh Gubernur Sumatera Utara T. Rizal Nurdin (alm)
bersama Gubernur Songkhla Banyat Jansena menandatangani
Letter of Intent (LoI) pada 3 Maret 2000, yang kemudian
ditindaklanjut dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 193/085 – K/2002 tanggal 26 Maret 2002 yang membentuk
lembaga asosiasi pemerintah provinsi di Sumatera Utara sebagai
lembaga yang mengelola kerjasama Provinsi Bersaudara khususnya
dalam bidang managemen provinsi dan pertukaran tenaga ahli,
promosi, aktivitas bisnis, perdagangan dan pariwisata,
kebubadayaan dan seni, kepemudaan dan olah raga.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 135 -
Kebijakan pembentukan Provinsi Bersaudara juga dilakukan
dengan Provinsi Bekes Megye (dahulu Bekes County) di Republik
Hongaria diawali pada 23 Oktober 2008 dengan penandatanganan
Letter of Intent (LoI) antara Gubernur Sumatera Utara Syamsul
Arifin, SE dengan Senior Executive Counsellor Bekes Megye Mr. Imre
Toth yang dilanjutkan dengan penandatanganan MoU pada tanggal
6 Januari 2010 di Medan oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul
Arifin, SE dengan Presiden Bekes County Republik Hongaria Laszlo
Domokos.
Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
1) Asosiasi Provinsi Bersaudara Sumatera Utara telah memfasilitasi
kerjasama antara Shanghai Fisheries University dengan
Pemerintah Kabupaten Langkat, Deli Serdang dan Serdang
Bedagai untuk pengembangan kerjasama di sektor perikanan,
mewujudkan pembentukan hubungan bersaudara antara
Shanwei dengan Serdang Bedagai dan beberapa kegiatan
lainnya.
2) Mengirim 3 (tiga) orang petani dari Kabupaten Deli Serdang,
Langkat dan Karo untuk mengikuti pelatihan khusus tanaman
Holtikultura di Provinsi Songkhla Thailand dari tanggal 1 Juli –
3 Agustus 2011. Pada kegiatan ini petani memperoleh pelatihan
tentang cara bercocok tanam, jenis pupuk yang dipergunakan,
pemeliharaan, pemanenan sampai pengemasan yang menarik
sehingga kita mampu bersaing di pasar internasional.
3) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan rapat
interkem tanggal 26 Oktober 2011 yang dilaksanakan di Pusat
Administrasi Kerjasama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri
RI yang dihadiri oleh Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 136 -
Sekretariat Negara RI, DPRD Provinsi Sumatera Utara dan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Ketua Asosiasi
Provinsi Bersaudara Sumatera Utara, membahas tentang
implementasi pelaksanaan kerjasama antara Provinsi Sumatera
Utara dengan Provinsi Bekes Megye Republik Hungaria dalam
hal alih teknologi budidaya pengelolaan ikan air tawar.
2. Kegiatan Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) Provinsi Sumatera
Utara
Kebijakan untuk melaksanakan koordinasi Komunitas
Intelijen dalam rangka kegiatan operasional khusus kegiatan Sat
Intel Provinsi Sumatera Utara untuk mewujudkan platform
Sumatera Utara yang berjaya, pelestarian nilai-nilai luhur kehidupan
masyarakat dan operasional khusus pengamanan Sumatera Utara
dilakukan melalui kegiatan :
a. Kegiatan komunitas intelijen daerah (KOMINDA) Provinsi
Sumatera Utara.
b. Rapat koordinasi daerah komunitas intelijen daerah
(KOMINDA) provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Utara.
Realisasi Pelaksanaan Kegiatan:
a. Terlaksananya kegiatan komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA)
guna situasi dan kondisi yang kondusif.
b. Terdeteksinya perkembangan sosial politik keamanan di
kabupaten/kota se Sumatera Utara.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 137 -
C. PEMBINAAN BATAS WILAYAH
Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak secara otomatis
mengelimir tugas dan peran Pemerintahan Pusat. Otonomi Daerah
bukan berarti kewenangan tanpa batas, karena itu sebagai perwujudan
Undang-Undang Dasar 1945, eksistensi Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus tetap dijaga dan dipertahankan, cita-cita reformasi
harus terus dimantapkan tanpa harus mengorbankan persatuan dan
kesatuan nasional. Dalam konteks ini, urgensi pembinaan wilayah perlu
dimantapkan mengingat kesadaran suatu bangsa yang dijabarkan dalam
fungsi-fungsi pemerintahan sebagai pemersatu keutuhan Negara, oleh
karena itu aspek pembinaan wilayah perlu di legalisasi sebagai dasar
tugas-tugas Pemerintahan Umum.
Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 terdiri dari 33 Kabupaten/
Kota, 421 Kecamatan, 5.828 Desa/Kelurahan, dengan jumlah penduduk
13.103.596 jiwa tersebar di 419 pulau, dengan luas daratan
71.680,68 km2.
Pembinaan wilayah para prinsipnya bertujuan untuk
mendayagunakan segala potensi yang dimiliki meliputi: politik, ekonomi,
sosial budaya, kependudukan, hankam serta religiusitas untuk
didayagunakan dan dikelola secara terpadu guna mewujudkan tujuan
nasional yaitu kesejahteraan masyarakat.
Pembinaan wilayah di Provinsi Sumatera Utara dilakukan
mengacu pada struktur ketatanegaraan, yaitu Pemerintah wajib
mengontrol daerah sebagai sub sistem dari Pemerintahan NKRI. Dimensi
pembinaan wilayah dapat dilihat dalam arti mengintegrasi berbagai nilai
sosial, menciptakan stabilitas dinamika politik, ekonomi, terwujudnya
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 138 -
ketentraman dan ketertiban serta membangun insan manusia dalam
kerangka satu bangsa.
1. Kebijakan dan Kegiatan
Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan 3 (tiga) Provinsi
yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Riau dan Provinsi
Sumatera Barat. Dalam pengelolaan dan penentuan batas antar
Provinsi telah dibentuk Tim yang ditugasi mengumpulkan
mengevaluasi dan melakukan pembinaan, monitoring dan
memfasilitasi pengesahan batas kabupaten/kota dan provinsi sesuai
Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/KPTSA/2011
tanggal 15 Maret 2011.
Kebijakan dan kegiatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dalam pembinaan batas wilayah baik batas antar
Negara, batas antar Provinsi dan batas antar Daerah adalah sebagai
berikut :
a. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan batas lintas kabupaten
dan kota serta provinsi.
b. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait untuk
menyamakan persepsi bila ada perbedaan pendapat batas antar
daerah maupun antar provinsi.
c. Menyelaraskan kebijakan daerah dengan ketentuan yang
menyangkut perbatasan.
d. Menyelesaikan permasalahan yang timbul pada daerah
perbatasan lintas kabupaten/kota sesegera mungkin.
e. Mencari terobosan baru.
f. Sosialisasi dan bimbingan teknis Peraturan Pemerintah Nomor 112
tahun 2006 tentang Nama Rupa Bumi.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 139 -
g. Fasilitasi penataan batas kabupaten/kota di Sumatera Utara
penataan batas wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi
Sumatera Barat dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
h. Penataan batas wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi
Riau.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan adalah :
1) Batas Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 236 km telah selesai dilaksanakan meliputi pelacakan,
pengukuran dan pemasangan pilar batas, saat ini sedang proses
pembuatan pita batas untuk pengusulan ke Kementerian Dalam
Negeri RI.
2) Batas Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam sepanjang 373 km Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara telah melaksanakan pelacakan, pengukuran dan
pemasangan pilar sebanyak 95 patok. Sedangkan untuk batas
Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo dengan Kecamatan Babul
Makmur Kabupaten Aceh Tengah masih dalam tahap negosiasi.
3) Batas Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Riau sepanjang 460
km telah dilaksanakan berupa pelacakan, pengukuran dan
pemasangan pilar khusus untuk patok 153 di Aek Sindur
Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan dengan
Kabupaten Rokan Hulu masih memerlukan pembahasan lebih
lanjut. Untuk patok 49 s/d 58 yang berada di Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas yang berbatasan dengan
Kecamatan Rokan Hilir perlu direkomendasikan kembali.
4) Batas daerah Kabupaten Serdang Bedagai, telah difasilitasi rapat
koordinasi antar Pemerintah daerah di Jakarta.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 140 -
5) Batas daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Kota Sibolga
telah disepakati pembuatan peta oleh kedua Pemerintah Daerah.
6) Batas daerah Kabupaten Asahan dengan Kota Tanjung Balai sudah
difasilitasi namun belum terdapat kesepakatan.
7) Batas daerah Kabupaten Deli Serdang dengan Kota Medan, telah
difasilitasi rapat di Jakarta oleh Kedua Pemerintah Daerah.
8) Batas daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dengan
Kabupaten Samosir sudah tercapai kesepakatan.
9) Batas daerah Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Labuhan Batu
telah difasilitasi.
10) Batas daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Kabupaten
Tapanuli Tengah telah difasilitasi.
11) Batas daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Kabupaten
Padang Lawas Utara telah difasilitasi.
Penetapan batas antar daerah yang selama ini kurang
mendapat perhatian secara maksimal ternyata memunculkan banyak
permasalahan baru terutama di wilayah yang memiliki sumber daya
alam potensial. Penataan batas wilayah baik antar provinsi maupun
antar kabupaten/kota merupakan hal yang penting terutama dalam
kaitannya dengan pemekaran daerah yang memberikan kejelasan
batas-batas kewenangan dalam mewujudkan pelaksanaan program
pembangunan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah yang berbatasan.
Dalam penyelesaian masalah perbatasan antar provinsi,
kabupaten maupun kota, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan
adalah :
1) Penyusunan program secara integral dan komprehensif, dalam hal
ini melibatkan berbagai pihak dalam masalah kependudukan, lalu
lintas, kesehatan, keamanan dan konservasi sumber daya alam.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 141 -
2) Penataan batas daerah secara terpadu guna mewujudkan garis
batas antar daerah secara pasti.
3) Percepatan pertumbuhan perekonomian perbatasan berbasis
kerakyatan.
D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
1. Bencana yang terjadi dan penanggulangannya
Jenis bencana yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2011 antara lain bencana akibat faktor alam seperti geologi
(gempa bumi, letusan gunung merapi) dan hydrometeorology (banjir,
tanah longsor, kebakaran serta angin puting beliung).
Penanggulangan bencana adalah suatu siklus kegiatan pra-
bencana, saat bencana dan pasca bencana yang melibatkan berbagai
sektor terkait.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan Pemerintah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana yaitu melalui sosialisasi
pencegahan dan kesiapsiagaan, pemantauan dan analisis daerah
bencana, fasilitasi koordinasi tanggap darurat saat terjadi bencana
serta fasilitasi usul kabupaten/kota dalam kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana.
Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan bencana yang
terjadi antara lain :
a. Melakukan kaji cepat tentang cakupan lokasi dan dampak
bencana.
b. Melakukan pendampingan bersama Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang terkena bencana.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 142 -
c. Melakukan koordinasi kepada instansi terkait dalam rangka
percepatan terhadap evakuasi korban bencana.
d. Memfasilitasi kebutuhan korban bencana baik kebutuhan dasar
mapun logistik dari instansi terkait.
2. Status Bencana
Penentuan status keadaan darurat bencana untuk tingkat Nasional
ditetapkan oleh Presiden, tingkat Provinsi oleh Gubernur, dan tingkat
kabupaten/kota oleh Bupati/Walikota. Status bencana yang terjadi di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 adalah bersifat lokal
(kabupaten/kota).
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber Anggaran yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Tahun Anggaran 2011 dalam APBD Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara sebesar Rp. 18.018.059.250,-.
4. Antisipasi daerah dalam menghadapi kemungkinan bencana
Daerah Sumatera Utara merupakan wilayah yang memiliki potensi
rawan kebencanaan yang cukup tinggi, secara Nasional mendapat
peringkat II sebagai daerah rawan bencana yang memiliki catatan dan
frekuensi kejadian bencana, (sumber : Data Informasi Bencana Alam
(DIBA), Pusat Data Informasi, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana 2010).
Dalam rangka mengurangi resiko bencana dan melindungi
masyarakat terhadap peristiwa bencana sebagai upaya mitigasi
kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Sumatera Utara telah melakukan upaya antisipasi antara lain :
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 143 -
a. Penyebaran informasi daerah-daerah berpotensi bencana kepada
Pemerintah kabupaten/kota sebagai informasi/peringatan dini
bagi daerah untuk pengambilan langkah-langkah antisipasi dan
kesiapsiagaan kemungkinan terjadinya bencana.
b. Melakukan kegiatan monitoring dan identifikasi pada wilayah yang
diperkirakan memiliki potensi rawan bencana di kabupaten/kota,
khususnya daerah-daerah yang dianggap rawan terjadi bencana
banjir dan tanah longsor {berdasar informasi Badan Metrologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG)} dan ancaman Gunung meletus
{berdasar informasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG)} dalam rangka kesiapsiagaan.
c. Melakukan koordinasi dengan instansi/SKPD terkait dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
d. Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Sumber Daya Manusia
tentang kebencanaan dan upaya penyelamatan melalui sosialisasi,
bimbingan teknis/pelatihan dan simulasi.
e. Menyiapkan pendataan potensi satuan relawan bencana untuk
disertifikasikan menjadi relawan bencana.
f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka
mitigasi, kesiapsiagaan dan Search And Rescue (SAR) antara lain
dengan Badan Geologi / PVMBG, BMKG Wilayah I Medan dan
Kantor SAR I Medan.
g. Pembuatan Peta Rawan Bencana Tingkat kabupaten/kota di
Tapanuli Tengah dan Kabupaten Mandailing Natal, yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, Rencana Kontijensi dan Jalur Evakuasi dalam rangka
pengurangan Resiko Bencana.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 144 -
5. Potensi Bencana
Provinsi Sumatera Utara secara geografis terbagi atas wilayah pantai
barat, wilayah kepulauan, wilayah dataran tinggi dan wilayah pantai
timur. Secara geologi, wilayah pantai barat Sumatera berada pada
batas pertemuan antara dua lempeng aktif yaitu Lempeng Eurasia
dan Lempeng Indo-Australia yang sama-sama bergerak dan
berintegrasi secara konvergen. Hal ini diperkirakan merupakan
penyebab terjadinya perlipatan dan patahan pada kulit bumi,
pengangkatan daerah dataran menjadi pegunungan (seperti
pembentukan punggungan bukit barisan yang memanjang di
Sumatera) dan pembentukan Gunung Api seperti Gunung Sinabung,
Sibayak, Pusuk Buhit, Sibual-buali, Sorik Merapi yang merupakan
bagian dari proses internal dalam bumi, sedangkan proses eksternal
berupa hujan, angin, serta fenomena iklim lainnya cenderung
melakukan ’perusakan’ morfologi melalui proses pelapukan batuan,
erosi dan abrasi, dan sebagainya. Dampak dari interaksi lempeng
tersebut mengkondisikan sumber-sumber gempa pada tiga kawasan,
yaitu pada jalur subduksi Megathrust, Jalur sesar aktif Sumatera
(segmen renun, toru dan angkola) dan pada jalur busur belakang
Sumatera di pantai timur. Hal tersebut diperkirakan menjadi pemicu
utama terjadinya gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan
gerakan tanah longsor.
Secara topografi, Provinsi Sumatera Utara mempunyai bentang alam
yang bervariasi, dengan topografi landai sampai dengan perbukitan
bergelombang sedang-kuat. Keadaan seperti ini mengkondisikan
keadaan daerah rawan dan berpotensi terhadap terjadinya resiko
tanah longsor pada topografi curam, resiko banjir pada topografi
landai, baik yang berasal dari hulu sungai maupun banjir yang berasal
dari pantai akibat pasang tinggi.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 145 -
Gambaran di atas dapat diinterpretasi sebagai potensi kebencanaan
yang akan mengancam dan akan terjadi di wilayah kabupaten/kota
tersebar di Sumatera Utara yang antara lain :
a. Wilayah berpotensi Gempa Bumi : Kabupaten Karo, Mandaling
Natal, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Toba Samosir, Humbang
Hasundutan, Pakpak Bharat, Dairi, Nias, Nias Selatan, Nias Barat,
Kota Gunung Sitoli, Nias Utara, Langkat, Serdang Bedagai, Deli
Serdang dan Kota Medan.
b. Wilayah berpotensi Tsunami : Kabupaten Mandailing Natal,
Tapanuli Selatan, Kepulauan Nias, Tapanuli Tengah, Deli Serdang,
Serdang Bedagai dan Kota Medan.
c. Wilayah berpotensi banjir dan banjir bandang : Kabupaten
Langkat, Batubara, Labuhan Batu, Tapanuli Tengah, Karo, Nias
Selatan, Deli Serdang, Samosir, Sibolga, Tapanuli Selatan, Tapanuli
Utara, Mandailing Natal dan Kota Medan.
d. Wilayah berpotensi gunung meletus : Kabupaten Karo (Gunung
Sinabung kategori Type A), Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal
(Gunung Sorik Merapi) dan Toba Samosir (Gunung Pusik Buhit).
e. Wilayah berpotensi angin puting beliung : Kabupaten Serdang
Bedagai, Deli Serdang, Langkat dan Mandailing Natal.
f. Wilayah berpotensi wabah penyakit (Rabies, Malaria, Cikung
Ngunya dan Flu burung) : Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli
Tengah, Deli Serdang, Karo dan daerah Kepulauan Nias.
E. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS
Jenis Kawasan Khusus yang Menjadi Kewenangan Daerah
Persiapan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat mengenai
pendirian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah dengan membentuk
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 146 -
Tim Penyiapan Kawasan Ekonomi Khusus Sumatera Utara
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur nomor 500/814K tertanggal
14 Juni 2007 yang bertugas untuk membuat studi sebagai persiapan
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Sumatera Utara. Tujuan
studi ini mencakup penentuan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus,
pembuatan studi kelayakan (feasibilitystudy), termasuk penyusunan
konsep manajemen pengelolaan kawasan tersebut.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mengirimkan beberapa
nama kabupaten dan kota kepada pemerintah pusat untuk diusulkan
menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sumatera Utara.
Berdasarkan pengajuan tersebut, maka Tim melakukan kunjungan ke
daerah-daerah tersebut untuk melihat kesiapan daerah, kesiapan
aturan dan peraturan yang mendukung berdirinya KEK di daerahnya
masing-masing.
Daerah yang dikunjungi adalah Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kota Tanjung Balai
dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Selain melakukan kunjungan dan melihat kesiapan daerah sebagai
kawasan ekonomi khusus, pada saat melakukan kunjungan, tim juga
melakukan pertemuan dengan pejabat yang berwenang dengan
tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan,
termasuk studi kelayakan apa saja yang telah dilakukan daerah dan
aktifitas lainnya yang mendukung terciptanya kawasan ekonomi
khusus di daerah tersebut.
Setelah memperoleh berbagai masukan dari hasil pembicaraan
dengan pejabat yang berwenang, informasi lapangan dan hasil
pengamatan, maka tim menyusun berbagai kriteria yang akan
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 147 -
dijadikan acuan dalam memberikan penilaian terhadap kesiapan
daerah untuk menjadi kawasan ekonomi khusus. Kriteria-kriteria
yang digunakan oleh tim berasal dari berbagai dokumentasi yang
diperoleh tim, baik dari tim kawasan ekonomi khusus pusat dan
informasi-informasi tertulis lainnya. Hasil evaluasi tim didapatkan
dengan cara menghitung bobot berdasarkan pembobotan per kriteria
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi, maka urutan yang diperoleh berdasarkan
urutan nilai yang diperoleh setiap daerah adalah sebagai berikut:
Kota Medan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai dan Kabupaten
Batubara.
Seiring dengan penetapan Kawasan Industri Sei mangke (KISM)
sebagai salah satu Pusat Koridor Ekonomi Industri, maka menjelang
ahkir tahun 2011 melalui Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2009,
Kawasan Industri Sei Mangke (KISM) di Kabupaten Simalungun akan
ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) industri.
F. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
1. Gangguan Yang Terjadi Tahun 2011 jumlah unjuk rasa di Kantor Gubsu sebanyak 97 kali yang
dilakukan elemen masyarakat. Organisasi Masyarakat (Ormas),
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Gangguan yang terjadi antara
lain :
a. Gangguan yang berbasis Sara : Tidak ada
b. Gangguan yang berbasis anarkisme : 1 kali
1) Dilakukan oleh LSM, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) pada tanggal 25 Mei 2011.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 148 -
2) Mengamankan koordinator ormas dan LSM ke Polresta Medan
untuk dimintai keterangan dan membubarkan peserta Aksi
unjuk rasa.
c. Gangguan Separatisme : Tidak ada.
2. Sumber dan Jumlah Anggaran
Untuk menangani ketenteraman dan ketertiban yang dilaksanakan
oleh Satuan Polisi Pamong Praja dialokasikan anggaran pada APBD
TA. 2011 Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 1.849.677.758,-. Untuk
menangani ketenteraman dan ketertiban yang dilaksanakan oleh
Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Sumatera Utara dialokasikan
anggaran pada TA. 2011 sebesar Rp. 44.451.995.073,-.
3. Penanggulangan :
a. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas dengan Satuan Polisi
Pamong Praja kabupaten/kota, Instansi terkait dan aparat
keamanan lainnya.
b. Mengupayakan peningkatan SDM anggota Satuan Polisi Pamong
Praja se Provinsi Sumatera Utara melalui pendidikan dan
pelatihan.
c. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendukung
Satuan Polisi Pamong Praja.
d. Mengupayakan peningkatan pendanaan kegiatan/program Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja.
4. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan :
Unjuk rasa di Kantor Gubsu cenderung kondusif, aman dan terkendali
bersama instansi terkait antara lain : Polisi Daerah Sumatera Utara,
Satuan Brimob Polisi Daerah Sumatera Utara, Polresta Medan dan
Polisi Sektor Medan Baru.
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 149 -
BAB VI
PENUTUP
Pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun Anggaran 2011
menunjukkan peningkatan kinerja diberbagai sektor seperti peningkatan
kinerja urusan pendidikan yang dilihat dari Angka Partisipasi Murni,
Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar dan Menengah, demikian halnya
dengan derajat kesehatan masyarakat mengalami peningkatan yang dapat
dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sumatera Utara setiap
tahun mengalami penurunan, demikian dengan Angka Kematian Ibu pasca
melahirkan mengalami penurunan. Hal ini merupakan refleksi peningkatan
asupan gizi, indikator lain yang menunjukkan penurunan adalah Prevalensi
Gizi Kurang dan Gizi Buruk demikian juga dengan Usia Harapan Hidup
penduduk di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
Pemenuhan kebutuhan dibidang pangan, diupayakan untuk
menjaga agar rakyat tidak lapar, dan pada tahun 2011 produksi pertanian
tanaman pangan khususnya beras telah mampu mencapai swasembada,
hal ini tidak terlepas dari faktor faktor pendukung seperti peningkatan
pengelolaan sumberdaya air, penyediaan sarana produksi pertanian.
Untuk mendukung peningkatan daya saing daerah guna
memaksimalkan peningkatan nilai produktivitas setiap sektor unggulan,
pemerintah provinsi Sumatera Utara berupaya meningkatkan perbaikan
kondisi jalan dari tahun ketahun sehingga arus barang dan jasa bisa
dimobilisasi secara efektif dan efisien.
Sangat disadari bahwa tidak semua sektor mampu diwujudkan
dalam kondisi yang meningkat dan memuaskan, masih ada beberapa
subsektor lain yang perlu menjadi perhatian walaupun secara akumulasi
masih menunjukkan perbaikan antara lain : jumlah perusahaan/investor
ILPPD Provsu Tahun Anggaran 2011 - 150 -
yang menanamkan modalnya relatif menurun namun akumulasi modal
investasi masih tetap meningkat dari tahun sebelumnya, demikian juga
dengan jumlah anggota koperasi mengalami penurunan karena adanya
kebijakan merasionalisasikan jumlah keanggotaan namun secara makro
kinerja koperasi seperti, penggunaan modal sendiri dan modal luar masih
tetap meningkat.
Akhirnya sangat disadari bahwa semua elemen yang dilaporkan
dalam buku ini masih jauh dari nilai kesempurnaan, untuk itu Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara berharap kiranya tanggapan atau saran dari
masyarakat atas Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Provinsi Sumatera Utara ini guna penyempurnaan di masa yang akan
datang.
Kritik, saran, pendapat dan tanggapan dapat disampaikan secara
tertulis melalui surat kepada Gubernur Sumatera Utara dengan alamat
Kantor Gubernur Sumatera Utara Jl. P. Diponegoro No. 31 Medan atau
e-mail [email protected].
Demikian Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah ini disampaikan semoga di masa yang akan datang cita-cita untuk
memajukan Sumatera Utara dapat terwujud.
Sekian dan terima kasih.
PLT. GUBERNUR SUMATERA UTARA
GATOT PUJO NUGROHO, ST