pilek (autosaved) print

Upload: bobby-faisyal-rakhman

Post on 06-Mar-2016

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DKK

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSemua mahkluk hidup pasti bernapas. Pada manusia system pernapasan sangat penting dalam penunjang kehidupan. System pernapasan merupakan proses pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. System pernapasan manusia dibagi menjadi 2 yaitu system pernapasan atas (upper respiratory) dan system pernapasan bawah (lower respiratory). Selain itu, manusia memiliki mekanisme pertahanan terhadap benda asing yang masuk dalam hidung, seperti penyaringan, bersin dan pembentukan mucus.

B. Tujuan dan Manfaat Modul Untuk mengetahui struktur anatomi dan fisiologi system pernapasan atas. Untuk mengetahui fungsi-fungsi system pernapasan atas.

BAB IIPEMBAHASAN

SKENARIOGara-gara main bolaRio (14 tahun) berkali-kali bersin di kelas. Ia juga berulang-ulang menyeka hidungnya yang meler oleh rhinorrhea. Betapa tidak nyaman kondisi Rio sekarang, apalagi berada di dalam kelas. Ia takut bersin-bersinnya mengganggu konsentrasi teman-teman yang lagi mengikuti pelajaran matematika. Sebenarnya keadaan ini sudah mulai dirasakannya semalam. Kemaren sore Rio main bola di lapangan Pramuka bersama teman karang taruna di gangnya. Meskipun hujan deras, permainan tetap dilanjutkannya sampai selesai. Setiba di rumah, Rio langsung tidur karena kelelahan. Ia terbangun saat mendengar suara mobil ayahnya masuk ke pekarangan. Saat itu Rio merasa badannya hangat dan jalan nafasnya terasa terganggu. Semalaman Rio tidak nyenyak tidurnya akibat pilek yang dideritanya. Suaranya menjadi agak serak dan penciumannya juga terasa berkurang. Karena kondisinya ini, nasi goreng untuk sarapan pagi yang biasanya berbau sedaptidak dapat tercium olehnya. Rio berangkat sekolah tanpa menyentuh makanan favoritnya itu.

STEP 11. Rhinorrhea : Pelepasan bebas berupa lendir cair dari hidung (Kamus Dorland).2. Bersin : Refleks pertahanan tubuh terhadap benda asing yang masuk kedalam saluran nafas; keluar udara dengan tiba-tiba dari hidung dan mulut karena tidak tahan (seperti waktu terserang pilek, tercium bau menusuk hidung) (KBBI).3. Serak: Sendat jalan pernafasannya karena berlendir (KBBI).4. Pilek : Salah satu bentuk sistem pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dengan produksi mukus; sakit demam dengan banyak mengeluarkan ingus (KBBI).5. Meler: Keluarnya rhinorrhea dari hidung.6. Jalan nafas : Tempat masuk dan keluarnya udara melalui saluran nafas.7. Penciuman : Proses menentukan bau yang masuk ke dalam hidung.

STEP 21. Apa saja bagian anatomi dari hidung dan fungsi fisiologi pada pernafasan atas?2. Bagaimana mekanisme pernafasan normal?3. Apa saja factor yang menybabkan pilek?4. Bagaimana mekanisme pilek dan bersin?5. Benarkah pilek punya tingkatan berdasarkan warna lendir?6. Mengapa rio mengalami gangguan saluran pernafasan, badannya panas , pernafasannya terganggu, dan mengapa suara rio bisa menjadi serak ?7. Betulkah hujan dapat menyebabkan pilek?

STEP 3

1. Saluran pernapasan atas terdiri dari : Ronga hidung terbagi menjadi 4 : Dorsum Radix Apex Nares Faring, tempat menelan dan bernapas Nasopharinx Oropharinx Laringopharynx Laring, terdapat pita suara dan epikglotis Tulang hyaline Tulang elastic Plika ventikularis Plika vokalis

2. Mekanisme Pernapasan normalFungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini. Hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut. Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksterna : 1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. 2. Arus darah melalui paru-paru 3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh 4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen. Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2. Jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi pengeluaran CO2 dan memungut lebih banyak O2.

PERNAPASAN JARINGAN ATAU PERNAPASAN INTERNA Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida. Perubahan- perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau penapasan jaringan. Udara (atmosfer) yang dihirup:Nitrogen : 79 %Oksigen : 20 %Karbondioksida : 0-0,4 %Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer. Udara yang dihembuskan:Nitrogen : 79 %Oksigen : 16 %Karbon dioksida : 4-0,4 %Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan)

DAYA MUAT UDARA OLEH PARU-PARU Besarnya daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada pernapasan biasa dengan tenang. Kapasitas tidal. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru , pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot pernapasan.

KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama. (a) kimiawi, dan (b) pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. Dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan- yaitu otot diafragma dan otot interkostalis. Pengendalian oleh saraf. Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis impuls ini diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus: dan di bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah torax melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira lima belas kali setiap menit. Impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara, diantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di dalam medulla. Pengendalian secara kimiawi. Faktor kimiawi ini ialah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi : kadar alkali darah harus dipertahankan. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan. Kedua, pengendalian, melalui saraf dan secara kimiawi adalah penting. Tanpa salah satunya orang tak dapat bernafas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan (interkostal, dan diafragma), digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarmasukkan paru-paru. Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya pernapasan. Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru. Emosi, rasa takut dan sakit misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat. Hal yang kita ketahui semua. Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa- bila badan dicelup dalam air dingin atau menerima guyuran air dingin, maka penarikan napas kuat menyusul. Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan lama. Oleh sebab gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.

UDARAHIDUNGFARINGLARINGBRONKEOLUSBRONKUS TRAKEAALVEOLUS3. Faktor penyebab Bahan hirupan Bahan makanan dan minuman Suhu tubuh Bakteri dan virus.4. Mekanisme bersin :Mekanisme bersin mirip dengan mekanisme batuk tetapi berlangsung pada saluran hidung bukan saluran pernapasan bawah. Rangsangan awal yang menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, Impuls aferen berjalan dalam nervus kelima menuju medula oblongata, tempat mekanisme ini cetuskan.Pertama, kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi secara cepat. Epiglotis menutup dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat udara dalam paru. Otot-otot abdumen berkontraksi dengan kuat mendorong diafragma, sedangkan otot-otot ekspirasi lainnya seperti interkostalis internus, juga berkontaksi dengan kuat. Akibatnya, tekanan dalam paru meningkat secara cepat sampai 100 mmHg atau lebih. Pita suara dengan epiglotis sekonyong-konyong terbuka lebar, sehingga udara bertekanan tinggi dalam paru-paru ini meledak keluar. Tentu saja, udara ini kadang-kadang dikeluarkan dengan kecepatan 75-100 mil per jam. Tetapi uvula ditekan sehingga sejumlah besar udara dengan cepat melalui hidung, dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing (Arthur C. Guyton dan John E. Hall,2007).

Mekanisme pilek:Virus menginfeksi saluran nafas, masa inkubasi selama 8-12 jam. Lalu terjadi pilek yang menimbulkan gejala rhinorhea, penciuman kurang, suara serak, badan hangat, pernafasan terhambat, dan nafsu makan berkurang.

5. Tingkat warna lendir : Bening: pada awal Kuning: mengandung sel darah putih dan sel organ yang telah mati. Hijau: mengandung sel darah putih, sel organisme yang mati, dan sel-sel tersebut bercampur jamur

6. Penyebab-penyebab:a. Badan HangatIritasi menganggu sistem metabolisme tubuh, sehingga tubuh mengolah lebih banyak energi untuk mengembalikannya. Hasil dari pengolahan energi itu ditandai dengan suhu yang meningkat.

b.Jalan nafas terganggukarena mucus yang ada di saluran pernafasan atas, adanya sinister nasalis lateral, mucus diproduksi berlebihan.

c.Penciuman tergangguAroma diterima oleh cavum nasi, lalu diterima oleh saraf olfaktori yang kemudian akan di antar ke otak dan diproses oleh saraf motorik.

d.Suara serakTerjadi apabila fungsi resonator diperlihatkan oleh perubahan kualitas suara bila seseorang mendapat pilek berat, maka hal tersebut akan menghambat reserator. Mulut,

STEP 4

STEP 5 SASARAN PEMBELAJARAN1. Jelaskan system pertahanan pernafasan atas dari penjelasan anatomi dan fisiologi ?2. Mekanisme :a) Pernafasan atas normal.b) Penciuman.c) Bersin.3. Mekanisme pertahanan tubuh pada saluran pernafasan atas !a) Penyaringanb) Mukusc) Bersin

STEP 6 BELAJAR MANDIRI

STEP 7 SINTESIS

STRUKTUR ANATOMI PERNAPASAN BAGIAN ATAS Hidunga. Hidung bagian luarHidung bagian luar terdiri dari bagian-bagian yaitu: Radix yaitu bagian yang melekat pada dahi. Apex yaitu bagian ujung/pangkal Dorsum yaitu bagian yang menghubungkan radix dan apex Nares yaitu cuping hidung dibentuk oleh: Kerangka tulang:1. Os. Nasalis2. Os. Maksila3. Os. Frontal Kerangka tulang rawan:1. Sepasang Kartilago Nasalis Lateralis Superior2. Sepasang Kartilago Nasalis Lateralis Inferior3. Beberapa pasang Kartilago Alae Minor4. Tepi Anterior Kartilago Septumb. Cavum NasiCavum Nasi ialah suatu ruangan di dalam nasus yg mempunyai lubang ke luar (nares) dan ke dalam (choane) yang menghubungkan dengan nasopharynx. Terdiri dari:c. Vestibulum nasal Terdiri dari epitel pipih bertanduk Letaknya tepat di belakang nares Terdapat vibrissae, kelenjar sebcea dan kelenjar minyak Di bagian lateralnya terdapat cartlago alar dan dilator naresd. Regio respiratoria Dalamnya terdapat concha yang terbentuk dari turbinate bone Concha : Concha Superior Concha Medialis Concha InferiorTerdapat meatus pada bagian inferior concha. Meatus : Meatus superior terletak pada bagian inferior concha superior Meatus medialis terletak pada bagian inferior concha medialis Meatus inferior terletak pada bagian inferior concha inferiora. Mucosa concha mengandung banyak pembuluh darahb. Dalam mucosa concha terdapat lamina propria yang berisi kelenjar mucus, serus, dan jeringan limfoidc. Sel-sel yang ada di dalam epiteliumnya adalah sel basal, sel silindris silia, dan sel sikat.e. Regio olfaktoriaa. Berada di bagian concha superior. Terdapat n. Olfaktori yang menangkap bau untuk disampaikan ke otakb. Ada 3 sel :Sel penyokong: Memiliki apeks silindris yang lebar dan basis yang lebih sempit. Pada permukaan bebasnya terdapat mikrovili, yang terendam dalam selapis cairan. Kompleks tautan yang berkembang baik mengikat sel-sel penyokong pada sel-sel olfaktori di sebelahnya. Sel-sel ini mengandung pigmen kuning muda yang menimbulkan warna mukosa olfaktorius ini. Sel olfaktorius tersebar merata di antara sel-sel penyokong atau sel-sel sustentakular ini. Sel-sel ini memiliki inti pucat, kompleks Golgi mencolok, dan sitoplasma apikal yang dipenuhi retikulum endoplasma licin.Sel basal : Adalah sel-sel kecil yang ada di antara sel-sel olfaktorius sensoris dan sel-sel penyokong. Sel-sel basal ini membelah dan berkembang menjadi sel sustentakular atau sel olfaktorius.Sel olfaktorius: Di antara sel-sel basal dan sel-sel penyokong terdapat sel-sel ini. Merupakan neuron yang dapat dibedakan dari sel-sel penyokong oleh letak intinya, yang terletak di bawah sel-sel penyokong. Pada apeks (dendrit) terdapat silia non-motil yang sangat panjang dan berespons terhadap zat pembau dengan membangkitkan suatu potensial reseptor.c. Lamina propria di epitel olfaktorius memiliki kelenjar Bowman. Sekretnya mengahsilkan suatu medium cair di sekitar sel-sel olfaktorius yang mampu membersihkan silia, memudahkan akses zat pembau yang baru, dan membersihkan bau sebelumnya dari saraf sensori. d. Terdapat cilia non motil di permukaan mukosanyaf. Septum nasia. Merupakan dinding medial hidung, lapisan luarnya yaitu mukosa hidung, terdiri dari :i. Septum yang membungkus tulang = Periostumii. Septum yang membungkus tulang rawan = Perikardiumb. Bagian tulang adalah :i. Lamina Perpendikularis os Etmoidii. Vomeriii. Krista Nasalis os Maksilaiv. Krista Nasalis Palatinac. Bagian tulang rawan adalah :i. Kartilago Septum (Lamina kuandrangularis)ii. Kolumelag. Pembuluh darah di cavum nasi :a. A. Labialis sup.b. A. Ethmoidalis post. & ant.c. Palatinus mayusd. Sphenopalatinus mayus

h. Saraf di cavum nasi :a. Nervousa spesial =neuron olfaktori (n.1)b. Nervousa general=palatinus mayus, naso palatinusc. Nervousa spesifik=intermedius (n.7) Sinus Paranasalisb. Sinus Maxillarisuntuk resonansi suarac. Sinus Frontalisuntuk mengurangi tekanan pada tengkorakd. Sinus Sphenoidalisuntuk fokus infeksie. Sinus Ethmoidalis

PharynxUkuran Pharynx kurang lebih 12 cm. Fungsi Pharynx adalah saluran untuk respirasi dan digestifBagian dari sistem digestivus yang terletak di belakang cavum oris dan cavum nasi, dibagi:a. Nasopharynx Berada di posterior concha. Terdapat torus tubarius dan tonsil tubarius.b. Oropharynx Berada di posterior cavum nasi. Terdapat plica vocalis, plica ventribularis, rima glottidis, ventrikularis, dan tonsilla pharynk. c. Laryngopharynx Berbatasan dengan bagian cranial laring. Terdapat additus laringis dan resesus privormis.

Musculus Pharynx1. Lapisan dalam (Longitudinal)a. M. stylopharynxb. M. palatopharynxc. M. salpingopharynx2. Lapisan luar (Circular/ constri)a. M. constrictor pharynx superior, medius, inferiorSaraf / Nervoussa pada Pharynx1. Sensoris :Pada nasopharynx terdapat N. maxillariesPada oropharynx dan laringopharynx terdapat N. Glossopharynx dan N. Vagus2. Motoris :N. Glossopharynx dan N. VagusPembuluh darah :Cab. A. Pharyngica ascendenCab. A. Thyroidea superior LarynxSaluran pernapasan yang terdiri atas rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot, mengandung pita suara (glotis) dan masuk ke pernapasan atas dan bawah, serta menghubungkan pharinx dengan trachea.Panjang larynx kurang lebih 5 cm. Ukuran larynx pada pria lebih besar dari wanita.Fungsi : 1. Katup saluran pernapasan terutama selama proses menelan makanan.2. Menjaga sal. Udara /pernapasan tetap tersedia dan terbuka3. Menghasilkan suaraTerdiri atas : Tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membrane meliputi : Tulang rawan tiroid (terbesar) Terdapat jakun Krikoid (di bawah tiroid) Aritenoid (menjulang di sebelah belakang krikoid) Kuneiform dan kornikulata disebelah kanan dan kiri leher Pita suara (glottis) dilapisi sel epithelium berlapis berfungsi sebagai pemisah saluran pernapasan atas dan bawah, serta mengendalikan suara. Epiglottis (di puncak tulan rawan tiroid) dilapisi sel epithelium berlapis berfungsi menutup laring saat menelan makanan.Additus Laryngis adalah pintu masuk laring. Di sini terdapat :Eppiglotis, plica ariglotica, tuberculum cuneiform, dan tuberculum corniculate, incissura, inter arytenoidea.Tulang rawan (kartilago) pada laring : Kartilago berpasangan :Cart. ArythenoidCart. CorniculateCart. Coneiform Kartilago tidak berpasangan (tunggal) :EpiglottisChrycoidThyroidMuskulus yang berperan : Muskulus ekstrinsik yang berfungsi untuk gerakan naik turun pada larynx Elevator : m. thyrohioidm. stelohyoidm. digastricus Depressor:m. omohyoidm. sternohyoidm. sternothyroid Muskulus intrinsic yang berfungsi untuk membuka dan menutup pada larynx Membuka : m. crycoarithenoid post. Menutup : m. crychothiroid, m. arytenoids transversa, m. vocalisFISIOLOGI SALURAN PERNAPASAN ATASMenurut Efiaty Arsyad dan Nuraini Iskandar (2001), fisiologi saluran pernafasan atas terbagi menjadi:FISIOLOGI HIDUNGFungsi hidung menurut ialah untuk:1. Jalan napas2. Alat pengatur kondisi udara (air conditioning)3. Penyaring udara4. Sebagai indra penghidu5. Untuk resonansi suara6. Turut membantu proses bicara7. Refleks nasal

SEBAGAI JALAN NAPAS

Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah naso-faring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus.Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian akan melalui nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

PENGATUR KONDISI UDARA (AIR CONDITIONING)Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus paru. Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur suhu.Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir (mucous blanket). Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan sebaliknya.Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37 derajat Celcius.

SEBAGAI PENYARING DAN PELINDUNGFungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh: Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi Silia Palut lendir (mocuos blanket) Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, yang disebut lysozyma.

INDRA PENGHIDUHidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat.

RESONANSI SUARAResonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).

PROSES BICARAHidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.

REFLEKS NASALMukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan napas terhenti. Rangasang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.

FISIOLOGI FARINGFungsi faring yang terutama ialah untuk:1. respirasi pada waktu menelan2. resonansi suara dan artikulasi.

FUNGSI MENELANTerdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu fase oral, fase faringal dan fase esofagal. Fase oral, bolus makanan dari mulut menuju ke faring. Gerakan disini disengaja (voluntary). Fase faringal yaitu pada waktu transpor bolus makanan melalui faring. Gerakan ini tidak disengaja (involuntary). Fase esofagal di sini gerakannya tidak disengaja, yaitu pada waktu bolus makanan bergerak secara peristaltik di esofagus menuju lambung. Proses menelan selanjutnya dibicarakan dalam bab esofagus.

FUNGSI FARING DALAM PROSES BICARAPada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole ke arah dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula m.salpingofaring dan m.palatofaring, kemudian m.levator veli palatini bersama-sama m.konstrikor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring m.levator veli palatini menarik palatum mole ke atas belakang hampir mengenai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) Passavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja pada waktu yang bersamaan dengan gerakan palatum.

FISIOLOGI LARINGLaring berfungsi untuk:1. Proteksi2. Batuk3. Respirasi4. Sirkulasi5. Menelan6. Emosi7. Fonasi

Fungsi laring untuk proteksi ialah untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis secara bersamaan. Terjadinya penutupan aditus laring ialah karena pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. Dalam hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi m.tiro-aritenoid dan m.aritenoid. Selanjutnya m.ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter.Penutupan rima glotis terjadi karena aduksi plika vokalis. Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot-otot intrinsik. Selain itu dengan refleks batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dapat dibatukkan ke luar. Demikian juga dengan bantuan batuk, sekret yang berasal dari paru dapat dikeluarkan.Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rima glotis. Bila m.krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus vokalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glotis terbuka.Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alvelous, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. Dengan demikian laring berfungsi juga sebagai alat pengatur sirkulasi darah.Fungsi laring dalam membantu proses menelan ialahdengan 3 mekanisme, yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke dalam laring.Laring juga mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi, seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain.Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi m.krikoaritenoid akan mendorong kartilago aritenoid ke depan, sehingga plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada. Mekanisme PernapasanPada dalam keadaan normal, kita bernapas sekitar 15 kali setiap menitnya. Kita tidak selalu dapat bernapas dengan lancar. Ketika kita terserang pilek, hidung sering tersumbat dan udara yang kita hirup pun sulit masuk ke rongga hidung karena terhalang oleh lendir yang terdapat dalam hidung.Sebelum masuk ke paru-paru, udara yang kita hirup mengalami proses penyaringan, pelembaban, dan penyesuaian suhu di rongga hidung. Bulu-bulu halus di hidung akan menyaring udara yang masuk. Debu dan kotoran lain tidak masuk ke paru-paru karena telah disaring oleh bulu-bulu halus di dalam hidung dan bulu-bulu getar di trakea. Kemudian, udara melewati trakea, bronkus, bronkiolus, dan akhirnya sampai pada alveolus. Gas oksigen akan diikat oleh alveolus. Paru-paru hanya mengambil oksigen dari udara yang masuk.Oksigen ini digunakan untuk pembakaran karbohidrat yang kita makan, sehingga dapat menghasilkan energi dalam tubuh. Gas-gas lain yang terkandung dalam udara seperti uap air dan karbon dioksida yang ikut masuk saat pernapasan, akan dibuang kembali saat kita menghembuskan udara melalui trakea dan hidung.Mekanisme Pernapasan1. Ventilasi adalah pergeraqkan udara memasuki dan keluar paru-paru : inhalasi dan ekshalasi2. Pusat respirasi terdapat di medulla dan pons3. Otot-otot pernapasan adalah otot diafragma dan otot muskuli interkostale eksterni serta interni. Tekanan atmosfer adalah tekanan udara : 760 mmHg pada permukaan laut. Tekanan intrapleural terdapat dalam ruang potensial pleura : selalu sedikit di bawah tekanan atmosfer (negatif) Tekanan intrapulmonal dalam pohon bronchial dan alveoli : berfluktasi selama bernapasInhalasi ( inspirasi)1. Impuls motorik dari medula berjalan sepanjang frenikus menuju diafragma. Yang berkontraksi dan berdan bergerak ke bawah. Impuls sepanjang nervus interkostalis pada muskuli interkostale eksterni, yang menarik iga ke atas dan ke luar.2. Rongga dada mengembang dan mengembang pleura parientalis3. Pleura viseralis bersatu dengan pleura parietalis dan juga mengembang dan kemudian mengembangkan paru-paru.4. Tekanan intrapulmonal menurun, dan udara bergegas memasuki paru-paru.Ekshalasi ( ekspirasi)1. Impuls motorik dari medulla menurun, dan diafragma serta muskulus interkostale eksterni berelaksasi.2. Rongga dada menjadi lebih kecil dan mengompresi paru-paru.3. Paru-paru yang elastik mengerut dan mengompresi paru-paru lebih lanjut.4. Tekanan intrapulmonal meningkat, dan udara dipaksa keluar dari paru-paru. Ekshalasi normal berlangsung pasif.Ekshalasi sangat kuat : kontraksi muskuli interkostalen interni menarik iga ke bawah dan ke dalam : kontraksi muskulus abdominalis memaksa diafragma ke atas. ( buku ajar anatomi dan fisiologi).

Mekanisme PenciumanMenurut Arthur C. Guyton dan John E. Hall (2007), mekanisme penciuman diawali dengan subtansi yang berbau, yang tercium pada saat berkontak dengan permukaan olfaktori, mula-mula menyebar secara difusi ke dalam mucus yang menutupi silia. Kemudian berikatan dengan protein reseptor yang menonjol keluar melalui membrane siliaris. Bau tersebut berikatan dengan reseptor yang melipat ke arah luar, sebaliknya bagian reseptor yang melipat kea rah dalam akan saling berpasangan untuk membentuk yang di sebut protein-G, yang merupakan kombinasi dari 3 subunit. Pada perangsangan reseptor, subunit alfa memecahkan diri dari protein-G dan segera mengaktivasi adenili siklase yang terletak pada sisi dalam dari dalam membrane siliar di dekat badan reseptor. Kemudian molekul trifosfat adenosine (ATP) intra seluler mengubah monofosfat adenosine siklik (cAMP). cAMP ini mengaktivasi protein membrane lain di dekatnya, yaitu pintu saluran ion natrium, yang memungkinkan sejumlah besar ion natrium member sifat positif ke sisi dalam membrane sel, dengan demikian akan merangsang neuron olfaktori dan menjalankan potensial aksi ke dalam system saraf pusat melalui nervus olfaktorius. Dari daerah olfaktori ke belakang sepanjang traktus olfaktorius dan berakhir pada sel-sel inhibitor pada bulbus olfaktorius yaitu sel granula sesudah timbulnya rangsangan olfaktorius, system saraf pusat perlahan-lahan akan membentuk inhibisi timbal balik yang kuat untuk menekan penyiaran sinyal penciuman melalui bulbus olfaktorius.

Mekanisme penciuman secara garis besar dalam buku Anatomi Fisiologi adalah sebagai berikut.Epitalium olfaktorius sensori menempati beberapa sentimeter persegi diatap hidung. Udara yang baru masuk tidak melewati sel-sel sensori secara langsung, tetapi udara berputar-putar untuk mencari tujuannya. Untuk dapat tercium, zat-zat harus mudah menguap dan juga dapat larut dalam lemak. Molekul-molekul zat yang tercium terlarut dalam sekresi kelenjar mukus lokal dan terdeteksi oleh sel-sel olfaktorius sensori yang mempunyai rambut- rambut tumpul silia dan terletak di tengah-tengah sel penyokong. Stimulasi menyebabkan impuls-impuls untuk menjalar sepanjang serabut saraf sel-sel sensori. Serabut saraf ini menembus atap hidung untuk masuk ke rongga cranial tempat mereka bergabung dengan bulb olfaktorius. Dari bulb olfaktorius saraf-saraf di dalam traktus olfaktorius melewati inti sel tertentu pada dasar otak, area piriformis dan kemudian melalui jarak yang kompleks ke area kompleks serebri di celah antara hemisfer, girus singulet

VokalisasiMenurut Arthur C. Guyton dan John E. Hall (2007), proses berbicara tidak hanya melibatkan sistem pernafasan saja tetapi juga pusat pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks serebri,pusat pengatur pernafasan di otak,dan struktur artikulasi dan resonansi pada rongga mulut dan hidung. Berbicara di atur oleh dua fungsimekanis. Fonasi yang dilakukan oleh laring dan artikulasi yang dilakukan oleh struktur pada mulut.FONASILaring berperan sebagai penggetar (vibrator).elemen yang bergetar adalah lipatan pita suara yang umumnya disebut sebagai pita suara.pita suara menonjol dari dinding lateral laring dari tengah glotis;pita suara ini direnggangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot spesifik pada laring itu sendiri.Selama pernafasan normal,pita akan terbuka lebar agar aliran udara mudah lewat.selama fonasi,pita menutup bersama-sama sehinga aliran udara diantara pita tersebut akan menghasilkan getaran (vibrasi).kuatnya getaran terutama ditentukan oleh derajat perenggangan pita,tetapi juga olehkerapatan pita satu sama lian dan oleh massa pada tepinya.Tepat di sebelah dalam setiap pia terdapat ligament eastik yang kuat yang disebut ligament vokalis.ligamen ini melekat di sebelah anterior dari kartilago yang besar,yaitu kartilago yang menonjol dari permukaan anterior leher yang biasa disebut jakun. Di sebelah posterior.ligamen vokalis terletak pada prosesis vokalis dari kedua kartilago aritenoid.bagian bawah kartilago tiroid dan kartilago aritenoid ini berartikulasi dengan kartilago lain,yaitu kartilago trikoid.Pita suara dapat direnggangkan baik oleh rotasi kartilago tiroid kedepan maupun oleh rotasi posterior dari kartilago aritenoid,yang di aktifasi oleh otot-otot yang merenggang dari kartilago tiroid dan kartilago ari tenoid ke kartilago krikoid. Otot-otot yang terletak di dalam pita suara disebelah lateral ligament vokalis, yaitu otot tiroaritenoid, dapat menarik kartilago aritenoid kearah kartilago tiroid dan, karna itu, melongarkan pita suara. Pergerakan otot-otot ini di dalam pita suara juga dapat mengubah bentuk dan masa pada tepi pita suara,menajamkannya untuk menghasilkan bunyi dengan nada tinggi dan menumpulkannya untuh suara yang lebih rendah (bass).ARTIKULASI DAN RESONANSITiga organ artikulasi yang utama yaitu bibir, lidah, dan palatum molle. Yang termasuk resonator adalah mulut, hidung , dan sinius nasal yang berhubungan, faring, dan bahkan rongg dada. Resonator berfungsi merubah kualitas suara, bila seseorang menderita pilek yang menghambat aliran udara ke resonator-resonator ini.Mekanisme Pertahanan Pada Saluran Pernafasan AtasSebagai daerah yang luas yang terpapar terhadap darah dan lingkungan luar, saluran pernafasan memiliki berbagai macam mekanisme pertahanan untuk mencegah terjadi infeksi dan menjaga kestabilan proses respirasi.Mekanisme pertahanan pada saluran pernafasan atas adalah sebagai berikut.a. PenyaringanPenyaringan partikel-partikel yang lebih besar dari 10 m dilakukan oleh bulu-bulu pada pintu masuk lubang hidung. Kemudian partikel yang yang lebih kecil disaring dengan presipitasi turbulen. Artinya, aliran udara yang masuk membentur banyak dinding penghalang ketika melalui saluran hidung. Dinding penghalangnya antara lain, konka, septum, dan dinding faring. Setiap udara membentur dinding-dinding penghalang, udara harus mengubah arah alirannya. Dan partikel-partikel yang tersuspensi dalam udara tersebut tidak dapat merubah arah alirannya secepat udara, karena memiliki momentum dan massa yang jauh lebih besar dari udara. Oleh karena itu, partikel akan membentur dinding-dinding penghalang kemudian tertangkap oleh mukus (Arthur C. Guyton dan John E. Hall,2007).

b. Pembentukan MukusMukus ini disekresikan oleh sel goblet dalam epitel saluran nafas, dan sebagian oleh kelenjar submukosa yang kecil. Mukosa itu berfungsi untuk mempertahankan kelembaban permukaan saluran nafas, selain itu mukus akan menangkap partikel-partikel kecil dari udara inspirasi dan menahannya agar tidak terus ke alveoli. Mukus itu sendiri akan dikeluarkan dari saluran pernafasan dengan cara dialirkan dengan menggunakan silia pada sel epitel.seluruh permukaan saluran nafas dilapisi oleh epitel bersilia,silia ini akan terus memukul dengan kecepatan 10-20 perdetik. Silia pada saluran pernafasan bawah akan membawa mukus ke arah atas ( faring) sedangkan dalam hidung memukul ke arah bawah. Mukus akan mengalir kea rah faring dengan kecepatan 1 cm permenit untuk ditelan atau dibatukkan keluar(Arthur C. Guyton dan John E. Hall,2007)..c. BersinMekanisme bersin mirip dengan mekanisme batuk tetapi berlangsung pada saluran hidung bukan saluran pernapasan bawah. Rangsangan awal yang menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, Impuls aferen berjalan dalam nervus kelima menuju medula oblongata, tempat mekanisme ini cetuskan.Pertama, kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi secara cepat. Epiglotis menutup dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat udara dalam paru. Otot-otot abdumen berkontraksi dengan kuat mendorong diafragma, sedangkan otot-otot ekspirasi lainnya seperti interkostalis internus, juga berkontaksi dengan kuat. Akibatnya, tekanan dalam paru meningkat secara cepat sampai 100 mmHg atau lebih. Pita suara dengan epiglotis sekonyong-konyong terbuka lebar, sehingga udara bertekanan tinggi dalam paru-paru ini meledak keluar. Tentu saja, udara ini kadang-kadang dikeluarkan dengan kecepatan 75-100 mil per jam. Tetapi uvula ditekan sehingga sejumlah besar udara dengan cepat melalui hidung, dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing (Arthur C. Guyton dan John E. Hall,2007).

Badan HangatBadan hangat sempat dibahas pada sistem pertahanan tubuh bagian saluran pernafasan atas, tetapi menurut belajar mandiri kami menemukan bahwa badan hangat tidak termasuk dalam sistem pertahanan tubuh bagian pernafasan atas.Iritasi menganggu sistem metabolisme tubuh, sehingga tubuh mengolah lebih banyak energi untuk mengembalikannya. Hasil dari pengolahan energi itu ditandai dengan suhu yang meningkat.Adanya infeksi/peradangan, kemudian sel darah putih mengeluarkan zat kimia yaitu Pirogen Endogen. Pirogen endogen ini bekerja pusat hipotalamus sehingga suhunya meningkat. Hipotalamus membuat titik suhu patokan yang baru, dari normal menjadi tidak normal (37C manjadi 39C). Jadi, timbullah rasa dingin. Kemudian mengalami peningkatan dan penurunan produksi panas, yaitu menggigil ditimbulkan agar cepat memproduksi panas, sementara vasokontriksi kulit juga berlangsung cepat mengurangi produksi panas. Dari mekanisme-mekanisme ini suhu menjadi naik, sehingga menimbulkan rasa menggigil dn jadilah demam.

Sel darah putihInfeksi/peradanganHipotalamus membuat patokan suhu baruSuhu meningkatMengawali respons dinginKenaikan suhuMenggigilKenaikan dan penurunan produksi demamDemam

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanDari hasil belajar mandiri yang telah didiskusikan pada Diskusi Kelompok Kecil II (DKK II) kelompok 5 dengan sekenario PILEK. Kami menyimpulkan bahwa anatomi umum sistem pernapasan atas terdiri dari hidung, faring, laring. Pilek adalah gejala suatu penyakit akibat terproduksinya mukus berlebih dari mukosa di hidung untuk mengusir dan membersihkan hidung dari benda-benda asing. Tubuh manusia itu sendiri pada umumnya memiliki berbagai macam sistem pertahanan dan kekebalan. Terdapat beberapa macam sistem kekebalan tubuh. Di antaranya adalah Bersin, Filtrasi, dan mucus.

SaranKarena masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi kelompok, penulisan laporan tertulis dan sebagainya. Maka, kami dari kelompok 5 menyadari banyaknya kekurangan dari tulisan ini, karena itu kami senantiasa mengharapakan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai tutor maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan sekalian dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan yang kami buat ini guna perbaikan ke depannya, dan oleh sebab itu kritik dan saran begitu diharapkan untuk kami.

1