pikiran rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/pikiranrakyat...m...

2
Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu 456 7 20 21 o Mar OApr o Sabtu 12 13 MENERIMA tawaran menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pen- didikan dan Kebudayaan (Irjen Kemendikbud) per Maret lalu, Haryono Umar (52), salah seorang mantan pimpinan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) itu, memikul tanggungjawab tak keeil. Lembaga pengawasan yang ia pimpin dituntut mampu memastikan efektivitas sekallgus transparansi tata kelola anggaran pendidikan nasional yang meneapai ra- tusan triliun rupiah setiap tahun. NTIJNGNYA, Haryono bukan orang barn di bi- dang ini. Setidak- nya, itu yang ia te- gaskan. Sebelum menjabat Wakil Ketua KPK pada De- sember 20071alu, ia meniti karier hingga eselon II di Badan Pengawas- an Keuangan dan Pembangunan (BP- KP). "Dibidang pengawasan, saya bukan orang barn," katanya kepada "PR", pertengahan Agustus lalu, di kantomya di Jakarta, seolah hendak menegaskan kesiapannya berkiprah di inspektorat. Memang itu yang ia buktikan. Be- ka1pengalaman di BPKP dan KPK memungkinkan Haryono segera lin- cab bergerak bersama inspektorat. Selama penerlmaan peserta didik ba- m (PPDB) tahun ajaran 2012/2013, ia menelisik setiap laporan dan duga- an pelanggaran di sekolah-sekolah. Dua kasus yang mengemuka dan ba- nyak disorot media adalah penyele- saian laporan pungutan di Kota Bo- gor dan Depok. Dari kerja maraton di daerah-dae- rah itu juga, Haryono menemukan kejanggalan-kejanggalan penyaluran dan penggunaan dana bidang pendi- dikan yang digelontorkan dari pusat. Salah satu permasa1ahan yang meng- usik rasa curiga khas auditor milik- nya adalah banyaknya keluhan keter- _~ ~~_~_ lambatan pencairan tunjangan profe- si guru (TPG) di berbagai kabupa- tenjkota. "Kami melihat ada sesuatu di balik semua ini. Ke mana (dana) yang mengendap?" ujamya. Modus pengendapan dana bukan perkara barn bagi Haryono. Saat menjabat sebagai pimpinan KPK,ia pernah menangani kasus serupa, Di enam BPD (Bank Pembangunan Da- erah), KPK menemukan uang negara yang terselewengkan mencapai Rp 300 miliar. Jumlah inijauh dari alo- kasi APBN untuk TPG yang mencapai lebih dari Rp 30 triliun pada tahun ini. "Kami akan serius menelisik (mo- dus) ini," janjinya. Berikut petikan wawancara "PR" dengan bapak dua anak kelahiran Prabumulih, Sumatra Selatan, tersebut. Setelah tuntas menjalankan tugas sebagai salah satu pimpinan KPK, Anda menerima tawaran menjadi Inspektur Jenderal Kemendikbud. Apa yang pertama kali terbayang tentang tugas baru di inspektorat dan pencapaian-pencapaian seperti apa yang lantasAnda canangkan? Sebelum di KPK, saya di BPKP. Memang dunia saya pengawasan. Sa- ma dengan tugas inspektorat. Jadi, di bidang pengawasan, saya bukan orang barn. Sejak masih di KPK,juga ,sudah ada kerja sama KPK dengan kementerian ini dalam rangka pen- didikan antikorupsi, Memberantas korupsi lewat penindakan dan pence- gahan penting, tetapi ke depan yang

Upload: vodang

Post on 04-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/pikiranrakyat...m (PPDB)tahun ajaran 2012/2013, iamenelisik setiap laporan dan duga-anpelanggaran

Pikiran Rakyato Selasa 0 Rabu

456 720 21

oMar OApr

o Sabtu

12 13

MENERIMA tawaran menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan (Irjen Kemendikbud) per Maret lalu, Haryono

Umar (52), salah seorang mantan pimpinan KPK (Komisi PemberantasanKorupsi) itu, memikul tanggungjawab tak keeil. Lembaga pengawasan

yang ia pimpin dituntut mampu memastikan efektivitas sekallgustransparansi tata kelola anggaran pendidikan nasional yang meneapai ra-

tusan triliun rupiah setiap tahun.NTIJNGNYA,Haryono bukanorang barn di bi-dang ini. Setidak-nya, itu yang ia te-gaskan. Sebelum

menjabat Wakil Ketua KPK pada De-sember 20071alu, ia meniti karierhingga eselon II di Badan Pengawas-an Keuangan dan Pembangunan (BP-KP). "Di bidang pengawasan, sayabukan orang barn," katanya kepada"PR", pertengahan Agustus lalu, dikantomya di Jakarta, seolah hendakmenegaskan kesiapannya berkiprahdi inspektorat.Memang itu yang ia buktikan. Be-

ka1pengalaman di BPKP dan KPKmemungkinkan Haryono segera lin-cab bergerak bersama inspektorat.Selama penerlmaan peserta didik ba-m (PPDB) tahun ajaran 2012/2013,ia menelisik setiap laporan dan duga-an pelanggaran di sekolah-sekolah.Dua kasus yang mengemuka dan ba-nyak disorot media adalah penyele-saian laporan pungutan di Kota Bo-gor dan Depok.Dari kerja maraton di daerah-dae-

rah itu juga, Haryono menemukankejanggalan-kejanggalan penyalurandan penggunaan dana bidang pendi-dikan yang digelontorkan dari pusat.Salah satu permasa1ahan yang meng-usik rasa curiga khas auditor milik-nya adalah banyaknya keluhan keter-

_~ ~~_~_ lambatan pencairan tunjangan profe-

si guru (TPG) di berbagai kabupa-tenjkota. "Kami melihat ada sesuatudi balik semua ini. Ke mana (dana)yang mengendap?" ujamya.Modus pengendapan dana bukan

perkara barn bagi Haryono. Saatmenjabat sebagai pimpinan KPK, iapernah menangani kasus serupa, Dienam BPD (Bank Pembangunan Da-erah), KPKmenemukan uang negarayang terselewengkan mencapai Rp300 miliar. Jumlah inijauh dari alo-kasi APBN untuk TPG yang mencapailebih dari Rp 30 triliun pada tahunini. "Kami akan serius menelisik (mo-dus) ini," janjinya. Berikut petikanwawancara "PR" dengan bapak duaanak kelahiran Prabumulih, SumatraSelatan, tersebut.

Setelah tuntas menjalankan tugassebagai salah satu pimpinan KPK,Anda menerima tawaran menjadiInspektur Jenderal Kemendikbud.Apa yang pertama kali terbayangtentang tugas baru di inspektoratdan pencapaian-pencapaian sepertiapa yang lantasAnda canangkan?Sebelum di KPK, saya di BPKP.

Memang dunia saya pengawasan. Sa-ma dengan tugas inspektorat. Jadi, dibidang pengawasan, saya bukanorang barn. Sejak masih di KPK,juga, sudah ada kerja sama KPK dengankementerian ini dalam rangka pen-didikan antikorupsi, Memberantaskorupsi lewat penindakan dan pence-gahan penting, tetapi ke depan yang

Page 2: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/pikiranrakyat...m (PPDB)tahun ajaran 2012/2013, iamenelisik setiap laporan dan duga-anpelanggaran

Prof Dr Haryono Umar, Ak, MSc,." Tempatjtanggallahir: Prabumulih, Sumatra Selatan, 8 September 1960.- -Aiiiinat:- jl;;~Fla-mboyan-No.-2-4- Perumahan-Clputai El-aru;ciputat; - - --Tangerang Selatan 15413.Peke;Jaa~~Maret 2012 -S-X ~~karang seb-agailri~pektur Jend~~al-- - --Kemdikbud, Desember 2007 s.d. Desember 2011 sebagai PimpinanKomlsl Pemberantasan Korupsi, Desember 1984 s.d. Desember 2007di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dengan jabatanterakhir sebagai eselon 11. Ketua Ikatan Akuntan Indonesi&KompartemenAkuntan Sektor Publlik s.d. Desember 2007.

- -~------------- ----------------- ------- ----------------Pendldlkan: Doktor Bidang "mu Ekonomi-Akuntansi (UniversitasPadjadj~ran, Bandung 2005), Master of Science Bidang Akuntansi (TheUniversity of Houston, Texas, USA, 1993), Diploma IV-Akuntan (Sekolah!i~~i Akuntansi Negara, Jakarta. 1990, register akuntan No.D-8269*.

terpenting ad penciptaan SDMberkarakter. Yang paling berat diPNS, birokrasi, dan pekerjaan, adalahmenahan godaan. Padahal, hampirsemua korupsi datang dari godaan.Bentuk godaan ini macam-macam:iming-iming,rayuan,dantekanan.Dari level paling bawah hingga palingatas, ada. Karena itu, pendidikan ka-rakter dibutuhkan untuk menjadikanorang yang tangguh, yang tahan go-daan. Kami, inspektorat, akan turutsecara proaktif mengambil peran da-lam pencapaian tujuan itu. Tentu sajalewat kewenangan yang kami miliki:pengawasan.

Inspektorat menanggung bebanharapan besar dari masyarakat ter-kait peningkatan kualitas layananpendidikan sekaligusjaminan efek-tivitas dan transparansi tata kelolaanggaran bidang pendidikan yangmemiliki persentase terbesar dalamAPBN. Bagaimana hal ini akandisikapi?

Total anggaran bidang pendidikanlebih dari Rp 300 triliun. Dari jumlahtersebut, 70 persen di antaranya di-transfer ke daerah, 10persen dikelola .kementerian lain dan ''hanya'' 20 per-sen dikelola Kemendikbud langsung.Ini yang bisa kita awasi. Namun, ma-syarakat tahunya kalau ada apa-apadalam dana pendidikan itu, ya kitayang disalahkan. Makanya akan kamiawasi semua. Kami lakukan pemeta-an, lalu bekerja .sama dengan banyakpihak, termasuk BPKP, KPK, Inspek-torat Daerah, dan Satuan PengawasInternal (SPI) di PTN-PTN. Tidakmungkin kami sendirian.

Salah satu beban Kemendikbuddalam dua tahun belakangan adalahpenilaian "disclaimer" dari BPK ataslaporan keuangannya. BagaimanaAnda menanggapi hal ini dan apayang bisa diharapkan dari kerja in-spektorat untuk mengubah penilaiantersebui?

Ada tiga jems penyimpangan, yaKiii.administrasi, etika, dan hukum. Ka-lau menyangkut tata kelola keuangan,berarti penyimpangan administrasi.Memang harus diakui, banyak orangyang masih menganggap urusan ad-ministrasi itu perkara sepele. Merekabolehjadi kerja keras, tetapi lupa ad-ministrasi. Banyak masukan dari pa-ra auditor di daerah tentang perilakuseperti ini. Padahal, sistem yang tidakbaik akan menggiring orang untukmelakukan penyimpangan-penyim-pangan, tak terkecuali apa yang terja-di di PTN. Banyak dari mereka yangbelum menyadari pentingnya tertibberadministrasi. Karena itulah, kamiingin memperkuat kerja sama denganSPI. Selama ini SPI dianggap melem-pem.

Dua bulan belakangan, masyara-kat banyak menyoroti beragam pe-langgaran dalam PPDB. Ombuds-man RI dan ICW menerima ratusanlaporan dari daerah. Jenis pelang-garan terbanyak berupa pungutan,termasuk di tingkat pendidikan da-sar. Apa yang telah dilakukan in-spektorat?

Satu bulan terakhir, bersama BP- .KP, kami mengumpulkan informasipungutan. Ada 12 item pungutan. .Yang dilihat oleh publik itu per-mukaannya saja: ada pungutan. Dibelakang itu, ada persoalan-persoalanlain. Pungutan hanya akibat. Kamimemberi rekomendasi, menteri yangeksekusi. Jangan sampai orang sakitkepala, cuma dikasih obat, tapipenyebabnya tidak pernah dising-gung.

Inspektorat dulu dikesankan lem-bek, terlalu lekat dengan kementeri-an yang diawasi. Dalam kepemim-pinanAnda, Inspektorat seperti apayang diidealkan?

Kami sudah membuat grand de-sign pengawasan sampai 2015. Ituyangjadi pegangan. Yangjadi priori-

tas utama adalah membangun tatakelola keuangan yang baik. Masih ba-nyak lembaga dan pejabat yang ku-rang mengerti. Harus ada pembenah-an di seluruh Indonesia.

Salah satu dugaan penyimpangantata kelola keuangan yang banyakdibicarakan dewasa ini adalah peri-hal keterlambatan penyaluran TPGdi kabupaten/kota. Menteri Nuh ber-sikeras, dari pusat, dana telah dige-lontorkan tepat waktu. Artinya, ke-·terlambatan menjadi tanggung ja-wab tiap-tiap kabupaten/kota. Ba-gaimana Inspektorat menyikapi per-masalahan ini?

Omongan-omongan di luar menye-butkan keterlarribatan karena prosessertifikasi susah dan macam-macamyang lain. Okelah, itu masalah teknis.Namun, kami melihat ada sesuatu illbalik semua ini. Ke mana dana yangmengendap? Ini menyangkut danayang besar. Lebih dari Rp 30 triliundialokasikan untuk TPG. Kalau yangmengendap 10persen saja, sudah be-sar itu. Bersama BPKP, kami akanmenggali informasi berapa sebenar-nya dana yang sudah digelontorkanKemenkeu ke daerah. Dari jumlahtersebut, berapa yang sampai ke gu-ru. Dari sini, bakal ketahuan berapayang mengendap. Dampak dari pe-ngendapan ini kan banyak, bisa ber-upafee, fasilitas, dan macam-macam,

Jadi, inspektorat akan serius me-nelisik dugaan pengendapan ini?

Kami akan serius menelisiknya.Mungkin juga kami akan bekerja sa-ma dengan pihak lain. (Ketika dita-nya apakah pihak lain yang dimaksuditu polisi, Haryono tertawa kecil, se-cara sengaja enggan menjawab gam-blang kemungkinan membawa kasusini ke ranah pidana.) Ingat, dulu diKPK saya menangani kasus sepertiini lho. Enam BPD kita periksa saja,sudah Rp 300 miliar. (Ag. Tri JokoHer Riadij"PR")***