pik kelompok 2 macam-macam reaksi
DESCRIPTION
macam-macam reaksiTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar ubahan senyawa
kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut
sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi,
dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang
berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang
melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia,
walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada
transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi kimia sangat sering digunakan oleh para ahli teknik kimia untuk mensintesis
senyawa baru dari sumber daya alam mentah di alam, seperti minyak bumi dan bijih-
bijih mineral. Merupakan suatu hal yang penting untuk membuat reaksi yang seefisien
mungkin, memaksimalkan hasil yang bisa diperoleh dan meminimalkan reagen yang
dipakai, energi masuk dan energi keluar. Katalis biasanya digunakan untuk mengurangi
energi aktivasi sehingga meningkatkan laju reaksinya.
Beberapa reaksi yang spesifik mempunyai penggunaan yang khusus. Misalnya, reaksi
termit dipakai untuk menghasilkan cahaya dan panas pada piroteknik dan pengelasan.
Meskipun reaksi ini lebih agak sulit dikontrol daripada reaksi-reaksi sebelumnya, tapi
alat-alat yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dan sampai saat ini masih digunakan untuk
memperbaiki jalur-jalur kereta api di tempat-tempat terpelosok.
Macam-macam reaksi dalam proses industri antara lain : reaksi nitrasi, reaksi amina
dan reduksi, reaksi halogenasi, reaksi sulfonasi, reaksi oksidasi, reaksi hydrogenasi,
reaksi hidrokarbon, reaksi esterifikasi, reaksi hydrolisa, reaksi alkilasi dan reaksi
polimerisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Macam-macam Reaksi Dalam Proses Industri
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar ubahan senyawa
kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut
sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi,
dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang
berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang
melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia,
walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada
transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Macam-macam reaksi dalam proses industri antara lain:
1. Reaksi Nitrasi
1.1. Pengertian Nitrasi
Nitrasi adalah salah satu cara yang penting untuk memasukkan unsur nitrogen ke dalam
hidrokarbon, kecuali pada bahan peledak atau pelarut tertentu, golongan nitro biasanya
diubah oleh reduksi aminasi sebelum produknya digunakan. Nitrasi juga bisa diartikan
sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro pada suatu
senyawa. Asam nitrat adalah suatu zat oksidator kuat yang juga sebagai zat penitrasi,
khususnya dalam proses-proses nitrasi yang sulit dimana banyak di jumpai proses
oksidasi.
Reaksi nitrasi adalah penggabungan satu atau lebih gugus nitro (-NO2) yang terikat
pada karbon sebagai senyawa nitro-aromatik atau nitroparafin. Dan juga bisa pada
oksigen sebagai senyawa nitrat ester maupun pada nitrogen sebagai senyawa nitramina.
Proses reaksi sebagai subtitusi atom hidrogen, reaksi nitrasi juga bisa berlangsung
dengan subtitusi atom atau gugus lain seperti, halida, sulfonat dan asetil. Reaksi nitrasi
adalah salah satu reaksi yang penting dalam industri sintesa bahan organik. Garis besar
penggunaannya adalah bahan pelarut (solvent), pewarna, farmasi, peledak, maupun
3
bahan antara untuk produk lebih lanjut.
1.2. Ikatan gugus NO2 pada senyawa nitro
1) -C-NO2 : disebut senyawa nitro
Contoh : parafin + HNO3 → Nitroparafin + H2O
2) -O-NO2 : disebut senyawa nitrat
Contoh : gliserol + 3HNO3 → glseril trinitrat + 3H2O
3) -N-NO2 : disebut senyawa nitriamin
Contoh : guanidine + HNO3 → nitroguanidine + H2O
1.3. Reaksi pembentukan senyawa nitro
a. Reaksi substitusi terhadap:
Hidrogen (-H)
CH4 + HNO3 →H3CNO2 + H2O
klorida (-Cl)
RCl + AgNO3 →AgCl + RNO2
Sulfonat
b. Reaksi adisi ikatan rangkap
1.4. Zat yang dapat dinitrasi
a. Parafin
Umumnya reaksi dilaksanakan pada fasa gas, reaksi berlansung melalui mekanisme
radikal bebas. Hasil dari nitrasi parafin adalah Nitroparafin. Haasil samping berupa
alkohol, aldehid, olefin. Proses dilaksanakan pada suhu 350-450 derajat celcius
b. Olefin
Nitrasi olefin berlansung secara adisi. Reaksi pada umumnya berlansung pada fase gas.
Hasil nitrasi adalah Nitroalkohol. Apabila nitrasi berlanjut, maka menghasilkan produk
bermacam-macam, karena senyawa nitroalkohol memiliki gugus -OH dan NO2
c. Aromatik dan turunannya
Umumnya berlansung pada fase cair. Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi dalam
industri adalah benzena beserta turunannya, naftalen, dan turunannya.
4
d. Alkohol
Nitrasi berlansung fase cair.
e. Senyawa nitrogen
1.5. Senyawa Penitrasi ( pengolah )
a. Asam nitrat : HNO3
Pemakaian dapat berbentuk :
cair berasap ( ada NO2 bebas )
cair pekat
cair encer
gas/uap
b. Asam nitrat dengan pengikat air
Zat pengolah golongan ini digunakan untuk nitrasi fase cair. Pengikat air yang
digunakan dapa berupa asm sulfat, asam phospat, dan anhidrida asam. Contoh pengikat
air : asam sulfat, asm phosfat, dan anhidrida asetat.
c. NO2, N2O4 : zat dipakai untuk fase gas.
1.6. Kegunaan proses nitrasi
a. Bahan peledak yang beruoa senyawa nitrat misalnya : gliseril trinitrat dan selulosa
nitrat
b. Sebagai senyawa antara untuk pembuatan amina yang disentesa dengan proses
reduksi senyawa nitro. Misalnya Nitrobenzena direduksi menjadi anilin yang
merupakan bahan baku zat warna.
c. Bahan pengoksidasi misalnya : Nitrobenzena
1.7. Aplikasi Reaksi Nitrasi
a. Nitrasi toluene menjadi dinitrotoluenes
Ada 2 langkah untuk metode ini yaitu : Tahap pertama, campuran sulfur dan asam
nitrat akan menyebabkan reaksi dengan toluen menjadi 2 mononitrotoluens (MTN)
dengan komposisi (%) ortho 59, meta 4 dan para 37. Tahap kedua, menggunakan
reagent yang sama, mononitrotoluens akan terkonversi menjadi dinitrotoluenes (DNT)
5
dengan mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan dari trinitrotoulene.
Nitrasi pertama yaitu menggerakkan reaktor dengan pendinginan sistem baik didalam
maupun diluar. Umpan terdiri dari toluen dan campuran nitrat dan asam sulfuric, air
dan dinitrotoluene. Pendinginan sistem dilakukan pada lingkungan 50OC. Produksi
limbah reaktor adalah encer dengan kondungan asam sulfric 74%, asam nitrat dan satu
dan dua bahan campuran. Nitrasi kedua dengan umpan bahan organic berisi mononitro
dan beberapa asam dan air. Beroperasi pada suhu 65OC. Limbah yang dihasilkan
dikirim untuk diolah kembali pada nitrasi pertama. Hasil nitrasi kedua dinetralkan
dengan coustic soda dan iar didalam kolom scrubbing dan diakhir proses ini terpishkan
dinitrotoluene dengan limbah hasil pencucian.
b. Reduksi dinitrotoluene menjadi tolylene diamine
Menggunakan katalis hidrogen dengan presence Raney Nickel, menjaga suspensi pada
reaksi menengah dengan menggunakan metanol sebagai bahan pelarut
6
c. Posgenasi diamine menjadi tolylene diisocyanate
Reaksi totylene diamine dengan phosgene ada 2 langkah :
1. Prosesnya sangat cepat, menggunakan tempat yang temperaturnya rendah (0-30OC)
2. Prosesnya lebih lambat, pada suhu 170OC.
Konversi tolylene diamine ke tolylene diisocynate mengalami 80 %. Sedangkan 20%
nya merupakan residu. Phosgen adalah reaksi klorin berlebih dengan karon monoksida
sehingga diperoleh charcoal yang aktif, ini trejadi pada temperatur 50OC.
7
1.8. Produk-produk Nitrasi
α Nitro-napthalene
Dalam penitrasian napthalene, digunakan suatu campuran asam dengan komposisi :
H2SO4 60% ; HNO3 16%. Produk yang dihasilkan berupa kristal padat berwarna kuning
yang meleleh pada 61ºC dan digunakan sebagai bahan pewarna setengah jadi dan pada
sintesa yang lebih lanjut untuk membuat α-naphthylamine dan dinitro-napthalene.
Meski demikian, banyak α-naphthylamine diubah oleh ammonolysis menjadi Phenyl-α-
naphthylamine sebagai zat antioksidan dalam karet atau gasoline.
Nitro-paraffin
Nitro-paraffin sangat reaktif dan sebagai bahan mentah yang dapat digunakan dalam
berbagai macam sintesa-sintesa bermanfaat yang menjadi dasar dari cabang penting
dalam industri kimia. Reaksi-reaksi dari nitro-paraffin antara lain : reduksi dengan
amina, adisi oleh alifatik aldehid, adisi oleh aromatik aldehid, dan pembentukan dari
hydroxylamine atau garam-garamnya.
2. Reaksi Amina dan Reduksi
2.1. Pengertian Aminasi dengan Reduksi
Golongan amino adalah golongan yang sangat penting untuk bahan dasar pewarna
8
sebagai bahan yang diubah menjadi azo chromophore atau teralkilasi. Amino radikal ini
termasuk salah satu auxochrome utama. Yang dibuat dari reduksi suatu derivate-nitro
atau saat ini, dalam kasus tertentu dengan ammonolysis.
Reaksi umum aminasi dengan reduksi adalah :
RNO2 + 6H RNH2 + 2H2O
Meskipun demikian, untuk beberapa aminasi dengan reduksi secara teknis, persamaan
reaksi yang lebih baik adalah :
4RNO2 + 9Fe + 4H2O KATALIS 4RNH2 + 3Fe3SO4
Energi dari reaksi ini termasuk reaksi eksotermis dan sangat luas, sehingga
diperkirakan dapat digunakan untuk efisiensi perpindahan panas.
2.2. Hasil-hasil Unit Proses Aminasi Dengan Reduksi
Hasil-hasil unit proses aminasi dengan reduksi untuk produk setengah jadi antara lain :
Aniline
Bahan setengah jadi ini telah banyak digunakan sebagai bahan pembuat zat warna.
Aniline sendiri dibuat dari reduksi besi dari nitro-benzene, dengan ammonolysis dari
chloro-benzene, atau oleh hydrogenasi fase uap dari nitro-benzene.
p-amino-acctanilide
p-amino-phenol
α-amino-anthraquinone
Chloro-toluidine-sulfonic acid
Dianisidine
Tolidine
3. Reaksi Halogenasi
3.1. Pengertian Halogenasi
Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota golongan unsur yang sangat aktif,
terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia
sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu pemasukan halogen
ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian
(substitusi). Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon
9
rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur
halogen seperti klorin, bromin dan iodin.
3.2. Hasil-hasil Halogenasi
Hasil-hasil dari reaksi halogenasi antara lain :
Chlorinasi senyawa alifatik
Chloro-alifatik ini memiliki kegunaan secara komersial, contohnya untuk pembuatan
amyl alcohol dari chloro-pentane dan pelarut-pelarut lain.
Benzil Chloride
C6H5CH3 + Cl2 C6H5CH2Cl + HCl
Benzil Chloride digunakan untuk membuat benzyl alcohol dan bahan campuran dalam
pembuatan parfum seperti derivate benzil lainnya.
Enthylen Dichloride
CH2:CH2 + Cl2 C2H2Br ClCH2CH2Cl
Ethylen dichloride digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat aditif untuk tetraethyl
lead.
Carbon Tetrachloride
CS2 + 3Cl2Fe S2Cl2 + CCl4
Carbon tetrachloride digunakan antara lain untuk gas pemadam api.
Ethyl Chloride
CH2:CH2 + Cl2 AlCl3 CH3CH2Cl
Penggunaan ethyl chloride yang paling penting adalah pembuatan tetraethyl lead. Ethyl
chloride juga digunakan sebagai pendingin, pelarut dan zat anestesi.
4. Reaksi Sulfonasi
4.1. Pengertian Sulfonasi
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -
SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion, termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan
gugus sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat,
misalnya penggabungan –SO2Cl ke dalam senyawa organik. Jenis-jenis zat
pensulfonasi antara lain :
10
1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :
- SO3
- H2SO4
- oleum
2. Persenyawaan SO2.
3. Senyawa sulfoalkilasi.
Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya hidrokarbon
jenuh, oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis, naphtalena, antraquinone dan lain
sebagainya. Zat pensulfonasi yang paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan
satu reaksi adisi secara langsung, contohnya:
RH + SO3 RSO3H
ROH + SO3 ROSO3H
SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau asam sulfat
pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni sebagai pelarut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang paling penting.
Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik dengan asam
sulfat. Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum).
Sama halnya dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi
substitusi elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel). Untuk
proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks, temperatur dapat memberikan
pengaruh, bukan hanya terhadap laju reaksi, tetapi juga terhadap sifat dari produk yang
dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi naftalena
menyebabkan perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95% alpha
isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada 2000C.
4.2. Reaksi yang melibatkan reaksi Sulfonasi
Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu pembuatan Asam Sulfanilat.
Adapun proses pembuatannya yaitu :
a. Skala Laboratorium
Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum (asam sulfat pekat)
pada suhu reaksi antara 180°C dan 195°C dengan produk utamanya yaitu asam
11
sulfanilat, sedangkan produk sampingnya yaitu air. Pada mulanya produk yang
dihasilkan larutan karena asam sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan
kristalnya didinginkan. Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana
lewat pemanasan berlanjut akan menghasilkan asam sulfanilat dan air.
b. Skala Industri
Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam proses ini,
anilin dan asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam suatu ketel besi tuang yang
dilengkapi dengan kondensor refluks. Lalu dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan
dalam ketel besi. Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang
keluar dalam ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan
anilin (dari kondensor reflux), maka reaksi akan sempurna, dengan hasil yaitu asam
sulfanilat dengan konsentrasi 97%. Dengan kata lain Proses Baking ini sangat cocok
karena asam sulfanilat yang diperoleh cukup pekat dan konversinya besar.
4.2.1. Kebaikan menggunakan proses baking adalah:
Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan sulfat
agar tidak terbuang begitu saja.
Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran.
Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan.
Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 – 150°C.
4.2.2. Keburukan menggunakan proses baking adalah :
Temperatur harus tetap dijaga 150°C karena itu diperlukan pengawas.
Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel.
Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut terbentuk
selama reaksi.
4.3. Hasil-hasil Unit Proses Sulfonasi
Hasil-hasil Unit Proses Sulfonasi antara lain :
1-Amino-2-naphtalene-sulfonic acid
12
Benzene-sulfonic acid
β-Napthalene-sulfonic acid
Naphthionic acid
Dan lain-lain
5. Reaksi Oksidasi
5.1. Pengertian Oksidasi
Oksidasi adalah salah satu komponen yang paling bernilai dalam sintesa kimia.
Kemungkinan dari proses ini sangat beragam sampai tipe reaksi yang tak mungkin.
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa oksidasi melibatkan penambahan oksigen
kepada suatu molekul atau pengambilan hidrogen dari molekul tersebut.
Pereaksi termurah, dan satu-satu nya yang bila mungkin digunakan, adalah udara.
Reaksi tersebut berlangsung baik dalam fase cair maupun dalam fase uap, dengan
menggunakan berbagai macam katalis, contohnya V2O5. Dalam kasus terakhir,
temperatur tinggi ( sekitar 400ºC) digunakan dan area reaksi tersebut sangat eksotermis,
perpindahan panas menjadi masalah besar.
5.2. Hasil-hasil proses oksidasi
Camphor
Bahan baku pembuatan camphor adalah turpentine dengan urutan proses melibatkan :
destilasi turpentine, penjenuhan dengan HCl, hidrolisis, esterifikasi, saponifikasi, dan
oksidasi membentuk camphor.
Formaldehyde
Formaldehyde dioksidasi dari methanol dengan persamaan reaksi :
CH3OH + 1/2 O2 H2CO + H2O
Atau
CH3OH H2CO + H2
Asam Asetat
Asam asetat dioksidasi oleh udara dalam reaktor utama dengan asetat cair dan dengan
adanya katalis mangan asetat untuk mencegah terbentuknya sejumlah ledakan dari
13
paracetic acid.
6. Reaksi Hidrogenasi
6.1. Pengertian Hidrogenasi
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini terjadi
dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang
tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi
merupakan salah satu proses yang penting dan banyak digunakan dalam pembuatan
bermacam-macam senyawa organik. Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang
atom hidrogen ke sebuah molekul. Reaksi dilakukan pada suhu dan tekanan yang
berbeda tergantung pada substrat dan aktivitas katalis.
6.2. Macam-macam Hidrogenasi
a. Hidrogenasi transfer
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hidrogen, namun ada juga yang
menggunakan sumber lain yang memiliki atom hidrogen di dalamnya. Namun
tujuannya sama, yaitu : menambahkan atom hidrogen dalam suatu senyawa.
b. Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang diturunkan
minyak, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif untuk lemak
hewani.
c. Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150°C dengan adanya sebuah katalis
nikel (Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana. Reaksi ini tidak begitu berarti,
sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat dibanding etena yang
dihasilkan.
6.3. Proses Hidrogenasi
a. Substrat
Penambahan H2 ke alk e ne affords alk ne dalam reaksi protypical :
14
RCH = CH2 + H2 CH2RCH3 (R= alkil, aril)
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi
dengan exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Substrat dari hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :
Alkena, R2C = CR2 Alkana, 2R2 CHCHR’
Alkuna, RCCR Alkena, cis-RHC = CHR’
Aldehida, RCHO Alcohol utama, RCH2OH
Keton, R2CO Sekunder alcohol, R2CHOH
Ester, RCO2R’ Dua alcohol, RCH2OH, R’OH
Imina, RR’CNR” Amina, RR’CHNHR”
Amida. RC (O) NR2 Amina, RCH2NR2
Nitril, RCN Imina, RHCNH
Nitro, RNO2 Amina, RNH2
b. Katalis
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan.
Hidgrogenasi non-katlik hanya berjalan dengan kondisi temperature yang sangat tinggi.
Dengan pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480° C (750°K atau 900° F)
terjadi antara H2 dan senyawa organic dalam ketiadaan katalis logam. Katalis logam
non-mulia, terutama yang didasarkan pada nikel (seperti nikel Raney dan nikel
Urushibara) juga telah dikembangkan sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering
terlambaat atau memerlukan suhu yang lebih tinggi. Trade off adalah kegiatan
kecepatan reaksi vs biaya katalis dan biaya aparat yang diperlukan untuk penggunaan
tekanan tinggi. Perhatikan bahwa nikel Raney-hydrogenations katalis membutuhkan
tekanan tinggi :
Ada dua keluarga yang dikenal dengan katalis-katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis homogen
Katalis homogen termasuk rhodium senyawa berbasis yang dikenal sebagai katalis
Wilkinson dan iridium berbasis katalis Crabtree. Contohnya adalah hidrogenasi carvone
:
15
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi
dengan exocylic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Katalis heterogen
Katalis heterogen untuk hidrogenasi lebih umum ke industri. Seperti dalam katalis
homogeny, aktivitas disesuaikan melalui perubahan di lingkungan sekitar logam, yaitu
lingkup koordinasi. Demikian pula katalis heterogen dipengaruhi oleh dukungan materi
dengan katalis heterogen terikat. Misalnya : kegiatan layar Kristal katalis heterogen
yang berbeda. Dalam banyak kasus, modifikasi yang sangat empiris melibatkan selektif
“racun”. Dengan demikian, katalis dipilih dengan cermat dapat digunakan untuk
beberapa kelompok fungsional hydrogenate tanpa mempengaruhi orang lain. Seperti
hidrogenasi selektif alkines ke alkena menggunakan katalis Lindlar. Ketika katalis
palladium ditempatkan pada barium sulfat dan kemudian diobati dengan quinoline,
katalis yang dihasilkan mengurangi alkines hanya sejauh alkena. Katalis Lindlar telah
diterapkan untuk konversi phenylacetylene untuk stirena.
6.4. Efek samping Hidrogenasi
Efek samping dari hidrogenasi memiliki implikasi bagi kesehatan manusia yaitu
isomerisasi dari beberapa ikatan karbon tak jenuh yang tersisa. Efek samping yang
sangat menonjol dari hidrogenasi adalah lemak trans. Undang-undang makanan di AS
dank ode praktek di Uni Eropa telah lama menyatakan bahwa diperlukannya label
kandungan lemak dari makanan dalam perdagangan, juga diperlukan deklarasi dari isi
lemak trans. Lemak trans di larang di Denmark dan New York City. Konsumsi lemak
trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol yang berbahaya sehingga
menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung. Proses apapun yang cenderung
meningkatkan jumlah lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari.
6.5. Hasil-hasil Unit Proses Hidrogenasi
Hasil-hasil Unit Proses Hidrogenasi antara lain :
Hidrogenasi Minyak Bumi
Beberapa contoh penggunaab produk hidrogenasi ini yang sekarang banyak dikenal
16
adalah lemak padat yang dibuat dari beragam minyak.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
( C17H31COO )3C3H5 + 3H2 Ni
( C17H31COO )3C3H5
Linolein Hidrogen Olein
Hidrogenasi Petroleum
Hidrogenasi petroleum adalah salah satu reaksi yang sangat bermanfaat sekarang ini.
Reaksi ini untuk menaikkan level minyak mentah dan residunya dalam peningkatan
hasil gasoline, untuk memproduksi oktan gasoline yang lebih tinggi dan untuk
meningkatkan kualitas minyak pelumas.
Sintesa Metanol
Salah satu hal penting dari sintesa bertekanan tinggi yang digunakan saat ini adalah
pembuatan methanol dan beragam alcohol martabat tinggi dari karbon monoksida dan
hidrogen. Reaksi penting terjadi :
CO + 2H2 CH3OH
7. Reaksi Sintesa Hidrokarbon
Sintesa hidrokarbon dapat dihubungkan dengan proses cyclisasi dan disertai dengan
pemakaian katalis. Jika sintesa dilakukan dibawah tekanan hidrogen sebagian, maka
pembentukan sintesa akan jauh berkurang. Proses ini termasuk dehidrogenasi katalitik,
dengan reaksi yang agak rumit.
Sintesa hidrokarbon banyak bermanfaat untuk proses produksi benzene, toluene,
xylene, dan hydrocarbon-hydrocarbon aromatic lainnya dalam jumlah besar, juga untuk
industri kimia dan bahan bakar.
8. Reaksi Esterifikasi
8.1. Pengertian Esterifikasi
Ester adalah campuran organik dengan simbol R’ yang menggantikan suatu atom
hidrogen atau lebih. Ester juga dibentuk dengan asam yang tidak tersusun teratur;
17
sebagai contoh, dimetil sulfat yang juga disebut “asam belerang, dimethyl ester”.
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat
berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik.
Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa, walaupun tidak benar-
benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat lebih
elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai produk dari
suatu reaksi pemadatan pada suatu asam (pada umumnya suatu asam organik) dan suatu
alkohol ( atau campuran zat asam karbol), walaupun ada cara-cara lain untuk
membentuk ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia di mana dua molekul
bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini dua gugus
OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air.
Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi
dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai
suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-Äther Jerman, sebuah
nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam
karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat
(bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir
menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling
sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih
tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam
berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat.
8.2. Cara Pembuatan ester
1. Pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan
katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan
18
gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester
aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen).
2. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)
Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang
terjadi cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan
sebuah ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan beruap.
3. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam
Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding reaksi-reaksi
yang serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu
dipanaskan.
8.3. Reaksi Esterifikasi Fischer
Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks
sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang
digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat atau asam Lewis seperti
skandium(III) triflat.
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap alkohol, seperti
pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi dengan anhidrida asam
(ekonomi atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif terhadap kelembapan).
Kelemahan utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan kimia yang rendah.
Hal ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air
yang menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Stark atau
penggunaan saringan molekul.
Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa langkah :
1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
2. Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan
kompleks teraktivasi
4. Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan molekul
19
air menghasilkan ester.
8.4. Hasil-hasil Unit Proses Esterifikasi
Hasil-hasil esterifikasi antara lain :
Etil Asetat
Etil asetat di produksi dengan reaksi berikut :
CH3CH2OH + CH3COO H2SO4 CH3COOC2H5 + H2O
Esterifikasi Ofelin
Tipe lain yang penting dari esterifikasi adalah terjadinya adisi suatu asam dengan zat
tak jenuh seperti ethylene.
CH2H5OSO2OH + H2O C2H5OSO2OH
Ester-ester lainnya
Cellulose asetat dan cellulose xanthate di produksi secara luas untuk industri serat
sintesis.
9. Reaksi Hydrolisa
9.1. Pengertian Hydrolisa
Hydrolisa seprti namanya meliputi reaksi dari air, yang biasanya dalam dekomposisi
ganda. Dalam hampir setiap kasus, suatu zat yang mempercepat reaksi dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses secara komersial. Hydrolisa tepung menjadi dekstrosa,
lemak menjadi sabun, sulfonat dan halide menjadi derivative hidroksi, dan etil alkohol
menjadi ethylene adalah contoh-contoh proses hydrolisa
9.2. Hasil-hasil proses hydrolisa
Amyl alkohol
Pembuatan amyl alkohol dari chloropentene adalah suatu reaksi hydrolisa, n-pentane
dan isopentane dipisahkan dari gasoline alami dan dichlorinasi dalam fase uap pada
temperature 250-300ºC. Produk melewati alat penukar panas menuju unit reftifikasi
dimana hidrogen chloride dan dichloride ( 5% ) dipisahkan. Selanjutnya diproses
hingga menghasilkan amyl alkohol yang di jual dengan nama pentasol dan digunakan
sbagai pelarut pemisah.
20
Ethylene glycol
Anti beku permanen yang penting, ethylene glycol, dibuat melalui beberapa proses
termasuk hydrolisa. Pada mulanya, ethylenchlorohydrin direaksikan dengan larutan
sodium bikarbonat.
CH2OHCH2Cl + NaHCO3 CH2OHCH2OH + NaCl + CO2
Diethylene glycol diperoleh sebagai produk sampingan yaitu sekitar 10% dari hasil
pembuatan ethylene glycol. Kegunaan utamanya adalah sebagai pembasmi hama pada
tembakau, juga digunakan sebagai zat pengemulsi untuk minyka-minyak dan dalam
industri tekstil.
Asam gallat
Asam gallat ( 3,4,5,-trihydoxy acid ) diperoleh dari hydrolisa glukosida dan asam
tannat. Penggunaan utama dari asam gallat adalah pada pembuatan zat pewarna dan
sebagai bahan mentah untuk memproduksi pyrogallol dan bismuth subnitras. Asam
gallat juga sebagai bahan pembuat tinta dimana ferric gallate yang terbentuk dari
oksidasi adalah pigmen warna ynag permanen.
10. Reaksi Alkilasi
10.1. Alkilasi Secara Umum
Macam-macam reaksi dapat digunakan untuk mengenalkan suatu alkil ke dalam
berbagai macam komponen organik seperti pada industri minyak bumi, fotografi,
industri baha setengah jadi, obat-obatan dan sebagainya.
10.2. Hasil-hasil proses alkilasi
Hasil-hasil proses alkilasi antara lain :
Ethyl eter
Ethyl eter dan alifatik eter lainnya dibuat dari dehidrasi asam sulfat dan alkohol,
dengan reaksi sebagai berikut :
C2H5OH + H2SO4 C2H5.H2SO4 + H2O
C2H5OH + C2H5OH.H2SO4 C2H5OC2H5 + H2SO4
Kegunaan ethyl eter sangat banyak dan bervariasi. Beberapa kegunaan yang penting
21
adalah sebagi pelarut, zat anestesi, dan untuk sintesa organik.
Glycol eter
Rangkaian eter yang sanagt berguna diperoleh dari penggunaan ethylene oksida sebagai
zat pengalkilasi. Carbitol adalah salah satu jenis glycol eter yang dapat di produksi
secara langsung. Carbitol digunakan terutama sebagai pelarut untuk tekstil, kosmetik,
zat warna dan lain-lain.
Tetraethyl lead
Produk alkilasi yang sangat penting adalah tetraethyl lead sebagai zat antiknock pada
bensin (gasoline). Tetraethyl lead dibuat dengan mereaksikan ethyl chloride dengan
suatu lead-sodium alloy.
4PbNa + 4C2H5Cl Pb(C2H5)4 + 3Pb + 4NaCl
Silikon
Silikon berasal dari campuran zat organik-organik alami. Silikon mempunyai sifat-sifat
antara lain : larut dalam pelarut organik, tidak larut dalam air dan alkohol, relative tidak
mudah terbakar, dan tidak beracun. Silikon digunakan dalam berbagai keperluan,
seperti sebagai fluida hidrolik dan transfer panas, zat pelicin dan pelumas, bahan
pembuat segel untuk alat-alat listrik, karet silikon, pembuat lilin, dan sebagainya.
11. Reaksi Polimerisasi
Kemajuan yang pesat telah dibuat dalam pengembangan proses polimerisasi untuk
mengubah produk sampingan gas hidrokarbon yang diproduksi dari pemecahan
( cracking ) menjadi hidrokarbon cair yang cocok untuk penggunaan high-octane motor
dan bahan bakar penerbangan dan untuk petrokimia.
Untuk menggabungkan gas-gas atau cairan yang mudah menguap dengan polimerisasi
untuk membentuk fraksi yang lebih berat, fraksi yang digabungkan tersebut harus tidak
jenuh. Gas-gas hidrokarbon dari pemecahan, terutam olefin, adalah dasar dari
polimerisasi. Berikut adalah persamaan dari jenis reaksi polimerisasi. Propilen, normal
butilenes dan isobutilene adalah olefin yang biasanya di polimerisasi.
Fase uap dari pemecahan ( cracking ) menghasilkan jumlah gas-gas yang tak jenuh,
oleh karena itu unit-unit polimerisasi sering dioperasikan sebagai penghubung dalam
jenis pemecahan ini. Termal polimerisasi digunakan hanya untuk operasi berskala luas
22
karena ada kesulitan dalam memperoleh control panas yang baik dari unit-unit
berukuran kecil, sedangkan katalitik polimerisasi digunakan pada skala luas maupun
skala kecil dan selanjutnya bisa beradaptasi untuk penggabunggan dengan pembentuk
dalam mening.
BAB III
KESIMPULAN
23
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar ubahan senyawa
kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut
sebagai reaktan. Ada beberapa macam reaksi yang adalam proses industri kimia.
Macam- macam reaksi tersebut antara lain : reaksi nitrasi, reaksi amina dan reduksi,
reaksi halogenasi, reaksi sulfonasi, reaksi oksidasi, reaksi hydrogenasi, reaksi
hidrokarbon, reaksi esterifikasi, reaksi hydrolisa, reaksi alkilasi dan reaksi polimerisasi.
Semua reaksi tersebut menghasilkan suatu produk jadi maupun setengah jadi yang
kemudian akan digunakan oleh industri lain.
Daftar Pustaka
Herawati,Netty S.T.,MT. 2013. Laporan Hibah Penyusunan Buku Ajar Proses Industri
Kimia I. Palembang.
24
http://nenysherliani31.blogspot.co.id/2015/05/pengujian-senyawa-amina-dan-nitril.html
https://ceeta.wordpress.com/2013/06/11/makalah-halogenasi/
http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/reaksi-sulfonasi.html
http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/02/apa-itu-hidrogenasi.html
http://www.sridianti.com/pengertian-hidrolisis-dan-penggunaannya.html
http://cheamistry.blogspot.co.id/2012/10/alkilasi.html