pi 8.4

7
8.4 Nilai Mata Uang Rupiah. Salah satu fungsi dari uang adalah sebagai satuan hitung. Untuk mengukur hal yang sama, satu satuan hitung yang baik harus memberikan nilai yang sama,tidak tergantung dari waktu dan tempat. Seperti halnya kilogram (kg) atau meter masing-masing sebagai satuan hitung untuk berat dan panjang. Pemerintah atau Bank Indonesia secara tegas-tegasa merancang bahwa nilai uang rupiah untuk satu periode di masa datang mengalami penurunan tidak sampai dua digit. Disamping nilai uang (rupiah) di ukur dalam negeri, ia dapat juga di bandingkan dengan uang luar negeri, dan pengalamannya menunjukkan, seperti halnya untuk dalam negeri, nilai rupiah terus menerus mengalami penurunan relative terhadap mata uang asing (dolar AS). Dalam hal ini nilai uang di bagi menjadi 2 yaitu : - Inflasi - Devauasi 8.4.1 Nilai Dalam Negeri ( Inflasi ) Di dalam negeri nilai uang rupiah ditentukan berdasarkan daya belinyai, yaitu kemampuan dari uang itu untuk mendapatkan barang dan jasa. Dimana ssemua barang dan jasa dapat di tukar dengan uang itu, bukan hanya satu atau beberapa barang dan jasa. Misalnya suatu barang dapat ditukarkan dengan uang rupiah Rp.10.000,- adalah sebanyak barang x unit, dana tahun depannya mendapatkan y unit, dan jika x < y maka dikatakan nilai rupiah itu naik, dan jika x > y maka dikatakan uang rupian mengalami

Upload: bayu-dirga

Post on 06-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

data

TRANSCRIPT

8.4 Nilai Mata Uang Rupiah.

Salah satu fungsi dari uang adalah sebagai satuan hitung. Untuk mengukur hal yang sama, satu satuan hitung yang baik harus memberikan nilai yang sama,tidak tergantung dari waktu dan tempat. Seperti halnya kilogram (kg) atau meter masing-masing sebagai satuan hitung untuk berat dan panjang. Pemerintah atau Bank Indonesia secara tegas-tegasa merancang bahwa nilai uang rupiah untuk satu periode di masa datang mengalami penurunan tidak sampai dua digit. Disamping nilai uang (rupiah) di ukur dalam negeri, ia dapat juga di bandingkan dengan uang luar negeri, dan pengalamannya menunjukkan, seperti halnya untuk dalam negeri, nilai rupiah terus menerus mengalami penurunan relative terhadap mata uang asing (dolar AS). Dalam hal ini nilai uang di bagi menjadi 2 yaitu : Inflasi

Devauasi

8.4.1 Nilai Dalam Negeri ( Inflasi )

Di dalam negeri nilai uang rupiah ditentukan berdasarkan daya belinyai, yaitu kemampuan dari uang itu untuk mendapatkan barang dan jasa. Dimana ssemua barang dan jasa dapat di tukar dengan uang itu, bukan hanya satu atau beberapa barang dan jasa. Misalnya suatu barang dapat ditukarkan dengan uang rupiah Rp.10.000,- adalah sebanyak barang x unit, dana tahun depannya mendapatkan y unit, dan jika x < y maka dikatakan nilai rupiah itu naik, dan jika x > y maka dikatakan uang rupian mengalami penurunan. Dalam keadaan sehari-hari , nilai rupiah yang turun terhadap barang dan jasa pada umumnya (bukan satu barang) dikatakan bahwa harga barang dan jasa mengalami kenaikan. Keadaan yang demikian disebut sebagai Inflasi. Dan keadnaan sebaliknya disebut dengan Deflasi. Jadi nilai uang rupiah dalam negeri ditunjukan oleh ada tdaknya gejala umum penurunan harga atau gejala umum kenaikan harga.Secara sederhana Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut iflasi kecual bila kenika itu meluas pada barang lainnya. Indicator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi mayarakat.Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survey Biaya Hidup (SBH). Kemudian BPS memonitor perkembangan harga di barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa jenis barang dan jasa di setiap kota.

BPS meghitung data berdasarkan 7 kelompol pengeluaran, dan untuk 2002-2007.Table 8.7 Indeks Harga Konsumen Indonesia,2002-2007

Akhir periodeBahan MakananMakanan Jadi 1)Peru- mahanSan- dangKese- hatanPendi- dikan2)Trans- portasi3)umumIKH4)

2002317,29304,35235,08285,38277,79248,43255,85274,1310,03

2003311,84323,35256,74305,60293,54277,52266,34287,995,06

2004111,10115,70124,19113,36113,06126,20114,25116,866,40

2005126,55131,56141,50121,21119,99136,60165,38136,8617,11

2006142,92139,93148,34129,50127,03147,70167,06145,896,60

2007159,01148,90155,58140,41132,51160,74169,15155,506,59

1) makanan jadi, minuman ,rokok, tembakau2) pendidikan, rekreasi,dan olah raga3) transportasi dan komunikasi4) indeks harga konsumen, indicator inflasi

Sumber: Badan Pusat Statistik, seperti pada BI LPI 2007,Tabel 4 (dioleh)Pengelompokan inflasi ke dalam 7 jenis pengeluaran yang di kenal dengan the Classification of individual consumption by purpose atau COICOP. Indicator inflasi lainnya berdasarkan international best practice yaitu :1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) harga perdangangan besar dri komoditi ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual dan pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atau satu komoditas.

2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukur level harga barang akhir dan jasa yang diproduksi di dalam satu ekonomi. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar arga konstan untuk tahun bersangkutan. Indeks ini dikeal dengan indeks harga implicit.Dalam tabel 8.8 tingkalt inflasi dunia 2002-2007 memberikan angka yang berbeda untuk Indonesia dibandingkan dengan angka inflasi pada tabel 8.7 . Dari tabel 8.8 menunjukan bahwa tingkat inflasi tertinggi untuk Indonesia adalah tertinggi antara Negara di Asia. Meskipun tingkat inflasi merupakan target dari kebijakan moneter Bank Indonesia dari tahun 2005, tetapi tingkat inflasi Indonesia untuk tahun 2005 dan 2007 masih bisa menembus dua digit, sehingga untuk tahun tersebut nilai rupiah mengalami penurunan dalam dua digit persen. Pada tabel 8.8 menunjukan bahwa semua Negara mengalami penurunan ilai mata uang, kecuali Cina. Ini semua berarti bahwa menurunya nilai mata uang suatu Negara adalah keadaan biasa dan barangkali lebih dikehendaki dari pada nilai mata uang yang baik.Tabel 8.8 Inflasi Dunia 2002-2007 (persen)

Negara200220032004200520062007

Dunia3,33,53,63,73,63,9

Negara Industri maju1,61,72,02,02,11,9

Amerika Serikat1,72,12,93,23,22,6

Kawassn Euro2,62,22,01,91,92,0

Negara Berkembang5,75,75,45,25,15,9

Afrika8,07,85,5,6,66,36,6

Amerika Latin8,910,66,56,35,45,3

Asia2,02,54,13,64,05,3

China-0,81,23,91,81,54,5

Indonesia6,86,110,513,16,313,0

Malaysia1,81,11,43,03,62,1

Thailand0,61,82,84,54,6,2,0

Filiphina2,93,56,07,66,73,0

Vietnam4,03,27,78,37,57,3

Sumber:IMF, Word Economic Outlook Oktober 2007, seperti pada BI LPI 2007 Tabel 45 (dipilih)Kenaikan harga yang terjadi tidak adil, menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain, dan demikianlah hal pada umumnya. Dalam keadaan demikian ini, pihak yang dirugikan adalah mereka yang menerima penghasilan tetap (tidak mengikuti kenaikan). Mereka ini adalah pegawai negeri dan swasta, kaum buruh dan rakyat miskin yang kenaikan penghasilannya lebih kecil dari tingkat inflasi. Golongan masyarakat lain yang dirugikan oleh inflasi adalah kaum kreditur, karena tagihannya selalu mengecil sebesar tingkat inflasi dan para eksportir. Kalau ada golongan masyarakat yang dirugikan dengan adanya inflasi, mestinya ada kelompok masyarakat yang diuntungkan. Mereka yang diuntungkan adalah para pengusaha yang kenaikan keuntungannya lebih besar dari tingkat inflasi, para importir, para debitur karena nilai hutangnya mengecil sesuai dengan tingkat inflasi.

Sember dari penyebab inflasi juga penting untuk diperhatikan. Katakanlah bahwa sumber utama inflasi adalah karena adanya penambahan uang beredar seperti pada masa pemerintahan Sukarno (deficit spending). Dalam keadaan demikian ini, masyarakat mengalami daya belinya berkurang tiap kali sebesar tingkat inflasi. 8.4.2 Nilai Rupiah dalam Valuta Asing (Devaluasi)Ada dua cara dalam menentukan kurs valuta asing, yakni pariti kandungan jaminan (mint parity) dan pariti daya beli (purchasing power parity). Setiap mata uang mempunyai jaminan di bank sentralnya, yang berupa emas dan logam mulia lainnya ditambah dengan surat-surat berharga dan mata uang asing yang komfortabel (yang mudah ditukar dengan uang). Semua jaminan yang terkandung di dalam satu mata uang sama artinya dengan kandungan logam mulia (mint) pada uang yang bersangkutan. Kandungan jaminan pada mata uang menunjukan nilainya masing-masing, dan kalau keduanya dibandingkan maka akan diperoleh nilai mata uang tertentu relatif terhadap mata uang lainnya. Sedangkan cara kedua adalah dengan membandingkan daya beli mata uang di dalam negerinya masing-masing, yang ditunjukan oleh indeks harga konsumen dua negara (dengan tahun dasar yang sama) akan memperoleh kurs yag demikian ini disebut pariti daya beli.

Pemerintah hanya menentukan kurs mata uangnya kalau sistem devisa yang dipakainya memperkenankan campur tangan pemerintah. Misalnya, pada akhir masa pemerintahan Sukarno, pemerintah menerapkan sistem devisa yang disebut Exchange Control dan sepanjang pemerintahan Suharto pemerintah menerapkan sistem devisa mengambang terkendali (managed floating exchange rate). Pada Agustus 1959 pemerintah menetapkan harga US$1=Rp45. Kemudian pemerintah mempertahankan kurs US$ itu tetap sebesar Rp45 meskipun pada waktu itu terus terjadi kenaikan harga di dalam negeri. Dalam keadaan demikian ini, rupiah dinilai terlalu tinggi oleh pemerintah yang mempunyai akibat menguntungkan importir tapi tidak mendorong ekspor. Karena alasan ini, yaitu ingin mendorong ekspor dan mengekang impor maka kemudian pemerintah menyesuaikan kurs US$ menjadi Rp250 pada tahun 1964. Kebijaksanaan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri disebut kebijaksanaan devaluasi. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan devaluasi beberapa kali, dan sejak Oktober 1997 rupiah dibiarkan mengambang bebas (free floating) sesuai kekuatan pasar dan oleh karenanya tidak ada lagi peluang untuk mengadakan devaluasi.