philosophy of auditing ch 789.pdf
DESCRIPTION
RESUME PERTEMUAN IV Philosophy Of Auditing CHAPTER 789.pdfTRANSCRIPT
LAPORAN
KEUANGAN
RESUME BAB 7 – PENYAJIAN SECARA WAJAR
(FAIR REPRESENTATION)
Laporan keuangan haruslah disajikan
secara wajar dan berhubungan dengan
berbagai informasi yang telah diuji
kebenarannya
FAIR REPRESENTAION
Tugas Auditor adalah
menentukan tingkat
kewajaran dari laporan
keuangan perusahaan
1. Accounting Propriety
Menjelaskan tentang bagaiman laporan keuangan harus
mampu menggambarkan situasi keuangan perusahaan
yang sebenarnya.
Dibagi menjadi 3 konsep
2. Adequate disclosure
Jumlah dan jenis pencatatan harus mampu menjelaskan
substansi dari laporan yang tersedia
Auditing harus mampu
menyimpulkan bahwa
penyajian telah sesuai
dengan peraturan akuntansi
berterima umum
Auditing harus mampu
menjelaskan bahwa prinsip
akuntansi berterima umum
yang digunakan sudah
menghasilkan kesimpulan
dari sebuah kondisi.
Data dikatakan telah diungkapkan secara
cukup dengan beberapa kriteria
Data
PentingData yang
diinginkan
Data yang
berguna
Penyebab terjadinya perluasan dalam
pengungkapan informasi adalah sebagai
berikut:
1. Adanya tekanan dari anayst dan investor potensial
atas kebutuhan informasi terkait dengan pengambilan
keputusan
2. Semakin maraknya perhatian manajemen perusahaan
atas tanggung jawab sosial (dalam beberapa tahun
terakhir).
3. Manajemen menyadari bahwa rahasia
perushaan yang bis disembunyikan hanyalah
sebagian kecil saja.
3. Audit Obligation
Keharusan auditor untuk menlaporkan serta
mendokumentasikan secara wajar hasil pemeriksaannya
dan pertimbangan profesional yang telah dibuat selama
proses audit.
NAMA : CITRA SARASMITHA
KELAS JP 25 – REGULER II
RESUME BAB 8 - INDEPENDENSI
Independensi
1. Practitioner-independence
Independensi nyata dari seorang auditor
dalam mengatur sikap dengan baik
selama menjalankan program audit.
2. Profession-independence
Independensi yang muncul dikarenakan
pandangan publik terhadap profesi
individu sebagai auditor.
1. Independensi Program
Auditor diharuskan independen (bebas) dari pengaruh
siapapun dalam menentukan program audit, lingkup audit,
dan teknik audit pada tahap perencanaan.
Dibagi menjadi 3 konsep
2. Independensi Investigasi
Auditor diharuskan independen (bebas) dari pengaruh
siapapun dalam menentukan lingkup pemeriksaannya.
3. Independensi Pelaporan
Auditor diharuskan independen (bebas) dari pengaruh
siapapun dalam mengungkapkan hasil temuannya dalam
bentuk pelaporan audit.
Permasalahan-permasalahan yang
timbul terkait pandangan publik
terhadap profesi auditor (profession –
independence)
terdapat
1. Hubungan antara auditor dengan klien
Profession-independence seoran auditor dapat turun terkait
pandangan masyarakat terkait keterlibatan auditor dalam
kompetisi fee audit dan diharuskannya auditor menyimpan
rahasia-rahasia klien (saling melindungi kepentingan).
2. Organisasi dan Profesi
Adanya kecenderunga kantor akuntan publik berfokus pada
perusahaan besar, kurangnya solidaritas profesional, dan adanya
kecenderungan melakukan kompetisi penjualan jasa.
Kecocokan antara jasa audit
dan jasa manajemen
Pemberian jasa manajemen oleh
akuntan publik menimbulkan pandangan
kontroversi 1. Sulitnya menetapkan standar untuk
jasa manajemendisebabkan
2. Pengaruh jasa manajemen terhadap
independensi akuntan publik
Jika akuntan publik memberikan jasa manajemen dan memposisikan
dirinya sebagai bagian dari manajemen. Bagaimana dengan
independensi akuntan publik?
Tentu saja, independensi akuntan publik akan terganggu dan
diragukan.
Tidak ada standar baku untuk jasa
manajemen tersebut.
Spesialisasi dalam profesi
(Jasa audit harus dipisahkan dari jasa lainnya)
RESUME BAB 9 – ETHICAL CONDUCT
Teori Etika
Socrates menjelaskan bahwa etika
merupakan tuntutan praktis dan
perilaku etis seseorang.
Hume menjelaskan bahwa etika
merupakan kebaikan personal.
John Locke menyatakan bahwa etika
bukanlah sifat bawaan namun
berdasarkan pemahaman dan persepsi.
Kant menjelaskan bahwa etika
merupakan sumber moralitas yang
kuat.
Taggung jawab
profesi
Tanggung jawab
terhadap klien
Tanggung jawab
terhadap sosial
Tanggung jawab
terhadap anggota profesi
Tanggung jawab
terhadap diri sendiri
sebagai seseorang
profesional