pewarna alami instan dari daun sirsak (annona...

24
PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN SERBUK PEWARNA BATIK) INSTANT NATURAL DYE FROM SOURSOP LEAF) (Annona muricata L.) (CREATIVE PROCUREMEN SOLUTION OF BATIK DYE) Oleh, Sunoto NIM: 652008020 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015

Upload: ngotuyen

Post on 07-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)

(SOLUSI KREATIF PENGADAAN SERBUK PEWARNA BATIK)

INSTANT NATURAL DYE FROM SOURSOP LEAF) (Annona muricata L.)

(CREATIVE PROCUREMEN SOLUTION OF BATIK DYE)

Oleh,

Sunoto

NIM: 652008020

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna

memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2015

Page 2: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

ii

Page 3: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

iii

Page 4: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

iv

Page 5: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)

(SOLUSI KREATIF PENGADAAN SERBUK PEWARNA BATIK)

INSTANT NATURAL DYE FROM SOURSOP LEAF) (Annona muricata L.)

(CREATIVE PROCUREMEN SOLUTION OF BATIK DYE)

Sunoto *, Dra. Hartati Soetjipto, M. Sc**, Dr. rer. nat. A. Ign. Kristijanto, M. S**

*Mahasiswa Program Studi Kimi Fakultas Sain dan Matematika

**Dosen Pembimbing Program Studi Kimia Fakultas Sain dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro 52-60

Salatiga

Email : 652008020@student. uksw. edu

ABSTRACT

The objectives of this study are: Firstly, to produce natural dyes instant powder from

soursop leaves as revealed by various boiling time and the addition of maltodextrin or without

maltodextrin addition. Secondly, to determine the depth of shade of soursop leaves natural dye

powder as revealed by different fixatives. Data were analyzed by Randomized Completely

Block Design (RCBD), 5 treatments and 5 replications. As the treatments are boiling time: 30,

45, 60, 75, and 90 minutes, respectively, while as the block is the time analysis. Data of natural

dye powder with the maltodextrin additions were analyzed using 3x3 Factorial design with 3

replications. As the first factor is the boiling time consisted of three levels: 30, 60, and 90

minutes, respectively. Meanwhile, as the second factor is the maltodextrin additions which

consisted of three concentrations: 10, 15, and 20%, respectively. The results of the study

showed that the extraction of soursop leaf natural dyes powder yield without maltodextrin

addition is 10.69 ± 1.77 grams with 60 minutes boiling time. While the addition of 20%

maltodextrin produce natural dyes powder 95.88 ± 2.67 grams with 60 minutes boiling time.

The use of “tunjung” as fixative on cotton produces the darkest color for all hues, while

“kapur” and “alum” produce, more brighter color than tunjung.

Key words: Maltodextrin, Natural Dye, Powder, Sourso Leaf.

PENDAHULUAN

Batik merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang saat ini telah

berkembang pesat, baik lokasi penyebaran, tehknologi maupun disainnya. Semula batik

hanya di kenal di lingkungan keraton di Jawa dan di buat dengan sistem tulis sedangkan

pewarna yang digunakan berasal dari alam baik tumbuh tumbuhan maupun binatang

(Atikasari, 2005).

Menurut Sumasa, (2014) warna menjadi daya tarik tersendiri yang berperan penting

dalam industri tekstil karena warna memiliki kekuatan dalam menciptakan keindahan

dan suasana tertentu. Bahan pewarna yang banyak digunakan selama ini adalah bahan

pewarna sintetis/buatan yang bersifat karsinogenik dan beresiko tinggi terhadap

1

Page 6: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

2

kesehatan. Pewarna sintetis memang memiliki keunggulan dibandingkan pewarna alami

yaitu komposisinya tetap, pilihan warnanya lebih bervariasi, penggunaannya jauh lebih

mudah, hasil pewarnaan lebih cerah, tersedia untuk semua jenis serat dan pada

umumnya tahan luntur. Menghadapi abad yang berorientasi lingkungan ini,

kekhawatiran akan dampak lingkungan dari zat warna sintetik non degradable yang

merusak dan menganggu kesehatan membangkitkan kembali pemakaian zat warna

alami. Zat warna alami diyakini lebih aman dari pada zat warna sintetis karena sifatnya

yang non karsinogen.

Menurut Wardah dan Setyowati, (1999 ) Proses penggunaan warna-warna alami

dalam teknik batik ternyata sudah dilakukan oleh nenek moyang kita secara turun

temurun sampai ditemukan warna sintetis yang dipandang praktis dan ekonomis. Lebih

lanjut menurut Mukhlis (2011), sebagian besar pewarna alami dibuat dengan cara

ekstraksi atau perebusan dan hasilnya masih dalam bentuk larutan. Bahan pewarna yang

dihasilkan dalam bentuk larutan masih banyak kekurangannya diantaranya tidak tahan

disimpan dalam waktu lama pada suhu kamar. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya

jamur dan konsentrasi larutan tidak seragam, sehingga konsistensi warna sulit dicapai,

dan dalam pendistribusiannya tidak praktis. Diharapkan dengan pembuatan bubuk atau

serbuk zat warna alami lebih praktis digunakan dan lebih mudah untuk disimpan atau

dikemas.

Menurut Suranto, (2011) Selama ini daun sirsak banyak digunakan sebagai bahan

obat. Daunnya mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium oksalat, alkaloid murisin

dan saponin. Kandungan tanin pada daun sirsak dapat dijadikan sebagai pewarna alami

batik dengan kenampakan warna coklat.

Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia

baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang

berbeda-beda. Di Indonesia sumber tanin antara lain diperoleh dari jenis bakau-

bakauan atau jenis-jenis dari Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti akasia (Acacia sp)

ekaliptus (Eucalyptus sp.), pinus (Pinus sp), teh (Camellia sinensis) dan sebagainya

(Risnasari, 2002 dalam Padmasari 2012).

Jika hanya ekstrak tanin saja dikeringkan rendemen yang dihasilkan terlalu

kecil, sehingga penggunaan dan pengemasannya sulit, oleh karena itu perlu

ditambahkan binder. Binder yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

Page 7: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

3

maltodekstrin. Penambahan maltodekstrin untuk mempercepat pengeringan, mencegah

kerusakan akibat panas, meningkatkan total padatan, dan memperbesar volume.

Bahan dasar yang biasa digunakan untuk membuat batik terbuat dari serat alam

(serat selulosa atau serat yang dihasilkan dari binatang). Serat selulosa mempunyai sifat

yang higroskopis sehingga memungkinkan dapat menyerap zat warna dengan baik

(Suheryanto, 2010). Mekanisme reaksi antara tannin dengan selulosa (kain mori)

sebagai berikut:

Gambar 1. Reaksi antara tanin dengan selulosa kain mori (Suheryanto, 2010

termodifikasi)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan

1. Menghasilkan serbuk pewarna alami instan dari daun sirsak antar berbagai lama

waktu perebusan dan penambahan maltodekstrin.

2. Menentukan ketuaan warna serbuk pewarna alami daun sirsak antar berbagai

fiksatif (kapur, tawas dan tunjung).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Lingkungan, Program Studi

Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana dari bulan

Desember 2014 - Maret 2015.

Bahan

Bahan yang digunakan antara lain : Daun sirsak (Annona muricata L.) diperoleh

dari Desa Pandean Magelang dan kain mori, sedangkan bahan kimia yang digunakan

adalah akuades, tunjung (FeSO4), tawas (KAl(SO4)2), kapur tohor (CaCO3) .

Piranti

Piranti yang digunakan antara lain neraca analitis OHAUS TAJ602, panci

stainless steel, kompor, termometer, Spektrofotometer Optizen 2120UV, dan pemindai

(scanner) HP Deskjet 1515.

Page 8: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

4

Metode

Persiapan kain (mordanting) (Fitrihana, 2009)

Di buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dalam setiap 1 liter air, lalu aduk

hingga larut. Larutan di panaskan hingga 60ºC kemudian kain mori di masak dan di

proses selama 1 jam dengan suhu larutan dijaga konstan (40 - 60ºC ). Setelah itu

pemanasan dihentikan dan kain mori dibiarkan terendam dalam larutan selama

semalam. Setelah direndam semalam kain mori diangkat dan dibilas (jangan diperas)

lalu dikeringkan dan disetrika. Kain mori yang telah dimordanting tersebut siap dicelup

dengan larutan zat warna alam

Ekstraksi Pewarna Daun Sirsak (Nurhayati, 1997 dalam Mukhlis, 2011 ).

Dimodifikasi

Ekstraksi serbuk pewarna daun sirsak tanpa penambahan maltodekstrin

200 gram daun sirsak yang telah dipotong kecil- kecil direbus pada suhu ± 1000

dengan air 1 liter (30, 45, 60, 75, dan 90 menit) dihitung setelah air rebusan mulai

mendidih. Ekstrak lalu disaring, filtrat kemudian dimasukkan ke dalam oven lalu

dipanaskan pada suhu ± 1000

C sampai kering kemudian dihaluskan dan diayak.

Ekstraksi serbuk pewarna daun sirsak dengan penambahan maltodekstrin

200 gram daun sirsak yang telah dipotong kecil- kecil direbus pada suhu ± 1000

dengan air 1 liter (30, 60, dan 90 menit) dihitung setelah air rebusan mulai mendidih.

Ekstrak lalu disaring, filtrat kemudian ditambah dengan maltodekstrin 10%, 15% dan

20%. Filtrat dimasukkan ke dalam oven lalu dipanaskan pada suhu ± 1000

C sampai

kering kemudian dihaluskan dan diayak.

Pembuatan larutan fiksatif

Disiapkan 3 larutan fiksatif, yaitu tunjung 5%, tawas 5% dan kapur 5%. Masing-

masing fiksator dilarutkan sampai homogen, didiamkan semalam kemudian disaring

dan diambil filtratnya.

Pencelupan dalam larutan pewarna dan fiksatif (Handika (2002) dalam Mukhlis,

2011 ) dimodofikasi

Serbuk pewarna instan yang diperoleh kemudian diuji cobakan pada kain mori yang

sudah dimordanting. 10 gram bubuk pewarna alami daun sirsak diencerkan dengan 100

ml air. Kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna selama 10 menit, lalu dikering

Page 9: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

5

anginkan hingga setengah kering. Pencelupan diulangi hingga 5 kali kemudian

dikeringkan. Kain yang sudah diwarnai kemudian direndam dalam larutan fiksatif

selama 10 menit kemudian dikeringkan.

Pengujian ketuaan warna dengan RGB (Padmasari, 2012)

Kain yang telah diwarnai dengan pewarna sebuk daun sirsak dan direndam dalam

larutan fiksatif yang sudah dikeringkan, dipindai dengan scanner HP Deskjet 1515.

Selanjutnya data hasil pindaian diproses dengan program MatLab 65 sehingga diperoleh

data RGB.

ANALISA DATA

Data rendemen serbuk pewarna alami tanpa penambahan maltodekstrin

dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), 5 perlakuan dan 5 kali ulangan.

Sebagai perlakuan adalah waktu perebusan, yaitu: (30, 45, 60, 75, dan 90 menit)

sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisa.

Data rendemen serbuk pewarna alami dengan penambahan maltodekstrin

dianalisis dengan Rancangan Perlakuan Faktorial 3 x 3 dengan 3 kali ulangan. Sebagai

faktor pertama adalah lama pemanasan yang terdiri dari 3 aras waktu yaitu: 30, 60, dan

90 menit. Sedangkan sebagai faktor kedua adalah penambahan maltodekstrin yang

terdiri dari 3 konsentrasi yaitu: 10, 15, dan 20 %. Untuk menguji beda antara perlakuan

dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel dan

Torie, 1980).

Page 10: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Rendemen Serbuk Pewarna Alami Daun Sirsak Tanpa Maltodekstrin

Rataan rendemen (gram ±SE) serbuk pewarna alami daun sirsak tanpa

maltodekstrin berkisar antara 6,80 ± 1,433 sampai dengan 10,69 ± 1,765 (Tabel 1).

Tabel 1. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Tanpa Maltodekstrin antar Lama

Waktu Perebusan

( ẋ ± SE) Waktu Perebusan (Menit)

30 45 60 75 90

6,80 ± 1,433 8,79 ± 1,888 10,69 ± 1,765 9,59 ± 1,704 7,72 ± 1,325

(a) (bc) (d) (cd) (ab)

W = 1,3782

Keterangan : *w = BNJ 5 %

*Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan antar

perlakuan tidak berbeda nyata, sedangkan angka yang diikuti oleh

huruf yang tidak sama menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata.

Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 2 dan tabel 3.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa pada lama waktu perebusan 60 menit tanpa

penambahan maltodekstrin diperoleh rendemen serbuk daun sirsak yang tertinggi (10,69

± 1,77 gram) sedangkan pada perebusan 75 menit dan 90 menit hasil serbuk daun sirsak

menurun. Penurunan rendemen serbuk daun sirsak pada menit ke 75 dan 90 terkait

dengan konsentrasi padatan terlarut dalam ekstrak daun sirsak rendah sedangkan air

yang menguap banyak pada waktu perebusan sehingga terjadi penyusutan bobot

(Sembiring, 2009 dalam Kembaren dkk, 2013).

Hasil Rendemen Serbuk Pewarna Alami Daun Sirsak Antar Berbagai Konsentrasi

Maltodekstrin

Rataan rendemen (gram ±SE) serbuk pewarna alami daun sirsak antar berbagai

konsentrasi penambahan maltodekstrin berkisar antara 50,196 ± 1,365 sampai dengan

90,106 ± 5,501 (Tabel 2).

Page 11: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

7

Tabel 2. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Antar Berbagai Konsentrasi

Maltodekstrin

Maltodekstrin

( ẋ ± SE)

M1 (10)

M2 (15)

M3 (20)

50,196 ± 1,365 72,482 ± 1,455 90,106 ± 5,501

W = 0,8064

(a) (b) (c)

Dari Tabel 2 tampak rendemen daun sirsak meningkat sejalan dengan

konsentrasi penambahan maltodekstrin. Perolehan rendemen serbuk daun sirsak

tertinggi sebesar 90,11 ± 5,50 gram dengan penambahan maltodekstrin 20%. Rendemen

serbuk yang diperoleh dengan penambahan maltodekstrin 20% lebih tinggi dari pada

penambahan maltodekstrin 10% dan 15%. Peningkatan rendemen dipengaruhi oleh

banyaknya jumlah maltodesktrin yang ditambahkan, karena semakin banyak

maltodekstrin akan semakin besar total padatan yang diperoleh (Endang dan

Prasetyastuti, 2010 dalam Tama, dkk., 2012)

Hasil Rendemen Serbuk Pewarna Alami Daun Sirsak Antar Berbagai Lama

Waktu Perebusan

Rataan rendemen (gram ±SE) serbuk pewarna alami daun sirsak antar berbagai

lama waktu perebusan berkisar antara 67,176 ± 11,257 sampai dengan 73,726 ± 14,850

(Tabel 3).

Tabel 3. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Serbuk daun Sirsak Antar Berbagai

Lama Waktu Perebusan

Waktu

( ẋ ± SE)

W1 (30)

W2 (60) W3 (90)

67,176 ± 11,257 73,726 ± 14,850 71,882 ± 14,269

(a) (b) (b)

W = 2,944

Telaah lebih lanjut dari Tabel 3 terlihat bahwa lama waktu perebusan 60 menit

akan meningkatkan jumlah serbuk pewarna yang dihasilkan, tetapi pada perebusan yang

lebih tinggi (90 menit) serbuk pewarna yang dihasilkan bobot sama dengan perebusan

Page 12: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

8

60 menit. Kemungkinan dalam perebusan 90 menit telah terjadi penuntasan zat warna

sehingga serbuk pewarna yang dihasilkan sama, (Prayitno dan Nurimaniwati, 2003).

Hasil Rendemen Serbuk Pewarna Alami Daun Sirsak Hasil Interaksi Penambahan

Maltodekstrin dan Lama Waktu Perebusan

Rataan rendemen (gram ±SE) serbuk pewarna alami daun hasil interaksi

penambahan maltodekstrin dan lama waktu perebusan berkisar antara 48,99 ± 2,108

sampai dengan 95,883 ± 2,665 (Tabel 4).

Tabel 4. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Serbuk daun Sirsak Hasil Interaksi

Penambahan Maltodekstrin dan Lama Waktu Perebusan

Waktu (Menit) Maltodekstrin (%)

( ẋ ± SE) M1 (10) M2 (15) M3 (20)

W1 (30) 48,99 ± 2,108 (a) 70,90 ± 3,041 (a) 81,64 ± 12,369 (a)

W = 5,098 (a)

(b)

( c )

W2 (60) 51,377 ± 5,071 (a) 73,917 ± 3,476 (a) 95,883 ± 2,665 (b)

W = 5,098 (a)

(b)

( c )

W3 (90) 50,223 ± 4,611 (a) 72,63 ± 4,978 (a) 92,793 ± 8,057 (b)

W = 5,098 (a)

(b)

( c )

W = 5,098

W = 5,098 W = 5,098

Keterangan : * w = BNJ 5 %

* Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama baik pada baris maupun lajur

menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata, sedangkan angka yang

diikuti oleh huruf yang tidak sama baik pada lajur maupun baris menunjukkan

antar perlakuan berbeda nyata.

Tabel 4 terlihat rataan rendemen pewarna (gram ± SE) serbuk daun sirsak hasil

interaksi penambahan maltodekstrin dan lama waktu perebusan yaitu sebagai berikut:

Dalam setiap lama waktu perebusan maka rendemen pewarna serbuk daun sirsak

meningkat sejalan dengan peningkatan % penambahan maltodekstrin. Sebaliknya dalam

penambahan maltodekstrin 10% dan 15% tidak terjadi peningkatan bobot rendemen

pewarna serbuk daun sirsak sejalan dengan peningkatan lama waktu perebusan dari 30

menit – 90 menit. Namun, pada penambahan 20% maltodekstrin maka bobot rendemen

serbuk pewarna daun sirsak meningkat pada lama waktu perebusan 60 menit dan sama

dengan pada lama perebusan 90 menit. Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa rendemen

pewarna serbuk daun sirsak yang optimum adalah 95,88 ± 2,67 gram pada lama

perebusan 60 menit dan penambahan maltodekstrin 20%.

Page 13: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

9

Pengaruh berbagai jenis fiksatif terhadap ketuaan warna kain mori dengan

pewarna instan daun sirsak

Rataan ketuaan warna (±SE) kain mori hasil pewarnaan dengan pewarna instan

daun sirsak antar berbagai fiksatif yang diekspresikan dengan nilai RGB dan Grey

berkisar antara 0,5425 ± 0,0101 sampai dengan 1,0000 ± 0,0000. Nilai RGB dan Grey

kecil menunjukkan warna kain mori tua atau gelap, sebaliknya Nilai RGB dan Grey

besar menunjukkan kain mori berwarna muda atau terang (Tabel 5).

Tabel 5. Rataan Ketuaan Warna (±SE) Kain Mori Hasil Pewarnaan Dengan Pewarna

Alami Instan Daun Sirsak antar Berbagai Jenis Fiksatif

Jenis Fiksatif

Tu 5% Kp 5% Tw 5%

Red (R)

w=0,0066

0,7052 ± 0,0077

(a)

0,9048 ± 0,0034

(b)

1,0000 ± 0,0000

(c)

Green (G)

w=0,0383

0,6551 ± 0,0077

(a)

0,8060 ± 0,0042

(b)

0,8173 ± 0,0044

(b)

Blue (B)

w=0,0186

0,5425 ± 0,0101

(a)

0,6584 ± 0,0133

(b)

0,6992 ± 0,0148

(c)

Grey (Gr)

w=0,0012

0,6582 ± 0,0084

(a)

0,8190 ± 0,0030

(b)

0,8294 ± 0,0069

(c)

Keterangan :

*w = BNJ 5 %

*Tu = Tunjung; Kp = Kapur; Tw= Tawas;

*Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan ketuaan warna

yang sama, sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda

menunjukkan antarperlakuan berbeda secara bermakna.

Tabel 5, menunjukkan kain mori dengan ketuaan warna yang paling gelap

berturut-turut adalah dengan fiksatif tunjung, kapur dan selanjutnya tawas. Kain mori

hasil pewarnaan serbuk pewarna alami instan daun sirsak menunjukkan hasil serupa

dengan penelitian Padmasari (2012) yang menggunakan limbah teh hijau, yaitu dengan

fiksasi tunjung menghasilkan warna yang paling gelap, sebaliknya dengan fiksasi kapur

dan tawas dihasilkan warna yang lebih terang dibandingkan dengan fiksasi tunjung.

Sedangkan penelitian Basofi (2015) menggunakan limbah teh melati juga menunjukan

hasil yang serupa dengan urutan ketuaan warna, yaitu: tunjungn paling gelap diikuti

prusi, tawas dan kapur (Gambar 2).

Page 14: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

10

Gambar 2. Diagram Batang Rataan Ketuaan Warna Kain Mori Hasil Pewarnaan serbuk

pewarna alami daun sirsak antar Berbagai Jenis Fiksatif.

Keterangan : R = Red/merah, G = Green /hijau, B = Blue/biru dan Gr = Grey/abu-

abu.

Dari Gambar 2, kain mori dengan pewarnaan pewarna instan daun sirsak yang

difiksatif tunjung memberikan warna yang paling gelap dari hasil reaksi antara tanin

dengan ion logam Fe2+

(tunjung) menghasilkan ion kompleks, garam ini terbentuk

karena ikatan kovalen koordinasi antara ion logam dengan ligannya (Taofik dkk., 2010

dalam Padmasari 2012). Kain mori dengan fiksatif kapur (Ca2+

) dan tawas (Al3+

)

menghasilkan warna yang lebih terang dari pada fisatif tunjung, karena reaksi antara ion

logam (Ca2+

dan Al3+

) dengan tanin tidak membentuk ion kompleks, melainkan ikatan

ionik (Padmasari 2012). Menurut Gitopadmojo (1978 dalam Ruwana, 2008) auksokrom

dalam tannin akan berikatan lebih baik dengan serat kain apabila didukung dengan

adanya garam-garam kompleks.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, telah dilakukan pengukuran panjang

gelombang maksimum masing-masing fiksatif, ekstrak tanin yang diberi fiksatif untuk

menentukan pengaruhnya terhadap intensitas serapan UV-cahaya tampak dengan

spektrofotometri UV-VIS (Tabel 6 ).

Page 15: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

11

Tabel 6. Data Panjang Gelombang Maksimum Serapan UV-Cahaya Tampak

Ekstrak Tanin dengan Penambahan Berbagai Fiksatif

λ Ekstrak

(E)

kapur

(Kp)

tawas

(Tw)

Tunjung

(Tu) E+kp E+tw E+Tu

370 0,604 0,463 -0,038 0,467 -0,013 -0,016 0,030

385 1,189 0,420 0,086 1,366 0,445 0,552 0,779

390 1,213 0,423 0,089 1,587 0,472 0,602 0,896

395 1,192 0,422 0,089 1,730 0,475 0,600 0,927

400 1,146 0,419 0,088 1,745 0,466 0,583 0,922

430 0,870 0,418 0,081 1,294 0,396 0,468 0,735

450 0,736 0,419 0,078 1,154 0,336 0,413 0,617

470 0,654 0,416 0,074 1,087 0,272 0,341 0,523

490 0,601 0,413 0,071 1,032 0,220 0,269 0,451

510 0,561 0,408 0,068 0,986 0,189 0,216 0,398

530 0,529 0,405 0,066 0,948 0,17 0,182 0,353

550 0,504 0,402 0,064 0,913 0,157 0,161 0,322

570 0,387 0,38 0,034 0,445 0,044 0,062 0,118

590 0,462 0,398 0,059 0,813 0,131 0,128 0,277

610 0,450 0,396 0,056 0,783 0,120 0,117 0,264

630 0,439 0,395 0,054 0,746 0,107 0,107 0,253

650 0,429 0,393 0,052 0,713 0,096 0,099 0,244

670 0,420 0,392 0,050 0,682 0,084 0,091 0,234

700 0,410 0,391 0,047 0,639 0,072 0,083 0,220

Pada Tabel 6 ekstrak tanin dengan penambahan fiksatif kapur memiliki titik

serapan panjang gelombang maksimum (390-395 nm). Ekstrak tanin dengan

penambahan fiksatif kapur, tawas,dan tunjung mengalami kenaikan panjang gelombang

maksimum (dari 390-395 nm) (Gambar 3).

Page 16: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

12

Gambar 3. Serapan UV- Cahaya Tampak Ekstrak Tanin dengan Penambahan Berbagai

Fiksatif

Dari Gambar 3 terlihat bahwa terjadi pergeseran panjang gelombang

maksimum menuju panjang gelombang yang lebih panjang sehingga terjadi efek

batokromik dan penurunan intensitas serapan (efek hipokromik) pada ekstrak tanin

dengan penambahan fiksatif kapur, tawas dan, tunjung dibandingkan dengan ekstrak

tannin (Gambar 4).

Ko Tu Kp Tw

Gambar 4. Hasil Pewarnaan Kain Mori dengan Pewarna Instan Daun Sirsak antar

Berbagai Fiksatif

(Keterangan: Ko : Kontrol, Tu : Tunjung, Kp : Kapur, Tw : Tawas)

Page 17: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

13

Dari hasil sepektrofotometri UV-Vis di atas jika dibandingkan dengan penelitian

Basofi (2015), untuk penambahan fiksatif tunjung dalam ekstrak tanin diperoleh hasil

yang sama yaitu penambahan tunjung menyebabkan efek batokromik disertai efek

hiperkromik sehingga warna yang dihasilkan paling gelap. Sebaliknya diperoleh hasil

yang berbeda pada penambahan fiksatif kapur dan tawas yaitu warna yang dihasilkan

lebih terang dan urutan hasil ketuaan warna adalah sebagai berikut: Tunjung > Kapur

>Tawas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Rendemen pewarna serbuk alami daun sirsak tanpa penambahan maltodekstrin

tertinggi sebesar 10,69 ± 1,77 gram dengan lama perebusan 60 menit.

Sedangkan dengan penambahan maltodekstrin diperoleh serbuk rendemen

pewarna alami daun sirsak tertinggi sebesar 95,883 ± 1,808 gram dihasilkan

pada penambahan 20% maltodekstrin dan lama waktu pemanasan 60 menit

2. Kain mori dengan pewarnaan serbuk alami daun sirsak yang difiksasi tunjung

menunjukkan ketuaan warna yang paling gelap diikuti dengan fiksatif kapur dan

tawas. Fiksatif tunjung menunjukkan ketuaan warna yang paling gelap untuk

semua rona. Untuk rona hijau pada fiksatif kapur dan tawas menunjukkan

ketuaan warna yang sama.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbaikan teknologi pembuatan

sediaan dan standarisasi kandungan tannin.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Andreas Setiawan, S.Si, MT.

yang telah membantu dalam processing RGB-Gray dan Bapak Lutiyono, S.Si. dalam

penggunaan Spektrofotometri UV-Vis.

Page 18: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

14

DAFTAR PUSTAKA

Atikasari, A., 2005. Kualitas Tahan luntur Warna Batik Cap di Griya Batik Larissa

Pekalongan. Universitas Negeri Semarang Press. Semarang

Basofi, Ibnu, 2015. Limbah Teh Melati Sebagai Pewarna Alami Kain Batik (Pengaruh

Jenis Fisatif Terhadap Ketuaan dan Ketahanan Luntur Ditelaah dengan

Metode Pengolahan Citra Digital RGB). Skripsi. Salatiga : Universitas

Kristen Satya Wacana

Fitrihana, S. T., 2009. Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam Dari Tanaman Di Sekitar

Kita Untuk Pencelupan Bahan Tekstil, Jurusan PKK FT UNY.

Kembaren, R. B., S. Putriliniar., N. N. Maulana. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi

Serbuk Nano Pigmen dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis Linn. F).

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Mukhlis, 2011. Ekstraksi Zat Warna Alami Dari Kulit Batang Jamblang (Syzygium

cumini) Sebagai Bahan Dasar Pewarna Tekstil, FKIP Unsyiah Darussalam

Banda Aceh.

Padmasari, A. Kumala, 2012. Limbah Teh Hijau sebagai Pewarna Alami Batik Tulis

(Pengaruh Jenis Fiksatif terhadap Ketuaan dan Ketahanan Luntur Ditelaah

dengan Metode Pengolahan Citra Digital RGB). Skripsi. Salatiga :

Universitas Kristen Satya Wacana

Prayitno, E,. K., dan Nurimaniwati, 2003. Proses Ekstraksi Bahan Pewarna Alam Dari

Limbah Kayu. Puslitballg Tekllologi Maju, Batan, Yogyakarta.

Ruwana, Iftitah, 2008. Pengaruh Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna pada

Proses Pencelupan Kain Kapas dengan Menggunakan Zat Warna dari

Limbah Kayu Jati. Teknologi dan Kejuruan. Vol. 31, No. 1

Steel, R. G. D. dan J. H. Torie, 1980. Prinsip Dan Prosedur Statistika Suatu

Pendekatan Biometrik. Gramedia. Jakarta.

Suheryanto, Dwi, 2010. Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga pada Kain Batik

Katun dengan Iring Kapur. Balai Besar Kerajinan Batik

Sumasa, T. T. L., 2014. Limbah Kulit Biji Coklat (Theobroma Cacao Linn.)Sebagai

Pewarna Alami Kain Mori dan Sutra (Pengaruh Jenis Fiksatif Terhadap

Ketuaan dan Ketahanan Luntur Ditelaah Dengan Metode Pengolahan Citra

Digital RGB). Skripsi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana

Suranto, A. (2011). Dahsyatnya Sirsak tumpas penyakit. Pustaka Bunda, Jakarta.

Tama, B. J., Sri, K. dan Arie, F. M., 2012. Studi Pembuatan Serbuk Pewarna Alami

Dari Daun Suji (Pleomele angustifolia N.E.Br.) (Kajian Konsentrasi dan

MgCO3). Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB.

Wardah, dan F. M. Setyowati, 1999. Keanekaragaman Tumbuhan Penghasil Bahan

Pewarna Alami di Beberapa Daerah di Indonesia.Yogyakarta.

Page 19: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

15

Lampiran 1 Makalah Seminar Nasional SNKPK VII UNS

Page 20: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

16

sulit dicapai, dan dalam pendistribusiannya

tidak praktis [4].

Untuk memenuhi kebutuhan zat

warna alami perlu dicari alternatif zat warna

yang murah dan ramah lingkungan. Salah

satunya adalah dengan memanfaatkan

daun sirsak yang banyak tumbuh di sekitar

kita sebagai sumber pewarna alami.

Berdasarkan latar belakang di atas,

maka tujuan penelitian adalah :

Menghasilkan serbuk pewarna alami instan

dari daun sirsak antar berbagai lama

waktu pemanasan, penambahan

maltodekstrin, dan interaksinya

METODE PENELITIAN

Bahan dan alat

Bahan yang digunakan antara lain :

Daun sirsak (Annona muricata L.) diperoleh

dari Desa Pandean Magelang. Sedangkan

bahan kimiawi yang digunakan adalah

akuades, dan maltodekstrin

Piranti yang digunakan antara lain :

neraca analitik, panci stainless steel,

kompor, dan oven.

Ekstraksi Pewarna Daun Sirsak

(Nurhayati,1997 dalam [4]) dimodifikasi

200 gram daun sirsak yang telah

dipotong kecil- kecil direbus dengan air 1

liter (30, 45, 60, 75, dan 90 menit) dihitung

setelah air rebusan mendidih. Ekstrak lalu

disaring, filtrat kemudian dimasukkan ke

dalam oven lalu dipanaskan pada suhu ±

1000

C sampai kering kemudian dihaluskan

dan diayak.

200 gram daun sirsak yang telah

dipotong kecil- kecil direbus dengan air 1

liter (30, 60, dan 90 menit) dihitung setelah

air rebusan mendidih. Ekstrak lalu disaring,

filtrat kemudian ditambah dengan

maltodekstrin 10%, 15% dan 20%. Filtrat

dimasukkan ke dalam oven lalu dipanaskan

pada suhu ± 1000

C sampai kering

kemudian dihaluskan dan diayak.

Analisa Data

Data rendemen serbuk pewarna

alami tanpa penambahan maltodekstrin

dianalisis dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) ,5 perlakuan dan 5 kali

ulangan. Sebagai perlakuan adalah waktu

perebusan, sedangkan sebagai kelompok

adalah waktu analisa.

Data rendemen serbuk pewarna

alami dengan penambahan maltodekstrin

dianalisis dengan Rancangan Perlakuan

Faktorial 3 x 3 dengan 3 kali ulangan.

Sebagai faktor pertama adalah lama

pemanasan yang terdiri dari 3 aras waktu

yaitu: 30, 60, dan 90 menit. Sedangkan

sebagai faktor kedua adalah penambahan

maltodekstrin yang terdiri dari 3 konsentrasi

yaitu: 10, 15, dan 20 %. Untuk menguji

beda antara perlakuan dilakukan Uji Beda

Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat

kebermaknaan 5% [5]

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Rendemen

Dari Tabel 1 terlihat bahwa pada

lama waktu perebusan 60 menit tanpa

penambahan maltodekstrin diperoleh

rendemen serbuk daun sirsak yang

tertinggi (10,69 ± 1,77 gram) sedangkan

pada perebusan 75 menit dan 90 menit

hasil serbuk daun sirsak menurun.

Penurunan rendemen serbuk daun sirsak

pada menit ke 75 dan 90 terkait dengan

konsentrasi padatan terlarut dalam ekstrak

Page 21: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

17

daun sirsak rendah sedangkan air yang

digunakan banyak. Pada waktu

dikeringkan, air yang menguap banyak

sehingga terjadi penyusutan bobot

(Sembiring, 2009 dalam [6].).

Dari Tabel 2 tampak rendemen

daun sirsak meningkat sejalan dengan

konsentrasi penambahan maltodekstrin.

Perolehan rendemen serbuk daun sirsak

tertinggi sebesar 90,11 ± 5,50 gram

dengan penambahan maltodekstrin 20%.

Rendemen serbuk yang diperoleh dengan

penambahan maltodekstrin 20% lebih

tinggi dari pada penambahan maltodekstrin

10% dan 15%, hal ini terkait dengan

peningkatan jumlah padatan terlarut akibat

penambahan konsentrasi maltodekstrin

yang lebih tinggi. (Sembiring, 2009 dalam

[6].).

Telaah lebih lanjut dari Tabel 3

terlihat bahwa lama waktu perebusan 60

menit akan meningkatkan jumlah serbuk

pewarna yang dihasilkan, tetapi pada

perebusan yang lebih tinggi (90 menit)

serbuk pewarna yang dihasilkan bobot

sama dengan perebusan 60 menit.

Kemungkinan dalam perebusan 90 menit

telah terjadi penuntasan zat warna

sehingga serbuk pewarna yang dihasilkan

sama. [7].

Lebih lanjut dari Tabel 4 terlihat

rataan rendemen pewarna (gram ± SE)

serbuk daun sirsak hasil Interaksi

penambahan maltodekstrin dan lama waktu

perebusan yaitu sebagai berikut: Dalam

setiap lama waktu perebusan maka

rendemen pewarna serbuk daun sirsak

meningkat sejalan dengan peningkatan %

penambahan maltodekstrin. Sebaliknya

dalam penambahan maltodekstrin 10% dan

15% tidak terjadi peningkatan bobot

rendemen pewarna serbuk daun sirsak

sejalan dengan peningkatan lama waktu

perebusan dari 30 menit – 90 menit.

Namun, pada penambahan 20%

maltodekstrin maka bobot rendemen

serbuk pewarna daun sirsak meningkat

pada lama waktu perebusan 60 menit dan

sama dengan pada lama perebusan 90

menit. Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa

rendemen pewarna serbuk daun sirsak

yang optimum adalah 95,88 ± 2,67 gram

pada lama perebusan 60 menit dan

penambahan maltodekstrin 20%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan:

1. Rendemen pewarna serbuk alami

daun sirsak tanpa penambahan

maltodekstrin sebesar 10,69 ± 1,77

gram dengan lama perebusan 60

menit. Sedangkan dengan

penambahan maltodekstrin

diperoleh serbuk rendemen

tertinggi 73,73 ± 14,85 gram juga

pada lama perebusan 60 menit.

2. Dengan penambahan

maltodekstrin 20% rendemen

pewarna serbuk diperoleh sebesar

90,11 ± 5,50 gram yang lebih tinggi

dari pada penambahan

maltodekstrin 10% dan 15%.

3. Rendemen serbuk pewarna alami

daun sirsak hasil interaksi

penambahan maltodekstrin dan

lama waktu perebusan sebesar

95,88 ± 2,67 gram dihasilkan pada

lama waktu perebusan 60 menit

Page 22: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

18

dengan penambahan maltodekstrin

20%.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Primariesta, Rizky 2013.Potensi Punica

granatum Dalam Proses Pewarnaan

Alami Batik Sebagai Solusi

Peningkatan Kualitas Lingkungan

Hidup . Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dian Nuswantoro,

Semarang.

[2] Wardah dan F.M. Setyowati, 1999.

Keanekaragaman Tumbuhan

Penghasil Bahan Pewarna Alami di

Beberapa Daerah di

Indonesia.Yogyakarta.

[3] Fitrihana, S.T, 2009. Teknik Eksplorasi

Zat Pewarna Alam Dari Tanaman Di

Sekitar Kita Untuk Pencelupan

Bahan Tekstil, Jurusan PKK FT

UNY.

[4] Mukhlis, 2011. Ekstraksi Zat Warna

Alami Dari Kulit Batang Jamblang

(Syzygium cumini) Sebagai Bahan

Dasar Pewarna Tekstil, FKIP

Unsyiah Darussalam Banda Aceh.

[5] Steel, R.G.D. dan J.H.Torie, 1980.

Prinsip Dan Prosedur Statistika

Suatu Pendekatan Biometrik.

Gramedia. Jakarta.

[6] Kembaren, R.B., S.Putriliniar. N. N.

Maulana. 2013. Ekstraksi dan

Karakterisasi Serbuk Nano Pigmen

dari Daun Tanaman Jati (Tectona

grandis Linn. F) Prosiding Semirata

FMIPA Universitas Lampung.

[7]. Prayitno, Endro Kismolo dan

Nurimaniwati, 2003. Proses

Ekstraksi Bahan Pewarna Alam

Dari Limbah Kayu, Puslitballg

Tekllologi Maju, Batan,

Yogyakarta.

Page 23: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

19

Lampiran Tabel

Tabel 1. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Tanpa Maltodekstrin antar Lama Waktu Perebusan

( ẋ ± SE) Waktu Perebusan (Menit)

30 45 60 75 90

6,80 ± 1,433 8,79 ± 1,888 10,69 ± 1,765 9,59 ± 1,704 7,72 ± 1,325

(a) (bc) (d) (cd) (ab)

W = 1,3782

Keterangan : *w = BNJ 5 % *Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda

nyata, sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata. Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Antar Berbagai Konsentrasi Maltodekstrin

Maltodekstrin

( ẋ ± SE)

M1 (10)

M2 (15)

M3 (20)

50,196 ± 1,365 72,482 ± 1,455 90,106 ± 5,501

(a) (b) (c)

W = 0,8064

Tabel 3. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Serbuk daun Sirsak Antar Berbagai Lama Waktu Perebusan

Waktu

( ẋ ± SE)

W1 (30)

W2 (60) W3 (90)

67,176 ± 11,257 73,726 ± 14,850 71,882 ± 14,269

(a) (b) (b)

W = 2,944

Tabel 4. Rataan Rendemen Pewarna (gram ± SE) Serbuk daun Sirsak Hasil Interaksi Penambahan Maltodekstrin dan Lama Waktu Perebusan

Waktu (Menit) Maltodekstrin (%)

( ẋ ± SE) M1 (10) M2 (15) M3 (20)

W1 (30) 48,99 ± 2,108 (a) 70,90 ± 3,041 (a) 81,64 ± 12,369 (a)

W = 5,098 (a)

(b)

( c )

W2 (60) 51,377 ± 5,071 (a) 73,917 ± 3,476 (a) 95,883 ± 2,665 (b) W = 5,098 (a)

(b)

( c )

W3 (90) 50,223 ± 4,611 (a) 72,63 ± 4,978 (a) 92,793 ± 8,057 (b) W = 5,098 (a)

(b)

( c )

W = 5,098

W = 5,098 W = 5,098

Keterangan : * w = BNJ 5 % * Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama baik pada baris maupun lajur menunjukkan

antar perlakuan tidak berbeda nyata, sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama baik pada lajur maupun baris menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata.

Page 24: Pewarna Alami Instan dari Daun Sirsak (Annona …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9621/2/T1...PEWARNA ALAMI INSTAN DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) (SOLUSI KREATIF PENGADAAN

20