pemanfaatan daun sirsak (annona muricata...

14
PEMANFAATAN DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) DAN KULIT JERUK PURUT(Cytrus hystrix) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TEH DENGAN VARIASI LAMA PENGERINGAN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Diajukan oleh : GISTA RATIH ASTATIN A420 102 013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: dinhbao

Post on 14-May-2018

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PEMANFAATAN DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) DAN KULIT

JERUK PURUT(Cytrus hystrix) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN

TEH DENGAN VARIASI LAMA PENGERINGAN

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh :

GISTA RATIH ASTATIN

A420 102 013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

PEMANFAAT DAUN SIRSAK(Annona muricata Linn) DAN KULIT

JERUK PURUT(Cytrus hystrix) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN

TEH DENGAN VARIASI LAMA PENGERINGAN

1.Gista Ratih Astatin, A 420 102 013, 2.Titik Suryani,

1.Mahasisiwa/Alumni, 2.Staff Pengajar, Program Studi Pendidikan Biologi,

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2014. 57 halaman

ABSTRAK

Teh adalah jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi yang

menyegarkan, memiliki khasiat bagi tubuh dan dapat dinikmati dengan

penyeduhan. Bahan teh dapat berasal dari daun sirsak yang mengandung

senyawa flavonoid, kumarin alkaloid, kalsium fosfor, karbohidrat, vitamin A,

vitamin B, vitamin C. Kulit jeruk mengandung minyak atsiri untuk menambah

aroma teh serta digunakan sebagai antioksidan dan antikanker. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui kandungan vitamin C dan antioksidan serta kualitas

organoleptik teh daun sirsak dan kulit jeruk purut dengan variasi lama

pengeringan. Rancangan penelitian ini dengan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor

yaitu: faktor 1 :Formulasi kulit jeruk : daun sirsak 1:1 (S1), 1:2 (S2), 1:3(S3) dan

faktor 2 : Lama Pengeringan 30 menit (F2) 40 menit (F3) dengan 3 ulangan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi teh pada

formulasi 1:3 dan lama pengeringan 40 menit yaitu 21,40 mg. Kandungan

Vitamin C terendah teh pada formulasi 1:1 dan lama pengeringan 30 menit yaitu

11,17 mg. Aktivitas antioksidan tertinggi pada formulasi 1:3 dan lama

pengeringan 30 menit yaitu 27,33% dan aktivitas antioksidan terendah yaitu

formulasi 1:2 dengan pengeringan 30 menit yaitu 22,12%. Produk teh yang

paling dominan yaitu warna coklat, aroma tidak berbau dan rasa cukup segar

daya terima panelis menyukai teh formulasi 1:3 dengan pengeringan 30 menit.

Kata kunci : Teh, daun sirsak, kulit jeruk purut, vitamin C, antioksidan

UTILIZATION OF SOURSOP LEAF (Annona muricata Linn) AND LIME

PEEL OF KEFFIR(Cytrus hystix) AS COMPONENT MAKING OF TEA

WITH TIME DRYING VARIATIONS

1. Gista Ratih Astatin, A 420 102 013, 2. Titik Suryani, 1. Student, 2.

Lecturer, Biology Education Program, Faculty of Education and Teacher

Training, Muhammadiyah University

Surakarta, 2014. 57 page

ABSTRACT

Tea is the kind of beverage most widely consumed as a fresh beverage, it

has benefits for the body, enjoyed by brewing . Material is produced from

soursop leaves containing flavonoids, alkaloids coumarin, calcium, phosphorus,

carbohydrates, vitamin A, vitamin B, vitamin C. Lime peel of keffir contains the

essential oil of aroma used as an antioxidant and anticancer . The purpose of this

study was to know the content of vitamin C and antioxidants activity and

organoleptic quality soursop leaf tea and lime peel of keffir with time drying

variations. The methods design was completely randomized design with two

factors: factor 1 : Formulation lime peel of keffir : soursop leaf 1:1 ( S1 ) , 1:2 (

S2 ) , 1:3 ( S3 ) and factor 2 : Time Drying 30 minutes ( F2 ) 40 min ( F3 ) . The

result of the research showed the highest levels of vitamin C was the formulation

of 1:3 and time drying of 40 minutes that wers 21,40 mg. The lowest levels of

vitamins C was formulation of 1:1 formulation and time drying 30 minutes were

11,17 mg. The highest levels of antioxidant activity was formulation 1:3 and time

drying of 30 minutes was 27,3% and the lowest was formulation 1:2 with time

drying 30 minute was 22,12%. Tea products the most dominant brown color ,

odorless scent and fresh taste enough. Panelists received the most dominant tea

formulations 1:3 by drying 30 minutes.

Keywords: Tea, soursop leaf, kaffir lime peel, vitamin C, antioxidant

A. PENDAHULUAN

Teh adalah jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah

air (Damayanthi, 2008), selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah

memiliki khasiat bagi tubuh (Silaban, 2005), dapat dinikmati dengan

penyeduhan. Produk teh tidak hanya dihasilkan dari daun teh, namun dapat

dihasilkan dari daun lain seperti daun sirsak.

Daun sirsak memiliki kandungan senyawa steroid/terpenoid,

flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. (Subroto dan Saputro dalam Rina,

Gustina dan Indra 2010). Kandungan daun sirsak yang lain kalsium, fosfor,

karbohidrat , vitamin A, vitamin B, vitamin C, tanin, fitosterol, kalsium

oksalat, dan alkaloid murisine (Utami dan Desi 2013).

Vitamin C dalam larutan air mudah dioksidasi, terutama apabila

dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis

(Poedjiadi,2010). Fungsi yang dapat diambil dari vitamin C antara lain

penting untuk menyembuhkan luka, kekebalan, antioksidan, penghasil

senyawa transmitter sayaraf dan hormon tertentu dan vitamin C mudah rusak

di udara (Wirakusumah, 2012).

Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel melawan radikal

bebas seperti oksigen singlet, superoksida, radikal peroksil, radikal hidroksil

dan peroxynitrite. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan

melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang

menimbulkan stres oksidatif ( Anggraini, 2011).

Kulit jeruk mengandung minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai

minyak eteris (aetheric oil) banyak dimanfaatkan oleh industri kimia, parfum

menambah aroma jeruk pada minuman dan ukuran serta bidang kesehatan

digunakan sebagai antioksidan dan antikanker. (Muhtadin dkk, 2013).

Kandungan komponen minyak atsiri kulit buah jeruk purut β pinen

35,65%, limonen 31,87%, y-terpinen 10,33%, sitronellat 6,48%, tidak

teridentifikasi 4,22%, 2.3.3-trimetil-bisiklo(2.2.1) hepton 2-ol 11,55%. Selain

mengandung minyak atsiri kulit jeruk juga mengandung flavonoid yang

merupakan senyawa antioksidan, pada kulit jeruk terdiri diri dari naringin,

narirutin dan hesperidin.

Tujuan utama dari pengeringan simplisia adalah menurunkan kadar

air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri

(Gunawan dan Sri, 2004). Hasil penelitian (Adri dan Harsoelistyorini 2012),

menyatakan bahwa pengeringan daun sirsak yang terbaik yaitu dengan waktu

30 menit dengan suhu 50O

C.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan vitamin C,

antioksidan dan kualitas organoleptik teh daun sirsak dan kulit jeruk purut

dengan variasi lama pengeringan.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan pengujian

kadar Vitamin C di Laboratorium Kimia Gizi FIK Universtas Muhammadiyah

Surakarta. Pengujian antioksidan di laksanakan di Laboratorium Pangan Gizi

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen

dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor, yaitu

formulasi kulit jeruk: daun sirsak (1:1), (1:2), (1:3) dan lama pengeringan 30

menit dan 40 menit,masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : daun sirsak 324

gram, kulit heruk purut 54 gram, air 5400 ml, alumunium foil satu gulung,

kertas label satu lembar, amilum, yodium, etanol, DPPH. Alat yang digunakan

dalam pembuatan teh adalah : pisau, oven, nampan, gunting, timbangan

analitik, gelas plastik, gelas kaca, beaker glass 250 ml, plastik ziplok, parutan,

microwave, teko, saringan, pipa titrasi, erlenmayer 50 ml, spektrofotometer,

kuvet, tip biru, mikropipet, rak tabung reaksi.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pembuatan teh dari formulasi

daun sirsak dan kulit jeruk purut, kemudian diuji kadar vitamin C,antioksidan

dan organoleptik. Pembuatan teh dilakukan dengan cara pemetikan daun

sirsak, pelayuan pada kondisi kering selama 3-5 hari, pemotongan, pembuatan

kulit jeruk dengan cara di parut kemudian dikeringkan hingga kandungan air

tidak ada, kemudian daun sirsak d di timbang seberat ( 2 gram, 4 gram, 6

gram) dan kulit jeruk( 2 gram), daun sirsak dan kulit jeruk di campur dengan

perbandingan 2 gram: 2 gram, 2 gram: 4 gram, 2 gram: 6 gram, dikeringkan di

didalam oven dengan suhu 50oC dengan waktu 30 menit dan 40 menit. Teh

diseduh dengan ditimbang 1,8 gram dengan air 200 ml ditunggu 2-3 menit.

Analisis kadar vitamin C menggunakan metode titrasi yaitu dengan

cara mengukur 35 ml teh kemudan di tambah 2 ml amilum, kemudian dititrasi

dnegan yodium. Analisis kadar antioksidan menggunakan metode DPPH

dengan alat spektrofotometer.Pengujian organoleptik dilakukan oleh 20

panelis agak terlatih.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode Kruskall wallis sedangkan analisis pengujian organoleptik dan daya

terima masyarakat menggunakan metode deskriptif kualitatif.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

a. Analisis Kadar Vitamin C dan Antioksidan

Tabel 4.1 Rata-Rata Kadar Vitamin C dan Kadar Antioksidan pada Teh

Daun Sirsak

Perlakuan Rata-rata Keterangan

Vitamin C Antioksidan

S1F2 11,17* 24,35 Kulit jeruk 2gr: Daun sirsak 2gr +

Pengeringan 30’

S1F3 12,81 25,71 Kulit jeruk 2gr: Daun sirsak 2gr +

Pengeringan 40’

S2F2 15,64 22,12* Kulit jeruk 2gr: Daun sirsak 4gr +

Pengeringan 30’

S2F3 18,71 25,98 Kulit jeruk 2gr: Daun sirsak 4gr +

Pengeringan 40’

S3F2 21,36 27,33** Kulit jeruk 2gr: Daun sirsak 6gr +

Pengeringan 30’

S3F3 21,40** 25,37 Kulit jeruk 2gr: Daun sirsak 6gr +

Pengeringan 40’

Keterangan *Kandungan vitamin C dan Aktivitas Antioksidan terendah,**

Kandungan vitamin C aktivitas Antioksidan tertinggi

b. Uji Organoleptik dan daya terima

Tabel 4.2 Hasil Uji Organleptik dan Daya Terima Masyarakat Produk

Teh formulasi Daun sirsak dan kulit jeruk purut.

Perlakuan Uji Organoleptik Daya Terima

Warna Aroma Rasa

S1F1 Coklat Muda Biasa(tidak

bau)

Cukup segar Cukup suka

S2F1 Coklat Sedikit langu Kurang segar Kurang suka

S3F1 Coklat Biasa(tidak

bau)

Cukup segar Cukup suka

S1F2 Coklat muda Biasa (tidak

bau)

Cukup segar Kurang suka

S2F2 Coklat muda Sedikit langu Cukup segar Kurang suka

S3F2 Coklat Sedikit langu Cukup segar Kurang suka

Keterangan :

S1F1 : Formulasi 1:1 dengan pengeringan 30 menit

S2F1 : Formulasi 1:2 dengan pengeringan 30 menit

S3F1 : Formulasi 1:3 dengan pengeringan 30 menit

S1F2 : Formulasi 1:1 dengan pengeringan 40 menit

S2F2 : Formulasi 1:2 dengan pengeringan 40 menit

S3F2 : Formulasi 1:3 dengan pengeringan 40 menit

2. Pembahasan

a. Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang paling sering diguakan

sebagai suplemen. Hal tersebut karena vitamin ini mempunyai rasa

yang asam dan enaak sebagai konsumsi sehari-hari serta fungsi yang

tidak kecil bagi kesehatan tubuh (Wirakusumah, 2002). Manfaat

vitamin C menjaga ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi dan

racun, serta menurunkan kolesterol.

Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1, semakin

banyak daun sirsak dan semakin panjang waktu pengeringan

kandungan vitamin C semakin tinggi dan sebaliknya semakin sedikit

daun sirsak dan semakin pendek waktu pengeringan maka akan

semakin rendah kandungan vitamin C.

Pada penelitian teh formulasi daun sirsak dan kulit jeruk

purut memperoleh hasil semakin lama waktu pengeringan dan semakin

banyak daun sirsak kandungan vitamin C semakin tinggi dan semakin

pendek waktu pengeringan dan semakin sedikit daun sirsak maka

semakin rendah kandungan vitamin C. Menurut Prof Sumali, (2011)

bahwa simplisa dikeringkan dengan menggunakan oven, suhu oven

tidak boleh lebih dari 60oC, apabila dikeringkan diatas suhu tersebut

zat aktif akan rusak, dan suhu terbaik simplisia daun 60oC, sehingga

kandungan vitamin C pada teh tersebut tidak rusak karena suhu yang

digunakan adalah 50oC, suhu tersebut merupakan suhu pengeringan

oven yang baik.

Vitamin C pada daun sirsak lebih tinggi dibandingkan dengan

Vitamin C pada Jeruk purut, dapat dilihat pada grafik 4.3, sehingga

semakin banyak daun sirsak maka kandungan Vitamin C semakin

tinggi. Penelitian ini di dukung dengan penelitian Adjizah(2010), hasil

penelitian pengaruh lama pengeringan terhadap kadar vitamin C, ,

hasil kandungan Vitamin C Torakur pada pengeringan 0 jam 41,57

mg%, pengeringan 3 jam 35,16 mg%, pengeringan 6 jam 42, 89 mg%

dan pengeringaan 9 jam 51,48 mg%. Produk Teh formulasi daun

sirsak dan kulit jeruk purut diuji dengan SPSS, bahwa Formulasi

Kruskall wallis ada pengaruh nyata <0,05 terhadap kandungan vitamin

C, namun pada lama pengeringan diuji Kruskall wallis tidak ada

pengaruh nyata >0,05 terhadap kandungan Vitamin C. Interaksi antara

formulasi dengan lama pengeringan dengan diuji Kruskall wallis ada

pengaruh nyata <0,05 terhadap kandungan vitamin C.

b. Kadar Antioksidan

Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya

dari radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif,

(Rohmatussolihat, 2009). Antioksidan berperan dalam menetralkan

radikal bebas dengan cara memberikan satu elektronnya kepada

radikal bebas, sehingga menjadi non radikal. Daun sirsak mengandung

saponin, tanin, alkaloid, flavonoid (Dianita dkk, 2010).

Hasil penelitian produk teh formulasi daun sirsak dan kulit

jeruk purut dengan variasi lama pengeringan mengandung aktivitas

antioksidan yang cukup tinggi. Aktivitas antioksidan yang tertinggi

pada perlakuan S3F2 yaitu dengan formulasi kulit jeruk dan daun

sirsak 1:3 yaitu kulit jeruk 2 gram dan daun sirsak 6 gram dengan

lama pengeringan 30 menit dan aktivitas antioksidan terendah pada

perlakuan S2F2 yaitu dengan formulasi kulit jeruk dan daun sirsak 1:2

dengan pengeringan 30 menit.

Aktivitas antioksidan pada pengeringan 30 menit dan 40 menit

mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini dikarenakan komponen

antioksidan yang berada bersamaan dalam satu sistem, dapat bersifat

sinergik, antagonik atau bahkan bisa saling tidak berpengaruh (Nanik,

dkk 2013). Bahan yang digunakan adalah daun sirsak dan kulit jeruk

purut, kedua bahan tersebut memiliki kandungan aktivitas antioksidan.

Daun sirsak dan kulit jeruk purut mengandung tanin yang bersifat tahan

terhadap panas, sehingga aktivitas antioksidan pada teh tersebut

sehingga tidak rusak apabila dipanaskan.

Produk teh formulasi daun sirsak dan kulit jeruk purut di uji

dengan SPSS, bahwa formulasi menggunakan Kruskall wallis

menunjukkan bahwa Asym Sig ,334>0,05 sehingga tidak ada pengaruh

formulasi terhadap aktivitas antioksidan. Faktor pengeringan diujikan

dengan Kruskall wallismenunjukan sig. 1,000>0,05 sehingga tidak ada

pengaruh pengeringan terhadap aktivitas antioksidan.

c. Analisis Organoleptik dan Daya Terima Masyarakat

Hasil dari uji disajikan pada grafik 4.6 dibawah ini.

Grafik 4.6 Uji organoleptik teh formulasi daun sirsak dengan kulit jeruk purut.

a. Warna

Berdasarkan uji organolpetik teh diperoleh pada uji warna

didapatkan bahwa pada S1F2, S1F3 dan S2F3 menghasilkan warna coklat

muda sedangkan pada S2F2, S3F2 dan S3F3 menghasilkan warna coklat.

b. Aroma

Pada penelitian ini aroma yang dihasilkan pada perlakuan S1F2,

S3F2, S1F3 aroma biasa(tidak bau), sedangkan pada S2F2, S2F3, S3F3

aroma sedikit langu.

0

5

S1F1 S1F2 S2F1 S2F2 S3F1 S3F2

Rata

-rata

Pen

ilaia

n

Perlakuan

Uji Organoleptik Teh daun sirsak

Warna

Aroma

Rasa

Daya Terima

c. Rasa

Pada penelitian ini rasa yang dihasilkan untuk perlakuan S1F2, S3F2,

S1F3, S2F3 dan S3F3 menghasilkan rasa cukup segar, sedangkan S2F2

kurang segar.

d. Daya Terima Masyarakat

Produk teh yang cukup disenangi masyarakat adalah pada

perlakuan S3F2 (formulasi kulit jeruk:daun sirsak 1:3 dengan pengeringan

30 menit)

D. Kesimpulan

Kandungan vitamin C dan aktivitas antioksidan tertinggi pada perlakuan

S3F3 dan S3F2 (21,44 mg dan 27,33 mg) sedangkan terendah pada perlakuan

S1F2 dan S2F2 (11,17% dan 22,12%)Uji organoleptik dan daya terima yang

disukai adalah pada perlakuan formula 1:3 pengeringan 30 menit.

E. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Bu Dra. Titik Suryani, Msc selaku pembimbing

Skripsi yang telah membantu, mengarahkan, membimbing saya untuk

membuat skripsi ini

F. DAFTAR PUSTAKA

Adjizah, Auliya. 2010. Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap kadar Vitamin C,

Kadar Air dan Mutu Organoleptik pada Torakur (Tomat Rasa Kurma).

Jurusan teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah

Semarang. Ringkasan.

Adri, Delvi dan Wikanastri Hesolistyorini. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Sifat

Organoleptik Teh Daun Sirsak (Annona muricata Linn) Berdasarkan

Variasi Lama Pengeringan. Jurusan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian.

Universitas Muhammadiyah Semaraang. Semarang. Jurnal.

Arifin, Zainul. 2006. “Kajian Proses Pembuatan Serbuk Kulit Jeruk

Lemon(Citruss medica var Lemon) Sebagai Falvor Teh Celup”. (Skripsi S-

1 Progdi Teknologi Industri Pertanian). Bogor. Fakultas Teknologi

Pertanian Bogor.

Damayanthi dkk. 2008. Studi Kandungan Katekin dan Turunannya sebagai Anti

Oksidan Alami serta Karakteristik Organoleptik Produk Teh Murbei dan

Teh Camellia-Murbei. Jurusan Gizi Masyarakat. FEMA. IPB. Bogor.

Jurnal.

Gunawan dan Sri. 2004. Imu Obat Alam (Farmakologis) Jilid 1. Yogyakarta :

Penebar Swadaya.

Muhtadin, ahmad Fatur dkk. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dan Kulit Jeruk

Segar dan Kering dengan Menggunakan Metode Steam Distillation.

Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi

Sepuluh November (ITS). Suraabaya. Jurnal.

Nanik, dkk. 2013. Aktivitas Antioksidan Antosianin Beras Ketan Hitam Selama

Fermentasi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.

Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Surakarta-Yogyakarta. Jurnal.

Nova Lestari, 2013.”Pengaruh Kondisi Penyimpanan Obat Terhadap Kualitas

Tablet Vitamin C di Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota”. (Skripsi-S1

Progdi Farmasi). Fakultas Kedokteran. Universitas Tanjungpura.

Pontianak.

Rahmah, Dessi Sayyidah. 2012. Penggerus Kanker Tulang. Trubus 511 Juni

2012.

Romatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. Bio

Trends Vol.4 No 1.

Sjabana dan Ramadhani. 2002. Mengkudu. Jakarta: Salemba Medika.

Utami, Prapty dan Desty Ervira P. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: PT

Argomedia Pustaka.

Wirakusumah. 2002. Buah dan Sayur untuk Terapi. Penebar Swadaya: Jakarta.