petunjuk teknis perontokan padi dengan cara mekanis dan semi mekanis

7

Click here to load reader

Upload: ade-praseptia

Post on 29-Jun-2015

175 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS PERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN SEMI MEKANIS

Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis

PETUNJUK TEKNISPERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN

SEMI MEKANIS

Gambar 1. : Perontokan padi dengan pedal thresher

Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau

alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional (manual)

atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan

susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga

yang cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas

kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil

gabah yang baik. Bermacam – macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat dijumpai di

indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar.

Berbagai macam jenis mesin perontok padi (Thresher), yaitu :

1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)

2. Power Thresher (Thesher Mekanis)

1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)

Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh

petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/

sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi. Thresher jenis pedal ini tidak

dikategorikan sebagai ”Mekanis” karena menggunakan mesin penggerak (bensin/ diesel).

Direktorat Penanganan Pasca Panen

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1

Page 2: PETUNJUK TEKNIS PERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN SEMI MEKANIS

Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis

Gambar 2. : Pedal Thresher

Spesifikasi Pedal Thresher :1. Mampu menghemat tenaga dan waktu

2. Kebutuhan operatus 1 (satu) orang

3. Mudah dioperasikan dan akan mengurangi susut tercecer

4. Kapasitas kerja : 75 kg hingga 100 kg per jam

2. Power Thresher (Thresher Mekanis)

Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung dan kedelai) dan

dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang dihasilkan relatif bersih (gambar 3).

Direktorat Penanganan Pasca Panen

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2

Page 3: PETUNJUK TEKNIS PERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN SEMI MEKANIS

Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis

Gambar 3 : Power Thresher

Spesifikasi :

a. Tenaga penggerak : Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP

b. Berat keseluruhan : 110 kg

c. Panjang X Lebar X Tinggi : 1325 X 965 X 1213

d. Kapasitas kerja : 500 hingga 600 kg per jam Padi

350 hingga 450 kg per jam Kedelai

700 hingga 1000 kg per jam Jagung

e. Kecepatan putar silinder : untuk padi 600 rpm

untuk kedelai 600 – 650 rpm

untuk jagung 650 – 700 rpm

f. Kebutuhan tenaga : 3 sampai 4 orang

g. Kebutuhan bahan bakar : 0,9 liter per jam bensin

1,0 liter per jam solar

Power thresher ini yang selanjutnya berkembang dan beredar di pasar indonesia dengan

modifikasi yang berbeda – beda tergantung kepada merk dan model yang dikembangkan oleh

masing – masing pabrikan.

PETUNJUK OPERASIONAL

A. Petunjuk keselamatan kerja

1. Jalankan thresher hanya bila operator benar – benar telah memahami cara

pengoerasiannya. Gunakan buku petunjuk ini sebagai panduan

2. Sebelum menjalankan thresher, yakinkan bahwa lingkungan sekitar aman dan

ingat bahwa gas dari knalpot di ruangan yang tertutup sangat berbahaya.

3. Jaga bagian tubuh (tangan, lengan, rambut dan kaki) dari sentuhan komponen

mesin yang berputar. Kenakan pakaian yang tidak longgar supaya tidak tersangkut

bagian mesin yang berputar.

4. Gunakan masker penutup hidung agar terhindar dari debu yang ditimbulkan

sewaktu proses perontokan berlangsung. Dan rambut yang panjang sebaiknya diikat

supaya tidak terjepit oleh bagian mesin yang berputar.

5. Jangan bekerja pada mesin yang kondisinya buruk (mur, baut kendor, dan lain-

lain).

Direktorat Penanganan Pasca Panen

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3

Page 4: PETUNJUK TEKNIS PERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN SEMI MEKANIS

Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis

6. Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah, dan jangan

mengisi bahan bakar sewaktu mesin dalam keadaan hidup, jangan memakai lentera,

dan jangan merokok, dsb)

7. Apabila menggunakan mesin diesel dengan pendingin air, usahakan uap air pada

tangki pendingin tidak berpengaruh terhadap bahan yang akan/ sedang dirontok.

8. Apabila menggunakan mesin diesel dengan penggerak listrik, periksa terlebih

dahulu kesempurnaan seluruh rangkaian kelistrikan, bahaya hubungan pendek arus

listrik dapat menimbulkan kebakaran.

9. Sediakan selalu kotak perlengkapan PPPK (Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan)

B. Petunjuk Operasional Mesin Perontok (Power Thresher)

1. Prosedur Sebelum Pemakaian

a. Taruhlah mesin ditempat yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan

dirontok, bila perlu taruhlah alas terpal/ lembaran plastik di bawah mesin, untuk

mengurangi susut karena tercecer.

b. Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan keluar

searah dengan arah angin.

c. Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding atau

buatlah dinding buatan berupa lembaran plastik/ anyaman bambu didepan mesin

sedemikian rupa sehingga butiran bijian yang terlempar dapat dikumpulkan.

d. Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua gigi perontok, konkaf,

bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya

akan mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator.

Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas

atau bersentuhan/ bergesekan.

e. Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk puli, bila sabuk tidak dalam satu garis

lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk puli akan cepat rusak sebelum

waktunya. Untuk permukaan puli yang kasar sebaiknya diamplas dan bila puli

retak, sebaiknya segera diganti.

f. Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, periksa

juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baur yang kendor.

Direktorat Penanganan Pasca Panen

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4

Page 5: PETUNJUK TEKNIS PERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN SEMI MEKANIS

Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis

Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya. Dan baca sekali

lagi ”Petunjuk Keselamatan Kerja” pada buku ini.

2. Cara Kerja

a. Setelah semuanya siap, star/ hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa

muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser

akibat getaran atau berpindah tempat.

b. Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah

kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang

belum terontok.

c. Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok

ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan

overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai

tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.

d. Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama

untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet/ slip karena

overloading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian

dalamnya.

e. Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja

atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi

dudukan mesin perontok.

f. Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat

dsb) yang masuk kedalam mesin.

g. Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas

penghembus harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat saringan

atau tercampur dengan gabah bersih hasil perontokan, bila perlu gabah

ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu pengeluaran

gabah.

h. Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan

(terutama bagian dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering,

Direktorat Penanganan Pasca Panen

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5

Page 6: PETUNJUK TEKNIS PERONTOKAN PADI DENGAN CARA MEKANIS DAN SEMI MEKANIS

Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis

bila perlu diberi selimut agar tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan

kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan penyakit.

Direktorat Penanganan Pasca Panen

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6