makalah perontokan

25
MAKALAH PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN “ PERONTOKAN ” OLEH KELOMPOK 6 Handoko Manuel A.S TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

Upload: handoko-manuel-apriliyanto-siagian

Post on 29-Nov-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Perontokan

MAKALAH

PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

“ PERONTOKAN ”

OLEH

KELOMPOK 6

Handoko Manuel A.S

TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Makalah Perontokan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, zat Yang

Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih

sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah

berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Perontokan .

ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh

risalah-Nya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk menyampaikan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan Laporan Tetap ini

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh

semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan

kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana wa Ta’ala.

Amin.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini,

untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Indralaya, 13 April 2011

Penulis

Page 3: Makalah Perontokan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................. I

KATA PENGANTAR................................................................. II

BAFTAR ISI................................................................................ III

BAB I. PENDAHULUAN........................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................. 1

1.2 Tujuan............................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian............................................................ 2

BAB II. Isi dan Pembahasan.......................................................... 3

BAB III. Kesimpulan....................................................................... 14

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA...................................................15

Page 4: Makalah Perontokan

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan mekanisasi pertanian semakin meningkat seiring dengan makin

langkanya tenaga kerja pertanian dan adanya kenaikan upah yang nyata di pedesaan terutama

di daerah dengan intensitas tinggi. Indikator paling sederhana untuk mengukur bahwa

mekanisasi pertanian makin dibutuhkan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah alsintan

yang digunakan terutama di daerah intensifikasi. Selama periode 1973 sampai sekarang,

jumlah alsintan pra dan pasca panen terus meningkat. Seperti penggunaan traktor dari tahun

ke tahun terus meningkat, berbeda dengan jumlah alat perontok (Threser) masih sangat

sedikit dan tidak sebanding dengan luas areal intensifikasi padi sawah. Padahal alat perontok

padi (Threser) ini sangat berperan dalam mengurangi tingkat kehilangan hasil padi untuk

peningkatan mutu dan nilai tambah.

Dalam usahatani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi

gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan

jeraminya, sehingga penggunaan pedal thresher menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja

panen. Terdapat dua jenis thresher berdasar alat penggeraknya yaitu (1) Secara manual

dengan menggunakan pedal (pedal thresher) dan (2) digerakkan dengan mesin (power

threser). Penggunaan threser untuk merontok padi tidak dapat dipisahkan dengan

perkembangan varietas unggul baru berumur pendek dan mudah rontok.

Mesin perontok padi dikenal juga dengan Power Thresher adalah jenis mesin perontok

yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di

Indonesia. Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh petani di seluruh nusantara

karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan dari lahan satu lainnya.

Digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.

Page 5: Makalah Perontokan

1.2 Tujuan penulisan makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

         Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa tentang malat dan mesin

perontok (Thresher), khususnya mesin perontok padi.

         Mahasiswa mampu memahami kinerja /watak laku teknis dari mesin perontok padi

(Thresher)

         Mahasiswa mengetahui spesifikasi mesin perontok padi dalam kaitannya dengan

penggunaan mesin tersebut.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah :

         Mahasiswa mampu mengenali dan memahami prinsip kerja dan perilaku teknis dari mesin

thresher tersebut.

         Mahasiswa mampu mengaplikasikan mesin thresher ini dilapangan.

Page 6: Makalah Perontokan

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1. Mekanisasi Pasca Panen

Proses pasca panen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan.

Proses-proses tersebut dapat berupa perontokan, pembersihan, pengeringan serta

penyimpanan dan pengangkutan.

Untuk tanaman padi petani banyak menggunakan alat pemanen manual, misalnya ani-

ani atau sabit meskipun dapat pula digunakan alat pemanen mekanis meskipun sangat jarang

dilakukan petani di Indonesia. Pemilihan penggunaan alat-alat pemanen tersebut tergantung

pada proses dan ketersediaan alat pemroses pasca panen. Misalnya apabila digunakan alat

ani-ani maka perontokan bulir biasanya dilakukan dengan cara penumbukan. Sedangkan

penggunaan sabit apabila perontokan dilakukan dengan cara dipukul-pukulkan ke tanah

(gebod) atau denga menggunakan alat perontok baik manual atau otomatis.

Gambar 1. Contoh ilustrasi berbagai macam peralatan panen secara manual

Page 7: Makalah Perontokan

2.2 Tujuan Perontokan

Proses perontokan padi adalah aktivitas kerja dari sebuah sistem manusia-mesin

yang dilaksanakan secara manual. Disini kinerja proses akan sangat tergantung pada

sepenuhnya pada manusia, baik dalam hal penggunaan tenaga maupun pengendalian

kerja. Proses kerja dilakukan dengan menggunakan bantuan fasilitas/peralatan kerja

berupa mesin perontok padi (thresher) yang pengoperasiannya sangat ditentukan oleh

kinerja operator yang umumnya bekerja dengan posisi berdiri.

Secara umum, tujuan perontokkan adalah untuk mengurangi kehilangan gabah saat

perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai

tambah dalam usahataninya (Purwadi, 1990).

Proses perontokan dilakukan apabila hasil panen diperoleh dalam bentuk malai

(tangkai) seperti padi ataupun kedelai. Proses perontokan yang tertua secara manual

dilakukan dengan cara memukul-mukulkan tanaman yang telah dipanen pada batang kayu

dengan dialasi tikar. Di beberapa daerah terutama di Jawa perontokan dilakukan dengan cara

menginjak-injak tanaman yang telah dipanen., baru setelah itu kemudian dikenal suatu alat

perontok lebih maju yang dapat digerakkan secara manual dengan cara diengkol sehingga

disebut pedal tresher ataupun secara mekanis (power tresher).

2.3. Perkembangan Power Thresher

Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau

alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional

(manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan akan

menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik, dan

membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. oleh karena itu, dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, telah diciptakannya suatu mesin yang digunakan untuk

merontokkan hasil panen, seperti padi,jagung dsb. Mesin perontok dirancang untuk mampu

memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil

dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik. Bermacam – macam jenis dan merk mesin

perontok padi dapat dijumpai di indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil,

sedang, hingga kapasitas besar.

Page 8: Makalah Perontokan

Berbagai macam jenis mesin perontok padi (Thresher), yaitu :

1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)

2. Power Thresher (Thesher Mekanis)

1.1   Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)

Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh

petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/

sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi.

Dengan menggunakan pedal tresher maka didapat beberapa keuntugan, yaitu selain

menunjukkan hasil lebih baik juga menunjukkan efisiensi waktu dan tenaga lebih tinggi serta

kehilangan bulir yang lebih rendah.

          Gambar 1 : Pedal Thresher

1.1. 1 Spesifikasi Pedal Thresher :

  Mampu menghemat tenaga dan waktu

   Kebutuhan operatus 1 (satu) orang

   Mudah dioperasikan dan akan mengurangi susut tercecer

  Kapasitas kerja : 75 kg hingga 100 kg per jam

Page 9: Makalah Perontokan

Gambar 2. Contoh ilustrasi alat perontok padi jenis pedal thresher.

Gambar 3.  Perontokan padi dengan pedal thresher

1.1.2   Prinsip Kerja Pedal Thresher

Prinsip dasar alat perontok ini adalah merontokkan bulir dari malai atau tangkai

tanaman dengan menarik-nariknya dengan menggunakan suatu silinder putar yang

dilengkapi gigi-gigi. Silinder diputar dengan menggunakan rantai yang dihubungkan dengan

engkol (untuk perontok manual) atau poros mesin yang berputar. Gabah yang telah

dirontokkan langsung ditampung dalam karung. Kapasitas perontok manual dapat mencapai

67 kg per jam dengan kebersihan 80%, sedangkan alat perontok mesin dapat mencapai 300

kg/jam dengan tingkat kebersihan 95%.

2.1.   Power Thresher (Thresher Mekanis)

Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok yang telah

terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.

Page 10: Makalah Perontokan

Gambar 4. Contoh ilustrasi alat perontok padi jenis power thresher

Alat dan Mesin Pertanian (mesin perontok padi) dapat memberi kontribusi yang cukup

berarti dalam  rangka meningkatkan keuntungan usahatani padi sawah. Unsur-unsur yang

mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan dan pembersihan

sehingga menghemat waktu. Lebih penting lagi power thresher terbukti dapat mengurangi

kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga

petani memperoleh nilai tambah dalam usaha taninya.

Gambar 5 : Power Thresher

2.1.1.      Spesifikasi Thresher Mekanis:

Tenaga penggerak : Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP  

 Berat keseluruhan : 110 kg 

Panjang X Lebar X Tinggi : 1325 X 965 X 1213 

Kapasitas kerja : 500 hingga 600 kg per jam Padi 350 hingga 450 kg per jam

Kedelai 700  hingga 1000 kg per jam Jagung 

Page 11: Makalah Perontokan

  Kecepatan putar silinder :     o   padi 600 rpm 

   o   kedelai 600 – 650 rpm 

   o   jagung 650 – 700 rpm

Kebutuhan tenaga : 3 sampai 4 orang

  Kebutuhan bahan bakar : 0,9 liter per jam bensin 1,0 liter per jam solar

2.1.2  Prinsip Kerja Pedal Thresher

Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung dan kedelai)

dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang dihasilkan relatif bersih. Power

thresher ini yang selanjutnya berkembang dan beredar di pasar indonesia dengan modifikasi

yang berbeda – beda tergantung kepada merk dan model yang dikembangkan oleh masing –

masing pabrikan.

2.3. Petunjuk Operasional

2.3.1 Petunjuk keselamatan kerja :

1.    Jalankan thresher hanya bila operator benar – benar telah memahami cara pengoperasiannya.

Gunakan buku petunjuk ini sebagai panduan.

2.    Sebelum menjalankan thresher, yakinkan bahwa lingkungan sekitar aman dan ingat bahwa

gas dari knalpot di ruangan yang tertutup sangat berbahaya.

3.    Jaga bagian tubuh (tangan, lengan, rambut dan kaki) dari sentuhan komponen

     mesin yang berputar. Kenakan pakaian yang tidak longgar supaya tidak tersangkut bagian

mesin yang berputar.

4.      Gunakan masker penutup hidung agar terhindar dari debu yang ditimbulkan sewaktu proses

perontokan berlangsung. Dan rambut yang panjang sebaiknya diikat supaya tidak terjepit

oleh bagian mesin yang berputar.

5.      Jangan bekerja pada mesin yang kondisinya buruk (mur, baut kendor, dan lain-lain).

6.      Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah, dan jangan mengisi bahan

bakar sewaktu mesin dalam keadaan hidup, jangan memakai lentera, dan jangan merokok,

dsb)

Page 12: Makalah Perontokan

7.       Apabila menggunakan mesin diesel dengan pendingin air, usahakan uap air pada tangki

pendingin tidak berpengaruh terhadap bahan yang akan/ sedang dirontok.

8.       Apabila menggunakan mesin diesel dengan penggerak listrik, periksa terlebih dahulu

kesempurnaan seluruh rangkaian kelistrikan, bahaya hubungan pendek arus listrik dapat

menimbulkan kebakaran.

9.       Sediakan selalu kotak perlengkapan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

2.3.2 Petunjuk Operasional Mesin Perontok (Power Thresher)

A. Prosedur Sebelum Pemakaian

         Taruhlah mesin ditempat yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan dirontok, bila

perlu taruhlah alas terpal/ lembaran plastik di bawah mesin, untuk mengurangi susut karena

tercecer.

         Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan keluar searah dengan

arah angin.

          Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding atau buatlah dinding

buatan berupa lembaran plastik/ anyaman bambu didepan mesin sedemikian rupa sehingga

butiran bijian yang terlempar dapat dikumpulkan.

         Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua gigi perontok, konkaf, bersihkan

bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya akan mengganggu dan

merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator.

Page 13: Makalah Perontokan

         Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas atau

bersentuhan/ bergesekan.

         Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk puli, bila sabuk tidak dalam satu garis lini dan

ketegangan tidak tepat maka sabuk puli akan cepat rusak sebelum waktunya. Untuk

permukaan puli yang kasar sebaiknya diamplas dan bila puli retak, sebaiknya segera diganti.

         Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, periksa juga secara

menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baur yang kendor.

         Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.

B. Cara Kerja Mesin Perontok (Power Thresher)

         Setelah semuanya siap, star/ hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa muatan.

Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau

berpindah tempat.

         Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan putar

(rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang belum terontok.

          Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu

pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah

bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk

melayani mesin ini.

         Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama untuk bahan

yang masih belum kering. Apabila mesin macet/ slip karena overloading, matikan mesin,

bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.

Page 14: Makalah Perontokan

         Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi

untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok

Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang

masuk kedalam mesin.

          Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas penghembus

harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan

gabah bersih hasil perontokan, bila perlu gabah ditampung langsung menggunakan karung di

depan mulut pintu pengeluaran gabah.

         Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan (terutama bagian

dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi selimut agar

tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin sebagai

sarang hama dan penyakit.

2.4. Kendala Permasalahan Pokok Adopsi Teknologi Power Thresher

2.4.1 Kendala Ekonomi

Beberapa kendala ekonomi yang dipandang sebagai kendala dalam

penerapan adopsi power thresher adalah :

1.      Lemahnya permodalan petani, karena power thresher harganya mahal (Rp. 10-12 Juta/unit

tergantung kapasitas)

2.      Tingginya harga BBM (solar) yang menyebabkan meningkatnya biaya operasional power

thresher. Implikasi dari temuan ini perlu adnya dorongan dari pihak lain baik swasta maupun

pemerintah untuk memecahkan masalah permodalan alsintan berupa :

Page 15: Makalah Perontokan

(a) Bantuan permodalan pengadaan alsintan ditingkat petani;

 (b)Pengembangan sistem sewa yang adil antara pemilik alsintan dan petani.

2.4.2. Kendala Sosial

Kendala sosial kelembagaan dalam adopsi teknologi power thresher,

1.      Luas penguasaan lahan yang kecil dapat membatasi petani dalam melakukan investasi modal

power thresher.

2.      Sebagian besar petani di perdesaan Pandeglang berstatus sebagai petani penggarap dengan

sistem bagi hasil makro, diduga juga membatasi petani dalam melakukan investasi modal

berupa power thresher

3.      Belum berkembangnya sistim panen secara tebasan dan berkembangnya kelembagaan

kelompok panen dengan keanggotaan cukup (20 orang)

4.      Kurangnya jiwa kewirausahaan (Enterpreneurship), sehingga sebagian besar petani dan

pelaku swasta kurang berani mengambil resiko dengan berinvestasi power thresher

5.      Tidak dikehendaki oleh buruh tani dan petani lahan sempit, karena akan mengurangi

kesempatan kerja dan pendapatan berburuh panen yang telah ada

6.      Rata-rata tingkat pendidikan yang rendah diperkirakan semakin sulit melakukan adopsi

teknologi power thresher .

7.      Eksistensi dan dinamika kelembagaan di tingkat kelompok tani rendah, sehingga posisi

petani makin lemah dan cenderung tergantung pada program-program' bantuan pemerintah,

seperti bantuan power thresher.

2.4.3.      Kendala Aspek Kebijakan Pemerintah

Kendala Aspek Kebijakan Pemerintah adalah belum adanya bantuan power thresher

secara memadai di perdesaan Pandeglang, sehingga sebagian besar petani belum tahu

manfaat dan efektivitas penggunaan power thresher.

Berdasarkan faktor - faktor tersebut, diperlukan pengembangan power thresher dengan

memberdayakan bengkel-bengkel yang ada di wilayah setempat dengan menggandeng pihak

swasta dan lembaga penelitian seperti Balai Besar Mekanisasi Pertanian dalam permodalan

dan perancangan alat. Di Kab. Serang terdapat bengkel yang mampu menghasilkan power

Page 16: Makalah Perontokan

thresher yang dijual dengan harga sekitar Rp.7 juta. Bantuan langsung dari pemerintah pusat

maupun daerah untuk power thresher maupun pedal thresher juga sangat dibutuhkan, Namun

pemberian bantuan alsintan tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik, sosial-

ekonomi serta kelembagaan panen dan pasca panen yang ada di masyarakat.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Thresher

A.    Kelebihan

  Mobilitas tinggi (menggunakan  roda transportasi).

  Pengumpanan (Input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input.

  Metode potong pendek (Through In), pengumpanan langsung jerami ke mesin perontok.

  Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami dipegang dengan tangan.

  Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara mengganti diameter pully

kipas penghembus.

B.     Kekurangan

  Biaya awal lebih mahal.

  Biaya perawatan lebih mahal

Page 17: Makalah Perontokan

BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian tentang pembahasan,dapat diambil beberapa kesimpulan :

      Ada 2  jenis mesin perontok  (Thresher), yaitu :

1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)

2. Power Thresher (Thesher Mekanis)

      Dalam usahatani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah.

Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya.

      Thresher jenis pedal mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani

dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/ sawah.

Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi.

      Power Thresher  dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung dan kedelai) dan

dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang dihasilkan relatif bersih, serta

mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir

gabah.

      Fungsi dari Power Thresher / Mesin perontok padi / Mesin Perontok Serbaguna

digunakan sebagai alat mesin pertanian yang serbaguna.

       Mesin perontok jenis ini dapat digunakan sebagai mesin perontok padi, perontok

kedelai dan perontok jagung, dsb.

Page 18: Makalah Perontokan

DAFTAR PUSTAKA

Fadli Rustam, di adopsi dari Modul tentang Mekanisasi Pertanian, Pemberdayaan P3A-

WISMP-IMRIFakultas Pertanian. Universitas Jember ; Jember.

Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Bogor.

Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.

Sukirno. 1999, Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian .Universitas

Gadjah Mada ;Jogjakarta.

http://www.udai08.co.cc/2011/03/power-thresher.html diakses pada tanggal 10 April

2010