petunjuk teknis pengembangan pembibitan ternak ruminansia melalui kelompok tahun 2011 (1)

Upload: yuliana

Post on 10-Mar-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penjelasan tentang tata cara pembibitan

TRANSCRIPT

  • PEDOMAN TEKNIS

    PENGEMBANGAN PEMBIBITAN SAPI

    APBN-P TAHUN 2010

    DIREKTORAT PERBIBITAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

    KEMENTERIAN PERTANIAN

    2010

    PETUNJUK TEKNIS

    PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

    juknis.indd 1 14/07/2011 2:29:45

  • iKATA PENGANTAR

    Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 difokuskan pada sistem integrasi tanaman ternak. Dalam kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok ini, diperlukan peran perusahaan/swasta untuk memperbanyak kelompok pembibitan sapi, melalui pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

    Agar pelaksanaan Pengambangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok pada tahun 2011 lebih terarah dan terpadu, perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok.

    Petunjuk Teknis ini merupakan acuan bagi pusat dan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan tingkat Provinsi/Kabupaten/kota dalam pelaksanaan, bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok pada tahun 2011.

    Jakarta, 12 Mei 2011

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

    Prabowo Respatiyo CaturrosoNip.19540204 198203 1 001

    juknis.indd 2-3 14/07/2011 2:29:46

  • iiiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................... iDAFTAR ISI ............................................................... iiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ ivKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN

    DAN KESEHATAN HEWANNomor 782/Kpts/PD.410/F/05/2011.............................................................................. v

    LAMPIRAN PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011...

    BAB I. PENDAHULUAN

    Latar Belakang .......................................................................................................... 1Maksud dan Tujuan.................................................................................................... 2Sasaran ..................................................................................................................... 2Ruang Lingkup .......................................................................................................... 2

    Pengertian ................................................................................................................. 3

    BAB II. BANGSA/RUMPUN TERNAK, LOKASI DAN

    KELOMPOK PETERNAK

    Bangsa/Rumpun Ternak ............................................................................................. 5Lokasi ......................................................................................................................... 5Kelompok Peternak .................................................................................................... 6

    BAB III. PENGAJUAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN

    DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA

    Pengajuan dan penyaluran Dana ............................................................................... 9

    Penggunaan dan Pertanggungjawaban Dana............................................................. 10

    BAB IV. PEMBINAAN, PENGORGANISASIAN DAN

    INDIKATOR KEBERHASILAN

    Pembinaan ................................................................................................................... 13Pengorganisasian ........................................................................................................ 17Indikator Keberhasilan ................................................................................................. 21

    BAB V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

    Monitoring dan Evaluasi .............................................................................................. 22

    Pelaporan..................................................................................................................... 22

    BAB VI. PENUTUP ............................................................................................. 24

    juknis.indd 4-5 14/07/2011 2:29:46

  • viv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    Spesifikasi Teknis Bibit Ternak Sapi Potong Betina ................................................... 25

    Rencana Usaha Kelompok (RUK) ............................................................................. 28

    Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok .................................................................... 29

    Format Kuitansi ........................................................................................................... 31

    Surat Perjanjian Kerjsama .......................................................................................... 27

    Kartu Ternak ................................................................................................................ 36

    Surat Kesanggupan Kelompok ................................................................................... 37

    Surat Pernyataan ....................................................................................................... 38

    Blanko Laporan ........................................................................................................... 39

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DANKESEHATAN HEWAN

    NOMOR : 782/Kpts/PD.410/F/05/2011

    TENTANG

    PETUNJUK TEKNISPENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA

    MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan perbibitan

    ternak secara berkelanjutan, perlu dilakukan kegiatan

    pengembangan pembibitan ternak ruminansia melalui

    kelompok sebagai bagian dari Sistem Perbibitan Ternak

    Nasional;

    b. bahwa kegiatan pengembangan perbibitan ternak

    sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan dengan

    sistem integrasi ternak - tanaman di perdesaan;

    c. bahwa agar dalam pelaksanaan lebih terarah dan

    terpadu, dipandang perlu menetapkan Petunjuk Teknis

    Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia Melalui

    Kelompok Tahun 2011, dengan Peraturan Direktur Jenderal

    Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

    Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

    juknis.indd 6-7 14/07/2011 2:29:46

  • viivi

    2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan

    dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Nomor 84 dan

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015);

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang

    Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan

    Penyakit Hewan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor

    20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang

    Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor

    21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3102);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang

    Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000

    Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020);

    6. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

    Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 No. 82,

    Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No.

    4737).

    7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    8. Peraturan Presiden Nomor 157/M Tahun 2010 tentang

    Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Eselon I lingkup

    Kementerian Pertanian;

    9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/Permentan/

    OT.140/8/2006, tentang Sistem Perbibitan Ternak Nasional;

    10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/

    OT.140/8/2006, tentang Pedoman Pembibitan Sapi Yang

    Baik (Good Breeding Practice);

    11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/

    OT.140/2/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian;

    12. Peraturan Menteri Pertanian No. 66/Permentan/

    OT.140/12/2010, tentang Pedoman Pengelolaan

    Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian Tahun Anggaran

    2011;

    13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/

    OT.140/8/2007, tentang Pelaksanaan Sistem

    Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian.

    14. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan

    Hewan Nomor 92/Kpts/OT.160/F/03/2011 tentang Tim

    Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui

    Kelompok Tahun 2011.

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan :

    KESATU : Memberlakukan Petunjuk Teknis Pengembangan

    Pembibitan Ternak Ruminansia Melalui Kelompok Tahun

    2011, sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan

    ini.

    juknis.indd 8-9 14/07/2011 2:29:46

  • 1viii

    KEDUA : Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak

    Ruminansia Melalui Kelompok Tahun 2011, sebagaimana

    dimaksud pada Diktum KESATU merupakan acuan bagi

    pusat dan dinas yang menangani fungsi Peternakan

    Provinsi/Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan bimbingan

    dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima

    pengembangan pembibitan ternak ruminansia pada

    tahun 2011.

    KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal, 12 Mei 2011

    DIREKTUR JENDERAL,

    PRABOWO RESPATIYO CATURROSO

    Tembusan :

    1. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;

    2. Sekretaris, Para Direktur lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan

    Kesehatan Hewan;

    3. Kepala Dinas yang membidangi fungsi Peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota.

    LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN

    KESEHATAN HEWAN

    NOMOR : 782/Kpts/PD.410/F/05/2011

    TANGGAL : 12 Mei 2011

    PETUNJUK TEKNISPENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA

    MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    BAB IPENDAHULUAN

    Latar BelakangA.

    Dalam rangka pengembangan sistem perbibitan nasional, diperlukan kegiatan pengembangan pembibitan ternak ruminansia khususnya sapi potong melalui kelompok sebagai upaya mengembangkan kawasan sumber bibit di perdesaan dan meningkatkan kemandirian kelompok. Kegiatan ini mempunyai peran nyata dalam meningkatkan populasi dan produktivitas sapi potong dalam rangka mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS/K) tahun 2014.

    Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 diharapkan melibatkan keikutsertaan perusahaan sehingga dapat mempercepat tumbuh kembangnya kelompok pembibitan ternak. Keterlibatan perusahaan adalah mengembangkan kelompok pembibit sapi potong di sekitar wilayah tersebut. Perusahaan yang diharapkan ikut serta dalam pengembangan pembibitan ternak adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian maupun perusahaan di luar bidang pertanian. Perusahaan ikut serta dalam kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok dengan sumber dana yang ada pada perusahaan (antara lain dana Corporate Social Responsibility/CSR). Pengembangan Pembibitan ternak sapi potong diharapkan melalui pola sistem integrasi ternak dan tanaman untuk memperoleh sumber pakan ternak dan pemanfaatan lahan.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 10-11 14/07/2011 2:29:46

  • 32

    Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengoptimalkan kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok ini, diperlukan keterpaduan antara pusat, dinas provinsi/kabupaten/kota serta melibatkan perusahaan dalam pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima. Peran Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten/kota adalah mendorong perusahaan dalam kegiatan pengembangan pembibitan sapi potong tersebut.

    Untuk itu, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia Melalui Kelompok Tahun 2011.

    B. Maksud dan Tujuan

    Maksud ditetapkannya Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011, sebagai acuan bagi dinas provinsi untuk menyusun petunjuk pelaksanaan dan dinas kabupaten/kota untuk menyusun petunjuk teknis pelaksanaan. Tujuan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 antara lain : meningkatkan populasi dan produktivitas ternak, menumbuhkan dan menstimulasi kelompok peternak dalam melaksanakan prinsip-prinsip perbibitan ternak serta mendorong perusahaan untuk ikut serta dalam pengembangan pembibitan ternak.

    C. Sasaran

    Sasaran Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 adalah terbentuknya kelompok pembibitan ternak sapi potong dan ikut terlibatnya perusahaan dalam pengembangan pembibitan ternak sapi potong.

    D. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok, meliputi :

    1. Bangsa/rumpun ternak, lokasi dan kelompok peternak.

    2. Pengajuan, penyaluran, penggunaan dan pertanggungjawaban dana.

    3. Pembinaan, pengorganisasian dan indikator keberhasilan.

    4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

    E. Pengertian

    Sistem Perbibitan Ternak Nasional adalah tatanan/sistem yang 1. mengatur hubungan dan saling ketergantungan antara pengelolaan Sumberdaya Genetik Ternak, pemuliaan, pengadaan, perbanyakan, produksi, peredaran, pemasukan dan pengeluaran benih dan atau bibit, pengawasan penyakit, pengawasan mutu, pengembangan usaha dan kelembagaan.

    Pembibitan Ternak adalah kegiatan budidaya menghasilkan bibit ternak 2. untuk keperluan sendiri atau diperjual belikan.

    Pemuliaan ternak adalah rangkaian kegiatan untuk mengubah komposisi 3. genetik pada sekelompok ternak dari suatu rumpun atau galur guna mencapai tujuan tertentu.

    Kelompok peternak adalah gabungan anggota masyarakat yang 4. melakukan usaha ternak yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian serta kesamaan kepentingan dalam mengelola usaha ternak untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Kelompok mandiri adalah kelompok dimana anggota kelompok peternak 5. lebih aktif dan aktivitas kelompok sudah lebih terencana. Kerjasama antar kelompok makin meningkat baik dalam atau luar kawasan dan telah ada peluang membentuk assosiasi kelompok.

    Kandang kelompok/koloni adalah tempat pemeliharaan ternak yang 6. ditangani secara bersama-sama oleh kelompok dalam suatu areal dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengelolaan ternak.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 12-13 14/07/2011 2:29:46

  • 54

    Dana Bantuan Sosial adalah dana dari pemerintah yang disalurkan atau 7. ditransfer ke rekening kelompok yang mengalami keterbatasan modal dalam rangka pemberdayaan sehingga diharapkan mampu mengakses lembaga permodalan secara mandiri.

    Sistem integrasi ternak - tanaman adalah perpaduan antara usaha 8.

    tanaman dengan pemeliharaan ternak secara bersinergi.

    Village Breeding Center9. (VBC) adalah suatu kawasan pengembangan

    peternakan yang berbasis pada usaha pembibitan ternak rakyat yang

    tergabung dalam kelompok peternak pembibit.

    Wilayah sumber bibit adalah wilayah yang mempunyai kemampuan dalam 10.

    pengembangan bibit ternak dari rumpun tertentu secara terkonsentrasi

    sesuai dengan agroekosistem, pasar, dukungan sarana dan prasarana

    yang tersedia.

    Tim Pusat adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur Direktorat 11.

    Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, ditetapkan dengan Surat

    Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    Tim Pembina Provinsi adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur dinas 12.

    yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi,

    ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Provinsi.

    Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah kelompok kerja yang terdiri dari 13.

    unsur dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan

    di kabupaten/kota, ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas

    Kabupaten/Kota.

    Dinas adalah instansi yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan 14.

    hewan di provinsi/kabupaten/kota.

    BAB IIBANGSA/RUMPUN TERNAK, LOKASI DAN KELOMPOK PETERNAK

    Keberhasilan kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui

    Kelompok Tahun 2011 ditentukan oleh ketepatan penentuan bangsa/rumpun

    ternak, syarat lokasi dan kelompok peternak. Oleh karena itu, perlu ditentukan

    spesifikasi teknis bangsa/rumpun ternak, syarat lokasi dan kelompok peternak.

    A. Bangsa/rumpun Ternak

    Bangsa/rumpun ternak yang dikembangkan dalam kegiatan Pengembangan

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 adalah sapi

    potong. Sapi potong yang dimaksud adalah sapi asli/lokal dan atau sapi impor/

    turunan impor dengan standar (SNI/PTM) yang berlaku untuk masing-masing

    bangsa/rumpun ternak, antara lain seperti pada Lampiran - 1.

    B. Lokasi

    1. Syarat Lokasi

    Merupakan lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi a.

    wilayah sumber bibit sapi potong.

    Kondisi agroekosistem sesuai untuk usaha pembibitan sapi potong, b.

    antara lain didukung oleh ketersediaan sumber pakan lokal dan air,

    serta bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan menular.

    Tersedia sarana dan prasarana serta petugas teknis peternakan dan c.

    kesehatan hewan.

    Lokasi mudah dijangkau bagi pembinaan dan pemantauan.d.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 14-15 14/07/2011 2:29:46

  • 76

    2. Tata Cara Seleksi Lokasi

    Seleksi calon lokasi Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia

    melalui Kelompok dilakukan secara bertahap :

    a. Tim pusat melakukan kajian dan seleksi terhadap calon lokasi kelompok peternak berdasarkan usulan/proposal yang diterima oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    b. Tim pusat dan tim pembina provinsi berkoordinasi dengan tim teknis

    kabupaten/kota melakukan supervisi dan verifikasi. Hasil verifikasi

    selanjutnya disampaikan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan

    Kesehatan Hewan untuk ditetapkan sebagai lokasi Pengembangan

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011.

    C. Kelompok Peternak

    1. Syarat kelompok peternak

    Kelompok peternak aktif dan terdaftar di Dinas Provinsi/Kabupaten/a.

    Kota, dengan jumlah anggota minimum 20 orang.

    Kelompok yang bersangkutan tidak mendapat penguatan modal b.

    atau fasilitas lain dari pemerintah pada tahun yang sama, kecuali

    kegiatan yang diprogramkan secara bertahap.

    Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, c.

    kredit atau sumber permodalan lainnya.

    Kelompok bersangkutan telah mengajukan proposal kepada d.

    pemerintah diketahui atau mendapat rekomendasi dari Gubernur /

    Bupati/Walikota atau Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.

    Kelompok memiliki kandang bersama / kandang koloni dalam satu e.

    areal.

    Kelompok memiliki anggota yang bersedia dan sanggup memberikan f.

    kontribusi dalam penyediaan prasarana dan sarana yang masih

    diperlukan baik yang belum maupun yang sudah terdapat dalam

    RUK.

    Kelompok memiliki anggota yang menunjukkan tekad dan keseriusan g.

    serta menjadi penggerak dalam mengembangkan pembibitan yang

    dituangkan dalam Surat Pernyataan.

    2. Tatacara Seleksi Kelompok Peternak

    Proses seleksi calon kelompok peternak dilakukan oleh Tim Pusat, Tim

    Pembina Provinsi Dan Tim Teknis Kabupaten/Kota, secara bertahap

    sebagai berikut :

    Tim Pusat melakukan klarifikasi dan evaluasi proposal yang a.

    direkomendasikan oleh provinsi dan kabupaten/kota.

    Berdasarkan hasil klarifikasi dan evaluasi, Tim Pusat bersama b.

    dengan Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota

    melakukan verifikasi/peninjauan lapang terhadap calon kelompok

    penerima.

    Hasil verifikasi/peninjauan lapang dimusyawarahkan dengan Dinas c.

    Provinsi dan Kabupaten/Kota. Hasil musyarawah dituangkan

    dalam berita acara yang memuat daftar kelompok peternak calon

    penerima.

    Tim Pusat melakukan penilaian untuk selanjutnya menyampaikan d.

    usulan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan

    Hewan.

    Atas dasar usulan tersebut Direktur Jenderal Peternakan dan e.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 16-17 14/07/2011 2:29:46

  • 98

    Kesehatan Hewan menetapkan kelompok Pengembangan

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011.

    Hasil penetapan kelompok disosialisasikan atau diumumkan kepada f.

    masyarakat oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    Hasil seleksi lokasi dan kelompok peternak sebagaimana diuraikan diatas

    yang akan ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan

    dan Kesehatan Hewan.

    BAB III

    PENGAJUAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA

    Dana Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 dialokasikan berupa dana bantuan sosial yang terdapat pada Belanja Lembaga Sosial DIPA Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011. Proses pengajuan, penyaluran, penggunaan dan pertanggungjawaban dana dilakukan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

    Pengajuan dan Penyaluran DanaA.

    Proses pengajuan dan penyaluran dana dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Rencana Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh kelompok dan disahkan/ditandatangani oleh ketua kelompok dan dua anggota kelompok serta diketahui oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    2. Kelompok membuka rekening tabungan atas nama kelompok pada Kantor Cabang/Unit BRI/Bank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan dengan menunjukan buku tabungan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Direktorat Perbibitan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    3. Ketua kelompok mengusulkan RUK kepada PPK Direktorat Perbibitan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan setelah diverifikasi dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis Kabupaten/Kota seperti

    pada Lampiran - 2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan petunjuk teknis ini.

    PPK meneliti RUK dari masing-masing kelompok yang akan dibiayai, 4. selanjutnya mengajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk diproses lebih lanjut.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 18-19 14/07/2011 2:29:46

  • 1110

    5. KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran sebagai berikut :

    a. SK Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang

    penetapan kelompok.

    b. Rekapitulasi RUK seperti pada Lampiran - 3 yang merupakan bagian

    tidak terpisahkan dengan Petunjuk Teknis ini.

    c. Kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok dan diketahui/

    disetujui oleh PPK Direktorat Perbibitan Ternak, Direktorat Jenderal

    Peternakan dan Kesehatan Hewan seperti pada Lampiran - 4 yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Petunjuk Teknis ini.

    d. Fotocopy buku rekening tabungan atas nama kelompok pada Kantor

    Cabang/Unit BRI/Bank Pos atau Bank lain.

    e. Surat perjanjian kerjasama antara PPK dan Kelompok Peternak

    tentang pemanfaatan dana bantuan sosial seperti pada Lampiran - 5

    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Petunjuk Teknis

    ini.

    Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4) 5.

    menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-

    LS) dan selanjutnya KPA menyampaikan SPM-LS tersebut ke KPPN

    Jakarta V. Penyaluran dana kepada kelompok peternak penerima

    dilakukan dengan mekanisme penyaluran langsung (LS) ke rekening

    Bank terdekat atas nama kelompok peternak yang bersangkutan.

    KPPN Jakarta V menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 6.

    sesuai ketentuan yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan.

    B. Penggunaan dan Pertanggungjawaban DanaB.

    Dana yang telah disalurkan melalui mekanisme LS kepada kelompok peternak

    digunakan sesuai dengan RUK yang setujui oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota,

    antara lain untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

    Pembelian ternak sapi potong termasuk biaya pengangkutan dan 1. pengujian kesehatan hewan, minimal 85 %

    Biaya pendukung lainnya sebesar maksimal 15 % antara lain untuk :2.

    Pembelian pakan konsentrat.a.

    Obat-obatan, perbaikan kandang dan pemeriksaan kesehatan b. ternak.

    Upah c. recorder dan pendamping.

    Kartu ternak, buku registrasi dan papan rekording. d.

    Microchip atau cap tintae. (freeze branding)

    Konsultasi ke pusat atau ke instansi terkait lainnya.f.

    Administrasi (ATK dan pelaporan)g.

    Penyaluran dana dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut:

    Penyaluran tahap pertama sebesar 40% (empat puluh persen) dari a. keseluruhan dana yang akan diterima oleh kelompok, apabila kelompok telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan PPK dan siap melaksanakan kegiatan;

    Penyaluran tahap kedua sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan b. dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan telah mencapai 30 % (tiga puluh persen) dari RUK yang dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dalam kelompok yang diketahui/disetujui dari Tim Teknis Kabupaten/Kota ; dan

    Penyaluran tahap ketiga sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan c. dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan telah mencapai 60 % (enam puluh persen) dari RUK yang dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dalam

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 20-21 14/07/2011 2:29:46

  • 1312

    kelompok yang diketahui/disetujui dari Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    Dana harus digunakan atau dibelanjakan sesuai dengan RUK dan mendapat persetujuan/rekomendasi dari Tim Teknis Kabupaten/Kota. Penyelesaian realisasi pembelian ternak dilaksanakan dengan segera setelah uang masuk ke rekening kelompok.

    Dana pemerintah yang diberikan merupakan stimulan bagi kelompok yang penggunaannya sesuai dengan RUK bagi pengembangan pembibitan ternak, sehingga jika terjadi kekurangan dana untuk pengembangan, maka anggota kelompok memberikan kontribusi modal. Besarnya kontribusi penyediaan modal dari anggota kelompok ditetapkan atas kesepakatan anggota kelompok. Pengurus kelompok membukukan seluruh aktivitas penarikan dana, pembelanjaan dan penyerahan barang kepada anggota kelompok.

    BAB IV

    PEMBINAAN, PENGORGANISASIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

    A. Pembinaan

    Pembinaan teknis kepada kelompok peternak, dilakukan oleh Tim 1.

    Pembina Provinsi maupun Tim Teknis Kabupaten/Kota. Pembinaan teknis

    dilakukan pada pembelian ternak dan pengembangan pembibitan.

    Pembinaan teknis pada pembelian ternak dilakukan pada saat pemilihan

    ternak bibit, mengacu pada persyaratan spesifikasi teknis antara lain

    pada lampiran 1.

    Pembinaan teknis untuk pengembangan pembibitan meliputi manajemen

    pemeliharaan, pakan dan pembibitan

    Manajemen pemeliharaan : a.

    Kandang 1)

    Kandang harus memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan a)

    hewan;

    Kandang bersama / kandang koloni dimaksudkan untuk b)

    memudahkan manajemen pemeliharaan, mengumpulkan

    kotoran ternak yang dapat diolah menjadi pupuk organik

    dan/atau biogas.

    Pemeliharaan ternak2)

    Sistem pemeliharan secara intensif dan semi intensif; a)

    Anak ternak yang lahir wajib diberikan kolostrum selambat-b) lambatnya 1 jam setelah lahir.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 22-23 14/07/2011 2:29:46

  • 1514

    Kesehatan Hewan3)

    Melakukan tindakan a) biosecurity (semua tindakan yang

    merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah

    dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/

    penularan dengan peternakan yang tertular dan penyebaran

    penyakit).

    Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan secara berkala.b)

    Melakukan pemberian vitamin, obat cacing dan/atau c)

    vaksinasi sesuai peraturan kesehatan hewan.

    Pakanb.

    Pemberian pakan mengikuti standar kebutuhan ternak sesuai

    dengan status fisiologis ternak, pakan diberikan sesuai dengan umur,

    berat badan dan kondisi ternak. Minimum pakan hijauan campuran

    (rumput + legume) 10 % dari berat badan ternak serta penambahan

    pakan penguat atau konsentrat.

    Pada saat induk akan melahirkan (1 bulan sebelum melahirkan)

    ternak diberikan tambahan konsentrat hingga 1 bulan setelah

    melahirkan. Pakan untuk pedet mulai lahir hingga umur 1 bulan

    diperhatikan kecukupan susu, air minum dan pakan.

    Pembibitanc.

    Perkawinan ternak1)

    Pola perkawinan dilakukan untuk pemurnian bangsa/a)

    rumpun.

    Perkawinan dilakukan dengan cara inseminasi buatan (IB) b)

    dan/atau Intensifikasi Kawin Alam (INKA).

    Pelaksanaan IB, INKA dilakukan melalui pengaturan c)

    penggunaan pejantan unggul atau semen untuk menghindari

    terjadinya perkawinan sedarah (inbreeding), maksimum 2,5

    tahun pejantan berada di satu wilayah, selanjutnya di rotasi

    ke wilayah lainnya.

    Pencatatan (Rekording)2)

    Pencatatan dilaksanakan oleh recorder kelompok pada kartu ternak (Lampiran - 6) dan buku registrasi ternak.

    Pencatatan data individu ternak meliputi :

    Nomor identifikasi ternak;a)

    Tetua (induk dan bapak); b)

    Kelahiran (tanggal, berat lahir dan jenis kelamin);c)

    Penyapihan (tanggal, berat sapih);d)

    Perkawinan (tanggal kawin dan pejantan/kode straw);e)

    Status kesehatan (penyakit, vaksinasi, pengobatan dan f)

    reproduksi);

    Mutasi ternak; g)

    Seleksi3)

    Seleksi dilakukan untuk memilih ternak induk, calon induk, calon pejantan, ternak pengganti dan ternak afkir.

    Ternak induk : memiliki status reproduksi yang normal dan a)

    bebas penyakit (Brucelosis, IBR dan BVD); tidak cacat dan

    mempunyai bobot sapih umur 205 hari (weaning weight

    ratio) di atas rata-rata; serta memiliki Body Condition Score

    (BCS) 2,5 - 3,5.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 24-25 14/07/2011 2:29:46

  • 1716

    Calon induk : memiliki bobot badan umur 205 hari, 365 hari b)

    di atas rata-rata.

    Calon pejantan : memiliki bobot umur 205 hari, 365 hari dan c)

    2 tahun di atas rata-rata; pertambahan bobot badan antara

    umur 1 - 1,5 tahun di atas rata-rata; serta memiliki libido dan

    kualitas sperma baik.

    Ternak pengganti (d) replacement stock) dipilih dari hasil

    keturunannya dengan cara sebagai berikut :

    Calon bibit betina dipilih 25 % terbaik untuk replacement,

    10 % untuk pengembangan populasi kawasan, 60

    % dijual ke luar kawasan sebagai bibit dan 5 % dijual

    sebagai ternak afkir (culling);

    Calon bibit jantan dipilih 10 % terbaik pada umur sapih

    dan bersama calon bibit betina 25 % terbaik untuk

    dimasukan pada uji performans.

    Ternak Afkir (4) culling)

    Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (afkir/culling) memiliki ketentuan sebagai berikut :

    Untuk rumpun murni, 40 % dijual ke luar kawasan sebagai a)

    pejantan kawin alam dan 50 % ternak bibit jantan peringkat

    terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi)

    dikeluarkan untuk dipotong;

    Ternak betina yang tidak memenuhi persyaratan sebagai b)

    bibit (5 %) dikeluarkan sebagai ternak afkir (culling);

    Ternakc) induk yang tidak produktif segera dikeluarkan.

    Sertifikasi Bibit5)

    Bibit yang dihasilkan kelompok peternak agar diupayakan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan

    penerbitan sertifikat terhadap bibit ternak. Sertifikat bibit

    dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi produk yang terakreditasi

    atau yang ditunjuk oleh Menteri.

    Pelaksanaan lebih rinci terkait manajemen pemeliharaan, pakan dan pembibitan diatur dalam Juklak yang diterbitkan oleh Provinsi dan Juknis Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Kabupaten/Kota.

    Pembinaan kelembagaan, dikembangkan dalam rangka meningkatkan 2.

    usaha kelompok sehingga berkembang menjadi gabungan kelompok,

    koperasi atau usaha berbadan hukum lainnya.

    Penguatan kelembagaan dilakukan melalui : dinamisasi aktivitas kelompok, kemampuan memupuk modal, kemampuan memilih bentuk dan memanfaatkan peluang usaha yang menguntungkan dan pengembangan jaringan kerjasama dengan pihak lain. Pembinaan kelembagaan dilakukan oleh Tim Pembina Provinsi dan/atau Tim Teknis Kabupaten/Kota, instansi dan/atau perusahaan terkait.

    Pembinaan usaha kelompok difokuskan kepada usaha pembibitan ternak 3.

    sapi potong, namun dapat dikembangkan jenis-jenis usaha lainnya

    dalam rangka mendukung usaha pembibitan ternak. Pembinaan usaha

    kelompok dilakukan oleh Tim Pembina Provinsi dan/atau Tim Teknis

    Kabupaten/Kota, instansi dan/atau perusahaan terkait.

    PengorganisasianB.

    Untuk kelancaran kegiatan ini di tingkat Pusat dibentuk Tim Pusat Direktorat

    Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, di tingkat Provinsi dibentuk

    Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis

    Kabupaten/Kota.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 26-27 14/07/2011 2:29:46

  • 1918

    Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan1.

    Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

    beranggotakan para wakil dari eselon dua terkait lingkup Direktorat

    Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dengan tugas sebagai

    berikut :

    Menyusun Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak a.

    Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011.

    Melakukan klarifikasi dan evaluasi proposal yang diterima oleh b.

    Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    Melakukan verifikasi/peninjauan lapang kesiapan lokasi dan calon c.

    kelompok penerima ternak bersama-sama dengan Tim Pembina

    Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    Melakukan penilaian untuk selanjutnya menyampaikan usulan d.

    penetapan kelompok kepada Direktur Jenderal Peternakan dan

    Kesehatan Hewan.

    Melakukan koordinasi, sosialisasi dan pemantauan pelaksanaan e.

    kegiatan.

    Melaporkan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan f.

    Hewan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

    Tim Pembina Provinsi 2.

    Tim Pembina Provinsi beranggotakan para wakil Sub Dinas terkait lingkup

    Dinas Provinsi, dengan tugas sebagai berikut :

    Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengembangan a.

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011

    dengan mengacu kepada Petunjuk Teknis ini.

    Melakukan koordinasi dengan perusahaan yang bergerak di bidang b.

    pertanian maupun perusahaan di luar bidang pertanian serta instansi

    terkait lintas sektor lainnya di tingkat provinsi.

    Melakukan identifikasi dan supervisi kesiapan lokasi dan calon c.

    kelompok penerima ternak bersama Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    d. Melakukan koordinasi dan verifikasi/peninjauan lapang dengan Tim

    Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Tim

    Teknis Kabupaten/Kota dalam pembinaan dan pengawasan lanjutan

    pelaksanaan kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan di

    lapangan.

    e. Menyusun dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

    Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok

    yang disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk kemudian

    diteruskan ke Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    Tim Teknis Kabupaten/Kota 3.

    Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan perwakilan dari Dinas

    Kabupaten/Kota dan petugas lapangan, dengan tugas sebagai berikut :

    Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Pengembangan a.

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 dengan

    mengacu kepada Juklak dari provinsi dan Juknis dari Pusat.

    Melakukan seleksi proposal dan memberikan rekomendasi proposal b.

    kelompok.

    Melakukan seleksi calon lokasi dan calon kelompok untuk c.

    disampaikan ke Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

    Melakukan koordinasi dan mendampingi Tim Pusat dan Tim Pembina d.

    Provinsi dalam rangka verifikasi/peninjauan lapang.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 28-29 14/07/2011 2:29:46

  • 2120

    Memberikan rekomendasi kepada kelompok dalam rangka pencairan e.

    dana di Bank tempat rekening kelompok berada.

    Melakukan pendampingan kepada kelompok dalam rangka f.

    pembelian ternak.

    Melakukan pembinaan, pemantauan dan pengendalian terhadap g.

    pelaksanaan pengembangan pembibitan ternak di lapangan.

    Membuat laporan perkembangan pembibitan ternak di tingkat h.

    Kabupaten/Kota untuk disampaikan kepada Dinas Kabupaten/Kota

    dan diteruskan kepada Dinas Provinsi serta Direktorat Jenderal

    Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    Kelompok Peternak4.

    Kelompok peternak mempunyai kewajiban sebagai berikut :

    Menyusun RUK dan membuat Surat Pernyataan kelompok1.

    Mencairkan dana dari Bank setelah mendapat persetujuan tertulis 2. dari Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    Melakukan pembelian ternak sesuai spesifikasi teknis dan 3. didampingi oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    Memelihara ternak dengan baik dalam kandang bersama / kandang 4. koloni.

    Memberikan pakan ternak dalam jumlah yang cukup, sesuai standar 5. kebutuhan. Melakukan perkawinan ternak dengan pejantan/semen beku unggul.

    Melakukan pencatatan ternak (rekording) dan seleksi. 6.

    Kelompok peternak yang dikembangkan oleh perusahaan terkait dengan

    kegiatan ini, mengikuti aturan sebagaimana poin 2 sampai dengan 6

    tersebut di atas.

    C. Indikator Keberhasilan

    Keberhasilan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui

    Kelompok ditinjau dari beberapa aspek, antara lain :

    1. Aspek teknis : meningkatnya produktivitas dan populasi ternak.

    2. Aspek kelembagaan : terbentuknya kelompok pembibitan ternak di

    perdesaan dan menguatnya kelembagaan perbibitan ternak.

    3. Aspek usaha : meningkatnya skala usaha kelompok dan berkembangnya

    usaha agribisnis lainnya pada kelompok peternak tersebut.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 30-31 14/07/2011 2:29:46

  • 2322

    BAB VMONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

    Monitoring dan EvaluasiA.

    Agar pemanfaatan dana berjalan secara efektif dan tepat penggunaannya di

    dalam pengelolaan usaha, maka kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan

    sedini mungkin untuk mengetahui berbagai masalah yang mungkin timbul

    maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai. Untuk itu kegiatan monitoring

    dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan

    kegiatan pengembangan usaha kelompok. Dengan demikian kegiatan

    monitoring dan evaluasi harus dilakukan pada saat sebelum dimulai kegiatan

    (ex-ante), saat dilakukan kegiatan (on-going) dan setelah dilakukan kegiatan

    (ex-post).

    Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota melakukan monitoring

    dan evaluasi serta membuat laporan tertulis secara berjenjang untuk dilaporkan

    ke pusat mengenai kemajuan pelaksanaan program Pengembangan

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok dan perkembangan populasi

    ternak

    B. Pelaporan B.

    Pelaporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pembibitan ternak di

    lapangan. Tahapan pelaporan adalah sebagai berikut :

    1. Kelompok peternak wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan

    kegiatan setiap bulan kepada Dinas Kabupaten/Kota, seperti pada

    Lampiran - 9, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.

    2. Dinas Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan

    perkembangan yang diterima dari kelompok setiap bulan untuk

    disampaikan kepada Dinas Provinsi dengan tembusan Direktur Jenderal

    Peternakan dan Kesehatan Hewan, selambat-lambatnya tanggal 10

    bulan berikutnya.

    3. Dinas Provinsi melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan

    yang diterima dari Kabupaten/Kota setiap bulan untuk disampaikan

    kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, selambat-

    lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 32-33 14/07/2011 2:29:46

  • 2524

    BAB VI

    PENUTUP

    Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok

    Tahun 2011 ini merupakan acuan untuk kelancaran pelaksanaan pengembangan

    pembibitan ternak sapi potong. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung

    pembibitan ternak di daerah secara berkelanjutan.

    Dengan Petunjuk Teknis ini diharapkan semua pelaksana kegiatan dari tingkat pusat,

    provinsi, sampai kabupaten/kota dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan

    secara baik dan benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

    DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

    DAN KESEHATAN HEWAN

    Lampiran 1. Spesifikasi Teknis Bibit Ternak Sapi Potong Betina

    Persyaratan umum1.

    Sapi dalam kondisi bunting/siap bunting; a.

    Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh b. dokter hewan berwenang;

    Bebas dari segala cacat fisik;c.

    Bebas dari cacat alat reproduksi, tidak memiliki ambing abnormal dan d. tidak menunjukkan gejala kemajiran.

    Persyaratan khusus2.

    Sapi Bali a.

    Persyaratan kualitatif 1) warna bulu merah, lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk a) setengah bulan, ujung ekor hitam dan ada garis belut warna hitam pada punggung;tanduk pendek dan kecil;b) bentuk kepala panjang dan sempit serta leher ramping.c)

    Persyaratan kuantitatif2)

    Satuan dalam cm

    NoUmur

    (bulan)Parameter Kelas I Kelas II Kelas III

    1 18 - < 24 Lingkar dada minimum 138 130 125

    Tinggi pundak minimum 105 99 93

    Panjang badan minimum 107 101 95

    2 24 Lingkar dada minimum 147 135 130

    Tinggi pundak minimum 109 103 97

    Panjang badan minimum 113 107 101

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 34-35 14/07/2011 2:29:47

  • 2726

    Sapi Peranakan Ongole b.

    Persyaratan kualitatif 1)

    warna bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) a) dan bulu sekitar mata berwarna hitam;

    tanduk pendek;b)

    badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan c) leher pendek.

    Persyaratan kuantitatif 2)

    Satuan dalam cm

    NoUmur

    (bulan)Parameter Kelas I Kelas II Kelas III

    1 18 - < 24 Lingkar dada minimum 143 137 135

    Tinggi pundak minimum 116 113 111

    Panjang badan minimum 123 117 115

    2 24 Lingkar dada minimum 153 139 134

    Tinggi pundak minimum 126 121 119

    Panjang badan minimum 135 127 125

    C. Sapi Brahman

    Persyaratan kualitatif 1)

    berbulu tipis dan berwarna putih, pada leher dan bahu keabu-a) abuan

    tanduk pendekb)

    kc) epala relatif ramping dan besar

    telinga lebar dan tergantungd)

    berpunuk, punggung lurus dan lebar e)

    bergelambir dari rahang sampai kebagian ujung tulang dada f) bagian depan

    tubuh cembung dan kompakg)

    kaki panjang dan besarh)

    pantat berbentuk bulati)

    Persyaratan kuantitatif 2)

    No Umur(bulan) Parameter Satuan Kelas I Kelas II Kelas III

    1 18 < 24

    Lingkar dada minimum Cm 159 157 154Tinggi pundak minimun Cm 120 117 114Panjang badan minimum Cm 132 127 121Tinggi pinggul minimum Cm 134 132 129Bobot badan minimum Cm 328 320 310

    2 > 24-30

    Lingkar dada minimum Cm 162 161 160Tinggi pundak minimum Cm 128 124 120Panjang badan minimum Cm 142 137 132Tinggi pinggul minimum Cm 140 138 136Bobot badan minimum Kg 339 335 331

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 36-37 14/07/2011 2:29:47

  • 2928

    Lampiran - 2. Rencana Usaha Kelompok (RUK)

    Kelompok : ........................................Desa/Kelurahan : ........................................Kecamatan : ........................................Kabupaten/Kota : ........................................Provinsi : .......................................

    RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

    No. Kegiatan Volume Harga satuan (Rp)Jumlah Biaya

    (Rp)1.2.3.dst

    Jumlah .................., ................... 2011

    Anggota : Ketua Kelompok, 1. ................. ................... ............................

    2. .................. ...................

    Menyetujui :Ketua Tim Teknis,

    .............................NIP.

    Lampiran - 3. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok

    Kelompok : ........................................Desa/Kelurahan : ........................................Kecamatan : ........................................Kabupaten/Kota : ........................................Provinsi : .......................................

    REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK

    .............................., ................2011.

    Yang Terhormat :Kuasa Pengguna AnggaranDirektorat Jenderal Peternakan danKesehatan Hewan

    Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan No...............tanggal .................... tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok, dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Penguatan Modal Kelompok sebesar Rp. ........................... (terbilang .............................. ) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut :

    No. Kegiatan Jumlah Biaya(Rupiah)1.2.3.

    Jumlah Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor ....................................... tanggal ............................., dana penguatan modal tersebut agar dipindahbukukan ke rekening Kelompok ..................................... No. Rekening .................. Pada cabang/Unit Bank ................ di .......................

    Menyetujui : Ketua Tim Teknis, Ketua Kelompok,

    ............................. ........................... NIP. Mengetahui/Menyetujui

    Pejabat Pembuat KomitmenDirektorat Perbibitan Ternak

    Drs. Bagus Pancaputra, MSi Nip. 19620812 198202 1 001

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 38-39 14/07/2011 2:29:47

  • 3130

    Lampiran 4. Format Kuitansi

    NPWP : ..........................MAK : ..........................T.A : .........................

    KUITANSINo. : ......................

    Sudah diterima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

    Uang sebanyak :

    Untuk pembayaran : Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok ....................... Di Desa/Kelurahan ............................................. Kecamatan ............................................ Kabupaten/Kota ............................................ Sesuai surat perjanjian kerjasama No. ......... tanggal ....................Terbilang Rp. : .................................................

    ......................., ..................... 2011

    Yang menerima :Mengetahui/Menyetujui Ketua Kelompok ........................Pejabat Pembuat KomitmenDirektorat Perbibitan Ternak

    Meterai Rp. 6.000,-

    Drs. Bagus Pancaputra, MSi. ....... N1P. 19620812 198202 1 001

    Setuju dibayar Kuasa Pengguna Anggaran

    Drh. Prabowo Respatiyo Caturroso, MM., PhDNIP. 19540204 198203 1 001

    Lampiran 5. Surat Perjanjian Kerjasama

    SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor :

    Antara

    PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

    Dengan

    KELOMPOK....................................

    Tentang

    PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIALUNTUK PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA

    MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    Pada hari ini, ....................... tanggal, ........................... bulan ................... tahun dua ribu sebelas bertempat di Kantor Direktorat Perbibitan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian jalan Harsono RM No.3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

    1. Drs. Bagus Pancaputra, M.Si : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Perbibitan Ternak, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan DIPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun Anggaran 2011 Nomor : 0327/018-06.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010, yang berkedudukan di Jalan Harsono RM No 3 Gd C Lt. 8 Jakarta Selatan yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

    2. ................................ : Ketua Kelompok ............................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 40-41 14/07/2011 2:29:47

  • 3332

    ..................., yang berkedudukan di Desa/Kelurahan ..........................., Kecamatan .................. Kabupaten/Kota ................. yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

    Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2011untuk kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok, dengan ketentuan sebagai berikut :

    Pasal 1 DASAR PELAKSANAAN

    Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002, tentang Petunjuk Pelaksanaan Anggaran 1. Pendapatan dan Belanja Negara;Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/2. Jasa Pemerintah.Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak ruminansia melalui Kelompok 3. Tahun 2011, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.DIPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 4. Anggaran 2011 Nomor : 0327./018-06.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010;Peraturan Menteri Pertanian No. 66/Permentan/OT.140/12/2010, tentang Pedoman 5. Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian Tahun Anggaran 2011;Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor .....6. ................................ tanggal ................................. tentang Penetapan Kelompok Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011.

    Pasal 2LINGKUP PEKERJAAN

    1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak ruminansia melalui Kelompok tersebut sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok (RUK).

    2. Pembelian ternak oleh PIHAK KEDUA mengikuti spesifikasi Teknis Bibit Ternak pada Lampiran - 1 petunjuk teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011.

    3. Perkawinan ternak dilakukan melalui teknik Inseminasi Buatan (IB) dengan menggunakan semen beku ternak produksi dalam negeri yang telah diuji mutunya dan atau kawin alam menggunakan sapi pejantan unggul bangsa/rumpun sejenis.

    Pasal 3SUMBER DAN JUMLAH DANA

    Sumber dan jumlah dana bantuan sosial untuk kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak ruminansia melalui Kelompok yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah : (1) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam DIPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal

    Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun Anggaran 2011 Nomor : 0327./018-06.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010;

    (2) Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak adalah sebesar Rp. ................................ (dengan huruf).

    Pasal 4PEMBAYARAN

    1. Pembayaran dana bantuan sosial untuk kegiatan Pengembangan Pembibitan Ternak

    Ruminansia melalui Kelompok dimaksud pada pasal 3 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta V, dengan cara pembayaran langsung (LS) ke rekening Kelompok ........................................, Desa/Kelurahan ............................... Kecamatan ............................................... Kabupaten/Kota .................... pada Bank ........................... Nomor Rekening : ...................................

    2. Penarikan dana dari Bank harus dilakukan dengan persetujuan Tim Teknis Kabupaten/Kota serta tanda tangan ketua kelompok dan 2 (dua) orang anggota sesuai dengan RUK.

    3. Penyaluran dana kepada PIHAK KEDUA dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut :

    Tahap pertama sebesar 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan dana, a. apabila PIHAK KEDUA telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan PIHAK PERTAMA;Tahap kedua sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana yang akan b. diterima PIHAK KEDUA, apabila pekerjaan telah mencapai 30 % (tiga puluh persen) dari RUK yang dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan oleh PIHAK KEDUA yang diketahui/disetujui dari Tim Teknis Kabupaten/Kota ; Tahap ketiga sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana yang akan c. diterima PIHAK KEDUA, apabila pekerjaan telah mencapai 60 % (enam puluh persen) dari RUK yang dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan oleh PIHAK KEDUA yang diketahui/disetujui dari Tim Teknis Kabupaten/Kota.

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 42-43 14/07/2011 2:29:47

  • 3534

    Pasal 5SANKSI

    1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial sesuai dengan Pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama batal;

    2. Dana yang dicabut oleh PIHAK PERTAMA disetorkan kembali ke Kas Negara.

    3. Berkas pengajuan pencairan dana tahap kedua atau ketiga, diterima oleh PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal 15 Desember tahun berjalan.

    Pasal 6PERSELISIHAN

    Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan 1. dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka 2. kedua belah pihak menyerahkan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat 3. kedua belah pihak.

    Pasal 7FORCE MAJEURE

    1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dengan tembusan kepada Tim Teknis dalam waktu 4 x 24 jam ;

    2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 7 ayat (1) adalah : a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran yang

    bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA ;b. Peperangan ;c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah.

    Pasal 8LAIN-LAIN

    1. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi

    beban PIHAK KEDUA;2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian

    yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama;

    3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu

    harus dengan persetujuan kedua belah pihak;4. PIHAK KEDUA wajib membuat surat kesanggupan kelompok sebagaimana Lampiran

    7 pada Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok;

    5. Guna menindaklanjuti Undang-Undang Anti Korupsi serta dalam rangka peningkatan

    Good Governance maka tidak ada pemberian atau imbalan dalam bentuk apapun dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA maupun pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berkenaan dengan penerimaan dana PMUK ini dengan surat pernyataan sebagaimana Lampiran - 8 pada Petunjuk Teknis Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok.

    Pasal 9P E N U T U P

    Surat perjanjian kerjasama ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.

    PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMAKetua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen..................... Direktorat Perbibitan Ternak,

    Materai Rp.6.000 ............................ Drs. Bagus Pancaputra, M.Si NIP. 19620812 198202 1 001

    Mengetahui/Menyetujui :Kuasa Pengguna Anggaran

    Direktorat Jenderal Peternakan danKesehatan Hewan

    Drh. Prabowo Respatiyo Caturroso, MM., PhD

    NIP. 19540204 198203 1 001

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 44-45 14/07/2011 2:29:47

  • 3736

    Lampiran 6. Kartu Ternak

    Nama Pemilik

    A l a m a t

    No. Identifikasi

    Jenis Kelamin

    No. Registrasi

    Tanggal Lahir

    Nama Induk

    Nama Bapak

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Waktu Ukur

    Produktivitas

    Lingkar Dada (cm)

    Panjang Badan(cm)

    Tinggi Pundak

    (cm)

    Berat Badan

    (kg)BCS

    Lahir

    Sapih (6 bulan)

    Umur 1 Tahun

    Umur 2 Tahun

    Lampiran 7. Surat Kesanggupan Kelompok

    SURAT KESANGGUPAN KELOMPOK

    Yang bertandatangan di bawah ini :

    Nama : ......................................

    Jabatan : Ketua Kelompok Peternak ..............................

    Alamat : ......................................................

    Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok peternak penerima kegiatan

    Pengembangan Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok tahun 2011 sanggup

    dan bersedia :

    1. Mencairkan dana dari Bank setelah mendapat persetujuan tertulis dari Tim Teknis

    Kabupaten/Kota.

    2. Memelihara ternak dengan baik dalam kandang bersama / kandang koloni.

    3. Melakukan pembelian ternak sesuai spesifikasi teknis yang tercantum di dalam

    petunjuk teknis.

    4. Memberikan pakan harian kepada ternak dalam jumlah sesuai dengan standar

    kebutuhan.

    5. Melakukan perkawinan ternak dengan IB dan/atau kawin alam dengan menggunakan

    semen beku dan/atau pejantan unggul.

    6. Melakukan pencatatan ternak (rekording), seleksi dan perkembangan usaha.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari

    saya melanggar hal-hal tersebut diatas, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan

    peraturan perundangan.

    .................... , ................. 2011

    Ketua Kelompok Peternak

    ..............................

    Meterai

    ........................................

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 46-47 14/07/2011 2:29:47

  • 3938

    Lampiran - 8. Surat Pernyataan

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertandatangan di bawah ini :

    Nama : ......................................

    Jabatan : Ketua Kelompok Peternak ..............................

    Alamat : .........................................

    Dengan ini menyatakan, bahwa kami atas nama kelompok penerima kegiatan Pengembangan

    Pembibitan Ternak Ruminansia melalui Kelompok Tahun 2011 tidak memberikan hadiah/

    imbalan/pemberian dalam bentuk apapun baik secara langsung maupun tidak langsung

    kepada KPA, PPK, Tim Pusat, Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota maupun

    pejabat/petugas terkait dengan kegiatan tersebut.

    Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    .................... , ...................

    2011

    Ketua Kelompok Peternak

    ..............................

    Meterai

    ........................................

    ampi

    ran

    - 9. B

    lank

    o La

    pora

    n

    PE

    RK

    EM

    BA

    NG

    AN

    TE

    RN

    AK

    Pro

    vins

    i/ K

    abup

    aten

    / :

    Kel

    ompo

    k *)

    Pen

    gada

    an T

    ahun

    :

    Kon

    disi

    Bul

    an

    :

    No

    Nama

    Ka

    bupa

    ten/

    Kelom

    pok *

    )Ju

    mlah

    Aw

    al

    Kelah

    iran

    Kem

    atian

    Po

    pulas

    i Ahir

    Janta

    nBe

    tina

    Total

    Induk

    Betin

    a

    Anak

    Total

    Induk

    Be

    tina

    Anak

    Total

    Janta

    nBe

    tina

    Janta

    nBe

    tina

    Jum

    lah...

    ......

    ......

    ....,

    ......

    ......

    ......

    ..

    (.....

    ......

    ......

    ......

    ......

    ......

    ......

    .)*)

    = C

    oret

    yan

    g tid

    ak p

    erlu

    PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA MELALUI KELOMPOK TAHUN 2011

    juknis.indd 48-49 14/07/2011 2:29:47

  • Catatan : Catatan :

    juknis.indd 50-51 14/07/2011 2:29:47

  • Catatan :

    juknis.indd 52 14/07/2011 2:29:47