perwakilan provinsi lampung · rencana strategis (renstra) dan akuntabilitas kinerja tahun 2012....

96

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

i

KATA PENGANTAR

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah mengamanatkan

kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk

menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Provinsi Lampung sebagai salah satu unit eselon II

mandiri di Lingkungan BPKP diwajibkan menyusun LAKIP.

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2012 ini merupakan

laporan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategik 2010-2014, yang

memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam Keputusan

Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir diubah dengan

KEP-955/K/SU/2011.

Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana

untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik

keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2012.

LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang

Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2012.

Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategik 2010 – 2014

yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama, program

dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta rencana kinerja

organisasi tahun 2012. Sedangkan Bagian Akuntabilitas Kinerja akan

@PE8UTfi.I{IIJIN PBOVINSI

menguraikan rnengenai metodologi pengukuran capaian, oapaian kinerja

organisasi tahun 2012, ana[isis capaian organisasi tahun 2012 dan

akuntabilitas keuangan.

Kami berharap LAKIF tahun 2A12 ini 'dapat memberikan manfaat bagi

stakeholder dan selpruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung sebagai umpan balik dalam melaksanakan tugasnya di

masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung yang lebih baik.

11

198703 1 001

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP ..................................................................... 1

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ...................................................................................... 2

C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................. 4

D. STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................................... 5

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................................. 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................................... 10

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 .................................................................................. 11

1. Pernyataan Visi .................................................................................................................... 11

2. Pernyataan Misi ................................................................................................................... 11

3. Tujuan .................................................................................................................................. 17

4. Sasaran Strategis .................................................................................................................. 18

5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................... 19

6. Program dan Kegiatan .......................................................................................................... 22

B. PERJANJIAN KINERJA 2012 .......................................................................................... 24

III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ 28

A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................................. 28

B. ANALISIS KINERJA ............................................................................................................. 31

Sasaran Strategis1.................................................................................................................... 32

Sasaran Strategis 2 ................................................................................................................... 38

Sasaran Strategis 3 ................................................................................................................... 40

Sasaran Strategis 4 ................................................................................................................... 43 Sasaran Strategis 5 ................................................................................................................... 50

Sasaran Strategis 6 ................................................................................................................... 52

Sasaran Strategis 7 ................................................................................................................... 54

Sasaran Strategis 8 ................................................................................................................... 62

IV. PENUTUP ................................................................................................................................. 63

LAMPIRAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Provinsi Lampung telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun

2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan,

dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai. serta rencana

pendanaan dalam tahun 2010-2014, yang selanjutnya menjadi acuan dalam

penyusunan Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin)

setiap tahun.

Visi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung adalah menjadi Auditor Presiden yang

Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan

Negara yang Berkualitas. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai Auditor

Presiden di daerah berperan membantu pemerintah pusat/daerah dalam

meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.

Untuk mewujudkan visinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memiliki empat

misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas

KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (2) membina secara efektif

penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di Wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung; (3) mengembangkan kapasitas pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan

yang andal bagi presiden/pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung.

Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014,

yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang

baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (3) terciptanya iklim yang

mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan

P

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

v

keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (4)

tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (5) meningkatnya kapasitas

aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan

pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2012 Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak

lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal

30 November 2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) BPKP. Perumusan sasaran strategis diikuti dengan

penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan sebagai

dasar pengukuran capaian sasaran strategis.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2012 ini merupakan salah satu media yang

menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk mampu

menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2012. LAKIP ini juga

sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju

terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2012 menunjukkan bahwa seluruh

sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak delapan sasaran

strategis telah tercapai. Delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1.

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

No. Sasaran Strategis Capaian

Sasaran

1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 100%

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%

Tercapai 100%

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD

Tercapai 100%

RINGKASAN EKSEKUTIF

vi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

No. Sasaran Strategis Capaian

Sasaran

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Tercapai 100%

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Tercapai 100%

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Tercapai 100%

7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

Tercapai 100%

8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

Tercapai 100%

Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan

peran Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam memberikan nilai tambah bagi

stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran

atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU

dominan) dari 36 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2012. Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan

analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya.

Realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian tiga IKU

dominan, dengan realisasi sebagai berikut:

a. Dalam tahun 2012, jumlah Instansi Pemerintah Pusat yang mendapat

pendampingan penyusunan Laporan Keuangan sebanyak 23 Instansi

Pemerintah, sedangkan target dalam PKP2T sebanyak 22 Instansi

Pemerintah atau sebesar 104,55%. Bila dibandingkan dengan targetnya

sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 130,68%.

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

vii

b. Dalam tahun 2012, Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan

Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP dari BPK RI sebanyak

13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah Provinsi Lampung. Bila

dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka capaian indikator IKU

tersebut adalah sebesar 101,96%.

c. Dalam tahun 2012 Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini dukungan

Wajar adalah sebanyak 31 atau sebesar 83,78% dari 37 Laporan Hasil

Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 102,18% dari

target sebesar 82,00%. Secara rinci hasil audit dukungan atas proyek

PHLN di wilayah Provinsi Lampung.

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat”, Kinerja IKU

ini diukur berdasarkan jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan

presiden yang disampaikan ke pusat tahun berjalan dibandingkan dengan

jumlah target laporan yang akan dikirim ke pusat sampai dengan tahun

berjalan. Selama periode tahun 2012 sasaran IKU tersebut tercapai sebesar

168,66%. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 71,25% laporan, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 236,71%.

3. Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian dua IKU

dominan, dengan realisasi sebagai berikut:

a. Atas IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai

SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini berdasarkan jumlah IPD yang

mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang

diaudit kinerja pelayanan, Dalam tahun 2012, IPD yang telah mencantumkan

SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 27 IPD dari target

sebanyak 9 IPD, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2012 sebesar

300,00%. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya

sebesar 200,00% dari target sebesar 150,00%.

RINGKASAN EKSEKUTIF

viii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

b. Atas IKU “BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor

baik“, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berperan melakukan pengawasan

intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada

BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat

memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan dengan menghitung Jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI

dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2012, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/

asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 16 BUMN/D/BLU/D atau sebesar

266,67% dari target sebanyak 6 buah.

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara

lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi

KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menjadi

lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan

demikian, “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi

salah satu IKU Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam upaya pencapaian

sasaran strategis.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan berdasarkan jumlah laporan audit

investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T.

Dalam tahun 2012, pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA sebanyak

86 kegiatan atau sebesar 140,98% dari target yang ditetapkan sebanyak

61 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka capaian

IKU ini adalah sebesar 165,86%.

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern”, yang

diukur berdasarkan. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

ix

instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-

852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi

Pemerintah Tahun Anggaran 2011.

Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 4 Pemda yang telah

memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 200% dari target

sebesar 2 Pemda.

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Realisasi jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA”, yang diukur dari

jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA. Sampai dengan tahun 2012,

jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA adalah 5 Pemerintah Daerah dari

target sebanyak 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung, atau

realisasi sebesar 33,33%, dengan capaian 100,00% atas target sebesar

33,33%.

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%.

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh dua IKU dominan,

dengan realisasi sebagai berikut:

a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”,

diukur dengan membandingkan antara tingkat realisasi penugasan terhadap

rencana capaian yang ditetapkan. Realisasi Penugasan Pengawasan (PP)

PKP2T tahun 2012 sebanyak 373 PP atau sebesar 96,13% dari target

sebanyak 388 PP. Jika dibandingkan dengan target capaian IKU sebesar

80% maka realisasi capaian atas IKU tersebut sebesar 120,17%.

b. Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah

tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap

penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan

Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat

keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan SAP.

RINGKASAN EKSEKUTIF

x LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan

keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%

apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya

kegiatan pengelolaan anggaran sesuaidengan sistem akuntansi pemerintah.

Realisasi tahun 2012 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluasi

Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target

outcome nilai capainnya 100% karena target outcomenya juga 80%.

8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi

Pimpinan

Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau

100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,

SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG. Jika dibandingkan dengan

targetnya sebesar 61% maka realisasi capiannya sebesar 163,93%.

Selain pencapaian sasaran strategis tersebut di atas, beberapa prestasi

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2012 diantaranya:

a. Memperoleh nilai 91,44 dari skala 100 atau predikat Sangat Baik dari hasil

evaluasi kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung oleh Inspektorat

BPKP.

b. Memperoleh nilai 93,28 (AA) atau predikat Memuaskan dari hasil evaluasi

akuntabilitas kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

c. Memperoleh nilai 85,69 atau predikat Baik dari hasil evaluasi

penyelenggaraan SPIP pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung oleh

Inspektorat BPKP.

d. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendapat apresiasi dari Sekretaris

Utama BPKP sesuai Surat Nomor S-803/SU/03/2012 tanggal 11 Mei 2012

terkait dengan realisasi penyerapan belanja modal dan dapat melakukan

penghematan anggaran sebesar Rp12.087.000,00 dengan realisasi fisik

100% pada Semester I Tahun 2012.

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

xi

e. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendapat Juara 3 Profil Adi Pakarti di

Lingkungan BPKP.

Keseluruhan program yang dilaksanakan BPKP pada tahun 2012

menggunakan dana sebesar Rp14.410.312.000,00 atau 97,40% dari anggaran

sebesar Rp14.795.011.000,00.

Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah menunjukkan

capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi

untuk peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut:

a. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin

kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung;

b. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan

secara tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan

penyimpangan dari RMP dan RPL;

c. Meningkatkan identifikasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;

d. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit

yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut

temuan hasil pengawasan;

e. Mengintensifkan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit yang belum

ditindaklanjuti melalui kegiatan monitoring dan evaluasi tindaklanjut;

f. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan,

rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja

dapat disusun tepat waktu dan akurat.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

1

I. PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan

Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama

membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan

yang terkait.

Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan

layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika

penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012 lebih lanjut

diuraikan sebagai berikut:

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2011

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 64 Tahun 2005 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan;

2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan

dan pembangunan;

3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan

pengawasan keuangan dan pembangunan;

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,

ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,

kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.

B

BAB I. PENDAHULUAN

2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan

dan pembangunan;

2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan

untuk mendukung pembangunan secara makro;

3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan;

4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang

meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga

profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan;

6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a. Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat

penimbunnan dan sebagainya.

b. Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-

surat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil

survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan

dalam pengawasan;

c. Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan

lain-lainnya;

d. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil

pengawasan BPKP sendiri, maupun hasil pengawasan lembaga

pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

B. Aspek Strategis Organisasi

BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,yang dibentuk dengan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 64 Tahun 2005, telah mendapat mandat baru dengan diterbitkannya

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

3

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP).

Mandat baru bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki

tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan

sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai pembina

SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan penguatan

SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin

terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.

Mandat baru tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP

seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan

Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan

paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di

daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi

penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah:

1. Product Differences

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka

penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik

yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai

tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis,

makro, nasional (lintas sektoral).

2. Market Differences

BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar

produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi

shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif,

organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung.

3. Methodology Differences

Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan

membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit,

performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan

paradigma baru BPKP.

BAB I. PENDAHULUAN

4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat dari PP

Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara

dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek

pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu

mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya

kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP.

Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan

consulting.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan menciptakan

iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memberikan layanan

kepada pengguna sebagai berikut:

1. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN);

3. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

4. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya

kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian

keuangan negara kepada instansi penyidik;

5. Melakukan sosialisasi, asistensi dan bimbingan teknis dalam rangka

pembenahan manajemen pemerintah dan BUMN/D;

6. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis,

berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan

untuk pengambilan kebijakan pemerintah.

Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja Program

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Audit Kinerja Program Gerakan

Nasional – Rehabilitasi Hutan dan Lahan/GERHAN, Optimalisasi Penerimaan Negara

dari Pajak dan PNBP, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),

Supervisi dan Monitoring Pengadaan Benih Bantuan Petani, Program yang dibiayai

dari Dana Dekonsentrasi pada Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional, serta

audit kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

5

Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek

yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana

Alokasi Khusus (DAK).

Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung,

dalam menudukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan terhadap

beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain kegiatan lintas

sektoral, BUN, permintaan presiden dan Bantuan Operasional Sekolah.

Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih (good

and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya

membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014

dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi

preemtif/edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi

program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP),

audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit

investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan

bantuan penghitungan kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian

keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana

korupsi.

Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya meningkatkan

tata kelola pemerintahan, melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis

sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan Key Performance

Indicators (KPI).

Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah,

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian pentingnya

SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan melakukan

sosialisasi, fasilitasi,asistensi.

D. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sesuai Keputusan

Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah diubah

beberapakali, terakhir dengan peraturan Kepala BPKP Nomor PER-

955/K/SU/2011, tampak sebagaimana berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

6 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP

Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang Kepala

Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang, sebagai

berikut:

1. Bagian Tata Usaha

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

4. Bidang Akuntan Negara

5. Bidang Investigasi

Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian, yaitu

Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub

Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan.

Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,

urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan,

serta pelaporan hasil pengawasan.

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

7

instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima

pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi

pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan.

3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah

atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan

akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan.

4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate

governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara,

badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah,

BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.

5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan

keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan,

serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas:

Tabel 1.1.

Posisi Pegawai Menurut Golongan per 31 Desember 2012

No Uraian Posisi per

1 Januari 2012

Tambah Kurang Posisi per 31 Desember

2012

1 Golongan IV 14 - - 14

2 Golongan III 90 - 6 84

3 Golongan II 30 31 8 53

4 Golongan I - - - -

Total 134 31 14 151

BAB I. PENDAHULUAN

8 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Tabel 1.2. Data Pegawai Menurut Jabatan

No Uraian Posisi per

1 Januari 2012

Tambah Kurang Posisi per

31 Desember 2012

1 Pejabat Struktural

- Eselon II 1 - - 1

- Eselon III 5 - - 5

- Eselon IV 4 - - 4

2 Pejabat Fungsional 85 - 9 76

3 Staf 39 31 5 65

Total 134 31 14 151

E. Sistematika Penyajian

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2012 melaporkan pencapaian

kinerja BPKP selama tahun 2012. Capaian kinerja 2012 diukur dan dinilai

berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan

tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2010-2014.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2012 memungkinkan

dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai

masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini,

sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung Tahun 2012 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

9

Gambar 1.2.Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2012

Referensi Bab

PENDAHULUAN Bab I

Bab IV PENUTUP

RencanaStrategis

2010-2014

PerjanjianKinerja/Penetapan

Kinerja 2012 Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

10

II. PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Peningkatan ini terlihat dari penajaman

program pada Renstra 2010–2014. Program pada Renstra Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung periode 2010-2014 berbeda dari Renstra periode sebelumnya

yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi oleh Bappenas.

Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program

generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Negara BPKP.

Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan

dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga

mulai tahun 2012 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.

Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam

Renstra BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara

implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran

strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian

tujuan dan sasaran strategis.

M

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

11

A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan salah satu

amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan bagian dari perencanaan

nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung pencapaian program-

program prioritas Pemerintah.

1. Pernyataan Visi

Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014

mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra

Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang

diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010.

Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP

berisi Visi sebagai berikut:

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi

oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan.

Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.

2. Pernyataan Misi

Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh unit

untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan

Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Berkualitas

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

12 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Selanjutnya, dengan terbitnya PP

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka

BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama

dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi

BPKP adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN

di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern

atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku

shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang

baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan

MISI 1

Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang

Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

13

assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan

negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan balik

sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan

tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara

berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.

Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin

jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan

bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang

dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga

atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP

lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan

informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan

program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi

pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.

Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan

dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku

Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan

oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat

diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-

kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan

selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.

Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden

merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-

permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai

dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut

merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor

Presiden/Pemerintah.

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan

bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,

transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan

bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas

penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur,

dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan

penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh

instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan

SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah

Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas

kinerja Presiden.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

2) Sosialisasi SPIP;

3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;

4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta

5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian

kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat

menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi

kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan

penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan

pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh

MISI 2

Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

15

instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar

diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap

penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi

kepada seluruh instansi pemerintah.

Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/

kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu

mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten.

Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan

memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan

yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja sama yang

sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP dilakukan

melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda bersama-sama

dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan

secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.

Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi

memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-

masing.

Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota

komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem

pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan

nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian,

Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan

Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi

Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti

MISI 3

Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta

Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari

sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:

1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal

59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);

2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2

dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);

3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;

4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;

5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;

6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;

7) Sinergi dengan APIP lain.

Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam

rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan

Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden

(President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini

akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi

akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web,

online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan

informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas

Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi

mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat

melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi

dengan rencana pada saat tertentu.

Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-

masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun

MISI 4

Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan

yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

17

indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam

menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD.

Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs

adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link) proses pelaporan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan sumber daya

informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga

memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk

memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing

program/agenda Pemerintah.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun

dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan

tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi.

3. Tujuan

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta

berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran

atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP

mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi

disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda

dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, BPKP

memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder

dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna

Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced

scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak

stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan

dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan

utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung;

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung;

3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;

4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;

5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;

6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu

lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan

kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis

merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan

dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah

sebagai berikut:

1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;

2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 15 Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)

pada 75% BUMN/BUMD;

4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan

kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

19

8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi

pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014

adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan indikator

kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang

menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP.

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan ukuran

keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward

looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang

menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi

stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penetapan indikator

dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan

kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan

untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).

Indikator-indikator kinerja utama BPKP dapat dilihat pada tabel 2.1.

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

21

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

30 Persentase Pemanfaatan asset

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

22 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

6. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP

menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi

BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan

oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada

kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik.

Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada

kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program

generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung

pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh

Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:

� Program Teknis

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan

anggaran sebesar Rp3.577.743.000,00.

� Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-

BPKP dengan anggaran sebesar Rp10.776.268.000,00;

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP

dengan anggaran sebesar Rp441.000.000,00.

Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama

kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

23

identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mendukung

pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2012 secara ringkas dapat dilihat

pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Program 1:Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran strategis 1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL

2 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD

3 Pengawasan atas Proyek PHLN

4 Pengawasan lintas sektor

5 Pengawasan atas permintaan presiden

6 Pengawasan atas permintaan stakeholder

7 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD

Sasaran strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Pengawasan BUN

9 Pengawasan Penerimaan Negara

Sasaran strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Pengawasan atas kinerja pelayanan publik

11 Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

12 Pengawasan atas kinerja BUMD

Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Sosialisasi masalah korupsi

14 Bimtek/asistensi implementasi FCP

15 Kajian pengawasan

16 Audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

17 Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

18 Quality assurance penugasan investigasi

19 Telaahan pengaduan masyarakat

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Pembinaan penyelenggaraan SPIP

21 Asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada Pemerintah Daerah

22 Monitoring Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah

Program 2:Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Monitoring realiasi penugasan dalam PKP2T

25 Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan

26 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

27 Monitoring Pagu Dana Diblokir dalam DIPA

28 Survey kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

29 Publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

30 Pemanfaatan asset

31 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

32 Tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

33 Masukan topik penelitian kepada puslitbangwas

34 Sosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

35 Survey kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Pemanfaatan Dukungan Sistem Informasi BPKP

B. PERJANJIAN KINERJA 2012

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra

dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini

pengukuran indikator kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran

strategis ini di tahun 2012 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja.

Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja

antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen

penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

25

mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta

target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan

dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap

sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Pada tahun 2012, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah

dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat

36 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan

sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3.

Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2012

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 85,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 100,00

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 7,00

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 150,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 55,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 50,00

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 12,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 6,00

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 85,00

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50,00

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring IPP/IPD 2,00

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

27

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Sistem Pengendalian Intern

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 80,00

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,60

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8,00

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00

30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

7,90

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 74,00

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

15,00

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,50

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 61,00

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

28

III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

engukuran capaian kinerja tahun 2012 merupakan bagian dari

penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang

diperjanjikan tahun 2012 dan membandingkannya dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitik beratkan

pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih

indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai

signifikan bagiPerwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam mempengaruhi

pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi

IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam

dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali

faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun

2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun

2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai

Bidang/Bagian terkait.

Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU

dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.

Capaian atas 36 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis

secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana

terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

PPP

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

29

Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00 104,55 130,68

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 85,00 86,67 101,96

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 83,78 102,18

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 108,08 146,55

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00 236,36 347,59

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00 115,79 144,74

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 100,00 36,67 36,67

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25 168,66 236,71

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 7,00 0,07 1,06

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 150,00 300,00 200,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 55,00 266,67 484,85

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 50,00 100,00 200,00

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00 3,00 100,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 12,00 9,00 75,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 6,00 1,00 16,67

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00 75,00 89,29

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00 140,98 165,86

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 85,00 100,00 117,65

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 100,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50,00 46,67 93,33

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00 11,00 73,33

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 2,00 4,00 200,00

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33 33,33 100,00

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 80,00 96,13 120,17

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00 80,00 100,00

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,60 7,50 98,68

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

31

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00 100,00 111,11

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8,00 7,50 93,75

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00 75,00 94,94

30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 94,24 94,24

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

7,90 5,00 63,29

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 74,00 33,33 45,05

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00 1,00 100,00

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

15,00 12,00 80,00

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,50 7,07 94,27

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 61,00 100,00 163,93

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta

realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,

khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap

sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara

langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap

perwujudan sasaran strategis serta mengaitkannya dengan kemungkinan

tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam

Lampiran 3.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

32 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai

alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan

sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Meningkatnya kualitas laporan keuanga , kementerian/lembaga, dan pemerintah

daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai

perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka

menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada

para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sehingga Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu

atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang

diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI

minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”

diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas

laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,

dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi

IKU sasaran strategis tahun 2012 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00 104,55 130,68

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 85,00 86,67 101,96

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 83,78 102,18

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

33

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 108,08 146,55

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00 236,36 347,59

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00 115,79 144,74

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 100 36,67 36,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2012

tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan ketujuh IKU, rata-rata capaian

sasaran 144,24%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusun an laporan

keuangan

IKU tersebut menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis

1 BPKP adalah “Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD” dengan

target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif

menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk

Instansi Vertikal yang ada di daerah, untuk melakukan pendampingan

penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP

menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan antara

jumlah instansi pemerintah yang mendapat pendampingan penyusunan

laporan keuangan dengan target dalam PKP2T.

Dalam tahun 2012, jumlah Instansi Pemerintah yang mendapat

pendampingan penyusunan Laporan Keuangan sebanyak 23 Instansi

Pemerintah, sedangkan target dalam PKP2T sebanyak 22 Instansi

Pemerintah atau sebesar 104,55%. Bila dibandingkan dengan targetnya

sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 130,68%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

34 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 104,55% jika dibandingkan dengan target

akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 110,05% dari target

sebesar 95%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp230.054.000,00 atau 112,70% dari anggaran sebesar Rp204.134.000,00

dengan menggunakan SDM, sebanyak 945 OH atau 146,28% dari rencana

sebanyak 646 OH.

2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya

Memperoleh Opini Minimal WDP

Selain IPP yang ada di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga

berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah

(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Wilayah Provinsi Lampung ke arah yang lebih

baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang

Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah LKPD yang

laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan

jumlah Pemerintah Daerah yang ada di Wilayah Provinsi Lampung.

Dalam tahun 2012, LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini

minimal WDP sebanyak 13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah

Provinsi Lampung. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka

capaian indikator IKU tersebut adalah sebesar 101,96%. Secara rinci

Perkembangan perolehan opini atas LKPD diuraikan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuanga n Pemerintah Daerah Per Pemda

Di Wilayah Provinsi Lampung

Tahun 2010 – 2011

No.

Nama Pemda

Opini BPK Atas LKPD

2010 2011

1. Provinsi Lampung WDP WTP

2. Kota Bandar Lampung WTP WTP

3. Kabupaten Lampung Selatan WTP WTP

4. Kabupaten Tanggamus WDP WDP

5. Kota Metro WTP WTP

6. Kabupaten Lampung Tengah WDP WDP

7. Kabupaten Lampung Timur TMP TMP

8. Kabupaten Lampung Utara TMP WDP

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

35

No.

Nama Pemda

Opini BPK Atas LKPD

2010 2011

9. Kabupaten Way Kanan WTP WTP

10. Kabupaten Tulang Bawang WDP WDP

11. Kabupaten Lampung Barat WTP WTP

12. Kabupaten Pesawaran WDP WDP

13. Kabupaten Mesuji WDP TMP

14. Kabupaten Tulang Bawang Barat WDP WTP

15. Kabupaten Pringsewu TMP WDP

Jumlah 15 15

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak

Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp93.247.000,00 atau sebesar 89,63% dari anggaran sebesar

Rp104.036.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.656 OH atau

210,42% dari rencana sebanyak 787 OH.

3. Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN y ang Opini dukungan Wajar

IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini

dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran

Strategis satu. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini dukungan wajar

dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).

Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 31 atau sebesar 83,78% dari

37 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar

102,18% dari target sebesar 82,00%. Secara rinci hasil audit dukungan atas

proyek PHLN di wilayah Provinsi Lampung diuraikan pada Lampiran 5.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp220.056.000,00 atau 97,41% dari anggaran sebesar Rp225.908.000,00,

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.113 OH atau 81,72% dari rencana

sebanyak 1.362 OH.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

36 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang dis ampaikan ke Pusat

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada

BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP

tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga

keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat

lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan

atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan

berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat”

diukur dengan menghitung perbandingan antara jumlah laporan lintas sektor

yang telah dikirim ke pusat dengan target Laporan yang harus dikirim ke

BPKP Pusat. Dalam tahun 2012, jumlah laporan yang telah dikirim sebanyak

107 laporan atau sebesar 108,08% dari target laporan yang harus dikirim

sebanyak 99 laporan. Jika dibandingkan dengan targetnya sasaran

outcomenya, maka capaian IKU ini adalah sebesar 146,55% dari target

outcome sebesar 73,75%.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan

dana sebesar Rp636.562.000,00 atau 87,04% dari anggaran sebesar

Rp731.332.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.833 OH atau

95,61% dari rencana sebanyak 2.963 OH.

5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presid en yang disampaikan ke Pusat

IKU “Persentasehasil pengawasan atas permintaan Presiden yang

disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis

satu dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern

melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden,

sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang

SPIP.

Capaian IKU ini diukur dengan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat

dibandingkan target laporan dari Pusat.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

37

Realisasi laporan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

tahun 2012 sebanyak 26 laporan atau sebesar 236,36% dari target sebanyak

11 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaian IKU

ini sebesar 347,59% dari target sebesar 68%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp124.549.000,00 atau 114,76% dari anggaran sebesar Rp108.527.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 338OH atau 99,71% dari rencana

sebanyak 339 OH.

6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang

Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang

Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 80,00%.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung Persentase laporan pengawasan

atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam

KM4).

Realisasi laporan atas permintaan Stakeholders yang disampaikan ke Pusat

tahun 2012 sebanyak 22 laporan atau sebesar 115,79% dari target sebanyak

19 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capainnya

sebesar 144,74% dari target sebesar 80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp159.280.000,00 atau 92,55% dari anggaran sebesar Rp172.106.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 599 OH atau 115,41% dari rencana

sebanyak 519 OH.

7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyele nggaraan

Akuntansi

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun

2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang

wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,

dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada

umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

38 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD

di wilayah Provinsi Lampung agar sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku umum.Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung

pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang

mendapat pendampingan penyelenggaraan Akuntansi”.

IKU ini diukur dengan menghitungJumlah BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh

BUMD di wilayah kerja perwakilan.

Realisasi jumlah BUMD yang mendapat pendampingan sebanyak 11 BUMD

atau sebesar 36,67% dari seluruh jumlah BUMD di Wilayah Provinsi

Lampung sebanyak 30 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome

realisasi capainnya sebesar 36,67% dari target sebesar 100%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp50.210.000,00 atau 124,36% dari anggaran sebesar Rp40.374.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 867 OH atau 359,75% dari rencana

sebanyak 241 OH.

Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar

87,50%” memiliki tiga IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur

keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat. Secara lengkap, tiga IKU tersebut disajikan dalam Tabel

3.4.

Tabel 3.4

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25 168,66 236,71

2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 7,00 0,07 1,06

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

39

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan k e Pusat

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa

BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk

memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat

tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung membentuk

IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke

Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.

Realisasi laporan pengawasan BUN yang telah disampaikan kepada BPKP

Pusat selama tahun 2012 sebanyak 113 laporan atau sebesar 168,66% dari

target sebanyak 67 laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome

realisasi capainnya sebesar 236,71% dari target sebesar 71,25%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp567.449.000,00 atau 93,23% dari anggaran sebesar Rp608.624.000,00

dan menggunakan SDM sebanyak 2.184 OH atau 104,60% dari rencana

sebanyak 2.088 OH.

2. Persentase Penghematan Biaya ( cost saving ) Dibandingkan dengan

Nilai yang Diaudit

IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) dibandingkan dengan

Nilai yang Diaudit” dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan

intern yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam

peningkatan penerimaan negara yang berasal dari pendapatan BUMN atau

pihak lainnya yang terkait dengan BUMN.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah nilai rupiah koreksi audit

(penghematan) dibandingkan dengan nilai rupiah yang diaudit.

Selama tahun 2012, kegiatan Optimalimasi Penerimaan Negara dari Sektor

Penerimaan Negara Bukan Pajak telah terlaksana namun sampai dengan

saat ini belum ada tindak lanjutnya. Kegiatan audit PNBP untuk Tahun

Anggaran 2011 dilakukan hanya pada satu kementerian saja yaitu

Kementerian Pertanian RI pada kegiatan Penyidikan dan Pengujian Veteriner

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

40 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Regional II dan Balai Karantina Pertanian Kelas I dijumpai adanya realisasi

penerimaan PNBP tahun 2011 yang masih di bawah potensinya sebesar

Rp854.667.837,00.

Berdasarkan hasil audit tersebut dijumpai adanya kekurangan penyetoran

sebesar Rp2.464.000,00 atau sebesar 0,07% dari nilai PNBP yang telah

diterima sebesar Rp3.320.420.753,00

Untuk melaksanakan penugasan ini tidak ada realisasi anggaran pengawasan

namun telah menggunakan SDM sebanyak 50 OH atau 131,58% dari

rencana sebanyak 38 OH.

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah

danTerselenggaranya Good Governance pada75% Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri

atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan

yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan

pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu

pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka

penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah

menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal

(SPM).

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah

struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk

meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai

perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-

undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

41

merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban

menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam

meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung perlu mendorong pemerintah daerah untuk

menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong

BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya

GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait

langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan

Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI

mendapat skor baik.

Tabel 3.5

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 150,00 300,00 200,00

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 55,00 266,67 484,85

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 50,00 100,00 200,00

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012

tercapai diatas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar

Pelayanan Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang

mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.

Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang

mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

42 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada

dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010

juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh

kementerian teknis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan

pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan

intern antara lain melalui audit kinerja.

Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP

mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Jumlah IPD yang

Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini

berdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen

perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2012, IPD yang telah dilakukan audit pelayanan umum

sebanyak 27 IPD dari target sebanyak 9 IPD, sehingga realisasi IKU ini pada

tahun 2012 sebesar 300,00%. Jika dibandingkan dengan target outcome

realisasi capainnya sebesar 200,00% dari target sebesar 150,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp42.849.000,00 atau 69,04% dari anggaran sebesar

Rp62.068.000,00,dengan menggunakan SDM sebanyak 976 OH atau

295,76% dari rencana sebanyak 330 OH.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi /asistensi

GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan

jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI,

dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI

dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2012, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 16 BUMN/D/BLU/D atau

sebesar 266,67% dari target sebanyak 6 buah, sehingga realisasi IKU ini pada

tahun 2012 sebesar 266,67%. Jika dibandingkan dengan target outcome

realisasi capainnya sebesar 484,85% dari target sebesar 55,00%

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

43

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp138.906.000,00 atau 104,37% dari anggaran sebesar Rp133.093.000,00,

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.551OH atau 551,96% dari rencana

sebanyak 281 OH.

3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”,

dimaksudkan untuk mengukur tentang tingkat kesehatan BUMD sehingga

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam upaya

membantu meningkatkan kinerja BUMD.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja

dibandingkan target PKPT.

Dalam tahun 2012, jumlah BUMD yang telah dilakukan audit kinerja sebanyak

9 BUMD atau sebesar 100% dari target sebanyak 9 BUMD. Jika

dibandingkan dengan target outcome realisasi capainnya sebesar 200% dari

target sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp106.070.000,00 atau 62,87% dari anggaran sebesar Rp168.721.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.011 OH atau 171,36% dari rencana

sebanyak 590 OH.

Sasaran Strategis 4:

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan

menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan

Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang

Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah

pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya

Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas

Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

44 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:

1. Pencegahan tindak pidana korupsi;

2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;

5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;

6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi,

BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan

pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong

penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan

dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam

melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta

sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi.

Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Dalam Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait

langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU

lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014

disajikan dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00 3,00 100,00

2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 12,00 9,00 75,00

3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 1,00 100,00

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

45

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00 75,00 89,29

5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00 140,98 165,86

6 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 85,00 100,00 117,65

7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 100,00

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 tercapai

100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran

106,83%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah

sebagai berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi P rogram Anti

Korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik

penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa

peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan

korupsi.

Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas

permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian

kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum

koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,

pembinaan/quality assurance.

Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)

utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia

pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik

dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan

makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai

dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan

membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

46 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah,

terutama di dunia pendidikan.

Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 3 kegiatan, maka capaian IKU

adalah 100,00%. Realisasi IKU ini tahun 2012 sebesar 3 kegiatan. Capaian

ini adalah 100% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 3

kegiatan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp59.631.000,00 atau 91,40% dari anggaran sebesar Rp65.244.000,00 dan

dengan SDM sebanyak 161 OH atau 53,49% dari rencana sebanyak 301 OH.

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas

dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good

Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk

mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari

atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur

Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian

Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,

Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar

Perilaku dan Disiplin.

IKU “IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP” dalam upaya perbaikan

penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan

hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP.

Realisasi IKU atas Implementasi FCP adalah 9 BUMD yaitu PDAM di Wilayah

Provinsi Lampung dan jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 12

instansi/BUMN/BUMD, maka capaian IKU adalah 75,00%.

Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesarRp1.347.000,00

atau sebesar 6,40% dari anggaran sebesar Rp21.045.000,00 dengan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

47

menggunakan SDM sebanyak 77 OH atau 18,83% dari rencana sebanyak

409 OH.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang dilakukan Kajian Per aturan yang

Berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang

mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini

dimaksudkan untuk mengukur instansi/BUMN/BUMD yang

membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-

undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.

Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan

yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan pedoman

pelaksanaan kegiatan.

Dalam tahun 2012 realisasi IKU sebanyak satu instansi membuat/mengoreksi

kebijakan. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2012 sebanyak 1

Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Kegiatan kajian peraturan

yang dilaksanakn yaitu kajian atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 30

tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan CSR/PKBL di Provinsi Lampung.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp17.518.000,00atau sebesar 193,98% dari anggaran sebesar

Rp9.031.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 190 OH atau 950%

dari rencana sebanyak 20 OH.

4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Pe nyesuaian Harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian

harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap

peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut

berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase pelaksanaan

penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

48 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah dihitung jumlah laporan HKP,

klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP,

klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST).

Dalam tahun 2012, jumlah penugasan HKP sebanyak 3 penugasan atau

sebesar 75% dari target yang ditetapkan sebanyak 4 penugasan. Jika

dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah

sebesar 89,29%.

Kegiatan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran

pembangunan (debottlenecking) yaitu mediasi pelaksanaan pembangunan

GOR Kalianda Lampung Selatan, mediasi peningkatan status Bandara Radin

Intan II, dan Pembangunan gedung perawatan kelas III Rumah Sakit A. Yani

Kota Metro tahun 2012.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp30.262.000,00 atau sebesar 51,75% dari anggaran sebesar

Rp58.475.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 153 OH atau

68,92% dari rencana sebanyak 222 OH.

5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara

lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi

KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan

kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase

Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU BPKP

dalam upaya pencapaian sasaran strategis.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit

investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T.

Dalam tahun 2012, pelaksanaan audit insvestigasi/PKKN/PKA sebanyak

86 kegiatan atau sebesar 140,98% dari target yang ditetapkan sebanyak

61 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 165,86%.

Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana sebesar

Rp593.131.000,00 atau 111,01% dari anggaran sebesar Rp534.314.000,00

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

49

dengan menggunakan SDM sebanyak 2.933 OH atau 120,65% dari rencana

sebanyak 2.431 OH.

6. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai sta ndar

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan

keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan

keinvestigasian yg disampaikan ke pusat.

Selama periode tahun 2012, laporan keinvestigasian dari Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung sebanyak 86 laporan dan dari jumlah tersebut tidak ada

yang dikembalikan oleh BPKP Pusat, sehingga capaian untuk IKU

“Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar” telah tercapai

100%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 85% maka realisasi

capain atas IKU tersebut sebesar 117,63%.

7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap

akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan

pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data

bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat

pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara

langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai

sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang

Ditindaklanjuti.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan investigatif

untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah

surat pengaduan masuk yang diteruskan ke Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung.

Realisasi IKU tahun 2012, diukur dari jumlah surat pengaduan yang

ditindaklanjuti dengan penerbitan surat tugas sebanyak surat pengaduan atau

mencapai 100,00% dari seluruh pengaduan telah ditelaah jumlah surat

pengaduan yang diterima selama tahun 2012 sebanyak 16 buah dan

seluruhnya sebanyak 16 buah telah ditindaklanjuti atau ditelaah. Dengan IKU

sebesar 100%, maka capaian IKU pada tahun 2012 adalah 100,00%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

50 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Sasaran Strategis 5:

Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah pada70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-

masing menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. BPKP sesuai

pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP

diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam

rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Tabel 3.8

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50,00 46,67 93,33

2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00 11,00 73,33

3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 2,00 4,00 200,00

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU

dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh

K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik

kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas

birokrasi.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

51

1. Persentase K/L/ Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai Peraturan

Pemerintah Nomor 60/2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas

penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase

K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan

menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah

seluruh K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat

mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang

dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem

pengendalian K/L/Pemda.

IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah Pemda yanglaporan

keuangannyamemperolehopini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI

dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda

Dalam tahun 2012, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang

telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 7 Pemda dari 15

Pemerintah Daerah atau sebesar 46,67%. Jika dibandingkan dengan target

out come realisasi capaiannya sebesar 103,71% dari target 45%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana

sebesar Rp168.843.000,00 atau 105,31% dari anggaran sebesar

Rp160.333.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 577 OH atau

137,71% dari rencana sebanyak 419 OH.

2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelengg araan SPIP sesuai

PP No 60 tahun 2008

Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain

penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap

pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain

adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan

penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak

lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP

berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

52 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka

perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis

“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah”dan tujuan“ Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan

sistem pengendalian intern pemerintah”.

Jumlah pemerintah Daerah yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan

SPIP sebanyak 11 Pemerintah Daerah atau telah terealiasi sebanyak 73,33%

dari 15 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Lampung.

3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pe ngendalian Intern

BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau

perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring

perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan

Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring

Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.

Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 4 Pemda yang telah

memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 200% dari target

sebesar 2 Pemda.

Sasaran Strategis 6:

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompetenpada 80% Pemerintah Daerah

Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi

syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern

pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya

fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai

dengan ketentuan tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah

kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor

manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang

kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

53

yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional

adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan

bidang keahliannya.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan

oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang

bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku

instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan

kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP.

Uraian capaian IKU sasaran strategis tersebut diuraikan dalam tabel 3.9 sebagai

berikut:

Tabel 3.9

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 70,00 13,33 19,05

Persentase Pemda yag Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi

syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam

program sertifikasi.

Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang

mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau

pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil

dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang

berwenang.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA

sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan

intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan

untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi

Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di

lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan

tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda

(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan

tahun berjalan.

Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan

fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu

kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi

auditor.

Dalam periode sampai dengan tahun 2012, sebanyak 5 Pemerintah Daerah atau

33,33% dari 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung. Bila

dibandingkan dengan targetnya sebesar 33,33%, maka capaian IKU ini adalah

sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp15.121.000,00

atau 47,25% dari anggaran sebesar Rp32.000.000,00,dengan menggunakan

SDM, sebanyak 24 OH atau 100,00% dari rencana sebanyak 24 OH.

Sasaran Strategis 7:

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar

sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat

keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung

dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.

Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement

plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga

anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

55

Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah

mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai

dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina

satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan

tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU

dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan

kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU

sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 80,00 96,13 120,17

2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00 80,00 100,00

3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,60 7,50 98,68

4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00 100,00 111,11

5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8,00 7,50 93,75

6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00 75,00 94,94

7 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 94,24 94,24

8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

7,90 5,00 63,29

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 74,00 33,33 45,06

10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00 1,00 100,00

11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

15,00 12,00 80,00

12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,50 7,07 94,27

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

56 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012

tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan tiga belas IKU, rata-rata capaian

sasaran 96,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah

sebagai berikut:

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yan g Terealisasi

IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”

diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap

rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2012

sebesar 80%.

Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahu 2012 sebanyak 373 PP

atau sebesar 96,13% dari target sebanyak 388 PP. Jika dibandingkan

dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU

tersebut sebesar 120,17%.

2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan

SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah

tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap

penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan

Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat

keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan SAP.

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan

keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%

apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya

kegiatan pengelolaan anggaran sesuaidengan sistem akuntansi pemerintah.

Realisasi tahun 2012 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluai

Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target outcome nilai

capainnya 100% karena target outcomenya juga 80%.

3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Laya nan Kepegawaian

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu

keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

57

dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui

survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10.

Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan

kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran

kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit kerja di

lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian

dan organisasi” pada tahun 2012 adalah sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2012 adalah sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10

atau mencapai 98,68% dari target.

Tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh Pelayanan

kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian

gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu.

4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIP A

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan

tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang

menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian

tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan

persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran

(DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data

dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2012 sebesar Rp14.795.011.000,00 dan tidak

ada dana DIPA yang diblokir.

Target IKU sebesar 90%, sedangkan realisasi sebesar 100,00 maka capaian

IKU adalah sebesar 111,11%.

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencaira n Anggaran yang

Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat,

tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

58 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para

pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima.

Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus

dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam

penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai

dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna

anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk

membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi sasaran ini diukur

dengan hasil survei kepuasan pegawai perwakilan atas layanan keuangan.

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2012 sebesar 7,50 dari skala likert 1-

10 atau mencapai 93,75% dari target sebesar 8,00 dari skala likert 1-10.

6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang

terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung yang ditentukan juga oleh citranya di mata

publik.Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu

alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP.

Kinerja IKU ini diukur dengan jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di

media massa..

Jumlah berita yang dipublikasikan selama tahun 2012 sebanyak 75 kegiatan

atau sebesar 94,94% dari target sebanyak 79 kegiatan.

7. Persentase Pemanfaatan Asset

IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan

untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.

Indeks Efektivitas Pengelolaan Asset digunakan untuk mengukur

pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang dilaksanakan melalui pengelolaan

Asset.

IKU ini diukur dengan cara total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang

baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

59

Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 94,24%%, jumlah aset yang dimiliki oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebesar Rp28.051.506.713,00, dari

jumlah tersebut sebesar Rp26.434.853.058,00 merupakan aset dengan

kondisi baik yang dapat dimanfaatkan secar optimal guna mendukung

pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakila terhadap Layan an Sarpras

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui

penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

IKU “Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarpras”

merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan

target sebesar 7,90 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dari tingkat persepsi

kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan

oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2012,

capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar

5 dari skala likert 1-10 atau 63,29% dari target sebesar 7,90.

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan

kepuasan pegawai terhadap layanan sarana prasarana dengan terus

meningkatkan kenyamanan kantor, penyediaan kendaraan operasional, dan

pelayanan kebersihan.

9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit I nspektorat

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara

lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap

pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Hasil kegiatan

pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi

early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk

mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.

IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”

merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebesar 74,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi

yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit,

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

60 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang

dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.

Dalam tahun 2012, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 1

rekomendasi atau 33,33% dari 3 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti.

Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2012 sebesar 74%, maka

capaian IKU sebesar 45,05%.

Untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama ini perlu upaya terus-

menerus untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut, dengan

mengirimkan surat kepada semua pihak-pihak yang masih memiliki

tunggakan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.

10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas

IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas”

merupakanIKUlainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7.IKU ini diukur

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas.

Jumlah masukan kepada Puslitbangwas selama tahun 2012 sebanyak satu

masukan atau 100% dari target yang ditetapkan sebanyak satu masukan.

11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di- assesment

tata kelola APIP

Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka

Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor

PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008

tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka

Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA

menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.

Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa

pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup

kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality

assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan, perlunya

penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya

pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

61

praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan

bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai

pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan

konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil

pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern

semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM

auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment

tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis

7 dengan target sebesar 90,00%.

Capaian IKU tahun 2012 sebesar 80,00% atau 12 Pemerintah Daerah dari

15 Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana

sebesar Rp98.959.000,00 atau 78,93% dari anggaran sebesar

Rp125.378.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 285 OH atau

115,85% dari rencana sebanyak 246 OH.

12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Berse rtifikat

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor

Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,

dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan

pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan

instansi pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah

Non- Kementerian dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu

auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan

mutu pengawasan.

Dalam periode tahun 2012, tingkat kepuasan atas auditor bersertifikat

sebesar 7,07 atau sebesar 94,27% dari target sebesar 7,5 dari skala likert 1-

10.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

62 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

Sasaran Strategis 8:

Terselenggaranya satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi

Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan

terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai

Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung,

sebagai bagian dari integral BPKP juga dituntut untuk memberikan informasi

yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan

yang dihadapi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selain itu, Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung juga harus mampu memberikan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.

Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan yaitu “Jumlah Sistem Informasi

yang dimanfaatkan secara efektif”untuk mengukur keberhasilan sasaran

strategis. Realisasi IKU dominan tersebut pada tahun 2012 disajikan dalamTabel

3.12 berikut ini:

Tabel 3.12

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 61,00 100,00 163,93

1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara E fektif

Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau

100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,

SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG telah dimanfaatkan

secara optimal. Jika dibandingkan dengan targetnya sebesar 61% maka

realisasi capiannya sebesar 163,93%.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

63

IV. PENUTUP

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008,

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung melakukan pembinaan SPIP dan

pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan

kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan

melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Gubernur dan

Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem

Pengendalian Intern di Wilayah Provinsi Lampung.

Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP

disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam pelaporan

kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan

analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke

depan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, di samping

merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2012, juga mencerminkan sejauh

mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah

dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan

kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian

sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen

renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama.

Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 2010-2014 telah

ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan

RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam

target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan

kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah

berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator

kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki

hubungan kausalitas dengan sasaran.

BAB IV. PENUTUP

64 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan

data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan

pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun berjalan.

Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan

pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal,

dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.

Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan

termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam

tahun 2012. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU, telah

dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun

2012, seluruh sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak

delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%. Dari 12 IKU dominan

yang tercapai dapat dirinci sebagai berikut.

Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan, tercapai 3, capaian 100%

Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100 %

Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah menunjukkan

capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi untuk

peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut:

1. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin

kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung;

2. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara

tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan penyimpangan dari

RMP dan RPL;

3. Meningkatkan identifikasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;

BAB IV. PENUTUP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2012

65

4. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit

yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut temuan

hasil pengawasan;

5. Mengintensifkan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit yang belum

ditindaklanjuti melalui kegiatan monitoring dan evaluasi tindaklanjut;

6. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan,

rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja

dapat disusun tepat waktu dan akurat.

Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi

secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sehingga dapat memberikan umpan balik

guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini

telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap

perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.

---o0o---

DOKUMENTASI KEGIATAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

MoU BPKP dengan 5 instansi vertikal dan 1 BUMD

Sinergisitas BPKP dan BPK Lampung

Koordinasi BPKP dengan Polda Lampung sebagai mitra kerja

Kepala Perwakilan bersama dengan Bupati Tulang Bawang Barat

Sosialisasi SPIP di Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Kunjungan Danrem 043/Gatam ke kantor BPKP Lampung

Lampiran 1/ 1 - 3

ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %

1 Meningkatnya Kualitas 95%

LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan

keuangan

% 80,00 104,55 130,68 204.134.000 230.054.000 112,70 646 945 146,28

2 Persentase IPD yang laporan

keuangannya memperoleh opini

minimal WDP

% 85,00 86,67 101,96 104.036.000 93.247.000 89,63 787 1.656 210,42

3 Persentase jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang memperoleh opini

dukungan wajar

% 82,00 83,78 102,18 225.908.000 220.056.000 97,41 1.362 1.113 81,72

4 Persentase hasil pengawasan lintas

sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 108,08 146,55 731.332.000 636.562.000 87,04 2.963 2.833 95,61

5 Persentase hasil pengawasan atas

permintaan Presiden yang

disampaikan ke Pusat

% 68,00 236,36 347,59 108.527.000 124.549.000 114,76 339 338 99,71

6 Persentase hasil pengawasan atas

permintaan stakeholders yang

dijadikan bahan pengambilan

keputusan oleh stakeholders

% 80,00 115,79 144,74 172.106.000 159.280.000 92,55 519 599 115,41

7 Persentase BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan

akuntansi

% 100,00 36,67 36,67 40.374.000 50.210.000 124,36 241 867 359,75

2 Tercapainya Optimalisasi

Penerimaan Negara sebesar

87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN

yang disampaikan ke Pusat

% 71,25 168,66 236,71 608.624.000 567.449.000 93,23 2.088 2.184 104,60

9 Persentase penghematan biaya (cost

saving ) dibandingkan dengan nilai

yang diaudit

% 7,00 0,07 1,06 13.000.000 0 0,00 38 50 131,58

3 Terselenggaranya SPM pada

60% IPD dan

terselenggaranya GG pada

75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang

melaksanakan pelayanan sesuai

Standar Pelayanan Minimal

% 150,00 300,00 200,00 62.068.000 42.849.000 69,04 330 976 295,76

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi

GCG/KPI

% 55,00 266,67 484,85 133.093.000 138.906.000 104,37 281 1.551 551,96

12 Persentase BUMD yang dilakukan

audit kinerja

% 50,00 100,00 200,00 168.721.000 106.070.000 62,87 590 1.011 171,36

Pengawasan Intern

Akuntabilitas

Keuangan Negara

dan Pembinaan

Penyelenggaraan

Sistem

Pengendalian Intern

Pemerintah

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2012PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIANPROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)

Lampiran 1/ 2 - 3

ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIANPROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)

4 13 Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi Program

Anti Korupsi.

Kelompok

Masyarakat

3,00 3,00 100,00 65.244.000 59.631.000 91,40 301 161 53,49

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B

LUD berisiko fraud yang

mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi

FCP

Instansi 12,00 9,00 75,00 21.045.000 1.347.000 6,40 409 77 18,83

15 Jumlah

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B

LUD yang dilakukan kajian

peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 1,00 100,00 9.031.000 17.518.000 193,98 20 190 950,00

16 Persentase pelaksanaan

penugasan HKP, klaim dan

penyesuaian harga

% 84,00 75,00 89,29 58.475.000 30.262.000 51,75 222 153 68,92

17 Persentase pelaksanaan audit

investigasi /PKKN/PKA

% 85,00 140,98 165,86 534.314.000 593.131.000 111,01 2.431 2.933 120,65

18 persentase laporan

keinvestigasian yang sesuai

standar

% 85,00 100,00 117,65 0 0 0,00 0 0 0,00

19 Persentase hasil telaahan

pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00

5 Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP

Nomor 60 Tahun 2008

% 45,00 46,67 103,70 160.333.000 168.843.000 105,31 419 577 137,71

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan

Asistensi Penyelenggaraan SPIP

Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00 11,00 73,33 0 0 0,00 0 0 0,00

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan

monitoring Sistem Pengendalian

Intern

IPP/IPD 2,00 4,00 200,00 0 0 0,00 0 0 0,00

6 Meningkatnya kapasitas

aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional

dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan

asistensi penerapan JFA

% 33,33 33,33 100,00 Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya-

BPKP

32.000.000 15.121.000 47,25 24 24 100,00

Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD Dalam Upaya

Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi

Menjadi 80%

Lampiran 1/ 3 - 3

ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

%

CAPAIANPROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)

7 24 Persentase jumlah rencana

penugasan pengawasan yang

terealisasi

% 80,00 96,13 120,17 0 0 0,00 0 0 0,00

25 Persentase kesesuaian laporan

keuangan Perwakilan BPKP

dengan SAP

% 80,00 80,00 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00

26 Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan

kepegawaian

Skala likert 1-

10

7,60 7,50 98,68 0 0 0,00 0 0 0,00

27 Persentase Pagu Dana yang tidak

Diblokir dalam DIPA

% 90,00 100,00 111,11 0 0 0,00 0 0 0,00

28 Persepsi Kepuasan Pegawai

Perwakilan atas Pencairan

Anggaran yang Diajukan sesuai

Prosedur

Skala likert 1-

10

8,00 7,50 93,75 0 0 0,00 0 0 0,00

29 Jumlah publikasi kegiatan

perwakilan BPKP di media masa

Jumlah

berita

79,00 75,00 94,94 0 0 0,00 0 0 0,00

30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 94,24 94,24 0 0 0,00 0 0 0,00

31 Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan

sarpras

Skala likert 1-

10

7,90 5,00 63,29 0 0 0,00 - 0 0,00

32 Persentase tindak lanjut

rekomendasi hasil audit

Inspektorat

% 74,00 33,33 45,05 0 0 0,00 0 0 0,00

33 Jumlah masukan topik penelitian

yang disampaikan ke

puslitbangwas

Jumlah

Topik

1,00 1,00 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00

34 Jumlah Instansi APIP yang telah

disosialisasi dan atau di-

assessment tata kelola APIP

Instansi

APIP

15,00 12,00 80,00 125.378.000 98.959.000 78,93 246 285 115,85

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda

atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-

10

7,50 7,07 94,27 0 0 0,00 0 0 0,00

8 Terselenggaranya 1 sistem

dukungan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang

dimanfaatkan secara efektif

% 61,00 100,00 163,93 Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya-

BPKP

0 0 0,00 0 0 0,00

JUMLAH 3.577.743.000 3.354.044.000 93,75 14.256 18.523 129,93

Meningkatnya efektifitas

perencanaan pengawasan

sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan

sebesar 100%.

Lampiran 2/ 1 - 3

Rencana Realisasi % Target Realisasi %

1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95%

LKKL, dan 95% LKPD

Laporan hasil bimbingan

teknis/ asistensi penyusunan

LKKL

Laporan 22 90 409,09 204.134.000 230.054.000 112,70 646 945 146,28

Laporan hasil bimbingan

teknis/ asistensi penyusunan

LKPD

Laporan 17 44 258,82 104.036.000 93.247.000 89,63 787 1.656 210,42

Laporan hasil pengawasan atas

Proyek PHLN

Laporan 40 38 95,00 225.908.000 220.056.000 97,41 1.362 1.113 81,72

Laporan hasil pengawasan lintas

sektor

Laporan 74 107 144,59 731.332.000 636.562.000 87,04 2.963 2.833 95,61

Laporan hasil pengawasan atas

permintaan presiden

Laporan 11 26 236,36 108.527.000 124.549.000 114,76 339 338 99,71

Laporan hasil pengawasan atas

permintaan stakeholder

Laporan 19 22 115,79 172.106.000 159.280.000 92,55 519 599 115,41

Laporan hasil bimbingan

teknis/ asistensi penyusunan

LKBUMD

Laporan 4 21 525,00 40.374.000 50.210.000 124,36 241 867 359,75

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan

Negara sebesar 87,50%

Laporan hasil pengawasan atas

penerimaan negara

Laporan 1 2 200,00 13.000.000 0 0,00 28 50 178,57

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 67 113 168,66 608.624.000 567.449.000 93,23 2.088 2.184 104,60

SDM (OH)SASARAN STRATEGIS

CAPAIAN KINERJA KEGIATAN

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

TAHUN 2012

No. Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %Dana

Lampiran 2/ 2 - 3

Rencana Realisasi % Target Realisasi %

SDM (OH)SASARAN STRATEGISNo. Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %

Dana

3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD

dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Laporan hasil pengawasan atas

kinerja pelayanan publik

Laporan 9 27 300,00 62.068.000 42.849.000 69,04 330 976 295,76

Laporan hasil bimtek/asistensi

GCG/KPI sektor korporat

Laporan 6 36 600,00 133.093.000 138.906.000 104,37 281 1.551 551,96

Laporan hasil pengawasan atas

kinerja PSO BUMN

Laporan 0 0 0,00 0 0 0,00 0 0 0,00

Laporan hasil pengawasan atas

kinerja BUMD

Laporan 11 19 172,73 168.721.000 106.070.000 62,87 590 1.011 171,36

4 Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD Dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Menjadi 80%

Laporan hasil sosialisasi

masalah korupsi

Laporan 5 10 200,00 65.244.000 59.631.000 91,40 301 161 53,49

Laporan hasil bimtek/asistensi

implementasi FCP

Laporan 3 3 100,00 21.045.000 1.347.000 6,40 409 77 18,83

Laporan hasil kajian

pengawasan

Laporan 1 9 900,00 9.031.000 17.518.000 193,98 20 190 950,00

Laporan hasil audit investigasi

atas HKP, Klaim dan

Penyesuaian Harga

Laporan 4 2 50,00 58.475.000 30.262.000 51,75 222 153 68,92

Laporan hasil audit investigasi,

perhitungan kerugian negara,

dan pemberian keterangan ahli

atas permintaan Instansi

Penyidik

Laporan 61 86 140,98 534.314.000 593.131.000 111,01 2.431 2.933 120,65

Laporan hasil audit investigasi

atas permintaan Instansi lainnya

Laporan 0 0 0,00 0 0 0,00 0 0 0,00

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

di 70% K/L/Pemda

Laporan pembinaan

penyelenggaraan SPIP

Laporan 18 30 166,67 160.333.000 168.843.000 105,31 419 577 137,71

Lampiran 2/ 3 - 3

Rencana Realisasi % Target Realisasi %

SDM (OH)SASARAN STRATEGISNo. Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %

Dana

6 Meningkatnya kapasitas aparat

pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda

Jumlah sosialisasi dan Bimtek

Penerapan JFA APIP Daerah

Kegiatan 2 2 100,00 32.000.000 15.121.000 47,25 24 24 100,00

7 Meningkatnya efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Laporan dukungan Manajemen

Perwakilan BPKP

Laporan 40 92 230,00 11.217.268.000 10.825.354.000 96,51 4.256 3.285 77,19

Jumlah sosialisasi dan bimtek

penerapan tatakelola APIP

Daerah

Kegiatan 11 15 136,36 86.522.000 71.533.000 82,68 200 233 116,50

Laporan Evaluasi Penerapan

tata kelola APIP Daerah

Laporan 2 3 150,00 38.856.000 27.426.000 70,58 46 52 113,04

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan

pengambilan keputusan bagi pimpinan

Laporan dukungan Manajemen

Perwakilan BPKP (Terkait SI)

Laporan 20 20 100,00 0 0 0,00 0 971 0,00

Jumla

h

448 817 182,37 14.795.011.000 14.179.398.000 95,84 18.502 22.779 123,12

Lampiran 3/ 1 - 4

1 2 3 5 7 8=5/7

1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95%

LKKL, dan 95% LKPD

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan % 105 80 130,68

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP % 87 95 91,23

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini

dukungan wajar

% 84 82 102,18

Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat % 108 86,25 125,31

Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke

Pusat

% 236 68 347,59

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan

pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 116 93,33 124,06

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi % 37 60,00 61,11

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan

Negara sebesar 87,50%

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi % 37 86,25 42,51

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat % 169 9 1873,96

3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD

dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan

Minimal

% 300 300 100,00

PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2012 DENGAN TARGET TAHUN 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA

TH 2012

TARGET

KINERJA TH

2014

% CAPAIAN TH

2012 THD TARGET

TH 2014

Lampiran 3/ 2 - 4

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA

TH 2012

TARGET

KINERJA TH

2014

% CAPAIAN TH

2012 THD TARGET

TH 2014

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI % 267 75 355,56

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 70 142,86

4 Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD

Dalam Upaya Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Kelompok

Masyarakat

3 3 100,00

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 9 14 64,29

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan

yang berpotensi TPK.

Instansi 1 5 20,00

Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga % 75 84 89,29

Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA % 141 85 165,86

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 100 10 1000,00

Lampiran 3/ 3 - 4

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA

TH 2012

TARGET

KINERJA TH

2014

% CAPAIAN TH

2012 THD TARGET

TH 2014

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

di 70% K/L Pemda Sebesar

Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008

% 47 70 66,67

Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60

Tahun 2008

IPP/IPD 11 400 2,75

Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern IPP/IPD 4 400 1,00

6 Meningkatnya kapasitas aparat

pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 33 80 41,67

7 Meningkatnya efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi % 96 90 106,82

Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP % 100 100 100,00

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Skala likert 1-

10

8 8 93,75

Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100 100 100,00

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan

sesuai Prosedur

Skala likert 1-

10

8 8,5 88,24

Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Jumlah

berita

75 83 90,36

Persentase Pemanfaatan asset % 94 100 94,24

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skala likert 1-

10

5 8,3 60,24

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 33 80 41,67

Lampiran 3/ 4 - 4

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA

TH 2012

TARGET

KINERJA TH

2014

% CAPAIAN TH

2012 THD TARGET

TH 2014

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah

Topik

1 80 1,25

Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola

APIP

Instansi

APIP

12 60 20,00

Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Skala likert 1-

10

7 8 88,38

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan

pengambilan keputusan bagi pimpinan

Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif % 100 70 142,86

Lampiran 4/ 1 - 2

No

1 2 3 4 7 8 = 4 / 7

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL Laporan 90 14 642,86

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 44 9 488,89

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 38 14 271,43

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 107 58 184,48

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 26 21 123,81

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 22 2 1100,00

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Laporan 21 10 210,00

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara

sebesar 87,50%

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 2 2 100,00

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 113 54 209,26

Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 27 16 168,75

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 36 4 900,00

Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN Laporan 0 0 0,00

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 19 11 172,73

Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 10 6 166,67

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 3 4 75,00

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 9 1 900,00

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Laporan 2 4 50,00

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian

keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 86 56 153,57

Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Laporan 0 4 0,00

Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan

95% LKPD

Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan

terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan

dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

1

3

4

SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output SatuanRealisasi

2012

PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2012 DENGAN TARGET OUTPUT 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

TAHUN 2012

Target

2014

Realisasi 2012

dibandingkan Target

2014 (%)

Lampiran 4/ 2 - 2

No

1 2 3 4 7 8 = 4 / 7

Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 1

SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output SatuanRealisasi

2012

Target

2014

Realisasi 2012

dibandingkan Target

2014 (%)

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda

Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 30 31 96,77

6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan

intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% K/L/Pemda

Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah Kegiatan 2 2,00 100,00

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 92 60,00 153,33

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Kegiatan 15 15,00 100,00

Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 3 3,00 100,00

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan

pengambilan keputusan bagi pimpinan

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait SI) Laporan 20 20 100,00

Meningkatnya efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

7

Lampiran 5/1

Audit Keuangan atas Proyek PHLN di Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2012

No.

Nama Kegiatan

Simpulan

atas

Penyajian

LapKeu

1. Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan

7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410

PNPM Generasi pada Kabupaten Way Kanan Tahun 2011

Wajar

2. Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Kab. Lampung Selatan Wajar

3. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA Kabupaten

Mesuji Tahun 2011

Wajar

4. Audit Keuangan ADB Loan 1964-INO SF SCBD Sekda Kab. Lampung

Selatan

Wajar

5. Audit keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan

7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410

PNPM Generasi pada Kabupaten Lampung Selatan

Wajar

6. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB

2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA Kab.Lampung Timur

Wajar

7. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB

2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Lampung

Timur

Ada Catatan

8. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB

2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Timur

Wajar

9. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas PNPM

Mandiri Perkotaan Kota Bandar Lampung

Wajar

10. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan

7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410

PNPM Generasi pada Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Wajar

11. Audit Laporan Keuangan Satker BBWS Mesuji Sekampung IBRD Loan

No.7669 -ID DOISP pada Ditjen SDA Kementerian PU

Wajar

12. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Health Profesional Education

Quality Project Universitas Lampung (LOAN IBRD 7737-ID) Tahun 2011

Wajar

13. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Kab.Lampung Selatan

Wajar

14. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.

Wajar

Lampiran 5/2

No.

Nama Kegiatan

Simpulan

atas

Penyajian

LapKeu

Lampung Selatan

15. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung

Selatan

Ada Catatan

16. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Pesawaran Tahun 2011

Wajar

17. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /

Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/

Grant 97410 PNPM Generasi Kabupaten Lampung Utara

Wajar

18. Audit Keuangan IBRD Loan No. 4789 IND, IDA Credit 4077 IND

(IMHERE) Univ. Lampung

Wajar

19. Audit Keuangan IBRD 7737-ID Health Proff. Educ. Quality Proj.

Univ. Malahayati Lampung

Ada Catatan

20. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /

Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/

Grant 97410 PNPM Generasi pada Prov. Lampung Tahun 2011

Wajar

21. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Kab.Pesawaran

Wajar

22. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.

Pesawaran

Wajar

23. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda

Kab.Pesawaran

Wajar

24. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Way Kanan

Wajar

25 Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Pringsewu Tahun 2011

Wajar

26. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas

PNPM Mandiri Perkotaan Prov. Lampung

Wajar

27. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas Wajar

Lampiran 5/3

No.

Nama Kegiatan

Simpulan

atas

Penyajian

LapKeu

PNPM Mandiri Perkotaan Kota Metro

28. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Prov.Lampung

Ada Catatan

29. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian

Provinsi Lampung

Ada Catatan

30. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Provinsi

Lampung

Ada Catatan

31. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Kab.Lampung Tengah

Wajar

32. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.

Lampung Tengah

Wajar

33. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung

Tengah

Wajar

34. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Tanggamus Tahun 2011

Wajar

35. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /

Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/

Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Tanggamus Tahun

2011

Wajar

36. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational

Education Strengthening Project (INVEST) SMKN Bandar

Lampung

Wajar

37. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational

Education Strengthening Project (INVEST) SMKN 2 Metro Kota

Metro

Wajar

Lampiran 6/ 1 - 2

1 Meningkatnya Kualitas 1

LKPP, 95% LKKL, dan

95% LKPD

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKKL

Laporan 90 50 80,00

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKPD

Laporan 44 9 388,89

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 38 58 (34,48)

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 107 169 (36,69)

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 26 11 136,36

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 22 43 (48,84)

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKBUMD

Laporan 21 12 75,00

2 Tercapainya Optimalisasi

Penerimaan Negara

sebesar 87,50%

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 2 8 (75,00)

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 113 142 (20,42)

3 Terselenggaranya SPM

pada 300 IPD dan

terselenggaranya GG pada

75% BUMN/BUMD

Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 27 49 (44,90)

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor

korporat

Laporan 36 17 111,76

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 19 38 (50,00)

4 Meningkatkan Kesadaran

dan Keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/BUMD

Dalam Upaya Pencegahan

dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 10 24 (58,33)

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 3 4 (25,00)

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 9 10 (10,00)

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan

Penyesuaian Harga

Laporan 2 3 (33,33)

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian

negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan

Instansi Penyidik

Laporan 86 53 62,26

5 Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda

Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 30 0 100,00

Realisasi

2011

% Kenaikan

(Penurunan)

CAPAIAN KINERJA KEGIATAN

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

TAHUN 2011

No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi

2012

Lampiran 6/ 2 - 2

Realisasi

2011

% Kenaikan

(Penurunan)No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan

Realisasi

2012

6 Meningkatnya kapasitas

aparat pengawasan intern

pemerintah yang

profesional dan kompeten

pada 80% K/L/Pemda

Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP

Daerah

Kegiatan 2 43 (95,35)

7 Meningkatnya efektifitas

perencanaan pengawasan

sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan

sebesar 100%.

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 92 60 53,33

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP

Daerah

Kegiatan 15 0 100,00

Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 3 2 50,00

8 Terselenggaranya 1 sistem

dukungan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

(Terkait SI)

Laporan 20 20 100,00

Jumla

h

817 825 (0,97)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129 Faksimile (0721) 481550

E-mail : [email protected] Website : www.bpkp.go.id