perwakilan provinsi lampung · rencana strategis (renstra) dan akuntabilitas kinerja tahun 2012....
TRANSCRIPT
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
i
KATA PENGANTAR
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah mengamanatkan
kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Provinsi Lampung sebagai salah satu unit eselon II
mandiri di Lingkungan BPKP diwajibkan menyusun LAKIP.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2012 ini merupakan
laporan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategik 2010-2014, yang
memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam Keputusan
Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir diubah dengan
KEP-955/K/SU/2011.
Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana
untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik
keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2012.
LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang
Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2012.
Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategik 2010 – 2014
yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama, program
dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta rencana kinerja
organisasi tahun 2012. Sedangkan Bagian Akuntabilitas Kinerja akan
@PE8UTfi.I{IIJIN PBOVINSI
menguraikan rnengenai metodologi pengukuran capaian, oapaian kinerja
organisasi tahun 2012, ana[isis capaian organisasi tahun 2012 dan
akuntabilitas keuangan.
Kami berharap LAKIF tahun 2A12 ini 'dapat memberikan manfaat bagi
stakeholder dan selpruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung sebagai umpan balik dalam melaksanakan tugasnya di
masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung yang lebih baik.
11
198703 1 001
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP ..................................................................... 1
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ...................................................................................... 2
C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................. 4
D. STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................................... 5
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................................. 8
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................................... 10
A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 .................................................................................. 11
1. Pernyataan Visi .................................................................................................................... 11
2. Pernyataan Misi ................................................................................................................... 11
3. Tujuan .................................................................................................................................. 17
4. Sasaran Strategis .................................................................................................................. 18
5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................... 19
6. Program dan Kegiatan .......................................................................................................... 22
B. PERJANJIAN KINERJA 2012 .......................................................................................... 24
III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ 28
A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................................. 28
B. ANALISIS KINERJA ............................................................................................................. 31
Sasaran Strategis1.................................................................................................................... 32
Sasaran Strategis 2 ................................................................................................................... 38
Sasaran Strategis 3 ................................................................................................................... 40
Sasaran Strategis 4 ................................................................................................................... 43 Sasaran Strategis 5 ................................................................................................................... 50
Sasaran Strategis 6 ................................................................................................................... 52
Sasaran Strategis 7 ................................................................................................................... 54
Sasaran Strategis 8 ................................................................................................................... 62
IV. PENUTUP ................................................................................................................................. 63
LAMPIRAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Provinsi Lampung telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun
2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan,
dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai. serta rencana
pendanaan dalam tahun 2010-2014, yang selanjutnya menjadi acuan dalam
penyusunan Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin)
setiap tahun.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung adalah menjadi Auditor Presiden yang
Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan
Negara yang Berkualitas. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai Auditor
Presiden di daerah berperan membantu pemerintah pusat/daerah dalam
meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.
Untuk mewujudkan visinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memiliki empat
misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas
KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (2) membina secara efektif
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di Wilayah Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung; (3) mengembangkan kapasitas pengawasan intern
pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan
yang andal bagi presiden/pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014,
yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang
baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (3) terciptanya iklim yang
mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan
P
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
v
keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (4)
tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah
di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (5) meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan
pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di Wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2012 Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak
lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal
30 November 2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) BPKP. Perumusan sasaran strategis diikuti dengan
penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan sebagai
dasar pengukuran capaian sasaran strategis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2012 ini merupakan salah satu media yang
menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk mampu
menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2012. LAKIP ini juga
sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju
terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2012 menunjukkan bahwa seluruh
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak delapan sasaran
strategis telah tercapai. Delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1.
Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis
No. Sasaran Strategis Capaian
Sasaran
1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 100%
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%
Tercapai 100%
3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD
Tercapai 100%
RINGKASAN EKSEKUTIF
vi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2012
No. Sasaran Strategis Capaian
Sasaran
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Tercapai 100%
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Tercapai 100%
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Tercapai 100%
7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
Tercapai 100%
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
Tercapai 100%
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan
peran Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam memberikan nilai tambah bagi
stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran
atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU
dominan) dari 36 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2012. Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan
analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya.
Realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian tiga IKU
dominan, dengan realisasi sebagai berikut:
a. Dalam tahun 2012, jumlah Instansi Pemerintah Pusat yang mendapat
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan sebanyak 23 Instansi
Pemerintah, sedangkan target dalam PKP2T sebanyak 22 Instansi
Pemerintah atau sebesar 104,55%. Bila dibandingkan dengan targetnya
sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 130,68%.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
vii
b. Dalam tahun 2012, Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP dari BPK RI sebanyak
13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah Provinsi Lampung. Bila
dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka capaian indikator IKU
tersebut adalah sebesar 101,96%.
c. Dalam tahun 2012 Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini dukungan
Wajar adalah sebanyak 31 atau sebesar 83,78% dari 37 Laporan Hasil
Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 102,18% dari
target sebesar 82,00%. Secara rinci hasil audit dukungan atas proyek
PHLN di wilayah Provinsi Lampung.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat”, Kinerja IKU
ini diukur berdasarkan jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan
presiden yang disampaikan ke pusat tahun berjalan dibandingkan dengan
jumlah target laporan yang akan dikirim ke pusat sampai dengan tahun
berjalan. Selama periode tahun 2012 sasaran IKU tersebut tercapai sebesar
168,66%. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 71,25% laporan, maka
capaian IKU ini adalah sebesar 236,71%.
3. Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian dua IKU
dominan, dengan realisasi sebagai berikut:
a. Atas IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai
SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini berdasarkan jumlah IPD yang
mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang
diaudit kinerja pelayanan, Dalam tahun 2012, IPD yang telah mencantumkan
SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 27 IPD dari target
sebanyak 9 IPD, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2012 sebesar
300,00%. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya
sebesar 200,00% dari target sebesar 150,00%.
RINGKASAN EKSEKUTIF
viii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2012
b. Atas IKU “BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor
baik“, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berperan melakukan pengawasan
intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada
BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat
memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan dengan menghitung Jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT.
Dalam tahun 2012, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/
asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 16 BUMN/D/BLU/D atau sebesar
266,67% dari target sebanyak 6 buah.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara
lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi
KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menjadi
lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan
demikian, “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi
salah satu IKU Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam upaya pencapaian
sasaran strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan berdasarkan jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T.
Dalam tahun 2012, pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA sebanyak
86 kegiatan atau sebesar 140,98% dari target yang ditetapkan sebanyak
61 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka capaian
IKU ini adalah sebesar 165,86%.
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern”, yang
diukur berdasarkan. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
ix
instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-
852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi
Pemerintah Tahun Anggaran 2011.
Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 4 Pemda yang telah
memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 200% dari target
sebesar 2 Pemda.
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Realisasi jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA”, yang diukur dari
jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA. Sampai dengan tahun 2012,
jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA adalah 5 Pemerintah Daerah dari
target sebanyak 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung, atau
realisasi sebesar 33,33%, dengan capaian 100,00% atas target sebesar
33,33%.
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%.
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”,
diukur dengan membandingkan antara tingkat realisasi penugasan terhadap
rencana capaian yang ditetapkan. Realisasi Penugasan Pengawasan (PP)
PKP2T tahun 2012 sebanyak 373 PP atau sebesar 96,13% dari target
sebanyak 388 PP. Jika dibandingkan dengan target capaian IKU sebesar
80% maka realisasi capaian atas IKU tersebut sebesar 120,17%.
b. Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah
tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap
penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan
Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan SAP.
RINGKASAN EKSEKUTIF
x LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2012
Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan
keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%
apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya
kegiatan pengelolaan anggaran sesuaidengan sistem akuntansi pemerintah.
Realisasi tahun 2012 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target
outcome nilai capainnya 100% karena target outcomenya juga 80%.
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan
Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau
100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,
SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG. Jika dibandingkan dengan
targetnya sebesar 61% maka realisasi capiannya sebesar 163,93%.
Selain pencapaian sasaran strategis tersebut di atas, beberapa prestasi
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2012 diantaranya:
a. Memperoleh nilai 91,44 dari skala 100 atau predikat Sangat Baik dari hasil
evaluasi kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung oleh Inspektorat
BPKP.
b. Memperoleh nilai 93,28 (AA) atau predikat Memuaskan dari hasil evaluasi
akuntabilitas kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
c. Memperoleh nilai 85,69 atau predikat Baik dari hasil evaluasi
penyelenggaraan SPIP pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung oleh
Inspektorat BPKP.
d. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendapat apresiasi dari Sekretaris
Utama BPKP sesuai Surat Nomor S-803/SU/03/2012 tanggal 11 Mei 2012
terkait dengan realisasi penyerapan belanja modal dan dapat melakukan
penghematan anggaran sebesar Rp12.087.000,00 dengan realisasi fisik
100% pada Semester I Tahun 2012.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
xi
e. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendapat Juara 3 Profil Adi Pakarti di
Lingkungan BPKP.
Keseluruhan program yang dilaksanakan BPKP pada tahun 2012
menggunakan dana sebesar Rp14.410.312.000,00 atau 97,40% dari anggaran
sebesar Rp14.795.011.000,00.
Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah menunjukkan
capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi
untuk peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut:
a. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin
kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung;
b. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan
secara tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan
penyimpangan dari RMP dan RPL;
c. Meningkatkan identifikasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;
d. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit
yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut
temuan hasil pengawasan;
e. Mengintensifkan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit yang belum
ditindaklanjuti melalui kegiatan monitoring dan evaluasi tindaklanjut;
f. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan,
rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja
dapat disusun tepat waktu dan akurat.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
1
I. PENDAHULUAN
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama
membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan
yang terkait.
Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan
layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika
penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012 lebih lanjut
diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2011
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2005 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.
B
BAB I. PENDAHULUAN
2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;
2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan
untuk mendukung pembangunan secara makro;
3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di
bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunnan dan sebagainya.
b. Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-
surat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil
survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan
dalam pengawasan;
c. Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan
lain-lainnya;
d. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil
pengawasan BPKP sendiri, maupun hasil pengawasan lembaga
pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Aspek Strategis Organisasi
BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2005, telah mendapat mandat baru dengan diterbitkannya
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012
3
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP).
Mandat baru bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki
tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan
sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai pembina
SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan penguatan
SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin
terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.
Mandat baru tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP
seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan
Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan
paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di
daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi
penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah:
1. Product Differences
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka
penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik
yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai
tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis,
makro, nasional (lintas sektoral).
2. Market Differences
BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar
produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi
shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif,
organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung.
3. Methodology Differences
Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan
membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit,
performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan
paradigma baru BPKP.
BAB I. PENDAHULUAN
4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat dari PP
Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara
dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek
pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu
mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya
kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP.
Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan
consulting.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan menciptakan
iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memberikan layanan
kepada pengguna sebagai berikut:
1. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN);
3. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
4. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya
kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian
keuangan negara kepada instansi penyidik;
5. Melakukan sosialisasi, asistensi dan bimbingan teknis dalam rangka
pembenahan manajemen pemerintah dan BUMN/D;
6. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis,
berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan
untuk pengambilan kebijakan pemerintah.
Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Audit Kinerja Program Gerakan
Nasional – Rehabilitasi Hutan dan Lahan/GERHAN, Optimalisasi Penerimaan Negara
dari Pajak dan PNBP, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
Supervisi dan Monitoring Pengadaan Benih Bantuan Petani, Program yang dibiayai
dari Dana Dekonsentrasi pada Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional, serta
audit kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012
5
Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek
yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana
Alokasi Khusus (DAK).
Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung,
dalam menudukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan terhadap
beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain kegiatan lintas
sektoral, BUN, permintaan presiden dan Bantuan Operasional Sekolah.
Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih (good
and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya
membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014
dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi
preemtif/edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi
program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP),
audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit
investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan
bantuan penghitungan kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian
keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana
korupsi.
Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya meningkatkan
tata kelola pemerintahan, melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis
sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan Key Performance
Indicators (KPI).
Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah,
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian pentingnya
SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan melakukan
sosialisasi, fasilitasi,asistensi.
D. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sesuai Keputusan
Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah diubah
beberapakali, terakhir dengan peraturan Kepala BPKP Nomor PER-
955/K/SU/2011, tampak sebagaimana berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
6 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP
Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang, sebagai
berikut:
1. Bagian Tata Usaha
2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
4. Bidang Akuntan Negara
5. Bidang Investigasi
Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian, yaitu
Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub
Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan.
Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,
urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan,
serta pelaporan hasil pengawasan.
2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012
7
instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi
pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan.
3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah
atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan
akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan.
4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate
governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara,
badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah,
BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.
5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan
keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan,
serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas:
Tabel 1.1.
Posisi Pegawai Menurut Golongan per 31 Desember 2012
No Uraian Posisi per
1 Januari 2012
Tambah Kurang Posisi per 31 Desember
2012
1 Golongan IV 14 - - 14
2 Golongan III 90 - 6 84
3 Golongan II 30 31 8 53
4 Golongan I - - - -
Total 134 31 14 151
BAB I. PENDAHULUAN
8 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Tabel 1.2. Data Pegawai Menurut Jabatan
No Uraian Posisi per
1 Januari 2012
Tambah Kurang Posisi per
31 Desember 2012
1 Pejabat Struktural
- Eselon II 1 - - 1
- Eselon III 5 - - 5
- Eselon IV 4 - - 4
2 Pejabat Fungsional 85 - 9 76
3 Staf 39 31 5 65
Total 134 31 14 151
E. Sistematika Penyajian
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2012 melaporkan pencapaian
kinerja BPKP selama tahun 2012. Capaian kinerja 2012 diukur dan dinilai
berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan
tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2010-2014.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2012 memungkinkan
dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai
masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini,
sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung Tahun 2012 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012
9
Gambar 1.2.Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung Tahun 2012
Referensi Bab
PENDAHULUAN Bab I
Bab IV PENUTUP
RencanaStrategis
2010-2014
PerjanjianKinerja/Penetapan
Kinerja 2012 Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
10
II. PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Peningkatan ini terlihat dari penajaman
program pada Renstra 2010–2014. Program pada Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung periode 2010-2014 berbeda dari Renstra periode sebelumnya
yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi oleh Bappenas.
Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program
generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Negara BPKP.
Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan
dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga
mulai tahun 2012 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam
Renstra BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara
implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran
strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran strategis.
M
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
11
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan salah satu
amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan bagian dari perencanaan
nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung pencapaian program-
program prioritas Pemerintah.
1. Pernyataan Visi
Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014
mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang
diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010.
Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP
berisi Visi sebagai berikut:
Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi
oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan.
Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh unit
untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan
kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan
Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
12 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Selanjutnya, dengan terbitnya PP
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka
BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama
dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi
BPKP adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN
di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern
atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku
shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang
baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan
MISI 1
Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang
Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
13
assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan balik
sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan
tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara
berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin
jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan
bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga
atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP
lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan
informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan
program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi
pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan
dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan
oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat
diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-
kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan
selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai
dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut
merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor
Presiden/Pemerintah.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan
bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas
penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur,
dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan
penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh
instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan
SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah
Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas
kinerja Presiden.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2) Sosialisasi SPIP;
3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;
4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta
5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat
menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi
kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan
penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan
pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh
MISI 2
Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
15
instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar
diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap
penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi
kepada seluruh instansi pemerintah.
Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/
kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu
mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten.
Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan
memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan
yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja sama yang
sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP dilakukan
melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda bersama-sama
dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan
secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.
Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi
memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-
masing.
Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota
komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem
pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan
nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian,
Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi
Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti
MISI 3
Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari
sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:
1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal
59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);
2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2
dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);
3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;
4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;
5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;
6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;
7) Sinergi dengan APIP lain.
Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam
rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan
Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden
(President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini
akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi
akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web,
online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan
informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas
Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi
mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat
melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi
dengan rencana pada saat tertentu.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-
masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun
MISI 4
Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
17
indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam
menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD.
Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs
adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link) proses pelaporan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan sumber daya
informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga
memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk
memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing
program/agenda Pemerintah.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun
dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan
tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta
berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP
mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi
disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda
dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, BPKP
memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder
dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna
Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced
scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak
stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan
dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan
utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung;
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung;
3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;
4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;
6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu
lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan
kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis
merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan
dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 15 Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)
pada 75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
19
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi
pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014
adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan indikator
kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang
menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan ukuran
keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward
looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang
menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi
stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penetapan indikator
dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan
untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan
kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja utama BPKP dapat dilihat pada tabel 2.1.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
21
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
30 Persentase Pemanfaatan asset
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
22 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi
BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan
oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada
kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik.
Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program
generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung
pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).
Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:
� Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan
anggaran sebesar Rp3.577.743.000,00.
� Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-
BPKP dengan anggaran sebesar Rp10.776.268.000,00;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP
dengan anggaran sebesar Rp441.000.000,00.
Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama
kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
23
identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mendukung
pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2012 secara ringkas dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Program 1:Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran strategis 1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL
2 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD
3 Pengawasan atas Proyek PHLN
4 Pengawasan lintas sektor
5 Pengawasan atas permintaan presiden
6 Pengawasan atas permintaan stakeholder
7 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD
Sasaran strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Pengawasan BUN
9 Pengawasan Penerimaan Negara
Sasaran strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Pengawasan atas kinerja pelayanan publik
11 Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
12 Pengawasan atas kinerja BUMD
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Sosialisasi masalah korupsi
14 Bimtek/asistensi implementasi FCP
15 Kajian pengawasan
16 Audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
17 Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
18 Quality assurance penugasan investigasi
19 Telaahan pengaduan masyarakat
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Pembinaan penyelenggaraan SPIP
21 Asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada Pemerintah Daerah
22 Monitoring Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah
Program 2:Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Monitoring realiasi penugasan dalam PKP2T
25 Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan
26 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
27 Monitoring Pagu Dana Diblokir dalam DIPA
28 Survey kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
29 Publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
30 Pemanfaatan asset
31 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
32 Tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
33 Masukan topik penelitian kepada puslitbangwas
34 Sosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
35 Survey kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Pemanfaatan Dukungan Sistem Informasi BPKP
B. PERJANJIAN KINERJA 2012
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini
pengukuran indikator kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran
strategis ini di tahun 2012 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja.
Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen
penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
25
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan
dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap
sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.
Pada tahun 2012, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah
dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat
36 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan
sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2012
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 85,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 100,00
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7,00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 150,00
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55,00
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 50,00
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 12,00
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 6,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 85,00
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 50,00
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring IPP/IPD 2,00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
27
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 80,00
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00
30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 74,00
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
15,00
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,50
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 61,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
28
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja tahun 2012 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang
diperjanjikan tahun 2012 dan membandingkannya dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitik beratkan
pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih
indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai
signifikan bagiPerwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam mempengaruhi
pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi
IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam
dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali
faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun
2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).
Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun
2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai
Bidang/Bagian terkait.
Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU
dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.
Capaian atas 36 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis
secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana
terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
PPP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
29
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00 104,55 130,68
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 85,00 86,67 101,96
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00 83,78 102,18
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 108,08 146,55
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00 236,36 347,59
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00 115,79 144,74
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 100,00 36,67 36,67
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25 168,66 236,71
9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7,00 0,07 1,06
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 150,00 300,00 200,00
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55,00 266,67 484,85
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 50,00 100,00 200,00
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00 3,00 100,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 12,00 9,00 75,00
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 6,00 1,00 16,67
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00 75,00 89,29
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 140,98 165,86
18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 85,00 100,00 117,65
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 100,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 50,00 46,67 93,33
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00 11,00 73,33
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 2,00 4,00 200,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 33,33 33,33 100,00
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 80,00 96,13 120,17
25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00 80,00 100,00
26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60 7,50 98,68
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
31
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00 100,00 111,11
28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00 7,50 93,75
29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00 75,00 94,94
30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 94,24 94,24
31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90 5,00 63,29
32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 74,00 33,33 45,05
33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00 1,00 100,00
34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
15,00 12,00 80,00
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,50 7,07 94,27
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 61,00 100,00 163,93
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta
realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,
khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap
sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara
langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap
perwujudan sasaran strategis serta mengaitkannya dengan kemungkinan
tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam
Lampiran 3.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
32 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai
alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan
sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Meningkatnya kualitas laporan keuanga , kementerian/lembaga, dan pemerintah
daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai
perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka
menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada
para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sehingga Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu
atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang
diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI
minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas
laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,
dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi
IKU sasaran strategis tahun 2012 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00 104,55 130,68
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 85,00 86,67 101,96
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00 83,78 102,18
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
33
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 108,08 146,55
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00 236,36 347,59
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00 115,79 144,74
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 100 36,67 36,67
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2012
tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan ketujuh IKU, rata-rata capaian
sasaran 144,24%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusun an laporan
keuangan
IKU tersebut menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis
1 BPKP adalah “Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD” dengan
target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif
menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk
Instansi Vertikal yang ada di daerah, untuk melakukan pendampingan
penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP
menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan antara
jumlah instansi pemerintah yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan keuangan dengan target dalam PKP2T.
Dalam tahun 2012, jumlah Instansi Pemerintah yang mendapat
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan sebanyak 23 Instansi
Pemerintah, sedangkan target dalam PKP2T sebanyak 22 Instansi
Pemerintah atau sebesar 104,55%. Bila dibandingkan dengan targetnya
sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 130,68%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
34 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 104,55% jika dibandingkan dengan target
akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 110,05% dari target
sebesar 95%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp230.054.000,00 atau 112,70% dari anggaran sebesar Rp204.134.000,00
dengan menggunakan SDM, sebanyak 945 OH atau 146,28% dari rencana
sebanyak 646 OH.
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya
Memperoleh Opini Minimal WDP
Selain IPP yang ada di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga
berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Wilayah Provinsi Lampung ke arah yang lebih
baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang
Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah LKPD yang
laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan
jumlah Pemerintah Daerah yang ada di Wilayah Provinsi Lampung.
Dalam tahun 2012, LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP sebanyak 13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah
Provinsi Lampung. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka
capaian indikator IKU tersebut adalah sebesar 101,96%. Secara rinci
Perkembangan perolehan opini atas LKPD diuraikan pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuanga n Pemerintah Daerah Per Pemda
Di Wilayah Provinsi Lampung
Tahun 2010 – 2011
No.
Nama Pemda
Opini BPK Atas LKPD
2010 2011
1. Provinsi Lampung WDP WTP
2. Kota Bandar Lampung WTP WTP
3. Kabupaten Lampung Selatan WTP WTP
4. Kabupaten Tanggamus WDP WDP
5. Kota Metro WTP WTP
6. Kabupaten Lampung Tengah WDP WDP
7. Kabupaten Lampung Timur TMP TMP
8. Kabupaten Lampung Utara TMP WDP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
35
No.
Nama Pemda
Opini BPK Atas LKPD
2010 2011
9. Kabupaten Way Kanan WTP WTP
10. Kabupaten Tulang Bawang WDP WDP
11. Kabupaten Lampung Barat WTP WTP
12. Kabupaten Pesawaran WDP WDP
13. Kabupaten Mesuji WDP TMP
14. Kabupaten Tulang Bawang Barat WDP WTP
15. Kabupaten Pringsewu TMP WDP
Jumlah 15 15
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak
Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp93.247.000,00 atau sebesar 89,63% dari anggaran sebesar
Rp104.036.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.656 OH atau
210,42% dari rencana sebanyak 787 OH.
3. Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN y ang Opini dukungan Wajar
IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini
dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran
Strategis satu. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini dukungan wajar
dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).
Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 31 atau sebesar 83,78% dari
37 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar
102,18% dari target sebesar 82,00%. Secara rinci hasil audit dukungan atas
proyek PHLN di wilayah Provinsi Lampung diuraikan pada Lampiran 5.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp220.056.000,00 atau 97,41% dari anggaran sebesar Rp225.908.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.113 OH atau 81,72% dari rencana
sebanyak 1.362 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
36 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang dis ampaikan ke Pusat
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada
BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP
tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga
keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat
lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan
atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan
berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat”
diukur dengan menghitung perbandingan antara jumlah laporan lintas sektor
yang telah dikirim ke pusat dengan target Laporan yang harus dikirim ke
BPKP Pusat. Dalam tahun 2012, jumlah laporan yang telah dikirim sebanyak
107 laporan atau sebesar 108,08% dari target laporan yang harus dikirim
sebanyak 99 laporan. Jika dibandingkan dengan targetnya sasaran
outcomenya, maka capaian IKU ini adalah sebesar 146,55% dari target
outcome sebesar 73,75%.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp636.562.000,00 atau 87,04% dari anggaran sebesar
Rp731.332.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.833 OH atau
95,61% dari rencana sebanyak 2.963 OH.
5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presid en yang disampaikan ke Pusat
IKU “Persentasehasil pengawasan atas permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis
satu dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern
melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden,
sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang
SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat
dibandingkan target laporan dari Pusat.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
37
Realisasi laporan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
tahun 2012 sebanyak 26 laporan atau sebesar 236,36% dari target sebanyak
11 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaian IKU
ini sebesar 347,59% dari target sebesar 68%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp124.549.000,00 atau 114,76% dari anggaran sebesar Rp108.527.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 338OH atau 99,71% dari rencana
sebanyak 339 OH.
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 80,00%.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung Persentase laporan pengawasan
atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam
KM4).
Realisasi laporan atas permintaan Stakeholders yang disampaikan ke Pusat
tahun 2012 sebanyak 22 laporan atau sebesar 115,79% dari target sebanyak
19 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capainnya
sebesar 144,74% dari target sebesar 80%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp159.280.000,00 atau 92,55% dari anggaran sebesar Rp172.106.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 599 OH atau 115,41% dari rencana
sebanyak 519 OH.
7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyele nggaraan
Akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun
2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang
wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,
dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada
umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
38 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD
di wilayah Provinsi Lampung agar sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum.Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang
mendapat pendampingan penyelenggaraan Akuntansi”.
IKU ini diukur dengan menghitungJumlah BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh
BUMD di wilayah kerja perwakilan.
Realisasi jumlah BUMD yang mendapat pendampingan sebanyak 11 BUMD
atau sebesar 36,67% dari seluruh jumlah BUMD di Wilayah Provinsi
Lampung sebanyak 30 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome
realisasi capainnya sebesar 36,67% dari target sebesar 100%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp50.210.000,00 atau 124,36% dari anggaran sebesar Rp40.374.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 867 OH atau 359,75% dari rencana
sebanyak 241 OH.
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar
87,50%” memiliki tiga IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat. Secara lengkap, tiga IKU tersebut disajikan dalam Tabel
3.4.
Tabel 3.4
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25 168,66 236,71
2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7,00 0,07 1,06
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
39
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan k e Pusat
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk
memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat
tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung membentuk
IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.
Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke
Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Realisasi laporan pengawasan BUN yang telah disampaikan kepada BPKP
Pusat selama tahun 2012 sebanyak 113 laporan atau sebesar 168,66% dari
target sebanyak 67 laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome
realisasi capainnya sebesar 236,71% dari target sebesar 71,25%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp567.449.000,00 atau 93,23% dari anggaran sebesar Rp608.624.000,00
dan menggunakan SDM sebanyak 2.184 OH atau 104,60% dari rencana
sebanyak 2.088 OH.
2. Persentase Penghematan Biaya ( cost saving ) Dibandingkan dengan
Nilai yang Diaudit
IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) dibandingkan dengan
Nilai yang Diaudit” dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan
intern yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam
peningkatan penerimaan negara yang berasal dari pendapatan BUMN atau
pihak lainnya yang terkait dengan BUMN.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah nilai rupiah koreksi audit
(penghematan) dibandingkan dengan nilai rupiah yang diaudit.
Selama tahun 2012, kegiatan Optimalimasi Penerimaan Negara dari Sektor
Penerimaan Negara Bukan Pajak telah terlaksana namun sampai dengan
saat ini belum ada tindak lanjutnya. Kegiatan audit PNBP untuk Tahun
Anggaran 2011 dilakukan hanya pada satu kementerian saja yaitu
Kementerian Pertanian RI pada kegiatan Penyidikan dan Pengujian Veteriner
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
40 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Regional II dan Balai Karantina Pertanian Kelas I dijumpai adanya realisasi
penerimaan PNBP tahun 2011 yang masih di bawah potensinya sebesar
Rp854.667.837,00.
Berdasarkan hasil audit tersebut dijumpai adanya kekurangan penyetoran
sebesar Rp2.464.000,00 atau sebesar 0,07% dari nilai PNBP yang telah
diterima sebesar Rp3.320.420.753,00
Untuk melaksanakan penugasan ini tidak ada realisasi anggaran pengawasan
namun telah menggunakan SDM sebanyak 50 OH atau 131,58% dari
rencana sebanyak 38 OH.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah
danTerselenggaranya Good Governance pada75% Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri
atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan
yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan
pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu
pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah
struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk
meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
41
merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban
menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung perlu mendorong pemerintah daerah untuk
menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong
BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya
GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait
langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI
mendapat skor baik.
Tabel 3.5
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 150,00 300,00 200,00
2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55,00 266,67 484,85
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 50,00 100,00 200,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012
tercapai diatas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar
Pelayanan Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.
Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang
mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
42 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada
dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010
juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh
kementerian teknis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan
pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan
intern antara lain melalui audit kinerja.
Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP
mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Jumlah IPD yang
Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini
berdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen
perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.
Dalam tahun 2012, IPD yang telah dilakukan audit pelayanan umum
sebanyak 27 IPD dari target sebanyak 9 IPD, sehingga realisasi IKU ini pada
tahun 2012 sebesar 300,00%. Jika dibandingkan dengan target outcome
realisasi capainnya sebesar 200,00% dari target sebesar 150,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp42.849.000,00 atau 69,04% dari anggaran sebesar
Rp62.068.000,00,dengan menggunakan SDM sebanyak 976 OH atau
295,76% dari rencana sebanyak 330 OH.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi /asistensi
GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan
jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI,
dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT.
Dalam tahun 2012, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 16 BUMN/D/BLU/D atau
sebesar 266,67% dari target sebanyak 6 buah, sehingga realisasi IKU ini pada
tahun 2012 sebesar 266,67%. Jika dibandingkan dengan target outcome
realisasi capainnya sebesar 484,85% dari target sebesar 55,00%
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
43
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp138.906.000,00 atau 104,37% dari anggaran sebesar Rp133.093.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.551OH atau 551,96% dari rencana
sebanyak 281 OH.
3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”,
dimaksudkan untuk mengukur tentang tingkat kesehatan BUMD sehingga
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam upaya
membantu meningkatkan kinerja BUMD.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja
dibandingkan target PKPT.
Dalam tahun 2012, jumlah BUMD yang telah dilakukan audit kinerja sebanyak
9 BUMD atau sebesar 100% dari target sebanyak 9 BUMD. Jika
dibandingkan dengan target outcome realisasi capainnya sebesar 200% dari
target sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp106.070.000,00 atau 62,87% dari anggaran sebesar Rp168.721.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.011 OH atau 171,36% dari rencana
sebanyak 590 OH.
Sasaran Strategis 4:
Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan
menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan
Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang
Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya
Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas
Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
44 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi,
BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan
pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong
penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan
dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam
melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta
sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi.
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Dalam Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait
langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU
lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014
disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00 3,00 100,00
2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 12,00 9,00 75,00
3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 1,00 100,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
45
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00 75,00 89,29
5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 140,98 165,86
6 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
% 85,00 100,00 117,65
7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 100,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 tercapai
100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran
106,83%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah
sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi P rogram Anti
Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa
peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan
korupsi.
Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas
permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian
kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum
koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,
pembinaan/quality assurance.
Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)
utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia
pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik
dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan
makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai
dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan
membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
46 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah,
terutama di dunia pendidikan.
Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 3 kegiatan, maka capaian IKU
adalah 100,00%. Realisasi IKU ini tahun 2012 sebesar 3 kegiatan. Capaian
ini adalah 100% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 3
kegiatan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp59.631.000,00 atau 91,40% dari anggaran sebesar Rp65.244.000,00 dan
dengan SDM sebanyak 161 OH atau 53,49% dari rencana sebanyak 301 OH.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas
dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good
Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari
atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,
Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar
Perilaku dan Disiplin.
IKU “IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP” dalam upaya perbaikan
penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan
hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP.
Realisasi IKU atas Implementasi FCP adalah 9 BUMD yaitu PDAM di Wilayah
Provinsi Lampung dan jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 12
instansi/BUMN/BUMD, maka capaian IKU adalah 75,00%.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesarRp1.347.000,00
atau sebesar 6,40% dari anggaran sebesar Rp21.045.000,00 dengan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
47
menggunakan SDM sebanyak 77 OH atau 18,83% dari rencana sebanyak
409 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang dilakukan Kajian Per aturan yang
Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang
mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini
dimaksudkan untuk mengukur instansi/BUMN/BUMD yang
membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-
undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.
Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan
yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan pedoman
pelaksanaan kegiatan.
Dalam tahun 2012 realisasi IKU sebanyak satu instansi membuat/mengoreksi
kebijakan. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2012 sebanyak 1
Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Kegiatan kajian peraturan
yang dilaksanakn yaitu kajian atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 30
tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan CSR/PKBL di Provinsi Lampung.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp17.518.000,00atau sebesar 193,98% dari anggaran sebesar
Rp9.031.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 190 OH atau 950%
dari rencana sebanyak 20 OH.
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Pe nyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian
harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap
peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut
berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase pelaksanaan
penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
48 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah dihitung jumlah laporan HKP,
klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP,
klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST).
Dalam tahun 2012, jumlah penugasan HKP sebanyak 3 penugasan atau
sebesar 75% dari target yang ditetapkan sebanyak 4 penugasan. Jika
dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 89,29%.
Kegiatan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan (debottlenecking) yaitu mediasi pelaksanaan pembangunan
GOR Kalianda Lampung Selatan, mediasi peningkatan status Bandara Radin
Intan II, dan Pembangunan gedung perawatan kelas III Rumah Sakit A. Yani
Kota Metro tahun 2012.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp30.262.000,00 atau sebesar 51,75% dari anggaran sebesar
Rp58.475.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 153 OH atau
68,92% dari rencana sebanyak 222 OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara
lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi
KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan
kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase
Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU BPKP
dalam upaya pencapaian sasaran strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T.
Dalam tahun 2012, pelaksanaan audit insvestigasi/PKKN/PKA sebanyak
86 kegiatan atau sebesar 140,98% dari target yang ditetapkan sebanyak
61 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka
capaian IKU ini adalah sebesar 165,86%.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana sebesar
Rp593.131.000,00 atau 111,01% dari anggaran sebesar Rp534.314.000,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
49
dengan menggunakan SDM sebanyak 2.933 OH atau 120,65% dari rencana
sebanyak 2.431 OH.
6. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai sta ndar
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan
keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan
keinvestigasian yg disampaikan ke pusat.
Selama periode tahun 2012, laporan keinvestigasian dari Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung sebanyak 86 laporan dan dari jumlah tersebut tidak ada
yang dikembalikan oleh BPKP Pusat, sehingga capaian untuk IKU
“Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar” telah tercapai
100%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 85% maka realisasi
capain atas IKU tersebut sebesar 117,63%.
7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan
pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data
bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat
pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara
langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai
sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang
Ditindaklanjuti.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan investigatif
untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah
surat pengaduan masuk yang diteruskan ke Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung.
Realisasi IKU tahun 2012, diukur dari jumlah surat pengaduan yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan surat tugas sebanyak surat pengaduan atau
mencapai 100,00% dari seluruh pengaduan telah ditelaah jumlah surat
pengaduan yang diterima selama tahun 2012 sebanyak 16 buah dan
seluruhnya sebanyak 16 buah telah ditindaklanjuti atau ditelaah. Dengan IKU
sebesar 100%, maka capaian IKU pada tahun 2012 adalah 100,00%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
50 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. BPKP sesuai
pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP
diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam
rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Tabel 3.8
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 50,00 46,67 93,33
2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00 11,00 73,33
3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 2,00 4,00 200,00
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU
dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik
kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas
birokrasi.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
51
1. Persentase K/L/ Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 60/2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase
K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan
menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah
seluruh K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat
mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang
dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem
pengendalian K/L/Pemda.
IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah Pemda yanglaporan
keuangannyamemperolehopini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI
dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda
Dalam tahun 2012, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang
telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 7 Pemda dari 15
Pemerintah Daerah atau sebesar 46,67%. Jika dibandingkan dengan target
out come realisasi capaiannya sebesar 103,71% dari target 45%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana
sebesar Rp168.843.000,00 atau 105,31% dari anggaran sebesar
Rp160.333.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 577 OH atau
137,71% dari rencana sebanyak 419 OH.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelengg araan SPIP sesuai
PP No 60 tahun 2008
Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain
adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak
lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP
berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
52 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka
perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis
“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah”dan tujuan“ Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan
sistem pengendalian intern pemerintah”.
Jumlah pemerintah Daerah yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan
SPIP sebanyak 11 Pemerintah Daerah atau telah terealiasi sebanyak 73,33%
dari 15 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Lampung.
3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pe ngendalian Intern
BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring
perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan
Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring
Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.
Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 4 Pemda yang telah
memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 200% dari target
sebesar 2 Pemda.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompetenpada 80% Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern
pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya
fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai
dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah
kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor
manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang
kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan
pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
53
yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional
adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan
bidang keahliannya.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan
oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang
bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku
instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan
kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP.
Uraian capaian IKU sasaran strategis tersebut diuraikan dalam tabel 3.9 sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 70,00 13,33 19,05
Persentase Pemda yag Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam
program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau
pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan
intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan
untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi
Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di
lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan
tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda
(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan
tahun berjalan.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan
fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu
kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi
auditor.
Dalam periode sampai dengan tahun 2012, sebanyak 5 Pemerintah Daerah atau
33,33% dari 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung. Bila
dibandingkan dengan targetnya sebesar 33,33%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp15.121.000,00
atau 47,25% dari anggaran sebesar Rp32.000.000,00,dengan menggunakan
SDM, sebanyak 24 OH atau 100,00% dari rencana sebanyak 24 OH.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar
sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat
keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung
dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.
Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement
plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga
anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
55
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah
mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai
dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina
satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan
tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan
kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU
sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET
REALISASI
% CAPAI
AN
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 80,00 96,13 120,17
2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00 80,00 100,00
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60 7,50 98,68
4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00 100,00 111,11
5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00 7,50 93,75
6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00 75,00 94,94
7 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 94,24 94,24
8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90 5,00 63,29
9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 74,00 33,33 45,06
10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00 1,00 100,00
11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
15,00 12,00 80,00
12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
7,50 7,07 94,27
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
56 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012
tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan tiga belas IKU, rata-rata capaian
sasaran 96,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah
sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yan g Terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap
rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2012
sebesar 80%.
Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahu 2012 sebanyak 373 PP
atau sebesar 96,13% dari target sebanyak 388 PP. Jika dibandingkan
dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU
tersebut sebesar 120,17%.
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah
tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap
penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan
Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan SAP.
Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan
keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%
apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya
kegiatan pengelolaan anggaran sesuaidengan sistem akuntansi pemerintah.
Realisasi tahun 2012 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluai
Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target outcome nilai
capainnya 100% karena target outcomenya juga 80%.
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Laya nan Kepegawaian
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
57
dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui
survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10.
Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran
kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit kerja di
lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian
dan organisasi” pada tahun 2012 adalah sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2012 adalah sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10
atau mencapai 98,68% dari target.
Tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh Pelayanan
kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian
gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIP A
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan
tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang
menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian
tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan
persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran
(DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data
dukung yang memadai/lengkap.
Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak
diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2012 sebesar Rp14.795.011.000,00 dan tidak
ada dana DIPA yang diblokir.
Target IKU sebesar 90%, sedangkan realisasi sebesar 100,00 maka capaian
IKU adalah sebesar 111,11%.
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencaira n Anggaran yang
Diajukan Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat,
tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
58 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para
pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima.
Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus
dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu
penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam
penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai
dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna
anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk
membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi sasaran ini diukur
dengan hasil survei kepuasan pegawai perwakilan atas layanan keuangan.
Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2012 sebesar 7,50 dari skala likert 1-
10 atau mencapai 93,75% dari target sebesar 8,00 dari skala likert 1-10.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang
terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung yang ditentukan juga oleh citranya di mata
publik.Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu
alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP.
Kinerja IKU ini diukur dengan jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di
media massa..
Jumlah berita yang dipublikasikan selama tahun 2012 sebanyak 75 kegiatan
atau sebesar 94,94% dari target sebanyak 79 kegiatan.
7. Persentase Pemanfaatan Asset
IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan
untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.
Indeks Efektivitas Pengelolaan Asset digunakan untuk mengukur
pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang dilaksanakan melalui pengelolaan
Asset.
IKU ini diukur dengan cara total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang
baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
59
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 94,24%%, jumlah aset yang dimiliki oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebesar Rp28.051.506.713,00, dari
jumlah tersebut sebesar Rp26.434.853.058,00 merupakan aset dengan
kondisi baik yang dapat dimanfaatkan secar optimal guna mendukung
pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakila terhadap Layan an Sarpras
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui
penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
IKU “Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan
target sebesar 7,90 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dari tingkat persepsi
kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan
oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2012,
capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar
5 dari skala likert 1-10 atau 63,29% dari target sebesar 7,90.
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan
kepuasan pegawai terhadap layanan sarana prasarana dengan terus
meningkatkan kenyamanan kantor, penyediaan kendaraan operasional, dan
pelayanan kebersihan.
9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit I nspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara
lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap
pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Hasil kegiatan
pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi
early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk
mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target
sebesar 74,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi
yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
60 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang
dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.
Dalam tahun 2012, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 1
rekomendasi atau 33,33% dari 3 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti.
Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2012 sebesar 74%, maka
capaian IKU sebesar 45,05%.
Untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama ini perlu upaya terus-
menerus untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut, dengan
mengirimkan surat kepada semua pihak-pihak yang masih memiliki
tunggakan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.
10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas
IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas”
merupakanIKUlainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7.IKU ini diukur
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas.
Jumlah masukan kepada Puslitbangwas selama tahun 2012 sebanyak satu
masukan atau 100% dari target yang ditetapkan sebanyak satu masukan.
11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di- assesment
tata kelola APIP
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka
Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor
PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA
menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa
pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup
kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality
assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan, perlunya
penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya
pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
61
praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan
bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil
pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern
semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM
auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment
tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis
7 dengan target sebesar 90,00%.
Capaian IKU tahun 2012 sebesar 80,00% atau 12 Pemerintah Daerah dari
15 Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana
sebesar Rp98.959.000,00 atau 78,93% dari anggaran sebesar
Rp125.378.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 285 OH atau
115,85% dari rencana sebanyak 246 OH.
12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Berse rtifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor
Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,
dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan
pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan
instansi pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah
Non- Kementerian dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu
auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan
mutu pengawasan.
Dalam periode tahun 2012, tingkat kepuasan atas auditor bersertifikat
sebesar 7,07 atau sebesar 94,27% dari target sebesar 7,5 dari skala likert 1-
10.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
62 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan
terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai
Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung,
sebagai bagian dari integral BPKP juga dituntut untuk memberikan informasi
yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan
yang dihadapi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selain itu, Perwakilan
BPKP Provinsi Lampung juga harus mampu memberikan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan yaitu “Jumlah Sistem Informasi
yang dimanfaatkan secara efektif”untuk mengukur keberhasilan sasaran
strategis. Realisasi IKU dominan tersebut pada tahun 2012 disajikan dalamTabel
3.12 berikut ini:
Tabel 3.12
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET REALISASI
% CAPAI
AN
1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 61,00 100,00 163,93
1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara E fektif
Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau
100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,
SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG telah dimanfaatkan
secara optimal. Jika dibandingkan dengan targetnya sebesar 61% maka
realisasi capiannya sebesar 163,93%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
63
IV. PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008,
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung melakukan pembinaan SPIP dan
pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan
kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan
melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Gubernur dan
Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem
Pengendalian Intern di Wilayah Provinsi Lampung.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP
disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam pelaporan
kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan
analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke
depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, di samping
merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2012, juga mencerminkan sejauh
mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah
dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian
sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama.
Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 2010-2014 telah
ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan
RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam
target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan
kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah
berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator
kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki
hubungan kausalitas dengan sasaran.
BAB IV. PENUTUP
64 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2012
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan
data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan
pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan
pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal,
dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam
tahun 2012. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU, telah
dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun
2012, seluruh sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak
delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%. Dari 12 IKU dominan
yang tercapai dapat dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan, tercapai 3, capaian 100%
Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100 %
Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah menunjukkan
capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi untuk
peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut:
1. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin
kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung;
2. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara
tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan penyimpangan dari
RMP dan RPL;
3. Meningkatkan identifikasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2012
65
4. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit
yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut temuan
hasil pengawasan;
5. Mengintensifkan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit yang belum
ditindaklanjuti melalui kegiatan monitoring dan evaluasi tindaklanjut;
6. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan,
rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja
dapat disusun tepat waktu dan akurat.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi
secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sehingga dapat memberikan umpan balik
guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini
telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap
perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
---o0o---
DOKUMENTASI KEGIATAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
MoU BPKP dengan 5 instansi vertikal dan 1 BUMD
Sinergisitas BPKP dan BPK Lampung
Koordinasi BPKP dengan Polda Lampung sebagai mitra kerja
Kepala Perwakilan bersama dengan Bupati Tulang Bawang Barat
Sosialisasi SPIP di Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang
Kunjungan Danrem 043/Gatam ke kantor BPKP Lampung
Lampiran 1/ 1 - 3
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %
1 Meningkatnya Kualitas 95%
LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan
keuangan
% 80,00 104,55 130,68 204.134.000 230.054.000 112,70 646 945 146,28
2 Persentase IPD yang laporan
keuangannya memperoleh opini
minimal WDP
% 85,00 86,67 101,96 104.036.000 93.247.000 89,63 787 1.656 210,42
3 Persentase jumlah laporan keuangan
proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan wajar
% 82,00 83,78 102,18 225.908.000 220.056.000 97,41 1.362 1.113 81,72
4 Persentase hasil pengawasan lintas
sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 108,08 146,55 731.332.000 636.562.000 87,04 2.963 2.833 95,61
5 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat
% 68,00 236,36 347,59 108.527.000 124.549.000 114,76 339 338 99,71
6 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan stakeholders yang
dijadikan bahan pengambilan
keputusan oleh stakeholders
% 80,00 115,79 144,74 172.106.000 159.280.000 92,55 519 599 115,41
7 Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan
akuntansi
% 100,00 36,67 36,67 40.374.000 50.210.000 124,36 241 867 359,75
2 Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar
87,50%
8 Persentase hasil pengawasan BUN
yang disampaikan ke Pusat
% 71,25 168,66 236,71 608.624.000 567.449.000 93,23 2.088 2.184 104,60
9 Persentase penghematan biaya (cost
saving ) dibandingkan dengan nilai
yang diaudit
% 7,00 0,07 1,06 13.000.000 0 0,00 38 50 131,58
3 Terselenggaranya SPM pada
60% IPD dan
terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang
melaksanakan pelayanan sesuai
Standar Pelayanan Minimal
% 150,00 300,00 200,00 62.068.000 42.849.000 69,04 330 976 295,76
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI
% 55,00 266,67 484,85 133.093.000 138.906.000 104,37 281 1.551 551,96
12 Persentase BUMD yang dilakukan
audit kinerja
% 50,00 100,00 200,00 168.721.000 106.070.000 62,87 590 1.011 171,36
Pengawasan Intern
Akuntabilitas
Keuangan Negara
dan Pembinaan
Penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2012PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
Lampiran 1/ 2 - 3
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
4 13 Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program
Anti Korupsi.
Kelompok
Masyarakat
3,00 3,00 100,00 65.244.000 59.631.000 91,40 301 161 53,49
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B
LUD berisiko fraud yang
mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi
FCP
Instansi 12,00 9,00 75,00 21.045.000 1.347.000 6,40 409 77 18,83
15 Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B
LUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 1,00 100,00 9.031.000 17.518.000 193,98 20 190 950,00
16 Persentase pelaksanaan
penugasan HKP, klaim dan
penyesuaian harga
% 84,00 75,00 89,29 58.475.000 30.262.000 51,75 222 153 68,92
17 Persentase pelaksanaan audit
investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 140,98 165,86 534.314.000 593.131.000 111,01 2.431 2.933 120,65
18 persentase laporan
keinvestigasian yang sesuai
standar
% 85,00 100,00 117,65 0 0 0,00 0 0 0,00
19 Persentase hasil telaahan
pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008
% 45,00 46,67 103,70 160.333.000 168.843.000 105,31 419 577 137,71
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan
Asistensi Penyelenggaraan SPIP
Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 15,00 11,00 73,33 0 0 0,00 0 0 0,00
22 Jumlah Pemda Yang dilakukan
monitoring Sistem Pengendalian
Intern
IPP/IPD 2,00 4,00 200,00 0 0 0,00 0 0 0,00
6 Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional
dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
23 Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA
% 33,33 33,33 100,00 Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-
BPKP
32.000.000 15.121.000 47,25 24 24 100,00
Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Lampiran 1/ 3 - 3
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
7 24 Persentase jumlah rencana
penugasan pengawasan yang
terealisasi
% 80,00 96,13 120,17 0 0 0,00 0 0 0,00
25 Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP
dengan SAP
% 80,00 80,00 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00
26 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
kepegawaian
Skala likert 1-
10
7,60 7,50 98,68 0 0 0,00 0 0 0,00
27 Persentase Pagu Dana yang tidak
Diblokir dalam DIPA
% 90,00 100,00 111,11 0 0 0,00 0 0 0,00
28 Persepsi Kepuasan Pegawai
Perwakilan atas Pencairan
Anggaran yang Diajukan sesuai
Prosedur
Skala likert 1-
10
8,00 7,50 93,75 0 0 0,00 0 0 0,00
29 Jumlah publikasi kegiatan
perwakilan BPKP di media masa
Jumlah
berita
79,00 75,00 94,94 0 0 0,00 0 0 0,00
30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 94,24 94,24 0 0 0,00 0 0 0,00
31 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
sarpras
Skala likert 1-
10
7,90 5,00 63,29 0 0 0,00 - 0 0,00
32 Persentase tindak lanjut
rekomendasi hasil audit
Inspektorat
% 74,00 33,33 45,05 0 0 0,00 0 0 0,00
33 Jumlah masukan topik penelitian
yang disampaikan ke
puslitbangwas
Jumlah
Topik
1,00 1,00 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00
34 Jumlah Instansi APIP yang telah
disosialisasi dan atau di-
assessment tata kelola APIP
Instansi
APIP
15,00 12,00 80,00 125.378.000 98.959.000 78,93 246 285 115,85
35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda
atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-
10
7,50 7,07 94,27 0 0 0,00 0 0 0,00
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan
keputusan bagi pimpinan
36 Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif
% 61,00 100,00 163,93 Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-
BPKP
0 0 0,00 0 0 0,00
JUMLAH 3.577.743.000 3.354.044.000 93,75 14.256 18.523 129,93
Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Lampiran 2/ 1 - 3
Rencana Realisasi % Target Realisasi %
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95%
LKKL, dan 95% LKPD
Laporan hasil bimbingan
teknis/ asistensi penyusunan
LKKL
Laporan 22 90 409,09 204.134.000 230.054.000 112,70 646 945 146,28
Laporan hasil bimbingan
teknis/ asistensi penyusunan
LKPD
Laporan 17 44 258,82 104.036.000 93.247.000 89,63 787 1.656 210,42
Laporan hasil pengawasan atas
Proyek PHLN
Laporan 40 38 95,00 225.908.000 220.056.000 97,41 1.362 1.113 81,72
Laporan hasil pengawasan lintas
sektor
Laporan 74 107 144,59 731.332.000 636.562.000 87,04 2.963 2.833 95,61
Laporan hasil pengawasan atas
permintaan presiden
Laporan 11 26 236,36 108.527.000 124.549.000 114,76 339 338 99,71
Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder
Laporan 19 22 115,79 172.106.000 159.280.000 92,55 519 599 115,41
Laporan hasil bimbingan
teknis/ asistensi penyusunan
LKBUMD
Laporan 4 21 525,00 40.374.000 50.210.000 124,36 241 867 359,75
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan negara
Laporan 1 2 200,00 13.000.000 0 0,00 28 50 178,57
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 67 113 168,66 608.624.000 567.449.000 93,23 2.088 2.184 104,60
SDM (OH)SASARAN STRATEGIS
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
TAHUN 2012
No. Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %Dana
Lampiran 2/ 2 - 3
Rencana Realisasi % Target Realisasi %
SDM (OH)SASARAN STRATEGISNo. Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %
Dana
3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD
dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Laporan hasil pengawasan atas
kinerja pelayanan publik
Laporan 9 27 300,00 62.068.000 42.849.000 69,04 330 976 295,76
Laporan hasil bimtek/asistensi
GCG/KPI sektor korporat
Laporan 6 36 600,00 133.093.000 138.906.000 104,37 281 1.551 551,96
Laporan hasil pengawasan atas
kinerja PSO BUMN
Laporan 0 0 0,00 0 0 0,00 0 0 0,00
Laporan hasil pengawasan atas
kinerja BUMD
Laporan 11 19 172,73 168.721.000 106.070.000 62,87 590 1.011 171,36
4 Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Laporan hasil sosialisasi
masalah korupsi
Laporan 5 10 200,00 65.244.000 59.631.000 91,40 301 161 53,49
Laporan hasil bimtek/asistensi
implementasi FCP
Laporan 3 3 100,00 21.045.000 1.347.000 6,40 409 77 18,83
Laporan hasil kajian
pengawasan
Laporan 1 9 900,00 9.031.000 17.518.000 193,98 20 190 950,00
Laporan hasil audit investigasi
atas HKP, Klaim dan
Penyesuaian Harga
Laporan 4 2 50,00 58.475.000 30.262.000 51,75 222 153 68,92
Laporan hasil audit investigasi,
perhitungan kerugian negara,
dan pemberian keterangan ahli
atas permintaan Instansi
Penyidik
Laporan 61 86 140,98 534.314.000 593.131.000 111,01 2.431 2.933 120,65
Laporan hasil audit investigasi
atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 0 0 0,00 0 0 0,00 0 0 0,00
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP
di 70% K/L/Pemda
Laporan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan 18 30 166,67 160.333.000 168.843.000 105,31 419 577 137,71
Lampiran 2/ 3 - 3
Rencana Realisasi % Target Realisasi %
SDM (OH)SASARAN STRATEGISNo. Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %
Dana
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek
Penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 2 2 100,00 32.000.000 15.121.000 47,25 24 24 100,00
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Laporan dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP
Laporan 40 92 230,00 11.217.268.000 10.825.354.000 96,51 4.256 3.285 77,19
Jumlah sosialisasi dan bimtek
penerapan tatakelola APIP
Daerah
Kegiatan 11 15 136,36 86.522.000 71.533.000 82,68 200 233 116,50
Laporan Evaluasi Penerapan
tata kelola APIP Daerah
Laporan 2 3 150,00 38.856.000 27.426.000 70,58 46 52 113,04
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan
pengambilan keputusan bagi pimpinan
Laporan dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP (Terkait SI)
Laporan 20 20 100,00 0 0 0,00 0 971 0,00
Jumla
h
448 817 182,37 14.795.011.000 14.179.398.000 95,84 18.502 22.779 123,12
Lampiran 3/ 1 - 4
1 2 3 5 7 8=5/7
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95%
LKKL, dan 95% LKPD
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan % 105 80 130,68
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP % 87 95 91,23
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan wajar
% 84 82 102,18
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat % 108 86,25 125,31
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke
Pusat
% 236 68 347,59
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan
pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 116 93,33 124,06
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi % 37 60,00 61,11
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 87,50%
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi % 37 86,25 42,51
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat % 169 9 1873,96
3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD
dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal
% 300 300 100,00
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2012 DENGAN TARGET TAHUN 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
Lampiran 3/ 2 - 4
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI % 267 75 355,56
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 70 142,86
4 Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Kelompok
Masyarakat
3 3 100,00
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 9 14 64,29
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan
yang berpotensi TPK.
Instansi 1 5 20,00
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga % 75 84 89,29
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA % 141 85 165,86
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 100 10 1000,00
Lampiran 3/ 3 - 4
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP
di 70% K/L Pemda Sebesar
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008
% 47 70 66,67
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60
Tahun 2008
IPP/IPD 11 400 2,75
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern IPP/IPD 4 400 1,00
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 33 80 41,67
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi % 96 90 106,82
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP % 100 100 100,00
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Skala likert 1-
10
8 8 93,75
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100 100 100,00
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan
sesuai Prosedur
Skala likert 1-
10
8 8,5 88,24
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Jumlah
berita
75 83 90,36
Persentase Pemanfaatan asset % 94 100 94,24
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skala likert 1-
10
5 8,3 60,24
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 33 80 41,67
Lampiran 3/ 4 - 4
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUANKINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah
Topik
1 80 1,25
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola
APIP
Instansi
APIP
12 60 20,00
Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Skala likert 1-
10
7 8 88,38
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan
pengambilan keputusan bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif % 100 70 142,86
Lampiran 4/ 1 - 2
No
1 2 3 4 7 8 = 4 / 7
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL Laporan 90 14 642,86
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 44 9 488,89
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 38 14 271,43
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 107 58 184,48
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 26 21 123,81
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 22 2 1100,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Laporan 21 10 210,00
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 2 2 100,00
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 113 54 209,26
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 27 16 168,75
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 36 4 900,00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN Laporan 0 0 0,00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 19 11 172,73
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 10 6 166,67
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 3 4 75,00
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 9 1 900,00
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Laporan 2 4 50,00
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian
keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 86 56 153,57
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Laporan 0 4 0,00
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan
95% LKPD
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
1
3
4
SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output SatuanRealisasi
2012
PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2012 DENGAN TARGET OUTPUT 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
TAHUN 2012
Target
2014
Realisasi 2012
dibandingkan Target
2014 (%)
Lampiran 4/ 2 - 2
No
1 2 3 4 7 8 = 4 / 7
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 1
SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output SatuanRealisasi
2012
Target
2014
Realisasi 2012
dibandingkan Target
2014 (%)
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 30 31 96,77
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan
intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah Kegiatan 2 2,00 100,00
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 92 60,00 153,33
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Kegiatan 15 15,00 100,00
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 3 3,00 100,00
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan
pengambilan keputusan bagi pimpinan
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait SI) Laporan 20 20 100,00
Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
7
Lampiran 5/1
Audit Keuangan atas Proyek PHLN di Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2012
No.
Nama Kegiatan
Simpulan
atas
Penyajian
LapKeu
1. Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410
PNPM Generasi pada Kabupaten Way Kanan Tahun 2011
Wajar
2. Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Kab. Lampung Selatan Wajar
3. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA Kabupaten
Mesuji Tahun 2011
Wajar
4. Audit Keuangan ADB Loan 1964-INO SF SCBD Sekda Kab. Lampung
Selatan
Wajar
5. Audit keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410
PNPM Generasi pada Kabupaten Lampung Selatan
Wajar
6. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA Kab.Lampung Timur
Wajar
7. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Lampung
Timur
Ada Catatan
8. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Timur
Wajar
9. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas PNPM
Mandiri Perkotaan Kota Bandar Lampung
Wajar
10. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410
PNPM Generasi pada Kabupaten Mesuji Tahun 2011
Wajar
11. Audit Laporan Keuangan Satker BBWS Mesuji Sekampung IBRD Loan
No.7669 -ID DOISP pada Ditjen SDA Kementerian PU
Wajar
12. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Health Profesional Education
Quality Project Universitas Lampung (LOAN IBRD 7737-ID) Tahun 2011
Wajar
13. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Kab.Lampung Selatan
Wajar
14. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Wajar
Lampiran 5/2
No.
Nama Kegiatan
Simpulan
atas
Penyajian
LapKeu
Lampung Selatan
15. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung
Selatan
Ada Catatan
16. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Pesawaran Tahun 2011
Wajar
17. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/
Grant 97410 PNPM Generasi Kabupaten Lampung Utara
Wajar
18. Audit Keuangan IBRD Loan No. 4789 IND, IDA Credit 4077 IND
(IMHERE) Univ. Lampung
Wajar
19. Audit Keuangan IBRD 7737-ID Health Proff. Educ. Quality Proj.
Univ. Malahayati Lampung
Ada Catatan
20. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/
Grant 97410 PNPM Generasi pada Prov. Lampung Tahun 2011
Wajar
21. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Kab.Pesawaran
Wajar
22. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Pesawaran
Wajar
23. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda
Kab.Pesawaran
Wajar
24. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Way Kanan
Wajar
25 Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Pringsewu Tahun 2011
Wajar
26. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas
PNPM Mandiri Perkotaan Prov. Lampung
Wajar
27. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas Wajar
Lampiran 5/3
No.
Nama Kegiatan
Simpulan
atas
Penyajian
LapKeu
PNPM Mandiri Perkotaan Kota Metro
28. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Prov.Lampung
Ada Catatan
29. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian
Provinsi Lampung
Ada Catatan
30. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Provinsi
Lampung
Ada Catatan
31. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA
Kab.Lampung Tengah
Wajar
32. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Lampung Tengah
Wajar
33. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung
Tengah
Wajar
34. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA
Kabupaten Tanggamus Tahun 2011
Wajar
35. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/
Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Tanggamus Tahun
2011
Wajar
36. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational
Education Strengthening Project (INVEST) SMKN Bandar
Lampung
Wajar
37. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational
Education Strengthening Project (INVEST) SMKN 2 Metro Kota
Metro
Wajar
Lampiran 6/ 1 - 2
1 Meningkatnya Kualitas 1
LKPP, 95% LKKL, dan
95% LKPD
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKKL
Laporan 90 50 80,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKPD
Laporan 44 9 388,89
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 38 58 (34,48)
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 107 169 (36,69)
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 26 11 136,36
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 22 43 (48,84)
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKBUMD
Laporan 21 12 75,00
2 Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 2 8 (75,00)
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 113 142 (20,42)
3 Terselenggaranya SPM
pada 300 IPD dan
terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 27 49 (44,90)
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor
korporat
Laporan 36 17 111,76
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 19 38 (50,00)
4 Meningkatkan Kesadaran
dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya Pencegahan
dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 10 24 (58,33)
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 3 4 (25,00)
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 9 10 (10,00)
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan
Penyesuaian Harga
Laporan 2 3 (33,33)
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian
negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan
Instansi Penyidik
Laporan 86 53 62,26
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 30 0 100,00
Realisasi
2011
% Kenaikan
(Penurunan)
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
TAHUN 2011
No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi
2012
Lampiran 6/ 2 - 2
Realisasi
2011
% Kenaikan
(Penurunan)No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan
Realisasi
2012
6 Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan kompeten
pada 80% K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP
Daerah
Kegiatan 2 43 (95,35)
7 Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 92 60 53,33
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP
Daerah
Kegiatan 15 0 100,00
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 3 2 50,00
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan
keputusan bagi pimpinan
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
(Terkait SI)
Laporan 20 20 100,00
Jumla
h
817 825 (0,97)
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129 Faksimile (0721) 481550
E-mail : [email protected] Website : www.bpkp.go.id