perumusan dan analisis strategi perusahaan

33
  PERUMUSAN DAN ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi sebagai pengganti UTT Dosen : Dr. Tanti Kustiari, S.Sos, M.Si Disusun oleh: Budi Pratomo Sibuea PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN AGRIBISNIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2014

Upload: budi-pratomo-sibuea

Post on 08-Oct-2015

422 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Manajemen Strategi

TRANSCRIPT

  • PERUMUSAN DAN ANALISIS STRATEGI

    PERUSAHAAN

    Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi sebagai pengganti UTT

    Dosen :

    Dr. Tanti Kustiari, S.Sos, M.Si

    Disusun oleh:

    Budi Pratomo Sibuea

    PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN AGRIBISNIS

    POLITEKNIK NEGERI JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dunia usaha secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu

    pasar dunia yang efesien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah tak

    terbatas. Negara yang tidak mau ikut dalam pengefesienan dan pentransparanan

    tersebut akan ketinggalan karena dinamisnya perubahan Akibat perubahan, kini

    lingkungan usaha telah mengalami perubahan luar biasa. Semua itu tentu saja

    tidak lepas dari menggenjalanya revolusi informasi dan globalisasi yang melanda

    dunia saat ini.

    Akibat adanya revolusi dan globalisasi, terjadi persaingan antara perusahaan

    domestik dan juga perusahaan multinasional dari manapun juga hampir di semua

    bidang usaha. Entry barries hampir-hampir tidak ada lagi pada semua industri,

    kalau pendatang baru domestik tidak ada, pendatang baru lain akan tetap muncul

    dari luar negeri sehingga persaingan semakin menjadi-jadi.

    Berkaitan dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan pada

    perilaku konsumen. Banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak

    tuntutan, baik mengenai kualitas produk dan harga maupun mengenai pelayanan.

    Bargaining power pelanggan meningkat sedemikian rupa sehingga industri atau

    dunia usaha terpaksaharus melayaninya kalau tidak mau tersingkir dari kancah

    persaingan yang semakin dahsyat. Dalam situasi ini, manajemen usaha harus

    dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayananan yang

    memuaskan kepada konsumen dan dapat pula bersaing secara efektif dalam

    konteks lokal, regional bahkan dalam konteks global. Denga kata lain, dunia

    usaha dituntut untuk mengembangkan strategi yang antisipatif terhadap

    kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi

    bersaingnya.

    Strategi antisipatif merupakan fungsi keputusan-keputusan yang

    menghubungkan lingkungan tempat perusahaan melakukan kegiatan, sumber-

    sumber daya yang dimiliki yang siap melayani, serta harapan dan tujuan yang

    ingin dicapai demi kelangsungan hidupnya.

  • 1.2 Tujuan

    Tujuan dari penulisan paper ini adalah:

    1. Mengetahui Manajemen Strategi dan kegunaanya.

    2. Mengetahui proses perumusan dan analisis strategi perusahaan.

    3. Mengetahui bentuk-bentuk pengambilan keputusan

    1.3 Manfaat

    Kegunaan paper ini ditujukan bagi pihak-pihak terkait dan diharapkan

    mampu memberikan manfaat antara lain :

    1. Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah ilmu strategi

    pemasaran dalam bidang agribisnis.

    2. Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya menjadi referensi

    dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen terkait dalam pengambilan

    keputusan guna menentukan kebijakan dalam pengembangan produknya dan

    bahan masukan dalam membentuk bauran pemasaran bagi keberhasilan strategi

    pemasaran yang akan diterapkan.

  • BAB II

    MENYUSUN STRATEGI

    2.1 Proses Perumusan Strategi

    Jika kita sedang mengembangkan bisnis, atau berada dalam posisi strategis

    untuk mengambil keputusan di perusahaan, ada baiknya untuk mengenal lebih

    lanjut tentang bagaimana menyusun strategi di perusahaan. Meskipun terkesan

    sederhana, tetapi strategi yang buruk jelas menuntun anda kepada performa yang

    buruk. Sekalipun strategi anda terlihat meyakinkan dan sepertinya berhasil, hasil

    akhir tetap tidak bergantung pada strategi anda. Untuk melaksanakan strategi

    dengan baik, dibutuhkan berbagai pengetahuan dan keahlian untuk disiplin

    mengikuti strategi yang telah dirumuskan, konsisten mengarahkan tim menuju

    kesuksesan, dan fleksibel melakukan perubahan jika kondisi tidak seperti yang

    diperkirakan.

    Untuk memahami bagaimana strategi suatu perusahaan dirancang, pelajari

    terlebih dahulu gambar berikut.

    Gambar 2.1 Level Of Strategy

    Sebagaimana yang terdapat pada gambar diatas, hierarki strategi bisnis

    terdiri dari 3 bagian yaitu:

    1. Corporate Strategy

  • 2. Business Strategy

    3. Functional Strategy

    Masing-masing strategi harus dirancang secara berurut karena dilihat dari

    perspektif lingkungan eksternal kemudian menuju lingkungan internal agar

    menyesuaikan mengikuti kondisi lingkungan eksternal. Agar implementasi dapat

    berlangsung dengan baik, diperlukan pengamatan dan pengumpulan data agar

    menunjang tingkat akurasi dari penerapan strategi menuju target yang ingin

    dicapai.

    Dalam proses perumusan strategi, berikut perangkat dan proses yang

    dibutuhkan untuk menyelesaikan perumusan strategi.

    Identifikasi isu lingkungan yang berpotensi berdampak pada performa bisnis

    (dapat menggunakan perangkat PEST/PESTLE untuk memudahkan

    identifikasi).

    Identifikasi profil kompetitor.

    Porters 5 Forces.

    Analisis SWOT.

    Marketing Mix (bisa dimulai dari yang sederhana seperti 4P).

    Analisis STP.

    Analisis Supply Chain.

    Profil SDM perusahaan/organisasi.

    Laporan keuangan.

    Anda dapat menambahkan perangkat lainnya untuk menambah referensi dari

    strategi atau menyesuaikan penerapan strategi terhadap jenis bisnis

    perusahaan. Perumusan strategi dilakukan untuk memberikan acuan bagi

    perusahaan dan personel yang ada di dalamnya. Anda tidak harus

    memaksakan perusahaan untuk menerapkan strategi secara kaku.

    Sesuaikan strategi dengan lingkungan, pasar, dan personel perusahaan.

    Tetap fleksibel jika terjadi perubahan karena strategi dirancang atas data

    yang bersifat probabilistik, bukan deterministik.

  • 2.2 Menyusun Strategi Perusahaan (EFAS dan IFAS)

    EFAS dan IFAS digunakan dalam menyusun strategi bagi perusahaan.

    EFAS adalah External Factors Analysis Summary, yaitu kesimpulan analisis dari

    berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan. IFAS

    adalah Internal Factors Analysis Summary, yaitu kesimpulan analisis dari

    berbagai faktor internal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan.

    2.2.1 EFAS (External Factors Analysis Summary)

    Terdapat berbagai cara untuk mengidentifikasi EFAS. Pada artikel kali ini,

    saya menggunakan sebuah perangkat analisis EFAS yang lazim digunakan

    perusahaan bernama PESTEL/PESTLE. PESTEL merupakan perangkat analisis

    dengan ruang lingkup Political, Economic, Social, Technological, Enviromental,

    dan Legal. Berbagai kebijakan, baik dari pemerintah, asosiasi industri, market

    leader, masyarakat, atau pihak lain yang terkait dengan keberjalanan perusahaan

    diuraikan dan diformulasikan ke dalam hasil analisis PESTEL. Gambar di bawah

    merupakan contoh penerapan dari analisis PESTEL.

    Gambar 2.2 Pestle

  • Hasil keluaran dari analisis EFAS dapat digunakan sebagai faktor eksternal

    yang mempengaruhi bisnis. Dalam analisis SWOT, EFAS yang berdampak positif

    terhadap bisnis dapat digolongkan sebagai opportunities dan EFAS yang

    berdampak negatif dapat digolongkan sebagai threats.

    2.2.2 IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

    Identifikasi IFAS dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan.

    Identifikasi IFAS dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap organisasi

    dengan perangkat bernama Organizational Capability Profile (OCP). Terdapat

    lima variabel yang dianalisis pada OCP yaitu:

    Financial Capability Profile

    Marketing Capability Profile

    Operations Capability Factors

    Personnel Capability Factors

    General Management Capability

    Gambar 2.3 OCP

    2.2.3 Penggunaan EFAS dan IFAS

    Perumusan EFAS dan IFAS berperan penting dalam penentuan komponen-

    komponen yang menyusun analisis SWOT. EFAS akan menyusun komponen

    opportunities dan threats, kemudian IFAS akan menyusun komponen sthrengts

    dan weaknesses. Analisis SWOT yang telah lengkap akan membantu perumusan

    strategi yang tepat bagi perusahaan.

  • Kenapa harus EFAS dan IFAS? Terdapat miskonsepsi terhadap penerapan

    analisis SWOT di organisasi. Banyak yang menganggap bahwa analisis SWOT

    merupakan analisis untuk memetakan kemampuan organisasi berdasarkan

    kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman yang dihadapi organisasi.

    Pengertian ini tidak sepenuhnya salah. Analisis SWOT merupakan analisis yang

    diterapkan pertama kali oleh Albert Humphrey (menurut wikipedia). Analisis ini

    dikembangkan agar organisasi dapat mengembangkan langkah yang tepat untuk

    menuju tujuan.

    Analisis SWOT yang dangkal dan tidak tepat akan menjerumuskan

    organisasi ke dalam penerapan langkah yang dangkal dan tidak tepat pula. Jika

    berhasil pun berarti terdapat kondisi eksternal atau internal yang secara acak

    mendorong organisasi kepada keberhasilan. Kejadian tersebut kecil kemungkinan

    terjadi berulang kali. Oleh karena itu dibutuhkan analisis SWOT yang tepat dan

    akurat. Perangkat analisis EFAS dan IFAS dapat mendorong organisasi untuk

    menganalisis faktor eksternal dan internal organisasi dengan lebih dalam dan

    akurat.

    Selain itu, terdapat beberapa keraguan yang muncul disebabkan pemahaman

    yang dangkal terhadap analisis SWOT. Terdapat dua model pemahaman terhadap

    faktor opportunities dan threats yang kebanyakan berkembang di organisasi yaitu:

    1. Faktor tersebut merupakan faktor yang tidak diupayakan organisasi.

    2. Faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi organisasi di masa

    depan.

    Berdasarkan pemahaman pada analisis PESTEL, kedua pemahaman tersebut

    dapat dinyatakan salah karena PESTEL sama sekali tidak terkait dengan kedua

    pemahaman tersebut. Menganalisis faktor eksternal perusahaan menggunakan

    PESTEL akan memudahkan untuk mengkategorisasi berbagai faktor yang

    digolongkan sebagai faktor eksternal.

    2.3 Menyusun Strategi Perusahaan (Analisis SWOT)

    Analisis SWOT (sering juga disebut Matriks SWOT) merupakan metode

    perencanaan terstruktur yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths

    (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), Threats

  • (Ancaman) yang terdapat pada suatu projek atau perusahaan. Analisis SWOT

    dapat digunakan untuk produk, tempat, industri, atau perseorangan. Analisis ini

    melibatkan tujuan spesifik dari bisnis atau projek dan mengidentifikasi faktor

    internal dan eksternal yang dapat membantu atau malah menyulitkan dalam

    tujuan. Teknik ini dikembangkan oleh Albert Humphrey, yang memimpin

    pertemuan Stanford Research Institute (sekarang menjadi SRI International) pada

    tahun 1960-an dan 1970-an menggunakan data dari perusahaan Fortune 500.

    Menentukan tujuan seharusnya dilakukan analisis SWOT dilakukan. Hal ini

    akan membuat tujuan menjadi dapat dicapai bagi organisasi. Masing-masing

    elemen pada analisis SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Strengths (Kekuatan)

    Karakteristik dari bisnis atau projek yang memberikan keuntungan bagi

    organisasi.

    Weaknesses (Kelemahan)

    Karakteristik dari bisnis atau projek yang relatif menyulitkan bagi organisasi.

    Opportunities (Peluang)

    Elemen-elemen dari projek yang dapat digunakan untuk meningkatkan

    keunggulan.

    Threats (Ancaman)

    Elemen-elemen dari lingkungan yang dapat memperlemah keunggulan atau

    memperkuat kelemahan yang nantinya dapat membawa masalah.

    2.3.1 Perumusan Analisis SWOT Menggunakan Faktor Internal dan

    Eksternal

    Tujuan dari analisis SWOT adalah mengidentifikasi faktor kunci internal

    dan eksternal yang berperan penting untuk mencapai tujuan. Analisis SWOT

    dikelompokkan berdasarkan dua faktor utama dari informasi yaitu:

    Faktor internal

    Strenghts dan Weaknesses merupakan bagian yang tergolong faktor

    internal.

    Faktor eksternal

    Opportunities dan Threats merupakan bagian yang tergolong faktor

    eksternal.

  • Gambar 2.4 Definition of SWOT

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Perumusan Strategi

    Analisis SWOT lebih mudah untuk dirumuskan jika melihat dari perspektif

    faktor internal dan eksternal dibandingkan dengan pemahaman sederhana seperti

    kekuatan, peluang, dan ancaman. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang

    akurat akan membuat analisis SWOT yang akurat dan mendalam sehingga

    memberikan keputusan yang lebih tepat guna.

    Menurut teori, analisis SWOT dapat dibuat mendalam dengan

    memperhitungkan berbagai variabel yang mempengaruhi perusahaan. Namun

    pada implementasinya, analisis SWOT mesti dibuat sesederhana mungkin untuk

    mempersempit ruang lingkup pergerakan perusahaan sehingga tidak

    menghabiskan banyak resource.

    Cara merumuskan strategi perusahaan setelah melakukan analisis SWOT.

    Perumusan dapat dilakukan dengan menggunakan metode IFE-EFE Matrix yang

    diperoleh dari faktor internal dan eksternal perusahaan setelah dibobot.

    Mekanisme ini dapat lebih jelas sebagaimana gambar di bawah.

    Gambar 2.5 Matrik EFE

  • Gambar 2.6 Matrik IFE

    Total nilai pembobotan (total weighted score) berfungsi sebagai indikator

    yang menandakan seperti apa kondisi perusahaan secara internal maupun

    eksternal. Kombinasi faktor internal dan eksternal menghasilkan berbagai pilihan

    strategi yang tepat seperti yang terdapat pada gambar di bawah

    Gambar 2.7 Matrik IE

    Hasil dari analisis ini dapat memberikan referensi strategi apa yang tepat

    untuk diterapkan perusahaan. Pilihan strategi utama adalah growth, maitain/hold,

  • harvest/divest. Masing-masing pilihan tersebut memiliki pilihan strategi yang

    dapat diterapkan yaitu:

    1. Growth

    Concentration (vertical growth, horizontal growth); Diversification

    (concentric diversification, conglomerate diversification).

    2. Maintain/Hold

    Pause/Proceed with Caution; No Change; Profit Strategies.

    3. Harvest/Divest

    Turnaround; Captive Company Strategies; Selling out/Divestment;

    Bankruptcy; Liquidation.

    Metode ini dapat digunakan untuk berbagai kondisi dan disesuaikan untuk

    berbagai kebutuhan, baik profit maupun non-profit. Penerapan yang lebih

    mendalam dapat dilakukan jika organisasi sensitif terhadap perubahan iklim

    lingkungan dengan tingkat resiko yang cenderung tinggi. Jika organisasi

    cenderung resisten terhadap perubahan iklim lingkungan, maka analisis sederhana

    sudah cukup untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi.

    3.2 Bentuk Pengambilan Keputusan Strategis

    Saat menentukan strategi, seringkali terjadi kebingungan tentang hierarki

    dan implementasi. Siapa saja yang bertugas menyusun strategi, bagaimana tingkat

    kewenangan pada masing-masing keputusan, dan bagaimana implementasi yang

    akan berlangsung pada level operasional.

    Untuk mengatasi isu ini pada level manajerial perusahaan, dibutuhkan

    strategic decision making. Pendekatan strategic decision making yang sesuai

    dengan budaya dan kebutuhan perusahaan akan membantu pada level manajerial

    saat merumuskan dan menerapkan strategi bisnis. Henry Mintzberg merumuskan

    tiga mode utama yang dapat digunakan perusahaan dalam mengatasi isu

    pengambilan keputusan strategis yaitu:

    1. Entrepreneurial.

    2. Adapative.

    3. Planning.

  • 3.2.1 Entrepreneurial

    Pada mode entrepreneurial, strategi dibuat dan ditentukan oleh seorang atau

    sekelompok yang lebih memiliki otoritas atau pengaruh pada perusahaan. Mode

    ini umumnya fokus pada peluang, dan masalah merupakan prioritas yang kedua.

    Tujuan utama dari strategi adalah pertumbuhan perusahaan.

    Pada mode entrepreneurial, penentu keputusan di perusahaan sering

    menentukan tindakan berani atau bahkan mengubah arah strategis perusahaan

    ketika dibutuhkan. Mode entrepreneurial sering ditemukan pada perusahaan yang

    masih tergolong baru atau kecil, memiliki pemimpin yang kuat atau sedang berada

    pada masalah serius sehingga tindakan berani menjadi satu-satunya harapan yang

    ada. Visi dan dinamisme dari pemimpin perusahaan akan menentukan masa depan

    perusahaan.

    3.2.2 Adaptive

    Mode adaptive membuat perusahaan lebih berfokus pada penanganan

    masalah dibanding mencari peluang. Strategi dipecah dan dikembangkan untuk

    menggerakkan perusahaan dalam tahap demi tahap.

    Mode adaptive lazim digunakan untuk perumusan strategi pada perusahaan

    yang memilih untuk mengambil langkah yang kecil dan bertahap. Umumnya

    mode ini mengharapkan pertumbuhan yang stabil dan konsisten. Setiap langkah

    yang diputuskan berupaya untuk memuaskan keinginan dari sejumlah kelompok

    manajemen yang berpengaruh di perusahaan. Mode adaptive dapat diidentifikasi

    sesuai kesamaan karakter sebagai berikut:

    1. Fokus pada menyelesaikan masalah jangka pendek, dibanding

    mengembangkan strategi jangka panjang.

    2. Menyelesaikan masalah secara reaktif dibanding mengambil kebijakan

    yang bersifat radikal dalam menangani masalah.

    3. Umumnya digunakan oleh manajer di perusahaan yang telah mapan yang

    sedang menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat dan beberapa

    koalisi atau kelompok di perusahaan. Kondisi ini membuat perusahaan

    sulit untuk mendapatkan kesepakatan pada tujuan strategis yang jelas dan

    menentukan rencana jangka panjang bagi masa depan perusahaan.

  • 4. Menekankan pada tindakan skala kecil yang bertahap untuk menghargai

    koalisi di perusahaan. Pengaruh dan kekuasaan yang terbagi membuat

    perusahaan tidak selalu bisa mengembangkan tujuan jangka panjang,

    mengambil inisiatif yang berani, dan memajukan perusahaan dalam cara

    yang sejalan.

    3.2.3 Planning

    Mode planning menggunakan pengumpulan data penting secara sistematis

    untuk menganalisis situasi. Pendekatan ini secara proaktif mencari peluang baru

    dan solusi reaktif terhadap masalah yang sedang terjadi.

    Dengan data penting tersebut tentu dibutuhkan analisis yang komprehensif

    dan sistematis diiringi dengan integrasi dari berbagai keputusan dan strategi.

    Tujuan dari mode planning adalah mencari upaya agar dapat mempengaruhi

    lingkungan sehingga menguntungkan bagi perusahaan.

    Mode planning merupakan pendekatan yang lazim digunakan perusahaan

    besar dengan sumber daya yang cukup untuk mengadakan analisis secara detail,

    berada pada situasi internal yang sepakat untuk mencapai tujuan besar, dan

    beroperasi pada lingkungan yang cukup stabil untuk merumuskan dan

    menerapkan strategi yang disusun secara hati-hati.

    Untuk mencapai kesuksesan, setiap mode perlu dirancang sesuai dengan

    situasi yang terjadi saat ini dengan cara yang tepat. Perusahaan yang tergolong

    baru bisa jadi lebih tepat untuk menggunakan mode entrepreneurial dalam

    pengambilan keputusan strategis di level tertinggi dan menggunakan mode

    planning dalam pengambilan keputusan strategis bagi tim yang terlibat di

    dalamnya. Setiap mode yang menjadi pendekatan dalam pengambilan keputusan

    strategis dapat digunakan untuk mengembangkan inovasi pada perusahaan atau

    malah mematikannya, bergantung pada bagaimana mode tersebut berjalan.

  • Lampiran. 1. Analisis lingkungan eksternal PT. Sweet Indo Lampung Sugar

    Group Companies dengan produk utama gulaku

    Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

    Indonesia sebagai komoditas khusus(special products) dalam forum perundingan

    Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), bersama beras, jagung dan kedelai.

    Sebagai bahan pemanis utama, gula digunakan pula sebagai bahan baku pada

    industri makanan dan minuman. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah

    mengalami era kejayaan produksi gula pada tahun 1930-an dimana jumlah pabrik

    gula yang beroperasi adalah 179 pabrik gula, produktivitas sekitar 14.8% dan

    rendemen mencapai 11.0% - 13.8%. Dengan produksi puncak mencapai sekitar 3

    juta ton, dan ekspor gula pernah mencapai sekitar 2.4 juta ton. Setelah mengalami

    berbagai pasang-surut, produksi gula Indonesia sekarang hanya didukung oleh 60

    pabrik gula (PG) yang aktif yaitu 43 PG yang dikelola BUMN dan 17 PG yang

    dikelola oleh swasta (Dewan Gula Indonesia dalam Suhasnan, 2012).

    Terobosan baru pada industri gula di Indonesia dibuat Sugar Group

    Companies (SGC) yang terdiri dari 4 pabrik gula yang ada di Lampung yaitu PT.

    Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), PT.

    IndolampungPerkasa (ILP), PT. Indolampung Distillery dengan mengeluarkan

    produk gula bermerek pertama di Indonesia,yaitu Gulaku.

    Visi perusahaan adalah menjadi produsen gula yang paling efisien dan

    kompetitif di ASEAN dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan

    menciptakan peluang usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk

    (diversifikasi). Sedangkan Misinya antara lain adalah: (1) Mendukung program

    pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula nasional, (2) Meningkatkan

    kesejahteraan karyawan, (3) Meningkatkan keuntungan pemegang saham.

    A. Analisis perubahan factor eksternal yang berpengaruh dan dampak

    perubahan tersebut terhadap PT. Sweet Indolampung Sugar Companies

    Analisa perubahan faktoreksternal yang berpengaruh dan dampak perubahan

    tersebut terhadap PT. Sweet Indolampung Sugar Companies disajikan pada tabel

    Analisis Faktor Eksternal berikut ini :

  • No Fakta Dampak bagi Unit Organisasi

    Kemungkinan/ Probabilitas

    (R/S/T)

    Kegawatan/ Pentingnya

    (R/S/T)

    Urgensi ( 1 th, 1-3 th, 3-5 th)

    Peluang/ Ancaman

    Kemampuan Respon Organisasi

    1 Politik/ Kebijakan

    Menjaga kestabilan gula sebagai bahan pokok

    Peningkatan jumlah permintaan akan gula

    Peningkatan kapasitas produksi gula

    Tinggi Tinggi 1-3 tahun Peluang Penambahan kapasitas mesin produksi yang lebih besar

    Peningkatan dan perluasan penanaman tebu varietas unggul

    Menjamin stabilitas harga, devisa, serta kesesuaian pendapatan petani dan pabrik

    Berprinsip economies of scale sehingga akan mengurangi biaya produksi

    Kesejahteraan petani tebu dan pengusaha gula dalam negeri

    Tinggi Tinggi 1 tahun Peluang Melakukan promosi untuk mendapatkan cakupan pasar yang besar

    Melakukan inovasi kemasan 1 kg dan 0,5 kg

    Pembatasan Pelaku impor, gula hanya pada importer dan IT wajib menyangga harga di tingkat petani dan impor dilakukan bila harga minimum Rp 3410

    Peningkatan produksi gula dalam negeri sehingga tercapai swasembada gula

    Kesejahteraan petani tebu dan pengusaha gula dalam negeri

    Tinggi Tinggi 1-3 tahun Peluang Penambahan kapasitas mesin produksi yang lebih besar

    Peningkatan dan perluasan penanaman tebu varietas unggul

    Pemberian peranan pada pelaku bisnis dalam rangka perdagangan bebas

    Peningkatan cakupan pasar domestic dan internasional

    Sedang Tinggi 3-5 tahun Peluang Penambahan kapasitas mesin produksi yang lebih besar

    Melakukan promosi untuk mendapatkan cakupan pasar yang besar

    2 Ekonomi Peningkatan GDP dan pendapatan per kapita masyarakat

    Peningkatan jumlah permintaan gula yang memiliki brand dan kualitas tinggi

    Sedang Sedang 1-3 tahun Peluang Penambahan kapasitas mesin produksi yang lebih besar

    Harga BBM yang cenderung naik

    Peningkatan biaya transportasi sehingga

    Sedang Sedang 1-3 tahun Ancaman Melakukan produksi secara economies of scale sehingga

  • mempengaruhi harga bisa menekan biaya produksi

    No Fakta Dampak bagi Unit Organisasi

    Kemungkinan/ Probabilitas

    (R/S/T)

    Kegawatan/ Pentingnya

    (R/S/T)

    Urgensi ( 1 th, 1-3 th, 3-5 th)

    Peluang/ Ancaman

    Kemampuan Respon Organisasi

    3 Sosial/ Budaya Keadaan lahan yang luas dan sangat potensial untuk budidaya tebu

    Pasokan bahan baku dari perkebunan yang diusahakan sendiri di atas lahan kering

    Kualitas bahan baku yang dipasok tinggi

    Tinggi Tinggi 3-5 tahun Peluang Pembangunan pabrik baru dalam skala besar

    Beroperasi dengan kinerja yang relative efisien berdasarkan standar internasional

    4 Teknologi

    Penelitian dan pengembangan continue yang bekerjasama dengan Puslittanak dan P3GI

    Menghasilkan berbagai spesies tebu yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit

    Hasil produksi tinggi dengan kadar gula yang tinggi

    Kesejahteraan perusahaan

    Tinggi Tinggi 1-3 tahun Peluang Pembangunan infrastruktur bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk mendukung dan menopang berbagai kegiatan produksi terkait dengan perkebunan tebu dan pabrik gula

    5 Pemasok

    Bahan baku dipasok oleh perkebunan tebu yang diusahakan sendiri di atas lahan kering

    Jumlah pasokan yang pasti sesuai dengan kebutuhan

    Kualitas bahan baku tinggi

    Proses produksi berjalan lancar

    Tinggi Tinggi 1 tahun Peluang Perusahaan beroperasi dengan kinerja yang efisien berdasarkan standar internasional

    6 Pesaing Memiliki beberapa pesaing seperti gula curah milik PG (BUMN), Gupalas (PTPN XI), impor gula rafinasi, PT. Sugar Labinta, dan PT. Gunung Madu

    Kecenderungan pelanggan untuk beralih ke produk pesaing

    Berkurangnya cakupan pasar, baik pasar domestic maupun pasar internasional

    Tinggi Tinggi 1-3 tahun Ancaman Melakukan inovasi-inovasi baru baik dari segi produk maupun dari segi kemasan

    Melakukan promosi yang intens untuk memperkuat posisinya di pasar dengan mengunggulkan kualitas produk yang tinggi

  • Plantation

    No Fakta Dampak bagi Unit Organisasi

    Kemungkinan/ Probabilitas

    (R/S/T)

    Kegawatan/ Pentingnya

    (R/S/T)

    Urgensi ( 1 th, 1-3 th, 3-5 th)

    Peluang/ Ancaman

    Kemampuan Respon Organisasi

    7 Pembeli

    Mindset masyarakat (konsumsi gula berkualitas dan higienis)

    Lifestyle masyarakat (membeli produk yang memiliki brand tertentu)

    Pendidikan masyarakat yang tinggi (membeli produk yang aman bagi kesehatan)

    Peningkatan penjualan produk Gulaku yang memiliki kualitas tinggi (putih, bersih, dan higgienis) aman bagi kesehatan

    Adanya positioning merk di benak para konsumen

    Tinggi Tinggi 1-3 tahun Peluang Melakukan inovasi-inovasi produk untuk membidik segmen pasar

    Melakukan promosi intensif untuk mendapatkan kepercayaan konsumen

    8 Produk Substitusi

    Adanya produk substitusi seperti gula kelapa, aren, sagu, dan jagung, serta pemanis buatan

    Berpengaruh pada volume penjualan dan segmen pasar

    Tinggi Tinggi 1 tahun Ancaman Peningkatan kinerja untuk meningkatkan kualitas produk sehingga mampu bersaing dengan produk-produk substitusi

    9 Pendatang Baru

    Peningkatan pendatang-pendatang baru yang menantang pasar dengan segala

    Berpengaruh pada volume penjualan dan segmen pasar

    Tinggi Tinggi 1 tahun Ancaman Strategi-strategi pertahanan produk

    Inovasi dan promosi produk agar lebih dikenal dan membentuk pencitraan

  • inovasi-inovasi baru produk yang baik di benak konsumen

  • B. Analisa Posisi Industri Menurut M. Porter

    Berdasarkan peluang dan ancaman yang disebutkan di atas, dapat dianalisa

    bahwa peluang perusahaan untuk mencapai cakupan pasar yang besar masih sangat

    tinggi, karena diharapkan perusahaan tidak hanya menguasai pasar domestik tetapi

    juga mampu memenuhi pasar internasional. Dalam hal ini, posisi PT. Sweet

    Indolampung Sugar Companies di pasar bisa dikatakan sebagai penantang pasar

    karena perusahaan ini berani menciptakan inovasi berupa pemberian brandpertama

    kali pada gula kristal putih dengan nama merekGulakudengan kualitas gula yang

    lebih baik daripada gula curah dengan mengusung jargon(bersih, putih, dan higienis).

    C. Model-Model Penelitian yang dapat Dikembangkan Berdasarkan Analisa

    Faktor-Faktor Eksternal

    Penelitian dan Pengembangan continue yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

    Tanah dan Iklim (Puslittanak) dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula

    (P3GI)menghasilkan berbagai spesies tebu yang memiliki ketahanan terhadap

    serangan hama dan penyakit, hasil produksi yang tinggi dan menghasilkan kadar

    gula atau rendemen gulayang tinggi

    Memperluas areal penanaman tebu dengan teknik budidaya yang benar sesuai

    dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan

    Peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan domestik dan internasional

    Meningkatkan promosi dan sosialisasi untuk mengatasi isu strategis tentang gula

    Meningkatkan jaringan pemasaran yang akan merangsang peningkatan produksi

    sehingga akan mengurangi biaya produksi (prinsip economies of scale)

    Selalu bekerjasama dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk menetapkan

    kebijakan-kebijakan sehingga peluang bisnis gula Indonesia dapat berjalan secara

    efektif.

  • Lampiran 2. Analisis faktor internal PT. Sweet Indolampung Sugar Group Companies

    Pengalaman dalam industry hampir selama 20 tahun, Sugar Group Companies

    adalah kelas dunia produsen gula terpadu di Indonesia, dan mencakup setiap aspek

    dari produksi gula dari tanaman tebu, penggilingan, penyulingan, dan kemasan untuk

    distribusi dan pemasaran untuk industri, grosir dan ritel pelanggan.

    Sugar Group Companies memiliki sekitar 60.000 hektar perkebunan tebu dan

    tiga pabrik gula di pulau Sumatera, memproduksi lebih dari 450.000 ton gula per

    tahun - sekitar 30% dari produksi gula total di Indonesia dan menguasai pangsa pasar

    15%. Sugar Group Companies juga mengoperasikan etanol terbesar di Indonesia

    dengan kapasitas produksi penyulingan tahunan lebih dari 40 juta liter.

    Sugar Group Companies mencapai sinergi yang signifikan dengan

    mengoperasikan empat pabrik dan perkebunan sebagai satu kelompok. Strategi

    manajemen Sugar Group Companies memberikan efisiensi biaya dan fleksibilitas

    operasional melalui skala ekonomi. Sebagai perusahaan gula terintegrasi, memiliki

    keuntungan dari pasokan mandiri bahan baku untuk pabrik-pabrik gula dan

    penyulingan etanol. Semua pabrik Sugar Group Companies terus dipelihara dan

    ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi.

    Terobosan baru pada industry gula di Indonesia dibuat Sugar Group Companies

    (SGC) yang terdiri dari 4 pabrik gula yang ada di Lampung yaitu PT. Gula Putih

    Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), PT.Indolampung Perkasa (ILP), PT.

    Indolampung Distillery dengan mengeluarkan produk gula bermerek pertama di

    Indonesia,yaitu Gulaku.

    Visi perusahaan adalah menjadi produsen gula yang paling efisien dan

    kompetitif di ASEAN dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan

    menciptakan peluang usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk

    (diversifikasi).Sedangkan Misinya antara lain adalah: (1) Mendukung program

    pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula nasional, (2) Meningkatkan

    kesejahteraan karyawan, (3) Meningkatkan keuntungan pemegang saham.

  • A. Analisis faktor internal yang berkontribusi terhadap kinerja PT. Sweet Indolampung Sugar Companies disajikan pada tabel

    Analisis Faktor Eksternal

    Tipe Resources Kriteria

    Bernilai Jarang Sukar ditiru Sukar di subtitusi

    Tangible Resources:

    Physical

    Financial

    Organizational

    Technological

    Intangible Resources:

    Human

    Innovation

    Reputation

    Culture

    Organizational Capabilities:

    Customer services

    Product development

    Innovation processes

    Flexible manufacturing

  • B. Analisis kekuatan dan kelemahan dari perusahaan

    IsuStrategik Internal Bobot Rating

    (1-4)

    SkorTerbobot

    Kekuatan:

    1. Image produk yang baikdansudahdikenalolehkonsumen 2. Distribusiproduklancardancepat 3. Memilikirelasibisnis yang banyak 4. Kualitasprodukterjamin 5. Memilikiteknologiberstandarinternasional

    0.18

    0.09

    0.07

    0.16

    0.10

    2

    3

    1

    2

    3

    0.36

    0.27

    0.07

    0.32

    0.30

    Total Kekuatan 1.32

    Kelemahan:

    1. Diversifikasiprodukbelum optimal 2. Biaya yang besaruntuk maintenance danproduk development 3. Hargamasihcukuptinggisehinggabelummampumenembuspasarmenengahkebawah 4. Infrastruktur resources yang kurangmemadai 5. Penjadwalantanam, tebang, muat, angkut yang kurangterkoordinir

    0.10

    0.06

    0.04

    0.10

    0.10

    3

    2

    2

    3

    3

    0.30

    0.12

    0.08

    0.30

    0.30

    Total Kelemahan 1.10

    Total 1.00 2.42

  • Berdasarkan tabel hasil analisis kekuatan dan kelemahan, dapat dilihat

    bahwa skor bobot kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahannya.

    Sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan ini sudah cukup berkembang, namun

    ada beberapa kelemahan kunci yang perlu segera diatasi oleh perusahaan seperti:

    1. diversifikasi produk belum optimal

    2. infrastruktur resources yang kurang memadai

    3. penjadualan tanam, tebang, muat, angkut yang kurang terkoordinir.

    Dalam mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, strategi yang perlu

    dilakukan oleh perusahaan antara lain adalah:

    1. perusahaan perlu mencari dan mengembangkan produk-produk turunan yang

    lain

    2. perusahaan segera memperbaiki dan meperbaharui infrastruktur yang ada

    3. pengaturan jadual tanam, tebang, muat, angkut secara terkoordinasi dan

    menyeluruh.

    C. Analisafaktor internal berdasarkanBCG (Boston Consulting Group) Matrix

    Model

    Model BCG didasarkan pada klasifikasi produk (dan secara implicit juga unit

    bisnis perusahaan) menjadi empat kategori berdasarkan kombinasi dari

    pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relative terhadap pesaing terbesar. Tujuan

    utama adalah untuk mengetahui produk manakah yang layak mendapat perhatian

    dan dukungan dana agar produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor

    terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Kerangka kerja dalam Matrik

    BCG adalah menempatkan produk dalam 4 kategori (kuadran) dalam porto folio

    perusahaan meliputi:

    1. Kuadran I BCG STARS (high growth, high market share)

    Produk dengan kategori kuadran Stars didefinisikan produk yang memiliki

    pangsa pasar yang tinggi dan trendnya berkembang. Produk merupakan

    pemimpin dalam bisnis tapi masih perlu banyak dukungan untuk promosi

    lebih intensif. Jika pangsa pasarnya terus tumbuh, maka Stars produk

    cenderung tumbuh menjadi cash cow.

    2. Kuadran II BCG QUESTION MARKS (high growth, low market share)

  • Produk dikuadran ini di pasar berkembang tetapi memiliki pangsa pasar yang

    rendah karena pembeli belum menemukan produk tersebut. Strategi

    pemasaran yang tepat perlu meningkatkan pangsa pasar mereka dengan cepat

    atau produk tersebut akan masuk ke kuadran IV. Produk pada kuadran ini juga

    memerlukan dukungan investasi yang tidak sedikit terkait dengan berbagai

    kemungkinan diferensiasi produk untuk meningkatkan daya penetrasi pasar.

    3. Kuadran III BCG CASH COWS (low growth, high market share)

    Kuadran cash cow berada dalam posisi pangsa pasar yang tinggi dan dalam

    posisi maturity. Jika keunggulan kompetitif telah dicapai, Produk pada

    kuadran ini memiliki margin keuntungan yang tinggi dan menghasilkan

    banyak arus kas. Pertumbuhan cenderung rendah, promosi dan penempatan

    investasi juga rendah untuk produk katagori. Investasi dalam infrastruktur

    pendukung dapat meningkatkan efisiensi dan lebih meningkatkan arus kas.

    4. Kuadran IV BCG DOGS (low growth, low market share)

    Kuadran ini boleh dibilang adalah kuadran yang memprihatinkan. Produk

    yang masuk kuadran Dogs pertumbuhan pasarnya yang rendah dan memiliki

    pangsa pasar kecil. Terkadang upaya perusahaan untuk meningkat

    pertumbuhan produk ini cenderung gagal karena memang produk ini sudah

    tidak kompetitifl agi. Jika tidak tertolong, produk ini bisa keluar dari pasar.

  • Berdasarkan analisa BCG Matriks, PT. Sweet Indolampung Sugar Group

    Companies berada pada kuadran I BCG STARS (high growth, high market share),

    karena:

    Perusahaan ini memiliki brand pertama untuk produk gula pasir nasional dan

    sampai saat ini belum tersaingi oleh perusahaan gula nasional yang lain

    Perusahaan ini merupakan market leader untuk produk gula bermerk, namun

    segmentasi pasar masih terbatas pada kalangan menengah keatas, sehingga

    perlua danya suatu inovasi baik dari segi produk maupun pemasaran untuk

    mencakup segmentasi pasar yang lebih luas.

    Perusahaan ini sudah merupakan market leader namun perlu adanya promosi

    yang lebih intensif untuk mendapatkan brand image di benak konsumen.

    D. Model-model Penelitian yang dapat Dikembangkan Berdasarkan Analisa

    Faktor-Faktor Internal

    No Faktor

    Internal

    Model penelitian Variable Metodologi

    1 Image produk

    yang baik dan

    sudah dikenal

    oleh konsumen

    Research and

    Development Kualitas bahan

    baku

    Sumber Daya Manusia

    Strategi Promosi

    Kualitatif

    2 Distribusi

    produk lancar

    dan cepat

    Analisis Supply

    Chain MPO

    (Manejemen

    Produksi dan

    Operasi)

    Kualitatif

    dan

    kuantitatif

    3 Memiliki relasi

    bisnis yang

    banyak

    Analisis Perluasan

    Jaringan dan

    Kerjasama

    Relasi bisnis

    Kontrak farming

    Kualitatif

    dan

    kuantitatif

    4 Kualitas produk

    terjamin

    Analisis produksi

    pangan ISO

    SNI

    MUI (Halal)

    Kualitatif

    5 Memiliki

    teknologi

    berstandar

    internasional

    Analisis Bisnis

    Internasional Market share

    Price

    Supply chain

    Kualitas

    Kualitatif

    dan

    Kuantitatif

  • Lampiran 3. IFE dan EFE Matrix

    External Factor Evaluation

    Isu Strategik Eksternal Bobot Rating

    (1-4)

    Skor

    Terbobot

    Peluang:

    1. Keterpihakan regulasi pemerintah 0.13 3 0.39

    2. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat 0.11 2 0.22

    3. Ketersediaan lahan yang luas 0.14 4 0.56

    4. Research and Development 0.13 3 0.39

    5. Kualitas produk 0.14 4 0.56

    Total Peluang 0.65 2.12

    Ancaman:

    1. Kenaikan harga BBM 0.08 3 0.24

    2. Persaingan harga yang ketat 0.07 3 0.21

    3. Adanya produk substitusi 0.07 2 0.14

    4. Banyaknya pendatang baru yang menantang pasar 0.06 2 0.12

    5. Banyaknya pesaing pasar 0.07 4 0.28

    Total Ancaman 0.35 0.99

    Total 1.00 3.11

    Rating:

    1. Respon jelek

    2. Respon biasa

    3. Respon baik

    4. Respon luar biasa

  • Internal Factor Evaluation

    Isu Strategik Internal Bobot Rating

    (1-4)

    Skor

    Terbobot

    Kekuatan:

    1. Image produk yang baik dan sudah dikenal oleh konsumen

    2. Distribusi produk lancar dan cepat

    3. Memiliki relasi bisnis yang banyak

    4. Kualitas produk terjamin

    5. Memiliki teknologi berstandar internasional

    0.18

    0.09

    0.07

    0.16

    0.10

    2

    3

    1

    2

    3

    0.36

    0.27

    0.07

    0.32

    0.30

    Total Kekuatan 1.32

    Kelemahan:

    6. Diversifikasi produk belum optimal

    7. Biaya yang besar untuk maintenance dan produk development

    8. Harga masih cukup tinggi sehingga belum mampu menembus

    pasar menengah ke bawah

    9. Infrastruktur resources yang kurang memadai

    10. Penjadwalan tanam, tebang, muat, angkut yang kurang

    terkoordinir

    0.10

    0.06

    0.04

    0.10

    0.10

    3

    2

    2

    3

    3

    0.30

    0.12

    0.08

    0.30

    0.30

    Total Kelemahan 1.10

    Total 1.00 2.42

    Rating:

    1. Respon jelek

    2. Respon biasa

    3. Respon baik

    4. Respon luar biasa

  • Berdasarkan tabel EFI dan EFE diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

    Peluang : 2.12

    Ancaman : 0.99

    Kekuatan : 1.32

    Kelemahan : 1.10

    Selisih antara peluang dan ancaman merupakan sumbu Y dalam kuadran:

    2.12 0.99 = 1.13. Selisih antara kekuatan dan kelemahan merupakan sumbu X

    dalam kuadran: 1.32 1.10 = 0.22 sehingga, kita telah mendapatkan sebuah titik

    di kuadran strategi (x,y) dengan nilai: 0.22,1.13. Dengan acuan kuadran strategi di

    bawah ini.

    Seperti terlihat pada gambar di atas, posisi perusahaan terletak pada kuadran

    I, atau dalam posisi progresif. Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat

    dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya

    organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk

    Opportunity

    Weakness Strenght

    Threat

    Kuadran I Kuadran III

    Kuadran IV Kuadran II

    0.22

    1.13

    Posisi

    Perusahaa

    n

    PROGRESSIF UBAH STRATEGI

    DEFENSIVE DIVERSIFIKASI

  • terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan

    secara maksimal.

    Berdasarkan analisis SWOT dengan menggunakan matriks TOWS yang

    memiliki klasifikasi sebagai berikut :

    1. Strategi SO yaitu gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

    2. Strategi WO yaitu tanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

    3. Strategi ST yaitu gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

    4. Strategi WT yaitu meminimalkan kelemahan dan hindari ancaman.

  • TOWS MATRIX

    Strengths (S)

    *Daftar Kekuatan

    Weaknesses (W)

    *Daftar Kelemahan

    Opportunities (O)

    *Daftar Peluang

    SO Strategies

    Mempertahankan kualitas produk untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen

    Mengoptimalkan teknologi yang ada (standar internasional) untuk pengembangan Research

    and Development sehingga menghasilkan

    produk-produk yang inovatif

    Mengefektifkan alur distribusi dengan memanfaatkan relasi bisnis, sehingga distribusi

    produk lebih lancar

    WO Strategies

    Pengembangan Research and Development untuk diversifikasi produk baru

    Mengoptimalkan luasan lahan untuk memasok bahan baku yang mencukupi

    kebutuhan sehingga bisa dilakukan produksi

    dalam skala besar (economies of scale) untuk

    mengurangi biaya produksi

    Bekerjasama dengan pemerintah untuk memperbarui infrastruktur yang ada dan

    menciptakan infrastruktur baru yang

    menunjang produksi

    Threats (T)

    *Daftar Ancaman

    ST Strategies

    Mempertahankan kualitas produk dan image produk yang baik dan sudah dikenal oleh

    konsumen untuk bersaing dengan pesaing-

    pesaing lama yang ada dan persaingan dari

    pendatang baru yang menantang pasar

    Mempertahankan kelancaran arus distribusi untuk menghemat biaya distribusi sehingga

    harga bisa bersaing di pasar

    WT Strategies

    Inovasi dan diversifikasi produk untuk bersaing dengan pesaing lama maupun

    pesaing baru yang menantang pasar

    Strategi penetapan harga untuk menembus pasar kalangan bawah

    Penjadwalan tanam, tebang, muat, angkut yang lebih terkoordinir dengan menggunakan standar internasional

    Eksternal

    Internal

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. Branding Setengah Hati Gulaku. 29 November 2014.

    http//www.swa.co.id/listed/branding-setengah-hati-gulaku

    Suhasnan, N. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada

    Produksi Gula (Studi Pada Petani Tebu PT PG Rajawali II Unit PG

    Sindanglaut Kab. Cirebon). Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.

    Tanjung, Farid Aulia. Menyusun Strategi Perusahaan. 29 November 2014.

    http://www.bglconline.com/2013/04/menyusun-strategi-perusahaan-

    perumusan-strategi/

    Yahya, E. Iseng-iseng Pakar yang Mengomentari Gulaku. 29 November 2014.

    http//www.edrayahyasblog.weebly.com/.../iseng-iseng-jadi-pakar-yg-

    mengomentari-gulaku.