perubahan sosial warga bukit duri...

214
PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Arief Subangkit NIM: 1113054100041 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017

Upload: vuhanh

Post on 08-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA

NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Arief Subangkit

NIM: 1113054100041

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017

Page 2: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 3: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 4: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 5: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

i

ABSTRAK

Arief Subangkit

Perubahan Sosial Warga Bukit Duri Pasca Normalisasi Sungai Ciliwung

Skripsi ini menganalisis perubahan sosial warga Bukit Duri yang

direlokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek Pasca Normalisasi Sungai Ciliwung

beserta dampak yang ditimbulkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan perubahan-perubahan sosial warga relokasi dari dimensi

struktural, kultural dan interaksional. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik

wawancara, dokumentasi dan observasi. Data diolah dan dianalisa melalui teknik

tiga tahap penyandian data: penyandian terbuka, penyandian aksial dan

penyandian selektif. Argumen dirumuskan melalui analisis dengan menggunakan

teori perubahan sosial dari Himes dan Moore dan Indikator Dampak dari Edi

Suharto, Ph.D.

Dari hasil analisis peneliti ditemukan bahwa terjadi perubahan sosial

akibat adanya kebijakan relokasi yang dialami warga Bukit Duri. Dengan ditinjau

dari perubahan sosial dalam dimensi struktural melihat perubahan mata

pencaharian serta perubahan peran, perubahan akses aktifitas keseharian dan

perubahan dalam memanfaatkan lembaga sosial dan fasilitas-fasilitas yang

ditawarkan Rumah Susun Rawa Bebek. Perubahan sosial dalam dimensi kultural

dapat dilihat dari adanya kebiasaan atau ritual warga yang ditinggalkan setelah

menempati rusun serta penyesuaian terhadap aturan-aturan baru yang berlaku.

Selain itu, dimensi kultural perubahan sosial warga relokasi juga melihat

keyakinan dan penilaian warga terhadap pemerintah termasuk kebijakannya serta

bagaimana penilaian warga relokasi tentang kondisi kehidupan di rusun.

Perubahan sosial dalam dimensi interaksional terutama meyoroti tentang

perubahan frekuensi dan keintiman interaksi antar warga.

Dampak dari perubahan sosial yang terjadi dari ketiga dimensi tersebut

terdapat dua indikator dampak, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi, dalam

aspek sosial, hilangnya kebudayaan atau kebiasaan dan pendidikan anak-anak

warga Bukit Duri. Untuk aspek ekonomi dampaknya yaitu menurunnya

pendapatan ekonomi, dilihat dari kehilangan mata pencahariaan.

Page 6: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan

kepada Allah SWT senantiasa memberikan rahmat karunia-Nya dan selalu

menuntun ke arah yang lebih baik, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sebagai persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana strata I. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada

baginda Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat dan umatnya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, masih banyak kekurangan yang terjadi baik dari penulisan maupun

materi dalam skripsi. Masukan dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan guna penyempurnaan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dari mulai proses persiapan, penyusunan sampai dengan skripsi

ini selesai. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

iii

Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr.

Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Adminitrasi Umum. Dr.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekertaris

Program Studi Kesejahteraan Sosial, yang telah memberikan motivasi dan

arahan dengan baik.

4. Bapak Ahmad Zaky, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sabar,

bijakasana memberikan bimbingan dan nasehat serta meluangkan

waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan waktu, tenaga dan

fikiran dalam mendidik dan memberikan wawasan yang bermanfaat

selama perkuliahan, juga membimbing dengan penuh kesabaran.

6. Kedua Orang Tua tercinta Drs. Sugiyanto MM dan Susanti atas jasa-

jasanya, kesabaran, doa, dan tidak pernah lelah dalam mendidik,

memberikan motivasi, serta cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis

semenjak kecil.

7. Kedua adik tercinta juga anggota keluarga dan kerabat yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan semangat kepada penulis.

8. Kementriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang telah

memberikan rekomendasi surat izin penelitian kepada Rumah Susun Rawa

Bebek, sehingga peneliti bisa melakukan penelitian di tempat tersebut.

Page 8: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

iv

9. Ibu Nur Sawitri Selaku Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Rawa Bebek

dan Ibu Ade Selaku Bidang Pelayanan Unit Pengelola Rumah Susun Rawa

Bebek, yang telah memberikan arahan dan informasinya serta izin

penelitian di Rusun Rawa Bebek.

10. Kantor Walikota Jakarta Selatan yang telah memberikan surat

rekomendasi izin penelitian, sehingga peneliti bisa memperoleh data dari

Instansi terkait.

11. Kelurahan Bukit Duri yang telah memberikan pelayanan dan informasinya

dengan baik.

12. Warga Rusun Rawa Bebek yang telah bersedia berpartisipasi secara

terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan penulis dalam

skripsi ini.

13. Sahabat seperjuangan dikampus yang diberi nama grup Kuwuk dan

beranggotakan 9 orang yaitu, Agus, Ridwan, Faiz, Bahir, Akhmad Sidiq,

Putra Persada, Zaky, Alfa yang telah menemani dan membantu penulis

selama aktivitas perkuliahan selama kurang lebih 4 tahun lamanya, serta

menerima apa adanya kekurangan serta keluh dan kesah dari penulis.

14. Teman sepermainan yang ada dirumah, Roto, Dilah, Nunu, Lutfi, Agil,

Apri, Abi, serta lainnya, yang telah memberikan hiburan sehingga penulis

merasa tidak jenuh dalam mengerjakan skripsi ini.

15. Bang Rusydan Fisip UIN dan Arief Mardiansyah IISIP yang telah

memberikan motivasi dan membagikan ilmunya ketika penulis mengalami

kesulitan dalam mengerjakan skripsi ini.

Page 9: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

v

16. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 khususnya kelas B, atas

kebersamaan dalam menjalani aktivitas perkuliahan selama kurang lebih 4

tahun yang akan memberikan cerita dan menjadi sebuah kisah klasik

dimasa depan.

Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang bersangkutan, semoga dukungan yang diberikan

dibalas dengan baik oleh Allah SWT. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini

bisa memberikan pengetahuan baru dan manfaat bagi penulis, para mahasiswa

Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

masyarakat umum.

Jakarta, 09 September 2017

Arief Subangkit

Page 10: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 11

D. Metodelogi Penelitian ....................................................................... 12

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 18

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 21

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perubahan Sosial ............................................................................... 23

a. Revolusi ...................................................................................... 24

b. Evolusi ........................................................................................ 24

c. Evolusioner ................................................................................. 25

d. Konflik ........................................................................................ 26

e. Fungsionalis ................................................................................ 26

f. Siklus ........................................................................................... 27

B. Dimensi Perubahan Sosial dari Himes dan Moore ........................... 27

a. Dimensi Struktural ...................................................................... 27

b. Dimensi Kultural ......................................................................... 29

c. Dimensi Interaksional ................................................................. 30

Page 11: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

vii

C. Dampak Perubahan .......................................................................... 31

a. Pengertian Dampak .................................................................... 31

b. Indikator Dampak........................................................................ 31

1. Aspek Sosial .......................................................................... 33

2. Aspek Ekonomi ..................................................................... 34

D. Kebijakan Publik ............................................................................... 34

E. Kebijakan Sosial................................................................................ 36

F. Normalisasi Sungai ........................................................................... 37

G. Bentuk Kebijakan Pemerintah........................................................... 37

1. Peraturan Presiden Nomer 38 Tahun 2011 ................................. 37

2. Peraturan Gubernur Nomer 163 Tahun 2012 .............................. 38

3. Peraturan Gubernur Nomer 2181 Tahun 2014 ............................ 39

BAB III GAMBARAN UMUM RUSUN

A. Gambaran Umum Rusun .................................................................. 40

B. Tugas dan Fungsi Unit Pengelola Rumah Susun .............................. 41

C. Site Plan Rusun Rawa Bebek ............................................................ 42

D. Blok Cluster Cempaka ...................................................................... 43

E. Fasilitas Umum Rusun ...................................................................... 43

F. Kegiatan Pemberdayaan Warga Rumah Susun ................................. 44

G. Kegiatan Pelayanan Rumah Susun .................................................... 44

H. Struktur Organisasi UPRS ................................................................. 45

I. Mekanisme Penghuni Rusun ............................................................. 46

J. Tarif Sewa Rusun ............................................................................. 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Perubahan Sosial Warga ................................................................... 47

1. Perubahan Sturktural Warga ................................................... 48

a. Perubahan Mata Pencaharian dan Perubahan Peran ......... 48

b. Perubahan Akses Aktifitas Keseharian ............................. 62

c. Perubahan Pemanfaatan Lembaga Sosial dan

Ketersediaan Fasilitas........................................................ 65

Page 12: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

viii

2. Perubahan Kultural Warga ...................................................... 76

a. Kebiasaan atau Ritual yang Ditinggalkan ......................... 78

b. Menyesuaikan dengan Aturan Baru yang Berlaku............ 86

c. Keyakinan, Penilaian dan Harapan ................................... 92

3. Perubahan Interaksional Warga .............................................. 102

a. Frekuensi dan Keintiman Interaksi ................................... 103

b. Kenyamanan Menempati Hunian ...................................... 108

B. Dampak Perubahan Warga Bukit Duri Ke Rusun............................. 110

1. Aspek Sosial .......................................................................... 111

2. Aspek Ekonomi ..................................................................... 115

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 119

B. Saran-Saran ....................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 124

LAMPIRAN -LAMPIRAN

Page 13: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Statistik Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta ......................... 2

2. Tabel 2 Teknik Pemilihan Informan ...................................................... 14

3. Tabel 3 Perubahan Struktural ................................................................ 75

4. Tabel 4 Perubahan Kultural ................................................................... 102

5. Tabel 5 Perubahan Interaksional ........................................................... 110

Page 14: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Site Plan Rusun Rawa Bebek ............................................ 42

Gambar 3.2 Blok Cluster Cempaka ....................................................... 43

Gambar 3.3 Struktur Organisasi UPRS Rawa Bebek ............................ 45

Gambar 4.1 Toko Perlengkapan Kue Informan Zek dan Istri ............... 51

Gambar 4.2 Salah Satu Warga Relokasi dengan Usahanya .................. 58

Gambar 4.3 Salah Satu Warga yang Usahanya Gulung Tikar .............. 59

Gambar 4.4 Bus Transjakarta Untuk membantu Mobilitas Warga ....... 70

Gambar 4.5 Beberapa Fasilitas Rumah Susun Rawa Bebek ................. 72

Gambar 4.6 Keamanan Lingkungan Rumah Susun Rawa Bebek ......... 73

Gambar 4.7 Kebersihan Lingkungan Rumah Susun Rawa Bebek ........ 74

Gambar 4.8 Lingkungan Rusun yang Bersih......................................... 80

Gambar 4.9 Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Rusunawa ....... 82

Gambar 4.10 Hunian Horisontal dan Vertikal ......................................... 85

Gambar 4.11 Wilayah Bukit Duri Sebelum dan Sesudah di Relokasi .... 96

Page 15: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jakarta sebagai daerah perkotaan dengan status Ibukota Negara (undang-

undang No. 10 tahun 1964). Jakarta merupakan Kota metropolitan di

Indonesia yang sedang berkembang pesat dengan banyaknya perkembangan

bisnis, industri, dan juga pembangunan. Masyarakatnya terdiri dari kelompok-

kelompok sosial yang bermacam-macam serta jenis kehidupan yang berbeda-

beda. Demikian pula kualitas hidup manusia sebagian besar ditentukan oleh

tingkat pendapatan dan kondisi pemukimannya, termasuk lingkungan

hidupnya.1

Namun disisi lain, masih ada orang-orang di Kota Jakarta yang memiliki

masalah seperti banjir, pengangguran, miskin, kelaparan, anak-anak kurang

gizi, pemukiman kumuh dan tidak bersekolah karena miniminya pendapatan

ekonomi keluarganya.2 Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tolok

ukur maju tidaknya sebuah Negara maupun Kota. Namun kondisi tersebut

seiring waktu ditambah dengan jumlah penduduk warga Jakarta yang terus

bertambah dari tahun ke tahun.

1 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), “Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta”, diakses pada 1 Juni 2017, Dari

www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8627/231/ 2 Athallah Arsyaf, “Jakarta adalah Kota Dua Sisi”, diakses pada 20 Mei 2017, Dari

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/jakarta-kota-dua-sisi

Page 16: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

2

TABEL 1

Statistik Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta

Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk (ribu) Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun

2010 2014 2015 2010-

2015 2014-2015

1 2 3 4 5 6

1 Kepulauan

Seribu 21 414 23 011 23 340 1,74 1,43

2 Jakarta Selatan 2 071

628

2 164

070

2 185

711 1,08 1,00

3 Jakarta Timur 2 705

818

2 817

994

2 843

816 1,00 0,92

4 Jakarta Pusat 895 371 910 381 914 182 0,42 0,42

5 Jakarta Barat 2 292

997

2 430

410

2 463

560 1,45 1,36

6 Jakarta Utara 1 653

178

1 729

444

1 747

315 1,11 1,03

DKI Jakarta 9.640.

406

10.075.

310

10.177.

924 1,09 1,02

sumber : Data BPS Indonesia, Statistik Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010-2015

Jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010-2015,

pertumbuhan penduduk Kota Jakarta meningkat jumlah penduduk setiap

tahunnya, terbukti bahwa Kota Jakarta terbilang sangat padat penduduknya,

terlihat pada tahun 2015 jumlahnya sudah mencapai angka 10.177.924 juta

jiwa.3 Terlepas dari banyaknya jumlah penduduk tersebut tidak jarang

berbagai konflik sosial pun timbul melihat dari ketatnya persaingan ekonomi

yang ada di Kota tersebut. Kota Jakarta memang belum sepenuhnya

memenuhi persyaratan kota yang nyaman untuk tempat tinggal atau layak huni

yang ideal, namun banyak orang dari Luar Kota Jakarta, khususnya dari

daerah pedesaan membuat Jakarta sebagai tujuan utama untuk mencari nafkah,

sehingga tempat tinggal pun menjadi terbatas dan sulit dimiliki.

3 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, diakses pada 20 Mei 2017, Dari

https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/91

Page 17: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

3

Kehidupan di Kota, memang mengalami berbagai problematika. Tidak

hanya dari segi teknis tata ruang dan bangunan fisik yang harus tertib, teratur

dan konsisten, tetapi juga dari segi sosial masyarakat penghuninya yang harus

patuh aturan, serta harus bisa menyesuaikan diri sesuai karakter perkotaan dan

berdisiplin.4 Dalam rangka mewujudkan tata kehidupan Kota Jakarta yang

tertib, tentram, nyaman, bersih dan indah, diperlukan adanya perubahan dalam

pengaturan di bidang ketertiban umum yang mampu melindungi warga Kota

Jakarta.

Dikutip dari salah satu berita di media, berikut permasalahan hasil dari

laporan-laporan warga yang menggunakan aplikasi media sosial, Qlue,

sepanjang tahun 2015. Sampah 24,1 %, pelanggaran 16 %, fasilitas umum

12,7 %, parkir liar 9,1 %, kemacetan 7,4 %, pedagang kaki lima (PKL) 6,5 %,

lampu jalan umum 5 %, iklan tidak berizin 4,8 %, Banjir 4,5 %, Pohon

Tumbang 3,5 %, pelanggaran pembangunan 3%, Transjakarta, 1,8 %,

kebakaran 1,5 %, kawasan bebas rokok 1,2 %, Joki three in one 1 %, ojek

online 0,8 %, pajak abnormal 0,5 %, makanan non-higinis 0,3 %, ojek liar 0,2

%.5

Namun salah satu permasalahan yang setiap tahunnya tidak kunjung usai

yaitu banjir, Walaupun jumlah laporannya hanya 4,5 %, banjir ini hampir

setiap tahunnya sangat mengganggu aktivitas perekonomian Ibu Kota. Sejak

tahun 1932, Jakarta yang dulunya bernama Batavia sudah dilanda banjir. Sejak

4 Anthon P Sinaga, “Jakarta Menuju Kota Layak Huni Yang Ideal”, diakses pada 19

Januari 2017, Dari http://www.tubasmedia.com/jakarta-menuju-kota-layak-huni-yang-ideal/ 5 Robertus Belarminus, “Ini Masalah-Masalah Yang Dikeluhkan Warga Jakarta

Sepanjang 2015”, diakses pada 19 Januari 2017, dari

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/08/13593701/

Page 18: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

4

itu banjir seolah menjadi bagian yang tidak terlepas dari kota Jakarta. Bahkan

seorang sejarawan menyebut banjir layaknya sahabat bagi Jakarta. Pada

permasalahan banjir ini sebenarnya pemerintah sudah melakukan analisa

penyebab terjadinya banjir. Banjir itu muncul sangat erat kaitannya dengan

lingkungan aliran kali atau sungai yang tidak sesuai dengan kapasitas

tampungan aliran air dan lingkunganya, sehingga air keluar dari batas kali atau

sungai. Dalam hal ini, salah satu yang menjadi fokus perhatian yaitu Kali

Ciliwung yang ada di Kota Jakarta, Kali Ciliwung ini pun sering menimbulkan

banjir tahunan di Jakarta terutama wilayah hilirnya. Terlebih lagi, Jakarta

mempunyai banyak sungai yang membelah wilayahnya dari selatan ke utara

yaitu Kali Angke, Krukut, Grogol, Ciliwung, Gunungsahari, dan Sunter.6

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) T Iskandar menjelaskan kepada

Kompas.com, Kamis (20/8/2015). Menurut dia, analisa hidrolika sudah

dilakukan, dan telah dibuat perencanaan untuk membangun trase atau jalan

inspeksi dalam program normalisasi Sungai Ciliwung. Kondisi Sungai

Ciliwung saat ini sudah sangat kritis, baik kapasitas tampung aliran air

maupun lingkungannya.

Dari kondisi yang ada saat ini, lanjut Iskandar, lebar Sungai Ciliwung

sudah menyempit, dan dibutuhkan pelebaran. Untuk itu perlu dilakukan upaya

normalisasi kondisi sungai yang ada dengan lebar 20 meter hingga 30 meter

menjadi 50 meter. Dari kapasitas tampung aliran Sungai Ciliwung hanya

mampu menampung air dengan debit lebih kurang 200 meter kubik per detik.

6 Anda Nurlaila, “Ciliwung”, diakses pada 23 Mei 2017, Dari

www.jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Ciliwung

Page 19: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

5

Padahal, kapasitas tampung aliran harus dapat menampung lebih kurang 570

meter kubik per detik. Iskandar mengatakan: "Jadi, dengan kondisi Kampung

Pulo, Bukit Duri yang sesak dengan permukiman, dan banyak pemukiman

yang berada di dalam bantaran Sungai Ciliwung, menjadi penyebab banjir

Jakarta.”7

Kemudian bangunan liar di pinggir kali atau sungai yang dibangun di

atas tanah negara merupakan permasalahan yang kompleks jika tidak

ditangani secara serius, karena bangunan tersebut juga merupakan salah satu

penyebab timbulnya masalah banjir di Kota Jakarta. Bangunan liar juga

menimbulkan permasalahan sosial, seperti yang mana dapat kita lihat di

beberapa tempat di pinggir kali ataupun sungai sekitar Jakarta yang dibangun

rumah secara liar, rata-rata bangunannya tersebut tidak beraturan, dan tidak

layak huni, bukan hanya itu saja bangunan liar tersebut dilihat dari posisi

lingkunganya yang berada dipinggir kali atau sungai, sangat terkesan kumuh,

ditambah lagi banyaknya masyarakat sekitar lingkungan tersebut yang

membuang sampah ke kali atau sungai, sehingga itu bisa cepat menimbulkan

banjir.

Kemudian jika dilihat dari aspek kesehatan, berbagai penyakitpun

mudah menyerang kesehatan warga yang tinggal di bantaran sungai karena

lingkungan yang kumuh dan tidak sehat. kondisi lingkungan seperti itu sangat

berbahaya khususnya bagi para anak-anak. Hal tersebut diperkuat oleh salah

satu media yang mengatakan bahwa penertiban permukiman di bantaran

7 Hilda B Alexander, "Permukiman di Bantaran Sungai Ciliwung Penyebab Banjir Jakarta",

diakses pada 23 Mei 2017, Dari

http://properti.kompas.com/read/2015/08/21/070000821/.Permukiman.di.Bantaran.Sungai.Ciliwung.Pe

nyebab.Banjir.Jakarta.

Page 20: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

6

Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, bukan hanya untuk

mengatasi banjir. Namun, bisa juga menjadi salah satu bagian dari kegiatan

mengurangi kawasan kumuh di DKI Jakarta.8

Bukit Duri adalah salah satu pemukiman warga pinggiran yang ada di

tengah Kota Jakarta. Warganya begitu ragam dan sangat sederhana, seperti

layaknya warga pinggiran lainnya di Jakarta. Bukit Duri merupakan salah satu

pemukiman warga yang terletak di bantaran sungai Ciliwung. Kampung ini

selalu menjadi sorotan media ketika Jakarta dilanda banjir, selain Kampung

Pulo di seberangnya.9

Melihat hal tersebut, oleh karena itu Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini

mengeluarkan kebijakan yang berkaitan untuk menangani permasalahan sosial

tersebut, yaitu Program Normalisasi Sungai atau Kali. Program Normalisasi

ini dilakukan dalam upaya mengembalikan sungai ke fungsi awalnya yaitu

upaya yang dilakukan untuk memperbaiki penampang sungai (river

improvement), yakni dengan cara melebarkan sungai dan memperdalam

sungai (mengeruk) agar kapasitas sungai bertambah sehingga dapat

menampung debit banjir. Kebijakan dan pembangunan adalah dua konsep

yang terkait sebagai sebuah proses peningkatan kualitas hidup manusia kearah

perubahan yang lebih baik, pembangunan adalah konteks dimana kebijakan

beroperasi.10

Kebijakan publik merupakan bagian dari kebijakan sosial.

8 Bayu Marhaenjati, “Penertiban Di Bukit Duri Kurangi Kawasan Kumuh”, diakses pada

20 Januari 2017, Dari http://www.beritasatu.com/megapolitan/391162-penertiban-di-bukit-duri-

kurangi-kawasan-kumuh.html 9 Deny Tjakra, Adisurya, “Kampung Bukit Duri dan Ciliwung Merdeka di mata seorang

relawan pendamping”, diakses pada 23 Mei 2017, Dari https://ciliwungmerdeka.org/kampung-

bukit-duri-dan-ciliwung-merdeka-di-mata-seorang-relawan-pendamping/ 10

Edi Suharto, Analisis Kebijakan Public, Alfabeta, Bandung, 2015, h.1

Page 21: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

7

Kebijakan sosial adalah strategi-strategi, tindakan-tindakan atau rencana-

rencana untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial.11

Namun disisi lain Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra dari

masyarakat. Karena dalam kebijakan tersebut, pemerintah harus melakukan

proses relokasi terhadap warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai

ciliwung dalam rangka terealisasinya program tersebut. Karena dalam

implementasinya program Normalisasi Sungai tersebut kegiatanya melebarkan

Kali atau Sungai agar sesuai dengan kebutuhan untuk menampung aliran air

sungai yang mengalir, sehingga perlu bagi Pemprov DKI untuk melakukan

relokasi bagi warga yang tinggal di wilayah yang menjadi sasaran program

tersebut.

Relokasi merupakan salah satu alternatif untuk memberikan kesempatan

kepada masyarakat yang tanahnya musnah, baik sebagian maupun seluruhnya,

untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat yang baru,

dengan perubahan yang lebih baik. Prinsip utama relokasi adalah kesukarelaan

masyarakat untuk bersama-sama pindah ke lokasi yang baru. Untuk ini,

diperlukan transparansi dan akses informasi bagi masyarakat yang bersedia

ikut dalam program relokasi berkenaan dengan fasilitas yang mereka peroleh

dalam lokasi yang baru.12

Pro dan Kontra beradu opini antara warga dengan pemerintah terjadi

pada Program Normalisasi Sungai Ciliwung yang dalam kegiatannya harus

melakukan proses Relokasi sebagian warga yang tinggal di wilayah Bukit

Duri Kecamatan Tebet Jakarta Selatan ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Bebek

11

Ibid., h.10 12

Maria S.W Sumardjono, Kebijakan Pertanahan: Antara Regulasi dan Implementasi,

Kompas, Jakarta, 2005, h.92

Page 22: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

8

Memang yang digusur terutama adalah warga RT 11, 12, dan 15 di RW

10 Bukit Duri, Kecamatan Tebet, yang tak punya sertifikat dan rumahnya

berada di bantaran sungai. Tapi penggusuran merupakan masalah sensitif.

Dalam sebuah kutipan berita tentang penggusuran, Antropolog Australia, Lea

Jellinek, menggambarkan dampak sosial penggusuran warga Kebon Kacang,

Jakarta Pusat. Dalam bukunya, Seperti Roda Berputar: Perubahan Sosial

Sebuah Kampung di Jakarta, digambarkan lemahnya daya hidup warga miskin

Kebon Kacang setelah penggusuran.13

Dalam kasus relokasi warga Bukit Duri,

bahwa hanya sekitar 40 kepala keluarga yang bertahan dari sekitar 363 KK

yang tinggal di wilayah itu, dan selebihnya bersedia dipindahkan ke rumah

susun sederhana sewa Rawa Bebek di Cakung, bukan berarti warga ikhlas.

Mereka mengaku tidak bisa menolak program pemerintah karena terpaksa dan

takut.

Pemerintah seolah-olah tidak mau belajar dari banyak penggusuran

dalam dua tahun terakhir, mulai dari Kampung Pulo, Bidaracina, Pinangsia,

Menteng Dalam, Waduk Pluit, Pusat Pasar Ikan, sampai Kalijodo. Problem

seperti rumah susun terjadi lagi. Banyak warga mengeluhkan biaya sewa

rumah susun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta, tipe 36 yang mencapai Rp 1,2 juta

per bulan. Kemudian juga lokasinya yang jauh dari sekolah anak-anak dan

tempat kerja. Selain itu, bagaimana rumah susun tersebut hanya dapat

ditinggali satu kepala keluarga, sementara banyak penduduk yang satu

rumahnya ditinggali lebih dari satu KK.14

13

Priyombodo, “Merumahkan Kembali, Bukan Asal Memindah…”, diakses pada 16

Maret 2017, Dari http:/megapolitan.kompas.com/read/2015/08/12/15220061/ 14

Opini, “Penggusuran Bukit Duri”, diakses pada 4 Januari 2017, Dari

https://www.tempo.co/read/opiniKT/2016/09/30/13052/penggusuran-bukit-duri

Page 23: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

9

Penggusuran yang akhir-akhir ini banyak terjadi di DKI Jakarta dengan

dalih normalisasi kali menyasar pemukiman warga di tepi sungai. Hal tersebut

menyebabkan dampak dan perubahan sosial yang tidak sedikit, dari sisi yang

paling nyata adalah kehilangan tempat tinggal atau rumah. Secara sosial

rumah tidak hanya sebagai bangunan untuk tempat berlindung dari cuaca

panas dan hujan, beristirahat, tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya

proses sosialisasi keluarga pertama kali untuk diperkenalkan kepada norma

dan adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat, yang mana hal tersebut

berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan karakter nanti menjalani

kehidupan.

Selain hilang tempat tinggal dan rusaknya barang-barang terdapat dua

kelompok yang paling rentan menjadi korban ketika terjadi korban

penggusuran paksa, yaitu anak-anak dan perempuan. Perubahan sosial yang

terjadi terhadap anak-anak dapat bermacam-macam, seperti gangguan

psikologis trauma, tidak bisa sekolah, kehilangan keceriaan, dan perubahan

lainnya.

Penggusuran yang disertai dengan penghancuran rumah dan barang

menyebabkan terhambatnya pendidikan anak dan bahkan tidak dapat

melanjutkan sekolahnya. Belum lagi anak yang tidak mau sekolah malu atau

mendapat bully dari teman-temannya karena tidak punya rumah lagi.

Terhambatnya sekolah anak bisa juga karena orang tua yang juga korban

Page 24: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

10

penggusuran tidak dapat lagi membiayai anaknya sekolah. Hal ini jelas sangat

merugikan anak dan terlanggar haknya untuk mendapatkan pendidikan. 15

Jika dilihat dari berbagai persoalan yang ada tersebut dan menimbulkan

berbagai pertanyaan mengenai perubahan yang terjadi dari Relokasi ke Rumah

Susun Rawa Bebek yang dilakukan oleh Pemprov DKI, maka dari itu penulis

tertarik untuk mengambil judul peneilitian tentang PERUBAHAN SOSIAL

WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang di atas, karena melihat wilayah Daerah Aliran

Sungai di Jakarta yang luas dan pembahasan terkait permasalahan

tersebut begitu kompleks, serta untuk mengefektifkan keterbatasan

waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti perlu

membatasi penelitian ini yaitu Penelitian tersebut terfokus pada

Perubahan Sosial yang terjadi pasca Program Normalisasi Sungai

Ciliwung terkait warga yang direlokasi ke Rumah Susun Rawa

Bebek, dilihat dari aspek sosial, ekonomi, budaya.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka yang

menjadi perumusan masalah yaitu:

1. Bagaimanakah Perubahan Sosial warga Bukit Duri yang di

Relokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek dari Kebijakan

Program Normalisasi Sungai Ciliwung tersebut?

15

Handika Febrian, “Anak dan Perempuan Dalam Pusaran Penggusuran Paksa”, diakses

pada 4 Januari 2017, Dari http://www.bantuanhukum.or.id/web/anak-dan-perempuan-dalam-

pusaran-penggusuran-paksa/

Page 25: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

11

2. Bagaimana dampak dari perubahan sosial warga Bukit Duri

yang di Relokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek dari Kebijakan

Program Normalisasi Sungai Ciliwung?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan

Penelitian ini adalah:

1) Mendeskripsikan dimensi perubahan sosial warga Bukit Duri yang

di Relokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek dari Kebijakan Program

Normalisasi Sungai Ciliwung.

2) Mengetahui dampak dari perubahan sosial warga Bukit Duri yang

di Relokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek dari Kebijakan Program

Normalisasi Sungai Ciliwung.

2. Manfaat Penelitian

1) Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa Kesejahteraan

Sosial dan menjadi bahan dasar tinjauan pustaka penelitian

yang berkaitan tentang Perubahan Sosial Dari Kebijakan

Pemerintah Pada Program Normalisasi Sungai Ciliwung di

Bukit Duri, Tebet Jakarta Selatan. Serta dapat dijadikan

sebagai bahan referensi atau bahan kepustakaan bagi

pengembangan ilmu Kesejahteraan Sosial dalam menganalisis

kebijakan sosial atau kebijakan publik.

Page 26: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

12

2) Secara Praktis

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan untuk mengetahui

Perubahan Sosial dari Kebijakan Pemerintah pada program

Normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta Selatan.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan

Dalam penelitian tentang Perubahan Sosial dari Kebijakan

Pemerintah pada Program Normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit

Duri, yang di relokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek, penulis

menggunakan pendekatan dengan metode penelitian kualitatif yaitu

suatu penelitian yang berupa menghimpun data, mengelola data dan

menganalisa data secara kualitatif dan menafsirkannya secara

kualitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor

metodologi penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilakan data berupa kata kata, tulisan dan lisan dari orang-

orang yang diamati.16

Metode yang digunakan dengan memperdalam

pertanyaan wawancara seputar penelitian lebih mendalam, agar

memperoleh data berupa kata-kata atau lisan yang lebih luas.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Susun Rawa Bebek, Jl.

Inspeksi Kanal Timur RT.5/RW.1, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta

Timur, DKI Jakarta 13950

16

Lexy J.Maleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

1998, h.158.

Page 27: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

13

b. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan April 2017 sampai

dengan bulan Juni 2017.

3. Teknik Pemilihan Informan/Sampel

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling (bertujuan) yang memberikan keleluasaan kepada peneliti

dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini

misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

obyek/situasi sosial yang diteliti.17

Dalam teknik ini, siapa yang akan

diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan

pengumpul data yang menurutnya sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian.18

Dan apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak

lagi ditemukan variasi informan maka peneliti tidak perlu untuk

mencari informan baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai.

Berikut ini tabel informan dalam pengumpulan data yang

diperlukan dalam penelitian:

17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2009, h 54. 18

Soehartono Irawan, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesos

Dan Ilsos Lainnya, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, h.63.

Page 28: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

14

Tabel 2

Teknik Pemilihan Informan

No. Informasi Yang Dicari Informan Jumlah 1. Profil Rumah Susun, jumlah

penghuni, dan kegiatan Rumah

Susun

Kepala Unit

Pelayanan Rusun

(UPRS) Rawa Bebek

1 orang

2.

Profil wilayah Bukit Duri, data

warga yang wilayahnya di

relokasi

Kepala Kelurahan

Bukit Duri,Tebet

Jakarta Selatan

1 orang

3 Sejarah Bukit Duri Tokoh Warga Bukit

Duri

1 orang

4 Perubahan-Perubahan Sosial

yang terjadi setelah direlokasi ke

Rumah Susun Rawa Bebek

beserta dampaknya

Warga Bukit Duri

yang di Relokasi Ke

Rumah Susun

4 orang

4. Sumber Data

Bila dilihat dari sumbernya, teknik pengumpulan data terbagi

dua bagian yakni :

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan

pada waktu penelitian. Data primer ini diperoleh melalui wawancara

dengan informan. Dalam penelitian ini data primernya adalah

perwakilan dari lembaga pemerintah (Kepala Unit Pelayanan

Rumah Susun Rawa Bebek, Kepala Kelurahan Bukit Duri), warga

relokasi dan Stake holder dari Bukit Duri yang tinggal di Rumah

Susun Rawa Bebek, dengan hasil pertanyaan sesuai dengan masalah

yang ditulis.

Page 29: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

15

b. Data Skunder

Data skunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-

sumber informasi tidak langsung seperti perpustakaan, dokumentasi

masa lampau.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi instrumen adalah

penulis sendiri. Penulis menjadi media yang membantu dalam

pengolahan data dan penganalisisan data melalui wawancara dan

observasi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data

dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan

menjawab permasalahan ini.Teknik pengumpulan data ini dilakukan

dengan :

a. Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara tanya

jawab serta secara langsung.19

Dalam penelitian ini penulis

menggunakan wawancara tak terstruktur secara terbuka,

wawancara seperti ini dilakukan bertujuan memberikan kondisi

informal dan santai serta kebebasan kepada informan untuk

mengutarakan apa yang ada dipikarannya tanpa terikat oleh

peneliti (Nasution, 1988). Teknik dokumentasi dan alat yang

digunakan dalam pencatatan data berupa alat tulis, Kamera dan

Tape Recorder.

19

Adang Rukhyat, Panduan Penelitian Bagi Remaja , h.51

Page 30: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

16

b. Dokumentasi

Dokumentasi hanyalah nama lain dari analisis tulisan atau

analisis terhadap isi visual dari suatu dokumen. Buku, teks,

Essay, surat kabar, novel, artikel, majalah, buku resep, pidato

politik, iklan, gambar nyata, dan isi dari hampir setiap jenis

komunikasi visual dapat dianalisis dengan berbagai cara.20

Dalam teknik ini penulis berusaha memperoleh dokumentasi

yang berkaitan dengan pengumpulan foto-foto, profil wilayah,

mempelajari arsip-arsip, serta berbagai bentuk data tertulis

lainnya.

c. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya

selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan

kulit. Oleh karena itu observasi adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan pengamatannya, melalu hasil kerja

pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra

lainnya.21

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

mendatangi langsung ke lokasi penelitian, kemudian mengamati

keadaan yang ada di Bukit Duri dan Rusun Rawa Bebek.

Melalui pencatanan apa yang terlihat, didengar dan diraba

kemudian penulis tuangkan dalam laporan peneliti sesuai data

yang dibutuhkan.

20

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Bumi Aksara, Jakarta,

2013, h.176 21

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta, 2007, h. 115

Page 31: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

17

7. Keabsahan Data

Yaitu teknik pemerikasaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekkan atau

pembanding terhadap data tersebut. Hal ini akan dicapai dengan

membandingakan data hasil wawancara di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi dan dokumen yang berkaitan.22

8. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, maka peneliti

menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku “Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh CeQda UIN Jakarta

2007.

9. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti

dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian23

Sehingga untuk memecahkan masalah penelitian dari data

mentah yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dan

dianalisis, dengan kata lain yaitu akan dilakukan penyandian

(coding) sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.

Neuman membagi proses pengkategorian atau penyandian ke

dalam tiga tahap, yaitu penyandian terbuka, penyandian aksial dan

penyandian selektif. Artinya, data mentah yang diperoleh pertama-

tama akan diringkas menjadi konsep atau kode analisis awal.

22

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung,

2002, h.178 23

Moh. Nasir D, Metode Penelitian , Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993) h.405

Page 32: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

18

Dalam prosesnya tahap awal dilakukan penyandian terbuka

(open coding) terhadap data mentah hasil wawancara, selanjutnya

penyandian aksial (axial coding) mengelompokkan data mentah

hasil wawancara tersebut kedalam beberapa kelompok kaitannya

dengan teori, terakhir dilakukan penyandian selektif (selective

coding) yaitu memilih data yang lebih fokus mendukung untuk

menjawab pertanyaan penelitian, 24

kemudian setelah dilakukan

coding terakhir selanjutnya menganalisis kesimpulan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap

beberapa skripsi terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Adapun beberapa skripsi tersebut antara lain:

1. Nama : Erlangga. W. P

Universitas : Universitas Sumatera Utara

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Tahun : 2012

Judul Skripsi : Reaksi Sosial Terhadap Normalisasi Sungai Deli (Studi

Kasus di Kelurahan Sei Meti, Kecamatan Medan Maimun)

Skripsi tersebut membahas reaksi sosial yang timbul dimasyarakat

terhadap normalisasi sungai deli yang membedakan skripsi ini dengan

skripsi penulis yakni mengenai pembahasan rumusan masalah penelitian,

skripsi ini membahas reaksi sosial dari normalisasi Sungai Deli, sedangan

penulis dalam pembahasan rumusan masalahnya membahas perubahan

24

W.Lawrence Neuman, Metodelogi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, (edisi k-7), (terjemahan E.T.Sofia), PT. Indeks, Jakarta, 2013, h.563

Page 33: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

19

sosial, dan yang membedakan juga pada tempat lokasi penelitianya yaitu di

bantaran sungai deli (Medan), sedangkan peneliti di Rumah Susun Rawa

Bebek (Jakarta).Sedangkan persamaan dengan penulis ialah sama-sama

meneliti subjek dari Kebijakan Normalisasi Sungai dan sama-sama

menggunakan tipe penelitian deskriptif. Kesimpulan dari skripsi yang di

buat oleh Erlangga. W.P yakni (1) dalam melakukan aksi menentang

normalisasi sungai Deli, masyarakat dan para organizer menggunakan

strategi yang bersifat konflik dengan taktik bekerjasama dan taktik

berkampanye. (2) bahwa masyarakat kelurahan Sei Mati yang pernah

mengikuti aksi menentang normalisasi sungai Deli, memiliki harapan.

Harapan tersebut adalah harapan bahwa keterlibatan mereka dalam

mengikuti aksi setidaknya dapat menciptakan peluang dan kemungkinan

tercapainya tujuan mereka yakni terwujudnyasebuah perubahan . (3) bahwa

normalisasi sungai deli ternyata tidak membawa manfaat sama sekali bagi

masyarakat Sei Mati, justru mendatangkan kerugian yang besar. (4)

normalisasi sungai Deli telah menyebabkan frekuensi banjir semakin

meningkat jika terjadi hujan yang lebat.(5) bahwa seluruh responden setuju

dengan pengembalian kondisi sungai Deli seperti semula. Penulis

menggutip beberapa alinea dari kajian teori terkait normalisasi sungai untuk

digunakan sebagai bahan literatur di kajian teori skripsi ini.

2. Nama : Muslim Sabarisman

Tahun : 2012

Jurnal : Sosio Konsepsia (Vol 17, No 3)

Judul : Perubahan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat

Page 34: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

20

Miskin Perkotaan (Pemberdayaan Melalui KUBE di

Kelurahan Sayangsayang Kota Mataram).

Jurnal tersebut membahas tentang perubahan sosial dalam

pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan dalam KUBE. Yang berbeda

dengan skripsi ini yaitu skripsi tersebut membahas perubahan sosial dari

pemberdayaan masyakarat melalui KUBE, sedangkan penulis membahas

perubahan sosial dari kebijakan program normalisasi sungai ciliwung

terkait dengan warga yang direlokasi kerumah susun. Penulis menggutip

beberapa alinea dari kajian teori jurnal tersebut untuk digunakan sebagai

bahan literatur di kajian teori skripsi ini.

3. Nama : Yossi Nurvitasari

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan : Sosiologi

Tahun : 2016

Judul Skripsi : Alih Fungsi Ruang Publik Dari Fungsi Sosial ke Fungsi

Ekonomi Perspektif Perubahan Sosial. (Studi atas Okupasi

Pedagang para trotoar Jl. Raden Fatah Kecamatan

Ciledug)

Skripsi tersebut membahas perubahan sosial yang timbul

dimasyarakat terhadap Ruang public yaitu trotoar yang dialih fungsikan

menjadi tempat berjualan para pedagang, yang membedakan skripsi ini

dengan skripsi penulis yakni mengenai pembahasan rumusan masalah

penelitian, skripsi ini membahas perubahan sosial dari alih fungsi ruang

publik, sedangan penulis dalam pembahasan rumusan masalahnya

Page 35: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

21

membahas perubahan sosial yang terjadi karena adanya Kebijakan

Normalisasi Sungai dalam hal merelokasi warga kerumah Susun Rawa

Bebek, dan yang membedakan juga pada tempat lokasi penelitianya yaitu

di Jl. Raden Fatah Kecamatan Ciledug, sedangkan peneliti di Rumah

Susun Rawa Bebek, Jakarta Timur. Sedangkan untuk persamaan dengan

penulis ialah sama-sama meneliti mengenai perubahan sosial dan metode

penelitiannya menggunakan Kualitatif Deskriptif. Penulis menggutip

beberapa alinea dari kajian teori terkait perubahan sosial untuk digunakan

sebagai bahan literatur di kajian teori skripsi ini.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi

sistematika penulisan ke dalam lima bab yang rinciannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI YANG DIGUNAKAN

Bab ini membahas mengenai Kerangka Teori yang

berkaitan dengan fokus penelitian yaitu Perubahan Sosial

Warga Bukit Duri Pasca Normalisasi Sungai Ciliwung.

BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini menjelaskan Letak Geografis, informasi dan lokasi

penelitian.

Page 36: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

22

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi hasil temuan penelitian, berisi tentang

pembahasan atau diskusi mengenai hasil penelitian yang

diperoleh. Bagaimana keterkaitan penelitian dengan teori

yang sudah ada serta bagaimana peneliti menjelaskan hasil

temuannya berdasarkan sudut pandang subjek penelitian

yang disandingkan dengan sudut pandang teoritis dan

analisis perubahan sosial bagi warga bukit duri yang

direlokasi kerumah susun Rawa Bebek, serta dampak dari

perubahan sosial tersebut.

BAB V : PENUTUP

Penutupan adalah hasil penelitian atau kesimpulan dan

saran yang berisi masukan bagi Masyarakat, Pemerintah,

saran bagi peneliti lain, dan Prodi Kesejahteraan Sosial

atas Kebijakan Program Normalisasi Sungai Ciliwung di

Bukit Duri Jakarta Selatan yang merelokasi warga ke

Rumah Susun Rawa Bebek.

Page 37: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perubahan Sosial

Gillin dan Gillin mengartikan perubahan sosial sebagai, suatu variasi

dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena

perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk,

ideologi maupun karena adanya difusi maupun penemuan-pemenuan baru

dalam masyarakat tersebut.1Sedangkan Selo Soemardjan menyatakan

perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem

sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola

perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat. Kingsley Davis

mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi

dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Selanjutnya William Ogburn menyatakan ruang lingkup perubahan

sosial, mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil (fisik)

maupun immaterial (nonfisik) dengan menekankan pengaruh besar dari

unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur-unsur immaterial.2

Dari penjelasan keempat tokoh diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di masyarakat. Unsur-

unsur yang berubah meliputi lembaga-lembaga sosial, nilai dan norma sosial,

pola perilaku, interaksi sosial, struktur sosial serta kekuasaan dan wewenang.

1 Elly M Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi “Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”, Kencana, Jakarta, 2011, h. 610 2 Ibid., h 610

Page 38: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

24

Pada dasarnya Perubahan sosial memliki berbagai aspek, perubahan sosial

tidak berarti kemajuan, tetapi dapat pula kemunduran, meskipun dinamika

sosial selalu diarahkan kepada gejala transformasi (pergeseran) yang bersifat

linier. Secara garis besar, perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari dalam masyarakat itu sendiri seperti perubahan pada kondisi

ekonomi, sosial, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun

yang berasal dari luar masyarakat biasanya ialah yang terjadi diluar

perencanaan manusia seperti bencana alam. Kedua faktor-faktor ini

memunculkan teori perubahan sosial, diantaranya :3

a. Revolusi

Revolusi adalah wujud perubahan sosial yang paling

spektakuler; sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses

historis; pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan

pembentukan ulang manusia. Revolusi tak menyisakan apa pun

seperti keadaannya sebelumnya. Revolusi menutup epos lama dan

membuka epos baru Di saat revolusi, masyarakat mengalami

puncak agennya, meledakkan potensi transformasi dirinya sendiri.

Segera sesudah revolusi, masyarakat dan anggotanya seperti

dihidupkan kembali, hampir menyerupai kelahiran kembali.4

b. Evolusi

Teori evolusi dalam konteks social itu menggambarkan

perkembangan masyarakat. Antara lain :

3 Ibid., h. 611

4 Pior Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, Penanda Media Group, Jakarta, 2007,

h.357

Page 39: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

25

1. Teori evolusi menganggap bahwa perubahan sosial

merupakan gerakan searah seperti garis lurus.

Masyarakatnya berkembang dari masyarakat primitive

menuju masyarakat maju.

2. Teori evolusi membaurkan antara pandangan subjektif

tentang nilai dan tujuan akhir perubahan social. Perubahan

menuju bentuk masyarakat modern, merupakan sesuatu

yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu masyarakat

modern merupakan bentuk masyarakat yang dicita-citakan.5

c. Evolusioner

Perubahan sosial dapat dikatakan terjadi secara lambat hanya

apabila dilihat dari waktunya. Biasanya waktu perubahan ini terjadi

secara lambat, memerlukan rentetan perubahan kecil secara lamban

yang ditunjukan oleh sikap dan perilaku masyarakat yang

menyesuaikan dirinya dengan adanya pergeseran sosial dengan

keperluan, keadaan, dan kondisi yang baru dan sejalan dengan

adanya proses pertumbuhan ini. Ada berbagai macam teori

pertumbuhan evolusioner yang dipilih ke dalam beberapa kategori,

sebagai berikut:6

Unlinier Theories of Evolution

Herbert Spencer mengatakan bahwa masyarakat merupakan

hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok

heterogen baik sifat maupun sususannya. Teori ini berpendapat

5 George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, Kreasi Wacana, Bantul, 2014

h.38 6 Ibid., h.612

Page 40: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

26

bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaanya)

senantiasa mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-

tahapan tetentu dari bentuk kehidupan yang sederhana ke bentuk

kehidupan yang sempurna (kompleks)7

Multilined Theories Evolution

Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian

terhadap tahap perkembangan hal tertentu dalam evolusi

masyarakat, misalnya mengadakan penelitian perihal pengaruh

perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke sistem

pertanian, terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat dan

seterusnya.8

d. Konflik

Teori ini memandang masyarakat dalam dualisme kelas yang

tersusun atas kelas borjuis dan proletariat. Sumber perubahan

adalah dualism kelas sosial yang selalu bertentangan sebagai akibat

ketidakadilan dalam pembagian aset-aset sosial ekonomi.9

e. Fungsionalis

Teori ini memandang penyebab dari perubahan adalah

adanya ketidakpuasan masyarakat karena kondisi sosial yang

berlaku pada masa ini yang mempengaruhi pribadi mereka.

Meskipun terdapat satu kesinambungan antara unsur sosial satu

dan yang lain, namun dalam perubahan ternyata masih ada

7 Ibid., h.613

8 Ibid., h.614

Page 41: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

27

sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain

masih dalam keadaaan tetap.10

f. Siklus

Teori ini menggambarkan bahwa perubahan sosial bagai roda

yang sedang berputar, yang artinya perputaan zaman adalah

sesuatu yang tidak dapat di elak oleh siapapun dan tidak dapat

dikendalikan oleh siapapun. Bangkit dan mundurnya sebuah

peradaban merupakan bagian dari sifat alam yang tidak dapat

dikendalikan oleh manusia.11

B. Dimensi Perubahan Sosial dari Himes dan Moore

Menurut Himes dan Moore mengatakan bahwa perubahan sosial

mempunyai tiga dimensi, yaitu:

1. Dimensi Struktural

Dimensi struktural dari perubahan sosial mengacu

pada perubahan-perubahan dalam bentuk struktur

masyarakat. Struktur sosial merupakan bangunan sosial

yang terdiri dari berbagai unsur pembentuk masyarakat

dimana masing-masing unsur berhubungan secara

fungsional.

Perubahan struktural mengacu pada perubahan dalam

bentuk struktur masyarakat, menyangkut perubahan dalam

peranan, munculnya peranan baru, perubahan struktur

10

Ibid,. h.618. 11

Ibid., h.619.

Page 42: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

28

kelas sosial, dan perubahan dalam lembaga sosial.12

Struktur masyarakat dibentuk oleh dua unsur yaitu status

dan peranan.13

Status merujuk pada kedudukan seseorang

dalam kehidupan sosial. Peranan merupakan hak dan

kewajiban yang dimiliki seseorang sesuai dengan status

atau kedudukannya.

Untuk lebih jelas, Himes dan Moore menjelaskan

cakupan perubahan sosial dalam dimensi struktural:

a) Bertambah dan berkurangnya kadar peranan.

b) Aspek perilaku dan kekuasaan.

c) Adanya peningkatan atau penurunan sejumlah

peranan.

d) Terjadinya pergeseran dari wadah atau kategori

peranan.

e) Terjadinya modifikasi saluran komunikasi diantara

peranan.

f) Terjadinya perubahan sejumlah tipe dan daya guna

fungsi.14

Struktur sosial juga dapat dengan jelas dilihat dalam

keberadaan lembaga sosial. Lembaga sosial adalah alat

untuk mengikat perilaku anggota masyarakat agar

12

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, 2014, h. 6 13

Elly M Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi “Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”, Kencana, Jakarta, 2011, h. 45. 14

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, 2014, h. 6

Page 43: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

29

berperilaku sesuai dengan tatanan aturan yang menjadi

kesepakatan kelompok sosial.15

2. Dimensi Kultural

Culture (Kultur) dapat diartikan sebagai budaya.16

Perubahan kultural yang terjadi pada relokasi terkait juga

dengan perubahan struktural. Tidak dapat dielakkan lagi,

bahwa perubahan sosial mencakup perubahan budaya, kita

menyebutnya sebagai perubahan sosial budaya. Perubahan

yang terjadi pada lembaga-lembaga masyarakat senantiasa

mempengaruhi nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku

dalam kelompok masyarakat.17

Perubahan sosial dalam

dimensi kultural adalah perubahan yang terjadi pada nilai-

nilai yaitu sesuatu konsep abstrak mengenai keyakinan,

pemikiran atau pandangan dan juga perilaku masyarakat.

Wujud nyata dari nilai-nilai sosial adalah norma

sosial. Norma sosial merupakan bentuk konkret hasil

penjabaran nilai-nilai yang berisi aturan, kaidah atau panduan

berperilaku masyarakat baik tertulis maupun tidak dan

disertai dengan adanya sanksi.18

Mengacu pada perubahan budaya dalam

masyarakat, perubahan ini meliputi:

15

Elly M Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi “Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”, Kencana, Jakarta, 2011, h. 47. 16

Selo Sumardjan & Soelaiman Soemardi, “Setangkai Bunga Sosiologi”, UI Press,

Jakarta, 1964, h. 113.

17

Elly M Setiadi & Usman Kolip, “Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”, Kencana, Jakarta, 2011, h. 642.

18 Ibid, hlm 131.

Page 44: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

30

a) Inovasi kebudayaan, merupakan komponen internal

yang memunculkan perubahan sosial dalam suatu

masyarakat.

b) Difusi, merupakan komponen eksternal yang

mampu menggerakkan terjadinya perubahan sosial.

c) Integrasi, merupakan wujud perubahan budaya yang

“relative lebih halus”.19

3. Dimensi Interaksional

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa

membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Fakta tersebut berarti bahwa manusia senantiasa

berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi sosial

merupakan hubungan yang dinamis antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok maupun antara

kelompok dengan kelompok berdasarkan norma-norma

sosial yang berlaku.20

Mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial

dalam masyarakat. Dimensi ini meliputi:

19

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, 2014, h. 7

20 Setiadi Elly M & Kolip Usman, Pengantar Sosiologi “Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”, Kencana, Jakarta, 2011, h. 64.

Page 45: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

31

a) Frekuensi

b) Jarak sosial

c) Perubahan perantara

d) Perubahan aturan atau pola-pola

e) Perubahan bentuk interaksi21

C. Dampak Perubahan

a. Pengertian Dampak

Dampak menurut kamus besar indonesia adalah benturan,

pengaruh kuat yang mendatang akibat baik negatif maupun positif

serta benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga

menyebabkan perubahan yang berarti momentum (pusa) sistem

yang alami itu.22

Sedangkan pengaruh sebagai perubahan yang

terjadi terhadap klien atau pemangku kepentingan sebagai akibat

dari intervensi yang dilakukan oleh program.23

b. Indikator Dampak

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu

alat ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu kadaan

dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat

menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses

suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator dapat berbentuk

ukuran, angka, atribut atau pendapat yang menunjukkan suatu

21

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, PT.RajaGrafindo, Jakarta, 2014, h. 7 22

Tim Penyusun Kamus Besar, Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar bahasa Indonesia

Edisi ke-3, Balai Pustaka, Jakarta 2002, h.234 23

Wirawan, Evaluasi (Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi), Rajawali Press,

Jakarta, 2008, h.110

Page 46: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

32

keadaan. Indikator seringkali dirumuskan dalam bentuk variable

yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan

memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadapp perubahan-

perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.24

indikator digunakan

apabila aspek yang akan dinilai perubahannya tidak dapat secara

langsung seperti halnya tinggi badan, berat badan atau harga suatu

barang yang secara kuantitatif mudah di ukur (Surbakti,1996 dalam

Suharto, 1997).25

Selain itu, indikator juga bisa dikelompokkan ke dalam dua

kategoti yaitu indikator kinerja dan indikator hasil atau keluaran

(Suharto,2005d):

1. Indikator Kinerja: mengindikasikan keadaan masukan

dan proses pelayanan sosial yang dilakukan oleh lembaga

dan aktor-aktor yang terkait.

2. Indikator Keluaran: menunjukkan hasil langsung (output)

maupun tidak langsung atau dampak(outcome) dari suatu

kegiatan pelayanan.26

Dalam hal ini penulis menggunakan indikator dampak

sebagai indikator dampak kebijakan relokasi warga ke Rusun.

Dimana sebuah kebijakan pemerintah dari implementasi Program

24

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT.Rafika Aditama,

Bandung, 2005, h.126. 25

Ibid., h. 127 26

Ibid., h. 128

Page 47: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

33

Normalisasi Sungai Ciliwung, mengharuskan warga untuk di

relokasi ketempat yang lebih tepat, dalam hal ini pemerintah

menyiapkan hunian Rumah Susun. Kemudian dari pemindahan

warga ke Rusun ternyata memiliki berbagai perubahan-perubahan

yang terjadi. Kegiatan relokasi penduduk akan memiliki dampak

baik secara sosial maupun ekonomi bagi masyarakat yang

direlokasi, diharapkan dari kegiatan relokasi penduduk ini bisa

meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dari

keadaan sebelumnya.27

Karena fenomena sosial bersifat

multidimensional kita tidak selalu mudah untuk membuat indikator

secara tepat dan objektif. Ini dikarenakan yang kita hadapi tidak

hanya cara mengukur masing-masing dimensi, tetapi juga

bagaimana keseluruhan dimensi dapat direpresentasikan dalam satu

ukuran, namun demikian beberapa kriteria dasar yang digunakan

umumnya tidak berbeda.28

Indikator dampak yang digunakan

penulis sebagai berikut:

1. Aspek Sosial

Aspek sosial mempertahankan keanekaragaman budaya,

dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan

seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan

pengetahuan tradisional demi manfaat masyarakat dan

27

Diakses pada 01 Oktober 2017, Dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16904/ 28

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT.Rafika Aditama,

Bandung, 2005, h.128

Page 48: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

34

pembangunan ekonomi. Mendorong pertisipasi masyarakat lokal

dalam pengambilan keputusan.29

2. Aspek Ekonomi

Pada aspek ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong

efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Tiga

elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi

ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan

meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal

tersebut dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi

mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik,

mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi

kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial untuk

pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi

pendapatan dan aset.30

D. Kebijakan Publik

Shafritz dan Russel mengatakan bahwa kebijakan merupakan suatu

keputusan yang sifatnya hirarkis mulai dari tingkat paling tinggi sampai

pada paling bawah (start level). Sedangkan Hoogwood dan Gunn pernah

membeberkan serangkaian definisi tentang kebijakan (policy) yang

menunjukan makna yang berbeda-beda. Policy dapat diartikan label bagi

suatu kegiatan seperti kebijakan ekonomi, kebijakan industri, kebijakan

29

M. Rozikin, “Analisis Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu”, Jurnal

Review Politik Volume 02, Nomor 02, Desember 2012, Universitas Brawijaya Malang, h.2297 30 M. Rozikin, “Analisis Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu”, Jurnal

Review Politik Volume 02, Nomor 02, Desember 2012, Universitas Brawijaya Malang, h.228

Page 49: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

35

ketertiban dan hukum. Selanjutnya kebijakan juga bisa dilihat sebagai

keputusan pemerintah seperti keputusan presiden, sebagai otorisasi formal

seperti ketetapan parlemen, sebagai program seperti program kesehatan

wanita dan juga sebagai proses seperti penetapan tujuan dan pembuatan

keputusan untuk implementasi dan evaluasi.31

Chandler dan Plano

beranggapan bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan yang stratetgis

terhadap sumberdaya-sumberdaya untuk memecahkan masalah-masalah

publik atau pemerintah.32

Untuk memahami berbagai definisi kebijakan publik, ada beberapa

konsep kunci kebijakan publik yang di kemukakan oleh Young dan Quin,

yaitu :

1) Tindakan pemerintah berwenang. Kebijakan publik adalah

tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan

pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan

finansial untuk melakukannya.

2) Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata.

Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan

kongkrit yang berkembang di masyarakat.

3) Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan

publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan

terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat

untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.

31

Yerimas T. Keban, Enam Dimensi Strategis“Administrasi Publik”Konsep, Teori dan

Isu, Gavamedia, Yogyakarta, 2014, hlm 59-60 32

Ibid. h. 60

Page 50: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

36

4) Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif

untuk memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik bisa

juga dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial

akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada

dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.

5) Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seseorang atau beberapa orang

actor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi

terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah

dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum

dirumuskan. Keputusan yang yang telah dirumuskan dalam

kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah,

maupun oleh beberapa perwakilan lembaga pemerintah.33

E. Kebijakan Sosial

Kebijakan sosial menurut Edi Suharto adalah seperangkat tindakan,

perangkat kerja, petunjuk, rencana, peta, atau strategi yang dirancang

untuk menterjemahkan visi politis pemerintah atau lembaga pemerintah ke

dalam program dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang

kesejahteraan sosial. Karena urusan kesejahteraan sosial senantiasa

menyangkut banyak orang, maka kebijakan sosial seringkali diidentikan

dengan kebijakan publik.34

33

Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik “Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan

Kebijakan Sosial, Alfabeta, Bandung, 2014. h 10 34

Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT Refika

Aditama, Bandung, 2014, hlm. 107

Page 51: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

37

Kebijakan sosial mencakup bidang-bidang kemasyarakatan yang

umumnya dikategorikan sebagai “bidang sosial” yang luas mencakup

kesehatan, pendidikan, perumahan, atau bahkan makanan. Namun

demikian, kebijakan sosial memiliki makna dan bidang garapannya sendiri

yang relative berbeda dengan bidang kemasyarakatan pada umumnya.35

F. Normalisasi Sungai

Mengendalikan banjir di hilir dengan pelurusan sungai disebut

dengan istilah normalisasi. Pada kenyataannya berbagai sungai seperti

ciliwung, cisadane, dan deli telah di normalisasi. Normalisasi ini

dilaksanakan dengan melakukan pelurusan, penembokan, penimbunan,

pengerasan dinding sungai, pembuatan tanggul, pengerukan, serta

penghilangan tumbuhan, lumpur, pasir dan batuan di tepi sungai.36

G. Bentuk Kebijakan Pemerintah

Dalam hal ini bentuk Kebijakan Pemerintah dalam melakukan

Relokasi dari Program Normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri Jakarta

Selatan, yaitu berdasarkan :

a. Peraturan Presiden Nomer 38 Tahun 2011

Tentang Sungai, Menimbang : bahwa dalam rangka

konservasi sungai, pengembangan sungai, dan pengendalian daya

rusak air sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3),

Pasal 36 ayat (2), dan Pasal 58 ayat (2) Undang-Undang Nomer 7

35

Ibid., hlm 109 36

Erlangga. W.P, Skripsi: “Reaksi Sosial Terhadap Normalisasi Sungai Deli”, Medan:

Universitas Sumatra Utara, 2007, h. 23

Page 52: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

38

Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air perlu menetapkan Peraturan

Pemerintah tentang Sungai.37

b. Peraturan Gubernur Nomer 163 Tahun 2012

Tentang Penguasaan Perencanaan /Peruntukkan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Rencana

Trace Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai-Kampung Melayu.

Menimbang :

a. Bahwa dalam rangka penataan system pengelolaan drainase

kota dan pengendalian banjir serta mengembalikan fungsi

Sungai Ciliwung sebagai jalur utama drainase dan

pengendali banjir di Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, perlu adanya pengaturan pengairan yang terarah

antara lain dengan pembangunan Rencana Trace Kali

Ciliwung dan Pintu Air Manggarai-Kampung Melayu;

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur

tentang Penguasaan Perencanaan/Peruntukan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Rencana Trace Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai-

Kampung Melayu;38

37

Di akses tanggal 20 Juli 2017, dari

http://p2t.jatimprov.go.id/uploads/KUMPULAN%20PERATURAN%20PERIZINAN%20PER%2

0SEKTOR%202014/PENGAIRAN/pp2011_38.pdf 38

Di akses pada tanggal 24 Juli 2017, dari

http://www.jakarta.go.id/v2/produkhukum/download/2638/PERGUB_NO_163_TAHUN_2012.pd

f

Page 53: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

39

c. Peraturan Gubernur Nomer 2181 Tahun 2014

Tentang Perpanjangan Penetapan Lokasi Untuk

Pelaksanaan Pembangunan Trace Kali Ciliwung Dari Pintu Air

Manggarai Sampai Dengan Kampung Melayu, Menimbang:

1. Bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomer 163

Tahun 2012 telah ditetapkan Penguasaan

Perencanaan/Peruntukan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Rencana Trace

Kali Ciliwung Dari Pintu Air Manggarai-Kampung

Melayu;

2. Bahwa penguasaan/perencanaan tanah sebagaimana

dimaksud dalam huruf a belum selesai dilaksanakan

sedangkan masa berlaku Peraturan Gubernur Nomer 163

Tahun 2012 telah berakhir sehingga untuk kelanjutan

pelaksanaan pembangunan Trace Kali Ciliwung dari Pintu

Air Manggarai-Kampung Melayu, perlu melakukan

perpanjangan penetapan lokasi;

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan

Gubernur tentang Perpanjangan Penetapan Lokasi Untuk

Pelaksanaan Pembangunan Trace Kali Ciliwung Dari

Pintu Air Manggarai Sampai Dengan Kampung Melayu;39

39

Di akses pada tanggal 25 Juli 2017, dari

http://www.jakarta.go.id/v2/produkhukum/download/4417/KEPGUB_NO_2181_TAHUN_2014.p

df

Page 54: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

40

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Gambaran Umum Rusun

Rusun Rawa Bebek mulai dibangun pada tahun 2015 terletak

diJalan Inspeksi Kanal Banjir Timur Kel. Pulo Gebang Kec.

Cakung Kota Administrasi Jakarta Timur dengan luas lahan kurang

lebih 17 hektar. Rusun Rawa Bebek terdapat 14 blok, yang terdiri

dari:

a. 6 blok yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat diperuntukan untuk para pekerja (Lajang)

dengan type 24 yang berpenghasilan UMR, dengan jumlah unit

hunian sebanyak 750 unit,

b. 4 blok dengan jumlah hunian 400 unit dengan type 36 yang

dibangun oleh pengembang (PT. Summarecon).

c. 4 blok lainnya dengan jumlah unit hunian yang sama sebanyak

400 unit dengan type 36 dibangun oleh APBD.

Saat ini sedang dalam tahap pembangunan 1 Tower type 36

dengan 16 lantai untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga

DKI Jakarta.

Page 55: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

41

B. Tugas dan Fungsi Unit Pengelola Rumah Susun

Sesuai Peraturan Gubernur no 351 Tahun 2016 Pasal 4 Ayat

1 Unit Pengelola Rumah Susun mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan rumah susun dan menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut :

1. Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan

anggaran/rencana bisnis anggaran Unit Pengelola

Rumah Susun.

2. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen

pelaksanaan anggaran/rencana bisnis anggaran Unit

Pengelola Rumah Susun.

3. Penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan

Pengelolaan Rumah Susun.

4. Pemantauan, monitoring dan evaluasi kelaikan

penghunian/penggunaan rumah susun.

5. Pengelolaan tarif layanan penghunian/penggunaan

rumah susun.

6. Pelaksanaan pengembangan teknis pengelolaan rumah

susun.

7. Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan Sarana dan

Prasarana Rumah Susun, fasilitas serta utilitas,

kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan rumah

susun.

Page 56: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

42

8. Pelaksanaan inventarisasi dan seleksi para calon

penghuni rumah susun.

9. Pelaksanaan bimbingan, penyuluhan dan konsultasi

teknis bagi calon atau penghuni rumah susun.

10. Pengawasan, pengendalian dan penertiban penghunian/

penggunaan Sarusun baik dari segi peruntukan maupun

dari segi status haknya.

11. Pengelolaan Sarana dan Prasarana rumah susun.

12. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan

ketatausahaan Unit Pengelola Rumah Susun.

13. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan

barang Unit Pengelola Rumah Susun.

C. Site Plan Rusun Rawa Bebek

Gambar 3.1

Sumber: Kantor Unit Pengelola Rusun Rawa Bebek

4 BLOK 400 UNIT (Cluster Cempaka)

4 BLOK 400 UNIT (Cluster Bougenville)

2 TOWER PROSES PEMBANGUNAN

6 BLOK 720 UNIT (Cluster Anggrek)

Page 57: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

43

Keterangan :

i. Luas Lahan ± 17 hektar

ii. Rencana Pematangan TA. 2015

iii. Rencana Rusunawa Rawa Bebek 14 Blok dan 2 Tower

dengan jumlah 2060 unit hunian

D. Blok Cluster Cempaka

Gambar 3.2

Sumber: Kantor Unit Pengelola Rumah Susun Rawa Bebek

Blok Cluster Cempaka, ditempati oleh mayoritas warga

Relokasi dari Bukit Duri, Jakarta Selatan, untuk saat ini jumlahnya

mencapai 215 KK warga Bukit Duri yang menempati 4 blok

tersebut.

E. Fasilitas Umum Rusun

- Klinik - Koperasi

- Paud - Aula

- Perpustakaan - Kios usaha

- Feeder busway - Tempat parker Motor

- Bus sekolah - Ruang Duka

- Lapangan olahraga - Ruang Sekertariat RT dan RW

- Mushola - Bank DKI dan atm

- Toilet umum

BLOK GELATIK BLOK MERPATI

BLOK CENDRAWASIH BLOK MERAK

Page 58: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

44

F. Kegiatan Pemberdayaan Warga Rumah Susun

Kegiatan pemberdayaan di Rumah Susun Rawa Bebek

dilaksanakan oleh CSR dan Instansi SKPD/UKPD terkait yang

ditetapkan berdasarkan Pergub 131 tahun 2016 Tentang

Optimalisasi Pengelolaan Rusun Meliputi:

- Penanggulangan Bahaya Narkoba/HIV/AIDS

- Simulasi Kebakaran

- Pelatihan Tata Boga (Bogasari)

- Pelatihan Menjahit/Konveksi (GKI) dan (Little Baby)

- Pelatihan Membatik (Dekranasda)

- Pelatihan Menenun (Jakarta Kreatif)

- Pelatihan Paskibraka Usia SMP Dan SMA

- Pelatihan Menari Usia SD

- Pelatihan Pertanian (Hydroponik) Dan Perikanan

G. Kegiatan Pelayanan Rumah Susun

Kegiatan pelayanan di Rumah Susun dilaksanakan oleh Instansi

SKPD/UKPD terkait terdiri dari:

o Pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk)

o Pembuatan SP ( Surat Perjanjian) yang diperpanjang setiap 2

tahun sekali

o Pembuatan Kartu Rusun (Bank DKI)

o Pembuatan KJP (Kartu Jakarta Pintar)

o Pembuatan BPJS

Page 59: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

45

Page 60: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

46

H. Mekanisme Penghuni Rusun

Mekanisme penghunian Rumah Susun sesuai dengan Pergub

Nomor 111 Tahun 2014:

1. Prosedur penghunian

2. Prosedur Penertiban ST.I (3 Hari), ST.II (3 Hari), Segel (7

Hari), SP I (3 Hari), SP II (3 Hari), Pengosongan (1 Hari).

3. Prosedur Pembayaran Sewa menggunakan Sistem AUTO

DEBET via Bank DKI (CMS) / Cash Management System

I. Tarif Sewa Rusun

a. Cluster Bougenville dan Cempaka

Lantai 1 : Rp. 301.000

Lantai 2 : Rp. 275.000

Lantai 3 : Rp. 250.000

Lantai 4 : Rp. 227.000

Lantai 5 : Rp. 206.000

b. Cluster Anggrek (Lajang)

Lantai 1 : Rp. 460.000

Lantai 2 : Rp. 460.000

Lantai 3 : Rp. 460.000

Lantai 4 : Rp. 460.000

Lantai 5 : Rp. 460.000

Page 61: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

47

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi data hasil temuan dan analisis berdasarkan pengolahan data

yang dilakukan. Analisis data yang dilakukan bertujuan sesuai dengan rumusan

atau pertanyaan penelitian ini. Dengan kata lain, bab ini mendeskripsikan

Perubahan Sosial Warga Bukit Duri Pasca Normalisasi Sungai Ciliwung serta

melihat dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut.

A. Perubahan Sosial Warga

Selo Soemardjan menyatakan, perubahan sosial adalah segala

perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya

nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-

kelompok masyarakat.1 Warga Bukit Duri yang direlokasi ke Rumah

Susun Rawa Bebek sebagai akibat dari kebijakan normalisasi daerah aliran

sungai (DAS) Ciliwung telah mengalami gejala-gejala perubahan sosial

beserta dampak atau permasalahannya tersendiri.

Perubahan sosial tersebut dapat dilihat secara jelas dari berbagai

dimensi dan atau indikator perubahan sosial. Perubahan sosial warga Bukit

Duri yang direlokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek dapat dilihat dari

perubahan secara struktur, perubahan budaya atau kebiasaan dan

perubahan interaksi antar warga. Hal tersebut menunjukkan relevansinya

1 Elly M Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, Jakarta, Kencana, 2011, h. 610.

Page 62: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

48

dengan dimensi-dimensi utama perubahan sosial, yaitu dimensi struktural,

dimensi kultural dan dimensi interaksional.

1. Perubahan Struktural Warga

Menurut Himes dan Moore dimensi struktural dari perubahan

sosial mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk struktur

masyarakat.2 Masyarakat bukan hanya memiliki struktur, mereka

senantiasa hidup di dalamnya. Struktur sosial merupakan bangunan

sosial yang terdiri dari berbagai unsur pembentuk masyarakat dimana

masing-masing unsur berhubungan secara fungsional.

Perubahan sosial dalam dimensi struktural yang terjadi pada

warga Bukit Duri yang direlokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek

mencakup: Perubahan mata pencaharian dan perubahan peran,

perubahan akses aktifitas keseharian dan perubahan dalam

pemanfaatan lembaga sosial serta ketersediaan fasilitas di rusun.

a. Perubahan Mata Pencaharian dan Perubahan Peran

Menurut Himes dan Moore, dimensi struktural

mengacu pada perubahan dalam bentuk struktur

masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan dan

munculnya peranan baru.3 Hal demikian dikarenakan,

struktur masyarakat dibentuk oleh dua unsur yaitu status

dan peranan.4 Status merujuk pada kedudukan seseorang

dalam kehidupan sosial. Peranan merupakan hak dan

2 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, Rajawali, 2014, h. 6.

3 Ibid, h. 6.

4 Elly M Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, Jakarta, Kencana, 2011, h. 45.

Page 63: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

49

kewajiban yang dimiliki seseorang sesuai dengan status atau

kedudukannya.

Dari data yang diperoleh peneliti, ditemukan

beberapa perubahan yang dialami oleh warga Bukit Duri

yang direlokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek. Dalam hal

ini, keterkaitannya dengan perubahan munculnya peranan

baru yang dialami oleh informan maupun anggota keluarga

informan.

Implikasi nyata dari kebijakan relokasi yang dialami

warga Bukit Duri, terdapat sejumlah perubahan berkenaan

dengan struktur ekonomi dalam hal ini mata pencaharian.

Perubahan tersebut berupa: Bergantinya mata pencaharian

dan berubahnya pendapatan, kehilangan mata pencaharian

serta perubahan peran di dalam keluarga.

Kondisi demikian tidak bisa dihindari mengingat

warga Bukit Duri banyak yang menggantungkan hidupnya

yaitu mencari nafkah untuk keluarganya di sekitar Bukit

Duri.

Informan Zek (52) yang merupakan salah satu warga

Rumah Susun Rawa Bebek (Rusunawa) berbagi ceritanya

terkait hal ini. Menurutnya, kehidupan di Bukit Duri jauh

lebih menyenangkan dibandingkan dengan di Rusunawa.

Pernyataan tersebut mengkhususkan pada kondisi mencari

mata pencahaharian. Zek mengatakan:

Page 64: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

50

“Cara mencari pencarian, yang tadi saya bilang

kehidupan itu enggak ada kehidupan disini, susah.

Contoh, mereka biasa dagang ini, di sini jadi susah.

Mereka untuk bisa makan aja udah bagus untuk

sekolah, nah untuk bayar enggak dapet, syukur-

syukur bisa tapi buat nabung kita enggak bisa. Untuk

makan sama sekolah aja udah pas. Makanya

kemaren kita minta ke pak gubernur untuk dikasih

lah arahan.”5

Dari apa yang dikatakan oleh informan Zek, dengan

kata lain, dia ingin mengatakan bahwa relokasi warga ke

Rusunawa oleh pemerintah tidak begitu berdampak baik

bagi warga. Zek menambahkan:

“Nyari duitnya enakan di Bukit Duri, warga Bukit

Duri pagi-pagi udah pergi kesana semua, ngojek,

kerja, nyari makan, 70% kesana semua tiap pagi,

pulang malem. Walau dikata pinggir kali tapi

kehidupan usaha enakan disana, disini tempat sih

nyaman, cuma buat usaha kita susah.”6

Dari pernyataan tersebut, kita melihat bahwa akifitas

mencari nafkah warga sebagian besar masih dilakukan di

Bukit Duri. Namun demikian, seperti telah peneliti sebutkan

sebelumnya, bahwa ada perubahan yang terjadi pada

pekerjaan warga. Salah satunya juga dialami Zek yang juga

merupakan tokoh masyarakat di Bukit Duri menjelaskan:

“Ya RT aja, cuma ada usaha kecil-kecilan bareng

sama adek, sampe sekarang sih masih, pas disini ya

belom ada. Pas jadi RT pemasukan ya ada aja lah,

disini enggak ada sama sekali... Istri sih dagang pas

di sini aja, karena jenuh kita enggak ada kegiatan,

untungnya mah ga seberapa, cuma ngilangin stress

aja.”7

5 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

6 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

7 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 65: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

51

Dapat dilihat ternyata perubahan mata pencaharian

dialami oleh Zek dan istrinya. Khusus bagi Zek sendiri,

profesinya sebagai ketua RT saat di Bukit Duri merupakan

sumber penghasilan utamanya. Namun, ketika di Rusunawa,

hal itu tidak lagi bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan.

Sementara istrinya, saat di Bukit Duri tidak bekerja.

Sedangkan di sini memilih untuk berjualan dengan berbagai

alasan. Zek menambahkan penjelasannya terkait hal ini:

“di sana enggak, ibu rumah tangga aja, bantu-bantu

saya aja, ada aja lobang-lobang uang disana, jauh

sama disini, disini jadi usaha, disana istri enggak

usaha, warga bilang bu RT biasa tukang beli

sekarang malah dagang.”8

Gambar 4.1: Toko Perlengkapan Kue Informan

Zek

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Di foto terlihat peneliti bersama informan Zek

dengan latar belakang toko perlengkapan kue sebagai usaha

8 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 66: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

52

kecil-kecilan Ia dan istrinya. Ini dilakukan untuk menambah

penghasilan dan menghilangkan jenuh.9

Dengan demikian, kita dapat mengidentifikasi

bahwa bukan hanya terjadi perubahan mata pencaharian dan

pendapatan yang dialami oleh Zek dan keluarganya. Ini

dikarenakan terjadi juga perubahan peran antara Zek dan

Istrinya. Hal itu terlihat dari peran sang istri yang berdagang

dengan tujuan mengisi waktu luang dan menambah

pemasukan rumah tangga.

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dijelaskan oleh

Endang (64), yang merupakan pengurus salah satu masjid

warga ketika di Bukit Duri. Dia menerangkan:

“Disana memang kebanjiran, tapi disana istilahnya

hidup udah mapan, saya kan disana pengurus masjid

jadi ada pemasukan setiap bulannya, bersih-bersih

masjid, sumbangan dari warga ada, paling sedikit

sebulan 500 mas, kalau disini kosong.”10

Jelas, Endang lebih memilih untuk hidup di tengah

bayang-bayang bencana tahunan kota Jakarta yaitu banjir

tetapi memiliki sumber pendapatan yang pasti. Endang

dengan tegas menegaskan bahwa relokasinya ke Rusunawa

menyebabkan dia tidak lagi memiliki penghasilan.

Beruntung bagi Endang, anaknya masih bekerja dan mampu

diandalkan sebagai sumber penghasilan keluarga. Endang

menjelaskan:

9 Observasi tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

10

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 67: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

53

“Kendalanya disini cuma kehidupan aja disini, kalau

enggak ada dari anak enggak ada pemasukan, kalau

disana uang satu juta bisa, disini enggak sama sekali

nerima uang selain dari anak.”11

Kondisi yang sama juga dialami oleh istrinya.

Menurut penuturan Endang, saat di Bukit Duri, istrinya

membantu perekonomian keluarga dengan berjualan

(warung sembako). Sementara ketika di Rusunawa tidak

dapat melakukannya lagi. Berikut penjelasan Endang:

“Enggak, cuma ibu rumah tangga aja, semenjak

hidup, cuma dulu kan di rumah dagang juga,

ngewarung sembako, kalau disini enggak, karena

memang faktor utama usia udah enggak mampu

tenaganya, yang kedua memang udah biasa jualan di

rumah, disini enggak bisa.”12

Salah satu alasan berhenti berjualan adalah faktor

usia dan tempat berjualan. Di Bukit Duri Ia lebih mudah

berjualan karena berjualan di rumah tanpa harus naik-turun

seperti halnya jika berjualan di rusun. Endang merasa

kesulitan dikarenakan bentuk hunian vertikal rumah susun

itu sendiri. Endang melanjutkan penjelasannya:

“Yang punya warung aja pada tutup, abis

pembelinya lingkungan disini juga, enggak ada

orang luar, enggak ada pegawai tingginya, kalau

disana ada pegawai tingginya, ada orang Telkom,

kepala bank...13

Sejauh yang dijelaskan oleh Endang bahwa di Bukit

Duri usaha lebih cepat laku, karena pembelinya rame dan

dari berbagai kalangan, sedangkan di Rusun pembelinya

11 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

12

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

13

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 68: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

54

warga Rusun aja yang ekonominya rata-rata sama. memang

terlihat Ia lebih memilih untuk tidak direlokasi. Panjang

lebar Endang menceritakan:

“kalau disana walaupun di pinggir kali,

kelebihannya itu kita duduk-duduk sambil serokin

botol-botol, seminggu 20.000 atau 50.000 nerima,

yang penting kita rajin. Modalnya datang sendiri,

kita lagi duduk di pinggir kali tau-tau orang buang

gabus bekas TV yang besar kita ikat digabungin

bikin perahu, terus botol-botol plastik atau gelas-

gelas, ada kegiatan ngumpulin. Tukang abu lewat,

borongin, 30.000 atau 20.000, enggak pake tenaga

berat, Kalau disini enggak ada... rejeki di depan

mata. Rumah enggak bayar, tanah ke belakang

masih ada 4 meter, nanam belimbing, cabe, sayuran

itu bisa cuma ruginya kalau air dateng aja, kalau

musim keringnya lama. Bisa ternak ayam, telor

ayam kampung kan 3000, cuma ruginya kalau lagi

banjir besar ilang kerendem, tapi 3 hari ada lagi dari

orang.”14

Terakhir, dalam penjelasan panjang lebar Endang

menegaskan bahwa di Bukit Duri lebih mudah

mendapatkan pendapatan tambahan berbeda dengan di

rusun sekarang dirinya memang tidak memiliki pekerjaan

yang menjadi sumber pendapatan sama sekali:

“Turun naik ngurus peliharaan, diempanin.”15

Sebuah pernyataan singkat yang padat makna.

Peneliti memahami bahwa pernyataan tersebut

menggambarkan perubahan struktural yang jelas dilihat

dari indikator mata pencaharian dan peran. Hal itu hanya

bermuara pada satu penjelasan, bahwa Endang yang

14 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

15

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 69: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

55

dulunya menjadi pengurus masjid saat di Bukit Duri kini

benar-benar menjadi pengangguran dan tidak memiliki

penghasilan ketika menghuni rusun.

Hal serupa juga dijelaskan warga Bukit Duri lain

yaitu Ardi (55). Dia berpendapat bahwa hidup di Bukit

Duri lebih mudah dibandingkan di Rusunawa. Berikut

perkataannya:

“Bedanya jauh, disana apa-apa gampang, nyari

usaha gampang, semua gampang deh di Bukit Duri

daripada disini... Nyari duit gampang gitu, kerja apa

aja bisa, disini kerja harus ada ijazahnya SMA, kalau

enggak ada ijazah SMA enggak bisa kerja, ya mau

kerja apaan, terus bayar rusun dari mana kalau kita

enggak kerja, bingung.”16

Dapat dibenarkan bahwa ekonomi merupakan faktor

utama yang menentukan kenyamanan kehidupan

seseorang. Dalam hal ini, analisa struktural ekonomi yang

digunakan adalah pekerjaan yang dimiliki. Dan hal inilah

yang dirasa sulit oleh Ardi dan juga informan lainnya.

Namun demikian, tidak seperti Zek dan Endang

yang sama sekali tidak lagi bekerja, Ardi tetap bekerja,

dalam artian Ia hanya merubah mata pencahariannya.

Berikut penjelasan Ardi:

“Pembersihan, bawa gerobak, bawa-bawain sampah

warga. Sekarang berhenti, sekarang saya kerjanya

ngojek udah, ngojeknya di Bukit Duri, ya karena

emang gampangan disana usahanya... Karena jauh,

jadi kan kita anak sama bini kerja disana jadi kita

16 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 70: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

56

anter jemput anak bini aja sekalian ngojek, pulang

malem sekalian jemput kita balik” 17

Namun demikian, dapat diidentifikasi bahwa

meskipun Ardi memiliki pekerjaan yang berbeda ketika di

Bukit Duri dan ketika di Rusunawa, tetapi tetap pekerjaan

tersebut dilakukan di Bukit Duri. Sama halnya dengan

Ardi, istrinya pun memiliki pekerjaan di Bukit Duri. Ardi

menyampaikan:

“Momong anak bayi, kaya suster aja gitu, di Bukit

Duri, disini kerjaan susah, usahanya disana-sana

juga, kalau enggak punya kendaraan bingung juga

sih.”18

Ardi mengalami perubahan pekerjaan akan tetapi

tetap berlokasi di Bukit Duri. Sementara itu istrinya tetap

pada pekerjaannya yang lama dan juga berlokasi di Bukit

Duri. Ardi kembali menegaskan bahwa kehidupan

memang lebih mudah diarungi di Bukit Duri. Sesuai

pembahasan pada bagian ini, hal itu terkait dengan

pekerjaan dan penghasilan:

“Semua-muanya enakan di Bukit Duri, mau ngapain,

mau dagang, gampang aja kalau disini yang beli

orang-orang sini juga orang luarnya enggak ada,

kalau di Bukit Duri orang dari mana aja ada kesitu

kalau mau belanja... Bingungnya disini nyari kerjaan

susah, kalau disana mau apaan aja, mau jadi kuli

panggul bisa, nah disini mau jadi kuli panggung

gimana. Terus disana bisa jualan kantong kresek,

lumayan. Disni ijazah SMA kalo kerja, terus

kerjaannya nyapu, mana mau juga ijazah SMA

17 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

18

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 71: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

57

nyapu, SD juga bisa nyapu, saya juga pernah kerja

cleaning service tapi sistemnya kontrak.”19

Kondisi yang dijelaskan oleh Syamsudin (64) juga

tidak jauh berbeda. Seirama dengan apa yang disampaikan

informan lain. Menurut Syamsudin:

“Kalau saya disana memang udah tua enggak punya

kerjaan tetap ya serabutan aja, hari-hari memang

numpang sama anak saya disana, disini juga

numpang, disini mah udah enggak ngapa-ngapain

enggak ada kerjaan, kalau di Bukit Duri masih bisa

kerja serabutan, masih bisa disuruh-suruh orang,

bisa dandanin rumah, ngumpulin kardus bisa dapat

uang, kalau disini mah cuma turun naik. Sama sekali

enggak ada kegiatan disini.”20

Intinya, penjelasan Syamsudin ialah bahwa

kehidupan di Bukit Duri lebih memungkinkan untuk

mendatangkan pendapatan jika dibandingkan dengan

kehidupan di Rusunawa. Terlepas dari jenis pekerjaan

tersebut tergolong ke dalam sektor informal tetap saja itu

merupakan sumber penghasilan, dalam bahasa Syamsudin

yakni kerja serabutan. Sama halnya Syamsudin, Tina (35)

mengungkapkan:

“Kalo cari pencariaan disana paling enak, kalo

disinikan kurang, udah gitu juga buka-buka ruko

juga agak sepi kalo disana kan rame... Iya beda,

mendingan di Bukit Duri pendapatan, kita bisa,

misalkan kaya saya, biasa ada nyuci nyetrika kan

ada tambahan buat suami, kalau disini enggak,

susah, pemasukan paling suami doang.”21

19 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

20

Wawancara dengan Syamsudin pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa

21

Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa

Page 72: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

58

Tina merasakan bahwa kehidupan di Bukit Duri

dapat dijalani dengan lebih mudah dibandingkan dengan

di Rusunawa. Penilaian tersebut hadir dengan beberapa

pertimbangan yang mengarah kepada struktur ekonomi

(pekerjaan dan penghasilan). Terlepas apakah pekerjaan

tersebut sektor informal, yang terpenting bagi mereka

adalah mereka mampu memiliki penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menghidupi

keluarganya.

Gambar 4.2: Salah Satu Warga Relokasi dengan

Usahanya

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto di atas merupakan salah satu warga relokasi

yang memilih untuk membuka usaha kecil-kecilan.

Menurut pengakuannya, saat di Bukit Duri Ia tidak perlu

bekerja, hanya menjadi Ibu Rumah tangga. Keputusan

tersebut dilakukan untuk menambah penghasilan terutama

Page 73: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

59

untuk membayar kebutuhan hidup seperti air dan listrik

serta sewa rusun.22

Gambar 4.3: Salah Satu Warga Relokasi yang

Usahanya Gulung Tikar

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Menurut pengakuan warga yang memiliki usaha

seperti foto di atas, Ia terpaksa gulung tikar karena

berjualan di rusun sepi pelanggan. Kondisi yang sangat

berbeda jika dibandingkan dengan berjualan di Bukit

Duri.23

Penjelasan Kepala Unit Pelayanan Rumah Susun

(UPRS) Rawa Bebek, Nur Sawitri berikut ini mendukung

pernyataan-pernyataan informan seperti telah disebutkan.

Nur Sawitri menjelaskan:

“Kadang-kadang rumahnya tuh hanya depannya aja,

dapurnya aja, jadi mereka kadang-kadang masih

tinggal disana mereka belom pindah kesini dengan

alasan mungkin mata pencahariaan dia kan deket

disana.”24

22 Hasil Observasi, 22 Agustus 2017 di Rusunawa.

23

Hasil Observasi, 22 Agustus 2017 di Rusunawa.

24

Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 74: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

60

Dari penjelasan Nur, dapat diketahui bahwa benar

mayoritas warga Bukit Duri bekerja untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari di sekitar Bukit Duri. Bahkan,

meskipun sebagian rumahnya telah digusur, ada warga yang

enggan untuk pindah ke Rumah Susun Rawa Bebek

dikarenakan faktor pekerjaan tersebut. Dengan kata lain,

faktor ekonomi menjadi salah satu faktor yang menentukan

kesediaan warga untuk direlokasi.

Nur melanjutkan penjelasannya:

“ya ada sih yang ngeluh, bu Nuri saya jualan disana

jualan aqua aja saya laku, jualan nasi uduk laku

keras, karena disitu kan banyak yang dateng kan

orang luar banyak yang lewat dateng beli gitu, lah

kalo disini kan cuman warga rusun sama-sama

ekonominya susah, saya jual nasi uduk bu Nuri,

disini modal saya 100 ribu, lah saya disini laku nasi

uduknya cuman 20 ribu bu Nuri, gimana saya mau

bisa bayar sewa, gitu alasannya ekonomi.”25

Dari pengakuan Nur selaku Kepala UPRS Rawa

Bebek, keluhan warga yang datang kepadanya merupakan

hal mendasar, yaitu segi ekonomi. Sumber penghasilan

yang dikeluhkan oleh warga adalah terkait keberadaan

tempat tinggal mereka yang baru yaitu menempati Rumah

Susun Rawa Bebek. Data yang ditemukan menunjukkan ada

warga yang tetap bertahan pada mata pencahariannya

sehari-hari ketika di Bukit Duri dan ada pula yang memilih

25 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 75: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

61

berganti mata pencaharian atau bahkan benar-benar

kehilangan mata pencaharian.

Hal demikian bisa terjadi, tidak dipungkiri juga

diakui Nur selaku Kepala UPRS Rawa Bebek bahwa

penyebabnya adalah internal UPRS sendiri. Nur

menjelaskan bahwa unit-unit usaha yang ada sekarang

berada di dalam rusun. Kenyataan demikian menyebabkan

kurangnya jangkauan terhadap konsumen. Nur menyatakan:

“...untuk faktor ekonominya ya mungkin ya, kalo

untuk selama ini kan unit-unit usahanya mereka itu

di dalam rusun, jadi kalo bisa sih nanti mendekatkan

ke warga sekitar yang lainnya gitu, jadi agak

kedepan gitu, kalo bisa warga yang direlokasi itu

jangan terlalu jauh jaraknya dulu dia itu punya mata

pencaharian gitu soalnya ya... mungkin itusih

kendala-kendalanya.”26

Penjelasan Tina, Syamsudin, Ardi, Endang dan Zek

dan warga relokasi lain yang disebut dalam penjelasan

masing-masing informan telah mengalami perubahan

sosial dalam dimensi struktural dengan kasus yang hampir

seragam. Mayoritas warga termasuk informan saat di

Bukit Duri memiliki pekerjaan pada sektor informal

seperti berjualan atau bekerja serabutan. Ketika direlokasi

ke Rusunawa, mata pencaharian tersebut berubah dan

bahkan tidak ada sama sekali.

Perubahan struktural yang terjadi secara jelas dilihat

dari indikator pekerjaan dan pendapatan serta peran. Peran

26 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 76: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

62

yang dimaksud ialah perubahan peran dikaitkan dengan

aspek perilaku dan kekuasaan. Terkait hal ini, perubahan

peran dapat dilihat sebagai perubahan dalam dimensi

struktural karena menyangkut aspek perilaku dan

kekuasaan.27

Perilaku dan kekuasaan dimana peneliti lebih

menyebutnya sebagai perilaku dominan dalam sebuah

keluarga. Artinya siapa yang lebih dominan menjadi

sumber penghasilan di dalam sebuah keluarga.

b. Perubahan Akses Aktifitas Keseharian

Pada pembahasan sebelumnya, tidak dapat

dipungkiri bahwa mata pencaharian menyinggung persoalan

akses aktifitas keseharian. Dalam hal ini, yang dimaksud

dengan akses aktifitas keseharian adalah kemudahan warga

beraktifitas (bekerja). Hal itu meliputi: Pertama, bagi warga

yang berjualan seperti yang dilakukan oleh beberapa

informan maupun warga lain; Kedua, bekerja serabutan

yang ditekuni oleh informan sendiri. Aktifitas tersebut lebih

memungkinkan dilakukan ketika mereka berada di Bukit

Duri dibandingkan saat di Rusunawa.

Terkait hal ini, Zek menuturkan:

“Cara mencari pencarian, yang tadi saya bilang

kehidupan itu enggak ada kehidupan disini, susah.

Contoh, mereka biasa dagang ini, mereka untuk bisa

makan aja udah bagus untuk sekolah, nah untuk

bayar enggak dapet, syukur-syukur bisa tapi buat

nabung kita enggak bisa. Untuk makan sama sekolah

27 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial (Jakarta: Rajawali, 2014), h. 6.

Page 77: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

63

aja udah pas. Makanya kemaren kita minta ke pak

gubernur untuk dikasih lah arahan. Nyari duitnya

enakan di Bukit Duri, warga Bukit Duri pagi-pagi

udah pergi kesana semua, ngojek, kerja, nyari

makan, 70% kesana semua tiap pagi, pulang malem.

Walau dikata pinggir kali tapi kehidupan usaha

enakan disana, disini tempat sih nyaman, cuma buat

usaha kita susah.”28

Sama halnya Zek, Endang menjelaskan:

“Disana memang kebanjiran, tapi disana istilahnya

hidup udah mapan, saya kan disana pengurus masjid

jadi ada pemasukan setiap bulannya, bersih-bersih

masjid, sumbangan dari warga ada, paling sedikit

sebulan 500 mas, kalau disini kosong... Yang punya

warung aja pada tutup, abis pembelinya lingkungan

disini juga, enggak ada orang luar, enggak ada

pegawai tingginya, kalau disana ada pegawai

tingginya, ada orang Telkom, kepala bank, kalau

disana walaupun di pinggir kali, kelebihannya itu

kita duduk-duduk sambil serokin botol-botol,

seminggu 20.000 atau 50.000 nerima, yang penting

kita rajin. Modalnya datang sendiri, kita lagi duduk

di pinggir kali tau-tau orang buang gabas bekas TV

yang besar kita ikat digabungin bikin perahu, terus

botol-botol plastik atau gelas-gelas, ada kegiatan

ngumpulin. Tukang abu lewat, borongin, 30.000

atau 20.000, enggak pake tenaga berat, Kalau disini

enggak ada.”29

Ardi menyampaikan hal yang sama secara singkat:

“Bedanya jauh, disana apa-apa gampang, nyari

usaha gampang, semua gampang deh di Bukit Duri

daripada disini.”30

Tidak berbeda dengan informan lain, Syamsudin

mengaku bahwa:

“Kalau di Bukit Duri masih bisa kerja serabutan,

masih bisa disuruh-suruh orang, bisa dandanin

rumah, ngumpulin kardus bisa dapat uang, kalau

28 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

29

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

30

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 78: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

64

disini mah cuma turun naik. Sama sekali enggak ada

kegiatan disini.”31

Tina pun mendukung penjelasan-penjelasan

informan sebelumnya. Menurutnya:

“Kalo cari pencariaan disana paling enak, kalo

disinikan kurang, udah gitu juga buka-buka ruko

juga agak sepi kalo disana kan rame... Iya beda,

mendingan di Bukit Duri pendapatan, kita bisa,

misalkan kaya saya, biasa ada nyuci nyetrika kan

ada tambahan buat suami, kalau disini enggak,

susah, pemasukan paling suami doang.”32

Dari pernyataan-pernyataan informan tersebut

terdapat benang merah terkait akses aktifitas keseharian.

Pertama, informan sepakat bahwa aktifitas lebih mudah

dijalani ketika hidup di Bukit Duri. Kedua, relokasi

memaksa mereka untuk berganti mata pencaharian atau

bahkan sama sekali kehilangan mata pencaharian. Ketiga,

bagi mereka yang memilih untuk tetap pada mata

pencahariannya ketika direlokasi, konsekuensinya adalah

tetap beraktifitas di Bukit Duri.

Yang terakhir, dari pernyataan-pernyataan informan

tersebut berbicara perihal kemudahan akses dalam

menjangkau lokasi aktifitas. Telah diketahui bahwa

aktifitas tetap dilakukan di Bukit Duri atau lebih dekat

dengan Bukit Duri jika dibandingkan dengan Rumah

Susun Rawa Bebek. Endang menceritakan sedikit terkait

hal ini:

31 Wawancara dengan Syamsudin pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

32

Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 79: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

65

“Yang bekerja sekarang anak aja, kita cuma

ngandelin anak kalo dibilang sekarang mah. Iya jadi

cuma dari anak aja, sedangkan anak aja gajimya

cuma UMR kerja di Carefour, perlu transport.

Karena di Casablangka, lebih deket dari Bukit Duri

itu juga.”33

Situasi dan Kondisi demikian tidak dipungkiri telah

menjadi masalah tersendiri dalam rangkaian kebijakan

relokasi warga Bukit Duri ke Rusunawa. Seperti yang

diungkapkan oleh Nur Sawitri selaku Kepala UPRS Rawa

Bebek:

“...kadang-kadang masih tinggal disana mereka

belom pindah kesini dengan alasan mungkin mata

pencahariaan dia kan deket disana...untuk faktor

ekonominya ya mungkin ya, kalo untuk selama ini

kan unit-unit usahanya mereka itu di dalam rusun,

jadi kalo bisa sih nanti mendekatkan ke warga

sekitar yang lainnya gitu, jadi agak kedepan gitu,

kalo bisa warga yang direlokasi itu jangan terlalu

jauh jaraknya dulu dia itu punya mata pencaharian

gitu soalnya ya... mungkin itu sih kendala-

kendalanya.”34

c. Perubahan Pemanfaatan Lembaga Sosial dan

Ketersediaan Fasilitas

Lembaga sosial adalah alat untuk mengikat perilaku

anggota masyarakat agar berperilaku sesuai dengan tatanan

aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial.35

Perubahan sosial warga dalam memanfaatkan lembaga

sosial dalam hal ini dilihat dari pemanfaatan lembaga

33 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

34

Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

35

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, Rajawali, 2014, h. 7.

Page 80: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

66

pendidikan formal khususnya sekolah. Di sisi lain, Zek

menjelaskan kendala yang dihadapi anaknya terkait dengan

akses untuk memanfaatkan lembaga pendidikan. Zek

mengatakan bahwa:

“Anak sekolah angkutannya enggak satu arah sama

sekolahan ini masih banyak yang masih sekolah di

Bukit Duri, karena ada busway gratis kan. Iya kalau

di Bukit Duri busway sampe sekolahan, lebih enak

kesana daripada disini, disini susah, bis sekolah

sampe jalan raya, turun terus jalan lagi sampe

sekolahan jauh.”36

Penjelasan Zek adalah perihal jarak dan ketersediaan

fasilitas. Zek mengaku bahwa masih banyak anak-anak

yang tetap bersekolah ke Bukit Duri namun fasilitas

transportasi bus untuk mengantarkan anak ke sekolah tidak

searah dan jauh untuk tepat menuju kedepan sekolahnya.

Sementara khusus anaknya sendiri, Zek sendiri yang

mengantarkannya berangkat ke sekolah di bilangan Kayu

Manis, Jakarta Timur:

“SMK di Kayu Manis, jauh, asal pagi saya

nganterin, anak saya ngeluh terus pengen pindah ke

Bukit Duri lagi karena capek kejauhan, disini ada

sekolah tapi anak saya tanggung, kan enggak bisa

juga disana swasta enggak bisa masuk negeri

disini.”37

Selain masalah jarak dari Rusunawa ke sekolah,

faktor yang menentukan anak-anak tetap bersekolah pada

sekolah yang dulu adalah perihal kenyamanan. Seperti yang

diungkapkan oleh Endang berikut ini:

36 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

37

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 81: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

67

“Masih banyak yang sekolah disana, pada enggak

mau, kalau disana masih mendingan ada bantuan-

bantuan kalau lihat orang tuanya mata pencariannya

kecil.”38

Sementara itu penjelasan Ardi tidak mendukung

kedua penjelasan informan sebelumnya. Ardi menjelaskan

bahwa:

“Sekolah sih deket disitu tinggal jalan kaki aja,

nyebrang kali, sekolah SMA sama SMP itu. SDnya

deket, di belakang gedung ini, SMP sama SMA

nyebrang pakai getek. TK ada ada disini, di gedung

ini. Ada 2 TK”39

Dari yang disampaikan oleh ketiga informan di atas,

kita menemukan beberapa hal. Pertama, sebenarnya UPRS

memang tidak mengabaikan persoalan sekolah bagi anak-

anak yang direlokasi. Ini dibuktikan dengan tersedianya

lembaga pendidikan informal di Rusunawa untuk program-

program pelatihan atau kursus keterampilan. Selain itu,

UPRS dan pemerintah juga telah menyediakan bus sekolah

dan Trans Jakarta sebagai sarana transportasi menuju

sekolah. Kedua, meskipun demikian, ada informan yang

tetap merasa jarak menuju sekolah masih lebih mudah

diakses dari Bukit Duri dibandingkan dari Rusunawa.

Ketiga, namun ada juga warga yang mengakui bahwa

lembaga pendidikan formal yaitu TK, SD, SMP sampai

SMA lokasinya dekat dengan Rusunawa dan tidak

mempermasalahkan hal tersebut. Dengan demikian, terdapat

38 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

39

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 82: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

68

dua pendapat yang berseberangan terkait pemanfaatan

lembaga sosial (sekolah).

Sebagai tambahan, menurut keterangan Kepala

UPRS Rawa Bebek, Nur Sawitri, UPRS membantu anak-

anak yang direlokasi untuk tetap bersekolah dan

menyediakan juga sarana pendidikannya. Nur menuturkan:

“Jadi deket-deket sini kalo warga relokasi kita bantu

juga pindah sekolah deket-deket sini, kerja sama

dengan dikdas, udah gitu kalo disini anak-anaknya

juga ada latihan menari, kemudian juga tpa ada,

bimbel, ada dari komunitas mahasiswa, kalo nari

dari sudin pariwisata, jadi emang semua UKPD itu

masuk ke rusun.”40

Dari penuturan Nur, ternyata bagi anak-anak usia

sekolah yang direlokasi bukan hanya dapat menempuh

pendidikan formal melainkan juga informal. Ini merupakan

perubahan yang positif karena ketika di Bukit Duri, orang

tua mereka hanya menyekolahkan ke lembaga pendidikan

formal. Namun ketika berada di Rusunawa, anak-anak juga

dapat mengikuti les menari dan mengikuti bimbingan

belajar yang disediakan oleh UPRS.

Bukan hanya bagi anak-anak, bagi orang dewasa

pun UPRS memfasilitasi hal serupa berupa pemberdayaan

wirausaha dan pelatihan atau kursus-kursus keterampilan.

Berikut pengakuan Kepala UPRS:

“Misalnya untuk pemberdayaan kafe-kafe itu ada,

misalnya pelatihan perikanan, sayur mayor

40 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 83: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

69

hidroponik terus, dari tata boga ada, menjahit

konveksi ada, terus batik juga ada, tapi ya gitu warga

rusun pada saat daftar bisa 30 orang 40 orang, lama-

lama rontok jadi 7 orang, 5 orang dengan alasan dia

gak ada yang jaga anak, anaknya masih kecil,

kemudian apa namanya, gak ada yang nganter anak

sekolah, terus dilarang sama suaminya, disuruh jaga

rumah aja gitu, gak bakat, iya jadi lama-lama pada

rontok”41

Ini menandakan bahwa memang secara struktur,

perubahan yang terjadi pada lembaga pendidikan adalah

tersedianya lembaga pendidikan informal di samping

lembaga pendidikan formal. Selanjutnya dikembalikan

kepada warga relokasi yang dalam hal ini, tinggal

bagaimana warga mau atau mampu memanfatkan hal

tersebut. Karena tidak dipungkiri bahwa hal demikian

memiliki masalahnya tersendiri.

Kendala yang dihadapi menurut pengakuan Nur

selaku Kepala UPRS adalah datang dari internal warga

relokasi itu sendiri. Faktor internal tersebut mencakup

beberapa alasan-alasan yang disebutkan Nur dan penjelasan

informan-informan seperti telah disebutkan di atas.

41 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 84: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

70

Gambar 4.4: Bus Trans Jakarta Untuk Membantu

Mobilitas Warga Relokasi

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Selanjutnya, dilihat dari ketersediaan fasilitas

terlihat bahwa sebenarnya UPRS menyediakan apa yang

dibutuhkan oleh warga relokasi. Untuk lebih jelas, kita

perhatikan apa yang dijelaskan oleh Nur selaku Kepala

UPRS Rawa Bebek:

“Jadi para ukpd-ukpd, skpd itu dia harus masuk ke

rusun, misalnya untuk pemberdayaan kafe-kafe itu

ada, misalnya pelatihan perikanan, sayur mayor

hidroponik terus, dari tata boga ada, menjahit

konveksi ada, terus batik juga ada.”42

Penjelaskan Nur di atas merupakan fasilitas-fasilitas

yang disediakan oleh UPRS dalam hal pemberdayan

mencakup pelatihan-pelatihan ataupun kursus-kursus.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, permasalahannya

adalah terletak pada masalah internal warga Rusunawa itu

sendiri. Selain itu, Rumah Susun Rawa Bebek

42 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 85: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

71

menyediakan fasilitas-fasilitas lain. Terkait hal ini, Endang

mengatakan bahwa:

“Air kalau dibawah gratis untuk wudhu, kalau

dirumah kita bayar, per kubiknya 5500... fasilitas

ada, disediain lapangan basket... Puskesmas ada

disini, kapan aja dilayanin... Jadi setiap blok dikasih

satu ruangan buat masjid, tapi belom, katanya nanti

tahun 2018.”43

Tina menjelaskan:

“sorean rame pada maen sepeda segala macem,

maen bola ada lapangan bola. Kalau fasilitas

bermain di sini cukup memadai sih ada

fasilitasnya.”44

Air yang dimaksud adalah air bersih yang tersedia

untuk digunakan oleh para penghuni rumah susun.

Walaupun air harganya berbeda dengan di Bukit Duri,

ketersediaan fasilitas air bersih cukup baik. Selain itu,

fasilitas bermain anak (lapangan basket dan lapangan

bola), puskesmas dan masjid juga akan melengkapi

Rusunawa. Ini merupakan hal positif karena kebutuhan

warga relokasi dan juga fasilitas penunjang aktifitas telah

tersedia.

Berkenaan dengan kondisi hunian yang mereka

tempati, Ardi menuturkan:

“Luas sih, 2 kamar, ruang tengah, ruang tamu, lega,

ada kamar mandinya sendiri, jemurnya sendiri, buat

cuci piringnya sendiri, satu rumah semua ada.”45

43 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

44

Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

45

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 86: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

72

Kondisi hunian seperti dijelaskan Ardi sudah dalam

kategori baik. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan

hunian warga sebelumnya yang notabene adalah bangunan

semi permanen karena berada di DAS Ciliwung.

Gambar 4.5: Beberapa Fasilitas Rumah Susun Rawa

Bebek

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto A merupakan salah satu lapangan untuk sarana

bermain anak-anak warga relokasi. Foto B merupakan

tempat parkir. Foto C merupakan toilet rusun yang juga

mengkhususkan toilet bagi penyandang difable. Foto D

merupakan masjid atau sarana beribadah bagi warga

relokasi yang beragama Islam.

Setelah itu, menyoroti perihal kebersihan dan

keamanan, kedua aspek ini terlihat jelas perubahannya

berdasarkan penjelasan informan. Pertama, melihat

A B A

A

C D

Page 87: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

73

persoalan keamanan lingkungan, perhatikan pernyataan Zek

berikut ini:

“Kalau siskamling ada security sih, pernah ngadain

juga tapi ya karena udah capek, jadi ngasih duitnya

aja. Di Bukit Duri ada siskamling.”46

Endang menjelaskan:

“Disini satpam yang jaga. Enak, aman.”47

Sama halnya Zek dan Endang, Ardi menjelaskan:

“Disana ada ronda, kalau disini kayanya udah

enggak ada, kan ada satpam yang jaga, satu gedung

3 orang, enggak ada ronda, kalau disana kan ronda

10 atau 20 orang...”48

Dari pernyataan ketiga informan di atas, struktur

fasilitas keamanan lingkungan jelas telah berganti. Hal itu

dapat dilihat dari sistem keamanan lingkungan

(siskamling) dengan cara “ronda” yang dilakukan

beramai-ramai (oleh warga) ketika di Bukit Duri,

digantikan dengan 2 sampai 3 satpam (security) untuk

melakukan piket jaga di Rusunawa.

Gambar 4.6: Keamanan Lingkungan Rumah Susun

Rawa Bebek

Sumber: Dokumentasi Peneliti

46 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

47

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

48

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 88: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

74

Sama halnya dengan struktur keamanan lingkungan

yang mengalami perubahan, struktur kebersihan

lingkungan juga nampak demikian.

“memang pengelola ini ada kebersihan, paling kita

setiap dia libur aja, padahal disana kita aktif gotong

royong, warga semua turun, kebersihan itu itu aktif

kita walapun di pinggir kali.”49

Ardi menerangkan:

“Terus juga kalau disana juga seminggu sekali ada

kerja bakti warganya kalau disini enggak ada karena

ada petugas pembersihan...”50

Gambar 4.7: Kebersihan Lingkungan Rumah Susun

Rawa Bebek

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Foto di atas merupakan foto lingkungan Rusunawa

yang dapat dikatakan terjaga kebersihannya. Memang,

tidak dapat dipungkiri, kebersihan lingkungan Rusunawa

lebih terjamin jika dibandingkan dengan lingkungan warga

ketika di Bukit Duri. (Hasil Observasi, 25 dan 26 Juli dan

12 dan 22 Agustus 2017).

Akhirnya kita dapat menegaskan bahwa struktur

keamanan dan kebersihan mengalami perubahan sama

halnya dengan aspek-aspek lain dalam dimensi struktural

49 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

50

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 89: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

75

yang telah dijelaskan lebih dulu. Dengan kata lain,

perubahan terjadi pada sejumlah tipe dan daya guna fungsi

sebagai akibat perubahan struktur yang terjadi.51

Dalam

hal ini khsusnya struktur keamanan dan kebersihan

lingkungan.

Untuk memperjelas keseluruhan perubahan sosial

warga Bukit Duri pasca normalisasi sungai Ciliwung yang

terjadi dalam dimensi struktural dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3

Perubahan Struktural

Informan Mata Pencaharian

Sebelum Sesudah

Zek Ketua RT dan Bekerja

Serabutan

Tidak Bekerja

Endang Pengurus Masjid dan

Bekerja Serabutan

Tidak Bekerja

Ardi Petugas Kebersihan dan

Bekerja Serabutan

Mengojek

Syamsudin Bekerja Serabutan Tidak Bekerja

Tina Bekerja Serabutan Tidak Bekerja

Informan Akses Aktifitas

Sebelum Sesudah

Zek Mudah Sulit

Endang Mudah Sulit

Ardi Mudah Sulit

51 Dikutip dari Bab II, hlm 30.

Page 90: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

76

Syamsudin Mudah Sulit

Tina Mudah Sulit

Fasilitas Lembaga Sosial dan Fasilitas

Sebelum Sesudah

Pendidikan Tersedia lembaga

pendidikan formal saja

Tersedia lembaga

pendidikan formal dan

informal

Air Bersih Tersedia Tersedia dengan

membayar

Tempat

Parkir

Khusus

Tidak tersedia Tersedia

Keamanan Ronda warga Satpam / Security

Kebersihan Kerja Bakti Warga Petugas Kebersihan

Tempat

Ibadah

Tersedia Tersedia

Lapangan

Bermain

Tidak tersedia Tersedia

2. Perubahan Kultural Warga

Culture (Kultur) dapat diartikan sebagai budaya.52

Perubahan

kultural yang terjadi pada relokasi terkait juga dengan perubahan

struktural. Tidak dapat dielakkan lagi, bahwa perubahan sosial

mencakup perubahan budaya, kita menyebutnya sebagai perubahan

sosial budaya. Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga

52

Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta: UI

Press, 1964), h.113.

Page 91: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

77

masyarakat senantiasa mempengaruhi nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-

pola perilaku dalam kelompok masyarakat.53

Dengan demikian, pada tahap awal, kita dapat mengidentifikasi

perubahan sosial dalam dimensi kultural adalah perubahan yang terjadi

pada nilai-nilai yaitu sesuatu konsep abstrak mengenai keyakinan,

pemikiran atau pandangan dan juga perilaku masyarakat. Wujud nyata

dari nilai-nilai sosial adalah norma sosial. Norma sosial merupakan

bentuk konkret hasil penjabaran nilai-nilai yang berisi aturan, kaidah

atau panduan berperilaku masyarakat baik tertulis maupun tidak dan

disertai dengan adanya sanksi.54

Kemudian, kita dapat melihat perubahan kultural secara umum

melalui kebiasaan-kebiasaan atau cara hidup yang umum dalam

kelompok masyarakat tertentu.

Sementara itu, perubahan kultural itu sendiri memiliki beberapa

indikator. Dimensi Kultural perubahan sosial dapat dilihat dari inovasi,

difusi dan integrasi yang terjadi dalam proses perubahan budaya

masyarakat.55

Berdasarkan olah data yang dilakukan, ditemukan 3

tema pokok terkait perubahan kultural warga: perubahan budaya, ritual

atau kebiasaan, perubahan aturan atau norma-norma dan perubahan

nilai-nilai.

53 Elly M Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana, 2011), h 642.

54

Ibid, h. 131.

55

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial (Jakarta: Rajawali, 2014), h. 7.

Page 92: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

78

a. Kebiasaan atau Ritual yang Ditinggalkan

Ada beberapa kebiasaan yang tidak lagi lagi dapat

dilakukan atau terpaksa ditinggalan. Hal ini juga

dipengaruhi oleh perubahan secara struktural yang

mengawali perubahan-perubahan yang terjadi pada warga

relokasi.

Gotong royong, seperti telah disinggung sebelumnya

merupakan kebiasaan warga Bukit Duri. Namun, setelah

direlokasi, warga mengakui bahwa kebiasaan tersebut kian

memudar. Zek menjelaskan:

“Kaya kerja gotong royongnya kita juga kurang,

memang pengelola ini ada kebersihan, paling kita

setiap dia libur aja, padahal disana kita aktif gotong

royong, warga semua turun, kebersihan itu itu aktif

kita walapun di pinggir kali.”56

Menurut penuturan Zek, kebiasaan warga untuk

gotong royong, khususnya dalam hal ini ketika

membersihkan lingkungan sudah mulai berkurang. Dilihat

dari penyebabnya yaitu adanya petugas kebersihan di rusun,

ini menandakan bahwa perubahan struktural berakibat pada

perubahan kultural. Agak sedikit berbeda dari penjelasan

Zek, Endang menjelaskan bahwa:

“Soal gotong royong sebenernya sih disini sama,

tapi kan ekonomi disini semua jadi melemah, kan

orang semangat dari ekonomi disana. Jadi lebih

semangat di Bukit Duri kalo yang saya rasain”57

56 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

57

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 93: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

79

Meskipun dijelaskan dengan nada yang sedikit

berbeda, kita dapat melihat bahwa ada persaman antara

pendapat Zek dan Endang yaitu perubahan struktural

mempengaruhi perubahan kultural. Dalam hal ini, struktur

ekonomi (mata pencaharian) maupun penghasilan yang

mempengaruhi semangat untuk bergotong-royong.

Terkait dengan frekuensi kebiasaan gotong-royong

warga, Ardi menjelaskan:

“Terus juga kalau disana juga seminggu sekali ada

kerja bakti warganya kalau disini enggak ada karena

ada petugas pembersihan...”58

Berkurangnya frekuensi gotong-royong warga

bahkan sama sekali tidak ada menurut pengakuan Ardi

disebabkan oleh adanya petugas kebersihan yang mengganti

tugas warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ini

berarti, penjelasan Ardi mendukung penjelasan informan

lain yaitu perubahan struktural yang terjadi menyebabkan

perubahan kultural pada warga

58 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 94: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

80

Gambar 4.8: Lingkungan Rusun yang Bersih

Membuat Gotong Royong Membersihkan Lingkungan

Tidak Lagi Dilakukan Warga

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Adanya petugas kebersihan, ditambah dengan

lingkungan rusun yang berbeda jika dibandingkan dengan

lingkungan tempat tinggal warga ketika di Bukit Duri yang

berada di DAS Ciliwung membuat kebiasaan gotong-

royong berkurang.59

Selanjutnya, kebiasaan lain warga Bukit Duri adalah

adanya “Pasar Rakyat”. Zek, Ardi dan Tina menceritakan

terkait hal ini.

Zek bercerita bahwa:

“Iya dulu di Bukit Duri ada pasar rakyat kita rutin

tapi disini udah ngga ada...”60

Sama halnya Zek, Ardi menjelaskan bahwa:

“Di Bukit Duri kita ada pasar rakyat gitulah. Iya

disana rutin pasar rakyatnya.”61

59 Hasil Observasi, 25 Juli 2017 di Rusunawa.

60

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

61

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 95: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

81

Mendukung Zek dan Ardi, Tina menuturkan bahwa:

“Pasar rakyat pas beberapa hari mau 17-an ada, rutin

dilaksanain di Bukit Duri, kalau disini enggak ada,

paling disini bazar gitu doang bazar biasa aja...”62

Pernyataan-pernyataan informan tersebut adalah

bulat satu suara: Kebiasaan pasar rakyat yang rutin

diadakan ketika di Bukit Duri tidak lagi diadakan semenjak

pindah ke Rusunawa.

Meskipun pasar rakyat yang rutin diadakan warga

menjelang perayaan hari kemerdekaan Indonesia sudah

tidak lagi terlihat, tetapi perayaan hari kemerdekaan tetap

dilakukan. Warga relokasi tidak mau ketinggalan untuk

memaknai dan merayakan hari kemerdekaan Indonesia.

Peneliti melihat bahwa masih dapat ditemukan lomba-

lomba khas perayaan 17 Agustus di lingkungan

Rusunawa.63

62 Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa

63

Hasil Observasi, 17 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 96: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

82

Gambar 4.9: Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia

di Rusunawa

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Selain kebiasaan-kebiasaan yang telah disebutkan,

secara umum ada kebiasaan-kebiasaan warga yang juga

berubah, cenderung hilang (tidak lagi atau tidak mungkin

dilakukan). Zek menceritakan:

“Kita punya kompos juga, tapi lahannya enggak ada,

kita pake Kampung Pulo gabung lahannya, itu

masyarakat sampah yang ada kita beli, kita olah jadi

pupuk, nah itu penghijauan kita pake, karena banjir

terus, ilang terus itu pohon, saya minta gambaran

juga dari aktivis UI...”64

Sebagai warga yang tinggal di DAS, tentunya

membuat kondisi mereka sudah beradaptasi dengan bencana

banjir kota Jakarta. Dengan demikian, warga Bukit Duri

64 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 97: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

83

dapat dikatakan sudah terbiasa menghadapinya. Apa yang

dijelaskan oleh Zek merupakan gambaran bagaimana warga

melakukan pemberdayaan yaitu mengolah sampah untuk

dijadikan pupuk.

Ketika pindah ke Rusunawa, bentuk pemberdayaan

ketika dilakukan di Bukit Duri tidak lagi dilakukan. Panjang

lebar Endang menceritakan terkait kebiasaan-kebiasaan

yang ada ketika di Bukit Duri:

“Ya yang jelas mah karena sudah lama tinggal

disana, sudah lama mengenal, ada pegawai tinggi-

tinggi banyak jadi sedekah-sedekah ke tetangga

dulu. Kadang-kadang orang-orang tua diajak ke

hotel mana sama pak kiayi, dapet amplop 500.000

per orangnya. Kadang-kadang Cina butuh selametan,

kan aneh, disiapin mobil, dibawain nasi bungkus

kita, amplop juga, itu yang lucunya sering yang

Cina-Cina begitu, pernah di hotel senayan,

pengusaha alkohol, pokoknya suka ada aja, kalau

disini sama sekali enggak ada...”65

Endang melanjutkan ceritanya:

“Iya senang disana, sepertinya mudah, walaupun

satu rupiah, karena faktor utama donatur yang keluar

misal ada acara maulid di masjid, yang diutamakan

kan orang kaya lebih gede ngasinya, kalau disini

sama karena ukurannya sama, disana masih kenal

sama warga yang luar.”66

Dari cerita Endang, dapat diidentifikasi beberapa

kebiasaan yang dapat ditemukan atau dilakukan warga di

Bukit Duri. Kebiasaan tersebut di antaranya: Selametan dari

pengusaha Cina dan Maulid. Namun, penjelasan Endang

terkait hal tersebut mengarah kepada penjelasan ekonomi.

65 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

66

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 98: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

84

Namun demikian, meskipun beberapa kebiasaan

warga reloaksi saat di Bukit Duri telah hilang, warga tetap

memiliki kegiatan pemberdayaan lain yang dapat dilakukan

di rusun. Permasalahannya adalah, masih banyak warga

yang enggan untuk mengikuti kegiatan pemberdayaan

tersebut. Kepala UPRS Rawa Bebek, Nur Sawitri

menceritakan:

“Iya ada, tapi warganya aja yang kadang-kadang

kurang apa ya, ya misalnya gini dia misalanya

tukang cuci kalo seandainya dia kadang disuruh

belajar menjahit, membatik ya dia kadang ngga bisa,

yaitu terkendalanya kadang-kadang karena

pendidikan, jadi gak maksimal gitu ada

pemberdayaan, mereka tuh maunya, kalo ada

sembako gratis, baru deh mereka berbondong-

bondong, ntar kalo gak dapet protes.”67

Terakhir, perubahan kebiasaan (dimensi kultural)

yang lagi-lagi seperti beberapa penjelasan sebelumnya

terjadi karena adanya perubahan struktural yang

mendahuluinya. Dalam hal ini, perubahan struktural yang

dimaksud ialah relokasi itu sendiri (pemindahan hunian dari

horisontal menuju hunian vertikal).

Terkait dengan berpindahnya hunian horisontal

menuju hunian vertikal, dipastikan menjadi hambatan atau

tantangan warga. Karena, perubahan struktural tersebut jelas

membawa perubahan pada dimensi kultural dan pada

akhirnya juga dimensi interaksional. Nur Sawitri sebagai

67 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 99: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

85

Kepala UPRS menjelaskan bahwa memang masyarakat

belum terbiasa dengan pola tempat tinggal vertikal, untuk

itulah harus ada penyesuaian dari warga maupun solusi atau

langkah yang diambil oleh UPRS terkait.

“Ya memang sih warga itu kan di Bukit Duri yang

tadinya tempat tinggalnya horisontal, bertetangganya

secara horisontal terus di sini yang huniannya

vertikal pasti ngerasa ada perbedaan. Jadi masing-

masing harus ada penyesuaian, yang terpenting sih

mau untuk menyesuaikan diri deh. Karena

perubahan itu ada pasti, dari cara bertetangga aja kan

udah keliatan mas.”68

Gambar 4.10: Hunian Horisontal dan Hunian Vertikal

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar A merupakan tempat tinggal warga di Bukit

Duri yang termasuk ke dalam jenis hunian horisontal.

Gambar B merupakan tempat tinggal warga di Rumah

Susun Rawa Bebek yang termasuk ke dalam jenis hunian

vertikal.

68 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

A B

Page 100: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

86

b. Menyesuaikan dengan Aturan Baru yang Berlaku

Dimensi Kultural perubahan sosial salah satunya

melihat perubahan budaya (aturan baru yang berlaku) atau

difusi di dalam masyarakat.69

Perubahan budaya yang

dimaksud ialah perubahan aturan-aturan yang berlaku.

Warga relokasi harus menyesuaikan diri dengan beberapa

aturan atau kebijakan yang ditetapkan pengelola Rumah

Susun Rawa Bebek. Penerapan aturan atau kebijakan baru

tersebut tentunya berbeda dengan kebiasaan warga atau

kondisi ketika tinggal di Bukit Duri.

Pertama, kita dapat melihat dengan jelas bahwa

Rumah Susun Rawa Bebek menetapkan tarif atau biaya

sewa atas fasilitas yang diberikan. Zek menjelaskan:

“Bedanya disini bayar, disini serba bayar, dan

mereka kan adaptasi semua dari kehidupan terus

sekolah dan lain-lain... Disini air pam aja kita mahal,

listrik kita langsung beli pake voucher, kalau air

sama hak sewa digabung.”70

Penjelasan Zek terdapat informasi bahwa warga

Rusunawa harus membayar sewa hunian termasuk air bersih

dan juga membayar listrik. Zek melanjutkan penjelasannya:

“Iuran sampah itu masuknya uang sewa gedung...”71

Dengan demikian dapat diketahui bahwa biaya sewa

hunian telah mencakup keamanan dan kebersihan. Tidak

69 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, 2014, h. 7

70

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

71

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 101: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

87

dapat dipungkiri bahwa kelayakan hunian lebih terlihat di

Rusunawa jika dibandingkan dengan di Bukit Duri.

Meskipun memang tersedianya fasilitas dan jaminan akan

kebutuhan lingkungan yang bersih dan nyaman

mengharuskan warga relokasi menyisihkan pendapatannya

untuk hak-hal tersebut. Endang menuturkan:

“Kalau buat enak, nyaman lebih nyaman disini,

cuma rumah kan dulu disana enggak bayar, sekarang

bayar, aer bayar.”72

Pernyataan Endang mengisyaratkan bahwa benar

warga Bukit Duri yang direlokasi ke Rusunawa haruslah

beradaptasi dengan aturan-aturan baru. Dalam hal ini,

adalah membayar sewa. Endang melanjutkan

penjelasannya:

“Disini hampir kenanya keseluruhan hampir

600.000, listrik rumah air, kalau rumah 300 lebih

kalau lantai 1... Air kalau dibawah gratis untuk

wudhu, kalau dirumah kita bayar, per kubiknya

5500.”73

Mengenai biaya sewa, memang terdapat perbedaan

antara warga relokasi yang satu dengan warga relokasi yang

lain. Hal itu ditentukan oleh hunian yang mereka tempati di

Rumah Susun Rawa Bebek. Terkait hal ini Ardi

menjelaskan:

“Iya beda-beda sih, kalau saya cuma 270.000,

murah. Kalau lantai 2 atau lantai 1 sih hampir mau

400.000.”74

72 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

73

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

74

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 102: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

88

Terkait dengan biaya sewa yang berbeda-beda

memang benar adanya. Kepala UPRS Rawa Bebek, Nur

Sawitri menjelaskan:

“Diundi, tapi kita upayakan yang tua-tua dulu kita

berikan dilantai yang satu, dua gitu, baru nanti yang

muda-mudanya dilantai atas-atasnya. Ya pokoknya

kan ada datanya aja nih, pokoknya ni yang usianya

diatas 60 tahun itu baru diundi tapi dilantai 1 gitu

ditaronya... Beda-beda, bentar aku liat dulu di hp,

aku gak hafal. Kalo lagi dicari gini susah, tapi ada

sih soalnya saya itu gak hafal, yang paling mahal itu

303.000 rupiah itu kalo gak salah, paling murah 200,

tapi nanti dulu ya ada sih satu-satu gitu datanya. Tar

dulu ini ya, soalnya saya tuh gak hafal, oh nih 275,

250.”75

Adanya perbedaan biawa sewa dikarenakan

perbedaan hunian di Rusunawa. Biawa sewa ditentukan dari

lokasi hunian berdasarkan lantai bawah (sewa lebih tinggi)

sampai ke lantai atas (sewa lebih rendah).

Selanjutnya, berkenaan dengan regulasi baru yang

menghampiri warga relokasi, terlihat dari aturan mengenai

keamanan rusun. Mengenai hal ini, Ardi menjelaskan:

“Kalau waktu bebas, awalnya bebas orang mana aja

boleh masuk, kalau sekarang udah enggak bebas,

ditanya orang mana, sodara siapa, tetangga siapa,

KTP ditahan, beda. Karena disini banyak maling,

karena kan orang luar boleh masuk, sekarang kan

ditanyain keluarga siapa, yaudah orangnya disuruh

datang.”76

Serupa dengan penjelasan Ardi, Tina menjelaskan:

“Kalo di Bukit Duri sih gak terlalu banyak aturan,

kalo disini banyak aturan, paling udeh jam berapa

75 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

76

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 103: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

89

disuruh naik sama security. Beda kalo di Bukit Duri

anak-anak ngumpul sampe pagi juga gapapa, kalo

disini mah, paling udeh jam berapa , sampe jam 10

udeh disuruh naik sama security, dibatasin sama

security, jadi disini gak boleh sampe 24 jam. Ngga

boleh, kalo disanakan Bukit Duri bebas kan 24 jam,

warung juga buka 24 jam kayak indomie rebus, kalo

disinimah dibatasin, paling maghrib udah pada

tutup itu warung-warung, kalo disana kan sampe 24

jam.”77

Aturan mulai diberlakukan dengan lebih ketat di

Rusunawa terkait dengan aturan jam malam. Apa yang

dijelaskan oleh Ardi, teridentifikasi bahwa adanya

perubahan yang mana hal itu disebabkan gangguan

keamanan di Rusunawa. Yang dimaksud dengan gangguan

keamanan, perhatikan penjelasan Zek:

“...tapi ngga boleh malem-malem soalnya udah ada

yang keilangan motor di sini...”78

Pengakuan Zek dibenarkan oleh penjelasan

Syamsudin berikut ini:

“Ya paling jaga ketertiban aja yaa, waktu bebas,

enggak terkekang, anak-anak sampe pagi, tapi

sekarang mulai ngga dibolehin juga sih gara-gara

ada maling motor tuh pernah kemalingan disini

padahal ada satpam. Emang harusnya ronda kaya di

Bukit Duri... Ya sebenernya sih engga ada larangan

apa-apa, yang penting tahu batas-batas aja.”79

Akhirnya, dapat ditegaskan bahwa perubahan aturan

terkait dengan keamanan menjadi lebih ketat dikarenakan

kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di Rusunawa.

Menurut pendapat Syamsudin, harusnya hal tersebut bisa

77 Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

78

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

79

Wawancara dengan Syamsudin pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 104: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

90

dihindari karena ada satpam yang bertugas. Syamsudin juga

menyarankan atau paling tidak merasa bahwa seharusnya

tetap dilakukan ronda seperti yang biasa dilaksanakan oleh

warga Bukit Duri sebelum direlokasi.

Datangnya aturan baru yang berbeda dengan aturan

lama tentu saja membawa masalahnya sendiri. Proses

penyesuaian memang tidak begitu saja berhasil. Butuh

waktu agar kelompok masyarakat menerima dan mengakui

aturan-aturan baru tersebut.

Sementara itu, diidentifikasi bahwa permasalahan

utama yang melanda warga relokasi adalah terkait biaya

sewa rusun. Kebiasaan lama yang tidak mengharuskan

warga memikirkan membayar sewa rumah telah membuat

warga kesulitan dalam membayar beberapa kebutuhan di

Rusunawa. Ini berarti permasalahan terjadi karena faktor

ekonomi. Seperti telah kita ketahui pada bagian perubahan

struktural, warga mengaku bahwa untuk mencari mata

pencaharian dan atau akses aktifitas keseharian dalam hal

mata pencaharian membuat warga merasa kesulitan. Peneliti

kembali ingin menegaskan bahwa perubahan struktural

tersebut berhubungan erat dengan perubahan kultural yang

terjadi.

Untuk menutup pembahasan pada bagian ini, kita

akan melihat bagaimana kepala UPRS Rawa Bebek

Page 105: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

91

menceritakan kendala-kendala yang dihadapi aturan-aturan,

khususnya biaya sewa baik dari sudut pandang warga

maupun sudut pandang UPRS sendiri. Nur Sawitri

bercerita:

“Ah banyak, namanya warga relokasi - relokasi

banyak banget, ketika kita kasih surat penertiban,

teguran, itu udah ini, ya gimana ya, namanya warga

relokasi ya. Ada sekitar 60 persen an yang belum

bayar, tapi ya mereka jadi memang alasanya

ekonomi ya, ekonomi gitu, jadi mau gak mau ya

gimana gitu. Harusnya sih sanksinya diusir kalo

sampe lebih dari 6 bulan gitu gak bayar gitu

harusnya diusir, tapi kan ini warga relokasi, saya gak

berani ngusir, nanti saya salah lagi kan gitu, kalo

warga umum gitu baru ya kita berani ngusir, tapi kan

kalo warga relokasi kan ya gak berani gitu. Iya

harusnya diusir kan kita harusnya tegas, harusnya

memang diusir, tapi kan kalo warga relokasi saya

gak berani, takutnya nanti dia lapor ke gubernur gitu

kan, kesalahan lagi kitanya. ada yang sampe 6 bulan

ada, udah disegel juga rumahnya udah disegel, tapi

ya gak tau juga nih kalo memang gubernurnya suruh

usir ya usir gitu kan, tapi takutnya kalo kita warga

relokasi diusir emang mau tinggal dimana? Emang

dia disuruh tinggal dikolong jembatan lagi gitu dia

kan ditertibin gitu kan masa, gimana ya serba salah

jadinya. padahal udah ditertibin harusnya. Biasanya

kita kasih surat peringatan 1, 2, 3, nah nantikan ada

penyegelan gitu, tapi kan kita yaudah gitu, nanti kan

mereka berdatangan gitu, tapi kalo mereka yang gak

datang kita panggil, terus saya bilang “kamu tuh

punya utang loh, nanti saya suruh keluarin loh” terus

dia jawab “iya bu, nanti kalo gitu pasti dicicil bu”

gitu, tapi kan tetep aja misal dia utangnya 6 bulan,

tapi dia baru bisa cicil 2 bulan, tapi kan tetep jadinya

utang,utang,utang, tapi yang penting kalo kita sih

ada niat dari dia tuh bayar gitu aja, kalo untuk warga

relokasi begitu pak, yang penting ada niat dia untuk

bayar, nah walaupun dicicil-dicicil gitu, cicilannya

tuh ngga langsung lunas gitu gak bisa, jadi bertahap

gitu.”80

80 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 106: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

92

c. Keyakinan, Penilaian dan Harapan

Pembahasan terakhir pada bagian perubahan kultural

adalah mendeskripsikan keyakinan, penilaian dan harapan

warga relokasi. Keyakinan yang dilihat adalah keyakinan

warga terhadap kebijakan pemerintah khususnya mengenai

kebijakan relokasi. Penilaian dilihat dari pandangan warga

mengenai kondisi hidup saat di Bukit Duri maupun setelah

direlokasi ke Rawa Bebek. Harapan merupakan keinginan

warga atas apa yang harusnya pemerintah lakukan.

Mengenai keyakinan, Zek menjelaskan:

“...karena dia janji ke masyarakat, kan yang udah-

udah janji ya cuma janji aja. Warga Bukit Duri

sangat mendukung program DKI yang dijalankan

sama gubernur tapi saya harap bisa musyawarah tapi

mereka enggak mau musyawarah, duduk bareng

untuk tau maunya masyarakat, kalau memang

enggak bisa ganti rugi ya kita minta kebijakan untuk

memperhatikan usaha-usaha masyarakat, enggak ada

sama sekali.”81

Penjelasan Zek merupakan keyakinannya terhadap

kebijakan pemerintah. Menurut penuturannya, warga Bukit

Duri percaya dan mendukung kebijakan relokasi warga

Bukit Duri ke Rusunawa. Kepercayaan tersebut jelas

dibuktikan dengan bersedianya Zek dan keluarga pindah ke

Rusunawa. Hal yang disayangkan oleh Zek, menurutnya

pemerintah tidak mau berdiskusi bersama warga untuk

81 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 107: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

93

mengetahui keinginan masyarakat (menemukan beberapa

solusi untuk masalah-masalah warga relokasi).

“Makanya saya mau ketemu sama gubernur

kemarin, dia enggak mau nemuin tokohnya, saya

dulu ketua di RT 05 RW 15 Bukit Duri, dan mereka

enggak mau ketemu sama kita, menurut saya

pemindahan kemari harus ada kordinasi yang baik,

mereka kan menggusur kita dengan salah, mereka

kan pake perda, dan isi dari perda itu kita disebut

bangunan liar. Jadi pertama musyawarah, kedua

tindakan hukum terkait, ketiga tindakan hukum hak

adat. Itu hak adat yang mau digunakan untuk

kepentingan umum harus ada koordinasi yang baik

tapi ini enggak ada... Kalau kemarin saya liat di

berita bahwa kerugian Pemprov DKI untuk warga

hampir 2 milyar menurut saya itu salah, harusnya

enggak bicara gitu, gak etis, kan pemda DKI itu

untuk masyarakat.”82

Zek sangat mengharapkan adanya musyawarah

antara pemerintah dengan warga Bukit Duri. Hal demikian

diimpikan Zek karena menurutnya ada beberapa hal yang

perlu dikoordinasikan lebih baik terkait dengan rangkaian

kebijakan relokasi warga. Namun sebenarnya, Zek

menegaskan bahwa Ia mempercayai program-program dan

kebijakan-kebijakan pemprov DKI Jakarta:

“Saya pribadi mendukung program-program yang

dilakukan di Jakarta, cuma saya minta kebijakannya,

rumah warga saya di pinggiran kali terus kita

diminta pindah bayar ke Pantai Indah Kapuk, itu kan

enggak mungkin, cuma itu yang diminta, kalau bisa

ganti untung, kalau enggak bisa ya ganti rugi, kalau

enggak bisa juga kita minta diperhatiin di sini,

didanain lah usahanya, sampe 3 atau 6 bulan aja

cukup mereka dikasih pendanaan. Kita ini disuruh

cepat-cepat pindah sama camat sama lurah, turunnya

itu bukan dari gubernur.”83

82 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

83

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 108: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

94

Pada intinya menurut Zek, kebijakan relokasi yang

meskipun sebenarnya baik, tetapi masih memiliki beberapa

masalah-masalah mendasar yang itu diterima oleh warga

relokasi sendiri. Seperti telah dijelaskan, beberapa

perubahan dalam dimensi struktural dan kultural membawa

masalahnya masing-masing bagi warga relokasi.

Tidak jauh berbeda dengan Zek, Endang pun

meskipun merasa dirugikan akibat adanya penggusuran dan

relokasi, tapi Ia menyadari bahwa kesalahan terletak pada

dirinya. Namun, seharusnya pemerintah juga lebih matang

melaksanakan rangkaian kebijakan relokasi:

“Jadi tetap merasa tersingkirkan, tapi memang bukan

haknya, tapi saya sadar memang itu bukan tanah

sendiri, tanah pemerintah, kita harus sadar lah.

Kendalanya disini cuma kehidupan aja disini, kalau

enggak ada dari anak enggak ada pemasukan, kalau

disana uang satu juta bisa, disini enggak sama sekali

nerima oang selain dari anak.”84

Lagi-lagi kendala yang muncul sebenarnya buka

kesediaan warga untuk direlokasi. Karena pada dasarnya,

baik Zek maupun Endang bersedia untuk direlokasi.

Masalah muncul ketika perubahan terjadi baik dalam

dimensi struktural maupun kultural. Khusus dalam

penjelasan Endang yaitu adanya masalah pada sumber

penghasilan.

84 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 109: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

95

Lebih lanjut Endang menjelaskan kekecewaannya

terhadap pemerintah:

Enggak, sepeser pun enggak, tapi dulu janjinya

memang begitu sebelum digusur, kan ini manusia,

harus dimanusiakan, kan begitu, untuk apa waktu itu

diukur-ukur rumah kita, cuma nyeneng-nyenengin,

dihargain sekian buat ukuran sekian, ya saat itu kita

seneng terima aja. Ya tapi sekarang terima aja apa

adanya, tapi kan sekarang jadi bahan omongan,

karena janji, coba kalau enggak janji... Yahhh sama

sih semuanya, kalau mau dipilih janjinya enak, dulu

biasa-biasa aja enggak merasa, kalau sekarang

merasa disingkirinnya... Dulu janjinya ada bantuan

dari pemerintah, tapi belum ada, baru sembako pas

baru-baru, sekarang enggak ada udah berapa bulan,

mungkin dulu mau nyari masa juga kali. Yang

katanya beras miskin aja enggak ada disini, enggak

tau yang lain, cuma dulu-dulu ada...”85

Sama halnya Zek dan Endang, Ardi menyampaikan

pendapatnya mengenai pemerintah dan kebijakannya:

“Bukit Duri, dari kecil saya, mangkaya pas digusur

kayanya ngenes. Rumah saya digusur, emang rumah

bikinnya enggak pake duit, kan pake duit, digusur

aja, penggantiannya enggak ada... Pengeluaran

sejuta, coba nanti November kalau gubernur udah

jadi datang enggak kesini terus jadi gratis, jangan

janj-janji doang. Harusnya janji ada suratnye pake

materai, jangan udah jadi terus janji doang sama aja

boong milih dia.”86

Ardi merasa kecewa dengan pemerintah.

Kekecewaan tersebut bukan tanpa alasan. Sama seperti

informan lain, Ia merasa dibohongi oleh pemerintah karena

menurut pengakuannya, ada beberapa janji yang tidak

ditepati oleh pemerintah.

85 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

86

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 110: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

96

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan Zek,

Endang dan Ardi kita dapat menarik beberapa kesamaan.

Pertama, mereka sebenarnya percaya dan mendukung

kebijakan pemerintah. Kedua, mereka sadar bahwa tinggal

di DAS Ciluwung adalah sebuah kesalahan. Terakhir,

bagaimanapun, mereka tetap merasa dirugikan dan

dikecewakan karena kebijakan relokasi memiliki masalah-

masalah mendasar.

Gambar 4.11: Wilayah Bukit Duri Sebelum dan

Sesudah Relokasi

Sumber: https://assets.kompas.com

Gambar di atas merupakan kondisi Bukit Duri

sebelum penggusuran (kiri) dan setelah dimulai proses

penggusuran (kanan).

Selanjutnya, peneliti menyoroti perihal penilaian

atau pandangan warga relokasi terkait perbendaan

kehidupan dengan di Bukit Duri. Zek menjelaskan:

“Saya lebih milih yang kumuh tapi nyaman nyari

uang, enak tidur, enggak mikirin utang, enggak

mikir bayar aer, saya lebih baik rumah gembel

daripada rumah mewah tapi buat makan susah,

katanya anak Bapak sehat enggak kebanjiran lagi,

ahhh anak saya sehat-sehat aja, malah seneng dapet

hiburan, disini bete.”87

87 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 111: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

97

Dari pernyataan Zek, kita dapat melihat adanya

perbedaan antara yang diyakini olehnya dengan yang

diyakini oleh pemerintah. Bagi Zek, faktor ekonomilah

yang paling menentukan kenyamanan dalam menjalani

hidup.

Seirama dengan pandangan atau penilaian Zek,

Endang menuturkan:

“Memang kelihatannya kebanjiran kasihan, buat

orang pinggir kali, subhanallah semuanya itu

hikmah. Kita enggak ngeluh kalau banjir, malah

seneng, dibilang senengnya kenapa, rumah kita

kebanjiran ada aja rejekinya. Cuma memang

salahnya tinggalnya di pinggir kali, bukan haknya.

Ya menurut orang pemerintah sih kita dienakin,

memang secara logika, untuk sehari-harinya ini,

tanya orang semua orang pinggir kali yang udah

puluhan tahun...”88

Demikian halnya dengan Zek dan Endang, Ardi pun

menilai bahwa tinggal di Bukit Duri lebih mudah dijalani

karena faktor ekonomi khususnya sumber penghasilan. Ia

menerangkan:

“...masih enakan di Bukit Duri daripada disini, nyari

kerja gampang, kerja apa aja gampang, kalau disini

nanyainnya ijazah. Emang yang kerja ijazahnya, kan

yang kerja manusianya.”89

Baik Zek, Endang dan Ardi menilai bahwa

kehidupan lebih mudah dijalani di Bukit Duri. Hal demikian

dikarenakan faktor ekonomi (tersedianya sumber

penghasilan). Bagi Zek dan Endang, penjelasan mereka

88 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

89

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 112: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

98

menekankan bahwa “banjir kota Jakarta” bukanlah musibah

bagi mereka, melainkan hikmah. Karena dengan adanya

banjir justru membawa berkah bagi warga Bukit Duri.

Sementara itu, sama halnya Zek dan Endang,

meskipun tidak menyinggung soal manfaat banjir, tetapi

maksud dari pernyataannya sama dengan Zek dan Endang.

Apa yang coba dijelaskan oleh Ardi adalah bahwa di Bukit

Duri tersedia akses pekerjaan sektor informal sedangkan di

lokasi relokasi lebih tersedia pekerjaan sektor formal. Bagi

Ardi, dirinya lebih mampu mengakses pekerjaan sektor

formal dibandingkan sektor informal.

Salain melihat keyakinan terhadap pemerintah dan

penilaian warga terhadap kondisi hidup, kita akan melihat

harapan warga terhadap pemerintah terkait dengan

kebijakan yang sudah diterapkan. Terkait hal ini, Tina

menyatakan:

“Sama aja busway sama buat anak sekolah enggak

dipisah, gabung jadi penuh, apalagi kalau udah ada

orang dari sana jadi disini enggak kebagian. Ya

harapannya itu lah biar ada bis sekolah, untuk itu

khusus, jadi enggak padat.”90

Harapan Tina mengkhususkan pada akses aktifitas

keseharian dalam hal ini tersedianya bus sekolah. Karena

meskipun busway masuk ke dalam lokasi Rusunawa akan

90 Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 113: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

99

tetapi tidak cukup mampu menampung penumpang dari

rusun karena berdesak-desakan menurut pengakuan Tina.

Beda halnya dengan Tina, apa yang diharapkan oleh

Zek jauh lebih kompleks. Kompleks dalam artian mencakup

beberapa kebijakan-kebijakan pemerintah. Zek mengatakan:

“Maunya gini, mereka ini kan punya warisan paling

enggak gitu kan, beda sama yang ngontrak, tolong

dibedain aja, kalau disini bisa hak milik warga itu

enggak keberatan, karena itu solusi, ya kita bayar air

sama listrik enggak keberatan asal sewanya ilangin

aja, mau minta sama gubernur seperti itu karena

janjinya dia. Kita pernah ngajuin rumah deret pas

pak Jokowi, kita juga buat yang di bawah buat

aktivitas masyarakat, udah ada di sentiong,

contohnya itu, pak Jokowi langsung mau.”91

Namun demikian, apa yang diharapkan oleh Zek

sebenarnya adalah faktor ekonomi. Bukan cuma itu, berikut

ini merupakan pernyataan Zek yang menarik untuk disimak:

Kalau nguburin di Bukit Duri 500 paling gede,

pemakanan 300, yang gali 200. Mati aja susah, disini

ada kematian kalang kabut nyari kain kafan, tapi di

Bukit Duri ada aja yang nyumbang, sampe yang

mandiinnya, cuma bayar kuburan doang, disini saya

bingung gimana. Emang bener kalau ujan enggak

keujanan, banjir enggak kebanjiran, tapi disana kita

nyaman, duit ada, gampang, memang bener anak-

anak disana enggak punya halaman, disini

berlebihan, cuma masalah ekonomi ini kita bingung,

kit mah cuma berdoa aja, mudah-mudahan ada rejeki

lancar bisa buat bayar rumah, bisa buat makan.”92

Pernyataan tersebut menandakan bahwa dalam akses

aktifitas keseharian mkhususnya perihal mengurus

pemakaman, Zek merasa sulit dilaksanakan di Rusunawa.

91 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

92

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 114: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

100

Sehingga akhirnya, apa yang dia harapkan lagi-lagi terkait

dengan faktor ekonomi.

Sementara itu, Endang berharap serupa tetapi

dengan bahasa berbeda:

“Harapan mungkin disini nanti ada perubahan untuk

kehidupan masyarakat setempat yang mayoritas

pendidikannya hehe, menengah ke bawah,

sepertinya gitu, jadi ada bantuan apa kek gitu untuk

kesejahteran.”93

Berbeda dengan Zek, Endang bahkan Tina, Ardi

menyampaikan sesuatu yang bernada pesimis. Berikut

ungkapan Ardi:

“Saya sih enggak ada harapan untuk pemerintah, ya

kacau dah gitu, masih enakan di Bukit Duri daripada

disini, nyari kerja gampang, kerja apa aja gampang,

kalau disini susah apa-apa juga.”94

Bahkan, Ardi tidak menyampaikan sepatah katapun

terkait dengan apa yang diharuskan pemerintah. Namun

demikian kita tetap dapat melihat garis besarnya bahwa

semua informan mengharapkan perbaikan terkait dengan

sumber pemghasilan.

Pernyataan-pernyataan informan tersebut dibenarkan

oleh Kepala UPRS Rawa Bebek, Nur Sawitri:

“Sebenernya ini sih udah bagus ya, sudah diperbaiki

ya, ya mungkin kalo untuk kedepannya itu, untuk

faktor ekonominya ya mungkin ya, kalo untuk

selama ini kan unit-unit usahanya mereka itu di

dalam rusun, jadi kalo bisa sih nanti mendekatkan ke

warga sekitar yang lainnya gitu, jadi agak kedepan

gitu, kalo bisa warga yang direlokasi itu jangan

93 Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

94

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 115: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

101

terlalu jauh jaraknya dulu dia itu punya mata

pencaharian gitu soalnya ya. Ya misalnya kan warga

Pasar Ikan yang biasa melaut kan dipindahin kesini

jauh kan gitu, ya itu kan mungkin kendala-

kendalanya itu... Sebenernya ini sih udah bagus ya,

sudah diperbaiki ya.”95

Dari pernyataan Nur, dapat kita lihat bahwa Ia tidak

menyalahkan pendapat informan karena memang benar

adanya. Selain itu, Ia menyatakan bahwa pemerintah sudah

melakukan yang terbaik dan akan terus berusaha

memperbaiki segala sesuatunya terkait kebutuhan warga

relokasi.

Untuk memperjelas keseluruhan perubahan sosial

warga Bukit Duri yang terjadi dalam dimensi struktural

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

95 Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS Rawa

Bebek.

Page 116: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

102

Tabel 4

Perubahan Kultural

Kegiatan Kebiasaan Warga Bukit Duri

Sebelum Sesudah

Kerja Bakti

membersihkan

lingkungan

Rutin dilaksanakan Masih dilaksanakan

tetapi rekuensinya

berkurang

Mengadakan

Pasar Rakyat

menjelang hari

kemerdekaan

R.I

Rutin dilaksanakan Tidak diadakan

Aturan Baru yang Berlaku

Sebelum Sesudah

Menempati

Hunian

Tidak bayar sewa Bayar sewa rusun

Keamanan

Lingkungan

Tidak ada jam malam

(bebas 24 jam)

Ada jam malam

3. Perubahan Interaksional Warga

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan

manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fakta tersebut

berarti bahwa manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lain.

Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis antara individu

dnegan individu, individu dengan kelompok maupun antara kelompok

dengan kelompok berdasarkan norma-norma sosial yang berlaku.96

Dimensi interaksional mengacu pada perubahan hubungan sosial

dalam masyarakat yang mencakup hal utama yaitu perubahan

96 Elly M Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, Jakarta, Kencana, 2011, h. 64.

Page 117: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

103

frekuensi dan keintiman interaksi.97

Pada gilirannya bagian ini akan

mendeskripsikan perubahan-perubahan yang yang menyangkut

interaksi antar sesama warga relokasi. Terdapat dua hal terkait hal

tersebut: frekuensi dan keintiman interaksi warga relokasi serta

kenyamanan menempati hunian.

Kenyamanan menempati hunian yang dilihat adalah bagaimana

warga menilai kehidupan saat di Bukit Duri dibandingkan dengan saat

di Rusunawa. Penilaian tersebut dikaitkan atau dilihat melalui

perspektif interaksinya. Bagaimanapun, kenyamanan menempati

hunian tidak bisa dilepaskan dari hubungan (interaksi) antara penghuni

yang satu dengan yang lainnya.

a. Frekuensi dan Keintiman Interaksi

Kita mengetahui pada pembahasan sebelumnya

bagaimana perubahan struktural dan kultural saling

berhubungan serta merambat juga kepada dimensi

interaksional. Bagian ini tidak lain merupakan penegasan

dalam melihat hubungan saling mempengaruhi ketiga

dimensi perubahan yang dikhususkan dilihat melalui sudut

pandang interaksi warga relokasi.

Berkenaan dengan frekuensi yakni dilihat dari

bertambah dan berkurangnya interaksi warga setelah

direlokasi coba dijelaskan oleh Zek. Menurutnya,

berkurangnya frekuensi interaksi warga disebabakan faktor

97 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial, Jakarta, Rajawali, 2014, h. 7.

Page 118: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

104

struktural Rusunawa yaitu adanya petugas kebersihan yang

berfungsi menggantikan kebiasaan warga bergotong-

royong. Zek menuturkan:

“Kaya kerja gotong royongnya kita juga kurang,

memang pengelola ini ada kebersihan, paling kita

setiap dia libur aja, padahal disana kita aktif gotong

royong, warga semua turun, kebersihan itu itu aktif

kita walapun di pinggir kali.”98

Sama halnya Zek, Endang mengaku bahwa frekuensi

interaksi di Rusunawa telah berkurang jika dibandingkan

dengan saat tinggal di Bukit Duri:

“Agak berkurang ya, mungkin dari ekonomi agak

berkurang dia, kana apa-apa perlu dana, mereka

pada sibuk bekerja atau ya mungkin ekonominya,

enggak ada tambahan disini. Ngumpul tetep, cuma

berkurang jauh. Kadang kan ada perkumpulan ini

ada patungannya, terus kita lagi ga ada uangnya jadi

minder.”99

Dari penjelasan Endang dan Zek, terjadi karena

dipengaruhi faktor ekonomi. Perubahan struktural pada segi

ekonomi telah menyebabkan berkurangnya frekuensi

interaksi antar warga. Hal demikian berbeda jika

dibandingkan ketika warga masih tinggal di Bukit Duri.

Endang menjelaskan:

“Semenjak datang ke Bukit Duri kita nyaman,

enggak pernah ada perkelahian, berantem antar

tetangga enggak ada, hubungannya harmonis. Soal

kehidupan sih disana, mudah bergaul, saling

mengenalnya cepet.”100

98 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

99

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

100

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 119: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

105

Pernyataan Endang tersebut mengisyaratkan kondisi

harmonis dan tidak adanya jarak sosial antar warga ketika

tinggal di Bukit Duri. Dengan kata lain, pernyataan Endang

bukan hanya mempersoalkan frekuensi, melainkan juga

perihal keintiman. Terkait dengan keintiman, Zek

menceritakan:

“Sebenernya sama, kita tau sifatnya kan, apalagi

saya sebagai RT tau warga-warga saya, ada apa-apa

lapor ke saya, tapi anak saya kan di sini gantiin saya

RT, karena saya enggak mau, sementara anak saya

kerja, jadi saya juga turun, warga kesulitan tetep

ngadu ke saya. Ada warga sepuluh bulan enggak

bayar rumahnya disegel dan harus keluar... Sama aja

sebenernya disana sama disini, mereka paham, cuma

sekarang ini agak sulit juga memang, kalau saya di

gedung ini agak rapih, itu ada sumbangan warga tapi

kembali lagi buat warga, operasional, 5000 atau

1000, misal ada yang meninggal bisa dari situ, nah

disini memang banyak warga bayar, kita tunjukin

kita dibilang kumuh, dibilang miskin, tapi kita bisa

bayar kewajiban kita dan bisa merawat gedung ini,

setiap ada pertemuan itu saya bahas terus.”101

Meskipun frekuensi interaksi berkurang, tetapi

berdasarka pernyataan Zek terlihat bahwa keintiman

interaksi warga tetap terjaga. Ini terbukti dari loyalitas

mereka. Loyalitas yang dimaksud adalah adanya

kepercayaan, keterbukaan serta kekompakaan antar warga.

Dalam hal ini, warga dalam lingkungan rukun tetangga Zek.

Tidak berbeda dengan Endang, Ardi pun

menyampaikan hal yang seirama. Ia menceritakan bahwa

frekuensi dan keintiman interaksi warga yang Ia rasakan

101 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 120: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

106

setelah direlokasi mengalami penurunan kualitas. Panjang

lebar ardi bercerita:

“Disana seminggu sekali ada kerja bakti warganya

kalau disini enggak ada karena ada petugas

pembersihan. Kalau disana kerja bakti, ada yang

enggak mau ikut ya tapi harus nyumbang buat ngopi,

rokok atau makanan ke warga yang kerja bakti,

kompak. Sekarang kan enggak ada... Enakan di

Bukit Duri, soalnya warga enggak ada yang cekcok

gitu, enggak ada yang rebut, kalau disini ribut mulu.

Enggak boleh ada pintu gabruk, pintu gabruk kan

bukan kita yang gabrukin itu angin, disangka kita

yang jadi ribut. Enggak boleh ada anak kecil main

berantakan, namanya anak kecil berantakan wajar

kan enggak ngerti, misal anak kecil nyampah

diomelin dikata kita yang berantakin. Dibilang kita

enggak pernah nyapu atau ngepel. Ribut mulu gitu,

makanya enakan di Bukit Duri, enggak pernah ribut

saya. Soal anak atau soal apa juga enggak pernah

ribut. Kita segen ribut, kalau di Bukit Duri aman-

aman aja.”102

Syamsudin pun sependapat dengan yang lain.

Menurutnya frekuensi dan keintiman interaksi warga lebih

baik saat di Bukit Duri dibandingkan ketika menempati

Rusunawa. Syamsudin mengungkapkan:

“Iya enakan disana, lebih akrab di Bukit Duri

kayanya menyatu antar warga... Udah kurang,

sosialisasi dengan tetangga itu udah kurang.”103

Melengkapi pendapat Zek, Endang, Ardi maupun

Syamsudin, Tina menuturkan pendapatnya terkait

perubahan frekuensi dan keintiman interaksi warga:

“Warga-warga sononya beda sama sini, orang-

orangnya kan bertetanggaan, beda sama sini, kalo

diisni agak kurang kan paling kalo disini udah ini

langsung naik kalo disini, udeh nggak ngobrol-

102 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

103

Wawancara dengan Syamsudin pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 121: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

107

ngobrol, kalo di Bukit Duri enak rame terus bisa

sambil ngobrol-ngobrol kalo disono kan begitu enak

rame terus... Kalo disini kan soal kekompakkan

tetangganya kurang ini, kalo di Bukit Duri kompak

orangnya, sore nih di Bukit Duri sering ngumpul ada

yang diomongin gini gini, kalo disini mah susah

udah masing-masing lah beda. Kayak di Bukit Duri,

beda ya... Kalo di Bukit Duri ada lah kayak saling

ngebantu masalah apa gitu, kalo disini warganya

kurang tau juga sih, belom pernah minta bantuan

gitu juga kurang deket. Walaupun udah kenal kalo

apa iya disini walauapun disana deket kalo disini

udah mencar beda-beda, susah ngumpul misal dari 5

ke atas susah capek juga tuh, apalagi gak ada lift...

Iya jarang, mungkin disana udah akrab, tapi pas

pindah kesini udah beda, namanya beda lantai, dulu

sering ngobrol, sekarang udah susah.”104

Inti dari pernyataan Tina tidak berbeda dengan

informan lainnya. Ia menerangkan bahwa frekuensi dan

keintiman interaksi warga lebih baik ketika di Bukit Duri

jika dibandingkan saa di Rumah Susun Rawa Bebek. Yang

menarik dari penjelasan Tina adalah persoalan lift yang

tersedia di rusun. Hal ini berkaitan dengan perubahan dari

hunian horizontal ke hunian vertikal. Menurutnya hal itu

juga berpengaruh bagi penurunan kualitas interaksi warga.

Dengan kata lain, kondisi tersebut bermakna bahwa

perubahan struktural mempengaruhi perubahan

interaksional.

104 Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 122: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

108

b. Kenyamaan Menempati Hunian

Kenyamanan menempati hunian tidak dapat

dilepaskan dari sudut pandang interaksional warga. Seperti

telah kita bahas bahwa perubahan struktural, kultural dan

interaksional saling berhubungan. Terutama terdapat peran

struktural yang dominan dalam mempengaruhi perubahan

kultural dan interaksional warga. Pembahasan tersebut

mengantarkan pada penjelasan bahwa perubahan-perubahan

yang terjadi mampu membawa perubahan kenyamanan

warga menempati hunian.

Zek menjelaskan:

“Saya lebih milih yang kumuh tapi nyaman nyari

uang, enak tidur, enggak mikirin utang, enggak

mikir bayar aer, saya lebih baik rumah gembel

daripada rumah mewah tapi buat makan susah,

katanya anak Bapak sehat enggak kebanjiran lagi,

ahhh anak saya sehat-sehat aja, malah seneng dapet

hiburan, disini bete.”105

Penjelasan Zek bermakna bahwa Ia lebih nyaman

menempati hunian di Bukit Duri dibandingkan dengan di

Rusunawa.

Syamsudin menyampaikan kepada peneliti:

“Kalau bedanya yaa, enak di Bukit Duri walaupun

namanya sering kebanjiran karena kita lama disana

jadi enak disana. Kalau namanya disini dibetah-

betahin aja karena enggak ada tempat tinggal lain.

Nyaman mah enak disana karena emang kita lama

disana, sejak kecil, jadi apapun yang disana enak aja.

Ya emang sih disini fasilitasnya enak,enggak

105 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 123: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

109

kebanjiran, tapi dibandingin disana betahan

disana.”106

Syamsudin menyampaikan pendapatnya dengan

lebih halus. Ia mencoba memberikan perimbangan antara

kenyamanan di rusun dengan kenyamanan di Bukit Duri.

Namun tetap saja, penegasan Syamsudin jatuh kepada

pernyataannya yang berbunyi “dibandingin disana betahan

disana.”

Selanjutnya, giliran Tina yang juga menyampaikan

pendapatnya tentang kenyamanan menempati hunian:

“Saya lebih suka tinggal di Bukit Duri enakan disana

istilahnya lebih nyaman mas... Yang pada tau

lingkungan sini itu bilangnya enakan disono, disini

sepi udah gitu banyak nyamuk, karena deket rawa

mungkin ya... Ya paling bagusnya kalo disana kan

banjir, nah disini nyamuk. sama disini bersih karena

kan dibersihin ada yang bersihin.”

Menyetujui pendapat informan sebelumnya, Tina

juga menuturkan lebih nyaman tinggal di Bukit Duri

dibandingkan dengan di rusun. Namun lebih jauh, Tina

mencoba membandingkan plus dan minus antara Bukit Duri

dan Rawa Bebek. Lagi-lagi, nilai plus Rusunawa karena

lokasinya yang bebas banjir ditambah dengan

kebersihannya yang jauh lebih terjaga. Permasalahannya

adalah baik Tina maupun informan lain lebih mengakui

bahwa mereka lebih nyaman tinggal di Bukit Duri.

106 Wawancara dengan Syamsudin pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 124: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

110

Sebenarnya, tidak ada yang salah dari kebijakan

relokasi warga yang dilakukan pemerintah. Warga pun

mengakui bahwa kondisi rusun lebih baik jika

dibandingkan dengan di Bukit Duri. Tapi

permasalahannya adalah masih ada beberapa hal mendasar

seperti faktor ekonomi yang menurut warga belum

diselesaikan dengan tuntas oleh pemerintah dalam

rangkaian kebijakan relokasi.

Tabel 5

Perubahan Interaksional

Frekuensi Interaksi

Sebelum Sesudah

Dapat dikatakan bahwa

frekuensi interaksi

warga masih sering

terjadi

Dapat dikatakan bahwa

frekuensi interaksi warga mulai

berkurang

Keintiman Interaksi

Sebelum Sesudah

Dapat dikatakan bahwa

keintiman interaksi

warga tergolong intim

Dapat dikatakan bahwa

keintiman interaksi warga mulai

berkurang

B. Dampak Perubahan Warga Bukit Duri Ke Rusun

Dampak menurut kamus besar indonesia adalah benturan,

pengaruh kuat yang mendatang akibat baik negatif maupun positif.107

Sedangkan pengaruh sebagai perubahan yang terjadi terhadap klien atau

107

Tim Penyusun Kamus Besar, Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar bahasa Indonesia

Edisi ke-3, Balai Pustaka, Jakarta 2002, h.234

Page 125: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

111

pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan oleh

program.108

Untuk melihat suatu dampak diperlukan adanya indikator,

Indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian,

proses suatu usaha peningkatan kualitas.109

Dalam hal ini peneliti

menganalisis pengaruh dampak dari kebijakan relokasi warga ke Rumah

Susun Rawa Bebek dengan membagi dua aspek dampak dari perubahan,

yaitu:

1. Aspek Sosial

Aspek sosial mempertahankan keanekaragaman budaya,

dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan

kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan

menggunakan pengetahuan tradisional demi manfaat

masyarakat dan pembangunan ekonomi. Mendorong pertisipasi

masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.110

Dari

kebijakan relokasi ke Rumah Susun warga terdapat dampak

dari segi kebudayaan sebelumnya di Bukit Duri yang biasa

dilakukan, Zek menjelaskan:

“Kaya kerja gotong royongnya kita juga kurang,

memang pengelola ini ada kebersihan, paling kita setiap

dia libur aja, padahal disana kita aktif gotong royong,

warga semua turun, kebersihan itu itu aktif kita walapun

di pinggir kali.”111

108

Wirawan, Evaluasi (Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi), Rajawali Press,

Jakarta, 2008, h.110 109

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,( Bandung: PT.Rafika

Aditama,2005), Cet ke-1, h.126. 110

M. Rozikin, “Analisis Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu”,

Jurnal Review Politik Volume 02, Nomor 02, Desember 2012, Universitas Brawijaya Malang,

h.2297

111

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

Page 126: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

112

Menurut apa yang dijelaskan oleh Zek, bahwa dampak

yang ditimbulkan dari relokasi ke rumah susun ternyata

memiliki dampak terhadap aspek sosial yaitu pada nilai gotong

royong, sehingga warga kehilangan tradisi budaya dari gotong

royong tersebut.

Terkait dengan gotong royong, Ardi menambahkan:

“Terus juga kalau disana juga seminggu sekali ada kerja

bakti warganya kalau disini enggak ada karena ada

petugas pembersihan...”112

Dalam hal ini menurut Ardi tradisi Gotong Royong

menghilang, karena perubahan ketika pindah ke rusun,

mengharuskan warga Bukit Duri mengikuti aturan rusun,

karena rusun sudah ada petugas kebersihan dan membuat

lingkungan rusun bersih, sehingga warga tidak lagi melakukan

kegiatan kerja bakti.

Selanjutnya aspek sosial lain yang berubah ada pada

kebiasaan mengadakan “Pasar Rakyat”. Zek, Ardi dan Tina

menceritakan terkait hal ini.

Zek bercerita bahwa:

“Iya dulu di Bukit Duri ada pasar rakyat kita rutin

tapi disini udah ngga ada...”113

Sama halnya Zek, Ardi menjelaskan bahwa:

“Di Bukit Duri kita ada pasar rakyat gitulah. Iya

disana rutin pasar rakyatnya.”114

Mendukung Zek dan Ardi, Tina menuturkan bahwa:

112 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

113

Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

114

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 127: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

113

“Pasar rakyat pas beberapa hari mau 17-an ada, rutin

dilaksanain di Bukit Duri, kalau disini enggak ada,

paling disini bazar gitu doang bazar biasa aja...”115

Pernyataan-pernyataan informan tersebut adalah

bulat satu suara: Kebiasaan pasar rakyat yang rutin

diadakan ketika di Bukit Duri tidak lagi diadakan semenjak

pindah ke Rusunawa. Ini menandakan dari kebijakan

relokasi menimbulkan dampak terhadap hilangnya

kebudayaan warga yang sudah ada sebelumnya dan biasa

dilakukan di Bukit Duri.

Namun disisi lain, pada aspek sosial tidak terlalu

ternyata tidak terlalu berdampak pada anak-anak:

“Sama, fasilitas ada, disini disediain lapangan

basket.”116

Untuk fasilitas bermain anak-anak dirusun, ternyata

pemerintah sudah menyediakan dengan baik, agar anak-

anak bisa bermain seperti biasa ketika di Bukit Duri dan

keadaanya lebih baik karena disediakan lapangan bermain,

jadi aspek sosial anak-anak untuk berinteraksi dengan

teman-temannya difasilitasi oleh pemerintah dengan baik.

Kemudian dari aspek sosial untuk pendidikan juga

ternyata juga cukup baik, terbukti menurut pernyataan Ardi:

“Sekolah sih deket disitu tinggal jalan kaki aja,

nyebrang kali, sekolah SMA sama SMP itu. SDnya

deket, di belakang gedung ini, SMP sama SMA

115 Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa

116 Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 128: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

114

nyebrang pakai getek. TK ada ada disini, di gedung

ini. Ada 2 TK.”117

Kemudian Nur, selaku UPRS juga menambahkan:

“Jadi deket-deket sini kalo warga relokasi kita bantu

juga pindah sekolah deket-deket sini, kerja sama

dengan dikdas, udah gitu kalo disini anak-anaknya

juga ada latihan menari, kemudian juga tpa ada,

bimbel, ada dari komunitas mahasiswa, kalo nari

dari sudin pariwisata, jadi emang semua UKPD itu

masuk ke rusun.”118

Dari beberapa pernyataan tersebut, mengatakan

bahwa pemerintah sangat memperhatikan pendidikan

dengan baik, sehingga anak-anak tetap bisa bersekolah.

Dari apa yang dijelaskan beberapa informan

mengenai dampak dari segi aspek sosial tersebut, dalam hal

ini peneliti melihat bahwa dampak pada aspek sosial dari

kebijakan relokasi, lebih terasa kepada kebudayaan atau

rutinitas warga yang hilang, dikarenakan sturuktur aturan

yang berlaku di rusun berubah dan kurang mendorong

partisipasi masyarakat, namun kebijakan relokasi tidak

terlalu berdampak terhadap kondisi anak-anak yang di

relokasi ke rusun, karena anak-anak tetap bisa bermain dan

bersekolah.

Namun di sisi lain ada beberapa anak yang masih

ingin tetap disekolah yang lama, karena alasan bantuan

ekonomi lebih banyak di peroleh di sekolah sebelumnya.

117

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa. 118

Wawancara dengan Nur Sawitri pada tanggal 25 Juli 2017 di Kantor UPRS

Page 129: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

115

“Masih banyak yang sekolah disana, pada enggak

mau, kalau disana masih mendingan ada bantuan-

bantuan kalau lihat orang tuanya mata pencariannya

kecil.”

Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa anak-anak

banyak tidak mau pindah sekolah di dekat Rusun Rawa

bebek, salah satu alasannya karena kalo sekolah di tempat

yang sebelumnya banyak bantuan-bantuan yang diberikan

kepada anak-anak.

2. Aspek Ekonomi

Pada aspek ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong

efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan

nasional.119

dari perubahan struktural yang ada di Rusun,

ternyata menimbulkan dampak kearah yang kurang baik,

karena berdampak terhadap menghilangnya mata pencaharian

warga, terbukti menurut Zek, menjelaskan:

“Cara mencari pencarian, yang tadi saya bilang

kehidupan itu enggak ada kehidupan disini, susah.

Contoh, biasa dagang ini, di sini jadi susah. untuk bisa

makan aja udah bagus untuk sekolah, nah untuk bayar

enggak dapet, syukur-syukur bisa tapi buat nabung kita

enggak bisa. Untuk makan sama sekolah aja udah pas.

Dari apa yang dikatakan oleh informan Zek, dengan

kata lain, dia ingin mengatakan bahwa relokasi warga ke

Rusunawa oleh pemerintah tidak begitu berdampak baik

bagi perekonomian. Zek menambahkan:

119

M. Rozikin, “Analisis Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Batu”,

Jurnal Review Politik Volume 02, Nomor 02, Desember 2012, Universitas Brawijaya Malang,

h.228

Page 130: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

116

“Nyari duitnya enakan di Bukit Duri, warga Bukit

Duri pagi-pagi udah pergi kesana semua, ngojek,

kerja, nyari makan, 70% kesana semua tiap pagi,

pulang malem. Walau dikata pinggir kali tapi

kehidupan usaha enakan disana, disini tempat sih

nyaman, cuma buat usaha kita susah.”120

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dijelaskan oleh

Endang (64), yang merupakan pengurus salah satu masjid

warga ketika di Bukit Duri. Dia menerangkan:

“Disana memang kebanjiran, tapi disana istilahnya

hidup udah mapan, saya kan disana pengurus masjid

jadi ada pemasukan setiap bulannya, bersih-bersih

masjid, sumbangan dari warga ada, paling sedikit

sebulan 500 mas, kalau disini kosong.”121

Pada kenyataanya, Endang dengan tegas

menegaskan bahwa relokasinya ke Rusunawa menyebabkan

dia tidak lagi memiliki penghasilan.

Namun demikian, tidak seperti Zek dan Endang

yang sama sekali tidak lagi bekerja, Ardi tetap bekerja,

dalam artian Ia hanya merubah mata pencahariannya.

Berikut penjelasan Ardi:

“disana kerjaannya pembersihan, bawa gerobak,

bawa-bawain sampah warga. Sekarang berhenti,

sekarang saya kerjanya ngojek udah, ngojeknya di

Bukit Duri, ya karena emang gampangan disana

usahanya...” 122

Pada dasarnya apa yang di ungkapkan oleh Ardi

tidak jauh berbeda dengan informan Zek dan Endang,

mereka sama-sama merasakan kehilangan mata

120 Wawancara dengan Zek pada tanggal 12 Agustus 2017 di Rusunawa.

121

Wawancara dengan Endang pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

122

Wawancara dengan Ardi pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa.

Page 131: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

117

pencahariaan, sehingga pendapatan ekonomi menurun

ditambah lagi mereka juga harus membayar biaya sewa

rusun, ini berdampak pada melemahnya perekonomian

keluarga.

Seirama dengan apa yang disampaikan informan

lain. Menurut Syamsudin:

“Kalau saya disana memang udah tua enggak punya

kerjaan tetap ya serabutan aja, hari-hari memang

numpang sama anak saya disana, disini juga

numpang, disini mah udah enggak ngapa-ngapain

enggak ada kerjaan, kalau di Bukit Duri masih bisa

kerja serabutan, masih bisa disuruh-suruh orang,

bisa dandanin rumah, ngumpulin kardus bisa dapat

uang, kalau disini mah cuma turun naik. Sama sekali

enggak ada kegiatan disini.”123

Intinya, penjelasan Syamsudin ialah bahwa

kehidupan di Bukit Duri lebih memungkinkan untuk

mendatangkan pendapatan ekonomi jika dibandingkan

dengan kehidupan di Rusunawa. Terlepas dari jenis

pekerjaan tersebut tergolong ke dalam sektor informal

tetap saja itu merupakan sumber penghasilan, dalam

bahasa Syamsudin yakni kerja serabutan. Sama halnya

Syamsudin, Tina (35) mengungkapkan:

“Kalo cari pencariaan disana paling enak, kalo

disinikan kurang, udah gitu juga buka-buka ruko

juga agak sepi kalo disana kan rame... Iya beda,

mendingan di Bukit Duri pendapatan, kita bisa,

misalkan kaya saya, biasa ada nyuci nyetrika kan

ada tambahan buat suami, kalau disini enggak,

susah, pemasukan paling suami doang.”124

123 Wawancara dengan Syamsudin pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa

124

Wawancara dengan Tina pada tanggal 26 Juli 2017 di Rusunawa

Page 132: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

118

Tina merasakan bahwa kehidupan di Bukit Duri

dapat dijalani dengan lebih mudah dibandingkan dengan

di Rusunawa. Penilaian tersebut hadir dengan beberapa

pertimbangan yang mengarah kepada struktur ekonomi

(pekerjaan dan penghasilan). Terlepas apakah pekerjaan

tersebut sektor informal, yang terpenting bagi mereka

adalah mereka mampu memiliki penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menghidupi

keluarganya, dalam hal ini secara keseluruhan dampak

kebijakan relokasi warga pada aspek ekonomi sangat

terasa dari kebijakan relokasi tersebut, warga benar-benar

merasa ekonominya melemah karena kehilangan

pendapatan.

Page 133: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

119

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan sosial dalam dimensi struktural yang terjadi pada warga

Bukit Duri pasca normalisasi sungai Ciliwung mencakup: Perubahan mata

pencaharian dan perubahan peran, Perubahan akses aktifitas keseharian dan

Perubahan dalam pemanfaatan lembaga sosial serta ketersediaan fasilitas di

rusun.

Perubahan mata pencaharian dan perubahan peran dapat dilihat dari:

Perubahan pekerjaan dan pendapatan, perubahan anggota keluarga yang

mencari nafkah. Perubahan akses aktifitas keseharian dapat dilihat dari:

kemudahan warga dalam beraktifitas memperoleh pekerjaan dan menuju

tempat kerja saat pindah ke rusun. Perubahan pemanfaatan lembaga sosial

dan ketersediaan fasilitas dapat dilihat dari: Akses ke lembaga pendidikan

(sekolah formal dan informal) dan fasilitas-fasilitas umum maupun fasilitas

yang disediakan oleh rusun.

Perubahan sosial dalam dimensi kultural yang terjadi pada warga

Bukit Duri pasca normalisasi sungai Ciliwung mencakup: Kebiasaan dan

ritual yang ditinggalkan, Penyesuaian dengan aturan-aturan baru yang berlaku

di rusun dan Keyakinan, harapan dan penilaian warga.

Kebiasaan atau ritual yang ditinggalkan berarti ada hal-hal yang tidak

ada, tidak dilakukan atau tidak memungkinkan dilakukan ketika pindah ke

rusun. Hal ini dapat dilihat dari: Kebiasaan-kebiasaan umum terkait budaya

warga seperti pasar rakyat, gotong royong. Menyesuaikan dengan aturan-

Page 134: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

120

aturan baru yang berlaku, dilihat dari penerapan aturan atau kebijakan

pengelola rusun. Keyakinan, penilaian dan harapan dilihat dari bagaimana

warga memandang, berargumen atau berharap terutama kepada pemerintah

dan kondisinya dalam menempati rusun.

Perubahan sosial dalam dimensi interaksional yang terjadi pada warga

Bukit Duri pasca normalisasi sungai Ciliwung mencakup: Perubahan

frekuensi interaksi dan keintiman, serta Kenyamanan warga menempati rusun

terkait dengan interaksinya sehari-hari.

Perubahan frekuensi dilihat dari bertambah atau berkurangnya

intensitas interaksi dan keintiman interaksi berkaitan dengan loyalitas

(keterbukaan dan kekompakkan) antar warga. Kenyamanan warga dalam

menempati rusun dilihat dari intensitas interaksi

Namun demikian, kebijakan relokasi tetap saja menimbulkan pro dan

kontra di masyarakat. Terlebih bahwa kebijakan relokasi memiliki dampak

tersendiri. Terdapat beberapa dampak akibat dari perubahan-perubahan sosial

yang terjadi dari relokasi warga Bukit Duri ke Rusun Rawa Bebek, dalam hal

ini dampaknya tersebut dilihat dalam dua indikator, yaitu aspek sosial dan

aspek ekonomi. Dampak terhadap aspek sosial, lebih terlihat kepada

menghilangnya berbagai kebudayaan atau kebiasaan rutinitas warga.

Kemudian dari peran sebagai pencari nafkah juga banyak yang berubah

sehingga menyebabkan hilangnya keberfungsiaan sosial pada keluarga.

namun untuk dampak terhadap anak-anak ternyata lebih baik, karena dirusun

dilengkapi dengan fasilitas bermain dan pendidikan yang cukup memadai.

Dampak terhadap aspek ekonomi, terlihat bahwa melemahnya perekonomian

Page 135: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

121

warga, karena pekerjaan yang dimilikinya hilang ketika dipindahkan ke

Rusun Rawa Bebek, ditambah dengan akses pekerjaan yang sedikit dan biaya

untuk membayar biaya sewa rusun menjadi kewajiban para penghuni rusun,

sehingga menyebabkan kebutuhan pokok dirumah cukup, namun tidak bisa

untuk kebutuhan lebih. Untuk itulah, penelitian ini diharapkan menjadi data

yang berguna bagi pemerintah dalam melakukan perencanaan kebijakan

kedepannya agar dalam hal perencanaan kebijakan berkelanjutan. Dengan

demikian, penelitian ini diharapkan mampu memiliki nilai kebermanfaatan

bagi pemerintah dan masyarakat.

B. Saran-Saran

Temuan-temuan yang telah dipaparkan tentang perubahan sosial

warga Bukit Duri pasca normalisasi sungai Ciliwung terjadi dalam tiga

dimensi: struktural, kultural dan interaksional. Ketiga dimensi tersebut tidak

dapat dibahas secara terpisah. Ketiganya merupakan hubungan yang saling

berkaitan, mempengaruhi satu sama lain.

Saran bagi pemerintah ataupun pihak-pihak lain yang berkepentingan,

sudah seharusnya melakukan komunikasi dua arah dengan instansi terkait

yang menangani permasalahan sosial, serta warga relokasi terkait dengan

program maupun kebijakan sebelum merelokasi warga dan kehidupan di

tempat yang baru dalam hal ini yaitu rusun. Tidak ada salahnya untuk

mengadakan musyawarah demi mendengar atau mengetahui apa yang

dibutuhkan warga relokasi melalui perspektif warga relokasi itu sendiri. Pada

dasarnya kebijakan normalisasi DAS dan relokasi warga yang dilakukan

Page 136: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

122

pemerintah sudah baik. Selain itu, kebijakan tersebut juga dapat dikatakan

berhasil. Namun, keberhasilan itu lebih jelas jika berdasarkan pada sudut

pandang pemerintah. Sementara, warga Bukit Duri yang menerima kebijakan

merasakan dampak yang kurang tepat dari kebijakan tersebut.

Saran bagi warga relokasi khususnya, tentu saja harus senantiasa

berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan rusun. Adaptasi

tersebut terutama menyangkut perubahan struktural dalam hal ini adalah

struktur ekonomi. Warga relokasi diharapkan bersedia untuk memanfaatkan

semua fasilitas yang disediakan oleh UPRS serta mengikuti program-program

pelatihan atau pemberdayaan yang digalakkan oleh UPRS. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Selain itu, warga relokasi

diharapkan mampu terbiasa dengan pola hubungan yang berada dalam hunian

vertikal. Mereka harus menyadari perbedaan hunian vertikal dengan hunian

horisontal dimana hal ini mempengaruhi dimensi kultural dan interaksional

masyarakat.

Saran bagi peneliti lain, mereka dapat melakukan penelitian serupa

dengan beberapa pembaruan yang dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan

misalnya dengan membedakan kerangka berpikir, fokus kajian, rumusan

permasalahan maupun metode penelitian yang digunakan. Dalam hal ini,

secara khusus peneliti menyarankan penelitian tersebut dilakukan dengan

melihat dari segi hubungan relasi sosial antar warga dan metode yang

berbeda. Penelitian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode

kuantitatif ataupun mengombinasikan metode kuantitatif dengan kualitatif.

Page 137: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

123

Hal ini disebabkan, tidak terlepas dari kelemahan penelitian ini maupun

keterbatasan peneliti sendiri.

Terakhir, Saran bagi jurusan Kesejahteraan Sosial kedepannya agar

menambah waktu terkait materi mengenai analisis masalah kebijakan publik,

melihat begitu kompleksnya permasalahan sosial yang ada. Kemudian untuk

para mahasiswa lulusan sarjana dari program studi kesejahteraan sosial

kedepannya agar bisa ikut berkontribusi langsung dalam menganalisis

pembuatan kebijakan publik oleh pemerintah, agar dalam hal pengambilan

kebijakan tidak merugikan pihak-pihak manapun.

Page 138: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

124

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2007.

George Ritzer, dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi, Bantul: Kreasi Wacana,

2014.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesos Dan Ilsos Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000.

Keban, Yerimas T. Enam Dimensi Strategis “Administrasi Publik” Konsep, Teori

dan Isu. Yogyakarta: Gavamedia, 2014.

Moh. Nasir D, Metode Penelitian, Jakarta Ghalia: Indonesia, 1993.

Moleong, Lexy. J. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2002.

Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,

Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali, 2014

Neuman, W. L. Metodelogi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Edisi ke-7. Terj E.T.Sofia. Jakarta: PT. Indeks, 2013.

Rukhyat, Adang. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Jakarta: Dinas Olah Raga

dan Pemuda, 2003.

Setiadi Elly M, Kolip Usman. Pengantar Sosiologi “Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”. Jakarta:

Kencana, 2011.

Page 139: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

125

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.

Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2015.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT

Refika Aditama, 2014.

Sumardjono, Maria S.W. Kebijakan Pertanahan: Antara Regulasi dan

Implementasi. Jakarta: Kompas, 2005.

Sumardjan, Selo dan Soemardi Soelaiman. ”Setangkai Bunga Sosiologi”. Jakarta:

UI Press, 1964.

Sztompka, Pior. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Penanda Media Group,

2007.

Tim Penyusun Kamus Besar, Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar bahasa

Indonesia Edisi ke-3, Balai Pustaka, Jakarta 2002.

Wirawan, Evaluasi (Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi), Rajawali Press,

Jakarta, 2008.

Sumber Artikel, Jurnal, Tesis dan Skripsi:

Erlangga W.P. 2012. (Skripsi Reaksi Sosial Terhadap Normalisasi Sungai Deli

Studi Kasus di Kelurahan Sei Meti, Kecamatan Medan Maimun).

Universitas Sumatera Utara.

Jurnal Sosio Konsepsia (Perubahan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat

Miskin Perkotaan (Pemberdayaan Melalui KUBE di Kelurahan

Sayangsayang Kota Mataram) ) Muslim Sabarisman, Volume 17, Nomor

03, Kementerian Sosial RI (KEMENSOS) (Jakarta, 2012).

Jurnal Review Politik (Analisis Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan

di Kota Batu) M. Rozikin, Volume 02, Nomor 02, Universitas Brawijaya Malang

(Desember, 2012)

Page 140: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

126

Yossi Nurvitasari. 2016. (Skripsi Alih Fungsi Ruang Publik Dari Fungsi Sosial ke

Fungsi Ekonomi Perspektif Perubahan Sosial. (Studi atas Okupasi Pedagang

para trotoar Jl. Raden Fatah Kecamatan Ciledug). Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sumber Internet:

http://bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8627/231/. Diakses pada 1

Juni 2017.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/jakarta-kota-dua-sisi. Diakses pada

20 Mei 2017.

https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/91. Diakses pada 20 Mei 2017.

http://beritasatu.com/megapolitan/407432-bps-4891-persen-penduduk-dki-tak-

punya-rumah.html. Diakses pada 29 Mei 2017.

http://tubasmedia.com/jakarta-menuju-kota-layak-huni-yang-ideal/. Diakses pada

19 Mei 2017.

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/08/13593701/. Diakses pada 19

Januari 2017 .

http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Ciliwung . Diakses pada 23 Mei

2017.

http://properti.kompas.com/read/2015/08/21/070000821/.Permukiman.di.Bantaran

.Sungai.Ciliwung.Penyebab.Banjir.Jakarta. Diakses pada 23 Mei 2017.

http://beritasatu.com/megapolitan/391162-penertiban-di-bukit-duri-kurangi-

kawasan-kumuh.html. Diakses pada 20 Januari 2017 .

https://ciliwungmerdeka.org/kampung-bukit-duri-dan-ciliwung-merdeka-di-mata-

seorang-relawan-pendamping/. Diakses pada 23 Mei 2017.

http:/megapolitan.kompas.com/read/2015/08/12/15220061/. Diakses pada 20

Maret 2017

https://tempo.co/read/opiniKT/2016/09/30/13052/penggusuran-bukit-duri.

Diakses pada 4 Januari 2017.

http://bantuanhukum.or.id/web/anak-dan-perempuan-dalam-pusaran-

penggusuran-paksa/. Diakses pada 4 Januari 2017

Page 141: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

127

http://p2t.jatimprov.go.id/uploads/KUMPULAN%20PERATURAN%20PERIZIN

AN%20PER%20SEKTOR%202014/PENGAIRAN/pp2011_38.pdf Di

akses pada 20 Juli 2017

http://www.jakarta.go.id/v2/produkhukum/download/2638/PERGUB_NO_163_T

AHUN_2012.pdf. Di akses pada 24 Juli 2017.

http://www.jakarta.go.id/v2/produkhukum/download/4417/KEPGUB_NO_2181_

TAHUN_2014.pdf . Di akses pada 25 Juli 2017.

https://assets.kompas.com. Diakses pada 31 Agustus 2017.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16904/ Di akses pada 01 Oktober

2017

Page 142: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 143: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 144: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 145: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 146: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 147: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 148: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 149: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

PEDOMAN WAWANCARA

A. Gambaran Umum

No Pertanyaan Kunci / Tema Pokok

1. Latar Belakang

2. Sejarah

3. Data

B. Perubahan Struktural

No Pertanyaan Kunci / Tema Pokok

1. Perubahan peran kepala keluarga

2. Perubahan peran ibu rumah tangga

3. Perubahan peran anggota keluarga lainnya

4. Aktifitas kepala keluarga

5. Aktifitas ibu rumah tangga

6. Aktifitas anggota keluarga lainnya

7. Fungsi lembaga sosial (pendidikan, kesehatan, rukun warga/tetangga)

C. Perubahan Kultural

No Pertanyaan Kunci / Tema Pokok

1. Kebiasaan atau budaya warga Bukit Duri

2. Nilai-nilai (keyakinan, penilaian, harapan)

3. Norma atau aturan-aturan yang berlaku

D. Perubahan Interaksional

No Pertanyaan Kunci / Tema Pokok

1. Frekuensi

2. Loyalitas (kekompakan, keterbukaan) antar warga

E. Dampak Perubahan

No Pertanyaan Kunci / Tema Pokok

1. Aspek Sosial

2. Aspek Ekonomi

Page 150: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 151: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Kalo untuk pendaftaran sendiri misalnya harus

bawa apa gitu bu?

KTP, PM1, KK, keterangan penghasilan,

kemudian foto ya, terus surat nikah. PM 1 itu

keterangan tidak mempunyai rumah, itu dari

kelurahan itu pak PM1, iya keteranganya tidak

punya rumah memang datanya dari kelurahan,

kalo warga relokasi itu jadi gini, kita terima

datanya, didata dari kelurahan, jadi kelurahan

datang, bilang jadi ini loh bu warga yang

direlokasi yang mau menempati rusun, tapi di

warganya sekalian bawa data-datanya semua

gitu, melampirkan data, jadi bukan untuk

umum disini.

Maaf bu kan kebetulan saya mau melihat ini

bu, perubahan sosial dari warga Bukit Duri

itu, setelah pindah kerusun ini, jadi itu

rekomendasi dari kelurahan ya?

Bukan rekomendasi dari kelurahan, itu

program pemda DKI, agar kan mereka selama

ini tinggalnya kan di pinggir-pinggir kali, nah

itu kan karena untuk mungkin kan

menghindari, merekakan tinggalnya di daerah-

daerah illegal gitu kan, harusnya kan itu untuk

penampungan air sungainya, dia itu kan di

pinggir-pinggir kali kan, mengakibatkan

banjir, makannya dipindahkan disini gitu, jadi

memang bukan keinginan warga, tapi program

pemda DKI gitu.

Berarti yang buat program ini dari pemda DKI

ya, oh, berarti yang berhak tinggal warga yang

direlokasi aja ya bu, terus kalo misalnya apa

namanya bu dari masing-masing di rumah

susun itu sendiri, berapa sih maksimal

keluarga yang boleh menempati setiap satu

rumah?

Memang aturannya belum ada, tapi selama ini

ya kita tuh menerima yang misalnya gini ada

di KK tuh ada orang tuanya, ibu, bapak, anak

cucu gitu aja, tidak melebih dari 8 jiwa gitu

kalo bisa, tapi kan warga relokasi biasanya

kan kadang-kadang suka lebih. ini yang

khusus aja ini sih kasuistik aja sih, hanya

mungkin ada beberapa gitu, tapi kalo pada

saat penertiban ada rusun yang kosong ya

kami berikan kepada warga yang istilahnya

yang melebihi yah kapasitasnya itu, tapi kalo

ada rusun yang kosong. Mungkin masih ada

beberapa yang kosong karena sebagian warga

Bukit Duri kadang-kadang warga direlokasi

tuh ngga semuanya rumahnya tuh direlokasi,

bongkar, kadang-kadang rumahnya tuh hanya

depannya aja, dapurnya aja, jadi mereka

kadang-kadang masih tinggal disana mereka

belom pindah kesini dengan alasan mungkin

mata pencahariaan dia kan deket disana, jadi

ada sih yang memang yang kosong, memang

warganya belum datang aja itu sih, tapi kalo

udah selama 3 bulan atau 6 bulan ya kami

tertibkan, tapi kalo udah itu sebenernya itu

udah kelamaan itu, harus kami tertibkan.

Kalo untuk blok khusus masing-masing ada

gak sih bu, misalnya blok Bukit Duri atau

Pasar Ikan ada gak sih bu?

Yang disana 4 rusun blok sana, itu Bukit Duri

semua itu. Merpati, Gelatik, Merak,

Cendrawasih.

Terus bu kalo mau tau bu disini pemilihan

rumahnya sendiri, sistemnya gimana bu?

Diundi, tapi kita upayakan yang tua-tua dulu

kita berikan dilantai yang satu, dua gitu, baru

nanti yang muda-mudanya dilantai atas-

atasnya. Ya pokoknya kan ada datanya aja

nih, pokoknya ni yang usianya diatas 60 tahun

itu baru diundi tapi dilantai 1 gitu ditaronya.

Kalo bayar sewanya sendiri bu dari masing- Beda-beda, bentar aku liat dulu di hp, aku gak

Page 152: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

masing lantai sama atau beda bu? hafal. Kalo lagi dicari gini susah, tapi ada sih

soalnya saya itu gak hafal, yang paling mahal

itu 303.000 rupiah itu kalo gak salah, paling

murah 200, tapi nanti dulu ya ada sih satu-satu

gitu datanya. Tar dulu ini ya, soalnya saya tuh

gak hafal, oh nih 275, 250.

Kalo untuk teknis pembayaranya sendiri bu,

mereka bayar sendiri-sendiri atau gimana bu?

Atau debet ke bank, ke bank DKI langsung di

auto debet, dari tanggal 1 sampai 20 jadi

proses kita ngga ada yang megang uang tunai

gitu nggak ada, ke bank DKI gitu.

Kalo selama ini bu, ada gak sih bu yang

terlambat?

Ah banyak, namanya warga relokasi - relokasi

banyak banget, ketika kita kasih surat

penertiban, teguran, itu udah ini, ya gimana

ya, namanya warga relokasi ya. Ada sekitar 60

persen an yang belum bayar, tapi ya mereka

jadi memang alasanya ekonomi ya, ekonomi

gitu, jadi mau gak mau ya gimana gitu.

Harusnya sih sanksinya diusir kalo sampe

lebih dari 6 bulan gitu gak bayar gitu harusnya

diusir, tapi kan ini warga relokasi, saya gak

berani ngusir, nanti saya salah lagi kan gitu,

kalo warga umum gitu baru ya kita berani

ngusir, tapi kan kalo warga relokasi kan ya

gak berani gitu. Iya harusnya diusir kan kita

harusnya tegas, harusnya memang diusir, tapi

kan kalo warga relokasi saya gak berani,

takutnya nanti dia lapor ke gubernur gitu kan,

kesalahan lagi kitanya. ada yang sampe 6

bulan ada, udah disegel juga rumahnya udah

disegel, tapi ya gak tau juga nih kalo memang

gubernurnya suruh usir ya usir gitu kan, tapi

takutnya kalo kita warga relokasi diusir emang

mau tinggal dimana? Emang dia disuruh

tinggal dikolong jembatan lagi gitu dia kan

ditertibin gitu kan masa, gimana ya serba

salah jadinya. padahal udah ditertibin

harusnya. Biasanya kita kasih surat peringatan

1, 2, 3, nah nantikan ada penyegelan gitu, tapi

kan kita yaudah gitu, nanti kan mereka

berdatangan gitu, tapi kalo mereka yang gak

datang kita panggil, terus saya bilang “kamu

tuh punya utang loh, nanti saya suruh keluarin

loh” terus dia jawab “iya bu, nanti kalo gitu

pasti dicicil bu” gitu, tapi kan tetep aja misal

dia utangnya 6 bulan, tapi dia baru bisa cicil 2

bulan, tapi kan tetep jadinya

utang,utang,utang, tapi yang penting kalo kita

sih ada niat dari dia tuh bayar gitu aja, kalo

untuk warga relokasi begitu pak, yang penting

ada niat dia untuk bayar, nah walaupun

dicicil-dicicil gitu, cicilannya tuh ngga

langsung lunas gitu gak bisa, jadi bertahap

gitu

Kalo disini ada gak sih bu, aturan atau

program khusus dari rusun sendiri?

Nah itu kan memang udah ada ingub nya ya

diatur, jadi para ukpd-ukpd, skpd itu dia harus

masuk ke rusun, misalnya untuk

pemberdayaan kafe-kafe itu ada, misalnya

pelatihan perikanan, sayur mayor hidroponik

Page 153: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

terus, dari tata boga ada, menjahit konveksi

ada, terus batik juga ada, tapi ya gitu warga

rusun pada saat daftar bisa 30 orang 40 orang,

lama-lama rontok jadi 7 orang, 5 orang

dengan alasan dia gak ada yang jaga anak,

anaknya masih kecil, kemudian apa namanya,

gak ada yang nganter anak sekolah, terus

dilarang sama suaminya, disuruh jaga rumah

aja gitu, gak bakat, iya jadi lama-lama pada

rontok.

Dari warganya sendiri ada gak sih bu keluhan-

keluhan gitu, biasanya ada saran atau masukan

ke UPRS gak bu? Contoh misal aksesnya bu?

Ngga kita ada pelayanan busway gratis kok,

dari sini ke rusun ketempat dia direlokasi ada,

dari sini ke bukit duri ada, dari Rawa Bebek

ke Pasar Ikan ada, dari Rawa Bebek ke

Pulogadung ada ada gratis, ada bus sekolah ya

gratis, poliklinik ada, paud ada, mushollah

ada, koperasi ya itu diberikan kios, nanti bank

DKI bentar lagi ada, jadi disini fasilitas-

fasilitas olah raga juga lengkap ya.

Kalo sekolah-sekolah disini juga bu? Ngga – nggak jadi deket-deket sini kalo warga

relokasi kita bantu juga pindah sekolah deket-

deket sini, kerja sama dengan dikdas, udah

gitu kalo disini anak-anaknya juga ada latihan

menari, kemudian juga tpa ada, bimbel, ada

dari komunitas mahasiswa, kalo nari dari

sudin pariwisata, jadi emang semua UKPD itu

masuk ke rusun.

Jadi memang disini ada pemberdayaanya juga

ya bu?

Iya ada, tapi warganya aja yang kadang-

kadang kurang apa ya, ya misalnya gini dia

misalanya tukang cuci kalo seandainya dia

kadang disuruh belajar menjahit, membatik ya

dia kadang ngga bisa, yaitu terkendalanya

kadang-kadang karena pendidikan, jadi gak

maksimal gitu ada pemberdayaan, mereka tuh

maunya, kalo ada sembako gratis, baru deh

mereka berbondong-bondong, ntar kalo gak

dapet protes, tapi kalo istilahanya ada yang

bangsarnya pendidikan gitu daftarnya banyak

lama-lama rontok.

Kalo untuk keluhan sendiri dari warga ke ibu

ada ngga?

Ya saya tegor kalo gak bayar sewa, ekonomi

alasanya, memang kan kalo di rusun ini dia

kan dipindahkan ya akar rumputnya ya,

mungkin disana dia ya ada sih yang ngeluh,

bu Nuri saya jualan disana jualan aqua aja

saya laku, jualan nasi uduk laku keras, karena

disitu kan banyak yang dateng kan orang luar

banyak yang lewat dateng beli gitu, lah kalo

disini kan cuman warga rusun sama-sama

ekonominya susah, “saya jual nasi uduk bu

Nuri, disini modal saya 100 ribu, lah saya

disini laku nasi uduknya cuman 20 ribu bu

nuri, gimana saya mau bisa bayar sewa, gitu

alasanya ekonomi.

Terakhir nih bu, kalo dari ibu sendiri ada gak

sih bu saran, pesan atau masukan untuk warga

atau pemerintah? Apa yang harus diperbaiki?

Sebenernya ini sih udah bagus ya, sudah

diperbaiki ya, ya mungkin kalo untuk

kedepannya itu, untuk faktor ekonominya ya

mungkin ya, kalo untuk selama ini kan unit-

unit usahanya mereka itu di dalam rusun, jadi

Page 154: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kalo bisa sih nanti mendekatkan ke warga

sekitar yang lainnya gitu, jadi agak kedepan

gitu, kalo bisa warga yang direlokasi itu

jangan terlalu jauh jaraknya dulu dia itu punya

mata pencaharian gitu soalnya ya. Ya

misalnya kan warga Pasar Ikan yang biasa

melaut kan dipindahin kesini jauh kan gitu, ya

itu kan mungkin kendala-kendalanya itu.

Nama Informan : Pak Zek Jasandi (52)

Status Informan : Warga (Tokoh Masyarakat saat di Bukit Duri)

Pertanyaan Jawaban

Kalau bedanya disini

sama disana apa ya

pak?

Bedanya disini bayar, disini serba bayar, dan mereka kan adaptasi

semua dari kehidupan terus sekolah dan lain-lain.

Pengalaman yang

paling menonjol yang

tidak bisa dilupakan?

Pengalaman pahit warga, itu rumah warga atau tanah adat enggak

dibayar seharusnya ada korordinasi yang baik, warga pindah kesini

kan bukan kemauan masyarakat, karena dipaksa juga. Rumah saya

disana masih ada sedikit, masih layak dipakai sih. Nah itu semuanya

hampir 800 warga yang dipindahin kesana, di blok cendrawasih,

merak, gelatik, sama merpati, disana blok b sama blok g, jadi

campur juga sama yang baru, Pasar Ikan sama Kampung Melayu

sedikit, paling banyak Bukit Duri, banyak juga yang dibuang ke pulo

gebang sama PIK , sama Cakung yang enggak dapet disini.

Kalau dari segi

kesejahteraan gimana

ketika pindah kesini?

Makanya saya mau ketemu sama gubernur kemarin, dia enggak mau

nemuin tokohnya, saya dulu ketua di RT 05 RW 15 Bukit Duri, dan

mereka enggak mau ketemu sama kita, menurut saya pemindahan

kemari harus ada kordinasi yang baik, mereka kan menggusur kita

dengan salah, mereka kan pake perda, dan isi dari perda itu kita

disebut bangunan liar. Jadi pertama musyawarah, kedua tindakan

hukum terkait, ketiga tindakan hukum hak adat. Itu hak adat yang

mau digunakan untuk kepentingan umum harus ada koordinasi yang

baik tapi ini enggak ada.

Bapak sudah berapa

lama di rawa bebek?

Sudah 11 bulan.

Yang terasa selama 11

bulan dari sama kesini

apa pak?

Cara mencari pencarian, yang tadi saya bilang kehidupan itu enggak

ada kehidupan disini, susah. Contoh, mereka biasa dagang ini,

mereka untuk bisa makan aja udah bagus untuk sekolah, nah untuk

bayar enggak dapet, syukur-syukur bisa tapi buat nabung kita enggak

bisa. Untuk makan sama sekolah aja udah pas. Makanya kemaren

kita minta ke pak gubernur untuk dikasih lah arahan. Nyari duitnya

enakan di Bukit Duri, warga Bukit Duri pagi-pagi udah pergi kesana

semua, ngojek, kerja, nyari makan, 70% kesana semua tiap pagi,

pulang malem. Walau dikata pinggir kali tapi kehidupan usaha

enakan disana, disini tempat sih nyaman, cuma buat usaha kita susah,

warga juga merasa disini nyaman kalau gratis, saya juga mengajukan

ke DPRD tolong ada buat warga, kedepannya warga minta solusinya

dari gubernur apa sih, cuma warga minta nanti ada hak milik untuk

warga, sementara masih bayar, tapi pemprov DKI bilang nanti akan

membayar ke penglola pengembang bisa enggak tuh, nanti hak

miliknya untuk warga. Disini air pam aja kita mahal, listrik kita

langsung beli pake voucher, kalau air sama hak sewa digabung.

Kalau kemarin saya liat di berita bahwa kerugian Pemprov DKI

untuk warga hampir 2 milyar menurut saya itu salah, harusnya

Page 155: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

enggak bicara gitu, gak etis, kan pemda DKI itu untuk masyarakat.

Kalau perubahan

positif sama negatifnya

setelah pindah kesini

bagaiamana?

Ya positif negatif, positifnya anak-anak ada tempat bermain, terus

jauh dari banjir, tapi masalah ekonomi lah, disini anak sekolah

angkutannya enggak satu arah sama sekolahan ini masih banyak yang

masih sekolah di Bukit Duri, karena ada busway gratis kan. Iya kalau

di bukit duri busway sampe sekolahan, lebih enak kesana daripada

disini, disini susah, bis sekolah sampe jalan raya, turun terus jalan

lagi sampe sekolahan jauh, misal ada berapa persen dari disni yang

sekolah di SD 05, apa salahnya sih bis sekolah masuk kesitu. Buat

apa ada bis sekolah tapi masih jalan kaki juga, terus kalau jumat suka

enggak ada bis sekolah, saya mengharap guberbur karena dia janji ke

masyarakat, kan yang udah-udah janji ya cuma janji aja. Warga Bukit

Duri sangat mendukung program DKI yang dijalankan sama

gubernur tapi saya harap bisa musyawarah tapi mereka enggak mau

musyawarah, duduk bareng untuk tau maunya masyarakat, kalau

memang enggak bisa ganti rugi ya kita minta kebijakan untuk

memperhatikan usaha-usaha masyarakat, enggak ada sama sekali.

Waktu di Bukit Duri

mata pencaharian

bapak apa?

Ya RT aja, cuma ada usaha kecil-kecilan bareng sama adek, sampe

sekarang sih masih, pas disini ya belom ada. Pas jadi RT pemasukan

ya ada aja lah, disini enggak ada sama sekali, disana bantuan dari

mana aja ada, iya disana ada aja, bantuan banyak. Pas puasa namanya

acara buka bersama aja enggak ada, di bukit duri itu SMA 8

perhatian buka bersamanya, dari bank BCA, Depsos juga, kebutuhan

pokok ada aja dapetnya. Saya selama hampir setahun enggak ada, di

bukit duri pas puasa itu sembako dapet aja, disini sekali-kalinya

dapet dari kapolda ngasih sembako, kemaren banyak karena partai

pengen dipilih. Saya lebih milih yang kumuh tapi nyaman nyari uang,

enak tidur, enggak mikirin utang, enggak mikir bayar aer, saya lebih

baik rumah gembel daripada rumah mewah tapi buat makan susah,

katanya anak Bapak sehat enggak kebanjiran lagi, ahhh anak saya

sehat-sehat aja, malah seneng dapet hiburan, disini bete.

Perubahan Aktivitas

dan interaksi sesama

warga?

Sebenernya ama aja, kita udah tau sifat-sifatnya kan, apalagi saya

sebagai RT udah tau warga-warga saya, tapi tetep mereka nganggep

saya RT aja padahal bukan, ada apa-apa lapor ke saya, tapi anak saya

kan RT, karena saya enggak mau, tetep aja anak saya kan kerja, jadi

saya juga turun, warga kesulitan tetep ngadu ke saya. Ada warga

sepuluh bulan enggak bayar rumahnya disegel dan harus keluar.

Mereka bisa bayar air sama listirk udah bagus, ini digabungi,

seharusnya jangan digabung, untuk sewanya dipisah. Kalau disegel

warga mau pindah kemana, sewa di luar kan lumayan,

kemanusiaannya dimana? Disini kan kebijakan dari dia kan karena

itu tugas dari Pemprov, warga juga memang ada yang bener-bener

enggak mampu, saya minta SKTM dari kelurahan pulo gebang itu

dikasih, emang harus dibantu, mereka emang enggak bisa bayar. Jadi

kan digusurnya Desember, setelah kampung pulo, itu saya bertahan

setahun setengah. Saya pribadi mendukung program-program yang

dilakukan di Jakarta, cuma saya minta kebijakannya, rumah warga

saya di pinggiran kali terus kita diminta pindah bayar ke pantai indah

kapuk, itu kan enggak mungkin, cuma itu yang diminta, kalau bisa

ganti untung, kalau enggak bisa ya ganti rugi, kalau enggak bisa juga

kita minta diperhatiin di sini, didanain lah usahanya, sampe 3 atau 6

bulan aja cukup mereka dikasih pendanaan. Kita ini disuruh cepat-

cepat pindah sama camat sama lurah, turunnya itu bukan dari

gubernur.

Kalau bapak istri

memang sudah dagang

dari masih disana?

Istri sih dagang pas di sini aja, karena jenuh kita enggak ada kegiatan,

untungnya mah ga seberapa, cuma ngilangin stress aja, kan kalau

disana kita kehidupan terbuka, ke pasar deket, mau dimana aja,

puskesmas deket, enak disana, angkutan apa aja ada, disini mau ke

Page 156: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

pasar mester juga jalan kaki, disini terisolir. Disana strategis, mau ke

pasar, sekolah.

Disini trasnportasi

umum enggak 24 jam?

Enggak, busway aja sampe jam 10, ini baru di tambah lagi. Pasar

jauh, jalan kaki kalau enggak punya motor, busway harus tambah

lagi. Kebanyakan warga Bukit Duri maunya disediain bis sekolah

yang sampe bukit duri jangan disambung naik angkutan umum lagi,

karena kan gampang diitung lah sama pengelola gedung ini anak

sekolahnya banyaknya di bukit duri, jadi apa salahnya sih sediain bis

sekolah, jadi mengganggu bis yang biasa antri gitu, kadang-kadang

enggak kebagian, anak sekolah itu berangkatnya jam setengah 5.

Disini masih ada

RT/RW atau RT aja?

Ada, cuma enggak digaji, kalau disana dapet satu juta setengah.

Harusnya kan operasional ada, cuma buat ngayomin warga setempat

aja, kalau enggak ada kan ribet juga, ini kemana enggak keluar,

harusnya per 3 bulan atau 6 bulan sekali keluar. Sebenernya RT juga

enggak ngarepin itu, dengan uang itu kegiatan warga bisa berjalan

juga. Kemaren orang meninggal untuk pemakaman disini agak sulit,

bisa dati 2,5 juta, kain kafan 1 juta udah 3,5 juta, belum nyewa mobil

kalau dimakamin jauh, itu udah hampir 5 juta, udah jatoh ketiban

tangga. Disini saya belum adaptasi, kain kafan mau minta kemana.

Kalau nguburin di Bukit Duri 500 paling gede, pemakanan 300, yang

gali 200. Nah kalau yang di Cakung enggak bisa masuk kalau enggak

ada keluarga. Mati aja susah, disini ada kematian kalang kabut nyari

kain kafan, tapi di Bukit Duri ada aja yang nyumbang, sampe yang

mandiinnya, cuma bayar kuburan doang, disini saya bingung gimana.

Emang bener kalau ujan enggak keujanan, banjir enggak kebanjiran,

tapi disana kita nyaman, duit ada, gampang, memang bener anak-

anak disana enggak punya halaman, disini berlebihan, cuma masalah

ekonomi ini kita bingung, kit mah cuma berdoa aja, mudah-mudahan

ada rejeki lancar bisa buat bayar rumah, bisa buat makan.

Istri dulu disana usaha

juga?

Enggak, ibu rumah tangga aja, bantu-bantu saya aja, ada aja lobang-

lobang uang disana, jauh sama disini, disini jadi usaha, disana istri

enggak usaha, warga bilang bu RT biasa tukang beli sekarang malah

dagang, istri dagang lontong buat tambah-tambahan aja, anak saya

jajan 30 ribu, SMK di Kayu Manis, jauh, asal pagi saya nganterin,

anak saya ngeluh terus pengen pindah ke Bukit Duri lagi karena

capek kejauhan, disini ada sekolah tapi anak saya tanggung, kan

enggak bisa juga disana swasta enggak bisa masuk negeri disini.

Aturan jam di rusun? Sewajarnya ya semua kan ada aturannya, tapi ngga boleh malem-

malem soalnya udah ada yang keilangan motor. Terus mobil juga

enggak bisa masuk. Karena dia kan menganggap kalangan miskin

disini, ehhh ternyata mobil banyak. Kan saya bilang tadi, keadilan itu

harusnya dibedain sama kalangan yang bawah sama kalangan atas.

Iya harusnya dia bikin tipenya beda, ini sama rata. Mobil parkir

disana agak jauh, karena mereka itu menganggap kita itu orang liar

enggak bakal punya mobil.

Bagaimana komunikasi

sesama warga?

Nanti yang lantai atas kalau mau ngobrol lompat itu.

Saya denger kalau

disana nyamuknya

malah lebih dikit pak?

Disana nyamuk enggak ada, walaupun pinggir kali tapi enggak ada

nyamuk. Walaupun kumuh tapi enggak ada nyamuk. Disini bekas

rawa, masih ada noh disana kali-kali yang item-tem menggenang,

masih ada. Kita udah pake autan sama kipas angin tapi masih aja.

Saya disini beda sama anak tinggalnya, saya lantai 3, anak saya lantai

2.

Bapak usia sudah

berapa?

52.

Anak kerja dimana

pak?

Kelapa Gading.

Page 157: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Masukan atau saran

untuk pemerintah?

Maunya gini, mereka ini kan punya warisan paling enggak gitu kan,

beda sama yang ngontrak, tolong dibedain aja, kalau disini bisa hak

milik warga itu enggak keberatan, karena itu solusi, ya kita bayar air

sama listrik enggak keberatan asal sewanya ilangin aja, mau minta

sama gubernur seperti itu karena janjinya dia. Kita pernah ngajuin

rumah deret pas pak Jokowi, kita juga buat yang di bawah buat

aktivitas masyarakat, udah ada di sentiong, contohnya itu, pak

Jokowi langsung mau.

Kalau sejarah nama

bukit duri?

Karena kali itu banyak duri-duri, bukit kan tinggi, banyak duri-duri

itu ada pabrik peluru kan masih masuk bukit duri, itu buat senjata itu

buat latian nembak, terus lari ke gudang peluru buat penjara wanita

disitu.

Siapa yang ngasih

nama pak?

Ya memang tokoh situ, tokoh masyarakat, seharusnya jalan itu juga

dibikin nama, jalan Abdullah syafii sempet dibuat, sempet bukit duri

pangkalan karena banyak matrial kusen, pembangunan, kan jaman

pak harto pembangunan di galakin, banyak juga sejarahnya, karena

dari dulu tanah adat, pengairan lebih kuat kan irigasi, kerjasamanya

PU, pengairan, sama pemda DKI, tapi tiga itu enggak ada yang

merespon warga, harusnya ada solusi, kalau mau ngakuin itu

sebenernya tanah PJKA, PJKA udah ngakuin buat masyarakat, dia

cuma ambil jalan kiri sama kanan, bahkan sebelum ada undang-

undang mereka udah ada dulu. Itu saya 200 tahun, belum yang lain-

lainnya yang lebih tua.

Adakah perbedaan dari

segi gotong royong?

Sama aja sebenernya disana sama disini, mereka paham, cuma

sekarang ini agak sulit juga memang, kalau saya di gedung ini agak

rapih, itu ada sumbangan warga tapi kembali lagi buat warga,

operasional, 5000 atau 1000, misal ada yang meninggal bisa dari situ,

nah disini memang banyak warga bayar, kita tunjukin kita dibilang

kumuh, dibilang miskin, tapi kita bisa bayar kewajiban kita dan bisa

merawat gedung ini, setiap ada pertemuan itu saya bahas terus.

Ada juga iuran

sampah?

Enggak, iuran sampah itu masuknya uang sewa gedung, kalau

kalangan menengah dimanjain, transportasi ada, fasilitas, bis sekolah

ada walaupun kurang. Tapi kan disini juga banyak kalangan bawah,

dengan kebutuhan mereka segitu, pas-pasan saya maunya juga kaya

di bukit duri sampe jam 1 jam 2 saya bisa ngobrol, sekarang gimana

mau ngobrol, mereka pagi-pagi berangkat, pulang kecapean terus

tidur, saya mau ngobrol sama siapa. Saya juga udah himbau agar ada

kegiatan masyarakat, tapi karena mereka jenuh dan kecapean kayak

orang komplek jadinya.

Kalau disini masih ada

siskamling atau enggak

pak?

Kalau siskamling ada security sih, pernah ngadain juga tapi ya karena

udah capek, jadi ngasih duitnya aja. Di bukit duri ada siskamling,

sampe waktu itu diserang sama kampung pulo itu dia iri kita kok

enggak digusur-gusur, sampe dibakar petasan itu rumah-rumah, nah

saya ke polda metro jaya tolong saya minta personil.

Status tanah di bukit

duri sudah sertifikat

atau masih girik?

Kalau itu kan PBB bayar, karena itu bukan hak kepemilikan,

seharusnya mereka diarahkan sampai 20 tahun nah ini kemana

pemerintah kan. Kalau sertifikat nih contoh masyarakat punya

sertifikat bisa ditingkatnya, seharusnya, itu kan ada program pro

masyarakat dapet tapi enggak banyak, yang dapet itu yang punya duit

semua, harus bayar, nah seharusnya itu diarahin semua masyarakat

sebelum digusur, yang diganti yang punya sertifikat, yang enggak

punya enggak diganti. Ahok juga pernah bicara di media bahwa

sejarah Bukit Duri sama Kampung Pulo itu kuat, dia ngakuin, tapi

kan kebijakannya beda, makanya musyawarah saya minta, duduk

bareng.

Dulu ada pasar rakyat

ya pak?

Iya dulu di Bukit Duri ada pasar rakyat kita rutin tapi disini udah

ngga ada.

Page 158: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan
Page 159: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Boleh diceritain pak

apa yang menarik

disana?

Disana memang kebanjiran, tapi disana istilahnya hidup udah mapan,

saya kan disana pengurus masjid jadi ada pemasukan setiap

bulannya, bersih-bersih masjid, sumbangan dari warga ada, paling

sedikit sebulan 500 mas, kalau disini kosong. Sekarang masjidnya

lagi dibangun lagi, kan kena digusur, waqaf dari mertua. Yang

diingat, faktor utama itu sudah lama disana, merasa orang sana asli,

dari umur 15 tahun belum pindah kemana-mana, sampe nikah terus

punya anak-punya cucu disitu terus, dari enggak punya gubuk sampe

punya gubuk, jadi tetap merasa tersingkirkan, tapi memang bukan

haknya, tapi saya sadar memang itu bukan tanah sendiri, tanah

pemerintah, kita harus sadar lah. Kendalanya disini cuma kehidupan

aja disini, kalau enggak ada dari anak enggak ada pemasukan, kalau

disana uang satu juta bisa, disini enggak sama sekali nerima oang

selain dari anak.

Bapak dulu di RT

berapa pak? Sekarang

di blok apa?

Di RT 06 RW 10, blok blatik sini.

Bapak keluarga berapa

orang disini?

-

Saya sekeluarga sama anak satu, anak perempuan, yang lagi pisah

sama suaminya, ehh sama cucu, aslinya anak saya 5, udah pada

berumah tangga, Alhamdulillah masing-masing pada punya rumah

sendiri.

Istri bekerja pak?

-

Enggak, cuma ibu rumah tangga aja, semenjak hidup, cuma dulu kan

dirumah dagang juga, ngewarung sembako, kalau disini enggak,

karena memang faktor utama usia udah enggak mampu tenaganya,

yang kedua memang udah biasa jualan di rumah, disini enggak bisa.

Jadi cuma dari anak aja, sedangkan anak aja gajimya cuma UMR

kerja di Carefour, perlu transport. Karena di Casablangka, lebih deket

dari bukit duri.

Berarti saat ini bapak

penghasilannya

berkurang ya pak?

-

Bukan berkurang lagi, tapi kosong, disana banjir itu juga ada

hikmahnya, hikmahnya itu dapet bantuan supermi atau indomie

hampir enggak kemakan sebulan, baju bekas, baju baru, kadang-

kadang orang asing, orang arab ya ngasih uang 50.000 udah kaya

ngasih seribu rupiah, saya kan di kampung arab, dulu tuh dari mereka

beras 5kg dapet, sekarang udah enggak ada.

Aktivitas bapak

sekarang?

Turun naik ngurus peliharaan, diempanin.

Jadi bapak merasa

lebih nyaman disana

ya?

-

Kalau buat enak, nyaman lebih nyaman disini, cuma rumah kan dulu

disana enggak bayar, sekarang bayar, aer bayar.

Bapak perbulan berapa

bayarnya?

-

Disini hampir kenanya keseluruhan hampir 600.000, listrik rumah

air, kalau rumah 300 lebih kalau lantai 1, ini listrik saya belom bayar

3 bulan, banyak kebutuhan soalnya, orang tua di kampung sakit, jadi

gaji anak untuk kesana, orang tua di Sukabumi, kalau ibu asli orang

sini.

Bagaimana sejarah

Bukit Duri zaman

dahulu?

Semenjak datang kesitu kita nyaman, enggak pernah ada perkelahian,

berantem antar tetangga enggak ada, hubungannya harmonis. Soal

kehidupan sih disana, mudah bergaul, saling mengenalnya cepet.

Intensitas warga

berkumpul apakah

sama dengan sat

dibukit duri?

-

Eeee agak berkurang ya, mungkin dari ekonomi agak berkurang dia,

kana apa-apa perlu dana, mereka pada sibuk bekerja atau ya mungkin

ekonominya, enggak ada tambahan disini. Ngumpul tetep, cuma

berkurang jauh. Kadang kan ada perkumpulan ini ada patungannya,

terus kita lagi ga ada uangnya jadi minder. Kalau di Bukit Duri suka

dapat aja sih, kadang-kadang ada tetangga yang baik buat bayarin

sekalian. Karena disana tetangga ada pegawai bank, pegawai

Telkom, dia tahu merasa dari pada sedekah ke orang jauh mending ke

tetangga yang deket.

Page 160: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Berarti kalau aktivitas

bapak lebih senang

disana ya?

-

Iya senang disana, sepertinya mudah, walaupun satu rupiah, karena

faktor utama donatur yang keluar misal ada acara maulid di masjid,

yang diutamakan kan orang kaya lebih gede ngasinya, kalau disini

sama karena ukurannya sama, disana masih kenal sama warga yang

luar. Misal disana di kampung melayu pengusaha jual beli mobil,

karenya rumah sama showroomnya kegusur disini lama-lama duitnya

abis juga, ada tetangga saya 3 orang, padahal 1 rumahnya aja masuk

13 mobil, digusur karena di pinggir jalan.

Status tanah disana

seperti apa?

Kalau status tanah bapak kurang paham, mungkin AJB, ada yang

pemerintah, ada yang sertifikat.

Bapak dapat ganti rugi

atau tidak?

Enggak, sepeser pun enggak, tapi dulu janjinya memang begitu

sebelum digusur, kan ini manusia, harus dimanusiakan, kan begitu,

untuk apa waktu itu diukur-ukur rumah kita, cuma nyeneng-

nyenengin, dihargain sekian buat ukuran sekian, ya saat itu kita

seneng terima aja. Ya tapi sekarang terima aja apa adanya, tapi kan

sekarang jadi bahan omongan, karena janji, coba kalau enggak janji.

Bagaimana

kepercayaan bapak

terhadap pemerintah?

Yahhh sama sih semuanya, kalau mau dipilih janjinya enak, dulu

biasa-biasa aja enggak merasa, kalau sekarang merasa disingkirinnya.

Bagaimana harapan

bapak ke depannya?

Harapan mungkin disini nanti ada perubahan untuk kehidupan

masyarakat setempat yang mayoritas pendidikannya hehe, menengah

ke bawah, sepertinya gitu, jadi ada bantuan apa kek gitu untuk

kesejahteran.

Apakah ada pelatihan

keterampilan disini?

Ada tuh jait, bordir, segala tari, tapi saya enggak ikut itu karena udah

enggak memungkinkan usia, anak saya juga ngga karena enggak

sempet kan kerja.

Apakah kebutuhan

pokok sehari-hari

selama sebulan

terpenuhi?

Kalau dari anak saya aja lebih kurang sih, tapi memang sekarang

semuanya ya serba kurang sih.

Apakah ada aturan

khusus di dalam rusun?

Seperti aturan jam

berapa keluar rumah?

Enggak ada sih ya, yang penting enggak melanggar peraturan.

Sudah berapa lama

tinggal di rusunawa?

Sudah 10 bulan, semuanya hampir sama.

Kalau disini masih ada

aktivitas ngobrol

bareng sesama warga?

Iya ada antar warga, orang tua-orang tua itu kan, pengangguran

semua, tapi mayoritas bukan pengangguran pensiunan, memang

pengangguran aja, ngandelin dari anak aja. Ya ngobrol sekedarnya

aja ngga kaya dulu.

Sekarang ekonominya

kaya lagi merosot ya

pak?

Iya dulu anak saya pernah kerja pemasaran apartemen, studi

bandingnya ke Hongkong, Singapore. Tinggalnya di Ciledug,

kantornya di Bintaro, tiap bulan udah hampir enggak juga ngasih

bulanan. Karena dia tidak ada pemasukan, kan kalau 3 bulan tidak

ada penjualan dipotong gajinya.

Sekarang berarti bapak

ngandelin dari anak

yang perempuan?

Iya yang kerja di Carefour, itu kerja istilahnya apa, ngelayanin

pembeli gitu, jadi kasir. Carefour juga enakan dulu masih punya

Perancis, ada tunjangan kesehatan, anak, sekolah dijamin, sekarang

kesehatan BPJS, sekarang kan yang punya Trans.

Untuk kesehatan

apakah ada puskesmas

disini?

Ada disini, kapan aja dilayanin, tapi gimana ya kalau puskesmas itu,

tetep ada harus ke dokter luar dokter luar keluar duitnya seratus atau

dua ratus paling sedikit.

Kalau usaha di bawah

sini kurang ya pak?

Yang punya warung aja pada tutup, abis pembelinya lingkungan

disini juga, enggak ada orang luar, enggak ada pegawai tingginya,

kalau disana ada pegawai tingginya, ada orang Telkom, kepala bank,

kalau disana walaupun di pinggir kali, kelebihannya itu kita duduk-

Page 161: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

duduk sambil serokin botol-botol, seminggu 20.000 atau 50.000

nerima, yang penting kita rajin. Modalnya datang sendiri, kita lagi

duduk di pinggir kali tau-tau orang buang gabas bekas TV yang besar

kita ikat digabungin bikin perahu, terus botol-botol plastik atau gelas-

gelas, ada kegiatan ngumpulin. Tukang abu lewat, borongin, 30.000

atau 20.000, enggak pake tenaga berat, Kalau disini enggak ada.

Kalau disana

kebanjiran bagaimana

pak?

Ya itu udah enggak merasa pokoknya, yang penting hikmahnya aja

yang didapet, semakin banjir besar ya itu beras numpuk, indomie

numpuk, uang saku numpuk, baju bekas tinggal pilih, kadang-kadang

dapet yang bagus. Dari orang kaya ngasih baju bekas baju belom

dipake ada.

Kalau disana

kebutuhan pokok lebih

dari cukup ya pak?

Memang kelihatannya kebanjiran kasihan, buat orang pinggir kali,

subhanallah semuanya itu hikmah. Kita enggak ngeluh kalau banjir,

malah seneng, dibilang senengnya kenapa, rumah kita kebanjiran ada

aja rejekinya. Cuma memang salahnya tinggalnya di pinggir kali,

bukan haknya. Ya menurut orang pemerintah sih kita dienakin,

memang secara logika, untuk sehari-harinya ini, tanya orang semua

orang pinggir kali yang udah puluhan tahun, itu kalau enggak mau

gitu bodoh banget istilahnya, rejeki di depan mata. Rumah enggak

bayar, tanah ke belakang masih ada 4 meter, nanam belimbing, cabe,

sayuran itu bisa cuma ruginya kalau air dateng aja, kalau musim

keringnya lama. Bisa ternak ayam, telor ayam kampung kan 3000,

cuma ruginya kalau lagi banjir besar ilang kerendem, tapi 3 hari ada

lagi dari orang. Memang keliahatan sama orang luar kasihan orang

pinggir kali kebanjiran, tapi hikmahnya banyak. Apalagi anak-anak

muda tuh berenang ngumpulin tuh galon, bagi dah tuh uangnya,

tabung gas.

Tengah malem masih bisa berenang, kan bantuan dari pemda ada

juga perahu karet, ya mungkin pemerintah juga bosen, udah gitu

sorotan dari negeri orang, yang ngerasain mah banyak hikmahnya.

Ya yang jelas mah karena sudah lama tinggal disana, sudah lama

mengenal, ada pegawai tinggi-tinggi banyak jadi sedekah-sedekah ke

tetangga dulu. Kadang-kadang orang-orang tua diajak ke hotel mana

sama pak kiayi, dapet amplop 500.000 per orangnya. Kadang-kadang

Cina butuh selametan, kan aneh, disiapin mobil, dibawain nasi

bungkus kita, amplop juga, itu yang lucunya sering yang Cina-Cina

begitu, pernah di hotel senayan, pengusaha alkohol, pokoknya suka

ada aja, kalau disini sama sekali enggak ada.

Berarti aktivitas disini

berkurang?

Iya, enggak ada penghasilan, kalau buat nyaman emang disini tapi ya

karena enggak kena kebanjiran aja, padahal kalau menurut bapak

banjir itu hikmah, tadinya enggak punya uang sama sekali jadi punya

uang.

Jadi masih banyak

warga yang ke Bukit

Duri ya pak?

Masih, nyari kehidupan tetap disana, yang muda-muda tuh, jadi kuli

nyuci, ngojek. Kalau yang muda-muda mah, beda di waktu, tetep dia

merasa rugi di waktu, mungkin jam berapa harus istirahat, belom

kena macetnya, belom kena musibah di jalan. Waktunya lebih tersita,

beda 3 jam bias.

Disini memang enggak

ada kerjaan yang bisa

dikerjain?

Enggak ada lah, kita kan belom saling kenal, baru setahun,

sosialisasi, kan butuh waktu, apalagi yang tua begini, apa yang mau

di sosialisasikan. Dulu janjinya ada bantuan dari pemerintah, tapi

belum ada, baru sembako pas baru-baru, sekarang enggak ada udah

berapa bulan, mungkin dulu mau nyari masa juga kali. Yang katanya

beras miskin aja enggak ada disini, enggak tau yang lain, cuma dulu-

dulu ada.

Suasana untuk bermain

masih sama?

Sama, fasilitas ada, disediain lapangan basket.

Untuk air ada enggak?

Air kalau dibawah gratis untuk wudhu, kalau dirumah kita bayar, per

kubiknya 5500.

Page 162: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Kalau sekolah?

Masih banyak yang sekolah disana, pada enggak mau, kalau disana

masih mendingan ada bantuan-bantuan kalau lihat orang tuanya mata

pencariannya kecil.

Katanya nyamuknya

banyak?

Waduh nyamuk, kadang susah tidur, musim panas udah mulai,

waduuhh, belum pernah ada fooging tapi kalau disana hampir setiap

bulan, apalagi kalau habis banjir. Disini belom ada, mungkin

dinilainya bersih, belum ada laporan yang terjangkit.

Suasananya harus

menyesuaikan lagi ya

pak?

Orang masjid jumatan paling dapet 200 atau 300 ribu, lebaran haji

cuma dapet sejuta lebih di masjid ini, saking minim ekonominya

mungkin. Kalau di Tebet Al-Ihtihad, solat id dapet 65 juta berapa

gitu, solat jumat dapet 25 juta komplek gudang peluru tiap bulan

ngasih beras 20kg. Kalau lebaran haji daging kambing enggak

kemakan, kalau disini cuma nerima dari pemda doang sebungkus,

disana sekulkas penuh. Mungkin karena saling mengenal lama

mengenal jauh, akrab.

Kalau gotong royong?

Waahh lebih enak di bukit duri, soal gotong royong disini sih sama,

tapi kan ekonomi semua melemah, kan orang semangat dari ekonomi

disana 50.000 enggak susah banget, disini 5000 aja susah,

penghasilannya sama.

Tadinya belum ada

fasilitas cuma ruangan

aja?

Iya, dikasih speaker satu, terus juga bantuan dari luar, ambulan tuh

dari ada tapi bukan dari pemerintah. Pemerintah mah janjinya aja

dulu gitu enak-enak, padahal.

Kalau parkiran aman

pak?

Enak, aman, tapi tetep aja tetangga pernah kehilangan motor tuh.

Disini masjidnya

dimana?

Jadi setiap blok dikasih satu ruangan buat masjid, tapi belom, katanya

nanti tahun 2018. Engga tau juga beneran apa cuma janji lagi.

Kalau di setiap rumah

ada nomernya pak?

Nomer pintu ada, dari 1 sampe 50, kan 50, saya di blok belatik 104,

lantai 1, kalau pak Udin di blok merpati, ada cendrawasih, merak

enggak ada tulisannya, cuma yang tahu warga aja.

Jadi rata-rata yang di

Bukit Duri di 4 blok

itu?

Semuanya bukit duri 8 blok, saya di Kampung Melayu tapi

kelurahannya Bukit Duri, kena juga normalisasi, di bawah rusunnya

Kampung Pulo, di belakang rumah sakit hermina.

Ada hikmahnya pak

ya?

Iya emang itu tinggal disana hikmahnya banyak, tetangga tuh kapan

aja, sakit, meninggal, pasti dateng apalagi orang lama, terus apalagi

kalau hari libur berbondong-bondong takziah, bisa dapet 5 juta sampe

10 juta.

Pak kalo untuk dampak

terhadap anak-anak

sendiri gimana pak?

Jadi kalo anak-anak itu ngga ada, paling ya dari ekonominya, kayak

kemaren saya jual tv, pas gak punya duit buat bayar rusun, saya jual

aja tv saya lumayan gede led, cuman satu buat nonton anak, tapi kan

kalo saya mah orangnya gak biasa punya utang, jadi mending gitu

Nama Informn : Pak Ardi (55)

Status Informan : Warga (Petugas Kebersihan saat di Bukit Duri)

Pertanyan Jawaban

Disini kemana-mana

jauh ya pak?

Disini kemana-mana jauh, susah. Iya, kalau enggak punya kendaraan

yaudah jalan kaki.

Adakah kesan-kesan

yang diingat?

Bedanya jauh, disana apa-apa gampang, nyari usaha gampang, semua

gampang deh di Bukit Duri daripada disini, disini kan jaraknya, dari

sana kalau dari Bukit Duri ke Kampung Melayu kan dekat, nah kalau

dari sini pegelnya minta ampun. Nyari duit gampang gitu, kerja apa

Page 163: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

aja bisa, disini kerja harus ada ijazahnya SMA, kalau enggak ada

ijazah SMA enggak bisa kerja, ya mau kerja apaan, terus bayar rusun

dari mana kalau kita enggak kerja, bingung. Anak saya kerja di

Kasablangka, supir. Dulu saya disana kerja pembersihan sampah

warga, kalau disini kan harus pake ijazah, ijazah tinggi-tingginya ya

SMA, kalau SD sama SMP enggak kepake disini.

Kalau tempat

tinggalnya bagaimana

pak lebih nyaman

disini atau disana?

Enakan di Bukit Duri, ini banyakan pegawai negeri kerjanya di

Tebet, Pancoran, iya ada tinggal disini separuhnya, separuhnya

tinggal di tempat kerjaannya.

Kalau bapak dulu

aktivitasnya apa pak?

Pembersihan, bawa gerobak, bawa-bawain sampah warga. Sekarang

berhenti, sekarang saya kerjanya ngojek udah, ngojeknya di Bukit

Duri, ya karena emang gampangan disana usahanya.

Bapak tadinya bawa

gerobak terus kenapa

jadi ngojek?

Karena jauh, jadi kan kita anak sama bini kerja disana jadi kita anter

jemput anak bini aja sekalian ngojek, pulang malem sekalian jemput

kita balik.

Kalau keluarga ada

berapa?

Anak 3, yang kerja baru 1, yang 2 lulusan SMA belom kerja

Kalau istri kerjanya apa

pak?

Momong anak bayi, kaya suster aja gitu, di Bukit Duri, disini kerjaan

susah, usahanya disana-sana juga, kalau enggak punya kendaraan

bingung juga sih, makanya sekalian anter jemput istri sekalian

ngojek, pulang malem.

Berarti kerjanya jadi

berubah ya pak?

Iya berubah, takut nanti anak sama istri enggak di jemput.

Bapak tinggal di blok? Merpati, lantai 5.

Kalau bayaran masing-

masing lantai berbeda

pak?

Iya beda-beda sih, kalau saya cuma 270.000, murah. Kalau lantai 2

atau lantai 1 sih hampir mau 400.000.

Kalau ruangannya luas

pak?

Luas sih, 2 kamar, ruang tengah, ruang tamu, lega, ada kamar

mandinya sendiri, jemurnya sendiri, buat cuci piringnya sendiri, satu

rumah semua ada.

Kalau disini, untuk

kekerabatan atau

kekompakan dengan

warga bagaimana?

Enakan di Bukit Duri, soalnya kayanya warga enggak ada yang

cekcok gitu, enggak ada yang rebut, kalau disini ribut mulu. Enggak

boleh ada pintu gabruk aja, pintu gabruk kan bukan kita yang

gabrukin itu angin, disangka kita yang nutup jadi ribut. Enggak boleh

ada anak kecil main berantakan, namanya anak kecil berantakan

wajar kan enggak ngerti, misal anak kecil nyampah diomelin dikata

kita yang berantakin. Dibilang kita enggak pernah nyapu atau ngepel.

Ribut mulu gitu, makanya enakan di Bukit Duri, enggak pernah ribut

saya. Soal anak atau soal apa juga enggak pernah ribut. Kita segen

ribut, kalau di Bukit Duri aman-aman aja. Semua-muanya enakan di

Bukit Duri, mau ngapain, mau dagang, gampang aja kalau disini

yang beli orang-orang sini juga orang luarnya enggak ada, kalau di

Bukit Duri orang dari mana aja ada kesitu kalau mau belanja.

Apakah ada aturan

khusus untuk penghuni

rusun?

Kalau waktu bebas, awalnya bebas orang mana aja boleh masuk,

kalau sekarang udah enggak bebas, ditanya orang mana, sodara siapa,

tetangga siapa, KTP ditahan, beda. Karena disini banyak maling,

karena kan orang luar boleh masuk, sekarang kan ditanyain keluarga

siapa, yaudah orangnya disuruh datang.

Kalau disini ada

RT/RWnya pak?

Ada, masing-masing blok, blok ini RTnya lain RWnya lain.

Bagaimana akses disini

menurut bapak?

Ya jauh, keluar dulu ke walikota baru ada kendaraan, kalau disini,

kan busway di walikota, dari situ turun lagi naik mobil, jauh disini,

mendingan di bukit duri, kita jalan kaki sampe tongtek udah ada

kendaraan yang mau ke jurusan senen atau blok m atau yang lain itu

ada. kalau disini ke jurusan blok M susah nyarinya, semua jauh, jadi

bingung kalau enggak punya kendaraan sendiri, urusannya bisa telat

Page 164: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kerja.

Keamanan seperti

siskamling di Bukit

Duri? terus ada

bedanya enggak sama

disini?

Disana ada ronda, kalau disini kayanya udah enggak ada, kan ada

satpam yang jaga, satu gedung 3 orang, enggak ada ronda, kalau

disana kan ronda 10 atau 20 orang.

Kalau listrik disini

gimana pak?

Listriknya listrik pulsa, kalau abis ngisi, kaya hp aja gitu pulsanya

habis ngisi, jadi puyeng.

Bagaimana akses

sekolah untuk anak-

anak?

Sekolah sih deket disitu tinggal jalan kaki aja, nyebrang kali, sekolah

SMA sama SMP itu. SDnya deket, di belakang gedung ini, SMP

sama SMA nyebrang pakai getek. TK ada ada disini, di gedung ini.

Ada 2 TK.

Harapan atau saran

kedepan untuk

pemerintah?

Saya sih enggak ada harapan untuk pemerintah, ya kacau dah gitu,

masih enakan di Bukit Duri daripada disini, nyari kerja gampang,

kerja apa aja gampang, kalau disini nanyainnya ijazah. Emang yang

kerja ijazahnya, kan yang kerja manusianya. Misal kita punya ijazah

tinggi tapi pas kerja enggak ngerti, die bingung apaan yang mau

dikerjain. Kalau saya kan udah biasa kerja pembersihan itu cium bau

bangke udah biasa aja, udah kebal karena udah sepuluh tahun lebih

kerja, kalau yang belum pernah kerja enggak mau kan. Iya saya kan

udah lama, cuma pagi kerja terus sore ngojek nyari tambah-

tambahan. Sekarang penghasilan dari ngojek lumayan juga sih. Udah

enggak kerja pembersihan karena kalau saya enggak berenti, anak

sama istri siapa yang jemput, anak masih pada sekolah. Enakan di

Bukit Duri dari pada disini.

Kalau bapak lahirnya

dimana pak?

Bukit Duri, dari kecil saya, mangkaya pas digusur kayanya ngenes.

Rumah saya digusur, emang rumah bikinnya enggak pake duit, kan

pake duit, digusur aja, penggantiannya enggak ada. Bingungnya

disini nyari kerjaan susah, kalau disana mau apaan aja, mau jadi kuli

panggul bisa, nah disini mau jadi kuli panggung gimana. Terus

disana bisa jualan kantong kresek, lumayan. Disni ijazah SMA kalo

kerja, terus kerjaannya nyapu, mana mau juga ijazah SMA nyapu, SD

juga bisa nyapu, saya juga pernah kerja cleaning service tapi

sistemnya kontrak.

Berarti bapak pernah

ngelamar kerja disini?

Pernah cuma engga ada ijazah, padahal saya kan juga pernah kerja

dikantor jadi cleaning servis. Ada sambilan juga, seandainya sabtu

minggu disuruh ngecat kantor ya saya kerjain. Saya biar rumah

disana cuma sepotong mending disana, rumah enggak bayar, paling

wajar bayar. Disni bayar tiap bulan, rumah bayar, listrik sama air

bayar, sampah juga bayar, kan emang enggak pusing nyari duitnya,

kalau nyari duitnya gampang mah engga masalah, enggak dipusingin.

Kalau enggak bayar-bayar bisa disita.

Kalau udah berapa

bulan enggak bayar

pak?

Kalau udah satu tahun enggak bayar disita rumahnya, dikasih surat

peringatan, katanya sih kalau gubernur ini memang semuanya jadi

gratis enggak bayar sama sekali, katanya sih begitu, entar kalau udah

jadi bayar juga, biasanya begitu pemerintah ngomongnye manis.

KTP bapak udah

pindah kesini juga?

Iya udah, keluarga udah kesini semua, udah ngga jadi orang Bekasi.

Pengeluarannya berapa

pak?

Pengeluaran sejuta, coba nanti November kalau gubernur udah jadi

datang enggak kesini terus jadi gratis, jangan janj-janji doang.

Harusnya janji ada suratnye pake materai, jangan udah jadi terus janji

doang sama aja boong milih dia.

Kegiatan kebudayaan

seperti pasar rakyat di

Bukit Duri apakah

masih dijalankan

disini?

Iya disana runtin ada pasar rakyat. Terus juga kalau disana juga

seminggu sekali ada kerja bakti warganya kalau disini enggak ada

karena ada petugas pembersihan. Kalau disana kerja bakti, ada yang

enggak mau ikut ya tapi harus nyumbang buat ngopi, rokok atau

makanan ke warga yang kerja bakti, kompak. Sekarang kan enggak

Page 165: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ada, ronda ada, enggak ada, padahal banyak maling, harusnya

dirondain juga disini kan. Terus nih kalau ada yang meninggal,

nguburin disini susah, mintanye 2.500.000, kalau disana juga paling

500.000 jadi ngubur.

Nama Informan : Pak Syamsudin (64)

Status Informan : Warga (Tokoh Agama saat di Bukit Duri)

Pertanyaan Jawaban

Saya disana tuh sejak kecil, sampe terakhir tahun 2016 eh 2017

pindah kemari.

Kalau sejarah awal

Bukit Durinya itu tahu

enggak pak?

Kalau awalnya sih saya enggak tahu, karena saya pindah, saya

awalnya dari kemayoran, pindah ke Bukit Duri. Gang 1, bukit duri

tanjakan

Bapak siapa namanya

pak?

Syamsudin, Usia 73.

Kalau bapak tinggalnya

dari dulu?

Yaa sejak usia 8 tahunan.

Kalau boleh tahu pak,

apa kesan-kesan di

Bukit Duri? dan

bedanya sama disini?

Kalau bedanya yaa, enak di Bukit Duri walaupun namanya sering

kebanjiran karena kita lama disana jadi enak disana. Kalau namanya

disini dibetah-betahin aja karena enggak ada tempat tinggal lain.

Nyaman mah enak disana karena emang kita lama disana, sejak kecil,

jadi apapun yang disana enak aja. Ya emang sih disini fasilitasnya

enak,enggak kebanjiran, tapi dibandingin disana betahan disana.

Bapak keluarga ada

berapa orang

Anak 1, tapi udah keluarga, saya ikut cucu disini, anak sih misah,

lantai 5 saya blok merpati

Berarti udah lama

tinggal di Bukit Duri?

Iya, disini baru setengah tahunan, eh sejak September, sepuluh bulan

lebih.

Kalau yang kerja di

rumah siapa pak?

Kalau saya disana memang udah tua enggak punya kerjaan tetap ya

serabutan aja, hari-hari memang numpang sama anak saya disana,

disini juga numpang, disini mah udah enggak ngapa-ngapain enggak

ada kerjaan, kalau di Bukit Duri masih bisa kerja serabutan, masih

bisa disuruh-suruh orang, bisa dandanin rumah, ngumpulin kardus

bisa dapat uang, kalau disini mah cuma turun naik. Sama sekali

enggak ada kegiatan disini.

Bagaimana keakraban

warga?

Iya enakan disana, lebih akrab di Bukit Duri kayanya menyatu antar

warga.

Kalau disini berarti

agak kurang ya pak?

Udah kurang, sosialisasi dengan tetangga itu udah kurang.

Apakah ada aturan

khusus disini?

Ya paling jaga ketertiban aja yaa, waktu bebas, enggak terkekang,

anak-anak sampe pagi, tapi sekarang mulai ngga dibolehin juga sih

gara-gara ada maling motor tuh pernah kemalingan disini padahal

ada satpam. emang harusnya ronda kaya di Bukit Duri. Kan

banyakan yang ronda daripada satpan disini cuma 2 orang. Ya

sebenernya sih engga ada larangan apa-apa, yang penting tahu batas-

batas aja.

Nama Informan : Bu Tina (35)

Status Informan : Warga Biasa

Pertanyaan Jawaban

Bu tina usianya berapa

bu?

35.

Page 166: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Kalo ibu asli warga

Bukit Duri bu?

Iya dari lahir udah tinggal di Bukit Duri

Ada kesan-kesan yang

beda ngga bu antara di

sana sama disini?

Pengalaman di Bukit Duri mah enakan di Bukit Duri kalo di Bukit

Duri mah enakan disana, kalo disini mah sepi.

Apa bu bedanya? Kalo cari pencariaan disana paling enak, kalo disinikan kurang, udah

gitu juga buka-buka ruko juga agak sepi kalo disana kan rame.

Kalo yang beda apa bu,

suasana apa yang

terkenang gitu?

Paling suasananya banjir terus hehehe.

Apa bu selain itu? Apa ya paling itu udah sana kesini masalah banjir paling, warga-

warga sononya beda sama sini, orang-orangnya kan bertetanggaan,

beda sama sini, kalo diisni agak kurang kan paling kalo disini udah

ini langsung naik kalo disini, udeh nggak ngobrol-ngobrol, kalo di

Bukit Duri enak rame terus bisa sambil ngobrol-ngobrol kalo disono

kan begitu enak rame terus.

Kalo disana ada gak sih

bu, kebiasaan gitu yang

gak ada disini gitu bu?

Disana sering ngumpul, disini udah jarang yang biasa ngumpul

disono disini udah pisah, beda-beda lantai, yang lantai 5 males turun

kebawah kan jadinya gitu.

Oh iya bu kalo disini

ada gak bu aturan-

aturan yang beda gitu

bu sama di Bukit Duri

bu?

Kalo di Bukit Duri sih gak terlalu banyak aturan, kalo disini banyak

aturan, paling udeh jam berapa disuruh naik sama security. Beda kalo

di Bukit Duri anak-anak ngumpul sampe pagi juga gapapa, kalo

disini mah, paling udeh jam berapa , sampe jam 10 udeh disuruh naik

sama security, dibatasin sama security, jadi disini gak boleh sampe

24 jam. Ngga boleh, kalo disanakan Bukit Duri bebas kan 24 jam,

warung juga buka 24 jam kayak indomie rebus, kalo disinimah

dibatasin, paling maghrib udah pada tutup itu warung-warung, kalo

disana kan sampe 24 jam.

Disini ibu aktifitasnya

apa aja bu?

Ibu rumah tangga, sama nganter sekolah. Suami, suami kerja

ngegrab.

Kalo disini, ini gak sih

bu kayak kekompakkan

beda gak sih bu sama

di Bukit Duri? Apa bu

yang beda?

Kalo disini kan soal kekompakkan tetangganya kurang ini, kalo di

Bukit Duri kompak orangnya, sore nih di Bukit Duri sering ngumpul

ada yang diomongin gini gini, kalo disini mah susah udah masing-

masing lah beda. Kayak di Bukit Duri, beda ya.

Terus kalo sama warga

sendiri ada gak saling

ngebantu gitu, kayak

ibu tadi bilang?

Kalo di Bukit Duri ada lah kayak saling ngebantu masalah apa gitu,

kalo disini warganya kurang tau juga sih, belom pernah minta

bantuan gitu juga kurang deket. Walaupun udah kenal kalo apa iya

disini walauapun disana deket kalo disini udah mencar beda-beda,

susah ngumpul misal dari 5 ke atas susah capek juga tuh, apalagi gak

ada lift.

Kalo untuk disini

tempatnya gimana

menurut ibu?

Kalo di Bukit Duri enak rame, kalo disini juga enak cuman gitu sepi,

malem takbiran juga sepi, masih ramean disana Bukit Duri walaupun

di pinggir kali.

Kalo ibu ngeliat dari

segi pemerintah sendiri

gimana bu atas relokasi

ini bu? Lebih seneng

atau gimana?

Hmm seneng sih mas bisa ngebantu, kadang kalo ini masalah busway

itu kurang, busway kan cuman 3, masih ada pengusulan juga sih tapi.

Nunggu busway lama paling setengah jam setengah jam, kadang

sampe sejam juga.

Kalo pagi buat anak

sekolah ada bus khusus

bu?

Sama aja busway sama buat anak sekolah enggak dipisah, gabung

jadi penuh, apalagi kalau udah ada orang dari sana jadi disini enggak

kebagian. Ya harapannya itu lah biar ada bis sekolah, untuk itu

khusus, jadi enggak padat.

Kalau pendapatan

sendiri gimana bu? Ada

perbedaan enggak bu?

Iya beda, mendingan di Bukit Duri pendapatan, kita bisa, misalkan

kaya saya, biasa ada nyuci nyetrika kan ada tambahan buat suami,

kalau disini enggak, susah, pemasukan paling suami doang. Masih

kurang, rumah kan bayar 300, belum air, belum listrik.

Page 167: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Kalau sistemnya disini

tuh ditempatin dari sini

atau ibu milih? Warga

boleh milih di bagian

mana?

Dari sini, ditentuin sama pemerintahnya, enggak boleh milih. Kalo

saya sih, tapi gatau kalo yang lain mungkin ada yang milih sendiri.

Disini ada atau enggak

kegiatan-kegiatan yang

disana enggak

dilakukan disini?

Pasar rakyat pas beberapa hari mau 17-an ada, rutin dilaksanain di

Bukit Duri, kalau disini enggak ada, paling disini bazar gitu doang

bazar biasa aja.

Berarti aktivitas disini

dibatasi sampai jam 10

malam aja bu?

Iyaa jam 10, setelah jam 10 malam enggak boleh keluar lagi. Enggak,

soalnya kemaren banyak yang kemalingan lebih aman di Bukit Duri

daripada di sini.

Kalau ngumpul-

ngumpul sama warga

juga jarang ya bu?

Iya jarang, mungkin disana udah akrab, tapi pas pindah kesini udah

beda, namanya beda lantai, dulu sering ngobrol, sekarang udah susah.

Kalau ibu lebih suka

tinggal dimana?

Disana, Bukit Duri.

Kalau sekolah disini

ada TK, SD?

SD ada, malah masih ada yang SD disana , berangkatnya bangunnya

jam 4 sebelum subuh. Masih, masih banyak yang bolak- balik

kesana, apalagi anak mudanye kalau malem minggu, masih pada

demen nongkrong disana daripada disini, lingkungannya sepi, jauh

juga sama tetangga yang enggak kena kegusuran.

Bagaimana awal mula

ibu bisa tinggal di

Bukit Duri?

Nah kalau itu sejarahnya yang tua-tua yang pada tau, kaya orang tua

saya, orang tua saya disini.

Biasanya penghasilan

saat di Bukit Duri bisa

dapat berapa bu?

Paling nyuci nyetrika seratus, bisa buat tambahan belanja, buat jajan,

disini enggak ada.

Jadi saya pengen tahu

perbedaan disana sama

disini enakan dimana?

Yang pada tahu lingkungan sini itu bilangnya enakan disono, disini

sepi, udah gitu banyak nyamuk, mungkin karena deket rawa.

Mendingan disana, enggak terlalu banyak, disini banyak banget, di

kamar sama diluar sama aja.

Kalau disini bagusnya

apa bu?

Ya paling bagusnya, kan kalau disana kan banjir, kalau disini ya

nyamuk, bagusnya juga bersih, karena ini kan dibersihin.

Kalau anak-anak maen

gimana?

Kalau jam segini sepi, sorean rame pada maen sepeda segala macem,

maen bola ada lapangan bola. Kalau fasilitas bermain di sini cukup

memadai sih ada fasilitasnya.

Kalau di Bukit Duri

anak-anak gimana

mainnya?

Yaa paling depan rumah doang maen sepeda, kalau disini bisa kan,

yang punya motor ya motor.

Disini lama ya bu

nunggu bisnya?

Iya.

Kalau anggota keluarga

yang lain ada yang

kerja atau enggak bu?

Enggak, orang tua saya kuli nyuci juga dari sini ke bukit duri, orang

tua yang perempuan 60an usianya, masih kerja disana, jalan pagi jam

5, pulang jam 5 sore, nunggu busway agak lama juga, yak karena

pencariannya disana jadi enggak bisa berenti, disini enggak bisa,

soalnya jauh dari perumahan komplek, disini kan ya rusun-rusun aja.

Jadi pendapatannya

berkurang ya bu?

Iya pendapatan jadi berkurang, susah kalo di sini.

Page 168: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

MATRIKS DATA 1 (Open Coding)

No Kode Awal Ditemukan

1. Administrasi

2. Aktifitas-Aktifitas

3. Aturan-Aturan yang Berlaku

4. Harapan

5. Keamanan

6. Kebiasaan

7. Ketersediaan Fasilitas

8. Kepercayaan terhadap Pemerintah

9. Loyalitas

10. Nilai-Nilai

11. Pemanfaatan Lembaga Sosial

12. Perasaan Nyaman Menempati Hunian

13. Perubahan Peran

Page 169: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

MATRIKS DATA 2 (Axial Coding)

1. Perubahan Struktural

Teknik

Pengumpulan

Data

Administrasi Aktifitas-Aktifitas Keamanan dan

Kebersihan

Lingkungan

Ketersediaan

Fasilitas

Pemanfaatan

Lembaga Sosial

Perubahan

Peran

Wawancara Informan Bu

Nur:

KTP, PM1,

KK,

keterangan

penghasilan,

kemudian foto

ya, terus surat

nikah. PM 1

itu keterangan

tidak

mempunyai

rumah, itu dari

kelurahan itu

pak PM1, iya

keteranganya

tidak punya

rumah

memang

datanya dari

kelurahan,

kalo warga

relokasi itu

jadi gini, kita

terima

datanya,

didata dari

kelurahan, jadi

kelurahan

datang, bilang

Informan Bu Nur:

Kadang-kadang rumahnya tuh

hanya depannya aja, dapurnya aja,

jadi mereka kadang-kadang masih

tinggal disana mereka belom

pindah kesini dengan alasan

mungkin mata pencahariaan dia

kan deket disana... Ngga kita ada

pelayanan busway gratis kok, dari

sini ke rusun ketempat dia

direlokasi ada, dari sini ke bukit

duri ada, dari Rawa Bebek ke

Pasar Ikan ada, dari Rawa Bebek

ke Pulogadung ada ada gratis, ada

bus sekolah ya gratis, poliklinik

ada, paud ada, mushollah ada,

koperasi ya itu diberikan kios,

nanti bank DKI bentar lagi ada,

jadi disini fasilitas-fasilitas olah

raga juga lengkap ya... Ya saya

tegor kalo gak bayar sewa,

ekonomi alasanya, memang kan

kalo di rusun ini dia kan

dipindahkan ya akar rumputnya

ya, mungkin disana dia ya ada sih

yang ngeluh, bu Nuri saya jualan

disana jualan aqua aja saya laku,

jualan nasi uduk laku keras,

karena disitu kan banyak yang

dateng kan orang luar banyak

Informan Bu

Nur:

-

Informan Pak

Zek:

Kalau

siskamling ada

security sih,

pernah ngadain

juga tapi ya

karena udah

capek, jadi

ngasih duitnya

aja. Di Bukit

Duri ada

siskamling,

sampe waktu itu

diserang sama

kampung pulo

itu dia iri kita

kok enggak

digusur-gusur,

sampe dibakar

petasan itu

rumah-rumah,

nah saya ke

Polda Metro

Jaya tolong saya

minta

Informan Bu

Nur:

Nah itu kan

memang udah ada

ingub nya ya

diatur, jadi para

ukpd-ukpd, skpd

itu dia harus

masuk ke rusun,

misalnya untuk

pemberdayaan

kafe-kafe itu ada,

misalnya

pelatihan

perikanan, sayur

mayor hidroponik

terus, dari tata

boga ada,

menjahit konveksi

ada, terus batik

juga ada, tapi ya

gitu warga rusun

pada saat daftar

bisa 30 orang 40

orang, lama-lama

rontok jadi 7

orang, 5 orang

dengan alasan dia

gak ada yang jaga

anak, anaknya

Informan Bu Nur:

Ngga – nggak jadi

deket-deket sini

kalo warga relokasi

kita bantu juga

pindah sekolah

deket-deket sini,

kerja sama dengan

Dikdas...

Informan Pak

Zek:

SMK di Kayu

Manis, jauh, asal

pagi saya nganterin,

anak saya ngeluh

terus pengen pindah

ke Bukit Duri lagi

karena capek

kejauhan, disini ada

sekolah tapi anak

saya tanggung, kan

enggak bisa juga

disana swasta

enggak bisa masuk

negeri disini...

Informan Pak

Endang:

Masih banyak yang

Informan Bu

Nur:

-

Informan Pak

Zek:

sebagai RT udah

tau warga-warga

saya, tapi tetep

mereka nganggep

saya RT aja

padahal bukan,

ada apa-apa lapor

ke saya, tapi anak

saya kan RT,

karena saya

enggak mau, tetep

aja anak saya kan

kerja, jadi saya

juga turun, warga

kesulitan tetep

ngadu ke saya.

Ada warga

sepuluh bulan

enggak bayar

rumahnya disegel

dan harus keluar...

Istri sih dagang

pas di sini aja,

karena jenuh kita

Page 170: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

jadi ini loh bu

warga yang

direlokasi

yang mau

menempati

rusun, tapi di

warganya

sekalian bawa

data-datanya

semua gitu,

melampirkan

data, jadi

bukan untuk

umum disini...

Langsung

tunai atau

debet ke bank,

ke bank DKI

langsung di

auto debet,

dari tanggal 1

sampai 20 jadi

proses kita

ngga ada yang

megang uang

tunai gitu

nggak ada, ke

bank DKI

gitu...

Informan

Pak Zek:

-

Informan

Pak Endang:

yang lewat dateng beli gitu, lah

kalo disini kan cuman warga

rusun sama-sama ekonominya

susah, “saya jual nasi uduk bu

Nuri, disini modal saya 100 ribu,

lah saya disini laku nasi uduknya

cuman 20 ribu bu Nuri, gimana

saya mau bisa bayar sewa, gitu

alasanya ekonomi... Sebenernya

ini sih udah bagus ya, sudah

diperbaiki ya, ya mungkin kalo

untuk kedepannya itu, untuk

faktor ekonominya ya mungkin

ya, kalo untuk selama ini kan

unit-unit usahanya mereka itu di

dalam rusun, jadi kalo bisa sih

nanti mendekatkan ke warga

sekitar yang lainnya gitu, jadi

agak kedepan gitu, kalo bisa

warga yang direlokasi itu jangan

terlalu jauh jaraknya dulu dia itu

punya mata pencaharian gitu

soalnya ya. Ya misalnya kan

warga Pasar Ikan yang biasa

melaut kan dipindahin kesini jauh

kan gitu, ya itu kan mungkin

kendala-kendalanya itu...

Informan Pak Zek:

Cara mencari pencarian, yang tadi

saya bilang kehidupan itu enggak

ada kehidupan disini, susah.

Contoh, mereka biasa dagang ini,

mereka untuk bisa makan aja

udah bagus untuk sekolah, nah

untuk bayar enggak dapet,

personil....

Informan Pak

Endang:

Enak, aman,

tapi tetep aja

tetangga pernah

kehilangan

motor...

Informan Pak

Ardi:

Kalau waktu

bebas, awalnya

bebas orang

mana aja boleh

masuk, kalau

sekarang udah

enggak bebas,

ditanya orang

mana, sodara

siapa, tetangga

siapa, KTP

ditahan, beda.

Karena disini

banyak maling,

karena kan

orang luar boleh

masuk, sekarang

kan ditanyain

keluarga siapa,

yaudah

orangnya

disuruh datang...

Disana ada

ronda, kalau

masih kecil,

kemudian apa

namanya, gak ada

yang nganter anak

sekolah, terus

dilarang sama

suaminya, disuruh

jaga rumah aja

gitu, gak bakat,

iya jadi lama-

lama pada

rontok... Ngga –

nggak jadi deket-

deket sini kalo

warga relokasi

kita bantu juga

pindah sekolah

deket-deket sini,

kerja sama

dengan dikdas,

udah gitu kalo

disini anak-

anaknya juga ada

latihan menari,

kemudian juga tpa

ada, bimbel, ada

dari komunitas

mahasiswa, kalo

nari dari sudin

pariwisata, jadi

emang semua

UKPD itu masuk

ke rusun... Iya

ada, tapi

warganya aja

yang kadang-

sekolah disana,

pada enggak mau,

kalau disana masih

mendingan ada

bantuan-bantuan

kalau lihat orang

tuanya mata

pencariannya

kecil...

Informan Pak

Ardi:

Sekolah sih deket

disitu tinggal jalan

kaki aja, nyebrang

kali, sekolah SMA

sama SMP itu.

SDnya deket, di

belakang gedung

ini, SMP sama

SMA nyebrang

pakai getek. TK ada

ada disini, di

gedung ini. Ada 2

TK...

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu

Tina:

-

enggak ada

kegiatan,

untungnya mah ga

seberapa, cuma

ngilangin stress

aja... Enggak, ibu

rumah tangga aja,

bantu-bantu saya

aja, ada aja

lobang-lobang

uang disana, jauh

sama disini, disini

jadi usaha, disana

istri enggak

usaha, warga

bilang bu RT

biasa tukang beli

sekarang malah

dagang, istri

dagang lontong

buat tambah-

tambahan aja...

Informan Pak

Endang:

Jadi cuma dari

anak aja,

sedangkan anak

aja gajimya cuma

UMR kerja di

Carefour, perlu

transport. Karena

di Casablangka,

lebih deket dari

bukit duri... kalau

enggak ada dari

Page 171: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

-

Informan

Pak Ardi:

Ada, masing-

masing blok,

blok ini

RTnya lain

RWnya lain...

Informan

Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu

Tina:

-

syukur-syukur bisa tapi buat

nabung kita enggak bisa. Untuk

makan sama sekolah aja udah pas.

Makanya kemaren kita minta ke

pak gubernur untuk dikasih lah

arahan. Nyari duitnya enakan di

Bukit Duri, warga Bukit Duri

pagi-pagi udah pergi kesana

semua, ngojek, kerja, nyari

makan, 70% kesana semua tiap

pagi, pulang malem. Walau dikata

pinggir kali tapi kehidupan usaha

enakan disana, disini tempat sih

nyaman, cuma buat usaha kita

susah... Ya positif negatif,

positifnya anak-anak ada tempat

bermain, terus jauh dari banjir,

tapi masalah ekonomi lah, disini

anak sekolah angkutannya enggak

satu arah sama sekolahan ini

masih banyak yang masih sekolah

di Bukit Duri, karena ada busway

gratis kan. Iya kalau di bukit duri

busway sampe sekolahan, lebih

enak kesana daripada disini, disini

susah, bis sekolah sampe jalan

raya, turun terus jalan lagi sampe

sekolahan jauh, misal ada berapa

persen dari disni yang sekolah di

SD 05, apa salahnya sih bis

sekolah masuk kesitu. Buat apa

ada bis sekolah tapi masih jalan

kaki juga, terus kalau jumat suka

enggak ada bis sekolah... Ya RT

aja, cuma ada usaha kecil-kecilan

bareng sama adek, sampe

disini kayanya

udah enggak

ada, kan ada

satpam yang

jaga, satu

gedung 3 orang,

enggak ada

ronda, kalau

disana kan

ronda 10 atau 20

orang...

Sekarang kan

enggak ada,

ronda ada,

enggak ada,

padahal banyak

maling,

harusnya

dirondain juga

disini kan... .

Terus juga kalau

disana juga

seminggu sekali

ada kerja bakti

warganya kalau

disini enggak

ada karena ada

petugas

pembersihan...

Informan Pak

Syamsudin:

Dulu waktu di

Bukit Duri kita

sering ngadain

kerja bakti

kadang kurang

apa ya, ya

misalnya gini dia

misalanya tukang

cuci kalo

seandainya dia

kadang disuruh

belajar menjahit,

membatik ya dia

kadang ngga bisa,

yaitu

terkendalanya

kadang-kadang

karena

pendidikan, jadi

gak maksimal gitu

ada

pemberdayaan,

mereka tuh

maunya, kalo ada

sembako gratis,

baru deh mereka

berbondong-

bondong, ntar

kalo gak dapet

protes, tapi kalo

istilahanya ada

yang bangsarnya

pendidikan gitu

daftarnya banyak

lama-lama

rontok....

Informan Pak

Zek:

anak sekolah

anak enggak ada

pemasukan, kalau

disana uang satu

juta bisa, disini

enggak sama

sekali nerima

oang selain dari

anak...

Informan Pak

Ardi:

-

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu

Tina:

-

Page 172: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

sekarang sih masih, pas disini ya

belom ada. Pas jadi RT

pemasukan ya ada aja lah, disini

enggak ada sama sekali... disana

bantuan dari mana aja ada, iya

disana ada aja, bantuan banyak.

Pas puasa namanya acara buka

bersama aja enggak ada, di bukit

duri itu SMA 8 perhatian buka

bersamanya, dari bank BCA,

Depsos juga, kebutuhan pokok

ada aja dapetnya. Saya selama

hampir setahun enggak ada, di

Bukit Duri pas puasa itu sembako

dapet aja, disini sekali-kalinya

dapet dari kapolda ngasih

sembako, kemaren banyak karena

partai pengen dipilih... Istri sih

dagang pas di sini aja, karena

jenuh kita enggak ada kegiatan,

untungnya mah ga seberapa, cuma

ngilangin stress aja, kan kalau

disana kita kehidupan terbuka, ke

pasar deket, mau dimana aja,

puskesmas deket, enak disana,

angkutan apa aja ada, disini mau

ke pasar mester juga jalan kaki,

disini terisolir. Disana strategis,

mau ke pasar, sekolah... Pasar

jauh, jalan kaki kalau enggak

punya motor, busway harus

tambah lagi. Kebanyakan warga

Bukit Duri maunya disediain bis

sekolah yang sampe bukit duri

jangan disambung naik angkutan

umum lagi, karena kan gampang

bersihin

lingkungan ya

karena kita

kesadaran

tinggal di kali

dan tetangga

juga pada

kompak jadi

digalakin itu

yang namnya

kerja bakti

bersihin sampah

seminggu

sekali.

Informan Bu

Tina:

Disini sekarang

dibatesin kaya

ada jam malem.

Soalnya pernah

ada yang

kemalingan...

Yang Ibu-

Ibunya yang

perempuan nih

kan suaminya

kerja bakti, nah

mereka pada

ngasih makanan

buat yang kerja

bakti...

angkutannya

enggak satu arah

sama sekolahan

ini masih banyak

yang masih

sekolah di Bukit

Duri, karena ada

busway gratis

kan. Iya kalau di

Bukit Duri

busway sampe

sekolahan, lebih

enak kesana

daripada disini,

disini susah, bis

sekolah sampe

jalan raya, turun

terus jalan lagi

sampe sekolahan

jauh, misal ada

berapa persen dari

disni yang

sekolah di SD 05,

apa salahnya sih

bis sekolah masuk

kesitu. Buat apa

ada bis sekolah

tapi masih jalan

kaki juga, terus

kalau jumat suka

enggak ada bis

sekolah...

Informan Pak

Endang:

Ada tuh jait,

Page 173: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

diitung lah sama pengelola

gedung ini anak sekolahnya

banyaknya di bukit duri, jadi apa

salahnya sih sediain bis sekolah,

jadi mengganggu bis yang biasa

antri gitu, kadang-kadang enggak

kebagian, anak sekolah itu

berangkatnya jam setengah 5...

Ada, cuma enggak digaji, kalau

disana dapet satu juta setengah.

Harusnya kan operasional ada,

cuma buat ngayomin warga

setempat aja, kalau enggak ada

kan ribet juga, ini kemana enggak

keluar, harusnya per 3 bulan atau

6 bulan sekali keluar. Sebenernya

RT juga enggak ngarepin itu,

dengan uang itu kegiatan warga

bisa berjalan juga... Kemaren

orang meninggal untuk

pemakaman disini agak sulit, bisa

dati 2,5 juta, kain kafan 1 juta

udah 3,5 juta, belum nyewa mobil

kalau dimakamin jauh, itu udah

hampir 5 juta, udah jatoh ketiban

tangga. Disini saya belum

adaptasi, kain kafan mau minta

kemana. Kalau nguburin di Bukit

Duri 500 paling gede, pemakanan

300, yang gali 200... Enggak, ibu

rumah tangga aja, bantu-bantu

saya aja, ada aja lobang-lobang

uang disana, jauh sama disini,

disini jadi usaha, disana istri

enggak usaha, warga bilang bu

RT biasa tukang beli sekarang

bordir, segala tari,

tapi saya enggak

ikut itu karena

udah enggak

memungkinkan

usia, anak saya

juga ngga karena

enggak sempet

kan kerja... Air

kalau dibawah

gratis untuk

wudhu, kalau

dirumah kita

bayar, per

kubiknya 5500...

fasilitas ada,

disediain

lapangan basket...

Ada disini, kapan

aja dilayanin, tapi

gimana ya kalau

puskesmas itu,

tetep ada harus ke

dokter luar dokter

luar keluar

duitnya seratus

atau dua ratus

paling sedikit...

Jadi setiap blok

dikasih satu

ruangan buat

masjid, tapi

belom, katanya

nanti tahun 2018.

Engga tau juga

beneran apa cuma

Page 174: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

malah dagang, istri dagang

lontong buat tambah-tambahan

aja, anak saya jajan 30 ribu...

SMK di Kayu Manis, jauh, asal

pagi saya nganterin, anak saya

ngeluh terus pengen pindah ke

Bukit Duri lagi karena capek

kejauhan, disini ada sekolah tapi

anak saya tanggung, kan enggak

bisa juga disana swasta enggak

bisa masuk negeri disini... Iya

kasihan, kaya dulu dagang,

mereka habis dimakan, tutup. Nah

saya kemaren ngajuin, saya minta

tolong kebijakan walikota Jakarta

Timur, saya minta warga saya

disubsidi dari UKMnya, kasihan

mereka saya bilang, tapi sampe

sekarang belum turun. Saya kan

cukup tahu juga masyarakat

kebutuhannya ini itu. Saya juga

masih mikirin warga saya yang

disegel, penghasilan dapet tapi

habis buat makan. Seharusnya

pemerintah juga bergerak, yang

saya minta dari ukm, itu tanah kan

tanah DKI tuh itu mau saya ajuin

buat pasar rakyat, itu membantu

masyarakat, kita kekurung,

terisolasi, sekarang kalau mereka

semua mau dagang yang beli

siapa coba. Kasihan, karena susah

untuk hidup disini, saya mau

tindakan gubernur baru nanti.

Saya bilang ke walikota, saya

enggak punya pilihan pindah

janji lagi...

Informan Pak

Ardi:

Luas sih, 2 kamar,

ruang tengah,

ruang tamu, lega,

ada kamar

mandinya sendiri,

jemurnya sendiri,

buat cuci

piringnya sendiri,

satu rumah semua

ada... Sekolah sih

deket disitu

tinggal jalan kaki

aja, nyebrang kali,

sekolah SMA

sama SMP itu.

SDnya deket, di

belakang gedung

ini, SMP sama

SMA nyebrang

pakai getek. TK

ada ada disini, di

gedung ini. Ada 2

TK...

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu

Tina:

Walaupun udah

kenal kalo apa iya

Page 175: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kesini, saya punya dosa sampai

mati, terus dia bingung tanya

kenapa, sekarang gini kita

ngambil di cakung sama bayar

300 tapi punya hak milik,

sementara disini kita sewa,

enggak bisa warisini ke anak dan

istri, kan punya dosa sampai mati,

itu enggak bisa jawab. Kasihan

keluarga saya mau dibawa

kemana, saya udah fleksibel saya

bilang, nah sekarang saya

memohon untuk dipermudah lah,

pemprov DKI bisa lah 300 ribu,

warga tinggal bayar listrik sama

air, itu aja dulu usahain, memang

kewajiban mereka untuk menjaga

gedung ini, warga bayar listrik aja

sama air, saya sih enggak

keberatan, tapi warga mereka,

orang taunya dikasih enak, tapi

enggak, di bukit duri

Alhamdulillah pendidikan kepada

anak meningkat. Saya ambil

keputusan fleksibel, kehidupan

masyarakat, coba lihat semuanya

enggak ada yang enggak anarkis

kalau penggusuran, tapi saya

bilang saya persuasif, saya jamin

kondusif. Saya enggak jamin

mereka yang punya rumah enggak

ada sertifikat tolong dibantu,

kalau mereka berontak saya

enggak tanggung jawab, saya

bilang. Perjuangannya panjang,

Alhamdulillah sampai saat ini

disini walauapun

disana deket kalo

disini udah

mencar beda-

beda, susah

ngumpul misal

dari 5 ke atas

susah capek juga

tuh, apalagi gak

ada lift... Kalau

jam segini sepi,

sorean rame pada

maen sepeda

segala macem,

maen bola ada

lapangan bola.

Kalau fasilitas

bermain di sini

cukup memadai

sih ada

fasilitasnya...

Page 176: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

saya sehat, bisa bantu lagi...

Informan Pak Endang:

Disana memang kebanjiran, tapi

disana istilahnya hidup udah

mapan, saya kan disana pengurus

masjid jadi ada pemasukan setiap

bulannya, bersih-bersih masjid,

sumbangan dari warga ada, paling

sedikit sebulan 500 mas, kalau

disini kosong... Kendalanya disini

cuma kehidupan aja disini, kalau

enggak ada dari anak enggak ada

pemasukan, kalau disana uang

satu juta bisa, disini enggak sama

sekali nerima oang selain dari

anak... Enggak, cuma ibu rumah

tangga aja, semenjak hidup, cuma

dulu kan dirumah dagang juga,

ngewarung sembako, kalau disini

enggak, karena memang faktor

utama usia udah enggak mampu

tenaganya, yang kedua memang

udah biasa jualan di rumah, disini

enggak bisa... Turun naik ngurus

peliharaan, diempanin... Yang

punya warung aja pada tutup, abis

pembelinya lingkungan disini

juga, enggak ada orang luar,

enggak ada pegawai tingginya,

kalau disana ada pegawai

tingginya, ada orang Telkom,

Page 177: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kepala bank, kalau disana

walaupun di pinggir kali,

kelebihannya itu kita duduk-

duduk sambil serokin botol-botol,

seminggu 20.000 atau 50.000

nerima, yang penting kita rajin.

Modalnya datang sendiri, kita lagi

duduk di pinggir kali tau-tau

orang buang gabas bekas TV yang

besar kita ikat digabungin bikin

perahu, terus botol-botol plastik

atau gelas-gelas, ada kegiatan

ngumpulin. Tukang abu lewat,

borongin, 30.000 atau 20.000,

enggak pake tenaga berat, Kalau

disini enggak ada... rejeki di

depan mata. Rumah enggak

bayar, tanah ke belakang masih

ada 4 meter, nanam belimbing,

cabe, sayuran itu bisa cuma

ruginya kalau air dateng aja, kalau

musim keringnya lama. Bisa

ternak ayam, telor ayam kampung

kan 3000, cuma ruginya kalau

lagi banjir besar ilang kerendem,

tapi 3 hari ada lagi dari orang.

Memang kelihatan sama orang

luar kasihan orang pinggir kali

kebanjiran, tapi hikmahnya

banyak. Apalagi anak-anak muda

tuh berenang ngumpulin tuh

galon, bagi dah tuh uangnya,

Page 178: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

tabung gas...

Informan Pak Ardi:

Disini kemana-mana jauh, susah.

Iya, kalau enggak punya

kendaraan yaudah jalan kaki...

Bedanya jauh, disana apa-apa

gampang, nyari usaha gampang,

semua gampang deh di Bukit Duri

daripada disini, disini kan

jaraknya, dari sana kalau dari

Bukit Duri ke Kampung Melayu

kan dekat, nah kalau dari sini

pegelnya minta ampun. Nyari duit

gampang gitu, kerja apa aja bisa,

disini kerja harus ada ijazahnya

SMA, kalau enggak ada ijazah

SMA enggak bisa kerja, ya mau

kerja apaan, terus bayar rusun dari

mana kalau kita enggak kerja,

bingung. Anak saya kerja di

Kasablangka, supir. Dulu saya

disana kerja pembersihan sampah

warga, kalau disini kan harus

pake ijazah, ijazah tinggi-

tingginya ya SMA, kalau SD

sama SMP enggak kepake disini...

Pembersihan, bawa gerobak,

bawa-bawain sampah warga.

Sekarang berhenti, sekarang saya

kerjanya ngojek udah, ngojeknya

Page 179: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

di Bukit Duri, ya karena emang

gampangan disana usahanya..

Karena jauh, jadi kan kita anak

sama bini kerja disana jadi kita

anter jemput anak bini aja

sekalian ngojek, pulang malem

sekalian jemput kita balik...

Momong anak bayi, kaya suster

aja gitu, di Bukit Duri, disini

kerjaan susah, usahanya disana-

sana juga, kalau enggak punya

kendaraan bingung juga sih,

makanya sekalian anter jemput

istri sekalian ngojek, pulang

malem... Semua-muanya enakan

di Bukit Duri, mau ngapain, mau

dagang, gampang aja kalau disini

yang beli orang-orang sini juga

orang luarnya enggak ada, kalau

di Bukit Duri orang dari mana aja

ada kesitu kalau mau belanja... Ya

jauh, keluar dulu ke walikota baru

ada kendaraan, kalau disini, kan

busway di walikota, dari situ

turun lagi naik mobil, jauh disini,

mendingan di bukit duri, kita

jalan kaki sampe tongtek udah ada

kendaraan yang mau ke jurusan

senen atau blok m atau yang lain

itu ada. kalau disini ke jurusan

blok M susah nyarinya, semua

jauh, jadi bingung kalau enggak

Page 180: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

punya kendaraan sendiri,

urusannya bisa telat kerja...

Bingungnya disini nyari kerjaan

susah, kalau disana mau apaan

aja, mau jadi kuli panggul bisa,

nah disini mau jadi kuli panggung

gimana. Terus disana bisa jualan

kantong kresek, lumayan. Disni

ijazah SMA kalo kerja, terus

kerjaannya nyapu, mana mau juga

ijazah SMA nyapu, SD juga bisa

nyapu, saya juga pernah kerja

cleaning service tapi sistemnya

kontrak... Terus nih kalau ada

yang meninggal, nguburin disini

susah, mintanye 2.500.000, kalau

disana juga paling 500.000 jadi

ngubur...

Informan Pak Syamsudin:

Kalau saya disana memang udah

tua enggak punya kerjaan tetap ya

serabutan aja, hari-hari memang

numpang sama anak saya disana,

disini juga numpang, disini mah

udah enggak ngapa-ngapain

enggak ada kerjaan, kalau di

Bukit Duri masih bisa kerja

serabutan, masih bisa disuruh-

suruh orang, bisa dandanin

rumah, ngumpulin kardus bisa

Page 181: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

dapat uang, kalau disini mah

cuma turun naik. Sama sekali

enggak ada kegiatan disini...

Informan Bu Tina:

Kalo cari pencariaan disana

paling enak, kalo disinikan

kurang, udah gitu juga buka-buka

ruko juga agak sepi kalo disana

kan rame... Iya beda, mendingan

di Bukit Duri pendapatan, kita

bisa, misalkan kaya saya, biasa

ada nyuci nyetrika kan ada

tambahan buat suami, kalau disini

enggak, susah, pemasukan paling

suami doang... Enggak, orang tua

saya kuli nyuci juga dari sini ke

Bukit Duri, orang tua yang

perempuan 60an usianya, masih

kerja disana, jalan pagi jam 5,

pulang jam 5 sore, nunggu

busway agak lama juga, yak

karena pencariannya disana jadi

enggak bisa berenti, disini enggak

bisa, soalnya jauh dari perumahan

komplek, disini kan ya rusun-

rusun aja...

Page 182: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

2. Perubahan Kultural

Teknik

Pengumpulan

Data

Aturan-Aturan yang

Berlaku

Kebiasaan Harapan Kepercayaan terhadap

Pemerintah

Nilai-Nilai

Wawancara Informan Bu Nur:

Kalo di rumah susun Rawa

Bebek itu kan ada satu

rusun lajang, rusun lajang

yang didepankan itu ada 6

blok, itu di khususkan

untuk pekerja yang

memang gajinya di umr ya,

gaji UMR nah itu tadinya

untuk rencanakan para

pekerja kawasan industri

didaerah-daerah sini gitu,

itu ada 6 blok, kemdian

kalo disini yang satu

gedung dengan kantor

UPRS Rawa Bebek ada 8

blok, blok itu untuk warga

relokasi, relokasi Bukit

Duri yang 4 blok disana,

itu sebanyak 400 KK, kalo

yang disini 4 blok disini

185 itu warga Pasar Ikan

dan gang arus, dan yang

215 nya itu dari warga

Bukit Duri... Memang

aturannya belum ada, tapi

selama ini ya kita tuh

menerima yang misalnya

gini ada di KK tuh ada

orang tuanya, ibu, bapak,

anak cucu gitu aja, tidak

melebih dari 8 jiwa gitu

Informan Bu Nur:

Mungkin masih ada

beberapa yang kosong

karena sebagian warga

Bukit Duri kadang-

kadang warga

direlokasi tuh ngga

semuanya rumahnya

tuh direlokasi, bongkar,

kadang-kadang

rumahnya tuh hanya

depannya aja, dapurnya

aja, jadi mereka

kadang-kadang masih

tinggal disana mereka

belom pindah kesini

dengan alasan mungkin

mata pencahariaan dia

kan deket disana... Iya

ada, tapi warganya aja

yang kadang-kadang

kurang apa ya, ya

misalnya gini dia

misalanya tukang cuci

kalo seandainya dia

kadang disuruh belajar

menjahit, membatik ya

dia kadang ngga bisa,

yaitu terkendalanya

kadang-kadang karena

pendidikan, jadi gak

maksimal gitu ada

Informan Bu Nur:

Sebenernya ini sih

udah bagus ya, sudah

diperbaiki ya, ya

mungkin kalo untuk

kedepannya itu,

untuk faktor

ekonominya ya

mungkin ya, kalo

untuk selama ini kan

unit-unit usahanya

mereka itu di dalam

rusun, jadi kalo bisa

sih nanti

mendekatkan ke

warga sekitar yang

lainnya gitu, jadi

agak kedepan gitu,

kalo bisa warga yang

direlokasi itu jangan

terlalu jauh jaraknya

dulu dia itu punya

mata pencaharian gitu

soalnya ya. Ya

misalnya kan warga

Pasar Ikan yang biasa

melaut kan

dipindahin kesini

jauh kan gitu, ya itu

kan mungkin

kendala-kendalanya

itu...

Informan Bu Nur:

Sebenernya ini sih udah

bagus ya, sudah

diperbaiki ya...

Informan Pak Zek:

saya mengharap

guberbur karena dia janji

ke masyarakat, kan yang

udah-udah janji ya cuma

janji aja. Warga Bukit

Duri sangat mendukung

program DKI yang

dijalankan sama

gubernur tapi saya harap

bisa musyawarah tapi

mereka enggak mau

musyawarah, duduk

bareng untuk tau maunya

masyarakat... Kalau itu

kan PBB bayar, karena

itu bukan hak

kepemilikan, seharusnya

mereka diarahkan sampai

20 tahun nah ini kemana

pemerintah kan. Kalau

sertifikat nih contoh

masyarakat punya

sertifikat bisa

ditingkatnya, seharusnya,

itu kan ada program pro

masyarakat dapet tapi

Informan Bu Nur:

-

Informan Pak Zek:

Pengalaman pahit warga,

itu rumah warga atau

tanah adat enggak dibayar

seharusnya ada

korordinasi yang baik,

warga pindah kesini kan

bukan kemauan

masyarakat, karena

dipaksa juga. Rumah saya

disana masih ada sedikit,

masih layak dipakai sih.

Nah itu semuanya hampir

800 warga yang

dipindahin kesana, di blok

cendrawasih, merak,

gelatik, sama merpati,

disana blok b sama blok g,

jadi campur juga sama

yang baru, Pasar Ikan

sama Kampung Melayu

sedikit, paling banyak

Bukit Duri, banyak juga

yang dibuang ke pulo

gebang sama PIK , sama

Cakung yang enggak

dapet disini... Makanya

saya mau ketemu sama

gubernur kemarin, dia

Page 183: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kalo bisa, tapi kan warga

relokasi biasanya kan

kadang-kadang suka lebih.

ini yang khusus aja ini sih

kasuistik aja sih, hanya

mungkin ada beberapa gitu,

tapi kalo pada saat

penertiban ada rusun yang

kosong ya kami berikana

kepada warga yang

istilahnya yang melebihi

yah kapasitasnya itu, tapi

kalo ada rusun yang

kosong. Mungkin masih

ada beberapa yang kosong

karena sebagian warga

Bukit Duri kadang-kadang

warga direlokasi tuh ngga

semuanya rumahnya tuh

direlokasi, bongkar,

kadang-kadang rumahnya

tuh hanya depannya aja,

dapurnya aja, jadi mereka

kadang-kadang masih

tinggal disana mereka

belom pindah kesini

dengan alasan mungkin

mata pencahariaan dia kan

deket disana, jadi ada sih

yang memang yang

kosong, memang warganya

belum datang aja itu sih,

tapi kalo udah selama 3

bulan atau 6 bulan ya kami

tertibkan, tapi kalo udah itu

sebenernya itu udah

pemberdayaan, mereka

tuh maunya, kalo ada

sembako gratis, baru

deh mereka

berbondong-bondong,

ntar kalo gak dapet

protes, tapi kalo

istilahanya ada yang

bangsarnya pendidikan

gitu daftarnya banyak

lama-lama rontok...

Informan Pak Zek:

Iya dulu di Bukit Duri

ada pasar rakyat kita

rutin tapi disini udah

ngga ada... Kaya kerja

gotong royongnya kita

juga kurang, memang

pengelola ini ada

kebersihan, paling kita

setiap dia libur aja,

padahal disana kita

aktif gotong royong,

warga semua turun,

kebersihan itu itu aktif

kita walapun di pinggir

kali. Kita punya

kompos juga, tapi

lahannya enggak ada,

kita pake kampung

pulo gabung lahannya,

itu masyarakat sampah

yang ada kita beli, kita

olah jadi pupuk, nah itu

penghijauan kita pake,

Informan Pak Zek:

Maunya gini, mereka

ini kan punya warisan

paling enggak gitu

kan, beda sama yang

ngontrak, tolong

dibedain aja, kalau

disini bisa hak milik

warga itu enggak

keberatan, karena itu

solusi, ya kita bayar

air sama listrik

enggak keberatan asal

sewanya ilangin aja,

mau minta sama

gubernur seperti itu

karena janjinya dia.

Kita pernah ngajuin

rumah deret pas pak

Jokowi, kita juga buat

yang di bawah buat

aktivitas masyarakat,

udah ada di sentiong,

contohnya itu, pak

Jokowi langsung

mau... saya

mengharap guberbur

karena dia janji ke

masyarakat, kan yang

udah-udah janji ya

cuma janji aja. Warga

Bukit Duri sangat

mendukung program

DKI yang dijalankan

sama gubernur tapi

enggak banyak, yang

dapet itu yang punya duit

semua, harus bayar, nah

seharusnya itu diarahin

semua masyarakat

sebelum digusur, yang

diganti yang punya

sertifikat, yang enggak

punya enggak diganti.

Ahok juga pernah bicara

di media bahwa sejarah

Bukit Duri sama

Kampung Pulo itu kuat,

dia ngakuin, tapi kan

kebijakannya beda,

makanya musyawarah

saya minta, duduk

bareng...

Informan Pak Endang:

jadi tetap merasa

tersingkirkan, tapi

memang bukan haknya,

tapi saya sadar memang

itu bukan tanah sendiri,

tanah pemerintah, kita

harus sadar lah.

Kendalanya disini cuma

kehidupan aja disini,

kalau enggak ada dari

anak enggak ada

pemasukan, kalau disana

uang satu juta bisa, disini

enggak sama sekali

nerima oang selain dari

anak... Enggak, sepeser

enggak mau nemuin

tokohnya, saya dulu ketua

di RT 05 RW 15 Bukit

Duri, dan mereka enggak

mau ketemu sama kita,

menurut saya pemindahan

kemari harus ada

kordinasi yang baik,

mereka kan menggusur

kita dengan salah, mereka

kan pake perda, dan isi

dari perda itu kita disebut

bangunan liar. Jadi

pertama musyawarah,

kedua tindakan hukum

terkait, ketiga tindakan

hukum hak adat. Itu hak

adat yang mau digunakan

untuk kepentingan umum

harus ada koordinasi yang

baik tapi ini enggak ada...

Kalau kemarin saya liat di

berita bahwa kerugian

Pemprov DKI untuk

warga hampir 2 milyar

menurut saya itu salah,

harusnya enggak bicara

gitu, gak etis, kan pemda

DKI itu untuk

masyarakat... Saya lebih

milih yang kumuh tapi

nyaman nyari uang, enak

tidur, enggak mikirin

utang, enggak mikir bayar

aer, saya lebih baik rumah

gembel daripada rumah

Page 184: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kelamaan itu, harus kami

tertibkan... Diundi, tapi kita

upayakan yang tua-tua dulu

kita berikan dilantai yang

satu, dua gitu, baru nanti

yang muda-mudanya

dilantai atas-atasnya. Ya

pokoknya kan ada datanya

aja nih, pokoknya ni yang

usianya diatas 60 tahun itu

baru diundi tapi dilantai 1

gitu ditaronya... Beda-beda,

bentar aku liat dulu di hp,

aku gak hafal. Kalo lagi

dicari gini susah, tapi ada

sih soalnya saya itu gak

hafal, yang paling mahal

itu 303.000 rupiah itu kalo

gak salah, paling murah

200, tapi nanti dulu ya ada

sih satu-satu gitu datanya.

Tar dulu ini ya, soalnya

saya tuh gak hafal, oh nih

275, 250... Atau debet ke

bank, ke bank DKI

langsung di auto debet, dari

tanggal 1 sampai 20 jadi

proses kita ngga ada yang

megang uang tunai gitu

nggak ada, ke bank DKI

gitu... Ah banyak, namanya

warga relokasi - relokasi

banyak banget, ketika kita

kasih surat penertiban,

teguran, itu udah ini, ya

gimana ya, namanya warga

karena banjir terus,

ilang terus itu pohon,

saya minta gambaran

juga dari aktivis UI...

Informan Pak

Endang:

Iya senang disana,

sepertinya mudah,

walaupun satu rupiah,

karena faktor utama

donatur yang keluar

misal ada acara maulid

di masjid, yang

diutamakan kan orang

kaya lebih gede

ngasinya, kalau disini

sama karena ukurannya

sama, disana masih

kenal sama warga yang

luar... Yang punya

warung aja pada tutup,

abis pembelinya

lingkungan disini juga,

enggak ada orang luar,

enggak ada pegawai

tingginya, kalau disana

ada pegawai tingginya,

ada orang Telkom,

kepala bank, kalau

disana walaupun di

pinggir kali,

saya harap bisa

musyawarah tapi

mereka enggak mau

musyawarah, duduk

bareng untuk tau

maunya masyarakat,

kalau memang

enggak bisa ganti

rugi ya kita minta

kebijakan untuk

memperhatikan

usaha-usaha

masyarakat, enggak

ada sama sekali...

Informan Pak

Endang:

Harapan mungkin

disini nanti ada

perubahan untuk

kehidupan

masyarakat setempat

yang mayoritas

pendidikannya hehe,

menengah ke bawah,

sepertinya gitu, jadi

ada bantuan apa kek

gitu untuk

kesejahteran...

Informan Pak Ardi:

Saya sih enggak ada

harapan untuk

pemerintah, ya kacau

dah gitu, masih

enakan di Bukit Duri

pun enggak, tapi dulu

janjinya memang begitu

sebelum digusur, kan ini

manusia, harus

dimanusiakan, kan

begitu, untuk apa waktu

itu diukur-ukur rumah

kita, cuma nyeneng-

nyenengin, dihargain

sekian buat ukuran

sekian, ya saat itu kita

seneng terima aja. Ya

tapi sekarang terima aja

apa adanya, tapi kan

sekarang jadi bahan

omongan, karena janji,

coba kalau enggak janji...

Yahhh sama sih

semuanya, kalau mau

dipilih janjinya enak,

dulu biasa-biasa aja

enggak merasa, kalau

sekarang merasa

disingkirinnya... Dulu

janjinya ada bantuan dari

pemerintah, tapi belum

ada, baru sembako pas

baru-baru, sekarang

enggak ada udah berapa

bulan, mungkin dulu

mau nyari masa juga

kali. Yang katanya beras

miskin aja enggak ada

disini, enggak tau yang

lain, cuma dulu-dulu

ada...

mewah tapi buat makan

susah, katanya anak Bapak

sehat enggak kebanjiran

lagi, ahhh anak saya sehat-

sehat aja, malah seneng

dapet hiburan, disini

bete... Mereka bisa bayar

air sama listirk udah

bagus, ini digabungi,

seharusnya jangan

digabung, untuk sewanya

dipisah. Kalau disegel

warga mau pindah

kemana, sewa di luar kan

lumayan, kemanusiaannya

dimana? Disini kan

kebijakan dari dia kan

karena itu tugas dari

Pemprov, warga juga

memang ada yang bener-

bener enggak mampu,

saya minta SKTM dari

kelurahan pulo gebang itu

dikasih, emang harus

dibantu, mereka emang

enggak bisa bayar. Jadi

kan digusurnya Desember,

setelah kampung pulo, itu

saya bertahan setahun

setengah. Saya pribadi

mendukung program-

program yang dilakukan

di Jakarta, cuma saya

minta kebijakannya,

rumah warga saya di

pinggiran kali terus kita

Page 185: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

relokasi ya. Ada sekitar 60

persen an yang belum

bayar, tapi ya mereka jadi

memang alasanya ekonomi

ya, ekonomi gitu, jadi mau

gak mau ya gimana gitu.

Harusnya sih sanksinya

diusir kalo sampe lebih dari

6 bulan gitu gak bayar gitu

harusnya diusir, tapi kan

ini warga relokasi, saya

gak berani ngusir, nanti

saya salah lagi kan gitu,

kalo warga umum gitu baru

ya kita berani ngusir, tapi

kan kalo warga relokasi

kan ya gak berani gitu. Iya

harusnya diusir kan kita

harusnya tegas, harusnya

memang diusir, tapi kan

kalo warga relokasi saya

gak berani, takutnya nanti

dia lapor ke gubernur gitu

kan, kesalahan lagi kitanya.

ada yang sampe 6 bulan

ada, udah disegel juga

rumahnya udah disegel,

tapi ya gak tau juga nih

kalo memang gubernurnya

suruh usir ya usir gitu kan,

tapi takutnya kalo kita

warga relokasi diusir

emang mau tinggal

dimana? Emang dia

disuruh tinggal dikolong

jembatan lagi gitu dia kan

kelebihannya itu kita

duduk-duduk sambil

serokin botol-botol,

seminggu 20.000 atau

50.000 nerima, yang

penting kita rajin.

Modalnya datang

sendiri, kita lagi duduk

di pinggir kali tau-tau

orang buang gabas

bekas TV yang besar

kita ikat digabungin

bikin perahu, terus

botol-botol plastik atau

gelas-gelas, ada

kegiatan ngumpulin.

Tukang abu lewat,

borongin, 30.000 atau

20.000, enggak pake

tenaga berat, Kalau

disini enggak ada...

Apalagi anak-anak

muda tuh berenang

ngumpulin tuh galon,

bagi dah tuh uangnya,

tabung gas. Tengah

malem masih bisa

berenang, kan bantuan

dari pemda ada juga

perahu karet, ya

mungkin pemerintah

juga bosen, udah gitu

daripada disini, nyari

kerja gampang, kerja

apa aja gampang,

kalau disini

nanyainnya ijazah...

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu Tina:

Sama aja busway

sama buat anak

sekolah enggak

dipisah, gabung jadi

penuh, apalagi kalau

udah ada orang dari

sana jadi disini

enggak kebagian. Ya

harapannya itu lah

biar ada bis sekolah,

untuk itu khusus, jadi

enggak padat...

Informan Pak Ardi:

Bukit Duri, dari kecil

saya, mangkaya pas

digusur kayanya ngenes.

Rumah saya digusur,

emang rumah bikinnya

enggak pake duit, kan

pake duit, digusur aja,

penggantiannya enggak

ada... Pengeluaran sejuta,

coba nanti November

kalau gubernur udah jadi

datang enggak kesini

terus jadi gratis, jangan

janj-janji doang.

Harusnya janji ada

suratnye pake materai,

jangan udah jadi terus

janji doang sama aja

boong milih dia...

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu Tina:

-

diminta pindah bayar ke

pantai indah kapuk, itu

kan enggak mungkin,

cuma itu yang diminta,

kalau bisa ganti untung,

kalau enggak bisa ya ganti

rugi, kalau enggak bisa

juga kita minta diperhatiin

di sini, didanain lah

usahanya, sampe 3 atau 6

bulan aja cukup mereka

dikasih pendanaan. Kita

ini disuruh cepat-cepat

pindah sama camat sama

lurah, turunnya itu bukan

dari gubernur... Kemaren

orang meninggal untuk

pemakaman disini agak

sulit, bisa dati 2,5 juta,

kain kafan 1 juta udah 3,5

juta, belum nyewa mobil

kalau dimakamin jauh, itu

udah hampir 5 juta, udah

jatoh ketiban tangga.

Disini saya belum

adaptasi, kain kafan mau

minta kemana. Kalau

nguburin di Bukit Duri

500 paling gede,

pemakanan 300, yang gali

200. Nah kalau yang di

Cakung enggak bisa

masuk kalau enggak ada

keluarga. Mati aja susah,

disini ada kematian kalang

kabut nyari kain kafan,

Page 186: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ditertibin gitu kan masa,

gimana ya serba salah

jadinya. padahal udah

ditertibin harusnya.

Biasanya kita kasih surat

peringatan 1, 2, 3, nah

nantikan ada penyegelan

gitu, tapi kan kita yaudah

gitu, nanti kan mereka

berdatangan gitu, tapi kalo

mereka yang gak datang

kita panggil, terus saya

bilang “kamu tuh punya

utang loh, nanti saya suruh

keluarin loh” terus dia

jawab “iya bu, nanti kalo

gitu pasti dicicil bu” gitu,

tapi kan tetep aja misal dia

utangnya 6 bulan, tapi dia

baru bisa cicil 2 bulan, tapi

kan tetep jadinya

utang,utang,utang, tapi

yang penting kalo kita sih

ada niat dari dia tuh bayar

gitu aja, kalo untuk warga

relokasi begitu pak, yang

penting ada niat dia untuk

bayar, nah walaupun

dicicil-dicicil gitu,

cicilannya tuh ngga

langsung lunas gitu gak

bisa, jadi bertahap gitu...

Informan Pak Zek:

Bedanya disini bayar,

disini serba bayar, dan

sorotan dari negeri

orang, yang ngerasain

mah banyak

hikmahnya. Ya yang

jelas mah karena sudah

lama tinggal disana,

sudah lama mengenal,

ada pegawai tinggi-

tinggi banyak jadi

sedekah-sedekah ke

tetangga dulu. Kadang-

kadang orang-orang tua

diajak ke hotel mana

sama pak kiayi, dapet

amplop 500.000 per

orangnya. Kadang-

kadang Cina butuh

selametan, kan aneh,

disiapin mobil,

dibawain nasi bungkus

kita, amplop juga, itu

yang lucunya sering

yang Cina-Cina begitu,

pernah di hotel

senayan, pengusaha

alkohol, pokoknya suka

ada aja, kalau disini

sama sekali enggak

ada... Waahh lebih

enak di Bukit Duri,

soal gotong royong

disini sih sama, tapi

tapi di Bukit Duri ada aja

yang nyumbang, sampe

yang mandiinnya, cuma

bayar kuburan doang,

disini saya bingung

gimana. Emang bener

kalau ujan enggak

keujanan, banjir enggak

kebanjiran, tapi disana kita

nyaman, duit ada,

gampang, memang bener

anak-anak disana enggak

punya halaman, disini

berlebihan, cuma masalah

ekonomi ini kita bingung,

kit mah cuma berdoa aja,

mudah-mudahan ada

rejeki lancar bisa buat

bayar rumah, bisa buat

makan...

Informan Pak Endang:

Bukan berkurang lagi, tapi

kosong, disana banjir itu

juga ada hikmahnya,

hikmahnya itu dapet

bantuan supermi atau

indomie hampir enggak

kemakan sebulan, baju

bekas, baju baru, kadang-

kadang orang asing, orang

arab ya ngasih uang

50.000 udah kaya ngasih

seribu rupiah, saya kan di

Page 187: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

mereka kan adaptasi semua

dari kehidupan terus

sekolah dan lain-lain...

Disini air pam aja kita

mahal, listrik kita langsung

beli pake voucher, kalau air

sama hak sewa digabung...

tapi ngga boleh malem-

malem soalnya udah ada

yang keilangan motor.

Terus mobil juga enggak

bisa masuk. Karena dia kan

menganggap kalangan

miskin disini, ehhh ternyata

mobil banyak. Kan saya

bilang tadi, keadilan itu

harusnya dibedain sama

kalangan yang bawah sama

kalangan atas. Iya harusnya

dia bikin tipenya beda, ini

sama rata. Mobil parkir

disana agak jauh, karena

mereka itu menganggap

kita itu orang liar enggak

bakal punya mobil...

Enggak, iuran sampah itu

masuknya uang sewa

gedung, kalau kalangan

menengah dimanjain,

transportasi ada, fasilitas,

bis sekolah ada walaupun

kurang. Tapi kan disini

juga banyak kalangan

bawah, dengan kebutuhan

mereka segitu, pas-pasan

saya maunya juga kaya di

kan ekonomi semua

melemah, kan orang

semangat dari ekonomi

disana 50.000 enggak

susah banget, disini

5000 aja susah,

penghasilannya sama...

Informan Pak Ardi:

Iya saya kan udah

lama, cuma pagi kerja

terus sore ngojek nyari

tambah-tambahan.

Sekarang penghasilan

dari ngojek lumayan

juga sih. Udah enggak

kerja pembersihan

karena kalau saya

enggak berenti, anak

sama istri siapa yang

jemput, anak masih

pada sekolah. Enakan

di Bukit Duri dari pada

disini... Pernah cuma

engga ada ijazah,

padahal saya kan juga

pernah kerja dikantor

jadi cleaning servis.

Ada sambilan juga,

seandainya sabtu

minggu disuruh ngecat

kantor ya saya kerjain.

kampung arab, dulu tuh

dari mereka beras 5kg

dapet, sekarang udah

enggak ada... Iya senang

disana, sepertinya mudah,

walaupun satu rupiah,

karena faktor utama

donatur yang keluar misal

ada acara maulid di

masjid, yang diutamakan

kan orang kaya lebih gede

ngasinya, kalau disini

sama karena ukurannya

sama, disana masih kenal

sama warga yang luar...

Ya itu udah enggak

merasa pokoknya, yang

penting hikmahnya aja

yang didapet, semakin

banjir besar ya itu beras

numpuk, indomie

numpuk, uang saku

numpuk, baju bekas

tinggal pilih, kadang-

kadang dapet yang bagus.

Dari orang kaya ngasih

baju bekas baju belom

dipake ada... Memang

kelihatannya kebanjiran

kasihan, buat orang

pinggir kali, subhanallah

semuanya itu hikmah. Kita

Page 188: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Bukit Duri sampe jam 1

jam 2 saya bisa ngobrol,

sekarang gimana mau

ngobrol, mereka pagi-pagi

berangkat, pulang

kecapean terus tidur, saya

mau ngobrol sama siapa.

Saya juga udah himbau

agar ada kegiatan

masyarakat, tapi karena

mereka jenuh dan kecapean

kayak orang komplek

jadinya...

Informan Pak Endang:

Kalau buat enak, nyaman

lebih nyaman disini, cuma

rumah kan dulu disana

enggak bayar, sekarang

bayar, aer bayar... Disini

hampir kenanya

keseluruhan hampir

600.000, listrik rumah air,

kalau rumah 300 lebih

kalau lantai 1... Air kalau

dibawah gratis untuk

wudhu, kalau dirumah kita

bayar, per kubiknya 5500...

Informan Pak Ardi:

Iya beda-beda sih, kalau

saya cuma 270.000, murah.

Kalau lantai 2 atau lantai 1

sih hampir mau 400.000...

Kalau waktu bebas,

awalnya bebas orang mana

Saya biar rumah disana

cuma sepotong

mending disana, rumah

enggak bayar, paling

wajar bayar. Disni

bayar tiap bulan, rumah

bayar, listrik sama air

bayar, sampah juga

bayar, kan emang

enggak pusing nyari

duitnya, kalau nyari

duitnya gampang mah

engga masalah, enggak

dipusingin. Kalau

enggak bayar-bayar

bisa disita... Iya disana

runtin ada pasar rakyat.

Terus juga kalau disana

juga seminggu sekali

ada kerja bakti

warganya kalau disini

enggak ada karena ada

petugas pembersihan...

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu Tina:

Disana sering ngumpul,

disini udah jarang yang

biasa ngumpul disono

enggak ngeluh kalau

banjir, malah seneng,

dibilang senengnya

kenapa, rumah kita

kebanjiran ada aja

rejekinya. Cuma memang

salahnya tinggalnya di

pinggir kali, bukan

haknya. Ya menurut orang

pemerintah sih kita

dienakin, memang secara

logika, untuk sehari-

harinya ini, tanya orang

semua orang pinggir kali

yang udah puluhan tahun,

itu kalau enggak mau gitu

bodoh banget istilahnya,

rejeki di depan mata.

Rumah enggak bayar,

tanah ke belakang masih

ada 4 meter, nanam

belimbing, cabe, sayuran

itu bisa cuma ruginya

kalau air dateng aja, kalau

musim keringnya lama.

Bisa ternak ayam, telor

ayam kampung kan 3000,

cuma ruginya kalau lagi

banjir besar ilang

kerendem, tapi 3 hari ada

lagi dari orang. Memang

keliahatan sama orang luar

Page 189: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

aja boleh masuk, kalau

sekarang udah enggak

bebas, ditanya orang mana,

sodara siapa, tetangga

siapa, KTP ditahan, beda.

Karena disini banyak

maling, karena kan orang

luar boleh masuk, sekarang

kan ditanyain keluarga

siapa, yaudah orangnya

disuruh datang... Pernah

cuma engga ada ijazah,

padahal saya kan juga

pernah kerja dikantor jadi

cleaning servis. Ada

sambilan juga, seandainya

sabtu minggu disuruh

ngecat kantor ya saya

kerjain. Saya biar rumah

disana cuma sepotong

mending disana, rumah

enggak bayar, paling wajar

bayar. Disni bayar tiap

bulan, rumah bayar, listrik

sama air bayar, sampah

juga bayar, kan emang

enggak pusing nyari

duitnya, kalau nyari

duitnya gampang mah

engga masalah, enggak

dipusingin. Kalau enggak

bayar-bayar bisa disita...

Informan Pak

Syamsudin:

Ya paling jaga ketertiban

disini udah pisah, beda-

beda lantai, yang lantai

5 males turun kebawah

kan jadinya gitu... Kalo

di Bukit Duri enak

rame, kalo disini juga

enak cuman gitu sepi,

malem takbiran juga

sepi, masih ramean

disana Bukit Duri

walaupun di pinggir

kali... Pasar rakyat pas

beberapa hari mau 17-

an ada, rutin

dilaksanain di Bukit

Duri, kalau disini

enggak ada, paling

disini bazar gitu doang

bazar biasa aja...

kasihan orang pinggir kali

kebanjiran, tapi

hikmahnya banyak.

Apalagi anak-anak muda

tuh berenang ngumpulin

tuh galon, bagi dah tuh

uangnya, tabung gas.

Tengah malem masih bisa

berenang, kan bantuan

dari pemda ada juga

perahu karet, ya mungkin

pemerintah juga bosen,

udah gitu sorotan dari

negeri orang, yang

ngerasain mah banyak

hikmahnya...

Informan Pak Ardi:

masih enakan di Bukit

Duri daripada disini, nyari

kerja gampang, kerja apa

aja gampang, kalau disini

nanyainnya ijazah. Emang

yang kerja ijazahnya, kan

yang kerja manusianya.

Misal kita punya ijazah

tinggi tapi pas kerja

enggak ngerti, die bingung

apaan yang mau dikerjain.

Kalau saya kan udah biasa

kerja pembersihan itu

cium bau bangke udah

biasa aja, udah kebal

Page 190: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

aja yaa, waktu bebas,

enggak terkekang, anak-

anak sampe pagi, tapi

sekarang mulai ngga

dibolehin juga sih gara-

gara ada maling motor tuh

pernah kemalingan disini

padahal ada satpam. emang

harusnya ronda kaya di

Bukit Duri. Kan banyakan

yang ronda daripada satpan

disini cuma 2 orang. Ya

sebenernya sih engga ada

larangan apa-apa, yang

penting tahu batas-batas

aja...

Informan Bu Tina:

Kalo di Bukit Duri sih gak

terlalu banyak aturan, kalo

disini banyak aturan, paling

udeh jam berapa disuruh

naik sama security. Beda

kalo di Bukit Duri anak-

anak ngumpul sampe pagi

juga gapapa, kalo disini

mah, paling udeh jam

berapa , sampe jam 10

udeh disuruh naik sama

security, dibatasin sama

security, jadi disini gak

boleh sampe 24 jam. Ngga

boleh, kalo disanakan

Bukit Duri bebas kan 24

jam, warung juga buka 24

jam kayak indomie rebus,

karena udah sepuluh tahun

lebih kerja, kalau yang

belum pernah kerja

enggak mau kan...

Informan Pak

Syamsudin:

-

Informan Bu Tina:

-

Page 191: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kalo disinimah dibatasin,

paling maghrib udah pada

tutup itu warung-

3. Perubahan Interaksional

Teknik

Pengumpulan

Data

Loyalitas Perasaan Nyaman Menempati Hunian

Wawancara Informan Bu Nur:

-

Informan Pak Zek:

Sebenernya ama aja, kita udah tau sifat-sifatnya kan, apalagi saya sebagai RT

udah tau warga-warga saya, tapi tetep mereka nganggep saya RT aja padahal

bukan, ada apa-apa lapor ke saya, tapi anak saya kan RT, karena saya enggak

mau, tetep aja anak saya kan kerja, jadi saya juga turun, warga kesulitan tetep

ngadu ke saya. Ada warga sepuluh bulan enggak bayar rumahnya disegel dan

harus keluar... Sama aja sebenernya disana sama disini, mereka paham, cuma

sekarang ini agak sulit juga memang, kalau saya di gedung ini agak rapih, itu

ada sumbangan warga tapi kembali lagi buat warga, operasional, 5000 atau

1000, misal ada yang meninggal bisa dari situ, nah disini memang banyak

warga bayar, kita tunjukin kita dibilang kumuh, dibilang miskin, tapi kita bisa

bayar kewajiban kita dan bisa merawat gedung ini, setiap ada pertemuan itu

saya bahas terus... Kaya kerja gotong royongnya kita juga kurang, memang

pengelola ini ada kebersihan, paling kita setiap dia libur aja, padahal disana

kita aktif gotong royong, warga semua turun, kebersihan itu itu aktif kita

walapun di pinggir kali. Kita punya kompos juga, tapi lahannya enggak ada,

kita pake kampung pulo gabung lahannya, itu masyarakat sampah yang ada

kita beli, kita olah jadi pupuk, nah itu penghijauan kita pake, karena banjir

terus, ilang terus itu pohon, saya minta gambaran juga dari aktivis UI. Untuk

kampung deret, waktu Jokowi sempet tapi keburu naik, memang responnya

Jokowi, skalanya dipikirkan juga, jangan sama rata begitu...

Informan Pak Endang:

Bukan berkurang lagi, tapi kosong, disana banjir itu juga ada hikmahnya,

Informan Bu Nur:

-

Informan Pak Zek:

warga juga merasa disini nyaman kalau gratis, saya

juga mengajukan ke DPRD tolong ada buat warga,

kedepannya warga minta solusinya dari gubernur apa

sih, cuma warga minta nanti ada hak milik untuk

warga, sementara masih bayar, tapi pemprov DKI

bilang nanti akan membayar ke penglola pengembang

bisa enggak tuh, nanti hak miliknya untuk warga... saya

mengharap guberbur karena dia janji ke masyarakat,

kan yang udah-udah janji ya cuma janji aja. Warga

Bukit Duri sangat mendukung program DKI yang

dijalankan sama gubernur tapi saya harap bisa

musyawarah tapi mereka enggak mau musyawarah,

duduk bareng untuk tau maunya masyarakat, kalau

memang enggak bisa ganti rugi ya kita minta kebijakan

untuk memperhatikan usaha-usaha masyarakat, enggak

ada sama sekali... Saya lebih milih yang kumuh tapi

nyaman nyari uang, enak tidur, enggak mikirin utang,

enggak mikir bayar aer, saya lebih baik rumah gembel

daripada rumah mewah tapi buat makan susah, katanya

anak Bapak sehat enggak kebanjiran lagi, ahhh anak

saya sehat-sehat aja, malah seneng dapet hiburan, disini

bete... Kemaren orang meninggal untuk pemakaman

disini agak sulit, bisa dati 2,5 juta, kain kafan 1 juta

Page 192: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

hikmahnya itu dapet bantuan supermi atau indomie hampir enggak kemakan

sebulan, baju bekas, baju baru, kadang-kadang orang asing, orang arab ya

ngasih uang 50.000 udah kaya ngasih seribu rupiah, saya kan di kampung arab,

dulu tuh dari mereka beras 5kg dapet, sekarang udah enggak ada... Semenjak

datang kesitu kita nyaman, enggak pernah ada perkelahian, berantem antar

tetangga enggak ada, hubungannya harmonis. Soal kehidupan sih disana,

mudah bergaul, saling mengenalnya cepet... Eeee agak berkurang ya, mungkin

dari ekonomi agak berkurang dia, kana apa-apa perlu dana, mereka pada sibuk

bekerja atau ya mungkin ekonominya, enggak ada tambahan disini. Ngumpul

tetep, cuma berkurang jauh. Kadang kan ada perkumpulan ini ada

patungannya, terus kita lagi ga ada uangnya jadi minder. Kalau di Bukit Duri

suka dapat aja sih, kadang-kadang ada tetangga yang baik buat bayarin

sekalian. Karena disana tetangga ada pegawai bank, pegawai Telkom, dia tahu

merasa dari pada sedekah ke orang jauh mending ke tetangga yang deket...

Memang kelihatannya kebanjiran kasihan, buat orang pinggir kali, subhanallah

semuanya itu hikmah. Kita enggak ngeluh kalau banjir, malah seneng, dibilang

senengnya kenapa, rumah kita kebanjiran ada aja rejekinya. Cuma memang

salahnya tinggalnya di pinggir kali, bukan haknya. Ya menurut orang

pemerintah sih kita dienakin, memang secara logika, untuk sehari-harinya ini,

tanya orang semua orang pinggir kali yang udah puluhan tahun, itu kalau

enggak mau gitu bodoh banget istilahnya, rejeki di depan mata. Rumah enggak

bayar, tanah ke belakang masih ada 4 meter, nanam belimbing, cabe, sayuran

itu bisa cuma ruginya kalau air dateng aja, kalau musim keringnya lama. Bisa

ternak ayam, telor ayam kampung kan 3000, cuma ruginya kalau lagi banjir

besar ilang kerendem, tapi 3 hari ada lagi dari orang. Memang keliahatan sama

orang luar kasihan orang pinggir kali kebanjiran, tapi hikmahnya banyak.

Apalagi anak-anak muda tuh berenang ngumpulin tuh galon, bagi dah tuh

uangnya, tabung gas. Tengah malem masih bisa berenang, kan bantuan dari

pemda ada juga perahu karet, ya mungkin pemerintah juga bosen, udah gitu

sorotan dari negeri orang, yang ngerasain mah banyak hikmahnya. Ya yang

jelas mah karena sudah lama tinggal disana, sudah lama mengenal, ada

pegawai tinggi-tinggi banyak jadi sedekah-sedekah ke tetangga dulu. Kadang-

udah 3,5 juta, belum nyewa mobil kalau dimakamin

jauh, itu udah hampir 5 juta, udah jatoh ketiban tangga.

Disini saya belum adaptasi, kain kafan mau minta

kemana. Kalau nguburin di Bukit Duri 500 paling

gede, pemakanan 300, yang gali 200. Nah kalau yang

di Cakung enggak bisa masuk kalau enggak ada

keluarga. Mati aja susah, disini ada kematian kalang

kabut nyari kain kafan, tapi di Bukit Duri ada aja yang

nyumbang, sampe yang mandiinnya, cuma bayar

kuburan doang, disini saya bingung gimana. Emang

bener kalau ujan enggak keujanan, banjir enggak

kebanjiran, tapi disana kita nyaman, duit ada, gampang,

memang bener anak-anak disana enggak punya

halaman, disini berlebihan, cuma masalah ekonomi ini

kita bingung, kit mah cuma berdoa aja, mudah-

mudahan ada rejeki lancar bisa buat bayar rumah, bisa

buat makan... Disana nyamuk enggak ada, walaupun

pinggir kali tapi enggak ada nyamuk. Walaupun kumuh

tapi enggak ada nyamuk. Disini bekas rawa, masih ada

noh disana kali-kali yang item-tem menggenang, masih

ada. Kita udah pake autan sama kipas angin tapi masih

aja. Saya disini beda sama anak tinggalnya, saya lantai

3, anak saya lantai 2...

Informan Pak Endang:

Oh, disana walaupun kebanjiran, kendalanya memang

disana banjir, tapikalau buat hidup enakan disana, udah

puluhan tahun, udah 50 tahun... Iya, enggak ada

penghasilan, kalau buat nyaman emang disini tapi ya

karena enggak kena kebanjiran aja, padahal kalau

menurut bapak banjir itu hikmah, tadinya enggak

punya uang sama sekali jadi punya uang...

Informan Pak Ardi:

Informan Pak Enakan di Bukit Duri, ini banyakan

pegawai negeri kerjanya di Tebet, Pancoran, iya ada

Page 193: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kadang orang-orang tua diajak ke hotel mana sama pak kiayi, dapet amplop

500.000 per orangnya. Kadang-kadang Cina butuh selametan, kan aneh,

disiapin mobil, dibawain nasi bungkus kita, amplop juga, itu yang lucunya

sering yang Cina-Cina begitu, pernah di hotel senayan, pengusaha alkohol,

pokoknya suka ada aja, kalau disini sama sekali enggak ada... Enggak ada lah,

kita kan belom saling kenal, baru setahun, sosialisasi, kan butuh waktu, apalagi

yang tua begini, apa yang mau di sosialisasikan... Orang masjid jumatan paling

dapet 200 atau 300 ribu, lebaran haji cuma dapet sejuta lebih di masjid ini,

saking minim ekonominya mungkin. Kalau di Tebet Al-Ihtihad, solat id dapet

65 juta berapa gitu, solat jumat dapet 25 juta komplek gudang peluru tiap

bulan ngasih beras 20kg. Kalau lebaran haji daging kambing enggak kemakan,

kalau disini cuma nerima dari pemda doang sebungkus, disana sekulkas penuh.

Mungkin karena saling mengenal lama mengenal jauh, akrab... Waahh lebih

enak di bukit duri, soal gotong royong disini sih sama, tapi kan ekonomi semua

melemah, kan orang semangat dari ekonomi disana 50.000 enggak susah

banget, disini 5000 aja susah, penghasilannya sama... Iya emang itu tinggal

disana hikmahnya banyak, tetangga tuh kapan aja, sakit, meninggal, pasti

dateng apalagi orang lama, terus apalagi kalau hari libur berbondong-bondong

takziah, bisa dapet 5 juta sampe 10 juta...

Informan Pak Ardi:

Enakan di Bukit Duri, soalnya kayanya warga enggak ada yang cekcok gitu,

enggak ada yang rebut, kalau disini ribut mulu. Enggak boleh ada pintu gabruk

aja, pintu gabruk kan bukan kita yang gabrukin itu angin, disangka kita yang

nutup jadi ribut. Enggak boleh ada anak kecil main berantakan, namanya anak

kecil berantakan wajar kan enggak ngerti, misal anak kecil nyampah diomelin

dikata kita yang berantakin. Dibilang kita enggak pernah nyapu atau ngepel.

Ribut mulu gitu, makanya enakan di Bukit Duri, enggak pernah ribut saya.

Soal anak atau soal apa juga enggak pernah ribut. Kita segen ribut, kalau di

Bukit Duri aman-aman aja... Iya disana runtin ada pasar rakyat. Terus juga

kalau disana juga seminggu sekali ada kerja bakti warganya kalau disini

enggak ada karena ada petugas pembersihan. Kalau disana kerja bakti, ada

tinggal disini separuhnya, separuhnya tinggal di tempat

kerjaannya... masih enakan di Bukit Duri daripada

disini, nyari kerja gampang, kerja apa aja gampang,

kalau disini nanyainnya ijazah. Emang yang kerja

ijazahnya, kan yang kerja manusianya. Misal kita

punya ijazah tinggi tapi pas kerja enggak ngerti, die

bingung apaan yang mau dikerjain. Kalau saya kan

udah biasa kerja pembersihan itu cium bau bangke

udah biasa aja, udah kebal karena udah sepuluh tahun

lebih kerja, kalau yang belum pernah kerja enggak mau

kan... Terus nih kalau ada yang meninggal, nguburin

disini susah, mintanye 2.500.000, kalau disana juga

paling 500.000 jadi ngubur...

Syamsudin:

Kalau bedanya yaa, enak di Bukit Duri walaupun

namanya sering kebanjiran karena kita lama disana jadi

enak disana. Kalau namanya disini dibetah-betahin aja

karena enggak ada tempat tinggal lain. Nyaman mah

enak disana karena emang kita lama disana, sejak kecil,

jadi apapun yang disana enak aja. Ya emang sih disini

fasilitasnya enak,enggak kebanjiran, tapi dibandingin

disana betahan disana...

Informan Bu Tina:

Saya lebih suka tinggal di Bukit Duri enakan disana

istilahnya lebih nyaman mas... Yang pada tau

lingkungan sini itu bilangnya enakan disono, disini sepi

udah gitu banyak nyamuk, karena deket rawa mungkin

ya... Ya paling bagusnya kalo disana kan banjir, nah

disini nyamuk. sama disini bersih karena kan dibersihin

ada yang bersihin...

Page 194: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

yang enggak mau ikut ya tapi harus nyumbang buat ngopi, rokok atau

makanan ke warga yang kerja bakti, kompak. Sekarang kan enggak ada...

Informan Pak Syamsudin:

Iya enakan disana, lebih akrab di Bukit Duri kayanya menyatu antar warga...

Udah kurang, sosialisasi dengan tetangga itu udah kurang...

Informan Bu Tina:

Pengalaman di Bukit Duri mah enakan di Bukit Duri kalo di Bukit Duri mah

enakan disana, kalo disini mah sepi... Apa ya paling itu udah sana kesini

masalah banjir paling, warga-warga sononya beda sama sini, orang-orangnya

kan bertetanggaan, beda sama sini, kalo diisni agak kurang kan paling kalo

disini udah ini langsung naik kalo disini, udeh nggak ngobrol-ngobrol, kalo di

Bukit Duri enak rame terus bisa sambil ngobrol-ngobrol kalo disono kan

begitu enak rame terus... Kalo disini kan soal kekompakkan tetangganya

kurang ini, kalo di Bukit Duri kompak orangnya, sore nih di Bukit Duri sering

ngumpul ada yang diomongin gini gini, kalo disini mah susah udah masing-

masing lah beda. Kayak di Bukit Duri, beda ya... Kalo di Bukit Duri ada lah

kayak saling ngebantu masalah apa gitu, kalo disini warganya kurang tau juga

sih, belom pernah minta bantuan gitu juga kurang deket. Walaupun udah kenal

kalo apa iya disini walauapun disana deket kalo disini udah mencar beda-beda,

susah ngumpul misal dari 5 ke atas susah capek juga tuh, apalagi gak ada lift...

Iya jarang, mungkin disana udah akrab, tapi pas pindah kesini udah beda,

namanya beda lantai, dulu sering ngobrol, sekarang udah susah...

Page 195: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

MATRIKS DATA 3 (Selectiv Coding)

A. Perubahan Sosial Warga Bukit Duri

Perubahan Struktural Perubahan Kultural Perubahan Interaksional

Wawancara Mata Pencaharian dan

Perubahan Peran

Informan Nur:

Kadang-kadang rumahnya tuh

hanya depannya aja, dapurnya aja,

jadi mereka kadang-kadang masih

tinggal disana mereka belom

pindah kesini dengan alasan

mungkin mata pencahariaan dia

kan deket disana... Ya saya tegor

kalo gak bayar sewa, ekonomi

alasanya, memang kan kalo di

rusun ini dia kan dipindahkan ya

akar rumputnya ya, mungkin

disana dia ya ada sih yang ngeluh,

bu Nuri saya jualan disana jualan

aqua aja saya laku, jualan nasi

uduk laku keras, karena disitu kan

banyak yang dateng kan orang

luar banyak yang lewat dateng beli

gitu, lah kalo disini kan cuman

warga rusun sama-sama

ekonominya susah, “saya jual nasi

uduk bu Nuri, disini modal saya

100 ribu, lah saya disini laku nasi

uduknya cuman 20 ribu bu Nuri,

gimana saya mau bisa bayar sewa,

gitu alasanya ekonomi... untuk

faktor ekonominya ya mungkin

Kebiasaan dan Ritual yang Ditinggalkan

Informan Nur:

Iya ada, tapi warganya aja yang kadang-

kadang kurang apa ya, ya misalnya gini dia

misalanya tukang cuci kalo seandainya dia

kadang disuruh belajar menjahit, membatik ya

dia kadang ngga bisa, yaitu terkendalanya

kadang-kadang karena pendidikan, jadi gak

maksimal gitu ada pemberdayaan, mereka tuh

maunya, kalo ada sembako gratis, baru deh

mereka berbondong-bondong, ntar kalo gak

dapet protes...

Informan Zek:

Iya dulu di Bukit Duri ada pasar rakyat kita

rutin tapi disini udah ngga ada... Kaya kerja

gotong royongnya kita juga kurang, memang

pengelola ini ada kebersihan, paling kita setiap

dia libur aja, padahal disana kita aktif gotong

royong, warga semua turun, kebersihan itu itu

aktif kita walapun di pinggir kali. Kita punya

kompos juga, tapi lahannya enggak ada, kita

pake kampung pulo gabung lahannya, itu

masyarakat sampah yang ada kita beli, kita

olah jadi pupuk, nah itu penghijauan kita pake,

karena banjir terus, ilang terus itu pohon, saya

minta gambaran juga dari aktivis UI...

Informan Endang:

Frekuensi dan Keintiman

Interaksi

Informan Nur:

-

Informan Zek:

Sebenernya ama aja, kita udah tau

sifat-sifatnya kan, apalagi saya

sebagai RT udah tau warga-warga

saya, tapi tetep mereka nganggep

saya RT aja padahal bukan, ada

apa-apa lapor ke saya, tapi anak

saya kan RT, karena saya enggak

mau, tetep aja anak saya kan kerja,

jadi saya juga turun, warga

kesulitan tetep ngadu ke saya. Ada

warga sepuluh bulan enggak bayar

rumahnya disegel dan harus

keluar... Sama aja sebenernya

disana sama disini, mereka paham,

cuma sekarang ini agak sulit juga

memang, kalau saya di gedung ini

agak rapih, itu ada sumbangan

warga tapi kembali lagi buat warga,

operasional, 5000 atau 1000, misal

ada yang meninggal bisa dari situ,

nah disini memang banyak warga

bayar, kita tunjukin kita dibilang

kumuh, dibilang miskin, tapi kita

Page 196: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ya, kalo untuk selama ini kan unit-

unit usahanya mereka itu di dalam

rusun, jadi kalo bisa sih nanti

mendekatkan ke warga sekitar

yang lainnya gitu, jadi agak

kedepan gitu, kalo bisa warga

yang direlokasi itu jangan terlalu

jauh jaraknya dulu dia itu punya

mata pencaharian gitu soalnya ya.

Ya misalnya kan warga Pasar Ikan

yang biasa melaut kan dipindahin

kesini jauh kan gitu, ya itu kan

mungkin kendala-kendalanya itu...

Informan Zek:

Cara mencari pencarian, yang tadi

saya bilang kehidupan itu enggak

ada kehidupan disini, susah.

Contoh, mereka biasa dagang ini,

mereka untuk bisa makan aja udah

bagus untuk sekolah, nah untuk

bayar enggak dapet, syukur-

syukur bisa tapi buat nabung kita

enggak bisa. Untuk makan sama

sekolah aja udah pas. Makanya

kemaren kita minta ke pak

gubernur untuk dikasih lah arahan.

Nyari duitnya enakan di Bukit

Duri, warga Bukit Duri pagi-pagi

udah pergi kesana semua, ngojek,

kerja, nyari makan, 70% kesana

semua tiap pagi, pulang malem.

Walau dikata pinggir kali tapi

kehidupan usaha enakan disana,

Iya senang disana, sepertinya mudah,

walaupun satu rupiah, karena faktor utama

donatur yang keluar misal ada acara maulid di

masjid, yang diutamakan kan orang kaya lebih

gede ngasinya, kalau disini sama karena

ukurannya sama, disana masih kenal sama

warga yang luar... Waahh lebih enak di Bukit

Duri, soal gotong royong disini sih sama, tapi

kan ekonomi semua melemah, kan orang

semangat dari ekonomi disana... yang

ngerasain mah banyak hikmahnya. Ya yang

jelas mah karena sudah lama tinggal disana,

sudah lama mengenal, ada pegawai tinggi-

tinggi banyak jadi sedekah-sedekah ke

tetangga dulu. Kadang-kadang orang-orang

tua diajak ke hotel mana sama pak kiayi, dapet

amplop 500.000 per orangnya. Kadang-

kadang Cina butuh selametan, kan aneh,

disiapin mobil, dibawain nasi bungkus kita,

amplop juga, itu yang lucunya sering yang

Cina-Cina begitu, pernah di hotel senayan,

pengusaha alkohol, pokoknya suka ada aja,

kalau disini sama sekali enggak ada...

Informan Ardi:

Iya disana runtin ada pasar rakyat. Terus juga

kalau disana juga seminggu sekali ada kerja

bakti warganya kalau disini enggak ada karena

ada petugas pembersihan...

Informan Syamsudin:

-

Informan Tina:

bisa bayar kewajiban kita dan bisa

merawat gedung ini, setiap ada

pertemuan itu saya bahas terus...

Kaya kerja gotong royongnya kita

juga kurang, memang pengelola ini

ada kebersihan, paling kita setiap

dia libur aja, padahal disana kita

aktif gotong royong, warga semua

turun, kebersihan itu itu aktif kita

walapun di pinggir kali. Kita punya

kompos juga, tapi lahannya enggak

ada, kita pake kampung pulo

gabung lahannya, itu masyarakat

sampah yang ada kita beli, kita

olah jadi pupuk, nah itu

penghijauan kita pake, karena

banjir terus, ilang terus itu pohon,

saya minta gambaran juga dari

aktivis UI. Untuk kampung deret,

waktu Jokowi sempet tapi keburu

naik, memang responnya Jokowi,

skalanya dipikirkan juga, jangan

sama rata begitu...

Informan Endang:

Bukan berkurang lagi, tapi kosong,

disana banjir itu juga ada

hikmahnya, hikmahnya itu dapet

bantuan supermi atau indomie

hampir enggak kemakan sebulan,

baju bekas, baju baru, kadang-

kadang orang asing, orang arab ya

ngasih uang 50.000 udah kaya

ngasih seribu rupiah, saya kan di

Page 197: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

disini tempat sih nyaman, cuma

buat usaha kita susah... Ya RT aja,

cuma ada usaha kecil-kecilan

bareng sama adek, sampe

sekarang sih masih, pas disini ya

belom ada. Pas jadi RT

pemasukan ya ada aja lah, disini

enggak ada sama sekali... Istri sih

dagang pas di sini aja, karena

jenuh kita enggak ada kegiatan,

untungnya mah ga seberapa, cuma

ngilangin stress aja... Ada, cuma

enggak digaji, kalau disana dapet

satu juta setengah. Harusnya kan

operasional ada, cuma buat

ngayomin warga setempat aja,

kalau enggak ada kan ribet juga,

ini kemana enggak keluar,

harusnya per 3 bulan atau 6 bulan

sekali keluar. Sebenernya RT juga

enggak ngarepin itu, dengan uang

itu kegiatan warga bisa berjalan

juga... Enggak, ibu rumah tangga

aja, bantu-bantu saya aja, ada aja

lobang-lobang uang disana, jauh

sama disini, disini jadi usaha,

disana istri enggak usaha, warga

bilang bu RT biasa tukang beli

sekarang malah dagang, istri

dagang lontong buat tambah-

tambahan aja, anak saya jajan 30

ribu... Iya kasihan, kaya dulu

dagang, mereka habis dimakan,

tutup...

Disana sering ngumpul, disini udah jarang

yang biasa ngumpul disono disini udah pisah,

beda-beda lantai, yang lantai 5 males turun

kebawah kan jadinya gitu... Kalo di Bukit

Duri enak rame, kalo disini juga enak cuman

gitu sepi, malem takbiran juga sepi, masih

ramean disana Bukit Duri walaupun di pinggir

kali... Pasar rakyat pas beberapa hari mau 17-

an ada, rutin dilaksanain di Bukit Duri, kalau

disini enggak ada, paling disini bazar gitu

doang bazar biasa aja...

Menyesuaikan dengan Aturan-Aturan

Baru

Informan Nur:

Memang aturannya belum ada, tapi selama ini

ya kita tuh menerima yang misalnya gini ada

di KK tuh ada orang tuanya, ibu, bapak, anak

cucu gitu aja, tidak melebih dari 8 jiwa gitu

kalo bisa, tapi kan warga relokasi biasanya

kan kadang-kadang suka lebih. ini yang

khusus aja ini sih kasuistik aja sih, hanya

mungkin ada beberapa gitu, tapi kalo pada

saat penertiban ada rusun yang kosong ya

kami berikana kepada warga yang istilahnya

yang melebihi yah kapasitasnya itu, tapi kalo

ada rusun yang kosong. Mungkin masih ada

beberapa yang kosong karena sebagian warga

Bukit Duri kadang-kadang warga direlokasi

tuh ngga semuanya rumahnya tuh direlokasi,

bongkar, kadang-kadang rumahnya tuh hanya

depannya aja, dapurnya aja, jadi mereka

kadang-kadang masih tinggal disana mereka

belom pindah kesini dengan alasan mungkin

kampung arab, dulu tuh dari

mereka beras 5kg dapet, sekarang

udah enggak ada... Semenjak

datang kesitu kita nyaman, enggak

pernah ada perkelahian, berantem

antar tetangga enggak ada,

hubungannya harmonis. Soal

kehidupan sih disana, mudah

bergaul, saling mengenalnya

cepet... Eeee agak berkurang ya,

mungkin dari ekonomi agak

berkurang dia, kana apa-apa perlu

dana, mereka pada sibuk bekerja

atau ya mungkin ekonominya,

enggak ada tambahan disini.

Ngumpul tetep, cuma berkurang

jauh. Kadang kan ada perkumpulan

ini ada patungannya, terus kita lagi

ga ada uangnya jadi minder. Kalau

di Bukit Duri suka dapat aja sih,

kadang-kadang ada tetangga yang

baik buat bayarin sekalian. Karena

disana tetangga ada pegawai bank,

pegawai Telkom, dia tahu merasa

dari pada sedekah ke orang jauh

mending ke tetangga yang deket...

Memang kelihatannya kebanjiran

kasihan, buat orang pinggir kali,

subhanallah semuanya itu hikmah.

Kita enggak ngeluh kalau banjir,

malah seneng, dibilang senengnya

kenapa, rumah kita kebanjiran ada

aja rejekinya. Cuma memang

salahnya tinggalnya di pinggir kali,

Page 198: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Informan Endang:

Disana memang kebanjiran, tapi

disana istilahnya hidup udah

mapan, saya kan disana pengurus

masjid jadi ada pemasukan setiap

bulannya, bersih-bersih masjid,

sumbangan dari warga ada, paling

sedikit sebulan 500 mas, kalau

disini kosong... Kendalanya disini

cuma kehidupan aja disini, kalau

enggak ada dari anak enggak ada

pemasukan, kalau disana uang

satu juta bisa, disini enggak sama

sekali nerima oang selain dari

anak... Enggak, cuma ibu rumah

tangga aja, semenjak hidup, cuma

dulu kan dirumah dagang juga,

ngewarung sembako, kalau disini

enggak, karena memang faktor

utama usia udah enggak mampu

tenaganya, yang kedua memang

udah biasa jualan di rumah, disini

enggak bisa... Turun naik ngurus

peliharaan, diempanin... Yang

punya warung aja pada tutup, abis

pembelinya lingkungan disini

juga, enggak ada orang luar,

enggak ada pegawai tingginya,

kalau disana ada pegawai

tingginya, ada orang Telkom,

kepala bank, kalau disana

walaupun di pinggir kali,

kelebihannya itu kita duduk-duduk

mata pencahariaan dia kan deket disana, jadi

ada sih yang memang yang kosong, memang

warganya belum datang aja itu sih, tapi kalo

udah selama 3 bulan atau 6 bulan ya kami

tertibkan, tapi kalo udah itu sebenernya itu

udah kelamaan itu, harus kami tertibkan...

Diundi, tapi kita upayakan yang tua-tua dulu

kita berikan dilantai yang satu, dua gitu, baru

nanti yang muda-mudanya dilantai atas-

atasnya. Ya pokoknya kan ada datanya aja nih,

pokoknya ni yang usianya diatas 60 tahun itu

baru diundi tapi dilantai 1 gitu ditaronya...

Beda-beda, bentar aku liat dulu di hp, aku gak

hafal. Kalo lagi dicari gini susah, tapi ada sih

soalnya saya itu gak hafal, yang paling mahal

itu 303.000 rupiah itu kalo gak salah, paling

murah 200, tapi nanti dulu ya ada sih satu-satu

gitu datanya. Tar dulu ini ya, soalnya saya tuh

gak hafal, oh nih 275, 250... Atau debet ke

bank, ke bank DKI langsung di auto debet,

dari tanggal 1 sampai 20 jadi proses kita ngga

ada yang megang uang tunai gitu nggak ada,

ke bank DKI gitu... Ah banyak, namanya

warga relokasi - relokasi banyak banget,

ketika kita kasih surat penertiban, teguran, itu

udah ini, ya gimana ya, namanya warga

relokasi ya. Ada sekitar 60 persen an yang

belum bayar, tapi ya mereka jadi memang

alasanya ekonomi ya, ekonomi gitu, jadi mau

gak mau ya gimana gitu. Harusnya sih

sanksinya diusir kalo sampe lebih dari 6 bulan

gitu gak bayar gitu harusnya diusir, tapi kan

ini warga relokasi, saya gak berani ngusir,

nanti saya salah lagi kan gitu, kalo warga

bukan haknya. Ya menurut orang

pemerintah sih kita dienakin,

memang secara logika, untuk

sehari-harinya ini, tanya orang

semua orang pinggir kali yang

udah puluhan tahun, itu kalau

enggak mau gitu bodoh banget

istilahnya, rejeki di depan mata.

Rumah enggak bayar, tanah ke

belakang masih ada 4 meter, nanam

belimbing, cabe, sayuran itu bisa

cuma ruginya kalau air dateng aja,

kalau musim keringnya lama. Bisa

ternak ayam, telor ayam kampung

kan 3000, cuma ruginya kalau lagi

banjir besar ilang kerendem, tapi 3

hari ada lagi dari orang. Memang

keliahatan sama orang luar kasihan

orang pinggir kali kebanjiran, tapi

hikmahnya banyak. Apalagi anak-

anak muda tuh berenang

ngumpulin tuh galon, bagi dah tuh

uangnya, tabung gas. Tengah

malem masih bisa berenang, kan

bantuan dari pemda ada juga

perahu karet, ya mungkin

pemerintah juga bosen, udah gitu

sorotan dari negeri orang, yang

ngerasain mah banyak hikmahnya.

Ya yang jelas mah karena sudah

lama tinggal disana, sudah lama

mengenal, ada pegawai tinggi-

tinggi banyak jadi sedekah-sedekah

ke tetangga dulu. Kadang-kadang

Page 199: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

sambil serokin botol-botol,

seminggu 20.000 atau 50.000

nerima, yang penting kita rajin.

Modalnya datang sendiri, kita lagi

duduk di pinggir kali tau-tau orang

buang gabas bekas TV yang besar

kita ikat digabungin bikin perahu,

terus botol-botol plastik atau

gelas-gelas, ada kegiatan

ngumpulin. Tukang abu lewat,

borongin, 30.000 atau 20.000,

enggak pake tenaga berat, Kalau

disini enggak ada... rejeki di depan

mata. Rumah enggak bayar, tanah

ke belakang masih ada 4 meter,

nanam belimbing, cabe, sayuran

itu bisa cuma ruginya kalau air

dateng aja, kalau musim keringnya

lama. Bisa ternak ayam, telor

ayam kampung kan 3000, cuma

ruginya kalau lagi banjir besar

ilang kerendem, tapi 3 hari ada

lagi dari orang...

Informan Ardi:

Bedanya jauh, disana apa-apa

gampang, nyari usaha gampang,

semua gampang deh di Bukit Duri

daripada disini... Nyari duit

gampang gitu, kerja apa aja bisa,

disini kerja harus ada ijazahnya

SMA, kalau enggak ada ijazah

SMA enggak bisa kerja, ya mau

kerja apaan, terus bayar rusun dari

umum gitu baru ya kita berani ngusir, tapi kan

kalo warga relokasi kan ya gak berani gitu. Iya

harusnya diusir kan kita harusnya tegas,

harusnya memang diusir, tapi kan kalo warga

relokasi saya gak berani, takutnya nanti dia

lapor ke gubernur gitu kan, kesalahan lagi

kitanya. ada yang sampe 6 bulan ada, udah

disegel juga rumahnya udah disegel, tapi ya

gak tau juga nih kalo memang gubernurnya

suruh usir ya usir gitu kan, tapi takutnya kalo

kita warga relokasi diusir emang mau tinggal

dimana? Emang dia disuruh tinggal dikolong

jembatan lagi gitu dia kan ditertibin gitu kan

masa, gimana ya serba salah jadinya. padahal

udah ditertibin harusnya. Biasanya kita kasih

surat peringatan 1, 2, 3, nah nantikan ada

penyegelan gitu, tapi kan kita yaudah gitu,

nanti kan mereka berdatangan gitu, tapi kalo

mereka yang gak datang kita panggil, terus

saya bilang “kamu tuh punya utang loh, nanti

saya suruh keluarin loh” terus dia jawab “iya

bu, nanti kalo gitu pasti dicicil bu” gitu, tapi

kan tetep aja misal dia utangnya 6 bulan, tapi

dia baru bisa cicil 2 bulan, tapi kan tetep

jadinya utang,utang,utang, tapi yang penting

kalo kita sih ada niat dari dia tuh bayar gitu

aja, kalo untuk warga relokasi begitu pak,

yang penting ada niat dia untuk bayar, nah

walaupun dicicil-dicicil gitu, cicilannya tuh

ngga langsung lunas gitu gak bisa, jadi

bertahap gitu...

Informan Zek:

Bedanya disini bayar, disini serba bayar, dan

orang-orang tua diajak ke hotel

mana sama pak kiayi, dapet amplop

500.000 per orangnya. Kadang-

kadang Cina butuh selametan, kan

aneh, disiapin mobil, dibawain nasi

bungkus kita, amplop juga, itu

yang lucunya sering yang Cina-

Cina begitu, pernah di hotel

senayan, pengusaha alkohol,

pokoknya suka ada aja, kalau disini

sama sekali enggak ada... Enggak

ada lah, kita kan belom saling

kenal, baru setahun, sosialisasi, kan

butuh waktu, apalagi yang tua

begini, apa yang mau di

sosialisasikan... Orang masjid

jumatan paling dapet 200 atau 300

ribu, lebaran haji cuma dapet sejuta

lebih di masjid ini, saking minim

ekonominya mungkin. Kalau di

Tebet Al-Ihtihad, solat id dapet 65

juta berapa gitu, solat jumat dapet

25 juta komplek gudang peluru

tiap bulan ngasih beras 20kg. Kalau

lebaran haji daging kambing

enggak kemakan, kalau disini cuma

nerima dari pemda doang

sebungkus, disana sekulkas penuh.

Mungkin karena saling mengenal

lama mengenal jauh, akrab...

Waahh lebih enak di bukit duri,

soal gotong royong disini sih sama,

tapi kan ekonomi semua melemah,

kan orang semangat dari ekonomi

Page 200: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

mana kalau kita enggak kerja,

bingung... Pembersihan, bawa

gerobak, bawa-bawain sampah

warga. Sekarang berhenti,

sekarang saya kerjanya ngojek

udah, ngojeknya di Bukit Duri, ya

karena emang gampangan disana

usahanya.. Karena jauh, jadi kan

kita anak sama bini kerja disana

jadi kita anter jemput anak bini aja

sekalian ngojek, pulang malem

sekalian jemput kita balik...

Momong anak bayi, kaya suster

aja gitu, di Bukit Duri, disini

kerjaan susah, usahanya disana-

sana juga, kalau enggak punya

kendaraan bingung juga sih,

makanya sekalian anter jemput

istri sekalian ngojek, pulang

malem... Semua-muanya enakan

di Bukit Duri, mau ngapain, mau

dagang, gampang aja kalau disini

yang beli orang-orang sini juga

orang luarnya enggak ada, kalau di

Bukit Duri orang dari mana aja

ada kesitu kalau mau belanja...

Bingungnya disini nyari kerjaan

susah, kalau disana mau apaan aja,

mau jadi kuli panggul bisa, nah

disini mau jadi kuli panggung

gimana. Terus disana bisa jualan

kantong kresek, lumayan. Disni

ijazah SMA kalo kerja, terus

kerjaannya nyapu, mana mau juga

mereka kan adaptasi semua dari kehidupan

terus sekolah dan lain-lain... Disini air pam aja

kita mahal, listrik kita langsung beli pake

voucher, kalau air sama hak sewa digabung...

tapi ngga boleh malem-malem soalnya udah

ada yang keilangan motor... Enggak, iuran

sampah itu masuknya uang sewa gedung,

kalau kalangan menengah dimanjain,

transportasi ada, fasilitas, bis sekolah ada

walaupun kurang. Tapi kan disini juga banyak

kalangan bawah, dengan kebutuhan mereka

segitu, pas-pasan...

Informan Endang:

Kalau buat enak, nyaman lebih nyaman disini,

cuma rumah kan dulu disana enggak bayar,

sekarang bayar, aer bayar... Disini hampir

kenanya keseluruhan hampir 600.000, listrik

rumah air, kalau rumah 300 lebih kalau lantai

1... Air kalau dibawah gratis untuk wudhu,

kalau dirumah kita bayar, per kubiknya 5500...

Informan Ardi:

Iya beda-beda sih, kalau saya cuma 270.000,

murah. Kalau lantai 2 atau lantai 1 sih hampir

mau 400.000... Kalau waktu bebas, awalnya

bebas orang mana aja boleh masuk, kalau

sekarang udah enggak bebas, ditanya orang

mana, sodara siapa, tetangga siapa, KTP

ditahan, beda. Karena disini banyak maling,

karena kan orang luar boleh masuk, sekarang

kan ditanyain keluarga siapa, yaudah

orangnya disuruh datang...

disana 50.000 enggak susah banget,

disini 5000 aja susah,

penghasilannya sama... Iya emang

itu tinggal disana hikmahnya

banyak, tetangga tuh kapan aja,

sakit, meninggal, pasti dateng

apalagi orang lama, terus apalagi

kalau hari libur berbondong-

bondong takziah, bisa dapet 5 juta

sampe 10 juta...

Informan Ardi:

Enakan di Bukit Duri, soalnya

kayanya warga enggak ada yang

cekcok gitu, enggak ada yang

rebut, kalau disini ribut mulu.

Enggak boleh ada pintu gabruk aja,

pintu gabruk kan bukan kita yang

gabrukin itu angin, disangka kita

yang nutup jadi ribut. Enggak

boleh ada anak kecil main

berantakan, namanya anak kecil

berantakan wajar kan enggak

ngerti, misal anak kecil nyampah

diomelin dikata kita yang

berantakin. Dibilang kita enggak

pernah nyapu atau ngepel. Ribut

mulu gitu, makanya enakan di

Bukit Duri, enggak pernah ribut

saya. Soal anak atau soal apa juga

enggak pernah ribut. Kita segen

Page 201: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ijazah SMA nyapu, SD juga bisa

nyapu, saya juga pernah kerja

cleaning service tapi sistemnya

kontrak...

Informan Syamsudin:

Kalau saya disana memang udah

tua enggak punya kerjaan tetap ya

serabutan aja, hari-hari memang

numpang sama anak saya disana,

disini juga numpang, disini mah

udah enggak ngapa-ngapain

enggak ada kerjaan, kalau di Bukit

Duri masih bisa kerja serabutan,

masih bisa disuruh-suruh orang,

bisa dandanin rumah, ngumpulin

kardus bisa dapat uang, kalau

disini mah cuma turun naik. Sama

sekali enggak ada kegiatan disini...

Informan Tina:

Kalo cari pencariaan disana paling

enak, kalo disinikan kurang, udah

gitu juga buka-buka ruko juga

agak sepi kalo disana kan rame...

Iya beda, mendingan di Bukit Duri

pendapatan, kita bisa, misalkan

kaya saya, biasa ada nyuci

nyetrika kan ada tambahan buat

suami, kalau disini enggak, susah,

pemasukan paling suami doang...

Enggak, orang tua saya kuli nyuci

juga dari sini ke Bukit Duri, orang

tua yang perempuan 60an usianya,

Informan Syamsudin:

Ya paling jaga ketertiban aja yaa, waktu

bebas, enggak terkekang, anak-anak sampe

pagi, tapi sekarang mulai ngga dibolehin juga

sih gara-gara ada maling motor tuh pernah

kemalingan disini padahal ada satpam. emang

harusnya ronda kaya di Bukit Duri... Ya

sebenernya sih engga ada larangan apa-apa,

yang penting tahu batas-batas aja...

Informan Tina:

Kalo di Bukit Duri sih gak terlalu banyak

aturan, kalo disini banyak aturan, paling udeh

jam berapa disuruh naik sama security. Beda

kalo di Bukit Duri anak-anak ngumpul sampe

pagi juga gapapa, kalo disini mah, paling udeh

jam berapa , sampe jam 10 udeh disuruh naik

sama security, dibatasin sama security, jadi

disini gak boleh sampe 24 jam. Ngga boleh,

kalo disanakan Bukit Duri bebas kan 24 jam,

warung juga buka 24 jam kayak indomie

rebus, kalo disinimah dibatasin, paling

maghrib udah pada tutup itu warung-warung,

kalo disana kan sampe 24 jam...

Keyakinan, Harapan dan Penilaian

Informan Nur:

Sebenernya ini sih udah bagus ya, sudah

diperbaiki ya, ya mungkin kalo untuk

kedepannya itu, untuk faktor ekonominya ya

mungkin ya, kalo untuk selama ini kan unit-

unit usahanya mereka itu di dalam rusun, jadi

kalo bisa sih nanti mendekatkan ke warga

sekitar yang lainnya gitu, jadi agak kedepan

ribut, kalau di Bukit Duri aman-

aman aja... Iya disana runtin ada

pasar rakyat. Terus juga kalau

disana juga seminggu sekali ada

kerja bakti warganya kalau disini

enggak ada karena ada petugas

pembersihan. Kalau disana kerja

bakti, ada yang enggak mau ikut ya

tapi harus nyumbang buat ngopi,

rokok atau makanan ke warga yang

kerja bakti, kompak. Sekarang kan

enggak ada...

Informan Syamsudin:

Iya enakan disana, lebih akrab di

Bukit Duri kayanya menyatu antar

warga... Udah kurang, sosialisasi

dengan tetangga itu udah kurang...

Informan Tina:

Pengalaman di Bukit Duri mah

enakan di Bukit Duri kalo di Bukit

Duri mah enakan disana, kalo

disini mah sepi... Apa ya paling itu

udah sana kesini masalah banjir

paling, warga-warga sononya beda

sama sini, orang-orangnya kan

bertetanggaan, beda sama sini, kalo

diisni agak kurang kan paling kalo

disini udah ini langsung naik kalo

disini, udeh nggak ngobrol-

ngobrol, kalo di Bukit Duri enak

Page 202: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

masih kerja disana, jalan pagi jam

5, pulang jam 5 sore...

Akses Aktifitas Keseharian

Informan Nur:

-

Informan Zek:

Istri sih dagang pas di sini aja,

karena jenuh kita enggak ada

kegiatan, untungnya mah ga

seberapa, cuma ngilangin stress

aja... Enggak, ibu rumah tangga

aja, bantu-bantu saya aja, ada aja

lobang-lobang uang disana, jauh

sama disini, disini jadi usaha,

disana istri enggak usaha, warga

bilang bu RT biasa tukang beli

sekarang malah dagang, istri

dagang lontong buat tambah-

tambahan aja... Jadi cuma dari

anak aja, sedangkan anak aja

gajimya cuma UMR kerja di

Carefour, perlu transport. Karena

di Casablangka, lebih deket dari

bukit duri...

Informan Endang:

Jadi cuma dari anak aja,

sedangkan anak aja gajimya cuma

UMR kerja di Carefour, perlu

transport. Karena di Casablangka,

lebih deket dari bukit duri...

gitu, kalo bisa warga yang direlokasi itu

jangan terlalu jauh jaraknya dulu dia itu punya

mata pencaharian gitu soalnya ya. Ya

misalnya kan warga Pasar Ikan yang biasa

melaut kan dipindahin kesini jauh kan gitu, ya

itu kan mungkin kendala-kendalanya itu...

Sebenernya ini sih udah bagus ya, sudah

diperbaiki ya...

Informan Zek:

Maunya gini, mereka ini kan punya warisan

paling enggak gitu kan, beda sama yang

ngontrak, tolong dibedain aja, kalau disini bisa

hak milik warga itu enggak keberatan, karena

itu solusi, ya kita bayar air sama listrik enggak

keberatan asal sewanya ilangin aja, mau minta

sama gubernur seperti itu karena janjinya dia.

Kita pernah ngajuin rumah deret pas pak

Jokowi, kita juga buat yang di bawah buat

aktivitas masyarakat, udah ada di sentiong,

contohnya itu, pak Jokowi langsung mau...

saya mengharap guberbur karena dia janji ke

masyarakat, kan yang udah-udah janji ya

cuma janji aja. Warga Bukit Duri sangat

mendukung program DKI yang dijalankan

sama gubernur tapi saya harap bisa

musyawarah tapi mereka enggak mau

musyawarah, duduk bareng untuk tau maunya

masyarakat, kalau memang enggak bisa ganti

rugi ya kita minta kebijakan untuk

memperhatikan usaha-usaha masyarakat,

enggak ada sama sekali... Kalau itu kan PBB

bayar, karena itu bukan hak kepemilikan,

seharusnya mereka diarahkan sampai 20 tahun

rame terus bisa sambil ngobrol-

ngobrol kalo disono kan begitu

enak rame terus... Kalo disini kan

soal kekompakkan tetangganya

kurang ini, kalo di Bukit Duri

kompak orangnya, sore nih di

Bukit Duri sering ngumpul ada

yang diomongin gini gini, kalo

disini mah susah udah masing-

masing lah beda. Kayak di Bukit

Duri, beda ya... Kalo di Bukit Duri

ada lah kayak saling ngebantu

masalah apa gitu, kalo disini

warganya kurang tau juga sih,

belom pernah minta bantuan gitu

juga kurang deket. Walaupun udah

kenal kalo apa iya disini walauapun

disana deket kalo disini udah

mencar beda-beda, susah ngumpul

misal dari 5 ke atas susah capek

juga tuh, apalagi gak ada lift... Iya

jarang, mungkin disana udah akrab,

tapi pas pindah kesini udah beda,

namanya beda lantai, dulu sering

ngobrol, sekarang udah susah...

Kenyamanan Menempati Hunian

Informan Nur:

-

Informan Zek:

warga juga merasa disini nyaman

kalau gratis, saya juga mengajukan

ke DPRD tolong ada buat warga,

Page 203: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Informan Ardi:

-

Informan Syamsudin:

-

Informan Tina:

-

Pemanfaatan Lembaga Sosial

dan Ketersedian Fasilitas

Informan Nur:

Nah itu kan memang udah ada

ingub nya ya diatur, jadi para

ukpd-ukpd, skpd itu dia harus

masuk ke rusun, misalnya untuk

pemberdayaan kafe-kafe itu ada,

misalnya pelatihan perikanan,

sayur mayor hidroponik terus, dari

tata boga ada, menjahit konveksi

ada, terus batik juga ada, tapi ya

gitu warga rusun pada saat daftar

bisa 30 orang 40 orang, lama-lama

rontok jadi 7 orang, 5 orang

dengan alasan dia gak ada yang

jaga anak, anaknya masih kecil,

kemudian apa namanya, gak ada

yang nganter anak sekolah, terus

dilarang sama suaminya, disuruh

jaga rumah aja gitu, gak bakat, iya

jadi lama-lama pada rontok...

Ngga – nggak jadi deket-deket sini

kalo warga relokasi kita bantu

nah ini kemana pemerintah kan. Kalau

sertifikat nih contoh masyarakat punya

sertifikat bisa ditingkatnya, seharusnya, itu

kan ada program pro masyarakat dapet tapi

enggak banyak, yang dapet itu yang punya

duit semua, harus bayar, nah seharusnya itu

diarahin semua masyarakat sebelum digusur,

yang diganti yang punya sertifikat, yang

enggak punya enggak diganti. Ahok juga

pernah bicara di media bahwa sejarah Bukit

Duri sama Kampung Pulo itu kuat, dia

ngakuin, tapi kan kebijakannya beda, makanya

musyawarah saya minta, duduk bareng...

Pengalaman pahit warga, itu rumah warga

atau tanah adat enggak dibayar seharusnya ada

korordinasi yang baik, warga pindah kesini

kan bukan kemauan masyarakat, karena

dipaksa juga. Rumah saya disana masih ada

sedikit, masih layak dipakai sih. Nah itu

semuanya hampir 800 warga yang dipindahin

kesana, di blok cendrawasih, merak, gelatik,

sama merpati, disana blok b sama blok g, jadi

campur juga sama yang baru, Pasar Ikan sama

Kampung Melayu sedikit, paling banyak

Bukit Duri, banyak juga yang dibuang ke pulo

gebang sama PIK , sama Cakung yang

enggak dapet disini... Makanya saya mau

ketemu sama gubernur kemarin, dia enggak

mau nemuin tokohnya, saya dulu ketua di RT

05 RW 15 Bukit Duri, dan mereka enggak

mau ketemu sama kita, menurut saya

pemindahan kemari harus ada kordinasi yang

baik, mereka kan menggusur kita dengan

salah, mereka kan pake perda, dan isi dari

kedepannya warga minta solusinya

dari gubernur apa sih, cuma warga

minta nanti ada hak milik untuk

warga, sementara masih bayar, tapi

pemprov DKI bilang nanti akan

membayar ke penglola

pengembang bisa enggak tuh, nanti

hak miliknya untuk warga... saya

mengharap guberbur karena dia

janji ke masyarakat, kan yang

udah-udah janji ya cuma janji aja.

Warga Bukit Duri sangat

mendukung program DKI yang

dijalankan sama gubernur tapi saya

harap bisa musyawarah tapi mereka

enggak mau musyawarah, duduk

bareng untuk tau maunya

masyarakat, kalau memang enggak

bisa ganti rugi ya kita minta

kebijakan untuk memperhatikan

usaha-usaha masyarakat, enggak

ada sama sekali... Saya lebih milih

yang kumuh tapi nyaman nyari

uang, enak tidur, enggak mikirin

utang, enggak mikir bayar aer, saya

lebih baik rumah gembel daripada

rumah mewah tapi buat makan

susah, katanya anak Bapak sehat

enggak kebanjiran lagi, ahhh anak

saya sehat-sehat aja, malah seneng

dapet hiburan, disini bete...

Kemaren orang meninggal untuk

pemakaman disini agak sulit, bisa

dati 2,5 juta, kain kafan 1 juta udah

Page 204: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

juga pindah sekolah deket-deket

sini, kerja sama dengan dikdas,

udah gitu kalo disini anak-anaknya

juga ada latihan menari, kemudian

juga tpa ada, bimbel, ada dari

komunitas mahasiswa, kalo nari

dari sudin pariwisata, jadi emang

semua UKPD itu masuk ke

rusun... Iya ada, tapi warganya aja

yang kadang-kadang kurang apa

ya, ya misalnya gini dia misalanya

tukang cuci kalo seandainya dia

kadang disuruh belajar menjahit,

membatik ya dia kadang ngga

bisa, yaitu terkendalanya kadang-

kadang karena pendidikan, jadi

gak maksimal gitu ada

pemberdayaan, mereka tuh

maunya, kalo ada sembako gratis,

baru deh mereka berbondong-

bondong, ntar kalo gak dapet

protes, tapi kalo istilahanya ada

yang bangsarnya pendidikan gitu

daftarnya banyak lama-lama

rontok.... Ngga – nggak jadi deket-

deket sini kalo warga relokasi kita

bantu juga pindah sekolah deket-

deket sini, kerja sama dengan

Dikdas...

Informan Zek:

Kalau siskamling ada security sih,

pernah ngadain juga tapi ya karena

udah capek, jadi ngasih duitnya

perda itu kita disebut bangunan liar. Jadi

pertama musyawarah, kedua tindakan hukum

terkait, ketiga tindakan hukum hak adat. Itu

hak adat yang mau digunakan untuk

kepentingan umum harus ada koordinasi yang

baik tapi ini enggak ada... Kalau kemarin saya

liat di berita bahwa kerugian Pemprov DKI

untuk warga hampir 2 milyar menurut saya itu

salah, harusnya enggak bicara gitu, gak etis,

kan pemda DKI itu untuk masyarakat... Saya

lebih milih yang kumuh tapi nyaman nyari

uang, enak tidur, enggak mikirin utang,

enggak mikir bayar aer, saya lebih baik rumah

gembel daripada rumah mewah tapi buat

makan susah, katanya anak Bapak sehat

enggak kebanjiran lagi, ahhh anak saya sehat-

sehat aja, malah seneng dapet hiburan, disini

bete... Mereka bisa bayar air sama listirk udah

bagus, ini digabungi, seharusnya jangan

digabung, untuk sewanya dipisah. Kalau

disegel warga mau pindah kemana, sewa di

luar kan lumayan, kemanusiaannya dimana?

Disini kan kebijakan dari dia kan karena itu

tugas dari Pemprov, warga juga memang ada

yang bener-bener enggak mampu, saya minta

SKTM dari kelurahan pulo gebang itu dikasih,

emang harus dibantu, mereka emang enggak

bisa bayar. Jadi kan digusurnya Desember,

setelah kampung pulo, itu saya bertahan

setahun setengah. Saya pribadi mendukung

program-program yang dilakukan di Jakarta,

cuma saya minta kebijakannya, rumah warga

saya di pinggiran kali terus kita diminta

pindah bayar ke pantai indah kapuk, itu kan

3,5 juta, belum nyewa mobil kalau

dimakamin jauh, itu udah hampir 5

juta, udah jatoh ketiban tangga.

Disini saya belum adaptasi, kain

kafan mau minta kemana. Kalau

nguburin di Bukit Duri 500 paling

gede, pemakanan 300, yang gali

200. Nah kalau yang di Cakung

enggak bisa masuk kalau enggak

ada keluarga. Mati aja susah, disini

ada kematian kalang kabut nyari

kain kafan, tapi di Bukit Duri ada

aja yang nyumbang, sampe yang

mandiinnya, cuma bayar kuburan

doang, disini saya bingung gimana.

Emang bener kalau ujan enggak

keujanan, banjir enggak kebanjiran,

tapi disana kita nyaman, duit ada,

gampang, memang bener anak-

anak disana enggak punya

halaman, disini berlebihan, cuma

masalah ekonomi ini kita bingung,

kit mah cuma berdoa aja, mudah-

mudahan ada rejeki lancar bisa

buat bayar rumah, bisa buat

makan... Disana nyamuk enggak

ada, walaupun pinggir kali tapi

enggak ada nyamuk. Walaupun

kumuh tapi enggak ada nyamuk.

Disini bekas rawa, masih ada noh

disana kali-kali yang item-tem

menggenang, masih ada. Kita udah

pake autan sama kipas angin tapi

masih aja. Saya disini beda sama

Page 205: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

aja. Di Bukit Duri ada siskamling,

sampe waktu itu diserang sama

kampung pulo itu dia iri kita kok

enggak digusur-gusur, sampe

dibakar petasan itu rumah-rumah,

nah saya ke Polda Metro Jaya

tolong saya minta personil.... anak

sekolah angkutannya enggak satu

arah sama sekolahan ini masih

banyak yang masih sekolah di

Bukit Duri, karena ada busway

gratis kan. Iya kalau di Bukit Duri

busway sampe sekolahan, lebih

enak kesana daripada disini, disini

susah, bis sekolah sampe jalan

raya, turun terus jalan lagi sampe

sekolahan jauh, misal ada berapa

persen dari disni yang sekolah di

SD 05, apa salahnya sih bis

sekolah masuk kesitu. Buat apa

ada bis sekolah tapi masih jalan

kaki juga, terus kalau jumat suka

enggak ada bis sekolah... SMK di

Kayu Manis, jauh, asal pagi saya

nganterin, anak saya ngeluh terus

pengen pindah ke Bukit Duri lagi

karena capek kejauhan, disini ada

sekolah tapi anak saya tanggung,

kan enggak bisa juga disana

swasta enggak bisa masuk negeri

disini...

Informan Endang:

Enak, aman, tapi tetep aja tetangga

enggak mungkin, cuma itu yang diminta,

kalau bisa ganti untung, kalau enggak bisa ya

ganti rugi, kalau enggak bisa juga kita minta

diperhatiin di sini, didanain lah usahanya,

sampe 3 atau 6 bulan aja cukup mereka

dikasih pendanaan. Kita ini disuruh cepat-

cepat pindah sama camat sama lurah, turunnya

itu bukan dari gubernur... Kemaren orang

meninggal untuk pemakaman disini agak sulit,

bisa dati 2,5 juta, kain kafan 1 juta udah 3,5

juta, belum nyewa mobil kalau dimakamin

jauh, itu udah hampir 5 juta, udah jatoh

ketiban tangga. Disini saya belum adaptasi,

kain kafan mau minta kemana. Kalau

nguburin di Bukit Duri 500 paling gede,

pemakanan 300, yang gali 200. Nah kalau

yang di Cakung enggak bisa masuk kalau

enggak ada keluarga. Mati aja susah, disini

ada kematian kalang kabut nyari kain kafan,

tapi di Bukit Duri ada aja yang nyumbang,

sampe yang mandiinnya, cuma bayar kuburan

doang, disini saya bingung gimana. Emang

bener kalau ujan enggak keujanan, banjir

enggak kebanjiran, tapi disana kita nyaman,

duit ada, gampang, memang bener anak-anak

disana enggak punya halaman, disini

berlebihan, cuma masalah ekonomi ini kita

bingung, kit mah cuma berdoa aja, mudah-

mudahan ada rejeki lancar bisa buat bayar

rumah, bisa buat makan...

Informan Endang:

Harapan mungkin disini nanti ada perubahan

untuk kehidupan masyarakat setempat yang

anak tinggalnya, saya lantai 3, anak

saya lantai 2...

Informan Endang:

Oh, disana walaupun kebanjiran,

kendalanya memang disana banjir,

tapikalau buat hidup enakan disana,

udah puluhan tahun, udah 50

tahun... Iya, enggak ada

penghasilan, kalau buat nyaman

emang disini tapi ya karena enggak

kena kebanjiran aja, padahal kalau

menurut bapak banjir itu hikmah,

tadinya enggak punya uang sama

sekali jadi punya uang...

Informan Ardi:

Enakan di Bukit Duri, ini banyakan

pegawai negeri kerjanya di Tebet,

Pancoran, iya ada tinggal disini

separuhnya, separuhnya tinggal di

tempat kerjaannya... masih enakan

di Bukit Duri daripada disini, nyari

kerja gampang, kerja apa aja

gampang, kalau disini nanyainnya

ijazah. Emang yang kerja

ijazahnya, kan yang kerja

manusianya. Misal kita punya

ijazah tinggi tapi pas kerja enggak

ngerti, die bingung apaan yang mau

dikerjain. Kalau saya kan udah

biasa kerja pembersihan itu cium

bau bangke udah biasa aja, udah

kebal karena udah sepuluh tahun

Page 206: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

pernah kehilangan motor... Ada

tuh jait, bordir, segala tari, tapi

saya enggak ikut itu karena udah

enggak memungkinkan usia, anak

saya juga ngga karena enggak

sempet kan kerja... Air kalau

dibawah gratis untuk wudhu,

kalau dirumah kita bayar, per

kubiknya 5500... fasilitas ada,

disediain lapangan basket... Ada

disini, kapan aja dilayanin, tapi

gimana ya kalau puskesmas itu,

tetep ada harus ke dokter luar

dokter luar keluar duitnya seratus

atau dua ratus paling sedikit... Jadi

setiap blok dikasih satu ruangan

buat masjid, tapi belom, katanya

nanti tahun 2018. Engga tau juga

beneran apa cuma janji lagi...

Masih banyak yang sekolah

disana, pada enggak mau, kalau

disana masih mendingan ada

bantuan-bantuan kalau lihat orang

tuanya mata pencariannya kecil...

Informan Ardi:

Kalau waktu bebas, awalnya bebas

orang mana aja boleh masuk,

kalau sekarang udah enggak

bebas, ditanya orang mana, sodara

siapa, tetangga siapa, KTP

ditahan, beda. Karena disini

banyak maling, karena kan orang

luar boleh masuk, sekarang kan

mayoritas pendidikannya hehe, menengah ke

bawah, sepertinya gitu, jadi ada bantuan apa

kek gitu untuk kesejahteran... jadi tetap

merasa tersingkirkan, tapi memang bukan

haknya, tapi saya sadar memang itu bukan

tanah sendiri, tanah pemerintah, kita harus

sadar lah. Kendalanya disini cuma kehidupan

aja disini, kalau enggak ada dari anak enggak

ada pemasukan, kalau disana uang satu juta

bisa, disini enggak sama sekali nerima oang

selain dari anak... Enggak, sepeser pun

enggak, tapi dulu janjinya memang begitu

sebelum digusur, kan ini manusia, harus

dimanusiakan, kan begitu, untuk apa waktu itu

diukur-ukur rumah kita, cuma nyeneng-

nyenengin, dihargain sekian buat ukuran

sekian, ya saat itu kita seneng terima aja. Ya

tapi sekarang terima aja apa adanya, tapi kan

sekarang jadi bahan omongan, karena janji,

coba kalau enggak janji... Yahhh sama sih

semuanya, kalau mau dipilih janjinya enak,

dulu biasa-biasa aja enggak merasa, kalau

sekarang merasa disingkirinnya... Dulu

janjinya ada bantuan dari pemerintah, tapi

belum ada, baru sembako pas baru-baru,

sekarang enggak ada udah berapa bulan,

mungkin dulu mau nyari masa juga kali. Yang

katanya beras miskin aja enggak ada disini,

enggak tau yang lain, cuma dulu-dulu ada...

Bukan berkurang lagi, tapi kosong, disana

banjir itu juga ada hikmahnya, hikmahnya itu

dapet bantuan supermi atau indomie hampir

enggak kemakan sebulan, baju bekas, baju

baru, kadang-kadang orang asing, orang arab

lebih kerja, kalau yang belum

pernah kerja enggak mau kan...

Terus nih kalau ada yang

meninggal, nguburin disini susah,

mintanye 2.500.000, kalau disana

juga paling 500.000 jadi ngubur...

Informan Syamsudin:

Kalau bedanya yaa, enak di Bukit

Duri walaupun namanya sering

kebanjiran karena kita lama disana

jadi enak disana. Kalau namanya

disini dibetah-betahin aja karena

enggak ada tempat tinggal lain.

Nyaman mah enak disana karena

emang kita lama disana, sejak

kecil, jadi apapun yang disana enak

aja. Ya emang sih disini

fasilitasnya enak,enggak

kebanjiran, tapi dibandingin disana

betahan disana...

Informan Tina:

Saya lebih suka tinggal di Bukit

Duri enakan disana istilahnya lebih

nyaman mas... Yang pada tau

lingkungan sini itu bilangnya

enakan disono, disini sepi udah gitu

banyak nyamuk, karena deket rawa

mungkin ya... Ya paling bagusnya

kalo disana kan banjir, nah disini

nyamuk. sama disini bersih karena

Page 207: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ditanyain keluarga siapa, yaudah

orangnya disuruh datang... Disana

ada ronda, kalau disini kayanya

udah enggak ada, kan ada satpam

yang jaga, satu gedung 3 orang,

enggak ada ronda, kalau disana

kan ronda 10 atau 20 orang...

Sekarang kan enggak ada, ronda

ada, enggak ada, padahal banyak

maling, harusnya dirondain juga

disini kan... . Terus juga kalau

disana juga seminggu sekali ada

kerja bakti warganya kalau disini

enggak ada karena ada petugas

pembersihan... Luas sih, 2 kamar,

ruang tengah, ruang tamu, lega,

ada kamar mandinya sendiri,

jemurnya sendiri, buat cuci

piringnya sendiri, satu rumah

semua ada... Sekolah sih deket

disitu tinggal jalan kaki aja,

nyebrang kali, sekolah SMA sama

SMP itu. SDnya deket, di

belakang gedung ini, SMP sama

SMA nyebrang pakai getek. TK

ada ada disini, di gedung ini. Ada

2 TK... Sekolah sih deket disitu

tinggal jalan kaki aja, nyebrang

kali, sekolah SMA sama SMP itu.

SDnya deket, di belakang gedung

ini, SMP sama SMA nyebrang

pakai getek. TK ada ada disini, di

gedung ini. Ada 2 TK...

ya ngasih uang 50.000 udah kaya ngasih

seribu rupiah, saya kan di kampung arab, dulu

tuh dari mereka beras 5kg dapet, sekarang

udah enggak ada... Iya senang disana,

sepertinya mudah, walaupun satu rupiah,

karena faktor utama donatur yang keluar misal

ada acara maulid di masjid, yang diutamakan

kan orang kaya lebih gede ngasinya, kalau

disini sama karena ukurannya sama, disana

masih kenal sama warga yang luar... Ya itu

udah enggak merasa pokoknya, yang penting

hikmahnya aja yang didapet, semakin banjir

besar ya itu beras numpuk, indomie numpuk,

uang saku numpuk, baju bekas tinggal pilih,

kadang-kadang dapet yang bagus. Dari orang

kaya ngasih baju bekas baju belom dipake

ada... Memang kelihatannya kebanjiran

kasihan, buat orang pinggir kali, subhanallah

semuanya itu hikmah. Kita enggak ngeluh

kalau banjir, malah seneng, dibilang

senengnya kenapa, rumah kita kebanjiran ada

aja rejekinya. Cuma memang salahnya

tinggalnya di pinggir kali, bukan haknya. Ya

menurut orang pemerintah sih kita dienakin,

memang secara logika, untuk sehari-harinya

ini, tanya orang semua orang pinggir kali yang

udah puluhan tahun, itu kalau enggak mau

gitu bodoh banget istilahnya, rejeki di depan

mata. Rumah enggak bayar, tanah ke belakang

masih ada 4 meter, nanam belimbing, cabe,

sayuran itu bisa cuma ruginya kalau air dateng

aja, kalau musim keringnya lama. Bisa ternak

ayam, telor ayam kampung kan 3000, cuma

ruginya kalau lagi banjir besar ilang

kan dibersihin ada yang bersihin...

Page 208: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

Informan Syamsudin:

Dulu waktu di Bukit Duri kita

sering ngadain kerja bakti bersihin

lingkungan ya karena kita

kesadaran tinggal di kali dan

tetangga juga pada kompak jadi

digalakin itu yang namnya kerja

bakti bersihin sampah seminggu

sekali...

Informan Tina:

Disini sekarang dibatesin kaya ada

jam malem. Soalnya pernah ada

yang kemalingan... Yang Ibu-

Ibunya yang perempuan nih kan

suaminya kerja bakti, nah mereka

pada ngasih makanan buat yang

kerja bakti... Walaupun udah kenal

kalo apa iya disini walauapun

disana deket kalo disini udah

mencar beda-beda, susah ngumpul

misal dari 5 ke atas susah capek

juga tuh, apalagi gak ada lift...

Kalau jam segini sepi, sorean rame

pada maen sepeda segala macem,

maen bola ada lapangan bola.

Kalau fasilitas bermain di sini

cukup memadai sih ada

fasilitasnya...

kerendem, tapi 3 hari ada lagi dari orang.

Memang keliahatan sama orang luar kasihan

orang pinggir kali kebanjiran, tapi hikmahnya

banyak. Apalagi anak-anak muda tuh

berenang ngumpulin tuh galon, bagi dah tuh

uangnya, tabung gas. Tengah malem masih

bisa berenang, kan bantuan dari pemda ada

juga perahu karet, ya mungkin pemerintah

juga bosen, udah gitu sorotan dari negeri

orang, yang ngerasain mah banyak

hikmahnya...

Informan Ardi:

Saya sih enggak ada harapan untuk

pemerintah, ya kacau dah gitu, masih enakan

di Bukit Duri daripada disini, nyari kerja

gampang, kerja apa aja gampang, kalau disini

nanyainnya ijazah... Bukit Duri, dari kecil

saya, mangkaya pas digusur kayanya ngenes.

Rumah saya digusur, emang rumah bikinnya

enggak pake duit, kan pake duit, digusur aja,

penggantiannya enggak ada... Pengeluaran

sejuta, coba nanti November kalau gubernur

udah jadi datang enggak kesini terus jadi

gratis, jangan janj-janji doang. Harusnya janji

ada suratnye pake materai, jangan udah jadi

terus janji doang sama aja boong milih dia...

masih enakan di Bukit Duri daripada disini,

nyari kerja gampang, kerja apa aja gampang,

kalau disini nanyainnya ijazah. Emang yang

kerja ijazahnya, kan yang kerja manusianya.

Misal kita punya ijazah tinggi tapi pas kerja

enggak ngerti, die bingung apaan yang mau

dikerjain. Kalau saya kan udah biasa kerja

Page 209: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

pembersihan itu cium bau bangke udah biasa

aja, udah kebal karena udah sepuluh tahun

lebih kerja, kalau yang belum pernah kerja

enggak mau kan...

Informan Syamsudin:

-

Informan Tina:

Sama aja busway sama buat anak sekolah

enggak dipisah, gabung jadi penuh, apalagi

kalau udah ada orang dari sana jadi disini

enggak kebagian. Ya harapannya itu lah biar

ada bis sekolah, untuk itu khusus, jadi enggak

padat...

Studi Dokumen Menurut Himes dan Moore (dalam

Soelaiman, 1998), dimensi

struktural dari perubahan sosial

mengacu pada perubahan-

perubahan dalam bentuk struktur

masyarakat (Martono, 2014).

Menurut Himes dan Moore dikutip

(Soelaiman, 1998), dimensi

struktural mengacu pada

perubahan dalam bentuk struktur

masyarakat, menyangkut

perubahan dalam peranan dan

munculnya peranan baru

(Martono, 2014).

Himes dan Moore (dalam

Soelaiman, 1998) menyatakan

bahwa perubahan dalam dimensi

struktural di antaranya meliputi:

bertambah atau berkurangnya

Dimensi Kultural perubahan sosial salah

satunya melihat perubahan budaya (aturan

baru yang berlaku) – difusi di dalam

masyarakat (Himes dan Moore dalam

Soelaiman, 1998, dikutip Martono, 2014).

Kebiasaan yang dalam hal ini adalah perilaku

keseharian dapat mengalami perubahan atau

penyesuaian – inovasi. Individu dan atau

kelompok dituntut untuk kreatif dalam

memenuhi kebutuhan atau menyesuaikan

kehidupan (Himes dan Moore dalam

Soelaiman, 1998, dikutip Martono, 2014).

Integrasi merupakan wujud perubahan kultural

yang lebih halus – terjadi penyesuaian unsur-

unsur kebudayaan yang saling bertemu

(Himes dan Moore dalam Soelaiman, 1998,

dikutip Martono, 2014).

Integrasi merupakan wujud perubahan kultural

yang lebih halus – terjadi penyesuaian unsur-

Dimensi interaksional mengacu

pada perubahan hubungan sosial

dalam masyarakat mencakup di

antaranya: frekuensi dan keintiman

interaksi serta jarak sosial (Himes

dan Moore dalam Soelaiman, 1998,

dikutip Martono, 2014).

Dimensi interaksional mengacu

pada perubahan hubungan sosial

dalam masyarakat mencakup di

antaranya: frekuensi dan keintiman

interaksi serta jarak sosial (Himes

dan Moore dalam Soelaiman, 1998,

dikutip Martono, 2014).

Page 210: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

kadar peranan dan peningkatan

atau penurunan sejumlah peranan

(Martono, 2014).

Perubahan sejumlah tipe dan daya

guna fungsi sebagai akibat

perubahan struktur juga termasuk

ke dalam dimensi perubahan

struktural (Himes dan Moore

dalam Soelaiman, 1998 dikutip

Martono, 2014).

Perubahan pada lembaga sosial

juga termasuk ke dalam dimensi

perubahan struktural (Himes dan

Moore dalam Soelaiman, 1998,

dikutip Martono, 2014).

Perubahan pada lembaga sosial

juga termasuk ke dalam dimensi

perubahan struktural (Himes dan

Moore dalam Soelaiman, 1998,

dikutip Martono, 2014).

Perubahan peran dapat dilihat

sebagai perubahan dalam dimensi

struktural karena menyangkut

aspek perilaku dan kekuasaan

(Himes dan Moore dalam

Soelaiman, 1998, dikutip Martono,

2014).

unsur kebudayaan yang saling bertemu

(Himes dan Moore dalam Soelaiman, 1998,

dikutip Martono, 2014).

Dimensi Kultural perubahan sosial dapat

dilihat dari inovasi, difusi dan integrasi – yang

terjadi dalam proses perubahan budaya

masyarakat (Himes dan Moore dalam

Soelaiman, 1998, dikutip Martono, 2014).

Observasi Hari : Sabtu

Tanggal : 08 April 2017

Hari ini penulis menuju ke Bukit Duri untuk melihat situasi, untuk melihat situasi yang ada di Bukit Duri, lokasinya cukup

dekat dengan pasaraya manggarai, penulis sempat sedikit kebingungan mencari lokasi wilayah yang direlokasi, akhirnya

penulis bertanya kepada seseorang pedagang, dan penulis diarahkan melalui jalan Bukit Duri tanjakan dan diminta

mengikuti jalan sampai bertemu sungai atau kali dan itu tepatnya wilayah yang direlokasi, setelah sampai penulis

mengamati sebagian wilayah Bukit Duri ada yang sudah rata dengan tanah, penulis kemudian mampir ke warung,

Page 211: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

sekaligus bertanya-tanya kepada warga tersebut. Warga tersebut menceritakan banyak mengenai relokasi warga, dan

mengatakan sebagian wilayah sudah di gusur semenjak 28 september 2016, dan tampak warung tempat saya membeli air

ditemboknya sudah diberi tanda akan digusur juga, namun tidak tahu waktunya, terlihat dengan menggunakan cat

bertuliskan “bidang 143” . kemudian penulis mengakhiri penulusaran karena sudah menjelang larut malam.

Hari : Senin

Tanggal : 12 Juni 2017

Hari ini penulis menuju ke Bukit Duri untuk melakukan perizinan ke Kelurahan Bukit Duri, namun kelurahan minta

penulis untuk mengajukan perizinan melalui Kantor Walikota Jakarta Selatan, namun selain itu tujuan penulis datang ke

Bukit Duri, untuk menentukan responden yang bisa menjawab pertanyaan penelitian.

Penulis kemudian bertemu dan berbincang-bincang kepada beberapa warga yang sedang berada di luar rumah Bu Lina, Bu

Leha, dan Pak Puat, namun pertama kali bertemu warga juga terlihat canggung dalam berbicara saya disangka oleh warga

merupakan orang dari pemerintah yang ingin menjadi mata-mata, namun disitu saya sekaligus menjelaskan maksud dan

tujuan penulis, sehingga warga mengerti maksud tujuan penulis menanyakan mengenai tokoh masyarakat yang sudah lama

tinggal dan kemudian direlokasi kerusun rawa bebek, kebetulan sebelumnya saya sudah pernah beli minum di warung Bu

Lina kemudian beberapa warga memberikan referensi nama orang yang mengerti dan tinggal lama di Bukit Duri yaitu Pak

Zek, Pak Endang, Pak Ardi, Bu Tina, Pak Boy, Pak Opik.

Dalam penelusuran kali ini penulis banyak mengamati, lingkungan Bukit Duri, sangat terasa sekali suasana

perkampungannya, apalagi di waktu sore hari warga-warga pun banyak yang nongkrong didepan rumah sambil ngobrol-

ngobrol santai, rumah-rumahnya pun tidak beraturan dan berdampingan dekat. walaupun didepan rumah pemandangannya

sungai, warga terlihat ramai. Karena waktu sudah menjelang sholat maghrib, penelusuran hari ini penulis cukupkan.

Hari : Selasa

Tanggal : 25 Juli 2017

Hari ini penulis menuju ke Rusun Rawa Bebek, menurut penulis ketika pertama tiba di Rusun Rawa Bebek, penulis

melihat akses menuju kelokasi cukup jauh dari jalan utama, selanjutnya penulis ke ruang kantor UPRS untuk bertemu

dengan kepala UPRS yaitu melakukan wawancara terkait informasi yang penulis butuhkan, setelah selesai mewawancarai

penulis langsung mengamati lingkungan sekitar Rusun, penulis melihat bangunan Rusun Rawa Bebek seperti semi

apartement, terlihat tertata rapih dan bersih, berbeda sekali kondisi ketika penulis melihat kondisi bangungan yang ada

dibantaran sungai di Bukit Duri, yang tidak bersih dan rapih seperti Rusun Rawa Bebek ini.

Penulis juga melihat tempat parkir motor yang tertata rapih, dan ada beberapa satpam yang berjaga di masing-masing blok

rusun, serta banyak disediakan ruko di lantai dasar untuk warga rusun berdagang, terlihat juga taman disekitar Rusun dan

Page 212: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ada beberapa petugas kebersihan yang melakukan perawatan taman dan kebersihan lingkungan rusun. Penulis juga melihat

ada lapangan olah raga di dalam sekitar rusun walaupun ukurannya tidak terlalu besar, kemudian juga ada sekolah Paud,

dan penulis mengamati lingkungan sekitar rusun yang menurut penulis agak tertutup dari warga asli sekitar rawa bebek,

karena lokasinya berada terpisah cukup jauh dari warga asli sekitar dan diberi dinding pembatas.

Hari : Rabu

Tanggal : 26 Juli 2017

Pada pagi ini penulis membawa surat rekomendasi dari Kantor Walikota Jakarta Selatan, kemudian menuju ke Kantor

Kelurahan Bukit Duri, karena sebelumnya sudah membuat janji dengan Pak Harisman bidang pemerintahan, saya sedikit

melakukan wawancara mengenai wilayah mana saja yang di relokasi, serta meminta data monografi wilayah Bukit Duri,

setelah selesai dari Kantor Kelurahan, saya langsung menuju ke Rusun Rawa Bebek.

Sampai dirusun rawa bebek saya langsung menuju ke 4 blok , yaitu cendrawasih, merak, merpati, dan gelatik. Pertama

saya mengunjungi salah satu informan yang saya dapat rekomendasi dari warga sekitar rusun, yaitu pak Endang, menurut

warga pak Endang merupakan orang yang sudah puluhan tahun tinggal di Bukit Duri dan menjadi pengurus salah satu

Masjid di Bukit Duri.

Tidak terlalu sulit saya menemui Pak Endang, menurut penuturan warga beliau tidak bekerja saat ini dan rutinitasnya

sholat di Masjid, saya kemudian menunggu waktu sampai zhuhur di sekitar Masjid, kemudian saya bertanya kepada

warga, untuk mengetahui keberadaan Pak Endang, ternyata Pak Endang sedang duduk berada di samping Masjid dan

menunggu waktu sholat, dan saya mengamati informan Pak Endang tersebut sedang duduk melamun, seperti orang

kebingungan. Kemudian saya menghampiri, sekaligus memperkenalkan diri serta menyebutkan maksud dan tujuan saya,

kemudian akhirnya beliau mau diwawancarai.

Kemudian setelah penulis mewawancarai Pak Endang, lalu penulis menanyakan nama Bu Tina, lalu Pak Endang lalu

menunjuk Bu Tina yang sedang menunggu Bus TransJakarta, lalu saya bertemu dengan Bu Tina, sama seperti tadi

memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan, akhirnya saya diperbolehkan mewawancarai Bu Tina. Setelah

itu penulis melanjutkan mewawancarai Tokoh Agama yaitu Pak Syamsudin yang menjadi Imam Masjid.

Selesai wawancara dengan Pak Syamsudin saya kemudian istirahat dan sholat Ashar, lalu saya melanjutkan untuk

mewawancarai Pak Ardi, saya menemui beliau di Rumahnya, dan beliau mengajak saya mengobrol di lantai dasar,

menggunakan jaket untuk ngojeg, menurutnya sekalian bersiap-siap untuk berangkat ngojeg ke Bukit Duri. Hari ini

penulis mencukupkan melakukan observasi.

Hari : Sabtu

Tanggal : 12 Agustus 2017

Pada hari ini penulis kembali lagi menuju ke Rusun Rawa Bebek, disini penulis sudah membuat janji dengan Informan

Pak Zek sebelumnya melalui telepon. Kemudian penulis bertemu dengan Pak Zek di Toko Perlengkapan Kue miliknya,

Page 213: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

ketika penulis datang, penulis melihat bahwa Tokonya terlihat sepi pembeli dan Pak Zek sedang merokok sambil ngobrol

bersama Istrinya. Kemudian saya mewawancara Pak Zek dan Istri.

Ketika saya sedang mewawancarai Pak Zek, tampak anaknya datang menghampiri yang masih memakai seragam sekolah,

dan meminta uang jajan.

Namun yang saya amati kurang lebih 1 jam saya duduk dan ngobrol bersama, tidak terlihat satupun orang yang datang

membeli, terlihat usahanya tidak terlalu laku.

Hari : Kamis

Tanggal : 17 Agustus 2017

Siang ini setelah selesai menjadi panitia acara lomba 17 an, saya menuju ke Rumah Susun Rawa Bebek, ketika saya

sampai ternyata acaranya hampir mau selesai, namun saya mengamati bahwa acara lomba 17 an tersebut terlihat ramai dan

meriah, terlihat dari yang muda sampai yang tua hadir ikut berpartisipasi di acara tersebut. Acara lomba 17 an tersebut

dilakukan hampir dimasing-masing halaman Blok Rusun.

Menurut perbincangan dengan warga, acara tersebut cukup meriah, dan tidak berbeda jauh ketika waktu di Bukit Duri,

hanya mungkin di Bukit Duri sebelum 17 an diadakan acara Pasar Rakyat, namun di Rusun belum mulai dilakukan lagi,

dan tempat juga di Bukit Duri acara 17 an diadakan di gang sempit, di Rusun lebih luas tempatnya.

Kesimpulan Perubahan sosial dalam dimensi

struktural yang terjadi pada warga

Bukit Duri yang direlokasi ke

Rusunawa mencakup: Perubahan

mata pencaharian dan perubahan

peran, Perubahan akses aktifitas

keseharian dan Perubahan dalam

pemanfaatan lembaga sosial serta

ketersediaan fasilitas di rusun.

Perubahan mata pencaharian dan

perubahan peran dapat dilihat dari:

Perubahan pekerjaan dan

perubahan pendapatan.

Perubahan akses aktifitas

keseharian dapat dilihat dari:

kemudahan warga dalam

Perubahan sosial dalam dimensi kultural yang

terjadi pada warga Bukit Duri yang direlokasi

ke Rusunawa mencakup: Kebiasaan dan ritual

yang ditinggalkan, Penyesuaian dengan

aturan-aturan baru yang berlaku di rusun dan

Keyakinan, harapan dan penilaian warga.

Kebiasaan atau ritual yang ditinggalkan berarti

ada hal-hal yang tidak ada, tidak dilakukan

atau tidak memungkinkan dilakukan ketika

pindah ke rusun. Hal ini dapat dilihat dari:

Kebiasaan-kebiasaan umum – terkait aktifitas

keseharian, budaya warga seperti pasar rakyat,

gotong royong, memeriahkan hari

kemerdakaan dan kebiasaan-kebiasaan ketika

bulan suci ramadhan.

Menyesuaikan dengan aturan-aturan baru

Perubahan sosial dalam dimensi

interaksional yang terjadi pada

warga Bukit Duri yang direlokasi

ke Rusunawa mencakup:

Perubahan frekuensi dan interaksi

antar warga dan Kenyamanan

warga menempati rusun terkait

dengan interaksinya sehari-hari.

Perubahan frekuensi dan interaksi

warga dilihat dari bertambah atau

berkurangnya intensitas dan

keintiman interaksi tersebut –

mengaitkannya dengan loyalitas –

keterbukaan dan kekompakkan

antar warga.

Kenyamanan warga dalam

Page 214: PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37546...PERUBAHAN SOSIAL WARGA BUKIT DURI PASCA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG Skripsi Diajukan

beraktifitas sehari-hari saat pindah

ke rusun. Dalam hal ini akses

mendapatkan pekerjaan.

Perubahan pemanfaatan lembaga

sosial dan ketersediaan fasilitas

dapat dilihat dari: Akses ke

lembaga pendidikan (sekolah

formal) dan akses fasilitas-fasilitas

umum maupun fasilitas yang

disediakan oleh rusun.

yang berlaku dilihat dari penerapan aturan

atau kebijakan pengelola rusun.

Keyakinan, harapan dan penilaian dilihat dari

bagaimana warga memandang, berargumen,

berharap terutama kepada pemerintah dan

kondisinya dalam menempati rusun.

menempati rusun dilihat dari

pendapat mereka, hubungan sosial

mereka serta aktifitasnya dalam

menggunakan fasilitas yang ada di

rusun.