perubahan renstra - dinas kesehatan
TRANSCRIPT
PERUBAHAN
RENSTRARencana StrategisTAHUN 2016-2021
TAHUN 2019DINAS KESEHATANJalan Batu Sisir Bukit Arai Lantai II Gedung E Pulau Semiun Provinsi Kepulauan RiauKode Pos : 29713 Email : [email protected] : www.dinkes-ppkb.natunakab.go.id
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
DINAS KESEHATAN Jalan Batu Sisir Bukit Arai Lantai II Gedung E Pulau Semiun Provinsi Kepulauan Riau
Kode Pos : 29713 Email: [email protected]
R A N A I
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
NOMOR : 275 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NATUNA TAHUN 2016-2021
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN NATUNA
Menimbang: a. Bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Natuna
Tahun 2005-2025 maka Kabupaten Natuna telah memiliki perencanaan
pembangunan jangka panjang daerah sebagai arah dan prioritas pembangunan
yang akan dilaksanakan secara bertahap untuk menjadi Natuna MAS
(Makmur, Adil dan Sejahtera) sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Bahwa untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Natuna 2005-2025 maka
disusunlah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Natuna Tahun 2016-2021 sebagai perwujudan aplikatif pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Natuna Tahun
2005-2025 selama lima tahun kedepan dan sebagai kelanjutan dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2011-
2016 Periode Lima Tahun sebelumnya;
c. Bahwa untuk menyediakan dokumen rencana teknis lima tahunan sebagai
penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021, perlu disusun Rencana
Strategis Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kabupaten NatunaTahun 2016-2021;
d. Bahwa untuk memenuhi ketentuan pada Pasal 19 Ayat (4) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 dan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 serta berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
huruf b huruf c dan huruf d, diatas, perlu ditetapkan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna 2016 - 2021 dengan Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan
Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181,
TambahanLembaran Negara Nomor 3902), sebagaimana telah
diubahbeberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
Nomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan,
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten
Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, Dan Kota Batam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Riau(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
3. Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,TambahanLembaranNegara
Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004Nomor126, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, TambahanLembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah anantara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008
Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.21-4687 Tahun 2016 Tanggal
04 Mei 2016 Tentang Pengangkatan Drs. H. Abdul Hamid Rizal sebagai
Bupati Kabupaten Natuna, masa jabatan 2016-2021;
15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.21-4688 Tahun 2016 Tanggal
04 Mei 2016 Tentang Pengangkatan Dra. Hj. Ngesti Yuni Suprapti sebagai
Wakil Bupati Kabupaten Natuna, masa jabatan 2016-2021;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 22 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Natuna;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Natuna Tahun
2016-2021;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 90 tahun 2019 tentang klasifikasi,
kodefikasi dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah.
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2015-2019.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 02 tahun 2019 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
21. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan daerah Nomor 6 tahun 2016 tentang pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Natuna tahun 2019 nomor 11).
22. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna tahun
2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 7).
23. Peraturan Bupati Nomor 35 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
pengarustamaan gender dalam pembangunan Kabupaten Natuna;
24. Peraturan Bupati Kabupaten Natuna Nomor 61 tahun 2019 Tentang Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja staf ahli, sekretariat daerah,
sekretariat Dewan, Inspektorat, dan Badan Kabupaten Natuna.
25. Peraturan Bupati Nomor 65 tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Natuna nomor 61 tahun 2016 tentang Rencana strategis (Renstra)
Perangkat Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021 (Berita Daerah
Kabupaten Natuna tahun 2019 nomor 66).
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN NATUNA
TAHUN 2016-2021
Kesatu : Dalam Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Natuna ini yang dimaksud dengan:
1. Kepala Daerah adalah Bupati Natuna;
2. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan;
3. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi;
4. Strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi;
5. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan
pembangunan daerah;
6. Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh
alokasi anggaran;
7. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan
secara kuantitatif dan kualitatif;
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disingkat
RPJMN adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015-2019;
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJPD adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Natuna Tahun 2005-2025;
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Natuna Tahun 2016-2021;
11. Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra Dinas Kesehatan Kab.
Natuna adalah dokumen perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna untuk
periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2021;
12. Rencana Kerja yang selanjutnya disingkat Renja adalah dokumen perencanaan
Dinas Kesehatan Kab. Natuna untuk periode 1 (satu) tahun;
13. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Natuna , yang selanjutnya disebut Kepala
Dinas adalah Kepala SKPD yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugas dan fungsi Kesehatan di Kabupaten Natuna.
Kedua : Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan ini serta merupakan satu kesatuan
dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Ketiga : Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna sebagaimana dimaksud pada dictum kedua
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Natuna ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
• BAB I
Pendahuluan;
• BAB II
Gambaran Pelayanan, Tugas dan Fungsi;
• BAB III
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi;
• BAB IV
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan;
• BAB V
Rencana Program dan kegiatan, indicator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif;
• BAB VI
Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD;
• BAB VII
Penutup.
Keempat : Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna sebagaimana dimaksud pada diktum kedua
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Natuna ini disusun dengan berpedoman
kepada RPJMD.
Kelima : Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna sebagaimana dimaksud pada diktum kedua
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Natuna ini menjadi landasan dan pedoman
bagi seluruh unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka penyelenggaraan urusan
Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Kabupaten Natuna.
Keenam : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna melaksanakan pengendalian terhadap
pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna melalui monitoring dan
evaluasi.
Ketujuh : Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna sebagaimana dimaksud pada dictum
kedua Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna ini dapat diubah dan
disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika lingkungan strategis.
Kedelapan : Pada saat Keputusan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna ini mulai berlaku maka
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna Nomor 116 tahun 2062 tidak berlaku lagi.
Kesembilan : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Ranai
Pada tanggal : 30 Desember 2019
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NATUNA
RIZAL RINALDY, S.SiT, M.Kes
Page | i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna Tahun 2016 – 2021 dapat diselesaikan tepat waktu.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna sebagai salah satu pelaku
pembangunan kesehatan wajib menyusun dokumen perencanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan Renstra ini berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021 dan Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Kesehatan Provinsi Kepualauan Riau Tahun 2016-2021. Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna berisi upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijabarkan
dalam bentuk program/ kegiatan, indikator, target, sampai dengan kerangka pendanaan.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 ini digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam kurun waktu 2016-
2021, serta dilaksanakan oleh seluruh stakeholder jajaran kesehatan di Kabupaten Natuna
termasuk dukungan lintas sektor dan dunia usaha.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Tahun 2016-
2021. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan rahmat dan memberikan
kita kemudahan dalam mewujudkan Natuna Sehat secara Mandiri.
Ranai, 30 Desember 2019
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Rizal Rinaldy, S.SiT, M.Kes
Page | ii
DAFTAR ISI
Hal
PERATURAN BUPATI NOMOR 65 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS (Renstra) PERANGKAT DAERAH KABUPATEN NATUNA TAHUN 2016-2021 (Berita Daerah Kabupaten Natuna tahun 2019 nomor 66). KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN NOMOR 116 TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2016-2021.
KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN ................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.2 LANDASAN HUKUM .................................................................................... 2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................. 5
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................................... 5
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KAB. NATUNA ..... 7
2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KAB. NATUNA ..................................................................... 7
2.2 SUMBER DAYA DINAS KESEHATAN KAB. NATUNA ...................... 13
2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN KAB. NATUNA ......... 15
2.4 TANTANGAN DAN PELUAN PENGEMBANGAN SKPD .................... 45
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ............. 47
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD ...................................................................... 47
3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH ..................................................... 48
3.3 TELAAH RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ....................................................................................... 50
3.4 PENETAPAN ISU-ISU STRATEGIS .......................................................... 52 BAB IV : TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN................................. 58
4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN KAB. NATUNA ..................................................................... 58
Page | iii
4.2 STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN KAB. NATUNA ........................................................................................................... 60
4.3 FOKUS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN NATUNA TAHUN 2016-2021 ........................................ 62
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ..................... 63 BAB VI : INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD....................................................................................... 69 BAB VII : PENUTUP ................................................................................................................. 70
LAMPIRAN I : RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN,
KABUPATEN NATUNA
Page | 1
BAB I PENDAHULUAN`
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan
bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Urusan kesehatan merupakan urusan yang wajib dilaksanakan yang
berkaitan dengan pelayanan dasar, sehingga harus dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, hal ini termuat dalam Undang-undang
Nomor 23 tahun 2014.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021, merupakan bentuk
pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Undang-Undang ini secara substansi mengamanatkan
penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk
periode 5 (lima) tahun dan juga sebagai instrumen untuk menyusun dan mengukur
kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Natuna merupakan dokumen perencanaan yang
memuat upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijabarkan dalam bentuuk
program/kegiatan, indikator, target, sampai dengan kerangka pendanaan dan
kerangka regulasinya. Renstra ini menjadi dasar dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan periode tahun 2016-2021 yang merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna tahun
2016-2021 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan
(Kemenkes RI).
Rencana Strategis (RENSTRA) ini bersifat dokumen perencanaan jangka
menengah dan mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam penyusunan
Rencana Kerja (RENJA) setiap tahunnya, sebagai dasar penilaian kinerja pimpinan
Page | 2
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menjadi acuan dalam menyusun Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Penyusunan dokumen ini tetap mengacu kepada sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan RPJMD yang memuat Visi, Misi Pemerintah Kabupaten
Natuna melalui pendekatan politik, pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif,
pendekatan top down dan pendekatan bottom up.
Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kab. Natuna merupakan penjabaran Visi, Misi Pemerintah Kabupaten Natuna Tahun
2016-2021. Dalam mewujudkan pencapaian Visi Bupati Natuna “Masyarakat Natuna
Yang Cerdas Dan Mandiri Dalam Kerangka Keimanan Dan Budaya Tempatan”
maka Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Natuna sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertanggung jawab dalam
menjalankan misi ke-dua yaitu memajukan sektor pendidikan melalui sarana dan
prasarana pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak
didik, yang mana kita ketahui bahwa dalam peningkatan SDM harus dibarengi dengan
kemajuan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu dan pelayanan
bagi seluruh lapisan masyarakat.
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 didasarkan pada beberapa
peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 53 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singngi, dan Kota
Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3902), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan undang-
undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2008 Perubahan ketiga atas
Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singngi, dan Kota
Batam (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 107);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 No.11);
Page | 3
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
Page | 4
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana;
15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
16. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 90 tahun 2019 tentang klasifikasi,
kodefikasi dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
RI Tahun 2015-2019.
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 02 tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
20. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan daerah Nomor 6 tahun 2016 tentang pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Natuna tahun 2019 nomor 11).
21. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna tahun
2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 7).
22. Peraturan Bupati Nomor 35 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
pengarustamaan gender dalam pembangunan Kabupaten Natuna;
23. Peraturan Bupati Kabupaten Natuna Nomor 61 tahun 2019 Tentang Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja staf ahli, sekretariat daerah,
sekretariat Dewan, Inspektorat, dan Badan Kabupaten Natuna.
Page | 5
24. Peraturan Bupati Nomor 65 tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Natuna nomor 61 tahun 2016 tentang Rencana strategis (Renstra)
Perangkat Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021 (Berita Daerah
Kabupaten Natuna tahun 2019 nomor 66).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna adalah
menyediakan dokumen perencanaan pembangunan kesehatan dengan memadukan
dan menyelaraskan program/kegiatan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021.
Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun
2016-2021 adalah:
1. Memberikan gambaran tentang kondisi umum daerah, permasalahan dan isu
strategis, sekaligus merumuskan strategi, kebijakan dan program untuk
mencapai tujuan dan sasaran guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi
kepala daerah;
2. Sebagai acuan dan pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna dalam
menjalankan program/ kegiatan tahunan yang dituangkan dalam penyusunan
Rencana Kerja (Renja) SKPD.
3. Sebagai tolak ukur terhadap dokumen evaluasi kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Natuna dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
4. Sebagai acuan dan pedoman dalam rangka meningkatkan prinsip
penyelenggaraan Puskesmas.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna disusun sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan
serta sistematika penulisan
Bab II Gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna berisi tugas,
fungsi, dan struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan, tantangan
dan peluang pengembangan.
Bab III Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi berisi identifikasi
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Natuna, telaahan visi-misi dan program kepala daerah dan
Page | 6
wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI,
telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dan penentuan isu strategis.
Bab IV Visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan berisi visi dan misi kepala
daerah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan jangka menengah Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna.
Bab V Rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif berisi tabel rencana program kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Bab VI Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab VII Penutup berisi pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
Lampiran
Page | 7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN NATUNA
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
2.1.1 Tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
daerah di bidang kesehatan dengan merumuskan kegiatan secretariat, bidang
pelayanan dan sumber daya kesehatan, bidang kesehatan masyarakat, bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit agar dapat melaksanakan kegiatan di
Bidang Kesehatan.
2.1.2 Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna dalam melaksanakan tugas
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana strategis dinas berdasarkan rencana strategis
pemerintah daerah;
b. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai rencana strategis
dinas
c. Pelaksanaan dan koordinas kegiatan dinas
d. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang kesehatan
masyarakat
e. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit.
f. Pembinaan dan pengembangan serta koordinasi bidang pelayanan dan
sumber daya manusia kesehatan
g. Pembinaan dan penyelenggaraan serta koordinasi bidang pengendalian
penduduk keluarga berencana
h. Pembinaan dann penyelenggaraan serta koordinasi pembinaan jabatan
fungsional
i. Pembinaan unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana;
j. Pelaksaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati;
Page | 8
2.1.3 Tugas Pokok, Fungsi dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kabupaten Natuna
Dalam melaksanakan tugasnya, organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Natuna terdiri dari Sekretariat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Sumber Daya
Kesehatan. Adapaun tugas pokok dan fungsi bidang dijabarkan sebagai berikut :
1) Sekretariat
- Tugas : Menyusun, merencanakan, mengkoordinasikan, dan
mengevaluasi kebijakan urusan perencanaan, pelaporan, keuangan,
kepegawaian, ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, urusan rumah
tangga, kehumasan dan keprotokalan, serta mengkoordinasikan tugas
Kepala Dinas.
- Fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang urusan sekretariat;
b. Penyelenggaraan urusan perencanaan, pelaporan, keuangan,
kepegawaian, ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, urusan rumah
tangga, kehumasan dan keprotokalan.
c. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas perencanaan, pelaporan,
keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan,
urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan;
d. Pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan
perencanaan, pelaporan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan,
kearsipan, perlengkapan, urusan rumah tangga, kehumasan dan
keprotokolan;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
2) Bidang Kesehatan Masyarakat
- Tugas : Melaksanakan kebijakan daerah, memimpin, merencanakan,
membimbing, mengawasi, mengkoordinasi, mengevaluasi dan
memberikan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan di bidang kesehatan
masyarakat
- Fungsi :
Page | 9
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
keluarga, gizi, dan promosi kesehatan;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan;
d. Pengelolaan data kesehatan keluarga, gizi, dan promosi kesehatan;
e. Penyelenggaraan kegiatan kesehatan keluarga, gizi, dan promosi
kesehatan;
f. Pembinaan kegiatan kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan;
g. Pengendalian kegiatan kesehatan keluarga, gizi dan promosi
kesehatan
h. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesehatan keluarga, gizi
dan promosi kesehatan;
i. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
3) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Tugas : Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan,
koordinasi, dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi,
pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dan
pengendalian penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa.
- Fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi,
pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dan
pengendalian penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa;
c. Penyiapan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pencegahan
dan pengendalian penyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi,
pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular serta
kesehatan jiwa;
Page | 10
d. Penyiapan data dan bahan di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan, pengendalian
dan pemberantasan penyakit menular dan pengendalian penyakit
tidak menular serta kesehatan jiwa;
e. Pengelolaan urusan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak
menular serta kesehatan jiwa.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
4) Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
- Tugas : Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan,
koordinasi dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dasar,
kesehatan rujukan, jaminan kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta
Sumber Daya Kesehatan.
- Fungsi :
a. Menyusun program kerja bidang pelayanan kesehatan sebagai
penjabaran lebih lanjut dari rencana strategis Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Natuna agar
dapat dignakan sebagai acuan kerja.
b. Menjabarkan perintah atasan yang berupa disposisi maupun petunjuk
lisan guna tindak lanjut penyelesaiannya.
c. Mendistribusikan pekerjaan staf bawahan sesuai bidang tugasnya agar
bisa diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat.
d. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan
bidang pekerjaannya yang menjadi tanggung jawab;
e. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan
kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinan;
f. Melakukan koordinasi dengan unit kerja dan lembaga lain, konsultasi
ke atasan, minta masukan kepada bawahan guna mendapatkan bahan
penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya;
g. Merumuskan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bidang
pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan secara rinci dan jelas
guna memudahkan operasional dan penyelenggaraan lebih lanjut;
Page | 11
h. Menyiapkan bahan guna penyusunan kebijakan pemerintah daerah
yang berupa peraturan daerah, peraturan bupati, keputusan bupati
dan keputusan kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kabupaten Natuna sesuai kewenangan dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
i. Penyusunan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
dasar, kesehatan rujukan, jaminan kesehatan, farmasi dan alat
kesehatan serta sumber daya kesehatan;
j. Pengkoordinasian pelaksanaan program di bidang kesehatan dasar,
kesehatan rujukan, jaminan kesehatan, farmasi dan alat kesehatan
serta sumber daya kesehatan;
k. Penyelenggaraan kegiatan kesehatan dasar, kesehatan rujukan,
jaminan kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta sumber daya
kesehatan;
l. Pembinaan kegiatan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, jaminan
kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;
m. Pengendalian kegiatan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, jaminan
kesehatan, farmasi dan alat kesehatan serta sumber daya kesehatan;
n. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan bidang
pelayanan kesehatan sumber daya kesehatan secara lisan maupun
tertulis kepada kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kabupaten Natuna melalui Sekretaris;
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan
dengan tugas dan fungsi organisasi guna mendukung kinerja
organisasi.
2.1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Natuna, Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
adalah sebagai berikut :
Page | 12
Gambar 2.1. SOTK Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
Kepala Dinas Kesehatan
Sekretaris
Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
Bid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bid. Sumber Daya Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan
Seksi Surveilans dan Imunusasi
Seksi Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menulat
Seski Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Seski Kefarmasian dan Alkes
Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
Kelompok Jabatan Fungsional
UPTD
Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan
Bid. Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Promosi Kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Page | 13
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten
Natuna memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari 318 orang PNS dan 378
orang Non PNS, untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai PNS Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna berdasarkan Jabatan dan Golongan tahun 2015
No Jabatan Golongan
I II III IV L P L P L P L P
1. Eselon II - - - - - - - - 2. Eselon III - - - - 3 2 - - 3. Eselon IV 10 5 4. Staf PNS 8 7 9 17
Jumlah 15 46
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Non PNS berdasarkan lokasi bertugas di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Tahun 2015
No Tempat bertugas Jumlah
L P Total
1. Bidang Kesehatan Masyarakat
2 4 6
2. Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit
2 - 2
3. Bidang Pelayanan Sumber Daya Kesehatan
2 3 5
4. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
3 3 6
5. UPTD Puskesmas 113 244 357 6. UPTD Instalasi Farmasi 5 - 5 7. UPTD Jamkesda - 1 1
Jumlah 127 255 382
Page | 14
Tabel 2.3
Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah
L P Total 1. Pasca sarjana /S2 3 2 5 2. Sarjana/S1/DIV 15 29 44 3. Diploma /DIII 10 13 23 4. SMU 13 8 21 5. SMP - - -
Jumlah 41 52 93
Tabel 2.4
Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna berdasarkan diklat penjenjangan tahun 2015
No Diklat Penjenjangan Jumlah
L P Total 1. PIM III 1 1 2
2. PIM IV 6 8 14
Jumlah 7 9 16
2.2.2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di
Kabupaten Natuna dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 2.5
Jumlah Fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan jenis di Kabupaten Natuna Tahun 2015
No Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit 1 2. Puskesmas 13 3. Pustu 43 4. Polindes 19 5. Poskesdes 22 6. Posyandu 117 7. Apotek 5 8. Toko Obat 5 9. Klinik /balai pengobatan 4
Page | 15
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
2.3.1 Kinerja Umum Secara umum kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna berkaitan
dengan tugas dan fungsi sebagai Perumusan kebijakan teknis; Penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan pelayanan umum kesehatan; Melaksanakan teknis
administratif meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, sarana dan
prasarana, dan administrasi perlengkapan; Perencanaan dan pelaksanaan
informasi kesehatan serta penanganan kesehatan masyarakat; Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan; Pembinaan teknis
unit kerja dinas dan unit pelaksana teknis dinas serta tenaga fungsional;
Pembinaan kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan serta pengendalian
dan pemberantasan penyakit; Pengawasan obat dan makanan; Pemberian ijin
pelayanan bidang kesehatan; Pembinaan, pengendalian dan pengawasan bidang
kesehatan; Evaluasi dan pelaporan serta penyelenggaraan ketatausahaan;
Pengkoordinasian lintas sektor.
2.3.2 Kinerja Khusus
Tujuan pembangunan nasional salah satunya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sehingga diperlukan langkah-langkah yang kongkrit untuk mencapai
tujuan tersebut.
Di bidang kesehatan langkah-langkah kongkrit tersebut tercermin
didalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008
tentang standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, sebagai
pedoman dalam penilaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Serta
Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang program pembangunan yang
berkeadilan serta peta jalan percepatan pembangunan Millenium di Indonesia.
Pencapaian target pembangunan kesehatan memberikan kontribusi
terhadap pembangunan manusia (Human depelopmen Indeks) di Kabupaten
Natuna, dan tujuan pembangunan millennium (Millenium Developmen Goals),
dengan karakter geografis yang merupakan daerah kepulauan yang mana
wilayahnya terdiri dari ratusan pulau yang terpisah-pisah oleh laut, sehingga
pembangunan kesehatan di Kabupaten Natuna mempunyai tantangan yang
sangat berat baik dari segi aksesibiltas pelayanan kesehatan maupun dari segi
Page | 16
penyediaan SDM kesehatan yang mampu mengoptimalkan pemberdayaan
masyarakat demi terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat sebagai bentuk pencapaian
kinerja yang berkaitan dengan bidang kesehatan dapat dilihat dari Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian bayi, serta prevalensi gizi buruk pada balita,
Persentase BBLR serta prevalensi penyakit menular dan tidak menular. Capaian
kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Natuna dalam kurun waktu 5
(Lima) tahun dapat digambarkan pada tabel 2.6
Page | 17
Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2011-2015
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1. Umur Harapan Hidup (UHH)
70 68.4 68.57 68.8 68.8 68.8 68.4 68.57 68.8 68.8 68.8 100 100 100 100 93.0
2. Prevalensi HIV/AIDS
<0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.03 100 100 100 100 -300
3. Tingkat Kematian Akibat Malaria
0.95 0.95 0.95 0.95 0.95 0.95 00 00 00 00 00 100 100 100 100 100
4. Angka kejadian malaria per 1.000 penduduk
<1 3 2 1 1 <1 0.43 0.11 0.29 0.09 0 185 194.5 77 191 200
5. Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida
24.33 24.33 24.33 24.33 24.33 70 24.33 40.8 40.75 24.33 55.06 100 167.7 167.4 100 78.7
6. Tingkat prevalensi TB per 100.000 penduduk
39.30 40.20 39.30 39.30 39.30 39.30 39.30 64.66 28.58 40.25 55.01 100 164.52 71.24 103.9 139.97
Page | 18
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
7. Proporsi kasus TB yang diobati dan sembuh dalam program DOTS (cure rate)
85 60 65 70 75 85 64 93.3 94.12 69.23 41.30 106 93.3 134.45 92.30 48.58
8. Persentase Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani 24 jam
100 100 100 100 100 100 - - - - - 100 100 100 100 100
9. Persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
85 40 60 65 70 85 36.9 52.6 33 71.05 84.21 92.5 87.71 51 101.5 99.07
10. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
100 80 85 90 95 100 91.1 93.28 71.53 96.01 78.40 113.86 109.7 71.53 71.5 101
11. Persentase calon jamaah haji yang
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Page | 19
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) diimunisasi
12. Prevalensi balita dengan berat badan lahir Rendah/BBLR
9.8 13.5 11.68 10.5 10.00 9.8 1.9 2.5 2.2 2.23 6.90 185.7 178.8 179 131 165.4
13. Prevalensi Balita gizi Buruk
3.60 0.50 0.35 0.20 0.15 0.10 4.4 0.4 0.47 0.45 0.33 101.7 189.8 191 189.6 190.3
14. Prevalensi balita gizi kurang
11.9 2.30 2.28 2.25 2.10 2.00 19.9 12,5 5.56 5.54 5.38 100.35 124.6 166 155.7 154.6
15. Angka Kematian Balita (AKBA)/1.000 KH
4.5 6.5 6.0 5,5 5.0 4.5 5,7 13,2 12.03 16.91 14.05 85.29 -90.4 162 150.2 -220
16. Angka Kematian bayi (AKB)/1.000 KH
3.00 6.02 5.03 4.05 3.50 3.00 5,7 11,8 10.76 16.24 13.31 85.29 -90.4 154 135.0 -170
17. Angka Kematian Neonatal/1.000 KH
3.00 7.00 6.00 5,00 4,00 3,00 5.77 11.76 8.86 12.86 11.09 85.29 -90.4 -90.5 -228.6 -170.6
Page | 20
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
18. Angka Kematian Ibu/100.000 KH
102 450 400 350 300 102 320,5 514,7 126.58 67.66 73.96 119.87 52.94 152 172.9 163.5
19. Proporsi Kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
100 85 90 92,50 95 100 91,8 76,5 80.91 87.46 84.9 108.7 84.98 94 92.06 84.9
20. Cakupan kunjungan ibu hamil ke 1 (K1)
85 90 92 95 95 100 81,5 85.03 91.09 90.5 117.65 90.55 91.76 95.88 98.5
21. Cakupan Kunjungan ibu hamil ke 4 (K4)
80 85 90 92 95 85,8 62,3 80.78 87.89 84.64 107.2 62.30 70.75 95.53
22. Meningkatnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS
45 50 70 75 85 20.7 15,4 20.49 20.51 19.20 50.68 30.82 22.86 27.34 22.8
23. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif
60 65 70 75 80 96.05 96.05 98.68 98.68 98.68 96.05 96.05 98.68 98.68 98.68
Page | 21
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
24. Meningkatnya cakupan desa ber STBM
0 1.3 2.6 3.9 3.9 0 0 0 1.32 0 0 0 0 160.3 33.8
25. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
26. Terlaksananya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
27. Meningkatnya ketersediaan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
100 60 70 80 90 100 60 70 80 85 85 100 100 100 85 85
28. Tersedianya Alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
100 60 70 80 90 100 50 60 70 75 85 84 86 94 84 85
Page | 22
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
29. Meningkatnya cakupan pengawasan pangan dan bahan berbahaya serta obat-obatan yang beredar di masyarakat.
95 80 85 90 95 95 75 80 85 90 90 94 95 95 95 95
30. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan administrasi perkantoran
90 80 90 90 90 90 80 85 85 85 85 100 95 95 95 95
31. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana kerja
100 90 90 100 100 100 85
32. Meningkatnya kualitas SDM aparatur
100 90 90 100 100 100 85
Page | 23
No
Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD
Target SPM
Target IKK
Target Renstra Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke-
Rasio Capaian Tahun Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
33. Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi program, kegiatan dan keuangan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Natuna
100 90 90 100 100 100 90 90 100 100 100 100 100 100 100 100
34. Meningkatnya ketersediaan sistem informasi kesehatan berbasis IT
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
35. Ketersediaan sistem kesehatan daerah
100 - - 80 90 100 - - - - - - - - - -
Page | 24
A. Kesehatan Ibu
AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2015, AKI (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 67,52 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar
126,58 per 100.000 kelahiran hidup. Tren mengenai AKI di Kabupaten
Natuna dari tahun 2011 hingga 2015 dapat dilihat dari Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Angka Kematian Ibu Tahun 2011-2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Dari gambar 2.2 tersebut dapat dilihat bahwa AKI di Kabupaten Natuna
sejak tahun 2011 hingga 2015 mengalami fluktuatif. AKI di Kabupaten Natuna
mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga 2013 dan menurun secara
signifikan dari tahun 2013 sebesar 514,71 per 100.000 kelahiran hidup hingga
tahun 2015 sebesar 67,66 per 100.000 kelahiran hidup. Permasalahan kematian
ibu hamil di Kabupaten Natuna adalah rendahnya pemahaman masyarakat
mengenai kesehatan ibu hamil yang ditandai dengan rendahnya kunjungan ibu
hamil (K4) yaitu 87,89 % pada tahun 2015, serta rendahnya kualitas SDM yang
ada, disamping itu kerjasama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan juga
belum berjalan optimal sehingga permasalahan kesehatan masih dianggap
sebagai permasalahan petugas kesehatan.
Penyebab kematian ibu di Kabupaten Natuna tahun 2015 yaitu
pendarahan (Post Partum). Diperkirakan 20% dari kehamilan akan mengalami
komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian
2011 2012 2013 2014 2015
AKI 122,40 320,51 514,71 126,58 67,66
0
100
200
300
400
500
600
Pe
rse
nta
se
Page | 25
besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur
penanganan yang sesuai, tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini
komplikasi, apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan
pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan rujukan, proses rujukan efektif dan pelayanan di RS yang cepat dan
tepat guna.
Dilakukan kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang merupakan
upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Kegiatan ini dilakukan melalui pembahasan
kasus kematian ibu atau bayi baru lahir sejak dilevel fasilitas pelayanan
kesehatan. Salah satu hasil kajian yang didapat dari AMP adalah kendala yang
timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan
maternal dan bayi baru lahir. Kajian tersebut juga menghasilkan rekomendasi
intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di
masa mendatang
Program yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah
kelas ibu, kemitraan bidan dan dukun serta sweeping resiko tinggi pada ibu
hamil. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di 13 wilayah kerja
puskesmas tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di
Kabupaten Natuna secara signifikan.
Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk
menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
rujukan jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta
akses terhadap keluarga berencana. Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan
kesehatan ibu nifas, pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan dan
pelayanan kontrasepsi
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada kurun waktu
Page | 26
satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali
sesuai jadwal yang dianjurkan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil disatu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Gambar kecenderungan cakupan K1 dan K4 sejak tahun 2011 hingga
tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 2.3.
GAMBAR 2.3
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan
ibu hamil K1 dan K4 mengalami kenaikan pada tahun 2013 hingga 2015.
Cakupan K1 dan K4 yang secara umum mengalami kenaikan tersebut
menunjukkan semakin baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Cakupan K1dan
K4 mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir.
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong
agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan
2011 2012 2013 2014 2015
K1 89,40 100,06 81,50 85,03 94,05
K4 70,88 85,81 62,30 80,78 90,81
0
20
40
60
80
100
120
Pe
rse
nta
se
Page | 27
persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin
diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Cakupan Pn). Indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan
pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang
dtolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Dari Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa secara umum cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Natuna
mengalami kenaikan dari tahun 2013 (76,49%) hingga tahun 2015 (90,12%).
Pada tahun 2015 kecamatan dengan cakupan tertinggi yaitu kecamatan
Bunguran Tengah (100%). Sedangkan kecamatan dengan cakupan terendah
yaitu Kecamatan Serasan Timur (71,88%).
GAMBAR 2.4 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Nifas adalah periode mulai dari enam jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari
pasca persalinan, pada hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3). Indikator ini menilai
2011 2012 2013 2014 2015
PERSALINAN DITOLONGNAKES
97,97 91,86 76,49 80,91 90,12
0
20
40
60
80
100
120
Pe
rse
nta
se
Page | 28
kemampuan negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang
berkualitas sesuai standar.
GAMBAR 2.5 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DI KABUPATEN NATUNA
TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Dari Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan
nifas (KF3) di Kabupaten Natuna dalam kurun waktu lima tahun terakhir
secara umum mengalami fluktuatif. Capaian indikator KF3 yang
meningkat yaitu dari tahun 2013 (48,42%) hingga tahun 2015 (86,34%)
yang merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah dan masyarakat termasuk sektor swasta. Selain itu, dengan
diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), puskesmas,
poskesdes dan posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan
implementasi upaya kesehatan termasuk didalamnya pelayanan
kesehatan ibu nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk diantaranya
kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun
tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat
mengancam jiwa ibu dan atau janin. Pencegahan dan penanganan
komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi
kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan penanganan definitif
2011 2012 2013 2014 2015
KF3 72,68 60,58 48,42 75,66 86,34
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pe
rse
nta
se
Page | 29
sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah cakupan
penanganan komplikasi kebidanan (cakupan PK). Indikator ini mengukur
kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten
Natuna dari tahun 2011 hingga tahun 2015 disajikan pada Gambar 2.6
berikut.
GAMBAR 2.6
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa secara umum, cakupan
penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten Natuna selama kurun
waktu lima tahun terakhir cenderung meningkat kecuali pada tahun 2012
ke tahun 2013 mengalami penurunan secara signifikan.
B. Kesehatan Anak
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk
45,58
143,02
46,54
71,41 68,77
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2011 2012 2013 2014 2015
Pe
rse
nta
se
Komplikasi Kebidanan
Page | 30
menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak
dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan
dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan
angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan
anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKBA). Perhatian terhadap upaya penurunan angka
kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal
memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi.
GAMBAR 2.7 TREN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN BALITA
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai
indikator kesehatan anak yang meliputi prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR), penanganan komplikasi neonatal, pelayanan kesehatan neonatal,
pelayanan kesehatan bayi, pemberian ASI ekslusif, pemberian vitamin A,
penimbangan balita di posyandu, imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita,
pelayanan kesehatan pada siswa SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli
remaja, pelayanan kesehatan pada kasus kekerasan anak dan pelayanan
kesehatan anak terlantar dan anak jalanan di panti.
2011 2012 2013 2014 2015
AKB 7,34 5,77 11,76 10,76 16,21
AKBA 7,34 5,77 13,24 12,03 16,88
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Page | 31
Capaian KN lengkap di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 sebesar
92,03%. Pada gambar diatas terlihat bahwa pencapaian indikator KN lengkap di
Kabupaten Natuna cukup baik yang dapat dilihat dari capaian yang cukup tinggi
di sebagian besar kecamatan, dimana capaian tertinggi terdapat di Kecamatan
Bunguran Utara (97,50%). Sedangkan kecamatan dengan capaian terendah yaitu
Kecamatan Serasan Timur (80,33%). Gambar berikut ini menampilkan cakupan
KN lengkap dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
GAMBAR 2.8 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Selama periode lima tahun terakhir cakupan KN lengkap menunjukkan
kecenderungan meningkat dari 57,53% pada tahun 2011 menjadi 92,03% pada
tahun 2015. Informasi lebih lanjut mengenai kunjungan neonatal dapat dilihat
pada Lampiran Tabel 38.
Imunisasi
Pemberian imunisasi lengkap pada bayi bertujuan untuk mencegah penyakit
antara lain Tetanus Neonatrum penyakit yang menginfeksi bayi baru lair yang
salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak
steril. Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan
2011 2012 2013 2014 2015
% KN3 57,53 82,95 59,04 82,73 92,03
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pe
rse
nta
se
% KN3
Page | 32
Paramixovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah
terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Difteri
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang sistem
pernapasan bagian atas, penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia 1 -10
tahun. Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf
sehingga penderita mengalami kelumpuhan. penyakit ini pada umumnya
menyerang anak berusia 0-3 tahun, dan AFP merupakan kelumpuhan yang
sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau polio AFP adalah kasus lumpuh
layu akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
laborarotium bukan kasus polio. Imunisasi Campak yang diberikan pada anak
yang berusia Sembilan bulan dengan persyaratan imunisasi Hb0, BCG dan
DFT+Polio sudah diberikan.
Desa UCI (Universal Child Immunization) adalah desa yang jumlah bayinya
minimal 80% diberikan imunisasi dasar. capaian desa UCI dan Capaian
Pemberian Imunisasi Campak pada bayi di Kabupaten Natuna selama lima tahun
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.9 Cakupan Desa/Kel UCI dan pemberian imunisasi campak pada bayi
di Kabupaten Natuna Tahun 2012-2016
Grafik diatas menggambarkan cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten
Natuna cenderung meningkat dari tahun 2012 sebesar 36.99% menjadi
Page | 33
84.21% pada tahun 2016 akan tetapi meskipun terjadi peningkatan namun
angka tersebut belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 85%.
Begitupun dengan cakupan pemberian imunisasi campak pada tahun 2015
sudah mencapai target namun tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 79.8%
dan angka tersebut jauh dibawah target yang telah ditentukan yaitu 100%, jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya cakupan sudah melebihi target
yang telah ditentukan.
Terjadinya penurunan capaian pemberian imunisasi campak pada bayi
dikarenakan dipengaruhi oleh adanya isu vaksin palsu pada tahun 2016
sehingga sebagian masyarakat tidak mau anaknya diimunisasi, meskipun di
kabupaten Natuna termasuk daerah yang bebas dari vaksin palsu karena
semua vaksin yang masuk ke Natuna merupakan vaksin yang didistribusikan
dari Kementrian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi. selain itu
adanya pemahaman sebagian masyarakat yang menganggap bahwa vaksin
imunisasi mengandung babi (Tidak Halal). Berbagai upaya yang telah
dilakukan untuk meningkatkan cakupan imunisasi tersebut antara lain
dilakukannya Sweaping Dropt Out Imunisasi di 15 kecamatan, serta sosialisasi
di posyandu dan masjid-mesjid tentang imunisasi namun upaya tersebut
belum mampu mengungkit angka capaian.
C. Angka Kesakitan
Tuberculosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur
dengan Case Notification Rate (CNR), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah
kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu), dan mortalitas/kematian
(didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka
waktu tertentu).
Pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 30
kasus, meningkat bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun
2014 yang sebesar 21 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat
di Kecamatan Bunguran Timur dengan jumlah penduduk yang besar. Kasus
Page | 34
baru BTA+ di Kecamatan Bunguran Timur tersebut sebesar 50% dari jumlah
seluruh kasus baru di Kabupaten Natuna.
Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan. Pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Natuna sebagian
besar kasus BTA+ lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien
baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu
wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan
kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun diwilayah tersebut.
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat
atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.
Gambar 2.10 menunjukkan angka notifikasi kasus baru TB paru BTA+
dan angka notifikasi seluruh kasus TB per 100.000 penduduk dari tahun
2011-2015. Angka notifikasi kasus baru BTA+ pada tahun 2015 di Kabupaten
Natuna sebesar 40 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun
2014 yang sebesar 28,58 per 100.000 penduduk. Begitu juga dengan angka
notifikasi seluruh kasus TB per 100.000 penduduk yang meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 114 per 100.000 penduduk.
GAMBAR 2.10 ANGKA NOTIFIKASI KASUS BARU BTA+ DAN SELURUH KASUS
PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi P3, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
39,26 38,91
64,66
87,11
114,00
36,45 35,26
63,44
28,58
40,00
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015
Pe
rse
nta
se
CNR SEMUA KASUS TB CNR KASUS BARU BTA+
Page | 35
Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan.
Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan
pengobatan (success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari
angka kesembuhan (cure rate) dan angka pengobatan lengkap. Berikut ini
digambarkan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2011-
2015.
GAMBAR 2.11
ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+ DI KABUPATEN NATUNA TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi P3, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
Pada Gambar 2.11 terlihat menurun angka keberhasilan
pengobatan pada tahun 2015 dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Pada tahun
2015 angka keberhasilan pengobatan sebesar 69,23%. WHO menetapkan standar
angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun
2015, Kabupaten Natuna tidak mencapai standar tersebut.
HIV & AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
100,0084,00
93,3394,12
69,2368,42
64,00 66,67
52,94
23,08
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2011 2012 2013 2014 2015
Pe
rse
nta
se
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN ANGKA KESEMBUHAN
Page | 36
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai
HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3
metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling and Testing (VCT), sero survey
dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP).
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara penularan, yaitu
hubungan seksual lawan jenis (heteroseksual), hubungan sejenis
homoseksual/biseksual, penggunaan alat suntik secara bergantian, transfusi
darah dan penularan dari ibu ke anak. Pada tahun 2015 di Kabupaten Natuna
terdapat 11 kasus HIV dan 4 kasus AIDS.
MALARIA
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan
oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik
laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak
dan orang dewasa.
Secara kabupaten angka kesakitan malaria selama tahun 2011-2015
cenderung menurun yaitu dari 1,67 per 1000 penduduk beresiko pada tahun
2011 menjadi 0,07 per 1000 penduduk beresiko pada tahun 2015. Penurunan
API tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
GAMBAR 2.12 ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE/API)
PER 1.000 PENDUDUK BERESIKO TAHUN 2011 – 2015
Sumber : Seksi P3, Dinkes Kabupaten Natuna, 2015
2011 2012 2013 2014 2015
ANGKA KESAKITANMALARIA PER 100.000
PENDUDUK1,67 0,43 0,11 0,29 0,07
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
Pe
rse
nta
se
Page | 37
D. Capaian Kinerja Pelayanan Keluarga Berencana
Tabel 2.7
Pencapaian kinerja bidang keluarga Berencana tahun 2010-2015
NO
Indikator Kinerja Sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
SATUAN
Realisasi Capaian Kinerja
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Rasio Akseptor KB
Rasio - - 1 : 1,18 1 : 1,22 1 : 1,18 1 : 1,17
2. Cakupan Peserta KB Aktif
Persentase - - 68,7 61,2 81,1 85,5
3. Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera
KK - - - 707 & 19001
707 & 19694
707 & 19694
Program Keluarga Berencana di Kabupaten Natuna cukup berhasil dalam
meningkatkan pemakaian kontrasepsi, prevalensi kontrasepsi terus meningkat
tahun 2015 tercatat pemakaian kontrasepsi (CPR) mencapai angka 85.49%,
walaupun angka prevalensi penggunaan kontrasepsi terus meningkat tidak
berarti bahwa semua pasangan usia subur (PUS) sudah terpenuhi kebutuhan ber-
KB nya, sebesar 6.07% (unmeet need).
Pelayanan Keluarga Berencana bisa didapatkan oleh masyarakat baik
peserta BPJS maupun non BPJS pada fasilitas kesehatan yang telah mampu
memberikan pelayanan baik di klinik pemerintah dan swasta, namun klinik yang
banyak berperan adalah klinik pemerintah. Pelayanan keluarga berencana yang
baik tidak terlepas dari dukungan dari berbagai aspek termasuk sumber daya
yang dimiliki guna menunjang keberhasilan program seperti, kemampuan tenaga
pemberi pelayanan, jumlah fasilitas pemberian
2.3.3 Analisis Pengelolaan Pendanaan SKPD
Dari segi pendanaan, pada Tabel 2.8 terlihat perbandingan antara pagu anggaran
yang tersedia dan realisasi anggaran bersumber APBD Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Tahun 2011-
2015. Anggaran Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kabupaten Natuna pada tahun 2011-2015 bersifat fluktuatif namun
Page | 38
terlihat tren penurunan, persentase tertinggi pagu anggaran kesehatan terhadap
total belanja APBD Kabupaten Natuna ada pada tahun…
Tabel 2.8 Pagu Anggaran Kesehatan di Kabupaten Natuna tahun 2011-2015
Tahun
APBD (Rp. Juta) Persentase Anggaran Kesehatan
Terhadap APBD (%)
Belanja Kesehatan
Total Belanja APBD Dinkes + Puskesmas
2011 64,771,605,111.00 1.528.858.449.00 4.50
2012 59,241,088,397.00 1.714.814.079.999 4.31
2013 49,104,118,624.00 1.530.439.419.190 3.97
2014 44,739,673,700.00 1.366.100.000.000 4.90
2015 27,499,279,861.00 1.213.086.335.119 4.22
jika dilihat dari pagu anggaran untuk dinas kesehatan tahun 2011-2015
cenderung menurun, akan tetapi jika dilihat dari persentasenya terhadap total
belanja APBD Kabupaten bersifat fluktuatif. Tren pagu anggaran Dinas Kesehatan
dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Kabupaten
Natuna selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut .
Gambar 2.13
1 2 3 4 5
Persentase AnggaranKesehatan Terhadap APBD
(%)4,5 4,31 3,97 4,9 4,22
0
1
2
3
4
5
6
Pe
rse
nta
se
Persentase Anggaran Kesehatan Terhadap APBD (%)
Page | 39
Tabel 2.7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (dalam juta)
Kabupaten Natuna
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Penyediaan jasa surat menyurat 15 16.5 16,5 16.5 9 15 16.03 16.4 16 8 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
45 50 50 50 55 45 47.8 48 47 53
Penyediaan jasa kebersihan Kantor
7,2 8 8 8 8 7 8 8 8 7
Penyediaan alat tulis kantor 45 50 50 50 50 45 50 50 50 50 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
40,8 44 44 44 44 41 43.6 43 43 22
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
7.2 55.2 10 55 18 7 54.8 10 54 17
Penyediaan makanan dan minuman
40.2 44.5 44,5 45 40 40 44.5 44 44 34
Rapat-rapat koordinasi keluar daerah
471.6 623.7
400,7 624 280 471 613.8 396 613 267
Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran
7.844 6.302,9
6.941 6.303 5.897 5.232 6.039.2
6.224 6.039 4.835
Rapat-rapat koordinasi dalam daerah
282,7 322.8
341 322 127 282 318,7 339 318 101
Pembangunan rumah dinas 2.292 185,8
607,7 186 65 185,4 560 185
Pengadaan meubeler 679,8 164 Pembangunan rumah dinas (DAK Bidang Kesehatan)
609,8 568
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
16.5 200 16.47 189
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional
78 160 88 160 80 78 78,330
88 78 68
Page | 40
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor
15 16,5 16 16 20 15 16,47 16 16 18
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas
142,3 244,1
672 20 8,840 605
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas (DAK Bidang Kesehatan)
963 244 924 9
Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
302
Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
228
Pendidikan dan pelatihan formal 633,2
521 633 27 547,9 472 548 15
Sosialisasi peraturan perundang-undangan
256 248
Kursus dan peningkatan keterampilan aparatur
488,8 192 198 192 46 481 179,9 196 180 36
Penyusunan akreditasi jabatan fungsional
289 131
Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
94 45
Pendidikan dan pelatihan angka kredit tenaga fungsional kesehatan
343,6 192
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
61,5 183 52 178
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
955,8 537,9
2.402 538 158 448.7 2.075 448
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (DAK Bidang Kesehatan)
2.937 12
Pelayanan kefarmasian dan alkes 3.800 4.204 7.419 2.165 3.698 4.101 7.090 40
Page | 41
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pelayanan kefarmasian dan alkes (DAK Bidang Kesehatan)
3.663 3.062 2.155 2.262 2.276 95
Peningkatan kesehatan masyarakat
8.339 4.230 2.904 2.120 1.306 2.325 2.100 1.454
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
729,3 538 1.057 675 472 837
Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan puskesmas
4.620 4,704 4.332 2.819 3.838 4.485 4.227 1.680
Penyediaan biaya operasional UPTD Jamkesda
74 44
Penyediaan biaya operasional UPTD Instalasi Gudang Farmasi
212 155
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
576 324 551 167
Penggunaan Dana Kapitasi JKN Puskesmas
719 1.414 1.000
Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
317,4 679,5 538 112 645 497
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
486 235 247 320 187
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
945 402,8 658 260 758 352 585 110
Kemitraan promosi kesehatan 1.310 1,182 1.566 558 1.204 1.115 1.418 118 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
160 128
Pemberian tambahan makanan dan vitamin
1.038 955 1.014 36 813 947
Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
1.143 1,044 1.263 207 457 560 984 68
Page | 42
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
661 569
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
361 313 92 311 204 16
Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
357 219 245 128
Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus
126 125
Pemeriksaan dan pengujian air bersih dan air minum
85,9 136 86 37
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
495 452 449 232
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
96 321 797 400 96 262 408 38
Peningkatan imunisasi 240 580 512 200 220 449 272 69 Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
284 321 486 144 232 146 291 36
Pelayanan penanggulangan penyakit TB
283 273 266 42 244 258 211 11
Pelayanan kesehatan haji 97 94 53 71 85 32 Pengembangan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
321 273 250 236 228 138
Monitoring, evaluasi, pelaporan dan rapat kerja kesehatan
379 490 481 58 358 284 268 34
Pembangunan puskesmas 2.226 89 Pembangunan puskesmas (DAK Bidang Kesehatan)
582 514
Pembangunan puskesmas pembantu
3.544 469 95 464
Page | 43
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pembangunan puskesmas pembantu (DAK Bidang Kesehatan)
2.180 372 1.705 338
Pembangunan puskesmas keliling 1.031 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
2.967 1.086 19 129 967 9
Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (DAK Bidang Kesehatan)
3.125 2.473 1.241 677
Pengadaan sarana dan prasarana pustu
413,6 21
Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
332 26 45 17
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
43 264 305 21 253 300
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu (DAK Bidang Kesehatan)
501 542 234 311 538 218
Deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang anak pra sekolah
174 6
Pelayanan pemeliharaan kesehatan
71 13
Pembinaan teknis penatalaksanaan makanan dan minuman produksi industry rumah tangga
172 64
Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
992 890 974 401 934 821 736 80
Penigkatan kemitraan pelayanan kesehatan bidan dan dukun
426 448 317 410 340 272
Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak di upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM)
898 313
Page | 44
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Verifikasi dan validasi pengelolaan bantuan
71 53
Fasilitas program pembangunan percepatan sanitasi permukiman (PPSP)
379 241
Total
Page | 45
2.4 Tantangan dan Peluan Pengembangan SKPD
2.4.1 Tantangan
1. Kondisi geografis wilayah Natuna yang merupakan daerah terpencil
perbatasan dan kepulauan dengan cuaca yang ekstrim (Musim Utara) yang
menyebabkan pembangunan kesehatan tidak berjalan optimal.
2. Budaya masyarakat yang kurang mendukung upaya peningkatan kesehatan
ibu dan anak.
3. Tenaga Kesehatan yang cenderung memilih bekerja ditempat/wilayah
tertentu seperti ibukota Kabupaten (Pulau Bunguran) dengan berbagai
alasan, sehingga penempatan tenaga kesehatan tidak merata di wilayah
pulau-pulau lainnya
4. Kualitas dan proporsi tenaga kesehatan masih kurang
5. Kebijakan pemerintah tentang Audit Maternal Perinatal berlum berjalan
maksimal
6. Program Kabupaten Sehat baru diimplementasikan di Kabuaten Natuna pada
tahun 2017 sehingga membutuhkan usaha yang keras untuk mencapainya.
7. Program MDGs berakhir tahun 2015 dan dilanjutkan dengan program SDGs
pada tahun 2016 yang mana terdapat beberapa permasalahan kesehatan
yang belum terselesaikan yaitu:
- Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN)
- Penurunan kasus HIV/AIDS, TB dan Malaria
8. Ketersediaan Jaringan internet di Kabupaten Natuna khususnya di DTPK
belum maksimal.
2.4.2 Peluang
Beberapa faktor eksternal yang memberikan peluang bagi pembangunan
kesehatan di Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut :
1. Natuna termasuk Daerah terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
sehingga menjadi prioritas pembangunan nasional termasuk bidang
kesehatan.
2. Adanya dukungan pemerintah pusat untuk memprioritaskan penganggaran di
bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang nomor 36
tahun 2009 yang menyebutkan bahwa anggaran belanja daerah 10%
digunakan untuk pembangunan kesehatan.
Page | 46
Sedangkan faktor internal yang memberikan peluang bagi pembangunan
kesehatan di Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut :
1. Adanya transportasi udara merupakan salah satu pendukung peningkatan
mutu pelayanan rujukan.
2. Sebagian besar masyarakat Natuna sudah memanfaatkan sosial media dalam
menyampaikan aspirasinya, sehingga dengan mudah dapat diketahui
tuntutan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan yang prima.
Page | 47
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
Permasalahan yang diidentifikasi pada pembangunan kesehatan berdasarkan
evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Natuna yaitu sebagai
berikut :
1. Masih ditemukannya kematian bayi sebanyak 24 kasus
2. Masih ditemukannya kematian ibu melahirkan sebanyak 1 kasus pada tahun
2015
3. Belum tertanggulanginya kasus penyakit menular dan tidak menular
4. Belum optimalnya peran aktif masyarkat dalam pembangunan kesehatan
5. Masih rendahnya kapasitas SDM Kesehatan
6. Masih rendahnya Desa yang ber Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
yaitu 0%
7. Masih rendahnya Rumah Tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) 18,23%
8. Masih rendahnya aksessibiltas pelayanan kesehatan masyarakat pada daerah
kepulauan
9. Belum maksimalnya pemenuhan sarana dan prasarana fasyankes dasar dan
rujukan serta kesiapan akreditasi fasyankes
10. Masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (Puskesmas
dan RSUD)
11. Belum terintegrasi jaminan kesehatan daerah ke jaminan kesehatan nasional.
12. Belum optimalnya manajemen dan pengembangan sistem informasi kesehatan.
13. Belum tertatanya penyebaran Program kesehatan Reproduksi Remaja
14. Belum Meratanya akses informasi ,jangkauan, dana dan kualitas (tenaga, sarana
dan prasarana) pelayanan KB
15. Belum tertatanya wadah BKB dengan baik sebagai ujung tombak menciptakan
Keluarga Balita yang berkualitas
16. Belum tercapai wadah UPPKS dengan baik sebagai usaha Ekonomi Produktif
bagi anggotanya.
Page | 48
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan sangat dipengaruhi dan
merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah
Kabupaten Natuna sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra
Dinas Kesehatan Kab. Natuna sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016–2021.
Visi Bupati Natuna Tahun 2016-2021 sebagimana tercantum dalam peraturan
daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Natuna adalah:
“Masyarakat Natuna yang Cerdas dan Mandiri dalam Kerangka Keimanan dan
Budaya Tempatan”
Sedangkan Misi yang disusun untuk mewujudkan Visi tersebut adalah :
1. Mewujudkan perekonomian berbasis sumber daya alam potensial daerah;
2. Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik;
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat pesisir, nelayan
dan buruh tani;
4. Membuka keterisoliran daerah/ desa melalui penyediaan sarana dan prasarana
transportasi laut, pembukaan jalan, teknologi informasi dan komunikasi;
5. Meningkatkan keimanan dan mewujudkan kesadaran budaya, melayu sebagai
payung pembangunan daerah;
6. Mewujudkan integritas aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat; dan
Berdasarkan telaahan dari visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati
yang telah disusun dalam dokumen RPJMD Kabupaten Natuna 2016-2021, Dinas
Kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas
sumber daya manusia yang dimaksud pada misi ke-2.
“Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan
anak didik”.
Kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Natuna di fokuskan pada
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan secara merata, Peningkatan
pemenuhan kebutuhan obat masyarakat, Peningkatan promosi kesehatan,
Page | 49
Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan masyarakat. Telaahan faktor
pendorong dan penghambat atas program prioritas Bupati Natuna melalui Tabel
3.1:
Tabel 3.1. Faktor Pendorong dan Penghambat Program Bupati Natuna Periode 2016-
2021 Visi :
Masyarakat Natuna yang Cerdas dan Mandiri dalam Kerangka Keimanan dan Budaya Tempatan
Misi : Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik Faktor
Pendukung Penghambat 1. Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana kesehatan secara merata dengan faktor pendukung: - Permenkes Nomor 75 yang
mewajibkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan minimal
2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan obat masyarakat dengan faktor pendukung: -Pemerintah Pusat sudah menentukan formularium Nasional dan e-catalog untuk menjamin ketersediaan obat.
3. Peningkatan promosi kesehatan dengan faktor pendukung: Promoti dan preventif termasuk kedalam 3 pilar utama program Indonesia sehat
4. Perbaikan sistem dan akses pelayanan
kesehatan masyarakat dengan faktor pendukung:
- Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan
1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan secara merata dengan faktor penghambat: - Sistem pencatatan dan pemetaan
sarana prasarana di Puskesmas sudah berbasis online namun ketersediaan jaringan internet belum optimal.
2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan obat masyarakat dengan faktor penghambat: - adanya ketidak mampuan penyedia
obat dalam memenuhi kebutuhan obat nasional dikarenakan sistem pengadaan obat melalui e-katalog masih tahap penyempurnaan, disamping itu harga obat masih tinggi akibat rantai distribusi yang belum efisien.
3. Peningkatan promosi kesehatan dengan faktor penghambat: - Dukungan lintas sektor serta
pemberdayaan masyarakat masih kurang.
4. Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan masyarakat dengan faktor penghambat:
- Ketersediaan SDM Kesehatan yang berkualitas dan profesional di Puskesmas.
Page | 50
Keluarga
3.3 Telaah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau periode 2016 – 2021
adalah “Terwujudnya Kepulauan Riau Sebagai Bunda Tanah Melayu Yang
Sejahtera, Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di 32 Bidang
Maritim”. Untuk mencapai visi tersebut maka dikembangkan 9 misi yang saling
mendukung, Untuk pembangunan kesehatan mengacu pada Misi ke-4 yaitu
“Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender, penanganan
kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Tujuan pembangunan kesehatan Provinsi Kepualauan Riau adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat pada semua kontinum siklus
kehidupan;
2. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan yang efektif;
3. Meningkatkan pemenuhan dan mutu kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan;
4. Meningkatkan perlindungan finansial, mutu, ketersediaan dan penyebaran
obat;
5. Meningkatkan kuantitas, pemerataan dan kompetensi Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SDMK);
6. Menguatkan Manajemen Pelayanan Publik dan Sistem Informasi Kesehatan;
Sasaran pembangunan jangka pendek Provinsi Kepulauan Riau adalah
Meningkatnya status kesehatan, gizi masyarakat dan penyehatan lingkungan;
Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular; Meningkatnya
Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan; Meningkatnya Perlindungan
Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat; Meningkatnya
profesionalisme dan pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK);
Meningkatnya daya tanggap masyarakat terhadap pelayanan publik dan sistem
informasi kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan Provinsi Kepualauan Riau difokuskan pada
upaya peningkatan kesehatan masyarakat; penerapan pendekatan keberlanjutan
pelayanan (continuum of care); intervensi berbasis resiko; meningkatkan
pengendalian penyakit; Penguatan pelayanan primer; Meningkatkan akses dan
mutu fasilitas pelayanan kesehatan; meningkatkan cakupan jaminan kesehatan;
Page | 51
Meningkatkan Akses, Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; Meningkatkan
Jumlah, Jenis, Kualitas Dan Pemerataan Tenaga Kesehatan; Meningkatkan Integrasi
Perencanaan dan Pemantauan Evaluasi; Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja
Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau; Meningkatkan Sistem
Informasi Kesehatan Integrasi.
Fokus pengembangan pembangunan kesehatan Provinsi Kepulauan Riau untuk
lima tahun kedepan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Peningkatan sarana prasarana, SDMK di Fasyankes Dasar.
2. Penguatan Kapasitas Fasyankes Rujukan di Provinsi/Kabupaten/Kota dan
penyediaan dokter spesialis.
3. Pengembangan RSUD Provinsi Kepulauan Riau sebagai RS Rujukan (World
Class).
4. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular.
5. Pengembangan Provinsi Kepulauan Riau sebagai Destinasi Health Tourism.
6. Pengembangan program menuju pencapaian target Sustainable Depelpomen
Goals (SDGs).
Tabel 3.2 Faktor Pendorong dan Penghambat Program Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau Periode 2016-2021 Kebijakan Pendorong Penghambat
1. Peningkatan sarana prasarana, SDMK di Fasyankes Dasar - Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas yang mengatur standar ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan beserta dengan Sumber Daya Kesehatannya.
1. Peningkatan sarana prasarana dan SDMK - Sarana Prasarana
Adanya dukungan dana dari pusat melalui APPBN.
- Beberapa jenis tenaga kesehatan seperti tenaga medis dan paramedis di Kabupaten Natuna sudah terbilang cukup atau sudah sesuai standar permenkes nomor 75 tahun 2014.
1. Peningkatan sarana prasarana dan SDMK - Ketersediaan dan
kompetensi SDM yang melaksanakan kegiatan masih kurang, sehingga penyediaan sarana dan prasarana belum berjalan maksimal.
- Adanya moratorium kebijakan pusat terkait pengangkatan SDM Kesehatan serta belum adanya payung hukum untuk pengangkatan 5 jenis tenaga strategis kesehatan di puskesmas
- Kondisi geografis yang merupakan daerah kepulauan sehingga tenaga kesehatan yang
Page | 52
Kebijakan Pendorong Penghambat
2. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular.
3. Pengembangan program menuju pencapaian target Sustainable Depelpomen Goals ( SDGs )
2. Peningkatan penanganan penyakit menular & tidak menular : -
3. Dukungan pemerintah daerah dalam pencapaian target SDGs
ada meskipun secara kuantitas sudah memenuhi standar pelayanan minimal namun dengan melihat jarak antara pulau dengan rentang kendali yang jauh maka jumlah tersebut belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Rendahnya insentif/jasa yang diterima sehingga kurang termotivasi untuk melakukan tugas di daerah terpencil.
2. Peningkatan penanganan
penyakit menular & tidak menular - Natuna merupakan
jalur pelayaran yang menghubungkan beberapa provinsi Kalimantan Kepulauan Riau dan DKI Jakarta sehingga sangat berisiko terhadap penularan penyakit menular
3. Belum adanya
dokumen/Rencana Aksi Daerah terkait pencapaian target SDGs
3.4 Penetuan Isu-isu strategis
Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna tahun 2011 – 2015 dibandingkan
dengan target yang tertuang dalam dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra, SPM,
MDG’s) maka indikator yang belum tercapai dan menjadi isu strategis adalah
sebagai berikut:
Page | 53
1. Masih ditemukannya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
dan Gizi Buruk
Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Natuna pada tahun 2013 adalah
sebesar 514.17/100.000 KH atau sebanyak 7 kasus dan turun pada tahun 2015
menjadi 67.66/100.000 KH atau sebanyak 1 kasus, meskipun terjadi
penurunan yang begitu signifikan namun ibu hamil di Kabupaten Natuna
sangat berisiko, hal ini ditandai dengan jumlah ibu hamil dengan komplikasi
yang ditangani sebesar 46.54% pada tahun 2013 dan 68,77% pada tahun 2015,
selain itu kesadaran ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan diri ke
petugas kesehatan masih kurang, hal ini ditandai dengan masih rendahnya
cakupan K1 dan K4 yaitu 91.09% dan 87.89% pada tahun 2015.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Natuna mengalami peningkatan
tajam, tahun 2013 Angka Kematian Bayi dilaporkan sebesar 11.76/1.000 KH
atau 16 kasus dan meningkat mejadi 16.21/1.000 KH atau 24 kasus pada tahun
2015. Penyebab tertinggi kematian bayi di Kabupaten Natuna adalah asfiksia
dan BBLR, serta gizi buruk dengan komplikasi.
Kasus gizi buruk pada tahun 2013 adalah 0.44% dari jumlah balita yang
ditimbang dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 0.45% dari jumlah balita
yang ditimbang (D/S), meningkatnya kasus gizi buruk sangat berbanding lurus
dengan jumlah balita yang di timbang, semakin banyak jumlah balita yang
ditimbang makin banyak kasus gizi buruk yang ditemukan, tahun 2013 D/S
sebanyak 35,38% dari jumlah balita yang ada dan tahun 2015 sebanyak
44,42% dari jumlah balita yang ada. kasus gizi buruk disebabkan oleh pola
asuh yang tidak tepat dan kondisi ekonomi keluarga juga merupakan salah satu
faktor penyebab kekurangan gizi pada balita.
2. Belum tertanggulanginya kasus penyakit menular dan tidak menular
Penyakit menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus atau
bakteri yang dapat menular dari orang yang satu ke orang lain seperti DBD,
Malaria, TB dan HIV/AIDS. Sedangkan penyakit Tidak menular adalah
penyakit yang disebabkan oleh polah hidup tidak sehat, atau bisa juga karena
merupakan penyakit turunan seperti jantung, hipertensi, diabetes mellitus,
dan sebaginya.
Page | 54
Kasus penyakit menular di Kabupaten Natuna belum tertanggulangi secara
maksimal, hal ini ditandai dengan masih ditemukannya kasus TB paru dengan
BTA+ pada tahun 2014 sebanyak 21 kasus dan meningkat menjadi 30 kasus
pada tahun 2015, meskipun tidak ada kematian yang yang disebabkan oleh TB
Paru namun perlu dilakukan upaya untuk menekan angka kejadian TB Paru di
Kabupaten Natuna. Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 2013 -2015 adalah
sebanyak 36 kasus dan dilaporkan sebanyak 2 kasus kematian pada tahun
2013 akibat HIV/AIDS. Natuna merupakan jalur pelayaran yang
menghubungkan beberapa provinsi seperti Surabaya, Kalimantan, Tanjung
Pinang dan Jakarta, sehingga sangat berisiko terhadap penularan penyakit
menular khususnya pada daerah Serasan, Pulau Tiga dan Bunguran Timur.
Saat ini penyakit tidak menular dan degenerative merupakan hal yang tidak
kalah penting untuk diperhatikan, penyebab kematian tertinggi di Indonesia
adalah penyakit tidak menular diantaranya, Jantung, Diabetes Melitus,
Hipertensi dan Cancer. Penyakit tidak menular disebabkan oleh pola hidup
yang tidak sehat seperti merokok, kurang berolah raga, kurang mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan. di Kabupaten Natuna Hipertensi merupakan
penyakit nomor dua tertinggi sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian
penyakit tidak menular.
3. Belum optimalnya pelaksanaan promotif dan preventif serta penyehatan
lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat.
Penguatan promotif dan preventif merupakan masuk kedalam 3 pilar utama
program Indonesia. Upaya kesehatan promotif dan preventif dilakukan pada
berbagai aspek seperti KIA-KB, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit, dan lain-lain, sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal dan MDGs bidang kesehatan.
Belum optimalnya promotif dan prventif serta penyehatan lingkungan di
Kabupaten Natuna ditandai dengan masih rendahnya cakupan Rumah Tangga
yang ber PHBS yaitu sebesar 15,41% pada tahun 2013 dan 20.07% pada tahun
2015 pencapaian ini masih sangat jauh dibawah target 85%, sedangkan Desa
yang ber-STBM adalah 6,25% atau dua desa dari tujuh puluh enam (76) desa
yang ada.
Page | 55
4. Belum maksimalnya pemenuhan sarana dan prasaran fasilitas pelayanan
kesehatan dasar serta belum terintegrasinya JAMKESDA dengan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
Pemerintah daerah kabupaten Natuna melakukan upaya Penguatan Fasyankes
terutama dilakukan dengan pemenuhan infrastruktur yang memenuhi standar,
diutamakan untuk pelaksanaan upaya promotif dan preventif. Proses
pemenuhan sarana dan prasarana fasyankes merupakan fase penting dalam
proses pengajuan akreditasi fasyankes. Dimulai tahun 2016, Kementerian
Kesehatan RI mengalokasikan anggaran akreditasi puskesmas melalui DAK
Non Fisik Bidang Kesehatan. Terdapat 2 Puskesmas di Kabupaten Natuna yang
mendapatkan dana Akreditasi melalui DAK Non Fisik.
Pada tahun 2015, terdapat 46% puskesmas dengan kondisi bangunan rusak
berat, dan terdapat 92% puskesmas dengan alat kesehatan yang belum
memenuhi standar kecukupan, belum terpenuhinya target puskesmas PONED.
Menurut peta jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional ditargetkan pada
tahun 2019 semua penduduk Indonesia telah tercakup dalam JKN (Universal
Health Coverage - UHC). Diberlakukannya JKN ini jelas menuntut dilakukannya
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas. kesehatan tingkat lanjutan, serta
perbaikan sistem rujukan pelayanan kesehatan. Untuk mengendalikan beban
anggaran negara yang diperlukan dalam JKN memerlukan dukungan dari
upaya kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif agar
masyarakat tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit.
Di Kabupaten Natuna, 100% penduduk sudah memiliki jaminan kesehatan
namun masih dalam tanggungan pemerintah daerah melalui JAMKESDA tanpa
melihat apakah masyarakat mampu atau tidak mampu, sehingga perlu
dilakukan perubahan sistem. Integrasi JAMKESDA dengan JKN perlu dilakukan
untuk mengefisienkan anggaran daerah, namun permasalahan yang dihadapi
adalah belum adanya data masyarakat miskin di Natuna yang jelas sehingga
sulit dilakukan integrasi, sehingga tahun 2016 mulai dilakukan perubahan
aturan mengenai kepesertaan JAMKESDA yang mengarah ke integrasi JKN.
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional memiliki potensi untuk
meningkatkan kebutuhan akan obat esensial dan alat kesehatan. Dalam upaya
peningkatan ketersediaan obat dan alat kesehatan yang aman, bermutu, dan
Page | 56
berkhasiat tersebut, Pemerintah Pusat telah menyusun Formularium Nasional
dan e- catalog untuk menjamin terlaksananya penggunaan obat rasional dan
ketersediaan obat. Permasalahan yang timbul saat ini, adanya
ketidakmampuan penyedia obat dalam memenuhi kebutuhan obat nasional
dikarenakan sistem pengadaan obat melalui e-catalog masih dalam tahap
penyempurnaan. Hal ini masih diperberat dengan tingginya harga obat akibat
rantai distribusi yang belum efisien dan bahan baku obat yang masih diimpor
5. Masih kurangnya jumlah dan kompetensi Sumber Daya Manusia Kesehatan
(SDMK) di Kabupaten Natuna.
Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional, diantaranya diarahkan
pada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Secara bertahap
pemenuhan tenaga kesehatan baik medis maupun paramedis telah dilakukan
terutama pada pemenuhan tenaga kesehatan di wilayah Daerah Terpencil dan
Perbatasan.
Menurut standar ketenagaan dalam PERMENKES Nomor 75 tentang
puskesmas, di Kabupaten Natuna wajib memiliki tenaga dokter sebanyak 22
orang dokter, dan saat ini sudah terpenuhi, namun belum terdistribusi dengan
baik atau masih terfokus di daerah Bunguran hal ini diakibatkan penyebaran
penduduk tidak merata, hampir 40% penduduk berada di wilayah Bunguran
Timur, sehingga kebutuhan dokter harus diatas standar minimal begitupun
dengan tenaga paramedic lainnya (bidan dan perawat). Persentase Puskesmas
yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan (tenaga kesling, kefarmasian,
gizi, kesmas, analis kesehatan) di tahun 2015 baru mencapai 30%, atau 4
puskesmas 3 puskesmas diantaranya merupakan puskesmas yang mendapat
bantuan tenaga kesehatan melalui program Nusantara Sehat (NS).
6. Belum Optimalnya Manajemen dan Pegembangan Sistem Informasi Kesehatan
di Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan
UPTD Puskesmas.
Sistem Informasi Kesehatan baik di Dinas Kesehatan maupun di UPTD
Puskesmas perlu dilakukan pengembangan untuk menyiapkan data dan
informasi yang berkualitas sebagai dasar pengambilan keputusan serta
perencanaan yang tepat sasaran. Saat ini sistem pelaporan data dari
Page | 57
puskesmas ke Dinas Kesehatan belum terintegrasi dengan baik, meskipun
sudah diberlakukan sistem pelaporan satu pintu namun masih dilakukan
secara manual.
7. Belum optimalnya sistem dan akses pelayanan kesehatan dan KB
Sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten Natuna masih sangat jauh dari
standar pelayanan kesehatan, ada beberapa puskesmas yang betul-betul tidak
memiliki ruang perawatan padahal puskesmas tersebut sangat jauh dari
rumah sakit, sehingga pelayanan rawat inap kebanyakan dilakukan di rumah
warga yang dekat dengan puskesmas agar mudah di pantau oleh petugas
kesehatan. selain itu akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan juga terbilang sangat susah, untuk sampai ke puskesmas,
masyarakat harus menggunakan transportasi laut atau pompong dengan biaya
terbilang mahal, disamping itu transportasi tidak tersedia setiap saat
dibutuhkan.
Page | 58
BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna adalah mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat Natuna. Untuk mencapai tujuan tersebut berpedoman pada Misi
Bupati Natuna:
Misi ke-2 (Dua) : Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana
dan prasarana pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan
anak didik.
Untuk mencapai misi ini, Tujuan yang akan dicapai adalah: Meningkatnya Derajat
Kesehatan dengan indikator Tujuan Meningkatnya Umur Harapan Hidup dari
63,64 (2015) menjadi 70 (2021), adapun sasaran yang akan dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Sasaran : Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah:
- Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas tersertifikasi
akreditasi sebanyak 14 puskesmas pada tahun 2021
- Persentase pencapaian akreditasi rumah sakit umum daerah (RSUD) 100%
pada tahun 2021
2. Sasaran : Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah :
- Angka Kematian Ibu/100.000 KH di angka 67.52 pada tahun 2021
- Menurunnya Angka Kematian Bayi/1.000 KH dari dari 16.21/1.000 KH
menjadi 13.75/1.000 KH
- Menurunnya Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
dari 7.35% menjadi 7%
- Menurunnya Persentase BBLR dari 4.79% menjadi 3.37%
- Meningkatnya desa yang melaksanakan STBM dari 0% menjadi 100%
3. Sasaran : Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah :
- Prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000 Penduduk 0.016%
Page | 59
- Prevalensi HIV dibawah 0,01%
- Persentase Kecamatan yang mencapai eliminasi malaria
- Meningkatnya Persentase Kecamatan yang mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap pada bayi dari 30.76% menjadi 75%
- Menurunnya prevalensi tekanan darah tinggi dari 29,67% menjadi 24%
4. Sasaran : Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas organisasi
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut :
- Predikat/nilai akuntabilitas dari nilai CC menjadi nilai BB
Target kinerja sasaran indikator yang disusun berdasarkan tahun kinerja
(2016-2021) dibuat berdasarkan tujuan yang akan dicapai, secara rinci
dijabarkan melalui Tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD
No Tujuan Indikator
Tujuan Sasaran
Indikator sasaran
Kondisi Awal Periode
Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Umur Harapan Hidup
Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas tersertifikasi akreditasi
- 2 4 6 2 - 14
Persentase pencapaian akreditasi RSUD
- - 100 100 100 100 100
Meningkatnya status kesehatan masyarakat
Angka Kematian Ibu/100.000 KH (diturunkan)
67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
Angka Kematian bayi/1.000 KH
16.21 16.00 15.75 15.2 14.75 14.16 13.75
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
7.35 7.35 7.35 7.25 7.1 7 7
Persentase BBLR
4.79% 4.18% 3.71% 3.51% 3.44% 3.37% 3.37%
Persentase desa ber STBM
0 0 6.57 9.2 13.15 15.78 18.4
Page | 60
No Tujuan Indikator
Tujuan Sasaran
Indikator sasaran
Kondisi Awal Periode
Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya pengendalian penyakit
Prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000 Penduduk
0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016
Prevalensi HIV
< 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01
Persentase Kecamatan yang mencapai eliminasi malaria
0 0 13.33 26.67 33.33 46.67 46.67
Persentase Kecamatan yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi
30.76 30.76 40 46.6 53.3 60 75
Prevalensi tekanan darah tinggi
29,67 29,67 28,12 27,05 26,00 25,00 24.00
4.2 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kab. Natuna
Rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kab. Natuna dalam
lima tahun mendatang, secara rinci dapat dilihat melalui Tabel 4.2. berikut ini :
VISI (Bupati Natuna) : “Masyarakat natuna yang cedas dan mandiri dalam kerangka keimanan dan
budaya tempatan” MISI (bupati) ke - 2
“Memajukan sektor pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan anak didik”
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu
❖ Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi puskesmas
❖ Penguatan upaya kesehatan dasar (Primary health Care).
❖ Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
❖ Integrasi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Page | 61
❖ Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas secara merata
❖ Meningkatkan ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan
❖ Penerapan Program Natuna Sehat
❖ Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan
Meningkatkan status kesehatan masyarakat
❖ Advokasi kebijakan sehat dan Peningkatan kemapuan untuk hidup sehat serta kemitraan lintas sector
❖ Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care).
❖ Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada semua kontinum siklus kehidupan (Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia
❖ Intervensi berbasis resiko kesehatan
❖ Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
❖ Meningkatkan penyehatan lingkungan
Meningkatnya pengendalian penyakit
❖ Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan faktor risiko penyakit menular dan tidak menular
❖ Mengurangi resiko penyakit Tidak Menular melalui GERMAS
❖ Penerapan sistem surveillance pentakit
Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas organisasi
❖ Meningkatkan perencanaan dan pelaporan yang terintegrasi
❖ Penerapan Sistem Pelaporan dan perencanaan satu pintu
Page | 62
4.3 Fokus Pengembangan Pembangunan Kesehatan Kabupaten Natuna Tahun
2016-2021
Fokus pengembangan pembangunan kesehatan Kabupaten Natuna untuk lima
tahun kedepan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Memantapkan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi Puskesmas
3. Peningkatan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di daerah terpencil perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
4. Akses Pelayanan Semesta melalui keluarga sehat berbasis pendekatan keluarga
dan Germas.
5. Pengembangan program menuju pencapaian target Sustainable Development
Goals ( SDGs ).
6. Pengembangan program dalam rangka mewujudkan Kabupaten sehat.
Page | 63
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Mengacu pada Visi dan Misi Bupati Natuna, tujuan, sasaran dan strategi yang telah
ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna dalam kurun waktu 2016-2021 maka
program, kegiatan, rincian indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.
Secara garis besar kegiatan terkait program sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas dan
jaringannya
b. Revitalisasi sistem kesehatan
c. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
d. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
e. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
f. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Ranai
g. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Bunguran Tengah
h. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Tanjung
i. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Bunguran Selatan
j. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Bunguran Barat
k. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Tiga
l. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Midai
m. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Laut
n. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Serasan
o. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Serasan Timur
p. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Subi
q. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Batubi Jaya
r. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Tiga Barat
s. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Ranai
t. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bunguran Timur Laut
u. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bunguran Tengah
v. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bunguran Selatan
Page | 64
w. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Sedanau
x. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Kelarik
y. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Tiga
z. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Laut
aa. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Midai
bb. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Serasan
cc. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Serasan Timur
dd. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Subi
ee. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Batubi Jaya
ff. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Tiga Barat
gg. Penyediaan Biaya Operasional UPTD Jamkesda
hh. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Suak Midai
ii. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Ranai
jj. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Bunguran Timur Laut
kk. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Bunguran Tengah
ll. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Bunguran Selatan
mm. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Sedanau
nn. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Kelarik
oo. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Pulau Tiga
pp. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Pulau Laut
qq. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Midai
rr. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Serasan
ss. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Serasan Timur
Page | 65
tt. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Subi
uu. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Batubi Jaya
vv. BOK Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Puskesmas Suak Midai
2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Peningkatan Surveilans epidemiologi dan penanggulangan penyakit menular
b. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
c. Peningkatan Imunisasi
d. Pelayanan penanggulangan penyakit TB
e. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
f. Pelayanan kesehatan haji
3. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
5. Program pengadaan, Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan indikator program ini adalah:
a. Pembangunan Puskesmas
b. Pembangunan Puskesmas Pembantu
c. Pembangunan Puskesmas Perairan
d. Pengadaan Sarana dan prasarana puskesmas
e. Pengadaan Sarana dan prasarana Puskesmas Pembantu
f. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
Page | 66
g. Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
h. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
i. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas perairan
j. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas
6. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
b. Peningkatan kemitraan pelayanan kesehatan bidan dan dukun
c. Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak di upaya kesehatan berssumber
masyarakat (UKBM)
d. Pelayanan ibu hamil dan ibu nifas di rumah tunggu kelahiran.
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pelayanan pemeliharaan kesehatan
8. Program peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
a. Deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang anak pra sekolah.
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Peningkatan Pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
b. Kemitraan promosi kesehatan
c. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
d. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
b. Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), Kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.
c. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.
11. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
a. Pelayanan dan pengendalian penyakit tidak menular
Page | 67
12. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a. Pemeriksaan dan pengujian air bersih dan air minum
b. Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus
c. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman dan tempat-tempat
13. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
a. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Kecamatan
b. Pembinaan kelompok bina keluarga di Kecamatan
c. Pembinaan dan pengembangan kelompok LPPKS
14. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
b. Pengembangan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
c. Monitoring, evaluasi, pelaporan dan Rapat Kerja Kesehatan
15. Program Keluarga Berencana
a. Penyediaan pelayanan KB dan Alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
b. Pelayanan KIE
c. Penyediaan sarana prasarana penunjang program keluarga berencana
16. Program Pelayanan Kontrasepsi
a. Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
17. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
b. Penilaian kelompok PIK R/M
18. Program Pelayanan administrasi perkantoran
a. Penyediaan surat menyurat
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyediaan jasa kebersihan kantor
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
f. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Page | 68
g. Penyediaan makanan dan minuman
h. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
i. Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran
j. Rapat-rapat koordinasi dalam daerah
19. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pembangunan Rumah Dinas
b. Pengadaan kendaraan dinas/operasional
c. Pengadaan Meubeler
d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
e. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor
f. Rehabilitas sedang/berat rumah dinas
20. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a. Pengadaan pakaian dinas beserta kelengakapannya
b. Pengadaan pakaian kerja lapangan
c. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
21. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtiar
Page | 69
BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Program dan Kegiatan berdasarkan indikator kinerja Dinas Kesehatan Kab. Natuna
berkesinambungan dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2016-2021.
Pada Tujuan ke-3 Bupati Natuna berbunyi meningkatkan daya saing SDM. Sasaran untuk
mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat yang diukur dari Angka Harapan Hidup (UHH). Angka Harapan Hidup itu
sendiri dapat ditingkatkan melalui Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan, Peningkatan
Status Kesehatan dan gizi masyarakat, Pengendalian Penyakit serta Peningkatan
Pengendalian Penduduk. Kesesuaian indikator kinerja Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna yang mengacu pada tujuan
dan sasaran RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021, selanjutnya diuraikan sebagai
berikut melalui Tabel 6.1. :
Tabel 6.1
Indikator Kinerja OPD yang mengaju pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Angka Kematian Ibu /100.000 KH
67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
2. Angka Kematian Bayi /1.000 KH
16.21 16.00 15.75 15.20 14.75 14.16 13.75 13.75
3. Berat Badan Lahir Rendah
4.79 4.18 3.71 3.51 3.44 3.37 3.37 3.37
4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita
7.35 7.35 7.25 7.10 7.00 7.00 7.00 7.00
5. Prevalensi Tuberculosis (TB)
0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016
6. Prevalensi HIV <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 7. Persentase Balita Gizi
Buruk 0.45 0.45 0.42 0.38 0.35 0.32 0.28 0.28
8. Prevalensi Tekanan Darah Tinggi
29,67 29,67 28,12 27,05 26,00 25,00 24.00 24.00
Page | 70
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kab. Natuna Tahun 2016- 2021 merupakan
penjabaran dari visi-misi Bupati terpilih periode 2016-2021. Renstra Dinas Kesehatan
Kab. Natuna merupakan dokumen perencanaan pembangunan kesehatan jangka
menengah, yang memiliki kedudukan yang strategis sehingga perlu diatur pedoman
transisi dan kaidah pelaksanaannya.
7.1 Pedoman Transisi
RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 berlaku untuk kurun waktu lima
tahun sejak tahun 2016 hingga tahun 2021 begitu juga dengan Renstra Dinas
Kesehatan Kab. Natuna. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan kesehatan
serta mengisi kekosongan perencanaan setelah RPJMD tahun 2016-2021 berakhir,
maka RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna ini menjadi pedoman
dalam penyusunan RKPD dan RAPBD (Bidang Kesehatan) tahun pertama di bawah
kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada) periode berikutnya dengan tetap berpedoman
pada RPJPD Kabupaten Natuna Tahun 2005-2025 dan mengacu RPJMN Tahun
2020-2024.
7.2 Kaidah Pelaksanaan
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna tahun 2016-2021 merupakan acuan bagi
Dinas Kesehatan Kab. Natuna serta pemangku kepentingan lainnya dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan hingga tahun 2021. Agar pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan baik, perlu diatur beberapa kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna, merupakan dokumen yang dijadikan
acuan dasar bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan selama
periode 2016-2021, mengikuti periode berlakunya RPJMD Kabupaten Natuna
tahun 2016-2021.
2. Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna ini memiliki kedudukan yang sangat vital
dan penting dalam menyelenggarakan usaha-usaha untuk mewujudkan Natuna
yang sehat secara mandiri selama 5 (lima) tahun ke depan, memberikan arah,
tujuan sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan
Page | 71
pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kab.
Natuna.
3. Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna merupakan penjabaran dokumen RPJMD,
selanjutnya Renstra Dinas Kesehatan Kab. Natuna dijabarkan ke dalam
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kab. Natuna yang merupakan rencana
kerja tahunan Dinas Kesehatan Kab. Natuna selama periode lima tahun yaitu
tahun 2016-2021.
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NATUNA* dalam ribuan rupiah
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Meningkatkan kualitas
birokrasi pemerintahan
Meningkatnya kinerja
dan akuntabilitas
organisasi
Predikat/Nilai
akuntabiltas
1, Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran
Jumlah bulan layanan
administrasi perkantoran
12 Bulan 12 Bulan 7.013.500 12 Bulan 7.120.500 12 Bulan 7.127.000 12 Bulan 7.685.000 12 Bulan 7.935.000 60 Bulan 36.881.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.01. Penyediaan jasa surat menyurat Tersedianya jasa surat menyurat
untuk kelancaran administrasi
perkantoran
Jumlah Bulan Jasa surat
menyurat
12 Bulan 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 60 Bulan 200.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.02. Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
Tersedianya jasa komunikasi
sumber daya air dan listrik untuk
kelancaran administrasi
perkantoran
Jumlah Bulan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
12 Bulan 12 Bulan 68.500 12 Bulan 68.500 12 Bulan 70.000 12 Bulan 70.000 12 Bulan 70.000 60 Bulan 347.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.08. Penyediaan jasa kebersihan kantor Terciptanya lingkungan kerja yang
bersih dan nyaman
Jumlah Bulan penyediaan jasa
kebersihan kantor
12 Bulan 12 Bulan 10.000 12 Bulan 10.000 12 Bulan 10.000 12 Bulan 15.000 12 Bulan 15.000 60 Bulan 60.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.10. Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya ATK untuk kelancaran
administrasi perkantoran
Jumlah bulan penyediaan alat
tulis kantor
12 Bulan 12 Bulan 40.000 12 Bulan 45.000 12 Bulan 45.000 12 Bulan 45.000 12 Bulan 45.000 60 Bulan 220.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.11. Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
Tersedianya dokumen-dokumen
perkantoran
Jumlah bulan penyediaan
barang cetakan dan
penggandaan
12 Bulan 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 55.000 12 Bulan 55.000 60 Bulan 260.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.13. Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor
Tersedianya peralatan dan
perlengkapan kantor
Jumlah penyediaan peralatan
dan perlengkapan kantor
12 Bulan 12 Bulan 45.000 12 Bulan 47.000 12 Bulan 47.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 60 Bulan 239.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.15. Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan
perundang-undangan
terciptanya minat baca dan
pengetahuan pegawai
Jumlah bulan penyediaan bahan
bacaan dan peraturan
perundang-undangan
12 Bulan 12 Bulan 10.000 12 Bulan 10.000 12 Bulan 10.000 12 Bulan 10.000 12 Bulan 10.000 60 Bulan 50.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.17. Penyediaan makanan dan minuman Tersedianya makanan dan
minuman pegawai
Jumlah bulan penyediaan
makanan dan minuman
12 Bulan 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 60 Bulan 250.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.18. Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
Terlaksananya koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
Jumlah bulan koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
12 Bulan 12 Bulan 250.000 12 Bulan 250.000 12 Bulan 250.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 450.000 60 Bulan 1.600.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.19. Penyediaan jasa tenaga pendukung
administrasi/teknis perkantoran
Meningkatnya kinerja honorer/
Pegawai Tidak Tetap
Jumlah bulan gaji
Honorer/Pegawai Tidak Tetap
12 Bulan 12 Bulan 6.300.000 12 Bulan 6.400.000 12 Bulan 6.405.000 12 Bulan 6.800.000 12 Bulan 7.000.000 60 Bulan 32.905.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
01.20. Rapat-rapat koordinasi dalam
daerah
Terlaksananya rapat-rapat
koordinasi dalam daerah
Jumlah bulan koordinasi dalam
daerah
12 Bulan 12 Bulan 150.000 12 Bulan 150.000 12 Bulan 150.000 12 Bulan 150.000 12 Bulan 150.000 60 Bulan 750.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana2, Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Meningkatnya sarana dan
prasarana aparatur
Persentase Ketersediaan Sarana
dan Prasarana Aparatur
60% 65% 2.670.000 65% 670.000 70% 1.090.000 70% 880.000 75% 940.000 75% 6.250.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
02.02. Pembangunan rumah dinas Tersedianya rumah dinas Jumlah rumah dinas 35 4 unit 1.500.000 2 unit 200.000 2 unit 250.000 1 unit 250.000 1 unit 250.000 10 unit 2.450.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana02.05. Pengadaan kendaraan
dinas/operasional
Tersedianya kendaraan
dinas/operasional
Jumlah Kendaraan dinas 5 Unit 0 0 1 Unit 300.000 0 0 1 300.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana02.10. Pengadaan mebeleur Tersedianya meubeler Jumlah mebeleur 162 Unit 22 Unit 750.000 22 Unit 150.000 22 Unit 150.000 22 Unit 200.000 22 Unit 250.000 110 unit 1.500.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana02.24. Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
Terpeliharanya kendaraan
dinas/operasional dalam kondisi
baik
Jumlah bulan pemeliharaan
kendaraan dinas operasional
5 Unit 5 Unit 80.000 5 Unit 80.000 5 Unit 150.000 5 Unit 150.000 5 Unit 150.000 5 Unit 610.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
02.30. Pemeliharaan rutin/berkala
peralatan dan perlengkapan kantor
Terpeliharanya peralatan dan
perlengkapan kantor dalam kondisi
baik
Jumlah bulan rutin peralatan
dan perlengkapan kantor
12 Bulan 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 60.000 60 Bulan 230.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
02.41. Rehabilitasi sedang/berat rumah
dinas
mempertahankan fungsi rumah
dinas
Jumlah unit rumah dinas yang di
rehabilitasi
5 Unit 5 Unit 300.000 5 Unit 200.000 5 Unit 200.000 5 Unit 230.000 5 Unit 230.000 25 Unit 1.160.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
3, Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Terciptanya kinerja dan disiplin
dalam pelaksanaan tugas
Persentase Kehadiran Pegawai 90% 90% 1.150.000 94% 854.800 96% 892.000 97% 1.300.000 98% 1.400.000 98% 5.596.800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana03.02. Pengadaan pakaian dinas beserta
kelengkapannya
Tersedianya pakaian dinas (PDH)
bagi pegawai
Jumlah pakaian dinas beserta
kelengkapannya
632 Stel 695 Stel 500.000 758 Stel 454.800 821 Stel 492.000 884 Stel 600.000 947 Stel 600.000 947 Stel 2.646.800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana03.03. Pengadaan pakaian kerja lapangan Tersedianya pakaian lapangan bagi
pegawai
Jumlah pakaian kerja lapangan 632 Stel 632 Stel 400.000 632 Stel 200.000 632 Stel 200.000 632 Stel 200.000 632 Stel 200.000 632 Stel 1.200.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana03.05. Pengadaan pakaian khusus hari-
hari tertentu
Tersedianya pakaian khusus hari-
hari tertentu bagi pegawai
Jumlah pakaian khusus hari-hari
tertentu
632 Stel 632 Stel 250.000 632 Stel 200.000 632 Stel 200.000 632 Stel 500.000 632 Stel 600.000 632 Stel 1.750.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana6, Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Predikat/Nilai akuntabiltas 52 53 75.000 55 75.000 60 75.000 67 75.000 70 75.000 70 375.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
06.01. Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
Tersusunnya LAKIP Dinas
Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana
Jumlah Laporan 0 Laporan 2 Laporan 75.000 2 Laporan 75.000 2 Laporan 75.000 2 Laporan 75.000 2 Laporan 75.000 2 Laporan 375.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23, Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
Meningkatnya nilai evaluasi LAKIP
Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana
Nilai evaluasi Lakip 52 53 960.000 55 700.000 60 700.000 67 1.586.958 70 1.900.000 70 5.846.958 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.02. Evaluasi dan pengembangan
standar pelayanan kesehatan
Terlaksananya pertemuan evaluasi
dan perencanaan DAK Non Fisik
Dukungan Manajemen tata
kelola Bantuan Operasional
Kesehatan
12 Bulan 12
Bulan
310.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 100.000 12 Bulan 786.958 12 Bulan 1.000.000 12 Bulan 2.296.958 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.03. Pengembangan dan pemutakhiran
data dasar standar pelayanan
kesehatan
Terlaksananya pertemuan
Pemutakhiran data kesehatan
Pemutakhiran data dasar
standar kesehatan dan
pengelolaan sistem informasi
kesehatan
1 kali 1 pertemuan 350.000 1 pertemuan 300.000 1 pertemuan 300.000 1 pertemuan 450.000 1 pertemuan 500.000 6 Kali 1.900.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
23.06. Monitoring, evaluasi, pelaporan
dan rapat kerja kesehatan
Terlaksananya Rapat Kerja
Kesehatan Daerah dan Evaluasi
Pelaksanaan program dan Kegiatan
Rapat kerja kesehatan daerah
tingkat kabupaten
1 pertemuan 1 pertemuan 300.000 3 pertemuan 300.000 3 pertemuan 300.000 3 pertemuan 350.000 3 pertemuan 400.000 15 pertemuan 1.650.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
Terpenuhinya pelayanan
kesehatan yang bermutu
dan terjangkau
Jumlah puskesmas
yang tersertifikasi
akreditasi
16, Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Terlaksananya survei akreditasi
puskesmas
Jumlah puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi
2 puskesmas 4 Puskesmas 400.000 3 Puskesmas 415.000 2 Puskesmas 425.000 2 Puskesmas 500.000 2 Puskesmas 600.000 15 Puskesmas 2.340.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.32. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Ranai
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12
Bulan
400.000 12 bulan 415.000 12 bulan 425.000 12 bulan 500.000 12 bulan 600.000 12 Bulan 2.340.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16, Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Terlaksananya survei akreditasi
puskesmas
Jumlah puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi
2 4 Puskesmas 3.915.000 3 Puskesmas 4.225.000 2 Puskesmas 4.259.000 2 Puskesmas 4.655.000 2 Puskesmas 5.530.000 15 22.584.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.06. Revitalisasi sistem kesehatan Terlaksananya pendampingan
akreditasi puskesmas
Jumlah puskesmas yang
dilakukan pendampingan
akreditasi
2 puskesmas 4 Puskesmas 450.000 3 Puskesmas 600.000 2 Puskesmas 559.000 2 puskesmas 700.000 2 puskesmas 1.300.000 15 Puskesmas 3.609.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.33. Penyediaan Biaya Operasional
PUskesmas Bunguran Timur Laut
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan Biaya Operasional
rutin Puskesmas
12 bulan 12
Bulan
200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 350.000 12 Bulan 1.250.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.34. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Bunguran Tengah
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan operasional rutin
puskesmas
12 Bulan 12
Bulan
200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 1.000.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.35. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Bunguran Selatan
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan operasional rutin
puskesmas
12 Bulan 12
Bulan
200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 1.000.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.36. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Sedanau
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan operasional rutin
puskesmas
12 Bulan 12
Bulan
300.000 12 Bulan 350.000 12 Bulan 375.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 450.000 12 Bulan 1.875.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.37. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Kelarik
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
puskesmas
12 Bulan 12
Bulan
300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 1.500.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.38. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Pulau Tiga
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
puskesmas
12 Bulan 12
bulan
300.000 12 bulan 350.000 12 bulan 350.000 12 bulan 350.000 12 bulan 350.000 12 Bulan 1.700.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.39. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Pulau Laut
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
puskesmas
12 Bulan 12
Bulan
300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 1.500.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.40. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Midai
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 250.000 12 Bulan 265.000 12 Bulan 270.000 12 Bulan 275.000 12 Bulan 280.000 12 Bulan 1.340.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.41. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Serasan
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 bulan 12 Bulan 350.000 12 Bulan 370.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 435.000 12 Bulan 450.000 12 Bulan 2.005.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16.42. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Serasan Timur
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 250.000 12 Bulan 265.000 12 Bulan 270.000 12 Bulan 350.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 1.535.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.43. Penyediaan Biaya OPerasional
Puskesmas Subi
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
Penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 300.000 12 Bulan 1.500.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.44. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Batubi Jaya
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 bulan 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 1.000.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.61. Penyediaan Biaya Operasional
Puskesmas Pulau Tiga Barat
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 165.000 12 Bulan 175.000 12 Bulan 185.000 12 Bulan 195.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 920.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.62. Penyediaan biaya operasional
Puskesmas Suak Midai
Tersedianya biaya operasional rutin
Puskesmas
penyediaan biaya operasional
rutin puskesmas
12 bulan 12 bulan 150.000 12 bulan 150.000 12 bulan 150.000 12 bulan 150.000 12 bulan 250.000 12 bulan 850.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16, Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya ketersediaan alkes di
puskesmas yang sesuai standar
Persentase ketersediaan alkes di
pelayanan kesehatan dasar yang
sesuai standar
100% 100% 1.049.001 100% 300.000 100% 400.000 100% 2.500.000 100% 3.500.000 100% 7.749.001 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.03. Pengadaan, peningkatan, dan
perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya
Tersedianya alat kesehatan dan
penunjang pelayanan kesehatan di
puskesmas
Pengadaan alat kesehatan dan
penunjang pelayanan kesehatan
di Puskesmas
2 Puskesmas 3 Puskesmas 1.049.001 1 Puskesmas 300.000 2 Puskesmas 400.000 4 Puskesmas 2.500.000 5 Puskesmas 3.500.000 15 Puskesmas 7.749.001 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16, Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya puskesmas yang
melakukan kesehatan tradisional
dan perkesmas
Persentase puskesmas yang
melakukan kesehatan
Tradisional dan perkesmas
100% 100% 0 100% 200.000 100% 200.000 100% 200.000 100% 200.000 100% 800.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.02. Pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan
Terselenggaranya pelayanan
kesehatan tradisional da
perkesmas di puskesmas
Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tradisional,
Perkesmas
0 puskesmas 0 Puskesmas 0 15 Puskesmas 200.000 15 Puskesmas 200.000 0 Puskesmas 200.000 0 Puskesmas 200.000 15 Puskesmas 800.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25, Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
Meningkatnya aksesibiltas fasilitas
pelayanan kesehatan di desa
Persentase aksesbiltas fasilitas
pelayanan kesehatan di desa
100% 100% 11.042.392 100% 3.845.000 100% 12.149.615 100% 7.975.731 100% 12.698.148 100% 47.710.886 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.01. Pembangunan puskesmas Tersedianya bangunan dan ruang
yang sesuai standar di puskesmas
Pembangunan baru dan
penambahan ruang puskesmas
13 3 unit 5.140.443 3 unit 425.000 2 Unit 2.600.000 6 unit 2.400.000 0 15 10.565.443 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.02. Pembangunan puskesmas
pembantu
Tersedianya Puskesmas Pembantu Jumlah pembangunan
Puskesmas Pembantu
43 1 Paket 400.000 1 Paket 400.000 1 Paket 400.000 1 Paket 400.000 1 Paket 400.000 48 2.000.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.03. Pembangunan puskesmas perairan Tersedianya Puskesmas keliling
laut
Jumlah Pengadaan Puskel laut 5 Buah 0 1 unit 500.000 1 Unit 1.572.720 0 2 unit 5.000.000 9 Buah 7.072.720 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
25.06. Pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas
Tersedianya prasarana puskesmas
yang sesuai standar
Jumlah puskesmas yang
memiliki parsarana yang sesuai
standar
13 PKM 13 Puskesmas 536.949 13 Puskesmas 500.000 13 Puskesmas 500.000 13 Puskesmas 700.000 13 Puskesmas 2.400.000 15 PKM 4.636.949 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.507. Pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas pembantu
Tersedianya prasarana puskesmas
yang sesuai standar
Jumlah pustu yang mempunyai
prasarana sesuai dengan
standar
37 0 5 pustu 250,000 7 pustu 400,000 0 7 pustu 898,148 49 1,548,148 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.511. Peningkatan puskesmas menjadi
puskesmas rawat inap
Meningkatnya status puskesmas
rawat jalan menjadi puskesmas
rawat inap
Peningkatan Puskesmas menjadi
puskesmas rawat inap
0 Unit 0 0 1 unit 100,000 1 Unit 1,200,000 1 unit 2,302,114 1 unit 1,500,000 2 Unit 5,102,114 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.513. Peningkatan puskesmas pembantu
menjadi puskesmas
Meningkatnya status puskesmas
menjadi puskesmas
Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas
1 Unit 1 unit 2,400,000 1 unit 600,000 1 Unit 2,400,000 0 0 2 Unit 5,400,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
2.519. Rehabilitasi sedang/berat
puskesmas pembantu
Mempertahankan fungsi bangunan
pustu dalam kondisi baik
Rehabilitasi puskesmas
pembantu
0 Unit 1 Unit 250,000 1 Unit 250,000 1 Unit 250,000 1 Unit 250,000 4 unit 1,000,000 8 Unit 2,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.520. Rehabiltasi sedang/berat
puskesmas perairan
Mempertahankan fungsi
Puskesmas perairan dalam kondisi
baik
Rehabilitasi Puskesmas 0 Buah 0 1 Buah 200,000 0 0 0 1 Buah 200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
2.523. Rehabilitasi sedang/berat
puskesmas
Mempertahankan fungsi bangunan
Puskesmas dalam kondisi baik
Rehabilitasi Puskesmas 0 Unit 4 unit 2,315,000 2 unit 620,000 4 unit 2,826,895 3 unit 1,923,617 4 unit 1,500,000 13 Unit 9,185,512 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
05 Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Meningkatnya kapasitas sumber
daya aparatur kesehatan
Jumlah Puskesmas Yang
Minimal Memiliki Lima Jenis
Tenaga Kesehatan
1 Puskesmas 1 Puskesmas 850,000 14 Puskesmas 700,000 14 Puskesmas 710,000 14 Puskesmas 1,400,000 14 Puskesmas 1,800,000 14 Puskesmas 5,460,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
5.01. Pendidikan dan pelatihan formal Peningkatan kualitas aparatur
kesehatan
Jumlah aparatur yang mengikuti
pelatihan formal
10 Orang 24 Orang 400,000 25 Orang 300,000 28 Orang 310,000 30 orang 500,000 35 Orang 500,000 142 orang 2,10,00 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
5.03. Bimbingan teknis implementasi
peraturan perundang-undangan
terlaksananya bimbingan teknis
implementasi perundang-undangan
Jumlah yang mengikuti Bimtek
implementasi
10 Orang 10 Orang 150,000 10 Orang 200,000 10 Orang 200,000 20 Orang 500,000 40 Orang 700,000 10 Orang 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
5.70. Penyusunan akreditasi jabatan
fungsional
terlaksananya penilaian angka
kredit bagi tenaga fungsional
kesehatan
Jumlah bulan penilaian angka
kredit tenaga fungsional
12 Bulan 12 Bulan 300,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 400,000 12 Bulan 600,000 60 Orang 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya kepesertaan Jaminan
Kesehatan
Persentase kepesertaan jaminan
kesehatan
100% 100% 3,590,021 100% 4,10,00 100% 4,180,000 100% 4,570,000 100% 5,270,000 100% 21,620,021 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.09. Peningkatan kesehatan masyarakat Terlaksananya Pengelolaan
Jamninan Kesehatan Daerah
(Natuna Sehat)
Pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin
12 Bulan 12 Bulan 1,515,845 12 Bulan 1,300,000 12 Bulan 1,200,000 12 Bulan 1,100,000 12 Bulan 1,000,000 60 Bulan 6,115,845 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.17. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
Terlaksananya pengelolaan
Jaminan Kesehatan Nasional
Pengelolaan Jaminan Kesehatan
Nasional
12 bulan 12 Bulan 350,000 12 Bulan 400,000 12 Bulan 450,000 12 Bulan 600,000 12 Bulan 800,000 60 Bulan 2,600,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.19. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Ranai
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan di puskesmas Ranai
12 Bulan 12 Bulan 450,000 12 Bulan 500,000 12 Bulan 550,000 12 Bulan 600,000 12 Bulan 700,000 60 Bulan 2,800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.20. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Bunguran Timur Laut
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas Bung. Timur Laut
12 Bulan 12 Bulan 54,000 12 Bulan 60,000 12 Bulan 70,000 12 Bulan 80,000 12 Bulan 100,000 60 Bulan 364,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.21. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Bunguran Tengah
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
opeerasional pelayanan
kesehatan di Puskesmas Bung.
Tengah
12 Bulan 12 Bulan 50,000 12 Bulan 60,000 12 Bulan 70,000 12 Bulan 80,000 12 Bulan 100,000 60 Bulan 360,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.22. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Bunguran Selatan
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas Bung. Selatan
12 Bulan 12 Bulan 35,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 60,000 12 Bulan 70,000 12 Bulan 90,000 60 Bulan 305,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.23. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Sedanau
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas Sedanau
12 Bulan 12 Bulan 140,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 220,000 12 Bulan 240,000 12 Bulan 400,000 60 Bulan 1,200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.24. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Kelarik
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas Kelarik
12 Bulan 12 Bulan 67,392 12 Bulan 140,000 12 Bulan 140,000 12 Bulan 140,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 687,392 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.25. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Pulau Tiga
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 50,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 650,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16.26. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Pulau Laut
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas Pulau Laut
12 Bulan 12 Bulan 100,000 12 Bulan 140,000 12 Bulan 160,000 12 Bulan 180,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 780,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.27. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Midai
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan
di Puskesmas Midai
12 Bulan 12 Bulan 73,184 12 Bulan 140,000 12 Bulan 160,000 12 Bulan 180,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 753,184 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.28. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Serasan
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 174,600 12 Bulan 200,000 12 Bulan 220,000 12 Bulan 240,000 12 Bulan 260,000 60 Bulan 1,094,600 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.29. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Serasan Timur
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 60,000 12 Bulan 140,000 12 Bulan 150,000 12 Bulan 170,000 12 Bulan 190,000 60 Bulan 710,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.30. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Subi
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 60,000 12 Bulan 140,000 12 Bulan 160,000 12 Bulan 180,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 740,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.31. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Batubi Jaya
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 100,000 12 Bulan 120,000 12 Bulan 140,000 12 Bulan 160,000 12 Bulan 180,000 60 Bulan 700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.45. Penyediaan Biaya Operasional
UPTD Jamkesda
Tersedianya biaya operasional rutin
di UPTD Jamkesda
Jumlah bulan biaya operasional
UPTD Jamkesda
12 Bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.65. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Pulau Tiga Barat
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 60,000 12 Bulan 70,000 12 Bulan 80,000 12 Bulan 80,000 12 Bulan 100,000 60 Bulan 390,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.66. Penggunaan Dana Kapitasi JKN
FKTP Suak Midai
Tersedianya jasa pelayanan dan
operasional pelayanan kesehatan di
Puskesmas
Penyediaan jasa pelayanan dan
operasional pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 50,000 12 Bulan 70,000 12 Bulan 150,000 60 Bulan 370,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15 Program obat dan perbekalan
kesehatan
Meningkatnya ketersediaan obat
yang memenuhi syarat
Persentase obat yang
memenuhi syarat
100% 100% 3,825,800 100% 3,550,000 100% 3,600,000 100% 5,650,000 100% 6,500,000 100% 23,125,800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.01. Pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan
Tersedianya obat-obatan dan
BMHP
Jumlah Pengadaan
obat-obatan dan Bahan Medis
dan Habis Pakai
2 paket 2 paket 3,675,800 2 Paket 3,350,000 2 paket 3,350,000 2 paket 5,350,000 2 Paket 6,150,000 2 paket 21,875,800 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
15.05. Peningkatan mutu penggunaan
obat dan perbekalan kesehatan
Terlaksananya penyusunan
perencanaan obat serta
manajemen mutu penggunaan
obat di puskesmas
Perencanaan dan manajemen
mutu penggunaan obat di
puskesmas dan jaringannya
- 1 pertemuan 150,000 1 pertemuan 200,000 1 pertemuan 250,000 1 pertemuan 300,000 1 pertemuan 350,000 6 pertemuan 1,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Tersedianya obat-obatan dan
BMHP
Persentase obat yang memenuhi
syarat
12 Bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.46. Penyediaan Biaya Operasional
UPTD Instalasi Gudang Farmasi
Tersedianya biaya operasional rutin
UPTD Instalasi Gudang farmasi
Jumlah bulan biaya operasional
UPTD Instalasi Gudang Farmasi
12 Bulan 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 200,000 60 Bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17 Program Pengawasan Obat dan
Makanan
Meningkatnya pengawasan obat
dan makanan di kecamatan
Persentase obat yang
memenuhi syarat
0% 10% 150,000 12% 170,000 14% 200,000 20% 250,000 25% 300,000 25% 1,070,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17.02. Peningkatan pengawasan
keamanan pangan dan bahan
berbahaya
Terlaksananya pengawasan
keamanan dan bahan berbahaya di
kecamatan
Pengawasan keamanan pangan
dan bahan berbahaya
13 Kecamatan 15 kecamatan 150,000 15 kecamatan 170,000 15 kecamatan 200,000 15 kecamatan 250,000 15 kecamatan 300,000 15 Kecamatan 1,070,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatnya status
kesehatan masyarakat
Angka kematian bayi 32 Program Peningkatan Keselamatan
Ibu Melahirkan dan Anak
Meningkatnya pelayanan kesehatan
pada balita di kecamatan
Jumlah Puskesmas yang
memberikan pelayanan pada
bayi
13 Kecamatan 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 250,000 15 Kecamatan 300,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 400,000 15 Kecamatan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
32.06. Upaya peningkatan kesahatan ibu
dan anak di upaya kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM)
Terlaksananya pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi baru
lahir sesuai standar
- 100% 200,000 100% 250,000 100% 300,000 100% 350,000 100% 400,000 100% 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Terlaksananya pelayanan
kesehatan balita sesuai standar
Pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
- 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka kematian ibu 32 Program Peningkatan Keselamatan
Ibu Melahirkan dan Anak
Meningkatkan akses pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil, bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir
Persentase persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan
35% 55% 1,400,000 65% 1,450,000 75% 1,570,000 85% 1,850,000 90% 1,850,000 90% 7.120.000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.04. Cakupan pelayanan kesehatan ibu
dan anak
Terlaksananya pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Sesuai Standar
84,64% 100% 200,000 100% 400,000 100% 450,000 100% 500,000 100% 550,000 100% 2,100,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.05. Peningkatan kemitraan pelayanan
kesehatan bidan dan dukun
Terwujudnya kemitraan bidan dan
dukun dalam melaksanakan
pertolongan persalinan
pelaksanaan Kemitraan bidan
dan dukun di puskesmas dan
kabupaten
13 Kecamatan 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 250,000 15 Kecamatan 300,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 400,000 15 Kecamatan 1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
32.07. Pelayanan ibu hamil dan ibu nifas
di rumah tunggu kelahiran
Terlaksananya pelayanan
kesehatan ibu bersalin yang sesuai
standar
Pelayanan Kesehatan Ibu
bersalin sesuai standar
100% 100% 1,000,000 100% 800,000 100% 820,000 100% 1,000,000 100% 900,000 100% 4,520,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Tersedianya Rumah Tunggu
Kelahiran bagi ibu hamil yang akan
bersalin di Fasyankes
Pembentukan rumah tunggu
kelahitan dan penyediaan
operasional
5 RTK 5 RTK 6 RTK 6 RTK 7 RTK 7 RTK 8 RTK
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan untuk upaya
promotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmas
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan program
promotif dan preventif di luar
gedung
100% 100% 3,230,000 100% 3,315,000 100% 3,435,000 100% 3,510,000 100% 3,635,000 100% 17,125,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.47. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Ranai (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan Program
esensial dan non esensial di
puskesmas di Puskesmas Ranai
12 Bulan 12 bulan 300,000 12 bulan 325,000 12 bulan 335,000 12 bulan 340,000 12 bulan 345,000 12 Bulan 1,645,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.48. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Bunguran
Timur Laut (DAK Bidang Kesehatan
dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esensial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.49. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Bunguran
Tengah (DAK Bidang Kesehatan
dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esensial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.50. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Bunguran
Selatan (DAK Bidang Kesehatan
dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.51. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Sedanau
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.52. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Kelarik (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
16.53. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Pulau Tiga
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esensial di
Puskesmas
12 Bulan 12 Bulan 250,000 12 Bulan 200,000 12 Bulan 210,000 12 Bulan 215,000 12 Bulan 225,000 12 Bulan 1,100,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.54. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Pulau Laut
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 240,000 12 bulan 250,000 12 bulan 260,000 12 bulan 270,000 12 bulan 1,220,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.55. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Midai (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.56. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Serasan
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 250,000 12 bulan 250,000 12 bulan 250,000 12 bulan 260,000 12 bulan 270,000 12 bulan 1,280,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.57. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Serasan
Timur (DAK Bidang Kesehatan dan
KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.58. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Subi (DAK
Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 250,000 12 bulan 300,000 12 bulan 300,000 12 bulan 300,000 12 bulan 300,000 12 bulan 1,450,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.59. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Batubi Jaya
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 200,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,050,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.63. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Pulau Tiga
Barat (DAK Bidang Kesehatan dan
KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 190,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,040,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.64. BOK peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan Puskesmas Suak Midai
(DAK Bidang Kesehatan dan KB)
Terlaksananya penyelenggaraan
promotif dan preventif, dukungan
manajemen puskesmas serta
kemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatan
Penyelenggaraan program
esensial dan non esesnial di
puskesmas
12 bulan 12 bulan 190,000 12 bulan 200,000 12 bulan 210,000 12 bulan 215,000 12 bulan 225,000 12 bulan 1,040,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan untuk upaya
promotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmas
persentase puskesmas yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan promotif dan
preventif di luar gedung
100% 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
16.11. Peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah
kesehatan
terfasilitasinya rujukan kegiatan
upaya kesehatan masyarakat
sekunder
Penyelenggaraan program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM)
Sekunder
12 Bulan 12 Bulan 100,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 100,000 12 Bulan 100,000 60 Bulan 500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Meningkatnya pengetahuan tenaga
penyuluh kesehatan
Jumlah tenaga penyuluh
kesehatan yang ditingkatkan
kapasitasnya
0 15 tenaga
penyuluh
200,000 15 tenaga
penyuluh
650,000 0 15 tenaga
penyuluh
650,000 0 15 Tenaga
penyuluh
1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.04. Peningkatan pendidikan tenaga
penyuluh kesehatan
Meningkatnya kapasitas bagi
tenaga penyuluh kesehatan
Peningkatan kapasitas tenaga
penyuluh kesehatan
0 tenaga penyuluh 15 Tenaga
penyuluh
200,000 15 Tenaga
penyuluh
650,000 0 15 Tenaga
penyuluh
650,000 0 15 tenaga
penyuluh
1,500,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Adanya kebijakan mengenai PHBS
di Kecamatan
Persentase Kecamatan yang
mempunyai kebijakan PHBS
0% 20% 450,000 40% 500,000 60% 550,000 80% 600,000 100% 700,000 100% 2,800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.06. Kemitraan promosi kesehatan Terlaksananya penjaringan anak
sekolah
Pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar sesuai standar
100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Terlaksananya pengeran kader
kesehatan di kecamatan
Advokasi promosi kesehatan
dikecamatan dan orientasi kader
13 Kecamatan 59 sekolah lanjut 450,000 59 sekolah lanjut 500,000 59 sekolah lanjut 550,000 59 sekolah lanjut 600,000 59 sekolah lanjut 700,000 15 Kecamatan 2,800,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Meningkatnya persentase rumah
tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat
Persentase Rumah Tangga yang
ber PHBS
20.07% 23% 450,000 27% 470,000 30% 520,000 33% 750,000 37% 1,000,000 40% 3,190,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.01. Pengembangan media promosi
dan informasi sadar hidup sehat
Terlaksananya promosi kesehatan
di sekolah dan kecamatan
Promosi kesehatan di sekolah 13 Kecamatan 15 Kecamatan 250,000 15 Kecamatan 170,000 15 Kecamatan 170,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 500,000 15 Kecamatan 1,440,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
19.02. Penyuluhan masyarakat pola hidup
sehat
Terpantaunya rumah tangga yang
ber PHBS
Pemantauan PHBS RT 13 Kecamatan 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 300,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 400,000 15 Kecamatan 500,000 15 Kecamatan 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
30 Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia
Meningkatnya puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
lansia
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
lansia
100% 100% 150,000 100% 200,000 100% 230,000 100% 250,000 100% 295,000 100% 1,125,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
30.01. Pelayanan pemeliharaan
kesehatan
Terlaksananya pelayanan
kesehatan lanjut usia di puskesmas
Pelayanan kesehatan usia lanjut
sesuai standar
18,44% 100% 150,000 100% 200,000 100% 230,000 100% 250,000 100% 295,000 100% 1,125,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Terlaksananya pelayanan
kesehatan usia produktif di
puskesmas
Pelayanan kesehatan usia Usia
produktif sesuai standar
- 100% 100% 100% 100% 100% 100%
34 Program Pengawasan dan
Pembinaan Industri Rumah
Tangga Pangan
Meningkatnya registrasi dan
pengawasan serta pembinaan
teknis penatalaksanaan pangan
hasil produksi industri rumah
tangga
Cakupan registrasi, pengawasan
dan pembinaan teknis
penatalaksanaan pangan hasil
produksi industri rumah tangga
20% 0 50% 170,000 60% 170,000 70% 170,000 80% 170,000 80% 680,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
34.01. Pembinaan Teknis
penatalaksanaan makanan dan
minuman produksi industri rumah
tangga
Terlaksananya pembinaan teknis
makanan dan minimum hasil IRTP
di kecamatan
Pembinaan teknis makanan dan
minuman hasil IRTP
13 Kecamatan 0 15 Kecamatan 170,000 15 Kecamatan 170,000 15 Kecamatan 170,000 15 Kecamatan 170,000 15 Kecamatan 680,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Persentase Bayi Baru
Lahir Rendah (BBLR)
20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Meningkatnya ibu hamil KEK yang
diberikan makanan tambahan
Persentase ibu hamil kurang
energi kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan
0% 50% 150,000 60% 250,000 80% 350,000 100% 450,000 100% 500,000 100% 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
20.02 Pemberian tambahan makanan
dan vitamin
Terlaksananya pemberian makanan
tambahan bagi ibu hamil KEK dan
Balita gizi kurang
Pemberian makanan tambahan
bagi ibu hamil dengan KEK dan
balita dengan gizi kurang
70 ibu hamil
dan 250 anak balita
20 ibu hamil
dan 45 anak
balita
150,000 20 ibu hamil
dan 50 anak
balita
250,000 20 ibu hamil
dan 50 anak balita
350,000 20 ibu hamil
dan 50 anak balita
450,000 20 ibu hamil
dan 50 anak balita
500,000 170 ibu hamil
dan 50 anak
balita
1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Persentase
desa/kelurahan yang
melaksanakan STBM
21 Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
Meningkatnya Desa/kelurahan yang
melaksanakan pemicuan STBM
Persentase desa/kelurahan yang
melaksanakan pemicuan STBM
63.2% 65% 650,000 72% 650,000 79% 650,000 90% 650,000 100% 650,000 100% 3,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
21.05 Pemeriksaan dan pengujian air
bersih dan air minum
Terlaksananya pemeriksaan depot
air minum
Pemeriksaan air minum 67 sampel 67 sampel 200,000 67 sampel 200,000 67 sampel 200,000 67 sampel 200,000 67 sampel 200,000 67 sampel 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
21.06. Pemeriksaan dan pembinaan
tempat-tempat umum dan khusus
Terlaksananya pemeriksaan dan
pembinaan TTU dan TTK,
pembentukan Pos UKK.
Pemeriksaan dan pembinaan
tempat-tempat umum dan
khusus
13 Kecamatan 13 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
21.07. Peningkatan kualitas kesehatan
lingkungan pemukiman dan tempat-
tempat umum
Terlaksananya pemicuan STBM di
Desa
Pemicuan STBM 48 desa 50 Desa 250,000 55 Desa 250,000 60 desa 250,000 68 Desa 250,000 76 desa 250,000 76 Desa 1,250,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Prevalensi
kekurangan gizi
(underweight) pada
balita
20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Meningkatnya ibu hamil KEK yang
diberikan makanan tambahan
Persentase ibu hamil KEK yang
mendapat makanan tambahan
0% 50% 500,000 60% 700,000 80% 1,000,000 90% 1,200,000 100% 1,600,000 100% 5,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
20.03. Penanggulangan kurang energi
protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium
(GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya
Terlaksananya pemantauan wilayah
sekita gizi dan penata laksanaan
gizi buruk
Pertemuan pemantauan wilayah
sekitar gizi dan tata laksana gizi
buruk
1 pertemuan 1 pertemuan 300,000 1 pertemuan 400,000 1 pertemuan 700,000 1 pertemuan 900,000 1 pertemuan 1,300,000 6 pertemuan 3,600,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
20.04. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencapaian keluarga sadar gizi
Terlaksananya sosialisasi dan
advokasi kadarzi
Advokasi tentang kadar gizi 1 Pertemuan 1 Pertemuan 200,000 1 Pertemuan 300,000 1 Pertemuan 300,000 1 Pertemuan 300,000 1 Pertemuan 300,000 6 Pertemuan 1,400,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
29 Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
Meningkatnya puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
SDIDTK
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
SDIDTK Anak
60% 65% 200,000 67% 200,000 78% 200,000 70% 200,000 75% 200,000 75% 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
29.08. Deteksi dini dan intervensi dini
tumbuh kembang anak pra sekolah
Terlaksananya pelayanan
kesehatan pada balita
Pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
13 Puskesmas 6 kecamatan 200,000 9 kecamatan 200,000 12 kecamatan 200,000 15 kecamatan 200,000 15 kecamatan 200,000 15 Puskesmas 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Meningkatkan upaya
pengendalian dan
penanggulangan
penyakit
Persentase
Kecamatan mencapai
eliminasi malaria
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya Penangendalian dan
penanggulangan wabah penyakit
menular di kecamatan
Persentase Penangganan dan
penanggulangan penyakit
menular
100% 100% 300,000 100% 350,000 100% 350,000 100% 350,000 100% 350,000 100% 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.09. Peningkatan surveillance
epidemiologi dan penanggulangan
wabah
Terlaksananya penanggulangan
penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk
Penanggulangan penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk
13 Kecamatan 15 Kecamatan 300,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 1,700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya Penangendalian dan
penanggulangan wabah penyakit
menular di kecamatan
Persentase Penangganan dan
penanggulangan penyakit
menular
100% 100% 100,000 100% 150,000 100% 150,000 100% 150,000 100% 150,000 100% 700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.01. Penyemprotan/fogging sarang
nyamuk
Terlaksananya penyemprotan
sarang nyamuk di kecamatan
Jumlah kecamatan yang
dilakukan penyemprotan sarang
nyamuk
13 Kecamatan 15 kecamatan 100,000 15 kecamatan 150,000 15 kecamatan 150,000 15 kecamatan 150,000 15 kecamatan 150,000 15 kecamatan 700,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Persentase
kecamatan yang
mencapai 80 persen
imunisasi dasar
lengkap pada bayi
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya pemberian imunisasi
pada balita usia 0-11 bulan
Persentase balita usia 0-11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
90% 90% 200,000 93% 300,000 95% 350,000 97% 400,000 100% 500,000 100% 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.08. Peningkatan imunisasi Terlaksananya pemberian imunisasi
pada bayi
Pemberian imunisasi pada bayi 13 Kecamatan 15 Kecamatan 200,000 15 Kecamatan 300,000 15 Kecamatan 350,000 15 Kecamatan 400,000 15 Kecamatan 500,000 15 Kecamatan 1,750,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya penanganan dan
penanggulangan penyakit menular
bagi calon jamaah haji
Persentase penanganan dan
penanggulangan penyakit
menular bagi calon jamaah haji
100% 100% 97,500 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 497,500 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.13. Pelayanan kesehatan haji Terlaksananya pemeriksaan
kesehatan dan pemberian
imunisasi meningitis dan influensa
bagi calon jamaah haji
Jumlah calon jamaah haji yang
dilayani
48 orang 50 0rang 97,500 50 orang 100,000 50 orang 100,000 50 orang 100,000 50 orang 100,000 298 orang 497,500 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Pravalensi
Tuberkolosis
22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya proporsi jumlah TB
yang tertdeteksi dalam program
DOTS
Proporsi jumlah kasus TB yang
terdeteksi dalam program DOTS
(CDR)
23 % 30% 150,000 40% 250,000 50% 250,000 60% 250,000 80% 250,000 80% 1,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Tahun 5
(2021)
Kondisi Akhir
Unit Kerja SKPD
Penanggungjawab
Indikator Kinerja
Program (Oucome) dan
Kegiatan (Output)
Data Capaian
pada Awal Tahun
Tahun 1
(2017)
Tahun 2
(2018)
Tahun 3
(2019)
Tahun 4
(2020)
Sasaran Program/KegiatanTujuan SasaranIndikator
SasaranKode
Program dan
Kegiatan
22.12. Pelayanan penanggulangan
penyakit TB
Pelayanan kesehatan yang
diberikan pada pasien TB di
Puskesmas
Pelayanan kesehatan orang
dengan TB
100% 150,000 100% 250,000 100% 250,000 100% 250,000 100% 250,000 100% 1,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Prevalensi HIV 22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya puskesmas yang
memiliki kapasitas penanganan
HIV/AIDS
Cakupan puskesmas yang
memiliki kapasitas penanganan
HIV/AIDS
7,6% 30,76% 300,000 46,15% 350,000 60% 400,000 75% 450,000 100% 650,000 100% 2,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
22.05. Pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular
Pemberian pelayanan kesehatan
bagi orang dengan resiko terinfeksi
HIV/AIDS
Pelayanan kesehatan orang
dengan risiko terinfeksi
HIV/AIDS
0% 100% 300,000 100% 350,000 100% 400,000 100% 450,000 100% 650,000 100% 2,150,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Prevalensi tekanan
darah tinggi
36 Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Meningkatnya puskesmas yang
menyelenggarakan pengobatan
tradisional dan Penanggulangan
PTM
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan pengobatan
tradisional dan Penanggulangan
PTM
0% 20% 200,000 40% 0 60% 0 80% 0 100% 0 100% 200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
36.02. Pelayanan kesehatan tradisional terselenggaranya pengobatan
tradisional dan Posbindu PTM di
Kecamatan
Penyelenggaraan pengobatan
tradisional di puskesmas
0% 20% 200,000 0 0 0 0 100% 200,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
36 Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Menurunnya prvelanesi merokok
pada usia <18 Tahun
Prevalensi merokok pada usia <
18 Tahun
400 Kasus / 0 340 Kasus 250,000 320 Kasus 250,000 300 Kasus 250,000 300 Kasus 250,000 300 Kasus 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
36.01. Pelayanan dan pengendalian
panyakit tidak menular
Pemberian pelayanan kesehatan
pada usia produktif
Pelayanan kesehatan pada usia
produktif
- 0 100% 250,000 100% 250,000 100% 250,000 100% 250,000 100% 1,000,000 Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Pemberian Pelayanan Kesehatan
pada penderita hipertensi
Pelayanan kesehatan pada
penderita Hipertensi
100% 100% 100% 100% 100%
Pemberian pelayanan kesehatan
pada penderita Diabetes Mellitus
Pelayanan Kesehatan pada
penderita Diabetes Melitus
100% 100% 100% 100% 100%
Pemberian pelayanan kesehatan
bagi orang dengan gangguan jiwa
berat
Pelayanan Kesehatan orang
dengan gangguan jiwa berat
100% 100% 100% 100% 100%
T O T A L 47,821,569 39,822,455 49,277,615 56,030,731 66,921,233 259,873,603
Keterangan
Tujuan
Sasaran
Indikator sasaran
Program
Kegiatan
Indikator Program
Indikator Kegiatan
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN UTAMA, INDIKATOR KINERJA UTAMA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
TAHUN KE-0
JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN
1
Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
rumah sakit
Meningkatkan kualitas
dan Kwantitas sarana
dan prasarana
pelayanan kesehatan
Memenuhi SDM sesuai
dengan type RS dan
kebutuhan
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Predikat / Nilai
Akuntabilitas
NON IKU Nilai /Predikat
aKuntabilitas
cc/52
B/68 B/68 75.000 B/70 B/70 75.000 BB/74 BB/74 75.000 BB,76 BB,76 100.000 A/80 A/80 100.000
Meningkatnya Kapasitas
dan Akuntabilitas Kinerja
Meningkatkan
pendidikan dan
pelatihan bagi SDM
RSUD Natuna
Memenuhi penyediaan
sarana dan prasarana
kesehatan
Penyusunan Laporan
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
Jumlah Laporan NON IKU 2 Laporan
2 Laporan 75.000 2 Laporan 75.000 2 Laporan 75.000 2 laporan 100.000 2 laporan 100.000
Peningkatan penerapan
SPO dan SPM di Rumah
Sakit.
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Jumlah bulan
Pelayanan
administrasi
perkantoran
IKU Indeks
kepuasan
masyarakat
( IKM ) dari hasil
survey
kepuasan
masyarakat
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
12 Bulan
12 Bulan 4.616.580 12 Bulan 5.616.580 12 Bulan 5.616.580 12 Bulan 5.836.580 12 Bulan 8.706.580
Memenuhi kebutuhan
obat dan BHP
Penyediaan jasa Surat
menyurat
Jumlah bulan
penyediaan jasa
Surat menyurat
NON IKU 12 Bulan12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.000 12 Bulan 50.008 12 Bulan 50.000 12 Bulan 75.000
Peningkatan Akreditasi
Rumah Sakit
Penyediaan Jasa
komunikasi, sumber
daya air dan listrik
Jumlah bulan
Penyediaan Jasa
komunikasi, sumber
daya air dan listrik
IKU 12 Bulan
12 Bulan 1.685.000 12 Bulan 1.685.000 12 Bulan 1.685.000 12 Bulan 1.685.000 12 Bulan 1.685.000
Mengadakan pendidikan
dan pelatihan bagi tenaga
pelayanan dan pendukung
pelayanan.
Penyediaan Jasa
Kebersihan kantor
Jumlah bulan
Penyediaan Jasa
Kebersihan kantor
IKU 12 Bulan
12 Bulan 1.200.000 12 Bulan 1.200.000 12 Bulan 1.200.000 12 Bulan 1.420.000 12 Bulan 1.500.000
Peningkatan pengelolaan
keuangan BLUD
Penyediaan Alat tulis
kantor
Jumlah bulan
Penyediaan Alat
tulis kantor
NON IKU 12 Bulan
12 Bulan 120.000 12 Bulan 120.000 12 Bulan 120.000 12 Bulan 120.000 12 Bulan 200.000
Penyediaan barang
cetakan dan
penggandaan
Jumlah bulan
Penyediaan barang
cetakan dan
penggandaan
IKU 12 Bulan
12 Bulan 490.000 12 Bulan 490.000 12 Bulan 490.000 12 Bulan 490.000 12 Bulan 700.000
Penyediaan peralatan
kantor dan perlengkapan
kantor
Jumlah jenis
pengadaan
peralatan dan
perlengkapan
kantor
IKU 85 Jenis
8 8 500.000 7 jenis 500.000 9 Jenis 500.000 9 Jenis 500.000 12 Jenis 1.000.000
Penyediaan bahan
bacaan dan peraturan
perundang - undang
Jumlah bulan
Penyediaan bahan
bacaan dan
peraturan
perundang - undang
NON IKU 12 Bulan
12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 40.000 12 Bulan 100.000
Penyediaan makanan
dan minuman
Jumlah bulan
Penyediaan
makanan dan
minuman pasien,
pegawai, rapat,
tamu
IKU 12 Bulan
12 Bulan 900.000 12 Bulan 900.000 12 Bulan 900.000 12 Bulan 900.000 12 Bulan 1.200.000
Rapat-rapat koordinasi
dan konsultasi keluar
daerah
jumlah koordinasi
dan konsultasi
keluar daerah serta
rujukan pasien
NON IKU 40 Koordinasi
40 Koordinasi 579.000 40 Koordinasi 579.000 40 Koordinasi 579.000 40 Koordinasi 579.000 70 Koordinasi 854.000
Penyediaan jasa tenaga
pendukung
administrasi/teknis
perkantoran
Jumlah bulan
Penyediaan jasa
tenaga pendukung
administrasi/teknis
perkantoran
IKU 12 Bulan
12 Bulan 8.172.580 12 Bulan 9.172.580 12 Bulan 9.172.580 12 Bulan 9.172.580 12 Bulan 10.072.580
Rapat-rapat koordinasi
dalam daerah
Jumlah koordinasi
Rapat-rapat
koordinasi dalam
daerah
NON IKU 12 Koordinasi
12 Koordinasi 80.000 12 Koordinasi 80.000 12 Koordinasi 80.000 12 Koordinasi 80.000 18 Koordinasi 120.000
Penyediaan jasa
keamanan kantor
Jumlah bulan
Penyediaan jasa
keamanan kantor
IKU 12 Bulan
12 Bulan 600.000 12 Bulan 600.000 12 Bulan 600.000 12 Bulan 600.000 12 Bulan 800.000
Penyusun standard
operasional prosedur
Jumlah regulasi dan
produk hukum RS
NON IKU 2 Produk4 produk 200.000 4 produk 200.000 4 produk 200.000 4 Produk 200.000 4 produk 400.000
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Persentase
ketersediaan
sarana dan
prasarana aparatur
Indeks
kepuasan
masyarakat
( IKM ) dari hasil
survey
kepuasan
masyarakat
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
60% 60% persentase 2.030.000 65% persentase 2.030.000 70% persentase 1.430.000 75% persentase 1.430.000 80% persentase 4.300.000
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
DEFINISI
OPERASIONAL
CARA
PENGHITUNGA
N
TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V
PENANGGUNG
JAWABBASELINE TARGET
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TAHUN KE-0
JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
DEFINISI
OPERASIONAL
CARA
PENGHITUNGA
N
TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V
PENANGGUNG
JAWABBASELINE TARGET
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
Pengadaan kendaraan
dinas/operaional
Jumlah pengadan
kendaraan dinas
IKU4 Unit 2 Unit 600.000 2 Unit 600.000 0 0 10 Unit 2.000.000
Penyediaan rumah
jabatan/dinas
Jumlah rumah dinas NON IKU7 Unit 7 unit 180.000 7 unit 180.000 7 unit 180.000 7 unit 180.000 7 unit 300.000
Jumlah unit
kendaraan dinas
yang dipelihara
IKU9 Unit 4 Unit 4 Unit 13 Unit 13 Unit 13 Unit
Jumlah unit
kendaraan dinas
yang disewa
IKU
0 4 4 4 Unit 0 0 0 0 0 0
Pemeliharaan
rutin/berkala peralatan
dan perlengkapan kantor
Jumlah bulan
pemeliharaan
peralatan dan
perlengkapan
kantor
IKU
12 Bulan 12 Bulan 700.000 12 Bulan 700.000 12 Bulan 700.000 12 Bulan 700.000 12 Bulan 900.000
Pemeliharaan sistem
komputerisasi
Jumlah bulan
pemeliharaan
sistem
komputerisasi
IKU
12 Bulan 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000 12 Bulan 200.000
Program peningkatan
disiplin aparatur
Persentase
kehadiran pegawai 95% 95% persentase 495.000 96% persentase 250.000 97% persentase 495.000 98% persentase 250.000 99% persentase 495.000
Pengadaan pakain dinas
beserta kelengkapannya
Tersedianya pakain
dinas dan
kelengkpannya
IKU340 Stel 340 Stel 245.000 0 340 Stel 245.000 0 340 Stel 245.000
Pengadaan pakaian kerja
dinas
Jumlah pakaian
kerja lapangan
IKU270 Stel 270 Stel 200.000 270 Stel 200.000 270 Stel 200.000 270 Stel 200.000 270 Stel 200.000
Pengadan pakaian
khusus hari-hari tertentu
Jumlah pakaian
dinas beserta
kelengkapannya
IKU60 Stel 60 Stel 50.000 60 Stel 50.000 60 Stel 50.000 60 Stel 500.000 60 Stel 50.000
Program peningkatan mutu
pelayanan kesehatan BLUD
Jumlah bulan
pningkatan
pelayanan
kesehatan
Indeks
kepuasan
masyarakat
( IKM ) dari hasil
survey
kepuasan
masyarakat
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
12 Bulan 12 Bulan 900.000 12 Bulan 10.095.331 12 Bulan 14.759.350 12 Bulan 21.112.255 12 Bulan 22.316.857
Pelayan dan pendukung
pelayanan
Jumlah bulan
pelayanan dan
pendukung
pelayanan
IKU
12 Bulan 12 Bulan 900.000 12 Bulan 10.095.331 12 Bulan 14.759.350 12 Bulan 21.112.255 12 Bulan 22.316.857
Program standarisasi
pelayanan kesehatan
Pencapaian
akreditasi rumah
sakit
Pencapaian
akreditasi
rumah sakit
Jumlah bab
yang terpenuhi
dibagi dengan
Jumlah Seluruh
Bab yang harus
di penuhi x
100%
23Tahap
Bimbingan Dasar 400.000 Dasar Dasar 400.000 Dasar Dasar 800.000 Dasar Dasar 800.000 Paripurna Paripurna 1.500.000
Evaluasi dan
pengembangan standar
pelayanan kesehatan
Persentase
kelengkapan
dokumen akreditasi
IKU
4 Bab 4 Bab 400.000 4 Bab 400.000 8 Bab 800.000 15 Bab 800.000 15 Bab 1.500.000
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Persentase
aparatur yang
bersetifikasi
IKU Pencapaian
standar
pelayanan
minimal ( SPM
rumah sakit )
Jumlah
komulatif
standar
pelayanan
minimal yang
terpenuhi dibagi
dengan umlah
seluruh standar
pelayanan
60% 65% 65% 70% 70% 78% 78% 80% 80% 80% 80%
Persentase tenaga
keperawatan yang
bersertifikat BTCLS60% 65% 65% 68% 68% 70% 70% 75% 75% 80% 80%
Persentase tenaga
keperawatan yang
bersertifikasi khusus30% 30,19% 30,19% 35% 35% 50% 50% 65% 65% 70% 70%
Pendidikan dan
pelatihan formal
jumlah pegawi yang
mengikuti
pendidikan dan
pelatihan
IKU
60 Orang 76 orang 300.000 70 0rang 70 0rang 300.000 70 orang 300.000 70 orang 300.000 70 orang 600.000
Kursus dan peningkatan
keterampilan aparatur
jumlah aparatur
yang mengikuti
kursus
IKU
10 orang 15 orang 300.000 15 orang 15 orang 300.000 20 orang 400.000 20 orang 400.000 40 orang 800.000
Pengiriman peserta
magang ( exhause
training )
Jumlah tenaga
keperawatan yang
bersertifikasi khusus
IKU
4 orang 4 orang 200.000 4 orang 4 orang 200.000 8 orang 400.000 8 orang 400.000 10 orang 600.000
900.000
800.000 800.000 1.100.000 1.100.000 2.000.000
Pemeliharaan
rutin/berkala kendaraan
dians/operasional350.000 350.000 350.000 350.000
TAHUN KE-0
JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
DEFINISI
OPERASIONAL
CARA
PENGHITUNGA
N
TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V
PENANGGUNG
JAWABBASELINE TARGET
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
TARGETANGGARAN
Program Pengadaan ,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa
rumah sakit paru-
paru/rumah sakit mata
Persentase
ketersediaan
sarana dan
prasarana rumah
sakit
Pencapaian
standar
pelayanan
minimal ( SPM
rumah sakit )
Jumlah
komulatif
standar
pelayanan
minimal yang
terpenuhi dibagi
dengan umlah
seluruh standar
pelayanan
minimal yang
60% 60% persentase 1.750.000 70% persentase 1.600.000 75% persentase 2.800.000 80% persentase 2.800.000 85% persentase 4.100.000
Pengadaan alat-alat
kesehatan rumah sakit
(DAK bidang kesehatan
dan KB dan APBD)
jumlah jenis
pengaaan alkes
IKU
108 Jenis 7 jenis 1.350.000 7 jenis 1.200.000 9 Jenis 2.000.000 7 jenis 2.000.000 7 jenis 2.000.000
Pengadaan alat-alat
kesehatan rumah sakit
(DAK bidang kesehatan
dan KB dan APBD)
Jumlah sarana dan
prasarana rumah
sakit
IKU
6 Unit 2 Unit 400.000 2 Unit 400.000 3 Unit 800.000 3 Unit 800.000 5 Unit 2.100.000
Program pemeliharaan
sarana dan prasarana
rumah sakit/rumah sakit
jiwa rumah sakit paru-
paru/rumah sakit mata
Jumlah bulan
pemeliharaan
sarana dan
prasarana rumah
sakit
Pencapaian
standar
pelayanan
minimal ( SPM
rumah sakit )
Jumlah
komulatif
standar
pelayanan
minimal yang
terpenuhi dibagi
dengan umlah
seluruh standar
pelayanan
minimal yang
harus di penuhi
dikali 100%
12 Bulan 12 Bulan 1.550.000 12 Bulan 1.550.000 12 Bulan 2.350.000 12 Bulan 2.750.000 12 Bulan 2.600.000
Pemeliharaan
rutin/berkala rumah
sakit
Jumlah bulan
pemeliharaan
rumah sakit
IKU
12 Bulan 12 Bulan 400.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 400.000 12 Bulan 400.000
Pemeliharaan
rutin/berkala instalasi
pengolahan limbah
rumah sakit
Terkelolanya baku
mutu limbah cair
dan padat sesuai
dengan SPM dan
SOP
IKU
12 Bulan 12 Bulan 350.000 12 Bulan 350.000 12 Bulan 350.000 12 Bulan 350.000 12 Bulan 700.000
Pemeliharaan
rutin/berkala alat-alat
kesehatan rumah sakit
Jumlah bulan
pemeliharan alat
kesehatan rumah
sakit
IKU
12 Bulan 12 Bulan 800.000 12 Bulan 800.000 12 Bulan 1.600.000 12 Bulan 2.000.000 12 Bulan 1.500.000
Program upaya kesehatan
masyarakat
Persentase
pelayanan
terhadap pasien
keluarga miskin
yang datang
kerumah sakit
Indeks
kepuasan
masyarakat
( IKM ) dari hasil
survey
kepuasan
masyarakat
yang
mendapatkan
100% 100% persentase 4.055.763 100% persentase 3.055.763 100% persentase 750.000 100% persentase 750.000 100% persentase 1.400.000
Peningkatan kesehatan
masyarakat
Paien KAGIN, orang
terlantar yang
datang pada setiap
unit layanan yang
dilayanai
IKU
100% 100% persentase 3.855.763 100% persentase 2.805.763 100% persentase 500.000 100% persentase 500.000 100% persentase 1.000.000
Penyediaan kebutuhan
darah
Jumlah kantong
darah yang tersedia
IKU0 1200 kantong 200.000 1200 Kantong 200.000 1500 kantong 250.000 1500 kantong 250.000 1800 kantong 400.000
TOTAL 34.772.343 35.422.674 40.175.938 46.928.835 57.518.437