pertemuan ke 12 manajemen pembiayaan pendidikan[1]

11

Click here to load reader

Upload: sophie

Post on 14-Apr-2016

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

PERTEMUAN KE 12MATERI KE 12: MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen pembiayaanPengertian Manajemen pembiayaan dalam arti sempit adalah tata pembukuan.

Sedangkan pengertian dalam arti luas dapat mengandung arti pengurusan dan pertanggungjawaban, baik pemerintah pusat maupun daerah. Dalam penyusunan anggaran memuat pembagian penerimaan dan pengeluaran anggaran rutin dan anggaran pembangunan.

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terdiri dari1. Tahun Anggaran berlaku dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 30 Desember.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam suatu tahun Anggaran mencakup

semua penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu tahun anggaran.

Hal tersebut mencakup :1. Dimasukkan dalam dan/atau dikeluarkan dari Kas Negara atau Kantor yang diserahi

pekerjaan kas Negara2. Diperhitungkan antar bagian anggaran3. Dibukukan pada rekening-rekening tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan4. Diterima dan/atau dikeluarkan oleh Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri

Pengeluaran rutin sedikitnya harus ditutup dengan Pendapatan Rutin Anggaran Rutin tersebut harus mempergunakan prinsip berimbang. Belanja Pembangunan harus dapat pula ditutup dengan pendapatan Rutin.

Istilah-istilah yang harus dikenal dalam pelaksanaan Anggaran antara lain:DIP (Daftar Isian Proyek)DIK (Daftar Isian Kegiatan)DIP dan DIK berlaku sebagai SKO yaitu Surat Keputusan Otorisasi yang berlaku sampai akhir tahun anggaran.UUDP (Uang Untuk Dipertanggungjawabkan)SPPR (Surat permintaan Pembayaran Rutin)SPPP (Surat Permintaan Pembayaran Pembangunan)SPM (Surat Perintah Membayar)DRM (Daftar Rekanan Mampu)LKKR (Laporan Keadaan Kas Rutin)LKKP (Laporan Keadaan Kas Pembangunan)SPJ (Surat Pertanggung Jawab)

Bendaharawan Wajib pungut pajak dan pajak lainnya (PPh) dan menyetorkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pertanggungjawaban atas realisasi APBN dilakukan oleh Bendaharawan dalam bentuk SPJ.

Untuk memperoleh Pembayaran kepada KPN diajukan Surat Permintaan Pembayaran Rutin (SPPR) oleh Bendaharawan Rutin. Hal ini dilakukan, bila untuk pembangunan melalui SPPR oleh Bendaharawan Pembangunan.

Manajemen pembiayaan sangat erat hubungannya dalam rangka perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan serta penghapusan barang, baik barang inventaris yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

B. Prinsip Manajemen pembiayaan Dalam PendidikanPenggunaan Anggaran dan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.

51

Page 2: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

3. Keharusan penggunaan kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan.

Implementasi prinsip diatas pada pendidikan seumur hidup dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga, lembaga pendidikan dan dalam masyarakat, maka untuk sumber dana lembaga pendidikan itu tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari pemerintah saja, tetapi dari sumber dana ketiga komponen diatas.

C. Tujuan Manajemen pembiayaanManajemen pembiayaan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan lembaga pendidikan. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib Manajemen pembiayaan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

D. Kelengkapan Yang DiperlukanUntuk Menyelenggarakan tata usaha keuangan tersebut diperlukan kelengkapan sebagai

berikut:1. Kutipan Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang menyangkut perincian biaya-biaya bagi

lembaga pendidikan yang bersangkutan.2. Buku Register SPM (Terlampir) merupakan pembantu dan berisi kolom sebagai

berikut:a. Nomor urut (untuk tahun anggaran)b. Tanggal dan nomor SPMc. Besarnya uangd. Uraian (untuk keperluan apa)e. Tanggal diterimaf. Tanggal diuangkang. KeteranganHal-hal yang perlu diketahui mengenai SPM adalah:

SPM dikeluarkan oleh KPN atas dasar Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh bendahara.

Pembayaran SPM harus melalui bendaharawan dan dibukukan dalam Buku Kas Umum.(format 1)

3. Buku Pembantu/Buku Harian (buku penolong)Buku pembantu digunakan untuk melakukan pencatatan yang terjadi setiap hari,

baik pengeluaran maupun penerimaannya.(format 2 dan 3) Buku tersebut adalah merupakan buku pegangan bagi bendaharawan.

4. Buku Kas UmumBuku tersebut dapat digunakan secara umum, artinya untuk mencatat setiap

penerimaan dan pengeluaran uang.Buku Tersebut memuat secara umum, bagian, pos, dan mata anggaran yang

berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran uang, baik yang berupa uang tunai, baik yang ada di Bank maupun Giro Pos.Jenis dan cara penggunaan Buku Kas Umum.a. Ada 2 jenis Buku Kas Umum 1. Buku kas Umum berbentuk scontro (format 4).

Buku ini sangat sederhana, tidak banyak kolom. Penggunaan kolom uraian dapat digunakan untuk uraian penerimaan dan uraian pengeluaran.

Begitu pula dalam kolom mata anggaran juga dapat digunakan untuk mata anggaran pengeluaran dan penerimaan.

2

Page 3: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

Buku tersebut dapat digunakan apabila bendaharawan harus mengelola banyak mata anggaran. (Apabila jenis-jenis penerimaan/pengeluaran 10 jenis atau lebih) sesuai dengan Instruksi Mendikbud tanggal 16 September 1983 No. 13/M/1983.

2. Buku Kas Umum Tabelaris (format 5)Buku Kas Umum berbentuk tabelaris mengandung banyak kolom yang

diperlukan, sesuai dengan keperluan dan banyak pos atau mata anggaran.Kemudian lajur uraian dan sebagainya pada penerimaan tidak menjadi

satu pada lajur uraian dan pos atau mata anggaran pada pengeluaran.Lajur penerimaan sebelah kiri memuat beberapa kolom yang diperlukan

dan lajur pengeluaran sebelah kanan sama banyaknya pada lajur serta kolom pada penerimaan. (Apabila jenis-jenis, penerimaan/pengeluaran kurang dari 10 jenis)

b. Cara penggunaan Buku Kas Umum oleh seorang Bendaharawan:1. Sebelum buku itu digunakan dihitung terlebih dahulu terdiri dari beberapa

halaman, kemudian dicantumkan dihalaman depan ada beberapa halaman isi buku tersebut dan kemudian ditandatangani oleh Bendaharawan serta diketahui oleh atasan langsung.

2. Pada sampul depan diberikan label, tiap halaman diberi nomor di paraf Bendaharawan, sejak kapan buku dipakai, dicantumkan tanggal dan bulan serta tahunnya dan pada halaman terakhir dalam Buku Kas Umum harus disediakan untuk catatan pemeriksa.

3. Buku Kas Umum dikerjakan sendiri oleh Bendaharawan /pemegang kas bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat/atasan yang berwenag.

4. Setiap akhir bulan, dilakukan penutupan buku, sehingga akan nampak jelas berapa saldo lebih atau berapa saldo kurang.

5. Setiap tutup buku pada akhir bulan, Bendaharawan harus melakukan penutupan dan menandatangani pada buku tersebut serta diketahui oleh atasan Bendaharawan. Selanjutnya diterangkan berapa uang kas, berapa uang Bank, dan sebagainya.

6. Dalam rangka pemindahan halaman, apabila halaman tersebut tidak muat dalam melakukan pembukuan satu bulan, maka harus ada keterangan jumlah dipindahkan ke halaman…..

7. Pemindahan saldo lebih dan saldo kurang pada pembukuan bulan berikut: a. Saldo lebih dipindahkan pada lajur penerimaan sebelah kiri. b. Saldo kurang dipindahkan pada lajur pengeluaran sebelah kanan.

5. Daftar Penerimaan Gaji/Uang Lembur.a. Permintaan Gaji diajukan ke KPN dengan format Surat Permintaan Pembayaran

(SPP) yang ditandatangani oleh bendaharawan danpimpinan lembaga pendidikan.

b. Pembayaran gaji dan uang lembur hanya boleh dibayarkan kepada yang berhak menerimanya. Tandatangan yang berhak harus lengkap dan tidak dibenarkan dengan paraf.

c. Bilamana gaji/uang lembur diterimakan melalui orang lain, maka penerimaan harus mempergunakan surat kuasa yang dilampirkan pada daftar gaji.(format 6)

6. Buku Setoran ke Bank/KPN.Giro yang diterima melalui KPN harus disetor ke Bank Pemerintah dengan buku

setoran yang diterima dari Bank tersebut dan kemudian dibukukan dalam Buku Bank dan Buku Kas Umum sebagai penerimaan.(format 7)

7. Arsip Bukti Pengeluaran.

3

Page 4: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

Buku pengeluaran UUDP (Uang Untuk Di Pertanggungjawabkan) merupakan lampiran dari (Surat Pertanggungjawaban Rutin) dibuat untuk masa satu bulan, yaitu dari awal sampai akhir bulan dan sudah dikirim ke KPN paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, satu tembusan dari SPJR disimpan sebagai arsip pengeluaran lembaga pendidikan yang bersangkutan.

8. Laporan Keuangan.Disamping SPJR yang dikirimkan setiap bulan, maka Bendaharawan harus

mengirimkan laporan keuangan pertiga bulan dan pertahunan. Yang dimaksud dengan tahunan adalah waktu satu tahun anggaran.

Pengaturan dan pengisian format sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Buku Penerimaan Beapeserta didikBuku ini merupakan pembukuan dari Beapeserta didik yang diterimadi lembaga

pendidikan untuk diteruskan kepada peserta didik yang berhak/bersangkutan.(format 8).

Untuk pembukuan ini diperlukan:a. Daftar nama penerima beapeserta didik dengan keterangan sumber, jenis, dan

jumlah beapeserta didik yang diterimanya.b. Bukti tanda terima secara kolektif tiap jenis beapeserta didik.

10. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembaga pendidikan (RAPBS).Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembaga pendidikan (RAPBS)

disusun olehpimpinan lembaga pendidikan dalam rangka pelaksanaan program pendidikan/pengajarandi lembaga pendidikan untuk tahun anggaran yang akan datang.

E. Sumber Keuangan Lembaga Pendidikan1. Bantuan dari Pemerintah

a. Anggaran Pendidikan dan Belanja Negara (APBN)APBN adalah anggaran yang diatur dan diadministrasikan oleh pemerintah

pusat. Pada dasarnya administrasi dana ini adalah tanggung jawab presiden. Namun demikian presiden mendelegasikan tugas tersebut kepada menteri keuangan, dan menteri keuangan mendelegasikan admistrasi keuangan tertentu ke pejabat yang lebih rendah, dan demikian seterusnya.di lembaga pendidikan tanggung jawab ini berada di tanganpimpinan lembaga pendidikan.

APBN terdiri atas dua jenis anggaran, yaitu anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Lembaga pendidikan tidak secara langsung mendapatkan anggaran pembangunan, jadi tidak akan dibicarakan dalam makalah ini.

Anggaran rutin adalah dana APBN yang diperuntukan bagi kegiatan rutin. Kegiatan rutin ini adalah kegiatan yang berlangsung setiiap tahun, seperti gaji, biaya kantor, biaya telepon, biaya pemeliharaan gedung, dan sebagainya.

Untuk memudahkan pengaturan, anggaran rutin dibagi menjadi mata anggaran-mata anggaran. Mata anggaran adalah klasifikasi anggaran untuk membiayai suatu kejadian tertentu. Penggunaan anggaran harus disesuaikan dengan jumlah dan jenis pengeluaran yang ditentukan secara tetap oleh Pemerintah.

Cara mengajukan anggaran rutin dilakukan melalui pengisian Usulan Kegiatan Operasional Rutin (UKOR). Yang menjadi bahan utama dalam penyusunan UKOR ialah program tahunan lembaga pendidikan yang terinci. UKOR yang telah disahkan oleh Pemerintah akan menjadi DIK (Daftar Isian Kegiatan) yang berlaku sebagai SKO (Surat Keputusan Otorisasi).

b. Subsidi / Bantuan Pembiayaan Penyelenggaraan Lembaga pendidikan

4

Page 5: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

Untuk pembiayaan penyelenggaraan dan pembinaan lembaga pendidikan menengah negeri oleh pemerintah daerah kadang-kadang diberikan bantuan. Bantuan itu dapat digunakan untuk: (a) Pelaksanaan pelajaran lembaga pendidikan (B) tata usaha lembaga pendidikan (c) Pemeliharaan Lembaga pendidikan (d) Kesejahteran pegawai lembaga pendidikan (e) Porseni lembaga pendidikan (f) Pengadaan buku laporan pendidikan (g) Surat Tanda Tamat Belajar serta daftar nilai (h) Supervisi (i) Pembinaan administrasi dan pelaporan dan (j) Pendataan.

Pembukuan dan bantuan dilakukan oleh Bendaharawan yang mengelola dana tersebut dan dibukukan dalam buku kas umum dan buku kas pembantu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembukuan dana bantuandi lembaga pendidikan menengah negeri diatur sebagai berikut:

a.pimpinan lembaga pendidikan menengah negeri adalah administrator dana bantuan dilembaga pendidikan menengah negeri dan untuk itupimpinan lembaga pendidikan diwajibkan membuat suatu pembukuan yang ditutup pada setiap akhir bulan.

b. Pembukuan dibuat dalam bentuk buku kas.Kepala Lembaga pendidikan sebagai suatu unit pelaksana tekhnis

mempunyai berbagai program yang didukung oleh berbagai anggaran. Ada program yang didukung oleh anggaran rutin dan ada pula program yang didukung oleh dana dari BP3.

2. Bantuan Dari Masyarakat Ikut sertanya masyarakat dalam dunia pendidikan labih berorientasi pada hal

teknis sehingga segala upaya lembaga pendidikan adalah upaya yang diberikan oleh masyarakat kepada Lembaga pendidikan. Bantuan-bantuan dari masyarakat biasanya dari badan usaha Koperasi, atau badan usaha lain yang operasinya disamping tujuan utama badan usaha tersebut juga membantu dalam bidang pendidikan. Umpamanya membantu berdirinya gedung Lembaga pendidikan, Perlengkapan inventaris, menyediakan tanah dan lain-lain.

Adapun yang bersifat pribadi adalah merasa dirinya turut betanggungjawab atas tercapainya tujuan pendidikan.

Adapun bantuan ini ada kalanya bantuan tenaga pengajar, penyediaan tanahnya untuk bangunan lembaga pendidikan, keuangan dan lain-lain. Dan bantuan ini biasanya kerjasama dengan organisasi BP3.

3. Bantuan Dari Peserta didik/Orangtua Peserta didikBantuan yang diberikan orang tua peserta didik kapada Lembaga pendidikan

adalah perwujudan tanggung jawab orang tua terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Bantuan dana ini yang berasal dari orang tua peserta didik berbeda-beda pada tiap lembaga pendidikan atau daerah. Hal ini tergantung pada:

1. Anggapan orang tua /wali peserta didik penting atau tidaknya pendidikan2. Tingkat status ekonomi keluarga3. Tergantung pula pada kegiatan dan pertumbuhan ekonomi daerah

F. Perencanaan Keuangan Lembaga pendidikanPerencanaan keuangan lembaga pendidikan sedikitnya mencakup dua kegiatan, yakni

penyusunan anggaran, dan pengembangan rencana anggaran belanja lembaga pendidikan . Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Penyusunan Anggaran Keuangan Lembaga pendidikanPenyusunan anggaran keuangan lembaga pendidikan atau sering disebut

anggaran belanja lembaga pendidikan, biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi: (1) sumber pendapatan terdiri dari UYHD, DPP, OPF dan lain-lain (2)

5

Page 6: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorarium dan kesejahteraan

Ada empat fase kegiatan pokok penyusunan anggaran sebagai berikut a. Perencanaan Anggaranb. Mempersiapkan Anggaran

c. Mengelola Pelaksanaan Anggaran d. Menilai Pelaksanaan Anggaran

Perencanaan keuangan lembaga pendidikan memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga memuat semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran. Beberapa faktor yang turut mempengaruhi perencanaan keuangan lembaga pendidikan antara lain: laju pertumbuhan peserta didik, inflasi, pengembangan program, dan perbaikan serta peningkatan pendekatan belajar mengajar.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan keuangan lembaga pendidikan atau anggaran belanja lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Anggaran belanja lembaga pendidikan harus dapat mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan perkembangan kebutuhan pendidikan.

b. Merevisi peraturan dan input lain yang relevan, dengan merancang pembangunan sistem secara efektif.

c. Memonitor dan menilai keluaran pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa perencanaan keuangan lembaga pendidikan dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti: a) sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan luas tentang dinamika sosial masyarakat b) Tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu untuk menunjang pembuatan keputusan c) menggunakan manajemen dan tekhnologi yang tepat dalam perencanaan d) tersedianya dana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan.

G. Pelaksanaan Keuangan Lembaga pendidikanPelaksanaan keuangan lembaga pendidikan dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke

dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan pengeluaran.1. Penerimaan

Penerimaan keuangan lembaga pendidikan dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur administrasi yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Secara konsep banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam administrasi penerimaan keuangan, namun secara peraturan termasuk dalam penyelenggaraan pendidikandi lembaga pendidikan ada beberapa karakteristik yang identik.

Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran belanja lembaga pendidikan antara lain meliputi anggaran rutin (DIK); anggaran pembangunan (DIP); dana penunjang pendidikan (DPP); dana masyarakat; donator; dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat. Disamping itu, dapat pula digali dari sumber-sumber yang mungkin dari pihak masyarakat dalam bentuk kerjasama saling menguntungkan.

Prosedur pembukuan penerimaan keuangan lembaga pendidikan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, tampaknya menganut pola paduan antara pengaturan

6

Page 7: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

pemerintah pusat dan lembaga pendidikan. Artinya terdapat beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak lembaga pendidikan tidak boleh menyimpang dari petunjuk penggunaan atau pengeluarannya, dan lembaga pendidikan hanya sebagai pelaksana pengguna tentang mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola manajemen keuangan lembaga pendidikan terbatas pada administrasi dana tingkat operasional. Salah satu kebijakan keuangan lembaga pendidikan adalah dengan adanya pencarian tambahan dana dari partisipasi masyarakat, selanjutnya cara administrasinya dipadukan sesuai tatanan lazim sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun demikian, sesuai dengan semangat otonomi daerah dan desentralisai pendidikan dengan pengembangan konsep manajemen berbasis lembaga pendidikan, maka lembaga pendidikan memiliki kewenangan untuk mencapai efektifitas pencapaian tujuan lembaga pendidikan.

Pada umumnya di setiap lembaga pendidikan telah ditetapkan bendahara sesuai dengan peran dan fungsinya. Untuk uang yang harus dipertanggungjawabkan (UHYD), ditunjuk bendahara oleh pihak berwenang dan sebagai atasan langsungnya adalahpimpinan lembaga pendidikan. Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk dan keluar setelah mendapat perintah dari atasan langsung.

Sedang uang yang diterima dari masyarakat, ditunjuk bendahara lain dengan sepengetahuan dan kesepakatan pihak komite lembaga pendidikan ditunjuk dari anggota sesuai dengan persetujuan musyawarah. Berkaitan dengan aliran keuangan yang berasal dari masyarakat, lembaga pendidikan dalam hal ini pengguna harus mendapat persetujuan komite lembaga pendidikan.

2. PengeluaranDana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara efektif dan efisien.

Artinya, setiap perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikandi lembaga pendidikan.

Pengeluaran lembaga pendidikan berhubungan dengan pembayaran keuangan lembaga pendidikan untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses lembaga pendidikan seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan, perlengkapan, dan fasilitas. Ongkos menggambarkan seluruh sumber yang digunakan dalam proses lembaga pendidikan, apakah digambarkan dalam anggaran biaya lembaga pendidikan atau tidak. Ongkos dari sumber lembaga pendidikan termasuk nilai setiap input yang digunakan, sekalipun lembaga pendidikan menyumbangkan atau tidak terlihat secara akurat.

Dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan penyusunan anggaran belanja lembaga pendidikan dilaksanakan olehpimpinan lembaga pendidikan dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan lembaga pendidikan, serta komite lembaga pendidikan di bawah pengawasan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat.

H. Pemeriksaan Kas Oleh Atasan LangsungSesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 29 / 1986 pasal 40 butir 6,

atasan langsung Bendaharawan mengadakan pemeriksaan kas terhadap Bendaharawan sedikitnya 3 bulan sekali

Berita Acara Pemeriksaan Kas dilampiri dengan:a. Register penutupan kas.b. Surat Pernyataan Bendaharawan.c. Tindakan korektif yang telah dilakukan atasan langsung terhadap kekurangan-

kekurangan administratif dan fisik yang dijumpai pada pemeriksaan kas serta komentar lainnya, wajib disampaikan kepada: Pejabat eselon II atau yang disamakan yang membawahi satuan kerja yang

bersangkutan.

7

Page 8: Pertemuan Ke 12 Manajemen Pembiayaan Pendidikan[1]

Inspektur Jenderal. Bendaharawan yang diperiksa.

8