pertemuan 3 kesehatan kerja & penyakit akibat kerja s1 tp trisakti

70
UNIVERSITAS TRISAKTI Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Jususan/Prodi Teknik Perminyakan Disampaikan Oleh: DR. Udi Syahnudi Hamzah, Dipl.SM. DR. Udi Syahnudi Hamzah, Dipl.SM. Email: [email protected] HP: 0812 10 56165 © Syahnudi, 2009

Upload: kevin-william-timothy

Post on 31-Dec-2015

140 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

HSE

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

UNIVERSITAS TRISAKTIFakultas Teknologi Kebumian dan

EnergiJususan/Prodi Teknik Perminyakan

Disampaikan Oleh:

DR. Udi Syahnudi Hamzah, Dipl.SM.DR. Udi Syahnudi Hamzah, Dipl.SM.Email: [email protected]

HP: 0812 10 56165

© Syahnudi, 2009

Page 2: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Lingkup Bahasan: 1. Keselamatan Kerja2. Kesehatan Kerja3. Penyakit Akibat Kerja4. Higiene Industri5. Ergonomi

Page 3: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja

• Kesehatan Kerja• Penyakit Akibat Kerja

Page 4: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Dasar Hukum

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Inti Materi UU No. 1 Tahun 1970:

• Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional.

• Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya.

• Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien

Page 5: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

UU No.13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 86Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untu memperoleh perlindungan atas:a.Keselamatan & kesehatan kerja.b.Moral & kesusilaan.c.Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia.d.untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.

Dasar Hukum

Page 6: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

UU No.3/1992 Tentang JamsostekKecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

Dasar Hukum

Page 7: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Sejarah Keselamatan & Kesehatan Kerja Zaman mesir kuno: kondisi pekerja tambang Emas dan perak sangat burukAgricola: de re metalicaParacelcius (1567), kondisi pekerja harus diperhatikanBernado rammazine, Bapak Occupational Health, “De Morbis Artifucum Diatriba”

Di indonesia, 1957, Lembaga Kesehatan Buruh1965, Menjadi Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh1970, Undang-undang Keselamatan Kerja

Page 8: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. (Ridley, John, 1983)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan (Jackson, 1999)

Pengertian K3

Page 9: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Keselamatan kerja

Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur (2001).

Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum (Mathis dan Jackson (2002).

.

Pengertian K3

Page 10: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja (Simanjuntak 1994).

Pengertian K3

Page 11: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja adalah upaya penyelarasan antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, agar setiap pekerja dapat bekarja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan perlingdungan tenaga kerja (UU Kes RI No 23 Tahun 1992)Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan yang bertujuan agar masyarkat tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dengan usaha preventif dan kuratif. (Suma’mur, 1987)

Pengertian K3

Page 12: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Landasan Pelaksanaan Keselamatan & Kesehatan KerjaPertimbangan diterbitkannya Undang-Undang No. 1 tahun 1970 antara lain adalah :Agar setiap tenaga kerja yang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.Agar setiap sumber produksi digunakan dan dipakai secara aman dan efektif.

Tujuan pokok usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja :Mencegah dan mengurangi peristiwa terjadinya kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.Mengamankan tempat kerja, alat-alat kerja, bahan dan usaha produksi.Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan nyaman.

Landasan dan Tujuan Pokok K3

Page 13: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Konsep Dasar Upaya Kesehatan Kerja Identifikasi Permasalahan Evaluasi Tindakan Perbaikan

KESEHATAN KERJA

Page 14: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia:1.Faktor lingkungan (45%),2.Perilaku (30%), 3.Pelayanan kesehatan (20%) 4.Faktor gen atau keturunan (5%).

Ref: CL. Bloom

Derajat Kesehatan Manusia

Page 15: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Strategi1.Mengembangkan kebijakan dan pemantapan manajeman program Kesehatan Kerja2.Meningkatkan SDM Kesehatan Kerja3.Surveilan epidemiologi PAK/PAHK4.Intensifikasi penatalaksanaan PAK/PAHK 5.Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Kerja (SIM-KK)6.Pengembangan Model Lingkungan Kerja Sehat berbasis Wilayah7.Meningkatkan kemitraan dan promosi Kesehatan Kerja

MANAJEMEN KESEHATAN KERJA

Page 16: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan KerjaRuang Lingkup Kesehatan Kerja meliputi berbagai upaya penyelarasan antara pekerja dengan lingkungan kerjanyaMemelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.Mencegah gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan dan kondisi lingkungan kerjanja.Memberikan perlindungan kepada pekerja di dalam pekerjaannya dari kemunkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.Menempatkan dan memelihara pekerjadi suatu lingkungan pekerjaanyang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

MANAJEMEN KESEHATAN KERJA

Page 17: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Langkah Preventif Upaya Kesehatan KerjaPengenalan lingkungan kerjaEvaluasi lingkungan kerja Pengendalian lingkungan kerja

MANAJEMEN KESEHATAN KERJA

Page 18: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Tujuan Kesehatan KerjaMeningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, sosialMencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan yang disebabkan lingkungan dan kondisi pekerjaan. Mencegah para pekerja di tempat kerjanya dari gangguan yang dapat menyebabkan sakit, lemah maupun kecelakaan.Menempatkan dan mempertahankan lingkungan kerja dimana mereka dapat beradaptasi baik secara fisiologis maupun psikologis.

Page 19: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Determinan Kesehatan KerjaBeban KerjaBeban TambahanKapasitas Kerja

Page 20: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Determinan Kesehatan KerjaBeban KerjaoSetiap pekerjaan memberikan beban fisik, mental, dan sosial.oSetiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda menanggung beban kerja. (otot, otak)oSetiap orang mempunyai keterbatasan dalam beban kerja.oKesehatan kerja menganjurkan menempatkan karyawan sesuai beban maksimal yang dapat dipikul. oKesehatan kerja mengatur dan mengurangi beban kerja karyawan melalui pemanfaatan teknologi.oUntuk mengurangi kebosanan kerja dilakukan subtitusi pekerjaan.

Page 21: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Determinan Kesehatan KerjaBeban TambahanoKadang-kadang karyawan mengalami kondisi lingkungan kerja yang tidak menguntungkan, sehingga menambah beban dalam pekerjaannya, sehingga menurunnya daya kerja, kesehatan terganggu, dan terjadi kecelakaan kerja. oFaktor-faktor yang memberikan beban tambahan- Faktor fisik- Faktor kimia- Faktor biologi- Faktor fisiologi- Faktor psikologis

Page 22: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Determinan Kesehatan Kerja Kapasitas KerjaoKapasitas kerja setiap orang berbeda-beda, yang ditentukan oleh kemampuan kerja.oKemampuan kerja dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman kerja, gizi, genetik, lingkungan, kebugaran, ukuran tubuh.oKapasitas kerja diukur dari ketrampilan melaksanakan pekerjaan.oSemakin tinggi ketrampilan, makin efisien melakukan pekerjaan, sehingga beban kerja relatif rendah.

Page 23: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK1. Iklim Kerja2. Kebisingan3. Pencahayaan4. Getaran5. Radiasi

Page 24: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK1. IKLIM KERJAGabungan antara temperatur udara dan suhu radiasi.Iklim kerja dapat berupa panas dan dingin.Suhu panas karena metabolisme kerja dan panas yangdipancarkan oleh mesinSuhu dingin, kerena lingkungan kerja perlu suhu dinginLingkungan yang baik adalah lingkungan kerja yangtidak menimbulkan gangguan kesehatan.Kisaran suhu 29-30oC, kelembaban 85-95%

Page 25: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK1. IKLIM KERJAGabungan antara temperatur udara dan suhu radiasi.Iklim kerja dapat berupa panas dan dingin.Suhu panas karena metabolisme kerja dan panas yangdipancarkan oleh mesinSuhu dingin, kerena lingkungan kerja perlu suhu dinginLingkungan yang baik adalah lingkungan kerja yangtidak menimbulkan gangguan kesehatan.Kisaran suhu 29-30oC, kelembaban 85-95%

Page 26: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK1. IKLIM KERJAEfek Iklim Kerja:oHeat exhaustionoHeat crampsoPenyaki t chilblain (bengkak karena kedinginan)oTrench foot Cara mengatasi Iklim Kerja oMengatur suhu udara di tempat kerjaoMembuat ventilasioPemakaian shielding/penyekatoPenggunaan pakaian kerja khusus

Page 27: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK2. KEBISINGAN :Bunyi atau suara yang tidak dikehendaki karena dianggap mengganggu kenyamanan kerja, ketenangan, konsentrasi, dan berpeluang menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran. Bunyi ditentukan oleh frekuensi dan intensitas.Frekuensi menandakan jumlah getaran setiap detik yang dinyatakan dalam Hertz(Hz)Intensitas adalah arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam decibel(dB)Batas frekuensi yang didengar 16-20000HzBatas intensitas 0-120 dB.Alat ukur intensitas kebisingan: Sound Level meter

Page 28: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK2. KEBISINGAN : Jenis Dan Sumber Kebisingan :- Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas.- Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit.- Kebisingan terputus-putus- Kebisingan impulsif-Kebisingan impulsif berulang.

Efek Kebisingan :- Ketulian permanen atan sementara- Gangguan konsentrasi- Gangguan emosi- Susah tidur- Stres

Page 29: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK2. KEBISINGAN : CARA PENANGGULANAN KEBISINGAN :- Mengganti dan merubah cara kerja- Berusaha mengurangi kebisingan pada sumbernya- Menggunakan alat pelindung diri- Usahakan tidak berada dalam kebisingan yang secara terus menerus selama 8 jam per hari atau 40 jam per minggu

Page 30: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK3. PENCAHAYAAN :Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seseorang tenaga kerja dapat melihat pekerjaannya dengan teliti cepat dan membantu menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan.Intesitas cahaya dinyatakan dalam lux, yaitu arus cahaya 1 lumen per feet2. Lumen adalah arus cahaya yang ditimbulkan oleh sumber cahaya ke semua arah.

Page 31: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK3. PENCAHAYAAN :Efek Pencahayaan Yang Buruk:- Kelelahan pada mata- Kelelahan mental- Menurunnya konsentrasi dan kemampuan- Meningkatkan kecelakaan Cara memelihara intesitas Pencahayaan :- Secara rutin membersihkan sumber penerangan- Memperbaiki dan mengganti lampu yang rusak- Jendela tempat masuknya cahaya tidak terhalang- Penambahan iluminasi pada pekerjaan tertentu- Intensitas yang cukup dan merata yang dibuat berdasarkan sistim pemasangan penerangan, luas ruang kerja, tinggi pemasangan kerja, jumlah lampu.

Page 32: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

4. Getaran (Vibration) :Getaran sering terjadi di tempat kerja.Getaran dapat disebabkan oleh pengeboran, gempa, gerinda, gergaji listrik, dll.Getaran dapat diukur dengan vibration meter.Terpaparnya getaran pada tubuh berupa:

-seluruh tubuh

-tangan dan lengan

Page 33: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

5. RADIASI :Radiasi di tempat kerja dapat berupa:Radiasi radioaktif: sinar alpa, beta, gamma, uranium, radium, sinar cobalt, dsb.Radiasi gelombang elektromagnetik: gelombang mikro, sinar laser, sinar inframerah, sinar ultraviolet.

Page 34: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA KIMIABahan kimia dalam suatu industri digunakan untuk proses pengolahan bahan baku menjadi barang produksi.Selama dalam prosesnya bahan itu mengalami reaksi dan sering menimbulkan masalah bila tidak ditangani dengan baik.Bahan kimia dalam industri biasanya bersifat toksik atau beracun. Racun merupakan bahan kimia yang dalamjumlah relatif kecil dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan jiwa manusia.

Page 35: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Faktor Lingkungan Kerja Kimia1. Klasifikasi Bahan Kimia2. Faktor Pengaruh Toksin Bahan Kimia3. Jalan Masuk Bahan Kimia Ke Tubuh

Page 36: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Faktor Lingkungan Kerja KimiaKlasifikasi Bahan Kimia Menurut bentuknya.a. Partikel atau dispersoida atau aerosol: Debu, Mist, Fume, Asap, Smogb. Non Partikel: Gas, uap.

.

Page 37: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Faktor Lingkungan Kerja KimiaKlasifikasi Bahan KimiaMenurut sifat reaktifnya. oBahan kimia mudah terbakar: Gas, uap, debu, cairan atau padat.oBahan kimia mudah meledak: Gas, uap, debu, cairan atau padat.oBahan kimia korosif.oBahan kimia yang afinitasnya sangat tinggi. Menurut pengaruh fisiologi dan patologisoIritan: kulit, saluran pernapasan atasbawah, mata.oAspiksan: Aspiksan sederhana, aspiksan kimiaoZat penenang:oRacun atau poison.

.

Page 38: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Faktor Yang Mempengaruhi Toksitas Bahan Kimia1. Komposisi Bahan Kimia2. Bentuk Fisik Bahan Kimia3. Jumlah Bahan Kimia4. Konsentrasi5. Bentuk/Ukuran Partikel6. Keberadaan Zat Berarcun Lainnya7. Lamanya Pemaparan8. Status Host

Page 39: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jalan Masuk Bahan Kimia Ke TubuhSaluran pernapasanSaluran cernaKulit:oPenyerapan transepidermaloPenyerapan transfollikuleroMasuk secara bebas

Page 40: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

BIOLOGI1. Nyamuk2. Lalat3. Kecoa4. Kutu5. Tikus

Page 41: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Penyakit Akibat Kerja

Page 42: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Definisi Penyakit Akibat Kerja (PAK) – Occupational Disease:Simposium Internasional mengenai PAKPenyakit akibat kerja – Occupational Disease:Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui

Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan – Work Related Disease:Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks

Penyakit yang mengenai populasi pekerjaPenyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 43: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Definisi Penyakit akibat kerja – Occupational Disease:

Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja :Adalah penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. (Keppres RI no 22/1993 Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja)

Hubungan Kerja Adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. (UU 13/2003 Ketenagakerjaan)

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 44: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja(Ref Keppres No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan 1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan paru (silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 45: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja (lanjutan)

(Ref Keppres No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan 5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 46: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja (lanjutan)(Ref Keppres No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan 11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun.14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun.15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. beracun.16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 47: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja (lanjutan)(Ref Keppres No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan 17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang beracun.19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 48: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja (lanjutan)(Ref Keppres No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan 22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 49: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja (lanjutan)

(Ref Keppres No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan 27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau kelembaban udara tinggi.31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 50: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Lingkungan fisik: Bising, Radiasi, Suhu ekstrem, Tekanan udara, Vibrasi, Penerangan

Lingkungan Kimiawi: Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap , gas, larutan, kabut

Lingkungan biologik: Bakteri, virus, jamur dll. Lingkungan Fisiologik/ergonomik: Desin tempat kerja, beban kerja Lingkungan Psikososial:Stress psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan dll

PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 51: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

• Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit

• Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi dari pada pada masyarakat umum

• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja

KRITERIA UMUM PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 52: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Pendekatan Klinis (Individu):Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:Diagnosis klinisPajanan yang dialami Hubungan pajanan dengan diagnosis klinis Jumlah Pajanan yang dialami Peranan faktor individu (genetik, dll)Faktor lain diluar pekerjaanDiagnosis penyakit akibat kerja atau bukan

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 53: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Pendekatan Epidemiologis (Komunitas):

Untuk identifikasi hubungan kausal antara pajanan dan penyakit:

Kekuatan asosiasi Konsistensi Spesifisitas Hubungan waktu Hubungan dosis

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 54: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Tujuan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Hak Pekerja Dasar Therapy Membatasi Kecacadan Melindungi Pekerja Lain

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 55: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Di dalam menentukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja, secara umum digunakan Pendekatan Klinis/diagnosis individu

Sering disebut sebagai 7 Langkah Diagnosis Okupasi

1. Diagnosis Klinis2. Pajanan yang Dialami3. Hubungan Pajanan dengan Penyakit4. Jumlah Pajanan5. Faktor Individu6. Faktor Lain di Luar Pekerjaan7. Menentukan Diagnosis

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 56: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

1. Diagnosis Klinis Lakukanlah sesuai prosedur medis yang berlaku Bila perlu lakukan:o Pemeriksaan penunjang /tambahano Rujukan informasi ke dokter Spesialis lain

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 57: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

2. Pajanan yang DialamiPajanan saat ini dan pajanan sebelumnyaBeberapa pajanan 1 penyakit atau sebailknyaLakukan anamnesis/review :o Deskripsi pekerjaan secara kronologiso Periode waktu kerja masing-masingo Apa yg diproduksio Bahan apa yang digunakano Cara bekerja lebih bernilai bila ditunjang data obyektif

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 58: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

3. Apa Ada Hubungan Antara Pajanan Dengan Penyakit

Lakukan Identifikasi Pajanan

Evidence Based : Pajanan-penyakit

Bila tidak ada pengalaman penelitian awal

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 59: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

4. Jumlah Pajanan Cukup ?Perlu tahu patifisiologi penyakit & bukti epidemiologisDapat dengan cara kualitatif: cara kerja, proses kerja, lingkungan KerjaPenting pengamatan Masa KerjaPakai alat pelindung diri: sesuai, tepat ?

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 60: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

5. Faktor Individu Berperan

Berapa besar berperanRiwayat atopi/ alergiRiwayat penyakit dalam keluargaHigiene perorangan

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 61: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

6. Faktor Lain di Luar Pekerjaan

Pajanan lain yg dapat menyebabkan penyakit bukan faktor pekerjaan

Pajanan di rumah

Rokok

hobi

Page 62: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

7. Menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Kaji semua langkah-langkah

Bukti + referensi PAK ??

Ada hubungan sebab-akibat antara pajanan-penyakit dan faktor pekerjaan sebagai faktor yang dianggap paling bermakna terhadap terjadinya penyakit

Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Penyakit asma karena terpajan debu tepung yang berlebihan saat bekerja di bagian Packing Pabrik Tepung

LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 63: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Contoh Kasus 1 Pada suatu hari, seorang laki-laki, Mr. X datang dengan keluhan

sesak napas sejak 5 hari yang lalu. Dia bekerja di Bagian Packing Pabrik Tepung Apakah dia menderita Penyakit Akibat Kerja?

Contoh Kasus 2 Pada suatu hari, seorang perempuan, Miss Y datang dengan

keluhan sakit kepala, pusing, kesemutan yang hilang-timbul sejak beberapa bulan yang lalu.

Dia bekerja di Bagian Bottom Sole Pabrik Sepatu Apakah dia menderita Penyakit Akibat Kerja?

CONTOH KASUSPENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 64: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Langkah-langkah (Ada 7 Langkah)1. Menentukan Diagnosis Klinis Anamnesa keluhan/penyakit Pemeriksaan fisik

Asma bronkial

2. Tentukan dulu pajanan apa yang dialami Dimana ia bekerja? (pabrik tepung-bagian packing) Apa pajanannya ? (tepung terigu)

3. Hubungan pajanan dengan penyakit Referensi Pengalaman) Tepung terigu asma ??

LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASICONTOH KASUS 1

Page 65: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

4. Jumlah Pajanan

Jumlah pajanan di bagian Packing kadar debu melebihi nilai ambang batas (NAB)

Pekerja tidak menggunakan masker/alat pelindung diri

5. Peranan Faktor Individu

Apalah gejala asma hanya terkena pada Mr. X saja ?

Adakah teman satu bagian yang sakit seperti Mr. X ?

LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASICONTOH KASUS 1

Page 66: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

6. Faktor lain selain pekerjaan Apakah selain di pabrik tepung, dia pernah terpajan debu-

debu lainnya ? (tidak pernah) Apakah di rumah sering terpajan debu? (tidak)

7. Menentukan Diagnosis Apakah ini PAK atau bukan PAK ?

Diagnosis PAK

Penyakit asma karena terpajan debu tepung yang berlebihan saat bekerja di bagian Packing Pabrik Tepung

LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASICONTOH KASUS 1

Page 67: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Langkah-langkah (Ada 7 Langkah)1. Menentukan Diagnosis Klinis Anamnesa keluhan/penyakit, pekerjaaan dll Pemeriksaan fisik Suspect polineuropati perifer e.c ? Neurotoksik, defisiensi vit B12

2. Tentukan dulu pajanan apa yang dialami Dimana ia bekerja? (pabrik sepatu, bottom sole) Apa pajanannya ? (pelarut organik, metil etil keton - MEK)

Contoh Kasus 2

LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASICONTOH KASUS 2

Page 68: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

3. Hubungan pajanan dengan penyakit Referensi Pengalaman) MEK Gangguan Neurologis ??4. Jumlah Pajanan Pajanan cukup besar (Terpajan 8 jam sehari, kadar MEK

dengan personal sample lebih dari 200 ppm) Pekerja tidak menggunakan masker/alat pelindung diri5. Peranan Faktor Individu Apalah gejala asma hanya terkena pada Miss Y saja?

(Tidak) Adakah teman satu bagian yang sakit seperti Miss Y? (Ada 3

orang yang mempunyai keluhan yang sama)

LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASICONTOH KASUS 1

Page 69: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

6. Faktor lain selain pekerjaan Apakah selain di pabrik sepatu, dia pernah terpajan MEK?

(tidak pernah) Apakah di rumah sering terpajan MEK? (tidak)

7. Menentukan Diagnosis Apakah ini PAK atau bukan PAK ?

Gangguan neurotoksis dini akibat pajanan MEK

LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASICONTOH KASUS 1

Page 70: Pertemuan 3 Kesehatan Kerja & Penyakit Akibat Kerja S1 TP Trisakti

Dasar Membuat Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Pajanan ditempat kerja menyebabkan penyakit. Pajanan ditempat kerja merupakan salah satu penyebab bermakna

bersama dengan faktor risiko lain. Pajanan ditempat kerja memperberat penyakit yang sudah diderita

sebelumnya.

Diagnosis Okupasi Diagnosis okupasi penting bagi dokter perusahaan & dokter yang bekerja di perusahaan, khususnya yang menangani pekerja.Diagnosis okupasi penting sebagai dasar terapi dan penatalaksanaan selanjutnya untuk pekerja dan lingkungan kerjaDiagnosis okupasi sebagai dasar memenuhi hak pekerja, a.l : klaim ke Jamsostek

CATATAN PENUTUP