pertemuan 3-4.pdf
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
(PSDA)
Dosen :
Fani Yayuk Supomo, ST., MT
ATA 2011/2012
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Hujan ( Presipitasi ) dapat dikatakan sebagai sumber
segala air yang ada dipermukaan bumi ini.
Hujan terjadi karena ada proses kondensasi
dari partikel-partikel uap air di udara yang
bergabung menjadi awan, kemudian berubah
menjadi butir-butir air yang jatuh ke muka
bumi menjadi hujan.
1. HUJAN
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Karakter hujan yang penting diketahui adalah :
Intensitas Hujan, yang dinyatakan dalam mm/jam.
Jumlah Hujan dalam satuan waktu, misalnya harian,
mingguan, bulanan maupun tahuan ( Durai Hujan )
Distribusi Hujan dalam ruang dan waktu.
Sifat distribusi hujan dalam ruang akan berkaitan
dengan persoalan menghitung volume air hujan yang
jatuh ke dalam Daerah Pengaliran Sungai ( DPS ).
1. HUJAN
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Kenyataannya, ketebalan hujan yang jatuh pada suatu DPS
untuk suatu peristiwa hujan diukur hanya pada beberapa
tempat penakar hujan ( Ombro Meter ).
Nilai ketebalan hujan yang tercatat pada tempat penakar
hujan disebut nilai-nilai titik ( point values ).
Persoalan yang kemudian timbul adalah mencari ketebalan
hujan merata dalam suatu DPS agar dapat memperkirakan
volume hujan pada DPS.
1. HUJAN
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Dalam kaitan pengembangan sumber daya air, oleh Dr. Kuifer
pada bukunya Water Resources Development membagi fungsi
hidrologi atas kegiatan-kegiatan sbb. :
a. Inventarisasi sumber air, seperti :
- Pengumpulan data aliran atau debit, hujan, air tanah
- Pencatatan-pencatatan kembali data-data yang hilang
dengan cara khusus tertentu.
- Pengolahan data-data, seperti data-data mentah menjadi
kurva durasi ( duration curve ), kurva massa ( massa curve ),
sehingga dengan itu dapat dibuat appraisal ( taksiran ) yang
cepat terhadap sumber air yang ada.
2. Fungsi Hidrologi
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Perencanaan Proyek ( Planning ), contoh :
o Penetapan debit tersedia (dependable flow) Irigasi
o Kehilangan air / menuap (evaporation) rencana Waduk
o Perhitungan kebutuhan air (water requirement) Tanaman
c. Perencanaan Teknis ( Design ) dari bangunan-bangunan
air, seperti :
o Debit rencana dari pelimpah (spill way) waduk
o Debit banjir rencana (design flood), untuk perhitungan
tanggul sungai, tinggi rencana coffer dam.
2. Fungsi Hidrologi
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
d. Analisa ekonomi, misal :
o Kurva durasi dapat memberikan gambaran kasar manfaat
/benefit dari tenaga air (power) dan irigasi.
o Periode frequency banjir (flood frequency periode)
keuntungan sarana pengendalian bajir (flood control)
e. Eksploitasi Proyek, yaitu :
o Meningkatkan efisiensi eksploitasi waduk (inflow –
outflow)
o Prakiraan debit (flow forecasting) dalam musim hujan /
banjir peramalan dan peringatan banjir (flood warning
system).
2. Fungsi Hidrologi
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa semua fungsi akan
dapat dicapai bila data-data yang baik dalam arti teliti dan
cukup terkumpul sebelumnya.
Untuk wilayah Jawa pada umumnya sudah ditangani dengan
baik, sehingga data-2 tsb sudah cukup lumayan
Untuk daerah diluar pulau Jawa masih kurang, karena itu
program pengumpulan (monitoring) data hidrologi yang
teratur dan kelangsungannya perlu dipersiapkan.
2. Fungsi Hidrologi
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Neraca Air adalah suatu cara analisisi dengan persamaan
neraca ( air ) yang berdasarkan pada hukum kekekalan
massa yang menyatakan bahwa suatu zat tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, tetapi suatu zat dapat
berubah bentuknya.
Persamaan neraca air ini memperlihatkan besaran
masukan ( inflow / gain ) dan keluaran ( outflow / losses )
serta storage.
3. Neraca Air ( Water Budged / Water Balance )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Berbeda dengan neraca akuntansi yang periode waktunya
sesaat.
Maka pada neraca air yang mempunyai periode waktunya
tidak sesaat, terpaksa selalu ada penyeimbang S ( Storage )
yaitu sesuatu yang bersifat dinamis selama interval waktu
yang dilihat.
Persamaan umum dari Neraca Air adalah :
Masukan = Keluaran ± Storage
I = O ± S
3. Neraca Air ( Water Budged / Water Balance )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Jelas bahwa suatu persamaan neraca air akan mempunyai
makna hanya apabila ditetapkan dua hal sebagai pembatas,
yaitu :
a. Batasan Daerah atau Wadah yang dapat membentuk
suatu sistem, contoh :
Waduk atau Reservoir
Kolom suatu lahan
Suatu Aquifer Air Tahan
Suatu Panjang Sungai atau Saluran tertentu
Suatu Petak Irigasi tertentu ( tersier, sekunder atau
satu jaringan irigasi )
Suatu Daerah Pengaliran Sungai ( DPS ) atau Sub
Wilayah Sungai dan Wilayah Sungai
Dst.
3. Neraca Air ( Water Budged / Water Balance )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Sebagai contoh : Neraca Air untuk sebuah Waduk dengan
periode 15 ( lima belas ) hari atau bulanan ( 30 hari ).
Parameter-parameternya terlihat sebagaimana didalam
daftar , sebagai berikut :
Maka Persamaan Neraca Air menjadi sebagai berikut :
I + P + U + S = Oi + Os + E + Ss
3. Neraca Air ( Water Budged / Water Balance )
Masukan = increments = gain Supply = inflow
Kehilangan = decrements = losses Drainage = outflow
1. Presipitasi ( hujan ) P 2. Aliran dari Sungai I 3. Rembesan ( seepage ) U 4. Perubahan Storage S
1. Evaporasi = Penguapan E 2. Pengambilan Irigasi / Tenaga Air Oi 3. Melimpas (spill way / outflow) Os 4. Bocoran sub surface (leakage) Ss
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Pereode tertentu dan Spesifik, misalnya :
t = 1 jam
t = 1 hari
t = 1 tahun
t = 5 tahun
t = 10 tahun
dst.
Tergantung sistem yang ditangani.
3. Neraca Air ( Water Budged / Water Balance )
E P
U
I
Os
Oi
Ss
∆S
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
a. Pengukuran Lapangan Debit Air
Cara Area Velocity Area
Rumus : Debit adalah sama dengan kecepatan air kali
luas penampang air.
Q = Vi . Ai
4. Pengumpulan data.
i = 1
i = n
1 2 3 4
diukur
V rata-rata
diukur
Gambar penampang aliran sungai
+
+
+
+
+
+
Profil kecepatan
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Penampang aliran dibagi atas beberapa bagian setiap bagian
luas Ai, seperti gambar.
Kecepatan air ditiap bagian diukur dengan alat pengukur
kecepatan ( current meter ) pada penampang melintang gam
bar tsb. Diatas, dapat memperlihatakan profil kecepatan.
Pengukuran dapat dilakukan di satu titik, dua titil atau lebih
tergantung persyaratan ketelitiannya.
Misalnya debngan pengukuran dua titik pada kedalaman h =
0,20 d dan h = 0,80 d, maka :
V . 0,20 d + V . 0,80 d
V rata-rata = -----------------------------
2
4. Pengumpulan Data
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Alat ukur ( current meter ) yang biasa digunakan ada dua
macam, yaitu :
Tipe Mangkok ( Price ), seperti gb. 2.3.3a.
Tipe Propeller , seperti gb. 2.3.3b.
Pada tipe Mangkok, begitu alat dimasukan ke air, mangkok
akan berputar, as perputarannya tegak lurus pada aliran.
Pada tipe Propeller, baling-baling akan berputar begitu alat
dimasukkan kedalam air, as perputaran propeler adalah
paralel dengan arah aliran.
Untuk setiap alat ukur tentunya sudah ada konversi hubungan
kecepatan air dengan jumlah pputaran alat (ini perlu
dikalibrasi).
4. Pengumpulan Data
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
1.5. Pengembangan Antar Wilayah Sungai ( PAWS )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Cara Lengkung Debit ( Stage Discahrege Relation )
cara lengkung debit ini adalah dengan ca5ra membuat grafik
atau kurva hubungan tinggi air dan debit atau sering disebut
lengkung debit ( Rating Curve ) yang dari data-data yang
sudah dibuat dengan rumus-rumus hidraulik, tetapi telah
dikalibrasi juga dengan pengukur debit (lihat gb.2.3.4).
Tinggi muka air pada sungai atau saluran diamati dengan
alat ukur yang bisa dibaca secara manual ( staff gauges /
peil schall ) atau secara otomatis yanitu dengan alat
Automatic Water Level Recorder ( AWLR ) pecatatan
dapat langsung dapat dilihat pada kertas printout dan
secara minguan atau bulanan baru diganti ( lihat gb. 2.3.6).
4. Pengumpulan Data
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
4. Pengumpulan Data
a). Aliran tak tetap. b). Aliran tetap.
muka air naik
muka air turun
h
Q ( debit )
h
Q ( debit )
Gbr. 2.3.4. Gambar Lengkung Debit
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
4. Pengumpulan Data
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Rumur - rumus hidraulik yang sering digunakan ialah,
sebagai berikut :
o Pada saluran terbuka :
Chezy :
v = C R . I
Manning :
v = 1 / n . R 2/3 . I ½.
Dimana :
v = kecepatan aliran C = koefisien Chezy n = angka kekasaran Manning R = jari-jari hidraulik A = Luas penampang basah air / aliran P = keliling basah penampang air I = kemiringan dasar saluran / sungai.
4. Pengumpulan Data
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
o Aliran kritis pada bendung lebar B atau flume (lihat gb.
2.3.5 ).
Rumus :
v / 2.g = 1/3 . E v = 2 . G . E / 3
Q = v . A = { 2.g. E / 3 } . 2/3 . E . B
Q = . 1,7 . B . E 3/2
Q = . 1,7 . B ( h + hv ) 3/2
Dimana :
= faktor limpasan tergantung bentuk ambang bendung. B = lebar bendung E = besarnya total tinggi energi ( h + hv ) h = tinggi muka air hv = tinggi garis energi terhadap muka air. P = keliling basah penampang air I = kemiringan dasar saluran / sungai.
4. Pengumpulan Data
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
4. Pengumpulan Data
hv
h E
V2 ---- 2G
hc = 2/3 . E
garis energi
Gambar 2.3.5.Aliran kritis pada bendung.
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Kelengkapan Data - data :
Didalam hal-hal dimana data-data yang tersedia kurang
lengkap, maka untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan
cara-cara sebagai berikut :
o Jika elevasi level danau atau sungai tersedia, maka dengan rumus-rumus hidaulik akan dapat dibuat hitungan perkiraan debit.
o Apabila data-data ada yang terputus-putus, kekurangan tsb. Dapat dilengkapi dengan sistem korelasi antar sdtation-station pada periode waktu tertentu ( hari, minggu, dst.)
o Bila tidak ada station yang terdekat, sedang data yang tersedia pendek, cara melengkapinya dapat dengan mem-plot hidrograp semua aliran yang ada, kemudian hidrograph dihubungkan dengan data hujan dan teperatur atau evaporasi yang biasanya tersedia.
4. Pengumpulan Data
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Kelengkapan Data - data :
Didalam hal-hal dimana data-data yang tersedia kurang lengkap,
maka untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai
berikut :
o Jika elevasi level danau atau sungai tersedia, maka dengan rumus-rumus hidaulik akan dapat dibuat hitungan perkiraan debit.
o Apabila data-data ada yang terputus-putus, kekurangan tsb. Dapat dilengkapi dengan sistem korelasi antar sdtation-station pada periode waktu tertentu (hari, minggu, dst.)
o Bila tidak ada station yang terdekat, sedang data yang tersedia pendek, cara melengkapinya dapat dengan mem-plot hidrograp semua aliran yang ada, kemudian hidrograph dihubungkan dengan data hujan dan teperatur atau evaporasi yang biasanya tersedia.
4. Pengumpulan Data
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
4. Pengumpulan Data
koreksi St = B
Station A ( debit )
Gbr. Koreksi Data antar Station
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
o Jika data atau catatan yang ada amat sedikit dan tidak ada station berdekatan yang lengkap datanya, keadaan akan lebih sukar. Dalam hal seperti ini cara yang dapat dipakai adalah dengan memperbandingkan DPS ( Drainage Basin ) tsb dengan DPS lain yang ada datanya dan dilakukan pengamatan di lapangan secara fisik dan sejarah daerah tsb dari penghuninya.
o Jika tidak ada DPS yang dapat dipakai sebagai pembanding, maka cara yang ditempuh adalah dengan perhitungan besarnya run-off secara sintesa. Yaitu dengan memperkirakan hujan, infiltrasi dan bentuk-2 hidrograph sampai dengan dibuat sebuah syntetic unit hidrograph untuk DPS yang ditinjau serta dapat ditambah dengan melakukan pengamatan dilapangan secara fisik dan sejarah tsb dari penghuninya agar lebih dapat mendekati kebenarannya.
4. Pengumpulan Data
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Cara paling sederhana untuk memperlihatkan arti dari data-data hujan atau debit sungai ialah dengan menghitung harga rata-rata ( rerata ), harga minimum dan harga maksimum.
Sebelumnya kita perlu mengetahui perhitungan dasar yang biasa digunakan, yaitu : a) Menghitung Rerata Tebal Hujan (Methode : Aljabar,
Polygon, Isohyet dan Kriging) b) Durasi dan intensitas hujan. c) Aliran air dalam DPS akibat hujan (aliran permukaan,
lengas tanah, aliran dibawh pemukaan, pengisian cekung-2 air, uap air)
d) Proposi air hujan menjadi berbagai bentuk e) Rumus Rasional f) Analisa Statistik ( Hidrograf, Kurva Mass, Kurva Durasi,
Kurva Frequensi )
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
Bagian hujan yang langsung pada alur sungai
Kete
bala
n u
nit a
ir
Ekuiv
ale
n s
uatu
saat
Waktu diukur dari saat Permulaan terjadi hujan
Gbr. 2.13. Ilustrasi Proporsi Bentuk-bentuk Air Selama Proses Hujan
Aliran permukaan
Interflow Air tanah
Lengas tanah
Pengisian cekungan
Intersepsi
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
Satu contogh “ Rating Curve “
Tin
ggi m
uka a
ir
H d
ala
m m
ete
r
1
Q Debit, Q ( m3/det. )
Gbr. 2.9. Rating Curve
2
3
4
5
200 400 600 800
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
Saluran 5 km’
Gambar Situasi Daerah Pengaliran
V1 V1
V2
2 km’
T T U Soal Contoh 1 : Diketahui :
o Lebar daerah = 2 km. o Panjang daerah = 5 km. o Kecepatan rerata aliran air di - permukaan tanah : v1 = 0,10 m/dt o Kecepatan rerata aliran dalam saluran : v1 = 1,0 m/dt o Semua daerah terkena hujan, dg. intensitas hujan : i = 10 mm/jam. o Koefisien aliran : C = 0,40 o Lamanya waktu hujan : tr = 250 menit
Pertanyaannya : Berapa debit puncak dan bagaimankah ben- tuk hidrografnya ?.
A
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Jawaban :
Langkah-langkahnya adalah sbb. : 1. Waktu Konsentrasi ( tc ) :
o titik T tempat terjauh, jarak U ke T = 2 km / 2 = 1 km. o Waktu T ke U (tc1) = 1 km / v1 = 1.000 m / 0,10 m/dt = 10.000 dt o Waktu U ke A (tc2) = 5 km / v2 = 5.000 m / 1,00 m/dt = 5.000 dt o Jadi waktu konsentrasi ( tc ) = tc1 + tc2 = 15.000 dt = 250 menit
2. Waktu Hujan ( tr ) :
o Waktu hujan ( tr ) dibandingkan dengan waktu konsentrasi ( tc ),
yaitu :
tr = tc = 250 menit.
Jika terjadi tc > tr, maka perlu dicari luasnya daerah hujan yang
mempengaruhi debit puncak.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Jawaban :
3. Debit Maksimum ( Qmax ), dengan rumus rasional :
o Qmax = C . i . A dengan : C = koefisien aliran i = intensitas hujan A = luas daerah yang ditinjau.
o Sehingga : Qmax = 0,40 x 10 mm/jam x ( 2 x 5 km ) = 0,40 x 10 x 10 -3 m/jam x 10 x 10 6 m2
= 40 x 10 3 m3/jam = 40 x 10 3 / ( 3.600 ) m3/det. = 11,11 m3/det.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
4. Pengumpulan Data
Tc = tr
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
Waktu ( t ) dalam menit
Gambar Hidrograf
Tc = tr
0 250 500
11,11
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Pertanyaan pada contoh no 1 telah terjawab, namun kita perlu merenung : o Mengapa hidrograf berbentuk segi tiga ?. o Kenapa waktu hidrograf = 500 menit ?.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 2 :
Diketahui : Data-data sama dengan contoh 1, kecuali lamanya hujan ( tr ) adalah 6 jam Pertanyaannya : sama dengan soal contoh 1, yaitu : berapa debit puncak dan bagaimanakah bentuk hidrografnya ?. Jawaban : ....... ?, kenapa .......... ?.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 3 :
Diketahui : Data-data sama dengan contoh 1,lamanya hujan ( tr ) tetap 250 menit, tetapi kondisi alirannya dan saluran pada daerah yang ditinjau diputar seperti gambar dibawah ini Pertanyaan : Gambarlah luas daerah hujan yang mempengaruhi debit puncak dan hitunglah besarnya debit tersebut, serta bagaimana bentuk hidrografnya ?. Jawab :
Waktu konsentrasi :
tc = 2,50 km / ( 0,10 m/det ) + 2 km / ( 1 m/det )
= ( 25.000 + 2.000 ) det = 27.000 det.
= 450 menit.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 3 :
Jawab :
Ternyata tc > tr, maka daerah yang diperhitungkan berkontribusi untuk
menimbulkan debit maksimum adalah bagian yang diarsir dan untuk
menetukan luasan daerah tersebut, adalah :
XT (m) 2 (km) ---------------- + ------------------------- = tr, diketahui tr = 250 menit. 0,10 m/det 1 m/det
{ XT m / 0,10 m/det } + 2.000 m = 15.000 det.
XT m / 0,10 m/det = 13.000 det Jadi XT = 1.300 m’.
Dengan cara yang sama akan didapat : XS = 1.500 m’.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 3 :
Jawab :
Debit maksimum dapat dihitung sebagai berikut :
o Qmax = C . i . A = 0,40 (10 x 10–3 / 3.600 x ½ (1.300 + 1500) x 2 x 2 x 106 m3/det. = 6,22 m3/det.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
tr
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
Waktu ( t ) dalam menit
Gambar Hidrograf
tc
0 250 700
6,22
Garis limpasan
Tin
ggi air
( m
’ )
Waktu ( t ) dalam jam
Tin
ggi air
( m
’ )
Waktu ( t ) dalam jam
Tin
ggi air
( m
’ )
Waktu ( t ) dalam jam
Kolam Storage menjamin Q min
Spill way menjamin Q max.
Waktu ( t ) bulan
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
Rata-rata bulanan
Waktu ( t ) bulan
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
Rata-rata tahunan
Waktu ( t ) bulan
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
50 % = Rata-rata = 3,21 = th 50, 54, 62
Waktu ( t ) bulan
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
50 % = Rata-rata = 3,21
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Frekuensi Debit Banjir :
Dasarnya :
o F = P = 1 / Tr Dimana : P = probability Tr = periode ulang ( recurrence period ) o Tr = n / ( m – 0,5 )
o Tr = ( n + m ) / m. Dimana : n = jumlah sample m = urutan sample
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Kriteria untuk bangunan di Indonsia :
Drainage pertanian Tr = 5 - 10 tahun Tanggul Banjir Tr = 25 - 50 tahun Bendung di sungai Tr = 50 - 100 tahun Pelimpah waduk Tr > 100 tahun
Sebagai perbandingan : Tanggul Laut di negeri Belanda Tr = 10.000 tahun sehingga probabilitasnya sangat kecil P = 1 / 10.000 = 0,0001.
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
°
Debit (
Q )
dala
m m
3/d
etik
Frequency of excendence ( excendence probability ) atau return period
Gambar Frekuensi untuk Debit Banjir ( Qmax )
98 50 60 10
6,22
Ploting data
Fill by eye ( dengan mata )
°
90 95 02 01
BAB I
SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
°
Bia
ya (
Rp.
10
7 )
Masa Ulang ( tahun )
Gambar Pemilihan masa ulang atas Biaya Bangunan
Biaya Konstruksi
Minimum ( optimum ) °
1 2 3 4 5 6 7 8
Biaya Risiko
0 1
2
3
4