pertambangan emas

15
MAKALAH DAMPAK PENAMBANGAN EMAS DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Nilai pada Mata Kuliah Geologi Lingkungan dan SumberDaya OLEH YULFI ELDA SARI 13122 / 2009 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah buat

Upload: heddiansyah-nasution

Post on 01-Dec-2015

250 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penambangan

TRANSCRIPT

Page 1: pertambangan Emas

MAKALAHDAMPAK PENAMBANGAN EMAS DAN UPAYA

PENANGGULANGANNYA

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Nilaipada Mata Kuliah Geologi Lingkungan dan SumberDaya

OLEHYULFI ELDA SARI

13122 / 2009

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFIFAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-

Nya jualah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah buat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW  karena jasa beliaulah kita semua masih

dapat merasakan indahnya Islam.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

membantu penyelesaian makalah ini, yaitu  :

1.       Dosen pembimbing mata kuliah Geologi Lingkungan dan SumberDaya yang telah memberi

petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

Page 2: pertambangan Emas

2.       Para sahabat serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan menjadi amal sholeh hendaknya. Harapan

penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak terutama terhadap penulis sendiri.

Akhirnya kepada Allah lah penulis serahkan diri dan berdo’a semoga kita selalu mendapat

ganjaran disisinya.  Amien

Padang, 22 April 2012

Penulis,

BAB I

 PENDAHULUAN

a.          Latar Belakang

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan

(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas

bumi, migas).

Pertambangan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting sehingga

pengembangannya secara berkelanjutan perlu dilakukan karena berhubungan erat dengan

pendapatan nasional dan daerah serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar tambang.

Salah satu mineral tambang yang memiliki potensi adalah emas.

Kegiatan penambangan khususnya emas dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang

dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan

lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali

kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya.

Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan

kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo, dkk.,2005).

Page 3: pertambangan Emas

Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat

penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang

berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih

baik, dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan penambangan dapat menjadi

daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut.

Sering pula dikatakan bahwa bahwa kegiatan penambangan telah menjadi lokomotif

pembangunan di daerah tersebut.

Akan tetapi, tidaklah mudah menepis kesan bahwa penambangan dapat menimbulkan

dampat negatif terhadap lingkungan. Terlebih-lebih penambangan yang hanya mementingkan

laba, yang tidak menyisihkan dana yang cukup untuk memuliakan lingkungannya.

b.     Perumusan Masalah

1.         Apa saja dampak penambangan emas ?

2.         Bagaimana upaya mengatasi dampak penambangan emas ?

Page 4: pertambangan Emas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Dampak Penambangan Emas Terhadap Lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata

lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan

kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing

(seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan

manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo,

2003).

Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem

hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara.

Pada kegiatan usaha pertambangan emas skala kecil, pengolahan bijih dilakukan dengan

proses amalgamasi di mana merkuri (Hg) digunakan sebagai media untuk mengikat emas.

Mengingat sifat merkuri yang berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar

penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah. Selain itu, untuk menekan

jumlah limbah merkuri, maka perlu dilakukan perbaikan sistem pengolahan yang dapat menekan

jumlah limbah yang dihasilkan akibat pengolahan dan pemurnian emas.

Sedangkan pertambangan skala besar, tailing yang dihasilkan lebih banyak lagi. Pelaku

tambang selalu mengincar bahan tambang yang tersimpan jauh di dalam tanah, karena jumlahnya

lebih banyak dan memiliki kualitas lebih baik. Untuk mencapai wilayah konsentrasi mineral di

dalam tanah, perusahaan tambang melakukan penggalian dimulai dengan mengupas tanah bagian

atas (top soil). Top Soil kemudian disimpan di suatu tempat agar bisa digunakan lagi untuk

penghijauan setelah penambangan. Tahapan selanjutnya adalah menggali batuan yang

mengandung mineral tertentu, untuk selanjutnya dibawa ke processing plant dan diolah. Pada

saat pemrosesan inilah tailing dihasilkan. Sebagai limbah sisa batuan dalam tanah, tailing pasti

memiliki kandungan logam lain ketika dibuang.

Di dalam air, merkuri dapat berubah menjadi senyawa organik metil merkuri atau fenil

merkuri akibat proses dekomposisi oleh bakteri. Selanjutnya senyawa organik tersebut akan

Page 5: pertambangan Emas

terserap oleh jasad renik dan masuk dalam rantai makanan. Merkuiri merusk air, vegetasi dan

hewan.

2.2 Dampak Penambangan Emas Terhadap Kesehatan

Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat zmembahayakan kehidupan manusia

karena adanya rantai makanan.

Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan

berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak bumi, dan relatif

terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan endapan-endapan mineral biji dari logam-

logam berat. Merkuri digunakan pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida,

dan beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas. Dari kegiatan

penambangan tersebut menyebabkan tingginya konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air

permukaan pada daerah pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau

menguap dan terhirup secara langsung pada paru-paru.

Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah methyl

mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric khlor (HgCl2).

Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion

merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang

relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh

manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak

berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).

Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh adalah merkuri bisa

masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup pada perairan yang

tercemar merkuri. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun

moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini berubah bentuk secara

cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini

adalah bersifat racun bagi semua bentuk kehidupan, dan bersifat lambat untuk dikeluarkan dari

tubuh manusia. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri anorganik. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air adalah 0,001 mg/l.

2.3 Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penambangan Emas

Page 6: pertambangan Emas

Pencegahan pencemaran adalah tindakan mencegah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

manusia agar kualitasnya tidak turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dalam bentuk, pertama, remediasi,

yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi

tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah

pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri atas pembersihan,

venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke

daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.

Caranya, tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap, kemudian zat pembersih

dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang

kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal

dan rumit.

Kedua, bioremediasi, yaitu proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan

mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat

pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Ketiga, penggunaan alat (retort-amalgam) dalam pemijaran emas perlu dilakukan agar dapat

mengurangi pencemaran Hg.

Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun

kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum dilaksanakannya, kegiatan

penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan. Kajian ini

harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus implementasinya,

bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.

Kelima, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Hg dan B3 lainnya perlu

dilakukan. Bagi tenaga kesehatan perlu ada pelatihan surveilans risiko kesehatan masyarakat

akibat pencemaran B3 di wilayah penambangan.

Adapun upaya untuk mengurangi resiko bahaya merkuiri pada lingkungan, sebagai

berikut :

Page 7: pertambangan Emas

1.       Air limbah dari proses pemisahan emas diperlukan proses pengolahan sebelum dibuang ke

lingkungan. Salah satu rangkaian proses sederhana yang diperlukan untuk penurunan kadar

merkuri adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Menurut Droste (1994), dari

rangkaian proses tersebut dapat menurunkan kadar merkuri sebesar 20 – 90 %.

2.        Pada proses pemanasan / pemijaran campuran biji emas dengan air raksa akan menguapkan air

raksa yang ada, sehingga kegiatan ini harus dilakukan jauh dari pemukiman penduduk, dan

dalam pelaksanaannya harus memperhatikan arah angin

Dampak Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kesehatan Manusia Serta Lingkungan Sekitarnya

(Studi Kasus Daerah Penambangan Kabupaten Bombana

Provinsi Sulawesi Tenggara)

Oleh : *Tarzan

(*Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Tahun 2007)

Page 8: pertambangan Emas

Pada akhir tahun 2008 di daerah Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, telah dibuka areal penambangan emas (seperti pada gambar), dan hal ini banyak memicu masyarakat yang ada di Provinsi ini berlomba – lomba untuk sekedar mengadu nasib peruntungannya. Kurangnya pengetahuan serta keterbatasan teknik dan skil dalam menambang menjadikan masyarakat penambang ini lupa akan bahaya yang mengancam dirinya akibat resiko kesehatan yang akan diderita nantinya.

Diareal penambangan emas Hg atau hydrargyrum banyak sekali dijumpai, secara kasat

mata zat ini nampak kurang diperhatikan sebahagian orang dan adapula yang tidak

mengetahuinya. Hg adalah metal yang menguap pada temperature kamar. Karena sifat kimia –

fisikanya Hg ini pernah digunakan dalam pencampuran obat dan juga digunakan dalam industri –

industri tertentu seperti halnya industri perhiasan.

Hg merupakan racun sistematik dan dapat diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan tulang.

Oleh tubuh Hg dieksresikan lewat urine, feces, keringat, saliva dan air susu. Keterpaparan /

keracunan Hg akan menimbulkan gangguan susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan

kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi

dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal (GI) seperti stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit

pada mengunyah, ginggitivitis, garis hitam pada gusi (leadline) dan gigi yang mudah lepas. Kulit

dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organic cenderung merusak SSP (tremor, ataxia,

perubahan kepribadian) sedangkan Hg anorganik biasnya merusak ginjal dan menyebabkan cacat

bawaan. Di alam Hg anorganic dapat berubah menjadi organic dan sebaliknya karena adanya

interaksi dengan mikroba. Genus Pseudomonas dan Neurospora dapat mengubah Hg organic

menjadi an-organik.

Page 9: pertambangan Emas

Sebagai contoh Hg dalam darah penambang emas dan masyarakat serta dampak

kesehatan pada penambangan emas di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DI Yogyakarta Tahun

2005 didapatkan sebagai berikut :

Sampel % Keluhan

26 penambang

emas

89 orang

petani

disekitar

penambangan

76.92

23.08

56.18

24.7

22.5

1.12

Ada Hg dalam darahnya, Hg

tertinggi 13.7 µg/liter pada

hal NAB (Nilai Ambang

Batas) didalam tubuh 5 – 10

µg/liter

Menderita sakit ginjal dan

syaraf

Mengandung Hg dalam

darahnya. Hg tertinggi

dalam darah penduduk di

sekitar penambangan adalah

11,8 µg/liter

Menderita Paraesthesia

Menderita Kelelahan

Mengalami Cacat Fisik

Kongenital

(Sutomo et al, 2005)

Untuk Aspek Kesehatan Lingkungan misalkan, yaitu dalam hal pemakaian logam berat

dalam industri tradisional penambangan emas khususnya di daerah penambangan emas

Kabupaten Bombana, ternyata tidak pernah dilakukan Studi AMDAL (Analisis Mengenai

Page 10: pertambangan Emas

Dampak Lingkungan) atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan/ Upaya Pemantauan

Lingkungan) terhadap kemungkinan adanya dampak penting yang diperkirakan muncul akibat

adanya kegiatan penambangan emas, padahal pihak pemerintah juga jelas mengetahui adanya

kegiatan penambangan ini.

Aspek Kedokteran Lingkungan misalkan, yaitu dalam hal adanya dampak medis akibat

penambangan emas tradisional di Kabupaten Bombana, Propinsi Sulawesi Tenggara, ternyata

tidak ada tindakan yang cukup berarti hingga saat ini, kecuali penarikan pajak Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang amat sangat gencar dilakukan.

Dan jika ditinjau dari Aspek K-3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) misalkan, dalam

hal ini penambang 95 % tidak memakai Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan, baju kerja,

celana kerja, kacamata, dan sebagainya), bila mereka memakai APD itupun bukanlah APD

standard seperti yang ditentukan oleh Departemen Tenaga Kerja.

Dengan melihat begitu besarnya dampak yang akan berpengaruh terhadap kesehatan

mayarakat perlu adanya perhatian khusus bagi pemerintah setempat untuk dilakukan kegiatan

penanggulangan sehingga hal ini tidak akan terlalu jauh merugikan kesehatan masyarakat

pekerja yang melakukan penambangan.

Dan juga dampak kesehatan masyarakat yang terjadi akibat bahan-bahan toksik amat

jelas terjadi dimana-mana, kiranya 5 tahap pencegahan di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat

amat perlu dilakukan yaitu upaya-upaya promotif,preventif dan protektif, kuratif, disability

limitation, dan rehabilitatif.

Sumber :

1. Slamet, JS. 2004. Kesehatan Lingkungan.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

2. Sutomo, Adi Heru; Suhardini, Sri Mukti; Sarwono, RD; Mardani, Tri; Kasjono, HS; Iskandar,Gamal; Supriadi, Gamal; Wijanarko, D; Siran 2005. MERCURY CONTAMINATION AMONG YOGYA-KARTA’S WORKERS : THE CASE OF KULON PROGO GOLD MINING, the Environmental Health Impact Team of Yogyakarta Province, Proceeding of International Conference on Occupational Health Aspects of Industrial Development and Informal Sector 2005, Yogyakarta, Indonesia, 29 November- 1 December 2005, Yogyakarta.

Page 11: pertambangan Emas

http://atha-enviromentalhealth.blogspot.com/2009/01/dampak-kegiatan-penambangan-emas.html