persepsi terhadap kompetensi mengajar guru dan...

38
85 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan karena bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia dibentuk melalui pendidikan yang berkualitas. Generasi muda adalah sumber daya manusia yang sangat diharapkan oleh setiap bangsa terutama bangsa Indonesia. Berbagai upaya sedang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari motivasi belajar yang dimiliki siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi, para siswa mempunyai prestasi belajar yang baik (Sadirman, 2004). Berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan Konseling SMPN 7 Salatiga pada tanggal 8 Januari 2014, banyak siswa-siswi dari SMPN tersebut memiliki hasil belajar yang kurang memuaskan. Guru Bimbingan Konseling menyatakan bahwa banyak dari siswa-siswinya tersebut memiliki sifat malas untuk belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Ketika berada di luar sekolah siswa-siswi ini banyak yang tidak belajar kembali di rumah, orangtua merekapun terkesan kurang memperdulikan apabila ditanya

Upload: hoanghuong

Post on 16-Sep-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

85

LATAR BELAKANG

Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang

paling utama dalam kehidupan karena bertujuan untuk

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas

sumber daya manusia dibentuk melalui pendidikan yang

berkualitas. Generasi muda adalah sumber daya manusia yang

sangat diharapkan oleh setiap bangsa terutama bangsa

Indonesia. Berbagai upaya sedang dilaksanakan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesia.

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang

sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha

untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa

setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya

tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari motivasi

belajar yang dimiliki siswa. Dengan motivasi belajar yang

tinggi, para siswa mempunyai prestasi belajar yang baik

(Sadirman, 2004).

Berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan

Konseling SMPN 7 Salatiga pada tanggal 8 Januari 2014,

banyak siswa-siswi dari SMPN tersebut memiliki hasil belajar

yang kurang memuaskan. Guru Bimbingan Konseling

menyatakan bahwa banyak dari siswa-siswinya tersebut

memiliki sifat malas untuk belajar baik di dalam maupun di

luar kelas. Ketika berada di luar sekolah siswa-siswi ini

banyak yang tidak belajar kembali di rumah, orangtua

merekapun terkesan kurang memperdulikan apabila ditanya

Page 2: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

86

karena mereka cenderung lebih banyak bekerja di luar rumah

dimana mayoritas pekerjaan dari orangtua siswa-siswi

tersebut adalah buruh. Guru bahasa Indonesia juga

menyatakan bahwa ketika menjelaskan suatu pelajaran di

kelas, hanya sedikit siswa yang memperhatikan sehingga

proses pembelajaran di kelas menjadi kurang efektif.

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran siswa adalah motivasi belajar. Dengan adanya

motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan

memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar. Dorongan

motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu

dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah

(Sadirman, 2004).

Motivasi belajar (learning motivation) yaitu dorongan

seseorang untuk belajar sesuatu guna mencapai cita-cita

(Djamarah, 2002). Seseorang akan memiliki motivasi belajar

yang tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang

akan dicapainya dikemudian hari. Menurut Slameto (2010)

faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Untuk faktor intern salah satunya yaitu adanya

motif yang kuat pada diri individu dan juga pengaruh

lingkungan yang kuat. Sedangkan untuk faktor ekstern yaitu

faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor

keluarga bisa dilihat dari cara orang tua yang memperhatikan

pendidikan anaknya dengan adanya bimbingan dan

penyuluhan yang akan menimbulkan motivasi pada anak.

Faktor sekolah mencakup metode pembelajaran, kurikulum,

Page 3: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

87

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran

dan waktu sekolah, keadaan gedung merupakan salah satu

yang mempengaruhi motivasi siswa. Sedangkan faktor

masyarakat dilihat dari media massa yang memberikan berita-

berita terkini.

Menurut Schiefelbaum dan Simmons (2002) faktor

keluarga sangat penting dalam menentukan keinginan yang

dicapai oleh siswa. Castejon dan Perez (1998),

mengemukakan bahwa persepsi anak tentang dukungan

keluarga secara langsung mempengaruhi kinerja si anak.

Kompenen keluarga merupakan komponen yang paling

mempengaruhi psikologis anak.

Dukungan keluarga terutama orang tua sangat

diperlukan dalam motivasi belajar, mengingat bahwa

dukungan keluarga sangat mempengaruhi psikologis anak.

Dukungan sosial orangtua pada siswa-siswi dapat

memberikan kesempatan untuk mengungkapkan keinginan

siswa-siswi dalam menentukan pilihan, memberikan perasaan

nyaman dan tenang pada diri siswa-siswi, membantu siswa-

siswi dalam memperoleh dukungan sosial, menciptakan peran

sebuah keluarga sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa-

siswi dan bukan sebagai tekanan pada keinginan siswa-siswi

(Al-Mighwar, 2006). Dalam penelitian skripsi oleh Dian

Setyorini (2012) mengenai hubungan antara dukungan sosial

orangtua dengan motivasi belajar siswa SD Sidorejo Lor 1

Salatiga didapatkan hasil penelitian menunjukan ada

hubungan positif signifikan antara dukungan sosial orangtua

Page 4: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

88

dengan motivasi belajar siswa SD Sidorejo Lor 1 dengan r

=0,637 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05).

Selain peran keluarga yang penting dalam memotivasi

siswa-siswi, peran sekolah juga sangat dominan dalam

mempengaruhi motivasi belajar siswa karena sekolah

merupakan tempat dimana siswa melaksanakan proses

pembelajaran secara formal. Salah satu faktor yang sering

dianggap menurunkan motivasi siswa untuk belajar di sekolah

adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang

menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi

pelajaran sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai sesuatu

yang membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk

kehidupan sehari-hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu

yang terbatas, dan sebagainya. Akan tetapi, hal yang lebih

utama dari faktor materi pelajaran sebenarnya adalah faktor

guru. Keadaan guru sebagai salah satu faktor di dalam

lingkungan sekolah yang turut mempengaruhi minat belajar

menjadi sangat penting tatkala motivasi siswa dapat muncul

atas dasar ketertarikan. Kemampuan guru dalam

meningkatkan ketertarikan siswa sangat penting dan besar

pengaruhnya (Sarwono, 1989). Penelitian Annisa dan Filia

(2005) menunjukkan adanya hubungan positif antara persepsi

tentang kompetensi professional guru matematika dengan

motivasi belajar matematika pada siswa kelas 1 SMA Negeri

1 Medan dengan r=0,244 dan p=0,004 (p<0,05).

Guru merupakan salah satu unsur yang menentukan

dalam keberhasilan suatu pembelajaran, maka untuk dapat

Page 5: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

89

mengajar dan menjalankan fungsinya dengan baik guru harus

memiliki kompetensi yang tinggi. Komponen kompetensi

guru meliputi empat hal seperti yang dikemukakan Saragih

(2008) yaitu kompetensi guru pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.

Penguasaan kompetensi yang tinggi tersebut dapat membantu

guru agar lebih profesional dalam melakukan pekerjaannya.

McCombs (dalam Santrock, 2004) menemukan bahwa

siswa yang merasa didukung dan diperhatikan oleh guru lebih

termotivasi untuk melakukan kegiatan akademik daripada

siswa yang tidak didukung dan diperhatikan gurunya. Hal ini

terkait dengan persepsi siswa terhadap kompetensi

profesional gurunya.

Persepsi menurut Irwanto, Elia, Hadisoepandma,

Priyani, Wisimanto & Fernandas (1996) adalah proses

diterimanya rangsang (obyek, kualitas, hubungan antar gejala,

maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan

dimengerti. Proses penerimaaan rangsang ini disebut

penginderaan (sensation). Tetapi pengertian kita akan

lingkungan atau dunia sekitar kita bukan sekedar hasil

penginderaan itu. Ada unsur interpretasi terhadap rangsang-

rangsang yang diterima, yang kemudian menjadikan kita

subyek dari pengalaman kita sendiri. Rangsang-rangsang

yang diterima inilah yang menyebabkan kita mempunyai

suatu pengertian terhadap lingkungan. Apa yang dilihat dan

dialami oleh pancaindra seseorang akan berpengamh kepada

Page 6: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

90

persepsinya tentang sesuatu dan juga akan mempengaruhi

tindakannya.

Siswa menerima rangsang-rangsang atau stimulus-

stimulus berupa guru dan proses pengajaran yang

dilakukannya, yang selanjutnya diinterpretasikan dan

dipahami siswa sebagai suatu pengalaman belajar yang

memberikan efek positif maupun negative bagi dirinya. Hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan Winkel (1996), bahwa

setiap siswa yang memandang belajar di sekolah pada

umumnya, atau pada bidang studi tertentu, sebagai sesuatu

yang bermanfaat baginya, akan memberikan penilaian yang

positif terhadap semua aspek yang berkaitan dengan hal

tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin

meneliti apakah persepsi terhadap kompetensi mengajar guru

dan dukungan sosial orangtua mempengaruhi motivasi belajar

siswa SMPN 7 Salatiga.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan

sumbangan ilmiah pada pengembangan psikologi pendidikan

khususnya tentang masalah persepsi terhadap kompetensi

mengajar guru dan dukungan sosial orangtua sebagai

prediktor motivasi belajar siswa. Manfaat praktis dari

penelitian ini adalah : Bagi subjek, hasil penelitian dapat

memberikan informasi tentang keterkaitan antara persepsi

terhadap kompetensi mengajar guru dan dukungan sosial

orangtua dengan motivasi belajar. Bagi orangtua, secara tidak

Page 7: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

91

langsung dapat dimanfaatkan sebagai panduan dalam memacu

motivasi belajar anak dengan memberikan dukungan sosial

sehingga anak dapat berprestasi secara optimal. Bagi pihak

sekolah diharapkan dapat memberikan informasi kepada

siswa dan orangtuanya serta memberikan penyuluhan

mengenai pentingnya motivasi belajar melalui dukungan

sosial orangtua dan juga melalui guru-guru yang ada di

sekolah.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Motivasi Belajar

Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul

dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi

oleh manusia tersebut. Motif berasal dari bahasa latin movere

yang berarti bergerak. Karena itu motif diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong

untuk berbuat. Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan

faktor - faktor lain, yang disebut dengan motivasi (Walgito,

2010). Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan (Donald, 1950). Motivasi adalah

suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi

perbuatan/tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

tujuan/keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong

tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

(Usman, 2000).

Page 8: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

92

Aspek-aspek motivasi belajar

Aspek-aspek motivasi belajar untuk siswa SMP menurut

Pintrich & Groot (1990) (dalam Wang, 2012) adalah :

a. Learning strategies yaitu strategi belajar yang dimiliki

individu.

a. Self Efficacy yaitu ada tidaknya harga diri untuk belajar

dan bekerja.

b. Intrinsic Value yaitu ada tidaknya orientasi tujuan dari

dalam diri individu.

c. Test Anxiety yaitu ada tidaknya kecemasan saat

mengikuti tes.

d. Lack of Learning Self Regulation yaitu cara mengatur diri

dalam belajar.

Pengertian Dukungan Sosial Orangtua

Dukungan sosial sebagai konsep yang menunjuk pada

hubungan interpersonal yang melindungi orang-orang

terhadap konsekuensi negatif dari stress dan dianggap

sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial

(Rook, 1994). Dukungan sosial yang terdiri dari informasi

atau nasehat verbal atau non verbal yang berupa bantuan

nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial

didapat dari kehadiran mereka dan mempunyai manfaat

emosioanal atau efek perilaku bagi pihak penerima (Gottlieb,

1994).

Dukungan sosial menurut Sarafino (2006) adalah

perasaan kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan

yang diterima dari orang atau kelompok lain. Sarafino

Page 9: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

93

menambahkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan

sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai, bernilai,

dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong

mereka ketika membutuhkan bantuan. Berdasarkan berbagai

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan social

adalah segala bentuk bantuan yang diberikan pada individu

berupa kenyaman, perhatian, penghargaan, yang dirasakan

individu dapat memberi efek positif bagi dirinya yang

diperolehnya melalui interaksi dengan individu atau

kelompok lain.

Orangtua kandung adalah orangtua biologis dari

seorang anak, baik pria atau wanita, dan tanpa

mempedulikan apakah orang tua anak telah menikah satu

sama lain, atau sebagaimana ditunjukkan sebagai orangtua

anak dalam akte kelahirannya (Aji,2009).

Berdasarkan uraian di atas, dukungan sosial orangtua

yaitu suatu kesenangan, perhatian, penghargaan atau

pertolongan yang terdiri dari informasi atau nasehat

berbentuk verbal atau non-verbal, baik secara emosional,

penghargaan, dan materi dari orangtua yang diterima oleh

anaknya.

2.Aspek-aspek Dukungan Sosial Orangtua

Weiss (dalam Cutrona, 1986) mengembangkan Social

Provisions Scale untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial

Page 10: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

94

yang diperoleh dari hubungan individu dengan orang lain.

Terdapat enam aspek di dalamnya, yaitu :

a. Attachment (kasih sayang/kelekatan) merupakan perasaan

akan kedekatan emosional dan rasa aman, meliputi

merasakan kedekatan emosional dengan orangtua,

merasakan perasaan aman dan terlindung.

b. Social integration (integrasi sosial) merupakan perasaan

menjadi bagian dari keluarga, tempat orangtua berada dan

tempat saling berbagi minat dan aktivitas, meliputi

mempunyai kesempatan untuk berbagi minat dan

kesenangan dengan orangtua dan mempunyai kesempatan

untuk melakukan aktivitas bersama orangtua.

c. Reasurance of worth (penghargaan/pengakuan) merupakan

pengakuan akan kompetensi dan kemampuan anak, meliputi

penghargaan yang dirasakan dari orangtua, mendapatkan

persetujuan terhadap ide dan pendapat, mendapatkan

dorongan semangat dari orangtua, dan mendapatkan

perbandingan positif dari pihak lain.

d. Reliable alliance (ikatan/hubungan yang dapat diandalkan)

merupakan kepastian atau jaminan bahwa anak dapat

mengharapkan orangtua untuk membantu dalam semua

keadaan, meliputi mendapatkan kesempatan untuk berbagi

cerita suka dan duka dengan orangtua dan mendapatkan

bantuan dalam bentuk apapun dari orangtua tanpa meminta.

e. Guidance (bimbingan) merupakan nasehat dan pemberian

informasi oleh orangtua kepada anak, meliputi mendapatkan

nasehat/saran dari orangtua, mendapatkan

Page 11: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

95

penjelasan/informasi dari orangtua, dan mendapatkan

umpan balik dari orangtua atas perilaku atau pendapat yang

disampaikan.

f. Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu)

merupakan perasaan anak akan tanggungjawab orangtua

terhadap kesejahteraan anak, meliputi pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dan pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan

belajar.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek-aspek

dukungan social yang disebutkan oleh Weiss (dalam

Cutrona, 1986) yaitu Attachment, Social Integration,

Reassurance of Worth, Reliable Alliance, Guidance, dan

Opportunity for Nurturance. Alasan peneliti menggunakan

teori Weiss (dalam Cutrona, 1986) karena aspek-aspek

tersebut lebih lengkap jika dibandingkan dengan teori yang

lain dan telah dikelompokkan ke dalam beberapa bagian

sehingga tidak menimbulkan kerancuan.

3. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

Menurut House (dalam Weiten, 1992), bentuk-bentuk

dukungan sosial adalah :

a. Emotional Support

Individu membutuhkan simpati, cinta, kepercayaan serta

kebutuhan didengarkan. Individu dapat merasakan bahwa

orang di sekitarnya memberikan perhatian pada dirinya,

mendengarkan, simpati terhadap masalah pribadi maupun

pekerjaan.

Page 12: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

96

b. Appraisal Support

Penilaian terhadap individu dengan cara memberi

penghargaan atau memberi penilaian yang mendukung

pekerjaan, prestasi, dan perilaku seseorang dalam

peranan sosial dan memberikan feedback yang saling

tergantung.

c. Informational Support

Menyediakan informasi yang berguna bagi seseorang

untuk mengatasi persoalan pribadi maupun pekerjaan.

Informasi ini dapat berupa nasehat, pengarahan, dan

informasi lain yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Instrumental Support

Dukungan instrument juga disebut dukungan nyata atau

dukungan secara materi, seperti bantuan pinjaman uang,

transportasi, membantu pekerjaan tugas, meluangkan

waktu dan lain-lain.

4.Dampak dari Dukungan Sosial

a. Dampak Positif

Dampak positif dari dukungan sosial oleh House (dalam

Smet, 1994) dibagi menjadi 3 kategori :

1) Tangiable assistance adalah pemberian dukungan

material, dimana anak mendapatkan dukungan dalam

bentuk material secara nyata dari orangtua.

2) Information adalah pemberian informasi yang berguna

bagi dirinya dari orangtua.

Page 13: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

97

3) Emotional support adalah pemberian dukungan emosi.

Anak mendapatkan dukungan emosional dari orangtua,

misalnya dalam bentuk kepedulian yang dapat diberikan

dengan perhatian dan memberikan semangat.

b. Dampak negatif

Dampak negatif dari dukungan sosial oleh Sarafino

(dalam Maulia, 2006) adalah :

1) Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu

yang membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan

yang diberikan tidak cukup, individu merasa tidak perlu

dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga

tidak memperhatikan dukungan yang diberikan.

2) Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang

dibutuhkan individu.

3) Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada

individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku

tidak sehat.

4) Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam

melakukan sesuatu yang diinginkannya.

Pengertian Persepsi Terhadap Kompetensi Mengajar

Guru

Gibson (1989) dalam buku Organisasi Dan

Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan definisi

persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh

individu untuk menafsirkan dan memahami dunia

Page 14: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

98

sekitarnya terhadap obyek. Gibson juga menjelaskan

bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap

lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu

memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun

objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali

lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru

dan dosen menyatakan guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian

guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara

dikotomis tentang pendidikan..

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan

tugas, sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan

Gazali (dalam Slameto, 2010) mendefinisikan mengajar

adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan

cara paling singkat dan tepat.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud

dengan kompetensi mengajar guru adalah seperangkat

kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing

aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya

berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.

Jadi, persepsi siswa tentang kompetensi mengajar guru

adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap

Page 15: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

99

kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Mengajar Guru

Faktor-faktor kompetensi mengajar guru menurut

Irawan (2011) :

a. Profesional

Pada aspek ini, guru dituntut untuk menguasai materi

pelajaran sesuai yang dikehendaki dan diamanatkan oleh

kurikulum, berkaitan dengan bidang yang digelutinya dan

sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

b. Sosial

Sering dan tidaknya guru diberi tugas di sekolah yang

tercermin pada banyak dan tidaknya SK penugasan

kepala sekolah pada guru tersebut, bagaimana peran guru

di lingkungan tempat tinggalnya.

c. Kepribadian

Seorang guru tidak lepas dari kepemilikan kemantapan

dan kematangan kepribadian.

d. Karya Ilmiah

Karya Ilmiah adalah faktor penting yang harus ada

dalam seleksi guru berprestasi. Karya ilmiah ini dapat

berupa laporan penelitian, makalah seminar atau

simposium , dan artikel jurnal.

Page 16: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

100

Aspek-aspek Kompetensi Mengajar Guru

Aspek kompetensi mengajar guru menurut Suharsaputra

(2013) terdiri dari :

a. Kemampuan menyusun rencana, guru mampu untuk

merencanakan suatu program yaitu :

1) Mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran, guru

mampu menjelaskan hasil akhir dari proses

pembelajaran.

2) Mampu memilih/menentukan materi, guru mampu

menentukan materi yang tepat untuk pembelajaran.

3) Mampu mengorganisir materi, guru mampu

menyusun materi dengan baik.

4) Mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,

guru mampu memilih strategi pembelajaran yang

tepat dan efisien.

5) Mampu menentukan media/alat pembelajaran, guru

mampu memilih sarana dan prasarana pembelajaran

yang tepat dan menarik.

b. Kemampuan pelaksanaan pembelajaran, guru mampu

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik

yaitu :

1) Mampu membuka pelajaran, guru mampu membuka

pelajaran dengan baik.

2) Mampu menyajikan materi, guru mampu menjelaskan

materi dengan tepat.

3) Mampu menggunakan metode/strategi, guru mampu

menerapkan metode pembelajaran secara tepat.

Page 17: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

101

4) Mampu menggunakan alat peraga, guru mampu

menggunakan alat bantu untuk menjelaskan materi.

5) Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif, guru

mampu memakai bahasa yang dapat mengajak siswa

aktif dalam proses pembelajaran.

6) Mampu memotivasi siswa, guru mampu memotivasi

siswa

7) Mampu berinteraksi denga siswa secara komunikatif,

guru mampu menjalin hubungan baik dengan siswa.

8) Mampu mengalokasikan waktu secara tepat, Guru

mampu memanfaatkan waktu dengan baik.

c. Kemampuan mengadakan evaluasi pembelajaran dan

tindak lanjut,guru mampu menilai hasil dari proses

belajar mengajar dan menentukan langkah yang tepat

untuk meningkatkan proses belajar mengajar ke arah

yang lebih baik yaitu :

1) Mampu mengadakan diskusi dengan siswa, guru

mampu berdiskusi dengan siswa.

2) Mampu menyimpulkan pembelajaran, guru mampu

menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Memberikan soal/permasalahan, guru mampu

memberikan soal yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran

4) Mampu melaksanakan penilaian, guru mampu

melaksanakan penilaian

Page 18: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

102

5) Mampu memberikan umpan balik, guru mampu

memberikan umpan balik dari pembelajaran yang

telah dilakukan.

Persepsi Terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan

Dukungan Sosial Orangtua sebagai Prediktor Motivasi

Belajar

Menurut Joni (dalam Alfiyah, 1998) guru sesuai

dengan tugasnya adalah sebagai fasilitator dan motivator serta

sekaligus inspirator dalam kelas. Hal ini menunjukkan

pentingnya peranan guru dalam menumbuhkan motivasi dalam

belajar siswa. Guru sebagai fasilitator, ia harus dapat

memberikan berbagai kemudahan petunjuk, bantuan, dorongan

kepada siswa, dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Memberikan petunjuk belajar atau mengarahkan bagaimana

agar siswa dapat belajar dengan mudah, dan sekaligus

memberikan dorongan yang dibutuhkan siswa. Setiap siswa

harus dapat dibuat senang, baik dalam mengikuti pelajaran

maupun bergaul.

Guru sebagai pengajar juga perlu memilki kompetensi

dalam melaksanakan tugas- tugas kependidikannya. Guru yang

berkompeten akan mentransfer pengetahuan dan mendidik

serta membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Hal

ini dilakukan untuk membangkitkan semangat siswa untuk

lebih berprestasi dalam belajar. Untuk itu diperlukan guru yang

berkompeten yang bisa menguasai kelas dan siswanya.

Timbulnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh adanya

Page 19: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

103

persepsi siswa terhadap kompetensi guru. Kompetensi guru

bisa dijadikan sebagai stimulus yang menghendaki adanya

respons pada diri siswa apakah siswa tersebut akan menyikapi

sebagai hal yang positif atau menyikapi sebagai hal yang

negatif. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

secara konseptual adanya hubungan antara persepsi siswa

tentang kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa

(Suharsaputra, 2010).

Berdasarkan penelitian korelasional yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan persepsi tentang keterampilan

guru mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas akselerasi

untuk mata pelajaran sosiologi di SMA Swasta Al-Azhar

Medan menunjukkan bahwa dilihat dari aspek keterampilan

guru mengajar, motivasi belajar siswa rendah pada mata

pelajaran sosiologi walaupun kriteria kemampuan guru

mengajar sama (Damanik, 2010). Jika diasumsikan

kemampuan guru mengajar sudah relatif baik, maka hal yang

mungkin berkaitan dengan motivasi belajar siswa adalah

persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar yang

tampak pada keterampilan guru mengajar.

Motivasi belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam

aktivitas belajar untuk mendapatkan imbalan dan menghindari

hukuman (ekstrinsik), serta karena keinginan dan tanggung

jawab personal, dan untuk menghadapi tantangan (intrinsik).

Persepsi tentang keterampilan guru mengajar yaitu adanya

proses kognisi, afeksi, interpretasi, dan evaluasi siswa

mengenai keterampilan guru melaksanakan pembelajaran yang

Page 20: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

104

meliputi mengulas pembelajaran sebelumnya, memberikan

materi baru, memberikan latihan dengan bimbingan guru,

memberikan umpan balik (feedback), memberikan latihan

mandiri, dan mengulas kembali materi yang telah diajarkan

secara berkala. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas

akselerasi SMA Swasta Al-Azhar Medan tahun ajaran

2009/2010, yaitu sebanyak 34 siswa. Hipotesis penelitian ini

adalah terdapat hubungan antara persepsi tentang keterampilan

guru mengajar dengan motivasi belajar, baik ekstrinsik

mauipun intrinsik. Pembuatan alat ukur dan analisa data pada

variabel motivasi belajar dilakukan secara terpisah antara

motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik karena berdasarkan

teori Santrock (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang

keterampilan guru mengajar dengan motivasi belajar pada

siswa kelas akselerasi untuk mata pelajaran sosiologi di SMA

Swasta Al-Azhar Medan dengan r=0,42 dan signifikansi=0,01

(p<0,05) (Damanik, 2010).

Dukungan keluarga terutama orang tua sangat

diperlukan dalam motivasi belajar, mengingat bahwa

dukungan keluarga sangat mempengaruhi psikologis anak.

Dalam hal ini komunikasi sangat diperlukan oleh anak dan

keluarga dalam menumbuhkan motivasi anak untuk mencapai

tujuan atau sesuatu yang diinginkannya termasuk anak ingin

melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan sesuai dengan

cita-citanya (Sukmadinata, 2011). Siswa dengan dukungan

Page 21: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

105

social yang tinggi akan mempunyai pikiran yang lebih positif

terhadap situasi yang sulit.

Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar

utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri.

Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah

adalah bersumber dari orang tua. Orangtua diharapkan dapat

memberikan kesempatan pada anak agar dapat

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar

mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang

ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala

perbuatannya. Hal ini dapat membentuk anak mengalami

perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada

orang tua menjadi mandiri.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swan & Shea,

2005; Garton, Haythornthwaite, & Wellman, 1997;

Haythornthwaite, 1996; Haythornthwaite, 1998 (dalam Corey,

2007) bahwa salah satu komponen penting yang berpengaruh

terhadap kemandirian belajar adalah perkembangan komunitas

tempat siswa belajar dan berkembang. Selain itu menurut

Bandura (1997), selain faktor lingkungan yang berpengaruh

terhadap kemandirian dalam belajar, ada lagi faktor yang

mempengaruhi, yaitu faktor kepribadian siswa, atribut personal

(seperti pengetahuan, kesiapan, nilai, locus of control) dan

atribut perilaku seperti ketrampilan serta motivasi pada diri

siswa.

Dalam mengembangkan motivasi pada diri siswa,

peran orangtua merupakan hal yang penting. Persepsi anak

Page 22: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

106

terhadap dukungan orangtua dan harapan anak terhadap

orangtua dapat berfungsi sebagai motivator positif bagi pelajar

(Ethington, 1991). Rasa percaya orangtua terhadap

kemampuan akademis anak, mengarahkan anak agar mandiri,

memberikan penguat bagi perilaku berprestasi, serta

keterlibatan di dalam pembelajaran anak dapat memunculkan

persepsi diri positif dan motivasi akademis (Eccles, Wigfiled

&, 1998 ; Gonzalez-DeHass, Wiwms, & Holbein, 2005).

Selain itu menurut Lamborn dan Steinberg (1993) dukungan

yang suportif dari orangtua dapat dihubungkan dengan

motivasi anak dalam proses pembelajarannya.

Berdasarkan penelitian Dian (2012) mengenai

hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan motivasi

belajar siswa SD Sidorejo Lor 1 Salatiga menunjukan ada

hubungan positif signifikan antara dukungan sosial orangtua

dengan motivasi belajar siswa SD Sidorejo Lor 1 Salatiga.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik saturation sampling

dengan subjek penelitian 120 siswa-siswi SD Sidorejo Lor 1

Salatiga. Variabel dukungan sosial diukur dengan

menggunakan skala dukungan sosial orangtua yang berjumlah

30 item dan variabel motivasi belajar diukur dengan

menggunakan skala motivasi belajar yang terdiri dari 28 item.

Analisis data dengan menggunakan teknik analisis korelasi

Pearson Product Moment dan diperoleh r =0,637 dengan

signifikansi 0,000 (p<0,05).

Page 23: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

107

Hipotesis

1. Ada korelasi positif signifikan antara kompetensi mengajar

guru terhadap motivasi belajar.

2. Ada korelasi positif signifikan antara dukungan sosial

terhadap motivasi belajar.

3. Persepsi terhadap kompetensi mengajar guru dan dukungan

sosial orangtua sebagai prediktor yang signifikan terhadap

motivasi belajar.

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Penelitian

Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu Variabel

bebas (Persepsi terhadap kompetensi mengajar guru dan

Dukungan sosial orangtua) serta Variabel terikat (Motivasi

belajar siswa). Kompetensi mengajar guru diukur dengan

menggunakan skala Kompetensi Guru dalam Proses Belajar.

Dukungan sosial orangtua diukur dengan menggunakan Social

Provisions Scale yang disusun berdasarkan aspek-aspek

dukungan sosial yang dikemukakan oleh Weiss (dalam

Russell & Cutrona, 1984). Motivasi belajar siswa diukur

dengan menggunakan Motivated Strategies for Learning

Questionnaire (MSLQ) for Junior High School yang disusun

berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar yang dikemukakan

oleh Pintrich & Groot (dalam Wang, 2012).

Page 24: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

108

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

menggunakan sakala pengukuran psikologi, yang terdiri dari 3

skala. Item dalam skala-skala tersebut dikelompokkan dalam

pernyataan favorable dan unfavorable dengan menggunakan 4

alternatif jawaban dari skala Likert yang telah dimodifikasi

yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan

Sangat Tidak Sesuai (STS). Keseluruhan data diperoleh dari

skala psikologi yang telah dibagikan kepada subjek.

Hasil Seleksi Item dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Persepsi Kompetensi Guru

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan

reliabilitas skala pada pengujian ketiga (lampiran C)

didapatkan koefisien reliabilitas yaitu sebesar 0,805

dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0,

25.

2. Dukungan Sosial Orangtua

Sedangkan pada pengujian ketiga (lampiran C)

didapatkan koefisien reliabilitas yaitu sebesar 0,820

dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0,

25.

3. Motivasi Belajar

Pada putaran kedua, hasil pengujian reliabilitas skala

mengalami perubahan menjadi 0,810 dengan minimal indeks

daya diskriminan item sebesar 0, 25

Page 25: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

109

Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara

ketiga variabel penelitian adalah regresi berganda. Dalam

penelitian ini, analisis data akan dilakukan dengan bantuan

program khusus komputer statistik yaitu SPSS version 16.0

for windows.

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F

ANOVAb

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 513.009 2 256.504 8.740 .000a

Residual 1966.434 67 29.350

Total 2479.443 69

a. Predictors: (Constant), PERSEPSI, DUKUNGAN

b. Dependent Variable: MOTIVASI

Page 26: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

110

Berdasarkan tabel anova, diperoleh nilai Fhitung sebesar 8.740

dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05) yang berarti ada

pengaruh yang signifikan persepsi terhadap kompetensi mengajar

guru dan dukungan social orangtua terhadap motivasi belajar.

Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan

Nilai t Variabel Independent Terhadap Variabel Dependent

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 21.143 9.301 2.273 .026

DUKUNGAN .117 .125 .102 .937 .035

PERSEPSI 1.036 .259 .437 4.007 .000

a. Dependent Variable: MOTIV

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y+ 0.437 X1 = 0.102 X2

Keterangan:

1. Konstanta sebesar 21.143 mengandung arti bahwa jika

variabel independen dianggap konstan, maka nilai

motivasi belajar sebesar 21.143.

Page 27: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

111

2. Koefisien regresi persepsi kompetensi mengajar guru

sebesar 0.437 memberikan pemahaman bahwa setiap

penambahan satu satuan atau satu tingkatan persepsi

kompetensi mengajar guru akan berdampak pada

meningkatnya motivasi belajar belajar sebesar 0.437

satuan.

3. Koefisien regresi dukungan social orangtua 0.102

memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu

satuan atau tingkat dukungan social orangtua akan

berdampak pada meningkatnya motivasi belajar sebesar

0.102 satuan.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian mengenai persepsi terhadap

kompetensi mengajar guru dan dukung social orangtua

sebagai predictor motivasi belajar siswa SMP Negeri 7

Salatiga, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang

positif signifikan antara persepsi terhadap kompetensi

mengajar guru dan dukungan social orangtua dengan motivasi

belajar.

Hasil pengukuran diatas membuktikan bahwa hipotesis

yang menyatakan bahwa persepsi terhadap kompetensi

mengajar guru dan dukung social orangtua sebagai predictor

motivasi belajar siswa SMP Negeri 7 diterima. Hal ini terlihat

dari Nilai nilai F sebesar 8,740 pada taraf signifikansi 0.000

(p<0.05). kedua variabel memberikan sumbangan efektif

sebesar 20.7% yang berarti 20.7% dari variasi yang terjadi

Page 28: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

112

pada variabel motivasi belajar dapat dijelaskan oleh variasi

dari variabel persepsi terhadap kompetensi mengajar guru dan

variabel dukungan social orangtua.

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran siswa adalah motivasi belajar. Dengan adanya

motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan

memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar. Dorongan

motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu

dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah

(Sadirman, 2004).

Motivasi belajar (learning motivation) yaitu dorongan

seseorang untuk belajar sesuatu guna mencapai cita-cita

(Djamarah, 2002). Seseorang akan memiliki motivasi belajar

yang tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang

akan dicapainya dikemudian hari. Bila seseorang memahami

cita-citanya secara baik, maka ia akan terdorong untuk

semakin giat dalam belajar. Dalam proses belajar, motivasi

sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai

motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan

aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan

intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah

(2002) ada tiga fungsi motivasi yaitu motivasi sebagai

pendorong perbuatan yang berfungsi sebagai pendorong

untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik

ambil dalam rangka belajar, motivasi juga sebagai penggerak

perbuatan dimana dorongan psikologis melahirkan sikap

terhadap anak didik yang merupakan suatu kekuatan yang tak

Page 29: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

113

terbendung yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan

psikofisik serta motivasi sebagai pengarah perbuatan dimana

anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang

diabaikan.

Menurut Slameto (2010) faktor yang mempengaruhi

motivasi yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Untuk faktor

intern salah satunya yaitu adanya motif yang kuat pada diri

individu dan juga pengaruh lingkungan yang kuat. Sedangkan

untuk faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat. Faktor keluarga bisa dilihat dari cara orang

tua yang memperhatikan pendidikan anaknya dengan adanya

bimbingan dan penyuluhan yang akan menimbulkan motivasi

pada anak. Faktor sekolah mencakup metode pembelajaran,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, pelajaran dan waktu sekolah, keadaan gedung

merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi siswa.

Sedangkan faktor masyarakat dilihat dari media massa yang

memberikan berita-berita terkini..

Dari uraian di atas, penulis dapat mengatakan bahwa

semakin tinggi dukungan social orangtua yang ada pada diri

siswa, maka tinggi pula mtivasi belajarnya, sehingga hasil

belajar yang mereka peroleh juga akan maksimal. Hal

tersebut dikarenakan para siswa-siswi SMP Negeri 7 Salatiga

mampu memotivasi diri mereka untuk belajar apabila

didukung oleh orangtua. Selain itu, persepsi siswa terhadap

Page 30: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

114

kompetensi mengajar guru mempengaruhi motivasi

belajarnya.

Banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, motivasi belajar

merupakan salah satu faktor pendukung dari semua faktor

yang memengaruhi tinggi rendahnya keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Faktor lain di luar dukungan social

orangtua yang dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar,

seperti faktor dari lingkungan misalnya pendampingan dari

pihak Guru kepada siswa dan pengaruh dari siswa yang lain

(Winkel, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

persepsi terhadap kompetensi mengajar guru dan dukungan

social orangtua memberikan kontribusi terhadap motivasi

belajar, sehingga nampak jelas bahwa persepsi terhadap

kompetensi mengajar guru dan dukungan social orangtua

mempunyai hubungan positif dengan motivasi belajar.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi terhadap

kompetensi mengajar guru dan dukungan sosial orangtua sebagai

prediktor motivasi belajar pada siswa SMP Negeri 7 Salatiga,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan uraian dan

hasil analisis statistik dalam bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa persepsi terhadap kompetensi mengajar guru

dan dukungan social orangtua dapat dijadikan sebagai prediktor

terhadap motivasi belajar siswa SMPN 7 Salatiga. Sebagian besar

Page 31: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

115

subjek (50%) memiliki tingkat persepsi terhadap kompetensi

mengajar guru berada pada kategori tinggi, sebagian besar subjek

(58,57%) memiliki tingkat dukungan social orangtua berada pada

kategori tinggi dan sebagian besar subjek (60%) memiliki tingkat

motivasi belajar berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

Bagi siswa siswi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

motivasi belajar berada pada kategori tinggi. Para siswa

disarankan dapat mempertahankan bahkan bisa mengembangkan

lagi motivasi belajarnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu dengan terus

mengembangkan kemampuan yang ada pada diri siswa.

Bagi sekolah dan guru. Di sekolah, guru yang memegang peranan

penting dalam mendidik para siswa. Maka kepada pihak sekolah

khususnya guru sebagai seorang fasilitator di sekolah, disarankan

lebih meningkatkan kualitas mendidik dan mengajar siswa,

sehingga siswa mampu meningkatkan motivasi belajarnya agar

lebih maksimal dalam proses pembelajaran

Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa masih ada faktor lain di luar persepsi kompetensi mengajar

guru dan dukungan sosial orangtua yang memengaruhi motivasi

belajar. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih

lanjut penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel

lain yang dapat digunakan, sehingga terungkap faktor-faktor yang

memengaruhi motivasi belajar siswa seperti pendampingan dari

Page 32: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

116

pihak guru kepada siswa, relasi siswa dengan siswa, inteligensi,

bakat, kematangan, latar belakang kebudayaan, kurikulum,

keadaan sekolah, dan teman bergaul. Selain itu, penulis

menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat kelemahan dari

penelitian yang dilakukan oleh penulis seperti penentuan sampel

yang tidak maksimal karena dalam wawancara awal yang

dilakukan oleh penulis dengan pihak sekolah, yang dimana

didapati bahwa motivasi belajar itu kurang secara keseluruhan

dari kelas VII sampai dengan kelas IX, sehingga penentuan

sampelnya diwakilkan hanya kelas VIII dan kelas IX, sehingga

nampak motivasi belajar kelas VII dalam penelitian ini tidak ada.

DAFTAR PUSTAKA

Abrror, A.R. (1998). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Tiara

Wacana

Anni. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan

praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Edisi 2.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 33: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

117

Cozby, P. C. (2009). Methods in behavioral research.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cutrona & Russell. (1987). The Provisions of Social

Relationships and Adaptation to Stress. Washington, DC:

JAI Press Inc.

Danin, S. (2011). Perkembangan peserta didik. Edisi Kedua.

Jakarta: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-

undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional. Diakses pada tanggal 28

Agustus 2013 dari www.Inherentdikti.net/files/sisdiknas.pdf

Djali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah. (2002). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi

Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Esti, S. (1989) .Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Efendi, R., & Suliasih. (2008). PKn 1. Jakarta : Erlangga.

Elliot. (2011). Motivasi Belajar dan Faktor-faktornya. Jakarta:

Grafindo

Feist & Feist. (2010). Teori kepribadian. Edisi ketujuh. Jakarta:

Salemba Humanika.

Gie, T. (2002). Cara belajar yang efektif. Yogyakarta: Liberty

Ginting, C. (2003). Kiat belajar di perguruan tinggi. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Gunarsa, S. D. (2000). Psikologi praktis: anak, remaja, dan

keluarga. Jakarta: Gunung Mulia

Hadi, S. (2004). Metodologi research. Yogyakarta: Andi Ofset.

Page 34: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

118

Hamalik, O. (2001). Proses belajar mengajar. Jakarta: Penerbit

Bumi Aksara.

Hurlock, E. (2002). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. (2004). Perkembangan Anak (terjemahan).Jakarta:

Erlangga

Irawan. (2011). Kompetensi Mengajar Guru. Bandung : Refika

Aditama

Janda, L. H. (1998). Psychological testing: theory and

applications. Icludes Sonware. Massachusetts: A Viacom

Company

Masrizal. (2004). Teori-teori Persepsi. Bandung: PT Remaja

Rasdakarya

Monks F. J., Knoers A. M. P., & Haditono S. R. (2002). Psikologi

perkembangan: pengantar berbagai bagiannya.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nasution. (1982). Teknologi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara

Nurgiyantoro, Gunawan, & Marzuki. (2009). Statistik terapan:

untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human

development 9th

edition. New York: McGraw Hill Inc.

Parsono. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:

Erlangga

Priyitno, E. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK

Purwanto. (2008). Motivasi Siswa. Jakarta: Erlangga

Page 35: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

119

Safrudin. (2011). Analisis Hubungan Supervisi Kepala Sekolah

dan Kualifikasi Akademik Guru Terhadap Kompetensi Guru

Dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Satu Atap Se-

Kabupaten Indramayu. Diunduh dari

http://www.thesisui.edu/etd/

Sadirman, A. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rajawali.

Santrock, J. (2004). “Lifespan development”. McGraw-Hill.

Boston, ____________, “Educational

Psychology”,McGraw-Hill, Boston, 2001.

Setyorini, D. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial

Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa SD Sidorejo Lor

1 Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Shia, R. (2001). Academic Intrinsic And Extrinsic Motivation And

Metacognition. Wheeling Jesuit University

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sukmadinata, N. S. (2011). Landasan psikologi proses

pendidikan. Bandung: PT Remaja Rasdakarya.

Suharsaputra. (2013). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika

Aditama

Suparlan. (2006). Kompetensi Mengajar Guru. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan

kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syah. (2001). Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Jakarta:

Gunung Mulia

Walgito. (2010). Motivasi Belajar Ssiswa. Jakarta: Erlangga

Page 36: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

120

Wang. (2012). Revised Motivated Strategies for Learning

Questionnaire for Secondary School Students. The

International Journal of Research and Review

Page 37: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling

1

Page 38: Persepsi terhadap Kompetensi Mengajar Guru dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9003/3/T1_802010075_Full... · Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling