persepsi guru terhadap pelaksanaan program pendidikan dan latihan profesi guru (plpg) di rayon 101...

65
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye Aceh Utara) Skripsi Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Masyithah PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2013

Upload: ameersabry

Post on 21-Jan-2016

319 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN

DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS

SYIAH KUALA BANDA ACEH

(Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye – Aceh Utara)

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna mencapai

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Masyithah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2013

Page 2: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN

DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS

SYIAH KUALA BANDA ACEH

(Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye – Aceh Utara)

Skripsi

Oleh:

Nama : Masyithah

NIM : 1006101130019

Jurusan/Program Studi : PPKn

disetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II

Drs. Amirullah, M.Si Hasbi Ali, S.Pd, M.Si

NIP. 195711031987021001 NIP. 197011222005011002

Page 3: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –
Page 4: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –
Page 5: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

ABSTRAK

Kata Kunci: Persepsi Guru, PLPG.

Judul penelitian ini adalah: Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) pada Rayon 101 Universitas Syiah

Kuala Banda Aceh. Latar belakang masalah: Pendidikan yang bermutu sangat

tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang profesional dan

sejahtera serta bermartabat. Untuk mewujudkan guru yang bermutu, pemerintah telah

dan akan melaksanakan program Sertifikasi Guru dilakukan melalui jalur Pendidikan

dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). Keberhasilan program sertifikasi ini sangat

tergantung pada pemahaman guru itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)

Untuk mengetahui persepsi guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) dan (2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

persepsi guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG). Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif untuk menentukan

variabel yang akan diteliti dan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini

adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada UPTD Tanah Jambo Aye

Kabupaten Aceh Utara yang berjumlah 7 orang. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini digunakan instrumen wawancara, selanjutnya data dianalisis secara

kualitatif. Hasil penelitian: (1) Guru memandang positif terhadap pelaksanaan

program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) karena dapat meningkatkan

kualitas pembelajarannya dan menjadi guru yang profesional sesuai dengan bidang

ilmu yang diajarkannya dan (2) Persepsi guru terhadap pelaksanaan program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal guru. Simpulan: (1) Persepsi guru terhadap pelaksanaan program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah sangat positif, dimana melalui

program Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ini guru dapat

meningkatkan kualitas pembelajarannya dan menjadi guru yang profesional sesuai

dengan bidang ilmu yang diajarkannya dan (2) Faktor yang mempengaruhi persepsi

guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

adalah peningkatan kualitas diri, profesionalisme, penerimaan insentif, dan

peningkatan status sosial dalam masyarakat. Saran: (1) Diharapkan kepada

pemerintah agar lebih dapat mengintensifkan pelaksanaan program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam rangka meningkatkan kualitas dan

profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dan (2) Diharapkan kepada guru-

guru peserta program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) agar dapat lebih

serius dalam mengikuti proses pendidikan dan pelatihan tersebut, sehingga apabila

mereka telah lulus dapat melaksanakan proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi

dari masa sebelumnya.

Page 6: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadhirat Allah swt yang telah memberikan

limpahan taufik dan hidayahNya, sehingga telah dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti

sekarang ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Suami Ishak dan anak-anak tercinta yang senantiasa memberikan do’a dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan Kualifikasi Guru dalam

Jabatan ini.

2. Bapak dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala,

Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan

para dosen yang telah mengasuh penulis selama dalam pendidikan.

3. Bapak Drs. Amirullah, M.Si sebagai Pembimbing I dan bapak Hasbi Ali, S.Pd,

M.Si sebagai Pembimbing II yang telah mencurahkan tenaga dan pikirannya

untuk mengarahkan penulis.

4. Teman- teman mahasiswa Kualifikasi Guru dalam Jabatan Kelas Lhokseumawe

yang telah memberi dorongan moril kepada penulis.

Page 7: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Akhirnya, penulis mengharapkan saransumbangsih dari para pembaca

sekalian yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penulisan skripsi ini di

masa yang akan datang.

Pantee Bidari, 01 Juli 2013

Penulis

Masyithah

Page 8: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………… iv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN ………………………………. 1

1. 1.Latar Belakang Masalah ………………………… 1

1. 2. Rumusan Masalah ………………………… 7

1. 3. Tujuan Penelitian ………………………… 8

1. 4. Manfaat Penelitian ………………………… 8

1. 5. Pertanyaan Penelitian ……………………….... 9

1. 6. Defenisi Istilah ………………………… 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ……………………….... 10

2. 1. Persepsi Guru ………………………………. 10

2. 2. Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) 15

2. 3. Urgensi Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) ………………………… 28

BAB III METODE PENELITIAN ………………….. 36

3. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……………. 36

3. 2. Lokasi Penelitian dan Sumber Data ……………. 36

3. 3. Subjek dan Objek Penelitian ………………….. 37

3. 4. Teknik Pengumpulan Data ………………….. 37

3. 5. Teknik Analisis Data ………………………… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …... 39

4. 1. Hasil Penelitian ………………………………. 39

4. 2. Pembahasan …………………………………….. 47

BAB V PENUTUP …………………………………….. 52

5. 1. Simpulan …………………………………….. 52

5. 2. Saran …………………………………….. 52

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 53

Page 9: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara …………………………………… 56

Lampiran 2. Daftar Informan …………………………………………. 57

Lampiran 3. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing Skripsi ……….. 58

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala …………………………………… 59

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Aceh Utara …………………………………… 60

Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari Kepala

UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara ………. 61

Lampiran 7. Biodata Penulis ……………………………………………. 62

Page 10: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha untuk membudayakan

manusia atau memanusiakan manusia, sehingga pendidikan amat strategis dalam

rangka upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna

meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Oleh karena itu, prosesnya harus

dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam hal ini, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu

sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis sesuai dengan amanat

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang mengamanatkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Page 11: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Namun demikian, peningkatan mutu pendidikan salah satunya ditentukan

oleh kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam proses

pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu

hasil pendidikan mempunyai posisi strategis, maka setiap usaha peningkatan

mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru

baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Dalam hal ini, guru adalah figur

manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam

pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur

guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut

persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal

karena menurut Djamarah (2000:20) bahwa: ”Lembaga pendidikan formal

adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar waktu guru ada di sekolah, sisanya

ada di rumah dan di masyarakat”.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh

teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur

yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain unsur murid

dan fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat

ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui

Page 12: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk

meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan

profesional guru dan mutu kinerjanya.

Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung

berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai

ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan

sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin

pada kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat

tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Gunawan (1996)

mengemukakan bahwa: ”Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus

sebagai evaluator pembelajaran di kelas, maka peserta didik merupakan subjek

yang terlibat langsung dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Oleh karena itu, kehadiran guru dalam proses pembelajaran di sekolah

masih tetap memegang peranan yang penting. Peran tersebut belum dapat diganti

dan diambil alih oleh apapun. Hal ini disebabkan karena masih banyak unsur-

unsur manusiawi yang tidak dapat diganti oleh unsur lain. Menurut Wijaya dan

Rusyan (2004:24) bahwa: ”Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan

paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru

sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri”.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan

merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum

yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam

meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam

Page 13: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk

mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik

menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.

Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan

materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan

cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya,

disamping itu guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat

dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga

kependidikan berkewajiban: ”(1) Menciptakan suasana pendidikan yang

bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) Mempunyai

komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan

(3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.

Harapan dalam Undang Undang tersebut menunjukkan adanya perubahan

paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai sumber informasi

bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju

paradigma yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun

siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu

meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun

kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Page 14: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi dari

tujuan suatu pendidikan, antara lain guru, siswa, sarana dan prasarana,

lingkungan pendidikan, dan kurikulum. Namun demikian, dari beberapa faktor

tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati posisi

yang sangat strategis dan dengan tidak mengabaikan faktor lainnya, guru dalam

hal ini sebagai subyek pendidikan menjadi faktor penentu keberhasilan

pendidikan. Eksistensi guru ini menjadi sangat penting manakala pada sejumlah

sekolah di daerah pedalaman sangat keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran.

Dalam hal ini, Jalal (2007:1) mengatakan bahwa: “Pendidikan yang

bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang

profesional dan sejahtera serta bermartabat”. Oleh karena itu, eksistensi guru

yang bermutu merupakan syarat mutlak untuk hadirnya sistem dan praktik

pendidikan yang bermutu. Untuk mewujudkan guru yang bermutu, pemerintah

telah dan akan melaksanakan program Sertifikasi Guru dalam jabatan yang

akhir- akhir ini dilakukan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru

(PLPG). Namun demikian, keberhasilan program sertifikasi ini sangat

tergantung pada pemahaman guru itu sendiri. Banyak yang memahami bahwa

Sertifikasi Guru hanya untuk tujuan upaya pemerintah meningkatkan

kesejahteraan guru. Kesalahpahaman dari segelintir guru ini lebih disebabkan

masih lemahnya sistem sosialisai yang dilakukan oleh pemmerintah di berbagai

level baik pusat maupun daerah.

Page 15: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

PLPG merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,

terutama untuk pengembangan intelektual dan kepribadian manusia. Selain itu

PLPG berperan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia dan organisasi

atau instansi pemerintah agar dapat maju dan berkembang baik dari segi

pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kebutuhan tuntutan lembaga

pendidikan itu sendiri. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru diperuntukkan bagi

guru yang telah menjalani sertifikasi profesi melalui uji portofolio. Dalam dua

tahap sertifikasi melalui uji portofolio, hanya sebagian kecil guru yang

dinyatakan memenuhi kualifikasi. Guru yang gagal memenuhi persyaratan

diwajibkan mengikuti PLPG.

Widoyoko (2008:5) mengatakan bahwa: “Sertifikasi merupakan sarana

untuk mencapai tujuan, dalam hal ini perlu adanya pemahaman dari semua pihak

bahwa sertifikasi adalah sarana untuk mencapai mutu pendidikan”. Oleh karena

itu, kelulusan dalam sertifikasi bukan merupakan segalanya dengan

menghalalkan segala cara untuk mencapainya, melainkan hanya sebagai sarana

yang dapat menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

Sanaky (2005:7) mengatakan bahwa: “Langkah dan tujuan melakukan

sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan kualitas guru sesuai dengan

kompetensi keguruannya”. Lebih lanjut, Sanaky (2005:7) mengatakan bahwa

ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas atau

mutu guru antara lain: “(1) Sertifikasi guru, (2) Pembaharuan sertifikat pendidik,

Page 16: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

(3) Beberapa fasilitas untuk memajukan diri, dan (4) Sarjana non kependidikan

dapat menjadi guru”.

Namun demikian, realitas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan

program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di rayon 101 Universitas

Syiah Kuala Banda Aceh masih banyak guru yang belum berhasil, walaupun

dengan tiga tahapan ujian ulangan. Mayoritas ketidaklulusan guru tersebut

adalah pada Ujian Nasional program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG). Kondisi yang demikian, cenderung telah menyebabkan apatisme pada

guru untuk mengikuti program program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) pada tahun berikutnya. Sikap apatisme guru ini menyebabkan mereka

tidak dapat menikmati kesejahteraan guru yang didanai oleh pemerintah.

Dari latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini membahas

tentang: Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) pada Rayon 101 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

(Suatu penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara).

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) ?

2. Apa faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ?

Page 17: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap

pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya akan menjadi sumbangan

pemikiran teoritis kepada guru dalam rangka mengikuti pelaksanaan Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru (Guru).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan masukan dalam

rangka mengikuti pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Guru).

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini sebagai pengetahuan awal nantinya untuk

mengikuti pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Guru) di masa

yang akan datang.

Page 18: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

1.5. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana persepsi guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) ?

2. Apa faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ?

1.6. Defenisi Istilah

1. Persepsi guru.

Persepsi guru dalam penelitian ini dimaksudkan adalah cara pandang guru

terhadap pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

2. Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam penelitian ini

dimaksudkan adalah program pemberian sertifikat pendidik bagi guru yang

telah memenuhi syarat untuk menjadi pendidik yang profesional.

Page 19: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Persepsi Guru

Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi

tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh: Rahmat

(2003:51) mengemukakan pendapatnya bahwa: “Persepsi adalah pengalaman

tentang obyek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Persepsi setiap individu dapat

sangat berbeda walaupun yang diamati benar-benar sama. Menurut Desideranto

dalam Rahmat (2003 :16) persepsi adalah: “Penafsiran suatu obyek, peristiwa

atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan

penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah

hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu”.

Muhyadi (1991:233) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses

stimulus dari lingkungannya dan kemudian mengorganisasikan serta

menafsirkan atau suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dan

menginterpretasikan kesan atau ungkapan indranya agar memilih makna dalam

konteks lingkungannya. Hal senada juga dikemukakan oleh Sarwono (1993:238)

yang mengartikan persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seseorang

individu untuk menilai keangkuhan pendapatnya sendiri dan kekuatan dari

kemampuan-kemampuannya sendiri dalam hubungannya dengan pendapat-

pendapat dan kemampuan orang lain. Sedangkan pengertian persepsi menurut

Page 20: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Walgito (2002:54) adalah: “Pengorganisasian, penginterpretasian terhadap

stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan

sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa persepsi adalah

kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus,

sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain

itu persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi

suatu kebiasaan. Berbagai batasan tentang persepsi di atas, dapat dijelaskan

bahwa persepsi adalah sebagai proses mental pada individu dalam usahanya

mengenal sesuatu yang meliputi aktifitas mengolah suatu stimulus yang

ditangkap indera dari suatu obyek, sehingga didapat pengertian dan pemahaman

tentang stimulus tersebut. Persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri

individu disaat ia menerima stimulus dari lingkungannnya.

Miftah Thoha (2003: 145) menyatakan, proses terbentuknya seseorang

didasari pada beberapa tahapan:

1. Stimulus atau rangsangan.

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu

stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

2. Registrasi.

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme

fisik yang berupa penginderaan dan saraf seseorang berpengaruh

melalui alat indera yang dimilikinya.

3. Interpretasi.

Merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu

proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses

interpretasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan

kepribadian seseorang.

4. Umpan Balik (feed back).

Setelah melalui proses interpretasi, informasi yang sudah diterima

dipersepsikan oleh seseorang dalam bentuk umpan balik terhadap

stimulus.’’ Proses persepsi menurut Mar’at (1992:108) adanya dua

Page 21: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

komponen pokok yaitu seleksi dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud

adalah proses penyaringan terhadap stimulus pada alat indera. Stimulus

yang ditangkap oleh indera terbatas jenis dan jumlahnya, karena adanya

seleksi. Hanya sebagian kecil saja yang mencapai kesadaran pada

individu.

Individu cenderung mengamati dengan lebih teliti dan cepat terkena hal-

hal yang meliputi orientasi mereka. Interpretasi sendiri merupakan suatu proses

untuk mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu.

Dalam melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem

nilai yang dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian

individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus

tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik atau ada

persesuaian, maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya, selain itu

adanya pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang dipersepsi

individu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Kehidupan individu tidak dapat terlepas dari lingkungannya, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak individu dilahirkan, maka

sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya.

Menurut Walgito (2001:69) persepsi merupakan: “Suatu proses yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera”. Namun demikian, proses penerimaan stimulus

tersebut tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan

selanjutnya menjadi proses persepsi.

Oleh karena itu, proses penginderaan tidak terlepas dari proses persepsi

dan proses penginderaan merupakan pendahuluan dari proses persepsi. Dalam

Page 22: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

hal ini, alat indera tersebut merupakan mediator antara individu dengan dunia

luarnya. Stumulus yang diindera tersebut oleh individu diorganisir dan

diinterpretasikan, sehingga individu dapat menyadari, mengerti. Menyadari dan

mengerti inilah yang dimaksudkan sebagai proses persepsi. Dalam persepsi

stimulus dapat datang dari luar maupun dalam diri individu itu sendiri. Namun

demikian menurut Walgito (2001:70” bahwa: “Pada umumnya stimulus datang

dari luar diri individu yang diperoleh melalui indera penglihatan”.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yang sebagian

besar melalui indera penglihatan menghasilkan stimulus yang diorganisir dan

diinterprestasikan, sehingga individu mengerti tentang objek yang diinderanya

dengan melibatkan perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman individu.

Oleh karena itu, persepsi masing- masing individu saling berbeda antara satu

dengan lainnya.

Persepsi merupakan proses yang digunakan individu mengelola dan

menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada

lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat

berbeda dari kenyataan yang obyektif. Menurut Daviddof dalam Walgito

(2001:73) mendefenisikan persepsi adalah: “Suatu proses yang dilalui oleh suatu

stimulus yang diterima panca indera yang kemudian diorganisasikan dan

diinterpretasikan, sehingga individu menyadari yang di inderanya itu”.

Atkinson dan Hilgard dalam Walgito (2001:73) mengemukakan bahwa

persepsi adalah: “Proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola

Page 23: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

stimulus dalam lingkungan”. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena

adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat

komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta

diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi.

Menurut Walgito (2001:75) bahwa: “Proses terjadinya persepsi

tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu”.

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi dalam Walgito (2001:73)

sebagai: “Pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli”.

Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang

berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure.

Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan

berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap

penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut

akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan

interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna

terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Menurut Notoatmodjo (2005:25)

bahwa ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk dalam

rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu faktor eksternal dan faktor internal, yaitu:

1. Faktor eksternal, yaitu faktor yang melekat pada diri objeknya, meliputi:

1. Kontras.

Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat

kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

2. Perubahan intensitas.

Suara yang berubah dari pelan menjadi keras atau cahaya yang

berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.

3. Pengulangan.

Page 24: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut

tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat

perhatian kita.

4. Sesuatu yang baru.

Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada

sesuatu yang telah kita ketahui.

5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak.

Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik

perhatian seseorang.

2. Faktor internal.

1. Pengalaman atau pengetahuan.

Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan

faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus

yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah

dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

2. Harapan.

Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap

stimulus.

3. Kebutuhan.

Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan

stimulus secara berbeda. Misalnya seseorang yang mendapatkan

undian sebesar 25 juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya ingin

membeli sepeda motor, tetapi ia akan merasa sangat sedikit ketika ia

ingin membeli rumah.

4. Motivasi.

Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Seseorang yang

termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan

rokok sebagai sesuatu yang negatif.

5. Emosi.

Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus

yang ada. Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan

mempersepsikan semuanya serba indah.

6. Budaya.

Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara

berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar

kelompoknya sebagai sama saja.

2.2. Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Istilah pendidikan mempunyai banyak makna. Fatah (1996:4) mengatakan

bahwa pendidikan adalah:

Page 25: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

1. Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku

lainnya di dalam masyarakat dan tempat hidup mereka.

2. Proses sosial terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh

lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari

sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan

kemampuan sosial dan kemampuan individual optimum.

Pendidikan dapat berlangsung dimana saja tempat manusia berada, baik di dalam

lingkungan sekolah maupun luar sekolah yang dapat memberi kontribusi dalam

pembentukan keterampilan, sikap dan tingkah laku seseorang. Kegiatan

pendidikan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena kegiatannya adalah

mengembangkan kemampuan secara jasmani maupun rohani, intelektual ataupun

emosional yang mengacu kearah perubahan positif.

Pendidikan sebagai persiapan atau bekal bagi kehidupan yang akan datang

dalam masyarakat. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus

dipenuhi sepanjang hayat, karena tanpa pendidikan mustahil manusia atau suatu

kelompok dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju,

sejahtera dan bahagia. Seperti diungkapkan oleh Salam (1996:5) tentang

Pendidikan bahwa:

1. Pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education), ini berarti

usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir sampai tutup usia,

sepanjang manusia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat

mengembangkan dirinya.

2. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara

keluarga, masyarakat dan pemerintah.

3. Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan

manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.

Menurut Faiz Manshur dalam Salam (1996:6) mendefinisikan pendidikan

sebagai: ”Sarana manusia memperoleh ilmu pengetahuan, dengan tujuan agar

Page 26: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

manusia terbebas dari kebodohan”. Sedangkan pelatihan menurut Johanes Papu

dalam Salam (1996:7) adalah: ”Pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai

sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan)

antara kinerja yang ada pada saat ini dengan kinerja standar atau yang

diharapkan untuk dilakukan oleh si pegawai”.

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan diatas bahwa, pendidikan

adalah tanggung jawab manusia subjek atas diri sendiri lebih-lebih sesudah ia

dewasa yakni mandiri secara sosial, ekonomis, psikologi, dan lain-lain.

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual dan

moral supaya menjadi lebih baik serta mencapai hasil optimal. Sertifikasi guru

sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan

kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan

meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling yang pada akhirnya

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Bagi peserta sertifikasi yang belum dinyatakan lulus, Lembaga Pendidikan

dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Rayon merekomendasikan dua alternatif,

yaitu: (a) Melakukan kegiatan mandiri untuk melengkapi kekurangan dokumen

portofolio atau (b) Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)

yang diakhiri dengan ujian. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)

diakhiri dengan uji kompetensi guru yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan

dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Sertifikasi Guru dengan

mengacu pada rambu-rambu Ujian Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru

(PLPG). Uji kompetensi meliputi uji tulis dan uji kinerja (praktik pembelajaran).

Page 27: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) sangat diperlukan dalam

meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu lembaga

pendidikan. PLPG juga penting untuk membantu meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia dengan lebih baik. Selain itu PLPG akan membawa

keuntungan bagi lembaga pendidikan, sehingga akan tercipta tenaga-tenaga

pendidik yang profesional serta berkompetensi pada bidangnya masing-masing.

Profesi guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik yang relevan

dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagaimana

dituntut oleh undang-undang guru dan dosen. Marimba dalam Tafsir (200:107)

mengatakan bahwa: “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar

oleh pendidk terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama”.

Pendidikan berbeda dengan pelatihan. Pelatihan merupakan bagian dari

pedidikan. Walaupun demikian, pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang

sama, yaitu pembelajaran. Pelatihan bersifat spesifik, praktis dan segera.

Spesifik dalam arti pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan

yang dilakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan praktis dan segera adalah

bahwa apa yang sudah dilatihkan dapat diaplikasikan dengan segera sehingga

materi yang diberikan harus bersifat praktis.

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia (2005:713) pengertian pelatihan

merupakan: ”Proses, cara, kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh

kemahiran atau kecakapan.” Selanjutnya, pelatihan menurut Salam Salam

(1996:10) merupakan: “Bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya

Page 28: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau

sekelompok orang”. Edwards Deming dalam Tjiptono (2005:215) mengatakan

bahwa: ”Apabila pelatihan terlalu difokuskan pada aplikasi langsung merupakan

pandangan yang keliru. Berbagai macam pembelajaran dapat memberikan

keuntungan yang tidak dapat diprediksi”.

Dari beberapa pengertian pelatihan jelaslah, bahwa pelatihan merupakan

bagian dari proses pendidikan karena dalam pelatihan terdapat proses transfer

pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kecakapan dalam bekerja.

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu kunci dalam manajemen sumber

daya manusia dan merupakan salah satu tugas serta tanggung jawab yang tidak

bisa dilakukan dengan sembarangan. Pendidikan dan pelatihan dapat diartikan

sebagai suatu upaya peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia, dan

juga sebagai proses mempersiapkan tenaga pendidik untuk mencapai kinerja

yang memadai sesuai dengan standar dan tuntutan lembaga pendidikan tersebut.

Dari definisi Pendidikan dan Pelatihan, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan dan pelatihan merupakan sarana untuk menambah pengetahuan,

dimana kedua hal tersebut adalah sebagai acuan untuk kehidupan yang lebih

baik. Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk

kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia (personal

development). Pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu mata

rantai (link) dari siklus pengelolaan personil dapat diartikan: merupakan proses

perbaikan staf melalui berbagai macam pendekatan yang menekankan realisasi

diri (kesadaran), pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri. Pengembangan

Page 29: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan

kemampuan (abilities), sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan

anggota organisasi.

Disisi lain, Pendidikan dan pelatihan juga merupakan salah satu upaya

untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mumpuni, terutama untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan

(formal) di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan

kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedang

pelatihan (training) menurut Notoatmodjo (2003:28) sering dikacaukan

penggunaannya dengan latihan (pratice atau exercise) ialah: “Merupakan bagian

dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan

atau keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang”.

Menurut Wahjosumidjo (2002:381) arti pendidikan dan pelatihan dapat

dirumuskan sebagai: ”Suatu program kesempatan belajar yang direncanakan

untuk menghasilkan anggota atau staff demi memperbaiki penampilan seseorang

yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan”. Pendidikan dan pelatihan

merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang amat strategis.

Sebab dalam program pendidikan dan pelatihan selalu berkaitan dengan masalah

nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program pendidikan dan

pelatihan selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan

pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, dan motivasi.

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya pengembangan

sumber daya manusia, yang harus dilakukan secara berkesinambungan.

Page 30: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Terutama pendidikan dan pelatihan bagi guru, karena guru merupakan salah satu

komponen terpenting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, dimana saat

ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini W. Robert Houston dalam Rostiyah

(1989:4) memberikan pengertian kompetensi sebagai: “Suatu tugas yang

memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

dituntut oleh jabatan seseorang”.

Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititikberatkan pada tugas guru

dalam mengajar. Pendidikan dan pelatihan selain itu juga merupakan upaya

untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan intelektual manusia. Jelaslah

bahwa pendidikan dan pelatihan memang sangat diperlukan bagi para guru

sebagai Agent of Change dalam dunia pendidikan. Karena pengetahuan yang

diperoleh dari pendidikan dan pelatihan tidak hanya berguna bagi diri sendiri

tapi juga bagi orang lain.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya

pendidikan adalah upaya perbaikan perilaku dalam aspek kognitif, efektif, dan

psikomotorik yang dilakukan melalui aktivitas pengarahan, pembimbingan,

penteladanan dan latihan. Sedangkan pelatihan pada dasarnya sebuah proses

menjadikan seseorang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan juga

sebagai usaha perluasan ke tingkat yang lebih terampil dan mahir. PLPG juga

penting untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia

dengan lebih baik. Selain itu PLPG akan membawa keuntungan bagi lembaga

Page 31: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

pendidikan, sehingga akan tercipta tenaga-tenaga pendidik yang profesional

serta berkompetensi pada bidangnya masing-masing.

Tujuan PLPG berhubungan erat dengan manfaat dari PLPG tersebut,

dengan maksud agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru

dengan lebih baik lagi. Adapun tujuan dari Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Guru (PLPG) menurut Dirjendikti Depdiknas (2009:3) adalah: ”Untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta sertifikasi yang

belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio, dan

untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru melalui uji tulis dan uji

kinerja di akhir PLPG”. Sedangkan manfaat pendidikan dan pelatihan menurut

Siagian (1999:183) bagi organisasi, diantaranya:

1. Peningkatan produktivitas organisasi secara keseluruhan.

2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.

3.Terjadi proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

4. Timbul dorongan pada diri pekerja untuk terus meningkatkan

kemampuan kerjanya.

5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress, frustasi dan

konflik.

6. Meningkatkan kepuasan kerja.

7. Semakin besar pengakuan atas kemampuan seorang.

8. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru dimasa depan.

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) dapat dipandang sebagai

salah satu bentuk investasi. Karena dengan adanya Pendidikan dan Pelatihan

Profesi Guru (PLPG) guru termotivasi untuk meningkatkan kompetensi dan

profesionalismenya dan kualitas pendidikan di Indonesia akan 15 meningkat.

Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, maka

Page 32: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya harus memperoleh perhatian yang

besar.

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) adalah suatu proses yang

akan menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran diklat. Secara konkret

perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran diklat.

Kemampuan ini mencakup kognitif, efektif, maupun psikomotor. Apabila dilihat

dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari

input (sasaran diklat) dan output (perubahan perilaku), dan faktor yang

mempengaruhi proses tersebut.

Dapat dilihat bahwa tujuan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)

dapat meningkatkan kualitas tenaga pendidik khususnya dalam hal keahlian,

pengetahuan, dan sikap. Dari ketiga hal khusus ini bahwa satu sama lain saling

berkaitan, karena keahlian tanpa pengetahuan akan percuma, kemudian

pengetahuan tanpa sikap yang baik maka tidak ada artinya begitu juga

sebaliknya. Jadi, untuk menjadi guru yang baik bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah.

Sebelum suatu program pendidikan dan pelatihan (diklat) dilaksanakan

oleh suatu instansi, perlu dilakukan suatu analisa tentang pendidikan dan

pelatihan untuk kebutuhan instansi tersebut. Setelah melihat adanya kebutuhan

instansi (lembaga), perlu dibuat program diklat yang sesuai dan benar-benar

menyentuh (mencapai sasaran) kebutuhan lembaga, karena suatu program diklat

yang baik adalah program yang mencapai sasaran, tepat seperti yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Page 33: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan, antara lain, adanya penanggung jawab harian, adanya monitoring

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan melalui evaluasi harian, adanya alat-alat

bantu yang diperlukan (OHP, flip chart, dan sebagainya). Setelah persyaratan

diatas telah dipenuhi, nantinya pegawai (tenaga pendidik) akan dapat

melaksanakan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Program pendidikan dan

pelatihan harus berprinsip pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja

masing-masing pegawai pada jabatannya. Untuk itu, setiap pegawai tidak boleh

mengabaikan program diklat.

Program diklat merupakan salah satu faktor penting dalam

mengembangkan sumber daya manusia karena diklat tidak saja menambah

pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan dalam bekerja

sehingga produktifitas kerja semakin meningkat. Dalam penyelenggaraan

program diklat sering kali ditemukan berbagai persoalan-persoalan mendasar.

Persoalan ini merupakan kekurangan yang perlu mendapat perhatian serius dari

pengelola diklat. Kekurangan-kekurangan yang timbul dalam penyelenggaraan

diklat akan menyebabkan kualitas dan dampak diklat akan menjadi kurang

maksimal terhadap upaya pembenahan kualitas sumber daya manusia dalam

suatu instansi (lembaga pendidikan).

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional mengemukakan bahwa: “Pendidikan nasional bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

Page 34: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk

mencapai tujuan tersebut pemerintah telah menerapkan tiga rencana strategis

sebagaimana dituangkan dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan

Nasional Tahun 2005 sampai 2009, yaitu: “(1) Perluasan dan peningkatan akses,

(2) Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, dan (3) Peningkatan tata kelola

pendidikan, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pendidikan”.

Salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dalam rangka

pelaksanaan rencana strategis tersebut adalah guru. Menurut Mulyasa (2008:5)

bahwa: “Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam

membentuk wajah pendidikan di Indonesia”. Ujung tombak dari semua

kebijakan pendidikan adalah guru. Guru yang akan membentuk watak dan jiwa

bangsa, sehingga baik buruknya bangsa ini sangat bergantung kepada guru.

Karena peran guru yang begitu besar, maka diperlukan guru profesional, kreatif,

inovatif, mempunyai kemauan yang tinggi untuk terus belajar, melek terhadap

teknologi informasi, sehingga mampu mengikuti perkembangan jaman.

Sejalan dengan tuntutan profesional guru, maka pemerintah mengeluarkan

Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal 1

Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

mengemukakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal”. Selanjutnya, pasal 2

Page 35: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Undang Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

menisyaratkan bahwa: “Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional

seperti yang dimaksudkan di atas dibuktikan dengan sertifikat pendidik”.

Sertifikat pendidik diperoleh melalui program sertifikasi guru yang dilaksanakan

oleh LPTK yang ditunjuk oleh pemerintah.

Namun demikian, dalam realitasnya ditemukan kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan dalam program sertifikasi guru di lapangan.

Permasalahan ini secara kasat mata sebagian besar diakibatkan oleh faktor

oknum guru yang menghalalkan segala cara untuk bisa lulus sertifikasi. Adapun

masalah yang timbul di lapangan dari diadakannya program sertifikasi guru

dalam jabatan menurut Widiadi (2008:28) antara lain adalah: “(1) Pemalsuan

ijazah sebagai syarat kelengkapan kualifikasi akademik, (2) Pemalsuan karya

ilmiah, (3) Pemalsuan sertifikat dan piagam, (4) Penyuapan ke asessor

sertifikasi, (5) Munculnya konflik horizontal antar guru di masing- masing

sekolah, dan (6) Tersendatnya tunjangan profesi guru”.

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang tentunya tidak bisa

dilakukan oleh sebarangan orang dan hanya bisa dilaksanakan oleh orang-orang

terdidik yang sudah disiapkan untuk menekuni bidang pendidikan. Menurut

pasal 7 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

pekerjaan khusus tersebut dilaksanakan dengan prinsip- prinsip:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan tugasnya.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

Page 36: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

5. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalnya.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas profesi guru.

Selanjutnya, pasal 42 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen mengamanatkan bahwa: “Sebagai profesi, guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Menurut Dirjen Dikti (2010:21) bahwa: “Pelaksanaan program sertifikasi

guru melibatkan berbagai institusi pemerintah yaitu Dirjen Dikti, Dirjen

PMPTK, LPTK, LPMP, Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota, dan guru”. Agar dapat dilakukan penjaminan mutu terhadap

mekanisme dan prosedur pelaksanaan sertifikasi guru tersebut, maka Dirjen

Dikti telah menetapkan Pedoman Sertifikasi bagi guru dalam jabatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,

pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan dengan dua cara, yaitu

uji kompetensi melalui penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik

secara langsung bagi guru yang telah memenuhi persyaratan.

Salah satu mekanisme pemberian sertifikat pendidik kepada guru adalah

melalui jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). PLPG dilaksanakan

sesuai dengan proses baku sesuai dengan rambu- rambu pelaksanaan PLPG yang

dikeluarkan oleh Dirjen Dikti yang terdiri dari tujuh komponen utama

Page 37: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

pelaksanaan PLPG (Dirjen Dikti, 2010:25), antara lain: “(1) Kurikulum,

(2) Instruktur, (3) Sarana dan prasarana, (4) Penentuan rombongan belajar,

(5) Media pembelajaran, (6) proses KBM, dan (7) sistem evaluasi”. Ketujuh

komponen PLPG tersebut mempunyai peran strategis dalam mendukung proses

pengembangan dan audit kompetensi dalam sertifikasi guru.

Pengembangan kompetensi guru merupakan kegiatan yang dirancang

secara sistematis untuk meningkatkan profesionalitas guru yang menekankan

pada sikap, kemampuan, dan pengetahuan melalui pendidikan, penyusunan

program yang efektif, dan ketercukupan profesional untuk membantu siswa

mencapai hasil maksimal. Pengembangan kompetensi guru dalam program

sertifikasi khususnya dalam pelaksanaan PLPG dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi guru yang mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional dan sosial sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Pelaksanaan sertifikasi guru dimulai pada tahun 2007 dan tahun 2012

merupakan tahun keenam. Mengacu pada hasil penelaahan terhadap pelaksanaan

sertifikasi guru dan didukung dengan adanya beberapa kajian atau studi tentang

penyelenggaraan sertifikasi guru sebelumnya, pelaksanaan sertifikasi guru pada

tahun 2012 dilakukan beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar

yaitu pola penetapan peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum

PLPG.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan pola sertifikasi

dalam bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh Rayon LPTK untuk

memfasilitasi terpenuhinya standar kompetensi guru peserta sertifikasi. Menurut

Page 38: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan tahun 2012

(2012:6) bahwa:

Beban belajar PLPG sebanyak 90 jam pembelajaran selama 10 hari

dan dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan dan workshop menggunakan

pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAIKEM). Pendidikan dilaksanakan untuk penguatan

materi bidang studi, model-model pembelajaran, dan karya ilmiah.

Workshop dilaksanakan untuk mengembangkan, mengemas perangkat

pembelajaran dan penulisan karya ilmiah. Pada akhir PLPG dilaksanakan

uji kompetensi.

Salanjutnya, dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam

Jabatan tahun 2012 (2012:8) disyaratkan bahwa Peserta sertifikasi pola PLPG

harus mengikuti ketentuan berikut.

1. Mengikuti UKA dan apabila lulus UKA menyiapkan berkas PLPG

berupa:

a. Fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 dan/atau S-3 (bagi

yang memiliki) dan disahkan oleh perguruan tinggi yang

mengeluarkan.

b. Fotokopi SK sebagai guru, mulai SK pengangkatan pertama hingga

SK terakhir yang disahkan oleh atasan langsung/pejabat terkait.

c. Fotokopi SK mengajar dari kepala sekolah yang disahkan oleh

atasan.

d. SK pangkat terakhir (bagi guru PNS) yang disahkan oleh atasan

langsung/pejabat terkait.

e. Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP.

2. Mengikuti PLPG yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara

sertifikasi dan diakhiri dengan uji kompetensi.

3. Mengikuti satu kali ujian ulang bagi peserta yang belum lulus uji

kompetensi. Apabila tidak lulus ujian ulang, peserta diserahkan kembali

ke dinas pendidikan kabupaten/kota, khusus untuk guru SLB ke dinas

pendidikan provinsi.

4. Peserta PLPG yang tidak memenuhi panggilan karena alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG pada

panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih

dilaksanakan.

5. Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang

dapat dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila

sampai akhir masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat

memenuhi panggilan karena alasan yang dapatdipertanggungjawabkan,

Page 39: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

peserta tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG hanya pada

tahun berikutnya tanpa merubah nomor peserta. Bagi peserta yang tidak

dapat menyelesaikan PLPG pada tahun sebelumnya dengan alasan yang

dapat dipertanggungjawabkan dapat melanjutkan PLPG hanya pada

tahun berikutnya apabila persyaratan yang ditentukan dipenuhi.

2.3. Urgensi Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG)

Sekolah merupakan institusi yang kompleks bahkan paling kompleks

diantara institusi lainnya. Bafadal (2004:3) mengatakan bahwa: “Membuka

wacana dalam rangka proses peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah

diperlukan guru, baik secara individual maupun kolaboratif untuk melakukan

sesuatu mengubah status quo agar pendidikan dan pembelajaran lebih

berkualitas”. Guru merupakan tenaga kependidikan yang menjadi salah satu

penentu keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, oleh karena itu guru harus

dapat mengikuti perubahan baik yang ada di lingkungan internal maupun

eksternal.

Lahirnya Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu guru sekaligus dapat

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kebijakan prioritas dalam rangka

pemberdayaan guru saat ini adalah meningkatkan kualifikasi, peningkatan

kompetensi, sertifikasi guru, pengembangan karir, penghargaan dan

perlindungan, perencanaan kebutuhan guru, tunjangan guru dan maslahat

tambahan.

Page 40: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu

relevansi dan efesiensi pendidikan, maka pengembangan profesional guru

merupakan kebutuhan. Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya

profesi keguruan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan

melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan,

studi perbandingan dan berbagai kegiatan akademik lainnya.

Upaya peningkatan profesi guru di Indonesia sekurang-kurangnya

menghadapi dan memperhitungkan empat faktor yaitu, ketersediaan guru, mutu

calon guru, pendidikan prajabatan dan peranan organisasi profesi. Dalam rangka

meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun mutu layanan, guru harus

pula meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan sikap profesional ini

dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah

bertugas (dalam jabatan).

Menurut Tilaar (1999:298) usaha pengembangan profesi tenaga

kependidikan, khususnya guru, meliputi: “(1) Pembaharuan sistem pendidikan,

(2) Pendidikan dan Pelatihan, dan (3) Penataran dan pembinaan guru”. Ada

sejumlah cara dan tempat mengembangkan profesi pendidikan menurut Usman

(2006:148), yaitu :

(1) Dengan belajar sendiri dirumah, (2) Belajar diperpustakaan

khusus untuk pendidik, (3) Dengan cara membentuk persatuan pendidik

sebidang studi atau yang berspesialisasi sama dan melakukan tukar

menukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompoknya masing- masing

seperti MGMP, (4) Mengikuti pertemuan- pertemuan ilmiah di manapun

pertemuan itu diadakan selama masih dapat dijangkau oleh pendidik

tersebut, (5) Belajar secara formal dilembaga-lembaga pendidikan, (6) Me

ngikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan, dan (7) Ikut mengambil

bagian dalam kompetisi-kompetisi ilmiah.

Page 41: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Berdasarkan pemikiran Mangkunegara (2003:111) bahwa: “Ada prinsip

dasar yang harus diperhatikan dalam pengembangan guru yaitu, prinsip

relevansi, prinsip efektivitas, prinsip efisiensi, dan prinsip berkesinambungan”.

Prinsip relevansi berhubungan atau berkaitan dengan target yang direncanakan.

Prinsip ini juga berhubungan erat dengan prinsip efisiensi, tetapi prinsip efisiensi

lebih mengarah pada biaya. Prinsip efektivitas berarti keberhasilan tersebut

berhubungan dengan suatu usaha atau tindakan untuk mencapai hasil yang

menjadi target.

Dalam hal ini Irianto (2001:25) mengidentifikasi ada enam persoalan

mendasar dalam penyelenggaraan program diklat, yaitu:

1. Isi program pendidikan dan pelatihan (diklat) tidak terkait dengan

kebutuhan individu atau unit kerja.

2. Metode penyampaian diklat bersifat statis dan biasanya hanya

menggunakan satu metode yaitu pengajaran klasikal.

3. Keterampilan dan pengetahuan yang diberikan kurang aplikatif.

4. Pelatihan kurang berorientasi pada inti kebutuhan lembaga.

5. Dampak diklat secara individual dan organisasional tidak diukur secara

sistematis.

6. Alat atau instrumen kerja yang dibutuhkan pegawai setelah mengikuti

pelatihan tidak diberikan secara periodik.

Sementara itu, Syaefudin dan Kurniawan (2003:108) menegaskan bahwa:

“Ada beberapa prinsip dalam pengembangan guru sebagai tenaga pendidikan

(baik struktural, fungsional, maupun teknis) berorientasi pada perubahan tingkah

laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dalam tugas harian”.

Selanjutnya, Bafadal (2004:42) mengatakan bahwa: “Ada empat alas an

pentingnya mengadakan peningkatan pengembangan kemampuan guru

professional, yaitu :

Page 42: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

1. Dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai

metode dan media baru dalam pembelajaran telah dikembangkan, maka

seiring dengan hal itu guru harus mampu mengembangkan materi

dalam rangka pencapaian target kurikulum sehingga anak-anak didik

mencapai kelulusan yang baik dan memuaskan.

2. Ditinjau dari kepuasan dan moral kerja. Pengembangan dan peningkatan

profesional guru merupakan hak pribadi guru, artinya setiap

pegawai/guru mempunyai hak untuk secara kontinu mendapat

kesempatan pembinaan.

3. Ditinjau dari segi keselamatan kerja, Banyak aktivitas belajar mengajar

di sekolah bila tidak dirancang dan dilaksanakan secara hati-hati oleh

guru mengandung resiko yang tidak kecil, hal ini bisa terjadi dalam

pelajaran ilmu pengetahuan alam dan keterampilan. Keempat,

peningkatan kemampuan profesional guru sangat dipentingkan dalam

rangka manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Salah satu ciri

implementasi manajemen peningkatan mutu adalah kemandirian dari

seluruh stakeholder sekolah.

Selain itu, menurut Mulyasa (2008:43) bahwa: “Pengembangan guru dapat

dilakukan dengan cara pelatihan dan seminar, workshop, diskusi panel, rapat,

symposium, konfrensi, dan sebagainya”. Lebih khusus Mulyasa (2008:43)

menjelaskan bahwa: “Upaya untuk meningkatkan kinerja guru dalam

pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai pelatihan seperti : pelatihan

model pembelajaran, pelatihan pembuatan alat peraga, pelatihan pengembangan

silabus, dan pelatihan pembuatan materi standar”.

Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan lingkungan pendidikan merujuk

pada peluang- peluang belajar yang sengaja didesain untuk membantu

pertumbuhan profesional tenaga kependidikan dan lebih spesifik untuk

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pribadi, profesional, dan sosial

guru. Alasan esensial lain diperlukan pengembangan tenaga kependidikan

menurut Danim (2002:8) adalah: “Karakteristik tugas yang terus menerus

Page 43: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

berkembang seiring dengan perkembangan informasi, teknologi, dan reformasi

internal pendidikan itu sendiri”.

Menurut Natawijaya (2002:3) pengembangan kompetensi profesional guru

ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yaitu:

1. Kemampuan professional, mencakup :

a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang

harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang

diajarkan.

b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan

kependidikan sebagai guru.

c. Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan dan pembelajaran

siswa.

2. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri

kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitarnya pada waktu

membawakan tugasnya sebagai guru.

3. Kemampuan personal (pribadi) mencakup : (a) penampilan sikap yang

positif terhadap keseluruhan tugasnya beserta unsur-unsurnya; (b)

pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya

dianut oleh seorang guru; dan (c) penampilan upaya untuk menjadikan

diri sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

Upaya meningkatkan kemampuan guru dapat dilakukan dengan berbagai

pendekatan yakni, pendekatan internal, dengan memanfaatkan guru yang lebih

berpengalaman sebagai pelatih, pendekatan eksternal, dengan mengirimkan guru

untuk mengikuti pelatihan ataupun studi lanjut, dan dengan pendekatan

kemitraan melalui kerjasama antara perguruan tinggi dan sekolah. “Prinsip

kolaborasi juga dapat dilakukan antar sesama guru dalam satu sekolah, hal ini

dapat menjadi ajang yang efektif untuk meningkatkan mutu guru”.

(http//www.pkabnowpress.com/2012/12/19/ model dan pembelajaran

berorientasi kompetensi siswa, diakses 19 Desember 2012).

Page 44: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Program pengembangan kemampuan profesional guru, sarana program

mengacu pada standar kemampuan profesional atau standar kompetensi guru

sesuai dengan jalur dan pendidikan. Jadi pola pengembangan kemampuan

profesional guru mengacu pada efektivitas pengembangan Sumber Daya

Manusia yang dilakukan berdasarkan tahapan perencanaan, dan evaluasi.

Pengembangan dilihat dari tahapan perencanaan berarti tingkat kesesuaian

antara pencapaian hasil dengan tujuan yang direncanakan dari proses yang

terencana untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan keterampilan mengajar

dengan mendidik siswa.

Pengembangan dilihat dari tahapan evaluasi meliputi kriteria penilaian

terhadap reaksi peserta, pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran

perubahan perilaku dan kinerja serta hasil perbaikan terukur pada individu dan

organisasi. Evaluasi merupakan tolok ukur efektivitas pengembangan

profesional guru yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui efektivitas

pelaksanaan pengembangan dalam PLPG yang telah berjalan, maka perlu

dilakukan penelitian mengenai persepsi instansi- instansi yang terlibat dalam

kegiatan tersebut. Dengan demikian, proses persepsi persepsi terhadap PLPG

berawal dari penilaian yang diberikan seseorang terhadap apa yang dilihat dan

dirasakan tentang pelaksanaan PLPG dan dipengaruhi oleh informasi baru yang

didapatnya.

Page 45: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif untuk menentukan

variabel yang akan diteliti. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Suharsimi

Arikunto (2003:23) yang mengatakan bahwa: “Pendekatan adalah metode atau

cara mengadakan penelitian, juga menunjukkan jenis dan tipe penelitian”. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif karena hanya ingin mendeskripsikan tentang:

Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG) pada Rayon 101 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Hal ini

sebagaimana dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2003:310) bahwa: “Penelitian

deskripsi tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, akan tetapi hanya

menggambarkan suatu variabel, gejala, atau keadaan”.

3.2. Lokasi Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan pada UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh

Utara, sedangkan yang menjadi sumber datanya adalah adalah guru Pendidikan

Kewarganegaran yang telah mengikuti sertifikasi baik yang telah lulus maupun

belum lulus dalam Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) pada Rayon 101

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Gambaran umum tentang UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh

Utara diawali dari

Page 46: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang telah mengikuti sertifikasi

baik yang telah lulus maupun belum lulus dalam Pendidikan Latihan Profesi

Guru (PLPG) pada Rayon 101 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada

UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara yang berjumlah 53 orang.

Sedangkan yang menjadi sumber datanya adalah guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) pada UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara

yang berjumlah 7 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen

wawancara. Wawancara secara mendalam dilakukan dengan semua guru

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada UPTD Tanah Jambo Aye Kabupaten

Aceh Utara untuk memperoleh informasi tentang: Persepsi Guru terhadap

Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) pada Rayon

101 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

3.5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui wawancara langsung dengan informan,

selanjutnya data dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan

mendeskripsikan tentang: Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program

Page 47: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) pada Rayon 101 Universitas Syiah

Kuala Banda Aceh.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

A. Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG)

1. Sudah atau belumnya guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG).

Sudah atau belumnya guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 7

orang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk, Hn, In, MI, Sb, dan Zl

menjawab bahwa: “Sudah mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG)” dan Aldilawati menjawab bahwa: “Sudah, sangat baik sekali

dan dapat menambah ilmu bagi guru, kalau bisa ada peningkatan lagi bagi guru

kelas atau guru bidang studi”.

2. Persepsi guru terhadap pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG).

Persepsi guru terhadap pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 7

orang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab bahwa:

“Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) berjalan dengan baik,

walaupun sedikit melelahkan”, Hn menjawab bahwa: “Sangat menyenangkan

Page 48: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

karena bertambah pengalaman”, Al menjawab bahwa: “Baik sekali karena

menambah pengetahuan bagi para guru untuk mengetahui bagiaman menjadi

guru yang profesional dalam memberikan pelajaran”, In menjawab bahwa:

“Alhamdulillah, untuk jurusan kami Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sudah sangat baik,

kami mendapatkan banyak penambahan pengetahuan di Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG). Hanya kadangkala ada instruktur kita yang

kurang bersahabat, sehingga ada di antara kawan kami yang tidak berani untuk

tampil peer teaching, mudah-mudahan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) untuk yang akan datang para instruktur kami bisa lebih memahami

keadaan para peserta, sehingga kawan-kawan kita bisa berani tampil”, MI

menjawab bahwa: “Dalam program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) banyak sekali peningkatan tentang latihan profesi seorang guru,

sehingga meningkatkan kualitas guru”, Sb menjawab bahwa: “Sangat bagus

karena bisa meningkatkan kualitas guru”, dan Zl menjawab bahwa: “Bagi saya

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah suatu program yang

sangat baik dan tepat bagi setiap guru karena di Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG) banyak ilmu-ilmu baru yang kita dapatkan dan di sana kita bisa

mengingat kembali ilmu-ilmu bidang studi yang kita ampu”.

3. Kesetujuan guru terhadap program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG).

Kesetujuan guru terhadap program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 7 orang guru

Page 49: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab bahwa: “Setuju, karena

dengan adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) itu guru

dilatih untuk menjadi guru yang profesional”, Hn menjawab bahwa: “Sangat

setuju dengan adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)”,

Al menjawab bahwa: “Setuju, pada saat diberikan pelatihan kita bisa saling

tukar pendapat kepada guru yang lain yang selain daerah kita sendiri untuk

saling berbagi dan memperbaiki di mana ada kelemahan dalam memberikan

pelajaran kepada siswa”, In dan Sb menjawab bahwa: “Ya, setuju dengan

adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)”, MI menjawab

bahwa: “Sangat setuju dengan adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG)”, dan Zl menjawab bahwa: “Sangat setuju dan kalau bisa setiap 3

tahun sekali setiap guru wajib ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) dan bagi yang tidak lulus ada baiknya mereka itu dibina kembali”.

4. Kinerja guru yang telah lulus program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG).

Kinerja guru yang telah lulus program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 7 orang guru

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab bahwa: “Setelah lulus

program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kinerja guru menjadi

meningkat”, Hn menjawab bahwa: “Sudah ada kemajuan dibandingkan dengan

sebelum adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)”, Al

menjawab bahwa: “Bagus sekali, karena sudah bisa mengajarkan kepada siswa

metode-metode yang kita dapatkan di Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Page 50: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

(PLPG), kalau boleh setelah dilaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) paling lama satu tahun para guru bisa dipanggil kembali untuk diberi

pelatihan kembali sambil melihat hasil yang sudah dijalankan selama satu

tahun”, In menjawab bahwa: “Berkat adanya Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG) dan telah dinyatakan lulus kinerjanya sudah lebih

membaikdibandingkan dari sebelumnya”, MI menjawab bahwa: “Secara

umum, guru-guru yang sudah mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) ataupun latihan profesi guru itu sangat banyak menambah pengetahuan

dan cara mendidik”, Sb menjawab bahwa: “Ada perubahan kinerja guru”, dan

Zl menjawab bahwa: “Dalam proses belajar mengajar guru-guru yang sudah

mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) banyak

mengalami perkembangan walaupun masih ada satu atau dua guru”.

5. Ada tidaknya terjadi peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru yang telah

lulus program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Ada tidaknya terjadi peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru yang

telah lulus program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), dari hasil

wawancara yang peneliti lakukan dengan 7 orang guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab bahwa: “Ya, terjadi peningkatan

kualitas pembelajaran oleh guru yang telah lulus program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG)”, Hn menjawab bahwa: “Sangat meningkat, hal

ini terlihat pada saat siswa belajar”, Al menjawab bahwa: “Ya, setelah

melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) mutu

pembelajaran bagi siswa sudah meningkat”, In menjawab bahwa: “Ya,

Page 51: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

sekarang sudah meningkat mutu pembelajaran bagi siswa”, MI menjawab

bahwa: “Ya, sangat menentukan peningkatan seorang guru”, Sb menjawab

bahwa: “Iya, karena peserta didik mampu mengekspresikan kemampuannya

dalam belajar berkelompok”, dan Zl menjawab bahwa: “Ya, ada kualitas

mereka biasanya di atas rata-rata guru yang belum mengikuti Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) walaupun masih ada guru yang kualitasnya

masih sama seperti sebelum mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG).

B. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

1. Pembaharuan kinerja guru dalam proses pembelajaran setelah lulus program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Pembaharuan kinerja guru dalam proses pembelajaran setelah lulus

program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), dari hasil wawancara

yang peneliti lakukan dengan 7 orang guru Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn), Zk menjawab bahwa: “Setiap saat guru memperbaharui kinerja dalam

proses pembelajaran setelah lulus program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG)”, Hn menjawab bahwa: “Ya, kita harus menggunakan metode-

metode lain yang mudah dimengerti oleh siswa”, Al menjawab bahwa: “Ya,

kita melihat keadaan siswa”, In menjawab bahwa: “Ya, pasti karena kita

melihat kondisi siswa”, MI menjawab bahwa: “Ya, kami selalu memperbaharui

metode-metode, sehingga pelaksanaan pembelajaran mencapai tujuan”, Sal

menjawab bahwa: “Iya, supaya peserta didikpun berkualitas”, dan Zl

Page 52: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

menjawab bahwa: “Ya, agar siswa kita tidak jenuh dengan metode yang kita

pakai”.

2. Tujuan pembaharuan kinerja guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG).

Tujuan pembaharuan kinerja guru mengikuti program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan

dengan 7 orang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab

bahwa: “Mau mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

karena guru dilatih untuk lebih baik lagi dalam proses pembelajaran”, Hn

menjawab bahwa: “Ya, karena dengan program Pendidikan dan Latihan

Program Profesi Guru (PLPG) diajarkan cara mengajar yang tidak

membosankan siswa”, Al menjawab bahwa: “Ya, karena dengan mengikuti

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) pembelajaran di sekolah sudah

meningkat”, In menjawab bahwa: “Ya, mau karena bisa menambah

pengetahuan bagi guru, sehingga guru yang profesional dalam memberikan

pelajaran”, MI dan Sb menjawab bahwa: “Iya, terjadi pembaharuan kinerja

guru dengan adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)”,

dan Zl menjawab bahwa: “Ya pasti, karena dengan Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) kita dapat mengambangkan ilmu dan pribadi kita”.

3. Tujuan finansial guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG).

Tujuan finansial guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 7 orang guru

Page 53: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab bahwa: “Tentu saja mau,

karena untuk mendapatkan insentif yang lebih tentunya seorang guru harus

mempunyai kinerja yang lebih baik”, Hn menjawab bahwa: “Ya, dengan

adanya insentif proses belajar mengajar bisa lancar”, Al menjawab bahwa:

“Ya, selain ilmu bertambah dan termotivasi dengan insentif yang berlebih

daripada yang sebelumnya”, In menjawab bahwa: “Sudah pasti, tapi yang

sangat berharga lagi adalah ilmu”, MI menjawab bahwa: “Ya, karena gaji

masih kurang”, Sb menjawab bahwa: “Tidak, pelatihan tersebut untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar”, dan Zl menjawab bahwa:

“Ya, dengan insentif ini guru dapat meningkatkan ekonomi keluarga sekaligus

dapat menyediakan alat-alat untuk mendukung proses belajar mengajar”.

4. Tujuan profesional guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG).

Tujuan profesional guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 7

orang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab bahwa: “Mau,

karena dengan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tersebut

seorang guru dilatih untuk bisa menjadi guru yang profesional”, Hn menjawab

bahwa: “Ya, keprofesionalitas sangat diperlukan oleh seorang guru”, Al

menjawab bahwa: “Ya, karena sekarang guru dituntut harus profesional dalam

memberikan pelajaran”, In menjawab bahwa: “Ya, itulah yang paling utama

menjadi pendidik yang profesional”, MI dan Sb menjawab bahwa: “Iya,

dengan adanya program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dapat

Page 54: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

meningkatkan profesionalitas guru”, dan Zl menjawab bahwa: “Pasti, karena

keprofesionalitas seorang guru sangat dituntut dalam proses belajar mengajar”.

5. Tujuan peningkatan status sosial guru mengikuti program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG).

Tujuan peningkatan status sosial guru mengikuti program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG), dari hasil wawancara yang peneliti lakukan

dengan 7 orang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Zk menjawab

bahwa: “Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tersebut bukan untuk

meningkatkan sosial dalam masyarakat, tetapi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dan kualitas tenaga pendidik”, Hn menjawab bahwa: “Bukan, tetapi

untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar”, Al menjawab bahwa:

“Tidak, karena mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi guru yang profesional bukan

meningkatkan status dalam masyarakat”, In menjawab bahwa: “Pasti ya, itu

sebagai tambahan”, MI menjawab bahwa: “Iya, insyaAllah”, Sb menjawab

bahwa: “Tidak, karena pelatihan tersebut untuk meningkatkan kualitas

mengajar seorang guru bukan untuk mengubah status sosial”, dan Zl menjawab

bahwa: “Pasti, dengan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) guru

dapat berinteraksi dengan masyarakat lebih efektif karena di Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) juga diajarkan cara-cara seorang guru dapat

dengan baik berinteraksi di masyarakat”.

Page 55: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

4.2. Pembahasan

A. Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG)

Dari hasil penelitian terungkap bahwa ternyata belum semua guru telah

mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), hanya ada 7

orang yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus. Bagi guru-guru yang telah

mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dan

dinyatalan telah lulus mengatakan bahwa program tersebut sangat baik sekali

dan dapat menambah ilmu bagi guru, kalau bisa ada peningkatan lagi bagi guru

kelas atau guru bidang studi.

Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) berjalan dengan

baik, walaupun sedikit melelahkan dirasakan oleh peserta. Program Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dirasakan sangat menyenangkan karena

bertambah pengalaman dan pengetahuan bagi para guru untuk mengetahui

bagiamana menjadi guru yang profesional dalam memberikan pelajaran.

Peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sudah sangat baik,

peserta mendapatkan banyak penambahan pengetahuan di Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG).

Namun demikian, dalam proses pendidikan dan pelatihan tersebut banyak

instruktur yang kurang bersahabat terutama dalam peer teaching, sehingga

banyak peserta yang tidak berani tampil ke depan untuk praktik mengajar.

Mudah-mudahan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk yang

Page 56: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

akan datang para instruktur bisa lebih memahami keadaan para peserta,

sehingga mereka bisa berani tampil. Dalam program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) banyak sekali peningkatan tentang latihan profesi

seorang guru, sehingga meningkatkan kualitas guru.

Semua guru yang telah mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru dan dinyatakan lulus sangat setuju dengan program tersebut

karena guru dilatih untuk menjadi profesional dan bisa saling tukar pendapat

dengan guru-guru yang lain untuk saling berbagi dan memperbaiki di mana ada

kelemahan dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Setelah lulus program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kinerja guru menjadi meningkat.

Guru-guru sudah ada kemajuan dibandingkan dengan sebelum adanya program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) karena sudah bisa mengajarkan

kepada siswa metode-metode baru dan kinerja mereka sudah lebih membaik

dibandingkan dari sebelumnya. Secara umum, guru-guru yang sudah mengikuti

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ataupun latihan profesi guru itu

sangat banyak menambah pengetahuan dan cara mendidik.

Dalam proses belajar mengajar guru-guru yang sudah mengikuti program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) banyak mengalami

perkembangan walaupun masih ada satu atau dua guru yang masih terbawa

dengan strategi dan metode mengajar yang lama. Melalui program Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru (PLPG) terjadi peningkatan kualitas pembelajaran

oleh guru, hal ini terlihat pada saat siswa belajar. Walaupun masih ada guru

Page 57: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

yang kualitasnya masih sama seperti sebelum mengikuti program Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) sangat diperlukan dalam

meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu

lembaga pendidikan. PLPG juga penting untuk membantu meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia dengan lebih baik. Selain itu PLPG akan

membawa keuntungan bagi lembaga pendidikan, sehingga akan tercipta

tenaga-tenaga pendidik yang profesional serta berkompetensi pada bidangnya

masing-masing.

Profesi guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik yang relevan

dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi

sebagaimana dituntut oleh undang-undang guru dan dosen. Marimba dalam

Tafsir (200:107) mengatakan bahwa: “Pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh pendidk terhadap perkembangan jasmani dan

rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Namun

demikian, Edwards Deming dalam Tjiptono (2005:215) mengatakan bahwa:

”Apabila pelatihan terlalu difokuskan pada aplikasi langsung merupakan

pandangan yang keliru. Berbagai macam pembelajaran dapat memberikan

keuntungan yang tidak dapat diprediksi”.

B. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Setiap saat guru memperbaharui kinerja dalam proses pembelajaran

setelah lulus program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dengan

Page 58: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

menggunakan metode-metode terbaru yang mudah dimengerti oleh siswa.

Keinginan guru mengikuti program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) karena guru dilatih untuk lebih baik lagi dalam proses pembelajaran.

Mereka melalui program Pendidikan dan Latihan Program Profesi Guru

(PLPG) diajarkan cara mengajar yang tidak membosankan siswa. Oleh karena

itu, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bisa menambah pengetahuan

bagi guru, sehingga guru yang profesional dalam memberikan pelajaran.

Selain untuk meningkatkan profesionalisme, guru mau mengikuti

program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) karena untuk

mendapatkan insentif yang lebih tentunya seorang guru harus mempunyai

kinerja yang lebih baik.

Melalui program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tersebut

seorang guru dilatih untuk bisa menjadi guru yang profesional karena

keprofesionalitas sangat diperlukan oleh seorang guru. Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) tersebut bukan untuk meningkatkan sosial dalam

masyarakat, tetapi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas tenaga

pendidik. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) guru dapat berinteraksi

dengan masyarakat lebih efektif karena di Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG) juga diajarkan cara-cara seorang guru dapat dengan baik berinteraksi

di masyarakat.

Menurut Wahjosumidjo (2002:381) arti pendidikan dan pelatihan dapat

dirumuskan sebagai: ”Suatu program kesempatan belajar yang direncanakan

untuk menghasilkan anggota atau staff demi memperbaiki penampilan

Page 59: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

seseorang yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan”. Pendidikan dan

pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang amat

strategis. Sebab dalam program pendidikan dan pelatihan selalu berkaitan

dengan masalah nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program

pendidikan dan pelatihan selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti

pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, dan

motivasi.

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya pengembangan

sumber daya manusia, yang harus dilakukan secara berkesinambungan.

Terutama pendidikan dan pelatihan bagi guru, karena guru merupakan salah

satu komponen terpenting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, dimana

saat ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini W. Robert Houston dalam Rostiyah

(1989:4) memberikan pengertian kompetensi sebagai: “Suatu tugas yang

memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

dituntut oleh jabatan seseorang”.

Page 60: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

1. Persepsi guru terhadap pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG) adalah sangat positif, dimana melalui program Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ini guru dapat meningkatkan

kualitas pembelajarannya dan menjadi guru yang profesional sesuai dengan

bidang ilmu yang diajarkannya.

2. Faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah peningkatan kualitas

diri, profesionalisme, penerimaan insentif, dan peningkatan status sosial

dalam masyarakat.

5.2. Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih dapat mengintensifkan pelaksanaan

program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam rangka

meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

2. Diharapkan kepada guru-guru peserta program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG) agar dapat lebih serius dalam mengikuti proses

pendidikan dan pelatihan tersebut, sehingga apabila mereka telah lulus dapat

Page 61: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

melaksanakan proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi dari masa

sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: FKIP Unsyiah.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian. (Suatu pendekatan praktis). Jakarta:

Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. 2004. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis

Sekolah: manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Jakrta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Rencana Strategis 2005-2009 di Bidang Pendidikan. Jakarta:

Depdiknas.

Danim, Sudarwan. 2002. Agenda Pembaruan Sistem pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dirjendikti Depdiknas. 2009. Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2009:Rambu-

rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).

Fatah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Gunawan. 1996. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta:

Rineka Cipta.

http: //www.pkabnowpress.com/2012/12/19/model dan pembelajaran berorientasi

kompetensi siswa. Diakses tanggal 19 Desember 2012.

Irianto, Jusuf. 2001. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Surabaya: Insan

Cendekia.

Page 62: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Jalal, Fasli. 2007. Sertifikasi Guru untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu.

Makalah disampaikan pada seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh

Pragram Pascasarjana Universitas Air Langga, tanggal 28 April 2007 di

Surabaya.

Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2003. Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Natawijaya, R. 2002. Struktur Profesi Kependidikan. Bandung: UPI.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber DayaManusia. Jakarta: PT

Asdi Mahasatya.

Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Roestiyah. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta:PT. Bina Aksara.

Salam, Burhanuddin. 1996. Pengantar Pedagogik, Dasar-dasar Ilmu Mendidik.

Bandung: Rineka Cipta.

Sertifikasi Guru dalam Jabatan. 2012. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi.

Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Sanaky, Hujair A.H. 2005. Sertifikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi

Pendidikan. Dalam Jurnal Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah, Edisi 2 Mei

2005. Yogyakarta: UII.

Syaefuddin, Saud Udin dan Kurniawan. 2003. Pengembangan Profesi Guru.

Bandung: Alfabeta.

Siagian, Sondang P. 1999. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara.

Tafsir, Ahmad. 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif

Islam. Yogyakarta: Andi Ofset.

Tilaar, H.A.R. 1999. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Usman, M.Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Walgito, Bimo. 2001. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Kencana.

Page 63: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

Widoyoko, S. Eko Putro. 2008. Peranan Sertifikasi Guru dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Peningkatan Mutu

Pendidikan melalui Sertifikasi Guru di Universitas Muhammadiyah Purworejo,

tanggal 5 Juli 2008.

Widiadi, Aditya N. 2008. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali

Press.

Wijaya dan Rusyan. 2004. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

W, Frista Artmanda. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas

Media.

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 64: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

Nama : Masyithah

NIM : 1006101130019

Tempat/Tanggal Lahir : Meunasah Teungoh, 12 Februari 1983

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pendidikan, Desa Meunasah Teungoh, Pantee Bidari,

A. Timur

2. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Ibrahim

Nama Ibu : Maimunah

3. Identitas Keluarga

Nama Suami : Ishak

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pendidikan, Desa Meunasah Teungoh, Pantee Bidari,

A. Timur

4. Riwayat Pendidikan

SD Negeri 1 Lhok Nibong, tamat tahun 1995

SMP Negeri 1 Lhok Nibong, tamat tahun 1998

MAN Simpang Ulim , tamat tahun 2001

D-II GPAI Unmuha, tamat tahun 2003

S1 PPKn FKIP Unsyiah, masuk tahun 2010

Demikianlah DAFTAR RIWAYAT HIDUP ini saya buat dengan sebenar-

benarnya agar dapat dipergunakan di mana perlu.

Aceh Utara, 01 Juli 2013

Masyithah

Page 65: PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DI RAYON 101 UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH (Suatu Penelitian di UPTD Tanah Jambo Aye –

PEDOMAN WAWANCARA

A. Persepsi guru terhadap pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG)

1. Apakah bapak/ibu guru sudah mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru ?

2. Bagaimana menurut bapak/ibu guru pelaksanaan program Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru ?

3. Apakah bapak/ibu guru setuju dengan adanya program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru ?

4. Bagaimana menurut bapak/ibu kinerja guru yang telah lulus program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam proses pembelajaran ?

5. Menurut bapak/ibu guru, apakah terjadi peningkatan kualitas pembelajaran

yang diajarkan oleh guru yang telah lulus program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru ?

B. Faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap pelaksanaan Program

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

1. Apakah bapak/ibu guru selalu memperbaharui kinerja dalam proses

pembelajaran ?

2. Apakah bapak/ibu guru mau mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru untuk meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran ?

3. Apakah bapak/ibu guru mau mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru untuk mendapatkan insentif yang berlebih dari pendapatan

sebelumnya ?

4. Apakah bapak/ibu guru mau mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru untuk meningkatkan profesionalitas sebagai seorang pendidik ?

5. Apakah bapak/ibu guru mau mengikuti program Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru untuk meningkatkan status sosial dalam masyarakat ?