persepsi guru kimia tentang pendidikan untuk pembangunan...

62
PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPB) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: RIZKA FARIHA NIM. 11150162000012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPB)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RIZKA FARIHA

NIM. 11150162000012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI

Page 4: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

iv

ABSTRAK

Rizka Fariha (11150162000012). Persepsi Guru Kimia tentang Pendidikan

untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB). Program Studi Pendidikan

Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Guru memiliki peran yang penting dalam menerapkan dan mengarahkan proses

pengajaran untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu,

guru membutuhkan pemahaman khusus mengenai Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB). Pemahaman guru tentang PPB akan

berpengaruh terhadap persepsi yang guru miliki. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana persepsi guru kimia tentang pendidikan untuk

pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner

diberikan kepada 23 guru kimia di SMA/MA Kota Tangerang Selatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa mayoritas guru kimia (70%) mengetahui istilah

PPB. Persepsi guru kimia pada aspek peningkatan pengetahuan dasar termasuk

dalam kategori baik, persepsi guru kimia pada aspek reorientasi pendidikan

termasuk dalam kategori cukup baik, dan persepsi guru kimia pada aspek

peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang konsep pembangunan

berkelanjutan termasuk dalam kategori baik.

Kata Kunci: Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Persepsi, Guru kimia

Page 6: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

v

ABSTRACT

Rizka Fariha (11150162000012). Chemistry Teachers’ Perception about

Education for Sustainable Development (ESD), Study Program of Chemistry

Education, Departement of Science Education, Faculty of Tarbiya and

Teaching Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

Teachers play a vital role in applying and orienting the teaching process to

achieve the goals of sustainable development. Therefore, teachers need specific

knowledge about Education for Sustainable Development (ESD). Teachers’

knowledge about ESD will have an impact on their perception. This study aims to

find out how the perception of chemistry teachers regarding education for

sustainable development. The method used in this research is quantitative

descriptive, with a research instrument in the form of a questionnaire.

Questionnaires were given to 23 chemistry teachers in senior high schools in

South Tangerang City. The results showed that the majority of chemistry teachers

(70%) know the term of ESD. Chemistry teachers' perceptions on aspects of

increasing basic knowledge are good, chemistry teachers' perceptions on aspects

of reorienting education are quite good, and chemistry teachers' perceptions on

aspects of increasing public understanding and awareness of the concept of

sustainable development are good.

Keywords: Education for sustainable development, Perception, Chemistry teacher

Page 7: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Persepsi Guru Kimia

tentang Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB)”. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan semoga kita selaku umatnya akan mendapatkan syafa’at beliau di

hari akhir kelak.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, memberikan dukungan dan bantuan, serta

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan rasa tulus, ikhlas,

dan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanudin Milama, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, ilmu, waktu, saran, dukungan, perhatian, dan

motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran selama proses bimbingan

penyusunan skripsi.

3. Dewi Murniati, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, ilmu, waktu, saran, dukungan, perhatian, dan motivasi kepada

penulis dengan penuh kesabaran selama proses bimbingan penyusunan skripsi.

4. Luki Yunita, M.Pd. selaku Dosen validator instrumen yang telah memberikan

kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis

selama penulis menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

vii

6. Seluruh guru kimia di SMA/MA Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia

menjadi responden dan membantu penulis dalam melakukan pengambilan data

penelitian.

7. Teristimewa untuk keluarga tercinta, Bapak Ardi Atmaja, Ibu Budiyati dan

Asyrafi Awfa yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, doa dan

dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama proses

penyusunan skripsi.

8. Teman-teman paguyuband yang telah menemani penulis selama masa

perkuliahan.

9. Kakak-Kakak serta teman-teman seperjuangan dan seperbimbingan Pak

Burhan dan Bu Dewi yang sudah berbagi waktu, kesabaran, semangat, dan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Pendidikan Kimia 2015 yang saling memberikan semangat dan

dukungan selama perkuliahan.

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan

memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

menggunakannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

Page 9: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ............................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

C. Batasan Masalah........................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 7

A. Dasar Teori ................................................................................................... 7

1. Persepsi.................................................................................................. 7

2. Guru ..................................................................................................... 10

3. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ....................... 16

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 24

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 26

Page 10: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 28

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 28

B. Metode Penelitian....................................................................................... 28

C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 29

D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 29

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33

G. Analisis Data .............................................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 35

1. Istilah Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ............ 35

2. Tingkat Pemahaman tentang Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) ............................................................................ 35

3. Sumber Informasi yang Mendukung Pengetahuan tentang

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ....................... 36

4. Definisi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ......... 38

5. Tujuan Utama Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) ................................................................................................... 39

6. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) dalam

Kurikulum 2013 .................................................................................. 40

7. Guru yang Bertanggung Jawab dalam Mengajarkan Konsep

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ....................... 41

8. Perlu atau Tidaknya Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) dalam Mata Pelajaran Kimia ............................. 42

9. Hubungan antara Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) dengan Mata Pelajaran Kimia .................................................. 43

Page 11: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

x

10. Pengalaman Mengikuti Seminar atau Membaca Artikel tentang

Cara Mengajarkan Konsep Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) pada Mata Pelajaran Kimia ............................... 44

11. Pengaruh Wawasan tentang Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) terhadap Cara Mengajarkan Kimia ................... 45

12. Waktu Dimulainya Pengajaran Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) ............................................................................ 46

13. Rasa Yakin dalam Mengajarkan Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Mata Pelajaran Kimia ....... 48

14. Topik Kimia yang Berhubungan dengan Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB) .................................................... 48

15. Cara Mengajarkan Kosep Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) pada Mata Pelajaran Kimia ............................... 50

16. Pendekatan Pembelajaran yang Efektif untuk Mengajarkan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Mata

Pelajaran Kimia ................................................................................... 51

17. Metode Pembelajaran yang Efektif untuk Mengajarkan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Mata

Pelajaran Kimia ................................................................................... 52

18. Cara Membentuk Gaya Hidup Siswa yang Sesuai dengan

Konsep Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) .......... 54

19. Aspek yang Sulit dalam Implementasi Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB) .................................................... 55

20. Tindakan Penting yang Diperlukan dalam Pelaksanaan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ....................... 56

B. Pembahasan ................................................................................................ 57

1. Istilah tentang Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) ................................................................................................... 57

Page 12: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

xi

2. Tingkat Pemahaman tentang Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) ............................................................................ 58

3. Sumber Informasi yang Mendukung Pengetahuan tentang

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ....................... 59

4. Definisi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ......... 60

5. Tujuan Utama Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) ................................................................................................... 63

6. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) dalam

Kurikulum 2013 .................................................................................. 66

7. Guru yang Bertanggung Jawab dalam Mengajarkan Konsep

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan .................................. 69

8. Perlu atau Tidaknya Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) dalam Mata Pelajaran Kimia ............................. 71

9. Hubungan antara Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) dengan Mata Pelajaran Kimia .................................................. 72

10. Pengalaman Mengikuti Seminar atau Membaca Artikel tentang

Cara Mengajarkan Konsep Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) pada Mata Pelajaran Kimia ............................... 74

11. Pengaruh Wawasan tentang Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) terhadap Cara Mengajarkan Kimia ................... 75

12. Waktu Dimulainya Pengajaran Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) ............................................................................ 76

13. Rasa Yakin dalam Mengajarkan Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Mata Pelajaran Kimia ....... 77

14. Topik Kimia yang Berhubungan dengan Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB) .................................................... 79

15. Cara Mengajarkan Konsep Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB) pada Mata Pelajaran Kimia ............................... 80

Page 13: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

xii

16. Pendekatan Pembelajaran yang Efektif untuk Mengajarkan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Mata

Pelajaran Kimia ................................................................................... 82

17. Metode Pembelajaran yang Efektif untuk Mengajarkan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Mata

Pelajaran Kimia ................................................................................... 85

18. Cara Membentuk Gaya Hidup Siswa yang Sesuai dengan

Konsep Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) .......... 88

19. Aspek yang Sulit dalam Implementasi Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan (PPB) .................................................... 89

20. Tindakan Penting yang Diperlukan dalam Pelaksanaan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ....................... 92

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 95

A. Kesimpulan ................................................................................................ 95

B. Saran ........................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96

LAMPIRAN ........................................................................................................ 106

Page 14: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 27

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian .................................................................... 29

Gambar 4.1 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Istilah PPB ................... 35

Gambar 4.2 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Tingkat

Pemahaman tentang PPB ................................................................ 36

Gambar 4.3 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Sumber Informasi

yang Mendukung Pengetahuan tentang PPB .................................. 37

Gambar 4.4 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Definisi PPB................. 38

Gambar 4.5 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Tujuan Utama PPB ...... 39

Gambar 4.6 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai PPB dalam

Kurikulum 2013.............................................................................. 40

Gambar 4.7 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Guru yang

Bertanggung Jawab Mengajarkan Konsep PPB ............................. 41

Gambar 4.8 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Perlu atau Tidaknya

PPB dalam Mata Pelajaran Kimia .................................................. 43

Gambar 4.9 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Hubungan antara

PPB dengan Mata Pelajaran Kimia ................................................ 44

Gambar 4.10 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Pengalaman

Mengikuti Seminar atau Membaca Artikel tentang Cara

Mengajarkan PPB pada Mata Pelajaran Kimia .............................. 45

Gambar 4.11 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Pengaruh Wawasan

tentang PPB terhadap Cara Mengajarkan Kimia ............................ 46

Gambar 4.12 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Waktu Dimulainya

Pengajaran Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) .............................................................................................. 47

Page 15: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

xiv

Gambar 4.13 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Rasa yakin dalam

Mengajarkan PPB pada Mata Pelajaran Kimia .............................. 48

Gambar 4.14 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Topik Kimia yang

Berhubungan dengan PPB .............................................................. 49

Gambar 4.15 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Cara Mengajarkan

Kosep PPB pada Mata Pelajaran Kimia ......................................... 50

Gambar 4.16 Diagram Jawaban Guru mengenai Pendekatan Pembelajaran

yang Efektif untuk Mengajarkan PPB pada Mata Pelajaran

Kimia .............................................................................................. 51

Gambar 4.17 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Metode

Pembelajaran yang Efektif untuk Mengajarkan PPB pada

Mata Pelajaran Kimia ..................................................................... 53

Gambar 4.18 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Cara Membentuk

Gaya Hidup Siswa yang Sesuai dengan Konsep PPB .................... 54

Gambar 4.19 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Aspek yang Sulit

dalam Implementasi PPB ............................................................... 55

Gambar 4.20 Diagram Jawaban Guru Kimia mengenai Tindakan Penting

yang Diperlukan dalam Pelaksanaan PPB ...................................... 56

Page 16: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Persepsi Guru Kimia tentang PPB ......................... 30

Page 17: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi .................................................................. 107

Lampiran 2. Surat Permohonan Validasi ............................................................. 109

Lampiran 3. Lembar Validasi Instrumen ............................................................. 110

Lampiran 4. Pernyataan Angket Setelah Validasi................................................ 119

Lampiran 5. Jawaban Responden ......................................................................... 125

Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................... 128

Lampiran 7. Lembar Uji Referensi ...................................................................... 141

Page 18: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan berkelanjutan merupakan masalah yang sangat penting di

abad ke-21 (Valencia, 2018). Pada abad ke-21 ini, terdapat tantangan besar

yang membuat komunitas global merasa tidak pasti akan kelangsungan hidup

generasi saat ini dan generasi mendatang. Hal ini menuntut masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan hidup saat ini dari sumber daya alam yang ada tanpa

mempengaruhi masa depan generasi berikutnya atau tanpa mempengaruhi

ketersediaan sumber daya tersebut di masa mendatang, untuk memungkinkan

generasi mendatang dapat hidup dengan damai dan nyaman (Ambusaidi & Al

Washahi, 2016). Pada akhirnya, konsep pembangunan berkelanjutan hadir

sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran-kekhawatiran yang dirasakan oleh

masyarakat tersebut mengenai lingkungan alam (Tristananda, 2018).

Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan pertama kali di

pertemuan Brundtland Commission (Sutanto, 2017). Pada tahun 1987,

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai menggali konsep pembangunan

berkelanjutan melalui World Commission on Environment and Development

(WCED). WCED tersebut menghasilkan laporan yang berjudul “Our Common

Future” atau yang dikenal juga dengan nama lain “Brundtland Report”

(Tristananda, 2018). Menurut “The Brundtland Commission” yang dikutip

dalam Mochtar, et al. (2014: 4), pembangunan berkelanjutan didefinisikan

sebagai berikut.

Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang

menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan manusia dengan sistem

perlindungan lingkungan alam sehingga kebutuhan tersebut dapat

dipenuhi tidak hanya untuk saat ini tetapi dalam waktu yang tidak

terbatas tanpa mengurangi kemampuan generasi masa datang untuk

memenuhi kebutuhannya. Agar pembangunan dapat berkelanjutan

maka pembangunan yang direncanakan harus ramah lingkungan

(environmentally sound), menguntungkan secara ekonomi

(economically viable), dan diterima secara sosial (socially acceptable).

Page 19: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

2

Konsep pembangunan berkelanjutan bukanlah konsep yang sederhana.

Konsep ini bersifat kompleks, beragam, dan sulit didefinisikan secara pasti.

Hal ini bisa saja dikarenakan konsep pembangunan berkelanjutan merupakan

konsep yang masih terus berkembang (Kilinc & Aydin, 2013). Konsep

pembangunan berkelanjutan membutuhkan banyak upaya serta perhatian yang

segera jika kita ingin menjamin kehidupan yang aman dan nyaman bagi

generasi masa depan dan generasi kita sendiri. Dalam mencapai pembangunan

berkelanjutan diperlukan perubahan dalam sikap dan perilaku manusia, baik

dari segi pribadi maupun sosial, baik di masyarakat tempat mereka hidup, di

tempat kerja, atau dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan (Ambusaidi &

Al Washahi, 2016).

Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka

terciptanya masa depan yang berkelanjutan, maka pendidikan memegang

peran yang sangat penting (Mochtar, et al., 2014: 7). Perubahan yang

diperlukan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan tidak akan terjadi

kecuali pendidikan mengambil inisiatif melalui kurikulum, pengajaran,

pelatihan, dan kemitraan antara lembaga pendidikan dan lainnya dalam

masyarakat (Ambusaidi & Al Washahi, 2016).

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) dinilai dapat

mempercepat pencapaian pembangunan berkelanjutan dikarenakan melalui

pendidikan dapat mengubah persepsi, perilaku, dan sikap (Sutanto, 2017).

Menurut UNESCO seperti yang dikutip oleh Kagawa (2007), pendidikan

untuk pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai sebuah proses belajar

tentang bagaimana membuat keputusan jangka panjang yang

mempertimbangkan masa depan dalam bidang ekonomi, ekologi, dan

kesetaraan manusia. Sedangkan menurut Kemendiknas seperti yang dikutip

oleh Shantini (2016), pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan diartikan

sebagai berikut.

Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan yang

secara esensial menyisipkan wawasan dan konsep secara luas,

Page 20: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

3

mendalam, dan futuristik tentang lingkungan global. Konsep PPB

adalah pendidikan untuk mendukung pengembangan berkelanjutan,

yaitu pendidikan yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada

semua orang terutama generasi mendatang untuk berkontribusi lebih

baik bagi pengembangan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang

akan datang.

Dilihat dari pentingnya pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, maka

dari itu pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan harus menjadi bagian

dari semua mata pelajaran di semua tingkat pendidikan, mulai dari taman

kanak-kanak hingga universitas (Åhlberg, Äänismaa, & Dillon, 2005).

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang turut serta dalam

komitmen pencapaian sasaran penerapan nilai-nilai pembangunan

berkelanjutan ke dalam pendidikan. Komitmen ini tertera pada Rencana

Strategis (Renstra) Kemdiknas Tahun 2010 – 2014 Bab II bagian 2.3 tentang

tantangan pembangunan pendidikan 2010 – 2014 poin 2, yaitu memenuhi

komitmen global untuk pencapaian sasaran-sasaran Millenium Development

Goals (MDGs), Education for All (EFA), dan Education for Sustainable

Development (ESD) (Listiawati, 2011).

Salah satu mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai sarana penerapan

PPB adalah mata pelajaran kimia. Hal ini dikarenakan mata pelajaran kimia

memiliki hubungan dengan PPB. Berbagai konsep yang terdapat dalam kimia

memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan (Perkasa, Agrippina, &

Wiraningtyas, 2017). Selain itu, kimia sangat erat dengan kehidupan kita

sehari-hari. Kimia hadir dalam kehidupan kita melalui udara yang kita hirup,

asupan makanan, konsumsi air, dan penggunaan bahan bakar untuk

transportasi sehari-hari (Kanapathy, et al., 2017). Adanya keterkaitan antara

konsep kimia dengan lingkungan dan kehidupan kita sehari-hari dapat

merangsang kreativitas dan inovasi siswa untuk dapat menggunakan konsep-

konsep tersebut dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di

lingkungan sekitar (Perkasa, Agrippina, & Wiraningtyas, 2017).

Page 21: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

4

Akan tetapi, menurut data dari Balitbang Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (2010) yang dikutip oleh Sutanto (2017), pelaksanaan PPB di

Indonesia belum dilakukan secara menyeluruh dan serius. Penerapan PPB

mengalami masalah pada regulasi, sumber daya manusia, dan materi PPB itu

sendiri. Lebih spesifik, penerapan PPB dari tingkat pusat ke tingkat daerah

belum dilengkapi dengan peraturan, kebijakan dan program yang jelas. Selain

itu, para pejabat di lingkungan pendidikan dan para guru kurang memahami

PPB karena minimnya sosialisasi. Padahal guru memiliki peran yang penting

dalam menerapkan dan mengarahkan proses pengajaran untuk mencapai

tujuan pembangunan berkelanjutan (Ambusaidi & Al Washahi, 2016). Selain

itu, menurut Hungerford (2010) yang dikutip oleh Anyolo, Karkkainen, &

Keinonen (2018), guru memiliki tanggung jawab untuk membantu peserta

didik mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

memahami masalah pembangunan berkelanjutan yang kompleks dan

tantangan keberlanjutan yang akan dihadapi oleh masyarakat.

Akibat pentingnya peran guru dalam implementasi PPB pada mata

pelajaran kimia, maka guru membutuhkan pengetahuan khusus mengenai PPB

pada umumnya dan pelajaran kimia pada khususnya. Seorang guru

membutuhkan pengetahuan mengenai materi pelajaran kimia yang

berhubungan dengan PPB untuk memulai pembelajaran yang menerapkan

PPB. Akan tetapi hal ini tidak cukup. Guru juga membutuhkan pengetahuan

mengenai masalah keberlanjutan, pembangunan berkelanjutan, dan makna

keseluruhannya. Pengetahuan ini meliputi definisi dasar, konsep, dan model

yang dapat digunakan dalam pembahasan berkelanjutan (Burmeister & Eilks,

2013). Pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki oleh guru ini bersifat sangat

penting. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan kompetensi tersebut dapat

merestrukturisasi proses pendidikan serta institusi pendidikan agar dapat

menuju konsep keberlanjutan (Tristananda, 2018).

Pemahaman guru tentang PPB akan berpengaruh terhadap persepsi yang

guru miliki. Hal ini dikarenakan persepsi terjadi ketika seseorang menerima

Page 22: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

5

stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh indera yang dimilikinya dan

kemudian disalurkan ke dalam otak. Di dalam otak, terjadi proses berpikir

yang pada akhirnya menghasilkan suatu pemahaman (Sarwono, 2013: 86).

Pemahaman guru tentang PPB memainkan peran utama dalam cara mereka

mengajar dan mempersiapkan peserta didik untuk masa depan (Anyolo,

Kärkkäinen, & Keinonen, 2018). Apa yang guru pikirkan, percayai, dan

ketahui akan mempengaruhi bagaimana cara mereka mengajar. Ketiga hal

tersebut merupakan faktor yang penting untuk tercapainya kegiatan

pembelajaran yang efektif (Eilks, 2015). Berdasarkan latar belakang tersebut,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi

Guru Kimia tentang Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(PPB)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Penerapan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

belum dilakukan secara menyeluruh dan serius.

2. Penerapan PPB di Indonesia mengalami masalah pada regulasi, sumber

daya manusia, dan materi PPB itu sendiri. Lebih spesifik, penerapan PPB

dari tingkat pusat ke tingkat daerah belum dilengkapi dengan peraturan,

kebijakan dan program yang jelas.

3. Masih banyak guru yang belum memiliki pemahaman mengenai PPB

dikarenakan minimnya sosialisasi mengenai PPB itu sendiri.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan sebatas pada persepsi guru kimia di SMA/MA di

Kota Tangerang Selatan.

Page 23: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

6

2. Persepsi guru kimia yang diteliti hanya sebatas pada aspek kognisi.

3. Aspek Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan yang diteliti dalam

penelitian ini adalah aspek peningkatan pengetahuan dasar, reorientasi

pendidikan, peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang

konsep pembangunan berkelanjutan, serta pelatihan sumber daya manusia

yang dimasukkan dalam aspek peningkatan pemahaman dan kesadaran

masyarakat tentang konsep pembangunan berkelanjutan .

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi guru

kimia tentang PPB?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru kimia

tentang PPB.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak

berikut:

1. Bagi guru-guru kimia: dapat menambah wawasan mengenai PPB dan

sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya menambahkan konsep

PPB dalam mata pelajaran kimia.

2. Bagi pihak sekolah: dapat memberikan gambaran sejauh mana

pemahaman guru-guru kimia yang ada di sekolah mengenai PPB serta

sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya mendukung penambahan

konsep PPB di sekolah..

3. Bagi pembaca: dapat memberikan informasi mengenai sejauh mana

persepsi guru kimia mengenai PPB dan dapat dijadikan referensi untuk

diadakan penelitian relevan yang lebih mendalam.

Page 24: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

1. Persepsi

Kata “persepsi” berasal dari bahasa Latin, yaitu “perceptio" atau

“percipio”. Kata ini memiliki arti menerima, mengumpulkan, tindakan

mengambil kepemilikan, dan memahami dengan pikiran atau indera

(Qiong, 2017). Menurut Maba (2017), persepsi adalah respons atau

pendapat yang merupakan proses individu untuk menerima atau

mengetahui sesuatu melalui indera. Menurut Fitrianasari & Budiyanto

(2015) definisi dari persepsi adalah “suatu proses penggunaan

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menginterpretasikan

suatu hal”. Sedangkan menurut King (2016: 130), persepsi didefinisikan

sebagai “proses mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi

sensoris agar informasi tersebut menjadi bermakna”.

Dalam terminologi umum, persepsi didefinisikan oleh Longman

Dictionary of Contemporary English sebagai cara seseorang berpikir

tentang sesuatu dan ide seseorang tentang sesuatu; cara seseorang

mengetahui sesuatu dengan indera yang dimilikinya; kemampuan alami

untuk memahami atau memperhatikan sesuatu dengan cepat. Sedangkan

dalam filsafat, psikologi, dan ilmu kognitif, persepsi merupakan suatu

proses untuk mencapai pengetahuan atau pemahaman informasi sensorik

(Qiong, 2017).

Persepsi merupakan hal yang sangat penting karena persepsi dapat

mempengaruhi bagaimana cara pandang, pemahaman, tanggapan, sikap,

serta perilaku dari seseorang terhadap suatu hal (Fitrianasari & Budiyanto,

2015). Persepsi dapat terjadi ketika seseorang menerima stimulus dari

dunia luar yang ditangkap oleh indera yang dimilikinya dan kemudian

disalurkan ke dalam otak. Di dalam otak, terjadi proses berpikir yang

Page 25: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

8

menghasilkan suatu pemahaman (Sarwono, 2013: 86). Hal yang serupa

juga dinyatakan oleh Davidoff (1981). Menurut Davidoff yang dikutip

dalam buku Prawira (2016: 63), persepsi pada individu dapat terjadi ketika

diterimanya stimulus oleh alat indera individu tersebut. Stimulus yang

ditangkap kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga

individu tersebut memahami apa yang telah diterimanya.

Menurut Qiong (2017), proses persepsi terdiri dari tiga tahap, yaitu

seleksi, organisasi, dan interpretasi.

a. Seleksi

Seleksi merupakan tahap pertama dalam proses persepsi. Pada

tahap ini, manusia mengubah stimulus dari lingkungan sekitarnya

untuk menjadi pengalaman yang bermakna. Akan tetapi, manusia

hanya memperhatikan stimulus yang dikenal atau yang menarik

baginya.

b. Organisasi

Tahap kedua dalam proses persepsi adalah organisasi. Setelah

memilih informasi dari dunia luar, maka informasi tersebut perlu diatur

dengan cara menemukan pola tertentu. Pada tahap organisasi ini,

informasi-informasi tersebut dimasukkan ke dalam kategori-kategori

tertentu.

c. Interpretasi

Tahap ketiga dalam proses persepsi adalah interpretasi. Tahap ini

mengacu pada proses memberikan makna pada stimulus yang dipilih.

Akan tetapi, tiap orang yang berbeda akan memberikan interpretasi

yang berbeda meskipun dari stimulus yang sama. Pengalaman dan latar

belakang yang berbeda akan menyebabkan orang menghasilkan makna

yang berbeda dari stimulus yang sama, sehingga muncul beragam

persepsi.

Page 26: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

9

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses individu

untuk menerima stimulus melalui indera yang dimilikinya dan kemudian

diorganisasi dan diinterpretasikan menjadi suatu pemahaman. Dalam

penelitian ini, persepsi guru yang dimaksud adalah pemahaman guru

mengenai pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.

Menurut Walgito (2003) yang dikutip oleh Amalia & Laily (2015),

terdapat beberapa aspek dalam persepsi. Aspek-aspek tersebut adalah:

a. Kognisi

Aspek ini berhubungan dengan pengenalan akan obyek, peristiwa,

hubungan yang diperoleh karena diterimanya suatu rangsangan. Aspek

ini menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau

cara berpikir dan pengalaman masa lalu. Individu dalam

mempersepsikan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek

kognisi yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan

pengalaman yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Afeksi

Aspek ini berhubungan dengan emosi. Aspek ini menyangkut

pengorganisasian suatu rangsang, artinya rangsang yang diterima akan

dibedakan dan dikelompokkan ke dalam emosi seseorang. Individu

dalam mempersepsikan sesuatu bisa berdasarkan pada emosi individu

tersebut. Hal ini dikarenakan adanya pendidikan moral dan etika yang

didapatkannya sejak kecil yang akhirnya melandasi individu dalam

memandang sesuatu.

c. Konasi

Aspek ini berhubungan dengan kemauan. Aspek ini menyangkut

pengorganisasian dan penafsiran suatu rangsang yang menyebabkan

Page 27: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

10

individu bersikap dan berperilaku sesuai dengan rangsang yang

ditafsirkan.

Aspek persepsi yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas

aspek kognisi guru. Aspek kognisi tersebut menyangkut pengetahuan atau

cara berpikir guru mengenai Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan (PPB).

2. Guru

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang

pekerjaannya mengajar. Guru adalah salah satu komponen manusiawi

dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam usaha pembentukan

sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan (Uno &

Lamatenggo, 2016: 2). Menurut N. A. Ametambun & Djamarah (1994:

33) yang dikutip oleh Heriyansyah (2018), guru adalah semua orang yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara

individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen Pasal 1 (1) yang dikutip oleh Shabir (2015), definisi guru

dijelaskan sebagai “pendidik yang profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.”

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan, maka dapat

disimpulkan bahwa guru adalah pendidik profesional yang bertanggung

jawab dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

pembangunan.

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan dalam setiap upaya pendidikan. Dalam konteks

inovasi pendidikan, khususnya dalam hal kurikulum dan peningkatan

Page 28: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

11

sumber daya manusia yang dihasilkan dari proses pendidikan, selalu

bergantung pada faktor guru (Shabir, 2015). Maka dari itu, seorang guru

harus menguasai berbagai kompetensi yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran (Heriyansyah, 2018).

Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

yang dikutip oleh Heriyansyah (2018), kompetensi merupakan

“seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugasnya.

Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,

kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.”

Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah

“kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi inti pedagogik guru mata

pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah sebagai

berikut:

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

Page 29: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

12

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah

“kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia”.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi inti kepribadian guru mata

pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah sebagai

berikut:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Page 30: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

13

Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir d

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

“kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitar”.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi inti sosial guru mata

pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah sebagai

berikut:

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia

yang memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir c

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

“kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Page 31: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

14

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi inti profesional guru mata

pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah sebagai

berikut:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

yang diampu.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

Secara garis besar, kemampuan dasar keguruan yang harus diusahakan

atau dikerjakan oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Guru dituntut menguasai bahan ajar.

Penguasaan bahan ajar dari para guru sangat menentukan

keberhasilan pengajarannya. Guru hendaknya menguasai bahan ajar

wajib (pokok), bahan ajar pengayaan, dan bahan ajar penunjang

dengan baik untuk keperluan pengajarannya.

b. Guru mampu mengelola program belajar mengajar.

Guru diharapkan dapat menguasai secara fungsional tentang

pendekatan sistem pengajaran, asas-asas pengajaran, prosedur, metode,

strategi, dan teknik pengajaran. Guru juga diharapkan mampu

menguasai secara mendalam bahan ajar dan mampu merancang

penggunaan fasilitas pengajaran.

c. Guru mampu mengelola kelas.

Guru harus berusaha menciptakan sosial kelas yang kondusif untuk

belajar dengan sebaik mungkin. Kondisi dan fasilitas kelas (prasarana

Page 32: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

15

dan sarana pengajaran, khususnya media dan sumber belajar) adalah

hal penting yang perlu didayagunakan sebaik mungkin oleh guru.

d. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.

Pendayagunaan media dan sumber pengajaran dapat berupa

penggunaan alat (media) buatan guru, pemanfaatan kekayaan alam

sekitar untuk belajar, pemanfaatan perpustakaan, pemanfaatan

laboratorium, pemanfaatan narasumber serta pengembangan

pengajaran di sekolah, dan pemanfaatan fasilitas teknologis pengajaran

yang lain.

e. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.

Landasan-landasan kependidikan adalah sejumlah disiplin ilmu

yang wajib didalami oleh calon guru. Landasan ini yang mendasari

asas-asas dan kebijakan pendidikan baik di dalam sekolah maupun di

luar sekolah.

f. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.

Guru hendaknya mampu berperan sebagai motivator belajar,

inspirator, organisator, fasilitator, evaluator untuk meningkatkan mutu

pembelajaran; membantu penyelenggaraan administrasi kelas serta

sekolah; dan ikut berpartisiapasi dalam pelayanan bimbingan

konseling di sekolah.

g. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan

pengajaran.

Kegiatan penilaian yang meliputi penyusunan alat ukur (tes),

penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta pemberian skor,

pengolahan skor dengan menggunakan norma tertentu,

pengadministrasian proses serta hasil penilaian, dan tindak lanjut

penilaian hasil belajar yang berupa pengajaran remedial serta layanan

bimbingan belajar bersifat tali-temali, dan seluruh tahapan penilaian

Page 33: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

16

tersebut perlu diselaraskan dengan komponen sistem pengajaran yang

lain.

h. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan.

Inti dari kompetensi profesional guru di bidang ini adalah guru

mampu menjadi partisipan yang baik dalam pelayanan bimbingan

konseling di sekolah bagi siswa.

i. Guru mengenal dan mampu ikut penyeleggaraan administrasi sekolah.

Peran serta guru dalam kegiatan administrasi sekolah hendaknya

mencakup pengertian administrasi sekolah dalam arti luas dan dalam

arti sempit. Dalam arti luas, cakupan pengertian administrasi sekolah

adalah penggunaan semua daya, dana, sarana, dan peluang (waktu)

secara organisatoris dan/atau koordinatif untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan cakupan pengertian

administrasi sekolah dalam arti sempit adalah penataan seluruh

kegiatan ketatausahaan sekolah.

j. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu

menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan

pengajaran.

Tuntutan kompetensi keguruan di bidang penelitian pendidikan ini

merupakan tantangan kualitatif bagi guru untuk masa kini dan yang

akan datang. Program serta upaya yang sistematis dari ihak yang

berwajib untuk menjamin penguasaan kompetensi di bidan penelitian

bagi guru ini hendaknya terlaksana dalam tahap pendidikan guru pra-

jabatan dan pendidikan guru dalam jabatan (Samana, 1994: 61-69).

3. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB)

Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan pertama kali di

pertemuan Brundtland Commission (Sutanto, 2017). Pada tahun 1987,

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai menggali konsep pembangunan

Page 34: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

17

berkelanjutan melalui World Commission on Environment and

Development (WCED). WCED tersebut menghasilkan laporan yang

berjudul “Our Common Future” atau yang dikenal juga dengan nama lain

“Brundtland Report” (Tristananda, 2018). Laporan ini merupakan tonggak

penting dari konsep pembangunan berkelanjutan (Bermejo, Arto, &

Hoyos, 2010).

Menurut “Brundtland Report” yang dikutip dalam Bermejo, Arto, &

Hoyos (2010), definisi dari pembangunan berkelanjutan adalah

“development that meets the needs of the present without compromising

the ability of future generation to meet their own needs”, yaitu

pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi

kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendiri. Definisi dari pembangunan berkelanjutan ini kemudian menjadi

popular dan digunakan sebagai kerangka acuan.

Agar pembangunan dapat berkelanjutan maka pembangunan yang

direncanakan harus ramah lingkungan (environmentally sound),

menguntungkan secara ekonomi (economically viable), dan diterima

secara sosial (socially acceptable) (Mochtar, et al., 2014: 4). Untuk

menjaga keseimbangan antara dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial,

maka lahirlah konsep tujuan pembangunan berkelanjutan (Ishartono &

Raharjo, 2016). Pada tahun 2015, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PPB) mengadopsi 17 tujuan pembangunan berkelanjutan. Sasaran

dari tujuan ini adalah untuk menetapkan target yang dapat dicapai sebagai

agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan. Tujuan pembangunan

berkelanjutan tersebut adalah sebagai berikut (Barbier & Burgess, 2017).

a. No Poverty (Tanpa Kemiskinan): mengakhiri segala bentuk

kemiskinan di seluruh penjuru dunia (dimensi ekonomi). Tujuan ini

adalah berusaha untuk menghapus segala bentuk kemiskinan selama

15 tahun ke depan, menjamin akses pelayanan dasar setiap warga

Page 35: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

18

negara dan menjamin setiap warga negara memiliki hak untuk

menikmati suatu standar kehidupan yang layak (Said, et al., 2016: 11).

b. Zero Hunger (Tanpa Kelaparan): mengakhiri kelaparan, mencapai

ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian

yang berkelanjutan (dimensi ekonomi). Tujuan ini mengupayakan

penyelesaian segala jenis kelaparan pada tahun 2030 dan menjamin

setiap orang untuk memiliki ketahanan pangan yang baik untuk

menuju kehidupan yang lebih sehat dengan memberikan akses yang

lebih baik terhadap budidaya pertanian secara berkelanjutan (Said, et

al., 2016: 25).

c. Good Health and Well Being (Kesehatan yang Baik dan

Kesejahteraan): menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan

kesejahteraan seluruh penduduk semua usia (dimensi ekonomi).

Tujuan ini berusaha untuk meningkatkan kesehatan reproduksi dan

kesehatan ibu dan anak; mengakhiri epidemi HIV/AIDS, malaria, TBC

dan penyakit tropis; mengurangi penyakit tidak menular, dan berusaha

agar obat-obatan dan vaksin dapat terjangkau secara efektif (Said, et

al., 2016: 45).

d. Quality Education (Pendidikan Berkualitas): menjamin kualitas

pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan

belajar sepanjang hayat untuk semua orang (dimensi sosial). Tujuan ini

berfokus pada pemberian akses yang lebih besar dan lebih adil

terhadap pendidikan berkualitas di semua jenjang pendidikan (Said, et

al., 2016: 65).

e. Gender Equality (Kesetaraan Gender): mencapai kesetaraan gender

dan memberdayakan kaum perempuan (dimensi sosial). Tujuan ini

bermaksud untuk meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan

untuk mengembangkan bakat dan potensinya sehingga memiliki

kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. (Said, et al., 2016: 81).

Page 36: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

19

f. Clean Water and Sanitation (Air Bersih dan Sanitasi): menjamin

ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang

berkelanjutan untuk semua orang (dimensi ekonomi).

g. Affordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau):

menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan

modern untuk semua orang (dimensi ekonomi). Tujuan ini berusaha

menjamin ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau untuk

jangka panjang (Said, et al., 2016: 113).

h. Good Jobs and Economic Growth (Pertumbuhan Ekonomi dan

Pekerjaan yang Layak): meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang

inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan

menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang (dimensi

ekonomi). Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif

dapat meningkatkan mata pencaharian bagi orang-orang di seluruh

wilayah (Said, et al., 2016: 121).

i. Industry, Innovation and Infrastucture (Industri, Inovasi dan

Infrastruktur): membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan

industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi (dimensi

ekonomi). Industrialisasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan

penciptaan lapangan kerja; inovasi memperluas kemampuan teknologi

sektor industri dan mengarah pada pengembangan keterampilan baru;

infrastruktur menyediakan fasilitas fisik dasar yang penting untuk

bisnis dan masyarakat (Said, et al., 2016: 141).

j. Reduced Inequalities (Mengurangi Kesenjangan): mengurangi

kesenjangan intra- dan antarnegara (dimensi sosial). Tujuan ini

berusaha mengurangi kesenjangan pendapatan berdasarkan jenis

kelamin, usia, cacat, ras, kelas, etnis, agama dan kesempatan, baik di

dalam maupun antar negara (Said, et al., 2016: 159).

k. Sustainable Cities and Communication (Keberlanjutan Kota dan

Komunitas): menjadikan kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh

dan berkelanjutan (dimensi lingkungan). Meskipun banyak tantangan

Page 37: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

20

dalam perencanaan, kota dapat menawarkan eknomi yang lebih efisien,

termasuk penyediaan barang, jasa, dan transportasi (Said, et al., 2016:

175).

l. Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi

yang Bertanggung Jawab): menjamin pola dan konsumsi yang

berkelanjutan (dimensi lingkungan).

m. Climate Action (Aksi terhadap Iklim): mengambil tindakan cepat untuk

mengatasi perubahan iklim dan dampaknya (dimensi lingkungan).

n. Life Below Water (Kehidupan Bawah Laut): melestarikan dan

memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan

samudera untuk pembangunan berkelanjutan (dimensi lingkungan).

o. Life on Land (Kehidupan di Darat): melindungi, merestorasi dan

meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan,

mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan,

memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan

keanekaragaman hayati (dimensi lingkungan).

p. Peace, Justice, and Strong Institutions (Institusi Peradilan yang Kuat

dan Kedamaian): menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai

untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk

semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan

inklusif di semua tingkatan (dimensi sosial).

q. Partnership for the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan):

menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global

untuk pembangunan berkelanjutan (dimensi sosial).

Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka

terciptanya masa depan yang berkelanjutan, maka pendidikan memegang

peran yang sangat penting (Mochtar, et al., 2014: 7). Pendidikan sebagai

dasar pembangunan berkelanjutan dipertegas dalam Konferensi Tingkat

Tinggi (KTT) Dunia Johannesburg pada tahun 2002 yang sebelumnya

telah terkandung dalam Agenda 21 KTT Rio pada tahun 1992 (Dillon &

Maguire, 2007: 308). KTT Dunia Johannesburg tentang pembangunan

Page 38: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

21

berkelanjutan pada tahun 2002 mengusulkan Dekade Pendidikan untuk

Pembangunan Berkelanjutan 2005-2014 yang menyatakan dengan jelas

bahwa pendidikan merupakan jantung dari pembangunan berkelanjutan

(Amador, Martinho, Bacelar-Nicolau, Caeiro, & Oliveira, 2015).

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) dinilai dapat

mempercepat pencapaian pembangunan berkelanjutan dikarenakan melalui

pendidikan dapat mengubah persepsi, perilaku, dan sikap (Sutanto, 2017).

Menurut UNESCO seperti yang dikutip oleh Kagawa (2007), pendidikan

untuk pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai “a process of

learning how to make decisions that consider the long-term future of the

economy, ecology and equity of all communities”, yaitu sebuah proses

belajar tentang bagaimana membuat keputusan jangka panjang yang

mempertimbangkan masa depan dalam bidang ekonomi, ekologi, dan

kesetaraan manusia. Menurut Segara (2015), pendidikan untuk

pembangunan berkelanjutan adalah “proses belajar sepanjang hayat yang

bertujuan untuk menginformasikan dan melibatkan penduduk agar kreatif

juga memiliki keterampilan menyelesaikan masalah, saintifik, dan sosial

krisis, lalu berkomitmen untuk terikat pada tanggung jawab pribadi dan

kelompok”.

Menurut Listiawati (2011), pendidikan untuk pembangunan

berkelanjutan adalah “sebuah visi pendidikan yang berusaha

memberdayakan manusia agar bertanggung jawab untuk menciptakan

masa depan yang berkelanjutan”. Sedangkan menurut Kemendiknas

seperti yang dikutip oleh Shantini (2016), pendidikan untuk pembangunan

berkelanjutan diartikan sebagai berikut.

Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan

yang secara esensial menyisipkan wawasan dan konsep secara luas,

mendalam, dan futuristik tentang lingkungan global. Konsep PPB

adalah pendidikan untuk mendukung pengembangan berkelanjutan,

yaitu pendidikan yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada

semua orang terutama generasi mendatang untuk berkontribusi

Page 39: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

22

lebih baik bagi pengembangan berkelanjutan pada masa sekarang

dan yang akan datang.

Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan harus menjadi bagian

dari semua mata pelajaran di semua tingkat pendidikan, mulai dari taman

kanak-kanak hingga universitas (Åhlberg, Äänismaa, & Dillon, 2005).

Dalam mengimplementasikan PPB, terdapat empat prioritas atau tujuan

utama sebagai berikut:

a. Peningkatan Pengetahuan Dasar

Jika masyarakat dan negara berharap untuk dapat menerapkan

PPB, maka masyarakat dan negara harus fokus pada kesempatan

untuk menambah pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan

perspektif yang mendorong dan mendukung hal tersebut.

b. Reorientasi Pendidikan

Menjamin kurikulum dan pedagogi dari pra-sekolah sampai

universitas yang menekankan pendidikan, pengetahuan, keterampilan,

nilai-nilai, dan perspektif yang berkaitan dengan masa depan yang

berkelanjutan.

c. Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran Masyarakat tentang Konsep

Pembangunan Berkelanjutan

Masalah keberlanjutan membutukan masyarakat yang sadar akan

tujuan masyarakat yang berkelanjutan dan memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk berkontribusi pada tujuan tersebut. Maka dari itu

perlu untuk membangun pengertian dan kewaspadaan masyarakat

mengenai pembangunan yang berkelanjutan melalui pendidikan.

d. Pelatihan Sumber Daya Manusia

Memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia (pengusaha,

institusi, dan masyarakat umum) guna membangun kemampuan untuk

Page 40: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

23

membuat keputusan dan perilaku yang berkelanjutan dan untuk

menerapkan praktek-praktek yang sifatnya berkelanjutan di tingkat

lokal, regional, dan nasional (Mochtar, et al., 2014: 10-11).

Salah satu mata pelajaran yang dapat dijadikan sarana implementasi

PPB adalah mata pelajaran kimia. Menurut Burmeister & Ailks (2012)

yang dikutip oleh Jegstad & Sinnes (2015), kimia memiliki peran penting

dalam PPB karena banyak produk dalam kehidupan sehari-hari yang

berhubungan dengan kimia. Udara yang kita hirup, asupan makanan,

konsumsi air, dan penggunaan bahan bakar untuk transportasi dalam

kehidupan sehari-hari memiliki hubungan dengan konsep kimia

(Kanapathy, et al., 2017).

Pengetahuan konten kimia sebagian besar menyangkut tentang PPB

dan menekankan isu-isu kimia yang berhubungan dengan pembangunan

berkelanjutan (Jegstad & Sinnes, 2015). Isu-isu yang dapat dihubungkan

dengan pembangunan berkelanjutan adalah tentang sumber daya air, efek

hujan asam, lapisan ozon, pemulihan minyak dan pencarian sumber energi

dan bahan baku terbarukan. Topik-topik ini telah diimplementasikan

secara luas sebagai konten dalam banyak kurikulum kimia di seluruh dunia

(Burmeister, Rauch, & Eilks, 2012). Sedangkan di Indonesia sendiri

terdapat beberapa topik dalam mata pelajaran kimia yang dapat

diimplementasikan nilai-nilai PPB. Topik-topik tersebut di antara lain

adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit, reaksi oksidasi dan reduksi,

hidrokarbon, minyak bumi, koloid, aplikasi elektrokimia, dan polimer

(Perkasa, Agrippina, & Wiraningtyas, 2017).

Pendidikan untuk pembanguan berkelanjutan dalam mata pelajaran

kimia seharusnya:

a. Bersifat interdisipliner dan holistik: PPB harus tertanam dalam seluruh

kurikulum kimia dan tidak hanya disajikan sebagai topik yang terpisah.

Page 41: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

24

b. Berbasis nilai: nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip yang mendukung

pembangunan berkelanjutan harus diterima sebagai prinsip panduan

pendidikan kimia juga.

c. Mendorong berpikir kritis dan menyelesaikan masalah: mengatasi dan

memahami dilema dan tantangan pembangunan berkelanjutan

membutuhkan keterampilan dalam berpikir kritis dan menyelesaikan

masalah.

d. Didasarkan pada metode multi-dimensi: kata, seni, drama, debat,

pengalaman, dll garus digunakan untuk membangun pedagogi multi-

segi yang dapat mengatasi karakter multi-dimensi dari PPB.

e. Melibatkan pengambilan keputusan partisipatif: peserta didik harus

diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam keputusan dan belajar

bagaimana membuat keputusan tersebut.

f. Fokus pada penerapan: pembelajaran harus diintegrasikan dalam

konteks kehidupan pribadi dan kehidupan sehari-hari.

g. Mencapai relevansi lokal: pengajaran harus membahas masalah global

dan lokal, termasuk penggunaan bahasa yang paling sering digunakan

oleh peserta didik (Burmeister, Rauch, & Eilks, 2012).

B. Penelitian yang Relevan

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengacu pada beberapa

penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian

tersebut merupakan penelitian yang sudah dilaksanakan sebelumnya oleh

peneliti lain. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini di

antaranya adalah sebagai berikut.

1. An Understanding of Sustainability and Education for Sustainable

Development among German Student Teachers and Trainee Teachers of

Chemistry yang dilakukan oleh Mareike Burmeister dan Ingo Eilks (2013).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru-guru pada penelitian ini

pada dasarnya menunjukkan sikap positif terhadap PPB dalam pendidikan

Page 42: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

25

kimia. Akan tetapi, sebagian besar guru-guru tersebut tidak memiliki

pengetahuan apa pun tentang teori PPB.

2. Senior Secondary School teachers’ Understanding of Education for

Sustainable Development yang dilakukan oleh Groening, Z. P. dan Kelly,

V. L. (2019). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru kimia

memiliki pemahaman yang cukup tentang PPB dengan kecenderungan

yang lebih kuat terhadap dimensi lingkungan dibandingkan dengan

dimensi ekonomi dan sosial. Meskipun 20 dari 33 guru percaya bahwa

mereka memiliki pemahaman yang cukup tentang PPB, 32 dari mereka

mengindikasikan bahwa mereka membutuhkan pelatihan tentang PPB.

3. Subject- and Experience-bound Differences in Teachers’ Conceptual

Understanding of Sustainable Development yang dilakukan oleh C. Borg,

N. Gericke, H.-O. Höglund dan E. Bergman (2014). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa guru menyadari relevansi ketiga dimensi

pembangunan berkelanjutan dengan berbagai tingkatan. Hal ini

menunjukkan bahwa mereka umumnya tidak memiliki pemahaman

menyeluruh tentang konsep tersebut. Perbedaan pemahaman konseptual

guru tentang pembangunan berkelanjutan tidak berhubungan dengan

tingkat pengalaman mengajar mereka.

4. Turkish Student Science Teachers’ Conceptions of Sustainable

Development: A Phenomenography yang dilakukan oleh Ahmet Kilinc

dan Abdullah Aydin (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru

memiliki berbagai gagasan tentang pembangunan berkelanjutan yang

dapat dikategorikan menjadi dimensi lingkungan, teknologi, masyarakat,

ekonomi, politik, energi, dan pendidikan. Beragam respons ini mungkin

saja dipengaruhi oleh jenis kelamin, masalah berbasis konteks, dan

pengalaman informal.

5. Implementing Education for Sustainable Development in Namibia: School

Teachers’ Perceptions and Teaching Practices yang dilakukan oleh

Eveline O. Anyolo, Sirpa Kärkkäinen and Tuula Keinonen (2018). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa guru sekolah menengah atas merasa

Page 43: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

26

lazim dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Mereka

mendeskripsikan PPB terutama dalam hal menciptakan kesadaran

lingkungan untuk memastikan penggunaan sumber daya alam yang

berkelanjutan.

6. Subject Teachers as Educators for Sustainability: A Survey Study yang

dilakukan oleh Anna Uitto dan Seppo Saloranta (2017). Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

persepsi guru tiap mata pelajaran tentang kompetensi PPB mereka. Selain

itu juga terdapat perbedaan dalam frekuensi penggunaan dimensi PPB

(ekologis, ekonomi, sosial, kesejahteraan, budaya) dalam pengajaran

mereka.

7. An Assessment of Turkish Elementary Teachers in the Context of

Education for Sustainable Development yang dilakukan oleh Ali Sagdic

dan Elvan Sahin (2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru

memiliki keyakinan yang baik tentang PPB. Keyakinan guru ini dapat

dibentuk melalui program-program pendidikan yang mereka ikuti.

C. Kerangka Berpikir

Pada abad ke-21 ini, masyarakat dituntut untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya dari sumber daya alam yang ada tanpa mempengaruhi ketersediaan

sumber daya alam di masa mendatang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

diperlukan peran guru dalam mengarahkan proses pengajaran untuk mencapai

tujuan pembangunan berkelanjutan. Akibat pentingnya peran guru ini, maka

guru harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai PPB. Pemahaman

guru tersebut akan mempengaruhi bagaimana persepsi guru terhadap PPB.

Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui seperti apa persepsi guru kimia

tentang PPB.

Page 44: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

27

Abad ke-21 menuntut masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan hidup saat ini dari sumber daya alam yang ada

tanpa mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam

di masa mendatang

Konsep pembangunan berkelanjutan lahir

untuk mengatasi masalah tersebut

Guru memiliki peran penting dalam mengarahkan proses

pengajaran untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan

Masih terdapat banyak guru yang tidak memiliki

pemahaman yang cukup tentang PPB

Pemahaman yang guru miliki akan

berpengaruh terhadap persepsi guru mengenai PPB

Persepsi guru kimia tentang PPB

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Page 45: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan selama 5 minggu yaitu dari tanggal 22 Juli 2019

sampai dengan 26 Agustus 2019. Penelitian ini dilakukan pada guru kimia di

beberapa SMA/MA Kota Tangerang Selatan, yaitu SMAN 1 Kota Tangerang

Selatan, SMAN 4 Kota Tangerang Selatan, SMAN 6 Kota Tangerang Selatan,

SMAN 7 Kota Tangerang Selatan, SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, SMAN

9 Kota Tangerang Selatan, SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, SMAN 11

Kota Tangerang Selatan, SMA PGRI 56 Ciputat, SMA Muhammadiyah 8

Ciputat, MA Islamiyah Ciputat, SMA Darussalam Ciputat, dan MA Soebono

Mantofani.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Menurut Creswell (2004) yang dikutip dalam Sudaryono (2018: 82),

penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha untuk

menggambarkan dan menginterpresentasikan objek apa adanya. Penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan

suatu gejala yang bersifat apa adanya pada saat penelitian dilakukan

(Arikunto, 2007: 234).

Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah

berupa fakta-fakta yang ada saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan

penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, atau

prosedur. Pada penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau

memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian

(Sudaryono, 2018: 82). Peneliti berusaha menggambarkan suatu kondisi apa

adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan

menggunakan angka-angka (Sukmadinata, 2006: 73).

Page 46: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

29

C. Prosedur Penelitian

Penelitian dimulai dengan mengadopsi instrumen berupa kuesioner dari

instrumen penelitian Milama, Ali, & Rusman (2019). Instrumen tersebut

kemudian dilakukan validasi isi oleh salah satu dosen Pendidikan Kimia.

Selanjutnya kuesioner dicetak dan disebarkan oleh peneliti ke beberapa guru

kimia SMA/MA di Kota Tangerang Selatan. Setelah itu dilakukan pengisian

kuesioner oleh guru tersebut. Kemudian data kuesioner dikumpulkan dan

dianalisis.

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

D. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Mengadopsi instrumen dari

instrumen penelitian Milama, Ali & Rusman (2019)

Validasi isi instrumen ke

salah satu dosen Pendidikan

Kimia

Cetak instrumen

Instrumen disebar ke beberapa guru kimia SMA/MA di Kota Tangerang Selatan

Pengisian angket oleh

guru

Data persepsi guru kimia

Analisis data

Page 47: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

30

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011: 80). Pada penelitian ini, yang merupakan populasi adalah guru kimia

SMA/MA Kota Tangerang Selatan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang berisi

20 butir pertanyaan yang diadopsi dari instrumen penelitian Milama, Ali &

Rusman (2019).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Persepsi Guru Kimia tentang PPB

Aspek

Persepsi Aspek PPB Indikator Sub Indikator

No.

Soal

Butir

Soal

Kognisi

Peningkatan

Pengetahuan

Dasar

Pengetahuan

tentang PPB

Mendefinisikan

istilah PPB

1, 2,

4 3

Memilih

sumber

informasi

tentang istilah

PPB

3 1

Memilih tujuan

PPB 5 1

Reorientasi

Pendidikan

PPB dalam

Kurikulum

2013

Menentukan

apakah PPB

sudah

terakomodir

dalam

Kurikulum

2013 atau

6 1

Page 48: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

31

belum

Pengajaran

Konsep PPB

Memilih siapa

yang

bertanggung

jawab dalam

mengajarkan

konsep PPB

7 1

Peningkatan

Pemahaman

dan

Kesadaran

Masyarakat

tentang

Konsep

Pembangunan

Berkelanjutan

Perlu atau

tidaknya

PPB dalam

mata

pelajaran

kimia

Menentukan

perlu atau

tidaknya PPB

dalam mata

pelajaran kimia

8 1

Hubungan

PPB dengan

mata

pelajaran

kimia

Menentukan

hubungan

antara PPB

dengan mata

pelajaran kimia

9 1

Kegiatan

tentang cara

mengajarkan

PPB ada

mata

pelajaran

kimia

Memutuskan

kegiatan

tentang cara

mengajarkan

PPB pada mata

pelajaran kimia

10 1

Pengaruh

wawasan

tentang PPB

dalam cara

mengajar

kimia

Menentukan

apakah

wawasan

tentang PPB

mempengaruhi

cara

11 1

Page 49: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

32

mengajarkan

kimia atau

tidak

Waktu

pengajaran

PPB

Memilih waktu

dimulainya

pengajaran

PPB

12 1

Rasa yakin

saat

mengajarkan

PPB dalam

mata

pelajaran

kimia

Menentukan

rasa yakin atau

tidak saat

mengajarkan

PPB dalam

mata pelajaran

kimia

13 1

Topik kimia

yang

berhubungan

dengan PPB

Memilih topik

kimia yang

berhubungan

dengan PPB

14 1

Cara

mengajarkan

konsep PPB

Memilih cara

mengajarkan

konsep PPB

15 1

Pendekatan

dan metode

pembelajaran

yang efektif

untuk

mengajarkan

PPB

Memilih

pendekatan dan

metode

pembelajaran

yang efektif

untuk

mengajarkan

PPB

16,

17 2

Cara

membentuk

gaya hidup

siswa sesuai

dengan PPB

Memilih cara

membentuk

gaya hidup

siswa sesuai

dengan konsep

PPB

18 1

Page 50: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

33

Aspek yang

sulit dalam

implementasi

PPB

Memilih aspek

yang sulit

dalam

implementasi

PPB

19 1

Tindakan

penting yang

diperlukan

dalam

pelaksanaan

PPB

Memilih

tindakan

penting yang

diperlukan

dalam

pelaksanaan

PPB

20 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan

atau pernyataan tertutup atau terbuka yang dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau melalui internet (Sugiyono, 2011: 142).

D. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kuantitatif yang

didapat dari frekuensi relatif jawaban responden terhadap pilihan ganda.

Dikatakan frekuensi relatif karena frekuensi yang disajikan bukanlah frekuensi

yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang disajikan dalam bentuk angka

persenan. Untuk memperoleh frekuensi relatif jawaban responden terhadap

pilihan ganda, digunakan rumus sebagai berikut:

Page 51: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

34

Keterangan:

f = frekuensi jawaban responden

N = Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya responden)

P = angka persentase (Sudijono, 1987: 43).

Data kuantitatif tersebut dianalisis dengan teknik analisis statistik

deskriptif yang disajikan dalam bentuk diagram. Statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011: 147). Statistik deskriptif

bertujuan untuk mengorganisasi dan menganalisis data angka agar dapat

memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu

gejala, peristiwa, atau keadaan (Sudijono, 1987: 4-5).

Page 52: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas guru kimia (70%) mengetahui istilah PPB.

Persepsi guru kimia pada aspek peningkatan pengetahuan dasar termasuk

dalam kategori baik, persepsi guru kimia pada aspek reorientasi pendidikan

termasuk dalam kategori cukup baik, dan persepsi guru kimia pada aspek

peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang konsep

pembangunan berkelanjutan termasuk dalam kategori baik.

F. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah perlu memperluas pelatihan untuk guru dalam bidang PPB

agar guru memiliki pengetahuan yang memadai, sehingga penerapan PPB

dalam kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

2. Guru sebaiknya berperan aktif dalam menambah pengetahuan mengenai

PPB dengan cara mengikuti seminar, pelatihan, atau pun mencari

informasi terkait dari berbagai sumber yang ada.

Page 53: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

96

DAFTAR PUSTAKA

Aceska, N., & Nikoloski, D. (2017). The Role of Teachers' Competencies in

Education for Sustainable Development. International Balkan and Near

Eastern Social Sciences Conference Series, 1-15.

Åhlberg, M., Äänismaa, P., & Dillon, P. (2005). Education for Sustainable Living:

Integrating Theory, Practice, Design and Development. Scandinavian

Journal of Educational Research, Vol. 49, No. 2, 1-30.

Amador, F., Martinho, A. P., Bacelar-Nicolau, P., Caeiro, S., & Oliveira, C. P.

(2015). Education for Sustainable Development in Higher Education:

Evaluating Coherence between Theory and Praxis. Assessment &

Evaluation in Higher Education, Vol. 40, No. 6, 1-21.

Amalia, Y., & Laily, N. (2015). Persepsi Siswa terhadap Metode Pengajaran

Kewirausahaan dengan Tingkat Minat Berwirausaha Siswa SMA. Jurnal

Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 03, No. 01, 108-120.

Ambusaidi, A., & Al Washahi, M. (2016). Prospective Teachers' Perceptions

about the Concept of Sustainable Development and Related Issues in

Oman. Journal of Education for Sustainable Development, Vol. 10, No. 1,

3-19.

Anggraini, D. N. (2017). Kontribusi Model Education Sustainable Development

dalam Pembelajaran PKn terhadap Kompentensi Kewarganegaraan.

Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III, 134-141.

Anonim. (2016, November 01). Education for Sustainable Development.

Retrieved from Ministry of Education, Guyana:

https://education.gov.gy/web/index.php/policies/education-for-sustainable-

development

Page 54: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

97

Anyolo, E. O., Kärkkäinen, S., & Keinonen, T. (2018). Implementing Education

for Sustainable Development in Namibia: School Teachers' Perceptions

and Teaching Practices. Journal of Teacher Education for Sustainability,

Vol. 20, No. 1, 64-81.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmahasanah, S., Sa'diyah, M., & Ibdalsyah. (2018). Analisis Keterampilan

Mengajar Guru dan Penanaman Nilai Positif melalui Pemanfaatan Kebun

Sekolah. Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, Tahun 27,

No. 2, 167-173.

Barbier, E. B., & Burgess, J. C. (2017). The Sustainable Development Goals and

the Systems Approach to Sustainability. Economics, Vol. 11, 1-22.

Bermejo, R., Arto, I., & Hoyos, D. (2010). Sustainable Development in the

Brundtlant Report and Its Distortion: Implications for Development

Economics and International Cooperation. University of the Basque

Country UPV-EHU, 13-33.

Bezeljak, P., Torkar, G., & Scheuch, M. (2019). Understanding of Sustainability

and Education for Sustainable Development among Preservice Biology

Teachers. International Conference on Research in Teaching and

Education, 1-12.

Bodt, T. (2007). Role of the Media in Achieving a Sustainable Society. Media and

Public Culture, 459-500.

Borg, C., Gericke, N., Höglund, H.-O., & Bergman, E. (2012). The Barriers

Encountered by Teachers Implementing Education for Sustainable

Development: Discipline Bound Differences and Teaching Traditions.

Research in Science & Technological Education, Vol. 30, No. 2, 185-207.

Borg, C., Gericke, N., Höglund, H.-O., & Bergman, E. (2014). Subject- and

Experience-bound Differences in Teachers' Conceptual Understanding of

Page 55: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

98

Sustainable Development. Environmental Education Research, Vol. 20,

No. 4, 526-551.

Burmeister, M., & Eilks, I. (2013). An Understanding of Sustainability and

Education for Sustainable Development among German Student Teachers

and Trainee Teachers of Chemistry. Science Education International, Vol.

24, Issue 2, 167-194.

Burmeister, M., Rauch, F., & Eilks, I. (2012). Education for Sustainable

Development (ESD) and Chemistry Education. Chemistry Education

Research and Practice, 59-68.

Cebrian, G., & Junyent, M. (2015). Competencies in Education for Sustainable

Development: Exploring the Student Teachers' Views. Journal

Sustainability, 2768-2786.

Cordina, M., & Mifsud, M. C. (2016). A Quantitative Study of Maltese Primary

School Teachers and Their Perceptions Towards Education for Sustainable

Development. US-China Education Review, Vol. 6, No. 6, 329-349.

Dahl, T. (2019). Prepared to Teach for Sustainable Development? Students

Teachers' Beliefs in Their Ability to Teach for Sustainable Development.

Journal Sustainability, 1-10.

Dambudzo, I. I. (2015). Curriculum Issues: Teaching and Learning for Sustainble

Development in Developing Countries: Zimbabwe Case Study. Journal of

Education and Learning, Vol. 4, No. 1, 11-24.

Dillon, J., & Maguire, M. (2007). Becoming a Teacher: Issues in Secondary

Teaching. England: McGraw-Hill Open University Press.

Eilks, I. (2015). Science Education and Education for Sustainable Development -

Justifications, Model, Practices and Perspectives. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education, Vol. 11, No. 1, 149-158.

Page 56: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

99

Fitrianasari, H., & Budiyanto. (2015). Persepsi Guru terhadap Penyelenggaraan

Pendidikan Inklusif Sesuai Latar Pendidikan di Kabupaten Blitar. Jurnal

Pendidikan Khusus, 1-5.

Garrecht, C., Bruckermann, T., & Harms, U. (2018). Students' Decision-Making

in Education for Sustainability-Related Extracurricular Activities - A

Systematic Review of Empirical Studies. Journal Sustainability, 1-19.

Ghany, H. (2018). Penyelenggaraan Pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan di Sekolah Dasar. Jurnal Madaniyah, Vol. 8, No. 2, 189-

202.

Groening, Z. P., & Kelly, V. L. (2019). Senior Secondary School Teachers'

Understanding of Education for Sustainable Development. International

Journal of Biology, Physics & Matematics, Vol. 2, Issue 2, 128-138.

Heriyansyah. (2018). Guru adalah Manajer Sesungguhnya di Sekolah. Jurnal

Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, 116-127.

Indrati, D. A., & Hariadi, P. P. (2016). ESD (Education for Sustainable

Development) Melalui Pembelajaran Biologi. Prosiding Symbion

(Symposium on Biology Education), 371-382.

Ishartono, & Raharjo, S. T. (2016). Sustainable Development Goals (SDGs) dan

Pengentasan Kemiskinan. Social Work Jurnal, Vol. 6, No. 2, 154-272.

Jegstad, K. M., & Sinnes, A. T. (2015). Chemistry Teaching for the Future: A

Model for Secondary Chemistry Education for Sustainable Development.

International Journal of Science Education, Vol. 37, No. 4, 655-683.

Jeronen, E., Palmberg, I., & Yli-Panula, E. (2016). Teaching Methods in Biology

Education and Sustainability Education Including Outdoor Education for

Promoting Sustainability - A Literature Review. Education Science, Vol.

7, No. 1, 1-19.

Page 57: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

100

Jhamtani, H. P. (2002). Pembangunan Berkelanjutan di Tengah Globalisasi:

Adakah Harapan? GLOBAL, Vol. 5, No. 1, 1-8.

Juntunen, M. K., & Aksela, M. K. (2014). Education for Sustainable Development

in Chemistry: Challenges, Possibilities, and Pedagogical Models in

Finland and Elsewhere. Chemistry Education Research and Practice, 1-

15.

Kagawa, F. (2007). Dissonance in Students' Perceptions of Sustainable

Development and Sustainability. International Journal of Sustainability in

Higher Education, Vol. 8, No. 3, 317-338.

Kagawa, F., Selby, D., & Trier, C. (2006). Exploring Students' Perceptions of

Interactive Pedagogies in Education for Sustainable Development. Journal

Planet, No. 17, 53-56.

Kahriman-Pamuk, D., & Olgan, R. (2018). Teacher Practices and Preschool

Physical Environment for Education for Sustainable Development: Eco Vs

Ordinary Preschools. Mersin University Journal of the Faculty of

Education, Vol. 14, No. 2, 669-683.

Kalathaki, M. (2015). Evaluation Tool for the Application of Discovery Teaching

Method in the Greek Environmental School Projects. World Journal of

Education, Vol. 5, No. 2, 40-51.

Kanapathy, S., Lee, K. E., Mokhtar, M., Zakaria, S. Z., Sivapalan, S., & Zahidi,

A. M. (2017). The Integration of Sustainable Development Concept in

Chemistry Curriculum: A Conceptual Framework for the Case of Pusat

PERMATApintar Negara . 7th World Engineering Education Forum

(WEEF), 303-308.

Kanapathy, S., Lee, K. E., Sivapalan, S., Mokhtar, M., Zakaria, S. Z., & Zahidi,

A. M. (2018). Sustainable Development Concept in the Chemistry

Curriculum: An Exploration of Foundation Students' Perspective.

International Journal of Sustainability in Higher Education, 1-22.

Page 58: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

101

Kang, W. (2019). Perceived Barriers to Implementing Education for Sustainable

Development among Korean Teachers. Journal Sustainability, 1-15.

Kennelly, J., Taylor, N., & Maxwell, T. W. (2008). Addressing the Challenge of

Preparing Australian Pre-service Primary Teachers in Environmental

Education. SAGE Publications, Vol. 2, No. 2, 141-156.

Kilinc, A., & Aydin, A. (2013). Turkish Student Science Teachers' Conceptions of

Sustainable Development: A Phenomenography. International Journal of

Science Education, Vol. 35, No. 5, 731-752.

King, L. A. (2016). Psikologi Umum:Sebuah Pandangan Apresiatif . Jakarta:

Salemba Humanika.

Lestari, S., Sutrisno, & Efendi, R. (2018). Pengaruh Keterpaduan Pendidikan

Pembangunan Berkelanjutan dalam Pembelajaran Fisika terhadap

Kesadaran Berkelanjutan pada Materi Suhu dan Kalor. Prosiding Seminar

Nasional Fisika (SINAFI), 194-199.

Listiawati, N. (2011). Relevansi Nilai-nilai ESD dan Kesiapan Guru dalam

Mengimplementasikannya di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan Vol. 17, No. 2, 135-152.

Listiawati, N. (2013). Pelaksanaan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

oleh beberapa Lembaga. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, No.

3, 430-450.

Maba, W. (2017). Teachers' Perception on the Implementation of the Assessment

Process in 2013 Curriculum. International Journal of Social Sciences and

Humanities, Vol. 1, No. 2, 1-9.

Makmun. (2011). Green Economy: Konsep, Implementasi, dan Peranan

Kementerian Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 1-15.

Meseret, D. (2016). Promoting Environmental Ewareness of Youth through

School Environmental Protection Clubs: A Case Study in Debre Tabor

Page 59: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

102

University, Ethiopia. International Affairs and Global Strategy, Vol. 40,

14-20.

Milama, B., Ali, M., & Rusman. (2019). Perceptions, Attitudes and Lifestyles of

Chemistry Teacher Candidates towards Education for Sustainable

Development. Advances in Social Science, Education and Humanities

Research, 250-253.

Mochtar, N. E., Gasim, H., Hendarman, Indrastuti, N., Wijiasih, A., Suryana, C., .

. . Tartila, S. L. (2014). Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

(Education for Sustainable Development) di Indonesia: Implementasi dan

Kisah Sukses. Jakarta: KNIU Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Narinasamy, I., & Logeswaran, A. K. (2015). Teacher as Moral Model - Are We

Caring Enough? World Journal of Education, Vol. 5, No. 6, 1-13.

Pauw, J. B.-d., Gericke, N., Olsson, D., & Berglund, T. (2015). The Effectiveness

of Education for Sustainable Development. Journal Sustainability, 15693-

15717.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/prosespembelajaran/file/Permendikn

as%20No%2016%20Tahun%202007.pdf

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. https://kemenag.go.id/file/dokumen/PP1905.pdf

Perkasa, M., & Aznam, N. (2016). Pengembangan SSP Kimia Berbasis

Pendidikan Berkelanjutan untuk Meningkatkan Literasi Kimia dan

Kesadaran terhadap Lingkungan. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 2,

No. 1, 46-57.

Page 60: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

103

Perkasa, M., Agrippina, & Wiraningtyas. (2017). Pembelajaran Kimia

Berorientasi Sustainable Development untuk Meningkatkan Kesadaran

Siswa terhadap Lingkungan. Jurnal Sainsmat, Vol. VI, No. 2, 63-72.

Prawira, P. A. (2016). Psikologi Umum dengan Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Qiong, O. (2017). A Brief Introduction to Perception. Studies in Literature and

Language, Vol. 15, No. 4, 18-28.

Redhiana, D. (2014). Pengembangan Kurikulum pada Aspek Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi yang Berbasis Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan

Saintifik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Dinamika, Vol. 6,

No. 2, 215-234.

Rohmah, L. (2014). Implementasi Kurikulum Berbasis Education for Sustainable

Development (ESD) di SDIT Internasional Luqman Hakim Yogyakarta.

Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Vol. 6, No. 1, 135-146.

Rosenkranzer, F., Kramer, T., Hörsch, C., Schuler, S., & Rieß, W. (2016).

Promoting Student Teachers' Content Related Knowledge in Teaching

Systems Thinking: Measuring Effects of an Intervention through

Evaluating a Videotaped Lesson. Higher Education Studies, Vol. 6, No. 4,

156-169.

Sagdic, A., & Sahin, E. (2016). An Assessment of Turkish Elementary Teachers

in The Context of Education for Sustainable Development. International

Electronic Journal of Environmental Education, Vol. 6, Issue 2, 141-155.

Said, A., Budiati, I., Reagan, H. A., Riyadi, Hastuti, A., Anam, C., . . . Tama, D.

(2016). Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable

Development Goals) di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Samana. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Page 61: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

104

Saraswati, M. I., & Anityasari, M. (2012). Analisis Gaya Hidup Berkelanjutan

(Sustainable Lifestyle) Siswa-siswi SMA di Surabaya dan Upaya

Perbaikannya. Jurnal Teknik ITS, Vol. 1, No. 1, 561-566.

Sarwono, S. W. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Segara, N. B. (2015). Education for Sustainable Development (ESD) Sebuah

Upaya Mewujudkan Kelestarian Lingkungan. Social Science Education

Journal, Vol. 2, No. 1, 22-30.

Shabir, M. (2015). Kedudukan Guru sebagai Pendidik: Tugas dan Tanggung

Jawab, Hak dan Kewajiban, dan Kompetensi Guru. Auladuna, Vol. 2, No.

2, 221-232.

Shantini, Y. (2016). Penyelenggaraan EfSD dalam Jalur Pendidikan di Indonesia.

PEDAGOGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 13, No. 1, 136-141.

Strakova, Z., & Cimermanova, I. (2018). Critical Thinking Development - A

Necessary Step in Higher Education Transformation towards

Sustainability. Journal Sustainability, 1-18.

Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Sudijono, A. (1987). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sutanto, H. P. (2017). Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi

Nusa Tenggara Barat. Jurnal Cakrawala Pendidikan, No. 3, 320-341.

Page 62: PERSEPSI GURU KIMIA TENTANG PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dukungan baik moril maupun materil yang tak henti-hentinya selama

105

Tristananda, P. W. (2018). Membumikan Education for Sustainable Development

(ESD) di Indonesia dalam Menghadapi Isu-isu Global. Jurnal Purwadita,

Vol. 2, No. 2, 42-49.

Uitto, A., & Saloranta, S. (2017). Subject Teachers as Educators for

Sustainability: A Survey Study. Journal Education Sciences, Vol. 7, No. 8,

1-19.

Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2016). Tugas Guru dalam Pembelajaran: Aspek

yang Memengaruhi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Valencia, M. I. C. (2018). Introducing Education for Sustainable Development

(ESD) in the Educational Institutions in the Philippines. Journal of

Sustainable Development Education and Research, Vol. 2, No. 1, 51-57.

Wahyudin, D. (2018). Peace Education Curriculum in the Context of Education

Sustainable Development (ESD). Journal of Sustainable Development

Education and Research, Vol. 2, No. 1, 21-32.

Walshe, N. (2017). An Interdisciplinary Approach to Environmental and

Sustainability Education: Developing Geography Students'

Understandings of Sustainable Development Using Poetry. Environmental

Education Research, Vol. 23, No. 8, 1130-1149.