persepsi dan komunikasi dalam organisasi menciptakan komunikasi yang efektif di sma hasbunallah plus...

36
Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi: Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi dalam Pendidikan Islam Oleh: Noor Jannah, S.Pd NIM. 12.0212.0994 Dosen Pengasuh: Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PASCASARJANA PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM BANJARMASIN 2013

Upload: haijannah

Post on 01-Jan-2016

283 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

0

Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi: Menciptakan

Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi dalam Pendidikan Islam

Oleh:

Noor Jannah, S.Pd

NIM. 12.0212.0994

Dosen Pengasuh:

Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARIPASCASARJANA

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAMBANJARMASIN

2013

Page 2: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang dinamis di dalam lingkungan sosialnya.

Agar dapat berkembang, manusia melakukan interaksi dengan sesamanya.

Hubungan yang baik diperoleh dari komunikasi yang baik pula. Oleh karena

itulah manusia melakukan komunikasi untuk mendapatkan hubungan atau

ikatan yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Komunikasi merupakan

sendi dasar terjadinya sebuah interaksi sosial, antara yang satu dengan yang lain

saling tolong menolong, saling ketergantungan, saling memberi dan menerima.

Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti halnya

manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Maka dari itu, karena komunikasi

sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa terjadi, sehingga tanpa disadari sebagian

orang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik,

dan akibatnya seringkali seseorang mengalami kegagalan dalam berinteraksi

dengan sesamanya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau salah pengertian

antara satu dengan yang lain.

Sebuah organisasi membutuhkan koordinasi antara satu dengan yang lain

agar tercipta adanya keharmonisan, saling pengertian, kesepahaman antara sub

kerja yang satu dengan yang lainnya. Karena pada dasarnya organisasi dibangun

atas dasar interaksi antara satu orang dengan orang lain. Jika kerjasama dalam

kelompok dapat terselenggara dengan baik, maka tujuan dari sebuah kelompok

(organisasi) akan cepat terwujud. Namun jika terdapat distorsi dalam kerjasama

tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai akan terasa lebih sulit.

Menggerakan organisasi merupakan bagian penting berjalan tidaknya

aktivitas organisasi. Sebaik dan selengkap apapun fasilitas, sarana prasarana yang

dimiliki organisasi, tersedianya sumber daya organisasi (man, money, material,

machine and method) apabila pemimpin organisasi tidak dapat menggerakkan

orang-orang yang dipimpinnya, maka semua itu tidak akan berarti. Ada sejumlah

Page 3: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

2

aspek yang harus diperhatikan dan didayagunakan oleh seorang pemimpin untuk

dapat berhasil menggerakkan organisasi agar semua orang yang dipimpinnya

bergerak menuju pencapaian tujuan organisasi, salah satunya adalah aspek

komunikasi.

Menciptakan komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan

penting karena perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat

berjalan hanya melalui aktivitas komunikasi. Komunikasi juga merupakan faktor

penting dalam menggerakkan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal itu

terbukti dari kenyataan lebih dari 70 % waktu seorang pemimpin (manajer)

dihabiskan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada dalam koordinasi

tugasnya.1

Kajian terhadap komunikasi organisasi merupakan hal yang paling relevan

untuk menampilkan peranan masing-masing individu dan kelompok. Begitu juga

terhadap organisasi formal sebagai usaha untuk menggambarkan karakteristik

organisasi dan melahirkan kualitas yang bersifat unik sebagai wahana

pengelompokan manusia masing-masing.

Tidak terbantahkan lagi, komunikasi turut berperan dalam sebuah

organisasi termasuk lembaga pendidikan. Dengan komunikasi yang baik, suatu

lembaga pendidikan dapat berjalan lancar dan berhasil, sebaliknya kurang atau

tidak adanya komunikasi maka roda lembaga pendidikan tidak akan berjalan

lancar sebagaimana mestinya.

Dewasa ini perubahan dan perkembangan peradaban zaman sangat cepat

dan begitu canggih. Untuk itulah tuntutan kinerja yang baik dalam sebuah

organisasi agar mampu bersaing dan tampil sebagai ciri yang mandiri, serta

mampu memenangkan persaingan harus diperhatikan.

Efektivitas komunikasi organisasi yang ada di sekolah, diharapkan

akan mampu memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Adanya komunikasi

yang sehat dan baik antara sub kerja yang satu dengan yang lain, diharapkan

akan turut membantu perkembangan kinerja guru di sekolah.

1 M. Ma’ruf Abdullah,Manajemen Berbasis Syariah, Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2012, hal. 233

Page 4: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

3

Berdasarkan uraian tersebut, maka makalah ini membahas mengenai

“Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi: Menciptakan Komunikasi yang

Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang

akan diteliti yaitu bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif di SMA

Hasbunallah Plus Tabalong ?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana menciptakan

komunikasi yang efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

bahan informasi mengenai komunikasi yang efektif di SMA Hasbunallah Plus

Tabalong, sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bentuk komunikasi efektif di

lembaga pendidikan, dan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut,

khususnya penelitian yang berkenaan dengan hasil penelitian ini.

Page 5: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komunikasi

Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti halnya

manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Maka dari itu, karena komunikasi

sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa terjadi, sehingga tanpa disadari sebagian

orang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik,

dan akibatnya seringkali seseorang mengalami kegagalan dalam berinteraksi

dengan sesamanya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau salah pengertian

antara satu dengan yang lain.

1. Persepsi dan Komunikasi

Persepsi sangat tergantung kepada komunikasi, sebaliknya

komunikasi juga tergantung pada persepsi. Persepsi timbul karena adanya dua

faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal tergantung pada proses

pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan, dan

tanggap�annya terhadap hasil yang dicapai, sedangkan faktor eksternal berupa

ling�kungan. Kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh

suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Begitupun proses komunikasi

dapat terselenggara dengan baik atau tidak, tergantung persepsi masing-masing

orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.2

Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi

kepada orang lain. Informasi dapat membuat seseorang punya pengertian yang

sama dengan orang lain dan bisa juga berbeda, karena informasi yang

diko�munikasikan itu membuat orang-orang mempunyai kesamaan dan

2 Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2012, hal. 325

Page 6: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

5

perbedaan pengertian. Kesamaan atau perbedaan disebabkan persepsi orang-

orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.

Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu;

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Persepsi juga

diartikan sebagai suatu proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan

menaf�sirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan

mereka. Di samping itu, persepsi dapat pula dilihat dari proses kognitif yang dialami

oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk

memahami persepsi adalah terletak pada penge�nalan bahwa persepsi merupakan

penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar

terhadap situasi.3

Menurut asal katanya (etimologi), komunikasi berasal dari bahasa Latin:

communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Dengan

demi�kian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus

terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau

pengertian, antara komunikator (penye�bar pesan) dan komunikan (penerima

pesan).4

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk

gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Dalam perpindahan

pengertian tersebut tidak hanya sekedar kata-kata yang digunakan dalam

sebuah percakapan, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, titik putus

vocal dan lain sebagainya.5

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki

orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama

manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan dengan prilaku orang

lain, serta berusaha merubah sikap dan prilaku itu.6

3 ibid, hal. 3264 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi

dan Aplikasi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 815 Hani Handoko,Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1995, hal. 2726 M. Ma’ruf Abdullah, op cit, hal. 233

Page 7: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

6

Pengertian komunikasi secara terminologi banyak dikemukakan para ahli

komunikasi yang dapat ditarik sebuah benang merah bahwa komunikasi

merupakan proses penyampaian pesan verbal maupun non verbal antara si

pengirim (komunikator) dengan si penerima pesan (komunikan) untuk

mempengaruhi sikap dan perbuatannya. Pengirim pesan dapat berupa seorang

individu, kelompok atau organisasi. Komunikasi dapat berlangsung melalui tatap

muka atau melalui media tanpa batasan ruang dan waktu. Komunikasi berjalan

dengan baik apabila makna yang dikirimkan oleh pengirim pesan dimengerti

secara tepat oleh penerima pesan.

2. Unsur dan Proses Komunikasi

Untuk itu pemahaman terhadap komunikasi menjadikan proses

komunikasi akan berlangsung efektif. Untuk lebih jelasnya elemen-elemen pokok

komunikasi terdiri atas:

a. Pengirim pesan

Pengirim pesan (komunikator) adalah sebagai pemancar atau tempat

dimulainya komunikasi. Pengirim pesan tersebut bisa seorang individu,

kelompok atau masyarakat yang memiliki pesan dan bertujuan untuk

menyampaikannya kepada penerima pesan.

b. Pesan

Pesan merupakan suatu gagasan dan ide yang berupa pesan, informasi,

pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan yang akan disampaikan

komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan). Pesan

pada dasarnya mengandung infomasi yang bernilai positif dan negatif

tergantung kepada kepentingan pengirim dan penerima.

c. Saluran

Saluran (channel) adalah berupa alat, media, sarana, atau saluran yang

dipergu�nakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan

kepada penerima. Saluran tersebut bisa berupa pertemuan langsung tatap

muka, memo, buku, radio, televisi, film, telepon, internet, dan lain-lain.

Page 8: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

7

d. Penerima pesan

Penerima pesan (komunikan) adalah seorang yang menerima pesan dan

menafsirkannya untuk tujuan tertentu.

e. Umpan balik (Feedback)

Kemampuan seorang penerima pesan memberikan respon terhadap pengirim

pesan menunjukkan tingkat pemahaman penerima pesan. Hal itu menentukan

balikan yang diberikan kepada pengirim pesan tersebut. Respon dan dampak

yang terjadi dalam proses penyam�paian pesan-pesan tersebut dapat berakibat

positif maupun negatif tergantung dari tanggapan, persepsi, dan opini dari

hasil komunikasi tersebut.7

Adapun gambaran umum proses komunikasi dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Ideasi (Ideation), yaitu tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau

informasi. Pada umumnya ideasi muncul karena ada rangsangan dari luar atau

ada kebutuhan untuk berkomunikasi pada diri peserta.

b. Tahap Penyandian (Encoding), yaitu proses penyusunan gagasan atau pesan

menjadi suatu bentuk informasi (simbol, lambang, sandi) yang akan

dikirimkan; termasuk pemilihan dan penentuan cara maupun media untuk

menyampaikannya. Agar dapat ditransmisikan melalui media transmisi,

informasi dilakukan pengodean yaitu mengubah pesan menjadi suara, tulisan

atau kode tertentu.

7 Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, op cit, hal. 336

Page 9: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

8

c. Tahap Pengiriman (Transmitting), merupakan kegiatan penyampaian pesan

atau informasi yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pengiriman pesan

ini dapat dilakukan dengan cara berbicara (verbal/lisan), atau non-verbal

dengan tulisan, gambar, warna atau gerakan; disampaikan secara langsung

atau melalui media tertentu.

d. Tahap Penerimaan (Receiving), yakni proses penerimaan atau pengumpulan

pesan yang terjadi pada para peserta komunikasi. Penangkapan atau

pengumpulan pesan ini dapat terjadi dengan cara mendengarkan, membaca,

mengamati atau memperhatikan, tergantung pada cara dan alat yang

digunakan dalam berkomunikasi tersebut.

e. Tahap Penafsiran (Decoding), yakni usaha pemberian arti terhadap

informasi/pesan di antara peserta komunikasi. Peserta komunikasi yang

berkepentingan, melalui proses berpikir, berusaha menginterpretasikan atau

menafsirkan informasi yang telah terkumpul dalam pikirannya.

f. Gangguan (Noise), yakni ketika informasi ditransfer melalui saluran

komunikasi, dapat terjadi gangguan yaitu distorsi terhadap informasi yang

dikirim tersebut. Misalnya, komunikasi yang ditransfer melalui telepon

genggam tidak jelas diterima karena cuaca buruk. Informasi yang ditransfer

melalui email tidak dapat diterima karena listrik mati.

g. Tahap Respon (Pemberian Tanggapan), merupakan tindak lanjut dari

penafsiran yang telah dilakukan, yakni pemberian reaksi terhadap pesan yang

telah disampaikan. Jadi para peserta komunikasi menggunakan arti atau

makna suatu pesan sebagai dasar untuk memberikan reaksi. Apabila

respon/reaksi yang diberikan sesuai dengan maksud pengirim pesan berarti

terjadi komunikasi yang efektif; dan sebaliknya apabila tidak sesuai berarti

terjadi mis-communication.

h. Tahap Balikan (Feedback), berlangsung seiring dengan tahap-tahap

komunikasi lainnya, yang berupa gejala atau fenomena yang dapat dijadikan

Page 10: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

9

petunjuk keberhasilan atau kegagalan suatu proses komunikasi. Jadi

pengertian feedback ini harus dibedakan dengan hasil (respon).8

3. Bentuk dan Jenis Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk

sebagai berikut:

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui lisan saja dan tidak

tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan secara tidak langsung.

Komunikasi lisan secara langsung bisa berarti bahwa komunikasi yang terjadi

secara langsung yakni melalui tatap muka, seperti halnya orang berceramah,

berpidato, berorasi. Sedangkan komunikasi lisan tidak langsung berarti terjadi

komunikasi tanpa adanya tatap muka, seperti orang berbicara di telepon.

b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis adalah komunikasi dengan mempergunakan rangkaian

kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau

tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Komunikasi ini lebih kepada

komunikasi satu arah, dimana komunikator hanya menyampaikan pesan yang

ada. Komunikasi ini dirasa kurang efektif karena penyampaian pesan dari

komunikator belum tentu bisa dipahami oleh komunikan. Ketika komunikator

memberi informasi, dia tidak memahami apakah yang diberi informasi sudah

mengerti atau belum akan informasi yang telah disampaikan.

c. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan

atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala, dan lain-lain.

Komunikasi ini melalui berbagai isyarat non-verbal. Media yang

8 Depdiknas, Dimensi Kompetensi Kepribadian & Kompetensi Sosial (Bahan BelajarMandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan MutuPendidik dan Tenaga Kependidikan, 2009. Lihat juga Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi,Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hal. 46-47

Page 11: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

10

dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi badan, yang

disebut bahasa badan yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang.

Misalkan seorang manajer menampakkan wajah yang masam ketika

bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa jadi bawahan tersebut

menafsirkan muka masam itu sebagai penolakan, padahal bisa jadi manajer

tersebut sakit gigi.9

Setiap bentuk komunikasi memiliki konsekuensi. Manfaat dan kerugian

masing-masing bentuk komunikasi dapat diamati dari tabel dibawah ini:10

BentukKomunikasi

Manfaat Kerugian

Memo Ringkas Terdapat arsip Pesan dapat dikaji

ulang Dapat disebarluaskan

Tidak terdapat kontrolterhadap penerima

Kurang pribadi Hanya satu arah Umpan balik tertunda

Telepon Secara verbal, cepat Terbuka

kemungkinan untuktanya jawab

Menyenangkan Arus timbal balik /

dua arah Segera didapat umpan

balik

Tanpa ada arsip /catatan pembicaraan

Ada kemungkinanpesan kurangdimengerti

Kurang pribadi Waktunya mungkin

kurang memuaskan Mungkin sulit untuk

dibatasiLaporan Formal Lengkap, menyeluruh

Bahan dapat disusunpada waktu luang

Dapat disebarluaskan

Kurang pribadi Membutuhkan banyak

waktu membacanya Bahasa mungkin kurang

dapat dimengerti Hanya satu arah Umpan balik tertunda

9 Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2003, hal.161. Lihat jugaAmirullah Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, hal. 286

10 Dann Sugandha,Manajemen Administrasi, Bandung: Sinar Baru, 1986, hal. 95

Page 12: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

11

Rapat Dapat menggunakanalat peraga

Menarik beberapapemikiran ataupendapat secaraserentak

Dua arah

Meminta waktu Waktu mungkin

kurang memuaskan Ada kemungkinan

salah seorang sajamendominasikelompok

BerhadapanLangsung

Dapat dipandang Adanya kontak

pribadi Dapat menunjukkan

sesuatu danmenjelaskannya

Dua arah Segera didapat umpan

balik

Waktu mungkinkurang memuaskan

Membutuhkan caraberpikir langsung/spontan

Mungkin tak mudahuntuk dibatasi

Kedudukan dankewenangan seseorangmungkin memberikantekanan

Tabel 1. Bentuk Komunikasi beserta Manfaat dan Kerugiannya

Adapun bentuk dari segi jenisnya dalam komunikasi adalah sebagai

berikut:

a. Sistem Komunikasi Interpersonal

Sistem komunikasi interpersonal dalah sistem komunikasi dengan diri pribadi.

Di dalam sistem ini terjadi suatu proses pengolahan informasi yang

meliputi sensasi (proses menangkap stimuli atau pesan), persepsi (perubahan

sensasi menjadi informasi), memori (proses penyimpanan informasi dan

sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali), dan berpikir (mengolah dan

memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon

terhadap stimuli). Dalam sistem ini, informasi yang diterima langsung

diproses oleh alat-alat indra ke otak sehingga menimbulkan suatu respon

terhadap stimuli yang diberikan.

Page 13: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

12

b. Sistem Komunikasi Antarpersonal

Sistem komunikasi antarpersonal adalah komunikasi yang terjadi terutama di

antara dua orang atau beberapa orang yang bersifat alamiah sehingga dapat

menghasilkan suatu hubungan yang produktif secara terus-menerus. Hal ini

bisa diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang

saling berkomunikasi. Pertukaran di sini maksudnya suatu tindakan untuk

menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sehingga

menimbulkan efek atau pengaruh bagi penerimanya. Jika sudah demikian

maka akan timbul kesepakatan bersama.11

4. Fungsi Komunikasi

Komunikasi bertujuan untuk memberi dan menerima informasi, untuk

mempengaruhi orang lain, membantu orang lain, menyelesaikan masalah,

membuat keputusan, dan mengevaluasi perilaku secara efektif. Tanpa adanya

komunikasi, beberapa tujuan tersebut tidak akan tercapai.12

Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi

untuk menjalakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan, staf

pimpinan, dan personil pegawai. Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka

dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dikatakan sebagai sistem proses informasi. Melalui

komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau

pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun

tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat

berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Para pegawai

dalam organisasi memerlukan sejumlah informasi melalui saluran informasi

untuk menyampaikan dan mengambil keputusan.

11 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, hal.4912 Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi: Teori dan Praktik dalam Bidang Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 189

Page 14: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

13

b. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang

adalah hak untuk memberi komando dan perintah kepada bawahan di mana

para bawahan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh

tanggung jawab. Seorang manajer dituntut untuk mampu mengawasi dan

mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari organisasi. Alat-alat, kebijakan, catatan

dan perintah-perintah dilahirkan dalam seluruh hirarki organisasi.

c. Fungsi Persuasif

Manajer harus selalu mengatur dengan cara persuasi yang kadang harus

digunakan pada semua level organisasi. Kadang-kadang bidang tertentu lebih

baik diberikan bujukan, motivasi maupun bimbingan dari pada melalui

perintah, sebab seorang pegawai lebih dapat menerima dan melaksanakannya

dengan sukarela dan tanpa beban karena ia akan merasakan tugas dan

tanggung jawab.

d. Fungsi Integratif

Organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan

yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan,

oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau

kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan

saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain

dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan

bersama yang telah ditetapkan.13

5. Hambatan Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi terdiri dari komunikator, persepsi/interpretasi,

berita dalam bahasa sandi (encoding), pesan, saluran, penerjemahan, sandi

(decoding), penerima, umpan balik, dan noise. Kalau noise terjadi dalam setiap

unsur lainnya dengan cara apapun, kejelasan arti dan pemahaman akan rendah.

13 Maman Ukas,Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung: Ossa Promo, 1999,hal. 315

Page 15: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

14

Seorang pemimpin tidak memiliki tanggung jawab lebih besar daripada

mengembangkan komunikasi yang efektif. Langkah pertama yang penting untuk

mengembangkan komunikasi efektif adalah menyadari dan memahami rintangan

yang menghalangi komunikasi organisasi.14

Komunikasi baru dikatakan mencapai sasaran apabila komunikan dapat

menangkap pengertian sama dengan pengertian komunikator, jika tidak demikian

komunikasi tersebut dianggap gagal. Standarisasi keberhasilan komunikasi ialah

ketetapan waktu, jadi apabila komunikator terlambat menyampaikan pesan-pesan

meskipun benar yang disampaikan maka komunikasi dianggap gagal.

Komunikasi dalam prosesnya, ada saja beberapa hal yang merintangi atau

menghambat tercapainya tujuan dari proses komunikasi. Hambatan atau rintangan

dalam komunikasi bisa berasal dari pribadi komunikan dan komunikator,

lingkungan dan segala sesuatu lainnya yang mengganggu penyampaian atau

penerima penerimaan pesan.

Adapun kendala-kendala komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga

hal sebagai berikut:

a. Hambatan yang bersifat teknis

1) Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses

komunikasi.

2) Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.

3) Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komuniakasi.

b. Hambatan semantik

Semantik dapat diartikan sebagai suatu studi tentang pengertian dapat

diungkapkan melalui bahasa, baik bahasa lisan (melalui ucapan, bahasa badan)

maupun bahasa tertulis. Maksud dengan hambatan semantik ini adalah

kesalahan dalam penafsiran, salah dalam pemberian pengertian bahasa dalam

menyampaikan pesan dalam proses komunikasi.

14 Isti’anah, Kepemimpinan: Pengembangan Organisasi, Team Building, dan PerilakuInovatif,Malang: UIN Maliki Press, 2008, hal. 231

Page 16: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

15

c. Hambatan perilaku

1) Pandangan yang bersifat apriori,

2) Prasangka yang didasarkan pada emosi,

3) Suasana otoriter,

4) Ketidakmauan untuk berubah, dan

5) Sifat yang egosentris.15

B. Komunikasi dalam Organisasi

Ada sejumlah aspek yang harus diperhatikan dan didayagunakan oleh

seorang pemimpin untuk dapat berhasil menggerakkan organisasi agar semua

orang yang dipimpinnya bergerak menuju pencapaian tujuan organisasi, salah

satunya adalah aspek komunikasi. Menciptakan komunikasi efektif bagi pimpinan

merupakan keterampilan penting karena perencanaan, pengorganisasian, dan

fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui aktivitas komunikasi.

1. Kepemimpinan dan Komunikasi

Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi yang dilakukan oleh

pemimpin terhadap para pengikutnya. Memengaruhi merupakan proses

komunikasi antara pemimpin dan para pengikutnya. Agar dapat memengaruhi

para pengikutnya dengan baik, pemimpin harus mempunyai kompetensi mengenai

komunikasi. Sejumlah pemimpin politik dan sosial seperti Adolf Hitler, Mahatma

Gandhi, Bung Karno, Lenin, dan Martin Luther King mampu mempengaruhi

puluhan juta pengikutnya karena mempunyai kemampuan komunikasi yang

sangat baik. Mereka merupakan demagog dan orator ulung sehingga dengan

mudah memengaruhi dan menggerakkan para pengikutnya untuk merealisasikan

visinya.16

15 Wursanto, op cit, hal.17616 Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan

Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hal. 46

Page 17: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

16

Di dalam kepemimpinan, komunikasi amat penting untuk menyampaikan

informasi, kebijakan, perintah, dan keputusan, maupun untuk melakukan

konsultasi, tindakan disiplin, perundingan, dan negosiasi.

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi atau mendorong

seseorang atau sekelompok orang untuk mau bekerja sama agar mau melakukan

tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi

tertentu. Sejalan dengan hal itu kepemimpinan dalam organisasi sekolah secara

umum sama. Kepala Sekolah adalah pemimpin sekaligus manajer yang harus

mengatur, memberi perintah sekaligus mengayomi bawahannya yaitu para guru

dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.

Kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi kerja bagi

peningkatan produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa. Kepemimpinan

kepala sekolah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena tanggung

jawab kepala sekolah sangat penting dan menentukan tinggi rendahnya hasil

belajar para siswa, juga produktivitas dan semangat kerja guru tergantung kepala

sekolah dalam arti sampai sejauh mana kepala sekolah mampu menciptakan

kegairahan kerja dan sejauh mana kepala sekolah mampu mendorong bawahannya

untuk bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah digariskan

sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa meningkat.

2. Komunikasi Organisasi

Bila dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi maka komunikasi yang

berlangsung didalamnya disebut komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi

adalah pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi

diantara manajer dan kelompok pegawai yang menggunakan teknologi

komunikasi modern atau media memindahkan informasi.17 Komunikasi oganisasi

17 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: RajawaliPers, 2010

Page 18: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

17

adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat

dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.18

Komunikasi organisasi belangsung atas pemimpin dan bawahan, bawahan

dengan atasan, atau bawahan dangan bawahan dalam konteks pelaksanaan tugas

dan hubungan sosial. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan

proses pertukaran pesan diantara unit-unit organisasi dalam rangka pelaksanaan

tugas-tugas untuk mencapai tujuan oraganiosai secara efektif dan efisien.

Organisasi tidak akan efektif apabila interaksi diantara orang-orang yang

tergabung dalam suatu organisasi tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi

menjadi sangat penting karena merupakan aktivitas tempat pimpinan

mencurahkan waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu

kepada seseorang atau kelompok orang. Dengan komunikasi, maka fungsi

manajerial yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengawasan

dapat dicapai.

Komunikasi di dalam organisasi sering digambarkan dalam dua apek yaitu

komunikasi formal dan informal, yaitu:

a. Komunikasi Formal

Komunikasi formal mengacu pada komunikasi yang mengikuti rantai

komando resmi atau bagian dari komunikasi yang dibutuhkan untuk

melakukan suatu pekerjaan. Sebagai contoh, ketika seorang manajer meminta

karyawannya untuk menyelesaikan suatu tugas, ia berkomunikasi secara

formal. Demikian pula karyawan yang menyampaikan masalah sehingga

masalah itu diketahui manajernya. Segala komunikasi yang terjadi dalam

rancangan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya akan digolongkan

sebagai formal.

b. Komunikasi Informal

Komunikasi informal adalah komunikasi organisasi yang tidak didefinisikan

oleh hierarki struktur organisasi. Ketika karyawan berbicara satu sama lain di

ruang makan, atau ketika mereka berpapasan di lorong, itu adalah komunikasi

18 Abdul Azis Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, Bandung:Alfabeta, 2008, hal. 144

Page 19: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

18

informal. Para karyawan membentuk persahabatan dan berkomunikasi satu

sama lain. Sistem komunikasi informal tersebut memenuhi dua tujuan dalam

organisasi, yaitu agar komunikasi itu memberi kesempatan para karyawan

untuk memuaskan kebutuhan mereka akan interaksi sosial, dan agar

komunikasi itu dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan menciptakan

saluran komunikasi alternatif yang sering lebih cepat dan efisien.19

Untuk membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi yang

ada di luar organisasi adalah struktur hierarki yang merupakan karakteristik

dari setiap organisasi. Perilaku orang-�orang yang berada di luar organisasi

dalam berkomunikasi tidak�lah mengikat karena tidak ada struktur hierarki.

3. Arah Arus Komunikasi

Dalam sebuah organisasi harus memungkinkan komunikasi ke arah yang

berbeda, sehingga membentuk kerangka kerja dimana komunikasi berlangsung

dalam sebuah organisasi. Hierarki arus komunikasi organisasi dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Komunikasi Vertikal (dari Atas ke Bawah)

Segala komunikasi yang mengalir ke bawah dari manajer ke para karyawan

adalah komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah digunakan untuk

memberitahu, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi

karyawan. Ketika para manajer membebankan sasaran kepada para

karyawannya, mereka menggunakan komunikasi ke bawah. Para manajer

juga menggunakan ke bawah dengan memberikan kepada karyawannya

deskripsi pekerjaan, memberitahu mereka tentang kebijakan dan prosedur

organisasi, menekankan masalah yang paling memerlukan perhatian, atau

mengevaluasi kinerja mereka. Komunikasi ke bawah dapat terjadi melalui

semua metode komunikasi.

19 Stephen Robbins & Mary Coulter, Management, Terj. Hermaya, Jakarta: Indeks, 2004,hal. 291

Page 20: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

19

b. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir ke atas dari karyawan ke

manajer. Laporan diberikan kepada para manajer untuk memberitahu mereka

tentang perkembangan ke arah sasaran dan semua masalah terkini. Para

manajer bergantung pada para karyawannya untuk mendapatkan informasi,

mendapatkan ide tentang bagaimana cara memperbaiki sesuatu, serta membuat

manajer tetap sadar tentang bagaimana perasaan karyawan terhadap pekerjaannya,

rekan kerjanya dan organisasi itu secara umum. Jika manajer telah menciptakan

iklim kepercayaan dan penghormatan serta menggunakan pengambilan keputusan

yang partisipatif atau pemberdayaan, akan ada komunikasi ke atas yang memadai

karena karyawan memberikan masukan untuk keputusan. Akan tetapi, dalam

lingkungan yang sangat mekanistis dan otoritarian, komunikasi ke atas tetap

terjadi tetapi akan terbatas baik dalam gaya maupun isi.

c. Komunikasi Lateral (Horizontal)

Komunikasi yang terjadi di antara semua karyawan pada tingkatan organisasi yang

sama disebut komunikasi lateral (menyamping atau horizontal). Dalam

lingkungan yang kacau dan cepat berubah, komunikasi horizontal sering

diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Tim lintas

fungsi sangat mengandalkan pada bentuk interaksi komunikasi ini. Namun

komunikasi seperti ini dapat menciptakan konflik jika para karyawan tidak

memberitahu manajemya tentang keputusan atau tindakan yangmereka ambil.

d. Komunikasi Diagonal.

Komunikasi yang memotong baik bidang kerja maupun tingkat organisasi.

Untuk kepentingan efisiensi dan kecepatan, komunikasi diagonal dapat

menguntungkan. Dengan peningkatan penggunaan e-mail memudahkan

komunikasi diagonal. Semua karyawan dapat berkomunikasi melalui e-mail

dengan karyawan lainnya, tanpa melihat bidang kerja atau tingkatan

organisasi. Namun komunikasi diagonal juga mempunyai potensi menciptakan

masalah jika para karyawan tidak senantiasa memberitahu manajernya.20

20 ibid, hal.292

Page 21: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

20

Sistem manajemen komunikasi berdasarkan hierarki organisasi dapat

ditunjukkan oleh gambar berikut ini:21

Gambar 2. Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi

Secara tradisional, arah komunikasi dalam organisasi akan menjurus ke

atas dan ke bawah melalui dan terikat kepada struktur hierarki. Di dalam praktek,

hal ini akan menyebabkan terlambatnya informasi diterima oleh yang

bersangkutan karena komunikasinya akan melalui beberapa tahapan. Perhatikan

gambar di bawah: B menerima komunikasi dari A setelah komunikasi itu melalui

jenjang ke atas, lalu turun lagi ke bawah. Oleh karena itu, perlu dibuka jalur

komunikasi horizontal, yang oleh Fayol disebut gangplank.22

21 Rosady Ruslan, op cit, hal. 9022 Dann Sugandha, op cit, hal.91

TOP

MIDDLE

KARYAWAN / BAWAHAN

Aktivitas Komunikasi

- Penyampaian informasi- Pelaksanaan

- Penyampaian- Pelaksanaan

- Penyampaian- Pelaksanaan- Melakukan Tugas

Subtansi Komunikasi

- Kebijaksanaan Umum- Instruksi Penugasan- Keputusan / Peraturan

Perusahaan dan Pimpinan

- Motivasi- Pembinaan- Pengendalian- Perubahan

- Pembinaan- Pengendalian- Pengawasan

SISTEM MANAJEMEN DAN METODE KOMUNIKASI

Page 22: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

21

Gambar 3. Jalur Komunikasi

C. Komunikasi Efektif di Lembaga Pendidikan

Komunikasi efektif bagi pimpinan merupakan keterampilan penting karena

perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian dapat berjalan hanya

melalui aktivitas komunikasi. Komunikasi bagi pimpinan merupakan aspek

pekerjaan yang penting sebagai bagian dari fungsi organisasi. Masalah bisa

berkembang serius manakala pengarahan menjadi salah dimengerti; gurauan yang

membangun dalam kelompok kerja malah menyulut kemarahan; atau pembicaraan

informal oleh pimpinan terjadi distorsi (penyimpangan). Dengan kata lain bahwa

masalah komunikasi dalam organisasi adalah apakah anggota organisasi dapat

berkomunikasi dengan baik atau tidak?

1. Komunikasi Efektif

Secara terminologi efektivitas berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu

tujuan, suatu usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.23

Dengan kata lain, sesuatu disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya

singkat, tenaga sedikit, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai dengan target.

23 Hasan Syadily, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baruvan Hocve, hal. 883

Page 23: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

22

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang memberikan pengaruh

(efek) kepada orang yang menerima (komunikan). Pengaruh bisa terjadi dalam

bentuk perubahan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan prilaku

(behavior). Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam upaya pemimpin (manajer)

untuk menggerakan orang-orang yang dipimpinnya dalam suatu organisasi.

Semua perubahan yang dihasilkan oleh proses komunikasi yang efektif ini akan

bermuara pada peningkatan kinerja karyawan yang bersangkutan, dan pada

akhirnya akan terjadi peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.24

Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan

pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke

bawah, ke atas, dan ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau

lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu

hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya

dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya bagi semua anggota untuk

bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.

Tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara

optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan,

walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat

segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan,

sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara satu

individu dengan individu yang lain, untuk itu dari masing-masing individu

diharapkan memiliki kamampuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam

proses komunikasi. Umpan balik sangat penting dalam komunikasi, umpan balik

adalah informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang

disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan komunikator dan

untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya. Dengan demikian ukuran dari

efektivitas komunikasi adalah dengan adanya umpan balik, yakni pemberian

tanggapan terhadap komunikator.

Jika pimpinan ingin mengetahui perilaku bawahannya sete�lah

24 M. Ma’ruf Abdullah, op cit, hal. 234

Page 24: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

23

menerima informasi atau instruksi yang diberikan olehnya, maka umpan balik

perlu disediakan. Sarana umpan balik yang efektif adalah dimulai dari kesediaan

atasan untuk mau menerima semua saran, kritik, masukan, usul, tuntutan,

anjuran, dan sejenisnya dari bawahan. Jika kesediaan atasan telah ada, maka

umpan balik otomatis akan tercipta. Setiap informasi yang berupa pe�rintah,

instruksi, atau keputusan dari pimpinan, maka dengan sendirinya bawahan

akan memberikan masukan sebagai umpan balik kepadanya.

Kesediaan atasan untuk menciptakan umpan balik ini termasuk

kesediaan untuk memperhatikan masukan dari bawahan tersebut. Kalau

sarana umpan balik disediakan, tetapi setiap masukan dari bawahan

dibiarkan berlalu tanpa kesan, atau diterima tanpa ada tindak lanjutan maka

lama-kela�maan umpan balik itu tidak akan efektif lagi. Suatu iklim yang

menganggap bawahan adalah manusia yang bisa berperanan dan merupakan

suatu potensi yang amat bermanfaat bagi pim�pinan, perlu diciptakan agar

umpan balik benar-benar sebagai sarana yang efektif.25

2. Prinsip Dasar Komunikasi Efektif

Suksesnya komunikasi efektif dalam lembaga pendidikan berangkat dari

lima prinsif dasar atau hukum komunikasi yang efektif (The Five Inevitable Laws

of Effective Communication) meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity dan

Humble disingkat dengan REACH, yang berarti merengkuh atau meraih.

a. Hukum Respect,

yaitu sikap hormat dan menghargai lawan bicara. Dengan sikap ini kita

belajar agar lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan informasi

yang telah disampaikan kita berusaha untuk memahami orang lain dan

menjaga sikap bahwa kita memang butuh akan informasi tersebut. Jika ini

terbangun maka kerjasama yang menghasilkan sinergi akan meningkatkan

kualitas hubungan antar manusia.

25 Miftah Thoha, op cit, hal. 181

Page 25: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

24

b. Hukum Empathy,

yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang

dihadapi oleh orang lain. Dalam hal ini kita berusaha untuk memahami sikap

seseorang serta ikut dalam kondisi yang sedang dialami oleh seseorang

tersebut, sehingga hubungan emosional pun akan lebih mudah terjalin.

Biasanya orang akan lebih senang berkomunikasi dengan orang yang

bisa membuat perasannya nyaman. Arti nyaman di sini adalah lebih pada

perhatian dan pengertian seseorang dalam memahami sikap orang lain.

c. Hukum Audible,

yaitu dapat didengar atau dapat dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk

dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah: (1) Buat

pesan mudah untuk dimengerti, (2) Fokus pada informasi yang penting, (3)

Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut, (4)

Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan sekitar, (5)

Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul, (6) Selalu menyiapkan

rencana atau pesan cadangan (back up).

d. Hukum Clarity,

yaitu kejelasan dari pesan yang disampaikan. Sejatinya menentukan goal

yang jelas dari suatu pesan, dan tidak menyampaikan pesan yang dapat

menimbulkan interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan

dari pesan dibutuhkan adanya simbol atau isyarat, bahasa yang baik,

penegasan kata, dan istilah-istilah yang familiar. Ketika menyampaikan

sebuah pesan diusahakan jelas, tepat, meyakinkan, dan semenarik mungkin,

sehingga kesan dari pesan tersebut mampu bertahan lama.

e. Hukum Humble,

yaitu sikap rendah hati. Sikap rendah hati yang ditampilkan tidak menurunkan

kewibawaan di hadapan komunikan, bahkan sebaliknya semakin terhormat

dan secara otomatis ini dapat memuluskan tugas. Sikap seperti ini berarti juga

Page 26: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

25

tidak sombong, karena dengan kerendahan hati, seseorang akan lebih

dihargai.26

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif

memerlukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis,

serta cepat tanggap tehadap situasi dan kondisi yang ada. Komunikasi efektif

menuntut kepekaan seseorang dalam situasi dan kondisi yang ada, bahkan telah

banyak kegagalan organisasi dikaitkan dengan komunikasi yang buruk. Masalah

yang paling sulit dalam komunikasi adalah bagaimana cara mendapatkan

perhatian dari para pendengar untuk memastikan bahwa mereka mendengarkan.

Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kontak mata, ekspresi wajah,

postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal.

3. Teknik dan Strategi Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah keinginan semua orang dan untuk

menghasilkan komunikasi efektif dibutuhkan teknik dan strategi komuniasi.

Setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan dalam teknik dan strategi

komunikasi efektif, yaitu:

a. Cara Penyampaian Pesan

Seorang komunikator harus memahami betul bagaimana teknik dan strategi

menyampaikan pesan sehingga sampai dan berterima di hati komunikan.

Selami kepribadian komunikan kita, terima komunikan kita sebagai pribadi

yang utuh yang memiliki latar belakang budaya, agama, pendidikan dan

lingkungan yang berbeda antara satu dengan lainnya.

b. Peran Bahasa

Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas

suatu bangsa. Idealnya memahami bahasa orang lain dalam berkomunikasi.

Dengan memahami bahasa orang lain, berarti berusaha untuk menghargai

26 Nurdin, Komunikasi Antar Personal Pendidik Mengajar Matematika TerhadapPeningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pangsid KabupatenSidenreng Rappang (Penelitian Tesis), Makassar: Ilmu Komunikasi Pendidikan Universitas SatriaMakassar, 2011. Lihat juga Lihat Ibrahim Nasution, Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan,Medan: IAIN SU, 2013

Page 27: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

26

orang lain. Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam

berkomunikasi, gunakan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami

hindari penggunaan jargon-jargon atau istilah-istilah yang tidak dipahami

komunikan, kalimat yang panjang apalagi bertele-tele sering mengaburkan

makna. Kepiawaian dalam menggunakan kalimat sederhana dan tepat dalam

berbahasa sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi.

c. Cara Berbicara

Berbicara sebagai salah satu teknik berkomunikasi sangat membutuhkan

keterampilan, apalagi jika kita hendak mencapai komunikasi yang efektif

dengan orang lain. Diantaranya harus percaya diri, tidak gugup, mengucapkan

kata-kata dengan perlahan tetapi jelas, bicara dengan wajar, atur irama dan

tekanan suara, jangan monoton, atur pernapasan secara baik (menarik napas

dalam-dalam dan hindari sindrom seperti ungkapan eh, ah, anu).

d. Menciptakan Hubungan Baik

Komunikasi yang efektif juga bergantung pada kemampuan menciptakan

hubungan baik. Hubungan yang dijalin tidak sekedar hubungan struktural,

namun sebagai mitra sejajar dalam rangka menjalin interaksi dan mencapai

tujuan bersama.

e. Mendengar dengan Baik

Untuk melahirkan komunikasi yang efektif, komunikator tidak mesti monoton

menjadi pembicara namun juga mesti memiliki teknik untuk menjadi

pendengar yang baik untuk kelancaran komunikasinya.27

4. Indikator Komunikasi Efektif

Menurut Suranto, ada beberapa indikator komunikasi efektif yaitu sebagai

berikut:

a. Pemahaman

27 Lihat Ibrahim Nasution, Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan,Medan: IAIN SU,2013

Page 28: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

27

Kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh

komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama,

penerimaan pesan oleh komunikan sesuai dengan pesan yang dikirim oleh

komunikator. Umpan balik dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan

penerima dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

b. Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga

dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua belah pihak.

Suasana yang lebih rileks dan menyenangkan akan lebih enak untuk

berinteraksi dan akan timbul kesan yang menarik.

c. Pengaruh pada Sikap,

Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika dengan

berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan pada

perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan sebaliknya.

d. Hubungan Makin Baik

Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan

kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang telah memiliki persepsi

yang sama, kemiripan karakter, dan cocok, dengan sendirinya hubungan akan

terjalin dengan baik.28

28 Suranto, Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran, Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta, 2007

Page 29: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

28

BAB III

KAJIAN LAPANGAN

A. Sejarah Berdirinya SMA Hasbunallah Plus Tabalong

Lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

menyiapkan, mencetak dan mewujudkan generasi yang memiliki akhlaq dan

kepribadian, intelektual yang cerdas serta beriman dan bertaqwa kepada Allah.

Pemikiran di atas menjadi dasar pijakan munculnya gagasan seorang tokoh agama

yang bemama KH. Akhmad Sanusi Ibrahim yang dikenal dengan nama Ustadz

Akhmad Jaro untuk membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan

Hasbunallah. Yayasan Hasbunallah berkeinginan besar untuk dapat merealisasi

dan mengakomodir keinginan dan harapan orang tua untuk bisa mewujudkan

pendidikan yang berkualitas, unggul dan memiliki ciri pendidikan Islam.

Untuk merealisasi keinginan tersebut Yayasan Hasbunallah melakukan

pendekatan dan menggalang mitra bersama PT. Pama Persada Nusantara untuk

membangun sarana dan prasarana fisik, kemudian lahan untuk bangunan

mendapat sumbangan dari seorang pengusaha yang bergerak di bidang properti H.

Nurdin Sa'ad, terletak di lahan komplek perumahan beliau, yaitu Komplek

Swadharma Lestari, Mabu'un, Tanjung.

Pada tahun 2006 mulai berdiri SD Hasbunallah, disusul oleh lembaga

pendidikan lainnya yaitu TK, SMP, dan SMA Hasbunallah Plus Tabalong yang

berada di dalam wilayah yang sama.

Page 30: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

29

B. Profil SMA Hasbunallah Plus Tabalong

Nama Sekolah : SMA Hasbunallah Plus

No. Statistik Sekolah : 302150807019

N P S N : 30312602

Alamat Sekolah : Komp. Perum Swadharma, Jln. Lestari Indah

No.01, Mabu’un, Murung Pudak, Tabalong

Status Sekolah : Swasta

Didirikan pada Tahun : 2009

Waktu Penyelenggaraan : Pukul 07.15 – 16.00

Visi SMA Hasbunallah Plus adalah ”Berprestasi dalam IPTEK dan maju

dalam IMTAQ.” Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang ingin diwujudkan

SMA Hasbunallah Plus adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran IPTEK dan IMTAQ di sekolah,

2. Mendorong siswa berlomba untuk meningkatkan prestasi dalam IPTEK,

3. Membina dan mendorong kegiatan rohani, penelitian ilmiah, olah raga

prestasi, kesenian yang Islami, dan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah.

Kepemimpinan SMA Hasbunallah Plus telah mengalami beberapa periode

kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

1. Drs. H. Tarsi Mugeni ( 1 Juli 2009 – 31 Januari 2011 )

2. H. Hairani Fauzi, S. Pd ( 31 Januari 2011 – 31 Juli 2013 )

3. H. Rifki Azhari, Lc ( 1 Agustus 2013 – Sekarang )

SMA Hasbunallah Plus Tabalong kini memiliki tenaga guru sebanyak 18

orang dan 2 orang tenaga administrasi. Dari jumlah tenaga pengajar tersebut 1

orang berijazah S2, 16 orang berijazah SI, dan 1 orang lulusan SLTA. Kemudian

dilihat dari statusnya 2 orang berstatus PNS, 13 orang berstatus Guru Tetap

Yayasan, dan 3 orang berstatus GTT.

Page 31: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

30

C. Komunikasi SMA Hasbunallah Plus Tabalong

1. Sistem Manajemen dan Metode Komunikasi

Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya dalam berkomunikasi, baik

berkaitan dengan menyampaikan informasi, kebijakan, perintah, dan keputusan,

maupun untuk melakukan konsultasi, tindakan disiplin, perundingan, dan

negosiasi, memiliki sistem manajemen dan metode komunikasi tersendiri.

Kepala Sekolah sebagai top level dalam organisasi sekolah senantiasa

mendapatkan informasi, instruksi, dan kebijakan dari Dinas Pendidikan maupun

Yayasan. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut, Kepala Sekolah mengambil

langkah terlebih dahulu untuk mengkomunikasikannya dengan mengadakan rapat

bersama middle level, yaitu para Wakil Kepala Sekolah (Wakasek Kurikulum,

Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Humas). Adapun struktur organisasi SMA

Hasbunallah Plus periode saat ini adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah H. Rifki Azhari, Lc

Wakasek Kurikulum Rabiatul Fitriah, S. Pd

Wakasek Kesiswaan H. Khalilurrahman, Lc

Wakasek Sarana Prasarana Akhmad Riza Wahidi, S. Pd

Wakasek Humas Asliah Apriani, S. Hut

Tabel 2. Struktur Organisasi SMA Hasbunallah Plus

Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai informasi dan kebijakan

yang diperoleh sekolah, kemudian mendiskusikannya bersama-sama untuk

tahapan pelaksanaan selanjutnya, serta Kepala Sekolah mendapatkan saran dan

masukan terkait hal tersebut.

Setelah itu, baru kemudian diadakan pertemuan dengan seluruh Wali Kelas

dan guru lainnya dalam rangka mensosialisasikan dan menginformasikan

kebijakan maupun program yang akan dilaksanakan. Para Wakil Kepala Sekolah

Page 32: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

31

juga dapat membantu untuk menyampaikan, dan mendukung, dan memahamkan

para guru.

Dengan demikin, arus informasi berjalan dengan lancar terkendali.

Sehingga informasi yang diperoleh oleh komunikan dapat dipahami dengan baik

dan memberikan pengaruh sikap untuk melaksanakan sebagaimana yang

dikehendaki.

2. Bentuk Komunikasi

Kepala Sekolah senantiasa mengadakan pertemuan rutin berupa rapat

bersama dengan para guru. Jika ada hal mendesak yang harus segera dilakukan,

beliau juga mempergunakan media komunikasi telepon maupun sms. Namun hal

ini jarang dilakukan dan hanya jika mendesak, karena beliau mengkhawatirkan

jika informasi yang diterima tidak sepenuhnya dipahami dengan baik dan malah

terjadi misscommunication.

Secara pribadi, beliau lebih suka melakukan komunikasi langsung tatap

muka dengan masing-masing guru jika ada hal penting yang harus dibicarakan,

serta menjalin hubungan yang hangat dan kekeluargaan. Misalnya jika ada guru

yang menyampaikan kritik dan keberatan terhadap suatu kebijakan yang harus

dilaksanakan. Beliau menyikapi respon dan feedback ini, dengan

membicarakannya langsung dari hati ke hati untuk menjernihkan masalah dan

menemukan titik temu solusi. Setiap individu guru tentu khas dan tentu memiliki

kepentingan berbeda, sehingga akan lebih tepat jika bicarakan langsung dan

mengetahui apa yang dikehendakinya. Selain respon demikian, seringkali pula

beliau mendapat tanggapan positif dan membangun dari para guru.

Kepala Sekolah juga berusaha membangun komunikasi vertikal dan

horizontal dengan sebaik-baiknya. Komunikasi formal dan informal pun berjalan

dan menempatkan sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan. Terlebih lagi,

karena sekolah diselenggarakan sejak pagi hingga sore maka intensitas pertemuan

para guru dan karyawan berlangsung cukup lama dan membuat interaksi yang

terjalin semakin erat.

Page 33: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

32

Selain itu, terjalin juga hubungan harmonis antara sekolah dengan Komite,

Yayasan, Pemerintah, maupun masyarakat sekitar sekolah. Jika terdapat

permasalahan dengan masyarakat, misalnya ada oknum siswa kebut-kebutan di

lingkungan komplek, maka sekolah akan berusaha menghentikan perbuatan siswa

tersebut. Selanjutnya sekolah mengkomunikasikannya juga ke pihak Yayasan,

kemudian peran Yayasan lah yang akan menngkomunikasi dan menjernihkan

permasalahan dengan masyarakat sekitar sekolah.

Page 34: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

33

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi organisasi di sekolah terjadi atas Kepala Sekolah dan para guru.

Arus komunikasi vertikal di SMA Hasbunallah Plus berlangsung dari Kepala

Sekolah sebagai top level dalam organisasi sekolah, kemudian kepada middle

level, yaitu para Wakil Kepala Sekolah, selanjutnya kepada para Wali Kelas

dan guru lainnya.

2. Kepala Sekolah cenderung melakukan komunikasi dengan mengadakan rapat,

serta pertemuan langsung tatap muka terlebih ketika ada feedback dan

kendala yang harus diselesaikan. Jika ada hal mendesak yang harus segera

dilakukan, beliau juga mempergunakan media komunikasi telepon maupun

sms. Namun hal ini jarang dilakukan karena beliau mengkhawatirkan jika

informasi yang diterima tidak sepenuhnya dipahami dengan baik dan malah

terjadi misscommunication.

3. Kepala Sekolah membangun komunikasi vertikal dan horizontal dengan

sebaik-baiknya. Komunikasi formal dan informal pun ditempatkan sesuai

situasi dan kondisi yang diperlukan. Selain itu, terjalin juga hubungan

harmonis antara sekolah dengan Komite, Yayasan, Pemerintah, maupun

masyarakat sekitar sekolah.

B. Saran

Komunikasi organisasi di SMA Hasbunallah Plus telah berjalan dengan

baik. Komunikasi yang telah berjalan tersebut hendaknya terus dijaga

keharmonisan dan kualitasnya.

Page 35: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Ma’ruf. 2012. Manajemen Berbasis Syariah. Aswaja Pressindo,Yogyakarta

Depdiknas. 2009. Dimensi Kompetensi Kepribadian & Kompetensi Sosial (BahanBelajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah). DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta

Handoko, Hani. 1995. Manajemen.BPFE, Yogyakarta

Isti’anah. 2008. Kepemimpinan: Pengembangan Organisasi, Team Building, danPerilaku Inovatif. UIN Maliki Press, Malang

Nasution, Ibrahim. 2013. Komunikasi Efektif Supervisi Pendidikan. IAIN SU,Medan

Nurdin. 2011. Komunikasi Antar Personal Pendidik Mengajar MatematikaTerhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMANegeri 1 Pangsid Kabupaten Sidenreng Rappang (Penelitian Tesis). IlmuKomunikasi Pendidikan Universitas Satria Makassar, Makassar

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung

Rivai, Veithzal & Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan PerilakuOrganisasi. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Robbins, Stephen & Mary Coulter. 2004. Management. Terj. Hermaya. Indeks,Jakarta

Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi:Konsepsi dan Aplikasi. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi: Teori dan Praktik dalam BidangPendidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sugandha, Dann. 1986. Manajemen Administrasi. Sinar Baru, Bandung

Suranto. 2007. Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran.Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Syadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baruvan Hocve, Jakarta

Page 36: Persepsi dan Komunikasi dalam Organisasi Menciptakan Komunikasi yang Efektif di SMA Hasbunallah Plus Tabalong.pdf

35

Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.Rajawali Pers, Jakarta

Ukas, Maman. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Ossa Promo,Bandung

Wahab, Abdul Azis. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.Alfabeta, Bandung

Wirawan. 2013. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasidan Penelitian. Rajawali Pers, Jakarta

Wursanto. 2003. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Andi, Yogyakarta