permasalahan dan aktifitas perkotaan di kota pekanbar1

2
Kelompok Agus Alfinanda|Arzito G Brilantio|A Haryadi Latif|Windy Nurjanna|Muhammad Ikrom Shauma Eska P|Zurnalis Perancangan Perkotaan Permasalahan Sampah di Kota Pekanbaru Pekanbaru merupakan Ibukota Propinsi Riau dengan luas wilayah sekitar 632,26 Km2. Jumlah penduduk sekitar 800.000 jiwa (tahun 2008) meningkat dari 586.000 jiwa (tahun 2000). Suasana kondusif dan tidak rawan dengan konflik, membuat kota Pekanbaru menjadi daya tarik bagi masyarakat luar yang ingin membuka usaha dan bekerja di kota ini. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat ini, tentunya akan semakin menambah permasalahan sosial di Pekanbaru. Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Dian Sukheri menyebutkan permasalahan yang timbul di kota bertuah ini setiap tahun akan terus ada, mengingat semakin berkembangnya kota Pekanbaru ini menjadi Kota Metropolis. Kota Metropolis sendiri merupakan Sebuah kota yang mempunyai ciri wilayah kurang luas namun memiliki banyak penduduk yang terdiri dari orang-orang berbagai bangsa. Selain itu dicirikan adanya perkawinan campuran antar bangsa, menampilkan sisi kemegahan tetapi dari aspek sosial sangat kontras antara golongan kaya dan miskin. Permasalahan tentunya tidak dapat dihindarkan dari berkembangnya sebuah kota. Salah satu permasalahan Kota Pekanbaru adalah adanya permukiman kumuh yang terdapat di tepi Sungai Siak. Jika berbicara permukiman kumuh, juga tentunya menyinggung masalah sanitasi dan sampah. Masalah ini tidak hanya terdapat di permukiman kumuh saja, tetapi juga pada bagian-bagian kota lainnya. Menurut Bappeda Kota Pekanbaru ada beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut, seperti masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sanitasi (air limbah, drainase, persampahan dan sebagainya), terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem air limbah domestik yang berbasis masyarakat, masih rendahnya kesadaran masyarkat dalam pemeliharaan saluran drainase dan sarana TPS yang tersedia maupun yang akan disediakan.

Upload: aalfinandaa

Post on 29-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Perkotaan

TRANSCRIPT

Kelompok Agus Alfinanda|Arzito G Brilantio|A Haryadi Latif|Windy Nurjanna|Muhammad IkromShauma Eska P|ZurnalisPerancangan PerkotaanPermasalahan Sampah di Kota PekanbaruPekanbaru merupakan Ibukota Propinsi Riau dengan luas wilayah sekitar 632,26 Km2. Jumlah penduduk sekitar 800.000 jiwa (tahun 2008) meningkat dari 586.000 jiwa (tahun 2000). Suasana kondusif dan tidak rawan dengan konflik, membuat kota Pekanbaru menjadi daya tarik bagi masyarakat luar yang ingin membuka usaha dan bekerja di kota ini. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat ini, tentunya akan semakin menambah permasalahan sosial di Pekanbaru. Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Dian Sukheri menyebutkan permasalahan yang timbul di kota bertuah ini setiap tahun akan terus ada, mengingat semakin berkembangnya kota Pekanbaru ini menjadi Kota Metropolis. Kota Metropolis sendiri merupakan Sebuah kota yang mempunyai ciri wilayah kurang luas namun memiliki banyak penduduk yang terdiri dari orang-orang berbagai bangsa. Selain itu dicirikan adanya perkawinan campuran antar bangsa, menampilkan sisi kemegahan tetapi dari aspek sosial sangat kontras antara golongan kaya dan miskin.Permasalahan tentunya tidak dapat dihindarkan dari berkembangnya sebuah kota. Salah satu permasalahan Kota Pekanbaru adalah adanya permukiman kumuh yang terdapat di tepi Sungai Siak. Jika berbicara permukiman kumuh, juga tentunya menyinggung masalah sanitasi dan sampah. Masalah ini tidak hanya terdapat di permukiman kumuh saja, tetapi juga pada bagian-bagian kota lainnya. Menurut Bappeda Kota Pekanbaru ada beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut, seperti masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sanitasi (air limbah, drainase, persampahan dan sebagainya), terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem air limbah domestik yang berbasis masyarakat, masih rendahnya kesadaran masyarkat dalam pemeliharaan saluran drainase dan sarana TPS yang tersedia maupun yang akan disediakan. Pengelolaan sampah di Pekanbaru saat ini masih kurang baik. Sampah organik dan non-organik masih dibuang dalam satu tempat. Pelaksanaan program pemilahan sampah masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Produksi sampah sendiri masih lebih besar daripada sampah yang terangkut. Masalah sampah bukanlah permasalahan yang dinggap sepele terlebih produksi sampah di Kota Pekanbaru kini mencapai 350 ton per hari. Perkembangan Kota yang membuat segala hasil-hasil produksi meluas, berbanding lurus dengan sampah-sampah yang dihasilkan. Jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak-dampak buruk bagi keberlangsungan warga kota. Sebut saja 19 kawasan di Pekanbaru yang dinyatakan kumuh oleh Pemerintah Kota Pekanbaru pada tanggal 13 Januari 2015. Tumpukan-tumpukan sampah yang berada di sana tentunya dapat membahayakan kesehatan penduduknya. Tidak hanya bagi mereka, tetapi sampah-sampah yang dibuang sembarangan di banyak tempat dapat mengganggu drainase dan menimbulkan banjir.