perkembangan pemikiran ilmu manajemen
DESCRIPTION
School of thought in management.TRANSCRIPT
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
KAJIAN TERHADAP PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN ILMU MANAJEMEN (School of thought management)
A.M.Nur Bau Massepe
PENDAHULUAN
Kapankah manusia mengenal namanya ilmu manajemen? Pada
dasarnya manajemen sudah lama dikenal umat manusia. Praktek-praktek
manajerial sebenarnya sudah diterapan pada masa-masa revolusi Industri,
walaupun banyak kesepakatan bahwa Ilmu Manajemen mulai di bakukan
sebagai suatu kerangka pengetahuan (science) setalah terjadi revolusi
Industri di Inggris pada abad 18 pertengahan.
Mempelajari perkembangan ilmu manajemen sangat beragam dan
banyak versi. Namun Sthepen P. Robbin membedakannya kedalam empat
pendekatan yakni manajemen ilmiah, pendekatan administrasi, pendekatan
kuantitatif, dan perilaku organisasi1. Bila dibuatkan gambar seperti
sebagimana di bawah ini.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih
manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan
istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervisi
dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa
berperan sebagai administrator dalam mengemban mis atasan, sebagai
manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai
1
1
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta:
1988).
Selain makalah ini memberikan penjelasan tentang sejarah dan gambaran
bagaimana aliran pikiran manusia tentang manajemen masa lalu, diharapkan
dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mempelajari ilmu manajemen
lebih lanjut.
A. TUJUAN MAKALAH
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang:
1. Sejarah Manajemen.
2. Perkembangan teori manajemen.
Secara garis besar penulis menggambarkan kerangka perkembangan
pemikiran ilmu manajemen seperti dibawah ini:
Peraga.1. Perkembangan ilmu manajemen
2
Teori manajemen
Latar belakang sejarah
Pra manajemen ilmiah
Adam Smith
Revolusi Industri
Manajemen Ilmiah
Pendekatan Administrasi
Pendekatan Kuantitatif
Perilaku Organisasi
Pendukung awalHugo & Mayo
Studi Hawthorne
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
A. Sejarah manajemen
Pra Manajemen Ilmiah
Pada zaman dahulu kala, yang dikelompokkan sebagai zaman pra
revolusi Industri sudah mulai mengenal praktek-praktek manajemen.
Pembangunan situs-situs seperti di Cina, Mesir, Persia, Babilionia, Sumeria,
dan beberapa negara-negara lainnya yang kita kenal sebagai keajiban dunia
dibangun tentu menerapkan yang namanya prinsip-prisip manajemen. Di
Mesir ada namanya piramida raksasa, di Cina ada Tembok Cina, di Suria ada
pembuatan tembok kota. Di Indonesia ada berdiri dengan kokoh Candi
Borobudur, yang terletak di 4 km dari kota Yogyakarta. Candi Borobudur
dibangun sekitar 800 tahun masehi oleh para penganut agama Budha.
Aspek-aspek yang berkenaan dengan manajemen adalah siapakah yang
membangun candi tersebut? Siapa dan bagaimana masing-masing pekerja
mengkoordinir dan bekerja sama mulai dari pengadaan bahan baku,
mencampur dan menata batu-batu tersebut sehingga dapat berdiri kokoh.
Tentu pada zaman dahulu telah di terapkan prinsip-prinsip manajemen
walaupun sederhana sehingga dikategorikan sebaga zaman pra manajemen
ilmiah.
Manajemen sejarah atau zaman pra ilmiah merupakan cikal bakal
berkembangnya ilmu manajemen, kemudian pada abad pertangahan juga
banyak ditemukan pemikiran-pemikiran yang diduga merupakan konstributor-
konstributor yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen.
Adam Smith
Pada tahun 1776, dikenal seorang pemikir dan tokoh ekonomi ialah
Adam Smith. Mengapa Adam Smith dianggap mempengaruhi perkembangan
ilmu manajemen? Hal ini disebabkan Adam Smith menerbitkan sebuah buku
yang menjadi doktrin para ahli ekonomi. Bukunya berjudul An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of
3
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Nations), dimana dia mengemukakan keunggulan ekonomi yang akan
diperoleh suatu organisasi, perusahaan terdapat dari pembagian kerja,
(division of Labor), yang merinci pekerja ke dalam tugas-tugas yang lebih
detail. Dia mencontohkan dalam pembuatan peniti pada pabrik, sepuluh
orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus secara bersama-sama
dapat menghasilkan peniti 48.000 peniti sehari. Namun masing-masing
sepuluh orang tersebut diminta membaut peniti sendiri-sendiri maka jumlah
peniti maksimal yang mereka hasilkan adalah sepuluh peniti perhari.
Sehingga Smith menyimpulkan bahwa pentingnya pembagian kerja karena
akan meningkatkan produktifitas dengan meningkatkan ketrampilan dan
kecekatan masing-masing pekerja. Kemudian adanya penciptaan mesin-
mesin akan menghemat waktu dan tenaga kerja yang dipergunaakan dalam
proses pembuatan peniti.
Revolusi Industri
Revolusi Industri yang berlangsung pada abad ke 18 di Inggris
merupakan tonggak sejarah umat manusia dimana ditandai dengan
penemuan mesin uap oleh James Watt. Penemuan ini menandai
digantikannnya tenaga manusia dalam bekerja dengan penggunaan tenaga
mesin. Adanya penggunaan mesin-mesin khususnya di pabrik menjadikan
praktek-praktek manajemen dibutukan untuk meramalkan permintaan,
menjamin banyaknya bahan baku dan ketersediaannya, memberikan tugas
kepada orang-orang mengarahkan kegiataan sehari-hari, mengkoordinir
berbagai macam pekerjaan, menjamin agar mesin-mesin tetap dalam kondisi
yang baik, menemukan pasar bagi produk-produk jadi dan banyak lainnya.
Embrio dari dua inti manajemen yakni efisien dan efektifitas dalam
organisasi merupakan fase awal yang mulai dikenal dalam revolusi Industri.
Dua hal di atas, yakni pemikiran dari Adam Smith dan Revolusi Industri
4
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
menurut Sthepen P.Robin merupakan dua hal yang menjadi latar belakang
sejarah berkembangnya manajemen sebagai ilmu pengetahuan, sehingga
dari sanalah mulai dijabarkan.
Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah berprinsip dalam menggunakan masalah-masalah
manajemen digunakan secara prinsip-prinsip ilmiah. Adapun tokoh-tokoh
yang dianggap berpengaruh seperti Frederick Winslow Taylor (1856-1915),
Henry L. Gantt (1861-1919), The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868-1924
dan Lilian Gilbreth : 1878-1972).
Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Pada tahun 1903 menyusun buku dengan judul Shop
Management, tahun 1911 menyusun buku dengan judul The
Principles of Scientific Management dan pada tahun 1912
menyusun buku yang berjudul Testimory Before Special
House Committee. Ketiga buku tersebut digabungkan dalam
sebuah buku dengan judul Scientific Management pada tahun
1947.
Bukunya disusun di Perusahaan Midvale & Betlehem Steel. Co di
Pensilvania, Amarika Serikat. Di Perusahaan tersebut dia sebagai seorang
insinyur mekanis. Karya besarnya itulah membuat dia dikenal sebagai Bapak
Manajemen Ilmiah.
Taylor, yang terkenal dengan manajemen ilmiahnya berupa
peningkatan produktivitas karena mahalnya biaya buruh terampil di Amerika
Serikat pada awal abad ke 20. Gerakannya terkenal dengan gerakan efisiensi
kerja. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu cara
kerja terbaik the one best way of doing job dia mengajukan sekelompok
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah. Taylor terkenal
dengan rencana pengupahan yang merangsang differential rate system, yang
5
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya produktivitas, mutu,
pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan.
Filsafat dibelakang konsep Taylor terletak diatas 4 prinsip yang dikenal
dengan Empat Prinsip Dasar Taylor” yaitu :
Pengembangan Manajemen Ilmiah yang benar dapat di gunakan
untuk menentukan metode terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, karyawan diberi tanggung
jawab atas tugas yang sesuai dengan keterampilannya.
Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah.
Hubungan kerjasama yang erat antara manajemen dan karyawan.
Untuk menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya
satu revolusi mental dikalangan manajer dan karyawan. Prinsip-prinsip dasar
yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah :
Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan
yang sistematis).
Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan
bukannya perpecahan.
Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang
kacau.
Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang
terbatas.
Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-
tingginya, untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan
perusahaan mereka.
Taylor dikenal dengan metode yang ditemukannya yang dikenal
dengan time and motion studies (studi waktu dan gerakan) yang intinya
adalah penetapan standar kerja yang didasarkan pada perhitungan waktu.
6
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa para pekerja diperusahaan bekerja
dibawah standar dari apa yang sebenarnya yang mampu mereka kerjakan.
Pendapat dari Tyalor ialah untuk mencapai tujuan perusahaan yakni
meningkatkan profit (laba), maka produktifitas harus ditingkatkan.
Produktifitas dapat diukur dengan tingkat output dan prestasi kerja.
Produktifitas yang optimal dapat dicapai bila menghasilkan output yang
sesuai dengan target, baik dari segi jumlah dan kualitas produk yang
dihasilkan dimana standar yang diberlakukan.
Taylor kemudian memperkenalkan sistem upah insentif yang
diperlukan untuk meningkatkan prestasi kerja. Dengan upah tersebut
diharapkankan memberi motivasi kerja bagi karyawan yang akan berdampak
pada naiknya output produksi. Sistem pengupahan Taylor dinamakan sistem
upah insentif (piecework by system) yaitu upah yang diberikan kepeada
pekerja berdasarkan kemampuan dalam memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Bagi mereka yang mampu memenuhi standar diberikan upah
yang lebih, bagi yang tidak maka akan diberikan upah yang dibawah
standard.
Illustrasi berikut akan memberikan penjelasan bagaimana konsep
pengupahan itu. Misalkan diketahui standar pengerjaan output adalah 3
unit/jam. Jam kerja standar perhari adalah 8 jam, maka standar kerja perhari
adalah 24 unit (8 X 3). Tarif upah yang diberikan sesuai standar atau lebih
misalnya Rp.2.000 perunit. Bila dikerjakan dibawah standar maka upahnya
Rp.1.750. Jika seorang buruh A mampu mengerjakan 25 unit output perhari
dan seorang buruh B mampu mengerjakan 20 unit perhari dan seorang buruh
C mampu mengejerkan 24 unit maka adupun jumlah upah yang diterima
sebagai berikut :
Pekerja A Mampu bekerja 25 unit
25 x Rp 2.000
Upah yang diperoleh Rp.50.000
7
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Pekerja B Mampu bekerja 20 unit
20 x Rp 1.750
Upah yang diperoleh Rp.35.000
Pekerja C Mampu bekerja 24 unit
24 x Rp 2.000
Upah yang diperoleh Rp.45.000
Pengalaman Taylor sangat luas dan beragam setelah sukses bekerja
di Midlave Steel Company, Taylor pun berpindah pekerjaan yang
memperkaya pemikiran dan pengalamannya dibidang manajemen.
Perusahaan yang ditempati bekerja misalnya Simond Roling Machine
Company dan Bethelem Steel Company. Dari beberapa tempat bekerja
tersebut kembali Taylor memberi konstribusi dengan memperkenalkan
konsep desain pekerjaan, cuti untuk pemulihan produktifitas kerja. Jasa-jasa
Taylor terhadap sumbangsih dibidang manajemen itulah sehingga Taylor
dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah.
Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt mempertimbangkan kembali sistem
perangsang Taylor, dengan memperkenalkan sistem bonus
harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja
yang dapat menyelesailan tugas yang dibebankan
kepadanya dalam sehari berhak menerima bonus.
Dia juga memperkenalkan system charting yang
terkenal dengan Gantt Chart yang memuat jadwal kegiatan produksi
karyawan supaya tidak terjadi pemborosan. Setiap kemajuan karyawan
dicatat pada kartu pribadi untuk menilai pekerjaan mereka.
Gantt menekankan pentingnya mengembankan minat timbal balik
antara manajemen dan karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. Dia
menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian
8
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya
penghargaan bahwa “dalam segala masalah manajemen unsur manusia
yang paling penting”.
Gantt paling terkenal karena mengembangkan metode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian
manajerial yang lebih baik. Dia juga menekankan pentingnya waktu maupun
biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini menghasil
kan yang namannya terciptanya Gantt Chart yang terkenal itu.
The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868-1924 dan Lilian Gilbreth : 1878-
1972).
Pasangan suami istri ini bekerjasama
mempelajari aspek kelelahan dan gerak
(fatique and motion studies). Menurut Lilian,
sasaran akhir manajemen ilmiah adalah
usaha membantu karyawan menampilkan
kemampuannya yang penuh sebagai mahluk
manusia.
Konsep Gilbreth : Gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap langkah
yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan, hal ini dapat
meningkatkan semangat karyawan.
Pasangan ini juga terkenal dengan konsep Three Position Plan of
Promotion (rencana tiga kedudukan untuk suatu promosi). Menurut konsep
ini setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku, pelajar, dan
pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada saat yang sama
karyawan melakukan pekerjaan saat ini, ia juga mempersiapkan diri untuk
jabatan yang lebih tinggi dan sekaligus melatih penggantinya (be a doer, a
learner and teacher).
9
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan
perhatian suaminya pada efisiensi yaitu usaha untuk menemukan cara satu-
satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para
karyawan dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan
diantara pekerja karena kurang perhatian dari pihak manajemen terhadap
pekerja.
Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh Manajemen Ilmiah, namun
satu hal yang dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia
dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan
kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan karyawan. Aliran ini
melupakan kepuasan pekerjaan karyawan sebagai manusia biasa.
B. PENDEKATAN ADMINISTRASI
Perbedaan mendasar dengan manajemen ilmiah adalah cara pandang
terhadap peningkatan produktifitas organisasi tidak hanya dapat dicapai
ketika produktivitas individu ditingkatkan, dan tetapi harus dilakukan secara
menyeluruh dalam sistem organisasi. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam
pendekatan ini adalah Henry Fayol, (1841-1925), Lyndal Urwick (1891-1983),
dan Max Weber (186-1920).
Henry Fayol (1841-1925)
Fayol adalah seorang Industrialis yang berasal dari Prancis. Dia hidup
satu zaman dengan Taylor, namun karena perbedaan konsep yang
ditawarkan mengenai hal produktifitas dalam organisasi akhirnya dia
dipisahkan dengan para pemikir manajemen ilmiah. Perbedaannya adalah
Taylor berfokus terhadap manajemen pada tingkatan terendah yakni individu
dan menggunakan metode ilmiah sedangkan Fayol memiliki perhatian
terhadap kegiatan ke semua level manajemen (departemen). Menurut
pengalaman Fayol, manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang
10
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
diperlakukan secara sistematis diantara para pekerja dan manajer bukan
individu saja.
Pada tahun 1916, Fayol menyusun buku yang berjudul Administration
Industrielle et Generalle dan dalam bahasa Inggris General and Industrial
Management terkenal dengan teori manajemen klasiknya yang tidak hanya
memperhatikan produktivitas pabrik dan karyawan saja, tetapi dia
memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi yang kompleks, sehingga
dia mampu menampilkan satu ajaran manajemen yang lebih utuh sebagai
satu bentuk cetak biru.
Fayol memiliki kenyakinan bahwa keberhasilan para manajer tidak
ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi oleh karena adanya peramalan yang
ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar
dari Fayol adalah pandangannya yang menyatakan bahwa manajemen itu
bukanlah keterampilan pribadi, tetapi merupakan satu keterampilan yang
dapat diajarkan segera setelah dipahami prinsip-prinsip pokoknya dan teori
umumnya yang sudah dirumuskan.
Dalam mengembangkan ilmu manajemen, Fayol membagi kegiatan
dan operasi perusahaan ke dalam enam macam yaitu :
1. Technical (teknis), perusahaan menghasilkan dan membuat barang-
barang produksi.
2. Commercial (perdagangan), perusahaan membeli bahan mentah
dan menjual hasil produksi.
3. Financial (keuangan), perusahaan mencari dan menggunakan dana
(modal) secara optimum.
4. Security (keamanan), perusahaan menjaga keselamatan dan
kekayaan perusahaan.
11
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
5. Accounting (akuntansi termasuk statistik), perusahaan mencatat
dan melaporkan biaya, laba, hutang, dan penyusunan neraca serta
berbagai data statistik.
6. Management (manajerial) atau fungsi manajemen yang terdiri dari
lima fungsi :
Planning (perencanaan) berupa penetuan langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
Organizing (pengorganisasian) dalam arti mobilisasi bahan
material dan sumber daya manusia guna melaksanakan
rencana.
Commanding (memerintah) dengan memberi arahan kepada
karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka.
Coordinating (pengkoordinasian) dengan memastikan sumber
daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis
dalam mencapai tujuannya.
Controlling (pengendalian) dengan memantau rencana untuk
membuktikan apakah rencana itu sudah dilaksana kan
sebagaimana mestinya
Fayol menyusun 14 macam prinsip manajemen sebagai berikut :
Division of labor (pembagian kerja)
Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya
semakin efisien.
Authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab)
Manajer harus memberi perintah/tugas supaya orang lain dapat
bekerja.
Discipline (disiplin)
Setiap anggota organisasi harus menghormati peraturan/ketentuan
dalam organisasi. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi
12
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang adil, seperti
penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum
secara adil terhadap yang menyimpang.
Unity of command (kesatuan komando),
Setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang
dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atau atasan atau
lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang
yang harus dipatuhi.
Unity of direction (kesatuan pengarahan)
Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama yang
harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
Sub ordination of individual interest to the common good
(pengutamaan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi).
Kepentingan perorangan (karyawan) dikalahkan terhadap
kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Remuneration of personnel (pemberian upah karyawan)
Imbalan yang adil antara karyawan dan pengusaha.
Centralization (sentralisasi/pemusatan)
Manajer adalah penanggung jawab terakhir dari keputusan yang
diambil walaupun demikian manajer juga harus memberi
wewenang yang cukup kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas
(desentralisasi).
Scalar chain (rantai skalar/garis wewenang)
Garis wewenang yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat
terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
Order (tata tertib)
Tertibnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu
yang tepat.
13
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Equity (keadilan)
Sikap persaudaraan keadilan (keakraban) para manajer terhadap
bawahan nya.
Stability of penury of personnel (kestabilan staf)
Tidak banyak pergantian karyawan yang keluar masuk organisasi
(stabil). Mutasi karyawan yang terlalu tinggi menunjukkan tidak
efisiennya suatu organisasi.
Initiative (inisiatif)
Memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam
menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-
kesalahan.
Esprit de corps (semangat kelompok)
Meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu seperti dengan
lebih banyak menggunakan komunikasi langsung dari pada
komunikasi formal dan tertulis.
Lyndall F. Urwick (1891-1983)
Urwick mencoba mengintegrasikan pemikiran-pemikran beberapa
tokoh dalam manajemen seperti Taylor, Fayol, Mooney dan beberapa penulis
lainnya. Dalam bukunya yang berjudul The Element of Administration yang
terbit tahun 1943. Pertama-tama dia menganalisa dan mengidentifikasikan
kembali fungsi-fungsi administrasi dari Fayol. Dia mengemukakan enam
fungsi administrasi forecasting, planning, organizing, coordinating,
commanding, dan controlling. Dia tidak menggunakan istilah manajemen,
tetapi menggunakan istilah administrasi walaupun hakekatnya sama. Dalam
pandangan Urwick fungsi-fungsi tersebut dapat dihubungkan menurut prinsip-
prinsip proses dan efek.
Uriwck dikenal sebagai seorang konsultan manajemen dalam kegiatan
organisasi. Setelah menyelesaikan karirnya sebagai kepala angkatan
14
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
bersenjata di Inggris, Urwick lebih dikenal sebagai ahli dan konsultan
manajemen. Diantara konstribusinya yang lahir dalam karya-karyanya intinya
semacam panduan atau guideline bagi pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen dalam organisasi. Sehingga dia hanya dikenal sebagai
seseorang yang mampu menggabungkan teori-teori dari kelompok-kelompok
manajemen terdahulu daripada konstribusinya mengenai fungsi-fungsi
manajemen dalam organisasi.
Max Weber (1864-1920)
Weber dikenal sebagai seorang sosiolog, namun karya-
karyanya yang banyak mengupas tentang organisasi dan
birokrasi sehingga dia dianggap memiliki pengaruh
terhadap ranah manajemen. Hal yang ditekankan oleh
Weber adalah pentingnya membangun birokrasi dalam
sebuah organisasi khususnya bagi organisasi publik
(pemerintah). Menurutnya, birokrasi dan prosedur
merupakan kegiatan dalam manajemen yang harus diterapkan untuk
tercapainya suatu keberhasilan organisasi. Birokrasi juga merupakan suatu
alat untuk mengintegrasikan keseluruhan struktur dalam sebuah organisasi
sehingga antara satu sama lainnya dapat berjalan ke arah tujuan yang sama.
Max Weber mengembangkan teori Manajemen Birokrasi. Ia
menekankan pada kebutuhan akan penetapan hirarki yang sempurna
ditentukan oleh penetapan peraturan dan garis wewenang yang jelas.
Birokrasi adalah bentuk organisasi yang bercirikan adanya pembagian kerja,
hirarki yang teridentifikasi dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci,
dan sejumlah hubungan impersonal lainnya. Teori-teorinya banyak menjadi
referensi desain struktural modal bagi banyak organisasi sekarang.
Pemikiran Weber juga akhirnya banyak diadposi oleh pemerintahan di
suatu negara dan juga perusahaan-perusahaan besar (korporasi) yang
15
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
menyadari perlunya mengembankan yang namanya birokrasi sebagai suatu
kesatuan dalam manajemen. Walaupun pada akhirnya menjelang abad ke
dua puluh satu banyak ditentang oleh manajer-manajer karena merasa
adanya tekanan birokrasi membuat organisasi menjadi kaku, tidak lincah
menghadapi perubahan zaman yang saat ini begitu dinamis. Birokrasi juga
dinilai menjadikan karyawan tidak kreatif, membuat organisasi lamban dalam
merespon perubahan zaman.
C. PENDEKATAN KUANTITATIF
Pendekatan ini mulai tumbuh setelah terjadi perang dunia ke dua
dipertengan tahun 90-an. Banyaknya penggunaan teknik kuantitatif untuk
memecahkan persoalan-persoalan militer diadopsi juga ke dalam organisasi
moderen saat itu. Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai pendekatan
riset atau pendekatan operasional.
Pendekatan kuantitatif memiliki ciri dimana pendekatan manajemen
dilandasi dengan penerapan model-model statistik dan matematika, model
optimasi, simulasi komputer terhadap aktifitas manajemen. Programan linear
misalnya adalah teknik yang dapat digunakan para manajer untuk
memperbaiki suatu keputusan pengalokasian sumber daya yang dimiliknya.
Selain itu pendekatan kuantitatis juga berpengaruh terhadap aspek
perencanaan dan pengendalian. Contoh lainya adalah ketika manajer
membuat penganggaran, penjadwalan, pengendalian mutu, dan keputusan
serupa, yang dilakukan secara kuantitatis. Apalagi di zaman komputerisasi
saat ini penggunan metode kuantitatif makin banyak diterapkan dalam
kegiatan manajemen dan bisnis moderen.
Perusahan seperti Du Pont dan General Electric (GE) adalah
perusahaan yang awal-awal menerapkan pendekatan ini kedalam proses
bisnisnya. Hal-hal yang dilakukan adalah penentuan jumlah pekerja,
16
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
penentuan lokasi perusahaan, hingga peraturan pergudangan dan
persediaan.
Tokoh yang terkenal antara lain Robert Mc Namara yang dikenal
sebagai President dari Ford dan beberapa pejabat bank dunia seperti
Charles Thirnton dan beberapa orang yang bekerja diperusahaan besar
lainnya yang tidak dikenal banyak oleh para masyarakat disebabkan begitu
banyaknya dan juga dianggap penemuan mereka bukan sesuatu hal yang
baru lagi.
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama
dalam perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan
sangat sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh lainnya, model CPM
(Critical Path Method) bermanfaat untuk perencanaan dan pengendalian
proyek. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan
manajemen yang kompleks. Penggunaan model matematika membantu
persoalan yang kompleks dapat disederhanakan menjadi sebuah model.
Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit
dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud
menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks ini. Dengan model
matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan diberi perhatian
ekstra.
Dalam dunia manajemen saat ini kita mengenal Six Sigma yang
diterapkan perusahaan Mottorolla pada akhir tahun 90-an yang mengadopsi
model statistika untuk meningkatkan produktifitas dan mutu produk
perusahaan terhadap barang-barang cacat.
Namun pendekatan kuantitatif ini memiliki keterbatasan, khususnya
dikaitkan mengenai masalah perilaku manusia dalam organisasi yang kadang
sulit dipahami dan tidak bisa dikuantitatifkan. Para ahli manajemen berikutnya
banyak yang mengkritik bahwa manajer tidak harus fokus pada perhitungan,
17
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
manajer harus kembali kemakna dari pada ukuran-ukuran itu sendiri dalam
menjalankan aktifitas manajerial.
D. PENDEKATAN PERILAKU
Para manajer (praktisi) dan ilmuwan bekerja sama untuk terus
menerus mengembangkan pengetahuan dibidang manajemen melalui
serangkain riset dan diskusi secara terus menerus. Sebagaimana titik tolak
manajemen yang menekankan aspek perilaku manusia dalam organisasi
atau dikenal dengan manajemen sumber daya manusia, maka aspek perilaku
manusia dan organisasi menjadi sorotan utama. Sehingga pendekatan
kuantitatif sering juga dinamakaan pendekatan hubungan manusia dan
membahas aspek perilaku manusia dalam organisasi
Pendukung-pendukung Awal
Meskipun dari uraian awal dipaparkan tentang manajemen yakni tahun 1800-
1900-an yang menyadari pentingnya faktor manusia bagi keberhasilan
organisasi, ada empat orang yang menonjol sebagai pendukung awal2.
Mereka itu adalah Robert Owen, Hugo Musterberg, Mary Parker Foller, dan
Chester Bernard. Mereka berasumsi sama bahwa manusia atau orang
merupakan aset organisasi yang paling penting harus dikelola secara tepat.
Ide-ide mereka menjadi landasan praktek manajemn seperti prosedur seleksi
karyawan, program motivasi karyawan, time kerja karyawan dan teknik
manajemen lingkunan eksternal.
Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik, efisiensi
produksi dan keserasian kerja tidak dapat dicapai. Para manajer masih
menghadapi kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti
pola-pola perilaku yang rasional. Oleh karena itu dicari upaya untuk
membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui sisi perilaku
karyawan.2 Robbins, Stephen P. 2003. Manajemen. Edisi Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
18
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Aliran perilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah
manusia (human). Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena
tidak mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonisan di
tempat kerja. Manusia dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah
diramalkan tingkah lakukanya, karena sering juga tidak rasional. Karena itu
para manajer perlu dibantu dalam menghadapi manusia, antara lain dengan
sosiologi dan psikologi.
Pelopor aliran perilaku ada 2 (dua) orang yaitu Hugo Munsterberg dan
Elton Mayo.
Hugo Munsterberg (1863-1916)
Munsterberg yang melahirkan psikologi industri, sering disebut
sebagai bapak psikologi industri. Sumbangan yang penting
adalah berupa pemanfaatan psikologi untuk mewujudkan
tujuan-tujuan pro duktivitas seperti juga teori-teori manajemen
lainnya. Penerapan faktor-faktor psikologi dalam membantu
peningkatan produksi. Melalui bukunya dengan judul
Psychology and Industrial Efficiensy, Munsterberg menyarankan 3 (tiga) cara
untuk meningkatkan produktivitas yaitu :
1. Mendapatkan orang/karyawan terbaik (best possible person), yang
paling sesuai/cocok dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
2. Menciptakan kondisi kerja yang terbaik (best possible work), yang
memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan
produktivitas.
3. Menggunakan pengaruh psikologis guna memperoleh dampak
yang paling tepat dalam memotiovasi karyawan (best possible
effect).
Elton Mayo (1880-1949)
19
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Ia terkenal dengan eksperimen tentang perilaku
manusia dalam situasi kerja. Eksperimen ini
disimpulkan bahwa perhatian khusus dapat
menyebabkan seseorang meningkatkan usahanya.
Gejala ini disebut Hawrthorne effect yaitu karyawan
akan lebih giat bekerja jika mereka yakin bahwa
manajemen memikirkan kesejahteraan mereka. Hasil
percobaan Mayo dengan Roethlisberger dan Dickson ialah rangsangan uang
tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Yang justru mampu
meningkatkan produktivitas itu adalah satu sikap yang dimiliki karyawan yang
merasa manajer dan atasanya memberkan perhatian yang cukup terhadap
kesejahteraan mereka.
Selain itu juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial
dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Karena itu, Mayo yakin terhadap konsepsinya yang terkenal
dengan social man yang dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam
hubungan-hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan dan
pengendalian manajemen dalam arti konsep social man (manusia
sosial/manusia dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan sosial
melalui hubungan kerja), dapat menggantikan konsep rational man (manusia
rasional/manusia hanya dapat di motivasi dengan pemenuhan kebutuhan
ekonomis). Konsep rational man yang di dorong semata-mata oleh
kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan rational economic
man.
Istilah terkenal yang tadinya diutarakan oleh Robert Owen yaitu vital
machines menemukan bentuk dan peluang barunya dengan munculnya
konsep social man dari Mayo. Dalam pendidikan dan latihan bagi para
manajer terasa semakin pentingnya people management skills dari pada
20
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
engineering atau technical skills. Konsep dinamika kelompok semakin
penting dalam praktek manajemen dari pada manajemen atas dasar
kemampuan pekerja secara perseorangan.
Kelemahan temuan Mayo ditunjukan oleh orang-orang yang beranggapan
kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh
lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lain seperti tingkat gaji, menarik
tidaknya pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan
manajemen dan lain-lain. Menghadapi keterbatasan gerakan hubungan
manusiawi ini, muncul pemikir-pemikir lain yang juga tergolong aliran perilaku
yang lebih maju.
Sumbangan aliran hubungan manusiawi (human behavior).
Aliran hubungan manusiawi menyadarkan pentingnya kebutuhan
sosial. Dengan demikian aliran ini menyeimbangkan konsep lama
yang menekankan ekonomi/rasionalitas manusia. Suasana kerja
menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pelatihan-pelatihan
yang kemudian banyak yang memfokuskan pada upaya
memperbaiki hubungan kerja antar manajer dengan karyawan.
Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang dinamika
kelompok, dimana perhatian ditunjukan tidak hanya pada individu,
tetapi juga pada proses dan dinamika kelompok.
Keterbatasan aliran perilaku/human behavior/behavior school
Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan teori ini. Disain,
metoda dan analisis penelitian yang dilakukan oleh Mayo sampai
saat ini masih menjadi kontroversi. Konsep manusia sosial yang
dikembangkan ternyata tidak menjelaskan sepenuhnya perilaku
manusia. Usaha perbaikan-perbaikan kondisi kerja ternyata tidak
mampu menaikkan prestasi kerja. Sebagai contoh, perbaikan
kondisi kerja disuatu perkebunan, tidak menaikan prestasi kerja,
21
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
malah cenderung menurunkan prestasi kerja karena pekerja
cenderung menjadi lebih santai dalam kerja. Tidak ada tekanan
untuk bekerja keras seperti sebelumnya.
Tentunya ada faktor lain, selain faktor sosial, yang mendorong prestasi
kerja. Faktor ekonomi (gaji), kemampuan kerja karyawan, budaya, dan
struktur organisasi, serta banyak faktor lain mempengaruhi prestasi kerja
karyawan. Aliran hubungan manusia belum mampu melakukan prediksi
perilaku manusia dengan akurat. Suatu hal yang dapat dimengerti karena
faktor sosial merupakan hasil emosi manusia yang lebih sulit diukur. Contoh
lain, kepuasan kerja sering dikatakan sebagai pendorong prestasi kerja.
Tetapi hubungan tersebut diragukan bahkan logika sebaliknya tampaknya
lebih kuat : prestasi kerja akan menyebabkan kepuasan kerja.
The Howthoren Studies
Terlibatnya perusahaan-perusahaan tingkat korporasi dalam
mensistesa pengetahuan yang berbasis empiris (studi lapangan) kemudian
dilakukan dengan riset secara ilmiah (kuantitatif) menghasilkan suatu
pendekatan ilmu pengetahuan baru. Adalah perusahaan Western Electric di
Hothorne antara tahun 1927-1932 melakukan studi yang dilakukan oleh
beberapa insinyur industri disana yang mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan (lampu) terhadap produktifitas kerja.
Studi ini terdiri dari dua eksperimen, pertama dilakukan bagi kelompok
kerja yang memperoleh manipulasi atas penerangan ditempat kerjanya.
Sedangkan eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok kerja yang
memasang telepon di bank-bank.
Eksperimen pertama dilakukan dengan menempatkan dua kelompok
kedalam dua ruangan yang berbeda-beda. Satu ruangan memperoleh
penerangan yang tetap, dimana kondisi lampu dan pencahayaannya tetap.
Ruangan kedua yang berisi kelompok kerja kedua mendapakan penerangan
22
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
(lampu) yang berubah-ubah. Para peneliti yang kemudian di bantu oleh
Elthon Mayo membuat eksperimen dengan mengubah tingkat penerangan
atau nyala lampu di ruang kedua. Ternyata hasil akhir dari percobaan
tersebut adalah terdapat perbedaan tingkat produktifitas yang berbeda antara
satu kelompok yang mendapat pencahayaan tetap dengan kelompok yang
mendapat penerangan yang berubah-ubah. Kelompok yang mendapat
pencahayaan yang berubah-ubah ternyata memiliki tingkat produktifitas yang
lebih baik dari pada kelompok yang mendapat cahaya lampu secara tetap.
Setelah dikaji lebih dalam ternyata produktifitas tersebut ditentukan bukan
oleh nyala lampu yang diberikan akan tetapi adanya persaan diawasi dan
merasa di perhatikan dalam proses bekerja bagi kelompk tersebut.
Eksperimen kedua dilakukan terhadap sembilan orang pekerja yang
diberi tugas untuk memasang sambungan telepon di bank yang lokasinya
berbeda-beda. Setiap pekerja akan diberi insentif yang lebih jika mampu
memasangkan sambungan telepon lebih banyak. Artinya semakin banyak
sambungan telepon yang dihasilkan akan semakin tinggi pula insentif yang
diberikan kepada pekerja. Ternyata hasil dari penelitian tersebut
menyimpulkan para pekerja seolah-olah tidak memerlukan insentif yang
ditawarkan, dan mereka seolah-olah memiliki kesepakatan mengenai jumlah
sambungan telepon yang harus dipasang oleh masing-masing pekerja.
Mereka sendiri seolah-olah memiliki angapan bahwa mereka yang berlebihan
dalam memasang sambungan telepon sebagai ”tidak kompak” dan ”ingin
menonjolkan diri” sehingga masing-masing dari mereka memasang
sambungan telepon dengan jumlah yang hampir sama.
Studi Howthorne merupakan salah satu dari sekian banyak studi yang
memfokuskan diri terhadap aspek perilaku manusia dalam manajamen
(organisasi). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ternyata
pemberian insentif dan juga nyala lampu atau penerangan tidak menentukan
23
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
produktifitas para pekerja. Akan tetapi adanya perlakuan yang sama oleh
manajer serta perhatian khusus yang akan menentukan produktifitas para
pekerja. Tentu tidak berarti bahwa mereka tidak memerlukan upah atau
insentif atau penerangan yang cukup dalam bekerja akan tetap perhatian dan
penerimaan sosial rupanya menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku
mereka dalam bekerja pada organisasi daripada faktor insentif dan faktor
individu.
E. TEORI MANAJEMEN KONTEMPORER
Dalam persfektif yang ditawarkan diatas dimana pendekatan terakhir
adalah pendekatan perilaku, namun hingga saat ini perkembangan ilmu
manajemen masih terus berkembang. Walauun belum banyak literatur yang
terbaru lagi tapi setelah pendakatan perilaku, ada dua pendekatan lagi yang
mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen saat ini. Kedua pendekatan
itu adalah pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi.
Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem dibentuk dengan mengacu pada konsep sistem itu
sendiri. Sistem yang didefiniskan sebagai satu kesatuan elemen-elemen
dalam organisasi yang memiliki fungsi-fungsinya masing-masing , terintegrasi
satu sama lain sevara menyeluruh dan melalui sebuh proses diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pendekatan sistem pada dasarnya berupaya mewujudkan tujuan organisasi
berupa output yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses
transformasi dari faktor-faktor input yang diperoleh dari lingkungan.
Pandangan sistem memiliki konsep dasar sebagai berikut; sistem (system),
masukan (input), proses transformasi, keluaran (output), umpan balik (feed
back). Sistem merupakan suatu hubungan dari bagina-bagian yang saling
berhubungan atau saling tergantung satu sama lain. Komponen dari input
antara lain; sumber daya manusia, bahan bakui, informasi, modal (uang),
24
Feed back
SDM, bahan baku,finansial, informasiSystem operasi, administrasi, TI, pengendalianProduk/jasa;Perilaku, pekerja informasi
INPUT OUTPUTProses Transformasi
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
kemudian komponen proses transformasi yang dimaksud adalah sistem
administrasi, sistem operasi, teknologi dan sistem kontrol. Sedangkan hasil
akhir berupa output yakni barang atau jasa, output informasi, maupun
perilaku pekerja. Diharapkan lingkungan akan memberi umpan balik atau
tanggapan apa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan
permintaan atau keinginan mereka.
Peraga 3.2. Perspektif sistem dalam manajemen
Pendekatan sistem pada dasarnya berupaya mewujudkan tujuan organisasi
berupa output yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses
transformasi dari faktor-faktor input yang diperoleh dari lingkungan.
Pandangan sistem memiliki konsep dasar sebagai berikut; sistem (system),
masukan (input), proses transformasi, keluaran (output), umpan balik (feed
back). Sistem merupakan suatu hubungan dari bagina-bagian yang saling
berhubungan atau saling tergantung satu sama lain. Komponen dari input
antara lain; sumber daya manusia, bahan bakui, informasi, modal (uang),
kemudian komponen proses transformasi yang dimaksud adalah sistem
administrasi, sistem operasi, teknologi dan sistem kontrol. Sedangkan hasil
akhir berupa output yakni barang atau jasa, output informasi, maupun
25
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
perilaku pekerja. Diharapkan lingkungan akan memberi umpan balik atau
tanggapan apa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan
permintaan atau keinginan mereka.
James Stoner menyatakan dengan mengunakan pendekatan sistem,
manjaer diberikan pemahaman untuk memandang organisasi sebagai
keseluruhan dan bahkan sebagai bagian dari lingkungan sebagai sistem
global3. Pendekatan sistem memberitahukan kepada manajer dalam
mengelola kegiatan keorganisasian, bagian manapun dari sebuah organisasi
mempengaruhi kegiatan dari tiap bagian yang lain dan bahkan ada saling
pengaruh antara organisasi dengan lingkungannya. Dengan perspektif sistem
manajer, dapat lebih mudah mempertahankan keseimbangan antara
variabel-variabel dan hubungannya dnegan variabel-variabel eksternal,
keseimbangan kebeutuhan dan tujuan antara bagian-bagian organisasi
dengan kebutuhan dan tujuan organisasi sebagai keseluruhan.
Pendekatan Kontingensi
Kata lain dari pendekatan kontingensi (contingency approach) adalah
pendekatan situasional. Pendekatan ini berkembanga sekitar tahun 1960-an.
Pendektan ini dikembangkan oleh manejer-manejer dan yang lain yang telah
mencoba ketidakberhasilan menerapkan konsep-konsep tradisional, perilaku
dan sistem untuk mnegatasi masalah-msalah manajerial di lingkungan kerja.
Inti dari pendekatan ini adalah memandang setiap organisasi berbeda, setiap
individu dalam organisasi berbeda maka pendekatan manajemen yang
diterapkan juga harus berbeda-beda. Misalnya dalam aspek kepemimpinan
dapat dikatakan pendekatan demokratis cukup baik digunakan dalam sebuah
perusahaan, karena memberikan kesempatan kepada semua karyawan
untuk memberikan pandangannya dan terlibat aktif dalam proses kemajuan
3 Silalahi, Ulbert. 1996. Pemahaman Praktis : Asas-asas Manajemen. CV.Mandar Maju, Bandung.
26
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
organisasi. Akan tetapi suatu saat pendekatan kepemimpinan demokratis
akan tidak relevan lagi bila itu diterapkan dalam organisasi militer. Akan
timbul suatu kekacauan bila setiap personel dalam organisasi militer itu
dimintai inisiatif sendiri untuk melakukan suatu penyerangan tertentu. Dalam
organisasi militer yang paling tepat adalah sistem komando atau dikenal
otoriter demi kebaikan organisasi tersebut.
Pandangan situasional menekankan “there is no one best way of
managing all situatuion” atau ”itt all depends” yang berarti praktek
manajemen organisasi tergantung pada faktor-faktor kontingensi yang ada,
terpenting adalah adanya penyatuan antara organisasi dengen
lingkungannya. Pendekatan kontingensi dapat lebih baik dimengerti melalui
penganalisaan determinan-determinan yang ada. Praktek-praktek
manajemen harus konsisten dengan variabel-variabel kunci yang terdiri dari
lingkungan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa.
F. BEBERAPA ISU-ISU KONTEMPORER SEPUTAR PERKEMBANGAN
ILMU MANAJEMEN
Pendekatan dan perkembangan ilmu manajemen saat in begitu cepat
berkembangnya, apalagi sejak semaki majunya sistem teknologi komputer
dan teknologi komunikasi yang menjadi tulang punggu (back bone)
perusahaan saat ini menjadikan kajian-kajian yang komperensif dibidang
manajemen akan masih terus berlangsung sehingga akan sulit dilacak lagi
dan terdefinisi apalagi untuk dikelompok-kelompokan karena sifat penemuan
tersebut telah lintas bidang. Misalnya saja pendekatan perilaku adalah
penggabungan ilmu manajemen dengan ilmu psikologi, pendekatan sistem
tak lain adalah penggabungan ilmu manajemen dengan sistem informasi.
Bisa saja penulis menyimpulkan perkembangan ilmu manajemen akan
27
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
menyentuh seluruh ranah ilmu pengetahuan baik yang sifatnya ilmu pasti
(excat), dan tentunya induknya sendiri yaitu ilmu-ilmu sosial sehingga untuk
mempelajari manajemen kedepan akan sangat kompleks dan luas.
Diantara isu-isu seputar ilmu manajemen adalah konsep-konsep yang
populer diakhir abad ke 21 ini atau tahun 1980-an sampai saat ini. Beberapa
isu tersebut antara lain globalisasi, diversity management (manajemen
keberagaman angkatan kerja), kewirausahaan (entrepreneurship), Sistem
informasi manajemen, Total Quality managemen (manajemen mutu terpadu),
organisasi pembelajar dan manajemen pengetahuan (learned organization
and knowledge management).
Globalisasi
Pada saat dimulainya kesadaran untuk melakukan perdagangan
internasional (internasional trade) maka timbullah kesadaran bahwa ilmu
manajemen harus dapat mengadopsi nilai-nilai global tersebut. Kini banyak
perusahaan-perusahaan dari negara lain membuka perusahaan di negara
kita. Mau tidak mau membutuhkan manajemen perusahaan untuk skala
global. Para manajer dalam organisasi diseluruh dunia dihadapkan sebuah
tantangan dan peluang untuk beroperasi dipasar global. Hal ini akan
memunculkan suatu permasalahan dalam mengelola perusahaan global
tersebut, misalnya saja perbedaan kultur, budaya, politik, dan sebagainya.
Fenomena globalisasi ekonomi yang dilaksanakan setiap negara mendorong
perusahan-perusahaan untuk saling menjajaki kerjasama perdagangan,
sehingga kesemuaan itu akan menjadikan pengelolaan manajemen yang
lebih komplek dan luas serta lebih universal.
Diversity manajemen
Keberagaman angkatan kerja ini taklain dipicu oleh semangat
globalisasi. Disebuah perusahaan multinasional akan terdiri dari berbagai
macam angkatan kerja, misalnya perbedaan jenis kelamin, ras, entnis, usia,
28
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
karakteristik lainnya. Konsep manajemen diversity ini tentang bagaimana
mengelola perusahaan yang memiliki perbedaan yang disebutkan diatas tadi.
Salah satu isu penting juga adalah manajemen lintas budaya.
Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Makin sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan, mendorong sebagian
orang lain untuk beralih menjadi wirausaha, atau menjalan usaha kecil
menengah.
Menurut pakar kewirausahaan, John Kao, kewirausahaan adalah
suatu upaya menciptakan nilai melalui penegenalan pasar, peluang bisnis,
manajemen pengambilan resiko yang sesuai dengan peluang dan
komunikasi yang terampil serta manajemen untuk memobilisasi sumber daya
manusisa, keuangan dan material yang di perlukan agar suatu proyek
sukses. Perlu direnungkan bahwa wirausahaan selalu mengacu pada sifat
keberanian dan kehandalan mengambil resiko yang bersumber pada
kemampuan diri sendiri. Unsur penekanan untuk berdiri sendiri, selalu
mencari peluang kemudian meresponnya dan menjadikannya sebagai
peluang merupakan kunci utama. Adanya fenomena tersebut mendorong
juga para wirausaha menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam
pengelolaan usahanya yang tentu berbeda dengan menggunakan kaidah-
kaidan manajemen korporasi.
Manajemen Pengetahuan.
Semakin ketatnya persaingan bisnis dewasa ini memaksa perusahaan
untuk meningkatkan kompetensinya dengan berbasis ilmu pengetahuan.
Para ahli percaya organisasi (perusahaan) yang unggul adalah organisasi
yang bertumpu pada aset-aset yang bersifat tangible atau yang tidak
kelihatan yaitu aset pengetahuan.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
29
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
Manajemen pengetahuan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan,
menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali,
diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait
dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu
seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif,
atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Paham ini lahir terhadap kesadaran manusia menggunakan produk-
produk yang berkualitas. Tokoh yang mempengaruhi lahirnya konsep TQM ini
adalah Edward Deming dan Joseph Juran ditahun 1950-an dan kemudian
mulai banyak diadopsi oleh perusahan-perusahaan Amerika ditahun 1980-
1990-an.
Konsep kualitas dipercaya akan menentukan kompetensi dan
kemampuab berkompetisi dengan yang lain., disamping itu juga kualitas juga
akan menurunkan biaya dalam jangka panjang.
TQM merupakan pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
memaksimumkan daya saing organisasi (perusahaan) melalui perbaikan
terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Sistem Teknologi Informasi Manajemen
Perkembangan yang sangat oesat diseputar teknologi informasi
memunculklan berbagai macam media informasi dan komunikasi seperti
internet, website, e-mail, chatting dan lainnya. Adanya teknologi komunikasi
dan informasi ini memungkinkan perubahan berkomunikasi atau
berhubungan antara pelanggan dan produsen, antara karyawan dan manajer,
sehingga jalur interaksi semakin singkat dan pendek. Adanya perubahan ini
memunculkan konsep baru dalam berdagangan yang dikenal dengan e-
commerce atau electronic commerce, yang dimana berbagai pihak tidak
30
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
harus lagi melakukan transaksi bisnis (dagang) ditempat tertentu, tetapi
dimana saja, dan kapan saja para pelaku bisnis dapat melakukan melalui
internet atau saluran komunikasi lainya. Perkembangan baru ini tentunya
memberi tantangan baru bagi para praktisi manajemen untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan diseputar teknologi informasi ini.
31
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
DAFTAR PUSTAKA
1. Robbins, Stephen P. 2003. Manajemen. Edisi Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
2. Silalahi, Ulbert. 1996. Pemahaman Praktis : Asas-asas Manajemen. CV.Mandar Maju, Bandung.
3. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Group.
4. http://www.vectorstudy.com/management_schools/ classical_school.htm(diakses tanggal Fevruari 2012)
5. www.cbe.wwu.edu/.../rprnts.historyofmanagementthought.pdf
32
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (tidak dipublikasi) 2011
MAKALAH
Kajian Terhadap Perkembangan
Pemikiran Ilmu Manajemen (School Of Thought
Management)
Oleh
Andi Nur Bau Massepe Mappanyompa
NIP: 19780428.200912.1.001
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
33