perkembangan padi organik di kabupaten magelang

Download Perkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang

If you can't read please download the document

Upload: setiyo-budi

Post on 14-Jun-2015

781 views

Category:

Data & Analytics


3 download

DESCRIPTION

Tesis Penelitian ini mengambil Judul Perkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang Tahun 2014 dengan menggunakan Analisis SWOT

TRANSCRIPT

  • 1. Gerakan Revolusi Hijau di Indonesia tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap

2. padi adalah kehidupan 3. 1. Lahan pertanian organik yang sempit 2. Mahalnya produk pangan organik 3. Penyediaan Pupuk Organik 4. Sumber air yang ada sudah tercemar pupuk, pestisida dan bahan kimia lainnya 5. Kawasan lahan budidaya berada jauh dari akses transportasi. 6. Benih Organik belum cukup tersedia 4. 7. Tidak semua varietas adaptif terhadap budidaya pertanian organik 8. Sulit mencari petakan lahan untuk budidaya 9. Serangan hama/penyakit tanaman 10. Penyakit hewan 11. Adaptasi dan Perawatan 12. Sarana Produksi 5. Kurang Berkembangnya Padi Organik di Kabupaten Magelang 6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perngembangan padi organik di Kabupaten Magelang? Bagaimana strategi dalam mengembangkan padi organik di Kabupaten Magelang? 7. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan padi organik di Kabupaten Magelang Merumuskan Strategi dalam pengembangan padi organik di Kabupaten Magelang 8. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang alur strategi pengembangan padi organik di Kabupaten Magelang Memberikan input dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang ada hubungannya pengembangan padi organik Dijadikan bahan referensi terhadap penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan padi organik Memberi masukan mengenai berbagai kendala yang dihadapi Mengetahui manfaat dari perkembangan padi organik di Kabupaten Magelang dari segi Manajemen Sekolah Lapang yang ada 9. Pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu pendekatan dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/ obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya 10. Peserta SL Agribisnis Komoditas Pertanian Tahun 2013 di : Kecamatan Sawangan Kecamatan Bandongan Kecamatan Grabag Kecamaan Kajoran Kecamatan Salaman Kecamatan Mungkid 11. Data primer Data sekunder 12. Petani yang melaksanakan budidaya secara semi organik dengan padi Menthik Wangi Petani konvensional yang dalam proses budidaya masih mengandalkan bibit unggul, pupuk dan pestisida sintetis Petani Peserta Sekolah Lapang Agribisnis Padi Organik di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Tokoh penggagas / perintis pertanian organik Tokoh pendiri / pengurus kelompok pertanian organik / Asosiasi Pertanian Organik Tokoh lokal setempat Pejabat pemerintah Konsumen / pelaku pasar 13. Wawancara Observasi Studi Dokumentasi 14. Sekolah Lapang adalah pendidikan yang cocok bagi para petani bukan melalui jalur pendidikan formal di sekolah Pengembangan Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional Pengembangan Jiwa Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan, Visi tersebut bisa berupa ide inovatif Petani adalah perorangan warga negara Indonesia besertakeluarganya yang bertempat tinggal di desa dan menjadi anggota kelompok tani 15. Agribisnis Padi Organik adalah keseluruhan kegiatan manajemen bisnis mulai dari perusahaan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha tani, usaha proses produksi pertanian Padi Organik adalah segala usaha padi dengan penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin digabungkan dengan pupuk dan pestisida organik yang terbuat dari bahan-bahan alami sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup berkualitas dan usahatani berkelanjutan Penyuluh pertanian lapangan adalah petugas yang melakukan kegiatan penyuluhan di tingkat kecamatan yang dikoordinasi oleh koordinator penyuluh 16. Internal Eksternal Strengths (S) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Weaknesses (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O) Tentukan faktor-faktor peluang eksternal Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Tentukan faktor-faktor ancaman Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman MATRIK SWOT 17. Analisis dengan menggunakan matriks IFAS (internal strategic factors analysis summary) dan EFAS (external strategic factors analysis summary) Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor (1) (2) (3) (4) Kekuatan 1. ..................................... 2. ..................................... Kelemahan 1. ..................................... 2. ..................................... Total 18. KEKUATAN BOBOT RATING SKOR 1 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam mendukung peningkatan produksi padi organik 0,13 3 0,38 2 Perencanaan program pembangunan pertanian daerah 0,11 3 0,33 3 Soliditas aparat pertanian dan instansi terkait lainnya 0,08 3 0,25 4 Kuantitas dan kualitas sumber daya aparat 0,09 3 0,28 5 Prasarana dan sarana 0,09 2 0,18 KELEMAHAN 1 Realisasi Kegiatan APBD Kabupaten untuk padi organik 0,13 3 0,40 2 Alokasi dana untuk kegiatan penyuluhan 0,08 3 0,23 3 Monitoring dan evaluasi 0,09 2 0,18 4 Kinerja pelayanan aparat terhadap masyarakat tani 0,11 3 0,32 5 Pembinaan kerjasama dalam pemasaran hasil di tingkat lapang 0,09 3 0,28 (JUMLAH) 1,00 2,82 19. PELUANG BOBOT RATING SKOR 1 Teknologi usahatani padi organik 0,08 4 0,32 2 Adanya mitra usaha 0,07 3 0,20 3 Kesesuaian lahan dan iklim 0,08 3 0,25 4 Adanya lembaga pengairan 0,08 3 0,24 5 Adanya lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk usaha padi Organik 0,05 3 0,16 6 Permintaan beras organik 0,08 4 0,31 7 Kebijakan pemerintah pusat dan provinsi yang mendukung padi organik 0,06 3 0,18 ANCAMAN BOBOT RATING SKOR 1 Alih fungsi lahan pertanian 0,11 4 0,42 2 Sistim tebasan menyebabkan harga gabah rendah 0,10 3 0,31 3 Serangan organisme pengganggu tanaman 0,08 3 0,24 4 Pertambahan penduduk 0,08 3 0,24 5 Tingkat pendidikan petani dan minat generasi muda dibidang padi organik 0,07 2 0,15 6 Pasar bebas 0,06 3 0,17 (JUMLAH) 1,00 3,19 20. Matriks SWOT Perkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang Tahun 2014 21. FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN (S) 1. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam mendukung peningkatan produksi padi organik 2. Perencanaan program pembangunan pertanian daerah 3. Kuantitas dan kualitas sumber daya aparat 4. Soliditas aparat pertanian dan instansi terkait lainnya 5. Prasarana dan sarana 0,38 0,33 0,28 0,25 0,18 KELEMAHAN (W) 1. Kinerja pelayanan aparat terhadap masyarakat tani 2. Pembinaan kerjasama dalam pemasaran hasil di tingkat lapang 3. Alokasi dana untuk kegiatan penyuluhan 4. Realisasi Kegiatan APBD Kabupaten untuk padi organik 5. Monitoring dan evaluasi 0,40 0,32 0,28 0,23 0,18 PELUANG (O) 1. Teknologi usahatani padi organik 2. Permintaan beras organik 3. Kesesuaian lahan dan iklim 4. Adanya lembaga pengairan 5. Adanya mitra usaha 6. Kebijakan pemerintah pusat dan provinsi yang mendukung padi organik 7. Adanya lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk usaha padi Organik 0,32 0,31 0,25 0,24 0,20 0,18 0,16 STRATEGI (S-O) Perencanaan Program dan Teknologi Usahatani Padi Organik dalam Peningkatan Hasil (S1+S2+S3+S4+S5+O1+O2+O3+O4+O5+O6+ 07) Perbaikan Mutu Intensifikasi Pertanian Dan Kualitas Beras (S1+S2+S3+S4+O1+O2+O3+O4+O6+07) STRATEGI (W-O) Peningkatan Kinerja Aparat Pertanian untuk Kesejahteraan Petani (W1+W3+W4+O1+O2+O3+O4+O6+07) Pengembangan Kerjasama Pemasaran Hasil dengan Mitra Usaha (W2+W4+W5+O1+O2+O3+O5+O6+07) ANCAMAN (T) 1. Alih fungsi lahan pertanian 2. Sistim tebasan menyebabkan harga gabah rendah 3. Serangan organisme pengganggu tanaman 4. Pertambahan penduduk 5. Pasar bebas 6. Tingkat pendidikan petani dan minat generasi muda dibidang padi organik 0,42 0,31 0,24 0,24 0,17 0,15 STRATEGI (S-T) Optimalisasi lahan dan Serangan Pengganggu Tanaman dalam Peningkatan Hasil Padi Organik (S1+S2+S3+S4+S5+T1+T3+T5) Meningkatkan Daya Saing Padi Organik dengan Melakukan Perlindungan Kepada Petani (S1+S2+S3+S4+S5+T2+T4+T6) STRATEGI (W-T) Pengembangan Kerjasama Permodalan dengan Lembaga Keuangan (W2+W3+W4+T1+T3+T4) Pengembangan Sekolah Lapang Agribisnis Padi Organik untuk peningkatan SDM Petani dan Aparat (W1+W2+W5+T1+T3+T4+T6) Matriks Strategi berdasarkan Analisis SWOT Pada Perkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang 22. NO ALTERNATIF STRATEGI STRATEGI SKOR PERINGKAT 1 Perencanaan Program dan Teknologi usahatani padi organik untuk peningkatan hasil SO 3,08 1 2 Perbaikan Mutu Intensifikasi Padi Organik dan kualitas Beras Organik SO 2,70 2 3 Peningkatan Kinerja Aparat untuk Kesejahteraan Petani WO 2,37 3 4 Optimalisasi lahan dan Serangan Pengganggu Tanaman dalam Peningkatan Hasil Padi Organik ST 2,25 4 5 Pengembangan Kerjasama dan Pemasaran Hasil dengan Mitra Usaha WO 2,15 5 6 Meningkatkan Daya saing Pertanian Organik dengan melakukan perlindungan kepada petani ST 2,12 6 7 Pengembangan Sekolah Lapang untuk Peningkatan SDM Petani dan Aparat WT 1,95 7 8 Pengembangan Kerjasama Permodalan dengan Lembaga Keuangan WT 1,73 8 23. SIMPULAN & SARAN Kurang berkembangnya agribisnis Padi Organik di Kabupaten Magelang disebabkan oleh masalah utama yaitu Belum optimalnya pembinaan Manajemen dan Wirausaha di Tingkat Petani Kabupaten Magelang. Perlunya sosialisasi yang matang dengan mengedepankan daya saing pertanian organik hal ini sangat diperlukan sekali guna melindungi para petani agar mampu hidup sejahtera untuk keluarganya karena permintaan akan produk organik dari hari ke hari semakin bertambah Diperlukannya peningkatan SDM Petani melalui pengembangan Sekolah Lapang Agribisnis Padi Organik dengan teknologi SRI (System Of Rice Intensification) yang dikombinasikan dengan Demplot dan Demfarm Area, agar pencapaian pengembangan padi organik semakin dapat terwujud. 24. Untuk membatasi degradasi lahan atau alih fungsi lahan dukungan kebijakan publik yang dapat menekan alih fungsi lahan perlu dilakukan, misalnya pelaksanaan RTRW dan penggunaan lahan pertanian untuk kegiatan non pertanian yang telah ditetapkan sebagai jalur hijau