perkembangan kitab habab i pendahuluan 1.1. latar belakang masalah pada tanggal 1 juni 1945 untuk...

Download Perkembangan Kitab HaBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya Bung Karno mengucapkan pidatonya di depan sidang rapat Badan Penyelidik

If you can't read please download the document

Upload: singgih

Post on 01-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang MasalahPada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya Bung Karno mengucapkan pidatonya di depan sidang rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan. Dan petilan dari pidatonya Beliu menerangkan tentang falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila.Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM.Jika kita melihat semua kejadian di atas, kejadian-kejadian itu bersumber pada perbedaan dan ketidak cocokan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain mereka yang melakukan kudeta atas dasar keyakinan akan prinsip yang mereka anut adalah yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang berlatar belakang prinsip agama.Berdasarkan Latar Belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “PANCASILA & KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAMasalah pokok yang hendak dikemukakan di sini adalah Bangsa Indonesia yang majemuk beraneka ragam agama dan melalui Pancasila semua hal itu dapat terjalin kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Karena kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu tatanan yang inklusif dan demokratis. Sayangnya wacana mengenai Pancasila seolah lenyap seiring dengan berlangsungnya reformasi. Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri. Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut. Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama di Indonesia seperti masyarakat dari berbagai golongan, pemerintah, dan organisasi-organisasi agama yang banyak berperan aktif dalam masyarakat. Keharmonisan dalam komunikasi antar sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama yang mengakibatkan perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa.1.2. TUJUANPenulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah PPKN dan untuk menambah wawasan para pembaca tentang Pancasila dan kaitannya dengan kerukunan antar umat beragama di Indonesia . Semoga Bermanfaat untuk menambah referensi pada mata kuliah ini.BAB II PEMBAHASAN2.1. Kerukunan Antar Umat BeragamaKerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di Tengah perbedaan.Perbedaan yang ada bukan merupakan peng

TRANSCRIPT

0MENGENAL KITAB HADIS & KARAKTERISTIKNYA (Studi Analisis Perkembangan Kitab-Kitab Hadis dari Abad ke 2 H - 10 H) MAKALAHDisusun guna memenuhi tugas matakuliah Studi Hadis yang diampu oleh Prof. Dr. H. Muhibin, M.Ag. Dr. Hj. Mujibatun, M.Ag.Oleh: Azzah Nor Laila (20125112074)PROGRAM MAGISTER PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG2012MENGENAL MACAM-MACAM KITAB HADIS dan KARAKTERISTIKNYA(Studi Analisis Perkembangan Kitab-Kitab Hadis dari Abad ke 2 H - 10 H)PendahuluanHadis sebagai sumber pedoman hidup setelah al-Quran menjadi pustaka yang harus dijaga keberadaannya. Selain sebagai sumber hukum, hadis juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang universal. Maka tidaklah mengherankan jika umat Islam sangat memberikan perhatian husus terhadap hadis terutama dalam usaha pemeliharaan agar terjaga keasliannya dan tidak musnah. Namun dalam catatan sejarah, praktek dusta atau pemalsuan hadis terjadi karena tindakan beberapa oknum tertentu dengan berbagai tujuan.Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi (Jakarta: Insang Cemerlang),hal. 63 Peristiwa itu terjadi sejak zaman RasulullahHal ini diketahui dari munculnya hadis Rasulullah SAW yang mengecam para pendusta atas nama Rasulullah. Sebagaian redaksi hadis tersebut adalah: dan pada masa fitnah al-kubra.Fitnah al-kubra merupakan peristiwa yang terjadi sejak adanya pertentangan antara AliR.A.dan Muawiyah. Para pendusta tersebut mengeluarkan statemen atau pernyataan yang diatasnamakan Rasulullah untuk mendukung kelompoknya. Hingga muncullah usaha pemurnian hadis.Masa itu disebut oleh Dr. Mustafa al-Sibai sebagai masa pemisah antara kemurnian dan kebebasan hadis dari kebohongan di satu fihak dan adanya praktik kedustaan seperti penambahan, pengurangan, penggantianserta penciptaan hadis palsu untuk kepentingan politik dan perpecahan Islam di pihak lain. Lihat. Daud Rasyid, Sunnah di Bawah Ancaman, (Bandung : Syamil, 2006), hal.100. Karena kehawatiran terjadinya kerancuan dan hilangnya hadis murni, maka terjadi masa transisi hadis dari tradisi oral ke tradisi teks. Setelah Rasulullah wafat, hadis dan segala hal yang berkaitan dengan beliau menjadi objek penelitian intensif dari para sahabat, tabiin, sampai ulama hadis untuk dikoleksi dalam bentuk tulisan. Para ulama hadis hampir sepakat mengatakan bahwa kodifikasi hadis secara resmi dilakukan pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz.Masa ini terjadi pada abad 2 H, namun hadis yang terhimpun belum dipisahkan antara hadis marfu', mauquf maupun maqthu'. Lihat. Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2011), hal. 68.Sebagaimana halnya dengan ilmu hadis, penulisan kitab-kitab hadis juga selalu berkembang. Sebagian para ahli hadis melakukan pengkajian terhadap hadis Rasulullah untuk kepentingan disiplin ilmu lain seperti tafsir, fikih, kalam, hukum dan lain sebagainya. Sedangkan sebagian lagi melakukan penelitian hadis untuk disiplin keilmuan hadis sendiri. Oleh karena itu, keberadaan hadis-hadis Nabi tersebar secara luas, baik di dalam bidang hadis sendiri, maupun di dalam bidang disiplin ilmu lain.Perbedaan kebutuhan dan background dari para ahli hadis tersebut, menjadi motif serta mendorong munculnya penyusunan kitab-kitab hadis yang lebih sistematis dan kritis. Para ahli hadis mulai menyusun kitab-kitab hadis sesuai dengan klasifikasi bidang pembahasan tertentu dengan berbagai cara dan corak yang berbeda-beda, terutama dalam sistematikanya. Dalam makalah ini penulis mencoba membahas tentang macam-macam kitab hadis serta karakteristiknya dari abad kedua sampai sepuluh hijriyah. Untuk memperkenalkan lebih jelas kepada pembaca akan kaya dan beragamnya kitab hadis dalam Islam. Dengan harapan setelah membaca dan mengenal beragam kitab hadis beserta karakteristiknya, para pembaca akan tertarik dan membantu memudahkan dalam mengkaji kitab-kitab hadis yang ada.RUMUSAN MASALAHRumusan masalah dalam pembahasan ini adalah :Bagaimanakah definisi kitab hadis?Bagaimanakah fungsi adanya kitab-kitab hadis?Bagaimanakah macam-macam kitab hadis pada abad 2 H-10 H?Bagaimanakah karakteristik kitab-kitab hadis pada abad 2 H-10 H?PEMBAHASANA. Definisi Kitab HadisKitab hadis terdiri dari dua kata yakni kitab dan hadis. Secara etimologi, kitab artinya buku atau bacaan.Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Penerbit Arloka, 1994), hal. 339. Lihat pula. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal.573. Dalam bahasa arab kata kitab merupakan bentuk masdar dari kata kataba (menulis) yang artinya sesuatu yang ditulis atau tulisan. , dengan bentuk jamaknya kutbun atau kutubun. Lihat. Al Munjid, (Beirut: Dar al Masyriq, 2002), hal.671. Secara terminologi kitab artinya kumpulan dari beberapa tulisan yang memuat beberapa bab, sub bab serta beberapa masalah atau pembahasan.Ibid, hal. 671. Sedangkan pengertian hadis secara umum adalah sabda, perbuatan, sikap, pengakuan dan sifat Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Jadi definisi dari kitab hadis adalah kumpulan dari beberapa hadis yang terkumpul jadi satu kitab atau buku. Hadis sebagai kitab berisi berita tentang sabda, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut didapat dari para sahabat pada saat bergaul dengan Nabi yang selanjutnya disampaikan kepada sahabat lainnya atau murid-muridnya dan diteruskan kepada murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada pembuku hadis.Akan tetapi istilah kitab dalam beberapa kitab hadis memiliki makna lain. Selain bermakna kitab sebagai kumpulan tulisan atau buku, istilah kitab juga digunakan untuk memberi nama sebuah bab. Misalnya dalam daftar isi beberapa kitab hadis dijumpai judul kitab as Shalah, kitab az Zakah, dan sebagainya. Kata kitab dari kalimat kitab as Shalah disitu menunjukkan bahwa itu merupakan judul sebuah bab yang husus membahas hadis-hadis tentang shalat. Namun pembahasan kitab dalam makalah ini fokus pada masalah kitab hadis sebagai kumpulan hadis yang dibukukan atau tersusun jadi satu. B. Fungsi Adanya Kitab HadisSebagaimana telah sebutkan oleh Imam Syafii bahwa fungsi hadis adalah penguat serta penjelas dari teks atau hukum yang masih global dan belum dibahas dalam al-Quran.Fungsi hadis sebagai bayan tafshil (penjelas untuk menerangkan ayat mujmal atau hal yang ringkas petunjuknya), bayan takhshish (penjelas untuk menentukan dari ayat yang bersifat umum), bayan tayin (penjelasan untuk menentukan mana yang dimaksud dari dua atau lebih dalam suatu perkara), bayan tasyri (penjelasan yang bersifat menetapkan suatu hukum yang tidak ada dalam al-Quran) dan bayan naskh (penjelasan tentang penggantian ayat atau masalah yang tampak berlawanan), bayan isyarah (qiyas atau analogi). Lihat. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung : Penerbit Angkasa, 2009), hal. 58-59. Sebagai pelengkap dari al-Quran, keberadaan kitab-kitab hadis menjadi referensi penting bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Islam. Dengan adanya kitab-kitab hadis, umat Islam lebih mudah untuk menemukan teks atau rujukan sumber yang dibutuhkan. Efisien waktu, praktis dan efektif. Karena hadis-hadis sudah diklasifikasi sesuai dengan bidang dan metode yang sistematis. Apalagi dengan kemajuan teknologi informasi, kini kitab-kitab hadis tidak hanya dalam bentuk buku tebal, tetapi ada ribuan kitab yang tersimpan dalam bentuk soft copy baik berupa CD, DVD, maupun Software Maktabah Syamilah atau lainnya. C. Macam-Macam Kitab HadisHadis yang disusun oleh ulama-ulama hadis sangat beragam, dari masa awal perkembangan kodifikasi hadis hingga beberapa abad setelahnya. Kitab-kitab tersebut memiliki bermacam-macam ciri tertentu dari sistematika penulisan, kualitas hadisnya maupun kandungan pembahasan hadis itu sendiri. Oleh karena itu penulis mencoba memetakan macam-macam kitab hadis dengan beberapa aspek yang mendasarinya, dari masa kemunculan dan tehnik penulisan sampai tingkat standar kualitasnya. 1. Macam-macam kitab hadis berdasarkan masa dan metode penyusunannyaKitab Hadis pada Abad ke 2 HijriyahKitab Al MushannafBeberapa kitab Mushannaf yang terkenal pada abad ini antara lain:Al Muwaththo karya imam Malik bin Anas.Nama aslinya Imam al Jalil Abi Abdillah Malik bin Anas bin Malik al Ashbahi, lahir di Madinah pada tahun 93 H/ 712 M dan wafat pada tahun 179 H/ 795 M . Ia termasuk imam Hijaz yang ahli di bidang fikih dan hadis. Dalam mengarang karyanya al Muwaththo tersebut, ia menghabiskan waktu selama 40 tahun. Lihat. Al Munjid, Op.cit, hal.515. Lihat pula. Muhammad bin Alawy al Maliki, al Qawaid fi Ilm Mushthalah al Hadist, Sihr, 1417, hal.74.Mukhtaliful Hadist karya As Syafii.Al Jami' karya Abdurrazzaq Ash Shan'aniAl Mushannaf li As Syu'bah karya Syu'bah bin Hajjaj.Hidup pada tahun 82 - 160 H / 701 - 776 M. Al Mushannaf li As Sufyan karya Sufyan bin Uyainah.Hidup pada tahun 107 - 198 H / 725 - 814 M.Al Mushannaf li Al Laist karya Al Laist bin Sa'ad.Hidup pada tahun 94 175 H / 713 - 792 M.Al Mushannaf li Al Auza'i karya Al Auza'i.Hidup pada tahun 88 - 157 / 707 - 773 M.Al Mushannaf li Al Humaidi. Kitab Al MusnadBeberapa kitab Musnad yang terkenal pada abad ini antara lain:Al Musnad karya imam Abi HanifahAl Musnad karya Zaid bin AliAl Musnad karya imam As SyafiiKitab Hadis pada Abad ke 3 HijriyahKitab ShahihKitab shahih yang terkenal pada abad ini adalah:Al Jami ash Shahih Bukhari karya imam Bukhari.Nama aslinya Muhammad Ismail bin Ibrahim bin al Mughirah, ia hidup pada tahun 194-256 H / 810-870 M.Al Jami' ash Shahih Muslim karya imam MuslimNama aslinya Abul Husain Muslim bin al Hajjaj bin Muslim al Qusyairi, ia hidup pada tahun 204-261 H / 820-875 M.Kitab As SunanKitab-kitab sunan yang terkenal pada abad ini diantaranya :As Sunan Abu Dawud karya imam Abu DawudAs Sunan At Tirmidzi karya imam At Tirmidzi.As Sunan Nasai karya imam An Nasai.As Sunan Ibnu Majah karya Ibnu MajahAs Sunan Darimi karya imam Ad Darimi. Kitab Al MusnadPada masa ini juga muncul beberapa kitab al musnad, diantaranya:Al Musnad karya imam Ahmad bin HambalAl Musnad karya Said bin MansurAl Musnad karya Abi Bakr bin Abi SyaibahAl Musnad karya Usman bin Abi SyaitahKitab Hadis pada Abad ke 4 HijriyahKitab Al MujamBeberapa kitab mujam yang terkenal abad ini diantaranya: Al Mu'jam al Kabir karya Ath ThabraniNamanya Abu Al Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath Thabrani, ia hidup pada tahun 260-340 H / 873-952 M.Al Mu'jam al Ausath karya Ath ThabraniAl Mu'jam as Shaghir karya Ath ThabraniKitab Al MustadrakKitab Al Mustadrak pada masa ini adalah :Al Mustadrak ala as Shahihaini karya Al Hakim.Al Hakim an Naisaburi hidup pada tahun 321-405 H. Al Ilzamat karya imam ad Daruquthni.Hidup pada tahun 306-385 H. Lihat. Nawir Yuslem, Sembilan Kitab Induk Hadis, Biografi Penulisnya dan Sistematika Penulisannya, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), hal. 105.Selain dua jenis kitab tersebut, pada masa ini juga terdapat beberapa kitab diantaranya:As Shahih oleh Ibnu Khuzaimah.As Shahih oleh Abu Hatim bin Hibban.At Taqasim wal Anwa' oleh Abu Awwanah.Al Muntaqa oleh Ibnu Sakan.As Sunan oleh Ad Daruquthni.Al Mushannaf oleh Ath Thahawi.Al Musnad oleh Ibnu Nashr Ar Razi.Kitab Hadis pada Abad ke 5 Hijriyah Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:As Sunannul Kubra oleh Al Baihaqi.Al Jami baina as Shahihaini karya imam Ismail bin Ahmad. Al Jami baina as Shahihaini karya Muhammad bin Abi Nashr al Humaidi.Bahrul Asanid karya al Hafidh al Hasan bin Ahmad as Samarqandi.Umdatul Ahkam karya al Hafidh Andul Ghani Abi Abdul Wahid.Al Ahkam as Shughra karya Abi Muhammad Abdul Khaq.Lihat. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Ulumul Hadis jilid 1, (Jakarta: t.p., 2002), hal. 167-168. Kitab Hadis pada Abad ke 6 Hijriyah Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:Al Jami baina as Shahihaini karya Muhammad bin Ishaq al Asylaby.Al Jami baina as Shahihaini karya Abdul Khaq bin Abdurrahman.Mashabi as Sunnah karya imam Husain bin Masud al Baghawy.Kitab Hadis pada Abad ke 7 HijriyahKutub Az ZawaidDiantara kitab jenis ini yang terkenal adalah karya Syihabuddin :Majma az Zawaid Sunan Ibnu Majah ala al Kutub al Khamsah Ittihaf al Mahrah bi Zawaid al Masanid al Asyrah Zawaid as Sunan al Kubra li al Baihaqi Kutub Al AthrafAthraf al Musnad al Mutali bi Athraf al Musnad al HambaliAthraf al Ahadist al Mukhtarah li Dliya al Muqdisy karya ibnu hajar al Asqalany.Kitab TakhrijAl Maqashid al Hasanah fi Bayan Katsir min al Ahadist al Musytaharah ala al Alsinah karya Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman as Sakhawy.Tashilussabil ila Kasyfi al Iltibas karya Izzuddin Muhammad bin ahmad Al Kholili.Kasyful Khafa wa Kanzil al Albas karya Ismail bin Muhammad. Beberapa kitab yang dikelompokan dalam bidang husus Kitab Hadis bidang Hukum, diantaranya: kitab Taqrib al Asanid wa Tartib al Asanid karya Zainuddin Abi al Fadhl Abdurrahim bin Husain al Iraqy.Kitab Hadis dalam bidang Akhlaq. Diantaranya at Targhib wat Tarhib oleh Al Mundziri, dan Riyadhus Shalihin oleh Imam Nawawi. Kitab Hadis pada Abad ke 8 HijriyahDiantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah: Jamiul Masanid wa as Sunan karya Ibnu KatsirAl Ilmam fi Ahadist al Ahkam karya imam bin Daqiq al IdKitab Hadis pada Abad ke 9 Hijriyah Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:Ittihaful Khiyar bi Zawaid al Masanid al Asyrah karya Muhammad bin Abi ImamBulughul Maram oleh Ibnu Hajar Al Asqalani. Kitab Hadis pada Abad ke 10 Hijriyah Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah: Jamul Jawami karya Imam SuyuthiAl Jami as Shaghir min Ahadist albasyir an Nadzir karya Imam SuyuthiLubab al Hadist karya Imam Suyuthi.2. Macam-macam kitab hadis berdasarkan Standar KualitasnyaKitab Standar yang lima (Kutubul Khamsah)Ulama sepakat ada lima buah kitab hadis yang dinyatakan sebagai kitab standar atau kitab yang lima (Kutubul Khamsah) adalah: Kitab Shahih Bukhari, kitab Shahih Muslim, kitab Sunan Abi Daud, kitab Sunan Turmudzi, dan kitab Sunan an Nasai. M. Syuhudi Ismail, Op.cit., hal.116.Kitab Standar yang enam (Kutubus Sittah)Al Kutubus Sittah merupakan enam kitab standar yang terdiri dari Kutubul Khamsah ditambah satu kitab yang dimasukkan dalam standar enam ini. Namun para ulama berbeda pendapat dalam menentukan kitab keenam yang dinyatakan sebagai kitab standar atau kitab yang enam (Kutubus Sittah), diantaranya: Menurut Ibnu Thahir al Maqdisy : Sunan Ibnu Majah. Menurut Ibnu Atsir dan lainnya : Al Muwattha karya Imam Malik. Menurut Ibnu Hajar Al Asqalany: Sunan Ad Darimy.Menurut Ahmad Muhammad Syakir : Al Muntaqa karya Ibnu Jarud.M. Syuhudi Ismail, Op.cit., hal. 117.Akan tetapi dalam mayoritas referensi menyebutkan bahwa Kutubus Sittah yang merupakan kitab hadis Mutamidah atau MutabarahKitab hadis mutabarah adalah beberapa kitab yang memuat beberapa kumpulan hadis-hadis yang diterima (maqbul) sehingga dapat digunakan hujjah atau dalil bagi orang Islam. Lihat. Ulumul Hadis jilid 1, Op.cit., hal. 31. adalah Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan Turmudzi, Sunan an Nasai dan Sunan Ibnu Majah.Keenam kitab tersebut termasuk kitab hadis Mutamidah atau Mutabarah yang masyhur. Lihat. Ibid., hal. 31-37. Lihat pula. Mahmud Thahan, Intisari Ilmu Hadis, diterjemahkan oleh Muhtadi Ridwan, dari Taisir Musthalah al-Hadis, (Malang: UIN Malang Press, 2007), hal. 188. D. Karakteristik Berbagai Kitab HadisKitab hadis yang disusun berdasarkan tema atau babDalam kitab-kitab ulama terdahulu jenis ini disebut dengan al Ashnaf. Karakter dari penyusunan kitab ini adalah tematik. Hadis-hadis yang memiliki tema sama dikumpulkan dalam satu judul umum yang mencakupnya, seperti Kitab as Shalah, Kitab az Zakah, Kitab al Buyu, dan sebagainya. Kemudian hadis-hadisnya dibagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab mencakup satu atau beberapa hadis yang berisi masalah juziyyah. Setiap bab diberi judul yang menunjukkan temanya, seperti al bab Miftah as Shalah at Thahur. Para muhaddisin menyebut judul bab itu dengan tarjamah.Nuruddin Itr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995), hal.181. Adapun dalam menyusun kitab-kitab tersebut menggunakan beberapa metode atau cara, antara lain :Al JawamiKata al Jawami merupakan bentuk jamak dari kata al Jami.Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Kamus Lengkap Ilmu Hadis, (Medan: Perdana Publising, 2011), hal. 92. Menurut istilah para ahli hadis, kitab al Jawami adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab dan mencakup hadis-hadis berbagai sendi ajaran Islam dan sub-subnya. Secara garis besar bab-babnya mencakup tentang aqidah, ibadah muamalah, perjalanan hidup Nabi SAW, perbudakan, fitnah, dan berita hari kiamat.Mahmud Thahan, Op.Cit., hal. 188. Diantara contoh kitab al Jami adalah al Jami as Shahih karya imam Bukhari, al Jami as Shahih karya imam Muslim, al Jami as Shahih karya Imam Turmudzi atau yang dikenal dengan Sunan at-Turmudzi. Karena lebih menonjolkan hadis-hadis hukum.Nuruddin Itr, Op.Cit., hal. 182.As SunanKitab Sunan adalah kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis hukum yang marfu dan disusun berdasarkan bab-bab fikih. Kitab jenis ini hanya memuat hadis-hadis tertentu bukan semua aspek ajaran Islam. Kitab sunan memuat hadis sahih, hasan dan dhaif. Kitab-kitab sunan yang masyhur adalah sunan Abi Dawud, Sunan at Turmudzi, Sunan an Nasai, dan Sunan Ibnu Majah.Ibid, hal. 183.Al MushannafatKata al Mushannafat mengandung makna yang sama dengan muwaththaat yaitu kitab hadis yang disusun berdasarkan bab-bab fikih akan tetapi mencakup hadis mauquf, maqthu yang disatukan dengan hadis marfu. Karena kitab-kitab jenis ini umumnya disusun pada awal pembukuan hadis.Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Op.Cit, hal.159. Kitab mushannaf yang terkenal adalah mushannaf Abdul Razzaq bin Hammam as Sahani dan mushannaf Abu Bakar bin Abu Syaibah.Al MustadrakatKata al Mustadrakat merupakan bentuk jamak dari mustadrak. Al Mustadrakat merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang tidak dimuat dalam kitab-kitab tertentu yang sebenarnya hadis-hadis tersebut memenuhi syarat yang dipegangi oleh penulis kitab tersebut.Ibid, hal. 164. Kitab al Mustadrakat yang terkenal adalah kitab al Mustadrak ala as Shahihaini karya al Hakim an Naisaburi (321-405 H) dan kitab al Ilzamat karya imam ad Daruquthni (306-385 H).Nawir Yuslem, Op.Cit., hal. 105.Al MustakhrajatKata al Mustakhrajat adalah bentuk jamak dari kata al-Mustakhraj. Al Mustakhrajat merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang diambil dari kitab hadis lain, lalu diriwayatkan oleh penulisnya dengan sanad sendiri, bukan dengan sanad yang serupa dengan sanad kitab semula. Kitab al Mustakhraj yang masyhur dan paling banyak ialah kitab mustkharaj dari shahih Bukhari dan shahih Muslim.Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1991) hal.139. Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama-nama sahabatKitab-kitab jenis ini menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan oleh setiap sahabat ditempat yang khusus dan mencantumkan nama sahabat yang meriwayatkannya. Teknik penyusunan seperti ini sangat membantu dalam mengetahui jumlah dan jenis hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat dari Nabi SAW. Dan mempermudah untuk diteliti, lebih-lebih keberadaan kitab seperti ini merupakan kitab yang sangat berfaidah bagi pencarian sumber hadis yang telah diketahui nama sahabat yang meriwayatkannya, serta faidah-faidah lain yang berkaitan dengan kemudahan pengkajian hadis. Kitab yang memiliki karakteristik seperti itu diantaranya :Al MusnadKitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama sahabat. Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan huruf hijaiyah, urutan waktu masuk islamnya, dan terkadang berdasarkan keluhuran nasabnya. Jumlah kitab musnad ini sangat banyak, yang paling masyhur dan paling tinggi martabatnya adalah al-Musnad karya imam Ahmad bin Hambal, kemudian al-Musnad karya Abi Yala Al-Mushili.Al AthrafKata Athraf adalah bentuk jama dari tharf yang berarti bagian dari sesuatu.Al Munjid, Op.cit, hal. 464. Tharf hadis adalah bagian hadis yang dapat menunjukkan hadis itu sendiri, atau pernyataan yang dapat menunjukkan hadis, seperti hadis innama al amalu bi an niyyat.Nuruddin Itr, Op.Cit, hal. 201. Sedangkan yang dimaksud dengan kitab al Athraf adalah kitab-kitab yang disusun untuk menyebutkan bagian hadis yang menunjukkan keseluruhannya, biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-pangkal hadis saja,Ramli Abdul Wahid dan HusnelAnwar Matondang, Op.Cit, hal. 29 lalu disebutkan sanad-sanadnya pada kitab-kitab sumbernya. Sebagian penyusun menyebutkan sanadnya dengan lengkap, dan sebagian lainnya hanya menyebutkan sebagiannya. Kitab-kitab ini tidak memuat matan hadis secara lengkap.Al MaajimKata al maajim adalah bentuk jamak dari kata al mujam. Kitab Mujam menurut istilah para muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan alfabetis atau hijaiyyah. Beberapa kitab mujam yang terkenal adalah tiga buah kitab mujam karya Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H). Ketiga kitab mujam tersebuat adalah al Mujam as Shaghir, al Mujam al Ausath, dan al Mujam al Kabir.Mahmud Thahan, Op.Cit, hal. 188. Dua mujam pertama disusun berdasarkan urutan nama guru-gurunya, sedangkan mujam yang terakhir disusun berdasarkan urutan nama para sahabat menurut urutan huruf.Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan awal hadisKitab-kitab hadis yang menyebutkan beberapa kata awal setiap hadis yang disusun berdasarkan urutan huruf hijaiyyah. Jadi dimulai dengan hadis yang diawali dengan huruf alif, lalu hadis yang diawali dengan huruf ba, dan seterusnya. Kitab seperti ini memberikan banyak kemudahan bagi orang yang menelaahnya. Akan tetapi, terlebih dahulu harus diketahui dengan pasti huruf awal setiap hadis yang dicari sumbernya itu. Bila tidak, maka akan sulit pencariannya.Nuruddin Itr, Op.Cit, hal. 203. Kitab-kitab hadis yang disusun dengan cara seperti ini antara antara lain:Kitab Majami yaitu kitab-kitab yang merupakan himpunan hadis dari berbagai kitab hadis.Kitab-kitab tentang hadis-hadis yang sering diucapkan oleh orang umum. Kitab ini mencakup banyak hadis yang sering diucapkan oleh umat pada umumnya, dan kebanyakan hadisnya tidak terdapat dalam kitab lain yang sejenis.Kitab himpunan beberapa hadisKitab-kitab yang disusun untuk menghimpun hadis dari sejumlah kitab sumber hadis.Ibid, hal. 205 Biasanya kitab jenis ini memiliki dua karakter, ada kalanya memuat hadis dengan klasifikasi tema tertentu dan terkadang menggunakan penyusunan yang runtut berdasarkan urutan huruf hijaiyyah. Diantara kitab jenis ini yang terpenting adalah:a. Kitab himpunan hadis berdasarkan urutan bab a). Jami al Ushul min ahadits ar Rasul karya Ibnu Atsir al Mubarak yang ditulis tanpa disertai sanad. Setiap hadis diberi penjelasan ringkas tentang lafal-lafal yang asing. Namun tidak disertai dengan penjelasan tentang derajat hadis-hadis sunan, bahkan ia tidak menyebutkan komentar imam Turmudzi terhadap hadis-hadis yang diriwayatkannya, sehingga hal ini membuat para pembacanya membutuhkan upaya lebih lanjut untuk mengetahiunya. b). Kanzul Ummal fi Sunan al aqwal wa al Afal karya Ali bin Hisyam al Muttaqi al Hindi (W.975 H). Kitab ini terdiri dari sembilan puluh tiga buah jilid menurut hasil perhitungan, sehingga ia tampil sebagai kitab hadis yang komplit.b. Kitab himpunan hadis yang disusun berdasarkan urutan hurufDi antara kitab jenis ini yang terpenting adalah: a) Al-Jami al Kabir atau Jamul Jawami karya as-Suyuthi. Kitab ini merupakan cikal bakal kitab Kanzul Ummal. b) Al Jami as Shaghir li Ahadist al Basyir an Nazir karya As-Suyuthi pula. Kitab ini merupakan cuplikan dari kitab al Jami al Kabir. Az ZawaidKutub Az Zawaid ini merupakan kitab-kitab hadis yang disusun untuk menghimpun hadis-hadis yang tidak terdapat pada kitab hadis yang lain, yakni selain hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab yang diperbandingkan itu. Sangat banyak ulama yang telah menyusun kitab az Zawaid ini, diantara yang terkenal kitab al Mathalib al Aliyah bi Zawaid al Masanid As Tsamaniyah karya Ahmad bin Ali bin Hajar al Asqalany. Kitab ini menghimpun hadis-hadis yang melebihi kutub as sittah.Ibid, hal. 206-207. At TakhrijKitab-kitab yang disusun untuk mentakhrij hadis-hadis kitab tertentu. Di antara kitab takhrij yang penting adalah: 1) Nashbu ar Rayah li Ahadist al Hidayah karya Jamaluddin Abu Muhammad Abdillah bin Yusuf al Zailai al Hanafi. Kitab ini merupakan takhrij hadis-hadis kitab Hidayah, sebuah kitab fikih mazhab Hanafi, yang disusun oleh Ali bin Abu Bakar al Maghinani. 2) Al Mughni an Haml al Asfar fi al Asfar fi Takhrij Ma fi al Ihya min al Akhbar karya Imam Abdurrahim bin Husain al Iraqi. Kitab ini merupakan kitab takhrij hadis-hadis dalam kitab Ihya Ulum al Din karya Imam al Ghazali.Ibid, hal. 208. Lihat pula. Mahmud Thahan, Op.Cit, hal. 188.Al AjzaAl ajza merupakan jamak dari al juz, yang artinya kitab yang disusun untuk menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan dari seorang perawi, baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelahnya.Ramli Abdul Wahid, Op.cit, hal. 87. seperti Juz Hadis Abi Bakar dan Juz Hadis Malik. Al MasyikatAl Masyikat adalah kitab-kitab yang disusun untuk menghimpun nama guru-guru penyusunnya, hadis atau kitab yang mereka terima beserta sanadnya, berikut para penyusunnya. Diantara kitab semacam ini yang paling masyhur adalah agenda pengajian hadis yang ditulis oleh al Raaini yang diberi judul al Nubdzat al mustafad min al riwayat wa al isnad.Al IlalAl Ilal adalah kitab-kitab hadis yang disusun untuk menghimpun hadis-hadis yang memiliki cacat, disertai penjelasan tentang cacatnya itu. Penyusunan kitab sejenis ini merupakan puncak prestasi kerja penyusunnya, karena pekerjaan ini membutuhkan ketekunan, kerja keras dan waktu yang panjang untuk meneliti sanad, memusatkan pengkajian dan mengulanginya untuk mendapat kesimpulan.Ramli Abdul Wahid, Op.cit, hal. 87. Lihat pula. Mahmud Thahan, Op.Cit, hal. 188. Kitab yang disusun berdasarkan keshahihan hadisnyaKitab yang disusun dengan menggunakan kejelian dan metode kritis atas keshahihan sebuah hadis, baik dari segi matanAdalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang disampaikan oleh sanad yang terakhir. Lihat. Mahmud Thahan, Taisir Mushthalah al Hadist, (t.k: Dar al Fikr, tt.), hal. 15. Singkatnya matan merupakan redaksi hadis, baik pembicaraan itu merupakan sabda Rasulullah, sahabat, maupun tabiin tentang perbuatan Rasulullah, ataupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh beliau. Lihat. Abdur Rahman Assegaf, Studi Islam Kontekstual, (Yogyakarta : Gama Media, 2005), hal. 107. , sanadSecara bahasa artinya sandaran. Secara istilah adalah silsilah penyampai atau rawi yang menghubungkan sampai matan. Lihat. Mahmud Thahan, Op.cit, hal. 15. Maksudnya jalan yang dapat menghubungkan matan hadis kepada Rasulullah. Dalam sanad ada tiga istilah : 1. Isnad yaitu usaha seorang ahli hadis dalam menerangkan suatu hadis yang diikutinya dengan penjelasan kepada siapa hadis itu disandarkan, usaha itu disebut meng-isnad-kan. 2.Musnid yaitu orang meng-isnad-kan. 3.Musnad adalah hadis yang telah di-isnad-kan oleh musnid tadi. Lihat. Abdur Rahman Assegaf, Op.cit, hal. 107. serta rawinya. Sehingga mereka membuat kaidah dan syarat untuk menentukan suatu hadis shahih atau tidak. Hadis jenis ini yang masyhur adalah dua karya besar imam Bukhari dan Muslim yang kemudian disebut dengan kitab shahih. Untuk lebih jelas penulis akan mencoba memaparkan sedikit gambaran karakter kedua kitab shahih tersebut.Kitab Shahih BukhariBeberapa karakter dalam penulisan kitab ini adalah:Mengulangi hadis jika diperlukan dan memasukkan ayat-ayat al-Quran.Memasukkan fatwa sahabat dan tabiin sebagai penjelas terhadap hadis yang dikemukakan.Menghilangkan sanad pada hadis yang sudah disebut pada bab lain.Menggunakan metode kritik hadis (jarh wa tadil).Disusun secara runtut berdasarkan bahasan runtutan fikih.Kitab Shahih MuslimBeberapa karakter dalam penulisan kitab ini adalah:Pengarang sangat teliti dalam meneliti dan mempelajari keadaan perawi dengan menyaring hadis-hadis yang diriwayatkan.Membandingkan riwayat tersebut antara satu dengan yang lain.Hati-hati dalam menggunakan lafadz dan terkadang memberi isyarat bila ada perbedaan antara lafadz-lafadz tersebut.Tabel contoh hadis Bukhari & Muslim .6 .125-126 .3.1447 : : " " 2 . 170 : " "Kedua hadis tersebut membahas hal yang sama tetapi disampaikan dengan redaksi berbeda. Tetapi keduanya sama menggunakan hadis muanan yang di tandai dengan menggunakan lafadz an dan haddatsana dalam meriwayatkan hadis.KESIMPULANPerkembangan hadis dari awal kodifikasi begitu pesat, hampir setiap abad metode dan inovasi penyusunan atau pembukuan hadis-hadis Rasul mengalami peningkatan. Para pengkaji hadis lebih teliti dan kritis terhadap teks-teks yang ada. Dari segi kekuatan hadis sebagai dalil, berbagai kitab mulai memperketat penyusunan hingga muncullah kitab-kitab shahih dan takhrij hadis. Selain itu para ahli hadis pun mulai mencoba menyusun dengan metode-metode yang membuat mudah para pembaca, dari klasifikasi bab, urutan abjad, urutan sanad dan berbagai model lainnya. Secara kuantitas kitab-kitab hadis dari berbagai macam karakter sangatlah berlimpah. Dan ternyata perkembangan itu tidak hanya berhenti pada abad ke 10 H. Hal tersebut bisa dilihat bahwa kini hadis kembali mengalami transisi, dari bentuk hardcopy atau buku menjadi sofware atau E-book. Transisi yang terjadi tersebut hanya sebagai bentuk apresiasi dan kepedulian para pengkaji hadis untuk mengikuti perkembangan teknologi dan memudahkan peneliti hadis lainnya. Namun semua itu bukan berarti kitab-kitab hadis yang ada (bentuk buku) menjadi tidak penting. Akan tetapi keberadaannya tetap dibutuhkan oleh umat Islam sebagai referensi yang terus dikaji dan menjadi pembahasan yang selalu menarik.DAFTAR PUSTAKAArifuddin, Ahmad, 2006, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi, Jakarta: Insang Cemerlang.Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002, Ulumul Hadis jilid 1, Jakarta: t.p. Ismail, M. Syuhudi, 2009, Pengantar Ilmu Hadis, Bandung : Penerbit Angkasa.Itr, Nuruddin, 1995, Ulum al-Hadis, Bandung: Remaja Rosdakarta.Al Khusyui, Muhammad, 2004, Ghoyatul Idloh fi Ulumil Ishthilah, Cairo : Jamiatul Azhar.Al Maliki, Muhammad bin Alawy, 1417, al Qawaid fi Ilm Mushthalah al Hadist, t.k.: Sihr.Al Munjid, 2002, Lebanon : Dar el-Machreq sarl.Partanto, Pius A, & M. Dahlan Al Barry, 1994, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Penerbit Arloka.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Rasyid, Daud, 2006, Sunnah di Bawah Ancaman, Bandung : Syamil.As Shiddiqy, Hasbi, 1991, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang.As Sibai, Muhammad Musthafa, 1405, Assunnah wa Makanatuha fi at Tasyri al Islami, Dimasyq : al Maktab al Islami.Assegaf, Abdur Rahman, 2005, Studi Islam Kontekstual, Yogyakarta : Gama Media.Thahan, Mahmud, t.t., Taisir Mushthalah al Hadist, t.k.: Dar al Fikr.------------------------, 2007, Intisari Ilmu Hadis, diterjemahkan oleh Muhtadi Ridwan, dari Taisir Musthalah al-Hadist, Malang: UIN Malang Press.Wahid, Ramli Abdul, 2011, Studi Ilmu Hadis, Bandung: Cita Pustaka Media.----------------------------, & Husnel Anwar Matondang, 2011, Kamus Lengkap Ilmu Hadis, Medan: Perdana Publising.Yuslem, Nawir, 2006, Sembilan Kitab Induk Hadis, Biografi Penulisnya dan Sistematika Penulisannya, Jakarta: Hijri Pustaka Utama.