perjanjian kerja

10
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN RUMAH TINGGAL IBU DAYANTI DI CANGGU – BALI Kontrak No. : DY/I/IV/AD/01 Pada hari ini _________ tanggal _________bulan January tahun 2004, kami yang bertanda tangan dibawah ini : I. Dayanti. : yang berkedudukan di Country Wood Estate, Tangerang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama. II. Andi Daliandi : bertindak untuk dan atas nama C design yang berkedudukan di Jl. Tunggul Ametung III/9 Denpasar Bali selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua. Kedua belah pihak dalam kedudukannya seperti tersebut diatas, dengan ini telah sepakat membuat Surat Perjanjian untuk Pekerjaan pembangunan Rumah Tinggal milik Pihak Pertama yang terletak di Canggu, Bali dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 Pihak Pertama menugaskan kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua menerima dengan baik tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan pekerjaan : Pembangunan Rumah Tinggal yang terdiri dari Studio, Kitchen, Living Room dan Pond di lokasi milik Pihak Pertama yang terletak di Canggu, Bali Pasal 2 DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Upload: raden-mas-jhoko-hadiningrat

Post on 05-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kontrak

TRANSCRIPT

Page 1: PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAANRUMAH TINGGAL IBU DAYANTI

DI CANGGU – BALI

Kontrak No. : DY/I/IV/AD/01

Pada hari ini _________ tanggal _________bulan January tahun 2004, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

I. Dayanti. : yang berkedudukan di Country Wood Estate, Tangerang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

II. Andi Daliandi : bertindak untuk dan atas nama C design yang berkedudukan di Jl. Tunggul Ametung III/9 Denpasar – Bali selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

Kedua belah pihak dalam kedudukannya seperti tersebut diatas, dengan ini telah sepakat membuat Surat Perjanjian untuk Pekerjaan pembangunan Rumah Tinggal milik Pihak Pertama yang terletak di Canggu, Bali dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

Pihak Pertama menugaskan kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua menerima dengan baik tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan pekerjaan : Pembangunan Rumah Tinggal yang terdiri dari Studio, Kitchen, Living Room dan Pond di lokasi milik Pihak Pertama yang terletak di Canggu, Bali

Pasal 2DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh Pihak Kedua dengan ketentuan-ketentuan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini yaitu :

1. Gambar Pelaksanaan2. Rencana Anggaran Biaya3. Time Schedule

Seluruh dokumen tersebut di atas sebelum dipakai sebagi dasar dalam pelaksanaan harus sudah ditandatangani oleh Pihak Pertama selaku pemberi tugas dan Pihak Kedua selaku Pelaksana.

Semua ketentuan-ketentuan dalam peraturan-peraturan administrasi teknis yang tercantum dalam :

Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971, yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia

Peraruran Pembangunan daerah setempat Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis oleh Pihak Pertama untuk mencapai

tujuan perjanjian.

Page 2: PERJANJIAN KERJA

Pasal 3BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT

1. Bahan-bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksankan pekerjaan pemborongan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini harus disediakan oleh Pihak Kedua.

2. Pihak Kedua wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya pekerjaan.

3. Pihak Pertama berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh Pihak Kedua jika kwalitasnya tidak memenuhi persyaratan.

4. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat tidak dapat dijadikan alas an untuk keterlambatan proyek.

Pasal 4TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Pihak Kedua harus menyediakan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup dengan keahlian dan ketrampilan yang memadai.

2. Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung oleh Pihak Kedua.

Pasal 5PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil Pihak Kedua yang ditunjuk sebagai Pimpinan Pelaksana yang memiliki wewenang/ kuasa penuh untuk mewakili Pihak Kedua dan dapat menerima/ memberikan/ memutuskan segala petunjuk-petunjuk dari Pemilik Pekerjaan.

2. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala kerugian Pihak Pertama sebagai akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan olehnya.

Pasal 6JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan hingga mencapai fisik 100% untuk pekerjaan yang disebut dalam pasal 1 perjanjian ini ditetapkan 90 hari kalender terhitung sejak tanggal ditanda tanganinya perjanjian ini dan dibayarkannya uang muka.

2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat dirubah oleh Pihak Kedua, kecuali adanya “Keadaan Memaksa” seperti diatur dalam pasal 7 perjanjian ini, atau adanya perintah penambahan pekerjaan sesuai dengan pasal 11 dari perjanjian ini.

Pasal 7KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )

Page 3: PERJANJIAN KERJA

1. Yang termasuk dalam “Keadaan Memaksa” adalah peristiwa-peristiwa sebagai berikut :a. Bencana alam (Gempa bumi, Tanah longsor)b. Kebakaranc. Perang, huru-hara, demonstrasi, pemberontakan dan epidemi

2. Apabila terjadi keadaan memaksa, Pihak Kedua harus memberitahukan kepada Pihak Pertama secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak terjadinya “keadaan memaksa” disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga waktu keadaan memaksa berakhir.

3. Dalam hal terjadi “keadaan memaksa” yang menyebabkan rusaknya pekerjaan yang sedang dikerjakan Pihak Kedua dan kerusakan bukan karena kesalahan oleh Pihak Kedua, maka perbaikannya bukan menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

4. Pihak Pertama akan mengasuransikan seluruh fisik bangunan dan fasilitasnya kepada Maskapai Asuransi dengan biaya dari Pihak Pertama. Untuk hal ini bila diperlukan Pihak Kedua siap membantu pengurusannya.

Pasal 8MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 60 hari kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai dan diterima oleh Pihak Pertama dalam keadaan baik yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama atau setelah Pihak Pertama mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan.

2. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh Pihak Kedua.

Pasal 9HARGA BORONGAN

Jumlah harga borongan adalah sebesar Rp. 220,000,000.- (dua ratus dua puluh juta rupiah) diluar pajak-pajak sesuai anggaran biaya yang telah disepakati bersama.

Pasal 10JADWAL PEMBAYARAN

1. Peraturan pembayaran biaya borongan diatur dalam paket sebagai berikut : Pembayaran pertama dibayarkan sebagai uang muka senilai Rp. 50,000,000.- (lima puluh

juta rupiah) yang dibayarkan pada saat surat perjanjian kerja ini ditandatangani atau pada saat Pihak Kedua belum melaksanakan pekerjaan dilapangan.

Pembayaran berikutnya dibayarkan setiap bulan sesuai prestasi fisik yang dicapai, sesuai jadwal pembayaran terlampir.

Setiap pembayaran dipotong dengan pengembalian uang muka sesuai prestasi pekerjaan dan retensi sebesar 5%.

Page 4: PERJANJIAN KERJA

2. Seluruh pembayaran sesuai ayat 1 pasal 10 ini akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama selambat-lambatnya dalam waktu 4 (empat) hari kalender terhitung sejak berkas tagihan diterima oleh Pihak Pertama.

3. Setiap pembayaran dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan dibayar melalui telegraphic transfer ke rekening bank Pihak Kedua.

Pasal 11PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah dari Pihak Pertama dengan menyebutkan jenis dan perincian secara jelas.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga satuan yang disetujui oleh kedua belah pihak dalam kontrak.

3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai alas an untuk merubah waktu penyelesaian pekerjaan kecuali atas persetujuan dari Pihak Pertama.

4. Untuk pekerjaan tersebut diatas bila dipandang perlu oleh Kedua Pihak dapat dibuat perjanjian tambahan (addendum)

5. Dalam hal terjadi pekerjaan tambahdiluar lingkup yang telah disepakati maka sebelum pekerjaan tambah itu disetujui untuk dikerjakan maka Pihak Kedua mendiskusikan masalah waktu pelaksanaan untuk pekerjaan tambah tersebut dengan Pihak Pengawas.

Dalam hal dipandang perlu untuk menambah jadwal pelaksanaan pekerjaan maka Pihak Pengawas akan merekomendasikan kepada Pihak Pertama perihal perpanjangan waktu tersebut.

Pasal 12SANKSI DAN DENDA

1. Jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam pasal 6 perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan Pihak Kedua wajib membayar denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dan harga borongan sampai sebesar maximum sebesar 5% (lima persen) dari nilai total pekerjaan.

2. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

3. Dalam hal terjadinya keterlambatan pembayaran dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua hingga 10 (sepuluh) hari terhitung sejak berkas tagihan diserahkan oleh Pihak Kedua, maka Pihak Kedua berhak mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

Page 5: PERJANJIAN KERJA

jumlah hari keterlambatan pembayaran tersebut dan bila keterlambatan tersebut mencapai 30 (tiga puluh) hari, Pihak Kedua berhak untuk memberhentikan seluruh kegiatan dilapangan.

Pasal 13R E S I K O

1. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua rusak bukan karena keadaan memaksa sebelum diserahkan kepada Pihak Pertama maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul.

2. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan Pihak Kedua maka ditanggung oleh Pihak Kedua.

3. Apabila Pihak Kedua gagal dalam memenuhi pekerjaan dari segi kualitas untuk satu dalam beberapa item pekerjaan hingga 3 (tiga) kali perbaikan, maka Pihak Pengawas atau Pihak Pertama berhak menggunakan Pihak Ketiga untuk menyelesaikan item-item pekerjaan tersebut atas biaya Pihak Kedua.

Pasal 14PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.

2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan oleh “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/ wasit. Panitia pendamai ini merupakan tenaga ahli dibidang bangunan dan dibidang yang terkait yang ditunjuk oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

3. Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya perselisihan yang dikeluarkan dipikul secara bersama-sama yang besarnya disepakati masing-masing pihak menanggung sebesar 50% dari besarnya biaya yang dibayar.

4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu atau kedua belah pihak maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri.

Pasal 15PEMUTUSAN PERJANJIAN

Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan pemberitahuan yang tertulis 7 (tujuh) hari sebelum jangka waktu peringatan berakhir dalam hal Pihak Kedua :

1. Dalam 3 minggu terhitung sejak tanggal Surat Perjanjian tidak atau belum melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1.

2. Selama satu minggu tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah dimulai.

3. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.

Page 6: PERJANJIAN KERJA

4. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan Pihak Pertama sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.

Pasal 16TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) hokum yang tetap dan sah di Kantor Pengadilan Negeri di Denpasar.

Pasal 17L A I N - L A I N

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli dan lembar kedua masing-masing bermaterai Rp. 6,000.00 (Enam Ribu Rupiah) dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

3. Dengan ditandatanganinya oleh kedua belah pihak, maka seluruh ketentuan didalam dokumen yang merupakan kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini termasuk segala sangsinya serta memiliki kekuatan hokum yang sama bagi kedua belah pihak.

4. Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut pada ayat 3 pasal ini adalah dokumen yang berlaku bagi kedua belah pihak yaitu meliputi : Anggaran biaya Gambar-gambar Time Schedule Risalah Rapat Koordinasi

Pasal 18P E N U T U P

1. Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Denpasar pada hari dan tanggal tersebut diatas.

2. Surat Perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini sebagaimana tersebut pada awal Surat Perjanjian.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Dayanti Andi Daliandi

Page 7: PERJANJIAN KERJA

Saksi 1 Saksi 2

________________ _____________________