tinjauan yuridis konstruksi hukum perjanjian kerja

27
TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BPR BANK BOYOLALI PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: CANDRA TOFIK NURCAHYA NIM: C. 100.100.059 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i

Upload: trinhquynh

Post on 26-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

1

TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BPR BANK BOYOLALI

PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003

TENTANG KETENAGAKERJAAN

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

CANDRA TOFIK NURCAHYA

NIM: C. 100.100.059

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

i

Page 2: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

2

ii

Page 3: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

3

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : CANDRA TOFIK NURCAHYA

NIM : C 100100059

Fakultas/Jurusan : HUKUM

Jenis : SKRIPSI

Judul : TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM

PERJANJIAN KERJA KARYAWAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH BPR BANK BOYOLALI

PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN

2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan

karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/mengalihformatkan,

mengelola dalam bentuk pengkalan data (database), mendistribusikannya,

serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak Perpustakaan, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 24 Juli 2014

Yang menyatakan

Candra Tofik Nurcahya

iii

Page 4: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

4

TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BPR BANK BOYOLALI

PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003

TENTANG KETENAGAKERJAAN

Candra Tofik Nurcahya, C100 100 059, Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Perjanjian adalah suatu kegiatan hukum dimana seorang mengikatkan dirinya

dengan orang lain untuk melakukan kesepakatan guna mencapai tujuan tertentu.

Dalam pasal 1313 KUH Perdata menyatakan bahwa suatu perjanjian suatu

perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Di Dalam Pasal 1

angka (14) Undang-undang No.13 Tahun2003 Tentang Ketenagakerjaan bahwa

Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan pengusaha

atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para

pihak. Maka didalam pelaksanaan perjanjian kerja para pihak yaitu pihak

pertama Perusahaan berhak memerintah karyawannya untuk melakukan tugasnya

sedangkan pihak kedua karyawan berhak atas upah yang diterima karena

karyawan telah melaksanakapn pekerjaan yang diperintahkan.

Sebagai contoh Perjanjian Kerja antara karyawan dengan Perusahaan Daerah

BPR Bank Boyolali. Dalam penerimaan seorang karyawan baru dari hasil

Penelitian bahwa kontruksi Perjanjian Kerja, Pelaksanaanya, serta Problematika

yang muncul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja tersebut telah dianalisis

berdasarkan pUndang-undang Nomor. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Kata Kunci : Perjanjian, Perjanjian Kerja

ABSTRACT

Agreement is a legal activity in which a person binds himself to the other to make

a deal in order to achieve certain goals. In article 1313 of the Civil Code states

that an agreement is an agreement by an act where one or more persons bind

themselves to one or more other people. In Article 1 paragraph (14) of Act 13 that

Tahun2003 About Employment Employment Agreement is an agreement between

the workers or workers with employers or employer that contains the terms of

employment, rights, and obligations of the parties. Then in the implementation of

the employment agreement of the parties, namely the first Company reserves the

right to rule its employees to perform their duties while the second employee is

entitled to wages received by employees performing work ordered.

iv

Page 5: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

5

For example, employees of the Employment Agreement between the Company

Regions Bank Boyolali RB. In receipt of a new employee from the study that the

construction Employment Agreement, The exercise, as well as The problems that

arise in the implementation of the Employment Agreement has been analyzed

based on Law No. 13 of 2003 on Employment

Keywords: Agreement, Employment Agreement

v

Page 6: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

1

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang sedang mengalami fase Berkembang menuju

negara maju yang sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yaitu kesejahteraan,

adil, dan makmur yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 pada alenia

keempat yang berbunyi :

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial”

Dalam fase berkembang ini masih banyak problematika yang menjadi beban

pemerintah misalnya seperti pengangguran yang sampai sekarang semakin

menjamur dalam kehidupan masyarakat.

Dalam menangani permasalahan pengangguran ini pemerintah telah

mengambil kebijakan umum diantaranya meningkatkan taraf pendidikan bagi

anak sekolah. Selain itu pemerintah juga membuka kesempatan bagi para investor

untuk mau menanamkan modalnya dengan cara membangun perusahaan sehingga

dengan dibangunnya perusahaan tersebut akan menyerap tenaga kerja yang paling

tidak mengurangi angka pengangguran disuatu daerah yang didirikan perusahaan

tersebut.

Dalam Hukum Ketenagakerjaan diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun

2003 tentang ketenagakerjaan. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara RI Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujutkan

Page 7: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

2

masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan merata baik materiil maupun sepiritual

(Penjelasan Umum atas UU No.13 Tahun 2003 Tentang Keteagakerjaan).1

Di dalam penerimaan tenaga kerja oleh suatu perusahaan digunakan suatu

perjanjian yang disebut perjanjian kerja. Perjanjian pada dasarnya adalah suatu

peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang

itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa ini, timbulah

suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan.

Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antar dua orang yang

membuatnya.Dalam bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan

yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.

Dengan demikian hubungan antar perikatan dan perjanjian adalah bahwa

perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan,

disampingnya sumber-sumber lain.2

Pengertian Tenaga kerja atau buruh pada dasarnya adalah sama, Bila Tenaga

Kerja adalah Meliputi semua orang yang mampu dan dibolehkan melakukan

pekerjaan, baik yang sudah mempunyai pekerjaan dalam hubungan kerja maupun

yang belum mempunyai pekerjaan. Sedangkan Buruh adalah setiap orang yang

menjalankan pekerjaan untuk majikan dalam hubungan kerja dengan menerima

upah.3

Berdasarkan ketentuan Pasal 27 UUD 1945 yaitu setiap warga bersamaan

kedudukannya dalam hukum dan pemerintah. Ketentuan ini di jabarkan lebih

lanjut dalam Pasal 5 dan Pasal 6 UU No.13 Tahun 2003.Pasal 5, yaitu setia

tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk

1 Hardijan Rusli, 2003, Hukum Ketenagakerjaan 2003, jakarta:,Galia Indonesia, Hal. 9.

2 Subekti, 2002, Hukum Perjanjian,Jakarta,PT,Intermasa, Hal. 1.

3 Iman Soepomo, 1987, pengantar hukum Perburuhan, Jakarta: Djambatan, Hal.27.

Page 8: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

3

memperoleh pekerjaan. Pasal 6, yaitu setiap pekerja atau buruh berhak

memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari perusahaan.4

Dari isi Pasal di atas dapat diartikan bahwa setiap warga Negara Indonesia

mempunyai kesempatan atau peluang yang sama dalam memperoleh pekerjaan

sesuai dengan kompetensinya atau keahlian masing masing serta bagi para pekerja

berhak memperoleh perlakuan yang sama oleh majikan atau pengusaha dalam

melaksanakan kewajibannya sehingga pengusaha tidak dapat berbuat yang

sewenang-wenang kepada pekerja.

Pengertian Perusahaan adalah: (a) Setiap bentuk usaha yang berdasarkan

hukum atau tidak, milik orang perorangan, milik persekutuan, atau milik badan

hukum, baik milik swasta maupun milik Negara yang mempekerjakan pekerja

atau buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. (b) Usaha-

usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

lain. (Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil penelitian tentang Perjanjian

Kerja antara Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali dengan karyawannya.dimana

perjanjian kerja ini digunakan sebagai aturan yang mengikat kedua belah pihak.

Dari perjanjian kerja yang dilakukan tersebut maka timbulah hubungan

timbal balik yaitu Karyawan melaksanakan pekerjaanya sesuai perintah

perusahaan dengan baik dan Perusahaan berkewajiban membayar gaji atau upah

kepada karyawan dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan, berisi:

”Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau

buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan

perintah”.

4 Asri Wijayanti, 2009, Hukum ketenaga Kerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, Hal. 8

Page 9: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

4

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Konstruksi

perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali. (2) Bagaimana

pelaksanaan perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali prespektif

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. (3) Apa saja

problematika yang muncul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja antara Karyawan

dengan Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali dan bagaimana Penyelesaiannya.

Tujuan Penelitianini yaitu: (1) Untuk mengetahui bagaimana konstruksi

perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali. (2) Untuk mengetahui

bagaiman pelaksanaan perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

prespektif Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. (3)

Untuk mengetahui apa saja problematika yang muncul dalam pelaksanaan

Perjanjian Kerja antara Karyawan dengan Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

dan bagaimana Penyelesaiannya.

Manfaat penelitian ini yaitu: (1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi

ilmu hukum pada umumnya, khususnya dalam bidang hukum Perdata mengenai

Perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali menurut pandangan

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. (2) Dapat

mengetahui konstruksi perjanjian kerja, pelaksanaan Perjanjian Kerja di

Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali prespektif Undang-Undang No.13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan, serta memperoleh pengetahuan yang jelas kepada

pembaca dan masyarakat pada umumnya tentang problematika yang muncul

dalam Perjanjian kerja dan cara penyelesaiannya terkait problematika yang

muncul tersebut dalam Perhanjian Kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali prespektif Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa

Page 10: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

5

Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode pendekatan

doktrinal normatif,5 yaitu kenyataan yang dapat ditemukan dalam dokumen

tertulis yang tertuang di dalam perjanjian kerja karyawan pada Perusahaan Daerah

BPR Bank Boyolali.

Jenis kajian dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat

deskriptif. Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan

penjelasan dari data awal yang seteliti mungkin tentang Perjanjian kerja karyawan

pada Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali..

Lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah di

Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali yang mana sesuai dengan penelitian yang

penulis susun, sehingga memudahkan dalam pencarian guna memperoleh data

dalam penelitian ini penulis memilih lokasi.

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: (1) Data Primer

merupakan sejumlah data keterangan atau fakta yang secara langsung didapatkan

melalui penelitian lapangan dalam hal ini data yang didapatkan dari hasil

penelitian lapangan di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali. (2) Data sekunder,

merupakan sejumlah data keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh dari

dokumen, laporan, arsip, literature, hasil-hasil penelitian yang semuanya

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, yaitu: (1) Studi

kepustakaan, dengan cara mengumpulkan, mencari, mempelajari dan

menginventaris buku-buku dan mempelajari peraturan perundang-undangan yang

5Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2012, Metodologi Penelitian Hukum, Surakarta:

UMS, hal. 13.

Page 11: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

6

ada hubungannya dengan pokok permasalahannya. (2) Studi lapangan (observasi),

pengumpulan data yang dilakukan secara langsung kelapangan atau tempat

dimana objek berada, guna mendapat data primer yang disesuaikan dengan

sumber-sumber pada data kepustakaan dalam tahap awal, dan (3) Wawancara,

pengumpulan data dengan jalan melakukan wawancara dengan narasumber

melalui pengajuan daftar pertanyaan untuk memperoleh data-data primer.6

Wawancara yang dilakukan dengan Pihak Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Konstruksi perjanjian kerja karyawan di Perusahaan daerah BPR Bank

Boyolali

Analisis perjanjian kerja antara karyawan dengan Perusahaan Daerah BPR

Bank Boyolali antara lain :

1) Pengertian Perjanjian

Berdasarkan Pasal 1313 KUH Perdata suatu perjanjian adalah suatu

perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

satu orang lain atau lebih.

Sedangkan dalam Perjanjian kerja karyawan tersebut mengatur perbuatan

antara kedua belah Pihak atau mengenai kesepakatan kerja antara Pihak

Pertama yaitu Dono Sri Hananto, SE selaku Direktur Utama bertindak untuk

dan atas nama Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali dengan Pihak Kedua

yaitu Karyawan dan Pihak Kedua yaitu Fajar Karindra, SE sebagai karyawan

baru di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali.

6 S.Nasution, 2001, Metode Research (PenelitianHukum), Jakarta: Bina Aksara, hal.113.

Page 12: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

7

2) Syarat Sahnya Perjanjian

Dalam perjanjian kerja tersebut dapat diuraikan syarat sah perjanjian

sebagai berikut:

(a) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Dalam perjanjian tersebut

telah terjalin kata sepakat antara kedua belah pihak yaitu Pihak Kedua

menyanggupi pekerjaan yang ditawarkan oleh pihak pertama, dan Pihak

Pertama telah menerima pihak kedua sebagai karyawan baru di Perusahaannya,

Hal ini dapat dilihat bila telah pihak kedua menyanggupi perjanjian kerja yang

di buat oleh Pihak Kedua.

(b) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Dalam perjanjian tersebut

bahwa Para pihak telah cakap, Pihak kedua telah berumur 28 tahun dan sehat

jasmani maupun rohani yang dapat diketahui tes kesehatan yang dijalani pihak

kedua telah lolos sehingga dinyatakan sehat. Pihak Pertama telah cakap dan

sehat rohani dan jasmani sebab dalam pengangkatan seorang Direktur Utama

selalu melewati beberapa tes dan disahkan oleh Pemerintah Daerah sehingga

Pihak Kedua telah cakap dan sehat, tetapi didalam perjanjian kerja ini tidak

dicantumkan hal tersebut.

(c) Suatu hal tertentu. Bila suatu objek perjanjian kerja yang di

perjanjikan itu kabur atau tidak jelas maka berakibat batalnya perjanjian kerja

tersebut. Dalam perjanjian kerja tersebut yang menyangkut objek hal yang

diperjanjikan sudah jelas dan tidak kabur yaitu mengenai perjanjian kerja

karyawan di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali antara karyawan dengan

Direktur utama yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Daerah BPR

Bank Boyolali.

Page 13: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

8

(d) Suatu sebab yang halal. perjanjian yang di lakukan harus didasarkan

pada suatu causa yang halal, bila hal ini tidak terpenuhi maka akibat hukumnya

perjanjian tersebut batal demi hukum. Di dalam Pasal 1337 KUH Perdata

hanya disebutkan causa yang terlarang. Dalam perjanjian kerja tersebut

mengenai suatu sebab dilakukannya perjanjian sangat jelas bila perjanjian yang

dilakukan tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan

ketertiban umum yang berlaku, sehingga perjanjian tersebut sah dan Halal.

3) Asas-Asas Perjanjian

Berdasarkan Asas dalam Perjanjian maka dalam perjanjian kerja ini dapat

diuraikan yaitu:

(a) Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract) yaitu: setiap

orang dapat secara bebas membuat perjanjian mereka sendiri selama perjanjian

itu memenuhi syarat dan tidak melanggar hukum, kesusilaan, serta ketertiban

umum. Dalam perjanjian kerja karyawan tersebut telah memenuhi asas tersebut

bahwa setiap orang bebas melamar pekerjaan diperusahaan tersebut.

(b) Asas Kepastian Hukum (Pascta Sunt Servanda)Dalam Pasal 1338

ayat (1) KUH Perdata, “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku

sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Dalam perjanjian

kerja tersebut para telah terikat oleh perjanjian yang mereka buat, dalam hal ini

berhubungan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak yaitu karyawan

berkewajiban melaksanakan tugas dan perintah dari perusahaan dan perusahaan

berkewajiban membayar upah kerja.

(c) Asas Konsensualisme berarti kesepakatan (Concensus), yaitu pada

dasarnya perjanjian dan perikatan timbul sejak detik tercapainya kata sepakat.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

9

Perjanjian telah lahir dan mengikat. Dalam perjanjian kerja tersebut pada

dasarnya kedua belah pihak telah sepakat melakukan perjanjian kerja yang

hanya diucapkan secara lisan lalu untuk meyakinkan kesepakatan tersebut

dibuatlah perjanjian kerja secara tertulis

(d) Asas Iktikad Baik dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata

menentukan: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikat baik”. Dalam

perjanjian kerja tersebut tidak dapat ditemukan bukti yang memungkinkan atau

menunjukkan para pihak menaati asas ini, sebab pada asas iktikad baik ini yang

dapat tahu adalah pribadi masing-masing pihak karena menyangkut niat awal

para pihak dalam melakukan perjanjian kerja ini.

4) Ketentuan Perjanjian Kerja Yang Di Buat Secara Tertulis.

Ketentuan perjanjian kerja yang dilakukan secara tertulis dalam Undang-

Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Perjanjian kerja yang

dibuat secara tertulis, Pasal 54 ayat (1 dan 3). Dalam perjanjian kerja tersebut

dapat kita analisis mulai dari Pasal 54 ayat (1) yaitu:

(a) Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha. Untuk identitas

perusahaan sudah jelas dapat dilihat dalam perjanjian tersebut. Nama

perusahaan: Perusahaan Daerah BPR Bank Pasar Boyolali yang sekarang

berubah nama menjadi Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali, Beralamat di

Jalan Merbabu No.2b Boyolali, jenis usaha bergerak di bidang perbankan.

(b) Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja atau buruh. Untuk

identitas karyawan baru sudah jelas sudah tertulis jelas dalam perjanjian.

Nama: Fajar Karindra, SE, Jenis kelamin: laki-laki, Umur 28 tahun, Alamat:

Kebontutup Perumahan GKA RT 20/3, Ketaon, Banyudono, Boyolali.

Page 15: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

10

(c) Jabatan atau jenis pekerjaan, Untuk jabatan dalam perjanjian tersebut

karyawan baru akan melaksanakan tugas sebagai Staf sedangkan untuk jenis

pekerjaannya dalam perjanjian tersebut tidak di jelaskan.

(d) Tempat pekerjaan, untuk tempat pekerjaan dalam perjanjian tersebut

tidak di jelaskan dimana nanti karyawan baru akan ditempatkan.

(e) Besarnya upah dan cara pembayarannya, untuk besarnya upah sudah

di jelaskan dalam Pasal 3 bila karyawan baru menerima upah Rp. 825.000,00

(delapan ratus dupuluh lima ribu rupiah ) sudah diatas UMR, yang pada saat itu

tahun 2009 UMR di Boyolali sebesar Rp 718.500,00 (Tujuh Ratus Delapan

Belas Ribu Lima Ratus Rupiah).

(f) Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan

pekerja atau buruh, Dalam perjanjian kerja tersebut sudah di jelaskan tentang

hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan yang terdapat dalam Pasal 2

dan 3.

(g) Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja, dalam perjanjian

kerja tersebut mulainya bekerja dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja

diatur dalam Pasal 5, untuk lebih jelasnya dalam jangka waktu berlakunya

perjanjian kerja nanti akan dibahas dalam pelaksanaanya.

(h) Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat. Dalam perjanjian kerja

tersebut untuk tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat terletak pada akhir

perjanjian sebelum tanda tangan kedua belah pihak yaitu dibuat di Boyolali

pada tanggal 31 Maret 2009.

(i) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja, dalam perjanjian

kerja tersebut untuk tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja sudah jelas

Page 16: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

11

terdapat di akhir perjanjian yang di tanda tangangani para pihak. yaitu pihak

pertama direktur utama Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali dengan pihak

kedua yaitu karyawan baru.

Pasal 54 ayat (3) Perjanjian kerja tersebut harus dibuat sekurang-

kurangnya rangkap dua, yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, setiap

pekerja atau buruh dan pengusaha masing-masing mendapat satu perjanjian

kerja. Dalam prlaksanaan perjanjian kerja ini perjanjia dibuat dalam rangkap 3,

yaitu untuk Direksi, karyawan, dan yang satu untuk dokumen di perusahaan.

Pelaksanaan perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

Prespektif Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Berikut ini akan diulas tentang pelaksanaan perjanjian di Perusahaan Daerah

BPR Bank Boyolali yaitu :

1) Proses pengangkatan dari karyawan kontrak menjadi karyawan tetap

Dalam pelaksanaan perjanjian kerja karyawan di Perusahaan Daerah

BPR Bank Boyolali setelah karyawan menandatangani surat perjanjian kerja

yang telah di buat oleh perusahaan dan resmi menjadi karyawan di Perusahaan

Daerah BPR Bank Boyolali, Status karyawan mula-mula sebagai karyawan

kontrak, perjanjian kerja yang di tanda tangani oleh Kedua Belah Pihak

tersebut hanya berlaku selama 1 tahun. Sebelum habis masa berlaku perjanjian

ini karyawan harus melakukan perpanjangan perjanjian kerja. Dalam

pelaksanaannya setelah 9 bulan bekerja dan PDLK (Prestasi Dedikasi

Loyalitan Kejujuran) itu baik maka karyawan kontrak tadi diangkat menjadi

Calon Pegawai Tetap (CAPEG). Setelah bekerja selama kurang lebih antara 6

Page 17: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

12

Bulan sampai 9 Bulan dan penilaian PDLK (Prestasi Dedikasi Loyalitan

Kejujuran) itu baik, Karyawan barulah di angkat menjadi Pegawai Tetap dan

keluarlah SK (Surat Keterangan Kerja) yang isinya bahwa karyawan tersebut

telah bekerja selama 3 tahun ± 00 Bulan dan berdasarkan penilain PDLK

karyawan tersebut baik maka diangkatlah sebagai Pegawai Tetap. Dalam

pelaksanaan ini mengacu pada Keputusan Direksi Perusahaan Daerah BPR

Bank Boyalali No:30/I.I/2012 tentang Ketentuan Perlakuan Pegawai Kontrak

dan Pengangkatan Pegawai Kontrak Menjadi Calon Pegawai Perusahaan

Daerah BPR Bank Boyalali.7

2) Pelatihan Kerja

Pelaksanaan Pelatihan Kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

dilakukan selama 3 (tiga) hari dengan tenaga pengajar yaitu karyawan senior

yang jabatannya adalah Kabag. Untuk tempat pelatihan kerja ini dilakukan

diruang rapat Perusahaan itu sendiri dengan pelaksanaan sesudah jam kerja

yaitu pukul 14.00 sampai selesai. Materi yang di ajarkan dalam pelatihan kerja

ini mencangkup masalah yang mengatur tentang kerja bank sebagai penyedia

modal.8 Pelaksanaan pelatihan kerja ini sudah sesuai dengan Pasal 9 dan Pasal

10 ayat (2) Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

3) Penempatan Kerja Karyawan Baru

Dalam pelaksanaannya penempatan kerja karyawan baru di Perusahaan

Daerah BPR Bank Boyolali oleh BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan

7Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali,

Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB 8Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali,

Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB

Page 18: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

13

dan Kepangkatan) yaitu Pejabat yang ditunjuk dengan keputusan direksi yang

mempunyai wewenang untuk melakukan penilaian terhadap para pegawai yang

akan promosi jabatan ,dimutasikan, diberhentikan, maupun diangkat

jabatannya yang beranggotakan: Direksi, Kepala Bagian Umum dan

Personalia, dan SPI (Satuan Pengawas Intern). Komposisi dan personal Tim

BAPERJAKAT terdiri dari:9 Ketua: Ditektur, Sekertaris: Kepala Bagian

Personalia dan Umum, Anggota: SPI (Satuan Pengawas Intern). Dari rapat

tersebut diputuskan bahwa perusahaan membutuhkan karyawan baru untuk

mengisi kekosongan tempat misalnya staf.10

Dalam hal ini sesuai dengan

Undang-Undang No.13 tahun 2003 BAB VI Penetapan Tenaga Kerja Pasal 32

yang isinya:

1) Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka,

bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa diskriminasi.

2) Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja

pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat,

minat, dan kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak

asasi, dan perlindungan hukum.

4) Waktu Kerja

Dalam pelaksanaan perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali ini berdasarkan wawancara waktu kerja karyawan ini setiap hari

bekerja selama 7 jam mulai masuk jam 08.00 pagi sampai dengan jam 16.00

dengan waktu istirahat 1 jam. Dalam waktu kerja ini karyawan masuk setiap

minggu dengan cara shift yaitu terkadang 5 hari kerja terkadang 6 hari kerja,

yang dijadikan pembeda adalah hari sabtu. Sistem ini dilakukan berdasarkan

9Keputusan Direksi Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali No. 63 / II.I/ 2012, tentang

Pembentukan Tim BAPERJAKAT Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali. 10

Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB

Page 19: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

14

kesepakatan antara karyawan dengan perusahaan. Dalam Undang-Undang

No.13 tahun 2003 Pasal 77 ayat (2) Waktu kerja bagi karyawan yang bekerja di

sebuah perusahaan terdapat peraturan yang menentukan waktu kerja tersebut

yang wajib dilaksanakan. Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77

ayat (2) yaitu:

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwasanya waktu kerja di Perusahaan

Daerah BPR Bank Boyolali itu tidak sesuai dengan Pasal 77 ayat (2) Undang-

Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebab waktu kerja di

perusahaan ini tidak sama dengan peraturan yang berlaku. Tetapi perusahaan

tersebut memberlakukan sistem tersebut atas kesepakatan antara karyawan

dengan perusahaan. Di dalam Pasal 77 ayat (3) menegaskan yang isinya

“Ketentuan waktu Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku

bagi sektor usaha atau pekerjaan tertent”u. Jadi dapat ditarik kesimpulan

waktu kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali tidak menyalahi aturan

yang berlaku.

5) Pengangkatan Jabatan karyawan

Berkaitan dalam karier karyawan, pengangkatan jabatan seorang

karyawan di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali ini dilakukan ketika

formasi ada kekosongan jabatan. Karyawan yang memenuhi prasyarat mengisi

kekosongan jabatan tersebut dapat didaftar oleh atasan dengan kesepakatan

yang isinya bahwa dia mau mengisi kekosongan tersebut lalu direksi akan

Page 20: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

15

segera melakukan rapat BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan dan

Kepangkatan) yang beranggotakan: Direksi, Kepala Bagian Umum dan

Personalia , dan SPI ( Satuan Pengawas Intern ).

Dalam rapat BAPERJAKAT tersebut akan diputus siapa karyawan

yang pantas mengisi kekosongan jabatan tersebut. Setelah rapat diputus lalu

keluarlah SK (Surat Keputusan) Direksi yang isinya mengangkat karyawan

atas nama titik-titik mengisi kekosongan jabatan tersebut.11

6) Pengupahan

Untuk pemberian upah diberikan berdasarkan UMR (Upah Kerja

Regional) yang pelaksanaanya sesuai dengan Pasal 90 ayat (1) yang

berbunyi: “Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah

minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89”. Dalam Pemberian Upah

yang menentukan besar kecilnya ditentukan atas biaya hidup di suatu daerah

tersebut. Besarnya UMR (Upah Kerja Regional) di daerah Boyolali yaitu

pada tahun 2014 sebesar Rp 1.116.000,-00 (Satu juta seratus enam belas

ribu rupiah).12

7) Kesejahteraan

Untuk pelaksanaan kesejahteraan di Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali yaitu bahwa setiap karyawan memperoleh kesejahteraan yang

berupa fasilitas dari perusahaan dan tunjangan-tunjangan yang meliputi:13

11

Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB 12

Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB 13

Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB

Page 21: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

16

fasilitas yang berupa inventaris seperti sepeda motor, uang makan, insentif

bulanan, uang transportasi dan uang saku tugas operasional, serta asuransi

Dalam pelaksanaan Kesejahteraan ini telah sesuai dengan Pasal 100,

Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang isinya

yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, Perusahaan wajib

menyediakan fasilitas kesejahteraan yang dilaksanakan dengan

memperhatikan kebutuhan karyawan dan ukuran kemampuan perusahaan.

8) Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pada dasarnya dilakukan oleh

Perusahaan dikarenakan seorang karyawannya melakukan perbuatan yang

dilarang oleh perusahaan seperti karyawan yang melakukan penyimpangan-

penyimpang yang dilarang oleh perusahaan dan bagi karyawan yang

melakukan perbuatan melawan hukum. Selain itu disebabkan oleh suatu

keadaan tertentu diluar kemampuan salah satu Pihak atau dengan kata lain

bisa disebut sebagai Overmacht atau (Keadaan Memaksa). Peristiwa

demikian tidak dapat diketahui dan diduga akan terjadi ketika membuat

perikatan maka dalam keadaan demikian Karyawan tidak dapat

dipersalahkan. Maka akibat hukumnya perikatan tersebut gugur atau dapat

dibatalkan .14

Pelaksanaan PHK oleh Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali ini

dilakukan berdasarkan alasan yang tepat dan tidak bertentangan dengan Pasal

153 ayat (1) Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan .

14

Septarina Budiwati, 2011, Hukum Perdata II, Surakarta: Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Hal.4.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

17

9) Berakhirnya Masa kerja

Berakhirnya masa kerja karyawan di Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolalidalam pelaksanaan itu terjadi apabila:15

(1) karyawan meninggal

dunia, (2) karyawan sakit hingga bertahun-tahun lamanya sehingga pihak

perusahaan akan mengambil keputusan untuk memberhentikan karyawan

tersebut dengan di beri uang pesangon, (3) Bila umur karyawan 58 tahun.

Dalam pelaksanaan berakhirnya masa kerja seorang karyawan ini sesuai

dengan Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

Problematika yang muncul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja antara

Karyawan dengan Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali dan

Penyelesaiannya

Dalam kenyataan suatu perjanjian yang orang lakukan terkadang tidak

semulus yang mereka inginkan. Dalam pelaksanaan perjanjian kerap terjadi

Wanprestasi yaitu suatu keadaan dimana debitur atau Karyawan disebabkan oleh

kelalaian atau kesengajaan kesalahannya tidak memenuhi prestasi sesuai yang

ditetapkan dalam perjanjian. 16

Seperti halnya dalam perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan perjanjian kerja di

perusahaan tersebut terdapat problematika yang muncul yaitu tidak

15

Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB 16

Septarina budiwati, Op. Cit,Hal.3.

Page 23: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

18

dilaksanakannya kewajiban yang seharusnya dipenuhi oleh salah satu pihak atau

dapat dikatakan sebagai wanprestasi yang meliputi : 17

Pertama, seorang karyawan yang melakukan penyelewengan yaitu

karyawan yang memakai uang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi Dalam

penyelesaian permasalahan ini dilakukan secara kekeluargaan antara pihak

perusahaan dengan pihak karyawan yaitu: bila SPI mengetahui adanya suatu

penyimpangan lalu dilaporkan kepada Direksi dan segeralah dilakukan rapat

BAPERJAKAT untuk memutuskan permsalakan tersebut karyawan akan di beri

kesempatan untuk mengembalikan uang tersebut dalam waktu 15 hari dan

dipindah dari jabatan, setelah itu dilakukan rapat BAPERJAKAT dan diputuskan

hukuman apa yang di terima karyawan tersebut.

Kedua, seorang karyawan yang melakukan bolos kerja hal ini sangan

merugikan perusahaan. Dalam penyelesaian permasalahan ini dapat diuraikan

yaitu direksi mengetahui dari daftar absen karyawan bahwa ada karyawannya

yang tidak masuk kerja berhari-hari tanpa ijin lalu direksi segera mengadakan

rapat BAPERJAKAT untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut. Dari rapat

tersebut akan diputuskan hukuman atau sanksi apa yang di terima berdasarkan

aturan Keputusan Direksi Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

No.33/II.I/2012, tentang Perubahan Peraturan Disiplin Pegawai Perusahaan

Daerah BPR Bank Boyolali

Ketiga, seorang karyawan yang melakukan perbuatan melawan hukum. Hal

ini sangat tidak mencerminkan seorang karyawan yang baik, sehingga dalam

pelaksanaan penyelesaian permasalahan ini yaitu: mula-mula pihak peresahaan

menerima laporan dari pihak berwajib bila karyawannya ditangkap karena

melakukan perbuatan melawan hukum. Lalu direksi segera melakukan rapat

BAPERJAKAT dalam rapat diputuslah karyawan tersebut tetapi dalam

pelaksanaanya karyawan tersebut pasti di berhentikan secara tidak hormat tanpa

pesangon hal ini tidak sesuai dengan Pasal 160 ayat (1) Undang-Undang No.13

tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Sebab dalam Pasal ini disebutkan jika

karyawan ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana

17

Wahya, Budiyanto, Kepala bagian Umum dan Personalia Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 23 Mei 2014, pukul 08:55-09:38WIB

Page 24: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

19

bukan atas pengaduan perusahaan, maka perusahaan tidak wajib membayar upah

tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga karyawan yang menjadi

tanggungannya.

PENUTUP

Kesimpulan

Konstruksi perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

Pertama, Perjanjian kerja Karyawan di Perusahaan Daerah Bank Boyolali,

telah memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian yang terdapat dalam Pasal

1320KUH Perdata

Kedua, Perjanjian kerja telah memenuhi asas-asas perjanjian yang terdapat

dalam ketentuan-ketentuan KUH Perdata.

Ketiga, dalam penulisan perjanjian kerja pada huruf d tentang tempat

pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan Pasal 54 Undang-undang No.13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan

Pelaksanaan Perjanjian Kerja diPerusahaan Daerah BPR Bank Boyolali Prespektif

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Dalam pelaksanaan Perjanjian kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali ini sebagian tidak sesuai dengan aturan yang terdapat di dalam Undang-

Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu pada waktu kerja dalam

pelaksanaan mengacu pada Keputusan Direksi No.35/II.I/2012 tentang Ketentuan

Apel pagi dan senam pagi serta jam kerja bagi direksi dan pegawai Perusahaan

Daerah BPR Bank Boyolali. Dalam hal ini kurang sesuai dengan Pasal 77 ayat (2)

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tetapi dalam

pelaksanaan waktu kerja ini dilakukan berdasarkan kesepakatan antara karyawan

Page 25: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

20

dengan perusahaan dan tidak menyalahi aturan sebab dalam Pasal 77 ayat (3). Jadi

dapat ditarik kesimpulan waktu kerja di Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali

tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Problematika Yang Muncul Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Antara

Karyawan Dengan Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali Dan Penyelesaiannya

Problematika yang muncul dalam pelaksanaan perjanjian kerja tersebut

yaitu pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh karyawan, lalu pelanggaran

disiplin yaitu karyawan yang kerap bolos kerja, serta karyawan yang melakukan

perbuatan pelawan hukum. Dalam penyelesaiannya permasalahan ini dengan cara

musyawarah langsung antara karyawan dengan Pihak perusahaan yang sesuai

dengan Pasal 136 Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

Dalam pelanggaran melakukan perbuatan melawan hukum dan ditahan oleh

pihak berwajib dalam penyelesaiannya tanpa dihadiri Karyawan yang bermasalah

tersebut dan dalam pemberian sanksi tidak sesuai dengan Pasal 160 ayat (1)

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Saran

Dari pembahasan dan penjelasan diatas penulis memberikan saran sebagai

berikut:

Pertama, dalam pelaksanaan kesejahteraan karyawan yang berkaitan dengan

Asuransi yang di gunakan oleh Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali sebaiknya

segera menggunakan program Asuransi dari pemerintah yaitu menggunakan

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk Asuransi

karyawan. Sebab Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

adalah program dari pemerintah dan seharusnya Perusahaan Daerah BPR Bank

Page 26: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

21

Boyolali menggunakannya karena Perusahaan ini milik Pemerintah Kabupaten

Boyolali.

Kedua, Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali sebaiknya lebih

menekankan pada pengawasan terhadap pelaksanaan kerja dilapangan. Sehingga

permasalahan-permasalahan yang timbul seperti penyelewengan memakai uang

perusahaan dapat diminimalisir agar dalam pelaksanaan kerja selanjutnya tidak

terulang lagi. Selain itu perusahaan juga harus melakukan pengarahan kepada

karyawan tentang kesadaran tugas atau kewajiban seorang karyawan yang baik. (

Ketiga, dalam pemindahan jabatan bagi karyawan bermasalah di pindah

tugaskan dibagian administrasi agar karyawan tersebut tidak memiliki peluang

lagi untuk melakukan penyelewengan memakai uang perusahaan dan dilakukan

pemotongan gaji 100 % dengan catatan bila uang yang dipakai lebih besar dari

besar gaji yang diterimanya, hal ini dilakukan untuk mempercepat pelunasan

uang yang dipakai karyawan tersebut.

Keempat, dalam proses pelunasan oleh karyawan bermasalah yang memakai

uang perusahaan apabila antara gaji dengan pesangon yang diterima tidak sesuai

dalam arti belum bisa untuk mencukupi pelunasan atau pengembalian uang

tersebut maka alangkah baiknya dilakukan pengambil alihan atas harta kekuasaan

milik karyawan tersebut. Agar dimungkinkan perusahaan tidak terlalu lama

menanggung rugi yang disebabkan oleh karyawan yang melakukan

penyelewengan tersebut.

Page 27: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PERJANJIAN KERJA

22

DAFTAR PUSTAKA

Buku Literatur :

Budiwati, Septarina, 2011, Hukum Perdata II, Surakarta: Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dimyati, Khudzaifah dan Kelik, Wardiono, 2012, Metode Penelitian Hukum,

Surakarta: UMS.

Nasution, S, 2001, Metode Research (PenelitianHukum), Jakarta: Bina Aksara .

Rusli, Hardijan, 2003, Hukum Ketenagakerjaan 2003, jakarta:,Galia Indonesia.

Soepomo, Iman, 1987, pengantar hukum Perburuhan, Jakarta: Djambatan.

Subekti, 2002, Hukum Perjanjian,Jakarta,PT,Intermasa.

Wijayanti, Asri, 2009, Hukum ketenaga Kerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar

Grafika.

Peraturan Perundangan :

Subekti, R., dan R. Tjitrosudibio, 2008, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

Jakarta: Pradnya Paramita.

Undang-Undang No.13 Tahun 2003.

Keputusan Direksi Perusahaan Daerah BPR Bank Boyolali No. 63 / II.I/ 2012,

tentang Pembentukan Tim BAPERJAKAT Perusahaan Daerah BPR Bank

Boyolali.